ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA...

142
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA PEMBIAYAAN LINE FACILITY (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Terkait Sengketa Line Facility) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : Aulia Karimatul Afifah NIM :11150490000037 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1440 H/2019 M

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA

PEMBIAYAAN LINE FACILITY

(Studi Kasus : Putusan Pengadilan Terkait Sengketa Line Facility)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

Aulia Karimatul Afifah

NIM :11150490000037

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1440 H/2019 M

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan
Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan
Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

iv

ABSTRAK

Aulia Karimatul Afifah. NIM 11150490000037. Analisis Faktor-Faktor

Terjadinya Sengketa Pada Pembiayaan Line Facility (Studi Kasus : Putusan

Pengadilan Terkait Sengketa Line Facility). Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah (Muamalat), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/ 2019 M. +77 halaman.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan hukum di beberapa

pengadilan Indonesia yang berkaitan dengan sengketa pembiayaan Line Facility

dan faktor-faktor penyebab terjadinya sengketa pada pembiyaan Line

Facility, yang mana pada pembiayaan Line Facility ini dapat menggunakan

beberapa akad syariah seperti akad Mudharabah, akad Murabahah, akad

Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

dasar hukum sesuai akad yang digunakan dengan tidak melupakan peraturan

lain yang berkaitan, seperti Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan, dan masih banyak lagi. Diketahui bahwa praktik pembiayaan Line

Facility pada keuangan syariah di Indonesia masih sangat jarang, tidak

sebanding dengan sengketa yang kemudian mulai bermuculan pada

lembaga peradilan, baik pengadilan agama, pengadilan negeri bahkan

pengadilan niaga. Adapun yang menjadi faktor utama terjadinya sengketa

seperti prosedur eksekusi lelang yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku,

pelaksanaan akad-akad syariah yang kurang sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan.

Penelitian ini menggunakan metode library research dengan pendekatan

yuridis normatif yakni melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-

undangan, putusan pengadilan, dan buku-buku yang berkaitan dengan judul

skripsi ini. Dalam penelitian hukum dapat menggunakan pendekatan yuridis

normatif, maka bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang telah

dikumpulkan dalam penelitian ini kemudian dianalisis secara metode normatif

kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada level kajian akademik

secara praktik, peraturan saat ini yang mengatur tentang Line Facility

adalah Fatwa DSN MUI No.45/DSN-MUI/II/2005, dan fatwa-fatwa yang

berkaitan dengan akad yang digunakan seperti akad Murabahah, akad

Muadharabah, akad Musyarakah, akad Istishna, dan akad Ijarah, serta Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dan Undang-undang

lainnya, sesuai dengan objek yang digunakan dalam pembiayaan Line Facility.

Dan analisis putusan pengadilan terkait sengketa pembiayaan Line Facility

terdapat enam faktor dominan yang menjadi penyebab timbulnya sengketa

pembiayaan Line Facility baik dari faktor internal kreditur maupun faktor

eksternal debitur.

Kata Kunci : Line Facility, Pembiayaan, Sengketa, Putusan Pengadilan

Pembimbing : Dr. Muh. Fudhail Rahman,M.A.

Daftar Pustaka : 1999 s.d. 2018

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur adalah kalimat pembuka dari barisan kata

pengantar yang hendak penulis uraikan. Segala puji, syukur dan sujud kehadirat

Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat, ampunan, serta keberkahan-Nya,

atas nikmat yang tak terhitung jumlahnya, dengan petunjuk dan bimbingan-

Nyalah sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

beriring salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar kita,

Nabi Muhammad SAW, yang menjadi bingkai uswatun hasanah bagi seluruh

umat manusia di muka bumi ini hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini mungkin tidak dapat

diselesaikan oleh penulis tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang

telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis

ingin mengucapkan ucapan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag.,

S.H., M.H, M.A.

2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A. dan Drs. Abdurrauf, L.C., M.A. Selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat)

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Muh.Fudhail Rahman, M.A., Selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan nasihat, motivasi, serta perbaikan-perbaikan selama

penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak atas arahan, masukan dan

koreksi skripsinya yang bersifat membangun, semoga Allah SWT

senantiasa membalas semua kebaikan bapak.

4. Pimpinan Perpustakaan, Pengelola Perpustakaan, Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

vi

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan.

5. Untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda Drs.H. Syakhrani, dan Ibunda

Aryanti yang tidak henti-hentinya mendoakan dan membimbing penulis,

memberikan dukungan baik moril maupun materiil. Semoga seluruh

pengorbanan, ketulusan dan keikhlasan, serta cinta dan kasih sayang

mendapat ganjaran pahala di sisi Allah.

6. Kepada Sahabat-Sahabat Terdekat penulis selama menjalani perkuliahan

di ciputat, yang telah memberikan support dan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan studi yang penulistempuh.

7. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat) angkatan 2015, yang

telah sama-sama berjuang dan saling memberikan motivasi serta semangat

dalam menyelesaikan studi demi meraih cita-cita.

Akhirnya atas jasa, dukungan, semangat dan doa dari semua pihak baik

secara moril maupun materil, penulis berdoa semoga Allah memberikan kebaikan

pahala atas segala kebaikan yang telah diberikan. Aamiin.

Ciputat, 8 Juli 2019M

Penulis

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

D. Kajian (Review) Sttudi Terdahulu .............................................. 8

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual ................................ 9

F. Metode Penelitian ....................................................................... 14

G. Sumber Data Penelitian .............................................................. 16

H. Teknis Pengumpulan Data ........................................................ 18

I. Teknis Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 18

J. Sistematika Penulisan ................................................................. 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 21

A. Pengertian Pembiayaan Line Facility ......................................... 21

1. PengertianPembiayaan ........................................................ 21

2. Pengertian Line Facility ...................................................... 24

3. Dasar Hukum Line Facility ................................................. 25

B. Akad-akad Line Facility ............................................................. 26

1. Murabahah........................................................................... 26

2. Istishna’ ............................................................................... 29

3. Mudharabah......................................................................... 32

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

viii

4. Musyarakah ......................................................................... 34

5. Ijarah ................................................................................... 36

C. Faktor Umum Terjadinya Sengketa Pada Perbankan ................. 36

1. Wanprestasi ......................................................................... 36

2. Kepailitan ............................................................................ 38

BAB III PUTUSAN PENGADILAN TERKAIT SENGKETA

PEMBIAYAAN LINE FACILITY ............................................... 40

A. Deskripsi Putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung

Register PerkaraNomor : 08/Pdt.PLW/2014 PN BB ................. 40

1. Para Pihak ........................................................................... 40

2. DudukPerkara ..................................................................... 40

3. Amar Putusan ..................................................................... 43

4. Faktor Sengketa Pembiayaan Line Facility ........................ 44

B. Deskripsi Putusan Mahkamah Agung Register Perkara

Nomor : 354K/Pdt.Sus.Pailit/2014 ............................................. 45

1. Para Pihak .......................................................................... 45

2. DudukPerkara..................................................................... 45

3. Amar Putusan ..................................................................... 48

4. Faktor Sengketa Pembiayaan Line Facility ....................... 49

C. Deskripsi Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Register

Perkara Nomor : 79/PDT/2018/PT DKI..................................... 51

1. Para Pihak .......................................................................... 51

2. DudukPerkara..................................................................... 51

3. Amar Putusan ..................................................................... 52

4. Faktor Sengketa Pembiayaan Line Facility ....................... 53

BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

SENGKETA PEMBIAYAAN LINE FACILITY ......................... 56

A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sengketa

Pembiayaan Line Facility Berdasarkan Putusan Pengadilan ...... 56

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

ix

B. Analisis Pertimbangan Hakim Terkait Putusan Pengadilan

Line Facility ................................................................................ 66

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 71

A. Kesimpulan ................................................................................. 71

B. Saran ........................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi syariah selama hampir 3 (tiga) dasawarsa ini

mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dalam praktiknya, perkembangan

ekonomi syariah tidak hanya berkembang dalam bentuk lembaga perbankan

melainkan juga dalam bentuk lembaga-lembaga islam non bank, seperti unit-

unit usaha syariah yang berupa hotel syariah, property syariah, koperasi

syariah (BMT), bahkan merambah kesektor-sektor pariwisata. Hal ini tentunya

tidak luput dari perjuangan dan komitmen para ulama, masyarakat, dan para

pelaku usaha syariah serta dukungan Bank Indonesia untuk terus memajukan

ekonomi islam.

Dalam perkembangan bank syariah tentunya mendapat banyak tantangan.

Seperti kerangka dan perangkat pengaturan perbankan syariah yang belum

lengkap, yang mana di awal perkembangannya, kegiatan pengaturan dan

pengawasan perbankan syariah masih menggunakan kerangka pengaturan dan

pengawasan sistem perbankan konvensional, walaupun beberapa instrument

pengaturan telah mulai dikembangkan. Sebagai contoh : perizinan bagi

pendirian bank dan pembukaan kantor; instrument pasar keuangan antarbank;

perangkat penghubung dengan otoritas moneter (sertifikat wadhiah bank

Indonesia dan giro wajib minimum); dan sistem pembayaran unti usaha

syariah wajib memiliki rekening di Bank Indonesia. Kurang lengkapnya

instrumen pengaturan dan pengawasan dimaksud, akan mengakibatkan

perbankan syariah tidak dapat beroperasi secara optimal dan tidak sepenuhnya

sesuai dengan karakteristik perbankan syariah.

Kemudian tantangan berikutnya seperti cakupan pasar yang masih

terbatas, kurangnya pemahaman produk dan jasa perbankan syariah, institusi

pendukung yang belum lengkap dan efektif, serta skim pembiayaan bagi hasil

yang perlu ditingkatkan.1

1Ali Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), Cet.1, h.81.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

2

Adapun perkembangan bank syariah mulai terasa sejak dilakukan

amandemen terhadap UU No. 7/1992 menjadi UU No. 10/1998 yang

memberikan landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai

tindak lanjut UU tersebut, Bank Indonesia (BI) mulai memberikan

perhatianlebih serius terhadap pengembangan perbankan syariah, yaitu

membentuk satuan kerja khusus pada April 1999. Satuan kerja khusus ini

menangani penelitian dan pengembangan banksyariah (Tim Penelitian dan

Pengembangan Bank Syariah dibawah Direktorat Penelitian dan Pengaturan

Perbankan) yang menjadi cikalbakal bagi Biro Perbankan Syariah yang

dibentuk pada 31 Mei 2001, dan sekarang resmi menjadi Direktorat Perbankan

Syariah Bank Indonesia sejak Agustus 2003.2

Semakin banyakya jumlah bank syariah, struktur pasar syariah pun berubah

dari monopolimenjadi oligopoli, yang menyebabkansemakin tingginya tingkat

persaingan diantara bank syariah. Sehingga, agar mampu bersaing dengan bank

konvensional, bank inipun mengubah strateginya. Sampai dengan Desember

2003, pemain dalam industri perbankan syariah terdiri dari 2 bank umum

syariah (BUS) dan 8 unit usaha syariah (UUS) dari bank umum konvensional

(BUK) yang seluruhnya memiliki jaringan kantor berjumlah 119 KCS

(KantorCabang Syariah), serta 84 BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah).

Peningkatan jumlah pemain dalam industri perbankan syariah terlihat cukup

pesat bila dibandingkan keadaan akhir tahun 1998 yang hanya berjumlah 1

BUS dengan 8 KCS dan 78 BPRS.

Minat investor untuk membuka kantor bank syariah tidak hanya terbatas di

pulau Jawatetapi juga telah menyebar ke pulau lainnya, antara lain: Sumatera

(Banda Aceh,Medan,Padang, Palembang dan Pekanbaru), Kalimantan

(Balikpapan dan Banjarmasin),Sulawesi (Makasar), Madura (Pamekasan), dan

Irian Jaya (Jayapura).3 Ekonomi syariah berpotensi menggantikan posisi

ekonomi konvensional, namun dalam penerapannya banyak kendala dan

2Anis Mashdurohatun,“Tantangan Ekonomi Syariah Dalam Menghadapi Masa Depan

Indonesia di Era Globalisasi”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11, (2011). h.79 3Anis Mashdurohatun,“Tantangan Ekonomi Syariah Dalam Menghadapi Masa Depan

Indonesia di Era Globalisasi”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11, (2011). h.79

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

3

tantangan yang dihadapi antara lain masih diberlakukannya pajak ganda di

perbankan syariah, belum siapnya dukungan SDM ekonomi syariah, tidak ada

kurikulum ekonomi syariah di sekolah umum, sehingga pemahaman, kesadaran

serta kepedulian masyarakat rendah, persepsi negatif sekelompok muslim dan

non-muslim yang takut mengaplikasikan hukum syariah secara kafah, belum

kuatnya dukungan parpol Islam untuk menerapkan ekonomi syariah,

meningkatnya apresiasi masyarakat dan memperluas pasar ekonomi syariah

belum diikuti dengan edukasi yang memadai. Sehingga menimbulkan banyak

konflik. Konflik yang ditimbulkan pun sangat beragam.4 Hal ini menunjukan

semakin banyaknya dibutuhkan penyelesaian sengketa-sengketa yang timbul.

Bila hal tersebut tidak dilakukan, maka akan terjadi penurunan tingkat

produktifitas dan dalam skala yang lebih besar akan merugikan kalangan

konsumen.

Salah satu akad pembiayaan yang paling sering bermasalah adalah akad

Murabahah. Karena akad inilah yang paling banyak digunakan disektor-sektor

keuangan syariah. Akad Murabahah juga merupakan bagian dari pembiayaan

Line Facility. Line facility merupakan fasilitas plafon pembiayaan bergulir

dalam jangka waktu tertentu dengan ketentuan yang disepakati dan mengikat

secara moral5. Tidak hanya akad Murabahah, pada pembiayaan Line Facility

juga bisa menggunakan akad Mudharabah dan akad Musyarakah, tergantung

dari kesepakatan para pihak.

Pada penerapan fasilitas pembiayaan Line Facility, Penulis memandang

bahwa masih diperlukan banyak perbaikan untuk menghindari terjadinya

sengketa-sengketa. Sejak tahun 2005 yang ditandai dengan dikeluarkannya

Fatwa DSN MUI No.45 mengenai Line Facility (At-Tashilat As-Saqfiyah)

sampai saat ini perkara yang putus di pengadilan, baik Pengadilan Agama

maupun Pengadilan Negeri telah mencapai 37 perkara6. Berikut ini adalah

4Muhammad,Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam,(Yogyakarta:BPEF,2004),h.6-7

5Fatwa DSN No.45/DSN-MUI/II/2005

6Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, “Amar Putusan Hakim Pengadilan

Negeri Bale Bandung”, Putusan diakses pada tanggal 4 April 2019 Pukul 12.50 WIB dari situs

https://www.google.com/url?client=internaludsse&cx=004086544163985272441:foabjjpxdue&q=

https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

4

contoh beberapa Lembaga Keuangan Syariah yang menggunakan pembiayaan

dengan plafon Line Facility :

No. Lembaga

Keuangan

Akad Keterangan

1. Bank Muamalat Musyarakah Pembiayaan mobil,

motor, dan multiguna

2. Bank Syariah

Mandiri

- Istishna‟

- Mudharabah

- Pembiayaan Rumah

- Pembiayaan Modal

Kerja

3. Bank Bukopin

Syariah

- Mudharabah

- Musyarakah &

Murabahah

- Pembiayaan kerjasma

untuk koperasi

- Pembiayaan Modal

Kerja

4. Bank Permata Ijarah

5. Bank Jateng

Syariah

Murabahah Bil

Wakalah

Pembelian aset produktif

seperti rumah toko,

kantor, mesin yang akan

digunakan sebagai usaha

6. BPRS Al-Salam Mudharabah Kerjasama untuk

pembiayaan proyek7

Beberapa produk kasus Line Facility diantaranya menggunakan akad

Mudharabah, Murabahah, dan Musyarakah. Untuk kasus pembiayaan Line

Facility akad Mudharabah sendiri Penulis mengambil data contoh kasus yang

terjadi pada tahun 2014 di Bandung, yang mana para pihak yang bersengketa

tidak hanya melibatkan 2 (dua) pihak melainkan beberapa pihak. Adapun yang

menjadi pihak “Para Pelawan” yakni H. Iwan Abdurrahman,MBA dan NY. Ely

Ratnaayu Sondani, dan pihak “Terlawan” yakni PT. Bank Bukopin Syariah dan

7Wawancara dari Muhammad Farhan Staff Legal BPRS Al-Salam, Tanggal 20 Juni 2019, Pukul

19.30 WIB

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

5

Koperasi Al-Amin sebagai “Turut Terlawan 1” dan Erny Kencanawati, SH.MH

Notaris kota Bandung selaku “Turut Terlawan II”. Bahwasanya anatara Para

Pelawan dan Turut Terlawan I melakukan pengikatan kontrak Line Facility

dengan akad Mudharabah, yang mana Bank Bukopin selaku Shahibul Mal dan

Koperasi Al Amin selaku Mudharib (pengelola), dan Para Pelawan sebagai

penjamin. Adapun yang dijaminkan adalah tanah dan bangunan milik Para

Pelawan. Oleh karena Koperasi Al Amin sebagai Mudharib mengalami

wanprestasi, sehingga tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada Bank

Bukopin Syariah selaku Shahibul Mal (pemilik dana), sehingga Bank Bukopin

Syariah melakukan sita terhadap jaminan yang di jaminkan Para Pelawan.

Padahal para pelawan sendiri bersedia untuk membayar sisa tunggakan KKMS

Al-Amin,. Dan masih banyak lagi kasus pembiayaan Line Facility baik dengan

akad Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah yang tentunya disebabkan

banyak faktor.

Oleh karenanya, penulis merasa perlu menelitinya. Dengan harapan dapat

mengurangi terjadinya sengketa, baik di Pengadilan maupun diluar pengadilan.

Penulis tertarik untuk membahas tema tersebut dengan merumuskan judul

sebagai berikut :“Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Sengketa Pada

Pembiayaan Line Facility (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Terkait

Sengketa Line Facility)”.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil 3 kasus dari Direktori Putusan

Mahkamah Agung, adapun kasus pembiayaan Line Facility yang pertama

yakni menggunakan akad mudharabah yang terjadi di Bandung dengan Nomor

Perkara 08/Pdt.PLW/2014 PN BB, kasus yang kedua Penulis ambil dari

Putusan Mahkamah Agung dengan Nomor Perkara 354/Pdt.Sus.Pailit/2014,

yang mana pada kasus ini pembiayaan Line Facility menggunakan akad

Musyarakah dan Murabahah. Sedangkan untuk kasus ketiga terjadi di

Pengadilan Tinggi dengan Nomor Perkara 79/PDT/2018/PT DKI

menggunakan akad Ijarah.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

6

B. Identifikasi Masalah

1. Permasalahan Penelitian

Permasalahan penelitian yang akan penulis ajukan dapat diidentifikasi

permasalahannya sebagai berikut :

a. Akad-akad apa saja yang sering terjadi sengketa pada pembiayaan Line

Facility ?

b. Apa faktor-faktor terjadinya sengketa pada pembiayaan Line Facility ?

c. Apa model alternatif penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan ?

d. Bagaimana analisis pertimbangan hakim terkait putusan pengadilan

Line Facility ?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan luasnya penelitian ini dan untuk mempermudah

pembahasan masalah dalam penulisan skripsi ini, maka perlu dilakukan

pembatasan, penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga

pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai yang diharapkan penulis,

maka penelitian hanya akan dibatasi pada titik pembahasan 3 (tiga)

kasus yang diambil dari Putusan Pengadilan Tingkat Pertama, Putusan

Pengadilan Tingkat Banding (Pengadilan Tinggi), dan Putusan Pengadilan

tingkat kasasi (Mahkamah Agung), sertafaktor-faktor apa saja yang

menjadi penyebab terjadinya sengketa pembiayaan Line Facility di

lembaga keuangan syariah dan penerapan hukum yang dapat digunakan

untuk menyelesaikan sengketa tersebut.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka

penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan menjadi pembahasan

dalam proposal skripsi ini, adapun pokok permasalahan tersebut adalah :

a. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sengketa pada

pembiayaan Line Facility sejak dikeluarkannya Fatwa DSN mengenai

Line Facility pada tahun 2005?

b. Bagaimana penerapan hukum pada tiga putusan pengadilan terkait

penyelesaian sengketa pembiayaan Line Facility?

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah-masalah yang telah dijelaskan diatas,

maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menyelesaikan dan mencari

jawaban atas masalah-masalah tersebut dengan upaya sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya

sengketa berdasarkan analisis putusan pengadilan.

b. Untuk mengetahui analisis pertimbangan hakim terkait pada putusan

pengadilan pembiayaan Line Facility.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian akan lebih bermanfaat apabila mempunyai data yang

akurat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca, oleh karena itu,

penulis merumuskan manfaat penelitian sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi ilmiah

dan teoritis terhadap perkembangan ilmu hukum ekonomi syariah.

Terkhusus dalam hal penyelesaian sengketa ekonomi syariah baik

yang telah diperkarakan di Pengadilan Agama maupun yang

masih dalam proses mediasi ataupun kasasi.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

evaluasi serta sebagai bahan rujukan ilmiah dalam prosess belajar

mengajar di Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta, dan umumnya bagi seluruh

akademisi, sarjana hukum dan praktisi hukum lainnya di seluruh

Indonesia.

b. Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini secara praktis dapat dijadikan sebagai

pedoman dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah, baik oleh

lembaga keuangan syariah dan masyarakat umum, penelitian ini juga

bermanfaat bagi para peminat hukum ekonomi syariah dan praktisi

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

8

bisnis syariah dalam menganalisis tentang alternatif penyelesaian

sengketa yang dapat ditempuh dalam sengketa ekonomi syariah.

c. Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini merupakan syarat untuk meraih

gelar Sarjana Hukum dalam Program Studi Muamalat (Hukum

Ekonomi Syariah)diUniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

D. Studi Review Terdahulu

Dalam menjaga keaslian judul yang peneliti ajukan dalam proposal

skripsi ini perlu kiranya peneliti melampirkan juga beberapa rujukan untuk

menjadi bahan pertimbangan, antara lain :

1. Tesis Noor Hafizah Uhdiyati Program Megister Ekonomi Syariah,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Tahun 2017,

yang berjudul “Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah (Studi

Kasus di Pengadilan Agama Kota Banjarmasin)” . Pada penelitian ini

membahas tentang pelaksanaan penyelesaian sengketa pembiayaan

bermasalah akad Murabahah pada PT. ALIF cabang Banjarmasin di

Pengadilan Agama Banjarmasin. Perbedaan dengan penelitian saya adalah

jika saya membahas apa yang menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya

sengketa pembiayaan plafon Line Facility, tidak hanya akad Murabahah,

tetapi juga akad Mudharabah dan akad Musyarakah.

2. Skripsi Ahmad Kholilul Rohman Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Tahun 2012, yang berjudul

“Tinjauan Yuridis Normatif Terhadap Sengketa Akad Mudharabah di

Pengadilan Agama Bantul (Studi Atas Putusan Nomor :

0463/PDT.G/2011/PA.BTL). Pada penelitian ini membahas tentang

bagaimana proses penyelesaian akad mudharabah dan pertimbangan hakim

dalam memutuskan perkara yang berkekuatan hukum tetap. Perbedaan

dengan penelitian saya adalah jika saya hanya membahas apa yang

menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya sengketa pembiayaan

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

9

plafonLine Facility, tidak hanya akad Mudharabah, tetapi juga akad

Murabahah dan akad Musyarakah.

3. Skripsi Dewi Sinta Wulandari, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut

Agama Islam Negeri Tulungagung, Tahun 2016, yang berjudul “Analisis

SWOT Strategi Pemasaran Line Facility (At-Tashilat As-Saqafiyah) untuk

Usaha Mikro Kecil Menengah dan Untuk Peningkatan Kualitas Perumahan

di KSU Syariah Muhammadiyah Blitar. Pada penelitian ini membahas

tentang bagaimana strategi pemesaran pembiayaan Line Facility untuk

UMKM. Sedangkan pada penelitian saya membahas tentang apa saja yang

menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya sengketa pembiayaan Line

Facility.

4. Skripsi Fahmi Hanif, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Syarifhidayatullah, Tahun 2018, yang berjudul “Faktor-faktor Penyebab

Terjadinya Sengketa Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Wanprestasi Akad

Pembiayaan Murabahah”. Pada penelitian ini hanya membahas faktor-

faktor penyebab sengketa eksekusi jaminan pada akad Murabahah,

sedangkan pada penelitian saya menjabarkan lebih luas tentang faktor-

faktor terjadinya sengketa pembiayaan Line Facility yang menggunakan

akad Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual

1. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori efektivitas hukum,

Achmad Ali berpendapat bahwa ketika kita ingin mengetahui sejauh mana

efektivitas dari hukum, maka kita pertama-tama harus dapat mengukur

“sejauh mana aturan hukum itu ditaati atau tidak ditaati”. Lebih lanjut

Achmad ali pun mengemukakan bahwa pada umumnya faktor yang

banyak mempengaruhi efektifitas suatu perundang-undangan adalah

professional dan optimal pelaksanaan peran, wewenang dan fungsi dari

para penegak hukum, baik di dalam menjalankan tugas yang dibebankan

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

10

terhadap diri mereka maupun dalam menegakkan perundang-undangan

tersebut.8

Menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif atau tidaknya

suatu penegakan hukum ditentukan oleh lima faktor, diantaranya yaitu9 :

a. Faktor hukumnya sendiri

b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum berlaku atau

diterapkan

e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang

didasarkan pada kasta manusia di dalam pergaulan hidup.

Dalam penelitian ini penulis mengambil faktor pertama sebagai

kerangka teori penelitian yaitu efektivitas hukum dalam penerapan

undang-undang tersebut, hukum dalam penelitian ini adalah Undang-

undang Kepailitan, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Fatwa DSN

MUI tentang Line Facility, Murabahah, Mudharabah, Musyarakah dan

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, dari teori efektivitas hukum tersebut

akan penulis analisa dengan pertimbangan hukum yang merupakan salah

satu proses analisis (pengolahan) data hasil penelitian dengan

menggunakan dua metode pendekatan untuk dua sasaran, yaitu: Pertama,

menggunakan hukum pembuktian sebagai metode pendekatan untuk

menguji kebenaran fakta sehingga menjadi fakta hukum. Kedua,

menggunakan konsep hukum terapan sebagai metode pendekatan untuk

diterapkan atas fakta hukum yang terbukti guna menjawab petitum.10

Segala sumber hukum yang dijadikan dasar untuk memutus harus

dimuat dengan lengkap dan jelas, baik hukum tertulis maupun hukum

8 Achmad Ali, Menguak, Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Vol.1 (Jakarta : Kencana, 2010)

h. 375 9Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada,2008), h.8 10

Mukti Arto, Pembaruan Hukum Islam Melalui Putusan Hakim, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), h. 6

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

11

tidak tertulis. Menurut Abdul Manan, bahwa sumber hukum yang dapat

digunakan sebagai dasar hukum untuk menyelesaikan sengketa ekonomi

syariah ada dua, yaitu :11

1) Sumber Hukum Acara (Hukum Formil)

Hukum acara yang berlaku di Pengadilan Agama untuk mengadili

sengketa ekonomi syariah adalah Hukum Acara yang berlaku dan

dipergunakan pada lingkungan Peradilan Umum. Ketentuan ini sesuai

dengan ketentuan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989.

2) Sumber Hukum Materiil

Adapun bagi lingkungan pengadilan agama, sumber-sumber hukum

yang terpenting untuk dijadikan dasar dalam mengadili perkara- perkara

perbankan syariah setelah Al Qur‟an dan As Sunnah sebagai sumber

utama, antara lain adalah peraturan Perundang-undangan, fatwa-fatwa

Dewan Syari‟ah Nasional (DSN), aqad perjanjian (kontrak), fiqih dan

Ushul Fiqih, adat kebiasaan, dan yurisprudensi.

Pertimbangan hukum erat kaitannya dengan putusan. Karena

pertimbangan hukum yang digunakan oleh hakim dapat menentukan

bahwa putusan tersebut merupakan putusan yang bermutu dan berkualitas

atau tidak. Putusan merupakan kesimpulan akhir yang diambil oleh

Majelis Hakim yang diberi wewenang untuk itu dalam menyelesaikan atau

mengakhiri suatu sengketa antara pihak-pihak yang berperkara dan

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.12

11

Gala Perdana Putra Lubis, “Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi No. 93/PUU-X/2012

Terhadap Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah Di Indonesia”, Premise Law Jurnal,

(Sumatera Utara) Vol. 6, 2015, h.10. 12

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Penerbit Buku Kencana, 2006), h.

292

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

12

2. Kerangka Konseptual

Dalam pembahasan kerangka konseptual,akan diuraikan beberapa

teori-teori terkait beberapa istilah yang akan sering digunakan dalam

penelitian ini, yaitu :

a. Kompilasi hukum ekonomi syariah atau biasa disingkat (KHES) ini

merupakan suatu peraturan yang dikeluarkan Mahkamah Agung

Repulik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 atas diskusi dan kajian para

pakar. Kompilasi hukum ekonomi syariah ini berisi 720 Pasal dengan

empat buku (bagian), yang mana buku I tentang subyek hukum dan

harta, buku II tentang akad, buku III tentang zakat dan hibah dan buku

IV tentang akuntansi syariah.13

b. Fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia Dewan yang dibentuk

oleh majelis ulama Indonesia yang bertugas dan memiliki kewenangan

untuk menetapkan fatwa tentang produk dan jasa dalam kegiatan usaha

bank yang meaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

Terbentuknya Fatwa DSN-MUI terbentuk berdasarkan surat keputusan

(SK) dewan pimpinan MUI Nomor-Kep-754 Tahun 1999.

c. Sengketa Ekonomi Syariah adalah sesuatu yang menyebabkan

perbedaan pendapat. Dengan demikian sengketa ekonomi syariah

merupakan perbedaan pendapat dalam hal kegiatan ekonomi syariah.

