Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi...

194
ANALISIS FUNGSI PENGASUHAN DAN INTERAKSI DALAM KELUARGA TERHADAP KUALITAS PERKAWINAN DAN KONDISI ANAK PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW) (Kasus Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi) SHELY SEPTIANA SETIONINGSIH DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Transcript of Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi...

Page 1: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

ANALISIS FUNGSI PENGASUHAN DAN INTERAKSI DALAM KELUARGA TERHADAP KUALITAS PERKAWINAN

DAN KONDISI ANAK PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW)

(Kasus Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi)

SHELY SEPTIANA SETIONINGSIH

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

ABSTRACT

SHELY SEPTIANA SETIONINGSIH. Analysis of Parental Fungtion and Family’s Interaction to Marrital Quality and Child’s Conditions at Family of Migran Woman Workers.

Family of Migran Woman Workers are faced disorganitation with condition that family members, especially children are separated from their mother. The separateness has consequences in changing family structure dan function of parenting. Moter have an important role in children change as main bread winner. The aim of this study was to analyze the determinant factors of marriage quality and children conditions (social competence, stress, and achievement at school) at family of Migran Woman Worker. The study was conducted at Cikahuripan, Cisolok, and Cikelat Village, Sukabumi, West Java Province in Mei 2009. The study implemented cross sectional study and retrospective study as a study design. The sample of family were chosen purposively from the chosen location. The total sample was 47 family of migrant woman workers who have school age’s child. The study used descriptive and inferensia (Corelation Rank Spearman, Independent sample t-test, and Multivariate regression) analysis that obtain from primary data (questionnaire), in-depth interview, and secondary data. The results found out that average of family income when wife as migrant woman worker were three times as many as before wife became migrant woman worker. However, more than half of children have medium stress category and low achievement at school. Three-fourth of sampeles have high marriage quality The interactions between father and child and interaction between husband and wife have positive affects to marriage quality. The length of the wife as migrant has negative affects to child’s conditions (social competence, stress, and achievement at school). However, income has significant and positive effect on the conditions of child, especially achievement because income family could afford to give facilities for study. Key words: Parenting, Family’s Interaction, Marrital Quality, Child’s Condition, Migran Woman Workers 

Page 3: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

RINGKASAN

SHELY SEPTIANA SETIONINGSIH. Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga terhadap Kualitas Perkawinan dan Kondisi Anak pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) (Dibawah bimbingan HERIEN PUSPITAWATI).

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fungsi pengasuhan dan interaksi dalam keluarga terhadap kualitas perkawinan dan kondisi anak pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW). Adapun tujuan khususnya adalah: (1) Mengetahui karakteristik keluarga TKW; (2) Mengidentifikasi dukungan sosial, fungsi pengasuhan, interaksi dalam keluarga, kualitas perkawinan, dan kondisi anak; (3) Menganalisis perbedaan pengasuhan yang dilakukan ibu sebelum menjadi TKW, pengasuhan pengganti ibu saat ini, dan pengasuhan ayah saat ini; (4) Menganalisis perbedaan interaksi antara ibu dan anak dengan interaksi antara ayah dan anak; (5) Menganalisis hubungan antara karakterisik keluarga TKW, dukungan sosial, fungsi pengasuhan, interaksi dalam keluarga, kualitas perkawinan, dan kondisi anak; dan (6) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perkawinan dan kondisi anak pada keluarga TKW. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study dan retrospective study dengan metode survei. Penelitian dilakukan di tiga desa yaitu Desa Cikahuripan, Cisolok, dan Cikelat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purpossive) dengan pertimbangan Kecamatan Cisolok merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sepuluh terbanyak di Kabupaten Sukabumi. Penelitian secara keseluruhan dilakukan selama sembilan bulan, yaitu mulai bulan April 2009 sampai Januari 2010. Contoh penelitian ini adalah keluarga TKW yang istrinya sedang atau sudah pulang dari luar negeri (maksimal 3 bulan), istri pernah berangkat keluar negeri minimal 6 bulan, dan memiliki anak yang duduk di bangku sekolah dasar. Penarikan contoh menggunakan metode purposive sampling dengan teknik snowball. Jumlah contoh adalah 47 keluarga TKW. Responden penelitian adalah suami. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner yang relevan dan melalui indepth interview untuk memperoleh informasi lebih mendalam. Data sekunder dikumpulkan dari Kantor Disnakertrans, BPS, Kantor Desa, Sekolah Dasar di Kecamatan Cisolok, dan instansi terkait di Kabupaten Sukabumi. Data yang terkumpul kemudian diolah secara deskriptif dan inferensia (uji korelasi Spearman, uji regresi linear berganda, uji beda Independent Sample T-test) dengan menggunakan program komputer Mocrosoft Excel dan SPSS 13.00 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (74.47%) suami dan hampir seluruh (97.87%) istri termasuk dalam usia dewasa awal, sedangkan sebagian besar (85.11%) anak termasuk dalam masa kanak-kanak akhir yang terdiri dari laki-laki (59.57%) dan perempuan (40.43%). Lebih dari separuh (51.06%) keluarga contoh merupakan keluarga kecil. Persentase terbesar suami (51.06%) dan istri (85.11%) memiliki pendidikan tamat sekolah dasar. Persentase terbesar (29.79%) suami bekerja sebagai nelayan, sedangkan persentase terbesar (85.11%) istri bekerja sebagai ibu rumah tangga sebelum menjadi TKW. Rata-rata pendapatan per bulan keluarga sebelum istri menjadi TKW sebesar Rp 1 138 723,00, sedangkan saat istri menjadi TKW rata-rata pendapatan perbulan

Page 4: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

meningkat hampir tiga kali lipat menjadi Rp 3 247 670,00. Setelah menjadi TKW, aset keluarga contoh rata-rata mengalami kenaikan sebanyak 17.30 persen.

Negara tujuan terbesar (61.70%) TKW adalah Arab Saudi dengan rata-rata gaji per bulan sebesar Rp 1 800 000,00. Lama TKW bekerja di luar negeri berkisar antara 7 bulan sampai 10 Tahun dengan rata-rata 44.81 bulan. Hal yang memotivasi istri untuk menjadi TKW adalah agar anak dapat melanjutkan sekolah, memenuhi kebutuhan keluarga, merubah status sosial ekonomi keluarga, membangun rumah, dan menjadi perempuan mandiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh (55.32%) keluarga mendapat dukungan sosial yang tergolong kategori sedang. Sebelum ibu menjadi TKW, pengasuhan anak dilakukan oleh ibu. Setelah ibu menjadi TKW, sebanyak 25.53 persen ayah melakukan pengasuhan tanpa bantuan dari keluarga luas atau lainnya, 48.94 persen ayah melakukan pengasuhan dengan bantuan keluarga luas atau lainnya, dan 25.53 persen pengasuhan dilakukan keluarga luas.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar (78.72%) pengasuhan dimensi kehangatan yang dilakukan ibu sebelum menjadi TKW termasuk dalam kategori tinggi. Hasil yang sama dilakukan oleh pengganti ibu dan ayah, dengan kondisi bahwa sebagian besar (74.43%) pengganti ibu dan sebagian besar (80.85%) ayah menerapkan pengasuhan dimensi kehangatan dalam kategori tinggi. Berdasarkan uji beda Independent Sampel T-test diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengasuhan dimensi penerimaan dan pengasuhan dimensi penolakan yang dilakukan ibu, pengganti ibu, dan ayah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh (59.57%) keluarga TKW memiliki interaksi antara ibu dan anak dengan kategori sedang. Lebih dari separuh (53.19%) keluarga TKW memiliki interaksi ayah dan anak yang tergolong kategori tinggi. Hampir tiga perempat (70.21%) keluarga TKW melakukan interaksi suami dan istri dalam kategori tinggi. Hasil uji beda Independent Sampel T-test menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara komunikasi ibu dan anak (rata-rata=1.817) dengan komunikasi ayah dan anak (rata-rata=2.347). Hal serupa juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara bonding ibu dan anak (rata-rata=1.934) dengan bonding ayah dan anak (rata-rata=2.328).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perkawinan keluarga contoh termasuk dalam kategori tinggi (78.72%). Hal serupa juga ditunjukkan untuk kebahagiaan perkawinan (65.96%) dan kepuasan perkawinan (65.69%). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif antara kualitas perkawinan dengan dukungan sosial, pengasuhan penerimaan pengasuh (ibu, pengganti ibu, ayah), dan interaksi dalam keluarga (bonding ibu anak, interaksi ayah dan anak, frekuensi komunikasi ayah dan anak, dan interaksi suami dan istri). Faktor yang berpengaruh positif terhadap kualitas perkawinan adalah interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak.

Hampir dua pertiga (63.83%) anak memiliki keterampilan sosial kategori tinggi. Sebanyak 34.04 persen anak memiliki stres yang tinggi, 27.66 persen memiliki stres sedang, dan selebihnya memiliki stres rendah. Lebih dari separuh anak memiliki prestasi yang mengumpul pada satu kategori yaitu kategori hanya cukup baik. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan negatif antara interaksi ayah anak dan interaksi suami istri serta kualitas perkawinan dengan kondisi anak (keterampilan sosial, stres, prestasi akademik). Faktor yang berpengaruh positif terhadap kondisi anak (keterampilan sosial, stres, prestasi akademik) adalah pendapatan keluarga, sedangkan yang

Page 5: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

berpengaruh negatif adalah lama ibu menjadi TKW dan interaksi ayah anak serta interaksi suami istri. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa kepergian TKW selain memberi dampak positif terhadap penambahan pendapatan keluarga, juga memberi dampak negatif terhadap kualitas perkawinan dan kondisi anak. Dengan demikian, sebaiknya pemerintah melakukan konseling secara berkelanjutan untuk memastikan anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sebaiknya pemerintah bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau Organisasi Wanita lainnya untuk merubah pola pikir bahwa menjadi TKW bukan merupakan jalan terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, terutama berkaitan dengan pembentukan Sumberdaya Manusia (SDM) anak. Keterbatasan penelitian ini yaitu pemilihan contoh secara purposive dan semua variabel dijawab berdasarkan perceived (yang dirasakan) ayah, sehingga penelitian ini tidak bisa mengeneralisasi hasil pembahasan. Selain itu, perlu adanya penelitian lanjutan dengan responden anak untuk mengukur kondisi anak dan responden TKW untuk mengukur kualitas perkawinan.

Page 6: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

ANALISIS FUNGSI PENGASUHAN DAN INTERAKSI DALAM KELUARGA TERHADAP KUALITAS PERKAWINAN

DAN KONDISI ANAK PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW)

(Kasus di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi)

SHELY SEPTIANA SETIONINGSIH

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Keluarga dan Konsumen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPERTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 7: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

Judul : Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga terhadap Kualitas Perkawinan dan Kondisi Anak pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) (Kasus di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi)

Nama : Shely Septiana Setioningsih NRP : I24050235

Disetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc NIP. 19621110 198603 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Dr.Ir. Hartoyo, M.Sc. NIP. 19630714 198703 1 002

Tanggal Lulus :

Page 8: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Banjarnegara pada Tanggal 27 September 1987.

Penulis merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara keluarga Bapak Ahwan

Setiawan dan Ibu Riyadiningsih. Pendidikan SD penulis ditempuh dari Tahun

1993 hingga 1999 di SDN 1 Kalibening. Penulis melanjutkan pendidikan tingkat

pertama di SLTP N 1 Kalibening dari Tahun 1999 hingga 2002, dan setelah itu

penulis melanjutkan di SMAN 1 Banjarnegara dan lulus pada Tahun 2005.

Pada Tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), dengan Mayor Ilmu Keluarga

dan Konsumen dan Minor Gizi Masyarakat. Selama menempuh pendidikan di

IPB, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu Himpunan Mahasiswa

Ilmu Keluarga dan Konsumen (HIMAIKO) sebagai anggota Divisi Hubungan

Masyarakat dan Alumni (2007-2009) dan anggota Unit Kegiatan Manusia (UKM)

Lingkungan Seni Sunda (LISES) Gentra Kaheman IPB sebagai salah satu

anggota tim tari (2006-sekarang).

Selain itu, penulis juga aktif mengikuti beberapa kepanitiaan. Penulis

berkesempatan untuk mengikuti beberapa perlombaan karya tulis. Penulis lolos

dalam seleksi pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang

Penelitian dan Artikel Ilmiah yang didanai oleh DIKTI pada Tahun 2007 dan

2009. Pada Tahun 2009, penulis terpilih sebagai salah satu tim pembawa Misi

Kebudayaan Indonesia 2009 ke Malaysia. Selama menjadi mahasiswa, penulis

juga berkesempatan untuk memperoleh beasiswa Supersemar (2007-2008) dan

BP- Migas (2008-2009).

Page 9: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

PRAKATA Segala Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, kesabaran, pengetahuan, dan kenikmatan kepada penulis

dalam penyelesaian penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Fungsi Pengasuhan

dan Interaksi dalam Keluarga terhadap Kualitas Perkawinan dan Kondisi Anak

pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) (Kasus di Kecamatan Cisolok,

Kabupaten Sukabumi)”.

Satu hal yang penulis sadari bahwa penulisan dan penyelesaian skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan moril dan materiil berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

yang tulus kepada:

1. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc, M.Sc, selaku pembimbing utama yang telah

mengarahkan dan memberi masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

2. Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MSFA selaku dosen pemandu seminar hasil

penelitian, Ir Melly Latifah, M.Si dan Tin Herawati, SP, M.Si selaku penguji

utama yang telah memberikan koreksi, saran, dan masukan dalam rangka

perbaikan skripsi ini.

3. Ir. Istiqlaliyah Muflihati selaku pembimbing akademik selama peneliti menjadi

mahasiswa IKK dan Ir. Megawati Simanjuntak yang telah banyak membantu

peneliti dalam proses perbaikan skripsi.

4. Seluruh Aparat Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Aparat Pemerintah

Kecamatan Cisolok, Aparat Pemerintah Desa Cisolok, Cikahurupan, dan

Cikelat, khususnya Pimpinan Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Bapak

Ade, serta Bapak Lurah Cikahuripan (Aji Troy) dan keluarga yang banyak

membantu dalam proses penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.

5. Keluarga tercinta, Papi dan Mami yang telah memberikan kasih sayang,

dukungan dan doanya tiada henti. Semoga Allah membalas dengan surga-

Nya. Kakak-kakak tersayang (Ko Adven, Mas Denny, dan Mas Dedy)

terimakasih atas kasih sayang dan perhatiannya yang tiada terkira, Mbak Atin

dan Dek Tito terimakasih telah menjadi bagian baru keluarga kami dan

semakin memberi warna dalam keluarga.

6. M. Arya Wicaksono yang selalu ada dan mendukung serta memberikan

semangatnya. Keluarga Soedibyo (Om Soedibyo, Tante Hilda, Zia, dan Arqi)

Page 10: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

 

atas semua kebaikan dan perhatiannya sehingga penulis merasa memiliki

keluarga kedua disaat jauh dengan Pami, Mami, dan saudara.

7. Mb yu-mb yu ku tercinta (Wulan dan Ary); Piranha’s Family (Shinta, Lani, Nia,

Cici, Mery, dan Anvina); kawan-kawan Asrama Pocut Baren atas segala

peristiwa-peristiwa yang telah kita lalui bersama, terimakasih telah

memberikan warna dalam hari-hari yang penuh canda, tawa, dan kasih

sayang serta kebersamaannya; dan Eka Wulida Latifah terimakasih atas

bantuannya dalam pengkoreksian skripsi.

8. IKK’ERS 42 atas segala perjuangan yang telah kita lewati bersama,

semangat dan perhatiannya. Semoga dengan rahmat-Nya, kita diberi

kemudahan dalam mencapai kesuksesan.

9. Tim dosen IKK IPB, terimakasih telah memberikan dukungan dan pengajaran

terbaik, juga untuk seluruh staff IKK yang telah membantu selama

perkuliahan. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu per

satu. Terimakasih, semoga Allah membalasnya dengan hal yang lebih baik.

Amin.

Bogor, Januari 2010

Shely Septiana S

Page 11: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

iv 

 

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv  DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii  DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x  DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi  PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 

Latar Belakang ................................................................................................... 1  Perumusan Masalah .......................................................................................... 3  Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5  Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5 

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 7 

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ............................................................................ 7  Keluarga ........................................................................................................... 10  Analisis Gender dan Peran Perempuan .......................................................... 20  Dukungan Sosial .............................................................................................. 22  Pengasuhan ..................................................................................................... 23  Interaksi dalam Keluarga ................................................................................. 29  Kualitas Perkawinan ........................................................................................ 32  Kondisi Anak .................................................................................................... 38 

Keterampilan Sosial ..................................................................................... 38  Stres Anak .................................................................................................... 42  Prestasi Akademik ....................................................................................... 43 

KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................................... 46  METODE PENELITIAN ....................................................................................... 48 

Disain, Tempat, dan Waktu .............................................................................. 48 

Page 12: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh ............................................................. 48  Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 49  Pengolahan dan Analisis Data ......................................................................... 50  Definisi Operasional ......................................................................................... 52 

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 55 

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 55  Karakteristik Keluarga ...................................................................................... 57  Karakteristik Anak ............................................................................................ 68  Dukungan Sosial .............................................................................................. 68  Fungsi Pengasuhan Anak ................................................................................ 71  Interaksi dalam Keluarga ................................................................................. 76  Kualitas Perkawinan ........................................................................................ 84  Kondisi Anak .................................................................................................... 88 

Keterampilan Sosial ..................................................................................... 88  Stres Anak .................................................................................................... 89  Prestasi Akademik ....................................................................................... 90 

Hubungan Antara Variabel-Variabel Penelitian ............................................... 92 

Hubungan Dukungan Sosial dengan Karakteristik Keluarga ....................... 92  Hubungan antara Pengasuhan Anak dengan Karakteristik Keluarga dan Dukungan Sosial .......................................................................................... 93  Hubungan antara Interaksi Keluarga dengan Karakteristik Keluarga, Dukungan Sosial, dan Pengasuhan ............................................................. 96  Hubungan Antara Kualitas Perkawinan dengan Karakteristik Keluarga, Dukungan Sosial, Pengasuhan, Interaksi Keluarga ................................... 101  Hubungan Antara Kondisi Anak dengan Karakteristik Keluarga, Dukungan Sosial, Pengasuhan, Interaksi Keluarga, dan Kualitas Perkawinan ........... 105 

Garis Besar Hasil Uji Hubungan antar Variabel Penelitian ............................ 111  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perkawinan dan Kondisi Anak .. 113 

Page 13: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

vi 

 

Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perkawinan .......................... 113  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Anak ....................................... 115 

Pembahasan Umum ...................................................................................... 117  Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 119 

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 120  DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 123  LAMPIRAN ........................................................................................................ 129 

Page 14: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

vii 

 

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2007 .................... 4  Tabel 2 Penempatan Tenaga Kerja Indonesia menurut kawasan dan negara

Tahun 2006 ............................................................................................. 9  Tabel 3 Fungsi keluarga dari berbagai sumber ................................................... 16  Tabel 4 Jenis data, peubah, contoh, alat dan cara pengukuran, skala data,

jumlah item pertanyaan, dan chronbah alpha (α) ................................. 50  Tabel 5 Sebaran contoh (%) berdasarkan umur orangtua (n=47) ....................... 57  Tabel 6 Sebaran contoh (%) berdasarkan besar keluarga (n=47) ...................... 58  Tabel 7 Sebaran contoh (%) berdasarkan tingkat pendidikan suami dan istri

(n=47) ................................................................................................... 58  Tabel 8 Sebaran contoh (%) berdasarkan pekerjaan suami dan istri sebelum

menjadi TKW (n=47) ............................................................................. 59  Tabel 9 Sebaran contoh (%) berdasarkan pendapaan keluarga per bulan (n=47)

.............................................................................................................. 60  Tabel 10 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori pendapatan perkapita per

bulan (n=47) ......................................................................................... 60  Tabel 11 Sebaran contoh (%) berdasarakan negara tujuan dan rata-rata gaji

TKW (n=47) .......................................................................................... 63  Tabel 12 Sebaran contoh (%) berdasarkan lama istri menjadi TKW (n=47) ....... 64  Tabel 13 Sebaran contoh (%) berdasarkan persepsi suami terhadap motivasi istri

menjadi TKW (n=47) ............................................................................. 66  Tabel 14 Sebaran contoh (%) berdasarkan umur anak (n=47) ........................... 68  Tabel 16 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategorti dukungan sosial (n=47) ... 71  Tabel 17 Sebaran contoh (%) berdasarkan pengasuh anak (n=47) ................... 72  Tabel 18 Hasil uji beda pengasuhan dimensi penerimaan (acceptance) oleh

pengasuh .............................................................................................. 73  Tabel 20 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori pengasuhan dimensi

kehangatan ........................................................................................... 75 

Page 15: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

viii 

 

Tabel 21 Sebaran contoh (%) berdasarkan komunikasi antara ibu dan keluarga (n=47) ................................................................................................... 76 

Tabel 22 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori interaksi ibu dan anak (n=47)

.............................................................................................................. 79  Tabel 23 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori interaksi ayah dan anak

(n=47) ................................................................................................... 81  Tabel 24 Sebaran contoh (%) berdasarkan frekuensi komunikasi ayah dan anak

(n=47) ................................................................................................... 81  Tabel 25 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori frekuensi komunikasi ayah

dan anak (n=47) ................................................................................... 82  Tabel 26 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori interaksi suami istri (n=47) 83  Tabel 27 Hasil uji beda interaksi anggota keluarga ............................................. 84  Tabel 28 Sebaran contoh (%) berdasarkan kualitas perkawinan (n=47) ............ 86  Tabel 29 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori kualitas perkawinan (n=47)

.............................................................................................................. 88  Tabel 30 Sebaran contoh (%) berdasarkan keterampilan sosial anak (n=47) .... 89  Tabel 31 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori keterampilan sosial anak

(n=47) ................................................................................................... 89  Tabel 32 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori stres anak ......................... 90  Tabel 33 Sebaran contoh berdasarkan prestasi akademik anak (n=45) ............. 91  Tabel 35 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dan dukungan sosial

.............................................................................................................. 93  Tabel 36 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan pengasuhan

.............................................................................................................. 94  Tabel 37 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial dengan pengasuhan anak

.............................................................................................................. 95  Tabel 38 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan interaksi

keluarga ................................................................................................ 96  Tabel 39 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial dengan interaksi keluarga

.............................................................................................................. 98  Tabel 40 Hasil uji korelasi Spearman pengasuhan anak terhadap interaksi

keluarga .............................................................................................. 100 

Page 16: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

ix 

 

Tabel 41 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan kualitas perkawinan ......................................................................................... 101 

Tabel 42 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial dengan kualitas

perkawinan ......................................................................................... 102  Tabel 43 Hasil uji korelasi Spearman pengasuhan anak dengan kualitas

perkawinan ......................................................................................... 103  Tabel 44 Hasil uji korelasi Spearman interaksi keluarga dengan kualitas

perkawinan ......................................................................................... 105  Tabel 45 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan kondisi anak

............................................................................................................ 106  Tabel 46 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial terhadap kondisi anak . 106  Tabel 47 Hasil uji korelasi Spearman pengasuhan anak dengan kondisi anak 108  Tabel 48 Hasil uji korelasi Spearman interkasi keluarga dengan kondisi anak . 109  Tabel 49 Hasil uji korelasi Spearman kualitas perkawinan dengan kondisi anak

............................................................................................................ 110  Tabel 50 Hasil uji korelasi Spearman antar variabel penelitian ......................... 113  Tabel 51 Hasil uji regresi linear berganda variabel yang berpengaruh terhadap

kualitas perkawinan dan kondisi anak ................................................ 114 

Page 17: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka konseptual prinsip pengasuhan pada teori parental

acceptance-rejection ............................................................................. 26  Gambar 2 Kerangka pemikiran............................................................................ 47  Gambar 3. Metode penarikan contoh .................................................................. 49 

Page 18: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

xi 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kepemilikan aset sebelum dan setelah istri menjadi TKW (n=47) . 130  Lampiran 2 Keadaan tempat tinggal sebelum dan setelah istri menjadi TKW

(n=47) ................................................................................................. 130  Lampiran 3 Frekuensi Makan pada Keluarga Saat ini ....................................... 131  Lampiran 4 Pengasuhan Penerimaan Ibu (Pra TKW), Pengganti Ibu (Saat TKW),

Ayah (Saat TKW) ................................................................................ 132  Lampiran 5 Pengasuhan Penolakan Ibu (Pra TKW), Pengganti Ibu (Saat TKW),

Ayah (Saat TKW) ................................................................................ 133  Lampiran 6 Komunikasi Ibu dan anak (n=47) .................................................... 134  Lampiran 7 Bonding Ibu dan anak (n=47) ......................................................... 135  Lampiran 8 Komunikasi ayah dan anak (n=47) ................................................. 136  Lampiran 9 Bonding ayah dan anak (n=47) ...................................................... 137  Lampiran 10 Komunikasi suami dan istri (n=47) ............................................... 138  Lampiran 11 Bonding suami dan istri (n=47) ..................................................... 138  Lampiran 12 Stres Anak (n=47) ........................................................................ 139  Lampiran 13 Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Pengasuhan Penerimaan

(Acceptance) oleh Ibu (Pra TKW) dan Pengganti Ibu (Saat TKW) ..... 140  Lampiran 14 Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Pengasuhan Penerimaan

(Acceptance) oleh Ibu (Pra TKW) dan Ayah (Saat TKW) ................... 142  Lampiran 15 Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Pengasuhan Penerimaan

(Acceptance) oleh Pengganti Ibu (Saat TKW) dan Ayah (saat TKW) 144  Lampiran 16 Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Pengasuhan Penolakan

(Rejection) oleh Ibu (Pra TKW) dan Pengganti Ibu (Saat TKW) ......... 146  Lampiran 17 Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Pengasuhan Penolakan

(Rejection) oleh Ibu (Pra TKW) dan Ayah (Saat TKW) ....................... 148  Lampiran 18 Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Pengasuhan Penolakan

(Rejection) oleh Pengganti Ibu (Saat TKW) dan Ayah (saat TKW) .... 150  Lampiran 19 Hasil Uji Beda Independent Sample T-test Interaksi Ibu-Anak dan

Ayah-Anak .......................................................................................... 152 Lampiran 20 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perkawinan ........................ 154 

Page 19: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

xii 

 

Lampiran 21 Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Anak (Keterampilan Sosial,

Stres, Prestasi Akademik) .................................................................. 156  Lampiran 22 Hasil Wawancara Mendalam (Data Kualitatif) .............................. 159 

Page 20: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Krisis moneter yang melanda Indonesia pada Tahun 1997 meningkatkan

angka kemiskinan dan angka pengangguran. Jumlah penduduk miskin selama

periode 1996-2006 berfluktuasi dari tahun ke tahun, yaitu 34.01 juta jiwa pada

Tahun 1996 menjadi 39.05 juta jiwa pada Tahun 2006 (BPS 2006). Begitu pula

angka pengangguran terbuka meningkat tajam dari 4.280 orang pada Tahun

1997 menjadi 10,93 juta orang pada Tahun 2006 (Antara 2007).

Salah satu penanggulangan yang dilakukan pemerintah dalam

menangani masalah kemiskinan dan pengangguran tersebut yaitu dengan

memfasilitasi permintaan tenaga kerja ke luar negeri. Program pemerintah

tersebut tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 2004 mengenai

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, yang isinya bahwa

penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya

untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk

memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaanya

dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan

perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga

kerja yang sesuai dengan hukum nasional.

Dalam program Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah

2004-2009, pemerintah menargetkan peningkatan ekspor TKI dari hampir

700.000 orang pada Tahun 2006 menjadi 1 juta orang per tahun hingga Tahun

2009. Demikian pula target negara tujuan akan diperluas dari 11 negara menjadi

25 negara (Subkhan 2007).

Kebijakan penempatan tenaga kerja ke luar negeri tersebut memberikan

dampak positif antara lain menambah devisa negara terutama daerah asal TKI

dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Berdasarkan data Pusat

Penelitian dan Informasi (Puslitfo) BNP2TKI (2008), pemasukan devisa dari TKI

(remitansi) sepanjang Tahun 2008 naik sebesar 37,3 persen bila dibanding

Tahun 2007 yaitu mencapai 8,24 milyar dolar AS (Rp 80,24 trilyun). Devisa dari

TKI ini merupakan devisa terbesar kedua setelah minyak dan gas.

Selain dampak positif, pekerjaan sebagai TKI juga memiliki berbagai

resiko. Saat ini terdapat 3,8 juta TKI yang bekerja di 27 negara penempatan.

Sekitar 70 persen dari jumlah TKI itu adalah perempuan yang rentan terhadap

Page 21: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

2  

 

 

masalah (Subkhan 2007). Menurut data Depnakertrans, sepanjang Tahun 2006

kumulatif kasus TKI-TKW mencapai 1.091 kasus dengan rincian kasus: gaji tak

dibayar 371 kasus, pelecehan seksual 29 kasus, penganiayaan 88 kasus,

kecelakaan kerja 29 kasus, PHK 140 kasus, sakit 124 kasus, putus komunikasi

253 kasus, kriminal 12 kasus, dan gagal berangkat 45 kasus (Fereshti 2007).

Dampak negatif lain akibat dari kepergian Tenaga Kerja Indonesia (TKI),

terutama Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang relatif lama menyebabkan adanya

perubahan struktur keluarga dan fungsi pengasuhan anak. Sistem keluarga

Indonesia menganut sistem patriarki yang menganggap laki-laki atau suami

sebagai pencari nafkah utama (main bread winner). Namun demikian dengan

adanya kepergian istri menyebabkan terjadinya pergeseran peran dalam

keluarga dengan kondisi peran istri sebagai pencari nafkah utama (main bread

winner). Blood (1972) diacu dalam Luthfiyasari (2004) menyebutkan beberapa

akibat yang mungkin terjadi dari keterpisahan anggota keluarga dan perubahan

keberfungsian keluarga antara lain berkurangnya intensitas komunikasi,

melemahnya ikatan kekerabatan, goyahnya stabilitas keluarga serta

melonggarnya keterikatan moral terhadap budaya setempat.

Pengamatan yang dilakukan oleh Pratama dkk Tahun 2003 di Desa

Paciran, Lamongan, Jawa Timur melaporkan bahwa berdasarkan data dari KUA

setempat antara Tahun 2000 sampai 2003 angka perceraian rata-rata bertambah

dua kali lipat dibanding kurun waktu sebelumnya. Data ini menunjukkan, hampir

60 persen kasus perceraian diakibatkan pengaruh TKI yang bekerja di luar

negeri. Faktor penyebab, antara lain persoalan ekonomi, perselingkuhan,

pengaruh dukungan sosial dari pihak luar, atau menikah diam-diam di bawah

tangan. Dari penelitian ini terungkap, hampir 75 persen penyebab perceraian

pada keluarga TKI/TKW adalah perselingkuhan, suami menikah lagi dengan

perempuan lain, dan hamil dari suami yang tidak jelas keberadaannya (Republika

2004).

Selain berdampak pada hubungan pasangan suami istri, perpisahan ibu

dan keluarga juga berdampak kepada kondisi anak. Perpisahan antara ibu dan

anak dalam jangka waktu yang relatif lama dapat merenggangkan bonding

antara anak dan ibu sehingga menyebabkan tidak terbangunnya basic trust dan

menimbulkan kesulitan-kesulitan tingkah laku dalam perkembangan kepribadian

anak selanjutnya (Gunarsa 2003). Basic trust dan kepribadian anak merupakan

Page 22: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

3  

 

 

landasan dalam perkembangan sosial anak untuk dapat menjalin hubungan

dengan orang lain.

Kasus jumlah anak terlantar di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terdata

di Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) NTB hingga Tahun

2008 mencapai 227.633 jiwa. Dalam kurun yang sama tercatat sebanyak 24.705

anak berusia di bawah lima Tahun (Balita) dan anak usia 5-18 tahun terkategori

terlantar. Tingginya jumlah anak terlantar di NTB tidak lepas dari masalah

kemiskinan dan animo masyarakat NTB menjadi TKI di luar negeri yang sangat

tinggi, sebab biasanya para TKI menitipkan anak–anaknya ke kerabat atau

tetangga ketika kedua orangtuanya bekerja di luar negeri (BKKBN NTB 2009).

Kasus di SMPN 1 Panceng Gresik terdapat sekitar 20 persen siswanya

merupakan anak TKI yang menunjukkan adanya kegiatan belajar siswa di rumah

yang terabaikan dan peningkatan kenakalan siswa karena kurang kasih sayang

dari orangtuanya (Jawa Pos 2008).

Keuntungan ekonomi dari TKI berupa pendapatan yang tinggi tidak

sebanding dengan social cost yang harus dibayar selama kepergian dan setelah

kepulangan TKW. Keutuhan keluarga yang dipertaruhkan serta generasi penerus

bangsa yang harus dikorbankan merupakan hal yang harus ditanggung keluarga

serta negara. Dengan demikian, sangat menarik untuk diteliti mengenai siapa

pengganti pengasuhan anak selama ibu menjadi TKW dan bagaimana cara

mengasuhnya serta resiko apa yang ditanggung oleh keluarga TKW berkaitan

dengan kualitas perkawinan dan kondisi anak.

Perumusan Masalah Kabupaten Sukabumi sebagai kabupaten terluas se-Jawa dan Bali, yaitu

dengan luas 412.799,54 Ha (BPS 2008) memiliki jumlah penduduk yang relatif

banyak. Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi Pemerintah Daerah

Kabupaten Sukabumi untuk meminimalkan tingkat pengangguran yang kian

meningkat dengan makin bertambahnya penduduk. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Sukabumi

Tahun 2005-2007 dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 23: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

4  

 

 

Tabel 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2007

Tahun Indikator Ketenagakerjaan Total TPAK TPT

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan2005 76.59 9.55 31.9 11.04 54.31 10.3 2006 75.83 8.04 30.54 6.99 53.99 7.54 2007 85.45 10.94 42.34 10.66 64.77 10.85 Sumber: Susenas 2005-2007 dalam BPS Kabupaten Sukabumi 2007

Terbatasnya kesempatan kerja di bidang formal, mendorong banyaknya

penduduk Kabupaten Sukabumi untuk bekerja sebagai TKI. Peraturan Daerah

Kabupaten Sukabumi Nomor 13 Tahun 2005 tentang pengerahan calon Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri asal Kabupaten Sukabumi menyebutkan

bahwa penempatan dan perlindungan calon TKI (Tenaga Kerja Indonesia)

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Sepanjang Tahun 2007, terdapat 2.601 orang yang menjadi TKW di

Kabupaten Sukabumi (BPS 2008). Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Sukabumi, dari 15.847 TKI asal Kabupaten Sukabumi,

yang tercatat di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sukabumi hanya 100

orang (Tempointeraktif 2004). Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian

antara data dengan fakta di lapangan artinya bahwa TKI illegal jauh lebih banyak

bila dibanding dengan TKI legal. Acep Basnasah mengatakan bahwa jumlah TKI

asal Kabupaten Sukabumi yang bekerja di luar negeri hingga awal Tahun 2008

mencapai 26.000 orang lebih (Antara 2008).

Remitansi TKI Kabupaten Sukabumi Tahun 2007 mencapai 501 milyar

rupiah. Namun disisi lain akibat kepergian istri menjadi TKW banyak ditemukan

suami yang harus memegang peran ganda dalam keluarga dan banyak anak-

anak yang tumbuh dan berkembang dibawah pengawasan nenek atau keluarga

besar lainnya, sedangkan nenek atau keluarga besar lainnya mungkin

mempunyai gaya pengasuhan yang berbeda dengan ibu.

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang di atas, maka pertanyaan

penelitian ini adalah: (1) Bagaimana karakteristik keluarga TKW; (2) Seberapa

besar dukungan sosial yang diterima keluarga TKW, fungsi pengasuhan

terhadap anak, interaksi yang terjadi dalam keluarga, kualitas perkawinan, dan

kondisi anak selama istri/ibu bekerja di luar negeri?; (3) Apakah terdapat

perbedaan pengasuhan yang dilakukan ibu sebelum menjadi TKW, pengganti ibu

Page 24: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

5  

 

 

saat ini, dan ayah saat ini; (4) Apakah terdapat perbedaan antara interaksi antara

ibu dan anak dengan interaksi ayah dan anak; (5) Apakah terdapat hubungan

antara karakterisik keluarga TKW, dukungan sosial, fungsi pengasuhan, interaksi

dalam keluarga, kualitas perkawinan, dan kondisi anak?; (6) Faktor apa saja

yang mempengaruhi kualitas perkawinan dan kondisi anak pada keluarga TKW?.

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fungsi pengasuhan

dan interaksi dalam keluarga terhadap kualitas perkawinan dan kondisi anak

pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik keluarga TKW.

2. Mengidentifikasi dukungan sosial, fungsi pengasuhan, interaksi dalam

keluarga, kualitas perkawinan, dan kondisi anak.

3. Menganalisis perbedaan pengasuhan yang dilakukan ibu sebelum menjadi

TKW, pengasuhan pengganti ibu saat ini, dan pengasuhan ayah saat ini

4. Menganalisis perbedaan interaksi antara ibu dan anak dengan interaksi

antara ayah dan anak

5. Menganalisis hubungan antara karakterisik keluarga TKW, dukungan sosial,

fungsi pengasuhan, interaksi dalam keluarga, kualitas perkawinan, dan

kondisi anak.

6. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perkawinan dan

kondisi anak pada keluarga TKW.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat

mengenai dampak positif dan negatif terhadap keluarga akibat kepergian istri/ibu

menjadi TKW sehingga dapat menentukan langkah yang tepat dalam mengambil

keputusan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu keluarga dan menjadi landasan bagi pengembangan

penelitian-penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi lembaga terkait seperti lembaga perencana dan pengembangan program

pembangunan keluarga. Selain itu juga menjadi sumber informasi dan referensi

Page 25: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

6  

 

 

dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan keluarga

dengan mempertimbangkan keuntungan ekonomi dan social cost yang harus

dibayar sehingga dapat menetapkan kebijakan yang bersifat holistik dan solutif.

Keterbatasan penelitian ini adalah mengukur semua variabel penelitian

berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh suami (husband’s perceived).

Dalam melakukan penelitian, metode seperti ini memang diperbolehkan namun

ada kelemahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

responden TKW untuk mengukur variabel kualitas perkawinan dan responden

anak TKW untuk mengukur variabel interaksi anak dengan orangtua,

keterampilan sosial, dan stres yang dialami anak.

Page 26: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

 

 

TINJAUAN PUSTAKA

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 2004 Pasal 1 mengenai

penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

adalah setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di

luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima

upah. Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI bertujuan untuk: (1)

Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan

manusiawi; (2) Menjamin dan melindungi calon TKI/TKI sejak di dalam negeri, di

negara tujuan, sampai kembali ke tempat asal; (3) Meningkatkan kesejahteraan

TKI dan keluarganya. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia menurut kawasan

dan negara tujuan Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.

Hampir 80 persen TKI yang dikirim adalah TKW yang tidak terdidik dan

bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Diketahui bahwa hampir 100 persen

TKI yang bekerja di Singapura, 93 persen di Arab Saudi, dan 94 persen di

Hongkong adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW). Profil TKI menyajikan adanya

data berdasarkan tingkat pendidikan yaitu dari 106.28 juta angkatan kerja

berdasarkan Sakernas Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2006, sebanyak

53.13 persen (56.47 juta) hanya tamatan SD ke bawah, sebanyak 20.61 persen

(21.97 juta) lulusan SLTP, 20.64 persen (21.93 juta) lulusan SLTA, sedangkan

yang pernah belajar di perguruan tinggi hanya 5.62 persen (5.97 juta) dengan

kondisi 2.44 juta orang di antaranya mendapat pendidikan diploma dan sisanya

sarjana (S1) (Samhadi 2007). Hal tersebut tentunya juga berdampak pada

pekerjaan yang ditekuni TKI. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa

Tenggara Barat mengatakan sekitar 97 persen dari jumlah Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) asal NTB yang bekerja di luar negeri merupakan tenaga tidak

trampil (BNP2TKI 2010).

Permasalahan-permasalahan selama masa penempatan yang banyak

dialamai TKI/TKW antara lain: 1) Dijebak menjadi pelacur di daerah transit, 2)

Diperjualbelikan antar agency di luar negeri, 3) Jenis pekerjaan tidak sesuai

dengan Perjanjian Kerja (PK), 4) Jam kerja melampaui batas, tanpa ada uang

lembur, 5) Tidak memegang dokumen apapun karena semua dokumen ditahan

majikan, 6) Dilarang berkomunikasi dengan orang lain termasuk dengan

keluarga, 7) Akomodasi dan makanan di rumah majikan tidak memadai, 8)

Page 27: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

8  

 

 

Dilarang menjalankan ibadah, dipaksa memasak dan makan makanan haram

(daging babi), 9) Gaji dipotong oleh PPTKIS bekerjasama dengan agency yang

besarnya melampui ketentuan, 10) Gaji tidak dibayar, 11) Memperpanjang

kontrak kerja tidak ijin dari keluarga dan menggunakan kontrak kerja yang lama,

12) Punggutan yang tinggi oleh agency saat perpanjangan kontrak kerja, 13)

Disiksa, dianiaya, makan makanan basi dan bekas, diperkosa oleh majikan atau

oleh pegawai agency, 14) Dipenjara dengan berbagai rekayasa tuduhan, 15)

Bunuh diri atau membunuh atau melakukan tindakan pidana lainnya atau karena

putus asa akibat perlakuan buruk majikan/agency, 16) Disekap oleh majikan atau

agency, 17) Mengalami PHK sepihak dan dipulangkan majikan tanpa diberikan

hak-haknya, 18) Dipulangkan sepihak oleh agency setelah usai masa

pemotongan gaji oleh agency, sehingga tak pernah menerima gaji penuh, 19)

Penipuan dengan modus medikal yang direkayasa dan akhirnya dipulangkan

karena dianggap tidak fit, 20) Mengadu ke Polisi tetapi “dikembalikan” kepada

agency/tekong, yang kemudian oleh agency/tekong dipekerjakan secara illegal,

digaji murah atau tidak digaji, bahkan dilacurkan, 21) Dideportasi tetapi tidak

pernah sampai di rumah ditangkap oleh calo kemudian diberangkatkan kembali

ke luar negeri secara illegal, 22) Pihak aparat KBRI/Konjen RI yang tidak mau

membela dan menelantarkan, 23) Penyelesaian kasus tidak tuntas dan

dipulangkan karena lamanya proses penyelesaian kasus, 24) Dikenai punggutan

oleh aparat KBRI/Konjen RI di luar negeri dengan berbagai dalih, 25) Ketiadaan

dan lambannya informasi untuk keluarga jika mengalami sakit, di penjara atau

meninggal dunia, 26) Sebelum dipulangkan dipaksa menandatangi surat yang

kemudian diketahui isinya adalah pernyataan telah menerima gaji, padahal

gajinya belum dibayar/tidak diberikan dan surat pernyataan tersebut ditulis dalam

bahasa yang tidak dimengerti oleh TKI (BNP2TKI 2008). Permasalahan-permasalahan yang dialami TKI sering mendatangkan

gangguan psikis tersendiri. Untuk menangani gangguan psikis para TKI yang

pulang ke Tanah Air ini, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia (BNP2TKI) telah mendirikan Klinik Psikologi bagi TKI dengan

praktek kerja selama 24 jam di Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI,

Selapajang, Tangerang. Data menunjukkan bahwa selama kurun waktu Januari

sampai Oktober 2009, terdapat 554 TKI (14 laki-laki dan 540 perempuan) yang

menderita sakit baik fisik maupun psikologis. Diantara jumlah 554 TKI itu, 378

TKI sudah diterapi karena mengalami gangguan psikis (BNP2TKI 2010).

Page 28: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

9

 

Tabel 2 Penempatan Tenaga Kerja Indonesia menurut kawasan dan negara Tahun 2006

NEGARA PENEMPATAN

FORMAL TF NON FORMAL TNF JENIS KELAMIN T L P L P L P Malaysia 101600 60336 161936 5992 102171 108163 107592 162507 270099 Singapura 6 530 536 - 8539 8539 6 9069 9075 Brunai D 1530 427 1957 1 822 823 1531 1249 2780 Hong Kong - 152 152 13 13448 13461 13 13600 13613 Taiwan 2216 1540 3756 340 23994 24334 2556 25534 28090 Korea Selatan 2613 487 3100 - - - 2613 487 3100 Jepang - - - 13 8 21 13 8 21 Lain-lain 26 - 26 5 2 7 31 2 33 SUBTOTAL 107991 63472 171463 6364 148984 155348 114355 212456 326811

Saudi Arabia 3127 983 4110 18615 284702 303317 21742 285685 307427 UEA/Ad Dhabi 162 19 181 73 15240 15313 235 15259 15494 Kuwait 47 2 49 28 14648 14676 75 14650 14725 Bahrain 57 2 59 4 422 426 61 424 485 Qatar 1659 26 1685 142 3217 3359 1801 3243 5044 Oman 4 - 4 4 3519 3523 8 3519 3527 Yordania - - - 12 6456 6468 12 6456 6468 Lain-lain 3 14 17 - 2 2 3 16 19 SUBTOTAL 5059 1046 6105 18876 328206 347084 23937 329252 353189 TOTAL 11305 64518 177568 25242 477190 502432 138292 541708 680000 Sumber: Direktorat Jendral PPTKLN-Depnakertrans Keterangan: L : Laki-laki P : Perempuan TF : Total Formal TNF : Total Non Formal T : Total

Page 29: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

10  

 

 

Keluarga

Definisi Keluarga UU Nomor 10 Tahun 1992, mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dan anaknya, atau

ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Menurut Melson (1980), keluarga

adalah kelompok dari individu-individu yang mencari pemaksimalan sumberdaya

materi dan fisik agar mencapai tujuan personal dan kelompok. Saxton (1990)

mengartikan keluarga sebagai hubungan antara dua atau lebih orang melalui

kelahiran, adopsi, atau perkawinan dan hidup dalam satu rumahtangga.

Keluarga dipandang sebagai: 1) Suatu sistem interaksi antar anggota

keluarga, 2) Suatu seri interaksi yang dilakukan dua pihak (dyadic), 3) Sejumlah

interaksi antara seluruh sub kelompok asosiasi lainnya, keluarga memiliki “daya

hidup” lebih lama, serta hubungan biologis dan intergenerasi yang berkaitan

dengan ikatan kekerabatan yang lebih luas (Klein & White 1996 dalam

Puspitawati 2006).

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil yang

layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras

dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan

lingkungan. Membangun keluarga sejahtera pada hakekatnya tidak saja

mengentaskan keluarga dari kemiskinan harta atau kebutuhan fisik semata,

namun juga kebutuhan lainnya yang mencakup sosial psikologis dan

pengembangan diri untuk jangka waktu lebih lama (Anonim 1996).

Pendekatan Teori Struktural-Fungsional Para sosiolog ternama seperti William F. Ogburn dan Talcott Parsons

mengembangkan pendekatan struktural-fungsional dalam kehidupan keluarga

pada abad ke-20. Pendekatan ini mengakui adanya segala keragaman dalam

kehidupan sosial dan masing-masing akan memiliki fungsinya sendiri. Perbedaan

fungsi tidak untuk memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan, tetapi

untuk mencapai tujuan bersama. Struktur dan fungsi yang terbentuk tidak akan

pernah lepas dari pengaruh budaya, norma, dan nilai sosial yang melandasi

sistem masyarakat (Megawangi 1999).

Page 30: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

11  

 

 

Menurut Megawangi (1999), ada tiga elemen utama dalam struktur

internal keluarga, yaitu mengacu pada:

1. Status sosial; keluarga inti terdiri dari tiga unsur utama yaitu bapak/suami

(pencari nafkah), ibu/istri (ibu rumah tangga) dan anak-anak (anak balita,

anak sekolah, remaja, dewasa) serta hubungan timbal balik antar individu

dengan status sosial berbeda.

2. Konsep peran sosial; menggambarkan peran dari masing-masing individu

atau kelompok menurut status sosialnya dalam sebuah sistem sosial.

Diferensiasi peran ini diharapkan dapat menuju suatu sistem keseimbangan

(equilibrium tendency).

3. Norma sosial; peraturan yang menggambarkan bagaimana sebaiknya

seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosialnya. Norma sosial berasal

dari masyarakat itu sendiri yang merupakan bagian dari kebudayaan. Akan

tetapi setiap keluarga dapat mempunyai norma sosial yang spesifik untuk

keluarga tersebut, misalnya norma sosial dalam pembagian tugas rumah

tangga, yang merupakan bagian struktur keluarga untuk mengatur tingkah

laku setiap anggota keluarganya.

Levy (Megawangi 1999) mengatakan bahwa tanpa ada pembagian tugas

yang jelas pada masing-masing aktor dengan status sosialnya, maka fungsi

keluarga akan terganggu yang selanjutnya akan mempengaruhi sistem yang

lebih besar lagi. Hal ini bisa terjadi bila ada satu posisi yang peranannya tidak

dapat dipenuhi, atau konflik akan terjadi karena adanya kesempatan siapa yang

akan memerankan tugas apa. Apabila terjadi, maka keberadaan institusi

keluarga tidak akan berkesinambungan. Persyaratan struktural yang harus

dipenuhi agar struktur keluarga sebagai sistem dapat berfungsi antara lain:

(1) Diferensiasi peran dari serangkaian tugas dan aktivitas yang harus dilakukan

dalam keluarga, maka harus ada alokasi peran untuk setiap aktor dalam

keluarga. Terminologi diferensiasi peran bisa mengacu pada umur, gender,

generasi, juga posisi status ekonomi dan politik dari masing-masing aktor.

(2) Alokasi solidaritas yang berkaitan dengan distribusi relasi antar anggota

keluarga menurut cinta, kekuatan, dan intensitas hubungan. Cinta atau

kepuasan menggambarkan hubungan antar anggota, misalnya keterikatan

emosional antara seorang ibu dan anaknya. Kekuatan mengacu pada

keutamaan sebuah relasi relatif terhadap relasi lainnya. Misalnya hubungan

antara bapak dan anak lelaki mungkin lebih utama daripada hubungan suami

Page 31: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

12  

 

 

dan istri pada suatu budaya tertentu. Intensitas adalah kedalaman relasi

antar anggota menurut kadar cinta, kepedulian, ataupun ketakutan.

