ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

171
ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA KUMPULAN SAJAK (2006-2008) KARYA IBNU WAHYUDI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Manthovani Az- Zahra 122110184 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014

Transcript of ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

Page 1: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

i

ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA

KUMPULAN SAJAK (2006-2008) KARYA IBNU WAHYUDI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Manthovani Az- Zahra

122110184

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2014

Page 2: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

ii

Page 3: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

iii

Page 4: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

iv

Page 5: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

1. “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya

yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”

(QS. Al Baqoroh: 45).

2. Harapan kosong itu lebih menyakitkan daripada kenyataan yang pahit

sekalipun (Manthovani Az-Zahra).

Persembahan:

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta atas inspirasi

dan kasih sayangnya;

2. suamiku Arifin atas dukungannya;

3. Kenzi jagoan penyemangat, dan si

kecil harapan.

Page 6: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt, atas

limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, maka penulis dalam menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa Pada Antologi Puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi Dan Pembelajarannya Di

SMA Kelas X” dapat berjalan dengan lancar.

Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan

kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Purworejo;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin

dan rekomendasi kepada penulis, mengadakan penelitian untuk penyusunan

skripsi;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesian yang telah

memberikan dorongan dan nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini;

4. Drs. H. Bagiya, M. Hum. sebagai Kaprodi, pembimbing I dan Joko Purwanto,

M. Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, koreksi,

dan bimbingan skripsi ini dengan baik dan penuh kesabaran;

Page 7: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

vii

Page 8: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Penegasan Istilah ...................................................................... 4

C. Identifikasi Masalah. ................................................................ 5

D. Batasan Masalah ...................................................................... 6

E. Rumusan Masalah .................................................................... 6

F. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

G. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

H. Sistematika Penelitian .............................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ........................... 9

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9

B. Kajian Teori ............................................................................. 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 58

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 58

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 58

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 59

D. Instrumen ................................................................................. 60

E. Teknik Analisis Data ............................................................... 60

F. Teknik Penyajian Hasil Analisis .............................................. 61

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA .............................. 62

A. Penyajian Data ........................................................................ 62

Page 9: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

ix

B. Pembahasan Data .................................................................... 65

BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 132

A. Simpulan ................................................................................ 132

B. Saran ........................................................................................ 133

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 134

LAMPIRAN ..................................................................................................... 135

Page 10: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

x

ABSTRAK

Manthovani Az-Zahra. 2014. “Analisis Gaya Bahasa Pada Antologi Puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi dan Pembelajarannya Di SMA Kelas X. Skripsi”. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. “Analisis Gaya Bahasa Pada Antologi Puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi dan Pembelajarannya Di SMA Kelas X. Penelitian bertujuan untuk (1) mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam antologi Ketika Cinta, (2) mendeskripsikan makna dari gaya bahasa; dan (3) mendeskripsikan penerapan pembelajarannya di SMA kelas X.

Subjek penelitian ini adalah gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi serta makna gaya bahasa dalam puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi, sementara antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi, penerbit Bukupop tahun 2009 dengan jumlah halaman 105. Dalam teknik pengumpulan data ini digunakan teknik observasi dan studi pustaka. Dalam teknik analisis data digunakan teknik analisis isi yang mengkaji isi teks dengan teliti dan menyeluruh. Selanjutnya, dalam penyajian hasil analisisnya digunakan teknik informal, yakni penyajian hasil analisis menggunakan kata-kata biasa.

Dari hasil analisis disimpulkan bahwa, gaya bahasa yang terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi meliputi: (1) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dari 60 puisi yang terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi: repetisi yang berupa anafora, anadiplosis. Gaya bahasa retoris dari 60 puisi yang terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi: aliterasi, asonansi, eufemismus, hiperbola. Terakhir Gaya bahasa kiasan dari 60 puisi yang terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi: Simile, Alegori, personifikasi, antonomasia, dan sarkasme; (2) Makna yang terkandung di dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi ini adalah masalah Percintaan dengan berbagai persoalan yang komplek dipadukan dengan pengibaratan terhadap suatu hal; dan (3) penerapan pembelajaran gaya bahasa di SMA dengan metode gali kunci, yaitu dengan memberikan kata kunci pada sebuah puisi dalam penafsirannya; metode pengajaran dengan diskusi, ceramah, penugasan, evaluasi dengan tanya jawab lisan.

Kata kunci: gaya bahasa antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008), pembelajaran SMA kelas X

Page 11: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

1

BAB I PENDAHULUAN

Penulis mengemukakan delapan bagian pokok, yaitu: latar belakang,

penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

Keberadaan manusia dalam proses perkembangan akal budinya tidak

dapat lepas dari bahasa. Hal ini didasari atas kedudukan bahasa sebagai

penunjang aktualisasi ide, gagasan, dan tingkah laku manusia. Dapat

dikatakan kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda

dari kemunculan budaya.

Bahasa pada karya sastra menurut (Siswantoro, 2011: 13) mempunyai

sifat khusus yang berbeda. Keistimewaan dalam bahasa sastra banyak

memunculkan penafsiran-penafsiran, salah satunya adalah puisi. Puisi

sebagai bagian dalam karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi

seseorang dari alam batinnya. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi

selanjutnya difasilitasi melalui bahasa yang bertujuan memberi kesan dan

suasana emotif tertentu untuk mempengaruhi perasaan/pikiran penikmat

puisi.

Puisi merupakan suatu karya sastra yang banyak digunakan sebagai

media komunikasi untuk menyampaikan pikiran dan perasaan pengarang

kepada pembaca. Puisi sebagai karya sastra menggunakan bahasa sebagai

Page 12: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

2  

   

media untuk mengungkapkan makna. Makna tersebut diungkapkan melalui

sistem tanda yaitu tanda-tanda yang mempunyai arti.

Puisi sebagai salah satu jenis sastra merupakan pernyataan sastra yang

paling inti. Segala unsur kesastraan mengental dalam puisi. Oleh karena itu,

puisi dari dahulu hingga sekarang merupakan pernyataan seni sastra yang

paling baku. Membaca puisi merupakan puncak kenikmatan seni sastra

(Pradopo: 2010: vi). Masih menurut Pradopo, puisi mempunyai sifat struktur,

dan konvensi-konvensi dari struktur puisi tersebut.

Usaha memahami puisi tidak dapat terikat pada salah satu pendekatan

saja karena setiap puisi memiliki karakter tersendiri, baik karakter yang

ditentukan oleh penyair, tema, nada, maupun karakter yang diwarnai oleh

kenyataan sejarah pada saat puisi itu diciptakan. Oleh sebab itu, penyair dan

kenyataan sejarah tidak dapat dikesampingkan dalam usaha memahami puisi.

Penyair dan kenyataan sejarah pasti ikut memberi makna kepada puisi.

Namun, sudah barang tentu puisi itu sendirilah yang menjadi pusat

pembahasan yang utama.

Menurut Saputra (2001: 29-36), puisi sebagai salah satu jenis sastra

merupakan pernyataan sastra yang paling inti. Segala unsur seni kesastraan

mengental dalam puisi. Oleh karena itu, puisi dari dahulu hingga sekarang

merupakan pernyataan seni sastra yang paling baku. Membaca puisi

merupakan sebuah kenikmatan seni khusus, bahkan merupakan puncak

kenikmatan seni sastra, sehingga dari dahulu hingga sekarang puisi selalu

Page 13: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

3  

   

diciptakan orang dan selalu dibaca, dideklamasikan untuk lebih merasakan

kenikmatan seni dan nilai kejiwaan yang tinggi.

Pada dasarnya bahasa digunakan dalam kehidupan praktis sehari-hari.

Hal yang paling indah dari puisi dapat kita lihat dari segi bahasa. Bahasa

dalam puisi memiliki keindahan tersendiri dalam penyampaiannya, bersifat

padat dan terkadang bahasa tersebut banyak yang tidak dimengerti oleh

pembaca. Namun di sanalah letak keelitan sebuah puisi.

Antologi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu

Wahyudi bagus untuk dikaji dan diteliti, hal ini karena berdasarkan pada

pengamatan bahasa yang digunakan bersifat padat dalam arti tidak

membentuk sebuah kalimat jika dibandingkan dengan puisi lain. Selain itu,

sepengetahuan penulis antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-

2008) Karya Ibnu Wahyudi belum pernah dikaji menjadi bahan objek skripsi,

lebih khusus di Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dari uraian-uraian di

atas peneliti melatarbelakangi adanya penelitian analisis gaya bahasa sebagai

berikut.

1. Bahasa yang terdapat dalam puisi perlu adanya penafsiran yang

mendalam. Salah satunya dengan kajian gaya bahasa.

2. Makna puisi perlu untuk dikaji, karena banyak orang yang belum mengerti

makna dari puisi.

3. Sepanjang pengetahuan penulis, antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi belum pernah dikaji sebagai

bahan penelitian skripsi atau penelitian yang lain.

Page 14: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

4  

   

B. Penegasan Istilah

Ada beberapa istilah tertentu yang perlu dipahami dalam penelitian ini

sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam mengartikan, sesuai

dengan judul penelitian maka istilah-istilah yang perlu dijelaskan sebagai

berikut:

1. analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya (Depdiknas, 2007: 43);

2. gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara

khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut:

kejujuran, sopan santun dan menarik (Keraf, 2010: 113);

3. antologi adalah kumpulan karangan baik dari satu pengarang maupun dari

beberapa pengarang. Karangan itu meliputi satu bidang ilmu saja. Istilah

lain dari antologi adalah bunga rampai (Lubis, 1994: 11);

4. Puisi adalah kata puisi berasal dari bahasa Yunani “poesis” yang berarti

penciptaan. Dalam bahasa inggris di sebut “poetry” artinya puisi, poet artinya

penyair, poem berarti syair atau sajak (Tarigan, 1984: 4).

5. Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) adalah objek kajian skripsi

karangan Ibnu Wahyudi, penerbit Bukupop tahun 2009 dengan jumlah

halaman 105;

6. Ibnu Wahyudi adalah penulis Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)

yang tinggal di Depok, Jakarta.

Page 15: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

5  

   

7. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (SISDIKNAS, 2003: 11).

8. Kelas X adalah jenjang strata pendidikan di SMA.

Jadi, maksud dari judul skripsi “Analisis Gaya Bahasa Pada Antologi

Puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Kumpulan Sajak (2006-

2008) Karya Ibnu Wahyudi dan Pembelajarannya di SMA Kelas X” adalah

suatu kajian mengenai gaya bahasa yang terdapat dalam antologi Ketika

Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya

Ibnu Wahyudi dan penerapan pembelajarannya di SMA kelas X.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, ditemui beberapa

identifikasi masalah dalam antologi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-

2008) Karya Ibnu Wahyudi, berikut ini:

1. makna puisi pada Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu

Wahyudi sangat menarik untuk dikaji;

2. penyimpangan penggunaan dalam puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak

(2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi sangat menarik untuk dikaji;

3. struktur puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu

Wahyudi sangat menarik untuk dikaji;

4. gaya bahasa yang digunakan pada antologi Ketika Cinta Kumpulan Sajak

(2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi sangat menarik untuk dikaji.

5. Penerapan pembelajarannya di SMA kelas X sangat menarik untuk dikaji.

Page 16: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

6  

   

D. Batasan Masalah

Dari penjabaran identifikasi masalah yang ditemukan dalam antologi

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi, diperlukan

pembahasan yang lebih fokus agar pembahasan tidak meluas. Dalam

penelitian ini permasalahan dibatasi pada:

1. gaya bahasa yang digunakan pada antologi Ketika Cinta Kumpulan Sajak

(2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi;

2. makna puisi pada antologi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)

Karya Ibnu Wahyudi;

3. penerapan pembelajaran gaya bahasa di SMA kelas X.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dibatasi,

peneliti merumuskan masalah berikut ini.

1. Apa sajakah gaya bahasa yang terdapat dalam antologi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi?

2. Bagaimanakah makna gaya bahasa dalam antologi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi?

3. Bagaimanakah penerapan pembelajaran gaya bahasa di SMA kelas X?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, diperoleh tujuan dalam

penelitian ini, antara lain:

Page 17: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

7  

   

1. mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam antologi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi;

2. mendeskripsikan makna gaya bahasa dalam antologi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi;

3. mendeskripsikan penerapan pembelajaran gaya bahasa di SMA kelas X.

G. Kegunaan Penelitian

Penelitian sastra memiliki manfaat yang besar bagi pengembangan

dunia sastra maupun untuk kepentingan dalam pembelajaran sastra. Adapun

manfaat tersebut yaitu, manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Manfaat teoretis dalam penelitian ini antara lain:

1. diharapkan dapat menambah bahan referensi bagi peneliti bidang sastra

khususnya yang berkaitan dengan pengkajian gaya bahasa dalam puisi;

2. bermanfaat bagi para peneliti untuk mengembangkan teori yang berkaitan

dengan gaya bahasa.

3. memberikan khasanah penelitian tentang gaya bahasa dalam puisi.

Manfaat praktis bagi pencipta puisi dalam penelitian antara lain:

1. penelitian ini diharapkan dapat dijadikan inspirasi bagi pencipta puisi, agar

dalam menciptakan puisi dapat meningkatkan estetika, diksi, sarat makna

dan sesuai dengan etika budaya masyarakat Indonesia;

2. penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pendukung

evaluasi kelebihan dan kekurangan puisi dalam antologi yang telah dibuat

sebelumnya, sehingga untuk selanjutnya dapat menghasilkan puisi yang

lebih berkualitas.

Page 18: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

8  

   

H. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi dikelompokan ke dalam 5 bagian yang teridi dari sub

bab, sebagai berikut.

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

penegasan istilah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian serta sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis sebagai acuan dalam

penelitian. Bab III berisi metode penelitian, terdiri dari objek penelitian, fokus

penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik analisis

data.

Bab IV berisi analisis data yang dibahas atau dianalisis dengan teori gaya

bahasa yang berfokus pada macam-macam penggunaan gaya bahasa dalam

antologi puisi dengan menggunakan teori dari Keraf (2010) dengan perincian:

gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada, gaya

bahasa berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa kiasan, serta gaya bahasa

berdasarkan langsung tidaknya makna.

Bab V berisi penutup yang terdiri simpulan berdasarkan pembahasan

penelitian mengenai gaya bahasa dari antologi Ketika Cinta Kumpulan Sajak

(2006-2008) karangan Ibnu Wahyudi dan saran dari pembaca untuk

memperbaiki hasil penelitian terhadap objek penelitian.

Bagian terakhir berisi daftar pustaka dari teori-teori mengenai gaya

bahasa serta lampiran-lampiran yang berupa kutipan dari jenis gaya bahasa

dalam puisi, kartu bimbingan skripsi.

Page 19: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

9  

   

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI

Penulis mengemukakan dua bagian pokok, yaitu: tinjauan pustaka dan

kajian teori.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka adalah pengkajian terhadap penelitian sebelumnya.

Penelitian mengenai analisis gaya bahasa pernah dilakukan oleh mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indnesia. Akan tetapi, analisis gaya bahasa pada

antologi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi,

belum pernah diteliti. Sebelum mengemukakan teori mengenai gaya bahasa

dan pendayagunaan kata serta pilihan kata, disajikan beberapa penelitian

terdahulu tentang analisis gaya bahasa sebagai acuan penelitian, antara lain,

Aula Zaky Baroroh (2006), Sumartini (2011), dan Beny Hari Setiawan (2011).

Penelitian yang dijadikan sebagai tinjauan dalam penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Baroroh (2006) dengan judul skripsi “Antologi

Puisi Sajak Penari Karya Ahmadun Y. Herfanda”. Dalam skripsinya Baroroh

(2006) membahas aspek sosial dalam antologi puisi yang meliputi aspek

moral, ekonomi, religius, dan kritik sosial. Terdapat persamaan dan perbedaan

antara penelitian Baroroh (2006) dengan penelitian ini. Perbedaannya ialah

Baroroh (2006) memfokuskan pada kajian sosiologi sastra, yang meliputi

aspek moral, ekonomi, religius, dan kritik sosial, sementara penelitian ini

mengakaji dari sudut pandang gaya bahasa. Adapun persamaanya, Baroroh

9

9

Page 20: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

10  

   

(2006) menjadikan objek penelitiannya sebuah antologi. Objek yang sama-

sama dijadikan sebagai bahan penelitian ini.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Setiawan (2011) dengan judul

skripsi “Gaya Bahasa Simile Dalam Puisi Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

dan Pembelajarannya Pada Siswa Kelas X SMA.” Pembahasan dalam skripsi

Setiawan (2011) mengenai bagaimana kategori simile berdasarkan unsur

pembanding yang membentuk simile dalam puisi Sang Pemimpi; bagaimana

makna atau motif dalam puisi Sang Pemimpi; serta bagaimana

pembelajarannya di SMA. Kesimpulan yang diambil dari pembahasannya

ialah ditinjau dari unsur pembanding yang digunakan, kategori simile dalam

puisi Sang Pemimpi didominasi kategori oleh human, kemudian makna atau

motif simile dalam puisi Sang Pemimpi sebagian besar dielipskan.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitin yang dillakukan oleh

Setiawan (2011) dengan penelitian ini. Perbedaannya, Setiawan (2011)

menjadikan puisi sebagai objek kajiannya, kemudian subjek penelitiannya

memfokuskan pada majas simile saja, sementara penelitian ini menjadikan

antologi puisi sebagai objek kajian. Pembahasan yang dikaji dalam penelitian

ini memfokuskan pada majas-majas apa saja yang terdapat dalam antologi

puisi dengan menggunakan teori dari Keraf (2010), serta makna geguritannya,

sementara itu persamaan yang terlihat adalah sama-sama membahas tentang

gaya bahasa, namun penelitan inii membahas lebih kompleks.

Penelitian terakhir yang dijadikan tinjauan pustaka, dilakukan oleh

Sumartini (2011) dengan judul skripsi “Analisis Gaya Bahasa dalam Puisi

Page 21: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

11  

   

Kidung Bulan Tertikam Antologi Puisi Penyair Purworejo dan Kemungkinan

Pembelajaran di SMA kelas XII”. Pembahasan dalam skripsi Sumartini (2011)

antara lain, bagaimana gaya bahasa yang terdapat dalam Antologi puisi

Kidung Bulan Tertikam serta bagaimana pengajarannya di SMA Kelas XII,

khususnya gaya bahasa yang terdapat dalam Antologi Puisi Kidung Bulan

Tertikam. Kesimpulan gaya bahasa yang ditemukan pada antologi puisi

Kidung Bulan Tertikam adalah personifikasi, gaya bahasa erotesis dan gaya

bahasa epizeukis.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara skripsi Sumartini (2011)

dengan penelitian ini. Persamaannya adalah sama-sama membahas gaya

bahasa dengan objek antologi. Teori yang digunakan oleh Sumartini (2011)

menggunakan teori Tarigan (1986), sementara penelitian ini menggunakan

teori Keraf (2010).

B. Kajian Teori

1. Pengertian Gaya, Gaya Bahasa, dan Majas.

Gaya adalah keseluruhan cara yang dilakukan dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari, baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, baik

lisan maupun tulisan Ratna (2009: 160). Gaya berkaitan dengan masalah

umum penulisan, penyajian, komposisi, struktur penceritaan, termasuk

cara menampilkan karakter huruf, kover, dan ukuran buku.

Page 22: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

12  

   

Menurut Pradopo (2010: 93), gaya bahasa menghidupkan kalimat

dan memberi gerak pada kalimat. Ia berfungsi untk menghidupkan reaksi

tertentu, untuk menimbulkan tanggapan tertentu.

Gaya bahasa merupakan bagian dari pilihan kata yang

mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa

tertentu, untuk menghadapi situasi-situasi tertentu, sebab persoalan gaya

bahasa meliputi semua hierarki kebahasaan, pilihan kata secara

individual, frasa, klausa, dan kalimat atau mencakup pula sebuah wacana

secara keseluruhan (Keraf, 2010: 112).

Di samping itu Hartoko dan Rahmanto mengatakan bahwa gaya

bahasa merupakan cara yang khas yang dipakai seseorang untuk

mengungkapkan diri. Selanjutnya Mulyana mengatakan gaya bahasa itu

susunan perkataan yang terjadi karena perasaan dalam hati pengarang

yang dengan sengaja atau tidak, menimbulkan suatu persamaan yang

tertentu dalam hati pembaca (Pradopo, 2010: 264).

Baik gaya maupun gaya bahasa berkaitan dengan aspek keindahan.

Perbedaannya, dalam kehidupan sehari-hari, dalam aktivitas nonseni gaya

menduduki posisi sekunder, sementara dalam karya sastra dan karya seni

adalah keindahan itu sendiri (Ratna, 2009: 161). Adapun majas dalam

KBBI (2008: 545) adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan

menyamarkan dengan sesuatu yang lain. Dari pernyaataan diatas bisa

disimpulkan bahwa, majas sama kurang lebih sama halnya dengan gaya

bahasa.

Page 23: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

13  

   

Keraf (2010: 117-145) dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa

membagi beberapa jenis gaya bahasa, antara lain adalah: (1) gaya bahasa

berdasarkan pilihan kata, (2) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat,

(3) gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung di dalamnya, dan (4)

gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang terkandung di

dalamnya.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa gaya bahasa dan majas

dalam karya sastra jelas yang paling berperan adalah gaya bahasa, cara-

cara penggunaan medium bahasa secara khas sehingga tujuan dapat

dicapai secara maksimal. Gaya lebih banyak berkaitan dengan karya seni

nonsastra, sedangkan majas lebih banyak berkaitan dengan kebahasaan.

Dengan demikian, gaya bahasa meliputi gaya dan majas.

2. Jenis-jenis Gaya Bahasa

Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut

pandangan. Keraf (2010: 115-145) membagi gaya bahasa menjadi empat

pengklasifikasian, yaitu: gaya bahasa berdasarkan pilihan kata; gaya

bahasa berdasarkan nada; gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat; serta

gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna.

a) Gaya Bahasa berdasarkan pilihan kata.

Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata mempermasalahkan

tentang kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk possi-posisi

tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata

dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Gaya

Page 24: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

14  

   

bahasa ini terdapat dalam tulisan ilmiah, yang dibedakan menjadi dua

yaitu:

1) Gaya bahasa resmi

Gaya bahasa remi adalah gaya dalam bentuknya yang

lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan

resmi yang dipergunakannya dengan baik dan terpelihara dengan

memanfaatkan bidang bahasa yang lain.

Contohnya: bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah

hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas

dunia harus dihapuskan.

