ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang...

133
ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYERAHAN PULAU TIRAN DAN SANAFIR DARI MESIR KEPADA ARAB SAUDI PADA TAHUN 2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ahmad Gifari Juniatama 1113113000104 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

Transcript of ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang...

Page 1: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PENYERAHAN PULAU TIRAN DAN SANAFIR DARI

MESIR KEPADA ARAB SAUDI PADA TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ahmad Gifari Juniatama

1113113000104

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 2: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYERAHAN PULAU

TIRAN DAN SANAFIR DARI MESIR KEPADA ARAB SAUDI PADA

TAHUN 2016

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 16 April 2018

Ahmad Gifari Juniatama

Page 3: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Ahmad Gifari Juniatama

NIM : 1113113000104

Program Studi : Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYERAHAN PULAU

TIRAN DAN SANAFIR DARI MESIR KEPADA ARAB SAUDI PADA

TAHUN 2016

Telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Ciputat, 16 April 2018

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing,

Ahmad Alfajri, MA Eva Mushoffa, MA

NIP. NIP.

Page 4: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYERAHAN PULAU

TIRAN DAN SANAFIR DARI MESIR KEPADA ARAB SAUDI PADA

TAHUN 2016

oleh

Ahmad Gifari Juniatama

1113113000104

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

25 Mei 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri, M.A.

NIP.

Eva Mushoffa, MHSPS

NIP.

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 25 Mei 2018.

Ketua Progam Studi

Hubungan Internasional

Ahmad Alfajri, M.A.

NIP.

Penguji I, Penguji II,

Ahmad Alfajri, M.A

NIP.

Adian Firnas, M.Si

NIP.

Page 5: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

iv

ABSTRAK

Kesepakatan antara Mesir dan Saudi pada April 2016 tentang transfer

pulau Tiran dan Sanafir adalah hal yang sangat langka terjadi dalam sejarah

hubungan internasional modern. Keputusan yang diambil oleh Mesir merupakan

anomali bagi sebuah negara. Jika membandingkan dengan berbagai kasus

pengakuan teritorial, khususnya kepemilikan pulau, banyak negara di dunia yang

harus terlibat konflik untuk mengklaim suatu wilayah tertentu. Berdasar pada

anomali ini, penelitian dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang

memengaruhi Mesir memustuskan bersepakat dengan Saudi menyerahkan kedua

pulaunya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi

pustaka. Terdapat beberapa perangkat analisis yang digunakan untuk membedah

kasus ini. Teori neo-realisme digunakan untuk menelaah faktor sistemik yang

berpengaruh. Selain itu, digunakan juga beberapa konsep seperti analisis

kebijakan luar negeri dan geopolitik.

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga

faktor yang memengaruhi Mesir untuk menyerahkan dua pulau miliknya, yakni

faktor ekonomi, keamanan, dan geopolitik. Faktor ekonomi berkaitan dengan

keadaan ekonomi negara yang lemah pada rezim Abdul Fatah As Sisi dan

berusaha melakukan perbaikan. Kemudian faktor keamanan berkaitan dengan

keamanan Sinai serta aspek strategis yang akan didapat Mesir dari Saudi dalam

kesepakatan ini. Adapun faktor geopolitik yang dapat dilihat adalah keinginan

Mesir untuk kembali membangun kekuatan politik serta pengaruhnya di kawasan.

Ketiga faktor ini saling terhubung satu sama lain, untuk bisa menjelaskan

keputusan Mesir. Tetapi, faktor geopolitik Mesir yang pada akhirnya dilihat

sebagai penentu dari keputusan. Dua faktor lain menjadi elemen pendukung dari

usaha tercapainya tujuan utama Mesir.

Kata kunci: Penyerahan pulau, geopolitik Mesir, kepentingan ekonomi,

keamanan

Page 6: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

v

KATA PENGANTAR

Selesainya proses pengerjaan naskah skripsi ini menandakan bahwa telah

sampai titik akhir dari perjalanan massa studi strata satu di bumi Ciputat.

Sepanjang periode belajar yang terbilang tidak sebentar ini, saya masuk ke dalam

berbagai komunitas epistemik yang telah berpengaruh dalam membangun posisi

intelektual saya saat ini. Jurusan hubungan internasional UIN Jakarta sendiri

memiliki makna tersendiri bagi arah pembentukan distingsi kajian yang saya

tekuni. Sebagai sebuah institusi, tempat ini telah berhasil memantik semangat

intelektual saya sebagai lulusan program IPA yang mulanya cenderung menjadi

insinyur untuk menjadi akademisi ilmu hubungan internasional.

Skripsi yang akhirnya diselesaikan ini adalah hasil kompromi pemikran

pribadi penulis yang sebelumnya berniat menulis tema faktor Islam dalam

kebijakan luar negeri Indonesia pada era Presiden Joko Widodo. Minat besar saya

pada kajian keislaman dan keindonesiaan adalah faktor pendorong terkuat yang

memengaruhi sempat lahirnya niat tersebut. Namun, akhirnya hal tersebut urung

terlaksana karena beberapa hal.

Kasus yang diangkat ini sendiri masih memiliki keterkaitan dengan

kecenderungan saya untuk mempelajari dunia Islam. Mesir dan Arab Saudi yang

menjadi objek penelitian adalah dua negara dengan posisi menarik dalam sejarah

Islam modern. Ketika dunia Islam mengalami kekosongan kepemimpinan pasca

runtuhnya khilafah Turki Utsmani, dua negara tersebut tampil sebagai kandidat

yang ingin mengisi ruang tersebut. Mesir pada tahun 1920an di bawah

Page 7: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

vi

kepemimpinan Raja Fuad yang didukung kelompok reformis berusaha

mengonsolidasikan umat Islam sedunia dalam sebuah konferensi. Hal serupa juga

dilakukan oleh Saudi yang pertama kali dicoba oleh Syarif Husain dan kemudian

usaha serupa dijalankan oleh Ibnu Sa‟ud dalam bentuk sebuah konferensi di

Mekah.

Hingga saat ini, Mesir dan Saudi tetap menjadi negara yang berpengaruh

di dunia Islam, khususnya di kawasan Timur Tengah. Pembahasan mengenai

penyerahan pulau Tiran dan Sanafir pada tahun 2016, yang menjadi tema spesifik

sendiri bisa membuka perspektif dinamika hubungan antara negara di Timur

Tengah. Tidak hanya tentang dua negara yang terlibat dalam kesepakatan, tapi

bahasan kasus ini juga akhirnya membawa penelusuran terhadap realitas politik

yang lebih luas.

Penulisan skripsi ini dalam tujuan paling esensialnya adalah untuk

memenuhi kewajiban saya sebagai mahasiswa serta sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana dari Program Studi Hubungan Internasional,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah. Tetapi tentu saya

tidak berharap untuk menjadikan karya ini hanya sebatas demikian. Besar harapan

saya agar kiranya hasil penelitian ini bisa bermakna bagi hal lain di luar kewajiban

formalistik tersebut.

Akhirnya, rasa syukur dan puja puji saya sepenuhnya bagi Allah SWT yang

telah memberi saya yang maha lemah ini segala karunianya. Dengan kasih

sayangnyalah saya dapat menikmati hidup, termasuk berhasil menyelesaikan

Page 8: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

vii

skripsi ini. Shalawat bagi Rasulullah Muhammad SAW, rasul yang telah

mengajarkan kemanusiaan universal bagi ummatnya, juga mengilhami saya

dengan teladan hidupnya yang tidak akan mampu sepenuhnya saya tiru. Tidak

lupa saya juga ingin berterima kasih pada sosok-sosok yang berjasa besar dalam

proses studi dan penulisan skripsi ini:

1. Kedua orang tua saya, Ayahanda Madyamin dan Ibunda Tarnaningsih

yang telah memberi kebebasan pada saya dalam segala pilihan studi. Tidak

pernah ada ultimatum dalam panjang massa studi atau pengerjaan skripsi

yang keduanya tujukan pada saya. Berkat do‟a, keridhoan, dan kasih

sayang dua sosok penting inilah saya dapat sampai pada saat ini. Maka

karya sederhana ini saya dedikasikan untuk keduanya.

2. Ibu Eva Mushoffa, yang sangat baik sebagai dosen pembimbing.

Memberikan banyak masukkan terhadap kekurangan dan meluruskan

kekeliruan selama proses penulisan skripsi. Beliau juga sangat asyik dalam

berdiskusi, baik dalam bahasan tema penelitian ini maupun di luar tema.

Serta kesabarannya menghadapi saya yang tidak jarang menghilang selama

pengerjaan skripsi.

3. Bapak Nazaruddin Nasution, yang tidak hanya menjadi dosen pembimbing

akademik, tapi juga mentor yang mengajarkan banyak hal bagi saya.

4. Dosen-dosen di Jurusan Hubungan Internasional yang dalam kapasitasnya

masing-masing telah memberi ilmu yang bemanfaat.

5. Kepada dua adik saya, Muhamad Nabil Bigofik dan Salsa Nurfathi yang

telah menjadi salah satu alasan saya bersungguh-sungguh.

Page 9: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

viii

6. Bimo yang sejak awal kuliah menjadi teman setia berdiskusi saya tentang

banyak hal, Cahyo yang pada masa akhir studi saya banyak membantu

dalam berbagai hal, juga Aly, Afriliani, Alfira, Don Arip, Fauzi, dan

Shabrina yang menemani waktu lebih studi yang setiap harinya semakin

menakutkan.

7. Sahabat CBB yang selalu membersamai dalam suka maupun duka, Vanny,

Rosalina, Sakiinah, Fenindya, Indaha, Zhafira, Riri, Hendri, juga Abyan,

Aden, dan Zahra.

8. Dara yang menjadi rekan berdiskusi dan sesekali membagi bahan yang

disarankan oleh pembimbing.

9. Keluarga besar HMI Komisariat FISIP, INSISTS, serta berbagai institusi

lainnya yang telah menjadi kawah candradimuka bagi saya selama belajar

di Ciputat.

10. Keluarga Kostan 54B, Mas Nasikh, Bang Fadhil, Bang Zainul, Bang

Tarmidzi, Kyai Aziz, Pak Efendi, Pak Amril, dan Pak Fattah yang telah

menemani diskusi-diskusi hangat di waktu senggang.

11. Adik-adik Kocrat-Kecret, Acay, Oka, Sabil, Bela, Dilla, Citra, Nabila,

Hani, Nailu, Asry, Astri, dan Cesa, yang sesekali membuat saya kembali

mengingat kuliah-kuliah yang sudah lalu.

Selain nama-nama yang disebutkan, tentu banyak pihak lainnya yang memberi

bantuan pada penulis selama masa studi dan pengerjaan skripsi ini. Segala

kebaikannya semoga diberi imbalan berkali lipat oleh Allah, hutang emas bisa

dibayar, hutang budi dibawa mati. Akhirnya, skripsi ini tentu memiliki banyak

Page 10: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

ix

kekurangan dan segala kekurangan tersebut adalah tanggung jawab saya

sepenuhnya.

Ciputat, 16 April 2018

Ahmad Gifari Juniatama

Page 11: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI........................................................ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ......................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Pernyataan Masalah ........................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8

E. Kerangka Teori ............................................................................. 11

1. Neo-Realisme............................................................................ 11

2. Analisis Kebijakan Luar Negeri ............................................... 13

3. Geopolitik ................................................................................. 15

F. Metode Penelitian ......................................................................... 17

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 19

BAB II ORIENTASI KEBIJAKAN MESIR DAN DINAMIKA

HUBUNGAN MESIR-ARAB SAUDI ................................................ 21

A. Orientasi Kebijakan Luar Negeri Mesir ....................................... 21

B. Dinamika Hubungan Mesir dan Arab Saudi ................................ 30

BAB III PENYERAHAN PULAU TIRAN-SANAFIR DARI PEMERINTAH

MESIR KEPADA PEMERINTAH ARAB SAUDI PADA TAHUN

2016 ....................................................................................................... 41

A. Penyerahan Pulau Tiran dan Sanafir ............................................ 41

1. Sejarah Pulau Tiran dan Sanafir ............................................... 42

2. Nilai Strategis Pulau Tiran dan Sanafir .................................... 44

Page 12: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xi

B. Dinamika Ekonomi, Politik dan Sosial Mesir Menjelang

Penyerahan Pulau .................................................................................. 48

1. Perubahan Ekonomi Mesir........................................................ 51

2. Perubahan Sosial dan Politik di Mesir ...................................... 56

BAB IV ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESEPAKATAN

PENYERAHAN PULAU MESIR KEPADA ARAB SAUDI .......... 61

A. Kedaulatan Pulau dan Persoalan Ekonomi ................................... 61

B. Keamanan Mesir: Dinamika dan Proyeksi ................................... 73

1. Dilema Sinai ............................................................................. 73

2. Ancaman Israel ......................................................................... 78

C. Motif Politik Mesir ....................................................................... 87

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 96

A. Kesimpulan ................................................................................... 96

B. Saran ........................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xv

LAMPIRAN ..................................................................................................... xxxii

Page 13: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xii

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

ABM : Ansar Bait al Maqdis

AMIO : Arab Military Armmament Organization

GCC : Gulf Cooperation Council

Hamas : Harakat al-Muqawama al-Islamiyya

IDF : Israel Defence Forces

IM : Ikhwanul Muslimin

IMF : International Monetary Funds

ISIS : Islamic State In Iraq and Syria

NATO : North Atlantic Treaty Organization

NDPS : National Project for the Development of Sinai

OPEC : Organization of Petroleum Exporting Countries

PBB : Persatuan Bangsa Bangsa

SCAF : Supreme Council of The Armed Forces

TEAM : Taba-Eilat-Aqaba Macro Area

UAS : United Arab States

Page 14: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pembangunan Jembatan Mesir-Saudi.........................xxxii

Lampiran 2 Jalur Penyelundupan Senjata Oleh Baduy Sinai.......................xxxiii

Page 15: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian ini menjelaskan tentang penyerahan dua pulau milik Mesir,

yaitu Tiran dan Sanafir yang dilakukan oleh pemerintah Mesir kepada Arab Saudi

pada tahun 2016. Tiran dan Sanafir adalah dua pulau yang terletak di laut merah,

diapit oleh dua negara yaitu Mesir dan Arab Saudi. Tiran terletak di dekat dua

pantai Mesir, berjarak sekitar enam kilometer atau empat mil dari salah satu

Resort milik Mesir di Laut Merah1. Letak kedua pulau ini memang saling

berdekatan dengan kedua negara, bahkan berada dekat dengan beberapa negara

lainnya.

Keputusan pemerintah Mesir untuk memberi pulau tersebut pada akhirnya

diliputi oleh berbagai respon dari dalam negeri Mesir sendiri. Kebanyakan dari

penduduk Mesir meresponnya dengan tanggapan yang cenderung negatif2.

Gelombang protes yang dilancarkan melalui sosial media yakni melalui twitter,

1 Anthony S. Reyner, The Strait of Tiran and The Sovereignity of The Sea, dalam Jurnal

Middle East JournalVol. 21 No. 3 (Summer 1967), h. 403-404 2“Demonstrasi di Mesir Menentang “Penyerahan” Pulau ke Saudi”, BBC, 15 April

2016http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160415_dunia_mesir_demo, diakses pada 16

September 2016.

Page 16: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

2

terdapat ribuan protes terhadap keputusan Mesir yang mendominasi isu sosial

media saat keluarnya keputusan tersebut.3

Sumber gambar: The New York Times4

Selain protes melalui sosial media, protes juga ditunjukan masyarakat

Mesir dengan melakukan demonstrasi di Kairo. Selain dilakukan di Kairo,

demonstrasi juga dilakukan di Aleksandria. Gelombang protes tersebut

diperkirakan berisikan sekitar 2000 orang demonstran yang turun ke jalan dan

memprotes kebijakan Presiden As-Sisi terkait kebijakan penyerahan pulau.5

3Ian Black, “Egypt's president under fire over Red Sea islands transfer to Saudi Arabia”,

The Guardian, 11 April 2016http://www.theguardian.com/world/2016/apr/11/egypt-saudi-arabia-

tiran-sanafir-red-sea-islands-transfer, diakses pada 16 Sepetember 2016. 4Declan Walsh, “Egypt Gives Saudi Arabia 2 Islands in a Show of Gratitude”, New York

Times 10 April 2016http://www.nytimes.com/2016/04/11/world/middleeast/egypt-gives-saudi-

arabia-2-islands-in-a-show-of-gratitude.html?_r=0, diakses pada 16 September 2016. 5Jared Malsin, “The Fate of Two Deserted Islands Has Egyptians Taking to the Streets

Again”, TIME, 15 April 2016http://time.com/4296334/egypt-protests-tiran-sanafir-islands/

,diakses pada 28 Maret 2017.

Page 17: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

3

Meskipun telah mendapat banyak tentangan, penyerahan kedua pulau itu

tetap dilaksanakan. Apa yang dilakukan oleh Mesir sangatlah kontras dengan apa

yang terjadi di beberapa wilayah lain. Isu perebutan kedaulatan atau pulau,

seringkali menjadi pemicu lahirnya persengketaan antar negara.

Sebagai contoh, di kawasan Amerika Selatan terjadi sengketa selama tiga

puluh tahun antara pemerintah Inggris dengan pemerintah Argentina mengenai

kepemilikan Kepulauan Falkland6, sampai akhirnya menjadi bagian dari Inggris

pada tahun 2013.7 Pada kawasan Asia-Pasifik, sengketa kepulauan juga terjadi

antara Cina dengan beberapa negara Asia Tenggara8. Kepulauan yang

dipersengketakan adalah Parecel dan Spartly, kedua kepulauan ini terletak di

perairan Laut Cina Selatan yang memang pada beberapa waktu belakangan

memanas.9

Selain dua sengketa kepulauan diatas, Rusia dengan Jepang juga berselisih

paham tentang kepemilikan empat pulau di wilayah utara Jepang, yaitu Iturup,

Kunashir, Shikotan, dan Habomai. Rusia memaksakan agar Jepang mengakui

kepemilikan Rusia atas empat pulau tersebut, namun Jepang tidak ingin

melakukan hal tersebut, yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor penghambat

6Jorge O. Laucirica, Lessons from Failure: The Falklands Conflict, dalam Jurnal Seton

Hall Journal of Diplomacy and International Relations Summer/Fall 2000, h. 79 7Falkland Islands Government, “Falkland Islands: Fact and Fictions” (pdf) diunduh dari

https://www.falklands.gov.fk/assets/Falklands-Facts-and-Fictions-ENGLISH-.pdf pada 28 Maret

2017. 8Andy Yee, Maritime Territorial Disputes in East Asia: A Comparative Analysis of the

South China Sea and the East China Sea, dalam Jurnal Journal of Current Chinese Affairs Vol. 60

No.2, 2011, h. 166-167 9“Sengketa kepemilikan Laut Cina Selatan”, BBC, 21 Juli

2011http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2011/07/110719_spratlyconflict, diakses pada

16 September 2016.

Page 18: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

4

hubungan kedua negara tersebut.10

Dari beberapa contoh kasus persengketaan

yang terjadi antarnegara yang disebabkan oleh masalah kepemilikan atas pulau.

Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kedaulatan teritorial adalah hal yang

sangat penting bagi suatu negara.

Kedaulatan teritorial sendiri merupakan salah satu aspek terpenting dalam

kedaulatan sebuah negara, selain itu juga teritori menjadi elemen penting dalam

menjalankan otoritas politik di era modern. Kedaulatan teritori merupakan

kedaulatan yang tersusun atas wilayah dan letak geografis suatu negara itu berdiri

di bawah naungan satu kekuasaan, maka kedaulatan teritori ini sangat penting

karena juga merupakan cerminan wibawa sebuah negara.11

Maka, keputusan

Presiden As-Sisi sangatlah mengherankan, mengingat betapa pentingnya

kedaulatan teritori bagi sebuah negara.

Mesir sendiri sebenarnya adalah negara yang tegas dalam hal menjaga

kedaulatan wilayahnya, ini terbukti dari adanya sengketa antara Mesir dengan

negara lain yang disebabkan oleh masalah perbatasan. Mesir pernah bersengketa

dengan Israel terkait dengan penguasaan atas wilayah Semenanjung Sinai,

perebutan atas wilayah Sinai ini sempat menimbulkan peperangan antara Mesir

dengan Israel pada 1973.12

10

Yukiko Kuroiwa, Russo-Japanese Territorial Dispute From The Border Region

Perspective, dalam UNISCI Discussion Papers No. 32, Mei 2013, h. 203-204 11

Stanford Encyplopedia of Philosophy, “Sovereignity”,

2016http://plato.stanford.edu/entries/sovereignty/, diakses pada 17 September 2016. 12

Departement of State United States of America, “The 1973 Arab-Israeli War”,

https://history.state.gov/milestones/1969-1976/arab-israeli-war-1973, diakses pada 27 Maret 2017.

Page 19: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

5

Selain bersengketa dengan Israel mengenai masalah kedaulatan wilayah,

Mesir juga bersengketa dengan Sudan dalam hal yang sama. Dengan Sudan, Mesir

mempersengketakan wilayah Segitiga Halayeb Shalateen yang telah

dipermasalahkan sejak era Presiden Gamal Abdul Naser.13

Wilayah Halayeb ini

merupakan daratan dengan luas 20. 850 km2 yang berada di perbatasan antara

Mesir dan Sudan, penyebab dari sengketa ini adalah klaim Sudan terhadap

segitiga Halayeb ini yang tidak disetujui Mesir.14

Kemudian jika melihat hubungan antara Mesir dan Arab Saudi, sebenarnya

hubungan diantara kedua negara ini bukanlah hubungan yang bisa dikatakan

harmonis. Persaingan awal dari Mesir dan Arab Saudi berlangsung di masa

pemerintahan Gamal Abdul Naser. Pada era pemerintahan Naser, pada awalnya

hubungan antara Mesir dengan Saudi berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat

dari adanya aliansi yang dibangun antara negara Arab Saudi dengan Mesir.15

Tetapi hubungan baik itu berakhir setelah Naser mendeklarasikan

semangat nasionalisme Arab atau Pan-Arabisme yang bertujuan untuk

mengangkat posisi negara-negara Arab.16

Hal yang dilakukan Naser dianggap

berbahaya oleh Kerajaan Saudi karena berpotensi menyebarkan doktrin anti-

13

Yehya Serag, “Border settlements in Egypt: Between trans-border cooperation &

defending the sovereignty of the country”, Paper pada Regional Studies Association Annual

International Conference, 2010,

https://www.researchgate.net/publication/322077401_Border_settlements_in_Egypt_Between_tran

s-border_cooperation_defending_the_sovereignty_of_the_country, diunduh pada 27 Maret 2017. 14

“Halayeb Triangle”, Sudan Tribune,http://www.sudantribune.com/spip.php?mot382,

diakses pada 17 September 2016. 15

Elie Podeh, Ending an Age-Old Rivalry: The Rapprochement between The Hashemites

and The Saudis, 1956-1958 dalam Asher Susser dan Aryeh Shmuelevitz,The Hashemites in The

Modern Arab World, London: Frank Cass, 2005, h. 89 16

Adeed Dawisha, Arab Nationalism in the Twentieth Century: From Triumph to Despair,

diakses online dari http://press.princeton.edu/chapters/s7549.html, diakses 17 September 2016

Page 20: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

6

monarki. Selain itu faktor perbedaan aliansi dalam konteks perang dingin juga

memperlebar jurang antara Mesir dengan Arab Saudi. Pada satu sisi, Mesir

dibawah kepemimpinan Nasser adalah aliansi dari Soviet17

disisi lainnya Arab

Saudi merupakan aliansi dari Amerika Serikat.

Pada masa pemerintahan Mesir selanjutnya, yaitu era Presiden Anwar

Sadat Mesir mengubah haluan Aliansi, dari yang sebelumnya dengan Soviet

berubah menjadi aliansi dari Amerika Serikat.18

Meskipun pada saat itu aliansi

dari kedua negara telah sama, tetapi bukan berarti hubungan kedua negara

membaik. Keputusan Sadat untuk berdamai dengan Israel menimbulkan tentangan

keras dari Arab Saudi.19

Hubungan kurang baik kedua negara ini terus berlanjut pada masa

pemerintahan selanjutnya, yaitu era Presiden Husni Mubarok. Persaingan antara

Mesir dan Arab Saudi terjadi disebabkan oleh faktor perebutan pengaruh di Timur

Tengah.20

Bahkan, pada tahun 2012 Arab Saudi pernah menarik diplomatnya dari

17

Central Intelligence Agency, “Soviet-Egyptian Relation: An Uneasy Alliance” (pdf),

CIA Historical Review Program Release as Sanitized, 1998,diunduh dari

http://www.foia.cia.gov/sites/default/files/document_conversions/89801/DOC_0000309640.pdf,

diunduh pada 17 September 2016. 18

Lisa Reynold Wolfe, “Egypt Transfers Loyality from the USSR to US in the Middle of

Cold War”, Cold War Magazine, 10 Juni 2010. http://www.coldwarstudies.com/2010/06/10/egypt-

transfers-loyalty-from-the-ussr-to-the-us-in-the-middle-of-the-cold-war/, diakses pada 17

September 2016. 19

Eric Pace, “Anwar El-Sadat, Arab The Daring of Pioneer of Peace with Israel”, The

New York Times, 7 Oktober 1981, diakses online dari

http://www.nytimes.com/learning/general/onthisday/bday/1225.html, diakses pada 17 September

2016. 20

“Paradoxes of Egyptian-Saudi Relation” (pdf),Islamic Affairs Analyst, Desember 2009.

diunduh dari https://www.washingtoninstitute.org/uploads/Documents/opeds/4b1e9a6395bc6.pdf,

diunduh pada 17 September 2016.

Page 21: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

7

kedutaan Saudi di Kairo serta menutup konsulat di Aleksandria dan Suez.21

Dari

beberapa argumen yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa penyerahan dua

pulau milik Mesir kepada Arab Saudi adalah sebuah anomali.

B. Pertanyaan Penelitian

Dari penjelasan pada pernyataan masalah, berdasar pada sangat pentingnya

kedaulatan wilayah suatu negara serta hubungan yang tidak begitu baik antara

Mesir dan Arab Saudi, maka hal yang dilakukan Mesir telah menimbulkan satu

pertanyaan besar. Oleh sebab itu, pertanyaan penelitian yang diajukan yaitu

“Mengapa Mesir Menyerahkan Pulau Tiran dan Sanafir Kepada Arab

Saudi?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-

faktor yang mendorong Mesir yang untuk menyerahkan kedua pulau miliknya,

yaitu Tiran dan Sanafir kepada Arab Saudi. Kebermanfaatn penelitian ini juga

menjadi salah satu tujuan dari dilakukannya penelitian ini, sebagai satu kontribusi

untuk memperkaya khazanah intelektual yang ada serta diharapkan dapat

bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang membahas hubungan

antara Mesir dan Arab Saudi, tentang penyerahan wilayah kedaulatan, ataupun

penelitian yang membahas dinamika politik Timur Tengah secara lebih umum.

Besar harapan agar kiranya penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak,

21

“Egyptyan Protests over detained lawyer shut Saudi Embassy”, BBC, 28 April

2012,http://www.bbc.com/news/world-middle-east-17881733, diakses pada 17 September 2016.

Page 22: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

8

terkhusus bagi Program Studi Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Tulisan pertama yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah

tulisan Mohammad Jafar Ajorloo yang berjudul The Strategic Importance of The

Strait of Tiran in the conflict in South West Asia, dalam Jurnal Geopolitics

Quarterly Volume 10 No. 4 Winter 2015. Ajorloo dalam tulisannya lebih banyak

secara khusus membahas keadaan geopolitik yang terjadi di Selat Tiran dalam

konteks potensi konflik yang dapat terjadi di Asia Barat Daya. Dalam penelitian

ini, aspek yang lebih ditekankan dalam kasus Tiran dan Sanafir, lebih pada faktor-

faktor yang memengaruhi Mesir untuk mengeluarkan kebijakan untuk

menyerahkan kedua pulaunya pada Arab Saudi.

Tulisan kedua yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah

disertasi Mansour K. Al-Damouk Al-Zahrani yang berjudul The Kingdom of Saudi

Arabia and the Law of the Sea: An Analysis of Saudi Arabian Practice within the

Emerging International Oceans Regime. Al-Zahrani dalam tulisannya, terkhusus

pada bab yang membahas mengenai Pulau Tiran dan Sanafir, lebih berfokus

membahas kedua pulau ini dalam kaitannya dengan hukum internasional.

Hal itu berbeda dengan penelitian skripsi ini, yang lebih melihat Pulau

Tiran dan Sanafir sebagai suatu wilayah teritori yang dimungkinkan terhadapnya

berbagai kepentingan baik itu kepentingan ekonomi, politik, maupun

pertahanan.Faktor-faktor tersebut kemudian dilihat sebagai pendorong bagi Mesir

Page 23: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

9

untuk mengeluarkan kebijakan menyerahkan kedua pulau tersebut kepada Arab

Saudi.

