ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM...

188
ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Adisi Sharesia Rusena NIM : 1112081000107 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM...

Page 1: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

i

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM

SYARIAH DI INDONESIA

(Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Adisi Sharesia Rusena

NIM : 1112081000107

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM

SYARIAH DI INDONESIA

(Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Adisi Sharesia Rusena

NIM : 1112081000107

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Titi Dewi Warninda, M.Si

NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19731221 200501 2 002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 10 September 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa :

1. Nama : Adisi Sharesia Rusena

2. NIM : 1112081000107

3. Jurusan : Manajemen/MIPS

4. Judul Skripsi : Analisis Fundamental dan Teknikal Pada Saham Syariah

di Indonesia (Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk

dalam JII dan ISSI di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2015).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 September 2015

1. M. Hartana Iswandi Putra, M.Si

NIP.19680605 200801 1 023

2. Aini Masruroh, M.Si

NIP.

3. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (_____________________)

NIP. 19731221 200501 2 002 Penguji Ahli

Page 4: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 20 Oktober 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Adisi Sharesia Rusena

2. NIM : 1112081000107

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Fundamental dan Teknikal Pada Saham Syariah

di Indonesia (Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk

dalam JII dan ISSI di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2015).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Oktober 2015

Page 5: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Adisi Sharesia Rusena

NIM : 1112081000107

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau

tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, tenyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 24 September 2015

Yang menyatakan,

Adisi Sharesia Rusena

Page 6: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama : Adisi Sharesia Rusena

Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 7 Juli 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Danau Diatas Raya No.4 RT. 003/031

Perumnas 3, Karawaci, Tangerang

No. Telepon : 081218914749

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

1999 – 2005 : SD Islamic Village

2005 – 2008 : SMP Negeri 17 Tangerang

2008 – 2011 : SMA Negeri 5 Tangerang

2011 – 2013 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan Syariah

CEP – CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia

2012 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Sekretaris Umum OSIS SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2006

2. Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007

3. Koord. Pengembangan Pengetahuan & Keterampilan OSIS SMA Negeri 5

Tangerang periode 2008/2009

4. Sekretaris CSA (CCIT Student Association) CEP – CCIT FTUI periode

2012/2013

5. Koord. Akhwat Pengembangan Keilmuan Komisariat Daerah FEB LDK

Syahid periode 2014/2015

6. Biro Eksternal LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014/2015

7. Sekertaris Departemen Ekonomi Kreatif DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta periode 2015/2016

Pengalaman Kerja

Asisten Dosen dalam Program Pelatihan dan Pendidikan Web

Programming Kementerian Pertahanan RI

Page 7: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

vi

ABSTRACT

The aim of this researh was to understand the effect of the fundamental

and technical analysis on the stock of sharia in Indonesia, whether by combining

both forms of analysis can yield a more accurate prediction of the stock price

movement of sharia in Indonesia. The data used in this study are annual data

from 2011 to 2014. The sampling technique used in this research is purposive

sampling. Islamic stocks are selected as the object of study as many as 91 Islamic

stocks are still active and are always there for five years of research to be

analyzed as a sample. The total of the research sample reached to 364 financial

statements and annual report. This study uses panel data regression analysis

using Eviews 8.0 software, SPSS version 20.0 and Microsoft Excel 2010. The

dependent variable in this study is the share price of sharia, while the independent

variable is BVPS, PER, EPS, FEPS, the share price of the past and the two

variables dummy which is the trend of the stock price with the level of significance

is 5%. The results showed that the fundamental analysis that BVPS, EPS and

FEPS can give effect to the stock prices of sharia, while PER is not able to

influence the sharia stock prices. When integrated with the fundamental analysis

technical analysis, BVPS is no longer positive for stock prices. In the technical

analysis, only the stock price past that may impact the sharia stock price, while

two dummy variables which is the trend of stock prices do not impact the sharia

stock price.

Keywords: Sharia Stock Price, Technical Analysis, Fundamental Analysis.

Page 8: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

vii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh analisis

fundamental dan teknikal pada saham syariah di Indonesia, apakah dengan

menggabungkan kedua bentuk analisis ini dapat menghasilkan sebuah prediksi

yang lebih tepat terhadap pergerakan harga saham syariah di Indonesia. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan dari 2011 sampai 2014.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Saham syariah yang terpilih sebagai objek penelitian sebanyak 91 saham syariah

yang masih aktif dan selalu ada selama lima tahun penelitian untuk dianalisis

sebagai sampel. Total sampel penelitian adalah 364 laporan keuangan dan laporan

tahunan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan

menggunakan software Eviews 8.0, SPSS versi 20.0 dan Microsoft Excel 2010.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham syariah sedangkan

variabel independen adalah BVPS, PER, EPS, FEPS, harga saham masa lalu dan

dua variabel dummy yang merupakan tren harga saham dengan level signifikansi

sebesar 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis fundamental yaitu

BVPS, EPS dan FEPS dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham syariah,

sedangkan PER tidak dapat mempengaruhi harga saham syariah. Ketika analisis

fundamental terintegrasi dengan analisis teknikal, BVPS tidak lagi positif

terhadap harga saham. Pada analisis teknikal, hanya harga saham masa lalu yang

dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham syariah, sedangkan dua

variabel dummy yang merupakan tren harga saham tidak memberikan pengaruh

terhadap harga saham syariah.

Kata Kunci: Harga Saham Syariah, Analisis Teknikal, Analisis Fundamental.

Page 9: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada

hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Fundamental dan Teknikal Pada Saham Syariah di Indonesia

(Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2015)” dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan

yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas

kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini

banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun

materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Budi Ruseno dan Ibu Siti Rokayah yang

selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan

kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas.

Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera

menyelesaikan skripsi ini.

2. My Big Brother, Andika Sidagari Noviantara, S.Hum yang selalu

memberikan motivasi serta doa yang tulus selama ini.

3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr.

Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan

Mulazid, MH selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin,

Lc., MA selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

ix

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang

senantiasa ikhlas meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta

motivasinya yang begitu besar pada penulis.

5. Ibu Titi Dewi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen

sekaligus dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan

pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini

serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.

6. Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

7. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM yang telah banyak membantu dan

memberikan jalan bagi kami MIPS.

8. Bapak Dr.Suhendra, S.Ag, MM selaku Pembimbing Akademik yang telah

mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di FEB UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan

ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

10. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja

kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus

kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred,

Pak Ali, Bu Halimah, Pak Rahmat, Pak Bonik dan Pak Sofyan.

11. Sahabat-sahabatku yaitu Kartini, Nisa Ayu Wulandari, Nita Fitrianti, Desy

Ratna Pratiwi, Gerhana Ika Saraswati, Nadya Marsha Fitri Yulistia, Nidya

Utami Putri, Andinia Tazkia, Dwi Nurmaulidya, Gita Noor Azizah, Dwi

Rizqia, Muthia Rahmawati, Isnaini Munawaroh, Kirana Hardiyati, Syefira

Salsabilla dan MMG yang selalu mendukung, mendoakanku, memotivasi

dan menghibur selama proses menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan Manajemen Informasi Perbankan Syariah

angkatan 2012 sebagai angkatan pertama. Terimakasih atas rasa

kekeluargaan yang telah diberikan, dukungannya dan selalu ada dalam

suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan.

Maaf jika tidak dapat disebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa

cinta dan bangga penulis kepada kalian semua.

Page 11: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

x

13. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI angkatan 2011, terimakasih atas

dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan

langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

14. Keluarga besar LiSEnSi periode 2014/2015, keluarga besar Komda FEB

LDK Syahid periode 2014/2015 dan keluarga besar Dewan Eksekutif

Mahasiswa FEB periode 2015/2016. Yang telah memberikan pengalaman

dan pelajaran yang begitu berharga selama masa menjabat dan salama

masa perkuliahan yang menjadikan pribadi penulis lebih baik lagi dari

waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga.

15. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian

telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih

banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian

ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik

manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis

sendiri sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 24 September 2015

Penulis

(Adisi Sharesia Rusena)

Page 12: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14

A. Landasan Teori ........................................................................................... 14

1. Pasar Modal Syariah ............................................................................... 14

2. Jakarta Islamic Index (JII) ...................................................................... 19

3. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ................................................. 21

4. Saham (Ekuitas atau Shares) ................................................................. 22

a. Definisi Saham.................................................................................... 22

b. Saham Syariah .................................................................................... 24

5. Harga Saham .......................................................................................... 26

6. Analisis Fundamental ............................................................................. 27

a. Book Value Per Share (BVPS) ........................................................... 29

b. Price Earning Ratio (PER) .................................................................. 30

c. Earning Per Share (EPS).................................................................... 30

Page 13: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

xii

d. Forecast Earning Per Share (FEPS) .................................................. 31

7. Analisis Teknikal .................................................................................... 32

8. Integrasi Fundamental Dan Teknikal ..................................................... 33

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat....................... 35

C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 39

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 45

E. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 48

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 48

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 48

1. Populasi .................................................................................................. 48

2. Sampel .................................................................................................... 49

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 50

D. Metode Analisis ......................................................................................... 51

1. Analisis Data Panel ................................................................................ 51

a. Model Common Effect ........................................................................ 53

b. Model Fixed Effect ............................................................................. 54

c. Model Random Effect ......................................................................... 55

2. Tahapan Analisis Data ........................................................................... 56

a. Uji Chow ............................................................................................. 56

b. Uji Hausman ....................................................................................... 57

3. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ............................................................. 58

a. Uji Normalitas .................................................................................... 59

b. Uji Multikolinieritas ........................................................................... 60

c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 61

d. Uji Autokorelasi.................................................................................. 61

4. Pengujian Statistik .................................................................................. 62

a. Uji F .................................................................................................... 62

b. Uji t ..................................................................................................... 63

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 65

5. Analisis Model Regresi Data Panel ........................................................ 66

E. Operasional Variabel Penelitian................................................................. 71

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 74

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................................... 74

Page 14: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

xiii

1. Sejarah Jakarta Islamic Index (JII) ......................................................... 74

2. Sejarah dan Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ............... 75

3. Gambaran Umum Saham Syariah ..................................................................... 77

B. Deskripsi Data ....................................................................................................... 79

C. Analisis dan Pembahasan ...................................................................................... 83

1. Pengujian Model 1 Regresi Data Panel ............................................................ 83

2. Pengujian Model 2 Regresi Data Panel ............................................................ 90

3. Pengujian Model 3 Regresi Data Panel ............................................................ 96

4. Pengujian Model 4 Regresi Data Panel .......................................................... 102

5. Pengujian Model 5 Regresi Data Panel .......................................................... 108

6. Analisis Regresi Data Panel ............................................................................ 115

D. Interpretasi .......................................................................................................... 120

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .................................................... 130

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 130

B. Implikasi ............................................................................................................. 131

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 133

LAMPIRAN ....................................................................................................... 136

Page 15: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan Saham Syariah .............................................................................. 4

2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 46

4.1 Perkembangan ISSI Mei 2011 s.d Juli 2015 ..................................................... 76

Page 16: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan Kapitalisasi JII dan ISSI (Rp Miliar) ........................................... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 39

3.1 Operasional Variabel Penelitian....................................................................... 71

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................ 81

4.2 Uji Chow (Model 1) ......................................................................................... 83

4.3 Uji Hausman (Model 1) ................................................................................... 84

4.4 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 1) ............................ 85

4.5 Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 1) ............................................... 86

4.6 Output Uji F (Model 1) .................................................................................... 87

4.7 Output Uji t (Model 1) ..................................................................................... 88

4.8 Output Uji Adjusted R Square (Model 1) ........................................................ 90

4.9 Uji Chow (Model 2) ......................................................................................... 90

4.10 Uji Hausman (Model 2) ................................................................................... 91

4.11 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 2) ............................ 92

4.12 Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 2) ............................................... 93

4.13 Output Uji F (Model 2) .................................................................................... 93

4.14 Output Uji t (Model 2) ..................................................................................... 94

4.15 Output Uji Adjusted R Square (Model 2) ........................................................ 96

4.16 Uji Chow (Model 3) ......................................................................................... 96

4.17 Uji Hausman (Model 3) ................................................................................... 97

4.18 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 3) ............................ 98

4.19 Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 3) ............................................... 99

4.20 Output Uji F (Model 3) .................................................................................... 99

4.21 Output Uji t (Model 3) ................................................................................... 100

4.22 Output Uji Adjusted R Square (Model 3) ...................................................... 101

4.23 Uji Chow (Model 4) ....................................................................................... 102

4.24 Uji Hausman (Model 4) ................................................................................. 102

4.25 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 4) .......................... 103

Page 17: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

xvi

4.26 Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 4) ............................................ 104

4.27 Output Uji F (Model 4) ................................................................................. 105

4.28 Output Uji t (Model 4) .................................................................................. 106

4.29 Output Uji Adjusted R Square (Model 4) ..................................................... 108

4.30 Uji Chow (Model 5) ...................................................................................... 108

4.31 Uji Hausman (Model 5) ................................................................................ 109

4.32 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 5) ......................... 110

4.33 Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 5) ............................................ 111

4.34 Output Uji F (Model 5) ................................................................................. 111

4.35 Output Uji t (Model 5) .................................................................................. 112

4.36 Output Uji Adjusted R Square (Model 5) ..................................................... 114

4.37 Analisis Regresi Data Panel dengan Model Fixed Effect .............................. 116

4.38 Akaike Information Criterion (AIC) ............................................................... 128

Page 18: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1.1 Data Penelitian ........................................................................................... 136

1.2 Descriptive Statistics……………………………………………………...147

1.3 Output Hasil Pengujian Data Model 1 ....................................................... 146

1.4 Output Hasil Pengujian Data Model 2 ....................................................... 151

1.5 Output Hasil Pengujian Data Model 3 ....................................................... 156

1.6 Output Hasil Pengujian Data Model 4 ....................................................... 161

1.7 Output Hasil Pengujian Data Model 5 ....................................................... 166

Page 19: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Investasi sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang. Investasi

bertujuan mempersiapkan masa depan sedini mungkin untuk mengantisipasi

kejadian yang tidak terduga melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan

dengan kemampuan keuangan saat ini. Menurut Eko Pratomo (2007:14),

selain kebutuhan akan masa depan, seseorang melakukan investasi karena

dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal yang tidak terduga dalam hidup

ini (keterbatasan dana, kondisi kesehatan, musibah, kondisi pasar investasi)

dan laju inflasi yang tinggi. Namun dengan adanya alternatif investasi

seseorang dapat memenuhi kebutuhan masa depan, tentunya dengan

menentukan prioritas kebutuhan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan setiap individu, investasi

memudahkan perusahaan untuk mendapatkan dana liquid yang akan

digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, karena investasi pada

dasarnya bersifat likuid (mudah dirubah). Menurut Jugiyanto (2000:12)

kegiatan investasi adalah menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama

periode tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

dana atas nilai investasi awal yang bertujuan memaksimalkan return yang

diharapkan. Sedangka Mulyadi (2001:284) mendefinisikan investasi adalah

pengaitan sumber - sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba

dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan

Page 20: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

2

untuk selalu memperhatikan dana yang dimilikinya untuk kelangsungan

kegiatan operasional. Dari kegiatan operasional, perusahaan akan

mendapatkan keuntungan dan meningkatkan kualitas perusahaan. Dengan

begitu nilai perusahaan akan menjadi lebih maksimal, karena nilai perusahaan

merupakan ukuran keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat dipercaya oleh

para investor.

Pasar modal menjadi wadah untuk melakukan investasi. Dengan adanya

pasar modal maka pihak yang mempunyai kelebihan dana dapat

menginvestasikan dananya dengan mengharapkan imbalan. Sedangkan pihak

yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus

menunggu dana dari kegiatan operasional perusahaan (Ahmad Kamarudin,

2003:17).

Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan

investasi ekonomi dengan cara yang baik dan benar. Dalam melakukan

investasi tetap harus diperhatikan prinsip, etika, dan hukum ekonomi syariah.

Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi diantaranya adalah kegiatan ekonomi atas

dasar suka sama suka, berkeadilan dan tidak saling merugikan. Untuk

mengakomodasi kebutuhan investor yang berminat melakukan investasi yang

sesuai syariah, maka pada tanggal 3 Juli 2000, Bursa Efek Jakarta (BEJ)

bekerjasama dengan Danareksa Investment Management mengembangkan

indeks syariah atau Jakarta Islamic Index (JII). Indeks syariah merupakan

kumpulan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat

Islam. Saham – saham yang terdaftar dalam JII terdiri dari 30 saham terbaik

Page 21: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

3

yang telah lolos dari screening process yang dilakukan berdasar fatwa yang

dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional.

Selain JII, indeks syariah lainnya adalah Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) yang merupakan indeks saham syariah yang baru dibentuk

pada pertengahan mei 2011. Berbeda dengan JII yang dimana anggotanya

hanya 30 saham syariah terlikuid, ISSI merupakan indeks saham syariah yang

beranggotakan seluruh saham syariah yang dahulunya terdaftar di IHSG

bergabung dengan saham non syariah lainnya. Alasan yang melatarbelakangi

dibentuknya ISSI adalah untuk memisahkan antara saham syariah dengan

saham non syariah yang dahulunya disatukan didalam IHSG.

Pasar modal syariah (Islamic Stock Market) atau bursa efek syariah

adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan

mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum

muamalah Islamiyah (Abdul Hamid, 2009). Efek syariah yang telah

diterbitkan oleh perusahaan publik di pasar modal syariah diantaranya

obligasi, saham dan reksadana. Seacara umum, penerapan prinsip syariah

khususnya pada saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham yang

diterbitkan oleh masing-masing perusahaan. Saham menjadi halal jika saham

tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang yang halal dan dalam niat

pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi

(Ahmad Rodoni, 2009).

Page 22: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

4

Akan tetapi sampai saat ini tidak semua saham yang diperdagangkan di

Bursa Efek Indonesia sesuai dengan prinsip syariah. Hanya saham yang sesuai

prinsip syariah yang tergabung didalam saham syariah serta masuk dalam

Daftar Efek Syariah (DES) dan indeks syariah. Jika dilihat dari jumlah

penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, dengan jumlah penduduk

muslim sebanyak 207 juta jiwa atau mencapai 87,2% di akhir tahun 2010 dan

akan terus bertambah sebesar 1,2% setiap tahunnya, Indonesia memiliki

prospek investasi syariah yang menjanjikan. Didukung dengan prospek

pertumbuhan ekonomi dan pasar modal.

Pertumbuhan dan perkembangan saham syariah di Indonesia pada tahun

2008 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Saham Syariah

Sumber : OJK, Statistik Pasar Modal Syariah 2014

Terlihat pada Gambar 1.1 bahwa sampai tahun 2008 jumlah saham

syariah sebanyak 191 saham syariah. Kemudian terjadi peningkatan yang

tidak terlalu signifikan dari tahun ke tahun sampai tahun 2011 yang secara

kumulatif terdapat 253 saham syariah yang tercatat di pasar modal Indonesia.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Periode 1

Periode 2

Page 23: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

5

Pada tahun 2011 ke tahun 2012 setelah terbentuknya ISSI di tahun 2011

terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu naik sebesar 21,9% menjadi

322 saham syariah di tahun 2012. Jumlah saham syariah semakin meningkat

pada periode II di akhir Desember 2014, dimana jumlah saham syariah

sebanyak 334. Pertumbuhan dan perkembangan saham syariah juga didukung

dengan adanya peningkatan indeks syariah.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Kapitalisasi JII dan ISSI (Rp Miliar)

Tahun Jakarta Islamic Index

(JII)

Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI)

2011 1.414.983,81

1.968.091,37

2012 1.671.004,23

2.451.334,37

2013 1.672.099,91

2.557.846,77

2014 1.944.531,70

2.946.892,79

Sumber : OJK, Statistik Pasar Modal Syariah 2014

Pada tahun 2011 hingga tahun 2014 JII mengalami peningkatan sebesar

27,23% yaitu dari Rp 1.414 triliun di tahun 2011 menjadi Rp 1.944 triliun di

tahun 2014. Begitu juga dengan ISSI yang mengalami peningkatan dari tahun

2011 ke tahun 2014 sebesar 33,21% menjadi Rp 2.946 triliun di tahun 2014.

Kedua indeks syariah tersebut yang menjadi barometer kesehatan pasar modal

syariah. Selain itu, pesatnya perkembangan saham syariah tidak terlepas dari

kehadiran fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) No.80 tentang penerapan prinsip syariah dalam mekanisme

perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar reguler bursa efek. Dengan adanya

fatwa tersebut investor semakin yakin dan semakin banyak yang berminat

Page 24: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

6

untuk investasi dengan prinsip syariah di pasar modal, karena telah ada dasar

hukum atau fiqih yang kuat.

Meskipun sudah memiliki dasar hukum yang kuat, dalam malakukan

investasi setiap investor pasti akan dihadapkan pada realized return yang

berbeda dengan expected return yaitu perbedaan antara hasil yang diharapkan

dengan kenyataan yang merupakan risiko yang bersumber pada adanya suatu

ketidakpastian (Jogiyanto, 2000:107). Investor yang membeli saham atau

melakukan investasi mengharapkan untuk memperoleh return tinggi selama

berinvestasi dan meminimalkan resiko pada ketidakpastian. Maka investor

yang ingin melakukan investasi perlu melakukan perencanaan investasi yang

efektif, yang dimulai dari perhatian terhadap tingkat risiko dan return yang

seimbang dari setiap transaksi. Salah satunya dengan melakukan analisa

terhadap penilaian harga saham sebagai langkah mendasar.

Harga saham di bursa efek di tentukan menurut hukum permintaan dan

penawaran. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga

saham akan cenderung bergerak naik, sebaliknya semakin banyak orang-orang

yang akan menjual saham tersebut, maka harga saham cenderung akan

bergerak turun. Dengan demikian, investor dapat menganalisa hal tersebut

dengan dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisa, yaitu analisis

fundamental dan analisis teknikal. Bettman dkk. (2009) menyatakan bahwa

ada dua jenis analisis yang berbeda yang banyak digunakan, yang pertama

adalah fundamental dan lainnya adalah analisis teknikal. Kedua jenis analisis

tersebut berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sama, tetapi secara

alamiah keduanya sangat berbeda.

Page 25: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

7

Analisis fundamental merupakan cara menentukan nilai perusahaan

dengan melakukan analisa faktor-faktor terkait ekonomi, industri, dan

perusahaan. Menurut Ang (1997) analisis fundamental pada dasarnya adalah

bagaimana investor melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari

suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis

perusahaan (company analysis). Subramanyam (2010) meyatakan bahwa

bagian utama dari analisis fundamental adalah evaluasi atas posisi dan kinerja

keuangan perusahaan.

Analisis teknikal atau charting merupakan analisis dengan mencari pola

dari sejarah harga atau volume sebuah saham untuk memprediksi pergerakan

harga saham di masa depan (Subramanyam, 2010:11). Analisis teknikal

menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola tertentu dan

pola-pola yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan membandingkan

dengan hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga pola-pola tersebut

memberikan suatu indikasi terhadap pergerakan harga saham (Ang, 1997).

Analisis teknikal menegaskan bahwa perubahan harga saham terjadi

berdasarkan pola perilaku harga saham itu sendiri, sehingga harga cenderung

untuk terulang kembali.

Menurut Husnan (2003) bahwa kedua analisis fundamental dan teknikal

dapat dijadikan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, resiko

atau ketidakpastian, jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan

aktivitas investasi di pasar modal. Pada nyatanya analisis fundamental dan

teknikal akan mempengaruhi pergerakan harga saham. Kedua analisis tersebut

sudah digunakan sejak lama oleh para analis untuk dapat memperkirakan

Page 26: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

8

pergerakan harga saham dan keduanya seringkali digunakan secara

independen tanpa interaksi satu dengan lainnya Seperti yang dinyatakan oleh

Bettman dkk. (2009) bahwa analisis fundamental dan analisis teknikal

digunakan secara independen oleh sebagian analis pasar saham. Namun, ada

penelitian terdahulu yang mengintegrasikan kedua analisis tersebut menjadi

model tunggal yang kuat. Salah satu penelitian pernah dilakukan oleh Taylor

dan Allen (1992) yang menunjukkan sifat saling melengkapi antara analisis

fundamental dan teknikal. Didalam penelitiannya, mereka melakukan survei

ke lebih 400 dealer valuta asing di Pasar London pada tahun 1988 dengan

tingkat respon 60%. Hasilnya adalah bahwa 90% responden menggunakan

masukan dari analisis teknikal untuk mengambil keputusan dari perdagangan

mereka, dan 60% dari responden menilai bahwa analisis fundamental juga

memiliki peran yang penting. Dan hasilnya bahwa kedua analisa fundamental

dan teknikal memiliki sifat komplementer.

Dalam penelitiannya sendiri, Bettman dkk. (2009) melakukan

penggabungan analisis fundamental dan teknikal menjadi berbagai model

persamaan. Dalam penelitiannya tersebut terdapat lima model untuk

menganalisis kemampuan masing-masing variabel di korelasikan terhadap

harga saham sebagai variabel dependen. Sedangkan variabel independen yang

digunakan adalah terdiri dari faktor fundamental yaitu EPS (Earning Per

Share), FEPS (Forecasted Earning Per Share), BVPS (Book Value Per Share)

dan faktor teknikalnya adalah harga saham masa lalu dan dua variabel

momentum dummy. Dimana dalam hasil penelitiannya menunjukan bahwa

terdapat sifat saling melengkapi diantara analisis fundamental dan teknikal.

Page 27: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

9

Penelitian terbaru mengenai penggunaan analisis teknikal dan

fundamental untuk membentuk perkiraan pergerakan harga saham dilakukan

oleh Naveen Kumar (2014). Temuannya menunjukkan bahwa setidaknya 90%

dari pialang saham menggunakan analisis teknikal ketika membentuk suatu

pandangan pada satu atau lebih periode waktu. Jika melihat pada periode

waktu yang lebih singkat, penggunaan lebih bergantung pada analisis teknikal

dibandingkan dengan analisis fundamental, tetapi dalam jangka waktu yang

lama terjadi pergeseran yang meningkat ke penggunaan analisis fundamental.

Sebagian besar pialang saham melihat analisis teknikal merupakan pelengkap

dari analisis fundamental.

