ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …
![Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/1.jpg)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1041
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI PASOKAN
UMKM BERBASIS APEL DI MALANG
Sri Wahjuni Latifah
Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas no. 246 Malang, Telp:+62 0341-464318/Fax: +62 0341 460780
E-mail: [email protected]
Abstrak
Faktor lingkungan sangat mempengaruih sebuah perusahaan. Faktor yang paling sering
mempengaruhi adalah pemasok dan pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus mengelola arus
informasi tersebut supaya dapat mencapai tujuan. Sebagaimana diketahui bahwa UMKM pangan
barbasis apel di Malang masih mengalami beberapa kendala seperti: ketersediaan bahan, kualitas
bahan, permainan harga dari pemasok besar juga merupakan faktor penghambat proses produksi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rantai pasokan UMKM
tersebut. Responden penelitiannya adalah pengusaha, petani apel dan konsumen. Data
dikumpulkan dengan kueisioner, dan wawancara.Tehnik analisis data dilakukan dengan statistik
deskriptif dan analisis Regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan
mempengaruhi rantai pasokan UMKM, namun faktor perencanaan penjualan, penjadawalan
produksi, transportasi pembelian bahan dan transportasi penjualan barang dagang tidak
mempengaruhi rantai nilai UMKM pangan berbasis apel tersebut.
Kata Kunci: Rantai pasokan, UMKM Pangan, berbasis apel
PENDAHULUAN
Perusahaan terhubung dengan unsur-unsur lingkungannya melalui aliran sumber daya
lingkungan(environmental resources flow). Beberapa sumber daya mengalir lebih sering daripada
sumber daya lain.(McLeod & Schell,2008:32). Aliran-aliran yang umum terjadi meliputi aliran
informasi dari customer, aliran barang kepada customer, aliran kepada pemegang saham, aliran
bahan dari pemasok. Aliran yang jarang terjadi adalah aliran uang kepada pemerintah, aliran
pengembalian barang(retur) kepada pemasok. Jalur yang memfasilitasi aliran sumber daya fisik
dari pemasok kepada perusahaan dan selanjutnya kepada pelanggan dosebut rantai pasokan(supply
chain). Aliran sumber daya melalui rantai pasokan harus dikelola untuk memastikan bahwa aliran
tersebut terjadi dengan cara yang tepat waktu dan efisien, proses ini dikenal manajemen rantai
pasokan(supply chain management).
Metode pengelolaan melalui supply chain merupakan pendekatan partisipastif yang secara
langsung melibatkan pelaku rantai pasokan (supply chain actor) dalam pengambilan keputusan
dalam mengembangkan kapasitas pemasok, industri dan konsumen. Selain itu dapat menstimulasi
tindakan kolektif dengan mengorganisir faktor-faktor serta organisasi bisnis lain sehingga
diperoleh orientasi pasar yang lebih kuat. Dampaknya adalah layanan yang kepada stakeholders
yang lebih baik.
Hampir disetiap industri ditemukan beberapa perusahaan yang memiliki kinerja lebih baik
dibanding perusahaan lainnya. Selalu ada perusahaan yang memiliki kinerja luar biasa. Perusahaan yang
memiliki kinerja lebih baik dibanding pesaingnya, dianggap memiliki keunggulan kompetitif. Hal-hal yang
mempengaruhi keunggulan kompetitif menurut Porter(Laudon & Laudon,2015)
Secara nasional, tercatat jumlah UMKM adalah 44,69% atau 99,9% dari jumlah total
unit usaha. Potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga 77,68 juta tenaga kerja atau 96,77%
dari total angkatan kerja yang bekerja Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB yang
signifikan yakni sebesar 54,22% dari total PDB (Dita, 2007).
![Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/2.jpg)
1042 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Demikian juga pengusaha kecil dan menengah di Malang Raya Jawa Timur. Misalnya
saja Kota Batu, dengan wilayah yang cukup kecil sekitar 200 km2
memiliki UMKM yang cukup
banyak yaitu hampir 14.000 UMKM . Jenis UMKM tersebut bervariasi mulai dari makanan,
minuman, jasa danindustri handycraft. Dari 14.000 UMKM tersebut enam puluh
persennya(60%) adalah bergerak dalam bidang makanan dan minuman hasil olahan buah, seperti
sari apel, sarijambu, jenang apel, kripik nangka, kripik buah dan sejenisnya.. Meskipun penjualan
lebih banyak di daerah sekitar, namun terbukti UMKM ini dapat mencapai penjualan yang cukup
besar yaitu rata-rata Rp.26.000.000 per bulan (Latifah dan Nastiti, 2013).
