ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan...

114
ii ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL GORDANG SAMBILAN DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KOTA MEDAN S KRIPS I S ARJANA DIKERJAKAN O L E H MAHYAR SOPYAN PANE NIM: 080707002 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MED AN 2013

Transcript of ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan...

Page 1: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

ii

ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL

GORDANG SAMBILAN DALAM UPACARA

ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H MAHYAR SOPYAN PANE NIM: 080707002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2013

Page 2: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

ii

ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL GORDANG SAMBILAN DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KOTA MEDAN SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H MAHYAR SOPYAN PANE NIM: 080707002 Pembimbing I, Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. NIP 196512211991031001

Pembimbing II, Drs. Fadlin, M.A. 196102201989031003

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang ilmu Etnomusikologi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2013

Page 3: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

ii

PENGESAHAN

DITERIMA OLEH:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu

syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu

Budaya< Universitas Sumatera Utara, Medan

Pada Tanggal :

Hari :

Fakultas Ilmu Budaya USU,

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP

Panitia Ujian: Tanda Tangan

1. Drs, Muhammad Takari, M.A., Ph.D

2. Dra. Heristina Dewi, M.Pd.

3.Drs. Bebas Sembiring, M.Si.

4.Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si.

5.Drs. Kumalo Tarigan, M.Si.

Page 4: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

ii

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

KETUA,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.

NIP 196512211991031001

Page 5: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T atas rahmad dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis

Fungsional dan struktur Musikal Gordang Sambilan dalam Upacara Adat Perkawinan

pada Masyarakat Mandailing di Kota Medan.

Tugas Akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana Seni dari jurusan Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari

belajar karena belajar adalah sesuatu yang t idak terbatas.

Dalam penulisan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang

tua saya. Ayahanda Saimurtama Pane dan Amidar yang telah memberikan kasih saying

dan kepercayaan kepada saya dengan tulus hati serta tiada hentinya memberikan perhatian

dan dorongan demi selesainya studi anaknya.. juga kepada semua saudara saya, adinda

Agusyahputra Pane, adinda Tin Aprizal Ananda Pane, adinda Siti Rahma Pane, adinda

Nuraida, dan saudara-saudara lainnya yang telah memberikan bantuan moril dan materil

dalam menyelesaikan studi saya ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. selaku ketua Jurusan

Etnomusikologi sekaligus yang membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas

akhir ini.

2. Bapak Drs. Fadlin M.A yang membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas

akhir ini.

3. Segenap para dosen di Jurusan Etnomusikologi yang turut membantu proses

penyelesaian tugas akhir ini.

Page 6: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

ii

4. Seluruh informan termasuk Bapak Ridwan Amanah Nst sebagai narasumber

penulis yang telah banyak membantu untuk memberikan informasi yang

berkaitan dengan tugas akhir ini.

5. Seluruh stambuk 2008 jurusan Etnomusikologi yang membantu saya

dengan dukungan motivasi sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Semua pihak yang telah membantu saya dan tidak dapat saya sebutkan

satu- persatu.

Penulis menyadari skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna, oleh sebab itu

penulis mengaharapkan sekali masukan-masukan dan saran-saran yang sifatnya

membangun dan membaca, sehingga mengarah kepada kemajuan ilmu pengetahuan

khususnya di bidang ilmu etnomusikologi.

Medan, 2013

Mahyar Sopyan Pane

NIM: 080707002

Page 7: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

ii

Page 8: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dapat dipikirkan, dikerjakan, dan

diterapkan oleh manusia. Budaya suatu suku bangsa merupakan suatu penampakan

identitas diri dari suku bangsa tersebut. Suatu suku bangsa dapat dikenal oleh dunia

apabila suatu suku bangsa tersebut sanggup memperkenalkan identitas dirinya kewat

budayanya yang khas (Parlaungan 1997:4).Salah satu dari sekian banyaknya

kebudayaan yang ada di Indonesia adalah kebudayaan masyarakat Mandailing yang

terletak di Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Etnik Mandailing adalah orang

yang berasal dari Mandailing secara turun menurun dimanapun ia bertempat tinggal.

Mandailing terdapat di Sumatera Utara yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal.

Mandailing dibagi dua walaupun adatnya sama, yaitu Mandailing Godang dan

Mandailing Julu. Mandailing Godang didominasi oleh marga Nasution yang wilayahnya

mulai dari Sehepeng sebelah utara Panyabungan sampai Maga disebelah selatan serta

didaerah Batang Natal sampai Muarasoma dan Muara Parlampungan disebelah barat.

Sedangkan daerah Mandailing Julu didominasikan oleh marga Lubis yang wilayahnya

dari Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan

Hutanagodang di sebelah Selatan.

Page 9: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

2

Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian yang menjadi ciri khas

kebudayaan Mandailing yang bernama Gordang Sambilan. Gordang sambilan

adalah seperangkat alat musik sakral yang terdiri dari Sembilan buah gendang yang

berukuran besar. Adapun penamaan dari Sembilan gordang tersebut mulai dari

yang terbesar sampai terkecil selalu berbeda-beda pada suatu daerah tetapi

bentuknya sama, seperti di daerah pakantan, huta pungkut dan tamiang

Untuk memperjelas perbedaan nama-nama Gordang Sambilan (dari yang

besar sampai yang kecil) dapat dilihat table berikut:

Tabel 1. Perbedaan Nama Maisng-masing Gordang dalam Ensambel

Gordang Sambilan di Wilayah Budaya Mandailing

Penamaan

gordang

Pakantan Huta Pungkut Tamiang

Gordang 1 Jangat Jangat siangkaan Jangat siangkaan

Gordang 2 Jangat Jangat silitonga Jangat silitonga

Gordang 3 Hudong-Kudong Jangat sianggian Jangat sianggian

Gordang 4 Hudong-Kudong Pangoloi Pangoloi

Gordang 5 Padua Pangoloi Pangoloi

Gordang 6 Padua Paniga Paniga

Gordang 7 Patolu Paniga Paniga

Gordang 8 Patolu Hudong-Kudong Hudong-Kudong

Gordang 9 Enek-Enek Hudong-Kudong Eneng-Eneng

Page 10: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

3

Permainan gordang sambilan pada upacara adat masyarakat Mandailing

tidak terlepas dari pemain ensambel musik yang dimainkan secara bersamaan

sesuai pola yang berlaku bagi masyarakat Mandailing. Adapun jumlah pemain

gordang sambilan yaitu terdiri dari 11 (sebelas) para pemusik meliputi, (1) satu

orang pemain sarune, (2) lima orang memainkan gordang sambilan dengan

pembagian, (a) satu orang memainkan dua buah jangat atau disebut panjangati, (b)

satu orang memainkan hudong-kudong, (c) satu orang memainkan dua buah paduai,

(d) satu orang memainkan dua buah patolu dan, (e) seorang memainkan enek-enek,

(3) satu orang memainkan ogung boru dan ogung jantan, (4) satu orang memainkan

mongmongan atau gong panolongi dan panduai dan, (5) satu orang memainkan

pamulosi, (6) satu orang memainkan gong doal dan, (7) satu orang memainkan tali

sasayak. Formasi ini terdapat di daerah Pakantan.

Sedangkan diwilayah Huta Pungkut dan Tamiang jumlah pemain

pemusiknya adalah 9 (sembilan) yang terdiri dari (1) satu orang pemain sarune, (2)

empat orang memainkan gordang sambilan dengan pembagian, (a) satu orang

memainkan tiga buah jangat yaitu jangat siangkaan, jangat silitonga, jangat

sianggian, (b) satu orang memainkan duah buah pangoloi, (c) satu orang

memainkan duah buah paniga, (d) satu orang memainkan duah buah hudong-

kudong, (3) satu orang memainkan ogung boru dan ogung jantan, (4) satu orang

memainkan mongmongan, (5) satu orang memainkan talempong, dan (6) satu orang

memainkan tawak-tawak. (Rithaony Hutajulu dan Irwansyah Harahap 2004:31-32).

Namun dalam pembahasan ini, penulis lebih mengarah kepada daerah Pakantan.

Masyarakat Mandailing menerapkan adat-istiadatnya dengan disebut

“markoum marsisolkot” artinya terdiri dari kelompok yang berlainan marga

rangkul-merangkul atau harus bersatu padu seia sekata menjadi satu. Dikemudian

Page 11: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

4

hari adat istiadat markoum marsisolkot ini disebut orang juga dengan adat dalihan

na tolu yang diartikan yaitu dalihan : batu tungku, na tolu : yang tiga. Maksudnya

tungku yang tiga (tiga batu tungku) yang secara arfiah diartikan sebagai tungku dan

penyangganya terdiri dari tiga. Agar tungku tersebut dapat seimbang. Secara

etimologi berarti merupakan suatu tumpuan yang komponen (unsur)nya terdiri dari

tiga kelompok (H. Pandapotan Nasution, S.H 2005).

Ketiga kelompok yang berlainan marga itu yaitu suhut dan kahangginya,

mora dan anak boru. Yang dimaksud Suhut dan Kahangginya adalah kita sendiri

dengan saudara-saudara kita baik yang terdiri dari satu ibu dan satu bapak atau

tidak tetapi haruslah dari kelompok yang satu marga. Mora adalah dari kelompok

tempat pengambilan anak gadis dalam perkawinan atau orang tua dan saudara-

saudara dari pihak istri kita. Anak Boru adalah tempat pemberian anak-anak gadis

kita dalam perkawinan atau pihak orang-orang tua dan saudara-saudara dari suami

anak-anak gadis kita (kelompok dari menantu).

Bentuk-bentuk acara gordang sambilan menurut sifat penggunaan terdiri

dari upacara siriaon (suka cita) yaitu upacara perkawinan, penyambutan tamu, dan

memasuki rumah baru sedangkan upacara siluluton (duka cita) yaitu upacara

kematian. Namun pada praktek penyelenggaraannya gordang sambilan di Kota

Medan lebih digunakan pada sifat upacara siriaon (suka cita) hal ini disebabkan

karena bentuk upacara siriaon (sukacita) merupakan bentuk upacara yang paling

lazim diselenggarakan, penggunaan pada upacara siluluton (dukacita) tidak lagi

dilakukan karena bentuk penyelenggaraan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

ajaran agama Islam. pada upacara siriaon (suka cita) yang masih dilakukan sampai

saat ini di Kota Medan adalah upacara perkawinan, penyambutan tamu, dan

memasuki rumah baru. Dari bentuk upacara ini hanya upacara perkawinan saja

Page 12: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

5

yang umum menggunakan gordang sambilan karena upacara perkawinan memiliki

intensitas dalam hal penyelenggaraanya. Pada kedua sifat penggunaan gordang

sambilan diatas, penulis lebih menitikberatkan pembahasan pada sifat siriaon

(sukacita) yaitu dalam upacara pesta perkawinan masyarakat Mandailing di Kota

Medan.

Dalam upacara perkawinan, Gordang Sambilan dimainkan disaat

penyambut pengantin, tamu dan selesai pemberian gelar adat kepada pengantin

laki-laki itupun setelah diberi izin melalui markobar (musyawarah) kemudian

dipukulnya gondang dua (gondang boru) yang sebagai tanda bahwa upacara sudah

resmi dibuka dan gordang sambilan sudah di pindahkan dari bagas/sopo gondang

(rumah gondang), barulah Gordang Sambilan bisa dimainkan setelah disantani

(tepung tawari) dan untuk meninggung (pemukul pertama gordang) adalah raja

panusunan (Raja yang tertinggi di huta) kemudian diserahkan kepada pemain

gordang untuk memainkannya. Dan pada saat di hari puncaknya pesta atau hari

akhirnya pesta pernikahan selesai dimana acara margondang pun dihentikan, maka

disimpan kembali dengan terlebih dahulu disoda sebaimana dengan menyantan

gondang. Biasanya pada saat dimainkan Gordang Sambilan diikuti dengan tari

sarama (tarian yang menghormati roh nenek moyang) dengan kesurupan.

Pada upacara perkawinan masyarakat Mandailing, gordang sambilan identik

dengan kemapanan seseorang melaksanakan upacara perkawinan tersebut. Keluarga

yang mengadakan upacara adat menggunakan gordang sambilan termasuk keluarga

yang bisa dikatakan orang yang mempunyai harta yang lebih karena dalam

mengadakan Gordang Sambilan menggunakan anggaran yang besar mulai dari

mengadakan peralatan adat (paragek atau pago-pago) dihalaman seperti bendera

adat, payung adat yang diberi rumbai, pedang, langit-langit, rompayan dan

Page 13: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

6

pelaminan sampai upacara perkawinan yang berlangsung selama tiga hari dua

malam sehingga masyarakat yang mengadakannya boleh dikatakan orang yang

terpandang (wawancara narasumber).

Pada upacara horja godang (pesta besar atau biasanya disebut pesta

perkawinan), seekor kerbau jantan yang sudah cukup umur di sembelih sebagai

syarat untuk mengadakan Gordang Sambilan, meskipun untuk mangampeon

gondang (menempatkan gordang pada rumah gendang yang disebut bagas

gordang) dalam upacara perkawinan tersebut itupun harus meminta izin kepada

raja pasunan bulung. Meminta izin tersebut dengan menyurdu burangir kepada raja.

Pasunan bulung adalah seorang ahli dan penguasa dalam adat istiadat Mandailing.

Keizinan dapat diperoleh dari hasil musyawarah adat yang di sebut markobar

(wawancara Ibrahim Lubis)

Gordang Sambilan adalah alat musik yang bersifat sebagai pembawa rit me

yang berulang-ulang. Dalam segi musikal, Gordang Sambilan mempunya pola

rit me yang dimana penentu patokannya terhadap ritme gordang sambilan adalah

Patolu yang dipukul dua kali dalam set iap empat ketuk dengan pukulan yang

konstan, sedangkan enek-enek (paling kecil), padua (setelah patolu), hodong-

kudong sebagai pengisi ritme dan jangat (paling besar) berfungsi sebagai variasinya

dari empat gordang tersebut.

Adapun fungsi gordang sambilan pada adat horja siriaon (perkawinan) yang

dikemukakan oleh Bapak Ridwan Amanah Nst adalah sebagai bentuk pengumuman

kepada masyarakat mengenai proses perkawinan yang dilaksanakan selain itu juga

berfungsi sebagai media pertemuan antar pemuka atau toko adat Mandailing,

sebagai simbol pengesahan bahwa telah dilakukannya pengangkatan gelar ataupun

pembuatan hukum adat, dan sebagai tanda sekaligus pemberitahuan kepada

Page 14: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

7

masyarakat bahwa sedang berlangsungnya acara adat. Secara fungsi Gordang

Sambilan tidak mengalami perubahan fungsi karena fungsi Gordang Sambilan di

Kota Medan tetaplah sebagai alat musik kesenian tradisional Mandailing.

Perubahan yang tampak adalah pada aspek kegunaannya saja.

Berdasarkan penelitian ini penulis mengamati tentang Upacara Perkawinan

Adat Mandailing yang diadakan di Kota Medan, upacara ini berlangsung selama

dua hari satu malam. Dan upacara perkawinan pada jaman dulu upacara ini

berlangsung selama 7 hari dan bahkan ada yang sampai 1 bulan, tetapi pada saat

sekarang ini upacara perkawinan biasanya di laksanakan selama dua hari satu

malam, karena memerlukan biaya yang cukup besar dalam upacara yang cukup

lama.(Wawancara Bpk Ridwan Amanah Nst)

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis merasa dalam pengkajian

tentang ensambel musik yang di gunakan pada pesta perkawinan masyarakat

Mandailing yaitu gordang sembilan penting untuk di kaji dan ditulis dalam sebuah

tulisan atau di jadikan bahan skripsi dalam bentuk ilmiah dengan Judul “Analisis

Fungsi Dan Struktur Musikal Gordang Sambilan Dalam Upacara Adat

Perkawinan Pada Masyarakat Mandailing di Kota Medan.”

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas penulis membatasi pokok permasalahan karena

keterbatasan waktu dan kemampuan akademis.

Pokok permasalahan yang akan di bahas dalam tulisan ini ialah:

1. Bagaimana fungsi gordang sambilan dalam Upacara Perkawinan pada

Masyarakat Mandailing di Kota Medan?

Page 15: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

8

2. Bagaimana struktur musikal gordang sambilan dalam Upacara Perkawinan

pada Mayarakat Mandailing di Kota Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui bagaimana fungsi gordang sambilan dalam upacara perkawinan

pada masyarakat Mandailing di Kota Medan.

b. Mengetahui bagaimana struktur musikal gordang sambilan dalam

perkawinan pada masyarakat Mandailing di Kota Medan.

c. Sebagai dokumentasi tentang Kebudayaan Mandailing dan dapat menjadi

masukan di Departemen Etnomusikologi.

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Memberi pengetahuan dan informasi kepada masyarakat luas bagaimana

fungsi gordang sambilan dala upacara perkawinan pada masyarakat

Mandailing di Kota Medan.

b. Dapat mengerti dan mengetahui bagaimana proses permainan gordang

sambilan dalam perkawinan pada masyarakat Mandailing di Kota

Medan.

c. Dengan membaca skripsi ini di harapkan masyarakat di Kota Medan

khususnya kebudayaan Mandailing dapat mengetahui lebih dalam

mengenai penggunaan gordang dalam upacara perkawinan pada

masyarakat Mandailing di Kota Medan..

Page 16: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

9

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep ialah pengertian abstrak dari sejumlah konsepsi – konsepsi atau

pengertian,

pendapat atau paham yang telah ada dalam pikiran ( Koentjaraningrat 1985 : 10 ).

Dalam penulisan ini yang di maksud dengan fungsi yaitu kegunaan dari suatu hal

yang dilaksanakan, dan pengertian dari guna adalah manfaat dari suatu benda atau

pekerjaan yang dilakukan ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 1997 ).

Sebagai landasan berpikir dalam pembahsan skripsi ini maka penulis

melandaskan kepada pemahaman yang dikemukan oleh Allan P. Merriam

(1964:63) tentang konsep musik.

Konsep musik gordang sambilan yaitu ada Sembilan buah gendang yang

masing-masing memiliki diameter yang saling berbeda namun dalam penggunaan

selalu digunakan serentak. Selain dari penggunaannya, tiap-tiap gordang tersebut

memiliki penamaan yang juga berbeda.