Terkait dengan analisis teknikal, Mohammad Omar Farooq dan Md.

Hasib Reza (2014) melakukan penelitian yang berjudul “: Applying technical

analysis from a comparative perspective”. Tujuan dari penelitian tersebut

adalah untuk menerapkan analisis teknikal untuk beberapa indeks Islam

terkemuka. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Dow

Jones Islamic Market US Index dapat ditingkatkan ketika analisis teknikal

diterapkan.

Penelitian lain tentang pengaruh antara faktor fundamental dan faktor

teknikal terhadap harga saham telah banyak dilakukan. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh Wijayanti (2010), menunjukan bahwa ROA, NIM, EPS, PER

dan Harga saham satu tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif secara

parsial terhadap harga saham. Abied Luthfi Safitri (2013) dalam penelitiannya

menujukan bahwa secara simultan EPS, PER, ROA, DER dan MVA

berpengaruh terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII tahun 2008-2011,

Page 28: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

10

dan secara parsial hanya EPS, PER dan MVA yang berpengaruh positif

signifikan terhadap Harga Saham sedangkan ROA dan DER tidak

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII tahun

2008-2011. Serta Danika, Noer dan Hendro (2014) dalam penelitiannya

menunjukan bahwa faktor Book Value per Share (BVS), Price to Book Value

(PBV), Debt to Equity Ratio (DER), tren harga saham, BI rate, harga minyak

dunia, dan kurs rupiah memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saham

sektor pertanian periode 2005-2011.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang terdiri dari lima model penilaian ekuitas yang

mengintegrasikan kedua jenis analisis. Integrasi tersebut digunakan untuk

mengenali kemampuan kedua analisis dalam memberikan penjelasan yang

kuat atau pengaruh yang lebih tinggi dalam menjelaskan harga saham.

Penelitian ini difokuskan pada suatu model penilaian ekuitas yang terdiri dari

faktor fundamental dan teknikal dan pengujian dari sifat pelengkap yang

dimiliki kedua analisis dalam menjelaskan pergerakan harga saham di

Indonesia.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor fundamental

yang terdiri rasio keuangan yaitu BVPS (Book Value Per Share), PER (Price

Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), FEPS (Forecasted Earning Per

Share), dan faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu dan juga dua variabel

momentum dummy (Dup dan Ddown) sebagai variabel independen. Sedangkan

variabel dependennya adalah harga saham syariah yang masuk dalam JII dan

ISSI di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011 – 2015. Sampel yang

Page 29: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

11

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 91 perusahaan saham syariah yang

konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index dan Indeks Saham Syariah

Indonesia salama periode 2011 – 2015.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FUNDAMENTAL DAN

TEKNIKAL PADA SAHAM SYARIAH DI INDONESIA (STUDI

EMPIRIS: PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM JII DAN ISSI DI

BURSA EFEK INDOENSIA TAHUN 2011-2015)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham syariah

yang tercatat dalam JII dan ISSI pada periode 2011–2015?

2. Bagaimana pengaruh faktor teknikal terhadap harga saham syariah yang

tercatat dalam JII dan ISSI pada periode 2011–2015?

3. Bagaimana pengaruh dari penggabungan faktor fundamental dan teknikal

terhadap harga saham syariah yang tercatat dalam JII dan ISSI pada

periode 2011–2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham syariah

yang tercatat dalam JII dan ISSI pada periode 2011–2015.

Page 30: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

12

2. Menganalisis pengaruh faktor teknikal terhadap harga saham syariah yang

tercatat dalam JII dan ISSI pada periode 2011–2015.

3. Menganalisis pengaruh dari penggabungan faktor fundamental dan

teknikal terhadap harga saham syariah yang tercatat dalam JII dan ISSI

pada periode 2011–2015.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi penulis

tentang analisis BVPS (Book Value Per Share), PER (Price Earning

Ratio), EPS (Earning Per Share), FEPS (Forecasted Earning Per

Share), dan harga saham masa lalu pada saham syariah di Indonesia

yang terjadi pada tahun 2011 sampai dengan 2015 baik secara

independen atau dependen.

2. Bagi akademisi penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

mengembangkan materi perkuliahan sebagai tambahan ilmu dari

realita yang ada.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi mengenai

saham syariah bagi penulis maupun bagi peneliti selanjutnya yang

tertarik untuk meneliti tentang saham syariah juga dapat dijadikan

bahan referensi tambahan.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi investor pasar modal penelitian ini diharapkan dapat menjadi

informasi tambahan terutama pada pasar modal syariah terkait dengan

produk saham syariah. Sehingga dapat dijadikan landasan dalam

Page 31: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

13

pengambilan keputusan terkait dengan investasi dalam bentuk saham

syariah.

2. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan investasi pada

setiap perusahaan saham syariah untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi terhadap

kinerjanya selama ini. Juga sebagai tambahan informasi bagi para

manajer dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan

utama perusahaan.

Page 32: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal Syariah

Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba,

maysir dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan dikalangan

umat Islam. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka

mengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan

investasi di pasar modal sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini berkenaan

dengan anggapan dikalangan sebagaian umat Islam sendiri bahwa

berinvestasi di pasar modal di satu sisi merupakan sesuatu yang tidak

diperbolehkan berdasarkan ajaran Islam, sementara disisi lain Indonesia

perlu memperhatikan dan menarik minat investor mancanegara untuk

berinvestasi di pasar modal Indonesia, terutama investor dari negara-

negara Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial.

Pengertian pasar modal secara umum merupakan tempat bertemunya

para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka

memperoleh modal. Penjual (emiten) dalam pasar modal merupakan

perusahaan yang membutuhkan modal, sehingga perusahaan berusaha

untuk menjual efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah

pihak yang ingin membeli modal diperusahaan yang menurut mereka

menguntungkan (Muhamad, 2014:487).

Definsi lain, pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk

Page 33: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

15

utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya.

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun

instansi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi

bagi para insvestor. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai

sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya (Sri

nurhayati & Wasilah, 2013).

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan

konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati

ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah. Pasar modal syariah

tidak hanya ada dan berkembang di Indonesia tetapi juga di negara-negara

lain, seperti negara Malaysia. Dengan latar belakang mayoritas penduduk

muslim, instrumen investasi di pasar modal juga bergerak memunculkan

produk-produk investasi berbasis syariah, ada saham syariah, obligasi

syariah, serta reksadana syariah. Penerapan prinsip-prinsip syariah dalam

kegiatan transaksi ekonomi pasar modal turut andil dalam pengembangan

instrumen tersebut. Prinsip-prinsip yang harus ditinggalkan itu seperti riba

dan perjudian.

Dari pengertian lain pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange)

adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan

mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum

muamalat Islamiyah. Pasar modal syariah dapat juga diartikan adalah

Page 34: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

16

pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah (Ahmad Rodoni :

2009).

Munculnya instrumen syariah di pasar modal Indonesia dipelopori oleh

PT Danareksa Asset Management yang menerbitkan reksadana syariah

pada 3 juli 1997 (Muhammad, 2014). Kemudian dalam website Bursa

Efek Indonesia dijelaskan bahwa pada 3 juli 2000, PT Danareksa

Investment Management bekerja sama dengan PT Bursa Efek Jakarta (kini

Bursa Efek Indonesia) memunculkan Jakarta Islamic Index (JII) yang bisa

dipergunakan sebagai acuan dalam menilai perkembangan harga saham

berbasis syariah. JII yang merupakan index harga saham berbasis syariah

terdiri dari 30 saham emiten yang dianggap telah memenuhi prinsip-

prinsip syariah.

Meski instrumen pasar modal syariah telah diperkenalkan sejak 1997,

namun secara formal, peluncuran pasar modal dengan prinsip-prinsip

syariah Islam dilakukan pada 14 maret 2003. Pada kesempatan itu

ditandatangani nota kesepahaman atau kerjasama antara Bapepam-LK

dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),

yang dilanjutkan dengan nota kesepahaman antara DSN-MUI dengan

kalangan SRO. Lalu lahir beberapa fatwa MUI tentang ketentuan

operasional pasar modal syarish hasil kerja sama dengan Bapepam-LK.

Diantaranya fatwa No 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman

pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah. Fatwa no 33/DSN-

MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah dan fatwa No 33/DSN-

MUI/IX.2002 tentang obligasi syariah mudharabah.

Page 35: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

17

Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir

kebutuhan umat Islam di indonesia yang ingin melakukan investasi di

produk-produk pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah.

Dengan semakin beragamnya sarana dan produk investasi di Indonesia,

diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif berinvestasi yang

dianggap sesuai dengan keinginannya, disamping investasi yang selama

ini sudah dikenal dan di sektor perbankan. Adapun fungsi dari keberadaan

pasar modal syariah menurut Metwally yang dikutip oleh Andri Soemitra

(2010) adalah sebagai berikut:

1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis

dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.

3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan lini produksinya.

4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada

harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal

konvensional.

5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja

kegiatan bisnis.

Menurut Shefrin dan Statman (1993) yang dikutip oleh Muhamad

(2014), karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal

syariah yang efisien, etik dan fair adalah sebagai berikut:

Page 36: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

18

1. Bebas dari pemaksaan

Menurut kaidah ini, investor memiliki hak untuk berinteraksi dan

bebas membuat kontrak juga berarti bahwa investor tidak boleh

dilarang dalam bertransaksi. Termasuk dalam kaidah ini adalah bahwa

investor berhak untuk mencapai informasi dan pada saat yang sama

tidak boleh ditekan untuk membuka rahasia tertentu.

2. Bebas dari salah interpretasi

Bahwa investor memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang

besar, sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi.

3. Hak untuk mendapatkan informasi yang sama

Bahwa seluruh investor memiliki akses yang sama untuk mendapatkan

satu set informasi yang khusus. Apabila satu pihak memiliki satu set

informasi maka harus dikemukakan kepada yang lain

4. Hak untuk memproses informasi yang sama

Dalam hal ini investor memiliki hak dan kemampuan yang sama untuk

memproses informasi, dimana tidak ada satu pihak yang dirugikan.

5. Bebas dari gejolak hati

Menurut kaidah ini, seluruh investor selayaknya terbebas dari berbuat

kesalahan karena kurang pengendalian diri.

6. Hak untuk bertransaksi pada harga yang efisien

Bahwa investor melakukan transaksi pada tingkat harga yang menurut

persepsinya efisien atau benar.

Page 37: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

19

7. Hak untuk memiliki kekuatan tawar-menawar yang sama

Bahwa dalam bertransaksi, investor memiliki kekuatan tawar-menawar

yang sama untuk negosiasi.

2. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks

saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga saham rata-

rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.

Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia

(dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Investment

Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000.

Pembentukan instrument syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar

Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14

Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di

Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek

Indonesia. Setiap periodenya, saham yang masuk dalam JII berjumlah 30

(tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari

dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.

Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan

investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan

memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam

untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapakan dapat

mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah

di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin

menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana

Page 38: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

20

ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam

memilih portofolio saham yang halal.

Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan

Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Sahan-saham yang akan masuk ke JII

harus melalui filter syariah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan

Pengawas Syariah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-

saham tersebut dapat masuk masuk ke JII:

1. Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang

tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2. Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba,

termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3. Usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan

memperdagangkan makanan/minuman yang haram.

4. Tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan

menyediakan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam JII harus melalui

beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu:

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3

bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah

tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva

maksimal sebesar 90%.

Page 39: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

21

3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-

rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu)

tahun terakhir.

4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-

rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.

3. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham

syariah yang baru dibentuk pada pertengahan Mei 2011. ISSI adalah

indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang

tercatat di BEI. Berbeda dengan JII yang dimana anggotanya hanya 30

saham syariah terlikuid, ISSI merupakan indeks saham syariah yang

beranggotakan seluruh saham syariah yang dahulunya terdaftar di IHSG

bergabung dengan saham non-syariah lainnya. Tujuan dibentuknya ISSI

adalah untuk memisahkan antara saham syariah dengan saham non-syariah

yang dahulunya disatukan didalam IHSG.

Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan

terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI

direview setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan Mei dan November

dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga

dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau

dihapuskan dari DES.

Pada tahun 2010 perhitungan ISSI belum dilakukan. Pada saat itu,

perhitungan indeks ISSI didapatkan secara manual dengan cara

mengurangkan IHSG dengan JII. Pada pertengahan tahun yang tepatnya

Page 40: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

22

tanggal 12 Mei 2011, perhitungan indeks ISSI resmi dilakukan. Metode

perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-rata tertimbang dari

kapitalisasi pasar dan tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan ISSI

adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007.

4. Saham (Ekuitas atau Shares)

a. Definisi Saham

Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas dengan

tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari

saham tersebut (Weston dan Copelend, 2004:56). Menurut Alwi (2003:33)

saham atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap

suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Saham juga berarti sebagai

tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan terbuka (Darmadji dan Fakhruddin, 2008).

Alwi (2003:33) membagi saham menjadi dua jenis, yaitu saham biasa

(common stock) dan saham preferen (preferred stock).

1. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang tidak mencantumkan nama pemilik

dan kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham

biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Saham biasa

menanggung risiko terbesar karena pemegang saham biasa menerima

dividen hanya setelah pemegang saham preferen dibayar dan memperoleh

dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, hak suara pada

RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan pada likuidasi

perusahaan, mempunyai hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan

Page 41: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

23

perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi, baik untuk para kreditur

maupun para pemegang saham preferen.

2. Saham Preferen (preferred stock)

Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk

mendapatkan dividen lebih dahulu dari saham biasa yang besarnya tetap.

Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a) Cumulative Preferred Stock

Memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang

sifatnya kumulatif dalam suatu presentasi atau jumlah tertentu.

Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak dibayar

sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun

berikutnya. Pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen

selalu didahulukan dari pemegang saham biasa.

b) Non Cumulative Preferred Stock

Pemegang saham jenis ini prioritas dalam pembagian dividen

sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak

bersifat kumulatif, yaitu dividen tahun-tahun sebelumnya yang

belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun berikutnya. Jadi jika

akan membagi dividen untuk pemegang saham biasa, kewajiban

yang ada hanyalah membayar dividen saham preferen untuk tahun

tersebut.

c) Participating Preferred Stock

Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap

seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk memperoleh

Page 42: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

24

bagian dividen tambahan setelah saham biasa memperoleh jumlah

dividen yang sama dengan jumlah tetap yang diperoleh saham

preferen.

d) Non-participating preffered stock, pemegang saham jenis ini setiap

tahunnya memperoleh dividen terbatas sebesar tarif dividennya.

e) Saham preferen convertible (convertible preferred stock)

Saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan surat

berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi penukaran saham

preferen dengan saham biasa.

b. Saham Syariah

Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang

memiliki karakteristik khusus dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan

usaha. Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN), saham syariah adalah

suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria

syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.

Adapun suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika

saham tersebut diterbitkan oleh:

a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam

anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan

Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.

b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran

dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak

bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria

sebagai berikut:

Page 43: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

25

1. kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu

tidak melakukan kegiatan usaha:

perjudian dan permainan yang tergolong judi;

perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan

barang/jasa;

perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;

bank berbasis bunga;

perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar)

dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;

memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau

menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),

barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)

yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa

yang merusak moral dan bersifat mudarat;

melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);

2. rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak

lebih dari 82%, dan

3. rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal

lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan

lainnya tidak lebih dari 10%.

Adapun prinsip-prinsip dasar saham syariah (Muhamad, 2014:488),

meliputi:

Page 44: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

26

a. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas

b. Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik

c. Tidak boleh ada perbedaan jenis saham, karena risiko harus

ditanggung oleh semua pihak

d. Prinsip bagi hasil laba rugi

e. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi

5. Harga Saham

Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga pasar. Harga pasar

merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena harga pasar

merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika

pasar bursa sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya

(closing price). Sehingga harga pasar inilah yang menyatakan naik turunya

suatu saham (Ang, 1997).

Dalam konsep Islam, prinsip harga ditentukan oleh keseimbangan

permintaan dan penawaran. Begitu juga pada harga sebuah saham sangat

dipengaruhi hukum permintaan dan penawaran. Harga suatu saham akan

cenderung naik apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan

cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran. Dapat dikatakan bahwa

semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga saham

akan cenderung bergerak naik, sebaliknya semakin banyak investor yang

akan menjual saham tersebut, maka harga saham cenderung akan bergerak

turun (Wijayanti, 2010).

Harga saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan yang

sangat cepat, hanya dalam hitungan menit, bahkan dalam hitungan detik.

Kondisi tersebut karena banyaknya pesanan investor yang diproses oleh

Page 45: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

27

floor trader ke dalam Jakarta Automated trading System (JATS). Dilantai

gedung Bursa Efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal komputer,

yang dapat digunakan floor trader dalam memproses pesanan yang

diterima dari investor (Khaerul Umam, 2013).

6. Analisis Fundamental

Menurut Ang (1997) analisis fundamental pada dasarnya adalah

bagaimana investor melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan

dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai

analisis perusahaan (company analysis). Menurut Husnan (2003) analisis

fundamental merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di masa

yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental

yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan

menerapkan hubungan vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham. Analisis fundamental lebih menekankan pada

penentuan nilai instrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis

yang bersifat fundamental, analisis perlu memahami variabel-variabel

yang mempengaruhi nilai instrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi

oleh investor, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar

sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham-saham

yang overprice maupun yang underprice. Karena banyak faktor yang

mempengaruhi harga saham maka beberapa tahapan analisis untuk

melakukan analisis fundamental yaitu :

Page 46: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

28

a) Analisis Ekonomi

Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan

pengaruh potensialnya terhadap hasil sekuritas. Foster G (1986)

dalam bukunya Husnan (2003:320) menunjukkan bahwa faktor

ekonomi mampu menjelaskan sekitar persen perubahan laba

perusahaan.

b) Analisis Industri

Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan

operasi dari suatu industri yang dapat digunakan untuk

memperkirakan prospek pertumbuhan industri perusahaan-

perusahaan di dalamnya serta prestasi saham-sahamnya.

c) Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan

Analisis ini menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan.

Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis laporan

keuangan.

Dalam penelitian ini, analisi fundamental yang akan digunakan

yaitu analisis spesifik perusahan. Sebelum melakukan investasi pada

saham, calon investor perlu melakukan analisis lebih mendalam terhadap

perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Salah satunya melalui analisis

fundamental perusahaan, dimana analisis tersebut menyangkut proyeksi

kondisi perusahaan dimasa depan, dengan memperhatikan kondisi

sekarang dan masa lalu. Analisis fundamental perusahaan merupakan ilmu

yang menjadi perhatian utama investor saham karena membeli saham

sebuah perusahaan pada hakikatnya adalah ikut memiliki perusahaan

Page 47: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

29

meski dalam batas proporsional jumlah saham yang dibeli. Faktor

Fundamental perusahaan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Book Value Per Share (BVPS)

Book Value Per Share (BVPS) merupakan salah satu rasio pasar

yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap

nilai bukunya (Ang, 1997). Menurut Jugiyanto (2000) nilai buku per

lembar saham, menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki

oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

Para pemegang saham perusahaan terbuka pada umumnya ingin

mengetahui berapa nilai buku per saham pada sebuah perusahaan.

Book Value Per Share (BVPS) ditunjukkan dengan perbandingan

antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil bagi dari

ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Angka

ini banyak digunakan oleh pemodal untuk menilai apakah harga saham

tersebut di pasar berbeda jauh dengan nilai buku per saham atau tidak

(Abi Hurairah dan Haryajid, 2012:285).

Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada

saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan

oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar

bursa. Semakin kecil nilai Book Value Per Share (BVPS) maka harga

dari suatu saham dianggap semakin murah (Budileksmana dan

Gunawan, 2003).

Rumus untuk mencari BVPS menurut Ang (1997) adalah:

BVPS =

Page 48: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

30

b. Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan satu ukuran untuk membandingkan nilai laba satu

perusahaan dengan perusahaan lain (Abi Hurairah dan Haryajid,

2012:286). Menurut Jogiyanto (2000:105), PER merupakan ukuran

untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada

saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham

melalui rasio-rasio keuangan seperti PER, dikarenakan adanya

keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang

layak dari suatu investasi saham. Semakin besar PER suatu saham

maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap

pendapatan bersih persaham. Jika dikatakan suatu saham

mempunyai PER 5 kali, berarti harga saham tersebut merupakan

kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan. Saham yang memiliki

PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena

saham tersebut memiliki harga yang semakin murah.

Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya PER menurut

Husnan (2003) adala :

PER =

c. Earning Per Share (EPS)

Earning per share adalah termasuk salah satu rasio pasar, menurut

Ang (1997), rasio pasar pada dasarnya mengukur kemampuan

manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui

Page 49: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

31

pengeluaran investasi. Rasio ini merupakan pengukuran yang paling

lengkap mengenai prestasi perusahaan dan berkaitan langsung dengan

tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang

saham (Ang, 1997). Kemudian Darmadji dan Fakhruddin (2008)

berpendapat bahwa EPS menggambarkan laba perusahaan yang

tergambar dalam setiap lembar saham.

Laba per saham (EPS) adalah alat yang baik untuk mengukur

kemampuan laba perusahaan daripada laba Absolute. Laba persaham

diperoleh dengan membagi laba berih dengan jumlah saham yang

beredar (Abi Hurairah dan Haryajid, 2012:281).

Formula untuk menghitung EPS menurut Husnan, 2003 adalah :

EPS =

d. Forecast Earning Per Share (FEPS)

Menurut Bettman dkk. (2009), FEPS adalah perkiraan pendapatan

atau laba per saham untuk perusahaan. FEPS yang digunakan adalah

berdasarkan konsensus prediksi laba per saham untuk perusahaan.

FEPS diperkirakan di bulan setelah rilis laba per saham untuk tahun

berikutnya. Perkiraan laba disesuaikan pada saat perubahan

kapitalisasi dan diumumkan di tengah bulan, meskipun tanggal yang

tepat selalu berubah. Dechow dkk. (1999) berpendapat laba yang

diperkirakan menawarkan informasi tambahan tentang prospek masa

depan perusahaan. Pengujian serupa di penelitian yang dilakukan oleh

Bettman dkk. (2009) menghasilkan bahwa Forecasting Earning Per

Page 50: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

32

Share menunjukkan lebih signifikan daripada Earning Per Share itu

sendiri. Tersedianya data konsensus FEPS di Indonesia disediakan

oleh penyedia database seperti Bloomberg. Di Amerika Serikat FEPS

telah tersedia dan diringkas dalam beberapa portal broker saham.

7. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data

atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran

suatu saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individual

maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis (Husnan,

2003). Menurut Ang (1997) analisis teknikal adalah analisis yang

menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola tertentu

dan pola-pola yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan

membandingkan dengan hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga

pola-pola tersebut memberikan suatu indikasi terhadap pergerakan harga

saham. Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar

modal dimasa yang akan datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Harga

saham masa lalu mempengaruhi harga saham sekarang yang mempunyai

pola tertentu dan berulang sehingga berpengaruh secara psikologis

terhadap investor dalam melakukan transaksi perdagangan (Husnan,

2003). Analisis teknikal berupaya untuk memperkirakan harga saham

(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut

(kondisi pasar) diwaktu lalu. Para penganut analisis ini menyatakan

bahwa:

Page 51: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

33

a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

b. Informasi tersebut ditunjukan oleh perubahan harga saham di waktu

lalu.

c. Karena perubahan harga saham mempunyai pola tertentu, maka pola

tersebut akan berulang.

Menurut Ahmad (2004) terdapat beberapa asumsi dasar tentang

analisis teknikal yang mempengaruhi harga saham:

a. Harga pasar ditentukan oleh penawaran dan permintaan.

b. Permintaan dan penawaran ditentukan oleh faktor yang rasional

maupun irasional.

c. Harga saham bergerak dalam tren terus menerus dan berlangsung

cukup lama, meskipun terdapat fluktuasi kecil yang terjadi.

d. Tren yang berubah disebabkan oleh penawaran dan permintaan.

e. Pergeseran permintaan dan penawaran dapat dideteksi secara cepat

maupun lambat dengan menggunakan chart transaksi.

f. Beberapa pola chart transaksi dapat berulang dengan sendirinya.

Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu dalam

memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh karena itu

informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi

pemodal untuk menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau dijual.

8. Integrasi Fundamental Dan Teknikal

Bettman dkk. (2009) mengatakan bahwa baik analisa fundamental

dan analisa teknikal digunakan secara mandiri oleh sebagian analis pasar

saham, tetapi ada sangat sedikit literatur yang mengintegrasikan langkah-

Page 52: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

34

langkah menjadi model tunggal yang kuat. Salah satu penelitian yang

dilakukan pada sifat saling melengkapi analisis fundamental dan teknis

dilakukan oleh Taylor dan Allen (1992). Dalam penelitian ini, mereka

melakukan survei ke lebih dari 400 dealer valuta asing utama di pasar

London pada tahun 1988 dengan tingkat respon 60%. Hasilnya adalah

bahwa 90% responden menggunakan masukan dari charting pada analisis

teknikal sementara untuk membentuk keputusan perdagangan mereka, dan

60% responden menilai grafik kurang penting dibandingkan analisa

fundamental. Akhirnya penelitian merasakan bahwa baik analisa

fundamental dan teknikal memiliki sifat yang saling melengkapi.

Penelitian terbaru mengenai analisis fundamental dan teknis

dilakukan oleh Oberlechner (2001) dengan 59% dari pedagang

menggunakan grafik, atau analisis teknikal, 17% dari para pedagang

menggunakan analisa fundamental, dan 23% pedagang beralih di antara

kedua jenis analisis.

Penelitian sebelumnya di Bettman dkk. (2009) mengusulkan model

yang mengintegrasikan analisis fundamental dan teknikal untuk

mengetahui potensi meningkatkan daya penjelas untuk harga di masa

depan. Model yang digunakan oleh Bettman dkk. (2009) terdiri dari tiga

faktor analisis fundamental dari Dechow dkk. (1999) dan juga dua variabel

momentum dummy dan harga masa lalu untuk faktor analisis teknikal

dengan hasil bahwa kekuatan penjelas meningkat dengan menerapkan

kedua analisa fundamental dan teknikal, terbukti dengan nyata Adjusted R2

Page 53: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

35

lebih tinggi dibandingkan dengan model dengan analisis fundamental atau

hanya teknis saja.