(3) Alokasi ekonomi yang berkaitan dengan distribusi barang-barang dan jasa

untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Diferensiasi tugas juga ada dalam

hal ini terutama dalam hal produksi, distribusi, dan konsumsi dari barang dan

jasa dalam keluarga.

(4) Alokasi politik yang berkaitan dengan distribusi kekuasaan dalam keluarga

dan siapa yang bertanggungjawab atas tindakan anggota keluarga. Agar

keluarga dapat berfungsi maka distribusi kekuasaan pada tingkat tertentu

diperlukan.

(5) Alokasi integrasi dan ekspresi yang berkaitan dengan distribusi teknik atau

cara untuk sosialisasi, internalisasi, dan pelestarian nilai-nilai dan perilaku

yang memenuhi tuntunan norma yang berlaku untuk setiap anggota keluarga.

Peran dan Fungsi Keluarga serta Perubahannya Keluarga sebagai sebuah sistem mempunyai tugas dan fungsi dalam hal

menjalankan tugas-tugas, pencapaian tujuan, integrasi dan solidaritas, serta pola

kesinambungan atau pemeliharaan keluarga. Menurut seorang profesor ilmu jiwa

bernama Lidz, diferensiasi peran adalah sesuatu yang alamiah, yang sesuai

dengan determinasi biologis dan psikologis manusia (Megawangi 1999).

Peran didefinisikan sebagai persepsi tingkahlaku interpersonal yang

dihubungkan dengan pengakuan masyarakat akan diri seseorang (Kammeyer

1987). Peran juga dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan seseorang

sesuai dengan kedudukannya.

Parson dan Bales (Megawangi 1999) menyatakan bahwa peran orangtua

dalam keluarga meliputi peran instrumental yang dilakukan oleh suami atau

bapak, dan peran emosional atau ekspresif yang biasanya dipegang oleh figur

istri atau ibu. Peran instrumental dikaitkan dengan peran mencari nafkah untuk

kelangsungan hidup seluruh keluarga. Peran ini lebih memfokuskan pada

bagaimana keluarga menghadapi situasi eksternal. Dalam keluarga inti, suami

sebagai pencari nafkah diharapkan memerankan peran ini agar tujuan keluarga

secara keseluruhan dapat tercapai. Peran emosional ekspresif adalah peran

pemberi cinta, kelembutan dan kasih sayang. Peran ini bertujuan untuk

mengintegrasikan atau menciptakan suasana harmonis dalam keluarga, serta

meredam tekanan-tekanan yang terjadi karena adanya interaksi sosial antar

Page 32: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

13  

 

 

anggota keluarga atau antar individu di luar keluarga. Istri diharapkan berperan

membawa kedamaian agar integrasi dan keharmonisan dalam keluarga dapat

tercapai.

Pembagian peran ekspresif dan instrumental menurut Kammeyer (1987)

dikaitkan dengan stereotip feminin dan maskulin seseorang. Wanita selalu

distereotipkan sebagai orang yang penuh emosional, perhatian dan pengasuhan,

lebih simpati, sensitif, mudah terharu, dan peduli terhadap orang lain dan mampu

memberikan dorongan sehingga cocok untuk melakukan peran ekspresif. Shaver

and Freedman (1976), Lunneborg and Rosenwood (1972), dan Bardwick (1971)

dalam Saxton (1990) berpendapat sama bahwa orang yang berperan sebagai

caretaker adalah orang yang memiliki karakter feminin dan bertindak sebagai

tenderness, compassion, dan penuh pengertian. Karakteristik feminin selalu

ditemukan pada perempuan dan karakter ini lebih banyak ditemukan pada

perempuan daripada laki-laki.

Menurut BKKBN (1996), delapan fungsi keluarga dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan

keluarga sejahtera adalah sebagai berikut:

(1) Fungsi Keagamaan, dalam keluarga dan anggotanya didorong dan

dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai persemaian nilai-nilai

agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan-insan agamis

yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(2) Fungsi Sosial Budaya, memberikan kesempatan kepada keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang

beraneka ragam dalam satu kesatuan.

(3) Fungsi Cinta Kasih, dalam keluarga akan memberikan landasan yang kokoh

terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orangtua dengan

anaknya, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga

sebagai wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh kasih lahir dan

batin.

(4) Fungsi Melindungi, keluarga adalah wahana utama yang memberikan rasa

aman dan nyaman serta kehangatan bagi seluruh anggota, anak, istri

maupun suami

(5) Fungsi Reproduksi, merupakan mekanisme melanjutkan keturunan yang

direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia

yang penuh iman dan taqwa.

Page 33: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

14  

 

 

(6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, memberikan peran kepada keluarga

untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam

kehidupannya di masa yang akan datang.

(7) Fungsi Ekonomi, mengembangkan kemampuan ekonomi keluarga agar

semua anggota mampu mengembangkan kemampuan ekonominya untuk

mandiri sehingga dapat mendukung ketahanan keluarga.

(8) Fungsi Pembinaan Lingkungan, memberikan kepada setiap keluarga

kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai

daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.

Keluarga inti, sebagai kelompok primer yang terikat oleh hubungan intim

mempunyai fungsi-fungsi utama yang meliputi (Munandar 1985):

(1) Pemberian afeksi, dukungan dan persahabatan

(2) Memproduksi dan membesarkan anak

(3) Meneruskan norma-norma kebudayaan, agama dan moral pada yang muda

(4) Mengembangkan kepribadian

(5) Membagi dan melaksanakan tugas-tugas di dalam keluarga maupun

diluarnya

Menurut Guhardja dkk (1992), keluarga bertanggung jawab dalam

menjaga, menumbuhkan dan mengembangkan anggota-anggotanya. Dengan

demikian pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan untuk mampu bertahan,

tumbuh dan berkembang perlu tersedia, yaitu:

(1) Pemenuhan akan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan untuk

perkembangan fisik dan sosial. (2) Kebutuhan akan pendidikan formal, informal dan nonformal untuk

pengembangan intelektual, sosial, mental, emosional dan spiritual. Menurut Maryam (2007) ada persamaan beberapa fungsi yang

dikemukakan oleh Rice dan Tucker dengan PP No. 21 Tahun 1994 yaitu: (1)

Sebagai mekanisme procreation yaitu mengadakan keturunan yang selanjutnya

menurunkan eksistensi masyarakat sebagai satu kesatuan, (2) Memiliki

kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi anggota keluarganya mulai

sandang, pangan, perlindungan, pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan

emosional lainya, dan (3) Memberikan peran sosial dan keagamaan dalam

kehidupan bermasyarakat dan keikutsertaannya dalam mengabdikan norma-

norma sosial dan keagamaan melalui interaksi anak-anak dan orangtua dalam

Page 34: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

15  

 

 

keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat serta interaksi dengan Yang

Maha Pencipta.

Perbedaan dari fungsi-fungsi yang telah disebutkan di atas terletak peran

orangtua (ayah dan ibu) untuk menjalankan fungsi keluarga. Parson dan Bales

membagi dengan jelas fungsi keluarga menjadi dua yaitu fungsi instrumental dan

fungsi ekspresif. Fungsi instrumental yang diperankan oleh ayah dan fungsi

ekspresif yang diperankan oleh ibu. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun

1994 tidak membagi dengan jelas masing-masing fungsi keluarga kedalam peran

ayah dan ibu, sehingga untuk menjalankan semua fungsi tersebut dilakukan

bersama-sama. Berikut ini disajikan Tabel 3 yang menjelaskan fungsi keluarga

dari berbagai sumber (Sunarti 2003).

Page 35: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

16

 

Tabel 3 Fungsi keluarga dari berbagai sumber

BKKBN (1992) United Nation (1993) Mattesich & Hill dalam Zeitlin et al. (1995)

Rice & Tucker (1986) Roberta Berns (1997)

1. Keagamaan 2. Sosial budaya 3. Cinta kasih 4. Melindungi 5. Reproduksi 6. Sosial dan

pendidikan 7. Ekonomi 8. Pembinaan

lingkungan

1. Pengukuhan ikatan suami istri

2. Proteksi dan hubungan sosial

3. Sosialisasi dan pendidikan anak

4. Pemberian hak asasi manusia dan status

5. Perawatan dasar anak (dan lanjut usia)

6. Rekreasi dan perawatan emosi

7. Pertukaran barang dan jasa

1. Pemeliharaan fisik 2. Sosialisasi dan

pendidikan 3. Akuisisi anggota

keluarga baru melalui proteksi atau adopsi

4. Kontrol perilaku sosial dan seksual

5. Pemeliharaan moral keluarga dan motivasi untuk berperan di dalam dan di luar keluarga

6. Akuisisi anggota keluarga dewasa melalui pembentukan pasangan seksual

7. Melepaskan anggota keluarga dewasa

1. Fungsi ekspresif: memenuhi kebutuhan emosi dan perkembangan termasuk moral, loyalitas, dan sosialisasi anak

2. Fungsi instrumental: manajemen sumberdaya untuk mencapai berbagai tujuan keluarga melalui: a) proteksi dan sosialisasi anak, serta b) dukungan dan pengembangan anggota keluarga

1. Reproduksi 2. Sosialisasi atau

pendidikan 3. Penetapan peran

sosial 4. Dukungan ekonomi 5. Dukungan emosi

(Sumber: Sunarti 2001)

Page 36: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

17  

 

 

Menurut Megawangi (1993) beberapa kendala yang dihadapi keluarga

Indonesia di dalam menjalankan fungsinya antara lain:

(1) Menurunnya kualitas dan kuantitas waktu bersama untuk Family

Togetherness. Piotrowski (1978) dalam Megawangi (1993) meneliti pengaruh

keadaan lingkungan kerja terhadap kehidupan keluarga pada keluarga sosial

ekonomi rendah. Ada tiga bentuk pola yang ditemui; pertama adalah yang

disebut positive carry-over dimana suasana pekerjaan cukup menyenangkan

dan tidak terlalu melelahkan, sehingga suami atau istri yang pulang ke rumah

akan mempunyai suasana emosi yang menyenangkan didalam membina

hubungan dengan masing-masing anggota keluarga. Bentuk keluarga kedua

yang lebih banyak ditemui pada keluara working class adalah yang disebut

negatif cary over dimana suasana pekerjaan tidak menyenangkan dan

perasaan tidak berdaya untuk mengatasi keadaan sehingga waktu pulang ke

rumah dalam keadaan frustasi dan marah, yang membawa akibat negatif

pada hubungan antara suami-istri dan anak-anaknya. Kemudian bentuk yang

paling sering dijumpai adalah energy deficit. Pada bentuk ini pekerjaan

dianggap sangat membosankan dan melelahkan, sehingga sewaktu pulang

ke rumah keadaan fisik sangat capai dan tidak ada energi yang tertinggal lagi

untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota keluarga lain.

(2) Wanita yang bekerja di luar rumah. Hasil penelitian McGurk (1993) dalam

Megawangi (1993) dilaporkan bahwa ada pengaruh negatif antara lamanya

anak diasuh oleh bukan ibunya dan pembentukan bonding, bahkan akan

memberi resiko kepada anak untuk mempunyai sikap agresif dan

pembangkang. Tetapi McGurk (1993) berpendapat bahwa keadaan ini akan

sangat tergantung pada kualitas, konsistensi, dan reability dari pola

pengasuhannya. Wanita kelas sosial menengah ke atas mungkin dapat

memilih alternatif pengasuhan yang baik sehingga kemungkinan untuk dapat

menghindari pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan menjadi lebih besar

tetapi tidaklah demikian pada pekerja kelas bawah.

(3) Menurunnya otoritas orangtua. Sehubungan dengan menurunnya kuantitas

dan kualitas interaksi antara orangtua dan anak, dan berkurangnya bonding

antara orangtua dan anak, peran orangtua sebagai figur yang perlu dicontoh

menjadi berkurang. Pada zaman yang kompleks ini anak dihadapkan pada

bermacam-macam nilai dari lingkungannya seperti peer group, media cetak

atau elektronik, sekolah dll. Pada pihak orangtua sering terjadi sikap yang

Page 37: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

18  

 

 

ambivalen yaitu mereka merasa tidak mampu menjalankan fungsinya

sebagai orangtua di dalam mendidik anak-anaknya. Hal ini disebabkan

perubahan sosial yang cepat dan menuntut penyesuaian sikap orangtua

terhadap anak-anaknya. Akibatnya banyak orangtua yang berpaling pada

para ahli pendidik atau menyerahkan sepenuhnya kepada institusi sekolah,

termasuk juga dalam pembentukan moral anak. Karena institusi sekolah tidak

dapat secara efektif memberikan dukungan moril kepada siswa sepenuhnya

dan membentuk moral para siswa, anak-anak remaja sering mengalami

adolence crisis, sehingga banyak yang berpaling kepada peergroupnya

daripada orangtuanya. Salah satu faktor yang menyebabkan anak-anak kota

lebih agresif adalah hubungan yang tidak baik antara orangtua dan anak

kerena kurangnya waktu kebersamaan. Hasil penelitian Ancok (1993) dalam

Megawangi (1993) pada remaja Indonesia menunjukkan bahwa remaja kota

cenderung mempunyai hubungan yang kurang baik dengan ayahnya

dibandingkan dengan remaja desa.

Yusuf (2000) dalam Jatiningsih (2004) menyebutkan bahwa keluarga

yang fungsional merupakan keluarga yang telah mampu melaksanakan fungsi-

fungsinya yang ditandai oleh karakteristik: (1) Saling memperhatikan dan

mencintai, (2) Bersikap terbuka dan jujur, (3) Orangtua mau mendengarkan

anak, menerima perasaan dan menghargai pendapatnya, (4) Ada sharing

masalah atau pendapat diantara anggota keluarga, (5) Mampu berjuang

mengatasi masalah hidupnya, (6) Saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi,

(7) Orangtua melindungi (mengayomi) anak, (8) Komunikasi antar anggota

keluarga berlangsung baik, (9) Keluarga memenuhi kehidupan psikososial anak

dan mewariskan nilai-nilai sosial budaya, dan (10) Mampu beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi.

Rogers (1960) dalam Simamora (2005) menjelaskan perubahan fungsi

keluarga yang terjadi dewasa ini. Ada tujuh perubahan yang dimaksud:

(1) Pergeseran fungsi keluarga: Fungsi produksi, melindungi, mendidik, dan

fungsi keagamaan perlahan-lahan digantikan dengan institusi atau organisasi

di luar keluarga. Studi di Michigan, Amerika Serikat, ditemukan bahwa

keluarga berkumpul secara lengkap hanya sekitar sejam sehari dan

kebanyakan waktu tersebut dihabiskan untuk makan. Keluarga petani

kebanyakan berkumpul kurang dari waktu tersebut.

Page 38: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

19  

 

 

(2) Perubahan otoritas dalam rumah tangga: Otoritas ayah sebagai pengambil

keputusan yang dominan menurun mengiringi peningkatan persentase

jumlah wanita bekerja.

(3) Perubahan dalam pencarian pasangan: Dewasa ini romantisme menjadi inti

pencarian pasangan. Jaman dulu pencarian pasangan dapat dikatakan tidak

memiliki romantisme, pria dan wanita dijodohkan pihak keluarga dan diijinkan

bertemu sekali saja sebelum perkawinan.

(4) Perubahan sikap terhadap perceraian: Dulu perceraian dianggap kotor dan

dosa, namun perkembangan dewasa ini lebih kooperatif sehingga pasangan-

pasangan yang tidak cocok dapat dengan mudah mengajukan perceraian.

Akibatnya angka perceraian meningkat drastis. Tidak dapat dipungkiri pula

remarriage atau pernikahan kembali juga meningkat.

(5) Perlakuan terhadap kaum tua: Kaum tua atau yang sudah jompo kurang

dihoramati lagi. Kecenderungan keluarga saat ini memilih jauh dari tempat

tinggal orangtua atau mertuanya.

(6) Perubahan jumlah dan ukuran keluarga: Rata-rata ukuran keluarga sejak

Tahun 1800 menurun akibat peningkatan metode pengaturan kelahiran,

pendidikan seks dan persiapan pernikahan, dan perubahan nilai-nilai

keluarga mengenai jumlah anak yang diinginkan.

(7) Perubahan tujuan keluarga: Dulu tujuan keluarga lebih penting daripada

keinginan pribadi, sebagai praktek pengabdian terhadap keluarga dan

orangtua. Dewasa ini individualisme justru diprioritaskan ketimbang

familisme.

Menurut teori tantangan dan tanggapan Arnold Toynbee (Narwanto

2007), ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan budaya tersendiri bagi

keluarga Tenaga Kerja Wanita. Secara tradisional, pola keluarga patriarki

menempatkan istri sebagai pihak yang mengurusi pekerjaan domestik, terutama

mengasuh anak. Ketika istri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW), keluarga yang

ditinggalkan melakukan proses dialektik alamiah untuk menjawab tantangan

budaya tersebut. Ketidakseimbangan dalam ekosistem keluarga itu

menghasilkan pergeseran peran gender sebagai tanggapan menuju

keseimbangan baru.

Penelitian oleh tim Pusat Studi Gender dan Keluarga STAIN Salatiga di

Gamol, Kecandran, Salatiga, Jawa Tengah, yang juga dipresentasikan di The

International Seminar of Gender Mainstreaming on Higher Education di UKSW

Page 39: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

20  

 

 

Salatiga pada Desember 2006, menunjukkan adanya kesadaran kolektif

menghadapi ketidakseimbangan tersebut. Artinya, ruang kosong yang ditinggal

istri menjadi tanggung jawab bersama antara suami, orangtua, atau kerabat yang

lain. Kesadaran kolektif tersebut menghasilkan tiga pola pergeseran peran:

(1) Suami mengambil alih peran yang ditinggal istri. Mereka mengurusi berbagai

pekerjaan domestik, termasuk mengasuh anak.

(2) Suami mengambil sebagian peran yang ditinggal istri. Mereka biasanya

dibantu ibu atau anggota keluarga lain.

(3) Suami tidak mengambil peran. Pola yang dapat dikatakan sebagai kegagalan

keluarga dalam melakukan transformasi nilai ini membuat ibu atau mertua

TKW mengambil alih peran domestik keluarga.

Analisis Gender dan Peran Perempuan Konsep Gender Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi

dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan hasil

konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman serta

dukungan masyarakat itu sendiri (UNFPA et al. 2005 dalam Puspitawati 2007).

Dalam pembahasan mengenai gender dikenal adanya dua aliran atau

teori, yaitu teori nurture dan teori nature, namun berdasarkan kedua teori

tersebut dikembangkan konsep teori yang merupakan kompromistis atau

keseimbangan yaitu teori equilibrium. Teori nurture mengungkapkan bahwa

perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakekatnya merupakan hasil konstruksi

sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas berbeda, sedangkan teori

nature berisi bahwa perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat, sehingga

harus diterima. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa

diantara kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Ada peran

yang dapat dipertukarkan, tetapi ada pula yang tidak bisa karena memang

berbeda secara kodrat alamiahnya. Teori equilibrium merupakan pandangan

yang tidak mempertentangkan antara kaum lelaki dan perempuan, karena

keduanya bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dikehidupan

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Puspitawati 2007).

Dalam memahami konsep gender ada dua hal yang harus dipahami, yaitu

(Puspitawati 2007):

Page 40: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

21  

 

 

(1) Ketidakadilan dan diskriminasi gender merupakan kondisi tidak adil akibat

sistem dan struktur sosial dimana baik perempuan maupun laki-laki menjadi

korban dari sistem tersebut. Bentuk ketidakadilan tersebut meliputi: (1)

Marjinalisasi (peminggiran/pemiskinan), (2) Subordinasi yaitu keyakinan

bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama

dibanding dengan jenis kelamin lainnya, (3) Pandangan stereotip yang sering

kali bersifat negatif secara umum dan dapat menyebabkan ketidakadilan

karena bersumber dari pandangan gender yang menyangkut pelabelan

terhadap salah satu jenis kelamin tertentu, (4) Kekerasan terhadap

perempuan sebagai akibat dari perbedaan peran yang terjadi dalam berbagai

bentuk, (5) Beban kerja yang merupakan bentuk diskriminasi dan

ketidakadilan gender karena beban kerja yang harus dijalankan oleh salah

satu jenis kelamin tertentu.

(2) Kesetaraan dan Keadilan gender yaitu suatu kondisi dimana porsi dan siklus

sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis,

adapun kondisi ini dapat terwujud apabila terdapat perlakuan adil antara

perempuan dan laki-laki.

Analisis Gender Ada beberapa model teknik analisis gender yang dikembangkan oleh

para ahli untuk menganalisis peran di dalam keluarga dan masyarakat, antara

lain:

(1) Teknis Analisis Model Harvard. Model ini terdiri atas sebuah matiks yang

mengumpulkan data pada tingkatan mikro (masyarakat dan rumah tangga),

meliputi pembagian tiga kegiatan (kegiatan produktif, reproduktif, dan sosial

masyarakat) berdasarkan jenis kelamin, rincian sumber-sumber apa yang

dikuasai oleh laki-laki dan perempuan untuk melaksanakan kegiatannya, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian kerja berdasarkan gender.

(2) Teknik Analisis Model Moser. Model ini mencakup penyusunan pembagian

kerja berdasarkan gender dan mengembangkan kebutuhan gender dari sudut

perempuan. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan praktis gender

(kebutuhan yang harus dipenuhi) dan kebutuhan strategis gender (kebutuhan

yang disebabkan posisi subordinat mereka).

Page 41: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

22  

 

 

Dukungan Sosial Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan bantuan

atau pertolongan dari orang lain. Pertolongan dari orang lain ini biasanya disebut

sebagai dukungan sosial. Dukungan sosial bisa diperoleh dari keluarga besar,

masyarakat (tetangga), dan lembaga-lembaga masyarakat dimana orang itu

berada. Dukungan sosial sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan,

termasuk dalam menjalani kehidupan perkawinan dan dalam pengasuhan anak.

Di dalam ensiklopedi sosiologi dukungan sosial diartikan sebagai pemberian

dukungan emosional dan informasi atau dukungan materi oleh orang lain atau

lingkungan sosial kepada seseorang individu yang mengalami beberapa

kesulitan atau masalah. Cutrona (1996) mengatakan bahwa dukungan sosial

adalah pemenuhan kebutuhan dasar oleh orang lain secara terus menerus untuk

kesejahteraan. Kaplan et al. (1977) dalam Cutrona (1996), mengartikan

dukungan sosial sebagai pemenuhan kebutuhan dasar seseorang (approval,

esteem, succor, dll) oleh orang lain. Safarino (1996) dalam Tati (2004)

mengatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain, baik sebagai

individu perorangan atau kelompok. Kualitas dukungan sosial yang tinggi akan

mempengaruhi kesehatan fisik dan mental yang semakin tinggi pula.

Bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan menurut Kaplan (Cutrona 1996)

dan Safarino (Tati 2004) terdiri dari:

1) Dukungan Emosi (Emotional Support), seperti ekspresi cinta, empati dan

perhatian. Menurut Witty et al. (1992) dalam Conger et al. (1994), individu

dapat mencurahkan perasaan, kesedihan ataupun kekecewaannya pada

seseorang, yang membuat individu sebagai penerima dukungan sosial

merasa adanya keterikatan, kedekatan dengan pemberi dukungan, sehingga

menimbulkan rasa aman dan percaya.

2) Dukungan Instrumen (Instrument Support) atau Dukungan Nyata (Tangible

Assistance), seperti sumberdaya fisik (uang, tempat tinggal), termasuk juga

menyediakan waktu dan tenaga untuk mengasuh anak.

3) Dukungan Penghargaan (Esteem Support), seperti respek terhadap orang

lain, percaya kepada kemampuan orang, menghargai pikiran, perasaan, dan

tingkah laku orang lain.

4) Dukungan Informasi (Informational Support), seperti informasi tentang

kenyataan, nasihat, penilaian terhadap situasi. Dukungan informasi

Page 42: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

23  

 

 

memungkinkan individu sebagai penerima dukungan dapat memperoleh

pengetahuan dari orang lain. Pengetahuan yang diperoleh dapat berupa

bimbingan, arahan, diskusi masalah maupun pengajaran suatu keterampilan

(Felton & Berry 1992 dalam Conger et al. 1994).

Pengasuhan Keluarga sebagai tempat pertama dan utama bagi anak untuk dididik dan

dibesarkan dalam pembentukan dan perkembangan pribadi dan perilaku. Faktor

yang mempengaruhi perilaku anak salah satunya adalah pengasuhan.

Pengasuhan merupakan interaksi antara ibu dan pengasuh dengan anak sesuai

keinginan pengasuh. Pengasuhan adalah segala interaksi antara orangtua

dengan anaknya dan praktek pengasuhan yang diberikan kepada anak. Interaksi

ini meliputi segala perilaku seperti minat, nilai, sikap dan kepercayaan yang

diajarkan kepada anak-anak melalui proses pendidikan dan pengasuhan

sepanjang hidup anak (Karyadi 1988).

Menurut Sunarti (2004) pengasuhan dapat diartikan sebagai

implementasi serangkaian keputusan yang dilakukan orangtua atau orang

dewasa kepada anak, sehingga memungkinkan anak menjadi bertanggung

jawab, menjadi anggota masyarakat yang baik, memiliki karakter-karakter yang

baik. Rohner (1986) mengartikan pengasuhan sebagai salah satu bentuk pola

hubungan antara orangtua terutama ibu dengan anak, berupa kehadiran dan

perhatian ibu yang diekspresikan dalam bentuk perilaku, ucapan, ungkapan

emosi dan kasih sayang, arahan dan kegiatan perawatan ibu kepada anaknya.

Secara tradisional, beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan

mengasuh dikelompokkan menjadi (Bigner 1979):

(1) Cultural influence. Beberapa studi melaporkan adanya perbedaan pada

kelompok sosial terhadap cara pengasuhannya. Ditemukan bahwa

pertumbuhan mental secara potensial mempengaruhi perbedaan gaya

bahasa (mengajar) yang digunakan oleh ibu.

(2) Personality patterns. Johnson & Medinnus (1974) dalam Bigner (1979)

melukiskan bahwa hubungan antara orangtua dan anak sebagai ikatan

emosional. Orangtua yang baik akan menghasilkan anak yang baik yang

tumbuh menjadi orang dewasa yang baik.

(3) Attitudes toward parenting. Menurut Diana Baumrind (1966) dalam Bigner

(1979), ada tiga tipe dasar pengasuhan, antara lain:

Page 43: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

24  

 

 

(a) Authoritarian attitudes, pola asuh ini merupakan bentuk interaksi antara

orangtua dan anak, dimana orangtua berusaha membentuk ,

mengendalikan dan mengevaluasi sikap juga tingkah laku anak sesuai

dengan patokan yang bersifat absolute dan baku yang diterapkan

orangtua dan ditunjukkan dengan peraturan ketat, tanpa memberi

kesempatan pada anak untuk mendapatkan penjelasan dan biasanya

disertai dengan hukuman fisik.

(b) Permissive attitudes, orangtua memberikan kebebasan kepada anak

dalam bertingkah laku. Orangtua tidak memberikan hukuman dan lebih

menerima serta menyetujui apa yang menjadi keinginan dan kemauan

anak sehingga anak dibiarkan mengatur dan menentukan sendiri apa

yang dianggapnya baik karena pengawasan dari orangtua longgar.

Aturan dan batasan yang pasti dalam hal ini tidak ada.

(c) Authoritative attitudes, orangtua memberikan peraturan dengan

menggunakan penjelasan dan penalaran pada anak untuk membantu

anak mengetahui mengapa peraturan dibuat dan mengapa anak

diharapkan untuk bertingkah laku tertentu. Dalam proses interaksi ini

terlihat adanya saling memberi dan menerima antara orangtua dan anak

sehingga anak memperoleh kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya pada orangtua.

(4) Role modeling. Sesuai dengan prinsip teori social learning, maka anak

sesungguhnya belajar dari mengamati tingkah laku, perbuatan, persepsi,

pemikiran, cara komunikasi dari orang dewasa yang ada di sekitarnya.

Melalui role modeling ini maka orangtua dapat mencontohkan perilaku yang

diharapkan tersebut (Hastuti 2007).

Ahli sosiologi mendeskripsikan peran istri-ibu dan suami-ayah

dihubungkan dengan peran jenis kelamin. Peran istri-ibu memiliki karakteristik

ekspresif dimana mampu mengekspresikan afeksi, kehangatan dan dukungan

emosianal kepada anggota keluarga yang lain. Disisi lain, peran suami-ayah

dikarakteristikkan oleh fungsi instrumental. Ayah dipandang sebagai pemberi

keputusan terakhir dan membuat hukuman, disiplin, dan pengontrol tingkah laku

anak. Robert Winch (Bigner 1979) mendiskusikan dua fungsi pengasuhan yang

mungkin dibagi antara ibu dan ayah. Fungsi nurturance diberikan kepada istri-ibu

(ekspresif) dimana istri-ibu melakukan pemeliharaan sehari-hari seperti memberi

makan, memandikan, dan memakaikan pakaian anak. Fungsi kedua yaitu control

Page 44: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

25  

 

 

yang dilakukan oleh suami-ayah (instrumental) dimana suami-ayah memiliki

ototitas dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan anak.

Dimensi Kehangatan (Warmth Dimension) Menururt Rohner (1986), pengasuhan dari dimensi kehangatan dapat

diekspresikan menjadi dua bentuk antara lain (Gambar 1):

1) Bentuk penerimaan orangtua (parental acceptance) yaitu berkaitan dengan

kehangatan, kasih sayang, cinta orangtua kepada anaknya, yang

diekspresikan melalui fisik dan verbal. Ekspresi fisik dari kehangatan dan

afeksi antara lain pelukan, kasih sayang, perhatian, ciuman, senyuman dan

lainnya yang mengindikasikan adanya dukungan. Ekspresi kehangatan dan

afeksi verbal antara lain pujian, mengatakan hal yang baik tentang anak,

mungkin menyanyikan lagu dan menceritakan cerita yang disukai anak.

2) Bentuk penolakan orangtua (parental rejaction) yaitu kebalikan dari dimensi

kehangatan, ada tiga bentuk antara lain: (1) hostility dan aggression, meliputi

perasaan marah, dendam, benci, iri atau dengki terhadap anak; (2)

indifference and neglect, diekspresikan ketika orangtua lalai untuk mengurus

fisik, kesehatan, pendidikan dan kebutuhan lain anak. Orangtua

mengabaikkan kebutuhan, perhatian, harapan dan ketertarikan anak; dan (3)

Undifferentiated rejection, adalah perasaan tidak dicintai dan diinginkan.

Dagun (1990) dalam Briawan dan Herawati (2005) menyatakan bahwa

partisipasi ayah dalam membina pertumbuhan fisik dan psikologis anak tidak

kalah pentingnya dengan peran ibu dalam mengasuh anak. Oleh karena itu

untuk mendapatkan anak yang tumbuh dan berkembang secara optimal perlu

pengasuhan yang lengkap dari kedua orangtuanya.

Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua supaya berkualitas dan

berhasil maka perlu diperhatikan: (1) Hubungan kasih sayang, (2)

Kelekatan/keeratan hubungan, (3) Hubungan yang tidak terputus, (4) Interaksi

yang memberikan rangsangan, (5) Hubungan dengan satu orang, (6) Melakukan

pengasuhan di rumah sendiri (Rutter 1984 dalam Nurani 2004).

Page 45: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

26

 

Gambar 1 Kerangka konseptual prinsip pengasuhan pada teori parental acceptance-rejection Sumber: Rohner (1986)

Parental Acceptance Parental Rejection

Fisik Verbal

Hostility/Aggression Indifference/Neglect Undifferentiated Rejection

Fisik Verbal

• Ciuman • Pelukan • Kasih

Sayang • Dll

• Pujian • Mengatakan hal

yang bagus tentang anak

• Dll

• Memukul • Menggigit • Menendang • Mencakar • Mencubit • Dll

• Mengutuk • Merendahkan • Mengatakan kata

yang kasar-kasar • Sindiran tajam • Meremehkan • Dll

• Tidak ada perhatian terhadap kebutuhan anak

• Tidak menyediakan kebutuhan fisik dan psikologi dalam pengasuhan

• Dll

• Anak merasa tidak dicintai, tidak dihargai atau tidak diperhatikan, dll

WARMTH DIMENTION OF PARENTING

Page 46: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

27  

 

 

Peranan Ibu dalam Pengasuhan Hubungan yang pertama dan terutama dalam kehidupan seseorang anak

adalah dengan ibunya dan dari hubungan ini anak akan membentuk pola

hubungan antara dirinya dengan orang lain sepanjang hidupnya. Hubungan yang

terjalin antara orangtua dengan anak bukan merupakan proses yang searah,

akan tetapi timbal balik karena perilaku anak dapat mempengaruhi perilaku

orangtua. Peranan orangtua khususnya ibu selaku pengasuh dan pendidik anak

dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan anak secara positif maupun

negatif (Karyadi 1988). Penelitian yang dilakukan Jatiningsih (2004)

menunjukkan bahwa semakin banyak alokasi waktu yang dicurahkan ibu dalam

pengasuhan anak maka skor perkembangan sosial anak akan semakin baik.

Peranan Ayah dalam Pengasuhan Hadawi (2001) mengatakan bahwa tugas seorang ayah secara tradisional

adalah melindungi keluarga (protection) dan mencari nafkah (breadwinner)

namun kemudian diperluas dalam hal-hal yang menyangkut child management

dan pendidikan. Rudyanto (2007) mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan

ibu, maka ayah pada permulaan kehidupan seseorang anak memang memiliki

kesempatan dan peranan yang lebih kecil dalam mengembangkan anak-

anaknya. Dengan meningkatnya usia anak, maka peranan ayah semakin banyak

dan kompleks. Ayah harus dapat mengerti keadaan anak, bertindak sebagai

teman atau rekan, membimbing perkembangan anak serta melakukan sesuatu

bersama anak. Peran ayah dalam pengasuhan mempunyai pengaruh nyata pada

tingkat perkembangan anak. Ayah berusaha mengembangkan kemampuan-

kemampuan, keahlian, mengarahkan minat dan mengembangkan kemampuan

intelektualnya. Pada umumnya peran ayah dalam pengasuhan adalah mengajak

anak bermain.

Tokoh Pengganti ibu Keterpisahan antara anak dan ibu yang relatif lama pada keluarga TKW

memerlukan pemikiran dan usaha yang tepat agar anak tidak terlalu menderita,

sehingga hal ini mungkin bisa menjadi dasar timbulnya kesulitan-kesulitan

tingkah laku dalam perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Tokoh

pengganti ibu bisa berperan dengan baik, asalkan memiliki sifat kasih sayang

terhadap anak. Kasih sayang dengan sikap affeksional sebagai seorang dewasa

Page 47: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

28  

 

 

yang ingin mengasuh, merawat dan mendidik anak sebaik-baiknya, sesuai

dengan dasar-dasar perkembangan tingkah laku dan perkembangan kepribadian

yang ideal dan normatif (Gunarsa 2003). Hal serupa juga diungkapkan oleh

Seaman (1972) dan Wortis (1971) dalam Rice (1983), setiap anak membutuhkan

kehangatan, perhatian penuh cinta dari orang dewasa yang akan memenuhi

kebutuhan perkembangan anak. Perhatian ini dapat diberikan oleh seorang

pengganti ibu yang cakap untuk periode waktu yang cocok dengan usia anak,

penyediaan perhatian harus konsisten dan cukup.

Pada keluarga dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, lebih

cenderung memahami dan lebih mengetahui cara pengasuhan yang baik pada

anaknya. Hal ini berhubungan dengan akses untuk mendapatkan informasi yang

lebih memungkinkan pada keluarga berpendidikan dan berpendapatan tinggi.

Dengan adanya informasi baik itu dari buku-buku bacaan, media cetak, audio,

audio visual ataupun dari rekan kerja menjadikan mereka tahu dan memahami

bagaimana cara mengasuh anak yang baik. Hal sebaliknya terjadi pada keluarga

miskin dan berpendidikan rendah yang biasanya menanggung beban hidup yang

sangat berat sehingga seringkali emosi kurang terkendali. Pada keluarga miskin

disiplin diterapkan dengan ketat. Hurlock (1980) mengatakan bahwa pendidikan

orangtua mempengaruhi pengasuhan yang diterapkan pada anak. Dengan

pendidikan tinggi yang dicapai orangtua akan lebih membantu orangtua

memahami kebutuhan anak, sehingga seringkali secara langsung akan

berpengaruh juga terhadap pemilihan pengasuhan yang diterapkan pada anak.

Orangtua yang status sosial ekonomi lebih tinggi lebih menunjukkan kehangatan

dan afeksi terhadap anaknya daripada orangtua yang berada dalam status sosial

ekonomi lebih rendah yang cenderung menekankan kepatuhan (Berns 1997).

Kedua orangtua dan anak dipengaruhi oleh jumlah anak dalam keluarga.

Lebih banyak anak maka lebih banyak interaksi dalam keluarga tetapi interaksi

antara orangtua dan anak akan semakin sedikit. Anak dalam keluarga besar

mungkin memiliki banyak sumberdaya untuk draw upon for company, teman

bermain dan keamanan emosional. Mereka mungkin juga tertarik untuk

bertanggungjawab atau perhatian kepada saudara yang lebih muda. Orangtua

pada keluarga yang lebih besar, khususnya dengan tempat tinggal yang sempit

dan sumber ekonomi yang rendah, memperlakukan anak lebih autoritarian dan

lebih senang menggunakan physical punishment dan sedikit menjelaskan

peraturan daripada keluarga yang lebih kecil (Berns 1997).

Page 48: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

29  

 

 

Interaksi dalam Keluarga Untuk melihat hubungan yang terjadi dalam keluarga digunakan konsep

interaksionalisme melalui suatu konsep interaksi dan dampak yang

ditimbulkannya. Hubungan yang terjadi dalam keluarga menurut Suleeman

(1999), dapat dilihat dari: (1) Hubungan suami-istri, (2) Hubungan orangtua-anak,

(3) Hubungan antarsaudara (siblings). Hubungan ini dapat pula ditambahkan

dengan (4) Hubungan antargenerasi.

Interaksi keluarga (orangtua dan anak) adalah hubungan antara anak dan

orangtua yang dilandasi oleh perasaan, perkataan, dan perlakuan orangtua

terhadap anak-anaknya serta strategi pendidikan budi pekerti yang dilakukan

setiap hari di rumah, mulai bayi hingga dewasa. Interaksi orangtua dan anak

diwujudkan dalam bentuk komunikasi dan bonding (Puspitasari 2006).

Ilmu sosiologi menggunakan pendekatan bahwa antar manusia harus

didahului oleh kontak dan komunikasi. Hubungan manusia ini kemudian saling

mempengaruhi antar satu dengan yang lainnya melalui pengertian yang

diungkapkan, informasi yang dibagi, semangat yang disumbangkan, yang semua

pesannya membentuk pengetahuan. Model interaksi dari proses komunikasi juga

menunjukkan perkembangan peran (role development), pengambilan peran (role-

taking) dan pengembangan diri sendiri (development of self) karena manusia

berkembang melalui interaksi sosialnya. Komunikasi manusia tersebut juga

terjadi dalam satu konteks budaya tertentu dan mempunyai batas-batas

(boundaries) tertentu (Ruben 1988 dan Liliweri 1997 dalam Puspitawati 2006).

Keluarga mempunyai interaksi kelompok yang memberikan ikatan

bonding (hubungan biologis dan hubungan intergenerasi serta ikatan

kekerabatan) yang jauh lebih lama dibandingkan dengan kelompok asosiasi

lainnya. Interaksi dalam keluarga ini lebih dipandang sebagai: (1) Suatu interaksi

umum antar anggota keluarga, (2) Suatu seri interaksi yang dilakukan oleh dua

pihak (dyadic), (3) Sejumlah interaksi antar sub kelompok keluarga: dyadic,

triadic, dan tetradic, dan (4) Sistem hubungan internal keluarga sebagai reaksi

terhadap kontrol sosial yang lebih luas (Klein dan White 1996 dalam Puspitawati

2006).

Kekompleksan dalam interaksi pasangan, dikonsepkan kedalam tiga

komponen dasar yaitu: (1) Kesesuaian dalam persepsi peran; (2) Timbal balik

peran; (3) Kesetaraan fungsi peran (Saxton 1990). Interaksi manusia pertama

kali terjadi dalam keluarga. Interaksi orangtua dan anak adalah suatu pola

Page 49: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

30  

 

 

perilaku yang mengikat orangtua dan anak secara timbal balik yang mencakup

berbagai upaya keluarga. Dalam keadaan yang normal, lingkungan pertama

yang berhubungan dengan anak adalah orangtua, saudara, dan kerabat dekat

yang tinggal serumah. Sikap orangtua mempengaruhi cara orangtua

memperlakukan anak dan perlakuan orangtua terhadap anak sebaliknya

mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap orangtua. Pada dasarnya

hubungan orangtua-anak tergantung pada sikap orangtua. Sikap orangtua

sangat menentukan hubungan keluarga. Sekali hubungan terbentuk, maka

cenderung bertahan. Orangtua yang mempunyai kemampuan yang baik tentu

akan mempunyai cara, sikap, dan waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan

anak. Tingkah laku orangtua dapat mempengaruhi dalam pembinaan anak-anak.

Hubungan yang baik antara ayah, ibu, dan anak-anak disamping anggota

keluarga akan dapat terjalin dengan baik apabila komunikasi berjalan dengan

baik dalam lingkungan keluarga (Effendi et al. 1995 dalam Kunarti 2004).

Permasalahan keluarga yang semakin rentan akhir-akhir ini dikarenakan

semakin melemahnya kualitas komunikasi antara anggota keluarga sehingga

memudarnya fungsi keluarga dalam melindungi anggotanya dari pengaruh pihak

luar. Pengaruh luar terhadap pribadi keluarga semakin kuat akibat peningkatan

teknologi komunikasi di era informasi globalisasi (Susanto-Sunario dalam

Puspitawati 2006).

Kepergian Tenaga Kerja Wanita (TKW) dapat mengakibatkan

terganggunya fungsi-fungsi dalam keluarga. Hal ini dapat menimbulkan dampak

sosial dan psikologis tertentu bagi anggota keluarga yaitu suami dan anak. Blood

dalam Luthfiyasari (2004) menyebutkan beberapa akibat yang mungkin terjadi

antara lain berkurangnya intensitas komunikasi, melemahnya ikatan

kekerabatan, goyahnya stabilitas keluarga serta melonggarnya keterikatan moral

terhadap budaya setempat.

Keintiman diantara hubungan anggota keluarga akan sangat

mempengaruhi kehangatan terhadap keluarga (Dagun 1990 dalam Mutyahara

2005). Meluangkan waktu bersama merupakan syarat utama untuk menciptakan

komunikasi antara orangtua dan anak, sebab dengan adanya waktu bersama,

barulah keintiman dan keakraban dapat diciptakan diantara anggota.

Page 50: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

31  

 

 

Interaksi Suami dan Istri Komunikasi yang baik antara suami dan istri merupakan elemen penting

dari kualitas perkawinan (Kammeyer 1987). Kammeyer (1987) mengidentifikasi

tiga jenis komunikasi yang penting dalam hubungan suami-istri yaitu: (1) Open

and Honest Communication, pasangan mengekspresikan perasaan secara tepat

dan tidak mencampuradukkan pesan. Komunikasi tipe ini memberikan kontribusi

terhadap hubungan kualitas perkawinan; (2) Supportiveness, memperlakukan

orang yang sedang berbicara dengan penuh perhatian dan respect. Komunikasi

yang baik tergantung pada jenis dukungan dan konfirmasi (merespon secara

positif), dan studi menunjukkan bahwa ketika pasangan yang menikah

memperhatikan kualitas komunikasi mereka, kepuasan dan kualitas pernikahan

mereka lebih besar (Montgomery 1981 dalam Kammeyer 1987); (3) Self-

Disclosure, self-disclosure sama dengan open and honesty, tetapi ada beberapa

elemen perasaan dan emosi yang lebih kuat. Berbicara dengan orang lain

tentang ketakutan, harapan, dan keinginan merupakan inti dari self-disclosure.

Penelitian Hendrick (1981) dalam Kammeyer (1987) menemukan secara umum

berhubungan positif antara self-disclosure dengan kepuasan perkawinan.

Interaksi Ibu dan Anak Pada keluarga yang suami-istri bekerja (dual erner), terutama istri, karena

istri juga berperan sebagai ibu maka perpisahan anak dan ibu akan berpengaruh

pada perkembangan anak. Penelitian Bowlby beberapa puluh tahun berselang

sampai pada kesimpulan bahwa bila dalam perkembangannya anak tidak

mendapatkan porsi kasih sayang yang cukup dari ibunya, anak akan menderita

apa yang disebut oleh Bowlby sebagai maternal deprivation yang menyebabkan

anak mengalami kesulitan emosional serta hambatan-hambatan dalam

pengembangan daya pikirnya. Bahkan perpisahan sementara atau kondisi yang

disebut partial seperetion sudah cukup mengganggu perkembangan anak. Tidak

dapat disangkal bahwa seseorang ibu yang bekerja untuk jangka waktu tertentu

akan menciptakan perpisahan dengan anaknya. Perpisahan sementara tersebut

dapat menyebabkan keterikatan secara emosional (attachment) antara anak

dengan ibunya menjadi terganggu, padahal ikatan tersebut perlu ada untuk

menjamin hubungan yang sehat antara anak-ibu (Achir 1985).

Page 51: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

32  

 

 

Interaksi Ayah dan Anak Keterlibatan atau kontribusi ayah di seluruh belahan dunia rendah dalam

tugas pengasuhan anak (United Nations 1995, Engel et al 1992 dalam Hastuti

2007). Namun dukungan sosial emosi amat diperlukan dari ayah ketika kondisi

ibu harus meninggalkan anak untuk waktu yang cukup lama seperti yang terjadi

pada keluarga TKW. Interaksi antara ayah dan anak menjadi sangat penting agar

anak tidak terlalu menderita, sehingga hal ini tidak menimbulkan kesulitan-

kesulitan tingkah laku dalam perkembangan kepribadian anak selanjutnya.

Kualitas Perkawinan Definisi Perkawinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996) mengartikan

perkawinan sebagai hubungan permanen antara lelaki dan perempuan yang

diakui sah oleh masyarakat atas dasar peraturan perkawinan yang berlaku.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Pasal 1

tentang perkawinan, perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa.

Perkawinan merupakan perwujudan formal antara pasangan laki-laki dan

perempuan yang akan membentuk suatu rumah tangga dan sudah merupakan

kodrat alami antara dua insan manusia yang berlainan jenis, adanya saling

ketertarikan satu sama lain untuk tujuan hidup bersama. Dengan adanya

perkawinan hendaknya setiap pasangan dapat membentuk suatu

keluarga/rumah tangga yang kekal dan bahagia (Tati 2004).

Rifai (1990) dalam Tati (2004) menegaskan bahwa perkawinan memiliki

tiga unsur penguat yakni unsur sosial, hukum, dan agama. Perkawinan yang

memiliki unsur sosial memberikan status sosial yang tinggi, lebih dihargai dari

pada mereka yang tidak menikah. Perkawinan dipandang sebagai kemaslahatan

masyarakat dalam arti menghindari perselisihan, permusuhan antara sesama

manusia. Dipandang dari sudut agama bahwa perkawinan merupakan

pembentukan manusia susila, dimana perkawinan sebagai suatu asas yang

utama dalam pergaulan atau masyarakat yang beradab, agar menjadi laki-laki

dan perempuan yang terhindar dari perbuatan yang dilarang agama. Dalam

Page 52: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

33  

 

 

agama perkawinan dianggap sebagai lembaga yang suci/sakral. Perkawinan

dipandang dari unsur hukum, bahwa perkawinan merupakan suatu perjanjian

yang sangat kuat, atau merupakan pertalian yang seteguh-teguhnya antara

suami istri dan turunannya, dan merupakan pertalian yang erat dalam hidup dan

kehidupan manusia.

Ada beberapa alasan seseorang melangsungkan perkawinan yaitu

menurut Turner dan Helms (1995) yaitu: (a) Adanya komitmen artinya ada

seseorang yang dapat dimilikinya secara sepenuhnya, (b) Hubungan satu lawan

satu artinya dengan pernikahan ada seseorang yang memberi dukungan secara

emosional yang diekspresikan dengan kasih sayang, kepercayaan, keintiman, (c)

Kebersamaan, (d) Cinta, (e) Kebahagiaan, dan (f) Legitimasi seksual dan anak-

anak. Ada alasan lain yaitu karena banyak manfaatnya dan keuntungan yang

diperoleh dari perkawinan.

Keunikan yang terjadi dalam hubungan perkawinan adalah meskipun

banyak perbedaan antara laki-laki dan perempuan seperti perbedaan emosional,

lingkungan, genetis dan kepribadian, selalu ada perkawinan yang berhasil.

Perkawinan tersebut dinikmati oleh laki-laki dan perempuan sebagai suami istri

yang bahagia. Mayoritas pasangan yang menikah memiliki tujuan hidup

bersama, berbagi dukungan fisik dan komunikasi tentang berbagai kesenangan

dan masalah (Osborne 1988 dalam Suryani 2004).

Kualitas perkawinan didefinisikan sebagai sejauh mana mutu perkawinan,

baik sebagai pandangan pasangan pada titik waktu tertentu, maupun sebagai

kombinasi perasaan yang dialami pasangan, dan ciri-ciri relasional antar

pasangan pada titik waktu tertentu (Suhardono 1998 dalam Ritonga 2007). Elder

et al. (1991) dalam Tati (2004) menilai kualitas perkawinan dalam batas-batas

kebahagian dan kepuasan serta ketidakstabilan perkawinan dalam batasan

pemikiran, aksi atau perceraian. Ada juga yang mendefinisikan kualitas

perkawinan dalam lima dimensi yaitu kecenderungan bercerai, masalah

perkawinan, kebahagiaan perkawinan, interaksi perkawinan dan

ketidaksepakatan dalam perkawinan. Menurut Conger et al. (1994), kualitas

perkawinan memiliki dua dimensi yakni kebahagiaan perkawinan dan kepuasan

perkawinan.

Studi menunjukkan apabila pasangan memiliki latar belakang (agama,

ras, sosial ekonomi) keluarga yang sama maka kualitas perkawinan akan lebih

besar. Kualitas perkawinan berhubungan positif dengan sumberdaya dan

Page 53: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

34  

 

 

kemampuan diri, seperti pendidikan, fisik dan mental yang baik, ekonomi yang

tinggi. Dukungan teman dan tetangga juga berhubungan dengan tingginya

kualitas perkawinan (Kammeyer 1987).