Tulisan ketiga yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah

laporan berjudul The Egypt-Saudi Arabia Agreement on Tiran and Sanafir yang

ditulis oleh Pierre-Emmanuel Dupont dan Brian McGarry. Dalam laporan ini

dijelaskan tentang bagaimana status hukum Mesir atas Pulau Tiran dan Sanafir.

Selanjutnya, dibahas keterkaitan status hukum Mesir tersebut dengan kebijakan

Mesir yang menyerahkan Pulau Tiran dan Sanafir kepada Arab Saudi.

Dalam penelitian ini, pembahasan mengenai Mesir dan kedua pulau

tersebut lebih ditekankan pada faktor-faktor pendorong yang berasal dari aspek

kepentingan (ekonomi, politik, keamanan) Mesir serta keadaan sistem politik di

kawasan yang pada akhirnya menyebabkan Mesir mengeluarkan kebijakan untuk

menyerahkan kedua pulau tersebut pada Arab Saudi. Hal inilah yang menjadi

pembeda antara penelitian ini dengan laporan yang ditulis oleh Duppont dan

McGarry.

Tulisan keempat yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah

tulisan Dr. Ashraf Saleh Mohamed Sayed yang berjudul Freindship And

Cooperation Treaty Between The Kingdom of Saudi Arabia And The Kingdom of

Egypt May-November 1936. Sayed dalam tulisannya lebih banyak menyoroti

pembahasan tentang dinamika kerjasama antara Mesir dan Arab Saudi yang sudah

sejak dahulu mengalami pasang surut. Salah satu faktor yang memengaruhi

hubungan antar kedua negara adalah sengketa Pulau Tiran dan Sanafir.

Page 24: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

10

Perbedaan tulisan milik Saleh dengan penelitian ini terletak pada

pendekatan serta fokus penelitian. Dalam tulisan Sayed, pendekatan yang

digunakan dalam melihat hubungan Mesir dengan Saudi adalah pendekatan

historis, berbeda dengan penelitian ini yang membahasnya dalam perspektif

hubungan internasional. Selain itu fokus penelitian antara karya Saleh dengan

penelitian ini juga berbeda. Jika dalam tulisan Saleh hubungan antara Mesir

dengan Saudi dalam kaitannya dengan Pulau Tiran dan Sanafir berfokus pada

faktor-faktor yang hanya berasal dari kedua negara tersebut, dalam penelitian ini

pembahasan lebih luas dengan akan menjabarkan pengaruh sistem internasional

yang juga turut berpengaruh.

Tulisan kelima yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah

tulisan Anthony S. Reyner yang berjudul The Strait of Tiran And The Sovereignity

of The Sea, dalam Jurnal The Middle East Journal, Volume 21 No. 3, Summer

1967. Reyner membahas Pulau Tiran dan Sanafir dalam kaitannya dengan

kedaulatan laut yang ada di Selat Tiran,ia menggunakan pendekatan hukum,

historis, serta geopolitik yang ada pada kawasan tersebut.Dalam penelitian ini titik

tekan penelitian ada pada faktor pendorong bagi Mesir yang menyerahkan Tiran

dan Sanafir kepada Saudi, yang dibahas melalui perspektif hubungan

internasional.

Page 25: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

11

E. Kerangka Teori

1. Neo-Realisme

Dalam konteks menjelaskan kebijakan Mesir yang menyerahkan kedua

pulau yang berada di bawah kedaulatannya yaitu pulau Tiran dan Sanafir kepada

Arab Saudi,teori yang digunakan adalah Neo-realisme dalam hubungan

internasional. Neo-realisme menitik beratkan perhatian pada negara sebagai aktor

utama dan keterkaitannya dengan keamanan dan keberlangsungan negara tersebut

untuk bertahan (survival) dalam sistem anarki internasional. Dasar aspek

keamanan dan kemampuan bertahan negara merupakan dua fokus perhatian yang

sama antara neo-realis dengan realis klasik. Meskipun demikian, antara kedua

teori ini tetaplah berbeda.22

Dalam Neo-realisme Waltz, hubungan internasional lebih baik dipandang

dalam sudut pandang struktur sistem intenasional. Karena pada hakikatnya sistem

internasional yang akan memengaruhi perilaku dari negara. Dalam sistem

internasional tersebut, negara sebagai unit berinterkasi dengan unit lainnya, yang

membedakan antar unit tersebut adalah besar-kecilnya kapabilitas mereka.

Semakin besar kapabilitas suatu negara sebagai unit, maka akan semakin besar

pula pengaruh negara tersebut dalam sistem internasional.23

Negara yang memiliki kapabilitas lebih kuat, bisa dapat memengaruhi

negara lainnya untuk mendapat keuntungan karena negara merupakan pencari

22

Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. h. 112 23

Jackson dan Sorensen, Pengantar Studi, h. 110-111

Page 26: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

12

keuntungan (profit seeker).24

Untuk mendapatkan kepentingan nasional dan

menjaga keamanan mereka, unit dalam kondisi anarki bergantung pada sarana

yang mereka miliki. Self-help adalah prinsip tindakan yang lazim dalam sistem

anarki. Negara sebagai unit akan memaksimalkan kapabilitas yang mereka miliki

(ekonomi, politik, militer) untuk dapat menjaga keamanan dan menjaga ketahanan

negara (survival).25

Meskipun demikian, perlu dipertimbangkan bahwa dalam kondisi anarki,

bagaimanapun, keuntungan relatif lebih penting dari keuntungan mutlak. Maka

dari itu negara dalam sistem anarki internasional perlu bersifat kompromistis

dalam kebijakan luar negeri.26

Penggunaan Teori Neo-realisme dalam

menjelaskan penyerahan Pulau Tiran dan Sanafir oleh Mesir kepada Arab Saudi,

didasari atas permasalahan yang dilihat, bahwa asumsi dari teori neo-realis dapat

diterapkan dalam kasus ini. Dalam teori neo-realisme negara bertindak atas

pengaruh sistem anarki internasional yang terjadi di kawasan, dalam sistem yang

anarki tersebut kapabilitas negara yang dapat menentukan pengaruh negara

tersebut dalam sistem.

Dalam kasus ini, jika dilihat dari sisi geopolitik, Mesir sebagai pemilik

dari Pulau Tiran dan Sanafir memiliki posisi yang saling bersinggungan dengan

beberapa negara, salah satunya adalah Israel.Israel adalah negara yang dapat

menjadi ancaman potensial bagi keaamanan Mesir. Dengan menyerahkan

24

Kenneth N. Waltz, Theory Of International Politics, Addison-Wesley Publishing

Company, 1979, h. 129 25

Kenneth N. Waltz, Theory of International Politics, h. 111 26

Kenneth N. Waltz, Man, the State and War: A Theoritical Analysis, New York :

Columbia University Press, 2001. h. 198.

Page 27: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

13

kedaulatan atas Tiran dan Sanafir kepada Arab Saudi, Mesir dapat menjadikan

Saudi sebagai buffer zone untuk tidak berhadapan langsung dengan Israel.

Kapabilitas militer antara Mesir dan Israel tidak jauh berbeda27

. Hal tersebut tentu

menimbulkan kerawanan bagi status keamanan Mesir.

2. Analisis Kebijakan Luar Negeri dan Faktor yang Memengaruhinya

Kebijakan luar negeri dalam definisi yang dimiliki oleh Alex Mintz dan

Karl DeRouen adalah sekumpulan pilihan yang diputuskan oleh individu,

kelompok, atau koalisi yang dapat memengaruhi tindakan negara dalam interaksi

di lingkungan internasional. Dalam kebijakan luar negeri tersebut, terdapat

karakter yang berkaitan erat dengan proses pembuatan keputusan, karakter

tersebut adalah resiko dan ketidakpastian.28

Kebijakan luar negeri adalah aspek yang penting dalam setiap interaksi

internasional. Karena sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara tentu

akan membangun adanya interaksi antar negara. Kebijakan luar negeri dalam

proses penentuannya akan diperhitungkan secara matang, meskipun demikian ada

juga kebijakan luar negeri yang terpengaruh oleh intuisi.29

Mengenai analisa kebijakan luar negeri, yang menjadi keputusan suatu

negara. Keputusan tersebut juga berdasar pada pertimbangan konsekuensi di

27

http://www.globalfirepower.com/countries-comparison-

detail.asp?form=form&country1=egypt&country2=israel&Submit=COMPARE, diakses pada 6

Oktober 2016. 28

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making, New

York, Cambridge University Press, 2010, h. 3 29

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy..., h. 3

Page 28: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

14

lingkungan internasional.30

Dalam kebijakan luar negeri, terdapat pengaruh

eksternal maupun internal yang dapat memengaruhi keputusan negara. Faktor

internal dapat dilihat dari pengaruh institusi atau lembaga-lembaga negara serta

kondisi internal suatu negara seperti ekonomi, sejarah, dan kebudayaan.31

Adapun

faktor eksternal dapat dilihat dari sistem internasional yang ada. Sistem

internasional yang dipengaruhi oleh kapabilitas negara yang meliputi kekuasaan

dan kekayaan akan menentukan tindakan negara di level sistem internasional.32

Kebijakan luar negeri lahir dari adanya kompleksitas kondisi domestik

sebuah negara dan situasi internasional yang memengaruhinya, aliansi antar aktor

pada level domestik juga di level internasional, pengaruh kekuatan internasional

tertentu , serta isu yang berkembang di level internal maupun sistemik. Dalam

menganalisis faktor yang memengaruhi suatu negara mengeluarkan sebuah

kebijakan tertentu, Laura Neack membagi tiga level analisis, yakni level individu,

negara atau domestik, dan sistemik.33

Pada level individu, analisis berfokus pada pembuat kebijakan. Cara yang

digunakan oleh penentu kebijakan, ideologinya, serta interaksi individu pembuat

kebijakan dengan aktor lain adalah beberapa hal yang dilihat dalam level analisis

ini. Kemudian pada level negara, analisis akan melihat dinamika sosial serta

kecenderungan pemerintahan sebuah negara dalam mengeluarkan sebuah

30

Valerie M. Hudson, Foreign Policy Analysis: Actor Specific Theory and The Ground of

International Relations, International Studies Association, Blackwell Publishing, 2005, h. 2 31

Marijke Breuning, Foreign Policy Analysis: A Comparative Introduction, New York,

Palgrave Macmillan, 2007, h. 12-13 32

Marijke Breuning, Foreign Policy Analysis..., h. 13 33

Laura Neack, The New Foreign Policy: Power Seeking in a Globalized Era, Maryland:

Rowman & Littlefield Publishers, 2008, h. 6-11

Page 29: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

15

kebijakan. Adapun pada level sistemik, faktor yang dilihat meliputi hubungan

bilateral dan multilateral sebuah negara, dinamika regional, serta kondisi

internasional.34

Dalam penelitian ini, kebijakan luar negeri lebih akan lebih dilihat dari

faktor sistemik internasional yang memengaruhinya. Adapun variabel yang turut

memengaruhi keputusan suatu negara seperti ekonomi, politik, dan keamanan.

Akan lebih dilihat dari sudut pandang sistem internasional, bukan dari keadaan

internal yang ada pada negara tersebut.

3. Geopolitik

Geopolitik menurut Rudolf Kjellén adalah suatu teori yang menempatkan

negara sebagai suatu organisme geografis atau fenomena dalam satu ruang

tertentu. Adapun menurut Karl Haushofer geopolitik adalah suatu ilmu tentang

negara yang mengkaji segala faktor determinan dalam proses politik yang dilihat

berdasarkan luas geografis. Berbeda dengan Kjellén dan Haushofer, Robert

Kaplan memilih menjelaskan geopolitik sebagai suatu persaingan yang terus

menerus antar negara yang didasari atas wilayah. Menyimpulkan banyak definisi

mengenai geopolitik, Bernard Cohen mendefinisikan geopolitik sebagai suatu

analisis tentang interaksi antar negara yang dilihat dari perspektif geografis dalam

suatu proses politik.35

34

Neack, The New Foreign Policy, h. 10-11 35

Saul Bernard Cohen, Geopolitics: The Geography of International Relations,

Maryland: Rowman & Littlefield, 2015, h. 15-16

Page 30: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

16

Berbeda dengan definisi geopolitik yang telah disebutkan, Tuathail

mendefinisikan geopolitik sebagai varian dari realisme politik yang didasarkan

atas faktor geografis dan merupakan produk dari adanya politik internasional.

Tuathail menambahkan bahwa geopolitik merupakan satu istilah yang dibuat oleh

geat powers untuk menjelaskan kondisi global dari ruang (geografis), kekuatan

(power), dan teknologi.36

Geopolitik juga dapat dipahami sebagai elemen-elemen

geografis dari suatu wilayah yang dapat memengaruhi perilaku politik suatu

negara, biasanya didasari atas dua faktor, yaitu keberadaan sumber daya alam dan

posisi strategis ekonomi. Situasi geopolitik juga berkaitan erat dengan

kepentingan ekonomi, politik, dan strategis suatu negara terhadap wilayahnya.37

Dalam penelitian ini konsep geopolitik digunakan sebagai salah satu

perangkat analisa karena bahasan yang dikaji adalah mengenai politik antara

Mesir dan Arab Saudi yang secara letak geografis kedua negara ini saling

berdekatan. Selain itu, topik spesifik yang dibahas dalam penelitian ini pun terkait

pulau Tiran dan Sanafir yang erat kaitannya dengan geopolitik kedua negara.

Geopolitik sendiri dalam konteks politik internasional di Timur Tengah menjadi

aspek yang sangat penting untuk dapat melihat interaksi antar negara dalam

kawasan tersebut secara lebih jelas.38

Dengan kompleksitas dan keadaan yang

36

Gearóid Ó Tuathail, Critical Geopolitics: The Politics of Writing Global Space,

London: Routledge, 1996, h. 12-42 37

Jakub J. Grygiel, Great Powers and Geopolitical Change, Maryland: The Johns

Hopkins University Press, 2006, h. 22-24 38

Anoushiravan Ehteshami, Globalization and Geopolitics In The Middle East : Old

Games, New Rules, New York: Routledge, 2007, h. 1

Page 31: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

17

sangat dinamis dari politik di kawasan tersebut, maka analisa geopolitik memang

menjadi hal yang dibutuhkan.39

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu proses yang dilakukan untuk menjelaskan

suatu kejadian atau fenomena agar dapa bersifat ilmiah.40

Dalam penelitian ini,

digunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakansarana

untuk memahami masalah sosial manusia. Analisis yang digunakan dalam metode

ini biasanya bersifat induktif, peneliti akan menjelaskan interpretasinya terhadap

data yang dikumpulkan. Dalam metode ini, struktur penulisan hasil penelitian

umumnya bersifat fleksibel untuk dapat menjelaskan kompleksitas suatu

fenomena tertentu.41

Dalam definisi lainnya, penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai

penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun

tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati oleh orang-orang yang diteliti.

Penelitian kualitatif berfokus pada ketepatan dan kecukupan data dengan

penekanan pada kesesuaian antara data dengan fakta.42

Dalam proses pengumpulan data penelitian terdapat tiga langkah yang

diperlukan. Pertama, mengatur pembatasan dalam pembahasan suatu masalah

39

Saul Bernard Cohen, Geopolitics..., h. 375 40

W. Laurence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative

Approach, Massachusets: Allyn and Bacon, 2000 h. 63 41

John W. Creswell , Research Design: Qualitative, Quantitative, and MixedMethods

Approaches, California: Sage Publication, 2009, h. 4 42

Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta:

Kencana, 2008, h. 166 dan 175

Page 32: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

18

penelitian. Kedua, mengumpulkan informasi dengan melakukan pengamatan,

wawancara, pengumpulan dokumen-dokumen, dan bahan visual. Ketiga membuat

suatu aturan standar untuk mencatat dan merekam setiap informasi yang

didapatkan.43

Dalam mengatur pembatasan bahasan masalah penelitian, penelitian ini

dibatasi pada faktor-faktor yang melatar belakangi Mesir menyerahkan kedua

pulaunya, yaitu Tiran dan Sanafir kepada Arab Saudi. Faktor-faktor politik

ataupun kemungkinan faktor lainnya yang melatar belakangi keputusan Mesir

menyerahkan kedua pulaunya kepada Arab Saudi menjadi fokus bahasan

penelitian.

Dalam pengumpulan data informasi untuk penelitian ini, data yang

digunakan adalah data sekunder maupun data primer. Data primer didapatkan dari

dokumen-dokumen dan publikasi resmi yang diakses maupun diunduh dari situs

resmi negara yang dibahas dalam penelitian ini. Adapun data sekunderdidapatkan

dari jurnal, karya tulis ilmiah (disertasi dan tesis), majalah, surat kabar, dokumen,

makalah penelitian, buku teks, serta berbagi bahan lain yangdiakses melalui studi

pustaka di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan

FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Sekolah Pasca Sarjana

UIN Syarif Hidayatullah. Selain sumber-sumber fisik penelitian ini juga

menggunakan referensi yang diakses dan diunduh melalui internet.

43

John W. Creswell , Research Design,. h. 135

Page 33: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

19

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kendala yang ditemui, salah satu

diantaranya adalah keterbarasan dana penelitian. Kendala lainnya adalah sulitnya

beberapa narasumber untuk di jumpai karena posisi birokrasi yang mengharuskan

persyaratan ketat untuk dapat bertemu dengan narasumber secara langsung.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab I akan dibahas latar belakang yang menjadi dasar signifikansi

dari penelitian. Kemudian pertanyaan penelitian yang menjadi inti dari penelitian

ini. Dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

pemikiran sebagai dasar pemikiran dalam membedah pembahasan mengenai

penelitian ini, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: Orientasi Kebijakan Mesir dan Dinamika Hubungan Mesir-Arab

Saudi

Pada bab II akan dibahas mengenai dinamika hubungan antara Mesir

dengan Arab Saudi sebelum terjadinya penyerahan Pulau Tiran dan Sanafir.

Penjelasan mengenai hubungan kedua negara penting untuk lebih mengetahui

bagaimana interaksi kedua negara hingga pada akhirnya terdapat kesepakatan

tersebut. Selain itu pada bab ini juga akan dijelaskan orientasi kebijakan luar

negeri Mesir untuk mengetahui karakteristik negara ini dalam mengambil

keputusan.

Page 34: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

20

BAB III: Penyerahan Pulau Tiran dan Sanafir dari Pemerintah Mesir

Kepada Pemerintah Arab Saudi Pada Tahun 2016

Bab ini akan menjelaskan proses penyerahan pulau Tiran dan Sanafir

beserta beberapa elemen dari pulau tersebut, seperti sejarahnya dan nilai strategis

yang dimilikinya. Hal itu dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang

bagaimana nilai signifikansi dua pulau tersebut. Bab ini juga menjelaskan

dinamika ekonomi, sosial, dan politik Mesir sebelum keluarnya kebijakan

penyerahan kedaulatan pulau.

BAB IV: Analisis Faktor yang Memengaruhi Kesepakatan Penyerahan Pulau

Mesir Kepada Arab Saudi

Bab IV akan lebih fokus untuk menjabarkan faktor-faktor yang

memengaruhi Mesir untuk menyerahkan Pulau Tiran dan Sanafir kepada Arab

Saudi. Faktor internal dan eksternal seperti aspek ekonomi, politik, dan keamanan

ataupun faktor lainnya yang turut berimplikasi pada keputusan Mesir akan

dianalisa secara komperhensif dalam bab ini. dengan menggunakan perangkat

teori dan konsep yang telah disebutkan sebelumnya, data diolah untuk

memberikan analisis terhadap kasus ini.

BAB V: Penutup

Dalam bab terakhir, akan ditampilkan kesimpulan dari hasil penelitian ini,

sekaligus jawaban atas pertanyaan penelitian yang ada. Kesimpulan diambil dari

seluruh pembahasan yang diulas dalam penelitian secara komperhensif. Selain

kesimpulan, akan ditambahkan juga saran sebagai hasil pengamatan terkait topik

bahasan penelitian.

Page 35: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

21

BAB II

ORIENTASI KEBIJAKAN MESIR DAN DINAMIKA

HUBUNGAN MESIR-ARAB SAUDI

Bab ini menjelaskan orientasi kebijakan luar negeri Mesir sejak awal

berdirinya negara ini sebagai republik sampai sebelum penyerahan pulau Tiran

dan Sanafir. Hal ini bertujuan untuk melihat karakter yang dimiliki oleh negara ini

dalam mengambil sebuah keputusan. Bab ini juga akan membahas dinamika

hubunan Mesir dan Arab Saudi dengan periode yang sama.

A. Orientasi Kebijakan Luar Negeri Mesir

Mesir merupakan negara yang mengedepankan pragmatisme politik dalam

mengeluarkan setiap kebijakan luar negerinya. Hal ini adalah suatu kewajaran

karena pada hakikatnya tujuan dari negara adalah survival. Orientasi kebijakan

luar negeri dalam bab ini akan dilihat sejak Mesir menjadi republik. Setelah

revolusi tahun 1952, kekuasaan Raja Farouk yang kala itu dirundung berbagai

permasalahan seperti pelanggaran terhadap konstitusi dan kehendak rakyat serta

ketimpangan kesejahteraan serta kerusuhan yang terus menerus semakin meluas,

akhirnya harus menyebabkannya kekuasaannya tumbang44

dan digantikan oleh

Jendral Muhammad Naguib sebagai Presiden pertama Republik Mesir.45

44

Laurie A Brand, Official Stories Politics and National Naratives In Egypt and Algeria,

Stanford: Stanford University Press, 2014, h. 32 45

Qalbi Abid dan Massarrat Abid, July Revolution and The Reorientation of Egypt

Foreign Policy, dalam Jurnal J. R. S. P. Vol. 46 No. 2, 2009, h. 15

Page 36: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

22

Dalam masa pemerintahan Naguib, orientasi kebijakan Mesir tidaklah

begitu nampak terlihat. Mesir lebih banyak disibukkan oleh polemik politik dalam

negeri. Naguib sebagai Presiden waktu itu ingin mengambil komando jabatan

tertinggi di angkatanbersenjata Mesir. Namun hal itu ditolak oleh Gamal Abdul

Nasser yang memiliki kekuatan de facto dalam masa transisi kekuasaan Mesir

tersebut. Momentum itulah yang menjadi salah satu awal keretakan antara Naguib

dan Naser.46

Hal ini diperparaholeh dekatnya Naguib dengan Ikhwanul Muslimin

yang saat itu dianggap ancaman bagi pemerintah. Persaingan dua kubu kekuasaan

inilah yang mendominasi narasi politik Mesir pada masa tersebut.47

Meskipun demikian, dalam masa kepresidenan Naguib ini, Mesir sempat

membuat sebuah kesepakatan penting. Pada 19 Oktober 1954, Mesir dan Inggris

menyepakati sebuah perjanjian yang mengharuskan pasukan Inggris keluar dari

Mesir pada tahun 1956. Implikasi dari kesepakatan tersebut adalah batalnya Mesir

bergabung denganNorth Atlantic Treaty Organization (NATO). Mesir kala itu

berusaha mempertahankan prinsip “positive neutrality”48

dalam posisi politik

internasional mereka. Namun, beberapa minggu berselang setelah perjanjian

Oktober 1954, Mesir menyepakati sebuah perjanjian dengan Amerika Serikat

yang dalam perjanjian tersebut Mesir menerima dana hibah sebanyak 40 juta dolar

AS untuk modernisasi perekonomian mereka.49

46

Abid dan Abid, July Revolution..., h. 15-16 47

Abid dan Abid, July Revolution..., h. 16-18 48

Positive neutrality adalah sikap Mesir yang memilih tidak memihak pada salah satu blok

dalam perang dingin. 49

Abid dan Abid, July Revolution..., h. 18-19

Page 37: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

23

Setelah kejatuhan kekuasaan Presiden Naguib, Gamal Abdul Nasser naik

sebagai pimpinan negara. Dalam kepemimpinan Nasser, ideologi Mesir saat itu

sangat kental dengan prinsip Falsafat al-thawra atau Philosophy of the Revolution

yang digagas oleh Nasser.50

Selanjutnya, haluan kebijakan luar negeri pada masa

kepemimpinan Nasser ini akan selalu berkait dengan falsafah revolusi. Dalam

falsafah revolusi tersebut, Nasser memiliki pandangan bahwa lingkaran afiliasi

Mesir akan berkait pada 3 hal, yaitu identitas Arab, Afrika, dan Islam. Dengan

demikian, Mesir mendasarkan identitas nasionalnya pada ketiga wilayah regional

dan internasional tersebut. Hal ini bertujuan untuk mendorong Mesir menjadi

negara yang berpengaruh dan memimpin politik regional.51

Selain menjalankan falsafah revolusi dalam menjalankan peranannya

dalam politik internasional, Mesir era Nasser tetap memegang prinsip “positive

neutrality”. Hal ini bisa dilihat ketika mereka menolak untuk terlibat dalam Pakta

Baghdad yang diinisiasi Inggris pada awal tahun 1955 dan bertujuan untuk

membentuk aliansi pro-Barat di Timur Tengah.52

Selain mempertahankan sikap

netralitasnya, penolakan Mesir ini juga untuk menjaga posisi Mesir di kawasan

sebagai penjaga persatuan diantara negara-negara Arab.53

Setelah Gamal Abdul Nasser wafat, Anwar Sadat menempati posisinya.54

Dalam masa pemerintahan Sadat, hubungan Mesir-Israel dan adanya krisis

50

Brand, Official Stories..., h. 34-35 51

Brand, Official Stories..., h. 36-37 52

Brand, Official Stories..., h. 41 53

Adeed Dawisha, Egypt in the Arab World: The Elements of Foreign Policy, New York:

Halsted Press, 1976, h. 11 54

Brand, Official Stories..., h. 69

Page 38: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

24

ekonomi Mesir adalah isu sentral yang memengaruhi kebijakan luar negeri negara

piramida ini pada masa pemerintahan Anwar Sadat.55

Sadat pada tahun-tahun awal masa kepemimpinannya berada di bawah

bayang-bayang Nasser. Baru sekitar tahun 1973, ketika terjadi perang, Sadat

cukup mampu keluar dari bayang-bayang kepemimpinan Naser.56

Pada 6 Oktober

1973, pasukan Mesir menyerang garis Bar Lev yang berada di Tepi Timur. Perang

tahun 1973 memberikan sebuah hasil yang cukup positif bagi Mesir dan

mengangkat nama Sadat. Perang tersebut penting karena merupakan suatu usaha

Mesir untuk dapat melakukan perbaikan ekonomi. Karena sejak Israel menduduki

Sinai, perekonomian Mesir terganggu.57

Mesir memang mengalami kemerosotan ekonomi di awal kepemimpinan

Sadat. Dengan kondisi yang demikian, Sadat terpaksa harus mencari bantuan dari

International Monetary Funds (IMF) dengan konsekuensi Mesir harus melakukan

beberapa pengurangan subsidi serta membatalkan beberapa kebijakan yang telah

dibuat pada awal 1977. Hal tersebut menyebabkan kekacauan di Mesir, arus protes

dan penentangan menyebabkan berbagai aksi kekerasan terjadi. Dalam fase ini,

popularitas Sadat mulai mengalami penurunan.58

Setelah kerusuhan Mesir mereda, pada akhir Januari 1977 Sadat mencoba

mengonsolidasikan kembali masyarakat Mesir dengan menggunakan semangat

identitas persatuan kebangsaan. Sadat kemudian mulai mencari cara untuk

55

Brand, Official Stories..., h. 69-70 56

Brand, Official Stories..., h. 70 57

Brand, Official Stories..., h. 75-76 58

Brand, Official Stories..., h. 82

Page 39: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

25

mengakhiri konflik dengan Israel, karena konflik dengan Israel telah

menyebabkan kerugian ekonomi bagi Mesir. Maka pada November 1977 Sadat

melakukan kunjungan yang bersejarah ke Israel. Hal tersebut memunculkan

banyak reaksi negatif dari negara-negara Islam di kawasan.59

Upaya untuk berdamai dengan Israel di masa pemerintahan Sadat

menemukan momentum puncak pada saat tercapainya perjanjian Camp David

antara Mesir dan Israel yang difasilitasi oleh Amerika Serikat.60

Dalam

menanggapi perjanjian Camp David, Saudi memiliki sikap negatif terhadap

perjanjian tersebut. Serupa dengan Saudi, Jordania pun menampilkan sikap yang

tidak jaug berbeda, meskipun menyatakan menolak, tapi Jordan menyatakan tidak

membatasi perjanjian tersebut. Hal yang lebih penting bagi Jordan adalah Israel

menarik pasukannya dari Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur serta mengakui

rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.61

Dari uraian di atas, dapat dilihat orientasi kebijakan luar negeri Mesir pada

masa pemerintahan Presiden Anwar Sadat sangat mengedepankan pragmatisme

politik untuk mendapatkan kepentingan nasional Mesir. Krisis ekonomi memaksa

Sadat mengambil langkah kontroversial untuk menjejaki perdamaian dengan

Israel. Kharisma kepemimpinan yang dibangun oleh Sadat sejak perang 1973

diantara negara-negara Arab harus runtuh oleh keputusan menyepakati perjanjian

Camp David.

59

Brand, Official Stories..., h. 82-83 60

Brand, Official Stories..., h. 85-86 61

Central Intelligence Agency, CIA Historical Collections Division AR 70-14, 13

November 2013, diunduh dari https://www.cia.gov/library/readingroom/docs/1978-09-22b.pdf,

pada 9 Juni 2017.

