Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

35
PENGARUH BERBAGAI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA PROPOSAL TESIS Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Ilmu Manajemen Bidang Kajian Utama Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Oleh : Trisnadi Wijaya NIM. 01122503012 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA JUNI 2013

description

Proposal Tesis: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG [sebagai tugas mata kuliah Metodologi Penelitian] *Catatan: Akan sering direvisi :-)

Transcript of Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

Page 1: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

PENGARUH BERBAGAI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

DI BURSA EFEK INDONESIA

PROPOSAL TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Sains (M.Si)

pada

Program Studi Ilmu Manajemen Bidang Kajian Utama Manajemen Keuangan

Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya

Oleh :

Trisnadi Wijaya

NIM. 01122503012

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JUNI 2013

Page 2: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

Daftar Tabel ...................................................................................................................... iii

Daftar Gambar ................................................................................................................. iv

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

Latar Belakang Penelitian .......................................................................................... 1

Rumusan Masalah Penelitian ..................................................................................... 6

Tujuan ........................................................................................................................ 7

Manfaat ...................................................................................................................... 7

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 8

Definisi Pasar Modal .................................................................................................. 8

Manfaat Pasar Modal ................................................................................................. 9

Bentuk-Bentuk Pasar Modal .................................................................................... 10

Instrumen Pasar Modal ............................................................................................ 10

Saham ................................................................................................................ 10

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) .................................................................. 12

Pengaruh Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Pasar Modal .................. 14

Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 16

Kerangka Pikir ......................................................................................................... 19

Hipotesis ................................................................................................................... 20

METODE PENELITIAN ............................................................................................... 21

Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 21

Jenis dan Sumber Data ............................................................................................. 21

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .............................................................. 22

Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 23

Page 3: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

iii

Definisi Operasional Data ........................................................................................ 23

Teknik Analisis Data ................................................................................................ 24

Pengujian Asumsi Klasik dalam Regresi Linier ............................................... 24

Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 26

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 29

Page 4: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Variabel Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Pasar Modal ............ 16

Tabel 2. Ringkasan Beberapa Penelitian Terdahulu .......................................................... 17

Tabel 3. Sumber-Sumber Data Penelitian ......................................................................... 22

Tabel 4. Definisi Operasional Data ................................................................................... 24

Page 5: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pergerakan IHSG Selama 5 Tahun .................................................................... 2

Gambar 2. Model Penelitian Pengaruh Berbagai Faktor Internal dan Eksternal Terhadap

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ................. 20

Page 6: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

1

Pengaruh Berbagai Faktor Internal dan Eksternal Terhadap

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

di Bursa Efek Indonesia

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pasar modal telah menjadi salah satu lembaga yang sangat penting bagi

perkembangan perekonomian di suatu negara. Besarnya investasi yang harus dikeluarkan

oleh pemerintah suatu negara untuk pembangunan diharapkan dapat mengandalkan sumber

dana investasi dalam negeri yang berasal dari tabungan masyarakat, tabungan pemerintah,

dan devisa. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif dalam

penyediaan dana untuk pembangunan nasional karena menghimpun dana jangka panjang

dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila penghimpunan dana

tersebut telah berjalan dengan baik melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar

modal, maka negara tersebut tidak memerlukan lagi sumber dana pendukung dari luar

negeri.

Dalam perekonomian nasional pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan

keuangan. Pembentukan pasar modal banyak memberikan manfaat bagi dari segi politik,

ekonomi, maupun sosial bagi suatu negara. Penawaran dan permintaan dana jangka

panjang harus seimbang agar modal dapat berkembang di samping faktor-faktor

pendukung lainnya. Perkembangan pasar modal di Indonesia banyak dipengaruhi oleh

berbagai regulasi pemerintah mengingat peranan pasar modal yang sangat penting bagi

pertumbuhan ekonomi nasional dan investor asing yang menanamkan dananya di pasar

modal Indonesia.

Karena pentingnya peranan pasar modal dalam perekonomian Indonesia, maka nilai

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi leading indicator economic pada

Page 7: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

2

suatu negara. Pergerakan pasar yang sedang mengalami perbaikan atau mengalami

penurunan dapat dilihat pada naiknya nilai-nilai saham yang tercatat pada Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik dari dalam negeri (internal) maupun dari luar negeri (eksternal).

Faktor-faktor eksternal tersebut dapat berasal dari indeks bursa efek di negara lain (seperti

indeks Dow Jones Industrial Average, FTSE 100, NIKKEI 225), harga minyak mentah

dunia, harga emas dunia, dan berbagai peristiwa politik yang mempengaruhi keamanan dan

stabilitas perekonomian dunia (seperti kerusuhan maupun serangan teroris). Sedangkan

faktor-faktor internal berasal dari kurs valuta asing, tingkat pendapatan nasional, jumlah

uang yang beredar, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga domestik pada negara tersebut.

Selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 Bursa Efek Indonesia (BEI)

telah mengalami market bearish dan market bullish karena dipengaruhi oleh berbagai

faktor internal dan faktor eksternal tersebut seperti terlihat pada Gambar 1.

