Analisis Fundamental Dan Teknikal
-
Upload
sidnypanda -
Category
Documents
-
view
100 -
download
25
description
Transcript of Analisis Fundamental Dan Teknikal
PENDAHULUAN
Sebelum melakukan investasi, ada baiknya jika kita mempelajari
bagaimana cara menganalisa instrumen investasi melalui informasi yang ada.
Tujuan kita melakukan analisis adalah supaya kita mendapatkan gambaran yang
lebih jelas terhadap pertumbuhan dan perkembangan investasi kita di masa yang
akan datang.
Hal ini juga berlaku dalam berinvestasi saham, sehingga informasi sangat
penting bagi calon investor yang ingin lebih mengetahui saham-saham yang
prospektif untuk dibeli.Untuk keperluan tersebut maka dibutuhkan suatu
pemahaman yang mendalam mengenai harga saham itu sendiri dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pergerakannya.Penilaian harga saham suatu perusahaan
dalam kaitannya untuk melakukan investasi pada dasarnya dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental.
Analisis teknikal pada dasarnya dilakukan dengan cara melihat pergerakan
saham dari waktu ke waktu dengan menggunakan grafik, sedangkan analisis
fundamental adalah analisis yang lebih didasarkan pada nilai (value) dari
perusahaan yang bersangkutan.
Investor yang ingin berinvestasi saham untuk jangka pendek lebih tepat
menggunakan analisis saham teknik sedangkan Investor yang ingin berinvestasi
saham untuk jangka panjang wajib melakukan analisis fundamental dengan
mencari tahu mengenai apa saja yang berkaitan dengan saham dan perusahaan
yang menerbitkannya dan informasi lain yang sensitif terhadap saham sebagai
bahan analisa fundamental saham.
Analis Fundamental merupakan salah satu tools analisis yang menekankan
pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran sehingga
menjadi dasar dari pergerakan harga. Dalam analisis fundamental ini, biasanya
selalu berkaitan dengan karakteristik komoditi dan faktor-faktor ekonomi.Oleh
sebab itu, pelaku pasar membutuhkan suatu metode serta informasi yang
1
memadai, informasi dan instrumen pengelolaan risiko yang responsif dan relevan
untuk mengelola risiko pasar secara cepat dan terukur. Di sisi lain, dengan
menggunakan analisa fundamental yang memiliki kompleksitas lebih tinggi
dibandingkan dengan analisa jenis lain, namun analisa ini adalah cara yang paling
efektif untuk mengetahui ke arah mana harga akan bergerak.
Analisa fundamental juga mengajarkan kita untuk melihat segala
permasalahan dari sudut pandang yang luas, sebab analisa ini mengacu pada
indikator-indikator atau faktor-faktor global suatu negara/wilayah, seperti: kondisi
perekonomian, kebijakan moneter, kebijakan politik, keadaan geopolitis, dan lain
sebagainya, sehingga dapat mempertajam wawasan dan pola pikir ke depan.
Pengamatan atau analisa fundamental ini bertujuan untuk memahami
keadaan ekonomi suatu negara/wilayah tertentu yang nantinya dapat dijadikan
sebagai alat bantu dalam memprediksi pergerakan suatu harga komoditi,
valas/forex, kontrak berjangka (futures contract), indeks dan beberapa instrumen
keuangan lainnya.
A. ANALISA FUNDAMENTAL
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan.Teknis ini menitik beratkan pada rasio
finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.Sebagian pakar berpendapat teknik
analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham
perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.
Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu analisis
ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan.
Analisis Ekonomi
Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung maupun
investasi tidak langsung. Investasi aktiva langsung dapat dilakukan dengan
2
pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Sedangkan investasi tidak
langsung dilakukan dengan membeli saham (surat-surat berharga) dari perusahaan
investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Dari ketiga analisis tersebut,
secara umum bahwa untuk menganalisis dan menilai harga saham dapat
dilakukan dengan memperhatikan kondisi ekonomi atau kondisi pasar yang
terdiri dari variabel makroekonomi maupun kondisi spesifik perusahaan.
Indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan
merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri.
Indikator yang berupa Informasi-informasi kondisi makro ekonomi diperlukan
investor untuk melakukan investasi. Kondisi makro ekonomi secara keseluruhan
akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat, pengusaha dan investor.
Kondisi makro ekonomi yang baik akan menciptakan iklim investasi yang baik.
Beberapa variabel ekonomi nasional yang biasanya digunakan adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi yang biasanya dilihat dari Produk Domestik Bruto,
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah, IHSG, index
kesejahateraan masyarakat.
Analisis ekonomi perlu dilakukan karena adanya kecenderungan hubungan
yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dengan kinerja
suatu pasar modal. Perubahan kinerja pasar modal akan mencerminkan apa yang
terjadi pada perubahan perekonomian makro. Perubahan kinerja pasar modal tidak
bisa dipisahkan dengan perubahan yang terjadi pada prospek yang berbagai
perusahaan yang ada di pasar yang selanjutnya bisa mempengaruhi aliran kas
yang bisa diperoleh dari suatu perusahaan di masa datang. Dengan demikian, jika
ingin mengestimasi aliran kas, bunga atau premi risiko dari suatu sekuritas maka
kita harus mempertimbangkan analisis ekonomi makro.
Kondisi ekonomi seperti ekonomi resesi, naiknya suku bunga, dan turunnya
harga saham memberikan pengaruh pada keputusan-keputusan investasi yang
akan diambil oleh para pemilik modal. Apabila kondisi perekonomian
mempengaruhi kondisi pasar, maka pada gilirannya kondisi pasar
3
akanmempengaruhi para pemilik modal. Apabila pasar membaik atau memburuk,
umumnya saham-saham juga akan berpengaruh dengan arah yang sama. Selain
terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pemodal, kondisi pasar juga
mempengaruhi krmampuan memperoleh laba dari perusahaan.disamping
berpengaruh terhadap kondisi perusahaan, kondisi perekonomian juga
mempengaruhi kondisi industri.Proxy yang dapat digunakan dalam analisis
ekonomi ini adalah IHSG dan LQ45.
Untuk menganalisis dan menilai harga saham dapat dilakukan dengan
memperhatikan kondisi ekonomi atau kondisi pasar yang terdiri dari variabel
makroekonomi maupun kondisi spesifik perusahaan. Analisis ekonomi perlu
dilakukan karena adanya kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang
terjadi pada lingkungan ekonomi makro dengan kinerja suatu pasar modal.
Perubahan kinerja pasar modal akan mencerminkan apa yang terjadi pada
perubahan perekonomian makro. Kondisi makro ekonomi secara keseluruhan
akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat, pengusaha dan investor.
Kondisi makro ekonomi yang baik akan menciptakan iklim investasi yang baik.