Page 40: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

26

Pasca disepakatinya perjanjian damai tersebut, Mesir mulai menjalin

hubungan dalam sektor perdagangan maupun sektor jasa dengan Israel. Kerjasama

tersebut dapat memeberikan keuntungan baik bagi Mesir maupun Israel.

Meskipun demikian, Mesir masih seolah membatasi kerjasama ekonominya

dengan Israel.62

Sebuah titik penting tentang kerjasama ekonomi antara Mesir dan

Israel adalah disepakatinya kerjasama industri pertanian pada tahun 1980.

Selanjutnya kerjasama dalam sektor industri pertanian ini terus dikembangkan

oleh beberapa universitas dengan di danai oleh bebagai sponsor yang mendukung

Mesir maupun Israel. Kerjasama dalam bidang ini dapat membawa dampak positif

bagi perekonomian Mesir.63

Namun pada masa kepemimpinan Mesir selanjutnya, yaitu pada era

Presiden Husni Mubarok, hubungan antara Mesir dan Israel sempat mengalami

penurunan. Perdamaian yang dijalankan oleh kedua negara ini terkesan menjadi

sebuah perdamaian yang dingin. Dalam pandangan Amnon Aran dan Amni Ginat

perdamaian antara Mesir dan Israel dalam periode tahun 1990an sampai dengan

Januari 2011 adalah sebuah “strategic peace”. Strategic peace sendiri merupakan

suatu keadaan ketika sebuah perdamaian ada pada kondisi antara perdamaian yang

dingin (cold peace) dan suatu kondisi perdamaian yang stabil (stable peace).64

62

Paul Rivlin, The Economic Impact of The Egypt-Israel Treaty, dalam The Legacy of

Camp David: 1979-2009, Washington: The Middle East Institute, 2009, h. 53 63

Samuel Pohoryles, Agricultural Cooperation: A Prototype of Post-conflict Resolution,

dalam The Legacy of Camp David: 1979-2009, Washington: The Middle East Institute, 2009, h.

60-61 64

Amnon Aran dan Rami Ginat, Revisiting Egyptian Foreign Policy towards Israel under

Mubarak: From Cold Peace to Strategic Peace, dalam Jurnal Journal of Strategic Studies, Vol. 37

No. 4, 2014, h. 556-583

Page 41: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

27

Setelah Mesir mengalami revolusi kedua dalam sejarah Republik mereka

pada tahun 2011, kepemimpinan Mesir jatuh kepada seorang tokoh Ikhwanul

Muslimin, Muhammad Mursi. Dalam awal masa kepemimpinan Mursi, arah dari

kebijakan luar negeri Mesir menjadi teka-teki dengan adanya kekhawatiran bahwa

negara tersebut akan mengalami perubahan yang radikal. Perubahan orientasi

kebijakan luar negeri Mesir ini terutama dikhawatirkan oleh Barat.65

Orientasi kebijakan luar negeri Mesir era kepemimpinan Mursi

menekankan identitas negara Mereka. Identitas Arab dan Identitas Afrika menjadi

hal yang memengaruhi pertimbangan Mesir dalam setiap kebijakan luar

negerinya. Hal ini dapat terlihat dari beberapa manuver luar negeri Mesir yang

berusaha mendamaikan dua kelompok besar di Palestina, Hamas dan Fatah. Mesir

juga berusaha untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Iran serta mendekati

negara-negara teluk, terutama Arab Saudi. Adapun orientasi kebijakan luar negeri

mereka ke Afrika dapat dilihat dari keseriusan Mesir dalam urusan pembagian

sungai Nil dengan Ethiopia.66

Selain identitas Arab dan Afrika yang memengaruhi kebijakan luar negeri

Mesir, pada era pemerintahan Mursi perlu dilihat juga pengaruh identitas

keislaman dari Ikhwanul Muslimin. Dengan demikian, Islamisme menjadi salah

satu hal yang juga turut memengaruhi kebijakan luar negeri Mesir. Tetapi

meskipun Islamisme menjadi salah satu landasan politik luar negeri Mesir, namun

pragmatisme politik lebih kuat terasa dalam orientasi luar negeri Mesir. Hal ini

65

Mehmet Ozkan, Egypt’s Foreign Policy under Mohamed Morsi, dalam Ortadogu

Analiz, Maret 2013, h. 11 66

Ozkan, Egypt’s Foreign..., h. 12-14

Page 42: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

28

dapat dilihat dari hubugan baik Mesir-Israel yang terus dipertahankan Mursi,

meskipun pada umumnya umat Islam dunia menentang Israel. Mursi beralasan

bahwa stabilitas perdamaian Mesir-Israel sangat penting terjaga untuk dapat

mempermudah usaha Mesir memperbaiki kondisi perekonomian yang sedang

terpuruk.67

Dalam periode Mursi, Mesir juga menjalin hubungan baik dengan Turki.

Pada era ini hubungan kedua negara sangat harmonis. Perdana Menteri Turki kala

itu, Racep Tayyip Erdoğan dan Menteri Luar Negeri, Ahmad Davutoğlu sering

melakukan pertemuan dengan berbagai kementrian dan pengusaha Mesir. Presiden

Mursi juga melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki. Kedua negara bahkan

membangun aliansi poros demokrasi.68

Ketika kekuasaan Mesir beralih dari Muhammad Mursi ke Abdul Fatah

As-Sisi, pola orientasi kebijakan kebijakan luar negeri Mesir nampaknya tidak

jauh berbeda dengan kebiasaan negara ini yang mengutamakan pragmatisme

politik dalam hal menjalin hubungan internasional. Hubungan baik Mesir dengan

negara penopang utama finansialnya seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat tetap

dipertahankan demi menjaga stabilitas negara. Pada saat bersamaan Mesir juga

terus menjaga hubungan dengan negara-negara teluk lainnya yang juga

berkontribusi memberikan sumbangan bagi Mesir.69

67

Hassan Ahmadian, Egyptian Foreign Policy Identities, dalam jurnal Iranian Review of

Foreign Affairs, Vol. 5, No. 3, Fall 2014, h. 20-21 68

Eva Mushoffa, Turkey‟s Foreign Policy Towards Egypt Since the Arab Spring, MA

Dissertation di Durham University, 2014 ch. 3, h. 2 69

Azzurra Meringolo, From Morsi to Al-Sisi: Foreign Policy at the Service of Domestic

Policy, dalam Insight Egypt No. 8, Maret 2015, diterbitkan oleh Istituto Affari Internazionali, h. 4

Page 43: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

29

Namun terdapat hal menarik dalam orientasi Mesir era As-Sisi ini, pada

September 2014, Mesir membangun kerjasama militer dengan Rusia dan membeli

senjata dari negara bekas Uni Soviet tersebut sebanyak 3,5 miliyar dolar AS.

Selain itu, presiden Mesir dan Rusia saling bertukar kunjungan kenegaraan dan

berjanji akan meningkatkan kerjasama militer antara keduanya.70

Meskipun terlihat kontradiktif, rupanya Mesir masih menjaga

hubungannya dengan Amerika Serikat yang pada saat bersamaan membangun

hubungan yang kuat dengan Rusia.71

Hal ini disebabkan oleh sangat

bergantungnya Mesir pada Amerika, karena jika dilihat sejak tahun 1948 sampai

tahun 2015 Amerika telah memberikan dana bantuan luar negeri sebanyak 76

miliyar dolar AS. Hal itu ditambah dengan bantuan militer tahunan sebanyak 1,3

miliyar dolar AS yang diberikan Amerika sejak tahun 1987.72

Dari gambaran yang telah dipaparkan di atas, mengenai orientasi kebijakan

Mesir dari sejak berdirinya negara tersebut menjadi Republik pasca revolusi tahun

1952 sampai dengan Mesir pada zaman pemerintahan Presiden Abdul Fatah As-

Sisi. Hal yang cukup dilihat adalah pragmatisme politik Mesir yang kental

melandasi arah kebijakan luar negerinya. Meskipun pada awal Republik Mesir

berdiri, negara tersebut sempat memegang prinsip “positive neutrality” dalam

memposisikan diri di dunia internasional. Namun pada masa-masa selanjutnya,

orientasi kebijakan Mesir senantiasa berpijak pada pragmatisme politik.

70

Jeremy M. Sharp, Egypt: Background and U. S. Relations, Congressional Research

Service Report, Maret 2015, h. 11 71

Meringolo, From Morsi to Al-Sisi..., h. 11 72

Sharp, Egypt: Background..., h. 11

Page 44: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

30

B. Dinamika Hubungan Mesir dan Arab Saudi

Pada masa kepemimpinan Gamal Abdul Nasser, yang kala itu populer

dengan semangat Pan-Arabisme. Hubungan Mesir-Saudi menjadi surut karena

Saudi merasa dominasinya di dunia Arab tertandingi oleh kepemimpinan Naser.

Namun pada masa yang lain, pada era kepemimpinan Presiden Husni Mubarok

misalnya, hubungan antara Mesir dan Saudi beberapa kali tampil dalam gambaran

hubungan dua negara yang akrab.73

Maka, untuk menjelaskan bagaimana

hubungan antara Mesir dengan Saudi secara jelas dalam konteks modern, pada

bagian ini ditampilkan dinamika hubungan kedua negara sejak berdirinya Mesir

sebagai republik.

Babak awal dinamika hubungan antara Mesir dengan Arab Saudi ditandai

dengan mencuatnya doktrin Pan-Arabisme di dunia Arab oleh Presiden kedua

Mesir, Gamal Abdul Nasser. Adanya nasionalisme Arab tersebut dianggap oleh

Saudi sebagai suatu ancaman terhadap kekuatan politik mereka yang berbentuk

monarki, sekaligus ancaman bagi legitimasi keagamaan yang selama ini dipegang

oleh Saudi. Kemunculan nasionalisme Arab ini mengakibatkan terjadinya

polarisasi politik di kawasan Timur Tengah yang terbagi menjadi kubu

revolusioner dan kubu monarki.74

Kubu revolusioner diwakili oleh Mesir, sedangkan kubu monarki dipimpin

oleh Arab Saudi. Kubu revolusioner menganggap bahwa negara-negara monarki

73

Paradoxes of Egyptian-Saudi Relations 74

Elana N. De Lozier, Threats to Religious Legitimacy and State Security: The Kingdom

of Saudi Arabia‟s Quest for Stable Continuity, tesis di Virginia Polytechnic Institute and State

University, 2005, h. 5

Page 45: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

31

memiliki nilai sosial-budaya yang terbelakang, terjebak dalam stagnansi

keagamaan, serta tunduk pada imperialisme asing. Anggapan para nasionalis Arab

tersebut mengancam legitimasi agama serta hubungan dengan Amerika Serikat

dan negara-negara kerajaan. Bahkan Pan-Arabisme ini menjadi ancaman serius

ketika warga Saudi juga turut mendukung gagasan tersebut, hal ini menyebabkan

terjadinya krisis legitimasi keagamaan serta kekuasaan kerajaan.75

Hubungan yang tidak harmonis antara Mesir dan Arab Saudi bahkan

menjalar hingga ke tengah perang sipil yang terjadi di Yaman, dalam perang

tersebut terjadi sebuah proxy war antara Mesir dan Arab Saudi. Mesir terlibat

dalam perang Yaman berhubungan dengan kepentingan mereka untuk

menegaskan status sebagai pimpinan revolusi di Timur Tengah. Mesir melihat

kudeta kaum republik Yaman yang menggulingkan kerajaan pada tahun 1962

sebagai sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menggalang kekuatan

dengan menarik Yaman ke dalam kubu mereka, Yaman sendiri sebenarnya pernah

menjadi aliansi Mesir dalam kerangka United Arab States (UAS), namun kala itu

Yaman menyatakan keluar pada 1961.76

Setelah terjadinya kudeta, Mesir mengirimkan pasukannya untuk

membantu kaum revolusioner Yaman menyelesaikan penggulingan kerajaan. Arab

Saudi melihat usaha yang dilakukan Mesir sebagai sebuah ancaman bagi mereka.

Menurut Saudi, jika Republik Yaman sampai memenangi peperangan maka hal

tersebut akan berimbas terhadap negara mereka yang juga berbentuk monarki.

75

De Lozier, Threats to Religious..., h. 5 76

Mehran Kamrava, The Modern Middle East: A Political History Since The First World

War, Berkeley dan Los Angeles: University of California Press, 2011, h. 115-116

Page 46: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

32

Kemudian Arab Saudi pun masuk dalam barisan pasukan kerajaan Yaman dengan

mengajak para sekutunya untuk melawan Mesir dan kaum revolusioner Yaman.77

Pada tahun yang sama dengan terjadinya proxy war antara Mesir dengan

Arab Saudi di perang Yaman tahun 1962, terdapat suatu hal yang menarik dalam

hubungan Mesir-Arab Saudi. Pada pertemuan Liga Arab Agustus 1962, ketika

Mesir mengancam akan mundur dari liga Arab, Pimpinan Saudi kala itu yakni

Raja Faisal menyatakan bahwa mundurnya Mesir adalah suatu kerugian bagi

persatuan Arab.78

Suatu kejadian yang meberikan gambaran baiknya hubungan

kedua negara. Namun sangat disayangkan bahwa harmoni dalam pertemuan

tersebut pada tahun yang sama berubah menjadi pertempuran. Bahkan perang

antara Mesir dan Arab Saudi ini baru berakhir pada tahun 1967, seiring

disepakatinya perjanjian penarikan pasukan antara Mesir dan Arab Saudi.79

Pada masa kepemimpinan Anwar Sadat, Saudi melihat hubungan mereka

dengan Mesir dengan optimis. Hal ini disebabkan oleh anggapan Saudi bahwa

Sadat adalah pemimpin yang tidak memiliki kecenderungan aliansi terhadap

Soviet, sesuatu yang berbeda dari Naser dahulu. Maka dari itu, Sadat pun muncul

sebagai sosok yang disukai oleh Saudi, meskipun Raja Faisal sempat

77

Kamrava, The Modern..., h. 116 78

Adeed Dawisha, Arab Nationalism In The Twentieth Century : From Triumph to

Despair, Princeton: Princeton University Press, 2003, h. 145 79

Kamrava, The Modern..., h. 117

Page 47: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

33

menganggapnya bertanggungjawab dalam konflik Mesir-Saudi pada perang sipil

Yaman.80

Bagi Mesir era Sadat, menjalin hubungan baik dengan Saudi merupakan

suatu hal yang dibutuhkan oleh pemerintahan yang masih dalam masa transisi.

Kurangnya kekuatan Mesir yang disebabkan oleh kekurangan sumber daya

ekonomi, membuat Mesir harus mencari mitra yang dapat diandalkan untuk

mendukung mereka, terutama yang memiliki kekuatan ekonomi kuat seperti Arab

Saudi. Dalam kondisi yang demikian, hubungan Mesir dan Saudi bisa dikatakan

baik pada awal masa kekuasaan Sadat. Bagi Saudi sendiri, pergantian kekuasaan

dari Nasser ke Sadat merupakan sebuah kesempatan untuk dapat melemahkan

pengaruh Soviet di Timur Tengah.81

Saudi memiliki kepentingan untuk menghalau pengaruh Soviet disebabkan

oleh faktor aliansi dari pada negara tersebut yang merupakan salah satu mitra

utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Bahkan faktor Amerika ini juga turut

berpengaruh terhadap hubungan antara Mesir dan Saudi. Sebagai contoh, pada

Juni 1972, Presiden Amerika kala itu, Richard Nixon, meminta pada Raja Faisal

untuk melobi Sadat agar mengusir militer Soviet dari Mesir. Permintaan tersebut

kemudian disampaikan oleh Saudi, dan pada Juli 1972 Sadat memerintahkan para

80

Mosaed Abdullah Nasser, Principles and Policies In Saudi Arabian Foreign Relations

with Special Reference to The Superpowers and Major Arab Neighbours, disertasi di University of

Glasgow, h. 483 81

Nasser, Principles and Policies..., h. 483-484

Page 48: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

34

penasehat militer beserta sekitar 21 ribu pasukan Soviet agar meninggalkan

Mesir.82

Pada tahun berikutnya hubungan baik antara Mesir dan Saudi tetap terjaga.

Bahkan pada tahun 1973, sebelum Mesir melakukan perang melawan Israel, Sadat

mengunjungi Saudi untuk memberitahukan rencana perang sekaligus meminta

bantuan pada Saudi. Dalam pertemuan tersebut, Raja Faisal setuju untuk

membantu Mesir dengan menyumbangkan dana 500 juta dolar AS untuk

keperluan perang Mesir. Selain itu Saudi juga mempertimbangkan untuk

membantu Mesir dengan menggunakan strategi “oil weapon”83

sebagai salah satu

instrumen perang.84

Setelah serangan Mesir terhadap Israel, 6 Oktober 1973, publik Arab

merayakan ini sebagai sebuah kemenangan bagi dunia Arab. Saudi sendiri

mendapat suatu penghargaan tersendiri dalam perang tersebut. Karena selain

memberikan bantuan dana perang bagi Mesir, Saudi juga turut membantu dengan

melakukan embargo minyak terhadap Amerika Serikat dan Belanda pada 20

Oktober 1973. Perang oktober tersebut semakin menguatkan Riyadh-Cairo axis,

bahkan pada tahun 1975 kedua negara ini mendirikan Arab Military Armmament

Organization (AMIO) yang didalamnya turut juga bergabung Uni Emirat Arab

serta Qatar.85

82

Nasser, Principles and Policies..., h. 485 83

Oil weapon yang dimaksud disini adalah embargo minyak 84

Nasser, Principles and Policies..., h. 485-486 85

Nasser, Principles and Policies..., h. 486

Page 49: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

35

Kerekatan hubungan antara Mesir dan Saudi yang telah berjalan beberapa

tahun tersebut menemui sebuah tantangan ketika Mesir memustuskan untuk

mengubah orientasi luar negeri mereka, saat Sadat memutuskan untuk melakukan

perdamaian dengan Israel. Tindakan Sadat tersebut dilihat sebagai perubahan arah

kebijakan Mesir yang mulai meninggalkan negara-negara Arab.86

Rencana berdamai dengan Israel nampak secara nyata saat Sadat

melakukan kunjungan bersejarah ke Yarusalem pada 19 November 1977. Saudi

melihat kunjungan tersebut akan membawa efek negatif,yakni dipertanyakannya

posisi tradisional Saudi yang selama ini menentang Israel, anggapan ini muncul

sebagai konsekuensi dari rekatnya hubungan antara Mesir dan Saudi. Meskipun

Saudi merespon negatif kunjungan Mesir ke Israel, hubungan antara kedua ini

tetap terjalin dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap Saudi yang memilih

sikap netral dibanding mengutuk kunjungan tersebut pada suatu pertemuan

negara-negara Arab di Tripoli pada Desember 1977.87

Hubungan antara Mesir dan Saudi pada masa pemerintahan Sadat mulai

terlihat memburuk sejak pasca konferensi Baghdad 1 pada November 1978.

Dalam konferensi tersebut Mesir tidak diundang untuk hadir. Selain itu Sadat

menolak dana hibah dari negara-negara Arab sebesar lima miliyar dolar AS pada

tahun yang sama. Bahkan media-media Mesir menuduh Saudi terlibat ke dalam

86

Nasser, Principles and Policies..., h. 487 87

Nasser, Principles and Policies..., h. 488

Page 50: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

36

kelompok Rezim Partai Baath, Uni Soviet, dan Pakta Warsawa yang berusaha

menggagalkan perjanjian Camp David.88

Puncak dari ketegangan hubungan kedua negara pada masa itu adalah

keputusan kedua negara untuk memutus hubungan diplomatik dengan saling

menarik Duta Besarnya masing masing pada tahun 1979. Setelah pemutusan

hubungan diplomatik, hubungan Mesir-Saudi makin diperburuk dengan

dibubarkannya organisasi yang terdiri dari negara-negara teluk yang bertujuan

untuk membantu Mesir pada April 1979. Beberapa bulan kemudian Mesir

menuduh Saudi telah melakukan provokasi dan membayar negara-negara arab lain

untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir.89

Namun pada awal tahun 1980, Mesir kembali mendekati negara-negara

teluk, Mesir ingin memperbaiki hubungan dengan Saudi karena negara tersebut

merupakan negara kunci di kawasan teluk Arab serta memiliki hubungan yang

kuat dengan Amerika. Mesir menyatakan kesediaan untuk membantu kekuatan

militer semua negara teluk. Selain itu, Mesir juga mendukung pendirian Gulf

Cooperation Council (GCC). Saudi saat itu menunjukan sikap penuh curiga

terhadap apa rencana sebenarnya dari upaya Mesir mendekat kepada negara-

negara teluk.90

Pada fase sejarah yang selanjutnya dalam hubungan antara Mesir dan

Saudi, hubungan yang sempat tidak harmonis pada akhir masa pemerintahan

88

Nasser, Principles and Policies..., h. 491-492 89

Nasser, Principles and Policies..., h. 493-494 90

Nasser, Principles and Policies..., h. 494-495

Page 51: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

37

Sadat bisa diperbaiki kembali oleh penerusnya, yaitu Presiden Husni Mubarok.

Dalam masa kepemimpinan Mubarok, hubungan Mesir-Saudi sejak tahun 1980an

sampai dengan diturunkannya Presiden keempat Republik Mesir tersebut terbilang

relatif harmonis. Sepanjang masa pemerintahan Mubarok, kedekatan pribadinya

dengan Raja Fahd dan Raja Abdullah turut membantu terbangunnya hubungan

yang erat antar kedua negara.91

Awal mula rekatnya kembali hubungan antara Mesir dengan Saudi pasca

pemerintahan Sadat adalah ketika Mesir berperan aktif untuk membantu negara-

negara Arab dalam membendung pengaruh revolusi Iran. Sikap Saudi yang

menunjukan adanya perbaikan antara kedua negara ini terlihat pada adanya seruan

dari negara minyak terbesar ini pada negara-negara Arab agar menghentikan kritik

terhadap pemerintah Mesir. Selain itu, hal yang paling terlihat dari pulihnya

kembali hubungan kedua negara ini adalah ditempatkannya kembali kedutaan

Arab Saudi di Mesir.92

Momentum penting selanjutnya untuk melihat dinamika hubungan Mesir

dan Saudi adalah ketika terjadi perang teluk tahun 1990. Saat perang terjadi, Mesir

terlibat dalam sebuah Konferensi pada yang mengeluarkan sebuah resolusi yang

mengutuk tindakan Irak ke Kuwait. Selanjutnya Mesir mengirim pasukan

militernya ke Arab Saudi untuk turut bergabung ke dalam pasukan aliansi Saudi

yang di dalamnya juga terdapat Amerika Serikat. Atas sikap Mesir dalam perang

91

Fahad Nazer, Saudi-Egyptian Relations at The Crossroads, Washington: The Arab Gulf

States Institute In Washington, 2015, h. 1 dan 6 92

Yasser M. Elwy, A Political Economy of Egyptian Foreign Policy: State, Ideology, and

Modernisation Since 1970, disertasi di London School of Economy, 2009, h. 253

Page 52: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

38

teluk ini, selain mempererat hubungan dengan Saudi, Mesir juga mendapatkan

paket bantuan luar negeri yang besar.93

Selain kesadaran Mesir dalam melihat peluang dalam perang teluk,

terdapat juga beberapa faktor lain yang mengakibatkan Mesir turut bergabung

dalam perang tersebut dan masuk ke dalam aliansi pasukan Arab Saudi. Pertama,

Mesir melihat tindakan yang dilakukan oleh Irak bisa mengakibatkan dampak

yang lebih luas dan mengarah pada konfrontasi melawan Israel. Hal ini

berdampak buruk bagi kawasan terkhusus bagi Mesir yang terikat dalam

perjanjian Camp David dengan Israel.94

Kedua, jika sampai Irak mendapat kemenangan dalam perang teluk, hal

tersebut akan melambungkan posisi Irak di kawasan. Hal ini menjadi suatu

ancaman bagi Mesir yang masih menginginkan kepemimpinan di dunia Arab.

Ketiga, sikap Mesir yang masuk dalam koalisi Arab Saudi dipengaruhi oleh

kehadiran Amerika Serikat dalam koalisi tersebut. Mesir tentu rasional untuk tidak

menjadi lawan dari Amerika Serikat. Pertentangan dengan negara adi daya

tersebut tentu akan menyebabkan kerugian bagi Mesir.95

Hubungan baik antara Mesir dan Arab Saudi menemui sebuah ujian ketika

pasca kejadian 911 Amerika Serikat menekan Mesir untuk menggulirkan isu

reformasi di Timur Tengah serta bergabung dengan koalisi perang melawan

terorisme yang secara tidak langsung mengancam Arab Saudi. Mesir kala itu

93

Elwy, A Political Economy..., h. 278-279 94

Robert Mabro, Political Dimensions of The Gulf Crisis, Oxford Institute of Energy

Studies, 1990, h. 14 95

Mabro, Political Dimensions..., h. 14

Page 53: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

39

justru mengkritik gerakan perang terhadap terorisme dan memilih untuk tidak

berkonfrontasi dengan Saudi menggunakan isu reformasi di Timur Tengah.96

Sikap Mesir yang berani menentang kehendak Amerika, menandakan

adanya sebuah usaha untuk tetap menjaga hubungan baik dengan Saudi.

Permintaan Amerika yang berpotensi menyebabkan ketegangan baru dalam

hubungan Mesir-Saudi harus ditolak meskipun resiko besar akan menjadi

konsekuensi bagi Mesir. Maka tidaklah mengherankan, sampai akhir masa

kekuasaan Mubarok, hubungan Mesir-Saudi sangatlah dekat.97

Setelah revolusi tahun 2011 di Mesir yang menumbangkan Husni

Mubarok, hubungan antara Mesir-Saudi pada era Presiden Mursi pada awalnya

sempat menimbulkan kekhawatiran bagi Saudi.98

Namun kekhawatiran itu

tidaklah terbukti dan hubungan Mesir-Saudi masih terbilang stabil. Hal ini

ditunjukan dari adanya pembicaraan dari Mesir mengenai hubungan antara kedua

negara. Bagi Mesir, menjaga hubungan baik dengan Saudi merupakan hal penting

untuk menjaga identitas mereka sebagai penjaga stabilitas kawasan.99

Menjaga hubungan baik dengan Arab Saudi juga merupakan salah satu

efek dari adanya tekanan publik Mesir yang menganggap Mesir megalami

penurunan peran serta pengaruhnya di kawasan. Maka dari itu, kerekatan

hubungan dengan Saudi adalah hal yang mesti dibangun Mursi, sambil terus

96

Elwy, A Political Economy..., h. 335 97

Nazer, Saudi-Egyptian Relations..., h. 1 98

Nazer, Saudi-Egyptian Relations..., h. 1 99

Ozkan, Egypt’s Foreign..., h. 14

Page 54: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

40

berpartisipasi aktif dalam setiap urusan negara-negara Arab lainnya.100

Selain

adanya tekanan publik, faktor lain yang memengaruhi stabilitas hubungan Mesir-

Saudi pada era Mursi adalah adanya kepentingan Mesir terhadap Saudi untuk

dapat memberikan bantuan dan membantu mengeluarkan mereka dari krisis

ekonomi. Kondisi ekonomi yang buruk tentu akan berakibat buruk bagi negara

tersebut.101

Kemudian pada era pemerintahan Presiden Abdul Fatah As-Sisi, Riyadh

menganggap Mesir sebagai sekutu pentingnya yang mendukung status quo Arab

Saudi di kawasan Timur Tengah. Arab Saudi yang merasakan adanya ancaman

dari Islamic State In Iraq and Syria (ISIS) bekerjasama dengan Mesir untuk dapat

mengatasi ancaman tersebut.102

Dalam sektor ekonomi, hubungan Mesir dan

Saudi pada masa pemerintahan As-Sisi berjalan sangat baik. Bahkan Raja

Abdullah memberikan bantuan dana yang hampir tak bersyarat pada Mesir sampai

dengan wafatnya pada Januari 2015.103

Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa

hubungan antara Mesir dan Saudi pada masa pemerintahan As-Sisi sangatlah baik.

Meskipun kedua negara memiliki perbedaan pandangan dalam melihat kasus

Suriah dan Yaman.104

100

Ahmadian, Egyptian Foreign..., h. 22 101

Jeremy M. Sharp, Egypt In Transition, Congressional Research Service Report for

Congress, Februari 2012, h. 4 102

Nazer, Saudi-Egyptian Relations..., h. 1-2 103

Nazer, Saudi-Egyptian Relations..., h. 6-7 104

Nazer, Saudi-Egyptian Relations..., h. 10-12

Page 55: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

41

BAB III

PENYERAHAN PULAU TIRAN-SANAFIR DARI

PEMERINTAH MESIR KEPADA PEMERINTAH ARAB

SAUDI PADA TAHUN 2016

Bab ini menjelaskan proses penyerahan pulau Tiran dan Sanafir beserta

beberapa elemen dari pulau tersebut, seperti sejarahnya dan nilai strategis yang

dimilikinya. Hal itu dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang bagaimana

nilai signifikansi dua pulau tersebut. Bab ini juga menjelaskan dinamika ekonomi,

sosial, dan politik Mesir sebelum keluarnya kebijakan penyerahan kedaulatan

pulau.

