ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

82
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA, WARGA GAZA BOIKOT BARCA” PADA RUBRIK KICK OFF DI HARIAN UMUM REPUBLIKA EDISI 29 SEPTEMBER 2012 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) Oleh ImasDamayanti NIM: 109051100071 KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M

Transcript of ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

Page 1: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID

UNTUK PALESTINA, WARGA GAZA BOIKOT

BARCA” PADA RUBRIK KICK OFF DI HARIAN

UMUM REPUBLIKA EDISI 29 SEPTEMBER 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh

ImasDamayanti

NIM: 109051100071

KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU

DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H/ 2013 M

Page 2: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...
Page 3: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...
Page 4: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

ABSTRAK

Imas Damayanti

Analisis Framing Pemberitaan “Madrid Untuk Palestina, Warga Gaza Boikot

Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika Edisi 29 September

2012

Penelitian ini mengangkat tentang isu sepak bola Spanyol yang terkenal

dengan dua klub besarnya yaitu Real Madrid dan Barcelona yang memiliki sepak

terjang berbeda dalam hal kemanusiaan di Palestina. Dalam hal ini Republika

mengangkat isu tentang kemanusiaan dibalut dengan wacana olahraga yang akrab di

telinga masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim terbesar di dunia dan memiliki

selera tinggi terhadap pemberitaan olahraga apalagi sepak bola. Pemberitaan tersebut

muncul pada edisi 29 September 2012 di rubrik Kick Off dengan judul “Madrid

untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca”.

Untuk mengetahui bagaimana Republika membingkai berita tersebut maka

muncul beberapa pertanyaan, yaitu: Bagaimana Framing kategorisasi Republika

dalam berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca”? kemudian

bagaimana kesalahan rubrikasi berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot

Barca” di Harian Republika? Bagaimana Framing ideologi dalam berita “Madrid

untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca”?

Dalam menjawab rumusan masalah tersebut, teori yang digunakan peneliti

adalah teori analisis framing model Murray Edelman yang melihat bagaimana media

membingkai sebuah berita melalui kategorisasi, kesalahan dalam rubrikasi, dan

ideologi media. Sebuah kategorisasi, kesalahan rubrikasi, dan ideologi memiliki andil

penting dalam mengarahkan opini khalayak dalam memandang sebuah isu. Dan dari

situ akan terjadi persepsi tertentu dari khalayak pada sebuah isu tertentu yang telah

dibingkai media.

Dari hasil wawancara dan penelitian peneliti ditemukan beberapa fakta

penting yang menunjukkan bahwa pemberitaan yang menjadi fokus peneliti adalah

sebuah bingkai dari Republika yang menyangkut nilai ideologi. Wacana politik lebih

santer terdengar ketimbang olahraga di dalam rubrik olahraga. Kemudian terlihat juga

kategorisasi melalui pemakaian kata yang memiliki makna tidak seharusnya dalam

beberapa kalimat pemberitaan tersebut, pemakaian kata ini bisa menjadi senjata

dalam membingkai sebuah isu oleh Republika. Republika membingkai sebuah isu

politik dan agama dalam balutan rubrik olahraga.

Kata Kunci: Framing, olahraga, Berita, Republika, dan sepak bola.

Page 5: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan

limpahan Rahmat dan Kasih-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Puji serta syukur

peneliti panjatkan untuk petunjuk serta Ridha-Nya, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Framing Pemberitaan „Madrid untuk

Palestina, Warga Gaza Boikot Barca‟ Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum

Republika Edisi 29 September 2012” sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir peneliti sebagai persyaratan dalam

menyelesaikan program studi di jenjang Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, Konsentrasi Jurnalistik.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari benar bahwa begitu banyak

dukungan dan perhatian yang peneliti dapatkan dari berbagai pihak sehingga segala

kesulitan dan hambatan dalam menyusun skipsi ini akhirnya dapat dilalui. Ucapan

terima kasih saja belum dirasakan cukup untuk membalas dukungan-dukungan

tersebut. Namun bagaimana pun, peneliti mengiringkan terima kasih sedalam-

dalamnya atas dukungan baik moril maupun materil selama proses menyeselesaikan

studi kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Jumroni, MS.i selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

Page 6: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

Suparto, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Sunandar, MA.

selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Rachmat Baihaqi, MA. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Rubiyanah, M.A. selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik sekaligus Dosen

Penasihat Akademik dan Ade Rina Farida, M.Si. selaku Sekretaris Konsentrasi

Jurnalistik yang selalu mendukung dan memberi banyak kemudahan kepada

peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

4. Masran, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan,

bimbingan, waktu, dan nasehat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen, serta para staf tata usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Pihak Republika yang turut berperan dalam selesainya penelitian peneliti,

khususnya kepada Wakil Redaktur Pelaksana Syahruddin el Fikr Sekretaris

Redaksi Fahmi dan Redaktur Endro Yuwanto. Terimakasih telah memberikan

waktu berharganya.

7. Secara khusus dan terutama adalah yang peneliti selalu cintai, kedua orang tua,

Saanih dan Ibnu Hajar (alm) yang telah begitu banyak dan tanpa henti

memberikan doa, dukungan dan pengorbanan kepada peneliti.

8. Kakak-kakak peneliti, Tuti Awaliyah, Idrus Efendi (alm), Irma Rianingsih, Ita

Puspita, dan Isna Amaliah yang selalu menjadi inspirasi.

Page 7: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

9. Seluruh sahabat masa pesantren dan khususnya angkatan 30 yang menjadi

rantaian semangat di hidup saya ini. Seseorang yang namanya tidak bisa penulis

sebut di sini, terima kasih atas kebersamaan kita dan jangan ke mana-mana.

10. Teman-teman seperjuangan Jurnalistik angkatan 2009, yang telah melalui

sebuah masa penuh kenangan dengan peneliti selama menuntut pendidikan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di antaranya, Adjri, Ali, Andin, Arga, Arintika,

Azis, Bima, Bobby, Devi, Devit, Dewi F., Dewi R. Dul, Fauziah, Fikri, Hafsa,

Hilda, Hilman, Ilham, Ima, Yusuf, Indi, Jaffry, Jauhari, Khaeru, Lindawati,

Marisha, Mekar, Nur F., Puti, Putri B., Putri N., Samsul, Sigit, Turi, Virlin, dan

Zaki.

11. Teman-teman anggota KKN PENA dan seluruh warga Gunung Seureuh , terima

kasih atas kerja sama dan pengalamannya sebulan penuh disana.

12. Kawan-kawan English Club 2013 yang luar biasa tangguh.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, peneliti akan menerima segala kritik dan saran agar lebih belajar lagi.

Akhirnya, peneliti berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sebagai

bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 28 April 2014

Imas Damayanti

Page 8: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

E. Metode Penelitian ...................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7

G. Sistematika Penulisan ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konstruksi Realitas Sosial ........................................................ 10

B. Analisis Framing ....................................................................... 14

1. Pengertian Analisis ............................................................ 14

2. Pengertian Framing ........................................................... 15

3. Pengertian Analisis Framing ............................................. 17

C. Model Framing Murray Edelman ............................................. 19

1. Kategorisasi ........................................................................ 19

2. Kategorisasi dan Ideologi ................................................... 22

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Republika ........................................................................ 24

B. Profil Wartawan Republika Endro Yuwanto ............................ 29

C. Profil FC Barcelona .................................................................. 30

D. Profil Real Madrid FC ............................................................... 33

E. Rivalitas Real Madrid dan Barcelona ....................................... 35

Page 9: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

ii

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Framing Kategorisasi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina,

Warga Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada

Rubrik Kick Off Edisi 29 September 2012 ………………….. 38

B. Kesalahan Rubrikasi Dalam Berita “Madrid untuk Paletina,

Warga Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada

Rubrik Kick Off Edisi 29 September 2012 ……………… ...... 45

C. Framing Ideologi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina,

Warga Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada

Rubrik Kick Off Edisi 29 September 2012 ……………... ....... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 55

1. KesimpulanFraming Kategorisasi Dalam

Pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum

Republika…………………………………………….. 55

2. Kesimpulan Kesalahan Rubrikasi Dalam

Pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum

Republika …………………………………………….. 55

3. Kesimpulan Ideologi Dalam Pemberitaan “Madrid

untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” Pada

Rubrik Kick Off di Harian Umum

Republika ………………………………………….... 56

B. Saran .......................................................................................... 57

Page 10: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

iii

1. Saran Framing Kategorisasi Dalam Pemberitaan

“Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca”

Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika …. 57

2. Saran Rubrikasi Dalam Pemberitaan “Madrid

untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” Pada

Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika ……….. 57

3. Saran Ideologi Dalam Pemberitaan “Madrid

untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” Pada

Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika ……….. 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 59

Page 11: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media massa memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat, sebagai

penyalur informasi, media massa juga berperan banyak dalam mengembangkan

pendidikan serta memberikan sebuah hiburan kepada khalayak. Sebagai salah

satu elemen penting dari sebuah negara, media massa juga sangat berpartisipasi

dalam membangun negara karena sifatnya yang sangat informatif dan edukatif.

Umumnya media massa yang sudah sangat populer dalam era globalisasi seperti

ini berupa radio, televisi, surat kabar, sampai internet sudah sangat membaur di

masyarakat karena mudah ditemui.

Media massa sebagai penyalur atau proses penyampaian informasi melalui

sarana teknis untuk kepentingan umum dan kelompok besar yang tidak dikenal.1

Maka sudah sangat jelas keefektifan media massa dalam memengaruhi opini dan

prilaku khalayak terhadap suatu informasi yang mereka dapatkan dari media

massa.

Media cetak memiliki kelebihan tersendiri dalam menyampaikan informasi

kepada khalayak dibandingkan media massa lainnya. Karena media cetak bersifat

tulisan yang dapat dibaca berulang-ulang karena sifatnya berupa lembaran yang

bisa disimpan. Keefektifan khalayak dalam mendapatkan informasi bisa lebih

spesifik dengan cara menyimpan dan membaca berulang-ulang lembaran Koran

1 Tondowidjojo Cm. JVS, Media Massa dan Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1985)

hal 11.

Page 12: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

2

yang disimpan. Keefektifan media cetak juga terletak pada kemasan pemberitaan

yang langsung menuju sasaran dengan pemakaian kata-kata khusus dan konkret di

setiap rubrik.2

Dengan informasi yang mudah didapatkan masyarakat pada era globalisasi ini,

media cetak terus menunjukkan tajinya sebagai salah satu media yang dapat

mempengaruhi opini khalayak. Informasi terus membanjiri masyarakat, namun

masyarakat akan memilih informasi yang mereka sukai. Di Indonesia yang

mayoritas penduduknya beragama Islam, ketertarikan terhadap informasi juga

sangat berbeda-beda mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua, mereka

dapat memilih informasi sesuai ketertarikan mereka terhadap suatu hal yang

mereka sukai. Tapi dibalik itu semua, ada satu informasi yang sangat

mendominasi ketertarikan khalayak, baik di kalangan anak-anak sampai orang tua

karena bersifat ringan.

Seperti kita ketahui, di Indonesia berita yang ringan menjadi alternatif

tersendiri di tengah banyaknya berita-berita seputar dunia politik yang cukup

berat. Hal itu Seperti yang dijelaskan oleh Daniel Boorstin tentang bagaimana

masyarakat menyerap berita-berita ringan yang disajikan oleh media. Karena

bersifat ringan dan menguntungkan untuk media, berita-berita ringan tersebut laris

manis menjamur di masyarakat dan masyarakat seolah kehilangan kepentingan

untuk peka terhadap kejadian di sekitarnya.3

Adalah sepakbola sebagai olahraga paling populer di jagat raya termasuk di

Indonesia. Sepakbola membuat khalayak terus mencari informasi terkait

sepakbola, mulai dari pertandingan sepakbola maupun pernak-perniknya seperti

2 Sudirman Tebba: Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 64.

3 Brian McNair: An Introduction to Political Communication, (New York: Routledge,

2004), h. 27.

Page 13: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

3

profil pemain hingga manajemen sebuah klub-klub sepak bola dunia. Tak ayal,

jika sajian informasi dari dunia sepak bola sangatlah diminati masyarakat

Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim terbesar di dunia. Jadi

sangatlah jelas, media cetak mengambil langkah cepat dalam mencari dan

menyajikan informasi dari dunia sepak bola untuk eksistensinya, baik dari dalam

negeri maupun dari luar negeri.

Sepakbola dari dalam maupun luar negeri memiliki magnet tersendiri terhadap

penikmat sepak bola. Di dalam negeri, euforia sepak bola begitu terasa ketika

Piala AFF 2010 saat Indonesia berhasil masuk ke dalam final di kejuaran

bergengsi se-Asia Tenggara, namun karena gagal meraih trofi saat final tersebut,

euforia itu perlahan mulai kandas dan terkikis. Dan jauh sebelum piala AFF 2010

digelar, masyarakat Indonesia memang sangat menikmati sepakbola luar negeri

hingga saat ini, khususnya Negara-negara yang memiliki liga bergengsi di dunia.

Sebut saja Liga BBVA yang dimiliki Spanyol. Magnet dari dua klub raksasa

Spanyol, Barcelona dan Real Madrid membuat dunia termasuk Indonesia

mejadikan Liga BBVA sebagai kiblat sepakbola selain Barclays Priemier League

milik Inggris. Dan sampai saat ini, penikmat Liga BBVA di Indonesia sudah

menunjukkan angka yang sangat fantastis.

Spanyol sebagai kiblat sepakbola modern saat ini benar-benar menunjukkan

kapasitasnya, terbukti dengan pencapaian mereka saat meraih trofi Piala Eropa

2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Belum lagi Liga BBVA dihuni

oleh klub-klub papan atas dunia, sebut saja Barcelona, Valencia, Real Madrid,

Malaga, dan Atletico Madrid. Dengan Liga yang bertabur pemain bintang dari

belahan Negara seperti Christiano Ronaldo, Lionel Messi, Francesc Fabregas, Iker

Page 14: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

4

Casillas, dan lain sebagainya. Tak heran jika banyak para penikmat sepak bola

yang tak mau tertinggal berita seputar Liga BBVA.