Gordang sambilan adalah jenis alat musik sakral yang berbentuk sangat

besar dan panjang yang dimainkan untuk sesuatu hal bisa menjadi s imbol, ataupun

pengesahan terhadap sesuatu didalam sebuah upacara adat dalam pertunjukannya

tidak hanya berdiri sendiri namun diikuti dengan alat-alat musik lain yang disebut

dengan ensambel gordang sambilan (Ridawan Amanah nst).

Koentjaraningrat ( 2000:90 ) mengatakan bahwa di pandang dari sudut

kebudayaan manusia maka perkawinan merupakan pengatur kelakuan manusia

yang bersangkut paut dengan kehidupan seksnya. karena menurut pegertian

Page 17: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

10

masyarakat perkawinan menyebabkan seorang laki – laki tidak boleh melakukan

hubungan seksnya dengan wanita lain, tetapi hanya dengan satu atau beberapa

wanita yang sudah disahkan sebagai istrinya.

Menurut Poerwadarminta (1986) mengatakan bahwa upacara merupakan

suata hal dalam melakukan perbuatan yang tentu menurut adat kebiasaan atau

menurut agama. Upacara perkawinan bukan saja penting bagi manusia tetapi juga

merupakan suatu peristiwa yang sangat berarti serta sepenuhnya mendapat

perhatian dari arwah para leluhurnya.

Perkawinan bagi masyarakat Mandailing merupakan salah satu bentuk

pelaksanaan upacara sakral yang dilakukan. Dalam perkawinan masyarakat

mandailing harus sesuaikan dengan Dalihan Na Tolu yanga artinya tiga tungku.

1.4.2 Teori

Dalam mendeskripsikan komponen-komponen upacara ritual penulis

mengacu kepada Koentjaraningrat (1985:243) yaitu mengemukakan pengertian

upacara suatu kelakuan keagamaan yang dilaksanakan menurut tata kelakuan yang

baku sesuai dengan komponen keagamaan. Komponen keagamaan itu dapat dilihat

dari tempat upacara, saat dan waktu upacara dilaksanakan, benda – benda atau alat

upacara, dan orang yang melaksanakan dan pemimpin upacara.

Pendapat Malinowski mengenai teori fungsionalisme adalah berbagai unsur

kebudayaan yang ada dalam masyarakat manusia berfungsi untuk memuaskan suatu

rangkaian hasrat naluri akan kebutuhan hidup dari makhluk manusia (Basic Human

Needs). Dengan demikian, unsur kesenian misalnya mempunyai fungsi guna

memuaskan hasrat naluri manusia akan keindahan; unsur system pengetahuan

untuk memuaskan hasrat naluri manusia untuk tahu.

Page 18: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

11

Untuk melihat fungsi Gordang Sambilan maka penulis menggunakan

pendapat yang dikemukakan oleh Alan P. Marriam bahwa ada 10 fungsi musik

yang telah di ungkapkan, tetapi tidak semua yang telah diungkapkan tersebut

berlaku untuk seluruh kebudayaan yang ada di dunia.

Untuk mengklasifikasikan alat musik penulis gordang sambilan, penulis

menggunakan pendekatan yang di tawarkan oleh Curt Sach dan Erich M. von

Hornbostel membagi kedalam empat kelompok, yaitu (1) idiophone; (2)

membrabofhone; (3) cordofhone; (4) aerofhone. Selanjutnya Curt Sach membagi

lagi klafikasi membranofhone kedalam Sembilan bentuk, yaitu “cylindrical drums”,

“barrel drums”, “hourglass drums”, “footed drums”, “goblet drums”, “kettle

drums”, “handle drums” dan “frame drums” (Sach, 1914). Dengan memperhatikan

kesembilan bentuk alat musik di atas, penulis lebih terfokus pada klasifikasi

membranophone dalam bentuk long drum karena gordang sambilan bentuknya

panjang dan besar.

Koentjaraningrat (1969) mengatakan 7 unsur-unsur kebudayaan ini di kenal

dengan istilah yaitu: (1) system peralatan hidup; (2) system mata pencaharian; (3)

system kemasyarakatan; (4) bahasa; (5) kesenian; (6) system pengetahuan; dan (7)

religi.

Menurut Alan P. Marriam ( 1964:209-226 ) mengungkapkan bahwa terdapat

bebera fungsi musik yaitu diungkapkan namun tidak semua berlaku untuk seluruh

suku bangsa yang ada di dunia. Adapun fungsi musik yang diungkapkan oleh Alan

P. Marriam adalah : (1) Fungsi Pengungkapan Emosional, (2) Fungsi Penghayatan

Estetis, (3) Fungsi Hiburan, (4) Fungsi Komunikasi, (5) Fungsi Perlambangan

(syimbolic representation), (6) Fungsi Reaksi Jasmani, (7) Fungsi yang Berkaitan

dengan Norma-norma Sosial, (8) Fungsi Pegesahan Lembaga Sosial dan Upacara

Page 19: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

12

Agama, (9) Fungsi Kesinambungan Kebudayaan, (10) Fungsi Pengintegrasian

Masyarakat.

Teori musikal untuk mengkaji rit me ini penulis gunakan teori deskripsi

rit me yang digunakan Fadlin (1988) Beliau menulis skripsi yang bertajuk Studi

Deskriptif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang Melayu Sumatera

Timur. Skripsi Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera

Utara, Medan. Dalam skripsi ini Fadlin menggunakan sistem anomatopeik

gendang ronggeng, dan kemudian menuliskan pola-pola rit me dalam rentak

senandung, mak inang, dan lagu dua. Selanjutnya Fadlin menganalisis pola-pola

itu dengan pendekatan etnomusikologis, dengan cara memilah-milahkannya

menjadi mot if dan nilai-nilai not yang digunakan, dan kemudian

mentabelkannya.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengacu kepada metode penelitian kualitatif

(Kirk dan Miller,1990) yang mengatakan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

dalam bahasanya dan peristilahannya.

Nettl (1964) mengatakan ada dua hal yang ensensial untuj melakukan

aktivitas penelitian dalam disiplin etnumusikologi, yaitu pekerjaan lapangan (field

word) dan pekerjaan laboratorium (dest work). Dan Merriam (1964) juga

mengatakan pendapat bahwa Etnomusikologi adalah disiplin lapangan dan disiplin

laboratorium, yakni data yang di kumpulkan dari lapangan oleh penyidik pada

akhirnya di analisis di laboratorium, dan dari hasil kedua metode menjadi pusat

Page 20: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

13

studi akhir. Dengan ini si peneliti melakukan kerja lapangan meliputi memili

informan, pendekatan dan pengambilan data, merekam dan mengumpulkan data.

Sedangkan kerja laboratorium meliputi pengolahan data, menganalisis dan

membuat kesimpulan dan keseluruhan dari data-data yang di peroleh.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Sebagai kerangka dalam landasan berpikir yang di lakukan oleh si penulis

yaitu berdasarkan studi perpustakaan untuk mencari data-data pendukung yang di

perlukan dengan tujuan untuk menambah sumber-sumber bacaan yang berupa

buku, skripsi, makalah budaya, dan paper. Kemudian mencari teori- teori yang

dapat digunakan sebagai acuan dalam membahas tulisan ini dan memperoleh

pengaturan awal mengenai apa yang diteliti. Studi perpustakaan ini bertujuan untuk

mencari informasi dan menambah data-data yang di butuhkan dalam penulisan,

penyusuaian dan pengamatan yang sudah ada mengenai objek penelitian

dilapangan.

Dalam hal ini penulis mempelajari buku-buku tentang upacara adat

mandailing dan gordang sambilan guna mempermudah si penulis untuk penelitian.

1.5.2 Kerja Lapangan

Dalam kerja lapangan (field word) penulis melakukan pengamatan dan

mengumpulkan data-data informasi dengan menentukan lokasi penelitian ditempat

pelaksanaan Pesta Upacara Perkawinan di Kota Medan serta melakukan wawancara

dengan beberapa yang mengetahui lebih dalam mengenai fungsi gordang sambilan

dalam upacara perkawinan adat mandailing.

Page 21: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

14

Dalam pelaksanaan Pesta Upacara Perkawinan berlangsung, penulis

melakukan dengan mencatat dan merekam tahapan yang terjadi pada pesta tersebut.

Guna mempermuda untuk menyusun data dengan maksimal mengenai Fungsi dan

Struktur Musikal Gordang Sambilan Dalam Upacara Perkawinan Pada Masyarakat

Mandailing itu sendiri.

1.5.2.1 Wawancara

Adapun teknik wawancara yang di lakukan penulis ialah melakukan dengan

tiga cara yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) yaitu (1) wawancara

berfokus (focus interview), (2) wawancara bebas (free interview), (3) wawancara

sambil lalu (casual interview). Yang di maksud dengan wawancara berfokus adalah

pertanyaan yang selalu berpusat kepada pokok permaslahan, sementara wawancara

bebas ialah pertanyaan yang selalu beralih dari satu pokok permasalahan ke pokok

permasalahan yang lain. Sedangkan wawancara sambil lalu hanya untuk menambah

atau melengkapi data yang lain.

Dalam wawancara ini penulis melakukan wawancara kepada informan yang

ahli mengenai fungsi gordang sambilan dalam upacara perkawinan pada

masyarakat mandaling di medan. Guna memperoleh data yang secara tepat. Dan

menggunakan perekam camera digital merk Samsung agar penulis mendapat data

dari informan secara akurat.

1.5.2.2 Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang tidak dapat melakukan

dengan wawancara, yaitu dengan melihat dan mengamati semua yang terjadi

selama upacara perkawinan adat mandailing itu berlangsung.

Page 22: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

15

Bright (1989 : 77) mengemukakan bahwa observasi adalah suatu metode

yang dipakai di samping wawancara. Metode abservasi ini berguna untuk

mempererat antara penulis dengan informan sehingga penulis dapat mengenal lebih

dekat dengan informan.

1.5.2.3 Kerja Laboratorium

Setelah memperoleh dan terkumpulnya semua data dari lapangan dan studi

kepustakaan akan diolah dilaboratorium, dan penulis menganalisis seleksi ulang

dengan data-data yang terkumpul, kemudian penulis menyusun menjadi sebagai

bahan penulisan. selanjutnya penulis mengevaluasi ulang guna untuk memperoleh

hasil yang akurat berdasarkan fakta-fakta yang di dapat di lapangan. Dari hasil

keseluruhan data-data hasil evaluasi ulang akan disusun secara sistematis dengan

menjadi suatu bentuk laporan kerja menjadi skripsi.

Page 23: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

16

BAB II

MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN

2.1 Geografis Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara,

Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara

regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering

digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab

berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat

dengan kota-kota atau negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia.

Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar

barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang

relatif besar dimana tahun 2010 diperkirakan telah mencapai 2.712.236 jiwa.

Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor

tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat

perdagangan dan keuangan regional/nasional.

Letak geografis Kota Medan adalah 3030 – 3043 LU, dan 980 35’-980 44’

BT. Luas Kota Medan saat ini adalah ± 265,10 km2. Kota Medan memilki

perbatasan yaitu :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Deli Tua dan Pancur

(Kabupaten Deli Serdang)

Page 24: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

17

- Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli

Serdang), dan

- Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Percut Sei Tuan dan Tanjung

Morawa (Kabupaten Deli Serdang)

Adapun kecamatan yang terletak di Kota Medan yaitu Kecamtatan Medan

Helvetia, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan

Perjuangan, Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Area, Kecamatan

Medan Maimun, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Selayang,

Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan

Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Baru, Bandar Udara Polonia.

Secara geografsi Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya

alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli

Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai. Kondisi ini menjadikan Kota Medan

secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang

sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat daerah-daerah sekitarnya.

2.1.1 Demografi

Kota Medan terdiri dari beberapa etnis yang mendiaminya namun ada

beberapa suku yang lebih dominan dan lebih banyak jumlahnya dibandingkan

dengan suku atau etnis-etnis lain yaitu : Melayu, Jawa, Batak (Toba, Karo,

Simalungun, Mandailing-Angkola,), Nias dan Tionghoa.

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur

agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini

memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka.

Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi

Page 25: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

18

demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan

dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat

kelahiran dan kematian semakin menurun.

Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran

adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya. Di sisi

lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi

tingkat kematian. Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini

mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran

dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah.

Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak factor, antara lain

perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga

disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian

disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan

masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun.

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian

sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk

tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.

Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai

dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural.

Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas),

meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi,

termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan

yang diterapkan.

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah

Page 26: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

19

tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak

banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen

kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika

sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun cultural. Menurunnya

tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus

perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik

(commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2010, penduduk Medan saat ini

diperkirakan telah mencapai 2.712.236 jiwa, dengan wanita lebih besar dari pria.

Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa,

yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah

satu kota dengan jumlah penduduk yang besar. Kota Medan terdiri dari 21

Kecamatan dan 151 Kelurahan. Selain itu, Kota Medan juga merupakan daerah

perkotaan yang dihuni oleh berbagai etnis dengan latar belakang yang berbeda.

Kondisi Kota Medan yang heterogen ini, mengakibatkan banyaknya timbul

organisasi-organisasi yang berdasarkan etnis, (BPS Kota Medan).

2.1.2 Identifikasi Kelurahan Sitirejo I Medan Amplas

Pada identifikasi Kelurhan Sitirejo I Kecamatan Medan Amplas ini

merupakan pusat atau objek penelitian penulis karena di daerah ini penulis

melakukan penelitian dengan meliputi acara pesta perkawinan salah satu

masyarakat Mandailing yang tinggal dan menetap di Kota Medan.

Secara geografis Kelurahan Sitirejo I Medan Amplas dengan batas-batas

sebagai berikut :

Page 27: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

20

Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan

Medan Kota.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan

Amplas.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sudirejo I, Kecamatan Medan

Kota.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan

Medan Maimun.

Dan adapun Luas Kelurahan Sitirejo adalah 0,45 km2 dengan perincian

sebagai berikut: Luas Pemukiman : 0, 39 km2, luas pekarangan : 0. 2 km2, luas

perkantoran : 0, 2 km2, luas prasarana umum lainnya : 0, 2 km2 . Dapat diketahui

total dari penduduk di Kelurahan Sitirejo I yaitu 11. 274 orang, yang terdiri dari

5377 jiwa penduduk laki-laki dan 5897 jiwa penduduk perempuan yang tersebar di

17 lingkungan yang ada di Kelurahan Sitirejo I.

2.2 Karakteristik Masyarakat Mandailing Di Kota Medan

Pemilihan lokasi dalam penelitian ini didasarkan atas beberapa hal, seperti

sejarah lokasi, letak strategis lokasi. Adapun pemilihan penelitian ini juga

memperlihatkan karakteristik masyarakat Mandailing di Kota Medan, adapun

karakteristik dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan mengenai

seberapa jauh masyarakat Mandailing di Kota Medan dalam memandang dan

melakukan budayanya dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter Mandailing dalam penelitian ini dibagi atas beberapa yaitu, (1)

karekter masyarakat Mandailing yang masih memegang adat budaya Mandailing

sesuai dengan adat Mandailing asli tanpa berusaha menggabungkan adat budaya

Page 28: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

21

lain yang berada disekitarnya dimana ia tinggal, (2) karakteristik masyarakat

Mandailing yang memegang adat budaya Mandailing dan berproses

menggabungkannya dengan budaya lain yang berada ditempat mereka tinggal, (3)

karakteristik masyarakat Mandailing yang tidak mengenal adat budaya Mandailing

dan memegang budaya lain seperti budaya Toba, Melayu dan kebudayaan lain yang

ada dalam lingkungan dimana ia tinggal.

Adapun indukator yang dapat menuntun penelitian ini untuk mendapatkan

setidaknya gambaran umum mengenai kebudayaan Mandailing yang tinggal di

berbagai wilayah di Kota Medan mengenai karakteristik masyarakatnya, adapun

indikator karakteristik masyarakat Mandailing di Kota Medan sebagai berikut :

linguistik, sosial dan budaya. Indikator linguistik berkaitan dengan penggunaan

bahasa daerah (bahasa Mandailing) dalam bentuk kehidupan sehari-hari, setidaknya

penggunaan bahasa daerah dapat member sedikit gambaran mengenai kehidupan

masyarakat Mandailing pada daerah penelitian ini, sedangkan indikator sosial

adalah indikator yang berusaha menangkap perilaku, cara pandang masyarakat

Mandailing di Kota Medan seperti apakah mereka masih menggunakan dan

melakukan adat budaya Mandailing di Kota Medan. Indikator ketiga adalah budaya,

indikator ini berhubungan dengan indikator sebelumnya yaitu linguistik dan sosial.

Melalui penjelasan tentang indikator yang diatas dan digunakan untuk

memberikan gambaran mengenai karakteristik masyarakat Mandailing diberbagai

lokasi penelitian di Kota Medan, adapaun hasil dari penggunaan indikator ini :

Pada daerah Medan Maimun dari observasi dan wawancaran penulis kepada

informan didapatkan hasil bahwa kehidupan masyarakat Mandailing di lokasi ini

memiliki karakteristik masyarakat Mandailing yang sudah berpikir dan bertindak

sesuai dengan lingkungannya sekitar dalam hal ini dijelaskan bahwa kehidupan

Page 29: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

22

masyarakat tersebut masih memegang budaya Mandailing dan berusaha untuk

menerima budaya lain yang terdapat di sekitar tempat tinggal mereka, hal ini

disebabkan kehidupan pada daerah tersebut memiliki tingkat penduduk yang tinggi

dan intesitas pergaulan yang tinggi serta faktor heterogenitas penduduk di lokasi

tersebut. Daerah Medan Barat, karakteristik masyarakat Mandailing pada daerah ini

adalah karakteristik masyarakat yang masih memegang adat budaya Mandailing

dan tidak tertutup kemingkinan untuk menerima budaya dari luar budaya

Mandailing, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam strategi sosialisasi

dengan masyarakat dengan budaya yang berbeda.

