ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

129
i ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: RIZKA ANUGRAH PUTRI NIM : 1111082000024 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

Page 1: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

i

ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2014)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

RIZKA ANUGRAH PUTRI

NIM : 1111082000024

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

ii

ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rizka Anugrah Putri

NIM: 1111082000024

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja., MM Wilda Farah, SE., M.Si., Ak., CPA., CA

NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19830326 200912 2 005

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 3: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

iii

Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi

Fraudulent Financial Statement (Studi Empiris pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2014)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 9 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Rizka Anugrah Putri

2. NIM : 1111082000024

3. Jurusan : Akuntansi/Audit

4. Judul Skripsi :

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 April 2015

1. Dr. Dharmajaya, MA

NIDN. 0212037301

2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA

NIP. 19720516 200901 1 006

3. Erika Amelia, SE., M.Si

NIP.19771109 200912 001

Page 4: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

iv

Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi

Fraudulent Financial Statement (Studi Empiris pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2014)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jumat, 25 September 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

5. Nama : Rizka Anugrah Putri

6. NIM : 1111082000024

7. Jurusan : Akuntansi/Audit

8. Judul Skripsi :

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 September 2015

4. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA.

NIP. 19720711200501 1 007

5. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA

NIP. 19720516 200901 1 006

6. Yulianti, SE., M.Si

NIP. 19820318 201101 2 001

7. Dr. Yahya Hamja., MM

NIP. 19490602 197803 1 001

8. Wilda Farah., SE., M.Si., Ak., CPA., CA

NIP. 19830326 2009192 2 005

Page 5: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rizka Anugrah Putri

NIM : 1111082000024

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis (FEB)

Jurusan : Akuntansi (Audit)

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak mengembangkan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkannya.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya

ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

pembuktian yang dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti

bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas maka siap dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta .

Demikian pernyataan ini saya buat sesungguhnya.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, September 2015

Rizka Anugrah Putri

Page 6: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Rizka Anugrah Putri

2. Tempat Tanggal Lahir : Padang, 8 Maret 1994

3. Alamat : Jalan Pesantren No. 8 RT 001/RW 03

Kel. Jurang Mangu Timur, Kec. Pondok

Aren, Tangerang Selatan 15222

4. Telepon : 085714800133

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK Pertiwi 1 1998 - 1999

2. SD Negeri 19 Sawahan 1999 - 2005

3. MTsN Model Padang 2005 - 2008

4. SMA Negeri 108 Jakarta 2008 – 2011

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 - 2015

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara Umum Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 108 Jakarta

periode 2008-2010.

2. Anggota Paduan Suara SMAN 108 Jakarta periode 2008-2009.

3. Anggota Divisi Usaha Mandiri Himpunan Mahasiswa Jurusan

Akuntansi periode 2012-2013.

Page 7: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

vii

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Pathway Profesi Akuntansi Indonesia (2015) – UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Talkshow MATA NAJWA “Belajar dari KH Ahmad Dahlan dan KH

Hasyim Asy’ari” (2015) – Mata Najwa Metro TV & UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Current Issues in Contemporary Accounting (2014) – UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Seminar Nasional “Korupsi Mengorupsi Indonesia” (2014) – UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seminar Investasi Pasar Modal “Take Your Chance, Get Knowledge,

Grab Your Gain” (2014) – Lab. Pasar Modal UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Workshop Rossy Goes to Campus (2013) – UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Muda Bicara 2013 “APEC di Mata Anak Muda” (2013) – UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Mengenal Chevron dan Operasi MIGAS Indonesia”(2013) - UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta..

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Abu Kasar

2. Ibu : Ria Suryani

3. Anak ke : 1 dari 4 bersaudara

Page 8: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

viii

ANALYSIS OF FRAUD DIAMOND FOR THE DETECTION OF

FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT

ABSTRACT

The purpose this research is to examine whether fraud diamond can be

used to detect fraudulent financial statement, an empirical study in banking

companies that listed in Indonesia Stock Exchange from 2011-2014. In this

research purposive sampling method used to determine sample of this research

with 92 companies as population and 23 companies as samples. Analysis method

used is multiple linear regression with SPSS 20 program version.

Based on the result of the hypothetical examination in this research, it

proved 6 of hypothesis that (1) Financial stability which have 0.254 as level of

significant and bigger than level of signicant which used in this research, 0.05,

partially does not have a influence toward against fraudulent financial statement.

(2) Personal financial need which have 0.004 as level of significant and smaller

than level of signicant which used in this research, 0.05, partially has a

signifikant influence against fraudulent financial statement. (3) Ineffective

monitoring which have 0.817 as level of significant and bigger than level of

signicant which used in this research, 0.05, partially does not have a effect

against fraudulent financial statement. (4) Rationalization which have 0,826 as

level of significant and bigger than level of signicant which used in this research,

0.05, partially does not have a influence toward fraudulent financial statement.

(5) Capability which have 0,053 as level of significant and bigger than level of

signicant which used in this research, 0.05, partially does not have a influence

toward fraudulent financial statement. (6) Financial stability, personal financial

need, ineffective monitoring, rationalization, and capability which have 0.036 as

level of significant and smaller than level of signicant which used in this research,

0.05, simultaneously influence toward fraudulent financial statement.

Keyword: financial stability, personal financial need, ineffective monitoring,

rationalization, capability, fraudulent financial statement

Page 9: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

ix

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fraud diamond

dapat digunakan untuk mendeteksi fraudulent financial statement, studi empiris

pada pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2011-2014. Pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling

untuk penentuan sampel dengan jumlah populasi sebanyak 92 perusahaan dan

sampel sebanyak 23 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda dengan program SPSS versi 20.

Berdasarkan pada hasil dari pengujian hipotesis yang dilakukan pada

penelitian ini membuktikan enam hipotesis pada penelitian ini, yaitu (1)

Financial stability yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,254 dan lebih

besar dari tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu sebesar

0,05, secara parsial tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. (2)

Personal financial need yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,004 dan

lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu

sebesar 0,05, secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent

financial statement. (3) Ineffective monitoring yang memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,817 dan lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu sebesar 0,05, secara parsial tidak berpengaruh secara terhadap

fraudulent financial statement. (4) Rationalization yang memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,826 dan lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan

pada penelitian ini, yaitu sebesar 0,05, secara parsial tidak berpengaruh terhadap

fraudulent financial statement (5) Capability yang memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,053 dan lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu sebesar 0,05, secara parsial tidak berpengaruh terhadap

fraudulent financial statement. (6) Financial stability, personal financial need,

ineffective monitoring, rationalization, dan capability, secara simultan yang

memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,036 dan lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu sebesar 0,05, berpengaruh

terhadap fraudulent financial statement .

Kata kunci: financial stability, personal financial need, ineffective monitoring,

rationalization, capability, fraudulent financial statement

Page 10: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warromatullahi Wabarakaatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Fraudulent Financial

Statement”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan dan kebesaran Allah SWT. Selain

itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua, Mama dan Papa yang telah membesarkan dan mengasuh

dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan, memberikan banyak pelajaran

dalam hidup, mendidik, mendoakan tiada henti, dan memberi dukungan serta

motivasi kepada penulis.

2. Adik-adik ku tersayang Gina Cahyani Putri, Melati Kurnia Putri, dan Helena

Aurelia Putri yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk penulis.

3. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan

dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Wilda Farah, SE., M.Si., Ak., CPA., CA selaku Dosen Pembimbing

Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi,

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini.

5. Ibu Yessi Fitri SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xi

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

7. Ibu Yulianti SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat tersayang, Yosi Maihusna, Rifka Adelia, Refna Dwiyana,

dan Dinia Amany Rahmana yang telah memberikan bantuan dan semangat,

menghibur penulis dikala penulis sedang jenuh dalam proses penyusunan

skripsi ini, serta berbagi keceriaan dan kebersamaan selama masa

perkuliahan.

10. Teman-teman seperjuangan, Dhea, Nita, Uum, Aya, Mpit, Irfan, Ody, Asyraf,

Hamdan, Aripin, Lutfi, Abrar, Arief, Yoga, dan Ikhsan, yang juga telah

memberikan bantuan dan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman KKN DAUN, Yana, Yosi, Rina, Lala, Lia, Bunga, Segaf, Aldi,

Fahmi, Satria, Irpan, Tanjung, Bintang, Habibi, yang telah mengukir cerita

dan pengalaman selama satu bulan pelaksanaan KKN.

12. Teman-teman seperjuangan Akuntansi A 2011 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

13. Sahabat-sahabat “Little Family” SMAN 108 Jakarta tersayang, Mentari,

Hanny, Tari, Siska, Aisyah, Intan, dan Airin yang telah memberikan

semangat, dukungan, dan motivasi, serta meluangkan waktu untuk berbagi

canda dan tawa.

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya

dalam terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

Page 12: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti.

Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari semua

pihak.

Wassalamu’alaikum Warromatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, 25 September 2015

(Rizka Anugrah Putri)

Page 13: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ....................................................................... iv

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ........................................................................ v

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi

Abstract ................................................................................................................... viii

Abstrak .................................................................................................................... ix

Kata Pengantar ....................................................................................................... x

Daftar Isi ................................................................................................................ xiii

Daftar Tabel ........................................................................................................... xvi

Daftar Gambar ..................................................................................................... xvii

Daftar Lampiran .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 14

A. Tinjauan Literatur............................................................................. 14

1. Teori Keagenan ............................................................................ 14

2. Teori Atribusi ............................................................................... 16

3. Konsep Fraud .............................................................................. 18

4. Kecurangan Laporan Keuangan ................................................... 25

5. Fraud Triangle Model ................................................................... 25

6. Fraud Diamond Model ................................................................ 31

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 37

D. Perumusan Hipotesis ........................................................................ 38

Page 14: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xiv

1. Financial Stability terhadap Fraudulent Financial Statement ..... 38

2. Personal Financial Need terhadap Fraudulent Financial

Statement .................................................................................... 40

3. Ineffective Monitoring terhadap Fraudulent Financial

Statement .................................................................................... 41

4. Rationalization terhadap Fraudulent Financial Statement ......... 43

5. Capability terhadap Fraudulent Financial Statement ................. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 46

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 46

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 47

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 48

1. Statistik Deskriptif ....................................................................... 48

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 48

1) Uji Normalitas ......................................................................... 48

2) Uji Multikolinieritas ................................................................ 50

3) Uji Autokorelasi ...................................................................... 51

4) Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 51

3. Uji Koefisien Determnasi (R2

) .................................................... 52

4. Uji Hipotesis ................................................................................ 53

1) Uji Signifikansi Simultan ........................................................ 54

2) Uji Signifikansi Parameter Individual..................................... 55

E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 55

1. Fraudulent Financial Statement .................................................. 55

2. Financial Stability ........................................................................ 58

3. Personal Financial Need.............................................................. 59

4. Ineffective Monitoring .................................................................. 59

5. Rationalization ............................................................................. 60

6. Capability ..................................................................................... 61

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN.................................................. 64

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 64

Page 15: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xv

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................ 65

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 65

2. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 69

a. Hasil Uji Normalitas ............................................................... 69

b. Hasil Uji Multikolineritas ....................................................... 72

c. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 73

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 74

3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 75

4.Uji Hipotesis ................................................................................. 76

a. Uji Signifikansi Simultan ........................................................ 77

b. Uji Signifikansi Parameter Individual..................................... 78

1) Financial Stability terhadap Fraudulent Financial

Statement ............................................................................ 80

2) Personal Financial Need terhadap Fraudulent Financial

Statement ............................................................................ 82

3) Ineffective Monitoring terhadap Fraudulent Financial

Statement ............................................................................ 84

4) Rationalization terhadap Fraudulent Financial

Statement ............................................................................ 87

5) Capability terhadap Fraudulent Financial Statement ...... 88

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 90

A. Kesimpulan ...................................................................................... 90

B. Saran ................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 93

LAMPIRAN ............................................................................................................ 98

Page 16: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu............................................... 34

3.1 Tabel Uji Durbin-Watson .................................................................. 51

3.2 Definisi Operasional Variabel ........................................................... 62

4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ......................................... 64

4.2 Sampel Perusahaan Perbankan .......................................................... 65

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 66

4.4 Hasil Uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) ............................................... 72

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 73

4.6 Hasil Uji Autokorelasi....................................................................... 73

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 75

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 76

4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............................. 77

4.10 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ............ 78

Page 17: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xvii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Fraud Tree ........................................................................................ 21

2.2 Fraud Triangle Model ....................................................................... 26

2.3 Fraud Diamond Model ...................................................................... 32

2.2 Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 47

4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ............................................ 70

4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Normal Probability Plot ...................... 70

Page 18: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Sampel ................................................................................ 99

2 Hasil Output SPSS ..................................................................... 102

Page 19: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan merupakan sebuah alat pertanggungjawaban

manajemen terhadap pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti

pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, dll. Laporan keuangan ini

menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat

laporan keuangan tersebut pihak-pihak yang terkait akan mengambil

keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas informasi yang

tersedia dalam laporan keuangan. Maka dari itu, pihak manajemen sebagai

pihak yang bertanggung jawab atas laporan tersebut harus menyediakan

informasi yang relevance dan reliable agar tidak menyesatkan para

stakeholder dalam mengambil keputusan yang terkait dengan perusahaan

(Rosita, 2014).

Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah

memberi informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan

dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban manajer atas sumber daya yang dipercayakannya

(Haryono, 2006:299). Laporan keuangan merupakan salah satu sumber

informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana

pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya

Page 20: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

2

pemilik. Publikasi laporan keuangan sebagai produk informasi akuntansi yang

dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya (Jam’an,

2008:19).

Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Laporan keuangan menggambarkan informasi tentang posisi keuangan, kinerja

dan arus kas perusahaan yang disajikan untuk pihak-pihak yang

berkepentingan. Laporan keuangan terdiri dari: Laporan Laba-Rugi, Laporan

Neraca, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas

Laporan Keuangan.

PSAK No. 1 Revisi 2013 menyatakan laporan keuangan adalah suatu

penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan bagi sebagian

keputusan ekonomi dan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber

daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemegang saham. Hal tersebut

didukung oleh Kieso, Weygant, dan Warfield (2011:5) yang menyatakan

bahwa laporan keuangan berfungsi sebagai sarana pengkomunikasian

informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

Akuntan merupakan orang yang ada di belakang informasi keuangan

yang disajikan oleh sebuah perusahaan. Informasi inilah yang nantinya akan

dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh

Page 21: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

3

pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk dapat dijadikan sebagai dasar

pertimbangan dalam pengambilan keputusan maka informasi keuangan harus

disajikan secara relevan dan andal. Akuntan sebagai pihak yang bertanggung

jawab dalam mempersiapkan pelaporan informasi keuangan tersebut sudah

semestinya dapat dipercaya sebagai orang yang berperilaku profesional dan

etis sehingga hasil pekerjaannya dapat dipercaya relevansi dan keandalannya.

Pemakai informasi keuangan akan meragukan informasi yang tersaji apabila

mereka tidak mempercayai kredibilitas akuntan dalam memproses dan

menyajikan informasi keuangan. (Harini et al, 2010:01).

Mengingat pentingnya peranan yang dimiliki oleh laporan keuangan,

maka hanya laporan keuangan yang berkualitas dan terbebas dari salah saji

material baik yang disengaja (fraud) maupun yang tidak disengaja (error)

yang dapat dipercaya sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.

Pihak yang dapat menyediakan keyakinan mengenai kewajaran laporan

keuangan adalah auditor eksternal. Karena dalam mekanisme pelaporan

keuangan, audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan

keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (misstatement) material dan juga

memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen aset

perusahaan (Manurung dan Hadian, 2013:1).

Perkembangan dunia akuntansi yang semakin pesat saat ini tidak hanya

membawa manfaat bagi masyarakat tetapi juga menjadi sumber masalah

kecurangan (fraud) yang sangat kompleks seperti misalnya korupsi,

penyalahgunaan aset dan manipulasi laporan keuangan. Banyak kasus

Page 22: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

4

kecurangan dalam akuntansi yang akhirnya terungkap di Indonesia seperti

kasus kejahatan perbankan, manipulasi pajak, keterlibatan 10 Kantor Akuntan

Publik (KAP) dalam pelaksanaan audit 37 bank sebelum terjadinya krisis

keuangan pada tahun 1997, diajukannya manajemen Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) dan swasta ke pengadilan, serta korupsi di komisi

penyelenggara pemilu (Putra, 2012).

