ANALISIS FIQH MU’AMALAH TERHADAP PENGGUNAAN …etheses.uinmataram.ac.id/317/1/M....
Transcript of ANALISIS FIQH MU’AMALAH TERHADAP PENGGUNAAN …etheses.uinmataram.ac.id/317/1/M....
i
ANALISIS FIQH MU’AMALAH TERHADAP PENGGUNAAN PREMIUM
MILIK KONSUMEN PADA JASA SERVICE MOTOR (STUDI DI YAMAHA SERBA MULIA AUTO MATARAM)
Oleh
M. ISKANDAR NIM. 152131089
JURUSAN MU’AMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2017
ii
ANALISIS FIQH MU’AMALAH TERHADAP PENGGUNAAN PREMIUM MILIK KONSUMEN PADA JASA SERVICE MOTOR
(STUDI DI YAMAHA SERBA MULIA AUTO MATARAM)
Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri
Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum
Oleh
M. ISKANDAR NIM. 152131089
JURUSAN MU’AMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
I
iii
II
iv
III
v
IV
vi
V
vii
MOTTO
1
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
1 QS. Al-Hasyr (59) : 18.
VI
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji syukur kepada sang Pencipta yang sebaik-
baik Pencipta, Tuhan Yang Maha Musawwir yang sebaik-baik Membentuk.
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
Bapak tercinta bapak Masrun yang luar biasa mendukung dan memberikan
semangat untuk terus belajar, untuk terus menjadi lebih baik dan dengan
jerih payahnya menjadikan motivasi penulis sampai ke pendidikan pada
saat ini.
Ibu tercinta, Ibu Hayati yang selalu memberikan semangat baik moril
maupun materil, yang telah sabar dalam mendidik dan menjadikan penulis
mampu menyelesaikan pendidikan pada saat ini. Tidak lupa pula
keberhasilan ini berkat doa-doanya yang selalu dipanjatkan untuk anak-
anaknya.
Kepada kakak ku Satriawan dan Nur Azizah yang selalu memberikan
kemudahan, bantuan dan dukungan untuk selalu menjadi lebih baik dan
tentunya untuk terus berusaha dan berjuang menjadi lebih baik.
Kepada Almamater tercinta, IAIN/UIN Mataram yang telah banyak
mendukung dan memberikan bantuan kepada penulis untuk terus berjuang
dan belajar. Tentunya terimakasih yang tak terhingga atas bantuan
Beasiswa Bidik Misi yang penulis terima selama masuk sampai penulis
menyelesaikan studi strata 1 ini.
Teman-teman seperjuangan di organisasi ESC, IPNU, KB2I, Ma‟had Al-
Jamiah, GEMAR yang telah banyak memberikan pelajaran dan
mengajarkan arti sebuah kebersamaan dan pengalaman dalam hidup.
Teman-teman NTD dan Pemuda Karang Puntik yang selalu memberikan
dorongan dan dukungan untuk terus berjalan menggapai asa.
Teman-teman seperjuangan di Jurusan Muamalah angkatan 2013
khususnya Kelas D yang selama penulis berproses selalu memberikan
dukungan dan motivasi untuk terus berusaha menyelesaikan studi ini.
VII
ix
ANALISIS FIQH MU’AMALAH TERHADAP PENGGUNAAN PREMIUM MILIK KONSUMEN PADA JASA SERVICE MOTOR
(STUDI DI YAMAHA SERBA MULIA AUTO MATARAM)
Oleh
M. ISKANDAR NIM. 152131089
ABSTRAK
Penelitian ini di latarbelakangi oleh maraknya kasus-kasus yang dalam praktik bisnisnya seringkali menganggap sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan akan terbebas dengan hukum. Analisis fiqh muamalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan atau perspektif hukum Islam terhadap penggunaan premium milik konsumen pada jasa service motor. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik penggunaan premium konsumen dalam perspektif hukum perlindungan konsumen.
Penelitian yang telah dilakukan termasuk dalam penelitian kualitatif diskriptif yang menyelaraskan bagaimana pengaplikasian hukum Islam atau fiqh muamalah terhadap praktik penggunaan premium milik konsumen. Selain itu, penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan yang dimana peneliti mengamati hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dan memasukkan menjadi sumber data baik yang primer maupun skunder. Responden dalam penelitian ini adalah Brand Manager Yamaha Serba Mulia Auto Mataram, Kepala Service, Mekanik dan Konsumen. Penelitian ini juga menggambarkan dari awal sampai akhir bagaimana praktik penggunaan premium konsumen dan menganalisa bagaimana pandangan fiqh muamalah terhadap penggunaan premium milik konsumen tersebut.
Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan premium milik konsumen trsebut tidak sesuai dengan konsep fiqh muamalah yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini dari beberapa sisi yaitu akad, asas fiqh muamalah, kerelaan, kejujuran, keadilan, hak milik dan perlindungan konsumen. Kata Kunci : Premium, Jasa Service dan Muamalah
VIII
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
Maha segalanya, karena atas hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Selanjutnya sholawat serta salam kepada sang revolusioner Islam Nabi
Muhammad Saw., yang telah menjadi suri tauladan, panutan dalam hidup dan
kehidupan serta memberikan andil besar terhadap peradaban manusia.
Skripsi ini penulis susun merupakan syarat akhir studi untuk mendapatkan
gelar sarjana Hukum Islam (S.H.) di Fakultas Syari‟ah dan Ekonomi Islam
jurusan Mu‟amalah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan dan akan selalu penulis
kenang, skripsi yang berjudul “Analisis Fiqh Muamalah terhadap Penggunaan
Premium Milik Konsumen pada Jasa Service Motor (studi di Yamaha Serba
Mulia Auto Cabang Mataram)” ini dapat penulis selesaikan, walaupun dalam
proses penulisannya banyak kendala yang menuntut kesabaran dan ketegaran
penulis.
Selesainya penulisan skripsi ini sesuai dengan target dan waktu yang telah
penulis tentukan. Dalam hal ini, terlalu banyak pihak-pihak yang ikut andil
membantu penulis menyelesaikannya dengan ucapan terima kasih yang tiada
terhingga penulis ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. H. Mutawalli M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram.
IX
xi
2. Dr. H. Musawar M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Ekonomi Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
3. Bapak Saprudin, M.Si. selaku ketua jurusan Mu‟amalah atas segala
bimbingannya dan Bapak Ghazali, M.H selaku Sekretaris Jurusan Muamalah
atas pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Pembimbing I Bapak Dr. Zaenudin Mansyur, M.Ag. dan pembimbing II
Bapak Ma‟shum Ahmad M.H. atas waktu, fikiran dan tenaganya selama
membimbing penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini sampailah pada
akhirnya.
5. Bapak Dr. H. Sainun. M.Ag, selaku dosen wali yang telah banyak
mengarahkan dan membimbing penulis.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN
Mataram yang telah membekali penulis dengan banyak ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Brench Manager Dealler Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram,
yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram dan
kepada para mekanik dan staf-staf yang lainnya, terimakasih atas
kesediaannya untuk diwawancarai oleh penulis.
8. Teman-teman seperjuanganku kelas D dan semua teman-teman angkatan
2013 jurusan Muamalah.
9. Kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak Masrun dan Ibu Hayati.
X
xii
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
karya tulis ini tidak lepas dari kekurangan dan kekhilafan yang tidak
disengaja. Oleh karena itu, penulis berharap akan saran dan kritikan yang
bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya semoga karya serta jerih payah penulis ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya, serta tercatat
sebagai amal ibadah disisi-Nya.
Amiin.
Mataram, 07 Juli 2017
Penulis,
M. Iskandar. NIM.152131089
XI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. x
KATA PENGANTAR ............................................................................................. xi
ABSTRAK ................................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Konteks Penelitian .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat penelitian ........................................................... 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................... 7
E. Telaah Pustaka .................................................................................... 7
F. Kerangka Teoritik ............................................................................... 12
G. Metode Penelitian ............................................................................... 28
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 35
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ....................................................... 37
A. Gambaran Umum Penelitian ........................................................... 37
1. Sejarah Serba Mulia Auto .............................................................. 37
2. Letak Geografis .............................................................................. 41
XII
xiv
3. Keadaan Fisik ................................................................................. 42
4. Visi dan Misi Yamaha Serba Mulia Auto ...................................... 42
5. Nama-nama Pegawai Yamaha Serba Mulia Auto Mataram .......... 43
6. Struktur Kepengurusan ................................................................... 44
7. Unit Bisnis Yamaha Serba Mulia Auto Mataram .......................... 45
B. Praktik Jasa Service Motor di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram . 47
C. Praktik Penggunaan Premium Milik Konsumen pada Jasa Service Motor di Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram ...................... .. 52
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 59
A. Analisis Praktik Penggunaan Premium Milik Konsumen pada Jasa
Service Motor di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram ...................... 59
B. Analisis Fiqh Muamalah terhadap Penggunaan Premium Milik
Konsumen pada Jasa Service Motor di Yamaha Serba Mulia Auto
Mataram .............................................................................................. 62
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 69
A. Kesimpulan ......................................................................................... 69
B. Saran – saran ....................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIR
XIII
1
ANALISIS FIQH MUAMALAH TERHADAP PENGGUNAAN PREMIUM MILIK KONSUMEN PADA JASA SERVICE MOTOR
(STUDI DI YAMAHA SERBA MULIA AUTO MATARAM)
A. Konteks Penelitian.
Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap
dimensi kehidupan manusia, tidak terkecuali dunia ekonomi. Sistem Islam ini
berusaha melaraskan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah ataupun etika.
Artinya, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dibangun dengan
dialektika nilai material dan spiritual. Kegiatan ekonomi tidak hanya berbasis
nilai materil, akan tetapi terdapat sandaran didalamnya, sehingga akan bernilai
ibadah. Selain itu, konsep dasar Islam dalam kegiatan muamalah juga sangat
konsen terhadap nilai-nilai kemanusiaan2. Dalam Al-Qur‟an Surat An-Nisa‟
ayat 29 Allah berfirman:
3
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Ayat di atas menunjukan bahwa dalam melakukan suatu perdagangan
hendaklah atas dasar suka sama suka atau sukarela. Tidak dibenarkan bahwa
suatu perbuatan muamalah dilakukan dengan pemaksaan atau penipuan, jika
2 Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia (Bandung: Refika Aditama.2011),h. 13
3 QS. An- Nisa (4): 29.
2
itu terjadi maka dapat membatalkan perbuatan tersebut. Unsur sukarela ini
menunjukan keikhlasan dan iktikad baik dari para pihak.4
Dalam pembahasan muamalah, seringkali memberikan pemahaman yang
umum dari pada memberikan arti yang rinci. Hal ini sesuai dengan kaidah
Fiqhiyyah:
ا„„hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”5
Di samping itu, prinsip-prinsip muamalah seperti prinsip tauhidi (Unity),
prinsip halal, prinsip maslahah, keadilan, dan lain sebagainya harus menjadi
pegangan dalam menjalankan bisnis atau muamalah.6
Dalam hal tolong-menolong, banyak sekali perintah untuk saling tolong-
menolong dalam kebaikan. Firman Allah Swt, dalam Surat al-Maidah ayat 2:
7
Artinya: “...... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Seiring dengan perkembangan masyarakat, kebutuhan akan jasa sangat
dibutuhkan sebagai solusi untuk meringankan atau memenuhi kebutuhan yang
diluar kemampuannya.
4 Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah Klasik dan Kontenporer, Hukum Perjanjian Ekonomi,
Bisnis dan Sosial ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), h. 16. 5 Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqh (Jakarta: Kencana Penada Media Grup 2006), h.130. 6 Ibid., h. 7-12. 7 QS. Al-Maidah (5) : 2.
3
Service sering disebut dengan istilah perbaikan (jasa). Pengertian dari
perbaikan itu sendiri adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi
dari suatu benda atau alat yang rusak akibat pemakaian alat tersebut pada
kondisi semula.8
Jasa service motor sangat dibutuhkan, karena mengingat banyaknya
kendala maupun gangguan lainnya yang dialami oleh pengendara ketika
beraktivitas menggunakan sepeda motor. Di samping itu, jasa service motor
saat ini sangat mudah ditemukan baik yang resmi maupun yang tidak resmi
seperti Dealer Yamaha, Suzuki, HHS, maupun di Bengkel-bengkel yang
lainnya. Dalam praktiknya, layanan jasa service menawarkan banyak jenis
service mulai dari service ringan, service sedang maupun berat yang semuanya
mempunyai tingkatan sesuai keluhan konsumen pada motornya. Jasa service
motor dalam hal ini Bengkel maupun Dealer seringkali mengabaikan
keterbukaan dan hak-hak serta keadilan bagi konsumen dalam menjalankan
usaha servicenya dengan menggunakan premium milik konsumen. Hal ini
Sesuai dengan pernyataan Dian selaku konsumen yang menyatakan bahwa
selama ini tidak ada konfirmasi atau pemberitahuan dari awal atas penggunaan
premium tersebut.9
Artinya dalam praktik service motor tersebut untuk membersihkan
mesin-mesin maupun lainnya yang digunakan sebagai bahan pembersihnya
adalah premium atau bensin milik konsumen tanpa pelaku usaha jasa service
8Agus Zuhri, “Pengertian-Servis-Perbaikan”, dalam http://aguszuhri26 .blogspot.co.id
/2014/11/ pengertian servis perbaikan.html, diambil tanggal 10 Januari 2017, pukul 01.45 WITA. 9 Dian, Wawancara, Konsumen di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram, 05 Desember
2016.