2) Gaya bahasa tak resmi

Gaya bahasa tidak resmi ialah gaya bahasa yang

dipergunakan dalam bahasa standar, khusunya dalam

kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal,

bentuknya tidak terlalu konservatif.

Contohnya: Generasi tahun 1928 adalah generasi pencetus

sumpah pemuda yang berjuang demi keinginan bangsa.

3) Gaya bahasa percakapan.

Gaya bahasa percakapan adalah gaya bahasa yang pemilihan

katanya adalah kata-kata yang popular.

Contohnya: pertanyaan yang pertama, di sini memang

sengaja saya tidak membedakan antara istilah jenis kata atau

word classes atau parts of speech.

Page 25: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

15  

   

b) Gaya bahasa berdasarkan nada;

1) Gaya bahasa sederhana

Gaya bahasa sederhana adalah gaya bahasa yang digunakan

untuk kondisi memberi instruksi, perintah, pelajaran perkuliahan,

dan sejenisnya.

2) Gaya bahasa mulia dan bertenaga

Gaya bahasa mulia adalah gaya bahasa dengan vitalitas dan

enersi, dan biasanya dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu,

serta mempergunakan keagungan dan kemuliaan.

3) Gaya bahasa menengah

Gaya bahasa menengah adalah gaya bahasa yang diarahkan

kepada usaha untuk menimbulkan suasana senang dan damai.

Nada yang digunakan bersifat lemah lembut, penuh kasih

sayang, dan mengandung humor yang sehat.

c) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat;

1) Klimaks

Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat

periodik. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung

urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat

kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya.

Contohnya: kesengsaraan membuahkan kesabaran,

pengalaman, dan pengalaman harapan.

Page 26: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

16  

   

2) Antiklimaks

Antiklimaks adalah gaya bahasa suatu acuan yang gagasan-

gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke

gagasan yang kurang penting.

Contohnya: Ketua pengadilan negeri itu adalah seorang

yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya.

3) Paralilisme

Paralilisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha

mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa

yang menduduki fungsi yang sama dalam membentuk gramatikal

yang sama.

Contoh: baik golongan yang tinggi maupun golongan yang

rendah, harus diadili kalau bersalah.

4) Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-

gagasan yang betentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau

kelompok kata yang berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat

berimbang.

Contoh: mereka sudah kehilangan banyak dari harta

bendanya, tetapi mereka juga telah banyak memperoleh

keuntungan dari padanya.

Page 27: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

17  

   

5) Repetisi

Repetisi adalah perulangan kata kunci, bunyi, suku kata, kata

atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi

tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

Contohnya: atau maukah kau pergi bersama dengan

serangga-serangga tanah, pergi bersama kecoak-kecoak, pergi

bersama mereka yang menyusupi tanah, menyusupi alam?

Repetisi dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Epizeukis yaitu arti kata yang dipentingkan diulang beberapa

kali berturut-turut. Contohnya: kita harus bekerja, bekerja,

sekali lagi bekerja.

b. Tautotes yaitu sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah

konstruksi. Contohnya: kau menuding aku, aku menuding kau,

aku dan aku menjadi berseteru.

c. Anapora yaitu repetisi yang berwujud perulangan kata pertama

pada setiap baris atau kalimat berikutnya. Contohnya:

berdosakah aku bersandar ke batang yang kuat berakar

melihat tamasya yang molek berdandan menyambut fajar kata

Illahi? Berdosakah aku kalau burungku kecil hinggap di dahan,

nampak menanyi sunyi melega hati?

Page 28: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

18  

   

d) Gaya Bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna

1) Gaya bahasa retoris

a. Aliterasi

Aliterasi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud

perulangan konsonan yang sama. Dipergunakan dalam puisi,

kadang-kadang dalam prosa, untuk perhiasan atau untuk

penekanan. Contohnya: takut titik lalu tumpah.

b. Asonansi

Asonansi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud

perulangan bunyi vokal yang sama. Contohnya: ini muka

penuh luka siapa punya.

c. Anastrof

Anastrof adalah semacam gaya retoris yang diperoleh

dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat.

Contonya: pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami

melihat perangaianya. Bersorak-sorak orang di tepi jalan

memukul bermacam-macam bunyi-bunyian melalui gerbang

dihias bunga dan panji berkibar.

d. Apofasis

Apofasis merupakan sebuah gaya dimana penulis atau

pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya

menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu,

tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu.

Page 29: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

19  

   

Contohnya: jika saya tidak menyadari reputasimu

dalam kejujuran, maka sebenarnya saya ingin mengatakan

bahwa Anda pasti membiarkan anda menipu diri sendiri.

e. Apostrof

Adalah semacam gaya bahasa yang berbentuk

pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang

tidak hadir. Cara ini biasanya dipergunakan oleh orator

klasik. Contohnya: Hai kamu dewa-dewa yang berada di

surga, datanglah dan bebaskanlah kami dari belenggu

penindasan ini.

f. Asindenton

Asindenton adalah suatu gaya bahasa yang berupa

acuan, yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa

kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan

dengan kata sambung. Contohnya: dan kesesakan,

kepedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan

orang melepaskan nyawa.

g. Polisindenton

Polisindenton adalah gaya bahasa yang merupakan

kebalikan dari asindenton. Contohnya: dan ke manakah

burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak

menyerah pada gelap dan dingin yang bakal merontokkan

bulu-bulunya?

Page 30: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

20  

   

h. Kiasmus

Kiasmus adalah semacam gaya bahasa yang terdiri dari

dua bagian, baik frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang,

dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa atau

klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau

klausa lainnya. Contohnya: semua kesabaran kami sudah

hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan

usaha itu.

i. Elipsis

Elipsis adalah suatu gaya bahasa yang berwujud

menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah

dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh para pembaca atau

pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya

memenuhi pola yang berlaku. Contohnya: masihkah kau

tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa-apa,

badanmu sehat; tetapi psikis…

j. Eufimismus

Eufimismus mempunyai arti mempergunakan kata-kata

dengan arti yang baik atau dengan tujuan yang baik.

Contohnya: ayahnya sudah tak ada di tengah-tengah mereka

(mati); pikiran sehatnya semakin merosot saja akhir-akhir

ini (gila).

Page 31: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

21  

   

k. Litotes

Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai

untuk menanyakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.

Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya.

Contohnya: kedudukan saya ini tidak ada artinya sama

sekali.

l. Histeron Proteron

Histeron Proteron adalah semacam gaya bahasa yang

merupakan kebalikan dari yang logis atau kebalikan dari

sesuatu yang wajar, misalnya menempatkan sesuatu yang

terjadi kemudian pada awal peristiwa. Contoh: kereta

melaju dengan cepat di depan kuda yang menariknya.

m. Pleonasme dan Tautologi

Pleonasme dan Tautologi adalah semacam acuan yang

mempergunakan kata-kata lebih banyak dari pada yang

diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan.

Contohnya: Ia tiba jam 20.00 malam waktu setempat.

n. Perifrasis

Perifrasis merupakan gaya bahasa yang mirip dengan

pleonasme, yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari

yang diperlukan. Contohnya: Ia telah beristirahat dengan

damai (mati, meninggal).

Page 32: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

22  

   

o. Plolepsis atau antisipasi

Plolepsis atau antisipasi adalah semacam gaya bahasa

di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau

sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang

sebenarnya terjadi. Contohnya: Pada pagi hari yang naas

itu, ia mengendarai sebuah sedan biru.

p. Erotis atau petanyaan retoris

Erotis atau petanyaan retoris adalah semacam

pertanyaan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan

dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam

dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak

menghendaki adanya suatu jawaban.

q. Silepsis

Silepsis mempunyai arti di mana orang

mempergunakan dua kontruksi rapatan dengan

menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang

sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan

dengan kata pertama. Contohnya: dengan membelalakkan

mata dan telinganya, ia mengusir orang itu.

r. Koreksio

Koreksio adalah suatu gaya bahasa yang berwujud

mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian

Page 33: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

23  

   

memperbaikinya. Contohnya: sudah empat kali saya

mengunjungi daerah itu, ah bukan sudah lima kali.

s. Hiperbola

Hiperbola mengandung suatu pernyataan yang

berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal.

Contohnya: Kemarahanku menjadi-jadi hingga hampir-

hampir meledak aku.

t. Paradok

Paradok adalah semacam gaya bahasa yang

mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta

yang ada. Contohnya: Ia mati kelaparan di tengah-tengah

kekayaannya yang berlimpah-limpah.

u. Oksimoron

Oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha untuk

menggabungkan kata-kata untuk mencapai efek yang

bertentangan.

Contohnya:

Keramah-ramahan yang bengis.

Untuk menjadi manis seseorang harus menjadi kasar.

Itu sudah menjadi rahasia umum.

Dengan membisu seribu kata, mereka sebenarnya beteriak-

teriak agar diperlakukan adil.

Page 34: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

24  

   

2) Gaya bahasa kiasan

a) Persamaan atau simile

Persamaan atau simile adalah perbandingan yang

bersifat eksplisit dengan menyatan sesuatu sama dengan hal

yang lain. Contohnya: kikirnya seperti kepiting batu.

b) Metafora

Metafora merupakan semacam analogi yang

membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk

yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera

mata, dan sebagainya.

c) Alegori, parable, fable

Alegori ialah suatu cerita singkat yang mengandung

kiasan. Makna kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan

ceritanya. Dalam alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-

sifat yang abstrak, serta tujuannya selalu jelas tersurat.

Parable ialah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh

biasanya manusia, yang selalu mengandung tema moral.

Istilah parable dipakai utnuk menyebut cerita-cerita fiktif di

dalam Kitab Suci yang bersifat alegoris, untuk menyampaikan

suatu kebenaran moral atau kebenaran spiritual.

Fable adalah suatu metafora berbentuk cerita mengenai

dunia binatang, dimana binatang-binatang bahkan makhluk-

Page 35: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

25  

   

makhluk yang tidak bernyawa bertindak seolah-olah seperti

manusia

d) Personifikasi atau prosopopoeia

Personifikasi atau prosopopoeia adalah semacam gaya

bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau

barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memilki sifat

kemanusiaan. Contohnya: Angin yang meraung di tengah

malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan Kami.

e) Alusi

Alusi adalah semacam acuan yang berusaha

mensugestikan kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa.

Biasanya, alusi ini adalah suatu referensi yang eksplisit atau

implisit kepada peristiwa-peristiwa. Tokoh-tokoh atau tempat

dalam kehidupan nyata. Contoh: Kartini kecil itu turut

memperjuangkan persamaan haknya.

f) Eponim

Eponim adalah suatu gaya bahasa di mana seseorang

yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat

tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat

itu. Contohnya: Hellen dari Troya untuk menyatakan

kecantikan.

Page 36: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

26  

   

g) Epitet

Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu

sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.

Contohnya: Lonceng pagi untuk ayam jantan.

h) Sinekdoke

Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang

mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan

keseluruhan atau mempergunakan keseluruhan untuk

menyatakan sebagian. Contahnya: Setiap kepala dikenakan

sumbangan sebesar seribu rupiah; Stadion utama Senayan,

tuan rumah menderita kekalahan 3-4.

i) Metonimia

Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang

mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain,

karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contohnya :

Ia membeli sebuah Chevrolet.

j) Antonomasia

Antonomasia juga merupakan sebuah bentuk khusus

dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebuah epiteta

untuk menggantikan nama diri, atau gelar resmi, atau jabatan

untuk menggantikan nama diri. Contohnya: Yang Mulia tak

dapat menghadiri pertemuan ini.

Page 37: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

27  

   

k) Hipalase

Hipalase adalah semacam gaya bahasa di mana sebuah

kata tertentu dipergunakan untuk menerangkan sebuah kata,

yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain.

Contohnya: Ia berbaring di atas sebuah bantal yang gelisah

(yang gelisah adalah manusianya, bukan bantalnya).

l) Ironi, sinisme, dan sarkasme

Ironi ialah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu

dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang

terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Contohnya: Tidak

diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga semua

kebijaksanaan terdahulu harus diabaikan seluruhnya!

Sinisme ialah suatu sindiran yang berbentuk kesangsian

yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan

hati. Contohnya: Tidak diragukan lagi bahwa Andalah

orangnya, sehingga semua kebijaksanaanya akan lenyap

bersamamu!

Sarkasme adalah suatu acuan yang mengandung

kepahitan dan celaan yang getir. Contoh: Lihat sang Raksasa

itu (maksudnya si Cebol).

m) Satire

Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau

menolak sesuatu.

Page 38: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

28  

   

n) Innuendo

Innuendo Adalah semacam sindiran dengan mengecilan

kenyataan yang sebenarnya. Contohnya: Setiap kali ada pesta,

pasti ia akan sedikit mabuk karena terlalu kebanyakan

minum.

o) Antifrasis

Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud

penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang

bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang

dipakai untuk menangkal kejahatan. Contohnya: Engkau

memang orang yang mulia dan terhormat!

p) Pun atau paranomosia

Pun atau paranomosia merupakan kiasan dengan

mempergunakan kemiripan bunyi. Ia merupakan permainan

kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi, tetapi terdapat

perbedaan besar dalam maknanya. Contohnya: Engkau orang

kaya! Ya. Kaya monyet!!

Selanjutnya Tarigan pada bukunya Pengajaran Gaya

Bahasa (Sumartini, 2011: 17-26) mengemukakan bahwa gaya

bahasa diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

3) Gaya bahasa perbadingan

Gaya bahasa perbandingan menurut Tarigan disajikan di

bawah ini.

Page 39: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

29  

   

a) Perumpamaan

Perumpamaan adalah gaya bahasa yang berupa

perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan

sengaja kita anggap sama. Contoh: Seperti air dengan minyak.

b) Metafora

Metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang

implisit, jadi tanpa kata seperti atau sebagai di antara dua hal

yang yang berbeda. Contoh: Pendidikan sokoguru

pembangunan.

c) Personifikasi

Personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-

sifat insan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang

abstrak. Contoh: Angin meraung-raung di sekitar ini. Mencari

mencubit wajahku.

d) Defersonifikasi

Defersonifikasi adalah gaya bahasa yang berupa

pembedaan manusia atau insan. Contoh: Kalau Adinda menjadi

samudra, maka Kakanda menjadi bahtera; di Kau langit Aku

bumi.

e) Alegori

Alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambang-

lambang, merupakan metafora yang diperluas dan

Page 40: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

30  

   

berkesinambungan. Dalam alegori unsur-unsur utama

menyajikan sesuatu yang terselubung.

f) Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa yang mengadakan

perbandingan atau komparasi antara dua anonim (kata-kata

yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan).

Contoh: Dia bergembira ria di atas kegagalanku dalam ujian

ini.

g) Tautologi

Tautologi adalah gaya bahasa yang berupa penggunaan

kata yang berlebihan yang pada dasarnya merupakan

perulangan dari kata yang lain. Contoh: Orang yang

meninggal itu menutup mata buat selama-lamanya.

h) Parifrasis

Parifrasis adalah gaya bahasa yang agak mirip dengan

pleonasme, keduanya mempergunakan kata-kata yang lebih

banyak dari pada yang dibutuhkan. Contoh: Anak yang bisa

menyelesaikan kuliahnya dengan baik pada jurusan PBS,

IKIP Bandung (lulus = berhasil).

i) Antisipasi atau prolepsis

Antisipasi atau prolepsis adalah gaya bahasa yang

berwujud penggunaan terlebih dahulu satu atau beberapa

kata sebelum gagasan ataupun peristiwa yang sebenarnya.

Page 41: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

31  

   

Contoh : Mobil yang malang itu ditabrak oleh truk pasir dan

jatuh ke jurang.

j) Koreksio atau Eponortesis

Koreksio atau Eponortesis adalah gaya bahasa yang

berwujud mula-mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi

kemudian memeriksa dan memperbaiki nama-nama yang

salah. Contoh: Neng Eva mempersuamikan orang Handar, eh

bukan orang Manado.

4) Gaya bahasa pertentangan

a) Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan yang

melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksud, jumlahnya,

ukurannya, atau sifatnya. Contoh: Tabungannya berjuta-juta,

emasnya berkilo-kilo, rumahnya berpuluh-puluh, sawahnya

berhektar-hektar, sebagai pengganti dia orang kaya.

b) Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang berupa pertanyaan

mengenai sesuatu dengan cara menyangkal atau mengingkari

kebalikannya. Contoh: Ellyas Pikal bukanlah petinju kampungan

yang bisa dianggap enteng.

c) Ironi

Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan makna yang

bertentang dengan maksud berolok-olok. Contoh: Aduh

bersihnya kamar ini, puntung rokok bertebaran dimana-mana.

Page 42: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

32  

   

d) Oksimoron

Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung

pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang

berlawanan dalam frase-frase yang sama. Contoh: Untuk

mencintai ada kalanya kita harus membenci.

e) Paroromasia

Paroromasia adalah gaya bahasa yang berisi pengajaran

kata-kata yng berbunyi sama tetapi bermakna lain. Contoh:

Oh Dinda sayang, akan kutanam bunga Tanjung di pantai

tanjung hatimu.

f) Paralipsis

Paralipsis adalah gaya bahasa yang berupa formula yang

dipergunakan sarana untuk menerangkan bahwa seorang tidak

mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.

Contoh: Semoga Tuan menolak doa kita ini (ma’af) bukan

maksud saya mengabulkannya.

g) Zengma

Zengma adalah gaya bahasa yang mempergunakan dan

kontruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata

dengan dua kata lain yang pada hakikatnya hanya sebuah saja

yang mempunyai hubungan dengan kata yang pertama.

Contoh: Anak itu memang rajin dan malas di sekolah.

Page 43: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

33  

   

h) Silepsis

Silepsis adalah gaya bahasa kontruksi yang secara

gramatikal benar, tetapi secara semantik salah. Contoh:

Wanita itu kehilangan harta dan kehormatannya.

i) Satire

Satire adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan yang

menertawakan atau menolak sesuatu, adalah sajak atau

karangan yang berupa kritik yang menerang, baik sebagai

sindiran ataupun terang-terangan.

Contoh.

Bang Usman,

Hendak tinggi ?

Mau tinggi.

Dimuka bumi?

Panjat kelapa.

Sampai ke puncak?

Alangkah tinggi.

Di muka bumi?

j) Inuendo

Inuendo adalah gaya bahasa yang berupa sindiran

dengan mengecilkan kenyatan yang sebenarnya. Contoh: Pada

pesta tadi malam dia sedikit sempoyongan meminum

minuman keras.

Page 44: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

34  

   

k) Antifrasis

Antifrasis adalah gaya bahasa yang berupa penggunaan

sebuah kata dengan makna kebalikannya. Contoh: Memang

kau orang pintar! (tolol).

l) Paradok

Paradok adalah gaya bahasa yang mengandung

pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Contoh:

Aku kesepian di tengah keramaian.

m) Klimaks

Klimaks adalah gaya bahasa yang berupa susunan

ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan.

Contoh: Setiap guru yang berdiri di muka kelas haruslah

mengeahui, memahami, menguasai, serta menghayati bahan

pelajaran yang diajarkan.

n) Antiklimaks

Antiklimaks adalah gaya bahasa yang merupakan suatu

acuan yang berisi gagasan yang diurutkan dari yang terpenting

berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Contoh:

Pembangunan besar-besaran dilakukan di kota-kota, di desa-

desa, dan di dusun-dusun kecamatan terpencil.

o) Apostrof

Apostrof adalah gaya bahasa yang berupa pengalihan

amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir. Contoh:

Page 45: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

35  

   

Wahai roh-roh nenek moyang kami yang bertahta di negeri

atas, tengah, dan bawah, lindungilah cucu-cucumu yang ada di

desa Linggaju ini.

p) Anastraf

Anastraf adalah gaya bahasa retoris yang diperoleh

dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat.

Contoh: Kucium pipinya dengan mesra.

q) Inversi

Inversi adalah gaya bahasa yang merupakan permutasi

atau perubahan urutan unsur-unsur kontraksi sintaksis/lebih

tegas lagi perubahan susunan subjek-predikat, menjadi

predikat-subjek. Contoh: Datanglah dia, makanlah dia, lalu

pulanglah dia.

r) Apofasis atau preterisio

Apofasis atau preterisio adalah gaya bahasa berupa

penegasan sesuatu tetapi justru tampak menyangkalnya.

Contohnya: Saya tidak ingin mengungkapkan dalam rapat ini

bahwa putrimu itu telah hamil, telah berbadan dua.

s) Histeron proteron

Histeron proteron adalah gaya bahasa yang merupakan

kebalikan dari sesuatu yang logis. Contoh: Dia membaca

cerita itu sekali dengan cara mengejanya kata demi kata.

Page 46: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

36  

   

t) Hipalase

Hipalase adalah gaya bahasa yang merupakan kebalikan

dari suatu hubungan alamiah antara dua komponen gagasan.

Contoh: Kami tetap bekas mertuamu, utang pinjaman kepada

Pakcikmu.

u) Sinisme

Sinisme adalah gaya bahasa yang brupa sindiran yang

berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap

keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh: Memang Andalah

tokohnya yang sanggup menghancurkan desa ini.

v) Sarkasme

Sarkasme adalah gaya bahasa yang mengandung olok-

olok atau sindiran pedas dan menyakiti hati. Contoh: Mulutmu

harimaumu.

5) Gaya bahasa pertautan

a) Metonimia

Metonimia adalah gaya bahasa yang memakai nama ciri

atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau

hal sebagai penggantinya. Contoh: Para siswa senang sekali

membaca S.T Alisyahbana.

b) Sinekdoke

Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama

bagian sebagai pengganti nama keseluruhan. Contoh: Paman

saya mempunyai dua atap di Jakarta.

Page 47: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

37  

   

c) Alusi

Alusi adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak

langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan pra

anggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh

pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan para

pembaca untuk menangkap pengacuan itu. Contoh: Tugu itu

mengenangkan kita kepada peristiwa Bandung Selatan.

d) Eufimisme

Eufimisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan

yang lebih halus sebagai wujud pengganti ungkapan yang

dirasakan kasar, yang dianggap merugikan atau yang tidak

menenangkan. Contoh: Ibunya telah pulang ke Rahmatulloh

minggu lalu (meninggal).

e) Eponim

Eponim adalah gaya bahasa yang mengandung nama

seorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat

tertentu sehingga nama itu dipakai oleh mengatakan sifat itu.

