Analisis Human Relations Dalam Tim: Saat Peterpan Jadi Noah
-
Upload
nafira29 -
Category
Entertainment & Humor
-
view
357 -
download
5
description
Transcript of Analisis Human Relations Dalam Tim: Saat Peterpan Jadi Noah
Analisis Human Relations Dalam Tim:
Saat Peterpan Jadi Noah
“Dengar laraku, suara hati ini memanggil namamu, karena separuh aku, dirimu.....”
Penggalan lirik lagu di atas, saat ini tengah populer di telinga masyarakat Indonesia. Suara
vokalis yang sudah tak asing lagi, semakin menarik masyarakat untuk mendengarnya, entah di radio,
maupun di acara musik pagi. Konser musik mereka pun hampir tiap minggu ditayangkan di stasiun
TV. Grup band yang awalnya bernama Peterpan ini, berhasil menunjukkan eksistensi mereka setelah
merubah nama menjadi Noah.
Noah hadir ketika musik Indonesia telah jenuh dengan berbagai macam boys and girls band
yang terpengaruh demam K-pop. Entah mereka terinspirasi, atau malah meniru habis –habisan.
Maka dari itu kehadiran Noah memberikan sentuhan baru bagi musik Indonesia. Namun bercerita
tentang Noah tidak dapat menghiraukan Peterpan.
Tahun 2004 hingga 2006, mungkin adalah masa jaya dari Peterpan. Lagu “Ada Apa
Denganmu?” menjadi hits kala itu. Sosok Ariel sebagai vokalis, mempunyai peran penting dalam
keberhasilan Peterpan. Mayoritas lagu pada album “Bintang Di Surga” yang penjualannya tembus
satu juta kopi, adalah karya Ariel. Sebagai frontman, Ariel memberikan kontribusi yang besar bagi
Peterpan. Hal itu dapat dirasakan dari pengaruh yang kuat dari band kesukaan Ariel dalam
aransemen musik Peterpan,yaitu Oasis dan Nirvana.
Namun seperti salah satu judul lagu Peterpan yaitu “Tak Ada Yang Abadi”, memang tak ada
yang abadi dalam hidup ini, ditengah keberhasilannya Peterpan harus ditinggalkan oleh dua
personelnya yaitu Indra dan Andika. Setelah mereka berdua pergi, Peterpan harus segera mengganti
nama, hal itu sesuai dengan kesepakatan bersama.
Akan tetapi pergantian nama tidak semudah yang dibayangkan, tahun 2010 munculah kasus
yang menimpa Ariel. Tak tanggung – tanggung kasus video asusila yang menimpanya, harus
membuat Ariel rela mendekam di penjara. Sebagai sosok yang penting di Peterpan, dipenjaranya
Ariel membuat langkah Peterpan terhenti sejenak.
Sebagai sebuah grup band, Peterpan adalah sebuah tim. Dengan pendekatan human
relations, dapat dianalisis kerja tim di Peterpan. Hal itu dapat dilihat dari team development model,
Peterpan yang kini menjadi Noah, telah mengalami keempat fase dari team development model.
Fase pertama yaitu forming, adalah ketika awal – awal Peterpan dibentuk. Menjadi homeband di
kafe – kafe sekitar Bandung, Peterpan baru memulai langkah awal perjalanannya. Karena itu masih
sangat awal untuk membicarakan visi dan misi serta tujuan dari grup band. Dengan menampilkan
lagu – lagu beraliran alternative rock seperti Coldplay, U2, Nirvana, akhirnya pada suatu malam,
mereka “ditemukan” oleh seorang produser musik yaitu Noey yang juga basis Java Jive. Mereka pun
masuk label recording Musica Studio. Berawal dari album kompilasi, Peterpan akhirnya
mengeluarkan album utuh pada tahun 2003, yang berjudul Taman Langit. Namun pada album
kedualah, yaitu Bintang Di Surga mereka menemukan puncak popularitasnya di tahun 2004.
Fase selanjutnya, adalah fase yang paling berat untuk dilalui oleh sebuah tim, yaitu fase
storming. Fase ini diawali oleh keluarnya dua personel Peterpan yaitu Indra dan Andika. Perbedaan
musikalitas dalam bermusik menjadi alasan utama keluarnya mereka berdua. Terdapat pro – kontra
ditengah keluarnya mereka berdua. Berhembus kabar bahwa Ariel-lah penyebabnya. Hal itu sangat
berpengaruh terhadap kelanjutan perjalanan Peterpan. Namun dengan sisa empat personel,
Peterpan melanjutkan perjalanannya.
Album Hari Yang Cerah, menjadi pembuktian Peterpan sebagai sebuah tim. Dengan
menggunakan bantuan dari additional player, yaitu David pada keyboard/piano dan Lucky pada Bass.