4
terlebih dahulu minta izin kepada konsumen atas penggunaan premium atau
bensin tersebut, padahal menggunakan atau memanfatkan milik orang lain
dalam hal ini konsumen haruslah disertai persetujuan dan kerelaan yang
kemudian mendapatkan potongan biaya service sebagai bentuk informasi
maupun keterbukaan antara kedua belah pihak. Dalam Al-Qur‟an surat An-
Nisa‟ ayat 29 Allah swt berfirman:
10
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Pada umumnya bahan bakar minyak yang digunakan konsumen pada
motornya berbeda-beda, ada yang menggunakan pertamax, premium, pertalite,
solar dan itu berbeda harganya. Jika motor yang di service itu menggunakan
premium dan menghabiskan setengah liter untuk membersihkan mesin motor,
maka sama halnya dengan mengambil setengah dari harga premium tersebut
yakni Rp.3.200.00, dan begitupun dengan pertamax, maupun yang lainnya.
Hasil observasi dan wawancara dengan salah satu mekanik service motor
di Yamaha Serba Mulia Auto menerangkan bahwa dalam praktiknya pelaku
usaha benar tidak menyiapkan premium atau bensin pribadi untuk
10
QS. An- Nisa (4): 29.
5
membersihkan mesin konsumen sehingga menggunakan premium milik
konsumen untuk membersihkan mesin milik konsumen pada jasa service.11
Dalam uraian dan masalah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana perspektif fiqh muamalah atas permasalahan di atas dengan judul
“Analisis Fiqh Muamalah Terhadap Penggunaan Premium Milik
Konsumen Pada Jasa Service Motor (Studi di Yamaha Serba Mulia Auto
Mataram)”.
B. Fokus Penelitian
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana praktik penggunaan premium pada jasa service motor di
Yamaha Serba Mulia Auto Mataram ?
2. Bagaimana analisis fiqh muamalah terhadap penggunaan premium milik
konsumen pada jasa service motor di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui praktik penggunaan premium pada jasa service motor di
Yamaha Serba Mulia Auto Mataram
b. Mengetahui analisis fiqh muamalah terhadap praktik penggunaan
premium milik konsumen pada jasa service motor di Yamaha Serba
Mulia Auto Mataram.
11 Mekanik, wawancara, Yamaha Serba Mulia Auto Mataram, 05 Desember 2016.
6
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan untuk memberikan manfaat berupa
tambahan pengetahuan baik teoritis maupun praktis bagi peneliti terutama
dari pihak masyarakat. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khazanah keilmuan dan
sebagai motivasi peneliti untuk terus mengkaji dan mendalami
wawasan keilmuan.
2. Sebagai bahan kajian selanjutnya bagi peneliti yang ingin atau
mempunyai tugas dan meneliti lebih jauh dan lebih dalam lagi
tentang tema-tema atau suatu permasalahan yang serupa bila
melakukan penelitian yang menyangkut permasalahan yang sama.
3. Diharapkan sebagai sumbangsih pengetahuan dalam fokus kajian
fiqh muamalah yang berkaitan dengan masalah penelitian yang
peneliti kaji.
b. Manfaat praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan
manfaat bagi pelaku usaha dan konsumen jasa service motor dalam
melakukan kegiatan atau transaksinya agar hasilnya saling
menguntungkan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan pelaku
usaha jasa service maupun masyarakat sebagai konsumen jasa di
7
Mataram maupun di tempat lainnya untuk bermuamalah atau
berusaha sesuai dengan ketentuan yang telah di atur dalam Islam.
3. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pertimbangan atau rujukan
dalam kebijakan pelaku usaha.
D. Ruang Lingkup dan Seting Penelitian.
Dalam ruang lingkup ini, peneliti terfokus pada praktik dan tata cara
pelayanan jasa service di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram. Adapun aspek
lainnya yaitu bagaimana analisis fiqh muamalah terhadap praktik jasa service
motor yang menggunakan premium milik konsumen. Di samping itu, lokasi ini
belum ada yang meliti secara khusus peneliti ingin mengetahui lebih mendalam
tentang praktik jasa service motor yang menggunakan premium milik
konsumen yang dipraktikkan oleh pelaku usaha jasa service yang ada di
Yamaha Serba Mulia Auto Mataram. Alasan peneliti memilih Yamaha Serba
Mulia Auto Mataram sebagai tempat penelitian adalah karena tempatnya yang
setrategis dan tempat ini juga tempat peneliti sering service motor.
E. Telaah Pustaka.
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti terlebih dahulu
melakukan penelaahan karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan
penelitian yang akan diteliti. Penelaahan pustaka dilakukan untuk menjelaskan
posisi penelitian yang sedang dilaksanakan (state of affairs) di antara hasil-
hasil penelitian dan/atau penelitian terdahulu yang bertopik senada (prior
research on the topic). Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan,
8
orisinalitas dan urgensi penilaian bagi pengembangan keilmuan terkait.12
Adapun sejumlah penelitian terdahulu yang pembahasannya terkait dengan
penelitian ini adalah:
1. Penelitian Muhammad Fakhri Nugroho (2016) “Pengaruh Service Quality
Terhadap Kepuasan Konsumen Honda Utama Motor Yogyakarta”.13
Dalam penelitian sekripsi ini, yang menjadi fokus penelitiannya
adalah pengaruh service quality yang bersifat parsial dan keseluruhannya
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen yang ada di Honda Utama Motor
Yogyakarta.
Bedanya dengan penelitian peneliti adalah di fokus kajiaan yang akan
diteliti yang dimana peneliti terfokus pada analisis praktik dan analisis
hukum Islam terhadap penggunaan premium milik konsumen sedangkan
Muhammad Fakhri Nugroho meneliti tentang pengaruh service quality
terhadap kepuasan konsumen yang ada di Honda Utama Motor di
Yogyakarta.
2. Penelitian Irwanullah (2015) “Pengaruh Kualitas Pelayanan Service
Terhadap Kepuasan Konsumen Dealer Resmi Yamaha Surya A. Yani
Banjarmasin”.14 Dalam penelitian ini yang menjadi fokus dalam
pembahasannya adalah pengaruh kualitas pelayanan jasa service yang
meliputi keahlian, daya tanggap, jaminan maupun bukti fisik berpengaruh
12 Miftahul Huda, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi (Mataram: IAIN Mataram, 2015),
h.21. 13Muhammad Fakhri Nugroho “Pengaruh Service Quality Terhadap Kepuasan
Konsumen Honda Utama Motor Yogyakarta”. (Sekripsi Universitas Negeri Yogyakarta. 2016). 14Irwanullah, Pengaruh Kualitas Pelayanan Service Terhadap Kepuasan Konsumen
Dealer Resmi Yamaha Surya A. Yani Banjarmasin. (Sekripsi IAIN Antasari Banjarmasin, 2015).
9
secara multan atau parsial terhadap kepuasan konsumen di Dealer Yamaha
Surya Prima A. Yani Banjarmasin. Di samping itu, penelitian ini terfokus
pada variabel yang paling berpengaruh diantara daya tanggap, kehandalan
maupun yang lainnya terhadap kepuasan konsumen di Dealer Yamaha
Surya Prima A. Yani Banjarmasin.
Bedanya dengan penelitian yang akan peneliti teliti adah mulai dari
fokus masalah yang dimana peneliti mengkaji tentang analisis fiqh
muamalah terhadap praktik jasa service sedangkan Irwanullah meneliti
tentang pengaruh layanan jasa service terhadap kepuasan konsumen. Lokasi
penelitian, dan obyek penelitian juga terdapat perbedaan dengan penelitian
peneliti. Peneliti meneliti di Dealer Yamaha Serba Mulia Aunto Mataram,
sedangkan Irwanullah meneliti di Dealer Yamaha Surya Prima A. Yani
Banjarmasin.
3. Penelitian Mustika Andraini (2014) “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Pelaku Usaha jasa Laundry di Kelurahan Kekalik Jaya kecamatan
Sekarbela Kota Mtaram”.15
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitiannya adalah
praktik jasa laundry yang dimana pembahasannya tentang ketidak tepatan
waktu pengembalian barang pengguna jasa laundry. Selain itu penelitian
ini membahas tentang barang konsumen yang rusak atau hilang, pakaian
yang bau apek dan kurang setrika, maka penyelesaaian permasalahan dari
pelaku usaha adalah memberikan ganti rugi baik secara penuh maupun
15 Mustika Andraini,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaku Usaha jasa Laundry di
Kelurahan Kekalik Jaya kecamatan Sekarbela Kota Mtaram” (Sekripsi, IAIN Mataram, 2014).
10
setengah atau di gratis 5 (Lima) kali cuci, di jemur ulang serta diberikan
pewangian dan setrika ulang. Hasil penelitiannya yaitu praktik pelaku
usaha jasa laundry di Kelurahan Kekalik Jaya Kecamatan Sekarbela Kota
Mataram telah bertanggung jawab atas segala keluhan dari pengguna
jasanya. Dari uraian diatas, maka praktik pelaku usaha jasa laundry di
Kelurahan Kekalik Jaya Kecamatan Sekarbela Kota Mataram dalam
menjalankan usahanya sudah memenuhi ketentuan-ketentuan hukum
Islam. Bedanya dengan yang peneliti teliti adalah objek kajiaanya yang
dimana penelitiannya mengkaji praktik pelaku usaha Jasa Laundry
sedangan Peneliti mengkaji tentang Service Motor.
4. Husniwati, Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik peniadaan uang
kembali kaitannya dengan Hak Konsumen di SPBU dengan nomor Seri
54-83607. Berdasarkan penemuan peneliti, dapat di simpulkan bahwa:
Praktik peniadaan uang kembali di SPBU dengan nomor seri 54-
83607 terjadi ketika konsumen membeli bensin dengan akad mengisi full.
Dalam hal ini, konsumen isi sendiri kendaraannya dengan bahan bakar
yang sebelumnya belum mengetahui sampai nominal berapa kendaraannya
full. Peniadaan uang kembali yang dimaksud adalah peniadaan uang
recehan yang di bawah Rp. 500 bahkan ada yang di atas Rp. 500.
Dilihat dari segi asas, praktik ini tidak sesuai dengan asas kerelaan
dalam Islam. Hal ini dikarenakan dalam praktik peniadaan uang kembalian
banyak dari konsumen yang tidak rela/ridha jika uangnya tidak
dikembalikan. Dalam asas keadilan, praktik ini juga tidak sesuai dengan
11
asas tersebut, dikarenakan peniadaan uang kembali milik konsumen sama
dengan melanggar hak konsumen.16
Bedanya dengan penelitian peneliti adalah terdapat perbedaan yang
mendasar, dimana Husniawati membahas masalah jual beli bensin yang
tidak diberikan uang kembalian kepada konsumen sedangkan peneliti
membahas tentang penggunaan bensin sebagai pembersih motor. Selain
itu, masih banyak perbedaan dengan penelitian ini, mulai dari objek,
setting penelitian serta fokus permasalahan yang di bahas.
5. Muradul Asyqin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Permen sebagai Alat
Cash Back dalamTransaksi Jual-Beli di Pasar Modern di Kota Mataram.17
Praktek jual-beli dengan permen sebagai cash back di pasar
modern terjadi pada saat konsumen melakukan pembayaran di kasir atas
barang-barang yang dibeli, konsumen memiliki pembayaran yang lebih
atau uang dari harga yang sudah ada, sehingga karena uang konsumen
dalam membayar harga barang yang dibelinya, kasir memberikan permen
sebagai alat cash back karena kehabisan atau persediaan uang recehan
tidak ada, kemudian akadnya tidak ada sekaligus harga ditentukan sepihak.
Dalam penelitian ini, menyimpulkan bahwa dalam pandangan hukum
Islam, transaksi atau kegiatan di atas tidak boleh dilakukan, dalam artian
16
Husniawati, Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik peniadaan uang kembali kaitannya dengan Hak Konsumen di SPBU dengan nomor Seri 54-83607.(Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Mataram: 2015)
17 Muradul Asyqin, Tinjauan Hukum Islam terhadap Permen sebagai Alat Cash Back
dalam Transaksi Jual-Beli di Pasar Modern di Kota Mataram (Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Mataram:2010).
12
karena tidak memenuhi syarat-syarat sahnya akad (perjanjian) jual-beli dan
tidak ada ijab qabul antara penjual dengan pembeli.
Bedanya dengan penelitian yang peneliti bahas adalah dimana dari
segi fokus masalah, setting penelitian, objek penelitian sangatlah berbeda,
yang dalam penelitian Muradul Asyqin ini membahas masalah jual-beli
yang dalam prakteknya menggunakan permen sebagai alat cash back,
sedangkan penelitian peneliti berkaitan dengan hak-hak konsumen
terhadap penggunaan premium atau bensin sebagai pembersih motor di
Yama Serba Mulia Auto Mataram.
F. KERANGKA TEORITIK
1. Fiqh Muamalah.
a. Pengertian Fiqh Muamalah
Fiqh muamalah terdiri dari dua kata, yaitu Fiqh dan Muamalah.