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

1. Book Value Per Share (BVPS) dengan Harga Saham Syariah

Penelitian yang dilakukan oleh Danika Reka Artha, dkk (2014)

menyimpulkan bahwa BVPS memberikan pengaruh signifikan terhadap

harga saham pada sektor pertanian di Indonesia. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Menike & Prabath (2014) yang

menunjukan bahwa ada hubungan positif antara BVPS dan harga saham di

Colombo Stock Exchange, China. Kedua kondisi tersebut konsisten

dengan Bettman dkk. (2009) yang menyatakan bahwa nilai buku sendiri

dapat memprediksi laba, sehingga nilai buku cukup untuk menentukan

nilai pasar. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa harga saham

bergantung pada BVPS.

2. Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham Syariah

Penelitian yang dilakukan oleh Abied Luthfi Safitri (2013) menunjukan

bahwa PER berpengaruh positif terhadap harga saham yang masuk dalam

kelompok JII. Penelitian lain juga dilakukan oleh Wijayanti (2010),

dimana hasil dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Price Earning

Ratio memiliki pengaruh positif terhadap harga saham perbankan di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pasar akan melihat kondisi

perusahaan yang memiliki nilai fundamental yang baik, karena dengan

nilai fundamental yang baik menunjukkan bahwa kinerja perusahaan juga

baik. Dengan kinerja perusahaan yang baik maka akan meningkatkan

Page 54: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

36

permintaan saham dan harga saham juga ikut meningkat. Artinya, saham

dengan PER tinggi bisa menunjukan bagusnya prospek suatu perusahaan

(Abi Hurairah dan Haryajid, 2012:287). Dengan begitu dapat disimpulkan

bahwa harga saham bergantung pada PER.

3. Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham Syariah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abied Luthfi Safitri

(2013) menunjukkan bahwa variabel tingkat laba per lembar saham atau

Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang positif signifikan

terhadap harga saham dalam kelompok JII tahun 2008-2011. Hal ini

didukung oleh penelitian lain yang telah banyak dilakukan oleh peneliti

yaitu Khurram Shehzad dan Aisha Ismail (2014), Menike & Prabath

(2014), Devi Arsetiyawati (2013), Wijayanti (2010) dan Danika Reka

Artha dkk (2008) yang menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh yang

positif terhadap harga saham. Dengan begitu nilai EPS yang meningkat

menunjukkan bahwa jumlah laba yang dibagikan kepada investor semakin

besar sehingga dengan meningkatnya EPS ini akan menarik investor untuk

membeli saham, dengan permintaan saham yang meningkat maka harga

saham perusahaan juga akan ikut meningkat. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa harga saham bergantung pada EPS.

4. Forecast Earning Per Share (FEPS) dengan Harga Saham Syariah

Penelitian yang telah dilakukan oleh Stephanus Remond Waworuntu dan

Hendra Suryanto (2011) pada saham di LQ45 menunjukkan bahwa

variabel FEPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Penelitian tersebut konsisten dengan pengujian yang dilakukan oleh

Page 55: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

37

Bettman dkk. (2009), yang membuat model penelitian untuk menguji sifat

saling melengkapi yang dimiliki analisis fundamental dan teknikal

terhadap pergerakan saham. Dimana hasil dari pengujiannya adalah bahwa

perkiraan EPS (Forecast Earning Per Share) memiliki hubungan yang

lebih signifikan terhadap harga saham daripada EPS itu sendiri. Ini juga

konsisten dengan Dechow dkk. (1999) yang juga menyatakan bahwa

penambahan perkiraan laba per saham dapat meningkatkan kekuatan

penjelas dari pada hanya menggunakan EPS. Dengan begitu Forecast

Earning Per Share akan menjadi eksplanator positif terhadap harga di

masa depan.

5. Harga Saham Masa Lalu dengan Harga Saham Syariah

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wulandari (2009) menyimpulkan

bahwa Harga Saham Masa Lalu mempunyai arah yang positif dan

mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham. Penelitian lain

juga dilakukan oleh Wijayanti (2010), dimana hasil dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa Harga Saham Satu Tahun Lalu memiliki pengaruh

positif terhadap harga saham perbankan di Indonesia. Pengakuan

kemampuan harga masa lalu dan pergerakannya untuk memprediksi nilai

masa depan adalah pertama kali ditulis pada Teori Dow, diterbitkan The

Wall Street Journal oleh Charles Dow, 1900-1902 yang ditulis oleh Szabo

(2004) pada penelitiannya Bettman dkk. (2009), yang secara implisit

menyatakan bahwa harga masa lalu dan pergerakannya bisa meramalkan

harga di masa depan. Karena pentingnya analisis teknikal dalam

kemampuannya untuk memprediksi harga masa depan. Sehingga dapat

Page 56: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

38

disimpulkan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh terhadap

pergerakan harga saham.

6. Dummy Up (Dup) dengan Harga Saham Syariah

Penggunaan variabel dummy adalah untuk mencerminkan sangat positif

atau negatif kondisi saham atau kondisi pasar, variabel Dup digunakan

untuk tren saham yang sangat positif (bullish) seperti yang digunakan

oleh Bettman dkk. (2009). Dalam studi Jegadeesh dan Titman (1993)

menyatakan bahwa keuntungan dari strategi tren menghasilkan kembali

konsistensi yang positif untuk setidaknya 60 tahun terakhir di Inggris dan

Amerika. Dan pada penelitian Jegadeesh dan Titman (2001), juga

menyatakan bahwa keuntungan penggunaan pergerakan tren juga telah

ditemukan di sebagian besar pasar maju seluruh dunia kecuali Jepang,

dengan bukti hasil statistik yang tidak signifikan dari variabel tren harga

terhadap saham di Jepang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Stephanus

Remond Waworuntu dan Hendra Suryanto (2011), menunjukan ada

pengaruh yang positif antara Dup dengan harga saham di Indonesia yang

tergabung dalam LQ45 pada tahun 2007-2009. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Dup berpengaruh positif terhadap harga saham.

7. Dummy Down (Ddown) dengan Harga Saham Syariah

Variabel Ddown digunakan untuk tren saham yang sangat negatif yang

mencerminkan tren saham dalam kadaan bearish (Bettman dkk., 2009).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Stephanus Remond Waworuntu dan

Hendra Suryanto (2011) yang menguji model penelitian dari analisis

fundamental dan teknikal dalam memberikan daya penjelas yang lebih

Page 57: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

39

unggul terhadap harga saham. Dimana dari hasil pengujian model teknikal

menunjukan variabel Ddown memiliki pengaruh yang negatif terhadap

harga saham di Indonesia yang tergabung dalam LQ45 pada tahun 2007-

2009. Hal tersebut karena variabel independen Ddown harus memiliki efek

negatif ketika ada di model penelitiannya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Ddown berpengaruh negatif terhadap harga saham.

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang

lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode waktu

yang digunakan dan penentuan sampel berbeda maka terdapat banyak hal

yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling

melengkapi. Berikut ringkasan beberapa penelitian:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No

Judul

Penelitian/

Peneliti/

Tahun

Variabel dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Analisis

Fundamental,

Teknikal,

dan

Makroekono

mi Harga

Saham

Sektor

Pertanian.

(Danika

Reka Artha,

Noer Azam

1. Menggunakan

variabel

independen EPS

dan BVS dan

variabel

dependen harga

saham

2. Menggunakan

Analisis Model

Regresi Panel

1. Tidak

menggunakan

variabel NPM,

ROA, OPM dan

ROE sebagai

variabel

independen.

2. Menggunakan

PER, FEPS,

Harga saham

masa lalu dan

Hubungan antara

variabel NPM,

EPS, ROA, BVS,

OPM, ROE dengan

harga saham

mempunyai

hubungan yang

positif, sedangkan

hubungan antara

DER dengan harga

saham adalah

Page 58: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

40

Achsani,

Hendro

Sasongko,

2008)

tren harga saham

sebagai variabel

independen

negatif.

2. Analisis

Variabel-

Variabel

Fundamental

dan Teknikal

Terhadap

Harga Saham

(Studi Pada

Industri

Tekstil yang

Go Public di

BEJ).

(Dwi

Wulandari,

2009)

Menggunakan

variabel harga

saham masa lalu

sebagai variabel

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

1. Menggantikan

variabel

independen ROI,

DPR, Inflasi,

Suku bunga

deposito, Jumlah

uang beredar,

Kurs Rupiah,

Volume

Penjualan Saham

dengan BVPS,

PER, EPS, FEPS

dan tren harga

saham.

2.Tidak

menggunakanAn

alisis Regresi

Linier Berganda,

tetapi Regresi

Data Panel

Variabel ROI,

DPR, CR, Tingkat

Inflasi, Tingkat

Suku Bunga

Deposito, Jumlah

Uang Beredar, Kurs

Rupiah Terhadap

Dollar Amerika,

Volume Penjualan

Saham, Harga

Saham Masa Lalu

secara simultan

mempunyai

pengaruh terhadap

harga saham.

Dan dari model

analisis regresi, ada

dua variabel yang

mempunyai

pengaruh nyata

secara parsial

terhadap harga

saham, yaitu

Jumlah Uang

Beredar dan Harga

Saham Masa Lalu.

Variabel Jumlah

Uang Beredar

mempunyai arah

yang negatif

sedangkan Harga

Saham Masa Lalu

mempunyai arah

yang positif dan

mempunyai

pengaruh yang

dominan.

3. Fundamental

and

Technical

Analysis:

Substitutes or

1. Menggunakan

EPS, FEPS,

BVPS, harga

saham masa lalu

dan dua variabel

1. Menambahkan

variabel PER

sebagai variabel

independen

Variabel

independen yang

digunakan adalah

terdiri dari faktor

fundamental yaitu

Page 59: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

41

Compliments

?

(Jenni L.

Bettman

dkk., 2009)

dummy yang

merupakan tren

harga saham

sebagai variabel

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

2. Menggunakan

5 model

persamaan

penilaian ekuitas

2.Tidak

menggunakanAn

alisis Regresi

Linier Berganda,

tetapi Regresi

Data Panel

EPS (Earning Per

Share), FEPS

(Forecasted

Earning Per

Share), BVPS

(Book Value Per

Share) dan faktor

teknikal yaitu harga

terdahulu dan dua

variabel momentum

dummy. Dimana

dalam hasil

penelitiannya

menunjukan bahwa

terdapat sifat saling

melengkapi

diantara analisis

fundamental dan

teknikal.

4. Analisis

Kinerja

Keuangan

dan Harga

Saham

Perbankan di

Bursa Efek

Indonesia

(BEI).

(Wijayanti,

2010)

Menggunakan

variabel EPS

PER, harga

saham masa lalu

sebagai variabel

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

1. Menggantikan

variabel

independen

ROA, NIM,

CAR, NPL, LDR

dengan BVPS,

FEPS dan tren

harga saham.

2.Tidak

menggunakanAn

alisis Regresi

Linier Berganda,

tetapi Regresi

Data Panel

Variabel ROA,

NIM, EPS, PER

dan harga saham

masa lalu satu

tahun berpengaruh

terhadap harga

saham. Namun

variabel ROA dan

NIM memiliki

pengaruh yang

negatif terhadap

harga saham.

Sedangkan variabel

CAR, NPL, LDR,

dan Tren saham

masa lalu dua tahun

tidak berpengaruh

terhadap harga

saham.

5. The

Complement

ary Nature

Of

Fundamental

And Tehnical

Analysis (Stephanus

Remond

1. Menggunakan

EPS, FEPS,

BVPS, harga

saham masa lalu

dan dua variabel

dummy yang

merupakan tren

harga saham

sebagai variabel

1. Menambahkan

variabel PER

sebagai variabel

independen

2.Tidak

menggunakan

Analisis Regresi

Linier Berganda,

Hasil penelitian ini

menyimpulkan

bahwa di pasar

saham Indonesia,

analisis teknikal

mengambil peran

yang lebih besar

dalam menentukan

harga masa depan

Page 60: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

42

Waworuntu

dan Hendra

Suryanto,

2011)

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

2. Menggunakan

5 model

persamaan

penilaian ekuitas

tetapi Regresi

Data Panel

dari pada analisis

fundamental saja.

Mengintegrasikan

analisis

fundamental dan

teknikal dalam

model penelitian

akan memberikan

daya penjelas lebih

unggul dari analisa

fundamental atau

teknikal saja. Hal

ini ditunjukkan

oleh tingginya

Adjusted R2 dari

model.

6. Pengaruh

EPS, PER,

ROA, DER

dan MVA

terhadap

harga saham

dalam

kelompok

Jakarta

Islamic

Index.

(Abied

Luthfi

Safitri, 2013)

Menggunakan

EPS dan PER

sebagai variabel

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

1. Menggantikan

variabel

independen

ROA, DER,

MVA dengan

variabel BVPS,

FEPS

2. Menambahkan

harga saham

masa lalu dan

tren harga saham

sebagai variabel

independen

3.Tidak

menggunakanAn

alisis Regresi

Linier Berganda,

tetapi Regresi

Data Panel

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa secara

simultan EPS, PER,

ROA, DER dan

MVA berpengaruh

terhadap Harga

Saham dalam

Kelompok JII tahun

2008-2011, dan

secara parsial hanya

EPS, PER dan

MVA yang

berpengaruh positif

signifikan terhadap

Harga Saham

sedangkan ROA

dan DER tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

Harga Saham

dalam Kelompok

JII tahun 2008-

2011.

7. Analisis

Pengaruh

DER, ROI,

EPS, DPR,

NPM,

Volume

Perdagangan

Menggunakan

EPS sebagai

variabel

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

1. Menggantikan

variabel

independen

DER, ROI, DPR,

NPM dengan

BVPS, FEPS dan

PER

Variabel DER,

ROI, DPR dan volume perdagangan

berpengaruh negatif

dan tidak signifikan

terhadap harga

saham. Sedangkan

Page 61: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

43

Terhadap

Harga Saham

(Pada

Perusahaan

Go Public

yang Pernah

Masuk dalam

JII Tahun

2008-2012) .

(Devi

Arsetiyawati,

2013)

2. Menggantikan

variabel

independen

volume

perdagangan

dengan harga

saham masa lalu

dan

menambahkan

tren harga saham

3.Tidak

menggunakanAn

alisis Regresi

Linier Berganda,

tetapi Regresi

Data Panel

variabel EPS

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap harga

saham dan variabel

NPM berpengaruh

positif tetapi tidak

signifikan terhadap harga saham.

8. Dow Jones

Islamic

Market US

Index:

Applying

technical

analysis from

acomparative

perspective

(Mohammad

Omar Farooq

dan Md.

Hasib

Reza,2014)

Menggunakan

analisis teknikal

sebagai variabel

independen

1. Menambahkan

analisis

fundamental

sebagai variabel

independen

2.Tidak

menggunakan

Analisis Uji

Larian (Run

Test) tetapi

Regresi Data

Panel

Pada penelitian ini

analisis teknikal

diterapkan Dow

Jones Islamic

Market US Index

(Imus) yang

dibandingkan

dengan tiga indeks

pasar utama: Dow

Jones Industrial

Average, S & P 500

Index dan

NASDAQ 100.

Hasil dari

penelitian

menunjukan bahwa

kinerja Dow Jones

Islamic Market US

Index dapat

ditingkatkan ketika

analisis teknikal

diterapkan.

9. The Use of

Technical

and

Fundamental

Analyses By

Stock

1. Menggunakan

analisis

fundamenta dan

teknikal sebagai

variabel

independen dan

Menggantikan

data primer

dengan data

sekunder

Temuannya

menunjukkan

bahwa setidaknya

90% dari pialang

saham

menggunakan

Page 62: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

44

Exchange

Brokers:

Indian

Evidence (Naveen

Kumar Baradi

dan Sanjay

Mohapatra,

2014)

harga saham

sebagai variabel

dependen

2. Menggunakan

Analisis regresi

panel

analisis teknikal

ketika membentuk

suatu pandangan

pada satu atau lebih

periode waktu. Jika

melihat pada

periode waktu yang

lebih singkat,

penggunaan lebih

bergantung pada

analisis teknikal

dibandingkan

dengan analisis

fundamental, tetapi

dalam jangka waktu

yang lama terjadi

pergeseran yang

meningkat ke

penggunaan analisis

fundamental.

Sebagian besar

pialang saham

melihat analisis

teknikal merupakan

pelengkap dari

analisis

fundamental.

10. The Impact

of

Accounting

Variables on

Stock Price:

Evidence

from the

Colombo

Stock

Exchange,

Sri Lanka

(Menike M.

G. P. D.1 &

U. S.

Prabath,

2014)

Menggunakan

variabel EPS dan

BVPS sebagai

variabel

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

1. Menggantikan

variabel

independen DPS

dengan variabel

FEPS dan PER

2. Menambahkan

variabel harga

saham masa lalu

dan tren harga

saham sebagai

variabel

independen

3.Menggantikn

Analisis Regresi

Dalam

penelitiannya

menyatakan bahwa

EPS, DPS, BVPS

memiliki pengaruh

yang positif dan

signifikan terhadap

harga saham di

Colombo Stock

Exchange, China.

Page 63: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

45

Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari

serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan

dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya (Abdul

Hamid, 2010:15). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dideskripsikan

sebagai berikut:

Linier Berganda

dengan Regresi

Data Panel

11. Value

relevance of

Accounting

Information

and its

Impact on

Stock Prices:

Case Study

of Listed

Banks at

Karachi

Stock

Exchange

(Khurram

Shehzad dan

Aisha Ismail,

2014)

Menggunakan

variabel EPS dan

BVPS sebagai

variabel

independen dan

harga saham

sebagai variabel

dependen

1. Menambahkan

variabel FEPS,

PER, harga

saham masa lalu

dan tren harga

saham sebagai

variabel

independen

2. Menggantikan

Panel Least

Square

Regression

dengan Regresi

Data Panel

Penelitian ini telah

dilakukan untuk

menilai sejauh

mana hubungan

antara dua variabel

akuntansi (yaitu,

EPS dan BVPS)

dan harga pasar

saham. Hal ini

ditemukan ada

hubungan yang

kuat antara kedua.

Ada juga hubungan

negatif antara

BVPS dan Harga

Saham. Dan

hubungan yang

positif antara EPS

dan Harga Saham.

Page 64: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

46

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Perusahaan yang tetap masuk dalam JII dan ISSI periode

tahun 2011 - 2015

Analisis Fundamental dan Teknikal pada Saham Syariah di

Indonesia

Variabel Independen

BVPS, PER, EPS, FEPS, dan Harga

Saham Masa Lalu (Pt-1)

Model Regresi Data Panel

Analisis Fundamental:

Pit = β0i+ β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + εit ….(1)

Pit = β0i + β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + β4 FEPSit + εit.....(2)

Analisis Teknikal:

Pit = β0i + β1 Pit-1 + β2 Dup + β3 Ddown + εit ….(3)

Penggabungan analisis:

Pit = β0i + β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + β4 Pit-1 + β5 Dup + β6 Ddown + εit …..(4)

Pit = β0i + β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + β4 FEPSit + β5 Pit-1 + β6 Dup + β7 Ddown + εit ….(5)

Uji Chow

Interpretasi dan Kesimpulan

Variabel Dependen

Harga Saham

Uji Hausman

Fixed Effect

Fixed Effect

Hasil Pengujian Model

Uji Hipotesis

1. Uji F

2. Uji t

3. Koefisien Determinan (R2)

Common Effect

Random Effect

Uji Dasar Asumsi Klasik

1. Multikolineritas

2. Heteroskedastisitas

Page 65: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

47

E. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu konsep yang perlu diuji

kebenarannya (Syofian Siregar, 2011:112). Sesuai dengan teori dan kerangka

pemikiran, maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban

sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun

hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. a. Ha1 : Book Value Per Share (BVPS) berpengaruh positif terhadap

Harga Saham Syariah

b. Ha2 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap Harga

Saham Syariah.

c. Ha3 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap Harga

Saham Syariah.

2. Ha4 : Forecast Earning Per Share (FEPS) berpengaruh positif terhadap

Harga Saham Syariah.

3. a. Ha5 : Harga Saham Masa Lalu berpengaruh positif terhadap Harga

Saham Syariah.

b. Ha6 : Dup berpengaruh positif terhadap Harga Saham Syariah.

c. Ha7 : Ddown berpengaruh negatif terhadap Harga Saham Syariah.

Page 66: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan

data sekunder. Ruang lingkup penelitian dilakukan pada rasio keuangan

sebagai ukuran kinerja keuangan dan harga saham masa lalu dan tren harga

saham yang diperoleh dari IDX Annualy Statistic, Yahoo! Finance, Bloomberg

dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang masuk dalam JII dan ISSI.

Batasan pengambilan data dalam kurun waktu selama 4 tahun yaitu sejak

tahun 2011-2014. Penelitian dilakukan dimulai dari pengumpulan data yang

berhubungan langsung dengan objek penelitian, menginventarisasikan,

mengolah data hingga akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok

permasalahan yang diteliti. Sehingga, dilihat dari dimensi waktu yang

digunakan dan dengan menggunakan laporan keuangan dari beberapa

perusahaan yang masuk dalam JII dan ISSI, penelitian ini masuk dalam

kelompok data panel.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2009:115).

Page 67: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

49

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang terdaftar di

JII dan ISSI selama periode 2011 – 2015.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116). Metode penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut

Syofian Siregar (2011:148), purposive sampling adalah teknik pemilihan

sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Tujuan penelitian ini

adalah menganalisis faktor fundamental dan teknikal pada Harga Saham

Syariah yang tercatat di JII dan ISSI. Sampel penelitian ini diambil dari

saham syariah yang terdaftar di JII dan ISSI selama periode 2011-2015.

Oleh karena saham syariah yang tercatat di JII dan ISSI dimungkinkan

terjadi perubahan di setiap periodenya dan terdapat beberapa saham yang

tidak aktif, maka sampel penelitian ini diambil dengan kriteria:

1. Seluruh saham yang terdaftar ke dalam JII dan ISSI yang tetap

terdaftar dan tidak keluar dari JII dan ISSI selama periode tahun 2011-

2015.

2. Perusahaan mempunyai data laporan keuangan konsisten dari tahun

2011 – 2015 dan merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh

Kantor Akuntan Publik, karena dianggap laporan tersebut telah sesuai

standar akuntansi yang berlaku.

3. Merupakan perusahaan yang aktif dalam melakukan transaksi

perdagangan selama periode pengamatan 2011-2015.

4. Saham yang memiliki nilai BVPS lebih dari 0 atau bernilai positif.

Page 68: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

50

Berdasarkan kriteria sampel di atas, terdapat 91 saham syariah yang

memenuhi syarat untuk dijadikan objek penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

berupa data laporan tahunan (annual report) perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di JII dan ISSI yang diterbitkan pada periode 2011-2014. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi, sudah

dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk

publikasi (Muhamad, 2008:102). Dimana data-data tersebut diperoleh dari

Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal.

Data-data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Data Harga Saham Syariah yang merupakan harga penutup (closing price)

setiap tahun selama periode 2011 - 2014 diperoleh dari website Indonesia

Stock Exchange (www.idx.co.id).

b. Data Book Value Per Share (BVPS) setiap tahunnya selama periode 2011

- 2014 diperoleh dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).

c. Data Price Earning Ratio (PER) setiap tahunnya selama periode 2011 -

2014 diperoleh dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).

d. Data Earning Per Share (EPS) setiap tahunnya selama periode 2011 -

2014 diperoleh dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).

e. Data Forcasted Earning Per Share (FEPS) setiap tahunnya selama periode

2012 - 2014 diperoleh dari Bloomberg.

f. Data Harga Saham Masa Lalu yang diperoleh dari website Yahoo! Finance

(www.finance.yahoo.com).

Page 69: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

51

g. Data Variabel Dummy Up (Dup) diperoleh dari website Yahoo! Finance

(www.finance.yahoo.com).

h. Data Variabel Dummy Down (Ddown) diperoleh dari website Yahoo!

Finance (www.finance.yahoo.com).

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Studi

Kepustakaan (Library Research), merupakan teknik pengambilan data yang

dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur

yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep

yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca dan mengutip

bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.

D. Metode Analisis

1. Analisis Data Panel

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi

dari data time series dan cross section. Estimasi yang dilakukan dengan

menyatukan kedua data tersebut yang disebut dengan data pooling atau

panel data dengan pengolahan data menggunakan Software Eviews 8.0

untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen dan SPSS versi 20.0 untuk melakukan pengujian asumsi klasik.

Software Microsoft Excel 2010 juga dipakai untuk mempermudah

pengelolaan data seperti pembuatan grafik, tabel, dan lain-lain. Data panel

(pool) yakni data yang merupakan gabungan antara runtun waktu (time

series) dengan seksi silang (cross section). Oleh karenanya, data panel

memiliki gabungan karakteristik keduanya yaitu data yang terdiri dari

beberapa objek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011).

Page 70: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

52

Menurut Nachrowi dan Usman (2006), Salah satu tujuan digunakannya

analisis data panel adalah untuk meningkatkan derajat kebebasan,

mengurangi kolinearitas diantara variabel sehingga mampu memperoleh

hasil estimasi yang efisien. Selain itu, analisis data panel dapat lebih

banyak menyerap informasi yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan

yang termasuk dalam sampel.

Menurut Gujarati (2004), keuntungan dari penggunaan data panel

dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Data panel dapat membatasi heterogenitas, karena data panel

mengkombinasikan unit observasi yang berbeda.

Kombinasi dimensi time series dan cross section pada data panel

akan memberikan informasi yang lebih banyak mengenai data yang

kita observasi.

Dinamika variabel yang diobservasi dapat diamati dengan baik.

Data panel dapat mendeteksi dan mengukur efek-efek dengan baik

dimana hal ini tidak dapat dilakukan melalui data cross section

ataupun time series.

Data panel memungkinkan kita untuk mempelajari pergerakan

model yang lebih kompleks.

Data panel dapat meminimalkan bias yang mungkin terjadi pada

data yang tersedia.

