analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

183
TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN DI KOTA DENPASAR NI LUH MIKA TRISNAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Transcript of analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

Page 1: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK HOTEL,

PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN DI KOTA DENPASAR

NI LUH MIKA TRISNAWATI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2015

Page 2: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK HOTEL,

PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN DI KOTA DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Studi Ilmu Ekonomi

Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI LUH MIKA TRISNAWATI NIM. 1391461021

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2015

Page 3: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 10 Agustus 2015

Pembimbing I,

Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU NIP. 19500510 197803 1 002

Pembimbing II,

Dr. I B P Purbadharmaja, SE, ME NIP. 19680618 199502 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Prof. Dr.N Djinar Setiawina,SE,MS NIP. 19530730 198303 1 001

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Prof. Dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 195902151985102001

Page 4: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 27 Juli 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No.: 2038/UN.14.4/HK/2015, Tanggal 8 Juli 2015

Panitia Penguji Usulan Penelitian Tesis adalah :

Ketua : Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU

Anggota :

1. Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE, ME

2. Prof.Dr.I Made Kembar Sri Budhi, Drs, MS

3. Dr.I Ketut Djayastra, SE, SU

4. Dr. A.A.I.N Marhaeni, SE, MS

Page 5: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ni Luh Mika Trisnawati

NIM : 1391461021

Program Studi : Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana

Judul Tesis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel,

Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Juni 2015

Yang membuat pernyataan

Ni Luh Mika Trisnawati NIM. 13914621021

Page 6: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukut penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas tuntunan dan petunjuk-Nya, tesis yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel,

Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar dapat diselesaikan.

Tesis ini merupakan syarat kelengkapan untuk menyelesaikan pendidikan Strata

Dua (S2) pada Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana

Universitas Udayana.

Tesis ini diselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu

melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor

Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD. KEMD atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan

terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas

Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada :

Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE. MS. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana; Bapak Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU.

selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE, ME.

selaku Pembimbing II yang telah banyak mengorbankan waktu untuk memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis; Bapak Prof.Dr. I Made Kembar Sri Budhi,

Drs, MP; Dr. I Ketut Djayastra, SE, SU; Dr.A.A.I.N Marhaeni, SE, MS. selaku

Page 7: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

Dosen Pembahas Seminar dan Penguji Tesis yang telah banyak memberikan

masukan bagi kesempurnaan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada Bapak dan Ibu semua Dosen dan staf sekretariat MIE UNUD yang telah

banyak membantu dan memfasilitasi selama proses perkuliahan, rekan-rekan

angkatan XXIV MIE UNUD yang telah ikut memberikan masukan-masukan

dalam penyusunan tesis ini. Keluarga tercinta, suami dan anak-anak tercinta yang

selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesaian studi ini.

Pemerintah Kota Denpasar maupun rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari

sempurna. Dalam kesederhanaan, penulis berharap dapat memberi sumbangan

pemikiran dan kajian penulis dalam mengembangan Pajak Hotel, Pajak Restoran

dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar.

Denpasar, Juni 2015

Penulis

Page 8: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

ABSTRAK

Penerimaan pajak daerah di Kota Denpasar sebagai sumber pembiayaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, oleh karena itu pajak daerah tetap merupakan primadona untuk membiayai pengeluaran daerah di Kota Denpasar. Bagi Pemerintah Kota Denpasar, walaupun kemampuan fiskal yang berasal dari pendapatan asli daerah masih terbatas, namun pajak daerah masih memegang peranan penting, dalam rangka peningkatan penerimaan pajak di Kota Denpasar. Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2011 pemungutan pajak hotel, restoran dan hiburan menerapkan self assessment system sehingga kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang sangat menentukan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban dan hak di bidang perpajakan.

Penelitian ini bertujuan 1) untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 2) untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 3) untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh tidak langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 4) untuk menganalisis pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota Denpasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan ada dua yaitu data primer dan data sekunder yang didapat dari Dinas Pendapatan Kota Denpasar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, observasi dan wawancara mendalam. Responden ditentukan dengan rumus slovin berjumlah 154 wajib pajak yang terdiri dari 56 wajib pajak hotel, 77 wajib pajak restoran dan 21 wajib pajak hiburan. Pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis diagram jalur.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan path analysis menunjukkan bahwa 1)pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 2) pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 3) pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Kesadaran wajib pajak memediasi secara parsial pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak; 4) kepatuhan wajib pajak membayar pajak berpengaruh terhadap PAD karena jumlah penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan hiburan memberikan kontribusi yang tinggi bagi pajak daerah di Kota Denpasar. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terdapat beberapa implikasi tentang pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak, melalui sosialisasi berbagai kebijakan yang terkait dengan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar kepada masyarakat sebagai wajib bayar dan wajib pajak secara terus menerus sehingga masyarakat sadar dan patuh dengan pajak.

Kata kunci : kepatuhan. pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak

Page 9: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

ABSTRACT

Local tax revenue in Denpasar as a source of financing has increased significantly, therefore it remains an excellent local taxes to finance spending in the City of Denpasar. For the Denpasar government, despite the fiscal capacity derived from local revenues remains limited, but local taxes still play an important role, in order to increase tax revenues in the city of Denpasar. Under Law Number 28 of 2011, the tax collection of hotels, restaurants and entertainments shall apply self assessment system, so that the taxpayers awareness is the most crucial factor of the taxpayers obedience in implementing their obligations and rights in the field of taxation.

This study aims 1) to analyze the effect of tax knowledge, quality of service, and tax audits towards the awareness of the taxpayers to pay the hotel , restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 2) to analyze the effect of tax knowledge, quality of service, tax audits and awareness of the taxpayers on their obedience to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 3) to analyze whether or not the indirect effect of tax knowledge, quality of service, tax audits on the taxpayers obedience through the awareness of taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in the city of Denpasar; 4) to analyze the effect of the taxprayer to pay hotel, restaurant and entertainment taxes of local revenues in the City of Denpasar. The method used was quantitative research method. There are two sources of data used, i.e. the primary data and the secondary data obtained from the Department of Revenue of Denpasar. Data collection methods used were questionnaires, observation and interviews. Respondents were determined by the formula of slovin, totaling 154 taxpayers comprised of 56 hotel taxpayers, 77 restaurant taxpayers, and 21 entertainment taxpayers. Sampling was done by accidental sampling. The analytical tools used were descriptive analysis and analysis of the path diagram.

Results of hypothesis testing conducted by path analysis showed that 1) the tax knowledge, quality of service and tax audits positively influenced on the awareness of the taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 2) the knowledge of tax, service quality, tax audits and taxpayer awareness positively affected on the taxpayers obedience to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 3) the knowledge of tax, service quality, and tax audits indirectly gave significat effect on the taxpayers obedience through awareness of the taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in the City of Denpasar; 4) the taxpayers obedience importance in supporting effort is make up of local tax revenue in Denpasar. The awareness of taxpayers mediated partially the tax knowledge, quality of service, and tax audits on the taxpayers obedience. Based on the results of hypothesis testing that there were some implications of the knowledge of the public about the importance of paying taxes, through the continuous dissemination of various policies associated with the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar so that people are aware and obedient with paying taxes.

Keywords: obedience, tax knowledge, quality of service, tax audits

Page 10: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ......................................................................................................

PRASYARAT GELAR .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................ v

UCAPAN TERIMAKASIH ....................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................ viii

ABSTRACT .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 12

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 13

1.5 Sistematika Penulisan ................................................................ 14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep-Konsep dan Definisi Yang Digunakan ......................... 18

2.1.1 Pengertian Pajak .............................................................. 18

2.1.2 Asas Pemungutan Pajak ................................................... 19

2.1.3 Fungsi Pajak ..................................................................... 21

2.1.4 Pendapatan Daerah ........................................................... 21

2.1.5 Pajak Daerah .................................................................... 23

2.1.6 Pajak Hotel ....................................................................... 25

2.1.7 Pajak Restoran ................................................................. 26

2.1.8 Pajak Hiburan .................................................................. 27

Page 11: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

2.2 Teori-Teori Yang Digunakan ..................................................... 28

2.2.1 Teori Pemungutan Pajak .................................................. 28

2.2.2 Sistem Pemungutan Pajak ................................................ 28

2.2.3 Kepatuhan Perpajakan ...................................................... 29

2.2.4 Kesadaran Wajib Pajak .................................................... 32

2.2.5 Pengetahuan Perpajakan ................................................... 33

2.2.6 Kualitas Pelayanan ........................................................... 34

2.2.7 Pemeriksaan Pajak ........................................................... 36

2.3 Keaslian Penelitian ................................................................... 38

BAB III. KERANGKA BERPIKIR,KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian .................................. 41

3.1.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 41

3.1.2 Konsep Penelitian ............................................................ 45

3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................. 48

BAB IV. METODA PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 49

4.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 49

4.3 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. 49

4.4 Definisi Operasional Variabel ................................................... 51

4.5 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 53

4.5.1 Jenis data ........................................................................... 53

4.5.2 Sumber data ....................................................................... 54

4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...................... 54

4.7 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 56

4.8 Instrumen Penelitian ................................................................. 57

4.9 Teknik Analisis Data ................................................................ 58

4.9.1 Analisis Deskriptif ........................................................... 58

4.9.2 Analisis Jalur ................................................................... 59

Page 12: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

BAB V. DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 67

5.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 67

5.2.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................. 72

5.2.2 Karakteristik Responden .................................................. 75

5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 78

5.2.4 Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur ..................................... 79 5.2.5 Analisis Ketepatan Model ............................................... 80

5.3 Jawaban Terhadap Tujuan Penelitian ........................................ 82

5.3.1 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................................................. 82

5.3.2 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,

pemeriksaan pajak Dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ................................................................. 83

5.3.3 Koefisien Jalur .................................................................. 84 5.3.4 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,

pemeriksaan pajak Terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ................... 86

5.3.5 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Variabel

Penelitian.. ........................................................................ 89

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 91

5.4.1 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasa ................................................................... 91

5.4.2 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,

pemeriksaan pajak Dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ................................................................. 94

Page 13: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

5.4.3 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar ........................................................................ 97 5.4.4 Pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,

pajak restoran dan pajak hiburan terhadap PAD Kota Denpasar …………. ....................................................... 101

5.5 Keterbatasan Penelitian............................................................ 104

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ................................................................................ 105

6.2 Saran ...................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 117

Page 14: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar Tahun 2007-2014 ................................... 5 1.2 Jumlah Tunggakan Pajak Hotel,Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan

Tahun 2009-2014 Tahun 2009-2014 .................................................. 8 4.1 Variabel Penelitian ........................................................................... 51

4.2 Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel ................................................ 56

4.3 Skala Pengukuran Instrumen Penelitian ............................................ 58

5.1 Jumlah Wajib Pajak Hotel, Wajib Pajak Restoran Dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar Tahun 2009-2014 .................................... 70

5.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah di Kota Denpasar ....................... 71

5.3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan

Pajak………………. ......................................................................... 73

5.4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kualitas

Pelayanan………………... ................................................................ 73

5.5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemeriksaan

Pajak……………… .......................................................................... 74

5.6 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kesadaran Wajib

Pajak…………… .............................................................................. 74

5.7 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kepatuhan Wajib

Pajak…………… .............................................................................. 75

5.8 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha ...................................... 75

5.9 Distribusi Responden Menurut Umur ................................................ 76

5.10 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ................................... 77

5.11 Distribusi Responden Menurut Pendidikan ....................................... 77

5.12 Ringkasan Model Linier Antar Variabel

Penelitian…………………………. ................................................... 79

5.13 Klasifikasi Variabel dan Persamaan Jalur .......................................... 81

5.14 Hasil Regresi Model 1 ...................................................................... 82

Page 15: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

5.15 Hasil Regresi Model 2 ...................................................................... 83

5.16 Ringkasan Koefisien Jalur ................................................................. 84

5.17 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Antar Variabel ......... 90

5.18 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD di Kota

Denpasar………………. .................................................................... 102

5.19 Target dan Realisasi Pajak Daerah di Kota

Denpasar……………………….. ........................................................ 103

Page 16: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian analisis faktor-faktor yang

mempengaruhikepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................. 43

3.2 Kerangka Konsep Penelitian analisis faktor-faktor Yang

mempengaruhikepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................. 47

4.1 Diagram Jalur Variabel Penelitian ................................................... 65

5.1 Standardized Path Diagram ............................................................ 85

5.2 Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak .................................. 87

5.3 Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak .................................. 88 5.4 Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak .................................. 89

Page 17: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 117

2 Hasil Tabulasi Data ................................................................................ 121

3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 123

4 Karakteristik Demografi Responden Penelitian ...................................... 132

5 Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ........................................................................................... 134

6 Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan Terhadap Kesadaran

Wajib Pajak ........................................................................................... 135 7 Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran

Wajib Pajak ........................................................................................... 136 8 Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan

Pajak ...................................................................................................... 137

9 Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................................................... 138

10 Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan

Pajak ...................................................................................................... 139

11 Regresi Pengaruh Parsial Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................................................... 140

12 Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan

Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ............................ 141 13 Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan

Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Horel,Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar .................................................................................. 142

14 Perhitungan R2m ................................................................................... 143

15 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 144

16 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 145

Page 18: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

17 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 146

18 Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Dan

Pengaruh Total ....................................................................................... 147 19 Uji Validitas .......................................................................................... 152

20 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 153

Page 19: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejak

diundangkannya UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004

sebagai pengganti dari UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun

1999, pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam

pelaksanaan otonomi daerah, peranan pemerintah daerah dalam penyelenggaraa

pemerintaan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat akan semakin

meningkat, peningkatan peranan ini dilandasi dengan kemampuan daerah untuk

mengelola secara optimal potensi daerahnya sendiri termasuk dalam pengelolaan

sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, sedangkan salah satu bentuk peran serta

masyarakat dalam otonomi daerah adalah melalui pajak daerah dan retribusi

daerah.

Pajak mempunyai peranan penting dalam membiayai keperluan negara

(Vina, 2010). Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di daerah,

pemerintah daerah berhak mengenakan pemungutan pajak daerah dan retribusi

daerah kepada seluruh warga masyarakatnya (Ismail, 2011). Kebijakan

pemerintah pusat tentang otonomi secara langsung mengharuskan pemerintah

daerah untuk mengatur urusan rumah tangga daerah itu sendiri, oleh karena itu itu

pemerintah daerah dituntut untuk lebih bijaksana dalam mengambil suatu

1

Page 20: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

2

keputusan yang menyangkut hak-hak rakyatnya, dalam arti lain pemerintah daerah

harus adil melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah kepada

seluruh warga masyarakatnya. Pemerintah daerah juga dituntut untuk

mengalokasikan hasil penerimaan pajak dan retribusi daerah untuk mewujudkan

pembangunan dan menunjang keperluan pemerintahan daerah itu sendiri.

Pemerintah daerah dalam daerah otonomi, dituntut untuk dapat mengembangkan

dan mengoptinalkan semua potensi daerah, yang digali dari wilayah daerah yang

bersumber dari PAD tersebut (Mulyadi, 2011).

Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana pemerintah

daerah. Penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan

nasional banyak didanai oleh sektor pajak. Hampir seluruh wilayah di Indonesia

menggali potensi pendapatan daerahnya melalui pajak daerah (Romadana, 2012),

oleh sebab itu pemerintah daerah harus berusaha keras meningkatkan sumber

potensi pendapatan daerahnya. Semakin besar penerimaan pajak yang diterima

maka semakin besar pendapatan yang didapat oleh suatu Negara (Alim, 2005).

Ditinjau dari sejarahnya, Munawir (1997) mengungkapkan bahwa masalah pajak

sudah ada sejak zaman dahulu kala, walaupun pada saat itu belum dinamakan

pajak namun masih merupakan pemberian yang bersifat sukarela dari rakyat

kepada rajanya. Perkembangan selanjutnya pemberian tersebut berubah menjadi

upeti yang sifat pemberiannya dipaksakan dalam arti pemberian itu bersifat wajib

dan ditetapkan sepihak oleh Negara. Hal ini adalah wajar karena kebutuhan

negara akan dana semakin besar dalam rangka memelihara kepentingan negara

yaitu untuk mempertahankan negara dan melindungi rakyatnya dari serangan

musuh maupun untuk melaksanakan pembangunan. Berdasarkan pendapat di atas,

Page 21: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

3

mempertegas bahwa pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang sangat

penting bagi negara untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Demikian pula

Propinsi Bali yang merupakan salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik

Indonesia, bahwa pajak masih menjadi andalan dalam penyelenggaraan kegiatan-

kegiatan pemerintah.

Provinsi Bali sebagai daerah tujuan pariwisata baik wisata domestik

maupun mancanegara juga harus siap dengan sarana dan prasarana pendukung

baik hotel,restoran maupun hiburan. Wisatawan yang datang ke Bali biasanya

menginap di tempat yang mempunyai fasilitas yang memadai. Hotel, restoran dan

hiburan merupakan salah satu sarana pendukung perekonomian dan pariwisata.

Penerimaan pajak daerah yang berasal dari pajak hotel, pajak restoran dan pajak

hiburan di Kota Denpasar sebagai sumber pembiayaan mengalami peningkatan

yang cukup signifikan oleh karena itu pajak daerah tersebut tetap merupakan

primadona untuk membiayai pengeluaran daerah di Kota Denpasar. Bagi

Pemerintah Kota Denpasar, walaupun kemampuan fiskal yang berasal dari PAD

masih terbatas, namun pajak daerah masih memegang peranan penting.

Pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan adalah jenis pajak daerah

mempunyai karakteristik yang sama, dimana wajib pajak merupakan orang

pribadi atau badan yang memiliki usaha di bidang perhotelan, restoran maupun

hiburan yang menjadi wajib pungut atas obyek pajak atau setiap pelayanan yang

telah diberikan kepada pelanggan. Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, wajib pajak hotel, wajib pajak

restoran dan wajib pajak hiburan mempunyai hak untuk memungut pajak atas

pelayanan yang diberikan kepada konsumen dan mempunyai kewajiban untuk

Page 22: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

4

melaporkan dan membayarkan pajak tersebut kepada Pemerintah Daerah. Pajak

hotel, pajak resoran dan pajak hiburan merupakan pajak daerah yang dikenakan

kepada subyek pajak yaitu konsumen yang telah menikmati jasa atas pelayanan

yang diberikan oleh pihak hotel, pengelola restoran atau pengusaha hiburan.

Konsumen hotel adalah subyek pajak hotel yang wajib dikenakan pajak atas

pelayanan hotel, konsumen restoran adalah subyek pajak resoran atas pelayanan

yang diberikan oleh resoran dan konsumen yang menikmati hiburan adalah

subyek pajak hiburan. Pajak yang telah dipungut oleh wajib pajak tersebut wajib

dilaporkan dan disetorkan oleh wajib pajak kepada Pemerintah Daerah.

Perkembangan jumlah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak

hiburan yang terdaftar di Dinas Pendapatan Kota Denpasar setiap tahun

menunjukkan peningkatan dalam jumlah wajib pajak, hal ini menunjukkan bahwa

perkembangan perekonomian di Kota Denpasar yang mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Dengan bertambahnya jumlah wajib pajak maka secara

teoritis akan bertambah pula jumlah penerimaan dari sektor pajak tersebut.

Pada Tabel 1.1 disajikan realisasi penerimaan pajak hotel, pajak restoran

dan pajak hiburan di Kota Denpasar yang rata-rata meningkat, namun

peningkatan penerimaan pajak tersebut mempunyai persentase yang semakin

menurun setiap tahunnya, hal ini menjadi persoalan bagi pemerintah daerah dalam

mengoptimalkan potensi penerimaan dari sektor pajak tersebut.

Page 23: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

5

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan

Di Kota Denpasar Tahun 2007 - 2014

Tahun Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)

2007 40.973.793.741,52 14.789.602.489,00 3.439.906.679,00 2008 58.170.668.206,40 21.098.493.063,00 4.228.460.697,00 2009 75.934.496.609,93 25.210.273.166,85 5.122.205.315,00 2010 82.916.476.229,07 32.545.474.435,10 6.295.782.409,00 2011 92.200.155.236,47 39.327.568.960,74 6.963.962.844,00 2012 103.907.609.075,55 46.080.764.387,83 9.258.579.042,00 2013 113.504.495.968,18 58.577.597.178,41 9.723.711.198,83 2014 119.103.974.297,46 65.059.349.397,68 10.687.215.006,00

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015

Realisasi

Pajak daerah di Kota Denpasar diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak dan retribusi daerah yang dituangkan ke dalam Peraturan Daerah

Kota Denpasar Nomor 5 tahun 2011 tentang pajak hotel, Peraturan Daerah Kota

Denpasar Nomor 3 Tahun 2011 tentang pajak restoran dan Peraturan Daerah Kota

Denpasar Nomor 4 Tahun 2011 tentang pajak hiburan. Berdasarkan UU tersebut

pemungutan pajak menerapkan selft assessment system sehingga kesadaran wajib

pajak merupakan faktor yang sangat menentukan kepatuhan wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Agar penerimaan

pendapatan pajak maksimal tentunya membutuhkan kesadaran masyarakat untuk

mematuhi kewajiban perpajakan yang berlaku. Persoalan mengenai kepatuhan

membayar pajak telah menjadi masalah yang penting karena jika wajib pajak

tidak patuh maka dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan

Page 24: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

6

penghindaran, pengelakan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya akan

merugikan Negara yaitu berkurangnya penerimaan pajak (Fuadi, 2013).

Munawir (1997) mengungkapkan bahwa tidak ada seorangpun senang

dengan pajak, namun setiap orang wajib membayar pajak. Dengan demikian

masalah pajak adalah masalah setiap orang dalam suatu masyarakat dan negara.

Setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau berurusan dengan pajak.

Oleh karena itu setiap orang sebagai anggota masyarakat harus atau wajib

mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik mengenai

azas-azasnya, jenis atau macam pajak yang berlaku di negaranya, cara

perhitungannya dan tata cara pembayarannya, serta hak dan kewajiban sebagai

wajib pajak. Lebih lanjut, menurut Munawir (2004) untuk mencapai efisiensi

pemungutan pajak serta memudahkan warga masyarakat untuk menghitung dan

memperhitungkan pajaknya, maka harus diterapkan sistem pemungutan pajak

yang sederhana yang mudah dilaksanakan sehingga masyarakat tidak terganggu

dengan permasalahan pajak yang sulit. Sistem pemungutan pajak yang sederhana

dan mudah dilaksanakan akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

rnembayar pajak dan memudahkan aparatur pajak dalam pemungutan dan

pengawasannya.

Kepatuhan pajak menurut Brown dan Mazur yang dikutip oleh Martin

(2010), adalah suatu ukuran yang secara teoritis dapat digambarkan dengan

mempertimbangkan tiga jenis kepatuhan seperti kepatuhan dalam melaporkan,

kepatuhan dalam penyimpanan dan kepatuhan dalam membayarkan. Wajib pajak

patuh akan kewajibannya karena menganggap kepatuhan terhadap pajak adalah

suatu norma (Lederman, 2003). Kepatuhan pajak yang tidak meningkat akan

Page 25: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

7

mengancam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(Gerald, 2009). Pengertian kepatuhan pajak menurut (James, 2004), yaitu wajib

pajak bersedia melakukan kewajibannya tanpa paksaan dalam membayar pajak

berdasarkan peraturan yang masih berlaku. Menurut Torgler (2005) salah satu

masalah besar dan serius bagi para pembuat dan pengamat kebijakan ekonomi

adalah meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dapat

dikatakan sebagai kepatuhan dalam persyaratan pelaporan dimana wajib pajak

mengajukan, melaporkan dan membayarkan kewajibannya sesuai dengan

peraturan yang berlaku (Devos, 2009). Kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya perlu ditingkatkan demi terciptanya target pajak yang

diinginkan (Doran, 2009).

Dinas Pendapatan Kota Denpasar telah menerapkan sistem self assessment

dalam penetapan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan. Dalam sistem ini,

wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang

terhutang, yang dilaporkan melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).

Dalam penerapan self assesment, beberapa fenomena yang terjadi dan

menyebabkan pelaksanaan self assesment system dalam pemungutan pajak daerah

tidak efektif, diantaranya adalah tidak terbukanya wajib pajak tentang total

penjualan yang diterima, wajib pajak cenderung memanfaatkan kepercayaan yang

telah diberikan untuk memperkecil jumlah pajak yang disetor, wajib pajak tidak

memahami peraturan yang berlaku dan kesadaran wajib pajak dalam membayar

pajak serta perhitungan pajak daerah yang tidak sesuai dengan peraturan yang

berlaku sehingga menyebabkan penerimaan pajak belum optimal.

Page 26: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

8

Anjasrini (2012) mengatakan bahwa self assesment system selama ini

dalam prinsipnya telah membuat anggapan bahwa pajak tidak lagi dianggap

sebagai beban melainkan sebuah tugas kenegaraan yang harus dilaksanakan.

Dianutnya self assesment system membawa misi dan konsekwensi perubahan

sikap (kesadran) yang terjadi pada masyarakat untuk membayar pajak dengan

sukarela (Darmayanti, 2004). Kesadaran yang tinggi dari wajib pajak merupakan

faktor penting dari wajib pajak dalam pelaksanaan sistem tersebut (Riahi, 2004).

Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pemahaman dan pelaksanaan

kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan

(Muliari, 2011). Tinggi rendahnya wajib pajak dalam mematuhi kewajiban

perpajakannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesadaran

wajib pajak. Pemahaman tentang pajak serta kesungguhan wajib pajak untuk

melaporkan dan membayar kewajiban perpajaknnya dapat mencermikan tingkat

kesadaran wajib pajak. Apabila kesadaran masyarakat atas perpajakan masih

rendah maka akan menyebabkan banyaknya potensi pajak yang tidak dapat

dimanfaatkan.

Tahun Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)

2009 2.843.901.726 2.105.514.400 1.202.976.526 2010 3.100.961.790 2.206.588.272 1.300.936.422 2011 3.535.194.894 2.530.680.091 1.464.149.861 2012 3.981.390.139 2.688.449.651 1.510.364.858 2013 4.298.525.212 2.873.073.814 1.914.325.068 2014 5.125.045.921 3.012.587.429 2.010.617.452

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014

Tabel 1.2 Jumlah Tunggakan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan

Tahun 2009 - 2014

Page 27: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

9

Tingkat kepatuhan wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota

Denpasar untuk melakukan pembayaran masih rendah, hal ini dapat dilihat dari

belum optimalnya penerimaan pajak dan masih terdapat adanya tunggakan pajak

setiap tahunnya. Tunggakan pajak adalah besarnya pajak terhutang yang belum

dibayarkan oleh wajib pajak. Tunggakan ini disebabkan karena adanya

pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus atau karena wajib pajak yang belum

membayarkan pajaknya. Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah tunggakan pajak hotel,

pajak restoran dan pajak hiburan yang terus meningkat setiap tahun dari tahun

2009 sampai dengan 2014, hal ini mengindikasikan masih rendahnya kesadaran

wajib pajak terhadap kepatuhan membayar pajak. Tjaraka (2007)

mengungkapkan bahwa kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada

wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak dan tarif pajak.

Beberapa faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan perbaikan secara

berkesinambungan agar tercapainya peningkatan dalam hal kepatuhan wajib pajak

dapat terealisir.

Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh kesadaran dari wajib

pajak. Hal ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang

tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak itu sendiri. Kesadaran wajib pajak

menyangkut aspek moral dalam bidang perpajakan yang menyangkut dua hal

yaitu (1) kewajiban moral dari wajib pajak dalam menjalankan kewajiban

perpajaknnya sebagai warga negara yang baik dan (2) menyangkut kesadaran

moral wajib pajak atas alokasi penerimaan pajak oleh pemerintah (Thurman, 1984

dan Troutman, 1993).

Page 28: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

10

Salah satu unsur yang ditekankan oleh aparat dalam meningktkan

kesadaran dan kepatuhan pajak adalah dengan cara menyosialisasikan peraturan

pajak baik itu melalui penyuluhan, seruan moral baik dengan media billboard,

baliho maupun membuka situs peraturan pajak yang setiap saat dapat diakses

wajib pajak, sehingga dengan adanya sosialisasi tersebut pengetahuan wajib pajak

terhadap kewajiban perpajakannya bertambah tinggi. Pengetahuan tentang

peraturan perpajakan penting untuk menumbuhkan perilaku patuh karena

bagaimana mungkin wajib pajak disuruh patuh apabila mereka tidak mengetahui

bagaimana peraturan perpajakan. Palil (2005) menemukan bahwa pengetahuan

wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya tax evation.

Hal senada juga dikemukakan oleh Widayati dan Nurlis (2010) bahwa wajib

pajak yang mempunyai pengetahuan yang baik, akan memiliki persepsi yang

positif terhadap sistem pajak yang berakibat tingkat kepatuhan pajak lebih tinggi.

Tingkat kepatuhan pajak juga dipengaruhi oleh kualitas pelayanan.

Semakin baik kualitas pelayanan akan menyebabkan semakin tinggi tingkat

kepatuhan wajib pajak. Parasuraman (1985) menyatakan bahwa kualitas

pelayanan suatu jasa ditentukan oleh lima faktor yaitu realibility, responsivess,

assurance, emphaty dan tangibles. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2012),

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kualitas

pelayanan terhadap tingkat kepatuhan pajak. Masyarakat wajib pajak akan

cendrung meningkatkan kepatuhan pajak apabila mereka merasa puas akan

pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak dalam melayani kebutuhannya

selama mengurus pajak.

Page 29: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

11

Ali et al (2001) menyatakan sanksi perpajakan dan audit adalah suatu

kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Meskipun

demikian, masih banyak terdapat wajib pajak yang lalai dengan kewajibannya

dalam membayar pajak. Tindakan pemeriksaan pajak yang diatur dalam pasal 29

UU KUP merupakan keseimbangan dari sistem yang ada (Burton, 2008). Sistem

self assessment tidak akan ada artinya bila tidak diikuti dengan tindakan

pengawasan dalam bentuk pemeriksaan oleh fiskus. Hasil dari keseimbangan

tersebut adalah kepatuhan wajib pajak namun Rahma (2013) meneliti bahwa

pemeriksaan pajak tidak berpengaruh pada kepatuhan pajak, ini menandakan

bahwa walaupun pemeriksaan pajak yang dilaksanakan sudah baik, akan tetapi

tidak berdampak baik pada kepatuhan wajib pajaknya.

Dalam rangka peningkatan penerimaan pajak di Kota Denpasar, agar

semakin transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, maka

penulis memandang perlu untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak,

kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak terhadap kesadaran serta kepatuhan

wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar

selama ini sehingga dapat menjadi suatu informasi yang penting terutama dalam

membuat kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan menilai apakah pemerintah

Kota Denpasar mampu dan telah berhasil mengelola potensi sumber

pendapatannya dengan baik serta bagaimana dampaknya terhadap penerimaan asli

daerah.

Page 30: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

12

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka terdapat

beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut.

1) Bagaimana pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan

pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak

hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar?

2) Bagaimana pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan

pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar?

3) Apakah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak

berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib

pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui

kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar?

4) Bagaimana pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak

restoran dan pajak hiburan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah

di Kota Denpasar.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Page 31: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

13

1) Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan

pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,

pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

2) Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,

pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar.

3) Untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara tidak

langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak

melalui kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar

pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

4) Untuk menganalisis pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak

hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah

di Kota Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai

berikut.

1) Manfaat teoritis

Manfaat penelitian secara teoritis digunakan sebagai bukti empiris

bagi pengembangan ilmu pengetahuan (Sugiyono, 2013). Manfaat

teoritis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan

teori dan mendukung penelitian sebelumnya tentang faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Page 32: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

14

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau

bahan penelitian lebih lanjut serta menambah informasi yang berkaitan

dengan teori pemungutan pajak dalam hubungannya dengan sikap

kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban

perpajakannya serta dampaknya terhadap penerimaan daerah di Kota

Denpasar.

2) Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

Pemerintah Kota Denpasar dalam mengambil kebijakan peningkatan

penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dalam

pembangunan daerah.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini menguraikan keterkaitan tentang hal-hal yang

akan disampaikan dalam setiap bab dan mempunyai hubungan yang erat.

Adapun penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang tentang penurunan prosentase

penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar dan peningkatan jumlah tunggakan pajak-pajak tersebut setiap

tahun. Kepatuhan wajib pajak menjadi tolok ukur pelaksanaan self

assessment system yang dirumuskan dalam rumusan masalah yang

terjadi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memecahkan masalah

penelitian dan manfaat penelitian berguna secara teoritis dan praktis.

Page 33: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

15

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan beberapa definisi dan konsep yang akan digunakan

pada penelitian, selanjutnya akan dikaitkan dengan teori yang digunakan.

Teori dan konsep yang digunakan antara lain teori tentang pajak,

fungsi pajak, sitem pemungutan pajak, konsep pendapatan daerah,

konsep pajak daerah, kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak,

pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanana dan pemeriksaan pajak.

Kemudian diuraikan keaslian penelitian yang terdiri dari konsep dan

teori yang sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung

baik dari jurnal dalam negeri dan jurnal asing.

Bab III Kerangka Berfikir, Konsep dan Hipotesis Penelitian

Dalam bab ini diuraikan kerangka berpikir tentang implementasi

dari otonomi daerah. Untuk meningkatkan kemandirian keuangan daeah

maka Pendapatan Asli Daerah memegang peran yang penting. Pajak

daerah merupakan elemen yang memberikan kontribusi yang tinggi bagi

pembentukan PAD Kota Denpasar. UU No.28 Tahun 2009 menerapkan

self assessment system dalam pemungutan pajak hotel, pajak restoran dan

pajak hiburan. Kepatuhan wajib pajak memegang peranan yang penting

dalam mengamankan penerimaan daerah di sektor pajak tersebut. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dianalisis secara

kualitatif dan kuantitatif. Kerangka konsep penelitian yang tertuang

dalam gambar menguraikan pengaruh variabel pengetahuan pajak,

kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran dan kepatuhan

wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di

Page 34: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

16

Kota Denpasar. Selanjutnya akan diperoleh suatu hipotesis yang

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar.

BAB IV Metode Penelitian

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang terdiri dari

rancangan penelitian, lokasi dan ruang lingkup penelitian menguraikan

alasan pemilihan lokasi, indentifikasi variabel, definisi operasional

masing-masing variabel, jenis data yaitu data kuntitatif dan kualitatif

serta sedangkan sumber data yaitu data primer dan sekunder. Untuk

menentukan jumlah sampel penelitian digunakan rumus Slovin diperoleh

sampel 154 wajib pajak. Metode pengumpulan data melalui kuisioner,

observasi serta wawancara mendalam. Teknik analisis yang digunakan

yaitu analisis deskriptif dan teknik analisis diagram jalur.

BAB V Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam bab ini menguraikan gambaran lokasi daerah penelitian yaitu Kota

Denpasar. Memberikan deskripsi tentang variabel penelitian dan

pemenuhan asumsi jalur secara kualitatif dan deskriptif. Selanjutnya

memberikan jawaban terhadap tujuan penelitian dan pembahasan hasil

penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar. Keterbatasan

penelitian antara lain adalah pemilihan responden pada masing-masing

Page 35: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

17

obyek pajak antara wajib pajak, yaitu pengambilan sampel dengan

accidental sampling. Variabel yang masih terbatas dan waktu penelitian

singkat.

BAB VI Simpulan dan Saran

Dalam bab ini menguraikan simpulan yaitu intisari dari hasil penelitian

yang merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian. Saran

merupakan hal yang dianjurkan sebagai penerapan hasil penelitian baik

dalam bidang akademik maupun penggunaan praktis kepada masyarakat

secara langsung.

Page 36: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep-konsep dan Definisi yang Digunakan

2.1.1 Pengertian Pajak

Menurut UU Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan Tata

Cara Perpajakan, pasal 1 ayat 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara

yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selain itu terdapat

beberapa definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut

Soemitro (2004) menyatakan sebagai berikut. Pajak adalah peralihan kekayaan

dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan

surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama

membiayai public investment. Definisi pajak yang diberikan oleh Soeparman

Soemahamidjaja (Bukhori, 2002) bahwa, Pajak adalah suatu pengalihan sumber

dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun

wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan leih dahulu, tanpa

mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat

melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.

Berdasarkan definisi pajak tersebut di atas baik pengertian secara

ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat

18

Page 37: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

19

dipaksakan) maka dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada

pengertan pajak sebagai berikut.

1) Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

2) Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor

swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor pemerintah (pemungut pajak).

3) Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan baik rutin

maupun pembangunan.

4) Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh

pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak.

2.1.2 Asas Pemungutan Pajak

Dalam ajaran The Four Maxims, Adam Smith (Mardiasmo, 2011)

mengemukakan asas pemungutan pajak, sebagai berikut.

1) Azas equality yaitu bahwa pembagian tekanan pajak diantara masing-masing

subyek pajak hendaknya dilakukan secara seimbang dengan kemampuannya.

Kemampuan wajib pajak dapat diukur dengan penghasilan yang dinikmati

masing-masing wajib pajak dibawah perlindungan pemerintah. Negara tidak

diperbolehkan mengadakan pembedaan atau diskriminasi diantara sesama

wajib pajak.

2) Azas certainly yaitu bahwa pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus

pasti/jelas dan tidak mengenal kompromi, dalam arti bahwa dalam

Page 38: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

20

pemungutan pajak harus ada kepastian hukum mengenai subyeknya, obyek

dan waktu pembayarannya.

3) Azas convenience of payment yaitu pajak hendaknya dipungut pada saat yang

tepat atau saat yang paling baik bagi wajib pajak yaitu sedekat mungkin

dengan saat diterimanya penghasilan.

4) Azas efficiency yaitu bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat

mungkin, dalam arti bahwa biaya pemungutan pajak hendaknya lebih kecil

dari hasil penerimaan pajaknya.

Sejalan dengan uraian di atas Musgrave (1993) mengungkapkan bahwa

pemungutan pajak hendaknya dilakukan secara proporsional dan harus memenuhi

syarat sebagai berikut.

1) Syarat keadilan adalah pemungutan harus sesuai dengan tujuan hukum, yaitu

untuk mencapai keadilan dan pelaksanaan harus adil.

2) Syarat yuridis adalah pungutan harus didasarkan perundang-undangan yang

berlaku sebagai jaminan keadilan bagi masyarakat maupun bagi Negara.

3) Syarat ekonomis yaitu pemungutan pajak tidak sampai mengganggu

perekonomian khususnya pada kegiatan perdagangan sehingga tidak

menimbulkan kelesuan perekonomian.

4) Syarat finansial yaitu pemungutan pajak harus efisien didasarkan pada fungsi

budgeter dalam artian biaya pungut harus ditekan sehingga lebih rendah dari

hasil pemungutan.

5) Syarat administratif yaitu system pemungutan pajak harus sederhana yang

akan memudahkan dan mendorong masyarakat memenuhi kewajiban

perpajakannya.

Page 39: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

21

2.1.3 Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,

khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua pengeluaran

pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka pajak mempunyai beberapa

fungsi (Mardiasmo 2004) yaitu:

1) Fungsi Anggaran (budgetair) adalah fungsi yang letaknya di sektor

publik yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-

banyaknya sesuai dengan undang-undang yang berlaku yang pada

waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara.

2) Fungsi Mengatur (regulated) adalah fungsi bahwa pajak-pajak tersebut

akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu

yang letaknya diluar bidang keuangan.

3) Fungsi Demokrasi yaitu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan

atau wujud sistem gotong-royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan

penggunaan demi kesejahteraan masyarakat.

4) Fungsi Redristribusi yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur

pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.

2.1.4 Pendapatan Daerah Pendapatan daerah yang akan digunakan untuk pembangunan daerah yaitu

bersumber dari PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-Lain

Pendapatan yang sah. PAD menurut Halim (2001), adalah penerimaan yang

diperoleh daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

Page 40: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

22

berlaku. PAD merupakan suatu penerimaan daerah yang berasal dari sumber-

sumber di wilayahnya sendiri berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan UU

Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

dan daerah, maka sumber pendapatan daerah terdiri dari.

a. Pajak Daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraaan pemerintah daerah,

yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah

dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di

daerah (Early, 2005).

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara

karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara. Retribusi Daerah

(Marihot, 2005) adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah

Adalah merupakan penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik

daerah dan pengelolaan keuangan daerah, penyertaan modal daerah ke

pihak ketiga (Marihot, 2005). Hasil perusahaan milik daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain bagian

laba, deviden dan penjualan saham milik daerah.

Page 41: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

23

d. Lain-lain Usaha Yang Sah

Adalah hasil daerah yang diperoleh dari hasil usaha diluar kegiatan

pelaksanaan tugas daerah, misalnya penerimaan dan sumbangan pihak

ketiga, hasil penjualan milik daerah (penjualan drum bekas aspal),

penerimaan jasa giro (Marihot, 2005).

2.1.5 Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah seperti provinsi dan

kabupaten/kota dan hasilnya digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah dipungut berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009, atas perubahan

UU Nomor 34 Tahun 2000 yang sebelumnya adalah UU Nomor 18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah,

yaitu.

1) Pajak Provinsi terdiri dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

Page 42: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

24

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah

untuk mengenakan suatu jenis pajak maka pemerintah daerah harus terlebih

dahulu menerbitkan peraturan tentang pajak daerah. Peraturan itu akan menjadi

landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan

pemungutan pajak daerah yang bersangkutan.

Pemungutan pajak daerah di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar

hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak

terkait. Dasar hukum pemungutan pajak daerah pada Propinsi /Kabupaten atau

Kota (Marihot, 2005) yaitu.

a. UU Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas UU Nomor 34

Tahun 2000 yang sebelumnya UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak

daerah dan retribusi daerah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah

c. Peraturan Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang mengatur tentang pajak

daerah sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak daerah

pada propinsi/kabupaten/kota dimaksud.

Page 43: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

25

2.1.6 Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

Pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan atau peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga

motel, losmen, gubug wisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan

dan sejenisnya serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10.

Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum

yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait.

Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28

tahun 2009, PP Nomor 65 tentang pajak daerah dan Perda Kota Denpasar Nomor

5 tahun 2011. Wajib pajak hotel meliputi orang pribadi atau badan yang

mengusahakan hotel. Wajib pajak hotel adalah selaku wajib pungut atas obyek

pajak hotel. Wajib pajak hotel wajib melakukan pencatatan, pelaporan dan

pembayaran atas pajak yang diterimanya dari pelanggan. Subyek pajak hotel

meliputi orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang

pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Obyek pajak hotel merupakan

setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran atau yang seharusnya

dibayar di hotel, yang meliputi antara lain.

a) Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek,

b) Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau

tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan

kenyamanan,

Page 44: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

26

c) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disajikan yang disediakan khusus

untuk tamu hotel, bukan untuk umum,

d) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

Dasar pengenaan pajak hotel berupa jumlah pembayaran atau pembayaran yang

seharusnya dilakukan kepada hotel. Besarnya tarif pajak hotel ditetapkan sebesar

10 persen dari jumlah pembayaran tersebut.

2.1.7 Pajak Restoran

Restoran, menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 adalah fasilitas penyedia

makanan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah

makan, katering, warung, bar dan sejenisnya termasuk juga jasa boga. Pajak

restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Dasar hukum

Pajak Restoran di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28 tahun 2009 dan Perda

Kota Denpasar Nomor 3 tahun 2011. Wajib pajak restoran merupakan orang

pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Subyek pajak restoran

merupakan orang pribadi atau badan yang membeli makanan atau minuman dari

restoran. Obyek pajak restoran adalah berupa pelayanan yang disediakan oleh

restoran. Pelayanan yang disediakan oleh restoran sebagaimana dimaksud

meliputi pelayanan penjualan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh

pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Dasar

pengenaan pajak berupa jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya

diterima oleh restoran. Tarif pajak ditetapkan sebesar sepuluh persen. Besarnya

pajak terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar

pengenaan pajak.

Page 45: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

27

2.1.8 Pajak Hiburan

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Dasar hukum

Pajak Hiburan di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28 tahun 2009 dan Perda

Daerah Kota Denpasar Nomor 4 tahun 2011. Wajib pajak hiburan meliputi orang

pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Subyek pajak hiburan

meliputi orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. Obyek pajak hiburan

berupa jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Hiburan

sebagaimana dimaksud diatas meliputi:

a) Tontonan film

b) Penyelenggaraan kesenian, musik, tari, dan busana

c) Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya

d) Pameran

e) Diskotik, karaoke, klub malam, dan sejenisnya

f) Sirkus, akrobat, dan sulap

g) Permainan billliard, golf, dan bowling

h) Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan

i) Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness)

j) Pertandingan olah raga.

Dasar pengenaan pajak hiburan berupa jumlah pembayaran atau yang seharusnya

dibayar untuk menonton atau menikmati hiburan. Tarif pajak hiburan ditetapkan

sebesar sepuluh persen. Besarnya pajak yang terhutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan.

Page 46: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

28

2.2 Teori-Teori Yang Digunakan

2.2.1 Teori pemungutan Pajak

Negara mempunyai hak untuk memungut pajak berdasarkan beberapa teori

(Mardiasmo, 2004)

1) Teori asuransi yaitu negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan

hak-hak rakyatnya, oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang

diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan

perlindungan tersebut.

2) Teori kepentingan adalah pembagian pajak kepada rakyat didasarkan pada

kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin

besar kepentingan seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak yang

harus dibayar.

3) Teori daya pikul yaitu beban pajak untuk semua orang harus sama

beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-

masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan

yaitu.

a. Unsur obyektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan

yang dimiliki oleh seseorang

b. Unsur subyektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil

yang harus dipenuhi.

2.2.2 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dalam Wirawan B. Illyas dan Richard Burton,

2007 dapat dibedakan menjadi tiga yaitu.

Page 47: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

29

1) Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terhutang) oleh

seseorang.

2) Semi self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang pada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan

besarnya pajak yang terhutang.

3) Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang penuh kepada setiap wajib pajak untuk

menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang

terhutang.

4) Witholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberikan wewenang pada pihak ketiga untuk memotong/memungut

besarnya pajak yang terhutang. Pihak ketiga tersebut selanjutnya

menyetor dan melaporkan kepada fiscus.

2.2.3 Kepatuhan Perpajakan

Kepatuhan menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti tunduk atau

patuh pada ajaran atau peraturan. Menurut Gunadi (2005), kepatuhan pajak dapat

diartikan bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban

pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan,

investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi

administrasi. Kepatuhan perpajakan menurut Safri Nurmantu (2003),

Page 48: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

30

didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya

Menurut Chaizi Nasucha yang dikutip Marcus (2005), kepatuhan wajib

pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,

kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pembeitahuan Pajak, kepatuhan

dalam perhitungan dan pembayaran pajak terhutang dan kepatuhan dalam

pembayaran tunggakan. Djoko Slamet dan Junaedi (2004), pada hakekatnya

kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan

yang meliputi tax service dan tax enforcement. Langkah-langkah perbaikan

administrasi diharapkan dapat mendorong kepatuhan wajib pajak melalui 2 cara

yaitu pertama, wajib pajak patuh karena mendapatkan pelayanan yang baik, cepat

dan menyenangkan serta pajak yang mereka bayar akan bermanfaat bagi

pembangunan bangsa. Kedua, wajib pajak akan patuh karena mereka berfikir

bahwa akan mendapatkan sanksi berat akibat pajak yang tidak mereka laporkan

terdeteksi sistem informasi dan administrasi perpajakan.

Kepatuhan dalam perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta

melaksanakan ketentuan perpajakan. Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak

yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan pajak.

Ada 2 macam kepatuhan (Supadmi, 2009).

1) Kepatuhan formal yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

perpajakan.

Page 49: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

31

2) Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

semua ketentuan material perpajakan sesuai dengan isi dan jiwa undang-

undang perpajakan.

Strategi dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui administrasi

perpajakan menurut Hadi Purnomo (2004), yaitu petama dengan membuat

program dan kegiatan yang diharapkan dapat menyadarkan dan meningkatkan

kepatuhan sukarela, khususnya bagi wajib pajak yang belum patuh. Kedua adalah

meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak yang relatif sudah patuh sehingga

tingkat kepatuhannya dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Ketiga,

meningkatkan kepatuhan dengan program dan kegiatan yang dapat memerangi

ketidakpatuhan (combatting noncompliance).

Wajib pajak dapat dikelompokkan sebagai wajib pajak yang patuh bila

memenuhi ketentuan sebagai berikut (Alim, 2005).

1) Tepat waktu menyampaikan surat pemberitahuan pajak

2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah

mendapat izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak

3) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan pidana di

bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.

4) Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana

dimaksud dalam UU perpajakan.

5) Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh

akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat

wajar dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi

fiskal.

Page 50: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

32

2.2.4 Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002) adalah

keinsafan, keadaan mengerti akan hal dirasakan atau dialami oleh seseorang.

Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar

berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi yang

menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan

dengan pribadinya. Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam

memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi realitas.

Irianto (2005) dalam Widayati dan Nurlis (2010) menguraikan beberapa

bentuk kesadaran yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak yaitu.

1) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang

pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar

pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan.

Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan

kesejahteraan warga negara.

2) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak

sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena

memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban

pajak berdampak pada kurangnya sumber daya financial yang dapat

mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

3) Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat

dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari

memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap

warga negara.

Page 51: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

33

Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita

dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang

dimiliki oleh manusia adalah kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam

dan kemungkinan masa depannya.

2.2.5 Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan adalah hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu

menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara. Pengetahuan

pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang wajib pajak atau

kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Kesadaran wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh

tingkat pemahaman mereka atas peraturan perundang undangan perpajakan yang

berlaku. Pengetahuan pajak dapat menumbuhkan sikap positif wajib pajak jika

mereka paham betul atas isi undang undang perpajakan yang sering kali

mengalami perubahan. Untuk meningkatkan pengetahuan perpajakan masyarakat

dapat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun nonformal akan

berdampak terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Pendidikan

perpajakan secara formal didapat dalam materi di sekolah hingga perguruan tinggi

sedangkan perpajakan secara nonfomal dapat melalui sosialisasi perpajakan

berupa penyuluhan, seminar, spanduk, media lainnya terutama dapat diakses

melalui web resmi perpajakan.

Terdapat beberapa indikator bahwa wajib pajak mengetahui dan

memahami peraturan perpajakan. Pertama, kepemililan Nomor Pokok Wajib

Pajak Daerah (NPWPD). Setiap wajib pajak yang memiliki usaha dibidang

Page 52: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

34

perhotelan, restoran dan hiburan wajib unruk mendaftarkan diri untuk

memperoleh NPWPD sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak.

Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib

pajak. Apabila wajib pajak mengetahui dan memahahi kewajibannya sebagai

wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah membayar

pajak. Ketiga, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka

semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila

melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentunya akan mendorong wajib

pajak untuk melakukan kewajibannya. Keempat, pengetahuan dan pemahaman

tentang tarif pajak yang berlaku. Dengan mengetahui dan memahami tentang tarif

pajak yang berlaku maka akan mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung

kewajiban pajaknya sendiri secara benar. Kelima, adalah wajib pajak mengetahui

dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi perpajakan yang

dilakukan oleh instansi terkait.

2.2.6 Kualitas Pelayanan

Pengertian pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain

dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal

agar tercipta kepuasan dan keberhasilan (Yudi, 2007). Hakikat pelayanan umum

(Boediono, 2003).

1) Meningkatkan mutu dan produktifitas pelaksanaan tugas dari instansi

pemerintah di bidang pelayanan umum

Page 53: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

35

2) Mendorong upaya pengefektifan sistem dan tata laksana pelayanan

sehingga pelayanan umum sehingga pelayanan umum dapat

diselenggarakan secara lebih berguna.

3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara yang diinginkan

oleh pelanggan tentang penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu

penyediaan layanan. Agustini (2008), menyatakan adanya lima dimensi untuk

mengevaluasi kualitas jasa pelayanan yaitu :

1) Bukti Langsung, yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, perlengkapan dan

komunikasi.

2) Keandalan (reability) merupakan kemampuan para petugas memberikan

pelayanan yang menjanjikan dengan segera dan tepat sasaran

3) Daya Tanggap (responsiveness) merupakan karakteristik kecocokan dalam

pelayanan manusia yaitu keinginan para petugas pajak untuk membantu

wajib pajak dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4) Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat

dapat dipercaya yang dimiliki oleh petugas pajak bebas dari resiko,

bahaya, atau keragu-raguan.

5) Empati (emphaty) yaitu meliputi kemudahan petugas dalam melakukan

hubungan komunikasi yang baik dan memahami para wajib pajak.

Page 54: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

36

2.2.7 Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan

mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan

proporsional suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan

ketentuan undang-undang perpajakan. Pemeriksaan pajak (John, 2007) adalah

mencakup kegiatan mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau

keterangan lain yang berasal dari pembukuan wajib pajak maupun dari maupun

dari sumber-sumber lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan kewajiban

perpajakan wajib pajak sebenarnya. Definisi lain dari pemeriksaan pajak

(Sumarso, 2007) serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh kantor pajak terhadap

wajib pajak untuk mencari dan mengumpulkan data atau keterangan lainnya guna

penetapan besarnya pajak yang terhutang dan atau tujuan lain dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tujuan pemeriksaan pajak menurut Peraturan Menteri Keuangan

No.199/PMK.03/2007 pasal 2, adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melakanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan pajak. Pedoman pemeriksaan pajak ( Wirawan,

2010) meliputi 3 hal.

1) Pedoman umum pemeriksaan pajak yaitu pedoman yang berkaitan dengan

masalah sumber daya manusia (kemampuan) pemeriksa pajak yaitu:

(1) telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki ketrampilan

sebagai pemeriksa.

Page 55: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

37

(2) bekerja dengan jujur, bertanggungjawab, penuh pengabdian, bersikap

terbuka, sopan dan objektif serta menghindarkan diri dari perbuatan

tercela.

(3) menggunakan keahliannya secara cermat dan seksama serta memberikan

gambaran yang sesuai dengan keadaan sebenarnya tentang wajib pajak.

(4) menuangkan hasil pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)

sebagai bahan untuk menyusun Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP).

2) Pedoman pelaksanaan pemeriksaan pajak

(1) pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik

sesuai dengan tujuan pemeriksaan dan mendapat pengawasan yang

seksama

(2) luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan petunjuk yang diperoleh harus

dikembangkan melalui pencocokan data, pengamatan, tanya jawab dan

tindakan lain yang berkenaan dengan pemeriksaan.