Sehingga penyelesaian sengketa kedua belah pihak harus diselesaikan

berdasarkan kesapakatan dan penyelesaian tersebut tidak boleh

bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

d. Wanprestasi adalah kelalaian debitur untuk memenuhi kewajibannya

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Untuk menentukan

kapan seseorang harus melakukan kewajibannya dapat dilihat dari isi

perjanjian yang telah dibuat. Dalam perjanjian biasanya diatur kapan

seseorang harusmelaksanakan kewajibannya, seperti menyerahkan

sesuatu barang atau melakukan sesuatu perbuatan. Apabila debitur

13

Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, (Jakarta : Penerbit Buku PT Refika

Aditama, Tahun 2011) h.90.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

13

tidak melakukan apa yang diperjanjikannya, maka ia telah melakukan

wanprestasi. Seseorang dianggap alpa atau lalai atau ingkar janji atau

juga melanggar perjanjian apabila ia melakukan atau berbuat sesuatu

yang tidak boleh dilakukannya.14

e. Perjanjian Pokok dan Perjanjian accessoir banyak dijumpai pada

jaminan kebendaan seperti gadai, hipotik, fidusia dan masih

dimungkinkan ada jaminan, Sifat accesoir pada perjanjian tersebut

dapat ditafsirkan dari kata Ikutan. Jika dihubungkan dengan perjanjian

pokok, perjanjian accessoir atau ikutan ini mempunyai ciri-ciri bahwa

lahirnya atau adanya, berpindahnya dan hapusnya atau berakhirnya

mengikuti perjanjian pokok tertentu.15

Dikatakan begitu karena

pemberian jaminan kebendaan sebagai jaminan suatu hutang atau

kewajiban hukum yang dalam hal ini sebagai perjanjian pokok.

Sehingga perjanjian pokok dan accesoir mempunyai hubungan hukum.

f. Peraturan perundang-undangan diatur dalam Pasal 1 angka 2 UU No.

12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan

yaitu peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat

secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau

pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam

Peraturan Perundang-undangan.

g. Pengadilan Agama (biasa disingkat PA) adalah pengadilan tingkat

pertama yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan

Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota16

14

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata (Jakarta : Penerbit Buku Intermasa, Thn 2001), cet.

26, h.28 15

J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2002, hal. 196 16

Fahmi Hanif,Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Sengketa Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam

Wanprestasi Akad Pembiayaan Murabahah.Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 2018.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

14

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

normatif. Tipe penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan

pendekatan yuridis normatif, dikatakan demikian karena dalam penelitian

ini digunakan cara-cara pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan

cara meninjau dari segi peraturan perundang-undangan yang berlaku pada

suatu waktu dan tempat tertentu sebagai produk dari suatu kekuasaan yang

berdaulat dan dengan meneliti bahan pustaka yang telah ada.17

Penelitian hukum normatif adalah metode penelitian dengan cara

meneliti bahan pustaka atau data sekunder saja.18

dikatakan demikian

karena dalam penelitian ini digunakan cara-cara pendekatan

terhadapMetode penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian

hukum doktrinal. Metode ini, hukum diposisikan sebagai apa yang tertulis

dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum

diposisikan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan perilaku

manusia yang dianggap pantas, penelitian hukum normatif ini sepenuhnya

menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.19

2. Jenis Pendekatan Penelitian

Di dalam metode penelitian hukum terdapat beberapa jenis

pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan

informasi dari berbagai aspek dan isu yang sedang dicoba untuk dicari

jawaban permasalahannya. Macam-macam pendekatan-pendekatan yang

digunakan di dalam penelitian hukum adalah20

:

a. Pendekatan undang-undang (statute approach)

17

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji.Penelitian Hukum Normatif. Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 1. 18

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji.Penelitian Hukum Normatif.. Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 18. 19

Amiruddin dan Zainal Asikin, “Pengantar Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2006), h. 118 20

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009),

h. 93.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

15

b. Pendekatan kasus (case approach)

c. Pendekatan historis (historical approach)

d. Pendekatan komparatif (comparative approach)

e. Pendekatan konseptual (conceptual approach)

Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini lebih

ditujukan untuk menggunakantiga jenis pendekatan, yaitu pendekatan

undang-undang (statute approach)21

, pendekatan konseptual (conceptual

approach) dan pendekatan kasus (case approach). Pendekatan perundang-

undangan dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi

yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani,

pendekatan perundang-undangan digunakan untuk meneliti aturan-aturan

yang berkaitan dengan pengaturan pembiayaan Line Facility.

Pendekatan konseptual (conceptual approach) suatu pendekatan

yang digunakan untuk memperoleh kejelasan dan pembenaran ilmiah

berdasarkan konsep-konsep pengikatan jaminan hak tanggungan

berdasarkan hukum yang bersumber dari prinsip-prinsip hukum yang

sesuai, pendekatan konseptual (conceptual approach) beranjak dari

pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam

ilmu hukum ekonomi syariah, untuk menemukan ide-ide yang melahirkan

konsep- konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu

hukum.

Pendekatan Kasus (case approach) dalam penelitian ini diterapkan

dalam mengamati telaah beberapa putusan-putusan dari pengadilan

mengenai kasus-kasus sengketa pembiayaan Line Facility dari berbagai

putusan pengadilan dalam akad pembiayaan mudharabah, murabahah,

musyarakah dan ijarah yang menjadi polemik dengan peraturan yang

sesuai dan perundang-undangan yang berlaku serta beberapa kasus yang

relevan dengan isu hukum yang telah dipecahkan oleh penelitian

sebelumnya.

21

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media

Group, 2005).h. 136

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

16

G. Sumber Data Penelitian

Dalam metode penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang

diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka. Data

yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer atau data

dasar, sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya

dinamakan dengan data sekunder.22

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

bahan pustaka yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku

perpustakaan, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, artikel-artikel,

serta dokumen yang berkaitan dengan materi penelitian. Dari bahan hukum

sekunder tersebut mencakup tiga bagian, yaitu :

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif atau mempunyai otoritas, artinya sumber-sumber hukum yang

dibentuk oleh pihak yang berwenang. Bahan hukum primer terdiri dari

peraturan perundang-undangan, catatan resmi dalam pembuatan

perundang-undangan dan putusan pengadilan bahan hukum ini juga

mencakup ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan

mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.23

Bahan hukum primer yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008

Tentang Perbankan Syariah

b. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996

tentang Hak Tanggungan

c. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

d. Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006 tentang

Kewenangan Peradilan Agama.

22

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 12. 23

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 52.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

17

e. Putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung Register Perkara Nomor :

08/Pdt.PLW/2014/PN BB

f. Putusan Mahkamah Agung Register Perkara Nomor : 354 K/Pdt.Sus-

Pailit/ 2014

g. Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Register Perkara Nomor

79/PDT/2018/PT DKI

h. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 45/DSN-MUI/II/2005 Tentang

Line Facility

i. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Murabahah

j. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Jual Beli Istishna‟

k. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Mudharabah (Qiradh)

l. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Musyarakah.

m. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Pembiayaan Ijarah

n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK/06/2016 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang.

o. Peraturan Bank Indonesia Nomor9/14/PBI/2007 Tentang Sistem

Informasi Debitur.

p. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tentang Rektrurisasi

Pembiayaan Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari

penelusuran buku-buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan

penelitian ini, yang memberikan penjelasan lebih lanjut dan mendalam

mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang digunakan

dalam penulisan penelitian ini adalah:buku-buku yang berkenaan dengan

Hukum Ekonomi Syariah, Hukum Perlindungan Konsumen, skripsi hukum

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

18

ekonomi syariah, skripsi hukum bisnis syariah, tesis hukum ekonomi

syariah, disertasi, jurnal, serta artikel ilmiah dan tulisan di internet untuk

memperkaya sumber data dalam penulisan penelitian ini.

3. Bahan non-hukum

Merupakan bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan

bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti Kamus

Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ensiklopedia dan lain-lain.

H. Teknis Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

dilakukan dengan tekhnik studi pustaka, yaitu suatu cara pengumpulan data

dengan melakukan penelusuran dan menelaah bahan-bahan pustaka (literatur,

hasil penelitian, majalah ilmiah, buletin ilmiah, jurnal ilmiah dsb).

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam metode analisis data penelitian, Bahan hukum yang sudah

terkumpul akan dianalisis menggunakan beberapa metode, diantaranya yaitu :

1. Vertikal, melihat apakah suatu peraturan perundang-undangan yang

berlaku bagi suatu bidang kehidupan tertentu tidak saling bertentangan

antara satu dengan yang lain jika dilihat dari hirearki peraturan

perundang-undangan yang ada.24

2. Horizontal, apabila yang ditinjau adalah peraturan perundang-undangan

yang kedudukannya sederajat dan mengatur bidang yang sama.25

3. Metode Komparasi yaitu membandingkan teori yang satu dengan teori

yang lain dan hasil penelitian yang satu dengan hasil penelitian yang lain.

Penulis melakukan analisis komparasi yaitu membandingkan diantara

putusan-putusan pengadilan dan undang-undang dan peraturan-peraturan

24

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta. : Penerbit Buku Rajawali

Press,2010), h. 94. 25

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Penerbit Buku Rajawali

Press,2010), h. 96.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

19

terkait yang dijadikan dasar pengaturan pembiyaan Line Facility dengan

putusan pengadilan dalam akad pembiayaan murabahah, mudharabah,

musyarakah, ijarah dan faktor-faktor penyebab sengketa Line Facility tersebut.

Dalam penelitian hukum ini penulis menggunakan pendekatan yuridis

normatif, maka bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan non

hukum yang telah dikumpulkan, dikaji dan diteliti untuk menganalisis data,

kemudian dianalisis secara normatif kualitatif, yaitu suatu cara menganalisa

yang menghasilkan logika penalaran kualitatif. Sehingga penelitian itu

ditampilkan penulis dalam penulisan yang lebih sistematis untuk menjawab

permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan permasalahan.

J. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami penelitian serta

memberikan gambaran yang menyeluruh secara garis besar, sistematika

penulisan penelitian dibagi menjadi :

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, ruanglingkup masalah, tujuan penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : LINE FACILTY

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan isi

dari skripsi ini, seperti pengertian pembiayaan, pengertian Line

Facility, bagaimana bentuk-bentuk tranksaksi syariah, dasar

hukum Line Facility, akad-akad yang dapat digunakan untuk

pembiayaan Line Facilty, serta faktor-faktor utama sengketa yang

biasa terjadi pada lembaga keuangan.

BAB III : Putusan Pengadilan Terkait Sengketa pembiayaan Line

Facility

Dalam bab ini menerangkan tentang profil data penelitian yaitu

deskripsi putusan pengadilan terkait sengketapembiayaan Line

Facility dengan akad mudharabah, musyarakah, murabahah, dan

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

20

ijarah dalam deskripsi putusan ini menjelaskan tentang duduk

perkara, pertimbangan hakim, dan faktor sengketa Line Facility

dalam putusan. Bab ini dibagi menjadi tiga sub bab, yang pertama

yaitu deskripsi putusan Nomor : No.08/Pdt.PLW/2014/ PN BB.

Yang kedua yaitu deskripsi putusan Nomor : 354K/Pdt.Sus-

Pailit/2014. Yang ketiga deskripsi putusan Nomor

:79/PDT/2018/PT DKI.

BAB IV : Analisis Faktor-faktor Terjadinya Sengketa pada

Pembiayaan Line Facility.

Untuk mempertajam fokus penelitian ini, penyusun melanjutkan

pada bab keempat yang merupakan analisis terhadap faktor-faktor

penyebab timbulnya sengketa pembiayaan Line Facility dengan

akad mudharabah, musyarakah, murabahah, dan ijarah

berdasarkan putusan pengadilan di bab tiga, bab ini juga

menjelaskan tentang penerapan hukum pada tiga putusan tersebut.

BAB V : PENUTUP

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

21

BAB II

LINE FACILITY

A. Pengertian PembiayaanLine Facility

1. Pengertian Pembiayaan

Dalam kamus perbankan, konsep yang dimaksud biaya adalah

pengeluaran atau pengorbanan yang tidak terhindarkan untuk

mendapatkan barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh

maslahat, pengeluaran untuk kegiatan, tujuan, atau waktu tertentu, seperti

ongkos pengiriman, pengepakan, dan penjualan dimaksudkan untuk

memperoleh penghasilan, dalam laporan laba rugi perusahaan, komponen

biaya merupakan pengurangan dari pendapatan, pengertian biaya berbeda

dengan beban, semua biaya adalah beban, tetapi tidak semua beban

adalah biaya.26

Pembiayaan dalam perbankan syariah merupakan aktivitas Bank

Syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain Bank

berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan

didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada

pengguna dana.27

Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa

dana dalam bentuk pembiayaan yang diberikan pasti akan terbayar.

Penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan,

sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan

pembiayaan yang telah diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang

telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan.

Pada Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 Pasal 1

ayat 25 juga diterangkan bahwa Pembiayaan adalah penyediaan dana

atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk musyarakahdan mudharabah.

Kedua akad ini juga merupakan produk-produk akad percampuran

26

Bank Indonesia, Kamus Perbankan, cet ke-1, 1999, h.30 27

Drs.Ismail, Perbankan Syariah¸(Jakarta : Kencana Pernada Media Group, 2011), h. 105-106

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

22

(ikhtilath), yaitu percampuran antara satu dengan yang lainnya.28

Musyarakah merupakan kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

usaha tertentu dimana masing-masing pihak saling memberikan

kontribusi dana dan atau keahlian (expertise) dengan kesepakatan

bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan29

. Sedangkan Mudharabah adalah kerjasama usaha antara

dua pihak dimana pihak pertama (shahibu maal) menyediakan seluruh

modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib).

Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional

dari jumlah modal, yaitu oleh pemilik modal. Kerugian yang timbul

disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si

pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut30

.

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik. Ijarah merupakan akad pengalihan

hak manfaat atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa,

tanpa diikuti dengan pengalihan kepemilikan (ownership) atas barang

itu sendiri31

. Sedangkan akad ijarah muntahiya bittamlikmerupakan

akad sewa menyewa yang berakhir dengan kepemilikan32

.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, istishna.

Dalam PBI Murabahah diartikan sebagai jual beli barang sebesar

harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati33

.

Jual beli dengan akad Salam merupakan jual beli barang dengan

pemesanan dan disertai syarat-syarat tertentu dan pembayaran secara

28

Prof.Dr.H.Fathurrahman Djamil,Penerapan Hukum Perjanjian Dalam Transaksi diLembaga

Keuangan Syariah,(Jakarta:Sinar Grafika,2013),h.165 29

Prof.Dr.Abdul Ghofur Anshori,Pokok-pokok Hukum Perjanjian Islam di

Indonesia,(Tanggerang:Citra Media,2006),h. 68 30

Prof.Dr.H.Fathurrahman Djamil,Penerapan Hukum Perjanjian Dalam Transaksi diLembaga

Keuangan Syariah,(Jakarta:Sinar Grafika,2013),h.173 31

Prof.Dr.H.Fathurrahman Djamil,Penerapan Hukum Perjanjian Dalam Transaksi diLembaga

Keuangan Syariah,(Jakarta:Sinar Grafika,2013),h.151 32

Mila Sartika,Implementasi Ijarah dan IMBT pada Bank BRI Syaraih Cabang

Yogyakarta,Jurnal Economica,Volume VII,Edisi I, Mei 2016 33

Pasal 1 ayat (1) PBI No.7/46/PBI/2005

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

23

tunai.34

Sedangkan Jual beli Istishna‟ adalah jual beli barang dalam

bentuk pemesanan pembuatan barang dengan criteria dan persyaratan

tertentu yang disepakati dengan pembayaran yang sesuai dengan

kesepakatan35

.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. Dalam

transaksi ini dikenal juga dengan akad Qardhul Hasan, yakni akad

utang piutang tanpa adanya tambahan (bunga) ketika pengembalian

dana, serta tanpa adanya imbalan, yang dijanjikan di awal akad.

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Dari uraian diatas dapat dilihat lebih ringkas dengan bagan berikut:

34

Pasal 1 ayat (8) PBI No.7/46/PBI.2005 35

Pasal 1 ayat (8) PBI No.7/46/PBI.2005

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

24

2. Pengertian Line Facility

Line Facility adalah suatu bentuk fasilitas plafon pembiayaan yang

diberikan oleh LKS kepada nasabah tertentu dalam jangka waktu tertentu

yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Menurut Fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 45/DSN-MUI/II/2005

tentang Line Facility (At-Tashilat As-Saqfiyah). Menyatakan36

:

a. Bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi

kebutuhan masyarakat adalah Line Facility (at-tashilat), yaitu

fasilitas plafon pembiayaan dalam jangka waktu tertentu untuk

nasabah tertentu dengan ketentuan yang disepakati dan mengikat

secara moral.

b. Bahwa Lembaga Kuangan Syariah (LKS) perlu merespon kebutuhan

masyarakat tersebut dalam berbagai produknya.

c. Bahwa agar fasilitas tersebut dilaksanakan sesuai dengan Syariat

Islam, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa

untuk dijadikan pedoman.

Ciri khas dari pembiayaan Line Facility adalah adanya pembiayaan

yang diberikan bank/lembaga keuangan secara bertahap, sehingga

pembiayaannya tidak sekaligus diberikan kepada nasabah. Dana diberikan

secara bertahap sesuai dengan nilai objek jaminan yang dijaminkan oleh

nasabah, atau tidak lebih dari nilai dari objek yang dijaminkan. Contoh

pembiayaan Line Facility : Ahmad mengajukan pembiayaan Line Facility

dengan akad Musyarakah, dengan menjaminkan rumahnya

senilaiRp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), pada awal akad bank

hanya memberikan dana sebesar Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta

rupiah). Dua bulan kemudian (berapapun waktu yang disepakati ketika

akad) bank memberikan tambahan senilai Rp.100.000.000,00 (seratus juta

rupiah), dan terus bertahap selama nasabah masih membutukan, dan dana

yang diberikan tidak lebih dari nilai objek yang dijaminkan, serta nasabah

36

Fatwa DSN MUI No.45/DSN-MUI/II/2005

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

25

memiliki itikad baik dalam memenuhi kewajibannya. Sehingga bank

memiliki trust (kepercayaan) kepada nasabah untuk memberikan dana

selanjutnya.

Contoh lain dari pembiayaaan Line Facilty ini biasa digunakan untuk

proyek/tender tertentu, yang juga bekerjasama dengan pemerintah. Misal :

PT. Wijaya Karya memenangkan tender untuk membangun jalan tol dalam

waktu 6 (enam) bulan, dan membutuhkan sejumlah dana. Sedangkan dana

dari Pemerintah baru akan cair ketika jalan tol tersebut sudah jadi.

Sehingga bank memberikan sejumlah dana untuk proyek tersebut dan

diberikan secara bertahap, ketika proyek tersebut selesai dan mendapatkan

upah dari pemerintah, barulah PT Wijaya Karya membayar kewajibannya

kepada Bank secara kontan beserta bagi hasilnya atau margin, sesuai

dengan akad yang digunakan dengan plafon pembiayaan Line Facility.

3. Dasar Hukum

Sebagaimana Firman Allah SWT. Pada QS. Al-Maidah (5) ayat 1 :

ها الذين آمنوا أوفوا بالعقود أحلت لكم بهيمة النعام إل ما يتلى يا أي

يحكم ما يريد يد وأنتم حرم إن للا عليكم غير محلي الص

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah

menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”

Hadist : Hadist Nabi riwayat Imam Al-Tirmizi dari „Amr bin „Auf

al-Muzani, Nabi Muhammad S.A.W bersabda :

م حالل أو أحل حراما لح جائز بين المسلمين إل صلحا حر الص

م حال ل أو أحل حراماوالمسلمون على شروطهم إل شرطا حر

“Perjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslimin kecuali

perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

26

kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram.”37

4. Akad-Akad Pada Line Facility

a. Murabahah

Secara etimologi, dalam kamus al muhith murabahah berarti ar-

ribhu yang bermakna kelebihan dan tambahan (keuntungan), yang

berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah

keuntungan yang disepakati. Secara terminologi para ulama terdahulu

mendefinisikan murabahah dengan jual beli dengan modal ditambah

keuntungan yang diketahui. Sedangkan murabahah dalam peraturan

bank Indonesia diartikan dengan “jual beli barang sebesar harga pokok

barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.”38

Jual beli murabahah adalah pembelian oleh satu pihak untuk

kemudian dijual kepada pihak lain yang telah mengajukan permohonan

pembelian terhadap suatu barang dengan keuntungan atau tambahan

harga yang transparan. Atau singkatnya jual beli murabahah adalah

akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan

keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad

ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena

dalam murabahah ditentukan berapa required rate profit-nya

(keuntungan yang ingin diperoleh). Murabahah diatur dalam Fatwa

DSN MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000. Adapun yang menjadi dasar

hukum pembiayaan Murabahah terdapat dalam Al-Quran surat Al-

Baqarah ayat 275 :

....وأحل اللو الب يع وحرم الربا

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

Hadist mengenai Murabahah :

37

Fatwa DSN MUI No.45/DSN-MUI/II/2005 38

Pasal 1 ayat (1) PBI No.7/46/PBI/2005

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

27

فقة ربا وقال النب صلى اهلل عليو د ال بأس العشرة بأحد عشر ويأخذ للن عن مم لدك بالمعروف )صحيح البخاري(وسلم لند خذي ما يكفيك وو

”Dari Muhammad, tidak bahaya (menjual harga) sepuluh dengan

sebelas, dan dia mengambil untung sebagai nafkah. Dan bersabda

Nabi saw kepada Hindun:” Mengambillah engkau pada apa-apa yang

mencukupi bagimu dan anak mu dengan sesuatu yang baik.” (HR.

Bukhari, Kitab Al Buyu‟)

Pada awalnya, Murabahah tidak berhubungan dengan pembiayaan.

Lalu, para ahli dan ulama perbankan syariah memadukan konsep

Murabahah dengan beberapa konsep lain sehingga membentuk konsep

pembiayaan dengan akad Murabahah. Secara konsep terdapat

perbedaan yang jelasantara pembiayaan berbasis Murabahah yang

diterapkan oleh bank syariahdan kredit yang dijalankan oleh bank

konvensional. Beberapa hal tersebut diantaranya:

Bank Syariah

1. Menjual barang pada nasabah

2. Hutang nasabah sebesar harga jual tetap selama jangka waktu

Murabahah

3. Ada analisa supplier

4. Margin berdasarkan manfaat atau value added bisnis tersebut

Bank Konvensional

1. Memberi kredit (uang) pada nasabah

2. Hutang nasabah sebesar kredit dan bunga (berubah-ubah)

3. Tak ada analisa supplier

4. Bunga berdasarkan rate pasar yang berlaku

Mekanisme pembiayaan Murabahah mempunyai beberapa ciri

atau elemen dasar. Yang paling utama dan membedakan pembiayaan

Murabahah dengan kredit konvensional adalah adanya wujud barang

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

28

sebagai underlying asset of transaction dimana barang harus tetap

dalam tanggungan bank selama transaksi antara bank dan nasabah

belum selesai.39

Skema Murabahah

Keterangan :

a. Bank Syariah dan nasabah melakukan negoisasi enang rencana

transaksi jual beli yang akan dilaksanakan. Poin negoisasi meliputi

jenis barang yang akan dibeli, kualitas barang, dan harga jual.

b. Bank Syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah, dimana

bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam

akad jual beli ini, ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli

yang telah dipilih oleh nasabah, dan harga jual barang.

39

https://www.ojk.go.id/id/BukuStandarProdukPerbankanSyariah Murabahah

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

29

c. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan

nasabah, maka bank syariah membeli barang dari supplier/penjual.

Pembelian yang dilakukan oleh bank syariah ini sesuai dengan

keinginan nasabah yang telah tertuang dalam akad.

d. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank

syariah.

e. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen

kepemilikan.

f. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan

pembayaran.

g. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan cara

angsuran.

b. Istishna’

Al-Istishna‟ merupakan akad kontrak jual beli barang antara dua

pihak berdasarkan pesanan dari pihak lain, dan barang pesanan akan

diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan

menjualnya dengan harga dan cara pembayaran yang disetujui terlebih

dahulu. Dalam kontrak istishna‟, pembuat barang menerima pesanan

dari pembeli. Pembayaran atas transaksi jual beli dengan akad istisna

dapat dilaksanakan dimuka, dengan cara angsuran , dan/atau

ditangguhkan sampai jangka waktu yang disepakati.40

Ketentuan tentang Pembayaran :

a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa

uang, barang, atau manfaat.

b. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan.

c. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.

Ketentuan tentang Barang :

a. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.

b. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.

40

Drs. Ismail. Perbankan Syariah. (Jakarta : Prenada Media, 2011), Cet. ke-1,h. 146

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

30

c. Penyerahannya dilakukan kemudian.

d. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan

berdasarkan kesepakatan.

e. Pembeli (mustashni‟) tidak boleh menjual barang sebelum

menerimanya.

f. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang yang sejenis

sesuai kesepakatan.

g. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan

kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk

melanjutkan atau membatalkan akad.

Dasar hukum Istishna‟ berdasarkan petunjuk dalam Al-Qur‟an

pada surat al-Kahf (18) ayat 94, yang bercerita tentang Zulqarnain

ketika seseorang memesan kepadanya untuk dibuatkan banteng

(penghalang) antara mereka dengan orang-orang Ya‟juj dan Ma‟juj.

خرجا على قالوا يا ذا القرن ي إن يأجوج ومأجوج مفسدون ف الرض ف هل نعل لك ا ن هم سد ن نا وب ي أن تعل ب ي

Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj

itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka

dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya

kamu membuat dinding (penghalang) antara kami dan mereka"

Hadits tentang Istishna‟ : Nabi Muhammad SAW. pernah memesan

agar dibuatkan cincin dari perak.

عن أنس رضي اهلل عنو أن نب اللو صلى اهلل عليو و سلم كان أراد أن يكتب إل ة. العجم ف قيل لو إن العجم ال ي قب لون إال كتابا عليو خات. فاصطنع خاتا من فض

قال كأن أنظر إل ب ياضو ف يده. رواه مسلم

“Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu „anhu, pada suatu hari

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam hendak menuliskan surat kepada

seorang raja non arab, lalu dikabarkan kepada beliau: Sesungguhnya

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

31

raja-raja non arab tidak sudi menerima surat yang tidak distempel,

maka beliaupun memesan agar ia dibautkan cincin stempel dari

bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat

menyaksikan kemilau putih di tangan beliau.” (Riwayat Muslim)

Walaupun jual Istishna‟ memiliki banyak kesamaan dengan jual

beli salam, tetapi para ahli fiqh tetap membedakan antara keduanya

dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Barang yang dipesan (al-mabi‟) dalam jual beli salam bersifat al-

dain (sesuatu yang menjadi tanggungan/ dzimmah), sedangkan

objek istishna‟ bersifat al-ain (sesuatu yang bisa ditentukan atau

ditunjuk wujud bendanya, seperti istishna‟ alat-alat rumah tangga,

sepatu, bejana)

b. Dalam akad Salam harus dibatasi jangka waktunya, seperti

sebulan atau lebih dari itu. Ketentuan ini menurut Hanafiyah tidak

berlaku pada akad isnishna‟. Akan tetapi kedua murid Abu

Hanifah : Abu Yusuf dan Al-Syaibani berpendapat istishna‟ sah

baik ditentukan waktunya maupun tidak.

c. Akad Salam bersifat mengikat (lazim), tidak boleh dibatalkan

kecuali atas kesepakatan kedua belah pihak, sedang akad istishna‟

tidak bersifat mengikat. Demikian ini menurut Hanafiyah.

Sedangkan menurut jumhur ulama akad salam dan istishna‟ sama-

sama bersifat mengikat.

d. Ra‟su amal (harga pokok) dalam akad salam harus dibayarkan

secara kontan dalam majelis akad. Dalam istishna‟ harga pokok

cukup dibayarkan pada saat akad berupa uang muka, sebagian

dari harga seperti setengah atau sepertiganya, demikian pendapat

madzhab Hanabilah.41

41

Azharudin Lathif,Fiqih Muamalat.(Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005),h.116

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

32

Skema Istishna‟

c. Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerjasama anatara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (shahib al-mal) mempercayakan

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian

pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam

panduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-mal dan keahlian

dari mudharib. Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil

shahib al-mal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan,

mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab untuk

setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan sebagai wakil

shahib al-mal dia diharapkan untuk mengelola modal dengan cara

tertentu untuk menciptakan laba optimal.42

42

Adiwarman Karim,Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2014),h.103

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

33

Adapun menurut Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha

antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau bank syariah) yang

menyediakan seluruh modal dari pihak kedua („amil, mudharib, atau

nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi

keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam

akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah

kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai,

atau menyalahi perjanjian.43

Dasar Hukum Mudharabah

Salah satu dasar hukum Mudharabah terdapat pada hadist Nabi S.A.W

yang berbunyi :

عن صالح بن صهيب قال : قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم : ثلث فيهن الب ركة عي للب يت ال للب يع . رواه ابن ماجو : قارضة, واخلط الب ر بالش

الب يع ال أجل وامل

Dari Shalih Ibnu Syuhaib R.A., bahwa Rasulullah S.A.W bersabda :

“Ada tiga hal yang di dalamnya ada keberkahan, jual beli secara

tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”. HR.Ibnu

Majah.

Syarat-syarat Mudharabah :

a. Masing-masing pihak cakap hukum.

b. Modal (ra‟su al-mal) harus jelas jumlahnya. Bukan berupa barang

dagang, artinya harus berupa harga tukar (tsaman) dan penyerahan

harus tunai seluruhnya kepada pengusaha.

c. Sebelum adanya pembagian keuntungan milik bersama, presentase

keuntungan dan waktu pembagian harus disepakati bersama dan

dinyatakan dengan jelas.

43

Lihat Pasal 1 huruf C UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

34

d. Modal yang sudah diserahkan oleh pemodal akan dikelola

pengusaha dan mempunyai hak tanpa campur dari pihak pemodal.

e. Kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pemodal. Pihak pekerja juga

mengalami kerugian meskipun bukan dari modal, tapi dari hasil

kerjanya.44

Rukun Mudharabah

a. Para Pihak (Baik yang memberi modal maupun yang mengelola

dana).

b. Obyek Mudharabah (modal dan kerja).

c. Persetujuan kedua belah pihak (ijab kabul).

d. Nisbah Keuntungan.45

d. Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah

atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para

pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka

miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan

dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan

seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak

berwujud.Perbedaan yang essensial dari musyarakah dan mudharabah

terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau

salah satu diantara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari

satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasal dari dua

pihak atau lebih.

Menurut Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, Musyarakah yaitu akad kerja sama diantara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak

44Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah,(Yogyakarta: Ekonisia, 2004)

h. 60. 45

Adiwarman Karim,Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2014),h.182

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

35

memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan

dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung

sesuai porsi dana masing-masing. Syirkah disyariatkan berdasarkan

kitab suci Al-Qur‟an dalam surah An-Nisa‟ (4) ayat 12 :

.....ف هم شركاء ف الث لث.....“Maka mereka berserikat dalam yang sepertiga”.