Pemain bintang hingga manajemen klub terus jadi sorotan media, termasuk

media cetak. Banyak kebijakan-kebijakan dari manajemen klub-klub besar, seperti

transfer pemain hingga kegiatan sosial dalam kemasan olahraga yang tentu saja

disokong oleh sponsor-sponsor klub. Namun apa jadinya jika peran sepakbola

yang awalnya adalah sebuah hiburan yang bersifat olahraga dicampuri oleh

kepentingan tertentu dan menimbulkan kontradiksi. Meski sejatinya, sepak bola

selalu menampilkan dimensi lain dari suatu bangsa, olahraga ini menjadi dialog

antar-komunitas, antar-ormas, dan antar-bangsa, terutama ketika dialog

konvensional baik melalui jalur diplomasi maupun tekanan politik atau militer

yang mengalami jalan buntu.4

Berita mengenai dunia sepakbola juga tersaji di media cetak, seperti Republika

yang memiliki rubrik Kick Off . Rubrik ini khusus menyampaikan berita-berita

mengenai sepakbola. Namun, pada edisi Sabtu, 29 September 2012 rubrik Kick

Off menyajikan berita yang bernafaskan sensitif agama terhadap dua klub yang

mempunyai rivalitas tinggi yaitu Real Madrid dan Barcelona. Berita itu disajikan

dengan judul Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca.

Hal-hal yang berbau Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA) tidak

seharusnya ada dalam sepakbola. Kembali kepada makna dan fungsi sepakbola itu

sendiri adalah sebuah hiburan yang bersifat olahraga, berimbang, serta tak

memihak, dan sportif.

4 Muhaimin Iskandar: Spiritualitas Sepak Bola , (KLIK.R: Jl. Imogiri Barat Km. 6, No.

26, 2006), hal. 4.

Page 15: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

5

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis ingin melakukan

penelitian mengenai ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID

UNTUK PALESTINA, WARGA GAZA BOIKOT BARCA” PADA RUBRIK

KICK OFF DI HARIAN UMUM REPUBLIKA EDISI 29 SEPTEMBER

2012.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dijabarkan oleh penulis, maka penulis

membatasi masalah sehingga kajian skripsi ini berfokus pada analisis framing

pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” pada rubrik

Kick Off di Harian Umum Republika edisi 29 September 2012.

Analisis framing bisa dilakukan dengan bermacam-macam fokus dan tujuan.

Tentu saja karena hal ini berkaitan dengan berbagai definisi dan ruang lingkup

framing sendiri yang cukup kompleks. Edelman, mensejajarkan framing dengan

kategorisasi. Karena kategorisasi memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi

kesadaran publik. Kemudian Edelman juga melihat framing sebagai rubrikasi

serta ideologi, di mana topik-topik tertentu yang harusnya diletakkan di rubrik

yang semestinya justru diletakkan ke rubrik yang lain.5 Dari seluruh pemaparan di

atas, dapat dirumuskan beberapa poin dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana Framing kategorisasi Harian Republika terhadap berita “Madrid

untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” pada rubrik Kick Off edisi 29

September 2012.

5 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKiS

Yogyakarta, 2005), h. 156-157.

Page 16: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

6

2. Bagaimana Framing Rubrikasi Harian Republika pada berita “Madrid untuk

Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” di rubrik Kick Off edisi 29 September

2012.

3. Bagaimana kesalahan Ideologi Harian Republika pada berita “Madrid untuk

Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” di rubrik Kick Off edisi 29 September

2012.

Setidaknya, poin yang penulis tawarkan di atas menjadi pedoman pembahasan

dalam skripsi ini atau sebagai frame content yang penulis jadikan acuan

pembahasan.6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu:

1. Mengetahui cara Harian Umum Republika dalam membingkai pemberitaan

sepak bola bermuatan politik.

2. Mengetahui peran dakwah Harian Umum Republika dengan menggunakan

analisis Framing model Murray Edelman.

2. Manfaat Penelitian

Secara content essentials, manfaat penelitian ini penulis harapkan dapat

menjadi sebuah sumbangan akademik dalam hal studi komunikasi massa yang

berafiliasi pada studi media cetak. Penulis juga mendapatkan wawasan tambahan

referensi karena telah melakukan sebuah penelitian sesuai dengan pendidikan

6Yang dimaksud dengan Frame Content adalah kerangka isi dalam penulisan karya ilmiah

ini.Dimaksudkan agar pokok permasalahan yang ingin penulis teliti tidak keluar dari kaitan judul

skripsi.

Page 17: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

7

yang penulis tempuh. Juga dapat menumbuhkan semangat olah raga serta

menginspirasi bagi semua.

Bagi pembaca, hasil penelitian yang penulis susun dalam sebuah skripsi ini

adalah dapat membantu studi-studi media cetak khususnya. Sehingga tujuan

penelitian ini dapat tercapai sesuai kebutuhan akademik.

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis melakukan pengumpulan data dari berbagai

literatur, yang melingkupi pengumpulan data berupa referensi yang erat kaitannya

dengan media cetak. Seperti buku-buku, artikel, baik yang bersumber dari media

cetak maupun elektronik. Hasil data tersebut dibahas dan dianalisa kemudian

ditulis sesuai dengan standar penulisan karya ilmiah.

Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif7. Selain

itu, penulis juga menggunakan metode Deskriptif8 untuk memenuhi referensi isi

dari penulisan ini, kedua metode tersebut penulis lakukan dengan cara studi

lapangan dan pustaka (Field and Library Research).

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka ke

perpustakan utama UIN Syarif Hidayatullah maupun perpustakaan di Fakultas

7Penelitian Kualitatif adalah penelitian Ilmu Sosial yang berupaya menghimpun data,

mengolah data, dan menganalisa secara kualitatif.Penelitian dengan metode ini lebih mendalam

dalam pengungkapan masalah dan sebagai upaya komprehensif secara penjelasan deskriptif.

Sehingga hasil dari penelitian ini memiliki kelebihan tersendiri disbanding dengan penelitian

dengan metode lain. Lihat: Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Rosda

Karya, 2005), h.13. 8Pendekatan Deskriptif dimaksudkan sebagai pendekatan yang berupaya untuk

menggambarkan suatu peristiwa, gejala atau temuan dalam penelitian.Sehingga memudahkan bagi

penerima hasil penelitian untuk dipelajari lebih lanjut.Pendekatan ini melingkupi penjelasan

mengenai sebuah peristiwa terjadi, bagaimana, dan sejauh mana. Lihat: Suharsimi Arikunto,

Prosedur Suatu Penelitian Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 1922), h. 29.

Page 18: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

8

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka,

penulis menemukan sebuah skripsi yang membahas mengenai Analisis Wacana

Pemberitaan Final Piala Suzuki AFF 2010 di Media Indonesia.

Dari skripsi tersebut maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada

mahasiswa yang meneliti tentang ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN

“MADRID UNTUK PALESTINA, WARGA GAZA BOIKOT BARCA” PADA

RUBRIK KICK OFF DI HARIAN UMUM REPUBLIKA EDISI 29

SEPTEMBER 2012.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang jelas dan terarah, maka

penulis membagi pembahasan ke dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Penulis menguraikan teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka

pemikiran dalam penelitian ini. Berisi tentang pengertian konstruksi realitas

sosial, pengertian analisis, pengertian framing, pengertian analisis framing, dan

model-model analisis framing.

BAB III: GAMBARAN UMUM

Penulis menguraikan profil, sejarah, sepak terjang dua klub sepakbola spanyol

Real Madrid dan Barcelona. Ideologi, sejarah, perkembangan, dan rubrik Kick Off

di Harian Umum Republika.

Page 19: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

9

BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Framing Kategorisasi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off Edisi 29

September 2012

B. Framing Rubrikasi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off Edisi 29

September 2012

C. Framing Ideologi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off Edisi 29

September 2012

BAB V: PENUTUP

Penulis memberikan kesimpulan dan saran terhadap apa yang telah diteliti

dalam skripsi ini, dan juga beberapa lampiran yang didapat.

Page 20: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Sejak 1998 era reformasi di Indonesia di mulai dengan munculnya kebebasan

pers yang menjadi simbol kemerdekaan berbicara setiap warganya. Kebebasan

pers ini ditandai dengan lahirnya Undang-undang No: 40 Tahun 1999 tentang

Pers.3 Reformasi juga menyisakan berbagai agenda salah satunya adalah

masyarakat mengisi ruang publik yang bersifat plural dan sosiologis.

Reformasi diharapkan dapat mewujudkan ruang publik yang secara struktural

dan kultural mencerminkan nilai demokrasi dan masyarakat sipil. Aristoteles

menyatakan bahwa dalam demokrasi masyarakat adalah yang tertinggi,4 untuk

itulah kiranya demokrasi dijadikan tren baru dalam media di Indonesia pasca

reformasi karena beralaskan kepentingan bersama. Dan seiring berjalannya

waktu, media di Indonesia telah bertransformasi menjembatani berbagai

kepentingan, baik kepentingan rakyat, pengusaha, politik, dan juga kepentingan

media itu sendiri.5

A. Konstruksi Realitas Sosial

Kebanyakan orang akan berpendapat bahwa media massa, baik cetak,

elektronik, bahkan online, adalah sebuah sumber yang patut dipercaya. Segala

berita maupun informasi yang disajikan oleh media massa menjadi hal yang

dikonsumsi oleh masyarakat banyak dan “ditelan mentah-mentah” secara

keseluruhan tanpa melihat bagaimana dan siapa yang ada dibalik berita tersebut.

3 Sudirman Tebba: Hukum Media Massa Nasional, (Ciputat: Pustaka irVan, 2007), h.

184. 4 Aristoteles (384-322 SM): Politik (La Politicia), Penyuting: Nino Cicero, (Jakarta:

Visimedia, 2007), h. 122. 5 Garin Nugroho: TV Publik, Menggagas Media Demokratis di Indonesia, (Jakarta:

Yayasan Sains Estetika dan Teknoogi, 2002), h. 4.

Page 21: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

11

Hal ini menjadi wajar ketika serangan dan serbuan media yang menjamur pada

abad ini menyulitkan khalayak untuk menelaah lebih jauh mengenai informasi

yang disajikan oleh media. Informasi menjadi kebutuhan manusia sebagai

makhluk sosial, tidak mungkin tanpannya manusia akan menjalani kehidupan

bersosial tanpa mendapatkan informasi, apalagi di era globalisasi seperti sekarang

ini menjadikan khalayak cenderung tidak mencari-cari kebenaran dari informasi

yang didapatkannya secara detail. Informasi hadir untuk melayani manusia

keseluruhan, namun pada prakteknya, informasi mau tidak mau adalah sebuah

“barang” yang didapatkan lalu kemudian diproses oleh pelaku media dengan

proses-proses tertentu. Dan, ketika informasi itu disajikan kepada khalayak, maka

kebanyakan khalayak menganggap bahwa informasi yang disajikan oleh media

adalah sebuah kebenaran yang mutlak.

Berita yang disajikan oleh media mau tidak mau akan melewati berbagai

macam proses yang meliputi: pemilihan tema, seleksi isu, penentuan narasumber,

ideologi media, dan beberapa ketentuan-ketentuan media lainnya. Hal inilah yang

menyebabkan berita-berita yang disajikan kepada khalayak adalah hasil

konstruksi media.

Dengan berbagai tahapan tadi, objektivitas sebuah berita menjadi sebuah

pertanyaan. Media memainkan peran penting di dalamnya yang tanpa tidak

mungkin melihat sebuah sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Dari sinilah

terlihat nilai subyektifitas dalam sebuah berita karena media memainkan peran

vital, yakni mengkonstruksi sebuah realitas. Pada dasarnya realitas media adalah

merupakan realitas simbolik.

Page 22: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

12

Isi media merupakan hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai dasarnya,

sedangkan bahasa bukan merupakan alat mempresentasikan realitas, tetapi juga

menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa tentang realitas

tersebut. Akibatnya media massa mendapatkan peluang yang sangat besar untuk

memengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang

dikonstruksinya. Karena bahasa memiliki kekuatan tersendiri dalam

menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak.6

Menurut pandangan Berger dan Luckman (1965), teori konstruksi sosial

media massa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga

konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata.

Realitas sosial yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, massa

cenderung apriori, dan opini masyarakat cenderung sinis.7

Berger dan Luckman mengatakan (1990:61), terjadi dialektika antara individu

menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika

ini terjadi melalu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.8

Eksternalisasi adalah sebuah proses di mana sekelompok manusia

menjalankan sebuah tindakan. Bila dianggap tindakan yang tadi tepat dan berhasil

menyelesaikan persoalan pada saat itu, maka tindakan tersebut akan dilakukan

berulang-ulang.9

Objektivasi adalah suatu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik

dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas

6 Ibnu Hamad , Muhamad Qadari dan Agus Sudibyo, Kabar-kabar Kebencian, (Jakarta:

Institut Studi Arus Informasi , PT Sembrani Aksara Nusantara, 2001), h. 74-75. 7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), h. 288. 8 Ibid, h. 191.

9 Geger Riyanto, Peter L. Berger: Perspektif Metateori Pemikiran, (Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia, 2009), h. 110.

Page 23: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

13

objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu

faktisitas yang berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya.

Hasil dari eksternalisasi bisa berupa budaya, bahasa, dan sebagainya.10

Internalisasi merupakan sebuah proses penyerapan kembali dunia objektif ke

dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh

struktur dunia sosial. Melalui internalisasi, manusia menjadi hasil dari

masyarakat.11

Tabel 1

Proses Konstruksi Sosial Media Massa

Sumber: Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 204.

10

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LKiS Yogyakarta, 2005), h. 14. 11

Ibid, h. 15.

Proses Sosial Simultan

Eksternalisasi

Objektivasi

Internalisasi

M

E

D

I

A

M

A

S

S

A

Objektif

Subjektif

Intersubjektif

Realitas

Terkonstruksi:

- Lebih Cepat

- Lebih Luas

- Sebaran Merata

- Membentuk Opini

Massa

- Massa Cenderung

Terkonstruksi

- Opini Massa

Cenderung Apriori

- Opini Massa

Cenderung Sinis

Source Message Channel Receiver Effects

Page 24: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

14

Menurut Peter L Berger dan Thomas Luckman pada gambar di atas, proses

konstruksi sosial media massa berlangsung pada suatu proses yang simultan,

yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

Dalam pandangan positivis, media dipandang sebagai sebuah saluran.