Dengan demikian, sebelum melakukan investasi sebaiknya kita perlu untuk
memperhatikan tingkat pertumbuhan ekonomi.Dimana indikator ekonomi adalah
salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari
keseluruhan faktor fundamental itu sendiri.Indikator yang berupa Informasi-
informasi kondisi makro ekonomi diperlukan investor untuk melakukan investasi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam analilis ekonomi ini diantaranya
adalah memperkirakan kondisi ekonomi dan melihat indikator moneter.Sebagian
besar pemilik modal ingin memprakirakan perubahan di pasar keuangan. Tidak
hanya mereka ingin mengetahui bagaimana arah perkembangan pasar saat ini,
tetapi mereka juga ingin mengetahui bagaimana arah perkembangan pasar di masa
yang akan datang. Meskipun demikian, tidaklah tepat kalau pemodal berharap
dapat memperkirakan secara tepat kondisi pasar di masa yang akan datang. Hal
tersebut tidak mungkin dilakukan secara konsisten. Yang lebih munkin dilakukan
adalah memperkirakan gejala-gejala perekonomian di masa yang akan datang
4
untuk memperkirakan gerakan pasar, dan berapa lama perubahan tersebut
mungkin akan terjadi.
Selain itu kebijakan moneter juga dianggap memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap perekonomian dan harga saham.untuk itu para pemilik modal juga
harus memiliki pengetahuan yang baik akan variabel-variabel moneter.
Karena kondisi pasar merefleksikan kondisi ekonomi, maka perubahan
kondisi ekonomi tentunya akan tercermin pada kondisi pasar. Akan tetapi,
terkadang sering dijumpai dalam suatu periode tertentu kegiatan ekonominya
tidak memiliki pola, dari kondisi yang buruk, membaik, dan mencapai puncak,
setelah itu memburuk, mencapai kondisi paling buruk, membaik lagi (recovery),
dan kembali ke puncak lagi, demikian seterusnya.
Faktor ekonomi terhadap masing-masing kelompok industri saham
mempunyai pengaruh derajat berbeda-beda. Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
kelompok industri saham terbagi menjadi sembilan sektor, yaitu :
1. pertanian,
2. pertambangan,
3. industri dasar dan kimia,
4. aneka industri,
5. industri barang konsumsi,
6. properti dan real estat,
7. infrastruktur,
8. keuangan,
9. perdagangan, jasa, dan investasi.
Untuk melihat karakteristik kelompok perusahaan yang terkait dengan risiko
dan peluang keuntungan kelompok industri saham maka diperlukan analisis
industri. Ada berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh para investor dalam
menghadapi peluang dari karakteristik kelompok perusahaan tersebut, yaitu
strategi ofensif, konservatif, dan defensif.
Dalam strategi ofensif terkait dengan pemilihan kelompok saham progresif
dengan peluang keuntungan tinggi namun berderajat risiko tinggi pula. Strategi
tersebut tepat dilakukan terhadap kelompok saham dengan pertumbuhan sektor
5
tinggi. Pada sektor itu di antaranya saham kelompok subsektor teknologi,
investasi, otomotif, dan saham perusahaan yang sensitif terhadap siklus atau
subsektor pertanian.
Strategi konservatif berhubungan dengan kelompok saham proporsional
dengan derajat peluang keuntungan sedang dan risiko moderat. Strategi tersebut
tepat dilakukan terhadap kelompok saham dengan pertumbuhan sektor yang
perusahaannya cenderung menghasilkan pendapatan tetap, misalnya subsektor
telekomunikasi dan rokok.
Sedangkan, strategi defensif tepat diterapkan pada kelompok saham degresif
dengan derajat peluang keuntungan dan penerimaan risiko rendah. Tergabung
pada sektor itu, misalnya, subsektor pertambangan dan perdagangan.
Dalam melakukan analisis industri langkah pertama yang dapat dilakukan
adalah dengan mengidentifikasikan tahap kehidupan produknya. Tahap ini
bermaksud untuk mengenali apakah industri tempat perusahaan beroperasi
merupakan industri yang masih akan berkembang cepat, sudah stabil, ataukah
sudah menurun. Langkah berikutnya adalah menganalisis industri dalam
kaitannya dengan ondisi perekonomian. Kangkah ketiga adalah analisis kuantitatif
terhadap industri tersebut, yang dimaksudkan untuk membantu pemilik modal
menilai prospek industri di masa yang akan datang.
Siklus Kehidupan Industri :
1. Tahap Pertumbuhan
Ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang relatif masih tinggi, meskipun
risiko sudah tidak setinggi pada saat perkenalan.Karena tingginya pertumbuhan
penjualan, laba yang diperoleh mungkin tidak cukup untuk memebiayai
ekspansi yang diperlukan.
2. Tahap Kedewasaan
Pertumbuhan penjualan masih terjadi, tetapi sudah dalam tingkatan yang lebih
rendah daripada tahap pertumbuhan.Umumnya laba yang diperoleh cukup
untuk membiayai pertumbuhan usaha.
6
3. Tahap Penurunan
Pada tahap ini permintaan akan produk sudah mengalami penurunan, sehingga
pertumbuhan penjaulan menjadi negatif.
Fungsi dari analisis kondisi ekonomi, yaitu sebagai berikut :
1. Memperkirakan perubahan di dalam perekonomian atau pasar.
2. Penggunaan indikator moneter untuk memperkirakan kondisi pasar.
3. Kondisi ekonomi dan kondisi pasar.
4. Penggunaan model-model valuasi untuk memperkirakan kondisi pasar.
Tingkat pertumbuhan ekonomi biasanya dapat dilihat dari beberapa variabel
ekonomi nasional antara lain:
a. produk domestik bruto (PDB),
b. tingkat inflasi,
c. tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah.
Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam Analisis Fundamental
diantaranya:
1. Gross Domestic Product
Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun
oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/
periode tertentu. Pengertian lain dari PDB yang sering disebut juga Produk
nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh
penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/ berdomisili di dalam
negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu.
Kaitan dengan analisis sekuritas dan pertumbuhan investasi dapat
dijelaskan, pertama pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kedua, semakin baik tingkat
7
perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran
penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai
dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakatnya. Ketiga, dengan
adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang
memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk
disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat
berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal.
2. Tingkat inflasi
Inflasi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan
kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam suatu periode tertentu. Bagi sebuah
negara, keadaan perekonomian yang baik umumnya diwakili dengan tingkat
inflasi yang relatif rendah dan terkendali. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah
satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan
PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai PDB dan PNB riil merupakan
indikator yang sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan
peluang dan resiko investasinya di mancanegara.
Seorang Trader akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan
tingkat inflasi. Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah
dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Kebijakan
peningkatan tingkat suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar dan
mengendalikan tingkat inflasi. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu
indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat GDP dan
GNP ke dalam nilai sebenarnya. Nilai GDP dan GNP merupakan indikator yang
sangat penting bagi seorang Trader dalam membandingkan peluang dan resiko
investasinya di luar negeri. Beberapa indikator untuk mengetahui tingkat inflasi:
Producer Price Index (PPI), adalah indeks yang mengukur rata-rata
perubahan harga yang diterima oleh produsen domestik untuk setiap output yang
dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari
8
berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan dan
pertanian.