Hadist :

: عن ايب ىري رةرضي اللو عنو قال : قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم : "قال اللو ت عال

ريكي مال ين أحدها صاحبو،فاذا خان خرجت من ب ينهما" رواه أب وداود "اناثالث الش

“Dari Abu Hurairah R.A, ia berkata, Rasulullah S.A.W bersabda :

“Allah SWT. berfirman : “Saya adalah pihak ketiga dari dua orang

yang berserikat (bekerjasama) selama salah satunya tidak

mengkhianati kawannya, jika ia berkhianat maka Aku keluar dari

keduanya”. HR.Abu Dawud

Rukun Musyarakah :

Musyarakah disepakati oleh kalangan fuqaha akan kebolehannya

selagi memenuhi rukunnya, yaitu :

a. Pelaku akad yakni para mitra usaha

b. Objek akad, yakni modal atau mal, kerja atau dharabah dan

keuntungan atau ribh

c. Sedangkan terakhir yakni ijab dan qabul atau disebut Shighah.46

e. Ijarah

Al-Ijarahberasal dari kata al-ajru, yang berarti al-iwadhu

(ganti).Menurut pengertian syara, al-ijarah adalah suatu jenis akad

untuk mengambil manfaat dengan jalan pengganti.Al-ijarah adalah

akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran

46

Dr.Mardani, Hukum Bisnis Syariah,(Jakarta : Prenamedia Group,2014),h.143

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

36

upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

(ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri47

. Menurut Fatwa

Dewan Syariah Nasional No.9/DSN/MUI/IV/2000, Ijarah merupakan

akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa

dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, dengan demikian

dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya

pemindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa48

.

Adapun landasan hukum akad ijarahyakni : QS surah Al-Baqarah ayat

233 :

وف .....وإن أردت أن تست رضعوا أوالدكم فل جناح عليكم إذا سلمتم ما آت يتم بالمعر وات قوااللهواعلمواأناللهبمات عملون بصي

“.....Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka

tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Hadist :

Hadist riwayat „Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa‟id

al-Khudri, Nabi S.A.W bersabda :

من استأجر أجياف ليعلمو اجره “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya”

B. Faktor Umum Terjadinya Sengketa Pada Perbankan

1. Wanprestasi

Wanprestasi atau dikenal denganistilah ingkar janji, yaitu kewajiban

dari debitur untuk memenuhi suatu prestasi, jika dalam melaksanakan

kewajiban bukan terpengaruh karena keadaan, maka debitur dianggap

47

Rifki Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah (Konsep dan Implementasi PSAK Syariah),

P3EI, Yogyakarta, 2008, h. 357 48

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam (Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah),Vol.01,

No.02, Juli 2015, h. 107

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

37

telah melakukan ingkar janji.Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa

Belanda, yaitu berarti prestasi buruk. Pelanggaran hak-hak kontraktual

menimbulkan kewajiban ganti rugi berdasarkan wanprestasi sebagaimana

diatur dalam Pasal 1236 BW (untuk prestasi memberikan sesuatu) dan

Pasal 1239 BW (untuk prestasi berbuat sesuatu). Kemudian berkenaan

dengan wanprestasi dalam Pasal 1243 BW menyatakan bahwa penggantian

biaya, rugi, dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan, barulah

mulai diwajibkan apabila si berutang setelah dinyatakan lalai memenuhi

perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan

atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu

yang telah dilampauinya.

Menurut Setiawan, dalam praktik sering dijumpai ingkar janji dalam

hukum perdata, ada tiga bentuk ingkar janji :

a. Tidak memenuhi prestasi sama sekali;

b. Terlambat memenuhi prestasi;

c. Memenuhi prestasi secara tidak baik;

Menurut M. Yahya Harahap secara umum wanprestasi yaitu,

“pelaksanaan kewajibanyang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan

tidak menurut selayaknya”.49

Seorang debitur yang dikatakan wanprestasi

apabila ia lalai dalam melaksanakan/memenuhi prestasinya, sehingga

“terlambat” dari jadwal waktu yang ditentukan atau dalam melaksanakan

suatu prestasi tidak menurut “sepatutnya atau selayaknya”. Adapun hak-

hak gugat yang dapat diajukan kreditur sebagai pihak yang di rugikan

debitur sebagai pihak yang mengalami wanprestasi adalah sebagai berikut:

1. Pemenuhan (nakoming)

2. Ganti rugi (vervangende vergoeding)

3. Pembubaran, pemutusan, atau pembatalan (ontbinding)

4. Pemenuhan ditambah ganti rugi pelengkap (nakoming en anvvullend

vergoeding)

49M.Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian,(Bandung : Alumni, 1986),h.60

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

38

5. Pembubaran ditambah ganti rugi pelengkap (ontbinding en

anvvullend)50

.

Adapun akibat-akibat dari wanprestasi oleh debitur diancam beberapa

sanksi atau hukuman, yang terbagi kedalam empat jenis, yakni :

Pertama : membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau

dinamakan ganti rugi;

Kedua : pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan

perjanjian;

Ketiga : peralihan risiko;

Keempat : membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan

didepan hakim.

2. Kepailitan

Kepailitan adalah ketidakmampuan untuk membayar dari seorang

debitur atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo.Ketidakmampuan

tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan,

baik yang dilakukan secara sukarela oleh debitur sendiri, maupun atas

permintaan pihak ketiga (diluar debitur), suatu permohonan pernyataan

pailit ke Pengadilan. Permohonan pernyataan pailit tersebut dapat diajukan

oleh51

:

a. debitur sendiri;

b. atas permintaan seorang atau lebih krediturnya;

c. kejaksaan untuk kepentingan umum;

d. dalam hal menyangkut debitur yang merupakan perusahaan efek,

permohonan pernyataan pailit dapat diajukan oleh Badan

Pengawas Pasar Modal.

50

Dr.Yahman, Karakteristik Wanprestasi dan Tindak Pidana Penipuan.Jakarta : Prenamendia

Group. h.86 51

Ahmad Yani,Seni Hukum Bisnis Kepailitan ,(Jakarta : PT. RajaGrafindo Perasada,1999), h.12

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

39

Persyaratan Kepailitan

Permohonan pernyataan pailit dapat diajukan, jika persyaratan

kepailitan tersebut dibawah ini telah terpenuhi :

a. Debitur tersebut mempunyai dua atau lebih kreditur.

b. Debitur tersebut tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah

jatuh tempo dan dapat ditagih.

Mereka yang dapat ditanyakan pailit :

a. Orang Perorangan.

b. Perserikatan-perserikatan dan perkumpulan-perkumpulan tidak

berbadan hukum lainnya.

c. Perseroan-perseroan, perkumpulan-perkumpulan, koperasi

maupun yayasan yang berbadan hukum.

d. Harta Peninggalan.

Adapun Kepailitan dalam Islam disebut juga dengan Taflis.Taflis

menurut bahasa berarti kebangkrutan atau kepailitan.Sementara itu

menurut istilah taflis ialah penetapan pada seseorang yang sudah tidak

mempunyai apa-apa lagi.52

52

Ahsin.W. Alhafidz,Kamus Fiqih,(Jakarta:Amzah,2013),h.214

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

40

BAB III

PUTUSAN PENGADILAN TERKAIT SENGKETA PEMBIAYAAN

LINE FACILITY

A. Deskripsi Putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung Register Perkara

Nomor : 08/Pdt.PLW/2014/ PN BB.

1. Para Pihak :

a. H. Iwan Abdurrahman, MBA dan Ny. Ely Ratnayu Sondani sebagai

Para Pelawan

b. PT. Bank Bukopin Syariah sebagai Terlawan.

c. Koperasi Al-Amin sebagai Turut Terlawan I.

d. Erny Kencanawati, SH.MH Notaris Kota Bandung sebagai Turut

Terlawan II.

2. Duduk Perkara

a. Bahwa Para Pelawan adalah sebagai pemilik atas tanah dan bangunan

sebagaimana Sertifikat Hak Milik Nomor : 3884/Desa Cibeuying,

seluas 355 m2, kavling C.3-3-4/T.45 yang merupakan objek

permohonan eksekusi.

b. Bahwa selain sebagai pemilik atas objek permohonan eksekusi, Para

Pelawan sebagaimana yang tercantum dalam Akta-akta Al-mudharabah

yang dibuat dan ditandatangani oleh Pihak Terlawan (Bank) dan Turut

Terlawan I (Nasabah) dihadapan Turut Terlawan II, sebagaimana akta-

akta:

1. Akta Al-Mudharabah Nomor 40, pada tanggal 29 Juli 2008, fasilitas

Plafon line Facility sebesar Rp. 475.000.000, (empat ratus tujuh

puluh lima juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah

masing- masing sebesar 46.6% (Termohon/Bank),

53.4%(Pemohon/Mudharib);

2. Akta Al-Mudharabah Nomor 18, pada tanggal 27 Januari 2009,

fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 300.000.000, (tiga ratus juta

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

41

rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah masing-masing

sebesar 63% (Termohon/Bank), 37%(Pemohon/Mudharib);

3. Akta Al-Mudharabah Nomor 70, pada tanggal 17 September 2009;

fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 100.000.000, (seratus juta

rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah masing-masing

sebesar 63% (Termohon/Bank), 37%(Pemohon/Mudharib);

4. Akta Al-Mudharabah Nomor 13, pada tanggal 4 Pebruari 2010

fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 140.000.000, (seratus empat

puluh juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah

masing-masingsebesar 63% (Termohon/Bank),

37%(Pemohon/Mudharib);

5. Akta Al-Mudharabah Nomor 05, pada tanggal 06 September 2010;

fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 90.000.000, (Sembilan puluh

juta rupiah), jangka waktu 66 (enam puluh enam) bulan, Nisbah

masing- masing sebesar 56% (Termohon/Bank),

44%(Pemohon/Mudharib);

6. Akta Al-Mudharabah Nomor 38, pada tanggal 15 November 2010;

fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 150.000.000, (seratus lima

puluh juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah

masing-masing sebesar 56% (Termohon/Bank),

44%(Pemohon/Mudharib);

c. Bahwa Koperasi Keuangan Mikro Syariah Al-Amin sudah tidak

beroperasi sama sekali, dikarenakan terdapat masalah utama yakni

likuiditas. Dimana pada saat-saat tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri,

Turut Terlawan I harus membayar tabungan jauh diatas kemampuan

Turut Terlawan I, sehingga terpaksa Turut Terlawan I melakukan

pinjaman yang mahal, dilainpihak akibat Terlawan menerapkan system

bagi hasil efektif yang jumlahnya diawal sangat besar sedangkan Turut

Terlawan I menerapkan system flat kepada anggota, sehingga beban

dimuka yang besar mengakibatkan kerugian.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

42

d. Bahwa atas permasalahan usaha yang terjadi pada Turut Terlawan I, Para

Pelawan pada tanggal 25 Juli 2012, telah mengirimkan surat kepada

Terlawan tentang "Permohonan dinyatakan lunas dengan pembayaran

pokok pembiayaan mudharabah KKMS Al-Amin" dimana inti surat

tersebutadalah:

1) Bahwa Para Pelawan sebagai pemilik objek permohonan sita,

bersedia untuk membayar sisa tunggakan KKMS Al-Amin (Turut

TerlawanI);

2) Bahwa Para Pelawan memohon kepada Terlawan untuk hanya

membayar hutang pokoknya saja sebesar Rp. 855.000.000 (delapan

ratus lima puluh lima juta rupiah), tanpa dibebani oleh margin/bagi

hasil, karena usaha KKMS Al-Amin (Turut Termohon I) sejak awal

tahun 2011 mengalami gangguandalam menjalankan usaha, yang

pada akhirnya mulai bulan April 2011 Koperasi Keuangan Mikro

Syariah Al-Amin sudah tidak beroperasi sama sekali;

3) Bahwa atas itikad tersebut, Para Pelawan telah membayar uang

muka sebesar Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) berupa cek

No. Au 208724 BCA, atas nama Yoris Tenza 7840699000.

e. Bahwa Terlawan menolak atas itikad Para Pelawan dan/atau Turut

Terlawan I untuk membayar sisa hutangnya yang hanya mau membayar

hutang pokok saja, dengan alasan bahwa usaha yang dijalankan oleh

Turut Terlawan I tidak berjalan lagi, telah membuktikan adanya

perselisihan antara Para Pelawan (Penjamin), Turut Terlawan I

(Nasabah) dengan Terlawan (Bank). Sehingga sebagaimana yang

tertera dalam Akad Mudharabah tentang Penyelesaian Perselisihan,

yang pada intinya apabila penyelesaian secara musyawarah untuk

mufakat tidak menghasilkan keputusan, maka para pihak mengikatkan

diri untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Syariah

Nasional (BASYARNAS), atau melalui pengadilan yang ditunjuk

atau ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan ;

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

43

f. Bahwa selain alasan permohonan eksekusi atas objek eksekusi

sebagaimana Penetapan Ketua Pengadilan No. 33/Pdt.Eks/

Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013 di Pengadilan Negeri Bale

Bandung oleh Terlawan adalah "PREMATURE", pada tanggal 29

Agustus 2013 silam, MAHKAMAH KONSTITUSI telah

mengeluarkan Keputusan No. 93/PPU-X/2012, dimanaisi pokok

putusan tersebut adalah "Mengembalikan sengketa ekonomi Syariah ke

Pengadilan Agama (PA)".Dengan demikian Penetapan Ketua

Pengadilan No. 33/ Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013

di Pengadilan Negeri Bale Bandung adalah suatu bentuk perbuatan

"Melawan Hukum"yang kedepannya akan mengakibatkan benturan

hukum antara kewenangan Pengadilan Agama (PA) dengan Pengadilan

Umum. Sehingga seharusnya Pengadilan Negeri Bandung melepaskan

diri dari Permohonan Sita Eksekusi dari Terlawan, karena hal ini

merupakan kewenangan absolute dari PengadilanAgama.

g. Bahwa karena Perlawanan Para Pelawan ini didasarkan bukti- bukti

yang kuat dan sah maka kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara ini berkenan menyatakan permohonan eksekusi atas

sebidang tanah dan bangunan yang terletak di atasnya Sertifikat Hak

Milik Nomor : 3884/ Desa Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima

puluh lima meter persegi), Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung,

Jawa Barat, tidak dapatdilaksanakan;

3. Amar Putusan

a. Menyatakan Terlawan, Turut Terlawan I dan Turut Terlawan II

telahdipanggil dengan patut tidakhadir;

b. Mengabulkan perlawanan para Pelawan untuk sebagian

denganverstek;

c. Menyatakan pelawan adalah pelawan yangbenar;

d. Menyatakan bahwa Penetapan Eksekusi Nomor

33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013 dari Ketua

Pengadilan Negeri Bale Bandung atas sebidang tanah dan bangunan

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

44

yang terletak di atas Sertifikat Hak Milik Nomor : 3884/Desa

Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima puluh lima meter persegi),

Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tidak

mempunyai kekuatan hukummengikat;

1) Menghukum Terlawan untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp.806.000,00 (delapan ratus enam ribu rupiah);

2) Menolak perlawanan para Pelawan selain dan selebihnya;53

4. Faktor Terjadinya Sengketa :

a. Faktor Wanprestasi

Adanya wanprestasi yang menimpa nasabah merupakan penyebab

utama terjadinya sengketa ini, namun adanya wanprestasi ini dapat

diminimalisir dengan menggunakan beberapa cara. Sebagaimana

Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tentang

Rektruturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

terhadap nasabah dalam Pasal 1 angka 7, rektrukturisasi pembiyaan

adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah

agar dapat menyelesaikan kewajibannya antara lain melalui :

1) Penjadwalan Kembali (rescheduling);

2) Persyaratan Kembali (reconditioning);

3) Penataan Kembali (restructuring);

4) Konversi Pembiayaan, penyertaan modal sementara;

b. Faktor Kurangnya Pengetahuan Mengenai Transaksi Syariah

Bahwa dalam perkara ini para pihak menggunakan akad

mudharabah dengan plafon pembiayaan Line Facililty yang mana jika

terjadi kerugian pada mudharib, yang tanpa disengaja, maka shahibul

mal lah yang menanggung kerugiannya. Tetapi, dalam perkara ini

bank selaku shahibul mal tidak mau menerima kerugian tersebut,

53

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, “Amar Putusan Hakim Pengadilan

Negeri Bale Bandung”, Putusan diakses pada tanggal 4 April 2019 Pukul 13.50 WIB dari situs

https://putusan.mahkamahagung.go.id

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

45

walau pihak penjamin bersedia membayar sisa tunggakan pokok,

tanpa margin/bagi hasil. Dikarenakan posisi mudharib disini

mengalami kerugian. Disini terlihat masih ada itikad dari pihak

penjamin untuk melunasi, dana yang telah diberikan Bank Bukopin

Syariah kepada Koperasi Al-Amin. Padahal sangat jelas hal ini telah

diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/46/PBI/2005

bahwa dalam hal kerugian Bank menanggung seluruh resiko kerugian

usaha yang dibiayai kecuali jika nasabah melakukan kecurangan, lalai,

atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian usaha. Juga

dalam Fatwa DSN MUI No.7/IV/2000 tentang Mudharabah, bahwa

"Penyedia dana menanggung semua akibat dari mudharabah kecuali

diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran”.

B. Deskripsi Putusan Mahkamah Agung No. 354K/Pdt.Sus.Pailit/2014

1. Para Pihak :

a. Pemohon Kasasi : Haji Mujiono Rahmat, bertempat tinggal di Wonogiri

Jawa Tengah yang dahulunya sebagai Termohon Pailit

b. Termohon Kasasi :PT. Bank Syariah Bukopin, berkedudukan di Jakarta

yang dahulu sebagai Pemohon Pailit.

2. Duduk Perkara :

a. Bahwa Termohon Pailit adalah perorangan yang dalam usahanya

memerlukan tambahan modal kerja.

b. Termohon telah tidak membayar kepada Pemohon suatu hutang yang

telah jatuh tempo dan dapat ditagih.

c. Bahwa Pemohon Pailit memberikan pembiayaan dengan Akad Line

Facility Musyarakah Nomor 60 dan Akta Pengakuan Hutang Nomor 63,

tertanggal 16 Februari 2012 dengan plafond maksimal sebesar Rp

1.298.000.000,00 (satu miliar dua ratus sembilan puluh delapan juta

rupiah) yang digunakan untuk take over fasilitas pembiayaan di Bank

Syariah Mandiri Cabang Solo, dalam bentuk modal kerja dengan nisbah

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

46

bagi hasil yang diberikan oleh Bank sebesar 0,39% (Nisbah Bank) dan

99,61% (Nisbah Nasabah) dengan jangka waktu 12 bulan.

d. Bahwa Pemohon Pailit memberikan fasilitas pembiayaan dengan Akad

Line Facility Murabahah Nomor 61 dan Akta Pengakuan Hutang

Nomor 64, tertanggal 16 Februari 2012dengan plafond maksimal

Rp9.599.594.186,00 (sembilan milliar lima ratus sembilan puluh

sembilan juta lima ratus sembilan puluh empat ribu seratus delapan

puluh enam rupiah) yang akan digunakan untuk take over fasilitas

pembiayaan di PT. Bank Mutiara, Tbk penetapan margin maksimal

pembiayaan yang diberikan Bank adalah Rp2.187.597,00 (dua milliar

seratus delapan puluh tujuh juta lima ratus sembilan puluh tujuh ribu

lima ratus sembilan puluh tujuh rupiah) sehingga harga jual maksimal

sebesar Rp.11.787.191.783,00 (sebelas miliar tujuh ratus delapan puluh

tujuh juta seratus sembilan puluh satu ribu tujuh ratus delapan puluh

tiga rupiah), jangka waktu sampai dengan sisa jangka waktu dari Bank

Mutiara sejak tanggal pencairan.

e. Bahwa Pemohon Pailit memberikan pembiayaan dengan Akad Line

Facility Murabahah Nomor 62 dan Akta Pengakuan Hutang Nomor 65,

tertanggal 16 Februari 2012 dengan plafond maksimal

Rp5.000.000.000,00 (lima milliar rupiah) yang akan digunakan untuk

modal kerja dengan margin maksimal Rp1.139.421.914,00 (satu milliar

seratus tiga puluh sembilan juta empat ratus dua puluh satu ribu

sembilan ratus empat belas rupiah) dengan jangka waktu 40 bulan sejak

tanggal pencairan.

f. Bahwa dalam perjalanannya ketiga pembiayaan diatas telah

direstrukturisasi sebanyak 2 (dua) kali dan terakhir struktur fasilitas

pembiayaannya menjadi akad musyarakah, Termohon Pailit (Pemohon

Kasasi) tetap menunggak kewajiban setiap bulannya menyangkut

tunggakan bagi hasil pada bulan Oktober 2013, bulan November 2013,

bulan Desember 2013, dan bulan Januari 2014.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

47

No Nomor

Pinjaman

Akad Nama

Debitur

Outsanding

Awal

Baki debet

per 31 Jan

14

Tungg

akan

Pokok

Tunggakan

Basil

Keterangan

1.

356000010

7

Mu

syara

kah

Mujiono

R.H

1.298.690.00

2,00

1.298.690.0

02,00

0

42.610.741

- Telah 2x

direstrukturisasi

atas pembiayaan

yang ada

(karena telah

macet)

2. 356000020

7

Mu

syara

kah

Mujiono

R.H

9.599.594.18

6,00

8.766.594.1

86

0 287.634.35

6

-Menunggak

bagi hasil sejak

Okt 2013, Nov

2013,Des 2013

(Des 2013

membayar

sebagian), Jan

2014

3. 356000030

7

Mu

syara

kah

Mujiono

R.H

5.0000.000.0

00,00

3.973.100.

799,00

0 129.177.35

6

Total Kewajiban hutang Termohon Pailit per 28 Januari 2014 =

Rp1.341.300.743,00 + Rp9.054.228.542 + Rp4.066.278.155,00 =

Rp14.461.807.440,00 (empat belas milliard empat ratus enam puluh

satu juta delapan ratus tujuh ribu empat ratus empat puluh rupiah).

g. Bahwa berdasarkan on the spot ke lapangan, usaha dari Termohon

kenyataan sudah tidak ada lagi (mati), sehingga sumber payment

pengembalian Termohon sudah tidak bisa di harapkan lagi,

begitupun Termohon sudah tidak ada itikad mau membayar

kewajibannya kepada Pemohon.

h. Bahwa Pemohon Pailit telah memberikan Surat Pernyataan untuk

mencapai win-win solution sebagai berikut :

1. Surat Peringatan I Nomor 037/DBAR/KCP-BKS/IV/2013 tanggal

2 April 2013;

2. Surat Peringatan II Nomor 122/DBAR/KCP-BKS/VII/2013

tanggal 5 Juli 2013;

3. Surat Peringatan III Nomor 226/SKA/BSB/VIII/2013 tanggal 2

Agustus 2013;

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

48

4. Surat Pemberitahuan Stock Opname Nomor 270

A/SKA/BSB/VIII/2013 tanggal 29 Agustus 2013 atas barang

dagangan yang dijaminkan

5. Somasi/Teguran, Surat Nomor 145/PJSR/IX/2013 tanggal 12

November 2013;

6. Somasi/Teguran Kedua/Terakhir, Surat Nomor

150/PJSR/IX/2013 tanggal 25 November 2013;

i. Bahwa Termohon memiliki Debitur lainnya perdata tanggal 31

Januari 2014 kepada :

1. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Solo, kurang lebih sebesar

Rp700.177.829,00 (tujuh ratus juta seratus tujuh puluh tujuh ribu

delapan ratus dua puluh sembilan rupiah);

2. PT. Bank Bukopin Cabang Solo, kurang lebih sebesar

Rp123.364.191,00 (seratus dua puluh tiga juta tiga ratus enam

puluh empat ribu seratus sembilan puluh satu rupiah)

j. Bahwa dari uraian tersebut telah terbukti bahwa hutang Termohon

Debitur telah jatuh tempo dan dapat ditagih, serta debitur

mempunyai lebih dari 1 (satu) kreditur maka Termohon dapat

dinyatakan Pailit sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang. Sehingga Pemohon

mempunyai dasar dan alasan hukum yang kuat untuk mengajukan

permohonan kepailitan terhadap pemohon.

3. Amar Putusan Pengadilan

a. Berdasarkan Putusan Pengadilan tingkat pertama yakni Pengadilan

Niaga Semarang dengan Perkara Nomor 02/Pailit/2014 PN SMG,

bahwa Para Hakim mengabulkan Permohonan Pailit PT. Bank

Syariah Bukopin, dan menunjuk serta mengangkat Hakim

Pengawas untuk melakukan sita jaminan atas harta kekayaan

Termohon, baik harta kekayaan yang sudah ada maupun yang baru

akan ada dikemudian hari.

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

49

b. Bahwa keputusan kepailitan telah memenuhi syarat Pasal 2 Undang-

undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

c. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No.354K/Pdt.Sus.Pailit

/2014 menimbang bahwa Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Semarang dalam perkara ini tidaklah

bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga

permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Haji

Mujiono Rachmat tersebut harus ditolak.54

4. Faktor Terjadinya Sengketa

a. Faktor Kurang Menerapkan Prinsip Kehati-hatian Oleh Pihak Bank

Ketika akan memberikan suatu pembiayaan hampir setiap bank

akan melalukukan BI checking terhadap calon nasabahnya. BI

checking adalahsalah satu fasilitas yang diijinkan olehBank

Indonesia kepada bankuntuk melihat apakah calon

debiturnyatersebut bersih dan tidak masuk dalam pembiayaan

bermasalahataupun masuk dalam daftarblacklist.Maksud dan tujuan

dalam melakukan BIcheckinginiadalah untuk mengetahui sejauh

mana informasi-informasi terkinimengenai status pinjaman di bank

lain, kalau memang ada, di Bankmana saja, lalu bagaimana

riwayatpembayarannya apakah lancaratau tidak atau malah dalam

keadaan macet. Berkat SistemInformasi yang dikelola Bank

Indonesia itu, semuanya akan tersajidalam hitungan menit yang

dilakukan secara online.55

BIcheckingdiatur dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor9/14/PBI/2007 Tentang Sistem Informasi Debitur

(PBI) yangdalam prakteknya adalah dengan pengecekan data

calonnasabah melalui BI checkingdan penyampaian laporan

54

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, “Amar Putusan Hakim Mahkamah

Agung”, Putusan diakses pada tanggal 27 April 2019 Pukul 10.30 WIB dari situs

https://putusan.mahkamahagung.go.id

55Pulo Siregar,Bebaskan Utangmu,(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014),h. 27

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

50

debituroleh pelapor dalam hal iniadalah bank yang

pernahmemberikan pembiayaan kredit kepada Bank Indonesia

secaralengkap, akurat, terkini, utuh dan tepat waktu pada

setiapbulan untuk posisi akhir bulan. Pelaksanaan SistemInformasi

Debitur di setiap bank berlaku secara otomatistanpa melalui Surat

Keputusan Direktur Utama atau Direksidari bank yang

bersangkutan dan petunjuk pelaksanaan adapada PBI tersebut.Hasil

BIcheckingitulah yang nantinya menjadi salah satufaktor penentu

apakah pengajuan pembiayaan nasabah ataucalon nasabahnya

disetujui atau tidak. Pelaksanaan BI checkingini merupakan salah

satu unsur penerapan prinsip kehati-hatiandalam pengucuran

pembiayaan. Disini penulis melihat bahwa jika pihak Bank kurang

menerapkan prinsip kehati-hatian ini ketika akan memberikan

pembiayaan terhadap nasabah, padahal pihak Bank sendiri seperti

yang sudah dijelaskan diatas memiliki kewenangan untuk

melakukan BI checking, sehingga dapat mengetahui informasi-

informasi mengenai pinjaman nasabah di bank lain, dan bagaimana

riwayat pembayarannya, apakah lancar atau tidak. Dari sini pihak

Bank bisa menilai kepatutan nasabah untuk menerima pembiayaan.

b. Faktor Kepailitan

Kepalitan merupakan faktor utama terjadinya sengketa pada

perkara ini. Dalam perkara ini diketahui nasabah atau debitur

memiliki 3 (tiga) kreditur, dan tidak mampu untuk memenuhi

kewajibannya. Sehingga nasabah tersebut dapat dikatakan pailit dan

dapat disita bahkan dilelang barang-barang yang telah

dijaminkannya kepada para kreditur. Sebagaimana dijelaskan dalam

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pemabayaran Utang dalam Bab II Pasal 2

yakni "Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak

membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan

dapat ditagih, dinyatakan pailitdengan putusan Pengadilan,

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

51

baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu

atau lebih kreditornya".

C. Deskripsi Pengadilan Tinggi No. 79/PDT/2018/PT DKI

1. Para Pihak :

a. Drs. Cipto Sulistio sebagai Pembanding yang semula Penggugat

b. PT. Bank Permata sebagai Terbanding I yang semula Tergugat I

c. PT. Balai Lelang Pratama sebagai Terbanding II yang semula

Tergugat II

2. Duduk Perkara :

a. Bahwa penggugat telah menerima fasilitas pembiayaan dari Tergugat

I sesuai perjanjian Line Facility Pembiayaan Ijarah Nomor

PS/14/2359-A/N/SYR Tanggal 25 April 2014 sebesar Rp.

4.000.000.000,- (empat milyar rupiah) dengan menjaminkan sebuah

rumah tinggal yang terletak di jalan Jatiwaringin Kompek AURI

No.7 Blok H Cipinang Melayu, Makasar Jakarta Timur, sesuai SHM

No.2969/Cipinang Melayu.

b. Bahwa penggugat memiliki itikad baik dengan melakukan kewajiban

pembayaran angsuran pokok sejak Mei 2014 sampai dengan Juni

2016 sebesar Rp. 1.666.666.667,- (satu milyar enam ratus enam

puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus enam

puluh tujuh rupiah) dan kewajiban pokokper bulan Juli 2016 sebesar

Rp. 2.333.333.333,- (dua milyar tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga

ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah), termasuk

juga Penggugat telah membayar kewajiban bunga setiap bulannya

kepada Tergugat I.

c. Bahwa memang Penggugat memang ada telat bayar angsuran yang

telah ditentukan dikarenakan kondisi cash flow usaha Penggugat

sedang mengalami kendala.

d. Bahwa pada tanggal 8 Januari 2017 Penggugat menerima surat dari

Tergugat II No. 69/BLP/2017 Perihal Pelaksanaan Kegiatan Pra

Lelang atas Jaminan Kredit Rumah tinggal yang dijaminkan oleh

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

52

Penggugat. Hal ini membuat Penggugat merasa kaget dan dilanggar

hak subyektifnya, dikarenakan sejak bulan Juli 2016 sampai

datangnya surat Pra Lelang tersebut, penggugat belum pernah

menerima surat Peringatan I, II, dan III dari Tergugat I berkaitan

dengan tunggakan kewajiban terhadap fasilitas pembiayaan yang

dimaksud.

