ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM...

61
ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM INDONESIA PINTAR DI KABUPATEN BREBES SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Wiwiet Septiani Rahayu NIM 7111415004 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM...

Page 1: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

i

ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN

PROGRAM INDONESIA PINTAR

DI KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Wiwiet Septiani Rahayu

NIM 7111415004

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 26 September 2019

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fafurida, S.E., M.Sc.

NIP. 198502162008122004

Pembimbing

Dyah Maya Nihayah, S.E., M.Si.

NIP. 197705022008122001

Page 3: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 29 Oktober 2019

Penguji I

Prof. Dr. P. Eko Prasetyo, S.E., M.Si.

NIP. 196801022002121003

Penguji II

Deky Aji Suseno, S.E., M.Si.

NIP. 197612032003121004

Penguji III

Dyah Maya Nihayah, S.E., M.Si.

NIP. 197705022008122001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Heri Yanto, M.B.A., Ph.D

NIP. 196307181987021001

Page 4: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wiwiet Septiani Rahayu

NIM : 7111415004

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 18 September 1997

Alamat : Dusun Rawaglagah No. 307 RT 003 RW 005,

Desa Danasri Kidul Kecamatan Nusawungu,

Kabupaten Cilacap – Jawa Tengah

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dkutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah

jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 26 September 2019

Wiwiet Septiani Rahayu

NIM 7111415004

Page 5: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Apabila engkau telah

selesai (dari satu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (QS. Al-Insyirah, 94:6-8).

2. Kunci keberhasilan yang sebenernya adalah konsistensi (B.J. Habibie).

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini saya

persembahkan untuk kedua orang tua saya.

Page 6: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kelancaran dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Gap dan Strategi Peningkatan

Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes” dengan baik. Dalam proses

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya kerja sama dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan hormat penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Bapak Drs. Heri Yanto MBA, PhD., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang.

3. Ibu Fafurida, S.E., M.Sc., Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

4. Dosen Penguji 1 Prof. Dr. P. Eko Prasetyo, S.E., M.Si., yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dosen Penguji 2 Deky Aji Suseno, S.E., M.Si., yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dyah Maya Nihayah, S.E., M.Si., dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, waktu, dan motivasi selama penyusunan

skripsi.

7. Ibu Lesta Karolina Br Sebayang, S.E. M.Si., Dosen Wali Ekonomi

Pembangunan A 2015 yang telah memberikan dorongan dan motivasi

Page 7: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

vii

selama penulis menimba ilmu di Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan

kepada penulis selama diperkuliahan.

9. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2015 yang telah membersamai

selama perkuliahan dan memberikan semangat serta doa kepada penulis.

10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan pengalaman berorganisasi dan motivasi kepada penulis.

11. Teman yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi dan

memberikan semangat kepada penulis, Dwi Widianto, Kurniasih, Faudzul

Adzim, dan Dian Yulia Nastiti terima kasih atas bantuan dan waktu yang

telah kalian luangkan.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, jika masih terdapat kritik atau saran yang membangun penulis akan

senang hati menerima. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca.

Semarang, 26 September 2019

Page 8: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

viii

SARI

Rahayu, Wiwiet Septiani. 2019. “Analisis Gap dan Strategi Peningkatan Program

Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes”. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dyah Maya

Nihayah, S.E., M.Si.

Kata Kunci : Kemiskinan, Pendidikan, Program Indonesia Pintar, Analisis

Gap, Analytical Hierarchy Proccess (AHP).

Program Indonesia Pintar merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi

masalah tingginya angka putus sekolah dengan memberikan bantuan tunai

pendidikan kepada anak usia sekolah (usia 6-21 tahun) yang berasal dari keluarga

miskin. Dalam pelaksanaan Program Indonesia Pintar masih terdapat kendala-

kendala seperti pencairan dana yang tidak tepat waktu dan penyalahgunaan dana

Program Indonesia Pintar. Selain itu, Program Indonesia Pintar masih belum tepat

sasaran karena masih didapati siswa yang tergolong mampu namun mendapatkan

Program Indonesia Pintar.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi dan perkembangan serta

strategi peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Data yang digunakan adalah data primer. Alat analisis yang digunakan yaitu

analisis gap yang digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi dan

perkembangan implementasi Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes dan

Analitycal Hierarchy Proccess (AHP) yang digunakan untuk menentukan urutan

prioritas strategi peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi dan perkembangan

implementasi Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes sudah cukup baik

dengan persentase sebesar 45%. Sedangkan berdasarkan analisis AHP

menunjukkan bahwa urutan prioritas strategi peningkatan Program Indonesia Pintar

di Kabupaten Brebes secara berurutan adalah mekanisme, pengawasan dan

evaluasi, kebijakan pemerintah dan sumber daya manusia. Berdasarkan prioritas

tersebut, dalam upaya peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes

perlu adanya perbaikan mekanisme dalam penerapan Program Indonesia Pintar.

Pengawasan dan evaluasi juga tidak boleh diabaikan dan harus dilakukan secara

rutin.

Page 9: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

ix

ABSTRACT

Rahayu, Wiwiet Septiani. 2019. “Gap Analysis and Improvement Strategy of

Smart Indonesia Program in Brebes Regency”. Final Project. Economics

Development Department. Faculty of Economics. Semarang State University.

Advisor Dyah Maya Nihayah, S.E., M.Si.

Keyword : Poverty, Education, Smart Indonesia Program, Gap Analysis,

Analytical Hierarchy Proccess (AHP).

The Smart Indonesia Program is an effort by the government to overcome

the problem of missing numbers from schools that provide tuition assistance for

school-age children (aged 6-21 years) who come from poor families. In the

implementation of the Smart Indonesia Program is still in the implementation of

coordination such as the disbursement of funds that are not timely and the misuse

of funds the Smart Indonesia Program. In addition, the Smart Indonesia Program is

still not on target because there are still students who are classified as able to get

the Smart Indonesia Program.

The purpose of this research is to study the conditions and development and

strategies for the Improvement of the Smart Indonesia Program in Brebes Regency.

The method used in this research is quantitative descriptive and qualitative

descriptive. The data used are primary data. The analytical tool used is the gap

analysis used to study the ways and development of the implementation of the

Smart Indonesia Program in Brebes Regency and the Analytical Hierarchy Process

(AHP) used to determine the sequence of strategies for improving the Smart

Indonesia Improvement Program in Brebes Regency.

The results showed the facts and the development of the implementation of

the Smart Indonesia Program in Brebes Regency was quite good with a percentage

of 45%. While based on AHP analysis shows how the priority of improving the

Smart Indonesia Program in the sequential Brebes Regency is protection,

supervision and evaluation, government policies and human resources. Based on

these priorities, in an effort to Improve the Smart Indonesia Program in Brebes

Regency, it is necessary to improve the implementation of the Smart Indonesia

Program. Monitoring and evaluation must also not be ignored and must be done

routinely.

Page 10: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN ................................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ........................................................................................................ vi

SARI ................................................................................................................ viii

ABSTRACT........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 13

1.3. Cakupan Masalah Penelitian ..................................................................... 14

1.4. Perumusan Masalah .................................................................................. 14

1.5. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 15

1.6. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 15

1.7. Manfaat Penelitian .................................................................................... 16

1.7.1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 16

1.7.2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 16

1.8. Orisinalitas Penelitian ............................................................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 18

2.1. Kajian Pustaka .......................................................................................... 18

2.1.1. Pengeluaran Pemerintah ....................................................................... 18

2.1.2. Kemiskinan .......................................................................................... 19

2.1.3. Kebijakan Pendidikan........................................................................... 22

2.1.4. Pendidikan ........................................................................................... 23

2.1.5. Program Indonesia Pintar ..................................................................... 25

2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 34

Page 11: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

xi

2.3. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 41

3.1. Jenis Penelitian ......................................................................................... 41

3.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 42

3.2.1. Data Primer .......................................................................................... 42

3.2.2. Data Sekunder ...................................................................................... 42

3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 42

3.3.1. Dokumentasi ........................................................................................ 43

3.3.2. Wawancara .......................................................................................... 43

3.3.3. Kuesioner ............................................................................................. 43

3.4. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 44

3.5. Metode Analisis Data ................................................................................ 46

3.5.1. Gap Analysis (Analisis Gap)................................................................. 46

3.5.2. Analytical Hierarchy Process (AHP) .................................................... 52

3.6. Variabel Penelitian.................................................................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 58

4.1. Gambaran Umum Pendidikan di Kabupaten Brebes .................................. 58

4.2. Hasil Penelitian ......................................................................................... 63

4.2.1. Hasil Analisis Gap (Gap Analysis) ....................................................... 63

4.2.2. Hasil Analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) ............................. 69

4.2.3. Analisis Gap dan Alternatif Penyelesaian dalam Peningkatan Program

Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes .................................................. 81

4.3. Pembahasan Penelitian .............................................................................. 83

4.3.1. Kondisi dan Pencapaian Peningkatan Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes ................................................................................ 83

4.3.2. Strategi Peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes ... 88

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 98

5.1. Simpulan .................................................................................................. 98

5.2. Saran ........................................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100

LAMPIRAN ................................................................................................... 105

Page 12: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) di Pulau Jawa Tahun 2014-2018 ........ 3

1.2. Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2014-2018 ........................................................................................ 4

1.3. Persentase Rata-rata Lama Sekolah Tiap Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2014-2018 ........................................................................... 6

1.4. Sasaran Peserta Didik PIP di Kabupaten Brebes Tahun 2017/2018............10

1.5. Jumlah Dana PIP Disalurkan dan Dicairkan Tiap Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2018..........................................................................11

1.6. Besaran Dana PIP Pada Tiap Jenjang Pendidikan ......................................12

2.1. Penelitian Terdahulu .................................................................................34

3.1. Batasan Penentuan Skoring Indikator Tujuan, Sasaran dan Pemanfataan

Dana Program Indonesia Pintar .................................................................47

3.2. Kriteria Penerapan Program ......................................................................52

3.3. Skala Banding Berpasangan ......................................................................53

4.1. Partisipasi Sekolah di Kabupaten Brebes Tahun 2018 ...............................58

4.2. Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang

Pendidikan di Kabupaten Brebes Tahun 2018 ...........................................59

4.3. Persebaran SMA dan SMK per Kecamatan di Kabupaten Brebes Tahun

Ajaran 2018 ..............................................................................................60

4.4. Jumlah Penerima PIP dan Jumlah Dana PIP Disalurkan dan Dicairkan di

Kabupaten Brebes Tahun 2018 .................................................................61

4.5. Jumlah Penerima PIP Disalurkan dan Dicairkan Di Lokasi Penelitian Tahun

2018 .........................................................................................................62