Consumer Price Index (CPI), digunakan untuk mengukur rata-rata
perubahan harga eceran dan sekelompok barang dan jasa tertentu. Kedua indeks
tersebut, CPI dan PPI, digunakan Trader sebagai indikator untuk mengukur
tingkat inflasi yang terjadi. Seorang Trader tidak dapat berharap bahwa Bank
Sentral akan menaikkan tingkat suku bunga apabila salah satu indikator
memberikan sinyal kuat tentang adanya inflasi maupun menurunkan suku bunga
untuk keadaan sebaliknya. Sebagai contoh, dampak Perang Teluk 1991 memicu
naiknya harga minyak bumi sehingga indeks CPI di Amerika Serikat juga naik.
Namun karena peningkatan indeks CPI itu tidak berlangsung lama, maka Bank
Sentral Amerika Serikat tidak mengambil tindakan apa pun.
Bagi sebuah negara, keadaan perekonomian yang baik umumnya diwakili
dengan tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali.Penggunaan tingkat
inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk
mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya.Nilai PDB
dan PNB riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang investor
dalam membandingkan peluang dan resiko investasinya di mancanegara.
3. Tingkat suku bunga
Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan
melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga
merupakan ukuran keuntungan investasi yang dapat diperoleh oleh investor dan
juga merupakan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menggunakan dana dari investor. Hubungan antara tingkat bunga dengan
pergerakan harga saham adalah berlawanan. Apabila terjadi kenaikan tingkat suku
bunga, maka pergerakan harga saham akan menurun, sebaliknya apabila terjadi
penurunan tingkat suku bunga, maka harga saham akan naik (Bodie, et.al., 2002)
Semakin tinggi tingkat bunga perbankan, akan menyebabkan investor
mengalihkan investasinya pada investasi di perbankan, obligasi atau aset-aset
keuangan berpendapatan tetap. Karena investor mengurangi portofolio saham
9
dengan melepas saham maka supplay saham di bursa saham atau pasar modal
meningkat dan selanjutnya akan menyebabkan penurunan harga saham tersebut.
Dari berbagai faktor ekonomi, untuk saat ini suku bunga merupakan faktor
kunci terhadap perkembangan Bursa Efek Jakarta. Pada tingkat suku bunga seperti
sekarang ini, merupakan level yang sudah cukup menarik bagi investor untuk
menanamkan modalnya pada investasi yang menghasilkan bunga. Dilihat dari segi
risiko relatif kecil, tetapi hasilnya yang berupa bunga sudah cukup menarik untuk
dinikmati. Jika suku bunga naik lagi maka akan cenderung terjadi pengalihan
investasi dari bursa efek kepada alternatif investasi yang menghasilkan bunga.
Menariknya investasi dalam bursa saham juga didorong oleh rendahnya suku
bunga penyimpanan di perbankan. Suku bunga penyimpanan tersebut dapat dilihat
dari dua aspek, yaitu nominal dan riil. Suku bunga penyimpanan nominal adalah
suku bunga penyimpanan per tahun yang dipublikasikan oleh bank-bank setiap
harinya, sedangkan suku bunga penyimpanan riil adalah suku bunga nominal
dikurangi dengan laju inflasi pada saat yang bersangkutan.
Secara teoretis, apabila suku bunga penyimpanan riil di suatu negara
mengalami penurunan, maka investasi di bursa saham menjadi lebih menarik
karena investor cenderung untuk mencari tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarwono (2003) menunjukkan bahwa
tingkat suku bunga merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap harga
saham. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Okty, (2002)
yang menyebutkan bahwa faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar
terhadap harga saham adalah tingkat suku bunga dan inflasiHasil penelitian
empiris tentang pengaruh suku bunga terhadap IHSG dalam kurun waktu tahun
2003 sampai 2004 di BEJ, terdapat bukti yang signifikan bahwa suku bunga
berpengaruh negatif terhadap IHSG. Semakin tinggi kenaikan suku bunga berarti
akan semakin melemahkan kinerja BEJ. Angka sensitivitasnya sekitar 0,5 berarti
jika suku bunga naik 1% maka indeks harga saham gabungan akan turun 0,5%.
Sebaliknya jika suku bunga turun sebesar 1% maka IHSG akan naik sebesar 0,5%.
Perubahan lebih lanjut dari suku bunga merupakan faktor kunci yang perlu
10
diwaspadai. Dengan mengacu hasil penelitian dengan angka sensitivitas 0,5, maka
jika sampai terjadi suku bunga naik lagi dari 12% menjadi 13% maka cenderung
akan terjadi penurunan kinerja bursa efek atau penurunan IHSG kembali posisi
menuju 950-an. Namun demikian jika suku bunga membaik atau turun kembali
dari 12% ke posisi 11% atau lebih rendah lagi, maka IHSG akan naik kembali
menuju posisi 1.100 atau lebih tinggi lagi.
Analisis Industri
A. Konsep dasar Industri dan klasifikasinya:
Industri terdiri dari kelompok perusahaan yang terlibat dalam memproduksi
atau menangani produk yang sama atau dalam memberikan layanan yang sama. Analisis
industri biasanya dilakukan setelah melakukan analis ekonomi.Dalam analisis industri
seorang investor mencoba untuk memperbandingkan kinerja dari berbagai industri,
untuk dapat mengetahui jenis industri yang memberikan prospek paling bagus dalam
masa yang telah ditentukan. Setelah dilakukan analisis industri akan didapatkan
informasi mengenai kelompok industri yang akan dibentuk dan diyakini akan
memberikan peluang yang paling menjanjikan. Pemahaman kita mengenai industri atau
sekelompok industri seperti industri tekstil, industri bahan makanan, dan mungkin juga
industri jasa seperti perbankan, industri jasa transportasi, industri jasa konsultansi dan
lain sebagainya.Masalah pengelompokan industri menjadi semakinrumit ketika
berhadapan dengan banyak perusahaan yang mempunyai sekian banyak ragam lini
bisnis. Berikut beberapa pengklasifikasian industri di beberapa negara:
Keterangan Dasar sistem Klasifikasi
SIC(Standard
Industrial
Classification)
Sebuah klasifikasi
perusahaan
berdasarkan apa
yang mereka
hasilkan
menggunakan data
sensus
Analis
menggunakan kode
SIC bisa fokus pada
kegiatan ekonomi di
luar negeri, atau
sebagai spesifik,
cara yang
Kode SIC dibantu
secara signifikan
dalam membawa
untuk masalah
klasifikasi industri
dengan
menyediakan secara
11
diinginkan. konsisten untuk
menggambarkan
industri dan
perusahaan.
NAICS (North
American Indistry
Classification
Sebuah sistem
klasifikasi
perusahaan yang
menggunakan
produksi
berorientasi
kerangka
konseptual.
Perusahaan
diklasifikasikan ke
dalam industri
berdasarkan
terutama mereka
yang terlibat
NAICS
menggunakan enam
digit sistem hirarki
untuk
mengklasifikasikan
semua kegiatan
ekonomi dalam 20
sektor industri yang
menyediakan
fleksibilitas relatif
lebih besar untuk
kode SIC.
GICS (Global
Industry
Classification
Standard)
Menyediakan satu
set terus menerus
lengkap sektor dan
industri definisi
global yang
menggunakan
sepuluh sektor
ekonomi.