Meskipun kinerja UMKM cukup besar, ternyata produksi setiap bulan tidaklah terencana
dengan baik. Bahkan dalam setahun bisa produksi di bawah kapasitas normal yang tersedia.
Demikian juga berkaitan dengan penjualan dan pemasaran. Pada bulan-bulan tertentu penjualan
sangat tinggi, tapi ada bulan-bulan tertentu yang penjualannya sangat sedikit bahkan dibawah BEP.
Melihat peran UMKM yang sangat strategis timbul pertanyaan : ”Mengapa masih banyak
usaha yang sulit berkembang?”. Berbagai kajian menunjukkan masih ada beberapa kendala yang
dialami oleh pengusaha mikro, kecil dan menengah. Antara lain, kualitas produk tang belum
standar, kesulitan bahan baku, harga belum bersaing, kesulitan modal dan tentu saja belum dikelola
dengan manajemen yang baik. Berkaitan dengan penjualan dan pangsa pasar, UMKM terkendala
dengan distribusi dan pemasaran sehingga berdampak pada penjualan yang rendah. Hal ini
kemungkinan karena produk belum sesuai dengan prefernsi konsumen. Sementara itu hal yang
perlu diperhatikan berkaitan dengan penjualan produk adalah konsep yang berwawasan
pemasaran. Konsep ini bersandar pada empat pilar yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran yang terkoordinir dan keuntungan yang ditargetkan.
Penelitian tentang UKM di Batu berkaitan dengan strategi inovasi dan daya saing usaha
agro industri di Batu telah dilakukan oleh Waluya(20007) yang memberikan kesimpulan bahwa
UKM di Batu terdapat tiga jenis yaitu: makanan, tanaman dan kerajinan dengan karateristik yang
seragam.
Berikutnya faktor yang perlu diperhatikan adalah bahan baku. Pada pelaku usaha makanan
dan minuman hasil olahan pangan di Malang Raya mengalami beberapa kendala seperti:
ketersediaan bahan, kualitas bahan, permainan harga dari pemasok besar juga merupakan faktor
penghambat proses produksi. Meskipun di Malang Raya (khususnya Batu, Poncokusumo, Pujon)
banyak petani buah, namun hasil panennya tidak langsung dijual ke pengusaha olahan buah
tersebut. Hasil panen dijual ke pedagang besar yang selanjutnya dijual di pasar dan pengusaha
olahan makanan dan minuman membeli dari pedagang. Hal ini mengakibatkan harga bahan baku
semakin tinggi yang pada akhirnya berdampak pada inefisensi biaya produksi.
Selain itu, banyak UMKM olahan pangan di Malang Raya masih belum memiliki lisensi
Standar Nasional Indonesia. Misalnya, di Kota Malang terdapat sekitar 189 produk makanan dan
minuman. Lisensi SNI sangatlah penting untuk bisa bersaing secara global, apalagi tidak lama lagi
juga sudah diterapkan perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Mengamati fakta di atas maka harus ada metode dan strategi yang efektif untuk
meningkatkan kinerja UMKM, kinerja petani dan kinerja pasar melalui manejemen rantai pasokan
yang berkelanjutan. Diharapkan dengan implementasi supply chain tersebut akan menjadi
investasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui berbagai program
pembangunan masyarakat dengan collective action maupun networking.Indikator kekerhasilannya
dapat dilihat dari bentuk-bentuk kebersamaan yang dijalin antara pengusaha, pemasok dan
customer.
Berdasar hasil penelitian Latifah(2016), dapat diketahui pola networking antara petani
dengan UMKM bahwa petani masih dalam posisi yang lemah dibanding pemasok alternatifnya.