Pengertian fiqh menurut bahasa berasal dari kata - - yang
berarti mengerti, atau memahami.18 Sedangkan menurut Tihami dan
Sohari Sahroni dalam bukunya Fiqh Munakahat, mengartikan fiqh
sebagai:
“Mengetahui sesuatu dengan mengerti”.19 Maksudnya adalah memaknai fiqh sebagai pemahaman yang
mendalam yang untuk sampai padanya diperlukan pengerahan pemikiran
18Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Zurriyyah 2007)
h. 321. 19 Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqh Munakahat (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), h.
1.
13
secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu, pemahaman di sini tidak hanya
pemahaman secara lahir tapi juga batin.
Fiqh menurut istilah adalah ilmu tentang hukum-hukum syar‟i yang
bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili.20
Sedangkan kata Muamalah berasal dari kata - -
yang bermakna saling bertindak, saling berbuat, saling mengamalkan dan
pergaulan, unjuk beri, hal melakukan21. Sedangkan muamalah secara
terminologi dapat diartikan sebagai aturan-aturan Allah yang mengatur
hubungan tentang manusia dengan manusia dalam usahanya untuk
mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling
baik.22
Setelah mengetahui asal katanya secara luas Fiqh Muamalah yaitu
aturan-aturan (hukum) Allah swt., yang ditujukan untuk mengatur
kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan
dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan. Menurut arti
sempitnya fiqh muamalah yaitu terkonsentrasi pada sikap patuh pada
aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan berkaitan dengan intraksi dan
prilaku manusia lainnya dalam upaya memperoleh, mengatur, mengelola
dan mengembangkan harta benda (Al-mal).23
20 Mardani, fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Utama. 2013), h. 1. 21
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Zurriyyah 2007) h.281
22 Muhammad Harfin Zuhdi, Muqaranah Mazahib Fil Muamalah (Mataram: Sanabil, 2015), h. 4.
23 Ismail nawawi, Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer Hukum perjanjian, Ekonomi Bisnis dan Sosial (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), h. 11.
14
b. Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
Ruang Lingkup fiqh muamalah ini menurut Hendi Suhendi dalam
bukunya Fiqh Muamalah memberikan ruang lingkup fiqh muamalah
dengan mengklasifikasikan menjadi dua, bersifat adabiyah yaitu ijab
kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak,
hak dan kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan,
penimbunan dan lain sebagainya. Selanjutnya yang bersifat madiyah
yaitu jual beli, gadai, jaminan dan tanggungan, pemindahan utang,
barang titipan, barang temuan, upah, sewa menyewa dan lain
sebagainya.24
Obyek kajian muamalah adalah buhungan antara manusia dengan
manusia lain yang berkaitan dengan benda (mal). Hakikat dari hubungan
tersebut adalah berkaitan dengan hak dan kewajiban antara manusia yang
satu dengan manusia yang lain.25
c. Prinsip-prinsip Fiqh Muamalah
Ada beberapa prinsip yang menjadi acuan dan pedoman secara
umum untuk kegiatan muamalah ini. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Prinsip Tauhidi (Unity).
Prinsip tauhidi (unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk
bangunan yang ada dalam syariat Islam. Setiap bangunan dan
aktivitas kehidupan manusia harus didasarkan pada nilai-nilai tauhidi.
24 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: rajawali Pers, 2011), h. 5. 25
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2015), h. 2.
15
Artinya bahwa dalam setiap gerak langkah serta bangunan hukum
harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan.
26
Artinya :“... dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Dalam bermuamalah yang harus diperhatikan adalah bagaimana
seharusnya menciptakan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh
nilai-nilai ketuhanan. Kalau pemahaman semacam terbentuk dalam
setiap pelaku muamalah (bisnis), maka akan terjadi muamalah yang
jujur, amanah, dan sesuai tuntutan syariah.27
2. Kebebasan.
Islam memberikan kebebasan kepada para pihak untuk
melakukan suatu perjanjian dengan segala bentuknya. Kebebasan di
sini bersifat tidak mutlak, kebebasan dapat digunakan apabila tidak
bertentangan dengan syariah Islam. Dalam Al-Qur‟an Surat Al-
Maidah ayat 1 Allah berfirman:
28
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu, dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
26
QS. Al-Hadid (57) : 4. 27
Mardani, fiqh muamalah, h. 7-8. 28 QS. Al-Maidah (5): 1.
16
3. Persamaan atau Kesetaraan.
Manusia dalam melakukan muamalah selalu berinteraksi dengan
orang lain, dan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
melandaskan pada persamaan dan kesetaraan seperti dalam surat An-
Nahl ayat 71 Allah berfirman:
29
Artinya: “ Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah”.
4. Keadilan.
Manusia dalam melakukan transaksi dalam bidang bisnis harus
memberikan haknya sesuai dengan hak masing-masing atau berlaku
secara adil dan berlandaskan pada syariah Islam. Dalam surat Al-
hadid ayat 25 Allah berfirman:
30
Artinya: Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
29 QS. An-Nahl (16): 71. 30
QS. Al-Hadid (57) : 25.
17
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
5. Kerelaan.
Dalam melakukan perjanjian bisnis harus dilakukan dengan cara
saling suka sama suka atas dasar kerelaan antara kedua belah pihak,
sehingga tidak ada yang merasa terpaksa. Dalam Surat An-Nisa‟ ayat
29 Allah berfirman:
31
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
6. Kejujuran dan Kebenaran.
Dalam perjanjian bisnis kejujuran merupakan hal yang harus
dilakukan oleh manusia dalam segala bidang kehidupan bisnis. Dalam
surat Al-Ahzab ayat 70 Allah berfirman:
32
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar.
7. Tertulis dan kesaksian.
Dalam melakukan muamalah, hendaknya menulis atau dengan
kesaksian untuk mengingat dan sebagai bukti.
31 QS. An-Nisa‟ (4) : 29. 32 QS. Al-Ahzab (33) : 70.
18
2. Akad.
Dalam menjalankan bisnis hal yang sangat penting adalah masalah
aqad (perjanjian). Aqad merupakan cara yang diridhai Allah dan harus
ditegakkan isinya. Al-Qur‟an Surat Al-Maidah ayat 1 Allah berfirman:
33
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu...”. a. Pengertian Aqad.
Menurut Kamus Arab-indonesia, mempunyai beberapa arti,
antara lain:34 ج د , (simpul buhul, ikatan), ق = (kemufakatan,
perikatan dan persetujuan) dan (perjanjian), sehingga dapat dipahami
bahwa setiap aqad mencakup tiga tahap, yaitu perjanjian, persetujuan
dua buah perjanjian atau lebih dan perikatan.35
Adapun menurut istilah aqad yaitu hubungan atau keterkaitan
antara ijab dan qabul yang dibenarkan oleh syariah dan memiliki
implikasi tertentu. Atau aqad merupakan keterkaitan antara keinginan
kedua belah pihak yang dibenarkan oleh syariah dan menimbulkan
implikasi hukum tertentu.36
b. Rukun dan Syarat Aqad.
Adapun rukun-rukun aqad adalah sebagai berikut:
1. „Aqid ialah orang yang berakad.
2. Ma‟qud „alaih adalah obyek atau benda-benda yang diakadkan.
33 QS. Al-Maidah (5): 1. 34Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Zurriyyah 2007)
h. 283 35 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 44-45. 36 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah, h. 20.
19
3. Maudhu‟ al‟aqad adalah tujuan atau pokok mengadakan aqad.
4. Shigat al‟aqad ialah ijab dan qabul.
Menurut Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh Sunnah bahwa sighat
ijab qabul atau aqad harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:37
1. Satu sama lainnya berhubungan di satu tempat tanpa ada satu
pemisahan yang merusak.
2. Ada kesepakatan ijab dan qabul pada orang yang saling rela-
merelakan berupa barang yang dijual dan harga barang.
3. Ungkapan harus menunjukkan masa lalu (madhi) seperti perkataan
penjual: „Aku telah beli‟, dan perkataan pembeli: „Aku telah terima,
atau masa sekarang (mudhori‟) jika yang diinginkan pada waktu itu.
3. Ijarah.
a. Pengertian al-Ijarah
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepmilikan atas barang itu sendiri.38
b. Dasar Hukum.
39
37 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Alih Bahasa oleh Kamaluddin A. Marzuki), Jilid 12
(Bandung: Alma‟arif,1988),h. 48-49 38 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema
Insani Press 2001), h. 117. 39 QS. Al-Baqarah (2) : 233.
20
Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa
Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
4. Hak Milik
a. Pengertian Hak Milik
Hak secara etimologis adalah ketetapan dan kepastian, kewajiban
yang terbatas dan kebenaran sebagai lawan kebatilan. Adapun secara
terminologi adalah suatu hukum yang telah ditetapkan syara‟.40
Secara etimologis, kepemilikan dalam bahasa Arab adalah milkun
yang berarti „milik atau kepemilikan. Secara terminologi milik adalah
kekhususan terdapat pemilik suatu barang menurut syara‟ untuk
bertindak secara bebas bertujuan mengambil manfaatnya selama tidak
ada penghalang syar‟i.41
Hak milik merupakan hubungan antar manusia dan harta yang
ditetapkan dan diakui oleh syara‟. Karena adanya hubungan tersebut, ia
berhak melakukan berbagai macam tasarruf terhadap harta yang
dimilikinya, selama tidak ada hal-hal yang menghalanginya.42
Ada juga yang berpendapat bahwa hak milik adalah kekhususan
yang menghalangi. Maksud dari definisi tersebut adalah bahwa hak milik
adalah penguasaan khusus terhadap suatu yang dapat menghalangi orang
40 Mardani , Fiqh Ekonomi syariah (fiqh Muamalah), (Jakarta : Kencana 2013), h. 66. 41 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 33. 42 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, h. 69.
21
lain untuk mengambil manfaat atau melakukan tasarruf terhadapnya,
kecuali menurut cara yang dibenarkan oleh syara‟.43
b. Pembagian Hak Milik.
Hak milik terbagi dalam dua bagian:
1. Hak milik yang sempurna (Al-Milk At-Tam)
Hak milik yang sempurna adalah hak penuh yang memberikan
kesempatan dan kewenangan kepada si pemilik untuk melakukan
berbagai jenis tasarruf yang dibenarkan oleh syara‟44. Menurut
definisi yang lain yaitu suatu kepemilikan yang meliputi benda dan
manfaatnya sekaligus, artinya benda dan kegunaannya dapat
dikuasai.45
2. Hak milik yang tidak sempurna (Al-Milk An-Naqish)
Hak milik naqish adalah memiliki salah satunya, apakah
bendanya tanpa manfaat, atau manfaatnya tanpa benda.46
c. Sebab-Sebab dan Cara-Cara Memperoleh Hak Milik.
1. Cara memperoleh hak milik yang sempurna.
Mengenai cara-cara memperoleh hak dalam hal ini tentang cara
memperoleh hak milik yang sempurna dapat di peroleh melalui 4
(empat) macam cara adalah sebagai berikut:
a. Menguasai benda-benda mubah
43 Ibid., h. 70. 44 Ibid., h. 73. 45
Mardani, Hukum Bisnis Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group. 2014), h. 120. 46 Ibid., h. 72-74.
22
Yaitu benda atau harta yang tidak masuk ke dalam
kepemilikan orang tertentu, dan tidak ada penghalang untuk usaha
memilikinya.
b. Akad.
Yaitu karena adanya akad seperti jual beli, hibah, wasiat dan
lainnya merupakan sumber timbulnya hak milik.
c. Khilafah.
Yaitu penggantian oleh seseorang terhadap orang lain
dalam kedudukannya sebagai pemilik atas suatu benda atau harta,
atau penempatan sesuatu di tempat sesuatu yang lain.
d. Syuf‟ah.
Yaitu suatu upaya untuk memiliki secara paksa atas benda
tetap yang telah di jual, dari pembeli dengan membayar harga dan
ongkos (biaya-biaya yang lain).47
2. Sebab-Sebab dan Cara-cara Memperoleh Hak Milik Naqish.
1) Milk Al-„Ain.
Milk al-„ain antara lain diperoleh dengan sebab warisan dan
wasiat.
2) Milk Al-Manfaat Asy-Syakhshi
Untuk memperolehnya melalui i‟arah (pinjaman), ijarah
(sewa menyewa), wakaf, wasiat, dan ibahah.
3) Milk Al-Manfaat Al-„Aini
47
Ibid., h. 92-102.
23
Adapun sebab atau cara memperolehnya adalah berserikat
dalam sarana-sarana umum, aqad (perjanjian) dan warisan yang
turun temurun.48
5. Perlindungan Konsumen.
Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer
(Inggris-Amerika), atau consument/konsument (Belanda). Pengertian dari
consumer atau consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada.
Secara harfiah arti kata consumer adalah (lawan dari produsen) setiap orang
yang menggunakan barang. Begitupula kamus Bahasa Inggris-Indonesia
memberi arti kata consumer sebagai pemakai atau konsumen.49
Pengerian konsumen menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Hukum
Perlindungan Konsumen dalam Pasal 1 ayat (2) yaitu:
“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.50
Sedangkan menurut Jesus Sidabalok, dalam bukunya Hukum
Perlindungan Konsumen di Indonesia menjelaskan:51 Konsumen pada
umumnya diartikan sebagai pemakai terakhir dari produk yang diserahkan
kepada mereka oleh pengusaha, yaitu setiap orang yang mendapatkan
48 Ibid., h 107-108. 49Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta:Sinar
Grafika.2014), h. 22. 50Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 4. 51
Jesus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2010), h. 17.