Sedangkan menurut pandangan konstruksionis, media dipandang sebagai subjek

yang mengkonstruksi realitas. Lewat berbagai instrumen yang dimilikinya, media

ikut membentuk realitas yang tersaji dalam bentuk pemberitaan.12

B. Analisis Framing

1. Pengertian Analisis

Analisis adalah sebuah pengkajian yang dilakukan terhadap suatu penelitian

secara mendalam. Kata analisis berasal dari bahasa Inggris: analisys, yaitu

menganalisa, perancang alur sehingga menjadi mudah dan jelas untuk dibuat

maupun dibaca, dapat diartikan sebagai menganalisa, pemisahan, dan pemeriksaan

yang teliti.13

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai macam bagiannya dan

penelaahan bagian tadi serta hubungan anatara bagian untuk memperoleh

pemahaman dan pengertian arti keseluruhan.14

Di dalam penelitian dikenal dengan

istilah analisis. Menurut Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, mereka

menganggap bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadisecara

kebersamaan yaitu: reduksi data, yaitu proses penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verivikasi. Pertama, reduksi data yaitu proses pemilahan,

12

Ibid, h. 22-23 13

Jhon M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT.

Gramedia,1990), h. 28. 14

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

pustaka, 2005), Ed.3 Cet.Ke-3, h. 43.

Page 25: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

15

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari temuan-temuan di lapangan. Kedua, penyajian data

yaitu menyajikan data dari sekumpulan temuan-temuan yang sekiranya dapat

memberikan kemungkinan menarik suatu kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Ketiga, penarikan kesimpulan atau verivikasi, yaitu dari data-data yang telah

terkumpul mulai dicari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola,

penjelasan, alur sebab akibat dan proporsinya, sehingga semua itu dapat ditarik

kesimpulan.15

2. Pengertian Framing

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun

1955 (Sudibyo, 1999a:23). Mulanya frame dimaknai sebagai struktur konseptual

atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan,

dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk

mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh

Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan

prilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas.16

Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara

pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.

Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang

diambil, bagian mana yang ditonjokan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke

mana berita tersebut.17

15

Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. Penerjemah

TjetjepRohendi Rohidi (Jakarta: UI Press, 1992), h. 16-19. 16

Drs. Alex Sobur, M.Si, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2006), h. 161-162. 17

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 224

Page 26: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

16

Menurut G.J. Aditjondro (Sudibyo, 1999b:165) framing sebagai metode

penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara

total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap

aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang punya

konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.18

Dalam ranah studi komunikasi, framing mewakili tradisi yang mengedepankan

pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau

aktifitas komunikasi. Konsep tentang framing bukan murni konsep ilmu

komunikasi, akan tetapi dipinjam dari ilmu kognitif (psikologis). Dalam

praktiknya, framing juga membuka peluang bagi implementasi konsep-konsep

sosiologis, politik, dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi,

sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks

sosiologis, politis, atau kltural yang melingkupinya.19

Beberapa pakar mendefinisikan framing, sebuat saja di antaranya, Robert N.

Entman, William Gamson, dan Todd Gitlin. Menurut Robert N. Entman, framing

merupakan proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu

dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan

penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu

mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain.20

Sedangkan menurut William A. Gamson, framing merupakan cara bercerita

atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa serta menghadirkan

konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.

Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu

18

Ibid, h. 165. 19

Ibid, h. 162. 20

Ibid, h. 67.

Page 27: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

17

semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk

mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan

makna pesan-pesan yang ia terima.21

Sementara menurut Todd Gitlin, framing adalah strategi bagaimana realitas

atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan

kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan

agar tampak menonjol dan menarik perhatian pembaca. Itu dilakukan dengan

seleksi, pengulangan penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas.22

3. Pengertian Analisis Framing

Analisis framing sebagai metode analisis isi media adalah barang baru seperti

yang penulis telah jabarkan di atas. Ia (analisis framing) berkembang pesat dari

pandangan kaum konstruksionis. Namun meski begitu, analisis framing sebagai

suatu metode analisis teks banyak dipengaruhi oleh teori sosiologi dan psikologi.23

Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk

mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja)

dibingkai oleh media.24

Analisis framing pada dasarnya adalah metode untuk

melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu

tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “Cara

melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis

21

Ibid. 22

Ibid. 23

Drs. Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Mudia: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 162. 24

Ibid.

Page 28: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

18

framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media

mengkonstruksi realitas.25

Proses pembentukan konstruksi realitas oleh media tadi, hasil akhirnya adalah

adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.

Penonjolan tersebut akan membuat penerima informasi melihat pesan dengan

lebih tajam serta mudah diingat dalam ingatan penerima pesan.26

Salah satu yang menjadi prinsip analisis framing adalah bahwa wartawan bisa

menerapkan standar kebenaran, matriks objektivitas, serta batasan-batasan tertentu

dalam mengolah dan menyuguhkan berita. Dalam merekonstruksi suatu realitas,

wartawan juga cenderung menyertakan pengalaman serta pengetahuannya yang

sudah mengkristal menjadi skemata interpretasi (schemata of interpretation).

Dengan skemata ini pula wartawan cenderung membatasi atau menyeleksi sumber

berita, menafsirkan komentar-komentar sumber berita, serta memberi porsi yang

berbeda terhadap tafsir atau perspektif yang muncul dalam wacana media.27

Meski begitu, framing bukan hanya berkaitan dengan skema individu

(wartawan) saja, melainkan juga berhubungan dengan proses produksi berita-

kerangka kerja dan rutinitas organisasi media. Wartawan hidup dalam institusi

media dengan seperangkat aturan, pola kerja, dan aktifitas masing-masing. Bisa

jadi institusi media itu yang mengontrol dalam pola kerja tertentu yang

mengharuskan wartawan melihat peristiwa dalam kemasan tertentu, atau bisa juga

25

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 10. 26

Ibid, h. 66. 27

Drs. Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 166.

Page 29: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

19

terjadi wartawan sebagai bagian dari anggota komunitas menyerap nilai-nilai yang

ada dalam komunitasnya.28

Menurut Fishman, ada dua kecenderungan studi bagaimana proses produksi

dalam berita dilihat: pertama, sering disebut sebagai pandangan seleksi berita

(selectivity of news). Intinya, proses produksi berita adalah proses seleksi. Seleksi

ini dari wartawan di lapangan yang akan memilih mana yang penting dan mana

yang tidak, mana peristiwa yang bisa diberitakan mana yang tidak. Setelah berita

itu masuk ke tangan redaktur, akan diseleksi lagi dan disunting dengan

menekankan bagian mana yang perlu dikurangi dan bagian mana yang perlu

ditambah. Kedua, adalah pendekatan pembentukan berita (creation of news).

Dalam perspektif ini, peristiwa itu bukan diseleksi, melainkan sebaliknya,

dibentuk. Berita dihasilkan dari pengetahuan dan pikiran, bukan karena ada

realitas objektif yang berada di luar, melainkan karena orang akan

mengorganisasikan dunia yang abstrak ini menjadi dunia yang koheren dan

beraturan serta mempunyai makna.29

4. Model Framing

a. Murray Edelman

1. Kategorisasi

Menurut Edelman, apa yang kita ketahui tentang dunia tergantung pada

bagaimana kita membingkai dan mengkonstruksi/menafsirkan realitas. Realitas

28

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 99. 29

Ibid, h. 100-101.

Page 30: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

20

yang sama bisa jadi akan menghasilkan realitas yang berbeda ketika realitas

tersebut dibingkai atau dikonstruksi dengan cara yang berbeda.30

Edelman mensejajarkan framing dengan kategorisasi. Kategorisasi menurut

pandangan Edelman, merupakan abstraksi dan fungsi dari pikiran. Kategori bisa

membantu manusia untuk memahami realitas yang beragam menjadi bermakna,

namun kategorisasi bisa juga berarti penyederhanaan: realitas yang kompleks dan

berdimensi dapat dipahami atau ditekankan pada suatu sisi sehingga dimensi lain

dalam suatu peristiwa atau fakta tidak terliput.31

Dalam memengaruhi kesadaran publik, kategorisasi lebih halus dibanding

propaganda. Propaganda perang seperti “pembasmian etnis” atau “agresi” berbeda

dengan pemakaian kategorisasi seperti “kebijakan luar negeri” atau “tindakan

militer”. Pemakaian kata-kata tersebut tampak terlihat halus dibandingkan dengan

propaganda yang terlihat jelas dari komunikator.32

Penggunaan bahasa yang dilakukan media jangan diartikan sebagai sebuah

teknis dari berita saja, karena dalam bahasa terdapat sebuah kekuatan untuk

menggiring opini khalayak. Penggunaan bahasa tertentu dalam sebuah

pemberitaan dipakai dalam situasi yang berbeda. Meskipun kita mungkin melihat

bahwa fungsi bahasa secara primer adalah sebagai alat untuk membuat pernyataan

benar atau salah atau sebagai instrumen komunikasi ide. Jakobson (1960)

mengidentifikasi adanya fungsi pengaturan (atau „konotatif‟), emotif, estetis

(puitis), dan metabahasa yang juga layak mendapatkan perhatian.33

30

Ibid, h. 155. 31

Ibid, h. 156. 32

Ibid, h. 157. 33

John Hartley, Communication, Cultural, and Media Studies, Penerjemah: Kartika

Wijayanti, (Yogyakarta: Jalasutra Anggota IKAPI, 2010), cet. 1, h. 11.

Page 31: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

21

Salah satu aspek kategorisasi penting dalam pemberitaan adalah rubrikasi.

Bagaimana suatu peristiwa dikategorisasikan dalam rubrik-rubrik tertentu.

Rubrikasi ini menentukan bagaimana peristiwa dan fenomena harus dijelaskan.

Peristiwa yang harusnya dikategorisasikan dalam satu kasus, tetapi karena masuk

dalam rubrik tertentu, akhirnya dikategorisasikan dalam dimensi tertentu. Inilah

yang menjadi kesalahan rubrikasi yang kerap dilakukan media.34

Tabel 2

Pola Kategorisasi

Konsep Kategorisasi

Frame Isi berita dalam sebuah pemberitaan di media

Pihak Kita Kategorisasi yang dilakukan media dalam

sebuah pemberitaan

Pihak Mereka Hasil kategorisasi

Dalam tabel di atas diterangkan bahwa media menjadikan sebuah pengalaman,

latar belakang, dan ideologi sebagai sebuah hal yang wajar dalam sebuah

pemberitaan. Pemakaian bahasa tertentu menjadi kekuatan dalam kategorisasi

untuk menggiring opini khalayak.

Salah satu gagasan utama dari Edelman adalah dapat mengarahkan pandangan

khalayak akan suatu isu dan membentuk pengertian mereka akan suatu isu.

Pandangan tentang suatu peristiwa karenanya, hanya dibatasi dengan perdebatan

yang telah ditentukan dalam kategorisasi tersebut. Karena itu, dalam melihat suatu

peristiwa, elemen penting adalah bagaimana orang membuat kategorisasi tersebut.

34

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 161-162.

Page 32: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

22

Kategorisasi bukan hanya persoalan teknis karena ia kemudian mengarahkan

pada hendak ke mana peristiwa dijelaskan dan diarahkan. Kategorisasi tadi

akhirnya ditindaklanjuti dengan mengarahkan pada kategori yang dimaksud. Ini

berarti narasumber yang diwawancarai, pertanyaan yang diajukan, kutipan yang

diambil, bagian mana yang dibuang, semua diarahkan pada kategori yang dibuat.35

2. Kategorisasi dan Ideologi

Dalam pandangan Edelman, kategorisasi berhubungan dengan ideologi.

Pemakaian kategorisasi, seperti regulasi, pertahanan, pemilu, dan sebagainya,

hendaklah tidak dipahami semata sebagai persoalan teknis kebahasaan, tetapi

harus dipahami sebagai masalah ideologi.36

Ada banyak definisi mengenai ideologi, salah satunya Raymond William

dengan tiga gagasannya mengenai ideologi. Pertama, sebuah sistem kepercayaan

yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Kedua, sebuah sistem

kepercayaan palsu atau ide palsu, ideologi dalam pengertian ini adalah

seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu di mana kelompok yang

dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain yang tidak

dominan. Ketiga, proses umum produksi makna dan ide, ideologi di sini adalah

istilah yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna.37

Edelman yakin, khalayak hidup dalam dunia citra. Bahasa politik yang dipakai

dan dikomunikasikan pada khalayak lewat media memengaruhi pandangan

khalayak dalam memandang realitas. Kata-kata tertentu memengaruhi seseorang

35

Ibid, h. 159-160. 36

Ibid, h. 166. 37

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta, 2011), h. 87-

92.

Page 33: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

23

dicitrakan dan pada akhirnya membentuk pendapat umum mengenai suatu

peristiwa atau masalah.38

Dari penjabaran mengenai model framing di atas, maka penulis memutuskan

untuk menggunakan model Murray Edelman.

Model ini memiliki pandangan mengenai kategorisasi dan rubrikasi serta

kategorisasi dan ideologi.

Alasan mengapa penulis mengambil model Murray Edelman adalah:

a. Model ini memiliki gagasan mengenai kesalahan kategorisasi dan

rubrikasi pada berita yang sesuai dengan fokus penelitian penulis.

b. Model Murray Edelman sangat memudahkan penulis untuk meneliti

frame media.

38

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 167.

Page 34: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

24

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Harian Umum Republika

a. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

Harian Umum Republika berdiri atas prakarsa Ikatan Cendikiawan Muslim se-

Indonesia (ICMI). ICMI yang dibentuk pada 5 Desember 1990 memiliki program

5K yaitu kualitas iman, kualitas hidup, kualitas kerja, kualitas karya, dan kualitas

pikir. Demi mewujudkan program-program tersebut ICMI membetuk Yayasan

Abdi Bangsa pada 17 Agustus 1992. Yang kemudian menyusun tiga program

utamanya yaitu pengembangan Islamic Center; Pengembangan CIDES (Center for

Information and Development Studies); dan Penerbitan Harian Umum Republika.1

Yayasan Abdi Bangsa didirikan oleh beberapa menteri, pejabat tinggi negara,

cendekiawan, tokoh masyarakat, serta pengusaha. Diantaranya adalah Ir. Drs.