Banyak penelitian memperlihatkan penghormatan positif terhadap

pasangan memperbesar kualitas perkawinan. Penghormatan yang positif

ditunjukkan melalui evaluasi yang menyenangkan dari pasangan, persetujuan

tentang nilai, kepuasan seksual dan fisik yang menarik, persetujuan pada

pandangan diri, ekspresi afeksi dan cinta, hubungan yang setara,

companionship, dan penyelesaian masalah yang efektif (Kammeyer 1987).

Pasangan yang memiliki anak juga memperlihatkan peningkatan kualitas

perkawinan karena anak merupakan pelengkap dalam perkawinan.

Adanya saling pengertian antara suami istri merupakan faktor yang

penting supaya tercapai hubungan yang harmonis. Mengertikan motif-motif

tingkah lakunya, sebab-sebab mengapa pasangan berbuat demikian, mempunyai

pengertian untuk latar belakang hidup pasangannya. Jika ada saling pengertian

antara kedua belah pihak, ini menjadikan mereka lebih toleran. Dan toleransi

sangat penting untuk hubungan suami istri. Toleransi untuk kekurangan-

kekurangan, kelemahan-kelemahan, kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik dari

pihak yang lain. Penting pula untuk suatu perkawinan yang harmonis, dimana

kedua belah pihak merasakan kebahagiaan dan kepuasan, ialah jika ada saling

penghargaan antara keduanya. Penghargaan untuk kepribadian, prestasi, minat,

individualitas dari partnernya. Ini erat hubungannya dengan pengakuan diri

kedua belah pihak, bahwa masing-masing berhak atas kehidupan pribadi

(Munandar 1985).

Dari studi-studi yang telah dilakukan nyata bahwa banyak sekali faktor-

faktor yang perlu diperhatikan untuk menjamin perkawinan yang harmonis

(Munandar 1985), antara lain:

(1) Keadaan kesehatan dan warisan biologis untuk menjamin keturunan yang

sehat

(2) Latar belakang/lingkungan hidupnya, apakah berasal dari keluarga yang

bahagia atau dari brokenhome, adakah konflik-konflik dengan

orangtuanya/saudaranya, sikap/pandangan yang sehat mengenai seks dan

lain-lain

(3) Ketertarikan yang tidak banyak berbeda

(4) Norma-norma tingkah laku/falsafah hidup yang sama

Page 54: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

35  

 

 

(5) Faktor ekonomis (jika sangat berbeda dengan keadaannya sebelum

menikah, dapat menimbulkan kesukaran

(6) Apakah keduanya dari lingkungan/status sosial yang sangat berbeda

(7) Adakah perbedaan mencolok daam pendidikan, kecerdasan, umur dan lain-

lain

(8) Perbedaan dalam agama

(9) Perbedaan dalam kebudayaan, kebangsaan

Menurut Duvall (1955), perkawinan yang sukses memiliki aspek: (1)

Companionship; (2) Adaptability; dan (3) Determination to succed. Munandar

(1985) menyatakan bahwa perkawinan yang sukses ialah suatu hubungan yang

dinamis, dimana kepribadian dari kedua pasangan berkembang secara

berkelanjutan, sehingga dari hubungan tersebut tercapailah kepuasan pribadi

pada taraf yang tinggi. Karakteristik kualitas perkawinan yang sukses menurut

Sadarjoen (2009), adalah: (1) Komitmen yang terjaga; (2) Kejujuran, kesetiaan,

kepercayaan; (3) Rasa tanggungjawab; (4) Kesediaan untuk menyesuaikan diri;

(5) Fleksibilitas dan toleransi dalam setiap aspek perkawinan termasuk

kehidupan seksual; (6) Mempertimbangkan keinginan pasangan; (7) Komunikasi

yang terbuka, dengan penuh empati dan saling menghormati (respek) antar

pasangan; (8) Menjalin hubungan antar pasangan dengan cinta penuh afeksi; (9)

Pertemanan yang nyaman antar pasangan; (10) Kemampuan mengatasi krisis

dalam setiap situasi dalam kebersamaan; (11) Menjaga nilai-nilai spiritual antar

pasangan perkawinan dan keturunannya.

Kebahagiaan Perkawinan Apa yang disebut kebahagiaan adalah subjektif dan individual. Setiap

pasangan menemukan norma-normanya sendiri tentang apa yang diinginkan dari

perkawinannya. Perkawinan dikatakan berhasil jika sesuai dengan norma-norma

ini dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam

masyarakat. Kebahagiaan perkawinan dari pasangan suami istri, tumbuh jika

dilandasi perasaan cinta dan kasih sayang, adanya kebersamaan, saling

percaya, saling menghargai dan menghormati serta adanya pengorbanan.

Kulitas perkawinan berdimensi kebahagiaan perkawinan memiliki ciri

adanya kemampuan berkomunikasi dengan baik antar pasangan, hubungan

yang setara antar pasangan, hubungan yang baik antara mertua dan ipar,

menginginkan hadirnya anak, memiliki minat di bidang yang sama, memiliki cinta,

Page 55: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

36  

 

 

saling menghormati, kesesuaian dalam kehidupan seksual, menikmati waktu

luang bersama, hubungan penuh afeksi dan kebersamaan, dan kemampuan

untuk memberi dan menerima (Zastrow & Kirsht 1987 dalam Nurani 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan perkawinan adalah:

(1) Keuangan: Keuangan menduduki peringkat pertama sebagai sumber utama

konflik sekalipun dalam keluarga dengan perkawinan yang stabil dan

finansial yang memadai (Landis dan Landis 1955).

(2) Keluarga dari pasangan suami-istri: dengan melakukan perkawinan,

seseorang akan mendapatkan hubungan keluarga terikat perkawinan.

Kedekatan hubungan ini bervariasi, mulai dari mertua, ipar, sepupu dari

pasangan bahkan istri suami yang lain. Baik istri maupun suami harus

menyesuaikan dirinya pada keluarga terikat perkawinan ini agar terhindar

dari benturan-benturan dengan pasangannya. Landis dan Landis (1955)

menyatakan bahwa jika hubungan mertua ipar baik maka perkawinan akan

cenderung baik.

(3) Kehidupan beragama: Kehidupan beragama berhubungan erat dengan

kepuasan perkawinan (Landis dan Landis 1955). Orang yang agresif dan

curiga terhadap orang lain karena tidak adanya keamanan dari dalam

dirinya. Keamanan dalam diri dari kepercayaan agama mungkin membantu

seseorang memahami orang lain dan menerima kebutuhannya.

(4) Komunikasi: Pada sekelompok pasangan yang bahagia ditemukan adanya

komunikasi yang lebih banyak dan lebih baik dibandingkan dengan kelompok

yang kurang bahagia dalam perkawinannya. Dalam kelompok yang kurang

bahagia, seiring timbul masalah akibat komunikasi yang salah (Atwater 1985

dalam Sari 2004)

(5) Lain-lain: faktor lain yang mempengaruhi adalah penyesuaian seksual,

pengasuhan anak, sikap dan nilai terhadap perkawinan, dan pengelolaan

rumah tangga serta usia pasangan saat menikah. Karyadi (1988)

mengatakan bahwa seringkali pasangan yang menikah di bawah 20 tahun

mengalami perceraian. Persentasenya lebih tinggi dibanding dengan mereka

yang menikah di atas 20 tahun.

Menurut Olson dalam Nurani (2004), tipologi pasangan menikah

berhubungan dengan tingkat kebahagiaan pernikahan serta apakah perkawinan

tersebut bisa bertahan atau tidak. Tipologi pasangan menikah tersebut adalah:

(1) Pernikahan tanpa vitalitas, pasangan dalam tipe perkawinan ini merasa tidak

Page 56: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

37  

 

 

menemukan kepuasan dalam semua faktor yang berperan dan selalu berada

dalam keadaan labil. Pasangan tipe ini biasa menikah pada usia terlalu muda,

memiliki penghasilan rendah, dan biasanya berasal dari keluarga yang

berantakan; (2) Pasangan finansial, memiliki banyak konflik yang tidak

terselesaikan dan tidak puas dengan komunikasi dalam pernikahan dan dengan

keadaan atau kepribadian pasangan. Karir menjadi prioritas yang melebihi

keluarga, dan uang menjadi satu-satunya penghiburan; (3) Pasangan berkonflik,

pasangan merasa tidak puas dalam aspek seks, kepribadian pasangan,

komunikasi, dan pemecahan masalah yang mereka hadapi. Pasangan dari tipe

ini yang mencari kepuasan dari dimensi eksternal, seperti menekuni hobi secara

berlebihan atau mencari pelarian dalam ritual keagamaan; (4) Pasangan

tradisional, pasangan menemukan kepuasan dalam banyak aspek kehidupan

rumah tangga mereka tetapi memiliki masalah serius dalam aspek komunikasi

dan seksual. Kebahagiaan pasangan berasal dari aspek religius dan hubungan

yang baik serta kedekatan dengan kerabat dan teman-teman rumah tangga

relatif stabil dan bertahan lebih lama; (5) Pasangan seimbang, pasangan merasa

cukup pada kemampuan komunikasi dan resolusi konflik, memiliki kesamaan

aspek aktivitas waktu luang, pengasuhan anak dan seksualitas, serta lebih

mementingkan kepentingan keluarga batih; (6) Pasangan harmonis, pasangan

puas dengan pasangannya, ekspresi kasih sayang yang ditunjukkan serta

seksual, namun menganggap anak sebagai hambatan dalam hubungan; (7)

Keluarga penuh vitalitas, pasangan menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi,

menjalin hubungan dengan baik, kepribadian yang saling melengkapi, mampu

menjalin komunikasi dengan baik, mencari solusi dari konflik, puas secara

seksual maupan secara finansial dan juga berasal dari keluarga harmonis.

Kepuasan Perkawinan Duvall & Miller (1989) dalam Nurani (2004), kepuasan perkawinan

meliputi ekspresi afeksi yang terbuka satu sama lain, terjalinnya rasa saling

percaya, tidak ada dominasi satu terhadap lainnya, komunikasi yang bebas dan

terbuka antar pasangan, kesesuaian kehidupan seksual, melakukan kegiatan

bersama dalam hal aktivitas di luar rumah, tempat tinggal relatif stabil, dan

penghasilan yang memadai.

Keluarga bahagia adalah keluarga yang memiliki iklim hidup psikologis

yang memberikan nilai-nilai kepuasan yang mendalam kepada para anggotanya,

Page 57: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

38  

 

 

sehingga dirasakan bahwa kepuasan itu diperolehnya dalam situasi yang

nyaman, penuh kehangatan, kegembiraan dan penuh rasa aman serta merasa

terlindungi. Pandangan ini menunjukan bahwa jika kepuasan terpenuhi maka

kebahagiaan pun dapat tercapai (Rifai 1999 dalam Tati 2004).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan menurut

Rice (1983) antara lain: (1) Status pekerjaan, tingkat pendapatan dan pendidikan;

(2) Kepuasan terhadap pekerjaan; (3) Sehat mental dan fisik; (4) Menghabiskan

proporsi waktu luang dalam aktivitas kebersamaan terbesar; (5) Komunikasi

verbal dan nonverbal yang baik; (6) Mengekspresikan afeksi; (7) Saling

mempercayai satu sama lain; (8) Nyaman terhadap harapan akan peran

pasangan dalam pernikahan dan adanya peran yang fleksibel.

Menurut Blood dan Wolfe (1960) dalam Sari (2004), kepuasan dalam

perkawinan dapat dicapai dengan memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya

meliputi: (1) Kebutuhan akan self-esteem (penghargaan), (2) Kebutuhan akan

companionship (persahabatan), (3) Kebutuhan untuk dimengerti.

Penelitian yang dilakukan Fitasari (2004) menunjukkan bahwa tingkat

pendapatan akan mempengaruhi kepuasan perkawinan dimana semakin tinggi

pendapatan maka semakin tinggi pula kepuasan perkawinan. Semakin tinggi

konflik dalam keluarga maka akan semakin menurunkan tingkat kepuasan yang

dicapai keluarga.

Kondisi Anak Keterampilan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang

sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock 1980). Menurut Satoto (1990) proses

menuju kesesuaian tuntutan sosial mencakup tiga komponen yaitu belajar

berperilaku dengan cara yang disetujui secara sosial, bermain dalam peranan

yang disetujui secara sosial, dan pengembangan sikap sosial. Golemen (2006)

mengemukakan bahwa keterampilan sosial merupakan modal dalam membina

suatu interaksi sosial yang baik dengan individu dan lingkungan. Menurut Hurlock

(1980) anak yang memiliki perilaku sosial yang sukses memiliki ciri-ciri mampu

bekerjasama, persaingan sehat, kemampuan berbagi, minat untuk diterima,

simpati, empati, keterikatan (depedency), persahabatan, keinginan bermanfaat,

imitasi dan perilaku lekat (attachment behavior).

Page 58: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

39  

 

 

Megawangi (1999) berpendapat bahwa bekal paling penting bagi anak

adalah kematangan emosi-sosialnya, karena dengannya seseorang akan dapat

berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk

berhasil secara akademis sebagaimana juga dalam kehidupan sosialnya.

Kematangan emosi-sosial anak ditentukan sejak anak lahir dan sejauhmana

orangtua dapat membentuk kedekatan psikologis dengan anak-anaknya.

Menurut Berns (1997) perilaku prososial meliputi perilaku yang memberikan

manfaat bagi orang lain, seperti altruism, sharing, dan cooperation. Goleman (2007) membagi kecerdasan sosial menjadi dua yaitu:

1) Kesadaran sosial yaitu kesadaran sosial merujuk pada pemahaman keadaan

batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya, meliputi: (1)

empati dasar, merasakan yang dirasakan orang lain dan merasakan isyarat-

isyarat emosi nonverbal; (2) penyelarasan, mendengarkan dengan penuh

reseptivitas, menyelaraskan diri pada seseorang; (3) ketepatan empatik,

memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang lain; (4) pengertian sosial,

mengetahui bagaimana dunia sosial bekerja. 2) Fasilitas sosial yaitu semata-mata hanya merasakan bagaimana orang lain

merasa atau mengetahui apa yang mereka pikirkan atau niatkan, yang

meliputi: (1) sinkroni, berinteraksi secara mulus pada tingkat nonverbal; (2)

presentasi diri, mempresentasikan diri sendiri secara efektif; (3) pengaruh,

membentuk hasil interaksi sosial; (4) kepedulian, peduli akan kebutuhan

orang lain dan melakukan tindakan yang sesuai dengan hal itu. Menurut Santrock dan Yussen (1989), isu-isu yang dapat dikaitkan

dengan perkembangan sosial anak adalah:

(1) Dependency yang didefinisikan sebagai ketergantungan antara satu orang

kepada yang lain yang meliputi kebutuhan untuk ditolong dan dibantu,

dipelihara dan dirawat, disayangi dan dilindungi. (2) Otonomi yang didefinisikan sebagai belajar untuk mengontrol dirinya agar

dapat mengerjakan sesuatu tanpa adanya bantuan dari orang lain. (3) Mastery yang diartikan sebagai penguasaan akan sesuatu yang merupakan

keunggulan individu. (4) Kompetensi yang diartikan sebagai kecakapan/kemahiran.

Anak-anak pada masa sekolah dasar ini masih membutuhkan

pertolongan dalam membentuk tingkah lakunya sesuai dengan situasi, kondisi

dan aturan-aturan yang semuanya baru baginya. Anak-anak membutuhkan rasa

Page 59: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

40  

 

 

aman dari kedua orangtuanya dan orang-orang dewasa di lingkungannya.

Melalui pengalaman-pengalaman di rumah inilah, anak diharapkan dapat

menyesuaikan diri dengan baik terhadap pengalaman-pengalamannya di

sekolah. Erikson mengatakan bahwa pengalaman yang terpenting pada masa

sekolah ini adalah dalam kerjasama antar teman, sikap-sikap terhadap kerja, dan

kelompok persahabatan. Bila pengalaman pada masa ini banyak membawa

perasaan cemas, maka akan menimbulkan perasaan inferiority terhadap

kemampuan dan kedudukannya diantara teman-temannya. Anak membutuhkan

perlindungan dan pengalaman yang kaya serta bervariasi dari seseorang, melalui

kecintaan dalam asuhannya (Rudyanto 2007).

Menurut Gunarsa (2003), beberapa faktor yang menentukan serta berapa

jauh akan menimbulkan masalah pada anak yang terpaksa terpisah dari ibunya

atau tokoh pengganti ibu tempat anak memperlihatkan keterikatannya adalah:

1) Lamanya dan seringnya perpisahan yang terjadi. Perpisahan yang lama

tanpa adanya tokoh pengganti pengganti akan menimbulkan akibat yang

menyulitkan dirinya maupun orang lain, secara khusus terlihat pada

kehidupan dan perwujudan emosinya. Demikian pula bilamana sering terjadi

perpisahan tanpa ada tokoh pengganti yang benar-benar bisa memenuhi

semua kebutuhan anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang sedang

dialami pada tahapan perkembangannya.

2) Kondisi perawatan atau pengasuhan ketika terjadi perpisahan. Pengganti ibu

bisa berperan sebagai tokoh pada siapa anak mengalihkan objek

keterikatannya dengan ibunya ke tokoh tersebut. Adakalanya pengganti ibu

bisa memperlihatkan sikap, memperlakukan anak, memberikan jawaban dan

rangsangan yang memuaskan anak, sehingga anak lambat laun menjadi

terikat dengan tokoh pengganti ibu.

3) Sikap ibu atau tokoh setelah terjadi pertemuan kembali. Sikap ibu atau tokoh

sangat penting agar anak bisa cepat memulihkan keterikatan terhadapnya.

Sikap menerima dan mengerti bahwa anak telah kesal atau kecewa dan

membiarkan anak untuk sementara waktu menampilkan kekecewaan atau

kejengkelan akan banyak menolong anak mempercepat pulihnya kekeadaan

semula sebelum terjadi perpisahan.

4) Masa perkembangan ketika terjadi perpisahan. Perpisahan yang terjadi pada

masa pertama terjadinya keterikatan dengan ibu atau tokoh akan berakibat

lebih buruk daripada kalau perpisahan terjadi pada masa-masa yang lain.

Page 60: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

41  

 

 

5) Keadaan atau corak hubungan antara anak dengan ibu atau tokoh sebelum

terjadi perpisahan. Keterikatan yang longgar menyebabkan anak tidak terlalu

merasa kehilangan bahkan mudah untuk mencari atau memperoleh tokoh

pengganti dengan siapa ia merasa lebih terikat. Masa-masa terjadinya

keterikatan dengan orangtua atau tokoh khusus merupakan masa-masa

penting, keterpisahan bisa mempengaruhi timbulnya gangguan dalam

kepribadian bayi atau anak.

Wibono (2007) melihat adanya suatu hubungan antara penyesuaian diri

pada masa kanak-kanak dengan keberhasilan bergaul, lebih hangat dan terbuka

menghadapi orang lain dimasa dewasa. Penyesuaian diri didefinisikan sebagai

reaksi seseorang terhadap rangsangan-rangsangan dari dalam diri sendiri

maupun reaksi seseorang terhadap situasi yang berasal dari lingkungannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak menyesuaikan diri antara

lain:

1) Kehidupan di dalam keluarga. Bila anak dididik secara otoriter dan

kekerasan, maka anak akan merasa dendam dengan tokoh otoriter yang

dijumpainya sehingga anak mengalami kesulitan bergaul dengan tokoh

otoriter tersebut. Lain halnya dengan anak yang dibesarkan secara acuh tak

acuh, seringkali memperlihatkan sikap dan perasaan kurang peduli terhadap

orang lain.

2) Anak tidak memperoleh model yang baik di rumahnya terutama dari

orangtuanya.

Pada usia sekolah ini disebut juga sebagai usia kelompok yang ditandai

dengan adanya minat terhadap aktivitas-aktivitas teman dan meningkatnya

keinginan kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak puas

bila tidak bersama teman-temannya. Menurut Hurlock (1980), beberapa cara

peningkatan sosialisasi melalui keanggotaan kelompok yaitu belajar kepada

kelompok, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar bermain

dan olah raga, belajar turut berbagi rasa dengan orang yang dianiaya, belajar

bersikap sportif, belajar menerima dan melaksanakan tanggungjawab, belajar

bersaing dengan orang lain, belajar perilaku sosial yang baik, belajar

bekerjasama, belajar bebas dari orang-orang dewasa. Penelitian Jatiningsih

(2004) menunjukkan bahwa perkembangan sosial anak pada buruh nelayan

yang tergolong rendah lebih banyak bila dibanding dengan anak juragan nelayan

dikarenakan keadaan ekonomi buruh nelayan juga lebih rendah bila dibanding

Page 61: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

42  

 

 

dengan juragan nelayan. Keadaan ekonomi yang cukup menyebabkan orangtua

lebih punya banyak waktu untuk membimbing anaknya karena orangtua tidak lagi

memikirkan keadaan ekonomi yang kurang. Penelitian yang dilakukan kepada keluarga nelayan ditemukan bahwa

jenis kelamin anak memiliki pengaruh nyata terhadap perkembangan sosial anak.

Anak laki-laki memiliki perkembangan sosial yang lebih rendah bila dibandingkan

dengan perempuan (Jatiningsih 2004). Seorang ayah lebih terlihat berbeda

dalam pengasuhan terhadap anak laki-laki atau perempuan dibanding ibu

(Huston 1983; Fagot 1995 dan Lamb 1981 dalam Berns 1997). Orangtua lebih

menekankan anak perempuan untuk berperilaku prososial dan sopan, sementara

anak laki-laki ditekankan pada perilaku melindungi.

Urutan kelahiran atau posisi diantara saudara kandung menentukan

rencana kehidupan yang akan ditiru. Persaingan untuk memperoleh perhatian,

hubungan yang terjadi antara saudara kandung, harapan orangtua yang berbeda

mengenai perilaku antara saudara kandung dan kepribadian anak perlu

diperhitungkan dalam keluarga (Bigner 1979). Misalnya, anak yang lahir pertama

mungkin akan meniru pola perilaku yang mempunyai kekuatan yang

bertentangan pertama dengan interaksi antara saudara kandung dan orangtua,

yang kedua dengan anggota di luar kelompok keluarganya. Urutan posisi anak di

dalam keluarga mempengaruhi penampilan anak. Anak yang lahir kemudian

cenderung diterima oleh kelompok sebaya daripada anak sulung (Hurlock 1980).

Stres Anak Stres adalah proses yang terjadi saat individu harus menyesuaikan diri

dengan suatu keadaan yang biasanya dimanifestasikan oleh sindrom spesifik.

Stres merupakan tuntutan perasaan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi

tiba-tiba (Melson 1980).

Badran (2006) dalam Aprilianti (2007), mengelompokkan sumber stres

menjadi: (1) Sumber stres yang bersifat internal (berasal dari dalam jiwa

seseorang itu sendiri), (2) Sumber stres yang bersifat eksternal (berasal dari luar

seperti pekerjaan, hubungan dengan teman dan perbedaan pendapat dengan

mereka, pertengkaran bersama pasangan, perceraian, kematian seseorang yang

dicintai, dan mengalami suatu peristiwa yang mengejutkan).

Teori stres yang digambarkan dengan model stres ABC-X. Model stres

McCubbin dan Paterson (1980) menjelaskan perbedaan dalam adaptasi keluarga

Page 62: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

43  

 

 

pada masa setelah krisis. Setiap variabel saling berinteraksi satu dengan

lainnya.Variabel dalam model ini digambarkan sebagai berikut:

a. Faktor AA: Sumber stres bertumpuk, artinya terdapat lebih dari satu sumber

stres utama dalam keluarga

b. Faktor BB: Sumber koping keluarga, yaitu kemampuan keluarga untuk

menghadapi tuntutan-tuntutan yang dihadapi.

c. Faktor CC: Penilaian atau persepsi terhadap sumber stres, yaitu interpretasi

subjek terhadap sumber stres

d. Faktor XX: Adaptasi keluarga yang merupakan konsep utama dalam usaha

mencapai keseimbangan setelah krisis.

Stres yang terjadi pada setiap orang berbeda-beda, hal ini dapat dilihat

dari gejala-gejala yang dialaminya. Gejala stres dapat dilihat dari segi fisik

maupun ciri-ciri segi mental. Berdasarkan segi fisik dapat dilihat bahwa dalam

keadaan stres terjadi berbagai perubahan pada fisik seseorang. Para ahli

mengatakan bahwa perubahan itu diakibatkan karena adanya aktivitas besar

pada alat terpenting yang berfungsi untuk menggerakkan tubuh ketika

menghadapi suatu bahaya/reaksi refleks. Akibat adanya aktifitas itu dapat

mempengaruhi anggota tubuh lainnya yang berhubungan. Misalnya tangan

berkeringat lebih banyak, perut terasa mual, pencernaan terasa sakit, denyut

jantung naik, suara serak, sering baung air kecil. Sedangkan berdasarkan segi

mental, stres dapat mengganggu mental dan perasaan seseorang serta

menyebabkan berbagai kelainan pada dirinya sendiri seperti gampang

tersinggung, tidak percaya diri, ragu-ragu mengambil keputusan, susah tidur,

merasa lemah dan gagal (Badran 2005 dalam Aprilianti 2007).

Prestasi Akademik Kognitif berasal dari bahasa latin “cognition” yang bermakna untuk

mengetahui. Kogitif merupakan suatu proses dari pengetahuan yang mencakup

kesadaran (awareness) dan penilaian (judgement). Kognitif berhubungan dengan

atau merupakan aktivitas intelektual yang disadari seperti berfikir (thinking),

menjelaskan (reasoning), membayangkan (imagining), mempelajari kata

(learning words) dan mengungkapkan bahasa (using language) (Webster 1993

dalam Hastuti 2006). Crain (2007) menjelaskan teori kognitif Piaget meliputi

empat periode, yaitu:

Page 63: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

44  

 

 

1) Periode I : Kepandaian Sensori-Motorik (dari lahir-2 tahun). Individu/bayi

mengorganisasikan skema tindakan fisik mereka seperti menghisap,

menggenggam, dan memukul untuk menghadapi dunia yang muncul di

hadapannya.

2) Periode II : Pikiran Pra-Operasional (2-7 tahun). Individu/anak-anak belajar

berfikir (menggunakan simbol-simbol dan pencitraan batiniah) namun pikiran

anak-anak belum sistematis dan tidak logis. Pikiran di titik ini sangat berbeda

dengan pikiran orang dewasa.

3) Periode III : Operasional kongkret (7-11 tahun). Individu/anak-anak

mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, namun hanya ketika

mereka dapat kepada objek-objek dan aktivitas-aktivitas konkret.

4) Periode IV : Operasional Formal (11 tahun-dewasa). Individu

mengembangkan kemampuan untuk berfikir sistematis menurut rancangan

yang murni abstrak dan hipotesis.

Menurut Somantri (1978) dalam Nurani (2004) prestasi akademik anak

dapat diukur dengan melalui skor prestasi dari berbagai mata pelajaran yang

meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Agama. Skor prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam waktu kurun tertentu yang

diwujudkan dalam bentuk angka yang dirumuskan dalam rapor.

Prestasi akademik yang dicapai seseorang individu merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri (faktor

internal) maupun dari luar diri individu (faktor eksternal). Pengenalan dan

pemahaman seseorang akan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

akademik merupakan langkah yang sangat penting untuk mencapai prestasi

sebaik-baiknya (Suryabrata 2001 dalam Nurani 2004).

Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek fisiologis (keadaan jasmani dan

fungsi fisiologis) dan aspek psikologis (kecerdasan, prestasi yang telah dimiliki,

serta unsur kepribadian seperti sikap, kebiasaan, bakat, kebutuhan motivasi,

emosi, dan penyesuaian diri, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi

prestasi belajar meliputi lingkungan sosial dan non sosial. Faktor sosial yaitu

lingkungan keluarga (hubungan individu dengan anggota keluarga, besar

keluarga, bentuk keluarga, pendidikan orangtua, keadaan ekonomi keluarga),

sekolah (fisik sekolah, fisik ruangan, kelengkapan alat pelajaran, disiplin sekolah,

Page 64: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

45  

 

 

metode belajar mengajar, hubungan siswa dengan guru), dan masyarakat

(kegiatan yang diikuti oleh individu seperti klub olah raga) (Hadawi 2001 dalam

Nurani 2004).

Adanya afeksi, penerimaan dan kehangatan yang diterima oleh anak dari

ayah serta ibunya terlihat dari adanya penyesuaian diri dan nilai prestasi

akademik yang baik dari anak sekolah (Hadawi 2001 dalam Nurani 2004).

Hurlock (1980) mengutarakan bahwa pekerjaan di sekolah dan sikap anak

terhadap sekolah sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan anggota keluarga.

Hubungan keluarga yang sehat dan bahagia menimbulkan dorongan untuk

berprestasi, sedangkan hubungan yang tidak sehat dan bahagia menimbulkan

ketegangan emosional yang biasanya memberikan efek buruk pada kemampuan

berkonsentrasi dan kemampuan untuk belajar. Gunarsa dan Gunarsa (2008) juga

mengungkapkan bahwa hubungan yang terjalin antara anak dengan orangtuanya

ataupun dengan saudaranya, sikap, perhatian dan minat orangtua serta status

sosial ekonomi orangtua mempengaruhi prestasi anak di sekolah. Kajian Sarah

McLanahan dan Gary Sanderful (1994) dalam Crittenden (1999)

menginformasikan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa ayah dan ibu

kemungkinan mengalami dua kali lebih besar untuk putus sekolah dibandingkan

dengan anak-anak yang dibesarkan oleh kedua orangtuanya.

Page 65: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

46  

 

 

KERANGKA PEMIKIRAN

Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang

mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama.

Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga TKW.

Secara tradisional, pola keluarga patriarki menempatkan istri sebagai pihak yang

mengurusi pekerjaan domestik, terutama mengasuh anak. Ketidakseimbangan

dalam ekosistem keluarga TKW dikarenakan adanya perubahan fungsi dan

peran sebagai tanggapan menuju keseimbangan baru.

Dalam keadaan ini keluarga TKW membutuhkan penyesuaian atas

perubahan fungsi dan peran anggota keluarga. Keabsenan fungsi yang ditinggal

istri secara otomatis akan berpindah tangan menjadi tanggung jawab suami.

Artinya suami memegang peran ganda untuk melaksanakan fungsi instrumental

dan ekspresif. Dukungan sosial yang diterima keluarga dapat memperkecil beban

peran ganda suami sebagai seorang ayah bagi anaknya dan sebagai pencari

nafkah bagi keluarganya.

Kegagalan tranformasi fungsi dan peran dapat menimbulkan dampak

negatif pada keluarga, khususnya terhadap kualitas perkawinan dan kondisi

anak. Komunikasi dan afeksi yang berkurang memiliki kemungkinan menurunkan

kebahagiaan perkawinan dan kepuasan perkawinan. Selain itu, menurut Gunarsa

(2003), perpisahan yang relatif lama antara ibu dan anak bisa menjadi dasar

timbulnya kesulitan-kesulitan tingkah laku dan kepribadian anak. Kemerosotan

dalam hubungan keluarga juga semakin mengganggu perkembangan anak, hal

ini menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak bahagia sehingga anak akan

mengalami kesulitan penyesuaian sosial di luar rumah serta menurunkan

kemampuan berkonsentrasi dan belajar (Hurlock 1980).

Page 66: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

47

 

Gambar 2 Kerangka pemikiran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas perkawinan dan kondisi sosial anak pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW)

Karakteristik TKW • Umur • Pendidikan • Pekerjaan • Pendapatan • Lama menjadi TKW

Dukungan Sosial Lingkungan • Keluarga besar • Tetangga • PJTKI

Karakteristik Suami TKW dan Keluarga

Fungsi Pengasuhan Anak

Interaksi dalam Keluarga • Interaksi ibu (TKW)-anak • Interaksi ayah-anak • Interaksi suami-istri (TKW)

• Umur • Pendidikan • Pekerjaan • Pendapatan

• Jumlah anggota keluarga

• Tempat tinggal

• Aset dan Properti

• Peran pengasuhan pengganti ibu

• Peran pengasuhan ayah

• Peran pengasuhan ibu sebelum menjadi TKW

Kualitas Perkawinan • Kebahagiaan

perkawinan • Kepuasan Perkawinan

Kondisi Anak setelah ditinggal ibu menjadi TKW ‐ Keterampilan sosial ‐ Stres ‐ Prestasi

Karakteristik Anak • Umur • Jenis kelamin • Nomor urut anak

Page 67: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

 

METODE PENELITIAN

Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan topik

“Analisis Sosial Ekonomi dan Fungsi Keluarga Tenaga Kerja Wanita”. Disain

penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study, yaitu penelitian yang

dilakukan dalam satu waktu tertentu (Prasetyo dan Jannah 2005) dan

retrospective study (masa lampau). Data cross-sectional study mencakup

karakteristik kelurga saat ibu menjadi TKW, fungsi pengasuhan anak (peran

pengganti ibu dan peran ayah dalam pengasuhan), interaksi dalam keluarga,

kualitas perkawinan dan kondisi anak, sedangkan data berdasarkan metode

retrospective yaitu merecall memori tentang karakteristik sebelum TKW

(pendapatan, kondisi tempat tinggal, aset) dan peran pengasuhan ibu (TKW)

sebelum menjadi TKW.

Penelitian dilakukan di tiga desa yaitu Desa Cikahuripan, Cisolok, dan

Cikelat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purpossive) dengan pertimbangan

Kecamatan Cisolok merupakan kecamatan yang memiliki jumlah Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) sepuluh terbanyak di Kabupaten Sukabumi. Penelitian

dilaksanakan dari bulan April 2009 sampai Januari 2010 mencakup penyusunan

proposal dan instrumen, pengambilan data, analisis data, dan penulisan laporan.

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah keluarga TKW yang berada di Kecamatan

Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Contoh penelitian ini adalah keluarga

dari TKW yang istrinya sedang atau sudah pulang dari luar negeri (maksimal 3

bulan terhitung mundur dari waktu penelitian), istri pernah berangkat ke luar

negeri minimal 6 bulan, dan memiliki anak yang masih duduk dibangku sekolah

dasar. Penarikan contoh menggunakan metode purposive sampling dengan

teknik snowball. Teknik snowball yang digunakan yaitu dengan mencari satu

individu responden dengan karakteristik yang dicari dalam wilayah tertentu,

kemudian ditanyai dengan pertanyaan dari kuesioner yang telah disiapkan.

Setelah selesai, enumerator menanyakan siapa calon responden yang memiliki

kriteria yang sama hingga mencapai target jumlah contoh yaitu 47 keluarga

dimana 19 keluarga berasal dari Desa Cikahuripan, 12 keluarga berasal dari

Desa Cisolok, dan 16 keluarga berasal dari Desa Cikelat. Responden dalam

Page 68: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

49  

 

 

penelitian ini adalah suami TKW. Metode penarikan contoh tersebut dapat dilihat

pada Gambar 3.

purposive

purposive

purposive

purposive

purposive dengan teknik snowball

Gambar 3. Metode penarikan contoh

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi: (1) karakteristik orangtua

(umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, tempat

tinggal, aset dan properti) dan karakteristik anak (umur, jenis kelamin, nomor urut

anak); (2) dukungan sosial (keluarga luas, tetangga, PJTKI); (3) pengasuhan

anak (pengasuhan ibu sebelum menjadi TKW, pengganti ibu dan ayah selama

ibu menjadi TKW); (4) interaksi dalam keluarga (komunikasi dan bonding ibu

anak, ayah anak, dan suami istri); (5) kualitas perkawinan (kebahagiaan

perkawinan dan kepuasan perkawinan); (6) kondisi anak (keterampilan sosial

dan stres). Data primer diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan

alat bantu kuesioner yang relevan dengan variabel yang diteliti. Kuesioner

dikembangkan oleh peneliti berdasarkan berbagai penelitian serupa terdahulu

dan berdasarkan konsep teoritis. Selain itu, dilakukan indepth interview yaitu

pengumpulan data dengan melakukan wawacara mendalam dengan contoh yang

terpilih untuk memperoleh informasi lebih mendalam dan mengklarifikasi

informasi yang diperoleh sebelumnya. Data sekunder yaitu rapor untuk mengukur

Propinsi Jawa Barat

Kabupaten Sukabumi

Kecamatan Cisolok

Desa Cikahuripan

Desa Cikelat

n keseluruhan= 47 responden

Desa Cisolok

Page 69: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

50  

 

 

prestasi akademik anak dikumpulkan dari Sekolah Dasar di Kecamatan Cisolok

dan data lain yang dikumpulkan dari Kantor Disnakertrans, BPS, Kantor Desa,

dan instansi lain yang terkait di Kabupaten Sukabumi. Kontrol kualitas data

dilakukan dengan uji reliabilitas Cronbach Alpha (0.577-0.953). Secara lebih rinci

peubah, skala, responden, alat dan cara pengukuran penelitian, skala data,

jumlah item pertanyaan, dan Cronbach Alpha (α) disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Jenis data, peubah, contoh, alat dan cara pengukuran, skala data,

jumlah item pertanyaan, dan chronbah alpha (α)

Jenis Data Peubah Contoh Alat & Cara

Pengukuran Skala Data

Item pertanyaan

α

Primer Karakteristik Keluarga Primer Dukungan Sosial

suami kuesioner

dan wawancara

0.696 • keluarga besar ordinal 4 • tetangga ordinal 4 • PJTKI ordinal 4

Primer Pengasuhan dimensi kehangatan

suami, istri,

pengasuh pengganti

kuesioner dan

wawancara

• pengasuhan ibu (pra TKW) ordinal 10 0.577

• pengasuhan penggnti ibu (saat TKW)

ordinal 10 0.949

• pengasuhan ayah ordinal 10 0.603

Primer Interaksi dalam Keluarga

suami

kuesioner dan

wawancara

• interaksi ibu-anak ordinal 20 0.912 • interaksi ayah-anak ordinal 20 0.783 • interaksi suami-istri ordinal 20 0.910

Primer Kualitas Perkawinan

suami

kuesioner

dan wawancara

0.813 • kebahagiaan perkawinan ordinal 5

• kepuasan perkawinan ordinal 5

Primer Perkemangan Sosial Anak

kuesioner dan

wawancara, telaah

dokumen

• keterampilan sosial ordinal 7 0.688 • stres ordinal 16 0.953 • prestasi belajar rasio

Sekunder Data Demografi

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data mencakup tahapan entry, cleaning, editing, scoring,

coding, dan analisis data dengan menggunakan program Microsoft Excel dan

SPSS 13.0 for Windows. Pemberian skor terhadap setiap pertanyaan dari

Page 70: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

51  

 

 

masing-masing variabel, kemudian nilai skor tersebut dijumlahkan. Selanjutnya

dikategorikan dengan menggunakan interval kelas.

Interval kelas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

Interval kelas (Ik)= Skor maksimum- Skor minimum

∑ kategori

Data karakteristik anak meliputi umur, nomor urut anak, dan jenis

kelamin, sedangkan data karakteristik keluarga meliputi umur orangtua, tingkat

pendidikan, pekerjaan, pendapatan per kapita, jumlah anggota keluarga, tempat

tinggal, frekuensi makan keluarga, dan kepemilikan aset. Umur anak dibagi

menjadi dua yaitu masa kanak-kanak akhir (9-12 tahun) dan preadolance (13-15

tahun). Umur orangtua dibagi menjadi tiga kategori yaitu dewasa awal (18-40

tahun), dewasa madya (41-60 tahun), usia lanjut (>60 tahun) (Hurlock 1980).

Tingkat pendidikan orangtua dikelompokkan menjadi tidak pernah sekolah, tidak

tamat SD, tamat SD, tidak tamat SMP, tamat SMP, tidak tamat SMA, tamat SMA,

dan tamat akademi/PT. Besar keluarga dikelompokkan berdasarkan BKKBN

(1996) menjadi tiga kategori yaitu kecil (≤4 orang), sedang (5-6 orang), dan besar

(≥7 orang).

Pendapatan per kapita per bulan diperoleh dari penjumlahan antara

pendapatan keluarga dan pendapatan hasil usaha lain selama satu bulan dibagi

jumlah anggota keluarga. Jumlah aset dilihat dari jumlah aset yang dimiliki

keluarga antara lain rumah, lahan, alat transportasi, elektronik, furnitur,

perhiasan, perlengkapan dapur, dan ternak yang diukur dari kepemilikan

sebelum TKW dan saat ini. Tempat tinggal dilihat dari kondisi tempat tinggal

keluarga sebelum TKW dan saat ini.

Data pengasuhan dimensi kehangatan mengacu pada dimensi arahan

Rohner. Gaya pengasuhan ini diberi skor 1 jika jawaban tidak pernah, skor 2 jika

jawaban kadang-kadang, dan skor 3 jika jawaban sering. Gaya pengasuhan

dikategorikan menjadi tiga ketegori yaitu rendah (10-16), sedang (17-23), dan

tinggi (24-30).

Interaksi dalam keluarga terdiri dari variabel interaksi anak dan ibu,

interaksi anak dan ayah, frekuensi komunikasi anak dan ayah, interaksi suami

dan istri. Interaksi terdiri dari komunikasi dan bonding. Interaksi ini diberi skor 1

jika jawaban tidak pernah, skor 2 jika jawaban kadang-kadang, dan skor 3 jika

jawaban sering. Masing-masing interaksi anak dan ibu, interaksi anak dan ayah,

Page 71: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

52  

 

 

interaksi suami dan istri dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah (20-33),

sedang (34-47), dan tinggi (48-60).

Kualitas perkawinan terdiri dari variabel kebahagiaan perkawinan dan

kepuasan perkawinan. Kualitas perkawinan dikelompokkan menjadi tiga kategori

yaitu rendah (10-16), sedang (17-23), dan tinggi (24-30). Keterampilan sosial

anak juga dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu rendah (7-11), sedang (12-

16), dan tinggi (17-21). Stres anak dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu

rendah (16-26), sedang (27-37), dan tinggi (38-48). Baik kualitas perkawinan

maupun perkembangan sosial anak sebelum pengkategorian, terlebih dahulu

diberi skor 1 jika jawaban tidak pernah, skor 2 jika jawaban kadang-kadang, dan

skor 3 jika jawaban sering. Prestasi belajar anak dikategorikan menjadi sangat

baik (81-90), baik (71-80), cukup (61-70), dan kurang (50-60).

Analisi statistik yang digunakan untuk mengolah data adalah :

1. Uji Cronbach Alpha digunakan untuk uji kekonsistenan antar item

pertanyaan.

2. Analisis Deskriptif dilakukan untuk menyajikan gambaran berbagai variabel

yang diteliti dalam kuesioner dan penjelasan dari wawancara mendalam

(indepth interview).

3. Uji beda Independent T-test untuk menguji perbedaan pengasuhan ibu,

pengasuhan pengganti ibu, dan pengasuhan ayah; interaksi ibu dan anak

dengan interaksi ayah dan anak.

4. Uji Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel

5. Uji Regresi Linear Berganda untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh

secara langsung terhadap kualitas perkawinan dan kondisi anak

(keterampilan sosial, stres, dan prestasi akademik).

Definisi Operasional

TKI adalah tenaga kerja Indonesia laki-laki dan perempuan yang bekerja di luar

negeri baik legal maupun illegal.

TKW adalah tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri baik legal maupun

illegal

Pra TKW adalah waktu dimana TKW masih tinggal bersama keluarga dan belum

bekerja menjadi TKW untuk pertama kalinya.

Pasca TKW adalah TKW yang sedang bekerja di luar negeri atau telah pulang

dari luar negeri maksimal 3 bulan.

Page 72: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

53  

 

 

Karakteristik Keluarga adalah ciri-ciri dari aspek sosial ekonomi yang melekat

pada istri dan suami berupa umur, pendidikan, pekerjaan dan

pendapatan, jumlah anggota keluarga, tempat tinggal, serta aset dan

properti; umur anak, jenis kelamin anak, nomor urut anak.

Umur adalah usia suami, istri, dan anak saat penelitian berlangsung yang

dinyatakan dalam tahun.

Tingkat Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang dicapai oleh

anggota keluarga.

Pekerjaan adalah jenis profesi yang digeluti oleh ayah/ibu dan anak yang

mencakup pekerjaan utama dan sampingan yang mendapat imbalan

berupa gaji/upah. Pendapatan adalah upah, gaji, atau hasil yang diperoleh dari semua anggota

keluarga, baik barang, jasa dan lain-lain yang dinilai dengan uang selama

satu bulan.

Jumlah Anggota Keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih

tinggal dalam satu rumah atau tidak yang masih menjadi tanggungan

keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dikelompokkan berdasarkan

kriteria BKKBN (keluarga kecil ≤ 4 orang, keluarga sedang 5-6 orang,

keluarga besar ≥ 7 orang,)

Tempat Tinggal adalah keadaan rumah mulai dari sanitasi dan pemenuhan

standar dari sebuah rumah.

Aset dan Properti adalah seluruh kekayaan keluarga berupa rumah, lahan, alat

transportasi, elektronik, furniture, perhiasan, perlengkapan dapur, dan

ternak.

Dukungan Sosial adalah bantuan yang diterima keluarga berupa dukungan

emosi, instrumental, dan informasi dari keluarga besar, tetangga, dan

PJTKI (Perusahaan pengiriman Jasa Tenaga Kerja Indonesia). Pengasuh Anak adalah orang yang melakukan pengasuhan dimensi

kehangatan, meliputi pengasuhan ibu sebelum menjadi TKW, pengganti

ibu dan ayah saat ibu menjadi TKW. Pengasuhan Dimensi Kehangatan adalah pengasuhan yang diukur

berdasarkan aspek pengasuhan penerimaan dan pengasuhan penolakan.

Pengasuhan Penerimaan adalah menerima keberadaan anak dengan kasih

sayang dan kehangatan. Secara verbal diungkapkan dengan pujian,

Page 73: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

54  

 

 

penghargaan, dan kata-kata yang indah dan secara fisik diungkapkan

dengan pelukan, ciuman, elusan dan lain-lain. Pengasuhan Penolakan adalah menolak keberadaan anak dengan cara

mengabaikan, kemarahan, dan menghukum, yang secara fisik

diekspresikan dengan memukul, mencubit, menendang, mencakar,

menampar. Secara verbal diekspresikan dengan mengutuk, mencaci,

mengucapkan kata-kata kasar dan kotor kepada anak. Interaksi dalam Keluarga adalah hubungan antar anggota keluarga (orangtua-

anak dan suami-istri) yang dilandasi oleh perasaan, perkataan, dan

perlakuan anggota keluarga yang dilakukan setiap hari. Interaksi orangtua

dan anak diwujudkan dalam bentuk komunikasi dan bonding.

Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan

perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kualitas Perkawinan diukur berdasarkan kebahagiaan dan kepuasan menurut

persepsi suami dalam menilai kehidupan perkawinannya.

Kebahagiaan Perkawinan diukur berdasarkan komunikasi dengan pasangan,

komunikasi dengan keluarga pasangan, perilaku pasangan,

penghargaan, dan komitmen perkawinan.

Kepuasan Perkawinan diukur berdasarkan frekuensi dan keterbukaan

komunikasi, keuangan keluarga, hubungan afeksi, hubungan yang setara

dengan pasangan, dan komitmen terhadap perkawinan.

Keterampilan Sosial adalah kemampuan bergaul dengan orang lain.

Stres adalah perasaan tidak nyaman akibat menghadapi kondisi yang berubah.

Prestasi adalah nilai akademik yang diperoleh anak selama duduk dibangku

sekolah dasar dan diukur dalam empat semester pertemuan.

Page 74: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat merupakan

daerah unik karena memiliki kontur wilayah yang bervariasi mulai dari laut,

pantai, dataran rendah serta perbukitan dan pegunungan. Luas wilayah

Kecamatan Cisolok mencapai 17.806,726 hektar. Secara geografis, sebelah

utara dibatasi oleh Kecamatan Kabandungan, sebelah selatan dibatasi oleh

Samudera Indonesia, sebelah timur dibatasi oleh Kecamatan Cikakak, dan

sebelah barat dibatasi Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak.

Kecamatan ini terdiri dari 11 desa, 52 dusun, 87 RW, 334 RT. Jumlah

penduduk secara keseluruhan yaitu sebanyak 60.578 orang. Selain memiliki

daerah pertanian yang luas, Kecamatan Cisolok juga memiliki daerah wisata

yang biasa dikunjungi turis lokal maupun Internasional. Adapun mata

pencaharian penduduk Kecamatan Cisolok mayoritas adalah petani, sedangkan

sebagian kecil adalah nelayan, pedagang, buruh, serta jasa.

Desa Cisolok Desa Cisolok merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Cisolok. Desa Cisolok memiliki luas wilayah 767 hektar dengan

ketinggiaan antara 0-300 meter di atas air laut, dengan bentang lahan sebanyak

40 persen berupa daratan dan 60 persen berupa wilayah perbukitan. Daerah ini

memiliki tempat wisata pantai dengan luas wilayah 15 hektar. Sebelah utara

Desa Cisolok dibatasi oleh Desa Cikelat, sebelah selatan dibatasi oleh Samudera

Indonesia, sebelah timur dibatasi oleh Desa Karang Papak, dan sebelah barat

dibatasi oleh Desa Cikahuripan.

Wilayah Desa Cisolok terdiri dari 4 dusun dengan 13 RW dan 46 RT.

Jumlah penduduk desa sebanyak 8.414 orang. Sebagian besar penduduk

bermata pencaharian sebagai petani (250 orang), nelayan (103 orang), Pegawai

Negeri Sipil (101 orang) dan buruh tani (99 orang), sedangkan yang lain bermata

pencaharian sebagai pedagang keliling, pensiunan PNS, pengusaha kecil atau

menengah, buruh migran dan lain-lain.

Partisipasi pendidikan di Desa Cisolok dapat digambarkan berdasarkan

jumlah penduduk yang menempuh pendidikan tertentu. Data potensi desa

Page 75: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

56  

 

 

menunjukan terdapat 1112 orang yang tidak pernah sekolah, 876 orang tidak

tamat sekolah dasar, 507 orang tamat sekolah dasar, 1679 orang tamat

SMP/Sederajat, 1042 orang tamat SMA/Sederajat, 562 orang tamat

D1/Sederajat, 303 orang tamat D2/Sederajat, 122 orang tamat D3/Sederajat, 338

orang tamat S1/Sederajat, 70 orang tamat S2/Sederajat, dan 47 orang tamat

S3/Sederajat.