(3) pendapat dan kesimpulan pemeriksa pajak harus didasarkan pada temuan

yang kuat dan berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan

3) Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak

(1) LPP disusun secara ringkas dan jelas memuat ruang lingkup sesuai

dengan tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan pemeriksa pajak yang

didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidaknya penyimpangan

terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 56: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

38

(2) LPP yang berkaitan dengan pengungkapan penyimpangan Surat

Pemberitahuan harus memperhatikan KKP antara lain mengenai berbagai

faktor perbandingan, nilai absolut dari penyimpangan, sifat dari

penyimpangan, petunjuk atau temuan adanya penyimpangan, pengaruh

penyimpangan dan hubungan adanya permasalaan lainnya.

(3) LPP harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai dengan

tujuan pemeriksaan.

2.3 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai kepatuhan pajak telah dilakukan beberapa peneliti

dengan menggunakan variabel yang berbeda, jenis pajak, teknik analisis dan

lokasi penelitian yang berbeda pula. Dalam penelitian ini digunakan variabel

pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak sebagai variabel

independen dan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen sedangkan

kesadaran wajib pajak berfungsi sebagai variabel intervening.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmawati (2011) menyatakan,

secara parsial kesadaran membayar pajak berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kemauan membayar pajak sedangkan pengetahuan dan

pemahaman tentang peraturan pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan

membayar pajak. Berbeda dengan penelitian Utami (2012) memperoleh bukti

empiris bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh

terhadap tingkat kepatuhan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel

kesadaran wajib pajak hanya berperan bebagai variabel independen.

Page 57: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

39

Dalam penelitian sebelumnya, Palil (2005) menemukan bahwa

pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya

tax evation. Pengaruh sosialisasi dan pengetahuan perpajakan terhadap tingkat

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak juga dianalisis oleh Lusia, 2013. Dengan

menggunakan analisi path, hasil dari penelitian ini adalah, sosialisasi perpajakan

berpengaruh negatif terhadap kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan

berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak, kesadaran wajib pajak tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sosialisasi perpajakan berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak, pengetahuan perpajakan berpengaruh

positif terhadap kepatuhan wajib pajak, sosialisasi dan pengetahuan perpajakan

secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak, sosialisasi,

pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib pajak secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Perbedaan dengan penelitian ini

adalah menggunakan variabel kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak.

Penelitian sebelumnya yang mrnggunakan variabel kualitas pelayanan dan

kepatuhan wajin pajak sudah pernah dilakukan oleh Shcister (1995), ditemukan adanya

kaitan antara kualitas pelayanan wajib pajak terhadap bertambahnya kepatuhan pajak.

Penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak

juga sudah pernah dilakukan oleh Andriani (2014). Dengan teknik analisis linier

berganda diperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. penelitian tersebut senada dengan penelitian sebelumnya

oleh Supadmi (2009) yang menyatakan peningkatan kepatuhan wajib pajak dapat

dilakukan melalui peningkatan kualitas pelayanan. Perbedaan dengan penelitian

ini adalah tidak menggunakan variabel mediasi.

Page 58: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

40

Ali et al. (2001) menyatakan bahwa audit adalah suatu kebijakan yang

efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian dari Ardianti

(2012) menyatakan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak. Hasil yang senada juga dilakukan oleh Cahaya (2014), menganalisis

pengaruh pemeriksaan pajak, kesadaran, kualitas pelayanan pada tingkat

kepatuhan wajib pajak badan. Dengan menggunakan teknik analisi linier berganda

dan metode pengumpulan data dengan random sampling diperoleh hasil bahwa

pemeriksaan pajak, kesadaran dan kualitas pelayanan berpengaruh positif pada

tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

pemeriksaan pajak, kesadaran dan kualitas pelayanan berpengaruh positif pada

tingkat kepatuhan wajib pajak.

Keaslian penelitian ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan dengan

penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengambil jenis pajak, lokasi dan teknik

analisis yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini tidak mengulangi penelitian

sebelumnya, karena belum ada penelitian sejenis yang telah dilakukan.

Page 59: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

41

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian 3.1.1 Kerangka Berpikir

Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejak

diundangkannya UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang

telah dirubah menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004,

pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. Ciri

utama yang menunjukkan suatu daerah mampu berotonomi terletak pada

kemampuan keuangan daerahnya. Artinya daerah otonomi harus memiliki

kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan secara

mandiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai

untuk membiayai penyelengaraan pemerintah daerah. Daerah yang mempunyai

pendapatan yang cukup besar dan independen akan mempunyai posisi yang lebih

baik dari pada yang tergantung dari dana Pemerintah Pusat, sebab dengan

pembiayaan yang lebih banyak diperoleh dari usaha sendiri, maka pemerintah

daerah akan lebih fleksibel dalam mengelola keuangannya.

Sumber-sumber pendapatan pemerintah daerah terdiri atas PAD, Dana

Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. PAD terdiri atas pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

lain-lain PAD yang sah. Berdasarkan UU No 28 tahun 2009 yang merupakan

perubahan dari UU Nomor 34 Tahun 2000 dan UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang

41

Page 60: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

42

pajak dan retribusi daerah, yang termasuk pajak Kabupaten/Kota adalah pajak

hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak

mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang

burung walet, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan

Pemerintah saat ini terus meningkatkan upaya untuk menggali

penerimaan dalam negeri dari sektor pajak karena sektor pajak merupakan

penerimaan yang sangat potensial untuk terus digali. Hasil dari penerimaan pajak

dalam negeri merupakan sumber pendanaan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran dan untuk mengatasi masalah sosial. Melihat hal

tersebut dibutuhkan penerimaan pajak yang cukup besar untuk pendanaan dalam

melaksanakan tanggung jawab negara (Rusyadi, 2009). Pajak Hotel, Pajak

Restoran dan Pajak hiburan merupakan pajak daerah di Kota Denpasar yang

memberikan kontribusi yang besar bagi PAD Kota Denpasar. Pajak daerah

selanjutnya dipergunakan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pembiayaan

pembangunan daerah.

Sejak diberlakukannya UU No 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi

daerah dan dituangkan dalam Perda Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2011 tentang

Pajak Hotel, Perda Kota Denpasar nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran

dan Perda Nomor 4 tentang Pajak Hiburan di Kota Denpasar, maka sistem

pemungutan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dilakukan dengan self

assessment system. Peningkatan penerimaan pajak daerah yang dapat

meningkatkan PAD Kota Denpasar. Wajib pajak hotel adalah wajib pungut atas

pajak hotel yang dibayarkan oleh obyek pajak selaku pengguna jasa hotel

Page 61: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

43

(konsumen), wajib pajak restoran adalah wajib pungut atas pajak restoran dari

konsumen dan wajib pajak hiburan adalah wajib pungut atas pajak hiburan.

Setiap kali terjadi transaksi wajib pajak berhak melakukan pemungutan

atas pajak tersebut dan berkewajiban melakukan pencatatan, pelaporan dan

penyetoran atas pajak tersebut kepada pemerintah daerah, oleh karena itu masalah

kepatuhan wajib pajak untuk menghitung, melaporkan dan menyetorkan pajak

hotel, pajak resoran dan pajak hiburan dalam rangka meningkatkan pendapatan

yang berguna bagi pembangunan sangatlah diperlukan. Peningkatan penerimaan

pajak hotel , pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dari tahun 2009

sampai 2014 menunjukkan persentase yang semakin menurun. Salah satu

penyebabnya adalah karena masih terdapatnya tunggakan dari pajak-pajak

tersebut.

Peningkatan tunggakan pajak tersebut merupakan salah satu faktor

kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Faktor yang

diperkirakan menjadi penyebab belum maksimalnya penerimaan pajak (Lintje,

2012) adalah masih rendahnya kepatuhan pajak (tax compliance). Beberapa hal

yang memicu rendahnya kepatuhan pajak (Rahma, 2013) antara lain pertama,

wajib pajak umumnya cendrung menghindari pembayaran pajak. Kedua, tingkat

kepatuhan wajib pajak masih terbatas pada yang bersifat administratif. Selain itu

rendahnya kepatuhan wajib pajak disebabkan oleh pengetahuan sebagian besar

wajib pajak tentang pajak serta persepsi wajib pajak tentang pajak dan petugas

pajak yang masih rendah, disamping itu pemeriksaan pajak juga merupakan kunci

dari kepatuhan pajak karena pemeriksaan pajak mempunyai efek jera yang

signifikan terhadap wajib pajak.

Page 62: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

44

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak

Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar

UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah

(Self Assessment System

Kemandirian Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Perda Kota Dps No 3/2011 Perda Kota Dps No 4/2011 Perda Kota Dps No 5/2011

Pajak Daerah -Pajak Hotel -Pajak Restoran -Pajak Hiburan

Pajak Asli Daerah (PAD)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

UU No.32/2004 UU No.33/2004

Page 63: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

45

3.1.2 Konsep Penelitian

Self assessment system merupakan pemungutan pajak yang memberi

wewenang, kepercayaan, tanggungjawab kepada wajib pajak untuk menghitung,

membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Dalam

sistem ini wajib pajak harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki kesadaran,

kejujuran, hasrat membayar dan kedisiplinan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi self assessment system adalah kesadaran wajib pajak. Kesadaran

wajib pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dapat dilakukan

karena pemahaman wajib pajak tentang kewajiban moral di bidang perpajakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hardika (2006), menemukan bukti empiris bahwa

kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Penelitian Fitria (2010), di KPP Jakarta Selatan juga menyatakan bahwa

kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Pemahaman mengenai arti dan manfaat pajak dapat meningkatkan

kesadaran dari wajib pajak (Susilawati, 2013). Pengetahuan perpajakan mengukur

persepsi wajib pajak terkait dengan pengetahuan tentang tarif pajak, kewajiban

dan hak, peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi perpajakan serta perhitungan

dan pelaporan pajak. Pengetahuan tentang peraturan pajak sangat penting untuk

menumbuhkan perilaku patuh, karena bagaimana mungkin wajib patuh apabila

mereka tidak mengetahui bagaimana peraturan perpajakannya. Dengan adanya

pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya

Page 64: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

46

tax evation (Witono, 2008). Menurut Supriyatin dan Hidayati (2008) menyatakan

bahwa pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat pula dilakukan melalui

peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan

yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas dalam

memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus

dilakukan secara terus menerus. Menurur Supadmi (2009) salah satu upaya

dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan memberikan kualitas

pelayanan yang baik bagi wajib pajak mengan menyediakan sarana prasarana

maupun sistem informasi terutama dalam pembentukan perilaku pegawai yang

berdasarkan prinsip budaya kerja profesional yang siap melayani masyarakat

selaku wajib pajak. Penelitian senada yang dilakukan oleh Andriani (2014)

menyebutkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang positif

terhadap kesadaran wajib pajak. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan sebelumnya oleh Yudi (2011) bahwa wajib pajak akan meningkatkan

kepatuhannya bila merasa puas dengan kualitas pelayanan yang berikan oleh

fiskus.

Pemeriksaan pajak (Jarunee, 2010) adalah strategi untuk mencegah dan

menekan penggelapan pajak dan meningkatkan kemampuan negara untuk

mengumpulkan pajak dan meningkatkan kinerja dari sistem pajak. Pemeriksaan

pajak merupakan kunci dari kepatuhan pajak, karena pemeriksaan pajak

mempunyai efek jera yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian

yang dilakukan oleh Handayani dalam Rahma Aulia (2012) menyatakan bahwa

Page 65: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

47

pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak dan

kepatuhan pajak berpengaruh signifikan terhadap self assessment system.

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka konsep penelitian

seperti Gambar 3.2

b5bbb b7

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar

Pemeriksaan Pajak (X3)

Kualitas Pelayanan (X2)

Pengetahuan Pajak (X1)

Kesadaran Wajib Pajak (Y)

Kepatuhan Wajib Pajak (Z)

Page 66: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

48

3.2 Hipotesis Penelitian

Untuk memecahkan masalah yang ada maka perlu suatu hipotesis

sehingga suatu penelitian dan pemecahan masalah akan lebih terarah. Hipotesis

adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis terhadap pertanyaan-pertanyaan

yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis tersebut diuji

(dibuktikan) kebenarannya atau ketidakbenarannya dengan pengumpulan dan

penganalisaan data penelitian. Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah

sebagai berikut.

1) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh

positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran

dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

2) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran

wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak membayar

pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

3) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh

signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak melalui

kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak

hiburan di Kota Denpasar.

.

Page 67: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

49

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

penelitian kuantitatif yang merupakan analisis angka-angka sehingga dapat diukur

dan dihitung. Disamping menggunakan metode kuantitatif penelitian ini juga

menggunakan metode analisis diagram jalur dengan menggunakan 5 (lima)

dimensi pengukuran, yaitu pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,

pajakpemeruksaan pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar. Alasan memilih lokasi ini adalah

karena perkembangan perekonomian di Kota Denpasar yang menyebabkan

meningkatnya jumlah hotel, restoran maupun hiburan sehingga potensi dari ketiga

pajak tersebut semakin meningkat namun peningkatan jumlah penerimaan ketiga

pajak tersebut menunjukkan persentase yang menurun dan masih terdapatnya

tunggakan pada pajak tersebut.

4.3 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).

49

Page 68: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

50

Penelitian ini menggunakan model persamaan analisis struktural. Dalam

penelitian ini variabel yang dianalisis dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau

variabel yang mengalami perubahan akibat pengaruh variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak

Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan (Z).

2) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam

penelitian ini variabel bebas adalah Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas

Pelayanan (X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3).

3) Variabel intervening yaitu variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independent dan dependent. Dalam penelitian ini

variabel intervening adalah Kesadaran Wajib Pajak (Y).

Variabel-variabel dalam penelitian ini juga dikelompokkan menjadi

variabel eksogen dan endogen sebagai berikut.

1) Variabel eksogen adalah variabel yang tidak diprediksi oleh variabel lain

dalam model. Dalam penelitian ini, variabel eksogen adalah Pengetahuan

Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3)

2) Variabel endogen adalah variabel yang diprediksi oleh salah satu atau

beberapa variabel lain dalam model. Dalam penelitian ini, variabel endogen

adalah Kesadaran Wajib Pajak (Y) dan Kepatuhan Wajib Pajak Membayar

Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan (Z).

Semua jenis variabel diatas merupakan variabel laten yaitu variabel

yang tidak bisa diukur secara langsung (unobservable), sehingga untuk

melakukakan analisis kuantitatif diperlukan indikator variabel. Variabel

Page 69: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

51

indikator ini merupakan pembentuk variabel laten. Variabel indikator bisa

diukur secara langsung (observable). Variabel laten dan indikator dalam

penelitian ini sesuai pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Variabel Penelitian

No. Notasi Variabel Indikator 1. X1 Pengetahuan

Pajak

Pemahaman kewajiban dan hak wajib pajak Pemahaman tentang peraturan perpajakan

2.

X2

Kualitas Pelayanan

Administrasi pelayanan pajak Kompetensi petugas pajak Sarana dan prasarana

3. X3

Pemeriksaan Pajak

Prosedur pemeriksaan pajak Kemampuan aparat fiskus Hasil Pemeriksaan Pajak

4. Y

Kesadaran Wajib Pajak

Peran Pajak sikap wajib pajak

5. Z

Kepatuhan Wajib Pajak

Memungut Menyimpan Melaporkan dan Membayar

4.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Berdasarkan identifikasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dan untuk

Page 70: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

52

menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti. Berikut ini

dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel.

1) Pengetahuan Pajak (X1)

Pengetahuan pajak merupakan seberapa besar ilmu atau wawasan tentang pajak

yang dimiliki oleh wajib pajak. Pengetahuan perpajakan mengukur persepsi

wajib pajak terkait dengan pengetahuan tentang tarif pajak, kewajiban dan hak,

peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi perpajakan serta perhitungan dan

pelaporan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

2) Kualitas Pelayanan (X2)

Kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara yang diinginkan oleh

wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan tentang

penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan layanan (Dinas

Pendapatan Kota Denpasar)

3) Pemeriksaan Pajak (X3)

Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan

mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif

dan proporsional sesuai standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan.

4) Kesadaran Wajib Pajak (Y)

Kesadaran Wajib Pajak pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar merupakan sebuah itikad yang baik seseorang untuk memenuhi

kewajiban membayar pajak berdasarkan hati nurani yang tulus ikhlas.

Page 71: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

53

5) Kepatuhan Wajib Pajak (Z)

Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak hotel, wajib

pajak restoran dan wajib pajak hiburan memenuhi semua kewajiban dan hak

perpajakan.

4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data kuantitatif adalah data yang memenuhi kaidah ilmiah yaitu

konkrit, obyektif, rasional, terukur, dan sistematis yang berbentuk

angka–angka atau satuan hitung menggunakan statistik (Sugiyono,

2013). Data dalam penelitian ini menyangkut antara lain: data jumlah

wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan, data

realisasi dan tunggakan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan

yang diperoleh di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.

2) Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan atau uraian-uraian

atas pertanyaan yang diberikan kepada responden yang dipergunakan

untuk memberikan penjelasan tentang karakteristik dan data lainnya

yang sifatnya mendukung penelitian ini (Usman, 2003). Dalam

penelitian ini menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam

yang diberikan kepada para wajib pajak dan pejabat publik yang

mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Page 72: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

54

4.5.2 Sumber Data

1) Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Sumber data dalam

penelitian ini adalah responden yaitu wajib pajak yang dipilih secara

acak. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

terkait tentang variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,

pemeriksaan pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar.

2) Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya melalui dokumen (Usman, 2003).

Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini dikumpulkan

melalui data yang diperlukan dan bersumber dari BPS seperti data

struktur perekonomian Kota Denpasar. Data dari Dinas Pendapatan Kota

Denpasar seperti data jumlah wajib pajak hotel, restoran dan hiburan, data

PAD dan tunggakan pajak daerah di Kota Denpasar.

4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penetuan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2007). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi ini adalah wajib pajak

Page 73: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

55

hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar tahun

2014 sebanyak 1155 wajib pajak.

2) Jumlah Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakreristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Sampel diambil dari sebagian populasi,

dan besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

Keterangan :

N = jumlah populasi n = jumlah sampel d = galat pendugaan

Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan

dengan tingkat kepercayaan 7,5 persen , maka diperoleh sampel sebesar :

n = 1155

1 + 1155 (0.075)2

n = 154 wajib pajak

Penentuan ukuran sampel dalam penelitian yaitu pada Tabel 4.2 terdiri dari wajib

pajak hotel sebanyak 56 orang, wajib pajak restoran sebanyak 77 orang dan wajib

pajak hiburan sebanyak 21 orang.

Page 74: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

56

Tabel 4.2 Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel

Jenis Usaha Wajib Pajak Ukuran Sampel (orang) (Orang)

Hotel 422 422 x 154 = 56

1155

Restoran 573 573 x 154 = 77

1155

Hiburan 160 160 x 154 = 21

1155

Jumlah 1155 154 Sumber: Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014

3) Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling, yang

berarti mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu wajib

pajak yang datang di Dinas Pendapatan Kota Denpasar dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2007).

Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran

dan wajib pajak hiburan karena wajib pajak ini yang dapat menikmati pelayanan

di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan metode berikut:

1) Kuisioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

Page 75: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

57

diberikan jawaban berkaitan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini

diberikan pertanyaan tentang pengetahuan dan pemahaman wajib pajak

tentang pajak daerah, persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan publik,

persepsi wajib pajak tentang pemeriksaan pajak, sehingga dapat diukur tingkat

kesadaran dan kepatuhannya dalam pemungutan dan pembayaran pajak hotel,

pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpsar.

2) Observasi yaitu pengumpulan data dilakukan ke instansi-instansi terkait

(BPS, Dinas Pendapatan Kota Denpasar) untuk pengumpulan data berkaitan

dengan penelitian ini seperti data jumlah wajib pajak hotel, restoran dan

hiburan du Kota Denpasar, data julah penerimaan dan jumlah tunggakan pajak

hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar dan data PAD Kota Denpasar.

3) Wawancara mendalam adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan

bertatap muka (face to face) antara pencacah dengan informan yang dapat

dipercaya (Usman, 2007). Dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada

informan sehingga informan mau memberikan jawabab dengan jujur dan

benar sesuai dengan kenyataan.

4.8 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang

dibuat secara tersusun berdasarkan tujuan penelitian. Kuisioner dibagi atas dua

bagian yaitu: bagian pertama tentang data demografi responden meliputi data

tentang umur, jenis kelamin, pendidikan dan jenis usaha. Bagian yang kedua

adalah berupa pernyataan responden tentang pengetahuan pajak, kualitas

Page 76: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

58

pelayanan, pemeriksaan pajak, kesadaran dan kepatuhan wajib pajak membayar

pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut variabel penelitian. Dalam melakukan penelitian terhadap

variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor

(Sugiyono, 2007). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat

berbentuk seperti Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Skala Pengukuran Instrumen Penelitian

No. Skala Skor 1. Sangat Setuju 5 2. Setuju 4 3. Kurang Setuju 3 4. Tidak Setuju 2 5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2007)

4.9 Teknik Analisis Data

4.9.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebaaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya

ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

Page 77: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

59

berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiono, 2007).

Penerapan statistik deskriptif dalam penelitian ini antara lain perhitungan rata-

rata, standar deviasi, tabel-tabel, gambar-gambar dan sebagainya yang dibuat

dengan Program SPSS dan microsoft exel.

4.9.2 Analisis Jalur

Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier

berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan

(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal

dalam seperangkat variable (Paul Webley, 1997 dalam Haryono, 2012 ). Teknik

ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan

oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel

X1, X2, X3 terhadap Y serta dampaknya terhada Z.

Analisis diagram jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis

hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya

mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara

tidak langsung (Robert D. Retherford, 1993 dalam Haryono, 2012). Analisis

diagram jalur menentuan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak

dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau mengolah hipotesis kausalitas

imajiner. Diagram jalur secara eksplisit menggambarkan hubungan kausalitas

antara variabel berdasarkan teori. Anak panah menggambarkan hubungan

langsung antar varibel (Suyana Utama, 2007)

David Garson (2003) (Haryono, 2012) mengemukakan bahwa model

perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi

Page 78: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

60

dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh

peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah

dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab.

Alasan penggunaan analisis jalur yaitu:

(1) Hipotesis yang diuji dikembangkan dengan model (kerangka konseptual)

yang semua hubungannya bersifat asimetri dan merupakan sistem, serta

model dapat dikategorikan bersifat rekursif sehingga metode yang paling

tepat adalah analisis jalur.

(2) Analisis jalur memberikan metode langsung berkaitan dengan hubungan

ganda secara simultan (model struktural) sehingga memberikan efisiensi

analisis statistika.

(3) Kemampuannya untuk menguji hubungan secara komprehensif dan

memberikan suatu bentuk transisi analisis exploratory menuju analisis

confirmatory. Bentuk transisi ini berkaitan dengan upaya yang lebih besar

dalam semua lapangan studi untuk mengembangkan suatu pandangan

masalah secara lebih sistematis dan holistik. Upaya seperti itu memerlukan

kemampuan untuk menguji suatu hubungan yang berantai yang membentuk

model yang besar, seperangkat prinsip dasar, atau suatu teori keseluruhan.

Langkah-langkah analisis jalur dapat dilihat pada uraian berikut.

Langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model

berdasarkan konsep dan teori. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk

persamaan sehingga membentuk sistem persamaan. Sistem persamaan ini ada

yang menamakan sistem persamaan simultan atau juga ada yang menyebut model

Page 79: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

61

struktural. Mengingat model tersebut dikembangkan untuk menjawab

permasalahan penelitian serta berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model

hipotetik.

Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi

yang melandasi, yaitu sebagai berikut.

1) Di dalam model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif.

Aditif dimaksudkan bahwa jika terdapat input variabel pengetahuan pajak

(X1), kualitas pelayanan (X2), pemeriksaan pajak (X3), kesadaran wajib pajak

(Y) yang selanjutnya dijumlahkan, maka respon terhadap kepatuhan wajib

pajak (Z) akan sebanding dengan penjumlahan masing-masing input X1, X2,

X3 Y terhadap Z.

2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal

ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal resiprokal tidak

dapat dilakukan analisis jalur.

3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.

4) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliabel).

5) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori dan konsep yang relevan.

6) Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimony, atau

kesederhanaan yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan

berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.

Page 80: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

62

Langkah ketiga di dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau

koefisien. Perhitungan koefisien pada gambar diagram jalur pada uraian

sebelumnya dijelaskan .

(1) Untuk anak panah bolak-balik koefisiennya merupakan koefisien

korelasi, r (yang biasa dihitung dengan product moment methode).

(2) Untuk anak panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel yang

distandarkan, secara parsial pada tiap-tiap persamaan. Metode yang

digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS), yaitu metode kuadrat

terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif (satu

arah). Dari perhitungan ini diperoleh koefisien jalur pengaruh langsung.

(3) Di dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga terdapat

pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan

koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak

langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang

dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung

dan pengaruh tak langsung (Ghozali, 2007).

Langkah keempat di dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas atau

kesahihan model. Sahih tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi

atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model

di dalam analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total dan theory triming.

(a) Koefisien Determinasi Total

Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :

222

21

2 ...1 eieem PPPR ................................................................................... (4.1)

Page 81: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

63

Dalam hal ini, interpretasi terhadap 2mR sama dengan interpretasi koefisien

determinasi (R2) pada analisis regresi.

Pei yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung

dengan rumus :

21 RPei ...................................................................................... (4.2)

(b) Theory Triming

Uji validasi koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah

sama dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p value) dari uji t, yaitu

pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan

theory triming, maka jalur-jalur yang nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh

model yang didukung oleh data empiris.

Karakteristik analisis jalur adalah metode analisis data multivariat

dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang

dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap

variabel akibat (Kusnendi, 2008).

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda

untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan teori. Model ini dipertimbangkan untuk digunakan dalam

suatu penelitian karena hubungan yang dianalisis merupakan hubungan sebab

akibat dengan model yang komplek. Dalam analisis jalur terdapat suatu variabel

yang berperan ganda yaitu sebagai variabel independen pada suatu hubungan,

namun menjadi variabel dependen pada hubungan lain mengingat adanya

Page 82: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

64

hubungan kausalitas yang berjenjang. Bentuk hubungan seperti ini membutuhkan

alat analisis yang mampu menjelaskan sistem secara simultan.

Kerlinger (2002) menyebutkan bahwa dengan menggunakan analisis

diagram jalur akan dapat dihitung pengaruh langsung dan tidak langsung antar

variabel.

Nilai kekeliruan taksiran standar (standard error of estimate), yaitu:

)1( 2rei ....................................................................................... (4.3)

Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar yang menunjukkan

pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam

suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau

lebih variabel penyebab, maka koefisien diagram jalurnya merupakan koefisien

regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel terhadap variabel

lain dalam suatu model diagram jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain

sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan atau matriks

korelasi sebagai masukan (Kusnendi, 2008).