Ginanjar Kartasasmita, H. Harmoko, Ibnu Sutowo, Muhammad Hasan, Ibu Tien

Soeharto, Probosutedjo, Ir. Aburizal Bakrie dan lain-lain. Sementara presiden

pada saat itu H. M. Soeharto berperan sebagai pelindung yayasan. Dan Prof. Dr.

Ing. B.J. Habibie menjadi Ketua Badan Pembina Yayasan Abdi Bangsa yang juga

tengah menjabat sebagai Ketua Umum ICMI.2

Untuk mewujudkan programnya menerbitkan sebuah koran harian, pada 28

November 1992 Yayasan Abdi Bangsa mendirikan PT Abdi Bangsa. Melalui

proses, yayasan kemudian memperoleh Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP)

dari Departemen Penerangan Republik Indonesia.

1 Company Profile Republika

2 Ibid

Page 35: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

25

Sebagai modal awal penerbitan Harian Umum Republika, SIUPP itu bernomor

283/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1992 tertanggal 19 Desember 1992. Nama

Republika sendiri atas usul Presiden Soeharto yang sebelumnya dinamakan antara

lain “Republik”.3

b. Visi dan Misi Republika

Republika adalah surat kabar yang lahir di tengah Indonesia yang berubah

secara cepat dalam sisi politik, ekonomi, Iptek, sosial, dan budaya. Dari

perubahan tersebut Republika memiliki “keterbukaan” sebagai kata kunci.

Republika memilih berposisi untuk turut mempersiapkan masyarakat Indonesia

memasuki masa dinamis ini, tanpa perlu kehilangan segenap kualitas yang telah

dimilikinya.

Motto Republika “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” menunjukkan semangat

mempersiapkan masyarakat memasuki era baru itu. Keberpihakan Republika

terarah kepada sebesar-besar penduduk Indonesia yang mempersiapkan diri bagi

sebuah dunia yang lebih baik dan adil. Republika sebagai Media Massa hanya

menjadi penopang agar langkah itu bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.

Dari latar belakang tersebut Republika memiliki misi dalam berbagai bidang.

Dalam bidang politik, Republika mendorong demokratisasi, dan optimalisasi

lemabaga-lembaga negara, partisipasi politik semua lapisan masyarakat, dan

pengutamaan kejujuran dan moralitas dalam politik.

Dalam bidang ekonomi, keterbukaan dan demokratisasi ekonomi menjadi

kepedulian Republika, memosisikan profesionalisasi yang mengindahkan nilai-

nilai kemanusiaan dalam manajemen, menekankan perlunya pemerataan sumber-

3 Ibid.

Page 36: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

26

sumber daya ekonomi, dan mempromosikan prinsip-prinsip etika dan moralitas

dalam bisnis.

Pada bidang kebudayaan Republika mendukung sikap yang terbuka dan

apresiatif terhadap bentuk-bentuk kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, darimanapun datangnya, mempromosikan bentuk-bentuk kesenian

dan hiburan yang sehat, mencerdaskan, menghaluskan perasaan, mempertajam

kepekaan nurani; serta bersikap kritis terhadap bentuk-bentuk kebudayaan yang

cenderung mereduksi manusia dan mendangkalkan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam bidang agama, republika mendorong sikap beragama yang terbuka

sekaligus kritis terhadap realitas sosial-ekonomi kontemporer, mempromosikan

semangat toleransi yang tulus, mengembangkan penafsiran ajaran-ajaran ideal

agama dalam rangka mendapatkan pemahaman yang segar dan tajam, serta

mendorong pencarian titik temu diantara agama-agama.

Corak Jurnalisme Republika dilandasi keinginan untuk menyajikan informasi

yang selengkapnya bagi para pembacanya. Republika berupaya mengembangkan

corak jurnalisme yang “enak dibaca” (readable). Bahasa dan gaya penuturannya

diupayakan popular, renyah dan tidak kaku tanpa mengabaikan kaidah bahasa.

Sejak terbit sejak 4 januari 1993, penjualan oplahnya terus meningkat. Hanya

dalam sepuluh hari sejak terbit, oplah koran ini sudah mencapai 100.000

eksemplar. Ini berarti peningkatan 2,5 kali lipat dari rencana awal terbit dengan

oplah rata-rata 40.000 eksemplar perhari pada semester pertama tahun 1993.

Hingga akhir semester kedua, pada Desember 1993, oplah Republika sudah

mencapai 130.000 eksemplar perhari.

Page 37: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

27

Rubrik Kick Off adalah sebuah rubrik olahraga yang dibuat pertama kali pada

tahun 2010. Rubrik ini merupakan subrubrik dari rubrik Rekor yang tentunya

bersifat olahraga. Sejarah dari rubrik Rekor pertama kali dimulai tahun 1995,

kemudian dalam perkembangannya rubrik Rekor ini begitu pesat mengalami

kepopuleran sehingga dibuatlah tabloid yang berisi 16 halaman dan dibagikan

secara gratis setiap sabtu dan minggu. Kemudian pada tahun 2005 Rekor menjadi

majalah yang berisi 32 halaman namun Rekor bukan lagi milik Republika

melainkan Mahaka Group (Holding Republika). Pada tahun 2011 Republika

mencoba mengembalikan Rekor. Dan baru muncul rubrik Kick Off yang menjadi

bagian dari rubrik Kick Off. Rubrik Kick Off sendiri merupakan rubrik olahraga

yang mengulas perihal olahraga „santai‟ namun beritanya sedang populer.

Sedangkan Rekor merupakan rubrik yang mencakup keseluruhan berita dari dunia

olahraga.

c. Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)

Di Malang pada tanggal 6 Desember 1990 diselenggarakan Simposium

Nasional Cendikiawan Muslim dengan tema, “Membangun Masyarakat Indonesia

Abad 21”. Dari simposium tersebut dilahirkanlah sebuah organisasi bernama,

Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia pada 7 Desember 1990. Dan tak lama

kemudian, diputuskan tampuk Ketua Umum dipegang oleh Menristek B.J.

Habibie.

ICMI didirikan sebagai wadah bagi kalangan Islam untuk bergerak

memajukan masyarakat. Seperti umumnya orang-orang Indonesia kebanyakan

lainnya, mereka merupakan kaum terpelajar menurut keahlian masing-masing dari

Page 38: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

28

berbagai ragam ilmu. Tugas cendikiawan terhadap bangsa sangat besar, terutama

untuk membangun Indonesia untuk masa depan dengan menyumbangkan kreasi

dan ide-ide yang brilian.4

Salah satu langkah ICMI adalah mendirikan sebuah Yayasan Abdi Bangsa

pada 7 Agustus 1992 dan tak lama kemudian mendirikan sebuah Harian bernafas

Islam, Republika.

d. Mahaka Media

PT. Mahaka Media Tbk adalah sebuah grup media yang berdiri sejak tahun

1992 dan salah satu pendirinya adalah seorang pengusaha muda bernama Erick

Thohir yang juga pemilik klub sepak bola asal Italia, Inter Milan. Di bidang media

cetak, Mahaka Media memiliki majalah Golf Digest Indonesia, Majalah Parents

Indonesia, dan Republika. Di media elektronik, Mahaka Media memiliki Radio

Jak FM, Radio Delta FM, Gen FM, FeMale Radio, dan Prambors serta stasiun

televisi Jak tv dan Alif tv.5

Mahaka Media membeli Republika pada tahun 2001 saat diambang

kebangkrutan. Setelah berada di bawah kendali Mahaka, Republika mulai bangkit

dari keterpurukan. Media menurut Erick Thohir adalah sebuah bisnis, dan bisnis

baginya harus menghasilkan keuntungan meski ada kalanya ancaman kerugian

selalu membayangi, namun hal itu bukan masalah karena di situlah tantangan bagi

seorang pembisnis. Namun meski begitu, Erick Thohir berusaha tidak

4 Muhammad Abrar, ICMI dan Harapan Umat, (Jakarta: YPI Ruhama, 1991), h. 5-7.

5 Tulisan ini diakses melalui website: //Wikipedia.com dengan judul tulisan: Mahaka

Media. Tulisan ini diakses pada 4 Mei 2014.

Page 39: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

29

mengenyampingkan idealisme Republika dan kaidah-kaidah jurnalistik yang

berlaku.6

B. Biografi Endro Yuwanto Penulis Berita “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off

Edisi 29 September 2012

Endro Yuwanto. Menulis, menulis, dan terus menulis, menjadi kesibukan

sehari-hari alumnus Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini.

Wajar bila ia kerap menghasilkan cerpen, puisi, ficer, dan juga buku.

Selain menulis, ia masih disibukkan dengan tugas sehari-hari sebagai jurnalis di

salah satu koran nasional terbesar di Indonesia, Harian Umum Republika sejak

2001 silam. Sebelum bergabung di Republika, selama 2000 hingga 2001, pria

yang gemar menyantap tempe ini bergabung di Tabloid Peluang (alm).

Endro juga kerap menjadi editor beragam buku yang di antaranya menjadi

best-seller di Indonesia, misalnya 'Bait-Bait Cinta' dan „Ketika Rembulan

Tenggelam di Wajah-Mu‟ (Penerbit Grafindo). Penghargaan jurnalistik berkat

tulisan-tulisannya di Republika juga kerap disandangnya.

Buku „Bolehkah Aku Mati di Sini?‟ Bisa dibilang sebagai buku fiksinya yang

pertama. Namun, sebelumnya cerpen-cerpennya juga sempat tergabung dalam

buku antologi cerpen „Jika Cinta‟ (Senayan Abadi Publishing, 2004), dan „Tarian

dari Langit‟ ( Penerbit Republika, 2007).

Adapun buku-buku non-fiksi yang telah diterbitkannya, antara lain

„Melampaui Batas Spiritualitas: Pengalaman Rohani 18 Atlet Muslim Dunia

(Penerbit Teras, 2004), „Rooney: Si „Setan‟ dari Setan Merah‟ (Penerbit Vision03,

6 Ibid.

Page 40: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

30

2008), Cry With Rasulullah (Penerbit Dekadeku Pustaka, 2009), dan Rahasia

Sukses Valentino Rossi (Grafindo, 2010).

C. Profil FC Barcelona

FC Barcelona didirikan pada 1899 oleh 12 pemain sepak bola berasal dari

Swiss, Inggris, dan Spanyol dibawah pimpinan Joan Gasper. Dia membentuk klub

sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan (satu suku

bangsa di Spanyol). Seiring waktu, Barcelona menjadi klub yang cukup gemilang

dan menjadi klub yang disegani.

FC Barcelona memiliki motto "Barca bukan hanya sekadar klub" (El Barca, es

mes que un club) serta memiliki himne yang berjudul "El Cant del Barca" yang

diciptakan oleh Jaume Picas dan Josep Maria Espinas. Tidak seperti klub sepak

bola pada umumnya, FC Barcelona benar-benar milik dan dioperasikan oleh para

suporternya. Stadion utamanya berada di Camp Nou, Barcelona.

Klub ini masuk menjadi peserta Primera Division (Divisi Utama) sejak tahun

1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak

pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub

yang menjuarai liga Spanyol pertama kali. Dengan persembahan 20 gelar Liga

Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 7 gelar Piala Super Spanyol, 3 gelar Liga

Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 2 gelar Piala Super Eropa, Barcelona

menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia.

Bersama dengan rivalnya Real Madrid, keduanya adalah dua klub sepak bola

Spanyol yang paling terkenal di dunia. Fans Barca juga sering dipanggil cules.

Barca dikenal selalu menolak memasang logo sponsor pada seragam sepak

bolanya karena Barca dianggap sebagai simbol Katalonia, dan segala macam

Page 41: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

31

tawaran sponsor yang “bersifat mengganggu” akan ditolak. Meskipun begitu, tim

bola basket Barca diizinkan memasang logo sponsor pada seragamnya. Dan pada

musim 2013 pihak manajemen Barcelona memasang iklan komersial di jersey

depan, Qatar Airways.

Pada 7 September 2006, klub mengumumkan kesepakatan 5 tahun dengan

UNICEF yang mengizinkan logo UNICEF untuk ditempatkan di kaos. Barcelona

kemudian akan menyumbangkan 0,7% dari total pendapatan per tahun kepada

UNICEF selama lima tahun.

Barcelona merupakan satu-satunya klub di Eropa yang presidennya dipilih

oleh pemegang tiket musiman (pendukung paling murni), bukan pula oleh dewan

direktur dan bukan pemegang modal. Calon Presiden klub berdebat di televisi,

berkampanye mengajukan program layaknya pemilihan Presiden sebuah negara.

Manuel Vazquez Montalban, seorang penulis terkenal dari Spanyol menyebutkan,

Barcelona sebagai senjata pamungkas bagi sebuah bangsa tanpa negara.

Karena misi yang dianggap suci oleh orang Katalonia itulah, Barcelona selalu

menjaga kemurnian tujuan klub. Mereka tidak mau disamakan dengan klub lain,

dan tidak mau tunduk dengan nilai-nilai komersial. Karena itulah sampai sekarang

Barcelona merupakan satu-satunya klub yang tidak mengijinkan kostumnya

(ketika itu) dipasangi iklan.

Klub ini dijuluki „Barca‟ dan „Los Azulgranas‟ karena berkostum warna biru

dan merah tua, yang konon warna biru merah secara sengaja diambil dari bendera

Prancis sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol di Madrid dan

warna biru merah ini juga menjadi bendera kaum Katalan.

Page 42: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

32

Klub ini pernah dihuni pemain-pemain kelas dunia seperti: Johan Cruyff,

Maradona, Ronald Koeman, Gary Lineker, Rivaldo, Luis Figo, Ronaldo, serta

sang mega bintang saat ini ''si bocah ajaib'' Lionel Messi yang lahir dari akademi

La Masia milik Barcelona sendiri.

Barcelona membukukan laba bersih sebesar 11,1 juta euro untuk musim

2009/2010 pada „rekor‟ pendapatan sebesar 445,5 juta euro.

Keuntungan meningkat dari sekitar sembilan juta euro tahun lalu dan 10,1 juta

euro untuk musim 2007/08 dan menandai ketujuh tahun berturut-turut klub sepak

bola ini berada di posisi hitam.