Sedangkan posisi UMKM dan konsumen tergolong kuat. Untuk itu perlu dirumuskan strategi
Rantai Nilai yang sesuai dengan karakteristik petani, pengusaha UMKM dan konsumen.
![Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/3.jpg)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1043
Penelitian yang dilakukan di India oleh Kumar et al. (2015) terkait faktor sukses untuk dalam
penerapan SCM pada UKM di India dan dampaknya terhadap kinerja. Hasil penelitian memberi
rekomendasi untuk mengembangkan strategi supply chain secara efektif setelah menganalisis
lingkungan bisnis dan rencana jangka panjang.
Konsep atau rumusan strategi manajemen rantai pasokan untuk UMKM pangan hasil
olahan apel di Malang ini berbeda dengan konsep rantai nilai yang dikembangkan oleh Li (2011)
dalam membangun sustainabilitas dan operasional yang efektif pada UKM di China dengan
menggunakan supply chain management. Li (2011) menggunakan restrained-scale dan capital-
deficiency tetapi pada waktu yang bersamaan melakukan inovasi untuk mencapai integrasi antar
supply chain partner, arus kas yang lebih efisien, mempercepat pertumbuhan, dan menjaga
keuntungan jangka panjang. Sedangkan penelitian ini lebih menfokuskan pada peningkatkan
kinerja UMKM yang mengolah produk makanan dan minuman berbasis apel
Dari uraian tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimana Perencanaan
Penjualan, penjdawakan produksi, transportasi pembelian bahan dan transportasi penjualan barang
dangan serta faktor lingkungan pada UMKM pangan hasil olahan apel di Malang? Selanjutnya
dari faktor-faktor tersebut mana yang mempengaruhi rantai pasokan pada UMKM tersebut?
2. METODE
Sesuai dengan tujuan penelitian dalam upaya memperoleh pemahaman atas faktor-faktor
yang mempengaruhi rantai nilai UMKM pangan olahan apel di Malang maka strategi pengambilan
responden dengan menggunakan model purposive. Pemilihan sampling dengan model purposive
dilakukan dengan judgment sampling. Indriantoro & Supomo(2013) menyebutkan bahwa judgment
sampling meupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
pertimbangan tertentu. Sampel dipilih yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.
Lebih lanjut dijelaskan dalam mengembangan teknik purposive ini, maka peneliti menggunakan
pengetahuan khusus atau keahlian mereka dengan memilih mana yang diangap mewakili suatu
populasi. Responden yang ditentukan melalui teknik purposive ini antara lain; petani apel,
pengusaha olahan makanan dan minuman berbasisdasar apel serta konsumennya di Malang.
Variabel penelitiannya meliputi: a) Rantai pasokan(supply chain): pengelolaan berbagai kegiatan dalam
memperoleh bahan mentah, proses produksi,sehingga menjadi produk jadi untuk didistribusikan
kepada konsumen.Hasil akhirnya adalah margin. Dalam penelitian ini rantai pasokan diukur dengan
nilai penjualan karena data UMKM belum dapat memberikan informasi laba yang akurat.
Peramalan Penjualan di ukur dengan metode peramalan penjualan; Penjadwalan produksi diukur
dengan frekuensi proses produksi yang diperlukan
dalam satu bulan; Tranportasi masuk diukur dengan frekuensi pembelian bahan baku;
Transportasi keluar diukur dengan frekuensi ransportasi keluar penjualan produk jadi; Faktor
lingkungan: diproksikan dengan inovasi, intelectual knowledge, best practice, internationalisation
UKM dan kebijakan ekonomi untuk persaingan. Semua variabel diukur dengan skala ordinal dari
angka1 sampai 5, dimana angka 4 lebih tinggi nilainya daripada angka 3 demikian seterusnya.
Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tahap pertama
dilakukan uji validitas dan realibilitas data untuk selanjutnya melakukan pengujian statistik
diskriptif, dan melakukan pemaknaan data penelitian. Selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi Rantai Nilai UMKM pangan dengan model regresi linear berganda.