24
barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan atau diperjual-
belikan lagi.
Dalam literatur ekonomi, secara umum dikenal dua macam
konsumen, yaitu:
a. Konsumen antara yaitu konsumen yang menggunakan suatu produk
sebagai bagian dari proses produksi lainnya.
b. Konsumen akhir yaitu pengguna atas pemanfaat akhir dari suatu
produk.52
Dari kedua pembagian tersebut, berarti istilah konsumen dapat
diartikan secara luas, yaitu semua pemakai maupun pengguna barang
dan/atau jasa untuk tujuan tertentu.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Sedangkan hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas
dan kaidah-kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam
hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk konsumen
antara penyedia dan penggunanya dalam kehidupan bermasyarakat.53
a. Hak-hak konsumen.
Secara umum hak konsumen sebagaimana tertuang dalam Pasal
4 UU No. 8 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1. Hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety).
52
Burhanuddin S, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen & Sertifikasi Halal (Malang: UIN Maliki Press. 2011), h. 7
53 Kurniawan, Hukum Perlindungan Konsumen, (Malang : Universitas Brawijaya Press,
2011), h. 42.
25
Konsumen berhak mendapatkan keamanan dari barang dan
jasa yang ditawarkan kepadanya. Produk barang dan jasa itu tidak
boleh membahayakan jika dikonsumsi sehingga konsumen tidak
dirugikan baik secara jasmani dan rohani.
Hak untuk memperoleh keamanan ini penting ditempatkan
pada kedudukan utama karena berabad-abad berkembang suatu
falsafah berpikir bahwa konsumen adalah pihak yang wajib
berhati-hati, bukan pelaku usaha.54
2. Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed)
Hak atas informasi ini sangatlah penting, karena tidak
memadainya informasi yang disampaikan kepada konsumen ini
dapat juga merupakan salah satu bentuk cacat produk, yaitu yang
dikenal dengan cacat instruksi atau cacat karena informasi yang
tidak memadai. Hak atas informasi yang jelas dan benar
dimaksudkan agar konsumen dapat memperoleh gambaran yang
benar tentang suatu produk, karena dengan informasi tersebut,
konsumen dapat memilih produk yang dinginkan serta terhindar
dari kerugian akibat kesalahan dalam penggunaan produk.55
3. Hak untuk memilih (the right to choose).
Hak untuk memilih dimaksudkan untuk memberikan
kebebasan kepada konsumen untuk memilih produk-produk
54
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen., h. 33. 55
Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), h. 105.
26
tertentu sesuai dengan kebutuhannya, tanpa ada tekanan dari pihak
luar.56
4. Hak untuk di dengar (the right to be heard).
Hak yang erat kaitannya dengan hak untuk mendapatkan
informasi adalah hak untuk didengar. Ini disebabkan oleh
informasi yang diberikan pihak yang berkepentingan atau
berkopenten sering tidak cukup memuaskan konsumen. Dalam tata
krama dan tata cara periklanan Indonesia disebutkan, bila diminta
oleh konsumen, maka baik perusahaan periklanan, media, maupun
pengiklan harus bersedia memberikan penjelasan mengenai suatu
iklan tertentu.57
5. Hak untuk mendapatkan produk dan/atau jasa sesuai dengan nilai
tukar yang diberikan.
Dengan hak ini berarti konsumen harus dilindungi dari
permainan harga yang tidak wajar. Dengan kata lain, kuantitas dan
kualitas barang dan/atau jasa yang dikonsumsi harus sesuai dengan
nilai uang yang dibayar sebagai penggantinya. Akibat tidak
berimbangnya posisi tawar-menawar antara pelaku usaha dan
konsumen, maka pihak pertama dapat saja membebankan biaya-
biaya tertentu yang sewajarnya tidak ditanggung konsumen.
Praktik ini lazim dikenal dengan istilah externalities.58
6. Hak untuk mendapatkan ganti kerugian.
56 Ibid., h. 106.
57 Celina, Hukum Perlindungan konsumen, h. 36.
58 Ibid., h. 37.
27
Hak atas ganti kerugian ini dimaksudkan untuk memulihkan
keadaan yang telah menjadi rusak (tidak seimbang) akibat
pengunaan barang atau jasa yang tidak memenuhi harapan
konsumen. Hal ini sangat terkait dengan penggunaan produk yang
telah merugikan konsumen, baik yang berupa kerugian materi
maupun yang menyangkut diri konsumen.59
7. Hak untuk mendapatkan pendidikan konsumen.
Hak ini dimaksudkan agar konsumen memperoleh
pengetahuan maupun keterampilan yang diperlukan agar dapat
terhindar dari kerugian akibat penggunaan produk, karena dengan
pendidikan konsumen tersebut, konsumen akan menjadi lebih kritis
dan teliti dalam memilih sesuatu produk yang dibutuhkan.60
8. Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Hak atas lingkungan yang bersih dan sehat ini sangatlah
penting bagi setiap orang (konsumen lingkungan).61
9. Hak untuk dilindungi dari akibat negatif persaingan curang.
Persaingan curang atau lebih dikenal dengan istilah
“persaingan usaha tidak sehat” yang terjadi dalam pengusaha yang
dalam bisnisnya bertentangan dengan iktikad baik dan kejujuran
dalam pergaulan prekonomian. Walaupun persaingan terjadi
59
Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, h. 108 .
60 Ibid., h. 109. 61
Ibid., h. 109.
28
antarapelaku usaha, namun dampak dari persaingan itu selalu
dirasakan oleh konsumen.62
G. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional
berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara yang
dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lainpun dapat
mengamatinya. Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu bersifat logis, valid serta reliabilitas
dan objektivitas.63
Untuk lebih terarah dan sistematis, maka peneliti dalam mencari data
yang akurat akan menggunakan metode serta pendekatan dalam penelitian ini.
Metode tersebut dimaksudkan untuk menggali sumber dan jenis data, teknik
pengambilan data, analisa data, maupun menguji keabsahan data. Metode ini
semata-mata mempermudah untuk mendapatkan data sebagai bahan kajian
penelitian dengan tema-tema yang terkait.
1. Pendektan Penelitian
Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif sering disebut sebagai metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
62 Celina, Hukum Perlindungan Konsumen, h. 39.
63 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 40.
29
alamiah (natural setting) disebut juga sebagai penelitian etnographi,
karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
di bidang antropologi budaya; yang dimana peneliti sebagai instrumen
kunci.64
Dalam pendekatan kualitatif ini peneliti dihadapkan langsung dengan
lingkungan alam sebagai subyek, guna untuk menggali dan memperoleh
data-data diskriptif di lokasi penelitian dan untuk memahami, mempelajari
perilaku objek dalam konteks lingkungannya sebagaimana yang
ditujukannya. Data yang akan di peroleh peneliti di lapangan lebih banyak
bersifat informasi atau keterangan tentang penggunaan premium milik
konsumen pada jasa service.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti juga menggunakan pendekatan
yang bersifat deskriptif yang menurut peneliti alasannya sebagai berikut:
a. Menyesuaikan pendekatan kualitatif lebih sesuai apabila dihadapkan
dengan kenyataan.
b. Hakekat hubungan peneliti dengan responden.
c. Menyesuaikan diri dengan penajaman terhadap pola nilai yang akan
dihadapi
64 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,( Bandung: ALFABETA,
2014), h.8.
30
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen
sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaan peneliti di lokasi
penelitian mutlak diperlukan.65
Disamping itu juga, pada waktu pengumpulan data di lapangan,
melakuakan observasi atau dengan pengamatan. Untuk mendukung ini,
peneliti melakukan kajian mendalam dengan cara observasi dan
wawancara terhadap mekanis objek penelitian. Kehadiran peneliti amat
penting karena penelitian ini akan sangat efisien dan efektif dalam
mendapatkan data yang benar-benar tingkat keabsahannya sangat baik
sehingga dengan demikian data yang didapatkan tidak mengandung
interpretasi banyak.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan sistem wawancara dalam
mengumpulkan data, maka sumber data tersebut disebut dengan
responden, yaitu orang yang merespon atau yang menjawab pertanyaan
yang diajukan secara lisan (primer). Sumber data dalam penelitian ini
adalah hasil wawancara, dokumentasi dan observasi66
Mengenai sumber data dalam penelitian ini adalah:
65 Miftahul Huda, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, h. 49. 66
Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. XVI (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2002), h, 157
31
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang berasal dari sumber data utama yang
berupa tindakan maupun perbuatan sosial dari pihak-pihak yang terkait
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi data primer
yaitu pemilik usaha service, para mekanis dan konsumen jasa service
di Yamaha Serba Mulia Auto.
b. Data Skunder.
Dalam hal penelitian ini yang menjadi data skundernya adalah
dokumen, media, surat keterangan maupun arsip-arsip yang berkaitan
dengan objek penelitian ini. Data skunder ini akan peneliti cari lewat
pemilik maupun karyawan yang bertugas mengusrus administrasi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah hal yang paling urgen dalam penelitian
bahkan menjadi suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk memperoleh
data yang diperlukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan beberapa
metode dalam mengumpulkan data. Adapun metode yang digunakan
adalah:
a. Metode Observasi.
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dapat juga
diartikan sebagai suatu pengumpulan data yang dilakukan secara
sengaja, dengan cara mendatangi lokasi penelitian dan mengadakan
pengamatan langsung untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode
32
observasi menurut Nasir merupakan cara pengumpulan data dengan
menggunakan mata.67
Adapun teknik observasi yang peneliti lakukan adalah dengan
ikut serta atau melibatkan diri langsung ke objek yang diteliti dan juga
pada saat-saat tertentu. Adapun yang ingin didapatkan oleh peneliti
dalam menerapkan observasi tersebut adalah untuk mengetahui data-
data yang berkaitan langsung dengan objek dan memahami betul
prosedur dalam jasa service motor di Yamaha Serba Mulia Auto
tersebut.
b. Metode Wawancara.
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan
tertentu.68
Adapun teknik wawancara yang peneliti terapkan adalah
wawancara bebas. Dalam artian tidak mempunyai panduan atau data-
data yang akan didapatkan. Tetapi bebas menanyakannya langsung
kepada responden yang terkait.
Dalam kaitannya dengan yang ingin peneliti dapatkan dari
wawancara tersebut adalah mengetahui sistem atau praktik penggunaan
premium pada service motor dan mengetahui tanggapan konsumen
selaku pemilik premium atau bensin tersebut. Adapun wawancara
67 Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung:Pustaka setia,2005), h. 94.
68 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung. PT.Remaja Rosdakarya,
2008), h. 180.
33
nantinya ditujukan kepada BM (Branch Manager) selaku kepala
Dealer, mekanik, layanan administrasi dan konsumen.
c. Metode Dokumentasi.
Tidak kalah pentingnya dari pada metode-metode yang lain,
adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Untuk dokumentasi
yang ingin peneliti dapatkan dari penerapan metode ini adalah data-data
yang mengenai catatan-catatan yang ada kaitannya dengan masalah
penelitian yang sudah didokumentasikan seperti data konsumen jasa
service maupun data-data yang lainnya yang berkaitan dengan jasa
service motor yang ada di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram.
5. Teknik Analisis Data
Menurut bogdan dan biklen, “analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.69
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan metode induktif
untuk menarik kesimpulan terhadap hal-hal peristiwa dari data yang
dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi
yang digeneralisasikan.
69
Lexy J Moleong, Metodologi penelitian, h. 248.
34
Metode induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus,
peristiwa-peristiwa kongkrit, kemudian dari peristiwa tersebut dapat
ditarik dan digeneralisasikan.70
6. Validitas Data.
Keabsahan data adalah usaha yang dilakukan peneliti untuk
membuktikan apa yang telah diamati dalam penelitian sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya. Untuk membentuk kesesuaian antara data
yang diteiliti dengan kenyataan, maka diperlukan adanya pengecekan data
agar data menjadi valid. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa
permasalahan yang diteliti sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Demi
keaslian dan atau keabsahan data hasil penelitian maka peneliti
menggunakan tehnik sebagai berikut:
a. Kecukupan Referensi
Referensi yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri
dari bahan dokumentasi, referensi dari buku-buku, wawancara. Bahan
referensi ini sebagai alat untuk menampung dan menyelesaikan dengan
kritis tertulis untuk keperluan evaluasi.
b. Triangulasi.
Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data itu.
70
Sutrisno Hadi, metode research (Jakarta: pen offset, 2000), h. 42.
35
Denzin dan moleong membedakan empat triangulasi sebagai
tehnik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori.71 Adapun triangulasi yang digunakan dalam
pemeriksaan data ini adalah membandingkan, mengecek kembali
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu, alat
berbeda dengan metode kualitatif. Tiangulasi sumber data digunakan
untuk mendapatkan informasi atau sumber data berbeda.
H. SISTEMATIKA
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Dalam penulisannya
mengacu kepada pedoman penulisan skripsi IAIN Mataram. Penulisan skripsi
ini menggunakan bahasa Indonesia yang baik, baik tentang struktur kalimat
maupun kata. Tidak lupa juga menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan dan mengacu kepada kamus besar bahasa Indonesia.