Sumber: Yahoo! Finance

Gambar 1. Pergerakan IHSG Selama 5 Tahun

Periode market bearish Bursa Efek Indonesia (BEI) terjadi selama krisis ekonomi

global pada tahun 2008 yang berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit

perumahan (subprime mortgage default) di Amerika Serikat (AS) sehingga merusak sistem

Page 8: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

3

perbankan bukan hanya di AS, namun meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia. Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2008 ditutup pada level 1.355,408 turun sebesar

51,17% dengan IHSG rata-rata mencapai 1.340,892 dibanding level penutupan 2007

sebesar 2.745,826. Rebound IHSG terjadi pada akhir September 2009 hingga menembus

level 2.467,591, naik 440,811 poin (21,74%) dari penutupan Juni 2009. Periode market

bullish ditunjukkan dari adanya tren kenaikan IHSG hingga berhasil mencatatatkan rekor

indeks tertinggi sepanjang sejarah, yakni di level 4.375,16, tepatnya pada 26 November

2012.

Bursa efek yang tergolong maju seperti bursa Amerika, Jepang, Inggris dan

sebagainya memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja bursa efek di negara lain.

Adanya efek penularan (contagion effect) tersebut menyebabkan terjadinya hubungan atau

interaksi pasar modal yang akan membentuk suatu integrasi pasar modal. Pengintegrasian

pasar modal menunjukkan bahwa pasar dapat berinteraksi dengan pasar di negara lain.

Selain itu, bursa efek yang berada dalam satu kawasan juga dapat mempengaruhi karena

letak geografisnya yang saling berdekatan seperti Indeks STI di Singapura, NIKKEI 225 di

Jepang, Hang Seng di Hongkong, KOSPI di Korea, dan KLSE di Malaysia.

Fluktuasi harga minyak mentah dunia juga merupakan suatu indikasi yang

mempengaruhi pasar modal di suatu negara. Secara tidak langsung kenaikan harga minyak

mentah dunia akan berimbas pada sektor ekspor dan impor suatu negara. Bagi negara

pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia merupakan keuntungan

tersendiri bagi perusahaan. Di satu sisi kenaikan harga minyak ini dapat meningkatkan laba

bagi perusahaan-perusahaan di sektor pertambangan, namun di sisi lain kenaikan harga

minyak tersebut justru dapat menurunkan laba bagi perusahaan-perusahaan non sektor

pertambangan karena menyebabkan peningkatan biaya operasional. Kenaikan dan

penurunan laba suatu perusahaan akan berdampak terhadap harga saham perusahaan

Page 9: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

4

tersebut. Saham-saham perusahaan yang menghasilkan laba tinggi akan menarik investor

untuk membeli saham tersebut sehingga harga sahamnya menjadi naik sesuai dengan

hukum permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga-harga saham akan menyebabkan

IHSG berfluktuasi.

Berbeda halnya dengan minyak mentah, emas merupakan salah satu instrumen

investasi yang sampai dengan saat ini masih sangat diminati oleh semua lapisan

masyarakat karena memiliki sifat zero inflation atau tidak terpengaruh oleh inflasi. Harga

emas akan selalu mengikuti pergerakan inflasi. Harga emas akan cenderung konstan bila

laju inflasi rendah dan bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi di bawah dua

digit dan kurs dolar stabil. Jadi, emas dapat digunakan sebagai salah satu instrumen

pelindung nilai dan penimbun kekayaan. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan

keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata

uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas

dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang

moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram

sampai kilogram. Harga emas diprediksi akan terus mengalami kenaikan karena tidak

adanya kepastian kapan berakhirnya krisis hutang yang melilit negara-negara Eropa dan

penurunan tingkat ekonomi dari sembilan negara anggota Uni-Eropa sehingga harga saham

di berbagai bursa di dunia mengalami kejatuhan disebabkan karena banyaknya masyarakat

yang mengalihkan dana mereka untuk berinvestasi dalam bentuk emas.

Secara umum krisis ekonomi global dalam kurun waktu dari tahun 1997 sampai

dengan sekarang merupakan rangkaian dari krisis-krisis ekonomi sebelumnya. Krisis yang

terjadi tersebut dimulai dari penurunan nilai mata uang negara-negara Asia relatif terhadap

dolar Amerika. Penurunan nilai mata uang ini disebabkan karena spekulasi dari pedagang-

pedagang valas, kurang percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya

Page 10: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

5

sendiri, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.

(Hartono, 2010:81) Bank Indonesia sebagai bank sentral kemudian mengambil kebijakan

moneter melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) dengan menaikkan suku bunga Sertifikat

Bank Indonesia (SBI) dengan harapan dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar

dari penjualan SBI di pasar uang. Namun, kebijakan tersebut ternyata berakibat negatif

terhadap pasar modal. Investor tidak lagi tertarik untuk menanamkan dananya di pasar

modal sehingga berakibat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam.

Bank sentral pada suatu negara memainkan peranan penting dalam mengendalikan

inflasi. Bank sentral akan berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.

Pengendalian terhadap jumlah uang yang beredar dan penentuan tingkat suku bunga dapat

digunakan sebagai instrumen dalam mengendalikan harga oleh bank sentral. Selain itu,

bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal

ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh

tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Inflasi terjadi sebagai akibat tingginya biaya

produksi suatu produk sehingga menaikkan harga jual produk tersebut yang dipengaruhi

oleh kurs rupiah terhadap dolar Amerika.