Berikut model yang diajukan:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5
Dimana:
Y: Rantai pasokan UMKM(nilai Penjualan)
x1: Peramalan Penjualan
![Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/4.jpg)
1044 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
x2: Penjadwalan produksi
x3: Transportasi Pembelian Bahan Baku
x4: Transportasi Penjualan barang
dagang
x5: faktor lingkungan
Sebelum dilakukan uji regresi linear berganda maka dilakukan pengujian normalitas data dan
uji asumsi klasik yang meliputi: uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada UMKM yang meproduksi dan menjual produk makanan
dan minuman berbasisapel di Malang dan Batu. Sebagaimana diketahui Kota Malang dan Kota
Batu adalah salah satu daerah wisata di jawa Timur yang paling diminati wisatawan. Dengan
demikian untuk menarik wisatawan tentu akan ditunjang dengan oleh-oleh yang merupakan ciri
khas Kota Malang dan Batu yaitu makanan dan minuman berbasis apel. Daftar sampel lihat
lampiran 1
Kategori UMKM dilakukan berdasar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM. Usaha Mikro: aset < Rp.50 juta, Usaha kecil: aset lebih dari Rp,50 juta dan maksimal
Rp. 500 juta; Usaha Menengah: memiliki aset lebih dari Rp,500 juta sampai Rp.2,5 Miliar
3.1 Diskripsi Faktor Yang Mempengaruhi Rantai pasokan:
1. Perencanaan Penjualan
Berdasarkan analisis distribusi frekuensi, apat diketahui bahwa UMKM telah melakukan
perencanaan atau peramalan penjualan(mean X1.1 sebesar 4,60). Perencanaan penjualan dihitung
berdasar prnjualan tahun sebelumnya(mean X1.2 sebesar 4.08). Peramalan atau perencanaan
penjualan belum memperhatikan faktor jumlah permintaan konsumen(mean X.1.3 sebesar 1.40) dan
cara membuatnya belum berdasar hitung-hitungan secara detail(mean X1.4 sebesar 1.04). Dengan
demikian UMKM membuat perencanaan atau peramalan penjualan berdasar perkiraan secara global
saja(mean X1.5 sebesar 2.24).
2.Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi merupakan faktor yang harus dilakukan untuk memenuhi penjualan
yang telah ditentukan. Berdasar hasil analisis statistik diskriptif dapat dikatakan bahwa UMKM ini
tidak membuat secara khusus jadwal produksi. Produksi makanan dan minuman berbahan dasar apel
ini dilakukan setiap hari dalam satu bulan(mean X2.3 sebesar 4,52).Sedangkan jumlah produksi
setiap hari masih sedikit yaitu produksi di bawah satu(1) ton barang jadi( mean X2.4 sebesar 4,48).
Hal ini juga berkaitan dengan kategori UMKM yang menjadi sampel penelitian ini sebagian besar
berkategori Usaha Mikro.
3.Transportasi Pembelian Bahan
Transportasi pembelian merupakan salah satu komponen untuk menetukan model rantai nilai
UMKM ini. Berdasar distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa perusahaan menggunakan jenis
transportasi berupa kendaraan seperti pickup atau mobil roda empat(hasil mean X3.1 sebesar 4,48).
Perusahaan melakukan pemembelian bahan baku apel cukup sering yaitu 10-20 kali dalam satu bulan
atau rata-rata dua(2) hari sekali dalam satu bulan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa sumber bahan
baku tersedia cukup banyak dan mudah diperoleh.
4.Transportasi Penjualan Barang Dagang
Penjualan barang dagang hasil produksi UMKM ini sebagian dijual pada toko mereka sendiri
yang lokasi tokonya tidak jauh dari tempat produksinya. Namun ada juga UMKM yang menjual
barang dagangan ke daerah lain( mean X4.1 sebesar 4,40) dengan jenis transportasi kendaraan roda
empat(4) atau mobil( mean X4.2 sebesar 3,64).Pengiriman barang dagang yang dijual di luar kota
![Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/5.jpg)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1045
dilakukan satu(1) minggu sekali dalam satu(1) bulan. Dengan demikian secara umum dapat
dikatakan bahwa pengiriman barang dagang ke daerah lain masih sangat rendah. Hal ini dapat di
lihat dari frekuensinya pengiriman barang dagangnya masih kecil.
