ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks...

8
139 ISBN 978-979-18342-1-6 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK GEDUNG DI KOTA BLITAR Siska Yovina 1 , I Putu Artama 2 , Supani 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Bidang Manajemen Proyek Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Telp. 081331482460 Email : [email protected] 2 Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Telp. 031-5939925, Email : [email protected] 3 Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Telp. 031-5946094, Email : [email protected] ABSTRAK Banyaknya risiko yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi dalam hal ini proyek gedung, maka yang perlu mendapat perhatian khusus adalah risiko-risiko penting yang akan memberikan pengaruh terhadap cost over run kontraktor. Risiko kegagalan konstruksi gedung menunjukkan indikasi dari kurang efektif dan efisiennya kinerja kontraktor selama tahap pelaksanaan. Hal ini diakibatkan karena persaingan kontraktor yang ada, sehingga kontraktor dalam menerima pekerjaan kurang mempertimbangkan risiko-risiko penting yang mungkin terjadi yang dapat menyebabkan kerugian. Sehingga perlu adanya diskripsi tentang risiko-risiko penting apa saja yang terjadi pada proyek gedung di Kota Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko penting yang terjadi pada proyek gedung dari sudut pandang kontraktor di Kota Blitar. Variabel risiko didapat dari studi pustaka dan survey pendahuluan yang selanjutnya akan di validasi oleh responden melalui wawancara dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisa faktor yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penting dalam risiko proyek gedung. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, didapatkan Faktor risiko penting yang dipertimbangkan oleh kontraktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor 1 teknis dan managerial yang meliputi kualitas kerja, staf dan tenaga kerja, metode konstruksi, serta pengawasan; faktor 2 lokasi proyek dan peraturan kontrak antara lain kondisi cuaca (hujan, angin topan, badai), dampak terhadap lingkungan, proses hukum, serta dokumen kontrak; faktor 3 procurement dan eksternal antara lain syarat-syarat kerja (RKS), pembayaran pajak, peralatan dan material, kriminalitas, masyarakat, perang, industry, serta kebijakan pemerintah; faktor 4 ekonomi antara lain kecelakaan kerja, inflasi, krisis ekonomi, suku bunga bank, proses pabrikasi; faktor 5 keuangan antara lain perubahan desain, dan arus kas; faktor 6 keberadaan lokasi proyek antara lain akses dan kondisi lokasi proyek, serta proses pengawasan dokumen pengadaan. Kata kunci : kontraktor, risiko, proyek, analisa faktor PENDAHULUAN Industri konstruksi memiliki sifat yang sangat dinamis dengan risiko (threats) yang harus di hadapi. Setiap proyek konstruksi, risiko pasti ada dan merupakan hal yang biasa terjadi kecuali kalau pemilik dapat mentransfernya ke pihak lain dengan membayar kompensasi. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktifitas, kinerja, kualitas dan batasan biaya dari proyek konstruksi. Jika risiko itu terjadi maka pekerjaan konstruksi akan terganggu, dimana hal tersebut akan mempengaruhi kinerja proyek konstruksi secara keseluruhan sehingga menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu dan mutu. Agar risiko atau ketidakpastian itu dapat dikendalikan dan diantisipasi sedini mungkin, maka risiko-risiko yang ada dan berpotensi menimbulkan kerugian harus dikelola dengan sebaik mungkin. Dari uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko penting yang terjadi pada proyek gedung yang mempunyai pengaruh bagi kontraktor dan menganalisa faktor risiko penting yang terjadi pada proyek gedung di Kota Blitar. Tujuan ini bermanfaat sebagai salah satu sumber informasi tentang risiko-risiko penting yang terjadi pada proyek gedung yang mempunyai dampak terhadap kontraktor serta mengetahui bagaimana analisa faktor dari risiko- risiko penting yang terjadi pada proyek gedung di Kota Blitar. KAJIAN PUSTAKA Risiko Risiko mengacu pada kegiatan-kegiatan atau faktor- faktor, yang apabila terjadi akan meningkatkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek yang berupa waktu, biaya, dan mutu. (Risk refers to those dangerous activities or factors that, if they occur, will increase the probability that the project’s goals of time, cost, and performance will not be met) [1]. Menurut [2], terdapat tiga definisi manajemen risiko, yaitu : 1 Manajemen risiko merupakan suatu proses formal dimana faktor-faktor risiko diidentifikasi, secara sistematis. 2 Manajemen risiko merupakan suatu metode formal dan sistematis dalam manajemen yang mengkonsentrasikan pada identifikasi dan pengendalian daerah atau kegiatan yang memiliki potensi perubahan yang tidak diinginkan. 3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap faktor-faktor risiko selama umur proyek.

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

139

ISBN 978-979-18342-1-6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING

PADA PROYEK GEDUNG DI KOTA BLITAR

Siska Yovina

1, I Putu Artama

2, Supani

3

1Mahasiswa Pascasarjana Bidang Manajemen Proyek Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Telp. 081331482460

Email : [email protected] 2Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Telp. 031-5939925, Email : [email protected] 3Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Telp. 031-5946094, Email : [email protected]

ABSTRAK Banyaknya risiko yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi dalam hal ini proyek gedung, maka yang perlu

mendapat perhatian khusus adalah risiko-risiko penting yang akan memberikan pengaruh terhadap cost over run

kontraktor. Risiko kegagalan konstruksi gedung menunjukkan indikasi dari kurang efektif dan efisiennya kinerja

kontraktor selama tahap pelaksanaan. Hal ini diakibatkan karena persaingan kontraktor yang ada, sehingga

kontraktor dalam menerima pekerjaan kurang mempertimbangkan risiko-risiko penting yang mungkin terjadi yang

dapat menyebabkan kerugian. Sehingga perlu adanya diskripsi tentang risiko-risiko penting apa saja yang terjadi

pada proyek gedung di Kota Blitar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko penting yang terjadi pada proyek gedung dari sudut

pandang kontraktor di Kota Blitar. Variabel risiko didapat dari studi pustaka dan survey pendahuluan yang

selanjutnya akan di validasi oleh responden melalui wawancara dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan

adalah analisa faktor yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penting dalam risiko proyek gedung.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, didapatkan Faktor risiko penting yang dipertimbangkan oleh kontraktor.