Medan Denai, karakteristik masyarakat Mandailing yang menjadi bagian

masyarakat daerah tersebut adalah karakteristik masyarakat yang memegang adat

budaya Mandailing dan berusaha untuk mempertahankan adat budaya mereka

dalam lingkungan kehidupannya, salah satunya terlihat pada tindakan mereka yang

selalu didasarkan ;pada aturan adat maupun kebiasaan yang mereka ketahui dari

daerah asal mereka, hal ini disebabkan pada daerah ini masyarakat Mandailing

mendominasi pada daerah tersebut.

2.3 Asal Usul Orang Mandailing

Masyarakat Mandailing yang mendiami kota Medan tidak terlepas dengan

asal muasal oleh leluhurnya yang bertempat tinggal di Wilayah Mandailing.

Masyarakat Mandailing diduga sudah ada pada ribuan tahun yang lalu. Menelusuri

latar belakang masuknya penduduk didaerah Mandailing beberapa pendapat orang

berbeda-beda, dan pendapat berbeda itulah bila tidak didukung dengan fakta – fakta

tertulis, seperti prasasti – prasasti tentu tidak mudah untuk mempertanggung

jawabkannya. Penulis mengambil beberapa pendapat mengenai asal usul

Page 30: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

23

Masyarakat Mandailing sebagai bahan informasi mengenai asal usul nama daerah

Madailing dan masyarakatnya. Memungkinkan bahwa Wilayah Mandailing pada

zaman Kerajaan Majapahit mempunyai masyarakat secara homogen, yaitu

masyarakat yang tumbuh dan terhimpun dalam suatu Ketatanegaraan Kerajaan

dalam Kebudayaannya. Terbukti dari ekspansi pasukan Kerajaan Majapahit pada

sekitar tahun 1287 Caka (365 M). dimana salah satu syairnya disebut nama

Mandailing. Adapun syair tersebut yaitu

Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat ksoniri malayu/ning jambi, mwang

Palembang karitang I teba len dharmamacraya tumut/kandis kahwas

manangkabwa ri siyak rekan Kampar mwang I pane/ kampe harw athawe

mandailing I tumihang parilak mwang I babrat//

Sebagai mana terlihat pada teks tersebut ekspansi Kerajaan Majapahit ke Malayu di

Sumatera merata sejak Jambi, Palembang, Muara Tebu, Darmasraya. Minangkabau,

Siak. Rokan, Kampar, Panai, Pulau Kampar, Haru, Mandailing. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa nama Mandailing sudah terlukis pada syair ke 13

Negarakertagamanya Propanca yang agung seperti tersebut diatas. (Mhd. Arbain

Lubis Ha 11-24)

Menurut ulasan dari seorang tokoh sejahrawan Z.Pangaduan Lubis. Dosen

Fakultas Sastra USU atau sekarang Ilmu Budaya USU Medan dalam bukunya

“Kisah Asal Usul Mandailing”, (Tahun 1986 hal 4-6), mengatakan selanjutnya

bahwa didalam tonggo-tonggo (doa) terdapat kata-kata : disitulah (ditanah

Mandailing) bertamasya si boru deakparujar. Dengan demikian dapat ditafsirkan

bahwa kemungkinan sekali justru di tanah Mandailing itu pula Si Boru Deakparujar

turun dari kayangan. Dapat diketahui bahwa Deakparujar adalah tokoh mitologi

dalam Kebudayaan Toba-Tua. Dan menurut mitologi Si Boru Deakparujar adalah

Page 31: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

24

Puteri Debata Mulajadi Nabolon yang dititahkannya turun dari Benua ke Benua

Tengah membawa sekepal tanah untuk menempa bumi diatas lautan. Tonggo-

Tonggo Si Boru Deakparujar merupakan Kesusasteraan Toba Tua yang klasik yang

terdiri dari 10 pasal sebagai dasar atau sumber dari falsafah masnyarakat dan

kerohanian dari dalihan na tolu.

Dada Meuraxa mengatakan didalam bukunya “Sejarah Kebudayaan

Sumatera” (974 hal 349) menyatakan bahwa Mandailing ada yang menduga berasal

dari perkataan Mande Hilang dalam bahsa Minangkabau perkataan tersebut berarti

Ibu yang Hilang. Selanjutnya ia mengatakan bahwa ada yang menyangka nama

Mandailing berasal dari perkataan “Mundahilang” yang berarti “Munda yang

Mengungsi”. Dalam hubungan ini disebut bahwa bangsa Munda yang berada di

India pada masa yang silam melakukan pengungsian kepada mereka terdesak oleh

Bangsa Aria, menurut Prof.Dr.Slamet Mulyana menjelaskan dalam bukunya “Asal

Bangsa dan Bahasa Indonesia” (1964 hal:140) mengatakan sebagai berikut :

sebelum kedatangan Bangsa Aria, Bangsa Munda menduduki India Utara. Karena

desakan bangsa Aria, maka bangsa Munda menyingkir ke selatan yang terjadi

sekitar 1500 SM.

Pada waktu perpindahan bangsa Munda dari India Utara ke Asia Tenggara

oleh karena terdesak bangsa Aria. Diduga ada sebagian yang masuk ke Sumatera.

Dengan melalui Pelabuhan Barus pantai barat Sumatera mereka meneruskan

perjalanan sampai ke suatu daerah yang kemudian disebut dengan Mandailing,

yang berasal dari perkataan Mundahiling yang berarti Munda yang Mengungsi

Didalam buku yang dikemukakan oleh pengarangnya Mangaraja Lelo Lubis

bahwa menurut orang tua, nama Mandailing berasal dari perkataan “Mandala

Holing”. Pada zaman dahulu kala Mandala Holing adalah sebuah kerjaan yang

Page 32: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

25

menguasai daerah mulai dari Portibi di Gunung Tua Padang Lawas sampai ke

daerah Pidoli di Mandailing. Semua pusat kerajaan ini terletak di Portibi Gunung

Tua, tenpat dimana banyak ditemukan Candi-candi Purba. Oleh karena serangan

Kerajaan Majapahit, kemudian pusat pemerintahan kerajaan dipindahkan ke Piu

Delhi dimana kemudian hari kota ini dikenal dengan nama Pidoli di daerah

Mandailing (didekat Kota Panyabungan yang sekarang). Terbukti terdapat candi-

candi purba pada waktu silam didaerah Pidoli tetapi hancur oleh pasukan islam

dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol ratusan tahun yang lalu.

Masyarakat Mandailing digolongkan kedalam kelompok Proto Melayu

(Melayu Tua), yang mempunyai persamaan dengan Suku Toba, Simalungun, Karo,

dan Pakpak/Dairi. Yang persamaan itu bisa dilihat pada Bahasa dan Adat

Istiadatnya. Kelompok Proto ini berasal dari Tiongkok Selatan, dan berpindah di

Wilayah Indonesia yang kemungkinan terjadi pada abad 7 atau ke 8 SM. Dan dari

cici-ciri khas bentuk fisik dan temperamen, bahwa Nenek Moyang Suku – Suku

bangsa termasuk rumpun Proto Melayu. (Emilkam Tambunan, 1982 :33).

Apa yang telah diuraikan baik pendapat Dada Meuraxa, Emilkam

Tambunan, Prof.Dr. Slamet Mulyana sudah tersusun didalam buku Z. Pangaduan

Lubis berjudul “Kisah Asal Usul Mandailing” (1986 hal 6-10) Dengan

pejabarannya yang luas dan yang berhubungan antara satu dengan yang lain dan

berdasarkan metode-metode yang abash kiranya dapat dicatat bahwa asal usul nama

Mandailing yang murni sudah terbuka lebar, untuk mengungkapkan dan

membuktikan kembali nama Mandailing yang harum semenjak dari seribu yang

silam.

Page 33: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

26

2.4 Sistem Religi dan Agama

Pada masa sekarang ini Masyarakat Mandailing umumnya masih menganut

Agama Islam dan hanya sedikit Agama Kristen, tetapi Nenek Moyang mereka

sebelum masuknya Agama Islam maupun Kristen masih mempercayai dengan

Animisme atau dikenal dengan pele begu (suatu pemujian terhadap Roh Nenek

Moyang). Ajaran relegi tersebut mengakui adanya bermacam makhlus halus dan

kekuatan-kekuatan gahib yang dapat menimbulkan pengaruh buruk, misalnya

penyakit dan mala petaka atas diri manusia (Parlaungan Rotonga 1997:10)

Didalam pelaksanaan Upacara Ritual (animisme), dipimpin oleh seorang

yang sudah ahli dan bukan orang sembarangan. Dan orang itu adalah orang yang

mengetahui tentang doa - doa yang harus disampaikan kepada leluhurnya atau

disebut dengan Si Baso. Nenek Moyang mempercayai peantaraan si baso dengan

Roh Nenek Moyang dapat turun ke bumi dengan menurunkan pemberian berkah

atau sebaliknya.

Sistem animisme ini mulai terhapus sekitar tahun 1820 sejak Agama Islam

masuk ke Mandailing yang dibawa oleh Kaum Padri dari Minangkabau. Ajaran

yang dibawa langsung oleh Kaum Padri ini adalah ajaran Agama Islam yang keras.

Mereka tidak kompromi dengan masyarakat dan pemuka Adat Mandailing. Siapa

saja yang tidak mau masuk ke Agama Islam akan dibunuh atau akan menjadi budak

kepada Kaum Padri. Lama kelamaan Masyarakat Mandailing menerima agama

islam, dan akhirnya agama islam menjadi berkembang di seluruh daerah

Mandailing.

Setalah Masyarakat Mandailing memeluk Agama Islam, membawa

pengaruh terhadap upacara-upacara animisme. Karena Agama Islam melarang

Page 34: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

27

setiap kaumnya berhubungan dengan roh-roh yang dipuja pada upacara ritual

tersebut, karena dianggap bertentangan dengan ajaran Agama Islam.

Sekitar tahun 1839 Agama Kristen mulai masuk ke daerah Mandailing yang

dibawa oleh para Pendeta-Pendeta. Masyarakat Mandailing tidak banyak yang

menganut Agama Kristen dikarenakan telah terlebih dahulu menganut agama islam.

sehingga yang menganut Agama Kristen sangat sedikit, dan kebanyakan yang

menganut Agama KRISTEN adalah orang – orang pendatang dari luar daerah

Mandailing yang menetap di Mandailing.

2.5 Bahasa

Bahasa Mandailing merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang

dipergunakan oleh suku Batak Mandailing yang sebagaimana bahasa tersebut dapat

dipakai didaerah Mandailing maupun daerah perantauan yang digunakan sebagai

media komunikasi diantara sesama Etnis Mandailing. Menurut H. Pandapotan

Nasution,SH (2005 hal 14-15). Dalam bukunya mengungkapkan dengan sesuai

pemakainya Bahasa mandailing terdiri dari 5 tingkatan, yaitu :

- Bahasa adat (bahasa pada waktu upacara adat)

- Bahasa andung (bahasa waktu bersedih)

- Bahasa parkapur (bahasa ketika dihutan)

- Bahasa na biaso (bahasa sehari - hari)

- Bahasa bura (bahasa waktu marah atau kasar)

Pertuturan Bahasa Mandailing masih dipergunakan pada saat tertentu,

misalnya dalam Upacara Peradatan, Arisan, Perkumpulan Keluarga, atau

Perkumpulan Keluarga lainnya.

2.6 Sistem Kekerabatan Masyarakat Mandailing

Page 35: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

28

Sistem kekerabatan adat istiadat Mandailing masih memegang pada adat

istiadat yang disebut dengan “Markoum Marsisolkot”, adat istiadat ini sudah

disempurnakan atas pihak – pihak yang untuk dapat disatukan menjadi hidup

berdampingan rukun dan damai. Karena dari arti dan makna “markaoum” adalah

berkaum atau famili dekat, meskipun ia dari orang yang juah atau orang yang tidak

perna dikenal. Sedangkan “marsisolkot” artinya mendekatkan yang sudah dekat,

artinya masih satu marga atau suku dari satu Nenek Moyang.

Adat Istiadat Markoum Masrsisolkot di Mandailing sudah disepakati untuk

dipakai kepada masyarkatnya baik dalam Upacara Siriaon (upacara suka cita)

ataupun Upacara Siluluton (upacara duka cita). Dimana dikatakan bahwa adat

istiadat yang berdasarkan markoum marsisolkot yang tertuang dalam beberapa

lembaga Adat yaitu (1) patik, (2) ugari, (3) uhum, dan hapantunon.

- Patik adalah peraturan adat yang tidak boleh dilanggar , jika dilanggar akan

dihukum, sebagaiman patik sebagai peraturan yang dipakai untuk pedoman

agar semua kegiatan dalam kehidupan dapat menciptakan kasih sayang ,

atau tidak menimbulkan pertentangan atau pergesekan kepada masyarakat.

- Ugari adalah kebiasaan yang diangkat seperti peraturan. Jadi adat kebiasaan

yang diadatkan dari suatu daerah tidak merusak adat.

- Uhum adalah sanksi hokum terhadap perlanggaran atas peraturan seperti

patik, ugari, dan hapantunon. Uhum atau sanksi pelanggaran itu bertingkat-

tingkat mulai dari teguran, denda, pasung, diusir dari kampong, dan kepada

hukuman mati.

- Hapantunon adalah salah satu adat istiadat yang bertujuan memperhalus

hubungan manusia atau dengan manusia yang lain. Hapantunon

memberikan kepada Masyarakat maupun Keluarga yang mempelajari etika

Page 36: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

29

pergaulan ataupun etika dalam bergaul sehari-hari atau dalam ikatan

keluarga didalam pertuturon.

Adat istiadat Markaoum Marsisolkot ini belakang hari dikatakan orang juga

sebagai Dalihan Na Tolu . Dalihan artinya batu tungku, dan na tolu artinya yang

tiga, maksudnya ketiga batu ini menjujung satu wadah atau satu adat. Yakni tiga

unsur kelompok yang berbeda menjujung satu wadah Adat Mandailing, yang terdiri

dari Kahanggi, Anak Boru, dan Mora.

- Kahanggi adalah kelompok yang terdiri dari pihak kita sendiri yang

bersaudara kandung dan ditambah dengan kelompok yang sesame satu

marga. Unsur kahanggi juga termasuk saama – saibu (seayah - seibu),

saompu (satu nenek), saparaman (satu bapak), sabana (seketurunan),

sapangupaan (kakek bersaudara kandung), dan sakahanggi (orang – rang

satu marga dalam satu kampung).

- Anak Boru adalah tempat pemberian anak – anak gadis dari kelompok kita

tadi. Atau kelompok kerabat yang menerima anak gadis dari pihak Mora.

Dan biasanya pihak keluarga anak boru hormat kepada pihak moranya.

- Mora adalah kelompok saudara – saudara dari istri – istri dari pihak kita

atau tempat pengambilan anak – anak gadis dalam perkawinan.

Dari hasil keputusan musyawarah dari ketiga kelompok inilah atau dari

pihak kahanggi, Anak Boru, dan Mora terciptanya adat Mandailing yang dikatakan

adat Markoum Marsisolkot. Apa bila salah satu kelompok diantaranya tidak diikut

sertakan, maka upacara Adat Mandailing yang berdasarkan adat istiadat Markoum

Marsisolkot tidak tercipta, atau dengan perkataan lain dibatalkan sama sekali.

Di Mandailing menganut Marga yang diturunkan melalui dari Marga Ayah

atau disebut dengan patrilineal. Orang – orang yang atau garis keturunan Patrilineal

Page 37: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

30

ini di daerah Mandailing dikelompokan menjadi marga yang dimaksud sama

dengan clan. Adapun marga yang terdapat di Mandailing yaitu (a) Nasution, (b)

Lubis, (c) Pulungan, (d) Rangkuti, (e) Batu Bara, (f) Dulae, (g) Matondang, (h)

Parinduri, (i) Hasibuan. Marga Lubis dan Nasution merupakan marga yang paling

banyak jumlah warganya di Daerah Mandailing.

Setiap anggota Masyarakat yang mempunyai marga, akan meletakkan nama

marganya dibelakang marga sendiri. Karena hal ini merupakan suatu tradisi yang

telah menyatu dengan kehidupan Masyarakat Mandailing sejak dahulu. Marga

adalah suatu yang memiliki nilai-nilai solidaritas didalam keluarga maupun di

masyarakat. Orang-orang yang semarga dianggap bersaudara atau satu keturunan

yang disebut Markahanggi.

Sistim kekerabatan lain yang luas dari marga juga terdapat pada Masyarakat

Mandailing. Sistim kekerabatan ini didasari oleh adanya suatu ikatan darah dan

ikatan perkawinan antara anggota kelompok marga yang ada pada masyarakat.

Ikatan darah dan perkawinan inilah yang melahirkan sistim sosial yang dilandasi

dengan hubungan kekerabatan yang dinamakan dalihan na tolu.

2.7 Kesenian

Masyarakat Mandailing sudah mengenal kesenian sejak zaman dahulu, seni

musik yang hidup pada saat itu sangat berkaitannya dengan sistim kepercayaan

lama atau dengan pele begu (menyembah roh nenek moyang). Setiap melakukan

upacara ritual atau keagamaan pada masa itu musik digunakan sebagai perantaraan

dalam upacara. Didalam kehidupan masyarakat Mandailing pada masa pra islam,

musik merupakan sebahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan keagamaan

(religi) dan upacara – upacara adat, baik itu upacara yang bersifat suka cita yang

dinamakan siriaon, ataupun upacara adat siluluton, yaitu upacara adat duka cita.

Page 38: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

31

Sistim kepercayaan animisme yang dikenal dengan pele begu tersebut

menempatkan musik (yang dipergunakan untuk upacara religi) pada kedudukan

yang tinggi. Seperti penjelasan yang dibuat oleh koentjaraningrat bahwa : hal itu

disebabkan karena suara, nyanyian dan musik, merupakan suatu unsure yang sangat

penting dalam upcara keagamaan sebagai hal yang biasa menambah suasana

keramat atau sakral. (Koentjaraningrat 1980 :245)

Dalam tradisi di Mandailing pada masa Pra Islam pemujaan itu selalu

menggunakan seorang perantara yang dinamakan si baso. Sedangkan bunyi –

bunyian suci diperkirakan adalah ensambel gondang maupun gordang. Dan pemain

musik yang ahli pada masa itu dinamakandatu peruning – uningan atau datu

pargondang. Dikarenakan mereka belajar bermain musik bukan dari manusia,

melainkan dari begu. Yang secara khusus pula begu memberikan irama-irama

gondang kepada datu paruning – uningan. Dan setelah masuk dan berkembangnya

Agama Islam di daerah Mandailing, penggunaan musik yang ditujukan kepada roh

nenek moyang tidak dibenarkan untuk ditampilkan, karena hal itu sangat

bertentangan dengan ajaran Agama Islam. misalnya tradisi mengandung (meratap

dihadapan jenazah) yang dilakukan pada upacara adat siluluton (duka cita).