Keberhasilan bank sentral dalam mengkontrol inflasi dan mempertahankan kurs

rupiah ke level kondusif terlihat pada tahun 2006 dan 2007. Berbagai kebijakan ekonomi

telah mampu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap USD. Namun, awal tahun

2008 rupiah terus mengalami depresiasi dan membaik sejenak pada bulan Februari 2008

hingga bulan Maret 2008, dan terus melemah hingga bulan November 2008, rupiah

mencapai Rp 11.713,65 per USD. Dengan strategi yang tepat dalam mengendalikan inflasi

dan suku bunga, maka nilai tukar secara perlahan meningkat dan pada akhir bulan

Desember 2009 mencapai Rp 9.462,17 per USD.

Page 11: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

6

Selama periode antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 terjadi fenomena di

mana hubungan antara berbagai variabel makro ekonomi dengan pergerakan IHSG tidak

sesuai dengan teori yang ada. Hal ini tentu merupakan fenomena yang menarik untuk

diteliti mengapa terjadi penyimpangan seperti itu. Selain itu, beberapa hasil penelitian

terdahulu mengenai pengaruh tingkat suku bunga SBI, harga minyak dunia, harga emas

dunia, kurs rupiah terhadap dolar AS, indeks bursa efek lain, dan inflasi terhadap

pergerakan IHSG cenderung tidak konsisten atau berbeda antara peneliti satu dengan

peneliti lainnya. Oleh karena adanya fenomena dan research gap ini, maka diperlukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh berbagai faktor internal dan eksternal terhadap

pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan beberapa

rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh faktor internal (kurs rupiah/USD, tingkat inflasi, dan

suku bunga SBI) terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

2. Seberapa besar pengaruh faktor eksternal (harga emas dunia, harga minyak

mentah dunia, dan indeks bursa efek lain) terhadap pergerakan Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG)?

3. Seberapa besar pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap

pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

Page 12: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

7

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai

antara lain:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor internal (kurs rupiah/USD,

tingkat inflasi, dan suku bunga SBI) terhadap pergerakan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG).

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor eksternal (harga emas dunia,

harga minyak mentah dunia, dan indeks bursa efek lain) terhadap pergerakan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor internal dan faktor eksternal

terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan

mengenai pengaruh berbagai variabel makroekonomi terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat praktis bagi

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini, di antaranya:

1. Bagi Investor

Page 13: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

8

Investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik setelah

mereka mengetahui informasi mengenai berbagai faktor makroekonomi

yang dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pemerintah

mengenai berbagai faktor makroekonomi yang membawa pengaruh baik

positif maupun negatif terhadap perkembangan pasar modal di Indonesia.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti

lainnya untuk melakukan penelitian mengenai berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa

Efek Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Pasar Modal

Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang

memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas. Sedangkan menurut Husnan (2009:3) pasar modal dapat

didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka

panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri,

baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Tempat di mana terjadi transaksi jual-beli sekuritas secara fisik disebut dengan bursa efek.

Indonesia memiliki satu bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak tahun 2007,

Page 14: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

9

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) bergabung dan berubah nama

menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manfaat Pasar Modal

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2009:3) pasar modal memberikan manfaat

antara lain:

a. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia

usaha sekeligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya

diversifikasi.

c. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.

d. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat

menengah.

e. Menciptakan lapangan pekerjaan/profesi yang menarik.

f. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang

baik.

g. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang

bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

h. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol

sosial.

i. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan

manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.

Page 15: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

10

Bentuk-Bentuk Pasar Modal

Tandelilin (2010:28) membedakan pasar modal menjadi:

a. Pasar Perdana

Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya

kepada investor umum untuk pertama kalinya.

b. Pasar Sekunder

Setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana, sekuritas emiten tersebut

kemudian bisa diperjualbelikan oleh dan antar-investor di pasar sekunder.

Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa,

saham preferen, obligasi, waran maupun sekuritas derivatif (opsi dan

futures).

Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal sering dikenal sebagai sekuritas atau efek merupakan aset

finansial (financial asset) yang menyatakan klaim keuangan. Pasar modal (capital market)

pada prinsipnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang

maupun ekuitas (modal sendiri) serta berbagai produk turunannya. (Tandelilin, 2010:30)

Berbagai sekuritas jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara

lain seperti saham, obligasi, derivatif, dan reksa dana.

Saham

Menurut Kasmir (2010:209) Saham merupakan surat berharga yang bersifat

kepemilikan. Sedangkan menurut Arthesa dan Handiman (2009:229) saham adalah tanda

penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan tertentu pada perusahaan penerbit

Page 16: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

11

saham bersangkutan. Mishkin (2008:41) mendefinisikan saham sebagai klaim ekuitas atas

laba bersih dan aset suatu perusahaan.

Saham terbagi menjadi dua bentuk, yaitu saham biasa (common stocks) dan saham

preferen (preferred stock).

a. Saham Preferen

Menurut Hartono (2010:111) saham preferen mempunyai sifat gabungan

(hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Saham prefen memberikan

beberapa hak bagi pemegangnya, yaitu hak atas dividen tetap dan hak

pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham

preferen dianggap memiliki karakteristik antara obligasi dan saham biasa.

Beberapa karakteristik dari saham preferen menurut Hartono (2010:112-113)

antara lain:

1. Preferen terhadap Dividen

Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih

dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa serta memberikan hak

dividen kumulatif, yaitu hak untuk menerima dividen tahun-tahun

sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa

menerima dividennya.

2. Preferen pada Waktu Likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan

dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi

likuidasi.

b. Saham Biasa

Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa menurut Hartono

(2010:117-118) antara lain:

Page 17: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

12

1. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi.

