Analisis Faktor Yang Memperngaruhi Pengadopsian E …

21
Analisis Faktor Yang Memperngaruhi Pengadopsian E-Commerce Pada UMKM Khususnya Bisnis Keluarga Penulis Pertama : Muhammad Iqbal Penulis Kedua : Rifelly Dewi Astuti Program Studi S1 Ekstensi, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian E- Commerce pada UMKM khususnya bisnis keluarga dan pengaruh moderasi family business’s strategic orientations terhadap pengadopsian E-Commerce. Teknik analisis data yang digunakan adalah Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukan external pressure dan perceived benefits memiliki pengaruh yang positif terhadap pengadopsian E-Commerce. Sedangkan organizational readiness tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap pengadopsian E-Commerce. Family business’s strategic orientations memiliki pengaruh secara moderasi antara external pressure, organizational readiness dan perceived benefits. Kata Kunci: E-Commerce Adoption, Family Business, UMKM. A. Pendahuluan Pada saat krisis ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) banyak dipuji sebagai kekuatan penyelamat. Karena dianggap sebagai satu jenis usaha yang paling tahan uji. Pada saat usaha besar dihadapkan pada kesulitan untuk membayar pinjaman luar negerinya atau kesulitan untuk membiayai impor bahan baku industrinya, usaha kecil pada umumnya dianggap tidak menghadapi masalah serius (Handoyo, 2001). Karakter kegiatan produksi mereka yang spesifik, yaitu bersifat padat karya, teknologi sederhana, serta mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan (Hanifah, 2011). Disamping itu Hanifah (2011) menjelaskan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sub sektor kegiatan ekonomi yang memegang peranan penting dalam memperkuat struktur ekonomi secara makro. Sejarah perekonomian dapat ditinjau kembali untuk membuktikan peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di Jepang pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dikaitkan dengan Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Transcript of Analisis Faktor Yang Memperngaruhi Pengadopsian E …

Analisis Faktor Yang Memperngaruhi Pengadopsian E-Commerce Pada UMKM Khususnya Bisnis Keluarga

Penulis Pertama : Muhammad Iqbal

Penulis Kedua : Rifelly Dewi Astuti

Program Studi S1 Ekstensi, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian E-

Commerce pada UMKM khususnya bisnis keluarga dan pengaruh moderasi family business’s

strategic orientations terhadap pengadopsian E-Commerce. Teknik analisis data yang digunakan

adalah Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukan external pressure dan perceived benefits

memiliki pengaruh yang positif terhadap pengadopsian E-Commerce. Sedangkan organizational

readiness tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap pengadopsian E-Commerce. Family

business’s strategic orientations memiliki pengaruh secara moderasi antara external pressure,

organizational readiness dan perceived benefits.

Kata Kunci: E-Commerce Adoption, Family Business, UMKM.

A. Pendahuluan

Pada saat krisis ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) banyak dipuji

sebagai kekuatan penyelamat. Karena dianggap sebagai satu jenis usaha yang paling tahan uji.

Pada saat usaha besar dihadapkan pada kesulitan untuk membayar pinjaman luar negerinya

atau kesulitan untuk membiayai impor bahan baku industrinya, usaha kecil pada umumnya

dianggap tidak menghadapi masalah serius (Handoyo, 2001). Karakter kegiatan produksi

mereka yang spesifik, yaitu bersifat padat karya, teknologi sederhana, serta mampu menyerap

banyak tenaga kerja sehingga dapat mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan

pemerataan pendapatan (Hanifah, 2011). Disamping itu Hanifah (2011) menjelaskan Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sub sektor kegiatan ekonomi yang

memegang peranan penting dalam memperkuat struktur ekonomi secara makro. Sejarah

perekonomian dapat ditinjau kembali untuk membuktikan peranan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM). Di Jepang pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dikaitkan dengan

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

besaran sektor usaha kecil dan di Amerika serikat dalam penciptaan lapangan kerja,

sumbangan UMKM memiliki peranan penting yang tidak dapat diabaikan (Gilmore, 2011)

Di Indonesia berdasarkan data paling akhir yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik dan

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (BPS dan Kemenegkop

& UMKM RI) tahun 2012 sedikitnya terdapat 3 (tiga) indikator yang menunjukkan bahwa

keberadaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia memiliki posisi penting tersebut.

Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Jumlah

populasi UMKM pada tahun 2012 mencapai 56,5 juta unit usaha atau 99,99% terhadap total

unit usaha di Indonesia. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja yang

menyerap 107,6 juta tenaga kerja atau 97,16% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga,

kontribusi UMKM dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) memberikan

kontribusi sebesar 4,869 milyar atau sekitar 59,08 % dari total PDB.

Potensi lain, bisnis keluarga sering diperhitungkan sebagai salah satu mesin pertumbuhan

ekonomi, karena mereka dikreditkan untuk memelihara potensi kewirausahaan antar generasi,

rasa kesetiaan kepada keberhasilan bisnis, komitmen strategis jangka panjang dan sifat

independen perusahaan (Poutziouris, 2001). Di negara-negara maju dan berkembang, mereka

telah bermain peran penting dan membuat kontribusi yang cukup besar untuk masyarakat.

Misalnya di AS, Bisnis keluarga diperkirakan mewakili 90% - 98% dari semua bisnis,

menawarkan pekerjaan untuk lebih dari 50% dari angkatan kerja, dan membuat 40% - 60%

untuk PDB (Shanker and Astrachan, 1996). Di Belanda, Bisnis keluarga mewakili 75 persen

dari semua perusahaan. Di India, 16 keluarga menyumbangkan 65 persen dari semua sektor

asset swasta (Kenyon-Rouvinez and Ward, 2005). Bahkan di Indonesia pada tahun 2006,

Bisnis keluarga menyumbangkan sebesar 90,95% dari seluruh bisnis yang ada di Indonesia

(Yulizar, 2008).

Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah memberikan efek terhadap aktifitas usaha dan

bisnis diberbagai negara dibelahan dunia. Keberadaan internet dan berbagai teknologi di

bidang telekomunikasi telah memberikan perubahan kepada banyak hal. UMKM diharapkan

mampu bersaing dan menjaga keberlangsungan usahanya dengan melakukan perubahan dan

aplikasi dibidang teknologi. Salah satu bentuk aplikasi teknologi internet dan informasi yang

sering digunakan adalah E-Commerce yang merupakan proses jual beli produk atau jasa

dengan media perpindahan data secara elektronik melalui media internet dan World Wide Web

(WWW) (Gradon & Pearson, 2004). Dengan aplikasi E-Commerce juga membantu sebuah

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

usaha untuk dapat bersaing dengan baik dan memperoleh keunggulan kompetitif. E-

Commerce merupakan cara yang efektif untuk dapat bersaing didalam pasar. Dengan

mendorong UMKM untuk menggunakan E-Commerce akan membantu mereka untuk dapat

bersaing satu dengan yang lain (Jacobs & Dowsland, 2000; Shaharudin et al, 2011).

Di saat ini, dengan munculnya pengetahuan ekonomi dan masuknya informasi, E-Commerce

telah menjadi mode baru yang lain. Namun demikian, di dalam bisnis keluarga terdapat

variasi pendapat dalam penggunaannya. Wang & Ahmed (2009) menjelaskan bahwa terdapat

dua pandangan terhadap pengadopsian E-Commerce bagi bisnis keluarga. Pertama, beberapa

bisnis keluarga menganggap E-Commerce sebagai bantuan teknologi yang baik dengan alasan

memudahkan untuk membeli dan menjual produk atau jasa melalui media online,

memfasilitasi perusahaan untuk mendekati pelanggan baru dan pemasok serta dapat

mengurangi biaya transaksi. Kedua, beberapa bisnis keluarga mengklaim bahwa E-Commerce

ini tidak cocok untuk transaksi atau promosi produk atau jasa karena perusahaan tidak siap

untuk menggunakan teknik online ini dan perusahaan sedang dibatasi oleh sumber daya, oleh

karena itu perusahaan tidak mampu menggabungkan teknik ini.

Bisnis keluarga sering menunjukkan fitur-fitur yang istimewa karena terjalin hubungan

keluarga dan subsistem bisnis (Sharma et al., 1996). Untuk pertumbuhan yang sehat atau

kemakmuran bisnis, bisnis keluarga sering melakukan penggunaan teknologi untuk

meluncurkan produk baru dan membuka pasar baru. Dengan modal yang tersedia dalam

bisnis keluarga cenderung menurun dan tidak stabil memungkinkan perusahaan untuk

mengadopsi teknologi canggih dan sketsa strategi inovatif (Sirmon and Hitt, 2003). Atau

bisnis keluarga yang bersifat konservatif masih sulit untuk berubah karena keprihatinan

berlebih atas kelangsungan hidup jangka panjang bisnis di bawah kekuasaan keluarga dapat

menghambat bisnis keluarga menggunakan internet, karena usaha-usaha tersebut mungkin

berisiko mengakibatkan kehilangan kekayaan dan dengan demikian dapat mengguncang

pondasi perusahaan (Sharma et al., 1996).

Jika melihat beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa organizational

readiness memiliki pengaruh siginifikan dari pengaplikasian E-Commerce di dalam UKM di

wilayah Depok Jawa Barat (Abdurrohman, 2011) dan pada UMKM Industri Furniture

Malaysia (Shaharudin et al,2011). Selain itu pada penelitian Wang dan Ahmed (2009)

menemukan bahwa organizational readiness tidak memiliki pengaruh yang siginifikan

terhadap pengadopsian E-Commerce pada UMKM bisnis kelurga di UK dan faktor moderasi

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

family business strategy orientations berperan kuat secara moderasi terhadap pengadopsian

E-Commerce membuat peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

pengadopsian E-Commerce dan karena perspektif yang berbeda pada bisnis keluarga dalam

menggunakan internet dan hampir tidak ada studi telah dilaksanakan untuk meneliti

pengadopsian E-Commerce dalam bisnis keluarga maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengadopsian E-

Commerce Pada UMKM Khususnya Bisnis Keluarga”. Dari hasil penelitan ini diharapkan

bermanfaat untuk dijadikan acuan perbaikan serta perhatian untuk bisa meningkatkan

penggunaan E-Commerce dalam UMKM khusunya bisnis keluarga.

B. Tinjauan Teoritis

1. UMKM

Di Indonesia SME atau UMKM didefinisikan di dalam UU No Tahun 2008 di dalam galeri

UMKM (2012) sebagai berikut:

• Usaha Mikro

Kelompok usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana

diatur dalam undang-undang ini.

• Usaha kecil

Kelompok usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

• Usaha Menengah

Kelompok usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang

ini.

Undang-undang No 20 Tahun 2008 ini juga menjelaskan mengenai karateristik UMKM dari segi kekayaan bersih (Aset) dan hasil penjualan (Omzet).

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Kriteria UMKM bedasarkan UU. No 20 Tahun 2008

No Usaha Asset Omzet 1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta 2 Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Milyar 3 Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Milyar > 2,5 Milyar – 50 Milyar Sumber : galeriumkm.com (2010)

Sedangkan Biro Pusat Statitstik mengelompokan Usaha Mikro, Kecil dan menengah berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada.

Kriteria UMKM berdasarkan Biro Pusat Statistik

No Uraian Kriteria (Tenaga Kerja) 1 Usaha Mikro 1 s.d 4 orang 2 Usaha Kecil 5 s.d 19 orang 3 Usaha Menengah 20 s.d 99 orang

Sumber : galeriumkm.com (2010)

2. E-Commerce

Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi dari Electronic Commerce atau E-Commerce. Pendapat tersebut dikemukakan oleh beberapa ahli dan pelaku bisnis itu sendiri. E-Commerce memiliki definisi proses jual beli produk, atau jasa jaringan data elektronik melalui internet dan world wide web (Grandon dan Pearson (2004) . Kalokota dan Whinston (1997) dalam Shaharudin Et al (2011) menambahkan bahwa aplikasi E-Commerce adalah pengiriman informasi,produk atau jasa, atau pembayaran melalui hubungan telefon atau jaringan komputer dan tidak hanya terbatas untuk penjualan dan pembelian melalui media internet tetapi juga dalam transaksi online lainnya.