5.Faktor Lingkungan , yang diproksikan dengan :
a. Inovasi
Inovasi dalam usaha harus dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sebuah
perusahaan. UMKM ini juga terbukti telah melakukan inovasi dalam bidang produksi(mean X5.1
sebesar 4,20). Inovasi dalam bidang produksi dilakukan dalam hal variasi rasa produk(mean X5.4
sebesar 4,28). Perubahan inovasi dalam bidang proses produksi hampir tidak pernah dilakukan( mean
X5.2 sebesar 1,44). Demikan juga inovasi dalam kemasan juga sangat jarang dilakukan(mean X5.3
sebesar 2,64).
b. Intelectual Knowledge
Intelectual knowledge seorang karyawan akan mempengaruhi peningkatan secara cepat
berkembangnya sebuah perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada
karyawan atau para manajer. Berkaitan dengan pelatihan untuk karyawan dapat diketahui bahwa
UMKM ini telah melakukan pelatihan karyawan( mean X5.5 sebesar 3,76). Pelatihan karyawan
dilakukan pada bidang tehnis seperti produksi(mean X5,7 sebesar 3,60). Namun belum dilakukan
pelatihan karyawan dalam bidang manajemen secara lebih luas(mean X5.6 sebesar 1,52). Pelatihan
kepada karyawan dilakukan satu kali dalam satu (1) tahun. Dengan demikian upgrade untuk
karyawan masih sangat lamban dan terbatas pada bidang produksi
c.Best Practice
Best practice adalah bagaimana UMKM menerapkan tehnologi baik bidang produksi,
pemasaran maupun bidang manajmen lainnya. Berkaitan dengan hal ini ternyata UMKM ini juga
telah menggunakan tehnologi informasi(mean X5.9 sebesar 3,64). Tehnologi ini diterapkan pada
bidang adminstrasi(mean X5.10 sebesar 3,44) seperti komputer untuk pencatan administrasi dan
keuangan. Demikian juga berkaitan dengan perencanaan jangka panjang ternyata UMKM ini telah
memiliki rencana jangka panjang(mean X5.11) untuk memajukan UMKMnya seperti:perencanaan
pemasaran,inovasi produk atau menambah modal untuk bisa menjadi skala usaha yang lebih besar.
d. Internationalisation UKM
Salah satu upaya untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat luas adalah dengan
melakukan ekspor. Ekspor tidak harus dengan Luar negeri namun bisa juga dilakukan diluar pulau
di negara kita. Berdasar tabel di atas dapat diketahui bahwa UMKM ini belum melakukan ekspor(
mean X5.12 sebesar 1,76). Demikan juga produk belum dikirim ke luar pulau(mean X5.13 sebesar
1,76). Sehingga dapat dikatakan bahwa pemasaran produk UMKM ini masih terbatas di dalam kota
atau luar kota di sekitar Malang saja.
e. Kebijakan Ekonomi untuk Persaingan
Berkaitan dengan kebijakan ekonomi untuk persaingan antar UMKM sejenis pemerintah
Kota Malang dan Kota Batu telah mengaturnya sehingga harga produk hampir sama daan dengan
demikian UMKM bisa bersaing secara sehat melalui kualitas produk bukan bersaing melaui harga.
Sebagaimana dilihat tabel di atas maka dapat dikatakan bahwa pemerintah setempat memiliki andil
dalam meningkatkan usaha(mean X5.14 sebesar 4,76), dalam bentuk didirikannya Asosiasi UMKM
sehingga harga produk sejenis relatif sama dan tidak bersaing pada harga(mean x5.15 sebesar 4,92).
3.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rantai Pasokan UMKM
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Rantai Pasokan
UMKM ini. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda sebagai berikut ini.
Sebelum dilakukan analisis regresi maka dilakukan uji fit model yaitu uji normalitas dan uji asumsi
klasik berikut ini:
![Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/6.jpg)
1046 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual
berdistribusi normal atau tidak. Pada analisis regresi diharapkan residual berdistribusi
normal(Ghozali,2009). Pengujian normalitas dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-smirnov.
Berdasarkan uji normalitas data yang dilakukan dengan model Kolmogorovsmirnov tes maka data
penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada nilai Asymp.Sig sebesar 0,200. Data
dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp.signya lebih dari 5%.