4.6. Hasil Penilaian Indikator Program Indonesia Pintar ..................................67

4.7. Kriteria Peningkatan Program Indonesia Pintar .........................................70

4.8. Kriteria Mekanisme ..................................................................................72

4.9. Kriteria Pengawasan dan Evaluasi.............................................................73

Page 13: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

xiii

4.10. Kriteria Kebijakan Pemerintah ..................................................................75

4.11. Kriteria Sumber Daya Manusia .................................................................76

4.12. Urutan Alternatif Strategi Peningkatan Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes ....................................................................................78

Page 14: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Persentase Angka Partisipasi Kasar Seluruh Jenjang Pendidikan di Kabupaten

Brebes Tahun 2013-2017 ............................................................................ 7

1.2. Persentase Angka Putus Sekolah Seluruh Jenjang Pendidikan di Kabupaten

Brebes Tahun 2013-2017 ............................................................................ 8

2.1. Lingkaran Kemiskinan ..............................................................................20

2.2. Kerangka Berpikir ....................................................................................40

3.1. Kerangka Hierarki AHP ............................................................................55

4.1. Persepsi Penerima Terhadap Penerapan Tujuan PIP ..................................64

4.2. Persepsi Penerima Terhadap Penerapan Sasaran PIP .................................65

4.3. Persepsi Penerima Terhadap Penerapan Pemanfaatan Dana PIP ................66

4.4. Output AHP Seluruh Kriteria Peningkatan Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes .....................................................................................71

4.5. Output AHP Kriteria Mekanisme ..............................................................72

4.6. Output AHP Kriteria Pengawasan dan Evaluasi .......................................74

4.7. Output AHP Kriteria Kebijakan Pemerintah .............................................75

4.8. Output AHP Kriteria Sumber Daya Manusia ............................................77

4.9. Output AHP Seluruh Alternatif Kriteria Peningkatan Program Indonesia

Pintar di Kabupaten Brebes ......................................................................79

4.10. Sinkronisasi Indikator Gap dengan Kriteria AHP .....................................81

4.11. Sinkronisasi Analisis Gap dengan Analisis AHP ......................................82

Page 15: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Analisis Gap .............................................................................. 103

2. Kuesioner AHP .......................................................................................... 106

3. Hasil Tabulasi Kuesioner Analisis Gap ....................................................... 115

4. Hasil Tabulasi Kuesioner AHP ................................................................... 126

5. Output AHP ............................................................................................... 125

6. Daftar Responden dan Keyperson ............................................................... 127

7. Daftar Informasi Keyperson........................................................................ 132

8. Surat Ijin Obervasi ..................................................................................... 133

9. Surat Ijin Penelitian .................................................................................... 135

10. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 143

Page 16: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.

Pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat penting

dalam pengembangan sumber daya manusia (Elyasa, 2016). Pendidikan

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa serta

sarana dalam membangun masyarakat yang cerdas dan mandiri sebagai investasi

dalam pembangunan (Jolianis, 2015). Hal tersebut menjadikan pendidikan masuk

daftar prioritas utama dalam pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional

khususnya di bidang pendidikan secara jelas tertuang dalam Nawa Cita kelima yaitu

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas

pendidikan.

Pentingnya pendidikan juga tertuang dalam UUD 1945 yang secara tegas

mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan

kesempatan belajar seluas-luasnya. Oleh karena itu, pemeritah berkomitmen besar

dalam upaya meningkatkan penyediaan layanan publik terutama penyediaan akan

kebutuhan pendidikan. Salah satu upayanya melalui pengeluaran pemerintah

dengan alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari belanja negara

dengan fokus meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan.

Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 34 ayat (2) dan (3) menyebutkan bahwa:

Page 17: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

2

”Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib

belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Wajib

belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh

lembaga pendidikan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.”

Program Wajib Belajar 12 Tahun merupakan keberlanjutan dari program

Wajib Belajar 9 Tahun yang kemudian dikenal sebagai program Pendidikan

Menengah Universal (PMU) dengan payung hukum Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Belajar pada pasal 2 diharapkan program wajib belajar dapat mengupayakan

perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi

setiap warga negara Indonesia. Pendidikan yang bermutu seharusnya lebih banyak

menjangkau anak dari keluarga kurang mampu dan berpenghasilan rendah (Barnett,

2010). Dengan adanya program Wajib Belajar 12 Tahun, pemerintah berusaha

untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar, khususnya bagi

keluarga yang kurang mampu agar memperoleh pendidikan minimal hingga jenjang

menengah (Khairunnisa dkk, 2014).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pemerataan pendidikan adalah faktor

ekonomi. Tingginya biaya pendidikan menyebabkan masyarakat dengan ekonomi

rendah sulit mengakses pendidikan. Menurut Retnaningsih (2017), salah satu hal

yang menghambat pendidikan adalah kemampuan finansial masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pendidikan dimana masih banyak orang tua yang tidak mampu

membiayai kebutuhan sekolah anaknya seperti membeli buku dan alat sekolah. Hal

ini terlihat dari tingginya jumlah penduduk miskin dibeberapa provinsi di

Page 18: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

3

Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin

terbanyak ada di Pulau Jawa. Tabel 1.1. menunjukkan perkembangan jumlah

penduduk miskin di enam provinsi di Pulau Jawa dari tahun 2014 hingga tahun

2018.

Tabel 1.1.

Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) di Pulau Jawa Tahun 2014-2018

No Provinsi 2014 2015 2016 2017 2018

1 DKI Jakarta 412.79 368.67 385.84 393.13 372.26

2 Jawa Barat 4238.96 4485.65 4168.11 3774.41 3539.40

3 Jawa Tengah 4561.82 4505.78 4493.75 4197.49 3867.42

4 DI Yogyakarta 532.59 485.56 488.83 466.33 450.25

5 Jawa Timur 4748.42 4775.97 4638.53 4405.27 4292.15

6 Banten 649.19 690.67 657.74 699.83 668.74

Indonesia 27727.78 28513.57 27764.32 26582.99 25674.58

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018

Selama lima tahun terakhir, jumlah penduduk miskin selalu mengalami

penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin pada tabel 1.1.

yang menujukkan tren menurun dari tahun 2014 hingga 2018. Jumlah penduduk

miskin terbanyak di Indonesia ada di Pulau Jawa. Dari enam Provinsi di Pulau Jawa,

terdapat tiga provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi. Pertama, jumlah

penduduk miskin tertinggi di Pulau Jawa ditempati oleh Provinsi Jawa Timur

dengan jumlah penduduk miskinnya sebanyak 4292,15 ribu jiwa pada tahun 2018.

Posisi kedua yaitu Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk miskinnya

sebanyak 3867,42 ribu jiwa. Posisi ketiga yaitu Provinsi Jawa Barat dengan jumlah

penduduk miskinnya sebanyak 3539,40 ribu jiwa. Selanjutnya disajikan tabel 1.2.

yang menunjukkan jumlah penduduk miskin tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Tengah dari tahun 2014 hingga 2018.

Page 19: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

4

Tabel 1.2.

Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Tiap Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2013-2017

No. Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kabupaten Cilacap 239.8 239.8 243.5 240.2 238.3

2 Kabupaten Banyumas 283.5 283.5 285.9 283.9 283.2

3 Kabupaten Purbalingga 176 176 176.5 171.8 171.9

4 Kabupaten Banjarnegara 159.5 159.5 165.4 158.2 156.8

5 Kabupaten Kebumen 242.3 242.3 241.9 235.9 233.4

6 Kabupaten Purworejo 102.1 102.1 101.2 99.1 98.6

7 Kabupaten Wonosobo 165.8 165.8 166.4 160.1 159.2

8 Kabupaten Magelang 160.5 160.5 162.4 158.9 157.2

9 Kabupaten Boyolali 118.6 118.6 120 117 116.4

10 Kabupaten Klaten 168.2 168.2 172.3 168 165

11 Kabupaten Sukoharjo 78.9 78.9 79.9 78.9 76.7

12 Kabupaten Wonogiri 123.8 123.8 123 124.8 123

13 Kabupaten Karanganyar 107.3 107.3 106.4 107.7 106.8

14 Kabupaten Sragen 130.3 130.3 130.4 126.8 124

15 Kabupaten Grobogan 186.5 186.5 184.5 184.1 181

16 Kabupaten Blora 116 116 115 113.9 111.9

17 Kabupaten Rembang 120 120 119.1 115.5 115.2

18 Kabupaten Pati 148.1 148.1 147.1 144.2 141.7

19 Kabupaten Kudus 65.8 65.8 64.1 64.2 64.4

20 Kabupaten Jepara 100.5 100.5 100.6 100.3 99

21 Kabupaten Demak 162 162 160.9 158.8 152.6

22 Kabupaten Semarang 79.8 79.8 81.2 80.7 79.7

23 Kabupaten Temanggung 85.5 85.5 87.5 87.1 86.8

24 Kabupaten Kendal 110.5 110.5 109.3 107.8 106.1

25 Kabupaten Batang 82.1 82.1 83.5 82.6 81.5

26 Kabupaten Pekalongan 109.3 109.3 112.1 113.3 111.6

27 Kabupaten Pemalang 237 237 235.5 227.1 225

28 KabupatenTegal 140.3 140.3 143.5 144.2 141.8

29 Kabupaten Brebes 355.1 355.1 352 348 343.5

30 Kota Magelang 11 11 10.9 10.6 10.6

31 Kota Surakarta 55.9 55.9 55.7 55.9 54.9

32 Kota Salatiga 10.8 10.8 10.6 9.7 9.6

33 Kota Semarang 84.7 84.7 84.3 83.6 80.9

34 Kota Pekalongan 23.6 23.6 24.1 23.6 22.5

35 Kota Tegal 20.9 20.9 20.3 20.3 20.1

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2018

Berdasarkan tabel 1.2, jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah

pada tahun 2014 hingga tahun 2018 cenderung mengalami penurunan walaupun

Page 20: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

5

pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan. Kabupaten

Brebes menempati urutan tertinggi dengan jumlah penduduk miskin sebanyak

309,2 ribu jiwa pada tahun 2018. Hal ini mengindikasikan bahwa belum meratanya

usaha pemerintah dalam menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan merupakan

akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan karena

pendidikan merupakan pusat dalam pembangunan manusia yang cerdas dan

berkualitas (Miradj & Sumarno, 2014). Kemiskinan dapat disebabkan oleh

rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan suatu masyarakat (Soleh & Rahayu,

2018).

Pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas

sumber daya manusia melalui peningkatan akses pelayanan dan fasilitas pendidikan

dengan mengupayakan biaya pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat

(Marmujiono, 2014). Menurut Amaliah (2015), hubungan antara pendidikan dan

kemiskinan terletak pada ketidakadilan dalam memperoleh akses pendidikan antara

sikaya dan simiskin. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa

memandang status sosial, status ekonomi, suku etnis, agama, dan gender (Hitasari

dkk, 2015). Kemiskinan masih menjadi salah satu alasan rendahnya tingkat

pendidikan di Indonesia khususnya Provinsi Jawa Tengah. Selain masalah

kemiskinan, Kabupaten Brebes juga dihadapkan pada masalah pendidikan yaitu

rendahnya rata-rata lama sekolah penduduknya. Semakin tinggi angka rata-rata

lama sekolah maka semakin lama/tinggi jenjang pendidikan yang telah ditamatkan,

begitu sebaliknya, semakin rendah angka rata-rata lama sekolah maka semakin

rendah jenjang pendidikan yang ditamatkan.

Page 21: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

6

Tabel 1.3.

Persentase Rata-Rata Lama Sekolah Tiap Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2014-2018

No. Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018

1 Kabupaten Cilacap 6.48 6.58 6.9 6.91 6.92

2 Kabupaten Banyumas 7.31 7.31 7.39 7.4 7.41

3 Kabupaten Purbalingga 6.84 6.85 6.86 6.87 7

4 Kabupaten Banjarnegara 5.9 6.17 6.26 6.27 6.28

5 Kabupaten Kebumen 6.75 7.04 7.05 7.29 7.34

6 Kabupaten Purworejo 7.63 7.65 7.66 7.69 7.7

7 Kabupaten Wonosobo 6.07 6.11 6.12 6.51 6.75

8 Kabupaten Magelang 7.02 7.19 7.4 7.41 7.57

9 Kabupaten Boyolali 6.69 7.1 7.17 7.44 7.55

10 Kabupaten Klaten 7.92 8.16 8.22 8.23 8.24

11 Kabupaten Sukoharjo 8.41 8.5 8.58 8.71 8.84

12 Kabupaten Wonogiri 6.23 6.39 6.57 6.68 6.88

13 Kabupaten Karanganyar 8.47 8.48 8.49 8.5 8.51

14 Kabupaten Sragen 6.85 6.86 6.87 7.04 7.22

15 Kabupaten Grobogan 6.32 6.33 6.62 6.66 6.67

16 Kabupaten Blora 6.02 6.04 6.18 6.45 6.46

17 Kabupaten Rembang 6.9 6.92 6.93 6.94 6.95

18 Kabupaten Pati 6.35 6.71 6.83 7.08 7.18

19 Kabupaten Kudus 7.83 7.84 7.85 8.31 8.62

20 Kabupaten Jepara 7.29 7.31 7.32 7.33 7.43

21 Kabupaten Demak 7.44 7.45 7.46 7.47 7.48

22 Kabupaten Semarang 7.31 7.33 7.48 7.87 7.88

23 Kabupaten Temanggung 6.18 6.52 6.55 6.9 6.94

24 Kabupaten Kendal 6.53 6.64 6.65 6.85 7.05

25 Kabupaten Batang 6 6.41 6.42 6.61 6.62

26 Kabupaten Pekalongan 6.53 6.55 6.56 6.73 6.74

27 Kabupaten Pemalang 5.87 6.04 6.05 6.31 6.32

28 KabupatenTegal 5.93 6.3 6.54 6.55 6.7

29 Kabupaten Brebes 5.86 5.88 6.17 6.18 6.19

30 Kota Magelang 10.27 10.28 10.29 10.3 10.31

31 Kota Surakarta 10.33 10.36 10.37 10.38 10.53

32 Kota Salatiga 9.37 9.81 9.82 10.15 10.4

33 Kota Semarang 10.19 10.2 10.49 10.5 10.51

34 Kota Pekalongan 8.12 8.28 8.29 8.56 8.57

35 Kota Tegal 8.26 8.27 8.28 8.29 8.3

PROVINSI JAWA TENGAH 7.50 7.03 7.15 7.27 7.35

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2018

Rata-rata lama sekolah Kabupaten Brebes pada tahun 2018 menunjukkan

angka terendah dari 34 kabupaten/kota lainnya yang ada di Jawa Tengah sebesar

Page 22: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

7

6,19, artinya rata-rata penduduk Kabupaten Brebes hanya menamatkan pendidikan

pada jenjang Sekolah Dasar. Angka tersebut masih jauh dibawah rata-rata lama

sekolah Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,35. Hal ini mendorong pemerintah untuk

melakukan upaya dalam pemerataan dan perluasan pendidikan dengan Wajib

Belajar 12 Tahun serta meningkatkan akses pendidikan hingga mampu

mengendalikan Angka Partisipasi Kasar (APK). APK dapat digunakan untuk

melihat tingkat pendidikan penduduk dalam mengakses program pendidikan

(Hitasari et al, 2015).

Gambar 1.1. Persentase Angka Partisipasi Kasar Seluruh Jenjang Pendidikan

di Kabupaten Brebes Tahun 2013-2017

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2018

Berdasarkan data dari BPS Jawa Tengah, terlihat bahwa pada tahun 2013

hingga 2017 tren APK seluruh jenjang pendidikan di Kabupaten Brebes cenderung

fluktuatif dimana APK terendah terjadi pada jenjang SMA. Nilai APK yang kurang

dari 100% menggambarkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap

pendidikan pada jenjang SMA masih rendah. Masalah lain yang dihadapi

Kabupaten Brebes dalam bidang pendidikan adalah tingginya angka putus sekolah

pada jenjang SMA.

0

20

40

60

80

100

120

2013 2014 2015 2016 2017

111.73 112.53106.75

112.74 110.42

84.18 87.5395.22

86.31 85.73

55.9467.7 65.92 63.88

76.51

SD SMP SMA

Page 23: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

8

Gambar 1.2. Persentase Angka Putus Sekolah Seluruh Jenjang Pendidikan di

Kabupaten Brebes Tahun 2013-2017

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2018

Tingginya angka putus sekolah menggambarkan akses pendidikan yang tidak

merata. Berdasarkan gambar 1.2., apabila dibandingkan dengan jenjang pendidikan

SD dan SMP, angka putus sekolah paling banyak dialami siswa pada jenjang SMA

sebesar 6.83% pada tahun 2017. Bila dilihat berdasarkan trend angka putus sekolah

dari tahun 2013 hingga 2017, angka putus sekolah jenjang SMA pada tahun 2016

mengalami penurunan dari 6,29% menjadi 2,08%, namun pada tahun 2017 angka

putus sekolah jenjang SMA mengalami kenaikan yang sangat drastis menjadi

6,83%.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk, (2014), faktor penyebab

anak putus sekolah usia pendidikan dasar adalah faktor ekonomi keluarga, perhatian

orang tua, fasilitas pembelajaran, minat anak untuk sekolah, budaya dan lokasi

sekolah. Selanjutnya, Asmara & Sukadana (2016) mengatakan bahwa putus sekolah

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, tingkat pendidikan orang tua

dan pendapatan keluarga. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua khususnya ayah

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

2013 2014 2015 2016 2017

0.640.36

3.60

0.610.10

2.44 2.21

4.98

3.50

5.54

1.71

3.40

6.29

2.08

6.83

SD SMP SMA

Page 24: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

9

akan cenderung mengakibatkan siswa menjadi putus sekolah. Penyebab lainnya

adalah pendapatan keluarga. Semakin rendah jumlah pendapatan yang diperoleh

keluarga akan cenderung mengakibatkan siswa menjadi putus sekolah.

Untuk mengatasi masalah tingginya angka putus sekolah, pada tahun 2015

pemerintah meluncurkan kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu

Indonesia Pintar untuk memberikan bantuan tunai pendidikan kepada anak usia

sekolah (usia 6-21 tahun) yang berasal dari keluarga miskin. Program Indonesia

Pintar merupakan program pemerintah yang digulirkan untuk mengatasi masalah

yang terjadi dalam bidang pendidikan yaitu mengurangi jumlah siswa putus sekolah

karena kesulitan biaya (Astuti, 2017). Selain itu, Retnaningsih (2017) juga

mendefinisikan Program Indonesia Pintar sebagai salah satu program jaminan

sosial bidang pendidikan yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah partisipasi

masyarakat dalam pendidikan khususnya bagi kalangan masyarakat tidak mampu.

Program ini selaras dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Sasaran yang ingin dicapai dalam Program Indonesia Pintar melalui pelaksanaan

Wajib Belajar 12 Tahun pada RPJMN 2015-2019 adalah meningkatnya

keberlanjutan dan akses pendidikan yang ditandai dengan menurunnya angka putus

sekolah. Keberadaan Program Indonesia Pintar ini diharapkan dapat mendorong

peningkatan partisipasi sekolah dan menurunkan angka putus sekolah dari jenjang

pendidikan dasar hingga pendidikan menengah.

Page 25: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

10

Sasaran PIP dalam Sistem Informasi Program Indonesia Pintar (2017) di

Kabupaten Brebes pada tahun 2017/2018 adalah sebanyak 168.530 peserta didik

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.4.

Sasaran Peserta Didik PIP di Kabupaten Brebes Tahun 2017/2018

Jenjang Pendidikan Sasaran Peserta Didik PIP

SD/Paket A 97.963

SMP/Paket B 39.451

SMA/Paket C 8.407

SMK/Kursus dan Pelatihan 22.709

Sumber: Dapodik Program PIP 2017

Pendanaan Program Indonesia Pintar berdasarkan data yang diperoleh dari

Direktorat Penyusunan APBN & Direktorat Jenderal Anggaran (2018) bersumber

dari Informasi APBN 2018. Dana bantuan ini akan disalurkan secara langsung

kepada seluruh anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu yang

memiliki Kartu Indonesia Pintar. Anggaran dana pendidikan untuk Program

Indonesia Pintar dialokasikan sebesar Rp 49,2 triliun dan didistribusikan untuk 19,7

juta siswa usia sekolah di seluruh Indonesia.

Tabel 1.5. menunjukkan jumlah dana PIP disalurkan dan dicairkan tiap

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 yang menunjukkan bahwa

dari 34 kabupaten/kota dana yang dicairkan tidak sesuai dengan dana yang

disalurkan. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada penerima PIP yang tidak

mencairkan dananya sehingga dana PIP belum sepenuhnya terserap. Sistem

Informasi Program Indonesia Pintar atau dikenal dengan SiPintar menunjukkan

bahwa Kabupaten Brebes menjadi kabupaten dengan alokasi dana Program

Indonesia Pintar disalurkan terbanyak se-Jawa Tengah sebesar 90.400.050.000 dan

dana dicairkan sebesar 85.891.600.000 pada tahun 2018. Berdasarkan informasi

Page 26: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

11

tersebut juga diketahui bahwa dana PIP yang dicairkan tidak sesuai dengan dana

PIP yang disalurkan pemerintah kepada penerima PIP.