Mengandung pada adat siluluton adalah suatu perbuatan yang tidak diperkenankan

yang tidak sesaui dengan kaidah ajaran islam.

Dalam bentuk nyanyian biasanya masyarakat dibawakan secara solo.

Misalnya jenis nyanyian ungut-ungut. Nyanyian ini sering dibawakan oleh anak

muda (meskipun siapa saja boleh membawakannya) sebagai nyanyian pelipur lara

yang melukiskan tentang rasa duka dalam hal percintaan, dan dinyanyikan tidak

didepan umum atau secara tertutup hanya secara pribadi.

Page 39: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

32

Masyarakat Mandailing, terutama ibu-ibu rumah tangga ataupun anak-anak

gadis bila hendak menidurkan anak bayi biasanya akan dibawakan nyanyian khusus

yang dinamakan bue-bue. Sambil membuei si bayi, ibunya ataupun anak-anak gadis

akan mendendangkan nyanyian nyanyian agar buah hatinya tertidur. Tradisi

bernyanyi seperti ini jarang hamper tidak dipergunakan oleh masyarakat terutama

ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan perkembangan zaman yang berubah ubah.

Secara khusus masyarakat Mandailing menggunakan istilah ende untuk

menyebutkan segala jenis nyanyian atau seni vocal yang terdapat pada masyarakat

tersebut. Walaupun pada tiap nyanyian yang dibawakan oleh masyarakat yang

mempunyai fungsi berbeda-beda seperti contoh diatas.

Adapun jenis alat musik di masyarakat Mandailing yang sumber bunyinya

dari udara yang disebut dengan aerofon yaitu (a) tulila, merupakan alat musik tiup

yang digunakan oleh para anak-anak muda untuk memikat anak gadis yang

dilakukan pada malam hari. Sang pemuda mendatangi rumah si gadis untuk ber

dialog secara berbisik dari dibali dinding tentang rasa cinta antara keduanya. (b)

uyup-uyup, merupakan alat musik tiup yang ter buat dari batang padi. Digunakan

oleh para pemuda sebagai hiburan di sawah-sawah, dan tidak jarang pula untuk

menarik perhatian oleh para gadis-gadis. (c) ole-ole atau olang-olang yang

merupakan alat musik tiup ini terdapat lilitan daun kelapa yang berbentuk corong

dan berfungsi untuk memperbesar suara. (d) suling, yang terbuat dari bambu dan

digunakan untuk hiburan (e) sordam. Merupakan alat musik bambu. Alat musik ini

kegunaannya sama dengan suling yang dilakukan ditempat bernaungan seperti di

bawah – bawah pohon.

Jenis alat musik membranofon yang sumber bunyi berasal dari kulit atau

membran yaitu: (a) gondang dua. Ensambel ini juga dinamakan gondang boru. Alat

Page 40: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

33

musik ini terdiri dari dua buah gondang. Keduanya memliki ukuran dan bentuk

yang sama dan kegunaan gondang dua atau gondang boru ini digunakan pada

upacara adat siriaon (suka cita) misalnya perkawinan yang berfungsi untuk

mejemput pengantin perempuan, dan upacara silluluton (duka cita) misalnya

upacara kematian. (b) gordang tano, gordang tanoh ini terbuat dari tanah yang

dikorek kemudian ditutup dengan papan dan dibuat tiang penyangga yang

fungsinya untuk mengikat rotan. Rotan inilah yang dipukul untuk menghasilkan

bunyi. Gordang tano digunakan uttuk menurunnkan hujan, tetapi pada saat sekarang

sudah sulit untuk ditemui. (c) gordang sambilan, endambel ini terdiri dari sembilan

buah gordang yang bentuknya panjang dan besar dengan ukuran yang berbeda –

beda. Dan nama - nama gordang ini tidak sama di wilayah madailing seperti di

daerah pakantan, huta pungkut, dan tamiang. untuk sepasang gordang yang paling

besar di daerah Pakantan disebut : jangat (1,2), hudong-kudong (3,4), panduai

(5,6), patolu (7,8) dan enek-enek (9), sedangkan di daerah Hutapungkut dan

Tamiang disebut jangat yang dibagi dalam tiga bagian yaitu (1) jangat siangkaan,

(2) jangat silitonga , dan (3) jangat sianggian, (4,5) pangaloi, (6,7) paniga, (8)

hudong-kudong, (9) teke-teke (Hutapungkut), eneng-eneng (Tamiang). Gordang

sambilan terbuat dari pohon ingul tetapi pada saat sekarang tidak jarang memakai

batang pohon kelapa di karenakan pohon ingul sulit ditemukan. Untuk membrannya

yaitu kulit lembu yang diikat dengan rotan yang besarnya jari kelingking orang

dewasa dan cara memainkannya dipukul dengan sepasang batang kayu. Gordang

sambilan digunakan didalam upacara siriaon (suka cita) misalnya upacara

pernikahan, menyambut tamu, memasuki rumah baru, dan peresmian – peresmian.

(d) gordang lima, dipergunakan lima buah gordang yang memiliki ukuran dan

nama yang berbeda – beda. Ukuran yang terbesar bernama jangat. Kemudian

Page 41: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

34

ukuran selanjutnya hudong kudong, ukuran yang ketiga dinamaka padua, yang

keempat adalah patolu, dan yang terkecil adalah enek – enek. Gordang lima

digunakan pada zaman dahulu untuk memohon kepada roh nenek moyang mereka.

Alat musik mandailing lainnya yang bersifat kordofon yaitu gondang bulu,

dalam sub klasifikasi ziter tabung dan mempunyai dawai yang bersifat Idiokordik.

Gondang Bulu digunakan untuk menghibur dan mengiringi anak – anak gadis

berlatih tarian tor – tor.

Jebis kesenian alat musik mandailing yang sumber bunyinya berasal dari

dirinya sendiri (idiofhon) terdiri dari yaitu (a) tali sasayak, (b) ogung jantan(lebih

kecil dari ogung boru ), (c) ogung betina atau ogung boru, (d) doal, (e) momongan

yang terdiri dari (1) pamulusi, (2) panduai, dan (3) panolongi.

Yang sebenanya tor – tor meenurut aslinya bukanlah tarian tetapi sebagai

pelengkap gondang berdasarkan kepada falsafah adat. Tor – tor yang dilakukan

dengan gerakan tertentu mempunyai ciri khas, makna, dan tujuan tertentu.

2.8 Organisasi Masyarakat Mandailing di Kota Medan

Dari beberapa wilayah penelitian penulis yang tersebar di Kota Medan,

masing-masing wilayah memiliki organisasi masyarakat yang menjadi wadah

persatuan masyarakat oleh aspek-aspek tertentu. Dalam penelitian ini organisasi

masyarakat yang menjadi gambaran mengenai masyarakat Mandailing di Kota

Medan terdapat pada beberapa organisasi masyarakat yang didasarkan oleh

pekumpulan marga maupun asal daerah.

Organisasi masyarakat penting untuk dijelaskan dalam penelitian ini, karena

organisasi masyarakat merupakan perkumpulan bagi masyarakat Mandailing yang

berdomisili di Kota Medan, HIKMA (Himpunan Keluarga Besar Mandailing) di

Kota Medan memiliki beberapa perwakilan, yaitu: Dewan Pengurus Daerah (DPD)

Page 42: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

35

Tingkat I Sumatera Utara dan Dewan Pengurus Cabang (DPC) terdapat di Jln.

Letda Sutjono – Medan.

IKANAS (Ikatan Marga Nasution) organisasi masyarakat yang didasarkan

pada marga Nasution, organiasi ini tidak saja beranggotakan marga Nasution

melainkan juga menerima marga lainnya sesuai dengan kontribusi yang diberikan

pada organisasi.

Organisasi lainnya pada umumnya organisasi masyarakat ini berbasiskan

kepada garis keturuan yang didasarkan pada marga ataupun tempat asal (daerah

Mandailing).

2.9 Sitem Pencaharian Masyarakat Mandailing di Kota Medan

Umumnya mata pencaharian masyrakat mandailing di mandaiing adalah

bertani (mandailing godang) dan berkebun (mandailing julu). Sementara

masyarakat mandailing yang sudah berdomisili di Kota Medan, sisitem mata

pencaharian yang mereka kerjakan adalah kebanyakan pegawai negeri maupun

swasta ataupun sebagai pejabat-pejabat lainnya. Yaitu Wali Kota Medan yang

sekarang ini Rahudman Harahap.

Selain itu, ada juga pekerjaan yang dikerjakan masyakat mandailing sebagai

pedagang, pemain musik, atau pekerjaan lainnya seperti supir angkot, becak dan

pengusaha itu semua yang mereka kerjakan untuk mencukupi kebutuhan

kehidupan sehari-hari keluarga mereka.

Page 43: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

36

BAB III

UPACARA ADAT PERKAWINAN MANDAILING

3.1 Sebelum Acara Adat Perkawinan Dilaksanakan

3.1.1 Manyapai Boru

Sebelum upacara adat pernikahan Mandailing dilaksanakan, maka lebih

baiknya jika bayo pangoli (laki-laki) mengetahui sosok boru na ni oli (perempuan)

yang ingin dia cintai atau lebih jelasnya yaitu masih pendekatan terhadap seorang

perempuan adapun istilah adat Mandailingnya seperti Manyapai Boru. Manyapai

boru adalah seorang laki-laki yang menyampaikan perasaannya kepada perempuan

yang disukainya. Setelah perempuan tersebut menerima seorang laki-laki yang

dipujanya, sebaiknya hubungan antara laki-laki dan perempuan ini dibawah ke

jenjang perkawinan apabila sudah mencukupi umur.

Setelah laki-laki dan perempuan suka sama suka dan saling mau untuk

menjadi keluarga, maka seorang laki-laki menanyakan kepada orang tuanya untuk

melihat perempuan yang ingin dijadikan istri. Keinginan anak laki-laki tersebut

akan dipertimbangkan kepada orang tuanya, apakah orang tuanya mau untuk

menerima perempuan yang disukainya atau tidak.

Ketika anaknya menyampaikan asrat kemauan untuk hidup dalam berumah

tangga. terlebih dahulu orang tuanya akan melihat tingkah laku anak perempuan

yang disukai oleh anaknya. Kemudian setelah mempertimbangkan dan melihat

anak perempuan tersebut bertingkah laku baik dan mampu untuk menjadi istri,

maka hubungan ini akan dilanjutkan ketahap mangairirit boru.

3.1.2 Mangairirit Boru

Page 44: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

37

Perkawinan merupakan mempersatukan antara kedua belah pihak yaitu

pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga perempuan. Dari mangairirit boru ini

pihak orang tua laki-laki terlebih dahulu mencari tauh asal usul anak perempuan

yang di sukai oleh anaknya laki-laki. Hal ini penting untuk menyesuaikan apakah

kedua keluarga dapat dipertemukan atau melihat si anak berkelakuan baik. Karena

pepatah mengatakan bahwa perbuatan anak tidak jauh dari orang tuanya (singkam

tungkona, singkam tunasna).

Setelah mengetauhi keluarga pihak perempuan, Dalam acara mangiririt boru

bahwa pihak keluarga laki-laki memperjelaskan kedatangannya untuk menanyakan

hubungan antara anaknya laki-laki kepada anak perempuan dari keluarga pihak

perempuan. Pihak keluarga laki-laki biasanya adakalanya membawa kahanggi dan

anak boru didalam mangaririt boru ini ke rumah pihak perempuan. Dikarenakan

bahwa pihak perempuan tidak langsung mengiakan keinginan oleh pihak laki-laki.

Dan keluarga perempuan akan meminta waktu dengan alasan untuk menanyakan

anaknya apakah ia menerima pinangan itu atau belum menerima pinangan orang

lain. Dalam hal ini, yang hadir dari pihak perempuan adalah keluarga terdekat saja.

Dikarena masih tahap menanyakan kesedian anak perempuan tersebut untuk

menjadi istri dari anak laki-laki pihak keluarga laki-laki.

Setelah kesepakatan dan kesesuaian yang sudah disetujuhi oleh kedua belah

pihak keluarga, maka pihak keluarga laki-laki langsung meminta agar semua

syarat-syarat yang akan dipenuhi dibicarakan sekaligus. Hal ini dapat memudahkan

informasi untuk mengetahui pihak keluarga laki-laki akan datang kepada pihak

keluarga perempuan yang sudah siap untuk menerima dengan segala kemungkinan

yang terjadi.

Page 45: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

38

Untuk menjaga keselahturahmian ketika keluarga laki-laki datang ke rumah

keluarga perempuan maka disediakan makanan untuk makan bersama agar

menjalin keharmonisan kedua keluarga. Dan setelah berlanjut bersilaturahmi

dengan alasan yang sudah mendapatkan kesepakatan antara pihak laki-laki dan

pihak perempuan, maka dilanjutkan dengan tahapan padamos hata

.

3.1.3 Padamos Hata

setelah mangairirit boru tidak ada hambatan dalam pelaksanaannya, maka

tahap selanjutnya yaitu kepada padamos hata, yang mana padamos hata untuk

melanjutkan pembicaraan kepada tujuan semula. Pihak keluarga laki-laki akan

datang kembali ke rumah pihak keluarga perempuan untuk menanyakan dan

meminang anak dari pihak keluarga perempuan.

Didalam acara meminang ini biasanya yang terjadi di masyarakat Mandailing

kota Medan pihak keluarga perempuan akan menanyakan persyaratan yang akan

dipenuhi oleh pihak keluarga laki-laki atau dibicarakan sekaligus tentang:

a. Hari yang tepat untuk datang disebut meminang secara resmi yang disebut

dengan patobang hata.

b. Persyaratan-persyaratan yang akan dipenuhi pihak keluarga laki-laki pada

waktu dipinang nanti, yaitu:

- Apa saja yang harus dipersiapkan

- Berapa Mas kawin dan dalam bentuk apa

- Berapa tuhor (uang jujur)

- Serta Perlengkapan-perlengkapan lainnya

Page 46: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

39

Setelah acara padamos hata ini tidak ada hambatan didalamnya maka

dilanjutkan dengan patobang hata untuk menguatkan perjanjian yang telah

disepakati di padamos hata.

3.1.4 Patobang Hata

Patobang hata adalah menguatkan perjanjian antara pihak keluarga laki-laki

kepada pihak keluarga perempuan. Didalam perkawinan umumnya didahului

dengan lamaran, tetapi lamaran ini baru terikat setelah pihak keluarga laki-laki

memberi tuhor (mas kawin) kepada anak perempuan dari pihak keluarga

perempuan. Adakalanya perkawinan tidak didahului dengan lamaran, dikarenakan

pada saat laki-laki dan perempuan melarikan bersama-sama (kawin lari). Tetapi ada

juga kawin lari yang direstui oleh orang tua karena pertimbangan tertentu yang

disebut dengan tangko binoto. Ini terjadi akibat untuk menghindari syarat-syarat

yang memperberatkan atau orang tua tidak menyetujui ataupun masih ada

penghalang lain, seperti masih ada kakak atau abang yang belum menikah.

Didalam tahapan patobang hata ini bahwa peminangan antara anak pihak

keluarga laki-laki dan anak dari keluarga perempuan telah dilakukan secara resmi.

Pihak keluarga laki-laki yang diwakili kahanggi dan anak boru harus terlebih

dahulu manopot (menjumpai) kahanggi. Manapot kahanggi maksudnya yaitu

menjumpai anak boru dari keluarga pihak perempuan.

Anak boru dari pihak keluarga perempuan yang sudah terjadi ikatan

perkawinan statusnya akan menjadi kahanggi dari keluarga pihak laki-laki. Itulah

sebabnya yang dimaksud dengan manopot kahanggi (kahanggi boru). Manopot

kahanggi diperlukan guna untuk membantu keluarga pihak laki-laki untuk

menyebrangkan mereka sampai tujuan. Yang artinya pihak kahanggi ini akan

Page 47: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

40

membimbing mereka untuk menyampai segala maksud dan tujuan agar berjalan

dengan cukup lancar.

Didalam tahap acara adat patobang hata, pihak keluarga laki-laki akan

berkata-kata untuk menyampaikan secara perumpamaan yaitu:

- mangido lopok ni tobu sisuanon, baen suanon di tano rura banua nami,

anso adong tambus-tambusan ni namboruna, anso martumbur on lopus tu

pudi ni ari. (ditunjukan kepada anak gadis, dengan lopuk ni tobu sisuanon

yaitu meminta kepada perempuan tersebut dapat memberi keturunan)

- mangido andor na mangolu parsiraisan (ditunjukan kepada keluarga

perempuan / mora) tempat tergantung (meminta tuah)

- mangido titian batu na so ra buruk (ditunjukan untuk menjalin hubungan

secara terus menerus).

Adapun hal yang diharapkan oleh kedua belah pihak keluarga, yaitu keluarga

laki-laki dan keluarga perempuan dari ketiga hal tersebut adalah:

- lopok ni tobu sisuanin ( meminta anak perempuan mereka dapat penerus

keturunan).

- Andor na mangolu parsiraisan (meminta keluarga perempuan menjadi

tempat berlindung/bergantung meminta kesediannya mereka untuk menjadi

moras).

- Titian batu so ra buruk (meminta mereka untuk menjalin hubungan

kekeluargaan selamanya).