Contoh: Hercules mengatakan kekuatan.

f) Epitet

Epitet adalah gaya bahasa yang mengandung acuan

yang menyatakan suatu ciri khas dari seseorang atau suatu

hal. Contoh: Lonceng yang bersahut-sahutan di desa

Page 48: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

38  

   

terpencil ini menyongsong mentari pagi bersinar (ayam

jago).

g) Antonomasia

Antonomasia adalah gaya bahasa yang merupakan

penggunaan gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama

diri. Contoh: Rektor mewisuda 350 Sarjana Pendidikan di

IKIP Bandung.

h) Erotesis

Erotesis adalah gaya bahasa yang berupa pertanyaan

retoris dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih

mendalam dan sama sekali tidak menuntut suatu jawaban.

Contoh: Soal ujian tidak sesuai dengan bahan pelajaran.

Herankah kita jika nilai-nilai pelajaran bahasa Indonesia

pada Ebtanas tahun ini merosot dan meresahkan.

i) Paralilisme

Paralilisme adalah gaya bahasa yang berusaha

mencapai kesajajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-

frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk

gramatikal yang sama. Contoh: Baik kaum pria maupun

kaum wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama

menurut hukum.

Page 49: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

39  

   

j) Elipsis

Elipsis adalah gaya bahasa yang di dalamnya

dilaksanakan penanggulangan atau penghilangan kata-kata

yang merupakan unsur penting dalam kontruksi sintaksis

yang lengkap. Contoh: Tadi malam.

k) Gradasi

Gradasi adalah gaya bahasa yang megandung suatu

rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah

yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai satu atau

beberapa ciri semantik secara umum dan juga diantaranya

paling sedikit satu ciri, diulang-ulang dengan perubahan

yang bersifat kuantitaif.

Contoh: Kita malah bermegah jua dalam kesengsaran

kita, karena kita tahu bahasa kesengsaraan itu menimbulkan

ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan uji

menimbulkan harapan, dan harapan tidak mengecewakan.

l) Asindenton

Asindenton adalah gaya bahasa yang berupa acuan

padat dan mampat dimana beberapa kata, frase, atau klausa

yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung,

tetapi biasanya disambungkan dengan tanda koma saja.

Page 50: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

40  

   

m) Polisindenton

Polisindenton adalah gaya bahasa yang berupa

penghubungan beberapa kata, frasa atau klausa yang

berurutan dengan kata-kata sambung. Contoh: Istri saya

menanam nangka dan jambu dan cengkeh dan papaya serta

bawang di pekarangan rumah kami.

6) Gaya bahasa perulangan

a) Aliterasi

Aliterasi adalah gaya bahasa repetisi yang berwujud

perulangan konsonan yang sama pada awal kata. Contoh: Para

damba daku, Datang dari danau, duga dua duka, diam diriku.

b) Asonansi

Asonansi adalah gaya bahasa repetisi yang berwujud

perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh: Muka muda

mudah muram, Tiada siaga tiada biasa, jaga raga tahan harga.

c) Antanakiasis

Antanakiasis adalah gaya bahasa yang mengandung

ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh:

Giginya tanggal dua pada tanggal bulan ini.

d) Kiasmus

Kiasmus adalah gaya bahasa yang berisi perulangan dan

sekaligus pula merupakan inversi hubungan antara dua kata

Page 51: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

41  

   

dalam satu kalimat. Contoh: Yang kaya merasa miskin tetapi

yang miskin merasa kaya, aneh bukan?

e) Epizeukis

Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat

langsung, dengan cara mengulang kata yang dipentingkan

beberapa kali berturut-turut. Contoh: Ingat kamu harus

bertaubat, sekali lagi bertaubat, agar dosa-dosamu diampuni

oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

f) Tautotes

Tautotes adalah gaya bahasa repetisi yang berpa

perulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.

Contoh: Kakanda mencintai Adinda, Adinda mencintai

Kakanda, Kakanda dan Adinda saling mencintai, Adinda dan

Kakanda menjadi satu.

g) Anafora

Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa

perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap hal.

Contoh: Lupakah Engkau bahwa merekalah yang

membesarkan dan mengasuhmu, Lupakah Engkau bahwa

keluarga itulah yang menyekolahkanmu sampai ke Perguruan

Tinggi? Lupakah Engkau bahwa mereka pula yang

mengawinkanmu dan istrimu sekarang?

Page 52: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

42  

   

h) Epistrofa

Epistrofa adalah gaya bahasa repetisi yang berupa kata

atau frase pada akhir baris di kalimat berurutan. Contoh:

Kemarin adalah hari ini, besok adalah hari ini, hidup adalah

hari ini, segala sesuatu adalah hari ini.

i) Simploke

Simploke adalah gaya bahasa repetisi yang berupa

perulangan pada awal dan ahir beberapa baris aau kalimat

berturut-turut. Contoh: Kau katakan aku pelacur. Aku katakan

biarlah kau katakan aku wanita mesum. Aku katana biarlah

kau katakan aku sampah masyarakat. Aku katakan biarlah kau

katakan aku dosa. Aku katakan biarlah.

j) Mesodiplosis

Mesodiplosis adalah gaya bahasa yang berwujud

perulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau

beberapa kalimat berurutan. Contoh: Anak merindukan orang

tua. Orang merindukan anak.

k) Epanalepsis

Epanalepsis adalah gaya bahasa repetisi yang berupa

perulangan kata pertama dari baris, klausa atau kalimat

menjadi yang terakhir. Contoh: Saya akan tetap berusaha

mencapai cita-cita saya.

Page 53: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

43  

   

l) Anadiplosis

Anadiplosis adalah gaya bahasa repetisi dimana kata atau

frase terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau

frasa pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. Contoh:

Dalam raga ada darah, dalam darah ada tenaga, dalam tenaga

ada daya, dalam daya ada segala.

Berdasarkan macam-macam gaya bahasa di atas, Tarigan (1986)

dan Keraf (2010) mempunyai perbedaan dalam membagi jenis-jenis gaya

bahasa. Tarigan membedakan gaya bahasa menjadi empat, yaitu: gaya

bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertauan,

dan gaya bahasa perulangan. Adapun Keraf (2010) membedakan gaya

bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada yang

terkandug dalam wacana, gaya bahasa berdasarkan struktur klaimat, dan

gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Gaya bahasa

berdasarkan langsung tidaknya makna dibagi lagi menjadi gaya bahasa

retoris dan gaya bahasa kiasan. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji

gaya bahasa menggunakan teori dari Keraf (2010).

3. Pembelajaran Sastra

a. Pengertian Pembelajaran Sastra

Istilah ‘pengajaran’ yang mempunyai memberi arti instruction

secara lebih rinci yaitu a preplanned, goal directed educational proces

designed tofacilitate learning. artinya adalah sebuah proses

Page 54: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

44  

   

kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk

mencapai tujuan sertadirancang untuk mempermudah belajar

(Muhibbin, 2003: 35). Yang kini lebih popular dan biasa diucapkan

adalah istilah “pembelajaran“ sejalan dengan semangat perubahan

yang terjadi. “Pengajaran“ banyak dianggap kurang tepat karena

didalamnya terkesan mengandung pengertian bahwa hanya pihak guru

yang berperan aktif, sementara siswa atau peserta didik menerima saja

apa yang disampaikan guru, sedangkan “pembelajaran“ lebih dipilih

dan digunakan secara formal karena di dalam kata ini aktivitas yang

terjadi adalah seimbang antara pihak guru dan peserta didiknya,

mereka sama-sama aktif dan diharapkan sama-sama kreatif.

Pembelajaran puisi dan gaya bahasa di sekolah khususnya di

SMA kelas X hendaknya melibatkan keaktifan siswa dalam

memahami puisi dengan sebaik-baiknya. Pembelajaran sastra

merupakan penyajian karya sastra dalam satuan belajar mengajar di

kelas yang bertujuan untuk menanamkan sikap positif terhadap hasil

karya sastra dalam mewujudkan pemahaman transinformasi dari

tekstual ke faktual. Pembelajaran sastra merupakan satu bidang yang

luas karena pengertian sastra termasuk bagaimanakah mengajarkan

puisi, drama, puisi, cerpen dan lainnya (Jabrohim, 1994: 141-143).

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian dari

pengajaran dan pengajaran bahasa. Namun, ditinjau dari pengajaran

sastra memiliki karakteristik tersendiri, artinya ia memang tidak

Page 55: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

45  

   

dikaitkan dengan pengajaran bahasa. Pengajaran sastra juga meliputi

satu bidang yang luas karena pengertian sastra yang mencakup isi yang

beraneka ragam dalam pengajaran sastra termasuk puisi, drama, puisi,

cerpen dan lainnya.

Kehadiran puisi sebagai salah satu sastra yang sangat

memungkinkan untuk diajarkan di SMA. Salah satu kelebihan puisi

sebagai bahan pembelajaran sastra adalah cukup mudah karya sastra

tersebut untuk dinikmati sesuai dengan tingkat kemampuan masing-

masing dalam memahami tingkat perorangan. Oleh karena itu, guru

diharapkan mampu menyajikan pembelajaran puisi dengan baik dan

menarik. Sekaligus dapat dipahami dan dimengerti sepenuhnya oleh

setiap peserta didik.

Pembelajaran sastra memiliki corak tersendiri yang tidak dapat

diselesaikan semata-mata oleh pembelajaran bahasa. Ditinjau dari

berbagai segi, pembelajaran sastra berhak mendapatkan perhatian

tersendiri karena selain pembelajaran sastra dapat meningkatkan

pembelajaran bahasa, pembelajaran sastra juga dapat sebagai wahana

pendidikan akhlak dan budi pekerti peserta didik. Pembelajaran sastra

di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengekspresikan karya sastra. Kegiatan karya sastra dapat juga

berkaitan dengan latihan mempelajari perasaan, penalaran, daya

khayal, kepekaan terhadap masyarakat, budaya, lingkungan bahkan

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 56: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

46  

   

b. Fungsi Pembelajaran Sastra

Menurut Rahmanto (1988: 16), pembelajaran berfungsi sebagai

berikut.

1) Membantu ketrampilan berbahasa

Membantu ketrampilan berbahasa maksudnya adalah sastra

dapat sebagai penunjang empat ketrampilan berbahasa, yaitu (1)

menyimak, (2) berbicara, (3) membaca dan (4) menulis.

2) Meningkatkan ketrampilan budaya

Meningkatkan ketrampilan budaya maksudnya adalah sastra

tidak seperti ilmu kimia atau matematik, tetapi sastra selalu

mencerminkan kebudayaan suatu daerah yang melahirkan sastra

tersebut.

3) Mengembangkan cipta dan rasa

Mengembangkan cipta dan rasa maksudnya adalah setiap

guru hendaknya menyadari bahwa setiap siswa adalah individu yang

khas kemampuan dan intelektual.

4) Menunjang pembentukan watak

Menunjang pembentukan watak maksudnya adalah bahwa

dalam pembelajaran sastra dapat menunjang pembentukan watak

baik itu segi positif maupun negatif tergantung dari sastra yang

dibaca.

Page 57: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

47  

   

c. Pembelajaran Puisi dalam Kurikulum

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, pembelajaran sastra di

SMA meliputi sebagai berikut.

1) Standar Kompetensi

Dalam silabus pembelajaran sastra di SMA tercantum

standar kompetensi membahas puisi melalui kegiatan diskusi.

2) Kompetensi Dasar

Dalam silabus pembelajaran di SMA tercantum kompetensi

dasar menemukan majas atau gaya bahasa dalam puisi.

3) Indikator

Berbagai silabus mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

kelas X, indikator pembelajaran puisi yang dicapai adalah:

a) menentukan kata-kata sulit dalam puisi;

b) mencari gaya bahasa yang terkandung dalam puisi;

c) mendiskusikan maknai yang terdapat dalam puisi.

d. Tujuan Pembelajaran

Pada umumnya kita sependapat bahwa pembelajaran sastra

harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi sastra anak didik agar

anak memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati, dan

menghargai suatu cipta sastra.

Menurut Rahmanto (1988: 16), tujuan dari pembelajaran sastra

di sekolah adalah untuk ketrampilan berbahasa, meningkatkan

Page 58: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

48  

   

pengetahuan, mengembangkan cipta dan rasa serta menjunjung

pembentukan watak.

e. Bahan Pembelajaran

Bahan pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan

dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar tidak akan

berjalan jika guru yang akan mangajar tidak memiliki dan menguasai

bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. Ada dua

persoalan dalam penguasaan bahan pembelajaran ini, yakni

penguasaan bahan pembelajaran pokok, dan bahan pambelajaran

pelengkap. Bahan pembelajaran pokok adalah bahan pembelajaran

yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan

profesinya (disiplin keilmuannya). Bahan pembelajaran pelengkap

adalah bahan pembelajaran yang dapat membuka wawasan seorang

guru dalam mengajar dan menunjang menunjang penyampaian bahan

pembelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang

terlepas dari disiplin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai

penunjang dalam penyampaian bahan pembelajaran pokok. Pemakaian

bahan pembelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan

pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi

kepada sebagian besar atau semua anak didik.

Bahan adalah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang

disebut sebagai sumber (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa

pesan untuk tujuan pembelajaran (Sudirman, 1991: 203). Bahan

Page 59: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

49  

   

pembelajaran menurut Arikunto (2010) merupakan unsur inti yang ada

di dalam kegiatan belajar mengajar karena memang bahan

pembelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik.

Oleh karena itu, guru khususnya atau pengembang kurikulum

umumnya, tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh mana bahan-

bahan yang topiknya tertera dalam silabus berkaitan dengan kebutuhan

anak didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula.

Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai

dengan kebutuhan anak didik.

f. Strategi Pembelajaran

Strategi yang digunakan seorang guru dalam proses kegiatan

pembelajaran sebagai berikut:

1) mempelajari puisi yang akan diajarkan:

2) sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru hendaknya

mempelajari puisi yang akan diajarkan.

Langkah-langkah yang diambil dalam mempelajari puisi antara

lain:

a) membaca kumpulan puisi dengan teliti;

b) mencatat kata-kata yang sulit dimengerti untuk dicari maknanya

dalam kamus;

c) memberi tanda atau mencatat bagian kalimat yang mengandung

aspek perwatakan;

d) mengelompokkan berdasarkan jenisnya.

Page 60: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

50  

   

Dalam langkah-langkah tersebut, guru telah mempunyai

persiapan yang matang dalam menyampaikan materi. Dengan

persiapan yang matang, guru lebih percaya diri di depan siswa.

Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, guru

hendaknya dapat menyesuaikan situasi dan kondisi mengenai metode

yang digunakan bersama-sama. Langkah-langkah yang digunakan guru

saat KBM berlangsung antara lain sebagai berikut.

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

2) Setiap siswa dalam anggota kelompok diberi aspek sosial dalam

puisi yang berbeda.

3) Anggota dari kelompok yang berbeda yang mempelajari aspek

sosial, yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli)

untuk mendiskusikan sub bab yang sama.

4) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan menjelaskan secara bergantian sesama teman

anggota kelompok tentang aspek sosial yang telah mereka pelajari

dan anggota lain mempelajari dengan sungguh-sungguh.

5) Tiap tim ahli mendiskusikan hasil diskusi.

6) Guru memberi evaluasi.

g. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi

intruksional ,metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk

menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan

Page 61: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

51  

   

kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2013: 145).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sastra, guru sebaiknya menggunakan

cara atau metode yang sesuai dengan tujuan, bahan dan keadaan siswa

yang belajar (Rusyana, 1984: 315). Oleh karena itu, guru harus

menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang

disajikan. Metode yang dipilih sebaiknya yang lebih banyak

memberikan peluang bagi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru bisa menggunakan

metode secara bervariasi, yaitu metode diskusi dan metode pemberian

tugas.

Metode pembelajaran sastra ada beberapa macam disesuaikan

dengan materi yang akan disampaikan guru. Penulis memilih dua

metode yang tepat, yaitu metode diskusi dan metode pemberian tugas

belajar.

1) Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan suatu cara untuk menguasai

bahan pelajaran melalui tukar pendapat berdasarkan pengetahuan

dan pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu

masalah. Metode ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan,

yaitu sebagai berikut.

a) Kelebihan metode diskusi antara lain:

(1) merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide,

gagasan dan terobosan baru dalam pemecahan masalah;

Page 62: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

52  

   

(2) mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain;

(3) memperluas wawasan;

(4) membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam

memecahkan suatu masalah.

b) Kekurangan metode diskusi antara lain:

(1) pembicaraan terkadang menyimpang dari topik sehingga

memerlukan waktu yang panjang dan lama;

(2) tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar;

(3) peserta mendapat informasi terbatas;

(4) mungkin dikuasai oleh yang suka berbicara atau

menonjolkan diri.

2) Metode pemberian tugas belajar

Metode resutasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan

dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan

kegiatan belajar mengajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan

oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di

laboratorium, di perpustakaan, di mana saja asalkan tugas tersebut

bisa dikerjakan. Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam

penggunaan metode tugas atau resitasi, yaitu sebagai berikut.

a) Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya

mempertimbangkan hal berikut, antara lain:

Page 63: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

53  

   

(1) tujuan yang akan dicapai;

(2) jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa

yang ditugaskan tersebut;

(3) sesuai dengan kemampuan siswa;

(4) ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa;

(5) sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas

tersebut.

b) Langkah Pelaksanaan Tugas, antara lain:

(1) diberikan bimbingan atau atau pengawasan oleh guru;

(2) diberikan dorongan agar anak mau bekerja;

(3) diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak

menyuruh orang lain;

(4) dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh

dengan baik dan sistematik.

c) Fase Mempertanggungjawabkan Tugas.

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini antara lain:

(1) laporan siswa baik lisan maupun tulisan dari apa yang telah

dikerjakannya;

(2) ada tanya jawab atau diskusi kelas;

(3) penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun

nontes atau cara lainnya.

Metode ini memiliki kelebihan atau kekurangan, yaitu:

a) Kelebihan metode tugas atau resitasi antara lain:

Page 64: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

54  

   

(1) lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas

belajar individual atau kelompok;

(2) dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar

pengawasan guru;

(3) dapat membina tanggung jawab dari disiplin siswa;

(4) dapat mengembangkan kreativitas siswa.

b) Kekurangan metode tugas atau resitasi antara lain:

(1) siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan tugas

atau orang lain;

(2) khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif,

mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota

tertentu saja sedangkan anggota lainnya tidak

berpartisipasi dengan baik;

(3) tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan

perbedaan individu siswa;

(4) sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi)

dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Menurut penulis, sebaiknya kita mengajarkan dengan metode

diskusi di kelas karena metode diskusi ini kita akan melihat bagaimana

apresiasi siswa dalam menikmati suatu karya sastra. Siswa harus aktif

dalam memecahkan sebuah permasalahan apa yang terkandung dalam

karya sastra tersebut berdasarkan perintah dari guru.

Page 65: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

55  

   

Dari beberapa kelompok mungkin terdapat perbedaan pendapat

dan melalui kegiatan diskusi inilah siswa diajarkan untuk mulai

menghargai pendapat satu kelompok dengan kelompok yang lainnya

sehingga dapat menumbuhkan sifat saling menghargai pendapat

kemudian mengajarkan untuk bersosialisasi, belajar musyawarah untuk

mencapai kata mufakat atau keseragaman pendapat.

h. Model Pembelajaran Gali Kunci

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru

di kelas. Guru perlu menguasai dan menerapkan berbagai strategi

pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran secara spesifik. Penguasaan model pembelajaran akan

mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran

(Depdiknas:4).

Salah satu model pembelajaran yang dibahas adalah gali kunci.

Model pembelajaran dengan diberikan sebuah kata kunci dalam proses

mengerjakannya.

Berangkat dari hakikat puisi yang berupa pemadatan kata, bahkan kata melahirkan berjuta makna, kata mempunyai otoritas yang juga tidak boleh terjajah oleh pengguna kata-kata. Kata kunci di sini adalah kata-kata yang penulis pilih lalu siswa menggali kata-kata lain yang berkaitan dengan kata kunci yang dimaksud. Kata kunci yang digunakan masih tersembunyi dalam suatu amplop. Siswa dibentuk berkelompok. Setiap kelompok mendapat satu amplop kata kunci. Dalam kelompok siswa menggali kata-kata yang berkait dengan kata kunci tersebut. Setelah setiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya, secara perorangan mencoba untuk menyusun kata-kata yang

Page 66: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

56  

   

telah diperoleh dalam kelompok menjadi puisi utuh. Setelah selesai, setiap siswa membacakan puisinya di depan kelas dan akan ditanggapi oleh siswa lain dan juga guru (Partinem:15). Teknik ini berupa pemberian stimulus berupa sebuah kata kunci

yang harus dieksplorasi oleh siswa sesuai dengan pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki siswa.Dari eksplorasi kata yang terkumpul

barulah disusun menjadi sebuah puisi. Dengan kata lain, teknik ini

sebagai pemantik awal atau pancingan agar siswa tidak kesulitan

menemukan ide dalam menulis puisi, dengan kata kunci yang

diberikan diharapkan siswa dapat menemukan ide untuk membuat

puisi melalui tema dari kata kunci tersebut.

i. Sumber belajar

Sumber belajar siswa dapat menggunakan buku-buku pelajaran

yang diwajibkan, buku pelajaran yang pernah dipakai dan masih

sesuai, buku pelengkap, buku bacaan, kamus, ensiklopedia,

narasumber. Media sebagai sumber pembelajaran dapat

diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, daya liputnya dan dari bahan

serta cara pembuatannya.

Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja,seperti radio, cassette recorder;

2) media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan, seperti slide, foto, gambar;

Page 67: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

57  

   

3) media audiovisual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar.

j. Evaluasi

Pada akhir pelaksanaan kegiatan diadakan evaluasi. Hasil

evaluasi siswa diorientasikan dengan tujauan yang telah direncanakan.

Kegiatan belajar itu akan berhasil jika hasil evaluasi dengan tujuan

sesuai. Evaluasi selalu memegang peranan yang penting dalam segala

bentuk pengajaran yang efektif. Dengan evaluasi diperoleh balikan

atau feedback yang dipakai untuk memperbaiki dan merevisi bahan

atau metode pengajaran, atau menyesuaikan bahan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan. Evaluasi berguna untuk mengetahui

hingga manakah siswa lebih mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan (Nasution:78-79).

Page 68: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

58  

   

BAB III METODE PENELITIAN

Penulis mengemukakan enam bagian pokok, yaitu: jenis penelitian, subjek dan

objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument, teknik analisis data, dan

teknik penyajian hasil analisis.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripsi yang bermakna

penelitian yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara

kuantifikasi lainnya (Moleong, 2010: 6). Dalam hal ini bidang kajian yang

menjadi penelitian adalah sastra.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah gaya bahasa apa saja yang terdapat

dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu

Wahyudi serta makna gaya bahasa dalam puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi.