Desa Cikahuripan

Desa Cikahuripan memiliki luas wilayah 702 hektar. Wilayah berada pada

ketinggiaan 0-300 dengan bentang lahan 30 persen merupakan daratan dan 70

persen adalah wilayah perbukitan. Desa Cikahuripan merupakan desa pantai

yang berbasis pada sumber daya bahari. Sumber pendapatan utama penduduk

berasal dari hasil tangkapan ikan di laut. Dilihat dari tipologi wilayahnya,

sebagian besar Desa Cikahuripan merupakan tanah yang terjal dan berbukit,

sehingga pemukiman penduduk mengikuti garis pantai (mendekati pantai) yang

banyak memiliki lahan yang relatif lebih datar. Sebagian besar wilayah Desa

Cikahuripan merupakan daerah hutan atau perkebunan dengan tipologi

pegunungan. Sebelah utara dibatasi oleh Desa Gunung Tanjung, sebelah

selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia, sebelah timur dibatasi oleh Desa

Cisolok, sebelah barat dibatasi oleh Desa Pasir Baru.

Wilayah Desa Cikahuripan terdiri dari 3 dusun dengan 15 RW dan 36 RT.

Jumlah penduduk desa sebanyak 5.863 orang. Mata pencaharian penduduk

Desa Cikahuripan cukup beragam. Lebih dari separuh (1425) penduduk desa

Cikahuripan bermata pencaharian sebagai nelayan, hampir seperempat (600)

penduduk desa Cikahuripan bermata pencaharian sebagai buruh tani. Sisanya,

mata pencaharian penduduk desa Cikahuripan meliputi petani (126), pegawai

negeri (41), buruh migran (28), pedagang keliling (25), dan lain-lain.

Sebagian besar (3073) penduduk Desa Cikahuripan memiliki tingkat

pendidikan tamat SD/Sederajat, lebih dari sepersepuluh (456) penduduk desa

Cikahuripan menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SMP/Sederajat,

hampir sepersepuluh (408) penduduk desa Cikahuripan menyelesaikan

pendidikannya sampai tingkat SMA/Sederajat. Hanya seperduapuluh (224)

penduduk desa Cikahuripan memiliki tingkat pendidikan tamat perguruan tinggi,

walaupun demikian penduduk di Desa Cikahuripan masih ada yang belum tamat

SD dan juga masih buta aksara dan huruf/angka latin.

Page 76: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

57  

 

 

Desa Cikelat Desa Cikelat memiliki luas wilayah 1.627,726 hektar dengan persentase

lahan sebanyak 20 persen berupa daratan dan 80 persen adalah wilayah

perbukitan. Sebelah utara Desa Cikelat dibatasi oleh Desa Cicadas, sebelah

selatan dibatasi oleh Desa Cisolok, sebelah timur dibatasi oleh Desa Karang

Papak dan Cicadas, sebelah barat dibatasi oleh Desa Gunung Karamat dan

Gunung Tanjung.

Wilayah Desa Cikelat terdiri dari 6 dusun dengan 6 RW dan 38 RT.

Jumlah penduduk Desa Cikelat berdasarkan data Laporan Tahunan Desa Tahun

2008 adalah 7988 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 4020 jiwa dan

perempuan 3968 jiwa. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah

petani dan buruh tani.

Karakteristik Keluarga Umur Orangtua Umur suami berkisar antara 29 hingga 51 tahun dengan rata-rata umur

38.04 tahun. Umur istri berkisar antara 25 hingga 45 tahun dengan rata-rata

umur 32.57 tahun. Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa sebagian besar (74.47%)

suami dan hampir seluruh (97.87%) istri tergolong pada golongan dewasa awal.

Hal ini menunjukkan bahwa proporsi terbesar suami dan istri termasuk dalam

usia produktif.

Tabel 5 Sebaran contoh (%) berdasarkan umur orangtua (n=47)

No Umur (Tahun) Suami Istri % %

1 Dewasa Awal (18-40 tahun) 74.47 97.87 2 Dewasa Madya (41-60 tahun) 25.53 2.13

Total 100.00 100.00 Rata-rata±sd 38.04±5.469 32.57±4.680keterangan: Klasifikasi menurut Hurlock (1980) Besar Keluarga

Jumlah anggota keluarga contoh berkisar antara 3 sampai 11 orang

dengan rata-rata 4.70 orang. Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa lebih dari

separuh (51.06%) keluarga contoh memiliki jumlah anggota keluarga ≤ 4 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh keluarga contoh termasuk dalam

keluarga kecil.

Page 77: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

58  

 

 

Tabel 6 Sebaran contoh (%) berdasarkan besar keluarga (n=47)

No Besar Keluarga % 1 Kecil (≤4 orang) 51.06 2 Sedang (5-6 orang) 40.43 3 Besar (≥7 orang) 8.51

Total 100.00 Rata-rata±sd 4.70±1.458 Keterangan: Klasifikasi menurut BKKBN (1996) Tingkat Pendidikan Orangtua Tingkat pendidikan suami bervariasi mulai dari tidak pernah sekolah

hingga tamat dari perguruan tinggi, sedangkan tingkat pendidikan formal istri

berkisar mulai dari tamat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan tamat Sekolah

Menengah Atas (SMA). Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa persentase terbesar

tingkat pendidikan suami (51.06%) dan istri (85.11%) ialah tamat Sekolah Dasar

(SD). Persentase terkecil (2.13%) tingkat pendidikan suami adalah tamat

perguruan tinggi, sedangkan persentase terkecil (2.13%) tingkat pendidikan yang

ditempuh istri adalah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Mengacu kepada batas tingkat pendidikan dasar sembilan tahun yang

dicanangkan oleh pemerintah, maka lama pendidikan yang ditempuh oleh

sebagian besar suami dan istri (masing-masing 74.42% dan 85.11%) adalah

kurang dari 9 tahun. Hal ini berarti bahwa rata-rata pendidikan yang ditempuh

suami dan istri termasuk dalam pendidikan rendah.

Tabel 7 Sebaran contoh (%) berdasarkan tingkat pendidikan suami dan istri (n=47)

No Tingkat pendidikan Suami Istri

% % 1 Tidak sekolah 4.26 0 2 Tidak tamat SD 19.15 0 3 Tamat SD 51.06 85.11 4 Tamat SMP 14.89 12.77 5 Tamat SMA 8.51 2.13 6 Akademi/PT 2.13 0

Total 100 100

Pekerjaan Orangtua Pekerjaan suami sangat bervariasi bila dibandingkan dengan pekerjaan

istri sebelum bekerja sebagai TKW. Tabel 8 menyajikan bahwa persentase

terbesar (29.79%) pekerjaan suami bekerja sebagai nelayan. Hanya sebagian

kecil (6.38%) saja suami yang tidak memiliki pekerjaan saat penelitian

berlangsung. Sebagian besar (70.21%) suami tidak mempunyai pekerjaan

Page 78: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

59  

 

 

sampingan yang dapat memberikan tambahan pendapatan keluarga. Hanya

29.79 persen suami yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai tukang ojek,

petani, dan buruh bangunan.

Sebelum istri bekerja sebagai TKW, hampir seluruh (85.11%) istri

merupakan ibu rumah tangga. Hanya sepertujuh (14.89%) istri yang bekerja baik

sebagai pedagang atau kredit, petani, karyawan, dan pembantu rumah tangga

(Tabel 8).

Tabel 8 Sebaran contoh (%) berdasarkan pekerjaan suami dan istri sebelum menjadi TKW (n=47)

No Pekerjaan Suami (Saat

TKW) Istri (Pra

TKW) % %

1 Petani 8.51 4.26 2 Nelayan 29.79 0 3 Pedagang/Kredit 4.26 6.38 4 Pengrajin 2.13 0 5 Buruh tani 8.51 0 6 Buruh angkutan 6.38 0 7 Buruh bangunan 10.64 0 8 Wiraswasta 19.15 0 9 PNS 2.13 0 10 Swasta 0 2.13 11 Tidak bekerja/IRT 6.38 85.11 12 Lain-lain 2.13 2.13

Total 100 100 Keadaan Ekonomi Keluarga Contoh

Total Pendapatan Keluarga. Total pendapatan keluarga contoh berkisar

antara kurang dari Rp 630 000,00 sampai dengan Rp 5 000 000,00 per bulan

sebelum istri menjadi TKW, sedangkan pendapatan keluarga contoh setelah istri

menjadi TKW berkisar antara Rp 900 000,00 sampai dengan lebih dari Rp 5 670

000,00 per bulan. Persentase terbesar (61.70%) pendapatan per bulan keluarga

contoh sebelum istri menjadi TKW adalah kurang dari Rp 1 000 000,00. Namun

setelah istri menjadi TKW, terdapat peningkatan pendapatan perbulan keluarga

contoh dengan persentase terbesar (40.43%) memiliki pendapatan antara Rp 2

000 001,00 sampai dengan Rp 3 000 000,00. Dengan demikian, secara garis

besar dapat dikatakan bahwa rata-rata pendapatan per bulan keluarga sebelum

istri menjadi TKW sebesar Rp 1 138 723,00, sedangkan saat istri menjadi TKW

rata-rata pendapatan per bulan meningkat hampir tiga kali lipat menjadi Rp 3 247

670,00. Hal ini menunjukkan bahwa istri memiliki kontribusi besar dalam

Page 79: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

60  

 

 

peningkatan pendapatan per bulan keluarga, sehingga keadaan ekonomi pada

keluarga contoh setelah istri menjadi TKW lebih baik bila dibandingkan dengan

sebelum istri menjadi TKW (Tabel 9).

Tabel 9 Sebaran contoh (%) berdasarkan pendapaan keluarga per bulan (n=47)

No Pendapatan Keluarga Pra TKW Saat TKW % %

1 <1000000 61.70 2.13 2 1000000-2000000 27.66 12.77 3 2000001-3000000 6.38 40.43 4 3000001-4000000 0 21.28 5 4000001-5000000 4.26 8.51 6 5000001-6000000 0 12.77 7 >6000000 0 2.13

Total 100 100 Rata-rata±sd 1138723±1060983.172 3247670±1199758.274

Pendapatan Per Kapita Per Bulan. Pendapatan per kapita merupakan

indikator yang baik bukan saja pada tingkat kesejahteraan jasmaniah yang dapat

dicapai seseorang, tetapi juga terhadap kedudukan sosial seseorang dalam

masyarakat (Ginting & Penny 1984 diacu dalam Nuryani 2007). Pendapatan per

kapita pada penelitian ini merupakan rata-rata pendapatan per bulan dibagi

banyaknya anggota keluarga. Tabel 10 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori pendapatan perkapita per

bulan (n=47)

No Pendapatan per kapita per bulan Pra TKW Saat TKW % %

1 ≤145733 (Garis Kemiskinan) 36.17 0 2 145734 - 291467 36.17 4.26 3 291468 - 437200 10.67 8.51 4 437201 - 582933 10.67 25.53 5 582934 - 728666 0 17.02 6 728667 - 874399 2.13 10.67 7 874400 - 1020132 2.13 14.89 8 1020133-1165865 0 8.51 9 1165866-1311598 0 4.26 10 1311599-1457331 0 4.26 11 >1457331 2.13 2.13

Keterangan: Garis Kemiskinan Kabupaten Sukabumi Tahun 2007 adalah Rp 145 733 (BPS 2007)

Menurut Susenas (2007), garis kemiskinan diukur berdasarkan minimum

pendapatan per kapita per bulan. Rumah tangga Kabupaten Sukabumi dikatakan

miskin apabila kemampuan memenuhi kebutuhan dasarnya hanya mencapai Rp

Page 80: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

61  

 

 

145 733,00 per kapita per bulan. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 10),

sebelum istri menjadi TKW terdapat 36.17 persen keluarga termasuk dalam

kategori miskin. Namun saat istri menjadi TKW mengalami peningkatan tajam

yaitu seluruh keluarga contoh (100%) menjadi tidak miskin. Aset. Aset merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki keluarga berupa

kepemilikan rumah, lahan, alat transportasi (termasuk perahu atau kapal), barang

elektronik, furniture, perhiasan, perlengkapan dapur, dan ternak. Hasil penelitian

menunjukkan adanya perbedaan kepemilikan aset sebelum istri menjadi TKW

dan saat atau setelah istri menjadi TKW. Data menunjukkan bahwa kenaikan

aset terbesar berada pada kepemilikan rumah yaitu mencapai 25.54 persen saat

istri menjadi TKW. Adapun kenaikan aset terkecil ada pada penambahan

kepemilikan lahan yaitu sebesar 6.91 persen.

Hal ini secara tidak langsung menggambarkan penggunaan uang hasil

kerja TKW diprioritaskan untuk membeli aset seperti rumah, furniture, elektronik

perhiasan, transportasi, ternak, dan seterusnya hingga prioritas pembelian

terakhir yaitu lahan dan perlengkapan dapur. Meskipun perlengkapan dapur

mengalami peningkatan paling banyak namun dikatakan sebagai prioritas

pembelian terakhir dikarenakan penambahan aset peralatan dapur yang dimiliki

merupakan bantuan yang diberikan pemerintah saat program pembagian kompor

gas gratis kepada masyarakat (Lampiran 1).

Tempat Tinggal

Sebanyak 51.06 persen contoh telah memiliki rumah sendiri sebelum istri

menjadi TKW. Setelah istri menjadi TKW, terjadi peningkatan status kepemilikan

rumah sebesar 21.28 persen sehingga jumlah contoh yang memiliki rumah

sendiri menjadi 72.34 persen. Sebelum istri menjadi TKW, contoh yang memiliki

rumah lebih dari satu hanya sebesar 6.38 persen. Namun setelah istri menjadi

TKW, terjadi peningkatan kepemilikan rumah lebih dari satu menjadi 10.64

persen. Mutu lingkungan yang nyaman dan sehat dapat mencegah dari berbagai

ancaman bahaya sehingga tercapai derajat kesehatan individu dan keluarga.

Lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu lingkungan yang penting untuk

diperhatikan karena selalu berinteraksi dengan manusia. Kepadatan rumah

contoh dengan kepadatan lebih dari sama dengan 9 meter persegi per orang

Page 81: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

62  

 

 

sebelum dan sesudah istri menjadi TKW juga mengalami peningkatan yaitu dari

80.85 persen menjadi 93.62 persen.

Kondisi rumah bila dilihat dari tipe dindingnya, sebelum istri menjadi TKW

sebanyak 63.83 persen contoh memiliki dinding rumah yang terbuat dari tembok,

sedangkan setelah istri menjadi TKW terjadi peningkatan sebesar 6.17 persen

contoh. Sebagian besar contoh baik sebelum maupun setelah TKW (masing-

masing 91.49% dan 89.36%) memiliki rumah dengan tipe atap yang digunakan

terbuat dari genting. Tipe lantai berupa keramik sebelum istri menjadi TKW

digunakan oleh 55.32 persen contoh, sedangkan setelah istri menjadi TKW

meningkat menjadi 68.09 persen contoh. Hampir seluruh rumah contoh memiliki

ventilasi yang cukup sebelum dan sesudah istri menjadi TKW (masing-masing

91.49% dan 91.49%). Sebagian besar contoh memiliki kamar mandi baik

sebelum (80.85%) maupun sesudah (82.98%) istri menjadi TKW.

Sebanyak 76.60 persen contoh mengkonsumsi air minum yang

bersumber dari sumur atau mata air dan sebanyak 17.02 persen contoh

mengkonsumsi air minum yang berasal dari PAM. Secara keseluruhan sebanyak

93.62 persen keluarga contoh mengkonsumsi air minum yang bersih dan higienis

(Lampiran 2).

Frekuensi Makan pada Keluarga Berdasarkan wawancara mendalam ditemukan bahwa terdapat beberapa

anak yang mengalami penurunan frekuensi makan. Semenjak anak ditinggal ibu,

anak lebih suka jajan dibanding dengan makan di rumah. Kalaupun makan, anak

biasanya lebih senang makan mie instan. Perubahan frekuensi makan tersebut

menyebabkan anak mengalami penurunan berat badan. Bahkan terdapat satu

anak yang menderita penyakit tipus kronis akibat jarang makan nasi namun

senang sekali makan mie instan. Namun secara umum, hasil penelitian

menggambarkan bahwa empat perenam (65.96%) keluarga contoh memiliki pola

kebiasaan makan nasi dengan frekuensi tiga kali per sehari dan selebihnya

memiliki frekuensi makan nasi dua kali per hari. Adapun jenis pangan sumber

karbohidrat lain yang sering dikonsumsi oleh keluarga contoh yaitu mie dan roti.

Rata-rata konsumsi mie pada keluarga contoh yaitu tiga kali dalam seminggu,

sedangkan rata-rata konsumsi roti adalah 2.5 kali dalam seminggu.

Jenis pangan sumber protein hewani seperti ikan dikonsumsi satu kali

sampai tiga kali per hari oleh 76.60 persen keluarga contoh. Jenis protein lain

Page 82: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

63  

 

 

seperti ikan asin dikonsumsi dengan frekuensi satu hingga tiga kali per hari oleh

55.32 persen keluarga contoh, sedangkan telor dikonsumsi dengan frekuensi

satu hingga tiga kali per hari oleh 14.89 persen keluarga contoh. Untuk jenis

protein hewani lainnya seperti daging ayam dan sapi jarang sekali dikonsumsi

keluarga contoh. Jenis pangan sumber protein nabati seperti tempe dan tahu

dikonsumsi dengan frekuensi satu kali sampai tiga kali per hari masing-masing

oleh 29.79 persen dan 23.40 persen keluarga contoh.

Jenis sayuran seperti kangkung, banyam, sup, kacang, asem, dan daun

singkong merupakan jenis sayuran yang dikonsumsi oleh keluarga contoh.

Namun hanya 10.65 persen contoh yang mengkonsumsi sayuran dengan

frekuensi satu kali per hari. Jenis buah yang dikonsumsi keluarga contoh adalah

pisang, pepaya, jeruk, apel. Buah dikonsumsi dengan frekuensi satu kali sampai

tiga kali per hari oleh 10.65 persen keluarga contoh (Lampiran 3).

Peran Perempuan Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Negara Tujuan TKW. Saat penelitian ini dilakukan, dari keseluruhan

keluarga contoh terdapat 72.34 persen TKW yang masih berada di luar negeri

dan selebihnya sudah berada di rumah selama 2 minggu sampai 3 bulan

terhitung dari kurun waktu kepulangan ke Indonesia sampai penelitian ini

dilakukan. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 11, terlihat bahwa

persentase terbesar (61.70%) negara tujuan istri (TKW) adalah Arab Saudi.

Seluruh istri bekerja di sektor informal yaitu sebagai pembantu rumah tangga.

Rata-rata gaji terbesar (Rp 3 750 000,00) diterima istri (TKW) yang bekerja di

negara Hongkong, sedangkan rata-rata gaji terkecil (Rp 1 133 333,00) diterima

istri yang bekerja di negara Malaysia.

Tabel 11 Sebaran contoh (%) berdasarakan negara tujuan dan rata-rata gaji TKW (n=47)

No Negara Tujuan % Rata-rata Gaji/bulan* 1 Malaysia 6.38 1133333 2 Singapura 2.13 2000000 3 Hongkong 4.26 3750000 4 Taiwan 25.53 3358333 5 Arab Saudi 61.70 1800000

Rata-rata±sd 2242253±1036663.687*Gaji kotor

Page 83: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

64  

 

 

Lama Menjadi TKW. Lama istri (TKW) bekerja di luar negeri bervariasi

antara 7 bulan sampai dengan 10 tahun. Hampir sepertiga istri (31.91%) bekerja

sebagai TKW pada jangka waktu kurang dari sama dengan 24 bulan dan

persentase terbesar kedua (29.79%) yaitu 25 sampai 48 bulan. Rata-rata lama

kepergian istri adalah 44.81 bulan. Saat penelitian dilakukan, hampir tiga per

empat (72.34%) TKW masih berada di luar negeri dan selebihnya sudah berada

di rumah. Sebaran contoh berdasarkan lama istri menjadi TKW dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran contoh (%) berdasarkan lama istri menjadi TKW (n=47)

No Lama Bekerja % 1 ≤ 24 bulan 31.91 2 25-48 bulan 29.79 3 49-60 bulan 8.51 4 61-84 bulan 21.28 5 85-108 bulan 6.38 6 109-132 bulan 2.13

Total 100 Rata-rata±sd 44.81±28.358

Motivasi Menjadi TKW. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan

informasi bahwa terdapat beberapa motivasi yang menyebabkan istri bekerja

sebagai TKW. Motivasi TKW dapat dibedakan menjadi motivasi ekonomi dan non

ekonomi. Motivasi ekonomi antara lain untuk membayar utang keluarga, suami

menganggur, merubah status sosial ekonomi keluarga, melanjutkan anak

sekolah, dan membangun rumah, sedangkan yang termasuk motivasi non

ekonomi yaitu agar menjadi perempuan mandiri dan naik haji.

Hampir dua pertiga (63.83%) suami tidak membenarkan bahwa

kepergiaan istri sebagai TKW adalah untuk membanyar hutang, hanya 27.66

persen suami yang membenarkan hal tersebut. Motivasi menjadi TKW karena

suami tidak bekerja dianggap sebagian benar oleh 42.55 persen suami.

Sebagian besar suami yang menyebutkan alasan motivasi ini merupakan suami

yang memiliki pencahariaan sebagai nelayan. Nelayan merupakan pekerjaan

yang bisa dibilang tidak pasti karena selama kurun satu tahun, nelayan

mengalami musim panen dan musim paceklik. Saat musim paceklik inilah

nelayan seringkali tidak mendapatkan ikan yang cukup untuk dijual sehingga

mereka menganggap bahwa dengan istri bekerja sebagai TKW, istri dapat

Page 84: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

65  

 

 

membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga selama musim paceklik

berlangsung. Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar (80.85%) suami

menyebutkan kebenaran bahwa istri berangkat bekerja ke luar negeri karena

ingin merubah status sosial ekonomi keluarga. Status sosial ekonomi merupakan

hal yang dianggap penting oleh hampir seluruh keluarga contoh karena dapat

meningkatkan kesejahteraan dan prestige (harga diri) keluarga dalam kehidupan

bermasyarakat.

Sebagian besar (82.98%) suami juga membenarkan motivasi yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga. Pendapatan ekonomi

keluarga yang rendah mendorong istri untuk dapat membantu suami dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Seluruh (100%) suami menyebutkan

bahwa motivasi menjadi TKW adalah agar anak melanjutkan ke jenjang sekolah

yang lebih tinggi. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang, keluarga contoh

merasa tidak mampu membiayai anak sekolah. Biaya sekolah ini lebih dikaitkan

dengan biaya anak sekolah setiap harinya seperti uang transport dan uang jajan,

kecuali untuk anak dengan tingkat pendidikan tinggi seperti SMP dan SMA,

selain membutuhkan uang transport dan uang jajan juga membutuhkan biaya

besar untuk SPP dan uang pangkal. Letak geografis antara sekolah dan rumah

yang jauh menuntut contoh mengeluarkan biaya transportasi yang dianggap tidak

sedikit setiap harinya.

Sebagian besar (80.85%) suami membenarkan bahwa motivasi istri

menjadi TKW adalah untuk membangun rumah, baik membuat rumah baru

maupun memperbaiki kondisi rumah yang telah mereka miliki. Menurut Teori

Maslow bahwa kepemilikan perumahan merupakan kebutuhan primer bagi setiap

orang, sehingga wajar bila keluarga contoh memiliki motivasi yang kuat untuk

mewujudkan keinginan ini. Bagi suami yang menganggap motivasi ini tidak benar

karena keluarga contoh telah memilik rumah yang diagap layak untuk dihuni.

Hampir tiga perempat (72.34%) suami menganggap benar motivasi yang

berhubungan dengan istri ingin menjadi perempuan yang mandiri. Perempuan

mandiri merupakan perempuan yang tidak menggantungkan seluruh kebutuhan

hidupnya kepada suami, justru mereka mampu membantu suami dalam

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Hanya 8.51 persen suami yang

mengganggap bahwa istri mereka tidak memiliki motivasi seperti ini. Hampir tiga

perempat (72.34%) suami tidak membenarkan motivasi istri menjadi TKW karena

Page 85: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

66  

 

 

ingin naik haji. Sebanyak 21.28 persen suami yang membenarkan dan

selebihnya mengangap sebagian benar istri bekerja sebagai TKW karena

dorongan naik haji.

Tabel 13 Sebaran contoh (%) berdasarkan persepsi suami terhadap motivasi istri

menjadi TKW (n=47)

No Motivasi menjadi TKW Tidak Benar

Sebagian Benar Benar

% % % 1 Membayar hutang keluarga 63.83 8.51 27.66 2 Suami tidak bekerja 38.3 42.55 19.15 3 Merubah status sosial ekonomi keluarga 10.64 8.51 80.85 4 Memenuhi kebutuhan keluarga 12.76 4.26 82.98 5 Menjadi perempuan mandiri 8.51 19.15 72.34 6 Anak dapat melanjutkan sekolah 0 0 100 7 Membangun rumah 17.02 2.13 80.85 8 Naik haji 72.34 6.38 21.28

Permasalahan Selama Menjadi TKW. Berdasarkan hasil wawancara

mendalam yang dilakukan kepada sepuluh contoh, didapatkan informasi bahwa

terdapat beberapa masalah yang menimpa TKW selama bekerja di luar negeri.

Permasalahan pertama menimpa istri bapak Ace Sumpena. Istri Bapak Ace

Sumpena sudah dua kali putaran menjadi TKW ke Arab Saudi. Pada putaran

pertama mengalami kegagalan dan hanya lima bulan bekerja dari dua tahun

masa kontrak. Hal ini dikarenakan istri Bapak Ace mengalami masalah dengan

majikan. Majikannya sangat menyukai istri bapak Ace dan karenanya istri Bapak

Ace memutuskan untuk pulang ke Indonesia agar dapat menghindari pelecehan

seksual dari majikan (Kotak 1).

Permasalahan kedua dialami oleh istri Bapak Yayan. Permasalahan

tersebut dapat dilihat pada Kotak 2.

KOTAK 1 “Permasalahan Istri Pak Ace”

Pak Ace Sumpena merupakan nelayan yang baru saja ditinggal istrinya berangkat menjadi TKW seminggu yan lalu terhitung dari Tanggal wawancara. Sebelumnya, Pak Ace pernah ditinggal istri menjadi TKW selama 2.5 tahun atau 2 kali pemberangkatan. Pemberangkatan yang pertama tidak sukses karena TKW mengalami masalah dengan majikan. Majikan tertarik dengan TKW sehingga TKW memutuskan untuk pulang ke Indonesia untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Page 86: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

67  

 

 

Permasalahan-permasalahan lain yang kerap menimpa TKW Indonesia

adalah kekerasan verbal yang dilakukan majikan kepada TKW akibat adanya

saling tidak memahami bahasa yang digunakan majikan dan TKW. Permaslahan

ini tersedia pada Kotak 3.

Masalah-masalah banyak sekali dialami TKW, meskipun demikian baik

TKW yang belum mengalami atau sudah mengalami kekerasan/masalah masih

KOTAK 2 “Lika-Liku Perjalanan Seorang TKW”

Selama tiga kali pemberangkatan yang telah dilakukan, satu kali pemberangkatan tergolong tidak sukses dan penuh dengan rintangan. Satu kali pemberangkatan yang tidak sukses ini, istri hanya bertahan 1,5 tahun dari kontrak kerja 2 tahun di Arab Saudi. Masalah yang menimpa istri Bapak Yayan tergolong dalam masalah-masalah TKW yang kerap dilaporkan selama ini. Masalah pertama yaitu gaji yang tidak dibayarkan secara penuh. Selama 1,5 tahun masa kerjanya, istri bapak Yayan hanya menerima gaji 6 bulan saja.Masalah kedua yaitu menyangkut pada tidak adanya penghargaan majikan laki-laki yang telah melakukan percobaan pemerkosaan kepada istri Bapak Yayan. Demi menyelamatkan kehormatannya, istri Bapak Yayan melarikan diri dari rumah majikan dan berniat meminta perlindungan dan bantuan KBRI. Namun naasnya di tengah perjalanan menuju KBRI, istri Bapak Yayan bertemu dengan polisi. Pada awalnya istri Bapak Yayan mengira dengan adanya keberadaan polisi dapat mempermudah perjalanannya menuju KBRI. Namun kenyataan berkata lain, polisi justru mengira istri Bapak Yayan merupakan TKW illegal karena tidak membawa paspor atau tanda pengenal lainnya. Polisi akhirnya membawanya ke kantor polisi dan karena istri Bapak Yayan tidak memiliki bukti yang kuat akan keterangan yang diberikan maka selama 6 bulan istri Bapak Yayan harus mendekam dalam penjara. Meskipun istri Bapak Yayan telah keluar dari penjara, kasus percobaan perkosaan yang dilakukan mantan majikan tidak diusut lebih lanjut . Hal ini menggambarkan bahwa masih lemahnya perlindungan hukum pemerintah Indonesia akan keselamatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

KOTAK 3 “TKW Pemberani”

Akibat kekerasan yang dilakukan majikan, istri Bapak Harun terpaksa melarikan diri dari rumah majikan. Istri Bapak Harun tidak tahan atas perkataan dan perlakuan kasar yang dilakukan kepadanya. Petuah yang diberikan Ibu Yuyun, salah satu TKW Arab Saudi, untuk menghadapi kekerasan verbal ataupun fisik yang dilakukan majikan adalah TKW harus pandai dan lancar berbahasa Arab, karena pada dasarnya kekerasan yang dilakukan majikan kepada TKW adalah akibat komunikasi yang tidak berjalan lancar antara majikan dan TKW. Sebelum Ibu Yuyun berangkat ke Arab Saudi, Ibu Yuyun telah banyak bertanya kepada TKW yang telah berpengalaman dan mencatat kata-kata yang sering digunakan dalam percakapan antara majikan dan TKW. Selain itu, Ibu Yuyun juga belajar dan menghafalkan sendiri kosakata dan percakapan melalui buku bahasa Arab yang dibelinya.

Selain masalah kekerasan tersebut, permasalahan lain yang sering dialami TKW yang bekerja di Arab Saudi adalah jam kerja yang terlalu diforsir dan sedikit sekali waktu istirahat yang diberikan majikan terutama saat hari libur sekolah, TKW biasanya hanya bisa tidur selama 2-3 jam saja.

Page 87: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

68  

 

 

tetap berniat untuk kembali menjadi TKW. Hal ini dikarenakan para TKW selalu

memiliki harapan akan nasib baik dan bekerja pada majikan yang baik pula

(Kotak 4).

Karakteristik Anak Umur, Jenis Kelamin, dan Nomor Urut Anak

Anak yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 47 anak. Sebagian besar

(85.11%) anak termasuk dalam masa akhir kanak-kanak (9 sampai 12 tahun)

yang terdiri dari laki-laki (59.57%) dan perempuan (40.43%). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nomor urut anak berkisar dari anak pertama hingga

keempat. Sebanyak 51.06 persen anak merupakan anak urutan kesatu, 29.79

persen anak merupakan anak kedua, 17.02 persen anak merupakan anak urutan

ketiga, dan sisanya merupakan anak urutan keempat. Sebaran persentase

contoh berdasarkan umur anak dapat di lihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Sebaran contoh (%) berdasarkan umur anak (n=47)

No Usia % 1 9 -12 Tahun 85.11 2 13-15 Tahun 14.89

Total 100 Rata-rata±sd 11.02±1.452 Keterangan: Klasifikasi menurut Papalia&Old (2008)

Dukungan Sosial Dukungan sosial adalah bantuan dalam pemenuhan kebutuhan untuk

kesejahteraan. Dukungan sosial dapat memberikan kekuatan dan dapat

mengurangi kesulitan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Kualitas

dukungan sosial yang tinggi akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental

yang semakin tinggi pula (Tati 2004). Dukungan sosial yang diukur dalam

penelitian ini adalah dukungan sosial keluarga luas, tetangga, dan PJTKI.

Dukungan keluarga luas dan tetangga menggambarkan bantuan baik emosi,

KOTAK 4 “Pendapat TKW”

Walaupun banyak masalah yang menimpa TKW, TKW masih tetap memiliki keinginan untuk kembali bekerja di luar negeri. Menurut pendapat Ibu Yuyun mengapa banyak terjadi kejadian yang demikian, karena para TKW masih berberharap akan mendapatkan majikan yang baik hati.

Page 88: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

69  

 

 

instrumental maupun informasi yang diberikan kepada keluarga contoh disaat

keluarga mengalami perpisahan yang relatif lama dengan dengan TKW.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dukungan sosial yang sering

diberikan keluarga luas kepada keluarga contoh adalah bantuan dalam

mengasuh anak (63.83%) dan membantu pekerjaan rumah tangga (40.43%).

Bantuan lain berupa dukungan finansial relatif lebih kecil diterima keluarga

contoh bila dibandingkan dengan bantuan instrumental lain seperti mengasuh

anak dan membantu pekerjaan domestik (Tabel 15). Menurut Sarafino (1996)

dalam Tati (2004) bahwa dukungan instrumental yang dapat diberikan langsung

berupa bantuan finansial, bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas rumah

tangga, pinjaman barang, dan tenaga. Berdasarkan pendapat tersebut maka

contoh dalam penelitian ini sudah memperoleh dukungan instrumental cukup

baik dari familinya meskipun bantuan finansial yang diterima keluarga contoh

relatif kecil. Sebanyak 38.30 persen contoh sering merasa mendapat bantuan

informasi berupa pemberian solusi atas permasalahan yang menimpa keluarga

contoh.

Terdapat dukungan tetangga yang dirasakan tinggi oleh semua contoh

yaitu, dukungan tersebut merupakan dukungan emosi berupa rasa aman hidup

bertetangga di lingkungan tempat tinggal. Lebih dari satu pertiga (36.17%)

keluarga contoh mendapat dukungan informasi dalam hal bertukar pikiran

dengan tetangga. Tetangga yang dijadikan tempat bertukar pikiran biasanya

adalah tetangga dengan status sama yaitu suami yang ditinggal istri untuk

bekerja sebagai TKW. Dukungan tetangga yang tergolong rendah adalah dalam

hal meminjamkan uang saat keluarga membutuhkan. Hal ini diduga karena

tetangga memiliki karakteritik ekonomi yang hampir sama dengan keluarga

contoh.

PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang penyaluran jasa ke luar negeri. Tugas dan

tanggung jawab yang diemban oleh PJTKI tidak hanya sekedar

memberangkatkan TKI. Dukungan sosial yang diberikan PJTKI kepada keluarga

contoh dalam penelitian ini tercermin dari pernyataan bahwa keluarga contoh

mendapat dukungan dalam bentuk sosialisasi penempatan, pembuatan paspor,

penjelasan isi kotrak kerja, serta perlindungan dan menjamin keselamatan TKW.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga contoh telah mendapat dukungan

sosial yang cukup baik dari PJTKI (Tabel 15).

Page 89: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

70  

 

 

Tabel 15 Sebaran contoh (%) berdasarkan penerimaan dukungan sosial (n=47)

No Dukungan Sosial Tidak

pernah Kadang-kadang Sering

% % % Keluarga luas

1 Membantu pekerjaan rumah tangga 42.55 17.02 40.43 2 Membantu keuangan 38.30 38.30 23.40 3 Membantu pengasuhan 19.15 17.02 63.83 4 Memberi solusi masalah 40.43 21.28 38.30

Tetangga 1 Perasaan aman 0 0 100 2 Membantu keuangan 55.32 36.17 8.51 3 Pertolongan saat kesulitan 36.17 34.04 29.79 4 Bertukar pikiran 25.53 38.30 36.17

PJTKI 1 Sosialisasi penempatan TKW 27.66 6.38 65.96 2 Membantu pembuatan paspor 4.26 0 95.74 3 Menjelaskan isi lembar kontrak 27.66 0 72.34 4 Perlindungan dan keselamatan TKW 2.13 8.51 89.36

Tabel 16 menunjukkan sebanyak 40.43 persen keluarga contoh

mendapat dukungan sosial keluarga luas dalam kategori sedang, 34.04 persen

contoh tergolong kategori tinggi, dan selebihnya tergolong dalam kategori

rendah. Hal ini menggambarkan bahwa keluarga luas cukup peduli untuk

memberikan dukungan sosial kepada keluarga contoh.

Lebih dari setengah (51.06%) keluarga contoh memperoleh dukungan

sosial tetangga termasuk kategori sedang, hampir sepertiga (31.91%) keluarga

contoh merasa bahwa dukungan sosial yang diberikan tetangga tergolong

kategori tinggi, dan selebihnya tergolong kategori rendah. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar keluarga contoh merasa telah cukup dalam menerima

dukungan sosial dari tetangga, sehingga keluarga contoh merasa nyaman hidup

berdampingan dengan masyarakat sekitar.

Dukungan sosial PJTKI yang diberikan kepada hampir empat perlima

(74.47%) keluarga contoh tergolong kategori tinggi, kurang dari seperempat

(23.40%) keluarga contoh tergolong kategori sedang, dan selebihnya tergolong

dalam kategori rendah. Dukungan sosial dianggap tinggi oleh sebagian besar

contoh karena selama proses pendaftaran, pemberangkatan, saat bekerja, dan

pemulangan keluarga contoh tidak mengalami kesulitan atau pelecehan yang

berarti.

Tabel 16 secara umum menunjukkan bahwa lebih dari separuh (55.32%)

keluarga contoh mendapat dukungan sosial yang diterima baik dari keluarga

Page 90: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

71  

 

 

luas, tetangga, maupun PJTKI tergolong kategori sedang. Hal ini terlihat dari

dukungan sosial yang diterima keluarga TKW berupa dukungan dalam

pengasuhan anak dan membantu pekerjaan rumah tangga (dukungan sosial

keluarga luas), adanya rasa aman hidup di masyarakat dan tetangga dapat

dijadikan teman dalam bertukar pikiran (dukungan sosial tetangga), serta

membantu dalam pembuatan paspor dan melindungi keselamatan TKW

(dukungan sosial PJTKI).

Tabel 16 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategorti dukungan sosial (n=47)

No Tingkat Dukungan Sosial

Dukungan Sosial Dukungan Sosial Keluarga

Luas Tetangga PJTKI

% % % % 1 Rendah (12-19) 25.53 17.02 2.13 2.13 2 Sedang (20-27) 40.43 51.06 23.40 55.32 3 Tinggi (28-36) 34.04 31.91 74.47 42.55

Total 100 100 100 100

Fungsi Pengasuhan Anak

Pengasuh Anak Pengasuh merupakan orang yang melakukan fungsi pengasuhan dimana

orang tersebut mampu mengasuh, melindungi, dan mengarahkan anak. Sebelum

ibu menjadi TKW, pengasuhan anak dilakukan oleh ibu seorang diri, namun

terdapat sebagian kecil (6.38%) ibu mendapatkan bantuan pengasuhan dari

nenek. Hal ini berarti dukungan sosial keluarga luas dalam hal pengasuhan

sudah diterima sebagian kecil keluarga contoh bahkan sebelum ibu menjadi

TKW.

Perpisahan antara ibu dan anak dalam jangka waktu yang relatif lama,

memaksa keluarga menemukan jalan keluar mengenai siapa yang akan

menggantikan tugas pengasuhan ibu. Indonesia merupakan negara yang

memiliki masyarakat dengan tali ikatan keluarga besar yang cukup erat, sehingga

hampir setengah (48.94%) ayah melaksanakan pengasuhan bersama-sama

dengan keluarga besar seperti nenek/kakek, kakak ayah/ibu (ua), dan bibi. Lebih

dari seperempat (25.53%) pengasuhan anak hanya dilakukan oleh keluarga luas,

meskipun demikian ayah secara rutin mengunjungi anak dengan frekuensi antara

satu minggu sekali sampai satu bulan sekali. Bagi keluarga contoh yang tinggal

berjauhan dengan keluarga besar, maka memaksa ayah untuk melakukan peran

Page 91: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

72  

 

 

pengasuhan sendiri tanpa bantuan dari keluarga lain. Lebih dari seperempat

(25.53%) contoh melakukan peran pengasuhan tanpa adanya dukungan atau

bantuan dari keluarga lain (Tabel 17).

Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan kepada sepuluh

contoh, rata-rata suami mengeluh merasa berat melakukan pengasuhan anak

tanpa adanya istri. Pengasuhan akan lebih mudah dan ringan bila istri dan suami

melakukan bersama-sama. Meskipun suami mendapatkan bantuan pengasuhan

dari keluarga besar, namun suami mengaku bahwa tanggung jawab suami untuk

melakukan pengasuhan lebih berat dibanding bila istri yang mengasuh anak.

Selain itu suami mengaku bahwa istri lebih terampil dalam mengasuh anak

dibanding dengan suami.

Tabel 17 Sebaran contoh (%) berdasarkan pengasuh anak (n=47)

No Pengasuh Anak Pra TKW Pengasuh Anak Saat TKW% %

1 Ibu 91.49 Ayah 25.53 2 Ibu, bapak 2.13 Ayah,nenek/kakek 38.30

3 Ibu, nenek 6.38 Ayah, anak yang paling besar

8.51

4 Ayah, ua 2.13 5 Nenek, kakek 23.40 6 Ua, bibi 2.13

Total 100 Total 100

Pengasuhan Ibu, Pengganti Ibu dan Ayah berdasarkan yang Dirasakan Ayah (Perceived of Father) Ibu dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam pengasuhan

anak. Namun, keterpisahan ibu dengan anak menyebabkan fungsi pengasuhan

ibu harus digantikan oleh pihak lain, dalam hal ini adalah ayah atau keluarga

besar. Akibat kepergian ibu ini, keadaan menuntut peran serta tokoh pengganti

ibu yang lebih baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga tetap terjamin

pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengasuhan dalam penelitian ini diukur

berdasarkan pengasuhan dimensi kehangatan, terdiri dari pengasuhan

penerimaan (acceptance) yang ditandai dengan kasih sayang, dekapan,

kepedulian, memuji, mengusap dan pengasuhan penolakan meliputi

permusuhan, pengabaian, dan penolakan anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum ibu menjadi TKW, sebagian

besar ibu mencintai secara hangat dengan cara peduli terhadap pemenuhan

kebutuhan anak (87.23%), menciptakan suasana hangat dengan melakukan

Page 92: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

73  

 

 

humor kepada anak (72.34%), memeluk dan mengelus (65.96%), dan

mengatakan cinta kepada anak (61.70%). Pengasuhan dimensi penerimaan

yang dilakukan pengganti ibu ditunjukkan dengan cara menciptakan suasana

hangat dengan melakukan humor kepada anak (82.86%), peduli terhadap

pemenuhan kebutuhan anak (80.00%), memeluk dan mengelus (57.14%), dan

mengatakan cinta kepada anak (54.29%). Pengasuhan dimensi penerimaan

yang dilakukan ayah ditunjukkan dengan cara peduli terhadap pemenuhan

kebutuhan anak (85.11%), menciptakan suasana hangat dengan melakukan

humor kepada anak (65.96%), mengatakan cinta kepada anak (59.57%), serta

memeluk dan mengelus (57.45%) (Lampiran 4). Diantara kelima pernyataan

dalam pengasuhan penerimaan, pernyataan membantu anak mengerjakan

sesuatu yang penting seperti Pekerjaan Rumah (PR) memiliki persentase terkecil

dalam pengasuhan penerimaan yang dilakukan ibu ,pengganti ibu, dan ayah.

Tabel 18 Hasil uji beda pengasuhan dimensi penerimaan (acceptance) oleh

pengasuh

No Pengasuhan Penerimaan

Pengasuh (Rata-rata) Uji Beda (p-value)

Ibu (n=47)

Pengganti Ibu

(n=35)

Ayah (n=47)

Ibu-Pengganti

Ibu

Ibu-Ayah

Pengganti Ibu-Ayah

1 Mencintai dengan hangat pada anak (memeluk, mengelus kepala anak, dll)

2.62

2.46

2.51

.259 .390 .716

2 Membantu anak mengerjakan sesuatu yang penting (PR dari sekolah, belajar, dll)

2.26

1.74

1.87

.007** .020** .465

3 Mengatakan cinta pada anak

2.51

2.29

2.49

.192 .881 .237

4 Sangat peduli dengan anak

2.85

2.80

2.83

.580 .809 .753

5 Tertawa bersama apabila ada hal-hal yang lucu

2.68

2.46

2.62

.099 .585 .244

Total Pengasuhan Penerimaan

12.91

11.74

12.32

.273 .543 .638

*p≤0.05 **p≤0.01

Berdasarkan uji beda Independent Sampel T-test, diketahui bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pengasuhan dimensi penerimaan

yang dilakukan ibu dan pengganti ibu (p=0.273), ibu dan ayah (p=0.543), serta

Page 93: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

74  

 

 

pengganti ibu dan ayah (p=0.638). Namun bila di lihat per item pertanyaan,

terdapat perbedaan signifikan pada pengasuhan dalam membantu anak

mengerjakan sesuatu yang penting (Pekerjaan Rumah/PR) antara ibu dan

pengganti ibu (p=0.07) serta antara ibu dan ayah (p=0.020) (Tabel 18 yang

disarikan dari Lampiran 13, 14, 15).

Meskipun tidak terdapat perbedaan signifikan antara pengasuhan ibu,

pengganti ibu, dan ayah, namun secara umum pengasuhan kehangatan yang

dilakukan ibu sebelum menjadi TKW lebih baik bila dibandingan pengasuhan

yang dilakukan pengganti ibu maupun ayah. Pengasuhan ayah masih lebih baik

bila dibandingkan dengan pengasuhan pengganti ibu (Tabel 18).

Bentuk pengasuhan lain dari dimensi kehangatan yaitu pengasuhan

dimensi penolakan (rejection). Merujuk pada Rohner (1986), pengasuhan

dimensi ini mengarah pada tindakan kekerasan dan pengabaikan terhadap anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan penolakan yang sering

dilakukan ibu sebelum menjadi TKW yaitu membentak atau berteriak pada anak

saat marah dengan frekuensi kadang-kadang sampai sering (66.32%). Namun

demikian, lebih dari dua pertiga ibu memanggil anak dengan panggilan yang

baik, tidak pernah memukul anak, dan tidak pernah berbicara kasar pada anak

(Lampiran 5).

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari dua pertiga pengganti ibu tidak

pernah memanggil anak dengan panggilan jelek, memukul anak, dan

mengancam anak. Namun, hampir dua pertiga (63.16%) pengganti ibu tetap

membentak atau berteriak pada anak dengan frekuensi kadang-kadang sampai

sering. Berdasarkan pengakuan ayah, ayah jarang melakukan pengasuhan

penolakan. Hal ini digambarkan melalui ayah memanggil anak dengan panggilan

yang baik (91.49%), tidak memukul anak (76.70%), tidak berbicara kasar pada

anak (72.37%), dan tidak mengancam bila anak tidak mengikuti perintah

(61.80%) (Lampiran 5).

Hasil uji beda Independent T-test menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pengasuhan dimensi penolakan yang dilakukan ibu

dan pengganti ibu, ibu dan ayah, serta pengganti ibu dan ayah. Hal ini berarti

bahwa tidak terlalu berbeda pengasuhan dimensi penolakan yang dilakukan ibu

sebelum menjadi TKW, pengganti ibu, dan ayah. Namun bila dilihat dari item

pertanyaan, terdapat perbedaan (p<0.1) pengasuhan dimensi penolakan dalam

hal membentak atau berteriak pada anak antara pengganti ibu (rata-rata=1.89)

Page 94: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

75  

 

 

dan ayah (rata-rata=1.62) (Tabel 19 disarikan dari Lampiran 16, 17, 18). Hal ini

menunjukkan bahwa pengganti ibu lebih sering membentak atau berteriak pada

anak disbanding dengan ayah.

Tabel 19 Hasil uji beda pengasuhan penolakan oleh pengasuh

No Pengasuhan Penolakan

Pengasuh (Rata-rata) Uji Beda (p-value)

Ibu (n=47)

Pengganti Ibu

(n=35)

Ayah (n=47)

Ibu-Pengganti

Ibu

Ibu-Ayah

Pengganti Ibu-Ayah

1 Membentak atau berteriak pada anak saat marah

1.85

1.89

1.62

.837 .101 .095+

2 Mengancam apabila tidak menuruti perintah

1.57

1.51

1.51

.735 .685 .983

3 Memukul anak 1.34 1.17 1.23 .167 .325 .524 4 Berbicara kasar

dengan anak 1.34

1.46

1.30

.405 .701 .236

5 Memanggil anak dengan panggilan yang jelek

1.15

1.09

1.11

.479 .604 .805

Total Pengasuhan Penolakan

7.26

7.11

6.77

.883 .538 .692

*p≤0.05 **p≤0.01 +p≤0.1

Pengasuhan anak dari dimensi kehangatan diukur dari aspek penerimaan

dan penolakan (Rohner 1986), yang dikelompokkan dalam tiga kategori rendah,

sedang, dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar (78.72%)

pengasuhan dimensi kehangatan yang dilakukan ibu tergolong kategori tinggi.

Hasil yang sama dilakukan oleh pengganti ibu dan ayah, dimana sebagian besar

(74.43%) pengganti ibu dan sebagian besar (80.85%) ayah menerapkan

pengasuhan dimensi kehangatan dalam kategori tinggi (Tabel 20). Hal ini

menunjukkan bahwa kecenderungan pengasuhan ibu, pengganti ibu, dan ayah

adalah hangat.

Tabel 20 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori pengasuhan dimensi kehangatan

No Tingkat Dimensi Kehangatan

Pengasuhan Ibu

Pengasuhan Pengganti Ibu

Pengasuhan Ayah

% % % 1 Rendah (10-16) 0 0 0 2 Sedang (17-23) 21.28 25.53 19.15 3 Tinggi (24-30) 78.72 74.47 80.85

Total 100 100 100

Page 95: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

76  

 

 

Interaksi dalam Keluarga Komunikasi Antara Ibu dan Keluarga Komunikasi antara ibu dan keluarga yang dimaksud disini mencakup

media apa yang digunakan untuk komunikasi antara ibu dan keluarga, berapa

sering melakukan komunikasi (frekuensi komunikasi), dan berapa lama setiap

satu kali komunikasi (intensitas komunikasi). Media yang digunakan dalam

berkomunikasi penting untuk diketahui agar diketahui efisiensi dan efektifitas

penyampaian informasi.