Dalam Eksepsi

Bahwa gugatan Penggugat halaman 1 menyebutkan domisili

Tergugat I yakni berada diwilayah hukum Kotamadya Jakarta

Selatan, namun gugatan yang diajukan melalui Pengadilan Negeri

Jakarta Timur. Hal ini tidak sesuai dengan hukum acara perdata,

merujuk kepada ketentuan Pasal 118 HIR ayat (Actor Sequitur

Forum Rei), disebutkan :“Tuntutan (gugatan) perdata yang pada

tingkat pertama termasuk lingkup wewenang pengadilan negeri,

harus diajukan dengan surat permintaan (surat gugatan) yang

ditandatangani oleh Penggugat, atau wakilnya menurut pasal 123,

kepada Ketua Pengadilan Negeri ditempat diam si Tergugat

............................”

3. Amar Putusan :

a. Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat.

b. Membatalkan Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Nomor

62Pdt.G/2017/PN.Jkt.Tim., tanggal 3 Agustus 2017 dan Putusan

Akhir tanggal 28 September 2017, yang dimohonkan banding

tersebut.

Dalam Eksepsi

1) Menyatakan eksepsi kompetensi absolute dapat diterima.

2) Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak berwenang

memeriksa, mengadili, dan memutus perkara aquo.

Dalam Pokok Perkara

1) Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

53

c. Menghukum Pembanding semula Penggugat membayar biaya

perkara untuk kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding

sebesar Rp.150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).56

4. Faktor Terjadinya Sengketa :

a. Wanprestasi

Ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya terhadap kreditur

menjadi faktor utama terjadinya sengketa pada kasus ini. Pada bulan

pertama dan kedua debitur masih mampu untuk membayar

kewajibannya terhadap Bank Permata selaku kreditur. Akan tetapi

dibulan-bulan berikutnya debitur mengalami kendala dalam usaha

nya sehingga, tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap

kreditur.

b. Faktor Kesalahan Dalam Sistem Eksekusi.

Adanya kesalahan dalam mengeksekusi barang yang dijaminkan

nasabah, pihak bank tanpa memberikan Surat Peringatan I, Surat

Peringatan 2, dan Surat Peringatan 3, kepada nasabah tetapi langsung

memberikan Surat Pelakanaan Kegiatan Pra Lelang atas rumah

tinggal yang dijaminkan nasabah. Hal ini tentu membuat nasabah

merasa terkejut, dan dirugikan tentunya. Dalam proses lelang hak

tanggungan melalui KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang) setempat sangat erat kaitannya dengan pejabat penjual,

sesuai dengan Pasal 1 angka 19 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

27/PMK/06/2016. Penjual adalah orang, badan hukum atau badan

usaha atau instansi yang berdasarkan peraturan perundang-undangan

atau perjanjian berwenang untuk menjual barang secara lelang.

Mengacu pada peraturan tersebut perlu diperhatikan dan dipenuhi

dokumen persyaratan lelang oleh kreditur dalam mengajukan

56

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, “Amar Putusan Hakim Pengadilan

Tinggi Jakarta”, Putusan diakses pada tanggal 29 April 2019 Pukul 9.40 WIB dari

situshttps://putusan.mahkamahagung.go.id

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

54

permohonan penetapan tanggal lelang kepada KPKNL, setempat

harus diajukan secara tertulis dengan melampirkan dokumen umum

dan dokumen khusus57

.

Dalam Dokumen Umum dan Khusus terdapat berbagai syarat antara

lain:

a. Dokumen umum, terdiri dari :

1) Surat Keterangan Hutang (Pembiayaan)

2) Surat Penetapan Harga Limit dan Setoran Jaminan

3) Surat Pernyataan Bank

4) Surat Penunjukan Pejabat Penjual

5) Surat Pemberitahuan Rekening Penampungan Hasil Lelang

6) Coppy Laporan Penilaian Agunan yang masih berlaku

7) Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) dari Kantor

Pertanahan setempat.

b. Dokumen Khusus, terdiri dari :

1) Copy Perjanjian Kredit (Pembiayaan) dan Addendumnya (jika

ada)

2) Copy bukti kepeilikan agunan

3) Copy dokumen pengikatan agunan

4) Copy Surat Peringatan I,II,dan III

5) Copy NJOP (jika ada)

Pada dokumen khusus, copy Surat Peringatan dari kreditur

kepada debitur secara jelas dan wajib untuk dilampirkan, hal ini

bertujuan selain untuk dokumen perlengkapan lelang yaitu sebagai

alat bukti bahwa kreditur telah melakukan upaya-upaya penagihan

secara tertuis. Sehingga dapat dikatakan Surat Peringatan

mempunyai arti penting dan memiliki hubungan terhadap perjanjian

kredit (pembiayaan), karena dari Surat Peringatan tersebut kreditur

secara tidak langsung melakukan pembuktian bahwa debitur dapat

57

Rachmadi Usman, Hukum Lelang, (Jakarta : Sinar Grafika,2016),Cet.I,h.124

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

55

dikatakan ikrar janji karena tidak mengindahkan Surat Peringatan

dari kreditur58

.

c. Faktor Kesalahan Dalam Mengajukan Perkara Pengadilan.

Pada perkara ini para pihak menyelesaikan perkarannya di

Peradilan Umum, sekalipun pada tingkat Pengadilan Tinggi,

seharusnya pada tingkat Pengadilan Tinggi Agama. Pada tingkat

pengadilan pertama pun melalui Pengadilan Negeri bukan

Pengadilan Agama. Padahal sengketa yang terjadi antara para pihak

merupakan sengketa ekonomi syariah. Dalam Undang-undang

Nomor 03 Tahun 2006 sendiri sudah jelas dipaparkan, bahwa

perkara ekonomi syariah merupakan kewenangan Pengadilan

Agama. Begitu pula dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi

No.93/PPU-X/2012 yang pada pokoknya mengebalikan menyatakan

mengembalikan sengketa ekonomi syariah ke Pengadilan Agama.

58

Ni Made Shinta Teja Paramitha,Eksistensi Surat Peringatan Kreditur Kepada Debitur

Terkait Kredit Macet dan Eksekusi Hak Tanggungan melalui Lelang,Jurnal Hukum

Projustitia,Vol.24, (2018)

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

56

BAB IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA

PEMBIAYAAN LINE FACILITY

A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sengketa Pembiayaan

Line Facility Berdasarkan Putusan Pengadilan

Adapun penyebab terjadinya sengeketa pada pembiayaan dapat

dipengaruhi beberapa faktor, bisa dari pihak bank, nasabah, pihak internal,

dan pihak eksternal.59

Faktor eksternal dalam pembiayaan bermasalah

seperti bencana alam, sehingga tidak perlu memerlukan analisis/penelitian

lebih lanjut, yang perlu diteliti adalah faktor internal, sehingga ketika kita

mengetahui faktor-faktor terjadinya sengketa pada pembiayaan bermasalah

khususnya pembiayaan Line Facility ini diharapkan dapat meminimalisir

terjadinya sengketa.

Adapun beberapa faktor yang telah diteliti oleh penulis sesuai

dengan teori efektivitas penegakan hukum yang digunakan dalam

penelitian ini terdapat dua faktor utama, yakni sebagai berikut :

1. Faktor Penegak Hukum

Penegak hukum yang penulis maksud disini adalah orang-orang yang

memiliki kedudukan (status) dan peranan (role) penting dalam

menegakan suatu hukum, seperti pihak Bank/Lembaga Keuangan, pihak

Pengadilan dan balai lelang atau KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara). Adapun faktor-faktor terjadinya sengketa yang disebabkan

para penegak hukum adalah sebagai berikut :

a. Faktor Pelanggaran Prosedur Sistem Eksekusi Terhadap Objek

Benda Jaminan Ijarah dengan plafon pembiayaan Line Facility.

Pada putusan Pengadilan Tinggi Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

dipaparkan bahwa salah satu faktor utama terjadinya sengketa adalah

59

Dewi Nurul Mustari, Penyelesaian Sengketa Dalam Praktik Perbankan Syariah,(Yogyakarta

: Pratama Publishing, 2012) ,h.117-121

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

57

pihak bank yang melakukan eksekusi terhadap barang jaminan tidak

sesuai dengan prosedur. Yang mana pihak bank tidak memberikan

surat peringatan I, II, dan III kepada nasabah, melainkan langsung

mengirim surat Pra Lelang atas rumah milik nasabah yang dijadikan

objek jaminan, adalah hal yang wajar jika nasabah mengalami

keterlambatan dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar

pembiayaan yang telah diberikan oleh Bank Permata, selama

nasabah masih memiliki itikad baik untuk membayar. PBI sendiri

telah mengeluarkan peraturan Nomor 10/18/PBI/2008 tentang

Rektrurisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

terhadap nasabah, dalam Pasal 1 angka 7, “Rektrurisasi pembiayaan

adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah

agar dapat menyelesaikan kewajibannya antara lain melalui :

Penjadwalan kembali (rescheduling), Persyaratan kembali

(reconditioning), Penataan kembali (restructuring), konversi

pembiayaan, penyertaan modal sementara.” walaupun peraturan ini

tidaklah wajib, akan tetapi alangkah lebih baiknya Bank Permata

menerapkan salah satu peraturan ini untuk meminimalisir terjadinya

risiko, yang nantinya tidak hanya merugikan satu pihak melainkan

kedua belah pihak. Diketahui bahwa pihak nasabah menjadikan

rumah tinggalnya sebagai jaminan fasilitas pembiayaan tersebut,

sehingga nasabah merasa terancam kehilangan rumah tinggalnya,

dengan adanya surat Pra Lelang yang diberikan oleh PT. Balai

Lelang Pratama.

Lelang sendiri adalah penjualan barang yang terbuka untuk

umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang

semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi,

yang didahului dengan Pengumuman Lelang60

.Jenis-Jenis Lelang :

Pada dasarnya terdapat beberapa jenis Lelang, yaitu sebagai berikut:

60

Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang (Permenkeu 27/2016)

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

58

1) Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan atau

penetapan pengadilan, dokumen-dokumen yang dipersamakan

dengan itu, dan/atau melaksanakan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan.61

2) Lelang Non Eksekusi Wajib adalah lelang untuk melaksanakan penjualan

barang yang oleh peraturan perundang-undangan diharuskan dijual secara

lelang.62

3) Lelang Non Eksekusi Sukarela adalah lelang atas barang milik

swasta,perseorangan atau badan hukum/ badan usaha yang dilelang secara

sukarela.63

Berdasarkan perkara diatas, menurut penulis lelang yang akan

dilakukan merupakan jenis lelang eksekusi atas Hak Tanggungan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Undang-undang Nomor 4 Tahun

1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang

Berkaitan Dengan Tanah (UU Hak Tanggungan). Metode Lelang

Eksekusi berdasarkan UU Hak Tanggungan ialah melalui Parate

Eksekusi,64

dimana Parate Eksekusi tersebut dilaksanakan berdasarkan

titel eksekutorial yang terdapat dalam Sertifikat Hak Tanggungan

menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-

undangan.

Dalam proses lelang hak tanggungan melalui KPKNL (Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) setempat sangat erat

kaitannya dengan pejabat pejual, sesuai dengan Pasal 1 angka 19

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK/06/2016. Penjual adalah

orang, badan hukum atau badan usaha atau instansi yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan atau perjanjian berwenang untuk

menjual barang secara lelang. Mengacu pada peraturan tersebut perlu

diperhatikan dan dipenuhi dokumen persyaratan lelang oleh kreditur

61

Pasal 1 angka 4 Permenkeu 27/2016 62

Pasal 1 angka 5 Permenkeu 27/2016 63

Pasal 1 angka 6 Permenkeu 27/2016 64

Pasal 20 ayat (1) huruf a dan b UU Hak Tanggungan

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

59

dalam mengajukan permohonan penetapan tanggal lelang kepada

KPKNL, setempat harus diajukan secara tertulis dengan melampirkan

dokumen umum dan dokumen khusus65

.

Dalam Dokumen Umum dan Khusus terdapat berbagai syarat antara

lain :

a. Dokumen umum, terdiri dari :

1) Surat Keterangan Hutang (Pembiayaan)

2) Surat Penetapan Harga Limit dan Setoran Jaminan

3) Surat Pernyataan Bank

4) Surat Penunjukan Pejabat Penjual

5) Surat Pemberitahuan Rekening Penampungan Hasil Lelang

6) Coppy Laporan Penilaian Agunan yang masih berlaku

7) Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) dari Kantor

Pertanahan setempat.

b. Dokumen Khusus, terdiri dari :

1) Copy Perjanjian Kredit (Pembiayaan) dan Addendumnya (jika

ada)

2) Copy bukti kepeilikan agunan

3) Copy dokumen pengikatan agunan

4) Copy Surat Peringatan I, II dan III

5) Copy NJOP (jika ada)

Pada dokumen khusus, copy Surat Peringatan dari kreditur kepada

debitur secara jelas dan wajib untuk dilampirkan, hal ini bertujuan selain

untuk dokumen perlengkapan lelang yaitu sebagai alat bukti bahwa

kreditur telah melakukan upaya-upaya penagihan secara tertulis.

Sehingga dapat dikatakan Surat Peringatan mempunyai arti penting dan

memiliki hubungan terhadap perjanjian kredit (pembiayaan), karena dari

Surat Peringatan tersebut kreditur secara tidak langsung melakukan

65

Rachmadi Usman, Hukum Lelang, (Jakarta : Sinar Grafika,2016),Cet.I,h.124

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

60

pembuktian bahwa debitur dapat dikatakan ikrar janji karena tidak

mengindahkan Surat Peringatan dari kreditur.66

b. Faktor Kurang Menerapkan Prinsip Kehati-hatian Oleh Pihak

Bank

Ketika akan memberikan suatu pembiayaan hampir setiap bank

akan melalukukan BI checking terhadap calon nasabahnya. BI

checking adalahsalah satu fasilitas yang diijinkan olehBank

Indonesia kepada bankuntuk melihat apakah calon

debiturnyatersebut bersih dan tidak masuk dalam pembiayaan

bermasalahataupun masuk dalam daftarblacklist.Maksud dan tujuan

dalam melakukan BIcheckinginiadalah untuk mengetahui sejauh

mana informasi-informasi terkinimengenai status pinjaman di bank

lain, kalau memang ada, di Bankmana saja, lalu bagaimana

riwayatpembayarannya apakah lancaratau tidak atau malah dalam

keadaan macet. Berkat SistemInformasi yang dikelola Bank

Indonesia itu, semuanya akan tersajidalam hitungan menit yang

dilakukan secara online.67

BIcheckingdiatur dalam Peraturan Bank Indonesia

Nomor9/14/PBI/2007 Tentang Sistem Informasi Debitur (PBI)

yangdalam prakteknya adalah dengan pengecekan data calonnasabah

melalui BI checkingdan penyampaian laporan debituroleh pelapor

dalam hal iniadalah bank yang pernahmemberikan pembiayaan

kredit kepada Bank Indonesia secaralengkap, akurat, terkini, utuh

dan tepat waktu pada setiapbulan untuk posisi akhir bulan.

Pelaksanaan SistemInformasi Debitur di setiap bank berlaku secara

otomatistanpa melalui Surat Keputusan Direktur Utama atau

Direksidari bank yang bersangkutan dan petunjuk pelaksanaan

adapada PBI tersebut.Hasil BIcheckingitulah yang nantinya menjadi

66

Ni Made Shinta Teja Paramitha,Eksistensi Surat Peringatan Kreditur Kepada Debitur

Terkait Kredit Macet dan Eksekusi Hak Tanggungan melalui Lelang,Jurnal Hukum

Projustitia,Vol.24, (2018) 67

Pulo Siregar,Bebaskan Utangmu,(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014),h. 27

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

61

salah satufaktor penentu apakah pengajuan pembiayaan nasabah

ataucalon nasabahnya disetujui atau tidak. Pelaksanaan BI

checkingini merupakan salah satu unsur penerapan prinsip kehati-

hatiandalam pengucuran pembiayaan. Disini penulis melihat bahwa

jika pihak Bank kurang menerapkan prinsip kehati-hatian ini ketika

akan memberikan pembiayaan terhadap nasabah, padahal pihak

Bank sendiri seperti yang sudah dijelaskan diatas memiliki

kewenangan untuk melakukan BI checking, sehingga dapat

mengetahui informasi-informasi mengenai pinjaman nasabah di bank

lain, dan bagaimana riwayat pembayarannya, apakah lancar atau

tidak. Dari sini pihak Bank bisa menilai kepatutan nasabah untuk

menerima pembiayaan.

c. Faktor Kurangnya Pengetahuan Mengenai Transaksi Syariah

Kurangnya pengetahuan secara detail mengenai tranksaksi

syariah baik dari pihak bank, maupun pihak nasabah merupakan

kesalahan yang sangat fatal. Karena para pihak tidak memahami

betul apa yang menjadi hak dan kewajibannya, sehingga jika salah

satu pihak tidak menjalankan kewajibannya tentunya pihak lain

merasa dirugikan karena tidak mendapatkan apa yang menjadi

haknya. Seperti pada putusan No.08/Pdt.PLW/2014/PN BB, yang

mana mudharib mengalami kerugian dalam usahanya, tetapi Bank

selaku shohibul mal tidak peduli kerugian tersebut, dan menuntut

ganti rugi, dengan cara melelang barang yang dijaminkan. Padahal

sudah jelas dalam Fatwa DSN No.07/IV/2000 point 6 bahwasanya

“LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat

dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan

kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian”.

Jika dilihat dari 3 (tiga) putusan ini, bagi penulis yang benar-

benar melakukan transaksi syariah sesuai dengan akad Line Facility,

hanyalah Putusan Mahkamah Agung Nomor 354K/Pdt.Sus-

Pailit/2014, karena pada prinsipnya pembiayaan Line Facility

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

62

diberikan bank haruslah secara bertahap, dalam artian tidak

sekaligus. Sebagaimana Fatwa DSN No. 45/DSN-MUI/II/2005

tentang Line Facility (At-Tasilat As-Saqfiyah), “Line Facility adalah

suatu bentuk fasilitas plafon pembiayaan bergulir dalam jangka

waktu tertentu yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah”.

Pembiayaan bergulir yang dimaksud disini merupakan pembiayaan

yang diberikan secara bertahap. Oleh karenanya, jika pembiayaan ini

diberikan sekaligus/tidak secara bertahap, maka pembiayaan tersebut

tidak bisa dikatakan sebagai pembiayaan Line Facility.

2. Faktor Masyarakat

Masyarakat juga dapat menjadi salah satu faktor utama terjadinya

sengketa, dan merupakan salah satu faktor hukum tersebut dapat

ditegakkan dengan baik atau tidak, dari tiga putusan yang penulis ambil

ada beberapa faktor yang berasal dari masyarakat yang menyebabkan

terjadinya sengketa, diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor Kesalahan Dalam Mengajukan Perkara Pengadilan.

Bahwa putusan-putusan yang dibahas pada penelitian ini

merupakan perkara ekonomi syariah, sehingga untuk penyelesaian

melalui jalur litigasi sendiri haruslah melalui Pengadilan Agama,

karena perkara Ekonomi Syariah merupakan wewenang untuk

Pengadilan Agama dalam memutus perkaranya. Dan hal ini sudah

sangat jelas diatur dalam Undang-undang No. 3 Tahun 2006 Pasal 49

yang menyatakan, “Pengadilan Agama bertugas dan berwenang,

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama

antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :

1) Perkawinan;

2) Waris;

3) Wasiat;

4) Hibah;

5) Wakaf;

6) Zakat;

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

63

7) Infaq;

8) Shadaqah; dan

9) Ekonomi Syariah68

.

Ekonomi syariah sendiri cakupannya sangat luas, sebagaimana

pula dimaksud dalam UU No.3 Tahun 2006 Pasal 49 bahwa yang

dimaksud dengan “ekonomi syariah” adalah perbuatan atau kegiatan

usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari‟ah, meliputi69

:

1. Bank Syari‟ah;

2. Asuransi Syariah;

3. Reasuransi Syari‟ah;

4. Reksadana Syari‟ah;

5. Obligasi Syari‟ah;

6. Sekuritas Syari‟ah;

7. Pembiayaan Syari‟ah;

8. Pegadaian Syari‟ah;

9. Dana Pensiun Syari‟ah;

10. Bisnis Syari‟ah; dan

11. Lembaga Keuangan Mikro Syari‟ah.

Dari ketentuan diatas Bank Syari‟ah merupakan salah satu

cabang atau bagian dari kegiatan ekonomi syariah yang menjadi

kewenangan Peradilan Agama untuk menyelesaikan perkaranya, jika

terjadi sengketa antara para pihaknya.70

Tetapi dua putusan yang

dibahas pada penelitian ini, menyelesaikan perkaranya bukanlah di

Pengadilan Agama melainkan di Pengadilan Negeri. Sehingga

putusan yang diputuskan seharusnya memiliki kekuatan hukum yang

tidak mengikat. Adapun dasar hukum lainnya adalah Keputusan MK

68

Edi Hudata, Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah,(Yogyakarta : UII Press Yogyakarta,

2015),Cet.1,h.29 69

Edi Hudata, Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah,(Yogyakarta : UII Press Yogyakarta,

2015),Cet.1,h.29-30 70

Edi Hudata, Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah,(Yogyakarta : UII Press Yogyakarta,

2015),Cet.1,h.30

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

64

No.93/PPU-X/2012, yang pada pokoknya menyatakan

mengembalikan sengketa ekonomi syariah ke Pengadilan Agama.

b. Faktor Terjadinya Wanprestasi.

Adanya wanprestasi merupakan kejadian yang paling sering

terjadi pada pembiayaan bermasalah. Ketidakmampuan debitur

untuk memuhi kewajibannya terhadap pihak kreditur, membuat

pihak bank selaku kreditur kehilangan hak-haknya sehingga

menuntut pihak debitur untuk melakukan ganti rugi, dengan

melelang barang-barang yang dijaminkan. Adapun wujud dari tidak

memenuhi perikatan (wanprestasi) itu ada 3 (tiga) macam, yaitu :71

a. Debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan.

b. Debitur terlambat memenuhi perikatan.

c. Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak

boleh dilakukan.

d. Debitur melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan.

Untuk putusan No.79/PDT/2018/ PT DKI sendiri, debitur

dikatagorikan sebagai debitur yang terlambat memenuhi

perikatannya. Sehingga upaya-upaya untuk menganggulangi

terjadinya risiko masihlah sangat ringan. Tetapi disini yang membuat

permasalahan semakin melebar adalah, pihak kreditur yang

menyalahi prosedur eksekusi lelang, tanpa memberi SP I, SP II, dan

SP III kepada phak debitur. Dan langsung memberikan surat

pelaksanaan lelang. Padahal pihak debitur masih mampu untuk

memenuhi kewajibannya, walaupun terlambat. Adapun untuk

putusan No.08/Pdt.PLW/2014/PN BB debitur dikatagorikan sebagai

debitur yang sama sekali tidak memenuhi perikatan, namun

untungnya ada pihak penjamin yang mau melakukan ganti rugi

terhadap pihak debitur. Sehingga perkara tersebut, sudah dapat

diselesaikan pada peradilan tingkat pertama.

71

Mariam Darus Badrulzaman,Kompilasi Hukum Perikatan,(Bandung : PT.Citra Adtya

Bakti,2011),h.18

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

65

c. Faktor Terjadinya Kepailitan.

Dalam UUK dan PKPU ditentukan syarat-syarat untuk dapat

dinyatakan debitur pailit oleh Pengadilan Niaga yang berwenang72

.

Debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, jika ia tidak

melunasi satu yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dan

setidaknya memiliki dua atau lebih kreditur. Permintaan pailit

tersebut dapat diajukan oleh debitur itu sendiri atau pihak lain yang

berwenang sebagaimana dalam undang-undang tersebut

mengaturnya. Untuk putusan Mahkamah Agung 354 K/Pdt.Sus-

Pailit/2014, pada perkara tersebut debitur memiliki 3 (tiga) kreditur,

yang mana utang tersebut telah jatuh tempo, dan telah melakukan

upaya restructuring (penjadwalan kembali), namun debitur tetap

tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Sehingga debitur tersebut

dapat dinyatakan pailit, dan barang-barang yang dijaminkan dapat

dilelang oleh kurator, atas ketetapan putusan Pengadilan Niaga

setempat.

B. Analisis Pertimbangan Putusan Hakim pada Tiga Putusan Pengadilan

Terkait Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Line Facility

Putusan yang di putuskan oleh Majelis Hakim sangatlah berdampak bagi

para pihak yang bersengketa. Adanya putusan yang ditetapkan oleh para

Majelis Hakim diharapkan dapat menyelesaikan perkara yang ada. “Putusan

yang baik adalah putusan yang argumentatif, rasional, sistematis, dan tidak

bertentangan dengan common sense (nurani)”,tegas M.Yahya Harahap.

Penegasan pakar hukum perdata tersebut selaras dengan maksud pasal 5, 50

dan 53 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman. Putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar

72

Ishak, Upaya Hukum Debitor Terhadap Putusan Pailit, Kanun Jurnal Ilmu

Hukum,(April,2015),h.193

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

66

putusan, harus memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan

yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk

mengadili.73

Putusan yang tidak memuat dasar alasan yang jelas dan rinci dapat

dikatagorikan sebagai putusan yang kurang pertimbangan atau onvoldoende

gemotiveerd. Alasan-alasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan bertitik

tolak dari ketentuan74

:

- Pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan,

- Hukum kebiasaan,

- Yurisprudensi,

- Doktrin Hukum.

Hal ini ditegaskan dalam Pasal 23 UU No.14 Tahun 1970, sebagaimana diubah

dengan UU No.35 Tahun 1999 sekarang dalam Pasal 25 ayat (1) UU No.4

Tahun 2004, yang menegaskan bahwa segala putusan Pengadilan harus

memuat alasan-alasan dan dasar-dasar putusan dan mencantukan pasal-pasal

peraturan perundang-undangan tertentu yang bersangkutan dengan perkara

yang diputus atau berdasarkan hukum tak tertetulis maupun yurisprudensi atau

doktrin hukum. Untuk memenuhi kewajiban itu, dalam Pasal 28 ayat (1) UU

No.4 Tahun 2004 memerintahkan hakim dalam kedudukannya sebagai penegak

hukum dan keadilan, wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai

hukum yang hidup dalam masyarakat.75

1. Analisis Pertimbangan Hakimpada Putusan No.08/Pdt.PLW/2014/ PN BB.

Dalam putusan pengadilan, terdapat 3 (tiga) kemungkinan yang dapat

terjadi pada putusan akhirnya, yakni :

a. Amar yang menerima seluruh petitum penggugat,

b. Amar yang menerima sebagian petitum penggugat,

c. Amar yang menolak seluruh petitum penggugat.

73

DR.Ahmad Mujahidin,Pembaharuan Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan

Mahkamah Syar‟iyah Indonesia,(Jakarta: IKAHI,2008),Cet.1,h.338 74

M.Yahya Harahap,Hukum Acara Perdata,(Jakarta : Sinar Grafika,2005),Cet.1,h.797 75

M.Yahya Harahap,Hukum Acara Perdata,(Jakarta : Sinar Grafika,2005),Cet.1,h.798

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

67

Pada perkara ini putusan yang ditetapkan oleh Majelis Hakim adalah

mengabulkan sebagian gugatan penggugat dengan verstek (tanpa

kehadiran Tergugat). Adapun persoalan verstek telah diatur dalam Pasal

125 HIR /149 RBg, dan Pasal 78 Rv.76

Pasal 125 ayat (1) berbunyi :“Jika

tergugat tidak datang pada hari perkara itu diperiksa, atau tidak pula

menyuruh orang lain menghadap mewakilinya, meskipun ia dipanggil

dengan patut maka gugatan itu diterima dengan tidak hadir (verstek),

kecuali kalau nyata kepada Pengadilan bahwa pendakwaan itu melawan

hak atau tidak beralasan”77

.

Putusan Verstek yang mengabulkan gugatan penggugat harus

memenuhi syarat-syarat berikut ini78

:

a. Tergugat atau para penggugat tidak datang pada hari sidang yang telah

ditentukan.

b. Ia atau mereka tidak mengirimkan wakil atau kuasanya yang sah

untuk menghadap dan tidak tertanyata pula bahwa ketidakhadirannya

itu karena sesuatu alasan yang sah.

c. Ia atau mereka telah dipanggil dengan resmi dan patut.

d. Petitum tidak melawan hak.

e. Petitum beralasan.

Pada perkara ini, putusan telah memenuhi syarat-syarat diatas,

sehingga putusan hakim yang menyatakan mengabulkan guagatan

sebagian dengan verstek sudah sesuai dengan peraturan undang-undang

dan ketentuan yang mengaturnya. Akan tetapi, penulis menilai bahwa

gugatan ini cacat formil karena gugatan ini merupakan perkara ekonomi

syariah, sehingga haruslah diselesaikan di Pengadilan Agama sesuai

kewenangannya, sebagaimana UU No.3 Tahun 2006 Pasal 49 dan

Keputusan MK No.93/PPU-X/2012, yang pada pokoknya menyatakan

mengembalikan sengketa ekonomi syariah ke Pengadilan Agama.

Pengadilan Negeri Bale Bandung seharusnya menyatakan dalam putusan

76

M.Yahya Harahap,Hukum Acara Perdata,(Jakarta : Sinar Grafika,2005),Cet.1,h.397 77

Soesilo,RIB/HIR dengan Penjelasan, (Bogor : Politeia,1985),h.83 78

Pasal 125 ayat (1) HIR

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

68

akhirnya dengan pernyataan “Menyatakan Tidak Berwenang Mengadili”

atau “Gugatan Tidak Dapat Diterima” sebagaimana Pasal 123 ayat (1)

HIR jo. SEMA No.4 Tahun 199679

, gugatan yang tidak memiliki dasar

hukum, gugatan eror in persona, dalam bentuk diskualifikasi atau plurium

litis consortium, mengandung cacat obscuur libel atau melanggar yuridiksi

(kompetensi) absolut atau relatif dengan jelas harus mencantumkan dalam

amar putusannya80

: Menyatakan Guagatan Tidak Dapat Diterima. jika

cacat formilnya mengenai yuridiksi atau kompetensi, amar putusan dapat

berbunyi :

(1) Menyatakan Tidak Berwenang Mengadili, atau

(2) Gugatan Tidak Dapat Diterima.