Sistem ini
dimaksudkan untuk
mengklasifikasikan
perusahaan di
seluruh dunia dan
sudah termasuk
kelompok 25.000+
companies.
Sistem ini membagi
segala sesuatu ke
dalam 10 sektor
ekonomi, dalam ada
24 industri
pengelompokan, 64
industri dan 139
subindustri.
12
B. Arti penting analisis industri
Adapun peranan analisis industry bagi para investor adalah sebagai alat
untuk membantu investor dalam mengidentifikasikan peluang-peluang investasi,
sebelum mereka menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan di
kemudian hari. Hal ini dikarenakan dalam analisis industri akan memberikan
informasi mengenai karakteristik-karakteristik resiko dan return mengenai
berbagai macam industri.
C. Menganalisa Industri
Industri mempunyai Daur hidup tersendiri yang merupakan tahap evolusi suatu
industri dari perintis ke stabilisasi dan penurunan.
Dalam tahapan ini dapat diestimasi besarnya penjualan suatu industri yang
diawali tahap:
Tahap permulaan, sebagai awal perkembangan industri
pertumbuhan penjualan sangat kecil, dengan tingkat biaya yang sangat
besar untuk promosi dan biaya pengembangan produk yang diyakini
mempunyai prospek baik untuk masa depan.
Tahap pertumbuhan, setelah dikenalnya produk oleh masyarakat
maka pertumbuhan penjualan akan cepat dengan banyaknya permintaan
13
pada industri yang bersangkutan. Keuntungan perusahaan akan tinggi. Hal
ini diprediksi karena persaingan untuk produk tersebut belum ketat.
Pertumbuhan ekonomi pada tahap ini cenderung lebih besar.
Tahap kedewasaan, mulai munculnya persaingan maka penjualan
akan menurun. Dampaknya keuntungan perusahaan akan menuju pada
tingkat keuntungan yang normal. Pertumbuhan industri ekonomi sedikit
lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara umum.
Tahap stabil, merupakan tahap yang paling panjang dalam daur
hidup industri. Pertumbuhan industri cenderung sama dengan
pertumbuhan ekonomi secara umum di mana industri tersebut berada.
Meskipun penjualan terkait dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya
pertumbuhan penjualan masing-masing perusahaan secara individual
dalam suatu industri akan berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung
kemampuan manajerial dari masing-masing perusahaan.
Tahap penurunan, tingkat penjualan dan keuntungan industri
semakin menurun. Pada tahap ini biasanya investor mulai mencari
alternatif industri lain yang lebih menguntungkan. Pertumbuhan industri
pada tahap ini akan jauh di bawah pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
D. Aspek kualitatif analisis industri
1. Historical Performances
Investor seharusnya mengetahui bagaimana histori penjualan,
pertumbuhan laba dan harga. Meskipun masa lalu tidak dapat menentukan
bagiamana kinerja ke depan suatu industri, namun hal tersebut masih dapat
memberikan suatu informasi yang berguna.
2. Kompetisi atau persaingan
Persaingan dalam suatu industri akan semakin meningkat jika terdapat
banyak perusahaan yang ukurannya relatif sama bersaing dalam industri
tersebut. Persaingan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan
14
biaya tetap, serta hambatan untuk keluar dari industri. Tingginya biaya
tetap akan mendorong peningkatan persaingan karena dengan tingginya
biaya tetap akan mengharuskan perusahaan untuk memproduksi dengan
kapasitas penuh. Hal itu akan membuat penawaran di pasar akan semakin
meningkat yang kemudian akan menyebabkan harga barang semakin
menurun, sehingga persaingan akan semakin ketat. Terdapat lima faktor
yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri tersebut
adalah:
a. ancaman adanya pemain baru
b. daya tawar (bargaining power) pembeli
c. persaingan diantara pemain yang ada
d. ancaman adanya barang atau jasa substitusi
e. daya tawar (bargaining power) pemasok.
a. Ancaman pemain baru.
15
Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah pesaing yang sedikit,
investor juga perlu mengidentifikasi perusahaanperusahaan yang potensial
menjadi pemain baru dalam industri. Besarnya ancaman pemain baru ini
akan dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan masuk dalam suatu
industri, seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah, dan harga
barang yang relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi. Jika
hambatan masuk suatu industri relatif tinggi maka kemungkinan adanya
pemain baru yang masuk dalam industri tersebut akan semakin kecil.
b. Ancaman adanya produk substitusi.
Produk substitusi akan membatasi profit potensial suatu industri karena
barang subtitusi akan memunculkan alternatif bagi produk perusahaan.
Dalam kondisi seperti ini, kemampuan perusahaan untuk menentukan
harga produk akan semakin berkurang, karena dibatasi adanya produk
substitusi. Artinya, jika harga produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen
bisa saja berpindah ke produk substitusi yang ditawarkan di pasar.
c. Bargaining power pembeli.
Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa mempengaruhi profitabilitas
industri. Hal ini terjadi jika konsumen dapat menawar harga atau meminta
kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan pilihan dari produk yang
diberikan oleh pesaing lain. Bila jumlah konsumen lebih banyak dari
jumlah industrinya maka bargaining power konsumen akan rendah.
Sebaliknya jika jumlah industri lebih banyak dari konsumen maka
bargaining power konsumen akan besar.
d. Bargaining power pemasok.
Pemasok dapat mempengaruhi return industri di masa yang datang karena
mereka mempunyai kekuatan untuk menentukan harga dan kualitas dari
produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah industrinya, maka pemasok memiliki bargaining power yang besar.
16
Begitu juga sebaliknya, jika pemasok lebih banyak dari industrinya maka
bargaining power pemasok akan berkurang.
3. Pengaruh pemerintah
Peraturan dan tindakan pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap industri. Investor harus mengetahui pengaruh nya terhadap
investasinya lebih awal agar dapat ditindaklanjuti kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin akan terjadi.
4. Perubahan struktur ekonomi
E. Penggunaan analisis insustri:
1. Untuk merotasi investasi pada sektor industri.
Seperti misalnya sektor industri A sudah mulai menjadi pilihan investasi
yang sangat diminati, para investor tidak hanya berhenti di satu dan hanya
fokus pada industri tersebut. Para investor harus segera mencari sektor
industri lainnya yang akan dijadikan tempat investasi keduanya, maka
ketika momen sektor industri yang pertama sudah mulai kurang diminati
dan turun, dia bisa segera memindahkan investasinya ke sektor yang
lainnya yang lebih menguntungkan.
2. Untuk mengevaluasi industri di masa yang akan datang.
Proes evaluasi ini untuk mengetahui industri apakah yang nantinya
akan meguntungkan untuk diinvestasikan di masa yang akan datang. Juga
mengenai Industri manakah yang akan mengalami kesulitan di masa yang
akan datang.
3. Untuk dilakukan analisis siklus industri.
Suatu siklus industri diawali dengan muncul lalu tumbuh, berada
dimasa puncak , stabil dan kemudian mengalami penurunan.Dengan
melakukan analisis industri investor dapat menentukan kapan dia harus
berinvestasi pada saat awal, saat tumbuh, atau kapan dia akan menarik
17
investasinya yaitu pada saat industri mengalami penurunan.