Kecurangan akuntansi (fraud) membuat suatu organisasi atau lembaga

yang dikelola akan mengalami kerugian seperti volume produktivitas

organisasi melemah, belanja sosial organisasi semakin sedikit. Di sisi lain

kasus fraud tidak terlepas dari pemberitaan media massa. Jika demikian yang

terjadi, kepercayaan masyarakat yang dilayani beralih ke organisasi lain dan

mitra kerja tidak selera lagi untuk tetap bekerja sama. Reputasi dan citra

organisasi yang terbangun selama ini menjadi sulit untuk dijadikan daya saing

dalam meraih persaingan pasar yang semakin tajam.

Terjadinya kecurangan yang tidak dapat terdeteksi oleh suatu

pengauditan dapat memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses

pelaporan keuangan. Adanya kecurangan berakibat serius dan membawa

banyak kerugian. Berdasarkan laporan oleh Association of Certified Fraud

Examiners (ACFE), pada tahun 2002 kerugian yang diakibatkan oleh

kecurangan di Amerika Serikat adalah sekitar 6% dari pendapatan atau $600

milyar dan secara persentase tingkat kerugian ini tidak banyak berubah dari

tahun 1996. Dari kasus-kasus kecurangan tersebut, jenis kecurangan yang

paling banyak terjadi adalah asset misappropriations (85%), kemudian disusul

Page 23: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

5

dengan korupsi (13%) dan jumlah paling sedikit (5%) adalah fraudulent

financial statement. Walaupun demikian kecurangan laporan keuangan

membawa kerugian paling besar yaitu median kerugian sekitar $4,25 juta

(ACFE, 2002).

Kecurangan laporan keuangan adalah suatu jenis kecurangan yang

menyebabkan terjadinya kesalahan material pada laporan keuangan. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan cara menghilangkan transaksi, membuat

transaksi palsu, pernyataan saldo akhir yang salah, pengungkapan atas laporan

keuangan yang tidak lengkap, atau penerapan standar yang salah namun

dilakukan secara sengaja. Sedangkan tindakan kecurangan berupa

penyalahgunaan aset dapat diklasifikasikan dalam dua cabang utama, yakni

kecurangan yang bersifat cash dan non cash. Kemudian contoh tindakan

kecurangan yang masuk dalam kategori korupsi yakni conflict of interest,

bribery atau penyuapan, illegal gratuity, dan economic extortion (Purjono

2012:3),

Kecurangan laporan keuangan sering kali diawali dengan salah saji atau

manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak

material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan

menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara material

(Rezaee, 2002:7).

Di Indonesia, Bapepam menemukan sejumlah perusahaan yang

terdeteksi melakukan kecurangan (fraud). Pada tahun 2001 ditemukan adanya

kecurangan laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk. PT KF adalah badan

Page 24: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

6

usaha milik negara yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa.

Berdasarkan indikasi oleh Kementerian BUMN dan pemeriksa Bapepam

(Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang

mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang

berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3% dari

penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Salah saji ini terjadi dengan cara

melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan dilakukan

dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh

Direktur Produksi untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT

KF per 31 Desember 2001. Selain itu manajemen PT KF melakukan

pencatatan ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Pencatatan ganda itu

dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor eksternal. (Koroy,

2008:23).

Kasus kecurangan pelaporan keuangan lain yang juga terjadi di

Indonesia yaitu oleh PT Bank Lippo Tbk. PT Bank Lippo Tbk telah

melakukan kecurangan dengan mengiklankan laporan keuangan yang tidak

diaudit pada tanggal 28 November 2002 walaupun angka-angkanya sama

seperti yang tercantum dalam Laporan Auditor Independen. Kecurangan lain

yang juga dilakukan oleh PT Lippo Bank Tbk adalah dengan menyerahkan

laporan keuangan PT Bank Lippo Tbk per 30 September 2002 ke BEJ

pada tanggal 27 Desember 2002 yang tidak disertai Laporan Auditor

Independen dan di dalamnya telah terdapat penilaian kembali terhadap

Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Page 25: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

7

Produktif (PPAP). Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan antara

laporan keuangan yang diiklankan pada tanggal 28 dengan laporan

keuangan yang diserahkan ke BEJ disebabkan karena ada nya

penyesuaian penilaian kembali atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)

dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) (Bapepam, 2003).

Pada 4 Februari 2013 terjadi kasus fraud, dimana pihak Bank Panin

mengklaim tuduhan terhadap adanya penyelewengan kredit senilai Rp 30

miliar pada Kantor Cabang Umum (KCU) Banjarmasin itu tidak benar,

padahal auditor menemukan terdapat penyelewengan kredit sebesar Rp 30

miliar di KCU Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Yus sebagai ketua tim audit

melaporkan kepada direksi Bank Panin dan kemudian diproses melalui jalur

hukum. Yus mengaku bahwa pihaknya diminta untuk mengubah laporan audit

pada Juli 2010, namun tim menolak dan kemudian tim diberi pekerjaaan yang

kurang jelas hingga berujung pada pemberhentian pekerjaan. Pada Desember

2010 Bank Indonesia (BI) sudah melakukan investigasi dan terbukti terdapat

fraud di Bank Panin. Deputi Direktur Direktorat Pengawas Bank 3 Riyanti A.

Y. Sali mengirim surat No.13/17/DPB3/TPB 3-2/Rahasia kepada direksi Bank

Panin agar melaporkan permasalahan penyimpangan pemberian kredit debitur

Jaya Setia Dau (Wibawa, 2013).

Kasus kredit macet Bank Mandiri. Mantan Direktur Utama Bank

Mandiri ECW Neloe, I Wayan Pugeg, dan M. Sholeh diadili dalam perkara

korupsi pemberian kredit Bank Mandiri kepada PT Cipta Graha Nusantara

Page 26: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

8

(CGN) dan didakwa jaksa merugikan negara 18,5 juta dollar AS atau

setidaknya Rp 160 miliar (Tuanakotta, 2012: 876).

Pendeteksian kecurangan dalam laporan keuangan tentunya merupakan

hal yang tidaklah mudah. Para ahli menggambarkan fenomena fraud ibarat

gunung es (iceberg). Hanya sekitar 20% fraud yang dapat diselesaikan dan

diinvestigasi, sisanya sekitar 40% dapat diidentifikasi namun tidak

terselesaikan, dan 40% fraud tidak terdeteksi. Dengan memahami penyebab

terjadinya fraud, memungkinkan auditor untuk menganalisis faktor-faktor

risiko kecurangan guna mendeteksi kecurangan yang mungkin atau telah

terjadi. (Tjahjono dkk., 2013:12).

Dr. Donald Cressey, salah seorang pendiri ACFE, menyimpulkan

bahwa terdapat tiga kondisi yang selalu hadir dalam tindakan fraud

(kecurangan), yaitu pressure, opportunity, dan rationalization yang disebut

juga sebagai “fraud triangle” (Skousen, Smith dan Wright., 2009:2). Pada

tahun 2004, Wolfe et al. (2004:38) memperkenalkan sebuah model baru yaitu

“Fraud Diamond Model” Pada model ini, Wolfe et al. menambahkan satu

faktor tambahan dari fraud triangle model yang dikemukakan oleh Cressey

sebelumnya yaitu capability.

Kecurangan laporan keuangan sulit untuk dideteksi, didorong oleh

banyak faktor dan dilakukan dengan berbagai cara. Namun, faktor-faktor

pada fraud diamond dapat menjadi penyebab terjadinya kecurangan pada

laporan keuangan. Komponen fraud diamond tidak dapat diteliti secara

langsung maka peneliti harus mengembangkan variabel dan proksi untuk

Page 27: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

9

mengukurnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima variabel

independen yang terdiri dari variabel financial stability yang diproksikan

dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE), variabel personal financial

need yang diproksikan dengan rasio persentase kepemilikan saham oleh orang

dalam (OSHIP), variabel ineffective monitoring yang diproksikan dengan rasio

komisaris independen (BDOUT), variabel rationalization yang diproksikan

dengan rasio total akrual (TA) dan variabel capability yang diproksikan

dengan perubahan direksi (DCHANGE). Berdasarkan alasan diatas peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Fraud Diamond

Dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Statement (Studi Empiris pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-

2014)”.

Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian

yang dilakukan oleh Sihombing et al. (2014) yang meneliti mengenai

“Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud”,

perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sihombing (2014) adalah sebagai

berikut:

1. Pada penelitian ini hanya menggambil empat variabel independen dari

delapan variabel independen. Variabel independen pada Sihombing (2014)

yaitu financial targets, financial stability, external pressure, nature of

industry, ineffective monitoring, change in auditor, rationalization, dan

capability. Sedangkan variabel independen pada penelitian ini yaitu

financial stability, ineffective monitoring, rationalization, dan capability.

Page 28: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

10

2. Penelitian ini menambahkan variabel independen personal financial need

yang diproksikan dengan persentase jumlah saham manajemen (Molida,

2011)

3. Objek penelitian ini mengambil sampel perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan pada

tahun 2011-2014 sedangkan pada penelitian Sihombing et al, (2014)

mengambil sampel perusahaan manufaktur dengan periode pengamatan

dari tahun 2010-2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah variabel Financial Stability berpengaruh dalam mendeteksi

Fraudulent Financial Statement ?

2. Apakah variabel Personal Financial Need berpengaruh dalam mendeteksi

Fraudulent Financial Statement?

3. Apakah variabel Ineffective Monitoring berpengaruh dalam mendeteksi

Fraudulent Financial Statement?

4. Apakah variabel Rationalization berpengaruh dalam mendeteksi

Fraudulent Financial Statement?

5. Apakah variabel Capability berpengaruh dalam mendeteksi Fraudulent

Financial Statement?

Page 29: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

11

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk memperoleh bukti yang empiris mengenai adanya hubungan

antara :

1. Variabel Financial Stability terhadap terjadinya Fraudulent Financial

Statement

2. Variabel Personal Financial Need terhadap terjadinya Fraudulent

Financial Statement

3. Variabel Ineffective Monitoring terhadap terjadinya Fraudulent Financial

Statement

4. Variabel Rationalization terhadap terjadinya Fraudulent Financial

Statement

5. Variabel Capability terhadap terjadinya Fraudulent Financial Statement

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan harapan sebagai berikut:

1. Kontribusi teoritis

a. Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi

kalangan akademis, khususnya mahasiswa/i jurusan akuntansi UIN

Syarif Hidayatullah mengenai fraudulent financial statement dan

dapat digunakan sebagai pembanding untuk menambah ilmu

pengetahuan.

Page 30: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

12

b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

c. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah

referensi mengenai bukti empiris pengaruh fraud risk factor menurut

fraud diamond, yaitu pressure, opportunity, rationalization dan

capability dalam upaya pendeteksian fraudulent financial statement.

2. Kontribusi Praktis

1. Bagi pemerintah, Bapepam, dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebagai bahan

evaluasi untuk mengawasi dan menanggulangi tindakan kecurangan

(fraud) pada laporan keuangan

2. Bagi Investor, dapat dijadikan bahan pertimbangan pada saat

melakukan investasi dan memberikan kredit dengan melihat

bagaimana penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh

perusahaan.

3. Bagi Regulator (Pembuat Kebijakan), dapat menjadi salah satu bahan

pertimbangan dalam pembuatan keputusan regulasi untuk mendeteksi

secara efektif dan efisien kecurangan dalam pelaporan keuangan

(fraudulent financial reporting) bagi perusahaan perbankan di

Indonesia demi tercapainya informasi laporan keuangan yang tidak

bias.

4. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kecurangan akuntansi

serta menambah pengetahuan khususnya kecurangan laporan keuangan

Page 31: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

13

dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh financial stability

pressure, ineffective monitoring, rationalization, dan capability dalam

mendeteksi fraudulent financial statement.

Page 32: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan

Agency Theory pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling

pada tahun 1976, yang mengartikan hubungan agent dan principal.

“A contract under which one or more persons (the principal/s)

engage another person (the agent)to perform some service on their behalf

which involve delegating some decisions making authority to the agent.”

(Jensen dan Meckling, 1976)

Menurut Jensen dan Meckling (1976:5) Teori ini menjelaskan

tentang bagaimana hubungan agensi sebagai sebuah kontrak di mana salah

satu pihak (principal) menggunakan pihak lain (agent) untuk mengerjakan

suatu layanan tertentu untuk kepentingan mereka, dengan melibatkan

suatu pendelegasian wewenang pengambilan keputusan oleh agen.

Masing-masing pihak mempunyai kepentingan mereka sendiri-sendiri, dan

perbedaan kepentingan ini bisa saja menyebabkan timbulnya information

asymetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham (stakeholder)

dan organisasi.

Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi (Eisenhardt, 1989).

Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yakni asumsi

tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi.

Asumsi sifat manusia menekankan pada manusia yang memiliki sifat

mementingkan diri sendiri (selfinterest), memiliki keterbatasan rasionalitas

(bounded rasionality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion). Asumsi

Page 33: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

15

keorganisasian adalah konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai

kriteria produktifitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan

agen. Asumsi informasi adalah bahwa informasi sebagai barang komoditi

yang bisa diperjualbelikan. (Rahmawati, 2012: 5).

Dalam penelitiannya Jesen and Meckling (1976) menjelaskan

bahwa dalam teori agensi terdapat Agency problem akan terjadi bila

proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100%

sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan

dirinya dan sudah tidak berdasar memaksimalisasi nilai dalam

pengambilan keputusan pendanaan. Lebih lanjut mereka menjelaskan

bahwa manajer tidak menanggung resiko atas kesalahan dalam

pengambilan keputusan, dan resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh

pemegang saham (principal). Oleh karena itu, para manajer cenderung

melakukan pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk

kepentingan pribadinya, seperti peningkatan gaji dan status. Watt dan

Zimmerman (1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan

principal dan agent yang sering ditentukan oleh angka akuntansi tersebut

dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya

(Rahmawati, 2012: 4).

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibandingkan pemilik (pemegang saham). Pemegang saham sebagai

principle tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan

Page 34: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

16

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer

selaku agent bisa saja bertindak tidak untuk memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham, tetapi memaksimumkan kemakmuran

mereka sendiri. Terjadilah conflict of interest ( Kodrat dan Herdinata,

2009:14).

Oleh karena adanya conflict of interest maka perusahaan sebagai

agen menghadapi berbagai tekanan (pressure) untuk menemukan cara agar

kinerja perusahaan selalu meningkat dengan harapan (rasionalisasi) bahwa

dengan peningkatan kinerja perusahaan maka principle akan memberikan

suatu bentuk apresiasi kepada agen. Gerbang fraud akan semakin terbuka

apabila dilakukan oleh orang yang mempunyai capability Dan akses yang

luas dalam perusahaan. Adanya asimetri informasi memberikan peluang

(opportunity) yang memungkinkan agen melakukan creative accounting

yaitu memanipulasi angka-angka akuntansi yang dipublikasikan dan

disajikan dalam laporan keuangan. Konflik kepentingan dan asimetri

informasi antara manajemen dengan pemilik memberikan kesempatan

kepada manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba yang

didukung oleh teori Rezaee (2002) yang menyatakan bahwa tindakan

manajemen laba berkaitan erat dengan kecurangan laporan keuangan.

2. Teori Atribusi

Teori atribusi dikembangkan oleh Kelley (1967), kemudian Green

serta Mitchell (1979). Mereka berpandangan bahwa perilaku

kepemimpinan disebabkan oleh atribut penyebab. Jadi teori kepemimpinan

Page 35: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

17

atribut menjelaskan mengapa perilaku kepemimpinan terjadi. (Waworuntu,

2003:27).