Pada bab I, yaitu pendahuluan, peneliti mengungkapkan konteks
penelitian masalah sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji
permasalahan yang menjadi tema dasar dari penelitian ini. Termasuk juga
dalam bab ini diantaranya fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian ini,
telaah pustaka, dan kerangka teoritik yang menjadi acuan teori dari penelitian
lapangan ini. Kemudian dalam bab ini terdapat juga serangkaian teknis atau
metode penelitian yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian dan
termasuk di dalamnya adalah pendekatan penelitain, kehadiran peneliti, lokasi
71 Lexi J Moleong, Metode Penelitian, h. 178.
36
penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data dan keabsahan data.
Selanjutnya dalam bab II, yang berisi paparan data dari penelitian
yang ditemukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan
secara singkat tentang gambaran lokasi penelitian dan temuan-temuan dalam
melakukan penelitian serta tanggapan dari beberapa responden tentang
pembahasan dari penelitian ini.
Bab III berisi tentang pembahasan dari penelitian yang termasuk
didalamnya adalah analisis fiqh muamalah terhadap praktik penggunaan
premium milik konsumen pada jasa service motor tersebut dalam melakukan
analisa didasarkan dari temuan-temuan yang telah dipaparkan pada bab II.
Bab IV Penutup, terdiri dari simpulan dan saran-saran dalam
penelitian. Pada bagian akhir, peneliti cantumkan daftar pustaka dan lampiran
37
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Serba Mulia Auto.
PT. Serba Mulia Auto, adalah suatu perusahaan yang pada awal
mulanya di tahun 1970-an merupakan usaha dagang UD. Lima Benua di
Balikpapan yang dirintis oleh Bapak SA. Mulyadi dengan menjual berbagai
macam barang kelontong, elektronik dan otomotif baik motor maupun
mobil dengan berbagai merk.
Pada tahun 1977, perusahaan meraih sukses besar dalam menjual
Toyota Kijang untuk program peremajaan angkutan kota (angkot) di kota
Balikpapan yang menjadikan PT Toyota Astra Motor selaku ATPM Toyota
menunjuk Bapak SA. Mulyadi untuk membuka dealer Toyota di
Samarinda.72
Tawaran tersebut disambut baik oleh Bapak Mulyadi dengan
mendirikan CV. Serba Mulia dan menyewa gedung untuk dealer Toyota di
Jl. Mulawarman, Samarinda pada tahun 1979. Dengan meningkatnya usaha,
kapasitas gedung tersebut tidak mampu lagi menampung kegiatan usaha.
Kemudian pada tahun 1984, perusahaan membangun gedung berstandar
“tiga bintang” di Jl. Arif Rahman Hakim, Samarinda. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, pada tahun 1995 dibangunlah gedung baru yang lebih
representatif dan lebih nyaman di Jl. P. Antasari No. 22, Samarinda yang
72 http://www.serbamulia.co.id, diambil tanggal, 3 Mei 2017.
38
diresmikan tahun 1996. Saat itulah bentuk perusahaan berubah menjadi
perseroan terbatas dengan nama PT. Serba Mulia Abadi.
Di samping dealer Toyota, pada tahun 1980 perusahaan juga
dipercaya sebagai dealer Daihatsu pertama di Kalimantan Timur yang saat
itu berkantor di Jl. APT Pranoto, Balikpapan. Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, pada tahun 1991 pindah ke gedung baru yang terletak di Jl.
Gunung Malang, Balikpapan. Sepanjang perjalanan, usaha perusahaan terus
mengalami perkembangan hingga pada medio 2011 jumlah dealer Daihatsu
berjumlah 4 kantor cabang, yakni :
a. Daihatsu Cabang Balikpapan
b. Daihatsu Cabang Samarinda
c. Daihatsu Cabang Jayapura.
d. Daihatsu Cabang Sorong73
Bersamaan dengan unit bisnis roda 4, perusahaan juga memiliki unit
bisnis Yamaha yang pada awal usahanya di tahun 1978 hanya memiliki 2
(dua) outlet yakni di Balikpapan dan Samarinda. Dalam perjalanannya,
perusahaan pernah meraih sukes di tahun 1993 dengan menjual secara
“fleet” kepada Pertamina yang menjadikan PT Surya Timur Sakti Jatim (PT
STSJ) selaku main dealer Yamaha menaruh kepercayaan lebih kepada
perusahaan untuk memperluas pasar Yamaha di wilayah Kalimantan Timur,
NTB dan NTT, sehingga pada semester dua 2011 telah memiliki 11 kantor
73 http://www.serbamulia.co.id, diambil tanggal, 3 Mei 2017.
39
cabang 3S (sales, service & sparepart) satu kantor 1S dan 5 kantor sales
point (Yamaha Point) serta layanan perawatan dan perbaikan, yakni:
a. 3S Dealer
1. APT Pranoto, Balikpapan
2. Karangjati, Balikpapan
3. Lambung Mangkurat, Samarinda
4. Tenggarong
5. Bontang
6. Melak
7. Tanah Grogot
8. Petung
9. Mataram, NTB
10. Maumere, NTT
11. Waingapu NTT
b. Yamaha Point.
1. Ring Road, Balikpapan
2. Sepinggan, Balikpapan
3. Loa Janan, Samarinda
4. Imam Bonjol, Samarinda
5. Sungai Kunjang, Samarinda
6. Sangatta74
74 http://www.serbamulia.co.id,diambil tanggal, 3 Mei 2017.
40
Untuk menunjang penjualan dealer yang sebagian besar dilakukan
secara kredit, maka pada tahun 2008 telah didirikan perusahaan pembiayaan
PT Smart Multi Finance (PT SMF) yang berkedudukan di Jakarta untuk
dapat bersinergi dengan usaha otomotif sebagai mata rantai usaha guna
meningkatkan penjualan. Kesuksesanpun telah diraih PT. SMF yang dalam
dua tahun berturut-turut yakni tahun buku 2009 dan 2010, PT SMF masuk
dalam jajaran top five versi majalah Infobank untuk kategori modal Rp. 100
milyar s/d. Rp. 1 trilyun, dan pada medio 2011 telah memiliki 14 kantor
cabang, yakni :75
1. Jakarta
2. Depok
3. Tangerang
4. Bekasi
5. Pontianak
6. Banjarmasin
7. Martapura
8. Balikpapan
9. Samarinda
10. Bontang
11. Sangatta
12. Tenggarong
13. Melak
75
http://www.serbamulia.co.id,diambil tanggal, 3 Mei 2017.
41
14. Tanah Grogot
PT Serba Mulia Auto terus berusaha dan bertekad untuk
mengembangkan pasar otomotif dengan menambah kantor cabang dan
meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia, peningkatan sistem administrasi dan kontrol maupun peningkatan
pelayanan purna jual, sehingga diharapkan akan menjadi perusahaan
otomotif pilihan masyarakat dalam penyediaan dan servis kendaraan mobil
maupun motor dengan sentuhan pelayanan yang prima dilengkapi dengan
fasilitas yang nyaman.76
2. Letak Geografis
Yamaha Serba Mulia Auto Mataram berada di antara tengah-tengah
pusat Kota Mataram dan di pinggir jalan. Letak geografisnya sangat
strategis selain berlokasi di pinggir jalan raya, serta pusat-pusat
perbelanjaan perdagangan sehingga bisa menarik minat masyararakat untuk
melakukan pembelian motor atau service motor, dengan berbagai macam
kebutuhan kendaraan dan kendala yang dihadapi pengendara pada motornya
sehingga menjadi peluang yang sangat besar bagi Yamaha Serba Mulia
Auto. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:77
Sebelah Utara : Jln. Raya Langko dan Denbekang IX-44-02
Sebelah Selatan : Rumah Warga
Sebelah Timur : Jln. Prasarana dan Inspektorat NTB
76
http://www.serbamulia.co.id, diambil tanggal, 3 Mei 2017. 77
Pak Bayu (Brench Manager), Wawancara. Di Yamaha Serba Mulia Auto, 3 Mei 2017
42
Sebelah Barat : Perumahan Warga.
3. Keadaan Fisik.
Kondisi fisik Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram
memiliki bangunan yang mempunyai gedung berlantai dua (2)
diantaranya sebagai berikut:
1) Lantai bawah terdiri dari Showroom, Ruang Pealayanan atau
Administrasi, Ruang BM (Branch Manager), gudang Spare Part,
Ruang tunggu, Musolla, Bengkel, Kamar Mandi dan Dapur.
2) Lantai dua yang dulunya di pakai untuk bagian paynent, tapi sekarang
sudah tidak beroperasi lagi.78
4. Visi dan Misi Yamaha Serba Mulia Auto
VISI
Menjadi perusahaan distribusi dan keuangan pilihan utama di
KalimantandanPapua.
MISI
1. Memberikan pelayanan yang excellent.
2. Membangun management yang kuat melalui sumber daya manusia
yang berkualitas dan berintegritas.
CORPORATE CULTURE :
1. Integritas.
2. Disiplin.
3. Bertanggung Jawab.
78
Wahid Hasyim, Wawancara. Yamaha Serba Mulia Auto, 10 Mei 2017.
43
4. Keterbukaan.
5. Team Work.79
5. Nama-nama Pegawai Yamaha Serba Mulia Auto Cab. Mataram.
a. Nama-nama Pegawai dan Jabatan dalam struktur organisasi Yamaha
Serba Mulia Auto Cabang Mataram adalah sebagai berikut :
Nama dan Jabatan Pegawai Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram.80
Tabel. I
NO NAMA JABATAN 1 Bayu Hidayat Branch Manager 2 Nanik Suryani ADH 3 Arik SPV 4 Reni P. Conter 5 Wahid Hasyim SA 6 Siti Humaidiyah Conter Cervice 7 Desi Selles Conter 8 Wayan Selles 1 9 Isma Selles 2 10 Suhaili Selles 3 11 Surya Supir 12 Zohri Mekanik 1 13 Iwan Mekanik 2 14 Erwin Mekanik 3 15 Junaidi Mekanik 4 16 Nanik Suryani Kasir 17 Junaidi DPI
Selain nama-nama staf atau pegawai di Yamaha Serba Mulia Auto
yang di sebut di atas, Dealler ini sering menjadi lokasi praktik atau
magang bagi para siswa yang mengambil jurusan Otomotif.
79 http://www.serbamulia.co.id, diambil tanggal 3 Mei 2017. 80 Dokumen, Yamaha Serba Mulia Auto, 16 Mei 2017.
44
6. Struktur Kepengurusan.
Yamaha Serba Mulia Auto Mataram
Gambar I.
Struktur Organisasi Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram81
Keterangan:
1. BM (Branch Manager) : Cabang Manager/ Kepala Manager
2. ADH (Admin department) : Pengurus Lembaga
3. Counter Cervice : Pusat Pelayanan.
4. SA ( Service Advisor) : Kepala Service
5. Selles Conter : Ketua Penjualan
81 Papan Strutur Yamaha Serba Mulia Auto Cab. Mataram, Dokumentasi, 16 Mei 2017.
B.M
BAYU HIDAYAT
SA
WAHID HASYIM
PDI MAN
JUNAIDI
Mekanik.3
ERWAN
S4
S3
SUHAILI
SUPIR
SURYA
KASIR
NANIK SURYANI
SELLES COUNTER
DESI
CONTER SERVICE
SITI HUMAIDIYAH
ADH
NANIK SURYANI
P. COUNTER
RENI
SPV
ARIK
S1
WAYAN
Mekanik.1
ZOHRI
Mekanik.2
IWAN
S2
ISMA
45
6. S (Selles) 1,2,3,4 : Layanan Penjualan
7. SPV (Supervisor) : Pengawas Utama
8. M (Mekanik) 1,2,3,4 : Mekanik Jasa Service
9. PDI Man : Pengecekan.
7. Unit Bisnis Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram
Dealer Yamaha PT. Serba Mulia Auto, setelah dinilai berhasil
mengembangkan pasar di wilayah Kalimantan Timur, pada tahun 2011
kembali memperoleh kepercayaan dari PT. STSJ untuk mengembangkan
pasar di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur
(NTT), dan telah melakukan ekspansi usaha dengan membuka kantor
cabang baru di Mataram, NTB.82
Kegiatan perusahaan merupakan aktifitas sehari-hari yang dilakukan
oleh dealler untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Kegiatan yang
dilakukan oleh Yamaha Serba Mulia Auto cabang Mataram bermacam-
macam, seperti di bawah ini:
a. Promosi.
Promosi merupakan sarana dealer untuk menyampaikan pesan
kepada calon pembeli agar tertarik untuk melakukan pembelian. Untuk
mengejar target penjualan yang direncanakan, dealer Yamaha Serba
Mulia Auto cabang Mataram melakukan promosi satu kali dalam satu
bulan.83
82
http://www.serbamulia.co.id diambil 3Mei 2017. 83
Bayu (BM), Wawancara, Yamaha Serba Mulia Auto 16 Mei 2017.
46
b. Sales.
Merupakan kegiatan utama dari dealler Yamaha Seba Mulia Auto
cabang Mataram yaitu melakukan penjualan speda motor Yamaha.
c. Penjualan Spare Part.
Penjualan spare part adalah hal yang mendukung dalam usaha
dealer. Karena sangat membantu dalam memberikan pelayanan atau
permintaan penggunaan motor Yamaha. Untuk itu, dealer Yamaha Serba
Mulia Auto Mataram memberikan tawaran spare part sebagai pendukung
penjualan dan mampu bersaing dengan merk-merk lain.