Faktor-faktor tersebut adalah faktor 1 teknis dan managerial yang meliputi kualitas kerja, staf dan tenaga kerja,

metode konstruksi, serta pengawasan; faktor 2 lokasi proyek dan peraturan kontrak antara lain kondisi cuaca (hujan,

angin topan, badai), dampak terhadap lingkungan, proses hukum, serta dokumen kontrak; faktor 3 procurement dan

eksternal antara lain syarat-syarat kerja (RKS), pembayaran pajak, peralatan dan material, kriminalitas, masyarakat,

perang, industry, serta kebijakan pemerintah; faktor 4 ekonomi antara lain kecelakaan kerja, inflasi, krisis ekonomi,

suku bunga bank, proses pabrikasi; faktor 5 keuangan antara lain perubahan desain, dan arus kas; faktor 6

keberadaan lokasi proyek antara lain akses dan kondisi lokasi proyek, serta proses pengawasan dokumen

pengadaan.

Kata kunci : kontraktor, risiko, proyek, analisa faktor

PENDAHULUAN

Industri konstruksi memiliki sifat yang sangat dinamis

dengan risiko (threats) yang harus di hadapi. Setiap

proyek konstruksi, risiko pasti ada dan merupakan hal

yang biasa terjadi kecuali kalau pemilik dapat

mentransfernya ke pihak lain dengan membayar

kompensasi. Risiko dapat memberikan pengaruh

terhadap produktifitas, kinerja, kualitas dan batasan

biaya dari proyek konstruksi.

Jika risiko itu terjadi maka pekerjaan konstruksi

akan terganggu, dimana hal tersebut akan

mempengaruhi kinerja proyek konstruksi secara

keseluruhan sehingga menimbulkan kerugian terhadap

biaya, waktu dan mutu. Agar risiko atau

ketidakpastian itu dapat dikendalikan dan diantisipasi

sedini mungkin, maka risiko-risiko yang ada dan

berpotensi menimbulkan kerugian harus dikelola

dengan sebaik mungkin.

Dari uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi risiko penting yang terjadi pada

proyek gedung yang mempunyai pengaruh bagi

kontraktor dan menganalisa faktor risiko penting yang

terjadi pada proyek gedung di Kota Blitar. Tujuan ini

bermanfaat sebagai salah satu sumber informasi

tentang risiko-risiko penting yang terjadi pada proyek

gedung yang mempunyai dampak terhadap kontraktor

serta mengetahui bagaimana analisa faktor dari risiko-

risiko penting yang terjadi pada proyek gedung di

Kota Blitar.

KAJIAN PUSTAKA

Risiko

Risiko mengacu pada kegiatan-kegiatan atau faktor-

faktor, yang apabila terjadi akan meningkatkan

kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek yang

berupa waktu, biaya, dan mutu. (Risk refers to those

dangerous activities or factors that, if they occur, will

increase the probability that the project’s goals of

time, cost, and performance will not be met) [1].

Menurut [2], terdapat tiga definisi manajemen

risiko, yaitu :

1 Manajemen risiko merupakan suatu proses formal

dimana faktor-faktor risiko diidentifikasi, secara

sistematis.

2 Manajemen risiko merupakan suatu metode formal

dan sistematis dalam manajemen yang

mengkonsentrasikan pada identifikasi dan

pengendalian daerah atau kegiatan yang memiliki

potensi perubahan yang tidak diinginkan.

3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah

suatu seni dan ilmu mengidentifikasi,

menganalisis, dan merespon terhadap faktor-faktor

risiko selama umur proyek.

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

A-140

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Identifikasi risiko adalah suatu kegiatan untuk

menentukan risiko mana yang mungkin berdampak

pada proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya

[3].

Manajemen risiko

Manajemen risiko adalah semua rangkaian kegiatan

yang berhubungan dengan risiko yaitu perencanaan

(planning), penilaian (assessment), penanganan

(handling) dan pemantauan (monitoring) risiko [1].

Tujuan manajemen risiko adalah untuk mengenali

risiko pada sebuah proyek dan mengembangkan

strategi untuk mengurangi atau bahkan

menghindarinya, tetapi juga harus dicari cara untuk

memaksimalkan peluang yang ada [4] Atau dengan

kata lain tujuan dari manajemen risiko adalah untuk

membuang ketidakpastian dari risiko dan meraih

oportunitas [5].

Proyek

Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara

yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,

dengan alokasi sumber daya tertentu dan

dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang

sasarannya telah digariskan dengan jelas [6].