2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaa, pemegang saham biasa berhak mendapat bagian

dari keuntungan perusahaan.

3. Hak Preemptif

Hak preemptif (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan

persentase pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan

lembar saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menurut Sunariyah (2006:142) Indeks Harga Saham Gabungan seluruh saham

adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang

tercatat di suatu bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI meliputi

pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator

pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah

tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100 dengan jumlah emiten yang tercatat sebanyak

13 emiten. Jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sampai dengan bulan

Desember 2009 mencapai 398 emiten. (BEI, 2010:4) IHSG mencapai level tertinggi

sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yang ditutup pada level 2.830,263 pada tanggal 9

Januari 2008.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dihitung menggunakan rumus

berikut: (Halim, 2005:13)

Page 18: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

13

100ND

NPIHSG t

t

Keterangan simbol:

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada hari ke-t

NPt = Nilai pasar pada hari ke-t, dari jumlah lembar saham yang tercatat di

bursa dikalikan dengan harga pasar per lembar

ND = Nilai dasar, BEI memberi nilai dasar IHSG 100 pada tanggal 10

Agustus 1982

Nilai Dasar tersebut sejak 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan bila terjadi corporate

action yang dilakukan oleh emiten seperti penawaran saham perdana (IPO), right issues,

company listing, delisting, dan konversi. Salah satu faktor yang harus dihitung dalam

melakukan penyesuaian Nilai Dasar adalah Harga Teoritis. Selain berpengaruh pada harga

saham, yang ditandai dengan adanya Harga Teoritis saham, corporate action juga akan

menyebabkan perubahan jumlah saham tercatat jika emiten melakukan reverse split.

Rumus untuk mencari nilai dasar yang baru karena adanya corporate action tersebut

adalah: (Halim, 2005:14)

NDLNPL

NPTNPLNDB

Keterangan simbol:

NDB = Nilai Dasar Baru

NDL = Nilai Dasar Lama

NPL = Nilai Pasar Lama

NPT = Nilai Pasar Tambahan

Page 19: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

14

Pengaruh Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Pasar Modal

Faktor-faktor internal dan eksternal merupakan variabel ekonomi makro yang

terjadi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Menurut Sunariyah (2006:20)

perubahan atau perkembangan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi suatu negara

akan memberikan pengaruh kepada pasar modal. Apabila suatu indikator ekonomi makro

jelek, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan pasar modal. Tetapi apabila suatu

indikator ekonomi baik, maka akan memberi pengaruh yang baik pula terhadap kondisi

pasar modal. Siegel (1991) dalam Tandelilin (2010:341) menyimpulkan adanya hubungan

yang kuat antara harga saham dan kinerja ekonomi makro dan menemukan bahwa

perubahan pada harga saham selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan ekonomi.

Harga emas dunia memiliki pengaruh terhadap pergerakan IHSG. Emas merupakan

salah satu instrumen investasi yang masih diminati di masyarakat karena memiliki sifat

zero inflation. Harga emas dunia yang kian naik dari tahun ke tahun dapat menarik minat

investor untuk berinvestasi emas sehingga mengurangi investasinya di pasar modal dan

berakibat IHSG mengalami penurunan karena maraknya aksi jual saham yang dilakukan

oleh para investor.

Kurs rupiah yang melemah terhadap dolar AS juga ikut mempengaruhi IHSG.

Selain para investor dapat berinvestasi di pasar modal, mereka juga dapat berinvestasi di

pasar valas. Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS akan menarik minat investor

untuk berinvestasi di pasar valas. Selain itu, melemahnya kurs rupiah akan berdampak

pada menurunnya laba bersih yang diperoleh oleh emiten sehingga mengakibatkan harga

sahamnya juga ikut menurun. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS akan memicu

terjadinya inflasi di masyarakat.

Page 20: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

15

Penyebab terjadinya inflasi bisa disebabkan karena adanya tarikan permintaan dan

desakan biaya. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya

permintaan total yang berlebihan di mana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di

pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.

Sedangkan inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan

produksi atau kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan

yang meningkat secara signifikan. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS dapat memicu

terjadinya inflasi desakan biaya karena meningkatnya biaya produksi akibat penggunaan

bahan baku impor.

Salah satu tugas bank sentral pada suatu negara adalah mengendalikan laju inflasi

melalui kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di

masyarakat melalui penjualan SBI dan menentukan tingkat suku bunga simpanan dan

pinjaman. BI rate yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat dijadikan sebagai suku

bunga acuan oleh bank-bank yang ada di Indonesia dalam menentukan besarnya suku

bunga simpanan dan pinjaman serta digunakan oleh Bank Indonesia sebagai sasaran suku

bunga SBI yang diinginkan untuk pelelangan pada masa periode tertentu. Tinggi

rendahnya BI rate ini akan mempengaruhi investasi di pasar modal karena investor dapat

mengalihkan dana investasinya dalam bentuk simpanan di bank lokal dan pembelian SBI

di pasar uang sehingga berdampak pada merosotnya IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Inflasi desakan biaya juga dapat disebabkan oleh adanya kenaikan harga minyak

mentah di dunia. Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak digunakan sebagai bahan bakar

industri sehingga dimasukkan sebagai komponen biaya produksi suatu produk. Kenaikan

harga BBM mengakibatkan kenaikan biaya produksi sehingga produsen kemudian

menaikkan harga jual produknya dan memicu terjadinya inflasi di masyarakat. Bagi

perusahaan-perusahaan penambangan dan pengolahan minyak bumi, kenaikan harga

Page 21: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

16

minyak mentah ini akan meningkatkan laba bersih sehingga menyebabkan harga sahamnya

ikut naik di bursa efek. Naik turunnya harga saham perusahaan-perusahaan tersebut

menyebabkan naik turunnya IHSG di bursa efek akibat aksi ambil untung (profit taking)

yang dilakukan oleh para investor.