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikoliniearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel independennya. Pada analisis regresi linear tidak diperbolehkan adanya hubungan antar
variabel peramalan penjualan, penjadwalan produksi, transportasi pembelian bahan, trasportasi
penjualan barang dagang dan aktivitas pendukung value chain. Kriteria data tidak terdapat
multikolinearitas adalah jika VIF < 10 dan atau Tolerance > 0.1.(Ghozali,2009). Berdasar hasil
pengujian ini maka dapat dikatakan bahwa data penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas karena
semua variabel bebasnya memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1.
c. Uji Heterokedastisitas
Pengujian asumsi heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residual memiliki
ragam yang homogen atau tidak. Pada analisis regresi linear diharapkan residual memiliki ragam
yang homogen. Kriteria data yang tidak terdapat heterokedastitisitas adalah jika variabel bebasnya
memiliki nilai Sig > 5%. Berdasar tabel di atas dapat dikatakan bahwa variabel bebas penelitian ini
bebas dari heterokedastisitas karena semua variabel bebasnya memiliki nilai lebih dari 5%.
3.3. Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasar analisis koefisien determinan dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R
Squarenya sebesar 0,341 Yang berarti bahwa faktor peramalan penjualan, penjdawalan
produksi, transportasi pembelian bahan baku, transportasi penjualan barang dagang(barang
jadi), dan faktor lingkungan dapat menjelaskan faktor Rantai Nilai UMKM produksi
makanan dan minuman berbasis apel sebesar 34,1% sedangkan sisanya sebesar 65.9%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 1: Hasil Uji ANOVAb Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig
.
1 Regression
4,095 5 ,819 3,485
,021a
Residual
4,465 19 ,235
Total 8,560 24 a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X4, X2
b. Dependent Variable: Y
Tabel 2: Tabel Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficients
T
Sig
. B
Std.
Error Beta
1 (Con
stant)
-3,459 2,211
-
1,564
,13
4
![Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/7.jpg)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1047
Tabel 1: Hasil Uji ANOVAb Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig
.
1 Regression
4,095 5 ,819 3,485
,021a
Residual
4,465 19 ,235
Total 8,560 24 a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X4, X2
X1 ,061 ,065 ,176 ,94
6
,35
6
X2 ,114 ,259 ,123 ,43
9
,66
6
X3 ,066 ,126 ,120 ,52
4
,60
6
X4 ,039 ,112 ,082 ,35
2
,72
9
X5 ,028 ,012 ,458 2,2
88
,03
4
a. Dependent Variable: Y
Berdasar tabel 1 dan tabel 2 dapat dikatakan bahwa estimasi faktor peramalan penjualan,
penjadwalan produksi, transportasi pembelian bahan, transportasi penjualan barang dagang tidak
mempengaruhi Rantai pasokan UMKM. Beberapa hal yang mungkin menjadi menyebabnya
adalah dikarenakan UMKM belum membuat perencanaan penjualan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penjualan. Sebagaimana menurut Pujawan(2005) tantangan dalam
mengelola supply chain management diantaranya adalah ketidakpastian permintaan.Terbukti cara
UMKM ini membuat perencanaan penjualan secara global dan belum dihitung secara akurat.
Sebagai mana telah dijelaskan bahwa model rantai pasokan dipengaruhi oleh pelaku ekonomi yang
terdiri dari pemasok, produsen dan konsumen. Salah satu strategi untuk memenuhi permintaan
konsumen adalah perencanaan penjualan yang akurat. (Kotler, 1991).