Kontraktor

Kontraktor merupakan organisasi milik pemerintah,

swasta maupun kelompok pekerja borongan yang

secara nyata mendirikan gedung dan pekerjaan sejenis

lainnya. Kontraktor secara langsung mengendalikan

kerja konstruksi, menata dan mengorganisir sumber

daya tenaga kerja, bahan, peralatan dan uang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk

memberikan deskripsi mengenai faktor-faktor risiko

penting yang dianggap mempunyai pengaruh bagi

kontraktor di Kota Blitar. Data diolah dengan

menggunakan analisa faktor yang dipergunakan untuk

mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang

banyak menjadi sedikit variabel yang paling dominan.

Tahapan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah

tahap pendahuluan, tahap pengumpulan dan

pengolahan data, tahap analisa dan pembahasan, serta

tahap kesimpulan dan saran.

Sampel/populasi dari penelitian ini adalah proyek-

proyek gedung yang sedang atau sudah dibangun di

Kota Blitar. Obyek dalam penelitian ini adalah

perusahaan (kontraktor) yang terkait dalam

pelaksanaan proyek gedung di Kota Blitar. Sedangkan

respondennya adalah Project Manager dan atau

Pelaksana yang terlibat dalam pelaksanaan proyek

gedung, baik yang tergabung dalam asosiasi jasa

konstruksi maupun tidak, yang telah mempunyai

pengalaman lebih dari 5 tahun dan merupakan

pengambil keputusan dalam organisasinya masing-

masing. Setelah penetapan sampel/populasi, dilakukan

penyebaran kuesioner kepada responden untuk

mendapatkan data pokok. Kemudian diuji validitas

dan reliabilitas serta analisa faktor dengan

menggunkan metode statistik, yaitu dengan program

bantuan statistik software SPSS 12.0 for windows.

Terdapat 61 variabel pada penelitian ini, yang

diperoleh dari studi literatur dan survei pendahuluan.

Variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1: Variabel Penelitian

No. Variabel

1 Akses menuju lokasi proyek yang sulit

2 Cuaca (hujan, angin topan, badai) yang buruk

3 Adanya bencana alam/nature

4 Dampak terhadap lingkungan area proyek

5 Kondisi lokasi yang berbeda

6 Amdal tidak jelas

7 Fasilitas sementara (Direksi keet) kurang memadai

/tidak ada

8 Biaya proses hukum tidak jelas

9 Keterlambatan menangani kontrak

10 Ketidakpastian hukum

11 Kegagalan sub kontraktor menangani pelaksanaan

pekerjaan

12 Ketentuan kontrak kurang jelas

13 Definisi lingkup pekerjaan tidak jelas

14 Standar dan kode yang berbeda

15 Syarat-syarat kerja (RKS) kurang jelas

16 Standar dokumen kontrak tidak jelas

17 Kekeliruan dalam pembuatan dokumen

18 Safety pada lokasi tidak dilaksanakan dengan baik

19 Evaluasi perubahan order dan negosiasi tidak

berjalan lancar

20 Kemampuan kontraktor kurang

21 Kualitas pekerjaan yang kurang

22 Kurangnya kemampuan manajemen dalam

mengerjakan proyek

23 Metode konstruksi tidak sesuai

24 Masalah perburuhan dan perselisihan yang tidak

terkoordinasi

25 Tenaga kerja dan produktivitas peralatan kurang

26 Keterlambatan penanganan oleh pihak ketiga

27 Manajemen sumber daya manusia kurang

28 Kurangnya koordinasi dengan sub kontraktor

29 Ketelitian program proyek kurang

30 Pengalaman manajemen kurang

31 Proses pengawasan proyek tidak berjalan dengan

baik

32 Desain yang cacat

33 Perubahan desain

34 Kesalahan desain

35 Kesalahan mengestimasi biaya

36 Kecelakaan kerja dilokasi proyek

37 Informasi desain salah atau tidak memenuhi

38 Kekurangan skill/techniques

39 Proses pengawasan gambar teknik tidak sesuai

40 Teknologi kurang

41 Kriteria desain tidak sesuai

42 Terjadinya inflasi

43 Krisis ekonomi

44 Keterlambatan pembayaran kontrak

45 Suku bunga bank meningkat/turun

46 Arus kas tidak stabil

47 Bursa saham tidak menentu/naik-turun

48 Masalah pembayaran pajak

49 Tenaga kerja, material dan ketersediaan peralatan

kurang

50 Peralatan dari owner tidak sesuai

51 Material cacat

52 Petunjuk penggunaan peralatan dan material tidak

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

141

ISBN 978-979-18342-1-6

ada/kurang lengkap

…….. lanjutan tabel 1

No. Variabel

53 Kegagalan dalam proses pengawasan dokumen

pengadaan

54 Proses pabrikasi tidak di awasi

55 Kekacauan yang di akibatkan oleh masyarakat

56 Kejahatan/kriminalitas

57 Kesalahan warga

58 Penyalahgunaan wewenang

59 Perang

60 Hubungan dengan industri tidak seimbang

61 Tindakan pemerintah yang kurang tegas

Sumber : Hasil Olahan 2008

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden

Berikut ini adalah ringkasan dari profil responden

yang mengisi kuesioner, diuraikan berdasarkan

pengalaman dalam mengerjakan proyek gedung,

tingkat pendidikan, dan jenis bangunan yang pernah

dikerjakan, yaitu :

Tabel 2: Profil responden

Pengalaman dalam mengerjakan proyek gedung

Kriteria waktu (tahun) Frekuensi Persentase (%)