Ringkasan mengenai pengaruh beberapa variabel ekonomi terhadap pasar modal

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ringkasan Variabel Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Pasar Modal

No. Variabel Ekonomi Penjelasan

1 Pertumbuhan PDB Meningkatnya PDB akan berpengaruh positif

terhadap pasar modal.

2 Pertumbuhan produksi industri Naiknya indeks produksi akan memberikan

pengaruh positif terhadap pasar modal.

3 Inflasi Inflasi yang tinggi mempunyai pengaruh

negatif terhadap pasar modal.

4 Tingkat bunga Tingkat bunga yang tinggi akan berpengaruh

negatif terhadap pasar modal.

5 Kurs rupiah

Menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang

asing memiliki pengaruh negatif terhadap pasar

modal.

6 Pengangguran Meningkatnya pengangguran akan memberikan

dampak negatif terhadap pasar modal.

7 Anggaran defisit

Anggaran defisit akan meningkatkan jumlah

uang yang beredar sehingga akan menyebabkan

terjadinya inflasi.

8 Bursa-bursa regional

Perkembangan yang terjadi pada bursa-bursa di

AS berpengaruh positif terhadap bursa-bursa di

Asia.

Sumber: Dirangkum dari Sunariyah (2006:20-22), Tandelilin (2010:341-345)

Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai bahan referensi peneliti

untuk membandingkan beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai variabel

makroekonomi terhadap kurs, harga saham, dan IHSG. Ringkasan beberapa penelitian

terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 22: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

17

Tabel 2. Ringkasan Beberapa Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Achmad dan

Liana (2012)

“Pengaruh Suku Bunga

SBI dan Kurs Dolar

Terhadap Harga Saham

di BEI”

Secara parsial suku bunga SBI

dan kurs dolar memiliki

hubungan terhadap harga

saham.

Secara simultan terdapat

hubungan yang kuat antara suku

bunga SBI dan kurs dolar

terhadap harga saham.

2 Chabachib dan

Witjaksono

(2011)

“Analisis Pengaruh

Fundamental Makro dan

Indeks Harga Global

Terhadap IHSG”

Tingkat suku bunga SBI, kurs

rupiah, dan indeks Nikkei 225

berpengaruh negatif terhadap

IHSG, sementara harga minyak

dunia, harga emas dunia, indeks

Hangseng, dan indeks Dow Jones

berpengaruh positif terhadap IHSG.

3 Gani (2011) “Analysis of Influence of

IHSG, Rate Level, and

Rupiah Exchange Rate to

Stock Market Price of

Automotive Industry

Noted at Bursary Effect

Indonesia”

Secara parsial terdapat

pengaruh antara IHSG dengan

harga saham, tingkat suku

bunga terhadap harga saham

dan nilai tukar rupiah terhadap

harga Saham perusahaan

otomotif yang tercatat di Bursa

Efek Jakarta.

Secara simultan terdapat

pengaruh antara IHSG, harga

saham, dan tingkat suku bunga

terhadap harga saham

perusahaan otomotif yang

tercatat di Bursa Efek Jakarta.

4 Haryanto dan

Riyatno (2007)

“Pengaruh Suku Bunga

Sertifikat Bank Indonesia

dan Nilai Kurs Terhadap

Risiko Sistematik Saham

Perusahaan di BEJ”

Pada perusahaan manufaktur

hanya kurs yang mempengaruhi

risiko saham sedangkan pada

perusahaan non manufaktur

suku bunga SBI yang

mempengaruhi risiko sistematis

saham.

Hubungan antara suku bunga

SBI dan risiko sistematis saham

adalah negatif.

5 Kewal (2012) “Pengaruh Inflasi, Suku

Bunga, Kurs, dan

Pertumbuhan PDB

Terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan”

Tingkat inflasi, suku bunga SBI,

dan pertumbuhan PDB tidak

memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap IHSG, sedangkan kurs

rupiah berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap IHSG.

6 Mahdi (2010) “Pengaruh Tingkat Suku

Bunga (BI Rate) dan

Dalam jangka pendek tingkat suku

bunga (BI Rate) dan kurs

Page 23: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

18

Kurs Dolar AS Terhadap

Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG)

dengan Menggunakan

Metode Error Corection

Model (ECM)”

berpengaruh signifikan terhadap

fluktuasi IHSG, sedangkan dalam

jangka panjang variabel kurs

berpengaruh signifikan dan variabel

tingkat suku bunga tidak

berpengaruh signifikan.

7 Mansur (2009) “Pengaruh Tingkat Suku

Bunga SBI dan Kurs

Dolar AS Terhadap

Indeks Harga Saham

Gabungan Bursa Efek

Jakarta Periode Tahun

2000‐2002”

Secara bersama-sama tingkat

suku bunga SBI dan kurs dolar

AS memberikan pengaruh yang

signifikan. Tetapi secara

individual menyimpulkan

bahwa tingkat suku bunga SBI

dalam periode tahun 2000

sampai 2002 ternyata tidak

memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan di

BEJ.