Secara garis besar E-Commerce sendiri memiliki karateristik seperti yang dikemukakan Indrajit (2001) didalam buku “Kiat & Strategi bisnis di dunia maya” di dalam Abdurrohman (2011) yaitu:

• Terjadinya transaksi antar kedua belah pihak

• Adanya pertukaran barang, jasa atau informasi

• Internet meupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut

Salah satu penelitian yang mengemukakan perkembangan E-Commerce bagi UMKM yang dilakukan oleh Chen and Mcqueen (2008) adalah:

Tabel Perkembangan E-Commerce

Stages Aktifitas E-Commerce Stages 1 (Messaging)

1. Pencarian Informasi (Searching Information) 2. Pengunaan layanan online (Using online services) 3. Penggunaan e-mail untuk komunikasi dengan konsumen

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Stages Aktifitas E-Commerce Stages 2 (Online Marketing)

1. Memiliki versi website dan online dari katalog (Having a static Web site & online version of paper-based catalogue)

2. Pengembangan untuk menggunakan e-mail dengan tujuan komunikasi,betukar dokumen dan pemesanan dengan konsumen, supplier dan karyawan (Extensive using e-mail to communicate& exchanging document and order with customers,suppliers & employees)

3. Pemesanan via E-mail (E-mail ordering) Stages 3 (Online Ordering)

1.Pertukaran informasi dua arah melalui wesite yang menyediakan menu pencarian dan informasi perusahaan yang dibutuhkan (Having two-way information interactive Web sites that provide topic searches and company information queries.)

2. Penggunaan cart untuk belanja dalam pemesanan melalui web site.(Using shopping cart software to place an order on the web site)

3. Menyediakan pembayaran manual melalui bank deposit, bank Che-Commercek, or Intenet Banking.(fullfilling payment manually by bank deposit, bank che-commercek, or internet banking)

4.Mengembangkan pasar potensial dalam negeri.(Expanding the potential market internationally)

Stages 4 (Online Transaction)

1. Melayani pemesanan secara online secara otomatis, dimana akan dilakukan konfirmasi ulang serta pembuatan invoice atau tagihan online secara otomatis.(Online order fulfillment can be accomplished automatically, that is, an order can be recommerceeived or confirmend, and an invoice can be issued or re-commerceeived online).

2. Menerima pembayaran secara online melalui kartu kredit dan debit, elecommercetronic cash, elecommercetronic fund transfer, atau melalui jasa EDI (Online payment can be undertaken through debit & credit cards, ele-commercetronic cash, elecommercetronic fund transfer, or through an EDI service)

3. Integrasi 6ystem online antara Front-end & back end (Inegrating online front-end & back-end system)

4. Mengembangkan pasar potensial luar negeri. (Expanding the potential market internationally)

E-Business Penyatuan seluruh kegiatan dengan proses internal didalam bisnis melalui ICT (Integrating all these activities with the internal processing of a business through ICT)

Sumber : Chen & McQueen (2008)

Penjelasan dari tabel di atas adalah pada stages 1 terdapat dua alasan perusahaan melakukan

aktifitas tersebut. Pertama, perusahaan menggunakan internet sebagai alat pencariaan

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

informasi yang dapat menunjang usahanya. Kedua, perusahaan menggunakan media email

sebagai alat komunikasi kepada customer dan supplier. Pada stages 2 perusahaan memiliki

website untuk menampilkan katalog produk yang dimiliki dan pengembangan untuk

menggunakan email dengan tujuan komunikasi, bertukar dokumen dan pemesanan dengan

konsumen atau supplier. selanjutnya stages 3 menjelaskan aktifitas yang dilakukan oleh

perusahaan yaitu dengan menggunakan website terdapat fasilitas menu pencarian dan

informasi perusahaan yang dibutuhkan serta didalam website terdapat pilihan untuk

pemesanan produk yang ditampilkan dalam website. Selain itu pada stages 3 menyediakan

pembayaran secara manual melalui bank deposit, bank Che-Commercek atau Internet Banking

dan dalam mengembangkan potensial pasar hanya dalam negeri. Untuk stages 4 perusahaan

lebih mengembangkan aktifitasnya dalam menggunakan E-Commerce yaitu perusahaan dapat

melayani pemesanan secara online secara otomatis, dimana akan dilakukan konfirmasi ulang

serta pembuatan invoice atau tagihan online secara otomatis. Selanjutnya perusahaan dapat

menerima pembayaran secara online melalui kartu kredit dan debit, ele-commercetronic cash,

ele-commercetronic fund transfer atau melalui jasa EDI. Selain itu pada stages 4

mengembangkan potensial pasarnnya hingga ke luar negeri.

3. External Pressure

Iacovou (1995) menjelaskan bahwa external pressure untuk mengadopsi E-Commerce

mengacu kepada pengaruh dari organisasi lingkungan. Dua sumber utama bagi external

pressure untuk mengadopsi adalah competitive pressure dan trading partners, seperti ketika

perusahaan diminta oleh supplier mereka menggunakan E-Commerce dalam transaksi

mereka. Competitive pressure mengacu pada tingkat kemampuan teknologi perusahaan dan

para pesaingnya. Apabila pesaing dan mitra bisnis berkemampuan menggunakan E-

Commerce, UMKM harus mengadopsi E-Commerce dalam rangka untuk mempertahankan

posisi kompetitif mereka.

Pengaruh dari trading partners diharapkan menjadi salah satu faktor yang paling penting

untuk adopsi E-Commerce oleh perusahaan kecil (Iacovou, 1995). Provan (1980) dalam

Iacovou (1995) menjelaskan bahwa tekanan yang dilakukan oleh trading partners adalah

fungsi dari dua faktor yaitu potensi kekuatan dari pengaruh partner dan pengaruh pilihan

strategi. Permintaan dari mitra besar yang mengkonsumsi sebagian besar penjualan atau

menghasilkan sebagian besar keuntungan perusahaan kecil untuk menjadi berkemampuan E-

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Commerce diharapkan lebih berpengaruh dalam keputusan adopsi dari perusahaan kecil

daripada permintaan serupa dari mitra kecil.