2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah antologi

puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi,

penerbit Bukupop tahun 2009 dengan jumlah halaman 105.

58

Page 69: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

59  

   

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan

teknik pustaka. Teknik observasi adalah pengamatan langsung dengan

membaca secara kritis dan teliti seluruh isi wacana dan dialog dalam sebuah

teks sastra (Arikunto, 2010: 200). Adapun teknik studi pustaka adalah

mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto,

1992: 42).

Adapun teknik studi pustaka pengumpulan data tersebut melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

1) mencari sumber referensi terkait teori gaya bahasa;

2) membaca sumber referensi teori gaya bahasa;

3) membaca sumber tertulis dengan teliti dan berulang yaitu pada antologi

puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi

dengan pemahaman yang sungguh-sungguh;

4) mengidentifikasi data penelitian yang berhubungan dengan penggunaan

gaya bahasa serta makna dari gaya bahasa pada puisi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi;

5) mengelompokkan data menjadi satu kesatuan sesuai kelompok masing-

masing data penelitian;

6) mencatat hasil pengelompokkan data tersebut dalam nota pencatatan.

Page 70: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

60  

   

D. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010: 192) mengatakan bahwa instrumen adalah alat bantu

yang dipergunakan untuk penelitian. Instrumen yang dipakai dalam penelitian

ini adalah nota pencatat data dan alat tulisnya. Kertas pencatat digunakan untuk

mencatat data yang berupa kutipan-kutipan dalam antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi adalah objek kajian skripsi.

Tabel 1. Tabel instrumen penelitian gaya bahasa

No Gaya Bahasa Kutipan Makna

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, teknik analisis data dengan

menggunakan metode analisis isi. Menurut Jabrohim (2002: 5), metode analisis

isi adalah mengkaji isi teks dengan teliti dan menyeluruh. Pengkajian atau

analisis data-data secara menyeluruh dengan menggunakan kajian atau analisis

data-data secara menyeluruh dengan menggunakan teori sastra yaitu dengan

mengkaji isi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) adalah objek kajian

skripsi karya Ibnu Wahyudi dengan kritis dan teliti. Setiap data dideskripsikan

secara jelas. Adapun teknik analisis data sebagai berikut:

1. mencocokkan hasil pengumpulan data tentang macam gaya bahasa dalam

antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu

Wahyudi sesuai dengan macam-macam teori gaya bahasa dari Gorys Keraf

Page 71: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

61  

   

dengan perincian: gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa

berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa

kiasan, serta gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna;

2. mengidentifikasi gaya bahasa dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi sesuai dengan jenis gaya bahasa

dari teori Gorys Keraf;

3. mengidentifikasi makna dari gaya bahasa dalam antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi;

4. menyimpulkan hasil analisis dari pembahasan awal sampai akhir, dari

penelitian dan pembahasan yang telah kita teliti secara keseluruhan.

F. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Teknik penyajian hasil analisis data yang penulis gunakan berupa

teknik informal. Teknik informal adalah perumusan dengan menggunakan

kata-kata biasa tanpa menggunakan rumus atau simbol (Sudaryanto, 1993:114).

Pada penelitian yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa Pada Antologi Puisi

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Kumpulan Sajak (2006-2008)

Karya Ibnu Wahyudi dan Penerapan Pembelajaran di SMA Kelas X”,

penyajian hasil analisis yang berupa gaya bahasa pada antologi puisi Ketika

Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Kumpulan Sajak (2006-2008) KaryaIbnu

Wahyudi disajikan dengan menggunakan kata-kata biasa.

Page 72: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

62  

   

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Penulis mengemukakan dua bagian pokok, yaitu: penyajian data dan pembahasan

data.

A. Penyajian Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan puisi yang

terdapat pada Antologi Puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya

Ibnu Wahyudi. Data-data tersebut menjelaskan adanya beberapa gaya bahasa

yang terkandung dalam puisi. Dalam penelitian ini disajikan 60 puisi dengan

menggunakan teori dari Keraf (2010). Di dalamnya memuat beberapa gaya

bahasa berdasarkan dari struktur kalimat; serta gaya bahasa berdasarkan

langsung tidaknya makna. Sebelum dilakukan analisis berkaitan dengan gaya

bahasa, terlebih dahulu akan disajikan data-data yang mendukung tentang gaya

bahasa tersebut, yaitu berupa kutipan-kutipan langsung dari objek penelitian.

Di bawah ini kutipan-kutipannya:

1. Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dalam penelitian ini

meliputi repetisi anfora dan anadoplosis.

Tabel 2. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat

No Gaya Bahasa Judul Halaman 1

Repetisi a. Anaphora

Ketika Cinta Asyik Sendiri Ketika Cinta Enggan Berteriak Ketika Cinta Dalam

47

48

51

62

Page 73: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

63  

   

b. Anadiplosis

Tanda Tanya Ketika Cinta Serupa Asap Ketika Cinta Dalam Galau Ketika Cinta Terperangkap Gamang Ketika Cinta Kehilangan Gairah

53 64

67

68

2. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

Gaya bahasa berdsarkan langsung tidaknya makna meliputi aliterasi,

asonansi, anastrof, eufemismus, dan hiperbola.

Tabel 3. Gaya Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

No. Gaya bahasa Judul Halaman 1. Aliterasi Ketika Cinta Kehilangan

Bara Ketika Cinta Cuma Sebatas Kata Ketika Cinta Tak Jua Tiba Ketika Cinta Tersaput Mendung Ketika Cinta Cuma Gerimis

1 6 8

46

24

2.

Asonansi

Ketika Cinta Membelah Diri Ketika Cinta Reda Gemuruhnya Ketika Cinta Membawa Debar Ketika Cinta Mesti

2 3 4 9

Page 74: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

64  

   

Pudar Ketika Cinta Ibarat Ayat

17 3. Anastrof Ketika Cinta Cuma

Sebatas Kata Ketika Cinta Bercuriga

6

60 4. Eufimismus Ketika Cinta Menghalau

Sapa Ketika Cinta Menyiasati-Mu

63

62

5. Hiperbola Ketika Cinta Mewujud Jarum Berkarat Ketika Cinta Menjadi Alun Ketika Cinta Meradang Ketika Cinta Tak Jua Tiba

49

32

16 8

Tabel 4. Gaya bahasa kiasan

No. Gaya bahasa Judul Puisi Halaman 1. Persamaan

atau simile Ketika Cinta Ibarat Ayat Ketika Cinta Cuma Sebatas Kata Ketika Cinta Ibarat Sisipus Ketika Cinta Menyisik Saku Ketika Cinta Tak Terbaca Sebagai Isyarat Ketika Cinta Serupa Air Mata

17 6

52

26

39

36

2. Alegori, parable, fable

Ketika Cinta Masih Ragu Ketika Cinta Terjebak di Kemacetan

29

34

Page 75: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

65  

   

Ketika Cinta jarum Berkarat Ketika Cinta Cuma Di Garasi

49

50

3. Personifikasi Ketika Cinta Tak Kuasa Bersandiwara Ketika Cinta Enggan Berteriak Lantang Ketika Cinta Asyik Sendiri

65

48

47 4. Antonomasia Ketika Cinta Tak Terbaca

Ketika Cinta Cuma Di Garasi Ketika Cinta Serupa Asap Ketika Cinta tanya Terasa Senja Ketika Cinta Menyiasati-Mu Ketika Cinta Terperangkap Gamang

39

50

53

54

62

67

5. Ironi, sinisme, dan sarkasme

Ketika Cinta Enggan Berteriak Ketika Cinta Mewujud jalan Berkarat Ketika Cinta Adalah Angin Pagi

48

49

15

B. Pembahasan Data

1. Gaya Bahasa Dalam Antologi Puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak

(2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi dan Pembelajarannya Di SMA.

Antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya

Ibnu Wahyudi dianalisis menggunakan teori dari Keraf yang membagi

Page 76: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

66  

   

gaya bahasa berdasarkan empat pengelompokkan, yaitu berdasarkan

pilihan kata, berdasarkan nada, berdasarkan struktur kalimat, berdasarkan

langsung tidaknya makna, akan tetapi dalam antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi hanya ditemukan gaya

bahasa berdasarkan struktur kalimat dan langsung tidaknya makna.

a. Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dalam antologi puisi

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi,

hanya meliputi: repetisi yang berupa anafora, simploke, mesodiplosis,

epanalepsis, anadiplosis. Berikut akan penulis uraikan pembahasan

data gaya bahasa repetisi dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi ini.

1) Repetisi Anafora

Repetisi anafora merupakan repetisi yang berwujud

perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya.

Penggunaan anafora dimaksudkan pengarang untuk memberikan

tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai pada awal dan akhir.

Gaya bahasa ini tampak pada judul puisi berikut:

a) Gaya Bahasa Repetisi Anafora pada Puisi Berjudul

“Ketika Cinta Asyik Sendiri”

Yang telah lama kau pikat dengan cuma tanda Yang bisa saja salah ditelisik oleh waktu? (Ketika Cinta:47)

Page 77: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

67  

   

Gaya bahasa repetisi anafora adalah gaya bahasa

repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada tiap baris

atau kalimat berikutnya. Penggunaan anafora dimaksudkan

pengarang untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks

yang sesuai pada awal dan akhir. Pada kutipan puisi “Ketika

Cinta Asyik Sendiri” terdapat kalimat ‘yang telah lama kau

pikat’ yang kemudian diulang dalam baris berikutnya dengan

kalimat ‘yang bisa saja ditelisik waktu’. Dari dua kalimat

yang disusun dua baris tersebut, pengarang mengulang kata

‘yang’ berturut-turut dan memberikan tekanan kepada

pembaca, tentang hubungan cinta yang saling acuh tak acuh,

sementara ia sudah terikat dalam ikatan, barangkali

keputusan salah yang telah diambil dan hanya waktu yang

menjawab.

b) Gaya Bahasa Repetisi Anafora pada Puisi Berjudul

“Ketika Cinta Enggan Berteriak”

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)mu enggan berteriak lantang Celaka juga kalau aku hanya berdiam diri Maka kusapa senar di alun rasamu yang nyalang Biar jalanmu tak bersicakap di dermaga hati Yang lain Yang jalang (Ketika Cinta:48)

Pada kutipan puisi “Ketika Cinta Enggan Berteriak”

terdapat kalimat ‘yang lain’ yang kemudian diulang dalam

Page 78: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

68  

   

baris berikutnya dengan kalimat ‘yang jalang’. Kata ‘yang’

diulang dua kali sehingga termasuk anafora. Penggunaan

anafora dimaksudkan pengarang untuk memberikan tekanan

dalam sebuah konteks yang sesuai pada awal dan akhir. Dari

dua kalimat yang disusun dua baris tersebut, pengarang

berusaha memberikan tekanan kepada pembaca tentang sikap

diam di saat cinta menyapa hatinya, dapat berakibat tidak baik,

dilihat dari kata ‘jalang’ yang bermakna liar. Maka, utarakanlah

apa yang ada di dalam hati agar perasaan lebih terjaga.

c) Gaya Bahasa Repetisi Anafora pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Dalam Tanda Tanya”

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) kita dalam tanda tanya jangan bertanya kepada selaksa ragu Tanya pada nurani yang selama ini dalam abai Yang selalu berada di belakang tanda seru Mari kembali kepada rasa yang damai (Ketika Cinta:51)

Pada kutipan puisi “Ketika Cinta Dalam Tanda Tanya”

terdapat kalimat ‘jangan bertanya kepada selaksa ragu yang

kemudian diulang dalam baris berikutnya dengan kalimat

‘tanya kepada nurani’. Kata ‘tanya’ diulang sebanyak dua kali

berturut-turut. Pengarang menekankan ketika cinta masih penuh

teka-teki maka jangan bertahan pada keraguan, tetapi

hendaklah tetap optimis, bertanya kepada hati kecil yang putih

Page 79: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

69  

   

bersih. Tidak perlu diselesaikan dengan rasa amarah, namun

rasa damai.

d) Gaya Bahasa Repetisi Anafora pada Puisi Berjudul

“Ketika Cinta Serupa Asap”

Ketika Cinta MU terasa serupa asap Ku harus tahu hari-hariku yang lindap Karena sepertinya aku lebih menuhankanmu Dan engkau pun malah merosokkanku Ke dalam gelap Ke jalan tanpa rambu (Ketika Cinta:53)

Pada kutipan puisi “Ketika Cinta Serupa Asap”

terdapat kalimat ‘ke dalam gelap’ yang kemudian diulang

dalam baris berikutnya dengan kalimat ‘ke jalan tanpa ragu’.

Dari dua kalimat yang disusun dua baris tersebut, terdapat

pengulangan kata depan ‘ke’. Pengarang menceritakan bahwa

Dia telah mengujinya ke dalam jalan yang gelap atau tidak

baik, serta jalan yang penuh kebebasan karena jauh dari nilai-

nilai Illahiyah. Orang yang telah terjerembab ke dalam

kubangan dosa. Pemahaman aturan-aturan Tuhan yang salah,

sehingga membuat dirinya justru terjebak dalam dosa yang

tiada tara.

Page 80: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

70  

   

e) Gaya Bahasa Repetisi Anafora pada Puisi Berjudul

“Ketika Cinta Dalam Galau”

Kegalauan adalah sebuah jalan Kegalauan adalah sebuah jembatan (Ketika Cinta:64)

Pada kutipan puisi “Ketika Cinta Dalam Galau”

terdapat kalimat ‘Kegalauan adalah sebuah jalan’ yang

kemudian diulang dalam baris berikutnya dengan kalimat

‘Kegalauan adalah sebuah jembatan. Dari dua kalimat yang

disusun dua baris tersebut terdapat pengulangan kata

‘kegalauan’ sebanyak dua kali pada baris berturut-turut.

Pengarang menjelaskan tentang definisi dari galau itu sendiri.

Galau merupakan persaan yang bisa dijadikan sebagai

penghubung yang mewakili suasana hati.

f) Gaya Bahasa Repetisi Anafora pada Puisi Berjudul

“Ketika Cinta Terperangkap Gamang”

mungkin soalnya hanya pemupukan rasa yang sering kita tepikan di selokan duniawi yang alirnya sesaat sesaat pun sesat (Ketika Cinta:67)

Pada kutipan puisi “Ketika Cinta Terperangkap Dalam

Gamang” terdapat kata ‘sesaat’ yang diulang sebanyak dua

kali. Dari dua kalimat yang disusun dua baris tersebut,

Page 81: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

71  

   

pengarang menekankan perilaku manusia yang terjerembab

ke dalam sifat keduniawian atau sekuler, dimana jalan di

dalamnya penuh dengan kubangan dosa.

2) Repetisi anadiplosis

Repetisi anadiplosis merupakan repetisi kata atau frasa

terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa

pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. Penggunaan

anadiplosis dimaksudkan pengarang untuk memberikan tekanan

seperti repetisi yang lain. Gaya bahasa ini tampak pada judul puisi

berikut.

a) Gaya Bahasa Repetisi Anadiplosis pada Puisi Berjudul

“Ketika Cinta Kehilangan Gairah”

Ketika Cinta mu resah dalam arah Gairah juga tersesat di antah berantah Kompas hati agaknya kita yang perlu Ayo kembali pada lajur yang dulu Yang dulu kita rangkai bersama Dengan saling menyisihkan beda (Ketika Cinta:68)

Pada kutipan dalam puisi “Ketika Cinta Terperangkap

Dalam Gamang” terdapat dua kata ‘yang dulu’ diulang

sebanyak dua kali. Dari dua kalimat yang disusun dua baris

tersebut, kata terakhir yang diulang pada awal kalimat.

Pengarang menekankan manusia yang telah menjauh dari

cintanya, alangkah baiknya untuk sama berintrospeksi dan

Page 82: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

72  

   

merenungi sgala pilihan yang telah terjadi, sebuah perbedaan

yang ditepis jauh demi menyatukan dua hati.

b. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya

makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna

denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Gaya bahasa ini dibagi

menjadi dua yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan:

1. Gaya Bahasa Retoris

Gaya bahasa retoris dalam antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi:

aliterasi, asonansi, anastrof, eufemismus, hiperbola. Berikut akan

penulis uraikan pembahasan data gaya bahasa repetisi dalam

antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu

Wahyudi ini.

a) Gaya bahasa aliterasi

Aliterasi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud

perulangan konsonan yang sama. Dipergunakan dalam puisi

untuk perhiasan atau untuk penekanan. Seperti dalam kutipan-

kutipan dalam puisi di bawah ini.

1) Gaya Bahasa Aliterasi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Kehilangan Bara”

Siapa tahu ia hanya sejenak mengambil jeda Dari mimpi yang biasa berapi- api (Ketika Cinta:1)

Page 83: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

73  

   

Pada puisi berjudul “"Ketika Cinta Kehilangan Bara”

terdapat perulangan konsonan untuk menekankan pesan yang

ingin disampaikan oleh pengarang. Kata tersebut nampak pada

kalimat ‘biasa berapi-api’. Pada kalimat itu nampak

pengulangan huruf [p] dan [b]. Pengarang bermaksud ingin

menyampaikan pesan tentang mimpi yang biasa menggelora

sebagai bahan referensi atas semangat cintanya.

2) Gaya Bahasa Aliterasi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Cuma Sebatas Kata”

Ketika Cinta cuma sebatas kata Harus hati-hati aku mengejanya Karena kata-kata itu bagaikan sembilu Melukaiku setiap waktu (Ketika Cinta:6)

Pada puisi di atas terdapat perulangan konsonan untuk

menekankan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Kata tersebut nampak pada kalimat ‘harus hati-hati’ dan

‘karena kata-kata’. Pada kalimat itu nampak pengulangan

huruf [h] dan [k]. Pengarang bermaksud ingin menyampaikan

pada pengulangan huruf h sebagai pesan ringan namun penuh

penekanan untuk waspada dan juga penekanan pada huruf k

sebagai penguat dan peringatan.

Page 84: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

74  

   

3) Gaya Bahasa Aliterasi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Tak Jua Tiba”

Ketika cintamu tak jua tiba Jangan sampai ia tiba-tiba membuta (Ketika Cinta:8)

Pada puisi di atas terdapat perulangan konsonan untuk

menekankan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Kata tersebut nampak pada kalimat ‘ketka cintamu tak jua tiba’

dan ‘tiba-tiba membuta’. Pada kalimat itu nampak

pengulangan huruf [t] dan [b]. Pengarang bermaksud ingin

menyampaikan pesan pada pengulangan huruf tersebut untuk

selalu waspada dan bersikap tenang menghadapi situasi.

4) Gaya Bahasa Aliterasi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Tersaput Mendung”

Ke dermaga Kasih Kita (Ketika Cinta:46)

Pada puisi di atas terdapat perulangan konsonan untuk

menekankan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Kata tersebut nampak pada kalimat ketiga kalimat dengan

huruf awal Pada kalimat itu nampak pengulangan huruf [k].

Pengarang bermaksud ingin menyampaikan pesan pada

pengulangan huruf k penekanan akhir cinta.

Page 85: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

75  

   

5) Gaya Bahasa Aliterasi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Cuma Gerimis”

Ketika cinta cuma mengirim gerimis Terimalah ia dengan selaksan jendela Kalaupun ia semakin menipis Cintalah jua yang membangun jembatan rasa (Ketika Cinta:24)

Pada puisi di atas terdapat perulangan konsonan untuk

menekankan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Pada kalimat di atas nampak pengulangan huruf [s] dan [m].

Pengarang bermaksud ingin menyampaikan pesan pada

pengulangan huruf tersebut merupakan sebuah pesan yang

terasa ringan dan mudah diterima.

b) Gaya Bahasa Asonansi

Asonansi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud

perulangan bunyi vokal yang sama. Asonansi dalam

penggunaannya menimbulkan efek bunyi yang merdu dan indah

terdengar apabila dibacakannya.

1) Gaya Bahasa Asonansi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Membelah Diri”

Ketika cinta tiba-tiba membelah diri Kita sering lupa: ada yang terdadah nyeri Cuma karna ia bernama asmara Ia bisa kehilangan mata Menjadi dusta Juga membuta (Ketika Cinta:2)

Page 86: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

76  

   

Pada puisi di atas terdapat pengulangan vokal [a] yang

tidak memberikan makna yang penting namun, memberikan

kesan yang indah dan harmoni ketika dibacakan.

2) Gaya Bahasa Asonansi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Reda Gemuruhnya”

Ketika cinta mereda gemuruhnya Renda lagi dengan kata-kata Karena cinta baru bias bermakna Ketika rasa menjadi tak lagi biasa (Ketika Cinta:3)

Pada puisi di atas terdapat pengulangan vokal [a] yang

tidak memberikan makna yang penting namun, memberikan

kesan yang indah dan harmoni ketika dibacakan.

3) Gaya Bahasa Asonansi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Membawa Debar”

Ketika cinta tak lupa membawa debar Sadarkah kita akan kesementaraan Yang lebih suka memberi fatamorgana Dari pada yang nyata di mata? (Ketika Cinta:4)

Pada puisi di atas terdapat pengulangan vokal [a] yang

tidak memberikan makna yang penting namun, memberikan

kesan yang indah dan harmoni ketika dibacakan.

Page 87: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

77  

   

4) Gaya Bahasa Asonansi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Mesti Pudar”

Ketika cinta kita ujung-ujungnya mesti pudar Aku akan menjaga sisa dan rasa di hati Agar tegar dan nalar pun tak segera buyar Biar cinta itu tetap hidup dan meniti hati (Ketika Cinta:9)

Puisi di atas terdapat pengulangan vocal [a], [u] yang

tidak memberikan makna yang penting namun, memberikan

kesan yang indah dan harmoni ketika dibacakan.

5) Gaya Bahasa Asonansi pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Ibarat Ayat”

Ketika cintamu ibarat sebuah ayat Aku kan genapi ia menjadi maklumat Bersijingkat dalam rinai harap yang biru Untuk menatap setiap isyarat darimu Tapi, kapankah itu? (Ketika Cinta:17)

Pada puisi di atas terdapat pengulangan vokal [a] yang

tidak memberikan makna yang penting namun, memberikan

kesan yang indah dan harmoni ketika dibacakan.

c) Gaya Bahasa Anastrof

Gaya bahasa anastrof semacam gaya retoris yang diperoleh

dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat. Pada

kesempatan lain gaya bahasa ini juga disebut dengan pembalikan

dari subjek menjadi objek. Biasanya berwujud kalimat perintah.