Pengaruh yang signifikan

diberikan oleh kurs dolar AS.

8 Prasetiono

(2010)

“Analisis Pengaruh

Faktor Fundamental

Ekonomi Makro dan

Harga Minyak Terhadap

Saham LQ45 dalam

Jangka Pendek dan

Jangka Panjang”

Dalam jangka pendek variabel

pertumbuhan ekonomi dan

harga minyak mempunyai

pengaruh yang signifikan

terhadap saham LQ45, tetapi

tidak untuk variabel suku

bunga SBI dan kurs yang tidak

signifikan.

Dalam jangka panjang semua

variabel bebas yang digunakan

tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap saham

LQ45.

9 Sudiyatno dan

Nuswandhari

(2009)

“Peran Beberapa

Indikator Ekonomi dalam

Mempengaruhi Risiko

Sistematis Perusahaan

Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Jakarta”

Tingkat bunga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

risiko sistematis.

Inflasi, kurs, dan pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap risiko

sistematis.

Page 24: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

19

10 Utami dan

Rahayu (2003)

“Peranan Profitabilitas,

Suku Bunga, Inflasi, dan

Nilai Tukar dalam

Mempengaruhi Pasar

Modal Indonesia Selama

Krisis Ekonomi”

Profitabilitas, suku bunga,

inflasi, dan nilai tukar secara

bersama-sama mempengaruhi

harga saham badan usaha

secara signifikan selama krisis

ekonomi terjadi di Indonesia.

Suku bunga dan nilai tukar

rupiah terhadap dolar Amerika

secara parsial mempunyai

pengaruh secara signifikan

terhadap harga saham badan

usaha selama krisis ekonomi di

Indonesia.

Sumber: Diolah peneliti, 2013

Kerangka Pikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2009:88) kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian

perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.

Jadi, kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun

dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Hubungan antar variabel yang akan diteliti

tersebut dapat dijelaskan melalui suatu model yang disebut sebagai paradigma penelitian

atau model penelitian. (Sugiyono, 2009:63)

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

tinjauan pustaka, maka dapat disusun model penelitian seperti Gambar 2.

Page 25: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

20

Gambar 2. Model Penelitian Pengaruh Berbagai Faktor Internal dan Eksternal

Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek

Indonesia

Hipotesis

Berdasarkan penjelasan empiris dan hasil penelitian sebelumnya seperti tersebut di

atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 = Faktor-faktor internal seperti kurs rupiah/USD berpengaruh positif

sedangkan tingkat inflasi dan suku bunga SBI berpengaruh negatif

terhadap pergerakan IHSG.

H2 = Faktor-faktor eksternal seperti harga emas dunia dan harga minyak

mentah dunia berpengaruh negatif sedangkan indeks bursa efek lain

berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG..

H3 = Faktor internal dan faktor eksternal memiliki berpengaruh positif

terhadap pergerakan IHSG.

Page 26: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

21

METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup penelitian yang bertujuan untuk membatasi

luasnya bidang permasalahan atau kajian yang akan diteliti. Adapun ruang lingkup dari

penelitian ini antara lain:

1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dapat digolongkan

menjadi internal dan eksternal. Faktor-faktor internal, yaitu faktor-faktor yang

berasal dari dalam negeri meliputi kurs rupiah terhadap dolar AS, tingkat suku

bunga SBI, dan tingkat inflasi. Sedangkan faktor-faktor eskternal, yaitu faktor-

faktor yang berasal dari luar negeri meliputi harga minyak mentah dunia, harga

emas dunia, dan indeks bursa efek lain.

2. Indeks bursa efek negara lain yang diamati adalah indeks Dow Jones Industrial

Average (DJIA).

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan data sekunder.

Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). (Kuncoro,

2009:145) Sedangkan data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh

seseorang dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa

merupakan internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran

dokumen, atau publikasi informasi. (Sekaran, 2006:65) Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh melalui media internet seperti dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 27: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

22

Tabel 3. Sumber-Sumber Data Penelitian

No. Variabel Indikator Sumber Data

1 Harga Emas Dunia Harga Emas di Pasar London Kitco

2 Kurs Rp/USD Kurs Tengah BI Bank Indonesia

3 Suku Bunga SBI BI Rate Bank Indonesia

4 Harga Minyak

Mentah Dunia

Harga Minyak Mentah West

Texas Intermediate (WTI)

U.S. Energy

Information

Administration (EIA)

5 Indeks Bursa Lain Dow Jones Industrial Average

(DJIA) Yahoo finance

6 Tingkat Inflasi Indeks Harga Konsumen

(Consumer Price Index) Bank Indonesia

7 IHSG Indeks Harga Saham Gabungan

(Jakarta Composite Index) Yahoo finance

Sumber: Peneliti, 2013

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang

dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. (Sanusi, 2013:87) Populasi dalam penelitian

ini adalah semua periode perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1977

sampai dengan sekarang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan salah satu cara

pengambilan sampel tidak acak (non-random sampling), yaitu metode purposive sampling.