Tabel 1.5.

Jumlah Dana PIP Disalurkan dan Dicairkan Tiap Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2018

No. Kabupaten/Kota Dana Disalurkan Dana Dicairkan

1 Kabupaten Cilacap 78.131.950.000 74.238.775.000

2 Kabupaten Banyumas 77.211.400.000 72.608.275.000

3 Kabupaten Purbalingga 41.792.750.000 38.501.325.000

4 Kabupaten Banjarnegara 32.004.400.000 29.443.900.000

5 Kabupaten Kebumen 66.852.525.000 64.437.975.000

6 Kabupaten Purworejo 33.119.100.000 30.168.525.000

7 Kabupaten Wonosobo 30.151.200.000 29.057.100.000

8 Kabupaten Magelang 43.201.625.000 39.723.750.000

9 Kabupaten Boyolali 33.649.550.000 30.365.975.000

10 Kabupaten Klaten 57.741.425.000 56.486.350.000

11 Kabupaten Sukoharjo 29.172.000.000 28.046.825.000

12 Kabupaten Wonogiri 34.820.650.000 31.905.800.000

13 Kabupaten Karanganyar 42.641.550.000 38.951.650.000

14 Kabupaten Sragen 35.771.075.000 33.395.625.000

15 Kabupaten Grobogan 59.124.750.000 51.254.425.000

16 Kabupaten Blora 37.612.950.000 32.883.800.000

17 Kabupaten Rembang 27.817.875.000 26.475.675.000

18 Kabupaten Pati 43.312.475.000 38.568.175.000

19 Kabupaten Kudus 25.426.225.000 22.435.075.000

20 Kabupaten Jepara 38.995.025.000 34.567.650.000

21 Kabupaten Demak 41.041.950.000 39.677.900.000

22 Kabupaten Semarang 37.751.975.000 31.449.250.000

23 Kabupaten Temanggung 26.382.625.000 23.995.850.000

24 Kabupaten Kendal 37.275.150.000 32.563.850.000

25 Kabupaten Batang 36.842.775.000 30.421.275.000

26 Kabupaten Pekalongan 38.359.725.000 34.945.750.000

27 Kabupaten Pemalang 70.076.725.000 64.365.450.000

28 KabupatenTegal 61.325.775.000 57.215.225.000

29 Kabupaten Brebes 90.400.050.000 85.891.600.000

30 Kota Magelang 6.980.875.000 6.615.900.000

31 Kota Surakarta 22.648.550.000 21.135.050.000

32 Kota Salatiga 7.267.950.000 5.907.275.000

33 Kota Semarang 27.304.900.000 23.164.850.000

34 Kota Pekalongan 9.121.975.000 8.481.100.000

35 Kota Tegal 15.094.750.000 13.349.850.000

Sumber: SiPintar, 2018

Page 27: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

12

Selanjutnya, terdapat besaran alokasi dana PIP yang dicairkan pada jenjang

SD, SMP, SMA pada setiap semester atau per 6 bulan di Kabupaten Brebes tahun

2018, sebagai berikut:

Tabel 1.6.

Besaran Dana PIP Pada Tiap Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah Bantuan per

semester/6 bulan

SD/MI/Diniyah Formal Ula/STDK Pondok Pesantren

(santri hanya mengaji usia 7-21 tahun) Kejar Paket

A/PPS Wajar Diknas Ula

Rp. 225.000,-

SMP/MTs/Diniyah Formal Wustha/SMPTK Pondok

Pesantren (Santri hanya mengaji usia 13-15 tahun)

Kejar Paket B/PPS Wajar Dikdas Wustha

Rp. 375.000,-

SMA/SMK /MA/Diniyah Formal

Ulya/Muadalah/SMTK/SMAK Pondok Pesantren

(santri hanya mengaji usia 16-18 tahun) Kejar Paket

C/PMU Ulya/Lembaga pelatihan/kursus

Rp. 500.000,-

Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018

Dana Program Indonesia Pintar yang disalurkan pemerintah melalui Kartu

Indonesia Pintar dalam pelaksanaannya pemerintah bekerjasama dengan Bank BRI

untuk penyaluran dana kepada siswa di jenjang SD dan SMP, sedangkan

penyaluran dana untuk siswa pada jenjang SMA dilakukan melalui Bank BNI’46.

Penyaluran dana PIP kepada peserta didik penerima dilakukan melalui rekening

tabungan dan virtual account. Dana PIP dapat dimanfaatkan oleh siswa penerima

PIP untuk membeli buku dan alat tulis sekolah, membeli segaram sekolah dan

perlengkapan lainnya, menunjang transportasi, uang saku atau iuran bulanan siswa

serta biaya kursus atau les tambahan.

Berdasarkan hasil observasi di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,

masalah yang terjadi dalam pelaksanaan PIP adalah pemerintah provinsi sulit untuk

melakukan pengawasan terkait dengan penggunaan dana PIP yang dicairkan. Hal

Page 28: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

13

ini dikarenakan mekanisme penyaluran dana yang langsung ditransfer ke rekening

siswa. Pengelolaan dana tersebut dilakukan oleh orang tua siswa untuk siswa SD

dan SMP, sedangkan untuk siswa SMA pengelolaan dana dilakukan oleh siswa,

sementara pemerintah provinsi dan pihak sekolah hanya berperan sebagai

fasilitator. Pada saat pencairan dana PIP masih terdapat orang tua siswa yang

menggunakan dana PIP untuk keperluan pribadi bukan untuk keperluan pendidikan.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti berinisiasi untuk melakukan penelitian

terkait Analisis Gap dan Strategi Peningkatan Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Brebes serta tingginya

Angka Putus Sekolah pada jenjang SMA sederajat di Kabupaten Brebes.

2. Kabupaten Brebes merupakan kabupaten di Jawa Tengah dengan rata-rata

lama sekolah terendah dengan rata-rata penduduknya hanya menamatkan

sekolah pada tingkat Sekolah Dasar.

3. Kabupaten Brebes menjadi kabupaten dengan alokasi dana Program

Indonesia Pintar disalurkan dan dicairkan terbanyak se-Jawa Tengah.

4. Adanya indikasi berlakunya siswa penerima program yang tidak tepat sasaran

atau tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan Pemerintah pasalnya

masih terdapat siswa mampu yang menerima Program Indonesia Pintar.

Page 29: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

14

5. Pengawasan dari pelaksanaan Program Indonesia Pintar masih belum optimal

karena pengawasan yang diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Tengah hanya menyentuh pada tahap verifikasi data tentang

pengajuan peserta tidak sampai kepada tahap penyaluran dan penggunaan

dana Program Indonesia Pintar.

1.3. Cakupan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi cakupan

permasalahan yang lebih sempit. Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan

pada Analisis Gap dan Strategi Peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten

Brebes pada jenjang pendidikan SMA dan SMK.

1.4. Perumusan Masalah

Berbagai permasalahan yang dihadapi Kabupaten Brebes seperti tingginya

jumlah penduduk miskin dan rendahnya kualitas pendidikan di Kabupaten Brebes

ditunjukkan dengan rata-rata masyarakatnya hanya menamatkan pendidikan pada

jenjang Sekolah Dasar sedangkan rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah

adalah Sekolah Menengah Pertama. Meskipun Program Indonesia Pintar telah

disalurkan secara merata sebagai pendukung pelaksanaan program Wajib Belajar

12 Tahun, pada kenyataannya tahun 2017 persentase anak putus sekolah di

Kabupaten Brebes untuk jenjang SMA masih tinggi yakni sebesar 6,83%. Dalam

pelaksanaannya, Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes masih terdapat

masalah diantaranya pendistribusian dan penyerapan Program Indonesia Pintar

yang belum sesuai dengan prosedur atau syarat yang telah ditentukan seperti masih

terdapat siswa yang berasal dari keluarga mampu yang terdaftar sebagai penerima

Page 30: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

15

PIP serta terdapat siswa yang tergolong kurang mampu tidak terdaftar sebagai

penerima PIP. Sementara pemerintah meluncurkan kebijakan ini diperuntukkan

bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin agar mendapat kesempatan

pendidikan yang sama. Untuk itu, perlu adanya kajian untuk mengetahui sejauh

mana perkembangan implementasi Program Indonesia Pintar dan strategi apa saja

yang harus diprioritaskan dalam peningkatan Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes kedepannya.

1.5. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka didapati pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi awal dan perkembangan penerapan Program Indonesia

Pintar di Kabupaten Brebes?

2. Bagaimana strategi peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten

Brebes?

1.6. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan pertanyaan penelitian yang sudah

dirumuskan, maka tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan penerapan Program Indonesia

Pintar di Kabupaten Brebes.

2. Untuk menyusun strategi peningkatan Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes.

Page 31: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

16

1.7. Manfaat Penelitian

1.7.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah

satu bahan kajian dan bahan referensi dalam menambah informasi dan kajian

tentang analisis implementasi Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes serta

membuka kemungkinan untuk penelitian lebih lanjut mengenai strategi

peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes.

1.7.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

pengambilan maupun merumuskan mengenai kebijakan peningkatan

Program Indonesia Pintar dengan sasaran memperbaiki kualitas Sumber

Daya Manusia melalui pendidikan dan peningkatan Program Indonesia

Pintar agar para pemangku kebijakan dapat meningkatkan keberhasilan

Program Indonesia Pintar.

b. Bagi Pembaca dan Masyarakat Umum

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dalam penerapan ilmu

pengetahuan dan sebagai pengalaman yang dapat dijadikan referensi

mengenai analisis kebijakan serta memberikan informasi yang lebih jelas

mengenai cara peningkatan Program Indonesia Pintar.

1.8. Orisinalitas Penelitian

Orisinalitas penelitian merupakan kebaruan dari penelitian terdahulu.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain: lokasi

Page 32: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

17

penelitian, objek penelitian, serta alat analisis yang digunakan. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan

analisis kesenjangan kebijakan (GAP Analysis) dan Analytical Hierarchy Process

(AHP).

Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2017) dengan judul “Implementasi

Kebijakan Kartu Indonesia Pintar dalam Upaya Pemerataan Pendidikan Tahun

Ajaran 2015/2016 di SMP N 1 Semin” menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pendukung implementasi KIP

adalah informasi dari pihak dinas secara rutin ke sekolah dan secara online,

sedangkan faktor penghambat implementasi KIP adalah evaluasi program KIP

yang dilaksanakan pada setiap periode program menyebabkan terjadinya

perubahan pada mekanisme dan kesulitan mengumpulkan kuitansi atau bukti

penggunaan dana KIP.