Peterpan mengakhiri perjalanannya dengan album Sebuah Nama, Sebuah Cerita. Dilihat dari
penjualan kedua album tersebut masih terdapat optimisme dalam Peterpan. Akan tetapi ketika
Peterpan akan mengganti nama, kasus video asusila menimpa Ariel. Begitu kuatnya sosok Ariel di
Peterpan membuat Peterpan seakan kehilangan arah. Tekanan dari masyarakat ketika itu membuat
perjalanan Peterpan seakan menghadapi titik jenuh dan stagnan.
Dalam sebuah masalah pasti ada penyelesaiannya. Fase storming akhirnya dilalui oleh
Peterpan. Dengan terpenjaranya Ariel, personel lain di Peterpan memiliki kesempatan untuk
berkreasi lebih besar dibandingkan saat ada Ariel. Seakan tetap ingin menunjukkan eksistensinya sisa
tiga personel lain, yaitu Uki, Lukman, dan Reza meneruskan perjalanan Peterpan. Fase norming pun
segera dimulai.
Suatu ketika David yang saat itu masih menjadi additional player, memainkan beberapa lagu
Peterpan dengan aransemen piano yang baru. Hal itu membuat Ariel mencetuskan ide untuk
membuat album instrumental. Akhirnya disaat Ariel masih di penjara, tiga personel Peterpan
ditambah David membuat album instrumental Suara Lainnya. Saat itu, mereka sudah tidak
membawa nama Peterpan lagi. Aransemen dalam album Suara Lainnya,menunjukkan kematangan
dalam bermusik. Hadirnya David membawa sentuhan baru bagi Peterpan. Musik Peterpan terdengar
lebih segar.
Akhirnya, pada Juli 2012, Ariel keluar dari penjara. Keluarnya Ariel menjadi momentum bagi
Peterpan untuk segera mengganti nama dan meresmikan David sebagai personel tetap. Tetapi hal
itu tidak membuat mereka terburu – buru. Terlebih dahulu mereka menerbitkan sebuah buku, yaitu
Kisah Lainnya. Dalam buku tersebut terdapat catatan – catatan para personel dari awal Peterpan
didirikan hingga Ariel masuk penjara. Buku tersebut memberikan tujuan yang jelas bagi para
personel dan juga awak band Peterpan untuk meneruskan perjalanan bermusik mereka. Sudah
terbentuk norma – norma yang menjadi landasan bagi para personel. Fase norming pun telah
terbentuk.
Gambar 1 team-development model: Bruce Tuckman's, Forming Storming Norming Performing
Setelah fase norming, kini saatnya fase performing bagi Peterpan. Secara resmi mereka
bergantinama menjadi Noah dan mengeluarkan album perdana berjudul Seperti Seharusnya. Promo
album kali ini termasuk promo yang besar – besaran. Mereka menjalankan perjalanan ke lima negara
dalam dua benua dalam waktu sehari dalam rangka promosi album baru. Hal itu membuat mereka
diganjar penghargaan dari Museum Rekor Indonesia. Selanjutnya mereka melakukan tur ke berbagai
kota di Indonesia. Walaupun masih dibayang – bayangi kasus video mesum Ariel, namun Noah
mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.
Fase performing akan terus berlanjut hingga nanti. Dalam fase inilah, kesolidan tim yang
sudah terjalin harus tetap dipertahankan. Kesolidan tim tersebut tidak terlepas dari peran anggota
tim dalam Noah. Jika dulu Ariel berperan sangat besar, hingga dia bisa menjadi seorang contributor,
communicator hingga collaborator dalam tim. Kini Noah,mempunyai pembagian yang jelas dalam
pelaksanaan tugas. Ariel sebagai vokalis kini bertindak sebagai collaborator. Uki yang berperan besar
ketika pembuatan album instrumental, kini bertindak sebagai communicator. Karena dia bisa
menngkomunikasikan maksud di antara anggota tim. Sedangkan Lukman dan David adalah
contributor dalam Noah. Dan yang terakhir Reza, bertindak sebagai challenger. Peran yang sudah
terbagi tersebut memberikan ruang bagi para personel untuk berperan dalam Noah.
Pada akhirnya, perjalanan Noah, masih panjang. Perlu pembuktian lagi untuk menunjukkan
eksistensinya di dunia musik tanah air. Pandangan sebelah mata bahwa Noah hanya grup band yang
musikalitasnya rendah, hanya mengikuti kemauan pasar, aransemen lagu yang sangat simple, harus
ditandingi dengan eksplorasi bermusik yang lebih dalam dan penuh musikalitas. Dan itu hanya dapat
terjadi jika Noah sebagai sebuah tim dapat terus menjaga kekompakan tim.