Komunikasi merupakan hal penting atau vital yang harus dilakukan dalam

sebuah keluarga. Anggota keluarga yang mengalami keterpisahan fisik sering

mendapat hambatan dalam berkomunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi

yang semakin canggih membantu meminimalisir kesulitan dalam berkomunikasi

jarak jauh. Salah satu media komunikasi yang mudah dan sering digunakan yaitu

telepon seluler. Sebagian besar contoh mengaku bahwa komunikasi yang terjalin

antara keluarga dan ibu (TKW) banyak dilakukan melalui pengiriman pesan

singkat (sms) dan telepon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi

keluarga TKW dilakukan dua arah yaitu ibu kepada keluarga maupun keluarga

kepada ibu. Sebagian besar contoh menerangkan bahwa ibu dan keluarga

melakukan komunikasi saat hari penting seperti hari raya. Namun saat hari

peringatan kelahiran anggota keluarga, sebagian besar contoh mengaku bahwa

baik ibu maupun keluarga tidak memberikan ucapan selamat kepada anggota

keluarga yang sedang berulang tahun. Hal ini dikarenakan, sebagian besar dari

keluarga contoh tidak mengenal akan perayaan yang dilakukan saat hari

kelahiran. Bahkan sebagian besar dari contoh tidak mengingat tanggal dan bulan

kelahiran anggota keluarga lainnya (Tabel 21).

Tabel 21 Sebaran contoh (%) berdasarkan komunikasi antara ibu dan keluarga (n=47)

No Pernyataan Komunikasi Tidak

PernahKadang-kadang Sering

% % % 1 Ibu sms/telepon kepada keluarga 8.51 42.55 48.94

2 Ibu telepon saat ulang Tahun anak/suami

68.09 8.51 23.40

3 Ibu telepon saat hari besar 23.40 14.89 61.70 4 Keluarga sms/telepon kepada ibu 17.02 44.68 38.30 5 Keluarga telepon saat ulang Tahun ibu 74.47 4.26 21.28 6 Keluarga telepon saat hari besar 31.91 19.15 48.94

Page 96: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

77  

 

 

Frekuensi komunikasi adalah penyampaian informasi yang diberikan

secara teratur dalam kejadian tertentu (Petra 2008). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa persentase terbesar (44.68%) frekuensi komunikasi antara

istri dan keluarga sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu bulan. Persentase

terbesar kedua (34.04%), contoh melakukan komunikasi dengan frekuensi satu

sampai tiga kali dalam satu bulan. Adapun contoh yang lebih dari satu tahun atau

sama sekali tidak pernah melakukan komunikasi selama istri bekerja sebagai

TKW sebanyak 8.51 persen.

Komunikasi yang dibutuhkan tidak hanya penting dilakukan oleh suami

istri, namun juga penting dilakukan antara ibu dan anggota keluarga lain,

terutama anak. Hampir tiga perempat (74.47%) contoh mengungkapkan bahwa

ayah selalu melibatkan anak setiap kali ayah berkomunikasi dengan istri.

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk tetap menjaga kedekatan

antara ibu dan anak. Satu perempat (25.53%) ibu melakukan komunikasi

KOTAK 5 “Alasan tidak adanya Komunikasi antara TKW dan Keluarga”

Sebagian kecil contoh yang tidak dapat melakukan komunikasi dikarenakan adanya pembatasan komunikasi oleh majikan. Seperti yang dialami oleh salah satu TKW Malaysia yang telah pulang ke Indonesia, TKW Malaysia ini hanya satu kali bisa berkomunikasi selama dua Tahun bekerja di Malaysia. Majikan secara sengaja telah memblokir nomor telepon keluarga tanpa sepengetahuan TKW maupun keluarga, sehingga keluarga tidak dapat menghubungi TKW. Keadaan ini awalnya membuat TKW memiliki prasangka buruk terhadap keluarga, terutama suami, karena tidak pernah memberi kabar. Keluarga juga memiliki prasangka buruk terhadap TKW karena setiap keluarga menghubungi nomor yang dituju, tidak pernah tersambung.

Selain alasan tersebut, terdapat satu kasus yang menunjukkan bahwa istri tidak mau berkomunikasi lagi dengan suami. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Bapak Pian diperoleh informasi bahwa komunikasi yang terjalin antara Bapak Pian dan istrinya dahulu berjalan mulus seperti biasa. Namun semenjak istrinya berkeinginan untuk menjadi TKW dan Bapak Pian tidak mengijinkan, pertengkaran demi pertengkaran mulai muncul. Namun akhirnya Bapak Pian mengijinkan istrinya untuk berangkat menjadi TKW karena sedih bila melihat anaknya yang melihat pertengkaran antara Bapak Pian dan istri. Semenjak kepergian istri menjadi TKW inilah semua masalah yang tidak dibayangkan sebelumnya mulai muncul. Istri tanpa ada alasan yang jelas melayangkan permintaan cerai dan istri tidak mau lagi berbicara melalui telepon dengan suami. Setiap istri menelepon hanya berbicara dengan anak. Keinginan istri untuk bercerai disinyalir adanya keterlibatan pihak ke tiga, yaitu keluarga dari pihak istri yang menginginkan mereka berpisah. Hal ini diduga karena istri dan keluarga istri menganggap bahwa power istri dalam perekonomian keluarga lebih kuat, apalagi bila dibandingkan dengan suaminya yang hanya bekerja sebagai tukang ojek. Selama 2,5 tahun istri bekerja sebagai TKW, istri juga tidak pernah mengirim uang bulanan bagi suami maupun anaknya. Keinginan istri untuk bercerai membuat Bapak Pian sangat menyesali keputusannya yang telah mengijinkan istri untuk bekerja sebagai TKW.

Page 97: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

78  

 

 

langsung dengan anak tanpa perantara ayah karena anak diasuh oleh keluarga

luas.

Kuantitas komunikasi selain dilihat dari seberapa sering berkomunikasi

namun juga dilihat dari berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam sekali

berkomunikasi (intensitas komunikasi). Sebanyak 46.81 persen contoh

melakukan intensitas komunikasi kurang dari 15 menit, 29.79 persen

berkomunikasi 15 sampai 30 menit, 17.02 persen berkomunikasi lebih dari 30

menit.

Jenis pembicaraan yang dikomunikasikan antara suami dan istri biasanya

menyangkut masalah keuangan, perasaan rindu, dan masalah anak. Lebih dari

setengah contoh (55.32%) secara terbuka mengungkapkan perasaan rindu

kepada istri. Keterbukaan komunikasi dan afeksi ini merupakan salah satu

indikator adanya hubungan yang terjalin baik antara suami dan istri. Sebagian

besar contoh (85.11%) membicarakan masalah anak ketika berkomunikasi

dengan istri. Masalah anak yang dikomunikasikan biasanya mengenai kesehatan

anak, pendidikan anak, teman-teman anak dan lain sebagainya.

Lebih dari setengah contoh (61.7%) membicarakan keuangan keluarga.

Keuangan keluarga yang dibicarakan biasanya menyangkut berapa besar uang

kiriman yang telah ditransfer, digunakan untuk apa saja uang kiriman tersebut,

serta berapa besar uang yang dibutuhkan untuk pendidikan anak dan kebutuhan

sehari-hari yang harus dipenuhi. Bagi contoh yang tidak membicarakan masalah

keuangan dalam komunikasi karena suami menganggap bahwa suami masih

mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, sehingga tidak perlu

mengandalkan uang kiriman istri. Bagi keluarga yang mengalami hal tersebut

biasanya uang hasil kerja keras istri tidak ditransfer rutin setiap bulannya, namun

dibawa sekaligus saat istri pulang ke Indonesia. Uang ini umumnya digunakan

untuk menambah aset keluarga, seperti untuk membeli lahan, alat transportasi

(motor), dan merenovasi atau membangun rumah.

Interaksi Ibu dan Anak Interaksi ibu dan anak dapat dilihat dari komunikasi dan bonding yang

dilandasi oleh kasih sayang dan kehangatan. Komunikasi yang terjalin antara ibu

dan anak menunjukkan bahwa lebih dari setengah contoh (63.83%) memiliki

komunikasi cukup terbuka yang dibuktikan dengan ibu yang selalu menasehati

anak (42.55%) dan anak selalu mendengarkannya (51.06%), ibu sering bertanya

Page 98: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

79  

 

 

mengenai teman-teman anak baik di sekolah maupun di rumah (63.83%), ibu

selalu bersungguh-sungguh dan bersikap positif membantu masalah anak

(23.80%), dan ibu meluangkan waktu untuk berbicara dengan anak kapanpun

anak memerlukan (12.77%). Persentase tertinggi komunikasi ibu dan anak yaitu

dalam hal ibu sering bertanya tentang teman-teman anak baik di rumah maupun

di sekolah, sedangkan persentase terendah dalam hal ibu menanyakan mengapa

anak pulang terlambat (Lampiran 6).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bonding yang telah dilakukan antara

ibu dan anak diwujudkan dengan anak merasa sedih jika ditinggal ibu terlalu

lama seperti perpisahannya saat ini (34.04%), ibu dapat merasakan kesulitan

yang sedang dirasakan anak meskipun anak tidak menceritakannya (46.81%),

ibu mengetahui hobi anak (48.94%), ibu mengenal teman-teman anak (42.55%),

ibu bersedia mendengarkan dan memperhatikan jika anak mendapatkan

masalah (21.28%), serta berusaha membantu menyelesaikan masalah yang

terjadi pada anak (17.02%). Persentase tertinggi bonding ibu dan anak yaitu

dalam hal ibu dapat merasakan kesulitan yang sedang dirasakan anak meskipun

anak tidak menceritakannya, sedangkan persentase terendah dalam hal ibu

keterbukaan anak untuk menceritakan masalah anak kepada ibu (Lampiran 7).

Apabila interaksi (komunikasi dan bonding) dikategorikan menjadi tiga

tingkatan yakni rendah, sedang, dan tinggi, lebih dari separuh (59.57%) keluarga

TKW memiliki interaksi antara ibu dan anak yang tergolong kategori sedang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh contoh (63.83%) memiliki

pola komunikasi yang cukup baik, namun lebih dari seperempat contoh (27.66%)

berada dalam kategori komunikasi rendah. Sama halnya dengan bonding yang

terjalin antara ibu dengan anak yaitu sebanyak 59.57 persen memiliki bonding

yang cukup baik, sedangkan 29.79 persen mempunyai bonding yang rendah

(Tabel 22).

Tabel 22 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori interaksi ibu dan anak (n=47)

No Tingkat Interaksi Ibu Anak Interaksi Ibu Anak Interaksi Ibu

Anak Komunikasi Bonding % % %

1 Rendah (20-33) 27.66 27.66 29.79 2 Sedang (34-47) 63.83 59.57 59.57 3 Tinggi (48-60) 8.51 12.77 10.67

Total 100 100 100

Page 99: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

80  

 

 

Interaksi Ayah dan Anak Interaksi antara anak dan ayah menjadi hal yang sangat penting

mengingat keadaan keluarga TKW yang tidak stabil akibat kepergian ibu.

Keadaan keluarga seperti ini menuntut ayah untuk memberikan kontribusi lebih

dalam meluangkan waktu bersama anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

komunikasi yang dibangun ayah dan anak cukup terbuka. Hal ini dibuktikan

dengan ayah yang selalu menasehati anak (80.85%) dan anak yang selalu

mendengarkan nasehat ayah (80.85%), ayah selalu bersungguh-sungguh dan

bersikap positif membantu menyelesaikan masalah anak (59.57%), ayah

meluangkan waktu untuk berbicara dengan anak kapanpun anak memerlukan

(48.94%), ayah selalu memuji bila anak melakukan atau mendapatkan hal yang

baik (53.19%). Persentase tertinggi komunikasi ayah dan anak yaitu dalam hal

menasehati anak dan anak mendengarkan, sedangkan persentase terendah

dalam hal ayah menyediakan waktu untuk berbicara sesuatu yang pribadi

mengenai anak (Lampiran 8).

Bonding merupakan koneksi hubungan antara seseorang dengan orang

lain dan merupakan perekat untuk membentuk kelekatan (attachment) (Hastuti

2007). Bonding antara ayah dan anak tercermin dalam hubungan timbal balik

seperti ayah yang selalu mengetahui dan memantau kegiatan anak di luar

sekolah (59.57%), anak lebih suka meminta uang kepada ayah daripada anggota

keluarga lain (59.57%), ayah selalu membantu menyelesaikan masalah yang

terjadi pada anak (57.45%), ayah paling tahu kegemaran atau hobi anak

(55.32%), dan ayah mengenal teman-teman anak (46.81%). Persentase tertinggi

bonding ayah dan anak yaitu dalam hal anak lebih suka meminta uang tambahan

kepada ayah dibanding dengan anggota keluarga lain, sedangkan persentase

terendah dalam hal ibu keterbukaan anak untuk menceritakan masalah anak

kepada ayah (Lampiran 9).

Apabila interaksi dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu rendah,

sedang, dan tinggi, lebih dari separuh (53.19%) interaksi ayah dan anak berada

pada kategori tinggi, dengan komunikasi (59.57%) dan bonding (53.19%) berada

pada kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa ayah berusaha untuk

menggantikan proporsi komunikasi dan bonding ibu dan anak yang menurun

akibat kepergian ibu (Tabel 23).

Page 100: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

81  

 

 

Tabel 23 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori interaksi ayah dan anak (n=47)

No Tingkat Interaksi Ayah Anak Interaksi Ayah Anak Interaksi Ayah

Anak Komunikasi Bonding % % %

1 Rendah (20-33) 6.38 8.51 8.51 2 Sedang (34-47) 34.04 38.30 38.30 3 Tinggi (48-60) 59.57 53.19 53.19

Total 100 100 100 Frekuensi Komunikasi Ayah dan Anak

Frekuensi komunikasi antara ayah dan anak dapat dilihat pada Tabel 24.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (57.45%) ayah

berkomunikasi dengan anak setiap hari. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan

bahwa ayah selalu mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak

menjelang tidur (25.53%), ayah sering mempunyai kesempatan berkomunikasi

dengan anak saat dalam perjalanan (23.40%), dan ayah sering melakukan

komunikasi dengan anak saat makan malam (19.15%). Ketidaksempatan ayah

dan anak berkomunikasi biasanya saat makan siang dan saat bekerja.

Tabel 24 Sebaran contoh (%) berdasarkan frekuensi komunikasi ayah dan anak

(n=47)

No Pernyataan Frekuensi Komunikasi Anak dan Ayah

Tidak pernah Kadang-kadang Sering

% % % 1 Setiap hari anak selalu berkomunikasi dengan

bapak 4.26 38.30 57.45

2 Saya mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak saat makan pagi bersama

44.68 40.43 14.89

3 Saya mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak saat makan siang bersama

48.94 36.17 14.89

4 Saya mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak saat makan malam bersama

38.30 42.55 19.15

5 Saya mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak saat menjelang tidur

27.66 46.81 25.53

6 Saya mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak saat dalam perjalanan

31.91 44.68 23.40

7 Saya mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak saat setelah selesai beribadah

51.06 34.04 14.89

8 Saya mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan anak saat saya bekerja

76.60 14.89 8.51

Tabel 25 memperlihatkan bahwa proporsi terbanyak (44.68%) frekuensi

komunikasi antara ayah dan anak termasuk kategori sedang. Adapun proporsi

Page 101: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

82  

 

 

frekuensi komunikasi ayah dan anak kategori rendah adalah 40.43 persen, dan

selebihnya termasuk kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi

komunikasi yang dilakukan ayah dengan anak masih relatif kurang meskipun bila

dilihat dari isi dan cara komunikasi antara anak dan ayah tinggi.

Tabel 25 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori frekuensi komunikasi ayah dan anak (n=47)

No Frekuensi Komunikasi Anak dan Ayah % 1 Rendah (8-13) 40.43 2 Sedang (14-19) 44.68 3 Tinggi (20-24) 14.89

Total 100 Interaksi Suami dan Istri Interaksi suami dan istri ditinjua dari aspek komunikasi menunjukkan

bahwa hampir seluruh (95.74%) suami merasa saling menghargai diantara

pasangan. Menurut Munandar (1985), perkawinan yang harmonis akan

dirasakan jika ada saling pengertian diantara keduanya, sehingga tercipta

toleransi akan kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan, dan kebiasaan

pasangan.

Hampir tiga perempat (72.34%) suami mengaku sering membicarakan

masalah pendidikan anak, tiga perlima (63.83%) suami terbuka dalam

mengungkapkan rasa cinta diantara pasangan, tiga perlima (63.83%) suami lebih

suka berbicara kepada istri dibandingkan dengan orang lain, dan tiga perlima

(61.70%) suami saling meluangkan waktu untuk berbicara dengan pasangan

kapanpun suami dan istri memerlukan (Lampiran 10).

Dalam suatu rumah tangga, hambatan kadang memang mengganggu

ketentraman perkawinan. Akibatnya interaksi antara suami istri sedikit mengalami

goncangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga perlima (34.04%) suami

kadang mengalami konflik dalam mendisiplinkan dan mengasuh anak, hampir

setengah (44.68%) suami mengaku sering marah atau memaki istri, dan juga

sebaliknya (Lampiran 10). Berdasarkan hasil wawancara mendalam, selain

konflik tersebut, terdapat konflik yang sering terjadi selama istri menjadi TKW

yaitu adanya kecemburuan dan kecurigaan istri bahwa suami memiliki teman

wanita lain saat istri tidak ada di rumah. Berbagai konflik tersebut dapat

mempengaruhi stabilitas keluarga terutama dalam kepuasan perkawinan seperti

Page 102: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

83  

 

 

hasil penelitian yang dilakukan Fitasari (2004) dimana semakin tinggi konflik

dalam keluarga maka akan semakin menurunkan tingkat kepuasan yang dicapai

keluarga.

Interaksi suami dan istri ditinjau dari aspek bonding menunjukkan bahwa

tiga perlima (65.96%) suami merasa istri adalah kawan paling dekat yang bisa

diajak ngobrol tentang apa saja serta istri bersedia memperhatikan dan

mendengarkan jika contoh mendapat masalah. Hal ini menyebabkan apabila

suami mempunyai masalah maka akan lebih senang menceritakannya kepada

istri dibanding dengan orang lain. Saat suami mendapat masalah, maka istri

mencoba membantu menyelesaikan. Hal ini menjadi salah satu penyebab ketika

istri pergi menjadi TKW, tiga perlima (61.30%) contoh sering merasa sedih.

Selain itu, sebagian besar beban keluarga harus ditanggung contoh sendiri tanpa

bantuan dari istri seperti mencari nafkah yang tetap harus dijalankan, namun

dilain sisi contoh juga harus mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah

tangga (Lampiran 11).

Adapun bila interaksi (komunikasi dan bonding) digolongkan menjadi tiga

kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi, hasil penelitian menunjukkan bahwa

hampir tiga perempat contoh (70.21%) memiliki kategori interaksi suami istri yang

tinggi. Terdapat lebih dari tiga perlima (65.96%) suami dan istri memiliki tingkat

komunikasi yang tinggi dan selebihnya berada pada tingkat sedang. Hampir tiga

perempat (74.47%) suami dan istri memiliki kategori bonding yang tinggi,

sebanyak 17.02 persen berada pada kategori sedang, dan selebihnya berada

pada kategori rendah (Tabel 26).

Tabel 26 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori interaksi suami istri (n=47) No

Tingkat Interaksi Suami Istri

Interaksi Ibu Anak Interaksi Ibu Anak Komunikasi Bonding

% % % 1 Rendah (20-33) 0 8.51 2.13 2 Sedang (34-46) 34.04 17.02 27.66 3 Tinggi (47-70) 65.96 74.47 70.21

Total 100 100 100

Berdasarkan uji beda Independent Simple T-test menunjukkan adanya

perbedaan signifikan antara interaksi ibu dan anak (rata-rata=1.877) dengan

interaksi ayah dan anak (rata-rata=2.339). Begitu juga dengan komunikasi dan

bonding dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara komunikasi ibu dan anak (rata-rata=1.817) dengan komunikasi

Page 103: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

84  

 

 

ayah dan anak (rata-rata=2.347) (p<0.01) dan antara bonding ibu dan anak (rata-

rata=1.934) dengan bonding ayah dan anak (rata-rata=2.328) (p<0.01). Hal ini

menunjukkan bahwa interaksi, komunikasi, dan bonding antara ayah dan anak

lebih baik jika dibandingkan dengan interaksi, komunikasi, dan bonding antara

ibu dan anak saat ibu menjadi TKW.

Tabel 27 Hasil uji beda interaksi anggota keluarga

No Interaksi Orangtua dan Anak (pasca TKW)

Interaksi (rata-rata) Uji Beda (p-value)

Ibu-anak Ayah-anak

Ibu-anak dengan

Ayah-anak 1 Komunikasi 1.817 2.347 0.002** 2 Bonding 1.934 2.328 0.001** 3 Interaksi (komunikasi+bonding) 1.877 2.339 0.000**

Kualitas Perkawinan Kebahagiaan Perkawinan Kebahagiaan perkawinan dalam penelitian ini bersifat subjektif dan

individual. Kebahagiaan perkawinan yang diukur dalam penelitian ini meliputi

aspek komunikasi dengan pasangan, komunikasi dengan keluarga pasangan,

kepribadian pasangan, afeksi dengan pasangan, dan komitmen perkawinan.

Komunikasi merupakan aspek penting dalam menjalin hubungan dalam

keluarga. Komunikasi merupakan kontributor penting dalam terciptanya

kebahagiaan perkawinan. Sebanyak 74.47 persen suami mengaku merasa

bahagia dengan komunikasi yang terjalin antara suami dan pasangan. Hal ini

menunjukkan meskipun mereka berkomunikasi menggunakan media telepon

namun tidak menjadikan mereka kesulitan dalam mengartikan komunikasi

diantara pasangan.

Sebanyak 70.21 persen suami menganggap sering merasakan

kemudahan dalam berkomunikasi dengan keluarga pasangan. Hal ini berarti

bahwa hubungan antara suami dan keluarga pasangan terjalin dengan cukup

baik. Bahkan sebagian besar dari suami mendapatkan bantuan dari keluarga

pasangan dalam pengasuhan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Landis dan

Landis (1955) yang menyatakan bahwa jika hubungan mertua ipar baik maka

perkawinan juga cenderung akan baik.

Page 104: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

85  

 

 

Kebahagiaan ditinjau dari aspek kepribadian istri berupa perilaku istri,

hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh (59.57%) suami sering

merasa tidak ada perilaku istri yang tidak disukai. Hal ini berarti kepribadian istri

tidak berpotensi menggangu kebahagiaan perkawinan bagi separuh keluarga

TKW. Namun hal ini juga merupakan hal yang harus diwaspadai karena lebih

dari sepertiga contoh menganggap bahwa kepribadian istri contoh kadang

bahkan sering tidak dapat diterima contoh. Hal ini menggambarkan bahwa

pasangan kurang dapat mengalah dan menyesuaikan diri dengan pasangannya.

Landis dan Landis (1955) menyatakan bahwa perkawinan bisa dikatakan

bahagia dikarenakan pasangan dapat menerima tugas dalam menyesuaikan

cara pandang masing-masing pasangan.

Penghargaan akan kemampuan dan hasil karya juga dianggap penting

dalam mewujudkan kebahagiaan perkawinan. Lebih dari sepertiga (38.30%)

suami mengatakan istri selalu memuji atas kemampuannya sebagai suami dan

kurang dari setengah suami yang mengaku istrinya hanya kadang-kadang saja

memuji suami. Diantara semua item pertanyaan kebahagiaan perkawinan, item

pertanyaan ini yang memiliki persentase terendah. Hal ini menggambarkan

kebiasaan memuji yang tidak terlalu membudaya dikalangan contoh. Di sisi lain

Landis dan Landis (1955) berpendapat bahwa keluarga yang bahagia adalah

keluarga yang anggota keluarganya memperlihatkan afeksi dan empati untuk

anggota keluarga lain. Begitu pula yang diungkapkan Munandar (1985) bahwa

penting untuk suatu perkawinan yang harmonis, dimana kedua belah pihak

pasangan merasakan kebahagiaan dan kepuasan, ialah jika ada saling

penghargaan atas prestasi, minat, individualitas antara keduanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh contoh (89.36%)

mengaku saling menjaga komitmen perkawinan. Menurut Olson (1986) dalam

Nurani (2004), keluarga bahagia adalah keluarga dengan pasangan yang

menikah dengan anggotanya yang melaksanakan komitmen bersama dan saling

mendukung.

Kepuasan Perkawinan Kepuasan perkawinan dalam penelitian ini diukur melalui aspek ekonomi,

komunikasi, afeksi, kepribadian/perilaku, dan komitmen perkawinan. Hanya

seperdelapan (12.77%) suami sering merasakan kepuasan dari keuangan yang

dimiliki keluarga, sisanya kadang-kadang puas (51.06%) dan tidak puas

Page 105: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

86  

 

 

(36.17%). Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun pendapatan keluarga rata-rata

telah meningkat hampir tiga kali lipat setelah istri yang menjadi TKW, hal ini tidak

menjamin akan kepuasan dalam aspek ekonomi. Berdasarkan pengamatan, hal

tersebut disebabkan pendapatan yang diperoleh istri sebagian besar tidak

dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun digunakan

menambah aset keluarga seperti untuk membangun atau memperbaiki rumah,

membeli motor, membeli sawah atau lahan dan lain-lain.

Tabel 28 Sebaran contoh (%) berdasarkan kualitas perkawinan (n=47)

No Pernyataan Kualitas Perkawinan Tidak pernah

Kadang-kadang Sering

% % % Kebahagiaan Perkawinan 1 Saya bahagia jika sering/maksimal

komunikasi dengan istri saya 14.89 10.67 74.47

2 Saya mudah berkomunikasi dengan keluarga istri saya

10.67 19.15 70.21

3 Ada perilaku istri yang tidak disukai* 6.38 34.04 59.57 4 Istri saya selalu memuji atas

kemampuan saya sebagai suami 19.15 42.55 38.30

5 Saya dan istri selalu menjaga komitmen perkawinan

4.26 6.38 89.36

Kepuasan Perkawinan 1 Puas dengan keuangan keluarga yang

dimiliki sekarang 36.17 51.06 12.77

2 Puas dengan komunikasi yang terjalin diantara saya dan istri saat ini

14.89 17.02 68.09

3 Puas karena istri saya mencintai saya sampai saat ini

4.26 12.77 82.98

4 Puas karena istri saya selalu memperlakukan saya seperti yang diinginkan

12.77 21.28 65.96

5 Puas karena istri saya dan saya saling setia

4.26 12.77 82.98

Lebih dari setengah (68.09%) suami sering merasakan kepuasan akan

kemudahan dalam berkomunikasi dengan istri, hanya sepertujuh (14.89%) suami

yang tidak pernah merasakan kemudahan berkomunikasi dengan istri. Suami

yang tidak merasa puas berkomunikasi dengan istri banyak disebabkan adanya

kecurigaan diantara pasangan dan ikut campur keluarga besar terhadap masalah

rumah tangga keluarga.

Kepuasan perkawinan yang dilihat dari aspek cinta, hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar (82.98%) suami merasa puas karena suami

merasa dicintai pasangannya sampai saat ini. Dua pertiga (65.96%) suami

Page 106: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

87  

 

 

merasa puas karena diperlakuan oleh istri sesuai dengan keinginan. Sebagian

besar (82.98%) suami merasa puas karena suami dan istri saling setia (Tabel

28). Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Sadarjoen (2009) bahwa salah satu

ciri perkawinan yang sukses yaitu perkawinan yang penuh dengan komitmen

yang terjaga, kejujuran, kesetiaan, dan kepercayaan.

Berdasarkan wawancara mendalam, diperoleh informasi bahwa seluruh

suami (10 orang) mengalami ketidakpuasan karena tidak mampu menyalurkan

hasrat seksualnya kepada istri selama istri bekerja menjadi TKW. Sebagian

suami biasanya menahan hasrat seksualnya dengan berpuasa dan

mendekatkan diri kepada Tuhan, misalnya dengan mendatangi guru spiritual

untuk mendapatkan kajian-kajian agama.

Meskipun sebagian besar (82.98%) suami menyatakan merasa puas

karena suami dan istri saling setia, namun berdasarkan wawancara mendalam

terdapat lima suami yang mengaku suami pernah memiliki teman wanita (PSK)

untuk melampiaskan hasrat seksualnya (Kotak 5). Bahkan terdapat satu suami

yang menyatakan bahwa hampir 90 persen suami-suami yang ditinggal istri

menjadi TKW sering melampiaskan stres kepada hal-hal seperti bermain

perempuan, berjudi, dan minum-minuman keras.

Kualitas perkawinan diukur dari aspek kebahagiaan perkawinan dan

kepuasan perkawinan yang dirasakan oleh keluarga contoh. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebanyak 65.96 persen suami merasakan kebahagiaan

perkawinan yang tergolong kategori tinggi, 27.66 persen tergolong kategori

sedang, dan selebihnya tergolong kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian

untuk variabel kepuasan perkawinan, 65.69 persen keluarga contoh memiliki

kepuasan perkawinan kategori tinggi, sebanyak 29.79 persen tergolong kategori

KOTAK 6 “Komitmen Perkawinan yang Terabaikan Akibat Kepergian Istri sebagai TKW”

Frekuensi komunikasi yang berkurang semenjak ibu pergi menjadi TKW

serta kebutuhan akan afeksi yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan biologisnya, menyebabkan suami mengaku mempunyai teman wanita lain untuk menyalurkan hasrat seksualnya. Teman wanitanya ini adalah seorang PSK yang sering ditemuinya di Pelabuhan Ratu. Hubungannya dengan PSK bisa dibilang tidak terikat, karena PSK tidak menuntut hubungan yang lebih asalkan sudah menerima bayaran yang dianggapnya pantas*. Pak Adang mengaku lebih merasakan kebahagiaan dan kepuasan perkawinan sebelum istri menjadi TKW dibandingkan saat istri menjadi TKW. Pak Adang merasa kesepian terutama saat hasrat seksualnya muncul*.

Page 107: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

88  

 

 

sedang, dan selebihnya tergolong kategori rendah. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebanyak 78.72 persen keluarga contoh memiliki kualitas perkawinan

yang dikategorikan tinggi, 17.02 persen kategori sedang dan selebihnya kategori

rendah (Tabel 29). Sebaran persentase kualitas perkawinan, kebahagiaan

perkawinan, dan kepuasan perkawinan yang cenderung sama menunjukkan

bahwa kebahagiaan perkawinan dan kepuasan perkawinan merupakan

kontributor terhadap kualitas perkawinan.

Tabel 29 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori kualitas perkawinan (n=47)

No Tingkat Kualitas Perkawinan

Kualitas Perkawinan Kualitas Perkawinan Kebahagiaan Kepuasan

% % % 1 Rendah (10-16) 6.38 4.26 4.26 2 Sedang (17-23) 27.66 29.79 17.02 3 Tinggi (27-30) 65.96 65.96 78.72

Total 100 100 100

Namun hasil penelitian menunjukkan demikian, berdasarkan wawancara

mendalam didapatkan informasi bahwa sebagian besar contoh merasa lebih

bahagia dan puas dalam perkawinan sebelum istri menjadi TKW bila disbanding

saat istri menjadi TKW. Kebersamaan dan afeksi dalam keluarga yang hilang,

beban peran ganda, serta kebutuhan biologis yang tidak dapat terpenuhi

merupakan penyebab berkurangnya kebahagiaan dan kepuasan perkawinan

keluarga contoh.

Kondisi Anak Keterampilan Sosial

Sunarti (2004) menyatakan bahwa keterampilan sosial berkaitan dengan

kemampuan anak bergaul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

(85.11%) anak selalu mengucapkan salam atau permisi ketika lewat dihadapan

orang lain. Terdapat tiga perempat (74.47%) anak sering mudah bergaul dengan

teman. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak TKW memiliki

keterampilan sosial yang baik dalam bergaul dengan sesama teman sebaya

maupun dengan orang yang lebih dewasa.

Tabel 30 menunjukkan bahwa hampir tujuh puluh persen (68.09%) anak

selalu meminta maaf jika melakukan kesalahan. Hal ini menunjukkan bahwa

anak TKW telah memiliki emotional responsivenes yang cukup baik. Terdapat

Page 108: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

89  

 

 

tiga perlima (61.70%) anak yang suka meminjamkan alat tulis kepada temannya

yang tidak membawa, artinya bahwa anak telah memiliki rasa empati terhadap

orang lain.

Tabel 30 Sebaran contoh (%) berdasarkan keterampilan sosial anak (n=47)

No Pernyataan Keterampilan Sosial Anak Tidak

Pernah Kadang-kadang Sering

% % % 1 Saya takut bila berhadapan atau berbicara

dengan orang dewasa* 14.89 40.43 44.68

2 Saya senang berada di lingkungan baru 36.17 21.28 42.55 3 Saya mengucapkan salam/permisi ketika lewat

di hadapan orang lain 0 14.89 85.11

4 Saya suka meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak membawa/ tidak punya.

6.38 31.91 61.70

5 Saya mudah bergaul dengan teman 10.67 14.89 74.47 6 Saya adalah orang yang suka minta maaf 10.67 21.28 68.09 7 Bila teman saya sedang sedih, saya

menanyakannya 6.28 44.28 48.94

Tabel 31 menunjukkan bahwa terdapat 63.83 persen anak memiliki

keterampilan sosial tergolong kategori tinggi, dan selebihnya termasuk dalam

keterampilan sosial kategori sedang. Megawangi (1999); Brooks (2001)

menyatakan bahwa bekal paling penting bagi anak adalah kematangan emosi-

sosialnya, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi

segala macam tantangan termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis

sebagaimana juga dalam kehidupan sosialnya.

Tabel 31 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori keterampilan sosial anak (n=47)

No Keterampilan Sosial Anak % 1 Rendah (7-11) 0 2 Sedang (12-16) 36.17 3 Tinggi (17-21) 63.83

Total 100 Stres Anak

Stres merupakan tuntutan perasaan terhadap perubahan lingkungan yang

terjadi tiba-tiba (Melson 1980). Kepergian ibu sebagai pengasuh utama

merupakan perubahan di lingkungan keluarga TKW dan dapat menimbulkan

stres bagi anak. Hal ini dikarenakan anak pada usia sekolah masih

membutuhkan sosok ibu untuk memenuhi kebutuhan anak, baik fisik maupun

Page 109: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

90  

 

 

emosional. Anak yang berusia preadolance mungkin tidak membutuhkan banyak

sentuhan fisik seperti pelukan atau ciuman dari ibu, namun pada kenyataannya

keberadaan ibu menjadi sangat penting bagi anak. Keadaan ini digambarkan

melalui hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat sepertiga (34.04%)

anak memiliki tingkat stres tinggi, lebih dari seperempat (27.66%) anak memiliki

tingkat stres sedang, dan selebihnya memiliki tingkat stres rendah.

Stres yang terjadi pada anak lebih banyak terjadi pada kondisi perasaan

(emosi) dibanding pada kondisi perilaku, pikiran, dan fisik. Sebanyak 40.43

persen anak sering mengalami kekecewaan (frustasi), 38.30 persen anak sering

merasa cepat marah, dan 34.04 persen anak sering mengalami kecemasan.

Persentase terbesar stres pada kondisi perilaku yaitu anak sering mengalami

perubahan pola tidur (sulit tidur) (34.04%), stres pada kondisi pikiran yaitu anak

akhir-akhir ini sering merasa tidak kreatif dalam memecahkan masalah (36.17%),

stres pada kondisi fisik yaitu anak akhir-akhir ini sering merasa sakit-sakit badan

(Lampiran 12).

Tabel 32 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori stres anak Stres Anak % Rendah (16-26) 38.30 Sedang (27-37) 27.66 Tinggi (38-48) 34.04 Total 100

Prestasi Akademik Jumlah contoh yang diambil dalam penelitian prestasi ini adalah 45 dari

47 contoh keseluruhan, hal ini dikarenakan dua rapor anak hilang. Data diambil

dalam penelitian ini sebanyak empat semester. Prestasi akademik anak dapat

diukur melalui skor prestasi dari berbagai mata pelajaran. Penelitian ini

menggunakan skor prestasi dari enam mata pelajaran utama yaitu Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu

Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Tabel 33 menyajikan bahwa

skor prestasi akademik contoh berkisar antara 43 hingga 92, dengan rata-rata

66.70. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi akademik contoh

termasuk cukup baik, namun ada beberapa contoh yang tergolong rendah.

Bahkan terdapat empat anak yang pernah tinggal kelas.

Page 110: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

91  

 

 

Tabel 33 Sebaran contoh berdasarkan prestasi akademik anak (n=45) No Mata Pelajaran Nilai

Rata-rata±sd (min;maks) Semester 1

1 Pendidikan Agama 68.93 ± 7.874 (50;85) 2 Pendidikan Kewarganegaraan 66.78 ± 8.799 (50;90) 3 Bahasa Indonesia 67.65 ± 9.307 (50;90) 4 Matematika 64.65 ± 11.735 (50;90) 5 Ilmu Pengetahuan Alam 64.32 ± 9.593 (50;90) 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 64.48 ± 7.801 (50;85) Semester 2

1 Pendidikan Agama 69.87 ± 7.196 (60;85) 2 Pendidikan Kewarganegaraan 67.76 ± 9.409 (43;90) 3 Bahasa Indonesia 68.29 ± 9.370 (49;90) 4 Matematika 66.35 ± 10.236 (50;90) 5 Ilmu Pengetahuan Alam 66.69 ± 8.350 (50;85) 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 66.88 ± 8.594 (50;90) Semester 3

1 Pendidikan Agama 67.91 ± 8.506 (50;90) 2 Pendidikan Kewarganegaraan 67.20 ± 9.469 (50;90) 3 Bahasa Indonesia 66.73 ± 6.585 (60;85) 4 Matematika 63.38 ± 9.176 (50;90) 5 Ilmu Pengetahuan Alam 66.04 ± 7.365 (51;85) 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 63.78 ± 8.133 (44;85) Semester 4

1 Pendidikan Agama 71.48 ± 7.241 (60;90) 2 Pendidikan Kewarganegaraan 69.05 ± 8.422 (60;92) 3 Bahasa Indonesia 68.16 ± 7.689 (50;85) 4 Matematika 65.19 ± 9.382 (50;92) 5 Ilmu Pengetahuan Alam 64.49 ± 9.317 (50;90) 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 64.83 ± 7.670 (50;80)

Prestasi akademik anak dikategorikan kurang, cukup, baik, dan sangat

baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar anak termasuk

dalam kategori cukup dalam semua mata pelajaran yang diteliti, yakni mata

pelajaran Pendidikan Agama (68.9%), Pendidikan Kewarganegaraan (57.8%),

Bahasa Indonesia (55.6%), Matematika (42.2%), IPA (51.1%), dan IPS (51.1%)

(Tabel 34). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak contoh memiliki

prestasi akademik yang tidak terlalu memuaskan. Kurangnya bimbingan belajar

dan perhatian akan kegiatan belajar anak dari orangtua maupun keluarga besar

lainnya diduga sebagai penyebabnya. Berdasarkan data yang diperoleh dalam

variabel pengasuhan, dukungan orangtua dan pengganti ibu untuk membantu

pekerjaan rumah anak merupakan item pernyataan yang memiliki persentase

terkecil bila dibanding dengan lainnya, sehingga kurangnya bimbingan belajar

dari ibu, pengganti ibu, maupun ayah menyebabkan prestasi anak tidak terlalu

memuaskan.

Page 111: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

92  

 

 

Tabel 34 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori prestasi akademik anak (n=45)

No Mata Pelajaran

Tingkat Prestasi Akademik

Kurang (50-60)

Cukup (61-70)

Baik (71-80)

Sangat baik

(81-90) % % % %

1 Pendidikan Agama 2.2 68.9 20.0 8.9 2 Pendidikan Kewarganegaraan 13.3 57.8 20.0 8.9 3 Bahasa Indonesia 15.6 55.6 24.4 4.4 4 Matematika 35.6 42.2 13.3 8.9 5 IPA 26.7 51.1 17.8 4.4 6 IPS 26.7 51.1 20.0 2.2

Hubungan Antara Variabel-Variabel Penelitian

Hubungan Dukungan Sosial dengan Karakteristik Keluarga

Hubungan antara karakteristik keluarga dan anak dengan dukungan

sosial dapat dilihat pada Tabel 35. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan

bahwa terdapat hubungan nyata dan positif antara pendidikan ayah (r=0.326,

p<0.05) dan pendidikan ibu (r=0.522, p<0.01) dengan dukungan sosial keluarga

besar. Hal ini menunjukkan apabila semakin tinggi pendidikan ayah dan

pendidikan ibu, maka semakin tinggi dukungan sosial keluarga besar yang

diterima keluarga contoh. Hal sama menunjukkan bahwa terdapat hubungan

nyata dan positif antara pendidikan ayah (r=0.298, p<0.05) dan pendidikan ibu

(r=0.446, p<0.01) dengan dukungan sosial total. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Hurlock (1980) yang menyebutkan bahwa seseorang yang

mempunyai status sosial ekonomi yang baik akan lebih mampu berperan dalam

kegiatan sosial dan lebih banyak memiliki teman akrab. Dengan demikian,

seseorang yang memiliki status pendidikan yang baik akan mendapatkan

dukungan sosial dari lingkungan sekitar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.374, p<0.05) antara pendapatan keluarga saat istri menjadi TKW dengan

dukungan sosial PJTKI. Semakin besar pendapatan yang diperoleh keluarga

contoh maka semakin besar dukungan sosial yang diberikan PJTKI. Dukungan

sosial yang diberikan PJTKI kepada istri dan keluarga antara lain memberikan

sosialisasi/penyuluhan program penempatan TKW ke luar negeri, membantu

mengurus pembuatan paspor ke kantor imigrasi yang ditunjuk Dinas Kabupaten,

Page 112: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

93  

 

 

menerangkan isi kontrak pekerjaan, dan menjamin perlindungan dan

keselamatan TKW di luar negeri.

Hasi uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan nyata dan

negatif (r=-0.338, p<0.05) antara nomor urutan anak dengan dukungan sosial

keluarga besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi urutan anak

maka semakin rendah dukungan sosial keluarga besar. Hubungan nyata dan

positif (r=0.324, p<0.01) terdapat pada umur anak dengan dukungan sosial

keluarga besar. Hal ini berarti semakin tua umur anak maka dukungan sosial

keluarga besar kepada keluarga contoh semakin besar. Hal ini diduga karena

anak yang umurnya lebih tua dianggap lebih mudah dalam merawatnya karena

sudah bisa melakukan kegiatan sendiri, sehingga tidak perlu pengawasan lebih

besar. Dengan demikian keluarga besar merasa lebih menerima merawat anak

dengan usia lebih tua dibanding dengan anak yang masih kecil (Tabel 35).

Tabel 35 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dan dukungan sosial

No Variabel Dukungan keluarga besar

Dukungan tetangga

Dukungan PJTKI

Dukungan sosial (total)

1 Pendidikan ayah .326* .028 .176 .298* 2 Pendidikan ibu .522** .156 .083 .446** 3 Pendapatan saat

TKW .256 -.078 .374* .309*

4 Urutan anak -.338* -.159 .154 -.196 5 Umur anak .324* -.223 -.032 .091

*p<0.05 **p<0.01 Hubungan antara Pengasuhan Anak dengan Karakteristik Keluarga dan Dukungan Sosial

Hubungan antara Karakteristik Keluarga dengan Pengasuhan Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan

negatif (r=-0.310, p<0.01) antara aset saat ibu menjadi TKW dengan pengasuhan

dimensi penerimaan ibu. Apabila dilihat dari data penelitian, semakin rendah

pengasuhan dimensi penerimaan ibu sebelum menjadi TKW maka semakin lama

ibu menjadi TKW, sehingga semakin besar aset yang dimiliki keluarga saat ibu

menjadi TKW. Fenomena ini menggambarkan bahwa ibu yang memiliki

pengasuhan dimensi penerimaan yang rendah akan lebih tega untuk

meninggalkan anak dalam jangka waktu yang lebih lama.

Page 113: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

94  

 

 

Terdapat hubungan nyata dan negatif (r=-0.310, p<0.01) antara urutan

anak dengan pengasuhan dimensi penerimaan ibu sebelum menjadi TKW. Hal

ini berarti semakin tinggi urutan kelahiran anak maka semakin rendah

pengasuhan dimensi penerimaan yang diterapkan ibu. Menurut Hurlock (1980)

penerimaan terhadap anak pertama lebih baik dibanding dengan urutan anak

selanjutnya, hal ini ditunjukkan dari lebih banyaknya kesempatan dan perolehan

perlakuan khusus anak pertama dibanding adik-adiknya sehingga menghasilkan

anak yang lebih sehat dan lebih berprestasi.

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan

nyata dan positif (r=0.471, p<0.01) antara pendidikan ibu dengan pengasuhan

dimensi penerimaan pengganti ibu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama

ibu duduk di bangku pendidikan maka semakin besar pengasuhan dimensi

penerimaan pengganti ibu. Ibu yang memiliki pendidikan tinggi memiliki

keterampilan dalam berinteraksi sosial (Brooks 2001), sehingga dapat

mempengaruhi pengasuh pengganti ibu untuk berbuat seperti yang ibu lakukan.

Tabel 36 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan pengasuhan No Variabel A1 R1 P1 A2 R2 P2 A3 R3 P3 1 Pendidikan

ayah -.116 .069 -.109 .004 -.049 .020 -.111 .116 -.148

2 Pendidikan ibu

.198 .052 .034 .471** -.072 .275 .100 -.111 .135

3 Pendapatan saat TKW

-.191 .009 -.129 .020 -.071 .026 -.166 -.101 -.006

4 Aset saat TKW

-.310* .142 -.265 -.167 -.090 -.051 -.263 .002 -.205

5 Urutan anak

-.310* .039 -.162 -.121 .217 -.183 -.102 .144 -.172

6 Umur anak -.063 -.033 -.059 .225 -.049 .191 -.116 -.170 .004 *p≤0.05 **p≤0.01 Keterangan: A1= Pengasuhan acceptace ibu (skor) R1= Pengasuhan rejection ibu (skor) P1= Pengasuhan ibu (total) (skor) A2= Pengasuhan acceptance pengganti ibu (skor) R2= Pengasuhan rejection pengganti ibu (skor) P2= Pengasuhan pengganti ibu (total) (skor) A3=Pengasuhan acceptace ayah (skor) R3= Pengasuhan rejection ayah (skor) P3= Pengasuhan ayah (total) (skor)

Page 114: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

95  

 

 

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Pengasuhan Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan

positif (r=0.304, p<0.05) antara dukungan sosial keluarga besar dengan

pengasuhan dimensi penerimaan ibu, sehingga apabila semakin tinggi

pengasuhan dimensi penerimaan ibu sebelum menjadi TKW maka semakin

tinggi dukungan sosial keluarga besar. Dukungan sosial keluarga besar

berhubungan nyata dan positif (r=0.397, p<0.05) dengan pengasuhan dimensi

kehangatan pengganti ibu, artinya bahwa apabila dukungan sosial keluarga

besar meningkat maka pengasuhan dimensi kehangatan pengganti ibu akan

meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.345, p<0.05) antara dukungan sosial tetangga terhadap pengasuhan

dimensi penerimaan ayah, artinya bahwa semakin tinggi dukungan sosial

tetangga maka semakin tinggi pengasuhan penerimaan ayah. Dukungan sosial

tetangga ialah kehidupan bermasyarakat yang memberikan rasa aman,

kesediaan meminjamkan uang atau barang ketika keluarga dalam kesulitan,

pertolongan yang datang ketika keluarga dalam kesulitan, serta berbagi dan

bertukar pikiran ketika ada masalah. Dukungan-dukungan tersebut dirasa dapat

memberikan kenyamanan, menurunkan stres, dan mengurangi perasaan negatif

sehingga berdampak pada penerapan pengasuhan yang menerima anak dengan

hangat (Brooks 2001).

Tabel 37 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial dengan pengasuhan anak Variabel A1 R1 P1 A2 R2 P2 A3 R3 P3 Dukungan keluarga besar

.304* -.118 .204 .535** -.169 .397* .144 -.274 .266

Dukungan tetangga

.345* .251 .022 .128 .206 .062 .346* .285 .077

Dukungan PJTKI

-.109 .295* -.313*

-.044 .039 .094 -.163 .093 -.227

Dukungan sosial (total)

.368* .212 .005 .441** .032 .211 .211 .000 .113

*p≤0.05 **p≤0.01 Keterangan: A1= Pengasuhan acceptace ibu R1= Pengasuhan rejection ibu P1= Pengasuhan ibu (total) A2= Pengasuhan acceptance pengganti ibu R2= Pengasuhan rejection pengganti ibu P2= Pengasuhan pengganti ibu (total)

Page 115: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

96  

 

 

A3=Pengasuhan acceptace ayah R3= Pengasuhan rejection ayah P3= Pengasuhan ayah (total)

Secara garis besar dapat diketahui bahwa semakin tinggi nomor urutan

anak maka semakin ibu tidak menerapkan pengasuhan penerimaan. Variabel

yang mampu mendukung pengasuhan penerimaan ayah adalah dukungan sosial

tetangga, sedangkan yang mendukung pengasuhan penerimaan pengganti ibu

adalah dukungan sosial keluarga besar. Hal ini berarti bahwa selain keluarga

dekat, komunitas/masyarakat dapat menentukan pengasuhan seorang

pengasuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Brooks (2001) yang menyatakan

bahwa komunitas/masyarakat mempengaruhi pengasuhan yang terdiri dari faktor

keamanan yang diberikan tetangga dan jumlah dukungan sosial yang diberikan.

Hubungan antara Interaksi Keluarga dengan Karakteristik Keluarga, Dukungan Sosial, dan Pengasuhan

Hubungan antara Karakteristik Keluarga dan Anak dengan Interaksi Keluarga

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan

nyata dan positif (r=0.298, p<0.05) antara aset pasca TKW dengan interaksi ibu

dan anak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar aset yang dimiliki keluarga

saat TKW maka semakin tinggi interaksi ibu dan anak.