4. Investasi jangka pendek.
Menentukan industri apakah yang memiliki prospek bagus
sehingga akan diinvestasikan untuk tahun yang akan datang.
Analisis Perusahaan
Analisis perusahaan dalam analisis fundamental bertujuan untuk
mengetahui industri yang paling berprospek dan paling menguntungkan, hal ini
dapat dilihat dari laporan keuangannya. Dengan menggunakan laporan
keuangan investor akan dapat menghitung berapa besar pertumbuhan earning
yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan.
Laporan keuangan terdiri atas:
a. Neraca (Balance Sheet)
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
c. Laporan Laba Ditahan (Statement of Retained Earning)
d. Laporan Aliran Kas (Statement of Cash Flows)
Neraca (Balance Sheet)
Informasi yang dicari analis dari neraca adalah:
Sumber-sumber keuangan yang digunakan untuk mencapai aktiva
perusahaan:
a) Dana jangka panjang, yang diinvestasikan kreditur, pemegang saham
tertentu, dan pemegang saham biasa.
b) Dana jangka pendek yang disediakan oleh bank, dokumen-dokumen
komersial, kreditur dagang, dan sebagainya.
Berdasarkan informasi di atas, investor dapat menghitung proporsi modal
investasi yang diberikan oleh kreditur, pemegang saham prefen, dan
pemegang saham umum. Pada perhitungan ini nilai pari biasanya digunakan
untuk persediaan umum, seperti total kapitalisasi umum pada pasar (jumlah
saham dikali nilai pasar)
18
Kekuatan modal pekerjaan perusahaan yang bersangkutan sebagaimana
ditunjukkan oleh berbagai variasi rasio pekerjaan. Rasio tersebut
menandakan bahwa prakiraan kemampuan perusahaan dicocokkan dengan
kepemilikan terakhir, yang diharapkan dibayar dengan aktiva lancar.
Aktiva perusahaan yang menandakan sumber-sumber pendapatan
perusahaan dan sikap modal yang diinvestasikan, seperti menyediakan dasar
untuk memperkirakan total aktiva dan bauran aktiva yang mendukung
tingkat operasi yang diharapkan.
Data untuk sebuah analisis neraca digabungkan dengan analis laporan laba
rugi.
Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Analisis saham mencari informasi dari laporan laba rugi untuk menjawab
pertanyaan berikut:
Apa dasar pendapatan sebenarnya yang bertindak sebagai titik permulaan
untuk menggerakkan proyeksi masa depannya.
Bagaimana perusahaan tersebut bertindak selama periode yang panjang
(biasanya menggunakan data 10 tahun) dan periode terakhir? Faktor apa
saja yang mempengaruhi pendapatan dan biaya/bebannya?
Apakah perkembangan pendapatan konsisten ataukah perusahaan tersebut
sedang merosot? Apakah pola pendapatan dari tahun ke tahun signifikan?
Jika ya apa yang menyebabkannya?
Bagaimana perkembangan pendapatan perusahaan dianalisis, dibandingkan
dengan aspek industri di mana perusahaan tersebut berkecimpung?
Bagaimana perusahaan tersebut dibandingkan dengan kompetitornya?
Apakah perusahaan tersebut terlihat mempunyai kontrol keuangan yang
baik?
Bagi investor, informasi laba yang diperoleh perusahaan dapat dijadikan dasar
untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan. Beberapa ukuran yang
umumnya digunakan adalah Return on Equity (ROE) yang menunjukkan
19
seberapa besar nilai kembalian dari modal sendiri yang ditanamkan di
perusahaan, atau Earning per Share (EPS) untuk menilai seberapa besar
earning yang akan diperoleh dari setiap saham yang dimiliki investor.
Laporan Laba Ditahan (Statement of Retained Earning)
Perhitungan laba ditahan adalah laba bersih dikurangi deviden yang
dibagikan.Laba ditahan diinvestasikan kembali dengan harapan peningkatan
laba perusahaan pada tahun mendatang. Semakin besar laba ditahan perusahaan
akan semakin besar aset perusahaan, dan dapat dikatakan perusahaan tersebut
“sehat”.
Laporan ini digunakan investor untuk menilai usulan kebijakan manajemen
perusahaan mengenai dividen.
Laporan Aliran Kas (Statement of Cash Flows)
Laporan aliran kas merupakan laporan yang memuat aliran kas masuk (cash
inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow) dari tiga sumber aktivitas utama
perusahaan, yaitu
operasional perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan aliran kas dari operasional harian perusahaan untuk
melunasi utang, pembiayaan operasional perusahaan, termasuk
didalamnya pembayaran dividen untuk pemegang saham,
investasi, merupakan aliran kas masuk dan keluar yang berkaitan
dengan investasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dimasa datang,
dan aktivitas finansial merupakan aliran kas masuk yang berasal dari
penerbitan saham baru ataupun penerbitan surat utang oleh perusahaan
20
Analisis Profitabilitas Perusahaan
Pada tingkat perusahaan, EPS adalah puncak dari beberapa faktor penting
yang terjadi di dalam perusahaan.Variabel akuntansi dapat digunakan untuk
menjelaskan factor ini yang menentukan dengan menganalisis rasio
keuangan.Menjelaskan analisis komponen EPS untuk mencoba untuk menentukan
apakah dan mengapa profitabilitas perusahaan meningkat atau menurun.
Earning per Share (EPS)
EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan yang
diperoleh investor atau pemegang saham per saham, Rumus :
EPS = keuntungan bersih/jumlah saham beredar
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan.
Biasanya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kuartal yang sama
pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat
keuntungan perusahaan. Dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk
memperkirakan kenaikan atau penurunan harga saham suatu perusahaan di
bursa saham.
Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham
karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
Analisis Return On Equity (ROE)
Return on Equity Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan.
Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap
tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.
Rumus ROE adalah :
ROE= ROA x Leverage
Leverage = Total assets / stockholder’s equity
Analisis Return On Assets (ROA)
21
Return on asset (ROA): mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA = Net Income Mergin x turnover
Net Income margin = Net Income Sales / Sales
Turnover = Sales / total assets
The P/E Ratio
Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam
analisis saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah rasio harga per
lembar saham saat ini (Current Price) terhadap laba bersih (Earning)
perusahaan.Rasio PER menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih.Semakin kecil PER berarti kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba semakin bagus.
Dengan mengetahui PER sebuah perusahaan, maka pihak manajemen
dapat menetapkan pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) berdasarkan
informasi mengenai laba perusahaan dari rasio PER. Rumus perhitungan PER
atau P/E Ratio:
Harga Per Lembar Saham (Current Price)
Laba Per Lembar Saham (EPS)
Secara Fundamental, PER biasanya digunakan oleh para investor untuk
mengukur tingkat kewajaran harga saham.Dalam kaitannya dengan kebijakan
dividen yang dibuat perusahaan, “PER adalah ukuran tingkat harga pasar per
saham terhadap laba per saham.PER menunjukan jumlah rupiah yang harus
dibayar investor untuk setiap 1 rupiah laba periode berjalan.Maka semakin tinggi
PER, semakin banyak mereka membayar, sehingga semakin besar pula
pendapatan yang mereka harapkan”.