Iacovou (1995) menjelaskan mitra yang berpengaruh secara besar dapat membuat tiga strategi

yang berbeda untuk mendorong usaha kecil dalam mengadopsi E-Commerce. Pada strategi

pertama adalah rekomendasi, perusahaan besar menggunakan informasi untuk mengubah

pandangan mitra mereka bagaimana perusahaan mereka mungkin lebih efektif beroperasi

menggunakan sistem E-Commerce. Strategi kedua adalah perusahaan dapat meminta

keinginan mitra bisnis. Perusahaan membuat perjanjian dengan mitra bisnis yang didalamnya

menyarankan bahwa perusahaan akan memberikan suatu penghargaan apabila mitra bisnis

dapat mengadopsi E-Commerce. Strategi ketiga adalah ancaman, mengacu pada tindakan

yang diambil oleh perusahaan untuk menerapkan sanksi negatif apabila mitra bisnis tidak

ingin mengadopsi E-Commerce.

Merthens et al. (2001) mendefinisikan external pressure sebagai tekanan yang diterima dari

pengguna internet yang ada, terutama pelanggan, pemasok dan karyawan yang mengharapkan

perusahaan itu untuk menjadi pengguna internet dan keinginan mereka untuk berkomunikasi

secara elektronik. Grandon & Pearson (2004) mencatat bahwa usaha kecil lebih dipengaruhi

oleh tekanan pelanggan karena mereka pada dasarnya tergantung pada pelanggan untuk

bertahan dalam industri. Mereka menyarankan dalam studi mereka bahwa perusahaan yang

mampu membuat hubungan secara elektronik dengan pemasok dapat mengurangi biaya

operasional mereka dan menjadi lebih kompetitif di pasar.

4. Organizational Readiness

Iacovou (1995) dalam literaturnya menjelaskan bahwa organizational readiness mengacu

pada keuangan dan sumber daya teknologi perusahaan. Faktor-faktor tersebut dianggap

penting karena perusahaan kecil cenderung kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk

adopsi E-Commerce atau investasi TI lainnya. Selain itu, tingkat komputerisasi yang rendah

membuat pengadopsian teknologi seperti E-Commerce menjadi sulit karena memerlukan

biaya yang besar. Hal itu dikarenakan usaha kecil cenderung kekurangan seperti sumber daya,

kemampuan mereka untuk menerima semua manfaat strategis dari teknologi tersebut adalah

biasanya terbatas.

Kesiapan keuangan mengacu pada sumber daya keuangan yang tersedia dalam mengadopsi E-

Commerce untuk membayar biaya instalasi, pelaksanaan setiap tambahan perangkat

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

berikutnya dan biaya penggunaan selama berlangsung. Dimensi kedua dari organizational

readiness adalah kesiapan teknologi. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat kecanggihan

penggunaan dan IT manajemen dalam sebuah organisasi.

Chong et al. (2009) menjelaskan organizational readiness adalah pengukuran apakah atribut

perusahaan cukup untuk mengadopsi E-Commerce. Mereka menyarankan bahwa dukungan

top management adalah faktor yang paling penting untuk menentukan apakah perusahaan siap

untuk mengadopsi E-Commerce. Mehrtens et al. (2001) mendefinisikan organizational

readiness sebagai tingkat pengetahuan internet pada karyawan non-IT. Menurut mereka,

organisasi harus lebih siap dengan lebih baik dan manajer non-IT berpengetahuan tentang

internet. Selain itu, organizational readiness juga mencakup infrastruktur sistem komputer

yang memadai dalam perusahaan untuk mengakses dan browsing Internet tanpa masalah.  

Dalam hal ini, perusahaan harus siap dengan hardware dan software yang tepat untuk sukses

mengadopsi E-Commerce. Dengan jumlah infrastruktur yang memadai, adopsi dan

penggunaan web lebih tinggi tanpa perlu lebih banyak investasi dalam sistem komputer.

5. Perceived Benefits

Iacovou (1995) mencatat dua keuntungan dengan mengadopsi E-Commerce yaitu direct

benefit dan indirect benefit . Direct benefit yaitu sebagian besar penghematan operasional

yang berkaitan dengan efisiensi internal organisasi. Indirect benefit yaitu yang merujuk pada

dampak dari adopsi E-Commerce pada proses bisnis dan hubungan dengan pelanggan,

pemasok maupun mitra bisnis.

Mertherns et al. (2001) dalam studi mereka menemukan bahwa perceived benefit adalah

efisiensi manfaat dari keuntungan Internet dibandingkan dengan metode tradisional yang

digunakan sebelumnya seperti telepon, fax, dan surat dalam berkomunikasi dengan pelanggan

mereka. Mereka lebih lanjut menguraikan manfaat yang dirasakan seperti salah satu cara

untuk karyawan untuk mengumpulkan informasi tentang kompetitor, peraturan pemerintah,

produk dan tingkat saham dengan cara yang efektif. Selain itu, manfaat yang dirasakan dari

bisnis elektronik oleh organisasi baik keuntungan langsung dan tidak langsung dapat

mempengaruhi proses bisnis.

Kuan dan Chau (2000) mendefinisikan perceived benefits sebagai tingkat pembuktian bahwa

teknologi dapat memberikan keuntungan kepada organisasi. Mereka menyebut perceived

benefits dapat dibagi menjadi dua dimensi yang manfaat langsung dan tidak langsung.

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Manfaat langsung diartikan sebagai penghematan operasional yang berkaitan dengan efisiensi

internal organisasi. Sementara itu, manfaat tidak langsung mengacu pada taktis dan memiliki

keunggulan kompetitif yang mempengaruhi proses bisnis dan hubungan bisnis seperti

pandangan terhadap organisasi, meningkatkan keunggulan kompetitif, meningkatkan layanan

pelanggan dan meningkatkan hubungan dengan mitra bisnis mereka.

6. Bisnis Keluarga

Definisi umum dalam literatur bisnis keluarga adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh

anggota keluarga (Chua et al, 1996). Selanjutnya Chua et al (1996) menjelaskan bahwa

komponen keluarga secara langsung dalam menentukan tujuan serta strategi bisnis dan itu

yang membedakan perusahaan keluarga dan perusahaan lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Vilaseca (2002) mengakui bahwa bisnis keluarga memiliki

dua subsistem yaitu keluarga dan bisnis. Chua et al (1996) dalam Wang & Ahmed (2009)

melanjutkan penjelasannya bahwa karakteristik bisnis keluarga ini sangat istimewa, sebuah

bisnis keluarga biasanya memiliki orientasi strategi yang unik dan sangat berbeda dengan

perusahaan lain yang dikelola secara profesional bisnis.