0 – 5 9 35 %

6 – 10 15 57 %

11 – 15 0 0

> 15 2 8 %

Total 26 100 %

Tingkat pendidikan

Kriteria pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMU 7 29 %

STM 9 33 %

S1 10 38 %

Total 26 100 %

Jenis bangunan yang pernah dikerjakan

Jenis bangunan Frekuensi Persentase (%)

Perkantoran 16 23 %

Hotel 0 0

Apartemen 0 0

Sekolah 24 34 %

Pusat perbelanjaan 0 0

Perumahan 18 26 %

Lainnya 12 17 %

Total 70 100 %

Sumber : Hasil Olahan 2008

Pengalaman kontraktor dalam mengerjakan proyek

gedung di kota Blitar rata-rata berkisar selama 6-10

tahun atau sebesar 57%. Dimana tingkat pendidikan

yang dimiliki kontraktor lebih dominan dari S1 yaitu

38%. Sedangkan jenis bangunan yang pernah

dikerjakan kontraktor cenderung pada proyek gedung

sekolah sebesar 34%.

Analisa faktor

Analisa faktor merupakan suatu cara yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang

menjelaskan pola hubungan dalam suatu himpunan

variabel penelitian dan mereduksi data untuk

mengidentifikasi suatu jumlah kecil faktor yang

menjelaskan beberapa faktor yang memiliki kemiripan

karakter.

Nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO)

Nilai KMO pada faktor risiko kondisi-kondisi di

lokasi proyek, yang terdiri dari 6 variabel sebesar

0.753 (middling). Nilai KMO selanjutnya dapat dilihat

pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 3: Nilai KMO dan Uji Bartlett

No Faktor Risiko Jumlah

Variabel

Nilai

KMO Klasifikasi

1 Kondisi-kondisi

di lokasi proyek 6 0.753

Cukup

(middling)

2 Kontrak dan

peraturan 7 0.714

Cukup

(middling)

3 Managerial 9 0.828

Bermanfaat

(meritorious

)

4 Teknik 7 0.800 Cukup

(middling)

5 Ekonomi dan

Keuangan 7 0.658

Sedang

(mediocre)

6 Procurement 6 0.685 Sedang

(mediocre)

7 Eksternal 7 0.713 Cukup

(middling)

Sumber : Hasil Olahan 2009

Karena nilai KMO sudah lebih besar dari 0.5 maka

jumlah data cukup untuk dianalisis (menunjukkan

adanya ukuran kecukupdekatan sampel).

Ekstraksi Jumlah Faktor

Analisa komponen utama (Principle Component

Analysis/PCA) digunakan untuk mereduksi dimensi

data yang lebih sederhana. Dari hasil analisis faktor

diketahui bahwa berdasarkan kriteria nilai eigen,

komponen yang memiliki nilai eigen lebih besar dari

1 ada 6 komponen. Sehingga nantinya akan terbentuk

6 komponen faktor. Sedangkan hasil kumulatif

proporsi keragaman yang mampu dijelaskan sebesar

85.887 %. Selanjutnya hasil ekstraksi faktor dapat

dilihat pada tabel 4.

Tabel 4: Hasil ekstraksi faktor

No. Nilai

Eigen

Keragaman

Total (%)

Keragaman

Kumulatif

(%)

Keterangan

1 13.759 43.936 43.936 Digunakan

2 4.4 14.051 57.987 Digunakan

3 3.148 10.053 68.04 Digunakan

4 2.481 7.924 75.964 Digunakan

5 1.829 5.841 81.804 Digunakan

6 1.278 4.082 85.887 Digunakan

Sumber : hasil analisis 2009

Hasil bentukan faktor

Dengan merotasi matrik loading maka setiap peubah

asal akan mempunyai korelasi yang tinggi dengan

faktor tertentu lainnya, sehingga tiap faktor lebih

mudah diinterpretasi. Tabel 5 menunjukan hasil

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

A-142

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

ringkasan 6 faktor yang terbentuk dari 49 variabel

risiko penting pada proyek gedung di kota Blitar.

Tabel 5. Pola matriks

Faktor No Kode Variabel

Total

Keraga

man (%)