Teori atribusi dikembangkan dengan beberapa pendapat berikut:

a. Teori Kepemimpinan Karismatik

Teori atribusi ikut menjelaskan kepemimpinan karismatik. Para

pengikut membuat atribut pada pemimpin yang heroik atau yang

memiliki kemampuan yang luar biasa yang mereka amati dan dapati.

b. Teori Kepemimpinan Transaksional

Para pemimpin transaksional, adalah pemimpin yang

membimbing atau mendorong bawahan mereka mengarah pada tujuan

yang telah diletakkan, dengan cara menjelaskan peranan dan tugas

yang dipersyaratkan.

c. Teori Kepemimpinan Transformasional

Terdapat juga para pemimpin yang transformasional. Teori ini

melihat pemimpin yang menyediakan pertimbangan individual dan

stimulasi intelektual serta mereka yang memiliki karisma.

Semua pandangan, model, dan teori di atas tidak terlepas dari

perilaku orang dalam organisasi, yaitu perilaku pimpinan dan perilaku

bawahan. Jadi kepemimpinan tidak terlepas dari cara berpikir,

berperasaan, bertindak, bersikap, dan berperilaku dalam kerja di sebuah

organisasi dengan bawahannya atau orang lain. (Waworuntu, 2003:28)

Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku

seseorang. Teori ini mengacu pada bagaimana seseorang menjelaskan

Page 36: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

18

penyebab perilaku orang lain atau diri sendiri. Fritz Heider (1958)

mengatakan bahwa perilaku seseorang itu bisa disebabkan karena faktor-

faktor internal (disebut atribusi internal) dan dapat pula disebabkan oleh

faktor ekternal (atribusi ekternal). Faktor-faktor internal misalnya

kemampuan, pengetahuan, dan usaha, sedangakan faktor eksternal

bias berupa kesempatan, dan juga lingkungan (Menezes, 2008).

Perilaku yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat internal adalah

perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi dari diri individu

yang bersangkutan. Perilaku yang dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat

eksternal dilihat sebagai hasil dari tekanan situasi atau keadaan tertentu

yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu. Pengaruh

perilaku seseorang inilah yang diyakini dapat membuat pihak manajemen

dapat jujur atau curang untuk memenuhi kepentingan pribadi.

3. Konsep Fraud

a. Pengertian Kecurangan (Fraud)

Pada umumnya dikenal dua tipe kesalahan, yaitu kekeliruan

(errors) dan ketidakberesan (irregulatiries). Errors merupakan

kesalahan yang timbul sebagai akibat tindakan yang tidak disengaja

yang dilakukan oleh manajemen atau karyawan perusahaan yang

mengakibatkan kesalahan teknis perhitungan, pemindahbukuan dan

lain-lain. Sedangkan irregularities merupakan kesalahan yang sengaja

dilakukan oleh manajemen atau karyawan perusahaan yang

Page 37: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

19

mengakibatkan kesalahan material terhadap penyajian laporan

keuangan, misalnya kecurangan (fraud).

Tindak fraud adalah “manusia” dengan berbagai alasan dari

dalam dirinya untuk melakukan tindakan tercela (Kumaat, 2011:135).

Adapun pengertian fraud menurut BPKP (2008:11) adalah sebagai

berikut:

“Dalam istilah sehari-hari, fraud dimaknai sebagai

ketidakjujuran. Dalam terminologi awam fraud lebih ditekankan pada

aktivitas penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan konsekuensi

hukum, seperti penggelapan, pencurian dengan tipu muslihat, fraud

pelaporan keuangan, korupsi, kolusi, nepotisme, penyuapan,

penyalahgunaan wewenang, dan lain-lain”.

Kecurangan (Fraud) menurut standar Institute of Internal

Auditors (IIA) dalam Sawyer (2006:339) adalah suatu tindakan

penipuan yang mencakup berbagai penyimpangan dan tindakan illegal

yang ditandai dengan penipuan disengaja. Hal ini dapat dilakukan

untuk manfaat atau merugikan organisasi dan oleh orang luar maupun

di dalam organisasi. Hal ini termasuk berbohong, menipu,

menggelapkan dan mencuri. Penggelapan disini dimaksudkan adalah

dengan merubah kekayaan atau aset perusahaan yang dipercayakan

kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan pribadi yang dapat

merugikan perusahaan.

Berdasarkan uraian definisi-definisi dari beberapa ahli diatas

maka dapat disimpulkan bahwa kecurangan (fraud) merupakan suatu

tindakan penyimpangan yang disengaja oleh individu atau kelompok

dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi ataupun kelompok.

Page 38: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

20

b. Klasifikasi Kecurangan(Fraud)

Association of Certified Fraud Examinations (ACFE) adalah

salah satu asosiasi di USA yang mempunyai kegiatan utama dalam

pencegahan dan pemberantasan kecurangan. Secara skematis,

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menggambarkan

occupational fraud dalam bentuk fraud tree. Pohon ini

menggambarkan cabang-cabang dari fraud dalam hubungan kerja,

beserta ranting dan anak rantingnya. Occupational fraud tree ini

mempunyai tiga cabang utama yakni, corruption, asset

missappropriation, dan fraudulent statements (Tuanakotta, 2012 :

195).

Page 39: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

21

Gambar 2.1

Fraud Tree

1. Korupsi (Corruption)

Korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan

(conflict of interest), suap (bribery), pemberian ilegal (illegal

gratuity), dan pemerasan (economic extortion). Fraud jenis ini

bersifat simbiosis mutualisme sehingga seringkali tidak dapat

Page 40: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

22

dideteksi karena pihak yang bekerja sama menikmati

keuntungan.

2. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Asset Misappropriation atau “pengambilan” asset secara

ilegal dalam bahasa sehari-hari disebut mencuri. Namun, dalam

istilah hukum, “mengambil” aset secara ilegal (tidak sah, atau

melawan hukum) yang dilakukan oleh seseorang yang diberi

wewenang untuk mengelola atau mengawasi aset tersebut,

disebut menggelapkan (Tuanakotta, 2012:199). Hal yang sering

menjadi sasaran penjarahan adalah uang (baik di kas maupun

bank, baik yang berupa giro, tabungan, maupun deposito). Asset

misappropriation dalam bentuk penjarahan kas atau cash

misappropriation dilakukan dalam 3 bentuk: skimming, larceny,

dan fraudulent disbursements. Ini merupakan bentuk fraud

yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang dapat

diukur/dihitung (defined value).

3. Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial

Statement)

Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai

kecurangan yang dilakukan oleh pejabat, eksekutif atau

manajemen suatu perusahaan atau instansi pemerintah dalam

bentuk salah saji material Laporan Keuangan (LK) yang

merugikan investor dan kreditor.

Page 41: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

23

Tindakan fraud dalam menyusun laporan keuangan dapat berupa

salah saji (misstatements baik overstatements maupun

understatements). Tindakan fraud dalam menyusun laporan non-

keuangan dapat berupa penyampaian laporan non-keuangan secara

menyesatkan, lebih bagus dari keadaan yang sebenarnya, dan sering

kali merupakan pemalsuan atau pemutarbalikan keadaan (Tuanakotta,

2012:203). Ini dilakukan untuk menutupi kondisi keuangan yang

sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial

engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk

memperoleh keuntungan mungkin dapat dianalogikan dengan istilah

window dressing. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau

kecurangan non financial.

c. Faktor Penyebab Kecurangan (Fraud)

Kumaat (2011:139) menyatakan pendapatnya tentang faktor

pendorong terjadinya fraud adalah sebagai berikut:

1. Desain pengendalian internalnya kurang tepat, sehingga

meninggalkan “celah” risiko.

2. Praktik yang menyimpang dari desain atau kelaziman (common

business sense) yang berlaku.

3. Pemantauan pengendalian yang tidak konsisten terhadap

implementasi business process.

4. Evaluasi yang berjalan terhadap business process yang berlaku.

Page 42: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

24

Faktor-faktor yang mendorong seseorang berperilaku

menyimpang atau melakukan kecurangan (fraud) menurut Bologna

(1993) dalam Soepardi (2010:6) dapat dijelaskan dengan GONE

Theory, yaitu:

1. Greed atau keserakahan, berkaitan dengan adanya perilaku

serakah yang secara potensial ada di dalam diri setiap orang.

2. Opportunity atau kesempatan, berkaitan dengan keadaan

organisasi atau instansi atau masyarakat yang sedemikian rupa

sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan

kecurangan terhadapnya.

3. Needs atau kebutuhan, berkaitan dengan faktor-faktor yang

dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya

yang menurutnya wajar.

4. Exposure atau pengungkapan, berkaitan dengan tindakan atau

konsekuensi yang akan dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila

pelaku ditemukan melakukan kecurangan.

d. Langkah-langkah Pengendalian Kecurangan (Fraud)

Dalam Sawyer (2006:1038-1039) menjelaskan bahwa terdapat

beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan atau

mencegah terjadinya fraud dalam perusahaan,antara lain:

1. Menetapkan standar, anggaran dan statistik, dan menyelidiki

semua penyimpangan yang material.

Page 43: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

25

2. Menggunakan teknik kuantitatif dan analitis untuk menandai

peristiwa yang menyimpang.

3. Mengidentifikasi indikator proses kritis: kehilangan dalam

peleburan, pengulangan kerja dalam manufaktur dan perakitan,

serta uji laba kotor dalam operasi eceran.

4. Menganalisa secara mendalam performa yang tampak terlalu

baik, dan performanya yang ada dibawah standar.

5. Mendirikan departemen audit internal yang professional dan

independen.

4. Kecurangan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi

Keuangan Per 1 Januari 2014 :

“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari suatu

laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan

keputusan ekonomi.”

Ferdian dan Na’im (2006:6), menjelaskan kecurangan dalam laporan

keuangan dapat menyangkut tindakan yang disajikan berikut ini:

a. Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau

dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian

laporan keuangan.

Page 44: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

26

b. Representasi yang dalam atau penghilangan dari laporan keuangan,

peristiwa, transaksi atau informasi lain yang signifikan.

c. Salah penerapan secara sengaja atas prinsip akuntansi yang berkaitan

dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapannya.

5. Fraud Triangle Model

Fraud triangle theory merupakan suatu gagasan yang meneliti

tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali

diciptakan oleh Donald R. Cressey (1953) yang dinamakan fraud triangle

atau segitiga kecurangan. Cressey (1953) dalam Gilmore (2013:6)

menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud yaitu

pressure, opportunity, dan razionalization.

Gambar 2.2

Fraud Triangle Model

Sumber : Gilmore (2013:6)

a. Pressure (Tekanan)

Menurut Karyono (2013:9) menjelaskan bahwa dorongan untuk

melakukan fraud terjadi pada karyawan (employee fraud) dan manajer

(management fraud), dorongan itu bisa terjadi karena:

Pressure

Rationalization Opportunity

Page 45: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

27

1. Tekanan keuangan: seperti banyak hutang, gaya hidup melebihi

kemampuan keuangan (besar pasak daripada tiang), keserakahan,

dan kebutuhan yang tidak terduga.

2. Kebiasaan buruk: seperti kecanduan narkoba

3. Tekanan lingkungan kerja: seperti kurang dihargainya

prestasi/kinerja, gaji rendah dan tidak puas dengan pekerjaan.

4. Tekanan lain: seperti tekanan dari istri/ suami untuk memiliki

barang-barang mewah.

Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari

suatu tekanan (pressure) yang menghimpitnya. Orang ini mempunyai

kebutuhan keuangan yang mendesak, yang tidak dapat diceritakan

kepada orang lain, konsep ini disebut perceived non-sharedable

financial need.

Menurut SAS (Statement of Auditing Standard) no. 99, terdapat

empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat

mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial

stability, external pressure, personal financial need, dan financial

targets.

1. Financial Stability atau stabilitas keuangan telah dikenal oleh

pelaku ekonomi terutama pelaku pasar keuangan, namun

demikian belum terdapat suatu kesepakatan umum mengenai apa

yang dimaksud dengan stabilitas keuangan tersebut (Haryanto dan

Astuti, 2009:53). Namun, Kusumawardhani (2013:5) menyatakan

Page 46: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

28

bahwa financial stability merupakan keadaan yang

menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dari kondisi stabil.

Perusahaan diduga akan memanipulasi laba ketika stabilitas

keuangan atau profitabilitasnya terancam oleh kondisi ekonomi

(Skousen et al., 2009:6).

2. External pressure adalah tekanan yang berlebihan bagi

manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak

ketiga (Kusumawardhani, 2013:5). Tuntutan untuk memenuhi

persyaratan dalam membayar atau memenuhi perjanjian utang

diakui sebagai sumber external pressure. Sehingga manajer

merasakan adanya tekanan sebagai akibat dari kebutuhan untuk

memperoleh tambahan utang atau ekuitas pembiayaan agar

perusahaan tetap kompetitif (Skousen et al., 2009:8).

3. Personal financial Need adalah kondisi ketika keuangan

perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para

eksekutif perusahaan (Kusumawardhani 2013:5). Dunn (2004)

dalam Skousen et al., (2009:9) menyatakan bahwa ketika

eksekutif memiliki kepentingan keuangan yang signifikan dalam

sebuah perusahaan, maka situasi keuangan pribadi mereka diduga

akan mengancam kinerja keuangan perusahaan.

4. Financial targets adalah tekanan berlebihan pada manajemen

untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau

manajemen. Perusahaan diduga akan memanipulasi laba untuk

Page 47: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

29

memenuhi prakiraan atau tolak ukur stakeholder seperti laba

tahun sebelumnya (Kusumawardhani, 2013:6).

b. Opportunity (Peluang)

Menurut Karyono (2013:9) menjelaskan bahwa kesempatan

muncul karena lemahnya pengendalian internal untuk mencegah dan

mendeteksi kecurangan. Kesempatan juga dapat terjadi karena

lemahnya sanksi dan ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja.

Disamping itu tercipta beberapa kondisi lain yang kondusif untuk

terjadinya tindak kriminal.

Menurut Steve Albercht dalam Karyono (2013:9) ada beberapa

faktor yang dapat meningkatkan kesempatan untuk melakukan fraud,

yaitu:

1. Kegagalan untuk menertibkan pelaku kecurangan

2. Terbatasnya akses terhadap informasi

3. Kurangnya jejak audit

SAS no. 99 menyebutkan bahwa peluang pada financial

statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut

adalah nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational

structure.

1. Nature of industry adalah berkaitan dengan munculnya risiko bagi

perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan

estimasi dan pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar.

Penilaian persediaan mengandung risiko salah saji yang lebih

Page 48: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

30

besar bagi perusahaan yang persediaannya tersebar di banyak

lokasi. Risiko salah saji persediaan ini semakin meningkat jika

persediaan itu menjadi usang (Kusumawardhani, 2013:6).

2. Ineffective monitoring adalah adalah keadaan dimana perusahaan

tidak memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja

perusahaan. Adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau

kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, tidak efektifnya

pengawasan dewan direksi dan komite audit atas proses pelaporan

keuangan dan pengendalian internal diduga akan menyebabkan

risiko terjadinya kecurangan (Kusumawardani, 2013:6).

3. Organizational structure adalah struktur organisasi yang

kompleks dan tidak stabil (Kusumawardhani, 2013:7). Struktur

organisasi yang terlalu kompleks, perputaran personil perusahaan

seperti senior manajer atau direksi yang tinggi akan memberikan

peluang terjadinya kecurangan (Skousen et al., 2009:12).

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam tejadinya fraud, di

mana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi

merupakan bagian dari fraud triangle yang paling sulit diukur

(Skousen et al., 2009). Bagi mereka yang umumnya tidak jujur,

mungkin lebih mudah untuk merasionalisasi penipuan. Bagi mereka

dengan standar moral yang lebih tinggi, itu mungkin tidak begitu

Page 49: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

31

mudah. Pelaku fraud selalu mencari pembenaran secara rasional untuk

membenarkan perbuatannya.

Menurut Karyono (2013:10) menjelaskan bahwa pelaku

kecurangan mencari pembenaran antara lain:

1. Pelaku menganggap bahwa yang dilakukan sudah merupakan hal

bias/wajar

2. Pelaku merasa berjasa besar terhadap organisasi

3. Pelaku menganggap tujuannya baik, yaitu untuk mengatasi

masalah.

Menurut SAS No.99 rasionalisasi pada perusahaan dapat diukur

dengan siklus pergantian auditor, opini audit yang didapat perusahaan

tersebut serta keadaan total akrual dibagi dengan total aktiva.