Singer and Donohu (1992) dalam Wang & Ahmed (2009) percaya bahwa bisnis keluarga

dapat menentukan ciri dari organisasi mereka, sebagai family-centered business atau sebagai

business-centered family. Karena strategi operasi bisnis umumnya konsisten dengan ciri

perusahaan tersebut, klasifikasi tersebut menawarkan jawaban mengapa beberapa perusahaan

berhasil beroperasi dengan satu cara sedangkan orang lain mencapai sukses dengan

mengoperasikan dengan berbagai cara. Dunn (1995) dalam Wang & Ahmed (2009)

mengkonfirmasi bahwa bisnis keluarga itu kompleks, tujuan yang banyak dan berbagai

macam prioritas. Dunn (1995) menambahkan bahwa bisnis keluarga bersedia untuk

mempekerjakan anggota keluarga untuk mempertahankan hubungan keluarga yang baik,

meskipun kadang-kadang dapat menyebabkan kinerja yang tidak optimal.

Birley et al (1999) dalam Wang & Ahmed (2009) menjelaskan bahwa bisnis keluarga dapat

dikelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Family-oriented Firms dimana segala keputusan yang mengendalikan adalah keluarga.

Seperti menjaga kepemilikan dalam keluarga, menghasilkan pendapatan hanya untuk

keluarga, dan menjaga reputasi keluarga.

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

2. Business-oriented Firms berlawanan dengan prinsip pada Family-oriented Firms

dimana strategi ini berfokus pada sisi bisnis. Strategi ini biasanya seperti penggunaan

teknologi baru, strategi pertumbuhan bisnis dan keterlibatan investor.

3. Balance-oriented Firms tidak mengekspresikan preferensi yang jelas, tapi

memperdulikan untuk sampai pada keseimbangan yang tepat antara masalah keluarga

dan bisnis.

C. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan riset deskriptif dan riset dilakukan satu kali dalam satu periode

(cross-sectional design). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik survei dengan

menggunakan kuesioner kepada responden. Data tersebut kemudian diolah dengan

menggunakan metode statistik Logistic Regression dengan menggunakan program SPSS 18.

Peneliti melakukan pretest kepada 30 responden sebelum pengambilan data primer, dengan

tujuan untuk mengurangi masalah yang mungkin timbul. Pretest dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 18. Pretest bertujuan untuk melihat apakah responden mengerti

akan setiap pertanyaan yang dilakukan, adakah kesalahan penulisan, adakah pertanyaan-

pertanyaan yang memiliki makna ganda dan lain sebagainya (Malhotra, 2010). Populasi

dalam penelitian ini adalah UMKM yang merupakan bisnis keluarga yang telah menggunakan

E-Commerce. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara self

admininstrated survey dimana responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang

diberikan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung

kepada responden dengan melalui surat elektronik (e-mail), fasilitas Privates Messages,

penyebaran kuesioner online yang disebarkan sendiri oleh peneliti dan penyebaran kuesioner

secara fisik kepada responden. Penyebaran melalui media elektronik seperti email dan private

message ini untuk menyakinkan responden merupakan pengelola,pemilik dan karyawan

dibidang IT dari bisnis keluarga UMKM. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian

ini adalah nonprobabilitis Judgemental (Cooper & Schindler,2006). Karena peneliti terlebih

dahulu melakukan penilaian terhadap sampel apakah telah sesuai dengan kriteria populasi

penelitian. Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka dalam

penentuan sampel penelitian ini digunakan rumus Slovin dan hasilnya sampel yang digunakan

adalah 100 perusahaan. Berikut model penerlitian peneliti:

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Model Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan E-Commerce Sumber : Wang & Ahmed (2009)

Hipotesis Statistik

1. H1: External preasure berpengaruh secara positif signifikan terhadap adopsi E-Commerce.

2. H2: Organisational Readiness berpengaruh secara positif signifikan terhadap adopsi E-Commerce.

3. H3: Perceived Benefits berpengaruh secara positif signifikan terhadap adopsi E-Commerce.

4. H4: Family business’s strategic orientation berpengaruh positif secara moderasi antara external pressure dengan E-Commerce adoption.

5. H5: Family business’s strategic orientation berpengaruh positif secara moderasi antara organizational readiness dengan E-Commerce adoption.

6. H6: Family business’s strategic orientation berpengaruh positif secara moderasi antara perceived benefits dengan E-Commerce adoption.

D. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat enam buah hipotesis. Analisis pengujian hipotesis dilakukan

dengan uji koefisien dengan metode Logistic Regression. Hipotesis diterima apabila nilai

signifikikansi ≤ 0,05, sedangkan hipotesis akan ditolak apabila nilai signifikikansi yang

didapat ≥ 0,05. Berdasarkan nilai signifikikansi inilah, dilakukan uji hipotesis untuk melihat

apakah model yang diusulkan didukung oleh data.

External

Preasure

Organisational

Readiness

Perceived

Benefit

Family Business

Strategic Orientations

E-Commerce

Adoption

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Hipotesa Deskripsi Sig. Kesimpulan H1 External preasure berpengaruh secara positif

signifikan terhadap adopsi E-Commerce 0,023 Diterima

H2 Organisational readiness berpengaruh secara positif signifikan terhadap adopsi E-Commerce

0,174 Ditolak

H3 Perceived benefits berpengaruh secara positif signifikan terhadap adopsi E-Commerce

0,000 Diterima

H4 Family business’s strategic orientation berpengaruh positif secara moderasi antara external pressure dengan E-Commerce adoption

0,005 Diterima

H5 Family business’s strategic orientation berpengaruh positif secara moderasi antara organizational readiness dengan E-Commerce adoption

0,005 Diterima

H6 Family business’s strategic orientation berpengaruh positif secara moderasi antara perceived benefits dengan E-Commerce adoption

0,002 Diterima

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Diolah Kembali Oleh Penulis

E. Pembahasan

Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji koefisien regresi. Uji koefisien regresi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing dari variabel independen kepada

variabel dependen. Dari hasil uji ini ditemukan bahwa dua variabel memiliki pengaruh

signifikan dengan melihat nilai siginifikansi berada dibawah 0,05. Variabel yang memiliki

pengaruh secara dalam E-Commerce adoption adalah external pressure dan perceived

benefits. Sedangkan variabel yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan adalah variabel

organizational readiness.