Selain itu, penelitian Rohaeni & Saryono (2018) yang berjudul

“Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui Kartu

Indonesia Pintar (KIP) dalam Upaya Pemerataan Pendidikan” menggunakan

metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pendukung

implementasi KIP adalah informasi secara rutin dan online sedangkan faktor

penghambatnya adalah penggunaan dana yang kurang tepat dan kesulitan

mengumpulkan kuitansi atau bukti penggunaan dana KIP.

Page 33: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Menurut

(Sukirno, 2015) pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran untuk

menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, pengeluaran untuk menyediakan

polisi dan tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pembelanjaan

untuk mengembangkan infrastruktur yang dilakukan dalam rangka kepentingan

masyarakat luas. Pengeluaran pemerintah dapat dikatakan sebagai pembelian

pemerintah atas barang dan jasa yang digolongkan menjadi dua hal yakni konsumsi

pemerintah dan investasi pemerintah. Konsumsi pemerintah merupakan pembelian

barang dan jasa yang dikonsumsikan sementara investasi pemerintah meliputi

pengeluaran pemerintah untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah, rumah

sakit dan irigasi termasuk juga didalamnya memberikan beasiswa pendidikan.

Menurut Mangkoesoebroto (2014), teori mengenai pengeluaran pemerintah

dibagi menjadi dua golongan, yaitu teori mikro dan teori makro.

a) Pengeluaran Pemerintah secara Mikro

Tujuan dari teori mikro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah

adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menimbulkan permintaan akan

barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya barang publik.

Faktor-faktor permintaan akan barang publik dan faktor-faktor persediaan barang

publik akan berinteraksi dengan penawaran barang publik untuk menentukan

Page 34: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

19

19

jumlah barang publik yang akan disediakan melalui anggaran belanja. Pengeluaran

pemerintah untuk barang publik akan menstimulasi pengeluaran untuk barang lain.

b) Pengeluaran Pemerintah secara Makro

Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah

dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu Adolf Wagner dan Rostow. Dalam teori

ekonomi makro, pengeluaran pemerintah terdiri dari tiga pos utama yang dapat

digolongkan sebagai berikut (Boediono, 1999) :

1. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa

2. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai, perubahan gaji pegawai

mempunyai pengaruh terhadap proses makro ekonomi, di mana perubahan

gaji pegawai akan mempengaruhi tingkat permintaan secara tidak langsung.

3. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment, salah satu jenis

pengeluaran pemerintah yang dapat berdampak langsung pada

kesejahteraan masyarakat.

Menurut Wagner, pengeluaran pemerintah semakin lama akan semakin

meningkat. Apabila pendapatan per kapita masyarakat meningkat dalam suatu

perekonomian, maka secara relatif akan meningkatkan pengeluaran pemerintah

(Mangkoesoebroto, 2014).

2.1.2. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu kondisi dengan serba keterbatasan yang

terjadi bukan atas kehendak orang yang bersangkutan. Menurut Surpriatna (1997)

penduduk dikatakan miskin apabila ditandai dengan rendahnya tingkat pendidikan,

produktivitas kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta kesejahteraan hidupnya

Page 35: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

20

yang menunjukkan lingkaran ketidakberdayaan. Kemiskinan merupakan masalah

ekonomi dengan bermacam-macam penyebabnya (Gounder, 2013).

Sharp, et.al dalam Kuncoro (1997) mengidentifikasi penyebab kemiskinan

dilihat dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya

ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi

pendapatan yang timpang. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam

kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena

rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau

keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkar setan

kemiskinan (vicious circle of poverty) menurut Nurkse dalam Kuncoro (1997)

dimana terjadi keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal

menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan

rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan

berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi akan

berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya.

Gambar 2.1. Lingkaran Kemiskinan

Sumber: (Kuncoro, 1997)

Page 36: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

21

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dihadapkan pada masalah

kemiskinan yang tidak dapat diabaikan (Rini & Sugiharti, 2016). Kemiskinan

menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi hak dan kebutuhan dasar

hidupnya. Hak-hak dasar yang diakui secara umum antara lain meliputi

terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air

bersih, pertanahan dan lingkungan hidup. Permasalahan ekonomi merupakan faktor

utama yang menyebabkan rendahnya pendidikan pada masyarakat miskin.

Menurut Rahman et al, (2013) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk

mengurangi tingkat kemiskinan ialah pengembangan sumber daya manusia melalui

pendidikan. Upaya penanggulangan kemiskinan tidak akan berjalan dengan baik

jika tidak didukung oleh kebijakan anggaran yang berpihak pada masyarakat miskin

(Rusdarti & Sebayang, 2013). Upaya pemerintah dalam penanggulangan

kemiskinan yang berpihak pada masayarakat kurang mampu salah satunya adalah

melalui Program Indonesia Pintar. Melalui kebijakan tersebut, pemerintah berupaya

melakukan perluasan dan pemerataan akses pendidikan dengan harapan dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat membantu mengatasi

masalah kemiskinan di Indonesia. Program Indonesia Pintar memberikan peluang

kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan hidup melalui

pendidikan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gounder (2013) menyatakan bahwa

prioritas utama dalam kebijakan pengurangan kemiskinan adalah pendidikan dan

pelatihan angkatan kerja. Dalam bidang pendidikan perlu adanya upaya untuk

meningkatkan penyediaan kualitas pendidikan dan mengurangi tingkat putus

Page 37: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

22

sekolah siswa dari sekolah. Penuntasan kemiskinan melalui bidang pendidikan

dapat memberikat kontribusi dalam pembentukan sumber daya manusia yang

berkualitas. Upaya pengurangan kemiskinan bergantung pada kebijakan ditingkat

makro yang berhubungan dengan investasi yang berkualitas, stabilitas politik,

keamanan pendapatan dan pertumbuan ekonomi.

2.1.3. Kebijakan Pendidikan

Kebijakan merupakan seperangkat aturan dan serangkaian program yang

ditetapkan pemerintah. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2005), kebijakan

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan ketika

pemerintah menghadapi suatu masalah. Definisi tersebut mengandung makna

bahwa kebijakan pemerintah untuk tidak membuat program baru atau tetap pada

program yang telah ada.

Hasbullah (2015) mendefinisikan kebijakan sebagai seperangkat aturan,

sedangkan pendidikan menunjukkan kepada bidangnya. Jadi kebijakan pendidikan

hampir sama artinya dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang mengatur khusus

berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi dan distribusi sumber serta

pengaturan perilaku dalam ranah pendidikan. Kebijakan yang dimaksud adalah

seperangkat aturan sebagai bentuk keberpihakan dari pemerintah dalam upaya

membangun sistem pendidikan sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang diinginkan

bersama.

Menurut Siswoyo (2011), pendidikan memiliki peranan yang penting dalam

kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu yang dinamis

Page 38: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

23

dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya,

daya jiwanya (akal, rasa dan kehendak), sosialnya dan moralitasnya. Pendidikan

merupakan kekuatan dalam membentuk kepribadian dan kehidupan individu dalam

pergaulannya dengan sesamanya serta dalam hubungannya dengan Tuhan.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik tentang serangkaian

tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi

dalam ketentuan-ketentuan atau perundang-undangan yang dibuat pemerintah

dalam bidang pendidikan yang memiliki sifat mengikat dan memaksa.

Subarsono (2005) dalam bukunya menjelaskan proses kebijakan terdiri dari

lima tahapan sebagai berikut: Penyusunan agenda, yakni memberikan informasi

mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah, formulasi kebijakan, yakni

memberikan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari

diterapkannya alternatif kebijakan termasuk apabila tidak membuat kebijakan,

rekomendasi kebijakan, yakni memberikan informasi mengenai manfaat dari setiap

alternatif dan merekomendasikan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat

paling tinggi, monitoring kebijakan, yakni memberikan informasi mengenai

konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan

termasuk kendala-kendalanya, evaluasi kebijakan, yakni memberikan informasi

mengenai kinerja atau hasil dari suatu kebijakan.

2.1.4. Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat penting dan paling

menentukan dalam melakukan pembangunan suatu bangsa. Pentingnya pendidikan

Page 39: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

24

tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang

menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki potensi diri yang tinggi. Statistik

(2018) membagi jalur pendidikan yang ada di Indonesia menjadi dua jenis, yaitu:

a. Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan tersebut meliputi SD/MI/Sederajat, SMP/MTs/Sederajat,

SMA/MA/Sederajat dan Perguruan Tinggi.

b. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan diluar pendidikan

formal yang dapat melaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan

nonformal meliputi kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD)

atau pra-sekolah keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja,

pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan

kesetaraan (Paket A, Paket B, Paket C) serta pendidikan lainnya yang ditujukan

untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Pendidikan dapat diukur dengan berbagai satuan ukuran. Ukuran

pendidikan yang umumnya digunakan dalam berbagai penelitian dan juga

digunakan oleh BPS ada tiga jenis, yaitu:

1. Angka Partisipasi Sekolah (APS), yaitu proporsi anak sekolah pada usia

jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan

Page 40: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

25

jenjang pendidikan tersebut. Metode yang digunakan oleh BPS dalam

menghitung APS adalah sebagai berikut:

APS 7-12 tahun =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑠𝑖𝑎 7−12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 7−12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 x 100%

Catatam: Kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 16-18, 19-24 tahun)

2. Angka Partsipasi Murni (APM), yaitu proporsi anak sekolah pada satu

kelompok usia tertentu yang sekolah pada jenjang yang sesuai pada jenjang

usianya. BPS menggunakan metode untuk menghitung IPM sebagai berikut:

APM SD = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑆𝐷 𝑢𝑠𝑖𝑎 7−12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 7−12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 x 100%

Catatan: Jenjang SD/MI 7-12 tahun, SMP/MTs usia 13-15 tahun, SMA/MA

usia 16-18 tahun, dan perguruan tinggi usia 19-24 tahun.

3. Angka Partsisipasi Kasar (APK), yaitu proporsi anak sekolah pada satu

jenjang tertentu pada usia yang sesuai dengan pendidikan tersebut. Metode

yang digunakan BPS dalam menghitung APK adalah sebagai berikut:

APK SD = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑆𝐷

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 7−12 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 x 100%

Catatan: APK SD/MI, APK SMP/MTs, APK SMA/MA, atau APK PT.