Tabel 38 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan interaksi keluarga

No Variabel K1 B1 I1 K2 B2 I2 FK K3 B3 I3 1 Pendapatan

pra TKW .288 .400** .331* .094 .037 .058 -.089 -.023 .065 -.007

2 Aset pasca TKW

.190 .335* .298* -.183 -.073 -.144 -.159 -.032 .113 .064

3 Lama TKW -.180 .007 -.126 -.187 .001 -.141 -.237 -.223 -.284 -.296*

4 Jenis kelamin

-.197 -.238 -.233 -.012 -.050 -.023 .127 .106 .095 .115

5 Urutan kelahiran

-.186 -.077 -.150 -.072 -.059 -.093 -.053 -.237 -.008 -.096

6 Umur anak -.048 .031 -.020 -.032 -.007 -.037 .020 .002 -.050 -.054 *p≤0.05 **p≤0.01

Page 116: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

97  

 

 

Keterangan: K1= Komunikasi ibu dan anak (skor) B1= Bonding ibu dan anakI1= Interaksi ibu dan anak (skor) K2= Komunikasi ayah dan anak (skor) B2= Bonding ayah dan anak (skor) I2= Interaksi ayah dan anak (skor) FK= Frekuensi komunikasi ayah dan anak (skor) K3= Komunikasi suami dan istri (skor) B3= Bonding suami dan istri (skor) I3= Interaksi suami dan istri (skor) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan

negatif (r=-0.296, p<0.05) antara lama kepergian TKW dengan interaksi suami

dan istri (Tabel 38). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama istri bekerja

sebagai TKW maka semakin rendah interaksi suami dan istri. Kuantitas waktu

bersama merupakan prasyarat dalam membentuk bonding diantara anggota

keluarga, terutama suami dan istri, sehingga perpisahan suami dan istri dalam

waktu yang lama akan menyebabkan berkurangnya interaksi (komunikasi dan

bonding) diantara pasangan.

Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Interaksi Keluarga Tabel 39 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif antara

dukungan sosial tetangga dengan komunikasi ibu dan anak (r=0.303, p<0.05)

dan interaksi ibu dan anak (r=0.297, p<0.05), artinya semakin besar dukungan

sosial tetangga yang diterima keluarga contoh maka semakin tinggi komunikasi

dan interaksi ibu dan anak. Hal ini diduga dengan adanya dukungan sosial yang

diberikan tetangga maka anak akan memiliki kejiwaan yang lebih positif,

sehingga anak lebih nyaman untuk berhubungan dengan ibu.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan nyata dan positif antara

dukungan sosial tetangga dengan interaksi ayah dan anak (r=0.358, p<0.05) dan

frekuensi komunikasi ayah dan anak (r=0.305, p<0.05). Artinya bahwa semakin

besar dukungan sosial tetangga maka semakin baik interaksi ayah dan anak dan

semakin sering frekuensi komunikasi ayah dan anak. Dukungan sosial yang

tinggi akan memberikan ketenangan dan kenyamanan untuk ayah, sehingga

ayah akan memiliki kondisi kejiwaan yang positif. Dengan demikian, ayah akan

menjalin hubungan yang positif dengan anak.

Terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.301, p<0.05) antara dukungan

tetangga dengan interaksi antara suami dan istri (Tabel 39). Hal ini berarti

Page 117: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

98  

 

 

semakin besar dukungan sosial tetangga yang diterima keluarga contoh maka

semakin baik interaksi antara suami dan istri. Dukungan sosial tetangga berupa

kehidupan bermasyarakat yang memberikan rasa aman, kesediaan

meminjamkan uang atau barang ketika keluarga dalam kesulitan, pertolongan

yang datang ketika keluarga dalam kesulitan, serta berbagi dan bertukar pikiran

ketika ada masalah merupakan dukungan sosial yang dapat menurunkan stres

dan memberikan kenyamanan tersendiri bagi keluarga sehingga interaksi yang

terjalin diantara interaksi suami dan istri menjadi semakin baik.

Tabel 39 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial dengan interaksi keluarga Variabel K1 B1 I1 K2 B2 I2 KF K3 B3 I3 Dukungan keluarga besar

.118 .066 .079 -.024 .091 .063 .229 .183 .049 .113

Dukungan tetangga

.303* .249 .297* .345* .329* .358* .305* .141 .324* .301*

Dukungan PJTKI

.243 .197 .233 -.020 -.052 -.045 -,280 -.050

-.131 -.163

Dukungan sosial (total)

.392** .323* .369* .156 .250 .226 .191 .161 .128 .145

*p≤0.05 **p≤0.01 Keterangan: K1= Komunikasi ibu dan anak (skor) B1= Bonding ibu dan anak (skor) I1= Interaksi ibu dan anak (skor) K2= Komunikasi ayah dan anak (skor) B2= Bonding ayah dan anak (skor) I2= Interaksi ayah dan anak (skor) FK= Frekuensi komunikasi ayah dan anak (skor) K3= Komunikasi suami dan istri (skor) B3= Bonding suami dan istri (skor) I3= Interaksi suami dan istri (skor)

Hubungan antara Pengasuhan Anak dengan Interaksi Keluarga Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan nyata dan positif antara

pengasuhan dimensi penerimaan ibu pra TKW dengan interaksi ayah dan anak

(r=0.365, p<0.05) dan frekuensi komunikasi ayah dan anak (r=0.355, p<0.05).

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengasuhan dimensi penerimaan ibu

sebelum menjadi TKW maka semakin tinggi interaksi antara ayah dan anak dan

semakin sering frekuensi komunikasi ayah dan anak. Hal ini diduga karena ayah

berusaha untuk menggantikan posisi ibu yang dahulu sebelum menjadi TKW

Page 118: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

99  

 

 

telah mengasuh anak-anak dengan penuh kehangatan, sehingga ayah berusaha

untuk menjalin interaksi yang baik dengan anak. Selain itu, keadaan ini

menggambarkan bahwa dalam suatu keluarga terjadi suatu proses saling

mempengaruhi (interaksi) antar anggota keluarga sehingga dapat menghasilkan

perilaku individu-individu yang memiliki kecenderungan tingkah laku yang hampir

sama.

Terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.377, p<0.05) antara

pengasuhan dimensi penolakan ibu dengan interaksi ibu dan anak, artinya

bahwa semakin ibu melakukan pengasuhan dimensi penolakan sebelum menjadi

TKW maka semakin tinggi interaksi (komunikasi dan bonding) antara ibu dan

anak saat ini. Hal ini diduga karena rasa kehilangan anak yang mengalami

perpisahan dengan ibu lebih besar bila dibandingkan dengan pengalaman

pengasuhan penolakan masa lalu yang dilakukan ibu, sehingga anak melupakan

kekerasan yang dilakukan ibu. Bagi anak yang berumur preadolence, anak telah

menyadari bahwa kepergian ibu menjadi TKW adalah untuk membantu

perekonomian keluarga sehingga rasa kecewa akan pengasuhan penolakan

yang ibu lakukan diabaikan oleh anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.375, p<0.01) antar pengasuhan dimensi kehangatan ayah terhadap interaksi

antara ayah dan anak. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengasuhan dimensi

kehangatan yang dilakukan ayah maka semakin tinggi interaksi (komunikasi dan

bonding) antara ayah dan anak. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat

hubungan nyata dan positif (r=0.401, p<0.01) antara pengasuhan dimensi

kehangatan ayah dengan frekuensi komunikasi antara ayah dan anak. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi pengasuhan dimensi kehangatan yang dilakukan

ayah maka semakin tinggi frekuensi komunikasi antara ayah dan anak. Menurut

Brooks (2001), ketika orangtua bersikap hangat dan lebih mendukung maka akan

tercipta interaksi dan kelekatan yang kuat antara orangtua dan anak.

Terdapat hubungan nyata dan negatif (r=-0.384, p<0.05) antara

pengasuhan dimensi penolakan pengganti ibu terhadap frekuensi komunikasi

ayah dan anak. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengasuhan dimensi

penolakan pengganti ibu maka semakin rendah frekuensi komunikasi ayah dan

anak.

Hasil korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata

dan positif (r=0.339, p<0.05) antara pengasuhan dimensi kehangatan ibu dengan

Page 119: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

100  

 

 

komunikasi suami dan istri, hal ini berarti apabila semakin tinggi pengasuhan

dimensi kehangatan ibu sebelum menjadi TKW maka semakin tinggi komunikasi

yang terjalin antara suami dan istri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan nyata dan positif (r=0.491, p<0.01) antara pengasuhan dimensi

kehangatan pengganti ibu dengan interaksi suami dan istri, artinya semakin tinggi

pengasuhan dimensi kehangatan yang dilakukan pengganti ibu maka semakin

tinggi interaksi antara suami dan istri. Terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.294, p<0.05) antara pengasuhan dimensi kehangatan ayah dengan interaksi

suami dan istri, artinya bahwa semakin tinggi pengasuhan dimensi kehangatan

yang diterapkan ayah kepada anak maka semakin tinggi interaksi suami dan istri.

Hal ini menunjukkan bahwa cara pengasuh mengasuh anak, baik yang dilakukan

ibu, pengganti ibu, maupun ayah dapat meningkatkan atau menurunkan interaksi

suami dan istri.

Tabel 40 Hasil uji korelasi Spearman pengasuhan anak terhadap interaksi keluarga

No Variabel K1 B1 I1 K2 B2 I2 FK K3 B3 I3 1 A1 .236 .057 .173 .366* .287 .365* .355* .239 .161 .18 2 R1 .296* .324* .337* .094 .146 .097 -.250 -.241 .155 -.010 3 P1 -.084 -.179 -.129 .209 .145 .214 .435** .339* .051 .167 4 A2 -.165 -.015 -.087 .202 .292 .289 .427* .187 .415** .331 5 R2 .222 .049 .154 .067 -.122 -.065 -.384* .559** .278 -.425** 6 P2 -.283 -.088 -.198 .105 .257 .236 .515** .487** .448** .491** 7 A3 -.108 -.123 -.105 .428** .363* .441** .359* .167 .233 .239 8 R3 .132 .002 .083 .089 .008 .022 -.137 -.309* .006 -.131 9 P3 -.230 -.154 -.191 .342* .314* .375** .401** .370* .188 .294* *p≤0.05 **p≤0.01 Keterangan: A1= Pengasuhan acceptace ibu

(skor) R1= Pengasuhan rejection ibu (skor) P1= Pengasuhan dimensi

kehangatan ibu (total) (skor) A2= Pengasuhan acceptance

pengganti ibu (skor) R2= Pengasuhan rejection

pengganti ibu (skor) P2= Pengasuhan pengganti dimensi

kehangatan ibu (total) (skor) A3= Pengasuhan acceptace ayah

(total) (skor) R3= Pengasuhan rejection ayah

(skor)

P3= Pengasuhan dimensi kehangatan ayah (total) (skor)

K1= Komunikasi ibu dan anak (skor) B1= Bonding ibu dan anak (skor) I1= Interaksi ibu dan anak (skor) K2= Komunikasi ayah dan anak

(skor) B2= Bonding ayah dan anak (skor) I2= Interaksi ayah dan anak (skor) FK= Frekuensi komunikasi ayah dan

anak (skor) K3= Komunikasi suami dan istri

(skor) B3= Bonding suami dan istri (skor) I3= Interaksi suami dan istri (skor)

Page 120: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

101  

 

 

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa semakin lama istri menjadi

TKW, maka semakin rendah interaksi (komunikasi dan bonding) yang terjalin

antara suami dan istri. Namun demikian, dukungan sosial tetangga dan

pengasuhan penerimaan pengasuh berhubungan nyata dan positif dengan

interaksi suami istri, artinya semakin besar dukungan sosial tetangga dan

semakin tinggi pengasuhan penerimaan pengasuh, maka semakin tinggi interaksi

suami dan istri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin besar

pengasuhan dimensi kehangatan pengasuh maka semakin tinggi interaksi ayah

dan anak.

Hubungan Antara Kualitas Perkawinan dengan Karakteristik Keluarga, Dukungan Sosial, Pengasuhan, Interaksi Keluarga

Hubungan Antara Karakteristik Keluarga dengan Kualitas Perkawinan

Tabel 41 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.289, p<0.05) antara umur ayah dengan kebahagiaan perkawinan, artinya

bahwa semakin tinggi umur ayah maka semakin tinggi kebahagiaan perkawinan.

Hal ini diduga karena dengan semakin bertambahnya umur maka ayah akan

semakin menerima keadaan dengan lebih baik dari pada ayah yang berumur

lebih muda, sehingga kebahagiaan perkawinan yang dirasakan juga semakin

tinggi.

Tabel 41 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan kualitas perkawinan

No Variabel Kebahagiaan

perkawinan Kepuasan perkawinan

Kualitas perkawinan

1 Jumlah anggota keluarga .101 .092 .113 2 Umur ayah .289* .097 .256 3 Umur ibu .218 .092 .202 4 Jenis kelamin -.212 -.281 -.302* 5 Urutan kelahiran .093 .150 .135 6 Umur anak .051 .032 .065 7 Pendidikan anak .032 .060 .067

*p≤0.05 **p≤0.01

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan

negatif (r=-0.302, p<0.05) antara jenis kelamin anak dengan kualitas perkawinan

keluarga. Hal ini berarti keluarga yang memiliki anak berjenis kelamin laki-laki

Page 121: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

102  

 

 

memiliki kebahagiaan perkawinan yang lebih besar bila dibandingkan dengan

keluarga yang memiliki anak dengan jenis kelamin perempuan. Kammeyer

(1987) menyatakan bahwa hampir diseluruh negara di dunia lebih menginginkan

anak laki-laki di banding anak perempuan (Tabel 41).

Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Kualitas perkawinan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.291, p<0.05) antara dukungan sosial total dengan kepuasan perkawinan.

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan semakin tinggi dukungan sosial baik

yang diterima dari keluarga besar, tetangga, maupun PJTKI maka semakin tinggi

kepuasan perkawinan yang dirasakan keluarga contoh. Seseorang yang

mendapat dukungan sosial, secara psikologis akan merasakan situasi nyaman,

penuh kehangatan, kegembiraan, penuh rasa aman dan merasa terlindungi oleh

sanak famili dan masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalnya (Rifai 1999

dalam Tati 2004), sehingga akan memperbesar kepuasan perkawinan yang

dirasakan pasangan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Kammeyer (1987)

yang menyatakan bahwa persetujuan dan dukungan dari teman dan anggota

masyarakat menyebabkan kualitas perkawinan yang semakin tinggi.

Tabel 42 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial dengan kualitas perkawinan

No Variabel Kebahagiaan

perkawinan Kepuasan perkawinan

Kualitas perkawinan

1 Dukungan keluarga besar

.188 .105 .160

2 Dukungan tetangga .189 .283 .242 3 Dukungan PJTKI -.127 .130 -.045

4 Dukungan sosial (total)

.119 .291* .190

*p≤0.05 **p≤0.01

Hubungan Antara Pengasuhan Anak dengan Kualitas Perkawinan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.300, p<0.01) antara pengasuhan dimensi kehangatan ibu dengan

kebahagiaan perkawinan, artinya bahwa semakin baik pengasuhan dimensi

kehangatan yang dilakukan ibu sebelum menjadi TKW maka semakin tinggi

tingkat kebahagiaan perkawinan keluarga contoh. Hal ini menggambarkan bahwa

perilaku positif ibu dalam pengasuhan kehangatan yang dilakukan sebelum

Page 122: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

103  

 

 

menjadi TKW masih berbekas dihati ayah untuk waktu yang lama. Menurut

Hastuti (2002) dalam Hastuti (2007), hubungan suami istri yang mencapai

kebahagiaan dan kepuasan bagi kedua belah pihak membentuk sikap orangtua

yang lebih positif daripada tidak ada kebahagiaan dan kepuasan antar pasangan.

Bila perkawinan gagal, sikap orangtua cenderung negatif terhadap anak-anak

dan ketidakpuasan terhadap pasangan hidup seringkali disalurkan kepada anak-

anaknya.

Tabel 43 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.477, p<0.01) antara pengasuhan penerimaan dimensi pengganti ibu

terhadap kebahagiaan perkawinan keluarga contoh. Sebaliknya, terdapat

hubungan nyata dan negatif (r=-0.362, p<0.05) pengasuhan dimensi penolakan

pengganti ibu dengan kebahagiaan perkawinan. Hal ini berarti bahwa semakin

tinggi pengasuhan dimensi penerimaan pengganti ibu maka semakin tinggi

kebahagiaan perkawinan keluarga contoh, dan sebaliknya apabila semakin tinggi

pengasuhan dimensi penolakan pengganti ibu maka semakin berkurang

kebahagiaan perkawinan yang dirasakan keluarga contoh. Kedua hasil tersebut

menggambarkan bahwa peran pengasuh anak memberikan kontribusi terhadap

kualitas perkawinan pada keluarga contoh.

Tabel 43 Hasil uji korelasi Spearman pengasuhan anak dengan kualitas perkawinan

No Variabel Kebahagiaan perkawinan

Kepuasan perkawinan

Kualitas perkawinan

1 Pengasuhan acceptance ibu .173 .227 .244 2 Pengasuhan rejection ibu -.196 .304* .021 3 Pengasuhan ibu (total) .300* -.068 .188 4 Pengasuhan acceptance pengganti ibu .477** .259 .454** 5 Pengasuhan rejection pengganti ibu -.362* -.013 -.273 6 Pengasuhan pengganti ibu (total) .545** .178 484** 7 Pengasuhan acceptance ayah .267 .204 .309* 8 Pengasuhan rejection ayah -.268 -.015 -.205 9 Pengasuhan ayah (total) 415** .133 .373**

*p≤0.05 **p≤0.01

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan

nyata dan positif (r=0.373, p=0.01) antara pengasuhan dimensi kehangatan ayah

terhadap kualitas perkawinan. Hal ini berarti apabila pengasuhan dimensi

kehangatan ayah semakin tinggi maka semakin tinggi kualitas perkawinan

keluarga contoh (Tabel 43). Kenyataan ini sesuai yang dikemukakan Gottman

Page 123: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

104  

 

 

(2001) dalam Nurani (2004), bahwa kondisi perkawinan yang bahagia akan

membuat orangtua memiliki kondisi emosi yang hangat sehingga pengasuhan

yang diterapkan kepada anak akan cenderung memberikan kehangatan.

Hubungan antara Interaksi Keluarga dengan Kualitas Perkawinan Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan nyata dan positif antara

bonding ibu dan anak (r=0.289, p<0.05) dan bonding ayah dan anak (r=0.311,

p<0.05) dengan kepuasan perkawinan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi bonding ibu dan anak dan bonding ayah dan anak, maka semakin tinggi

kepuasan perkawinan keluarga contoh. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa

ada hubungan nyata dan positif (r=0.297, p<0.05) antara interaksi ayah dan anak

dengan kualitas perkawinan, artinya bahwa semakin tinggi interaksi ayah dan

anak maka semakin tinggi kualitas perkawinan keluarga contoh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.399, p<0.01) antara frekuensi komunikasi ayah dan anak terhadap kualitas

perkawinan. Hal ini berarti semakin tinggi frekuensi komunikasi antara ayah dan

anak maka semakin tinggi kualitas perkawinan keluarga contoh.

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan

nyata dan positif (r=0.455, p<0.01) antara komunikasi suami istri terhadap

kualitas perkawinan, artinya semakin tinggi komunikasi antara suami dan istri

maka semakin tinggi kualitas perkawinan yang dirasakan keluarga contoh.

Beberapa peneliti memperlihatkan bahwa komunikasi yang efektif akan

mengarahkan kepada kualitas perkawinan yang lebih baik, sehingga komunikasi

yang baik antara suami dan istri merupakan elemen yang penting dalam kualitas

perkawinan (Lewis dan Spenier 1979 dalam Kammeyer 1987). Bonding suami

dan istri berhubungan nyata dan positif (r=0.554, p<0.01) terhadap kualitas

perkawinan. Penelitian ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan oleh

Hendrick (1981) dalam Kammeyer (1987) yang menyebutkan bahwa terdapat

hubungan positif antara kedekatan suami istri dengan kepuasan perkawinan.

Hasil penelitian dalam Tabel 44 menunjukkan bahwa yang menjadi

pendukung terciptanya kebahagiaan perkawinan dan kepuasan perkawinan tidak

hanya hubungan antara suami dan istri, namun hubungan antar anggota

keluarga juga berkontribusi dalam menciptakan kebahagiaan dan kepuasan

Page 124: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

105  

 

 

perkawinan. Hal ini berarti bahwa suasana yang tercipta dalam keluarga penting

untuk menciptakan kebahagiaan perkawinan dan kepuasan perkawinan.

Tabel 44 Hasil uji korelasi Spearman interaksi keluarga dengan kualitas

perkawinan

No Variabel Kebahagiaan perkawinan

Kepuasan perkawinan

Kualitas perkawinan

1 Komunikasi ibu dan anak -.057 .165 .041 2 Bonding ibu dan anak .095 .289* .238 3 Interaksi ibu dan anak .019 .223 .146 4 Komunikasi ayah dan anak .275 .130 .252 5 Bonding ayah dan anak .173 .311* .262 6 Interaksi ayah dan anak .278 .231 .297* 7 Frekuensi komunikasi ayah dan anak .531** .066 .399** 8 Komunikasi suami dan istri .569** .202 .455** 9 Bonding suami dan istri .538** .365* .554** 10 Interaksi suami dan istri .594** .321* .555** *p≤0.05 **p≤0.01

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa variabel

yang berhubungan dengan kualitas perkawinan (kebahagiaan perkawinan dan

kepuasan perkawinan) antara lain dukungan sosial, pengasuhan pengasuh, dan

interaksi dalam keluarga. Hal ini berarti apabila semakin besar dukungan sosial

yang diterima keluarga contoh, semakin pengasuh menerapkan pengasuhan

dimensi kehangatan, dan semakin tinggi interaksi dalam keluarga maka semakin

tinggi kualitas perkawinan keluarga contoh. Namun, contoh yang memiliki anak

laki-laki lebih bahagia dan puas dalam perkawinannya dibanding dengan contoh

yang yang memiliki anak perempuan.

Hubungan Antara Kondisi Anak dengan Karakteristik Keluarga, Dukungan Sosial, Pengasuhan, Interaksi Keluarga, dan Kualitas Perkawinan

Hubungan Antara Karakteristik Keluarga dengan Kondisi Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.329, p<0.01) antara umur ayah dengan stres anak. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi umur ayah maka semakin tinggi stres yang diderita anak.

Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan

nyata dan positif (r=0.350, p<0.05) antara lama pendidikan ayah dengan prestasi

belajar anak (Tabel 45). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama ayah

Page 125: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

106  

 

 

duduk di bangku pendidikan sekolah formal maka semakin baik prestasi belajar

anak. Hal ini dikarenakan ayah yang memiliki pendidikan lebh tinggi lebih mampu

menciptakan lingkungan yang kondusif dan mampu memberikan stimulasi

kognitif yang lebih baik bila dibanding dengan ayah dengan pendidikan lebih

rendah (Papalia et al. 2008).

Tabel 45 Hasil uji korelasi Spearman karakteristik keluarga dengan kondisi anak

No Variabel Keterampilan sosial anak Stres anak Prestasi

belajar 1 Jumlah anggota keluarga .042 .043 -.011 2 Umur ayah .192 .329* -.060 3 Umur ibu .138 .244 .004 4 Pendidikan ayah .089 -.102 .350* 5 Jenis kelamin .005 .022 .060 6 Urutan kelahiran .078 .147 .122 7 Umur anak -.076 .049 -.215 8 Pendidikan anak -.064 .073 -.128

*p≤0.05 **p≤0.01 Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kondisi Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.310, p<0.05) antara dukungan sosial tetangga dengan stres anak. Hal ini

berarti apabila semakin besar dukungan sosial tetangga yang diterima keluarga

contoh maka semakin besar stress anak. Secara tidak langsung, keadaan ini

menggambarkan bahwa dukungan sosial yang diberikan tetangga tidak mampu

menurunkan stres anak karena anak sangat merasa kehilangan sosok ibu.

Tabel 46 Hasil uji korelasi Spearman dukungan sosial terhadap kondisi anak No Variabel Keterampilan

sosial anak Stres anak Prestasi akademik

1 Dukungan keluarga besar .004 .055 .000 2 Dukungan tetangga .122 .310* -.209 3 Dukungan PJTKI .120 -.602** .062 4 Dukungan sosial (total) .130 -.062 -.113

*p≤0.05 **p≤0.01

Terdapat hubungan nyata dan negatif (r=-0.602, p<0.01) antara dukungan

sosial PJTKI dengan stres anak, artinya bahwa semakin tinggi dukungan sosial

PJTKI yang diterima keluarga contoh maka semakin rendah stres yang dialami

anak (Tabel 46). Hal ini diduga karena PJTKI merupakan penghubung antara

Page 126: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

107  

 

 

anak dan ibu, sehingga dukungan PJTKI yang baik seolah-olah memberikan rasa

pertalian dengan ibu yang aman dan nyaman. Dengan demikian, peran serta dan

dukungan PJTKI akan meminimalisir terjadinya stres pada anak.

Hubungan antara Pengasuhan Anak dengan Kondisi Anak Tabel 47 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.342, p<0.05) antara pengasuhan dimensi kehangatan ibu (pra TKW) dengan

stres anak. Hal ini berarti apabila ibu menerapkan pengasuhan dimensi

kehangatan sebelum menjadi TKW, maka anak akan mengalami stres yang lebih

tinggi bila dibanding dengan anak yang tidak mendapatkan kehangatan dari

ibunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Gunarsa (2003) yang menyatakan

bahwa ibu dan anak memiliki keterikatan yang longgar menyebabkan anak tidak

merasakan kehilangan, bahkan mudah untuk mencari atau memperoleh tokoh

pengganti ketika terjadi perpisahan dengan ibunya, dan sebaliknya.

Terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.426, p<0.01) antara

pengasuhan dimensi kehangatan ayah dengan stres anak. Hal ini berarti

semakin tinggi pengasuhan penerimaan ayah, maka semakin tinggi stres anak.

Hasil ini menunjukkan peran pengasuhan ibu memang sulit digantikan oleh pihak

lain, meskipun pihak lain tersebut adalah ayah yang telah melakukan

pengasuhan dimensi kehangatan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

pendapat yang diungkapkan Bowlby dalam Gunarsa (2003) yang menyebutkan

bahwa tokoh ibu dapat digantikan tokoh pengganti ibu asalkan bersifat kasih

sayang kepada anak. Namun demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan

penuturan Perry dalam Hastuti (2007) yang menyatakan bahwa hubungan paling

penting bagi kehidupan anak adalah kelekatan dengan pengasuh utamanya,

yaitu ibu. Hal ini mengingat fakta bahwa hubungan yang pertama akan

menentukan cetak biologis dan emosi bagi seluruh hubungan di masa

selanjutnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan negatif

(r=-0.315, p<0.05) antara pengasuhan dimensi penolakan ibu dengan prestasi

akademik anak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengasuhan dimensi

penolakan yang diterapkan ibu maka semakin rendah prestasi akademik yang

diperoleh anak di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan nyata dan negatif (r=-0.349, p<0.05) antara pengasuhan penolakan

pengganti ibu dengan prestasi akademik anak, artinya semakin tinggi

Page 127: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

108  

 

 

pengasuhan penolakan yang diterapkan pengganti ibu maka semakin rendah

prestasi akademik anak. Kedua hal tersebut sesuai dengan pendapat Rohner

(1986) bahwa sering ditemukan anak yang mengalami penolakan mempunyai

lebih besar masalah akademik dan intelektual dibanding anak lain.

Tabel 47 Hasil uji korelasi Spearman pengasuhan anak dengan kondisi anak

No Variabel Keterampilan sosial anak

Stres anak

Prestasi akademik

1 Pengasuhan acceptance ibu .108 .272 -.262 2 Pengasuhan rejection ibu .044 -.175 -.315* 3 Pengasuhan ibu (total) .030 .342* .057 4 Pengasuhan acceptance pengganti ibu .155 .316 -.176 5 Pengasuhan rejection pengganti ibu .106 -.126 -.349* 6 Pengasuhan pengganti ibu (total) -.039 .285 .068 7 Pengasuhan acceptance ayah .074 .416** -.134 8 Pengasuhan rejection ayah -.034 -.119 -.120 9 Pengasuhan ayah (total) .128 .426** .020

*p≤0.05 **p≤0.01

Hubungan antara Interaksi Keluarga dengan Kondisi Anak Dalam mengukur interaksi ayah dan anak digunakan aspek komunikasi

dan bonding antara ayah dan anak. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat

hubungan nyata dan positif (r=0.493, p<0.01) antara interaksi ayah dan anak

terhadap keterampilan sosial anak. Hal ini berarti apabila semakin tinggi interaksi

ayah dan anak maka semakin baik keterampilan sosial yang dimiliki anak.

Menurut Megawangi, Latifah, Dina (2004), interaksi anak dalam keluarga

mempunyai hubungan positif dengan interaksi anak bersama teman-temannya di

sekolah. Proses sosial akan dikenalkan oleh keluarga melalui interaksi yang

terjadi antara anak dan orangtua. Peran keluarga dalam pendidikan, sosialisasi,

dan penanaman nilai sosial sangat besar.

Tabel 48 menyajikan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.467, p<0.01) antara komunikasi ayah dan anak dengan keterampilan sosial

anak, artinya semakin tinggi komunikasi antara ayah dan anak maka semakin

baik keterampilan sosial anak. Terdapat hubungan nyata positif (r=0.473, p<0.01)

antara bonding ayah dan anak terhadap keterampilan sosial anak. Hasil uji

korelasi Spearman menunjukkan bahwa semakin baik bonding ayah dan anak

maka semakin baik keterampilan sosial anak. Menurut Hastuti (2007) kelekatan

emosi antara anak dan orangtua merupakan hal penting dalam menumbuhkan

Page 128: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

109  

 

 

kompetensi anak, terutama berkaitan kepercayaan anak terhadap dirinya. Anak

yang diasuh dengan kasih dan kehangatan akan tumbuh menjadi anak yang juga

penuh dengan kasih kepada orang lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.406, p<0.01) antara interasi ayah anak dengan stres anak, artinya apabila

semakin tinggi interaksi (komunikasi dan bonding) ayah dan anak maka semakin

tinggi stres anak. Terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.604, p<0.01) antara

frekuensi komunikasi ayah dan anak dengan stres anak, artinya bahwa semakin

tinggi frekuensi komunikasi antara ayah dan anak maka semakin tinggi stres

yang diderita anak. Semakin baik interaksi antara ayah dan anak, tidak menjamin

semakin baiknya perkembangan anak (tingkat stres rendah). Kedua hal ini

dikarenakan kelekatan antara anak dan ibu kandungnya memang sulit digantikan

oleh orang lain . Menurut Hastuti (2004), jika anak tidak memiliki kedekatan yang

kongkrit dengan ibunya, mereka akan terus mencari sosok ibu. Pemisahan

antara anak dengan ibu biologisnya akan berpengaruh terhadap perkembangan

anak, perkembangan anak ini diduga juga termasuk stres anak ketika berpisah

dengan ibunya.

Tabel 48 menunjukkan bahwa interaksi suami dan istri berhubungan

nyata dan positif (r=387, p<0.01) dengan stres anak. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi interaksi suami dan istri maka semakin tinggi stres yang diderita

anak. Interaksi suami istri yang tinggi tidak dapat terlihat langsung oleh anak,

sehingga yang ada pada pandangan anak adalah ibu berpisah dengan anak dan

ayah. Keadaan ini dapat meningkatkan stres.

Tabel 48 Hasil uji korelasi Spearman interkasi keluarga dengan kondisi anak Variabel Keterampilan

sosial anak Stres anak Prestasi

akademik Komunikasi ibu dan anak .123 -.151 .007 Bonding ibu dan anak .221 .048 -.180 Interaksi ibu dan anak .179 -.051 -.087 Komunikasi ayah dan anak .467** .335* -.195 Bonding ayah dan anak .473** .406** -.100 Interaksi ayah dan anak .493** .406** -.149 Frekuensi komunikasi ayah dan anak .258 .604** -.041 Komunikasi suami dan istri -.083 .131 .137 Bonding suami dan istri .084 .423** .057 Interaksi suami dan istri .029 .387** .133 *p≤0.05 **p≤0.01

Page 129: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

110  

 

 

Hubungan Antara Kualitas Perkawinan dengan Kondisi Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata dan positif

(r=0.355, p<0.05) antara kebahagiaan perkawinan dengan stres anak, artinya

semakin tinggi kebahagian perkawinan keluarga maka semakin tinggi stres anak.

Kualitas perkawinan juga berhubungan nyata dan positif (r=0.334, p<0.05)

dengan stres anak. Hal ini berarti apabila semakin tinggi kualitas perkawinan

keluarga maka semakin tinggi stres yang dialami anak. Hal ini diduga karena

kualitas perkawinan dan kebahagiaan perkawinan yang dirasakan ayah tidak

dapat dilihat secara kongkrit oleh anak, sehingga yang anak rasakan bahwa

keterpisahan antara ibu dan keluarga hanya akan menimbulkan kesedihan bagi

keluarga. Keadaan yang seperti dapat ini menimbulkan stres pada anak.

Tabel 49 Hasil uji korelasi Spearman kualitas perkawinan dengan kondisi anak No Variabel Keterampilan

sosial anak Stres anak

Prestasi akademik

1 Kebahagiaan perkawinan -.089 .355* -.018 2 Kepuasan perkawinan .105 .097 -.138 3 Kualitas perkawinan -.019 .334* -.112

*p<0.05 **p<0.01

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa semakin tinggi interaksi

(komunikasi dan bonding) ayah dan anak maka semakin tinggi keterampilan

sosial yang dimiliki anak. Hasil korelasi Spearman menunjukkan bahwa kondisi

lingkungan yang mendukung anak seperti dukungan sosial keluarga besar dan

tetangga, pengasuhan dimensi penerimaan ayah, dan interaksi dalam keluarga

tidak mampu menurunkan stres yang diderita anak akibat perpisahan dengan

ibu. Anak akan semakin stres dan menderita dengan ibu yang menerapkan

pengasuhan dimensi penerimaan sebelum menjadi TKW. Hal ini menunjukkan

bahwa keberadaan sosok ibu tidak dapat tergantikan oleh orang lain. Namun

demikian, stres dapat diturunkan dengan adanya dukungan PJTKI yang berperan

sebagai penghubung antara anak dan ibu.

Semakin tinggi pengasuhan dimensi penolakan yang dilakukan ibu dan

pengganti ibu maka semakin rendah prestasi akademik anak di sekolah.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orangtua yang mengasuh

dengan penuh penerimaan memiliki anak dengan kemampuaan yang efektif dan

strategi dalam belajar di sekolah serta memiliki kesejahteraan mental yang baik.

Page 130: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

111  

 

 

Penelitian lain menunjukkan bahwa anak yang dikeluarkan dari sekolah memiliki

orangtua yang tidak mengeksperikan kasih sayang kepada anak (Dubin, Darling,

& Glendinning 1995; Reich 1991 dalam Boveja 1998). Selain itu, semakin tinggi

pendidikan ayah, maka semakin baik prestasi anak.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat hal yang menarik bahwa

semakin tinggi interaksi ayah dan anak maka semakin tinggi keterampilan sosial

anak, namun semakin tinggi pula stres yang diderita anak. Hal ini

menggambarkan bahwa meskipun anak dalam keadaan stres akibat

perpisahannya dengan ibu, anak tetap dapat menjalin hubungan baik, ramah,

dan bersikap empati dengan orang lain. Hasil ini dapat dijelaskan berdasarkan

kasus hasil wawancara mendalam dengan TKW bernama Ibu Erna. Selama

berpisah dengan Ibu Erna, anak mengalami penyakit tipus kronis akibat terlalu

sering makan mie instan. Bila anak terlalu lelah bermain dan terkena terik sinar

matahari, maka anak akan pingsan. Disaat pingsan ini biasanya anak sering

mengigau memanggil-manggil ibunya, bahkan anak mampu menyanyikan lagu-

lagu yang biasa dinyanyikan ibunya, meskipun dalam keadaan sehat anak

kurang mampu menyanyikan. Hal ini menggambarkan bahwa anak sangat

tertekan akibat perpisahannya dengan sosok ibu. Meskipun demikian, dalam

kehidupan sehari-hari anak dapat menjalin hubungan yang baik dengan teman-

temannya.

Garis Besar Hasil Uji Hubungan antar Variabel Penelitian Uji hubungan ini merupakan uji dari variabel-variabel yang telah

dikomposit menjadi variabel yang lebih umum. Dukungan sosial merupakan

komposit dari dukungan keluarga, tetangga, dan PJTKI. Pengasuhan selain ibu

merupakan komposit dari pengasuhan dimensi kehangatan ayah dan pengganti

ibu. Interaksi ibu anak adalah komposit dari frekuensi komunikasi ibu anak,

komunikasi ibu anak, dan bonding ibu anak. Interaksi ayah anak dan suami istri

merupakan komposit dari frekuensi komunikasi ayah anak, komunikasi ayah

anak, bonding ayah anak, dan komunikasi suami istri serta bonding suami istri.

Kualitas perkawinan merupakan komposit dari kebahagiaan perkawinan dan

kepuasan perkawinan. Kondisi anak merupakan komposit dari keterampilan

sosial anak, stres anak, dan prestasi akademik anak.

Page 131: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

112  

 

 

Berdasarkan hasil korelasi Spearman diketahui bahwa (Tabel 50):

1. Terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.318, p<0.05) antara dukungan

sosial dengan pengasuhan selain ibu.

2. Terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.367, p<0.05) antara dukungan

sosial dengan interaksi ibu dan anak.

3. Terdapat hubungan nyata dan positif (r=0.516, p<0.01) antara interaksi ayah

anak dan suami istri dengan kualitas perkawinan.

4. Terdapat hubungan nyata dan negatif (r=-0.423, p<0.01) antara interaksi

ayah anak dan suami istri dengan kondisi anak.

5. Terdapat hubungan nyata dan negatif (r=-0.406, p<0.01) antara kualitas

perkawinan dengan kondisi anak.

Hasil uji korelasi Spearman di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi

dukungan sosial yang diterima keluarga contoh maka semakin tinggi pengasuhan

dimensi kehangatan yang dilakukan pengganti ibu dan ayah. Brooks (2001) yang

menyatakan bahwa dukungan sosial menyediakan dukungan psikologi dan

materi, sehingga lebih banyak sumberdaya yang digunakan untuk melakukan

pengasuhan. Hal ini berarti bahwa dengan banyaknya sumberdaya yang

tersedia, maka kemungkinan pengasuh melakukan pengasuhan dimensi

kehangatan akan lebih besar.

Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima keluarga contoh maka

semakin tinggi interaksi ibu dan anak. Hal ini diduga karena dukungan sosial

dapat mengurangi potensi stres. Dukungan sosial juga dapat mengubah

hubungan antara respon anak pada kejadian yang dapat menimbulkan stres

akibat perpisahan dengan ibu. Dengan demikian, interaksi antara ibu dan anak

dapat terjalin dengan baik.

Semakin tinggi interaksi ayah anak dan interaksi suami istri maka

semakin tinggi kualitas perkawinan yang dirasakan contoh. Tingginya tingkat

komunikasi antara anggota keluarga membuat anggota keluarga merasa dekat

dan suportif (Brooks 2001). Dengan kedekatan dan saling mendukung diantara

anggota keluarga, maka akan meningkatkan kualitas perkawinan yang dirasakan

contoh.

Semakin tinggi interaksi ayah anak dan interaksi suami istri tidak mampu

meningkatkan kualitas kondisi anak (meningkatkan keterampilan sosial anak,

menurunkan stres anak, dan meningkatkan prestasi anak). Keadaan ini

menunjukkan bahwa anak akan tetap mendambakan kehadiran sosok ibu.

Page 132: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

113  

 

 

Menurut Hastuti (2007), jika anak tidak memiliki kedekatan yang kongkrit dengan

ibunya, mereka akan terus mencari sosok ibu. Perpisahan antara anak dengan

ibu biologisnya akan berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Semakin tinggi kualitas perkawinan yang dirasakan contoh maka semakin

rendah kondisi anak saat ibu menjadi TKW. Hal ini dikarenakan dalam kondisi

perpisahan ibu dengan keluarga, kualitas perkawinan hanya dapat dirasakan

oleh ibu dan bapak saja sehingga kualitas perkawinan ini hanya bermakna untuk

pasangan dan tidak untuk anak. Anak hanya memilik pandangan bahwa

perpisahan ibu dan keluarga memberikan penderitaan bagi dirinya dan ayahnya

sehingga perkembangan sosial anak dapat menurun akibat kondisi ini.

Tabel 50 Hasil uji korelasi Spearman antar variabel penelitian

No Variabel Dukungan Sosial

Pengasuhan

selain ibu

Interaksi ibu anak

Interaksi ayah anak dan

suami istri

Kualitas perkawi

nan

Kondisi anak

1 Dukungan Sosial 1.000

2 Pengasuhan selain ibu 0.318* 1.000

3 Interaksi ibu anak 0.367* -0.035 1.000

4 Interaksi ayah anak dan suami istri

0.240 0.244 0.139 1.000

5 Kualitas perkawinan 0.190 0.232 0.090 0.516** 1.000

6 Kondisi anak 0.004 -0.048 0.185 -0.423** -0.406** 1.000

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perkawinan dan Kondisi Anak Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kualitas Perkawinan

Dari model regresi linier berganda, variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap kualitas perkawinan adalah jenis kelamin anak (p=0.053) dan

interaksi dalam keluarga (interaksi ayah anak dan interaksi suami istri). Nilai

adjusted R Square (R2) dalam model regresi adalah sebesar 0.350. Hal ini berarti

bahwa variabel penelitian dapat menjelaskan 35 persen penyebab kualitas

perkawinan, selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model tersebut

(Tabel 51).

Page 133: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

114  

 

 

Tabel 51 Hasil uji regresi linear berganda variabel yang berpengaruh terhadap kualitas perkawinan dan kondisi anak

Model Kualitas perkawinan Kondisi anak1)

Beta Tvalue Sign.T Beta Tvalue Sign.T Konstanta - 0.374 0.711 - 5.053 0.000 X1 Jumlah anggota

keluarga 0.129 0.841 0.406 -0.244 -1.553 0.130

X2 Jenis kelamin anak (1=laki-laki, 2=perempuan)

-0.259 -2.001 0.053* 0.072 0.521 0.606

X3 Nomor urut anak 0.255 1.622 0.114 0.138 0.814 0.422 X4 Pendidikan ayah -0.244 -1.565 0.127 0.043 0.259 0.797 X5 Pendidikan ibu 0.028 0.200 0.843 -0.194 -1.353 0.185 X6 Lama TKW -0.037 -0.251 0.803 -0.420 -2.753 0.010** X7 Pendapatan -0.004 -0.025 0.980 0.380 2.536 0.016** X8 Dukungan sosial 0.126 0.828 0.413 0.108 0.695 0.492 X9 Pengasuhan

selain ibu 0.170 1.188 0.243 0.281 1.812 0.079*

X10Interaksi ibu anak 0.120 0.791 0.434 0.121 0.777 0.443 X11Interaksi ayah

anak dan suami istri

0.562 4.354 0.000*** -0.511 -3.091 0.004***

X12 Kualitas perkawinan - - - -0.114 -0.663 0.512

R2 (R2 adj) 0.505 (0.350) 0.534 (0.359) F (Sig) 3.249 (0.004) 3.054 (0.006) *p≤0.1 **p≤0.05 ***p≤0.001 1) Komposit dari keterampilan sosial anak, stres anak, dan prestasi akademik anak

Jenis kelamin anak memiliki nilai β=-0.259, artinya bahwa orang tua

memiliki anak berjenis kelamin laki-laki mempunyai tingkat kualitas perkawinan

yang lebih tinggi dibanding dengan orangtua yang memiliki anak berjenis kelamin

perempuan. Hal ini berarti bahwa penerimaan keluarga contoh kepada anak laki-

laki lebih besar daripada anak perempuan. Penelitian yang dilakukan di India

menunjukkan bahwa anak laki-laki terlihat lebih diunggulkan daripada anak

perempuan, khususnya di desa India Utara (Unpublished data, CSPAR dalam

Rohner 1986). Hal ini dapat menunjukkan bahwa adanya kemungkinan bahwa

orang yang tinggal di desa memiliki sikap penerimaan yang lebih baik kepada

anak laki-laki dibandingkan kepada anak perempuan. Selain itu, Kameyer (1987)

menyimpulkan dari berbagai penelitian bahwa orang-orang hampir di seluruh

negara lebih menginginkan anak laki-laki daripada perempuan. Selanjutnya

Hurlock (1980) menyatakan bahwa orangtua akan memiliki sikap yang lebih

menyenangkan jika mempunyai anak dengan jenis kelamin yang dikehendaki.

Page 134: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

115  

 

 

Interaksi dalam keluarga (interaksi ayah anak dan interaksi suami istri)

memiliki nilai β=0.562, artinya setiap kenaikan satu satuan interaksi (komunikasi

dan bonding) ayah anak dan interaksi (komunikasi dan bonding) suami istri maka

kualitas perkawinan akan naik sebesar 0.562 satuan. Montgomery (1981) dalam

Kammeyer (1987) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kualitas

komunikasi dengan kualitas perkawinan. Hal ini diartikan bahwa pasangan yang

memiliki kemampuan baik dalam berkomunikasi, maka akan semakin baik

hubungan diantara suami istri. Selain itu, Davidson et al.(1983) dalam Kammeyer

(1987) yang menyatakan bahwa kedekatan suami dan istri dapat memberikan

efek terhadap hubungan perkawinan. Rendahnya kedekatan suami dan istri akan

menimbulkan masalah untuk pasangan diantaranya menipisnya perasaan lekat

terhadap pasangan dan pada akhirnya akan berdampak pada hubungan

perkawinan yang negatif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Anak

Dari model regresi linier berganda, variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap kondisi anak yaitu lama ibu menjadi TKW (p=0.010),

pendapatan keluarga (p=0.016), serta interaksi dalam keluarga (interaksi ayah

anak dan interaksi suami istri) (p=0.004). Nilai adjusted R Square (R2) dalam

model regresi adalah sebesar 0.359. Hal ini berarti bahwa variabel penelitian

dapat menjelaskan 35.9 persen penyebab kondisi anak (keterampilan sosial,

stres, prestasi akademik anak), selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

model tersebut (Tabel 51).

Lama ibu menjadi TKW berpengaruh negatif (β=-0.420) terhadap kondisi

anak, artinya bahwa setiap kenaikan satu satuan lama ibu menjadi TKW maka

akan menurunkan kondisi anak (menurunkan keterampilan sosial, meningkatkan

stress, dan menurunkan prestasi akademik) sebesar 0.420 satuan. Menurut

Gunarsa dan Gunarsa (2003), hal yang mempengaruhi perkembangan anak saat

mengalami perpisahan dengan ibunya yaitu lama ibu dan anak berpisah serta

bagaimana sikap ibu saat bertemu kembali dengan anak. Bowlby juga

mengamati gejala pada anak-anak yang tumbuh normal di rumah untuk

sementara waktu namun kemudian menderita perpisahan cukup lama. Hasil

menunjukkan bahwa anak-anak begitu terguncang. Jika hal ini dibiarkan dalam

waktu yang terlalu lama, dan jika anak juga kehilangan pengasuh pengganti ibu,

maka anak secara permanen akan menjauh dari ikatan erat dan tidak akan

Page 135: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

116  

 

 

peduli lagi dengan orang lain. Hasilnya adalah “karakter yang tidak memiliki

afeksi”, sebuah kepribadian yang tidak lagi peduli dengan orang lain dengan cara

yang mengerikan (Crain 2007).

Pendapatan keluarga berpengaruh positif (β=0.380) terhadap kondisi

anak, artinya setiap kenaikan satu satuan pendapatan maka akan meningkatkan

kondisi anak (meningkatkan keterampilan sosial, menurunkan stres,

meningkatkan prestasi anak) sebesar 0.380 satuan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Brooks (2001) yang menyatakan bahwa salah satu hal yang dapat

menurunkan kompetensi sosial anak adalah orangtua yang tidak bekerja. Hal ini

secara tidak langsung menyatakan bahwa salah satu pemicu stres orangtua

yang dapat menurunkan kompetensi sosial anak adalah pendapatan keluarga.

Selain itu menurut National Research Council [NRC] (1993a) dalam Papalia et al.

(2008), status sosioekonomi dapat menjadi faktor yang sangat kuat dalam

prestasi edukasional, hal ini karena orangtua mampu membentuk atmosfer

keluarga dalam menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran,

mampu memilih kualitas sekolah, dan cara orangtua mengasuh anaknya. Hal ini

menunjukkan bahwa orangtua yang memiliki pendapatan tinggi dapat

menyediakan fasilitas-fasilitas untuk meninkatkan keterampilan anak dan prestasi

belajar anak, juga fasilitas yang ada dapat menurunkan stres yang diderita anak.

Faktor lain yang mempengaruhi kondisi anak adalah interaksi dalam

keluarga (interaski ayah anak dan interasi suami istri) (β=-0.511), artinya setiap

kenaikan satu satuan interaksi ayah dan anak serta interaksi maka semakin

menurun kondisi anak sebesar 0.511 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa

keadaan hangat yang dibentuk lingkungan anak tidak mampu meningkatkan

kondisi anak. Anak membutuhkan kedekatan dan bonding yang nyata dengan

ibunya sehingga anak tetap mengalami stres meskipun orang disekitarnya telah

membentuk lingkungan yang hangat dan menyenangkan.

Page 136: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

117  

 

 

Pembahasan Umum

Fenomena munculnya keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di dunia

mungkin bukan menjadi hal baru, namun masih menjadi kejadian yang tidak

banyak terjadi kecuali untuk negara miskin dan berkembang seperti Indonesia,

Filipina, dan Srilangka. Kemiskinan yang melanda keluarga di Indonesia

menuntut anggota keluarga melakukan penyesuain agar keluarga dapat

melangsungkan hidup layak secara ekonomi. Tenaga Kerja Wanita (TKW)

merupakan salah satu strategi istri untuk menyelamatkan ekonomi keluarga.