Menurut Sanusi (2013:95) cara pengambilan sampel tipe ini disebut pula dengan

judgement sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan tertentu. Sampel yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah periode

pengamatan dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dengan pertimbangan bahwa selama

periode pengamatan tersebut Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengalami market bearish

dan market bullish karena dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan faktor eksternal

sehingga sangat sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 28: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

23

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang tepat untuk penelitian ini di mana sumber data yang

digunakan sepenuhnya merupakan data sekunder adalah teknik dokumentasi. Teknik

pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. (Usman & Akbar, 2003:73)

Menurut Sanusi (2013:114) cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk

mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun

kelembagaan. Data yang diperoleh masih sangat mentah karena informasinya tercerai-berai

sehingga harus diatur sistematika data tersebut dan meminta informasi lebih lanjut kepada

pengumpul data pertama.

Data-data yang dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi dalam penelitian

ini diperoleh melalui sumber data sekunder seperti data harga emas dunia, kurs rupiah

terhadap dolar AS, tingkat suku bunga SBI, harga minyak mentah dunia, indeks bursa efek

lain, tingkat inflasi, dan IHSG yang dapat dilihat pada Tabel 3 sebelumnya.

Definisi Operasional Data

Definisi operasional variabel adalah mendifinisikan variabel secara operasional dan

berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek penelitian. Secara tidak

langsung, definisi operasional itu akan menunjukan alat ukur yang tepat untuk mengambil

data yang sesuai dengan variabel yang akan diukur sehingga pada definisi operasional

dapat ditentukan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Definisi operasional

Page 29: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

24

dari masing-masing variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Definisi Operasional Data

Variabel Definisi

Konseptual

Definisi Operasional

Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Faktor-Faktor

Internal

Faktor-faktor

ekonomi makro

dalam negeri.

Harga Emas

Dunia

Harga Emas di

Pasar London Rasio

Kurs Rp/USD Kurs Tengah BI Rasio

Suku Bunga

SBI BI Rate Rasio

Faktor-Faktor

Eksternal

Faktor-faktor

ekonomi makro

luar negeri.

Harga Minyak

Mentah Dunia

Harga Minyak

Mentah West

Texas

Intermediate

(WTI)

Rasio

Indeks Bursa

Lain

Dow Jones

Industrial

Average (DJIA)

Interval

Tingkat Inflasi

Indeks Harga

Konsumen

(Consumer

Price Index)

Interval

Indeks Harga

Saham

Gabungan

(IHSG)

Indeks yang

menunjukkan

pergerakan

harga saham

secara umum

yang tercatat di

bursa efek yang

menjadi acuan

tentang

perkembangan

kegiatan di

pasar modal.

Indeks Harga

Saham

Gabungan

(IHSG)

Indeks Harga

Saham

Gabungan

(Jakarta

Composite

Index)

Interval

Sumber: Peneliti, 2013

Teknik Analisis Data

Pengujian Asumsi Klasik dalam Analisis Regresi Linier

Page 30: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

25

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah

memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius

dari asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS).

Terdapat enam asumsi yang diperlukan dalam penaksiran OLS, yaitu:

1. Rata-rata kesalahan pengganggu (e) sama dengan nol;

2. Kesalahan pengganggu berbentuk distribusi normal;

3. Kesalahan pengganggu tidak berkorelasi dengan variabel independen;

4. Tidak adanya autokorelasi antar gangguan (e);

5. Tidak adanya multikolinearitas; dan

6. Varian kesalahan pengganggu tetap atau homoskedastisitas (tidak terjadi

heteroskedastisitas).

Penyimpangan dari asumsi klasik yang pertama menyebabkan terjadinya

penyimpangan dari estimasi terhadap besarnya konstanta. Akan tetapi, penyimpangan

estimasi terhadap besarnya konstanta dalam hal ini kurang begitu menggangu, karena yang

diperhitungkan dalam penelitian adalah besarnya pengaruh perubahan variabel independen

terhadap variabel dependen. Begitu juga dengan asumsi yang kedua, jika tidak terpenuhi

maka tidak terlalu berpengaruh terhadap kesahihan hasil regresi dan akan tetap dapat

diperolehnya hasil estimator OLS yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE).

Sedangkan untuk penyimpangan pada asumsi ketiga umumnya terjadi pada model

persamaan simultan dan tidak pernah terjadi pada model persamaan tunggal. Oleh karena

itu, dalam analisis regresi berganda yang perlu diperhatikan dan diuji adalah ada tidaknya

penyimpangan terhadap asumsi keempat (uji autokorelasi), kelima (uji multikolinearitas),

dan keenam (uji heteroskedastisitas).

Page 31: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

26

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi jarang dijumpai pada data cross section dan

biasanya terjadi pada data time series (serial waktu). Multikolinieritas adalah suatu kondisi

di mana terjadi korelasi yang kuat di antara variabel independen yang diikutsertakan dalam

pembentukan model regresi linier berganda. Sedangkan uji heteroskedastisitas digunakan

untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu mempunyai

varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Pengujian Hipotesis

Untuk dapat menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap

pergerakan IHSG, maka teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Regresi linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi linear sederhana,

yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau

lebih variabel bebas. (Sanusi, 2012:134) Model analisis linier berganda berguna untuk

mengestimasi parameter-parameter regresi untuk menjawab hipotesis asosiatif, yaitu

hipotesis yang menunjukkan dugaan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel

indepeden terhadap variabel dependen.