A. Penyerahan Pulau Tiran dan Sanafir

Pada tanggal 8 April tahun 2016, Mesir dan Arab Saudi menyepakati sebuah

perjanjian tentang penyerahan dua pulau yang dimiliki oleh Mesir, yakni Pulau

Tiran dan Sanafir. Kesepakatan tentang penyerahan pulau itu juga bersamaan

dengan disepakatinya beberapa perjanjian lain yang dilakukan ketika pimpinan

Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz melakukan kunjungan kenegaraan.105

Tindakan Mesir yang nampak sebagai sebuah anomali ini justru mendapat

klaim atau dukungan dari pemerintahnya sendiri.106

Suara yang cenderung

mendukung juga dikeluarkan oleh media Mesir, salah satunya adalah Egypt Today

yang menerangkan bahwa penyerahan pulau itu memiliki pembenaran jika

105

Pierre Emmanuel Duppont dan Brian McGarry, The Egypt-Saudi Arabia Agreement on

Tiran and Sanafir, London Center of International Law Practice, April 2016. 106

Duppont dan McGarry, The Egypt-Saudi..., h. 2

Page 56: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

42

merujuk pada sebuah artikel yang diterbitkan oleh NewYork Times pada tahun

1982 lalu.107

Dalam artikel yang ditulis oleh David Shipler itu, pulau Tiran dan

Sanafir merupakan dua pulau yang diserahkan oleh Saudi kepada Mesir pada

tahun 1950.108

Sikap pemerintah Mesir yang dengan mudahnya menyerahkan wilayahnya

pada Saudi sebenarnya bisa dikaitkan dengan sesuatu yang terjadi sebelum

lahirnya kesepakatan ini. Sejak tahun 2013, Saudi telah menunjukkan

komitmennya memberikan dukungan politik maupun finansial kepada

pemerintahan Presiden Abdul Fatah As Sisi. Sebagai timbal baliknya, Mesir

mendukung tindakan Saudi yang melakukan operasi militer di Yaman.109

Tetapi untuk dapat mengetahui bagaimana kesepakatan ini bisa terjalin, selain

penjelasan yang kontekstual dengan dinamika yang terjadi pada sekitar kejadian

itu, tentu diperlukan penjelasan historis dari Pulau Tiran dan Sanafir serta

kaitannya dengan Mesir maupun Arab Saudi.

1. Sejarah Pulau Tiran dan Sanafir

Untuk melihat sejarah pulau Tiran dan Sanafir, maka perlu juga untuk

melihat sejarah pendirian negara Mesir maupun Arab Saudi, karena pada

perjalanan historis kedua negara ini, dua pulau yang terletak di pintu masuk Teluk

107

“1982 NY Times article proves Tiran and Sanafir Saudi Arabian”, Egypt Today 15 Juni

2017, https://www.egypttoday.com/Article/2/7728/1982-NY-Times-article-proves-Tiran-and-

Sanafir-Saudi-Arabian, diakses pada 29 oktober 2017. 108

David K. Shipler, “Israelis Ask Egyptian to Redraw Border a Bit”, New York Times

19 Januari 1982, diunduh dari http://www.nytimes.com/1982/01/19/world/israelis-ask-egyptians-

to-redraw-border-a-bit.html, diakses pada 29 Oktober 2017. 109

Christopher M. Blanchard, Saudi Arabia: Background and U.S. Relations,

Congressional Research Service Report, 2016, h. 27

Page 57: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

43

Aqaba itu tidak jarang menjadi elemen penting dalam sikap kedua negara pada

awal masa penentuan garis teritori wilayah masing-masing. Maka, garis sejarah

yang cukup relevan untuk ditarik sebagai titik awal melihat dinamika dua negara

terkait dua pulau ini bisa dimulai sejak tahun 1906, ketika garis administratif

Turco-Egyptiandiusulkan oleh Inggris.110

Relevansi antara garis batas 1906 dengan Pulau Tiran dan Sanafir terletak

pada fakta, bahwa garis tersebut dipakai oleh Mesir sebagai alat untuk melakukan

klaim atas dua pulau tersebut. Pada sisi lain, Arab Saudi juga memiliki klaim atas

dua pulau itu dengan alasan bahwa kedua pulau itu sebenarnya merupakan bagian

dari Kerajaan Hijaz, yang merupakan embrio dari negara Arab Saudi.111

Kemudian dalam setiap babakan sejarah selanjutnya, kedua pulau ini

sering kali masuk dalam dinamika hubungan antara Mesir dan Arab Saudi. Namun

periode paling menentukan dari sejarah kedua pulau itu terjadi pada tahun 1950an.

Pengakuan klaim Mesir atas Tiran dan Sanafir bermula saat terjadi perang Arab-

Israel pada tahun 1948.

Pada bulan Maret tahun 1949, Israel berhasil menduduki pelabuhan Ummu

Rashrah dan terus berlanjut hingga menduduki daerah Eilat di Teluk Aqaba.

Mesir berencana membendung Israel, dan untuk melakukan hal tersebut Mesir

perlu untuk menduduki Pulau Tiran sebagai tempat paling strategis dari pintu

110

Askar H. Enazy, The Legal Status of Tiran and Sanafir Islands, Riyadh: King Faisal Center for

Research and Islamic Studies, 2017, h. 11 111

Askar H. Enazy, The Legal Status..., h. 13

Page 58: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

44

masuk menuju Teluk Aqaba. Untuk menjalankan strategi tersebut, Mesir meminta

izin kepada Saudi menempatkan pasukan militer di Pulau Tiran.112

Respon yang ditunjukan Saudi kala itu membolehkan tindakan Mesir.

Melalui sebuah telegram dari Raja Ibnu Saud pada 17 Januari 1950, Saudi secara

terbuka memberikan izin penempatan pasukan pada Mesir.113

Atas perizinan

tersebut, pemerintah Mesir melalui Kementrian Pertahanan mereka

menginstruksikan pendudukan dua pulau itu dan menempatkan persenjataan serta

mengibarkan bendera Mesir di pulau Tiran dan Sanafir.114

Kemudian pada tahun 1954, Mesir mengukuhkan klaimnya atas pulau

Tiran dan Sanafir di mata internasional. Klaim tersebut didasarkan atas data

historis bahwa dua pulau itu pernah masuk dalam wilayah admistrasi Mesir pada

1906. Klaim ini juga didasarkan atas kesepakatan Saudi yang membebaskan Mesir

menduduki kedua pulau pada tahun 1950.115

Setelah tahun 1954, secara resmi

Tiran dan Sanafir berada di bawah kekuasaan Mesir.

2. Nilai Strategis Pulau Tiran dan Sanafir

Nilai strategis dari aspek ekonomi Tiran dan Sanafir salah satunya bisa

dilihat dari karya Paul A. Porter yang berjudul The Gulf of Aqaba: An

International Airway, Its Significance to International Trade. Porter menjelaskan

112

Askar H. Enazy, The Legal Status..., h. 17-18 113

Isi dari telegram tersebut adalah: “Pada gerbang teluk Aqaba terdapat dua pulau yang

pada masa lalu telah dinegosiasikan oleh dua pihak dari kita. Saat ini tidak begitu penting lagi

status kepemilikan dua pulau tersebut, apakah milik kita (Saudi) atau Mesir. Hal terpenting saat ini

adalah melakukan pencegahan masuknya kekuatan Yahudi (Israel) terhadap dua pulau tersebut”. 114

Askar H. Enazy, The Legal Status..., h. 19-20 115

Askar H. Enazy, The Legal Status..., h. 24-26

Page 59: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

45

letak pulau yang berada di pintu masuk dari Teluk Aqaba menjadikan kedua pulau

itu penting bagi jalur perdagangan dunia. Terdapat empat negara yang berada di

sekitar pulau dan teluk itu yang saling memiliki kepentingan, mereka adalah

Mesir, Israel, Yordania, dan Arab Saudi.116

Senada dengan Porter, Mordechai Abir juga menyebutkan bahwa daerah

perairan itu telah menjadi jalur bagi Israel untuk membangun hubungan

perdagangan dengan Afrika Timur dan negara-negara Asia. Israel juga sempat

membangun pipa minyak dari Eilat menuju Haifa untuk menyuplai kebutuhan

energi negara tersebut. Namun aktifitas ekonomi tersebut terhenti ketika

terjadinya perang enam hari pada tahun 1967.117

Apa yang dikemukakan Porter terkait nilai strategis Teluk Aqaba itu

memang relevan jika dihubungkan dengan konteks saat ini. Sekarang, Israel

memang memiliki kepentingan di Teluk itu, bahkan dalam situs Kementrian Luar

Negeri negara itu didapati penjelasan tentang bagaimana daerah itu menjadi

penting bagi mereka. Pada salah satu halaman situs itu diterangkan bahwa Teluk

Aqaba merupakan jalur perkapalan yang strategis bagi beberapa negara yang ada

disekitarnya.118

Bahkan Israel memiliki beberapa perencanaan strategis dalam sektor

ekonomi di wilayah tersebut. Salah satunya adalah perjanjian kerjasama antara

116

Paul A. Porter, The Gulf of Aqaba: An International Airway, Its Significance to

International Trade, Washington D. C. : Public Affair Press, 1957, h. 1-2 117

Mordechai Abir, Oil, Powers, and Politics: Conflict in Arabia, Red Sea, and the Gulf,

London: Frank Cass, 2005, h. 77 118

Israel Ministry of Foreign Affairs, “Gulf of Aqaba”,

http://www.mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Peace/Regional/Pages/Chapter%202%20-

%20Gulf%20of%20Aqaba.aspx, diakses pada 27 Oktober 2017.

Page 60: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

46

Israel dengan Yordania,dalam perjanjian itu kedua negara berkomitmen untuk

bekerjasama dalam aspek ekonomi dan budaya dalam wilayah Eilat (Israel) dan

Aqaba (Yordania).Israel juga memiliki program Taba-Eilat-Aqaba Macro Area

(TEAM) Working Group yang beranggotakan Mesir, Israel, dan Yordania.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di wilayah sekitar Teluk

Aqaba.119

Gambaran di atas menunjukkan bahwa Teluk Aqaba merupakan tempat

persinggungan kepentingan strategis dari beberapa negara, maka Pulau Tiran dan

Sanafir pun menjadi sangat penting posisinya karena berada di gerbang teluk

tersebut. Maka tidaklah mengherankan bahwa Menteri Pertahanan Israel, Moshe

Yaloon, mengeluarkan pernyataan tentang Saudi terkait penyerahan kedaulatan

Tiran dan Sanafir.120

Nilai strategis dari aspek politik sebenarnya dari kedua pulau itu ada pada

posisi keduanya dalam peta geopolitik negara-negara di sekitarnya. Posisi

geografis ini memang sangat penting, karena letak geografis suatu wilayah dari

sebuah negara akan dapat memengaruhi perilaku suatu negara serta menjadi bahan

119

Israel Ministry of Foreign Affairs, “Gulf of Aqaba”,

http://www.mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Peace/Regional/Pages/Chapter%202%20-

%20Gulf%20of%20Aqaba.aspx, diakses pada 27 Oktober 2017. 120

Rob L. Wagner, The Rationale Behind Tiran and Sanafir Islands Deal, The Arab

Weekly, 1 Mei 2016. Pernyataan yang keluar dari Menteri Pertahanan Israel adalah bahwa Saudi

akan menghormati perjanjian yang membebaskan kapal Israel melewati rute perairan yang melelui

Pulau Tiran dan Sanafir. Meskipun terlihat sebagai respon yang biasa, namun setidaknya hal

tersebut menjadi sebuah gambaran bahwa Israel menyadari adanya peran politik dari Saudi

terhadap kedua pulau itu.

Page 61: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

47

pertimbangan dari pemerintahannya dalam menentukan suatu kebijakan atau

keputusan politik.121

Faktor geografis seperti ini dapat menjadi keuntungan karena kawasan

perairan itu merupakan tempat strategis jika ada suatu konflik gepolitik yang

terjadi di antara negara-negara sekitar perairan seperti Mesir, Israel, Yordania,

serta Arab Saudi Sendiri. Dua pulau itu dapat menjadi salah satu benteng

pertahanan Saudi di lautan.122

Kepentingan strategis dalam aspek keamanan seperti ini memang sangat

dibutuhkan oleh Saudi. Terdapat beberapa faktor yang mengharuskan Saudi

selalu meningkatkan keamanannya. Pertama, peran mereka yang meneguhkan diri

sebagai pimpinan negara-negara Arab dalam segala aspek, dari mulai menjadi

jembatan penghubung dengan dunia Barat, sampai urusan perdagangan minyak.

Kedua, negara tersebut adalah negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di

dunia.123

Ketiga, Saudi adalah produsen terbesar minyak dunia. Keempat, negara

ini merupakan anggota Organization of Petroleum Exporting Countries(OPEC)

yang sangat berpengaruh. Terakhir, faktor yang menjadikan Saudi selalu

meningkatkan kekuatan strategis keamanannya adalah posisi negara tersebut

sebagai poros keamanan negara-negara teluk.124

121

Mohammad Jafar Ajorloo dan Rabiae Turk, The Strategic Importance of the Straits of

Tiran in the Conflict in South West Asia, Geopolitics Quarterly, Volume 10 No. 4, 2015, h. 73-74 122

Ajorloo dan Turk, The Strategic Importance..., h. 79-81 123

Anthony H. Cordesman dan Khalid R. Al Rodhan, Gulf Military Forces in an Era of

Asymmetric Wars (Volume 1), London: Praeger Security International, 2007, h. 164 124

Cordesman dan Al Rodhan, Gulf Military Forces..., h. 165

Page 62: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

48

Mesir sebenarnya memiliki kepentingan tersendiri terhadap dua pulau itu.

Selain karena letak posisi strategis pulau yang telah disebutkan sebelumnya, juga

karena modal strategis (wilayah) yang negara Mesir miliki sendiri. Selain kontrol

atas terusan Suez yang merupakan salah satu jalur perairan paling strategis di

dunia, kepemilikan dua pulau ini akan memperkuat posisi Mesir dalam

mengontrol jalur perdagangan internasional.125

Kekuasaan atas Terusan Suez ditambah dengan penguasaan atas Selat

Tiran akan menjadikan Mesir sebagai negara paling dominan menguasai jalur

perairan di daerah tersebut. Namun, hal itu tidak terjadi karena dalam perjanjian

Camp David pasal 13 antara Mesir dengan Israel yang menyatakan bahwa

perairan Selat Tiran harus terbuka bagi seluruh kapal dari berbagai negara.126

B. Dinamika Ekonomi, Politik dan Sosial Mesir Menjelang Penyerahan

Pulau

Bertahun tahun setelah kesepakatan Camp David, hubungan Mesir dengan

Amerika Serikat mulai memasuki fase hubungan yang dekat dan erat. Hal ini

setidaknya dapat terlihat dari posisi Mesir sebagai negara penerima bantuan

terbesar dari Amerika Serikat setelah Israel. Mesir juga menjadikan Amerika

sebagai mitra utama untuk penyedia persenjataan militer mereka. Konteks politik

yang seperti ini mampu mendorong massa di Mesir untuk melakukan penentangan

yang berakibat pada penggulingan Husni Mubarok. Hal ini disebakan oleh

pandangan umum masyarakat yang melihat bahwa pemerintah tidaklah

125

Ajorloo dan Turk, The Strategic Importance..., h. 81 126

Ajorloo dan Turk, The Strategic Importance..., h. 83

Page 63: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

49

demokratis serta terlalu didominasi oleh Barat yang seolah tampil dengan wajah

Islam.127

Secara umum, perubahan sosial yang terjadi di Mesir muncul sebagai

respon dari adanya krisis yang terjadi di regional maupun internasional. Dua aspek

dari krisis, yang sangat memengaruhi keadaan sosial adalah aspek politik dan

ekonomi.128

Menguatnya gerakan sosial di Mesir ini tidak bisa dilepaskan dari adanya

proses demokratisasi di negara tersebut. Meskipun banyak kalangan yang

menganggap bahwa negara ini telah gagal dalam menjalankan demokrasi129

.

Proses demokratisasi di Mesir sendiri sebenarnya mulai terjadi sejak tahun

1970an, hal tersebut ditandai oleh dapat masuknya kalangan sipil dalam

lingkungan elite pemerintahan. Hal lain yang lebih menunjukkan terjadinya

demokratisasi di Mesir adalah terjadinya perubahan sistem politik pada 1976-1977

yang menjadikan negara tersebut mendukung sistem multipartai.130

Perubahan ini merupakan transformasi besar, karena sebelumnya karakter

politik Mesir sangat sentralistik, alpa dari iklim politik yang kompetititf, dan

adanya supremasi kekuatan eksekutif. Meskipun sampai 1980 kekuatan oposisi

127

Tara Povey, Social Movements In Egypt and Iran, Hampshire: Palvrage Macmillan,

2015, h. 157 128

Tara Povey, Social Movements In Egypt and Iran, h. 157 129

Sampai tahun 2016, freedomhouse masih mengkategorikan Mesir sebagai negara “not

free” dalam demokrasi, lihat https://freedomhouse.org/report/freedom-world/2016/egypt, diakses

pada 1 November 2017. Hal ini juga terlihat dari nilai indeks demokrasi yang diberikan The

Economist untuk Mesir pada 2016 yang hanya sebesar 3,31. Lihat

https://infographics.economist.com/2017/DemocracyIndex/, diakses pada 1 November 2017. 130

Ali E. Hillal Dessouki, Regional Leadership: Balancing off Costs and Dividends in the

Foreign Policy of Egypt, dalam Baghat Korany dan Ali E. Hillal Dessouki (Ed.), The Foreign

Policy of Arab States: The Challange of Globalization, Kairo: The American University in Cairo

Press, 2008, h. 177

Page 64: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

50

masih lemah, tapi pengaruh media semakin menguat dalam mengkritisi keputusan

pemerintah.131

Akar demokratisasi di Mesir berhubungan dengan kepentingan

ekonomi mereka. Mesir didorong oleh kepentingannya menjalin kerjasama dengan

Amerika Serikat sebagai negara yang akan memeberi bantuan luar negeri terbesar

bagi negara itu.132

Maka setelah penerapan sistem multipartai yang dilakukan pada

1976-1977, Mesir mulai menerima aliran dana bantuan luar negeri dari negara

Barat pada 1979.133

Masalah ekonomi selalu menjadi fokus perhatian Mesir yang sangat

memengaruhi kebijakan luar negeri mereka. Bahkan posisinya mengalahkan

pertimbangan ideologi atau politik. Perubahan arah kebijakan luar negeri Mesir

pada setiap babakan sejarah selalu bergantung pada masalah ekonomi ini. Pada

masa Nasser, Mesir menjadikan Soviet sebagai penyumbang utama mereka.

Perubahan drastis kemudian terjadi pada era Sadat, ia membawa Mesir kembali

dekat dengan Barat, khususnya Amerika. Pola ini yang selanjutnya bertahan

hingga saat ini, meskipun ada beberapa dinamika tertentu dalam hubungan Mesir-

AS ini.134

Pentingnya aspek ekonomi bagi setiap kebijakan Mesir memiliki kaitan

dengan keadaan sosial di negara tersebut. Adanya ketimpangan sosial yang

disebabkan oleh tingginya populasi dan sedikitnya lapangan kerja menyebabkan

131

Dessouki, Regional Leadership..., h. 177 132

Dessouki, Regional Leadership..., h. 177 133

Dessouki, Regional Leadership..., h. 173, tapi selain dipengaruhi oleh demokratisasi

yang mulai diterapkan di Mesir, negara Barat, khususnya Amerika, mulai memberi dana dan

meminta dilakukan demokratisasi sebagai konsesi pemberian dana bantuan 134

Dessouki, Regional Leadership..., h. 167-168, 172-173

Page 65: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

51

terjadinya kesulitan ekonomi bagi negara tersebut. Maka dari itu, Mesir akan

membutuhkan bantuan dari luar untuk mengatasi ketimpangannya itu.135

Uraian singkat di atas menjelaskan bahwa setiap kebijakan luar negeri

Mesir saling dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan politik yang saling

berhubungan dan memengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Maka untuk

melihat apa yang terjadi pada Mesir, perlu melihat dinamika ketiga aspek tersebut,

terutama dalam konteks penelitian ini, adalah perubahan menjelang adanya

keputsan penyerahan pulau.

1. Perubahan Ekonomi Mesir

Setelah terjadinya revolusi pada awal tahun 2011, ekonomi Mesir terus

mengalami penurunan. Sampai tahun 2015, pertumbuhan ekonomi negara tersebut

hanya sebesar 2,5 persen pertahun. Bahkan pada tahun 2015 itu, tingkat

pengangguran di Mesir mencapai 12,9 persen, dengan 35 persennya merupakan

kelas pekerja berusia muda.136

Selama masa transisi dari pemerintah Mubarok, pengaturan negara Mesir

diambil alih oleh Supreme Council of The Armed Forces (SCAF). Pada masa-

masa itu tidak ada upaya perbaikan ekonomi yang dilakukan oleh SCAF. Mereka

lebih cenderung melakukan manuver politik yang cenderung populis dibanding

melakukan suatu usaha untuk mereformasi kondisi ekonomi. Salah satu contohnya

adalah ketika Mesir menolak bantuan dana dengan bunga ringan dari IMF sebesar

135

Dessouki, Regional Leadership..., h. 171-172 136

Mohsin Khan dan Elissa Miller, The Economic Decline of Egypt After 2011 Uprising,

Atlantic Council Report, Juni 2016, h. 2

Page 66: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

52

3 milyar dolar AS. SCAF menganggap penerimaan pinjaman dari IMF akan

mengakibatkan ketidakpercayaan publik.137

Pada masa pemerintahan Muhammad Mursi, yang terpilih sebagai

Presiden pada tahun 2012, pemerintah baru kala itu harus menemui kondisi

ekonomi yang kacau. Menghadapi masalah ekonomi besar seperti itu, pemerintah

justru lebih disibukkan oleh urusan politik yang belum stabil, sehingga

mengakibatkan masalah ekonomi ini tidak bisa terselesaikan dengan baik.138

Pertumbuhan ekonomi pada periode Mursi hanya sedikit di atas dua

persen. Angka pengangguran pun tinggi, ada di angka 12,5 persen. Cadangan

devisa pun sangat rendah. Bahkan kondisinya bisa lebih parah jika tanpa adanya

bantuan dari negara-negara Arab produsen minyak. Potret kedaan ekonomi seperti

itu memberi kesimpulan bahwa Mursi telah gagal dalam mengatasi masalah

ekonomi Mesir.139

Pada masa Presiden Abdul Fattah As Sisi yang mulai menjabat sejak Juni

2014, Mesir bersiap untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka yang tidak

mengalami perbaikan dari sejak revolusi. As-Sisi pun memulai masa

pemerintahannya dengan membawa mandat untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan mengatasi tingginya angka pengangguran di negara itu.140

137

Mohammed El Dahslan, The Egyptian Economy, dalam Egypt After The Spring: Revolt

and Reaction, London: Routledge, 2016, h. 203-204 138

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 3 139

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 3 140

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 3

Page 67: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

53

Untuk dapat merealisasikan target perbaikan ekonomi, Presiden As-Sisi

dan Perdana Menteri Sharif Ismail memprioritaskan beberapa rencana seperti

meningkatkan pasokan energi, meningkatkan keuangan publik, menarik bantuan

luar negeri, memberlakukan nilai tukar yang fleksibel, dan memperluas

keleluasaan sektor swasta dalam ekonomi.141

Peningkatan pasokan energi

dilakukan karena hal tersebut akan sangat berpengaruh pada aktivitas produksi

dan penyerapan tenaga kerja.142

Keempat rencana lainnya juga memiliki fokus utama untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Mesir dan mengurangi jumlah penganguran. Namun pada

kenyataannya, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 itu hanya sebesar 2,2

persen saja, dan pada tahun selanjutnya hanya meningkat menjadi 4,4 persen.143

Data yang tidak jauh berbeda juga dirilis oleh World Bank. Menurut lembaga

tersebut, pertumbuhan ekonomi Mesir pada 2014 hanya sebesar 2 persen dan

meningkat menjadi 4,3 persen pada tahun 2015.144

Angka tersebut tentu belum memenuhi target minimal pertumbuhan

ekonomi Mesir era pemeintahan As Sisi yang berada di angka 6-7 persen.145

Jumlah pengangguran juga belum mengalami penurunan yang berarti, pada tahun

2014 dan 2015 jumlah pengangguran di negara itu masih tergolong tinggi dengan

141

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 3 142

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 3 143

“Egypt Economic Outlook”, Focus Economics diunduh dari https://www.focus-

economics.com/countries/egypt, diakses pada 18 Oktober 2017 144

The World Bank, “Egypt Overview”, diunduh dari

http://www.worldbank.org/en/country/egypt/overview, diakses pada 18 Oktober 2017. 145

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 4

Page 68: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

54

berada pada angka 13,4 dan 12,9 persen. Bahkan jumlah pada tahun 2014 itu

merupakan yang tertinggi sejak tahun 2005.146

Dengan demikian, target As-Sisi untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi Mesir serta mengurangi jumlah pengangguran belum dapat dikatakan

berhasil pada dua tahun pertama masa pemerintahannya. Pada sisi lain, faktor

eksternal juga memengaruhi kondisi perekonomian Mesir. Seperti yang dijelaskan

oleh Dessouki, adanya ketimpangan antara jumlah populasi dengan kapabilitas

materi yang dimiliki negara, menyebabkan negara tersebut mengalami

ketergantungan terhadap sistem internasional. Maka dari itu, dalam hal ini faktor

intenasional menjadi variabel yang penting untuk dilihat dan dalam hal ini adalah

bantuan luar negeri, terutama dari Amerika dan negara-negara teluk.

Pada kurun waktu sejak bergulirnya revolusi 2011 sampai dengan tahun

2015, Amerika tetap konsisten mengalirkan bantuan luar negerinya pada Mesir.

Amerika di bawah Presiden Barrack Obama mengalirkan bantuan ekonomi

sebesar 250 juta dolar AS pada 2011 samapai 2013 dan 200 juta serta 150 juta

dolar AS pada 2014 dan 2015. Dana bantuan ekonomi tersebut ditujukan

pemerintah Amerika untuk beberapa sektor kunci di Mesir seperti kesehatan,

pendidikan, pertumbuhan ekonomi serta demokratisasi.147

Selain dari Amerika, Mesir juga menerima bantuan ekonomi dalam jumlah

besar dari negara-negara teluk. Sejak 2011, terdapat empat negara teluk yang

146

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 3 147

Jeremy M. Sharp, Egypt: Background and US Relations, Congressional Research

Report, Juli 2013 dan lihat juga Jeremy M. Sharp, Egypt: Background and US Relations,

Congressional Research Report, Oktober 2016

Page 69: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

55

mengirimkan bantuan ekonomi kepada Mesir. Keempat negara tersebut adalah

Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar. Masing-masing negara

tersebut memberikan jumlah bantuan yang bervariatif. Pada tahun 2011, Arab

Saudi memeberikan bantuan sebesar 1,75 milyar dolar AS , UEA sebesar 3 milyar

dolar AS, dan Qatar sebesar 500 juta dolar AS148

.

Kemudian pada tahun 2012, Saudi mengirimkan bantuan sebanyak 500

juta dolar AS149

, UEA sebanyak 22, 19 juta dolar AS, dan Qatar sebesar 1 milyar

dolar AS150

. Pada tahun 2013, Saudi mengirimkan bantuan sebesar 5 milyar dolar

AS, UEA sebesar 3, 225 milyar dolar AS, Kuwait sebanyak 3 milyar dolar AS151

,

dan Qatar sebanyak 2,5 milyar dolar AS. Terakhir pada tahun 2014 dan 2015,

Saudi mengirimkan bantuan sebanyak 4 milyar152

dan 6 milyar dolar AS153

, UEA

sebanyak 3, 21 dan 4 milyar dolar AS, dan Kuwait sebesar 4 miliyar dolar AS154

(tahun 2015 saja).

Meskipun aliran dana bantuan luar negeri terus mengalir semenjak revolusi

2011, nyatanya ekonomi Mesir belum bisa menunjukan adanya suatu

perkembangan yang berarti. Hal ini membuat negara tersebut perlu untuk

membuat kesepakatan yang lebih strategis dalam upaya perbaikan ekonomi,

148

Sally Khalifa Isaac, Explaining The Patterns of the Gulf Monarchies‟s Assistance

After the Arab Uprising, Jurnal Mediterranian Politics, Vol. 19 No. 3, 2014, h. 417 149

Sally Khalifa Isaac, Explaining The Patterns..., h, 417 150

Karen E. Young, A New Politics of GCC Economic Statecraft: The Case of UAE Aid

and Financial Intervention in Egypt, dalam Journal of Arabian Studies, April 2017, h. 117 151

Abdel Monem Said Aly dan Hussein Ibish, Egypt-GCC Partnership: Bedrock of

Regional Security Despite Fissures, The Arab Gulf States Institute in Washington, 2016, h. 3 152

Said Aly dan Hussein Ibish, Egypt-GCC Partnership..., h.3 153

Karen E. Young, A New Politics of GCC Economic..., h. 117 154

Said Aly dan Hussein Ibish, Egypt-GCC Partnership..., h.3

Page 70: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

56

apalagi hal tersebut adalah prioritas Presiden Sisi. Dalam konteks yang demikian,

maka kondisi ekonomi Mesir berada dalam keadaan yang tidak baik.