Koefïsien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu

persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal

ini ada dua persamaan tersebut adalah:

Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e1 ........................................... (1)

Z = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y + e2............................... (2)

Page 83: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

65

b1 b4

b2 b5bbb b7

b5

b3 b6

Gambar 4.1 Diagram Jalur Variabel Penelitian

Keterangan :

Z = kepatuhan wajib pajak Y = kesadaran wajib pajak X1 = pengetahuan pajak X2 = kualitas pelayanan X3 = pemeriksaan pajak e1,e2 = variabel pengganggu b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien dari masing-masing variabel

Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :

222

21

2 ...1 epeem PPPR ....................................................................................... (4.4)

e 2

e 1

Pemeriksaan Pajak (X3)

Kualitas Pelayanan (X2)

Pengetahuan Pajak (X1)

Kesadaran Wajib Pajak (Y)

Kepatuhan Wajib Pajak (Z)

Page 84: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

66

Dalam hal ini, interpretasi terhadap 2mR sama dengan interpretasi koefisien

determinasi (R2) pada analisis regresi. Pei yang merupakan standard error of

estimate dari model regresi dihitung dengan rumus

21 RPei ............................................................................. (4.5)

Uji validitas koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung

adalah sama dengan analisis regresi menggunakan nilai p. Value dari uji t, yaitu

pengujian koefisien variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan theory

triming, maka jalur-jalur yang tidak signifikan dibuang sehingga diperoleh model

yang didukung oleh data empiris, kecuali untuk model yang didukung oleh konsep

dan teori.

Page 85: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

67

BAB V

DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Denpasar merupakan ibu kota Provinsi Bali. Luas wilayah Kota Denpasar

yang relatif sempit, hanya 12.778 Ha atau sekitar 2,18 persen dari luas Provinsi

Bali, merupakan dataran rendah berada pada ketinggian 0 – 75 meter di atas

permukaan laut. Secara geografis Denpasar terletak pada 8035’31” – 8044’49”

Lintang Selatan dan 115010’23” – 115016’27” Bujur Timur; dengan suhu

maksimum berkisar antara 280 C – 30,20 C dan suhu minimum berkisar antara

21,90 C – 32,50 C serta kelembaban udara antara 79 – 83 persen. Kota Denpasar

memiliki batas wilayah sebagai berikut yaitu batas utara adalah Kabupaten

Badung, batas selatan adalah Kabupaten Badung dan Selat Badung, batas timur

adalah Kabupaten Gianyar dan Selat Badung, dan batas barat adalah Kabupaten

Badung.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Kota Denpasar

merupakan Kota Administratif yang mewilayahi 3 Kecamatan, yaitu : Kecamatan

Denpasar Barat, Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan. Dengan keluarnya surat

Menteri Dalam Negeri Nomor 135/2918/PUOD tanggal 14 Agustus 1982

pemerintah pusat merencanakan meningkatkan status Kota Admistratif menjadi

Kota Daerah Tingkat II. Berdasarkan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Bali tanggal 5 Januari 1984 Nomor 135/18210/B.B.Pem. kemudian diusulkan

peningkatan status Kota Administratif Denpasar menjadi Kota Daerah Tingkat II

dengan persetujuan dari DPRD Tingkat II Badung dan DPRD Tingkat I Bali.

67

Page 86: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

68

Pada tanggal 23 Oktober 1991 kembali Tim Pusat membahas pembentukan

Kota Daerah Tingkat II Denpasar bersama-sama dengan Bapak Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Bali, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung dan Walikota

Denpasar, yakni membahas Rancangan Undang-Undang pembentukan Kota

Daerah Tingkat II Denpasar pada tanggal 14 Nopember 1991. Pada Tanggal 15

Januari 1992 UU Nomor 1 Tahun 1992 tentang pembentukan Kota Daerah

Tingkat II Denpasar lahir dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada

tanggal 27 Pebruari 1992, sehingga babak baru bagi penyelenggaraan Pemerintah

Daerah Tingkat I Bali, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan juga Kota

Daerah Tingkat II Denpasar.

Dari Tahun 1992 Kota Denpasar terdiri dari tiga Kecamatan yaitu Denpasar

Barat yang terdiri 18 Desa/Kelurahan, Kecamatan Denpasar Timur yaitu terdiri

dari 15 Desa/Kelurahan dan Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10

Desa/Kelurahan. Dari 43 Desa/Kelurahan tersebut berstatus kelurahan 16 buah

dan Desa sebanyak 27 buah. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 6 Kelurahan

dan 4 Desa, Denpasar Timur 5 Kelurahan dan 10 Desa sedangkan Denpasar Barat

terdiri dari 5 Kelurahan dan 13 Desa.

Dengan semakin kompleksnya permasalahan sebuah kota, baik dari segi

sosial maupun ekonomi, maka dipandang perlu untuk membuat pemekaran suatu

wilayah Kecamatan. Maka dari itu, dikeluarkanlah Peraturan Daerah Kota

Denpasar Nomor 12 Tahun 2004 tentang pembentukan Kecamatan Denpasar

Utara di Kota Denpasar. Secara administratif Denpasar terdiri dari empat

kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Timur,

Kecamatan Denpasar Barat dan Kecamatan Denpasar Utara. Terbagi menjadi 27

Page 87: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

69

Desa, 16 Kelurahan meliputi 35 Desa Pekraman dan 341 Banjar Pakraman (BPS

Kota Denpasar, 2007).

Pembangunan pariwisata di Bali berpengaruh kuat terhadap perubahan

struktur perekonomian di Kota Denpasar. Segala kegiatan bisnis berpusat disini,

tidak terkecuali bisnis hotel, restoran, dan hiburan. Jumlah pendirian hotel,

restoran, dan hiburan yang terus meningkat. Struktur perekonomian Kota

Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian

kabupaten lain di Provinsi Bali pada umumnya. Berdasarkan data dari BPS Kota

Denpasar tahun 2014, sektor perdagangan, hotel dan restoran mendominasi

pembentukan PDRB Kota Denpasar. Dari sumber data tersebut dikethui

kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar

adalah sektor perdagangan, hotel, restoran dan hiburan (34,36 persen), kemudian

diikuti oleh sektor keuangan (15,19 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi

(13,66 persen), sektor industri pengolahan (12,24 persen) dan sektor lainnya

(24,55 persen) yaitu meliputi pertambangan, jasa, pertanian, bangunan, listrik dan

gas rata-rata 5-6 persen.

Dalam membangun Kota Denpasar yang berkesinambungan dibutuhkan

pendapatan serta kemampuan daerah yang terus meningkat. Dinas Pendapatan

Kota Denpasar merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota

Denpasar yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mengkoordinasikan target

penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan yang berasal dari

dana bagi hasil pajak dan bukan pajak serta merealisasikannya bersama-sama unit

satuan kerja terkait sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan agar dapat

dipergunakan untuk membiayai rencana kegiatan yang sudah ditetapkan. Dalam

Page 88: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

70

menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dipenda Kota Denpasar

mempunyai visi “ Menjadikan Pendapatan Asli Daerah sendiri sebagai sumber

pendanaan yang utama dalam menunjang pembangunan Kota Denpasar yang

berpihak pada masyarakat berlandaskan kreativitas dan budaya unggulan”. Pajak

hotel, pajak restoran dan pajak hiburan merupakan pajak daerah di Kota

Denpasar .

Tabel 5.1

Jumlah Wajib Pajak Hotel, Wajib Pajak Restoran dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar Tahun 2009 -2014

(orang) Jenis TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 WP hotel 287 313 331 343 372 422 WP restoran 473 480 493 508 542 573 WP hiburan 125 135 147 154 156 160 Jumlah WP 927 1018 1036 1045 1070 1155

Sumber: Dipenda Kota Denpasar, 2014

Pada Tabel 5.1 dijabarkan tentang perkembangan jumlah wajib pajak

hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hibuuran yang terdaftar di Kota

Denpasar dalam 6 tahun terakhir. Dari data tersebut dapat dilihat terjadi

peningkatan jumlah wajib pajak hotel, restoran dan hiburan setiap tahunnya

Dalam periode tersebut peningkatan wajib pajak hotel sekitar 47 persen,

peningkatan jumlah wajib pajak restoran sekitar 21 persen dan peningkatan

jumlah wajib pajak hiburan sebesar 21 persen. Peningkatan jumlah wajib pajak ini

dikarenakan berkembangnya usaha di bidang industri dan pariwisata di Propinsi

Bali pada umumnya dan di Kota Denpasar pada khususnya.

Page 89: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

71

Pada Tabel 5.2 dapat dijelaskan tentang kontribusi pajak daerah terhadap

PAD Kota Denpasar.

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014

Pada tahun 2011 kontribusi pajak hotel terhadap PAD Kota Denpasar

sebesar 21,70 persen, tahun 2012 sebesar 20,32 pesen, tahun 2013 menurun lagi

yaitu sebesar 17,22 persen dan 16,25 persen di tahun 2014. Pada tahun 2011 pajak

restoran memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Denpasar sebesar 9,25

persen, kemudian menurun di tahun berikutnya menjadi sebesar 9,01 persen, 8,59

persen dan 8,39 persen. Kontribusi pajak hiburan terhadap PAD Kota Denpasar

dari tahun 2011 sampai tahun 2013 berturut-turut yaitu 1,64 persen, 1,81 persen,

1,48 persen dan 1,42 persen. Ketiga pajak tersebut mempunyai karakteristik yang

ama karena sejak diberlakukannya undang-undang nomor 28 Tahun 2009, ketiga

pajak tersebut ditetapkan dengan self assessment system.

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)

PAD 424.959.412.894,23 511.326.621.036,38 658.970.207.435,78

Pajak Daerah 326,282,111,698.21 377,247,592,363.38 506,981,564,103.42

Pajak Hotel 92,200,155,236.47 103,907,609,075.55 113,504,495,968.18 Pajak Restoran 39,327,568,960.74 46,080,764,387.83 58,577,597,178.41 Pajak Hiburan 6,963,962,844.00 9,258,579,042.00 9,723,711,198.83 Pajak Reklame 14,662,992,124.00 17,378,787,516.00 9,647,337,300.00 PPJ 39,963,905,608.00 44,767,611,297.00 55,731,803,273.00 Pajak Air Tanah 6,597,768,215.00 6,972,486,434.00 8,004,804,275.00 PBB - - 92,884,127,307.00 BPHTB 126,565,758,710.00 148,881,754,611.00 158,907,687,603.00

Tabel 5.2Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

Kota Denpasar Tahun 2011-2013

Page 90: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

72

5.2 Deskripsi Hasil Penelitian

5.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian menyajikan penilaian responden untuk setiap

butir-butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penilaian responden

dasajikan menurut variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan

pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak dengan mengunakan

skala pengukuran 1 sampai 5. Untuk mendeskripsikan penilaian rata-rata

responden mengenai variabel-variabel dalam penelitian, hasil jawaban responden

disesuaikan dengan desain skala pengukuran yang telah ditetapkan kemudian

diformulasikan ke dalam beberapa interval kelas (Suharsono, 2010:21). Rumus

interval kelas adalah sebagai berikut:

kelasJumlah terendahnilai- tertinggiNilai kelas Interval

8,05

1-5 kelas Interval

Dari interval kelas tersebut maka dapat diketahui batasan nilai masing-

masing kelas menjadi dasar penentu katagori rata-rata jawaban responden

penelitian.

1,00 – 1,80 = Sangat tidak baik 1,81 – 2,60 = Tidak baik 2,61 – 3,40 = Cukup baik 3,41 – 4,20 = Baik 4,21 – 5,00 = Sangat baik

Page 91: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

73

Tabel 5.3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Pajak

Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor X1.1 0 0 7 124 23 632 4.10 X1.2 0 0 5 32 117 728 4.73 X1.3 0 0 15 118 21 622 4.04 X1.4 0 0 0 16 138 754 4.90 X1.5 0 0 12 106 36 640 4.16 Rata-rata X1 4.38 Sumber: Lampiran 3

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di

atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian

juga secara rata-rata variabel Pengetahuan pajak memiliki nilai 4,38 yang artinya

pengetahuan pajak responden sudah sangat baik.

Tabel 5.4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan

Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor X2.1 0 3 17 124 10 603 3.92 X2.2 0 0 3 27 124 737 4.79 X2.3 0 0 9 125 20 627 4.07 X2.4 0 2 13 115 24 623 4.05 X2.5 0 6 15 111 22 611 3.97 Rata-rata X2 4.16 Sumber: Lampiran 3

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di

atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian

juga secara rata-rata variabel Kualitas pelayanan memiliki nilai 4,16 yang artinya

responden menilai kualitas pelayanan sudah baik.

Page 92: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

74

Tabel 5.5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemeriksaan Pajak

Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor X3.1 0 0 7 38 109 718 4.66 X3.2 0 0 7 62 85 694 4.51 X3.3 0 0 7 34 113 722 4.69 X3.4 0 0 10 117 27 633 4.11 X3.5 0 0 10 124 20 626 4.06 Rata-rata X3 4.41 Sumber: Lampiran 3

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di

atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Indikator

X3.1, X3.2 dan X3.3 bahkan memiliki rata-rata di atas 4,21 yang artinya indiktor

tersebut dinilai sangat baik. Demikian juga secara rata-rata variabel pemeriksaan

pajak memiliki nilai 4,41 yang artinya responden menilai pemeriksaan pajak

sudah sangat baik.

Tabel 5.6 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kesadaran Wajib Pajak

Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor Y.1 0 0 11 118 25 630 4.09 Y.2 0 0 9 117 28 635 4.12 Y.3 0 0 3 18 133 746 4.84 Y.4 0 0 13 126 15 618 4.01 Rata-rata Y 4.27 Sumber: Lampiran 3

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di

atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian

juga secara rata-rata variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai 4,27 yang

artinya kesadaran pajak para responden sudah sangat baik.

Page 93: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

75

Tabel 5.7 Penilaian Responden terhadap Variabel Kepatuhan wajib pajak

Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor Z.1 0 0 9 19 126 733 4.76 Z.2 0 0 2 13 139 753 4.89 Z.3 0 0 13 112 29 632 4.10 Z.4. 0 0 8 24 122 730 4.74 Z.5 0 0 19 102 33 630 4.09 Rata-rata Z 4.52 Sumber: Lampiran 3

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di

atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian

juga secara rata-rata variabel kepatuhan wajib pajak memiliki nilai 4,52 yang

artinya kepatuhan wajib pajak para responden sudah sangat baik.

5.2.2 Karakteristik Responden

5.2.2.1 Jenis Usaha

Jenis usaha adalah kelompok dari bidang usaha. Berdasarkan Tabel 5.8

responden diklasifikasikan berdasarkan bidang usahanya. Responden yang

memiliki bidang usaha restoran adalah bidang usaha paling banyak, diikuti oleh

bidang usaha hotel dan hiburan.

Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha

No Jenis Usaha Jumlah (orang)

Persentase (%)

1 Hotel 56 36,4 2 Restoran 77 50,0 3 Hiburan 21 13,6

Total 154 100 Sumber : Lampiran 4

Page 94: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

76

5.2.2.2 Umur

Umur menentukan intensitas dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan yang

dilakukan oleh seseorang (Sukirno, 2006). Secara umum rata–rata umur

responden dilokasi penelitian masih berada pada kelompok usia produktif

untuk bekerja, artinya secara fisik mereka masih memiliki potensi yang besar

untuk dapat menghasilkan pendapatan. Pada Tabel 5.9 karakteristik umur wajib

pajak hotel, restoran dan hiburan diperoleh rata-rata berada pada usia produktif

yaitu kelompok umur 19 sampai dengan 50 tahun yang merupakan usia untuk

bekerja untuk memperoleh pendapatan (Todaro, 2006).

Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Umur

No Umur (tahun) Jumlah

(orang) Persentase

(%) 1 < 30 10 6,0 2 31-40 35 23,0 3 41-50 85 55,0 4 >50 16 16,0

Total 154 100 Sumber : Lampiran 4

Pada Tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa responden sebagian besar berumur

antara 31-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak yang menjadi

responden rata-rata sudah dewasa, hal ini dapat mencerminkan mereka

kemungkinan sudah memiliki pengalaman dalam usahanya.

5.2.2.3 Jenis kelamin

Jenis kelamin penduduk suatu daerah sering dipakai sebagai

pedoman di dalam menganalisis struktur dan kondisi sosial ekonomi penduduk

(Sukirno, 2006). Diketahui responden ysng berjenis kelamin laki-laki

Page 95: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

77

sebesar 64,9 persen dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 35,1

persen dari total responden. Karakteristik responden berdasarkan atas Jenis

Kelamin ditunjukan seperti Tabel 5.10. Hal ini dapat dimaklumi karena mereka

yang bergerak di bidang hotel, restoran dan hiburan kebanyakan adalah laki-

laki.

Tabel 5.10 Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

(orang) Persentase

(%) 1 Laki-laki 100 64,9 2 Perempuan 54 35,1

Total 154 100 Sumber : Lampiran 4

Hal ini dapat dimaklumi karena mereka yang bergerak di bidang hotel,

restoran dan hiburan kebanyakan adalah laki-laki.

5.2.2.4 Pendidikan

Tingkat pendidikan wajib pajak minimal tamatan SMA. Semakin tinggi

pendidikan seseorang cenderung pendapatan yang diterima semakin tinggi,

sehingga kesejahteraan dapat lebih baik (Tarigan, 2012). Distribusi responden

berdasarkan pendidikan disajikan pada Tabel 5.11

Tabel 5.11 Distribusi Responden Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1 SMA 2 1,3 2 Diploma 71 46,1 3 S1 71 46,1 4 S2 10 6,5

Total 154 100

Page 96: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

78

Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dijelaskan bahwa responden sebagian besar

adalah berpendikan diploma dan strata 1. Hal ini menunjukkan rata-rata wajib

pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar

memiliki pendidikan tinggi sehingga dapat dinilai bahwa mereka mempunyai

pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam mengelola usahanya.

5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2013). Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan

dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan

dengan skor total. Apabila koefisien korelasi (r kritis) positif dan lebih

besar dari 0,3 dengan tingkat kepatuhan alpha 0,05 maka indikator

tersebut dikatakan valid (Sugiyono, 2013). Berdasarkan analisis Correlation

(Lampiran 19) semua indikator menunjukan nilai signifikansi diatas 0,05 dan

nilai korelasi (r kritis) semua diatas 0,3. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel

parkir adalah valid (Lampiran 19).

2) Uji Reliabilitas

Reliabel berarti seberapa besar suatu pengukuran dapat

dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama (Sugiyono, 2013). Suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih

Page 97: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

79

besar dari 0,6 (Ghozali, 2013). Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 20

diperoleh nilai cronbach alpha diatas 0,6 yang lebih. Hal ini menunjukkan

variabel dalam penelitian ini adalah reliabel (Lampiran 20).

5.2.4 Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur

Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi yang melandasi analisis jalur

perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur

adalah sebagai berikut.

(1) Hubungan antar variabel adalah linier dan aditif. Uji linieritas menggunakan

curve fit. Hasil olah data pada Lampiran 5-11 yang diringkas pada Tabel 5.12

dapat diketahui bahwa semua variabel yang dipasangkan memiliki hubungan

linier yang signifikan. Oleh karena itu asumsi linieritas dalam penelitian ini

telah terpenuhi.

Tabel 5.12 Ringkasan Model Linier Antarvariabel Penelitian

Hubungan R2 F hitung df1 df2 P.value Keterangan X1Y 0,167 3,580 1 152 0,011 Signifikan X2Y 0,102 17,228 1 152 0,000 Signifikan X3Y 0,168 30,600 1 152 0,000 Signifikan X1Z 0,161 3,245 1 152 0,021 Signifikan X2Z 0,253 3,944 1 152 0,049 Signifikan X3Z 0,241 3,747 1 152 0,048 Signifikan YZ 0,765 12,587 1 152 0,001 Signifikan

Sumber : Lampiran 5-11

(2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan. Pada Gambar 4.1 bahwa model

yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu arah, tidak bolak-balik yang

Page 98: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

80

mana model ini disebut rekursif, sehingga analisis jalur layak diterapkan

dalam penelitian ini.

(3) Observed variables diukur tanpa kesalahan. Analisis jalur dalam penelitian ini

menggunakan indikator jamak dengan data dari sumber primer, sehingga

menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan yang memerlukan

pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini.

5.2.5 Analisis Ketepatan Model

Penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) ada atau

tidaknya pengaruh signifikan secara langsung pengetahuan pajak, kualitas

pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak

hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar, (2) ada atau tidaknya

pengaruh signifikan secara langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,

pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dan (3)

ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara tidak langsung pengetahuan pajak,

kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak melalui kesadaran wajib pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di

Kota Denpasar. Koefisien jalur pada penelitian ini diperoleh dari hasil

perhitungan regresi dengan metode regresi sederhana (Ordinary Least Square =

OLS) dengan menggunakan program SPSS versi 21.0 terhadap model persamaan.

Untuk mendapatkan koefisien jalur, pada bagian ini secara bertahap diselesaikan

melalui model persamaan regresi yaitu sebagai berikut.

Page 99: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

81

1. Model 1 : Pengaruh Variabel Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan

(X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3) terhadap Kesadaran Wajib Pajak Hotel,

Wajib Pajak Restoran dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar.

2. Model 2 : Pengaruh Variabel Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan

(X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Hiburan

di Kota Denpasar (Z).

Adapun model persamaan persamaan regresi, klasifikasi variabel dan

persamaan jalur ditunjukkan pada Tabel 5.13

Tabel 5.13

Klasifikasi Variabel dan Persamaan Struktural

Model Variabel Independen Variabel Dependen Persamaan

1. - Pengetahuan pajak (X1)

- Kualitas pelayanan (X2)

- Pemeriksaan pajak (X3)

Kesadaran wajib pajak (Y)

Y=β1X1+β2X2+β3X3+ε1

2. - Pengetahuan pajak (X1)

- Kualitas pelayanan (X2)

- Pemeriksaan pajak (X3)

- Kesadaran wajib pajak (Y)

Kepatuhan wajib pajak (Z)

Z=β4X1+β5X2+β6X3+β7Y+ε2

Sumber: Persamaan (1), dan (2)

Page 100: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

82

5.3. Jawaban Terhadap Tujuan Penelitian 5.3.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), dan

Pemeriksaan Pajak (X3) terhadap Kesadaran Wajib Pajak (Y) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar

Berdasarkan uji regresi linear sederhana dengan taraf signifikansi α = 5

persen, maka hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 5.14. Berdasarkan Tabel

5.14 dapat diketahui bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesadaran wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,046,

Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib

pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,023. Sementara pemeriksaan

pajak juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak

dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,000.

Tabel 5.14 Hasil Regresi Model 1

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.510 .478 5.246 .000 Pengetahuan Pajak .083 .061 .099 2.160 .046 Kualitas Pelayanan .165 .072 .182 2.296 .023 Pemeriksaan Pajak .348 .083 .332 4.193 .000

Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

Selanjutnya dapat disusun persamaan (1) sebagai berikut.

Y = 0,099 X1 + 0,182 X2 + 0,332 X3 ………………………….. (5.1)

Keterangan: X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak

Page 101: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

83

5.3.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Z) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar

Hasil olahan data memperlihatkan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat sesuai dengan Model 2 disajikan pada Tabel 5.15. Berdasarkan

Tabel 5.15 dapat dianalisis bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan penerimaan terhadap Ho

sebesar 0,032. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,038.

Pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,049. Sementara kesadaran

wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,005.

Tabel 5.15 Hasil Regresi Model 2

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.503 .551 4.545 .000 Pengetahuan Pajak .065 .065 .079 1.999 .032 Kualitas Pelayanan .065 .078 .073 1.837 .038 Pemeriksaan Pajak .029 .093 .028 1.733 .049 Kesadaran Wajib Pajak .248 .086 .252 2.873 .005

Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Tabel 5.11 juga dapat disusun persamaan (2) sebagai berikut.

Z = 0,079 X1 + 0,073 X2 + 0,028 X3 + 0,252 Y ……………….. (5.2)

Page 102: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

84

Keterangan : X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak Z = Kepatuhan Wajib Pajak

5.3.3 Koefisien Jalur

Berdasarkan Tabel 5.14, dan Tabel 5.15 dapat dibuat ringkasan koefisien

jalur seperti yang disajikan pada Tabel 5.16. Tabel 5.16 mendeskripsikan bahwa

pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,

pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Pengetahuan pajak, kualitas

pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak juga berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak

restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

Tabel 5.16 Ringkasan Koefisien Jalur

Hubungan Koefisien Regresi Standard

Error t hitung P. value Keterangan Standar Tak Standar

X1Y .099 .083 .061 2,160 .046 Signifikan X2Y .182 .165 .072 2,296 .023 Signifikan X3Y .332 .348 .083 4,193 .000 Signifikan X1Z .079 .065 .040 1.999 .032 Signifikan X2Z .073 .065 .159 1.837 .038 Signifikan X3Z .028 .029 .155 1.733 .049 Signifikan YZ .252 .248 .277 2,873 .005 Signifikan

Sumber : Lampiran 5-11 Keterangan :

X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak

Page 103: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

85

Z = Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan ringkasan koefisien jalur pada Tabel 5.16, maka dapat dibuat

diagram jalur seperti Gambar 5.1.

Gambar 5.1

Standardized Path Diagram

Sesuai dengan teori trimming yang menyebutkan bahwa agar diperoleh

model yang lebih valid, jalur-jalur yang tidak signifikan dihilangkan. Dalam

penelitian ini tidak dilakukan modifikasi dengan menghapuskan pengaruh-

pengaruh yang tidak signifikan, karena semua jalur-jalurnya signifikan.

Berdasarkan Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa untuk persamaan 1, nilai

R2m = 0,613 memiliki arti bahwa 61,3 persen variasi dari kesadaran wajib pajak di

Kota Denpasar mampu dijelaskan oleh variasi pengetahuan pajak, kualitas

pelayanan, dan pemeriksaan pajak, sedangkan sisanya sebesar 38,7 persen

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam model. Sedangkan untuk

0,252

0,073

Pengetahuan Pajak

Kualitas Pelayanan

Pemeriksaan Pajak

Kesadaran Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak

0,332

0,079

0,028

0,099

0,182

e2

0,109

e1

0,622

Page 104: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

86

persamaan 2, nilai R2m = 0,988 memiliki arti bahwa 98,8 persen variasi dari

kepatuhan wajib pajak mampu dijelaskan oleh variasi pengetahuan pajak, kualitas

pelayanan, pemeriksaan pajak, dan kesadaran wajib pajak, sedangkan sisanya

sebesar 1,2 persen dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam model

(Lampiran 14).

5.3.3 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Z) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Melalui Kesadaran Wajib Pajak di Kota Denpasar

Menganalisis pengaruh tidak langsung variabel penelitian melalui variabel

mediasi dilakukan uji mediasi atau interventing.

1) Pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui

kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar

Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel

mediasi/interventing. Hasil olahan data pada Lampiran 15, maka pengaruh

pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib

pajak di Kota Denpasar disajikan pada Gambar 5.2.

Page 105: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

87

Gambar 5.2 Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak

Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah jika p-value > alpha

(0,05) atau z hitung ≤ z tabel, yaitu 0,9265 maka Ho diterima yang berarti

kesadaran wajib pajak bukan variabel mediasi. Namun jika p-value < alpha

(0,05) atau z hitung > z tabel, yaitu 0,9265 maka Ho ditolak yang berarti

kesadaran wajib pajak merupakan variabel mediasi. Hasil olahan data pada

Lampiran 15 didapatkan z = 1,356, setara pada probabilitas 0,05. Nilai z

hitung lebih besar dari nilai z tabel sebesar 0,9265. Hal ini berarti kesadaran

wajib pajak memediasi secara parsial pengaruh pengetahuan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak

hiburan di Kota Denpasar.

2) Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak melalui

kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar

Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel

mediasi/interventing. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib

pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar disajikan pada

Gambar 5.3.

a= 0,083 Sa=0,061

b=0,248 Sb=0,086

z = 1,356 Sig = 0,05

Pengetahuan Pajak ( X1)

Kepatuhan Wajib Pajak (Z)

Kesadaran Wajib Pajak (Y)

Page 106: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

88

Gambar 5.3

Gambar 5.3 Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak

Hasil perhitungan pada Lampiran 16 menunjukkan bahwa pengaruh

kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib

pajak dengan nilai z hitung = 1,795 yang berada pada probabilitas 0,05 dan

lebih besar dari z tabel = 0,9678. Hal ini berarti bahwa variabel kesadaran

wajib pajak memediasi secara parsial pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak

hiburan di Kota Denpasar.

3) Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak melalui

kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar

Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel

mediasi/interventing. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar disajikan pada

Gambar 5.4 .

a= 0,165 Sa=0,072

b=0,248 Sb=0,086

z = 1,795 Sig = 0,05

Kualitas Pelayanan ( X2)

Kepatuhan Wajib Pajak (Z)

Kesadaran Wajib Pajak (Y)

Page 107: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

89

Gambar 5.4

Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak

Hasil perhitungan pada Lampiran 17 menunjukkan bahwa pengaruh

kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak

dengan nilai z hitung = 2,376 yang berada pada probabilitas 0,05 dan lebih besar

dari z tabel = 0,9906. Hal ini berarti bahwa variabel kesadaran wajib pajak

merupakan memediasi secara parsial pengaruh pemeriksaan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di

Kota Denpasar.

5.3.6 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Variabel Penelitian

Hasil olahan data mengenai perhitungan pengaruh langsung, tidak

langsung, dan total variabel penelitian pada Lampiran 18 ditampilkan kembali

pada Tabel 5.17. Berdasarkan Tabel 5.17 dapat dijelaskan bahwa Pengaruh

langsung pengetahuan pajak terhadap kesadaran wajib pajak sebesar 0,099 dan

pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh totalnya

menjadi 0,099. Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap kesadaran wajib

pajak sebesar 0,182 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu

pengaruh totalnya menjadi 0,182. Pengaruh langsung pemeriksaan pajak terhadap

a= 0,348 Sa=0,083

b=0,248 Sb=0,086

z = 2,376 Sig = 0,05

Pemeriksaan Pajak

(X3) as

Kepatuhan Wajib Pajak (Z)

Kesadaran Wajib Pajak (Y)

Page 108: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

90

kesadaran wajib pajak sebesar 0,332 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol),

oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,332.

Pengaruh langsung pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

sebesar 0,079 dan pengaruh tidak langsung melalui kesadaran wajib pajak sebesar

0,025, oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,104. Pengaruh langsung

kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 0,073, dengan

pengaruh tidak langsung melalui kesadaran wajib pajak sebesar 0,046, maka

pengaruh totalnya menjadi 0,119. Pengaruh langsung pemeriksaan pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak sebesar 0,028, dengan pengaruh tidak langsung melalui

kesadaran wajib pajak sebesar 0,084, maka pengaruh totalnya menjadi 0,112.

Pengaruh langsung kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar

0,252 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh

totalnya menjadi 0,252.

Tabel 5.17 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel

Var

X1 X2 X3 Y

PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT

Y 0,099 - 0,099 0,182 - 0,182 0,332 - 0,332 - - -

Z 0,079 0,025 0,104 0,073 0,046 0,119 0,028 0,084 0,112 0,252 - 0,252

Sumber: Lampiran 16

Keterangan: PL = Pengaruh Langsung PTL = Pengaruh Tidak Langsung PT = Pengaruh Total X1 = Pengetahuan pajak X2 = Kualitas pelayanan X3 = Pemeriksaan pajak Y = Kesadaran wajib pajak Z = Kepatuhan wajib pajak

Page 109: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

91

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian

5.4.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pengetahuan pajak

berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak

restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dengan nilai signifikansi sebesar

0,046. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain faktor pendidikan

formal dan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap

seseorang, semakin banyak aspek positif makin positif terhadap objek tertentu

(Fidel, 2004 dalam Ghoni, 2012). Menurut Nugroho (2012) semakin tinggi

pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, maka wajib pajak dapat menentukan

perilakunya dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Namun

jika wajib pajak tidak memiliki pengetahuan mengenai peraturan dan proses

perpajakan, maka wajib pajak tidak dapat menentukan perilakunya dengan tepat.

Upaya untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak sehingga wajib pajak semakin

patuh adalah dengan meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan. Hasil

penelitian ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Bapak I Made

Winaya, pemilik Made Restoran sebagai hasil dari wawancara pada tanggal 28

Maret 2015.

“Dulu saya bayar pajak tidak berdasarkan pembukuan, hanya menggunakan perhitungan penetapan perkiraan penjualan dalam sebulan, tetapi sekarang saya sudah memungut pajak pada setiap transaksi penjualan makanan dan minuman ditambah 10 persen. Jadi pajak yang setor itu sesuai dengan transaksi yang saya lakukan dalam sebulan”

Page 110: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

92

Jika seseorang atau wajib pajak memiliki pengetahuan yang tinggi

mengenai perpajakan, maka mereka akan lebih sadar dalam memenuhi

kewajibannya. Dalam studi empiris Suparmono dan Damayanti (2000),

menyatakan bahwa wajib pajak harus mengetahui besarnya pajak terhutang, kapan

harus membayar pajak dan batas waktu pembayaran. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian dari Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan

pemahaman akan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Senada dengan penelitian

dari Handayani (2011), yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman

tentang peraturn perpajakan akan meningkatkan kemauan membayar pajak dan itu

berarti hasil tersebut signifikan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,

pajak restoran dan pajak restoran di Kota Denpasar. Berdasarkan teori disebutkan

bahwa kualitas pelayanan menurut Chen dan Tan (2004) dalam Ussahawanichakit

(2008) merupakan perbandingan antara apa yang diharapkan oleh pelanggan

dengan apa yang diperolehnya. Pelanggan umumnya memerlukan produk barang

atau jasa yang dapat diterima dan dinikmati dengan pelayanan yang baik dan

memuaskan (Wiyono,2006). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Arum (2012) yang menyatakan bahwa kualitas

pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak sebab fiskus

diharapkan mempunyai pemahamn tentang perpajakan dan juga memiliki

motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik sehingga wajib pajak merasa nyaman

setiap melakukan kegiatan pajak di kantor pelayanan pajak. Hal tersebut senada

Page 111: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

93

dengan hasil wawancara dengan Bapak I Ketut Astawa pemilik Vila Mertasari

Sanur pada tanggal 2 April 2015 yang mengungkapkan bahwa:

“Sekarang membayar pajak hotel sudah sangat dipermudah karena di Dipenda Kota Denpasar sudah menyediakan unit pelayanan terpadu sehingga wajib pajak mendapatkan pelayanan dengan mudah”.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel pemeriksaan pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar

pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal tersebut

sesuai dengan bukti empiris dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Salip

dan Wato (2006) yang menyebutkan bahwa dengan pemeriksaan pajak akan

mendorong timbulnya kesadaran wajib pajak sehingga akan berdampak terhadap

peningkatan penerimaan pajak. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pernyataan

responden Ibu Nur Indraningsih, pemilik RM.Ayam Goreng Prambanan di Jalan

Cok Tresna Renon sebagai hasil wawancara pada tanggal 15 April 2015 juga

mendukung hasil penelitian ini, mengungkapkan.

“ Pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh petugas pajak selalu didahului dengan pemberitahuan resmi melalui surat sehingga saya bisa menyiapkan data yang diperlukan. Oleh karena itu pemeriksaan dapat berjalan lancar”

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetahuan pajak, kualitas

pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal

ini menunjukkan bahwa demgan meningkatnya pengetahuan perpajakan yang

dimiliki oleh wajib pajak dan peningkatan kualitas pelayanan oleh petugas

pajak serta didukung dengan pemeriksaan pajak yang transparan maka

kesadaran wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di

Kota Denpasar semakin baik.

Page 112: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

94

5.4.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, kualitas

pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,pajak restoran dan pajak hiburan

di Kota Denpasar. Pengetahuan tentang pajak dapat dilihat dari pengetahuan

yang menyangkut cara melaksanakan kewajiban pajak, siapa yang dikenakan,

apa yang dikenakan, berapa besarnya dan bagaimana cara menghitungnya

(Nazir, 2010). Berdasarkan teori yang dikemukakan dalam Shcister (1995),

ditemukan adanya kaitan antara tingkat pengetahuan wajib pajak terhadap

bertambahnya kepatuhan pajak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anky

(2011) dan Ghoni (2011) yang menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal yang sama juga didapat dari

penelitian Siregar (2012), bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan yang

cukup tentang perpajakan sangatlah penting karena pendidikan pajak adalah

salah satu alat yang efektif untuk mendorong wajib pajak untuk lebih patuh

(Hyun,2003 dalam Lusia,2013). Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari

hasil wawancara dengan responden yang bernama I Wayan Bendiasa pemilik

Restoran Tropikal pada tanggal 23 Maret 2015 yang mengatakan:

“Dalam memungut pajak restoran kepada konsumen kami menggunakan bill yang sudah diporporasi di kantor Dipenda sehingga konsumen merasa yakin bahwa pajak makanan yang dipungut adalah sesuai dengan peraturan pemerintah Kota Denpasar”

Page 113: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

95

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal

tersebut sejalan dengan teori bahwa kepatuhan yang diinginkan tentu akan

lebih berhasil bila diikuti dengan transaksi secara langsung berupa wujud

pelayanan (Burton,2008). Peningkatan kualitas pelayanan diharapkan dapat

meningkatkan kepuasan pada wajib pajak sebagai pelanggan sehingga

meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan (Prabawa, 2012). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Supadmi (2009) yang menyatakan

untuk bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat dilakukan

melalui peningkatan kualitas pelayanan. Hasil penelitiannya menemukan

bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

sehingga agar kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak

meningkat maka kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Hasil

wawancara dengan salah satu wajib pajak restoran Bapak Rachmatullah,

pemilik Restoran Hanamasa di jalan Drupadi 44 Denpasar pada tanggal 26

Maret 2015 mengungkapkan:

“Petugas pajak di kantor Dipenda tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan. Ketika pertama kali saya datang hanya untuk untuk menanyakan cara pengisian formulir SPTPD, petugas dengan sabar menjelaskan. Ini memotivasi saya selalu menyetorkan SPTPD tidak pernah terlambat’.

Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan petugas pajak dapat

ditunjukkan dalam hal pengadaan fasilitas yang menunjang kenyamanan para

wajib pajak, misalnya penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk

memberikan kemudahan kepada wajib pajak, penampilan gedung yang modern

Page 114: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

96

dan terkesan rapi serta pelayanan yang cepat dari petugas pajak dapat

meningkatkan kepuasan wajib pajak sehingga berdampak pada kepatuhan

mereka dalam bidag perpajakan.

Hasil analisis tentang variabel pemeriksaan pajak menyatakan bahwa

secara langsung variabel pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak

restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Dalam teori pemeriksaan pajak,

Ali et al (2001) menyatakan bahwa audit adalah suatu kebijakan yang efektif

untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini menguatkan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardianti (2012) yang membuktikan

adanya pengaruh antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

karena pemeriksaan merupakan instrument penting untuk menentukan tingkat

kepatuhan wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan.

Hasil wawancara dengan Bapak I Made Suartana,SH,MSi., selaku Kabid

Penagihan pada Dinas Pendapatan Kota Denpasar pada tanggal 20 April 2015

mengatakan:

“ Setelah diadakan audit oleh petugas pajak, dapat diketahui masih banyak wajib pajak menunggak pajak maupun menghindari pajak dengan melaporkan pajak lebih kecil dari sebenarnya. Ini menunjukkan masih rendahnya kepatuhan wajib pajak hotel, restoran dan hiburan tentang self assessment system”.

Variabel kesadaran wajib pajak dalam penelitian ini mempunyai pengaruh

positif dan signifikan secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

Hasil ini menunjukkan bahwa keadaran wajib pajak merupakan faktor penting

dalam menentukan kepatuhan wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib

Page 115: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

97

pajak hiburan. Peningkatan kesadaran akan menyebabkan terjadinya

peningkatan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan

pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Arum

(2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kesadaran maka akan semakin

tinggi pula kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini juga memperkuat

penelitian Jatmiko (2006) yang menyatakan kesadaran perpajakan memiliki

pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil wawancara yang

senada juga diungkapkan oleh I Gusti Oka Wardana, pemilik Hotel Damai di

Jalan Patih Jelantik Denpasar pada tanggal 15 April 2015 bahwa:

“Sebagai warga Kota Denpasar yang memiliki usaha disini, saya wajib mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Membayar pajak merupakan kewajiban karena pajak dapat dipergunakan untuk membiayai pembangunan”

5.4.3 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Melalui Kesadaran Wajib Pajak Di Kota Denpasar

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan, kualitas

pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan

melalui kesadaran membayar pajak di Kota Denpasar. Pengetahuan yang

dimiliki oleh wajib pajak tentang perpajakan sering menjadi penyebab wajib

pajak tidak memenuhi kewajibannya. Pelaksanaan self assessment sistem

dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia memberi kepercayaan kepada

wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban pajak dalam menghitung,

Page 116: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

98

membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya sendiri. Hal ini sesuai dengan

studi empiris bahwa dalam melaporkan kewajiban pajak, pembayaran pajak

tergantung pada kesadaran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri (James,

2004). Wajib pajak dikatakan patuh apabila memenuhi semua kewajiban

perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2005).

Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pengetahuan yang dimiliki wajib

pajak baik itu pengetahuan mengenai perubahan peraturan, konsep ketentuan

umum di bidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku mulai dari subyek pajak,

obyek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terhutang, pembayaran dan

pengisian pelaporan pajak secara tepat waktu (Lusia, 2013). Besarnya pengaruh

total dari pengetahuan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak adalah 28,8 persen. Hal ini berarti bahwa jika seseorang atau wajib

pajak memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai perpajakan dan memikiki

kesadaran yang penuh tentang fungsi dan peran pajak dalam pembangunan

maka orang tersebut akan lebih patuh dalam melaksanakan kewajiban di bidang

perpajakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Palil (2005) bahwa pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan

dapat memperkecil adanya tax evation. Hasil penelitian ini menguatkan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusia (3013) yang menyatakan

bahwa secara parsial dan simultan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak orang pribadi

yang melakukan pekerjaan bebas pada KPP Pratama Gresik Utara. Hal tersebut

senada dengan pernyataan dari responden yang bernama I Gusti Made

Page 117: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

99

Putranaya pemilik Villa Taman Ayu di Jalan Danau Poso Sanur sebagai hasil

wawancara pada tanggal 5 April 2015 yang mengatakan:

“Sekarang ini wajib pajak diberi kepercayaan untuk untuk menghitung dan menyetor jumlah pajak yang dipungut. Hal itu membuat saya merasa malu apabila tidak menyetorkan pajak sesuai dengan yang saya terima. Karena saya sadar, uang pajak pajak itu merupakan titipan dari masyarakat konsumen saya dan bukan hak probadi saya”

Kepatuhan perpajakan merupakan bentuk kesediaan pemenuhan

kewajiban bagi wajib pajak sesuai dengan aturan yang berlaku (Alm et al.,

1993). Adanya peningkatan pelayanan yang memuaskan bagi wajib pajak

diharapkan dapat menciptakan kenyamanan dan kemudahan dalam memenuhi

kewajiban pajak (Cumming et al., 2005). Pengaruh tidak langsung kualitas

pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran

wajib pajak di Kota Denpasar adalah sebesar 5,4 persen. Berdasarkan teori

bahwa setiap organisasi atau perusahaan berusaha memuaskan kebutuhan dan

keinginan pelanggannya dengan memperbaiki kualitas pelayanan (Jaman,

2009). Jika pelanggan puas dengan pelayanan dan kinerja yang ditawarkan oleh

organisasi, maka pelanggan akan membalas dengan memberikan penilaian

yang tinggi (Purwanto, 2004). Penelitian senada juga telah dilakukan oleh

Putra (2013) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan wajib pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan pelayanan yang

mengandung fasilitas berupa informasi, motivasi dan sarana yang baik telah

diberikan kepada wajib pajak dan secara tidak langsung mereka akan patuh

dalam melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak.

Page 118: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

100

Pemeriksaan pajak daerah merupakan alat kendali untuk mengamankan

penerimaan daerah di sektor pajak. Sadar berarti wajib pajak telah memahami

dan mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak. Patuh berarti

wajib pajak wajib pajak telah melaporkan dan meyetorkan pajaknya. Semakin

tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak, kinerja pengumpulan pajak akan semakin

baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pemeriksaan pajak

berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak

melalui kesadaran wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh pernyataan Bapak I Wayan Tagel Sidarta,

SE.,MSi yang saaat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Retribusi dan

Pendapatan Lain-Lain di Dipenda Kota Denpasar sebagai hasil wawancara

pada tanggal 10 April 2015 menyatakan:

“ Wajib Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan cendrung bersedia membayar pajak daerah berdasarkan hasil penetapan berita acara pemeriksaan pajak, sebagai hasil dari pemeriksaan pajak di lapangan oleh petugas lapangan kami”.

Penerapan sistem self assessment pada pajak hotel, pajak restoran dan

pajak hiburan membutuhkan keandalan administrasi, pengawasan serta

penegakan aturan dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak. Pemeriksaan

pajak (Priantara, 2011) diharapkan akan menambah tingkat kepatuhan bagi

wajib pajak karena wajib pajak akan meningkatkan kepatuhannya apabila

mereka menyadari bahwa pajak merupakan salah satu peneriman daerah yang

akan berdampak pada peningkatan penerimaan.

Page 119: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

101

5.4.4 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Denpasar

Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2015 dihadapkan pada

sejumlah tantangan akibat kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya

kondusif. Perekonomian nasional tumbuh sebesar 4,7 persen melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,0 persen. Sejalan

dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan pertama

tahun 2015 juga mengalami perlambatan 6,20 persen. Secara spasial, kesenjangan

antar kabupaten/kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antar wilayah Bali

selatan dan Bali non-selatan. Wilayah Bali selatan yang mendominasi aktivitas

perekonomian dan pusat pertumbuhan industri pariwisata yang menjadi tonggak

perekonomian Bali seperti Badung dan Denpasar mampu tumbuh tinggi mencapai

6,57 persen dan 6,77 persen. Awal tahun 2015 juga menjadi tonggak yang

menggembirakan bagi inflasi di Bali yaitu 6,42 persen, jauh lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 8,43 persen. Inflasi juga

mempengaruhi laju perekonomian dalam pembangunan di daerah.

Dalam menyelenggarakan pembangunan di daerah, faktor sumber

pendapatan daerah sangat menentukan terlaksananya pembangunan daerah itu

sendiri (Magdalena, 2010). Kontribusi pajak daerah sangat penting dalam

mendukung peningkatan PAD (Marteen, et all, 2001). Peranan sektor pajak

daerah menurut Robert (2002) bahwa pajak daerah mempunyai kontribusi yang

paling besar terhadap PAD, dimana pengelolaannya diserahkan kepada

pemerintah daerah itu sendiri.

Page 120: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

102

Tabel 5.18 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD di Kota Denpasar

Tahun 2007 - 2014 Tahun Pajak Daerah PAD Persentase (rupiah) (rupiah) (%) 2007 85,524,066,401.52 137,600,716,103.44 62,15 2008 114,368,677,932.40 176,244,773,924.85 64,89 2009 146,077,325,516.78 215,156,916,393.03 67,89 2010 169,581,414,716.17 260,482,616,201.65 65,10 2011 326,282,111,699.02 424,959,412,894.23 76,78 2012 377,247,592,363.38 511,326,621,036.38 73,78 2013 506,981,564,103.82 658,970,207,435.78 76,63 2014 511,041,442,068.24 698,705,007,355.99 73,14

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015

Berdasarkan Tabel 5.18 dinyatakan bahwa kontribusi pajak daerah terhadap PAD

Kota Denpasar mempunyai prosentase yang tinggi setiap tahunnya. Hal ini

menunjukkan bahwa pajak daerah memegang peranan yang penting sebagai

sektor pembentuk PAD di Kota Denpasar. Hal ini senada dengan penelitian

Ariyeni, 2009 yang menyatakan bahwa pajak daerah mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah.

Jumlah total penerimaan pajak hotel, resoran dan hiburan sebagai

komponen pembentuk pajak daerah di Kota Denpasar menunjukkan trend

peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah wajib pajaknya. Total realisasi

penerimaan pajak hotel, restoran dan hiburan mempunyai kontribusi rata-rata 40

persen terhadap PAD Kota Denpasar. Secara teori, jika hotel, restoran dan hiburan

di Kota Denpasar berkembang maka penerimaan pajak dari sektor tersebut akan

meningkat. Besarnya potensi penerimaan daerah tidak hanya dilihat dari

berkembangnya jumlah wajib pajak namun juga dari tingkat kepatuhan wajib

pajak membayar pajak. Kepatuhan wajib pajak bisa tercermin dalam nilai selisih

Page 121: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

103

antara rencana penerimaan pajak tersebut. Apabila semua wajib pajak hotel,

restoran dan hiburan menaati dan patuh terhadap peraturan perpajakan yang

berlaku, maka selisih antara rencana penerimaan pajak dengan realisasi

penerimaan menjadi nol atau lebih. Secara sederhana, meningkatnya kepatuhan

wajib pajak akan tercermin pada menyempitnya selisih antara rencana penerimaan

pajak dengan realisasi penerimaan pajak. Dalam Tabel 5.19 data realisasi

penerimaan pajak daerah di Kota Denpasar dari tahun 2007 sampai dengan 2014

melampaui target penerimaan pajak daerah tersebut.

Tabel 5.19 Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Denpasar Tahun 2007 – 2014

(dalam rupiah) Tahun

Target

(rp) Realisasi

(rp) Persentase

(%) 2007 75.200.000.000 85.524.066.401,52 113,73 2008 97.450.000.000 114.368.677.932,40 117,36 2009 120.000.000.000 146.077.325.516,78 121,73 2010 145.400.000.000 169.581.414.716,17 116,63 2011 246.800.000.000 326.282.111.699,02 132,21 2012 298.600.000.000 377.347.592.363,38 126,37 2013 450.258.600.000 506.981.564.103,42 112,15 2014 490.800.592.125 511.041.442.068,24 104,12

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015

Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak membayar pajak

daerah di Kota Denpasar sudah baik. Dalam penerapan self assessment system,

kepatuhan wajib pajak daerah sangat menentukan jumlah pajak yang akan

diterima oleh pemerintah daerah yang nantinya akan mempengaruhi penerimaan

PAD di Kota Denpasar yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Page 122: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

104

5.5 Keterbatasan Penelitianen

Penelitian terkait analisis kepatuhan wajib pajak membutuhkan informasi

yang mendalam agar dapat menganalisa dan meneliti fenomena yang terjadi

responden dimana pengambilan sampel dengan accidental sampling dan tidak

dibedakan diantara wajib pajak yang mempunyai tunggakan dan tidak pada

masing-masing jenis pajak.

Page 123: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

105

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa.

1) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,

pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal ini mengindikasikan

wajib pajak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tinggi mengenai

perpajakan akan dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik sesuai

dengan ketentuan perpajakan. Peningkatan kualitas pelayanan oleh petugas

pajak serta didukung dengan pemeriksaan pajak yang transparan akan dapat

meningkatkan kesadaran wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota

Denpasar.

2) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran

wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota

Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan sistem pemeriksaan yang

dilakukan oleh fiskus, peningkatan kesadaran yang didukung oleh semakin

besarnya pengetahuan perpajakan serta peningkatan kualitas pelayanan akan

dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,pajak

restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

3) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh

signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak membayar

105

Page 124: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

106

pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran wajib pajak

di Kota Denpasar. Dalam penerapan self assessment system, kesadaran wajib

pajak memegang peranan penting dalam menentukan kepatuhan di bidang

perpajakan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak

memediasi secara parsial hubungan antara variabel pengetahuan pajak,

kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak

membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.

Ketika tingkat kesadaran dari wajib pajak meningkat maka hal ini akan

memberikan dorongan kepada wajib pajak untuk patuh membayar pajak.

4) Kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak

hiburan dapat mempengaruhi peningkatan pajak daerah di Kota Denpasar.

Pajak daerah memberikan kontribusi yang paling tinggi dalam pembentukan

PAD di Kota Denpasar.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh, saran-saran yang

diajukan adalah:

1) Melakukan sosialisasi berbagai kebijakan yang terkait dengan Pajak Hotel,

Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar kepada masyarakat

sebagai wajib bayar dan wajib pajak secara terus menerus. Sosialisasi tersebut

dilakukan baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui media massa

baik cetak maupun elektronik. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak.

Page 125: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

107

2) Untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan variabel-variabel lain

yang dianggap dapat memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak, seperti peraturan perpajakan yang berlaku,

perhitungan dan pelaporan pajak ataupun kondisi keuangan wajib pajak.

Page 126: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

108

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, IGA. Pratama. 2008. Pengaruh Norma Subyektif, Kewajiban Moral dan

KualitasPelayanan Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Denpasar Barat (Study Kasus pada Perusahaan Konstruksi di Kota Denpasar). (skripsi). Denpasar: Universitas Udayana.

Ajsen, icek. 2002. Contructing a TPB Questionnare : Conceptual and

Methodological Considerations. September (Revised January,2006) Ali et al. 2001. The Effect Of Tax Rates and Enfoercement Policies on Tax Prayer

Compliance. A Study of self employed tax prayer. Atlantic Economic Journal. 29 (2): June.

Alifa, Nur Rohmawati. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Penyuluhan

Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Persepsi tentang Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat. E-Jurnal. Denpasar: Universitas Udayana

Alim,Setiadi. 2005. Perencanaan Pajak PenghasilanYayasan Yang Bergerak di

Bidang Pendidikan. Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi IV(2). Anjarini, Kusujarwati, Heri Prasetyo dan Iriani, Lia Dahlia, Analisis Pelaksanaan

Pemeriksaan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012.

Ardianti, Novia Hapsari. 2012. Pengaruh Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan,

Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di KPP Denpasar Timur.Skripsi. Denpasar:Universitas Udayana.

Arum. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiscus Dan Sanksi

Perpajakan Terhadap Kepatuhan wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Babas (studi di Wilayah KPP Pratama Cilacap). Jurnal. Universitas Diponogoro Semarang.

Bobek, Donna D.and Richard C.Hatfield. 2003. An Investigation of Theory of

Planned Behavior and the Role of Moral Obligation in Tax Compliance. Behavioral Research in Accounting, 15.

Boediono. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan, Jakarta: PT.Rineka Cipta. Bradley, Cassie Francies. 1994. An Empirical Investigation of Factor Affecting

Corporate Tax Compliance Behavior. Dissertation. The University of Alabama, USA.

Page 127: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

109

Burton, Richard. 2008. Kajian Aktual Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat Cummings, Ronald G., Jorge Martinez Vazquez, Michael McKee, Benno Torgler.

2005. Effects of Tax Morale on Tax Compliance: Experimental and Survey Evidence. Annual Meeting of the Public Choice Society, page:36.

Cronin,J.Joseph. Steven A Taylor, 1992. Measuring Service Quality, Journal of

Marketing. 56:h:55-68 Darmayanti, Theresia Woro. 2004. Pelaksanaan Self Assesment System Menurut

Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan Salatiga). Jurnal Ekonomi dan Binis, X(1):h:108-109

Devano, Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu.