Page 88: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

78  

   

1) Gaya Bahasa Anastrof pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Cuma Sebatas Kata”

Ketika Cinta cuma sebatas kata Harus hati-hati aku mengejanya Karena kata-kata itu bagaikan sembilu Melukaiku setiap waktu (Ketika Cinta:6)

Pada puisi di atas terdapat gaya bahasa anastrof. Dalam

kalimat kedua. Struktur pola kalimatnya terbalik antara subjek

dan predikatnya.” Harus hati-hati aku mengejanya” seharusnya

‘aku harus hati-hati mengejanya’.

2) Gaya Bahasa Anastrof pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Bercuriga”

Dalam bahasa yang hanya kita Ya kita, mampu beroleh sejantung arti (Ketika Cinta:60)

Pada puisi di atas terdapat gaya bahasa anastrof. Dalam

kalimat kedua. Struktur pola kalimatnya terbalik antara subjek

dan predikatnya ‘Dalam bahasa yang hanya kita’. Dapat

dibenarkan dengan kalimat ‘dalam bahasa yang kita mampu

beroleh sejantung hati’.

d) Gaya Bahasa Eufemismus

Mempunyai arti mempergunakan kata-kata dengan arti yang

baik atau dengan tujuan yang baik. Eufemismus bisa dikatakan

semacam acuan berupa ungkapan-ungkpan yang tidak

Page 89: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

79  

   

menyinggung perasaan orang, atau ungkapan-ungkapan yang

halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan

menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu

yang tidak menyenangkan.

1) Gaya Bahasa Eufemismus pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Menghalau Sapa”

Ketika cinta lebih suka menghalau sapa Ada yang luka selalu bersebab sianida Yang merayap ke segenap rasa yang lengkap Berdiam lama dalam jejak asmara nan senyap (Ketika Cinta:63)

Pada puisi di atas terdapat gaya bahsa eufemismus pada

kata bersebab sianida. Sianida adalah senyawa kimia yang

mengandung kelompok siano C≡N, dengan atom karbon

terikat-tiga ke atom nitrogen. Senyawa ini CN− sangat

beracun. Pengarang bermaksud mengungkapkan luka yang

perih namun, digantikan dengan bahasa pemakain unsur kimia

yang semua orang belum tentu tahu maksudnya, namun pada

intinya adalah agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

2) Gaya Bahasa Eufemismus Pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Menyiasati-Mu”

Ketika cintaku lintang pukang menyiasati Mu . (Ketika Cinta:62)

Lintang Pukang adalah istilah dalam bahasa melayu

Pontianak yang dapat diartikan sebagai pontang panting atau

Page 90: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

80  

   

tunggang langgang (ketika berlari). Pengarang menggunakan

kata teersebut dengan maksud agar tidak menyinggung

perasaan atau untuk memperhalus kata-kata untuk dirinya

sendiri. Bahwa penulis mengungkapkan bahwa cintaNya

kepada Tuhan itu pontang panting.

e) Gaya Bahasa Hiperbola

Gaya bahasa hiperbola merupakan gaya bahasa yang

mengadung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-

besarkan sesuatu hal. Gaya bahasa ini terdapat berikut

kutipannya.

1) Gaya Bahasa Hiperbola Pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Mewujud Jarum Berkarat”

Ketika cinta kita telah mewujud jarum berkarat Hati-hati dengan setiap aroma tetangga (Ketika Cinta:49)

Pengarang memberikan suatu pernyataan yang

berlebihan, dengan membesar-besarkan perasaan cinta yang

telah memudar dengan peristiwa perkaratan jarum. Jarum

merupakan alat yang dipergunakan untuk menjahit dengan cara

menusuk, adapun karat adalah peristiwa korosi pada suatu

benda logam. Apabila benda berkarat, maka tidak dapat lagi

digunakan.

Page 91: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

81  

   

2) Gaya Bahasa Hiperbola pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Menjadi Alun”

Ketika cinta mu memilih menjadi alun Kan ku coba diriku menanggalkan badai Dan kupacu gelora menjadi riak saja Agar antara harapan kita tak lagi abai (Ketika Cinta:32)

Badai merupakan cuaca yang ekstrem mulai dari hujan

es dan badai salju, hingga badai pasir dan debu. Pengarang

membesarkan masalah orang yang tengah menghalau masalah,

atau menghindari masalah dengan sebuah badai.

3) Gaya Bahasa Hiperbola pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Meradang”

Ketika cinta sedang meradang tak berketentuan Yang diperlukan hanyalah ramahnya rasa (Ketika Cinta:16)

Cinta yang tengah mengalami kegalauan dibesar-

besarkan oleh pengarang dengan kata meradang. Adapun

meradang adalah menjadi bengkak dan keluar getah bening

(darah, rajah) disertai demam.

4) Gaya Bahasa Hiperbola pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Tak Jua Tiba”

Ketika cintamu tak jua tiba Jangan sampai ia tiba-tiba membuta (Ketika Cinta: 8)

Menanti hadirnya seorang kekasih yang tak kunjung

datang, jangan membuat hati menjadi risau. Namun, dalam hal

Page 92: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

82  

   

ini pengarang membesarkannya dengan kata membuta. Buta

adalah suatu kondisi mata tidak bisa melihat.

2. Gaya Bahasa Kiasan

Gaya bahasa kiasan dalam antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi:

Simile, Alegori, personifikasi, antonomasia, ironi, sinisme, dan

sarkasme. Berikut akan penulis uraikan pembahasan data gaya

bahasa kiasan dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak

(2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi ini.

a) Gaya Bahasa Simile

Gaya bahasa simile adalah gaya bahasa yang menyamakan

satu hal dengan hal lain yang secara hakiki berbeda namun

dianggap mempunyai persamaan. Gaya bahsaa simile ini biasanya

menggunakan kata pembanding seperti, bagai, bagaikan, laksana,

dan kata-kata pembanding lainnya yang sejenis. Biasanya ditandai

dengan kata seperti, ibarat, bagaikan dan kata-kata pembanding

lainnya yang sejenis. Penggunaan gaya bahasa simile

dimaksudkan pengarang untuk membandingkan sesuatu maupun

benda dengan sesuatu yang lain dan dianggap mempunyai

persamaan. Gaya bahasa simile tampak pada kutipan-lutipan

berikut ini.

Page 93: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

83  

   

1) Gaya Bahasa Simile pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Ibarat Ayat”

Ketika cintamu ibarat sebuah ayat Aku kan genapi ia menjadi maklumat (Ketika Cinta:17)

Pengarang ingin menyampaikan perasaan cinta dengan

sebuah ayat. Ayat adalah kalimat yang merupakan rangakaian

maksud dalam suatu peraturan atau undang-undang; kalimat

yang merupakan rangkaian suatu maksud. Jadi perasaan cinta

yang diatur oleh sesuatu hal. Bisa karena terpaksa dan lain-

lain.

2) Gaya Bahasa Simile pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Cuma Sebatas Kata”

Ketika cinta cuma sebatas kata Harus hati-hati aku mengejanya Karena kata-kata itu bagaikan sembilu Melukaiku setiap waktu (Ketika Cinta:6)

Pengarang menyamakan kat-kata dengan sembilu yang

secara hakiki berbeda namun dianggap mempunyai persamaan.

Adapun sembilu adalah sebilah pisau dari bambu yang tipis,

kecil, dan tajam sehingga mampu mengiris. Biasanya kata-kata

sembilu adalah gambaran hati yang sedang sedih, perih dan

pedih karena sesuatu hal. 

Page 94: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

84  

   

3) Gaya Bahasa Simile pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Ibarat Sisipus”

Ketika cinta kita ibarat sisipus Mari kita ambil sejenak jeda (Ketika Cinta:52)

Cinta disamakan dengan tokoh sisipus merupakan salah

satu sosok paling sedih yang pernah diciptakan oleh mitologi.

Dikisahkan bahwa Sisifus di Tartaross (semacam neraka dalam

Mitologi Yunani), dia dihukum oleh para dewa untuk

mengangkat batu besar ke atas bukit. Setelah sampai di atas,

batu tersebut akan menggelinding kembali ke bawah dan

Sisifus harus mengangkatnya lagi ke atas bukit dan batu

tersebut menggelinding lagi, diangkat lagi, demikian

seterusnya. Pendek kata, Sisifus dikutuk untuk melakukan hal

yang sia-sia sampai selama-lamanya. Pengarang ingin

menerjemahkan cinta dengan kesialan.

4) Gaya Bahasa Simile pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Menyisik Saku”

: karena asmara bukan seperti matahari (Ketika Cinta:26)

Perasaan cinta tidak lah seperti matahari yang energinya

selalu terpancar ke bumi hingga akhir zaman. Berbeda dengan

perasaan seseorang yang terkadang mencapai puncak asmara,

hingga hilang asmara.

Page 95: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

85  

   

5) Gaya Bahasa Simile pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta Tak

Terbaca Sebagai Isyarat”

Ketika cinta-Nya tak terbaca sebagai isyarat Kita buka lagi hati yang telah membeku Dari sapaan yang sering cuma lamat-lamat Keras dan kaku seperti batu (Ketika Cinta:39)

Menyamakan kerasnya batu dengan kerasnya perasaan

seseorang. Dua hal yang secara hakiki berbeda namun

dianggap mempunyai persamaan.

6) Gaya Bahasa Simile pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Serupa Air Mata”

Berilah cinta laksana air kehidupan Tak kan henti ia sebagai tetamu (Ketika Cinta:36)

Menyamakan pemberian cinta dengan air kehidupan. Air

sumber kehidupan yang memberikan manfaat yang banyak

bagi manusia, secara hakiki berbeda namun dianggap

mempunyai persamaan.

b) Gaya Bahasa Alegori, Parabel, dan Fabel

Alegori ialah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan.

Makna kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya.

Dalam alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak,

serta tujuannya selalu jelas tersurat. Parable ialah suatu kisah singkat

dengan tokoh-tokoh biasanya manusia, yang selalu mengandung

tema moral. Istilah parable dipakai utnuk menyebut cerita-cerita

Page 96: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

86  

   

fiktif di dalam Kitab Suci yang bersifat alegoris, untuk

menyampaikan suatu kebenaran moral atau kebenaran spiritual.

Fable adalah suatu metafora berbentk cerita mengenai dunia

binatang, dimana binatang-binatang bahkan makhluk-makhluk yang

tidak bernyawa bertindak seolah-olah seperti manusia. Gaya bahasa

personifikasi tampak pada kutipan-kutipan dan puisi berikut

1) Gaya Bahasa Alegori

a. Pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta Masih Ragu”

Ketika cintamu masih dalam ragu Kenapa harus menyatakannya buru-buru Hidup takkan berujung di hari esok Maka neraca hati harus tetap di tengok (Ketika Cinta:27)

Dari kutipan di atas dapat dikelompokkan ke dalam

gaya bahasa alegori, karena objeknya berupa benda. makna

yang terkandung dari “neraca hati” digambarkan tolak ukur

dalam hati kita yang harus senantiasa di tengok untuk

menjadi pemantau sikap dan perilaku.

b. Pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta Terjebak Di

Kemacetan”

:tetap ingat rambu Selalu akan ada persimpangan Di hadapan (Ketika Cinta:34)

Dari kutipan di atas dapat dikelompokkan ke dalam

gaya bahasa alegori, karena objeknya berupa benda. makna

Page 97: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

87  

   

yang terkandung dari “rambu” digambarkan sebagai aturan

setiap ada masalah.

c. Pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta Mewujud Jarum

Berkarat”

Jangan harum bunga menjadi petaka berat Dan kita luka karena jarum telah menusuk dada Yang hati di dalamnya tengah sekarat (Ketika Cinta:49)

Dari kutipan di atas dapat dikelompokkan ke dalam

gaya bahasa alegori, karena objeknya berupa benda. makna

yang terkandung dari “luka karena jarum” digambarkan

sebagai masalah yang sangat menyakitkan.

d. Pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta Cuma Di Garasi”

Ketika cintaNya lama aku taruh di garasi Perlu saat untuk membuka lebar ruang tamu (Ketika Cinta:50)

Dari kutipan di atas dapat dikelompokkan ke dalam

gaya bahasa alegori, karena objeknya berupa benda. makna

yang terkandung dari “garasi” digambarkan sebagai temapat

untuk menyimpan barang mewah.

c) Gaya Bahasa Personifikasi

Gaya bahasa personifikasi merupakan gaya bahasa yang

mengumpamakan suatu benda maupun benda mati dianggap

dapat melakukan sesuatu layaknya seperti manusia atau dapat

juga dikatakan melakukan tindakan verbal. Penggunaan gaya

bahasa personifikasi dimaksudkan pengarang untuk memberikan

Page 98: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

88  

   

gambaran lebih jelas dan nyata dalam mengungkapkan

perasaannya terhadap sesuatu kepada para pembaca. Gaya bahasa

personifikasi tampak pada kutipan-kutipan dan puisi berikut.

1) Gaya Bahasa Personifikasi pada Puisi berjudul “Ketika

Cinta Tak Kuasa Bersandiwara”

Ketika cinta tak kuasa lagi berbicara Ajak dia kepada kenyataan fabula togata Sehingga dunia lebih kepada berwarna warni Berseling antara yang fana dan yang nanti (Ketika Cinta:65)

Cinta termasuk perasaan yang ‘absurd’ tak terlihat,

namun diumpamakan seperti manusia yang dapat melakukan

aktifitas seperti layaknya manusia. Dari kutipan di atas

digambarkan cinta seolah-olah bisa berbicara.

2) Gaya Bahasa Personifikasi pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Enggan Berteriak Lantang”

Ketika Cinta mu enggan berteriak lantang Celaka juga kalau aku hanya berdiam diri (Ketika Cinta:48)

Cinta termasuk perasaan yang absurd tak terlihat, namun

diumpamakan seperti manusia yang dapat melakukan aktifitas

seperti layaknya manusia. Dari kutipan di atas digambarkan

cinta seolah-olah bisa berteriak lantang.

Page 99: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

89  

   

3) Gaya Bahasa Personifikasi pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Asyik Sendiri”

Ketika cintamu asyik bercengkerama sendiri Kenapa tak kau biarkan ia asyik bersama cintaku Yang telah lama kau pikat dengan cuma tanda Yang bisa saja salah ditelisik oleh waktu? (Ketika Cinta:47)

Cinta termasuk perasaan yang absurd tak terlihat, namun

diumpamakan sepeti manusia yang dapat melakukan aktifitas

seperti layaknya manusia. Dari kutipan di atas digambarkan

cinta seolah-olah bisa bercengkerama.

d) Gaya Bahasa Antonomasia

Gaya bahasa antonomasia juga merupakan sebuah bentuk

khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebagai

epiteta untuk menggantikan nama diri, atau gelar resmi, atau

jabatan untuk menggantikan nama diri. Pada antologi puisi Ketika

Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi ini

hanya terdapat satu gaya bahasa antonomasia, yaitu pada kutipan

berikut ini:

1) Gaya Bahasa Antonomasia pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Tak Terbaca”

Ketika cinta-Nya tak terbaca sebagai isyarat Kita buka lagi hati yang telah membeku (Ketika Cinta:39)

Page 100: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

90  

   

Dari kutipan di atas, nampak pengarang meyebutkan

nama pengganti dalam puisi dengan sebutan Nya yang

bermakna kepemilikan yang menunjukkan Dia “Tuhan”.

2) Gaya Bahasa Antonomasia pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Cuma di Garasi”

Ketika cintaNya lama aku taruh di garasi Perlu saat untuk membuka lebar ruang tamu Menghidangkan minuman dan buah yang serasi Sambil bercengkerama dan membongkar ragu tentangMU (Ketika Cinta:50)

Dari kutipan di atas, nampak pengarang meyebutkan

nama pengganti dalam puisi dengan sebutan Nya dan Mu yang

bermakna kepemilikan yang menunjukkan Dia “Tuhan”

3) Gaya Bahasa Antonomasia pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Serupa Asap”

Ketika cintaMU terasa serupa asap (Ketika Cinta:53)

Dari kutipan di atas, nampak pengarang meyebutkan

nama pengganti dalam puisi dengan sebutan Nya yang

bermakna kepemilikan yang menunjukkan Dia “Tuhan”

4) Gaya Bahasa Antonomasia pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Hanya Terasa Senyap”

Ketika cintaNya sebagai hanya terasa gelap Sesekali jangan hendak menghujatNya (Ketika Cinta:54)

Page 101: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

91  

   

Dari kutipan di atas, nampak pengarang meyebutkan

nama pengganti dalam puisi dengan sebutan Nya yang

bermakna kepemilikan yang menunjukkan Dia “Tuhan”

5) Gaya Bahasa Antonomasia pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Menyiasati-Mu”

Ketika cintaku lintang pukang menyiasati Mu Berilah kendari yang melayang meluncur (Ketika Cinta:62)

Dari kutipan di atas, nampak pengarang meyebutkan

nama pengganti dalam puisi dengan sebutan Nya yang

bermakna kepemilikan yang menunjukkan Dia “Tuhan”

6) Gaya Bahasa Antonomasia pada Puisi Berjudul “Ketika

Cinta Terperangkap Gamang”

Ketika Cinta kita kepada-Nya terperangkap gamang Perkaya diri lewat pertemuan-pertemuan nyata (Ketika Cinta:67)

Dari kutipan di atas, nampak pengarang meyebutkan

nama pengganti dalam puisi dengan sebutan Nya yang

bermakna kepemilikan yang menunjukkan Dia “Tuhan”.

e) Gaya Bahasa Ironi, Sinisme, dan Sarkasme

Ironi ialah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu

dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung

dalam rangkaian kata-katanya. Sinisme ialah suatu sindiran yang

berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap

keikhlasan dan ketulusan hati. Sarkasme adalah suatu acuan yang

Page 102: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

92  

   

mengadung kepahitan dan celaan yang getir. Pada antologi puisi

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi

ini hanya terdapat satu gaya bahasa ironi, sinisme, dan sarkasme,

yaitu pada kutipan berikut ini.

1) Gaya Bahasa Sarkasme pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Enggan Berteriak”

Biar jalanmu tak bersicakap di dermaga hati Yang lain Yang jalang (Ketika Cinta:48)

Gaya bahasa di atas dikategorikan ke dalam gaya bahasa

sarkasme karena, pengarang mengunakan kata jalang

mengadung makna nakal (tentang perbuatan melanggar

asusila); tidak dipelihara orang. Sebuah kata yang kasar dan

masih tabu di lingkungan masyarakat dipakai dengan unsur

kesengajaan, dapat dikelompokkan dalam gaya bahasa

sarkasme.

2) Gaya Bahasa Sarkasme pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Mewujud Jarum Berkarat”

Yang hati di dalamnya tengah sekarat (Ketika Cinta:49)

Gaya bahasa di atas dikategorikan ke dalam gaya bahasa

sarkasme karena, pengarang mengunakan kata sekarat

mengadung makna orang yag tengah menemui ajal. Sebuah

kata yang kasar dan masih tabu di lingkungan masyarakat

Page 103: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

93  

   

dipakai dengan unsur kesengajaan, dapat dikelompokkan

dalam gaya bahasa sarkasme.

3) Gaya Bahasa Sarkasme pada Puisi Berjudul “Ketika Cinta

Adalah Angin Pagi”

:sebab pagi begitu banal bagiku Tapi juga terkadang jalang (Ketika Cinta:13)

Gaya bahasa di atas dikategorikan ke dalam gaya bahasa

sarkasme karena, pengarang mengunakan kata jalang

mengadung makna nakal (tentang perbuatan melanggar

asusila); tidak dipelihara orang. Sebuah kata yang kasar dan

masih tabu di lingkungan masyarakat dipakai dengan unsur

kesengajaan, dapat dikelompokkan dalam gaya bahasa

sarkasme.

2. Makna Puisi pada Antologi Puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-

2008) Karya Ibnu Wahyudi.

1) Ketika Cinta Kehilangan Bara Ketika cinta telah kehilangan baranya Cari lagi apinya di antara yang sepi Siapa tahu ia hanya sejenak mengambil jeda Dari mimpi yang biasa berapi- api (Ketika Cinta:1)

Makna yang terkandung dalam puisi di atas adalah Ketika Cinta

seseorang telah memudar, maka janganlah berputus asa. Pupuk dan

perbaikilah hubungan cinta agar cinta bisa bersemi kembali. Cinta

Page 104: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

94  

   

diibaratkan oleh penulis seperti bara api. Adapun bara dikiaskan sebagai

gelora cinta yang meluap-luap.

2) Ketika Cinta Membelah Diri Ketika cinta tiba-tiba membelah diri Kita sering lupa: ada yang terdadah nyeri Cuma karna ia bernama asmara Ia bias kehilangan mata Menjadi dusta Juga membuta (Ketika Cinta:2)

Makna dari puisi di atas adalah cinta yang telah menjalar ke

seluruh tubuh, memenuhi ruang hati seseorang. Maka ketika itu,

seseorang bisa berubah total dari adat kebiasaannya. Cinta mampu

membuat si penderita mendadak menjadi baik, menjadi dermawan, dan

lain-lain. Semua itu demi seseorang yang dicintanya atau sesuatu hal

yang dicinta.

3) Ketika Cinta Reda Gemuruhnya Ketika Cinta mereda gemuruhnya Renda lagi dengan kata-kata Karena cinta baru bias bermakna Ketika rasa menjadi tak lagi biasa (Ketika Cinta:3)

Makna puisi di atas adalah menggambarkan seseorang yang

marah atau emosi tentang cinta, bisa dengan seseorang yang dicintai

ataupun dengan sesuatu hal yang membuat hatinya bergetar. Jika emosi

telah menjalar seluruh hati, maka tunggu saat yang tepat untuk

kemudian dibersihkan. Kata-kata yang manis mampu mengobati segala

emosi dalam jiwa.

Page 105: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

95  

   

4) Ketika Membawa Debar Ketika Cinta tak lupa membawa debar Sadarkah kita akan kesementaraan Yang lebih suka memberi fatamorgana Dari pada yang nyata di mata? (Ketika Cinta:4)

Makna dari puisi di atas adalah cinta palsu yang diberikan oeh

seseorang kepada orang lain. Cinta semu dan palsu akan terbongkar

dengan segera. Hendaklah jangan mengumbar janji cinta palsu.

5) Ketika Cinta Masih Belum Berlabuh Ketika cintamu belum menentukan pelabuhannya Biarkan layar itu memandu ke setiap cuaca Tapi kalau itu adalah cinta untukku Akan aku nyalakan suar di mercu Biar arahmu tak kandas di cinta palsu (Ketika Cinta:5)

Makna dari puisi di atas adalah harapan seseorang yang tengah

menanti cinta dari sesosok idaman yang belum menentukan pilihannya.

Bagi dirinya, cinta dalam hatinya sungguh tulus, sehingga ia berharap

agar si idaman hati memilihnya agar tidak terjerumus ke dalam cinta

palsu.