2. Perubahan Sosial dan Politik di Mesir

Jika ditinjau secara sosiologis, komposisi demografi masyarakat Mesir

lebih didominasi oleh generasi muda. Menurut laporan dari UNDP pada tahun

2010, terdapat 23,5 persen populasi Mesir yang berusia 18 sampai 29 tahun.

Menurut data yang dimiliki oleh pemerintah Mesir pada tahun 2007, terdapat 28

persen dari penduduknya berusia antara 15 sampai 29 tahun.155

Dalam konteks sosiologis yang demikian, pembangunan dalam berbagai

sektor terus dilakukan oleh Mesir sebagaimana negara lain pada umumnya. Dalam

sektor kesehatan misalnya, usaha serius yang dilakukan oleh pemerintah telah

dapat menurunkan angka kematian bayi serta meningkatkan taraf harapan hidup

masyarakat menjadi 73 tahun. Dari sektor pendidikan, angka buta huruf di Mesir

telah menurun tajam dalam 20 tahun terakhir hingga tahun 2011.156

Dari gambaran ini, nampak terlihat bahwa keadaan sosial di Mesir

cenderung bersifat stabil sebelum terjadinya revolusi pada tahun 2011. Namun, di

balik beberapa kemajuan yang nampak terlihat, ternyata juga terjadi beberapa

masalah di tengah masyarakat yang mampu menjadi faktor pendorong terjadinya

revolusi.

155

Noha Bakr, The Egyptian Revolution, dalam Stephen Calleya dan Monika Wohlfeld,

Change and Opportunity in The Emerging Mediterranean, Malta: Mediterranean Academy of

Diplomatic Studies, 2012, h. 59 156

Bakr, The Egyptian Revolution, h. 59

Page 71: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

57

Adanya ketimpangan antara jumlah populasi dengan kemampuan materi

yang dimiliki oleh Mesir adalah salah satu masalah yang dihadapi negara ini. Data

dari tingginya angka pengangguran adalah gambaran masalah yang dialami Mesir

menjelang terjadinya revolusi. Kesulitan ekonomi telah mendorong terjadinya

revolusi sosial.

Maka perlu kiranya di sini ditampilkan beberapa data tentang sulitnya

lapangan kerja di negara tersebut dengan menampilan angka pengangguran

sebagai berikut: sejak tahun 2005 sampai dengan 2010 secara berurutan angka

pengangguran di Mesir berada di angka 11,5 (2005); 10,9 (2006); 9,2 (2007); 8,7

(2008); 9,4 (2009); dan 9,2 (2010).157

Dalam keadaan yang demikian, menyimpan

potensi ketegangan sosial di Mesir yang mendorong terjadinya revolusi, selain

juga terdorong oleh informasi revolusi serta semakin melebarnya jarak antara

kepemimpinan “tua” era Mubarok dengan semangat kaum muda yang memang

secara jumlah populasi mendominasi Mesir saat itu.158

Pengaruh dari perkembangan teknologi yang dimanfaatkan sebagai media

penyalur ide dan propaganda cukup signifikan dalam konteks revolusi Mesir tahun

2011. Pada saat itu jaringan sosial media seperti Facebook, blog, dan semacamnya

dimanfaatkan oleh para aktivis Mesir menyebarkan kritik terhadap pemerintah

157

Khan dan Miller, The Economic Decline..., h. 3 158

Baghat Korany, The Middle East Since the Coldwar: Initiating the Fifth Wave of

Democratization?, dalam Louise Fawcet (Ed), International Relations of The Middle East (Third

Edition), Oxford: Oxford University Press, 2013, h. 94

Page 72: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

58

danmenyeru perubahan bagi negara yang akhirnya mendorong masyarakat Mesir

pada umumnya untuk melancarkan aksi serupa.159

Dua penjelasan di atas, tentang pemanfaatan teknologi sebagai media

revolusi serta aktivisme kaum muda menunjukkan bahwa gelombang

demokratisasi di Mesir memanglah terjadi. Menurut Baghat Korany hal ini

menunjukkan bahwa dinamika politik di Timur Tengah tidak lagi berpatokan pada

isu tradisional seperti isu konflik Arab-Israel atau nuklir Iran. Tapi isu yang

berkembang berubah menjadi masalah demokratisasi.160

Meskipun demikian,

Korany juga mengakui bahwa politik Timur Tengah, khususnya kebijakan-

kebijakan pemerintah Mesir dipengaruhi oleh pola trilateral antara Mesir, Amerika

dan Israel yang dimulai sejak perjanjian Campd David pada 1978.161

Presiden As-Sisi, menemui realitas bahwa kondisi pengangguran di

negaranya tengah berada yang tidak semakin membaik pasca revolusi. Tidak ingin

terjebak dalam kesalahan yang pernah terjadi, maka ia pun membuka banyak jalan

bagi negara luar untuk memberi solusi bagi kondisi ekonominya

Di sisi lain, ia juga mempertimbangkan faktor demokrasi di negaranya

dalam menganalisis kekuatan oposisi yang berasal dari gerakan Islamis, kelas

pekerja, serta aktivis perempuan.162

Perlu dipahami, bahwa setiap gerakan sosial

159

Bruce K.Rutherford, Egypt: The Origins and The Consesequences of 25 Uprising,

dalam Mark L. Haas dan David W. Lesch, The Arab Spring: Change and Resistance in the Middle

East, Colorado: Westview Press, 2013, h. 40-41 160

Korany, The Middle East Since the Coldwar..., h. 77 161

Korany, The Middle East Since the Coldwar..., h. 95 162

Povey, Social Movements In Egypt and Iran, h. 158

Page 73: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

59

yang berkembang memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dalam setiap

konteks historis masing-masing.163

Dalam konteks revolusi Mesir pada 2011 lalu, Ikhwanul Muslimin dapat

memanfaatkan momentum tersebut dengan masuk menjadi kelompok elite

pemerintah. Hal ini dapat terjadi karena keberhasilan mereka menawarkan

konsepsi populer “pemenuhan hak, kebebasan, dan keadilan sosial” yang

menjadikan mereka sebagai kekuatan politik yang mendulang simpati masa dan

membuat mereka memenangkan pemilihan presiden dan menduduki banyak kursi

legislatif.164

Manuver kelompok islamis ini juga terjadi di negara lain yang mengalami

penggulingan kekuasaan, hingga Baghat Korany menyebut fenomena Arab Spring

sebagai “Islamist Spring”165

. Dengan potensi oposisi semacam ini, Sisi perlu

menciptakan stabilitas sosial yang dapat membuat masyrakat relatif tenang.

As-Sisi juga memiliki kepentingan untuk meletakkan kembali Mesir dalam

status kepemimpinan regional, hal ini ditunjukkan misalnya dengan adanya

komitmen antara Mesir dan Rusia pada tahun 2015 untuk perencanaan

membangun fasilitas nuklir. Selain itu, pada Februari 2015, Mesir juga mencoba

menyatukan beberapa negara Arab untuk melakukan intervensi ke Libya. Dalam

163

Povey, Social Movements In Egypt and Iran, h. 159 164

Abdullah al Arian, Islamists Movement and the Arab Spring, dalam Mehran Kamrava

(Ed.), Beyond the Arab Spring: The Evolving Ruling Bargain in the Middle East, New York:

Oxford University Press, 2014, h. 100-101 165

Baghat Korany, The Middle East Since the Coldwar..., h. 93

Page 74: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

60

upaya ini Mesir mengonsolidasikan Saudi dan Jordan untuk turut dalam

perencanaan tersebut.166

Usaha Mesir untuk mendapatkan kembali peran penting di regional juga

terlihat dalam usahanya menjadi penengah antara Israel dengan Palestina pada

tahun 2014, ketika Israel menolak delegasi Palestina untuk membahas

perundingan perdamaian Gaza167

. Selain itu, Mesir juga mencoba untuk turut

masuk dalam pusaran konflik Suriah168

.

Berdasar penjelasan di atas, dapatlah dilihat garis besar dari perubahan

sosial politik yang pada dasarnya dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan juga tren

demokratisasi. Dalam upaya membangun kondisi sosial-politik dan bahkan

mengembalikan peranan mereka di kawasan, Mesir memerlukan opsi baru dari

usaha mereka yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam konteks ini, penyerahan

pulau bisa dinilai sebagai salah satu usaha untuk merealisasikan tujuan Mesir.

166

Yezid Sayigh, The Mirage of Egypt’s Regional Role and the Libyan Temptation,

Carnegie Middle East Center, diunduh dari http://carnegie-mec.org/2015/03/05/mirage-of-egypt-s-

regional-role-and-libyan-temptation-pub-59250, diakses pada 21 Oktober 2017. 167

“Egypt sees Gaza Conflict as Chance to Reclaim Regional Role”, Ynet Magazine 27

Agustus 2014 diunduh dari https://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4564820,00.html, pada

21 Oktober 2017. 168

Geoffrey Aronson, Sisi warns Kerry of jihadist threat in Syria, diunduh dari

https://www.al-monitor.com/pulse/originals/2014/06/egypt-abdel-fattah-al-sisi-foreign-policy-

reset-syria-saudi.html, pada 21 Oktober 2017.

Page 75: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

61

BAB IV

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KESEPAKATAN PENYERAHAN PULAU MESIR KEPADA

ARAB SAUDI

Keputusan Mesir untuk menyerahkan dua pulaunya–Tiran dan Sanafir–

merupakan suatu bentuk anomali dalam hubungan internasional. Tidak seperti

kasus peralihan kepemilikan pulau lainnya yang harus melalui konflik, Mesir

dengan damai menyerahkan kepemilikan wilayah teritorinya itu. Dalam bab ini

akan dijelaskan tiga faktor besar yang mendorong keputusan Mesir, yakni

ekonomi, keamanan dan politik. Ketiga faktor ini memiliki keterkaitan antara satu

dengan lainnya. Maka pada beberapa poin tertentu akan terlihat ada titik temu

antar faktor yang menjelaskan tentang motif keputusan Mesir ini.

A. Kedaulatan Pulau dan Persoalan Ekonomi

Kesepakatan penyerahan Pulau Tiran dan Sanafir oleh Mesir kepada Arab

Saudi yang disepakati pada 8 April 2016169

terjadi dalam rangkaian kunjungan

kenegaraan yang dimulai sehari sebelumnya, dalam kunjungan tersebut delegasi

Saudi dipimpin langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz.170

Dalam rangkaian

kunjungan ini juga disepakati beberapa perjanjian lain dalam berbagai bidang

seperti pembangunan Universitas King Salman bin Abdul Aziz Al Saud di Sinai

169

Pierre Emmanuel Duppont dan Brian McGarry, The Egypt-Saudi Arabia Agreement on

Tiran and Sanafir, London Center of InternationalLaw Practices, 2016, h. 1 170

Egypt State Information Service, Egypt Political Activities 2016, diunduh dari

http://www.us.sis.gov.eg/Story/107293?lang=en-us, pada 20 Desember 2017.

Page 76: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

62

Selatan, dan pembagunan kompleks perumahan di kawasan Sinai sebagai bagian

dari rencana Raja Salman dalam pengembangan wilayah tersebut.171

Selain itu, beberapa kesepakatan juga dicapai oleh kedua negara,

diantaranya adalah pembangunan Stasiun Energi di Kairo, pembangunan rumah

sakit, kerjasama perpajakan, penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai,

kerjasama transportasi laut dan pelabuhan, sektor agrikultur, perumahan, dan

perindustrian.172

Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Saudi ke Mesir

setidaknya ada lima belas kesepakatan yang disepakati oleh kedua negara173

, dan

sekitar 24 miliar dolar AS dana yang disepakati akan dialirkan pada Mesir dari

Saudi.174

Berdasarkan paparan di atas, terlihat bahwa faktor kepentingan ekonomi

Mesir memiliki kaitan dengan adanya kesepakatan penyerahan pulau Tiran dan

Sanafir. Besarnya dana yang disepakati oleh Saudi untuk dialirkan kepada Mesir

menggambarkan bahwa ada suatu “harga” tertentu yang dibayar pada Mesir.

Kepentingan nasional sendiri merupakan salah satu aspek yang harus dilihat untuk

menjelaskan kebijakan suatu negara.175

Terutama jika merujuk pada pendapat Paul

171

Sisi,King Salman attend the Ceremony of Signing Cooperation Agreement, Ministry

of State for Administrative Development, diunduh dari

www.cairo.gov.eg/CairoPortal/investment/text news top stories.aspx?ID=109, pada 14 Desember

2017. 172

Sisi,King Salman attend the Ceremony..., diunduh dari

www.cairo.gov.eg/CairoPortal/investment/text news top stories.aspx?ID=109, pada 14 Desember

2017. 173

Declan Walsh, Egypt Gives Saudi Arabia 2 Islands in a Show of Gratitude, diunduh

dari https://www.nytimes.com/2016/04/11/world/middleeast/egypt-gives-saudi-arabia-2-islands-in-

a-show-of-gratitude.html, pada 18 Desember 2017 174

Breakdown of Egypt-Saudi financial deals, future investments, ahram online, diakses

dari http://english.ahram.org.eg/News/199238.aspx, pada 18 Desember 2017. 175

Scott Burchill, The National Interest in International Relations Theory, New York:

Palgrave Macmillan, 2005, h. 23

Page 77: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

63

Noble yang menyatakan bahwa kepentingan nasional di negara-negara Arab

sangat berpengaruh terhadap pembentukan sebuah kebijakan.176

Kepentingan nasional berkaitan dengan kapabilitas ekonomi yang dimiliki

oleh suatu negara. Hal ini penting karena dalam politik internasional negara

membutuhkan hal tersebut untuk bersaing memperolah kekuatan di tengah

persaingan dengan negara lain.177

Kekuatan politik (power) inilah yang

merupakan unsur utama dalam hubungan internasional. Hal tersebut dibangun atas

unsur keamanan, politik, serta ekonomi.178

Bantuan ekonomi Saudi pada Mesir juga perlu dilihat pada tahun-tahun

sebelumnya. Sejak terjadinya arab spring, Saudi telah memberikan bantuan secara

berkala setiap tahunnya pada Mesir. Jika dikalkulasikan sejak tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015, Saudi telah memerikan bantuan ekonomi sebesar 17,25 miliar

dolar AS. Jumlah tersebut bahkan lebih banyak dari bantuan yang diberikan

Amerika dalam kurun waktu yang sama dengan hanya memberikan bantuan

sebesar 1,25 miliar dolar AS saja.179

Secara rinci bantuan yang diberikan Saudi adalah sebagai berikut: Tahun

2011 Saudi mengalirkan dana sebanyak 1,75 miliar dolar AS dalam bentuk kredit

perdagangan dan deposit di bank sentral Mesir. Pada tahun 2012 dan 2013, dana

176

Paul Noble, “From Arab System to Middle Eastern System?: Regional Pressures and

Constrains”, dalam Baghat Korany dan Ali Dessouki (Ed), The Foreign Policies of Arab States:

The Challenge of Globalization, Kairo: The American University in Cairo Press, 2008, h. 67 177

Burchill, The National Interest in International Relations Theory, New York: Palgrave

Macmillan, h. 36 178

Robert Gilpin, Global Political Economy: understanding the international economic

order, Princeton: Princeton University Press, 2001, h. 17 179

Untuk penjelasan mengenai besar bantuan luar negeri Arab Saudi dan Amerika Serikat

pada Mesir bisa dilihat di Bab 3

Page 78: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

64

yang dikirim sebanyak 500 juta dolar AS dalam bentuk bantuan bujeter dan 5

miliar dolar AS dalam bentuk deposit di bank sentral Mesir, suplai energi, dan

bantuan dana.180

Kemudian pada tahun 2014 dan 2015 secara berurutan Saudi

menyediakan dana 4 miliar181

dan 6 miliar dolar AS dalam bentuk deposit di bank

sentral Mesir dan investasi.182

Adapun bantuan dana yang dikucurkan oleh Amerika bagi Mesir pada

tahun 2011 sampai 2013 berada pada angka 250 juta dolar AS per-tahun. Dana

tersebut terbagi dalam sektor kesehatan, pendidikan, pertumbuhan ekonomi,

demokrasi dan pemerintahan.183

Pada tahun 2014 dan 2015 Amerika melakukan

pengurangan jumlah bantuan ekonomi pada Mesir. Pada dua tahun tersebut

Amerika mengirimkan dana masing-masing sebesar 200 juta dolar AS dan 150

juta dolar AS. Pembagian sektor dana masih sama dengan tahun 2011 sampai

tahun 2013, tetapi terdapat tuntutan tertentu seperti ketentuan bahwa dana yang

dialokasikan untuk sektor pendidikan minimal sebesar 35 juta dolar AS.184

Besarnya jumlah yang diberikan Saudi memengaruhi hubungan antara

kedua negara. Terlebih pada tahun 2016, ketika penyerahan pulau disepakati,

besaran bantuan Saudi meningkat berkali lipat dari yang diberikan pada tahun-

tahun sebelumnya. Pola Bantuan Saudi kepada Mesir ini bisa dijelaskan

180

Sally Khalifa Isaac, “Explaining the Patterns of the Gulf Monarchies‟ Assistance after

the Arab Uprisings”, Jurnal Mediterranean Politics, Vol. 19, No. 3, 2014, h. 417-418 181

Abdel Monem Said Aly dan Hussein Ibish, Egypt-GCC Partnership: Bedrock of

Regional Security Despite Fissures, Washington: Arab Gulf States Institute in Washington, 2016,

h. 3 182

Karen E. Young, “A New Politics of GCC Economic Statecraft: The Case of UAE Aid

and Financial Intervention in Egypt”, Journal of Arabian Studies, Vol. 7 No. 1, 2017, h. 117 183

Jeremy M. Sharp, Egypt: Background and U.S. Relations, Congressional Research

Service Report, Juli 2013, h. 15 184

Jeremy M. Sharp, Egypt: Background and U.S. Relations, Congressional Research

Service Report, Oktober 2016, h. 21

Page 79: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

65

menggunakan pandangan Baghat Korany dan Ali Dessouki yang mengungkap

bahwa karakter interaksi negara di Timur Tengah pada era globalisasi adalah

cepatnya pergerakan kapital ekonomi dan pertumbuhan bantuan luar negeri bagi

suatu negara. Hal ini terjadi karena adanya labilitas geopolitik di kawasan yang

rawan konflik ini. Dalam kondisi yang demikian negara-negara petrodolar ambil

bagian sebagai donor bagi negara-negara berkembang.185

Hal ini dapat dipahami jika melihat pada kondisi perekonomian Mesir

yang tidak stabil–terutama setelah terjadinya revolusi pada tahun 2011186

, dan

membutuhkan sokongan dana yang besar untuk dapat memperbaiki kondisi

tersebut. Keputusan Mesir dengan memberikan dua pulaunya untuk kemudian

mendapat konsesi ekonomi setidaknya dapat menggambarkan karakteristik suatu

negara untuk dapat bertahan (survival).

Dalam karakteristik sistem internasional yang anarki, negara selalu

dituntut untuk dapat bertahan dengan melindungi kepentingan-kepentingan

nasionalnya. Dalam hal ini kapabilitas ekonomi yang kuat dibutuhkan oleh sebuah

negara untuk dapat mencapai tujuan nasionalnya. Bersamaan dengan faktor lain

seperti pertahanan (militer) dan politik, kekuatan ekonomi tidak terpisahkan dari

kedua faktor tersebut.187

Hal tersebut juga berpengaruh penting dalam persaingan

185

Baghat Korany dan Ali Dessouki, “Foreign Policy Approaches and Arab Countries: A

Critical Evaluation and an Alternative Framework”, dalam Baghat Korany dan Ali Dessouki (Ed),

The Foreign Policies of Arab States: The Challenge of Globalization, Kairo: The American

University in Cairo Press, 2008, h. 35 186

Untuk penjelasan mengenai kondisi ekonomi Mesir, dapat dilihat pada Bab 3 187

Kenneth N. Waltz, Theory of International Politics, California: Addison-Wesley

Publishing Company, 1979, h. 94 dan 131

Page 80: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

66

politik internasional untuk sebuah negara agar dapat tetap bertahan (survive).188

Dalam konteks inilah faktor ekonomi berpengaruh terhadap keputusan Mesir.

Keputusan Mesir ini juga dapat dijelaskan dalam sudut pandang analisa

Alex Mintz dan Karl DeRouen yang memandang bahwa faktor ekonomi menjadi

salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku suatu negara dalam

menentukan kebijakannya189

. Terlebih, karakteristik atau kecenderungan

kebijakan Mesir yang sering kali lebih dipengaruhi oleh keadaan kondisi ekonomi.

Bahkan, stabilitas dalam sektor lain seperti politik, dibangun atas tujuan untuk

menjaga kepentingan ekonomi negara piramida ini.190

Tidak hanya dari beberapa kesepakatan serta besaran dana yang diberikan

Saudi pada Mesir yang disepakati bersamaan dengan kesepakatan penyerahan

pulau. Untuk dapat melihat sepenuhnya kepentingan ekonomi Mesir pada Saudi,

terdapat beberap fenomena lain yang bisa menunjukkan motif ekonomi Mesir

yang nampak menjadi pendorong keputusannya.

Salah satunya adalah adanya kesepakatan pembangunan jalur lintas

penghubung antara Mesir dan Saudi yang disepakati oleh kedua negara dalam

rangkaian kunjungan Saudi pada April 2016. Presiden Mesir, Abdul Fattah As-

Sisi menyatakan bahwa jalur tersebut akan menghubungkan antara benua Afrika

dengan Asia dan meningkatkan perdagangan antara keduanya. Kesepakatan

188

Kenneth N. Waltz, Man, the State, and War: A Theoretical Analysis, New York:

Columbia University Press, 2001, h. 206 189

Alex Mintz dan Karl DeRouen Jr, Understanding Foreign Policy Decision Making,

Cambridge: Cambridge University Press, 2010, h. 130 190

Ali Dessouki, “Regional Leadership: Balancing off Costs and Dividens in the Foreign

Policy of Egypt”, dalam Baghat Korany dan Ali Dessouki (Ed), The Foreign Policies of Arab

States: The Challenge of Globalization, Kairo: The American University in Cairo Press, 2008

Page 81: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

67

pembangunan jalur lintas semacam ini sebetulnya bukan pertama kali bagi Mesir

dan Saudi. Sebelumnya pada tahun 2004, rencana jalur penghubung antara kedua

negara sudah pernah ada. Namun rencana tersebut urung terjadi tanpa sebab yang

begitu jelas.191

Adapun untuk pembangunan jalur lintas yang disepakati pada tahun 2016,

panjang jalur lebih pendek, hanya sejauh 16 KM. Jalur tersebut dimulai dari Nabq

(Mesir) menuju Pulau Tiran, dilanjutkan ke Pulau Sanafir dan berujung di Tabuk

Ras Hamid (Saudi). Selain rute tersebut, terdapat rute lain dari Nabq (Mesir)

menuju Pulau Tiran, kemudian langsung menuju Tabuk Ras Hamid tanpa melalui

Pulau Sanafir.192

Proyek pembangunan jalur lintas tersebut diperkirakan

membutuhkan dana sekitar empat miliar dolar AS.193

Proyek ini disiapkan untuk meningkatkan perdagangan antara dua negara

yang saling bertetangga ini. Bahkan ditargetkan meningkatkan perdagangan kedua

negara sampai dengan 300 persen. Berbagai lapangan pekerjaan baru yang akan

menyerap tenaga kerja dari Mesir maupun Saudi juga akan terbuka jika proyek ini

berjalan. Bagi Mesir, jalur lintas ini dijadikan salah satu instrumen untuk

memperbaiki kondisi ekonomi mereka.194

191

Hatem Ezz Eldin, “Causeway Controvercy”, Al Ahram Weekly Issue 1291 (14-20 April

2016), diunduh dari http://weekly.ahram.org.eg/News/16091.aspx, pada 18 Desember 2017. 192

Hatem Ezz Eldin, Causeway Controvercy, diunduh dari

http://weekly.ahram.org.eg/News/16091.aspx, pada 18 Desember 2017. 193

Abdel Monem Said Aly dan Hussein Ibish, Egypt-GCC Partnership: Bedrock of

Regional Security Despite Fissures, Washington: Arab Gulf States Institute, 2016, h. 7 lihat juga

“Saudi Arabia, Egypt agree to build bridge over Red Sea”, Aljazeera, 9 April 2016, diakses dari

http://www.aljazeera.com/news/2016/04/saudi-arabia-egypt-announce-bridge-red-sea-

160409032158790.html, pada 19 Desember 2017. 194

Hatem Ezz Eldin, Causeway Controvercy, diunduh dari

http://weekly.ahram.org.eg/News/16091.aspx, pada 18 Desember 2017.

Page 82: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

68

Jalur lintas Mesir-Saudi ini juga akan memberi akses bagi Saudi untuk

ekspor minyak mentah menuju Eropa. Minyak akan dialirkan menuju Sinai dan

kemudian menuju ke Kanal Suez. Dari Suez, dengan menggunakan pipa milik

Mesir minyak akan dikirim menuju pelabuhan Sidi Kareer di Alexandria untuk

kemudian menuju pasar Eropa.195

Selain pembangunan jalur lintas Mesir-Saudi, kepentingan ekonomi Mesir

juga terlihat dengan adanya beberapa kesepakatan pengembangan ekonomi di

kawasan Sinai. Usaha pemerintah Mesir untuk memajukan daerah Sinai

sebenarnya pernah dilakukan sebelumnya pada tahun 1995, tetapi kurang berhasil.

Program pengembangan Sinai itu bernama National Project for the Development

of Sinai (NDPS).196

Dalam program tersebut pemerintah Mesir merencanakan penganggaran

sebesar 20,5 miliar dolar AS yang diturunkan secara berkala dari tahun 1995

sampai 2017. Faktor penting dalam rencana tersebut adalah meningkatkan jumlah

populasi Sinai dari yang hanya berjumlah beberapa ratus ribu menjadi sekitar tiga

juta penduduk. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan dari penduduk

asli Sinai karena pemerintah seolah menganggap daerah mereka tanah tanpa

penduduk.197

Penolakan warga asli Sinai juga disebabkan oleh perilaku para migran dari

Lembah Nil sebagai penerima subsidi pemerintah–yang ditujukan untuk

195

Hatem Ezz Eldin, Causeway Controvercy..., diunduh dari

http://weekly.ahram.org.eg/News/16091.aspx, pada 18 Desember 2017. 196

Sahar F. Aziz, De-Securitizing Counterterrorism in The Sinai Peninsula, Brookings

Doha Center Policy Briefing, April 2017, h. 5 197

Aziz, De-Securitizing Counterterrorism in The Sinai, h. 5

Page 83: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

69

mengembangkan daerah, tidak menyerap tenaga dari penduduk asli melainkan

membawa keluarga juga kerabat dari kampung halamannya untuk turut bekerja di

Sinai. Kondisi ini hanya mebuat penduduk asli Sinai menjadi semakin miskin dan

perlahan terpinggirkan.198

Kekecewaan penduduk Sinai pada pemerintah semakin bertambah ketika

berbagai usaha pengembangan daerah tersebut berjalan asal atau bahkan batal

sama sekali. Seperti proyek pembangunan Kanal As-Salam yang ditujukan untuk

mengairi perkebunan juga peternakan serta dapat mempekerjakan penduduk lokal

yang dihentikan pada 2006. Hal tersebut menimbulkan kekecewaan bagi para

petani Sinai, pihak pemerintah dinilai tidak menepati janji. Proyek lain yang

berjalan buruk adalah pembangunan jalur kereta api Ismailiyah-Rafah yang

menghubungkan antara Ismailiyah dengan Sinai Utara. Namun, pemerintah

kembali mengakhiri proyek tersebut tanpa menyelesaikannya.199

Pendekatan berbeda untuk mengatasi dilema Sinai pernah dicoba oleh

Presiden Mursi. Pola pendekatan pemerintah pusat yang selama ini terkesan

buruk, diubah oleh Mursi dengan pendekatan yang lebih dialogis dengan

mengundang para pimpinan suku daerah Sinai untuk turut mendiskusikan rencana

198

Sahar F. Aziz, De-Securitizing Counterterrorism in The Sinai, h. 5-6, terpinggirkannya

masyarakat Baduy Sinai oleh dampak pembangunan dapat juga dilihat pada Hilary Gilbert,

Nature=Life: Enviromental Identity as Resistance in South Sinai, jurnal Nomadic Peoples Vol. 17,

no. 2 ,2013, h. 46 199

“Sinai Ignored in Egypt Development Plans”, Al-Monitor, 1 Mei 2014, diunduh dari

http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2014/04/sinai-egypt-residents-anger-empty-

government-promises.html., pada 20 Desember 2017.