Dengan demikian, regresi linear berganda dinyatakan dalam persamaan matematika

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bnXn + e

di mana

Y = Variabel dependen

Page 32: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

27

a = Konstanta

b1…bn = Koefisien regresi (slope)

X1…Xn = Variabel independen

e = Variabel penganggu

Persamaan regresi linear berganda semakin baik apabila didukung oleh nilai

koefisien determinasi yang semakin besar (mendekati 1) dan cenderung meningkat nilainya

sejalan dengan peningkatan jumlah variabel bebas. Dalam tabel ANOVA, nilai koefisien

determinasi (R2) dihitung dengan rumus berikut.

SST

SSRR2

di mana

SSR = Keragaman regresi

SST = Keragaman total

Nilai koefisien determinasi (R2) memiliki hubungan dengan Fhitung sehingga dapat

dirumuskan:

1)](k)/[nR(1

/kRF

2

2

hitung

di mana

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan mengikuti aturan berikut.

Page 33: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

28

Jika Fhitung ≤ Ftabel; maha H0 diterima; atau jika Fhitung > Ftabel; maka H0 ditolak.

Uji F yang signifikan menunjukkan bahwa variasi variabel terikat dijelaskan sekian

persen oleh variabel bebas secara bersama-sama adalah benar-benar nyata dan bukan

terjadi karena kebetulan. Dengan kata lain, berapa persen variabel terikat dijelaskan oleh

seluruh variabel bebas secara serempak (bersama-sama), dijawab oleh koefisien

determinasi (R2), sedangkan signifikan atau tidak yang sekian persen itu, dijawab oleh uji

F. Berdasarkan asumsi ini, nilai koefisien determinasi (R2) dan uji F menentukan baik

tidaknya model yang digunakan. Makin tinggi nilai koefisien determinasi (R2) dan

signifikan, maka semakin baik model itu.

Uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi diperlukan untuk

mengetahui signifikan tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas (Xi) terhadap

variabel terikat (Y). Berkaitan dengan hal ini, uji signifikansi secara parsial digunakan

untuk menguji hipotesis penelitian. Nilai yang digunakan untuk melakukan pengujian

adalah nilai t hitung yang diperoleh dari rumus:

ib

i

S

bt

di mana

bi = Koefisien regresi

Sbi = Standar error koefisien regresi

Kriteria pengambilan keputusan mengikuti aturan berikut.

Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel; maka H0 diterima; atau jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel;

maka H0 ditolak.

Page 34: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

29

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Noor dan Liana. 2012. “Pengaruh Suku Bunga SBI dan Kurs Dolar Terhadap

Harga Saham di BEI.” Jurnal Ilmiah Ranggagading 12(2):128-135.

Arthesa, Ade dan Handiman, Edia. 2009. Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Indeks, Jakarta, Indonesia.

Bursa Efek Indonesia. 2010. Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek

Indonesia. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Chachib, H. M. dan Witjaksono, Ardian Agung. 2011. “Analisis Pengaruh Fundamental

Makro dan Indeks Harga Global terhadap IHSG.” Jurnal Karisma 5(2):63-72.

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M.. 2006. Pasar Modal di Indonesia:

Pendekatan Tanya Jawab (Edisi ke-2). Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

Gani, Raoda. 2011. “Analysis of Influence of IHSG, Rate Level, and Rupiah Exchange Rate

to Stock Market Price of Automotive Industry Noted at Bursary Effect Indonesia.”

Jurnal Manajemen Bisnis 1(1):119-128.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi (Edisi ke-2). Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi ke-7). BPFE,

Yogyakarta, Indonesia.

Haryanto, M. Y. Dedi dan Riyatno. 2007. “Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank

Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ.”

Jurnal Keuangan dan Bisnis 5(1):24-40.

Husnan, Suad. 2009. Teori Portofolio & Analisis Sekuritas (Edisi ke-4). UPP STIM

YKPN, Yogyakarta, Indonesia.

Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi). Rajawali Pers,

Jakarta, Indonesia.

Kewal, Suramaya Suci. 2012. “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan

PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.” Jurnal Economia 8(1):53-64.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti

& Menulis Tesis? (Edisi ke-3). Erlangga, Jakarta, Indonesia.

Mahdi, Muhammad. 2010. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga (BI Rate) dan Kurs Dolar AS

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Menggunakan Metode

Error Corection Model (ECM).” Jurnal Ekonomi Pembangunan 8(2):307-314.

Mansur, Moh. 2009. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dolar AS Terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000‐2002.”

Working Paper in Accounting and Finance, FE UNPAD, Oktober 2009.

Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan (Edisi ke-

8). Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

Page 35: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG

30

Prasetiono, Dwi Wahyu. 2010. “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi Makro

dan Harga Minyak Terhadap Saham LQ45 dalam Jangka Pendek dan Jangka

Panjang.” Journal of Indonesian Applied Economics 4(1):11-25.

Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

Sudiyatno, Bambang dan Nuswandhari, Cahyani. 2009. “Peran Beberapa Indikator

Ekonomi dalam Mempengaruhi Risiko Sistematis Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Jakarta.” Dinamika Keuangan dan Perbankan 1(2):66-81.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung, Indonesia.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Edisi ke-5). UPP STIM YKPN,

Yogyakarta, Indonesia.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Kanisius,

Yogyakarta, Indonesia.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi

Aksara, Jakarta, Indonesia.

Utami, Mudji dan Rahayu, Mudjilah. 2003. “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi,

dan Nilai Tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis

Ekonomi.” Jurnal Manajemen & Kewirausahaan 5(2):123-131.