Menurut Gustav Rad Brucht Putusan Hakim yang ideal mengandung 3

(tiga) unsur, yakni mengadung asas keadilan, kepastian hukum, serta

kemanfaatan hukum. Menurut penulis walaupun putusan ini cacat secara

formil, namun para hakim sudahlah adil dalam memutus perkaranya, dapat

dilihat bahwa para hakim membatalkan penetapan eksekusi Nomor

33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tersebut, karena alasan penggugat yang

masuk akal dan dapat diterima. Diketahui bahwa penggugat selaku

penjamin dari Koperasi Al-Amin sebagai mudharib yang mengalami

wanprestasi, sehingga tidak dapat memenuhi prestasinya, meski begitu

penggugat selaku pemilik barang yang dijaminkan, bertanggung jawab

penuh atas kerugian tersebut. Sehingga putusan hakim yang membatalkan

eksekusi tersebut sudahlah benar dan adil.

Adapun kepastian hukum dan kemanfaatan hukum pada perkara ini

sudah terpenuhi, mengingat para pihak sudah saling memenuhi hak dan

kewajibannya, sehingga tidak adalagi pihak yang dirugikan.

79

M.Yahya Harahap,Hukum Acara Perdata,(Jakarta : Sinar Grafika,2005),Cet.1,h.811 80

M.Yahya Harahap,Hukum Acara Perdata,(Jakarta : Sinar Grafika,2005),Cet.1,h.811

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

69

2. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Mahkamah Agung Nomor

354K/Pdt.Sus-Pailit/2014

Adapun penerapan hukum pada perkara ini sudahlah sesuai,

mengingat penggugat yang diberikan dana oleh pihak bank tidak dapat

memenuihi kewajibannya, dikarenakan pailit. Padahal pihak bank sendiri

sudah memberikan beberapa keringanan, seperti adanya restructuring

(penjadwalan kembali), agar memudahkan pihak penggugat selaku

nasabah untuk memenuhi kewajibannya terhadap pihak bank. Sehingga

putusan Mahkamah Agung Nomor 354K/Pdt.Sus-Pailit/2014 yang pada

pokoknya memperkuat putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Semarang Nomor 02/Pailit/2014/PN.Niaga.Smg, yang mana dalam

putusannya menetapkan Haji Mujiono Rachmat sebagai orang yang pailit,

dan adanya keputusan pailit tersebut telah memenuhi syarat Pasal 2

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Hutang.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa idealnya putusan Hakim

haruslah mengandung asas-asas berikut :

a. Asas Keadilan : pada perkara ini, keadilan dirasa lebih memihak

kepada pihak bank selaku lembaga keuangan. Karena akad yang

digunakan para pihak adalah akad musyarakah (kerjasama), yang

mana jika terjadi kerugian maka haruslah ditanggung bersama. Tetapi

kenyataannya tidak seperti itu, pihak bank tidak mau menanggung

kerugian tersebut. Padahal dalam Fatwa DSN sendiri sudah sangat

jelas dipaparkan “kerugian harus dibagi diantara para mitra secara

proporsional menurut saham masing-masing dalam modal”81

. Para

Hakim memutuskan perkara ini lebih berdasar pada peraturan undang-

undang, bukan kepada Fatwa DSN MUI ataupun KHES (Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah).

b. Asas Kemanfaatan Hukum : Sebagai pelaksana hukum dan para

penegak hukum dalam memutuskan suatu perkara haruslah

81

Fatwa DSN No.08/DSN-MUI/IV/2000

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

70

memberikan manfaat bagi masyarakatnya. Asas kemanfaatan

termasuk dalam aliran utilisme yakni aliran yang meletakan

kemanfaatan sebagai tujuan utama suatu hukum. Tidak berbeda jauh

dengan asas keadilan, kemanfaatan hukum pada perkara ini lebih

berpihak kepada pihak bank selaku pihak Termohon Kasasi, karena

para hakim memutuskan perkara ini lebih berdasarkan pada undang-

undang, bukan Fatwa DSN MUI ataupun KHES.

c. Asas Kepastian Hukum : Adanya kepastian hukum merupakan

harapan bagi pencari keadilan. Dengan adanya kepastian hukum

masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan kewajiban menurut

hukumnya. Pada perkara ini majelis hakim telah memberikan

kepastian hukum kepada para pihak, yaitu dengan memailitkan pihak

Pemohon Kasasi yang dahulunya adalah nasabah/mitra bagi bank

tersebut.

3. Anlisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

Penerapan hukum pada perkara ini sudahlah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Mengingat perkara ini merupakan

perkara syariah, tetapi penggugat, menggugat perkara ini di Pengadilan

Negeri sebagaimana Pasal 49 Nomor 3 Tahun 2006 dan Keputusan MK

No.93/PPU-X/2012 yang pada pokoknya mengembalikan sengketa

Ekonomi Syariah ke Pengadilan Agama, sehingga dapat dikatakan bahwa

perkara ini merupakan perkara yang cacat formil, yang mana sudah

sepatutnya pada akhir putusan ini menyatakan Tidak Dapat Diterima atau

Tidak Berwenang Mengadili. Sebagaimana Pasal 123 ayat (1) HIR jo.

SEMA No.4 Tahun 1996, “gugatan yang tidak memiliki dasar hukum,

gugatan eror in persona, dalam bentuk diskualifikasi atau plurium litis

consortium, mengandung cacat obscuur libel atau melanggar yuridiksi

(kompetensi) absolut atau relatif dengan jelas harus mencantumkan dalam

amar putusannya : Menyatakan Guagatan Tidak Dapat Diterima”.

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

71

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan

kesimpulan dan saran dalam penelitian ini, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis penulis melalui tiga putusan pengadilan terkait

sengketa pembiayaan Line Facility dengan akad Mudharabah,

Musyarakah, Murabahah, dan Ijarah,terdapat dua faktor utama yakni

faktor dari penegak hukum dan faktor dari masyarakat itu sendiri. Adapun

faktor yang disebabkan oleh para penegak hukum adalah sebagai berikut :

a. Faktor Pelanggaran Prosedur Sistem Eksekusi Terhadap Objek

Benda Jaminan Ijarah Plafon Pembiyaan Line Facility.

b. Faktor Kurang Merapkan Prinsip Kehati-hatian oleh Pihak Bank.

c. Faktor Kurangnya Pengetahuan Mengenai Transaksi Syariah.

Dan faktor yang berasal dari masyarakat adalah sebagai berikut :

a. Faktor Kesalahan dalam mengajukan perkara pengadilan.

b. Faktor Terjadinya Wanprestasi.

c. Faktor Terjadinya Kepailitan.

Adapun beberapa faktor terjadinya sengketa berdasarkan masing-masing

putusan adalah sebagai berikut :

a. Putusan No.08/Pdt.PLW/2014 PN BB : faktor terjadinya wanprestasi

dan faktor kurang pengetahuan mengenai transaksi syariah.

b. Putusan No.354K/Pdt.Sus.Pailit/2014 : faktor kurang menerapkan

prinsip kehati-hatian oleh pihak Bank dan faktor terjadinya

kepailitan.

c. Putusan No.79/PDT/2018/ PT DKI : faktor terjadinya wanprestasi,

faktor kesalahan dalam sistem eksekusi, dan faktor kesalahan dalam

mengajukan perkara pengadilan.

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

72

2. Analisis Pertimbangan Hakim pada Tiga Putusan Pengadilan Terkait

Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Line Facility. (1) Menurut peneliti

untuk putusan nomor No.08/Pdt.PLW/2014/ PN BB kurang sesuai dengan

peraturan yang ada, dikarenakan perkara ini merupakan perkara ekonomi

syariah yang seharusnya diselesaikan di Pengadilan Agama, sebagaimana

UU No.3 Tahun 2006 Pasal 49 dan Keputusan MK No.93/PPU-X/2012,

yang pada pokoknya menyatakan mengembalikan sengketa ekonomi

syariah ke Pengadilan Agama. (2) Analisis Pertimbangan Hakim Putusan

Mahkamah Agung Nomor 354K/Pdt.Sus-Pailit/2014 menurut peneliti

sudahlah sesuai dengan peraturan yang ada, karena kreditur memiliki

lebih dari dua debitur, yang mana kreditur sendiri tidak mampu untuk

memenuhi kewajibannya sehingga dapat dinyatakan orang yang pailit,

sebagaimana Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang. (3) Analisis

Pertimbangan Hakim Putusan Nomor 79/PDT/2018/PT DKI, menurut

peneliti sudah sesuai dengan peraturan yang ada, karena perkara ini

merupakan perkara ekonomi syariah, jadi sudah sepatutnya para hakim

menyatakan bahwa perkara ini tidak dapat diterima/cacat formil.

B. Saran

Sebuah model piranti hukum untuk menentukan langkah kedepan demi

kemajuan dan perkembangan hukum ekonomi syariah harus diupayakan

adanya regulasi khusus yang mengatur ketentuan khusus mengenai konsep

pembiayaan Line Facility, Line Facility sendiri hanya di atur secara umum

dalam Fatwa DSN MUI, dan belum ada peraturan lain seperti peraturan dari

BI,OJK, bahkan Kemenkeu yang mengaturnya.

Kemudian, untuk mengatasi permasalahan faktor faktor terjadinya

sengketa pembiayaan Line Facility, berdasarkan analisis putusan pengadilan

terkait sengketa pembiayaan Line Facility yang terjadi selama ini, maka

setiap pihak baik debitur dan kreditur seharusnya telah mengetahui hak dan

kewajiban masing-masing, dan para pihak harus secara itikad baik

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

73

berdasarkan prinsip-prinsip syariah melaksanakan segala ketentuan yang

sudah disepakati bersama dalam kontrak perjanjian Line Facility. Dalam hal

pelaksanaannya, pihak kreditur dan debitur harus samasama menjalankan

ketentuan undang-undang yang berlaku. Lembaga keuangan syariah harus

menjelaskan kepada konsumen tentang akibat hukum ketika para pihak

melakukan wanprestasi atau ingkar janji. Oleh sebab itu, pengetahuan hukum

mengenai baikhak tanggungan, fidusia dan wawasan terkait akad murabahah,

mudharabah, musyarakah, ijarah, istishna dengan plafon pembiayaan Line

Facility berdasarkan fatwa DSN MUI, KHES harus lebih di tingkatkan agar

tidak akan terjadi perselisihan antara kreditur dan debitur di kemudian hari.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

74

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amiruddin. Pengantar Metode Penelitian Hukum,Jakarta: Rajawali Pers, 2006.

Anshori, Abdul Ghofur Pokok-pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia,

Tanggerang: Citra Media,2006.

Ali, Achmad.Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan, Jakarta : Kencana,

2010.

Arto, Mukti. Pembaruan Hukum Islam Melalui Putusan Hakim,Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2015.

Badrulzaman, Mariam Darus.Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung : PT.Citra

Adtya Bakti,2011.

Bank Indonesia, Kamus Perbankan, cet ke-1, 1999.

Djamil,Fathurrahman.Penerapan Hukum Perjanjian Dalam Transaksi di

Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Harahap, Yahya.Hukum Acara Perdata, Jakarta : Sinar Grafika,2005.

Harahap, Yahya.Segi-segi Hukum Perjanjian. Bandung : Alumni. 1986.

Hudata, Edi. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah, Yogyakarta : UII Press

Yogyakarta, 2015.

Ismail.Perbankan Syariah¸Jakarta : Kencana Pernada Media Group, 2011.

Karim, Adiwarman.Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2014.

Latif, Azharudin. Fiqih Muamalat, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005.

Manan,Abdul.Penerapan Hukum Acara Perdata, Jakarta: Kencana, 2006.

Mardani. Hukum Bisnis Syariah, Jakarta : Prenamedia Group, 2014.

Mardani. Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, (Jakarta :PT Refika Aditama,

2011.

Marzuki, Peter Mahmud.Penelitian Hukum,Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2009.

Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam,Yogyakarta: BPEF, 2004.

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

75

Mujahidin, Ahmad.Pembaharuan Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan

Mahkamah Syar‟iyah Indonesia, Jakarta: IKAHI,2008.

Mustari, Dewi Nurul.Penyelesaian Sengketa Dalam Praktik Perbankan

Syariah,Yogyakarta : Pratama Publishing, 2012.

Satrio,J.Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2002.

Siregar, Pulo. Bebaskan Utangmu,Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014.

Soekanto,Soerjono .Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2011.

Soekanto, Soerjono. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008.

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta : Intermasa, 2001.

Sudarsono,Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah, Yogyakarta: Ekonisia,

2004.

Sunggono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum,Jakarta. : Rajawali

Press,2010.

Usman, Rachmadi.Hukum Lelang, Jakarta : Sinar Grafika,2016.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang

Perbankan Syariah

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006 tentang

Kewenangan Peradilan Agama.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK/06/2016 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang.

Peraturan Bank Indonesia Nomor9/14/PBI/2007 Tentang Sistem Informasi

Debitur.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tentang Rektrurisasi

Pembiayaan Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

76

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 45/DSN-MUI/II/2005 Tentang Line

Facility

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Murabahah

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli

Istishna‟

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Mudharabah (Qiradh)

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Musyarakah.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Pembiayaan Ijarah

Putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung Register Perkara Nomor :

08/Pdt.PLW/2014/PN BB

Putusan Mahkamah Agung Register Perkara Nomor : 354 K/Pdt.Sus-Pailit/ 2014

Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Register Perkara Nomor 79/PDT/2018/PT

DKI

Jurnal

Mashdurohatun, Anis.Tantangan Ekonomi Syariah Dalam Menghadapi Masa

Depan Indonesia di Era Globalisasi,Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11,

(2011). h.79

Sartika, Mila. Implementasi Ijarah dan IMBT pada Bank BRI Syaraih Cabang

Yogyakarta,Jurnal Economica,Volume VII,Edisi I, Mei 2016

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam (Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan

Syariah),Vol.01, No.02, Juli 2015, h. 107

Website

https://www.ojk.go.id/id/BukuStandarProdukPerbankanSyariah Murabahah

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A NNomor: 08/Pdt.PLW/2014/PN BB

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Bale Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara gugatan dalam peradilan tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tersebut di bawah ini dalam perkara Perlawanan antara:H. IWAN ABDURRAHMAN,MBA dan NY. ELY RATNAYU SONDANI.Kesemuanya beralamat Komplek Griya Bukit Mas H C3, No. 3-4 RT. 05 RW 20

Kelurahan Cibeuying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Dalam hal ini diwakil oleh Kuasanya H. QADHAR FAISAL RUSKANDA, SH, ASEP SAEPUDIN, SH, M. ADHI HAKIM, SH, IKUN SHARYADI, SH, YUDI KOSASIH, SH, M. ADHI YUDHA, SH, Kesemuanya Advokat yang tergabung dalam Kantor Hukum H. QADHAR FAISAL RUSKANDA, SH & PARTNERS yang beralamat Kantor di Jalan Cihampelas no. 149 Bandung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 28/SKQFR/XI/2013 tertanggal 8 November 2013, untuk selanjutnya disebut sebagai PARA PELAWAN;

MELAWAN1. PT. Bank Bukopin Syariah, Jl. R.E. Martadinata ( Riau ) No. 142 Bandung,

selanjutnya disebut sebagai TERLAWAN ; 2. KOPERASI AL- AMIN, yang beralamat di Bumi Panyileukan Q.1 Nomor 5,

Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Bandung, untuk selanjutnya disebut sebagai TURUT TERLAWAN .I ;

3. ERNY KENCANAWATI, SH.MH Notaris Kota Bandung, Jl. Ir. H. Juanda No. 185 Bandung, untuk selanjutnya disebut sebagai TURUT TERLAWAN II ;

Pengadikan Negeri tersebut;Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara;Setelah memperhatikan bukti surat;Menimbang, bahwa para Pelawan dalam surat Perlawanannya tertanggal

09 Januari 2014 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bale Bandung dibawah register No. 08/Pdt.PLW/2014/PN BB telah mengemukakan sebagai berikut:

1

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Bahwa, Para Pelawan adalah sebagai pemilik atas tanah dan bangunan sebagaimana Sertifikat Hak Milik Nomor: 3884/Desa Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima puluh lima meter persegi), Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ( Vide : Bukti P-1), yang selanjutnya disebut objek permohonan eksekusi;

2. Bahwa selain sebagai pemilik atas objek permohonan eksekusi, Para Pelawan sebagaimana yang tercantum dalam Akta-akta Al-mudharabah yang dibuat dan ditandatangani oleh Pihak Terlawan (Bank) dan Turut Terlawan I (Nasabah) dihadapan Turut Terlawan II, sebagaimana Akta-akta :

a. Akta Al-Mudharabah Nomor 40, pada tanggal 29 Juli 2008, fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 475.000.000, (empat ratus tujuh puluh lima juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah masing-masing sebesar 46.6% (Termohon/Bank), 53.4% (Pemohon/Mudharib);

b. Akta Al-Mudharabah Nomor 18, pada tanggal 27 Januari 2009, fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 300.000.000, (tiga ratus juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah masing-masing sebesar 63% (Termohon/Bank), 37% (Pemohon/Mudharib);

c. Akta Al-Mudharabah Nomor 70, pada tanggal 17 September 2009; fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 100.000.000, (seratus juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah masing-masing sebesar 63% (Termohon/Bank), 37% (Pemohon/Mudharib);

d. Akta Al-Mudharabah Nomor 13, pada tanggal 4 Pebruari 2010 fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 140.000.000, (seratus empat puluh juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah masing-masing sebesar 63% (Termohon/Bank), 37% (Pemohon/Mudharib);

e. Akta Al-Mudharabah Nomor 05, pada tanggal 06 September 2010; fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 90.000.000, (Sembilan puluh juta rupiah), jangka waktu 66 (enam puluh enam) bulan, Nisbah masing-masing sebesar 56% (Termohon/Bank), 44% (Pemohon/Mudharib);

f. Akta Al-Mudharabah Nomor 38, pada tanggal 15 November 2010; fasilitas Plafon line Facility sebesar Rp. 150.000.000, (seratus lima puluh juta rupiah), jangka waktu 60 (enam puluh) bulan, Nisbah masing-masing sebesar 56% (Termohon/Bank), 44% (Pemohon/Mudharib);

Adalah sebagai "PIHAK KETIGA" atau "PENJAMIN" ( Vide : Bukti P-2.1, P-2.2, P-2.3, P-2.4, P-2.5 dan P-2.6)

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. Bahwa Akad Mudharabah merupakan suatu bentuk kerjasama antara Bank sebagai Shahibul Maal yang menyediakan dana untuk tujuan menjalankan usaha dengan dasar pembagian pendapatan sebagai hasil menjalankan usaha. Akad Mudharabah ini bersifat kontraktual yang dapat menciptakan atau menimbulkan kewajiban bersama untuk melakukan : Pengendalian Usaha Bersama (join controf), Pengendalian Bersama Operasi (jointly controlled operation), dan Pengendalian Bersama Aset (jointly contmlled asset.

4. Bahwa sepengetahuan Para Pelawan atas usaha Turut Terlawan I, sejak awal tahun 2011 mengalami gangguan dalam menjalankan usaha, yang pada akhirnya mulai bulan April 2011

Koperasi Keuangan Mikro Syariah Al-Amin sudah tidak beroperasi sama sekali. Dimana penyebab kegagalan usaha Turut Terlawan I tersebut hampir seperti dialami oleh kebanyakan koperasi yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat yaitu masalah likuiditas, dimana pada saat-saat tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri, Turut Terlawan I harus membayar tabungan jauh diatas kemampuan Turut Terlawan I, sehingga terpaksa Turut Terlawan I melakukan pinjaman yang mahal, dilain pihak akibat Terlawan menerapkan system bagi hasil efektif yang jumlahnya diawal sangat besar sedangkan Turut Terlawan I menerapkan system flat kepada anggota, sehingga beban dimuka yang besar mengakibatkan kerugian. Bagi hasil yang ditagih dan harus Turut Terlawan I bayar kepada Terlawan atas dasar posisi saldo pembiayaan bukan berdasarkan pendapatan riil yang Turut Terlawan I peroleh dari usaha Turut Terlawan I.

5. Bahwa atas permasalahan usaha yang terjadi pada Turut Terlawan I, Para Pelawan pada tanggal 25 Juli 2012, telah mengirimkan surat kepada Terlawan tentang "Permohonan dinyatakan lunas dengan pembayaran pokok pembiayaan mudharabah KKMS Al-Amin" ( Vide: Bukti P-3) dimana inti surat tersebut adalah:

• Bahwa Para Pelawan sebagai pemilik objek permohonan sita, bersedia untuk membayar sisa tunggakan KKMS Al-Amin (Turut Terlawan I);• Bahwa Para Pelawan memohon kepada Terlawan untuk hanya membayar hutang pokoknya saja sebesar Rp. 855.000.000 (delapan ratus lima puluh lima juta rupiah), tanpa dibebani oleh margin/bagi hasil, karena usaha KKMS Al-Amin (Turut Termohon I) sejak awal tahun 2011 mengalami gangguan dalam

3

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

menjalankan usaha, yang pada akhirnya mulai bulan April 2011 Koperasi Keuangan Mikro Syariah Al-Amin sudah tidak beroperasi sama sekali;• Bahwa atas itikad tersebut, Para Pelawan telah membayar uang muka sebesar Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) berupa cek No. Au 208724 BCA, atas nama Yoris Tenza 7840699000 ( Vide: Bukti P-4).

6. Bahwa walaupun dengan alasan sebagaimana poin 5 diatas, dan Para Pelawan telah membayar uang muka sebesar Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah), pada tanggal 30 Juli 2012 Terlawan telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Para Pelawan ( Vide : Bukti P-5), dimana inti pemberitahuan tersebut adalah penolakan Terlawan atas permohonan Para Pelawan untuk membayar sisa hutang Turut Termohon I dengan hanya hutang pokok saja.

7. Bahwa selain itu sepengetahuan Para Pelawan, Turut Terlawan I telah memintakan kepada Terlawan masalah hutangnya tersebut, termasuk didalamnya permohonan Turut Terlawan I kepada Terlawan untuk membayar hutang pokoknya saja, dengan alasan usahanya Turut Terlawan I sudah tidak berjalan lagi. Tetapi tetap saja Terlawan menolak atas itikad dan/atau usaha yang telah diajukan oleh Turut Terlawan I ;

8. Bahwa sebagaimana dalam kesepakatan/AKta telah tercantumKan Kalimat : "Nasabah dengan ini memberikan kuasa kepada Bank untuk menjual/mengeksekusi jaminan melalui cara dibawah tangan atau penetapan Pengadilan Negeri, apabila Nasabah tidak melakukan kewajibannya sesuai dengan kesepakatan para pihak'"

Masih dalam kesepakatan/Akta tentang "Hak dan Kewajiban Para Pihak" telah tercantumkan kalimat :

• Nasabah bertanggungjawab penuh terhadap seluruh kerugian usaha, yang dilakukan menyimpang dari ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan atau disepakati.

• Apabila ternyata Nasabah menyimpang dan terjadi penyelewengan atas akad ini, maka Bank berhak untuk mengambil alih pengelolaan usaha, asset keuangan dan asset lainnya untuk diperhitungkan sebagai pembayaran kewajiban Nasabah.

Bahwa selain itu dalam kesepakatan/Akta telah tercantumkan kalimat : Nasabah dan Bank berjanji dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa pihak Bank hanya akan menanggung segala kerugian secara proporsional, maksimum sebesar modal yang disediakan oleh Bank yang diberikan kepada Nasabah.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idSelain yang terdapat dalam kesepakatan/Akta Mudharabah, dalam peraturan lain telah mengatur:

HALPERATURAN BI No. 7/46/PBI/2005

FATWA DSN - MUI NO. 07/1V/2000

Keuntungan Pembagian keuntungan dilakukan dengan metode bagi untung dan rugi {profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing). Pembagian keuntungan berdasarkan hasil usaha dari mudharib sesuai dengan laporan hasil usaha dari usaha mudharib

Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja.

Kerugian Bank menanggung seluruh resiko kerugian usaha yang dibiayai kecuali jika nasabah melakukan kecurangan, lalai, atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian usaha.

Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan

disengaja, kelalaian atau pelanggaran.

9. Bahwa sebagaimana dalam salah satu Klausul Akta Al-Mudharabah tentang Penyelesaian Perselisihan, yang pada intinya apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan, maka para pihak mengikatkan diri untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS), atau melalui pengadilan yang ditunjuk atau ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan.10.----------------------------------------------------------------------------------------------- Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka sudah sangat beralasan apabila permohonan eksekusi atas objek eksekusi sebagaimana Penetapan Ketua Pengadilan No. 33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013 di Pengadilan Negeri Bale Bandung oleh Terlawan adalah "PREMATURE" dengan alasan dan dasar hukum sebagai berikut:

1. Bahwa Perjanjian Kredit yang terjadi antara Terlawan (Bank) dengan Turut Terlawan (Nasabah) dan Para Pelawan (Penjamin) yang dibuat dan ditandatangani adalah berupa "Akad Mudharabah" ;

2. Bahwa Terlawan sebelum mengajukan permohonan eksekusi atas objek eksekusi milik Para Pelawan, belum pernah melakukan upaya berupa :

5

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mengambil alih pengelolaan usaha, asset keuangan dan asset lainnya milik Turut Terlawan I sebagaimana amanat dalam Akad Mudharabah;

3. Bahwa Terlawan belum membuktikan alasan Turut Terlawan I atas usahanya sehingga pada bulan April 2011 tidak beroperasi lagi. Karena hal tersebut akan menentukan langkah atau ketentuan yang harus dilakukan/ditaati oleh Para Pihak, yang diantaranya :

a. Jika nasabah ( Turut Terlawan I ) melakukan kecurangan, lalai, atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian usaha, maka nasabah ( Turut Terlawan I ) menanggung seluruh resiko kerugian usaha.

b. Dan sebaliknya, Pihak Bank (Terlawan) akan menanggung seluruh resiko kerugian usaha yang dibiayai, bila Nasabah ( Turut Terlawan I ) telah terbukti dalam menjalankan usahanya telah menyimpang dari core bisnis yang telah disepakati antara pihak Bank (Terlawan) dengan Nasabah ( Turut Terlawan I ), hal tersebut tercantum pula dalam poin Akad Mudharabah yang menyatakan "bahwa pihak Bank hanya akan menanggung segala kerugian secara proporsional, maksimum sebesar modal yang disediakan oleh Bank yang diberikan kepada Nasabah"

4. Bahwa penolakan Terlawan atas itikad Para Pelawan dan/atau Turut Terlawan I untuk membayar sisa hutangnya yang hanya mau membayar hutang pokok saja, dengan alasan bahwa usaha yang dijalankan oleh Turut Terlawan I tidak berjalan lagi, telah membuktikan adanya perselisihan antara Para Pelawan (Penjamin), Turut Terlawan I (Nasabah) dengan Terlawan (Bank). Sehingga sebagaimana yang tertera dalam Akad Mudharabah tentang Penyelesaian Perselisihan, yang pada intinya apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan, maka para pihak mengikatkan diri untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS), atau melalui pengadilan yang ditunjuk atau ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan ;

11. Bahwa selain alasan permohonan eksekusi atas objek eksekusi sebagaimana Penetapan Ketua Pengadilan No. 33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013 di Pengadilan Negeri Bale Bandung oleh Terlawan adalah "PREMATURE", pada tanggal 29 Agustus 2013 silam, MAHKAMAH KONSTITUSI telah mengeluarkan Keputusan No. 93/PPU-X/2012, dimana isi

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pokok putusan tersebut adalah "Mengembalikan sengketa ekonomi Syariah ke Pengadilan Agama (PA)" (Vide : Bukti P-6). Dengan demikian Penetapan Ketua Pengadilan No. 33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013 di Pengadilan Negeri Bale Bandung adalah suatu bentuk perbuatan "Melawan Hukum" yang kedepannya akan mengakibatkan benturan hukum antara kewenangan Pengadilan Agama (PA) dengan Pengadilan Umum. Sehingga seharusnya Pengadilan Negeri Bandung melepaskan diri dari Permohonan Sita Eksekusi dari Terlawan, karena hal ini merupakan kewenangan absolute dari Pengadilan Agama.