6) Ketika Cinta Cuma Sebatas Kata Ketika cinta cuma sebatas kata Harus hati-hati aku mengejanya Karena kata-kata itu bagaikan sembilu Melukaiku setiap waktu (Ketika Cinta:6)

Makna dari puisi di atas adalah hendaknya berhati-hati terrhadap

orang yang menjual kata-kata cinta. Di dalamnya terdapat sebuah

ketidakjujuran yang akan melukai hati.

Page 106: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

96  

   

7) Ketika Cinta Terbata Kubaca Ketika Cinta terbata-bata ku baca Aku perlu segera bertanya-tanya Atau mencari padanannya di dalam kamus Hingga benih yang mengada tak segera pupus Lantaran sejatinya Cuma soal sinyal Yang lebih sering datang dengan nada janggal (Ketika Cinta:7)

Makna dari puisi di atas adalah rasa cinta yang tengah hilang dari

dalam hati, penulis menyarankan untuk segera mencari penyebab

kenapa rasa itu memudar. Cinta yang memudar biasana hanya karena

masalah frekuensi waktu berkomunikasi.

8) Ketika Cinta Tak Jua Tiba Ketika cintamu tak jua tiba Jangan sampai ia tiba-tiba membuta Hanya dengan terang cahaya Jalan di depan jelas rambutnya (Ketika Cinta:8)

Makna dari puisi di atas adalah manakala cinta tidak ditmpakkan

begitu terang, maka biarkanlah. Cinta yang terburu-buru melahirkan

kebutaan yang menggila. Biarlah cinta mengalir dengan pelan dan

lembut.

9) Ketika Cinta Mesti Pudar Ketika cinta kita ujung-ujungnya mesti pudar Aku akan menjaga sisa dan rasa di hati Agar tegar dan nalar pun tak segera buyar Biar cinta itu tetap hidup dan meniti hati (Ketika Cinta:9)

Makna dari puisi di atas adalah jika cinta di dalam hati memudar,

maka tetaplah dipelihara sisa cinta tersebut. Biarlah hanya diri sendiri

Page 107: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

97  

   

yang mengetahui. Banyak orang yang frustasi dengan memudarnya

cinta, namun hendaklah tetap dipelihara agar tetap bersemi dalam hati

dengan ikhlas dan tulus.

10) Ketika Cinta Adalah Buku Harian Ketika cintamu terperangkap buku harian Atau puas dengan bayang dan malam lengang Coba tanyakan soal kapan akan melepaskan diri Dari jeratan gamang dan keinginan bersendiri (Ketika Cinta:10)

Makna dari puisi di atas adalah seseorang menyukai kesendirian,

tanpa mau mengutarakan maksud hatinya kepada orang lain. Bisa

dikatakan orang yang tidak mudah percaya kepada orang lain, ataupun

bisa diartikan orang yang tidak bisa menceritakan masalahnya dengan

lisan, namun lebih suka dengan tulisan.

11) Ketika Cinta Cuma Gelisah Ketika cintamu cuma gelisah Meranggas berbenalu resah Tak ada salahnya untuk sekedar menyapanya Supaya yang selama ini tak jua terkatakan Merdeka untuk menyapanya (Ketika Cinta:11)

12) Ketika Cinta Serupa Kabut Ketika Cinta kita masih serupa kabut Akan coba kutata lebih bercahaya lagi Hingga kalau wujudnya tetap saja susah kusebut Biar bunga atau kata-kata yang akhirnya berbagi (Ketika Cinta:12)

Makna dari puisi di atas adalah sebuah perasan cinta dua insan

yang masih samar-samar, harus diperbaiki agar mencapai kejelasan di

antara keduanya. Akan tetapi jika memang tidak bisa dipersatukan,

Page 108: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

98  

   

maka cukup perasaan bahagia dan bunga sebagai symbol yang

mewakilinya.

13) Ketika Cinta Adalah Angin Pagi Ketika cintamu adalah angin pagi menjelang Segera akan kurengkuh sinar mentari yang kaku : sebab pagi begitu banal bagiku Tapi juga terkadang jalang (Ketika Cinta:13)

Makna dari puisi di atas, penulis berusaha menganalogikan

angin pagi yang begitu digemari dengan sesosok seseorang yang

dicintai. Akan dikuasai dan dinikmati dengan sungguh-sungguh.

14) Ketika Cinta Masih Merugi-Laba Ketika Cinta masih saja penuh rugi-laba Tak akan segan aku menjadi angka-angka Menyelip di setiap celah mesin hitung Yang harus siap untuk segera aku telikung (Ketika Cinta:14)

Makna dari puisi di atas adalah sungguh rugi perasaan, Ketika

cinta masih mengharapkan sesuatu dan tidak tulus mencinta. Penulis

mengatakan akan menjadikan dirinya sebagai umpannya agar bisa

mengelabuhi sebelum dikelabuhi.

15) Ketika Cinta Masih Dalam Gelisah Ketika cintamu masih saja dalam geliat Jaga jiwamu jangan tenggelam berduka Karena jika baru sekedar isyarat Cinta akan membawamu kehilangan tanda (Ketika Cinta:15)

Makna dari puisi di atas adalah penuhilah dengan cinta. Cinta

dapat menghidupkan hati yang kering menjadi hidup. Tetaplah

Page 109: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

99  

   

mencoba membuka hti untuk cinta, supaya tetap bersemi merekah

perasaan bahagia.

16) Ketika Cinta Meradang Ketika cinta sedang meradang tak berketentuan Yang diperlukan hanyalah ramahnya rasa Tangkaplah udara dengan kesadaran Sembari terus saja mengingatkan Bahwa cinta adalah nafas kehidupan (Ketika Cinta:16)

Makna dari puisi di atas adalah cinta tidak selamanya tidak

bermasalah. Adakalanya cinta menghadapi benturan dan berkelok-

kelok. Hal itu yang membuat cinta terasa indah. Ketika cinta tengah

ditempa badai, hendaklah tetap berbaik hati, selesaikan dengan hati

yang lapang agar terus bersemi dengan indah.

17) Ketika Cinta Ibarat Ayat Ketika cintmu ibarat sebuah ayat Aku kan genapi ia menjadi maklumat Bersijingkat dalam rinai harap yang biru Untuk menatap setiap isyarat darimu Tapi, kapankah itu? (Ketika Cinta:17)

Puisi di atas bermakna cinta sebagai penasihat yang baik.

Nasihat selalu menyuruh kepada kebaikan. Penulis menganalogikan

dengan ayat. Ayat identik dengan sebuah seruan untuk diajalankan.

Akan tetapi penulis juga mengatakan ketidakpastian waktu, kapan hal

itu akan terjadi, karena yang umum cinta penuh dengan rasa yang

bergejolak.

Page 110: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

100  

   

18) Ketika Cinta Tak Pernah Disapa Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) tak lagi pernah kau sapa Aku lekas bersegera menawarimu kesima Siapa tahu engkau menjadi begitu lupa Pada rasa yang pernah kita beri nama (Ketika Cinta:18)

Puisi di atas bermakna cinta yang sudah mengalami kebosanan.

Hal itu disampaiakan dengan kata “tidak kau sapa”. Kebosanan dalam

cinta hendaklah dipupuk kembali agar brsemi, mewarnai setiap ruang

hati.

19) Ketika Cinta Masih Menghitung Harta Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)mu masih saja menghitung harta Aku harus juga siap berniaga denganmu Bagaikan di arena lawan dengan dusta Cintaku pun tetap terus bergegas denganmu (Ketika Cinta:20)

Makna dari puisi di atas adalah cinta yang penuh dengan

perhitungan. Tidak tulus dari dalam hati, tapi cinta terwujud demi

mendapatkan keuntungan untuk dirinya. Penulis mengatakan sebagai

‘aku’ akan menghadapi dengan cara yang sama, agar tidak dirugikan.

20) Ketika Cinta Bertepuk-Tepuk Ketika cinta cuma bertepuk-tepuk Tak apa kalau tak ada yang hirau Sebuah cinta adalah rasa yang pikuk Yang tak selamanya harus penuh galau (Ketika Cinta:21)

Makna dari puisi di atas adalah cinta yang gagal. Kegagalan

cinta tidak menjadi permasalahan, hal itu tidak menjadi hal yang besar

apabila ridak banyak yang tahu. Karena jika banyak orang yang

mengetahui maka akan semakin banyak cacian atau komentar-

Page 111: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

101  

   

komentar yang tidak menyenangkan di hati. Cinta merupakan hal yang

penuh dengan perasaan senang, sedih, khawatir, kecewa, dan lain-lain.

21) Ketika Cinta Terbentur Was-Was Ketika cintamu terbentur was-was Ku harap engkau masih setia menunggu Menjaga hati yang sering kali tak awas Dan mendekap rindu yang merenjana pilu (Ketika Cinta:23)

Makna dari puisi di atas adalah cerita tentang seseorang yang

mengkhawatirkan keberadaan serta keadaan cintanya yang tidak

nampak dalam kesehariannya. Cintanya jauh, sehingga hati dan

perasaan diliputi hal-hal yang membuat semakin tidak menentu.

Penyair menginginkan untuk tetap setia dalam penantian kesendirian

sampai sang cinta itu dating pulang menjumpainya.

22) Ketika Cinta Cuma Gerimis Ketika cinta cuma mengirim gerimis Terimalah ia dengan selaksan jendela Kalaupun ia semakin menipis Cintalah jua yang membangun jembatan rasa (Ketika Cinta:24)

Makna dari puisi di atas adalah sinyal cinta. Gerimis merupakan

tanda akan munculnya hujan lebih lebat atau bahkan deras. Cinta

diibaratkan seperti gerimis merupakan tanda-tanda timbulnya perasaan

cinta yang menghampiri. Penyair menasihati pembaca untuk

menerimanya dengan senang hati.

Page 112: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

102  

   

23) Ketika Cinta Menghambar Ketika cintaku menghambar dalam ingatanmu Lalu mataku menjalar diam-diam Serta melupakanmu Jangan sampai beku api yang pernah menyala itu Tegurlah, dan selalu siapkan ruang hatimu Untukku (Ketika Cinta:25)

Ketika cinta seseorang mulai menipis atau bahkan hilang rasa

cinta tersebut, bisa jadi pasangan akan diam-diam mencintai orang

lain karena kurang perhatian dari cinta pertama. Maka, penyair

berpesan dalam puisinya, tetaplah terus menegur dan mengingatkan

dalam cinta agar tercipta cinta yang harmoni.

24) Ketika Cinta Menyisik Saku Ketika cinta mulai menyisik dalamnya saku Jaga rindumu dalam timbangan bening Kalau tetap saja larinya kepada lancungnya janji Katakanlah pada hatimu untuk sejenak hening : karena asmara bukan seperti matahari (Ketika Cinta:26)

Saku adalah tempat untuk menyimpan uang. Kedalamannya

dapat diukur dengan centimeter, artinya tidak terlalu dalam. Jika, cinta

sudah sedalam saku artinya, cinta sudah mulai berkurang kedalaman

cintanya. Permasalahan mulai diungkit, maka mulailah berpikiran

hening dan bening untuk tidak terkena emosi yang berlebihan. Kita

harus tahu bahwa perasaan cinta tidaklah selalu membara, terkadang

surut dan mengembang kempis.

Page 113: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

103  

   

25) Ketika Cinta Masih Ragu Ketika cintamu masih dalam ragu Kenapa harus menyatakannya buru-buru Hidup takkan berujung di hari esok Maka neraca hati harus tetap di tengok Ketika cinta bernada amarah Ketika cinta berulang kali bernada amarah Barangkali memang ada yang salah Longok lagi jejak-jejak yang telah dilangkah Adakah yang memang pernah menjadi sebab Darah serasa tiba-tiba terkesiap (Ketika Cinta:27)

Hidup kita tidak berujung pada esok hari, maka janganlah terlalu

berburu-buru dalam menyatakan cinta, karena cinta tepaut perasaan

hati dan masa depan. Hendaklah selalu memertimbangkan segala

sesuatu sebelum diputuskan. Buru-buru dalam mengambil keputusan

cinta, suatu saat akan menimbulkan kegelisahan yang barangkali

menimbulkan kemarahan. Maka, jangan salahkan cinta. Renungkan

lah apa yang telah diputuskan selama ini.

26) Ketika Cinta Melembayung Ungu Ketika cintamu masih melembayung ungu Pilihlah warna lain dari bianglala Lalu torehkan rapih aroma yang sendu Supaya pelangi memayungi cinta kita (Ketika Cinta:29)

Cinta yang masih merasa hampa atau kurang terbuka, maka

carilah penyelesaian lain untuk mempertahankan cinta agar tetap

cerah, hangat, dan menyenangkan. Konflik dalam cinta itu juga

merupakan bumbu dalam setiap perjalanan cinta. Hal itu yang

membuat cinta menjadi indah.

Page 114: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

104  

   

27) Ketika Cinta Terperangkap Harap Ketika cintamu harapkan lebih Dari apa yang semestinya kau peroleh Aku enggan kusampaikan selamat jalan Dan silahkan mecari kendara yang suka-suka : aku masih setia dengan rama-rama Yang belum tinggal kilauan warnanya (Ketika Cinta:30)

Seseorang yang mengaharapkan lebih kepada yang dicinta,

namun dirinya kurang dari apa yang diharapkan. Artinya ia hanya

mengharapakan kelebihan itu dari orang lain. Sifat itu akan

menimbulkan keengganan pada yang dicinta. Maka, bijaksanalah

dalam menjalani cinta.

28) Ketika Menjadi Alun Ketika cinta mu memilih menjadi alun Kan ku coba diriku menanggalkan badai Dan kupacu gelora menjadi riak saja Agar antara harapan kita tak lagi abai Bahwa masih jauh samudra Yang bergelora Selalu itu (Ketika Cinta:32)

Alun merupakan gelombang laut yang kecil, penyair

menganalogikan gelora cinta seperti alun artinya rasa yang biasa saja.

Ia akan menjalani kehidupan cintanya dengan kedamaian, tanpa harus

mencari masalah yang akan membawa suasana menjadi tegang. Setiap

permasalahan pasti ada, hanya porsi besar kecilnya tidak akan tahu

kapan akan menghampirinya.

Page 115: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

105  

   

29) Ketika Cinta Terjebak Kemacetan Ketika cintamu terjebak di kemacetan Jangan memintas sembari melempar umpat Tata kembali hatimu yang selalu dalam keraguan Jalanpun akan engkau bias lewati dengan cepat : tetap ingat rambu Selalu akan ada persimpangan Di hadapan (Ketika Cinta:34)

Cinta selalu mengalami permasalahan. Terjebak dalam suatu

masalah merupakan hal biasa. Hal itu yang akan mendewasakan setiap

manusia dalam menghadapi permasalahan di hidupnya. Ingatlah

bahwa aturan, etika selalu ada dalam menjalani hubungan. Hendaklah

selalu ingat dan sabar dalam menjalaninya.

30) Ketika Cinta Bagai Layang-Layang Ketika cinta cuma bagai layang-layang Jadilah angin yang bisa bersimarahaja Dan Ketika cinta masih saja tersiput gamang Mulailah pilin isyarat bernama asmara Untuknya Agar ia menjaid cakrawala (Ketika Cinta:35)

Layang-layang merupakan mainan yang dapat terbang dengan

lepas namun, tetap dikendalikan oleh sang pemilik. Jika cinta

bagaikan layang-layang maka cinta masih sebatas dalam angan-angan,

belum sampai pada perasaan yang mendalam. Maka, hendakalah tetap

bersahaja dalam berkomunikasi.

Page 116: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

106  

   

31) Ketika Cinta Serupa Air Di Mata Ketika cinta serupa air di mata Coba jaga airnya di muara hati Karena sendu bukan untuk etalase Apalagi jika itu hanya sebuah rasa semu Berilah cinta laksana air kehidupan Tak kan henti ia sebagai tetamu (Ketika Cinta:36)

Cinta sangatlah dekat dengan air mata yang akan mengikuti

perasaan si pemilik cinta. Maka, tahanlah air mata itu agar tidak

membanjiri dalam kedukaan. Jadikanlah cinta yang bisa menyirami

setiap kesenangan bagi jiwa yang memandang dan semua yang

terlibat.

32) Ketika Cinta Dalam Diam Ketika cinta selalu terhenyak dalam diam Perlu segera dicari musabab kadarnya Adakah cinta memang telah dalam genggaman Atau jangan-jangan hanya rasa sementara (Ketika Cinta:37)

Cinta tanpa kata yang tidak pernah bergelora manakala

bersalamsapa. Perlu ditanyakan ada apa hal itu terjadi. Diam bisa

dikatakan tidak respect terhadap apa yang ada di depannya.

33) Ketika Cinta Menjadi Abu Ketika Cinta telah menjadi abu Tak selayaknya untuk ditiup-tiup lagi Biarkan ia memberi rasa itu Kepada setiap terbukanya hati Cinta lain akan bersemi : tentu (Ketika Cinta:38)

Page 117: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

107  

   

Abu adalah butiran batu atau hal yang padat dalam bentuk yang

besar. Abu ada bisa karena dihancurkan. Jika cinta ibarat abu, maka

cinta telah tidak sedalam lautan. Cinta sudah hanya sebatas angan. Ia

akan bergerak bebas kepada siapa saja yang diinginkan. Tidak ada

yang bisa menghalangi dimana jatuhnya debu itu.

34) Ketika Cinta Tak Terbaca Ketika cinta-Nya tak terbaca sebagai isyarat Kita buka lagi hati yang telah membeku Dari sapaan yang sering cuma lamat-lamat Keras dan kaku seperti batu Kita coba untuk lebih melihat Diri pongah ini yang suka tak hirau nasihat (Ketika Cinta:39)

Hati yang telah membeku karena terlalu banyaknya dosa yang

telah menutupi, hingga firmanNya pun mampu ditepis oleh hatinya.

Apa yang dilakukan hanya sebatas ibadah yang kosong, hanya sebatas

dimulut, namun tidak diresapi hingga kalbu. Hendaklah segere

menengok ke dalam hati agar lebih bisa membuka diri dengan

keikhlasan.

35) Ketika Cinta Begitu Lelah Ketika cinta tampak begitu lelah Apakah aku harus tetap memberimu rindu Sementara engkau pun telah menyerah Pada ketiadaan untuk berbagi denganmu (Ketika Cinta:40)

Kelelahan saling memberi dan mengasihi antara sepasangan dua

insan. Merasa bosan dan jenuh setelah sekian lamanya berkomunikasi

menjalin asmara. Sudah tidak ada lagi kepedulian, maka saat itulah

sudah saling acuh.

Page 118: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

108  

   

36) Ketika Cinta Serupa Pesan Singkat Ketika cinta mu serupa pesan singkat Sia-sia rupaya menyimpan dalam hati Karena tanpa ragu ia akan bersi loncat Meninggalkan noda yang takkan berhenti Menyapaku Pedih (Ketika Cinta:41)

Cinta tidak tulus yang hanya mampir sebentar. Keberadaanya

hanya akan membawa luka dalam hati. Hendaklah tidak usah terlalu

buru-buru dalam mengambil keputusan tentang masalah cinta. Hal itu

berdampak pada kedukaan lara hati.

37) Ketika Cinta Berupa Nanti Ketika cintamu perlahan berupa nanti Atau janji yang tidak pernah ada lagi buktinya Ketika itu pula izinkan aku mencari pengganti Sebab tak lagi guna sepanjang hari aku bertanya Akan makna keberduaan kita (Ketika Cinta:42)

Ketidakpastian dalam hubungan dua insan. Janji yang membual

menjadikan tidak dipercaya lagi si pembuat janji. Lebih baik diakhiri

hubungan tersebut, kemudian mencari pengganti tempat berlabuh

dalam kehangatan kasih.

38) Ketika Cinta Menjadi Remang Ketika Cinta menjelang remang-remang beri lentera yang akan setia menggamitnya menuntun pelan ke padang tantangan agar cinta itu tak datang membawa dusta : atau duka yang maha duka (Ketika Cinta:43)

Page 119: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

109  

   

Ketika Cinta di ujung usia, maka tetaplah nyalakan cinta dan

kasih dalam kebersamaan, agar tidak mudah goyah diterpa masalah

dan fitnah.

39) Ketika Cinta Berkelebat Menjauh Ketika cintanya berkelebat menjauh Tak perlu ku jerat ia dengan imbauan sayang Biarkan saja kehampaan belaka yang ia rengkuh Sementara kasihmu tetap simpan dalam ruang Nan tak lekang (Ketika Cinta:45)

Mengharapkan cintanya pergi menjauh, maka tidak perlu lagi

untuk diberi perhatian dan kasih sayang. Cinta yang tak peru diharapkan

karena, ketidaksetiaan dalam berjanji. Justru mencari cinta lain.

40) Ketika Cinta Tersaput Mendung Ketika cintamu bagai mentari tersaput mendung Aku hendak menyapunya dengan setangan rasa Atau dengan cahaya sayang yang mendukung Sehingga engkau akan lagi tiba Ke dermaga Kasih Kita (Ketika Cinta:46)

Cinta yang terhalang oleh sesuatu, maka ‘aku’ dalam puisi di

atas, ingin segera menghalaunya untuk bisa mendapatkan cintanya.

41) Ketika Cinta Asyik Sendiri Ketika cintamu asyik bercengkerama sendiri Kenapa tak kau biarkan ia asyik bersama cintaku Yang telah lama kau pikat dengan cuma tanda Yang bisa saja salah ditelisik oleh waktu? (Ketika Cinta:47)

Page 120: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

110  

   

Hubungan cinta yang saling acuh tak acuh, sementara ia sudah

terikat dalam ikatan. Hal itu bisa diterka barangkali keputusan salah

yang telah diambil.

42) Ketika Cinta Enggan Berteriak Ketika cintamu enggan berteriak lantang Celaka juga kalau aku hanya berdiam diri Maka kusapa senar di alun rasamu yang nyalang Biar jalanmu tak bersicakap di dermaga hati Yang lain Yang jalang (Ketika Cinta:48)

Orang yang sudah memutuskan perasaan hatinya. Akan

berdampak pada pasangan jika sama-sama berdiam diri. Hendaknya

satu harus ada yang berani lantang memutuskan sesuatu. Agar bisa

saling mengingatkan satu sama lain.

43) Ketika Cinta Mewujud Jarum Berkarat Ketika Cinta kita telah mewujud jarum berkarat Hati-hati dengan setiap aroma tetangga Jangan harum bunga menjadi petaka berat Dan kita luka karena jarum telah menusuk dada Yang hati di dalamnya tengah sekarat (Ketika Cinta:49)

Cinta yang telah memudar, maka berhatilah dengan sentilan dari

orang-orang yang menggempur rumah tangga. Jangan sampai melirik

cinta lain, yang dapat menjadikan keadaan lebih semaikn parah.

Page 121: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

111  

   

44) Ketika Cinta Cuma Di Garasi Ketika cintaNya lama aku taruh di garasi Perlu saat untuk membuka lebar ruang tamu Menghidangkan minuman dan buah yang serasi Sambil bercengkerama dan membongkar ragu tentangMU (Ketika Cinta:50)

Cinta kepada Sang Pencipta yang hanya sebatas, teori tanpa

Pratik yang nyata dalam beribadah dan menjalani kehidupan. Maka

perlulah memulai hidup baru dengan menjalani teori agar lebih bisa

mengenal Sang Kuasa.

45) Ketika Cinta Dalam Tanda Tanya Ketika cinta kita dalam tanda tanya jangan bertanya kepada selaksa ragu Tanya pada nurani yang selama ini dalam abai Yang selalu berada di belakang tanda seru Mari kembali kepada rasa yang damai (Ketika Cinta:51)

Cinta yang masih dalam keragua-raguan. Maka hendaklah tetap

optimis, bertanya kepada hati kecil yang putih bersih. Tidak perlu

diselesaikan dengan rasa amarah, namun rasa damai.

46) Ketika Cinta Ibarat Sisipus Ketika cinta kita ibarat sisipus Mari kita ambil sejenak jeda Dan ketika cinta kita tak lagi pupus Beri ruang yang enak dan leluasa kita mulai untuk berbagi Dengan hati dan hati-hati (Ketika Cinta:52)

Page 122: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

112  

   

Cinta yang penuh dengan ketidak beruntungan. Ia diibaratkan

dengan sisipus dimana dalam hidupnya selalu merana. Maka,

hendaklah tetap sabar dan menjalani dengan penh keikhlasan.

47) Ketika Cinta Serupa Asap Ketika cintaMU terasa serupa asap Ku harus tahu hari-hariku yang lindap Karena sepertinya aku lebih menuhankanmu Dan engkau pun malah merosokkanku Ke dalam gelap Ke jalan tanpa rambu (Ketika Cinta:53)

Orang yang telah terjerembab ke dalam kubangan dosa.

Pemahaman aturan-aturan Tuhan yang salah, sehingga membuat

dirinya justru terjebak dalam dosa yang tiada tara.

48) Ketika Cinta Hanya Terasa Senyap Ketika cintaNya sebagai hanya terasa gelap Sesekali jangan hendak menghujatNya Yang kita perlukan lebih adalah sebab Mengaca pada cermin hari yang telah lama (Ketika Cinta:54)

Masa lalu berlumur dosa harus dijadikan cermin untuk

mengevaluasi pribadi. Tuhan Maha Penyayang, akan tetapi oleh

penulis digambarkan dengan terasa gelap. Hal itu menandakan

keadaan buruk seorang terhadap Tuhannya.

49) Ketika Cinta Menyapa Hampa Ketika cinta hanya menyapa hampa Segera bangun rencana terpola Jika memang cuma sebuah maya Tak apa lewat, berlalu begitu saja (Ketika Cinta:56)

Page 123: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

113  

   

Cinta haru selalu disirami dengan kata-kata positif, sikap yang

baik, rencana terpola agar tetap bersemi dengan segar dan indah,

meskipun hanya cinta sementara.

50) Ketika Cinta Bersua Luka Ketika Cinta telah bersua luka Taruhlan amarah di sela hening Lalu endapkan hidup dalam cerita Sehingga ajal pun menjadi bening (Ketika Cinta:57)

Sakit hati karena dalam hati tidak perlu kita ikuti dengan amarah

yang membahana. Akan tetapi tetaplah berpikir positif dengan

meredakan amarah setelah itu barulah bisa mengambil keputusan.

Amarah di saat emosi memuncak akan membuat masalah baru yang

berkelanjutan.

51) Ketika Cinta Menyusuri Sunyi Ketika Cinta masih saja Menyusuri sunyi Perlahan sibaklah cadarnya Biar api yang ada di hati Menghangat menjadi arti (Ketika Cinta:58)

Cinta yang penuh dengan malu untuk diungkapkannya. Maka

perlahan namun pasti bergeraklah dengan lembut agar bisa

menyibakkan malu, sehingga bisa terbaca isi sebenarnya.

52) Ketika Cinta Hampir Tak Ada Ketika Cinta hampir-hampir tak ada Kembali coba untuk selalu bertanya Atau terus saja menanam percaya Siapa mengira nanti tumbuh bianglala Dari semaian rasa saling terbuka (Ketika Cinta:59)

Page 124: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

114  

   

Penantian dalam cinta, membuat teka-teki baru dalam hati dan

pikiran. Apakah ada atau tidak ada cinta untuknya. Namun, tetap

percayalah kepada hati nurani, bahwa cinta itu ada atau muncul pada

saat yang tepat.

53) Ketika Cinta Bercuriga Ketika cinta bersimbah curiga Yang tersisa hanya syak waktu wasangka Saatnya buat kembali ke nurani Mencari teduh dalam bahasa hati Dalam bahasa yang hanya kita Ya kita, mampu beroleh sejantung arti (Ketika Cinta:60)

Cinta yang telah tumbuh saling curiga, maka tidak akan baik

hubungan itu. Sifat tidak percaya, dan menyakiti akan mengiringi

perjalanan cinta hingga rentang waktu cinta itu bertahan.

54) Ketika Cinta Meraja Di Kata Ketika cintanya meraja di kata-kata Ingatlah makna yang hatinya bersama Di dalam detak pada setiap langkah wacana Ataupun hanya dalam niatan noktah di alinea (Ketika Cinta:61)

Orang yang pandai merayu dengan berbagai kata-kata istimewa,

sehingga bisa membuat orang yang mendengarkannya tertarik. Orang

akan selalu mengenang perkataan maut yang membuat dirinya merasa

bahagia.

Page 125: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

115  

   

55) Ketika Cinta Menyiasati-Mu Ketika cintaku lintang pukang menyiasati Mu Berilah kendari yang melayang meluncur Ingatkan pula akan tanda yang suka bersekutu Dengan pengganggu di setiap tahapan alur Atau bahkan di celah kesadaran religi Yang suka aku tinggal pergi itu. (Ketika Cinta:62)

Berpura-pura cinta kepada sang pencipta dengan berbagai alas

an. Padahal, Tuhan tidak pernah bisa dibohongi, karena ia bersifat

Maha Tahu.

56) Ketika Cinta Menghalau Sapa Ketika Cinta lebih suka menghalau sapa Ada yang luka selalu bersebab sianida Yang merayap ke segenap rasa yang lengkap Berdiam lama dalam jejak asmara nan senyap Tapi lengang jangan beri tempat dalam diri Ia mengancam perjalanan, menekan gairah remang Menggerentang jiwa yang merindu sendiri Sementara hati menggairah untuk bergairah : menggelinjang (Ketika Cinta:63)

Pecinta yang merindukan dicinta, sementara ia selalu terluka

tidak disapa. Hendaknya selalu sabar dan terampil mengisi hati

dengan berbagai siraman, kreatifitas, agar dapat mengekang nafsu

yang bergejolak.

57) Ketika Cinta dalam Galau Ketika Cintamu terkesiap dalam galau Sadari sungguh agar diksi tak lagi galau Ucapan pun, tetapkan dalam titian Dengan jejak yang terus kelihatan Kegalauan adalah sebuah jalan Kegalauan adalah sebuah jembatan Dan cinta tak selamanya menjalur Tapi tak mengapa untuk selalu dalam lajur Setia pada sempat kita ikrarkan Ceria untuk hati yang sesekali diberpalingkan (Ketika Cinta: 64)

Page 126: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

116  

   

Kegalauan hati akan nampak pada tingkah laku, tutur kata dan

segala aktivitas. Perasaan itu merupakan ungkapan hati yang belum

tersampaikan atau tepatnya di dalam hati. Segala bentuk perasaan

akan diwakili oleh perbuatannya.

58) Ketika Cinta Tak Kuasa Bersandiwara Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) tak kuasa lagi berbicara Ajak dia kepada kenyataan fabula togata Sehingga dunia lebih kepada berwarna warni Berseling antara yang fana dan yang nanti

Cinta memang bukan buat bersembunyi Atau sekedar berpura melipur hati

Karena cinta memang berada di antaranya : komedi atau tragedi (Ketika Cinta:65)

Perasaan cinta tidak bisa dijadikan untuk ajang berpura-pura

atau bersandiwara. Orang benci namun, berpura-pura cinta dan juga

sebaliknya akan nampak pada zahir apa yang disembuyikan dalam

hatinya. Begitulah cinta. Karena cinta datangnya tulus dari dalam hati.

59) Ketika Cinta Terperangkap Gamang Ketika cinta kita kepada-Nya terperangkap gamang Perkaya diri lewat pertemuan-pertemuan nyata Jangan malah selalu menghindar atau mengumpat

mungkin soalnya hanya pemupukan rasa yang sering kita tepikan di selokan duniawi yang alirnya sesaat sesaat pun sesat (Ketika Cinta:67)

Page 127: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

117  

   

Keragu-raguan dalam menyembah Tuhan merupakan sifat yang

harus segera ditangani. Perasaan itu tidak boleh dibiarkan karena

menyangkut hubungan akhirat. Carilah penyebabnya, atau bisa jadi

belajarlah dari sebuah ayat-ayat kauniyah yang itu dapat dilihat

dengan kasat mata. Dengannya hati dapat membuka diri.

60) Ketika Cinta Kehilangan Gairah Ketika cintamu resah dalam arah Gairah juga tersesat di antah berantah Kompas hati agaknya kita yang perlu (Ketika Cinta:68)

Kehilangan semangat dalam menjalankan aktivitas, akan

berdapak pada kurangnya kinerja. Aktivitas yang dipenuhi dengan

cinta akan menghasilkan karya yang baik. Maka, perlulah mencari

petunjuk atau hal yang menjadikannya lebih bersemangat lagi.

3. Penerapan Pembelajaran Gaya Bahasa Di SMA Kelas X

a. Perencanaan Pembelajaran

Dalam KTSP pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan silabus.

Di dalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber/ alat/ bahan

pembelajaran, evaluasi dan alokasi waktu.

1) Standar Kompetensi

Standar kompetensi dalam silabus SMA tentang pembelajaran

sastra, khususnya kompetensi dasar gaya bahasa dalam puisi yaitu

memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung.

Page 128: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

118  

   

Sedangkan ketrampilan bahasa ditekankan dalam kompetensi dasar

ini adalah mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang

disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman dengan

ketrampilan mendengarkan.

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan perincian dari standar

kompetensi. Kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah

mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan

secara langsung ataupun melalui rekaman.

3) Indikator

Indikator hasil belajar untuk mengajarkan sosiologi sastra di

SMA, adalah:

a) menemukan majas dalam kumpulan puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi;

b) mendiskusikan makna puisi dalam dalam kumpulan puisi Ketika

Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi.

4) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dalam puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi yaitu naskah yang puisi dari

puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu

Wahyudi. Adapun hal yang dibahas meliputi gaya bahasa atau majas,

makna dari puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya

Ibnu Wahyudi.

Page 129: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

119  

   

5) Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan silabus, kegiatan pembelajarannya meliputi:

a) membaca puisi;

b) mendiskusikan makna-makna sulit;

c) ;endiskusikan makna yang terkandung dari puisi dalam naskah

kumpulan puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya

Ibnu Wahyudi.

6) Sumber/ Alat/ Bahan Pembelajaran

Penilaian dalam pembelajaran cerpen yaitu penilaian performa

dan tes uraian. Jenis tugas meliputi tugas kelompok, laporan, dan

praktik.

7) Alokasi Waktu

Alokasi waktu 4X45 menit atau dua kali pertemuan. Waktu

yang digunakan dalam pembelajaran dapat datur sesuai dengan

keluasaan dan kedalaman materi. Seorang guru harus bisa mengatur

dan menggunakan waktu yang tepat dengan keluasan dan kedalaman

materi. Materi yang panjang dan memerlukan pendalaman perlu

diberi waktu yang lebih lama.

8) Sumber/ Alat/ Bahan Pembelajaran

Kriteria salah satu kumpulan puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi sebagai bahan pembelajaran

bahasa dan sastra di SMA dapat dilihat dari sudut bahasa. Sumber

belajar atau media dalam pembelajaran apresiasi sastra, yaitu:

Page 130: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

120  

   

a) Buku pembelajaran bahasa Indonesia yang diwajibkan

Buku bahasa Indonesia SMA yang terkait dengan unsur-unsur

ekstrinsik puisi, khususnya majas, kata-kata indah. Namun, buku-

buku yang dipilih harus disesuaikan dengan kriteria pemilihan

bahan. Penggunaan kosakata tatabahasa, urutan penyampaian

bahan, dan evaluasi harus memenuhi standar bahan pembelajaran.

b) Buku pelengkap

Buku pelengkap sebagai buku acuan materi belajar harus

mendukung dari segi isi dan manfaat dari buku tersebut. Isi buku

tersebut benar-benar mendukung materi yang dipelajari. Buku

pegangan guru, yaitu Fiksi dan Gaya Bahasa Karya.

c) Media cetak

Surat kabar merupakan media yang dapat digunakan sebagai

sumber belajar apresiasi sastra, misalnya puisi, novel, essai, dan

lain-lain. Sumber belajar tersebut sudah diperimbangkan segi

estetik dan segi edukatif.

d) Media elektronik

Media elektronik dapat digunakan sebagi sumber belajar dengan

pertimbangan segi tertentu. Radio sebagai sumber belajar dengan

cara mendengarkan, sedangkan televisi dengan cara

mendengarkan dan melihat. Televisi dengan tayangan tertentu,

seperti sinetron, berita, drama seri dapat digunakan sebagai

Page 131: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

121  

   

sumber belajar sinetron. Siswa dapat mengikuti peristiwa-

peristiwa yang mngisi tiap alur cerita.

e) Hasil karya sastra

Puisi sebagai hasil dari salah satu karya sastra sangat baik bagi

sumber belajar apresiasi sastra. Siswa dapat secara langsung

mengidentifikasi gaya bahasa pada puisi secara keseluruhan, baik

unsur instrinsik maupun ekstrinsik.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran

Pembelajaran sastra mengutamakan apresiasi karya sastra

sebagai kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus

bisa memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar

yang disajikan Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan

metode diskusi dan metode penugasan.

a) Metode diskusi

Metode ini mempunyai manfaat besar dalam rangka

menumbuhkan apresiasi kepada siswa. Kegiatan ini

melibatkan siswadalam interaksi verbal secara tatap muka.

Melalui metode ini, siswa dapat berpartisipasi aktif dalam

pertukaran gagasan dan pengalaman dalam proses belajar

mengajar.

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di

mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu maslah yang bisa

Page 132: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

122  

   

berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic

untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Di dalam diskusi ini

proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua

atau lebih indivisu yang terlibat, saling tukar pengalaman,

informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya

aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

b) Metode pemberian tugas belajar

Tugas tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh

lebih luas dari itu. Tugas biasanya dilaksanakan di rumah,

sekolah, perpustakaan. Tugas merangasang anak untuk aktif

belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.

Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat

pula secara berkelompok. Tugas bermacam-macam

bergantung pada tujuan yang akan dicapai: tugas meneliti,

menyusun laporan, laboraturium.

Pemberian tugas di rumah merupakan bagian kegiatan

dapat berupa membaca seluruh puisi yang dibaca, khususnya

mengenai unsur-unsur instrnsik dan ekstrinsiknya, dan kesan

umum mengenai cerita bersangkutan, membuat synopsis

cerita, dan lainnya.

Dari penggunaan ketiga jenis mengajar ini dapat

dilakukan diawali dengan pemberian kepada siswa tentang

bahan yang akan didiskusikan oleh siswa, lalu memberikan

Page 133: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

123  

   

masalah untuk didiskusikan. Kemudian diikuti dengan tugas-

tugas yang harus dilakukan siswa.

Langkah Jenis Kegiatan Belajar Mengajar

Persiapan 1. Mempersiapkan kondisi belajar

siswa

2. Memberikan informasi/ penjelasan

tentang masalah tugas dalam diskusi

3. Mempersiapkan sarana/ prasarana

untuk melakukan diskusi (tempat,

peserta, dan waktu)

Pelaksanaan 4. Siswa melakukan diskusi:

a. Guru merangsang seluruh

peserta berpartisipasi dalam

diskusi

b. Memberikan kesempatan kepada

semua anggota untuk aktif

c. Mencatat tanggapan/ saran dan

ide-ide yang penting.

Evaluasi 5. Memberikan tugas kepada siswa

untuk :

a. Membuat kesimpulan diskusi

b. Mencatat hasil diskusi

c. Menilai hasil diskusi

Page 134: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

124  

   

2. Strategi pembelajaran sastra

Strategi yang digunakan pada proses belajar mengajar

adalah strategi sastra yang dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap

penjelajahan, tahap interpelasi, dan tahapa rekreasi.

a) Tahap penjelajahan

Tahap penjelajahan ini memberikan kesempatan kepada siswa

dalam mengapresiasikan karya sastra. Hal ini dilakukan

dengan membaca kumpulan puisi dari antologi puisi Ketika

Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi

sehingga siswa dapat memberikan tanggapan awal tentang

gaya bahasa dan makna yang tesirat dari puisi. Siswa

hendaknya diberikan waktu yang relatif cukup sehingga hasil

yang dicapai dapat memuaskan. Agar siswa lebih mudah untuk

belajar, sebaiknya guru memutuskan siapa yang membacakan.

b) Tahap interpretasi

Tahap ini adalah kegiatan mendiskusikan materi mengenai

majas dan makna puisi yang telah dibaca.

Langkah-langkah yang dilakukan:

(1) guru menjelaskan tentang puisi dan unsur ekstrinsiknya;

(2) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil terdiri

dari empat atau enam orang di setiap kelmpoknya;

Page 135: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

125  

   

(3) siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya. Materi

diskusi adalah mendiskusikan majas, kata-kata sulit, dan

makna puisi;

(4) guru memberikan ulasan dari penjelasan yang berupa

kesimpulan.

c) Tahap rekreasi

Tahap rekreasi adalah kegiatan siswa untuk merekreasikan

kembali hal-hal yang diperolehnya dengan menggunakan

bahasa sendiri. Adapun kegiatan yang ditempuh adalah siswa

diminta untuk menuliskan kembali unsure-unsur dalam puisi

dengan bahasa sendiri.

3. Langkah-langkah pengajaran sastra puisi

a) Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penerapan

pembelajaran gaya bahasa di SMA adalah sebagai berikut.

(1) Satu minggu sebelum kegiatan belajar mengajar, guru

memberikan tugas kepada siswa untuk membaca antologi

puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu

Wahyudi.

(2) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan

digunakan.

b) Kegiatan belajar mengajar di kelas

Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar, yaitu:

Page 136: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

126  

   

(1) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok;

(2) siswa diberi materi tentang gaya bahasa.

(3) Siswa harus memahami tentang jenis gaya bahasa dan dapat

memberikan contoh.

(4) Guru memberikan kata kunci dalam setiap puisi untuk

ditebak gaya bahasa apa yang terkandung dalam puisi

tersebut.

(5) Siswa mampu memberi makna pada puisi.

c) Menutup kegiatan belajar mengajar

Guru dan siswa bersama-sama meyimpulkan hasil dari

pembelajaran antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak

(2006-2008) karya Ibnu Wahyudi.

d) Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian yang bertujuan untuk mengukur

tingkat keberhasilan guru dan siswa dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut akan diketahui

berhasil dan atau tidaknya melalui hasil evaluasi yang

diperoleh.

Penilaian proses belajar dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap

berbahasa. Semua ini dapat dikathui melalui kegiatan

pembelajaran, baik lisan maupun tulisan.

Page 137: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

127  

   

Alat evaluasi yang paling tepat adalah menggunakan

bentuk tes esai, karena tes esai tepat untuk menilai proses

berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif, sehingga siswa

tidak sembarangan dalam menjawab setiap pertanyaan. Siswa

harus benar-benar memahami materi dan dapat mengemukakan

jawabannya dalam kalimat yang benar.

Page 138: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

128  

   

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Alokasi Waktu : 4 X 40 menit Standar kompetensi : Mampu memahami puisi yang

disampaikan secara langsung/ tidak langsung

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman

1. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan pertama

a. Siswa dapat memahami berbagai macam gaya bahasa

b. Siswa dapat membuat contoh majas.

Pertemuan kedua

a. Siswa membaca antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)

karya Ibnu Wahyudi

b. Siswa mampu menganalisi gaya bahasa dalam antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi

c. Siswa mampu memahami makna puisi dalam antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi

2. Materi Pembelajaran

Antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu

Wahyudi dan materi tentang gaya bahasa

3. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Diskusi

Page 139: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

129  

   

c. Penugasan

d. Gali kunci

4. Langkah pembelajaran

a. Kegiatan awal

Pertemuan pertama

1) Guru memberikan salam pembuka.

2) Guru dan siswa berdoa bersama-sama.

3) Guru memberikan apersepsi tentang gaya bahasa.

Pertemuan kedua

1) Guru memberi salam

2) Berdoa bersama

3) Guru memberikan kata kunci dari jenis gaya bahasa, kemudian sisw

menjawab jenis gaya bahasa tersebut. Contoh: ‘benda mati bisa hidup’

maka siswa menjawan ‘personifikasi’.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

Memberikan materi gaya bahasa kepada siswa.

2) Elaborasi

Pertemuan pertama

a) Siswa memahami gaya bahasa beserta contohnya.

b) Siswa dapat membuat jenis majas.

c) Guru memberikan tanggapan dari hasil tugas membuat contoh

majas.

Page 140: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

130  

   

Pertemuan kedua

a) Guru memberikan tugas untuk menganalisis gaya bahasa.

b) Guru memberikan kata-kata dalam puisi yang menunjuk pada satu

gaya bahasa.

c) Siswa menjawab dari kata kunci yang diberikan oleh guru untuk

dianalisis.

d) Siswa memahai isi puisi

3) Konfirmasi

Pertemuan pertama

a) Guru memberikan pertanyaan terhadap siswa tentang jenis gaya

bahasa.

b) Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran mengenai gaya

bahasa.

c) Guru memberi tugas untuk membaca antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi

Pertemuan kedua

a) Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa

b) Guru memberikn kesimpulan.

c. Kegiatan akhir

Guru menutup dengan doa penutup.