Pengujian selanjutanya dilakukan untuk melihat pengaruh moderasi family business’s

strategic orientation memiliki pengaruh yang positif antara external pressure, organizational

readines, dan perceived benefits terhadap E-Commerce Adoption secara parsial. Dari hasil uji

ini ditemukan bahwa family business’s strategic orientation memiliki pengaruh moderasi

positif antara external pressure, organizational readines, dan perceived benefits terhadap E-

Commerce adoption secara parsial.

1. External Pressure

Analisa mengapa external pressure atau tekanan eksternal berpengaruh secara positif dan

signifikan adalah karena adanya tekanan dari konsumen, supplier maupun industri untuk

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

mengadopsi E-Commerce. Hal tersebut diungkapkan juga oleh Grandon & Pearson (2004)

bahwa UMKM lebih terpengaruh dengan tekanan dari lingkungan karena pada dasarnya

UMKM tergantung kepada konsumen agar mampu tetap bertahan didalam industri. Lawrence

(1997) mencatat yang menjadi faktor pendorong UMKM mengadopsi E-Commerce adalah

dorongan dari supplier. Merthens et al. (2001) menambahkan bahwa tekanan yang diterima

dari pengguna internet yang ada, terutama pelanggan, pemasok dan karyawan yang

mengharapkan perusahaan itu untuk menjadi pengguna internet dan keinginan mereka untuk

berkomunikasi secara elektronik.

2. Organizational Readiness

Dari hasil uji koefisien regresi menghasilkan variabel organizational readiness berpengaruh

secara positif namun tidak signifikan terhadap adopsi E-Commerce. Hal tersebut terjadi

karena tidak adanya kesiapan perusahaan secara keuangan dan teknologi dan dari hasil analisa

deskriptif kurangnya pengalaman dalam aplikasi berbasis jaringan menjadi alasan yang kuat

dalam penelitian ini mengapa organizational readiness tidak berpengaruh dalam

pengadopsian E-Commerce. Alam et al (2011) dan Hong & Zhu (2006) mengungkapkan

bahwa kemampuan teknologi dari UMKM memiliki hubungan siginifikan. Ketersediaan ini

seperti jaringan internet yang tersedia dalam UMKM, kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki oleh internal usaha mulai dari pengelola hingga karyawan. Hal-hal ini dijelaskan

Alam et al (2011) akan mencerminkan kemampuan teknologi dari sebuah usaha. Dengan

kemampuan yang kurang memadai tentunya akan mengurangi kemampuan untuk

menggunakan E-Commerce bagi sebuah UMKM.

Hong & Zhu menambahkan bahwa kemampuan teknologi ini penting bagi UMKM yang baru

mulai menggunakan E-Commerce. Dari hasil jawaban responden ditemukan bahwa masih

minimnya alokasi yang dikeluarkan oleh para responden untuk mengembangkan teknologi

dan E-Commerce yang mereka lakukan. Dari fenomena ini mencerimankan bagaimana

karateristik UMKM yang enggan untuk mengelaurkan biaya untuk dalam hal teknologi dan

informasi yang dikemukann oleh Walczuch et al (2000), Dennis (2000), Macgregor & Bunker

(1996), Poon & Swatman (1997) dan Abell & Limn (1996) dalam Macgregor & Vrazalic

(2004).

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

3. Perceived benefits

Dari uji hipotesa lain juga mengungkapkan variabel lain yang mempengaruhi penggunaan E-

Commerce adalah perceived benefits atau persespi manfaat yang bisa didapatkan. Persepsi

atau harapan dari UMKM akan berbagai manfaat yang diterima tentunya menjadi pendorong

UMKM untuk mengadopsi E-Commerce. Menurut Roger (2003) di dalam Wilson (2008)

mengungkapkan dengan informasi mengenai keuntungan relatif atau relative advantages dari

pengunaan E-Commerce akan mendororong pengelola untuk menprioritaskan menggunakan

E-Commerce.

Dari pemahaman mengenai bagaimana manfaat bisa diperoleh akan menarik UMKM untuk

mulai menggunakan E-Commerce. dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wilson

(2008) ditemukana bahwa pemahaman dan pengetahuan mengenai berbagai manfaat dari

menggunakan E-Commerce ini menjadi hal penting dibandingkan dengan memahami

bagaimana teknologi itu sendiri. dari pernyataan ini serupa dengan hasil pengujian yang

dilakukan dalam penelitian ini.

4. Family business’s strategic orientation

Dari hasil uji moderasi family business’s strategic orientation antara variabel external

pressure, organizational readiness, dan perceived benefits terhadap E-Commerce adoption

memiliki pengaruh positif yang kuat. Hal tersebut dikarenakan karena proritas dari family

business’s strategic orientation yaitu pertumbuhan bisnis dan memaksimumkan keuntungan

yang menjadi alasan yang kuat dari pengaruh tersebut. Carsson (2005) manambahkan strategi

orientasi tersebut adalah elemen spesialisasi yang fungsional dan delegasi kekuasaan. Oleh

karena itu informasi pasar dapat disaring melalui strategi ini, sebagai akibatnya, cenderung

lebih akurat dan memiliki cakupan yang lebih luas, memungkinkan perusahaan untuk

membuat keputusan logis untuk menanggapi tekanan eksternal.

Family business strategic orientation juga berkaitan dengan organizational readiness dan

berdampak pada penggunaan E-Commerce. Pada business-oriented firm, staf cenderung

memiliki pengetahuan manjerial, keahlian dan keterampilan karena pada saat perekrutan

sering menekankan pada calon yang memiliki kemampuan dan kesesuaian pada kebutuhan.

Grable dan Lytton (1998) dalam Wang dan Ahmed (2009) menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan staf kunci adalah pengaruh signifikan yang membedakan intensitas mengambil

risiko dalam bisnis. Mereka yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi cenderung untuk

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

menunjukkan pengetahuan kompetitif eksploitasi, akuisisi, asimilasi dan transformasi

kemampuan, yang akan memfasilitasi inisiatif generasi kewirausahaan dan kemajuan

teknologi dasar. Selain itu, staf tersebut dengan intensif mungkin membantu dalam

memformalisasi prosedur untuk mengoperasikan bisnis. Dengan demikian, bisnis dapat

memulai ke platform kemajuan teknologi yang lebih mudah. Selain itu, manajemen tertinggi

di sebuah perusahaan cenderung menjadi lebih mudah menerima teknologi modern. Mereka

mungkin mempromosikan dengan teknologi baru, meluncurkan produk baru, dan membuka

pasar baru.