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain:

Page 71: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

53

a. Model Common Effect

Model Common Effect atau Pooled Regression Model adalah

motode estimasi yang menggabungkan (pooled) seluruh data time

series dan cross section dengan menggunakan pendekatan OLS

(Ordinary Least Square) untuk melakukan estimasi parameternya.

Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu

dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope dari model

sama. Terlihat bahwa baik intercept maupun slope tidak berubah baik

antara individu maupun antar waktu (Nachrowi dan Usman, 2006).

Persamaan untuk Pooling Least Square ditulis dengan persamaan

sebagai berikut:

Yit = β0 + βXit + εit

Dengan :

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0 = Intersep model regresi

εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Menurut Gujarati (2004) pendekatan kuadrat terkecil (Pooled Least

Square) adalah pendekatan yang paling sederhana dalam pengolahan

data panel yaitu dengan mengasumsikan bahwa setiap unit

(perusahaan, negara, dan lain-lain) memiliki slope dan koefisien yang

sama (tidak memiliki dimensi cross section yang berbeda), atau

dengan kata lain model ini mengasumsikan α konstan untuk setiap data

Page 72: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

54

cross section dan time series. Namun hal ini tentunya tidak realistis

dalam penerapannya, karena karakteristik antar perusahaan jelas akan

berbeda, misalnya budaya perusahaan, gaya manajerial dan lain

sebagainya. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan dua pilihan

model selanjutnya.

b. Model Fixed Effect

Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel

dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya

perbedaan intercept. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya

perbedaan intercept antara perusahaan namun intercept-nya sama antar

waktu (time invariant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan

bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar

waktu. Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan

Fixed Effect Model atau Least Square Dummy Variabel (LSDV) atau

disebut juga Covariance Model. Persamaan pada estimasi dengan

menggunakan fixed effect model dapat ditulis dalam bentuk sebagai

berikut:

Yit = β0i + βXit + εit

Dengan :

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intersep model regresi pada unit observasi ke-i

εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Page 73: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

55

Perhatikan bahwa konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i

menunjukkan objeknya. Dengan demikian masing-masing objek

memiliki konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek

pertama dan 0 untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua

dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan

0 untuk objek lainnya.

c. Model Random Effect

Random Effect Model adalah model etimasi regresi panel dengan

asumsi koefisien slope kontan dan intersep berbeda antara individu dan

antar waktu (Random Effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam

Fixed Effect Model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang

model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi

berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada

akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi

dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang dikenal

dengan Random Effect. Model ini akan mengestimasi data panel

dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu

dan antar individu.

Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect

adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena

dapat meningkatkan efisiensi dari least square. Bentuk umum untuk

Random Effect Model adalah:

Yit = β0i + βXi,t + ui + εit

Page 74: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

56

dengan :

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intercept model regresi

ui = komponen error pada unit observasi ke-i

εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

2. Tahapan Analisis Data

Dalam penelitian, harus dilakukan pemilihan antara tiga model yang

ada yaitu metode kuadrat terkecil (Pooled Least Square/PLS), metode

efek tetap (fixed effect model), dan metode efek random (random effect

model). Pemilihan model dapat dilakukan dengan uji chow dan uji

hausman.

a. Uji Chow

Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau

fixed effect (Nachrowi dan Usman, 2006). Rumus yang digunakan

dalam test ini adalah:

𝐶HOW =

Dimana :

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

K = jumlah variabel penjelas

Page 75: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

57

Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Model menggunakan pendekatan common effect

H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect

Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F

statistic lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow

menunjukkan nilai F statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat

lebih besar dari nilai F tabel yang digunakan berarti kita menggunakan

model fixed effect. Atau kita dapat melihat kepada nilai probabilitas

cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan

- Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1.

- Jika Probabilitas > 0,05, berarti H0 diterima.

b. Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah menggunakan

model fixed effect atau model random effect yang paling tepat

(Nachrowi dan Usman, 2006). Pengujian uji hausman dilakukan

dengan hipotesis berikut :

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Statistik Uji Haussman ini mengikuti distribusi statistic Chi Square

dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah

variabel independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai

kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model fixed

effect, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik hausman lebih kecil

dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model random effect.

Page 76: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

58

Atau dapat melihat kepada nilai probabilitas cross section random,

dengan ketentuan (Nachrowi dan Usman, 2006):

- Jika probabilitas < 0,05, maka tolak H0, dan terima H1

- Jika Probabilitas > 0,05, maka terima H0

3. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

Setelah mendapatkan model yang tepat untuk penelitian ini, hasil

regresi atas data panel kemudian diuji untuk mengetahui apakah ada

permasalahan multicollinearity dan heteroscedasticity, sehingga hasil

estimasi memenuhi teorema Gauss-Markov Best Linear Unbiase

Estimator (BLUE) (Gujarati, 2004) yaitu:

Best adalah β estimator yang memiliki varians minimum;

Linear artinya estimator α dan β memiliki nilai estimator;

Unbiased berarti nilai actual dari α dan β harus sama dengan nilai

sebenarnya;

Estimator artinya β sampel adalah estimator β dari populasi.

Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Gauss-Markov

bahwa estimator yang bersifat BLUE adalah :

1. Bersifat linear, merupakan sebuah fungsi linear atas sebuah variabel

random, seperti variabel dependen Y dalam suatu model regresi.

2. Bersifat tidak bias, artinya hasil nilai estimasi sesuai dengan nilai

sesungguhnya.

3. Bersifat efisien, artinya model yang linear dan tidak bias harus

memiliki varians yang minimum.

Page 77: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

59

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual

terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Uji

normalitas pada dasarnya tidak merupakan syarat BLUE (Best Linier

Unbias Estimator) dan uji normalitas sering dilakukan pada ukuran

sampel yang kecil (Dedi Rosadi, 2012).

Menurut Suliyanto (2011), tidak terpenuhinya normalitas pada

umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak

normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Salah

satu mengatasi pelanggaran normalitas yaitu dengan menambahkan

jumlah data. Dengan menambahkan jumlah data maka akibat yang

ditimbulkan dari adanya nilai residual yang memiliki nilai ekstrem

akan semakin berkurang. Hal ini karena dengan semakin banyaknya

jumlah data maka pembagian nilai ekstrem akan semakin besar

sehingga nilai rata-ratanya akan mendekati nilai tengah.

Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel, maka

uji normalitas tidak perlu diuji kembali. Karena data panel merupakan

gabungan dua data time series dan cross section yang memberikan

jumlah data yang banyak atau memiliki data yang lebih dari 30 data,

sehingga data diasumsikan sudah berdistribusi normal. Menurut Doddy

Ariefien (2012), data panel memiliki keunggulan karena bersifat

Page 78: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

60

robust (kebal) terhadap beberapa tipe pelanggaran asumsi Gauss

Markov, yakni asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara

variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk

terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas

maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala

multikolinier (Suliyanto, 2011:81). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.

Multikolinearitas merupakan kondisi adanya hubungan linier antar

variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan

regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu

variabel independen). (Winarno, 2011).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam

model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas

manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam

pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan

diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum

Page 79: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

61

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai

Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka model dinyatakan

tidak terdapat gejala multikolinieritas (Imam Ghozali, 2012).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas sering terjadi pada data panel, karena data panel

memiliki jumlah data yang banyak dengan begitu akan memiliki

tingkat heterogenitas yang lebih tinggi (Suliyanto, 2011).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode

Park yang dikembangkan oleh Park. Uji Park dilakukan dengan

melakukan regresi fungsi-fungsi residual. Jika variabel independen

tidak signifikan secara statistik dimana nilai probabilitinya lebih besar

dari nilai alphanya (atau Prob.> α), maka dapat disimpulkan bahwa

model yang terbentuk dalam persamaan regresi tidak mengandung

masalah heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011:107).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel itu sendiri,

pada pengamatan yang berbeda waktu dan individunya. Pada umumya

Page 80: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

62

autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan

Usman, 2006).

Menurut Winarno (2011), autokorelasi adalah hubungan antara

residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi

lebih mudah timbuh pada data yang bersifat runtut waktu, karena

berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada

masa sebelumnya.

Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel, maka

uji autokorelasi juga tidak perlu di uji kembali. Karena data panel

sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak ada

autokorelasi.

4. Pengujian Statistik

a. Uji F

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model

(goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan,

untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model

mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak (Imam

Ghozali, 2012). Hipotesis untuk uji F yaitu:

H0 = b1 b2 b3 b4 b5 b6 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada

pengaruh

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 = b1 b2 b3 b4 b5 b6 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 81: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

63

Untuk menentukan nilai F tabel dengan tingkat signifikansi sebesar

5%, dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (k-1) dan (n-

k), dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel dengan

kriteria uji yang digunakan adalah:

Jika F hitung > F tabel (k-1; n-k), maka H0 ditolak

Jika F Hitung < F tabel (k-1; n-k), maka H0 diterima

b. Uji t

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah koefisien regresi signifikan atau tidak (Nachrowi dan Usman,

2006). Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial

(per variabel) terhadap variabel terikatnya. Apakah variabel tersebut

memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak

(Suliyanto, 2011:55).

Dalam tabel distribusi t terdapat istilah one tail dan two tail.

Penggunaan tabel one tail atau two tail tergantung pada hipotesis yang

diajukan. Jika hipotesis yang diajukan sudah menunjukkan arah,

misalkan terdapat pengaruh positif, maka menggunakan one tail

sebelah kanan. Akan tetapi jika belum menunjukkan arah, misalnya

terdapat pengaruh (tidak menunjukkan pengaruh positif atau negatif)

maka menggunakan two tail. Jika menggunakan one tail maka df: α, n-

k, tetapi jika menggunakan two tail maka derajat bebasnya adalah df:

α/2, n-k. Keterangan: n = jumlah pengamatan (ukuran sampel); dan k =

jumlah variabel bebas dan terikat (Suliyanto, 2011:45).

Page 82: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

64

Menurut Suliyanto (2011:56), dalam menentukan pengujian hipotesis

uji t adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis

Hipotesis 1

Ho: Tidak terdapat pengaruh negatif variabel independent terhadap

variabel dependent

Ha: Terdapat pengaruh negatif variabel independent terhadap variabel

dependent

Hipotesis 2

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif variabel independent terhadap

variabel dependent

Ha : Terdapat pengaruh positif variabel independent terhadap variable

dependent

2. Kriteria Pengujian

Hipotesis 1

Ho tidak dapat ditolak jika:

t hitung ≥ -t tabel, atau

Sig.> 0,05

Ha diterima jika:

t hitung < -t tabel, atau

Sig. ≤ 0,05, dan arah koefisien negatif.

Hipotesis 2

Ho tidak dapat ditolak jika:

t hitung ≤ t tabel, atau

Page 83: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

65

Sig. > 0,05

Ha diterima jika:

t hitung > t tabel, atau

Sig. ≤ 0,05, dan arah koefisien positif.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto,

2011:55).

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap

jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana

setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model

akan meningkatkan nilai R2

meskipun variabel yang dimasukkan itu

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.

Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien

determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2 adj).

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien

tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan unsur jumlah variabel

dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien

determinasi yang disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang

disesuaikan itu dapat naik atau turun akibat adanya penambahan

variabel baru dalam model (Suliyanto, 2011:43).

Page 84: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

66

5. Analisis Model Regresi Data Panel

Model persamaan regresi data panel pada penelitian ini terdiri dari

beberapa langkah yang digunakan untuk menganalisis kemampuan

masing-masing variabel terhadap harga saham. Faktor fundamental yang

dianalisis adalah Book Value Per Share (BVPS), Price Earning Ratio

(PER), Earning Per Share (EPS), dan Forecast Earning Per Share

(FEPS). Dari sisi faktor teknikal, variabel yang dianalisis adalah harga

saham masa lalu dan dua variabel dummy untuk menangkap tren harga

yang sangat positif atau negatif. Penelitian ini akan terdiri dari 5 jenis

model yang berbeda, 3 model pertama akan menguji setiap analisis

fundamental dan teknikal untuk menjelaskan harga saham, dan 2 model

terakhir akan mengintegrasikan kedua jenis analisis, seperti yang

dijelaskan di bawah ini:

1. Model pertama, dasar dua faktor model analisis fundamental pada

model ini mirip dengan Collins et al (1997) pada penelitian

Bettman dkk. (2009) yang menggabungkan nilai buku per saham

(BVPS) dan laba per saham (EPS). Pengujian sebelumnya model

ini mengakibatkan harga sangat tergantung dengan BVPS. Ohlson

(1995) mengungkapkan pada penelitian Bettman dkk. (2009)

bahwa harga atau nilai ekuitas perusahaan sebagai fungsi dari laba

dan nilai ekuitas buku. Pada model ini, ditambahkan rasio harga

per laba (PER), hal ini dikemukakan oleh Weston & Coplend

(2004) bahwa nilai PER yang positif memberikan indikasi

pertumbuhan laba dan pertumbuhan laba mempunyai pengaruh

Page 85: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

67

positif terhadap perkembangan harga saham. Model pertama akan

dirancang sebagai berikut:

Keterangan:

β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 – β5 = koefisien regresi

Pit = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t

BVPSit = BVPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

PERit = PER pada unit observasi ke i dan waktu ke t

EPSit = EPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

εit = Komponen error pada unit observasi ke i dan waktu ke t

2. Model kedua menggabungkan empat faktor analisis fundamental

mirip penelitian yang dilakukan oleh Dechow dkk. (1999)

menggunakan Forecast Earning Per Share (FEPS) untuk

melengkapi Earning Per Share (EPS). Dechow dkk. (1999)

berpendapat bahwa perkiraan pendapatan memberikan informasi

tambahan tentang prospek masa depan perusahaan. Hasil dari

pengujian yang sama dalam penelitian sebelumnya yang

menunjukkan penggunaan FEPS lebih signifikan daripada EPS itu

sendiri. Model kedua adalah sebagai berikut:

Keterangan:

β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 – β5 = koefisien regresi

Pit = β0i+ β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + εit ….(1)

Pit = β0i + β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + β4 FEPSit + εit.....(2)

Page 86: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

68

Pit = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t

BVPSit = BVPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

PERit = PER pada unit observasi ke i dan waktu ke t

EPSit = EPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

FEPSit = EPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

εit = Komponen error pada unit observasi ke i dan waktu ke t

3. Model ketiga hanya terdiri dari faktor analisis teknikal dengan

mengacu faktor momentum dari Jegadeesh dan Titman (1993),

bahwa harga saham masa lalu (Pt-1) merupakan salah satu faktor

yang menentukan harga saham di masa depan. Dalam penelitian

ini, menggunakan variabel dummy berdasarkan ukuran kinerja

momentum dari Jegadeesh dan Titman (1993). Variabel dummy ini

juga digunakan dalam penelitian Bettman dkk. (2009) yaitu kinerja

momentum Dup dan Ddown. Dup bernilai 1 jika return saham lebih

tinggi dari return rata-rata dari tahun sebelumnya. Ketika Dup diatur

menjadi 1, harga tren bullish untuk periode 6 bulan terakhir yang

seolah-olah itu adalah dalam nilai ekstrim positif. Ddown akan

bernilai 1 jika return saham lebih rendah dari return rata-rata dari

satu tahun sebelumnya, yang berarti harga di tren bearish jangka

waktu 6 bulan terakhir seolah-olah itu adalah nilai ekstrim negatif.

Ketika pasar meyamping, baik Atas dan Bawah maka nilai akan

diatur ke 0. Dari penelitian sebelumnya oleh Bettman dkk. (2009),

model ini memiliki kekuatan lebih jelas dibanding model

Page 87: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

69

fundamental (1) dan model (2) di atas yan di lihat dari tinggi

Adjusted R2. Maka model ini akan menjadi sebagai berikut:

β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 – β5 = koefisien regresi

Pit = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t

Pit-1 = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t-1

Dup = Variabel Dummy untuk kondisi Bullish

Ddown = Variabel Dummy untuk kondisi Bearish

εit = Komponen error pada unit observasi ke i dan waktu ke t

4. Model keempat ini integrasi antara Model (1) dan (3),

mengintegrasikan indikator fundamental BPVS, PER dan EPS

dengan indikator teknikal yang ada dalam model (3). Penelitian

oleh Bettman dkk. (2009), dengan model yang sama memberikan

hasil yang sangat signifikan terhadap harga saham dibandingkan

dengan Model (1) dan model (3) yang digunakan tanpa ada

interaksi satu sama lain. Ini juga konsisten dengan penelitian

sebelumnya dari Collins et al (1997) dan juga Ely dan Waymire

(1999). Model keempat adalah sebagai berikut:

β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 – β5 = koefisien regresi

Pit = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t

BVPSit = BVPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

Pit = β0i + β1 Pit-1 + β2 Dup + β3 Ddown + εit ….(3)

Pit = β0i + β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + β4 Pit-1 + β5 Dup + β6

Ddown + εit …..(4)

Page 88: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

70

PERit = PER pada unit observasi ke i dan waktu ke t

EPSit = EPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

Pit-1 = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t-1

Dup = Variabel Dummy untuk kondisi Bullish

Ddown = Variabel Dummy untuk kondisi Bearish

εit = Komponen error pada unit observasi ke i dan waktu ke t

5. Model kelima adalah integrasi antara model (2) dan (3) yang

diteliti oleh Bettman dkk. (2009) dengan hasil yang lebih bervariasi

dengan tambahan nilai FEPS. Hal ini konsisten dengan Dechow

dkk. (1999) berkomentar bahwa nilai buku menambahkan

informasi tambahan sedikit tentang harga saham dan di luar itu

terdapat dalam perkiraan analis dari laba tahun depan. Penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa model ini memiliki kekuatan

sedikit lebih baik dan jelas. Maka model lima sebagai berikut:

β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 – β5 = koefisien regresi

Pit = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t

BVPSit = BVPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

PERit = PER pada unit observasi ke i dan waktu ke t

EPSit = EPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

FEPSit = FEPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t

Pit-1 = Harga saham pada unit observasi ke i dan waktu ke t-1

Pit = β0i + β1 BVPSit + β2 PERit + β3 EPSit + β4 FEPSit + β5 Pit-1 + β6

Dup + β7 Ddown + εit ….(5)

Page 89: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

71

Dup = Variabel Dummy untuk kondisi Bullish

Ddown = Variabel Dummy untuk kondisi Bearish

εit = Komponen error pada unit observasi ke i dan waktu ke t

E. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian menggunakan delapan variabel, yaitu BVPS (Book Value Per

Share), PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), FEPS

(Forecasted Earning Per Share), dan faktor teknikal yaitu harga saham masa

lalu dan juga dua variabel momentum dummy (Dup dan Ddown) sebagai

variabel lepas (independen) dan harga saham sebagai variabel terikat

(dependen).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Skala Satuan

Pengukuran

Devinisi

Operasional

1. Harga

Saham

Harga

penutupan

(closing prise)

masing-masing

emiten.

Rasio Rupiah Harga suatu saham

pada saat tertentu

yang ditentukan oleh

pelaku pasar dan

oleh permintaan dan

penawaran saham

yang bersangkutan di

pasar modal (Ang,

1997).

2. Book Value

per Share

(BVPS)

Total ekuitas

dibagi dengan

jumlah saham

Rasio % Book Value Per

Share (BVS)

merupakan salah

satu rasio pasar yang

digunakan untuk

mengukur kinerja

harga pasar saham

terhadap nilai

bukunya (Ang,

1997).

Page 90: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

72

3. Price

Earning

Ratio

(PER)

Harga pasar per

lembar saham

dibagi dengan

laba per saham

Rasio X PER merupakan satu

ukuran untuk

membandingkan nilai

laba satu perusahaan

dengan perusahaan

lain (Abi Hurairah

dan Haryajid,

2012:286).

4. Earning

Per Share

(EPS)

Laba bersih

perusahaan

dibagi dengan

jumlah

saham yang

beredar

Rasio Rupiah Earning Per Share

merupakan

perbandingan

antara laba bersih

setelah pajak pada

satu tahun buku

dengan jumlah

saham yang

diterbitkan (Ang,

1997).

5. Forcasted

Earning

Per Share

(FEPS)

Perkiraan Laba

bersih

perusahaan

yang

diperkirakan

dari laba bersih

saat itu.

Rasio Rupiah Konsensus perkiraan

laba per saham untuk

perusahaan, sebagai

perkiraan

di bulan setelah rilis

laba per saham

untuk tahun terbaru.

Perkiraan laba

disesuaikan pada

saat perubahan

kapitalisasi dan

diumumkan di

tengah bulan,

meskipun tanggal

yang tepat selalu

berubah.

6. Harga

Saham

Masa Lalu

(Pt-1)

Harga

penutupan

(closing prise)

masing-masing

emiten.

Rasio Rupiah Harga saham masa

lalu menggunakan

harga penutup pada

satu bulan sebelum

Pt.

7. Dup Variabel Dup

untuk

Variabel

Dummy

Variabel dummy

digunakan untuk

Page 91: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

73

tren harga

saham yang

sangat positif

(Bullish)

tujuan analisis tren

harga saham. Tren

ini dilihat pada

pergerakan pola dan

tren harga saham

tertentu serta

berupaya untuk

mengeksploitasi pola

tersebut (Husnan,

2003). Variabel

dummy up sama

dengan 1 ketika

memiliki tren yang

sangat positif atau

memiliki tren lebih

tinggi (bullish)

dalam 6 bulan

terakhir dibandingan

dengan tren tertinggi

dalam satu tahun

sebelum pengukuran

Pt. Jika tidak, maka

akan diatur ke 0.

8. Ddown Variabel Ddown

untuk tren

harga saham

yang sangat

negatif

(bearish).

Variabel

Dummy

Variabel dummy

down sama dengan 1

ketika memiliki tren

yang sangat negatif

atau memiliki tren

lebih rendah

(bearish) dalam 6

bulan terakhir

dibandingan dengan

tren terendah dalam

satu tahun sebelum

pengukuran Pt. Jika

tidak, maka akan

diatur ke 0

Page 92: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

74

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Jakarta Islamic Index (JII)

Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan

terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan

lain-lain. Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14

Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara

BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama

Indonesia (DSN – MUI).

Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun

instrument pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997.

Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997

oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya pada tanggal 3

Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT

Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham

yang dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII).

Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham –saham yang

berbasis syariah serta untuk mengembangkan pasar modal syariah.

Dengan hadirnya indeks tersebut, diharapkan investor semakin percaya

dan kepercayaan investor dapat meningkatkan investasi dalam bentuk

ekuiti secara syariah. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham

Page 93: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

75

yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam yang

masuk dalam daftar DES dan merupakan saham-saham syariah paling

likuid serta memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Penyeleksian saham

syariah dilakukan oleh OJK yang bekerja sama dengan Dewan Syariah

Nasional (DSN).

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan

Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut :

1. Saham – saham yang akan dipih berdasarkan Daftar Efek Syariah

(DES) yang dikeluarkan oleh OJK.

2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah (DES) tersebut

berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.

3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas

yaitu nilai transaksi dipasar reguler selama 1 tahun terakhir.

Pengkajian ulang JII dilakukan setiap 6 bulan yang disesuaikan dengan

periode penerbitan DES oleh OJK yaitu pada awal bulan Juni dan

Desember setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten

akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data-data publik yang

tersedia.

2. Sejarah dan Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan suatu indeks

syariah baru yang dibentuk oleh Bursa Efek Indonesia. ISSI dibentuk pada

sekitar pertengahan Mei 2011. Sebelum ISSI ini dibentuk telah ada

sebelumnya indeks syariah lainnya yakni JII yang telah lebih dahulu ada.

Namun JII ini dirasa masih kurang untuk menampung semakin banyaknya

Page 94: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

76

saham syariah yang terdaftar di DES, karena saham syariah yang terdaftar

di JII adalah hanya 30 saham syariah yang terbesar.

Didasari atas itu semua maka dibentuklah ISSI untuk menampung

keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI dan terdaftar dalam

Daftar Efek Syariah (DES). ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan

November) dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. ISSI juga

dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau

dihapuskan dari DES. Jadi ISSI beranggotakan seluruh saham syariah

yang ada didalam DES baik itu yang besar maupun yang kecil. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan dan memberikan pilihan lain kepada

masyarakat dan juga agar masyarakat yang ingin menginvestasikan

uangnya pada saham syariah tidak salah tempat. Gambar dibawah ini

adalah perkembangan ISSI dari periode Mei 2011 sampai dengan Juli

2015 adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1

Perkembangan ISSI Mei 2011 s.d Juli 2015

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah), 2015

5E+08

1E+09

2E+09

2E+09

3E+09

3E+09

4E+09

Me

i-1

1

Agust…

No

v-1

1

Feb

-12

Me

i-1

2

Agut-…

No

v-1

2

Feb

-13

Me

i-1

3

Agust…

No

v-1

3

Feb

-14

Me

i-1

4

Agust…

No

v-1

4

Feb

-15

Me

i-1

5

Indeks Saham Syariah Indonesia

ISSI

Page 95: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

77

Gambar diatas merupakan perkembangan Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) periode Mei 2011 sampai dengan Juli 2015. Berdasarkan

gambar diatas dapat diketahui bahwa ISSI selalu mengalami pertumbuhan

setiap periodenya. Walaupun ISSI baru saja di bentuk namun

perkembangannya menunjukan trend yang sangat positif.

Pertumbuhan ISSI yang selalu terjadi setiap periodenya ini tidak

terlepas karena pertumbuhan pangsa pasar syariah yang telah tumbuh dan

berkembang di Indonesia beberapa tahun kebelakang ini. Pertumbuhan

pangsa pasar syariah yang berawal dari sektor perbankan yang kemudian

merambah ke asuransi dan kini eranya telah masuk pada pasar modal.

Inilah yang dijadikan kesempatan oleh beberapa perusahaan atau emiten

untuk mengeluarkan indeks syariah agar dapat menarik minat masyarakat

penanam modal yang ingin berinvestasi pada indeks syariah.