5. Sumber Pembelajaran

a. antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu

Wahyudi

Page 141: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

131  

   

b. Buku fiksi dan gaya bahasa

6. Penilaian

a. Teknik : tes

b. Bentuk : tes tertulis

c. Instrumen :

1) Sebutkan gaya bahasa dalam puisi berikut dengan kata kunci ‘yang’

yang diulang dua kali!

2) Apa makna puisi tersebut!

3) Dari antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya

Ibnu Wahyudi, gaya bahasa apa yang paling banyak dijumpai?

4) Apa makna puisi keseluruhan dari antologi puisi Ketika Cinta

Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi?

5) Sebutkan jenis-jenis gaya bahasa!

7. Penilaian

Setiap nomer bernilai 20. Benar semua 100.

Purworejo, Maret 2014

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

Kepala Sekolah

Page 142: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

132  

   

BAB V PENUTUP

Penulis mengemukakan dua bagian pokok, yaitu: simpulan dan saran. A. Simpulan

Berdasarkan penyajian dan pembahasan data di atas, dapat penulis

simpulkan hal-hal berikut :

1. Gaya bahasa yang terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi meliputi Gaya bahasa berdasarkan

struktur kalimat dari 60 puisi yang terdapat dalam antologi puisi Ketika

Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi:

repetisi yang berupa anafora, anadiplosis. Gaya bahasa retoris dari 60 puisi

yang terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-

2008) karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi: aliterasi, asonansi,

eufemismus, hiperbola. Terakhir Gaya bahasa kiasan dari 60 puisi yang

terdapat dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)

karya Ibnu Wahyudi, hanya meliputi: Simile, Alegori, personifikasi,

antonomasia, dan sarkasme.

2. Makna yang terkandung di dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan

Sajak (2006-2008) karya Ibnu Wahyudi ini adalah masalah Percintaan

dengan berbagai persoalan yang komplek dipadukan dengan pengibaratan

terhadap suatu hal.

3. Penerapan Pembelajaran Gaya Bahasa di SMA dengan metode gali kunci,

yaitu dengan memberikan kata kunci pada sebuah puisi dalam

132

Page 143: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

133  

   

penafsirannya; metode pengajaran dengan diskusi, ceramah, penugasan,

evaluasi dengan tanya jawab lisan.

B. Saran

1. Bagi peneliti

a. Melalui penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai

gaya bahasa dalam antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-

2008) karya Ibnu Wahyudi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam mengkaji gaya

bahasa yang lebih beragam.

2. Bagi pembaca

a. Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah bagi pembaca dalam

memahami antologi puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)

karya Ibnu Wahyudi

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam

memahami sebuah gaya bahasa.

Page 144: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

134  

   

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rosdakarya.

Baroroh, Aula Zaky. 2006. “Antologi puisi Sajak Penari Karya Ahmadun Y.

Herfanda”. Skripsi Purworejo: FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Jabrohim. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Prasetya Widya

Pratama. Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka. Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra, dan

Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lubis, Hamid Hasan. 1994. Glosarium Bahasa dan Sastra. Angkasa: Bandung. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press Setiawan, Benny Hari. 2011. “Gaya Bahasa Simile dalam puisi Sang Pemimpi

karya Andrea Hirata dan Pembelajarannya pada Siswa kelas X SMA”. Skripsi Purworejo: FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana. Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural.

Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sumartini. 2011. “Analisis Gaya Bahasa dalam Puisi Kidung Bulan Tertikam

Antologi Puisi Penyair Purworejo dan Kemungkinan Pembelajaran di SMA kelas XII”. Skripsi Purworejo: FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Tim. 2012. Pedoman Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Wahyudi, Ibnu. 2009. Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008). Jakarta:

Bukupop.  

Page 145: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

135  

   

Page 146: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

136  

   

Lampiran 1

Antologi Puisi Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Karya Ibnu Wahyudi

 

Ketika Cinta kehilangan bara

Ketika Cinta telah kehilangan baranya

Cari lagi apinya di antara yang sepi

Siapa tahu ia hanya sejenak mengambil jeda

Dari mimpi yang biasa berapi- api

Ketika Cinta membelah diri

Ketika Cinta tiba-tiba membelah diri

Kita sering lupa: ada yang terdadah nyeri

Cuma karna ia bernama asmara

Ia bias kehilangan mata

Menjadi dusta

Juga membuta

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) reda gemuruhnya

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) mereda gemuruhnya

Renda lagi dengan kata-kata

Karena cinta baru bias bermakna

Ketika rasa menjadi tak lagi biasa

Page 147: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

137  

   

Ketika Cinta membawa debar

Ketika Cinta tak lupa membawa debar

Sadarkah kita akan kesementaraan

Yang lebih suka memberi fatamorgana

Dari pada yang nyata di mata?

Ketika Cinta masih belum berlabuh

Ketika Cintamu belum menetukan pelabuhannya

Biarkan layar itu memandu ke setiap cuaca

Tapi kalau itu adalah cinta untukku

Akan aku nyalakan suar di mercu

Biar arahmu tak kandas di cinta palsu

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Cuma sebatas kata

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) Cuma sebatas kata

Harus hati-hati aku mengejanya

Karena kata-kata itu bagaikan sembilu

Melukaiku setiap waktu

Ketika Cinta terbata kubaca

Ketika Cinta terbata-bata ku baca

Aku perlu segera bertanya-tanya

Page 148: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

138  

   

Atau mencari padanannya di dalam kamus

Hingga benih yang mengada tak segera pupus

Lantaran sejatinya Cuma soal sinyal

Yang lebih sering dating dengan nada janggal

Ketika Cinta tak jua tiba

Ketika Cintamu tak jua tiba

Jangan sampai ia tiba-tiba membuta

Hanya dengan terang cahaya

Jalan di depan jelas rambutnya

Ketika Cinta mesti pudar

Ketika Cinta kita ujung-ujungnya mesti pudar

Aku akan menjaga sisa dan rasa di hati

Agar tegar dan nalar pun tak segera buyar

Biar cinta itu tetap hidup dan meniti hati

Ketika Cinta adalah buku harian

Ketika cintamu terperangkap buku harian

Atau puas dengan baying dan malam lengang

Coba tanyakan soal kapan akan melepaskan diri

Dari jerata gamang dan keingin bersendiri

Page 149: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

139  

   

Ketika Cinta Cuma gelisah

Ketika Cintamu Cuma gelisah

Meranggas berbenalu resah

Tak ada salahnya untuk sekedar menyapanya

Supaya yang selama ini tak jua terkatakan

Merdeka untuk menyapanya

Ketika Cinta serupa kabut

Ketika Cinta kita masih serupa kabut

Akan coba kutata lebih bercahaya lagi

Hingga kalau wujudnya tetap saja susah kusebut

Biar bunga atau kata-kata yang akhirnya berbagi

Ketika Cinta adalah angin pagi

Ketika Cintamu adalah angin pagi menjelang

Segera akan kurengkuh sinar mentari yang kaku

: seab pagi begitu banal bagiku

Tapi juga terkadang jalang

Ketika Cinta masih merugi-laba

Ketika Cinta masih saja penuh rugi-laba

Tak akan segan aku menjadi angka-angka

Menyelip di setiap celah mesin hitung

Yang harus siap untuk segera aku telikung

Page 150: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

140  

   

Ketika Cinta masih dalam gelisah

Ketika Cinta mu masih saja daam geliat

Jaga jiwamu jangan tenggelam berduka

Karena jika baru sekedar isyarat

Cinta akan membawamu kehilangan tanda

Ketika Cinta meradang

Ketika Cinta sedang meradang tak berketentuan

Yang diperlukan hanyalah ramahnhya rasa

Tangkaplah udara dengan kesadaran

Sembari terus saja mengingatkan

Bahwa cinta adalah nafas kehidupan

Ketika Cinta ibarat ayat

Ketika cintmu ibarat sbuah ayat

Aku kan genapi ia menjadi maklumat

Bersijingkat dalam rinai harap yang biru

Untuk menatap setiap isyarat darimu

Tapi, kapankah itu?

Page 151: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

141  

   

Ketika Cinta tak pernah disapa

Ketika Cinta tak lagi pernah kau sapa

Aku lekas bersegera menawarimu kesima

Siapa tahu engkau menjadi begitu upa

Pada rasa yang pernah kita beri nama

Ketika Cinta masih menghitung harta

Ketika Cintamu masih saja menghitung harta

Aku harus juga siap berniaga denganmu

Bagaikan di arena lawan dengan dusta

Cintaku pun tetap terus bergegas denganmu

Ketika Cinta bertepuk-tepuk

Ketika Cinta Cuma bertepuk-tepuk

Tak apa kalau tak ada yang hirau

Sebuah cinta adalah rasa yang pikuk

Yang tak selamanya harus penuh galau

Ketika Cinta terbentur was-was

Ketika Cintamu terbentur was-was

Ku harap engkau masih setia menunggu

Menjaga hati yang sering kali tak awas

Dan mendekap rindu yang merenjana pilu

Page 152: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

142  

   

Ketika Cinta Cuma gerimis

Ketika Cinta Cuma mengirim gerimis

Terimalah ia dengan selaksan jendela

Kalaupun ia semakin menipis

Cintalah jua yang membangun jembatan rasa

Di antara kita

Ketika Cinta menghambar

Ketika Cintaku menghambar dalam ingatanmu

Lalu mataku menjalar diam-diam

Serta melupakanmu

Jangan sampai beku api yang pernah menyala itu

Tegurlah, dan selalu siapkan ruang hatimu

Untukku

Ketika Cinta mneyisik saku

Ketika Cinta mulai menyisik dalamnya saku

Jaga rindumu dalam timbangan bening

Kalau tetap saja larinya kepada lancungnya janji

Katakana pada hatimu untuk sejnak hening

Page 153: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

143  

   

: karena asmara bukan seperti matahari

Ketika Cinta masih ragu

Ketika Cintamu masih dalam ragu

Kenapa harus menyatakannya buru-buru

Hidup takkan berujung di hari esok

Maka neraca hati harus tetap di tengok

Ketika Cinta bernada amarah

Ketika Cinta berulang kali bernada amarah

Barangkali memang ada yang salah

Longok lagi jejak-jejak yang telah dilangkah

Adakah yang memang pernah menjadi sebab

Darah serasatiba-tiba terkesiap

Ketika Cinta melembayung ungu

Ketika Cintamu masi melembayung ungu

Pilihlah warna lain dari bianglala

Lalu torehkan rapih aroma yang sendu

Supaya pelangi memayungi cinta kita

Ketika Cinta terperangkap harap

Ketika Cintamu harapkan lebih

Dari apa yang semestinya kau peroleh

Page 154: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

144  

   

Ak egan kusampaikan selamat jalan

Dan silahkan mecari kendara yang suka-suka

: aku masih setia dengan rama-rama

Yang belum tinggal kilauan warnanya

Ketika menjadi alun

Ketika Cinta mu memilih menjadi alun

Kan ku coba diriku menanggalkan badai

Dan kupacu gelora menjadi riak saja

Agar antara harapan kita tak lagi abai

Bahwa masih jauh samudra

Yang bergelora

Selalu itu

Ketika Cinta terjebak kemacetan

Ketika Cintamu terjebak di kemacetan

Jangan memintas sembari melempar umpat

Tata kembali hatimu yang selalu dalam keraguan

Jalanpun akan engkau bias lewati dengan cepat

: tetap ingat rambu

Selalu akan ada persimpangan

Page 155: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

145  

   

Di hadapan

Ketika Cinta bagai layang-layang

Ketika Cinta Cuma bagai layang-;ayang

Jadilah agin yang bias bersimarahaja

Dan Ketika masih saja tersiput gamang

Mulailah pilin isyarat bernama asmara

Untuknya

Agar ia menjaid cakrawala

Ketika Cinta serupa air di mata

Ketika Cinta serupa air di mata

Coba jaga airnya di muara hati

Karena sendu bukan untuk etalase

Apalagi jika itu hanya sebuah rasa semu

Berilah cinta laksana air kehidupan

Tak kan henti ia sebagai tetamu

Ketika Cinta dalam diam

Ketika Cinta selalu terhenyak dalam diam

Perlu segera dicari musabab kadarnya

Page 156: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

146  

   

Adakah cinta memang telah dalam genggaman

Atau jangan-jangan hanya rasa sementara

Ketika Cinta menjadi abu

Ketika Cinta telah menjadi abu

Tak selayaknya untuk ditiup-tiup lagi

Biarkan ia memberi rasa itu

Kepada setiap terbukanya hati

Cinta lain akan bersemi

: tentu

Ketika Cinta tak terbaca

Ketika Cinta-Nya tak terbaca sebagai isyarat

Kita buka lagi hati yang telah membeku

Dari sapaan yang sering Cuma lamat-lamat

Keras dan kaku seperti batu

Kita coba untuk lebih melihat

Diri pongah ini yang suka tak hirau nasihat

Ketika Cinta begitu lelah

Ketika Cintamu tampak begitu lelah

Apakah aku harus tetap memberimu rindu

Page 157: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

147  

   

Sementara cinkau pun telah menyerah

Pada ketiadaan untuk berbagi denganmu

Ketika Cinta serupa pesan singkat

Ketika Cintamu serupa pesan singkat

Sia-sia rupaya menyimpan dalam hati

Karena tanpa ragu ia akan bersi loncat

Meninggalkan noda yang takkan berhenti

Menyapaku

Pedih

Ketika Cinta berupa nanti

Ketika Cinta mu perlahan berupa nanti

Atau janji yang tidak pernah ada lagi buktinya

Ketika itu pula izinkan aku mencari pengganti

Sebab tak lagi guna sepanjang hari aku bertanya

Akan makna keberduaan kita

Ketika Cinta menjadi remang

Ketika Cinta menjelang remang-remang

beri lentera yang akan setia menggamitnya

menuntun pelan ke padang tantangan

agar cinta itu tak dating membawa dusta

: atau duka yang maha duka

Page 158: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

148  

   

Ketika Cinta berkelebat menjauh

Ketika Cintanya berkelebat menjauh

Tak perlu ku jerat ia dengan imbauan sayang

Biarkan saja kehampaan belaka yang ia rengkuh

Sementara kasihmu tetap simpan dalam ruang

Nan tak lekang

Ketika Cinta Tersaput Mendung

Ketika Cintamu bagai mentari tersaput mendung

Aku hendak menyapunya dengan setangan rasa

Atau dengan cahaya sayang yang mendukung

Sehingga engkau akan lagi tiba

Ke dermaga

Kasih

Kita

Ketika Cinta Asyik Sendiri

Ketika Cinta mu asyik bercengkerama sendiri

Kenapa tak kau biarkan ia asyik bersama cintaku

Yang telah lama kau pikat dengan Cuma tanda

Yang bisa saja salah ditelisik oleh waktu?

Page 159: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

149  

   

Ketika Cinta enggan berteriak

Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008)mu enggan berteriak lantang

Celaka juga kalau aku hanya berdiam diri

Maka kusapa senar di alun rasamu yang nyalang

Biar jalanmu tak bersicakap di dermaga hati

Yag lain

Yang jalang

Ketika Cinta mewujud jarum berkarat

Ketika Cinta kita telah mewujud jarum berkarat

Hati-hati dengan setiap aroma tetangga

Jangan harum bunga menjadi petaka berat

Dan kita luka karena jarum telah menusuk dada

Yang hati di dalamnya tengah sekarat

Ketika Cinta Cuma di Garasi

Ketika CintaNya lama aku taruh di garasi

Perlu saat untuk membuka lebar ruang tamu

Menghidangkan minuman dan buah yang serasi

Sambil bercengkerama dan membongkar ragu

tentang MU

Page 160: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

150  

   

Ketika Cinta dalam Tanda Tanya

Ketika Cinta kita dalam tanda Tanya

jangan bertanya kepdaa selaksa ragu

Tanya pada nurani yang selama ini dalam abai

Yang selalu berada di belakang tanda seru

Mari kembali kepada raasa yang damai

Ketika Cinta ibarat sisipus

Ketika Cinta kita ibarat sisipus

Mari kita ambil sejenak jeda

Dan Ketika Cinta Kumpulan Sajak (2006-2008) kita tak lagi pupus

Beri ruang yang enak dan leluasa

:kita mulai untuk berbagi

Dengan hati dan hati-hati

Ketia Cinta Serupa Asap

Ketika Cinta MU terasa serupa asap

Ku harus tahu hari-hariku yang lindap

Karena sepertinya aku lebih menuhankanmu

Page 161: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

151  

   

Dan engkau pun malah merosokkanku

Ke dalam gelap

Ke jalan tanpa rambu

Ketika Cinta hanya terasa senyap

Ketika Cinta Nya sebagai hanya terasa gelap

Sesekali jangan hendak menghujatNya

Yang kita perlukan lebih adalah sebab

Mengaca pada cermin hari yang telah lama

Ketika Cinta menyapa hampa

Ketika Cinta hanya menyapa hampa

Segera bangun rencana terpola

Jika memang Cuma sebuah maya

Tak apa lewat, berlalu begitu saja

Ketika Cinta bersua luka

Ketika Cinta telah bersua luka

Taruhlan amarah di sela hening

Lalu endapkan hidup dalam cerita

Sehingga ajal pun menjadi bening

Ketika Cinta menyusuri sunyi

Ketika Cinta masih saja

Page 162: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

152  

   

Menyusuri sunyi

Perlahan sibaklah cadarnya

Biar api yang ada di hati

Menghangat menjadi arti

Ketika Cinta hampir tak ada

Ketika Cinta hamper-hampir tak ada

Kembali coba untuk selalu bertanya

Atau terus saja menanam percaya

Siapa mengira nanti tumbuh bianglala

Dari semaian rasa saling terbuka

Ketika Cinta bercuriga

Ketika Cinta bersimbah curiga

Yang tersisa hanya syak waktu wasangka

Saatnya buat kembali ke nurani

Mencari teduh dalam bahasa hati

Dalam bahasa yang hanya kita

Ya kita, mampu beroleh sejantung arti

Ketika Cinta meraja di Kata

Ketika Cintanya meraja di kata-kata

Page 163: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

153  

   

Ingatlah makna yang etinya bersama

Di dalam detak pada setiap langkah wacana

Ataupun hanya dalam niatan noktah di alinea

Ketika Cinta menyiasati-Mu

Ketika Cintaku lintang pukang menyiasati Mu

Berilah kendari yang melayang meluncur

Ingatkan pula akan tanda yang suka bersekutu

Dengan pengganggu di setiap tahapan alur

Atau bahkan di celah kesadaran religi

Yang ska aku tinggal pergi itu.

Ketika Cinta Menghalau Sapa

Ketika Cinta lebih suka menghalau sapa

Ada yang luka selalu bersebab sianida

Yang merayap ke segenap rasa yang lengkap

Berdiam lama dalam jejak asmara nan senyap

Tapi lengang jangan beri tempat dalam diri

Ia mengancam perjalanan, menekan gairah remang

Menggerentang jiwa yang merindu sendiri

Sementara hati menggairah untuk bergairah

: menggelinjang

(Ketika Cinta: 63)

Page 164: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

154  

   

Ketika Cinta dalam Galau

Ketika Cintamu terkesiap dalam galau

Sadari sungguh agar diksi tak lagi galau

Ucapan pun, tetapkan dalam titian

Dengan jejak yang terus kelihatan

Kegalauan adalah sebuah jalan

Kegalauan adalah sebuah jembatan

Dan cinta tak selamanya menjalur

Tapi tak mengapa untuk selalu dalam lajur

Setia pada sempat kita ikrarkan

Ceria untuk hati yang sesekali diberpalingkan

(Ketika Cinta: 64)

Ketika Cinta Tak Kuasa Bersandiwara

Ketika Cinta tak kuasa lagi berbicara

Ajak dia kepada kenyataan fabula togata

Sehingga dunia lebih kepada berwarna warni

Berseling antara yang fana dan yang nanti

Cinta memang bukan buat bersembunyi

Atau sekedar berpura melipur hati

Karena cinta memang berada di antaranya

Page 165: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

155  

   

: komidi atau tragedy

(Ketika Cinta: 65)

Ketika Cinta Terperangkap Gamang

Ketika Cinta kita kepada-Nya terperangkap gamang

Perkaya diri lewat pertemuan-pertemuan nyata

Jangan malah selalu menghindar atau

mengumpat

mungkin soalnya hanya pemupukan rasa

yang sering kita tepikan

di selokan duniawi

yang alirnya

sesaat

sesaat

pun

sesat

(Ketika Cinta: 67)

Ketika Cinta Kehilangan Gairah

Ketika Cinta mu resah dalam arah

Gairah juga taersessat di antah berantah

Kompas hati agaknya kita yang perlu

Page 166: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

156  

   

Lampiran 2

TENTANG PENGARANG

Ibnu Wahyudi (lahir di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, 24 Juni 1958; umur 55 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia. Saat ini ia adalah dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (d/h Fakultas Sastra) Universitas Indonesia selain menjadi pengajar-tamu di Jakarta International Korean School (sejak tahun 2001), di Prasetiya Mulya Business School (sejak tahun 2005), di Universitas Multimedia Nusantara (sejak tahun 2009), dan di SIM University Singapura.

Pendidikan S1 dalam bidang Sastra Indonesia Modern diselesaikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1984. Antara tahun 1991 sampai dengan 1993 Ibnu Wahyudi mengikuti kuliah di Center for Comparative Literature and Cultural Studies, Monash University, Melbourne, Australia dan memperoleh gelar MA, serta menempuh pendidikan doktor (Ilmu Susastra) di Program Pascasarjana UI. Selama 3 tahun (1997-2000) menjadi dosen tamu di Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan.

Kumpulan puisinya yang sudah terbit adalah Masih Bersama Musim (KutuBuku, 2005), Haikuku (Artiseni, 2009), dan Ketika Cinta (BukuPop, 2009); sementara kumpulan prosamininya berjudul Nama yang Mendera (Citra Aji Parama, 2010). Buku puisinya Masih Bersama Musim masuk dalam 10 besar penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2005. Buku-buku yang pernah disusun atau disuntingnya adalah Lembar-lembar Sajak Lama (kumpulan sajak P. Sengodjo), terbitan Balai Pustaka (1982), Pahlawan dan Kucing (kumpulan cerpen Suripman) terbitan Balai Pustaka (1984), Konstelasi Sastra (Hiski, 1990), Erotisme dalam sastra (1994), Menyoal Sastra Marginal (2004), "Toilet Lantai 13" (Aksara 13, 2008), "Ode Kebangkitan" (2008), dan banyak lagi

Page 167: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

157  

   

 

Page 168: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

158  

   

Page 169: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

159  

   

Page 170: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

160  

   

Page 171: ANALISIS GAYA BAHASA PADA ANTOLOGI PUISI KETIKA CINTA ...

161