Bendahara klub, Xavier Sala i Martin, mengklaim pendapatan 445,5 juta euro

(US$557,5 juta) adalah sebuah rekor untuk klub sepak bola.

Dia mengatakan angka tersebut bahkan lebih mengesankan dengan konteks

krisis ekonomi global yang sedang dialami.

Klub mengatakan penjualan hak televisi memberikan jumlah penghasilan

terbesar, 38%, sedangkan pemasaran mencakup 27%, penerimaan pintu masuk

(penjualan tiket) 26% dan penjualan pemain hanya 9%.

Pada Mei 2010, mereka membeli striker nasional Spanyol David Villa senilai

40 juta euro dari Valencia yang kekurangan uang.

Klub Catalan akan memiliki ketua baru, Sandro Rosell, yang terpilih pada 13

Juni 2010 untuk menggantikan Joan Laporta, yang telah menjabat sejak 2003.

Page 43: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

33

Di bawah bimbingan Laporta, Barcelona memenangkan Liga Champions dua

kali pada 2006 dan 2009, dan liga Spanyol empat kali pada 2005, 2006, 2009 dan

2010, sehingga merupakan periode paling sukses dalam sejarah klub.7

D. Profil Real Madrid FC

Sebelum 1897, penduduk Madrid tak mengenal sepak bola. Olahraga ini

diperkenalkan sejumlah profesor dan pelajar Institucion Libre de Ensenanza, yang

mendirikan Football Club Sky tahun 1897. Klub terpecah menjadi dua di tahun

1900,yaitu New Foot-Ball de Madrid dan Club Espanol de Madrid. Dua tahun

kemudian Club Espanol de Madrid terpecah lagi, dan menghasikan pembentukan

Madrid Football Club pada 6 Maret 1902.

Setelah tiga tahun berdiri, Madrid FC memenangkan gelar pertamanya dengan

mengalahkan Athletic Bilbao di final Piala Spanyol. Klub ini pula yang menjadi

pendiri Asosiasi Sepakbola Spanyol pada 4 Januari 1909. Saat itu klub dipimpin

Adolfo Meléndez.

Tahun 1920, nama klub akhirnya berubah menjadi Real Madrid oleh Raja

Alfonso, yang memberi nama Real, atau Royal, kepada klub itu. Sembilan tahun

kemudian liga sepakbola Spanyol pertama didirikan. Si Putih meraih gelar

Primera Liga Spanyol pertama tahun 1931, tahun berikut meraihnya lagi, dan

menjadi klub pertama yang dua kali berturutan meraih gelar liga. Tahun 1945

Santiago Bernabeu Yeste menjadi presiden. Di masa kepemimpinannya, Stadion

Santiago Bernabeu dan Ciudad Deportiva dibangun kembali, setelah rusak pada

7 Tulisan ini diakses melalui blog: soccerklopedi.blogspot.com/2012/12/sejarah-

berdirinya-real-madrid-fc.html, nama penulis: Herdiansyah Hamzah, dengan judul: Sejarah Real

Madrid FC. Diakses tanggal 12 Agustus 2013 pukul 13.20 WIB.

Page 44: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

34

perang sipil. Tahun 1953, Bernabeu memperkenalkan strategi memboyong

pemain berkelas dunia dari luar negeri.

Salah satunya, dan yang paling terkenal, adalah Alfredo di Stefano. Jadilan

Real Madrid klub multinasional pertama di dunia. Tahun 1955, Bernabeu bertemu

Bedrignan dan Gusztav Sebes, dan kemudian membentuk turnamen yang kini

bernama Liga Champions. Madrid mendominasi Piala Champions (nama sebelum

liga champions) dengan meraih trofi itu tahun 1956 sampai 1960, dan berhak atas

trofi original dan hak mengenakan simbol UEFA sebagai penghargaan. Tahun

1966, Madrid memenangkan Piala Champions kali keenam dengan mengalahkan

FK Partizan 2-1 di final.

Real Madrid bisa dibilang merupakan tim yang paling sukses di dunia.

Bagaimana tidak, berbagai gelar dan raihan jumlah gelar yang diperolehnya

mungkin lebih banyak dibandingkan dengan tim-tim lainnya di dunia. Hal tersebut

menjadi dasar FIFA menempatkan Real Madrid sebagai klub paling sukses

sepanjang abad ke-20 dengan raihan 32 gelar Primera Liga Spanyol, 16 Piala

Spanyol, 9 gelar Piala dan Liga Champions, dan 2 trofi Piala UEFA. Madrid

merupakan founding member FIFA, pendiri G-14 (organisasi klub-klub

terkemuka Eropa yang kini tukar nama menjadi Asosiasi Klub Eropa).

Selain sarat akan sejarah, Real Madrid juga terkenal karena kemegahannya

dan dihuni oleh pemain-pemain papan atas dunia. History itulah yang benar-benar

telah melekat dan menjadikan Real Madrid sebagai klub yang paling glamour di

jagad raya ini.

Real Madrid dikenal dengan dua nama sebutan, yakni Los Merengues dan Los

Blancos. Namun kedua julukan itu sempat hilang, ketika di tahun 1980-an

Page 45: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

35

wartawan Julio Cesar Iglesias mempopulerkan nama La Quinta del Buitre.

Namun, di masa kepemimpinan Florentinao Perez (2000-2006), Real Madrid

dikenal dengan nama Los Galacticos. La Quinta del Buitre, julukan ini lenyap

bersamaan dengan perginya Butragueno, Michel, dan Martin Vasaquez pada era

90an. Julukan Los Galacticos mengacu pada pemain-pemain bintang yang

diboyong selama rezim Florentino Perez, seperti Luis Figo, Roberto Carlos,

Zinedine Zidane, Ronaldo, David Beckham, serta satu bintang lokal Raul

Gonzales, dan mega bintangnya Cristiano Ronaldo yang dibeli dari Manchester

United dengan bandrol pemain termahal dunia.8

E. Rivalitas Real Madrid dan Barcelona

El Clasico atau perseteruan klasik antara Real Madrid dan Barcelona sering

menjadi perbincangan sebelum dan sesudah pertemuan kedua klub Spanyol

tersebut dalam lapangan hijau. Banyak cerita yang tersemat dari nama El Clasico

tersebut. Rivalitas bermula ketika Madrid dan Barcelona dianggap sebagai dua

kota terbesar di negeri Matador Spanyol. Selain itu gengsi dan perbedaan ideologi

politik menjadi persaingan Los Blancos (julukan Real Madrid) dan Blaugrana

(julukan Barcelona).

Permusuhan antara Real Madrid dan Barcelona bermula pada masa Franco

(seorang Jendral di Spanyol) pada tahun 1930. Barcelona adalah sebuah ibukota

dari provinsi Catalonia yang sebagian besar sukunya adalah bangsa Catalan dan

Basque. Sejak dulu, orang-orang Catalonia ini menganggap diri mereka bukan

bagian dari Spanyol kemudian Franco melarang penggunaan bendera (berwarna

8 Ibid.

Page 46: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

36

merah dan kuning) dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi

satu-satunya tempat di mana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan

berbicara dalam bahasa mereka (Catalan). Warna biru dan merah marun

Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning

(bendera Catalan).

Franco kemudian bertindak lebih jauh, pada tahun 1936 presiden Barcelona

dibunuh oleh pihak militer dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social

Club pada tahun 1938. Di lapangan sepak bola, titik nadir permusuhan ini terjadi

pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona “diinstrusikan” (di bawah

ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid dengan skor mencolok 11-1.

Namun, karena Barcelona sengaja memasukkan satu skor tersebut membuat

Franco marah. Kipper Barcelona yang bertanding ketika itu dijatuhi tuduhan

pengaturan pertandingan dan dilarang bermain sepak bola seumur hidupnya.

Sejak saat itu Barcelona menjadi klub yang “anti-Franco” dan menjadi symbol

perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum terhadap Spanyol.

Sementara klub “kesayangan” Franco adalah Real Madrid yang bermarkas di

ibukota Spanyol. FC Real Madrid menjadi simbol perlawanan terhadap

masyarakat Catalonia dan FC Barcelona.

Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda Johan Cruyff bergabung dari Ajax

Amsterdam ke Barcelona. Seiring berjalannya waktu, Cruyff mampu membawa

Barcelona menyaingi Real Madrid dan bahkan mengalahkan Real Madrid di

kandangnya sendiri (Santiago Bernabeu) dengan skor mencolok 5-0 dan di tahun

itu Cruyff dinobatkan sebagai pesepak bola terbaik Eropa. Jauh sebelum

Page 47: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

37

kehadiran Cruyff di Barcelona, perseteruan terjadi karena kiper terbaik Barcelona

saat itu Ricardo Zamora menapaki jalan transfer pemain yang paling berbahaya di

Spanyol: pindah dari Barcelona ke Real Madrid. Di tahun-tahun berikutnya

perseteruan itu tetap ada meski tak sesengit tahun-tahun sebelumnya, perseteruan

Real Madrid dan Barcelona lebih bersifat sportif pada era sekarang. Bahkan nama

Ricardo Zamora telah diabadikan menjadi nama sebuah trofi untuk kiper terbaik

setiap tahunnya yang dikenal dengan nama trofi Zamora. Begitulah pertandingan

Real Madrid dan Barcelona di lapangan hijau disebut dengan sebutan el clasico

yang sarat akan sejarah politik, suku, dan loyalitas pemain.9

9 Tulisan ini diakses melalui situs: http://www.goal.com/id-

ID/teams/spain/125/barcelona/info nama penulis: Ahmad Farouk, dengan judul: Sejarah

Berdirinya Klub Barcelona. Tulisan ini diakses pada tanggal 12 Agustus 2013 pukul 14.00 WIB.

Page 48: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

38

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Republika merupakan media cetak yang terkenal dengan ciri khas pemberitaan

secara Islamis. Ini dibuktikan dengan adanya rubrik-rubrik tentang dunia

keislaman yang dimuat sesuai jadwalnya (harian atau mingguan). Di samping itu,

Republika juga memuat berita tentang olahraga yang melingkupi dunia sepak

bola, voli, bulu tangkis, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini penulis akan mengupas tentang keterkaitan Republika

mengangkat isu sepak bola dengan sentimen agama, di mana Republika mengait-

ngaitkan isu di luar lapangan hijau (pertandingan) dengan agama dan juga tentang

fakta adanya realitas sosial yang dikonstruksi oleh media (dalam hal ini

Republika).

Para pelaku media membentuk dan menentukan isu tentang sepak bola yang

akan diangkat oleh Republika menjadi topik penting yang akan penulis kupas di

sini. Latar belakang pelaku media, dalam hal ini adalah penulis berita dengan

judul “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” Endro Yuwanto juga

memengaruhi tulisannya tersebut. Untuk itu, penulis melihat adanya keterkaitan

latar belakang serta pengetahuan pelaku media di Republika (Endro Yuwanto) dan

institusinya (Republika) dengan menggunakan pendekatan analisis framing model

Murray Edelman.

A. Framing Kategorisasi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off

edisi 29 September 2012

Page 49: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

39

Dalam tulisan tersebut ditemukan beberapa fakta konkret adanya pemikiran

bahwa Palestina adalah negara “terjajah” oleh Israel. Pemikiran yang terdapat

dalam tulisan itulah yang dijadikan bingkai isu dalam tulisan tersebut.

Seperti dalam sebuah kalimat disebutkan:

“Setidaknya, 10 ribu anak atau siswa akan dididik untuk mempromosikan nilai-

nilai pengajaran, kerja tim, kesamaan gender, dan kepemimpinan di wilayah yang

menjadi sasaran agresi militer Zionis Israel itu”

Di dalam kalimat itu disebutkan kata Zionis yang secara pengertiannya adalah

sebuah gerakan politik Yahudi sekuler yang menginginkan berdirinya negara

Yahudi di atas bukit Zion di Palestina. Dalam tulisan tersebut terlihat bahwa

Republika ingin menyebutkan sebuah nama negara, yakni Israel. Namun pada

kenyataannya Republika justru menyebutkan kata Zionis di depan kata Israel. Ini

terlihat sebuah bentuk kategorisasi yang bisa jadi menyimpulkan pembaca

bahwasannya Zionis berkonotasi pada pengertian „penjajah, kejam, dan tidak

berperikemanusiaan‟ karena faktor pembertitaan-pemberitaan media dalam dan

luar negeri selama ini yang mungkin membentuk opini khalayak. Mengapa tidak

dikatakan di situ hanya dengan menyebutkan nama negara saja tanpa ada embel-

embel yang notabene mengacu pada sebuah kategorisasi atau pelebelan. Ini

sebuah indikasi yang mengacu pada sebuah makna: Penjajah itu Zionis-Zionis itu

Israel-Israel itu Zionis. Maka Republika menyebutkan dengan menggabungkannya

menjadi Zionis Israel pada pemberitaan tersebut.

Kemudian pada kalimat di wilayah yang menjadi sasaran agresi militer,

terdapat sebuah penyampaian pesan secara halus bahwasanya sebuah negara

(dalam hal ini Palestina) sedang diserang dalam sebuah perang yang tak

Page 50: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

40

berimbang. Ini dikarenakan kalimat menjadi sasaran seolah menggiring sebuah

kesimpulan tak ada negara lain yang selemah Palestina. Kita tahu bahwa kata

sasaran sering diartikan sebagai sebuah bidikan. Sementara bidikan biasanya

selalu diperhatikan sepak terjang dan kelemahannya agar si pembidik dapat

membidiknya dengan baik. Dengan itulah mengapa sebuah bidikan atau incaran

tidak melakukan perlawanan atau bisa jadi melakukan perlawanan tapi tidak bisa

menandingi pembidik karena sepak terjang dan kelemahannya telah diketahui

lebih dulu oleh si pembidik. Dengan kata lain, Republika memilih kalimat tersebut

untuk menyampaikan sebuah pesan yang mengacu pada kata, jajahan. Karena kita

ketahui bahwa sebuah jajahan tak bisa melakukan perlawanan yang berarti

terhadap penjajahnya untuk itulah sebuah jajahan diartikan lemah dan tak berdaya.

Jadi kurang lebih bisa diartikan bahwa Republika mencoba mengatakan, Palestina

adalah negara jajahan Israel.