Dealler Yamaha Serba Mulia Auto cabang Mataram sendiri
menyediakan semua komponen sepeda motor Yamaha dan untuk
menarik pembelian spere part para konsumen, maka Yamaha Serba
Mulia Auto cabang Mataram memberikan banyak bonus.84
d. Service atau Pemeliharaan Speda Motor.
Sesuai dengan fungsinya yaitu 3s (Salles, Spare part dan Service)
Yamaha Serba Mulia Auto cabang Mataram juga menyediakan bengkel
untuk melakukan pemeliharaan speda motor Yamaha. Service merupakan
salah satu pelayanan purna jual yang mempunyai sasaran kepuasan bagi
konsumen di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram.
Ada beberapa peran jasa service, antara lain:
84
Wayan, Wawancara di Yamaha Serba Mulia Auto, 16 Mei 2017.
47
1. Service memberikan keuntungan.
Jika service yang diberikan memuaskan, maka pemilik speda
motor akan datang kembali untuk service lagi. Hal tersebut akan
memberikan dan meningkatkan pendapatan Dealer.
2. Service penunjang penjualan.
Jika pelayanan dan hasil kerjanya dari service memuaskan
konsumen, maka konsumen tersebuat akan setia pada merk dan
meningkatkan penjualan.
3. Service sebagai pemeliharaan hubungan dengan konsumen.
4. Service sebagai sarana informasi.85
B. Praktik Jasa Service Motor di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram.
Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang jasa service, terlebih dahulu
akan dipaparkan tentang SOP (Standar Oprasional Prosedur) Bengkel atau
yang lebih di kenal dengan alur service di Yama Serba Mulia Auto cabang
Mataram adalah sebagai berikut:86
1. Mengambil nomor antrian.
Ketika konsumen jasa service datang di Yamaha Serba Mulia Auto
Mataram maka akan di sodorkan nomor antrian jikalau pelanggan service
padat.
2. Bertemu Service Advisor, dan menjelaskan keluhan.
85 Pak Bayu, Wawancara 17 Mei 2017. 86
Dokumentasi Yamaha Serba Mulia Auto , 16 Mei 2017.
48
Service Advisor sebagai ketua dari mekanik bengkel service dan
yang mengatur para mekanik terlebih dahulu mendengarkan keluhan
konsumen supaya bisa mengetahui apa-apa yang akan diperbaiki.
3. Service Advisor melakukan SP7 dan cek kondisi keluhan konsumen.
Maksud dari SP7 adalah pemeriksaan pada 7 item yang meliputi:
a. Spoiler for 1. Kelayakan ban
b. Spoiler for 2. Fungsi rem depan dan belakang.
c. Spoiler for 3. Kelayakan rantai.
d. Spoiler for 4. Gerak bebas kemudi.
e. Spoiler for 5. Kondisi oli.
f. Spoiler for 6. Kelayakan baterai.
g. Spoiler for 7. Fungsi kelistrikan dan lampu.
4. Mendapat penjelasan Service Advisor mengenai kondisi motor, item
perawatan, kapan dikerjakan, selesai pengerjaan dan perkiraan biaya.
5. Mendapat konfirmasi dari Service Advisor jika ada perbaikan tambahan.
6. Teknisi melakukan standar “21 item perawatan” motor.
7. Menunggu di ruang tunggu.
8. Service Advisor melakukan pengecekan akhir dan menempelkan stiker
prawatan berikutnya.
9. Mendapatkan penjelasan perawatan yang telah selesai dan jadwal
perawatan berikutnya.
10. Membayar biaya perawatan ke kasir.
49
11. Selesai dan terima kasih atas kunjungan anda.87
Standar Operasional Prosedur Bengkel (Alur Service)88
87 Dokumen SOP Yamaha Serba Mulia Auto 2017.
88 Dokumentasi, Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram,17 Mei 2017.
Mengambil
nomor
antrian
Mendapat penjelasan SA mengenai kondisi Motor, item perawatan, kapan dikerjakan dan perkiraan biaya.
Teknisi melakukan standar “21 item perawatan” motor.
Menunggu di ruang tunggu
Selesai dan terima kasih atas kunjungan anda.
SA melakukan
SP7 dan cek
kondisi keluhan
Bertemu SA,
dan
menjelaskan
Keluhan
Membayar biaya perawatan ke kasir.
Mendapatkan penjelasan perawatan yang telah selesai dan jadwal perawatan berikutnya.
Mendapat konfirmasi dari SA, jika ada perbaikan tambahan.
SA melakukan pengecekan akhir dan menempelkan stiker prawatan berikutnya.
Sebelum Pengerjaan
Saat Pengerjaan
Setelah Pengerjaan
50
Gambar di atas menjelaskan tentang alur service motor atau yang
di sebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimana alur ini
hanya berlaku di setiap Dealler Yamaha Serba Mulia Auto dimanapun
berada atau Dealler Yamaha yang menyiapkan pelayanan jasa service.
SOP tersebut bisa di jelaskan sebagai berikut
1. Sebelum Pengerjaan.
Sebelum pengerjaan service motor oleh mekanik, terlebih dahulu
konsumen atau pemilik motor untuk mengambil nomor antrian yang
telah disiapkan. Setelah itu, konsumen akan bertemu dengan Service
Advisor yang dimana konsumen menjelaskan keluhan di motornya.
Service Advisor langsung melakukan SP7 dan cek kondisi motor yang
telah dikeluhkan oleh konsumen. Pada tahap ini kemudian Service
Advisor memberikan informasi mengenai keadaan motor, perawatan,
pengerjaan dan biaya service.
2. Saat Pengerjaan.
Pada saat pengerjaan ini, Yamaha Serba Mulia Auto menyiapkan
ruang tunggu untuk konsumen, kemudian teknisi melakukan
pengecekan serta perawatan item motor. Jika motor konsumen memiliki
kerusakan atau ada hal-hal yang akan diganti, maka Service Advisor
memberikan informasinya kepada konsumen.
3. Setelah pengerjaan.
Setelah service motor sudah selesai, motor konsumen oleh
Service Advisor melakukan pengecekan terhadap hasil service, serta
51
memberikan informasi kepada konsumen tentang perawatan motor dan
jadwal perawatan. Setelah proses service motor dan informasi tentang
perawatan sudah selesai, maka konsumen membayar biaya service
(perawatan) kepada kasir dan service motor tersebut selesai.
Yamaha serba Mulia Auto Mataram memberikan pelayanan jasa
service dalam tiga jenis, yaitu reguler, perbaikan ringan dan perbaikan
berat.89 Ketiga pelayanan tersebut menjadi daya tarik bagi setiap pengguna
jasa service yang dapat di rincikan sesuai dengan biaya service yang ada
di tabel berikut ini.
Tabel II. Biaya Service di Yamaha Serba Mulia Auto90
89
Zohri, Wawancara, Yamaha Serba Mulia Auto 17 Mei 2017 90 Dokumentasi, Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram,17 Mei 2017
Jenis pekerjaan
Jenis Motor Moped Sport Otomatis
Reguler Service berkala tiap 3000 km
Perbaikan Ringan Ganti oli mesin dan transmisi
Rp. 5000 Rp. 5000
Ganti Bohlam Rp. 10.000 Rp. 10.000 Sistem Kelistrikan ringan
Rp 5.000 Rp 5.000
Ganti kampas rem cakram
Rp 20.000 Rp 20.000
Ganti kampas rem teromol
Rp 20.000 Rp 20.000
Ganti Ban Rp 20.000 Rp 20.000 Ganti air radiator Rp 15.000 Rp 20.000 Ganti cover side Rp 15.000 Rp 10.000 Ganti kabel Rp 15.000 Rp 15.000 Ganti bearing roda Rp 10.000 Rp 10.000 Ganti gear set Rp 25.000 Rp 25.000
52
Untuk biaya service di Yamaha Serba Mulia Auto cabang Mataram
berbeda-beda, tergantung jenis motornya. ada yang jenis motor Moped
(motor berpedal), Sport dan otomatis. Biaya service di atas adalah diluar
dari biaya pembelian atau yang sejenisnya. Biaya tersebut hanya sebagai
upah di jasa service dalam memberikan pelayanannya.
Contohnya mengganti Oli, bagi konsumen yang mengganti Oli,
maka konsumen akan membeli Oli tersebut di jasa service dengan harga
Rp.30.000.00, kemudian mekanik mengerjakan dan biaya upahnya adalah
Rp.5000.00 seperti yang tertera di tabel di atas. Begitupun pelayanan
service motor lainnya.
C. Praktik Penggunaan Premium Milik Konsumen pada Jasa Service Motor
di Yamaha Serba Mulia Auto cabang Mataram.
1. Praktik Penggunaan Premium Konsumen
Service sering juga disebut dengan istilah perbaikan (jasa). Pengertian
dari perbaikan itu sendiri adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan
Fi Kowa tester Rp 20.000 Rp 30.000 Fi Kit Clener Perbaikan Berat Overhoul CVT Sistim Kelistrikan Berat
Rp 75.000 Rp 75.000
Ganti Kamplas kopling
Rp 40.000 Rp 45.000
Ganti raceball steering
Rp 25.000 Rp 25.000
Ganti seal front Frok
Rp 60.000 Rp 65.000
Skir Klep Rp 35.000 Rp 40.000 Ganti rantai keteng Rp 40.000 Rp 50.000 Overhoul mesin Rp 150.000 Rp 175.000
53
fungsi dari suatu benda atau alat yang rusak akibat pemakaian alat
tersebut pada kondisi semula.91
Dalam penggunaan premium/bensin konsumen pada service motor,
seperti yang sudah di jelaskan oleh Pak. Hasyim selaku Service Advisor di
Dealler mengatakan:92
“Ada dua tipe motor, ada yang menggunakan karbulator dan ada yang menggunakan injeksi. Bagi yang menggunakan karbulator ya kita bersihkan karbulator menggunakan bensin sampai bersih, bagi yang Injeksi penggunaan bensin sebagai pembersihnya di bagian CVT (Continuous Variable Transmission) ”.
Maksud pernyataan di atas adalah jenis motor terbagi dalam 2 (dua)
jenis, ada yang termasuk motor yang menggunakan karbulator dan ada juga
yang termasuk motor yang menggunakan injeksi. Sehingga dalam
pembersihan mesin dengan menggunakan premium atau bensin berbeda-
beda.
Menurut zohri selaku mekanik di Yamaha Serba Mulia Auto
menjelaskan bahwa “pembersihannya itu di pakai untuk membersihkan
mesin supaya bersih dan tidak lengket”.93
Penggunaan premium atau bensin sebagai alat pembersih mesin
sangatlah mempermudah pengerjaan bagi mekanik dalam jasa service
tersebut.
91Agus Zuhri, “Pengertian-Servis-Perbaikan”, dalam http://aguszuhri26 .blogspot.co.id
/2014/11/ pengertian servis perbaikan.html, diambil tanggal 10 Januari 2017, pukul 01.45 WITA. 92
Wahid Hasyim, wawancara 16 Mei 2017. 93 Zohri, wawancara, 16 Mei 2017.
54
Dalam menggunakan premium/bensin konsumen, mekanik atau
petugas service mengambilnya melalui tangki dan menggunakan selang
guna untuk mengambil premium sebagai pembersih mesin.
Iwan selaku mekanik di Yamaha Serba Mulia Auto menjelaskan
kisaran jumlah penggunaan premium atau bensin konsumen.
“Dalam penggunaan bensin sebagai pembersih mesin (karbulator dan CVT) mempunyai perbedaan dalam menggunakan bensin. Kalau motor yang tipenya menggunakan karbulator maka yang dibersihkan itu kabulatornya cukup kurang lebih menggunakan bensin sekitar 200-300ml. Sedangkan berbeda lagi dengan CVT (Continuous Variable Transmission) penggunaan premiumnya sekitar 600ml.94
Penggunaan premium atau bensin tersebut terhitung sangatlah banyak
tergantung bagaimana kondisi karbulator dan CVT (Continuous Variable
Transmission), dengan kata lain jika karbulator tidak terlalu kotor tentu
premium atau bensin yang digunakan juga tidak terlalu banyak.
Wahid Hasyim menjelaskan bahwa:
“Tidak semua motor yang diservice menggunakan bensin atau selalu digunakan bensinnya untuk membersihkan mesin, akan tetapi kalau masih ada sisa-sisa bensin yang di gunakan sebelumnya maka mekanik mengumpulkan sisa-sisa bensin itu dan menggunakan ke motor yang lain.”95
Maksudnya adalah adakalanya bensin yang masih tersimpan atau
bekas bensin untuk membersih motor yang tidak terlalu kotor sehingga
banyak sisa dan itu disimpan untuk membersihkan motor-motor yang lain.
Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram menyediakan bensin atau
membeli bensin ketika ada Service Overhool (Buka Total). Seperti yang pak
Bayu katakan selaku Branch Manager di Yamaha Serba Mulia Auto
94 Iwan, Wawancara, Yamaha Serba Mulia Auto. 16 Mei 2017. 95 Wahid Hasyim, Wawancara, 16 Mei 2017.
55
Cabang Mataram “kalau motor itu bensinnya sedikit maka kita yang
membelikannya bensin atau kita suruh pemilik untuk beli”96.