Loading

1

Faktor

managerial dan

teknik

1 C25 Kemampuan kontraktor

kurang

43.936

0.825

2 C26 Kualitas pekerjaan yang

kurang

0.887

3 C27

Kurangnya kemampuan

manajemen

dalam mengerjakan

proyek

0.632

4 C28

Metode

konstruksi tidak sesuai

0.688

5 C29

Masalah

perburuhan dan perselisihan

yang tidak

terkoordinasi

0.823

6 C30

Tenaga kerja dan

produktivitas

peralatan kurang

0.867

7 C32

Manajemen

sumber daya manusia kurang

0.739

8 C36

Pengalaman

manajemen kurang

0.843

9 C37

Proses

pengawasan

proyek tidak berjalan dengan

baik

0.572

10 D46 Kekurangan skill/techniques

0.601

11 D47

Proses

pengawasan

gambar teknik tidak sesuai

0.56

12 D48 Teknologi

kurang 0.644

13 F57

Tenaga kerja, material dan

ketersediaan

peralatan kurang

0.853

2

Faktor lokasi

proyek

dan peratur

an

kontrak

14 A2

Cuaca (hujan,

angin topan, badai) yang

buruk

14.051

0.827

15 A3 Adanya bencana alam/nature

0.936

16 A4

Dampak

terhadap

lingkungan area proyek

0.9

17 A6 Amdal tidak

jelas 0.661

18 B10 Biaya proses hukum tidak

jelas

0.936

19 B11 Keterlambatan menangani

kontrak

0.9

20 B15

Ketentuan

kontrak kurang jelas

0.725

21 B20

Standar

dokumen kontrak tidak

jelas

0.727

22 B9

Kekeliruan

dalam pembuatan

dokumen

0.827

3

Faktor

procure

ment dan

eksternal

23 B16 Definisi lingkup pekerjaan tidak

jelas

10.053

0.741

24 B19

Syarat-syarat

kerja (RKS) kurang jelas

0.616

25 E56

Masalah

pembayaran pajak

0.587

26 F59

Peralatan dari

owner tidak sesuai

0.828

27 F62 Material cacat 0.669

28 F63

Petunjuk

penggunaan peralatan dan

material tidak

ada/kurang lengkap

0.789

29 G67 Kejahatan/krimi

nalitas 0.61

30 G68 Kesalahan warga

0.525

31 G69 Penyalahgunaan

wewenang 0.902

32 G70 Perang 0.607

33 G71 Hubungan dengan industri

kurang baik

0.831

34 G72

Kebijakan pemerintah

yang kurang

mendukung

0.68

4

Faktor

ekono

mi

35 D44

Kecelakaan

kerja dilokasi

proyek

7.924

0.78

36 E50 Terjadinya inflasi

0.776

37 E51 Krisis ekonomi 0.685

38 E53

Suku bunga

bank

meningkat/turun

0.72

39 F65 Proses pabrikasi

tidak di awasi 0.769

5

Faktor keuang

an

40 D38 Desain yang

cacat

5.841

0.766

41 D40 Perubahan

desain 0.779

42 E54 Arus kas tidak

stabil 0.853

6

Faktor

keberadaan

lokasi proyek

43 A1

Akses menuju

lokasi proyek

yang sulit

4.082

0.636

44 A5 Kondisi lokasi yang berbeda

0.791

45 F64

Kegagalan

dalam proses pengawasan

dokumen

pengadaan

0.628

Sumber : hasil olahan 2009

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa faktor, diperoleh 6 faktor

risiko penting yang harus diperhatikan kontraktor

pada proyek gedung di kota Blitar menurut pendapat

para responden, antara lain :

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

143

ISBN 978-979-18342-1-6

A. Faktor teknis dan managerial

Faktor ini memiliki nilai pembentuk faktor sebesar

43.936%. Pada faktor ini terdapat beberapa hal penting

yang mempengaruhi perusahaan kontraktor di kota

Blitar, yaitu :

1. Kualitas pekerjaan, yang memiliki nilai tertinggi

sebesar 0.887.

Sebuah perusahaan kontraktor akan diakui

keberadaannya jika hasil pekerjaan atau proyek

yang mereka kerjakan memiliki kualitas baik

atau minimal mendekati mutu yang diharapkan

owner. Karena kualitas pekerjaan yang

kurang/buruk akan mempengaruhi pemenangan

tender dan melemahkan manajemen perusahaan.

Sehingga diharapkan setiap kontraktor

memperhatikan kualitas pekerjaan dari proyek

yang sedang dilaksanakan.

2. Tenaga kerja dan produktivitas peralatan kurang

serta material.

Kondisi ini akan mempengaruhi waktu

penyelesaian proyek. Bila produktivitas alat

adalah tanggung jawab kontraktor, maka

peralatan perlu mendapat perhatian dari

perusahaan. Sehingga tidak menghambat dan

memperlambat jalannya pelaksanaan proyek.

Apalagi penyediaan tenaga kerja dan material

proyek. Dimana kedua hal ini juga sangat

mendukung lancarnya penyelesaian proyek.

3. Pengalaman manajemen SDM kurang dan

Kemampuan kontraktor yang kurang.

Pengalaman manajemen kontraktor sangat

penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan.

Jika kemampuan dan pengalaman kontraktor

dalam mengerjakan proyek kurang, perusahaan

tidak bisa mendapatkan kepercayaan dalam

mengerjakan proyek. Sehingga perlu adanya

peningkatan pengalaman dan kemampuan

kontraktor dengan mengadakan sertifikasi bagi

tenaga ahli dan manejemen kontraktor,

melakukan studi banding dengan kontraktor

besar, dan kontraktor menyewa tenaga ahli untuk

melaksanakan pengelolaan proyek tersebut.

4. Masalah perburuhan dan perselisihan yang tidak

terkoordinasi.

Kurangnya koordinasi antar personal perusahaan

menyebabkan perpecahan dalam manajemen.

Untuk itu perlu diadakan rapat koordinasi yang

lebih intens antara kontraktor, buruh, dan semua

partisipan dalam proyek yang dikerjakan.

5. Metode konstruksi yang tidak sesuai.

Sebelum mengerjakan proyek, ada baiknya

dilakukan survey terhadap kondisi proyek yang

akan dikerjakan. sehingga kontraktor bisa

menentukan metode konstruksi yang sesuai.

Risiko ini bisa mengakibatkan bengkaknya biaya

dan waktu yang terbuang.

6. Proses pengawasan proyek tidak berjalan dengan

baik.

Ada beberapa kendala yang mungkin akan terjadi

dalam pengawasan proyek antara lain :

keterbatasan alat transportasi menuju proyek,

terhambatnya mobilitas pengawasan karena

masalah yang terjadi pada lokasi setempat

(seperti pilwali, dll). Sehingga perlu antisipasi

dengan menyediakan transportasi cadangan atau

menempatkan mandor sebagai pengawas

sementara.