Diawali pada Mei 2011 kapitalisasi ISSI pada pasar modal di

Indonesia mencapai angka 1,512,915,230 dan angka ini selalu meningkat

pada periode – periode selanjutnya. Peningkatan tertinggi terjadi pada

bulan Desember 2011 yaitu sebesar 1.968.091.370 seelama periode Mei

2011 - Juli 2015. Periode lainnya pada kapitalisasi ISSI pasar modal selalu

mengalami kenaikan walaupun sesekali berfluktuatif namun tidak terlalu

signifikan penurunannya. Pada Juli 2015 kapitalisasi ISSI pada pasar

modal tercatat sebesar 2,813,505,410.

3. Gambaran Umum Saham Syariah

Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan

modal kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah,

penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak

Page 96: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

78

melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba,

memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain.

Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan peraturan

Bapepam – LK nomor IX. A. 13 tentang penerbitan efek syariah, jenis

kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah

Islam adalah:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi,

jual beli resiko, yang mengandung gharar dan maysir.

3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau

menyediakan :

a. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi).

b. Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-

ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN – MUI, dan

c. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat

(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih

dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan

kesyariahannya oleh DSN – MUI.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah :

Page 97: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

79

1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan diatas.

2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan

barang atau jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan

palsu.

3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut :

a. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total

ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga

dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%).

b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari

10%.

Seiring dengan berkembangnya prinsip syariah dalam jasa keuangan,

seperti pada perbankan dan asuransi. Investasi dalam pasar modal

khususnya dalam saham yang berdasarkan prinsip syariah juga

berkembang. Hingga tahun 2008 jumlah saham syariah sudah mencapai

191 saham. Jumlah saham terus meningkat sampai tahun 2011 yang secara

kumulatif terdapat 253 saham syariah yang tercatat di pasar modal

Indonesia. Setelah terbentuknya ISSI di tahun 2011 pertumbuhan saham

syariah semakin meningkat hingga pada periode II di akhir Desember

2014 yaitu sebanyak 334 saham syariah.

B. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham syariah yang

terdaftar dalam JII dan ISSI selama tahun pengamatan, yaitu Januari 2011

sampai dengan Juni 2015. Adapun saham syariah yang terdaftar sampai

dengan tahun 2015 sebanyak 334 saham syariah. Namun dari saham-saham

Page 98: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

80

syariah yang terdaftar hanya 91 saham syariah yang memenuhi syarat untuk

dijadikan objek penelitian, yaitu saham syariah yang konsisten selalu ada dan

aktif selama lima tahun masa penelitian. Untuk selanjutnya hanya 91 saham

syariah inilah yang digunakan oleh penulis sebagai objek penelitian.

Saham-saham syariah tersebut akan dilihat harga penutup tahunan masing-

masing saham selama periode penelitian, yaitu lima tahun. Namun di

karenakan data yang tersedia hanya sampai tahun 2014, maka pengambilan

data tahunan yang digunakan hanya selama 4 tahun, yaitu dari tahun 2011

hingga tahun 2014. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BVPS (Book Value Per Share), PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per

Share), FEPS (Forecasted Earning Per Share), dan faktor teknikal yaitu harga

saham masa lalu dan juga dua variabel momentum dummy (Dup dan Ddown).

BVPS (Book Value Per Share), PER (Price Earning Ratio), dan EPS

(Earning Per Share) pertahun diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

FEPS (Forecasted Earning Per Share) diperoleh dari Bloomberg. Sedangkan

harga saham masa lalu dan juga dua variabel momentum dummy (Dup dan

Ddown) diperoleh dari Yahoo! Finance, periode 2011 sampai dengan 2014.

Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif dari masing-masing variabel

dalam penelitian ini:

Page 99: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

81

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pt 364 52 74000 3462.05 7633.897

PER 364 -54 451 19.84 37.630

EPS 364 -709 5244 221.00 567.425

BVPS 364 42 17459 1222.42 2034.117

FEPS 364 -709 5180 212.53 516.760

Pt-1 364 52 70900 3417.77 7476.334

Dup 364 0 1 .28 .451

Ddown 364 0 1 .30 .457

Valid N (listwise) 364

Sumber: Hasil Olah Data

Statistik deskriptif di atas memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.

Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai

minimum dan maksimum, mean, dan standar deviasi. Berdasarkan tabel 4.1

nilai N menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu

sebanyak 364 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode penelitian

2011 sampai dengan 2015. Data-data yang digunakan merupakan data saham

syariah yang terdaftar dalam JII dan ISSI di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.1 di atas menunjukkan nilai rata–rata harga saham (Pt) sebesar

3462.05 dengan standar deviasi sebesar 7633.897, nilai minimum sebesar 52

dan maksimum sebesar 74000. Variabel PER menunjukkan nilai rata–rata

sebesar 19.84 dengan standar deviasi sebesar 37.630, nilai minimum sebesar

-54 dan maksimum sebesar 451. Variabel EPS menunjukkan nilai rata–rata

sebesar 221.00 dengan standar deviasi sebesar 567.425, nilai minimum

sebesar -709 dan maksimum sebesar 5244. Variabel BVPS menunjukkan nilai

rata–rata sebesar 1222.42 dengan standar deviasi sebesar 2034.117, nilai

Page 100: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

82

minimum sebesar 42 dan maksimum sebesar 17459. Variabel FEPS

menunjukkan nilai rata–rata sebesar 212.53 dengan standar deviasi sebesar

516.760, nilai minimum sebesar -709 dan maksimum sebesar 5180. Variabel

harga saham masa lalu (Pt-1) menunjukkan nilai rata–rata sebesar 3417.77

dengan standar deviasi sebesar 7476.334, nilai minimum sebesar 52 dan

maksimum sebesar 70900. Kemudian variabel Dummy Up (Dup) menunjukkan

nilai rata–rata sebesar 0.28 dengan standar deviasi sebesar 0.451, nilai

minimum sebesar 0 dan maksimum sebesar 1. Sedangkan variabel Dummy

Down (Ddown) menunjukkan nilai rata–rata sebesar 0.30 dengan standar

deviasi sebesar 0.457, nilai minimum sebesar 0 dan maksimum sebesar 1.

Data di atas memperlihatkan kisaran harga di pasar saham Indonesia yang

sangat luas. Dimana harga saham yang masuk dalam penelitian ini berkisar

antara Rp 52 per saham hingga Rp 74.000 per saham. Besarnya kisaran

tersebut dapat digunakan untuk melihat keadaan pasar di Indonesia yang

begitu komprehensif. Standar deviasi untuk harga saham (Pt) mendekati

standar deviasi harga saham masa lalu (Pt-1) yaitu sebesar 7633.897 dan

7476.334, hal ini menunjukan bahwa pergerakan kedua variabel tersebut pada

kisaran yang sama. Kemudian variabel dummy yang terdiri dari 0 dan 1,

menunjukkan bahwa variabel dummy memiliki nilai yang tetap konsisten.

Secara keseluruhan, statistik deskriptif yang ditampilkan memiliki data yang

konsisten dengan kriteria pemilihan sampel seperti, saham yang memiliki nilai

buku (BVPS) positif.

Page 101: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

83

C. Analisis dan Pembahasan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel,

untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft

Excel 2010, Eviews 8.0 dan SPSS versi 20.0.

1. Pengujian Model 1 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang

digunakan adalah common effect (pooled least square) atau fixed

effect. Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 1

ini:

Tabel 4.2

Uji Chow (Model 1) Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

1 Cross-section F

Cross-section Chi-square

6.648115

425.206712

(90,270)

90

0.0000

0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat terlihat bahwa pada model

pertama nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05,

maka H0 ditolak, dan menerima H1, yang berarti model pertama

menggunakan pendekatan fixed effect.

Page 102: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

84

2) Uji Hausman

Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang

paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.3

Uji Hausman (Model 1) Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Model Test Summary Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

1 Cross-section random 25.414784 3 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model

pertama nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05,

maka H0 ditolak, dan menerima H1, berarti model penelitian pertama

menggunakan pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah

yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 1:

Page 103: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

85

Tabel 4.4

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 1)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

BVPS .261 3.837

PER .997 1.003

EPS .260 3.841

a. Dependent Variable: Pt

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.4 terlihat pada model 1 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi

antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada

lagi variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada lagi multikolineritas antar variabel

independen pada model 1.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah

yang homoskedastisitas.

Dalam penggunaan 5 model di penelitian ini sangat memungkinkan

terjadinya masalah heteroskedastisitas, mengingat data yang digunakan

merupakan data panel dengan jumlah cross section yang lebih banyak

dari jumlah time series, maka dalam penelitian ini diperlukan

Page 104: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

86

pengujian heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 1:

Tabel 4.5

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 1)

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:22

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

1

C 10.25332 0.197886 51.81423 0.0000 BVPS 0.000346 0.000221 1.562631 0.1193 PER -0.005144 0.003282 -1.567191 0.1182 EPS -0.000853 0.000623 -1.367714 0.1725

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada

model 1 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal

ini karena Prob. dari variabel independen pada model ini tidak

signifikan yaitu berada diatas 0,05.

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau

untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak.

Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji

pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat,

maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.

Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini

akan masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit.

Page 105: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

87

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel.

Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan

bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel

dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan

dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang

mempengaruhi variabel dependennya. Berikut hasil uji hipotesis model

1 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.6

Output Uji F (Model 1)

F-Statistic Prob(F-statistic)

53.00604 0.000000

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, nilai Fhitung pada model 1 sebesar

53.006 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat

disimpulkan pada model 1 bahwa BVPS, PER dan EPS secara

simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

(parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka

Page 106: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

88

hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen.

Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung >

t tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai

t hitung < t tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependennya. Hasil

pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Output Uji t (Model 1)

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:35

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

1

C 244.9281 209.8042 1.167413 0.2441

BVPS 1.492660 0.234511 6.364983 0.0000

PER -0.627694 3.479788 -0.180383 0.8570

EPS 6.357110 0.660988 9.617586 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t di atas pada model 1 terlihat bahwa Book

Value Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga saham

syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) BVPS pada model 1

sebesar 6.364983 > nilai t tabel sebesar 1,6449 dengan probabilitas

0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa

variabel BVPS berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Variabel Price Earning Ratio (PER) pada model 1 dengan nilai t

hitung < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari

Page 107: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

89

masing-masing model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa

variabel PER tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Earning Per Share (EPS) pada model ini terlihat bahwa

Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga

saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) EPS > nilai t

tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari masing-masing

model 0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa

variabel EPS berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

3) Uji Adjusted R Square

Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi

koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas

dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya.

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah

variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap

penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model

akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan

tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan

koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square

(R2adj). Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square pada model 1:

Page 108: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

90

Tabel 4.8

Output Uji Adjusted R Square (Model 1)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.948073 0.930186

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel 4.8 model Fixed Effect dapat dilihat bahwa nilai

Adjusted R-Square dari model 1 yang terbentuk dalam penelitian ini

adalah sebesar 0.930186 yang menunjukan bahwa kemampuan

variabel independen (book value per share, price earning ratio dan

earning per share) dalam menjelaskan variabel dependen (harga

saham syariah) adalah sebesar 93,0186%, sisanya sebesar 6,9814%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.

2. Pengujian Model 2 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang

digunakan adalah common effect (pooled least square) atau fixed

effect. Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 2

ini:

Tabel 4.9

Uji Chow (Model 2) Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

2 Cross-section F

Cross-section Chi-square

7.154233 (90,269) 0.0000

444.769445 90 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Page 109: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

91

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat terlihat bahwa pada model

kedua nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05, maka

H0 ditolak, dan menerima H1, yang berarti model kedua menggunakan

pendekatan fixed effect.

2) Uji Hausman

Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang

paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.10

Uji Hausman (Model 2) Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Model Test Summary Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

2 Cross-section random 22.181119 4 0.0002

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.10 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model kedua

nilai probabilitas cross section adalah 0,0002 atau < 0,05, maka H0

ditolak, dan menerima H1, berarti model penelitian kedua

menggunakan pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah

Page 110: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

92

yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 2:

Tabel 4.11

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 2)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

BVPS .259 3.859

PER .997 1.003

EPS .229 4.358

FEPS .581 1.722

a. Dependent Variable: Pt

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.11 terlihat pada model 2 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi

antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada

lagi variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada lagi multikolineritas antar variabel

independen pada model 2.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah

yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 2:

Page 111: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

93

Tabel 4.12

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 2)

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:22

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

2

C 10.26070 0.201989 50.79843 0.0000 BVPS 0.000343 0.000222 1.544802 0.1236 PER -0.005143 0.003288 -1.564109 0.1190 EPS -0.000830 0.000635 -1.306744 0.1924 FEPS -3.30E-05 0.000173 -0.190705 0.8489

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada

model 2 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal

ini karena Prob. dari variabel independen pada model kedua tidak

signifikan yaitu berada diatas 0,05.

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau

untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak. Berikut hasil uji hipotesis

model 2 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.13

Output Uji F (Model 2)

F-Statistic Prob(F-statistic)

58.15333 0.000000

Sumber: Hasil Olah Data

Page 112: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

94

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, nilai Fhitung pada model 2 sebesar

58.153 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat

disimpulkan pada model 2 bahwa BVPS, PER, EPS dan FEPS secara

simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu atau uji t. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada model 2

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14

Output Uji t (Model 2)

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:35

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

2

C 35.37785 203.5402 0.173813 0.8621

BVPS 1.568021 0.223728 7.008592 0.0000

PER -0.653939 3.313250 -0.197371 0.8437

EPS 5.723573 0.640320 8.938608 0.0000

FEPS 0.936989 0.174521 5.368926 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t di atas pada model 2 terlihat bahwa Book

Value Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga saham

syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) BVPS pada model 2

sebesar 7.008592 > nilai t tabel sebesar 1,6449 dengan probabilitas

0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa

variabel BVPS berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Page 113: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

95

Variabel Price Earning Ratio (PER) pada model 2 dengan nilai t

hitung < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari

model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel PER tidak

memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Earning Per Share (EPS) pada model ini terlihat bahwa

Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga

saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) EPS > nilai t

tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model 0,000 yang

berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel EPS

berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Variabel Forcasted Earning Per Share menunjukan hubungan

positif terhadap harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-

statistik) FEPS pada model 2 memiliki nilai t hitung 5.368926 > nilai t

tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang berati lebih

kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

H1 diterima yang berarti bahwa variabel FEPS berpengaruh positif

terhadap harga saham syariah.

3) Uji Adjusted R Square

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap

jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana

setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam

model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang

dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Page 114: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

96

variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka

digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R

Square (R2adj). Berikut adalah hasil uji Adjusted R

2 pada model 2:

Tabel 4.15

Output Uji Adjusted R Square (Model 2)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.953098 0.936709

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari

model 2 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.936709

yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (BVPS,

PER, EPS dan FEPS) dalam menjelaskan variabel dependen (harga

saham syariah) adalah sebesar 93,6709%, sisanya sebesar 6,3291%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.

3. Pengujian Model 3 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 3 ini:

Tabel 4.16

Uji Chow (Model 3) Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

3

Cross-section F

Cross-section Chi-square

1.671209 (90,270) 0.0009

161.181273 90 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Page 115: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

97

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas, dapat terlihat bahwa pada model

ketiga nilai probabilitas cross section adalah 0,0009 atau < 0,05, maka

H0 ditolak, dan menerima H1, yang berarti model ketiga menggunakan

pendekatan fixed effect.

2) Uji Hausman

Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang

paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.17

Uji Hausman (Model 3) Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Model Test Summary Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

3 Cross-section random 15.796865 3 0.0012

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.17 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model ketiga

nilai probabilitas cross section adalah 0,0012 atau < 0,05, maka H0

ditolak, dan menerima H1, berarti model penelitian ketiga

menggunakan pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah

Page 116: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

98

yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 3:

Tabel 4.18

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 3)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Pt-1 .978 1.023

Dup .953 1.050

Ddown .965 1.036

a. Dependent Variable: Pt

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.18 terlihat pada model 3 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi

antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada

variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel

independen pada model 3.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah

yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 3:

Page 117: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

99

Tabel 4.19

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 3)

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:22

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

3

C 10.21689 0.155953 65.51261 0.0000 Pt-1 1.40E-05 2.70E-05 0.519135 0.6041 Dup 0.402453 0.280122 1.436704 0.1520 Ddown 0.208632 0.515727 0.404540 0.6861

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.19 dapat diketahui bahwa pada

model 3 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal

ini karena Prob. dari variabel independen pada model ini tidak

signifikan yaitu berada diatas 0,05.

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau

untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak. Berikut hasil uji hipotesis

model 3 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.20

Output Uji F (Model 3)

F-Statistic Prob(F-statistic)

621.9205 0.000000

Sumber: Hasil Olah Data

Page 118: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

100

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, nilai Fhitung pada model 3 sebesar

621.9205 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Maka dapat disimpulkan pada model 3 bahwa Pt-1, Dup dan Ddown

secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu atau uji t. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada model 3

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21

Output Uji t (Model 3)

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:35

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

3

C -90.15676 49.28403 -1.829330 0.0685

Pt-1 1.047746 0.008520 122.9690 0.0000

Dup -45.09104 88.52377 -0.509366 0.6109

Ddown -202.1887 162.9794 -1.240578 0.2158

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t pada model 3 yaitu analisis teknikal, terlihat

bahwa harga saham masa lalu menunjukan hubungan positif terhadap

harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) harga

saham masa lalu sebesar 122.9690 > nilai t tabel yang sebesar 1,6449

dengan probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

Page 119: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

101

bahwa variabel harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap

harga saham syariah.

Variabel Dummy Up yang merupakan tren harga saham saat

bullish menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah.

Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Dup pada model < nilai t tabel

yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih besar dari

nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1

ditolak yang berarti bahwa variabel Dup tidak memiliki pengaruh

terhadap harga saham syariah.

Variabel Dummy Down menunjukan hubungan negatif terhadap

harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Ddown <

nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih

besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima

dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel Ddown tidak memiliki

pengaruh terhadap harga saham syariah.

3) Uji Adjusted R Square

Berikut adalah hasil uji Adjusted R2 pada model 3:

Tabel 4.22

Output Uji Adjusted R Square (Model 3)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.995354 0.993753

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari

model 3 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.993753

yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (harga

Page 120: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

102

saham masa lalu, dummy up dan dummy down) dalam menjelaskan

variabel dependen (harga saham syariah) adalah sebesar 99,3753%,

sisanya sebesar 0,6247% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam model ini.

4. Pengujian Model 4 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 4:

Tabel 4.23

Uji Chow (Model 4) Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

4

Cross-section F

Cross-section Chi-square 1.514413 (90,267) 0.0060

150.122684 90 0.0001

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas, dapat terlihat bahwa pada model 4

nilai probabilitas cross section adalah 0,0060 atau < 0,05, maka H0

ditolak, dan menerima H1, yang berarti model 4 menggunakan

pendekatan fixed effect.

2) Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model yang

paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.24

Uji Hausman (Model 4) Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Page 121: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

103

Model Test Summary Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

4 Cross-section random 43.114248 6 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.24 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model

keempat nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05,

maka H0 ditolak, dan menerima H1, berarti model penelitian keempat

menggunakan pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah

yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 4:

Tabel 4.25

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 4)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

BVPS .243 4.122

PER .992 1.008

EPS .147 6.824

Pt-1 .178 5.606

Dup .926 1.080

Ddown .961 1.041

a. Dependent Variable: Pt

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.25 terlihat pada model 4 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

Page 122: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

104

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi

antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada

variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel

independen pada model 4.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah

yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 4:

Tabel 4.26

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 4)

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:22

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

4

C 10.12138 0.212000 47.74229 0.0000 BVPS 0.000284 0.000254 1.119156 0.2641 PER -0.005326 0.003309 -1.609416 0.1087 EPS -0.001157 0.000704 -1.643755 0.1014 Pt-1 4.28E-05 6.30E-05 0.679932 0.4971 Dup 0.445426 0.280828 1.586119 0.1139 Ddown 0.215461 0.530326 0.406281 0.6849

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.26 dapat diketahui bahwa pada

model 4 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal

ini karena Prob. dari variabel independen pada model ini tidak

signifikan yaitu berada diatas 0,05.

Page 123: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

105

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau

untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak. Berikut hasil uji hipotesis

model 4 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.27

Output Uji F (Model 4)

F-Statistic Prob(F-statistic)

660.5269 0.000000

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel 4.27 di atas, nilai Fhitung pada model 4 sebesar

660.5269 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Maka dapat disimpulkan pada model 4 bahwa BVPS, PER, EPS, Pt-1,

Dup dan Ddwon secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham

Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu atau uji t. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada model 4

adalah sebagai berikut:

Page 124: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

106

Tabel 4.28

Output Uji t (Model 4)

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:35

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

4

C 109.8921 64.26543 1.709973 0.0884

BVPS -0.330844 0.076852 -4.304976 0.0000

PER 0.186774 1.003228 0.186173 0.8525

EPS 1.061930 0.213335 4.977768 0.0000

Pt-1 1.038052 0.019083 54.39712 0.0000

Dup -91.79633 85.12958 -1.078313 0.2819

Ddown -72.39409 160.7622 -0.450318 0.6528

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t pada model 4 yaitu integrasi antara analisis

fundamental dan juga teknikal, terlihat bahwa Book Value Per Share

menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah. Dengan

melihat nilai t hitung (t-statistik) BVPS pada model 4 yang sebesar -

4.304976 < nilai t tabel sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang

berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel BVPS

berpengaruh negatif terhadap harga saham syariah.

Variabel Price Earning Ratio (PER) pada model 4 dengan nilai t

hitung 0.1861 < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas

dari model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel PER

tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Earning Per Share (EPS) pada model ini terlihat bahwa

Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga

saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) EPS 4.9777 >

Page 125: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

107

nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model 0,000

yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel EPS

berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Harga saham masa lalu menunjukan hubungan positif terhadap

harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) harga

saham masa lalu sebesar 54.3971 > nilai t tabel yang sebesar 1,6449

dengan probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

bahwa variabel harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap

harga saham syariah.

Variabel Dummy Up yang merupakan tren harga saham saat

bullish menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah.

Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Dup pada model -1.0783 <

nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih

besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima

dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel Dup tidak memiliki

pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Dummy Down menunjukan hubungan negatif terhadap

harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Ddown -

0.4503 < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari

model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel Ddown tidak

memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Page 126: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

108

3) Uji Adjusted R Square

Berikut adalah hasil uji Adjusted R2 pada model 4:

Tabel 4.29

Output Uji Adjusted R Square (Model 4)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.995807 0.994299

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel 4.29 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari

model 4 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.994299

yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (book value

per share, price earning ratio, earning per share, harga saham masa

lalu, dummy up dan dummy down) dalam menjelaskan variabel

dependen (harga saham syariah) adalah sebesar 99,4299%, sisanya

sebesar 0,5701% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk

dalam model ini.

5. Pengujian Model 5 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 5:

Tabel 4.30

Uji Chow (Model 5) Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

5

Cross-section F

Cross-section Chi-square 1.516789 (90,266) 0.0059

150.778330 90 0.0001

Sumber: Hasil Olah Data

Page 127: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

109

Berdasarkan Tabel 4.30 di atas, dapat terlihat bahwa pada model 5

nilai probabilitas cross section adalah 0,0059 atau < 0,05, maka H0

ditolak, dan menerima H1, yang berarti model 5 menggunakan

pendekatan fixed effect.

2) Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model yang

paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.31

Uji Hausman (Model 5) Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Model Test Summary Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

5 Cross-section random 43.043789 7 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.31 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model 5 nilai

probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05, maka H0 ditolak,

dan menerima H1, berarti model penelitian kelima menggunakan

pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah

Page 128: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

110

yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 5:

Tabel 4.32

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 5)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) BVPS .242 4.131

PER .992 1.008

EPS .143 6.976

FEPS .553 1.807

Pt-1 .173 5.792

Dup .922 1.085

Ddown .958 1.044

a. Dependent Variable: Pt

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.32 terlihat pada model 5 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi

antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada

variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel

independen pada model 5.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah

yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 5:

Page 129: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

111

Tabel 4.33

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 5)

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:22

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

5

C 10.13932 0.214462 47.27790 0.0000

BVPS 0.000259 0.000257 1.007985 0.3144

PER -0.005301 0.003314 -1.599522 0.1109

EPS -0.001147 0.000705 -1.627642 0.1048

FEPS -0.000107 0.000182 -0.585307 0.5588

Pt-1 5.33E-05 6.55E-05 0.813015 0.4169

Dup 0.463420 0.282850 1.638396 0.1025

Ddown 0.195602 0.532063 0.367629 0.7134

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.33 dapat diketahui bahwa pada

model 5 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal

ini karena Prob. dari variabel independen pada model ini tidak

signifikan yaitu berada diatas 0,05.

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau

untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak. Berikut hasil uji hipotesis

model 5 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.34

Output Uji F (Model 5)

F-Statistic Prob(F-statistic)

661.6848 0.000000

Sumber: Hasil Olah Data

Page 130: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

112

Berdasarkan tabel 4.34 di atas, nilai Fhitung pada model 5 sebesar

661.6848 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Maka dapat disimpulkan pada model 5 bahwa BVPS, PER, EPS,

FEPS, Pt-1, Dup dan Ddwon secara simultan berpengaruh terhadap

Harga Saham Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

individu atau uji t. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada model 5

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.35

Output Uji t (Model 5)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

5

C 90.91220 64.54161 1.408583 0.1601

BVPS -0.304988 0.077416 -3.939598 0.0001

PER 0.159528 0.997291 0.159961 0.8730

EPS 1.051754 0.212111 4.958512 0.0000

FEPS 0.112877 0.054841 2.058240 0.0405

Pt-1 1.026981 0.019716 52.08833 0.0000

Dup -110.8388 85.12256 -1.302108 0.1940

Ddown -51.37710 160.1226 -0.320861 0.7486

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t pada model 5 yaitu integrasi antara analisis

fundamental dan juga teknikal, terlihat bahwa Book Value Per Share

menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah. Dengan

melihat nilai t hitung (t-statistik) BVPS pada model 5 yang sebesar -

3.9395 < nilai t tabel sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang

berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0

Page 131: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

113

ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel BVPS

berpengaruh negatif terhadap harga saham syariah.