2.1.5. Program Indonesia Pintar

Program Indonesia Pintar merupakan program bantuan dari pemerintah

ditujukan bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu/miskin dengan

harapan mengurangi anak putus sekolah. Program Indonesia Pintar diharapkan

mampu menjamin peserta didik dapat melanjutkan pendidikan sampai tamat

pendidikan menengah, dan menarik siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan

pendidikan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan. Dalam buku Petunjuk

Page 41: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

26

Pelaksanaan Program Indonesia Pintar telah disajikan meliputi pengertian, tujuan,

sasaran, sasaran penerima PIP, besaran dana, sumber dana, pemanfaatan dana,

mekanisme pengusulan, penyaluran PIP, mekanisme untuk mendapatkan PIP,

pencairan dana PIP, kewajiban pesrta penerima PIP dan pemanfaatan dana PIP.

a. Pengertian Program Indonesia Pintar

Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar menurut Tim

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) adalah pemberian

bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) yang

berasal dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Program Indonesia Pintar

melalui PIP merupakan penyempurnaan dari program Bantuan Siswa Miskin

(BSM) sebelumnya.

Pemberian bantuan tunai pendidikan melalui KIP maupun bantuan

pendidikan lainnya bertujuan untuk mendukung program Wajib Belajar, serta

meringankan beban biaya pendidikan bagi orang tua yang tergolong kurang

mampu. Dengan adanya PIP, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa

dalam bersekolah dan mencegah anak mengalami putus sekolah. Pemanfaatan dana

bantuan PIP ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan siswa diluar biaya

operasional sekolah, seperti membeli perlengkapan sekolah, biaya transportasi,

uang saku, pembelian seragam, les tambahan, dan lain-lain.

b. Tujuan PIP

Program Kartu Indonesia Pintar yang menjadi salah satu program nasional

(tercantum dalam RPJMN 2015-2019) bartujuan untuk:

Page 42: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

27

a. Meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai sengan 21 tahun untuk

mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah

untuk mendukung pelaksanaan Program Menengah Universal/Rintisan Wajib

Belajar 12 Tahun;

b. Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak

melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi;

c. Menarik anak usia sekolah yang tidak bersekolah dan/atau pesrta didik putus

sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan

pendidikan di sekolah/Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)/Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM)/Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) atau

satuan pendidikan nonformal lainnya;

d. Meringankan biaya personal pendidikan.

c. Sasaran PIP

Untuk mengetahui ketepatan sasaran penerima PIP maka perlu mangamati

komponen-komponen sasaran dengan baik, karena yang menjadi sasaran evaluasi

bukan program secara keseluruhan tetapi komponen atau bagian dari kebijakan PIP.

Dibawah ini terdapat prioritas sasaran penerima PIP yang tertuang dalam Petunjuk

Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (2017). Sasaran PIP adalah siswa sekolah

usia 6 sampai dengan 21 tahun yang merupakan:

a. Peserta didik pemilik KIP;

b. Peserta didik dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH);

c. Peserta didik dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS);

Page 43: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

28

d. Peserta didik dari yang berstatus yatim piatu/yatim/piatu dari sekolah/panti

sosial/panti asuhan;

e. Peserta didik yang terkena dampak bencana alam;

f. Kelainan fisik (peserta didik inklusi), korban musibah, dari orang tua PHK,

di daerah konflik, dari keluarga terpidana, berada di LAPAS, memiliki lebih

dari 3 saudara yang tinggal serumah;

g. Peserta didik SMK yang menempuh studi keahlian kelompok bidang:

Pertanian, Perikanan, Peternakan, Kehutanan dan Pelayaran/Kemaritiman.

Berdasarkan dari ketentuan calon siswa penerima PIP diatas, merupakan

siswa yang diutamakan atau diprioritaskan agar mendapat dana PIP. Sementara

syarat utama agar mendapatkan PIP adalah peserta didik berasal dari keluarga

penerima PKH dan KKS, hal ini dikarenakan setiap keluarga yang ingin

mendapatkan PKH dan KKS harus membuat Surat Keterangan Tidak Mampu

terlebih dahulu sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik yang berasal dari

penerima PKH dan KKS merupakan peserta didik yang berasal dari keluarga

kurang mampu.

d. Mekanisme Pengusulan

Pengusulan penerima dana PIP dilaksanakan melalui mekanisme sebagai

berikut:

1) Peserta didik penerima PIP melaporkan kepemilikan kartunya ke sekolah

masing-masing, untuk didata sebagai calon penerima dana/manfaat PIP;

2) Bagi anak penerima KIP yang belum/tidak berstatus sebagai peserta didik,

diharapkan melaporakan kartunya ke sekolah sebagai identitas prioritas calon

Page 44: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

29

peserta didik penerima dana/manfaat PIP pada saat Penerimaan Peserta Didik

Baru (PPDB);

3) Sekolah menandai status kelayakan peserta didik sebagai penerima PIP

dengan cara mengentri atau memutakhirkan (updating) data peserta didik

pemilik KIP ke dalam aplikasi Dapodik secara benar dan lengkap, terutama

pada kolom data berikut:

a. Nama Siswa

b. Tempat lahir

c. Tanggal lahir

d. Nama ibu kandung

e. Nomor KIP

Data tersebut berfungsi sebagai data usulan siswa penerima dari tingkat

sekolah ke direktorat teknis. Apabila sekolah menemukan peserta didik

pemilik KIP yang tidak layak (kondisi ekonominya mampu/kaya), maka

sekolah menandai setatus ketidaklayakan peserta didik sebagai penerima

dana/manfaat PIP yang ada dalam aplikasi Dapodik;

4) Untuk jenjang SD/SMP/SMA/SMK sekolah menandai status kelayakan

Peserta Didik sebagai calon penerima dana/manfaat PIP;

5) Berdasakan data usulan peserta didik layak PIP pada aplikasi Dapodik

tersebut, direktorat teknis akan menerbitkan SK Penetapan penerima

dana/manfaat PIP untuk keperluan pencairan bantuan PIP.

Page 45: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

30

e. Mekanisme Untuk Mendapatkan PIP

Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan kepada anak usia 6 sampai dengan 21

tahun sebagai penanda atau identitas untuk menjadi prioritas sasaran penerima

dana/manfaat PIP apabila anak telah terdaftar sebagai peserta didik di lembaga

pendidikan formal atau lembaga pendidikan non formal.

Persyaratan mendapatkan KIP : memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau

sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH).

f. Penyaluran Dana/Manfaat PIP

Merujuk pada Petunjuk Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (2017),

mekanisme penyaluran dana PIP 2017 disalurkan langsung ke peserta didik

penerima KIP melalui mekanisme sebagai berikut:

a. Direktorat teknis menyampaikan daftar penerima PIP yang tercantum dalam

surat keputusan direktur ke lembaga penyalur untuk dibuatkan rekening;

b. Direktorat teknis mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat

Perintah Membayar (SPM) ke KPPN untuk diterbitkan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan surat keputusan direktur dinas terkait;

c. KPPN menyalurkan dana sesuai SP2D ke rekening penyalur atas nama

direktorat teknis lembaga penyalur;

d. Direktorat teknis menyampaikan Surat Perintah Pemindah bukuan (SP2N)

kepada lembaga penyalur untuk menyalurkan atau memindah bukukan dana

dari rekening penyalur langsung ke rekening penerima PIP. Teknis

penyaluran dana diatur dalam perjanjian kerjasama antara direktorat teknis

dan bank atau lembaga penyalur;

Page 46: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

31

e. Direktorat teknis dan bank atau lembaga penyalur PIP menginformasikan

kepada peserta didik penerima PIP melalui sekolah/SKB/PKBM atau

lembaga pendidikan nonformal lainnya atau dinas pendidikan

kabupaten/provinsi dengan melampirkan surat keputusan penerima dinas;

f. Dinas Pendidikan kabupaten/kota/provinsi meneruskan surat keputusan

penerima dana atau manfaat PIP ke sekolah atau satuan pendidian nonformal;

g. Sekolah atau satuan pendidikan nonformal meneruskan informasi surat

keputusan sebagai penerima dana atau manfaat PIP ke peserta didik atau

orang tua atau wali.

Direktorat teknis melakukan penyaluran dana PIP kepada peserta didik

penerima melalui rekening tabungan atau rekening sementara (virtual account). Jika

pencairan dana dilakukan secara kolektif melalui virtual account, maka dana yang

sudah dicairkan harus segera diberikan kepada siswa penerima yang bersangkutan

paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pencairan, dan pelaporan pemberian dana

pencairan kolektif dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah pencairan.

g. Pencairan Dana/Manfaat PIP

Pencairan (pengambilan) dana PIP dilakukan oleh peserta didik/penerima

kuasa di bank/lembaga penyalur dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Rekening Tabungan

Sebelum pencairan/pengambilan dana, peserta didik harus mengaktivasi

rekening tabungan terlebih dahulu dengan membawa:

a. Surat Keterangan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga; dan

Page 47: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

32

b. Salah satu tanda/identitas pengenal (KIP /Kartu Pelajar/Kartu Tanda

Penduduk/Kartu Keluarga/Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah.

2) Virtual Account

Pengambilan langsung oleh peserta didik dengan membawa Surat Keterangan

Kepala Sekolah/Ketua Lembaga dan untuk peserta didik yang tidak memiliki

KTP didampingi oleh kepala sekolah/guru/orang tua/wali. Pengambilan

secara kolektif oleh Kepala Sekolah/Ketua Lembaga/bendahara

sekolah/lembaga dengan membawa dokumen sebagai berikut:

a. Surat Kuasa dari orang tua/wali (untuk SD/Paket A) dan (SMP/Paket B);

b. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) ;

c. Fotokopi KTP Kepala Sekolah/Ketua Lembaga dan menunjukkan

aslinya;

d. Fotokopi SK Pengangkatan Kepala Sekolah/Lembaga defenitif yang

masih berlaku dan menunjukkan aslinya.

Pengambilan secara koletif dapat dilakukan apabila memenuhi salah satu

dari kondisi sebagai berikut:

a. Penerima PIP bertempat tinggal di daerah yang kondisinya sulit untuk

mengakses bank/lembaga penyalur;

b. Penerima PIP bertempat tinggal di daerah yang kondisi transportasinya

sulit;

c. Penerima PIP tidak memungkinkan untuk mengambil dana.

h. Kewajiban Peserta Didik Penerima PIP

Peserta didik penerima PIP mempunyai kewajiban sebagai berikut:

Page 48: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

33

1) Menggunakan dana PIP sesuai dengan ketentuan pemanfaatan dana;

2) Terus bersekolah (tidak putus sekolah) dengan rajin dan tekun;

3) Disiplin dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah;

4) Menunjukkan kepribadian terpuji dan tidak melakukan perbuatan tercela.

i. Pemanfaatan Dana PIP

Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (2017), PIP

ditujukan untuk membantu biaya pribadi peserta didik agar dapat terus melanjutkan

pendidikannya sampai selesai jenjang pendidikan menengah. Dana bantuan

diberikan langsung kepada peserta didik di sekolah/SKB/PKBM/LKP atau satuan

pendidikan nonformal lainnya, untuk pemanfaatan sebagai berikut:

a. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;

b. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll);

c. Transportasi siswa ke sekolah;

d. Uang saku siswa ke sekolah;

e. Biaya kursus/les tambahan;

f. Biaya praktik tambahan/ biaya magang kerja bagi siswa pendidikan

nonformal.