Family business strategic orientation lebih memiliki dampak dari faktor moderasi antara

perceived benefit dan pengadopsian E-Commerce. Perusahaan-perusahaan yang berorientasi

bisnis cenderung untuk memprioritaskan inisiatif yang berkaitan dengan bisnis. Ketika

mereka menyadari manfaat yang bisa diberikan oleh teknologi baru, termasuk pengurangan

biaya transaksi (Mehrtens et al., 2001). (Pfeiffer, 1992) mencatat untuk meningkatkan arus

kas, pengurangan tingkat persediaan dan efisiensi operasional perusahaan akan lebih

cenderung untuk mengambil solusi teknologi baru untuk meningkatkan daya saing mereka.

F. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dari peneliti bisa disimpulkan Penggunaan E-Commerce atau E-

Commerce Adoption dalam UMKM khususnya bisnis keluarga dipengaruhi secara positif dan

signifikan oleh external pressure dan perceived benefits. Pada tujuan penelitian berikutnya

disimpulkan bahwa pengaruh moderasi family business’s strategic orientations memiliki

pengaruh yang positif pada external pressure, organizational readiness dan perceived benefits

terhadap E-Commerce Adoption.

Berikut kesimpulan yang ditampilkan dari penelitian ini:

1. Dari hasil uji hipotesa diketahui bahwa external pressure dari responden UMKM

khususnya bisnis keluarga berpengaruh secara positif dan signifikan atas E-

Commerce Adoption. Dari analisis deskriptif ditemukan bahwa pelanggan, supplier

dan kompetitor mendorong usaha mereka untuk mengadopsi E-Commerce.

2. Dari hasil uji hipotesa diketahui bahwa organizational readiness dari responden

UMKM khususnya bisnis keluarga berpengaruh secara positif namun tidak signifikan

atas E-Commerce Adoption. Organizational readiness menjadi tidak signifikan

karena kurangnya sumber daya keuangan maupun teknologi dalam mengadopsi E-

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Commerce. Selain itu, kurangnya pengalaman usaha dalam penggunaan aplikasi

berbasis jaringan menjadi penyebab yang kuat dalam penelitian ini.

3. Dari hasil uji hipotesa diketahui bahwa faktor perceived benefits memiliki pengaruh

terbesar dan signifikan dari penggunaan E-Commerce dalam UMKM khususnya

bisnis keluarga di indonesia. sesuai analisis deskriptif diketahui responden cenderung

menggunakan E-Commerce agar dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan

pendapatan penjualan, mempromosikan produk/jasa usaha mereka. Selain itu,

mereka dapat berkomunikasi secara baik dan efisien dengan pelanggan maupun

dengan supplier mereka. Dengan manfaat-manfaat ini mendorong para pengelola dan

pemilik untuk memprioritaskan penggunaan E-Commerce dalam usahanya. Dengan

pemahaman ini dapat membuat para UMKM mau mengesampingkan hambatan yang

mungkin dihadapi ketika menggunakan E-Commerce.

4. Dari hasil uji hipotesa diketahui bahwa faktor moderasi family business strategic

orientation antara external Pressure, organizational readiness dan perceived benefits

mempunyai pengaruh yang positif dalam pengadopsian E-Commerce. Hal tersebut

diperkuat karena karakteristik yang memprioritaskan pertumbuhan bisnis dan

memaksimumkan keuntungan. Dari karakteristik tersebut membuat perusahaan lebih

mudah menerima dan mengadopsi teknologi baru untuk kepentingan perusahaan.

G. Saran

Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada pelaku UMKM khusunya bisnis keluarga serta

Instansi terutama Kementerian Koperasi dan Usaha kecil Menengah.

1. Saran Untuk Instansi dan Asosiasi E-Commerce

Instansi pemerintah yang terkait dengan UMKM ini sebaiknya terus memberikan dukungan

serta dorongan untuk kepentingan kemajuan dari UMKM. Terutama mengenai pemahaman

dan pelatihan bagi UMKM untuk menggunakan E-Commerce itu sendiri. dengan hal ini

diharapkan minat UMKM lain khususnya bisnis keluarga menjadi semakin besar untuk

penggunaan E-Commerce.

Pemberian pelatihan serta seminar mengenai penggunaan dan pemanfaatan E-Commerce bagi

UMKM bisa menjadi salah satu cara meningkatkan pemahaman serta penggunaan E-

Commerce. Pelatihan dan himbauan perlu didampingi dengan pemberian informasi mengenai

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

manfaat yang akan diperoleh sehingga para UMKM akan sadar dengan manfaat dari E-

Commerce dalam usaha mereka. Dukungan infrastruktur seperti akses internet yang lebih

cepat dan mampu diakses setiap saat. selain itu pelatihan kepada pengelola, pemilik maupun

karyawan dianggap perlu karena faktor tersebut selain tentunya internet berpengaruh akan

penggunaan E-Commerce dalam UMKM.

Bantuan berupa dana atau subsidi untuk infrastruktur terkait perangkat pendukung dan hal

lain menjadi salah satu saran dari peneliti untuk meningkatkan penggunaan E-Commerce bagi

UMKM. Dana ini juga dapat digunakan untuk kebutuhan pengembangan E-Commerce itu

sendiri. masih minimnya perdagangan internasional sepertinya berhubungan dengan

pengembangan E-Commerce yang dilakukan oleh UMKM. Dimana dalam fase

pengembangan salah satunya adalah perdagangan internasional yang dapat dilakukan dengan

metode pembayaran secara online apabila sistem E-Commerce yang mendukung. Bantuan

tersebut bertujuan untuk memberikan peluang bagi UMKM lain yang sebelumnya belum

menggunakan E-Commerce namun memiliki produk atau jasa dengan potensi tersendiri agar

dapat menembus pasar internasional. jika hal ini dapat dimaksimalkan peluang produk

Indonesia dari UMKM akan menjadi lebih dikenal di pasar internasional.