6. Fraud Diomond Model

Pada tahun 2004, Fraud Diamond Model diperkenalkan oleh Wolfe

et al. (2004:38) sebagai sebuah model baru dengan menambahkan satu

faktor dari fraud triangle model yang dikemukakan oleh Cressey

sebelumnya yaitu capability.

Elemen capability merupakan faktor yang ditambahkan oleh Wolfe.

Menurut Wolfe et al.(2004:39) kecurangan yang banyak terjadi tidak akan

pernah terealisasi tanpa adanya orang yang tepat dan orang yang memiliki

kemampuan untuk melaksanakan kecurangan tersebut. Bentuk dari fraud

diamond model dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:

Page 50: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

32

Gambar 2.2

Fraud Diamond Model

Sumber : Wolfe (2004:38)

Untuk mencari jejak adanya penipuan dari faktor capability, Wolfe

(2004) memberikan gambaran gambaran sifat yang dapat diamati yaitu

sebagai berikut:

1. Positioning

Posisi seseorang atau fungsi dalam organisasi dapat

memberikan kemampuan untuk membuat atau memanfaatkan

kesempatan untuk penipuan. Seseorang dalam posisi otoritas memiliki

pengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau lingkungan.

2. Intelligence and creativity

Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup

dan mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal dan untuk

menggunakan posisi, fungsi, atau akses berwenang untuk

keuntungan terbesar.

3. Convidence / Ego

Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang

besar dia tidak akan terdeteksi. Tipe kepribadian umum termasuk

Opportunity

Capability

Incentive

Rationalization

Page 51: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

33

seseorang yang didorong untuk berhasil di semua biaya, egois,

percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri (narsisme).

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder,

gangguan kepribadian narsisme meliputi kebutuhan untuk

dikagumi dan kurangnya empati untuk orang lain. Individu dengan

gangguan ini percaya bahwa mereka lebih unggul dan cenderung

ingin memperlihatkan prestasi dan kemampuan mereka.

4. Coercion

Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk

melakukan atau menyembunyikan penipuan. Seorang individu

dengan kepribadian yang persuasif dapat lebih berhasil meyakinkan

orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan atau melihat ke arah

lain.

5. Deceit

Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan efektif dan

konsisten. Untuk menghindari deteksi, individu harus mampu

berbohong meyakinkan, dan harus melacak cerita secara

keseluruhan.

6. Stress

Individu harus mampu mengendalikan stres karena

melakukan tindakan kecurangan dan menjaganya agar tetap

tersembunyi sangat bisa menimbulkan stres.

Page 52: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

34

B. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Noval Dwi

Aditya Nugraha

dan Deliza

Henny (2015)

Pendeteksian Laporan

Keuangan melalui Faktor

Resiko, Tekanan dan

Peluang (Brdasarkan Press

Release OJK 2008-2012)

1. Financial

Stability

2. Ineffective

monitoring

3. Capability

1. External

pressure

2. Nature of

Industry

3. Sampel dan

Periode

4. Penelitian

Nature of industry dan

Capability berpengaruh

positif sedangkan Financial

Stability, External pressure,

dan Ineffective monitoring

berpengaruh negatif terhadap

pendeteksian laporan

keuangan

2

Kennedy

Samuel

Sihombing

(2014)

Analisis Fraud Diamond

dalam Mendeteksi Financial

Statement Fraud (Studi

Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia BEI

tahun 2010-2012)

1. Financial

Stability

2. Ineffective

monitoring

3. Rationalization

4. Capability

Studi empiris pada

perbankan dan

penambahan variabel

personal financial

need

Variabel Financial Stability,

Financial external pressure,

nature of industry, dan

rationalization berpengaruh

terhadap financial

Manufaktur yang Terdaftar di

statement fraud.

Bersambung ke halaman berikut

Page 53: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

35

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3

Agung

Prasastie

(2014)

Analisis faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kecurangan

Laporan Keuangan dengan

Perspektif Fraud Dianmond

(Studi Empiris pada

Perusahaan LQ-45 yang

Terdaftar di BEI pada Tahun

2009-2013)

1. Financial

stability

2. Effectivity of

Monitoring

3. Capability

4. Financial

statement fraud

1. Auditor Change

2. Sampel dan

Periode

Penelitian

Financial stability berpengaruh

sedangkan Effectivity of

Monitoring, Auditor Change,

dan Capability tidak

berpengaruh terhadap Financial

Statement Fraud

4

Ivonna Hanum

Nurfhyasa

(2014)

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Fraudulent

Financial Statement dengan

Perspektif Fraud Triangle.

1. Financial

Stability

2. Fraudulent

Financial

Statement.

Studi empiris pada

perbankan Variabel Financial Stability

berpengaruh terhadap

Fraudulent Financial

Statement.

5

Prisca

Kusumawardha

ni (2013)

Deteksi Financial Statement

Fraud dengan Analisis Fraud

Triangle Pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di

BEI

1. Financial

stability

2. Personal

financial need

3. Ineffective

monitoring

4. Financial

statement fraud

Tidak ada variabel

rationalization dan

capability

Financial stability dan

ineffective monitoring

berpengaruh terhadap Financial

Statement Fraud sedangkan

personal financial need tidak

berpengaruh signifikan.

Bersambung ke halaman berikut

Page 54: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

6

Daniel T.H

Manurung, dan

Niki Hadian

(2013)

Detection Fraud of Financial

Statement with Fraud

Triangle”. Proceedings of

23rd International Business

Research Conference

1. Financial stability

2. Financial

effectiveness

(Ineffective

3. Monitoring)

4. Financial statement

fraud

1. External

pressure

2. Financial target

3. Sampel dan

Periode

4. Penelitian

Financial stability,

financial target dan

ineffective monitoring

berdampak positif pada

kecurangan laporan

keuangan dan eksternal

pressure berdampak

negatif pada kecurangan

laporan keuangan.

7

Resti Molida

2011)

Pengaruh Financial stability,

Personal financial need dan

Ineffective monitoring pada

Financial Statement Fraud

dalam Pespektif Fraud

Triangle

1. Financial stability

2. Personal financial

need

3. Ineffective

monitoring

4. Financial statement

fraud

Sampel dan periode

penelitian

Financial stability dan

Personal financial need

berpengaruh sedangkan

Ineffective monitoring tidak

berpengaruh terhadap

Financial statement fraud

Page 55: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

37

C. Kerangka Berpikir

Kerangka penelitian disajikan pada gambar 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir

Bersambung pada halaman selanjutnya

Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi

Fraudulent Financial Statement

Basis Teori : Teori Agensi, Teori Atribusi, Teori

mengenai fraud. Teori Financial Stability,

Personal Financial Need, Innefective

Monitoring, Rationalization, Capability

Personal financial need

Financial stability

Innefective monitoring

Rationalization

Fraudulent Financial

Statement

Analisis Statistik Deskriptif

Capability

Page 56: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

38

Gambar 2.3 (Lanjutan)

D. Perumusan Hipotesis

1. Financial Stability terhadap Fraudulent Financial Statement

Dalam Skousen et al., 2009, menurut SAS No. 99, manajer

menghadapi tekanan untuk melakukan fraudulent financial statements

ketika stabilitas keuangan (financial stability) atau profitabilitas terancam

oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas yang beroperasi.

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi

keuangan perusahaan dari kondisi stabil. Ketika financial stability

perusahaan berada dalam kondisi yang terancam, maka manajemen akan

melakukan berbagai cara agar financial stability perusahaan terlihat baik.

Uji Asumsi Klasik:

Uji Normalitas

Uji Multikolineritas

Uji Autokorelasi

Uji Heteroskedastisitas

Uji Hipotesis:

Uji Signifikansi Simultan

Uji Signifikansi Parameter Individual

Kesimpulan dan Saran

Uji Koefisien

Determinasi

Page 57: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

39

Loebbecke, Eining dan Willingham (1989) dan Bell, Szykowny, dan

Willingham (1991) menunjukkan bahwa kasus dimana perusahaan

mengalami pertumbuhan industri di bawah rata-rata, manajemen

mungkin akan melakukan manipulasi laporan keuangan untuk

meningkatkan prospek perusahaan (Skousen et al., 2009).

Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh

manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen et

al., 2009). Oleh sebab itu, financial stability diproksi dengan rasio

perubahan total aset (ACHANGE). FASB mendefinisikan aset sebagai

manfaat ekonomik masa mendatang yang cukup pasti atau diperoleh atau

dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian

masa lalu (Sijenius, 2008). Total aset menggambarkan kekayaan yang

dimiliki oleh perusahaan. Total aset meliputi aset lancar dan aset tidak

lancar.

Tingginya aset yang dimiliki perusahaan menjadi daya tarik bagi

investor. Untuk menarik para investor, manajemen perusahaan tentunya

berupaya untuk menyajikan tampilan perusahaan yang meyakinkan bagi

investor. Agar dapat menampilkan pertumbuhan dan performa

perusahaan yang meningkat, manajemen perusahaan kerap kali

melakukan manipulasi pada laporan keuangan. Oleh sebab itu, adanya

perubahan persentase total aset yang tinggi mengindikasikan terjadinya

manipulasi pada laporan keuangan.

Page 58: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

40

Penelitian yang dilakukan oleh Prasastie (2014) dan Nurfhyasa

(2014), Kusumawardhani (2013) dan Sihombing (2014) menunjukkan

bahwa persentase perubahan total aset (ACHANGE) berpengaruh

terhadap financial statement fraud. Berdasarkan uraian tersebut,

penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Financial stability berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement.

2. Personal financial need terhadap Fraudulent Financial Statement

Personal financial need merupakan suatu kondisi dimana keuangan

perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif

perusahaan (Skousen et al., 2009). Beasly (1996), Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) (1999),

dan Dunn (2004) menunjukkan bahwa ketika eksekutif perusahaan

memiliki peranan keuangan yang kuat dalam perusahaan, personal

financial need dari eksekutif perusahaan tersebut akan turut terpengaruh

oleh kinerja keuangan perusahaan (Skousen et al., 2009). Sebagian

saham yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan akan mempengaruhi

kebijakan manajemen dalam mengungkapkan kinerja keuangan

perusahaan. Oleh sebab itu, personal financial need diproksi dengan

persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP).

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu

perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan

dan aktiva perusahaan. Adanya konsentrasi kepemilikan perusahaan di

Page 59: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

41

Indonesia yang dikendalikan melalui institusi yang berbadan hukum atau

holding company, menurut Clessen et al. (2000), mengakibatkan tidak

terdapat adanya pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan kontrol

pada perusahaan go public. Ketika sebagian saham dimiliki oleh manajer,

direktur, maupun komisaris perusahaan, maka secara otomatis akan

mempengaruhi kondisi finansial perusahaan. Kepemilikan sebagian

saham oleh orang dalam ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam

pelaporan keuangan (Skousen et al., 2009). Manajemen perusahaan akan

lebih bertindak hati-hati dalam menyajikan laporan keuangan. Semakin

tinggi persentase kepemilikan saham oleh orang dalam maka praktek

fraud dalam memanipulasi laporan keuangan semakin berkurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) dan Molida

(2011) menunjukkan bahwa persentase kepemilikan saham oleh orang

dalam (OSHIP) berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Personal financial need berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement.

3. Innefective Monitoring terhadap Fraudulent Financial Statement

Ineffective monitoring merupakan pemantauan yang tidak efektif

oleh perusahaan dikarenakan lemahnya sistem komite audit yang dimiliki

perusahaan. Beasly et al. (2000), Beasly (1996), Dechow et al. (1996),

dan Dunn (2004) mengamati bahwa perusahaan yang melakukan fraud

Page 60: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

42

memiliki anggota di luar Board of Director (BOD) yag lebih sedikit jika

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan fraud.

Keberadaan Komite Audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam

Nomor SE-03/PM/2002 (bagi perusahaan publik) dan Keputusan Menteri

BUMN Nomor KEP-103/MBU/2002 (bagi BUMN) (Reindo, n.d.).

Komite Audit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh Komisaris

Independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen

serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.

Komite audit memiliki wewenang untuk mengakses catatan atau

informasi perusahaan. Komite audit selalu melakukan peninjauan

terhadap laporan tahunan dan menghadiri pertemuan akhir dengan

auditor eksternal. Oleh sebab itu, jumlah keanggotaan komite audit dapat

mempengaruhi tingkatan terjadinya fraud pada perusahaan.

Cara untuk meminimalisir praktik fraud atau kecurangan yaitu

dengan menerapkan sistem pengawasan yang baik. Dewan komisaris

yang independen secara umum mempunyai pengawasan yang lebih baik

terhadap manajemen, sehingga mempengaruhi kemungkinan kecurangan

dalam menyajikan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer atau

dengan kata lain, semakin kompeten dewan komisaris maka semakin

mengurangi kemungkinan kecurangan dalam pelaporan keuangan

(Antonia, 2008:33). Oleh sebab itu, ineffective monitoring diproksi

dengan rasio komisaris independen (BDOUT).

Page 61: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

43

Hasil penelitian dari Wijoyo (2015) tidak menguatkan bukti bahwa

rasio komisaris independen (BDOUT) hubungan dengan financial

statement fraud. Sedangkan hasil penelitian Manurung dan Hadian

(2013:17) menyatakan bahwa komisaris independen mempunyai

hubungan negatif dengan kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut

dapat diartikan bahwa semakin besar jumlah komisaris independen maka

akan mengurangi probabilitas perusahaan melakukan praktik kecurangan

laporan keuangan.

Penelitian ini mencoba membuktikan bahwa proksi BDOUT

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Berdasarkan uraian

tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Ineffective monitoring berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement.

4. Rationalization terhadap Fraudulent Financial Statement

Menurut Albrecht (2012:6), tindakan kecurangan atau fraud

merupakan istilah umum, dan mencakup segala bentuk kecerdikan

manusia dalam hal perancangan, yang dipaksakan oleh satu individu,

untuk mendapatkan keuntungan lebih melalui pernyataan palsu. Tidak

ada aturan yang pasti serta tidak ada yang bisa ditetapkan sebagai usulan

umum dalam mendefinisikan fraud, karena mencakup hal-hal yang

mengejutkan, penipuan, kelicikan atau kecerdikan, serta cara-cara yang

tidak adil. Satu-satunya batas yang mampu mendefinisikan fraud adalah

hal-hal yang dapat membatasi ketidakjujuran manusia.

Page 62: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

44

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tindakan

kecurangan atau fraud merupakan tindakan yang salah serta dinilai tidak

bertanggung jawab, karena fraud bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan pribadi dengan menghalalkan segala cara namun

konsekuensinya adalah merugikan bagi kepentingan pihak yang lain.

Dalam Sihombing (2012:4) Francis dan Krishnan (1999) dan

Vermeer (2003) berpendapat bahwa prinsip akrual berhubungan dengan

pengambilan keputusan manajemen dan memberikan wawasan terhadap

rasionalisasi dalam pelaporan keuangan. Menurut Skousen (2009)

variabel rasio total akrual dapat digunakan untuk menggambarkan

rasionalisasi terkait dengan penggunaan prinsip akrual oleh manajemen.

Hasil penelitian dari Sihombing (2014) dan Sukirman (2013)

mmbuktikan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan

laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

H4 : Rationalization berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement

5. Capability terhadap Fraudulent Financial Statement

Capability adalah suatu faktor kualitatif yang menurut Wolfe dan

Hermanson (2004) merupakan salah satu pelengkap dari model Fraud

triangle dari Cressey. Capability artinya seberapa besar daya dan

kapasitas dari seseorang itu melakukan fraud di lingkungan perusahaan.

Page 63: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

45

Dalam penelitian ini akan digunakan perubahan direksi sebagai proksi

dari capability. Perubahan direksi pada umumnya sarat dengan muatan

politis dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang memicu munculnya

conflict of interest.

Wolfe dan Hermanson (2004) dalam Sihombing (2014:4) meneliti

tentang capability sebagai salah satu fraud risk factor yang

melatarbelakangi terjadinya fraud menyimpulkan bahwa perubahan

direksi dapat mengindikasikan terjadinya fraud. Perubahan direksi tidak

selamanya berdampak baik bagi perusahaan. Perubahaan direksi bisa

menjadi suatu upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi

sebelumnya dengan melakukan perubahan susunan direksi ataupun

perekrutan direksi yang baru yang dianggap lebih berkompeten dari

direksi sebelumnya. Sementara disisi lain, pergantian direksi bisa jadi

merupakan upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang

dianggap mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan serta perubahan

direksi dianggap akan membutuhkan waktu adaptasi sehingga kinerja

awal tidak maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Capability berpengaruh terhadap Fraudulent Financial

Statement

Page 64: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan causalitas study (kausal komparatif)

yaitu penelitian yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua

variabel atau lebih yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen (Indriantoro dan Supomo, 2009:27).

B. Metodologi Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah metode purposive sampling. Dalam purposive sampling, dilakukan

pengambilan sampel dengan tujuan yang sudah ada dan sudah terencana

sebelumnya. Adapun kriteria-kriteria sampel yang digunakan dalam penelitan

adalah:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2011–2014.

2. Perusahaan menyajikan laporan keuangan tahunannya dalam website

perusahaan atau website BEI selama periode 2011–2014.

3. Perusahaan yang memiliki total aset yang selalu meningkat periode 2010-

2014.

4. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.

5. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data untuk seluruh tahun

pengamatan.

Page 65: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

47

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang merupakan data

sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)

(Indriantoro dan Supomo, 2009:147). Data kuantitatif tersebut diukur

dalam suatu skala rasio dan skala nominal.

Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder,

maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

metode studi pustaka dan studi observasi.

1. Metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi

dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, tesis, surat

kabar, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Hal

ini disebabkan kepustakaan adalah bahan utama dalam penelitian data

sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2009:150).

2. Metode observasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, mengkaji

data sekunder secara tidak langsung dengan menggunakan

dokumentasi yang berupa laporan tahunan, laporan auditor independen

dan laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011- 2014. Data

dalam penelitian ini diunduh melalui website www.idx.co.id dan

www.sahamok.com website setiap perusahaan.

Page 66: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

48

D. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji

asumsi klasik, uji koefisien determinasi dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2013: 19). Skewness dan kurtosis merupakan ukuran untuk

melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Skewness

mengukur kemelencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari

distribusi data. Data yang terdistribusi normal mempunyai nilai skewness

dan kurtosis mendekati nol (Imam Ghozali, 2013:12).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui

bahwa uji t dan F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160).

Page 67: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

49

1) Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini

dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode yang lebih handal adalah dengan menggunakan Normal

Probability Plot (P-P Plot) yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Suatu variabel dikatakan

normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar

di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah

mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2013: 163). Jika distribusi data

residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2) Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak

hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik

bisa sebaliknya (Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu dalam

penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk mengetahui apakah

residual terdistribusi secara normal. Nilai signifikansi (α) yang

Page 68: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

50

digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Uji Kolmogorov-

Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Kriteria yang digunakan dalam uji Kolmogorov-Smirnov

adalah sebagai berikut :

Jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05, maka data residual

terdistribusi secara tidak normal (Ho ditolak, Ha diterima).

Jika nilai probabilitas (sig.) > 0,05, maka data residual

terdistribusi secara normal (Ho diterima, Ha ditolak) (Ghozali,

2013:163-165).

b. Uji multikolinieritas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah

sama dengan nol. Salah satu cara untuk mendeteksi multikoliniearitas

dilakukan dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor)

dan tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

Page 69: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

51

multikolinearitas adalah nilai tolerance = 0,10 atau sama dengan nilai

VIF = 10 (Ghozali, 2013:106). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10

maka tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model korelasi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pada penelitian

ini, uji autokorelasi diuji dengan uji Durbin-Watson (DW test). Pada

tabel 3.1 merupakan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi.

Tabel 3.1

Tabel Uji Durbin-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokeralasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokeralasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4

Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokoralasi positif

ataupun negatif

Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber : Ghozali, 2013:111

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

Page 70: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

52

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2013:139). Dalam penelitian ini, asumsi heteroskedastisitas akan diuji

menggunakan analisis uji glejser dengan keputusan sebagai berikut:

Apabila sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas

Apabila sig < 0,05 maka terdapat gejala heteroskedastisitas

3. Uji koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.

Nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai

(R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen, secara umum koefisien determinasi untuk data silang

(crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,

2013:97).

Kesalahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.

Page 71: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

53

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti meningkat tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2

pada saat mengevaluasi model regresi

terbaik. Tidak seperti R2

, nilai Adjusted R2

dapat naik atau turun apabila

satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013:97).

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis data yang

valid dan mendukung hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini.

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model persamaan regresi berganda. Model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

FRAUD : Discretionary Accruals

α : Konstanta

ß1 : Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X1 berubah 1 satuan

FS : Financial Stability

ß2 : Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X2 berubah 1 satuan

PFN : Personal Financial Need

FRAUD = α + ß1 FS + ß2 PFN + ß3 IM + ß4 RAT + ß5 CAP + e

Page 72: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

54

ß3 : Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X3 berubah 1 satuan

IM : Innefective Monitoring

ß4 : Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X4 berubah 1 satuan

RAT : Rationalization

ß5 : Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y

apabila X5 berubah 1 satuan

CAP : Capability

e : Error term

Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji

signifikansi simultan dan uji signifikansi parameter individual.

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statisitik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen/bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Uji

statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-

sama terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan

0,05 (Ghozali, 2013:98).

Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen secara

bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Page 73: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

55

Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan

Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tidak

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual menerangkan variasi variabel

dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen, secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05

(Ghozali, 2013:98). Langkah yang digunakan dalam menguji hipotesis

ini adalah dengan menentukan level of significance-nya. Level of

significance yang digunakan adalah sebesar 5% atau (a) = 0,05. Jika

sign t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika sign t < 0,05 maka Ha

diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Fraudulent Financial Statement

Penelitian ini memproksikan fraudulent financial statements dengan

earnings management. Rezaee (2002:7) menyatakan bahwa:

”Suatu kecurangan laporan keuangan sering kali diawali dengan salah saji

atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak

material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan

Page 74: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

56

menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara

material”.

Oleh sebab itu, earnings management digunakan sebagai proksi

fraudulent financial statements dalam penelitian ini. Manajemen laba

diukur dengan menggunakan proksi discretionary accruals dan dihitung

dengan menggunakan Modified Jones Model, yang dihitung dengan cara

menyelisihkan total accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals

(NDACC). Discretionary accruals (DACC) merupakan tingkat akrual

yang tidak normal yang berasal dari kebijakan manajemen untuk

melakukan rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang mereka inginkan.

Alasan digunakan Modified Jones Model dalam menghitung DACC

dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-

model lainnya sejalan dengan hasil penelitian Dechow et al. (1995) dalam

Ujiyantho dan Pramuka (2007).

Kelebihannya, model ini memecah total akrual menjadi empat

komponen utama akrual, yaitu discretionary current accruals,

discretionary long-term accruals, nondiscretionary current accruals, dan

nondiscretionary long-term accruals. Discretionary current accruals dan

discretionary long-term accruals merupakan akrual yang berasal dari

aktiva lancar (current asset), sedangkan nondiscretionary current accruals

dan nondiscretionary long-term accruals merupakan akrual yang berasal

dari aktiva tidak lancar (fixed asset) (Sulistyanto, 2008:7-8).

Page 75: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

57

Perhitungan Modified Jones Model dilakukan dengan cara berikut

ini:

a. Mentabulasikan data-data yang dibutuhkan dan menghitung Total

Accruals.

Keterangan :

TAit : Total Accrual perusahaan i pada periode t

Nit : Laba bersih perusahaan i pada tahun t

OCFit : Operating Cash Flow perusahaan i pada periode t

b. Mempersiapkan data untuk mendapatkan β1, β2, β3 dengan

melakukan regresi OLS pada persamaan berikut ini.

Keterangan :

TAit : Total accrual perusahaan i pada periode t

Ait-1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

ΔREVit : Selisih pendapatan pada periode t dengan periode t-1

PPEit : Nilai Aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t

E : error

c. Setelah mendapatkan nilai β1, β2, β3 dari regresi OLS lalu

memasukkan nilai-nilai tersebut pada persamaan berikut ini.

Keterangan :

NDAit : Non Discretionary Accruals pada periode t

Ait-1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

TAit = Nit - OCFit

TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1) + β2 (ΔREVit/Ait-1) + β3 (PPEit/Ait-1) + e

NDAit = β1 (1/Ait-1) + β2 (ΔRevt/Ait-1 – ΔRect/Ait-1) + β3 (PPEt/Ait-)

) )

Page 76: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

58

ΔREVit : Selisih revenue pada tahun t dengan periode t-1

ΔRECit : Selisih receivable pada periode t dengan t-1

PPEt : Aktiva tetap pada periode t

d. Selanjutnya menghitung discretionary accruals dengan cara sebagai

berikut.

Keterangan :

DAit : Discretionary Accruals pada periode t

Ait-1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

NDAit : Non Discretionary Accruals pada periode t

2. Financial Stability

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan

kondisi keuangan perusahaan dari kondisi stabil (Kusumawardhani,

2013:5). Skousen et al., (2009:6) menyatakan bahwa bentuk manipulasi

keuangan yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan

aset perusahaan. Oleh sebab itu, financial stability diproksikan dengan

rasio perubahan total aset (ACHANGE). Total aset menggambarkan

kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi total aset yang

dimiliki perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki semakin

banyak. Total aset meliputi aset lancar dan aset tidak lancar. Karena itulah

adanya perubahan total aset yang tinggi mengindikasikan terjadinya

manipulasi laporan keuangan. Hal itu dikarenakan naluri manajemen yang

selalu ingin menampilkan pertumbuhan dan performa keuangan yang

DAit = TAit/Ait-1 - NDAit

Page 77: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

59

meningkat. Financial stability diproksikan dengan rasio pertumbuhan aset

selama dua tahun.

Financial stability dihitung dengan rumus:

ACHANGE = –

Ketererangan:

ACHANGE = Rasio pertumbuhan aset

Total Aset = Total aset perusahaan pada periode ke t

Total Aset-1 = Total aset pada periode ke t-1

3. Personal financial need

Personal financial Need adalah kondisi ketika keuangan perusahaan

turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan

(Kusumawardhani 2013:5). Dunn (2004) dalam Skousen et al., (2009:9)

menyatakan bahwa ketika eksekutif memiliki kepentingan keuangan yang

signifikan dalam sebuah perusahaan, maka situasi keuangan pribadi

mereka diduga akan mengancam kinerja keuangan perusahaan. Sebagian

saham yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan akan mempengaruhi

kebijakan manajemen dalam mengungkapkan kinerja keuangan

perusahaan. Oleh sebab itu, personal financial need diproksi dengan

persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP).

OSHIP =

4. Innefective Monitoring

Ineffective monitoring adalah keadaan dimana perusahaan tidak

memiliki unit pengawas yang efektif dalam memantau kinerja perusahaan.

Page 78: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

60

Adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa

kontrol kompensasi, tidak efektifnya pengawasan atas proses pelaporan

keuangan dan pengendalian internal diduga akan menyebabkan risiko

terjadinya kecurangan (Kusumawardani, 2013:6).

Penelitian ini memproksikan ineffective monitoring dengan rasio

komisaris independen yang dihasilkan dari perbandingan antara jumlah

komisaris dengan total seluruh keanggotaan dewan komisaris. Hasil

penelitian Manurung dan Hadian (2013:17) menyatakan bahwa komisaris

independen mempunyai hubungan yang negatif dengan kecurangan

laporan keuangan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin besar

jumlah komisaris independen maka akan mengurangi probabilitas

perusahaan melakukan praktik kecurangan dalam laporan keuangan.

Ineffective monitoring diukur dengan rumus:

BDOUT =

5. Rationalization

Rationalization (rasionalisasi) atau mencari pembenaran sebelum

melakukan kejahatan, bukan sesudahnya. Mencari pembenaran sebenarnya

merupakan bagian yang harus ada dari kejahatan itu sendiri, bahkan

merupakan dari motivasi untuk melakukan kejahatan. Rationalization

diperlukan agar si pelaku dapat mencerna perilakunya yang melawan

hukum untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang

dipercaya. Setelah kejahatan dilakukan, rationalization ini ditinggalkan,

karena tidak diperlukan (Tuanakotta, 2010:212).

Page 79: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

61

Penelitian ini memproksikan rationalization dengan rasio total akrual

karena menurut Skousen (2009) variabel rasio total akrual dapat digunakan

untuk menggambarkan rasionalisasi terkait dengan penggunaan prinsip

akrual oleh manajemen.

Total Akrual = Net income – cash flow from operation activity

6. Capability

Capability yang dimiliki seseorang dalam perusahaan akan

mempengaruhi kemungkinan seseorang melakukan fraud. Wolfe dan

Hermanson (2004) mengemukakan bahwa perubahan direksi akan dapat

menyebabkan stress period yang berdampak pada semakin terbukanya

peluang untuk melakukan fraud. Oleh karena itu penelitian ini

memproksikan capability dengan pergantian direksi perusahaan

(DCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy. Variabel tiruan

(dummy variable) untuk pergantian direksi, dimana 1= terdapat pergantian

direksi selama 2 tahun prioritas terhadap terjadinya fraud dan 0 = tidak

ada.

Page 80: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

62

Definisi operasional diatas dapat diringkas dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Pengukuran Skala

Dependen

(Y)

Fraudulent

Financial

Statement

Dechow et

al., (1995)

Diproksikan

dengan

manajemen

laba yang

dihitung

dengan

menggunakan

discretionary

accrual (DA)

(modified

jones)

TAC = NI - CFO

TA/Ait-1 = β1 (1/ Ait-1) + β2 (∆Rev/ Ait-1)

+ β3 (PPE/ Ait-1) + e

NDA = β1 (1/ Ait-1) + β2 (∆Rev/Ait-1-

(∆Rec/Ait-1) + β3 (PPE/Ait-) + e

DAit = TAit/Ait-1 - NDAit

Rasio

Independen

(X1)

Financial

Stability

Soraya,

(2014)

Diproksikan

dengan

menggunakan

rasio

perubahan

total aset

(ACHANGE)

Rasio

Independen

(X2)

Personal

Financial

Need

Molida,

(2011)

Diproksikan

dengan

menggunakan

rasio

persentase

kepemilikan

saham oleh

orang dalam

(OSHIP)

Rasio

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 81: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

63

Lanjutan Tabel 3.2

Variabel Definisi

Operasional Pengukuran Skala

Independen

(X3)

Innefective

monitoring

Wijoyo,

(2015)

Diproksikan

dengan rasio

komisaris

independen

(BDOUT)

Rasio

Independen

(X4)

Rationalization

Sihombing,

(2014) dan

Dechow,

(1995)

Diproksikan

dengan rasio

total akrual

(TA)

Net income – cash flow from

operation activity Rasio

Independen

(X5)

Capability

Nugraha,

(2015)

Diproksikan

dengan

perubahan

direksi

(DCHANGE)

Menggunakan variabel tiruan

(dummy variable) untuk

pergantian direksi, dimana

1= terdapat pergantian direksi

selama 2 tahun prioritas

terhadap terjadinya fraud dan

0 = tidak ada pergantian direksi.

Nominal

Page 82: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

64

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive

sampling. Berdasarkan kriteria sampel, diperoleh sampel penelitian

sebanyak 23 perusahaan per tahun dimana periode pengamatan yang

digunakan untuk periode 2011 sampai dengan tahun 2014 sehingga total

keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak

92. Mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2014 41

Perusahaan perbankan yang mengalami penurunan total asset

antara tahun 2010-2014 (5)

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan pada

tahun 2010 hingga 2014 dan dengan data yang tidak lengkap (13)

Jumlah sampel penelitian dalam setahun 23

Total keseluruhan sampel selama 4 tahun (23 x 4) 92

Sumber : Data sekunder diolah

Page 83: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

65

Adapun nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 Bank Capital Indonesia Tbk BACA

2 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK

3 Bank Central Asia Tbk BBCA

4 Bank Bukopin Tbk BBKP

5 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI

6 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI

7 Bank Tabungan Negara (Persoro) Tbk BBTN

8 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN

9 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS

10 Bank Kesawan Tbk BKSW

11 Bank Mandiri (Persero) BMRI

12 Bank Bumi Arta Tbk BNBA

13 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

14 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII

15 Bank Permata Tbk BNLI

16 Bank Swadesi Tbk BSWD

17 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN

18 Bank Victoria International Tbk BVIC

19 Bank Artha Graha International Tbk INPC

20 Bank Maypada International Tbk MAYA

21 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR

22 Bank Mega Tbk MEGA

23 Bank NISP OCBC Tbk NISP

Sumber : www.idx.co.id

B. Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness dari masing-masing variabel

Page 84: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

66

(kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). Mean digunakan untuk

mengetahui nilai rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan

bervariasi dari rata-rata. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui

nilai terbesar dari data yang bersangkutan. Nilai minimum digunakan

untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data yang bersangkutan.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah financial

stability, personal financial need, ineffective monitoring, rationalization,

dan capability dan variabel dependennya adalah fraudulent financial

statement yang diproksikan dengan discretionary accrual (DA). Hasil

pengujian deskriptif atas variabel-variabel tersebut dapat dilihat dalam

tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FRAUD 92 -2,18 -,15 -1,4420 ,25900 FS 92 -2,34 ,45 -,7878 ,40162 PFN 92 -1,30 2,64 -,1127 ,63155 IM 92 -,48 -,12 -,2542 ,07715 RAT 92 -60,68 48,05 ,5484 9,59428

Valid N (listwise) 92

Sumber : Data Sekunder Diolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 92 sampel yang berasal dari laporan

keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan perbankan yang telah tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014. Berdasarkan pada hasil

Page 85: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

67

tersebut maka semua data sampel dapat diolah dan tidak terdapat

kehilangan data.

Variabel dependen pada penelitian ini adalah fraudulent financial

statement (FRAUD) yang diproksikan dengan discretionary accrual (DA).

Hasil statistik deskriptif memperlihatkan bahwa nilai tertinggi sebesar -

0,15 diperoleh dari perusahaan Bank Pundi Indonesia Tbk., pada tahun

2011. Nilai terendah sebesar -2,18 diperoleh dari perusahaan Bank

Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2011. Nilai rata-rata dari variabel

dependen ini adalah sebesar -1,4420 ini artinya rata-rata perusahaan yang

menjadi sampel pada penelitian ini melakukan manajemen laba berupa

penurunan laba. Nilai standar deviasi variabel ini sebesar 0,25900. Hal ini

berarti bahwa sebesar 0,25900 data bervariasi dari rata-rata.

Variabel independen yang pertama pada penelitian ini adalah

financial stability (FS), perhitungan financial stability dengan cara

mengurangi total aset tahun t dengan t-1 dibagi dengan total aset t-1. Dari

hasil statistik deskriptif diperoleh rata-rata sebesar -0,7878. Nilai tertinggi

dari financial stability sebesar 0,45 yang diperoleh dari perusahaan Bank

Pundi Indonesia Tbk., pada tahun 2011, lalu nilai terendah sebesar -2,34

diperoleh dari perusahaan Bank Bumi Arta Tbk., dan nilai standar deviasi

financial stability sebesar 0,40162.

Variabel independen yang kedua pada penelitian ini adalah

personal financial need (PFN), perhitungan rasio personal financial need

dengan cara membagi saham yang dimiliki oleh manajemen dengan saham

Page 86: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

68

biasa yang beredar. Dari hasil statistik deskriptif diperoleh rata-rata dari

rasio personal financial need sebesar -0,1127. Nilai tertinggi dari PFN

sebesar 2,64 yang diperoleh dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk., pada tahun 2012. Nilai PFN terendah sebesar -1,30 yang diperoleh

dari perusahaan Bank Pundi Indonesia Tbk., pada tahun 2011 dan standar

deviasi dari PFN sebesar 0,63155.

Variabel independen ketiga pada penelitian ini adalah ineffective

monitoring (IM), perhitungan pada variabel ini ada dengan cara membagi

antara jumlah komisaris independen dengan jumlah komisaris dalam

perusahaan. Pada variabel ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio variabel

IM sebesar -0,2542. Nilai tertinggi dari IM sebesar -0,12 yang diperoleh

dari Bank Swadesi Tbk., pada tahun 2012. Nilai terendah sebesar -0,48

yang diperoleh Bank Bumi Arta Tbk., pada tahun 2011 dan standar deviasi

sebesar 0,07715.

Variabel independen keempat pada penelitian ini adalah

rationalization (RAT), perhitungan pada variabel ini ada dengan cara

mengurangi net income dengan cash flow from operation activity. Pada

variabel ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio variabel sebesar -0,5484.

Nilai tertinggi dari RAT sebesar 48,05 yang diperoleh dari Bank Central

Asia Tbk., pada tahun 2011. Nilai terendah sebesar -60,68 yang diperoleh

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., pada tahun 2014 dan standar

deviasi sebesar 9,59428.

Page 87: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

69

Variabel independen kelima pada penelitian ini adalah capability

(CAP). Pada variabel ini diukur dengan menggunakan dummy dimana

kategori 1 untuk terjadi pergantian direksi selama 2 tahun prioritas

terhadap terjadinya fraud dan kategori 0 untuk tidak terjadi pergantian

direksi. Hasil dari statistik deskriptif capability memperlihatkan nilai rata-

rata sebesar 0.5 dengan nilai tertinggi sebesar 1 dan nilai terendah sebesar

0. Nilai standar deviasi sebesar 0.5.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi, sebelumnya terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa hasil

tersebut dapat digunakan. Uji asumsi klasik yang dilakukan pada

penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan

heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi, variabel independen dan dependen memiliki distribusi yang

normal. Untuk menguji normalitas digunakan dua cara, yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik.

1) Analisis Grafik

Uji normalitas dengan analisis grafik dilakukan dengan

metode grafik histogram dan Probability Plot (P-Plot). Hasil

pengujian normalitas dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar

4.1 dan 4.2 berikut ini.

Page 88: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

70

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas : Grafik Histogram

Sumber : Data Sekunder diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal Probability Plot

Sumber : Data Sekunder diolah

Dengan melihat tampilan pada grafik histogram dalam

gambar 4.1 memberikan pola distribusi yang mendekati normal,

Page 89: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

71

sedangkan pada gambar 4.2, grafik normal probability plot

menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah

memenuhi asumsi normalitas.

2) Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak

hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik

bisa sebaliknya (Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu, dalam

penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji statistik dengan

Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan nilai 0,686 dengan

signifikansinya hasil pengujian normalitas data sebesar. 0,734, hal

ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi

normalitas karena tingkat signifikansinya melebihi 0,05. Hasil

pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dapat dilihat pada tabel 4.4 pada halaman selanjutnya.

Page 90: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

72

Tabel 4.4

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 92

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation ,24193362

Most Extreme Differences

Absolute ,072

Positive ,072 Negative -,063

Kolmogorov-Smirnov Z ,686

Asymp. Sig. (2-tailed) ,734

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Sekunder diolah

b. Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui apakah model regresi terdapat korelasi antar

variabel bebas (independen) maka diperlukan sebuah uji, yaitu uji

multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat

dari perhitungan nilai tolerance serta Variance Inflation Factor (VIF).

Suatu model regresi disimpulkan tidak ada masalah multikolinieritas

adalah apabila memiliki tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 (Ghozali,

2013:106). Selengkapnya hasil pengujian asumsi klasik

multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.5 pada halaman

selanjutnya.

Page 91: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

73

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) FS ,977 1,023

PFN ,927 1,079

IM ,977 1,023

RAT ,993 1,007

CAP ,938 1,066

a. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : Data Sekunder diolah

Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa semua

variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10

yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang

nilainya lebih dari 95%.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan bertujuan untuk menguji apakah

dalam regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan uji

Durbin-Watson (DW test). Hasil dari uji Durbin-Watson dapat dilihat

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,357a ,127 ,077 ,24887 2,020

a. Predictors: (Constant), CAP, IM, RAT, FS, PFN b. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : Data Sekunder Diolah

Page 92: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

74

Berdasarkan dari hasil tabel 4.6 dapat diketahui nilai Durbin-

Watson sebesar 2,020. Selanjutnya hasil tersebut dibandingkan dengan

nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah sampel 92 (n=92),

dan variabel independen sebanyak 5 (k=5). Dari nilai tabel diperoleh

nilai batas bawah (dl) sebesar 1.5482 dan nilai batas atas (du) sebesar

1.7767.

Autokorelasi

positif

Ragu-

ragu

Tidak Ada

Korelasi

Ragu-

ragu

Autokorelasi

negatif

0 dL dU 4-dU 4-Dl

1,5482 1,7767 2,2233 2,5038

Nilai Dw

2,020

Uji autokorelasi dengan Durbin Watson menyatakan bahwa

autokorelasi tidak terjadi jika nilai du < d hitung < 4du, dimana nilai

d hitung berada diantara nilai du dan 4-du. Berdasarkan tabel 4.6

diatas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-

Watson adalah 2,020. Nilai tersebut berada di antara nilai du dan 4-

du dimana nilai d hitung lebih besar dari (du) 1,7767 dan kurang dari

(4-du) 2,2233 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak

mengandung gejala Autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

satu pengamatan dengan pengamatan yang lainnya. Peneliti

Page 93: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

75

menggunakan uji glejser untuk mendeteksi heteroskedastisitas. Hasil

dari kedua uji tersebut disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,183 ,078 2,344 ,021

FS ,037 ,044 ,089 ,832 ,408

PFN -,044 ,029 -,166 -1,518 ,133

IM -,141 ,231 -,065 -,610 ,543

RAT ,000 ,002 -,024 -,222 ,825

CAP -,033 ,037 -,097 -,894 ,374

a. Dependent Variable: RES2

Pada tabel 4.7 menunjukkan hasil dari uji glejser dimana nilai

signifikan masing-masing variabel memiliki tingkat signifikansi lebih

dari 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini

tidak terdapat heteroskedastisitas dan model regresi ini dapat

digunakan untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang kecil

menjelaskan bahwa variabel-variabel independen memiliki

kemampuan yang terbatas dalam menjelaskan variasi variabel

dependen, dan juga sebaliknya semakin besar koefisien determinasi

maka semakin baik dalam menjelaskan variasi variabel dependen.

Pada penelitian ini Adjusted R2 digunakan untuk menggambarkan

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

Page 94: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

76

dependen dan tidak terpaku pada R2 karena R

2 memiliki kelemahan,

yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan

pada model. Hasil uji koefisien determinasi disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,357a ,127 ,077 ,24887

a. Predictors: (Constant), CAP, IM, RAT, FS, PFN

b. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : Data Sekunder Diolah

Dari tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa Adjusted R2 sebesar

0.077 yang menjelaskan bahwa variabel-variabel independen pada

penelitian ini hanya dapat menjelaskan 7,7% variasi variabel

dependen pada penelitian ini, yaitu fraudulent financial statement.

Artinya variabel-variabel dependen pada penelitian ini memiliki

kemampuan yang rendah dalam menjelaskan variasi variabel

independen, sedangkan sisasanya yaitu sebesar 92,3% dijelaskan

oleh variabel lain diluar dari penelitian ini. Faktor lain yang dapat

digunakan untuk mendeteksi adanya fraudulent financial statement

antara lain financial target, external pressure, nature of industry, dan

change in auditor.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui gambaran dari

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji

Page 95: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

77

signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter

individual (uji statistik t).

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikansi simultan ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui apakah semua variabel independen yang terdapat

pada model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Hasil uji signifikansi

simultan pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.9 pada halaman

selanjutnya.

Tabel 4.9

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression ,778 5 ,156 2,513 ,036b

Residual 5,326 86 ,062

Total 6,104 91

a. Dependent Variable: FRAUD

b. Predictors: (Constant), CAP, IM, RAT, FS, PFN

Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasarkan pada tabel 4.9 menunjukkan nilai F hitung

sebesar 2,513 dengan nilai signifikansi sebesar 0.036 dan lebih

kecil dari 0,05 (sig < 0,05) yang artinya hipotesis alternatif Ha6

diterima yang menunjukkan bahwa financial stability, personal

financial need, ineffective monitoring, rationalization, dan

capability berpengaruh secara simultan terhadap kecurangan

Page 96: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

78

laporan keuangan, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi

fraudulent financial statement.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel

independen secara parsial, yaitu financial stability, personal

financial need, ineffective monitoring, rationalization, dan

capability dalam menjelaskan variabel dependen yaitu, fraudulent

financial statement. Hasil dari uji signifikansi parameter

individual disajikan pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,311 ,115 -11,379 ,000

FS ,075 ,066 ,117 1,148 ,254

PFN -,126 ,043 -,308 -2,944 ,004

IM ,080 ,342 ,024 ,233 ,817

RAT -,001 ,003 -,022 -,220 ,826

CAP -,108 ,055 -,204 -1,962 ,053

a. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasarkan pada uji signifikansi parameter individual

pada tabel 4.10 maka diperoleh persamaan regresi:

FRAUD = - 1,311 + 0.075 FS − 0.126 PFN + 0.080 IM

− 0.001 RAT − 0.108 CAP + e

Page 97: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

79

Dari persamaan regresi diatas, dapat diketahui konstanta

sebesar -1,311 yang menyatakan bahwa apabila variabel

independen yang terdiri dari financial stability, personal financial

need, ineffective monitoring, rationalization, dan capability bernilai

nol, maka diperoleh nilai discreationary accrual sebesar -1,311

artinya ketika variabel-variabel bebas pada penelitian ini bernilai

nol maka perusahaan melakukan income decreasing yang dimana

upaya income decreasing ini dilakukan dengan maksud untuk

menghindari beban pajak yang akan diterima oleh perusahaan.

Berdasarkan pada hasil uji signifikansi parameter individual

(uji statistik t) pada tabel 4.10, variabel financial stability dan

ineffective monitoring pada penelitian ini memiliki koefisien

regresi dengan arah positif, hal ini berarti dengan financial stability

dan ineffective monitoring yang tinggi maka akan menyebabkan

fraudulent financial statement pada perusahaan rendah. Sedangkan

variabel personal financial need, rationalization, dan capability

memiliki koefisien regresi dengan arah negatif, hal ini berarti

dengan personal financial need, rationalization, dan capability

yang tinggi maka akan menyebabkan fraudulent financial

statement pada perusahaan tinggi.

Hasil pengujian signifikansi variabel independen secara

parsial selengkapnya pada pembahasan berikut ini.

Page 98: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

80

1) Financial stability sebagai variabel untuk mendeteksi

fraudulent financial statement.

Ha1 : Financial stability berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement.

Pengujian hipotesis mengenai penggunaan financial

stability dalam mendeteksi fraudulent financial statement

memperlihatkan koefisien regresi sebesar 0,075 dan nilai t

hitung sebesar 1,148 dengan nilai signifikansi sebesar 0,254

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya financial stability tidak

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Dengan

demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa financial

stability berpengaruh terhadap fraudulent financial statement

ditolak, sehingga penggunaan financial stability untuk

mendeteksi fraudulent financial statement tidaklah efektif,

namun dengan tingkat signifikansi 0,10 (10%) financial stability

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Soraya (2014), Nauval (2015) dan Norbarani (2012)

dimana financial stability tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap financial statement fraud. Namun berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2014) dan

Kusumawardhani (2013) yang dalam penelitiannya

Page 99: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

81

menyimpulkan bahwa financial stability memiliki pengaruh

signifikan terhadap fraudulent financial statement.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan berapapun

perubahan total aset yang dimiliki perusahaan tidak

mempengaruhi fraud yang akan terjadi dikarenakan perusahaan

yang memiliki aset yang besar cenderung tidak melakukan

financial stability dalam upaya menarik minat investor agar

menanamkan modal di perusahaan tersebut. Nilai ini memiliki

pengertian bahwa apabila aset perusahaan meningkat hal

tersebut menyebabkan beberapa kemungkinan. Perusahaan

berusaha untuk meningkatkan outlook perusahaan yang baik

salah satunya dengan memanipulasi informasi kekayaan aset

yang dimilikinya. Salah satu kemungkinannya adalah dalam

rangka mencapai target finansial, perusahaan akan didorong

untuk menggunakan metode akuntansi yang akan menaikkan

atau menurunkan nilai dari aset perusahaan seperti mekanisme

fair value dan kapitalisasi aset. Perusahaan memanipulasi

informasi kekayaan aset mengikuti peraturan yang ada dan

berusaha menghindari kecurangan dalam laporan keuangan hal

ini terbukti oleh hasil penelitian.