Page 84: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

70

pembangunan.200

Dana sebesar 270 juta dolar AS dialokasikan untuk rencana

tersebut. Namun rencana tersebut tidak berhasil karena adanya nada protes dari

kalangan militer yang menganggap Mursi terlalu lunak pada teroris Sinai dengan

mengesampingkan pendekatan militeristik dan mengubahnya menjadi lebih

halus.201

Pasca jatuhnya Presiden Mursi pada tahun 2013, Sinai kembali memanas.

Pasukan militan Sinai kembali membuat ancaman keamanan dan menyerang

institusi pemerintahan.202

Kelompok Ansar Bait al Maqdis (ABM) mengaku

bertanggungjawab atas beberapa kasus pengeboman di Sinai Utara dan Selatan.

Mereka juga menargetkan serangan pada jalur pipa gas alam yang melintasi

semenanjung Sinai. Jalur pipa tersebut merupakan penyedia gas bagi kawasan

Industri Mesir, Yordania, dan Israel. Bahkan kelompok ini mendeklarasikan turut

bergabung dengan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) pada November 2014.

Bergabungnya ABM dengan ISIS semakin memperburuk kondisi keamanan

Sinai.203

Dalam masa pemerintahan Presiden As Sisi, wacana untuk

mengembangkan Sinai ada dengan rencana membangun terowongan yang

menghubungkan Sinai dengan Pelabuhan Said dan Ismailiyah sebagai sarana

200

Heidi Breen, Egypt: Freedom and Justice to the Bedouins in Sinai? A Study of the

Freedom and Justice Party’s Policy Towards the Bedouin Minority in Sinai, tesis di University of

Oslo, 2013, h. 77-78 201

. Aziz, De-Securitizing Counterterrorism in The Sinai..., h. 6 202

Mara Revkin, Egypt‟s Power Vacuum is Radicalizing the Sinai Peninsula, Washington

Post, 29 Agustus 2013 diunduh dari https://www.washingtonpost.com/opinions/egypts-power-

vacuum-is-radicalizing-the-sinai-peninsula/2013/08/29/77c427d2-10bb-11e3-bdf6-

e4fc677d94a1_story.html?utm_term=.1b8ea127bc81, pada 20 Desember 2017. 203

Aziz, De-Securitizing Counterterrorism in The Sinai..., h. 6-7

Page 85: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

71

untuk meningkatkan perekonomian. Bahkan pemerintah era Sisi juga menyiapkan

rencana menciptakan zona perdagangan bebas di Al Arish, Rafah, dan Nuweiba.

Program-program itu disiapkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi

penduduk asli Sinai, dan agar dapat terealisasi pemerintah perlu memastikan

bahwa pembangunan tersebut dapat memeliki efek langsung yang dapat dirasakan

oleh penduduk lokal.204

Dalam konteks inilah bantuan Saudi untuk pengembangan Sinai serta

rencananya untuk membuka zona perdagangan bebas yang menyertakan kawasan

Sinai bisa relevan dengan kondisi Mesir. Pemerintah Sisi membutuhkan bantuan

sokongan dana untuk dapat merealisasikan dan mempercepat proses

pengembangan Sinai.

Selain pembangunan Sinai, visi ekonomi Saudi Vision 2030 adalah faktor

ekonomis lainnya yang nampak berkaitan dengan kesepakatan penyerahan pulau.

Dalam rancangan pembangunan ekonomi ini Saudi memasukkan Mesir sebagai

negara yang masuk dalam rencana pembangunan ekonomi mereka. Negara yang

dipimpin As-Sisi ini didapuk menjadi penghubung dari Saudi menunju Afrika

dengan membangun infrastruktur penghubung antara kedua negara.205

Pada sisi lain, Mesir juga memiliki target jangka panjang dengan

rentangan waktu yang sama. Negara ini menamakan program tersebut dengan

Egypt Vision 2030. Dalam program tersebut pembangunan ekonomi ditempatkan

204

Aziz, De-Securitizing Counterterrorism in The Sinai..., h. 9 205

Vision 2030 Kingdom of Saudi Arabia, h. 57-58, diunduh dari

vision2030.gov.sa/download/file/fid/417, pada 22 Desember 2017.

Page 86: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

72

sebagai prioritas utama. Selain aspek ekonomi, program tersebut juga memuat

target lain seperti sosial, dan lingkuangan. Dalam visi tersebut, Mesir juga

menargetkan capaian politik dengan menargetkan menjadi negara yang aktif dan

berpengaruh di tingkat global.206

Kuatnya faktor ekonomi dalam konteks kebijakan Mesir berkaitan dengan

karakter hubungan antar negara di Timur Tengah saat ini. Fred Halliday

beargumen, formasi atau kondisi hubungan internasional di kawasan tersebut saat

ini besar dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi. Kedua faktor ini saling

berpautan dan menjadi penentu dari perilaku negara di kawasan.207

Pola seperti ini

setidaknya bermula pada era globalisasi menguat di sekitar tahun 1990an.208

Motif ekonomi di balik kebijakan pemerintah As-Sisi juga dapat dipahami

dalam sudut pandang bahwa kekuatan ekonomi akan membentuk kebijakan serta

kepentingan negara dan posisinya dalam interaksi dengan negara lain.209

Hal ini

berhubungan dengan motif politik Mesir yang ingin membangun kembali posisi

politiknya di kawasan sebagai negara yang berpengaruh. Karena dalam konteks

dunia Arab, kapabilitas ekonomi ini penting dalam menentukan posisi regional.210

206

Egypt Vision 2030, h. 3-14, diunduh dari

http://www.cabinet.gov.eg/Style%20Library/Cabinet/pdf/sds2030_summary_arabic.pdf, pada 22

Desember 2017. 207

Fred Halliday, The Middle East in International Relations: Power, Politics, and

Ideology, Cambridge: Cambridge University Press, 2005, h. 261 208

Halliday,The Middle East in International Relations h. 264 209

Gilpin, Global Political Economy.., 24 210

Noble, From Arab System..., h. 74

Page 87: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

73

Selain itu, faktor ini juga memiliki dampak jangka panjang untuk membangun

kekuatan sebuah negara.211

Dalam rangkaian kesepakatan ini, Mesir tampak mendapat lebih banyak

keuntungan ketimbang Saudi. Aliran dana yang sangat besar serta beberapa

bantuan pembangunan adalah elemen ekonomi yang dapat dirasakan langsung

oleh Mesir. Bahkan jika Mesir kemudian berhasil membangun kembali posisi

dominan mereka di kawasan dengan landasan ekonomi yang kuat, hal tersebut

justru berpotensi merugikan posisi Saudi yang juga selalu berusaha menjaga posisi

penting di peta politik regional.

B. Keamanan Mesir: Dinamika dan Proyeksi

Salah satu faktor yang nampak mendorong keputusan Mesir menyerahkan

pulau Tiran dan Sanafir adalah faktor kemanan. Keamanan menjadi sesuatu yang

penting bagi negara, karena hal tersebut merupakan bagian fundamental dari

upaya negara untuk bertahan (survival). Faktor keamanan ini juga dapat membawa

negara untuk memperoleh kekuatan (power).212

Aspek keamanan merupakan

bagian penting dalam kekuatan (power).213

1. Dilema Sinai

Titik awal peningkatan ancaman keamanan di Sinai bertepatan dengan

bergejolaknya revolusi Mesir pada tahun 2011214

. Meskipun pada tahun-tahun

211

Noble, From Arab System.., h. 104 212

Raymond Aron, “Peace and War: A Theory of International Relations”, h. 591-600,

diunduh dari https://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/aron.htm, pada 12 Januari 2018. 213

Barry Buzan, People States and Fear, Sussex: Wheatsheaf Books LTD, h. 173 214

Zack Gold, Security In Sinai: Present and Future, The Hauge: International Center for

Counter Terrorism (ICCT) Research Paper, 2014. h. 1

Page 88: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

74

sebelumnya sempat ada gangguan keamanan215

, namun instabilitas meningkat

signifikan pasca arab spring. Rentannya keamanan Sinai diakibatkan oleh adanya

vacum of power di daerah tersebut. Pemerintah Mesir lengah dengan hanya

menyediakan sedikit tenaga keamanan untuk daerah yang sejak 2004 sudah mulai

terjadi gangguan keamanan. Ini juga dipengaruhi cara pandang pemerintah

Mubarak yang terkesan menomorduakan daerah serta masyarakat Sinai.

Hal ini disebabkan adanya persepsi dari pemerintah Mesir di bawah

Mubarok yang menganggap bahwa masyarakat Baduy Sinai memiliki hubungan

yang baik dengan Israel.216

Perilaku yang tampak diskriminatif juga disebabkan

oleh adanya perbedaan historis dan kultural antara masyarakat Baduy Sinai

dengan kebanyakan masyarakat Mesir217

.

Akumulasi dari kebijakan-kebijakan diskriminatif serta marginalisasi

dalam sektor ekonomi pada akhirnya mendorong munculnya radikalisasi

masyarakat Baduy Sinai. Dimulai dari tahun 2004, serangkaian peristiwa

pengeboman terjadi di Sinai dengan menargetkan para turis yang datang ke daerah

ini. peristiwa ini terjadi sampai dengan tahun 2006.218

Guncangan keamanan Sinai kemudian menemukan momentum pada tahun

2011, kondisi keamanan yang kala itu tengah rentan dimanfaatkan kelompok

masyarakat Baduy Sinai radikal untuk melakukan serangan-serangan ke kantor-

215

Nicolas Pelham, Sinai: The Buffer Erodes, London: Chantam House, 2012, h. 3-5 216

Gabi Siboni dan Ram Ben-Barak, The Sinai Peninsula Threat Development and

Response Concept, The Saban Center for Middle East Policy dan The Institute for National

Security Studies Analysis Report, No. 31 Januari 2014, h. 3-4 217

Dan Bradley Swale, Discord in the Desert: Egypt’s Sinai Peninsula In The Aftermath

of The Arab Spring, Tesis di Massey University, Selandia Baru, 2015, h. 17 218

Siboni dan Ben-Barak, The Sinai Peninsula Threat..., h. 4-5

Page 89: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

75

kantor polisi di Rafah dan Syeikh Zuwayed. Tidak hanya kepolisian yang menjadi

sasaran, tentara Mesir juga turut menjadi incaran teror dari militan Sinai ini.

bahkan kebrutalan juga terjadi pada setiap kantor lembaga pemerintahan pusat di

Sinai Utara, bangunan-bangunan itu dirusak juga dijarah.219

Pada April 2011,

mereka juga menyerang pipa jalur trans-Sinai.220

Serangan atau sabotase pada

jalur pipa gas di Sinai selanjutnya terus terjadi sampai tahun 2012.221

Maraknya ancaman keamanan di Sinai kemudian coba disikapi oleh

Presiden Mursi dengan pendekatan yang lebih dialogis terhadap penduduk Baduy

Sinai. Ia menjanjikan pemerintah akan melakukan peningkatan kualitas hidup

komunitas Baduy di Sinai dengan merancang proyek pembangunan baru

menggantikan proyek pembangunan sebelumnya yang gagal. Untuk sementara

waktu usaha ini dapat berpengaruh dalam menghambat laju pertumbuhan teror di

Sinai.222

Namun setelah kejatuhan Mursi yang kemudian digantikan oleh As Sisi,

ancaman keamanan Sinai kembali meningkat. Pasca kudeta militer yang

menjatuhkan kekuasaan Mursi, sebulan setelahnya serangkaian serangan terjadi di

Sinai dan mengakibatkan 30 korban meninggal dan 150 korban luka. Serangan-

serangan ini terjadi di wilayah Sinai Utara, Syekh Zuweid, dan Rafah. Gerakan

219

Nicolas Pelham, Sinai: The Buffer.., h. 6 220

Nicolas Pelham, Sinai: The Buffer.., h. 6 221

Juha P. Makela, “The Arab Springs Impact on Egypt‟s Securitocracy”, International

Journal of Intelligence and Counter Intelligence Vol. 27 No. 2, 2014, h. 228 222

Siboni dan Ben-Barak, The Sinai Peninsula Threat..., h. 13

Page 90: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

76

militan ini menargetkan institusi pemerintahan negara Mesir, militer, dan juga

polisi.223

Selain melakukan serangkaian aksi yang mengancam keamanan, sebagaian

penduduk Baduy Sinai juga menjalankan perdangangan senjata ilegal demi

memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Mereka bekerjasama dengan penyelundup

Rashaid untuk mengirimkan senjata dari Iran menuju Mesir. Dalam menjalankan

aksinya, para penyelundup–dari Baduy Sinai maupun Rasyaid–menutupi senjata

yang dibawa oleh kapal dengan barang-barang lain atau bahkan menyuap pasukan

keamanan Mesir untuk dapat memasuki semenanjung Sinai.224

Penyelundupan senjata ini berkontribusi pada instabilitas yang lebih luas

dari hanya sekadar di wilayah Sinai saja. Terdapat beberapa kawasan lain yang

dapat terimbas oleh adanya alur penyelundupan senjata ini seperti Gaza, Sudan,

serta Yaman. Senjata yang diselundupkan pada umumnya memiliki tujuan Sinai

dan Gaza. Rute penyelundupan yang perlu ditempuh dimulai dari Yaman,

melewati laut merah untuk berlabuh di Sudan. Dari Sudan, senjata kemudian

dibawa melewati jalur darat sampai ke perbatasan Mesir.225

Dari alur

penyelundupan tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas penyelundupan ini juga

membawa ancaman keamanan bagi kawasan.

Hal yang lebih dalam dipandang oleh Mesir dalam konteks ancaman

keamanan Sinai adalah persilangan aktor yang saling memiliki garis singgung.

223

Swale, Discord in the Desert..., h. 98-99 224

Eran Zohar, “The Arming of Non-State Actors in The Gaza Strip and Sinai Peninsula”,

Australian Journal of International Affairs Vol. 69 No. 4, 2015, h. 446 225

Eran Zohar, The Arming of Non-State..., h. 445-446

Page 91: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

77

Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Hamas) misalnya, yang memiliki hubungan

dengan kelompok radikal Baduy Sinai. Kelompok tersebut berkontribusi terhadap

terjadinya radikalisasi dengan memengaruhi pemuda suku Baduy Sinai untuk

masuk dalam aktivitas ekstrimisme. Militer Mesir sendiri menganggap Hamas

terlibat dalam gangguan kemanan di negara tersebut.226

Dalam keterkaitan antara Hamas dengan suku Baduy Sinai radikal ini,

aktor lain yang turut dilihat sebagai ancaman oleh pemerintah Mesir adalah

Ikhwanul Muslimin (IM). Organisasi ini sejak terlempar dari kekuasaan otomatis

menjadi oposisi, dan secara besamaan seperti telah disebutkan di atas, sejak

tumbangnya Mursi yang beasal dari kalangan ikhwan perlawanan di Sinai oleh

kelompok Baduy meningkat. IM sendiri memiliki ikatan historis dengan Hamas.

Karena dalam proses pembentukan Hamas, IM turut membidaninya dan tokoh-

tokoh awal Hamas juga merupakan anggota dari ikhwan.227

Pada sisi lain IM juga menampakkan indikasi memiliki hubungan dengan

kelompok radikal lain yang berbasis salafi-jihadi di Sinai. Hal ini ditunjukkan oleh

sikap IM yang pada beberapa kesempatan menyampaikan sikap simpati mereka

terhadap kelompok salafi militan melalui saluran media yang berafiliasi dengan

mereka seperti Misr al-An atau Rabiah TV. Meskipun demikian tidak berarti

226

Yehudit Ronen, “The Effects of the „Arab Spring‟ on Israel‟s Geostrategic and Security

Environment: The Escalating Jihadist Terror in the Sinai Peninsula”, Israel Affairs, Vol. 20, No. 3,

2014, h. 305 dan 312 227

Hillel Frisch, “Hamas: The Palestinian Muslim Brotherhood", dalam Barry Rubin (Ed),

The Muslim Brotherhood : The Organization and Policies of a Global Islamist Movement, New

York: Palgrave Macmillan, 2010, h. 89-91

Page 92: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

78

bahwa secara resmi sikap organisasi mengakui tindak kekerasan sebagai salah satu

wacana mereka.228

Beberapa partai salafi bahkan nampak mengadopsi wacana politik IM.

Hubungan antara organisasi ini dengan beberapa partai salafi telah mulai terlihat

sejak menumbangkan kekuasaan Mubarok pada revolusi Mesir yang telah lalu.

Meskipun demikian, banyak gerakan salafi yang masih memelihara doktrin

tradisional mereka dan memilih sikap bertentangan dengan kelompok ikhwan.229

2. Ancaman Israel

Ancaman keamanan lain yang bisa mengancam Mesir di Sinai adalah

Israel. Meskipun di antara kedua negara ini terdapat perjanjian damai, tapi bukan

berarti tidak ada ancaman sama sekali. Pada tahun 2012, Israel membangun pagar

pertahanan sepanjang 240 KM dari perbatasan Rafa sampai Eilat dengan melewati

Sinai. Bersamaan dengan itu, Israel Defence Forces (IDF) juga meningkatkan

jumlah pasukannya yang disiagakan di sepanjang perbatasan.230

Peningkatan

jumlah pasukan militer secara alamiah tentu akan menimbulkan sinyal

keterancaman bagi suatu negara.

Gerakan Israel tersebut merupakan sinyal tertentu bagi Mesir. Peningkatan

aktivitas keamanan Israel bisa ditafsirkan sebagai salah satu bentuk ancaman bagi

Mesir. Hal ini menimbulkan dilema keamanan (security dilemma), karena adanya

228

Annette Ranko dan Justyna Nedza, “Crossing the Ideological Divide? Egypt's Salafists

and the Muslim Brotherhood after the Arab Spring”, Studies in Conflict and Terrorism, Vol 0 No

0, 2015, h. 14 229

Ranko dan Nedza, Crossing the Idological... h. 14 230

Makela, The Arab Springs Impact..., h. 228

Page 93: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

79

ketidakpastian dari intensi negara lain akan mengakibatkan suatu negara

melakukan tindakan keamanan dengan tujuan melindungi diri dari ancaman

negara lain. Peningkatan kapabilitas keamanan oleh suatu negara akan dianggap

sebagai suatu ancaman bagi negara lainnya. Apalagi dalam kondisi anarki

internasional, semakin memperkecil adanya saling paham terkait intensi dari suatu

negara.231

Tidak hanya itu, Mesir juga tentu masih waspada terhadap daerah Sinai,

yang pernah diduduki oleh Israel selama lima belas tahun yang dimulai sejak

perang tahun 1967. Hal tersebut mengejutkan Mesir yang pada masa tersebut

tengah memiliki posisi kuat di kawasan.232

Pendudukan Sinai berlangsung sampai

dengan tahun 1982, berakhirnya hal tersebut juga dibayar oleh Mesir dengan

pengakuan mereka terhadap Israel sebagai sebuah negara pada tahun 1979.

Kesepakatan itu dicapai setelah kedua negara menyetujui perjanjian damai.233

Okupasi Sinai oleh Israel menyebabkan timbulnya trauma historis bagi

Mesir. Trauma historis itu pada akhirnya menyebabkan terjadinya “cold peace”

antara Mesir dan Israel. Mesir menerima perdamaian karena terpengaruh oleh AS

yang memberikan imbalan bantuan sebagai syarat agar menghentikan perseteruan

231

Jack Donnelly, Realism and International Relations, Cambridge: Cambridge

University Press, 2004, h. 22 232

Laura M. James, “Egypt: Dangerous Illusions”, dalam Wm. Roger Louis dan Avi

Shlaim (Ed),The 1967 Arab-Israeli War: Origins and Consequences, New York: Cambridge

University Press, 2012, h. 74-75 233

Michael Brecher, Dynamics of the Arab–Israel Conflict, Palgrave Macmillan, 2017, h.

37, pasukan Israel mundur sejak 1979 dan selesai pada 1982

Page 94: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

80

dengan Israel. Sejak perjanjian Sinai 1 tahun 1974 sampai dengan kesepakatan

Camp David tahun 1979, keputusan Mesir terdorong oleh faktor AS.234

Resistensi terhadap Israel tetap terjadi di dalam konteks sosial. Hal

tersebut ditunjukkan misalnya dengan adanya pelarangan anggota parlemen Mesir

untuk mengunjungi Israel di masa pemerintahan Mubarok, dipersulitnya

pengusaha untuk menjalin kerjasama ekonomi dengan pihak-pihak yang berasal

dari Israel, serta kritisnya media-media dalam negeri terhadap apapun yang

dilakukan oleh Israel. Kairo juga sebenarnya tidak ingin Israel menjadi kekuatan

sentral di Timur Tengah dan meminggirkan posisi mereka di kawasan.235

Sikap Mesir sebagai suatu negara yang menunjukkan kecurigaan karena

terpengaruh oleh kejadian yang telah lalu merupakan suatu hal yang dapat

dipahami. Karena sejarah, baik secara eksplisit maupun implisit dapat

memengaruhi kebijakan suatu negara.236

Khusus dalam aspek keamanan, Eliot

Cohen berpendapat bahwa sejarah merupakan suatu pelajaran bagi pertimbangan

strategis dalam masalah keamanan.237

Cohen juga menambahkan, bahwa sejarah

dapat berpengaruh dalam pemebentukan suatu keputusan militer atau

keamanan.238

234

Amnon Aran dan Rami Ginat, “Revisiting Egyptian Foreign Policy towards Israel

under Mubarak: From Cold Peace to Strategic Peace”, The Journal of Strategic Studies Vol. 37,

No. 4, 2014, h. 562 235

Aran dan Ginat, Revisiting Egyptian Foreign Policy..., h. 563-564 236

Hal Brands dan Jeremi Suri, “Introduction: Th inking about History and Foreign

Policy”, h. 2 237

Eliot P. Cohen, “The Historical Mind and Military Strategy”, dalam Jurnal Orbis Vol.

49, no. 4, 2005, h. 575 238

Eliot P. Cohen, The Historical Mind..., h. 577

Page 95: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

81

Berdasar faktor sejarah di masa lalu ditambah dengan realitas di masa kini

terkait keadaan keamanan di Sinai serta potensi ancaman dari Israel. Keputusan

Mesir untuk menyerahkan pulau, yang juga disertai dengan kesepakatan

pembangunan Sinai dengan menggunakan bantuan dari Saudi cukup bisa

dipahami. Mesir perlu untuk memulihkan stabilitas keamanan di Sinai dengan

jalan membangun sarana ekonomi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah

radikalisasi masyarakat Baduy Sinai. Karena selama ini, marginalisasi ekonomi

telah menjadi bibit pemberontakan warga Mesir di Sinai.

Sinai sendiri merupakan wilayah yang berpotensi akan menjadi tempat

pertempuran antara Mesir dan Israel jika di antara kedua negara berkonflik.239

Makna mempertahankan Sinai bagi Mesir, selain untuk kemanan nasional, juga

tentang mempertahankan kebanggaan atau harga diri negara. Selain itu, ada pula

keinginan dari Mesir untuk menghapuskan demiliterisasi wilayah tersebut yang

telah berjalan puluhan tahun sebagai salah satu poin dari perjanjian antara kedua

negara.240

Meskipun berada dalam satu ikatan perjanjian perdamaian, Mesir dan

Israel tidak mengendurkan kekuatan dari militer masing-masing negara dan

bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman keamanan dari salah

satunya. Salah satu bentuk kesiagaan tersebut ditunjukkan oleh Mesir, ketika

tahun 2012 meraka menggelar latihan militer di Sinai. Menurut Jendral

Mohammed Hegazy (Mesir), latihan tersebut disiapkan jika Israel menyerang

239

Ehud Eilam, The Next War between Israel and Egypt, London dan Portland: Vallentine

Mitchell, 2014, h. x 240

Ehud Eilam, The Next War..., h. 203 dan 236-237

Page 96: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

82

terusan Suez. Pada bulan oktober di tahun yang sama, pimpinan militer Mesir kala

itu, Jendral Abdul Fattah As-Sisi menyatakan bahwa aktivitas militer di Sinai

bertujuan untuk menampakkan kesiapan militer Mesir terhadap berbagai bentuk

ancaman, termasuk yang berasal dari Israel.241

Nada kesiagaan juga disampaikan oleh pihak Israel. Salah seorang mantan

petinggi militer negara tersebut, Oded Tira, menyatakan pada April 2013 bahwa

Mesir merupakan “possible enemy” atau pihak yang berpotensi mengancam

Israel.242

Negara ini bahkan mendirikan pangkalan militer di Negev yang letaknya

berdekatan dengan Sinai. Pangkalan militer tersebut merupakan yang terbesar di

Israel.243

Berdirinya pangkalan militer tersebut dapat memberikan ancaman bagi

Mesir. Bahkan jika melihat latar belakang berdirinya pangkalan militer tersebut,

pembangunannya sudah disiapkan sejak penarikan pasukan Israel dari Sinai

menyusul disepakatinya perjanjian damai antara kedua negara.244

Ancaman lain

yang dirasakan Mesir adalah kepemilikan senjata nuklir Israel. Berbagai laporan

media, analis, penulis, dan lembaga think tank menyebutkan bahwa Israel

241

Eilam, The Next War..., h. 199 242

Eilam, The Next War..., h. 199 243

“IDF Begins Moving Major Bases to Israel's Negev”, Haaretz 16 September 2012,

diakses dari https://www.haaretz.com/idf-begins-transferring-bases-to-negev-1.5163552, pada 5

Januari 2018. 244

William Claiborne, “Israel Set to Move Sinai Bases to Negev”, The Washington Post 3

November 1981, diunduh dari

https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1981/11/03/israel-set-to-move-sinai-bases-to-

negev/efd95fb3-b27b-4191-a332-50a813e73e4b/?utm_term=.2c413620b54e, pada 5 Januari 2018.

Page 97: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

83

memiliki senjata nuklir. Dari berbagai hitungan jumlah tersebut, jumlah hulu

ledak yang paling mungkin dimiliki oleh Israel berkisar pada jumlah 80.245

Beberapa hal tersebut bisa dilihat sebagai ancaman tambahan dari Israel

bagi Mesir. Untuk mempertahankan negara dalam kondisi yang demikian negara

harus memperkuat keamanan mereka. Hal ini merupakan pilihan rasional suatu

negara untuk menghindar dari potensi ancaman negara lain. Perilaku negara ini

diistilahkan oleh Alex Mintz sebagai deterrence. Dalam konteks ini, negara

membendung atau mencegah kemungkinan bahaya keamanan dari negara lain

yang mengancam kemanan nasional.246

Pada kasus ini, Mesir berusaha

memperkecil potensi ancaman dengan melakukan pembangunan di Sinai, tempat

yang menjadi titik lemah mereka. Karena rasa tidak aman suatu negara merupakan

kombinasi dari berbagai ancaman dan kerentanan sebuah negara.247

Dalam sebuah sistem yang anarki, akan selalu muncul sebuah dilema

keamanan. Setiap aktor harus menyadari adanya potensi ancaman. Negara

kemudian akan berjuang memperoleh kekuatan sebanyak mungkin untuk

mencapai keamanan dan menghindar dari ancaman pihak lain. Tidak adanya

jaminan untuk merasa aman, pada akhirnya membuat negara masuk dalam

persaingan kekuasaan dan peningkatan keamanan secara terus menerus.248

Kondisi

seperti inilah yang nampaknya terjadi pada Mesir dalam konteks keamanan

mereka.

245

Hans M. Kristensen dan Robert S. Norris, “Israeli nuclear weapons”, Bulletin of the

Atomic Scientists Vol. 70 No. 6, 2014, h. 102 246

Mintz dan DeRouen, Understanding Foreign, h. 121-122 247

Buzan, People States and Fear, h. 73 248

John H. Herz, “Idealist Internationalism and Security Dilemma”, World Politics Vol. 2

No. 2 1950, h. 157

Page 98: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

84

Terlebih, Israel dipandang menjadi negara yang memberikan ancaman

secara terus-menerus bagi keamanan kawasan Timur Tengah. Baghat Korany

menyebut bahwa hal tersebut bermula sejak terjadinya perang Arab-Israel untuk

pertama kali. Bahkan konflik tersebut menjadi pendorong munculnya militerisasi

kawasan serta munculnya “national security state” di kawasan.249

Hal ini

menjadikan tindakan Mesir yang menghindar dari ancaman Israel sebagai suatu

tindakan yang rasional.

Dalam konteks pembangunan Sinai, dijadikannya Saudi sebagai mitra

aliansi juga bisa bermakna positif bagi Mesir. Saudi merupakan negara yang

cenderung dapat diterima oleh Israel. Meskipun dalam sejarahnya sering

berkonflik dengan Israel dan keduanya tidak memiliki riwayat hubungan

diplomatik, namun dalam beberapa tahun belakangan Saudi nampak melakukan

hubungan klandestin dengan Israel. Hal ini terlihat misalnya dalam pertemuan dua

tokoh penting kedua negara di Washington pada Juni 2015. Anwar Eskhi dari

Saudi merupakan mantan Jendral Militer, dan Dore Gold dari Israel adalah mantan

Duta Besar untuk PBB yang diproyeksikan menempati posisi direktur jendral di

Kementrian Luar Negeri Israel.250

Saudi dan Israel sebelum tahun 2015 telah menjalin hubungan sejak 2014,

dalam rentang waktu tersebut kedua negara telah melakukan lima kali pertemuan.