Penulis juga menemukan bukti yang penulis ambil saat wawancara terhadap

wartawan Republika Endro Yuwanto. Saat penulis menanyakan bagaimana

keharmonisan Palestina dan Israel dalam kacamata hukum Islam, maka ia (Endro

Yuwanto) mengatakan bahwa Israel „menjajah Palestina‟,

itu dilihat bukan hanya dalam hukum Islam namun dalam aspek kemanusiaan

jelas bahwa Israel melanggar hak asasi manusia.

Tabel 3

Analisis Pola Kategorisasi

Konsep Kategorisasi

Frame Setidaknya 10 ribu anak atau siswa akan dididik untuk

Page 51: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

41

mempromosikan nilai-nilai pengajaran, kerja tim,

kesamaan gender, dan kepemimpinan yang menjadi

sasaran agresi militer Zionis Israel itu.

Pihak Kita/Khalayak Zionis Israel

Pihak Mereka/Media Penjajah Palestina

Kategorisasi juga terlihat pada kalimat:

“Berbeda dengan Madrid yang terus mendukung Palestina, seteru Madrid di

Spanyol Barcelona justru berlaku sebaliknya”

Kategorisasi dalam kalimat Berbeda dengan Madrid yang terus mendukung

Palestina: ada penggiringan opini yang jelas terlihat dalam kalimat ini. Republika

seolah sudah menempatkan Palestina sebagai negara jajahan Israel, maka sudah

sepatutnya sebuah dukungan harus dilakukan untuk membantu Palestina.

Pengakategorisasian terlihat dari kata mendukung Palestina. Dukungan berarti

sebuah sikap pada pilihan. Meski sikap yang diambil Madrid adalah sebuah

bantuan kemanusiaan yang bersifat olahraga dan bukan militer, maka Republika

sudah mengkategorikan bahwa Madrid mendukung Palestina dan menolak

penjajahan yang dilakukan Israel dengan agresi militernya.

Tabel 4

Analisis Pola Kategorisasi

Konsep Kategorisasi

Frame Berbeda dengan Madrid yang mendukung Palestina,

seteru Madrid di Spanyol Barcelona justru berlaku

Page 52: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

42

sebaliknya.

Pihak Kita/Khalayak Mendukung Palestina

Pihak Mereka/Media Menolak penjajahan

Kategorisasi juga terjadi pada kalimat:

“Presiden Real Madrid Florentino Perez mengatakan, kerja sama dengan

membantu warga di tanah Palestina adalah sebuah pintu untuk masa depan”

Dalam kalimat sebuah pintu untuk masa depan, terdapat sebuah kategorisasi

yang banyak menyiratkan makna tersembunyi. Seperti kita ketahui bahwa bahasa

yang digunakan media dalam mengkonstruksi realitas dalam pemberitaan bisa jadi

bias. Kita tahu kata „pintu‟ biasa diartikan sebagai sebuah benda yang berfungsi

untuk jalan masuk dan keluar dari sebuah ruangan, namun dalam hal ini Republika

juga menempatkan kata tersebut bukan diartikan sebagai sebuah jalur masuk dan

keluar ruangan seperti halnya fungsi sebuah pintu.

Republika dan pelaku medianya berusaha menyampaikan bahwasanya kerja

sama dan bantuan kemanusiaan yang dilakukan manajemen Real Madrid FC

kepada Palestina merupakan babak baru yang harus dilihat sebagai sebuah

kepentingan sepihak.

Bisa jadi kepentingan itu merupakan kepentingan politik pemerintah kota

Madrid yang notabene bersinergi penuh dengan Real Madrid FC. Kemungkinan

kepentingan politik itu bisa saja terjadi demi menaikkan pamor pemerintah kota

Madrid agar terlihat menjunjung kepentingan sosial dan umat beragama di mata

dunia. Di samping kepentingan politik, Republika juga seolah ingin

menyampaikan bahwa Real Madrid mempunyai kepentingan mengangkat pamor

Page 53: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

43

klub atau liga Spanyol di mata dunia. Kita ketahui bahwa Real Madrid dan

Barcelona memiliki rivalitas yang cukup besar dari tahun 1930-an. Faktornya

beragam, mulai dari loyalitas pemain antara kedua klub tersebut sampai pada

faktor politik. Barcelona juga bisa dikatakan pada tahun 1930-an tersebut sebagai

sebuah klub yang „terjajah‟ oleh Real Madrid secara aspek kemanusiaan. Lalu

mengapa justru sekarang berlaku sebaliknya? Real Madrid menyatakan dukungan

kepada Palestina yang notabene sebagai negara „jajahan‟ Israel?

Dari penjelesan tersebut, mulai tersirat makna dari kata „pintu‟ yang

digunakan Republika dalam pemberitaannya. Republika berusaha menyampaikan

pesan dalam pemberitaan agar bantuan dari Real Madrid FC kepada Palestina

jangan hanya diartikan sebuah bantuan murni yang tanpa sebuah kepentingan.

„Pintu‟ yang „dimasuki‟ Real Madrid FC untuk menemui atau membantu Palestina

mungkin hanya digunakan sesaat, karena „pintu‟ tersebut bisa juga digunakan

Real Madrid untuk „keluar‟ dari Palestina. Tentunya setelah kepentingan tersebut

telah didapat.

Penulis juga mendapatkan fakta konstruksi realitas dalam suatu pemberitaan

yang dilakukan media dan pelakunya. Dalam wawancara terhadap wartawan

Republika yang penulis lakukan. Wartawan yang penulis wawancarai berusaha

memasukkan ide dan gagasannya dalam berita yang ia tulis tersebut. Ia memiliki

pandangan bahwa sebuah konspirasi telah terjadi dalam bantuan yang dilakukan

Real Madrid FC kepada Palestina. Mungkin bisa jadi kepentingan media Spanyol

demi menaikkan pamor La Liga di mata dunia, mungkin bisa juga kepentingan

politik pemerintah kota Madrid agar terlihat menjunjung kemanusiaan dan

toleransi umat beragama.

Page 54: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

44

Kategorisasi kalimat tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5

Analisis Pola Kategorisasi

Konsep Kategorisasi

Frame Presiden Real Madrid Florentino Perez mengatakan,

kerja sama dengan membantu warga di Palestina

adalah sebuah pintu untuk masa depan.

Pihak Kita/Khalayak Sebuah pintu untuk masa depan

Pihak Mereka/Media Bantuan masuk lalu keluar dari Palestina

Kategorisasi berikutnya juga terlihat dalam kalimat berikut:

“La Blaugrana dilaporkan mengundang mantan tentara Israel Gilad Shalit untuk

menonton El Clasico Barca kontra Madrid di Nou Camp pada Ahad (7/10) waktu

setempat”

Dalam kata mengundang terdapat sebuah kategorisasi, berikut ini

penjelasannya: secara arti, kata mengundang berarti sebuah permohonan kepada

seseorang untuk datang atau menghadiri sebuah acara pada jadwal dan waktu

yang telah ditentukan oleh pemohon. Namun „mengundang‟ bukan hanya

diartikan sebagai sebuah undangan yang bersifat personal. Jika ada sebuah konser

musik Jazz dalam sebuah event maka para promotor dalam event tersebut akan

mempromosikan dan menyosialisasikan agar event tersebut didatangi penonton

yang membeli tiket, atribut musik, atau pernak-pernik yang berbau Jazz. Kegiatan

promosi dan sosialisasi tersebut juga dikategorikan sebagai kata mengundang.

Namun jika menggunakan kata „mengundang‟ saja maka akan berkonotasi lain,

Page 55: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

45

seolah ada penekanan khusus yang mengesankan arti menjadi „undangan

personal‟.

Republika menggunakan kata mengundang seolah menyiratkan pesan bahwa

undangan yang dilakukan oleh Barcelona atau La Blaugrana (julukan Barcelona)

adalah bersifat personal. Padahal di dalam paragraf akhir dalam berita tersebut

ditulis:

“Wakil presiden Barcelona Carles Villarubi membantah bahwa kopal Angkatan

Bersenjata Israel (IDF) itu diundang secara resmi”

Ini jelas terjadi kategorisasi dalam paragaraf pertama yang menyatakan kata

mengundang yang bisa jadi menggiring khalayak tentang adanya undangan secara

khusus dan personal terhadap kopral Angkatan Bersenjata Israel Gilad Shalit.

Padahal di paragraf akhir dijelaskan bahwa Shalit tak diundang secara resmi.

Mengapa tidak ditulis saja kata mengundang secara resmi pada paragraf pertama

agar terjadi singkronisasi makna dengan paragraf sesudahnya. Ini menunjukkan

Republika mencoba menangkap pengambilan momen pertama yang boleh jadi

membawa khalayak pada sebuah kesimpulan tentang „diundangnya Shalit oleh

pihak Barcelona secara pribadi‟.

B. Kesalahan Rubrikasi dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off

Edisi 29 September 2012

Seperti yang telah penulis jabarkan tentang profil dari rubrik Kick Off di bab

2, rubrik Kick Off merupakan bagian dari rubrik sepak bola di dalam rubrik

Rekor. Semua berita yang bersifat olahraga termasuk sepak bola ada di dalamnya.

Page 56: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

46

Untuk itu, dari hasil penelitian yang penulis lakukan, setidaknya ada indikasi yang

menunjukkan sebuah kesalahan rubrikasi.

Kesalahan rubrikasi terlihat pada kalimat berikut:

“Shalit sempat diculik oleh pasukan bersenjata Hamas pada Juni 2006. Ia ditahan

selama lima tahun sebelum dibebaskan sebagai opsi pertukaran tahanan yang

melibatkan pejuang Palestina pada Oktober 2011”

Dalam kalimat tersebut terang sekali terdapat sebuah wacana politik dan

agama. Kita ketahui bahwa di dalam olahraga khususnya sepak bola dikenal

dengan sebuah permainan yang sportif atau fair play. Segala isu mengenai suku,

agama, ras, dan antargolongan (SARA) tidak dibenarkan di dalam dunia sepak

bola, baik di dalam maupun di luar lapangan hijau apalagi sebuah kepentingan

politik.

Di dalam kalimat tadi, kata yang mengacu pada wacana politik yaitu: diculik,

pasukan bersenjata, Hamas (sebuah partai pejuang Palestina), ditahan, dibebaskan,

dan tahanan. Kata-kata tadi mengacu pada sebuah wacana politik karena sering

didengar dalam sebuah pemberitaan politik.

Sementara itu, kata selanjutnya yang mengacu pada wacana agama adalah kata

pejuang. Karena dalam hal ini Republika memposisikan Palestina sebagai negara

„terjajah‟ yang berusaha mempertahankan tanah mereka dan hak-hak hidup serta

kebebasan beragama. Maka kata pejuang yang digunakan Republika mengacu

pada sebuah pengorbanan agamis dan nasionalis yang dilakukan oleh Palestina.

Kita tahu bahwa Palestina sering mengklaim seseorang yang membela agama dan

negaranya dengan istilah, pejuang. Republika membingkai kalimat tadi sebagai

sebuah berita olahraga yakni di dalam rubrik Kick Off. Inilah kesalahan rubrikasi

Page 57: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

47

yang seharusnya mungkin Republika bisa meletakkan berita tersebut pada rubrik-

rubrik lain. Kesalahan rubrikasi ini akan menyebabkan khalayak merasa bahwa

berita yang diberitakan akan menjadi wajar dipahami sebagai sebuah berita

olahraga, bukan sebagai berita politik maupun agama.

Kesalahan rubrikasi juga terlihat pada kalimat berikut:

“Bagaimana bisa sebuah klub terhormat yang pada masa lalu telah membela

multikulturalisme dan humanisme mengundang pembunuh dan kriminal seperti

Shalit dan menunjukkan padanya rasa hormat?”

Sebuah kalimat tadi adalah pernyataan dari The Prisoner Club of Gaza, sebuah

klub sepak bola yang berafiliasi pada Hamas. Isu politik juga tersirat dalam

kalimat tersebut. Sebuah kepentingan-kepentingan politik berusaha diperlihatkan

dengan kata membela multikulturalisme dan humanisme. Republika seolah ingin

menyampaikan bahwa seharusnya sebuah klub sepak bola harus menjunjung

tinggi nilai multikulturalisme yang dalam kasus ini, Barcelona memiliki rekam

jejak yang baik tentang nilai multikulturalisme namun sekarang seolah sebaliknya.

Kita tahu di dalam sepak bola tak pernah terjadi bunuh-membunuh

antarpemain dan ofisial klub karena ricuh dalam pertandingan di lapangan, namun

Republika seolah ingin menunjukkan bahwasanya Barcelona seolah telah ikut

„membunuh‟ rakyat Palestina dengan mengundang Shalit yang dalam berita

tersebut juga ditulis sebagai seorang pembunuh dan kriminal. Jelas ini terdapat

unsur politik dan kemanusiaan yang seharusnya tidak diletakkan di dalam rubrik

olahraga. Karena khalayak akan menganggap bahwa hal tersebut sah saja sebagai

sebuah nilai berita olahraga.

Kesalahan rubrikasi juga terlihat pada kalimat berikut:

Page 58: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

48

“Partai politik Palestina Hamas yang memiliki wewenang mengatur jalur Gaza

merilis sebuah pernyataan untuk mendorong warga Gaza memboikot Barcelona.‟

Pernyataan tersebut dikutip dari AS.com oleh Republika. Di dalam kalimat

tersebut terjadi sebuah kesalahan dalam meletakkan isu di dalam sebuah rubrik.

Wacana politik yang dimainkan oleh media Spanyol (AS.com) yang dalam hal ini

dikutip oleh Republika dan dimasukkan ke dalam sebuah rubrik olahraga terlihat

jelas dalam kalimat tersebut. Setidaknya ada indikasi yang menunjukkan

kesalahan rubrikasi yaitu, berusaha mengajukan pendapat dari sebuah partai

politik Palestina, melakukan sebuah propaganda politik atas nama olahraga.