22
The PEG Ratio
Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG
ratio)
PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS
Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah
dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio
pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan
EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah
21.5/37.3=0.576.
ANALISIS RASIO KEUANGAN
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut Keown (1999:91) merupakan alat untuk
membantu mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan
keuangan perusahaan. Rasio keuangan memberikan dua cara untuk
membuat perbandingan dari data perusahaan menjadi lebih berarti: (1)
dapat meneliti rasio antar waktu unruk meneliti arah pergerakannya;
dan (2) dapat membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan
perusahaan lain.
Menurut Djarwanto (1984:123) rasio dalam laporan keuangan
adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur
dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antar unsur
tersebut dinyatakan dalam betuk matematis sederhana. Sedangkan Van
Horne (2005:201) menyatakan bahwa rasio keuangan adalah suatu alat
yang sering digunakan selama pemeriksaan.
23
Dapat disimpulkan berdasarkan beberapa pengertian diatas,
bahwa rasio keuangan adalah sebuah analisis penilaian sebuah
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan untuk mengetahui
kekuatan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan untuk
melanjutkan kelangsungan operasionalnya.
b. Tujuan Analisis Rasio Kenuangan
Menurut Keown (1999:92) tujuan analisis rasio keuangan adalah
untuk mengetahui seberapa jauh likuiditas perusahaan, untuk
mengetahui kemampuan manajemen perusahaan untuk menghasilkan
laba operasi yang cukup atas aktiva perusahaan yang ada, untuk
mengetahui bagaimana perusahaan mendanai aktivanya, dan untuk
mengetahui tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkan para
pemegang saham.
Sedangkan menurut Prastowo (2002:76) tujuan analisis rasio
keuangan adalah untuk menilai efektifitas keputusan yang telah
diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas
usahanya.
Dengan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio
keuangan memiliki tujuan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para investor dan
kreditor untuk menentukan keputusan dalam berinvestasi dan kredit.
Rasio keuangan dapat dijadikan pihak manajemen perusahaan
untuk menilai apakah kinerja perusahaan sudah sesuai dengan yang
telah direncanakan di awal periode, sehingga bisa dilakukan evaluasi
dan dapat pula dijadikan bahan pertimbangan unruk melakukan
langkah-langkah korektif untuk memperbaiki kinerja perusahaan di
masa mendatang.
c. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Hanafi(2004:37) rasio-rasio keuangan yang umumnya
digunakan pada dasarnya terdiri atas :
24
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas (liquidity ratio) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah :
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka pendek.Current ratio juga sering digunakan sebagai
ukuran likuiditas suatu perusahaan.
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current
ratioyang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya
hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi
atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
Aktiva Lancar
Current Ratio=
Utang Lancar
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini berfungsi sebagai pelengkap rasio lancar dalam
menganalisis likuiditas. Rasio ini sama dengan rasio lancar,
hanya saja rasio ini tidak meliputi persediaan yang diasumsikan
bagian aktiva lancar yang paling tidak likuid-sebagai angka
yang dibagi.
(Aktiva Lancar-Persediaan)
Quick Ratio =
Utang Lancar
25
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar utang
lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas.
Kas + Sekuritas yang dapat dipasarkan
Cash Ratio=
Utang Lancar
2. Rasio Leverage
Rasio Leverage digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas
suatu perusahaan.Rasio ini menjunukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya
perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi.
Rasio Leverage yang umum dugunakan adalah :
Rasio Utang (Debt Ratio)
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang
dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.
Total Utang
Debt Ratio =
Total Aktiva
Rasio Utang terhadap Ekuitas atau DER
(Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menggambarkan perrbandingan utang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan
modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Debt To Equity Ratio menunjukkan berapa
proporsi modal terhadap hutang yang dimiliki perusahaan.
Artinya semakin besar nilai Debt To Equity Ratio, semakin
besar pula hutang yang dimiliki perusahaan dibandingakan
dengan modal sendiri. Kreditor jangka panajang kebanyakan
menyukai Debt To Equity Ratio yang kecil. Makin kecil angka
26
rasio berarti semakin besar jumlah aktiva yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan dan makin besar penyangga risiko kreditor
(Prastowo,2005:1989)
Total Utang
DER =
Total Ekuitas
Rasio Laba terhadap Beban Bunga atau TIE
(Times Interest Earned)
Rasio ini disebut juga rasio penutupan (Coverage Ratio),
mengukur kemampuan peenuhan kewajiban bunga tahunan
dengan laba operasi (EBIT).
EBIT
TIE =
Beban Bunga
Rasio Penutupan Beban Tetap (Fixed
Charge Coverage)
Rasio ini mirip dengan rasio TIE, namun rasio ini lebih
lengkap karena dalam rasio ini diperhitungkan kewajiban
perusahaan seandainya perusahaan melakukan leasing (sewa
beli) aktiva dan memperoleh utang jangka panjang
berdasarkan kontrak sewa beli.
Laba Sebelum Pajak + Beban Bunga+ Kewajiban
FCC=
Beban Bunga + Kewajiban
3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada
pengendaliannya.
Rasio Aktivitas yang umum digunakan adalah :
27
Rasio Perputaran perusediaan (Inventory
Turnover)
Rasio perputaran perusahaan mengukur efisiensi pengelolaan
persediaan barang dagang.Rasio ini merupakan indikasi yang
cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol
modal yang ada pada persediaan.
Cost Of Goods Sold
Inventory Turnover Ratio (at cost) =
Average Inventory
Sales
Inventory Turnover Ratio (at market) =
Inventory
Periode Penagihan Rata-Rata (Average
Collection Period)
Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan
piutang perusahaan, rata-rata jangka waktu penagihan adalah
rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu
pebayaran setelah melakukan penjualan.
Piutang
Periode Penagihan Rata-Rata =
Penjualan per Hari
Rasio Perputaran Modal Kerja (Working
Capital Turnover)
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva
lancar atas kewajiban lancar.
Penjualan
Rasio Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja Bersih
Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset
Turnover)
28
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan
dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan
peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa
rupiah penjulan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap.
Penjualan
Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva Tetap
Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset
Turnover)
Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau
menggambarkan berapa rupiah penjualan atau
menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
bentuk harta perusahaan.
Penjualan
Rasio Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva
4. Rasio Profitabilitas (Rasio Kemampulabaan)
Rasio Kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang
efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran
tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.
Rasio Kemampulabaan yang umum digunakan adalah :
Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau
biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk berproduksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk berproduksi secara efisien.
Penjualan - Harga Pokok Penjualan
29
Margin Laba Kotor =
Penjualan
Marjin Laba Bersih (Net Profit Marjn)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap
penjualan
Laba Bersih
Margin Laba Bersih =
Penjualan
Daya Laba Dasar (Basic Earning Power)
Daya laba mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan
rentabilitas ekonomis perusahaan.
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Daya Laba Dasar =
Total Aktiva
Tinggi rendahnya rentablitas ekonomi tergantung dari :
a. Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba
usaha dan penjualan
EBIT
Operating Profit Margin=
Penjualan
b. Perputaran Aktiva (Assets Turnover), yaitu kecepatan
berputarnya total aktiva dalam suatu periode tertentu.