Isu yang dibahas adalah program nuklir Iran yang dilihat oleh keduanya sebagai

249

Baghat Korany, “The Middle East Since the Cold War: Initiating the Fifth Wave of

Democratization?”, dalam Louise Fawcett, International Relations of the Middle East, Oxford:

Oxford Unoversity Press, 2012, h. 84-85 250

David E. Sanger, “Saudi Arabia and Israel Share a Common Opposition”, The New

York Times, https://www.nytimes.com/2015/06/05/world/middleeast/saudi-arabia-eshki-and-israel-

dore-gold-netanyahu-share-allies-iran.html, diakses pada 9 Maret 2018.

Page 99: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

85

ancaman, selain itu mereka berkepentingan untuk membendung penguatan

pengaruh Iran di kawasan. Kesamaan kepentingan inilah yang menjadikan

hubungan Saudi dan Israel seperti melunak, meskipun demikian Gold menegaskan

bahwa sikap negaranya tidaklah berubah dan segala perbedaan yang telah terjadi

selama bertahun-tahun sebelumnya belumlah selesai.251

Adapun faktor keamanan yang berkaitan dengan dua pulau yang

diserahkan–Tiran dan Sanafir–bisa dilihat dari faktor strategis dan historis kedua

pulau ini. Jika dilihat dari kedudukan pulau, keduanya berada pada simpul

wilayah empat negara yaitu Mesir, Saudi, Israel dan Yordania. Kawasan perairan

itu merupakan titik strategis jika terjadi konflik geopolitik di kawasan terutama

yang melibatkan salah satu dari empat negara tersebut. Tiran dan Sanafir dapat

dijadikan benteng pertahanan di lautan.252

Dalam sejarahnya, kedua pulau ini pernah menjadi medan pertempuran

penting pada masa perang enam hari (six day war) pada tahun 1967. Pada masa

tersebut, Mesir yang telah lebih dahulu mendapatkan kewenangan atas

pendudukan pulau, tergusur oleh pasukan militer Israel yang mengokupasi untuk

memukul mundur kekuatan militer Mesir di selat Tiran. Dengan nilai strategis

serta fakta historis yang dimilikinya kedua pulau ini merupakan elemen penting

dalam keamanan nasional Mesir. Meskipun demikian, aspek strategis tersebut

tidak bisa dimanfaatkan oleh Mesir karena tersandra oleh perjanjian Camp David

251

David A. Graham, “Israel and Saudi Arabia: Togetherish at Last?”, The Atlantic,

https://www.theatlantic.com/international/archive/2015/06/israeli-saudi-relations/395015/, diakses

pada 9 Maret 2018. 252

Mohammad Jafar Ajorloo dan Rabiae Turk, The Strategic Importance of the Straits of

Tiran in the Conflict in South West Asia, Geopolitics Quarterly, Volume 10 No. 4, 2015, h. 79-81

Page 100: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

86

dengan Israel yang salah satu isi di dalamnya melarang menempatkan kekuatan

militer di wilayah tersebut.253

Dengan kondisi seperti itu, maka potensi keamanan

Mesir akan tak terpakai.

Maka pilihan Mesir adalah menjadikan Saudi sebagai aliansinya sebagai

buffer zone jika terjadi ketegangan dengan Israel di perairan Tiran. Dengan

beralihnya kepemilikan pulau maka kewenangan atasnya akan berada di bawah

Saudi dan mereka akan mempertahankannya. Meskipun kekuatan militer Saudi

tidak sekuat Israel, tapi aliansinya yang kuat dengan Amerika dapat menjadi

faktor yang dapat memperkecil ancaman dari Israel yang merupakan aliansi utama

AS di Timur Tengah. Hal ini dibutuhkan karena Mesir, meskipun merupakan

aliansi dari AS tapi ikatan antara kedua tersebut mengendur dalam beberapa tahun

terakhir. Jadi sikap Mesir di sini dapat dipahami sebagai sebuah langkah taktis

yang rasional.

Kapabilitas militer dan pola aliansi merupakan faktor yang mendasar

dalam keamanan. Keduanya bisa menjadi pemicu sekaligus pencegah dari

terjadinya konflik.254

Dalam kebijakan penyerahan pulau, Mesir terlihat

menunjukkan intensi untuk membangun aliansi kuat dengan Saudi, untuk

mengembalikan stabilitas kemanan juga menghindari lahirnya potensi ancaman

tambahan yang bisa berasal dari Israel.

253

Camp David Accords, Israel Ministry of Foreign Affairs, diunduh dari

https://web.archive.org/web/20110903011255/http://www.mfa.gov.il/MFA/Peace%20Process/Gui

de%20to%20the%20Peace%20Process/Camp%20David%20Accords, pada 4 Januari 2018. 254

Richard Ned Lebow, The tragic vision of politics: Ethics, interests and orders,

Cambridge: Cambridge University Press, 2003, h. 264-265

Page 101: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

87

Negara memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kemanan

nasionalnya atau kekuatan politiknya. Negara juga bertindak rasional dalam setiap

kebijakannya untuk menjaga keamanan dan mengejar kekuatan.255

Maka

keputusan Mesir, meskipun melalui jalan yang memutar, tapi tetap bisa dikatakan

rasional dengan berbagai pertimbangan sebagaimana disebutkan di atas.

C. Motif Politik Mesir

Sebagai negara yang tengah berada dalam transisi, Mesir tentu

membutuhkan dukungan dalam berbagai aspek. Salah satu aspek yang begitu

penting bagi Mesir adalah politik. Pasca terjadinya revolusi, negara ini

membangun aliansi politik dengan negara-negara yang berpengaruh di kawasan.

Turki adalah negara yang sempat menjalin ikatan politik dengan Mesir pada masa-

masa transisi ini, yakni pada masa pemerintahan Presdiden Muhammad Mursi.256

Pada saat membangun aliansi dengan Turki, Mesir mengharapkan agar hal

tersebut dapat memberikan dampak peningkatan keamanan dan stabilitas

politik.257

Namun ikatan aliansi antara Mesir dengan negara yang kini dipimpin

Erdogan ini berakhir seiring dengan dilengserkannya posisi Mursi dari kursi

kepresidenannya pada tahun 2013. Putusnya ikatan aliansi ini terjadi sebagai

respon dari Turki atas diturunkannya kepemimpinan Mursi.258

255

Donnelly, Realism and International Relations, h. 8 256

Eva Mushoffa, Turkey‟s Foreign Policy Towards Egypt Since the Arab Spring, MA

Dissertation di Durham University, 2014, ch.3,h. 1 257

Mushoffa, Turkey‟s Foreign Policy ch. 3, h. 2 258

Mushoffa, Turkey‟s Foreign Policy ch. 4, h. 1

Page 102: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

88

Pasca berpisah dengan Turki, Mesir tentu perlu membangun aliansi baru

demi menjaga visi mereka membangun stabilitas internal serta memperkuat posisi

regional mereka di kawasan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Mesir perlu

menjalin kerjasama dengan salah satu dari empat negara yang memiliki pengaruh

kuat saat ini seperti Arab Saudi, Turki, Iran, atau Israel.259

Maka dari itu, tindakan

Mesir dalam konteks penyerahan pulau ini bisa dilihat sebagai upaya menjalin

aliansi lain dengan negara yang pengaruh di kawasan.

Kecenderungan Mesir untuk menjadi negara yang berpengaruh di kawasan

sudah terbentuk sejak era kepemimpinan Gamal Abdul Nasser. Dalam falsafah

revolusinya Naser memiliki pandangan untuk menjadikan negaranya sebagai aktor

yang memainkan “peran pahlawan” di kawasan. Bahkan menurut Avraham Sela,

tema kepemimpinan di kawasan Arab sudah menjadi pokok bahasan kebijakan

luar negeri negara ini sejak akhir tahun 1930an saat masih dipimpin Raja Faruq.260

Setelah kematian Nasser, kepemimpinan Mesir beralih ke wakil

presidennya Anwar Sadat. Pada masa awal kepemimpinannya, Sadat menyatakan

bahwa ia akan berkomitmen terhadap prinsip kebijakan yang telah dipegang oleh

Nasser. Sadat berjanji akan membebaskan dunia Arab dari pendudukan Israel serta

mempersatukan negara-negara Arab.261

Pada titik ini, dapat dilihat terdapat

259

Mustafa El-Labbad, “Egypt: A “Regional Reference” in the Middle East”, dalam

Henner Fürtig, Regional Powers in the Middle East: New Constellations after the Arab Revolts,

New York: Palgrave Macmillan, 2014, h. 81-82 260

Avraham Sela, “Abd al-Nasser‟s Regional Politics: A Reassessment”, dalam Elie

Podeh dan Onn Winckler (Ed), Rethinking Nasserism : Revolution and Historical Memory in

Modern Egypt, Florida: University Press of Florida, 2004, h. 181-184 261

Steven A. Cook, The Struggle for Egypt : from Nasser to Tahrir Square, Oxford:

Oxford University Press, 2012, h. 117-118

Page 103: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

89

kecenderungan Mesir untuk tetap mempertahankan status regionalnya di kawasan

pada masa kepresidenan Anwar Sadat.

Namun, kondisi Mesir pada saat masa peralihan dari Nasser kepada Sadat

tidak begitu baik dengan keadaan dilanda ketidakseimbangan ekonomi.

Instabilitas ekonomi tersebut berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri. Hal ini

diperparah oleh adanya perang yang berkecamuk dengan Israel. Dalam kondisi

yang demikian, Amerika memberikan bantuan luar negeri senilai hampir 1 miliar

dolar AS. Pada periode inilah Mesir mulai merubah haluan politik dengan lebih

mendekat pada AS. Adanya hubungan ini akhirnya melunakkan sikap Mesir

terhadap Israel dan menandatangani perjanjian damai Camp David pada 26 Maret

1979.262

Pasca perjanjian damai Camp David, posisi Mesir di Timur Tengah

mengalami penurunan. Banyak negara di kawasan yang menentang keputusan

tersebut. Memasuki priode kepemimpinan Husni Mubarok, usaha Mesir untuk

membangun kembali pengaruh politik di kawasan perlahan kembali terlihat. Sejak

awal tahun 1990an, Mesir mencoba untuk kembali memperkuat posisi regionalnya

setelah sebelumnya terisolasi dari dunia Arab disebabkan oleh kuatnya ikatan

aliansi negara ini dengan Amerika Serikat.263

Menurut Galal Amin, faktor ekonomi menjadi faktor yang menentukan

posisi politik Mesir di kawasan. Pada pertengahan abad kedua puluh, negara ini

262

Steven A. Cook, The Struggle for Egypt..., h. 118, 141-149 263

Rosemary Hollis, “Capitalizing on Diplomacy”, dalam Phebe Marr (Ed.) Egypt at the

Crossroads: Domestic Stability and Regional Role, Washington: National Defence Universuty

Press, 1999, h. 148

Page 104: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

90

memiliki kapabilitas ekonomi yang kuat sehingga berpengaruh pada peran

politiknya yang menonjol di kawasan pada masa itu. Namun pada masa

pemerintahan Mubarok, kondisi ekonomi Mesir tidak berada dalam keadaan yang

ideal. Pasca kekalahan pada perang 1967, negara ini mulai memiliki

ketergantungan ekonomi terhadap negara lain, inilah yang menyebabkan turunnya

pengaruh politik Mesir di Timur Tengah.264

Meskipun pengaruh Mesir terus menurun di bawah masa pemerintahan

Husni Mubarok, negara ini tetap menjadi salah satu kekuatan besar di kawasan

Timur Tengah. Bahkan sekalipun pada penghujung masa kekuasaannya negara ini

mengalami penurunan status regional di kawasan hingga terjadinya revolusi

sosial. Peran mereka sebagai penjaga keamanan dunia Arab masih relevan dan

menjadi klaim yang diangkat oleh pemerintah Mubarok untuk menyebarkan

pengaruh regionalnya.265

Pada masa pemerintahan pos-revolusi yang dipimpin oleh Muhammad

Mursi, peran Mesir di Kawasan coba dibangkitkan kembali. Pada masa ini, Mesir

menampilkan kepemimpinannya dengan berperan sebagai mediator pada konflik

Gaza. Namun, manuver politik Mursi selama setahun masa kepresidenannya

terlihat mengancam bagi status quo kekuasaan di beberapa negara Arab monarki,

dan seolah membenturkan antara kekuatan demokratik rakyat dengan penguasa

otokrasi di negara-negara monarki.

264

Galal Amin, Egypt in the Era of Hosni Mubarak: 1981-2010, Kairo: The American

University in Cairo Press, 2011, h. 161 265

Elizabeth Monier dan Annette Ranko, The Failure of the Muslim Brotherhood:

Implications for Egypt’s Regional Status, dalam Henner Fürtig, Regional Powers in the Middle

East: New Constellations after the Arab Revolts, New York: Palgrave Macmillan, 2014, h. 61

Page 105: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

91

Selain itu, Mesir era Mursi yang sangat kental dengan nuansa Ikhwanul

Muslimin (IM) membawa wacana pendirian khilafah yang sangat sensitif

mengancam legitimasi negara-negara monarki di Teluk Arab. Negara-negara

seperti Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), dan Arab Saudi menunjukkan responnya

dengan mendukung wacana penurunan Mursi dari tampuk kekuasaan Mesir.

Dengan adanya arus perlawanan dari negara-negara monarki ini, usaha

Mesir untuk dapat membangun kembali pengaruhnya di kawasan tidak menemui

keberhasilan. Resistensi dari aktor-aktor regional berpengaruh dalam menghalangi

penguatan kembali status Mesir di kawasan. Hal ini tidak lepas dari visi

transnasional IM yang menggulirkan wacana pendirian khilafah sebagai tujuan

mereka saat mendominasi kekuasaan. Negara berdaulat di Timur Tengah tentu

merasa terancam dengan hadirnya wacana tersebut. Selain itu, Mursi juga gagal

dalam memenuhi ekspektasi politik domestik karena dianggap terlalu

mementingkan IM. Maka gagalnya membangun stabilitas internal serta adanya

wacana transnasional IM mempengaruhi gagalnya penguatan kembali pengaruh

Mesir di kawasan pada masa pemerintahan Mursi.266

Berdasar beberapa pemaparan di atas, terlihat bagaimana Mesir selalu

berusaha membangun posisi kuat mereka di kawasan. Hal ini sesuai dengan apa

yang disampaikan oleh Anoushiravan Ehteshami dan Raymond Hinnebusch

bahwa posisi geopolitik memiliki pengaruh besar dalam setiap kebijakan luar

negeri negara di Timur Tengah. Mesir merupakan salah satu negara yang memiliki

karakter yang demikian. Negara ini selalu menimbang kebijakan yang

266

Monier dan Ranko, The Failure of the Muslim..., h. 74-75

Page 106: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

92

dikeluarkannya dengan pertimbangan untuk memperoleh pengaruh di kawasan.

Namun gerak politik Mesir dalam mendapatkan pengaruh telah berevolusi, jika

pada tahun 1960an negara ini menggunakan “Revolusi Arab” sebagai instrumen,

maka saat ini peranan negara ini ditunjukkan dengan keterlibatannya sebagai

mediator dalam konflik Israel serta benteng dalam melawan gerakan ektrimis

Islam.267

Ehteshami dan Hinnebusch kemudian menambahkan bahwa sekali peranan

dalam kawasan itu terbangun, hal tersebut akan menjadi standar dari legitimasi

serta prinsip politik yang perlu dipenuhi oleh setiap generasi dari para pembuat

kebijakan selanjutnya.268

Untuk mendapat pengaruh politik kuat di kawasan

beberapa rezim bahkan mengorbankan otonomi mereka, menjadi klien,

bergantung pada keterkaitan ekonomi atau menginduk pada negara patron untuk

mendapatkan dukungan politik yang timbal balik antara patron dan kliennya.269

Tidak jarang juga suatu pemerintahan menerapkan standar ganda, dalam hal ini

antara politik internal dan eksternal, agar mendapatkan posisi politik yang

diinginkan.270

Paparan ini menunjukkan bahwa sikap Mesir dalam menjalin ikatan aliansi

dengan Saudi melalui penyerahan pulau sebagai suatu bentuk pencarian kekuasaan

dalam skala regional. Karakter strugle of power ini sendiri merupakan ciri dari

neorealisme dalam tradisi hubungan internasional. Hal ini juga dinyatakan oleh

267

Anoushiravan Ehteshami dan Raymond Hinnebusch, “Foreign Policy Making in the

Middle East”,dalam Louise Fawcett (Ed) , International Relations of The MiddleEast, Oxford:

Oxford University Press, 2013 , h. 228 268

Ehteshami dan Hinnebusch, Foreign Policy Making in the Middle East, h. 228 269

Ehteshami dan Hinnebusch, Foreign Policy Making in the Middle East..., h. 226 270

Ehteshami dan Hinnebusch, Foreign Policy Making in the Middle East..., h. 227

Page 107: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

93

Louise Fawcett yang berpendapat bahwa aliansi dalam hubungan internasional di

kawasan Timur Tengah terpengaruh oleh politics of power.271

Dalam masa pemerintahan As-Sisi sendiri, usaha untuk membangun

kekuatan politik di kawasan sudah mulai ditunjukkan sejak sebelum terjadinya

keputusan penyerahan pulau. Pada Februari 2015, Mesir juga mencoba

menyatukan beberapa negara Arab untuk melakukan intervensi ke Libya. Dalam

upaya ini Mesir mengonsolidasikan Saudi dan Jordan untuk turut dalam

perencanaan tersebut.272

Usahanya menjadi penengah antara Israel dengan

Palestina pada tahun 2014, ketika Israel menolak delegasi Palestina untuk

membahas perundingan perdamaian Gaza273

. Selain itu, Mesir juga mencoba

untuk turut masuk dalam pusaran konflik Suriah274

.

Pergerakan As Sisi untuk memperkuat pengaruh Mesir di kawasan selain

karena faktor yang telah disebutkan sebelumnya, juga karena hal ini merupakan

salah satu tujuan politik utama Mesir di era Sisi yang terdiri dari, menjaga

stabilitas negara serta perlahan turut memperbesar pengaruhnya di kawasan

271

Louise Fawcett, “Alliances and Regionalism in The Middle East”, dalam Louise

Fawcett (Ed) , International Relations of The MiddleEast, Oxford: Oxford University Press, 2013,

h. 185 272

Yezid Sayigh, The Mirage of Egypt’s Regional Role and the Libyan Temptation,

Carnegie Middle East Center, diunduh dari http://carnegie-mec.org/2015/03/05/mirage-of-egypt-s-

regional-role-and-libyan-temptation-pub-59250, diakses pada 21 Oktober 2017. 273

Egypt sees Gaza Conflict as Chance to Reclaim Regional Role, diunduh dari

https://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4564820,00.html, pada 21 Oktober 2017. 274

Geoffrey Aronson, Sisi warns Kerry of jihadist threat in Syria, diunduh dari

https://www.al-monitor.com/pulse/originals/2014/06/egypt-abdel-fattah-al-sisi-foreign-policy-

reset-syria-saudi.html, pada 21 Oktober 2017.

Page 108: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

94

dengan meningkatkan stabilitas domestik dan membangun aliansi dengan negara-

negara teluk, terutama Saudi.275

Bergesernya pola aliansi Mesir dari yang sebelumnya terbangun dengan

Turki, kemudian beralih kepada Saudi jika merujuk pada pendapat Saul Cohen,

hal ini dipengaruhi oleh konteks geopolitik kawasan ini yang memungkinkan

untuk dapat terjadinya perubahan pola aliansi (shifting alliances), perubahan

disebabkan oleh dinamisnya keadaan kawasan yang dipengaruhi oleh persilangan

kepentingan ekonomi, politik, dan bahkan kepentingan kekuatan besar (great

power) yang berasal dari luar.276

Konteks geopolitik sendiri menurut Ehteshami merupakan elemen yang

perlu dilihat dalam menganalisa setiap perubahan yang ada di Timur Tengah.

Faktor geopolitik inilah yang memengaruhi suatu negara untuk menjaga

kepentingannya berdasar pada pertimbangan geografis serta konteks sejarahnya

yang pada akhirnya berpengaruh dalam setiap kebijakan atau keputusan yang

dikeluarkan oleh negara-negara dalam kawasan ini.277

Struktur geografis negara-negara Timur Tengah serta kompleksitas simpul

kekuatan politik di kawasan ini memberikan pengaruh pada terhambatnya

pembentukan suatu iklim geopolitik pada level kawasan maupun sub-regional

yang stabil. Hal ini menjadikan keadaan politik di kawasan ini cenderung

275

Kristina Kausch, “Egypt: Inside-Out”,dalam Kristina Kausch (ed), Geopolitics and

Democracy in the Middle East, Madrid: FRIDE, 2015 h. 30-32 276

Saul Bernard Cohen, Geopolitics: The Geography of International Relations,

Maryland: Rowman & Littlefield, 2015, h. 415-416 277

Anoushiravan Ehteshami, Globalization and Geopolitics in the Middle East: Old

Games, New Rules, London dan New York: Routledge, 2007, h. 1

Page 109: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

95

konfliktual.278

Kepentingan untuk memperkuat kekuatan politik di kawasan pada

akhirnya mendorong Mesir untuk mengeksplolarsi segala kapabilitasnya untuk

mencapai tujuan tersebut. Posisi geografis adalah salah satu hal yang

dimanfaatkan. Letak negaranya yang berada di tengah kawasan inilah yang

menjadi modal geopolitik Mesir untuk menjadi pihak penengah dalam simpul-

simpul konflik yang ada di wilayah ini.279

278

Saul Bernard Cohen, Geopolitics: The Geograpy..., h. 411-416 279

Kristina Kausch, Egypt: Inside-Out, h. 19-20

Page 110: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keputusan Mesir untuk menyerahkan pulau Tiran dan Sanafir kepada Arab

Saudi pada April 2016 adalah sebuah kasus yang tidak biasa terjadi. Anomali

yang dilakukan oleh Mesir menimbulkan pertanyaan besar, tentang apa yang

terjadi di balik kesepakatan tersebut. Faktor-faktor yang melatarbelakangi

kebijakan negeri piramida ditelusuri dan dibedah dalam penelitian ini, dan

kemudian memunculkan beberapa kesimpulan.

Dalam penelusuran terhadap faktor pendorong yang memengaruhi

penyerahan pulau Tiran dan Sanafir, penelitian ini menemukan bahwa terdapat

tiga faktor yang memengaruhi negeri Piramida ini, yakni ekonomi, keamanan, dan

politik (terutama dalam aspek geoplitik di kawasan). Ketiga faktor ini saling

terhubung satu sama lain dan tidak bisa dilihat secara parsial.

Bersamaan dengan disepakatinya penyerahan pulau Tiran dan Sanafir,

Mesir dan Saudi menyetujui beberapa kesepakatan pembangunan di Mesir dalam

beberapa sektor. Tidak hanya itu, Saudi juga menyertakan bantuan sebesar 24

miliyar dolar AS kepada Mesir. Hal ini memberi kesan yang kuat bahwa kebijakan

Mesir terhadap kedua pulaunya memiliki motif ekonomi di dalamnya.

Mesir dengan kondisi ekonomi yang buruk, terutama setelah revolusi 2011

hanya mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 persen sampai tahun 2015.

Page 111: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

97

Hal ini diperparah dengan tingkat penganggurannya yang tinggi, mencapai 19,5

persen pada tahun 2015 dengan 35 persen di antaranya merupakan pemuda yang

tengah berada dalam usia produktif.280

Hal ini menandakan bahwa Mesir

membutuhkan solusi untuk mengatasi krisis ekonomi. Terlebih, hal tersebut

merupakan mandat yang dibebankan pada pemerintahan As Sisi.

Jika melihat pada tahun-tahun sebelumnya, Saudi bukanlah negara yang

baru hadir dalam upaya penyelamatan ekonomi Mesir. Sejak tahun 2011 sampai

dengan 2015, negara teluk ini total telah memberikan bantuan sebesar 17,25

milyar dolar AS yang dibagi dalam berbagai sektor.281

Hal ini menunjukkan

bahwa motif ekonomi yang memengaruhi Mesir dalam kebijakannya tidak hanya

sebatas konsesi yang didapatkannya pada saat menyepakati kesepakatan

penyerahan pulau, tapi dorongan telah muncul pada tahun-tahun sebelumnya.

Mesir menunjukkan bahwa kepentingan nasionalnya berada dalam posisi

yang sangat penting. Mereka menempatkan keputusan pelepasan pulau sebagai

usaha untuk mendapatkan kepentingan ekonomi. Kepentingan ekonomi yang

berfungsi sebagai salah satu pembentuk kekuatan (power) negara menjadi penting

dan pada sisi ini motif ekonomi menjadi faktor yang berpengaruh.

Kemudian dimensi keamanan Mesir dalam konteks kebijakan penyerahan

pulau dapat dilihat dari beberapa sisi. Pada beberapa tahun setelah terjadinya

revolusi 2011, Sinai menjadi wilayah yang selalu bergolak. Radikalisasi

masyarakat Baduy Sinai menjadi faktor kuat terhadap hal tersebut. Pemerintah

280

Lihat bab 3 h. 51 281

Lihat bab 4 h. 63-64

Page 112: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

98

Mesir berusaha mengatasinya dengan memperbaiki keadaan ekonomi penduduk

Sinai, karena kondisi buruk ekonomi menjadi pendorong aksi teror serta gangguan

keamanan lainnya.

Saudi dalam hal ini hadir menjadi negara yang bersedia membantu Mesir

meredakan ancaman keamanan Sinai dengan memberi bantuan ekonomi dalam

rangka rencana pemerintah As Sisi memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat

Sinai. Saudi sebagai negara mitra Mesir memberi keuntungan strategis tersendiri

bagi Mesir. Kedekatannya dengan Tel Aviv akan memperkecil potensi ancaman

Israel yang juga menjadi rival tradisional Mesir di kawasan.

Dalam sudut pandang ini, Saudi menjadi negara yang mampu memberi

bantuan Mesir mengatasi masalah keamanan mereka. Argumen keamanan ini turut

menambah rasionalitas Mesir menyerahkan kedua pulaunya sebagai suatu langkah

taktis menghindari potensi ancaman yang lebih besar. Keamanan sendiri bagi

suatu negara adalah hal yang sangat penting, karena hal tersebut merupakan upaya

untuk bertahan dalam persaingan dengan negara lain. Serta menjadi sarana untuk

meningkatkan kekuatan negara.

Adapun faktor politik Mesir dapat dilihat ketika meletakkan faktor lain

dalam suatu perspektif yang saling terhubung. Usaha Mesir untuk memperbaiki

ekonomi dan mengendalikan keamanan pada akhirnya berujung pada

pembangunan sebuah kekuatan yang akan menjadikan Mesir sebagai negara yang

berpengaruh di Timur Tengah. Hal ini menjadi sesuatu yang diusahakan oleh

pemerintahan As-Sisi.

Page 113: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

99

Kecenderungan untuk menjadi negara dominan di kawasan bagi Mesir

sudah terbentuk sejak era Gamal Abdul Nasser. Kemudian selanjutnya hal itu

selalu berusaha dipertahankan oleh para presiden setelahnya dari waktu ke waktu

hingga saat ini. Menurut Esteshami dan Hinnebusch hal ini adalah sifat negara di

Timur Tengah. Sekali sebuah negara menancapkan pengaruhnya di kawasan,

maka hal itu akan selalu diikuti oleh para penerusnya.282

Dari ketiga faktor pendorong yang memengaruhi keputusan Mesir untuk

menyerahkan pulau Tiran dan Sanafir, Mesir menampakkan tujuan-tujuan negara

yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Kepentingan ekonomi dan

menjaga stabilitas keamanan adalah usaha jangka pendek yang bertujuan untuk

memenuhi tuntutan yang perlu segera diselesaikan. Adapun faktor politik–yang

lebih kuat pada elemen geopolitik–Mesir merupakan tujuan jangka panjang yang

akan didapat setelah target dalam dua aspek lainnya terpenuhi. Pada titik inilah

muara dari kepentingan Mesir dapat terlihat, bahwa pemerintah As Sisi berusaha

menegaskan dan memperkuat posisi politiknya di kawasan.

Faktor geopolitik menjadi elemen paling sentral bagi Mesir dalam kasus

penyerahan dua pulaunya pada Saudi. Dua faktor lain memiliki andil dalam proses

pembangunan kekuatan geopolitik di level regional. Stabilitas ekonomi dan

keamanan yang hendak dicapai oleh Mesir melalui berbagai konsesi yang diterima

dari hasil kesepakatan adalah fondasi yang dibutuhkan untuk menopang

terbangunnya pengaruh politik yang kuat bagi Mesir di Timur Tengah.

282

Ehteshami dan Hinnebusch, Foreign Policy Making in the Middle East, h. 228

Page 114: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

100

B. Saran

Kasus yang dibahas dalam penelitian ini telah membuka tabir baru dalam

kajian hubungan internasional, bahwa suatu negara mungkin dan dapat

melepaskan wilayah teritorinya tanpa melalui konflik serius antar negara.