Memboikot Barcelona karena sebuah tindakan yang di luar olahraga adalah

sebuah tindakan anarkis meskipun berbentuk wacana. Federasi sepak bola dunia

(Federation of International Football Association) atau FIFA, hanya akan

memberi hukuman pada pelaku sepak bola dan pemangku-pemangku kepentingan

serta pelaku dalam sebuah sepak bola jika melakukan sebuah tindakan yang

dilarang oleh aturan FIFA. Jika dilihat dalam kasus Barcelona mengundang awak

media termasuk salah satunya adalah mantan Kopral Angkatan Bersenjata Israel

Gilad Shalit dikategorikan sebagai sebuah kejahatan oleh Hamas, lalu kemudian

Hamas membuat pernyataan untuk memboikot Barcelona maka sebuah tindakan

anarkis telah dilakukan oleh Hamas berupa wacana propaganda. Karena dalam hal

tersebut FIFA tidak melarang sebuah klub mengundang awak media (apapun latar

belakang wartawannya) meliput sebuah pertandingan sepak bola.

Dalam penjelasan tersebut jelas berita itu salah jika dimasukkan ke dalam

sebuah rubrik olahraga. Pernyataan tersebut lebih mengacu pada wacana politik.

Terlebih lagi, pernyataan tersebut dikutip dari AS.com yang bermarkas di Madrid.

Page 59: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

49

Tentu dalam hal ini pemberitaan tersebut patut dicurigai mengandung nilai

subyektifitas dan bisa jadi pemberitaan tersebut adalah permainan dari media

Spanyol untuk mendukung kemajuan dan pamor La Liga Spanyol.

C. Framing Ideologi Dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” di Harian Umum Republika Pada Rubrik Kick Off Edisi

29 September 2012

Republika merupakan sebuah Harian Umum, bukan Harian Islam atau lain

sebagainya. Namun Republika sudah sangat terkenal dengan sebuah Koran yang

bernafaskan Islam, ini terbukti dari adanya rubrik-rubrik keislaman yang

diterbitkan melalui jadwal yang telah ditentukan. Ideologi Republika sendiri

terlihat pada visi dan misi yang telah penulis tuliskan pada bab 3. Ada keterkaitan

ideologi dalam membingkai berita yang dilakukan oleh Republika.

Ideologisasi Republika terlihat pada kalimat berikut:

“Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca”

Kalimat tersebut diletakkan sebagai judul dalam berita. Kebanyakan pembaca

biasanya cenderung hanya membaca judul berita karena berbagai alasan.

Pasalnya, membaca judul seakan sudah mengerti maksud yang disampaikan

dalam berita. Padahal belum tentu berlaku begitu, inilah kekuatan dari judul

berita. Dalam hal ini Republika meletakkan kalimat itu dalam judul berita yang

seolah menyimpulkan keberpihakannya kepada Palestina yang notabene negara

Islam.

Republika menyampaikan ideologinya tentang keberpihakannya yang

memiliki nilai kesamaan pandangan dengan Palestina. Nilai kesamaan dalam hal

ini adalah sebuah agama, yakni Islam. Bukan rahasia lagi jika Republika adalah

Page 60: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

50

koran yang bernafaskan Islam, ini terbukti dari rubrik-rubrik yang banyak

membahas tentang aspek hukum Islam, nilai-nilai etika menurut Islam, dan lain

sebagainnya.

Karena dalam berita ini Madrid digambarkan sebagai sebuah klub yang

membela Palestina dan Barcelona sebagai sebuah klub yang justru membela

Israel, Republika kemudian menulis judul tersebut dengan sebuah pandangan yang

bernilai subyektif. Di sinilah ideologi Republika berperan, membingkai isu

tersebut dengan porsinya. Bahkan tak tanggung-tanggung meletakkan pandangan

tersebut di dalam judul berita.

Rivalitas dua klub Spanyol ini (Real Madrid dan Barcelona) memang cukup

menyimpan magnet tersendiri. Liga Spanyol memang tidak terlalu popular

dibanding Liga Inggris, namun dua klub dari liga Spanyol itu memiliki

kemampuan yang menyaingi klub-klub papan atas di liga Inggris. Salah satu daya

tarik dari liga Spanyol adalah rivalitas dua klub yang menjadi musuh bebuyutan

dari zaman ke zaman baik di dalam maupun luar lapangan, Real Madrid dan

Barcelona.

Dalam hal ini Republika mencoba mengambil peran ideologisasinya dengan

memasukkan keberpihakannya pada Real Madrid sebagai sebuah klub yang

„membela‟ Palestina lalu menuliskan di dalam judul berita tersebut bahwa seolah

warga Gaza membenci Barcelona. Jika dirunut melalui jumlah umat muslim di

Indonesia, jelas Islam adalah agama mayoritas di Indonesia dan bahkan Indonesia

adalah negara yang penduduknya beragama Islam terbesar di dunia. Lalu fans dari

Real Madrid di Indonesia juga cukup signifikan melebihi jumlah fans Barcelona,

ini terbukti dari jumlah followers di Twitter masing-masing komunitas pecinta

Page 61: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

51

kedua klub tersebut (terdapat pada lampiran). Hal ini menjadi menarik karena

akan memacu rivalitas yang lebih sengit lagi antara dua fans klub tersebut di

Indonesia.

Rivalitas yang terjadi di antara fans dua klub itu mungkin akan saling

mengacu pada sebuah ejekan dari fans Real Madrid di Indonesia kepada fans

Barcelona Indonesia dengan dalih bahwa Barcelona adalah sebuah klub yang

tidak membela Islam, antek-antek Israel, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, segmentasi pembaca Republika kebanyakan dari

kalangan usia empat puluh tahun ke atas. Pasalnya, jika usia di atas empat puluh

tahun ini telah habis maka siapa lagi yang akan membaca Republika? Ini

menyebabkan kekhawatiran Republika untuk mendapatkan pembaca usia muda

semakin menjadi, untuk itulah berbagai inovasi dikembangkan, mulai dari

Republika Online, Twitter, dan lain sebagainya sebagai eksistensi Republika

sebagai sebuah media yang memiliki visi mencerdaskan bangsa.

Di samping berbagai inovasi tadi, Republika juga melirik adanya peluang

untuk bisa mendapatkan pembaca muda dengan cara yang cukup digemari

kalangan muda bahkan berbagai usia, yakni berita olahraga. Sebuah rubrik Rekor

hadir di Republika setiap sabtu dan minggu, di dalam rubrik Rekor terdapat

sebuah rubrik yang menjadi fokus penelitian penulis, yakni rubrik Kick Off.

Berita olahraga (dalam hal ini penulis akan lebih fokus pada sepak bola),

sejatinya sudah memiliki rangkaian berita yang mudah ditebak. Karena setiap

minggu jadwal pertandingan antara klub dalam sebuah liga sudah terjadwal

seluruhnya. Maka ini akan memudahkan media untuk menentukan kerangka dan

Page 62: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

52

topik berita. Dalam hal ini Republika sebagai media cetak ikut serta mengambil

bagian, menentukan topik dan kerangka berita dari jadwal pertandingan.

Rubrik Kick Off menyajikan berita sepak bola baik dalam negeri maupun luar

negeri. Keterkaitan segmentasi pembaca Republika yang terdiri dari golongan usia

tua menjadi salah satu faktor penting diciptakannya rubrik Kick Off agar bisa

menarik pembaca-pembaca muda. Hal ini yang membuat rubrik Kick Off terus

mencari berita yang menarik seputar olahraga terutama sepak bola. Karena jadwal

sepak bola sudah terjadwal setiap minggunya, maka memudahkan wartawan

Republika untuk menentukan berita apa yang akan terbit.

Sebelum penulis berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca”

pada rubrik Kick Off 29 Sepetember 2012 Endro Yuwanto masuk ke dalam rubrik

Rekor (di dalamnya termasuk rubrik Kick Off), pemberitaan sepak bola di

Republika sangat membosankan, hanya ada preview (prediksi pertandingan) dan

review (hasil pertandingan). Akhirnya dibuatlah berita-berita dari dunia olahraga

yang bersifat ringan namun aktual. Pernak-pernik olahraga yang di dalamnya

hadir mengenai gaya hidup, hobi, sampai keluarga dari pemain-pemain sepak bola

diberitakan.

Dari penjabaran di atas, penulis menemukan fakta tentang bagaimana

Republika menyajikan berita kepada khalayak. Di dalam fokus penelitian penulis,

kasus Republika menulis berita dengan judul “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” adalah sebuah hasil konstruksi media massa (dalam hal ini

Republika). Faktanya, Republika sadar betul bahwa umat muslim adalah

mayoritas dari penduduk Indonesia, menyukai sepak bola dan berita dari dunia

sepak bola, dan juga pendukung kedua klub (Real Madrid dan Barcelona)

Page 63: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

53

menjamur di Indonesia. Inilah yang menjadikan Republika tertarik untuk

membentuk sebuah isu mengenai dua klub tersebut.

Penyusunan kerangka berita karena jadwal pertandingan sepak bola sudah

diketahui khalayak, pengambilan isu terkait sepak bola dari dalam dan luar

lapangan, memperhitungkan jumlah fans Real Madrid dan Barcelona di Indonesia,

memerhatikan mayoritas agama yang dianut masyarakat Indonesia yakni Islam,

latar belakang penulis (wartawan), menjadikan sebuah berita yang ditulis

wartawan Endro Yuwanto tersebut sebagai sebuah hasil konstruksi media massa.

Ideologi dalam judul pemberitaan tersebut juga semakin jelas karena adanya

kesadaran palsu. Kelompok dominan menggunakannya untuk mendominasi

kelompok lain yang tidak dominan. Dalam kasus ini, Real Madrid dan Islam

adalah kelompok dominan sementara Barcelona dan Zionis bukan dari kalangan

dominan di Indonesia ini. Karena kelompok dominan lebih mendominasi maka

suatu pemberitaan tersebut akan menjadi wajar dan diterima sebagai kebenaran.

Dalam prosesnya pemberitaan tersebut akan melalui beberapa tahapan. Dan

dalam tahapan-tahapan tersebut sebuah ideologi Republika menancap kuat hingga

akhirnya berita tersebut yang telah dikonstruksi sebegitu rupa terlihat wajar dan

penuh kebenaran mutlak. Ideologi tersebut diselipkan secara halus hingga tak

nampak ke permukaan, hingga akhirnya khalayak akan merasa tak tersadarkan

dalam kesadarannya.

Ideologisasi Republika juga terlihat dalam kalimat berikut:

“Berbeda dengan Real Madrid yang terus mendukung Palestina, seteru Madrid di

Spanyol Barcelona justru berlaku sebaliknya.”

Page 64: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

54

Republika merupakan sebuah institusi media yang di dalamnya

berkecimpung orang-orang yang menggeluti rutinitasnya sebagai pekerja media.

Dengan seperangkat aturan dan norma yang berlaku di Republika, maka sedikit

banyak akan memengaruhi kinerja dari para wartawan di dalamnya. Bernafaskan

Islam, itulah kiranya ciri dari pemberitaan yang ada di Republika.

Pengalaman dan latar belakang pelaku media serta seperangkat norma dan

aturan yang terdapat di Republika akan menentukan sikap ke mana para wartawan

dan institusinya akan membawa berita tersebut. Kalimat di atas dari fokus

penelitian penulis misalnya, sebuah sikap pembelaan yang dilakukan Republika

terhadap Real Madrid ketimbang Barcelona dan pembelaan terhadap Palestina

ketimbang Israel adalah sebuah sikap yang seolah ingin ditunjukkan Republika

kepada khalayak. Bahwasannya sikap yang diambil oleh Republika dan para

pelaku medianya adalah sebuah kebenaran yang akan diartikan benar oleh

sebagian kalangan dari khalayak. Karena sesungguhnya ideologi adalah sesuatu

yang dapat diterima oleh kalangan masyarakat atau khalayak.

Page 65: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot Barca” di Harian

Republika pada rubrik Kick Off edisi 29 September 2012, menunjukkan adanya

indikasi sebuah konstruksi realitas media melalui sebuah framing kategorisasi,

kesalahan rubrikasi, dan framing ideologi media.

Dari seluruh uraian dan analisis yang terdapat dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Framing Kategorisasi dalam Pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika Edisi

29 September 2012.

Terselubungnya makna di dalam kata-kata yang ditulis dalam pemberitaan dan

pelebelan untuk beberapa kelompok melalui kata-kata yang dituliskan Republika

seperti Zionis Israel, terjajah, sasaran agresi militer, dan lain sebagainya.

Pemaknaan yang ada pada frame kategorisasi dalam pemberitaan tersebut

kebanyakan mengacu pada wacana politik, agama, dan propaganda.

2. Kesalahan Rubrikasi dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika Edisi 29

September 2012.

Kesimpulan yang didapat penulis di dalam pemberitaan tersebut adalah

mengenai kesalahan rubrikasi. Jika dilihat dari mata telanjang akan nampak jelas

Page 66: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

56

bahwa berita tersebut adalah berita olahraga karena datangnya dari dunia sepak

bola. Namun jika diperhatikan dan diteliti ternyata berita itu justru lebih banyak

mengacu pada berita politik dan agama. Karena diletakkan di dalam rubrik

olahraga, maka khalayak akan menganggapnya sebagai berita olahraga seperti

selayaknya tanpa mengetahui beberapa aspek penting yang tersirat dari frame-

frame yang terbangun dari pemberitaan tersebut.

Jika berita tersebut dimasukkan ke dalam rubrik lain selain olahraga, maka

para penikmat sepak bola yang kebanyakan dari kalangan muda memiliki

kecenderungan untuk tidak membaca berita tersebut. Namun karena berita itu

dimasukkan ke dalam rubrik olahraga, maka ada kemungkinan para penikmat

sepak bola membaca dan memahami berita tersebut sebagai sebuah berita

olahraga yang menguras simpati.

3. Framing Ideologi dalam Berita “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza Boikot

Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika Edisi 29 September

2012

Jika dilihat dari kognisi sosial, maka diketahui berita tersebut cukup

memberikan adanya kontribusi dengan mayoritas pendukung Real Madrid di

Indonesia yang cukup signifikan dibanding pendukung Barcelona di Indonesia

dan penduduk muslim yang mayoritas di Indonesia. Republika mencoba

mengangkat isu tersebut agar membuat publik memiliki rasa simpati yang lebih

dengan Palestina yang notabene sebuah negara Islam. Dan Republika juga

mencoba mengarahkan pandangan untuk masyarakat dengan mendukung Real

Page 67: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

57

Madrid yang juga telah mendukung Palestina. Ideologi Republika berperan

sebagai ideologi dominan yang mendominasi kelompok yang tidak dominan.