Penjualan
Total Asset Turnover =
Assets
Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau
ROA (Return on Assets)
Laba Bersih
30
ROA =
Total Aktiva
Hasil pengembalian Atas Ekuitas atau ROE
(Return on Equity)
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri (net work) secara efektif, mengukur
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik
modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Rasio ini
kerap kali digunakan oleh investor untuk mengetahui sejauh
mana tingkat profitabilitas suatu perusahaan karena semakin
besar nilai Return On Equity mengindikasikan semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Laba Bersih
Return On Equity=
Modal Saham
5. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio Penilaian adalah ukuran yang paling komprehensif untuk
menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut
mencerminkan kombinasi pengaruh risiko-risiko dan rasio hasil
pengembalian.
Rasio penilaian yang umum digunakan adalah :
Rasio Harga terhadap Laba atau PER (Price to Earning Ratio)
Harga Saham
PER =
Laba per Saham
Rasio Harga Pasar terhadap Nilai Buku (Market to Book Ratio)
Rasio ini menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap
manajemen dan organisasi dari perusahaan yangs sedang
berjalan.
Harga Pasar
31
Market to Book Ratio =
Laba Pasar per Saham
EPS (Earning per Share)
EPS menggambarkan perbandingan antara laba bersih
perusahaan setelah pajak (EAT) dengan jumlah saham yang
beredar.
Laba bersih setelah pajak (EAT)
EPS = ____________________________
Jumlah saham yang beredar
B. ANALISIS TEKNIKAL
Analisis Teknikal (technical analysis) adalah salah satu analisis atau
metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, valas,
kontrak berjangka (future contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan
lainnya.
Para analis teknikal melakukan penelitian yang mendasar terhadap pola
pergerakan harga komoditi yang berulang dan dapat diprediksi.Bahkan analisis
teknikal bisa juga diartikan sebagai suatu studi utama mengenai harga, termasuk
besarnya (volume) dan posisi terbuka (open interest).
Jadi pada intinya analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola
pergerakan harga di masa lampau dengan tujuan untuk meramalkan pergerakan
harga di masa yang akan datang. Analisis teknikal ini sering juga disebut dengan
chartist karena para analisisnya melakukan studi dengan menggunakan grafik
(chart), dimana mereka berharap dapat menemukan suatu pola pergerakan harga
sehingga mereka dapat mengeksploitasinya untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam analisis teknikal, memprediksikan pergerakan harga forex sama seperti
memprediksi pergerakan harga komoditi karena para analis hanya melihat faktor
grafik dan volume transaksi saja.
32
The Dow Theory
Dow Theory atau Teori Dow merupakan teori dasar dari teknikal
analis.Teori Dow pertama kali dipublikasikan oleh Charles H. Dow (1851-1902)
di 255 Wall Street Journal, beliau merupakan seorang wartawan sekaligus editor
dari Wall Street Jornal sekaligus pendiri Dow Jones and Company.Penelitian
pertama Dow dilakukan dengan membagi saham-saham di Wall Street menjadi 2
yaitu Industrial Index dan Trasportation Index. Dow mengatakan bahwa
perkembangan Industri pabrikasi otomatis akan diikuti pula oleh perkembangan
industri transportasi, karena pabrik membutuhkan transportasi untuk
mendistribusikan barang-barang hasil produksi.
Karena berangkat dari asumsi bahwa jika keuntungan di industri
transportasi meningkat maka secara tidak langsung menunjukan juga bahwa
produksi dari industri pabrikasi meningkat dan permintaan dari konsumen
meningkat pula yang pada akhirnya dapat mendorong pada pertumbuhan laba
masing-masing perusahaan.Secara global hal ini dapat digunakan untuk mengukur
tingkat perekonomian suatu negara.
Setelah Dow meninggal dunia ada beberapa orang yang ikut berperan
dalam mengembangkan Dow Theory berdasarkan tulisan yang di tulis oleh Dow,
mereka antara lain adalah:William P. Hamilton, Robert Rhea and E. George
Schaefer.Basic Tennets of Dow Theory:
1. The market has three movements
2. Trends have three phases
3. The stock market discounts all news
4. Stock market averages must confirm each other
5. Trends are confirmed by volume
6. The trend is assumed to be in effect until it give a definite signal
Poin-poin diatas digunakan sebagai dasar dalam ilmu Teknikal
analisis.Aturan-aturan yang dikemukakan Dow dan kemudian disempurnakan
oleh para penerusnya.
33
PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL
Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal,
yaitu :
1. Market Price Discounts Everything
Yaitu segala kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan gejolak pada bursa
valas secara keseluruhan atau harga mata uang suatu negara seperti faktor
ekonomi, politik fundamental dan termasuk juga kejadian-kejadian yang tidak
dapat diprediksi sebelumnya seperti adanya peperangan, gempa bumi dan lain
sebagainya akan tercermin pada harga pasar.
2. Price Moves in Trend
Yaitu harga valuta asing akan tetap bergerak dalam satu trend. Harga mulai
bergerak ke satu arah, turun atau naik. Trend ini akan berkelanjutan sampai
pergerakan harga melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan
bergerak ke arah yang berlawanan.
3. History Repeats It Self
Karena analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku
pasar, maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan untuk memprediksi
pergerakan harga di masa yang akan datang. Pola historis ini dapat terlihat dari
waktu ke waktu di grafik.Pola-pola ini mempunyai makna yang dapat
diinterprestasikan untuk memprediksi pergerakan harga.
Beberapa Indikator yang digunakan dalam Analisa Teknikal
Support & Resistance
Adalah tingkat ketahanan harga yang bergerak antara bullish (uptrend) dan
bearish (downtrend).Bullish mendorong harga-harga naik, dan bearish
menurunkannya.Penunjuk harga pada dasarnya bergerak menunjukkan sampai
seberapa jauh harga bergerak naik atau turun.
Support and Resistance Levels
34
Support adalah tingkat tahanan harga dibawah harga pasar saat itu, dimana
buying interest seharusnya bisa menguasai tekanan penjualan dan
mempertahankan harga agar tidak jatuh.
Resistance adalah tingkat tahanan harga diatas harga pasar saat itu, dimana
tekanan penjualan seharusnya cukup kuat untuk menguasai tekanan pembelian
dan mempertahankan agar tdak terlalu tinggi.
Ketika investor mengharapkan perubahan, seringkali mereka lakukan dengan
tiba-tiba. Catatan: breakout diatas level resistance disertai dengan peningkatan
yang signifikan di volume tersebut.
Perkembangan level support dan resistance kemungkinan merupakan kejadian
yang paling nyata dan terukur di chart harga. Penetrasi level support/resistance
bisa dipicu oleh perubahan fundamental diatas atau dibawah ekspektasi
investor (contohnya: perubahan pendapatan, manajemen, kompetisi dll.) atau
oleh self-fullfilling prophecy (investor melakukan pembelian saat harga naik).