Jakarta: Prenade Media Group. Devos, Ken. 2009. An Investigation Into Australian Personal Tax Evaders Their

Atitudes Towards Compliance and The Penalties For Non Complance Revenue Low Journal. Vol.19:155.1 Articlez

Devas, Nick. 1999. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta: UI-

Press. Dharma.Esa. 2014 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan,

Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Denpasar: Universitas Udayana 6.1

Doran, Michael. 2009. Tax Penaltie and Tax Comliance. Harvard Journal On

Legislation Vol.46, page: 111-116 Febri, Angky. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. E-Jurnal. Unicom

Fitria, Dena, Verisca. 2010. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas

Pelayanan, Pemeriksaan Dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). (tesis). Fakultas Ekonomi dan Bisnis: UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta.

Fuadi, Arabella Oentari dan Yeni Mangonting. 2013. Pengaruh Kualitas

Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Tax & Accounting Review, 1(1), h:35-42

Gerald, Chau and Patrick Leung. 2009. A Critical Review of Fischer Tax

Compliance Model (A Research Syntesis). Journal of Accounting and Taxation, 1(2):h:34-40.

Page 128: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

110

Gunadi. 2005.Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia. Vol 4,5:4-9.

Ghoni. 2011. Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Daerah. Universitas Negeri Surabaya. Ghozali, dan Achariri. 2007, Teori Akuntansi, Semarang: BP UNDIP Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1997. Ekonomerika Dasar. Jakarta :Erlangga Halim, Abdul. 2001. Bunga Rampai Manajemen keuangan Daerah. UPP-AMP

Yogyakarta: YKPN. Handayani, Faturokhman,Pratiwi. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Jurnal. Universitas Jendral Soedirman.

Hardika,N. Sentosa. 2006. Pengaruh Lingkungna dan Moral Wajib Pajak

Terhadap Sikap dan Kepatuhan Wajib Pajak pada Hotel Berbintang di Propinsi Bali. Disertasi. Universitas Airlangga Surabaya.

Haryono, Siswono dan Wardoyo Purwanto. 2012. Structural Equation Modeling.

Bekasi : PT.Intermedia Personalia Utama. Ho, Daniel. 2009. A Study of Hongkong Tax Complience Ethics. International

Business Research, 2(4). Husaini Usman. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Indra, Bastian. 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah

di Indonesia. Salemba Empat: Jakarta. Ismail Tjip. 2011. Paradigm Change Of Local Tax. Journal of Administrative

Science and Organization. 18(1). Pp34-42 Jaman Adi Putra, I Wayan. 2009. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kinerja

Kerelasian Nasabah. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(2):h:151-160 James, Simon. Clinton, Alley. 004. Tax Complience, Self Assessment and Tax

Administration. Journal Of Finance And Management In Public Service. Vol.2, No.2,p:24-42

Page 129: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

111

Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiscus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Orang Pribadi di Kota Semarang). (tesis). Semarang:Universitas Diponogoro

Jonathan, Sarwono. 2007. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kerlinger, N,Fred. 2002. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press. Klepper, Sreven dan Daniel Nagin. 1989. Tax Compliance and Preception Of The

Risks Of Detection and Criminal Prosecution. Low Society Review No.2:209-240

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural. Bandung: Alfabeta Lederman, Leandra. 2003. The Interplay Between Norms and Enforcement in Tax

Compliance. Ohio State Low Journal. 64(6):h:1453-1514 Lusia, Rohmawati, Prasetyo, Rimawati,Yuni. 2013. Pengaruh Sosialisasi dan

Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4

Mahmudi, 2009. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian Dan Metode Penelitian Sosial.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajenem Keuangan Daerah. Yogyakarta:

Andi. Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Martin, Lumumba Omweri, Migwi S.Wanjohi,Obara Magutu and John Mageto

Makoro. 2010. Taxprayer Attitudes and Tax Compliance Behavior in Kenya. African Journal of Business & Management, 1:h:112-122.

Muliari, Ni Ketut dan Ery Setiawan. 2011. Pengaruh Persepsi tentang Sanksi

Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadivdi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Munawir. 1997. Perpajakan. Edisi Kelima.Yogjakarta:Liberty Munawir. 2004. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Jakarta: BPFE

Page 130: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

112

Nazir, 1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nicholas G, John Wiley & Sons, 1992. Apostolou and D. Larry Crummbley :

Handbook of Government Accounting and Finance Nugroho,Agus. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi

Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Tesis. Universitas Diponogoro.

Nugroho, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak

dengan Variabel Intervening. Tesis. Universitas Diponogoro Semarang. Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan Edisi Ketiga.Jakarta.Granit Palil,M,Rizal. 2005. Does Tax Knowledge Mater in Self Assessment System

Evidence from Malaysia Tax Administrative. The Journal of American Academy of Business. Cambrige, No.2.Maret.

Parasuraman, Zeithaml,Berry.1985. A Conceptual Model Of Service Quality Its

Implication Future Research. Journal of Marketing, 49:h:41-51 Prabawa, Mertha,Adi,Made. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sikap

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Badung Utara. Media Bina Ilmiah. Volume 6, No.2, 51-55.

Priantara, Diaz. (2011). Kupas Tuntas Pengawasan, Pemeriksaan Dan Penyidikan

Pajak, Sigit Kesit (ed), pp66. Jakarta:PT.Indeks. Purwanto Waluyo. 2004. Analisis Strategi Pelayanan dan Kinerja Bank-Bank

BPR di Jawa Tengah. Jurnal Fokus Ekonomi, h:1-9 Rahma,Aulia,Hanggoro Pamungkas. 2012. Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak

Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Jurnal. Universitas Bina Nusantara.

Putra, Doni Tri Lesmana. 2013. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Untuk

Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Malang Selatan. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya

Tripuspitasari, Refi. 2012. Pengaruh Pemahaman Prosedur dan Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Rungkut. Skripsi

Page 131: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

113

Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Suabaya.

Radianto, Elia. 1997 “Otonomi Keuangan Daerah Tingkat II, Suatu Studi di

maluku”. Jakarta: Prisma, No 3 Tahun XXVI, LP3ES. Riahi, Ahmed.2004. Relationship Between Tax Complience Internationally and

Selected Determinants of Tax Moral. Journal of Bussiness and Management University of Illions at Chicago, USA V(13):h:135-143

Richard L Kitchen.1986 : Finance for The Developing Countries Rizki,Utami Sri.2012. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. (tesis). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Salip dan Tendy Wato.2006. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan

Pajak. Jurnal Keuangan Publik, vol 4,2:61-81. Scneider, F.,Kirchler, E., & Maciejovsky, B. 2001. Social Representations on Tax

Avoidance, Tax Evasion and Tax Flight: Do Legal Differences Matter? Working Paper: Departement of Economic, Johannes Kepler University of Linz.

Siregar, Saryadi Listyorini. 2012. Pengaruh Pengetahuan Fiskus dan Pengetahuan

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Semarang Tengah. Universitas Diponogoro Semarang

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal.

Yogyakarta: Graha Ilmu Shome, Parthasarathi. 2003. Tax Policy and the Design of a Single Tax System.

Asia Pasific Bulletin: International Bureau of Fiscal Documentation. Soemitro, Rochmat. 1988. Pajak dan Pembangunan. Bandung : Erisco. Soemitro, Rochmat. 2004. Asas Dan Dasar Perpajakan 1 edisi revisi. ISBN Song, Y.D dan TE Yarbrough, 1978. Tax Etics and Tax Attitude: A Survey Public

Administrations Review 28(5). 442-452. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Enam belas. CV Alfabeta.

Bandung.

Page 132: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

114

Sumadi. 2005. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Obyek Pajak Penghasilan di KPP Yogyakarta), Jurnal Bisnis dan Manajemen, FE Universitas Islam Indonesia.

Suparmoko, M. 2002. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi

Keempat, Yogyakarta, BPFE UGM. Supadmi,Ni Luh. 2009, Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas

Pelayanan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4(2):h:214-219,Denpasar: Fakultas Ekonomi UNUD

Supriyatin dan Hidayati,Nur. 2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Teknologi Informasi.Vol 7,No.1,41-50.

Susetyo, Didik. 1998. Analisis Kapasitas Pajak (Tax Capacity) dan Upaya Pajak

(Tax Effort) Daerah Tingkat II di Sumatera Selatan. (tesis). Bandung: Universitas Padjadjaran.

Susilawati, Evi dan Budiartha. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,

Pengetahan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Publik pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor : E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 ISSN 2302-8556

Suwandi, Made. 2001, Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: IIP. Tjaraka, Heru. 2007. Upaya-Upaya Mengoptimalkan Pajak: Fiskus Versus Wajib

Pajak. Jurnal Keuangan. Universitas Trunojoyo, Madura. Torgler,B. 2005. Tax Moral and Direct Democracy. Europan Journal Of Political

Economy, 21,h:525-531. Troutman, Coleen,S.1993. Moral commitment to Tax Compliance as Measured by

The Development of Moral Reasoning and Attitutes The Fairness of Txe Tax Laws. Dissertation. Oklahoma State University, USA.

Ussahawanichakit, Phapruke. 2008. Effect of Organizational Learning Culture On

Service Quality and Performance of Thai Accounting firm. International Journal of Business Reseach.

Utama, Suyana. 2007. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Sastra Utama Utami, Sri Rizki. 2012. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Page 133: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

115

Vina, Rizal Efendi, Ratna Juwita. 2010. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin. http://eprint.mdp.ac.id. Diunduh 11,5,2013

Vines, C.,Moore,M. 1996.US Tax Policy And The Location Of R&D. Journal Of

The American Taxation Association, 18(2),74-88 Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN. Widayati. 2010. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar

Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga) : Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010

Wirawan B.Ilyas, Richard,Burton. 2010. Hukum Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba

Empat Witono, Banu, 2008. Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Pajak. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan volume7, No.2, 196-208. Yadnyana, I Ketut. 2010, Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan

Wajib Pajak Koperasi di Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi, 15 (1):h:75-81 Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

______. 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Bandung: Citra Umbara. ______. 2004. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara.

______. 2009. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2011 tentang

Pajak Restoran ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2011 tentang

Pajak Hotel ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2011 tentang

Pajak Hiburan

Page 134: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

116

Lampiran 1 No.Responden : ..................

KUESIONER PENELITIAN A.IDENTITAS RESPONDEN 1. Tanggal Pengisian : .......................

2. Nama Responden :........................ (Wajib Pajak)

3. UsiaResponden : …….Tahun

4. JenisKelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

5. PendidikanTerakhir : 1. SD 4. Diploma

2. SLTP 5. S-1

3. SLTA 6. S-2 keatas

6. Jenis Usaha : 1 Hotel 2. Restoran

3.Hiburan

B.PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

Pada sajian ini ,terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan diri

Bapak/Ibu sebagai wajib pajak hotel/restoran/hiburan di Kota Denpasar. Untuk

mengisi pernyataan-pernyataan dibawah ini, Bapak/Ibu cukup memberi tanda

silang (X) pada tempat yang telah disediakan yang paling sesuai dengan pendapat

Bapak/Ibu.

Keterangan :

SS = sangat setuju

S = setuju

KS = kurang setuju

TS = tidak setuju

STS = sangat tidak setuju

Page 135: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

117

a. Pengetahuan Pajak

Pernyataan Tentang Pengetahuan Pajak (X1) Alternatif Jawaban STS TS KS S SS

1 Setiap pemilik usaha hotel/restoran/ hiburan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)

2 Sebagai wajib pajak daerah, saya mengetahui hak dan kewajiban di bidang perpajakan

3 Jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi perpajakan

4 Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan nilai transaksi penjualan dikalikan dengan tarif yang berlaku

5 Pengetahuan peraturan pajak diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah

b. Kualitas Pelayanan

Pernyataan Tentang Kualitas Pelayanan (X2) Alternatif Jawaban STS TS KS S SS

1 Prosedur administrasi pelayanan pajak di Kota Denpasar tidak berbelit-belit sehingga wajib pajak merasa nyaman

2 Waktu pelaksanaan pelayanan pajak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

3 Kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang memuaskan dan tepat sasaran

4 Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan sesuai dengan harapan wajib pajak

5 Sarana dan prasarana pelayanan pajak di Kota Denpasar sudah memadai

Page 136: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

118

c. Pemeriksaan Pajak

Pernyataan Tentang Pemeriksaan Pajak (X3) Alternatif Jawaban STS TS KS S SS

1 Prosedur pemeriksaan pajak hotel/ pajak restoran/pajak hiburan didahului dengan adanya surat perintah pemeriksaan dari instansi terkait

2 Aparat pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan dilengkapi dengan identitas / tanda pengenal yang jelas dan surat perintah tugaspemeriksaan yang resmi

3 Petugas pemeriksa pajak mempunyai kemampuan dan bersifat obyektif

4 Bukti transaksi dan laporan penjualan merupakan hal yang selalu diminta oleh petugas dalam pemeriksaan pajak

5 Hasil pemeriksaan oleh petugas pajak adalah sesuai dengan jumlah pajak yang seharusnya dibayarkan

d. Kesadaran Wajib Pajak

Pernyataan Tentang Kesadaran Wajib Pajak (Y)

Alternatif Jawaban STS TS KS S SS

1 Wajib pajak paham/menyadari bahwa pajak daerah merupakan sumber penerimaan terbesar bagi pemerintah daerah

2 Wajib pajak memiliki keyakinan bahwa pajak daerah digunakan untuk pembangunan daerah

3 Tindakan wajib pajak yang tidak sesuai dengan kewajiban membayar pajak yang semestinya dapat merugikan keuangan daerah

4 Penundaan pembayaran pajak (hotel/ restoran/hiburan) dapat menimbulkan kerugian pada keuangan daerah

Page 137: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

119

e. Kepatuhan Wajib Pajak

Pernyataan Tentang Kepatuhan Wajib Pajak (Z)

Alternatif Jawaban STS TS KS S SS

1 Wajib pajak melakukan pemungutan pajak (hotel/restoran/hiburan) atas dasar transaksi yang dilakukan oleh pelanggan

2 Wajib pajak berkewajiban menyimpan bill/bukti transaksi penjualan dan bukti pemungutan pajak (hotel/restoran/hiburan) dan membuat pembukuan

3 Wajib pajak melakukan pelaporan pajak (SPTPD) secara teratur dan tepat waktu setiap bulan

4 Wajib pajak melakukan penyetoran pajak secara teratur dan tepat waktu setiap bulan

5 Wajib pajak bersedia melakukan pembayaran atas tunggakan pajak

Page 138: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

120

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data

No. Wajib Pajak X1 T R X11 X13 X13 X14 X15 1 Hotel Nikki 5 5 5 5 4 24 4,8 2 Puri Suar Home Stay 5 4 5 4 3 21 4,2 3 Hotel Darma Wisata 5 4 5 5 4 23 4,6 4 Pondok Wisata Kenanga 5 4 5 4 4 22 4,4 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 5 5 5 5 25 5,0 6 Hotel Patrisia 5 5 5 5 4 24 4,8 7 Hotel Viking 5 5 4 5 4 23 4,6 8 Hotel Abiansrama 5 4 4 5 4 22 4,4 9 Hotel Bali Warma 5 5 4 5 4 23 4,6 10 PW.Suar Mas 5 4 4 4 3 20 4,0 11 Hotel Bintang Pesona 5 5 4 5 4 23 4,6 12 Villa Taman Ayu 5 5 5 5 4 24 4,8 13 Sativa Sanur Cottage 5 5 5 5 3 23 4,6 14 Hotel Olala 5 5 4 5 4 23 4,6 15 Villa Selaras 5 5 5 5 4 24 4,8 16 Hotel Dian Ayu 5 4 5 5 4 23 4,6 17 Hotel Inna Sindhu Beach 5 5 4 5 5 24 4,8 18 Hotel Damai 5 4 4 5 4 22 4,4 19 Bumi Ayu Bungalow 5 4 4 5 3 21 4,2 20 CV.Shanti Village 5 4 4 4 3 20 4,0 21 Hotel Tanjung Sari 5 5 4 5 4 23 4,6 22 Villa Waka Maya 5 4 4 5 4 22 4,4 23 Swastika Bungalow 5 4 4 4 4 21 4,2 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 5 5 25 5,0 25 Ida Home Stay 5 4 5 4 3 21 4,2 26 Hotel Cargo 5 5 5 5 4 24 4,8 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 5 5 5 25 5,0 28 Kampung Sanur Village 5 4 5 5 4 23 4,6 29 Villa Mertasari 5 4 4 5 4 22 4,4 30 Hotel Bali Indah 5 5 4 5 4 23 4,6 31 Penginapan Jangkae Mas 5 4 5 4 3 21 4,2 32 Hotel Aditha 5 5 5 5 4 24 4,8 33 Hotel Santai 5 5 4 5 4 23 4,6 34 Penginapan Bali Yuai 5 4 5 5 4 23 4,6 35 Bali Internasional Hostel 5 5 5 5 4 24 4,8 36 Hotel Sri Phala 5 5 5 5 4 24 4,8 37 Hotel Nuansa Indah 5 5 5 5 4 24 4,8 38 Villa Taman Ayu 5 5 4 5 4 23 4,6 39 hotel Cakra 5 5 4 5 4 23 4,6 40 Hotel Lingasar 5 4 4 5 4 22 4,4 41 Hotel Cianjur 5 5 4 5 5 24 4,8 42 Hotel Wisata Indah 5 5 4 5 4 23 4,6 43 Hotel Tirta Lestari 5 5 5 5 4 24 4,8 44 Hotel Puri Dalem 5 5 5 5 5 25 5,0 45 Hotel Jayagiri 5 5 5 5 5 25 5,0

Page 139: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

121

46 Hotel Tambora 5 5 4 5 5 24 4,8 47 Hotel Sakura 5 5 4 5 5 24 4,8 48 Villa Cemara 5 4 4 5 4 22 4,4 49 Villa Puri Mimba 5 5 5 5 4 24 4,8 50 PW.Jepun Bali 5 4 5 4 4 22 4,4 51 Hotel Janur Garden 5 5 5 5 4 24 4,8 52 Santrian Beach Cottage 5 5 5 5 5 25 5,0 53 Hotel Nanda 5 5 5 4 4 23 4,6 54 Hotel Legawa Beach Inn 5 5 5 5 4 24 4,8 55 Hotel Santai 5 4 4 4 4 21 4,2 56 Hotel Tirta Lestari 5 4 5 5 4 23 4,6 57 Roti Merdeka 5 5 5 5 5 25 5,0 58 RM.Singgah Kudai 5 4 5 4 4 22 4,4 59 Warung Ijo 4 3 5 3 3 18 3,6 60 Randy's Cafe 5 4 5 4 3 21 4,2 61 Cafe Teduh 5 5 5 4 4 23 4,6 62 Bakso Supra Dynasty 4 3 5 4 3 19 3,8 63 Restoran Made 5 5 4 4 4 22 4,4 64 KFC Darma 5 5 5 5 5 25 5,0 65 Ratatollie Bar&Rest 5 5 4 5 5 24 4,8 66 Warung Zaenah 4 3 4 3 3 17 3,4 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 5 4 4 4 5 22 4,4 68 RM A9 4 4 4 4 3 19 3,8 69 Es Teler77 5 5 5 5 5 25 5,0 70 Restoran Akame 5 4 5 4 5 23 4,6 71 CV. Cafe Batu Jimbar 5 5 5 5 5 25 5,0 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 5 4 5 5 4 23 4,6 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 4 20 4,0 74 Cafe Mango 4 4 4 4 3 19 3,8 75 Cafe You &Me 4 4 4 4 4 20 4,0 76 Warung Jaya Sempurna 4 4 4 4 3 19 3,8 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 4 3 4 3 4 18 3,6 78 RM Obonk 5 4 5 5 5 24 4,8 79 Papa Ron's Pizza 5 5 5 5 5 25 5,0 80 Restoran Legong 5 5 5 4 4 23 4,6 81 RM.Koki Teppayaki 5 5 5 5 4 24 4,8 82 Warung Ole 4 3 4 3 4 18 3,6 83 Dekade Resto 5 5 5 5 5 25 5,0 84 Warung Merdeka 5 4 4 4 4 21 4,2 85 Warung Blanjong 4 4 4 4 5 21 4,2 86 Warung Loka 4 5 4 4 4 21 4,2 87 Cafe Smorgas 5 4 4 5 4 22 4,4 88 Warung Pencar 4 3 4 4 4 19 3,8 89 Warung Jawa Banyuwangi 4 3 4 3 4 18 3,6 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 5 4 5 23 4,6 91 Warung Made Two 5 5 5 4 4 23 4,6 92 RM.Pelangi 4 4 5 4 4 21 4,2 93 Bar Kopi Bali 5 4 5 4 5 23 4,6 94 Warung Siobak Singaraja 5 5 5 4 4 23 4,6

Page 140: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

122

95 RM. Be Pasih 5 5 5 4 4 23 4,6 96 Restoran Gardenia 5 5 5 4 4 23 4,6 97 Warung Subak 5 5 5 5 4 24 4,8 98 Warung Ketut 5 4 4 4 3 20 4,0 99 RM. Be Pasih 5 5 5 5 4 24 4,8

100 Restoran Gardenia 5 5 5 4 5 24 4,8 101 RM. Triniti 5 5 5 4 4 23 4,6 102 RM.bucu 4 3 4 3 4 18 3,6 103 Restoran Jazz 5 5 5 5 5 25 5,0 104 Warung Siobak Singaraja 5 5 5 4 4 23 4,6 105 Legawa Beach Inn 5 5 5 4 3 22 4,4 106 My Cafe Sanur 5 5 5 4 4 23 4,6 107 Warung Mie Jakarta 5 5 5 5 4 24 4,8 108 Restoran Tropikal 5 5 5 4 4 23 4,6 109 Warung Jawa Barat 4 3 4 4 3 18 3,6 110 RIB warung Steak 5 4 4 5 5 23 4,6 111 RM. Babi Guling Sari Asih 5 4 5 4 4 22 4,4 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 5 4 5 24 4,8 113 Warung Pregina 5 5 4 4 4 22 4,4 114 Cofee & smoothie Bar 5 4 4 4 4 21 4,2 115 Warung Kami Sama 4 3 4 3 4 18 3,6 116 RM IBC 5 4 5 5 5 24 4,8 117 RM.Natrabu Indah 5 4 5 5 5 24 4,8 118 Savana Restoran 5 4 4 4 4 21 4,2 119 Warung Handayani 4 3 4 4 4 19 3,8 120 Warung Pjok Segitiga Emas 5 4 4 4 4 21 4,2 121 Bakso Pendowo Malang 4 3 4 4 3 18 3,6 122 Calamary Resto 5 4 5 5 5 24 4,8 123 Restoran Hanamasa 5 5 5 5 5 25 5,0 124 Tangie Resto & Coffee 5 4 5 4 5 23 4,6 125 Made Restoran 5 3 4 4 4 20 4,0 126 Mami Cooking 4 3 4 4 4 19 3,8 127 Warung Bu Toyo 4 3 4 4 3 18 3,6 128 RM Babi Guling Candra 5 4 5 5 5 24 4,8 129 RM.Sate Madura 5 4 4 5 4 22 4,4 130 RM.Baruna 5 4 5 5 5 24 4,8 131 Resoran Little India 5 4 5 5 5 24 4,8 132 Warung Yamato 5 4 4 4 4 21 4,2 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 5 5 5 5 5 25 5,0 134 Inko Bali Club 5 5 5 4 4 23 4,6 135 Panti Pijat Shilvana 4 4 5 4 3 20 4,0 136 Gym Generation 5 5 5 4 4 23 4,6 137 Mandi Uap Manika Sari 4 5 5 4 4 22 4,4 138 Metro Futsal 5 4 5 4 5 23 4,6 139 Panti Pijat Amoi 4 4 5 3 4 20 4,0 140 Zone 2000 5 5 4 4 4 22 4,4 141 New Star Karaoke 5 4 4 4 4 21 4,2 142 Carla Spa 5 5 4 5 4 23 4,6 143 UD.Gelanggang Remaja 4 4 4 4 5 21 4,2

Page 141: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

123

144 Dewata Gym II 5 5 4 4 5 23 4,6 145 Futsal D'Gol 5 5 5 4 4 23 4,6 146 Artha Bali Gym Club 5 5 5 4 4 23 4,6 147 Panti Pijat Dewi Sinta 4 4 4 4 3 19 3,8 148 Glo Day Spa 5 5 5 4 4 23 4,6 149 Spa & Salon Dewata 5 4 5 5 4 23 4,6 150 Grya Spa 5 5 4 4 5 23 4,6 151 Aroma Spa Retreat 5 5 4 5 4 23 4,6 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 4 4 4 4 21 4,2 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 5 4 5 5 24 4,8 154 Happy Puppy 5 5 4 5 4 23 4,6

No. Wajib Pajak X2 T R X11 X13 X13 X14 X15 1 Hotel Nikki 4 5 5 5 5 24 4,8 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 5 4 21 4,2 3 Hotel Darma Wisata 5 5 5 5 5 25 5,0 4 Pondok Wisata Kenanga 5 5 4 4 4 22 4,4 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 5 5 5 5 25 5,0 6 Hotel Patrisia 5 5 4 4 4 22 4,4 7 Hotel Viking 4 4 4 5 4 21 4,2 8 Hotel Abiansrama 4 4 4 5 4 21 4,2 9 Hotel Bali Warma 5 5 4 4 5 23 4,6 10 PW.Suar Mas 4 5 4 5 4 22 4,4 11 Hotel Bintang Pesona 4 4 4 4 4 20 4,0 12 Villa Taman Ayu 4 4 4 3 4 19 3,8 13 Sativa Sanur Cottage 4 4 4 4 4 20 4,0 14 Hotel Olala 4 4 4 4 4 20 4,0 15 Villa Selaras 4 4 5 4 4 21 4,2 16 Hotel Dian Ayu 4 4 4 4 4 20 4,0 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 4 4 4 20 4,0 18 Hotel Damai 4 4 4 4 5 21 4,2 19 Bumi Ayu Bungalow 5 5 4 5 5 24 4,8 20 CV.Shanti Village 5 5 5 5 5 25 5,0 21 Hotel Tanjung Sari 5 5 5 4 5 24 4,8 22 Villa Waka Maya 5 4 5 4 5 23 4,6 23 Swastika Bungalow 4 4 4 4 4 20 4,0 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 5 5 25 5,0 25 Ida Home Stay 5 4 4 5 4 22 4,4 26 Hotel Cargo 5 5 4 5 4 23 4,6 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 4 5 5 24 4,8 28 Kampung Sanur Village 4 5 4 5 4 22 4,4 29 Villa Mertasari 4 4 5 4 5 22 4,4 30 Hotel Bali Indah 4 5 4 5 4 22 4,4 31 Penginapan Jangkae Mas 4 4 5 4 5 22 4,4 32 Hotel Aditha 4 4 5 5 5 23 4,6 33 Hotel Santai 5 3 5 5 5 23 4,6 34 Penginapan Bali Yuai 4 5 5 5 4 23 4,6 35 Bali Internasional Hostel 5 5 4 5 5 24 4,8