B. Saran

Setelah mengamati dan meneliti dengan analisa yang penulis lakukan dan juga

terdapat beberapa kesimpulan yang telah penulis sampaikan, untuk itu kiranya

patut penulis sampaikan juga beberapa saran dan masukan kepada Harian Umum

Republika.

1. Framing Kategorisasi Dalam Pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika Edisi

29 September 2012

Dalam pemberitaan tersebut terdapat makna yang dikategorisasikan oleh

Republika melalui kata-kata yang disajikan seperti Zionis Israel, terjajah, dan

sasaran. Seharusnya Republika menggunakan kata-kata yang lebih relevan dengan

memasukkan banyak kata-kata yang bersifat olahraga dan tidak terlalu

memojokkan Barcelona dan Israel agar berita menjadi seimbang sesuai fakta.

2. Kesalahan Rubrikasi Dalam Pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga

Gaza Boikot Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika Edisi

29 September 2012

Dalam hal ini penulis akan memberikan saran kepada Harian Umum

Republika dalam menentukan rubrik yang cocok untuk berita yang menjadi fokus

penelitian penulis. Dalam hal ini Republika kurang cocok meletakkan isu

Palestina dan Israel di dalam rubrik olahraga. Meskipun terlihat juga wacana-

Page 68: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

58

wacana olahraga yang dalam hal ini melibatkan kedua klub papan atas dunia, Real

Madrid dan Barcelona. Ada baiknya berita tersebut dimasukkan ke dalam rubrik

politik atau pun rubrik yang bernafaskan agama.

3. Framing Ideologi Dalam Pemberitaan “Madrid untuk Palestina, Warga Gaza

Boikot Barca” Pada Rubrik Kick Off di Harian Umum Republika Edisi 29

September 2012

Judul dalam pemberitaan tersebut kurang cocok karena seolah-olah Republika

menyudutkan Barcelona yang notabene sebagai pihak yang didominasi dan

memiliki kecenderungan untuk mendukung segala aktifitas agresi militer Israel.

Judul jangan dianggap remeh karena kecenderungan pembaca hanya membaca

judul berita sebab mengefisiensi waktu. Agar lebih berimbang, penulis ingin

memberi masukkan tentang judul yang cocok dengan pemberitaan tersebut seperti

“Madrid Membantu Palestina, Warga Gaza Mempertanyakan Barcelona”.

Page 69: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Suatu Penelitian Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta, 1922.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group,

2006.

Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.

Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2005.

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS Yogyakarta, 2011.

Hamad, Ibnu, Qadari Muhamad, dan Sudibyo Agus. Kabar-kabar Kebencian.

Jakarta: PT Sembrani Aksara Nusantara, 2001.

Hartley, John. Communication, Cultural, and Media Studies, Penerjemah: Kartika

Wijayanti. Yogyakarta: Jalasutra Anggota IKAPI, 2010.

Jhon M, Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia,1990.

Milles, Mattew B. dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif.

Jakarta:UI Press, 1992.

Iskandar, Muhaimin. Spiritualitas Sepak Bola, Yogyakarta: KLIK.R, 2006.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosda

Karya, 2005.

Riyanto, Geger, Berger, Peter L. Perspektif Metateori Pemikiran. Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia, 2009.

Sobur. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Rosda Karya, 2001.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai pustaka, 2005.

Profil Perusahaan Republika.

Nugroho, Garin. Tv Publik, Menggagas Media Demokratis di Indonesia.

Jakarta: Yayasan Sains Estetika dan Teknologi, 2002.

McNair, Brian. An Introduction to Polotical Communication. New York:

Routledge, 2004.

Nuruddin. Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses.

Yogyakarta: Litera, 2012.

Page 70: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

60

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru: Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.

Aristoteles (384-322). Politik (La Politicia. Penyunting: Nino Cicero),

Jakarta: Visimedia, 2007.

Tondowidjojo Cm, JVS. Media massa dan Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius, 1985.

Hamzah, Herdiansyah. Sejarah Real Madrid FC. Soccerklopedi.blogspot.com

Farouk, Ahmad. Sejarah Berdirinya Barcelona FC. www.goal.com

Page 71: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

Profile summary

Peña RM de Indonesia

@Madrid_Indo

The Official Twitter of Peña Real Madrid de Indonesia | E-mail: [email protected]

| HALA MADRID!

Pintu Kuning GBK, Jakarta · madrid-indo.com

108,661 Tweets

493 Following

141,723 Followers

Followed by FCB Indonesia.

Page 72: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

Profile summary

FCB Indonesia

@FCB_Indonesia

Fans Club Barcelona Indonesia. Sekretariat: Semanggi Futsal Expo, kawasan SCBD, Jakarta

Selatan. SMS Centre: 087880106161. Call Centre: 082327950255

Indonesia · fcbindonesia.com

61,303 Tweets

329 Following

93,569 Followers

Followed by Peña RM de Indonesia.

Page 73: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

LAMPIRAN

Wawancara Penelitian

Pewawancara: Imas Damayanti (Mahasiswa UIN Jakarta)

Narasumber: Endro Yuwanto (Redaktur Republika)

Pelaksanaan Wawancara: Hari: Jumat, 7 Juni 2013

Pukul: 14.00-16.00 WIB

Tempat: Lobi Kantor Republika

1. Bagaimana segmentasi pembaca Harian Umum Republika?

-Kebanyakan usia di atas 40. Kita menyiapkan rubrik-rubrik olahraga seperti Kick Off,

Rekor agar bisa menarik pembaca-pembaca muda. Mengingat pembaca Republika

kebanyakan usia di atas 40 tahun, maka kita mengantisipasi akan kehilangan pembaca-

pembaca muda.

2. Apa saja yang disiapkan oleh redaksi untuk menentukan tema dan fakta sepak

bola?

-Untuk menentukan tema sepak bola sebenarnya mudah karena jadwal-jadwal

pertandingan sudah terjadwal dengan jelas. Biasanya yang paling menonjol ada 3 liga,

liga Italia, liga Spanyol, dan liga Inggris. Untuk liga Jerman sendiri kurang menarik

pembaca, mungkin jika ada pertandingan yang memang dinanti saja seperti Bayern

Munich dan Dortmund. Untuk liga Champions, Piala Eropa, dan sebagainya pun sudah

terjadwal apa-apa saja klub atau tim yang akan bertanding. Jadi dalam seminggu semua

pertandingan sepak bola memang mudah ditebak temanya untuk dijadikan berita.

Page 74: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

3. Apa ada survey untuk ketertarikan pembaca mengenai rubrik yang ada di

Republika. Jika iya, maka berapa banyak ketertarikan pembaca pada rubrik Kick

Off? Dan dari kalangan apa?

-Survey pastinya ada, Cuma jika yang khusus belum ada. Tapi kita biasa mantau

komentar-komentar melalui online, ada Republika Online, ada juga Twitter. Jadi kita bisa

membahas tentang sepak bola juga di situ.

4. Dalam sepak bola mengenal satu hal yang disebut dengan Fair Play. Menurut segi

pandang Republika sendiri, Fair Play itu diartikan seperti apa?

-Fair Play selalu sama di mana-mana. Kita juga ikut aturan seperti itu. Semua ikut statuta

FIFA. Jadi kami ya memandang Fair Play itu sama seperti yang diberlakukan FIFA.

5. Biasanya jika ada berita internasional (olahraga internasional) itu apakah ada

wartawan Republika yang meliput langsung ke tempat?

-Jika liga-liga itu kita beli dan tidak kirim wartawan meliput ke sana.

6. Event olahraga besar semisal final liga Champions, Piala Dunia, Liga Eropa,

apakah termasuk dari incaran Republika untuk mengirimkan wartawannya

meliput di sana?

-Kemarin Piala Eropa ada yang kita kirim ke sana selama dua minggu. Seperti Piala

Dunia kita kirim orang juga selama sebulan. Tapi biasanya kita tentukan juga sama

budget, karena kan cukup lama jika sebulan dan jaraknya dari Indonesia kan lumayan.

Jika dekat tidak masalah seperti misalnya Piala Dunia tahun 2002 di Korea dan Jepang,

itu kita kirim wartawan selama sebulan penuh.

Page 75: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

7. Jika La Liga bagaimana tanggapan pembaca Republika terhadap Liga yang

digadang-gadang liga terbaik di dunia ini menyaingi Barclays Premier league?

-Menurut saya (Endro Yuwanto) tetap layak liga Inggris yang terbaik karena klub-klub di

liga Inggris itu kompetitif tidak seperti liga Spanyol yang hanya terfokus dua klub saja.

Ya meskipun terkadang di liga itu (liga Spanyol) ada beberapa klub yang mampu

menyaingi dua klub andalan liga Spanyol (Real Madrid dan Barcelona) seperti Atletico

Madrid, Malaga, dan Valencia. Namun itu tidak semeriah di liga Inggris. Seperti ini, di

dalam suatu liga ada 20 klub yang ikut kompetisi namun ketika hanya ada dua klub yang

menonjol maka hanya dua klub itu saja yang dinanti pertandingannya, itulah yang terjadi

di liga Spanyol. Berbeda di liga Inggris yang klub-klub bawah pun bisa menyaingi klub-

klub papan atas.

8. Apakah Republika juga tertarik untuk menulis dan memberitakan mengenai

pernak-pernik sepak bola semisal gaya hidup pemain?

-Sebelum saya (Endro Yuwanto) masuk ke olahraga, pemberitaan sepak bola cenderung

membosankan. Hanya ada review dan preview. Sedangkan kita berusaha untuk mencari

pembaca-pembaca muda, jika kita hanya menulis berita sepak bola di review dan preview

saja maka pembaca akan jenuh apalagi pembaca muda. Maka dari itu pernak-pernik dari

dalam dan luar lapangan kita masukan, seperti hobi, gaya hidup, dan lain-lain dari

pemain. Jadi tidak terkesan terlalu berat, maka yang tadinya tidak suka baca jadi suka.

Maka kita juga buat rubrik harian namanya Offside, itu khusus untuk hal yang di luar

lapangan seperti hobi dan lain-lain.

Page 76: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

9. Sebenarnya isu rivalitas Barca dan Real Madrid itu seperti apa menurut wartawan

Republika sendiri menanggapinya?

-Itu menarik. Bukan hanya pertandingan di dalam lapangannya saja yang menarik antara

dua kub ini, tapi isu sengit rivalitas mereka di luar lapangan juga jadi sorotan. Misalnya

kemarin ada dukungan dari Madrid untuk Palestina sementara Barcelona mendukung

Israel, itu menarik. Tapi saya (Endro Yuwanto) jadi bertanya-tanya dalam hati, kok bisa

Barcelona dukung Israel padahal dulu Barcelona atau yang melekat dengan panggilan

Katalan “dijajah” Madrid. Isu-isu politik dan lain sebagainya tercampur aduk saat itu.

Nah, sekarang kenapa Barcelona justru mendukung Israel yang notabene “penjajah”

Palestina di era sekarang? Maka saya jadi curiga jangan-jangan memang ada konspirasi

di dalam ini. Mungkin hanya dibuat isu-isu agar mengangkat pamor liga Spanyol, ya

jelasnya mungkin ini adalah permainan media.

10. Jika Republika sering membeli berita internasional kepada kantor berita asing,

maka mana yang menjadi langganan Republika? Untuk La Liga?

-Kita biasa pakai Reuters dan AP untuk berita, tapi tidak cenderung ke Reuters dan AP

juga. Bisa kita pakai Goal.com atau Soccer.net untuk olahraga. Dari Reuters, AP, dan

lain-lainnya juga terkadang kita membeli berita olahraga juga. Tidak terfokus misalnya

untuk La Liga kita beli terus-terusan di Marca.com atau BBC untuk liga Inggris. Karena

sekarang bebas tidak seperti dulu, jadi gratis tidak bayar. Kecuali untuk foto, kita harus

beli. Satu foto itu dibandrol berapa, jika perbulan berapa. Itu sudah ada ketentuannya.

Untuk berita tidak bayar asal disebutkan sumbernya.

Page 77: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

11. Bagaimana Republika memposisikan Palestina dan Israel dari kacamata hukum

Islam soal ketidakharmonisan kedua negara ini?

-Kita ya pasti pro Palestina. Kita anggap Israel itu adalah penjajah, tidak hanya dilihat

dari segi Islam namun juga aspek kemanusiaan sudah jelas Israel itu melanggar Hak

Asasi Manusia.

12. Yedioth Aharonot itu surat kabar olahraga atau surat kabar umum? Karena

katanya Shalit diundang menonton laga itu sebagai jurnalis.

-Umum sepertinya.

13. Marca.com itu sebenarnya seperti apa? Apakah ia milik Barcelona atau Real

Madrid?

-Media olahraga. Dia (Marca.com) bermarkas di Madrid ibukota Spanyol.

14. AS.com sendiri bagaimana?

-Ini mirip-mirip Marca.com. Bersifat olahraga.

15. El Clasico bisa dibilang sebagai magnet sepak bola, bagaimana menurut wartawan

Republika sendiri dan adakah tanggapan yang signifikan dari pembaca Republika

baik cetak maupun online?

Page 78: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...

-Ya memang yang dinanti hanya dua klub itu saja terlepas dari sikap kontroversial

Mourinho (mantan pelatih Madrid), pertandingan dua klub ini memang cukup dinanti.

Tanggapan dari pembaca ya hanya sebatas jalannya pertandingan saja sepertinya.

16. Jika dikatakan Real Madrid dan Barcelona sebagai dua klub yang memiliki magnet

cukup besar dalam dunia sepak bola, bagaimana tanggapan anda?

-Menurut saya tidak ya, karena membosankan sekali hanya ada dua klub yang merajai

suatu liga hampir sepanjang zaman.

17. Bagaimana tanggapan mengenai pemain muslim yang ada pada dua klub tersebut,

apakah ada wawancara dari kantor berita asing yang menanyakan berita ini

terhadap mereka?

-Itu belum ada yang menguak sepertinya.

Mengetahui

Endro Yuwanto

Page 79: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...
Page 80: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...
Page 81: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...
Page 82: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN “MADRID UNTUK PALESTINA ...