7. Proses pengawasan gambar teknik.

Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa proses

gambar adalah awal proyek dilaksanakan. Jika

tidak sesuai dengan ketentuan, maka berpengaruh

terhadap pelaksanaan dilapangan. Dan

menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek.

B. Faktor lokasi proyek dan peraturan kontrak

Faktor ini mempunyai nilai pembentuk faktor sebesar

14.051%. Pada faktor ini terdapat beberapa risiko

penting yang perlu dipertimbangkan oleh kontraktor,

antara lain :

1. Adanya bencana alam/nature dan cuaca yang

buruk, yang memiliki nilai tertinggi sebesar

0.936.

Keadaan ini tidak bisa dihindari oleh perusahaan

kontraktor dimanapun. Kontraktor hanya bisa

mengurangi kerusakan akibat cuaca buruk.

Sedangkan bencana besar yang melanda

kontraktor tidak bisa menghentikannya. Untuk

itu kontraktor bisa menyelamatkan tenaga kerja

dan sedikit material yang masih layak dipakai.

2. Biaya proses hukum tidak jelas juga memiliki

nilai yang sama dengan bencana alam yaitu

sebsar 0.936.

Ketidakjelasan biaya dalam proses hukum bisa

menyebabkan pembengkakkan biaya proyek. Hal

ini bisa diatasi dengan mengurangi risiko ini

dengan negosiasi atau jalan damai.

3. Dampak terhadap lingkungan area proyek.

Bila terjadi kerusakan atau polusi pada sekitar

proyek, maka akan terjadi masalah baru yang

mengakibatkan pelaksanaan proyek molor.

Sehingga perlu antisipasi agar tidak terjadi polusi

atau mengganggu lingkungan sekitar dengan cara

selalu mengawasi tiap item pekerjaan yang

sekiranya mengganggu ketenangan sekitar dan

meminimalkan polusi-polusi (polusi suara, polusi

udara, dll) dari peralatan yang menimbulkan

kebisingan dsb.

4. Keterlambatan menangani kontrak.

Setiap perusahaan kontraktor memiliki tanggung

jawab untuk menyelesaikan kontrak. Sehingga

perlu mengatur siapa saja orang yang terlibat

dalam penanganan kontrak tersebut. Untuk itu

diperlukan tenaga administrasi professional

dalam membuat kontrak dan mampu melakukan

negosiasi kontrak dengan owner.

5. Kekeliruan dalam pembuatan dokumen.

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam pembuatan

dokumen diperlukan tenaga administrasi

professional dan disertai keterangan sertifikasi

keahlian dalam membuat dokumen. Sehingga

kesalahan bisa diminimalkan.

6. Standar dokumen kontrak & ketentuan kontrak

tidak jelas.

Sebelum melakukan rapat pertemuan dengan

owner dan partisipan proyek, sebaiknya

kontraktor perlu menanyakan kejelasan standar

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

A-144

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

dokumen kontrak yang akan dipakai. Apakah

mengacu pada standar SNI atau international

(Fidic). Sehingga tidak terjadi kebimbangan

dalam memutuskan klausul-klausul dokumen

kontrak.

7. Amdal tidak jelas.

Jika kontraktor tidak melakukan proses amdal,

biasanya masalah akan datang dikemudian hari.

Bila ternyata pada lokasi proyek tersebut ada

pipa-pipa milik perusahaan lain yang tertanam,

jenis tanah yang ternyata sifatnya berubah-ubah

(lanau, lempung, tanah rawa, dll), dan kadar

keasaman tanah yang tinggi akibat limbah

sehingga mengakibatkan besi-besi mudah

berkarat, dsb. Sehingga analisa dampak

lingkungan perlu dilakukan agar biaya proyek

tidak membengkak di kemudian hari.

C. Faktor procurement dan eksternal

Faktor ini mempunyai nilai pembentuk faktor sebesar

10.053%. Pada faktor ini terdapat beberapa variable

risiko penting, antara lain :

1. Penyalahgunaan wewenang, yang memiliki nilai

tertinggi sebesar 0.902.

Pengambil keputusan hendaknya dilakukan oleh

orang yang berada dalam koridor organisasi

proyek. Melalui rapat dan evaluasi kegiatan.

Sehingga tidak terjadi tumpang tindih keputusan

dan penyalahgunaan wewenang.

2. Hubungan dengan industri tidak seimbang.

Hendaknya kontraktor menjalin hubungan baik

dengan dunia industri. Baik industri konstruksi

maupun industri manufaktur. Sehingga

memudahkan perusahaan untuk melakukan

transaksi pemesanan barang dll.

3. Peralatan dari owner tidak sesuai

Apabila pihak owner menyediakan peralatan

yang dibutuhkan proyek, maka perlu dilihat dulu

fungsi dan metode yang akan dipakai dengan

kesesuaian peralatan tersebut. Sehingga tidak

menambah kerusakan atau perubahan aktivitas

pekerjaan dari proyek.

4. Petunjuk penggunaan peralatan dan material

tidak ada/kurang lengkap.

Petunjuk ini diperlukan oleh tenaga kerja

kasar/tukang, karena kemampuan menggunakan

alat tidak dimiliki. Untuk itu bisa diatasi dengan

menggunakan tenaga kerja yang ahli (memiliki

pengalaman dalam menggunakan peralatan

konstruksi) dalam menggunakan peralatan

tersebut, sehingga tidak perlu memakai petunjuk

penggunaan alat.