Termasuk juga faktor penjadawalan produksi juga tidak mempengaruhi rantai pasokan
UMKM ini karena terbukti UMKM belum mebuat jadwal produksi sesuai dengan kebutuhan
penjualan, sehingga belum ada dasar perhitungan yang tepat kapan melakukan proses produksi dan
kapan waktunya pemeliharaan mesin produksi. Selanjutnya dalam penentuan pembelian bahan baku,
UMKM juga belum membuat skedul pembelian yang jelas. UMKM hanya melakukan pembelian
bahan baku selama dua(2) hari sekali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelian
UMKM ini tidak ramah lingkungan dan berbeda dengan hasil penelitian Chun,et al(20150 di Korea
bahwa proses supply chain adalah bisnis yang ramah lingkungan. Faktor penjualan merupakan salah
satu komponen marketing mix(Kotler, 1991). Namun penjualan pada UMKM ini terbuki tidak
berpengaruh pada rantai pasokan, yang dikarenakan beberapa kemungkingan seperti masih
terbatasnya wilayah pemasaran yaitu terbatas di daerah Malang, Batu dan sekitarnya. UMKM juga
belum melakukan pengiriman ke luar pulau atau ke ekspor ke Luar Negeri.
Sedangkan faktor lingkungan yang meliputi: inovasi, intelectual knowledge, best practice,
internationalisation UMKM dan kebijakan ekonomi terbukti berpengaruh signifikan terhadap Rantai
Nilai UMKM yang dalam hal ini diproksikan dengan penjualan.
Faktor lingkungan yang teridiri dari inovasi, intelectual knowledge, best paraktice,
internationalisation dan kebijakan ekonomi berkaitan erat dengan efektivitas hubungan perdagangan
seperti hasil penelitian Tower & Burnes (2008) tentang supply chain management dan perencanaan
usaha untuk UKM. Dikemukakan bahwa supply chain manajemen UKM terdiri dari tiga elemen
yaitu: (1) elemen aktivitas UKM yang mempengaruhi efektivitas hubungan perdagangan; (2) elemen
yang mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian aktivitas produksi UKM; (3) strategi dan
kebutuhan operasional UKM yang berkaitan dengan dua elemen sebelumnya.
![Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/8.jpg)
1048 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Penelitian ini mendukung penelitian tentang analisis motivasi wirausaha tenaga kerja
perempuan di Kota Malang yang dilakukan oleh Waluya(2008). Dengan demikian motivasi yang
merupakan salah satu komponen knowledge akan berdampak pada prestasi dan dominasi faktor
pendorong intense dalam memilih karir. Secara umum dapat dikatakan bahwa konwledge
karyawan masih rendah karena motivasi dan pelatihan karyawan belum cukup untuk mendukung
peningkatan kinerja UMKM. Penelitian ini juga mendukung temuan Li(2011) yang menemukan
perlunya pengendalian skala usaha dan kekurangan modal dengan cara inovasi untuk mencapai
integrasi antar supply chain partner maka harus dilakukan arus kas yang lebih efisien,
mempercepat pertumbuhan dan menjaga keuntungan jangka panjang.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis statistik diskriptif dapat diketahui bahwa UMKM telah melakukan
perencanaan atau peramalan penjualan berdasar penjualan tahun sebelumnya dan cara membuatnya
belum berdasar hitung-hitungan secara detail, UMKM ini tidak membuat secara khusus jadwal
produksi dan proses produksi dilakukan setiap hari.
Berkaitan tranportasi perolehan bahan baku, maka UMKM ini melakukan pembelian apel
cukup sering yaitu 10-20 kali dalam satu bulan atau rata-rata dua(2) hari sekali dalam satu bulan. Hal
ini juga mengindikasikan bahwa sumber bahan baku tersedia cukup banyak dan mudah diperoleh.
Sedangkan transportasi penjualan barang dagangnya yang dijual di luar kota dilakukan satu(1)
minggu sekali dalam satu(1) bulan. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa
pengiriman barang dagang ke daerah lain masih sangat rendah.
Selanjutnya faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja UMKM terdiri dari inovasi,
intelectual knowledge, best practice dan internationalisation UMKM masih sangat rendah. Namun
faktor kebijakan ekonomi daerah setempat sangat mendukung untuk pertumbuhan kinerja terutama
mengatur tentang persaingan.