12. Bahwa karena Perlawanan Para Pelawan ini didasarkan bukti-bukti yang kuat dan sah maka kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menyatakan permohonan eksekusi atas sebidang tanah dan bangunan yang terletak di atasnya Sertifikat Hak Milik Nomor : 3884/Desa Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima puluh lima meter persegi), Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tidak dapat dilaksanakan;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dengan ini Para Pelawan mohon kepada Yth. Ketua Pengadilan Negeri Bale Bandung, agar berkenan memanggil para pihak untuk menghadap di persidangan pada hari yang ditentukan dan setelah memeriksa dan mengadili kemudian menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut ;

1. Menerima dan mengabulkan perlawanan Para Pelawan untuk seluruhnya;

2. Menolak permohonan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Negeri Bale Bandung atas sebidang tanah dan bangunan yang terletak di atasnya Sertifikat Hak Milik Nomor : 3884/Desa Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima puluh lima meter persegi), Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sebagaimana Penetapan No. 33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013;

3. Menyatakan permohonan eksekusi Termohon atas objek eksekusi adalah prématuré dan tidak berdasar hukum;

4. Menentukan biaya perkara yang timbul menurut hukum

7

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Apabila Majelis yang memeriksa perkara ini mempunyai pendapat lain, mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk Para Pelawan datang menghadap Kuasanya H. QADHAR FAISAL RUSKANDA, SH, , sedangkan Terlawan dan Turut Terlawan I serta Turut Terlawan II tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak menyuruh orang lain untuk datang menghadap sebagai Kuasanya yang sah, meskipun telah dipanggil secara sah dan patut menurut ketentuan Undang-undang yang berlaku sesuai dengan Surat Panggilan (Relaas) tanggal 04 Februari, 2014, tanggal 20 Februari 2014, tanggal 05, 06 Maret 2013, yang dilakukan oleh Rachmat Jumara, Jurusita Pengganti, Pengadilan Negeri Bandung ;

Menimbang, bahwa karena Terlawan dan Turut Terlawan I serta Turut Terlawan II tidak pernah dapat menghadap di persidangan, maka pemeriksaan terhadap perkara ini dilanjutkan dengan tanpa kehadirannya pihak Terlawan dan Turut Terlawan I serta Turut Terlawan II ;

Menimbang, bahwa dengan demikian maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Terlawan dan Tutut Terlawan I serta Turut Terlawan II telah tidak menggunakan haknya untuk membela kepentingan hukumnya;

Menimbang, bahwa kemudian persidangan dilanjutkan dengan membacakan surat Perlawanan Para Pelawan yang isinya tetap dipertahankan Para Pelawan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil Perlawanannya, pelawan atas keinginannya sendiri telah mengajukan bukti surat sebagai berikut:

1. Fotocopy Surat Panggilan Teguran Nomor : 33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB, tanggal 11 Oktober 2013 (P-1);

2. Foto copy Akta Al-Mudharabah Nomor 18, pada tanggal 27 Januari 2009, ( P – 1-1 ) ;

Foto copy Akta Al-Mudharabah Nomor 70, pada tanggal 17 September 2009, ( P – 1-2 ) ;Foto copy Akta Al-Mudharabah Nomor 05, pada tanggal 06 September 2010, ( P – 1-3 ) ;Foto copy Akta Al-Mudharabah Nomor 38, pada tanggal 15 Nopember 2010, ( P – 1-3 ) ;3. Fotocopy Surat kepada Terlawan tentang “ Permohonan dinyatakan lunas

dengan pembayaran pokok pembiayaan mudharabah KKMS Al-Amin (P – 2 );

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id4. Fotocopy tanda terima dari Terlawan atas Pembayaran Para Pelawan

berupa cek No. Au 208724 BCA, atas nama Yoris Tenza 7840699000 Rp. 300.000.000,- ( tiga ratus juta rupiah ) (P – 3 );

5. Fotocopy Surat pemberitahuan dari Terlawan, tanggal 30 Juli 2012 kepada Para Terlawan (P – 4 );

6. Fotocopy Penggalan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor : 93/PUU-X/2012 (P – 5 ) ;Menimbang, bahwa masing-masing bukti surat tersebut diatas telah

dibubuhi meterai cukup sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (3) UU No. 13 tahun 1985 tentang Bea Materai, dan dipersidangan telah diteliti dan dicocokkan kebenarannya dengan surat aslinya dan ternyata cocok, kecuali bukti P 1– 1 s/d P 1 – 4, dan P – 3, tidak dapat diperlihatkan surat aslinya;

Menimbang, bahwa untuk singkatnya, maka segala hal ihwal yang terjadi dalam persidangan serta telah tertulis lengkap dalam berita acara persidangan pemeriksaan perkara ini haruslah dianggap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

Menimbang, bahwa selanjutnya Kuasa Para Pelawan akhirnya mohon Putusan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari perlawanan pelawan adalah sebagaimana tersebut diatas;

Menimbang, bahwa dalam surat perlawanannya para pelawan mendalilkan sebagai pemilik atas tanah dan bangunan sebagaimana Sertifikat Hak Milik Nomor: 3884/Desa Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima puluh lima meter persegi), Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan disamping itu mempunyai 6 (enam) akta Al- Mudharabah yang merupakan suatu bentuk kerja sama antara Bank sebagai Shahibul Maal yang menyediakan dana untuk tujuan menjalankan usaha dengan dasar pembagian pendapatan sebagai hasil menjalankan usaha. Tetapi dalam usahanya Turut Terlawan I mengalami masalah terutama pada saat Hari Raya Idul Fitri Turut Terlawan I harus membayar tabungan yang jauh melebihi kemampuan Turut Terlawan I, dan untuk itu Turut Terlawan I meminjam dana yang mahal, sehingga pada tanggal 25 Juli 2012 Turut Terlawan I mengirim surat kepada Terlawan agar Turut Terlawan I, dianggap lunas dengan membayar hutang pokok saja sebesar Rp. 855.000.000,- (delapan ratus lima puluh lima jutarupiah) dan untuk itikad baik

9

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Turut Terlawan I telah melakukan pembayaran sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) berupa cek No. Au 208724 BCA atas nama Yoris Tenza, bahwa atas usaha Turut Terlawan I tersebut Terlawan melakukan penolakan;

Menimbang bahwa perlu diingat kalau dalam salah satu klausula Akta Al – Mudharabah terdapat ketentuan yang mengatur apabila terjadi perselisihan maka akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) atau melalui Pengadilan yang ditunjuk atau ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan, dan berdasarkan uraian diatas telah menunjukan kalau antara Turut Terlawan I dengan Terlawan telah terjadi perselisihan dan setelah musyawarah untuk mufakat dilakukan dan tidak menemui titik temu maka seyogyanyalah harus dilakukan langkah pertama dulu yaitu diselesaikan melalui BASYARNAS dan seandainya tidak berhasil baru ditindak lanjuti dengan upaya hukum lain, sehingga penetapan Ketua Pengadilan No.33/PDT.Eks.Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013 adalah premature karena pada tanggal 29 Agustus 2013 MAHKAMAH KONSTITUSI telah mengeluarkan Keputusan No. 93/PPU-X/2012 yang pada pokoknya menyatakan mengembalikan sengketa ekonomi syariah ke Pengadilan Agama;

Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil-dalilnya perlawanannya pelawan dengan keinginannya sendiri telah mengajukan bukti yang diberi tanda P.1 s/d P. 5; Menimbang, bahwa terhadap Perlawanan pelawan tersebut, pihak Terlawan, Turut Terlawan I dan Turut Terlawan II telah dipanggil dengan patut, akan tetapi ternyata tidak pernah datang menghadap ke persidangan atau menyuruh wakilnya yang sah untuk menghadap di persidangan; Menimbang, bahwa oleh karena jangka waktu dan formalitas menurut hukum telah diindahkan dengan sepatutnya, maka terhadap pihak Terlawan, Turut Terlawan I dan Turut Terlawan II yang tidak pernah datang menghadap kepersidangan tersebut, haruslah dinyatakan tidak hadir dan perlawanan akan diputus dengan verstek sebagaimana akan dipertimbangkan di bawah ini;

Menimbang bahwa terlepas dari uraian diatas, ternyata Pelawan dalam perlawanannya secara tersirat mendalilkan adanya wewenang absolut dalam sengketa perbankan Syariah, tentang Pengadilan Negeri tidak berwenang dalam memeriksa sengketa perbankan Syariah, karena telah ada Keputusan dari Mahkamah Konstitusi No. 93/PPU-X/2012 tanggal 29 Agustus 2013 yang menyatakan kalau perkara syariah harus ditangani oleh Pengadilan Agama dan sudah seyogyanya sengketa perbakan Syariah harus diselesaikan melalui BASYARNAS terlebih dahulu sesuai dengan klausula yang terdapat dalam salinan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Akta Al Mudharabah No. 18 tanggal 27 Januari 2009 yang menyatakan apabila penyelesaian secara mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati kedua belah pihak maka penyelesaian masalah akan diserahkan kepada BASYARNAS;

Menimbang, bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012 tanggal 29 Agustus 2013 yang bersifat final dan mengikat (binding), dimana penyelesaian sengketa Perbankan Syariah merupakan kewenangan Pengadilan Agama, sehingga Pengadilan Negeri in casu Pengadilan Negeri Bale Bandung tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan sengketa Perbankan Syariah;

Menimbang, bahwa karena Pengadilan Negeri Bale Bandung tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan sengketa Perbankan Syariah termasuk eksekusinya, maka Penetapan Eksekusi dari Ketua Pengadilan Pengadilan Negeri Bale Bandung No. 33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB tanggal 02 Oktober 2013 atas sebidang tanah dan bangunan yang terletak diatas di atasnya Sertifikat Hak Milik Nomor : 3884/Desa Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima puluh lima meter persegi), Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang didasarkan pada Akta Al- mudharabah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sehingga petitum angka 2 dan 3 dari perlawanan para Pelawan sudah sepatutnya dikabulkan dengan perbaikan redaksi sebagaimana disebutkan dalam amar putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas, maka perlawanan para Pelawan adalah beralasan dan tidak bertentangan dengan hukum sehingga dapat dikabulkan untuk sebagian dan menolak selain dan selebihnya;

Menimbang, bahwa karena perlawanan para Pelawan dikabulkan sebagian, sesuai pasal 181 ayat (3) HIR oleh karenanya biaya yang timbul dalam perkara ini harus dibebankan kepada Terlawan yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini;

Meningat ketentuan pasal 125 HIR, serta peraturan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I1. Menyatakan Terlawan, Turut Terlawan I dan Turut Terlawan II telah

dipanggil dengan patut tidak hadir;2. Mengabulkan perlawanan para Pelawan untuk sebagian dengan verstek;3. Menyatakan pelawan adalah pelawan yang benar;

11

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id4. Menyatakan bahwa Penetapan Eksekusi Nomor 33/Pdt.Eks/Sht/2013/PN.BB

tanggal 02 Oktober 2013 dari Ketua Pengadilan Negeri Bale Bandung atas sebidang tanah dan bangunan yang terletak di atas Sertifikat Hak Milik Nomor : 3884/Desa Cibeunying, Seluas 355 m2 (tiga ratus lima puluh lima meter persegi), Kavling C.3-3-4/T.45, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;

1. Menghukum Terlawan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.806.000,00 (delapan ratus enam ribu rupiah);

2. Menolak perlawanan para Pelawan selain dan selebihnya;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kl.I Bale Bandung, pada hari Kamis tanggal 10 April 2014, oleh kami, CATUR IRIANTORO, SH,.M.Hum sebagai Hakim Ketua Sidang, RATMOHO, SH.MH dan SYARIP, SH.MH. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Kami Hakim Ketua Sidang didampingi oleh Hakim-

hakim Anggota tersebut di atas dibantu ENANG SUPARMAN, SH sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Negeri tersebut dengan dihadiri oleh Kuasa para Pelawan dan tanpa dihadiri oleh Terlawan, Turut Terlawan I serta Turut Terlawan II;

HAKIM-HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,

ttd ttd

RATMOHO, SH. MH. CATUR IRIANTORO, SH., Mhum.

ttd

SYARIP, SH.MH. PANITERA PENGGANTI,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ttd

ENANG SUPARMAN SH.

Perincian Biaya :1. Biaya Pendaftaran Gugatan : Rp. 30.000,-2. Biaya Proses : Rp. 50.000,-3. Biaya Redaksi : Rp. 5.000,-4. Biaya Materai : Rp. 6.000,-5. Biaya Panggilan Sidang : Rp. 715.000,-

J u m l a h Rp. 806.000,- ( delapan ratus enam ribu rupiah ).

13

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus permohonan pernyataan pailit pada tingkat

kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:

HAJI MUJIONO RACHMAT, bertempat tinggal di Ngrejopuro RT.

01/003 Jalan Raya Slogohimo, Wonogiri, Jawa Tengah, dalam hal

ini memberi kuasa kepada Muh. Kurniawan BW, S.Ag., S.H., M.H.,

dan kawan, Para Advokat, beralamat di Jalan Adi, Nomor 8,

Kepatihan Wetan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 April 2014, sebagai

Pemohon Kasasi dahulu Termohon Pailit;

t e r h a d a p

PT. BANK SYARIAH BUKOPIN, berkedudukan di Jalan Salemba

Raya, Nomor 55, Jakarta, diwakili Direktur Utama Riyanto, dalam

hal ini memberi kuasa kepada Purwoko J. Soemantri, S.H.,

M.Hum., dan kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Gedung

Manggala Wanabakti, Blok IV, Lantai 5, Wing A, Ruang 502 A,

Jalan Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tanggal 9 Mei 2014, sebagai Termohon Kasasi

dahulu Pemohon Pailit;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

Termohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Pailit telah mengajukan

permohonan pernyataan pailit di depan persidangan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Semarang, pada pokoknya sebagai berikut:

A. Identitas Pemohon:

1. Bahwa Pemohon adalah Badan Hukum Indonesia berbentuk Perseroan

Terbatas, yang bergerak dalam bidang Perbankan dengan prinsip usaha

syariah dengan produk usaha antara lain: simpanan tabungan syariah,

penyaluran fasilitas pembiayaan kepada masyarakat dalam bentuk

Hal. 1 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

syariah, khususnya kepada lembaga-lembaga atau badan-badan usaha

di Indonesia dan perorangan;

B. Identitas Termohon:

2. Bahwa Termohon adalah orang perorangan yang dalam usahanya

memerlukan tambahan modal kerja;

C. Termohon telah tidak membayar kepada Pemohon suatu hutang yang telah

jatuh tempo dan dapat ditagih:

3. Bahwa sehubungan dengan bidang usaha Termohon tersebut di atas,

maka antara Pemohon dengan Termohon yang dalam tindakan

hukumnya telah mendapat persetujuan dari Isterinya: Ny. Hajjah Yudianti,

telah terjadi adanya hubungan hukum dalam rangka pemberian fasilitas

pembiayaan dari Pemohon kepada Termohon, sebagai berikut:

1. Berdasarkan Akta Akad Line Facility Musyarakah Nomor 60 dan Akta

Pengakuan Hutang Nomor 63, tertanggal 16 Februari 2012, yang

dibuat dihadapan Notaris Shallman, S.E., S.H., M.M., M.Kn., Notaris

di Surakarta, Pemohon setuju memberikan pinjaman kepada

Debitur/Termohon plafond maksimal sebesar Rp1.298.000.000,00

(satu miliar dua ratus sembilan puluh delapan juta rupiah) yang

akan digunakan untuk take over fasilitas pembiayaan di Bank

Syariah Mandiri Cabang Solo, dalam bentuk fasilitas modal kerja,

Nisbah bagi hasil yang diberikan oleh Bank sebesar 0.39 % (Nisbah

Bank) dan 99.61 % (Nisbah Nasabah), dengan jangka waktu

berlaku 12 bulan sejak tanggal pencairan, dimana untuk menjamin

tertibnya pembayaran kembali/pelunasan hutang dan/atau margin

Termohon pada waktu yang telah disepakati, maka Termohon

menyerahkan jaminan:

1. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 177,

terletak di Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan,

seluas ± 180 M2, Gambar Situasi Nomor 891, tanggal 22-12-1986,

terdaftar atas nama Sri Yudianti;

2. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 849,

terletak di Desa Slogohimo, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten

Wonogiri, seluas ± 310 M2, Gambar Situasi Nomor 9094/1993,

tanggal 21-07-1993, terdaftar atas nama H. Rachmat Mujiono;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 2013,

terletak di Desa/Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 310 M2, Surat Ukur Nomor

00056/2000, tanggal 30-08-2000, terdaftar atas nama Sri Yudianti;

4. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1024,

terletak di Desa/Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 725 M2, Gambar Situasi Nomor

16749/1991, tanggal 09-12-1991, terdaftar atas nama H. Rachmat

Mujiono;

5. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 3336,

terletak di Desa/Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 247 M2, Surat Ukur Nomor

00072/2008, tanggal 23-06-2006, terdaftar atas nama Hj. Sri Yudianti;

6. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 3197,

terletak di Desa/Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 397 M2, Surat Ukur Nomor

00086/2006, tanggal 09-11-2006, terdaftar atas nama Sri Yudianti;

7. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 2146,

terletak di Desa/Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 1.731 M2, Surat Ukur Nomor

00077/2003, tanggal 29-01-2003, terdaftar atas nama Sri Yudianti;

8. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1874,

terletak di Desa/Kelurahan Purwosari, Kecamatan Wonogiri,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 1.001 M2, Surat Ukur Nomor

00086/2004, tanggal 08-03-2004, terdaftar atas nama Sri Yudianti;

9. Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1486,

terletak di Desa/Kelurahan Slogohimo, Kecamatan Slogohimo,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 1.447 M2, Surat Ukur Nomor 00020/

Slogohimo/2006, tanggal 07-11-2006, terdaftar atas nama Sri

Yudianti;

10.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1191,

terletak di Desa/Kelurahan Slogohimo, Kecamatan Slogohimo,

Hal. 3 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 139 M2, Surat Ukur Nomor

00067/2003, tanggal 11-06-2003, terdaftar atas nama Ny. Sri Yudianti;

11.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1461,

terletak di Desa/Kelurahan Waru, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten

Wonogiri, seluas ± 119 M2, Surat Ukur Nomor 00219/7507/1998,

tanggal 10-09-1998, terdaftar atas nama Haji Rachmat Mujiono, Wrs;

12.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 222,

terletak di Desa/Kelurahan Tunggur, Kecamatan Slogohimo,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 900 M2, Gambar Situasi Nomor

11025/1991, tanggal 03-08-1991, terdaftar atas nama Drs.Rachmat

Mujiono;

13.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1247,

terletak di Desa/Kelurahan Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 720 M2, Gambar Situasi Nomor

2089/1989, tanggal 28-01-1989, terdaftar atas nama Sri Yudianti;

14.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1256,

terletak di Desa/Kelurahan Bulusari, Kecamatan Slogohimo,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 145 M2, Surat Ukur Nomor

00032/2001, tanggal 14-11-2001, terdaftar atas nama Haji Rachmat

Mujiono;

15.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 2439,

terletak di Desa/Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Jatisono,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 330 M2, Surat Ukur Nomor

00343/8717/1998, tanggal 24-11-1998, terdaftar atas nama Hajjah Sri

Yudianti;

16.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 162,

terletak di Desa/Kelurahan Slogohimo, Kecamatan Slogohimo,

Kabupaten Wonogiri, seluas ± 285 M2, Gambar Situasi Nomor

8537/1987, tanggal 17-09-1987, terdaftar atas nama Hajjah Sri

Yudianti;

17.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 1237,

terletak di Desa/Kelurahan Soco, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Wonogiri, seluas ± 790 M2, Gambar Situasi Nomor 6225/1993,

tanggal 25-05-1993, terdaftar atas nama Haji Rachmat Mujiono;

18.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 2541,

terletak di Desa/Kelurahan Ngresep, Kecamatan Ngemplak,

Kabupaten Boyolali, seluas ± 240 M2, Gambar Ukur Nomor 00034/

Ngesrep/2003, tanggal 17-09-2003, terdaftar atas nama Sri Yudianti;

19.Sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 854,

terletak di Desa/Kelurahan Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten

Sukoharjo, seluas ± 446 M2, Surat Ukur Nomor 6570/1982, tanggal

29-07-1982, terdaftar atas nama Sri Yudianti;

20.Persediaan barang dagangan milik Nasabah minimal sebesar

Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), menunjuk Akta Perubahan

Jaminan Fiducia Nomor 80 tanggal 16 Oktober 2012, dibuat

dihadapan Notaris H. Teddy Anwar, SH. SpN, Notaris di Jakarta;

21.Jaminan Fiducia persediaan barang dagangan senilai

Rp3.558.618.000,00 (tiga miliar lima ratus lima puluh delapan juta

enam ratus delapan belas ribu rupiah), Akta Nomor 49 tanggal 14

Agustus 2012, dibuat dihadapan Notaris H. Teddy Anwar, S.H. SpN,

Notaris di Jakarta;

1. Selanjutnya berdasarkan Akta Akad Line Facility Murabahah Nomor 61

dan Akta Pengakuan Hutang Nomor 64, tertanggal 16 Februari

2012, yang dibuat dihadapan Notaris Shallman, S.E. S.H. M.M.

M.Kn. Notaris di Surakarta, Pemohon setuju menyediakan plafond

maksimal Rp9.599.594.186,00 (sembilan miliar lima ratus sembilan

puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh empat ribu seratus

delapan puluh enam rupiah) yang akan digunakan untuk take over

fasilitas pembiayaan di PT. Bank Mutiara, Tbk. penetapan margin

maksimal pembiayaan yang diberikan Bank adalah

Rp2.187.597.597,00 (dua miliar seratus delapan puluh tujuh juta

lima ratus sembilan puluh tujuh ribu lima ratus sembilan puluh tujuh

rupiah), sehingga harga jual maksimal sebesar

Rp11.787.191.783,00 (sebelas miliar tujuh ratus delapan puluh tujuh

juta seratus sembilan puluh satu ribu tujuh ratus delapan puluh tiga

rupiah), jangka waktu sampai dengan sisa jangka waktu dari Bank

Hal. 5 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Mutiara sejak tanggal pencairan, dengan jaminan sama dengan

Akta Akad Line Facility Musyarakah Nomor 60;

2. Kemudian berdasarkan Akta Akad Line Facility Murabahah Nomor 62

dan Akta Pengakuan Hutang Nomor 65, tertanggal 16 Februari

2012, yang dibuat dihadapan Notaris Shallman, S.E. S.H. M.M.

M.Kn. Notaris di Surakarta, Pemohon setuju menyediakan plafond

maksimal sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) yang

akan digunakan untuk modal kerja, margin maksimal yang diberikan

Pemohon adalah sebesar Rp1.139.421.914,00 (satu miliar seratus

tiga puluh sembilan juta empat ratus dua puluh satu ribu sembilan

ratus empat belas rupiah), sehingga harga jual maksimal sebesar

Rp6.139.421.914,00 (enam miliar seratus tiga puluh sembilan juta

empat ratus dua puluh satu ribu sembilan ratus empat belas rupiah),

dengan jangka waktu 40 bulan sejak tanggal pencairan, dengan

jaminan sama dengan Akta Akad Line facility Musyarakah Nomor

60;

4. Bahwa selanjutnya berdasarkan Addendum Akad Line Facility

Musyarakah Akta Nomor 14 tanggal 5 Maret 2013 dibuat dihadapan

Notaris Shallman,S.E. S.H. M.M. M.Kn. Akad Pembiayaan Line Facility

Nomor 60 fasilitas pembiayaan untuk take over fasilitas di Bank Syariah

Mandiri Cabang Solo dalam bentuk Line Facility Musyarakah Non

Revolving sampai dengan plafond maksimal sebesar

Rp1.289.690.002,00 (satu miliar dua ratus delapan puluh sembilan juta

enam ratus sembilan puluh ribu dua rupiah) telah di restrukturisasi

menyangkut perubahan jangka waktu pembiayaan dan jadwal

pembayaran kembali kewajiban angsuran (repayment schedule), akad ini

berlaku untuk jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan sejak tanggal

pencairan atau sampai dengan tanggal 17-12-2017;

Bahwa selanjutnya berdasarkan Addendum Akad Line Facility Murabahah

Akta Nomor 15 tanggal 5 Maret 2013 dibuat dihadapan Notaris

Shallman,S.E.,S.H., M.M., M,Kn. Akad Pembiayaan Line Facility Nomor 61

fasilitas pembiayaan untuk take over fasilitas di Bank Mutiara, Tbk. dalam

bentuk Line Facility Murabahah Non Revolving sampai dengan plafond

maksimal sebesar Rp9.599.594.186,00 (sembilan miliar lima ratus sembilan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh empat ribu seratus delapan

puluh enam rupiah ) telah di restrukturisasi menyangkut perubahan jangka

waktu pembiayaan dan jadwal pembayaran kembali kewajiban angsuran

(repayment schedule), akad ini berlaku untuk jangka waktu selama 96

(sembilan puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan atau sampai dengan

tanggal 17-02-2020;

Bahwa selanjutnya berdasarkan Addendum Akad Line Facility Murabahah

Akta Nomor 16 tanggal 5 Maret 2013 dibuat dihadapan Notaris

Shallman,S.E. S.H., M,M., M.Kn. Akad Pembiayaan Line Facility Nomor 62

fasilitas pembiayaan untuk pembelian persediaan barang dalam bentuk

Line Facility Murabahah Non Revolving sampai dengan plafond maksimal

sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) telah di restrukturisasi

menyangkut perubahan jangka waktu pembiayaan dan jadwal pembayaran

kembali kewajiban angsuran (repayment schedule), akad ini berlaku untuk

jangka waktu selama 96 (sembilan puluh enam) bulan sejak tanggal

pencairan atau sampai dengan tanggal 17-02-2020;

5. Bahwa kemudian berdasarkan Addendum Akad Pembiayaan

Musyarakah tanggal 5 Maret 2013 Nomor 001/DSP-LG/ADD/MSYKH/

BSB/KCP-BKS/III/2013 yang dibuat dibawah tangan dan bermaterai

cukup, telah menyetujui kembali Akad Pembiayaan Line Facility Nomor

60 fasilitas pembiayaan untuk take over fasilitas di Bank Syariah Mandiri

dalam bentuk Line Facility Musyarakah Non Revolving, menyangkut

perubahan beberapa ketentuan dan Persyaratan Perubahan Jangka

Waktu Pembiayaan dan Jadwal Pembayaran Kembali Angsuran

(repayment schedule), berlangsung untuk jangka waktu selama 60 bulan

sejak tanggal pencairan atau sampai dengan tanggal 17-12-2017;

Bahwa kemudian berdasarkan Addendum Akad Pembiayaan Murabahah

Nomor 002/DSP-LG/ADD/MSYKH/BSB/KCP-BKS/III/2013 tanggal 5 Maret

2013 yang dibuat dibawah tangan dan bermaterai cukup, telah menyetujui

kembali Akad Pembiayaan Line Facility Nomor 61 fasilitas pembiayaan

untuk take over fasilitas di Bank Mutiara, Tbk. dalam bentuk Line Facility

Murabahah Non Revolving, meyangkut perubahan beberapa ketentuan dan

persyaratan perubahan jangka waktu pembiayaan dan jadwal pembayaran

kembali angsuran (repayment schedule), pembiayan Murabahah ini berlaku

Hal. 7 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

untuk jangka waktu selama 96 bulan sejak tanggal pencairan atau sampai

dengan tanggal 17-02-2020;

Bahwa kemudian berdasarkan Addendum Akad Pembiayaan Murabahah

Nomor 003/DSP-LG/ADD/MRBH/BSB/KCP-BKS/III/2013 tanggal 5 Maret

2013 dibuat dibawah tangan dan bermaterai cukup, telah menyetujui kembali

Akad Pembiayaan Line Facility Nomor 62 fasilitas pembiayaan untuk modal

kerja: pembelian barang berupa elektronik, bahan atau material bangunan

dan sepeda dalam bentuk Line Facility Murabahah Non Revolving,

menyangkut perubahan beberapa ketentuan dan persyaratan perubahan

jangka waktu pembiayaan dan jadwal pembayaran kembali angsuran

(repayment schedule), untuk jangka waktu selama 96 bulan sejak tanggal

pencairan atau sampai dengan tanggal 17-02-2020;

6. Bahwa selanjutnya berdasarkan Akta Addendum II Akad Line Facility

Musyarakah Nomor 201 tanggal 22 Juli 2013, Notaris

Shallman,S.E.,S.H.,M.M., M.Kn, atas Akad Pembiayaan Line Facility

untuk take over fasilitas pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Cabang

Solo dalam bentuk Line Facility Musyarakah telah disetujui lagi di

restrukturisasi menyangkut perubahan struktur fasilitas pembiayaan

menjadi fasilitas pembiayaan Al-Musyarakah sebagai modal/penyertaan

sampai sejumlah Rp1.289.690.002,00 (satu miliar dua ratus delapan

puluh sembilan juta enam ratus sembilan puluh ribu dua rupiah)

berlangsung untuk jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan

terhitung sejak tanggal akad addendum restrukturisasi pembiayaan, atau

sampai dengan tanggal 22-07-2017, dimana untuk menjamin tertibnya

pembayaran kembali/pelunasan hutang dan/atau margin Termohon pada

waktu yang telah disepakati, maka Termohon menyerahkan jaminan lagi

antara lain berupa:

1. Sebidang tanah berikut segala sesuatu yang berada diatasnya Sertifikat

Hak Milik Nomor 1602/Sendang, terletak di Kelurahan Sendang,

Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, seluas 1.454 M2, Surat Ukur

Nomor 00011/Sendang/2006, tanggal 07-09-2006, terdaftar atas nama

Hj. Sri Yudianti;

2. Sebidang tanah berikut segala sesuatu yang berada diatasnya Sertifikat

Hak Milik Nomor 349/Slogohimo, terletak di Desa Slogohimo, Kabupaten

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Wonogiri, Provinsi Jawa tengah, seluas 588 M2, Gambar Situasi Nomor

1258/1985 terdaftar atas nama Hj. Sri Yudianti;

3. Personal Guarantee atas nama Yudianti;

Bahwa selanjutnya berdasarkan Akta Addendum II Akad Line Facility

Musyarakah Nomor 202 tanggal 22 Juli 2013, Notaris

Shallman,S.E.,S.H.,M.M., M.Kn, atas Akad Pembiayaan Line Facility untuk

take over fasilitas pembiayaan di Bank Mutiara, Tbk. dalam bentuk Line

Facility Murabahah telah disetujui lagi di restrukturisasi menyangkut

perubahan struktur fasilitas pembiayaan menjadi fasilitas pembiayaan Al-

Musyarakah sebagai modal/penyertaan sampai sejumlah

Rp8.766.594.186,00 (delapan miliar tujuh ratus enam puluh enam juta lima

ratus sembilan puluh empat ribu seratus delapan puluh enam rupiah)

berlangsung untuk jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terhitung

sejak tanggal Akad Addendum restrukturisasi pembiayaan, atau sampai

dengan tanggal 22-07-2017;

Bahwa selanjutnya berdasarkan Akta Addendum II Akad Line Facility

Musyarakah Nomor 203 tanggal 22 Juli 2013, Notaris

Shallman,S.E.,S.H.,M.M., M.Kn, atas Akad Pembiayaan untuk modal kerja

(pembelian persediaan barang berupa barang elektronik, bahan atau

material bangunan dan sepeda motor) dalam bentuk Line Facility

Murabahah, telah disetujui lagi di restrukturisasi menyangkut perubahan

struktur fasilitas pembiayaan menjadi fasilitas pembiayaan Al-Musyarakah

sebagai modal/penyertaan sampai sejumlah Rp3.937.100.799,00 (tiga miliar

sembilan ratus tiga puluh tujuh juta seratus ribu tujuh ratus sembilan puluh

sembilan rupiah) berlangsung untuk jangka waktu 48 (empat puluh delapan)

bulan terhitung sejak tanggal akad addendum restrukturisasi pembiayaan,

atau sampai dengan tanggal 22-07-2017;

Selanjutnya bertalian dengan hutang Haji Mujiono Rachmat, Ny. Hajjah

Yudianti isterinya telah pula menyatakan dirinya sebagai penjamin atau

penanggung secara personal garansi sesuai Akta Personal Garansi Nomor

206 tanggal 22 Juli 2013 yang dibuat dihadapan Notaris

Shallman,S.E.,S.H.,M.M., M.Kn;

7. Bahwa dalam perjalanannya meskipun telah di restrukturisasi sebanyak

2 (dua) kali dan terakhir struktur fasilitas pembiayaannya menjadi akad

Hal. 9 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

musyarakah, Termohon tetap menunggak kewajiban setiap bulannya

menyangkut tunggakan bagi hasil pada bulan Oktober 2013, bulan

November 2013, bulan Desember 2013, bulan Januari 2014, posisinya

per 31 Januari 2014sebagai berikut:

NO NomorPinjaman

Akad Nama Debitur

Outstanding Awal

Baki debet per 31 Jan 14

Tunggakan Keterangan

Pokok

Basil

1 3560000107

Musyarakah

Mujiono R.H

1.298.690.002,00

1.298.690.002,00

0 42.610.741 • Telah

2x

direstr

ukturis

asi

atas

pembi

ayaan

yang

ada

( kare

na

telah

macet

).