Pak Bayu melanjutkan “Tapi selama ini Yamaha Serba Mulia Auto Mataram tidak pernah menyuruh konsumen atau pemilik motor membeli bensin sendiri, mekanik atau kantor yang membeli dan biaya atau harga bensin itu dimasukkan kedalam harga service tergantung penghabisannya.”97
Maksud dari Pak Bayu di atas adalah Yamaha Serba Mulia Auto
dalam melakukan service yang termasuk dalam service Overhool (buka
total) seringkali mendapatkan motor yang bensinnya sedikit, sehingga untuk
membersihkan mesin yang membutuhkan bensin tidak selalu di ambil dari
motor yang bersangkutan, akan tetapi ada kebijakan lain dari pihak Yamaha
Serba Mulia Auto untuk mempersiapkan bensin sendiri guna menutupi
kebutuhan service motor milik konsumen yang dalam hal ini menggunakan
bensin sebagai pembersih mesin, dan biaya penggunaan bensin tersebut
dimasukkan ke dalam biaya service.
Setelah penjelasan tentang penggunaan premium milik konsumen oleh
pihak jasa service Serba Mulia Auto Mataram yang dalam hal ini para
mekanik, tidak seimbang jika tidak mengikutsertakan atau menanyakan
tanggapan konsumen atas penggunaan premium tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian pada jasa service, tanggapan konsumen
terhadap penggunaan premium atau bensin pada saat service motor dapat di
klasifikasikan menjadi 3 (tiga) macam:
96 Pak Bayu, Wawancara 16 Mei 2017. 97
Pak Bayu, Wawancara 30 Mei 2017.
56
1. Tidak Tahu.
Konsumen yang menyatakan tidak tahu ini artinya belum tahu kalau
bensinnya digunakan sebagai pembersih mesin, dan menyebabkan
bensinnya berkurang. Seperti yang diungkapkan oleh Faizi (26 thn)
mengatakan “saya tidak tahu tentang itu, jadi untuk masalah penggunaannya
saya baru tahu, dan seharusnya ada konfirmasi dulu, supaya sama-sama
enak.”98
Menurut Haris “ Saya baru tahu sekarang, pantasan kalau service
motor di jasa service atau bengkel itu terasa bensin saya kurang, padahal
sudah saya isi seliter tapi cepat habis”99.
Konsumen yang tergolong dalam bagian ini adalah konsumen yang
benar-benar tidak tahu akan sistem penggunaan premium atau bensin
pribadi sebagai alat mekanik jasa service dalam merawat atau membersih
mesin di jasa service motor.
2. Tidak Peduli.
Konsumen yang responnya biasa saja ini, artinya tidak peduli apapun
yang terjadi dengan motornya yang penting jadi, dan lebih baik serta
kembali lagi seperti semula terserah bensin mau diambil atau tidak.
Seperti ungkapan Emi: “yang penting motor jadi, motor bagus dan mesinnya
bisa kembali bagus seperti seharusnya, tidak jadi masalah tentang
pemakaiannya.”100
98
Ahmad Faizi, wawancara, Konsumen Yamaha Serba Mulia Auto 15 Mei 2017. 99 Haris, wawancara, Konsumen Yamaha Serba Mulia Auto 15 Mei 2017. 100 Emy, Wawancara, Konsumen Yamaha Serba Mulia Auto 15 Mei 2017.
57
Juan juga mengatakan “selama ini semua bengkel seperti itu jadi
memang itu sudah lumrah jadi malas untuk komplain atau menanyakan hal
itu, yang penting motor bisa bagus, jadi sudah”.101
Konsumen yang termasuk ke dalam tidak peduli ini adalah konsumen
yang tidak mementingkan bagaiman cara, mekanik ataupun penggunaan
premium konsumen miliknya sebagai alat pembersih mesin pada jasa
service yang penting motornya bisa bagus dan kembali seperti semula.
3. Harus Konfirmasi
Bagi konsumen yang tergolong dalam bagian ketiga ini adalah
konsumen yang merasa dirugikan dan tidak transparan ketika
pengerjaannya.
Menurut Jayadi “mekanik atau staf harus ngizin atau konfirmasi terlebih dahulu setiap apapun yang terjadi dengan motor yang diservice harus di konfirmasi. Sama seperti mengganti keperluan mesin atau motor, di konfirmasi, pembayaran juga melalui konfirmasi, tetapi kenapa di bagian bensin diambil tidak ada konfirmasi atau minta persetujuan dari pemilik motor.”102
Maksudnya setiap hal-hal yang berkaitan dengan service motor,
konsumen selalu di tanya atau mendapat informasi baik menyangkut biaya
service, kerusakan pada motor, ataupun hal-hal lainnya, bahkan kalau
konsumen atau pemilik motor tidak dilokasi service, pihak Yamaha Serba
Mulia Auto melakukan konfirmasi melalui Telephon atau pesan. Berbeda
dengan itu, terkait penggunaan bensin konsumen tidak di konfirmasi atau
diminta persetujuan terlebih dahulu.
101 Juan wirawan, Wawancara , KonsumenYamaha Serba Mulia Auto Mataram 17 Mei
2017. 102 Jayadi, Wawancara, Konsumen Yamaha Serba Mulia Auto Mataram 17 Mei 2017.
58
Menurut Herman “ya harus di izin dulu, atau kalau tidak di hitung
sebagai pemotongan biaya service, bukankah setiap jasa itu alat-alatnya
sudah ada”103
Menurut Azizah “ya untuk lebih baiknya sih izin biar sama-sama
tahu, biar tidak ada yang dirugikan, dan seharusnya di persiapkan sudah
ala-alat keperluan servicenya, jadi nanti biayanya tetap dihitung
penggunaan bensin pribadi kantor”104
Dalam artian konsumen terima jadi motornya dan bensinnya tidak
di pakai, supaya biaya service itu juga terhitung berapa penghabisan
premium atau bensin untuk membersihkan mesin motor konsumen serta
dimasukkan dalam biaya service secara keseluruhan. Hal ini dilakukan
supaya konsumen dan jasa service motor tidak ada yang dirugikan.
103 Herman, Wawancara, Konsumen Yamaha Serba Mulia Auto 17 Mei 2017. 104 Azizah, Wawancara , Konsumen Yamaha Serba Mulia Auto 17 Mei 2017.
59
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Praktik Penggunaan Premium Milik Konsumen pada Jasa
Service Motor di Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram.
Bermuamalah merupakan kegiatan yang tidak bisa terlepas dalam
kehidupan sehari-hari manusia sebagai mahluk sosial, dengan bermuamalah
manusia dapat memenuhi kebutuhan primer maupun skunder sehingga tidak
terlepas dalam suatu perjanjian.
Salah satu unsur esensial dari perjanjian yaitu tercapainya keinginan
bersama untuk hal yang dikehendaki oleh kedua belah pihak yang melakukan
perjanjian. Dalam Islam, untuk sahnya perjanjian di perlukan empat syarat,
yaitu:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri.
2. Cakap untuk melakukan perjanjian
3. Mengenai suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.105
Dalam praktik penggunaan premium milik konsumen, telah dijelasakan
pada bab sebelumnya bahwa penggunaan premium atau bensin untuk
membersihkan mesin motor digunakan dalam dua bagian, yaitu karbulator dan
CVT (Continuous Variable Transmission) sehingga jumlah bensin yang
digunakan berbeda-beda.
105
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, (Bandung: Cipta Bakti 1992), h. 52.
60
a. Untuk Karbulator.
Untuk membersihkan karbulator, mekanik mengambil premium atau
bensin konsumen melalui tangki menggunakan selang untuk
memindahkannya ke bak penampung bensin. Jumlah bensin yang digunakan
sekitar 300 ml. Kalau dikalkulasikan dengan harga satu liter premium atau
bensin saat ini berharga Rp. 6,550/liter. Jadi ketika konsumen service motor
kemudian digunakan bensinnya maka disaat itu konsumen juga kehilangan
premium atau bensinnya sekitar 300ml bensin. Untuk mengkalkulasikan
kedalam uang untuk pengambilannya adalah sebagai berikut.:
- Harga premium/bensin: Rp 6,650,00
- Bensin yang dipakai: 300ml.
- 1 liter : 1000 ml106
6.650,00 = 0.00665 x 300 = 1.995,00
1000
Jadi setiap pembersihan motor untuk pembersihan karbo dengan
bensin konsumen yang jumlahnya 300ml sama artinya mengambil uang
sejumlah Rp 1.995,00.
b. Untuk CVT (Continuous Variable Transmission).
Untuk membersihkan CVT (Continuous Variable Transmission) tidak
sama penghabisannya dengan karbo, artinya untuk membersihkan CVT
(Continuous Variable Transmission) ini menghabiskan 600 ml bensin.
Sehingga dapat di hitung sebagai berikut:
106
http://www.metric-conversions.org/id/volume/tabel-liter-ke-mililiter.htm, di ambil pada tanggal 30 mei 2017.
61
- Harga premium/bensin: Rp 6,650,00
- Bensin yang dipakai: 600ml
- 1 liter : 1000 ml
6. 650,00 = 0.00665 x 600 = 3.990,00
1.000
Jadi setiap pembersihan motor untuk pembersihan CVT (Continuous
Variable Transmission) pada jasa service motor dengan bensin konsumen
yang jumlahnya 600ml sama artinya menggunakan uang sejumlah Rp
3.990,00.
Dalam hal ini, jumlah penghabisan bensin tidak dihitung sebagai biaya
service, untuk itu konsumen selain membayar service yang sesuai
bayarannya, juga kehilangan bensin yang bisa dipakai untuk motornya
atau kehilangan Rp. 1.995,00 untuk pembersihan jenis karbulator dan Rp.
3.990,00 untuk CVT (Continuous Variable Transmission).
Analisis diatas adalah suatu perbandingan penggunaan premium atau
bensin dalam jasa service motor. Berbeda dengan konsumen yang
menggunakan jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) yang lain seperti
Pertamax, Pertalite dan sebagainya. Tentu akan berbeda jumlah yang akan
dikalkulasikan mengingat harga Pertamax, Premium, Pertalite dan lainnya
berbeda-beda.
62
B. Analisis Fiqh Muamalah terhadap Penggunaan Premium Milik
Konsumen pada Jasa Service Motor di Yamaha Serba Mulia Auto
Mataram.
Dalam pembahasan muamalah, seringkali memberikan pemahaman yang
umum ketimbang memberikan arti yang rinci. Hal ini sesuai dengan kaidah
Fiqhiyyah:
ا„„hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”107
Berdasarkan hasil wawancara, praktik penggunaan premium milik
konsumen pada jasa service motor di Yamaha Serba Muli Auto Cabang
Mataram kaitannya dengan asas kerelaan adalah sebagai berikut:
1. Ada konsumen yang tidak tahu terhadap penggunaan premium/bensin
motornya sebagai alat pembersih mesin dengan alasan tidak pernah
membahas atau mendengar masalah tersebut.
2. Ada konsumen yang tidak peduli atau rela premium atau bensin motornya
digunakan untuk membersih motor dengan alasan yang penting motornya
kembali seperti semula dan membaik.
3. Ada konsumen yang mengharuskan mekanik atau Yamaha Serba Mulia
Auto minta izin atas penggunaan premium/bensin untuk membersihkan
motornya. diantara ungkapan para konsumen terhadap penggunaan
premium/bensin yang harus izin adalah :
107 Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqh (Jakarta: Kencana Penada Media Grup 2006), h.130.
63
a. Penggunaan bensin itu sebagai tambahan keuntungan supaya tidak
membeli sendiri alat service.
b. Menyadari sendiri bahwa premium atau bensin tersebut masih miliknya.
c. Premium atau bensin itu masih bisa dipakai.
Kaitannya dengan praktik penggunaan premium milik konsumen sebagai
pembersih mesin, dalam fiqh muamalah semua hal baik perjanjian atau
ketentuan-ketentuan lainnya harus sesuai dengan syara‟. Maksudnya adalah
memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan ketika tidak sesuai
dengan rukun dan syaratnya, berarti tidak sesuai dengan ketentuan syara‟.108
Jasa service motor ini termasuk dalam jual beli manfaat. Artinya
konsumen membeli manfaat dari (jasa service) untuk mendapatkan pelayanan
dan perbaikan pada motornya.
Ulama fiqih sepakat bahwa dalam urusan jual-beli harus ada kerelaan
antara kedua belah pihak. Kerelaan ini dapat terlihat pada saat berlangsungnya
akad antara kedua belah pihak. Ijab dan kabul harus diungkapkan secara jelas
dalam suatu transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak, seperti jual-
beli.109 Begitu juga dengan jual-beli manfaat jasa service yang dilakukan di
Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram yang praktik penggunaan
premium milik konsumen tersebut kepada konsumen.
Mengenai harus adanya saling rela atau kerelaan dalam melakukan jual-
beli Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa:
108Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 68-69 109
M. Ali Hasan, Berbagai macam transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004), h. 118.
64
110
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Dari Asas keadilan yakni para pihak dituntut untuk berlaku benar dan
adil dalam pengungkapan kehendak dan keadaan, memenuhi perjanjian yang
mereka buat, dan memenuhi semua kewajibannya. Jasa service Yamaha Serba
Mulia Auto Cabang Mataram dalam kerja service motor menggunakan
premium milik konsumen sebagai alat pembersih mesin. Hal ini sesuai dengan
hasil observasi dan pengakuan dari para mekanik jasa service motor di Yamaha
Serba Mulia Auto Cabang Mataram.