Page 100: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

82

2) Personal financial need sebagai variabel untuk mendeteksi

fraudulent financial statement.

Ha2 : Personal financial need berpengaruh terhadap

Fraudulent Financial Statement.

Pengujian hipotesis mengenai penggunaan personal

financial need dalam mendeteksi fraudulent financial statement

memperlihatkan koefisien regresi sebesar -0,126 dan nilai t

hitung sebesar -2,944 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004

lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya personal financial need

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Dengan

demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa personal

financial need berpengaruh terhadap fraudulent financial

statement diterima, sehingga penggunaan personal financial

need efektif untuk mendeteksi fraudulent financial statement.

Hasil pada penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Molida (2011) dan Skousen et al. (2009) dimana

dalam penelitiannya menemukan adanya pengaruh signifikan

terhadap fraudulent financial statement. Namun berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wijoyo (2015), dan Nugraha

(2015) yang menyatakan bahwa personal financial need tidak

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Page 101: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

83

Kesimpulannya personal financial need yang diproksikan

dengan saham manajerial atau saham yang dimiliki oleh pihak

manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent

financial statement dikarenakan manajer dengan kepemilikan

saham yang lebih besar maka akan mengurangi kegiatan

yang hanya menguntungkan dirinya sendiri (Barros,

Boubaker dan Hamrouni, 2013) dan semakin tinggi kepemilikan

saham yang dimiliki oleh manajer maka semakin rendah

manajer akan membuat keputusan yang merugikan perusahaan

karena manajer merupakan pemegang saham diperusahaan

tersebut sehingga manajer akan meningkatkan pengungkapan

informasi didalam Laporan Keuangan (Chakroun dan Matoussi,

2012).

Manajemen laba amat ditentukan oleh motivasi manajer

perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan tingkat

manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang tidak

sebagai pemegang saham, dengan manajer yang sekaligus

sebagai pemegang saham. Hal tersebut akan mempengaruhi

manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan

terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dengan porsi

kepemilikan seorang manajer terhadap saham di perusahaannya,

maka diharapkan manajer akan lebih dapat bertindak secara

bijak dan arif dalam mengambil suatu keputusan, khususnya

Page 102: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

84

keputusan dalam memberi informasi yang sebenarnya mengenai

kondisi perusahaan, tidak hanya mementingkan kepentingan

sebagai manajer, karena dalam hal ini mereka juga merupakan

pihak pemegang saham.

Semakin tinggi tingkat persentase kepemilikan saham oleh

pihak manajemen, semakin tinggi besaran manajemen laba pada

laporan keuangan. Dengan demikian kualitas laporan keuangan

yang dilaporkan oleh manajemen akan semakin baik.

Kepemilikan saham oleh manajemen akan cenderung untuk

berusaha meningkatkan kinerjanya dan condong mendukung

praktek manajemen laba untuk memenuhi kepentingan pribadi.

3) Ineffective Monitoring sebagai variabel untuk mendeteksi

fraudulent financial statement.

Ha4 : Ineffective Monitoring berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement.

Pengujian hipotesis mengenai penggunaan ineffective

monitoring dalam mendeteksi fraudulent financial statement

memperlihatkan koefisien regresi sebesar 0,080 dan nilai t

hitung sebesar 0,233 dengan nilai signifikansi sebesar 0,817

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya ineffective monitoring

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fraudulent

financial statement. Dengan demikian hipotesis alternatif yang

Page 103: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

85

menyatakan bahwa ineffective monitoring berpengaruh terhadap

fraudulent financial statement ditolak, sehingga penggunaan

ineffective monitoring untuk mendeteksi fraudulent financial

statement tidaklah efektif.

Hasil pada penelitian ini berbeda dengan yang dihasilkan

oleh Soraya (2014), Rahmawati (2013), Nabila et al. (2013)

dimana pada penelitiannya menyimpulkan bahwa komisaris

independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

manajemen laba. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wijoyo (2015), Sihombing (2014),

Manurung dan Hadian (2013), dan Norbarani (2013) yang dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa komisaris independen tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba sebagai

proksi dari fraudulent financial statement.

Berdasarkan pada hal tersebut dapat diartikan bahwa

ineffective monitoring yang diproksikan dengan rasio komisaris

independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

fraudulent financial statement. Menurut Boediono (2005)

melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi pengawasan

terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen,

komposisi dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang

efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan

Page 104: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

86

yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan

pelaporan keuangan (Kartikasari, 13: 2008).

Menurut Veronica dan Siddharta (2005:483)

menyatakan bahwa keberadaan dan pengangkatan dewan

komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya

dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak

dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance

(GCG) di dalam perusahaan.

Selain itu ketentuan minimum dewan komisaris

independen sebesar 30% mungkin belum cukup tinggi untuk

para komisaris independen tersebut agar dapat mendominasi

kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris. Jika komisaris

independen merupakan pihak mayoritas (>50%) maka

mungkin dapat lebih efektif dalam menjalankan peran

monitoring di dalam perusahaan. Kenyataan ini tidak sesuai

dengan fungsi dari komisaris independen dimana fungsi dari

komisaris independen itu seharusnya menilai kinerja dari

perusahaan dan memonitoring kinerja dari manajemen agar

tercipta perusahaan yang good corporate governance serta

tercipta iklim yang lebih objektif dan independen. Sementara

menurut hasil survey Asian Development Bank menyatakan

bahwa pemegang saham mayoritas (pengendali/founder)

masih memegang peranan penting sehingga menjadikan

Page 105: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

87

fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggung jawab

anggota dewan komisaris independen menjadi tidak efektif

(Gideon, 2005:183).

4) Rationalization sebagai variabel untuk mendeteksi

fraudulent financial statement.

Ha3 : Rationalization berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement.

Pengujian hipotesis mengenai penggunaan rationalization

dalam mendeteksi fraudulent financial statement

memperlihatkan koefisien regresi sebesar -0,001 dan nilai t

hitung sebesar -0,220 dengan nilai signifikansi sebesar 0,826

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya rationalization tidak

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Dengan

demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa

rationalization berpengaruh terhadap fraudulent financial

statement ditolak, sehingga penggunaan rationalization tidak

efektif untuk mendeteksi fraudulent financial statement.

Hasil pada penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Skousen (2009) yang menyatakan bahwa

rationalization dengan rasio total akrual tidak berpengaruh

terhadap financial statement fraud. Namun berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2014) dan Sukirman

Page 106: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

88

(2013) yang dalam penelitiannya mengindikasikan bahwa

rationalization berpengaruh signifikan dengan kecurangan pada

laporan keuangan.

Pelaku fraud akan selalu mencari pembenaran secara

rasional untuk membenarkan perbuatannya dalam kecurangan

termasuk pada laporan keuangan walaupun dengan standar

moral yang tinggi sekalipun. Berdasarkan pada hasil penelitian

ini maka, rationalization tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap fraudulent financial statement hal itu

disebabkan rasionalisasi merupakan bagian dari fraud triangle

yang hasilnya selalu berubah-ubah karena paling sulit diukur.

5) Capability sebagai variabel untuk mendeteksi fraudulent

financial statement.

Ha5 : Capability berpengaruh terhadap Fraudulent

Financial Statement.

Pengujian hipotesis mengenai penggunaan capability

dalam mendeteksi fraudulent financial statement

memperlihatkan koefisien regresi sebesar -0,108 dan nilai t

hitung sebesar -1,962 dengan nilai signifikansi sebesar 0,053

lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya capability tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap fraudulent financial

statement. Dengan demikian hipotesis alternatif yang

Page 107: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

89

menyatakan bahwa capability berpengaruh terhadap fraudulent

financial statement ditolak, sehingga penggunaan capability

untuk mendeteksi fraudulent financial statement tidaklah efektif.

Hasil pada penelitian ini sejalan dengan yang dihasilkan

oleh Sihombing (2014) dimana pada penelitiannya capability

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen

laba sebagai proksi dari fraudulent financial statement. Namun

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2015)

dan Prasastie (2014) yang menyatakan bahwa pergantian direksi

merupakan salah satu indikasi adanya fraud sehingga

menghasilkan kesimpulan dalam penelitiannya bahwa capability

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fraudulent financial

statement.

Pergantian direksi dapat terjadi apabila pemangku

kepentingan tertinggi di perusahaan menginginkan adanya

perbaikan kinerja perusahaan dengan cara merekrut direksi yang

dianggap lebih kompeten daripada direksi sebelumnya. Struktur

anggota yang terjadi pada dewan direksi tidak terlalu

berpengaruh dalam praktik manajemen laba, sehingga kurang

efektif untuk digunakan sebagai pendeteksi kecurangan pada

laporan keuangan.

Page 108: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan financial

stability, personal financial need, ineffective monitoring, rationalization, dan

capability dalam mendeteksi fraudulent financial statement. Berdasarkan pada

data yang telah dikumpulkan, maka dapat didapatkan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Financial stability tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial

statement, sehingga penggunaan fraudulent financial statement untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan tidak efektif. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Soraya (2014) dan

Norbarani (2012) namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sihombing (2014) dan Kusumawardhani (2013), Prasastie (2014) dan

Molida (2011). Namun pada tingkat signifikansi 10% kualitas audit

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

2. Personal financial need berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent

financial statement, sehingga penggunaan fraudulent financial statement

untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan efektif. Hasil penelitian

ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Molida (2011) dan

Skousen et al. (2009) namun tidak mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Wijoyo (2015), dan Nugraha (2015).

Page 109: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

91

3. Ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial

statement, sehingga penggunaan fraudulent financial statement untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan tidak efektif. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijoyo (2015),

Sihombing (2014), Manurung dan Hadian (2013), dan Norbarani (2012)

namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soraya (2014),

Rahmawati (2013), dan Nabila (2013),

4. Rationalization tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement,

sehingga penggunaan fraudulent financial statement untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan tidak efektif. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Skousen (2009) namun tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2014).

5. Capability tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement,

sehingga penggunaan fraudulent financial statement untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan tidak efektif. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2014) namun tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2015) dan

Prasastie (2014).

6. Financial stability, personal financial need, ineffective monitoring,

rationalization, dan capability berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap fraudulent financial statement. Sehingga dapat efektif untuk

mendeteksi fraudulent financial statement.

Page 110: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

92

B. Saran

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan sehingga ada beberapa saran

yang diberikan agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih berkualitas

dimasa yang akan datang khususnya untuk peneliti selanjutnya yaitu sebagai

berikut:

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi lain untuk variabel

rationalization selain rasio total akrual seperti siklus pergantian auditor

dan opini audit.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat analisis metode kualitatif

dalam pengukuran rationalization dan capability karena variabel tersebut

tidak dapat dijelaskan secara spesifik dalam pengukuran fraud risk factor.

3. Penelitian ini menggunakan metode Modified Jones untuk mengukur

manajemen laba sebagai proksi fraudulent financial statement. Disarankan

kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode lain seperti

metode Jones (1991), Dechow (1995), Kaznik (1999), dan Dechow

(2002).

4. Penelitian selanjutnya dapat mengambil sampel yang lebih luas misalnya

dari semua sektor perusahaan yang terdaftar di BEI bukan hanya dari

sektor perbankan.

Page 111: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

93

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W. Steve, et al. 2012. Fraud Examination, 4th Edition, E-Book. USA:

South Western Cengage Learning.

Algifari. 2010. “Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi”. BPFE Yogyakarta.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. 2008. Fraud Auditing. Edisi

kelima. Bogor: Pusdiklatwas BPKP.

Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). 2002. Siaran Pers Badan Pengawas

Pasar Modal, 27 Desember.

Boediono, Gideon SB., 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan

Menggunakan Analisis Jalur”. Paper presented at Simposium Nasional

Akuntansi 8, Solo.

Chakroun, Raida dan Hamadi Matoussi,“Determinants of The Extent of Voluntary

Disclosure in The Annual Reports of The Tunisian Firms”,Accounting and

Management Information Systems, Vol. 11, No. 3, Pp. 335–370, 2012.

Cressey, D. 1953. “The Internal Auditor as Fraud Buster”. Managerial Auditing

Journal. MCB University Press.

Dechow, Patricia M., Richard G. Sloan, dan Amy P. Sweeney. 1995.. Detecting

Earnings Management. The Accounting Review, Vol. 70, No. 2, p. 193-

225.

Ferdian, Riki dan Ainun Na’im, 2006. “Pengaruh Problem-Based Learning

(PBL) Pada Pengetahuan Tentang Kekeliruan dan Kecurangan (Errors

and Irregularities)”, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Ghozali, Imam.”SPSS 21 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program

SPSS”.Semarang, BP Universitas Diponegoro Edisi 7.2013.

Gideoon, Boediono SB, 2005.” Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan

menggunakan Analisis Jalur ”, Simposium Nasional Akuntansi VIII,

Solo,

Gilmore, Joseph B. dan Richard Johnson.”The Fraud Diamond vs. Fraud

Triangle Analitics : Evaluating “Capability” As a Modification for

Auditing Unstructured Enterprise Data”.Frostburg State University.2013.

Page 112: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

94

Harini, Dwi., Agus Wahyudin dan Indah Anisykurlillah. 2010. “Analisis

penerimaan auditor atas Dysfunctional audit behavior : Sebuah

pendekatan karakteristik personal auditor”. Simposium Nasional

Akuntansi XIII Purwokerto

Haryono, Agus. 2006.. “Analisis Rasio Keuangan untuk Penilaian Kinerja

Perusahaan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang”,

Jurnal Eksekutif, Vol 3, No.3, Hal:298-305.

Herman, Lisa Amelia. 2013. “Pengaruh Keadilan Organisasi dan Sistem

Pengendalian Intern Terhadap Kecurangan”, Jurnal Ekonomi Akuntansi.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Revisi, IAI, Jakarta: Salemba

Empat.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2009. “Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi & Manajemen”. Edisi pertama, Cetakan ketiga.

Yogyakarta: BPFE.

Jama’an, 2008” Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas

kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Tesis,

Universitas Diponegoro, Semarang,

Jensen, M.C, dan William H. Meckling, 1976. “Theory of the Firm:

Managerial Behaviour, Agency Cost and Capital Structure”, Journal

of financial Economics. Vol. 3. pp. 82-136.

Kartikasari, Astri Dyah, dan Setiawan, Doddy. “Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance terhadap Kualitas Laba dengan Manajemen Laba sebagai

Variabel Intervening”. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral

Colloquium, and Accounting Workshop Depok, 4-5 November 2008.

Karyono. 2013. “Forensic Fraud”. Andi. Yogyakarta.

Kodrat, David Sukardi, Christian Herdinata, 2009. “Manajemen Keuangan

(Based On Empirical Research)”, Cetakan Pertama, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Koroy, Tri Ramaraya. “Pendekatan Kecurangan (fraud) Laporan Keuangan oleh

Auditor Eksternal”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1. Mei

2008;22-33.

Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Jakarta: Erlangga

Page 113: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

95

Kusumawardhani, Prisca. 2013. Deteksi Financial Statement Fraud dengan

Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di

BEI. Jurnal Universitas Negeri Surabaya, Vol. 1, No. 3.

Manurung, Daniel T.H, dan Hadian, Niki. “Detection Fraud of Financial

Statement with Fraud Triangle”. Proceedings of 23rd International

Business Research Conference, Australia.2013.

Molida, Resti. 2011. Pengaruh Financial Stability, Personal Financial Need Dan

Ineffective Monitoring Pada Financial Statement Fraud Dalam

Perspektif. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Nabila, Afifa dan Daljono.”Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen,

Komite Audit, dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen

Laba”.Diponegoro Journal of Accounting, Volume 2, Nomor 1, pp. 1-10,

2013.

Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan, “Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”,

Simposium Nasional Akuntansi X Makassar: 1-26, 2007.

Nauval, Muhammad. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Kecenderungan Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud

Triangle”. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Norbarani, L. 2012. “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan dengan

Analisis Fraud Triangle yang Diadopsi dalam SAS no.99”. Jurnal

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Nugraha, Noval Dwi Aditya dan Henny, Deliza. “Pendeteksian Laporan

Keuangan Melalui Faktor Resiko Tekanan dan Peluang (Berdasarkan

Press Release OJK 2008-2012)”. E-Journal Akuntansi Trisakti, Volume 2.

Nomor 1 Februari 2015. Hal. 29-48.

Prasastie, Agung. 2014. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kecurangan Laporan Keuangan dengan Perspektif Fraud Diamond”.

Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Purjono. 2012. Peran Audit Forensik dalam Pemberantasan Korupsi di

Lingkungan Instansi Pemerintah: Suatu Tinjauan Teoritis, (Online),

(http://www.bppk.depkeu.go.id)

Putra, Y. H. S. 2012. Praktik Kecurangan Akuntansi dalam Perusahaan. Jurnal

Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 114: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

96

Rahmawati, Ardiana Peni. 2012. “Analisis Pengaruh Faktor Internal dan

Moralitas Manajemen terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

(Studi Pada Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota

Semarang)”. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Rahmawati, Hikmah Is’ada.”Pengaruh Good Corporate Governance (GCG)

terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan”. Accounting

Analysis Journal, Semarang.2013.

Rosita, Deviana. 2014. “Analisis Faktor Tekanan dan Peluang dalam Fraud

Triangle terhadap Perilaku Kecurangan Pelaporan Keuangan”. Tesis

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. 2006.

Sawyer’s Internal Auditing. Jakrta: Salemba Empat.

Siregar, Sylvia Veronica N.P. dan Siddharta Utama, “Pengaruh Struktur

Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance

Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”, Simposium

Nasional Akuntansi VII, Solo, 2005.

Skousen, C. J., K. R. Smith, dan C. J. Wright. 2009. “Detecting and Predecting

Financial Statement Fraud: The Effectiveness of the Fraud Triangle and

SAS No. 99”. Corporate Governence and Firm Performance Advances in

Financial Economis, Vol 13, h. 53-81.

Soepardi, Eddy Mulyadi. 2010. Peran BPKP dalam Penanganan Kasus

Berindikasi Korupsi Pengadaan Jasa Konsultasi Instansi Pemerintah.

Jakarta.

Soraya, Dara Inda. 2014. “Pendeteksian Financial Statement Fraud Berdasarkan

Perspektif Fraud Triangle”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Akuntansi Universitas Lampung.

Sukirman. 2013. “Model Dteksi Kecurangan Berbasis Fraud Triangle (Studi

Kasus Pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan

Auditing Universitas Negeri Semarang. Volume 9. Nomor 2: 199-225.

Sulistyanto, S., 2008. “Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris”, Penerbit PT

Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Page 115: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

97

Ujiyantho, M. A., dan Bambang, A. P ., “Mekanisme Corporate Governance,

Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Studi Pada Perusahaan go

publik Sektor Manufaktur”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X,

Makassar, 26-28 Juli 2007.

Veronica, Sylvia S dan Siddharta Utama, ” Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap

Pengelolaan Laba (Earning Management)”, Simposium Nasional

Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September, 2005.

Waworuntu, Bob. Determinan Kepemimpinan. Departemen Ilmu Administrasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Makara,

Sosial Humaniora, Vol. 7, No. 2, Desember 2003.

Wibawa, Anisa.”Bank Panin Bantah Fraud”, artikel diakses pada tanggal 17

November 2013 dari http://keuangan.kontan.co.id/news/bank-paninbantah-

fraud-senilai-rp-30-miliar

Wolfe, David T. dan Hermanson, Dana R. 2004. ”The Fraud Diamond:

Considering the Four Elements of Fraud”.The CPA Journal December,

pp.1-5.

Page 116: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

98

LAMPIRAN

Page 117: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

99

LAMPIRAN 1

DATA SAMPEL

Page 118: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

100

Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 Bank Capital Indonesia Tbk BACA

2 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK

3 Bank Central Asia Tbk BBCA

4 Bank Bukopin Tbk BBKP

5 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI

6 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI

7 Bank Tabungan Negara (Persoro) Tbk BBTN

8 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN

9 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS

10 Bank Kesawan Tbk BKSW

11 Bank Mandiri (Persero) BMRI

12 Bank Bumi Arta Tbk BNBA

13 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

14 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII

15 Bank Permata Tbk BNLI

16 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN

17 Bank Victoria International Tbk BVIC

18 Bank Swadesi Tbk BSWD

19 Bank Artha Graha International Tbk INPC

20 Bank Maypada International Tbk MAYA

21 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR

22 Bank Mega Tbk MEGA

23 Bank NISP OCBC Tbk NISP

Page 119: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

101

LAMPIRAN 2

Page 120: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

102

Hasil Perhitungan Manajemen Laba

No Kode Discretionary Accruals (DA)

2011 2012 2013 2014

1 BACA 0,0486 0,0418 0,0472 0,0602

2 BAEK 0,0066 0,0182 0,0213 0,0166

3 BBCA 0,027 0,0297 0,0838 0,0504

4 BBKP 0,0321 0,02 0,0266 0,0323

5 BBNI 0,0259 0,0249 0,0308 0,0373

6 BBRI 0,0139 0,0146 0,025 0,036

7 BBTN 0,0377 0,0326 0,0329 0,0278

8 BDMN 0,0438 0,0331 0,0274 0,0259

9 BEKS 0,7126 0,1685 0,0409 0,022

10 BKSW 0,0328 0,0522 0,0858 0,0799

11 BMRI 0,0395 0,0226 0,0291 0,0331

12 BNBA 0,0537 0,0631 0,0622 0,0669

13 BNGA 0,0323 0,0211 0,0185 0,0226

14 BNII 0,0359 0,0219 0,0171 0,0259

15 BNLI 0,0365 0,0229 0,0332 0,0309

16 BTPN 0,0127 0,0213 0,0422 0,0544

17 BVIC 0,0693 0,0515 0,0427 0,0347

18 BSWD 0,0275 0,0393 0,0412 0,0459

19 INPC 0,0181 0,0493 0,0397 0,0471

20 MAYA 0,0867 0,0721 0,0683 0,0781

21 MCOR 0,0581 0,0346 0,0261 0,069

22 MEGA 0,0625 0,036 0,0171 0,0517

23 NISP 0,0418 0,0288 0,0266 0,0268

Page 121: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

98

Hasil Perhitungan Variabel Financial Stability dan Personal Financial Need

No Kode Financial Stability (FS) Personal Financial Need (PFN)

2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014

1 BACA 0,067 0,207 0,260 0,296 0,136 0,146 0,143 0,154

2 BAEK 0,042 0,131 0,133 0,034 0,962 1,015 1,122 1,144

3 BBCA 0,177 0,160 0,120 0,113 1,722 2,126 2,621 3,192

4 BBKP 0,204 0,149 0,057 0,138 0,555 0,787 0,786 0,758

5 BBNI 0,203 0,115 0,160 0,077 2,050 2,358 2,583 3,305

6 BBRI 0,162 0,173 0,136 0,281 2,040 2,657 3,248 4,002

7 BBTN 0,303 0,254 0,174 0,102 0,837 1,003 1,105 1,167

8 BDMN 0,201 0,098 0,183 0,062 2,723 3,028 3,325 3,480

9 BEKS 2,838 0,282 0,172 0,005 0,051 0,061 0,067 0,060

10 BKSW 0,388 0,292 1,379 0,886 0,236 0,245 0,248 0,263

11 BMRI 0,227 0,152 0,153 0,166 2,712 3,313 3,844 4,539

12 BNBA 0,114 0,176 0,161 0,274 0,208 228,478 0,247 0,263

13 BNGA 0,161 0,184 0,109 0,065 0,738 0,910 1,040 1,143

14 BNII 0,263 0,220 0,214 0,020 0,143 0,174 0,206 0,218

15 BNLI 0,373 0,301 0,258 0,118 1,022 1,182 1,337 1,453

16 BTPN 0,325 0,221 0,417 0,444 0,403 434,959 0,529 0,652

17 BVIC 0,351 0,266 0,179 0,077 1,002 1,338 1,714 2,086

18 BSWD 0,145 0,216 0,334 0,115 0,187 0,252 0,248 0,249

19 INPC 0,124 0,072 0,031 0,106 0,136 0,228 0,201 0,210

20 MAYA 0,282 0,325 0,399 0,506 0,543 0,603 0,701 0,828

21 MCOR 0,482 0,007 0,219 0,234 0,150 0,178 0,177 0,209

22 MEGA 0,200 0,053 0,019 0,003 1,351 1,735 0,887 1,009

23 NISP 0,345 0,323 0,232 0,057 0,945 1,058 1,188 1,312

Page 122: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

99

Hasil Perhitungan Variabel Ineffective Monitoring dan Capability

No Kode Ineffective Monitoring (IM) Capability (CAP)

2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014

1 BACA 0,667 0,667 0,667 0,667 0 1 1 1

2 BAEK 0,5 0,667 0,667 0,667 1 1 1 1

3 BBCA 0,6 0,6 0,6 0,6 1 0 0 1

4 BBKP 0,5 0,6 0,667 0,571 0 0 1 0

5 BBNI 0,571 0,571 0,571 0,5 0 0 0 0

6 BBRI 0,5 0,625 0,625 0,625 1 0 1 0

7 BBTN 0,5 0,5 0,5 0,5 0 1 0 1

8 BDMN 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 0 1

9 BEKS 0,667 0,75 0,667 0,5 1 0 1 1

10 BKSW 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 1 1

11 BMRI 0,571 0,571 0,571 0,571 1 0 1 0

12 BNBA 0,333 0,333 0,333 0,333 1 0 0 0

13 BNGA 0,5 0,5 0,5 0,5 0 1 1 1

14 BNII 0,571 0,571 0,5 0,5 1 1 1 1

15 BNLI 0,556 0,556 0,5 0,5 0 1 1 1

16 BTPN 0,6 0,6 0,6 0,714 0 0 1 0

17 BVIC 0,6 0,6 0,6 0,714 0 1 0 1

18 BSWD 0,667 0,75 0,75 0,75 1 1 1 0

19 INPC 0,5 0,5 0,667 0,5 0 1 1 1

20 MAYA 0,5 0,5 0,6 0,6 0 0 1 0

21 MCOR 0,333 0,5 0,667 0,667 1 0 1 0

22 MEGA 0,667 0,667 0,5 0,667 0 1 1 1

23 NISP 0,571 0,5 0,5 0,5 1 1 1 1

Page 123: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

100

Hasil Perhitungan Variabel Rationalization

No Kode Rationalization (RAT)

2011 2012

1 BACA 316.115.000.000 47.745.551.000

2 BAEK 4.193.762.000.000 189.577.618.000

3 BBCA 48.046.351.000.000 11.690.744.956.000

4 BBKP 3.946.819.000.000 -2.040.175.000

5 BBNI -9.575.938.000.000 99.903.000

6 BBRI -580.086.000.000 42.784.705.000

7 BBTN -3.680.584.000.000 -467.570.000

8 BDMN 12.211.604.000.000 7.295.180.000

9 BEKS -650.154.000.000 -17.386.000

10 BKSW 633.495.000.000 -584.391.000

11 BMRI -7.744.755.000.000 7.244.947.000

12 BNBA 212.514.532.129 134.619.486

13 BNGA 7.611.344.000.000 -5.538.155.000

14 BNII 2.885.627.000.000 -2.410.323.000

15 BNLI -4.928.836.000.000 -2.035.675.000

16 BTPN -97.257.075.171 -2.788.500

17 BVIC 2.936.283.000.000 -4.003.346.000

18 BSWD 510.957.923.000 -239.323.718

19 INPC -133.380.767.770 1.349.495.000

20 MAYA -166.115.887.000 -1.028.013.883

21 MCOR -344.674.000.000 147.527.000

22 MEGA -5.546.898.000.000 2.131.247.000

23 NISP -1.155.237.000.000 -1.282.878.000

Page 124: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

101

Hasil Perhitungan Variabel Rationalization

No Kode Rationalization (RAT)

2013 2014

1 BACA -64.415.000.000 -630.901.000.000

2 BAEK -533.873.000.000 -6.504.000.000

3 BBCA 18.446.066.000.000 -18.624.857.000.000

4 BBKP 1.874.281.000.000 -2.708.496.000.000

5 BBNI 15.961.143.000.000 11.439.749.000.000

6 BBRI 16.955.244.000.000 -60.676.231.000.000

7 BBTN 2.889.583.000.000 3.164.601.000.000

8 BDMN 486.812.000.000 -2.817.781.000.000

9 BEKS 391.520.000.000 -261.273.000.000

10 BKSW -572.131.000.000 -1.805.161.000.000

11 BMRI 6.096.417.000.000 -436.908.000.000

12 BNBA 109.569.928.935 -386.480.986.000

13 BNGA -278.196.000.000 4.241.484.000.000

14 BNII 1.509.045.000.000 7.239.764.000.000

15 BNLI 3.631.846.000.000 -4.405.382.000.000

16 BTPN -144.004.758.292 -813.455.036.150

17 BVIC 5.879.427.000.000 -514.990.000.000

18 BSWD -632.190.232.000 -857.927.734.000

19 INPC 170.571.000.000 -254.229.000.000

20 MAYA 298.017.174.000 -2.112.122.143.000

21 MCOR -72.717.000.000 -582.103.000.000

22 MEGA -14.198.643.000.000 2.943.029.000.000

23 NISP 75.782.000.000 173.342.000.000

Page 125: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

102

LAMPIRAN 3

HASIL OUTPUT SPSS

Page 126: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

103

1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FRAUD 92 -2,18 -,15 -1,4420 ,25900 FS 92 -2,34 ,45 -,7878 ,40162 PFN 92 -1,30 2,64 -,1127 ,63155 IM 92 -,48 -,12 -,2542 ,07715 RAT 92 -60,68 48,05 ,5484 9,59428

Valid N (listwise) 92

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

ii. Analisis Grafik

Hasil Uji Normalitas : Grafik Histogram

Page 127: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

104

Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal Probability Plot

iii. Analisis Statistik

Hasil Uji Kolmogorov–Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 92

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation ,24193362

Most Extreme Differences Absolute ,072 Positive ,072 Negative -,063

Kolmogorov-Smirnov Z ,686 Asymp. Sig. (2-tailed) ,734

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Page 128: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

105

b. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) FS ,977 1,023

PFN ,927 1,079

IM ,977 1,023

RAT ,993 1,007

CAP ,938 1,066

a. Dependent Variable: FRAUD

c. Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi – Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,357a ,127 ,077 ,24887 2,020

a. Predictors: (Constant), CAP, IM, RAT, FS, PFN b. Dependent Variable: FRAUD

d. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,183 ,078 2,344 ,021

FS ,037 ,044 ,089 ,832 ,408

PFN -,044 ,029 -,166 -1,518 ,133

IM -,141 ,231 -,065 -,610 ,543

RAT ,000 ,002 -,024 -,222 ,825

CAP -,033 ,037 -,097 -,894 ,374

a. Dependent Variable: RES2

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,357a ,127 ,077 ,24887

a. Predictors: (Constant), CAP, IM, RAT, FS, PFN

b. Dependent Variable: FRAUD

Page 129: ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI

106

4. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares

Df Mean Square

F Sig.

1

Regression ,778 5 ,156 2,513 ,036b

Residual 5,326 86 ,062

Total 6,104 91 a. Dependent Variable: FRAUD b. Predictors: (Constant), CAP, IM, RAT, FS, PFN

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,311 ,115 -11,379 ,000

FS ,075 ,066 ,117 1,148 ,254

PFN -,126 ,043 -,308 -2,944 ,004

IM ,080 ,342 ,024 ,233 ,817

RAT -,001 ,003 -,022 -,220 ,826

CAP -,108 ,055 -,204 -1,962 ,053

a. Dependent Variable: FRAUD