Menu

nggak

bagi

hasil

sejak

Oktob

er

2013,

Nove

mber

2013,

Dese

mber

2013 (

Dese

mber

2013

2 3560000207

Musyarakah

Mujiono R.H

9.599.594.186,00

8.766.594.186,00

0 287.634.356

33560000307

Musyarakah

Mujiono R.H

5.000.000.000,00

3.937.100.799,00

0 129.177.356

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 111: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

memb

ayar

sebagi

an),

Janua

ri

2014.

Karenanya Total kewajiban hutang Termohon per 31 Januari 2014:

Nomor Pinjaman : 3560000107 :

Baki debet per 31 Januari 2014 = Rp 1.298.690.002,00

Tunggakan Bagi Hasil = Rp 42.610.741,00

----------------------------- +

Rp 1.341.300.743,00

Nomor Pinjaman : 3560000207 :

Baki debet per 31Januari 2014 = Rp 8.766.594.186,00

Tunggakan Bagi Hasil = Rp 287.634.356,00

---------------------------- +

Rp 9.054.228.542,00

Nomor Pinjaman : 3560000307 :

Baki debet per 31 Januari 2014 = Rp 3.937.100.799,00

Tunggakan Bagi Hasil = Rp 129.177.356,00

---------------------------- +

Rp 4.066.278.155,00

Total kewajiban hutang Termohon per 28 Januari 2014 =

Rp1.341.300.743,00 + Rp 9.054.228.542,00 + Rp 4.066.278.155,00 =

Rp14.461.807.440,00 (empat belas miliar empat ratus enam puluh satu

juta delapan ratus tujuh ribu empat ratus empat puluh rupiah);

8. Bahwa terhadap fasilitas pembiayaan kepada Termohon: Debitur telah

dilakukan restrukturisasi sebanyak 2 (dua) kali karena telah macet

menyangkut angsuran tunggakan pokok dan margin/bagi hasil dan

meskipun telah dilakukan restrukturisasi sebanyak 2 (dua) kali dan

terakhir telah di restrukturisasi menjadi fasilitas pembiayaan akad

Musyarakah, dimana baki debet/outstandingdibayar pada saat jatuh

tempo (balon payment) dan tunggakan angsuran pokok menjadi zero (0)

Hal. 11 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 112: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dan ternyata dalam perjalanannya Termohon masih saja menunggak

kewajibannya menyangkut bagi hasil dan sudah 4 (empat) bulan tidak

membayar bagi hasil, sehingga meskipun fasilitas kredit yang ada belum

jatuh tempo, akan tetapi karena fasilitas pembiayaan kepada Termohon:

Debitur, komponen hutang yang ada tidak hanya menyangkut pokok/

outstanding/baki debet yang harus dibayar, akan tetapi menyangkut

angsuran pokok, margin/bagi hasil yang harus dibayar dan bagi hasil

dimaksud kenyataannya telah tertunggakselama 4 (empat) bulan, maka

secara hukum nyata dan terbukti telah adanya utang yang telah jatuh

tempo dan dapat ditagih;

Selanjutnya menunjuk Pasal 8 huruf a, b Akad Line Musyarakah Nomor

60, Pasal 8 Akad Line Facility Murabahah Nomor 61, Pasal 8 Akad Line

Facility Murabahah Nomor 62, yang pada pokoknya isinya sebagai berikut:

“Menyimpang dari ketentuan dalam Pasal 5 akad ini, Bank berhak untuk

menuntut/menagih seluruh pembayaran Harga Jual yang harus dibayar

lunas oleh nasabah kepada bank berdasarkan akad ini untuk dibayar dengan

seketika dan sekaligus lunas. Cukup sebagai bukti sehingga tidak diperlukan

lagi adanya surat pemberitahuan, surat teguran, atau surat lainnya, apabila

terjadi salah satu hal atau peristiwa di bawah ini:

a. Nasabah lalai untuk melaksanakan kewajiban pembayaran/

pelunasan tepat pada waktu yang diperjanjikan sesuai dengan

tanggal jatuh tempo dalam akad ini;

b. Nasabah tidak membayar kewajiban tiap bulan selama 3 (tiga)

bulan berturut-turut dan/atau tidak memenuhi salah satu kewajiban

yang telah disepakati dan diberitahukan oleh bank;

c. ……………………………;

d. ……………………………;

e. ……………………………;

f. ……………………………;

g. ……………………………;

h. ……………………………;

i. ……………………………;

j. ….………………………..;

k. ……………………………;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 113: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

l. ……………………………;

m. ……………………………;

n. ……………………………;

o. ......................................;

Pasal 9 Akta Pengakuan Hutang Nomor 63 tanggal 16 Februari 2012, Pasal

9 Akta Pengakuan Hutang Nomor 64 tanggal 16 Februari 2012, Pasal 9 Akta

Pengakuan Hutang Nomor 65 tanggal 16 Februari 2012, yang pada

pokoknya isinya sebagai beikut:

“ Menyimpang dari ketentuan dalam Pasal 1 ayat 2, jika terjadi salah satu

hal yang tersebut dibawah ini, maka bank berhak untuk seketika tanpa

somasi lagi mengakhiri pengakuan hutang ini dan menuntut pembayaran

dengan seketika dan sekali lunas dari jumlah uang yang terhutang oleh

Debitur pada bank, baik karena hutang pokok, bunga-bunga, provisi dan

biaya-biaya lainnya yang terhutang berdasarkan perjanjian ini berikut dengan

perubahan, penambahan, dan perpanjangan serta perjanjian-perjanjian

lainnya yang telah dan/atau akan dibuat tanpa suatu peringatan dengan

surat jurus sita atau surat lain berupa itu tidak diperlukan lagi “:

1. ……………………………..;

2. Bilamana angsuran hutang pokok, bunga atau lain-lain yang terhutang

berdasarkan Pengakuan Hutang ini yang dikeluarkan menurut ketentuan

dalam Pasal 3 di atas ini, tidak dibayar lunas pada waktu dan dengan

cara sebagaimana ditentukan dalam Pengakuan Hutang ini dalam hal

mana lewatnya waktu saja merupakan bukti yang sah dan cukup bahwa

Debitur telah melalaikan kewajibannya;

3. …………………………….;

4. …………………………….;

5. Apabila semata-mata menurut pertimbangan bank keadaan keuangan

Debitur, bonafiditasnya dan solvabilitasnya mundur sedemikian rupa

sehingga Debitur tidak dapat membayar hutangnya lagi;

6. …………………………….;

7. …………………………….;

8. …………………………….;

9. …………………………….;

10.…………………………….;

Hal. 13 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 114: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

9. Bahwa selanjutnya berdasarkan on the spot ke lapangan, usaha dari

Termohon kenyataan sudah tidak ada lagi (mati), sehingga sumber

payment pengembalian fasilitas pembiayaan Termohon sudah tidak bisa

diharapkan lagi, begitupun Termohon sudah tidak ada itikad mau

membayar kewajibannya kepada Pemohon;

10.Bahwa dengan demikian berdasarkan uraian diatas utang yang ada

sehubungan fasilitas pembiayaan secara hukum telah jatuh waktu dan

ditagih. Untuk itu Pemohon telah melakukan pendekatan-pendekatan

untuk mencari win-win solution penyelesaian pembiayaan bermasalah ini

dan juga telah menyampaikan Surat Peringatan antara lain sebagai

berikut:

a. Surat Peringatan I Nomor 037/DBAR/KCP-BKS/IV/2013 tanggal 2

April 2013;

b. Surat Peringatan II Nomor 122/DBAR/KCP-BKS/VII/2013 tanggal

5 Juli 2013 ;

c. Surat Peringatan III Nomor 226/SKA/BSB/VIII/2013 tanggal 2

Agustus 2013;

d. Surat Pemberitahuan Stock Opname Nomor 270 A/SKA/BSB/

VIII/2013 tanggal 29 Agustus 2013 atas barang dagangan yang

dijaminkan;

e. Somasi /Teguran, Surat Nomor 145/PJSR/XI/2013 tanggal 12

November 2013;

f. Somasi/Teguran Kedua/Terakhir, Surat Nomor150/PJSR/XI/2013

tanggal 25 November 2013;

11.Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas terbukti secara sederhana bahwa

Termohon mempunyai utang kepada Pemohon yang telah jatuh waktu

dan dapat ditagih;

12.Bahwa kewajiban-kewajiban Utang Termohon kepada Pemohon

sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 1 angka 6 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU yang menyatakan

sebagai berikut:

“Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam

jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik

secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontijen,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 115: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi

oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditur untuk

mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor “;

D. Termohon memiliki kreditur lainnya:

13.Bahwa selain itu Termohon: Debitur ternyata mempunyai hutang pula

per data tanggal 31 Januari 2014 kepada:

a. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Solo, beralamat di Jalan Brigjen

Slamet Riyadi 390, Purwosari, Laweyan Kota/Provinsi: Solo, Kode

pos: 57142, kurang lebih sebesar Rp700.177.829,00 (tujuh ratus

juta seratus tujuh puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh

sembilan rupiah);

b. PT. Bank Bukopin Cabang Solo, beralamat di Jalan Jendral

Sudirman Nomor 10, Solo 57111 Jawa Tengah, kurang lebih

sebesar Rp123.364.191,00 (seratus dua puluh tiga juta tiga ratus

enam puluh empat ribu seratus sembilan puluh satu rupiah);

Sebagai Kreditur Lain;

14.Bahwa dari uraian tersebut di atas telah terbukti bahwa hutang

Termohon: Debitur telah jatuh tempo dan dapat ditagih serta Termohon:

Debitur mempunyai lebih dari 1 (satu) kreditur;

15.Bahwa karena telah terbukti bahwa Termohon: Debitur mempunyai lebih

dari satu kreditur dan terbukti pula bahwa Termohon: Debitur mempunyai

sedikitnya 1 hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, maka

Termohon mempunyai dasar dan alasan hukum untuk dinyatakan Pailit,

seperti dimaksud dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang;

Sebaliknya Pemohon mempunyai dasar dan alasan hukum yang kuat

untuk mengajukan permohonan kepailitan terhadap Termohon;

E. Penunjukan dan pengangkatan hakim pengawas dan kurator:

16.Bahwa sehubungan dengan Permohonan Pailit a quo, maka Pemohon

kepada Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Semarang berkenan menunjuk dan mengangkat Hakim Pengawas dari

Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, menunjuk dan

mengangkat:

Hal. 15 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 116: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Firhot Patra Sinaga, S.H., Kurator dan Pengurus yang

terdaftar di Departemen Hukum dan HAM RI Nomor

AHU.AH.04.03-03 tanggal 14 Januari 2013, berkantor di

BOSS & PARTNERS Law Firm, Gedung Arva Lantai 4

Ruang 402 Jalan Cikini Raya Nomor 60, Jakarta Pusat;

• Dita Yudanugraha, S.H., M.Hum. Kurator dan Pengurus

yang terdaftar di Departemen Hukum dan HAM RI Nomor

AHU.AH.04.03-116 tanggal 17 September 2012,

berkantor di Kantor Yudanugraha & Partners Law Offices,

Melia Residence X-17 Nomor 12, Citra Raya – Tangerang

15710;berkenan diangkat sebagai Kurator dalam proses

kepailitan;

17.Bahwa untuk melindungi hak dan kepentingan Pemohon dan guna

mencegah Termohon melakukan tindakan atas kekayaaan yang dapat

merugikan hak dan kepentingan Pemohon dalam rangka mendapatkan

pembayaran penuh atas semua hutang Termohon, Pemohon mohon

agar sebelum menjatuhkan putusan atas permohonan pernyataan pailit

ini, Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang

meletakkan sita jaminan atas harta kekayaan Termohon baik harta

kekayaaan yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian

hari;

Maka berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon Pailit dengan ini mohon

agar Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang

berkenan memberikan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan Permohonan Pailit Pemohonuntuk seluruhnya;

2. Menyatakan Termohon: Haji Mujiono Rachmat, pailit dengan segala

akibat hukumnya;

3. Menunjuk Hakim Pengawas pada Pengadilan Niaga Semarang untuk

melaksanakan tugasnya sesuai Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Hutang;

4. Menunjuk dan mengangkat:

• Firhot Patra Sinaga, S.H., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di

Departemen Hukum dan HAM RI Nomor AHU.AH.04.03-03 tanggal 14

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 117: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Januari 2013, berkantor di BOSS & PARTNERS Law Firm, Gedung Arva

Lantai 4 Ruang 402 Jalan Cikini Raya Nomor 60, Jakarta Pusat;

• Dita Yudanugraha, S.H., M.Hum., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di

Departemen Hukum dan HAM RI Nomor AHU.AH.04.03-116 tanggal 17

September 2012, berkantor di Kantor Yudanugraha & Partners Law Offices,

Melia Residence X-17 Nomor 12, Citra Raya – Tangerang 15710; sebagai

Kurator dalam dalam proses kepailitan ini;

5. Menghukum Termohonuntuk membayar biaya perkara menurut hukum.

Atau

Jika Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang

berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa, terhadap permohonan pernyataan pailit tersebut Pengadilan

Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang telah memberikan putusan Nomor 02/

Pailit/2014/PN.Niaga.Smg tanggal 17 April 2014, yang amarnya sebagai berikut:

I. Mengabulkan Permohonan Pailit Pemohon untuk seluruhnya;

II. Menyatakan Termohon Haji Mujiono Rachmat, dalam keadaan pailit

dengan segala akibat hukumnya;

III. Mengangkat:

• Firhot Patra Sinaga, S.H., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di

Departemen Hukum dan HAM RI Nomor AHU.AH.04.03-03 tanggal 14

Januari 2013, berkantor di BOSS & PARTNERS Law Firm , Gedung Arva

Lantai 4 Ruang 402 Jalan Cikini Raya Nomor 60, Jakarta Pusat;

• Dita Yudanugraha, S.H., M.hum., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di

Departemen Hukum dan HAM RI Nomor AHU.AH.04.03-116 tanggal 17

September 2012, berkantor di Kantor Yudanugraha & Partners Law

Offices, Melia Residence X-17 Nomor 12, Citra Raya – Tangerang 15710;

sebagai Kurator dalam dalam proses kepailitan ini;

IV. Mengangkat Sdr. H. DWIARSO BUDI SANTIARTO, S.H.,M.Hum sebagai

Hakim Pengawas dalam kepailitan ini;

V. Menghukum Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara yang timbul

yang ditaksir sebesar Rp2.061.000,00 (dua juta enam puluh satu ribu

rupiah);

Menimbang, bahwa sesudah Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan

Negeri Semarang tersebut diucapkan dengan dihadiri oleh Kuasa Pemohon dan

Hal. 17 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 118: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kuasa Termohon pada tanggal 17 April 2014 terhadap putusan tersebut

Termohon Pailit melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24

April 2014 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 25 April 2014

sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 02/Pailit/2014/

PN.Niaga.SMG., Jo. Nomor 06//Pailit/K/2014/PN.Niaga.Smg., yang dibuat oleh

Panitera Pengadilan Negeri/Niaga Semarang, permohonan tersebut disertai

dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga

Semarang pada tanggal 25 April 2014;

Bahwa memori kasasi tersebut telah disampaikan kepada Termohon

Pailit pada tanggal 8 Mei 2014 kemudian Termohon Pailit mengajukan kontra

memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga

Semarang pada tanggal 14 Mei 2014;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-

keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,

diajukan dalam jangka waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-

undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat

diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh

Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:

1. Bahwa Pemohon Kasasi menolak Putusan Kepailitan Perkara Nomor 02 /

Pailit/2014 PN.SMG, dan pada dasarnya tetap berpegang teguh atas

tanggapan Termohon semula (sekarang Pemohon Kasasi);

2. Bahwa Majelis Hakim telah salah dalam menerapkan hukumnya sehubungan

dengan Akta Akad Line Facility Musyarakah Nomor 60 dan Akta Pengakuan

Hutang Nomor 63, tertanggal 16 Februari 2012 dalam Perkara Nomor 02/

Pailit/2014 PN.SMG dengan Akta Akad Line Facility Nomor 45 dan Akta

Pengakuan Hutang Nomor 46 tanggal 14 Agustus 2012 dalam Perkara

Nomor 03 / Pailit/2014 PN.SMG memiliki atau terdapat 21 (dua puluh satu)

kesamaan jaminan. Sedangkan antara Akta Addendum II Akad Line Facility

Musyarakah Nomor 201 tanggal 22 Juli 2013 dalam Perkara Nomor 02 /

Pailit/2014 PN.SMG dengan Akta Akad Line Facility Nomor 45 dan Akta

Pengakuan Hutang Nomor 46 tanggal 14 Agustus 2012 dalam Perkara

Nomor 03 / Pailit/2014 PN.SMG juga memiliki atau terdapat 2 (dua)

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 119: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kesamaan jaminan. (Pemohon Kasasi mempunyai ikatan perkawinan

dengan Termohon Perkara Nomor 03 / Pailit/2014 PN.SMG);

Sehingga kesamaan jaminan tersebut menjadi Kabur (obscuur libel) dan

Rancu (Ambigu);

3. Bahwa sudah jelas akad yang digunakan Pemohon dengan Termohon

Kasasi adalah akad musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad

kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana

masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan ketentuan

bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan. Kerugian atas akad musyarakah harus dibagi di antara para

mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal. Dan

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi

perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui

badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui

musyawarah. (vide: Fatwa DSN Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000);

4. Bahwa akad yang dipergunakan oleh Pemohon dengan Termohon Kasasi

adalah akad musyarakah, yang seharusnya keuntungan dan kerugian

Pemohon dan Termohon Kasasi menjadi tanggung jawab bersama sesuai

modal yang ditanamkan. Namun yang terjadi Termohon Kasasi hanya mau

keuntungannya saja dan tidak mau menanggung kerugian bersama dengan

mempersengketakan dan mempailitkan di Pengadilan Niaga yang

seharusnya diselesaikan melalui Arbitrase Syariah;

5. Bahwa pertimbangan-pertimbangan Judex Facti yang dengan tegas dibantah

kebenarannya oleh Pemohon Kasasi karena merupakan pertimbangan yang

keliru karena tidak didasarkan pada fakta-fakta yang benar diantaranya;

a. Pertimbangan Judex Facti dalam menentukan dua atau lebih Kreditur

sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat 1 Undang Undang Nomor 37

Tahun 2004 tidak didasarkan pada prosedur hukum yang berlaku

karena tidak ada Akta notariil akad kredit dari PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Solo dan PT. Bank Bukopin Cabang Solo namun

hanya didasarkan pada Bank Cheking;

b. Tidak adanya Saksi-Saksi dari PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Solo

dan PT. Bank Bukopin Cabang Solo (Kreditur Sparatis) yang menjadi

kunci pokok dalam Pembuktian Perkara A quo;

Hal. 19 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 120: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

6. Bahwa atas dasar tersebut diatas, terbukti bahwa Judex Facti telah salah

dalam menerapkan hukum atau melanggar hukum yang berlaku karena

memberikan pertimbangan hukum yang tidak didasarkan pada fakta-fakta

hukum yang sebenarnya;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah

Agung berpendapat:

Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah

meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 24 April 2014 dan kontra

memori tanggal 14 Mei 2014 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti

dalam hal ini Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang tidak salah

menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

Bahw, keputusan pailit telah memenuhi syarat Pasal 2 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaraan Utang;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata

Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor 02/

Pailit/2014/PN.Niaga.Smg tanggal 17 April 2014, dalam perkara ini tidak

bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga permohonan

kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi HAJI MUJIONO RACHMAT,

tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi ditolak, Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi ini;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor

14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang

bersangkutan;

M E N G A D I L I

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi HAJI MUJIONO

RACHMAT, tersebut;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 121: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menghukum Pemohon Kasasi/Termohon Pailit untuk membayar biaya

perkara dalam tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta

rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

pada Mahkamah Agung pada hari Jum’at tanggal 28 November 2014 oleh

H.MAHDI SOROINDA NASUTION, SH., MHum., Hakim Agung yang ditetapkan

oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, I GUSTI AGUNG

SUMANANTHA, SH., MH., dan Dr. ABDURRAHMAN, SH., MH., Hakim-Hakim

Agung, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam

sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh

Anggota-Anggota tersebut dan NAWANGSARI, SH., MH., Panitera Pengganti

tanpa dihadiri oleh para Pihak.

Anggota-Anggota, K e t u a,

Ttd/ H.MAHDI SOROINDA NASUTION, SH., MHum.

Ttd/ I GUSTI AGUNG SUMANANTHA, SH., MH.

Ttd/ Dr. ABDURRAHMAN, SH., MH.

Panitera Pengganti,

Biaya-biaya: Ttd/ NAWANGSARI, SH., MH.

1. Meterai : Rp 6.000,002. Redaksi : Rp 5.000,003. Administrasi Kasasi: Rp4.989.000,00 +Jumlah : Rp5.000.000,00

Untuk Salinan Mahkamah Agung R.I.

a.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus

Rahmi Mulyati, SH.MH

Hal. 21 dari 22 hal Put. Nomor 354 K/Pdt.Sus-Pailit/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 122: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

NIP : 19591207 1985 12 2 002

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 123: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

P U T U S A N

Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN TINGGI DKI JAKARTA yang memeriksa dan mengadili

perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan

seperti tersebut di bawah ini dalam perkara antara :

Drs. CIPTO SULISTIO, bertempat tinggal di Jalan Jatiwaringin Nomor 9

Pangkalan Jati, Jakarta Timur, dalam hal ini diwakili oleh kuasa

kepada DENY WAHYUDI, S.H., beralamat di Jalan Taruna

Jaya Nomor 16, Cibubur, Jakarta Timur 13720, berdasarkan

Surat Kuasa Khusus tanggal 2 Oktober 2017, selanjutnya disebut

sebagai PEMBANDING semula PENGGUGAT;

MELAWAN

1. PT. BANK PERMATA TBK, berkedudukan di Jakarta Selatan,

berkantor di Gedung WTC II Jalan Jenderal Sudirman Kav 29 –

31, Jakarta Selatan 12920, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya 1.

DONNY RUSTRIYANDI DASUKI, S.H., M.H., 2. M. YUSUF ADIDANA,

S.H., M.H., 3. ANDIKA DIMAS RAMANDA, S.H., 4. PURWO

SUSANTO, S.H., 5. DEVIS DERSI ANUGRAH, S.H., M.H.,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 217/2017, tanggal 16

Nopember 2017, selanjutnya disebut TERBANDING I semula

TERGUGAT I ;

2. PT. BALAI LELANG PRATAMA, berkedudukan dan berkantor di

Gedung MTH Square, Lantai 2. Unit 0220, Jalan MT. Haryono, Kav.

10, Jakarta Timur, selanjutnya disebut TERBANDING II semula

TERGUGAT II;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca :

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 79/PDT/2018/

PT DKI., tanggal 06 Februari 2018 tentang Penunjukan Majelis Hakim

untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding ; -------

2. Berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini ; -

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 124: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

TENTANG DUDUKNYA PERKARA ;

Membaca, surat gugatan Penggugat tanggal 13 Februari 2017, yang

telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tanggal 13

Februari 2017 telah mengajukan gugatan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa Penggugat telah menerima fasilitas kredit dari Tergugat I, sesuai

Perjanjian Line Facility Pembiayaan Ijarah Nomor. PS/14/2359-A/N/SYR

dan sesuai Term Sheet Pembiayaan Syariah No.151/SMESYR-Reg2/IV/14,

Tanggal 25 April 2014 sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah);

2. Bahwa atas fasilitas kredit tersebut dalam butir 1 di atas, Penggugat telah

menjaminkan (tujuan fasilitas) sebuah rumah tinggal yang terletak di jalan

Jatiwaringin Komplek AURI No.7 Blok H Cipinang Melayu, Makasar Jakarta

Timur, sesuai SHM No. 2969/Cipinang Melayu;

3. Bahwa jangka waktu fasilitas kredit yang diberikan oleh Tergugat I kepada

Penggugat, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Line Facility Ijarah

Nomor. PS/14/2359-A/N/SYR dan sesuai Term Sheet Pembiayaan Syariah

No.151/SMESYR-Reg2/IV/14, Tanggal 25 April 2014, adalah selama 60

(enam puluh) bulan ;

4. Bahwa untuk fasilitas kredit yang diberikan oleh Tergugat I tersebut dalam

butir 1 di atas, Penggugat memiliki itikad baik dengan melakukan kewajiban

pembayaran angsuran pokok sejak Mei 2014 sampai dengan Juni 2016

sebesar Rp. 1.666,666,667,- (satu milyar enam ratus enam puluh enam juta

enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh tujuh rupiah),

dan kewajiban pokok per bulan Juli 2016 sebesar Rp. 2.333,333,333,- (dua

milyar tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus

tiga puluh tiga rupiah). Termasuk juga Penggugat telah membayar

kewajiban bunga setiap bulanya kepada Tergugat I;

5. Bahwa Penggugat memang ada telat bayar angsuran yang telah ditentukan,

dikarenakan kondisi cash flow usaha Penggugat sedang mengalami

kendala. Tetapi Penggugat terus berupaya untuk memenuhi kewajibannya

dalam membayar angsuran kredit yang telah ditentukan kepada Tergugat I;

6. Bahwa ketika Penggugat sedang berupaya untuk membayar angsuran

kredit yang tertunggak kepada Tergugat I, tiba-tiba Penggugat menerima

surat dari Tergugat II No. 69/BLP/I/2017, Tanggal 18 Januari 2017 Perihal

Pelaksanaan Kegiatan Pra Lelang atas jaminan kredit rumah tinggal yang

terletak di Jalan Jatiwaringin Komplek AURI Kav. No.7 Blok H, Kelurahan

Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar Jakarta Timur;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 125: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 3 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

7. Bahwa Penggugat merasa kaget dan dilanggar hak subyektifnya dengan

adanya surat dari Tergugat II tersebut dalam butir 6 di atas, dikarenakan

sejak bulan Juni 2016 sampai dengan sekarang Penggugat belum pernah

menerima surat peringatan I, II dan III dari Tergugat I berkaitan dengan

tunggakan kewajiban terhadap fasilitas kredit dimaksud. Akan tetapi kenapa

tiba-tiba Tergugat I melalui Tergugat II mengirim surat kepada Penggugat

perihal Pelaksanaan Kegiatan Pra Lelang atas rumah tinggal Penggugat,

sebagaimana tersebut dalam butir 6 di atas;

8. Bahwa atas surat Tergugat II tersebut dalam butir 6 dan 7 di atas,

Penggugat merasa terancam akan kehilangan rumah tinggal yang menjadi

jaminan fasilitas kredit dimaksud, padahal Penggugat masih sanggup

dan/atau tetap berupaya untuk membayar kewajiban sebagaimana surat

Penggugat tanggal 08 Februari 2017 yang ditujukan kepada Tergugat II dan

ditembuskan juga ke Tergugat I yang pada pokoknya tetap berkomitmen

menyelesaikan seluruh tunggakan pinjaman dimaksud kepada Tergugat I;

9. Bahwa karena Penggugat merasa terancam akan kehilangan rumah tinggal

yang menjadi jaminan kredit tersebut dalam butir 2 di atas, akibatnya juga

Penggugat akan mengalami kerugian besar baik materiil maupun inmateriil.

Dengan demikian tindakan Tergugat I melalui Tergugat II yang akan

melakukan pra lelang terhadap jaminan kredit berupa rumah tinggal yang

terletak di Jalan Raya Jatiwaringin Komplek AURI No. 7 Blok H Cipinang

Melayu, Makasar Jakarta Timur adalah perbuatan yang melawan hukum

(PMH), melanggar Pasal 1365 KUHPerdata;

10. Bahwa dalam Pasal 1365 KUHPerdata disebutkan bahwa “Tiap perbuatan

melanggar hukum, orang yang membawa kerugian kepada lain, mewajibkan

orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian

tersebut.” Atas penjabaran Pasal 1365 KUHPerdata tersebut maka

Tergugat I terbukti telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH)

terhadap Hak Penggugat.

11. Bahwa bilamana Pelaksanaan Pra Lelang tetap dilaksanakan oleh Tergugat

II yang mewakili Tergugat I terhadap jaminan kredit berupa rumah tinggal

yang terletak di Jalan Raya Jatiwaringin Komplek AURI No. 7 Blok H

Cipinang Melayu, Makasar Jakarta Timur maka hal tersebut dapat

berdampak pada Trust (kepercayaan) rekan bisnis dan/atau Bank Pemberi

Fasilitas Kredit lainnya terhadap Penggugat dimana Penggugat selalu

bersentuhan dengan pihak perbankan dalam usahanya.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 126: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

12. Bahwa kerugian yang akan dialami Penggugat baik kerugian materiil

maupun inmateriil, dengan adanya pelaksanaan Pra Lelang yang akan

dilakukan oleh Tergugat I melalui Tergugat II adalah sebagai berikut :

12.1. Kerugian materiil hilangnya asset Penggugat (yang

dijaminkan/agunkan) yang kalau dinilai sebesar Rp. 15.000.000.000,-

(lima belas milyar rupiah);

12.2. kerugian inmateriil, Penggugat merasa sudah tidak dipercaya lagi

oleh instansi perbankan sehingga mengakibatkan seluruh Bank

pemberi kredit, meminta fasilitas kreditnya untuk segera di lunasi.