Perpisahan istri dengan keluarga menyebabkan terjadinya perubahan

struktur keluarga dan fungsi pengasuhan anak. Berdasarkan teori struktural

fungsional, setiap anggota keluarga memiliki peranannya sendiri dalam keluarga

dimana ayah melakukan peran pencari nafkah (main breadwinner) sedangkan

ibu melakukan peran ekspresif (termasuk pengasuhan anak) dan secondary

breadwinner. Pola perubahan dalam keluarga TKW menyebabkan ibu berganti

peran menjadi main bread winner sedangkan ayah memerankan peran ekspresif

dan secondary breadwinner. Perubahan tersebut dapat menimbulkan resiko baik

terhadap pasangan maupun kondisi anak.

Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin lama istri bekerja menjadi

TKW maka komunikasi dan bonding yang terjalin antara suami dan istri semakin

melemah, begitu pula bonding antara ibu dan anak menjadi semakin melemah

sehingga menurunkan kondisi anak menjadi semakin stres, keterampilan sosial

melemah, dan prestasi akademik menurun. Disisi lain, penelitian juga

menunjukkan bahwa semakin lemah komunikasi dan bonding suami istri maka

semakin menurun kualitas perkawinan yang dirasakan pasangan. Hal ini

menggambarkan bahwa lama menjadi TKW secara tidak langsung berpengaruh

terhadap kualitas perkawinan, akibat semakin lama istri menjadi TKW.

Menarik untuk dicermati bahwa lama ibu menjadi TKW juga berpengaruh

terhadap penurunan kondisi anak (menurunkan keterampilan sosial,

meningkatkan stres, dan menurunkan prestasi akademik anak). Hal ini tercermin

dari kebutuhan bonding dengan ibu yang tinggi. Bahkan pengasuhan dimensi

kehangatan dan komunikasi yang tinggi antara ayah dan anak, kebahagiaan

perkawinan yang dirasakan ayah, serta dukungan sosial keluarga luas dan

tetangga yang diterima keluarga tidak mampu menurunkan tingkat stres yang

dialami anak. Sepertinya ketika pengasuh utama pergi maka akan terjadi

Page 137: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

118  

 

 

perubahan fungsi psikologis anak seperti pola makan dan tidur, pola bemain, dan

mood anak, sehingga anak kehilangan pegangan hidup dan menjadi stres.

Prestasi akademik anak di sekolah juga menunjukkan adanya kecenderungan

perolehan nilai yang tidak cukup memuaskan akibat kepergian ibu. Begitu pula

dengan keterampilan sosial anak akan cenderung menurun akibat ketidakhadiran

ibu ditengah-tengah keluarga. Namun disisi lain, hasil analisis menunjukkan

bahwa semakin tinggi pendapatan keluarga maka keluarga dapat memberikan

fasilitas untuk dapat meningkatkan kondisi anak, khususnya fasilitas untuk

meningkatkan prestasi akademik anak.

Fenomena ini menggambarkan adanya dilema paradoks pada keluarga

TKW. Disatu sisi kepergian ibu menjadi TKW memberikan dampak positif karena

pendapatan yang diperoleh TKW dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga,

termasuk dalam investasi pendidikan anak, namun disisi lain ketidakseimbangan

ekosistem keluarga TKW beresiko menurunkan kualitas perkawinan,

menurunkan keterampilan sosial anak, meningkatkan stres anak, dan

menurunkan prestasi akademik anak akibat tidak adanya perhatian ibu terhadap

anak.

Bagaimanapun juga, benefit dan cost rasio akibat kepergian ibu menjadi

TKW tidaklah seimbang. Dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar dari pada

dampak positif yang didapatkan. Hasil penelitian ini menguatkan teori struktural

fungsional dan perkembangan anak yang telah ada bahwa apabila keluarga tidak

berfungsi sebagaimana mestinya, maka keluarga menjadi disorganisasi dan

dibuktikan dengan berbagai kondisi yang tidak menguntungkan dalam kualitas

perkawinan dan kondisi anak TKW yang memburuk. Akibat ketidakseimbangan

keluarga tersebut maka dibutuhkan dukungan yang diberikan keluarga besar dan

tetangga yang dapat membantu meminimalisir dampak kepergian istri. Dengan

dukungan tersebut ayah dapat lebih baik dalam menerapkan pengasuhan

kehangatan kepada anak, interaksi yang terjalin diantara anggota keluarga akan

semakin baik, dan kualitas perkawinan juga semakin kokoh. Peran PJTKI juga

penting untuk menjadi penghubung antara anak dengan ibu sehingga dapat

meminimalisir stres anak.

Selain dukungan sosial keluarga, tetangga, dan PJTKI sebaiknya

pemerintah memberikan kebijakan lebih lanjut yang bersifat holostik dan solutif.

Solusi preventif dan kuratif yang dapat diberikan penulis kepada pemerintah

yaitu: (1) Anak merupakan generasi penerus bangsa, sehingga Pemda

Page 138: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

119  

 

 

sebaiknya melakukan konseling secara berkelanjutan untuk memastikan anak

mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara normal, misalnya diadakan

perkumpulan sesama anak TKW yang didalamnya dilakukan kegiatan-kegiatan

bermanfaat seperti out-bond atau bertukar pengalaman; (2) Pemerintah

sebaiknya bekerjasama dengan lembaga penting seperti Majelis Ulama

Indonesia (MUI) atau Organisasi Wanita untuk merubah pola pikir masyarakat

bahwa tanggung jawab terhadap keluarga dan anak merupakan tanggung jawab

terpenting bagi keluarga.

Keterbatasan Penelitian Penelitian ini diakui memikili beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan

perbaikan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Keterbatasan-keterbatasan

tersebut yaitu:

1. Teknik pengambilan contoh dengan metode purposive dengan konsekuensi

bahwa kesimpulan dari penelitian ini tidak dapat mewakili populasi TKW di

Kabupaten Sukabumi

2. Jumlah contoh kurang dari 50 orang dan tidak dibedakan contoh TKW yang

belum pulang dan yang sudah pulang ke Indonesia

3. Tidak membedakan anak TKW laki-laki dan perempuan

4. Instrumen ada yang mengukur data retrospektif, sehingga ada kemungkinan

bias recall (ingatan)

5. Mengukur semua variabel berdasarkan perceived (yang dirasakan) ayah

saja, sehingga perlu penelitian lanjutan dengan responden anak untuk

mengukur kondisi anak sendiri (keterampilan sosial, stres, dan hal yang

terkait dengan anak) dan responden TKW untuk mengukur kualitas

perkawinan dan hal yang terkait dengan TKW.

Page 139: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

120  

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN 1. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar umur suami dan istri termasuk

dalam usia dewasa awal, sedangkan sebagian besar anak termasuk dalam

usia anak sekolah (kelas 2 sampai 6, umur 9 sampai 14 tahun). Lebih dari

separuh keluarga contoh termasuk dalam keluarga kecil. Persentase terbesar

tingkat pendidikan suami dan istri ialah tamat sekolah dasar. Rata-rata

pendapatan per bulan keluarga sebelum istri menjadi TKW sebesar Rp 1 138

723,00, sedangkan saat istri menjadi TKW rata-rata pendapatan perbulan

meningkat hampir tiga kali lipat menjadi Rp 3 247 670,00. Negara tujuan

terbesar TKW adalah Arab Saudi dengan rata-rata gaji sebesar Rp 1 800

000,00. Lama TKW bekerja di luar negeri berkisar antara 7 bulan sampai 10

Tahun dengan rata-rata 44.81 bulan. Hal yang memotivasi istri untuk menjadi

TKW adalah agar anak dapat melanjutkan sekolah, memenuhi kebutuhan

keluarga, merubah status sosial ekonomi keluarga, membangun rumah, dan

menjadi perempuan mandiri. 2. Dukungan sosial yang diterima keluarga contoh tergolong kategori sedang.

Setelah ibu menjadi TKW, persentase terbesar pengasuhan anak dilakukan

oleh ayah dengan bantuan keluarga luas. Sebagian besar pengasuhan

dimensi kehangatan yang dilakukan ibu sebelum menjadi TKW, pengganti

ibu, dan ayah tergolong kategori tinggi. Interaksi antara ibu dan anak

termasuk kategori sedang, interaksi antara ayah dan anak termasuk kategori

tinggi, dan interaksi suami dan istri termasuk kategori tinggi. Kualitas

perkawinan sebagian besar contoh termasuk dalam kategori tinggi. Lebih dari

tiga per lima anak mempunyai keterampilan sosial kategori tinggi, tiga per

lima anak mempunyai stres kategori sedang dan tinggi. Hampir tiga per

empat anak mempunyai prestasi kurang memuaskan. 3. Tidak terdapat perbedaan antara pengasuhan dimensi penerimaan dan

penolakan yang dilakukan ibu sebelum menjadi TKW, pengganti ibu, dan

ayah. Namun terdapat perbedaan nyata antara interaksi ibu dan anak dengan

interaksi ayah dan anak. 4. Semakin tinggi dukungan sosial, pengasuhan dimensi kehangatan pengasuh,

dan interaksi dalam keluarga, maka semakin tinggi kualitas perkawinan

keluarga contoh. Namun, semakin lama istri menjadi TKW maka semakin

Page 140: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

121  

 

 

berkurang komunikasi dan bonding suami dan istri sehingga semakin rendah

kualitas perkawinan contoh. 5. Anak-anak pada keluarga TKW merasa kehilangan sosok ibu. Hal ini

tercermin dari kebutuhan bonding dengan ibu yang tinggi, sehingga

menyebabkan stres pada anak. Bahkan dukungan sosial keluarga luas dan

tetangga, pengasuhan dimensi kehangatan pengasuh, interaksi dalam

keluarga, dan kebahagiaan perkawinan yang dirasakan ayah tidak mampu

menurunkan tingkat stres yang dialami anak. Namun demikian, dukungan

sosial PJTKI dapat menurunkan stres anak. Prestasi akademik anak di

sekolah kurang menunjukkan nilai yang baik terutama bagi anak yang

cenderung mendapatkan pengasuhan dimensi penolakan dari pengasuh,

namun demikian pendidikan ayah dapat meningkatkan prestasi anak di

sekolah. Keterampilan sosial anak dapat menurun karena anak tidak dapat

merasakan atmosfer kebahagiaan di dalam keluarga akibat perpisahan

dengan sosok ibu, namun interaksi ayah dan anak yang baik dapat

meningkatkan keterampilan sosial anak. 6. Semakin lama ibu menjadi TKW maka semakin memperburuk kondisi anak,

namun di lain pihak pendapatan kelarga yang semakin tinggi juga dapat

memperbaiki kondisi anak, terutama dalam memberikan fasilitas belajar. Hal

ini menunjukkan adanya dilema paradoks pada keluarga TKW. Namun

secara keseluruhan sosial cost yang harus ditanggung keluarga dan anak

lebih besar bila dibanding dengan benefit yang diperoleh keluarga contoh.

SARAN 1. Keterbatasan penelitian ini adalah mengukur semua variabel penelitian

berdasarkan percieved (apa yang dirasakan) ayah. Dengan demikian, perlu

diadakan penelitian lanjutan dengan responden TKW untuk mengukur

kualitas perkawinan dan responden anak TKW untuk mengukur keterampilan

sosial anak, stres anak, dan kondisi lain yang terkait dengan anak saat di

tinggal ibu menjadi TKW.

2. Sebaiknya diadakan penelitian lanjutan untuk melihat variabel-variabel lain

yang berpengaruh terhadap keterampilan sosial (seperti pengaruh teman

sebaya dan interaksi anak di sekolah); pengaruh terhadap stres (seperti

resilience anak menghadapi tekanan); pengaruh terhadap prestasi belajar

Page 141: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

122  

 

 

anak (seperti keyakinan kecakapan diri, motivasi akademik, dan sistem

pendidikan yang diterapkan di sekolah).

3. Anak merupakan generasi penerus bangsa sehingga Pemda sebaiknya

melakukan konseling secara berkelanjutan untuk memastikan anak

mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, misalnya

diadakan perkumpulan sesama anak TKW yang didalamnya dilakukan

kegiatan-kegiatan bermanfaat seperti out-bond atau bertukar pengalaman.

4. Sebaiknya ada peran serta Majelis Ulama Indonesia (MUI), organisasi

wanita, maupun organisasi lain agar dapat merubah pemikiran masyarakat

bahwa menjadi TKI/TKW bukan merupakan satu-satunya jalan untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga, selain itu menekankan bahwa

terdapat tanggung jawab yang juga besar dalam mendidik anak.

Page 142: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

123  

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Achir, Y A. 1985. “Wanita dan Karya” Suatu Analisa dari Segi Psikologi. Dalam Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia Suatu Tinjauan Psikologis. Editor: S.C. Utami Munandar. Jakarta: Universitas Indonesia

Anonim. 1998. http://www. geocities. com/ RainForest/ Canopy/ 8087/ miskin. htm. [diakses 25 Januari 2009]

Antara. 2007. Pemerintah Targetkan Tempatkan Satu Juta TKI pada Tahun 2007. http://www.antara.co.id/arc/2007/5/22/pemerintah-targetkan-tempatkan-satu-juta-tki-pada-2007/ [diakses 29 Februari 2009].

Antara. 2008. Kiriman UangTKI Kabupaten Sukabumi Capai Rp 501 Miliar. http: // www. antara. co. id/ arc/ 2008/1/28/ kiriman-uang-tki-kabupaten-sukabumi-capai-rp501-miliar/ [diakses 19 Februari 2009]

Aprilianti, E. 2007. Analisis Tingkat Stres dan Strategi Koping pada Suami yang Istrinya Bekerja sebagai TKW di Luar Negeri [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Bern, RM. 1997. Child, Family, School, Community Socialization and Support, Fourth Edition. Rinehart & Winston, Inc.

Bigner, JJ. 1979. Parent-Child Relations: An Introduction to Parenting. New York: Macmillan Publishing Co, Inc

BKKBN NTB. 2009. Ratusan Ribu Anak Terlantar di NTB. http: // prov. bkkbn. go. id/ ntb/ news_detail. php?nid=316 [diakses Februari 2009]

BKKBN. 1996. Pemantapan Fungsi Keluarga menuju Terbentuknya Keluarga Sejahtera: Kajian Aplikasi dan Kriteria Implementasi Delapan Fungsi Keluarga. Jakarta.

BNP2TKI. 2008. Remitansi TKI Naik 37,3 Persen. http:// www. ham. go. id/ index. php? option=com_content&view= article&id= 384% 3Aremitansi-tki-2008-naik-373-persen&Itemid=151 [diakses 23 Febrari 2009]

BNP2TKI. 2009. http://www.nakertrans.go.id/pusdatin.html,13,312,pnaker [diakses 26 Juli 2009]

Boveja, ME. 1998. Parenting Styles and Adolencents’ Learning Strategies in the Urban Community. Journal of Multicultural Conseling ang Development, 26, 2;Proquest Psycology Jurnals pg 110.

BPS. 2006. Pengeluaran Rata-rata Perkapita Sebulan menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Barang di Jawa Barat. http: //jabar. bps.go. id/ Tabel/ konsumsi/ Pengeluaran%20Per%20Kapita.html. [diakses 18 November 2009]

Page 143: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

124  

 

 

BPS. 2006. www.bps.go.id/releases/files/kemiskinan-01sep06.pdf [diakses Februari 2009].

BPS. 2007. Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Sukabumi Tahun 2007.

Briawan, D dan Herawati, T. 2005. Peran Stimulasi Orangtua terhadap Perkembangan Anak Balita Keluarga Miskin [laporan penelitian]. IPB, Bogor.

Brooks, JB. 2001. Parenting, Thirth Edotion. California: Mayfield Pblishing Company

Conger et al. 1994. Families in Troubled Times: Adapting to Change in Rural America. New York: Aldine De Gruyter

Cotrona. 1996. Social Support in Couples. USA: Sage Publications, Inc.

Crain, W. 2007. Teori Perkembangan: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Crittenden, D. 2002. Wanita Salah Langkah. Bandung: Qonita

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Fungsi Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia.

Depnaker. 2008. http: // www. jatimprov. go. id/ dbfile/ bidlahta01/ 2008 10 28 014327_data_penempatan_tki_daerah_asal_tki_dan_negara_tujuan_disnaker_2008.pdf [diakses 5 Desember 2008]

Depnakertrans. 2006. http: //www. ssffmp. or. id/ suplemen/ cetak_detail. asp? mid=1&id=178590&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=192 [diakses 26 Juli 2009]

Dewanti. 2008. Analisis Persepsi dan Sikap terhadap Peran Gender pada Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Disnakertrans. 2005. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor: 13 Tahun 2005 tentang Pengerahan Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri Asal Kabupaten Sukabumi.

Duvall. 1955. Family Living. New York: The Macmillan Company.

Fereshti. 2007. Buruh Migran, Batas Tipis Devisa dan Derita. http:/ /202.146.5.33/ kompas-cetak/ 0707/ 26/j ogja/ 1040304.htm [diakses 18 Desember 2009]

Fitasari. 2004. Strategi Keluarga Miskin dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup, Gizi Balita dan Tingkat Kepuasan Keluarga [skripsi]. Program Studi Gizi

Page 144: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

125  

 

 

Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Golemen, D. 2006. Emotional Intelegent. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Gunarsa dan Gunarsa. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia

Gunarsa. 2003. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia

Hadawi, RA. 2001. Psikologi Perkembangan Anak: Mengenali Sifat, Bakat dan Kemampuan Anak. Jakarta: PT Grasindo.

Hastuti, D. 2007. Pengasuhan: Teori dan Prinsip serta Aplikasinya di Indonesia. Diktat Mata Kuliah Pengasuhan. Institut Pertanian Bogor

Hastuti, D. 2006. Analisis Pengaruh Model Pendidikan Prasekolah pada Pembentukan Anak Sehat, Cerdas, dan Berkarakter [disertasi]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hurlock, EB. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Jatiningsih. 2004. Alokasi Waktu Ibu dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Sosial Anak pada Keluarga Nelayan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Jawa pos. 2008. Suka Cita SMPN I Panceng yang Berada di Kantong TKI. http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=9932 [diakses 26 Juli 2009]

Karyadi. 1988. Ilmu Kehidupan Keluarga. Diktat Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Kammeyer, KCW. 1987. Marriage and Family: A Foundation for Personal Decisions. Allyn Bacon, Inc.

Landis and Landis. 1955. Personal Adustment Marriage and Family Living (2rd

ed). United States of America: Prentice-Hall, Inc.

Leeper SH, Witherspoon RL, Day B. 1984. Good Schools for Young Children. USA: Macmillan Publishing Company.

Liefeld JP, Edgecombe FHC, Wolfe L. 1972. Demoraphic Characteristics of Canadian Consumer Complainers. The Journal of Consumer Affairs

Luthfiyasari, A. 2004. Peran Instrumental dan Ekspresif Orangtua serta Hubungannya dengan Sikap dan Perilaku Remaja pada Keluarga dengan Ibu Bekerja di Luar Negeri (TKW) [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Page 145: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

126  

 

 

Mangkuprawira, S. 2009. http://ronawajah.wordpress.com/category/kebijakan-pemerintah/ [diakses 22 Februari 2009]

Mariana, D. 2008. Menyoal Kemiskinan di Jawa Barat. http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg08685.html [diakses 22 Mei 2009]

Megawangi, R. 1993. Keluarga dan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Rangka Menyongsong Abad ke-21. Seminar Mengisi Hari Keluarga Nasional 1993 dan Menyongsong Tahun Keluarga Internasional 1994. Jurusan Gizi Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Bekerjasama dengan Kantor Menteri Negara Kependudukan BKKBN, Jakarta.

Megawangi, R. 1999. Membiarkan Berbeda: Sudut Pandang Baru tenteng Relasi Gender. Bandung: Mizan

Melson. 1980. Family and Environment An Ecosystem Perspective. Minnesota: Burgess Publishing Company.

Mutyahara, A. 2005. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Peran Ibu dalam Pengasuhan dan Kecerdasan Emosional Anak Usia Sekolah [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Nurani. 2004. Pengaruh Kualitas Perkawinan, Pengasuhan Anak dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Anak [tesis]. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Papalia DE, Old SW, dan Feldman RD. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Petra. 2008. Teori Komunikasi. http: //digilib. petra. ac. id/ viewer. php? submit. x=19&submit.y=13&submit=prev&page=3&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-31401495-9043-oriflame-chapter2.pdf [diakses 26 Oktober 2009]

Puspitawati, H. 2006. Pengaruh Faktor Keluarga, Lingkungan Teman dan Sekolah terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Bogor [disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Puspitawati, H. 2007. Konsep dan Teori Gender. Diktat Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, Bogor.

Republika. 2004. Pengaruh TKI terhadap Jumlah Perceraian di Paciran. http://www.republika.co.id [diakses Maret 2009]

Rice, FP. 1983. Contemporary Marriage. USA: Allyn and Bacon, Inc.

Page 146: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

127  

 

 

Rohner, R. 1986. The Warmth Dimention: Fondation of Parental Acceptance-Rejection Theory. California: Sage Publication, Inc.

Rudyanto. 2007. “Keadaan Khusus dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Kepribadian Anak dan Peranan Terapi Keluarga” dalam Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Gunarsa dan Gunarsa). Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Sadarjoen, SS. 2009. Membangun Keluarga Bahagia. http: // resources. unpad. ac. id/ unpad content/ uploads/ publikasi _ dosen/ MEMBANGUN % 20 KELUARGA % 20 BAHAGIA. pdf [diakses Februari 2009]

Sadli, S. 1993. Peranan Keluarga dalam Proses Modernisasi dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya. Disampaikan pada seminar: Keluarga Menyongsong Abad XXI dan Perananya Dalam Pengembangan Sumberdaya Manusia Indonesia. Bogor: IPB dan BKKBN

Samhadi, SH. 2007. Potret Suram TKI, Salah Siapa?. http: //www. migrantcare. net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=2&artid=2 [diakses 18 Desember 2009]

Santrock dan Yusen. 1982. Child Developmen: An Introduction. Iowa

Sari, K. 2004. Keragaan Kebahagiaan Istri dalam Perkawinan Poligami [skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Satoto. 1990.Pertumbuhan dan Perkembangan Anak: Pengamatan Anak Umur 0-18 Bulan di Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah [disertasi]. Ilmu Kedokterran, Universitas Diponegoro, Semarang

Saxton. 1990. The Individual, Marriage, and Family (7th ed). California: A Division of Wadsworth, Inc.

Simamora, CMS. 2005.Hubungan Ketegangan Suami Istri dengan Konflik pada Keluarga Bercerai [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Subkhan. 2007. Benang Kusut Persoalan TKI. http:// subkhan. wordpress. com/ 2007/ 11/ 19/ benang-kusut-persoalan-tki/ [diakses Februari 2009]

Sunarti, E. 2001. Ketahanan Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Kehamilan [disertasi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Sunarti, E. 2004. Mengasuh dengan Hati. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Suryani. 2004. Ilmu Komunikasi. http:// users. monash. edu. au/ ~hwatt/ students/ A%20Suryani_Jurnal%20I%20Komunikasi_2004.pdf[diakses januari 2009]

Page 147: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

128  

 

 

Tati. 2004. Pengaruh Tekanan Ekonomi keluarga, Dukungan Sosial, dan Kualitas Perkawinan terhadap Pengasuhan Anak [tesis]. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Tempointeraktif.2004. Sebagian Besar TKI Kabupaten Sukabumi Illegal. http:// www. tempointeraktif. com/ hg/ nusa/ 2004/ 10/ 19/ brk, 2004 10 19-47, id. html [diakses Februari 2009]

Turner dan Helms. 1991. Lifespan Development (4th edition). USA: Holt Rinehart and Winston, Inc

Undang-Undang No. 39 Tahun 2004. 2005. Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Yogyakarta: Pustaka Sakti.

Wibono, I. 2007. “Sosialisasi pada Anak” dalam Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Gunarsa dan Gunarsa). Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Wisnubrono. 2007. http:// agungpw. blogspot. com/ 2007/ 09/ selamat-datang.

html [diakses 18 Februari 2009]

Page 148: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

 

LAMPIRAN

Page 149: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

130  

 

 

Lampiran 1 Kepemilikan aset sebelum dan setelah istri menjadi TKW (n=47)

No Aset Pra TKW (%) Saat TKW (%) Kenaikan (%) 1 Rumah 51.06 76.60 25.54 2 Lahan 5.32 12.23 6.91 3 Transportasi 3.40 12.77 9.37 4 Elektronik 17.60 34.43 16.83 5 Furniture 68.09 91.49 23.40 6 Perhiasan 19.15 34.04 14.89 7 Perlengkapan dapur 38.30 71.28 32.98 8 Ternak 19.15 27.66 8.51

Rata-rata kenaikan 17.30 Lampiran 2 Keadaan tempat tinggal sebelum dan setelah istri menjadi TKW

(n=47)

No Keadaan Tempat Tinggal Pra TKW (%)

Pasca TKW (%)

1 Status Kepemilikan Rumah

Rumah sendiri 51.1 72.3 Kontrak 6.4 0 Orangtua 42.6 25.5 Lainnya 0 2.1

2 Kepemilikan Rumah Lebih dari Dua

Ya 6.4 10.6

Tidak 93.6 89.4

3 Kepadatan Rumah < 8m2 17 6.4 ≥ 8 m2 83 93.6

4 Tipe Dinding

Bambu 17.0 12.8 Kayu 4.3 2.1 Sebagian tembok 14.9 10.6

Tembok 63.8 74.5 Lainnya

5 Tipe Atap

Genting 91.5 89.4 Seng 0 0 Asbes 4.3 4.3 Nifah 4.3 6.4 Lainnya

6 Tipe Lantai

Keramik 59.6 68.1 Ubin 10.6 4.3 Semen 10.6 12.8 Tanah 8.5 6.4 Lainnya 10.6 8.5

7 Ventilasi Rumah

Cukup 97.9 97.9

Tidak cukup 2.1 2.1

8 Sumber Air minum

Air sungai/air hujan 6.4 6.4

Sumur/mata air 76.6 70.2 Ledeng/PAM 17.0 21.3 Lainnya (air galon) 0 2.1

9 Kepemilikan kamar mandi Ya 78.7 80.9 Tidak 21.3 19.1

Page 150: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

131  

 

 

Lampiran 3 Frekuensi makan pada keluarga saat ini

No Sumber Pangan 1 (%)

2 (%)

3 (%)

4 (%)

5 (%)

Rata-rata Frekuensi per bulan

Karbohidrat 1 Nasi 100 0 0 0 0 77.87 2 Kentang 0 0 6.38 10.64 82.98 0.81 3 Mie 21.28 2.13 68.08 0 8.5 13.15 4 Roti 19.15 0 36.17 17.02 27.66 10.04 5 Jagung 2.13 0 2.13 10.64 85.11 0.83 6 Umbi-umbian 6.38 2.13 19.15 38.30 34.04 3.62 7 Lainnya 0.64 Protein 1 Telor 14.89 2.13 61.70 14.89 6.38 10.26 2 Daging ayam 2.13 0 17.02 27.65 53.19 1.77

3 Daging (sapi, kambing, kerbau)

0 0 2.13 17.02 80.85 0.45

4 Ikan (tawar, laut) 76.60 4.26 12.76 4.26 2.13 45.06 5 Ikan asin 55.32 0 29.79 8.51 6.38 27 6 Tempe 29.79 0 51.06 12.76 6.38 17.53 7 Tahu 23.40 0 38.30 12.76 25.53 11.06 Buah 1 Pisang 4.26 0 36.17 14.89 44.68 3.94 2 Pepaya 2.13 0 31.91 14.89 51.06 2.57 3 Jeruk 2.13 0 38.30 31.91 27.70 3.45 4 Lainnya 2.13 0 14.89 10.64 72.34 1.68 Sayuran 1 Kangkung 2.13 0 53.19 6.38 38.30 3.62 2 Bayam 2.13 0 42.55 6.38 48.94 2.74 3 Sup 2.13 0 59.57 6.38 31.91 4.64 4 Kacang-kacangan 2.13 0 42.55 8.51 46.81 2.62 5 Lainnya 2.13 12.76 29.79 6.38 48.94 5.43

Keterangan: 1= setiap hari (1-3 kali) 2= 5-7 kali perminggu 3= 1-4 kali perminggu 4= 1-3 kali perbulan per bulan 5= lebih dari 1 bulan atau tidak sama sekali

Page 151: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

132  

 

 

Lampiran 4 Pengasuhan dimensi penerimaan ibu (ra TKW), pengganti ibu (saat TKW), ayah (saat TKW)

No Pengasuhan Penerimaan Tidak

pernahKadang-kadang Sering

% % % Ibu (n=47)

1 Mencintai dengan hangat pada anak (memeluk, mengelus kepala anak, dll)

4.26 29.79 65.96

2 Membantu anak mengerjakan sesuatu yang penting (PR dari sekolah, belajar, dll)

23.40 27.66 46.81

3 Mengatakan cinta pada anak 10.64 27.66 61.70 4 Sangat peduli dengan anak 2.13 10.64 87.23 5 Tertawa bersama apabila ada hal-hal

yang lucu 4.26 23.40 72.34

Pengganti ibu (n=35) 1 Mencintai dengan hangat pada anak

(memeluk, mengelus kepala anak, dll) 11.43 31.43 57.14

2 Membantu anak mengerjakan sesuatu yang penting (PR dari sekolah, belajar, dll)

51.43 22.86 25.71

3 Mengatakan cinta pada anak 25.71 20.00 54.29 4 Sangat peduli dengan anak 0 20.00 80.00 5 Tertawa bersama apabila ada hal-hal

yang lucu 8.57 37.14 82.86

Ayah (n=47) 1 Mencintai dengan hangat pada anak

(memeluk, mengelus kepala anak, dll) 6.38 36.17 57.45

2 Membantu anak mengerjakan sesuatu yang penting (PR dari sekolah, belajar, dll)

34.04 44.68 21.28

3 Mengatakan cinta pada anak 10.64 29.79 59.57 4 Sangat peduli dengan anak 2.13 12.77 85.11 5 Tertawa bersama apabila ada hal-hal

yang lucu 4.26 29.79 65.96

Page 152: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

133  

 

 

Lampiran 5 Pengasuhan dimensi penolakan ibu (Pra TKW), pengganti ibu (saat TKW), ayah (saat TKW)

No Pengasuhan Kehangatan Tidak

pernahKadang-kadang Sering

% % % Ibu (n=47)

1 Membentak atau berteriak pada anak saat marah

34.04 46.81 19.15

2 Mengancam apabila tidak menuruti perintah

61.70 19.15 19.15

3 Memukul anak 72.34 21.28 6.38 4 Berbicara kasar dengan anak 70.21 25.53 4.26 5 Memanggil anak dengan panggilan

yang jelek 87.23 10.67 2.13

Pengganti ibu (n=35)1 Membentak atau berteriak pada anak

saat marah 37.45 37.45 25.71

2 Mengancam apabila tidak menuruti perintah

65.71 17.14 17.14

3 Memukul anak 85.71 11.43 2.86 4 Berbicara kasar dengan anak 48.94 22.86 11.43 5 Memanggil anak dengan panggilan

yang jelek 94.29 2.86 2.86

Ayah (n=47) 1 Membentak atau berteriak pada anak

saat marah 46.81 44.68 8.51

2 Mengancam apabila tidak menuruti perintah

61.80 25.53 12.77

3 Memukul anak 76.60 23.40 0 4 Berbicara kasar dengan anak 72.34 25.53 2.13 5 Memanggil anak dengan panggilan

yang jelek 91.49 6.38 2.13

Page 153: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

134  

 

 

Lampiran 6 Komunikasi ibu dan anak (n=47)

No Komunikasi Ibu dan Anak Tidak

PernahKadang-kadang Sering

% % % 1 Ibu meluangkan waktu untuk berbicara

dengan anak kapanpun anak memerlukan

29.79 57.45 12.77

2 Anak lebih suka berbicara dengan ibu dibanding dengan anggota keluarga lain

40.43 46.81 12.77

3 Ibu menanyakan dan ingin tahu mengapa anak pulang terlambat

80.85 14.89 4.26

4 Ibu selalu bersungguh-sungguh dan bersikap positif membantu menyelesaikan masalah-masalah anak

25.53 51.06 23.40

5 Ibu selalu menasehati anak 12.77 44.68 42.55 6 Anak selalu mendengarkan nasehat

yang diberikan oleh ibu 12.77 38.30 51.06

7 Ibu menyediakan waktu untuk berbicara sesuatu yang pribadi menyangkut anak,misalnya hubungan anak dengan teman (persahabatan dan pertengkaran)

63.83 29.79 6.38

8 Ibu sering bertanya tentang teman-teman anak di sekolah maupun di rumah

23.40 12.77 63.83

9 Ibu sering memuji dan bangga ketika anak melakukan/mendapat hal yang baik misalnya nilai rapor yang baik

31.91 40.43 27.66

10 Ibu mendengarkan/menanyakan saran/pendapat anak mengenai sesuatu seperti dalam membuat peraturan di rumah sehingga anak merasa dihargai

34.04 48.94 17.02

Page 154: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

135  

 

 

Lampiran 7 Bonding ibu dan anak (n=47)

No Bonding Ibu dan Anak Tidak

PernahKadang-kadang Sering

% % % 1 Ibu adalah kawan anak yang paling

dekat yang bisa anak ajak ngobrol tentang apa saja

29.79 61.70 8.51

2 Meskipun anak tidak memberitahu, ibu dapat merasakan kalau anak ada kesulitan

29.79 23.40 46.81

3 Jika anak memang mempunyai masalah anak lebih suka menceritakannya kepada ibu daripada oranglain

42.55

48.94 8.51

4 Ibu bersedia memperhatikan dan mendengarkan jika anak mendapat masalah

19.15 59.57 21.28

5 Ibu selalu membantu menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak

19.15 63.83 17.02

6 Kalau perlu uang tambahan, anak lebih suka meminta kepada ibu daripada bapak

59.57 31.91 8.51

7 Anak sedih dan merasa kesepian bila ditinggal ibu terlalu lama

12.77 53.19 34.04

8 Ibu paling tahu kegemaran (hobi) anak

31.91 19.15 48.94

9 Ibu mengetahui dan memantau aktivitas anak bila di luar jam sekolah

59.57 17.02 23.40

10 Ibu tahu dan mengenal teman-teman anak

21.28 36.17 42.55

Page 155: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

136  

 

 

Lampiran 8 Komunikasi ayah dan anak (n=47)

No Komunikasi Ayah dan Anak Tidak

PernahKadang-kadang Sering

% % % 1 Ayah meluangkan waktu untuk

berbicara dengan anak kapanpun anak memerlukan

6.38 44.68 48.94

2 Anak lebih suka berbicara dengan ayah dibanding dengan anggota keluarga lain

12.77 48.96 38.30

3 Ayah menanyakan dan ingin tahu mengapa anak pulang terlambat

25.53 31.91 42.55

4 Ayah selalu bersungguh-sungguh dan bersikap positif membantu menyelesaikan masalah-masalah anak

12.77 27.66 59.57

5 Ayah selalu menasehati anak 4.26 14.89 80.85 6 Anak selalu mendengarkan nasehat

yang diberikan oleh ayah 2.13 17.06 80.85

7 Ayah menyediakan waktu untuk berbicara sesuatu yang pribadi menyangkut anak,misalnya hubungan anak dengan teman (persahabatan dan pertengkaran)

31.91 46.81 21.28

8 Ayah sering bertanya tentang teman-teman anak di sekolah maupun di rumah

23.40 38.30 38.30

9 Ayah sering memuji dan bangga ketika anak melakukan/mendapat hal yang baik misalnya nilai rapor yang baik

14.89 31.91 53.19

10 Ayah mendengarkan/menanyakan saran/pendapat anak mengenai sesuatu seperti dalam membuat peraturan di rumah sehingga anak merasa dihargai

14.89 48.94 36.17

Page 156: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

137  

 

 

Lampiran 9 Bonding ayah dan anak (n=47)

No Bonding Ayah dan Anak Tidak

PernahKadang-kadang Sering

% % % 1 Ayah adalah kawan anak yang paling

dekat yang bisa anak ajak ngobrol tentang apa saja

10.64 53.19 36.17

2 Meskipun anak tidak memberitahu, ayah dapat merasakan kalau anak ada kesulitan

27.66 38.30 34.04

3 Jika anak memang mempunyai masalah anak lebih suka menceritakannya kepada ayah daripada oranglain

14.89 51.06 34.04

4 Ayah bersedia memperhatikan dan mendengarkan jika anak mendapat masalah

8.51 55.32 36.17

5 Ayah selalu membantu menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak

10.64 31.91 57.45

6 Kalau perlu uang tambahan, anak lebih suka meminta kepada ayah daripada bapak

6.38 34.04 59.57

7 Anak sedih dan merasa kesepian bila ditinggal ayah terlalu lama

29.79 31.91 38.30

8 Ayah paling tahu kegemaran (hobi) anak

14.89 29.79 55.32

9 Ayah mengetahui dan memantau aktivitas anak bila di luar jam sekolah

12.77 27.66 59.57

10 Ayah tahu dan mengenal teman-teman anak

12.77 40.43 46.81

Page 157: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

138  

 

 

Lampiran 10 Komunikasi suami dan istri (n=47)

No Komunikasi Suami dan Istri Tidak

PernahKadang-kadang Sering

% % % 1 Saya dan istri saya selalu

meluangkan untuk berbicara kapanpun kami memerlukannya

4.26 34.04 61.70

2 Saya lebih senang berbicara dengan istri daripada orang lain (saudara, teman, dll)

12.77 23.40 63.83

3 Saya dan istri membicarakan masalah pendidikan anak

10.64 17.02 72.34

4 Saya dan istri membicarakan rasa cinta diantara kami

12.77 23.40 63.83

5 Saya dan istri sering konflik dalam mendisiplinkan anak*

2.13 63.83 34.04

6 Saya dan istri sering konflik dalam pengasuhan anak*

2.13 63.83 34.04

7 Saya dan istri membicarakan mengenai teman kami

42.55 38.30 19.15

8 Saya marah atau memaki istri* 4.26 48.94 46.81 9 Istri saya marah atau memaki saya* 14.89 40.43 44.68 10 Saya dan istri saling menghargai 0.00 4.26 95.74

Lampiran 11 Bonding suami dan istri (n=47)

No Bonding Suami dan Istri Tidak

PernahKadang-kadang Sering

% % % 1 Istri adalah kawan yang paling dekat

yang bisa saya ajak ngobrol tentang apa saja

6.38 27.66 65.96

2 Meskipun saya tidak memberitahu, istri dapat merasakan kalau anak ada kesulitan

25.53 25.53 48.94

3 Jika saya memang mempunyai masalah, saya lebih suka menceritakannya kepada istri daripada oranglain

10.64 25.53 63.83

4 Istri bersedia memperhatikan dan mendengarkan jika saya mendapat masalah

8.51 25.53 65.96

5 Istri selalu membantu menyelesaikan masalah yang terjadi pada saya

10.64 27.66 61.70

6 Saya menyerahkan dan mempercayakan pengelolaan uang gaji atau upah kerja pada istri

23.40 19.15 57.45

7 Saya sedih dan merasa kesepian bila ditinggal istri terlalu lama

6.38 31.91 61.70

8 Istri paling tahu kegemaran (hobi) saya

17.02 29.79 53.19

9 Istri mengetahui aktivitas saya di luar rumah

17.02 17.02 65.96

10 Istri saya tahu dan mengenal teman-teman saya

6.38 51.06 42.55

Page 158: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

139  

 

 

Lampiran 12 Stres Anak (n=47)

No Pernyataan Tidak

pernah (%)

Kadang-kadang

(%)

Sering (%)

Kondisi Perasaan (emosi) 1 Suka mengalami kecemasan 27.66 38.30 34.04 2 Merasa cepat marah 36.17 25.53 38.30 3 Suka mengalami kekecewaan (frustasi) 29.79 27.66 40.43 4 Suka merasa jenuh atau bosan 23.40 38.30 2.13 Perilaku 1 Suka melakukan kekeliruan 40.43 42.55 17.02 2 Suka mengalami kecelakaan 44.68 23.40 31.91

3 Mengalami perubahan pola makan (tidak nafsu makan) 42.55 36.17 21.28

4 Mengalami perubahan pola tidur (sulit tidur) 46.81 19.15 34.04

Kondisi Pikiran 1 Akhir-akhir ini sulit berkonsentrasi 38.30 34.04 27.66 2 Akhir-akhir ini sulit mengingat sesuatu 42.55 23.40 34.04 3 Akhir-akhir ini sulit mengambil keputusan 44.68 23.40 31.91

4 Akhir-akhir ini merasa tidak kreatif dalam memecahkan masalah 42.55 21.28 36.17

Kondisi Fisik 1 Akhir-akhir ini suka berkeringat banyak 38.30 34.04 27.66

2 Akhir-akhir ini suka merasa sakit kepala (pusing) 42.55 23.40 34.04

3 Akhir-akhir ini suka merasa mual 44.68 23.40 31.91

4 Akhir-akhir ini suka merasa sakit-sakit badan 42.55 21.28 36.17

Page 159: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

  

140 

 

Lampiran 13 Hasil uji beda Independent Sample T-test pengasuhan dimensi penerimaan (acceptance) oleh ibu (pra TKW) dan pengganti ibu (saat TKW)

Group Statistics

47 2.62 .573 .08435 2.46 .701 .11847 2.26 .820 .12035 1.74 .852 .14447 2.51 .688 .10035 2.29 .860 .14547 2.85 .416 .06135 2.80 .406 .06947 2.68 .556 .08135 2.46 .657 .111

kode1212121212

accep1

accep2

accep3

accep4

accep5

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Keterangan: Accep1 : Mencintai dengan hangat pada anak (memeluk, mengelus kepala anak, dll) Accep2 : Membantu anak mengerjakan sesuatu yang penting (PR dari sekolah, belajar, dll) Accep3 : Mengatakan cinta pada anak Accep4 : Sangat peduli dengan anak Accep5 : Tertawa bersama apabila ada hal-hal yang lucu

1 : Pengasuhan Ibu sebelum menjadi TKW 2 : Pengasuhan Pengganti ibu saat ibu menjadi TKW

Page 160: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

141

 

Independent Samples Test

3.368 .070 1.136 80 .259 .160 .141 -.120 .440

1.103 64.492 .274 .160 .145 -.130 .449

.195 .660 2.753 80 .007 .512 .186 .142 .883

2.737 71.824 .008 .512 .187 .139 .886

5.434 .022 1.316 80 .192 .225 .171 -.115 .565

1.274 63.447 .207 .225 .177 -.128 .578

.854 .358 .556 80 .580 .051 .092 -.132 .234

.558 74.361 .579 .051 .092 -.131 .234

3.891 .052 1.667 80 .099 .224 .134 -.043 .491

1.627 66.023 .109 .224 .138 -.051 .498

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

accep1

accep2

accep3

accep4

accep5

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 161: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

142

 

Lampiran 14 Hasil uji beda Independent Sample T-test pengasuhan dimensi penerimaan (acceptance) oleh Ibu (pra TKW) dan ayah (saat TKW)

Group Statistics

47 2.62 .573 .08447 2.51 .621 .09147 2.26 .820 .12047 1.87 .741 .10847 2.51 .688 .10047 2.49 .688 .10047 2.85 .416 .06147 2.83 .433 .06347 2.68 .556 .08147 2.62 .573 .084

kode1313131313

accep1

accep2

accep3

accep4

accep5

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Accep1 : Mencintai dengan hangat pada anak (memeluk, mengelus kepala anak, dll) Accep2 : Membantu anak mengerjakan sesuatu yang penting (PR dari sekolah, belajar, dll) Accep3 : Mengatakan cinta pada anak Accep4 : Sangat peduli dengan anak Accep5 : Tertawa bersama apabila ada hal-hal yang lucu

1 : Pengasuhan Ibu sebelum menjadi TKW 3 : Pengasuhan Ayah saat ibu menjadi TKW

Page 162: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

143

 

Independent Samples Test

1.173 .282 .863 92 .390 .106 .123 -.138 .351

.863 91.410 .390 .106 .123 -.138 .351

2.690 .104 2.376 92 .020 .383 .161 .063 .703

2.376 91.062 .020 .383 .161 .063 .703

.005 .944 .150 92 .881 .021 .142 -.260 .303

.150 92.000 .881 .021 .142 -.260 .303

.204 .653 .243 92 .809 .021 .088 -.153 .195

.243 91.845 .809 .021 .088 -.153 .195

.559 .457 .548 92 .585 .064 .116 -.167 .295

.548 91.915 .585 .064 .116 -.167 .295

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

accep1

accep2

accep3

accep4

accep5

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 163: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

144

 

Lampiran 15 Hasil uji beda Independent Sample T-test pengasuhan dimensi penerimaan (acceptance) oleh pengganti ibu (saat TKW) dan ayah (saat TKW)

Group Statistics

35 2.46 .701 .11847 2.51 .621 .09135 1.74 .852 .14447 1.87 .741 .10835 2.29 .860 .14547 2.49 .688 .10035 2.80 .406 .06947 2.83 .433 .06335 2.46 .657 .11147 2.62 .573 .084

kode2323232323

accep1

accep2

accep3

accep4

accep5

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Accep1 : Mencintai dengan hangat pada anak (memeluk, mengelus kepala anak, dll) Accep2 : Membantu anak mengerjakan sesuatu yang penting (PR dari sekolah, belajar, dll) Accep3 : Mengatakan cinta pada anak Accep4 : Sangat peduli dengan anak Accep5 : Tertawa bersama apabila ada hal-hal yang lucu

2 : Pengasuhan Pengganti ibu saat ibu menjadi TKW 3 : Pengasuhan ayah saat ibu menjadi TKW

Page 164: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

145

 

Independent Samples Test

.890 .348 -.365 80 .716 -.053 .146 -.345 .238

-.359 68.185 .721 -.053 .149 -.351 .244

3.600 .061 -.734 80 .465 -.129 .176 -.480 .221

-.719 67.280 .475 -.129 .180 -.489 .230

5.309 .024 -1.191 80 .237 -.204 .171 -.544 .137

-1.153 63.447 .253 -.204 .177 -.556 .149

.219 .641 -.316 80 .753 -.030 .094 -.217 .158

-.319 75.837 .750 -.030 .093 -.216 .156

2.017 .159 -1.173 80 .244 -.160 .136 -.431 .111

-1.150 67.424 .254 -.160 .139 -.437 .118

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

accep1

accep2

accep3

accep4

accep5

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 165: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

146

 

Lampiran 16 Hasil uji beda Independent Sample T-test pengasuhan penolakan (rejection) oleh ibu (pra tkw) dan pengganti ibu (saat tkw)

Group Statistics

47 1.85 .722 .10535 1.89 .796 .13547 1.57 .801 .11735 1.51 .781 .13247 1.34 .600 .08835 1.17 .453 .07747 1.34 .562 .08235 1.46 .701 .11847 1.15 .416 .06135 1.09 .373 .063

kode1212121212

rejec1

rejec2

rejec3

rejec4

rejec5

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Keterangan: Rejec1 : Membentak atau berteriak pada anak saat marah Rejec2 : Mengancam apabila tidak menuruti perintah Rejec3 : Memukul anak Rejec4 : Berbicara kasar dengan anak Rejec5 : Memanggil anak dengan panggilan yang jelek

1 : Pengasuhan ibu sebelum menjadi TKW 2 : Pengasuhan pengganti ibu saat ibu menjadi TKW

Page 166: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

147

 

Independent Samples Test

.679 .412 -.206 80 .837 -.035 .168 -.370 .300

-.203 69.199 .840 -.035 .171 -.375 .306

.165 .686 .340 80 .735 .060 .177 -.292 .412

.341 74.370 .734 .060 .176 -.291 .411

6.959 .010 1.396 80 .167 .169 .121 -.072 .410

1.454 79.976 .150 .169 .116 -.062 .400

3.076 .083 -.837 80 .405 -.117 .140 -.394 .161

-.810 63.640 .421 -.117 .144 -.405 .171

1.797 .184 .711 80 .479 .063 .089 -.114 .240

.722 77.157 .472 .063 .088 -.111 .238

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

rejec1

rejec2

rejec3

rejec4

rejec5

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 167: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

148

 

Lampiran 17 Hasil uji beda Independent Sample T-test pengasuhan dimensi penolakan (rejection) oleh ibu (pra tkw) dan ayah (saat tkw)

Group Statistics

47 1.85 .722 .10547 1.62 .644 .09447 1.57 .801 .11747 1.51 .718 .10547 1.34 .600 .08847 1.23 .428 .06247 1.34 .562 .08247 1.30 .507 .07447 1.15 .416 .06147 1.11 .375 .055

kode1313131313

rejec1

rejec2

rejec3

rejec4

rejec5

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Keterangan: Rejec1 : Membentak atau berteriak pada anak saat marah Rejec2 : Mengancam apabila tidak menuruti perintah Rejec3 : Memukul anak Rejec4 : Berbicara kasar dengan anak Rejec5 : Memanggil anak dengan panggilan yang jelek

1 : Pengasuhan ibu sebelum menjadi TKW 3 : Pengasuhan ayah saat ibu menjadi TKW

Page 168: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

149

 

Independent Samples Test

.001 .980 1.658 92 .101 .234 .141 -.046 .514

1.658 90.847 .101 .234 .141 -.046 .514

1.225 .271 .407 92 .685 .064 .157 -.248 .375

.407 90.941 .685 .064 .157 -.248 .376

5.152 .026 .990 92 .325 .106 .107 -.107 .320

.990 83.192 .325 .106 .107 -.107 .320

.693 .407 .385 92 .701 .043 .110 -.177 .262

.385 91.030 .701 .043 .110 -.177 .262

.970 .327 .521 92 .604 .043 .082 -.120 .205

.521 91.030 .604 .043 .082 -.120 .205

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

rejec1

rejec2

rejec3

rejec4

rejec5

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 169: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

150

 

Lampiran 18 Hasil uji beda Independent Sample T-test pengasuhan penolakan (rejection) oleh pengganti ibu (saat tkw) dan ayah (saat tkw)

Group Statistics

35 1.89 .796 .13547 1.62 .644 .09435 1.51 .781 .13247 1.51 .718 .10535 1.17 .453 .07747 1.23 .428 .06235 1.46 .701 .11847 1.30 .507 .07435 1.09 .373 .06347 1.11 .375 .055

kode2323232323

rejec1

rejec2

rejec3

rejec4

rejec5

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Keterangan: Rejec1 : Membentak atau berteriak pada anak saat marah Rejec2 : Mengancam apabila tidak menuruti perintah Rejec3 : Memukul anak Rejec4 : Berbicara kasar dengan anak Rejec5 : Memanggil anak dengan panggilan yang jelek

2 : Pengasuhan pengganti ibu sebelum menjadi TKW 3 : Pengasuhan ayah saat ibu menjadi TKW

Page 170: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

151

 

Independent Samples Test

1.055 .307 1.688 80 .095 .269 .159 -.048 .585

1.637 64.021 .107 .269 .164 -.059 .597

.342 .560 .022 80 .983 .004 .166 -.328 .335

.022 69.847 .983 .004 .169 -.333 .340

1.059 .306 -.639 80 .524 -.063 .098 -.258 .132

-.634 71.044 .528 -.063 .099 -.260 .134

6.474 .013 1.195 80 .236 .159 .133 -.106 .425

1.141 59.065 .259 .159 .140 -.120 .439

.206 .652 -.247 80 .805 -.021 .084 -.187 .146

-.247 73.564 .805 -.021 .084 -.187 .146

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

rejec1

rejec2

rejec3

rejec4

rejec5

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 171: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

152

 

Lampiran 19 Hasil uji beda Independent Sample T-test interaksi ibu-anak dan ayah-anak

Group Statistics

10 1.8170 .36991 .1169810 2.3468 .28102 .0888710 1.9340 .27052 .0855510 2.3277 .16968 .05366

kode1212

kom

bon

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Keterangan:

1 : ibu dan anak 2 : ayah dan anak

Independent Samples Test

.475 .500 -3.606 18 .002 -.52979 .14690 -.83842 -.22115

-3.606 16.793 .002 -.52979 .14690 -.84002 -.21955

4.142 .057 -3.898 18 .001 -.39362 .10098 -.60577 -.18146

-3.898 15.132 .001 -.39362 .10098 -.60869 -.17855

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

kom

bon

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 172: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

153

 

Lampiran 20 Hasil uji beda Independent Sample T-test Interaksi ibu-anak dan interaksi ayah-anak

Group Statistics

10 1.8770 .18667 .0590310 2.3390 .21089 .06669

kodeintr12

intrksiN Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean

Independent Samples Test

.312 .583 -5.187 18 .000 -.46200 .08906 -.64911 -.27489

-5.187 17.738 .000 -.46200 .08906 -.64931 -.27469

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

intrksiF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 173: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

154

 

Lampiran Hasil Uji Regresi Lampiran 21 Faktor yang mempengaruhi kualitas perkawinan

Variables Entered/Removed b

intaasi,pentots,jka, jak,asuhpia,pddk_ibu,lamatkw,intkomia,dsjumlah,pddk_ay,nourut

a

. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: kuaperb.