Penerima PIP tidak diperkenankan menggunakan dana PIP untuk tujuan

yang tidak berhubungan dengan kegiatan pendidikan. Untuk mencapai tujuan PIP

maka perlu diatur dengan baik terkait mekanisme penggunaan dana PIP. Dalam hal

ini peran pemerintah, guru, dan orang tua siswa sangat penting untuk melakukan

pengawasan terhadap penggunaan dana PIP agar lebih tepat guna.

Page 49: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

34

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan penulis sebagai referensi dengan

mempertimbangkan masalah penelitian, tujuan, metode dan hasil. Penelitian

terdahulu memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti di lintas

ruang dan waktu serta memudahkan penulis dalam menetukan langkah sistematis

untuk penyusunan dari segi teori maupun dari segi konsep. Penelitian terdahulu

yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu

No Penulis/Tahun/Judul Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Sharmila Gamlath. 2013.

”Freeing” Free

Education in Sri Lanka.

Metode

deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa banyak

kekurangan dalam sistem

pendidikan di Sri Lanka

seperti kurangnya dana,

sumber daya manusia dan

akuntabilitas. Pengurangan

pengeluaran pemerintah

untuk pendidikan di Sri

Langka dapat

memungkinkan hilangnya

akses pendidikan bagi

masyarakat miskin.

2 Ayu Komang Ratna

Dewi, I Made Yudana

dan Anak Agung Gede

Agung. 2015. Efektivitas

Program Bantuan

Operasional Sekolah

(BOS) Pada SMP Negeri

4 Seririt Kabupaten

Buleleng.

Pendekatan

penelitian ini

menggunakan

penelitian

empirik (ex-

post facto).

Efektivitas program BOS di

SMP Negeri 4 Seririt

ditinjau dari komponen

konteks, masukan/input,

proses, hasil/output

termasuk dalam katogeri

sangat baik. Kendala-

kendala yang dihadapi

dalam proses pelaksanaan

BOS di SMP Negeri 4 Seririt

adalah terkait dengan

kemampuan kepala sekolah

dalam menyalurkan dana

BOS.

Page 50: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

35

3 Jolianis. 2015. Pengaruh

Alokasi Anggaran Sektor

Pendidikan, Pendapatan,

Pendapatan Perkapita dan

Pendidikan Kepala

Rumah Tangga Terhadap

Angka Partisipasi

Sekolah di

Kabuapten/Kota Provinsi

Sumatera Barat

Metode

kuantitatif

menggunakan

regresi linear

berganda.

Hasil penelitian ini

menemukan bahwa: 1)

terdapat pengaruh yang

signifikan dari anggaran

sektor pendidikan terhadap

angka partisipasi sekolah, 2)

terdapat pengaruh yang

signifikan dari pendapatan

perkapita terhadap angka

partisipasi sekolah, 3)

terdapat pengaruh yang

siginifikan dari tingkat

pendidikan kepala keluarga

terhadap angka partisipasi

sekolah.

4 Megan Millenky. 2016.

Connecting High School

Dropouts To Employment

and Education: An

Impact Study Of The

National Guard Youth

ChalleNGe Program.

Analisis regresi

kuantitatif.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

Program ChalleNGe

berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan

partisipasi pendidikan dan

mampu meningkatan

lapangan pekerjaan.

5 Nurul Fatma Hasan.

2017. Efektivitas

Penggunaan Dana

Bantuan Pendidikan

(Studi Kasus pada Siswa

Peserta PIP dari Keluarga

Peserta PKH di SDN

Jogosatru Sidoarjo)

Metode

deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa 56%

dari peserta PIP yang

menggunakan hanya

sebagian dana bantuan PIP

untuk keperluan pendidikan.

Sedangkan untuk dana

bantuan melalui PKH,

tercatat 60% dari peserta

PKH yang menggunakan

hanya sebagian dana PKH

untuk keperluan pendidikan

dan kesehatan. Penggunaan

dana bantuan pendidikan

dari pemerintah melalui PIP

dan PKH kurang efektif.

6 Muhammad Sulhan dan

Totok Sasongko. 2017.

Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan

Kemiskinan Melalui

Kartu Penjamin Sosial

dan Kartu Indonesia

Metode

deskriptif

kualitatif.

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

kebijakan pengurangan

angka kemiskinan melalui

pendistribusian KPS dan

KIP dilakukan melalui studi

pendahuluan, survei serta

Page 51: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

36

Pintar pada Masyarakat

(Studi Kasus di

Kelurahan Kauman Kota

Malang)

pengecekan area yang

dianggap memenuhi syarat

menerima bantuan dari

pemerintah. Dari 560 warga

miskin hanya 30% yang

berhak mendapatkan PKS

dan KIP sebanyak 5%.

7 Rini Septiani Astuti.

2017. Implementasi

Kebijakan Kartu

Indonesia Pintar Dalam

Upaya Pemerataan

Pendidikan Tahun Ajaran

2015/2016 di SMP N 1

Semin

Metode

deskriptif

kualitatif .

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor

pendukung implementasi

KIP adalah informasi dari

pihak dinas secara rutin ke

sekolah dan secara online,

sedangkan faktor

penghambat implementasi

KIP adalah evaluasi program

KIP yang dilaksanakan pada

setiap periode program

menyebabkan terjadinya

perubahan pada mekanisme,

penyelewengan dana KIP

serta kesulitan

mengumpulkan kuitansi atau

bukti penggunaan dana KIP.

8 Lilis Novia Saraswati.

2017. Implementasi

Kebijakan Program

Indonesia Pintar (PIP)

pada Jenjang Sekolah

Dasar di Kecamatan

Sungai Pinang Kota

Samarinda.

Metode

diskriptif

kualitatif.

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

implementasi kebijakan

Program Indonesia Pintar

pada Jenjang SD di

Kecamatan Sungai Pinang

Kota Samarinda belum

berjalan maksimal. Faktor

penghambatnya adalah data

penerima calon PIP kurang

akurat, sosialisasi masih

kurang optimal dilakukan,

waktu verifikasi

kepemilikan KIP yang

cukup lama serta rendahnya

kesadaran orangtua tentang

peruntukkan dana bantuan

PIP.

9 Hartini Retnaningsih.

2017. Program Indonesia

Pintar: Implementasi

Kebijakan Jaminan Sosial

Metode

penelitian

deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian ini

menunjukkan, implementasi

PIP di Kota Kupang dan

Kota Palembang

Page 52: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

37

Bidang Pendidikan (Studi

di Kota Kupang, Provinsi

Nusa Tenggara Timur

dan Kota Palembang,

Provinsi Sumatera

Selatan)

belum optimal, akibat

adanya intervensi dari elit

politik lokal berupa

pemaksaan nama-nama

siswa yang harus

diberi bantuan.

Rekomendasi yang

dikemukakan adalah

evaluasi yang komprehensif

terhadap PIP di Kota

Kupang dan Kota

Palembang, regulasi yang

jelas, agar tidak ada lagi

intervensi politik praktis

dalam PIP di

Kota Kupang dan Kota

Palembang, perbaikan

mekanisme dalam

pengusulan calon penerima

bantuan PIP, perbaikan

mekanisme dalam rangka

kontrol pemanfaatan

bantuan PIP.

10 Muh. Turizal Husein.

2017. Evaluasi

Pelaksanaan Program

Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) Dalam

Upaya Mengurangi

Angka Putus Sekolah.

Metode

deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

pelaksanaan program BOS

tahun 2009 oleh sekolah

telah dilaksanakan dengan

baik meskipun masih

terdapat beberapa

kelemahan seperti kendala

dalam pencairan dana BOS

sering terlambat dan tidak

tepat waktu.

11 N. Eni Rohaeni dan Oyon

Saryono. 2018.

Implementasi Kebijakan

Program Indonesia Pintar

(PIP) Melalui Kartu

Indonesia Pintar (KIP)

dalam Upaya Pemerataan

Pendidikan.

Metode

diskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

implementasi kebijakan PIP

melalui KIP dalam upaya

pemerataan pendidikan di

SMP N 1 Manonjaya dan

SMP N 2 Cineam Kabupaten

Tasikmalaya dilaksanakan

cukup baik. Faktor

pendukungnya adalah

informasi secara rutin dan

online sedangkan faktor

Page 53: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

38

penghambatnya adalah

penggunaan dana yang

kurang tepat dan kesulitan

mengumpulkan kuitansi atau

bukti penggunaan dana KIP.

12 Alison Earle, Natalia

Milovantseva and Jody

Heymann. 2018. Is Free

Pre-Primary Education

Associated With

Increased Primary

School Completion? A

Global Study.

Analisis regresi

kuantitatif

multivariant.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

investasi dalam kebijakan

membuat pendidikan pra-

sekolah dasar dapat diakses

secara universal dan

menghasilkan manfaat yang

penting dalam jangka

panjang.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada

variabel, objek penelitian serta metode yang digunakan. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan

menggunakan Analisis Gap dan alat analisis Analytical Hierarchy Process (AHP).

Page 54: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

39

2.3. Kerangka Berfikir

Kabupaten Brebes merupakan kabupaten yang menduduki peringkat pertama

jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa Tengah pada tahun 2017. Banyaknya

jumlah penduduk miskin menimbulkan berbagai permasalahan dalam

pengembangan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan seperti rendahnya

rata-rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Brebes, rendahnya angka partisipasi

kasar pada jenjang SMA/sederajat, serta tingginya angka putus sekolah pada seluruh

jenjang terutama pada jenjang SMA/sederajat. Salah satu program yang dilaksakan

oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan

diadakannya program Wajib Belajar 12 Tahun yang didukung dengan Program

Indonesia Pintar dimana kebijakan tersebut dikhususkan untuk masyarakat yang

tergolong kurang mampu agar dapat memperoleh pendidikan yang layak sehingga

dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ada beberapa indikator yang

harus dipenuhi dalam penerapan Program Indonesia Pintar yaitu tepat tujuan dan

tepat sasaran dan pemanfaatan dana yang sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan

Program Indonesia Pintar.

Namun, sampai saat ini upaya untuk menerapkan Program Indonesia Pintar

di Kabupaten Brebes belum maksimal dan masih banyak mengalami kendala. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai Analisis Gap dan strategi

peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes. Adapun kerangka

berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 55: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

40

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir

Kebijakan

Pemerintah

Sumber Daya

Manusia

Mekanisme

Strategi Peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes

Pengawasan

Permasalahan di Kabupaten Brebes yang sangat kompleks seperti:

Kemiskinan terbanyak se-Jawa Tengah;

Rendahnya rata-rata lama sekolah;

Rendahnya angka partisipasi kasar;

Tingginya angka putus sekolah.