Page 142: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

124

36 Hotel Sri Phala 5 5 4 5 5 24 4,8 37 Hotel Nuansa Indah 4 4 3 4 5 20 4,0 38 Villa Taman Ayu 4 4 4 3 5 20 4,0 39 hotel Cakra 4 3 4 4 3 18 3,6 40 Hotel Lingasar 4 4 4 4 4 20 4,0 41 Hotel Cianjur 5 4 4 5 5 23 4,6 42 Hotel Wisata Indah 5 5 4 4 4 22 4,4 43 Hotel Tirta Lestari 4 4 4 5 4 21 4,2 44 Hotel Puri Dalem 4 4 4 4 4 20 4,0 45 Hotel Jayagiri 4 5 4 4 4 21 4,2 46 Hotel Tambora 5 5 4 4 4 22 4,4 47 Hotel Sakura 4 4 4 4 3 19 3,8 48 Villa Cemara 3 4 3 4 4 18 3,6 49 Villa Puri Mimba 4 4 4 4 4 20 4,0 50 PW.Jepun Bali 4 5 4 4 4 21 4,2 51 Hotel Janur Garden 5 4 4 4 4 21 4,2 52 Santrian Beach Cottage 5 4 5 5 5 24 4,8 53 Hotel Nanda 4 5 4 5 4 22 4,4 54 Hotel Legawa Beach Inn 4 5 5 5 5 24 4,8 55 Hotel Santai 4 3 4 3 4 18 3,6 56 Hotel Tirta Lestari 5 5 5 5 5 25 5,0 57 Roti Merdeka 5 4 4 5 5 23 4,6 58 RM.Singgah Kudai 4 3 4 4 4 19 3,8 59 Warung Ijo 5 4 5 5 5 24 4,8 60 Randy's Cafe 4 4 5 5 4 22 4,4 61 Cafe Teduh 5 5 5 5 5 25 5,0 62 Bakso Supra Dynasty 5 4 5 5 4 23 4,6 63 Restoran Made 5 4 4 4 4 21 4,2 64 KFC Darma 5 4 4 4 4 21 4,2 65 Ratatollie Bar&Rest 5 4 5 5 4 23 4,6 66 Warung Zaenah 4 3 4 5 4 20 4,0 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 5 4 4 4 4 21 4,2 68 RM A9 5 4 4 4 4 21 4,2 69 Es Teler77 5 3 4 4 4 20 4,0 70 Restoran Akame 5 4 4 4 4 21 4,2 71 CV. Cafe Batu Jimbar 5 4 4 4 5 22 4,4 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 5 4 4 4 4 21 4,2 73 Warung Adnyana 5 5 4 4 4 22 4,4 74 Cafe Mango 5 4 4 4 4 21 4,2 75 Cafe You &Me 5 3 5 5 4 22 4,4 76 Warung Jaya Sempurna 4 3 5 5 5 22 4,4 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 5 4 5 5 5 24 4,8 78 RM Obonk 5 4 5 4 5 23 4,6 79 Papa Ron's Pizza 4 4 4 4 4 20 4,0 80 Restoran Legong 5 5 5 5 5 25 5,0 81 RM.Koki Teppayaki 4 3 5 4 4 20 4,0 82 Warung Ole 5 4 5 5 4 23 4,6 83 Dekade Resto 5 5 5 5 4 24 4,8 84 Warung Merdeka 5 4 4 5 4 22 4,4

Page 143: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

125

85 Warung Blanjong 5 4 4 4 5 22 4,4 86 Warung Loka 5 4 4 5 4 22 4,4 87 Cafe Smorgas 4 3 4 4 5 20 4,0 88 Warung Pencar 5 4 4 4 5 22 4,4 89 Warung Jawa Banyuwangi 5 4 5 3 5 22 4,4 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 4 5 5 23 4,6 91 Warung Made Two 5 4 5 5 4 23 4,6 92 RM.Pelangi 5 4 5 5 4 23 4,6 93 Bar Kopi Bali 5 4 4 4 3 20 4,0 94 Warung Siobak Singaraja 5 4 4 4 4 21 4,2 95 RM. Be Pasih 5 4 4 3 4 20 4,0 96 Restoran Gardenia 5 4 4 4 4 21 4,2 97 Warung Subak 5 5 5 4 4 23 4,6 98 Warung Ketut 5 4 5 5 4 23 4,6 99 RM. Be Pasih 5 4 4 4 4 21 4,2

100 Restoran Gardenia 5 5 4 4 4 22 4,4 101 RM. Triniti 5 5 4 5 4 23 4,6 102 RM.bucu 5 5 5 5 4 24 4,8 103 Restoran Jazz 5 5 4 4 4 22 4,4 104 Warung Siobak Singaraja 5 4 3 4 3 19 3,8 105 Legawa Beach Inn 5 4 4 4 4 21 4,2 106 My Cafe Sanur 4 4 4 5 4 21 4,2 107 Warung Mie Jakarta 5 4 5 4 4 22 4,4 108 Restoran Tropikal 5 5 5 4 5 24 4,8 109 Warung Jawa Barat 4 4 4 5 4 21 4,2 110 RIB warung Steak 5 4 4 5 5 23 4,6 111 RM. Babi Guling Sari Asih 4 4 4 3 4 19 3,8 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 4 5 5 5 24 4,8 113 Warung Pregina 5 5 4 4 5 23 4,6 114 Cofee & smoothie Bar 5 5 4 5 3 22 4,4 115 Warung Kami Sama 5 4 5 5 4 23 4,6 116 RM IBC 4 5 4 4 4 21 4,2 117 RM.Natrabu Indah 4 4 4 5 4 21 4,2 118 Savana Restoran 5 5 5 4 4 23 4,6 119 Warung Handayani 5 4 4 5 4 22 4,4 120 Warung Pjok Segitiga Emas 5 4 4 4 4 21 4,2 121 Bakso Pendowo Malang 5 5 5 4 5 24 4,8 122 Calamary Resto 5 4 3 4 4 20 4,0 123 Restoran Hanamasa 4 5 4 4 5 22 4,4 124 Tangie Resto & Coffee 4 4 4 4 5 21 4,2 125 Made Restoran 5 4 4 5 4 22 4,4 126 Mami Cooking 5 5 4 4 5 23 4,6 127 Warung Bu Toyo 5 5 5 4 4 23 4,6 128 RM Babi Guling Candra 5 4 5 5 5 24 4,8 129 RM.Sate Madura 5 5 4 5 5 24 4,8 130 RM.Baruna 5 5 5 4 4 23 4,6 131 Resoran Little India 4 4 4 5 4 21 4,2 132 Warung Yamato 3 5 5 3 4 20 4,0 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 4 4 4 5 21 4,2

Page 144: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

126

134 Inko Bali Club 5 5 4 5 5 24 4,8 135 Panti Pijat Shilvana 4 3 4 3 3 17 3,4 136 Gym Generation 5 4 4 4 5 22 4,4 137 Mandi Uap Manika Sari 4 4 4 4 3 19 3,8 138 Metro Futsal 5 5 5 5 5 25 5,0 139 Panti Pijat Amoi 5 4 5 4 5 23 4,6 140 Zone 2000 5 5 5 5 5 25 5,0 141 New Star Karaoke 5 4 5 5 4 23 4,6 142 Carla Spa 4 4 4 4 4 20 4,0 143 UD.Gelanggang Remaja 5 4 5 4 3 21 4,2 144 Dewata Gym II 4 4 4 4 4 20 4,0 145 Futsal D'Gol 4 4 5 4 3 20 4,0 146 Artha Bali Gym Club 4 3 4 3 4 18 3,6 147 Panti Pijat Dewi Sinta 5 4 5 5 5 24 4,8 148 Glo Day Spa 5 5 5 5 5 25 5,0 149 Spa & Salon Dewata 5 5 5 4 4 23 4,6 150 Grya Spa 5 5 5 5 4 24 4,8 151 Aroma Spa Retreat 4 3 4 3 4 18 3,6 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 5 5 5 5 25 5,0 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 4 4 4 4 21 4,2 154 Happy Puppy 4 5 4 4 4 21 4,2

No. Wajib Pajak X3 T R X11 X13 X13 X14 X15 1 Hotel Nikki 5 4 5 4 4 22 4,4 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 4 4 20 4,0 3 Hotel Darma Wisata 4 5 5 5 5 24 4,8 4 Pondok Wisata Kenanga 5 4 4 4 3 20 4,0 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 4 5 4 5 23 4,6 6 Hotel Patrisia 5 4 4 5 4 22 4,4 7 Hotel Viking 4 5 5 4 3 21 4,2 8 Hotel Abiansrama 5 5 4 5 4 23 4,6 9 Hotel Bali Warma 4 5 4 4 4 21 4,2 10 PW.Suar Mas 4 4 4 4 5 21 4,2 11 Hotel Bintang Pesona 5 4 4 5 5 23 4,6 12 Villa Taman Ayu 4 3 4 3 3 17 3,4 13 Sativa Sanur Cottage 3 4 4 4 4 19 3,8 14 Hotel Olala 5 5 4 4 4 22 4,4 15 Villa Selaras 4 5 5 4 4 22 4,4 16 Hotel Dian Ayu 5 4 4 3 3 19 3,8 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 3 4 4 19 3,8 18 Hotel Damai 4 5 4 4 5 22 4,4 19 Bumi Ayu Bungalow 4 4 5 4 4 21 4,2 20 CV.Shanti Village 4 5 4 5 4 22 4,4 21 Hotel Tanjung Sari 5 4 5 4 5 23 4,6 22 Villa Waka Maya 4 4 4 5 4 21 4,2 23 Swastika Bungalow 4 5 4 4 5 22 4,4 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 4 4 4 5 22 4,4

Page 145: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

127

25 Ida Home Stay 4 4 5 4 5 22 4,4 26 Hotel Cargo 4 4 4 4 4 20 4,0 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 4 5 4 4 22 4,4 28 Kampung Sanur Village 3 5 4 4 4 20 4,0 29 Villa Mertasari 4 4 5 5 4 22 4,4 30 Hotel Bali Indah 5 5 4 5 4 23 4,6 31 Penginapan Jangkae Mas 4 4 5 4 5 22 4,4 32 Hotel Aditha 4 4 5 5 5 23 4,6 33 Hotel Santai 5 4 4 4 5 22 4,4 34 Penginapan Bali Yuai 4 5 4 5 4 22 4,4 35 Bali Internasional Hostel 4 4 5 4 5 22 4,4 36 Hotel Sri Phala 5 4 4 4 4 21 4,2 37 Hotel Nuansa Indah 4 5 4 5 4 22 4,4 38 Villa Taman Ayu 4 3 4 4 5 20 4,0 39 hotel Cakra 4 3 3 4 4 18 3,6 40 Hotel Lingasar 4 3 3 4 5 19 3,8 41 Hotel Cianjur 5 4 4 4 4 21 4,2 42 Hotel Wisata Indah 4 5 4 5 4 22 4,4 43 Hotel Tirta Lestari 5 4 5 4 4 22 4,4 44 Hotel Puri Dalem 4 4 4 3 4 19 3,8 45 Hotel Jayagiri 5 4 5 4 4 22 4,4 46 Hotel Tambora 5 4 4 3 4 20 4,0 47 Hotel Sakura 4 4 3 4 4 19 3,8 48 Villa Cemara 4 4 5 4 3 20 4,0 49 Villa Puri Mimba 4 5 5 5 5 24 4,8 50 PW.Jepun Bali 5 4 4 5 4 22 4,4 51 Hotel Janur Garden 4 4 5 4 5 22 4,4 52 Santrian Beach Cottage 4 5 5 5 5 24 4,8 53 Hotel Nanda 4 5 4 4 5 22 4,4 54 Hotel Legawa Beach Inn 5 4 5 3 3 20 4,0 55 Hotel Santai 4 5 4 4 4 21 4,2 56 Hotel Tirta Lestari 4 5 5 5 5 24 4,8 57 Roti Merdeka 5 5 5 4 5 24 4,8 58 RM.Singgah Kudai 5 4 4 4 4 21 4,2 59 Warung Ijo 5 5 4 5 5 24 4,8 60 Randy's Cafe 4 4 5 4 4 21 4,2 61 Cafe Teduh 5 5 5 4 5 24 4,8 62 Bakso Supra Dynasty 4 4 5 4 4 21 4,2 63 Restoran Made 5 4 4 5 5 23 4,6 64 KFC Darma 5 4 5 5 4 23 4,6 65 Ratatollie Bar&Rest 4 5 4 5 4 22 4,4 66 Warung Zaenah 5 4 4 4 4 21 4,2 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 4 4 5 4 4 21 4,2 68 RM A9 3 4 4 3 4 18 3,6 69 Es Teler77 4 4 3 4 4 19 3,8 70 Restoran Akame 4 4 5 5 4 22 4,4 71 CV. Cafe Batu Jimbar 4 4 4 5 5 22 4,4 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 4 4 5 4 4 21 4,2 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 3 19 3,8

Page 146: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

128

74 Cafe Mango 4 5 4 5 4 22 4,4 75 Cafe You &Me 5 5 4 4 5 23 4,6 76 Warung Jaya Sempurna 5 5 4 5 4 23 4,6 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 4 5 5 4 5 23 4,6 78 RM Obonk 4 5 4 4 4 21 4,2 79 Papa Ron's Pizza 4 4 4 5 4 21 4,2 80 Restoran Legong 5 5 5 4 4 23 4,6 81 RM.Koki Teppayaki 5 4 4 4 5 22 4,4 82 Warung Ole 5 4 4 4 4 21 4,2 83 Dekade Resto 5 5 5 4 5 24 4,8 84 Warung Merdeka 5 4 3 5 4 21 4,2 85 Warung Blanjong 4 5 4 4 5 22 4,4 86 Warung Loka 5 4 5 5 4 23 4,6 87 Cafe Smorgas 4 5 4 4 5 22 4,4 88 Warung Pencar 5 5 4 4 5 23 4,6 89 Warung Jawa Banyuwangi 5 5 5 4 4 23 4,6 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 4 5 4 22 4,4 91 Warung Made Two 5 5 4 4 5 23 4,6 92 RM.Pelangi 5 5 5 4 4 23 4,6 93 Bar Kopi Bali 4 5 4 5 4 22 4,4 94 Warung Siobak Singaraja 3 5 4 3 4 19 3,8 95 RM. Be Pasih 4 3 4 3 3 17 3,4 96 Restoran Gardenia 4 4 4 3 3 18 3,6 97 Warung Subak 5 5 5 4 4 23 4,6 98 Warung Ketut 4 4 4 5 4 21 4,2 99 RM. Be Pasih 5 4 5 4 5 23 4,6

100 Restoran Gardenia 4 4 4 4 4 20 4,0 101 RM. Triniti 4 4 5 4 5 22 4,4 102 RM.bucu 4 4 5 4 4 21 4,2 103 Restoran Jazz 4 3 4 4 3 18 3,6 104 Warung Siobak Singaraja 4 4 4 4 5 21 4,2 105 Legawa Beach Inn 4 4 4 5 5 22 4,4 106 My Cafe Sanur 4 4 5 4 4 21 4,2 107 Warung Mie Jakarta 4 4 4 4 5 21 4,2 108 Restoran Tropikal 5 5 4 5 5 24 4,8 109 Warung Jawa Barat 5 4 4 5 4 22 4,4 110 RIB warung Steak 5 5 5 4 5 24 4,8 111 RM. Babi Guling Sari Asih 3 4 4 5 4 20 4,0 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 4 5 5 24 4,8 113 Warung Pregina 5 4 5 5 5 24 4,8 114 Cofee & smoothie Bar 5 4 5 4 4 22 4,4 115 Warung Kami Sama 5 5 5 4 5 24 4,8 116 RM IBC 5 4 5 5 4 23 4,6 117 RM.Natrabu Indah 4 5 4 4 5 22 4,4 118 Savana Restoran 4 5 5 5 5 24 4,8 119 Warung Handayani 4 5 4 4 5 22 4,4 120 Warung Pjok Segitiga Emas 4 4 4 4 5 21 4,2 121 Bakso Pendowo Malang 4 4 5 5 4 22 4,4 122 Calamary Resto 4 4 5 5 5 23 4,6

Page 147: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

129

123 Restoran Hanamasa 4 5 4 4 5 22 4,4 124 Tangie Resto & Coffee 4 5 4 4 5 22 4,4 125 Made Restoran 4 5 4 5 4 22 4,4 126 Mami Cooking 5 5 5 4 4 23 4,6 127 Warung Bu Toyo 4 4 5 4 5 22 4,4 128 RM Babi Guling Candra 4 4 5 4 5 22 4,4 129 RM.Sate Madura 5 5 4 5 5 24 4,8 130 RM.Baruna 5 4 4 4 5 22 4,4 131 Resoran Little India 4 5 4 5 5 23 4,6 132 Warung Yamato 4 5 5 4 4 22 4,4 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 4 4 5 4 21 4,2 134 Inko Bali Club 5 4 5 5 4 23 4,6 135 Panti Pijat Shilvana 4 3 4 5 4 20 4,0 136 Gym Generation 5 4 4 4 5 22 4,4 137 Mandi Uap Manika Sari 5 4 4 4 4 21 4,2 138 Metro Futsal 5 3 5 4 4 21 4,2 139 Panti Pijat Amoi 5 4 4 4 4 21 4,2 140 Zone 2000 4 4 5 4 5 22 4,4 141 New Star Karaoke 4 4 4 4 4 20 4,0 142 Carla Spa 4 5 4 4 5 22 4,4 143 UD.Gelanggang Remaja 5 4 5 4 4 22 4,4 144 Dewata Gym II 5 3 5 5 4 22 4,4 145 Futsal D'Gol 4 3 5 5 5 22 4,4 146 Artha Bali Gym Club 5 4 5 5 5 24 4,8 147 Panti Pijat Dewi Sinta 5 4 5 4 5 23 4,6 148 Glo Day Spa 4 5 4 4 4 21 4,2 149 Spa & Salon Dewata 5 5 5 5 5 25 5,0 150 Grya Spa 4 3 5 4 4 20 4,0 151 Aroma Spa Retreat 5 4 5 5 4 23 4,6 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 5 5 5 4 24 4,8 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 4 4 5 4 22 4,4 154 Happy Puppy 5 4 4 5 4 22 4,4

No. Wajib Pajak Y T R Y1 Y2 Y3 Y 1 Hotel Nikki 4 5 4 4 17 4,3 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 3 15 3,8 3 Hotel Darma Wisata 4 5 5 5 19 4,8 4 Pondok Wisata Kenanga 4 5 4 4 17 4,3 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 5 5 3 18 4,5 6 Hotel Patrisia 4 5 4 5 18 4,5 7 Hotel Viking 4 4 4 5 17 4,3 8 Hotel Abiansrama 5 5 5 5 20 5,0 9 Hotel Bali Warma 5 5 5 4 19 4,8 10 PW.Suar Mas 5 5 5 4 19 4,8 11 Hotel Bintang Pesona 4 4 4 5 17 4,3 12 Villa Taman Ayu 4 4 3 3 14 3,5 13 Sativa Sanur Cottage 4 4 5 4 17 4,3

Page 148: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

130

14 Hotel Olala 4 5 4 4 17 4,3 15 Villa Selaras 4 4 4 4 16 4,0 16 Hotel Dian Ayu 5 5 5 4 19 4,8 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 4 4 16 4,0 18 Hotel Damai 5 5 4 3 17 4,3 19 Bumi Ayu Bungalow 5 4 5 4 18 4,5 20 CV.Shanti Village 5 4 5 4 18 4,5 21 Hotel Tanjung Sari 5 4 5 5 19 4,8 22 Villa Waka Maya 5 5 4 5 19 4,8 23 Swastika Bungalow 4 4 5 4 17 4,3 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 5 20 5,0 25 Ida Home Stay 4 4 5 5 18 4,5 26 Hotel Cargo 4 4 5 4 17 4,3 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 4 5 19 4,8 28 Kampung Sanur Village 5 5 5 3 18 4,5 29 Villa Mertasari 4 4 5 4 17 4,3 30 Hotel Bali Indah 5 5 5 4 19 4,8 31 Penginapan Jangkae Mas 4 4 4 4 16 4,0 32 Hotel Aditha 4 5 5 4 18 4,5 33 Hotel Santai 5 4 5 5 19 4,8 34 Penginapan Bali Yuai 4 4 5 4 17 4,3 35 Bali Internasional Hostel 4 5 5 3 17 4,3 36 Hotel Sri Phala 5 5 5 3 18 4,5 37 Hotel Nuansa Indah 4 4 4 4 16 4,0 38 Villa Taman Ayu 5 4 4 4 17 4,3 39 hotel Cakra 4 4 4 4 16 4,0 40 Hotel Lingasar 4 5 5 4 18 4,5 41 Hotel Cianjur 4 4 4 3 15 3,8 42 Hotel Wisata Indah 5 4 5 4 18 4,5 43 Hotel Tirta Lestari 4 5 5 4 18 4,5 44 Hotel Puri Dalem 4 4 4 4 16 4,0 45 Hotel Jayagiri 5 4 5 4 18 4,5 46 Hotel Tambora 5 5 4 4 18 4,5 47 Hotel Sakura 4 4 4 5 17 4,3 48 Villa Cemara 4 4 5 3 16 4,0 49 Villa Puri Mimba 4 4 4 4 16 4,0 50 PW.Jepun Bali 4 5 4 5 18 4,5 51 Hotel Janur Garden 4 5 4 4 17 4,3 52 Santrian Beach Cottage 5 4 5 5 19 4,8 53 Hotel Nanda 4 5 4 5 18 4,5 54 Hotel Legawa Beach Inn 4 5 4 4 17 4,3 55 Hotel Santai 5 4 4 3 16 4,0 56 Hotel Tirta Lestari 4 5 5 5 19 4,8 57 Roti Merdeka 4 4 4 5 17 4,3 58 RM.Singgah Kudai 4 4 4 4 16 4,0 59 Warung Ijo 5 5 4 5 19 4,8 60 Randy's Cafe 4 3 4 5 16 4,0 61 Cafe Teduh 4 5 5 5 19 4,8 62 Bakso Supra Dynasty 5 4 4 5 18 4,5

Page 149: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

131

63 Restoran Made 4 3 4 4 15 3,8 64 KFC Darma 5 4 5 5 19 4,8 65 Ratatollie Bar&Rest 4 4 5 5 18 4,5 66 Warung Zaenah 4 5 5 5 19 4,8 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 5 5 4 4 18 4,5 68 RM A9 3 3 4 4 14 3,5 69 Es Teler77 4 4 4 4 16 4,0 70 Restoran Akame 4 4 4 5 17 4,3 71 CV. Cafe Batu Jimbar 4 4 4 4 16 4,0 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 3 3 5 5 16 4,0 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 16 4,0 74 Cafe Mango 4 5 5 5 19 4,8 75 Cafe You &Me 4 4 5 4 17 4,3 76 Warung Jaya Sempurna 5 4 5 4 18 4,5 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 4 5 5 4 18 4,5 78 RM Obonk 5 4 5 5 19 4,8 79 Papa Ron's Pizza 4 5 4 4 17 4,3 80 Restoran Legong 4 5 5 5 19 4,8 81 RM.Koki Teppayaki 4 5 4 4 17 4,3 82 Warung Ole 4 4 4 4 16 4,0 83 Dekade Resto 4 4 5 5 18 4,5 84 Warung Merdeka 4 4 5 5 18 4,5 85 Warung Blanjong 5 4 4 4 17 4,3 86 Warung Loka 5 4 5 5 19 4,8 87 Cafe Smorgas 4 5 4 4 17 4,3 88 Warung Pencar 5 5 4 5 19 4,8 89 Warung Jawa Banyuwangi 4 5 5 4 18 4,5 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 4 4 17 4,3 91 Warung Made Two 4 5 4 5 18 4,5 92 RM.Pelangi 4 4 5 5 18 4,5 93 Bar Kopi Bali 5 4 4 4 17 4,3 94 Warung Siobak Singaraja 4 5 5 4 18 4,5 95 RM. Be Pasih 4 4 4 4 16 4,0 96 Restoran Gardenia 4 5 4 5 18 4,5 97 Warung Subak 4 4 4 4 16 4,0 98 Warung Ketut 5 4 5 4 18 4,5 99 RM. Be Pasih 4 4 4 5 17 4,3

100 Restoran Gardenia 3 4 4 4 15 3,8 101 RM. Triniti 4 4 5 4 17 4,3 102 RM.bucu 3 4 5 5 17 4,3 103 Restoran Jazz 4 4 4 4 16 4,0 104 Warung Siobak Singaraja 4 3 4 4 15 3,8 105 Legawa Beach Inn 5 5 4 4 18 4,5 106 My Cafe Sanur 5 4 4 5 18 4,5 107 Warung Mie Jakarta 4 5 4 5 18 4,5 108 Restoran Tropikal 5 5 5 4 19 4,8 109 Warung Jawa Barat 4 5 4 5 18 4,5 110 RIB warung Steak 3 3 4 5 15 3,8 111 RM. Babi Guling Sari Asih 4 4 5 4 17 4,3

Page 150: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

132

112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 4 5 19 4,8 113 Warung Pregina 4 4 4 4 16 4,0 114 Cofee & smoothie Bar 5 5 4 5 19 4,8 115 Warung Kami Sama 4 5 4 5 18 4,5 116 RM IBC 5 5 4 5 19 4,8 117 RM.Natrabu Indah 4 4 3 4 15 3,8 118 Savana Restoran 5 5 5 5 20 5,0 119 Warung Handayani 4 4 5 4 17 4,3 120 Warung Pjok Segitiga Emas 4 4 4 5 17 4,3 121 Bakso Pendowo Malang 4 5 4 4 17 4,3 122 Calamary Resto 3 4 5 5 17 4,3 123 Restoran Hanamasa 4 4 4 5 17 4,3 124 Tangie Resto & Coffee 4 4 4 5 17 4,3 125 Made Restoran 5 4 5 4 18 4,5 126 Mami Cooking 4 5 4 5 18 4,5 127 Warung Bu Toyo 5 5 5 5 20 5,0 128 RM Babi Guling Candra 4 3 4 4 15 3,8 129 RM.Sate Madura 4 4 5 4 17 4,3 130 RM.Baruna 3 4 4 4 15 3,8 131 Resoran Little India 4 4 5 5 18 4,5 132 Warung Yamato 5 4 5 4 18 4,5 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 5 4 4 17 4,3 134 Inko Bali Club 4 5 4 5 18 4,5 135 Panti Pijat Shilvana 5 4 4 4 17 4,3 136 Gym Generation 4 4 5 4 17 4,3 137 Mandi Uap Manika Sari 3 4 4 3 14 3,5 138 Metro Futsal 4 4 3 4 15 3,8 139 Panti Pijat Amoi 4 4 5 5 18 4,5 140 Zone 2000 4 4 4 5 17 4,3 141 New Star Karaoke 4 4 5 4 17 4,3 142 Carla Spa 4 4 4 4 16 4,0 143 UD.Gelanggang Remaja 4 5 4 5 18 4,5 144 Dewata Gym II 5 5 4 4 18 4,5 145 Futsal D'Gol 5 5 4 5 19 4,8 146 Artha Bali Gym Club 4 5 5 4 18 4,5 147 Panti Pijat Dewi Sinta 4 5 4 4 17 4,3 148 Glo Day Spa 4 4 4 5 17 4,3 149 Spa & Salon Dewata 5 5 5 4 19 4,8 150 Grya Spa 5 4 4 4 17 4,3 151 Aroma Spa Retreat 5 4 4 5 18 4,5 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 5 5 4 19 4,8 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 4 3 5 17 4,3 154 Happy Puppy 5 4 5 5 19 4,8