Model Summary

.711a .505 .350 3.107Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), intaasi, pentots, jka, jak,asuhpia, pddk_ibu, lamatkw, intkomia, dsjumlah,pddk_ay, nourut

a.

Page 174: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

155

 

ANOVA b

344.868 11 31.352 3.249 .004a

337.771 35 9.651682.638 46

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), intaasi, pentots, jka, jak, asuhpia, pddk_ibu, lamatkw,intkomia, dsjumlah, pddk_ay, nourut

a.

Dependent Variable: kuaperb.

Coefficients a

2.315 6.192 .374 .711.341 .405 .129 .841 .406

-2.012 1.005 -.259 -2.001 .0531.179 .727 .255 1.622 .114-.294 .188 -.244 -1.565 .127.083 .415 .028 .200 .843

-.005 .020 -.037 -.251 .803-1.2E-008 .000 -.004 -.025 .980

.137 .165 .126 .828 .413

.056 .047 .170 1.188 .243

.040 .050 .120 .791 .434

.142 .033 .562 4.354 .000

(Constant)jakjkanourutpddk_aypddk_ibulamatkwpentotsdsjumlahasuhpiaintkomiaintaasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: kuapera.

Page 175: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

156

 

Lampiran 22 Faktor yang mempengaruhi kondisi anak (keterampilan sosial, stres, prestasi akademik)

Variables Entered/Removed b

kuaper,pentots,jak,asuhpia,jka, pddk_ibu,lamatkw,dsjumlah,intkomia,pddk_ay,intaasi,nourut

a

. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: perkbsosb.

Page 176: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

157

 

Model Summary

.731a .534 .359 8.739Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), kuaper, pentots, jak, asuhpia,jka, pddk_ibu, lamatkw, dsjumlah, intkomia, pddk_ay,intaasi, nourut

a.

ANOVA b

2799.091 12 233.258 3.054 .006a

2444.021 32 76.3765243.111 44

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), kuaper, pentots, jak, asuhpia, jka, pddk_ibu, lamatkw,dsjumlah, intkomia, pddk_ay, intaasi, nourut

a.

Dependent Variable: perkbsosb.

Page 177: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

 

158

 

Coefficients a

91.804 18.168 5.053 .000-1.817 1.170 -.244 -1.553 .1301.594 3.058 .072 .521 .6061.795 2.205 .138 .814 .422

.150 .577 .043 .259 .797-1.601 1.183 -.194 -1.353 .185

-.160 .058 -.420 -2.753 .0103.36E-006 .000 .380 2.536 .016

.328 .472 .108 .695 .492

.263 .145 .281 1.812 .079

.113 .146 .121 .777 .443-.360 .116 -.511 -3.091 .004-.321 .484 -.114 -.663 .512

(Constant)jakjkanourutpddk_aypddk_ibulamatkwpentotsdsjumlahasuhpiaintkomiaintaasikuaper

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: perkbsosa.

Page 178: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

159  

 

Lampiran 23 Hasil Wawancara Mendalam (Data Kualitatif) KASUS 1 “Pak Ace Sumpena, Sang Pelaku Fungsi Instrument dan

Ekspresif Keluarga”

Pak Ace Sumpena merupakan nelayan yang baru saja ditinggal istrinya

berangkat menjadi TKW seminggu yang lalu terhitung dari Tanggal wawancara.

Sebelumnya, Pak Ace pernah ditinggal istri menjadi TKW selama 2,5 tahun atau

2 kali pemberangkatan. Pemberangkatan yang pertama tidak sukses karena

TKW mengalami masalah dengan majikan. Majikan tertarik dengan TKW

sehingga TKW memutuskan untuk pulang ke Indonesia untuk menghindari hal-

hal yang tidak diinginkan. Jam kerja TKW sama seperti TKW-TKW Arab Saudi

pada umumnya yaitu mulai pagi dan selesai malam hari sekitar jam 8 malam.

Gajinya juga standar yaitu Rp 2,5 juta rupiah.

Pak Ace merasa sangat sedih akibat kepergian istrinya, namun istrinya

sendiri yang memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri. Motivasi istri bekerja

sebagai TKW yaitu ingin membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga

terutama ketika musim paceklik (musim jarang ikan). Kesedihan pak Ace

memang memiliki alasan, kurangnya afeksi antara suami dan istri, lelahnya

dalam mengurusi pekerjaan rumahtangga serta mengurus anak yang harus

dilakukan seorang diri kadang membuatnya stes sehingga beliau berpendapat

bahwa melakukan pengasuhan tanpa adanya istri merupakan perjuangan yang

berat. Anaknya yang masih berumur balita sering menangis bila teringat ibunya

dan bila sudah teringat maka anak akan susah dikendalikan.

Anaknya yang SD tidak bertambah nakal namun anak jadi lebih pendiam

karena anak suka merasa sedih bila teringat akan ibunya. Berat badannya juga

turun sehingga terlihat kurus. Hal ini dikarenakan anak mengalami susah makan

(banyak jajan) dan kemauannya hanya bermain sepanjang hari yang

menyebabkan anak tidak fokus dalam belajar. Hal ini diduga karena anak ingin

menghilangkan rasa kesepian dan kesedihannya dengan bermain dengan

teman-teman. Meskipun kadang anak mengalami hubungan yang tidak baik

dengan teman-temannya, namun secara umum anak dapat bergaul dengan baik.

Teman-temannya bahkan sering diajak ke rumah sehingga bapak kebanyakan

mengenal teman anak.

Perbedaan komunikasi antara suami istri sebelum dan setelah menjadi

TKW sebatas pada frekuensi sering atau tidaknya saja sedangkan kualitas

Page 179: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

160  

 

komunikasi dirasakan sama. Konflik yang terjadi antara suami dan istri hampir

dikatakan jarang karena beliau dan istri tidak mengalami konflik yang besar

selama pernikahannya, konflik yang ada merupakan konflik yang sepele dan

dapat segera diselesaikan. Beliau merasa tidak ada perubahan ekonomi antara

sebelum dan setelah istri TKW, karena semua uang yang dihasilkan istri hanya

dialokasikan untuk merenovasi rumah, sebagian kecil saja yang dikirim saat

musim paceklik. Secara psikologis, rasa cinta suami kepada istri justru lebih

meningkat karena sering merasa rindu. Meskipun demikian, Pak Ace mengakui

bahwa beliau pernah memiliki teman wanita untuk memenuhi kebutuhan

biologisnya. Secara keseluruhan beliau menganggap ketidakadaan istri

menyebabkan ketidak seimbangan dalam keluarga.

KASUS 2 “Komitmen Perkawinan yang Terabaikan Akibat Kepergian Istri sebagai TKW”

Ibu yang baru satu minggu pulang dari Arab Saudi ini menceritakan

kisahnya dari masa proses menjadi calon TKW hingga saat dia telah bekerja di

negeri seberang sana. Saat mengurusi persyaratan, dia merasa mendapatkan

kesusahan yang berhubungan dengan tinggi badan, tinggi badannya yang relatif

pendek sedikit menghambat dia saat menjalani proses menjadi TKW. Saat dia

telah menjadi TKW bukan berarti hambatan usai sampai disini. Rumah yang

besar dan kerja keras sangat memforsir tenaganya. Sedikit melakukan kesalahan

dalam pekerjaanya, maka majikan tidak segan-segan untuk membentak dan

mengumpat. Meskipun majikan galak namun majikan tidak pernah sekalipun

memukul beliau. Hambatan seperti ini juga sering dialami oleh TKW Indonesia

yang lain di Arab Saudi. Setiap hari beliau bekerja selama 16 jam yaitu dari jam 8

pagi sampai 12 malam. Beliau mendapat hari libur 1 hari dalam 1 minggu.

Suaminya, Bapak Adang, mengaku bahwa dia mengalami kesedihan

ditinggal istri hanya saat tiga bulan awal saja. Bulan selanjutnya suami mampu

melakukan adaptasi akan keadaan tersebut. Namun dia mengakui bahwa

pengasuhan lebih baik dilakukan saat istri berada di rumah, menurutnya

pengasuhan yang dilakukan bersama antara suami dan istri secara bersama-

sama akan lebih mudah bila dibanding dengan ia harus melakkan pengasuhan

sendiri. Beban dan ketelatenan seorang bapak dalam mengurus anak tidak

sepandai dan selihai istri yang menjalankannya. Selama anak di asuh oleh bapak

Page 180: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

161  

 

dengan bantuan nenek, anak tidak banyak mengalami perubahan kepribadian.

Anak tetap dapat melakukan hubungan sosial di dalam dan di luar keluarga

dengan baik. Hanya saja yang terlihat secara kasat mata, berat badan anak lebih

menyusut bila dibandingkan sebelum ibu menjadi TKW. Anak lebih banyak jajan

di warung dari pada makan nasi di rumah.

Keadaan ekonomi keluarga dirasakan ada perubahan sebelum dan

sesudah istri menjadi TKW yaitu hasil upah TKW digunakan untuk merenovasi

rumah. Rumah yang dianggapnya sudah tidak layak membuat mereka kurang

nyaman untuk menempatinya. Bila hanya mengandalkan suami yang bekerja

sebagai nelayan, cita-cita untuk merenovasi rumah mungkin akan terwujud

dalam jangka waktu yang lama. Masalah inilah yang menjadi salah satu motivasi

ibu Irma untuk pergi ke Luar Negeri.

Pak Adang mengaku ada perbedaan komunikasi sebelum dan sesudah

istri menjadi TKW. Meskipun sudah tersedia teknologi komunikasi yang

mempermudah seseorang berhubungan jarak jauh (HP), namun biaya pulsa

yang mahal menyebabkan frekuensi komunikasi harus dikurangi. Selama 1 bulan

mereka berkomunikasi 1-3 kali, intensitas komunikasi dalam satu kali

berkomunikasi kurang lebih 10 menit.

Frekuensi komunikasi yang berkurang semenjak ibu pergi menjadi TKW

serta kebutuhan akan afeksi yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan

biologisnya, menyebabkan suami mengaku mempunyai teman wanita lain untuk

menyalurkan hasrat seksualnya. Teman wanitanya ini adalah seorang PSK yang

sering ditemuinya di Pelabuhan Ratu. Hubungannya dengan PSK bisa dibilang

tidak terikat, karena PSK tidak menuntut hubungan yang lebih asalkan sudah

menerima bayaran yang dianggapnya pantas*.

Pak Adang mengaku lebih merasakan kebahagiaan dan kepuasan

perkawinan sebelum istri menjadi TKW dibandingkan saat istri menjadi TKW. Pak

Adang merasa kesepian terutama saat hasrat seksualnya muncul*. Ibu Irma

mengaku bahwa sebelum dan sesudah menjadi TKW, konflik yang kerap kali

muncul adalah masalah kecemburuan, curiga suami memiliki teman wanita lain,

dan kesalahpahaman dengan teman. Meskipun demikian, istri tetap ingin bekerja

kembali sebagai TKW agar memiliki sawah sendiri sehingga apabila masa

paceklik datang (ikan di laut jarang) keluarga bisa mengandalkan pendapatan

yang diperoleh dari hasil sawah.

*Suami mengungkapkan saat istri tidak bersama suami dan peneliti.

Page 181: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

162  

 

KASUS 3 “Meninggalkan Keluarga Demi Menyelesaikan Konflik Ekonomi”

TKW yang telah pulang dari Taiwan ini memiliki alasan mengapa ia dulu

memutuskan untuk pergi ke Taiwan. Alasannya tidak jauh berbeda dengan TKW

lain, alasan ekonomi menjadi sebab utama. Pekerjaan suaminya menjadi

nelayan dengan pendapatan tidak menentu, apalagi di musim paceklik, kerap kali

nelayan tidak mendapatkan ikan di laut. Hal ini menyebabkan tidak ada

pendapatan selama musim paceklik. Kondisi seperti ini yang memaksa beliau

meninggalkan anak dan keluarga selama 6 Tahun. Selama proses pendaftaran

menjadi calon TKW, istri pak Badru ini tidak mengalami hambatan yang berarti.

Semua persyaratan dapat dipenuhi. Di tempat kerjanya, istri pak Badru memiliki

hari libur seminggu satu kali, namun hari libur tersebut tidak digunakan sehingga

beliau mendapat uang tambahan untuk mengupah kerjanya selama hari libur

tersebut.

Bapak Badru mengaku bahwa selama ditinggal istri menjadi TKW, beliau

tidak mengalami kesedihan yang sangat. Bapak badru merasakan adanya

perasaan bahagia istri menjadi TKW. Perasaan bahagia yang ia rasakan karena

pertengkaran yang dahulu terjadi mengenai keuangan dapat teratasi karena

adanya kontribusi ekonomi dari istri yang membantu memenuhi kebutuhan

keluarga. Setelah menjadi TKW, bapak badru justru merasakan bahwa cintanya

kepada istri menjadi lebih besar. Perasaan rindu sering melanda disaat

menjelang tidur.

Selama ibu ilah menjadi TKW, anak kedua diasuh oleh nenek yang

rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumahnya. Sedangkan anak ketiga diasuh

oleh suami dan anak paling besar yang telah beranjak dewasa. Anak ketiga ibu

ilah, dandi, merupakan anak yang ringkih, dia sudah sering mengalami sakit-

sakitan sejak masih kecil. Bila merasa capai maka Dandi akan mudah sekali

terserang penyakit. Keadaan ini yang membuatnya tidak banyak bermain

dengan teman-teman seusianya. Dandi merupakan anak yang pendiam dan

penurut. Dalam usia yang relatif muda sekarang ini, dia tidak pernah

meninggalkan solat lima waktu dan selalu berjamaah di masjid. Berat badan

Dandi selama ditinggal ibu menjadi TKW terlihat lebih menurun. Hal ini

dikarenakan kurang perhatian soal makanan oleh orangtuanya, apalagi Dandi

termasuk anak yang agak susah soal makan. Hal ini menyebabkan daya tahan

Dandi semakin menurun.

Page 182: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

163  

 

Meskipun keadaanya demikian, Pak Badru mengatakan bahwa

pengasuhan ada atau tanpa ibu tidak ada bedanya. Hal ini diduga karena peran

pengasuhan selama ibu tidak ada digantikan oleh kakak Dandi yang paling

besar. Keadaan keluarga TKW memang serba dilema, bila istri pergi menjadi

TKW perekonomian keluarga semakin baik namun disisi lain afeksi diantara

anggota keluarga semakin melemah, terutama antara anak dan ibu. Dandi dirasa

masih sangat memerlukan perhatian dari ibunya, sehingga apabila keluarga

harus memililih, sebaiknya istri tidak pergi lagi ke luar negeri. Hasil kerja keras

selama di luar negeri dirasakan cukup untuk berinvestasi saat musim paceklik

tiba. Namun bila perekonomian keluarga kembali memburuk, keluarga sepakat

agar anak pertamanya menggantikan ibu bekerja menjadi TKW.

KASUS 4 “Bapak Harun Berguru Spiritual (Agama) demi Menjaga Diri dari Hal-Hal yang Dilarang Agama”

Masalah yang pernah dihadapi istri pak Harun adalah saat awal bulan istri

bekerja sebagai TKW. Adanya kesusahan berkomunikasi dengan majikan

menyebabkan komunikasi yang tidak lancar antara pembantu dan majikan. Hal

ini menyebabkan emosi sering muncul dari majikannya. Karena TKW tidak tahan

akan kegalakan majikan, TKW melarikan diri dari rumah majikan.

Kehidupan keluarga pak Harun sebelum istri berangkat menjadi TKW

tidak jauh dengan masalah ekonomi. Kebutuhan sehari-hari yang kadang susah

untuk dipenuhi menjadi pengganggu keharmonisan keluarga. Namun setelah istri

menjadi TKW berangsur-angsur kehidupan ekonomi mereka membaik. Mereka

dapat membeli rumah yang awalnya mereka kontrak dan merenovasinya.

Kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak pun menjadi terjamin. Selain sisi

positif yang hasilkan, terdapat sisi negatif akibat keterpisahan pasangan. Hal ini

berkaitan dengan kepercayaan istri akan komitmen suami menjaga kesetiaan

kadang sering diombang-ambingkan oleh gosip yang beredar. Isu suami sering

pergi keluar rumah dan selingkuh juga kadang menjadi masalah di antara

mereka setelah suami dan istri ini berpisah.

Masalah lain yang tidak dapat dipungkiri adalah masalah dalam menahan

hasrat seksual yang tidak dapat tersalurkan selama istri bekerja menjadi TKW.

Jalan yang ditempuh suami yaitu dengan berpuasa serta secara rutin

mendatangi guru spiritualnya agar jiwa selalu mendapatkan siraman rohani.

Page 183: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

164  

 

Dengan demikian, hal-hal buruk yang biasa dilakukan oleh suami-suami TKW di

sekitar tempat tinggalnya seperti berjudi, minum-minuman serta bermain

perempuan dapat dihindari. Beliau berpendapat bahwa hampir 90% suami yang

ditinggal istri menjadi TKW akan melakukan pelampiasan kepada hal yang tidak

terpuji seperti disebutkan di atas.

Beliau mengakui bahwa keluarga lebih bahagia saat mereka sekeluarga

dapat berkumpul bersama. Suka duka di tanggung bersama. Disaat suami

merasa kesepian ataupun kesedihan disebabkan suatu masalah, ada istri yang

selalu menemani, memperhatikan, dan berbagi masalah dengan istri sehingga

masalah dapat terselesaikan dengan perpaduan solusi antara suami dan istri.

Meskipun demikian, secara keseluruhan bapak harun merasakan kepuasan

dalam perkawinannya.

Bapak Harun berpendapat bahwa perolehan materi dari istri bekerja tidak

seimbang dengan resiko yang ditanggung keluarga. Memiliki uang cukup, rumah

bagus, semua materi tercukupi namun merasa hampa tidak dapat berkumpul

dengan istri dan anaknya, tutur bapak harun. Apalagi ketakutan bapak harun atas

pengalaman tetangga-tetangganya bahwa istri yang menjadi TKW memiliki

banyak uang sehingga merasa memiliki kekuatan untuk menghidupi dirinya

sendiri. Apalagi seringkali orang ketiga (mertua) mengompor-ngompori untuk

bercerai. Biasanya layangan cerai mulai muncul dari istri, sehingga beliau

berpikir tidak akan mengijinkan istrinya bekerja menjadi TKW lagi setelah

kepulangannya nanti.

Selama istri mejadi TKW anak tinggal bersama nenek dan kakeknya yang

rumahnya juga tidak jauh dari rumah bapak Harun. Setiap hari bapak dan anak

dapat bertemu, namun demikian anak tidak begitu dekat dengan bapak. Anak

justru lebih lengket dengan neneknya. Anak tidak mengalami penurunan dalam

pertumbuhan. Tubuhnya tumbuh dengan normal. Begitu pula dengan

hubungannya dengan teman-temannya. Anak terlihat mampu bergaul dan

berhubungan baik dengan teman-temannya.

KASUS 5 “Penyesalan Seorang TKW”

Ibu Erna merupakan salah satu TKW Arab Saudi yang memiliki nasib

sangat baik. Beliau memiliki majikan yang sangat nice.Majikannya merupakan

pasangan muda yang baru menikah dan tinggal di rumah yang berbeda dengan

Page 184: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

165  

 

keluarga besarnya, berbeda dengan tradisi keluarga Arab pada umumnya yang

tinggal dalam satu rumah besar dengan orangtua dan saudara-saudara mereka.

Majikan yang berumur lebih muda ini lebih menganggap Ibu Erna sebagai

kakaknya, yaitu orang yang sering dipercaya sebagai tempat curhat, sehingga

pekerjaan rumah tangga yang dilakukan tidak menyita tenaga dan diberikan

waktu istirahat yang cukup. Ibu Erna bahkan diminta untuk memperpanjang

kontraknya, namun beliau menolak karena anak pertamanya mengalami penyakit

tipus kronis dimana penyakit tipus tersebut sudah menjalar ke otak.

Ibu Erna sebelum menjadi TKW merupakan penyayi yang sering

diundang untuk mengisi acara di cafe atau di acara pernikahan tetangga-

tetangganya. Selain itu ibu dua anak ini juga berjualan barang dagangan yang

beliau kreditkan ke tetangga-tetangganya. Pendapatan dari pengkreditan ini

terhitung lumayan karena mampu membantu mencukupi kehidupan keluarga.

Selama Ibu Erna menjadi TKW, suami dan anaknya pindah sementara dari

rumah kontrakan ke rumah orangtua Ibu Erna dengan tujuan agar anak ada yang

memperhatikan. Namun karena terlalu dekatnya anak dengan ibu serta ketidak

dekatan anak dengan bapak maka banyak dampak negatif yang dihasilkan akibat

keterpisahan anak dan ibu selama 2 Tahun 3 bulan lalu. Ditambah lagi kesibukan

kakek neneknya sebagai petani dan bapaknya yang tidak banyak waktu bersama

menyebabkan anak kurang perhatian sehingga makanan yang dimakan pun tidak

sehat yaitu mie instan. Kesukaan anak terhadap mie instan yang berlebih

semenjak ditinggal ibu menjadi TKW diduga menjadi salah satu penyebab

penyakit tipus kronis yang diderita anak. Penyakit tersebut akan kambuh bila

anak terlalu banyak bermain dan terlalu banyak terkena sinar matahari langsung.

Awalnya anak akan pingsan hingga tidak sadarkan diri mengigau dan mencracau

tentang mamanya. Bahkan anak suka menyanyikan lagu-lagu yang kerap kali

mamanya nyanyikan disaat tidak sadarkan diri. Hal ini secara tidak langsung

menggambarkan adanya tekanan batin anak karena keterpisahannya dengan

ibu. Selain fisik, akibat buruk juga terjadi pada psikis anak. Anak menjadi nakal,

cepat marah, suka melawan dan tidak takut dengan ibunya. Pergaulan sosial

anak dengan teman laki-lakinya tidak ada masalah namun anak tidak pernah

mau bermain dengan teman yang berjenis kelamin berbeda dengannya. Dia juga

tidak mudah menjalin hubungan baru dengan orang yang lebih dewasa, anak

sering malu-malu bila berhadapan dengan orang lain.

Page 185: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

166  

 

Suami Ibu Erna tergolong orang yang pendiam dan jarang berbincang.

Semenjak istri pergi ke Arab Saudi serta suami dan anak pindah ke rumah

mertua, suami jarang pulang ke rumah dan jarang memberi uang setoran hasil

nyopirnya kepada orangtua maupun kepada anak. Beberapa tetangga yang

melaporkan bahwa selama ditinggal istri, suami terseret dalam pergaulan yang

tidak benar, suami sering minum-minuman bahkan ibu Erna mengira-ngira

bahwa suaminya juga bermain dengan wanita lain di belakang selama

keterpisahannya dengan ibu Erna. Namun ibu Erna tidak banyak menuntut

banyak dan hanya bisa pasrah karena beliau menyadari semua kesalahan yang

dilakukan suami adalah akibat kelalaian Ibu Erna sendiri yang meninggalkan

suami dan keluarganya. Namun setelah kepulangan Ibu Erna, suami sedikit demi

sedikit pulih seperti sedia kala, suami jadi sering tinggal di rumah dan kadang

pergi ke masjid untuk solat berjamaah.

Konflik yang terjadi dalam rumah tangga ibu Erna kebanyakan hanya soal

keinginan mereka memiliki rumah sendiri. Ibu Erna mengaku bahwa dalam

perkawinannya yang membuat ia belum puas karena hal tersebut dan hal lain

yang berkaitan dengan ekonomi seperti memiliki angkot sendiri dan memiliki

warung. Sedangkan perubahan komunikasi sebelum dan saat ibu menjadi TKW

hanya berkaitan dengan frekuensi namun pada dasarnya suami ibu Erna

merupakan orang yang pendiam. Ibu juga merasakan bahwa selama beliau

mejadi TKW ada jarak yang memisahkan antara beliau dan suami sehingga

beliau merasa tidak dekat. Ibu Erna merasakan tidak ada perubahan keuangan

sebelum dan setelah ibu Erna menjadi TKW karena sebagian besar gaji beliau

digunakan untuk biaya berobat anak yang selama dua bulan dirawat di rumah

sakit serta berobat jalan yang hingga kini masih dilakukan.

Menurut beliau tidak sebanding antara pendapatan yang dihasilkan dari

TKW dan dampak negatif yang harus ditanggung beliau, suami, dan anak-

anaknya. Beliau memutuskan untuk tidak kembali bekerja menjadi TKW dan

berniat akan menata kembali hubungan beliau dengan suami dan anak. Beliau

kini akan memulai usaha barunya yaitu menernakan ayam agar dapat membantu

ekonomi keluarga.

Page 186: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

167  

 

KASUS 6 “Izin Suami yang Berujung pada Kehancuran Keluarga”

Bapak yang berprofesi sebagiai tukang ojek ini memiliki satu anak

perempuan yang berada di akhir kelas 4. Selama ayahnya bekerja, anak

perempuan yang biasa di panggil Nissa ini, lebih banyak menghabiskan waktu

bersama teman-teman dan kakeknya. Menurut analisis dari bapak Pian, semejak

ditinggal ibunya, Nissa tidak mengalami banyak perubahan baik dilihat dari segi

kenakalannya maupun menjadi pemdiamnya. Hal ini dikarenakan anak kurang

kasih sayang dan perhatian dari ibu sehingga semenjak ibunya memutuskan

untuk menjadi TKW , anak-anak lebih dekat dengan ayah.

Anak juga memiliki hubungan yang baik dengan teman-temannya,

terutama dengan kedua sahabatnya yang juga tinggal tidak jauh dari rumahnya.

Anak mengaku lebih banyak menceritakan segala sesuatu kepada kedua

sahabatnya daripada dengan orang lain termasuk orangtua dan keluarganya.

Komunikasi yang terjalin antara Bapak Pian dan istrinya dahulu berjalan

mulus seperti biasa. Namun semenjak istrinya berkeinginan untuk menjadi TKW

dan Bapak Pian tidak mengijinkan, pertengkaran demi pertengkaran mulai

muncul. Namun akhirnya Bapak Pian mengijinkan istrinya untuk berangkat

menjadi TKW karena sedih bila melihat anaknya yang melihat pertengkaran

mereka. Semenjak kepergian istrinya inilah semua masalah yang tidak

dibayangkan sebelumnya mulai muncul. Istri tanpa ada alasan yang jelas

melayangkan permintaan cerai. Bahkan istri tidak mau lagi berbicara melalui

telepon dengan suami. Setiap istri menelepon hanya berbicara dengan anak.

Keinginan istri untuk bercerai disinyalir adanya keterlibatan pihak ke tiga,

yaitu keluarga dari pihak istri yang menginginkan mereka berpisah. Hal ini diduga

karena istri dan keluarga istri menganggap bahwa power istri dalam

perekonomian keluarga lebih kuat, apalagi bila dibandingkan dengan suaminya

yang hanya bekerja sebagai tukang ojek. Selama 2,5 Tahun istri bekerja sebagai

TKW, istri juga tidak pernah mengirim uang bulanan bagi suami maupun

anaknya. Keinginan istri untuk bercerai membuat Bapak Pian sangat menyesali

keputusannya yang telah mengijinkan istri untuk bekerja sebagai TKW.

Beliau berpendapat bahwa apabila memang rumah tangganya tidak dapat

diselamatkan, namun perceraian antara beliau dan istrinya harus berjalan

dengan baik. Bapak Pian tidak ingin cerai lewat telepon. Beliau dan istrinya harus

tatap muka agar bisa dibicarakan masalah apa yang sebenarnya terjadi sehingga

Page 187: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

168  

 

membuat istrinya memiliki tekat yang kuat untuk mengakhiri pernikahannya.

Bapak Pian berpendapat bahwa bila ingin berpisah dengan cara baik2, dan bila

ingin bercerai juga dengan cara baik-baik.

Bapak Pian merasa berat mengasuh anak sendiri tanpa istri karena

semua pekerjaan termasuk mencari nafkah, membersihkan rumah, serta

mengasuh anak harus di tanggungnya sendiri sehingga bapak Pian merasa

rutinitasnya tidak seimbang dan tidak maksimal dalam menjalankan

pekerjaannya. Semua kejadian yang menimpanya membuat beliau

berpandangan bahwa mengijinkan suami menjadi TKW bukanlah keputusan

yang bijak. Kehidupan keluarga menjadi tidak seimbang. Keluarga serta anak

mendapatkan imbas yang menyengsarakan mereka.

KASUS 7 “Kelancaran Komunikasi menjadi Salah Satu Tips untuk Menjaga Kualitas Hubungan Keluarga TKW”

Bapak satu anak ini ditinggal istriya menjadi TKW di Singapura selama 2

Tahun. Istrinya pergi menjadi TKW karena suaminya yang bekerja sebagai

kontraktor mengalami kebangkrutan. Bahkan kehidupan keluarganya kini

berbeda jauh bila di banding dengan keadaan saat mereka berjaya. Kini bapak

Soleh mulai merintis usahanya kembali dengan menyewakan motor untuk

diojekkan.

Ibu Yati sudah pulang ke Indonesia sejak dua bulan yang lalu.

Sebenarnya, tinggi badannya yang hanya 155 cm tidak memenuhi syarat

sebagai TKW Singapura. Namun akibat kegigihannya untuk belajar bahasa

Inggris telah membawa dirinya ke Singapura. Selain syarat tinggi badan dan lulus

SMA, syarat lain umumnya sama dengan syarat TKW Negara lain yaitu adanya

surat ijin dari keluarga dan sehat.

TKW Singapura digaji lebih tinggi bila dibanding dengan TKW di negara-

negara lain seperti Malaysia dan Arab Saudi. Pekerjaanya juga tidak terlampau

berat bila di banding dengan TKW Arab Saudi. TKW Singapura memiliki waktu

istirahat cukup yaitu satu jam untuk tidur siang, malam harinya Ibu Yati

beristirahat mulai jam 10 malam hingga jam 7 pagi. Bahkan majikan sangat

memperhatikan kesehatan TKW, setiap enam bulan satu kali TKW Singapura

melakukan medical ceck up dengan biaya yang ditangung majikan.

Page 188: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

169  

 

Kehidupan di Singapura sangat memperhatikan kehematan dalam

pemakaian air dan listrik karena sumber air yang digunakakan di Singapura

merupakan air yang di beli dari Malaysia sedangkan listik di Singapura sangatlah

mahal.

Suami mengakui bahwa tidak merasakan stres yang berkepanjangan

selama ditinggal istrinya. Dia menungkapkan bahwa kesedian dan stresnya

hanya tiga bulan awal semenjak keberangkatan istri ke Singapura. Responden

merasakan bahwa keluarganya selalu dalam keadaan yang harmonis. Hanya

saja saat awal kepergiaan istri kadang terjadi masalah akibat masih dalam

proses adaptasi mengatasi kerinduan dan kesepian yang melanda mereka.

Komunikasi yang terjalin antara istri dan suami serta anak tergolong lancar.

Paling tidak selama seminggu sekali mereka selalu melakukan komunikasi

melalui telepon seluler, komunikasi ini tergolong sering bila dibandingkan dengan

keluarga TKW lainnya. Cinta dan afeksi serta kehidupan seksual pun tidak

menjadi masalah selama istri bekerja di Singapura. Mereka mengakui bahwa

keluarganya merupakan keluarga bahagia dan mereka merasa telah memiliki

kepuasan akan kehidupan perkawinan mereka. Hubungan antara istri dan suami

yang tidak mengalami perubahan setelah istri menjadi TKW diduga karena

pasanga tersebut mampu memaintance komunikasi diantara keduanya. Saat

penelitian berlangsung, pasangan ini memang terlihat tidak memiliki kesulitan

yang berarti dalam berkomunikasi dengan pasangan, keluarga, maupun orang

lain. Kemudahan suami dan istri bergaul juga diduga menjadi penyebab

keduanya tidak mengalami stress yang berarti.

Selama istri menjadi TKW, anak dititipkan di rumah neneknya. Tiga

minggu satu kali ayah secara rutin mengunjungi anak. Setiap minggu ayah dan

ibu juga selalu menelepon anak. Meskipun pertumbuhan anak tidak mengalami

penurunan atau penyusutan berat badan namun orangtua merasakan adanya

perubahan pribadi anak setelah dua Tahun ditinggal ibu dan bapaknya. Mereka

merasakan bahwa anak menjadi tidak menuruti perintah orangtua. Nasihat

orangtua kadang tidak di dengarkan oleh anak. Sehingga orangtua berpendapat

bahwa pengasuhan anak lebih baik dilakukan oleh orangtua sekalipun selama ini

pengasuan digantikan oleh nenek. Anak merupakan anak yang tergolong mudah

bergaul dengan teman-temannya. Bahkan dengan orang baru pun anak mudah

menjalin hubungan pertemanan.

Page 189: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

170  

 

KASUS 8 “Lika-Liku Perjalanan Seorang TKW”

Istri Pak Yayan merupakan orang yang ketat dan taat dalam menganut

agamanya. Sebelum menjadi TKW, istri pak Yayan merupakan guru Madrasah

Ibtidaiyah (MI). Beliau memilih Arab Saudi sebagai tujuan negara tempat beliau

bekerja karena beliau memperoleh informasi bahwa TKW Arab Saudi lain tidak

mengalami kesulitan dalam beribadah, sedangkan di negara lain seperti

Hongkong atau Taiwan ibadah bagi TKW muslim sangatlah sulit.

Pak Yayan menceritakan kisah istrinya sebagai TKW dari pengalaman

yang lalu. Istri bapak Yayan mengalami manis pahitnya menjadi TKW. Selama

tiga kali pemberangkatan yang telah dilakukan, satu kali pemberangkatan yang

tergolong tidak sukses dan penuh dengan rintangan. Satu kali pemberangkatan

yang tidak sukses ini, istri hanya bertahan 1,5 Tahun dari kontrak kerja 2 Tahun.

Masalah yang menimpa istri bapak Yayan tergolong dalam masalah-masalah

TKW yang kerap dilaporkan selama ini. Masalah pertama yaitu gaji yang tidak

dibayarkan secara penuh. Selama 1,5 Tahun masa kerjanya, TKW hanya

menerima gaji 6 bulan saja. Masalah kedua yaitu menyangkut pada tidak adanya

penghargaan majikan laki-laki terhadap TKW yaitu majikan telah melakukan

percobaan pemerkosaan sehingga memaksa TKW untuk menyelamatkan

kehormatannya dengan cara melarikan diri dan berniat meminta perlindungan

dan bantuan KBRI. Di tengah perjalanan, TKW bertemu dengan polisi namun

karena beliau tidak membawa Pasport maka polisi menyangka bahwa TKW ini

merupakan TKW illegal. Polisi akhirnya membawa TKW ke kantor polisi, karena

TKW tidak memiliki bukti yang kuat maka selama 6 bulan TKW harus mendekam

dalam penjara dan harus menerima ganjaran yang seharusnya tidak dideritanya

tersebut.

Bapak Yayan mengaku sedih ditinggal istri terutama pada moment-

moment seperti anak sakit, ramadhan, dan lebaran. Apalagi bila melihat anak

yang sedang menangis atau menatap foto ibunya jika sedang kangen. Anak pun

terlihat lebih pendiam bila dibandingkan saat ada ibunya. Anak lebih banyak

tinggal di rumah dan berkumpul dengan bapak dan adeknya bila dibanding

dengan bermain dengan teman-temannya.

Sebelum istri menjadi TKW, suami lebih senang mencurahan segala

masalah yang terjadi kepada istri namun semenjak istrinya menjadi TKW, suami

Page 190: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

171  

 

menjadi jarang menceritakan masalah yang menimpa suami maupun keluarga

karena takut akan mengganggu pikiran istri di tempatnya beliau bekerja.

Anak yang terkecil selalu ingin ikut kemana saja bapaknya pergi, hal ini

mengindikasikan bahwa anak akan selalu mencari orang yang dapat

memberikan dia keamanan yang selama ini hilang karena keterpisahannya

dengan ibu. Konflik yang terjadi sebelum ibu menjadi TKW yaitu munculnya

pertengkaran yang dipicu karena suami kerap kali pulang ke rumah tengah

malam. Namun hal ini hanya dilakukannya hanya karena menyangkut soal

pekerjaannya sebagai tukang ojek yang kadang memaksanya untuk mencari

uang hingga malam hari. Lain halnya dengan konflik yang terjadi saat istri

menjadi TKW yaitu kekhawatiran istri bahwa suaminya memiliki wanita idaman

lain.

Pada kenyataannya, suami mengaku tidak pernah memiliki teman

wanita. Beliau berkata “bagaimana bisa saya memiliki wanita lain kalau anak juga

selalu mengikuti kemana saja pergi”. Bapak Yayan memang tidak berniat untuk

mencari wanita idaman lain. Beliau akan menjaga sekuat tenaga komitmen

perkawinan agar keluarga mereka jauh dari kehancuran.

KASUS 9 “Dampak Keterpisahan Ibu dan Keluarga terhadap Kepribadian Anak dan Suami”

Responden yang satu ini bernama Bapak Yendi, beliau berprofesi

sebagai nelayan. Bapak Yendi menceritakan bahwa selama proses pendaftaran

sebagai TKW istri bapak Yendi mengalami sedikit kendala dalam persyaratan

pendaftaran yaitu yang berhubungan tinggi badan yang tidak mencapai taget

minimal, namun akhirnya lolos juga dalam proses penyeleksian. Menurutnya

selama sang istri bekerja menjadi TKW, istri tidak pernah mengeluhkan adanya

masalah sehingga keluarga hanya tahu bahwa istri selalu dalam keadaan baik-

baik saja. TKW Hongkong selalu mendapatkan hari libur satu kali dalam satu

minggu serta jam kerjanya mulai dari jam 7 pagi hingga 10 malam, hal ini juga

berlaku bagi istri Pak Yendi.

Bapak Yendi sering merasakan kesepian dan stres semenjak ditinggal

sang istri. Dia merasa tidak memiliki teman untuk berbagi cerita, sehingga

masalah yang terjadi harus dia hadapi sendiri. Menurutnya mengasuh anak

tanpa bantuan istri juga merupakan hal yang cukup berat. Pekerjaannya sebagai

nelayan memaksanya untuk sering meninggalkan anak dari pagi sampai malam.

Page 191: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

172  

 

Namun beliau merasa banyak terbantu dengan bantuan nenek yang bersedia

untuk mengasuh anak selama Pak Yendi bekerja di laut. Beliau merasakan

karena kurang dekatnya ia dengan anak serta kurangnya perhatian dari ibu

menyebabkan anak menjadi sedikit lebih nakal dan kadang suka membangkang

bila diberi perintah atau nasihat. Anak juga kadang mengalami hubungan yang

kurang baik dengan temannya, namun hubungan itu dapat dibenahinya kembali.

Bapak Yendi merasakan sedikit berkurangnya kebahagiaan dalam

perkawinannya setelah istri berangkat menjadi TKW. Hubungan seksual yang

tidak dapat dilakukan bersama istri sering kali mengganggu ketenangan dan

ketentraman dirinya. Namun demikian dia terus berusaha untuk selalu menahan

hawa nafsunya sehingga hingga kini ia tidak pernah bermain wanita di luar

rumah. Selain masalah itu, Bapak Yendi tidak pernah mengalami konflik.

Konfliknya sebelum istri berangkat menjadi TKW yang berkaitan dengan

keuangan keluarga dapat di atasi namun kini konflik itu tidak pernah terjadi lagi

karena pendapatan istri sebagai TKW membantu dalam pemenuhan kebutuhan

keluarga. Bapak Yendi mengakui bahwa kepuasan perkawinan dia rasakan

sebelum istri berangkat menjadi TKW di bandingkan sekarang ini. Sehingga

dalam lubuk hatinya, dia tidak menginginkan istrinya untuk menjadi TKW. Pak

Yendi terpaksa mengijinkan istri bejerja sebagai TKW karena adanya keinginan

mereka berdua untuk merenovasi rumah yang saat ini masih terbuat dari bilik

bambu.

KASUS 10 “TKW Pemberani”

TKW yang bernama Ibu Yuyun ini merupakan mantan TKW yang baru

dua bulan pulang dari Arab Saudi. Beliau merupakan tipe orang yang gemar

berbagi pengalaman, sehingga beliau menceritakan dengan detail kisah

hidupnya selama dua Tahun sebagai TKW. Awal keinginannya menjadi TKW

adalah mewujudkan cita-citanya untuk merenovasi rumah, membantu suami

yang usahanya sedang sepi dan membuka usaha baru yang akan dibangun

bersama suaminya di Jakarta. Sebelum beliau memutuskan untuk mendaftarkan

diri kepada sponsor, beliau tidak segan-segan untuk bertanya kepada mantan-

mantan TKW lain yang sebelumnya memiliki pengalaman mencari uang di luar

negeri. Mantan TKW dari Taiwan, Hongkong, dan Arab Saudi didatanginya demi

memperoleh cerita pengalaman kehidupan mereka selama bekerja di luar negeri.

Page 192: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

173  

 

Menurut pengalaman TKW asal Hongkong dan Taiwan, mereka tidak

diperbolehkan untuk beribadah, terutama bagi yang beragama Islam, mereka

dilarang untuk melakukan ibadah solat. Bahkan selama mereka masih

dikarantina di Indonesia, mereka juga tidak diperbolehkan membawa mukena.

Pihak PJTKI yang mengirimkan TKW ke Hongkong atau Taiwan beralasan

karena calon majikan mereka takut apabila melihat orang yang menggunakan

mukena, selain itu menurut tutur Ibu Yuyun, orang Taiwan atau Hongkong

percaya bahwa rumah mereka selalu dijaga oleh Tuhan, sehingga tidak

diperbolehkan untuk melakukan ibadah lain di luar agama mereka. Hal ini

bertujuan agar berkah dan rejeki selalu terlimpah kepada keluarga Hongkong

dan Taiwan. Pada akhirnya beliau memutuskan untuk memilih Arab Saudi

sebagai negara tujuan yang akan dia datangi dengan berbagai pertimbangan

seperti kemudahan dalam beribadah dan mewujudkan keinginannya untuk

menginjakkkan kaki di kota suci Makkah.

Ibu Yuyun tidak ingin mengalami nasib buruk seperti TKW-TKW lain yang

tidak beruntung. Menurutnya nasib-nasib TKW yang mengalami hal tersebut

karena adanya keterbatasan kemampuan komunikasi dengan majikannya. Hal ini

menyebabkan sebelum berangkat ke Arab Saudi, beliau banyak menghafal dan

berlatih menggunakan bahasa arab dengan cara mempelajari dari buku-buku

maupun mencatat kalimat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

dari mantan TKW Arab Saudi. Selama tiga bulan sebelum keberangkatannya

beliau melakukan pembelajaran bahasa Arab secara intensif sehingga beliau

cepet diterbangkan ke Arab Saudi.

Namun hal yang menarik dari cerita wanita ini adalah sebelum

keberangkatannya, beliau dan suaminya bercerai karena suami tidak

mengijinkan istrinya pergi ke Arab Saudi. Konflik inilah yang terjadi di

keluarganya sebelum bu Yuyun berangkat sebagai TKW. Suami tidak

mengijinkan istri berangkat ke Arab Saudi karena takut Ibu Yuyun mengalami

nasib jelek. Namun setelah Ibu Yuyun kembali ke Indonesia, Ibu Yuyun dan

suamiruju kembali.

Meskipun Bu Yuyun dan suaminya telah bercerai selama Ibu Yuyun

menjadi TKW, bukan berarti hubungan mereka menjadi tidak baik. Mereka tetap

selalu berkomunikasi melalui telepon seluler dan menjalin komunikasi yang

lancar. Uniknya lagi, karena kepercayaan beliau kepada mantan suaminya, yang

Page 193: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

174  

 

kini telah menjadi suaminya kembali, uang hasil kerja beliau tetap dikirim kepada

mantan suaminya itu.

Kehidupan keluarga antara ibu Yuyun dan suaminya berlangsung lancar.

Meskipun beliau dan suaminya telah bercerai, mereka tetap menjaga kesetiaan

satu sama lain meskipun keadaan saat itu mereka telah bercerai. Suaminya tidak

pernah bermain dengan wanita lain selama di tinggal. karena suami sangat

menginginkan keselamatan istrinya di Arab Saudi. Prinsipnya adalah bila suami

melakukan hal “nakal” di Indonesia, maka istri juga akan “dinakalin” orang lain di

luar negeri.

Anak diasuh oleh nenek selama Ibu Yuyun menjadi TKW karena suami

bekerja di Jakarta. Namun beberapa bulan sebelum istrinya pulang, suami

memutuskan untuk membuka usaha di rumah dan mengurus renovasi rumah

serta mengurusi anak. Setelah istrinya pulang, mereka memutuskan untuk rujuk

kembali.

Namun sepeninggal ibunya, anak menjadi lebih bandel atau susah diatur.

Hal ini diduga karena anak kurang perhatian orangtua dan pengasuhan yang

dilakukan nenek mungkin tidak sebaik yang dilakukan kedua orangtuanya.

Namun anak mapu mempertahankan prestasinya yang semenjak dari kelas 1 SD

selalu mendapatkan rangking pertama.

Semenjak kepulangan ibu ke Indonesia, anak agak menjaga jarak kepada

ibunya. Kebiasaan istri bernada tinggi selama di Arab, maka nada tinggi tersebut

juga terbawa hingga kini sehingga anak-anak agak merasa takut kepada ibunya.

Untuk sementara waktu, saat ini anak masih perlu beradaptasi untuk menjalin

kedekatan dan kelekatan kembali dengan ibu. Yang menjadi penjembatan antara

ibu dan anak adalah suami ibu Yuyun yang tidak pernah lelah memberi

pengertian kepada anak agar memaklumi kebiasan ibu selama di Arab. Ibu juga

kian lama kian mengurangi kebiasaan buruk untuk tidak berkata dengan nada

tinggi kepada anak-anaknya.

Beliau menceritakan bahwa selama bekerja menjadi TKW, waktu tidur

beliau hanya 2-3 jam, terutama pada hari libur, beliau harus siap untuk memiliki

sedikit waktu tidur dan terkuras tenaganya lebih banyak bila di banding hari

biasa. Pekerjaan disana juga sangat berat, majikan sepertinya tidak senang bila

pembantunya beristirahat sejenak. Selain pekerjaan yang berat, majikan

perempuan juga biasanya sangat cerewet, sehingga menurut Ibu Yuyun

Page 194: Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga … · interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jenis kelamin anak. Hampir

175  

 

sebaiknya omelan majikan tidak perlu didengarkan dan jangan dimasukkan

kedalam hati, istilahnya “masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri”.

Karena beliau telah lancar berbahasa arab maka apabila beliau

dipersalahkan majikan maka beliau bisa membela diri. Menurut beliau TKW

harus pintar dan cerdas, agar memiliki akal agar tidak selalu dipersalahkan

majikan. Menurut TKW yang memiliki keberanian yang luar biasa ini, majikan

yang galak memang harus dilawan. Bila kita hanya menurut dan tidak melawan

maka selamanya kita akan ditindas.

Selama bekerja, paspor ditahan oleh majikan, gaji juga tidak di berikan

tiap bulan. Namun beliau selalu meminta gaji untuk dikirimkan kepada

keluarganya di Indonesia setiap 4 bulan satu kali. Bila gajinya tetap ditahan maka

beliau mengancam kepada majikan tidak akan melakukan pekerjaan rumah

tangga selama gajinya belum dikirimkan kepada keluarganya.

Biasanya di Arab, majikan laki-laki takut kepada majikan perempuan.

Namun berbeda dengan keluarga majikanya. Sehingga bila majikan perempuan

galak atau menyakitinya maka dia mengancam akan mengadukan kepada

majikan laki-laki yang baik hati. Kegalakan majikan perempuan biasanya selain

soal pekerjaan, juga soal kecemburuan majikan kepada pembantunya yang

berbadan bagus sehingga ada ketakutan suaminya akan tertaerik dengan

pembantunya. Kebanyakan wanita arab gemuk-gemuk dan tidak begitu pandai

merawat badan.