Penyebabnya tidak sesignifikan seperti efek new expectations yang menuntun
pada level harga baru
Supply and demand
Tidak ada yang misterius mengenai support dan resistance: merupakan supply
dan demand klasik. Mengingat kembali class ‘Econ 101′, garis supply/demand
menunjukkan bahwa supply dan demand akan berada pada harga yang
diberikan
Garis supply menunjukkan quantity (seperti: jumlah saham) dimana penjual
akan melakukan aksi pada harga yang diberikan. Ketika harga naik, quantity
penjual juga meningkat saat itu sehingga banyak investor ingin menjual pada
harga tertinggi tersebut. Garis demand menunjukkan jumlah saham dimana
pembeli ingin membeli pada harga yang diberikan. Ketika harga naik, quantity
pembeli menurun saat itu sehingga sedikit investor yang mau membeli pada
harga yang tinggi
Pada harga yang diberikan, chart supply/demand menunjukkan berapa banyak
pembeli dan penjual.Di pasar terbuka, garis ini secara berkala berubah-
ubah.Ekspektasi investor dapat berubah dan juga harga yang ditunjukkan
35
antara pembeli dan penjual masuk akal. Breakout diatas level resistance
merupakan bukti upward shift pada garis permintaan dimana lebih banyak
pembeli ingin membeli pada harga tinggi. Sama dengan kegagalan support
level menunjukkan bahwa garis supply telah berubah downward
Fondasi dari perangkat technical analis berdasarkan konsep supply/demand.
Chart harga-harga untuk instrument financial memberikan kita penglihatan
yang lebih terhadap kegiatan ini.
Traders’ remorse
Mengikuti penetrasi level support/resistance, sangat umum bagi trader untuk
mempertanyakan level harga terbaru. Contohnya, setelah breakout diatas
resistance level, pembeli dan penjual bisa mempertanyakan validitas harga
baru dan memutuskan menjual. Hal ini menciptakan fenomena yang disebut
“traders remorse” dimana harga-harga kembali ke level support/resistance
mengikuti breakout harga.
Price action karena periode remorse adalah krusial.1 dari 2 hal bisa terjadi.
Apakah itu consensus dari ekspektasi dimana harga baru tidak bisa dijamin ,
dalam hal ini harga-harga akan bergerak mundur ke level sebelumnya; atau
investor akan menerima harga baru, dalam hal ini harga-harga akan terus
bergerak searah penetrasi. Jika mengikuti trader’s remorse, consensus
ekspektasi terhadap harga terbaru yang lebih tinggi tidak dijamin, “bull trap”
(atau false breakout) klasik tercipta.
Sentiment yang sama menciptakan bear trap. Harga-harga jatuh dibawah level
support sangat lama agar downtrend berkurang (atau sell short) dan kemudian
bounce back diatas level support meninggalkan downtrend.
Cara yang paling baik untuk quantify ekspektasi mengikuti breakout adalah
dengan mengasosiasikan volume dengan breakout harga. Jika harga-harga
menembus level support/resistance dengan peningkatan yang besar pada
volume dan periode trader’ remors relative low volume, hal ini menunjukkan
ekspektasi baru akan terjadi (minoritas investor akan salah bertindak).
Sebaliknya, jika breakout pada volume moderat dan periode “remorseful”
sedang dalam level peningkatan, hal ini menunjukkan sedikit sekali ekspektasi
36
investor berubah dan kembali ke ekspektasi aslinya.Resistance menjadi
support. Ketika level resistance berhasil ditembus, levelnya berubah menjadi
level support.
Resistance becomes support
Satu dari dua hal yang akan terjadi ketika harga instrument financial
mendekati level support/resistance. Di satu sisi, hal tersebut dapat bereaksi
sebagai reversal point. Dengan kata lain, ketika harga saham jatuh ke level
support, harga akan naik kembali. Sementara di sisi lain level
support/resistance akan bergerak balik saat penetrasi.
Contohnya, ketika harga pasar jatuh dibawah level support, level support
sebelumnya akan menjadi level resistance sementara pasar kemudian kembali
ke level sebelumnya
Strategi teknikalis
Analisa teknikal dapat diterapkan untuk keseluruhan pasar/industri tertentu
atau saham individu. Para teknikalis berusaha untuk mengalahkan pasar dan
mendapatkan keuntungan abnormal dengan menggunakan indikator teknikal.
Untuk itu ada dua strategi yang biasa digunakan para teknikalis yaitu mengikuti
pasar (follow the smart money view) dan berlawanan dengan pasar (contrarian
view).
Strategi mengikuti pasar mengasumsikan investor yang ada di pasar modal
pintar dan memahami apa yang mereka lakukan sehingga cukup bijak jika
teknikalis berperilaku ikut-ikutan (herding atau jump the bandwagon) selagi
masih ada waktu. Strategi ini bisa dibandingkan dengan hukum Newton dalam
fisika tentang kelembaman yang mengatakan bahwa benda yang sedang bergerak
cenderung untuk tetap bergerak. Penganut strategi ini akan membeli saham pada
saat harga sedang bergerak naik dengan harapan momentum naik ini akan
berlanjut di masa depan. Mereka akan berbalik arah dan menjual saham bila
sentimen pergerakan naik telah melemah atau selesai. Mereka berusaha
menerapkan strategi buy high and sell higher. Jangan takut untuk membeli saham
37
pada harga tinggi saat pasar bullish, jika kita dapat menjualnya lagi pada harga
yang lebih tinggi.
Strategi kontrarian, sebaliknya, berpendapat mayoritas investor saham
salah dan kita dapat memanfaatkan kesalahan ini dengan cara mengambil posisi
melawan pasar (kontra).
etika investor menunjukkan keserakahannya dalam membeli saham saat bullish,
pengikut kontrarian justru menunggu dan mencari saat yang tepat untuk menjual
saham. Kontrarian berusaha untuk menerapkan prinsip utama dalam berinvestasi
yaitu buy low sell high.
Saat pasar bearish dan harga saham sudah turun banyak karena investor
panik, investor kontrarian justru melakukan aksi beli. Kontrarian percaya pada
teori pantulan dan teori Newton yang lain yaitu gravitasi. Bahwa bola kenyal yang
dibanting ke bawah akan memantul ke atas dan what goes up must come down.
Tip dari saya, tentunya akan lebih mantap jika Anda memahami analisa
fundamental dan teknikal dengan baik sebelum berinvestasi saham langsung
MOVING AVERAGES
Moving averages adalah salah satu alat yang paling populer dan mudah
digunakan untuk para analis teknikal. Alat ini berfungsi untuk memuluskan satu
serial data dan memudahkan kita untuk memetakan tren, sesuatu yang khususnya
akan sangat membantu dalam pasar yang volatil. Dua jenis moving averages yang
paling populer adalah Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving
Average (EMA).
38
Daftar Pustaka
Jones, C. P. 2007. Investments: Analysis and Management, 10th edition. John
Wiley & Sons. (J).
www.Idx.co.id
Sartono, Agus. 1994. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Universitas GadjahMada. Yogyakarta.
http://akuntansipendidik.blogspot.com/2012/09/laporan-keuangan.html, diakses 5 Agustus 2014.
39