Meskipun demikian, masih banyak sudut yang membutuhkan kajian lebih lanjut

untuk dapat lebih mengembangkan hasil temuan dalam naskah ini.

Ketiadaan sumber langsung dari pemerintah Mesir maupun Arab Saudi

dalam bentuk wawancara langsung adalah salah satu kekurangan dalam naskah

penelitan ini. Hanya pernyataan yang dapat diakses melalui situs resmi yang

dimasukkan sebagai rujukan. Kemudian, penelusuran terhadap peiode selanjutnya

dari keberlanjutan kasus ini perlu dilakukan untuk lebih memahami implikasi

selanjutnya dari kesepakatan ini, baik itu bagi Mesir, Saudi, juga bahkan kawasan

Timur Tengah. Karena dalam penelitian ini hanya terbatas pada keputusan Mesir

pada tahun 2016.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pada kajian yang

membahas tema kawasan Timur Tengah, politik luar negeri Mesir, dan perilaku

sebuah negara dalam memperlakukan wilayah teritorinya, khususnya wilayah

pulau di luar daratan utama. Mungkin juga temuan yang disajikan dapat

memberikan sumbangan bagi pertimbangan pemangku kebijakan serta pihak-

pihak lainnya.

Page 115: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Bagian Buku

Abir, Mordechai. 2005. Oil, Powers, and Politics: Conflict in Arabia, Red Sea,

and the Gulf, London: Frank Cass.

Al Arian, Abdullah. 2014. “Islamists Movement and the Arab Spring” dalam

Mehran Kamrava (Ed.), Beyond the Arab Spring: The Evolving

Ruling Bargain in the Middle East, New York: Oxford University

Press.

Amin, Galal. 2011. Egypt in the Era of Hosni Mubarak: 1981-2010, Kairo: The

American University in Cairo Press.

Bakr, Noha. 2012. The Egyptian Revolution, dalam Stephen Calleya dan Monika

Wohlfeld, Change and Opportunity in The Emerging

Mediterranean, Malta: Mediterranean Academy of Diplomatic

Studies,

Brand, Laurie A. 2014. Official Stories Politics and National Naratives In Egypt

and Algeria, Stanford: Stanford University Press.

Brands, Hal dan Jeremi Suri. Introduction: Thinking about History and Foreign

Policy

Brecher, Michael. 2017. Dynamics of the Arab–Israel Conflict, Palgrave

Macmillan.

Breuning, Marijke. 2007. Foreign Policy Analysis: A Comparative Introduction,

New York, Palgrave Macmillan.

Burchill, Scott. 2005. The National Interest in International Relations Theory,

New York: Palgrave Macmillan.

Page 116: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xvi

Buzan, Barry. 1983. People States and Fear: The National Security Problem in

International Relations, Sussex: Wheatsheaf Books.

Cohen, Saul Bernard. 2015. Geopolitics: The Geography of International

Relations, Maryland: Rowman & Littlefield.

Cook, Steven A. 2012. The Struggle for Egypt : from Nasser to Tahrir Square,

Oxford: Oxford University Press.

Cordesman, Anthony H. dan Khalid R. Al Rodhan. 2007. Gulf Military Forces in

an Era of Asymmetric Wars (Volume 1), London: Praeger

Security International.

Creswell, John W. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches, California: Sage Publication.

Dawisha, Adeed. 1976. Egypt in the Arab World: The Elements of Foreign Policy,

New York: Halsted Press.

Dawisha, Adeed. 2003. Arab Nationalism In The Twentieth Century : From

Triumph to Despair, Princeton: Princeton University Press.

Dessouki, Ali E. Hillal. 2008. “Regional Leadership: Balancing off Costs and

Dividends in the Foreign Policy of Egypt” dalam Baghat Korany

dan Ali E. Hillal Dessouki (Ed.), The Foreign Policy of Arab

States: The Challange of Globalization, Kairo: The American

University in Cairo Press.

Dessouki, Ali. 2008. “Regional Leadership: Balancing off Costs and Dividens in

the Foreign Policy of Egypt” dalam Baghat Korany dan Ali

Dessouki (Ed), The Foreign Policies of Arab States: The

Challenge of Globalization, Kairo: The American University in

Cairo Press.

Donnelly, Jack. 2004. Realism and International Relations, Cambridge:

Cambridge University Press.

Page 117: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xvii

Ehteshami, Anoushiravan dan Raymond Hinnebusch. 2013. “Foreign Policy

Making in the Middle East: Complex Realism” dalam Louise

Fawcett (Ed) , International Relations of The MiddleEast, Oxford:

Oxford University Press.

Ehteshami, Anoushiravan. 2007. Globalization and Geopolitics In The Middle

East : Old Games, New Rules, New York: Routledge, 2007

Eilam, Ehud. 2014. The Next War between Israel and Egypt, London dan

Portland: Vallentine Mitchell.

El Dahslan, Mohammed. 2016. The Egyptian Economy, dalam Egypt After The

Spring: Revolt and Reaction, London: Routledge.

El-Labbad, Mustafa. 2014. “Egypt: A “Regional Reference” in the Middle East”

dalam Henner Fürtig, Regional Powers in the Middle East: New

Constellations after the Arab Revolts, New York: Palgrave

Macmillan.

Enazy, Askar H. 2017. The Legal Status of Tiran and Sanafir Islands, Riyadh:

King Faisal Center for Research and Islamic Studies.

Fawcett, Louise. 2013. “Alliances and Regionalism in The Middle East”, dalam

Louise Fawcett (Ed) , International Relations of The MiddleEast,

Oxford: Oxford University Press.

Frisch, Hillel. 2010. “Hamas: The Palestinian Muslim Brotherhood", dalam Barry

Rubin (Ed), The Muslim Brotherhood : The Organization and

Policies of a Global Islamist Movement, New York: Palgrave

Macmillan.

Gilpin, Robert. 2001. Global Political Economy: understanding the international

economic order, Princeton: Princeton University Press.

Grygiel, Jakub J. 2006. Great Powers and Geopolitical Change, Maryland: The

Johns Hopkins University Press.

Page 118: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xviii

Halliday, Fred. 2005. The Middle East in International Relations: Power, Politics,

and Ideology, Cambridge: Cambridge University Press.

Hollis, Rosemary. 1999. “Capitalizing on Diplomacy” dalam Phebe Marr (Ed.)

Egypt at the Crossroads: Domestic Stability and Regional Role,

Washington: National Defence Universuty Press.

Hudson, Valerie M. 2005. Foreign Policy Analysis: Actor Specific Theory and

The Ground of International Relations, International Studies

Association, Blackwell Publishing.

Jackson, Robert dan Georg Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan

Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

James, Laura M. 2012. “Egypt: Dangerous Illusions” dalam Wm. Roger Louis dan

Avi Shlaim (Ed), The 1967 Arab-Israeli War: Origins and

Consequences, New York: Cambridge University Press.

Kausch, Kristina. 2015. “Egypt: Inside-Out” dalam Kristina Kausch (ed),

Geopolitics and Democracy in the Middle East, Madrid: FRIDE.

Korany, Baghat dan Ali Dessouki. 2008. “Foreign Policy Approaches and Arab

Countries: A Critical Evaluation and an Alternative Framework”

dalam Baghat Korany dan Ali Dessouki (Ed), The Foreign

Policies of Arab States: The Challenge of Globalization, Kairo:

The American University in Cairo Press.

Korany, Baghat. 2013. “The Middle East Since the Coldwar: Initiating the Fifth

Wave of Democratization?” dalam Louise Fawcet (Ed),

International Relations of The Middle East (Third Edition),

Oxford: Oxford University Press.

Lebow, Richard Ned. 2003. TheTtragic Vision of Politics: Ethics, interests and

orders, Cambridge: Cambridge University Press.

Page 119: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xix

Mearsheimer, John J. 2013. “Structural Realism” dalam Tim Dunne, Milja Kurki,

dan Steve Smith (Ed), International Relations Theories:

Discipline and Diversity (Third Edition), Oxford: Oxford

University Press.

Mintz, Alex dan Karl DeRouen. 2010. Understanding Foreign Policy Decision

Making, New York, Cambridge University Press.

Monier, Elizabeth dan Annette Ranko. 2014. “The Failure of the Muslim

Brotherhood: Implications for Egypt‟s Regional Status” dalam

Henner Fürtig, Regional Powers in the Middle East: New

Constellations after the Arab Revolts, New York: Palgrave

Macmillan.

Neack, Laura. 2008. The New Foreign Policy: Power Seeking in a Globalized Era,

Maryland: Rowman & Littlefield Publishers.

Neuman, W. Laurence. 2000. Social Research Methods: Qualitative and

Quantitative Approach, Massachusets: Allyn and Bacon.

Noble, Paul. 2008. “From Arab System to Middle Eastern System?: Regional

Pressures and Constrains” dalam Baghat Korany dan Ali

Dessouki (Ed), The Foreign Policies of Arab States: The

Challenge of Globalization Kairo: The American University in

Cairo Press.

Podeh, Elie. 2005. Ending an Age-Old Rivalry: The Rapprochement between The

Hashemites and The Saudis, 1956-1958 h. 85-110 dalam Asher

Susser dan Aryeh Shmuelevitz, The Hashemites in The Modern

Arab World, London: Frank Cass.

Porter, Paul A. 1957. The Gulf of Aqaba: An International Airway, Its

Significance to International Trade, Washington D. C. : Public

Affair Press.

Page 120: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xx

Povey, Tara. 2015. Social Movements In Egypt and Iran, Hampshire: Palvrage

Macmillan.

Rutherford, Bruce K. 2013. “Egypt: The Origins and The Consesequences of 25

Uprising”. dalam Mark L. Haas dan David W. Lesch, The Arab

Spring: Change and Resistance in the Middle East, Colorado:

Westview Press.

Sela, Avraham. 2004. “Abd al-Nasser‟s Regional Politics: A Reassessment”

dalam Elie Podeh dan Onn Winckler (Ed), Rethinking Nasserism :

Revolution and Historical Memory in Modern Egypt, Florida:

University Press of Florida.

Suyanto, Bagong. 2008. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, Jakarta: Kencana.

Tuathail, Gearóid Ó. 1996. Critical Geopolitics: The Politics of Writing Global

Space, London: Routledge.

Waltz, Kenneth N. 1979. Theory of International Politics, California: Addison-

Wesley Publishing Company.

Waltz, Kenneth N. 2001. Man, the State, and War: A Theoretical Analysis, New

York: Columbia University Press.

Jurnal dan Research Paper

Abid, Qalbi dan Massarrat Abid. 2009. “July Revolution and The Reorientation of

Egypt Foreign Policy”. J. R. S. P. Vol. 46 No. 2.

Ahmadian, Hassan. Fall 2014. “Egyptian Foreign Policy Identities”. Iranian

Review of Foreign Affairs. Vol. 5, No. 3.

Ajorloo, Mohammad Jafar dan Rabiae Turk. 2015. “The Strategic Importance of

the Straits of Tiran in the Conflict in South West Asia”,

Geopolitics Quarterly, Volume 10 No. 4.

Page 121: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxi

Aran, Amnon dan Rami Ginat. 2014. “Revisiting Egyptian Foreign Policy towards

Israel under Mubarak: From Cold Peace to Strategic Peace”.

Journal of Strategic Studies, Vol. 37 No. 4.

Aziz, Sahar F. April 2017. “De-Securitizing Counterterrorism in The Sinai

Peninsula”, Brookings Doha Center Policy Briefing.

Cohen, Eliot P. 2005. “The Historical Mind and Military Strategy”. Orbis Vol. 49,

no. 4.

Gilbert, Hilary. 2013. “Nature=Life: Enviromental Identity as Resistance in South

Sinai”. Nomadic Peoples Vol. 17, no. 2.

Gold, Zack. 2014. “Security In Sinai: Present and Future”, The Hauge:

International Center for Counter Terrorism (ICCT) Research

Paper.

Herz, John H. 1950. “Idealist Internationalism and the Secrity Dilemma”. World

Politics Vol. 2 No. 2

Isaac, Sally Khalifa. 2014. “Explaining The Patterns of the Gulf Monarchies‟s

Assistance After the Arab Uprising” Mediterranian Politics, Vol.

19 No. 3.

Kristensen, Hans M. dan Robert S. Norris. 2014. “Israeli nuclear weapons”,

Bulletin of the Atomic Scientists Vol. 70 No. 6.

Kuroiwa, Yukiko. Mei 2013. “Russo-Japanese Territorial Dispute From The

Border Region Perspective”. UNISCI Discussion Papers No. 32.

Laucirica, Jorge O. Summer/Fall 2000 “Lessons from Failure: The Falklands

Conflict”. Seton Hall Journal of Diplomacy and International

Relations.

Mabro, Robert. 1990. “Political Dimensions of The Gulf Crisis”. Oxford Institute

of Energy Studies.

Page 122: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxii

Makela, Juha P. 2014. “The Arab Springs Impact on Egypt‟s Securitocracy”,

International Journal of Intelligence and Counter Intelligence

Vol. 27 No. 2.

Meringolo, Azzurra. Maret 2015. “From Morsi to Al-Sisi: Foreign Policy at the

Service of Domestic Policy”. Istituto Affari Internazionali Insight

Egypt No. 8.

Nazer, Fahad. 2015. “Saudi-Egyptian Relations at The Crossroads”. Washington:

The Arab Gulf States Institute In Washington.

Ozkan, Mehmet. Maret 2013. “Egypt‟s Foreign Policy under Mohamed Morsi”.

Ortadogu Analiz.

Pelham, Nicolas. 2012. “Sinai: The Buffer Erodes”, London: Chantam House,

Pohoryles, Samuel. 2009. Agricultural Cooperation: A Prototype of Post-conflict

Resolution, dalam The Legacy of Camp David: 1979-2009.

Washington: The Middle East Institute.

Ranko, Annette dan Justyna Nedza. 2015. “Crossing the Ideological Divide?

Egypt's Salafists and the Muslim Brotherhood after the Arab

Spring”, Studies in Conflict and Terrorism, Vol 0 No 0.

Reyner, Anthony S. Summer 1967. “The Strait of Tiran and The Sovereignity of

The Sea”. Middle East Journal Vol. 21 No. 3

Rivlin, Paul. 2009. The Economic Impact of The Egypt-Israel Treaty, dalam The

Legacy of Camp David: 1979-2009, Washington: The Middle

East Institute.

Ronen, Yehudit. 2014. “The Effects of the „Arab Spring‟ on Israel‟s Geostrategic

and Security Environment: The Escalating Jihadist Terror in the

Sinai Peninsula”, Israel Affairs, Vol. 20, No. 3.

Page 123: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxiii

Said Aly, Abdel Monem dan Hussein Ibish. 2016. “Egypt-GCC Partnership:

Bedrock of Regional Security Despite Fissures”. The Arab Gulf

States Institute in Washington.

Yee, Andy. 2011. “Maritime Territorial Disputes in East Asia: A Comparative

Analysis of the South China Sea and the East China Sea”. Journal

of Current Chinese Affairs Vol. 60 No.2.

Young, Karen E. April 2017. “A New Politics of GCC Economic Statecraft: The

Case of UAE Aid and Financial Intervention in Egypt”. Journal

of Arabian Studies.

Zohar, Eran. 2015. “The Arming of Non-State Actors in The Gaza Strip and Sinai

Peninsula”, Australian Journal of International Affairs Vol. 69

No. 4.

Tesis dan Disertasi

Breen, Heidi. 2013. Egypt: Freedom and Justice to the Bedouins in Sinai? A Study

of the Freedom and Justice Party’s Policy Towards the Bedouin

Minority in Sinai, tesis di University of Oslo.

De Lozier, Elana N. 2005. Threats to Religious Legitimacy and State Security:

The Kingdom of Saudi Arabia’s Quest for Stable Continuity. tesis

di Virginia Polytechnic Institute and State University.

Elwy, Yasser M. 2009. A Political Economy of Egyptian Foreign Policy: State,

Ideology, and Modernisation Since 1970, disertasi di London

School of Economy.

Mushoffa, Eva. 2014. Turkey’s Foreign Policy Towards Egypt Since the Arab

Spring. MA Dissertation di Durham University.

Page 124: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxiv

Nasser, Mosaed Abdullah. Principles and Policies In Saudi Arabian Foreign

Relations with Special Reference to The Superpowers and Major

Arab Neighbours. disertasi di University of Glasgow

Swale, Dan Bradley. 2015. Discord in the Desert: Egypt’s Sinai Peninsula In The

Aftermath of The Arab Spring, Tesis di Massey University,

Selandia Baru.

Laporan

Blanchard, Christopher M. 2016. “Saudi Arabia: Background and U.S. Relations”,

Congressional Research Service Report.

Duppont, Pierre Emmanuel dan Brian McGarry. April 2016. “The Egypt-Saudi

Arabia Agreement on Tiran and Sanafir”. London Center of

International Law Practice.

Human Right Watch. September 2015. “Look for Another Homeland: Forced

Evictions in Egypt‟s Rafah” laporan Human Right Watch.

Khan, Mohsin dan Elissa Miller. Juni 2016. “The Economic Decline of Egypt

After 2011 Uprising”, Atlantic Council Report.

Rob L. Wagner, The Rationale Behind Tiran and Sanafir Islands Deal, The Arab

Weekly, 1 Mei 2016

Sharp, Jeremy M. Februari 2012. “Egypt In Transition”. Congressional Research

Service Report for Congress.

Sharp, Jeremy M. Juli 2013. “Egypt: Background and US Relations”,

Congressional Research Report.

Sharp, Jeremy M. Maret 2015. “Egypt: Background and U. S. Relations”.

Congressional Research Service Report.

Sharp, Jeremy M. Oktober 2016. “Egypt: Background and US Relations”,

Congressional Research Report.

Page 125: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxv

Siboni, Gabi dan Ram Ben-Barak. Januari 2014. “The Sinai Peninsula Threat

Development and Response Concept”, The Saban Center for

Middle East Policy dan The Institute for National Security Studies

Analysis Report, No. 31.

Internet

“1982 NY Times article proves Tiran and Sanafir Saudi Arabian”, Egypt Today

15 Juni 2017, https://www.egypttoday.com/Article/2/7728/1982-

NY-Times-article-proves-Tiran-and-Sanafir-Saudi-Arabian,

diakses pada 29 oktober 2017.

“Breakdown of Egypt-Saudi financial deals, future investments”, ahram online,

diakses dari http://english.ahram.org.eg/News/199238.aspx, pada

18 Desember 2017.

“Egypt sees Gaza Conflict as Chance to Reclaim Regional Role”, Ynet Magazine

27 Agustus 2014 diunduh dari

https://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4564820,00.html,

pada 21 Oktober 2017.

“IDF Begins Moving Major Bases to Israel's Negev”, Haaretz 16 September 2012,

diakses dari https://www.haaretz.com/idf-begins-transferring-

bases-to-negev-1.5163552, pada 5 Januari 2018.

“Saudi Arabia, Egypt agree to build bridge over Red Sea”, Aljazeera, 9 April

2016, diakses dari http://www.aljazeera.com/news/2016/04/saudi-

arabia-egypt-announce-bridge-red-sea-160409032158790.html,

pada 19 Desember 2017.

“Sinai Ignored in Egypt Development Plans”, Al-Monitor, 1 Mei 2014, diunduh

dari http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2014/04/sinai-

egypt-residents-anger-empty-government-promises.html., pada 20

Desember 2017.

Page 126: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxvi

“Sisi,King Salman attend the Ceremony of Signing Cooperation Agreement”,

Ministry of State for Administrative Development, diunduh dari

www.cairo.gov.eg/CairoPortal/investment/text news top

stories.aspx?ID=109, pada 14 Desember 2017.

Aron, Raymond, “Peace and War: A Theory of International Relations”, h. 591-

600, diunduh dari

https://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/aron.htm, pada 12 Januari

2018.

Aronson, Geoffrey, “Sisi warns Kerry of jihadist threat in Syria”, diunduh dari

https://www.al-monitor.com/pulse/originals/2014/06/egypt-abdel-

fattah-al-sisi-foreign-policy-reset-syria-saudi.html, pada 21

Oktober 2017.

BBC. 2011. “Sengketa kepemilikan Laut Cina Selatan”. Diunduh 16 September

2016.(http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2011/07/11

0719_spratlyconflict).

BBC. 2012. “

Egyptyan Protests over detained lawyer shut Saudi Embassy”.

Diunduh 17 September 2016. (http://www.bbc.com/news/world-

middle-east-17881733).

BBC. 2016. “Demonstrasi di Mesir Menentang “Penyerahan” Pulau ke Saudi”.

Diunduh 16 September 2016.

(http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160415_dunia_me

sir_demo).

Black, Ian. 2016. “Egypt's president under fire over Red Sea islands transfer to

Saudi Arabia”, The Guardian. Diunduh 16 September 2016.

(http://www.theguardian.com/world/2016/apr/11/egypt-saudi-

arabia-tiran-sanafir-red-sea-islands-transfer).

Camp David Accords, Israel Ministry of Foreign Affairs, diunduh dari

https://web.archive.org/web/20110903011255/http://www.mfa.go

Page 127: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxvii

v.il/MFA/Peace%20Process/Guide%20to%20the%20Peace%20Pr

ocess/Camp%20David%20Accords, pada 4 Januari 2018.

Central Intelligence Agency. 1998. “Soviet-Egyptian Relation: An Uneasy

Alliance” (pdf), CIA Historical Review Program Release as

Sanitized. Diunduh 17 September 2016.

(http://www.foia.cia.gov/sites/default/files/document_conversions

/89801/DOC_0000309640.pdf).

Central Intelligence Agency. 2013. “CIA Historical Collections Division AR 70-

14”. Diunduh 9 Juni 2017.

(https://www.cia.gov/library/readingroom/docs/1978-09-22b.pdf).

Claiborne, William, “Israel Set to Move Sinai Bases to Negev”, The Washington

Post 3 November 1981, diunduh dari

https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1981/11/03/isra

el-set-to-move-sinai-bases-to-negev/efd95fb3-b27b-4191-a332-

50a813e73e4b/?utm_term=.2c413620b54e, pada 5 Januari 2018.

David K. Shipler, “Israelis Ask Egyptian to Redraw Border a Bit”, New York

Times 19 Januari 1982, diunduh dari

http://www.nytimes.com/1982/01/19/world/israelis-ask-egyptians-

to-redraw-border-a-bit.html, diakses pada 29 Oktober 2017.

Declan Walsh, “Egypt Gives Saudi Arabia 2 Islands in a Show of Gratitude”, New

York Times 10 April

2016http://www.nytimes.com/2016/04/11/world/middleeast/egypt

-gives-saudi-arabia-2-islands-in-a-show-of-gratitude.html?_r=0,

diakses pada 16 September 2016.

Departement of State United States of America. “The 1973 Arab-Israeli War”.

Diunduh 27 Maret 2017.

(https://history.state.gov/milestones/1969-1976/arab-israeli-war-

1973).

Page 128: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxviii

Economist Intelligence Unit. 2016. “The Economist Intelligence Unit's

Democracy Index”. Diunduh 1 November 2017.

(https://infographics.economist.com/2017/DemocracyIndex/).

Egypt sees Gaza Conflict as Chance to Reclaim Regional Role, diunduh dari

https://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4564820,00.html,

pada 21 Oktober 2017.

Egypt State Information Service, Egypt Political Activities 2016, diunduh dari

http://www.us.sis.gov.eg/Story/107293?lang=en-us, pada 20

Desember 2017.

Egypt Vision 2030, h. 3-14, diunduh dari

http://www.cabinet.gov.eg/Style%20Library/Cabinet/pdf/sds2030

_summary_arabic.pdf, pada 22 Desember 2017.

Eldin, Hatem Ezz, “Causeway Controvercy”, Al Ahram Weekly Issue 1291 (14-20

April 2016), diunduh dari

http://weekly.ahram.org.eg/News/16091.aspx, pada 18 Desember

2017.

Falkland Islands Government. Tanpa tahun. “Falkland Islands: Fact and

Fictions” (pdf). Diunduh 28 Maret 2017.

(https://www.falklands.gov.fk/assets/Falklands-Facts-and-

Fictions-ENGLISH-.pdf).

Focus Economics “Egypt Economic Outlook”, diunduh dari https://www.focus-

economics.com/countries/egypt, diakses pada 18 Oktober 2017

Freedom House, “Egypt”, Freedom in the World 2016. Diunduh 1 November

2017. (https://freedomhouse.org/report/freedom-

world/2016/egypt).

Page 129: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxix

Graham, David A., “Israel and Saudi Arabia: Togetherish at Last?”, The Atlantic,

https://www.theatlantic.com/international/archive/2015/06/israeli-

saudi-relations/395015/, diakses pada 9 Maret 2018.

Islamic Affairs Analyst. 2009. “Paradoxes of Egyptian-Saudi Relation” (pdf).

Diunduh 17 September 2016.

(https://www.washingtoninstitute.org/uploads/Documents/opeds/4

b1e9a6395bc6.pdf).

Israel Ministry of Foreign Affairs, “Gulf of Aqaba”,

http://www.mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Peace/Regional/Pages

/Chapter%202%20-%20Gulf%20of%20Aqaba.aspx, diakses pada

27 Oktober 2017.

Malsin, Jared. 2016. “The Fate of Two Deserted Islands Has Egyptians Taking to

the Streets Again”, TIME. Diunduh 28 Maret 2017

(http://time.com/4296334/egypt-protests-tiran-sanafir-islands/).

Pace, Eric. 1981. “Anwar El-Sadat, Arab The Daring of Pioneer of Peace with

Israel”, The New York Times. Diunduh 17 September

2016.(http://www.nytimes.com/learning/general/onthisday/bday/1

225.html).

Revkin, Mara, Egypt‟s Power Vacuum is Radicalizing the Sinai Peninsula,

Washington Post, 29 Agustus 2013 diunduh dari

https://www.washingtonpost.com/opinions/egypts-power-

vacuum-is-radicalizing-the-sinai-peninsula/2013/08/29/77c427d2-

10bb-11e3-bdf6-

e4fc677d94a1_story.html?utm_term=.1b8ea127bc81, pada 20

Desember 2017.

Sanger, David E. , “Saudi Arabia and Israel Share a Common Opposition”, The

New York Times,

https://www.nytimes.com/2015/06/05/world/middleeast/saudi-

Page 130: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxx

arabia-eshki-and-israel-dore-gold-netanyahu-share-allies-

iran.html, diakses pada 9 Maret 2018.

Sayigh, Yezid. 2015. The Mirage of Egypt’s Regional Role and the Libyan

Temptation, Carnegie Middle East Center, diunduh dari

http://carnegie-mec.org/2015/03/05/mirage-of-egypt-s-regional-

role-and-libyan-temptation-pub-59250, diakses pada 21 Oktober

2017.

Serag, Yehya. 2010. “Border settlements in Egypt: Between trans-border

cooperation & defending the sovereignty of the country”, Paper

pada Regional Studies Association Annual International

Conference. Diunduh 27 Maret 2017.

(https://www.researchgate.net/publication/322077401_Border_set

tlements_in_Egypt_Between_trans-

border_cooperation_defending_the_sovereignty_of_the_country).

Stanford Encyplopedia of Philosophy. (Edisi Revisi) 2016. “Sovereignity”.

Diunduh September 2016.

(http://plato.stanford.edu/entries/sovereignty/).

Sudan Tribune. “Halayeb Triangle”. Diunduh 17 September 2016.

(http://www.sudantribune.com/spip.php?mot382).

The World Bank. 2017. “Egypt Overview”, diunduh dari

http://www.worldbank.org/en/country/egypt/overview, diakses

pada 18 Oktober 2017.

Vision 2030 Kingdom of Saudi Arabia, h. 57-58, diunduh dari

vision2030.gov.sa/download/file/fid/417, pada 22 Desember

2017.

Walsh, Declan. 2016. “Egypt Gives Saudi Arabia 2 Islands in a Show of

Gratitude”, New York Times. Diunduh 16 September 2016.

Page 131: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxxi

(http://www.nytimes.com/2016/04/11/world/middleeast/egypt-

gives-saudi-arabia-2-islands-in-a-show-of-gratitude.html?_r=0).

Wolfe, Lisa Reynold. 2010. “Egypt Transfers Loyality from the USSR to US in

the Middle of Cold War”, Cold War Magazine. Diunduh pada 17

September 2016.

(http://www.coldwarstudies.com/2010/06/10/egypt-transfers-

loyalty-from-the-ussr-to-the-us-in-the-middle-of-the-cold-war/).

Page 132: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxxii

LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Pembangunan Jembatan Mesir-Saudi

Sumber: http://www.aljazeera.com/news/2016/04/saudi-arabia-egypt-announce-

bridge-red-sea-160409032158790.html, pada 19 Desember 2017.

Page 133: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI …...kebijakan luar negeri dan geopolitik. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor yang memengaruhi Mesir untuk

xxxiii

Lampiran 2: Jalur Penyelundupan Senjata Oleh Baduy Sinai

Sumber: Eran Zohar, “The Arming of Non-State Actors in The Gaza Strip and

Sinai Peninsula”, Australian Journal of International Affairs Vol. 69 No. 4, 2015