5. Definisi lingkup pekerjaan tidak jelas

Bisa menyebabkan perubahan desain dan

membengkaknya biaya proyek. Maka pihak

kontraktor harus menanyakan kejelasan dari

definisi lingkup pekerjaan kepada owner

sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada saat

pelaksanaan proyek.

6. Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung.

Dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor

mengacu pada peraturan dan lingkup pekerjaan

yang dibuat pemerintah. Sehingga dibutuhkan

kebijakan harga pasar sesuai ketentuan yang

berlaku agar tidak terlalu memberatkan proses

pelaksanaan proyek tersebut.

7. Material cacat

Distribusi material dan pemilihan material

dengan pengawasan yang ketat akan mengurangi

kerusakan material sehingga pada saat material

pesanan sampai di lokasi tidak akan cacat dan

siap dipakai. Semua itu memerlukan koordinasi

yang baik antara kontraktor dan suplier.

8. Syarat-syarat kerja (RKS) kurang jelas

Risiko ini akan mempengaruhi estimasi biaya

proyek. Maka harus diperjelas pada dokumen

kontrak.

9. Kejahatan/kriminalitas

Kejadian ini sering terjadi pada proyek yang

sedang berlangsung. Pencurian material dan

peralatan kerja sering menjadi sasaran oleh

pelaku kejahatan. Untuk itu antisipasinya adalah

bisa membangun pagar pembatas sekeliling

lokasi proyek dengan menerapkan satu pintu

untuk keluar masuk kendaraan proyek.

Mendirikan pos pengamanan dan penjagaan bagi

siapa saja yang akan meninjau atau memasuki

lokasi proyek.

10. Perang

Kemungkinan ini sangat kecil terjadi. Tapi tidak

menutup kemungkinan terjadi perang. Sehingga

kontraktor tidak bisa menghindari risiko akibat

perang.

11. Masalah pembayaran pajak.

Pembayaran pajak sering tidak dilakukan sesuai

ketentuan yang berlaku. Padahal pajak tersebut

untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan

proyek. Bila pajak bangunan belum terbayar,

maka masalah akan datang dikemudian hari.

Sehingga perlu kesepakatan antara kontraktor

dan owner mengenai pembayaran pajak.

12. Kesalahan warga.

Adanya provokator dari masyarakat yang tidak

setuju dilaksanakannya proyek, akan merugikan

banyak pihak. Proyek tidak akan terlaksana,

rencana pembangunan daerah menjadi tertunda

dan menyebabkan pertumbuhan daerah menjadi

terlambat. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan

kepada masyarakat sekitar dan menjelaskan akan

pentingnya pembangunan proyek tersebut. Atau

dengan mengajak masyarakat sekitar untuk

membantu pelaksanaan proyek sebagai tenaga

kerja.

D. Faktor ekonomi

Faktor ini mempunyai nilai pembentuk faktor sebesar

7.924%. Pada faktor ini terdapat beberapa hal penting,

yaitu :

1. Kecelakaan kerja dilokasi proyek, yang memiliki

nilai tertinggi sebesar 0.780.

Menggunakan safety pada saat mengerjakan

proyek bisa mengurangi angka kecelakaan kerja.

Pada kontraktor kelas atas biasanya sudah

menggunakan perlengkapan tersebut. Tetapi

tidak menutup kemungkinan bagi kontraktor

kecil untuk menerapkan system K3 agar biaya

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

145

ISBN 978-979-18342-1-6

proyek tidak tersedot untuk membayar rumah

sakit atau memberikan santunan apabila terjadi

kecelakaan.

2. Terjadinya inflasi.

Dalam pembuatan dokumen kontrak pekerjaan

konstruksi harus dicantumkan klausul yang

menyatakan apabila kondisi ekonomi mengalami

inflasi yang tinggi (diatas normal) maka dapat

dibuat suatu addendum atas permintaan dari

pihak kontraktor. Atau pihak kontraktor mencari

sumber-sumber pembiayaan lain.

3. Proses pabrikasi tidak di awasi.

Untuk beberapa material proyek terkadang ada

yang menggunakan proses pabrikasi. Bila tidak

ada pengawasan yang ketat dari pihak kontraktor,

hal ini bisa menjadi masalah bagi manajemen

perusahaan. Akibat dari tidak sesuainya

spesifikasi yang dipakai pada saat proses

pabrikasi, akan menambah biaya proses ulang

prabrikasi material. Akhirnya yang dirugikan

adalah pihak kontraktor juga.

4. Suku bunga bank meningkat/turun.

Bunga bank yang membengkak apabila risiko ini

terjadi, seharusnya dapat menjadi beban owner,

karena bagaimanapun keterlambatan

penyelesaian proyek bukan hanya kesalahan

kontraktor melainkan pihak owner juga.

Sehingga pada saat suku bunga bank

meningkat/turun perlu diadakan rapat koordinasi

antara kontraktor dan penyelenggara proyek,

guna memutuskan tindakan apa yang akan

dilakukan selanjutnya.

5. Krisis ekonomi.

Terjadinya krisis ekonomi bisa menyebabkan

mundurnya proyek-proyek yang sudah

dikerjakan. Harga bahan bangunan dan material

proyek meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut

perlu adanya kebijakan owner. Jika owner

mampu memberikan bantuan dana sementara

untuk melanjutkan pekerjaan maka proyek masih

bisa berjalan. Kemudian owner melakukan

evaluasi terhadap harga pasaran yang berlaku dan

melakukan penyesuaian harga melalui eskalasi

harga sesuai Kepres No. 80/ 2003 dan peraturan

lainnya.