Tingginya Angka Putus Sekolah

Penerapan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes

Tujuan Pemanfaatan Dana

Analisis Gap

(Gap Analysis)

Sasaran

Page 56: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

98

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis gap dan

strategi peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan indikator penerapan Program Indonesia Pintar,

masing-masing indikator mendapatkan persepsi dengan kategori cukup baik

secara berturut-turut tujuan PIP memperoleh persepsi sebesar 50%, sasaran

PIP memperoleh persepsi sebesar 40% dan pemanfaatan dana PIP

memperoleh persepsi sebesar 45%. Berdasarkan hasil analisis gap yang telah

dilakukan terhadap beberapa indikator Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes, maka diperoleh nilai persentase penerapan Program

Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes yaitu sebesar 45% yang berarti

penerapan Program Indonesia Pintar berjalan dengan kriteria cukup baik.

2. Dalam penyusunan strategi peningkatan Program Indonesia Pintar pada

jenjang SMA dan SMK di Kabupaten Brebes agar tercapai keberhasilan

Program Indonesia Pintar, terdapat kriteria yang paling diprioritaskan dalam

peningkatan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Brebes adalah

mekanisme dan alternatif kriteria yang paling diprioritaskan adalah dana

disalurkan langsung ke peserta didik penerima PIP. Hal tersebut sesuai

dengan hasil di lapangan bahwa dana PIP masih dikelola oleh pihak sekolah.

Page 57: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

99

5.2. Saran

Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka

saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Rendahnya nilai dari penilaian setiap indikator disebabkan karena banyaknya

target dan sasaran yang direncanakan tidak sesuai kenyataan dilapangan.

Pemerintah harus mempermudah proses pengajuan PIP, begitu juga dengan

updating data siswa penerima PIP agar PIP lebih tepat sasaran. Kemudian

untuk pemanfaatan dana PIP harus lakukan pengawasan kepada pihak

sekolah yang masih menggunakan dana PIP untuk membayar uang gedung

dan SPP.

2. Untuk meningkatkan keberhasilan penerapan Program Indonesia Pintar di

Kabupaten Brebes, maka perlu adanya perbaikan mekanisme dalam

penerapan Program Indonesia Pintar khusunya dalam penggunaan dana yang

sebaiknya disalurkan langsung ke peserta penerima PIP. Pengawasan dan

evaluasi juga tidak boleh diabaikan dan harus dilakukan secara rutin.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus mendukung keberhasilan

penerapan indikator Program Indonesia Pintar dan jangan hanya terfokus

pada satu indikator melainkan harus fokus ke semua indikator.

Page 58: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

100

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. (2017). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung

Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Depok: PT Raja

Grafindo Persada.

Amaliah, D. (2015). Pengaruh Partisipasi Pendidikan Terhadap Persentase

Penduduk Miskin. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(3), 231–239.

Asmara, Y. R. I., & Sukadana, I. W. (2016). Mengapa Angka Putus Sekolah Masih

Tinggi? (Studi Kaus Kabupaten Buleleng Bali). E-Jurnal EP Unud, 5(12),

1347–1383.

Astuti, R. S. (2017). Implementasi Kebijakan Kartu Indonesia Pintar Dalam Upaya

Pemerataan Pendidikan Tahun Ajaran 2015 / 2016 Di Smp N 1 Semin.

Jurnal Kebijakan Publik Edisi 2, 6(2), 21–27.

Barnett, W. S. (2010). Universal and Targeted Approaches to Preschool Education

in the United States. International Journal of Child Care and Education

Policy, 4(1), 1–12. https://doi.org/10.1007/2288-6729-4-1-1

Boediono. (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

BPS. (2018a). Kabupaten Brebes Dalam Angka 2018. Kabupaten Brebes.

BPS. (2018b). Statistik Pendidikan. Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Tegah

2018, (February), 197.

Brotodewo, N. (2010). Penilaian Indikator Transportasi Berkelanjutan Pada

Kawasan Metropolitan di Indonesia. Journal of Regional and City

Planning, 21(3), 165–182.

Dewi, N. A. K., Zukhri, A., & Dunia, I. K. (2014). Analisis Faktor-Faktor Penyebab

Anak Putus Sekolah 2012 / 2013. Jurnal Juruan Pendidikan Ekonomi,

4(1), 1–12.

Direktorat Penyusunan APBN, & Direktorat Jenderal Anggaran. (2018). Informasi

APBN 2018. In Informasi APBN 2018. Jakarta.

Earle, A., Milovantseva, N., & Heymann, J. (2018). Is Free Pre-Primary Education

Associated With Increased Primary School Completion? A Global Study.

International Journal of Child Care and Education Policy, 12(1), 1–19.

https://doi.org/10.1186/s40723-018-0054-1

Elyasa, E. (2016). Evaluasi Implementasi Kebijakan Program Wajib. Jurnal

Manajemen Pendidikan, 7(2), 1377–1388.

Gamlath, S. (2013). “Freeing” Free Education in Sri Lanka. Asian Education and

Development Studies, 2(1), 34–52.

https://doi.org/10.1108/20463161311297617

Page 59: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

101

Gounder, N. (2013). Correlates Of Poverty in Fiji: An Analysis Of Individual,

Household And Community Factors Related To Poverty. International

Journal of Social Economics, 40(10), 923–938.

https://doi.org/10.1108/IJSE-2012-0067

Hasan, N. F. (2017). Efektivitas Penggunaan Dana Bantuan (Studi Kasus pada

Siswa Peserta PIP dari Keluarga Peserta PKH di SDN Jogosatru Sidoarjo).

Jurnal Program Studi PGMI, 4(1), 1–18.

Hasbullah, M. (2015). Kebijakan Pendidikan: Dalam Perspektif Teori, Aplikasi,

dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Hitasari, K., Safitri, D., & Suparti. (2015). Pengelompokan Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Angka Partisipasi Pendidikan Jenjang

SMA/MA/Paket C Dengan Fuzzy Subtractive Clustering. Jurnal

Gaussian, 4(4), 967–975.

Husein, M. T. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) dalam Upaya Mengurangi Angka Putus Sekolah. Rausyan Fikr,

13(1), 1–15.

Jolianis. (2015). Pengaruh Alokasi Anggaran Sektor Pendidikan, Pendapatan

Perkapita dan Pendidikan Kepala Rumah Tangga Terhadap Angka

Partisipasi Sekolah di KabupatenKota Provinsi Sumatera Barat. Journal of

Economic and Economic Education, 3(2), 168–183.

KEMENDIKBUD. (2017). Peraturan Bersama Dirjen Dikdasmen dan Dirjen

Paudikmas tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Indonesia Pintar

Tahun 2017.

Khairunnisa, K., Hartoyo, S., & Anggraeni, L. (2014). Determinan Angka

Partisipasi Sekolah SMP di Jawa Barat. Jurnal Ekonomi Dan

Pembangunan Indonesia, 15(1), 91.

https://doi.org/10.21002/jepi.v15i1.444

Kuncoro. (1997). Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan PN.

Kurniasih, & Nihayah. (2018). Human Resources Planning Strategy at Vocational

High School in Tegal Regency. Economics Development Analysis Journal,

7(3), 330–338. https://doi.org/10.15294/edaj.v7i3.24756

Mangkoesoebroto. (2014). Ekonomi Publik Edisi Ketiga (3rd ed.). Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

Marmujiono, S. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kemiskinan Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Kab. Brebes Tahun

2009-2011. Economics Development Analysis Journal, 3(1), 159–172.

https://doi.org/10.15294/edaj.v3i1.3521

Miradj, S., & Sumarno, S. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui

Page 60: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

102

Proses Pendidikan Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial

Di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan

Masyarakat, 1(1), 101. https://doi.org/10.21831/jppm.v1i1.2360

Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Parasuraman, A., Zeithmal, V. A., & Berry, L. L. (1985). A Conceptual Model of

Service Quality and Its Implications For Future Research. Journal Of

Marketing, 49, 41–50.

Prajanti, S. D., & Setiawan, A. B. (2012). Ekonomi Pertanian (Sebuah Pendekatan

Empiris). Semarang: Unnes Press.

Rahman, M. P. M., Matsui, N., & Ikemoto, Y. (2013). Dynamics Of Poverty in

Rural Bangladesh. Dynamics of Poverty in Rural Bangladesh, 11, 141–

150. https://doi.org/10.1007/978-4-431-54285-8

Retnaningsih, H. (2017). Program Indonesia Pintar: Implementasi Kebijakan

Jaminan Sosial Bidang Pendidikan (Studi di Kota Kupang, Provinsi Nusa

Tenggara Timur dan Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan). Jurnal

Aspirasi, 8(2), 161–177.

Rini, A. S., & Sugiharti, L. (2016). Faktor-Faktor Penentu Kemiskinan Di

Indonesia: Analisis Rumah Tangga. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 1(2),

17–33. https://doi.org/10.20473/jiet.v1i2.3252

Rohaeni, N. E., & Saryono, O. (2018). Implementasi Kebijakan Program Indonesia

Pintar ( PIP ) Melalui Kartu Indonesia Pintar ( KIP ) dalam Upaya

Pemerataan Pendidikan. Journal of Education Management and

Administration Review, 2(1), 1–12.

Rusdarti, R., & Sebayang, L. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. E-Journal Ekonomi Bisnis Dan

Akuntansi, 9(1), 85. https://doi.org/10.19184/ejeba.v6i1.11108

Saraswati, L. N. (2017). Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP)

pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda.

EJournal Administrasi Negara, 5(4), 6737–6749.

Siswoyo, D. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Soleh, A., & Rahayu, Y. (2018). Kata Kuci : Tingkat Pendidikan, Tingkat

Kesehatan, Kemiskinan. Jurnal Sungkai, 6(1), 60–70.

Subarsono, A. G. (2005). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 61: ANALISIS GAP DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM …lib.unnes.ac.id/35692/1/7111415004_Optimized.pdf · “Gap Analysis and Improvement Strategy of Smart Indonesia Program in Brebes

103

Sukirno, S. (2015). Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sulhan, M., & Sasongko, T. (2017). Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Indonesia Pintar Pada Masyarakat ( Studi Kasus di

Kelurahan Kauman Kota Malang ). Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,

6(1), 15–18. Retrieved from

https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/365

Tjahya Surpriatna. (1997). Birokrasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan.

Bandung: Humaniora Utama.

Wahyudin. (2015). Metodologi Penelitian, Penelitian Bisnis & Pendidikan.

Semarang: Unnes Press.