Berdasar analisis regresi untuk estimasi faktor peramalan penjualan, penjadwalan produksi,
transportasi pembelian bahan, transportasi penjualan barang dagang dan faktor lingkungan
mempengaruhi Rantai Nilai UMKM diperoleh hasil bahwa faktor lingkungan yang meliputi: inovasi,
intelectual knowledge, best practice, internationalisation UMKM dan kebijakan ekonomi dalam
lingkungannya berpengaruh signifikan terhadap Rantai Nilai UMKM yang dalam hal ini diproksikan
dengan penjualan. Sedangkan faktor perencanaan penjualan, penjadwalan produksi, transportasi
pembelian bahan baku dan transportasi penjualan barang dagang tidak mempengaruhi rantai nilai
UMKM.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Burnes,Neil Towres Bernard(2008), A composite Framework of Supply Chain
management and
enterpresises planning for Small and Medium Sized Manufacturing enterprises, Supply
[2] Chain Management: An International Journal,vol 13 Iss 5 pp.349-355
[3] Chun, S.-H. et al. (2015). Supply Chain Process and Business Activities Aplication to
SME. Procedia-Social and Behavioral Sciences
[4] Dita(2007), Media Akuntansi, edisi 58
[5] Ghozali,Imam,2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,Edisi ke
dua,Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang
[6] Hall, James” Sistem Informasi Akuntansi”2007,Edisi ke-4, Salemba Empat Jakarta
[7] Indriantoro,Nur & Supomo,Bambang, 2013,Metode Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, BPFE Yogyakarta [8] Kotler, Philip. (1991). Marketing Management (7th ed). Prentice Hall International Inc.
[9] Kumar, R., Singh, R. K., & Shankar, R. (2015). ScienceDirect Critical success factors for
implementation of supply chain management in Indian small and medium enterprises and
![Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RANTAI …](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012023/6169d72011a7b741a34bf334/html5/thumbnails/9.jpg)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1049
their impact on performance. IIMB Management Review, 27(2), 92–104.
http://doi.org/10.1016/j.iimb.2015.03.001
[10] Latifah dan Nastiti(2013), Model Sinergy Kelembagaan UMKM dan Perbankan Untuk
Meningkatkan Kinerja UMKM di Malang,Penelitian mandiri
[11] Latifah et. al(2011),Kinerja Keuangan UKM sebelum dan setelah Kredit Perbankan,
Proceding Call of Paper Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
[12] Latifah, Sri Wahjuni,2016, Karakteristik Pelaku Ekonomi Penunjang Supply Chain
Management UKM Pangan di Malang, Proceding Seminar Nasional Univ,Taruma Negara
[13] Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Pearson EDucation
Inc New Jersey.
[14] Li, Y., Huang, Y., Yu, J., & Zhao, C. (2011). Operation Mode of Small and Medium-sized
Commercial Enterprises at Western Area in China Based on Supply Chain. Procedia
Engineering, 15, 1405–1409. http://doi.org/10.1016/j.proeng.2011.08.260
[15] Mcleod, R., & Schell, G. (2008). Management Information System. Pearson Education Inc
New Jersey.
[16] http://sites.google.com:Pujawan,I Nyoman(2005), Manajemen Rantai Pasokan
[17] Waluya (2007), Strategi inovasi dan Daya saing usaha agro industri di Batu,Penelitian
mandiri
[18] Waluya (2008),Motivasi Wirausaha Tenaga Kerja Perempuan di Kota Malang, Penelitian
Mandiri
Lampiran 1: Daftar UMKM Sampel
No Nama UMKM Kategori
1 Abdul Rokhim Mikro
2 Bunga Mario Mikro
3 Dodol Apel Mikro
4 Joko Mulyono Mikro
5 Jenang Buah Mikro
6 Samsul Huda Kecil
7 Kasdi Khas Jenang Kecil
8 Toko Aneka Kecil
9 Lucky Sari Kecil
10 Sari Apel Flamboyan –
Malang Kecil
11 Andoro Oleh-Oleh Kecil
12 Aneka Kripik Kecil
13 Sari Apel Flamboyan –
Batu Kecil
14 Sari Apel Kecil
15 Saleh Faqih Mikro
16 Mahmudah Kecil
17 Adam's Oleh-Oleh Kecil
18 Herini Kecil
18 Manisan Buah Kecil
20 Sambrama Surya Kecil
21 Oleh-Oleh Batu Menengah
22 Luluk Budi Kecil
23 Kristiawan Apel Kecil
24 Guyub Rukun Kecil
25 Brosem Menengah