E. Faktor keuangan

Faktor ini mempunyai nilai pembentuk faktor sebesar

5.841%. Pada faktor ini terdapat beberapa risiko

penting, antara lain :

1. Arus kas tidak stabil, yang memiliki nilai

tertinggi sebesar 0.853.

Kontraktor tidak akan mampu menyelesaikan

proyek apabila kas dalam perusahaan kurang

stabil. Karena mengerjakan proyek sangat

membutuhkan dana sehingga kontraktor perlu

menjaga kestabilan arus keuangan melalui

pinjaman bank atau mencari sumber dana lain.

2. Perubahan desain

Harus dimuat dalam kontrak apabila terjadi

perubahan-perubahan desain, yaitu apabila

pemrakarsa timbulnya perubahan desain adalah

investor maka harus dilihat kesesuaian desain

baru terhadap master plan yang ada dan aturan-

aturan lainnya dengan diadakan negosiasi ulang

mengenai besarnya setoran yang harus

dibayarkan kepada owner; apabila pemrakarsa

timbulnya perubahan desain adalah pemerintah,

maka dibuat addendum mengenai hal-hal yang

diperlukan (waktu perjanjian, Change of

Contract Order /CCO)

3. Desain yang cacat

Salah satu kegagalan proyek adalah desain yang

seharusnya sudah bisa dilaksanakan ternyata

cacat. Sehingga harus merubah atau bahkan

membongkar item pekerjaan yang desainnya

cacat. Hal ini akan menyebabkan kemunduran

waktu penyelesaian proyek dan membengkaknya

dana proyek. Maka perlu dilakukan tindakan

pengawasan dan mereview ulang desain yang

akan dikerjakan.

F. Faktor keberadaan lokasi proyek

Faktor ini mempunyai nilai pembentuk faktor sebesar

4.082%. Pada faktor ini terdapat beberapa risiko

penting, antara lain :

1. Kondisi lokasi yang berbeda, yang memiliki nilai

tertinggi sebesar 0.791.

Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan

melakukan survey lapangan, tentang bagaimana

kondisi lokasi yang akan dibangun proyek. Hal

ini sangat penting dan mempengaruhi kelancaran

pelaksanaan proyek.

2. Akses menuju lokasi proyek yang sulit.

Mobilitas suatu proyek sangat erat kaitannya

dengan akses menuju lokasi. Bila lokasi sulit

dijangkau dengan kendaraan besar, maka akan

memerlukan tambahan waktu untuk mencapai

lokasi tersebut atau mengganti dengan muatan-

muatan kendaraan truk kecil yang bisa

menjangkau lokasi. Sedangkan bila kontraktor

mendatangkan peralatan atau material dari luar

daerah proyek, maka kontraktor harus

memperhatikan waktu tempuh yang efektif dan

berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk

kelancaran proyek.

3. Kegagalan dalam proses pengawasan dokumen

pengadaan.

Masing-masing partisipan akan menugaskan

wakilnya untuk mengawasi proses dokumen

pengadaan. Sehingga memperkecil kemungkinan

terjadinya kesalahan pada saat proses pengadaan

berlangsung.

KESIMPULAN

Hasil penelitian dengan menggunakan alat uji analisa

faktor berdasarkan persepsi kontraktor dari 26

responden, maka diperoleh 6 faktor risiko penting

yang akan mempengaruhi produktifitas, kinerja,

kualitas dan batasan biaya dari proyek konstruksi

yang dikerjakan, yaitu teknis dan managerial antara

lain kualitas kerja, staf dan tenaga kerja, metode

konstruksi, serta pengawasan; lokasi proyek dan

peraturan kontrak antara lain kondisi cuaca (hujan,

angin topan, badai), dampak terhadap lingkungan,

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENTING PADA PROYEK · PDF file3 Manajemen risiko dalam konteks proyek adalah suatu seni dan ilmu mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon terhadap

A-146

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

proses hukum, serta dokumen kontrak; procurement

dan eksternal antara lain syarat-syarat kerja (RKS),

pembayaran pajak, peralatan dan material,

kriminalitas, masyarakat, perang, industri, serta

kebijakan pemerintah; ekonomi antara lain

kecelakaan kerja, inflasi, krisis ekonomi, suku bunga

bank, proses pabrikasi; keuangan antara lain

perubahan desain, dan arus kas; dan keberadaan

lokasi proyek antara lain akses dan kondisi lokasi

proyek, serta proses pengawasan dokumen pengadaan.

Hasil ini menunjukkan bahwa risiko manajemen

dan teknik merupakan faktor risiko penting dalam

perusahaan kontraktor pada proyek gedung di kota

Blitar.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kerzner, H. 2001. Project Management, 7th

edition, John Wiley & Sons, Inc., New

York.

[2] Anonim. 2004. A Guide To The Project

Management Body Of Knowledge

(PMBOK), 3rd

edition, Project Management

Institute, Inc., Newtown Square,

Pennsylvania, USA.

[3] Hillson, David. 2002. “Extending The Risk

Process to Manage Opportunities”,

International Journal of Project

Management, 20, hal. 235-240.

[4] Wideman, Max. R., 1992. Project And Program

Risk Management : A Guide To Managing

Project Risk Opportunities, Project

Management Institute, Amerika Serikat.

[5] Flanagan, R & Norman, G. 1993. Risk

Management and Construction, Blackwell

Science, London. [6] Soeharto, I, (1995), Manajemen Proyek Dari

Konseptual Sampai Operasional, Erlangga,

Jakarta.