Setelah acara patobang hata telah resmi dilaksanakan dan sudah diterima,

acara selanjutnya adalah manyapai batang boban (beban yang harus dipikul oleh

pihak laki-laki). Secara resmi pada pada pelaksanaannya acara patobang hata

Page 48: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

41

disaksikan oleh seluruh keluarga yang hadir pada saat menentukan besar kecilnya

batang boban. Dan setelah acara patobang hata selesai semuanya akan ditentukan

untuk melanjutkan acara berikutnya yaitu manulak sere. Yang diberi waktu satu

atau dua minggu, agar keluarga kedua belah pihak dapat mempersiapkan segala

sesuatunya. Pemberitahuan dan mangundang keluarga atau saudara-saudara, yang

utama pihak keluarga laki-laki yang haarus menyediakan bawaan (uang antaran)

yang disebut dengan sere na godang ataupun serena lomot (uang antaran beserta

uang untuk keperluan lainnya).

3.1.5 Manulak Sere

sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara kedua belah pihak

keluarga yang telah ditentukan, maka keluarga laki-laki datang kembali mengantar

apa yang telah disepakati pada waktu acara patobang hata. Sebelum berangkat

pihak keluarga laki-laki terlebih dahulu disampaikan maksud dan tujuan suhut yang

akan kerumah perempuan untuk mengantar sere. Biasanya yang berangkat untuk

mengantar sere 10 atau 15 orang yang ditentukan pada waktu acara patobang hata

sesuai dengan kemampuan untuk mempersiapkan sesuatu dirumah perempuan.

Manulak sere adalah menyerahkan antaran dari pihak keluarga laki-laki ke

pihak keluarga perempuan, dimana besarnya antaran sudah ditentukan pada waktu

acara patobang hata. Pihak keluarga laki-laki dalam proses manulak sere akan

membawa batang boban yang telah disepakati sebelumnya ke rumah keluarga

perempuan. Disamping membawa batang boban , juga membawa silua (oleh-oleh)

berupa indahan tungkus (nasi yang dibungkus) dengan daun beserta lauknya. Ini

bermakna kebesaran hati terhadap keluarga perempuan dengan harapan apa yang

dituju dapat sukses dan terkabul. dalam manulak sere ini biasanya pihak keluarga

Page 49: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

42

laki-laki membawa silua dan indahan tungkus beserta lauknya hanya bertempat

dengan rantang yang ditutup rapat agar mempermudah untuk dibawa dan tidak

tumpah.

Adapun peserta yang ikut hadir didalam manulak sere dari pihak keluarga

boru na ni oli terdiri dari (a) Pimpinan adat setempat, (b) Mora (pangalapan boru,

pambuatan boru, dan harajaon), (c) Suhut (orang tua, abang, dan adik), (d)

Kahanggi ( hombar suhut dan pareban), (e) Anak boru ( sibuat boru, pisang raut),

(f) Karabat terdekat lainnya. Sedangkan dari peserta yang ikut hadir dari pihak

bayo pangoli adalah (a) Suhut (orang tua, abang dan adik), (b) Kahanggi ( hombar

suhut dan pareban), (c) Anak boru (sibuat boru, pisang raut).

Ada dua macam batang boban yang akan diserahkan kepada pihak keluarga

boru nan ni oli yaitu:

a. Sere na godang artinya jumlah yang cukup besar berupa benda berharga yang

terdiri dari: horbo sabara (kerbau satu kandang); lombu sabara (lembu satu

kandang); eme sa hopuk (padi satu lumbung); sere (emas) besar kecilnya

tergantung pada status. Sere na godang hanyalah sebagai simbol yang tidak harus

dipenuhi oleh pihak keluarga laki – laki. Yang diserahkan hanya sejumlah uang

(menurut kebiasaan) yang disebut dengan sere na menek. Sere na godang

diserahkan dari perwakilan keluarga laki – laki dan anak boru.

b. Sere na lomot atau sama disebut dengan sere na menek yang artinya tuhor ni

boru (uang antaran) yang berbentuk uang dan ditambah barang keperluan pengantin

perempuan, seperti baju dan perlengkapan pengantin lainnya. Disamping itu masih

ada yang harus disediakan oleh pihak laki-laki yang disebut dengan parkoyan yang

diserahkan kepada sanak keluarga perempuan sebagai mengobati hati, karena salah

Page 50: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

43

satu keluarganya akan dibawa menjadi pihak keluarga laki-laki (Kesimpulan

Seminar Adat Mandailing, 2001 :27).

Secara harfiah yang berhak menerima parkayan adalah (a) Uduk api,

diberikan kepada ibu calon pengantin perempuan, (b) Apus ilu, diberikan kepada

namborunya, (c) Tutup uban, diberikan kepada ompungnya, (d) Upa tulang,

diberikan kepada tulangnya, (e) Hariman markahanggi, diberikan kepada amang

tua atau udanya, (f) Tompas handing, untuk anak boru, (g) Parorot ondi, diberikan

kepada Raja di huta.

Jumlah bahan ke tujuh ini dapat diartikan sebagai gambar dari pitu sundut

suada mora yang artinya tujuh keturunan tanpa mara bahaya. Didalam acara

penyerahan manulak sere dipimping langsung dengan Raja ni huta , penyerahan

sere na godang (okuandar) dilakukan pihak laki-laki kepada mora pihak

perempuan. Mora adalah tamburan atau disebut dengan tempat ikan kalau

memancing, dan anak boru adalah sipandurang (tukang tangguk).

Adapun peralatan yang harus dibawah oleh pihak keluarga laki-laki untuk

menulak sere menuju kerumah perempuan adalah: (a) Pahar, tempat atau wadah

untuk meletakkan semua peralatan lainnya yang akan diserahkan; (b) Abit tonun

patani (kain adat) yang di letakkan diatas pahar sebagai alas perlengkapan; (c)

Bulung ujung, (ujung daun pisang yang dipotong sebesar pahar yang dikembangkan

diatas pahar; (d) Beras kuning, yang ditaburkan diatas daun pisang; (e) Keris;

(f)Puntu (sebagai simbol pengikat); (g) Uang logamI, sebagai simbol pertalian

keluarga; (h) Arihir atau tali pengikat kerbau, sebagai simbol yang diserahkan satu

kandang kerbau.

Page 51: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

44

Setelah rombongan pihak keluarga laki-laki sampai dirumah pihak

perempuan yang dituju, maka upacara markobar (musyawarah) adat pun dimulai.

Meskipun tujuan utamanya manulak sere, namun parkobaran tetap dimulai dari

awal, yaitu mangiririt boru, melamar, membicarakan batang boban yang pada hari

ini akan dipenuhi dan baru akhirnya upacara manulak sere dan rencana pabuat boru.

Sebelum markobar dilaksanakan terlebih dahulu memakan hidangan yang terlah

disediakan yaitu pulut berserta intinya dan air minum. Setelah markobar selesai

barulah acara adat selanjutnya yaitu mangalehen mangan pamunan yang artinya

bahwa makan bersama kepada teman-teman calon pengantin.

3.1.6 Mangalehen Mangan Pamunan

Anak perempuan yang akan melangkah kejenjang perkawinan berarti akan

meninggalkan keluarganya dan beralih kepada keluarga calon suami. Maka,

sebelum pengantin perempuan diberangkatkan, orang tua dan sanak familinya

berkumpul untuk memberikan makan enaknya yang disebut mangan pamunan

(makan perpisahan). Dan pada mulanya si calon pengantin perempuan mengajak

teman-teman sepermainannya untuk turut bersama makan sebagai makan

perpisahan.

Setelah perkembangan zaman dalam kehidupan perkotaan, maka acara

pangalehen mangan ini diperbesar bukan saja di hadiri dari keluarga melainkan dari

unsur dalihan na tolu dan harajaon dalam acara serta panganan sama saja pada saat

pangupa. Hanya saja biasanya makanan yang dihidangkan adalah kambing yang

sudah dimasak sempurna, kepala, hati dan sepasang kaki. Bagian atas harus masih

terlihat bentuknya yang diletakkan di atas tampi yang dihiasi dengan ujung daun

pisang, lengkap dengan nasi, telur, udang, ikan, daun ubi, serta garam sehingga

Page 52: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

45

upacara mangalehen hampir sama dengan mangupa. Bedanya upacara mangalehen

dengan upacara mangupa adalah makanan yang dihidangkan harus dimakan benar-

benar kenyang. Makanya upacara mangalehen mangan ini disebut dengan

mambutongi mangan yang artinya makan sekenyang – kenyangnya.

Adapun nasehat-nasehat pada saat upacara mangalehen mangan pamunan

yang disampaikan oleh sigadis adalah:

a. Meninggalkan orang tua, menemui orang tua suami harus sama

diperlakukan.

b. Jika kelakuan tidak baik semua keluarga turut malu, jika seorang

dilahirkan dilingkungan orang baik – baik harus menunjukan sikap yang

baik.

c. Pelajari adat istiadat keluarga suami.

d. Sebagai suami istri harus seia sekata

e. bahat disabur sabi, anso bahat salongon.artinya berbuat kebaikanlah

sebanyak – banyaknya agar mendapat balas kebaikan yang banyak pula.

f. Nada tola marandang sere, angkon marandang jolma do, ulang bile

roha di halak ni pogos, halak na pogos pe adong do gunana.

Jangan memandang orang dari kekayaannya, tetapi harus dilihat budi

pekertinya. Oang miskin pun pada saat tertentu juga ada gunanya.

Bantuan tidak saja sifatnya material, tetapi juga bisa dengan bantuan

imaterial dan tenaga.

g. Pantis marhula dongan, Pala parlomo – lomo, malo martinara. Artinya

pandai beramah tamah, pandai berkasih sayang dan pengasih, tetapi

harus pandai pula menghemat. (H.Pandapotan nasution, SH. 2005)

Page 53: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

46

Pada saat acara mangalehen mangan pamunan dilaksanakan terlebih dahulu

mempersembahkan sirih sebagai tanda bahwa acara telah dimulai dan kata-kata

nasehat diberikan kepada peserta yang hadir dalam upacara mangalehen mangan

pamunan adalah anak perempuan yang akan diberi makan (calon penganten

perempuan); orang tua (ibu dan bapak) calon penganten tersebut (penganten

perempuan); nenek laki-laki dan perempuan; kahanggi; anak boru; mora; dan raja.

Setelah acara mangalehen mangan pamunan selesai maka selanjutnya dengan acara

pernikahan.

3.2 Acara Pernikahan

Dalam masyarakat Mandailing perkawinan merupakan peristiwa besar yang

didasarkan pada harapan-harapan besar seperti upaya kelanjutan keturunan,

pembinaan hubungan di antara keluarga antara kedua belah pihak suami dan isteri.

Besarnya makna sebuah perkawinan dalam masyarakat Mandailing ditandai dengan

keterlibatan ketiga pilar dalam masyarakat Mandailing yaitu kahanggi, mora dan

anak boru.

Menurut Bachtiar (2004), Definisi Perkawinan adalah pintu bagi

bertemunya dua hati dalam naungan pergaulan hidup yang berlangsung dalam

jangka waktu yang lama, yang didalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban

yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk mendapatkan kehidupan

yang layak, bahagia, harmonis, serta mendapat keturunan. Perkawinan itu

merupakan ikatan yang kuat yang didasari oleh perasaan cinta yang sangat

mendalam dari masing-masing pihak untuk hidup bergaul guna memelihara

kelangsungan manusia di bumi.

Page 54: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

47

Nikah secara islam yang dilaksanakan menurut hukum fiqih adalah

merupakan bagian yang sangat menentukan dari keseluruhan acara perkawinan

adat. Penelitian yang sering ditemui oleh penulis pada waktu pelaksanaannya yaitu

yang dilaksanakan pada pagi hari sekitar pukul 08:00 pagi atau pada malam hari

pada pukul 20:00 malam. Apa bila pelaksanaannya pada pagi hari, pada malam

harinya akan diadakan wirit yasin sama seperti yang dilaksanakan pada malam hari

yang sekaligus malamnya langsung mengadakan wirit yasin dengan tujuan untuk

meminta doa agar selamat agar kiranya perkawinan yang diadakan akan berjalan

lancar dan tidak ada hambatan atau halangan.

Adapun Hadits Al-qur’an yang menganjurkan kepada umat islam untuk

melakukan pernikahan yaitu:

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang

yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba

sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin allah akan mengkayakan mereka

dengan karunianya. Dan allah maha luas (pemberiannya) dan maha mengetahui."

(qs. An nuur (24) : 32).

Masyarakat Mandailing adalah masyarakat yang taat beragama. Meskipun

orang Mandailing hidup sesuai tradisi dan norma-norma sosial namun keberadaan

agama (Islam) berada diatas adat dan tradisi. Dalam adat masyarakat Mandailing,

adat tunduk kepada agama kemudian yang dianggap melanggar agama dalam

pelaksanaan adat dikesampingkan dan tidak dilakukan dalam pelaksanaannya.

Sehingga pada praktiknya seorang laki-laki Mandailing bisa saja menikah lagi

Page 55: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

48

sampai batas yang ditentukan ajaran islam yaitu empat istri walaupun masyarakat

Mandailing membatasi sekali saja.

Dalam masyarakat tradisional Mandailing perkawinan satu marga dilarang

karena masih terdapat satu darah ataupun masih satu keluarga misalnya antara

seorang gadis bermarga Nasution dengan pemuda semarga karena adat melarang

hal itu. Namun setelah masuknya agama islam berkembang pesat didalam

masyarakat Mandailing maka perkawinan satu marga sudah lumrah terjadi sebab

agama Islam tidak melarangnya untuk menikahinya.

3.2.1 Horja Haroan Boru

Horja haroan boru adalah Upacara perkawinan yang dilaksanakan dirumah

pihak keluarga laki-laki (bayo pangoli). Biasanya setelah diupacarakan secara adat

dipihak keluarga boru na ni oli tidaklah terlalu lama untuk mengadakan upacara

adat perkawinan dipihak keluarga laki-laki tergantung sepakat yang telah

ditentukan bersama terhadap keluarga kedua mempelai pengantin bisa seminggu,

sebulan dan bahkan satu tahun lamanya.(Ridwan Amanah Nst).

sebelum boru na ni oli (perempuan) untuk pergi menuju rumah bayo

pangoli setelah mengadakan pesta adat di rumahnya maka boru na ni oli melakukan

tor-tor dengan bertujuan untuk berpamitan kepada orang tuanya serta keluarganya.

Tor-tor ini dilakukan untuk meminta izin dan doa restu kepada kedua orang tuanya

serta meminta maaf kepada keluarganya apa bila ada kesalahan yang boru na ni oli

lakukan terlebih dahulu kepada orang tuanya. Setelah itu boru na ni oli tidak dapat

untuk bermanja dengan kedua orang tuanya dan harus hidup mandiri bersama

suaminya. Tidak jarang didalam pelaksanaannya tor-tor perpisahan ini sambil

menangis karena tidak bisa menahan kesedihan atas kepergian boru na ni oli.

Page 56: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

49

Sementara suhut (yang mengadakan pesta) dari pihak keluarga laki-laki

mengundang para kerabat ataupun keluarga yang memiliki ikatan dalihan na tolu

dan terkadang para tetanggapun ikut diundang untuk dapat hadir dirumahnya

dengan maksud hati dapat membantu didalam pelaksanaan horja godang. Setelah

mereka hadir marpokat (mufakat) dilaksanakan untuk membagi tugas-tugas

terhadap masing-masing selama horja itu berlangsung dirumah suhut. Dan didapat

dijelaskan di acara adat marpokat haroan boru.

3.1.2 Marpokat Haroan Boru

Upacara perkawinan yang dilaksanakan dirumah pihak keluarga laki-laki

(bayo pangoli) sebelum melaksanakan horja godang (upacara besar) terlebih

dahulu pihak keluarga laki-laki (suhut) mengadakan mufakat (marpokat) kepada

sanak famili memohon sudi kiranya agar semua pihak dapat membantu pada saat

horja godang berlangsung. Dalam marpokat inilah dibagikan perkejaan masing-

masing pihak pada saat horja berlangsung sesuai dengan prinsip dalihan na tolu.

Dan biasanya para tetangga ataupun masyarakat setempat ikut berperan dalam

membantu pelaksanaan upacara perkawinan seperti masalah dapur dan pekerjaan

lainnya.

Didalam marpokat ini juga sediakan makanan pulut beserta intinya agar

marpokat ini dapat melekat didalam persaudaraan. Setelah selesai acara makan

barulah disurdu burangir (sirih) yang dikarenakan sirih secara umum sangat

penting bagi masyarakat Mandailing didalam mengadakan upacara adat baik

upacara horja siriaon maupun horja siluluton. Perlengkapan burangir itu terdiri dari

sontang (gambir), soda (kapur sirih), pining (pinang) dan timbako (tembako). Dari

Page 57: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

50

semua bahan burangir mempunyai arti didalam bahasa adatnya yang disebut

dengan opat ganjil lima gonop artinya perlengkapan kelima itu harus lengkap baru

disebut dengan genap. Kemudian burangir dibungkus dengan tonun patani (kain

adat) Dan diletakkan disalipi (tempat burangir) setelah selesai menyurdu burangir

barulah suhut terlebih dahulu memulaikan pembicaraan yang kemudian disusul

dengan kahanggi, anak boru, namora natoras dan ditutup kembali dengan suhut.

Istilah marpokat sama saja dengan markobar (musyarawah) sehingga untuk

mengambil keputusan didalam markobar dimulai dengan membunyikan gondang

dua atau gondang tunggu-tunggu dua dan dilanjutkan dengan menortor (tarian adat

pelengkap gondang). Seorang suhut adalah pembuka pertama untuk menortor lalu

diikuti dengan toko-toko adat yang lain. Pada upacara adat Mandailing dimana

uning-uningan dibunyikan (margondang) selalu diikuti dengan acara menortor

serta nyanyian Zeir (nyanyian adat Mandailing). Adapun syarat-syarat menortor itu

terdiri dari berpakaian yang sopan dengan memakai lengan panjang dan memakai

kain yang dilipat sampai lutut serta memakai peci bagi kaum laki-laki. Sementara

bagi kaum perempuan syaratnya yaitu pakai tudung dan kain. Setiap orang yang

menortor dislempangi dengan ulos adat (kain adat) pada bahunya. Jika raja

diuloskan dibahu menutup kiri kanan bahu. Jika suhut, sabe-sabe disandang dibahu

kanan, jika anak boru dikiri dan mora diuloskan dikiri kanan bahu.

Setelah selesai markobar pada keesokkan harinya gordang sambilan

diletakkan dibagas gondang atau sopo godang (rumah gordang) sementara

dihalaman rumah sudah disibukkan dengan memasak air, nasi dan memasang

peralatan-peralatan adat atau disebut paraget atau pago-pago. Peralatan adat ini

terdiri dari: (a) mandera adat (bendera adat) menurut jenisnya bendera adat terbagi

atas (1) mandera merah putih yang dipasang ditiang tegak lurus sebagai pernyataan

Page 58: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

51

bahwa masyarakat Mandailing adalah bagian dari Negara Indonesia, (2) mandera

raja panusunan yang berwarna kuning keemasan dan bentuknya segitiga dengan

panjang tiga meter, (3) mandera tonggol raja desa na walu yang warnanya kuning

kombinasi hitam dan merah dan bentuknya segitiga dengan pannjang tiga meter, (4)

mandera harajaon (kerajaan) berwarna kuning dan panjang tujuh meter bentuk

persegi panjang dan dibuat runcing seperti tanda panah, (5) Madera lipan-lipan

warnanya merah, putih dan hitam selang seling mengikuti lebar mandera dengan

ukuran 30 cm dengan panjang tujuh meter dan bentuknya empat persegi panjang

dan diujungnya diberi jambul, (6) mandera siararabe berwarna merah, hitam, putih

dan kuning dan warna-warna ini dibentuk segitiga kemudian diujungnya diberi

jambul, (7) mandera marawan dilangit yang berwarna merah, hitam dan hitam

dibentuk segitga dan disusun menurut garis lurus dari kiri kekanan. (b) payung adat

yang berwarna kuning keemasan. (c) pedang (podang). (d) tombak. (e) langit-langit

dan tabir. (f) rompayen. (g) pelaminan untuk pengantin. Dan pada pintu gerbang

sebelum memasuki pekarangan rumah serta simpang jalan menuju rumah pada

pintu tersebut terbuat dari bambu dan daun kelapa kemudian ditulis dengan tulisan

horas tondi madingin pir tondi matogu sayur matua bulung yang artinya doa dan

harapan agar acara ini dapat berjalan dengan lancar dan baik. Disamping bambu

sebagai tiang dihiasi juga dengan daun beringin, pohon pisang yang biasanya

pisang yang sudah berbuah, sanggar, dingin-dingin, tebu dan silinjuang.

Kemudian pada satu hari menjelang mata ni horja (hari terkhir pesta),

gordang sambilan dipindahkan ke rumah suhut dengan dibuka acara markobar

didalam markobar ini suhut meminta izin untuk mengadakan gordang sambilan.

disini acara markobar dilaksanakan untuk mengambil keizinan dari raja-raja agar

dapat memainkan gordang sambilan seperti diketahui bahwa segala sesuatu didalam

Page 59: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

52

adat Mandailing harus dilaksanakan dengan acara markobar (musyawarah)

kemudian acara markobar juga harus dengan didahului menyurdu burangir. Setelah

izin diterima gordang sambilan terlebih dahulu disantani (tepung tawar). Santan

adalah santan kelapa yang dicampur dengan beras kentan yang mentah yang

dipercikkan dengan daun dingin-dingin dipermukaan gordang sambilan kemudian

raja panusunan bulung untuk meninggung (memukul) pertama kemudian

dilanjutkan dengan pemain musiknya.

Sekitar jam 08:00 WIB kerbau sudah bisa disembelih (potong) dilanjutkan

dengan kesibukkan hal lainnya yang menyangkut keperluan pesta seperti memasak,

dikarenakan bahwa siap memasak ini dilanjutkan mengarak kedua pengantin yang

diiringi oleh rombongan ketempat rumah yang sudah disiapkan dan biasanya

rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah suhut atau pesta.

3.2.3 Mangalo-Alo Boru Dan Manjagit Boru

Ketika kedua pengantin beserta rombongan sudah mempersiapkan diri

untuk mengarak kedua pengantin begitu juga dengan makanan yang akan dibawa

para rombongan dituntun dengan pembuka jalan yaitu dua orang pencak silat

dibelakangnya adalah pembawa tombak sebagai pengawal kemudian kedua

pengantin dipayungi dengan payung yang berwarna kuning disusul dengan para

keluarga laki-laki dan perempuan dan terakhir adalah penabuh gondang .

Setelah sampai dirumah yang dituju para rombongan disambut dengan

keluarga yang sudah menunggu kedatangan mereka dan mempersilahkan masuk

agar melaksanakan acara adat selanjutnya. Kemudian setelah semuanya masuk

didalam rumah para rombongan dan pengantin membawa makanan yang disiapkan

Page 60: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

53

dari rumah suhut diletakkan ditengah-tengah hadapan keluarga dan raja-raja. Tidak

lama kemudian makanan yang dibawa yang diletakkan ditengah-tengah

perkumpulan kedua keluarga berserta raja-raja dibawa lagi kebelakang untuk

mempersiapkan acara mangalehen mangan (makan bersama). Dapat dijelaskan

bahwa tempat makanan yang dibawa adalah bertempatkan dengan wadah rantang

agar mudah dibawa dan tidak tumpah.

Setelah selesai makan bersama seorang menyurdu burangir kepada raja

bahwa acara adat selanjutnya yaitu menyampaikan pesan kepada kedua pengantin.

Semua kerabat saudara termasuk kedua orang tua dan raja menyampaikan pesan

kedua mempelai. Biasanya pesan yang mereka berikan adalah mengenai bagaimana

menjalani hidup berumah tangga yang penuh dengan rintangan dan cobaan serta

musyawarah antara suami dan istri untuk memecahkan masalah. Dan ada juga

menyampaikan tanggung jawab mereka sebagai suami dan istri seperti bagi laki-

laki yang harus menjadi pemimpin yang benar dan bertanggung jawab kepada istri

dan anaknya termasuk menafkahkan dan bagi perempuan mampu menjadi istri yang

soleha terhadap suami serta anaknya dan kedua pengantin bukan lagi tanggung

jawab orang tua mereka dan biasanya pesan yang mereka berikan terkadang dengan

tangisan.

setelah penyampaian pesan untuk kedua pengantin selesai para keluarga

baik keluarga laki-laki maupun keluarga perempuan mempersiapkan diri untuk

menuju kerumah suhut (tempat pesta). Untuk mengantarkan kedua pengantin

ketempat pesta, posisi pengiring rombongan sama dengan halnya mengarak

pengantin yang pembuka jalan adalah penari penca silat. Pada saatnya tiba para

rombongan dan kedua pengantin dipintu gerbang, kedua pengantin didudukan

dihalaman yang dan ditemani beberapa sanak saudara. Dikarenakan para orang tua

Page 61: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

54

dan pemain gordang mempersiapkan diri untuk acara penyambutan biasanya 30

menit waktu yang akan diberikan untuk mempersiapkan.

Kemudian orang tuanya menunggu didepan pintu rumah termasuk uda dan

inangudanya untuk menerima kedua pengantin. Ayah dan udanya memegang bayo

pangoli dan Ibu dan inangudanya memegang boru ni oli yang membawa mereka

untuk mengantar duduk dipantar bolak paradaton. Dan disini keluarga pihak

perempuan menyerahkan anaknya kepada pihak keluarga laki-laki untuk

melaksanakan upacara adat selanjutnya. terkadang pihak keluarga bayo pangoli

menyuruh keluarga boru na ni oli tetap tinggal sampai acara adat selesai. Tidak

berapa lama markobar (musyawarah) dilaksanakan untuk meminta izin kepada raja-

raja agar gordang sambilan dapat dibunyikan atau disebut dengan acara adat panaek

gondang.

3.2.4 Panaek Gondang

Sebelum markobar dilaksanakan semua yang hadir didalam markobar duduk

ditikar adat untuk melaksanakan markobar (musyawarah) disopo godang yang

terlebih dahulu memakan hidangan yang telah disiapkan yaitu pulut beserta intinya.

Markobar ini dilaksanakan untuk memohon kepada raja-raja agar memberikan izin

kepada suhut untuk membunyikan gordang sambilan di upacara perkawaninan

dirumahnya. Seperti biasanya didalam markobar terlebih dahulu menyurdu burangir

yang dilakukan oleh anak boru setelah burangir diterima barulah memukul alat

musik mong-mong sebanyak Sembilan kali yang bertanda bahwa pembicaraan akan

dilaksanakan. Yang memulai pertama dalam pebicaraan yaitu paralok-alok yang

menyuruh kepada suhut untuk membuka pembicaraan dan seterusnya yang hadir

didalam markobar. Dapat dijelaskan bahwa setelah paralok-alok memulai

Page 62: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

55

pembicaraan, mong-mong dipukul sekali dan bisa tiga kali setiap pembicaraan dan

ditutup dengan memukul mong-mongan sebanyak Sembilan kali. Yang hadir dalam

panaek gondang adalah suhut dan kahangginya, anak boru, penabuh gondang,

namora natoras dan Raja-raja adat.

Gambar 1

Pelaksanaan markobar untuk meminta izin memainkan gordang sambilan

Setelah izin sudah diterima, para raja-raja memukul gondang dua

dikarenakan bahwa untuk membunyikan gordang sambilan terlebih dahulu setelah

gondang dua dibunyikan pada waktu akhir markobar dan ditutup dengan ucapa

horas. Setelah markobar telah selesai dengan membunyikan gondang dua, para

pemain gordang sambilan dapat memukul gordang sambilan. Didalam penelitian ini

pada saat gordang sambilan dimainkan tari sarama diikut sertakan untuk

memeriahkan acara permainan gordang sambilan itu sendiri. Tidak jarang setiap

tari serama pemainnya kesurupan oleh roh-roh halus yang diyakini adalah roh

nenek moyang. Pada saat pemain tari sarama kesurupan para pemain gordang

Page 63: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

56

sambilan memukul gordang sambilan dengan sekeras-keras mungkin tanpa ada

yang salah memukul gordang sambilan dikarenakan bahwa penari sarama yang

tidak menyadarkan diri akan mengamuk apabila pemain gordang salah memukul

dengan intonasi yang melenceng yang tidak disukai oleh penari.

Tidak jarang pula pada saat gordang sambilan dibunyikan yang diikuti

dengan tari sarama para pemain gordang sambilan bergantian untuk

membunyikannya dikarenakan butuh tenaga yang besar untuk memainkan gordang

sambilan. Ketika mahluk halus atau jin yang memasuki tari sarama ingin keluar

dari raga penari, dipersembahkanlah burangir (sirih) sebagai sarat untuk

mengeluarkan jin dari raga pemain. Para penari sarama sadar dan permainan

gordang sambilan dapat diberhentikan sejenak guna menghargai bagi kaum muslim

untuk melakukan shalat as’ar dan waktunya istirahat bagi pemain gordang

sambilan.

Adapun jumlah pemain ensambel gordang sambilan tersebut terdiri dari 11

(sebelas) para pemusik meliputi, (1) satu orang pemain sarune, (2) lima orang

memainkan gordang sambilan dengan pembagian, (a) satu orang memainkan dua

buah jangat atau disebut panjangati, (b) satu orang memainkan hudong-kudong, (c)

satu orang memainkan dua buah paduai, (d) satu orang memainkan dua buah patolu

dan, (e) seorang memainkan enek-enek, (3) satu orang memainkan ogung boru dan

ogung jantan, (4) satu orang memainkan mongmongan atau gong panolongi dan

panduai dan, (5) satu orang memainkan pamulosi, (6) satu orang memainkan gong

doal dan, (7) satu orang memainkan tali sasayak.

Pada pukul 17:00 WIB acara adat selanjutnya adalah memainkan gondang

dua atau gondang tunggu-tunggu dua. Dengan membunyikannya gondang dua ini

dan diikuti nyantian jeir, maka gelanggang penortoranpun mulai di buka.

Page 64: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

57

Gelanggang penortoran dibuka oleh raja yang pertama menortor dilanjutkan dengan

suhut, kahanggi suhut, mora dan anak boru. Pada waktu menjelang magrib,

penortoranpun diberhentikan untuk istirahat dan shalat magrib.

pada malam hari tiba sekitar pukul 20:00 WIB gordang sambilan

dibunyikan tetapi pemainnya adalah bukan pemain yang sebenarnya satu atau dua

orang pemain sebenarnya dikarenakan siapa saja yang ingin memainkannya

dipersilahkan. Tidak jarang warga masyarakat setempat yang penuh penasaran

bagaimana memukul gordang sambilan memcoba membunyikan gordang sambilan.

Sudah puas memukul gordang sambilan dan beristirahat sebentar dilanjutkan

dengan tor-tor naposo bulung dan nauli bulung (muda-mudi) yang menortor adalah

anak gadis dan mengayapi adalah anak muda dengan berlainan marga dengan anak

gadis.

Gambar 2

Gordang sambilan

Page 65: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

58

Yang dilakukan pertama kali dalam tor-tor muda-mudi adalah mengundang

dan meminta izin kepada orang tuanya. Jika telah diizinkan dari orang tua maka

akan diatur penjemputan dan setelah selesai menortor mengantarnya kembali

kepada orang tuanya. Habis tor-tor muda-mudi dilanjutkan dengan tor-tor pengantin

dilanjutkan dengan tor-tor raja-raja tidak jarang selesainya acara ini adalah sampai

tengah malam bahkan sampai meyambut subuh.

3.3 Mata Ni Horja

Mata ni horja adalah puncak upacara adat yang telah dilaksanakan dirumah

suhut (akhir pesta). Pada paginya semuanya disibukkan dengan mempersiapkan

bangku dan meja serta mempersiapkan hidangan makanan untuk para undangan.

Sekitar pukul 10:00 WIB para tamu-tamu sudah mulai berdatangan gordang

sambilanpun sudah mulai dibunyikan. Didalam membunyikan gordang sambilan ini

hanya bentuk latihan dan meramaikan agar masyarakat berdatang untuk melihat dan

mendengar gordang sambilan. Sehingga dalam membunyian gordang sambilan

diperbolehkan siapa saja yang mau memainkannya.

Dapat dijelaskan bahwa pada paginya acara menortorpun sudah

dilaksanakan sekitar pukul 09:00. Yang pertama didalam melaksanakan tor-tor

adalah para Raja-raja yang disebut dengan tor-tor Raja dan dilanjutkan penortor

secara berturut-turut yaitu suhut, kahanggi, anak boru, raja-raja Mandailing dan raja

panusunan yang diiringi oleh ensambel gondang dan nyanyian Zeir terkadang

onang-onang (nyanyian angkola) pun dipakai untuk mengiringi nyanyian

penortoran.

Setelah acara penortoran selesai dilanjutkan dengan mengundang raja-raja

untuk hadir dipantar paradaton agar acara markobar dilaksanakan. Seperti biasanya

Page 66: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

59

didalam markobar terlebih dahulu memakan pulut serta intinya dan minuman yang

telah dihidangkan dan selesai makan pulut, maka disurdu burangir yang bertanda

bahwa markobar dimulai. Mong-mongan di bunyikan sebanyak Sembilan kali

pertanda gelanggang adat telah dibuka dan seterusnya paralok-alok

mempersilahkan kepada suhut untuk membuka pembicaraan dalam menyampaikan

maksud mulai dari menyampai boru sampai mengadakan horja godang dan suhut

juga memohon agar kedua pengantin dapat direstui oleh raja-raja. Didalam

permohonan suhut ini didukung oleh kahanggi dan anak boru serta namora natoras

menguatkan maksud suhut itu selesai suhut berbicara mong-mongan dibunyikan

sekali dan diikuti pembicara kahanggi serta yang lainnya dan ditutup dengan raja

panusunan setelah menyambut berbagai pendapat, saran maupun kritikan, dan

keputusan bahwa permohonan suhut dapat dilaksanakan dan mong-mongan pun

kembali dibunyikan sebanyak Sembilan kali.

Setelah markobar selesai dan sudah ada keputusan dari raja panusunan,

kedua pengantin yaitu bayo pangoli dan boru na ni oli serta rombongan yang

sebagai pengiring kedua pengantin mempersiapkan diri dikarenakan bahwa acara

adat selanjutnya adalah kedua pengantin akan di bawa ke tapian raya bangunan

artinya yaitu membuang sifat masa lajang dan masa anak gadis selama mereka

belum menikah disungai.

3.3.1 Membawa Pengantin ke Tapian Raya Bangunan

Membawa pengantin ke tapian raya bangunan maksudnya yaitu membawa

mereka ke sungai untuk melepaskan masa lajang dan masa gadis para pengantin.

Sesuai dengan kondisi yang ada di kota Medan ini sulitnya menemukan sungai

yang bersih dan jauhnya jarak sungai dengan rumah bayo pangoli, maka acaranya

Page 67: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

60

hanya dijalan dan tidak jauh dari rumah dan diletakkan dua kursi ataupun lebih

untuk para pengantin dan rombongan serta satu meja. Pelaksanaan tapian raya

bangunan ini sekitar pukul 15:00 WIB.

Setelah markobar telah selesai, para pengantin dibawa ke tapian raya

bangunan. Adapun yang harus dibawa adalah pangir yang berisikan jeruk purut

yang dipotong dan air secukupnya. Kemudian untuk memercikkanya adalah

menggunakan daun-daunan berwarna hijau yang diikat menjadi satu. Untuk

membawa kedua pengantin ke tapian raya bangunan bukanlah hanya begitu saja,

tetapi mempunyai susunan untuk mengiringinya. Susunan tersebut yang ditemukan

dilapangan oleh penulis adalah

a. Dua orang pencak silat memakai podang (pedang) yang berfungsi

sebagai membawa jalan ke tapian raya bangunan.

b. dua orang membawa tombak yang ujung tombaknya kearah keatas.

c. Seorang ibu yang berkedudukan sebagai anak boru untuk membawa

pangir dan cara membawanya adalah menjujung atau diletakan diatas

kepalanya.

d. Seorang membawa bambu dan batu kerikil.

e. Dua orang ibu kiri dan kanan yang biasanya adalah namboru dari

pengantin laki-laki dan boru na ni oli membawa bambu yang dibentuk

pakai tangkai dan diikat bersama daun-daunan. Kemudian

dibelakangnya adalah membawa payung adat yang berwarna kuning

yang ber fungsi sebagai melindungi.

f. Dua orang laki-laki yang sudah menikah serta dibelakangnya adalah

memegang payung kemudiaan rombongan untuk mengiringi dan

meramaikan acara tapian raya bangunan.