Page 151: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

133

No. Wajib Pajak Z T R Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 1 Hotel Nikki 5 4 5 4 4 22 4,4 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 4 5 21 4,2 3 Hotel Darma Wisata 4 3 5 4 5 21 4,2 4 Pondok Wisata Kenanga 4 4 4 4 4 20 4,0 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 4 4 5 4 22 4,4 6 Hotel Patrisia 4 4 4 4 5 21 4,2 7 Hotel Viking 4 3 4 3 4 18 3,6 8 Hotel Abiansrama 3 1 5 5 5 19 3,8 9 Hotel Bali Warma 4 4 4 4 4 20 4,0 10 PW.Suar Mas 4 5 4 4 4 21 4,2 11 Hotel Bintang Pesona 4 4 5 4 5 22 4,4 12 Villa Taman Ayu 4 4 4 5 4 21 4,2 13 Sativa Sanur Cottage 4 4 4 4 4 20 4,0 14 Hotel Olala 4 3 4 3 5 19 3,8 15 Villa Selaras 5 5 4 4 4 22 4,4 16 Hotel Dian Ayu 5 5 5 5 5 25 5,0 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 4 4 4 20 4,0 18 Hotel Damai 4 5 4 5 3 21 4,2 19 Bumi Ayu Bungalow 4 4 4 4 4 20 4,0 20 CV.Shanti Village 3 5 4 3 3 18 3,6 21 Hotel Tanjung Sari 4 5 4 4 5 22 4,4 22 Villa Waka Maya 4 5 5 4 5 23 4,6 23 Swastika Bungalow 5 4 4 4 4 21 4,2 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 4 5 24 4,8 25 Ida Home Stay 5 4 4 5 3 21 4,2 26 Hotel Cargo 4 4 5 4 4 21 4,2 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 4 4 5 23 4,6 28 Kampung Sanur Village 4 4 4 4 4 20 4,0 29 Villa Mertasari 4 3 5 3 4 19 3,8 30 Hotel Bali Indah 4 3 4 3 3 17 3,4 31 Penginapan Jangkae Mas 5 4 4 3 3 19 3,8 32 Hotel Aditha 4 4 4 4 3 19 3,8 33 Hotel Santai 4 5 4 5 5 23 4,6 34 Penginapan Bali Yuai 5 5 5 5 5 25 5,0 35 Bali Internasional Hostel 5 4 5 4 4 22 4,4 36 Hotel Sri Phala 4 3 4 4 4 19 3,8 37 Hotel Nuansa Indah 5 5 5 4 4 23 4,6 38 Villa Taman Ayu 4 4 4 5 4 21 4,2 39 hotel Cakra 4 4 5 4 4 21 4,2 40 Hotel Lingasar 5 5 4 4 4 22 4,4 41 Hotel Cianjur 4 4 5 4 5 22 4,4 42 Hotel Wisata Indah 4 4 5 5 4 22 4,4 43 Hotel Tirta Lestari 5 4 5 4 5 23 4,6 44 Hotel Puri Dalem 5 4 4 4 4 21 4,2 45 Hotel Jayagiri 4 4 5 5 4 22 4,4 46 Hotel Tambora 5 5 5 5 5 25 5,0 47 Hotel Sakura 3 4 4 4 5 20 4,0

Page 152: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

134

48 Villa Cemara 4 5 4 4 4 21 4,2 49 Villa Puri Mimba 3 5 4 4 4 20 4,0 50 PW.Jepun Bali 4 4 5 5 4 22 4,4 51 Hotel Janur Garden 4 5 4 3 4 20 4,0 52 Santrian Beach Cottage 4 5 5 4 4 22 4,4 53 Hotel Nanda 5 4 5 5 5 24 4,8 54 Hotel Legawa Beach Inn 5 5 4 5 4 23 4,6 55 Hotel Santai 4 4 5 4 4 21 4,2 56 Hotel Tirta Lestari 4 4 5 4 4 21 4,2 57 Roti Merdeka 4 4 5 4 5 22 4,4 58 RM.Singgah Kudai 4 3 4 4 4 19 3,8 59 Warung Ijo 5 5 4 3 5 22 4,4 60 Randy's Cafe 4 4 4 4 4 20 4,0 61 Cafe Teduh 5 3 5 4 4 21 4,2 62 Bakso Supra Dynasty 4 5 4 4 4 21 4,2 63 Restoran Made 4 5 4 3 4 20 4,0 64 KFC Darma 5 5 3 1 5 19 3,8 65 Ratatollie Bar&Rest 5 4 4 4 4 21 4,2 66 Warung Zaenah 5 4 4 5 4 22 4,4 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 4 5 4 4 5 22 4,4 68 RM A9 3 3 4 4 4 18 3,6 69 Es Teler77 5 4 4 4 4 21 4,2 70 Restoran Akame 4 4 4 3 4 19 3,8 71 CV. Cafe Batu Jimbar 4 4 5 5 4 22 4,4 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 5 4 5 5 5 24 4,8 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 4 20 4,0 74 Cafe Mango 4 3 4 5 4 20 4,0 75 Cafe You &Me 5 4 4 4 4 21 4,2 76 Warung Jaya Sempurna 5 4 3 5 4 21 4,2 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 5 5 4 5 4 23 4,6 78 RM Obonk 4 5 4 5 5 23 4,6 79 Papa Ron's Pizza 5 4 5 4 4 22 4,4 80 Restoran Legong 5 5 5 5 5 25 5,0 81 RM.Koki Teppayaki 5 5 5 4 4 23 4,6 82 Warung Ole 5 4 4 4 5 22 4,4 83 Dekade Resto 4 5 5 5 4 23 4,6 84 Warung Merdeka 5 3 4 4 4 20 4,0 85 Warung Blanjong 5 4 4 3 5 21 4,2 86 Warung Loka 5 4 4 3 4 20 4,0 87 Cafe Smorgas 4 4 5 4 4 21 4,2 88 Warung Pencar 5 4 4 4 4 21 4,2 89 Warung Jawa Banyuwangi 5 5 4 5 4 23 4,6 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 5 5 5 24 4,8 91 Warung Made Two 5 3 5 4 5 22 4,4 92 RM.Pelangi 5 3 4 3 4 19 3,8 93 Bar Kopi Bali 4 4 5 5 5 23 4,6 94 Warung Siobak Singaraja 4 4 4 4 4 20 4,0 95 RM. Be Pasih 4 4 4 4 5 21 4,2 96 Restoran Gardenia 5 4 5 5 4 23 4,6

Page 153: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

135

97 Warung Subak 4 3 4 4 5 20 4,0 98 Warung Ketut 5 4 4 4 5 22 4,4 99 RM. Be Pasih 5 4 5 4 5 23 4,6

100 Restoran Gardenia 4 4 5 4 4 21 4,2 101 RM. Triniti 5 4 4 4 5 22 4,4 102 RM.bucu 4 4 5 5 5 23 4,6 103 Restoran Jazz 4 5 3 4 4 20 4,0 104 Warung Siobak Singaraja 5 3 4 5 4 21 4,2 105 Legawa Beach Inn 4 4 3 5 4 20 4,0 106 My Cafe Sanur 4 5 4 4 5 22 4,4 107 Warung Mie Jakarta 4 4 4 5 4 21 4,2 108 Restoran Tropikal 5 5 4 5 5 24 4,8 109 Warung Jawa Barat 4 5 5 4 5 23 4,6 110 RIB warung Steak 4 4 5 5 4 22 4,4 111 RM. Babi Guling Sari Asih 4 3 4 4 5 20 4,0 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 4 4 5 23 4,6 113 Warung Pregina 4 3 4 4 4 19 3,8 114 Cofee & smoothie Bar 4 5 4 5 5 23 4,6 115 Warung Kami Sama 4 5 5 4 5 23 4,6 116 RM IBC 4 4 5 5 4 22 4,4 117 RM.Natrabu Indah 5 4 4 4 4 21 4,2 118 Savana Restoran 4 4 5 5 4 22 4,4 119 Warung Handayani 4 5 4 4 4 21 4,2 120 Warung Pjok Segitiga Emas 5 4 4 5 5 23 4,6 121 Bakso Pendowo Malang 4 5 4 4 5 22 4,4 122 Calamary Resto 4 5 5 5 5 24 4,8 123 Restoran Hanamasa 5 4 4 5 4 22 4,4 124 Tangie Resto & Coffee 4 5 5 5 4 23 4,6 125 Made Restoran 4 4 4 4 4 20 4,0 126 Mami Cooking 4 4 5 4 5 22 4,4 127 Warung Bu Toyo 5 5 5 5 5 25 5,0 128 RM Babi Guling Candra 4 5 5 5 5 24 4,8 129 RM.Sate Madura 4 5 4 4 4 21 4,2 130 RM.Baruna 4 4 4 4 4 20 4,0 131 Resoran Little India 4 5 5 4 4 22 4,4 132 Warung Yamato 5 4 4 3 3 19 3,8 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 4 5 4 4 21 4,2 134 Inko Bali Club 4 4 4 5 5 22 4,4 135 Panti Pijat Shilvana 4 4 5 5 5 23 4,6 136 Gym Generation 4 5 5 4 4 22 4,4 137 Mandi Uap Manika Sari 4 3 3 4 4 18 3,6 138 Metro Futsal 4 4 4 4 4 20 4,0 139 Panti Pijat Amoi 4 4 4 4 5 21 4,2 140 Zone 2000 5 4 4 4 4 21 4,2 141 New Star Karaoke 4 3 3 5 5 20 4,0 142 Carla Spa 3 4 4 4 4 19 3,8 143 UD.Gelanggang Remaja 4 4 5 5 5 23 4,6 144 Dewata Gym II 5 4 4 5 4 22 4,4 145 Futsal D'Gol 4 5 4 5 4 22 4,4

Page 154: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

136

146 Artha Bali Gym Club 5 4 5 5 4 23 4,6 147 Panti Pijat Dewi Sinta 4 5 4 5 5 23 4,6 148 Glo Day Spa 4 4 5 4 4 21 4,2 149 Spa & Salon Dewata 4 4 5 5 5 23 4,6 150 Grya Spa 5 4 5 4 4 22 4,4 151 Aroma Spa Retreat 4 5 4 4 4 21 4,2 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 4 4 5 5 23 4,6 153 Miracle Aesthetic Clinic 4 4 4 5 5 22 4,4 154 Happy Puppy 4 5 4 5 5 23 4,6

Page 155: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif X1.1

7 4.5 4.5 4.5124 80.5 80.5 85.1

23 14.9 14.9 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X1.2

5 3.2 3.2 3.232 20.8 20.8 24.0

117 76.0 76.0 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X1.3

15 9.7 9.7 9.7118 76.6 76.6 86.4

21 13.6 13.6 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X1.4

16 10.4 10.4 10.4138 89.6 89.6 100.0154 100.0 100.0

45Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X1.5

12 7.8 7.8 7.8106 68.8 68.8 76.6

36 23.4 23.4 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 156: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

122

Pengetahuan

1 .6 .6 .63 1.9 1.9 2.6

10 6.5 6.5 9.12 1.3 1.3 10.44 2.6 2.6 13.0

12 7.8 7.8 20.861 39.6 39.6 60.447 30.5 30.5 90.914 9.1 9.1 100.0

154 100.0 100.0

3.23.43.63.84.04.24.44.64.8Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X2.1

3 1.9 1.9 1.917 11.0 11.0 13.0

124 80.5 80.5 93.510 6.5 6.5 100.0

154 100.0 100.0

2345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X2.2

3 1.9 1.9 1.927 17.5 17.5 19.5

124 80.5 80.5 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X2.3

9 5.8 5.8 5.8125 81.2 81.2 87.0

20 13.0 13.0 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 157: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

123

X2.4

2 1.3 1.3 1.313 8.4 8.4 9.7

115 74.7 74.7 84.424 15.6 15.6 100.0

154 100.0 100.0

2345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X2.5

3 1.9 1.9 1.916 10.4 10.4 12.3

116 75.3 75.3 87.719 12.3 12.3 100.0

154 100.0 100.0

2345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Pelayanan

1 .6 .6 .61 .6 .6 1.35 3.2 3.2 4.55 3.2 3.2 7.81 .6 .6 8.49 5.8 5.8 14.3

12 7.8 7.8 22.170 45.5 45.5 67.541 26.6 26.6 94.2

8 5.2 5.2 99.41 .6 .6 100.0

154 100.0 100.0

1415161718192021222324Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X3.1

7 4.5 4.5 4.538 24.7 24.7 29.2

109 70.8 70.8 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 158: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

124

X3.2

7 4.5 4.5 4.562 40.3 40.3 44.885 55.2 55.2 100.0

154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X3.3

7 4.5 4.5 4.534 22.1 22.1 26.6

113 73.4 73.4 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X3.4

10 6.5 6.5 6.5117 76.0 76.0 82.5

27 17.5 17.5 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

X3.5

10 6.5 6.5 6.5124 80.5 80.5 87.020 13.0 13.0 100.0

154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Pemeriksaan

1 .6 .6 .61 .6 .6 1.38 5.2 5.2 6.53 1.9 1.9 8.41 .6 .6 9.1

11 7.1 7.1 16.257 37.0 37.0 53.260 39.0 39.0 92.212 7.8 7.8 100.0

154 100.0 100.0

3.03.23.43.63.84.24.44.64.8Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 159: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

125

Y.1

11 7.1 7.1 7.1118 76.6 76.6 83.8

25 16.2 16.2 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Y.2

9 5.8 5.8 5.8117 76.0 76.0 81.8

28 18.2 18.2 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Y.3

3 1.9 1.9 1.918 11.7 11.7 13.6

133 86.4 86.4 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Y.4

13 8.4 8.4 8.4126 81.8 81.8 90.3

15 9.7 9.7 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kesadaran

2 1.3 1.3 1.33 1.9 1.9 3.28 5.2 5.2 8.41 .6 .6 9.16 3.9 3.9 13.0

80 51.9 51.9 64.944 28.6 28.6 93.59 5.8 5.8 99.41 .6 .6 100.0

154 100.0 100.0

3.003.253.503.754.004.254.504.755.00Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 160: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

126

Z.1

9 5.8 5.8 5.819 12.3 12.3 18.2

126 81.8 81.8 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Z.2

2 1.3 1.3 1.313 8.4 8.4 9.7

139 90.3 90.3 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Z.3

13 8.4 8.4 8.4112 72.7 72.7 81.2

29 18.8 18.8 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Z.4

8 5.2 5.2 5.224 15.6 15.6 20.8

122 79.2 79.2 100.0154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Z.5

19 12.3 12.3 12.3102 66.2 66.2 78.633 21.4 21.4 100.0

154 100.0 100.0

345Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 161: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

127

Kepatuhan

4 2.6 2.6 2.65 3.2 3.2 5.86 3.9 3.9 9.74 2.6 2.6 12.3

16 10.4 10.4 22.777 50.0 50.0 72.736 23.4 23.4 96.1

6 3.9 3.9 100.0154 100.0 100.0

3.23.43.64.24.44.64.85.0Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 162: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

128

Lampiran 4. Karakteristik Demografi Responden Penelitian berdasarkan Jenis Usaha, Pendidikan, Jenis Kelamin dan Umur

Jenis Usaha

56 36.4 36.4 36.477 50.0 50.0 86.421 13.6 13.6 100.0

154 100.0 100.0

HotelRestoranHiburanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Pendidikan

2 1.3 1.3 1.371 46.1 46.1 47.471 46.1 46.1 93.510 6.5 6.5 100.0

154 100.0 100.0

SMADiplomaS1S2Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis Kelamin

100 64.9 64.9 64.954 35.1 35.1 100.0

154 100.0 100.0

Laki-lakiPerempuanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 163: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

129

Umur

1 .6 .6 .61 .6 .6 1.38 5.2 5.2 6.52 1.3 1.3 7.81 .6 .6 8.41 .6 .6 9.17 4.5 4.5 13.61 .6 .6 14.32 1.3 1.3 15.67 4.5 4.5 20.15 3.2 3.2 23.49 5.8 5.8 29.28 5.2 5.2 34.47 4.5 4.5 39.01 .6 .6 39.6

13 8.4 8.4 48.125 16.2 16.2 64.3

5 3.2 3.2 67.56 3.9 3.9 71.45 3.2 3.2 74.74 2.6 2.6 77.3

11 7.1 7.1 84.44 2.6 2.6 87.04 2.6 2.6 89.63 1.9 1.9 91.66 3.9 3.9 95.55 3.2 3.2 98.71 .6 .6 99.41 .6 .6 100.0

154 100.0 100.0

2728293032333536373839404142434445464748495051525455565860Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 164: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

130

Lampiran 5. Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .129a .167 .010 .32274

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .269 1 .269 3.580 .011b

Residual 15.832 152 .104 Total 16.101 153

a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.858 .301 16.143 .000

Pengetahuan Pajak .108 .067 .129 1.806 .011

a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

Page 165: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

131

Lampiran 6. Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .319a .102 .096 .30846

a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.639 1 1.639 17.228 .000b

Residual 14.462 152 .095 Total 16.101 153

a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.106 .307 10.122 .000

Kualitas Pelayanan .290 .070 .319 4.151 .000

a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

Page 166: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

132

Lampiran 7. Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .409a .168 .162 .29695

a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.698 1 2.698 30.600 .000b

Residual 13.403 152 .088 Total 16.101 153

a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.512 .338 7.434 .000

Pemeriksaan Pajak .429 .078 .409 5.532 .000

a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

Page 167: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

133

Lampiran 8. Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .401a .161 .050 .32004

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .025 1 .025 3.245 .021b

Residual 15.569 152 .102 Total 15.594 153

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.140 .298 13.874 .000

Pengetahuan Pajak .033 .066 .040 1.951 .021

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Page 168: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

134

Lampiran 9. Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .159a .253 .019 .31622

a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .394 1 .394 3.944 .049b

Residual 15.200 152 .100 Total 15.594 153

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.664 .315 11.646 .000

Kualitas Pelayanan .142 .072 .159 1.986 .049

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Page 169: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

135

Lampiran 10. Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .155a .241 .018 .31642

a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .375 1 .375 3.747 .048b

Residual 15.219 152 .100 Total 15.594 153

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.592 .360 9.977 .000

Pemeriksaan Pajak .160 .083 .155 1.936 .048

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Page 170: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

136

Lampiran 11. Regresi Pengaruh Parsial Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .277a .765 .070 .30781

a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.193 1 1.193 12.587 .001b

Residual 14.401 152 .095 Total 15.594 153

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.096 .337 9.198 .000

Kesadaran Wajib Pajak .272 .077 .277 3.548 .001

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Page 171: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

137

Lampiran 12. Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .655a .676 .591 1.29180

a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas

Pelayanan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.329 3 1.110 13.033 .000b

Residual 12.772 150 .085

Total 16.101 153 a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.510 .478 5.246 .000

Pengetahuan Pajak .083 .061 .099 2.160 .046

Kualitas Pelayanan .165 .072 .182 2.296 .023

Pemeriksaan Pajak .348 .083 .332 4.193 .000

a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak

Page 172: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

138

Lampiran 13. Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .898a .887 .643 1.30882

a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas

Pelayanan, Pemeriksaan Pajak

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.384 4 .346 3.628 .007b

Residual 14.210 149 .095

Total 15.594 153 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.503 .551 4.545 .000

Pengetahuan Pajak .065 .065 .079 1.999 .032

Kualitas Pelayanan .065 .078 .073 1.837 .038

Pemeriksaan Pajak .029 .093 .028 1.733 .049

Kesadaran Wajib Pajak .248 .086 .252 2.873 .005

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Page 173: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

139

Lampiran 14. Perhitungan R2m

Persamaan 1:

22

221

2 ...1 epeem PPPR R2

m = 1- {(0,833)2.(0,898)2.(0,832)2} R2

m = 1 – 0,387 R2

m = 0,613

Persamaan 2:

22

221

2 ...1 epeem PPPR R2

m = 1- {(0,839)2.(0,747)2.(0,759)2.(0,235)2} R2

m = 1 – 0,012 0,704.0,558.0,576.0,055 R2

m = 0,988

Page 174: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

140

Lampiran 15. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak

2222 )086,0()083,0()061,0()248,0( abS

Sab = 0,01518

abS

abz

01518,0

)248,0)(083,0(z

z = 1,356

a= 0,083 Sa=0,061 b=0,248

Sb=0,086

Pengetahuan Pajak (X!)

Kesadaran Wajib pajak (Y)

Kepatuhan Wajib pajak (Z)

Page 175: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

141

Lampiran 16. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak

2222 )086,0()165,0()072,0()248,0( abS

Sab = 0,0228

abS

abz

0228,0

)248,0)(165,0(z

z = 1,795

a= 0,165 Sa=0,072

b=0,248 Sb=0,086

z = 1,795 Sig = 0,05

Kualitas Pelayanan (X2)

Kepatuhan Wajib Pajak

(Z)

Kesadaran Wajib Pajak

(Y)

Page 176: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

142

Lampiran 17. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak

2222 )086,0()348,0()083,0()248,0( abS

Sab = 0,03632

abS

abz

03632,0

)248,0)(348,0(z

z = 2,376

a= 0,348 Sa=0,083

b=0,248 Sb=0,086 z = 2,376

Sig = 0,05 Pemeriksaan Pajak (X3)

Kepatuhan Wajib Pajak

(Z)

Kesadaran Wajib Pajak

(Y)

Page 177: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

143

Lampiran 18. Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Pengaruh Total

Pengaruh langsung X1 terhadap Y …………….…………… = 0,099 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = - Pengaruh Total = 0,099 + 0 ………………………………... = 0,099 Pengaruh langsung X2 terhadap Y ……………….………… = 0,182 Pengaruh tidak langsung ………………………………….... = - Pengaruh Total = 0,182 + 0 ………………………………... = 0,182 Pengaruh langsung X3 terhadap Y ….……………………… = 0,332 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = - Pengaruh Total = 0,332 + 0 ………………………………... = 0,332 Pengaruh langsung X1 terhadap Z …………………………. = 0,079 Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Z melalui Y = 0,099 x 0,252 ……………………………. = 0,025 Pengaruh Total = 0,079 + 0,025 …………………………... = 0,104 Pengaruh langsung X2 terhadap Z …………………………. = 0,073 Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Z melalui Y = 0,182 x 0,252 ……………………………. = 0,046 Pengaruh Total = 0,073 + 0,046 …………………………... = 0,119 Pengaruh langsung X3 terhadap Z …………………………. = 0,028 Pengaruh tidak langsung X3 terhadap Z melalui Y = 0,332 x 0,252 ……………………………. = 0,084 Pengaruh Total = 0,028 + 0,084 …………………………... = 0,112 Pengaruh langsung Y terhadap Z …………….…………… = 0,252 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = - Pengaruh Total = 0,252 + 0 ………………………………... = 0,252 Ringkasan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel

Var X1 X2 X3 Y

PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT

Y 0,099 - 0,099 0,182 - 0,182 0,332 - 0,332 - - -

Z 0,079 0,025 0,104 0,073 0,046 0,119 0,028 0,084 0,112 0,252 - 0,252

Page 178: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

144

Lampiran 19. Uji Validitas Pengetahuan Pajak

Correlations

X11 X12 X13 X14 X15 X1

X11 Pearson Correlation 1 .596** .306** .575** .344** .763**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

X12 Pearson Correlation .596** 1 .321** .518** .329** .803**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

X13 Pearson Correlation .306** .321** 1 .165* .188* .536**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .041 .019 .000

N 154 154 154 154 154 154

X14 Pearson Correlation .575** .518** .165* 1 .356** .751**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .041 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

X15 Pearson Correlation .344** .329** .188* .356** 1 .657**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .019 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

X1 Pearson Correlation .763** .803** .536** .751** .657** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 N 154 154 154 154 154 154

Page 179: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

145

Kualitas Pelayanan

Correlations

X21 X22 X23 X24 X25 X2

X21 Pearson Correlation 1 .256** .255** .263** .226** .613**

Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .005 .000

N 154 154 154 154 154 154

X22 Pearson Correlation .256** 1 .167* .247** .221** .618**

Sig. (2-tailed) .001 .038 .002 .006 .000

N 154 154 154 154 154 154

X23 Pearson Correlation .255** .167* 1 .303** .292** .622**

Sig. (2-tailed) .001 .038 .000 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

X24 Pearson Correlation .263** .247** .303** 1 .245** .667**

Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .002 .000

N 154 154 154 154 154 154

X25 Pearson Correlation .226** .221** .292** .245** 1 .631**

Sig. (2-tailed) .005 .006 .000 .002 .000

N 154 154 154 154 154 154

X2 Pearson Correlation .613** .618** .622** .667** .631** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

Page 180: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

146

Pemeriksaan Pajak

Correlations

X31 X32 X33 X34 X35 X3

X31 Pearson Correlation 1 .010 .161* .121 .041 .481**

Sig. (2-tailed) .907 .046 .133 .615 .000

N 154 154 154 154 154 154

X32 Pearson Correlation .010 1 .033 .145 .248** .550**

Sig. (2-tailed) .907 .687 .072 .002 .000

N 154 154 154 154 154 154

X33 Pearson Correlation .161* .033 1 .042 .106 .489**

Sig. (2-tailed) .046 .687 .606 .192 .000

N 154 154 154 154 154 154

X34 Pearson Correlation .121 .145 .042 1 .188* .556**

Sig. (2-tailed) .133 .072 .606 .019 .000

N 154 154 154 154 154 154

X35 Pearson Correlation .041 .248** .106 .188* 1 .604**

Sig. (2-tailed) .615 .002 .192 .019 .000

N 154 154 154 154 154 154

X3 Pearson Correlation .481** .550** .489** .556** .604** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

Page 181: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

147

Kesadaran Wajib Pajak

Correlations

Y1 Y2 Y3 Y4 Y

Y1 Pearson Correlation 1 .280** .148 -.004 .617**

Sig. (2-tailed) .000 .066 .963 .000

N 154 154 154 154 154

Y2 Pearson Correlation .280** 1 .094 .040 .621**

Sig. (2-tailed) .000 .245 .627 .000

N 154 154 154 154 154

Y3 Pearson Correlation .148 .094 1 .021 .536**

Sig. (2-tailed) .066 .245 .795 .000

N 154 154 154 154 154

Y4 Pearson Correlation -.004 .040 .021 1 .495**

Sig. (2-tailed) .963 .627 .795 .000

N 154 154 154 154 154

Y Pearson Correlation .617** .621** .536** .495** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 154 154 154 154 154

Page 182: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

148

Kepatuhan Wajib Pajak

Correlations

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z

Z1 Pearson Correlation 1 .099 .017 .025 .038 .416**

Sig. (2-tailed) .223 .836 .757 .643 .000

N 154 154 154 154 154 154

Z2 Pearson Correlation .099 1 .027 .072 .093 .539**

Sig. (2-tailed) .223 .744 .375 .250 .000

N 154 154 154 154 154 154

Z3 Pearson Correlation .017 .027 1 .233** .178* .523**

Sig. (2-tailed) .836 .744 .004 .027 .000

N 154 154 154 154 154 154

Z4 Pearson Correlation .025 .072 .233** 1 .176* .602**

Sig. (2-tailed) .757 .375 .004 .029 .000

N 154 154 154 154 154 154

Z5 Pearson Correlation .038 .093 .178* .176* 1 .541**

Sig. (2-tailed) .643 .250 .027 .029 .000

N 154 154 154 154 154 154

Z Pearson Correlation .416** .539** .523** .602** .541** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 154 154 154 154 154 154

Page 183: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ...

149

Lampiran 20. Uji Reliabilitas Pengetahuan Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.730 5

Kualitas Pelayanan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.619 5

Pemeriksaan Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.683 5

Kesadaran Wajib Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.692 4

Kepatuhan Wajib Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.644 5