Istilah keadilan tidaklah sama dengan persamaan. Yusuf Qardawi
mengatakan, keadilan merupakan keseimbangan antara berbagai potensi
individu, baik moral maupun material, antara individu dan masyarakat, dan
antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya yang berdasarkan pada
syariat Islam. Dalam asas ini, pihak yang melakukan perikatan dituntut berlaku
benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan, memenuhi perjanjian yang
telah mereka buat dan memenuhi semua kewajibannya. Sikap adil harus
tercermin dalam perbuatan muamalat. Oleh karena itu, Islam mengatur hal-hal
yang bertentangan dengan sikap adil yang tidak boleh di lakukan oleh
110 QS An-Nisa‟ (4) : 29.
65
manusia.111 Dalam hal ini, Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl yang
berbunyi:
112
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Dalam menjalankan bisnis hal yang sangat penting adalah masalah aqad
(perjanjian). Aqad merupakan cara yang diridhai Allah dan harus ditegakkan
isinya. Al-Qur‟an Surat Al-Maidah ayat 1 Allah swt berfirman:
113
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu...”.
Pada zaman sekarang, ijab dan qabul tidak lagi diucapkan, tetapi
dilakukan dengan sikap mengambil barang dan membayar serta menerima
uang dan menyertakan barang oleh penjual tanpa ucapan apapun. Seperti
transaksi jual beli yang berlangsung di pasar ataupun yang lainnya. Jenis jual
beli seperti ini dalam fiqh Islam dinamakan dengan bai‟ al-mu‟athah.
Sighat al-aqad dinyatakan melalui ijab qabul dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Tujuan akad itu harus jelas dan dapat dipahami.
2. Antara ijab dan qabul itu harus dapat kesesuaian.
111 Gemala Dewi dkk., hukum Perikatan Islam di Indonesia, h. 34. 112 Qs.An-Nahl (16) : 90. 113 QS. Al-Maidah (5) : 1.
66
3. Pernyataan ijab qabul itu harus sesuai dengan kehendak masing-masing dan
tidak boleh ada yang dirugikan.
Sangat jelas sekali dalam ijab qabul yaitu antara penjual dan pembeli
harus saling rela dan ridha, serta tidak ada yang merasa dirugikan. Akan tetapi,
dalam jasa service motor di Yamaha Serba Mulia Auto cabang Mataram yang
menggunakan premium atau bensin milik konsumen untuk membersihkan
mesin motor, para konsumen tidak mengetahuinya. Para konsumen berharap
ada konfirmasi atau akad tentang penggunaan premium tersebut berbanding
lurus dengan teknis jual beli manfaat pada jasa service, karena syaratnya tidak
terpenuhi yaitu ijab qabul yang didalamnya tidak ada unsur kerelaan dari salah
satu pihak yaitu tidak jelas bagi pihak konsumen.
Pada dasarnya, ijab qabul dilakukan dengan lisan, tetapi kalau tidak
mungkin misalnya bisu atau yang lainnya, boleh dengan sesuatu yang
mengandung ijab qabul. Adapun cara-cara dalam ijab qabul adalah sebagai
berikut:
1. Lisan.
Dalam suatu akad atau transaksi, kedua belah pihak harus
menerangkan kehendaknya secara jelas pengertiannya, dan harus sesuai
dengan ijab qabul. Sighat dalam ijab qabul haruslah diungkapkan sungguh-
sungguh tanpa ada keraguan.
2. Tulisan.
Akad tulisan ini dibolehkan baik bagi yang mampu berbicara ataupun
tidak dengan syarat tulisannya haruslah jelas, dapat dipahami oleh kedua
67
belah pihak. Jasa service motor di Yamaha Serba Mulia Auto Mataram,
biasanya melakukan perikatan tertulis ini dalam bentuk sebuah nota yang
diberikan kepada konsumen sebagai bentuk transparansi. Sesuai dengan
hasil observasi pada bab sebelumnya, mekanik jasa service memang
menggunakan premium milik konsumen sesuai dengan yang semestinya.
3. Isyarat.
Perikatan ini ditujukan untuk orang cacat yang tidak bisa bicara
ataupun menggunakan tulisan.
4. Perbuatan.
Perikatan dapat dilakukan dengan perbuatan saja tanpa lisan, tulisan
maupun isyarat. Adanya perbuatan memberi dan menerima dari para pihak
yang saling memahami perbuatan perikatan tersebut dan segala akibat
hukumnya. Hal ini sering terjadi di supermarket yang tidak ada saling tawar
menawarnya.
Membahas lebih lanjut dari segi hak milik, konsumen sebagai pemilik
sempurna motor dan premium atau bensin tetap mempunyai hak dalam
menggunakan kepemilikannya itu apalagi sebagai pemilik yang sempurna
dengan menguasai zat serta manfaatnya.
Dalam praktik jasa service yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya,
bahwa mekanik jasa service menggunakan premium atau bensin konsumen
yang tanpa konfirmasi atau izin terlebih dahulu yang digunakan sebagai alat
pembersih mesin motor tersebut berharap dikalkulasikan menjadi potongan
biaya service. Karena tanpa bensin konsumen, kepuasan atau kualitas service
68
yang dihasilkan akan mengalami kemunduran atau atau tidak akan
menghasilkan service atau perbaikan yang semestinya.
Mengkaji lebih lanjud dari segi hak milik, petugas layanan atau
administrasi harus konfirmasi atau minta izin terlebih dahulu kepada konsumen
supaya tidak ada yang merasa dirugikan dalam suatu akad maupun yang
lainnya. Dalam hak milik ini juga tidak ada perpindahan hak milik sempurna
ataupun sementara yang disebabkan oleh jual beli, wasiat, warisan sewa dan
lain sebagainya.
Terakhir dari segi hukum perlindungan konsumen, dalam praktik jasa
service yang menggunakan premium atau bensin konsumen tanpa melalui
persetujuan dan izin konsumen dapat dikatakan sebagai perbuatan yang
melanggar hak konsumen yang dimana dalam perlindungan konsumen
menjelaskan hak-hak konsumen, salah satunya adalah hak untuk mendapat
informasi yang benar.
Selain hak untuk mendapatkan informasi, penggunaan premium atau
bensin konsumen juga tidak sesuai dengan hak konsumen untuk mendapatkan
ganti kerugian dan hak perlindungan atas persaingan pelaku usaha. Hak untuk
mendapatkan ganti kerugian ini berkaitan dengan kerugian konsumen yang
kehilangan premium atau bensin sebagai alat pembersih mesin motor pada jasa
service yang tanpa persetujuan dan sepengetahuan konsumen.
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas, peneliti
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Praktik penggunaan premium milik konsumen yang dilakukan oleh jasa
service Yamaha Serba Mulia Auto Cabang Mataram digunakan sebagai
pembersih mesin pada saat service motor di bagian karbulator dan CVT
(Continuous Variable Transmission). Penggunaan premium untuk
membersihkan debu atau kotoran yang ada di karbulator dan CVT
(Continuous Variable Transmission) motor yang dimana karbulator
menghabiskan premium sekitar 300 ml dan CVT (Continuous Variable
Transmission) menghabiskan 600 ml.
2. Praktik penggunaan premium milik konsumen tidak sesuai dengan konsep
Fiqh Muamalah dilihat dari beberapa sisi: Pertama, dari asas kerelaan. Hal
ini dikarenakan dalam praktik penggunaan premium konsumen yang
berjumlah 300 ml - 600 ml, banyak dari konsumen yang tidak rela (harus
izin) jika bensinnya digunakan sebagai alat pembersih mesin tanpa ada
konfirmasi atau persetujuan dan potongan biaya service. Kedua, dari asas
keadilan. Yamaha Serba Mulia Auto selain menarik biaya service juga
menggunakan premium atau bensin konsumen tanpa menghitung hak
konsumen pada premium atau bensin tersebut. Ketiga, dari segi akad.
Penggunaan premium tersebut tidak ada ijab qabul atau kesepakatan antara
70
kedua belah pihak. Keempat, dari segi hak milik. Premium yang digunakan
tersebut masih dalam kepemilikan konsumen dan harus ada izin terlebih
dahulu. Kelima, dari segi Hukum Perlindungan Konsumen. Penggunaan
premium tersebut tidak sesuai dengan hak-hak konsumen yaitu hak untuk
mendapatkan informasi yang benar, hak konsumen untuk mendapatkan
ganti kerugian dan hak perlindungan atas persaingan pelaku usaha
Menurut pandangan peneliti, yang menjadi hal yang sangat urgen
atau mendasar dari setiap transaksi adalah kerelaan. Kerelaan dapat
menggugurkan hal-hal yang masih tidak jelas dalam sebuah transaksi, dan
jika konsumen di atas rela, maka hukum bisnis jasa service tersebut di atas
kembali ke hukum ashl yaitu boleh.
B. Saran.
Setelah melakukan penelitian dan menganalisa hasil yang di dapat dari
data-data, peneliti bermaksud memberikan saran bagi obyek penelitian.
Dengan adanya saran ini peneliti berharap dapat menjadi rekomendasi untuk
perbaikan dalam melakukan bisnis jasa service motor yang menggunakan
premium atau bensin konsumen.
Adapun saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak Yamaha Serba Mulia Auto cabang Mataram dalam
menjalankan bisnisnya untuk terlebih dahulu mengkonfirmasi untuk minta
persetujuan kepada konsumen atas penggunaan premium tersebut, atau
dengan cara dikalkulasikan penghabisan bensin tersebut kemudian
dimasukkan harga bensin yang dipakai dalam biaya service. Kemudian
71
dalam akad, lebih baik di konfirmasi terlebih dahulu jika motor konsumen
tergolong dalam kriteria menggunakan premium atau bensin sebagai
pembersih mesinnya, karena penggunaan bensin ini di luar akad
perjanjian.
2. Dengan melihat hasil penelitian ini, sebaiknya Yamaha Serba Mulia Auto
Cabang Mataram menyiapkan sendiri premium atau bensin untuk
membersihkan mesin motor supaya tidak ada hitungan lain di luar biaya
service dan untuk terhindar dari hal-hal yang dilarang maupun hal-hal
yang belum jelas.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung: Cipta Bakti 1992.
AgusZuhri,“Pengertian-Servis-Perbaikan”,dalam.http://aguszuhri26 blogspot.co.id /2014/11/ pengertian servis perbaikan.html.
. Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia,
Jakarta : Rajawali Pers, 2011. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah, 2015.
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia,2005.
Burhanuddin S, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen & Sertifikasi Halal, Malang: UIN Maliki Press. 2011.
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta:Sinar
Grafika. 2014. Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2008. Dimyauddin Djuawaini, Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqh, Jakarta: Kencana Penada Media Grup 2006. Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta,
2014. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
http://www.serbamulia.co.id., di ambil pada tanggal 3 Mei 2017.
http://www.metric-conversions.org/id/volume/tabel-liter-ke-mililiter.htm, di ambil pada tanggal 30 mei 2017.
Husniawati, Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik peniadaan uang kembali
kaitannya dengan Hak Konsumen di SPBU dengan nomor Seri 54-83607.Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Mataram: 2015.
Irwanullah, Pengaruh Kualitas Pelayanan Service Terhadap Kepuasan Konsumen
Dealer Resmi Yamaha Surya A. Yani Banjarmasin. Sekripsi IAIN Antasari Banjarmasin, 2015.
73
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah Klasik dan Kontenporer, Hukum Perjanjian Ekonomi, Bisnis dan Sosial. Bogor: Ghalia Indonesia, 2012.
Jesus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2010.
Kurniawan, Hukum Perlindungan Konsumen, Malang : Universitas Brawijaya
Press, 2011. Lexi j Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. XVI, Bandung : PT.Remaja
Rosda Karya, 2002. M. Ali Hasan, Berbagai macam transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013. ______., Hukum Bisnis Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
______, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia. Bandung: Refika Aditama, 2011.
Miftahul Huda, dkk, Pedoman Penulisan Sekripsi. Mataram: IAIN Mataram, 2015.
Muhammad Harfin Zuhdi, Muqaranah Mazahib Fil Muamalah. Mataram:
Sanabil, 2015. Muhammad Fakhri Nugroho, Pengaruh Service Quality Terhadap Kepuasan
Konsumen Honda Utama Motor Yogyakarta. Sekripsi Universitas Negeri Yogyakarta. 2016.
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani Press 2001. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Mahmud Yunus Wa Zurriyyah,
2007. Muradul Asyqin, Tinjauan Hukum Islam terhadap Permen sebagai Alat Cash
Back dalam Transaksi Jual-Beli di Pasar Modern di Kota Mataram. Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Mataram 2010.
Mustika Andraini, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaku Usaha jasa Laundry
di Kelurahan Kekalik Jaya kecamatan Sekarbela Kota Mtaram. Sekripsi IAIN Mataram 2014.
74
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Alih Bahasa oleh Kamaluddin A. Marzuki), Jilid 12 Bandung: Alma‟arif,1988.
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Grasindo, 2000.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2014.
Sutrisno Hadi, metode research. Jakarta: pen offset, 2000.
Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqh Munakahat. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014.
75
76
77
78
79