Page 68: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

61

g. Yang terakhir adalah pemain gondang.

Setelah sampai ditempat, para pengantin didudukan dibangku yang telah

disediakan kemudian seorang datu mempercikkan air kepada para pengantin.

Setelah mempercikkan air tersebut seorang datu sambil menanyakan berapa

keinginan keturunan (anak) mereka dan jenis-jenis kelamin apa ketika berumah

tangga yang ditandai dengan batu kerikil yang sudah disiapkan dan ini semua

disaksikan oleh para rombongan dan masyarakat yang melihatnya. Kemudian

ditutup dengan doa. Cara pemerciknya yaitu menggunakan daun-daun yang dingin

seperti daun silinjuang (yang berwarna hijau). Setelah semuanya selesai, para

pengantin dibawa kembali kerumah. Cara bawanya yaitu seperti membawa ketapian

raya bangunan yang diiringi oleh para pargondang dan pencak silat. Sesampai

dipintu rumah mereka sudah ditunggu oleh kedua orang tua yang sudah

mempersiapkan tiga pelepah batang pisang beserta pelengkapannya kemudian

pelepah batang pisang tersebut diinjak terdahulu oleh kaki sebelah kanan dan

diikuti kaki sebelah kiri barulah bayo pangoli dan boru na ni oli masuk ke rumah.

Setelah kedua pengantin telah melaksanakan adat tapian raya bangunan dan

memasuki rumah, maka markobar dilaksanakan untuk memberikan gelar adat

kepada bayo pangoli (mangalehen gorar).

3.3.2 Mangalehen Gorar (Manabalkan gelar adat)

Ketika kedua pengantin sudah siap melaksanakan upacara adat di tapian

raya bangunan, maka dilanjutkan dengan acara adat mangalehen goar. Mangalehen

gorar adalah menabalkan gelar adat kepada bayo pangoli yang dilaksanakan sekitar

pukul 15:30 yang melalui markobar. Para raja-raja dan semuanya yang hadir

Page 69: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

62

didalam markobar merundingkan untuk menentukan gelar yang berikan kepada

pengantin laki-laki. Setelah gelar sudah didapatkan untuk diberikan kepada bayo

pangoli, maka bayo pangoli di panggil untuk segera datang ke pantar bolak

paradaton.

Bayo pangoli langsung duduk ditikar adat yang sudah disiapkan ditengah-

tangah markobar kemudian burangir dan salipi yang berisikan beras, jahe, garam

dan rumpit yang dilapisi oleh ujung daun pisang yang ujungnya dihadapkan ke

bayo pangoli dan pangkal ke raja panusunan serta keris yang dilintangkan ke depan.

Sebelum gelar diberikan raja panusunan memberikan arahan kepada bayo pangoli

bagaimana menjalankan hidup berumah tangga maka salipi yang berisikan beras

yang artinya untuk kebutuhan pokok dalam kehidupan berumah tangga, jahe yang

dicampurkan dengan garam apa bila dimakan akan terasa asin dan pedas begitulah

hidup berumah tangga namun lama kelamaan makan jahe dan garam akan terasa

manis itulah hidup berumah tangga setelah pedas dan hasin baru manis kemudian

rumpit yang bertanda apa bila kalau ada masalah didalam rumah tangga jangan di

sebar luaskan kepada orang namun harus di musyawarahkan serta yang terakhir

adalah keris yaitu untuk menjadi pemimpin yang benar dan tidak pandang bulu

terhadap rumah tangga dan keluarga.

Setelah arahan yang diberikan kepada bayo pangoli, maka mong-mongan di

bunyikan sebanyak Sembilan kali bertanda bahwa pemberikan gelar akan berikan.

Raja panusunan barulah memberikan gelar kepada bayo pangoli yaitu didalam

penelitian penulis adalah raja hampung parlidungan dan bayo pangoli mengangkat

keris serta membukanya kearah atas yang bertanda bahwa bayo pangoli sudah syah

mendapatkan gelar yang diterimanya. Pemberian gelar ini dilakukan oleh raja

panusunan atas usul dari natoras yang disaksikan oleh raja-raja serta yang hadir

Page 70: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

63

didalam markobar. Penambalan gelar ini dilakukan oleh raja panusunan atas usulan

dari namora dan natoras dengan disaksikan oleh raja-raja adat lainnya. Dapat

dijelaskan bahwa pemberian gelar adat kepada bayo pangoli adalah mengikuti dari

kakeknya dan tidak bisa mengambil gelar dari orang tuanya.

3.3.3 Mangupa

Setelah selesai pemberian gelar adat dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan

mangupa yang artinya yaitu upacara adat dengan menyampaikan pesan-pesan adat

dan petunjuk kepada kedua pengantin bayo pangoli dan boru na ni oli. Dan

biasanya mangupa dapat diartikan sebagai ungkapan kegembiraan dengan sesuatu

itu sudah terwujud. Apabila mangupa sudah selesai melaksanakannya maka

selesailah seluruh rangkaian adat perkawinan adat. Dan jika masih ada upacara adat

berikutnya, itu adalah sebagai pelengkap acara.

Dalam pelaksanaan mangupa kedua pengantin yaitu bayo pangoli dan boru

na ni oli disurdu burangir terlebih dahulu yang dilakukan oleh kedua orang tua

mereka, keluaraga dari dalihan na tolu, raja-raja adat dan datu pangupa serta ditutup

oleh raja panusunan. Setelah disurdu burangir raja panusunan melaksanaan

pembicaraan untuk kedua pengantin kemudian menyerahkan kepada datu pangupa

untuk memberikan pelaksanaan pangupa kepadanya. Seterusnya datu pangupa

memberikan izin kepada kedua orang tua mempelai unutk memberikan ucapan

kepada mereka dan biasanya memberikan syukuran kepada kedua pengantin agar

masalah didalam berumah tangga dapat mereka selesaikan berdua. Pelaksanaan

mengupa setelah manggoar (menambalkan nama) juga dimaksudkan agar nama

yang diberikan tersebut diterima tondi dohot badan kedua pengantin. Tondi adalah

sesuatu yang abstrak dalam jiwa seseorang yang memberi kekuatan tuah dan

Page 71: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

64

marwah kepada seseorang. Sering juga disebut pada acara adat agar pengantin ini

maroban sangap dohot tua (membawa marwah dan rezeki atau tuah) kepada kedua

mempelai pengantin.

Tujuan dari mangupa adalah untuk memperkuat tondi atau mengembalikan

tondi kedalam tubuh agar bayo pangoli dan boru na ni oli tegar menghadapi

tantangan ataupun dapat hidup normal kembali seperti biasa apabila tondinya

hilang.

Menurut L.P.Hasibuan, 1989:25 bahwa dalam pandangan adat, manusia

seutuhnya terdiri dari tiga unsur, yaitu: Badan, Jiwa (roh), dan Tondi. Badan

adalah jasad yang kasar, terlihat dari teraba. Jiwa (roh) adalah benda abstrak yang

menggerakkan badan kasar tadi. Tondi adalah benda abstrak yang mengisi dan

menuntun badan kasar dan jiwa tadi dengan tuah sehingga seseorang kekelihatan

beribawa dan mempunyai marwah.

Adapun macam-macam tingkatan menurut Pandapotan Nasution (2005:174-

181) pangupa yaitu :

a. Telur ayam (pira manuk). Pangupa yang paling sederhana yang terdiri dari

telur ayam dan nasi, garam, udang, ikan, sayur daun ubi, dan air putih untuk

diminum. Dan yang hadir adalah biasanya hanya yang satu rumah, kalaupun

ada orang luar adalah orang yang membawa upa – upa.

b. Ayam (pangupa manuk). Ayam yang akan disajikan dipanggang yang masih

utuh tanpa dipotong – potong. Tiga butir telur ayam yang direbus, ikan

garing (anak ikan mera), nasi putih dan garam. Yang hadir adalah anggota

keluarga dan kaum kerabat lainnya.

Page 72: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

65

c. Kambing ( pangupa hambing). Acara ini dilakukan dengan acara yang

benar-benar resmi. Adapun bagian – bagian tubuh kaming yaitu kepala

kambing, kaki depan kanan, kaki kiri belakang, ekor, sedikit dagingnya,

hati, jantung dan serta isi perut. yang hadir adalah tentunya lebih lengkap

dan ditambah dengan namora natoras serta raja pamusuk

d. Kerbau (pangupa horbo). Pangupa yang paling tinggi dan biasanya pangupa

yang dilakukan pada acara – acara yang diadakan raja – raja dan

keturunannya..

Bahan-bahan yang disediakan untuk pangupa horbo sama dengan yang diatas

yaitu:

a. Nasi putih adalah nasi yang dilambangkan sebagai lambing perencanaan

dan tanda – tanda keikhlasan hati dalam segala hal. Untuk sampai keatas

piring nasi memerlukan proses panjang dan kerja keras yang mulai dari

menabur bibit, meencangkul, menanam, menyingai sampai kepada panen,

menumbuk padi menjadi beras dan menanak beras menjadi nasi. Sedangkan

warna putih melambangkan keikhlasan.\

b. Telur ayam. Telur sebagai lambang doa untuk memohon agar jiwa dan raga

bersatu padu, tetap selamat dan sehat – sehat.

c. Garam (sira). Garam melambangkan kekuatan. Garam sangat dibutuhkan

manusia demikian juga yang diupah-upah diharapkan tetap dibutuhkan dan

bermanfaat kepada orang lain.

d. Air putih melambangkan keikhlasan karena dalam mengerjakan sesuatu

haruslah dengan hati – hati dan yang bersih serta ikhlas.

Page 73: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

66

e. Ikan adalah melambangkan dinamika dan persatuan. Ikan upah – upah

terdiri dari dua ekor melambangkan suami istri sebagai ikan, yang selalu

sama – sama kehulu dan sama – sama keilir.

f. Udang melambangkan sebagai strategi kehidupan. Gerakan maju mundur

adalah karakter udang.

g. Daun ubi yang diikat lembar demi lembar. Daun ubi melambangkan sebagai

umur yang panjang dan bermanfaat.

h. Kepada kerbau. Pangupa yang paling besar adalah kerbau. Pangupa kepala

kerbau ini dihadapkan kemuka pengantin dalam keadaan utuh. Namun

untuk pada saat ini sudah tidak digunakan menjadi kepala kerbau secara

utuh sebagai pangupa pada saat acara adat. Setelah masuknya agama islam

yang mana bertentangan dengan agama islam. Istilah adat yang menyatakan

hombar do adat dohot ibadat yang artinya adat dan ibadat tidak dapat

dipisahkan. Adat tidak boleh bertentangan dengan agama islam, jika

bertentangan dalam pelaksanaannya maka adat itu dikesampingkan maka

kepala kerbau dihapuskan.

Tempat pangupa, kepala kerbau diletakkan diatas induri setelah dialasin

dengan bulung bulung ujung (daun pisang) tiga helai sebagai melambangkan

sebagai dalihan na tolu. Sedangkan bahan-bahan lainnya telah dimasak disusun

diatas piring besar. Induri adalah lambang kemasyarakatan yang melambangkan

pembeda yang benar dan salah. Setelah acara adat pangupa ini selesai maka pada

malam harinya dilanjutkan dengan acara mangoloi na loja yaitu meladeni yang

bekerja selama upacara adat perkawinan itu berlangsung serta suhut mengucapkan

terimakasih kepada kerabat yang selama ini membantu didalam pelaksanaan horja

godang.

Page 74: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

67

Tidak jarang didalam pelaksanaannya dihidangkan makanan untuk makan

bersama semua unsur dalihan na tolu serta masyarakat yang membantu selama

pelaksanaan perkawinan dirumah suhut dikumpulkan. Selanjutnya setelah makan

bersama selesai suhut memberikan mereka bungkusan yang berisi daging ataupun

tulang rincang berserta lauknya yang bertanda pengucapan terima kasih.

3.4 Alat Musik yang pada Gordang Sambilan

3.4.1 Momongan

Momongan adalah alat musik yang terbuat dari logam ataupun kuningan

Yang terdiri dari tiga buah yaitu yang paling besar nyaring suaranya adalah

panolongi, seterusnya pamulusi dan terakhir nyaring suaranya paling kecil adalah

ikong-ikong. Alat msuik termasuk kedalam kategori idiophone yang dipukul.

Bentuk alat musik ini seperti talempong yang terdapat di padang. Alat musik ini

termasuk kedalam kategori Idiophone yang dipukul. Mongmongan dimainkan

dengan di pukul memakai kayu.

Gambar 3

Momongan

Page 75: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

68

Memainkan momongan dengan membutuhkan dua orang pemain yaitu

pamolongi dan ikong-ikong dimainkan dengan satu orang dan pamulusi dimainkan

dengan satu orang saja. Cara memainkan panolongi dan ikong-ikong yang

dimainkan dengan satu orang yaitu ikong-ikong yang berbentuk kecil di pegang di

atas tangan sedangkan panolongi di pegang talinya dan kearah bawah tangan bisa

juga ikong-ikong di letakan diatas rak momongan dan pannolongi di pegang

talinya agar panolongi berada di bawah. Sementara untuk pamulusi yang dimainkan

dengan satu orang bebas untuk memegangnya karena hanya satu saja yang

dipegang.

Gambar 4

Cara memegang panolongi dan ikong-ikong

Page 76: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

69

Gambar 5

Cara memegang pamulusi

Gambar 6

Pemain momongan

Page 77: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

70

3.4.2 Sarune

Sarune adalah alat music yang dikelompok kedalam kategori aerophone

yang dimainkan dengan cara di embus/udara. Didalam etnis mandailing terdapat

alat musik serune yang terbuat dari bambu kemudian ujung bambu terbuat dari

ujung tanduk kerbau yang berdiameter 3 cm sementara batok kelapa yang

berukuran kecil diletakan dekat 3 cm dari pangkal serune. Batok kelapa yang

diletakan di serune berfungsi sebagai batas bibir dengan serune. Dan serune

mempunyai 4 lobang nada dan dari pangkal kelapa sampai tanduk kerbau berjarak

8 cm.

Gambar 7

Jarak 8 cm dari batok kelapa dengan tanduk kerbau

Page 78: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

71

Gambar 8

Ujung serune yang berdiameter 3 cm

Page 79: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

72

Gambar 9

Cara memainkan serune

3.4.3 Ogung/Gong

Gong adalah alat musik yang dimasukan kedalam kategori idiophone. Gong

mirip dengan dengan momongan tetapi bentuknya yang sangat besar dan terbuat

dari logam ataupun kuningan walaupun sekarang sudah ada yang terbuat dari plat.

didalam etnis mandailing terdapat dua gong yaitu gong jantan dan gong betina.

Gong jantan berbentuk lebih kecil dibandingkan dengan gong betina. Dan gong

dipukul dengan kayu yang dilapisi dengan kain dan karet agar suara yang di

timbulkan berdengung dan besar. cara memainkannya yaitu gong digantungkan di

atas tumpangan kayu yang diikatkan dengan tali kemudian di pukul.

Page 80: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

73

Gambar 10

Gong jantan dan Gong betina

Yang di pukul

Gong betina

Gong jantan

Page 81: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

74

Gambar 11

Gong betina dan jantan terlihat dari belakang

3.4.4 Doal

doal adalah alat musik yang berkategori dengan idiophne yang dipukul

badannya. Doal pada alat musik Mandailing hampir sama dengan momongan yang

membedakannya yaitu dengan bentuknya yang agak besar dan dimainkan dengan

satu orang saja. Cara memainkannya yaitu dengan memegang tali yang sudah diikat

pada alat musik doal kemudian di pukul tengahnya yang berbentuk cekung seperti

momongan ataupun gong.

Page 82: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

75

Gambar 12

Doal

Gambar 13

Cara bermain doal

doal

doal

Page 83: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

76

3.4.5 Gordang Sambilan

Gordang Sambilan adalah alat musik yang terdiri dari Sembilan gendang.

Gordang Sambilan terbuat dari batang pohon ingul yang dikerukan agar tengahnya

berlobang dan pohon tersebut hanya terdapat di Mandailing saja (Ibrahim Lubis).

Untuk membrannya sendiri terbuat dari kulit kerbau dan terkadang memakai kulit

sapi dan sebagai pengikatnya adalah rotan yang besarnya klingking orang dewasa

sementara di bawah gordang ditutupi dengan papan atau kayu yang tengahnya

dilobangi berdiameter 15 cm. Gordang sambilan sendiri diklasifikasikan dalam

membranophone dalam bentuk long drum karena gordang sambilan bentuknya

panjang dan besar.

G

a

Gambar 14

Gordang Sambilan

Dari Sembilan gordang sambilan tersebut mempunyai nama-nama yang

berbeda. Mulai gordang sambilan yang paling besar yaitu dua yang bernama jangat,

dua bernama hudong-kudong, dua padua, dua patolu, dan terakhir adalah satu yang

Page 84: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

77

bernama kenek-enek dan dimainkan dengan lima orang dengan cara di pukul

membrannya yang memakai kayu (daerah pakantan).

Gambar 15

Foto atas Gordang sambilan

Rotan yang dililitkan di tengah badan gordang sambilan

Sebagai pengganjal rotan yang diikatkan

Kulit atau membran

Page 85: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

78

Gambar 16

Foto bawah gordang sambilan

Kayu tempat pengganjal rotan

Lobang gordang berdiameter 15 cm

Page 86: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

79

Gambar 17

Pemain gordang sambilan

3.4.6 Tali Sasayak

tali sasayak adalah alat musik yang lagakan dengan badannya antaran satu

dengan satunya lagi. Tali sasayak ini terdiri dari dua buah yang di tengahnya

berbentuk cekung dan diikat dengan tali yang di sambungkan dengan yang satunya

lagi. Tali sasayak terbuat dari plat ataupun besi yang dimainkan dengan satu orang.

Cara memainkannya yaitu tangan kanan memegang yang satu serta tangan kiri

memegang yang satunya lagi kemudian cara membunyikannya yaitu dengan

melagakan badan tali sasayak tersebut dan talinya dililitkan di sela-sela jari agar

ketika dilagakan tali sasayak tidak jatuh.

Page 87: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

80

Gambar 18

Cara memainkanTali sasayak

Gambar 19

Cara memainkan tali sasayak

Page 88: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

81

Gambar 20

Pemain ensambel gordang sambilan

3.5 Fungsi Gordang Sambilan di dalam perkawinan

Gordang Sambilan mempuyai fungsi di dalam upacara perkawinan.

Menurut Merriam (1964 : 219-227), ada 10 fungs i dan peranan musik dalam

kebudayaan yaitu : (1) sebagai hiburan,(2) sebagai perlambang, (3) sebagai

media komunikasi, (4) sebagai estetis, (5) sebagai reaksi jasmani, (6) sebagai

pengungkapan emosional, (7) sebagai pengintegrasian masyarakat, (8) sebagai

kesinambungan masyarakat, (9) sebagai pengesahan lembaga- lembaga sosial, serta

(10) fungsi musik yang berkaitan dengan norma-norma sosial.

Dengan memperhatikan teori tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

terdapat 4 fungsi gordang sambilan dalam upacara perkawinan masyarakat

mandailing, yaitu:

1. Fungsi hiburan, yaitu masyarakat mandailing yang mengadakan gordang

sambilan didalam upacara adat perkawinan akan terhibur dengan adanya

Page 89: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

82

gordang sambilan karena gordang sambilan untuk menghibur kepada

masyarakat yang hadir didalam pesta tersebut.

2. Fungsi pengesahan lembaga sosial, adanya gordang sambilan yang

diadakan menjadi symbol bahwa sahnya berjalan upacara perkawinan.

3. Fungsi sebagai kesunambungan masyarakat, kegiatan gordang sambilan

merupakan kegiatan yang merupakan untuk mempertahankan dan

melanjutkan tradisi yang ada pada kebudayaan Mandailing.

4. Fungsi pengungkapan emosional, yaitu kegiatan yang dilakukan pada

gordang sambilan berdasarkan pengungkapan perasaan dan ekspresi

bahagia yang dituangkan pada suatu wadah, yaitu gordang sambilan.

3.6 Peranan dan Fungsi Gordang Sambilan sebagai Pengiring Tari Sarama

tari sarama adalah tari yang berasal dari kebudayaan Mandailing, dimana

tari tersebut dibawakan oleh seorang laki-laki atau disebut dengan panyarama. Tari

sarama umumnya disaat bermain akan dimasuki oleh roh-roh atau disebut dengan

kesurupun yang bertujuan untuk menghormati kepada roh-roh nenek moyang.

Dalam konteks tari sarama, gordang sambilan mempunyai peranan

dan fungsi. Dalam segmen ini, penulis menggunakan sebagian teori yang

dikemukakan Merriam tentang fungsi musik dalam kebudayaan ditambah dengan

teori pertunjukan yang dikemukakan oleh Milton singer. Menurut Singer untuk

mendeskripsikan suatu pertunjukan maka seorang penelit i harus melihat tujuh

aspek yang berkaitan, yaitu (1) waktu pertunjukan yang biasanya terbatas, (2)

adanya awal dan akhir pertunjukan, (3) acara kegiatan yang terorganisasi, (4)

sekelompok pemain, (5) sekelompok penonton, (6) tempat pertunjukan, dan (7)

Page 90: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

83

kesempatan untuk mempertunjukannya. Pada bagian ini, penulis akan

mendeskripsikan Tari sarama secara umum.

Tari sarama dilakukan bertujuan untuk menghormati kepada leluhur nenek

moyang Mandailing dimana pembawanya adalah kaum laki-laki dan biasanya

seorang laki-laki saja untuk menari sarama. Perlengkapan untuk melakukan tari

sarama yaitu peci yang di pakai dikepala, sarung yang dipakai di pinggang, baju

adat mandailing yang berwarna merah, putih, dan hitam yang bersimbol adat

mandailing, dan hulos yang diselempangi di leher.

Gambar 21

Tari sarama pada pesta perkawinan adat Mandailing

Page 91: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

84

Untuk melakukan tari sarama harus dari perestuan dari pemain gordang dan

yang mengadakan pesta. Karena didalam mengadakan tari sarama harus ada

seorang datu (dukun) untuk mengetahui si penari sarama. Begitu juga dengan

pemain gordang sambilan harus mempunyai tenaga kuat memukul gordang

sambilan di karenakan ritme yang dihasilkan gordang sambilan sangat berpengaruh

dengan panyarama. Kalau tidak suka dengan pukulan gordang sambilan terlalu

pelan dan tidak sesuai dengan pukulan gordang si panyarama akan mengamuk dan

meminta menggantikan si pemain.

Gambar 22

Panyarama saat mengamuk pada pemain gordang sambilan di pesta perkawinan adat Mandailing

Setelah panyarama ingin menyadarkan diri seorang datu akan menghampiri

dan menanyakan apa yang diminta oleh seorang penyarama. Yang diminta adalah

burangir (sirih). Karena burangir didalam adat Mandailing memegang peranan

penting bagi melaksanakan adat. Setelah ditunjukan burangir dihadapan panyarama

barulah tidak berapa lama sipanyarama menyadarkan diri.

Page 92: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

85

Gambar 22 Seorang datu memberi permintaan si panyarama yaitu burangir

Gambar 23 Burangir

Adapun fungsi dan peranan pertunjukan tari sarama dan Gordang Sambilan

tersebut berdasarkan teori Merriam, yaitu:

1. sebagai alat untuk melanjutkan tradisi dan cirri khas masyarakat Mandailing

melalui kesenian pertunjukan tari sarama

2. sebagai wadah untuk menghibur tamu dan masyarakat yang hadir pada

acara perkawinan tersebut.

Page 93: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

86

3. Sebagai ungkapan emosional pada permainan gordang sambilan dan

gerakan tarian sarama yang dilakukan.

4. Sebagai wadah pesan kepada penonton yang hadir untuk memperliatkan

kesenian tradisional Mandailing.

Didalam permain gordang sambilan pada sebagai pengiring tari sarama,

tidak ada perbedaan teknik yang menonjol jika dibandingkan pada saat gordang

sambilan dimainkan untuk menyambut tamu. Yang membedakan yaitu durasi

lamanya permainan gordang sambilan. Biasanya lebih lama pada saat gordang

sambilan sebagai pengiring tari sarama, karena ketergantungan kepada penari

yang akan ingin sadar. Menurut Bapak Ridwan Amanah Nst panyarama bisa

saja sampai dua jam tergantung pada panyarama yang sedang di masuki roh

halus.

Page 94: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

87

BAB IV

TRANSKRIPSI GORDANG SAMBILAN

4.1 Transkripsi

Transkripsi dalam etnomusikologi merupakan suatu proses penotasian

bunyi menjadi simbol-simbol yang dapat dilihat atau diamati dari suara, dan

simbol-simbol tersebut disebut dengan notasi. Dalam segi analisis, penulis

menggunakan salah satu teori yang dikemukakan oleh Malm dalam terjemahan

Takari (1993:13), yait u sebagian teori weighted scale ditambah dengan sesuatu

yang berhubungan dengan waktu. Penulis akan menganalisa bagian-bagian

seperti ketukan dasar, ritme, dan birama yang ada pada Gordang Sambilan

tersebut.

Penulis akan meneliti pada saat Gordang Sambilan dimainkan di pesta

perkawinan adat Mandailing di Kota Medan yang beralamatkan gang Suka

Siderejo simpang limun pada tangga 17 – 19 Mei 2013 dirumah Bapak Drs. H.

Syamsuddin Lubis yang menikahi anaknya yang bernama Faisal Alif

Parlindungan Lubis. SE.AK dengan Dr. Putri Purnama Sari.

4.2 Transkripsi Gordang Sambilan pada Upacara Perkawinan

Berikut ini adalah hasil selengkapnya musik Gordang Sambilan dalam

konteks upacara tersebut. Adapun simbol-simbol dan notasi dibuat sendiri menurut

persepsi musikal dari penulis. Penotasian Gordang Sambilan ini dibantu oleh Brian

Laso Harefa.

Page 95: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

88

Ensambel Gordang Sambilan pada Pesta Perkawinan di Medan

Page 96: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

89

Page 97: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

90

Page 98: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

91

Page 99: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

92

Page 100: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

93

Page 101: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

94

Page 102: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

95

Page 103: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

96

Page 104: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

97

Page 105: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

98

Momongan

Panolongi dan 3 3 3 3

Ikong-ikong Pamalusi 3 3 3 3 Doal x x xx x

Tali sasayak 3 3 3 3 Gong 3 3 3 x

Keterangan :

x : pukul y : istirahat ½ ketuk

o : angkat 3 : istirahat 1 ketuk

Berdasarkan teori yang dikemukan malm tentang musik dan waktu,

penulis menganalisis segi ketukan, ritme, birama, pulsa, peran alat musik dan

Page 106: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

99

dinamika. Adapun analisis tersebut yaitu:

a. Enek-enek

xxxx xxxx xxxx xxxx

keterangan :

x : pukul = harga ritme ¼ ketuk

1 birama terdapat 4 ketuk didalamnya

Hasil analisis enek-enek didalam Gordang Sambilan yaitu:

- enek-enek sebagai penahan tempo dan pulsa

- enek-enek tidak memainkan variasi terhadap Gordang Sambilan tetapi

sebagai pengisi

- enek-enek memainkan ritme ¼ ketuk

b. Patolu

patolu 1 ox ox ox ox

patolu 2 xo xo xo xo

keterangan :

x : pukul = harga ritme ½ ketuk

1 birama terdapat 4 ketuk didalamnya

Hasil analisis patolu didalam Gordang Sambilan yaitu

- bunyi yang di hasilkan patolu call and respon, dimana kedua patolu

tersebut saling sahut menyahut

- kedua patolu tersebut mengeluarkan ritme yang sama

c. Padua

padua 1 xo xo xo xo

Page 107: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

100

padua 2 ox ox ox ox

keterangan :

x : pukul = harga ritme ¼ ketuk

o : angkat = harga ritme ¼ ketuk

1 birama terdapat 4 ketuk

- bunyi yang dihasilkan padua call and respon, dimana kedua padua

tersebut saling sahut menyahut

- kedua padua tersebut mengeluarkan ritme yang sama

- didalam Gordang Sambilan padua sebagai pengisi

d. Hudong-Kudong

hudong 1 yo xo xo xo

kudong 2 ox ox ox ox

keterangan :

x : pukul = harga ritme ¼ ketuk

y : istirahat ½ ketuk

o : angkat = harga ritme ¼ ketuk

1 birama terdapat 4 ketuk

- Bunyi yang dihasilkan hudong kudong adalah call and respon, dimana

keduanya tersebut saling sahut menyahut

- Kedua hudong-kudong mengeluarkan ritme yang sama

- Didalam Gordang Sambilan hudong-kudong sebagai pengisi

e. Jangat

Jangat 1 xo x xoxo xo

Jangat 2 ox o oxox ox

Page 108: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

101

Keterangan :

x : pukul = harga ritme ½ ketuk

o : angkat = harga ritme ½ ketuk

1 birama terdapat 4 ketuk

- Bunyi yang dihasilkan jangat adalah cal and respon, dimana keduanya

saling sahut menyahut

- Didalam Gordang Sambilan jangat adalah sebagai pengisi

- setelah keempat gordang telah dimainkan yaitu enek-enek, patolu, padua

dan hudong-kudong baru jangat bisa dimainkan karena keempat gordang

tersebut merupakan sebagai pengisi sementara jangat adalah sebagai

variasinya

f. Momongan

Panolongi dan x yxx x x Ikong-ikong Pamulusi x x x x 3

Keterangan :

x : pukul 3 : istirahat 1 ketuk

y : istirahat ½ ketuk

didalam 1 birama terdapat 4 ketuk

- Bunyi Momongan yang diperankan oleh panolongi dan ikong-ikong

dihasilkan bergaya call and respon, dimana kedua tersebut saling sahut

menyahut kecuali doal.

- ketiga Momongan tersebut mempunyai frekuensi nada yang

berbeda, sehingga mengeluarkan bunyi yang bervariasi.

- ketiga Momongan tersebut mengeluarkan rit me yang bervariasi

Page 109: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

102

memberikan kesan yang penuh dengan improvisasi rit me.

g. Tali Sasayak

x xx x xx

keterangan :

x : pukul harga ritme ¼ ketuk

1 birama terdapat 4 ketuk\

- Bunyi yang dihasilkan tali sasayak adalah bunyi yang dilagakan dengan

badannya sendiri

- Tali sasayak didalam Gordang Sambilan sebagai pengiring

h. Ogung/ gong

x 3 x 3

keterangan :

x : pukul 2 ketuk

3 : istirahat 2 ketuk

1 birama terdapat 4 ketuk

- gong boru hanya dipukul 1 kali didalam birama dan gong jantan sama

juga dengan gong boru hanya sekali dipukul didalam 1 birama

Page 110: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

103

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis

mengambil beberapa kesimpulan yang di rangkum bahwa setiap penamaan

Gordang Sambilan selalu berbeda-beda berdasarkan asal daerah dan begitu juga

jumlah pemainnya seperti Pakantan, Huta pungkut dan Tamian tetapi bentuk dan

jumlah Gordang Sambilan sama pada pelaksanaan perkawinan adat Mandailing di

Kota Medan

Upacara adat Mandailing yang diselenggarakan di Kota Medan pada

dasarnya sama dengan upacara adat perkawinan yang ada di Mandailing Natal

khusus yang menyelenggarakan Gordang Sambilan yang sama-sama terlebih

dahulu meminta izin kepada Raja melalui Markobar (musyawarah) itupun harus

menyembelih minimal seekor kerbau jantan yang sudah cukup umur. Perubahan

yang terjadi meliputi waktu dan tempat upacara dan proses pelaksanaanya.

Dari sudut fungsional Gordang Sambilan yang dilaksanakan pada pesta

perkawinan adat Mandailing adalah (a) Fungsi hiburan, yaitu masyarakat

Mandailing yang mengadakan gordang sambilan didalam upacara adat perkawinan

akan terhibur dengan adanya gordang sambilan karena gordang sambilan untuk

menghibur kepada masyarakat yang hadir didalam pesta tersebut. (b) Fungsi

pengesahan lembaga sosial, adanya gordang sambilan yang diadakan menjadi

symbol bahwa sahnya berjalan upacara perkawinan. (c) Fungsi sebagai

kesunambungan masyarakat, kegiatan gordang sambilan merupakan kegiatan yang

merupakan untuk mempertahankan dan melanjutkan tradisi yang ada pada

Page 111: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

104

kebudayaan Mandailing. (d) Fungsi pengungkapan emosional, yaitu kegiatan yang

dilakukan pada gordang sambilan berdasarkan pengungkapan perasaan dan ekspresi

bahagia yang dituangkan pada suatu wadah, yaitu gordang sambilan.

5.2 Saran

Didalam tulisan ini mempunyai beberapa saran kepada masyarakat pembaca

lainnya baik etnis Maindailing maupun diluar etnis Mandailing itu sendiri, yaitu

menyarankan agar Gordang Sambilan tetap dipertahankan ekstensinya karena

sudah saatnya hasil dari kebudayaan khsususnya Gordang Sambilan untuk

ditingkatkan sebagai usaha pendokumentasian agar pengembangan kekayaan

budaya tersebut tidak hilang ditelan oleh zaman.

Didalam kesempatan ini, penulis juga menyarankan agar alat musik

Gordang Sambilan dapat dimasukan sebagai mata pelajaran kesenian yang ada di

sekolah-sekolah dan tingkat menengah, khususnya yang berada di daerah Sumatera

Utara dan juga di lembaga-lembaga kesenian ataupun badan-badan yang bergerak

di bidang kebudayaan agar dapat turut serta membudayakan penggunaan alat musik

ini sebagai sarana pendidikan untuk mempelajari Gordang Sambilan sebagai usaha

pelestarian.

Page 112: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

105

DAFTAR INFORMAN

Nama : Ridwan Amanah Nst

Umur : 53 Tahun

Alamat : jl. Pancing gg taqwa no 34 C indra kasih Medan

Pekerjaan : pemain musik

Nama : Ucok Dagar Lubis

Umur : 50 Tahun

Alamat : gang jawa no 7 bandar selamat Medan

Pekerjaan : pemain musik

Nama : Adi Lubis

Umur : 45 Tahun

Alamat : jl kenari sampali no 35 Medan

Pekerjaan : pemain musik

Nama : Ardi Nst

Umur : 23 Tahun

Alamat : jl. Pancing gg taqwa no 34 C indra kasih Medan

Pekerjaan : pemain musik

Page 113: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

106

Nama : Ibrahim Lubis

Umur : 64 Tahun

Alamat : jl karya Medan

Pekerjaan : wiraswasta

Page 114: ANALISIS FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIKAL Laru dan Tambangan disebelah utara Kotanopan sampai Pakantan dan Hutanagodang di sebelah Selatan. 2 Etnik Mandailing memiliki alat musik kesenian

107

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, H. Pandapotan. 2005. Adat Budaya Mandailing dalam Tantangan Zaman

Medan : Forkala Provinsi Sumatera Utara

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Antropologi. Jakarta : rineka cipta.

, 2001. Kesimpulan Seminar Adat Mandailing. Medan.

Siregar, Syafaruddin. 1988. Studi Deskriptif Organologi Alat Musik Gondang Bulu pada masyarakat Mandailing. Medan.

Matondang, Ibnu Avena. 2005. Tek-Tek Ni Gondang Somba Mula Ni Tortor . Medan

Lubis, Z Pangaduan dan Zulkifli Lubis. 1989. Sipirok Na Soli, Bianglala Kebudayaan Masyarakat sipirok. Medan : USU Pres

Poerwadarminta, W.J.S. (ed.), 1965. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fadlin, 1988. Studi Deskriptif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang Melayu Sumatera Timur. Skripsi Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Malm, William P. 1977. Music Culture of the Pasific, the Near East, and Asia (terjemahan).

Medan: Departemen Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Merriam, Alan P. 1964. Antrology of Music. Chicago: Northwestern University

Press.