2. Saran Untuk Pelaku UMKM Bisnis Keluarga

Bagi para pelaku UMKM sebaiknya terus berusaha untuk melakukan pengembangan dan

kreasi-kreasi untuk mengembangkan usaha mereka. Penggunaan E-Commerce dengan

berbagai manfaat yang dapat diperoleh akan menjadi pilihan tepat bagi para UMKM Bisnis

Keluarga ini untuk bisa mengembangkan usaha. Pengalokasian dana, tenaga dan perhatiannya

tentunya akan sebanding dengan potensi dari hasil yang dapat diperoleh dalam menggunakan

E-Commerce. Pengalokasian dana untuk pengembangan diharapkan mendatangkan manfaat

dari penggunaan E-Commerce. Dengan pengembangan yang tepat seperti fasilitas

pembayaran untuk pasar internasional tentunya diharapkan bisa menjadi awal produk UMKM

Go Internasional.

3. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menentukan besaran jumlah usaha mikro,

usaha kecil dan usaha menengah berdasarkan definisi dari satu lembaga di Indonesia. Sebagai

contoh menggunakan definisi UMKM dari Kementrian Koperasi dan UMKM yang

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

mengklasifikasikan usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan jumlah omzet usaha

pertahun ataupun asset usaha.

Saran selanjutnya diharapkan dapat menentukan sektor industri yang akan menjadi objek

penelitian. Karena apabila menentukan sektor industri tertentu akan menghasilkan hasil yang

optimal dan spesifik dalam hasil penelitiannya. Lalu dalam memberikan alternatif jawaban

harus dihindari jawaban yang bersifat ambigu.

H. Kepustakaan

Abdurrohman (2011). Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi E-Commerce (Multi Studi kasus : UMKM di Wilayah Depok dan Sekitarnya). Jakarta . Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Alam SS, Nor Asiah Omar, Nik Mohd Hazrul Nik Hisbam (2011). Applying the Theory of Perceived Charateristic of Innovating (PCI) on ICT Adoption in the SMEs in Malaysia. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(8): 8-1, 2011

Casson, M., 2005. Entrepreneurship and the theory of the firm. Journal of Economic Behaviour & Organisation 58 (2), 327–348.

Chen J & Mcqueen R.J., (2008).  Factors Affecting E-Commerce Stages of growth in Small Chinese Firms in New Zealand: An Analysis of Adoption Motivators and Inhibitors. Journal of Global Information Management, Volume 16,

Chong AYL, Lin B, Ooi KB, Raman M (2009). Factors affecting the adoption level of c-commerce: An empirical study. J. Compuert. Information. System., 13-22.

Dennis C. (2000) Networking for Marketing Advantage Management Decision vol 38, no. 4, pp 287 -292

Gilmore, A (2011), Entrepreneurial and SME Marketing, Journal of Research in Mrketing and Entrepreneurship, University of Ulster, Jordanstown, UK.

Grandon, E.E., Pearson, J.M., (2004). Electronic commerce adoption: an empirical study of small and medium US businesses. Information & Management 42.

Handoyo, A (2001) Pengaruh Orientasi Wirausaha Terhadap Kinerja Perusahaan Kecil dengan Lingkungan dan Strategi sebagai Variabel Moderat (Studi Kasus Pada Industri Aneka di Kota Semarang), Semarang. Universitas Diponogoro.

Hanifah (2011) The Effect of Entrepreneurial Orientation, Organizational Culture and

Business Strategy in The Corporate Perfomance. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Ekuitas.

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Iacovou, C.L., Benbasat, I., Dexter, A.S., (1995). Electronic data interchange and small

organisations: adoption and impact of technology. MIS Quarterly 19 (4), 465–485.

Kuan KKY, Chau PYK (2000). A perception-based model for EDI adoption in small

businesses using a technology-organizationenvironment framework. Inf. Manage., 38:

507-521.

Lawrence K.L. (1997) Factors Inhibiting the Utilisation of Electronic Commerce Facilities in

Tasmanian Small-to-Medium Sized Enterprises 8th Australasian Conference on

Information Systems pp 587 – 597

MacGregor Robert, Vrazalic Lejla (2004). Electronic Commerce Adoption in Small to

Medium Enterprise : A Comparative Study of SMEs in Wollongong (Australia) and

Karlstad (Sweden) . School of Economic and Information Systems. University of

Wollongong

MacGregor R.C., Bunker D.J. & Waugh P. (1998) Electronic Commerce and Small/Medium

Enterprises (SME’s) in Australia: An Electronic Data Interchange (EDI) Pilot Study,

Proceedings of the 11th International Bled Electronic Commerce Conference, Slovenia.

Malhotra, Naresh k (2010). Marketing Research an Applied Orientations 6th Ed New Jersey:

Pearson Education

Mehrtens, J., Cragg, P.B., Mills, A.M., (2001). A model of internet adoption by SMEs.

Information & Management 39 (3), 165–176.

Poon S. & Swatman P. (1997) The Internet for Small Businesses: An Enabling Infrastructure

Fifth Internet Society Conference pp 221 - 231

Poutziouris, P., (2001). The (Re)-emergence of growth vis-a-vis control dilemma in a family

business growth star: the case of the UK Taramosalada kings. In: Poutziouris, P.,

Pistrui, D. (Eds.), Family Business Research in the Third Millennium – Building

Bridges Between Theory and Practice. The Family Firm Institute Publication, Boston,

MA.

Shaharudin et al (2011). Determinant of electronic commerce adoption in Malaysian SMEs’

furniture industry. African Journal of Business Management Vol. 6(10), pp3648-3661

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013

Sharma, P., Chrisman, J.J., Chua, J.H., (1996). A Review and Annotated Bibliography of

Family Business Studies. Kluwer Academic Publishers, Boston.

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, kecil dan Menengah diunduh pada Maret 2013

http://galeriukm.web.id/news/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm

Walczuch R., Van Braven G. & Lundgren H. (2000) Internet Adoption Barriers for Small

Firms in the Netherlands European Management Journal vol 18, no. 5, pp 561 - 572

Wang, Y., Ahmed, P., (2009).  The moderating effect of the business strategic orientation on

eCommerce adoption: Evidence from UK family run SMEs. Journal of Strategic

Informayions System 18 .

Analisis Faktor ..., Muhammad Iqbal, FE UI, 2013