Variabel Price Earning Ratio (PER) pada model 5 dengan nilai t

hitung 0.1599 < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas

dari model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel PER

tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Earning Per Share (EPS) pada model ini terlihat bahwa

Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga

saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) EPS 4.9585 >

nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model 0,000

yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel EPS

berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Variabel Forcasted Earning Per Share menunjukan hubungan

positif terhadap harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-

statistik) FEPS pada model 5 memiliki nilai t hitung 2.0582 > nilai t

tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,0405 yang berati lebih

kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

H1 diterima yang berarti bahwa variabel FEPS berpengaruh positif

terhadap harga saham syariah.

Harga saham masa lalu menunjukan hubungan positif terhadap

harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) harga

saham masa lalu sebesar 52.0883 > nilai t tabel yang sebesar 1,6449

Page 132: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

114

dengan probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

bahwa variabel harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap

harga saham syariah.

Variabel Dummy Up yang merupakan tren harga saham saat

bullish menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah.

Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Dup pada model -1.3021 <

nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih

besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima

dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel Dup tidak memiliki

pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Dummy Down menunjukan tidak berpengaruh terhadap

harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Ddown -

0.3208 < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari

model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel Ddown tidak

memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

3) Uji Adjusted R Square

Berikut adalah hasil uji Adjusted R2 pada model 5:

Tabel 4.36

Output Uji Adjusted R Square (Model 5)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.995873 0.994368

Sumber: Hasil Olah Data

Page 133: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

115

Dari tabel 4.36 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari

model 5 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.994368

yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (book value

per share, price earning ratio, earning per share, forcasted earning

per share, harga saham masa lalu, dummy up dan dummy down)

dalam menjelaskan variabel dependen (harga saham syariah) adalah

sebesar 99,4368%, sisanya sebesar 0,5632% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak termasuk dalam model ini.

6. Analisis Regresi Data Panel

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas, maka

selanjutnya hasil uji persamaan regresi data panel di analisis yang

bertujuan menguji variabel BVPS (Book Value Per Share), PER (Price

Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), FEPS (Forecasted Earning Per

Share), harga saham masa lalu dan juga dua variabel momentum dummy

(Dup dan Ddown) pada saham syariah. Analisis regresi data panel ini

dilakukan pada lima model persamaan yang dapat dilihat pada tabel 4.37.

Page 134: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

116

Tabel 4.37

Analisis Regresi Data Panel dengan Model Fixed Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

1

C 244.9281 209.8042 1.167413 0.2441

BVPS 1.492660 0.234511 6.364983 0.0000

PER -0.627694 3.479788 -0.180383 0.8570

EPS 6.357110 0.660988 9.617586 0.0000

2

C 35.37785 203.5402 0.173813 0.8621

BVPS 1.568021 0.223728 7.008592 0.0000

PER -0.653939 3.313250 -0.197371 0.8437

EPS 5.723573 0.640320 8.938608 0.0000

FEPS 0.936989 0.174521 5.368926 0.0000

3

C -90.15676 49.28403 -1.829330 0.0685

Pt-1 1.047746 0.008520 122.9690 0.0000

Dup -45.09104 88.52377 -0.509366 0.6109

Ddown -202.1887 162.9794 -1.240578 0.2158

4

C 109.8921 64.26543 1.709973 0.0884

BVPS -0.330844 0.076852 -4.304976 0.0000

PER 0.186774 1.003228 0.186173 0.8525

EPS 1.061930 0.213335 4.977768 0.0000

Pt-1 1.038052 0.019083 54.39712 0.0000

Dup -91.79633 85.12958 -1.078313 0.2819

Ddown -72.39409 160.7622 -0.450318 0.6528

5

C 90.91220 64.54161 1.408583 0.1601

BVPS -0.304988 0.077416 -3.939598 0.0001

PER 0.159528 0.997291 0.159961 0.8730

EPS 1.051754 0.212111 4.958512 0.0000

FEPS 0.112877 0.054841 2.058240 0.0405

Pt-1 1.026981 0.019716 52.08833 0.0000

Dup -110.8388 85.12256 -1.302108 0.1940

Ddown -51.37710 160.1226 -0.320861 0.7486

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan Tabel 4.37 di atas, maka diperoleh model persamaan

regresi sebagai berikut:

a. Model 1

Pit = 244.9281 + 1.492660 BVPSit + 6.357110 EPSit+ εit

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1) Konstanta sebesar 244.9281 yang menyatakan bahwa jika variabel-

variabel independen dianggap nol, maka rata-rata harga saham

Page 135: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

117

syariah sebesar 244.9281. Artinya secara keseluruhan harga dari

saham syariah baik.

2) Koefisien regresi 1.492660 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai BVPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

sebesar 1.492660 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

3) Koefisien regresi 6.357110 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai EPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

sebesar 6.357110 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

b. Model 2

Pit = 35.37785 + 1.568021 BVPSit + 5.723573 EPSit + 0.936989 FEPSit + εit

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1) Konstanta sebesar 35.37785 yang menyatakan bahwa jika variabel-

variabel independen dianggap nol, maka rata-rata nilai harga

saham syariah sebesar 35.37785.

2) Koefisien regresi 1.568021 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai BVPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

sebesar 1.568021 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

3) Koefisien regresi 5.723573 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai EPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

sebesar 5.723573 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

Page 136: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

118

4) Koefisien regresi 0.936989 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai FEPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

sebesar 0.936989 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

c. Model 3

Pit = -90.15676 + 1.047746 Pit-1 + εit

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1) Konstanta sebesar -90.15676 yang menyatakan bahwa jika

variabel-variabel independen dianggap nol, maka rata-rata nilai

harga saham syariah sebesar -90.15676.

2) Koefisien regresi 1.047746 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai harga saham masa lalu akan menaikkan nilai harga

saham syariah sebesar 1.047746 point, demikian pula sebaliknya

dengan asumsi variabel lain tetap.

d. Model 4

Pit = 109.8921 - 0.330844 BVPSit + 1.061930 EPSit + 1.038052 Pit-1 + εit

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1) Konstanta sebesar 109.8921 yang menyatakan bahwa jika variabel-

variabel independen dianggap nol, maka rata-rata harga saham

syariah sebesar 109.8921. Artinya secara keseluruhan harga dari

saham syariah baik.

2) Koefisien regresi –0.330844 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai BVPS akan menurunkan nilai harga saham syariah

Page 137: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

119

sebesar –0.330844 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

3) Koefisien regresi 1.061930 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai EPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

sebesar 1.061930 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

4) Koefisien regresi 1.038052 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai harga saham masa lalu akan menaikkan nilai harga

saham syariah sebesar 1.038052 point, demikian pula sebaliknya

dengan asumsi variabel lain tetap.

e. Model 5

Pit = 90.91220 - 0.304988 BVPSit + 1.051754 EPSit + 0.112877 FEPSit

+ 1.026981 Pit-1 +εit

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1) Konstanta sebesar 90.91220 yang menyatakan bahwa jika variabel-

variabel independen dianggap nol, maka rata-rata harga saham

syariah sebesar 90.91220. Artinya secara keseluruhan harga dari

saham syariah baik.

2) Koefisien regresi –0.304988 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai BVPS akan menurunkan nilai harga saham syariah

sebesar –0.304988 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

3) Koefisien regresi 1.051754 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai EPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

Page 138: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

120

sebesar 1.051754 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

4) Koefisien regresi 0.112877 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai FEPS akan menaikkan nilai harga saham syariah

sebesar 0.112877 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap.

5) Koefisien regresi 1.026981 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1 point nilai harga saham masa lalu akan menaikkan nilai harga

saham syariah sebesar 1.026981 point, demikian pula sebaliknya

dengan asumsi variabel lain tetap.

D. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Book value per share terhadap harga saham syariah

Dari hasil regresi uji t di atas, untuk setiap model analisis

fundamental pada model 1 dan 2, terlihat bahwa Book Value Per Share

menunjukan pengaruh positif terhadap harga saham syariah. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa semakin kecil nilai Book Value Per Share (BVPS)

maka harga dari suatu saham dianggap semakin murah (Budileksmana dan

Gunawan, 2003).

Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Danika Reka Artha, dkk (2014) dan Menike M. (2014) yang menyatakan

bahwa BVPS memberikan pengaruh positif terhadap harga saham. Hasil

ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan Bettman dkk. (2009)

Page 139: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

121

yang menyatakan bahwa nilai buku sendiri dapat memprediksi laba,

sehingga nilai buku cukup untuk menentukan nilai pasar.

Namun pada setiap model analisis gabungan pada model 4 dan 5,

terlihat bahwa Book Value Per Share menunjukan pengaruh negatif

terhadap harga saham syariah. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan pengaruh yang positif antara BVPS

terhadap harga saham syariah, yaitu semakin besar nilai dari Book Value

Per Share, maka harga saham akan semakin tinggi.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Khurram Shehzad dan Aisha Ismail (2014) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang negatif antara BVPS dengan harga saham. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena pada model persamaan 4 dan 5

mengintegrasikan analisis fundamental dan teknikal. BVPS tidak lagi

bepengaruh positif ketika terintegrasi dengan faktor teknikal, karena pada

model 4 dan 5 terdapat hubungan komplementer antara analisis

fundamental dan teknikal. Sehingga kekuatan prediksi yang tinggi dari

analisis teknikal menolak kekuatan penjelas dari BVPS.

2. Price earning ratio terhadap harga saham syariah

Dari hasil regresi uji t di atas, untuk setiap model analisis

fundamental dan gabungan pada model 1 hingga model 5, terlihat bahwa

tidak ada pengaruh antara Price Earning Ratio terhadap harga saham

syariah. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang positif antara PER terhadap harga saham, dimana

saham dengan PER tinggi bisa menunjukan bagusnya prospek suatu

Page 140: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

122

perusahaan. Bagusnya prospek suatu perusahaan dilihat dari kinerja

perusahaan yang baik maka akan meningkatkan permintaan saham dan

harga saham juga ikut meningkat (Abi Hurairah dan Haryajid, 2012). Hasil

ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abied Luthfi

Safitri (2013) dan Wijayanti (2010) yang menunjukan bahwa PER

berpengaruh positif terhadap harga saham.

Sebenarnya nilai PER ini sangat penting karena terkait dengan laba

yang akan dibagikan oleh perusahaan kepada investor. PER umumnya

digunakan untuk menentukan seberapa besar harga yang harus dibayarkan

investor untuk mendapatkan laba. Dengan nilai PER yang tinggi, ini

menandakan bahwa harga saham akan semakin mahal dan ini menunjukan

bahwa perusahaan mampu tumbuh dengan baik. Akan tetapi perlu

diperhatikan bahwa nilai PER yang tinggi bisa juga didapat karena

perusahaan tidak mampu mendapatkan laba yang optimal. Akan tetapi,

perusahaan yang mempunyai nilai PER yang tinggi belum tentu

mempunyai prospek yang bagus karena bisa saja perusahaan sedang

melakukan ekspansi usaha sehingga laba yang didapat digunakan untuk

menutupi biaya operasional perusahaan dalam menjalankan ekspansi.

Tetapi bagi para investor biasanya mengharapkan nilai PER ini rendah

karena hal ini menunjukkan bahwa harga saham perusahaan tersebut

murah.

3. Earning per share terhadap harga saham syariah

Dari hasil regresi uji t di atas, untuk setiap model analisis

fundamental dan gabungan pada model 1 hingga model 5, terlihat bahwa

Page 141: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

123

Earning Per Share menunjukan pengaruh positif terhadap harga saham

syariah. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang positif antara EPS dengan harga saham. Menurut Darmadji

dan Fakhruddin (2008) bahwa EPS menggambarkan laba perusahaan yang

tergambar dalam setiap lembar saham, semakin besar laba yang diberikan

dalam setiap lembar saham, maka akan semakin besar harga dari saham.

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abied

Luthfi Safitri (2013) yang menunjukkan bahwa variabel tingkat laba per

lembar saham atau Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang

positif signifikan terhadap harga saham. Hasil ini juga mendukung banyak

penelitian seperti yang dilakukan oleh Khurram Shehzad dan Aisha Ismail

(2014), Menike & Prabath (2014), Devi Arsetiyawati (2013), Wijayanti

(2010) dan Danika Reka Artha dkk (2008) yang dimana hasil

penelitiannya menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh yang positif

terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan EPS merupakan salah salah

satu rasio profitabilitas yang mencerminkan laba bersih per lembar saham

atau earning per share, yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam

mengelola perusahaan. Investor sering memusatkan perhatian kepada

earning per share yang dibagikan perusahaan sebagai landasan dalam

berinvestasi di pasar modal.

4. Forcasted earning per share terhadap harga saham syariah

Dari hasil regresi uji t pada model 2 dan model 5, terlihat bahwa

Forcasted Earning Per Share menunjukan pengaruh positif terhadap harga

saham syariah. Dechow dkk. (1999) berpendapat laba yang diperkirakan

Page 142: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

124

menawarkan informasi tambahan tentang prospek masa depan perusahaan.

Perkiraan laba yang tinggi akan mengindikasikan laba yang tinggi pada

tahun berikutnya, sehingga dengan laba yang tinggi maka semakin besar

laba yang diberikan dalam setiap lembar saham, maka akan semakin besar

harga dari saham.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stephanus

Remond Waworuntu dan Hendra Suryanto (2011) pada saham di LQ45

menunjukkan bahwa variabel FEPS berpengaruh secara signifikan

terhadap harga saham. Penelitian tersebut konsisten dengan pengujian

yang dilakukan oleh Bettman dkk. (2009), yang dimana hasil dari

pengujiannya adalah bahwa perkiraan EPS (Forecast Earning Per Share)

memiliki hubungan yang lebih signifikan terhadap harga saham daripada

EPS itu sendiri. Hal ini juga konsisten dengan Dechow dkk. (1999) yang

juga menyatakan bahwa penambahan perkiraan laba per saham dapat

meningkatkan kekuatan penjelas dari pada hanya menggunakan EPS.

5. Harga saham masa lalu terhadap harga saham syariah

Dari hasil regresi uji t untuk setiap model analisis teknikal dan

gabungan pada model 3, model 4 dan model 5, terlihat bahwa harga saham

masa lalu menunjukan pengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa harga saham masa

lalu mempengaruhi harga saham sekarang yang mempunyai pola tertentu

dan berulang sehingga berpengaruh secara psikologis terhadap investor

dalam melakukan transaksi perdagangan (Husnan, 2003). Hasil ini juga

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wulandari (2009) dan

Page 143: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

125

Wijayanti (2010) yang menunjukkan bahwa harga saham masa lalu

mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham.

6. Variabel Dummy Up (Bullish) terhadap harga saham syariah

Dari hasil regresi uji t untuk setiap model analisis teknikal dan

gabungan pada model 3, model 4 dan model 5, terlihat bahwa Variabel

Dummy Up menunjukan tidak ada pengaruh terhadap harga saham

syariah. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Stephanus Remond Waworuntu dan Hendra Suryanto (2011), menunjukan

ada pengaruh yang positif antara Dup dengan harga saham di Indonesia

yang tergabung dalam LQ45 pada tahun 2007-2009. Hasil ini juga tidak

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bettman dkk.

(2009), dimana hasil pengujiannya menunjukkan ada hubungan signifikan

antara Dup dengan harga saham. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

perbedaaan sampel dan periode pengamatan. Karena sampel yang

digunakan berpusat pada saham syariah yang terdaftar pada JII dan ISSI

dan juga karena penelitian dilakukan antara rentang tahun 2011-2014

sebagai periode pengamatan.

7. Variabel Dummy Down (Bearish) terhadap harga saham syariah

Dari hasil regresi uji t untuk setiap model analisis teknikal dan

gabungan pada model 3, model 4 dan model 5, terlihat bahwa Variabel

Dummy Down menunjukan tidak memiliki pengaruh terhadap harga

saham syariah. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Stephanus Remond Waworuntu dan Hendra Suryanto (2011),

menunjukan ada pengaruh yang negatif antara Ddown dengan harga saham

Page 144: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

126

di Indonesia yang tergabung dalam LQ45 pada tahun 2007-2009. Hasil ini

juga tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bettman

dkk. (2009), dimana hasil pengujiannya menunjukkan ada hubungan

negatif antara Ddown dengan harga saham. Hal ini kemungkinan disebabkan

oleh perbedaaan sampel dan periode pengamatan. Karena sampel yang

digunakan berpusat pada saham syariah yang terdaftar pada JII dan ISSI

dan juga karena penelitian dilakukan antara rentang tahun 2011-2014

sebagai periode pengamatan. Perbedaan periode pengamatan tersebut

mengindikasikan perbedaan pergerakan tren harga saham pada penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya, sehingga menunjukkan hasil yang

berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan, bahwa

pergerakan harga saham syariah lebih dapat dijelaskan oleh faktor yang

menggabungkan analisis fundamental dengan analisis teknikal. Hal ini dapat

dilihat pada kelima model yang digunakan untuk menganalisis. Pada model 1

hingga 3 digunakan untuk menganalisis harga saham berdasarkan analisis

fundamental dan analisis teknikal yang secara terpisah tanpa interaksi apapun.

Pada model 1 dan 2 yang hanya menggunakan analisis fundamental untuk

menjelaskan harga saham memiliki nilai Adjusted R2

sebesar 93,0186% dan

93,6709% berarti bahwa pada kedua model tersebut masih mampu

menprediksi harga saham syariah di masa depan. Model 2 memiliki nilai

Adjusted R2

lebih tinggi dari model 1, hal ini karena ditambahkan variabel

Forcasted Earning Per Share (FEPS) sebagai pelengkap Earning Per Share

(EPS). Ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dechow dkk.

Page 145: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

127

(1999) yang menyatakan bahwa penambahan FEPS dapat meningkatkan

kekuatan penjelas terhadap harga saham.

Pada model 3 hanya menggunakan analisis teknikal untuk memprediksi

harga saham syariah di masa depan. Hasil pada model 3 tidak konsisten

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bettman dkk. (2009) yang

hasilnya menunjukkan semua faktor teknikal signifikan terhadap harga saham.

Dalam penelitian ini hanya harga saham masa lalu yang memiliki pengaruh

terhadap harga saham. Perbedaan ini terjadi karena pada penelitian ini

memiliki objek penelitian dan rentang waktu yang berbeda dengan penelitian

sebelumnya.

Akan tetapi, meskipun hanya satu variabel yang berpengaruh terhadap

harga saham, nilai Adjusted R2

pada model 3 lebih tinggi dari kedua model

sebelumnya, yaitu sebesar 99,3753%. Hal ini karena analisis teknikal dengan

pergerakan tren saham melalui chart sendiri memainkan peran utama dalam

lingkungan perdagangan di Indonesia. Sebagian besar broker saham

menyediakan layanan charting, sehingga banyak investor dapat melihat

pergerakan tren harga saham. Dengan lebih banyaknya investor yang

menggunakan pergerakan harga dan harga masa lalu maka hal ini menjadi

sangat penting dalam menentukan keputusan trading investor dan investor

sangat bergantung terhadap dua alat tersebut untuk menentukan kapan waktu

membeli atau menjual.

Ketika kedua analisis digabungkan dalam model 4 dan 5, model

membuktikan adanya peningkatan dalam menjelaskan prediksi harga saham

dengan nilai Adjusted R2 lebih tinggi dari ketiga model sebelumnya yaitu

Page 146: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

128

sebesar 99,4299% dan 99,4368%. Ketika analisis fundamental terintegrasi

dengan analisis teknikal, BVPS tidak lagi positif terhadap harga saham, hal ini

karena terdapat hubungan komplementer antara analisis fundamental dan

analisis teknikal. Sehingga kekuatan prediksi yang tinggi dari analisis teknikal

menolak kekuatan penjelas dari BVPS.

Nilai Adjusted R2

pada model 5 menunjukkan lebih tinggi dari semua

model persamaan, hal ini karena didukung dengan adanya FEPS sebagai

pelengkap EPS dan juga analisis fundamental yang terintegrasi dengan

analisis teknikal. Maka hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis

fundamental atau teknikal saja dapat memberikan kekuatan penjelas yang

cukup untuk memprediksi harga saham di masa depan. Hasil ini konsisten

dengan penelitian sebelumnya dari Bettman dkk. (2009) yang terdiri dari

beberapa faktor analisis fundamental dikombinasikan dengan harga saham

masa lalu dan dua variabel dummy.

Nilai Adjusted R2 menyimpulkan bahwa terintegrasinya model analisis

fundamental dan teknikal memberikan kekuatan penjelas yang lebih besar

daripada yang hanya analisis fundamental atau teknikal saja. Selain itu dilihat

dari besarnya nilai Akaike Information Criterion (AIC) pada tabel 4.38

berikut:

Tabel 4.38

Akaike Information Criterion (AIC)

S

Sumber: Hasil Olah Data

Cross-section fixed (dummy variables)

Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5

Akaike info criterion 18.27441 18.17811 15.86067 15.77446 15.76416

Page 147: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

129

Tabel di atas menunjukkan model terbaik adalah model 5 dengan nilai

AIC yang lebih kecil dibandingan dari model lainnya. Model 1 memiliki nilai

AIC sebesar 18.77, model 2 memiliki nilai AIC sebesar 18.17, model 3

memiliki nilai AIC sebesar 15.86, model 4 memiliki nilai AIC sebesar 15.77

dan model 5 memiliki nilai AIC sebesar 15.76. Menurut metode AIC, model

regresi terbaik adalah model regresi yang mempunyai nilai AIC terkecil

(Widarjono, 2007).

Sifat pelengkap dari analisis fundamental dan teknikal ini konsisten

dengan survei dari Naveen Kumar (2014) setidaknya 90% dari pialang saham

menggunakan analisis teknikal ketika membentuk suatu pandangan pada satu

atau lebih periode waktu. Jika melihat pada periode waktu yang lebih singkat,

penggunaan lebih bergantung pada analisis teknikal dibandingkan dengan

analisis fundamental, tetapi dalam jangka waktu yang lama terjadi pergeseran

yang meningkat ke penggunaan analisis fundamental. Sebagian besar pialang

saham melihat analisis teknikal merupakan pelengkap dari analisis

fundamental.

Page 148: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

130

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan terhadap 91 perusahaan yang terdaftar dalam JII

dan ISSI selama 2011–2015 dengan data yang digunakan selama empat tahun

yaitu 2011-2014. Penelitian ini mengkaji analisis fundamental dan teknikal

pada saham syariah di Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada kemampuan

analisis fundamental dan teknikal yang terintegrasi dalam menentukan harga

saham di masa depan. Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian

dengan melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data

panel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Hasil uji regresi ditemukan bahwa pada analisis fundamental saja yaitu

BVPS, EPS dan FEPS dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga

saham syariah, sedangkan PER tidak dapat mempengaruhi harga saham

syariah.

Pada analisis teknikal saja, hanya harga saham masa lalu yang dapat

memberikan pengaruh terhadap harga saham syariah, sedangkan dua

variabel dummy yang merupakan tren harga saham tidak memberikan

pengaruh terhadap harga saham syariah. Penelitian ini memberikan

gambaran bahwa analisis teknikal mengambil peran yang lebih besar

dalam menentukan harga saham syariah dibandingkan analisis

fundamental. Hal ini ditunjukkan oleh tinggi Adjusted R2

pada model

analisis teknikal dibandingkan pada model analisis fundamental.

Page 149: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

131

Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa ketika analisis fundamental

terintegrasi dengan analisis teknikal, BVPS tidak lagi berpengaruh positif

terhadap harga saham. EPS dan FEPS tetap konsisten memberikan

pengaruh positif terhadap harga saham syariah, sedangkan PER tidak

memberikan pengaruh terhadap harga saham syariah. Begitu juga pada

analisis teknikal hanya harga saham masa lalu yang dapat memberikan

pengaruh terhadap harga saham syariah, sedangkan dua variabel dummy

yang merupakan tren harga saham tidak memberikan pengaruh terhadap

harga saham syariah.

Mengintegrasikan analisis fundamental dan teknikal dalam model akan

memberikan daya penjelas lebih tinggi dari analisis fundamental atau

teknikal saja. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya nilai Adjusted R2 dari

model yang mengintegrasikan kedua analisis. Sehingga terdapat sifat

pelengkap dari analisis fundamental dan teknikal dalam menjelaskan harga

saham.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya:

1. Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan oleh investor sebagai acuan dalam

menjalankan strategi yang tepat dalam menanamkan investasi di saham

syariah. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi pertimbangan bagi

masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomiannya.

Page 150: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

132

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang pasar modal

khususnya pada saham syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan

untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Untuk peneliti selanjutnya

sebaiknya menambahkan variabel yang lebih signifikan secara statistik dan

menambah periode waktu yang lebih lama, sehingga data akan lebih

representatif dan lebih lengkap dari penelitian saat ini.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan kebijakan investasi pada setiap perusahaan saham

syariah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat digunakan

sebagai alat evaluasi terhadap kinerjanya selama ini.

Page 151: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

133

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamarudin. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Rineka Cipta, Jakarta,

2003.

Alwi, Iskandar Z.. Pasar Modal Teori dan Aplikasi Edisi Pertama. Yayasan

Pancur Siwah, Jakarta, 2003.

Ang, Robert. Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia, 1997.

Ariefianto, Doddy. Ekonometrika. Erlangga, Jakarta, 2012.

Bettman, Jenni L., Sault Stephen J., & Schultz, Emma L. Fundamental and

Technical Analysis: Substitutes or complements. AFAANZ Journal of

Accounting and Finance, 49, 21 – 36, 2009.

Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal Indonesia. Salemba

Empat, Jakarta, 2008.

Dechow, P., A. Hutton, & R. Sloan. Anempirical Assessment of the Residual

Income Model. Journal of Accounting and Economics, 26, 1-34, 1999.

Dewan Syariah Nasional MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. MUI,

Jakarta, 2003.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20

Edisi 6”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

Gujarati, Damodar .N.. Basic Econometrics, 4rd ed. McGraw-Hill, New York,

2004.

Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,

2009.

Hartono, Jugiyanto. Teori Portofolio dan Analisi Investasi. Edisi VII, BPFE,

Yogyakarta, 2000.

Hurairah, Abi & Haryajid. Gerbang Pintar Pasar Modal. PT Capital Bridge

Advisory, Jakarta, 2012.

Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi Ketiga.

UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2003.

Page 152: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

134

Jegadeesh, N., & S. Titman. Returns to buying winners and selling losers. Journal

of Finance, 25, 469 – 482, 1993.

Kumar, Naveen Baradi & Mohapatra, Sanjay. The Use of Technical and

Fundamental Analyses By Stock Exchange Brokers: Indian Evidence.

Journal of Empirical Economics Vol. 2, No. 4, 2014, 190-203, 2014.

Muhamad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Rajawali Pers, Jakarta, 2008.

Muhamad. Manajemen Keuangan Syariah: Analisis Fiqh dan Keuangan. UPP

STIM YKPN, Yogyakarta, 2014.

Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Cetakan ke 1, Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

Oberlechner, Thomas. Fundamental Analysis in the European Foreign Exchange

Market. International Journal of Finance and Economics, 6, 81-93, 2001.

Omar, Farooq Mohammad dan Reza, Hasib. Dow Jones Islamic Market US Index:

Applying technical analysis from a comparative perspective. International

Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 7

Iss: 4, pp.395 – 420, 2014.

Pratomo, Eko P. Berwisata ke Dunia Reksa Dana. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2007.

Reka, Denika, Azam Noer dan Hendro. Analisis Fundamental, Teknikal, dan

Makroekonomi Harga Saham Sektor Pertanian. Program Pascasarjana

Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor, 2014.

Remond, Stephanus,& Suryanto, Hendra. The Complementary Nature Of

Fundamental And Technical Analysis. Jurnal Manajemenen Bisnis, Vol.3

No.2, 2011.

Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,

2009.

Rosadi, Dedi. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan EViews.

ANDI, Yogyakarta, 2012.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2011.

Page 153: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

135

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana, Jakarta, 2010.

Sri nurhayati & Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba Empat,

Jakarta, 2013.

Subramanyam dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat,

Jakarta, 2010.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2009.

Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi,

Yogyakarta, 2011.

Taylor, M., & H. Allen. The use of technical analysis in the foreign exchange

market. Journal of International Money and Finance, 11, 304–314, 1992.

Umam, Khaerul. Pasar Modal Syari’ah & Praktik Pasar Modal Syariah. Pustaka

Setia, Jakarta, 2013.

Weston, J.F., & Copeland, T.E.. Manajemen Keuangan. Terjemahan Oleh Jaka

Wasana & Kibrandoko, Edisi Kesembilan Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta,

2004.

Wijayanti. Analisi Kinerja Keungan dan Harga Saham Perbankan di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Journal of Indonesian Applied Economics. Fakultas

Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, 2010.

Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews,

Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.

Data Statistik Perkembangan Pasar Modal Syariah, data di akses pada 11 Maret

2015 dari http://www.bapepam.go.id/syariah/statistik/pdf

Data Statistik Pasar Modal, data di akses pada 11 Maret 2015 dari

http://www.ojk.go.id/data-statistik-pasar-modal?pg=0

Ishsan, Dian. “Prospek Investasi Syariah di Indonesia”. Artikel ini di akses pada

11 Maret 2015 dari http://bisnis.liputan6.com/

Page 154: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

136

LAMPIRAN

Lampiran 1:

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

1 AALI 2011 21,700 5,350 13.68 1,528 816 22,400 0 0

1 AALI 2012 19,700 5,947 12.64 1,530 1760 18,000 0 0

1 AALI 2013 25,100 6,520 21.94 1,144 1890 22,250 0 0

1 AALI 2014 24,250 7,117 15.62 1,164 952 24,000 0 0

2 ACES 2011 4,100 718 25.16 166 111 3,800 1 0

2 ACES 2012 820 94 32.79 25 209 750 1 0

2 ACES 2013 590 111 19.88 29 -36 690 0 0

2 ACES 2014 785 127 26.88 22 19 805 0 0

3 ADRO 2011 1,770 692 11.16 156 177 1,910 0 0

3 ADRO 2012 1,590 905 13.78 116 158 1,340 0 0

3 ADRO 2013 1,090 1,226 12.29 89 165 1,130 0 1

3 ADRO 2014 1,040 1,280 9.27 84 64 1,080 0 0

4 AKRA 2011 3,025 935 22.62 600 67 2,850 1 0

4 AKRA 2012 4,150 1,093 21.15 169 850 4,300 1 0

4 AKRA 2013 4,375 1,382 26.19 167 511 4,675 0 0

4 AKRA 2014 4,120 1,456 20.9 148 106 4,650 0 0

5 ANTM 2011 1,620 1,129 8.03 202 125 1,640 0 0

5 ANTM 2012 1,280 1,345 4.08 314 463 1,240 0 0

5 ANTM 2013 1,090 1,341 25.36 43 451 1,260 0 0

5 ANTM 2014 1,065 1,272 -13.51 -59 -81 980 0 0

6 APLI 2011 75 144 5.13 11 7 80 0 0

6 APLI 2012 86 146 30.69 3 6 85 0 0

6 APLI 2013 65 145 51.82 1 -2 57 0 0

6 APLI 2014 81 150 9.9 8 0 84 0 0

7 APLN 2011 350 245 10.48 34 26 290 0 1

7 APLN 2012 370 310 9.02 41 39 365 0 0

7 APLN 2013 215 352 5.18 42 70 245 0 1

7 APLN 2014 335 387 10.17 33 47 361 0 0

8 ARNA 2011 350 263 6.98 51 38 360 0 0

8 ARNA 2012 1,640 330 18.97 84 60 1,510 1 0

8 ARNA 2013 820 105 25.6 32 106 870 1 0

8 ARNA 2014 870 116 24.12 36 16 915 0 0

9 ARTI 2011 255 512 41.63 13 0 215 0 0

9 ARTI 2012 260 546 7.86 20 11 295 0 0

9 ARTI 2013 181 592 7.01 26 28 198 0 1

9 ARTI 2014 101 604 5.57 14 36 100 0 1

Page 155: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

137

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

10 ASGR 2011 1,140 412 11.32 91 80 1,070 0 0

10 ASGR 2012 1,350 469 11.09 127 125 1,360 0 0

10 ASGR 2013 1,670 546 10.78 154 161 1,690 0 0

10 ASGR 2014 1,895 606 10.99 172 198 2,050 1 0

11 ASII 2011 74,000 17,459 14.87 5,244 3,888 70,900 1 0

11 ASII 2012 7,600 2,066 13.58 560 7362 7,250 1 0

11 ASII 2013 6,800 2,434 15.33 443 1632 6,250 0 0

11 ASII 2014 7,425 2,852 15.56 477 187 7,125 0 0

12 ASRI 2011 460 156 13.63 34 23 425 1 0

12 ASRI 2012 600 240 9.69 61 83 610 1 0

12 ASRI 2013 430 271 9.64 45 105 475 0 0

12 ASRI 2014 560 310 10.08 56 55 560 0 0

13 AUTO 2011 3,400 1,183 12.55 287 -108 3,200 1 0

13 AUTO 2012 3,700 1,355 13.12 282 199 3,775 0 0

13 AUTO 2013 3,650 1,884 20.43 179 298 3,825 1 0

13 AUTO 2014 4,200 2,016 23.61 178 126 3,900 0 0

14 BAYU 2011 255 318 4.61 56 15 240 0 0

14 BAYU 2012 350 460 2.03 172 189 335 0 0

14 BAYU 2013 400 586 7.29 55 465 400 1 0

14 BAYU 2014 995 821 9.25 108 53 1,095 1 0

15 BISI 2011 910 426 18.43 45 35 860 0 0

15 BISI 2012 790 459 18.32 43 39 880 0 0

15 BISI 2013 560 491 13.23 42 39 560 0 1

15 BISI 2014 790 510 19.81 40 41 525 0 1

16 BKSL 2011 265 146 60.95 4 2 250 0 0

16 BKSL 2012 189 153 26.85 7 4 190 0 0

16 BKSL 2013 157 219 7.82 20 52 173 0 0

16 BKSL 2014 104 220 105.94 1 34 115 0 1

17 BMTR 2011 990 784 70.4 56 45 980 0 0

17 BMTR 2012 2,400 1,023 16.21 93 88 2,400 1 0

17 BMTR 2013 1,900 950 43.04 44 123 1,950 0 0

17 BMTR 2014 1,425 1,103 22 65 34 1,605 0 0

18 BRPT 2011 770 1,117 -54.45 -15 -56 800 0 0

18 BRPT 2012 420 1,325 -5.23 -80 -12 375 0 1

18 BRPT 2013 410 1,557 -5.89 -70 -193 440 0 0

18 BRPT 2014 303 1,839 -15.88 -19 -217 307 0 1

19 BSDE 2011 980 457 18.21 55 22 850 1 0

19 BSDE 2012 1,110 572 14 79 66 1,210 0 0

19 BSDE 2013 1,290 732 7.87 164 166 1,350 0 0

19 BSDE 2014 1,805 957 7.76 233 242 1,770 1 0

Page 156: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

138

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

20 BTON 2011 335 471 3.87 88 20 325 0 0

20 BTON 2012 700 596 5.03 139 99 750 0 0

20 BTON 2013 550 739 3.72 148 248 610 0 0

20 BTON 2014 540 800 14.33 38 195 540 0 0

21 CNKO 2011 123 181 6.13 19 14 106 0 0

21 CNKO 2012 360 209 15.6 23 30 445 1 0

21 CNKO 2013 315 350 51.04 6.17 30 295 0 0

21 CNKO 2014 155 353 -11.01 -14 -2 179 0 0

22 COWL 2011 235 226 3.4 71 22 215 0 0

22 COWL 2012 143 42 11.93 12 309 197 0 0

22 COWL 2013 470 240 49.24 10 -3 405 1 0

22 COWL 2014 625 246 152 4 5 560 1 0

23 CPIN 2011 2,150 352 15.39 158 92 2,300 1 0

23 CPIN 2012 3,650 486 18.2 201 115 3,425 1 0

23 CPIN 2013 3,375 587 18.79 180 241 3,400 0 0

23 CPIN 2014 3,780 665 27.14 139 194 4,110 0 0

24 CTRA 2011 540 490 16.93 33 10 490 1 0

24 CTRA 2012 800 533 16.97 47 40 780 1 0

24 CTRA 2013 750 619 12.14 62 101 730 0 0

24 CTRA 2014 1,250 703 16.12 78 83 1,310 0 0

25 CTRS 2011 870 931 6.91 124 53 820 0 0

25 CTRS 2012 2,250 1,110 13.29 169 182 2,025 1 0

25 CTRS 2013 1,310 1,196 6.9 190 321 1,810 0 0

25 CTRS 2014 2,960 1,411 11.56 256 235 2,815 0 0

26 DILD 2011 255 364 8.96 22 45 194 0 0

26 DILD 2012 335 379 8.66 31 73 315 0 0

26 DILD 2013 315 396 10.09 40 29 320 0 0

26 DILD 2014 650 416 11.23 58 53 645 0 0

27 DPNS 2011 710 416 13.27 56 70 740 1 0

27 DPNS 2012 385 428 9.3 41 84 410 0 0

27 DPNS 2013 470 571 4.92 95 36 405 0 0

27 DPNS 2014 353 704 6.96 51 109 413 0 0

28 DVLA 2011 1,150 614 12.42 97 72 1,150 1 0

28 DVLA 2012 1,690 716 13.05 130 79 1,740 1 0

28 DVLA 2013 2,200 802 19.43 113 145 2,100 0 0

28 DVLA 2014 1,690 857 18.24 93 124 1,550 0 0

29 EKAD 2011 280 206 6.62 50 67 240 0 0

29 EKAD 2012 350 203 4.57 77 65 520 0 0

29 EKAD 2013 390 271 6.29 62 94 395 0 0

29 EKAD 2014 515 334 7.65 67 71 471 0 0

Page 157: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

139

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

30 ELSA 2011 230 261 2.63 9 -38 205 0 0

30 ELSA 2012 173 280 9.31 17 8 178 0 0

30 ELSA 2013 330 313 10.12 32 51 325 0 0

30 ELSA 2014 685 336 13.01 40 54 670 1 0

31 EMDE 2011 160 163 56.72 3 19 123 0 0

31 EMDE 2012 140 157 69.77 2 2 110 0 0

31 EMDE 2013 111 166 24.29 10 1 122 0 0

31 EMDE 2014 137 175 12.03 8 12 132 0 0

32 EPMT 2011 750 899 5.77 83 69 760 0 0

32 EPMT 2012 1,750 952 11.77 148 69 1,650 1 0

32 EPMT 2013 4,000 1,121 23.33 171 180 3,825 1 0

32 EPMT 2014 2,800 1,253 16.02 131 249 3,050 0 0

33 FPNI 2011 157 198 -7.53 -59 -158 136 0 0

33 FPNI 2012 115 183 -4.02 -28 -20 111 0 0

33 FPNI 2013 111 218 -8.19 -13 -18 106 0 0

33 FPNI 2014 91 205 -4.75 -19 -2 93 0 1

34 GDST 2011 129 91 8.07 16 19 122 0 0

34 GDST 2012 108 95 17.95 6 2 106 0 0

34 GDST 2013 86 103 9.81 9 0 94 0 1

34 GDST 2014 103 109 66.41 2 8 87 0 1

35 GPRA 2011 156 203 11.16 11 16 113 0 0

35 GPRA 2012 100 164 7.6 13 11 111 0 0

35 GPRA 2013 151 187 6.54 23 13 155 0 0

35 GPRA 2014 299 193 29.23 8 30 217 1 0

36 ICBP 2011 5,200 1,756 13.84 365 457 5,150 1 0

36 ICBP 2012 7,800 1,962 19.63 397 455 7,400 1 0

36 ICBP 2013 10,200 2,210 24.06 424 427 10,000 0 0

36 ICBP 2014 13,100 2,490 27.67 473 456 11,250 1 0

37 IGAR 2011 475 289 10.89 55 34 465 0 0

37 IGAR 2012 375 239 8.81 43 58 465 0 0

37 IGAR 2013 295 228 11.78 25 58 305 0 0

37 IGAR 2014 315 259 8.75 36 13 320 0 0

38 INAF 2011 163 196 13.66 9 -24 129 0 0

38 INAF 2012 330 209 24.13 13 19 265 1 0

38 INAF 2013 153 191 -8.75 -18 4 163 0 0

38 INAF 2014 355 179 -23.13 -15 -38 285 1 0

39 INCI 2011 210 615 -2.61 -35 -70 205 0 0

39 INCI 2012 245 639 9.98 25 -78 250 0 0

39 INCI 2013 240 698 4.21 57 46 250 0 0

39 INCI 2014 238 733 4.9 49 24 226 0 0

Page 158: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

140

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

40 INCO 2011 3,200 1,647 10.51 304 485 3,050 0 0

40 INCO 2012 2,350 1,653 38.48 66 1435 2,075 0 0

40 INCO 2013 2,650 2,038 55.52 48 -60 2,400 0 1

40 INCO 2014 3,625 2,267 16.97 214 20 3,985 0 0

41 INDR 2011 1,980 4,113 6.44 342 627 2,000 0 0

41 INDR 2012 1,420 4,331 33.74 42 394 1,400 0 0

41 INDR 2013 1,000 5,315 29.56 34 -94 1,000 0 0

41 INDR 2014 770 5,619 331.43 274 15 1,200 0 0

42 INTP 2011 17,050 4,000 19.02 938 1,179 15,000 0 0

42 INTP 2012 22,450 4,896 18.4 1,220 1104 23,250 1 0

42 INTP 2013 20,000 5,860 15.3 1,307 1414 18,850 0 0

42 INTP 2014 25,000 6,319 18.57 1,346 1547 24,675 0 0

43 ITMG 2011 38,650 8,673 10.11 4,383 2,492 38,150 0 0

43 ITMG 2012 41,550 8,578 10.11 3,697 4817 39,250 0 0

43 ITMG 2013 28,500 3,942 11.28 943 5645 28,700 0 0

43 ITMG 2014 15,375 9,890 6.32 2,204 -508 19,025 0 1

44 JKON 2011 1,400 268 82.16 18 13 980 0 0

44 JKON 2012 1,500 311 35.24 43 13 1,500 1 0

44 JKON 2013 550 92 77.49 7 53 540 1 0

44 JKON 2014 850 99 144.46 6 -6 700 1 0

45 JPRS 2011 485 436 11.13 48 65 485 0 0

45 JPRS 2012 330 455 49.71 7 -85 360 0 0

45 JPRS 2013 270 488 8.26 33 -14 295 0 0

45 JPRS 2014 242 484 450.75 1 32 242 0 0

46 JTPE 2011 300 93 6.66 20 135 245 0 0

46 JTPE 2012 370 106 15.43 14 5 370 0 0

46 JTPE 2013 305 119 13.2 13 5 310 0 0

46 JTPE 2014 378 156 11.71 32 11 356 0 0

47 KAEF 2011 340 216 14.53 29 10 270 0 0

47 KAEF 2012 740 249 20.74 36 46 710 1 0

47 KAEF 2013 590 276 20.24 29 80 510 0 0

47 KAEF 2014 1,465 309 42.43 35 29 1,390 1 0

48 KBLI 2011 104 175 6.86 17 14 103 1 0

48 KBLI 2012 187 203 6.01 31 40 205 1 0

48 KBLI 2013 142 217 7.35 19 41 151 0 0

48 KBLI 2014 139 229 9.23 15 21 140 0 0

49 KDSI 2011 245 657 4.2 34 32 200 0 0

49 KDSI 2012 495 772 5.44 91 17 540 1 0

49 KDSI 2013 345 862 3.88 89 134 355 0 0

49 KDSI 2014 364 937 4 91 163 379 0 0

Page 159: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

141

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

50 KIJA 2011 190 91 21.89 8 6 170 0 0

50 KIJA 2012 200 191 10.58 19 11 199 0 0

50 KIJA 2013 193 201 32.68 6 30 205 0 0

50 KIJA 2014 295 226 11.42 26 4 315 0 0

51 KKGI 2011 6,450 601 14.58 459 480 6,400 1 0

51 KKGI 2012 2,475 690 11.35 291 797 2,200 0 0

51 KKGI 2013 2,050 876 9.68 279 229 2,725 0 0

51 KKGI 2014 1,005 886 7.75 130 222 1,245 0 0

52 KLBF 2011 6,450 598 24.78 144 150 3,525 0 0

52 KLBF 2012 1,060 135 31.87 33 190 1,030 1 0

52 KLBF 2013 1,250 169 32.17 39 -19 1,220 0 0

52 KLBF 2014 1,830 197 43.27 42 27 1,750 1 0

53 LAMI 2011 225 195 6.8 31 40 200 0 0

53 LAMI 2012 215 272 6.36 34 37 265 0 0

53 LAMI 2013 177 298 7.45 24 59 210 0 0

53 LAMI 2014 278 337 9.42 30 20 270 0 0

54 LMPI 2011 205 402 38.11 5 12 210 0 0

54 LMPI 2012 255 407 109.87 2 5 230 0 0

54 LMPI 2013 215 394 -18.01 -11 1 255 1 0

54 LMPI 2014 175 394 305.17 79 -14 181 0 1

55 LPIN 2011 2,200 5,332 4.13 399 579 2,000 0 0

55 LPIN 2012 7,650 6,218 9.79 781 591 7,550 1 0

55 LPIN 2013 5,000 6,812 12.42 402 837 3,850 0 0

55 LPIN 2014 6,200 6,217 -8.74 -709 405 5,850 0 0

56 LPKR 2011 660 424 21.97 31 20 630 0 0

56 LPKR 2012 1,000 473 9.36 46 34 1,070 1 0

56 LPKR 2013 910 597 17.25 53 64 910 0 0

56 LPKR 2014 1,020 711 16.76 61 69 1,165 0 0

57 LSIP 2011 2,250 855 9.45 249 586 2,375 0 0

57 LSIP 2012 2,300 920 12.32 163 99 1,870 0 0

57 LSIP 2013 1,930 969 17.11 112 71 1,840 0 0

57 LSIP 2014 1,890 1,026 13.84 102 67 1,985 0 0

58 MAPI 2011 5,150 1,080 23.87 188 171 5,250 1 0

58 MAPI 2012 6,650 1,308 25.28 260 212 7,100 1 0

58 MAPI 2013 5,500 1,462 40.13 197 371 4,875 0 0

58 MAPI 2014 5,075 1,511 56.83 89 203 5,600 0 0

59 MBSS 2011 870 961 6.19 167 317 1,140 0 1

59 MBSS 2012 990 1,167 4.9 201 242 790 0 1

59 MBSS 2013 1,010 1,694 3.76 268 189 1,090 0 0

59 MBSS 2014 1,000 1,746 6.51 154 329 1,050 0 0

Page 160: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

142

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

60 MBTO 2011 410 374 10.28 43 24 415 0 1

60 MBTO 2012 380 406 8.77 42 59 370 0 1

60 MBTO 2013 305 421 20.19 15 55 310 0 1

60 MBTO 2014 200 424 61.18 19 1 175 0 1

61 MFMI 2011 225 149 14.48 16 -4 215 0 1

61 MFMI 2012 190 162 13.05 14 8 200 0 1

61 MFMI 2013 180 175 12.17 15 11 175 0 1

61 MFMI 2014 338 367 -35.86 -9 15 326 0 1

62 MICE 2011 365 500 6.02 64 61 315 0 0

62 MICE 2012 380 546 4.89 74 72 405 0 0

62 MICE 2013 410 610 6.14 50 82 395 0 0

62 MICE 2014 353 865 7.28 48 42 350 0 0

63 MNCN 2011 1,310 170 15.73 26 72 1,130 1 0

63 MNCN 2012 2,500 522 19.59 118 19 2,675 1 0

63 MNCN 2013 2,625 549 26.86 119 132 2,675 0 0

63 MNCN 2014 2,540 614 19.58 130 330 2,405 0 0

64 MPPA 2011 920 1,019 42.65 18 2,182 940 0 0

64 MPPA 2012 1,150 689 26.89 39 -475 1,330 0 0

64 MPPA 2013 1,940 612 23.45 82 30 1,990 0 0

64 MPPA 2014 3,050 492 34.76 88 151 3,265 1 0

65 MRAT 2011 500 837 8.3 41 47 520 0 0

65 MRAT 2012 490 901 6.09 71 41 560 0 0

65 MRAT 2013 465 882 -29.7 -16 86 465 0 0

65 MRAT 2014 350 908 15.71 22 -65 359 0 1

66 MTDL 2011 118 259 3.83 27 16 125 0 0

66 MTDL 2012 164 311 2.84 52 62 161 0 0

66 MTDL 2013 285 414 5.63 50 82 280 0 0

66 MTDL 2014 615 470 9.54 64 72 600 1 0

67 MYOR 2011 14,250 3,162 22.58 445 866 13,850 1 0

67 MYOR 2012 20,000 4,001 20.64 971 433 20,950 0 0

67 MYOR 2013 26,000 4,404 22.32 1,164 1134 27,800 0 0

67 MYOR 2014 20,900 4,409 56.17 372 1948 25,200 1 0

68 PJAA 2011 1,000 737 9.88 85 81 860 0 0

68 PJAA 2012 740 818 6.33 111 100 850 0 0

68 PJAA 2013 1,090 919 9.07 120 131 1,010 0 0

68 PJAA 2014 1,775 923 23 77 143 1,575 1 0

69 PTBA 2011 17,350 3,543 12.95 1,339 837 17,000 0 0

69 PTBA 2012 15,100 3,691 15.33 1,258 1355 14,000 0 0

69 PTBA 2013 10,200 3,277 12.87 792 1636 12,000 0 0

69 PTBA 2014 12,500 3,539 13.65 915 535 13,150 0 1

Page 161: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

143

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

70 PWON 2011 750 197 19.88 28 55 830 0 0

70 PWON 2012 225 65 14.14 15 27 230 1 0

70 PWON 2013 270 85 11.48 23 10 250 0 0

70 PWON 2014 515 113 14.14 36 22 515 1 0

71 PYFA 2011 176 154 18.21 13 14 157 1 0

71 PYFA 2012 177 161 17.84 9 16 178 0 0

71 PYFA 2013 147 168 12.7 11 7 148 0 0

71 PYFA 2014 135 176 127.16 1 10 133 0 0

72 RIGS 2011 495 928 -7.57 -32 107 475 0 0

72 RIGS 2012 455 1,588 4.73 96 -94 455 0 0

72 RIGS 2013 245 1,976 -6.33 -38 92 275 0 1

72 RIGS 2014 280 1,854 -25.39 -11 -29 272 0 1

73 SGRO 2011 2,975 1,322 10.23 331 149 3,000 0 0

73 SGRO 2012 2,500 1,411 18.22 174 445 2,250 0 0

73 SGRO 2013 2,000 1,427 31.7 63 172 1,850 0 0

73 SGRO 2014 2,100 1,581 9.58 164 -7 2,275 0 0

74 SMCB 2011 2,175 939 15.8 126 115 1,890 0 0

74 SMCB 2012 2,900 1,041 16.09 176 141 3,575 1 0

74 SMCB 2013 2,275 1,144 18.31 124 216 2,300 0 0

74 SMCB 2014 2,185 1,167 22.04 99 123 2,275 0 0

75 SMGR 2011 11,450 2,463 17.15 661 676 9,250 1 0

75 SMGR 2012 15,850 3,062 19.09 817 724 14,800 1 0

75 SMGR 2013 14,150 3,675 15.63 905 963 12,800 0 0

75 SMGR 2014 16,200 3,959 17.63 919 1056 16,000 0 0

76 SMRA 2011 1,240 360 21.93 57 47 1,060 1 0

76 SMRA 2012 1,900 528 17.3 110 79 1,920 1 0

76 SMRA 2013 780 322 10.21 76 174 900 0 0

76 SMRA 2014 1,520 380 18.6 82 94 1,460 1 0

77 SMSM 2011 360 465 8.93 149 106 1,400 1 0

77 SMSM 2012 2,525 569 13.54 186 179 2,575 1 0

77 SMSM 2013 3,450 699 16.13 213 257 3,850 1 0

77 SMSM 2014 4,750 796 48.03 99 253 4,625 1 0

78 SSIA 2011 720 255 12.42 54 112 375 1 0

78 SSIA 2012 1,080 354 6.87 150 81 1,120 1 0

78 SSIA 2013 560 555 3.81 146 164 730 0 0

78 SSIA 2014 1,070 584 16.52 65 274 955 0 0

79 TINS 2011 1,670 931 9.37 227 111 1,730 0 0

79 TINS 2012 1,540 905 17.79 85 482 1,310 0 0

79 TINS 2013 1,600 972 15.63 102 48 1,610 0 1

79 TINS 2014 1,230 665 20.96 69 79 1,225 0 0

Page 162: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

144

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

80 TLKM 2011 7,050 3,024 9.18 543 592 7,350 1 0

80 TLKM 2012 9,050 3,322 9.92 637 508 9,000 0 0

80 TLKM 2013 2,150 768 15.26 140 658 2,175 0 0

80 TLKM 2014 2,865 802 18.92 151 -96 2,825 0 0

81 TMPO 2011 105 117 8.11 14 8 100 0 0

81 TMPO 2012 150 137 6.54 23 27 150 0 0

81 TMPO 2013 158 168 15.75 10 39 157 0 0

81 TMPO 2014 121 176 15.84 8 7 124 0 0

82 TOTL 2011 285 179 10.41 36 30 250 0 0

82 TOTL 2012 900 195 16.45 55 45 900 1 0

82 TOTL 2013 500 226 8.49 59 84 580 0 0

82 TOTL 2014 1,120 237 24.3 46 77 990 0 0

83 TOTO 2011 50,000 15,353 11.32 5,180 5,937 47,150 1 0

83 TOTO 2012 6,650 1,813 13.92 476 6166 6,650 1 0

83 TOTO 2013 7,700 2,090 16.12 477 1810 7,600 0 0

83 TOTO 2014 3,975 2,488 11.97 498 261 3,900 0 0

84 TRST 2011 390 472 7.6 63 29 410 1 0

84 TRST 2012 345 481 8.63 21 65 285 0 0

84 TRST 2013 250 608 21.29 11 8 270 0 0

84 TRST 2014 380 611 15.21 25 2 385 0 0

85 TSPC 2011 2,550 677 19.61 153 149 2,450 1 0

85 TSPC 2012 3,725 745 26.05 166 187 3,550 1 0

85 TSPC 2013 3,250 858 23.05 170 193 3,325 0 0

85 TSPC 2014 2,865 908 17.66 162 179 3,100 0 0

86 ULTJ 2011 1,080 488 22.89 50 36 1,090 0 0

86 ULTJ 2012 1,330 536 16.49 81 78 1,310 0 0

86 ULTJ 2013 4,500 681 35.03 128 102 4,325 1 0

86 ULTJ 2014 3,720 757 39.09 95 191 3,765 0 0

87 UNTR 2011 26,350 7,373 16.76 1,581 1,434 23,350 1 0

87 UNTR 2012 19,700 8,659 12.54 1,549 1777 17,050 0 0

87 UNTR 2013 19,000 9,557 14.66 1,295 1791 18,250 0 0

87 UNTR 2014 17,350 10,341 10.17 1,439 1155 18,325 0 0

88 UNVR 2011 18,800 482 34.45 545 495 18,200 1 0

88 UNVR 2012 20,850 520 32.87 634 627 26,350 1 0

88 UNVR 2013 26,000 557 37.06 701 749 26,600 1 0

88 UNVR 2014 32,300 717 45.65 530 792 31,800 0 0

89 WICO 2011 61 69 61.82 2 -7 53 0 0

89 WICO 2012 53 70 0.8 66 4 57 0 0

89 WICO 2013 52 67 -13.67 -3 56 52 0 0

89 WICO 2014 99 99 15.42 32 -86 80 0 0

Page 163: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

145

Data Penelitian

No. Kode Tahun Pt BVPS PER EPS FEPSt Pt-1 Dup Ddown

90 WIKA 2011 610 368 9.15 59 67 470 0 0

90 WIKA 2012 1,480 460 17.75 74 81 1,630 1 0

90 WIKA 2013 1,580 525 17.02 92 92 1,650 0 0

90 WIKA 2014 3,680 768 42.35 65 113 3,005 1 0

91 WINS 2011 330 360 6.96 59 19 350 0 0

91 WINS 2012 480 475 7.46 64 62 450 0 0

91 WINS 2013 680 730 7.52 90 107 650 1 0

91 WINS 2014 825 785 11.37 73 107 1,100 1 0

Page 164: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

146

Lampiran 2: Descriptive Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pt 364 52 74000 3462.05 7633.897

PER 364 -54 451 19.84 37.630

EPS 364 -709 5244 221.00 567.425

BVPS 364 42 17459 1222.42 2034.117

FEPS 364 -709 5180 212.53 516.760

Pt1 364 52 70900 3417.77 7476.334

Dup 364 0 1 .28 .451

Ddown 364 0 1 .30 .457

Valid N (listwise) 364

Lampiran 3: Output Hasil Pengujian Data Model 1

Fixed Effect Model Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/15/15 Time: 17:29

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 244.9281 209.8042 1.167413 0.2441

BVPS 1.492660 0.234511 6.364983 0.0000

PER -0.627694 3.479788 -0.180383 0.8570

EPS 6.357110 0.660988 9.617586 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.948073 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.930186 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 2017.048 Akaike info criterion 18.27441

Sum squared resid 1.10E+09 Schwarz criterion 19.28082

Log likelihood -3231.942 Hannan-Quinn criter. 18.67441

F-statistic 53.00604 Durbin-Watson stat 2.297177

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 165: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

147

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 6.648115 (90,270) 0.0000

Cross-section Chi-square 425.206712 90 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/15/15 Time: 17:44

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 316.4773 213.4944 1.482368 0.1391

BVPS 0.697033 0.158334 4.402307 0.0000

PER 3.447498 4.376255 0.787774 0.4313

EPS 10.06830 0.567861 17.73022 0.0000 R-squared 0.832999 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.831608 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 3132.618 Akaike info criterion 18.94805

Sum squared resid 3.53E+09 Schwarz criterion 18.99088

Log likelihood -3444.546 Hannan-Quinn criter. 18.96508

F-statistic 598.5600 Durbin-Watson stat 1.366542

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 166: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

148

Random Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 09/15/15 Time: 17:50

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 333.3708 293.0897 1.137436 0.2561

BVPS 1.166641 0.175779 6.636980 0.0000

PER 0.287215 3.334553 0.086133 0.9314

EPS 7.678078 0.546504 14.04945 0.0000 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 2243.959 0.5531

Idiosyncratic random 2017.048 0.4469 Weighted Statistics R-squared 0.812783 Mean dependent var 1419.233

Adjusted R-squared 0.811223 S.D. dependent var 4784.731

S.E. of regression 2078.894 Sum squared resid 1.56E+09

F-statistic 520.9673 Durbin-Watson stat 1.928082

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.823912 Mean dependent var 3462.055

Sum squared resid 3.73E+09 Durbin-Watson stat 1.190163

Page 167: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

149

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 25.414784 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. BVPS 1.492660 1.166641 0.024097 0.0357

PER -0.627694 0.287215 0.989681 0.3577

EPS 6.357110 7.678078 0.138239 0.0004

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/15/15 Time: 17:52

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 244.9281 209.8042 1.167413 0.2441

BVPS 1.492660 0.234511 6.364983 0.0000

PER -0.627694 3.479788 -0.180383 0.8570

EPS 6.357110 0.660988 9.617586 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.948073 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.930186 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 2017.048 Akaike info criterion 18.27441

Sum squared resid 1.10E+09 Schwarz criterion 19.28082

Log likelihood -3231.942 Hannan-Quinn criter. 18.67441

F-statistic 53.00604 Durbin-Watson stat 2.297177

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 168: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

150

Uji Mulikolineritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

BVPS .261 3.837

PER .997 1.003

EPS .260 3.841

a. Dependent Variable: Pt

Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:22

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.25332 0.197886 51.81423 0.0000

BVPS 0.000346 0.000221 1.562631 0.1193

PER -0.005144 0.003282 -1.567191 0.1182

EPS -0.000853 0.000623 -1.367714 0.1725

R-squared 0.773747 Mean dependent var 10.38532

Adjusted R-squared 0.695816 S.D. dependent var 3.449443

S.E. of regression 1.902468 Akaike info criterion 4.341933

Sum squared resid 977.2340 Schwarz criterion 5.348341

Log likelihood -696.2318 Hannan-Quinn criter. 4.741934

F-statistic 9.928555 Durbin-Watson stat 2.599096

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 169: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

151

Lampiran 4: Output Hasil Pengujian Data Model 2

Fixed Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/17/15 Time: 11:38

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 35.37785 203.5402 0.173813 0.8621

BVPS 1.568021 0.223728 7.008592 0.0000

PER -0.653939 3.313250 -0.197371 0.8437

EPS 5.723573 0.640320 8.938608 0.0000

FEPS 0.936989 0.174521 5.368926 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.953098 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.936709 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 1920.513 Akaike info criterion 18.17811

Sum squared resid 9.92E+08 Schwarz criterion 19.19522

Log likelihood -3213.416 Hannan-Quinn criter. 18.58236

F-statistic 58.15333 Durbin-Watson stat 2.348425

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 170: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

152

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.154233 (90,269) 0.0000

Cross-section Chi-square 444.769445 90 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/17/15 Time: 12:05

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 263.2970 209.0992 1.259197 0.2088

BVPS 0.647897 0.155231 4.173771 0.0000

PER 3.620468 4.278508 0.846199 0.3980

EPS 9.211957 0.591347 15.57793 0.0000

FEPS 1.086297 0.258409 4.203797 0.0000 R-squared 0.840834 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.839061 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 3062.507 Akaike info criterion 18.90550

Sum squared resid 3.37E+09 Schwarz criterion 18.95903

Log likelihood -3435.800 Hannan-Quinn criter. 18.92677

F-statistic 474.1278 Durbin-Watson stat 1.297573

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 171: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

153

Random Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 09/17/15 Time: 12:08

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 197.1831 292.6276 0.673836 0.5008

BVPS 1.182404 0.170966 6.916000 0.0000

PER 0.286808 3.187705 0.089973 0.9284

EPS 6.988113 0.537775 12.99450 0.0000

FEPS 0.978578 0.170408 5.742573 0.0000 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 2271.607 0.5832

Idiosyncratic random 1920.513 0.4168 Weighted Statistics R-squared 0.827321 Mean dependent var 1347.993

Adjusted R-squared 0.825397 S.D. dependent var 4711.066

S.E. of regression 1968.543 Sum squared resid 1.39E+09

F-statistic 430.0005 Durbin-Watson stat 1.968937

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.832918 Mean dependent var 3462.055

Sum squared resid 3.53E+09 Durbin-Watson stat 1.181476

Page 172: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

154

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 22.181119 4 0.0002

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. BVPS 1.568021 1.182404 0.020825 0.0075

PER -0.653939 0.286808 0.816165 0.2977

EPS 5.723573 6.988113 0.120809 0.0003

FEPS 0.936989 0.978578 0.001419 0.2695

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/17/15 Time: 12:09

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 35.37785 203.5402 0.173813 0.8621

BVPS 1.568021 0.223728 7.008592 0.0000

PER -0.653939 3.313250 -0.197371 0.8437

EPS 5.723573 0.640320 8.938608 0.0000

FEPS 0.936989 0.174521 5.368926 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.953098 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.936709 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 1920.513 Akaike info criterion 18.17811

Sum squared resid 9.92E+08 Schwarz criterion 19.19522

Log likelihood -3213.416 Hannan-Quinn criter. 18.58236

F-statistic 58.15333 Durbin-Watson stat 2.348425

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 173: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

155

Uji Mulikolineritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

BVPS .259 3.859

PER .997 1.003

EPS .229 4.358

FEPS .581 1.722

a. Dependent Variable: Pt

Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:20

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.26070 0.201989 50.79843 0.0000

BVPS 0.000343 0.000222 1.544802 0.1236

PER -0.005143 0.003288 -1.564109 0.1190

EPS -0.000830 0.000635 -1.306744 0.1924

FEPS -3.30E-05 0.000173 -0.190705 0.8489 R-squared 0.773778 Mean dependent var 10.38532

Adjusted R-squared 0.694726 S.D. dependent var 3.449443

S.E. of regression 1.905872 Akaike info criterion 4.347292

Sum squared resid 977.1019 Schwarz criterion 5.364406

Log likelihood -696.2072 Hannan-Quinn criter. 4.751548

F-statistic 9.788261 Durbin-Watson stat 2.599635

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 174: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

156

Lampiran 5: Output Hasil Pengujian Data Model 3

Fixed Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 07:49

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -90.15676 49.28403 -1.829330 0.0685

Pt-1 1.047746 0.008520 122.9690 0.0000

DUP -45.09104 88.52377 -0.509366 0.6109

DDOWN -202.1887 162.9794 -1.240578 0.2158 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995354 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.993753 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 603.3640 Akaike info criterion 15.86067

Sum squared resid 98292986 Schwarz criterion 16.86708

Log likelihood -2792.642 Hannan-Quinn criter. 16.26067

F-statistic 621.9205 Durbin-Watson stat 2.422966

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 175: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

157

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.671209 (90,270) 0.0009

Cross-section Chi-square 161.181273 90 0.0000 Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 07:50

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 12.22151 44.30027 0.275879 0.7828

Pt-1 1.017293 0.004629 219.7530 0.0000

DUP -51.88163 80.28695 -0.646203 0.5186

DDOWN -161.8001 124.6390 -1.298150 0.1951 R-squared 0.992765 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.992705 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 652.0247 Akaike info criterion 15.80897

Sum squared resid 1.53E+08 Schwarz criterion 15.85180

Log likelihood -2873.233 Hannan-Quinn criter. 15.82599

F-statistic 16466.31 Durbin-Watson stat 1.702307

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 176: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

158

Random Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 09/18/15 Time: 08:18

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.353981 48.14825 -0.007352 0.9941

Pt-1 1.020802 0.004966 205.5383 0.0000

DUP -47.22183 78.19299 -0.603914 0.5463

DDOWN -168.9458 126.3210 -1.337433 0.1819 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 218.1185 0.1156

Idiosyncratic random 603.3640 0.8844 Weighted Statistics R-squared 0.991440 Mean dependent var 2805.569

Adjusted R-squared 0.991369 S.D. dependent var 6608.806

S.E. of regression 613.9942 Sum squared resid 1.36E+08

F-statistic 13898.54 Durbin-Watson stat 1.849148

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.992753 Mean dependent var 3462.055

Sum squared resid 1.53E+08 Durbin-Watson stat 1.688668

Page 177: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

159

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 15.796865 3 0.0012

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. Pt-1 1.047746 1.020802 0.000048 0.0001

DUP -45.091035 -47.221833 1722.314469 0.9591

DDOWN -202.188664 -168.945813 10605.30009 0.7468

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:19

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -90.15676 49.28403 -1.829330 0.0685

Pt-1 1.047746 0.008520 122.9690 0.0000

DUP -45.09104 88.52377 -0.509366 0.6109

DDOWN -202.1887 162.9794 -1.240578 0.2158 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995354 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.993753 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 603.3640 Akaike info criterion 15.86067

Sum squared resid 98292986 Schwarz criterion 16.86708

Log likelihood -2792.642 Hannan-Quinn criter. 16.26067

F-statistic 621.9205 Durbin-Watson stat 2.422966

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 178: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

160

Uji Mulikolineritas

Coefficientsa

CoefficModel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Pt-1 .978 1.023

Dup .953 1.050

Ddown .965 1.036

a. Dependent Variable: Pt

Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:25

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.21689 0.155953 65.51261 0.0000

Pt-1 1.40E-05 2.70E-05 0.519135 0.6041

DUP 0.402453 0.280122 1.436704 0.1520

DDOWN 0.208632 0.515727 0.404540 0.6861

R-squared 0.772127 Mean dependent var 10.38532

Adjusted R-squared 0.693638 S.D. dependent var 3.449443

S.E. of regression 1.909268 Akaike info criterion 4.349068

Sum squared resid 984.2317 Schwarz criterion 5.355476

Log likelihood -697.5304 Hannan-Quinn criter. 4.749069

F-statistic 9.837324 Durbin-Watson stat 2.592684

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 179: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

161

Lampiran 6: Output Hasil Pengujian Data Model 4

Fixed Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:33

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 109.8921 64.26543 1.709973 0.0884

BVPS -0.330844 0.076852 -4.304976 0.0000

PER 0.186774 1.003228 0.186173 0.8525

EPS 1.061930 0.213335 4.977768 0.0000

Pt-1 1.038052 0.019083 54.39712 0.0000

DUP -91.79633 85.12958 -1.078313 0.2819

DDOWN -72.39409 160.7622 -0.450318 0.6528 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995807 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.994299 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 576.3766 Akaike info criterion 15.77446

Sum squared resid 88700054 Schwarz criterion 16.81299

Log likelihood -2773.952 Hannan-Quinn criter. 16.18723

F-statistic 660.5269 Durbin-Watson stat 2.419304

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 180: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

162

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.514413 (90,267) 0.0060

Cross-section Chi-square 150.122684 90 0.0001

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:33

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -11.37210 47.69394 -0.238439 0.8117

BVPS 0.057712 0.032093 1.798290 0.0730

PER -0.184397 0.857842 -0.214955 0.8299

EPS 0.762375 0.148026 5.150271 0.0000

Pt-1 0.951852 0.010183 93.47807 0.0000

DUP 7.387400 76.49742 0.096571 0.9231

DDOWN -200.1052 117.3629 -1.705012 0.0891 R-squared 0.993667 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.993560 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 612.6110 Akaike info criterion 15.69238

Sum squared resid 1.34E+08 Schwarz criterion 15.76733

Log likelihood -2849.013 Hannan-Quinn criter. 15.72217

F-statistic 9335.102 Durbin-Watson stat 1.974208

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 181: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

163

Random Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 09/18/15 Time: 08:34

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -9.232652 46.37442 -0.199089 0.8423

BVPS 0.051675 0.031359 1.647850 0.1003

PER -0.164152 0.819792 -0.200236 0.8414

EPS 0.770070 0.142466 5.405287 0.0000

Pt-1 0.953199 0.009881 96.46528 0.0000

DUP 2.146798 72.84377 0.029471 0.9765

DDOWN -201.5910 112.9252 -1.785173 0.0751 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 90.35623 0.0240

Idiosyncratic random 576.3766 0.9760 Weighted Statistics R-squared 0.993378 Mean dependent var 3303.490

Adjusted R-squared 0.993267 S.D. dependent var 7380.365

S.E. of regression 605.5964 Sum squared resid 1.31E+08

F-statistic 8926.048 Durbin-Watson stat 1.995582

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.993666 Mean dependent var 3462.055

Sum squared resid 1.34E+08 Durbin-Watson stat 1.966491

Page 182: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

164

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 43.114248 6 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. BVPS -0.330844 0.051675 0.004923 0.0000

PER 0.186774 -0.164152 0.334408 0.5440

EPS 1.061930 0.770070 0.025215 0.0661

Pt-1 1.038052 0.953199 0.000267 0.0000

DUP -91.796327 2.146798 1940.830118 0.0330

DDOWN -72.394090 -201.591042 13092.38765 0.2588

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:35

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 109.8921 64.26543 1.709973 0.0884

BVPS -0.330844 0.076852 -4.304976 0.0000

PER 0.186774 1.003228 0.186173 0.8525

EPS 1.061930 0.213335 4.977768 0.0000

Pt-1 1.038052 0.019083 54.39712 0.0000

DUP -91.79633 85.12958 -1.078313 0.2819

DDOWN -72.39409 160.7622 -0.450318 0.6528 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995807 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.994299 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 576.3766 Akaike info criterion 15.77446

Sum squared resid 88700054 Schwarz criterion 16.81299

Log likelihood -2773.952 Hannan-Quinn criter. 16.18723

F-statistic 660.5269 Durbin-Watson stat 2.419304

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 183: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

165

Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

BVPS .243 4.122

PER .992 1.008

EPS .147 6.824

Pt-1 .178 5.606

Dup .926 1.080

Ddown .961 1.041

a. Dependent Variable: Pt

Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:26

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.12138 0.212000 47.74229 0.0000

BVPS 0.000284 0.000254 1.119156 0.2641

PER -0.005326 0.003309 -1.609416 0.1087

EPS -0.001157 0.000704 -1.643755 0.1014

Pt-1 4.28E-05 6.30E-05 0.679932 0.4971

DUP 0.445426 0.280828 1.586119 0.1139

DDOWN 0.215461 0.530326 0.406281 0.6849

R-squared 0.776520 Mean dependent var 10.38532

Adjusted R-squared 0.696168 S.D. dependent var 3.449443

S.E. of regression 1.901365 Akaike info criterion 4.346083

Sum squared resid 965.2557 Schwarz criterion 5.384611

Log likelihood -693.9872 Hannan-Quinn criter. 4.758850

F-statistic 9.663963 Durbin-Watson stat 2.600381

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 184: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

166

Lampiran 7: Output Hasil Pengujian Data Model 5

Fixed Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:35

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 90.91220 64.54161 1.408583 0.1601

BVPS -0.304988 0.077416 -3.939598 0.0001

PER 0.159528 0.997291 0.159961 0.8730

EPS 1.051754 0.212111 4.958512 0.0000

FEPS 0.112877 0.054841 2.058240 0.0405

Pt-1 1.026981 0.019716 52.08833 0.0000

Dup -110.8388 85.12256 -1.302108 0.1940

Ddown -51.37710 160.1226 -0.320861 0.7486 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995873 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.994368 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 572.9148 Akaike info criterion 15.76416

Sum squared resid 87309550 Schwarz criterion 16.81339

Log likelihood -2771.076 Hannan-Quinn criter. 16.18118

F-statistic 661.6848 Durbin-Watson stat 2.413736

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 185: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

167

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.516789 (90,266) 0.0059

Cross-section Chi-square 150.778330 90 0.0001

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:36

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -13.84601 47.44059 -0.291860 0.7706

BVPS 0.054425 0.031948 1.703584 0.0893

PER -0.146522 0.853221 -0.171728 0.8637

EPS 0.713143 0.148831 4.791621 0.0000

FEPS 0.117967 0.052657 2.240277 0.0257

Pt-1 0.947717 0.010293 92.07783 0.0000

DUP -4.059479 76.24186 -0.053245 0.9576

DDOWN -186.0402 116.8766 -1.591766 0.1123 R-squared 0.993755 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.993632 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 609.1917 Akaike info criterion 15.68388

Sum squared resid 1.32E+08 Schwarz criterion 15.76953

Log likelihood -2846.465 Hannan-Quinn criter. 15.71792

F-statistic 8092.308 Durbin-Watson stat 1.972197

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 186: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

168

Random Effect Model

Dependent Variable: Pt

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 09/18/15 Time: 08:38

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -11.76667 46.28138 -0.254242 0.7995

BVPS 0.047863 0.031329 1.527723 0.1275

PER -0.124572 0.816398 -0.152587 0.8788

EPS 0.724698 0.143246 5.059126 0.0000

FEPS 0.120357 0.049767 2.418386 0.0161

Pt-1 0.948885 0.010028 94.62716 0.0000

DUP -10.49410 72.67230 -0.144403 0.8853

DDOWN -186.6248 112.6972 -1.655983 0.0986 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 94.98418 0.0268

Idiosyncratic random 572.9148 0.9732 Weighted Statistics R-squared 0.993443 Mean dependent var 3286.116

Adjusted R-squared 0.993314 S.D. dependent var 7352.792

S.E. of regression 601.2185 Sum squared resid 1.29E+08

F-statistic 7705.332 Durbin-Watson stat 1.997001

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.993753 Mean dependent var 3462.055

Sum squared resid 1.32E+08 Durbin-Watson stat 1.963807

Page 187: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

169

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 43.043789 7 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. BVPS -0.304988 0.047863 0.005012 0.0000

PER 0.159528 -0.124572 0.328083 0.6199

EPS 1.051754 0.724698 0.024472 0.0366

FEPS 0.112877 0.120357 0.000531 0.7454

Pt-1 1.026981 0.948885 0.000288 0.0000

DUP -110.838803 -10.494103 1964.588142 0.0236

DDOWN -51.377101 -186.624758 12938.57217 0.2344

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares

Date: 09/18/15 Time: 08:39

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 90.91220 64.54161 1.408583 0.1601

BVPS -0.304988 0.077416 -3.939598 0.0001

PER 0.159528 0.997291 0.159961 0.8730

EPS 1.051754 0.212111 4.958512 0.0000

FEPS 0.112877 0.054841 2.058240 0.0405

Pt-1 1.026981 0.019716 52.08833 0.0000

DUP -110.8388 85.12256 -1.302108 0.1940

DDOWN -51.37710 160.1226 -0.320861 0.7486 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995873 Mean dependent var 3462.055

Adjusted R-squared 0.994368 S.D. dependent var 7633.897

S.E. of regression 572.9148 Akaike info criterion 15.76416

Sum squared resid 87309550 Schwarz criterion 16.81339

Log likelihood -2771.076 Hannan-Quinn criter. 16.18118

F-statistic 661.6848 Durbin-Watson stat 2.413736

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 188: ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL PADA SAHAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 17 Tangerang periode 2005/2007 3. Koord. ...

170

Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) BVPS .242 4.131

PER .992 1.008

EPS .143 6.976

FEPS .553 1.807

Pt-1 .173 5.792

Dup .922 1.085

Ddown .958 1.044

a. Dependent Variable: Pt

Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 10/08/15 Time: 14:27

Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 10.13932 0.214462 47.27790 0.0000

BVPS 0.000259 0.000257 1.007985 0.3144

PER -0.005301 0.003314 -1.599522 0.1109

EPS -0.001147 0.000705 -1.627642 0.1048

FEPS -0.000107 0.000182 -0.585307 0.5588

Pt-1 5.33E-05 6.55E-05 0.813015 0.4169

DUP 0.463420 0.282850 1.638396 0.1025

DDOWN 0.195602 0.532063 0.367629 0.7134

R-squared 0.776808 Mean dependent var 10.38532

Adjusted R-squared 0.695418 S.D. dependent var 3.449443

S.E. of regression 1.903710 Akaike info criterion 4.350291

Sum squared resid 964.0142 Schwarz criterion 5.399524

Log likelihood -693.7529 Hannan-Quinn criter. 4.767313

F-statistic 9.544317 Durbin-Watson stat 2.600839

Prob(F-statistic) 0.000000