Maka jika dinilai kerugian inmateriil tersebut adalah sebesar Rp

50.000.000.000, - (lima puluh milyar rupiah);

13. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan ini tanpa maksud untuk

menghindar dari kewajiban tunggakan angsuran yang telah disepakati

kepada Tergugat I melainkan Penggugat merasa tidak diberikan

kesempatan oleh Tergugat I untuk memenuhi kewajiban atas Fasilitas Kredit

yang telah diberikan. Padahal Penggugat sudah melakukan pembayaran

tersebut dalam butir 4 di atas dan Penggugat tetap berkomitmen untuk

melaksanakan kewajiban tersebut sebagaimana disebutkan dalam butir 8

diatas. Kecuali kalau Penggugat sama sekali tidak membayar;

14. Bahwa agar gugatan Penggugat tidak illosoir (sia-sia), maka Penggugat

mengajukan Permohonan Sita Jaminan (CB) terhadap Kantor Tergugat I

yang terletak di Gedung WTC II Jalan Jend.Sudirman Kav. 29-31 Jakarta

12920;

15. Bahwa gugatan Penggugat ini adalah berdasarkan bukti-bukti yang jelas

dan/atau otentik, untuk itu sepatutnyalah gugatan Penggugat dikabulkan

untuk seluruhnya;

Berdasarkan hal-hal dan alasan hukum di atas, Penggugat memohon dengan

hormat kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur c.q. Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan Perbuatan

Melawan Hukum (PMH);

3. Menghukum Tergugat I untuk memberikan perpanjangan waktu bayar

angsuran kredit/pelunasan kredit kepada Penggugat, sampai waktu yang

ditentukan oleh undang-undang dan/atau sampai putusan ini telah

berkekuatan hukum tetap;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 127: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

4. Menghukum Tergugat I dan Tergugat secara tanggung renteng untuk

membayar kerugian Penggugat, baik kerugian materiil maupun Kerugian

inmateeriil yang masing-masing ;

a. Kerugian Materiil sebesar Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar

rupiah);

b. Kerugian Inmateriil sebesar Rp.50.000.000.000,- (lima puluh milyar

rupiah).

5. Sita Jaminan (CB) yang diajukan oleh Penggugat terhadap kantor Tergugat

I adalah sah dan berharga;

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya yang timbul

dalam perkara ini;

Membaca surat jawaban Tergugat I tertanggal 05 Juli 2017 yang pada

pokoknya sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

KOMPETENSI ABSOLUT

Bahwa yang menjadi dasar dalam gugatan Penggugat adalah mengenai adanya

Perbuatan Melawan Hukum sehubungan dengan dilakukannya Pra Lelang atas

jaminan Penggugat, yang berupa Tanah dan Bangunan yang dibuktikan dengan

kepemilikan yaitu Sertifikat Hak Milik Nomor.2969/Cipinang Melayu yang

terletak di Jalan Jatiwaringin Komplek AURI Kav. No.7 Blok H, Kelurahan

Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

Bahwa sesuai Akad Pembiayaan Syariah Nomor:PS/14/2359-B/N/SYR

tertanggal 05 Mei 2014 pasal 24 dijelaskan mengenai Hukum yang berlaku dan

Penyelesaian Perselisihan antar Penggugat dengan Tergugat I, yakni dalam

butir 24.3, yang berbunyi :

" maka mengenai akad dan semua akibatnya serta pelaksanaannya para pihak

memilih tempat kediaman hukum yang tetap dan tidak berubah di Kantor

Pengadilan Agama Jakarta Timur di Jakarta "

Bahwa sesuai pasal 1338 Kitab Undang - Undang Hukum Acara Perdata,

disebutkan :

" Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-

undang bagi mereka yang membuatnya "

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak

berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara a quo.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 128: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 6 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

KOMPETENSI RELATIF

Bahwa gugatan Penggugat halaman 1 menyebutkan domisili Tergugat I

yakni berada diwilayah hukum Kotamadya Jakarta Selatan, namun gugatan

diajukan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Hal ini tidak sesuai

dengan hukum acara perdata, merujuk kepada ketentuan Pasal 118 HIR

ayat I (Actor Sequitur Forum Rei), disebutkan :

" Tuntutan (gugatan) perdata yang pada tingkat pertama termasuk lingkup

wewenang pengadilan negeri, harus diajukan dengan surat permintaan

(surat gugatan) yang ditandatangani oleh Penggugat, atau wakilnya

menurut pasal 123, kepada Ketua Pengadilan Negeri di tempat diam si

Tergugat........................................................"

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Tergugat I mohon Majelis Hakim

yang memeriksa dan memutus perkara a quo setidak-tidaknya menyatakan

Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak berwenang untuk memutus dan

memeriksa perkara aquo atau menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat

diterima.

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa dalil-dalil yang telah dikemukakan oleh Tergugat I dalam

Eksepsi mohon dianggap pula termasuk dalam Pokok Perkara dimana

satu sama lain merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan;

2. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang

dikemukakan Penggugat dalam gugatannya kecuali yang diakui secara

jelas dan tegas oleh Tergugat I;

3. Bahwa Penggugat adalah Debitur dari Tergugat I yang telah menerima

fasilitas Pinjaman sebagaimana Akad Pembiayaan dengan Nnmor :

PS/14/2359-B/N/SYR, tertanggal 05 Mei 2014 (selanjutnya disebut

dengan "Perjanjian").

4. Bahwa untuk memberikan jaminan atas terlaksananya pengembalian

fasilitas kredit yang telah diperoleh Penggugat berdasarkan Akad

Pembiayaan tersebut, Penggugat telah memberikan jaminan Hak

Tanggungan kepada Tergugat, yaitu :

• Sebidang Tanah dan Bangunan yang dibuktikan berdasarkan

Sertifikat Hak Milik Nomor 2969/Cipinang Melayu, yang terletak di

Jalan Jatiwaringin Komplek AURI No.7 Blok H, Kelurahan Cipinang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 129: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur;

• Seluruh bidang tanah diatas beserta dengan segala sesuatu

turutan-turutannya yang terdapat diatas bidang tanah tersebut,

melekat, tertanam, yang menurut peraturan perundang-undangan

dianggap sebagai barang tetap, telah dilekatkan dengan Sertifikat

Hak Tanggungan Peringkat Pertama No.2787/2014 tanggal 30-05-

2014.

5. Bahwa karena Penggugat tidak melaksanakan kewajibannya

sebagaimana mestinya, sehingga berdasarkan Pasal 20 Ayat 20.1

Huruf a Perjanjian, mengenai cidera janji dan akibatnya, disebutkan:

" NASABAH lalai melaksanakan suatu kewajiban atau melanggar

suatu ketentuan yang termaktub dalam akad, terutama (namun tidak

terbatas) bilamana NASABAH tidak atau lalai membayar penuh dan

lunas pada waktunya kepada BANK, nilai sewa dan Iain-lain jumlah

uang yang sudah wajib dibayar lunas (sudah jatuh tempo) ".

Maka Tergugat I demi menyelamatkan kredit yang telah diberikan

kepada Penggugat, Tergugat I melakukan Penjualan melalui lelang atas

jaminan Penggugat.

6. Bahwa dalam ayat 20.5 Huruf a dan b, disebutkan :

a. Dalam jangka waktu 5 (lima) Hari Kerja setelah diakhirinya Akad

berdasarkan Pasal 20.2 diatas, Bank akan meminta NASABAH

untuk memenuhi janjinya berdasarkan Pernyataan Kesanggupan

untuk Membeli Nomor:PS/14/2359-E/N/SYR tertanggal 05- 05-2014

yang telah dibuat dan ditandatangani oleh NASABAH;

b. Dalam hal NASABAH gagal memenuhi janjinya berdasarkan

Pernyataan Kesanggupan untuk membeli dalam jangka waktu

sebagaimana ditentukan dalam pasal 20.5.a diatas, dan BANK tidak

mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama, BANK dapat

menjual Obyek Sewa kepada NASABAH atau pihak ketiga lainnya

yang disetujui oleh BANK untuk menutup kerugian BANK akibat

Nilai Sewa yang telah terhutang oleh NASABAH. Dalam hal ini

pengalihan hak kepemilikan akan dilakukan kepada NASABAH,

namun NASABAH tidak/belum memenuhi persyaratan sesuai

perundang-undangan yang berlaku untuk memiliki Obyek Sewa

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 130: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 8 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

tersebut, maka NASABAH bersedia dan setuju untuk melakukan

proses penyesuaian atas status bukti kepemilikan hak atas Obyek

Sewa tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh

NASABAH.

7. Bahwa sesuai dalil gugatan Penggugat Poin 6 sampai dengan 9,

adalah tidak benar, sebagaimana poin 4 diatas Tergugat I merujuk

berdasarkan Akta Pernyataan Kesanggupan untuk Membeli

Nomor:PS/14/2359-E/N/SYR tertanggal 05-05-2014 yang ditanda

tangani oleh Penggugat, dan mengacu kepada Point 4.b diatas

Penggugat tidak dapat memenuhi kewajibannya. Atas hal tersebut demi

penyelamatan kredit yang telah diberikan oleh Tergugat I kepada

Penggugat, maka Tergugat I melalui perantara Tergugat II melakukan

Penjualan melalui lelang untuk menutupi kewajiban Penggugat

terhadap Tergugat I .

8. Bahwa dalil Penggugat dalam poin 14 Gugatannya tentang Sita

Jaminan adalah dalil yang keliru karena selain seluruh dalil-dalil

Penggugat telah terpatahkan, permohonan Sita Jaminan tersebut tidak

memenuhi persyaratan sebagimana diatur dalam ketentuan Pasal 227

ayat (1) HIR, yaitu harus adanya sangka yang beralasan bahwa si

Tergugat sebelum putusan dijalankan atau dilaksanakan mencari akal

akan menggelapkan atau melarikan barang-barangnya. Oleh

karenanya permohonan Sita Jaminan haruslah ditolak;

9. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, sudah selayaknya Majelis

Hakim menolak seluruh dalil dan Permohonan dalam gugatan

Penggugat.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka

dengan ini kami mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat, agar

berkenan kiranya memeriksa perkara ini dan selanjutnya memutuskan,

dengan putusan sebagai berikut:

Dalam Eksepsi:

- Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat I

- Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak berwenang untuk

memeriksa dan memutus perkara a quo. Atau

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 131: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 9 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

Dalam Pokok Perkara:

- Menolak Seluruh Gugatan Penggugat.

- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dari

perkara a quo.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, Tergugat I mohon agar Majelis

Hakim menjatuhkan putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Membaca, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor

62/Pdt.G/2017/PN Jkt.Tim, tanggal 28 September 2017 yang telah menjatuhkan

putusan yang amarnya sebagai berikut :

MENGADILI

DALAM EKSEPSI

Menolak Eksepsi Tergugat I

DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

881.000,- (delapan ratus delapan puluh satu ribu rupiah) ;

Membaca berturut-turut :

1. Relaas pemberitahuan isi putusan tanggal 28 September 2017 yang dibuat

oleh Dwi Widiyarti, S.H. Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta

Timur tanggal 01 November 2017, menerangkan bahwa telah diberitahukan

dan diserahkan relaas tentang isi putusan pengadilan kepada Tergugat II ;

2. Risalah pernyataan permohonan banding tanggal 10 Oktober 2017 yang

dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Penggugat melalui

kuasanya Deny Wahyudi, S.H., menerangkan bahwa pada tanggal 10

Oktober 2017, telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Timur, tanggal 28 September 2017, Nomor :

62/Pdt.G/2017/PN Jkt.Timur tersebut ;

3. Relaas pemberitahuan pernyataan permohonan banding tanggal 18 Oktober

2017 yang dibuat oleh Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan guna memenuhi permintaan dari Pengadilan Negeri Jakarta

Timur sesuai dengan suratnya tertanggal 16 Oktober 2017, Nomor :

W10.U5/6800/HT.04.10/X/2017 menerangkan bahwa pada tanggal 10

Oktober 2017, kepada pihak lawannya telah diberitahukan adanya

permohonan banding tersebut;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 132: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 10 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

4. Relaas pemberitahuan pernyataan permohonan banding tanggal 20

Oktober 2017 yang dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri

Jakarta Timur, menerangkan bahwa pada tanggal 10 Oktober 2017,

kepada pihak lawannya telah diberitahukan adanya permohonan banding

tersebut ;

5. Memori banding tanggal 09 November 2017, yang diajukan oleh Denny

Wahyudi, S.H. kuasa hukum Penggugat, diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Jakarta Timur, tanggal 09 November 2017, telah

diserahkan salinan resminya kepada pihak lawannya pada tanggal 10

November 2017 dan tanggal 16 November 2017 ;

6. Kontra memori banding tanggal 24 November 2017, yang diajukan oleh

Tergugat I, diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur,

tanggal 29 November 2017, telah diserahkan salinan resminya kepada

pihak lawannya pada tanggal 29 November 2017 ;

7. Risalah pemberitahuan memeriksa berkas perkara yang dibuat oleh

Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Timur, yang

menerangkan bahwa masing-masing pihak, pada tanggal 01 Oktober

2017, tanggal 10 Oktober 2017 dan tanggal 27 Oktober 2017, telah diberi

kesempatan untuk mempelajari berkas perkara tersebut ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, yang

diajukan banding tersebut dijatuhkan pada tanggal 28 September 2017, dengan

dihadiri Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat I tanpa dihadiri Tergugat II,

selanjutnya Kuasa Penggugat mengajukan permohonan banding pada tanggal

10 Oktober 2017, dengan demikian permohonan banding dari Pembanding

semula Penggugat, telah diajukan dalam tenggang waktu banding selama 14

hari, sesuai dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

oleh Undang-Undang karena itu permohonan banding tersebut secara formal

dapat diterima ;

Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat di dalam Memori

Bandingnya mengemukakan keberatan dengan putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Timur, yang menyatakan Penggugat tidak mengindahkan peringatan

dari Tergugat I sebanyak 3 (tiga) kali, dan keberatan dengan pertimbangan

judex facti tingkat pertama, yang menyatakan bahwa Tergugat II belum

melaksanakan lelang sebagaimana yang dimintakan oleh Tergugat I, maka

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 133: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 11 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

Tergugat I dan Tergugat II belum dapat dinyatakan melakukan perbuatan

melawan hukum;

Bahwa selanjutnya Pembanding semula Penggugat keberatan dengan

pertimbangan Judex Facti Tingkat Pertama, yang tidak mempertimbangkan

bukti Pembanding (bukti P-3 dan P-8), tidak mengindahkan pedoman Peraturan

Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan

bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah terhadap nasabah, dalam Pasal 1

angka 7, restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam

rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya antara lain

melalui : 1. Penjadwalan kembali (rescheduling);

2. Persyaratan kembali (reconditioning);

3. Penataan kembali (restructuring);

4. Konversi pembiayaan, penyertaan modal sementara;

Bukti ini secara yuridis membuktikan bahwa Pembanding masih memiliki hak

untuk mendapat kesempatan dilakukannya restrukturisasi pembayaran atas

kewajibannya kepada para Terbanding, mohon Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Jakarta berkenan menyatakan para Terbanding melakukan perbuatan melawan

hukum dan menghukum para Terbanding membayar biaya perkara;

--------- Menimbang, bahwa Terbanding I semula Tergugat I di dalam Kontra

Memori bandingnya menyatakan pada pokoknya bahwa Terbanding I semula

Tergugat I tetap berketetapan bahwa pertimbangan dan amar putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor 62/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Tim., tanggal 28

September 2017 sudah tepat dan benar;

Bahwa, dalil Pembanding/Penggugat menyatakan para Terbanding tidak

menjalankan azas kehati-hatian adalah tidak beralasan, karena dalam Akad

Pembiayaan Nomor PS/14/2359-B/N/SYR, tanggal 05 Mei 2014, tegas diatur

mengenai cidera janji dan akibatnya, tindakan Pembanding/Penggugat hanya

merupakan upaya agar menunda eksekusi yang akan dilakukan oleh para

Tergugat;

Bahwa, dalil Pembanding/Penggugat mengenai Terbanding/Tergugat I

tidak menjalankan azas kehati-hatian dan tidak mengindahkan Pedoman

Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008, adalah dalil yang keliru

karena Peraturan Bank Indonesia tersebut tidak dimaksudkan untuk mewajibkan

Bank menempuh langkah restrukturisasi terhadap penyelesaian kredit

bermasalah, tetapi peraturan tersebut hanya berisi langkah-langkah apabila

Bank memberikan restrukturisasi kredit, dengan demikian tidak kewajiban bagi

Terbanding/Tergugat I untuk melakukan restrukturisasi Pembanding/Penggugat,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 134: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 12 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

sesuai prinsip kehati-hatian, serta berdasarkan fakta yang ada, sejak Juli 2016

hingga saat ini proses banding berjalan, Pembanding/Penggugat tidak

melaksanakan kewajibannya kepada Terbanding/Tergugat I, karenanya mohon

Majelis Hakim Tingkat Banding menolak permohonan banding

Pembanding/Penggugat;

--------- Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah memeriksa

dan mempelajari serta meneliti berkas perkara Putusan Sela Pengadilan Negeri

Jakarta Timur, Nomor 62/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Tim., tanggal 3 Agustus 2017, dan

Putusan Akhir tanggal 28 September 2017, baik dalil-dalil Penggugat, jawaban

Tergugat, alat-alat bukti yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding dan

Tergugat/Terbanding di depan persidangan serta pertimbangan hukum

pendapat dan kesimpulan dalam putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur

tersebut, dihubungkan dengan memori-banding dan kontra memori banding,

selanjutnya Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

Menimbang, bahwa Tergugat I, dalam jawabannya tanggal 5 Juli 2017

telah mengajukan eksepsi kompetensi absolute, yang pada pokoknya

menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak berwenang mengadili ,

bahwa gugatan Penggugat adalah mengenai adanya perbuatan melawan

hukum atas dilakukannya pra lelang atas jaminan Penggugat berupa tanah dan

bangunan Sertifikat Hak Milik Nomor 2969/Cipinang Melayu, yang terletak di

Jalan Jatiwaringin Komplek AURI Kav. Nomor 7, Blok H, Kelurahan Cipinang

Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, berdasarkan Akad Pembiayaan

Syariah Nomor PS/14/2359-B/N/SYR, tanggal 05 Mei 2014, Pasal 24, dijelaskan

bahwa hukum yang berlaku dan penyelesaian perselisihan antara Penggugat

dan Tergugat I, para pihak memilih tempat kediaman hukum yang tetap dan

tidak berubah di Kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur di Jakarta;

Menimbang, bahwa selain itu Tergugat I juga mengajukan eksepsi

kompetensi relatif, yang menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak

berwenang mengadili perkara aquo karena Penggugat menyatakan domisili

Tergugat I berada di wilayah hukum Kotamadya Jakarta Selatan namun

gugatan diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, hal ini tidak sesuai

dengan hukum acara perdata Pasal 118 HIR ayat (1) (actor sequitur forum rei);

Menimbang, bahwa atas eksepsi kompetensi absolute dan kompetensi

relatif tersebut di atas Majelis Hakim Tingkat Pertama telah menjatuhkan

Putusan Sela tanggal 3 Agustus 2017, yang menyatakan menolak alasan

eksepsi tersebut dengan pertimbangan pada pokoknya bahwa Penggugat telah

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 135: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 13 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

menerima fasilitas kredit dari PT. Bank Permata, tbk (Tergugat I), bukan dari

Bank Syariah, dan salah satu Tergugat yaitu Tergugat II berdomisili di wilayah

hukum Kotamadya Jakarta Timur, yaitu di Gedung MTH Square Lt.2, Unit 0220,

Jalan MT Haryono, Nomor 10 Jakarta Timur, sehingga Pengadilan Negeri

Jakarta Timur berwenang memeriksa perkara ini;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sependapat

dengan pertimbangan dan putusan sela Majelis Hakim Tingkat Pertama di atas,

dan Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa Pengadilan Negeri

Jakarta Timur tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara aquo karena

hubungan Penggugat dan Tergugat I berdasarkan Term Sheet Pembiayaan

Syariah, Nomor 151/SMESYR-Reg2/IV/14/25 April 2014, bukti P-1, dan

Perjanjian Line Fasility Pembiayaan Ijarah Nomor PS/14/2359-A/N/SYR, tanggal

5 Mei 2014 bukti P-2, dengan jumlah fasilitas pembiayaan dari Tergugat I

sebesar Rp4.000.000.000,- (empat milyar rupiah), ternyata Tergugat I dalam

perjanjian dengan Penggugat adalah PT Bank Permata Tbk, sebagai Unit

Usaha Syariah, yang OC Manager SME Syariahnya adalah R.Beni Hidayat dan

Head of Area SME Syariahnya M.Syaeful Huda, sebagaimana bukti P1;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1 dan P2 di atas terbukti

bahwa perjanjian antara Tergugat I dan Penggugat atau antara Bank dan

Nasabah adalah perjanjian dalam bidang ekonomi syariah, karena perkara

tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip hukum syariah, yaitu Tergugat I dan

Penggugat sepakat bahwa pelaksanaan perjanjian pembiayaan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah sebagaimana ditetapkan dalam Al Quran, Al Sunnah dan

fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia, yang

pelaksanaannya berdasarkan ketentuan-ketentuan Bank Indonesia,

sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 Perjanjian Line Fasility Pembiayaan Ijarah

Nomor PS/14/2359-A/N/SYR, tanggal 5 Mei 2014, bukti P-2a= bukti TI-1;

Menimbang, bahwa Perjanjian Line Fasility Pembiayaan Ijarah di atas,

diatur pula pengadilan yang berwenang mengadili jika terjadi perselisihan, yaitu

Pasal 18.11, huruf c, bahwa apabila musyawarah sebagaimana dimaksud

dalam huruf b, “… jika musyawarah tidak menghasilkan kata sepakat mengenai

penyelesaian perselisihan maka mengenai perjanjian pembiayaan dan semua

akibatnya serta pelaksanaannya para pihak memilih tempat kediaman hukum

yang tetap dan tidak berubah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Agama

Jakarta Selatan di Jakarta”;

Menimbang, bahwa sesuai pula dengan Pasal 49 huruf i, Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 136: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 14 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

1989 tentang Peradilan Agama, mengatur Pengadilan Agama bertugas dan

berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama

antara orang-orang yang beragama Islam di bidang, a. perkawinan, b. waris, c.

wasiat, d. hibah, e. wakaf, f. zakat, g. infaq, h. shadaqah dan i. ekonomi

syari’ah, dengan demikian untuk perkara ekonomi syariah menjadi kewenangan

absolut dari Pengadilan Agama, dalam perkara aquo adalah Pengadilan Agama

Jakarta Selatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Majelis

Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa alasan-alasan eksepsi kompetensi

absolute dari Tergugat I bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak

berwenang memeriksa dan mengadili perkara aquo beralasan dan menyatakan

eksepsi Tergugat I tentang kompetensi absolute dapat diterima;

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi kompetensi absolute dapat

diterima maka eksepsi kompetensi relatif tidak beralasan dan harus dinyatakan

tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA

--------- Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang

dimintakan banding sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi kompetensi absolute dapat

diterima, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima;

Menimbang, bahwa mengenai memori banding dari Pembanding semula

Penggugat dan kontra memori banding sudah mengenai pokok perkara maka

memori banding dan kontra memori banding tidak perlu dipertimbangkan lagi;

--------- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka

Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Nomor

62/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Tim., tanggal 3 Agustus 2017 dan Putusan Akhir tanggal

28 September 2017, yang dimohonkan banding tersebut, tidak dapat

dipertahankan dalam tingkat banding, oleh karenanya harus dibatalkan dan

mengadili sendiri sebagaimana tersebut dalam amar putusan di bawah ini;

--------- Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat tetap

sebagai pihak yang kalah, maka biaya yang timbul dalam perkara ini akan

dibebankan kepada Pembanding semula Penggugat untuk kedua tingkat

peradilan, yang besarnya sebagaimana tersebut dalam amar putusan ini;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan

Agama, Perma Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 137: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 15 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang-

Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-

Undang RI Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum, Undang-Undang RI

Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan Untuk Jawa dan Madura,

Pasal-pasal KUHPerdata, Ketentuan-Ketentuan HIR dan peraturan perundang-

undangan lainnya berhubungan ;

M E N G A D I L I

I. Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat ;

II. Membatalkan Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Nomor

62/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Tim., tanggal 3 Agustus 2017 dan Putusan Akhir

tanggal 28 September 2017, yang dimohonkan banding tersebut ;

MENGADILI SENDIRI

DALAM EKSEPSI

1. Menyatakan eksepsi kompetensi absolute dapat diterima;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak berwenang

memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

III. Menghukum Pembanding semula Penggugat membayar biaya perkara

untuk kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding sebesar Rp.

150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada hari : Selasa, tanggal 03 April 2018 oleh

Kami : IMAM SUNGUDI, S.H., Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi DKI

Jakarta selaku Ketua Majelis, Hj. ELNAWISAH, S.H., M.H., dan SRI ANDINI,

S.H., M.H., masing-masing Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi DKI Jakarta selaku

Hakim Anggota, yang berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta

Nomor 79/PEN/PDT/2018/PT DKI., tanggal 06 Februari 2018 ditunjuk sebagai

Majelis Hakim untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini dalam

tingkat banding, putusan mana diucapkan oleh Hakim Ketua Majelis tersebut

pada hari : Selasa, tanggal 10 April 2018 dalam sidang terbuka untuk umum

dengan didampingi oleh para Hakim Anggota dan dihadiri : HADI SUKMA, S.H.,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 138: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 16 dari 16 hal Put Nomor 79/PDT/2018/PT DKI

M.H., Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, tanpa dihadiri oleh

kedua belah pihak yang berperkara atau kuasa hukumnya.

Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,

1. Hj. ELNAWISAH, S.H., M.H. IMAM SUNGUDI, S.H.

2. SRI ANDINI, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

HADI SUKMA, S.H., M.H.

Perincian biaya banding :

1. M e t e r a i …………… : Rp. 6.000,-

2. R e d a k s i ………….. : Rp. 5.000,-

3. Pemberkasan ………… : Rp.139.000,-

Jumlah ……………………. : Rp.150.000,-

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 139: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL

NO. 45/DSN-MUI/II/2005

Tentang

LINE FACILITY (AT-TASHILAT AS-SAQFIYAH)

بسم اهللا الرحمن الرحيم

Dewan Syari’ah Nasional setelah,

Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah line facility (at-tashilat as-saqfiyah), yaitu fasilitas plafon pembiayaan bergulir dalam jangka waktu tertentu dengan ketentuan yang disepakati dan mengikat secara moral;

b. bahwa lembaga keuangan syari’ah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam berbagai produknya;

c. bahwa agar fasilitas tersebut dilaksanakan sesuai dengan Syari’ah Islam, Dewan Syari’ah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah SWT, QS. al-Ma’idah [5]:1:

… ياأيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود

“Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu…”.

2. Firman Allah SWT, QS. al-Isra’ [17]: 34:

…كان م دهد، إن العها بالعفوأوال وئوس

…”Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabannya”.

3. Firman Allah SWT, QS. al-Baqarah [2]: 275:

…وأحل اهللا البيع وحرم الربا…

...”dan Allah telah menghalalkan jual beli dan meng-haramkan riba…”.

4. Firman Allah SWT, QS. al-Baqarah [2]: 275:

طهبختالذي ي قوما يون إال كمقوما ال يبأكلون الري نالذي

Page 140: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

45 Line Facility 2

Dewan Syariah Nasional MUI

حل الشيطان من المس، ذلك بأنهم قالوا إنما البيع مثل الربا، وأالله البيع وحرم الربا، فمن جاءه موعظة من ربه فانتهى فله ما سلف، وأمره إلى الله، ومن عاد فأولئك أصحاب النار هم فيها

خالدون

“Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

5. Hadits Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:

صلحا حرم حالال أو أحل الصلح جائز بين المسلمني إال حراما والمسلمون على شروطهم إال شرطا حرم حالال أو أحل

.حراما

“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

6. Hadits Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

ارالضرو ررالض .

“Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain.”

7. Hadits Nabi Riwayat Bukhari & Muslim dari Abu Hurairah:

آيات المنافق ثالث، إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا )رواه مسلم(ن خان اؤتم

Page 141: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

45 Line Facility 3

Dewan Syariah Nasional MUI

“Tanda orang munafik ada tiga; jika berkata, ia dusta; apabila berjanji, ia ingkari; dan apabila diberi amanat, ia khianat.” (HR. Muslim)

8. Kaidah Fiqh:

a. لل ددة إال أن ياحالت اإلبامعل في المااألصمهريحلى تل عي

"Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

b. رسييالت لبجقة تشالم

"Kesulitan dapat menarik kemudahan.”

c. زلة الضنزل منت ة قداجةالحرور

"Keperluan dapat menduduki posisi darurat.”

d. عرف كالثابت بالشربالع الثابت

"Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syari’at.”

Memperhatikan : 1. Keputusan Majma’ Al-Fiqh Al Islami Organisasi Konferensi Islam (OKI), Nomor: 40 & 41 tahun 1988 tentang al-wafa’ bi al-wa’d wa al-murabahah li al-amir bi al-syira’.

2. Hasil workshop BPH DSN, 9-10 Dzulqa’dah 1425/21-22 Desember 2004.

3. Surat Direksi Bank Syariah Mandiri No. 6/55/DIR tertanggal 21 September 2004 perihal permohonan fatrwa.

4. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari Kamis, 08 Muharram 1426 H. / 17 Februari 2005.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG LINE FACILITY

Pertama : Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:

a. Line Facility adalah suatu bentuk fasilitas plafon pembiayaan bergulir dalam jangka waktu tertentu yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah.

b. Wa’d (الوعد) adalah kesepakatan atau janji dari satu pihak

(LKS) kepada pihak lain (nasabah) untuk melaksanakan sesuatu yang dituangkan ke dalam suatu dokumen Memorandum of Understanding.

d. Akad adalah transaksi atau perjanjian syar’i yang menimbulkan hak dan kewajiban serta merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Line Facility.

Page 142: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA SENGKETA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Musyarakah, akad Ijarah, dan akad Istishna, sehingga praktiknya menggunakan

45 Line Facility 4

Dewan Syariah Nasional MUI

Kedua : Ketentuan Akad

1. Line facility boleh dilakukan berdasarkan wa’d dan dapat digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan tertentu sesuai prinsip syariah.

2 Akad yang digunakan dalam pembiayaan tersebut di atas dapat berbentuk akad Murabahah, Istishna’, Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah.

3. Penetapan margin, nisbah bagi hasil dan/atau fee yang diminta oleh LKS harus mengacu kepada ketentuan-ketentuan masing-masing akad dan ditetapkan pada saat akad tersebut dibuat.

4. LKS hanya boleh mengambil margin, bagi hasil dan/atau fee atas akad-akad yang direalisasikan dari Line Facility.

5. Fatwa DSN nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah,, Fatwa DSN nomor: 06/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Istishna’, Fatwa DSN nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), Fatwa DSN nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah, Fatwa DSN nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah berlaku pula dalam pelaksanaan akad-akad Pembiayaan yang mengikuti Line Facility.

Ketiga : Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau

jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah Nasional setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 08 Muharram 1426 H 21 Februari 2005 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin