ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR...

132
i ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam (EI) Oleh: JANUARY FILASUFAH 062411048 FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR...

Page 1: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

i

ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR

MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK SERTA

DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S.1)

Dalam Ilmu Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam (EI)

Oleh:

JANUARY FILASUFAH

062411048

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

ii

Ali Murtadho, M.Ag.

Jl. Taman Karonsih IV/1 181

Ngaliyan Semarang

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. January Filasufah

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi Saudara:

Nama : January Filasufah

Nomor Induk : 062411048

Judul : ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI

SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera

dimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 9 Juni 2011

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Ali Murtadho, M.Ag. Johan Arifin, S.Ag. MM NIP.19710830 199803 1 003 NIP.19710908 200212 1 001

Page 3: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

iii

n

Page 4: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

iv

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak ber isi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 09 Juni 2011 Deklarator,

January Filasufah 062411048

Page 5: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

v

MOTTO

Wahai Tuhan Kami, Berikanlah Kepada Kami Kebaikan Di Dunia Dan Kebaikan Pula Di Akhirat,

Dan Jagalah Kami Dari Siksa Neraka

Page 6: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etos kerja pedagang muslim di sekitar Makam Kadilangu (Sunan Kalijaga) Demak dalam mengelola usahanya dan bagaimana dampak etos kerja terhadap tingkat kesejahteraan pedagang muslim di sekitar Makam Kadilangu (Sunan Kalijaga) Demak.

Dalam Islam, seorang muslim adalah seorang pekerja. Etos kerja muslim adalah sebagai sikap keyakinan yang mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya,tetapi suatu manifestasi dari amal sholeh. Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berupaya menyeimbangkan kesejahteraan antara dunia dan akherat.

Seorang muslim yang bekerja karena ibadah kepada Allah, hendaklah ia bersungguh-sungguh tidak melupakan hak Allah dan tidak menyimpang dari peraturan-peraturan yang baik. Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an. Indikator yang diterangkan dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu menyembah Tuhan (pemilik) Ka’bah, menghilangkan lapar, dan menghilangkan rasa takut. Kemudian di perinci dalam UU No 6 tahun 1974.

Untuk mencapai kesejahteraan, bisa dilakukan dengan cara mengukur kesejahteraan melalui pendekatan konsumsi, manusia sudah berupaya melakukan secara individu atau kelompok. Kesejahteraan yang bersifat lahir biasanya dikenal dengan kesejahteraan ekonomi lebih mudah dari pada kesejahteraan batin.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Alasannya dipilih penelitian kualitatif ini, karena peneliti ingin memperoleh deskripsi secara langsung berhubungan dengan masyarakat ekonomi mikro terhadap tingkat kesejahteraan yang mereka rasakan melalui bekerja keras dan dengan etos kerja yang tinggi.

Hasil penelitian menyatakan adanya pengaruh Etos Kerja Islami Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Pedagang. Dimana pemenuhan kebutuhan hidup yang bersifat primer atau pokok mampu tercukupi dan dirasakan mengalami peningkatan, Dengan mengandalkan pendapatan yang diperoleh sebagai pedagang dapat mencukupi kebutuhan primer. Peningkatan dengan memiliki kios dengan berbagai macam barang yang dijual, pendapatannya bisa menyekolahkan anak anak hingga Perguruan Tinggi dan bisa menunaikan ibadah Haji serta bisa mengeluarkan zakat maal tiap tahun.

Jadi kehidupan seorang muslim, harus dilandasi etos kerja Islami yang merupakan masalah urgen. Dengan mengaktualisasikann ajaran agama Islam diharapkan menjadi etos kerja islami sehingga dengan modal ini masyarakat Muslim mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya baik dunia maupun akherat.

Kata Kunci : Etos kerja Islami, Tingkat Kesejahteraan, Pedagang, Makam Sunan Kalijaga.

Page 7: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Ayahku yang paling saya hormati Ibu tercinta yang selalu sayang kepadaku, dan Almamaterku tercinta IAIN Walisongo Semarang

Page 8: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

viii

KATA PENGANTAR

Sujud syukur kami rungkukkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Mengetahui, Maha Adil, lagi Maha Penyayang berkat limpahan rahmat, taufik

dan hidayah-Nya. Sehinga kami dapat menyelesaikan penulisan skripsi guna

melengkapi persyaratan menyelesaikan studi di Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo. Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah memberikan pegangan hidup bagi setiap makhluk untuk sadar dengan

ketidak sempurnaannya, dan berusaha untuk berbuat baik bagi masyarakat.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir.

Bukan tanpa aral rintangan, banyak proses yang harus dilewati, banyak pula

pihak yang turut membantu kelancaran penulisan skripsi ini, kami telah berusaha

dengan segala daya dan upaya guna meyelesaikannya. Namun tanpa bantuan dari

berbagai pihak lain yang dengan keihlasan hati tentunya karya ini tidak mungkin

dapat terwujud. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada

mereka yang telah banyak memberi sumbangan kepada penulis dalam rangka

menyelesaikan karya ini, mereka adalah :

1. Bapak Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang beserta staf-stafnya.

2. Bapak DR. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak DR. Ali Murtadlo, M. Ag. Selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam yang

telah memberikan ijin dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, dan juga

menjadi Dosen pembimbing I yang selalu memberikan petunjuk dan

Page 9: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

ix

membimbing penulis hingga terselesainya skripsi ini.

4. Dosen pembimbing II Johan Arifin, S.Ag. MM. Yang selalu memberikan

motifasi kepada mahasiswanya serta telah memberikan bimbingan yang

sangat berharga bagi penulis.

5. Bapak H. Muchamad Fauzi, SE. MM, terimakasih atas pencerahan yang

diberikan kepada peneliti, telah banyak waktu yang di luangkan serta

mendampingi saat berdiskusi tentang pendalaman skripsi.

6. Bapak Rahman El Yunusi, S.E., M.M. yang sabar dan penuh ketulusan dalam

meletakkan dasar pengetahuan dan memberi nasehat yang sangat bermanfaat

pagi peneliti.

7. Keluarga kami di rumah, bapak, ibu serta saudara-saudara kami terutama ibu

dengan kasih sayang dan kesabaran selalu mendoakan, mendampingi dan

merestui kami serta teman-teman mahasiswa dan aktivis kampus yang telah

sudi diskusi bareng dengan peneliti. Dan pihak-pihak yang telah membantu

terselesainya laporan.

8. Buat Keluarga besar pak de dan bude yang selama 5 tahun ini telah

memberikan kasih sayang dan perhatian karena kami diberikan tempat tinggal

di rumah beliau dari awal pertama masuk kuliah sampai terakhir.

9. Teman-teman EIB 2006 yang telah berjuang bareng dalam menanamkan

pengetahuan ke dalam diri kita mengenai ekonomi Islam dan berusaha

mewujudkannnya dalam prilaku. Teruslah berjuang untuk membumikan

ekonomi Islam.

10. Sahabat baikku ( Oriz, Fida, Anis ) suka duka kita jalani bersama, walau

Page 10: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

x

banyak cobaan yang harus dilalui kita tetap semangat demi masa depan. Dan

lima tahun kita lalui bersama menjalani kuliah, senang duka, tawa dan marah

kita jalani bersama. Pererat hubungan ini sampai kapanpun.

Tiada manusia yang sempurna, jauh sebelumnya kami meminta maaf setulus

hati kepada semua pihak yang telah kami sebutkan di atas maupun yang tidak

tersebut. sebelum kesalahan kami terkoreksi, kritik yang arif serta saran yang

konstruktif sangat peneliti harapkan. Tidak lain supaya di waktu yang akan datang

kami dapat menyajikan karya ilmiyah yang lebih baik dari sebelumnya. Akhir

kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, pihak-

pihak yang berkepentingan, serta bagi peneliti khususnya.

Semarang, 09 Juni 2011

Penulis

January Filasufah

Page 11: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. ...... i NOTA PEMBIMBING…………………………………………………………. ii PENGESAHAN……………………………………............................................ iii DEKLARASI …………………………………………...................…………… iv MOTTO………………………………………………………………………… v ABSTRAK………………………………………………………… ………….. vi PERSEMBAHAN…………………………………….......................…………. vii KATA PENGANTAR …………………………………………….………….. viii DAFTAR ISI…………………………………………………………..………. xi DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xiii DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………… xiv BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian.................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian................................................................. 10

E. Tinjauan Pustaka.................................................................. 11 F. Metode Penelitian................................................................. 13

G. Sistematika Penulisan Skripsi............................................... 17

BAB II : ETOS KERJA DAN KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM A. Etos Kerja.............................................................................. 20

B. Kesejahteraan......................................................................... 27 C. Pengaruh Etos Kerja Islami Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan........................................................................ 34 D. Aspek Sosiologi Masyarakat................................................. 37

BAB III: KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

A. Sejarah Desa Kadilangu......................................................... 42 B. Keadaan Daerah..................................................................... 43

C. Penduduk…………............................................................... 43 D. Sosial Ekonomi...................................................................... 45

E. Agama.................................................................................... 46 F. Kondisi Pedagang Sekitar Makam.......................................... 47

Page 12: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xii

G. Komunikasi Antar Pedagang................................................. 49

BAB IV: ANALISIS TERHADAP ETOS KERJA ISLAMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK A. Karakteristik Responden....................................................... 53

B. Analisis Terhadap Etos Kerja Pedagang Secara Islami........ 58

C. Analisis Peningkatan Kesejahteraan Pedagang..................... 73

D. Analisis Pengaruh Etos Kerja Islami Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Pedagang....................................................... 80

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................ 85 B. Saran...................................................................................... 88

C. Penutup................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kelurahan

Kadilangu ............................................................................................. 44 Tabel. 2 Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kelurahan Kadilangu............... 45

Tabel. 3 Penduduk Menurut Agama Kelurahan Kadilangu................................ 46 Tabel. 4 Sarana Ibadah Kelurahan Kadilangu...................................................... 47

Tabel. 5 Dampak Etos Kerja Islami Terhadap Kesejateraan Pedagang................ 84

Page 14: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Struktur Organisasi Padagang Sekitar Makam....................................... 50

Page 15: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemuliaan seorang manusia bergantung kepada apa yang

dilakukannya. Ajaran inilah yang ditekankan oleh Islam, esensi ajaran

tersebut menurut para Ulama’ dan Cendekiawan mengandung makna

bahwa pandangan hidup (worldview) seorang muslim haruslah menjadikan

Islam sebagai sistem hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia,

yang menjanjikan kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akherat.

Keseimbangan (equilibrium) antara ibadah dan mu’amalah ini hanya

mampu ditampilkan dalam wajah Islam.

Al-Quran memang tidak merinci dalam satu konsep ekonomi teoritis

praktis, tetapi selalu memberikan motivasi kepada umatnya untuk sejahtera

di bidang ekonomi.1 Salah satu buktinya, dalam al-Quran terdapat konsep

komersial sebanyak dua puluh macam terminologi, yang diulang sebanyak

370 kali.2 Hal ini menunjukkan sebuah manifestasi adanya spirit yang

bersifat komersial dalam al-Qur’an.3

Setiap individu memiliki dorongan untuk melakukan kegiatan yang

memiliki tujuan. Dorongan-dorongan untuk melakukan suatu kegiatan ini

1 Alwi Shihab, Islam Inklusif ;Menuju Sikap terbuka Dalam Beragama, Bandung: Mizan,

1997, hal. 172-173. 2 Moch. Khoirul Anwar, Eksistensi Lembaga Keuangan Mikro (Studi Tentang Eksistensi

Bayt al-Maal wa al-Tamwiil dan Koperasi Simpan Pinjam Dalam Pemberadayaan Ekonomi Umat di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur), Tesis, Surabaya: UIN Sunan Ampel, hal. 14.

3 A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat; Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hal. 23.

Page 16: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xvi

disebut dengan motivasi. Motivasi ini tidak terlepas dari dorongan yang

berasal dari dalam maupun luar individu. Tidak jarang dorongan-dorongan

ini menjadi sebuah gerakan yang sifatnya kolektif, massif dan melibatkan

banyak massa. Hal ini terjadi di dalam sebuah komunitas individu-individu

yang mempunyai kesamaan tujuan dan alasan, sebagai contoh adalah

organisasi kemahasiswaan, organisasi keagamaan, perusahaan, komunitas

pengusaha dan lain sebagainya.

Pengaruh spiritual atau keagamaan mendasari perilaku manusia yang

akhirnya menjadi motif manusia dalam bertindak, adalah sebuah naluri

dasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Tindakan yang demikian selain

memperoleh keberkahan serta kesenangan dunia, juga ada yang lebih

penting yaitu merupakan jalan atau tiket dalam menentukan tahap

kehidupan seseorang di akherat kelak, apakah masuk golongan ahli surga

atau sebaliknya.

Keterkaitan yang kuat antara agama Islam dengan aktivitas ekonomi

umat merupakan kegiatan ekonomi dalam Islam, meskipun konkritnya

adalah kegiatan untuk mendapatkan kecukupan materi, tidak dapat

dilepaskan dari kehidupan sesudah mati dan akan tetap dipertanggung

jawabkan di hadapan Tuhan.4 Islam tidak mengajarkan sistem ekonomi

yang komprehensif, tetapi Islam mengajarkan landasan etika dan moral bagi

para pemeluknya yang akan melakukan kegiatan ekonomi. Islam

mempunyai prinsip mengajarkan kebaikan dan mengatur kehidupan

4 Munawar Ismail, Islam Kapitalisme dan Sosialisme. Studi Komperatif Sistem Ekonomi, Jurnal Lintasan Ekonomi, Edisi khusus Januari-April, Malang: Lembaga Penerbit FE Unibraw, 1997, hal. 22.

Page 17: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xvii

umatnya di dunia dan di akhirat. Prinsip etika ekonomi hakikatnya adalah

menjalankan bisnis yang jujur sesuai dengan aqidah agama.5 Pendapat ini

didukung pula pendapat Burhan bahwa doktrin dalam Islam terkait erat

dengan tujuan hidup manusia yang hakiki. Oleh karena itu, membicarakan

tujuan manusia, dilihat dari kaca mata ekonomi, tidak dapat lepas dari

tujuan hidup. Kegiatan ekonomi manusia menyatu dengan status manusia

sebagai khalifah dan fungsi manusia untuk ibadah. Sebagai khalifah maka

kegiatan ekonomi manusia diperuntukkan guna memakmurkan seluruh

penghuni bumi seraya menjaga kelestariannya, sedangkan dalam ibadah

kegiatan tersebut hendaknya ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan.6

Dalam Islam, seorang Muslim adalah seorang pekerja. Dalam Kitab

Musnad Achmad disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,

ابن قال جده عن أبيه عن عروة بن هشام حدثنا قالا نمير وابن وكيع حدثنا

قال عنه الله رضي الزبير عن نمير

الجبل فيأتي أحبله أحدكم يأخذ لأن وسلم عليه الله صلى الله رسول قال

أن من له خير بثمنها فيستغني فيبيعها ظهره على حطب من بحزمة فيجيء

منعوه أو أعطوه الناس يسأل

5 Mohamad Fadhely, Meneropong Kehidupan Ekonomi Umat Islam, Peradapan Islam,

Kapitalis Budaya Cina di Indonesia, Jakarta: Golden Press, 1995, hal. 14. 6 Umar Burhan, Memberdayakan Ekonomi Umat : Suatu Kajian Konsepsional dalam

Beberapa Bukti Empiris, Jurnal Lintasan Ekonomi, Malang: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 1997, hal. 17.

Page 18: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xviii

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki' dan Ibnu Numair, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari kakeknya Ibnu Numair berkata; dari Zubair Radhiallahu 'anhu berkata ;Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Seorang lelaki yang membawa seutas tali, dia pergi ke gunung, kemudian (kembali) dengan membawa seikat kayu bakar dan menjualnya sehingga dia merasa cukup dengan hasil tersebut adalah lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada manusia baik mereka memberi atau menolaknya7 Hadis tersebut menunjukkan bahwa, pertama, Allah akan

memuliakan orang yang bekerja. Seorang Muslim tidak pantas bermalas-

malasan dalam mencari rezeki walaupun itu dengan alasan sibuk beribadah

atau tawakal kepada Allah SWT. Tidak pantas pula mengharap sedekah dari

orang lain padahal ia memiliki kemampuan bekerja untuk menghidupi

dirinya, memenuhi kebutuhan keluarganya, atau orang-orang yang menjadi

tanggungannya. Dalam kitab Sunan Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah

SAW bersabda, “Tidak halal sedekah kepada orang kaya dan orang yang

memiliki kemampuan yang stabil.”8

Kedua, Kerendahan dan kehinaan bagi orang yang meminta-minta

kepada orang lain. Seorang Muslim tidak pantas meminta-minta kepada

orang lain. Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah Saw

bersabda, “Orang yang meminta sesuatu bukan kebutuhannya, bagaikan

orang yang memungut bara api.”9

Etos kerja seorang Muslim dapat dilihat dari hadis riwayat Thabrani

yang menyebutkan bahwa:

7 Imam Achamad, Musnad Achmad, Maktabah Syamilah, Bairut,Juz 3, hadist 1354, th, hal.

363 8 Imam Tirmidzi, Sunan At Tirmidzi, Maktabah Syamilah, Bairut,Juz 3, hadist 321, th, hal.

35 9 Ibid, hadis nomor 143 hal. 40

Page 19: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xix

وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول كان :قال هريرة أيب عن سعد بن الليث حدثين

لو اجليد من سيكون" :قالوا مث. اطفةالع هو رجل مر أصحابه، مع جلس

اصل من كان اذا : "النيب قال الصحابة السمع". اهللا سبيل يف روحه استخدمت

السن، كبار من هم الذين والديه إىل خرج إذا .اهللا سبيل يف فهو الصغري، البنه

فهو نفسه، قدسية على احلفاظ نع يريد ألنه خيرج كان اذا .اهللا سبيل يف فهو

".شيطان الطريق على انه وعرض الظهار خرج كان واذا .اهللا يلسب يف

Artinya: Menceritakan kepadaku Lais bin Sa’ad dari Abu Hurairah dia berkata: Tatkala Rasulullah SAW duduk bersama para sahabatnya, lewatlah seorang lelaki dengan penuh semangat. Para sahabat kemudian berkata, Alangkah baik jika semangatnya itu dimanfaatkan di jalan Allah.” Mendengar perkataan sahabat tersebut, Rasulullah Saw mengomentarinya dengan bersabda, “Jika dia keluar untuk (keperluan) anaknya yang masih kecil, maka dia berada di jalan Allah. Jika dia keluar untuk kedua orangtuanya yang sudah tua renta, maka dia berada di jalan Allah. Jika dia keluar (bekerja) karena ingin menjaga kesucian dirinya (dari meminta-minta), maka dia juga berada di jalan Allah. Dan jika dia keluar untuk pamer dan gagah-gagahan maka dia di jalan setan.10 Keberadaan Sunan Kalijaga di wilayah Demak mampu menyadarkan

masyarakatnya dan bersedia memeluk agama Islam tanpa adanya kekerasan,

hal ini didasarkan atas sikap Sunan Kalijaga yang sangat toleran pada

budaya lokal, disamping itu juga seorang seniman, diantara buah karyanya

adalah suluk Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Sunan Kalijaga juga

10 Teuku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-hadis Hukum, Juz 7, Ed. 2, Cet.

3, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001, hal. 201, atau Imam Thabrani, Mu’jamul Kabir Lit Thabrani, hadits ke 1239, bab Qath’atu Minal Mafqudi, juz. 20, hal. 15

Page 20: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xx

menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon

carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu (”Petruk Jadi Raja”).11

Mengutip pernyataan dari S. Soebardi dan Woodcraft Lee dalam

Zakiyudin,12 bahwasannya watak masyarakat Indonesia masa kini

dan warisan budayanya tidak dapat meninggalkan pengkajian terhadap

peran Islam semakin menguatkan bahwasannya telah terjadi akulturasi

antara ritual yang sudah menjadi tradisi dengan agama itu sendiri.

Alkulturasi Budaya pun terjadi di Pulau Jawa di mana Ulama yang

kemudian terkenal dengan sebutan walisongo memegang peranan yang

sangat penting dalam proses akulturasi budaya. Penciptaan tembang-

tembang Jawa, wayang kulit hingga upacara memperingati Maulid Nabi

yang lebih dikenal dengan sebutan grebeg mulud, sekatenan adalah contoh

dari peranan walisongo dalam hal ini Sunan Kalijogo mengakulturasikan

Islam dan ritual hingga menjadi ritual adat Jawa.13

Karena kebesaran Sunan Kalijaga, masyarakat masih selalu

mengenang beliau meskipun telah lama wafat. Melalui mistikasi ritual

ziarah kemakam Sunan Kalijaga, masyarakat mentransformasikan

penghormatannya kepada Sunan Kalijaga. Maka dari itu, berbagai penjuru

wilayah di Indonesia masyarakat muslim berbondong-bondong untuk

berziarah ke makam waliyullah ini dan masih dilaksanakan hingga

sekarang.

11 Achmad Chodjim, Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, Yogyakarta: Serambi, 2004,

hal. 35 12 Zakiyudin Baidlowi, Dakwah Kultural Muhammadiyah, Surakarta: Pondok

Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran, 1995, hal 13 13 Achmad Chodjim, Op. Cit, hal. 45.

Page 21: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxi

Kedatangan peziarah dari berbagai daerah, apalagi yang jauh atau

bahkan dari mancanegara, menimbulkan dampak pula bagi masyarakat

sekitar makam. Selain pada hari-hari tertentu yang berkaitan dengan ziarah

ritual seperti malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, pada hari-hari libur

nasional bahkan lebih ramai oleh kunjungan para peziarah maupun

wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Pada waktu banyak

pengunjung dipastikan banyak para pedagang tiban atau asongan yang

menjajakan berbagai barang dagangannya. Hal ini jelas membawa

perubahan ekonomi pada masyarakat sekitar makam yang menjadi objek

wisata realigi.

Kondisi inilah yang di manfaatkan oleh masyarakat muslim di sekitar

makam Sunan Kalijaga untuk mencari rizki melalui kegiatan perniagaan, di

wilayah kompleks makam Sunan Kalijaga terdapat lebih dari 300 pedagang

yang eksis disana, sebagaimana keterangan dari Raharjo Kusumo selaku

managerial dari Kasepuhan Ahli Waris dan Keluarga Sunan Kalijaga yang

bertanggung jawab terhadap pertokoan di sekitar kompleks makam.

Berbagai produk ditawarkan pedagang untuk kebutuhan peziarah baik

kebutuhan konsumtif maupun sekedar oleh-oleh. Dari kondisi yang dapat

dilihat, etos kerja yang dimiliki pedagang tergolong cukup tinggi dimana

sebagian dari mereka sudah pernah melaksanakan ibadah haji dan mampu

memberikan zakat, sehingga secara lahiriah telah hidup dalam

kesejahteraan.

Page 22: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxii

Etos kerja adalah suatu semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat

untuk mampu bekerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup mereka. Etos

kerja menentukan penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu

pekerjaan. Nilai-nilai agama dan kultural dapat memberikan dorongan pada

seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu,

terutama dalam bidang ekonomi.

Motif religi yang mendorong keberhasilan hidup seseorang dapat

dijumpai pada masyarakat Islam di Indonesia. Yang telah mendorong

tumbuhnya pengusaha-pengusaha Islam di Indonesia adalah adanya

persamaan yang besar sekali antar etos kerja kaum santri pedagang.

Terminologi etos kerja kaum santri pedagang tersebut menggambarkan

keberhasilan para pengusaha muslim dalam mengembangkan usahanya di

beberapa kota di Jawa sebagai contoh mengenai organisasi ekonomi umat

Islam era kolonialisme yang sering kita dengar dengan sebutan Serikat

Dagang Islam.

Usman menyatakan bahwa sejarah kehidupan masyarakat Indonesia

memperlihatkan adanya keterkaitan yang signifikan antara kedalaman

penghayatan agama dan kegairahan dalam kehidupan ekonomi. Kelompok-

kelompok tertentu yang tergolong menjalankan syariat agama dengan lebih

bersungguh-sungguh, dalam kehidupan sosial dan pribadinya kelihatan

lebih mampu beradaptasi dalam kehidupan ekonomi.14 Hal ini senada

dengan Weber dalam Kidron yang menyatakan bekerja dan keberhasilan

14 Sunyoto Usman, Perkembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Penerbit

Pustaka Pelajar, 1998, hal.99.

Page 23: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxiii

secara finansial tidak hanya semata untuk kepentingan personal tetapi juga

dalam rangka kepentingan tujuan religi.15

Fenomena inilah yang menarik peneliti untuk melakukan kajian di

wilayah ini, hal ini bahwa wilayah Jawa banyak terdapat makam tokoh

besar keagamaan Islam yang sering di datangi ummat. Disana pula terjadi

kegiatan ekonomi yang mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat

luas. Sehingga pemilihan judul yang menurut penulis tepat dalam penelitian

ini adalah Analisa Etos Kerja Pedagang Muslim Di Sekitar Makam

Kadilangu (Sunan Kalijaga) Demak Serta Dampaknya Terhadap

Peningkatan Kesejahteraan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan diteliti adalah

1. Bagaimanakah etos kerja pedagang Muslim di sekitar Makam

Kadilangu (Sunan Kalijaga) Demak dalam mengelola usahanya.

2. Bagaimanakah dampak etos kerja terhadap tingkat kesejahteraan para

pedagang Muslim di sekitar Makam Kadilangu (Sunan Kalijaga)

Demak.

C. Tujuan Penelitain

Penelitian ini bertujuan

1. Mengetahui etos kerja pedagang muslim di sekitar Makam Kadilangu

(Sunan Kalijaga) Demak dalam mengelola usahanya.

15 Kidron A, Work Values and Organization Commitment, Academy on Management

Journal 21, 1978, hal. 2.

Page 24: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxiv

2. Mengetahui dampak etos kerja terhadap tingkat kesejahteraan

pedagang muslim di sekitar Makam Kadilangu (Sunan Kalijaga)

Demak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini memberikan deskripsi

pengembangan kepada dua wilayah yang berbeda, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a) Sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat menambah

wawasan pengetahuan bagi pembaca terutama tentang etos kerja

pedagang muslim dan tingkat kesejahteraannya.

b) Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan teknologi khususnya dalam teori Ekonomi Islam,

dalam rangka meningkatkan strategi peningkatan kesejahteraan

pedagang ke depan.

c) Bagi peneliti baru, diharapkan dapat dijadikan sumber informasi

dan referensi untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang

berkaitan baik yang bersifat melengkapi ataupun lanjutan.

2. Manfaat praktis

a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengelola

pertokoan di sekitar makam untuk mengetahui kondisi riil para

pedagang.

b) Untuk memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi

pedagang dalam melaksanakan usahanya.

Page 25: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxv

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari adanya duplikasi, maka penulis menyertakan

beberapa buku, penelitian dan skripsi yang ada relevansinya dengan

penelitian ini, yaitu:

1. Nanat Fatah Natsir dalam bukunya Etos Kerja Wirausahawan Muslim,

menjelaskan tentang hasil awal mengenai studi keagamaan para

antropolog memusatkan dan menekankan perhatian pada aspek

keyakinan keagamaan, dari pada perilaku (behaviour) keagamaan , tapi

sekarang terjadi pergeseran paradigma, dimana studi tentang

religiusitas keagamaan lebih menekankan aspek tindakan (behaviour)

yang menghasilkan semangat dalam bekerja.16

2. Penelitian yang dilakukan oleh Jusuf Harsono dan Slamet Santoso

yang berjudul Etos Kerja Pengusaha Muslim Perkotaan di Kota

Ponorogo menyimpulkan bahwa pengusaha muslim perkotaan di kota

Ponorogo mempunyai etos kerja yang tinggi. Semangat kerja mereka

tidak hanya didorong oleh motif-motif ekonomi, yaitu supaya bisa

memenuhi kebutuhan ekonomi semata, tetapi juga didorong oleh motif

religi dan motif sosial. Tingginya etos kerja para pengusaha muslim

perkotaan dalam menjalankan usahanya adalah modal utama dalam

16 Nanat Fatah Natsir, Etos Kerja Wirausahawan Muslim, Bandung: Gunung Djati Press,

1999.

Page 26: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxvi

mengembangkan usaha mereka, di samping mereka mempunyai

pengalaman dan keterampilan yang cukup.17

3. Penelitian yang dilakukan Firmansyah yang berjudul Etos Kerja Sektor

Informal Pedagang Kaki Lima menyimpulkan bahwa pedagang kaki

lima memiliki nilai positif yang mana terwujud dalam semangat kerja

keras, memiliki kebiasaan berhemat dan mempunyai ikatan emosional

yang sama dengan sejawat mereka, sehingga mampu memberikan rasa

kesejahteraan yang lebih dibandingkan dengan tidak ada etos kerja.18

4. Saini dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Ibadah Ritual Dan

Etos Kerja Karyawati Yang Berdomisili di Pondok Pesantren (Studi

Kasus Karyawati PT. Golden Flower Di Ungaran Kab. Semarang)

menjelaskan mengenai keterikatan yang erat antara ibadah ritual yang

dijalani karyawati PT. Golden Flower dengan etos kerja mereka,

sehingga semakin ibadah mereka di tingkatkan maka etos kerja

karyawati juga semakin meningkat.19

5. Terakhir adalah skripsi dari Joni Yusuf dengan judul Pemikiran

Muhammad Yunus tentang Pengentasan Kemiskinan Dalam Perspektif

Hukum Islam menyimpulkan bahwa dalam memperbaiki ekonomi umat

Islam memasuki abad modern ada beberapa agenda yang harus

dikerjakan. Kesiapan mentalitas umat untuk berubah dan siap maju demi

17 Jusuf Harsono dan Slamet Santoso, Etos Kerja Pengusaha Muslim Perkotaan di Kota Ponorogo, Jurnal Penelitian Humaniora, Edisi Khusus, Juni 2006, Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2006.

18 Firmansyah, Etos Kerja Sektor Informal Pedagang Kaki Lima, Penelitian Individual, Surabaya: Unbraw, 1994.

19 Saini, Hubungan Ibadah Ritual Dan Etos Kerja Karyawati Yang Berdomisili di Pondok Pesantren (Studi Kasus Karyawati PT. Golden Flower Di Ungaran Kab. Semarang), Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo, 2004.

Page 27: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxvii

memperbaiki nasib diri menjadi prioritas utama dalam membangun

kemajuan ekonomi. Demikian pelurusan pemahaman dan pemaknaan

ajaran Islam juga merupakan program yang tidak dapat ditinggalkan.

Pemahaman bahwa keduniaan, terlebih lagi harta kekayaaan, jauh dari

ibadah dan keakhiratan adaah sama sekali salah dan menjadi racun

terhadap umat Islam. Dunia dan akherat tidak dapat dipisahkan: aldunya

mazra’at al-akherah (keduniaan adalah investasi yang nantinya berbuah

di akherat).20

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu urutan atau tata cara pelaksanaan

penelitian dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian

yang diajukan21. Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara-cara yang

ada hubungannya dengan penulisan sebagai berikut:

Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan (penelitian kancah/ field

reseach) yang dilakukan dalam medan yang sebenarnya untuk menemukan

realitas yang terjadi mengenai masalah tertentu22.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah penelitian

kualitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang

alami, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

20 Joni Yusuf, Pemikiran Muhammad Yunus tentang Pengentasan Kemiskinan Dalam

Perspektif Hukum Islam, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008. 21 A. H. Kahar Usman, Aplikasi Penelitian Kuantitati dan Kalitatif, Kudus: Stain, hal. 8 22 Sutrisno Hadi, Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Fak.

Psikologi UGM, 1975, hal.63

Page 28: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxviii

secara gabungan.23 Atau prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif, berupa kata-kata yang menggambarkan objek penelitian dalam

kondisi sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya.24

Alasan dipilihnya penelitian kualitatif ini, karena peneliti ingin

memperoleh deskripsi secara langsung berhubungan dengan masyarakat

ekonomi mikro terhadap tingkat kesejahteraan yang mereka rasakan melalui

bekerja keras dan dengan etos kerja yang tinggi.

1. Sumber data penelitian

Salah satu tahap yang penting dalam proses penelitian adalah

tahap pengumpulan data, karena data merupakan faktor yang

paling menentukan dalam suatu penelitian. Karena itu sumber data

harus valid agar mampu memberikan makna yang mendalam

dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan sumber data primer,

yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama. Data

ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan yang lainnya.25

Data dapat diperoleh dari pengurus Makam Sunan Kalijaga dan

para pedagang. Dengan kata lain data ini merupakan murni yang

diperoleh dari hasil lapangan. Pengambilannya menggunakan

teknik purposive sampling untuk memperoleh sampel dengan

kategori sebagai berikut:

23 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metode Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 2002,

hal.33 24 Hasan Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, Cet II, 1995, hal. 67 25 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,

1991, hal.87

Page 29: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxix

a. Pedagang telah berjualan di area Makam dan Masjid Sunan

Kalijaga minimal 5 tahun.

b. Pedagang telah melakukan ibadah Haji dan mampu

membayar Zakat tiap tahunnya.

Maka dari itu peneliti menetapkan jumlah sampel yang

diambil sebanyak 5 orang pedagang dengan kualifikasi di atas.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan

untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang telah ditulis. Dengan menggunakan metode

sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan

pengkodean serangkaian prilaku dan suasana yang berkenaan

dengan organisme institusi, sesuai dengan tujuan-tujuan

empiris.26 Adapun alat pengumpulan datanya disebut panduan

observasi, yang digunakan untuk mendapatkan data hasil

pengamatan baik terhadap benda, kondisi, situasi, kegiatan,

proses atau penampilan tingkah laku seseorang.27

26 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta:

Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2002, hal.86 27 Sanipah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Dasar-Dasar dan Aplikasinya,

Jakarta: CV. Rajawali, 1992, hal.136

Page 30: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxx

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

dengan cara mengumpulkan, menelusuri buku-buku, atau

tulisan-tulisan yang relevan dengan tema kajian.28 Hal ini

penulis lakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

ada relevansinya dengan pokok pembahasan dari literature

yang ada dengan cara menelaah dan mempelajari kepustakaan

yang representatif.

c. Interview / wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data melalui proses tanya

jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan

oleh yang diwawancarai.29 Dalam melakukan interview

pewawancara membawa pedoman yang hanya garis besar

tentang hal-hal yang ditanyakan. Penulis akan mewawancarai

sebagian pengurus makam Sunan Kalijaga dan Sebagian

Pedagang yang cukup besar omsetnya.

3. Metode analisis data

Analisis data menurut Lexy J. Moleong adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

kategori dan uraian dasar. Analisis data adalah mengatur,

28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta,

Jakarta, 1996, hal. 236 29 Abdurrahman Fathoni, Metode Penelitian dan Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006, hal. 105

Page 31: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxi

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan

mengkategorikannya.30

Untuk keperluan analisis data, penulisan menggunakan

metode analisa deskriptif. Yaitu prosedur atau cara memecahkan

masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang

diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)

sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang akurat pada saat

sekarang.31

Dalam kerangka analisa tersebut digunakan juga metode

content analisys (analisis isi). Dipilihnya metode ini dikarenakan

penelitian ini memiliki sumber data berupa teks dari hasil

wawancara dan dokumen dianalisis. Setelah semua data terkumpul

maka penulis berusaha menjelaskan suatu obyek permasalahan

secara sistematis serta memberikan analisa secara cermat dan tepat

terhadap obyek kajian tersebut.

G. Siatematika Penulisan Skripsi

Agar dapat mudah dipahami skripsi ini tersusun dalam lima bab yang

masing-masing bab berisi persoalan-persoalan tertentu yang tetap berkaitan

antara bab satu dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika tersusun

sebagai berikut :

30 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, cet. IV, 1993, hal. 103.

31 Hasan Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Cet II, 1995, hal. 68

Page 32: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxii

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi, Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan, Manfaat

penulisan Sripsi, Telaah Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan Skripsi.

BAB II ETOS KERJA DAN KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

Berisi pengertian Etos Kerja, Etos Kerja dalam pandangan Islam,

Garis-garis yang melandasi Kerja Islami, dan Komponen yang dapat

disebut sebagai Etos Kerja Islami. Serta berisi mengenai Pengertian

Sejahtera, Kesejahteraan dalam Ajaran Al-Qur’an, Sejahtera Menurut

Undang-undang, serta Indikator untuk mengukur Kesejahteraan

Masyarakat.

BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR

MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

Berisi sejarah Desa Kadilangu, Keadaan Daerah, Penduduk, Sosial

Ekonomi, Agama, dan Kondisi Pedagang disekitar Makam, serta

organisasi persatuan pedagang disekitar Makam Sunan Kalijaga.

BAB IV ANALISIS TERHADAP ETOS KERJA ISLAMI DAN TINGKAT

KESEJAHTERAAN PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR

MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

Berisi tentang hasil penelitian yang berupa jawaban dari

permasalahan dan tujuan penelitian yang diangkat, yaitu:

Menggambarkan kondisi pedagang mengenai Etos Kerja Islam

Page 33: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxiii

mereka. Pengaruh Etos Kerja Islam yang dimiliki pedagang terhadap

tingkat kesejahteraan mereka.

BAB V PENUTUP

Berisi simpulan, saran dan masukan untuk pihak terkait dalam

penelitian ini.

Page 34: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxiv

BAB II

ETOS KERJA DAN KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

A. Etos Kerja

1. Pengertian Etos Kerja

Etos dalam arti modern dikembangkan oleh filsuf Immanuel Kant yang

menyatakan etos merupakan kehendak otonom sebagai ciri khas setiap

moral, dalam kaitannya dengan kerja, etos diartikan sebagai sikap kehendak

yang di tuntut terhadap kegiatan tertentu.32

Sementara Mochtar Lubis menggunakan kata etos dalam arti luas, yaitu

suatu sistem tata nilai moral, tanggung jawab dan kewajiban.33 Sedangkan

menurut Dr. Mochtar Bukhori, kata etos berasal dari Yunani, yaitu Ethos,

yang berarti “ciri, sifat”, atau “kebiasaan, adat istiadat” atau juga

“Kecenderungan moral, pandangan hidup” yang dimiliki seseorang, suatu

golongan atau suatu bangsa.34

Sedangkan kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu.35 Adapun menurut

Toto Tasmara, kerja adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan

menyerahkan seluruh aset, fikir dan dzikir untuk mengaktualisasikan atau

menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan

32 Frans Von Magnis, Menuju Etos Pekerjaan yang Bagaimana, Jakarta: Prisma, No. 11,

1978, hal. 71. 33 Mochtar Lubis, Etos Pers Indonesia, Jakarta: Prisma, No. 11, 1978, hal. 13. 34 Mochtar Bukhori, Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Tirta Wacana

Yogya, 1989, hal. 73. 35 Kamus Bahsan Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hal. 428.

Page 35: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxv

dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang

terbaik (Khoiru Ummah) atau dengan kata lain bahwa hanya dengan bekerja

manusia itu memanusiakan dirinya.36

Makna kerja dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memenuhi

kebutuhannya, baik di dunia maupun akhirat. Bekerja bukanlah sekedar

untuk memperoleh penghasilan, namun bekerja yang lebih hakiki

merupakan perintah Tuhan untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi

sesamanya. Melalui bekerja, dapat diperoleh beribu pengalaman, dorongan

bekerja, bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, dituntut kerja keras,

kreatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Etos kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara

mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang

bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang

optimal (high performance).

Sukriyanto melalui tesisnya, memberikan pengertian bahwa etos kerja

adalah suatu semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk mampu

bekerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup mereka.37 Etos kerja

menentukan penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu pekerjaan. Ia

akan menentukan hasil-hasilnya. Ada keterkaitan yang erat antara etos kerja

dengan survivalitas (daya tahan hidup) manusia di bidang ekonomi. Artinya

36 Toto Tasmara, Membudayakan Etor Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hal.

27. 37 Sukiyanto, Etos Kerja Salah Satu Faktor Survivalitas Peternak Sapi Perah, Studi Kasus

Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu Kota Batu Kabupaten Malang, Thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang, 2000, hal. 92.

Page 36: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxvi

semakin progresif etos kerja suatu masyarakat semakin baik hasil-hasil

yang dicapai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

2. Etos Kerja Dalam Pandangan Ekonomi Islam

Istilah kerja dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada

mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan

waktu siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus menerus tak kenal

lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan atau pekerjaan yang

mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan

masyarakat sekelilingnya serta negara.38

Kerja sebagai bagian dari mu’amalah bermakna ibadah, di samping ia

merupakan ekspresi keberagamaan, sekaligus sebagai upaya untuk proses

mengekspresikan diri dalam dunia kerja dan meruhaninya manusia artinya

kebutuhan diri untuk bekerja ketika sudah masuk umur kerja. Sehingga

bekerja merupakan upaya untuk mengantarkan manusia meningkatkan

derajat spiritualitasnya. Tentu saja kalau manusia tidak menafsirkan kerja

berhenti pada konsep jasmaniah, akan mudah terlepas dari hati nurani, akan

terlepas dari nilai-nilai ruhaniah, dan itu berarti akan terlepas dari kebenaran

Allah.

Akhirnya etos kerja dapat disimpulkan sebagai sikap yang muncul atas

kehendak otonom dan kesadaran sendiri terhadap kerja. Etos kerja juga

dimaknai oleh Abdullah sebagai sikap yang mendasar tentang kerja yang

38 Yusuf Al-Qardhawy, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Jakerta:

Robbani press, 1997, hal. 146

Page 37: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxvii

ada pada diri seseorang.39 Secara umum bahwa yang dimaksud dengan etos

kerja adalah semangat kerja yang didasari oleh nilai-nilai atau norma-norma

tertentu.

Etos kerja muslim didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang

melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja

untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga

sebagai suatu manifestasi dari amal saleh. Sehingga bekerja yang

didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah

seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai

hamba Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya sebagai

sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang

amanah, menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah, “Dan

tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyat : 56).

Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu

obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang merupakan

bagian amanah dari Allah.

Allah SWT dalam al-Qur’an telah berfirman mengenai konsep etos

kerja yang harus dimiliki oleh setiap orang mu’min, diantaranya dalam

surat at-Taubah ayat 105 yang berbunyi40

39 Taufik Abdullah ed, Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi, Jakarta: LP3S,

1979, hal. 30. 40 Al Qur'an Surat Qs at-Taubah ayat 105, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an,

Al-Qur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998, hal. 203

Page 38: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxviii

الغيب عالم إلى ستردونو والمؤمنون ورسوله عملكم الله فسيرى اعملوا وقل

تعملون كنتم بما فينبئكم والشهادةArtinya: Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".

Maksud dari ayat di atas manusia diperintahkan untuk bekerja semampu

dan sekuat tenaga manusia, ketika manusia sudah bekerja Allah SWT akan

memberikan apa yang telah dikerjakan sesuai jerih payah yang dijalani.

Serta firman Allah SWT dalam surat al-An’am ayat 135 yang

berbunyi41

عاقبة له تكون من تعلمون فسوف عامل إني مكانتكم على اعملوا قوم يا قل

الظالمون يفلح لا إنه الدار

Artinya: “ Katakanlah : Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang yang dzalim itu tidak akan mendapat keberuntungan”.

Penjelasan ayat di atas mengggambarkan manusia bekerja harus bekerja

sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang di inginkan, tanpa bekerja

keras maka manusia tidak akan mendapatkan apa-apa.

Serta dipertegas lagi oleh Allah SWT dalam surat ar-Ra’d ayat 11

yaitu42

41 Ibid, hal. 145 42 Quraish Shihab, Al-Qur’an dan terjemahannya Juz 1-30, Jakarta: Departemen Agama

RI, ed. Ravisi, 2002, hal. 337

Page 39: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xxxix

له اتقبعم ن منيه بيدي منلفه وخ هفظونحي ر منإن الله أم لا الله ريغا يم مبقو

دونه من لهم وما له مرد افل سوءا بقوم الله أراد وإذا بأنفسهم ما يغيروا حتى

ال منو Artinya: Baginya (manusia) dan malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka.

Ayat di atas menjelaskan Allah SWT tidak menghendaki hamba-Nya

hanya berdo’a saja tanpa berusaha. Manusia diharuskan mempunyai

semangat tinggi untuk selalu bergerak maju kearah yang lebih baik, karena

Islam tidak suka sifat malas dan miskin, karena miskin mendekatkan

kepada kekufuran.

3. Ciri-ciri Etos Kerja Islam

Sementara ciri-ciri dari etos kerja Islam sebagaimana dijelaskan K. H.

Toto Tasmara terdapat 25 buah, yaitu:43

1. Mereka kecanduan terhadap waktu → Menyusun tujuan, realisasi,

kerja, evaluasi

2. Hidup berhemat dan efisien

3. Ikhlas

4. Jujur

43 Toto Tasmara, Loc.Cit, hal. 34.

Page 40: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xl

5. Memiliki komitmen → Tekad dan keyakinan, tidak mudah

menyerah

6. Istiqomah

7. Berdisiplin → berhati-hati dan tanggungjawab dalam kerja

8. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan

9. Memiliki sikap percaya diri

10. Kreatif

11. Bertanggungjawab → kerja sebagai amanah

12. Mereka bahagia karena melayani/ menolong

13. Memiliki harga diri

14. Memiliki jiwa kepemimpinan

15. Berorientasi ke masa depan

16. Memiliki jiwa wiraswasta

17. Memiliki insting bertanding

18. Mandiri (Independent)

19. Kecanduan belajar dan haus mencari ilmu

20. Memiliki semangat perantauan

21. Memperhatikan kesehatan dan gizi

22. Tangguh dan pantang menyerah

23. Berorientasi pada produktivitas

24. Memperkaya jaringan silaturahim

25. Memiliki semangat perubahan

Page 41: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xli

B. Kesejahteraan

1. Pengertian Kesejateraan

Keadaan miskin tidak dikehendaki oleh manusia sebab dalam kondisi

seperti itu mereka dalam keadaan serba kekurangan, tidak mampu

mewujudkan berbagai kebutuhan utamanya di dalam kehidupannya,

terutama dari segi material. Akibat dari ketidakmampuan di bidang

material, orang miskin mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

gizinya, memperoleh pendidikan, modal kerja, dan sejumlah kebutuhan

utama lainnya. Akibat lain yang mungkin timbul di antara mereka, antara

lain, kurangnya harga diri, moralitas yang rendah, dan kurangnya kesadaran

beragama sebagaimana dikatakan James C. Scott dalam M. Hamdar

Arraiyyah.44

Kemiskinan menjadi momok bagi Indonesia dan negara miskin

berkembang lainnya. Oleh karena itu, Indonesia menyatukan komitmennya

bersama 189 pemimpin negara lain guna mengubah dunia menjadi lebih

baik, dengan mendeklarasikan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium

atau Millenium Development Goals (MDGs). MDGs yang menargetkan

pencapaian perubahan pada tahun 2015 memberikan ruang untuk

pemenuhan kebutuhan dasar seluruh warga, menjamin warga bebas dari

rasa takut dan menjamin hak warga untuk hidup bermartabat dalam

kerangka hak asasi manusia.

44 M. Hamdar Arraiyyah, Meneropong Fenomena Kemiskinan: Telaah Perspektif Al-

Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hal. 2

Page 42: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xlii

Kesejahteraan merupakan hal yang mutlak bagi masyarakat miskin.

Disini Islam telah mengajarkan manusia untuk berbuat demi

kesejahteraannya, sebagaimana yang dijelaskan A Qodri Azizy menjelaskan

bahwa Islam mengajarkan kepada umatnya untuk mengejar kesejahteraan di

dunia dan di akhirat, yang menjadi do’a rutin bagi tiap-tiap umat seperti QS

Al-Baqarah ayat 22 yang berbunyi:

من به فأخرج ماء السماء من وأنزل بناء والسماء فراشا الأرض لكم جعل الذي

تعلمون وأنتم أندادا لله تجعلوا فلا لكم رزقا الثمراتArtinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.45

Kesejahteraan akherat kita sudah sering mendapatkan pembahasannya.

Sedangkan kebaikan dunia adalah tidak bisa lepas dari terwujudnya kualitas

hidup yang meliputi kesejahteraan harta. Jelas sekali miskin, terbelakang,

bodoh, dan semacamnya tidaklah akan disebut baik atau berkualitas dalam

hidupnya. Ini semua tidak menjadi cita-cita Islam secara doktrinal.46

Kesejahteraan menurut Spicker dalam M. Hamdar Arraiyyah.47

diartikan sebagai “well-being” atau kondisi sejahtera. Kesejahteraan

bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhiran kata an.

Sejahtera berarti aman sentosa, makmur, dan selamat, artinya terlepas dari

segala macam gangguan dan kesukaran. Sosial adalah dari bahasa inggris

45 Al Qur'an Surat Qs al-Baqarah ayat 22, Loc. Cit , hal. 4 46 A. Qodri Azizy, Loc. Cit, hal. 3. 47 M. Hamdar Arraiyyah, Loc. Cit, , hal. 4

Page 43: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xliii

yaitu “social” yang berarti ramah tamah, senang sekali bergaul,

kemasyarakatan.

Sejahtera sebagaimana dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia48 adalah aman, sentosa, damai, makmur, dan selamat (terlepas)

dari segala macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya. Pengertian ini

sejalan dengan pengertian “Islam” yang berarti selamat, sentosa, aman, dan

damai. Dari pengertiannya ini dapat dipahami bahwa masalah kesejahteraan

sosial sejalan dengan misi Islam itu sendiri. Misi inilah yang sekaligus

menjadi misi kerasulan Nabi Muhammad Saw, sebagaimana dinyatakan

dalam ayat 107 surat al-Anbiya’ yang artinya : “Dan tidaklah Kami

mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

(Q.S. al-Anbiyâ’: 107).

Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berupaya

menyeimbangkan kesejahteraan antara dunia dan akherat. Hal ini seperti

yang termuat pada QS Al-Qashash ayat 77, yaitu:49

كما وأحسن الدنيا من نصيبك تنس ولا الآخرة الدار الله آتاك فيما وابتغ

نسأح الله كلا إليغ وبت ادض في الفسإن الأر لا الله حبي فسدينالم Artinya: Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi (QS. Al-Qashas: 77).

48 Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999,

hal. 325 49 Al-Qur’an dan terjemahannya, Loc.Cit, hal. 394

Page 44: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xliv

2. Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Indikator sejahtera menurut Islam merujuk kepada Al Qur’an surat Al-

Quraisy (106):3 – 4, yaitu :50

خوف من وآمنهم جوع من أطعمهم الذي, البيت هذا رب فليعبدوا

Artinya: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah) (106:3)”Yang telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut (106:4)”

Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa indikator kesejahteraan dalam Al

qur’an ada tiga, yaitu :

a. Menyembah Tuhan (Pemilik) Ka’bah

Indikator sejahtera yang pertama dan paling utama di dalam

Al-Qur’an adalah “menyembah tuhan (pemilik) rumah (Ka’bah)”,

mengandung makna bahwa proses mensejahterakan masyarakat

tersebut didahului dengan pembangunan Tauhid, sehingga sebelum

masyarakat sejahtera secara fisik, maka terlebih dahulu dan yang

paling utama adalah masyarakat benar-benar menjadikan Allah

sebagai pelindung, pengayom dan menyerahkan dirinya

sepenuhnya kepada sang khalik. Semua aktivitas kehidupan

masyarakat terbingkai dalam aktivitas ibadah.51

b. Menghilangkan lapar

Mengandung makna bahwa , QS Al-Quraisy (106):4, diawali

dengan penegasan kembali tentang Tauhid bahwa yang memberi

50 Ibid, hal. 602 51 Muhammad Sobary, Etika Islam: Dari Kesalehan Individual Menuju Kesalehan Sosial,

Yogyakarta: LKiS, 2007, hal. 27

Page 45: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xlv

makan kepada orang yang lapar tersebut adalah Allah, jadi

ditegaskan bahwa rizki berasal dari Allah bekerja merupakan

sarana untuk mendapatkan rizki dari Allah. Kemudian diayat ini

juga disebutkan bahwa rizki yang bersumber dari Allah tersebut

untuk menghilangkan lapar.52 Perlu digaris bawahi bahwa rizki

tersebut adalah untuk menghilangkan lapar. Mempunyai makna

bahwa rizki yang diberikan Allah kepada setiap ummatnya bukan

untuk ditumpuk-tumpuk, ditimbun, apalagi dikuasai oleh individu,

kelompok atau orang-orang tertentu saja. Ini juga bermakna

secukupnya saja sesuai dengan kebutuhan menghilangkan lapar

bukan kekenyangan, apalagi berlebih-lebihan.

c. Menghilangkan rasa takut.

Membuat suasana menjadi aman, nyaman dan tentram

bagian dari indikator sejahtera atau tidaknya suatu masyarakat. Jika

perampokan, perkosaan, bunuh diri, dan kasus kriminalitas tinggi,

maka mengindikasikan bahwa masyarakat tersebut belum

sejahtera. Dengan demikian pembentukan pribadi-pribadi yang

sholeh dan membuat sistem yang menjaga kesholehan setiap orang

bisa terjaga merupakan bagian integral dari proses

mensejahterakan masyarakat.53

Keadaan sejahtera juga digambarkan dalam UU No 6 tahun 1974 secara

abstrak, yaitu suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun

52 M. Hamdar Arraiyyah, Loc. Cit, , hal. 11 53 Ibid, hal. 12

Page 46: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xlvi

spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman

lahir batin. Lebih lengkap, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

memberi pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah

terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan

dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan

pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih,

aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta

terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

Kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi kebutuhan

dasar, makmur, sehat, damai dan selamat, beriman dan bertaqwa. Untuk

mencapai kesejahteraan itu manusia melakukan berbagai macam usaha,

misalnya di bidang pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan serta

keagamaan, pertahanan-keamanan dan sebagainya. Manusia juga

melakukan upaya-upaya secara individu serta berkelompok. Upaya

mencapai kesejahteraan lewat kelompok misalnya membentuk paguyuban,

koperasi, assosiasi, organisasi serta membentuk Negara. Kesejahteraan juga

bisa dibedakan menjadi lahiriyah atau fisik dan batiniyah. Namun,

mengukur kesejahteraan, terutama kesejahteraan batin/spiritual, bukanlah

yang mudah. Kesejahteraan yang bersifat lahir yang biasa dikenal dengan

kesejahteraan ekonomi lebih mudah diukur daripada kesejahteraan batin.

Ukuran kesejahteraan lebih kompleks dari kemiskinan. Kesejahteraan harus

dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kerohanian.

Page 47: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xlvii

Kesejahteraan dapat diraih jika seseorang dapat mengakses pekerjaan,

pendapatan, pangan, pendidikan, tempat tinggal, kesehatan, dan lainnya.

Untuk mengukur kesejahteraan dapat dilihat dari sisi fisik atau ekonomi.

Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi

fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia),

Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan

Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Ukuran kesejahteraan

ekonomi ini pun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi

(skala usaha).54 Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan

cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau

sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan

lainnya dalam waktu atau periode tertentu.

Melalui pendekatan konsumsi, kita dapat melihat seberapa jauh

perkembangan ekonomi Masyarakat. Pengamatan sederhana yang

dilakukan yaitu dengan cara melihat atau menghitung perkembangan skala

usaha atau pendapatan yang diterima serta tujuh kebutuhan (konsumsi)

rumah tangga anggota dalam masa tertentu, yang meliputi : pangan atau

gizi, pendidikan, kesehatan, sandang/pakaian, tempat tinggal, fasilitas

rumah tangga, sumbangan sosial/ infak, zakat, dan ibadah haji.

54 Radius Prawiro, Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi, Pragmatisme dalam Aksi,

ed. Revisi, Jakarta: PT. Primamedia Pustaka, 2004, hal. 381

Page 48: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xlviii

C. Pengaruh Etos Kerja Islami Terhadap Peningkatan Kesejahteraan

Allah telah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka

bumi ini. oleh karena itu manusia dalam mengisi kehidupannya dan untuk

meningkatkan taraf hidupnya harus bersungguh-sungguh untuk mencapai

hasil dalam memenuhi kebutuhan mereka, diantaranya makan, minum,

pakaian, tempat tinggal, sedekah, zakat, dan ibadah haji yang sudah menjadi

kebutuhan pokok setiap Muslim. Persaingan hidup yang sangat ketat,

banyaknya pabrik-pabrik dengan peraturan-peraturan yang sangat ketat,

upah yang tidak standar, sedangkan kebutuhan membengkak. Dalam hal ini

Allah telah mewajibkan umat Islam untuk bekerja dan memperoleh

penghasilan, baik dengan cara bertani, berindustri, berniaga, atau dalam

bentuk-bentuk usaha lainnya. Sebagaimana firman Allah:

كثريا الله واذكروا الله فضل من وابتغوا الأرض في فانتشروا الصلاة قضيت فإذا

لكمون لعفلحت Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka hendaklah kamu bertebaran di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.(Q.S. Al-Jumu’ah : 10).55

Demikianlah Allah telah mewajibkan setiap muslim bekerja, sebab

dengan bekerja setiap muslim akan mengaktualisasikan dirinya sebagai

makhluk ciptaan Allah yang sempurna. Seorang muslim yang bekerja

karena ibadah kepada Allah tentulah dalam bekerja dia akan bersungguh-

sungguh. Akan tetapi dalam bekerja maupun dalam berusaha hendaklah

55 Al-Qur’an dan terjemahannya, Loc.Cit, hal. 554

Page 49: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xlix

seorang muslim itu tidak melupakan hak Allah dan tidak boleh

menyimpang dari peraturan- peraturan yang baik. Hendaklah ia berlapang

dada, jujur, penuh ikhlas, semangat dengan niat beribadah pada Allah

semata. Dengan berbekal pengetahuan agama yang diaktualisasikan dalam

kehidupan sehari-hari diharapkan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan

yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an.

Etos kerja Islami memegang peranan penting bagi seorang Muslim

dalam melaksanakan pekerjaannya, dengan adanya etos kerja Islami yang

tinggi akan tercipta kepuasan diri seorang Muslim atas hasil kerja yang

dicapai, sehingga pekerjaan yang dijalaninya dapat dilaksanakan dengan

baik.

Menurut Hasibuan, terdapat pengaruh yang kuat antara etos kerja

dengan peningkatan kesejahteraan, dia menyatakan bahwa pemenuhan

materi dan non materi dapat meningkatkan etos kerja seseorang dalam

melaksanakan pekerjaan atau usahanya.56

Menurut Boatwright dan Slate, semakin lama individu bekerja,

semakin tinggilah etos kerja yang ia miliki. Semakin lama individu bekerja,

maka semakin tinggilah kemungkinan individu untuk memperoleh

kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitasnya dan

memperoleh peluang dalam pertumbuhan karir dan mendapatkan jaminan

kesejahteraan hidup.57 Kedua hal diatas akan membentuk persepsi

56 Malayu SP Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. Revisi, Jakarta: Bumi

Aksara, 2001, hal. 112 57 Boatwright, J. R. dan Slate, J. R., Work Ethic Measurement of Vocational Students in

Georgia. Journal of Vocational Education Research, vol.25 (4), 2000,

Page 50: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

l

seseorang terhadap kualitas kehidupannya baik dalam kerja maupun

kebutuhan dasarnya sebagaimana pendapat Walton dalam Kossen.58

Dalam tesis Max Weber menyatakan ajaran Calvinisme sekte

Puritanisme menganggap kerja sebagai Beruf (panggilan). Kerja tidak

sekedar pemenuhan keperluan hidup semata, tetapi tugas yang suci.

Pensucian kerja adalah sikap hidup yang di landaskan pada doktrin yaitu,

intensifikasi pengabdian agama yang dijalankan dengan kagairahan kerja

(etos kerja yang tinggi) sebagai gambaran dan pernyataan dari manusia

yang terpilih. 59

Penelitian Muhammad Sobary yang menemukan titik terang tesis

Weber tentang etika protestan di masyarakat muslim di Indonesia. Sobary

melihat adanya etos kerja dan gerakan wirausaha yang bangkit dari

kesadaran keberagamaan masyarakat di Suralaya Jawa Barat.60 Meski

demikian Sobary memberikan catatan bahwa penelitiannya di Suralaya

memang tidak bisa mendapatkan spirit keberagamaan, dalam konteks

gerakan ekonomi mandiri (sejahtera), sedahsyat apa yang ditemukan Weber

di Eropa barat. Sobary mendapati perilaku ekonomi masyarakat muslim di

Suralaya tidak bisa mewujud seperti spirit Protestan di Barat menjadi

ideologi besar yang melahirkan pengusaha kelas elite, bahkan menguasai

struktur ekonomi dunia.61

http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JVER/v25n4/boatwright.html. data diunduh pada tanggal 15 April 2011.

58 Kossen, S., Aspek Manusiawi dalam Organisasi, edisi 3, Jakarta: Erlangga, 1986, hal. 10 59 Taufik Abdullah ed, Loc. Cit, hal. 9 60 Muhammad Sobary, Loc. Cit, Yogyakarta: LKiS, 2007, hal. 16 61 Ibid, hal. 17

Page 51: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

li

D. Aspek Sosiologi Masyarakat

Seiring perubahan peradaban manusia yang semakin berkembang,

terjadi pemecahan sumber ilmu pengetahuan menjadi ilmu-ilmu yang

mandiri. Salah satunya adalah sosiologi yang mulai tumbuh pada abad ke-

19, sosiologi mengusung kajian mengenai kehidupan manusia dalam

masyarakat.

Auguste Comte dalam Abdulsyani mengatakan sosiologi adalah

filsafat tentang manusia dan filsafat pergaulan hidup. Konsep ini

mencerminkan fokus utama sosiologi mengenai hubungan manusia,

kemajuannya, bentuk dan kewajibannya.62 Dari pendekatan tersebut aspek

sosiologi masyarakat meliputi mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,

dan organisasi.

1. Mata pencaharian

Keadaan hidup yang terus berlangsung dirasakan oleh manusia

mewajibkan mereka untuk berusaha mempertahankan kehidupannya dengan

memenuhi dasar kebutuhan hidup yaitu makanan. Dalam mempertahankan

hidupnya manusia melakukan aktifitas untuk menghasilkan sesuatu yang

bisa mempertahankan dirinya agar tetap hidup, inilah yang disebut dengan

mata pencaharian.

Teori sosial menjelaskan bahwa mata pencaharian manusia terbagi

menjadi bebesapa fase perkembangannya, dimulai dari sistem berburu,

bercocok tanam, hubungan industrial, kewirausahaan. Fase berburu

62 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, danTerapan, cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara,

2002, hal. 2.

Page 52: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lii

merupakan mata pencaharian manusia yang paling tertua, sistem ini telah

bertahan sejak 2 juta tahun yang lalu, hingga akhir abad ke-19 sistem ini

mulai hilang dari muka bumi.63

Selanjutnya adalah fase bercocok tanam, menurut ahli sejarah Verre

Gordon Childe penemuan kepandaian bercocoktanam merupakan suatu

peristiwa sangat penting dalam proses perkembangan kebudayaan umat

manusia, hal ini disebut dengan revolusi kebudayaan. Bercocoktanam mulai

muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu, dimana menurut ahli ilmu pertanian

Rusia bernama N.I. Vavilov dalam penelitiannya tentang sebaran tanaman

di dunia menyimpulkan tanaman-tanaman tertentu yang sekarang tersebar

dan tercampur di berbagai daerah yang luas, pada awalnya mempunyai

tempat asalnya masing-masing. Penelitian ini menyatakan awal mula

perkembangan bercocok tanam dari wilayah aliran sungai besar di Asia

Tenggara, Asia Timur, aliran sungai Tigris dan Alfurat, daerah Laut

Tengah, Afrika Timur, Meksiko Selatan, dan Peru.64

Ketiga adalah fase hubungan industrial yang bermula dari adanya

revolusi industri di Inggris, hubungan industrial muncul dari pergeseran

perekonomian agraris manjadi ekonomi industri, dimana mata pencaharaian

manusia bertumpu pada pemilik modal atau kapital dan buruh. Munculnya

hubungan industrial mulai pesat pada akhir abad ke-18.

Terakhir adalah fase kewirausahaan yang mulai di dengungkan abad ke-

21 ini. Sejatinya kegiatan kewirausahaan mulai muncul dalam bentuk

63 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Pokok-pokok Etnografi II, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hal. 32

64 Ibid, hal. 53-55

Page 53: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

liii

perdagangan dari daerah cina, india, dan Arab. Mata pencaharian dari

kewirausahaan ini merupakan fase dari terakhir yang saat ini masil terus

dikembangkan.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha yang di sengaja untuk membentuk tingkah

laku anak berdasarkan asal-usul keberadaannya.65

Secara sosiologis, pendidikan juga mencakup proses sosialisasi yang

dilembagakan melalui sekolah sebagai institusi, karena kita membawa

anak-anak dari lingkungan keluarga ke lingkungan yang lebih luas.

Perbuatan ini sama saja dengan mengalihkan perhatian kita dari

pembentukan identitas individu dalam suatu unit keluarga kepada

pembentukan struktur sosial yang lebih luas dan pada gilirannya akan saling

memberikan pengaruh oleh identitas tersebut. Jadi, kita beralih dari suatu

orientasi mikro ke makro yang dengan logika itu maka pendidikan secara

bersistem tetap diperlukan untuk memanusiakan manusia utuh dan kaya

arti.66

3. Keagamaan

Parsudi Suparlan mendefinisikan agama secara umum merupakan suatu

perangkat aturan yang memberikan pedoman hubungan manusia dengan

tuhan, sesama, dan lingkungannya.67 Dari batasan tersebut terkesan masih

tekstual dan doktriner, sehingga keterlibatan manusia sebagai subjek belum

65 Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, cet. 2, Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 38 66 Suryadi, Buku Pegangan Bimbingan Konseling Untuk PAUD, Yogyakarta: Diva Press,

2009, hal. 10 67 Parsudi Suparlan, Kebudayaan dalam Pembangunan, Jakarta: Majalah Dialog

Departeman Agama RI, no 21, 1986. hal. 14

Page 54: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

liv

nampak didalamnya.maka lebih mendalam agama diartikan sistem

keyakinan yang dianut dan berupa tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh

suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasikan dan dalam

rangka respon terhadap sesuatu yang dirasakan dan diyakini sebagai ghoib

dan suci. Agama sebagai sistem keyakinan akhirnya dapat menjadi bagian

dari sistem nilai yang ada dalam kebudayaan masyarakat, sehingga menjadi

pendorong sekaligus pengendali bagi tindakan-tindakan anggota masyarakat

agar tetap sesuai dengan nilai-nilai agama dan kebudayaannya.

Secara fenomanologi agama mudah untuk dikenal identitasnya lewat

salah satu dari tiga bentuk institusionalnya, yaitu denominasionalisme dan

sektarianisme, kelompok indepanden lepas dari agama tardisional, tetapi

jelas disebut agama, dan nilai-nilai yang diikatkan pada struktur yang ada

pada dirinya dan bukan bersifat keagamaan.68

Sementara Arief Budiman berpandangan lain mengenai agama, ia

membagi agama dalam dua kategori untuk mendefinisikannya, yaitu

pertama sebagai keimanan, di mana orang percaya terhadap kehidupan

abadi di kemudian hari, kemudian orang mengabdikan dirinya untuk

kepercayaan itu. Di sini agama dilihat sebagai masalah teologi. Kedua,

dalam terminologi ilmu sosial, agama dilihat sebagai nilai dasar yang

mempengaruhi perilaku manusia.69

68 Robert W. Crapps, Dialog Psikologi dan Agama, Sejak William James Hingga Gordon

W. Allport, terjem, Yogyakarta: Kanisius, 1993, hal. 22 69 Arief Budiman, Agama Demokrasi dan Keadilan, Semarang: IAIN Walisongo, 1993,

hal. 20

Page 55: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lv

Ditinjau dari sumbernya agama dibagi menjadi dua yaitu agama wahyu

dan agama bukan wahyu. Agama wahyu adalah agama yang diterima oleh

manusia dari Allah Sang Pencipta malalui Malaikat Jibril dan disampaikan

serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Sedangkan agama

bukan wahyu adalah agama yang bersandar pada ajaran-ajaran seseorang

yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai

aspek secara mendalam.70

4. Organisasi

Organisasi secara etimologis adalah tubuh atau alat tubuh, aturan,

susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi yang

sama. Sedangkan secara terminologi organisasi adalah kesatuan (Entity)

sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif

dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus

untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.71

Ott dalam Riggio mengatakan organisasi mempunyai bentuk struktur

formal dan juga kekuatan informal yang membuat bentuk dan tingkah laku

dalam organisasi menjadi khas. Pendekatan yang populer mengenai aspek-

aspek informal dalam organisasi secara kolektif dipandang sebagai budaya

organisasi.72

70 Azyumardi Azra dkk, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi

Umum, cet. 3, Jakerta: Deperteman Agama RI, 2002, hal. 31-32 71 Abdulsyani, Loc. Cit, hal. 115 72 Ronald E. Riggio, Introduction to Industrial/Organizational Psychology, Third Edition,

Printice Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458, 2000, hal. 58

Page 56: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lvi

BAB III

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM

KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

A. Sejarah Desa Kadilangu

Tanah Kadilangu merupakan tanah hadiah yang diberikan dari Sultan

Demak Raden Patah kepada Sunan Kalijaga, dimana berdasarkan penuturan

bapak Prayitno73 (juru kunci makam), tanah hadiah ini diberikan sekitar

tahun 1532 M hadiah ini diberikan kepada Sunan Kalijaga sebagai tanda

terima kasih Raden Patah atas jasa Sunan Kalijaga (dengan dibantu para

wali) yang berhasil memimpin, merencanakan serta melaksanakan

pembangunan masjid Agung Demak. Selain itu Raden Patah sangat bangga

kepada Sunan Kalijaga karena Sunan Kalijaga dengan tangan sendiri telah

berhasil membuat hasil karya besar, yang sampai hari ini masih ada, yaitu

gaya kepala yang digantung (terkenal dengan sebutan Soko Guru).

Pada saat diberikan tanah Kadilangu masih berupa hutan belukar dan

rawa, sehingga sunan Kalijaga membuka lahan itu untuk permukiman dan

membangun desa. Munculnya nama Kadilangu menurut cerita masyarakat,

dahulu kala pada saat pembukaan lahan pohon dan daunnya digunakan untuk

mengeringkan rawa, tetapi setelah pohon dan daun tercium aroma harum

yang sangat kuat, istilah dalam bahasa Jawa adalah “Kadi” (tetapi penduduk

disana menyebutnya “Langu”) yang aneh maka dari kejadian ini tahan hadiah

73 Wawancara dengan Prayitno, juru kunci Makam Sunan Kalijaga pada tanggal 10 April

2011.

Page 57: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lvii

dari Raden Patah kepada Sunan Kalijaga dinamakan sebagai Desa

Kadilangu.

B. Keadaan Daerah

Kelurahan Kadilangu termasuk dalam wilayah Kecamatan Demak,

mempunyai luas 0,952 KM², terdiri dari 73,64 Hektar tanah sawah dan 21,55

Hektar tanah kering. Terletak di Sebelah Timur Kota Demak pada jalur

Demak-Grobogan sejauh lebih kurang 2 Kilometer dengan ketinggian 4

meter diatas permukaan air laut.

Kelurahan Kadilangu berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Desa Botorejo

Sebelah Timur : Desa Botorejo

Sebelah Selatan : Desa Kendaldoyong

Sebelah Barat : Kelurahan Bintoro.74

Dengan melihat perincian luas daerah maka sebagian besar Kelurahan

Kadilangu merupakan tanah sawah, yang sebagian besar merupakan sawah

tadah hujan, sedangkan yang merupakan pertanian tehnis hanya sebagian

kecil saja.

C. Penduduk

Penduduk Kelurahan Kadilangu berjumlah 3.426 jiwa yang meliputi

penduduk laki-laki sebanyak 1.700 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak

74 Tim Penyusun BPS Kabupaten Demak, Demak Dalam Angka tahun 2007, Demak:

Badan Pusat Statistik dan Litbanglahtasipda Kabupaten Demak, 2008, hal. 25. diunduh pada wab. www.kabdemak.co.id, Tanggal 2 April 2011

Page 58: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lviii

1.726 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut seluruhnya merupakan Warga

Negara Indonesia dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 853 KK.75

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut umur dan

jenis kelamin di Kelurahan Kadilangu, dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1.

JUMLAH PENDUDUK MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN KELURAHAN KADILANGU

No. Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8.

0 – 4 5 - 14 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 65 >

175 363 263 199 191 165 170 174

238 343 249 167 188 170 188 183

413 706 512 366 379 335 358 357

Jumlah 1.700 1.726 3.426 Sumber Data : Kelurahan Kadilangu Tahun 200776 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari jumlah penduduk

yang ada yang paling banyak adalah umur 9 – 14 Tahun sebanyak 706 jiwa.

Dari hasil pengamatan pra penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa

rata-rata umur pedagang yang berada di kawasan Makam dan Masjid Sunan

Kalijaga berumur antara 25 hingga 44 tahun dan kebanyakan berjenis

kelamin perempuan yang biasa menjaga toko, dengan prosentase 70%

perempuan dan 30% laki-laki. Adapun jumlah pedagang sebagaimana

dijelaskan dalam bab satu yaitu keterangan dari Bapak Raharjo Kusumo

kurang lebih 300 pedagang.

75 Ibid, hal. 25 76 Data yang ditemukan peneliti dalam web resmi Kabupaten Demak paling akhir sampai

tahun 2007 yang baru dipublikasikan.

Page 59: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lix

D. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial masyarakat Kelurahan Kadilangu cukup baik terutama

yang menyangkut kepentingan bersama dari anggota masyarakat. Kerukunan

dalam masyarakat juga masih terpelihara dengan baik, hal ini dapat dilihat

dari adanya kegiatan bersama, misalnya kebersihan lingkungan kampung dan

sebagainya.

Sarana pendidikan di Kelurahan Kadilangu terdapat 2 Sekolah Dasar

Negeri dan 1 Sekolah Diniyah. Sedangkan sarana kesehatan di Kelurahan

Kadilangu hanya terdapat 1 Puskesmas.77

Sebagian besar wilayah Kelurahan Kadilangu berupa tanah sawah,

maka penduduk Kelurahan Kadilangu kebanyakan bermata pencaharian

sebagai petani. Tanah sawah di Kelurahan Kadilangu sebagian besar

merupakan sawah tadah hujan sehingga musim tanamnya terbatas. Pada

daerah yang dapat terjangkau irigasi teknis bisa dua kali panen setiap

tahunnya, sedangkan daerah yang kurang airnya penduduk hanya bisa satu

kali panen.

Tabel 2. PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN

KELURAHAN KADILANGU

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah 1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8.

Petani Buruh Tani Buruh Industri dan bangunan Pengusaha Pedagang Pegawai Negeri Sipil, Polisi dan TNI Pensiunan Lain-lain

367 486 139 5 261 335 241 102

77 Ibid, hal. 30

Page 60: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lx

Jumlah 1936 Sumber Data : Kelurahan Kadilangu Tahun 2007

Kategori pedagang yang berada di kawasan Makan dan Masjid Sunan

Kalijaga meliputi pedagang makanan tradisional daerah, buah asli daerah,

makanan siap saji, makanan dari Negara Arab, pedagang pakaian, buku-buku

bacaan, perlengkapan sholat, plastik penyimpan sandal, pernak pernik, jasa

penginapan, jasa CMCK, jasa penitipan sepeda motor, penjual kelontong,

dan lain sebagainya.

E. Agama

Penduduk di Kelurahan Kadilangu mayoritas beragama Islam. Hal ini

dapat dipahami sebab Kelurahan Kadilangu dulunya tempat pusat

penyebaran agama Islam untuk pertama kalinya di Pulau Jawa. Karena

mayoritas beragama Islam maka perwujudan kehidupan sehari-hari sangat

dipengaruhi oleh hukum agama Islam. Contoh : pengajian bersama, tahlil,

manakib dan sebagainya.

Tabel 3. PENDUDUK MENURUT AGAMA

KELURAHAN KADILANGU

No. Jenis Agama Jumlah Penganut

1. 2. 3. 4 5.

Islam Katholik Kristen Hindu Budha

3.385 7 34 - -

Jumlah Sumber Data : Kelurahan Kadilangu Tahun 2007

Page 61: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxi

Tabel 4. SARANA IBADAH

KELURAHAN KADILANGU

No. Jenis Agama Jumlah Bangunan

1. 2. 3. 4 5.

Masjid Musholla Gereja Kuil Klenteng

8 19 - - -

Jumlah Sumber Data : Kelurahan Kadilangu Tahun 2007

F. Kondisi Pedagang Sekitar Makam

Kompleks Masjid-Makam Sunan Kalijaga sering dikunjungi peziarah

yang terus mengunjungi makam Sunan Kalijaga dengan tujuan untuk

mengenang jasa dan pengabdian Sunan Kalijaga sekaligus mendoakannya.

Secara tidak langsung kawasan Kadilangu menjadi ramai karena kunjungan

para peziarah atau hanya untuk rekreasi. Peziarah atau hanya untuk rekreasi

tentunya memerlukan suatu jasa seperti penginapan, warung makan, rental

perlengkapan ibadah, toko souvenir, dan lainnya. Untuk memudahkan para

penjual jasa menjalankan pekerjaannya, muncul beberapa warung atau ruko

kecil sebagai tempat menjajakan jasanya. Hal ini terjadi terus-menerus yang

pada akhirnya terbentuklah permukiman seperti yang ada sekarang.

Pembangunan rumah yang kurang memperhatikan aspek-aspek pola

pemukiman menyebabkan daerah ini mengalami penurunan kualitas

lingkungan di berbagai segi seperti pertumbuhan pedagang kaki lima

disekitar makam (sekitar tahun 1986 Pengurus Masjid-Makam Sunan

Page 62: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxii

Kalijaga membangun kawasan ruko di sepanjang jalan menuju Masjid-

Makam Sunan Kalijaga).78

Hingga kini pedagang kaki lima yang berada di sekitar kompleks

Makam-Masjid Sunan Kalijaga kian bertambah, awalnya hanya berada di

area pertokoan yang telah dibuatkan oleh pengurus Makam-Masjid Sunan

Kalijaga yang berada di jalan utama menuju Makam dan Masjid, namun

sekarang meluas hingga jalan kampung yang ada di dalam dan membujur

dari arah selatan hingga utara Makam dan Masjid.

Tidak mengherankan memang, berkembangnya pedagang kaki lima di

sebabkan makin banyaknya peziarah dan wisatawan yang datang

mengunjungi lokasi kompleks Makam-Masjid Sunan Kalijaga dari tahun ke-

tahun. Serta kondisi petani yang sering gagal panen karena tanaman padinya

terserang hama penyakin, memberikan inspirasi untuk mereka dengan

membuka kios sederhana Sebagai pendapatan sampingan di luar kegiatan

bertani.

Produk yang ditawarkan juga sangat beragam dimalai dari makanan

tradisional, buah asli daerah, makanan siap saji, makanan dari Negara Arab,

buku-buku bacaan, tasbih, sajadah, sandal, plastik penyimpan sandal, pernak

pernik, dan masih banyak produk yang di tawarkan. Hal ini mencerminkan

seluruh kebutuhan peziarah maupun wisatawan dapat diperoleh di lokasi

pedagang kaki lima yang berada di sekitar Makam-Masjid Sunan Kalijaga.

78 Wawancara dengan Prayitno selaku juru kunci makan pada tanggal 10 April 2011.

Page 63: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxiii

G. Komunikasi Antar Pedagang

Setiap komunitas atau kumpulan orang yang tinggal dan berinteraksi

satu sama lain tentu memiliki organisasi untuk menjembatani kepentingan

masing-masing individu. Tidak terkecuali para pedagang yang ada di sekitar

makam Sunan Kalijaga, kebutuhan untuk berkoordinasi dan menjalin

hubungan antar sesama pedagang dibentuk koordinator pedagang di bawah

pengawasan skretariat kasepuhan keluarga dan ahli waris Sunan Kalijaga.

Pedagang yang ada di sekitar makam Sunan Kalijaga terbagi menjadi

dua bagian yaitu bagian dalam yang meliputi pedagang yang berada di

sekitar makam dan masjid Sunan Kalijaga, dimulai dari gerbang utama

masuk kompleks makam hingga jalan setapak di arah barat dan timur

makam, hal ini sesuai dengan yang peneliti dapatkan dari keterangan Bapak

H. Tomo.79

Sedangkan Bapak Suparman80 membawahi para padagang yang berada

di sisi luar meliputi jalan primer desa Kadilangu, pedagang di wilayah tempat

parkir, dan pedagang keliling. Pembagian wilayah dimaksudkan agar

koordinatosi berjalan efektif karena banyaknya pedagang yang ada. Serta

diambil dari para pedagang yang ada di dalamnya supaya lebih memahami

dan bisa menyampaikan aspirasi pedagang.

Peneliti melihat komunikasi dan manajemen pedagang terbilang bagus,

karena letak pemilihan koordinator sangat setrategis pada wilayahnya, Bapak

79 H. Tomo merupakan koordinator pedagang disekitar makam Sunan Kalijaga di bagian

dalam, wawancara dilakukan pada tanggal 2 mei 2011. 80 Sumarman adalah koordinator pedagang dibagian luar. wawancara dilakukan pada

tanggal 2 mei 2011.

Page 64: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxiv

H. Tomo berada di sisi dalam pedagang dan dekat sekali dengan gerbang

memasuki makam Sunan Kalijaga, hanya berjarak satu ruko dan berada di

sebelah timur jalan stapak kawasan makam. Sedangkan posisi Bapak

Suparman berada di samping gerbang utama memasuki kompleks makam

Sunan Kalijaga, sehingga dari lokasi koordinator sangat memudahkan

mereka dalam menjalankan aktifitasnya.

Struktur organisasi dari pedagang yang ada disekitar makam dimulai

dari sesepuh ahli waris dan keluarga Sunan Kalijaga yang saat ini adalah

Bapak R. Mohamad Soedioko. Adapun yang menjalankan roda organisasi

kasepuhan adalah Bapak Raharjo Kusumo S.E. dan menjalin mitra dengan

pemerintah desa Kadilangu, selanjutnya adalah pengurus makam Sunan

Kalijaga yang dipegang Bapak Prayitno, dan dilanjutkan oleh Bapak

Suparman dan Bapak H. Tomo. Sebagaimana dijelaskan grafik di bawah ini.

Grafik 1 Struktur Organisasi Padagang Sekitar Makam

Sumber: Dokumentasi di Kantor Kasepuhan tahun 2011

R. Mohamad Soedioko

Pemerintah Desa Kadilangu

Bapak Raharjo Kusumo

Bapak Prayitno

Bapak Suprman

Bapak H. Tomo

Pedagang Wilayah Luar

Pedagang Wilayah Dalam

Page 65: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxv

Keterangan yang kami dapat dari Bapak Suparman dan Bapak H. Tomo

jumlah pedagang yang sesuai dengan kriteria dari pengambilan sampel

penelitian yaitu:

a. Pedagang telah berjualan di area Makam dan Masjid Sunan

Kalijaga minimal 5 tahun.

b. Pedagang telah melakukan ibadah Haji dan mampu membayar

Zakat tiap tahunnya.

Berdasarkan pengembilan mereka dari wilayah dalam dan luar maka

didapatkan jumlahnya yaitu:

1. Bapak H. Sukri beserta Istri, yaitu pedagang yang menjual pakaian

dan souvenir.

2. Hj. Karti pedagang pakaian dan souvenir yang berada di wilayah

dalam.

3. H. Tomo dan Istrinya yang berdagang pakaian, souvenir, dan kaset

juga VCD Islami.

4. H. Marjo beserta Istri yang memiliki penginapan dan ruko

souvenir.

5. Ibu Hj. Dilah pedagang yang menyediakan bermacam pakaian dan

makanan khas dari berbagai daerah terutama Demak.

6. Hj. Suntiroh yang memiliki kios pakaian, souvenir, dan makanan

khas.

7. H. Japar beserta Istrinya pemilik rumah makan yang berlokasi di

sisi luar.

Page 66: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxvi

8. H. Pardi dan Istrinya yang juga memiliki rumah makan yang

bersandingan dengan H. Japar.

9. Bapak H. Mustofa dan Istri yaitu pemilik hotel Mustika dan

tempatnya cukup jauh dari makam.

10. Hj. Rasmi pemilik rumah makan dan ruko pakaian serta souvenir

yang berlokasi di luar dan dalam.

11. H. Roji yang juga memiliki rumah makan.

12. Dan terakhir H. Hasan Hanafi yaitu pemilik rumah makan dan

penitipan sepeda motor.

Hasil rekomendasi dari Bapak Superman dan H. Tomo untuk dijadikan

responden sebagai bahan informasi penyusunan sekripsi maka di dapat lima

pedagang yang dijadikan responden. Mereka adalah sebagaiberikut:

1. Hj. Karti

2. H. Marjo beserta Istri

3. Hj. Dilah

4. Hj. Suntiroh dan

5. Hj. Rasmi

Lima orang di atas menjadi sampel penelitian karena dirasa cukup

mewakili dari jenis usaha pedagang yang berada di kompleks makam Sunan

Kalijaga, serta usaha mereka yang dipandang berkembang dari sejenisnya.

Page 67: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxvii

BAB IV

ANALISIS TERHADAP ETOS KERJA ISLAMI DAN TINGKAT

KESEJAHTERAAN PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR MAKAM

KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

H. Karakteristik Responden

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 5 orang pedagang yang telah

memenuhi kriteria, mereka adalah H. Marjo, Hj. Karti, Hj. Dilah, Hj.

Suntiroh, dan Hj. Rasmi, secara terperinci peneliti akan menjelaskan

mengenai masing-masing responden yaitu:

Pertama H. Marjo adalah pemilik kios souvenir dan penginapan yang

berada di jalan setapak dalam kompleks Makam Sunan Kalijaga, usahanya

dimulai pada tahun 1985, setelah adanya perbaikan ruko tempat berdagang

H. Marjo memutuskan untuk menjadi pedagang setelah dirasa menjadi petani

semakin tidak menentu nasibnya, sawah yang dimiliki dijual dan hasilnya

digunakan untuk modal berdagang.

Pada awal usahanya H. Marjo hanya menjual souvenir saja, pada saat

itu pendapatannya masih pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,

dia selalu menyisihkan pendapatannya untuk rencana pengembangan usaha,

hal ini dipandang sangat perlu karena jumlah peziaran yang lambat laun

makan bertambah bahkan hingga ada yang datang pada malam hari, sehingga

terbesit dalam benaknya untuk mendirikan penginapan.

Page 68: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxviii

Setelah beberapa tahun akhirnya pada tahun 1995 dia membangun

penginapan disamping rumahnya, H. Marjo memiliki keuntungan karena

rumahnya berada di jalan setapak yang menuju makam Sunan Kalijaga dan

tanahnya masih cukup untuk mendirikan penginapan sehingga letak yang

strategis memberikan dampak positif.

Sekitar tahun 2000 H. Marjo lupa tepatnya tahun berapa Ia dan istrinya

diberi karunia untuk menunaikan ibadah haji, setelah melaksanakan ibadah

haji bisnisnya semakin berkembang baik, sekarang omsetnya perhari rata-

rata dalam kondisi sedang adalah Rp 1.700.000,00 perhari ini diperolah dari

usaha sovenirnya dan penginapan.

Dia telah mampu menyekolahkan anaknya hingga jenjang Perguruan

Tinggi, serta memiliki kendaraan roda empat untuk kebutuhan keluarganya

dan kebutuhan bisnisnya. Setiap tahun H. Marjo juga mampu membayar

zakat maal.

Kedua Hj. Karti, mulanya adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki

pekerjaan, hingga pada saat kondisi keuangan keluarga yang makin

memburuk, ia bertekad untuk menjadi pedagang. Dia bukan keturunan

padagang yang telah membuka usaha terlebih dahulu, selain itu dia juga tidak

mempunyai cukup modal untuk membuka usaha yang besar. Setelah tidak

lagi bertani, ia membuka usaha dagang dan memperoleh modal dari

penjualan sawah karena melihat perkembangan usaha yang berada di

kawasan Makam Sunan Kalijaga sangat menjanjikan. Dalam mengelola

usahanya Hj. Karti dibantu suaminya.

Page 69: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxix

Produk yang dijual Hj. Karti adalah souvenir dan pakaian, omset yang

didapatnya perhari berkisar antara Rp 400.000,00 hingga Rp 650.000,00.

usahanya telah berjalan selama 15 tahun dimulai dari tahu 1996. anaknya

masih sekolah setingkat SMA, dan rencananya akan melanjutkan perguruan

tinggi setelah lulus nanti.

Pada tahun 2003 Hj. Karti mendapat panggilan untuk menunaikan

ibadah haji, namun ia hanya berangkat sndirian tidak bersama suaminya.

Setiap tahun Hj. Karti juga telah mampu untuk mengeluarkan zakat maalnya.

Ketiga Hj. Dilah merupakan pemilik ruko yang menyediakan berbagai

macam pakaian batik untuk anak-anak,wanita, dan pria serta makanan khas

dari daerah sendiri maupun dari daerah luar. Hj. Dilah dalam mengelola

usahanya mengambil kredit dari lembaga keuangan untuk mengembangkan

usahanya.

Usaha dagang yang digeluti Hj. Dilah malai tahun 1989 untuk

membantu perekonomian keluarga. Produk awal yang dijual Hj. Dilah adalah

makanan khas. Setelah mendapatkan modal tambahan Hj. Dilah

mengembangkan produk yang dijual berupa pakaian muslim untuk anak-

anak, wanita, dan laki-laki.

Saat ini omset yang didapatnya perhari berkisar antara Rp 400.000,00

hingga Rp 700.000,00. Hasil kerjanya digunakan untuk kebutuhan keluarga

dan membiayai anaknya yang masih kuliah, etos kerja yang dimiliki Hj.

Dilah mengantarnya melakukan ibadah haji pada tahun 2001, ini merupakan

buah dari kerja kerasnya selama bekerja. Disamping itu Hj. Dilah juga

Page 70: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxx

mengeluarkan zakat maal tiap tahunnya dimulai setelah naik haji hingga

sekarang.

Responden keempat adalah Hj. Suntiroh yang berjualan Pakaian,

souvenir, dan makanan khas memulai usahanya pada tahun 1988 hal ini

setelah suaminya meninggal akibat sakit. Sebagai kepala keluarga yang

memiliki anak kecil, Hj. Suntiroh berjuang dengan sepenuh tenaga untuk

menghidupi keluarganya, dan mempersiapkan masa depan anak-anaknya.

Hj. Suntiroh memiliki tiga orang anak, yang pertama laki-laki yang saat

ini menginjak semester akhir disalah satu Perguruan Tinggi Islam di Demak,

Hj. Suntiroh menguliahkan anaknya pada Perguruan Tinggi Islam

dikerenakan keinginannya untuk mendidik anak pertamanya sebagai kepala

rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap adik-adiknya, karena Hj.

Suntiroh merasa sudah tua.

Diperkirakan omset harian Hj. Suntiroh sekitar Rp 400.000,00 pada

kondisi sepi, karena Hj. Suntiroh tidak bisa menceritakan jumlah yang pasti.

Pada tahun 2005 Hj. Suntiroh pergi menunaikan ibadah haji sebagai

panggilah Allah SWT, namun sebelumnya Hj. Suntiroh telah mampu untuk

mambayar zakat tiap tahunnya. Zakat dari Hj. Suntiroh selalu diserahkan

pada amil zakat.

Hj. Rasmi yang menempati posisi terakhir sebagai responden

merupakan pedagang yang meneruskan usaha orang tuanya. Awalnya Ibu Hj.

Rasmi berjualan souvenir saja yang menjadi warisan dari orang tuanya, pada

saat awal jualan ruko yang ditempati masih berukuran kecil, dengan sifat

Page 71: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxi

istiqomah dan pantang menyerah Ibu Hj. Rasmi berhasil memajukan usaha

penjualan souvenir. Dan menambah produk berupa pakaian, fase-fase awal

berjualan pakaian jumlah barangnya sangat terbatas hal ini dikarenakan

modalnya yang sedikit dan relasi untuk produsen pakaian masih terbatas.

Lambat laun berjalan Ibu Hj. Rasmi dengan sikap istiqomahnya mampu

bertahan dan semakin besar usaha pakaian yang dijual, sekarang berbagai

motif dan gaya pakaian semakin lengkap dan sudah banyak merek dari

produsen pakaian muslim terpajang di rukonya, relasipun bertambah banyak

dan sekarang sistem yang digunakan dalam menjual pakaian adalah

kongsinasi, dimana produsen menitipkan barangnya kepada penjual dan

dalam jangka waktu yang disepakati baru dilakukan pembayaran atas barang

titipan tadi.

Sekitar tahun 2000 Ibu Hj. Rasmi telah membuka usaha baru yaitu

Rumah Makan yang terletak di dekat tempat parkir kendaraan Bus dan Mobil

pribadi, berkat sifat istiqomah yang dipegang kukuh Ibu Hj. Rasmi, sekarang

kesuksesan dapat dirasakan olehnya. Omset dari usahanya Ibu Hj. Rasmi

menuturkan dalam kondisi sepi dari tiga pos usahanya tadi sebesar Rp

500.000,00 per hari, sedangkan kondisi sedang mampu mencapai Rp

1.500.000,00 per hari, dan waktu ramai peziarah omsetnya mencapai Rp

3.000.000,00 per hari, kondisi ini biasanya saat khaul dari Sunan Kalijaga.

Tahun 2005 Hj. Rasmi dan suaminya (almarhum) menunaikan ibadah

haji. Hj. Rasmi sangat bersyukur karena dapat menyekolahkan anaknya

sampai kejenjang Perguruan Tinggi, dia memilih Perguruan Tinggi yang

Page 72: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxii

bernuansakan Islam karena budaya keluarga santri yang melekat pada

keluarganya sehingga ajaran agama merupakan asas untuk melakukan segala

aktifitasnya. Cita-cita Hj. Rasmi adalah melihat anaknya sukses dalam

ekonomi dan shaleh dengan ajaran agama Islam. Tiap tahun Hj. Rasmi

mengeluarkan zakat malnya dengan menyerahkan langsung kapada para

mustahiqnya.

I. Analisis Terhadap Etos Kerja Pedagang Secara Islami

Munculnya kegiatan perdagangan di sekitar Makam Sunan Kalijaga

Kadilangu Demak sedikit banyak akan mewarnai kehidupan ekonomi

masyarakat setempat. Dalam hal ini perlu dicermati adalah peran pedagang

dalam menegakkan ekonomi keluarga. Sebagian penduduk asli Kadilangu,

bekerja sebagai pedagang di kawasan Makam Sunan Kalijaga ada yang

dilakukan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Hal ini

terdorong atas kesadaran pribadi untuk menambah penghasilan keluarga.81

Sikap kewirausahaan merupakan faktor utama dalam perkembangan

perekonomian masyarakat pedesaan, seperti halnya perdagangan di sekitar

Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak. Seorang wirausaha harus

mempunyai syarat dasar yaitu niat atau tekad yang kuat dan kedua adalah

keberanian untuk melakukan.

Pedagang muslim di sekitar Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak

menjadi pengusaha terbilang sukses tidak berangkat dengan modal usaha

81 Wawancara dengan Bapak Suparman selaku koordinator pedagang yang ada di sekitar

Makam Sunan Kalijaga , tanggal 3 Mei 2011.

Page 73: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxiii

yang besar, tetapi mereka berangkat dengan modal semangat dan

ketrampilan. Yang tidak kalah menarik dari etos kerja pengusaha muslim

perkotaan adalah bahwa tingginya etos kerja mereka tidak hanya didorong

oleh motif-motif ekonomi semata, tetapi juga didorong oleh motif religi dan

sosial.

Hasil wawancara tentang etos kerja yang dimiliki oleh para pedagang

menjelaskan adanya keseimbangan antara motif ekonomi dengan motif religi

yang terangkum dalam sembilan pertanyaan mengenai etos kerja pedagang,

yaitu:

Jawaban seluruh responden menyatakan bahwa mereka melakukan

gaya hidup yang sederhana dan menabung sebagian pendapatannya baik

untuk kebutuhan yang tidak terduga maupun untuk biaya menunaikan ibadah

Haji, sedangkan untuk biaya mengeluarkan Zakat sebanyak 3 orang

responden lebih sering menghitung besarnya Zakat yang dikeluarkan pada

saat sudah chaul atau sudah masuk waktu membayar Zakat, adapun yang 2

orang responden sering menghitung Zakatnya tidak dalam kurun waktu satu

tahun sekali mereka adalah H. Marjo dan Hj. Rasmi.

Para responden menyisihkan pendapatannya untuk ditabung sebagai

cadangan kebutuhan apabila ingin mengembangkan usahanya, selain itu

adakalanya untuk kebutuhan pendidikan putra-putrinya hingga jenjang

setinggi mungkin, serta kebutuhan pedagang akan hari tuanya nanti tatkala

sudah tidak mampu bekerja seperti waktu muda.

Page 74: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxiv

Sifat ikhlas atau ketulusan merupakan kepasrahan seseorang dalam

melakukan sesuatu karena manusia tidak memiliki daya untuk menghindari

dan tidak pula memiliki kekuatan untuk berbuat apapun kecuali dengan

pertolongan langsung Allah SWT, semua perbuatan yang dilakukan semata-

mata karunia Allah SWT kepada manusia, sebab hanya Allah SWT yang

bisa memberi Hidayah dan Taufiq kepada manusia.82

Kondisi masyarakat Kadilangu Demak yang bernuansakan santri

termasuk pula pedagang yang ada di sekitar Makam Sunan Kalijaga, tidak

bisa dipisahkan antara kegiatan ekonomi dengan ajaran agama. Ketulusan

pedagang dalam memberikan pelayanan kepada konsumen menurut mereka

adalah sesuatu yang harus diberikan, kerena situasi yang mempertemukan

mereka semata karena karunia Allah SWT dan mayoritas konsumennya

adalah para peziarah yang melakukan aktifitas di jalan Allah SWT.

Sebagaimana yang disampaikan H. Marjo pemilik ruko souvenir dan

penginapan, dia mengatakan “saya bekerja dengan niat ibadah untuk

menafqahi keluarga dan menggunakan hasilnya sesuai ajaran Islam,

sedangkan yang menjadi pembeli souvenir dan yang menginap di penginapan

kebanyakan adalah peziarah yang merupakan tamu dari salah satu dari wali

Allah SWT, mereka melakukan ibadah sesuai perintah agama, sehingga

sudah menjadi kewajiban saya untuk memberikan pelayanan yang baik

sebagai tuan rumah yang didatangi dengan keikhlasan. Saya yakin pertemuan

82 Salim Bahreisy, Al-Hikam (Pendekatan Abdi Pada Khaliqnya), terjemah, Surabaya:

Madya, cet.5, 1984, hal. 22

Page 75: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxv

saya dengan pembeli atau yang menginap merupakan karunia Allah SWT

sebagai wasilah kami untuk mendapatkan ridhoNya”.83

Keikhlasan yang selalu diterapkan para pedagang dalam menjalankan

usahanya tidak lain didasarkan pada semangat kerja sebagai sebuah

perwujudan dalam ajaran agama yang mereka peluk. Namun terkadang

keikhlasan ini tercemar adanya sifat amarah tatkala kondisi yang dialami

pedagang tidak berjalan dengan baik, semisal harga tawar yang di inginkan

pembeli seenaknya sendiri dan berkelakuan seenak hati.

Selanjutnya untuk jawaban dari para responden mengenai kejujuran

dalam menjalankan usaha adalah mutlak harus ada, karena kejujuran

merupakan kunci mencapai derajat yang lebih tinggi baik secara materi

maupun di sisi Tuhan.

Hj. Dilah yaitu pemilik ruko yang menyediakan berbagai macam

pakaian dari anak-anak,wanita, dan pria serta makanan khas dari daerah

sendiri maupun dari daerah luar mengatakan “dalam menjalankan usaha

apapun jika ingin terus berputar dan meningkatkan usahanya harus

mempunyai sifat jujur dalam menjalankan usaha, kejujuran ini diterapkan

untuk supplier dan konsumen, dengan sifat jujur kita akan dipercaya oleh

supplier untuk menyetok barang maupun makanan yang akan kita jual.

Sedangkan kejujuran pada konsumen akan mendatangkan banyak rizki,

karena sekali konsumen percaya kita berlaku jujur maka mereka akan dengan

senang hati mengajak teman rombongannya untuk berbelanja di ruko kami.

83 Hasil wawancara dengan Bapak H. Marjo selaku pemilik kios souvenir dan penginapan

yang berada di jalan dalam kompleks Makam Sunan Kalijaga , tanggal 3 Mei 2011.

Page 76: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxvi

Hal ini juga sesuai dengan ajaran Islam yang mewajibkan para pedagang

untuk berlaku jujur”.84

Seperti halnya Hj. Dilah, pemilik ruko yang menawarkan berbagai

macam souvenir asli Demak maupun luar daerah yang sekaligus menjual

pakaian yang bernama Hj. Karti memiliki pandangan bahwa ketika terjadi

transaksi, Ibu Hj. Karti mengatakan harga beli dari supplier dan menawarkan

margin keuntungan kepada calon konsumen yang akan membeli, sehingga

dari sini akan terjadi transaksi yang saling ridho dan diyakini akan membawa

barokah serta manfaat untuk kedua belah pihak. Bagi Hj. Karti sifat jujur

akan membawa hasil yang diperoleh sangat diyakini adalah pendapatan yang

halal, sehingga ketika digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga

sehingga akan tercipta keluarga yang sakinah.85

Sifat jujur akan menumbuhkan seseorang saling mengasihi sesama

muslim sebagaimana seseorang mencintai dirinya sendiri, hal ini

sebagaimana ajaran Rasulullah SAW tentang kesempurnaan iman seorang

muslim. Sifat jujur dalam mengelola usaha akan mengarah pada kujujuran

pedagang dalam menghitung besarnya zakat maal yang akan di keluarkan,

karena kejujuran ini merupakan refleksi dari rasa kasih sayang dan kecintaan

sesama muslim, sehingga pedagang akan menyalurkan zakatnya kepada

mustahiq sesuai dengan harta yang harus dikeluarkan untuk zakatnya.

84 Hasil wawancara dengan Ibu Hj. Dilah selaku pemilik kios pakaian dan makanan khas

yang berada di jalan dalam kompleks Makam Sunan Kalijaga , tanggal 3 Mei 2011. 85 Hasil wawancara dengan Ibu Hj. Karti selaku pemilik kios souvenir dan pakaian yang

berada di jalan dalam kompleks Makam Sunan Kalijaga , tanggal 3 Mei 2011.

Page 77: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxvii

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa tidak semua pedagang mampu

melakukan sikap istiqomah dalam menjalankan usahanya, akan tetapi jika

usaha yang digeluti padagang ingin mancapai sukses yang maksilam maka

istiqomah dalam satu usaha harus ada. Hasil penelitian mendapatkan

sebagian besar responden awalnya tidak berprofesi sebagai pedagang di

sekitar Makam Sunan Kalijaga, mereka ada yang pernah menjadi petani,

pekerja swasta, dan lain sebagainya, seiring kebutuhan keluarga yang dirasa

kurang terpenuhi dari hasil kerja, maka mereka beralih profesi menjadi

pedagang. Dari sini mereka baru sadar bahwa sifat istiqomah sangat

diperlukan dalam melakukan usaha yang masih kecil, jika usaha yang

digeluti pedagang terlihat cukup sukses maka mereka melakukan perluasan

usaha yang bisa mereka kelola dengan berlandaskan sikap istiqomah.

Ibu Hj. Rasmi adalah salah satu responden yang cukup sekses dengan

sikap istiqomahnya dalam berwirausaha.86 Awalnya Hj. Rasmi berjualan

souvenir saja warisan dari orang tuanya, pada saat awal jualan ruko yang

ditempati masih berukuran kecil, dengan sifat istiqomah dan pantang

menyerah Hj. Rasmi berhasil memajukan usaha penjualan souvenir. Setelah

dianggap sukses Hj. Rasmi memulai menambah produk yang dijual berupa

pakaian, fase-fase awal bejualan pakaian jumlah barangnya sangat terbatas

hal ini dikarenakan modalnya yang sedikit dan relasi untuk produsen pakaian

masih terbatas. Lambat laun berjalan Hj. Rasmi dengan sikap istiqomahnya

mampu bertahan dan semakin besar usaha pakaian yang dijual, sekarang

86 Hasil wawancara dengan Hj. Rasmi selaku pemilik kios souvenir, pakaian yang berada di jalan dalam kompleks Makam Sunan Kalijaga dan ruman makan yang berada di dekat tempat parkir kendaraan, tanggal 6 Mei 2011.

Page 78: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxviii

berbagai motif dan gaya pakaian semakin lengkap dan sudah banyak merek

dari produsen pakaian muslim terpajang di rukonya, relasipun bertambah

banyak dan sekarang sistem yang digunakan dalam menjual pakaian adalah

konsinasi, dimana produsen menitipkan barangnya kepada penjual dan dalam

jangka waktu yang disepakati baru dilakukan pembayaran atas barang titipan

tadi.

Sekitar tahun 2000 Ibu Hj. Rasmi telah membuka usaha baru yaitu

Rumah Makan yang terletak di dekat tempat parkir kendaraan Bus dan Mobil

pribadi, berkat sifat istiqomah yang dipegang kukuh Ibu Hj. Rasmi, sekarang

kesuksesan dapat dirasakan olehnya. Omset dari usahanya Ibu Hj. Rasmi

menuturkan dalam kondisi sepi dari tiga pos usahanya tadi sebesar Rp

500.000,00 per hari, sedangkan kondisi sedang mampu mencapai Rp

1.500.000,00 per hari, dan waktu ramai peziarah omsetnya mencapai Rp

3.000.000,00 per hari, kondisi ini biasanya saat khaul dari Sunan Kalijaga.

Lamanya pedagang berjualan di sekitar Makam Sunan Kalijaga

bervariasi dari mulai tahun 1996 dan yang paling lama sudah mulai berjualan

tahun 1975 dimulai dari usaha orang tua pedagang dan kemudia diteruskan

olah anak-anaknya hingga sekarang. Dari semua responden yang ditemui

peneliti, mereka tidak pernah berpindah tempat berjualan dari awal hingga

sekarang, yang terjadi pengadaan ruko baru untuk mengembangkan usaha

yang telah dilakukan pedagang, selain itu mereka juga menyatakan bahwa

perpindahan tempat usaha dikarenakan adanya relokasi dari pengelola ruko.

Page 79: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxix

Berkenaan dengan sikap tanggung jawab, responden telah memiliki

sikap kejujuran yang mengarah pada rasa tanggung jawab yang besar oleh

pedagang dengan produk yang dijual. Tanggung jawab pedagang terhadap

produknya meliputi berbagai aspek diantaranya tentang makanan adalah

produk yang dijual merupakan makanan dan minuman yang halal

dikonsumsi masyarakat muslim, kualitas makanan dan minuman yang selalu

terjaga dan layak dikonsumsi jadi tidak ada makanan yang rusak karena usia.

Sedangkan untuk pakaian dan souvenir, pedagang bertanggung jawab

terhadap kelayakan pakai, jika ada pakaian yang rusak atau ada kesalahan

dalam proses produksi maka pedagang menyimpannya dan dikembalikan

pada produsennya, sementara untuk souvenir barang yang dijual dalam

kondisi bagus dan tidak ada cacat pada produk. Disamping tanggung jawab

terhadap produk yang dijual pedagang juga memberikan keleluasaan pembeli

untuk memilih produk yang akan dibeli dengan memberikan peluang untuk

menelitinya lebih dulu. Serta memberikan peluang perjanjian yang saling

mengakomodir kepentingan antara penjual dan pembeli.

Responden yang bernama Hj. Suntiroh87 yang berjualan Pakaian,

souvenir, dan makanan khas mengatakan bahwa dirinya akan bertanggung

jawab terhadap produk yang dijualnya, terutama produk makanan, dimana

kualitas makanan memang menjadi prioritas selain kehalalan makanan.

Untuk produk makanan yang diolah rumahan dan sudah jelas kehalalannya,

Hj. Suntiroh selalu memeriksa kondisi makanan apakah masih layak

87 Hasil wawancara dengan Ibu Hj. Suntiroh pemilik kios souvenir, pakaian, dan makanan

khas yang berada di jalan dalam kompleks Makam Sunan Kalijaga, tanggal 6 Mei 2011.

Page 80: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxx

dikonsumsi atau sudah tidak bisa dikonsumsi. Sementara produk makanan

dan minuman yang diproduksi oleh perusahaan besar maka langkah awalnya

adalah ijin dari dinas kesehatan, tanda halal dari MUI, dan tanggal

kadaluarsa dari produk tersebut.

Selain itu rasa tanggung jawab yang dilakukan juga tidak terlepas dari

pengamalan ajaran agama Islam sebagai seorang muslim yang taat serta

sikap tanggung jawab para pedagang memberikan manfaat diantaranya

konsumen yang datang akan kembali lagi ditempat yang sama saat konsumen

datang berziarah lagi di Makam Sunan Kalijaga, Ibu Hj. Suntiroh

menjelaskan bahwa para peziarah yang sering dilihatnya adalah peziarah

yang dalam kurun waktu tertentu akan kembali melakukan ibadah ziarahnya.

Bertahannya usaha para pedagang, sangat tergantung pada sikap

kewiraswastaan yang dimiliki oleh para pedagang dalam menjalankan

usahanya. Sikap kewiraswastaan mendorong semangat untuk

mengembangkan usaha yang dijalankan para pedagang, yang selanjutnya

dapat mendorong perkembangan ekonomi masyarakat Kadilangu Demak.

Para pedagang menggunakan berbagai cara untuk mengembangkan usahanya

menjadi lebih besar, hal ini terlihat dari sikap mereka yang selalu semangat

dan ingin memperbesar modal usaha dengan cara mengambil kredit dari

lembaga Perkreditan seperti BPR (Bank Perkreditan Rakyat) baik

konvensional maupun syari’ah serta Koperasi Simpan Pinjam atau BMT

Page 81: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxi

yang dalam prosesnya dirasa sangat mudah dalam mengucurkan modal

usaha.88

Sikap semangat dan ingin mengembangkan usaha yang dimiliki oleh

para pedagang di sekitar Makam Sunan Kalijaga dari beberapa hasil yang

peneliti dapat antara lain : H. Marjo, seorang pedagang sukses dengan

berjualan souvenir, rukonya terbilang cukup besar serta memiliki

penginapan. Dalam menjalankan usaha Ia dibantu oleh istri dan anaknya, ia

mempuyai rumah yang juga berdampingan dengan penginapannya, dia juga

mempunyai ruko sebagai tempat berjualan souvenir. usaha yang dimiliki H.

Marjo diberi nama sesuai dengan pemiliknya, sebuah potret seorang

pedagang ulet yang mampu menghadapi gejolak dalam kewirausahaan,

namun tetap semangat dalam kerja dan merusaha mengembangkannya.

Berkat keuletannya menghadapi kendala dan juga sikap kewiraswaataannya

sampai sekarang usahanya tetap eksis dan semakin meningkat.

Berbeda dengan Hj. Rasmi yang mengumpulkan modal untuk dapat

mengembangkan usahanya, awalnya Hj. Rasmi hanya meneruskan usaha

yang telah digeluti oleh orang tuanya yang berjualan souvenir, dia

memutuskan untuk berwiraswasta dengan meneruskan usaha keluarga karena

terlihat menjanjikan keuntungan sebagai tambahan untuk kebutuhan

keluarganya. Selain ditunjang dengan modal yang mencukupi berupa kios

yang telah terisi berbagai bentuk souvenir, dengan semangat kerja ia telah

menambah produk yang dijual berupa pakaian muslim untuk anak-anak

88 Hasil wawancara dengan beberapa pedagang yang menjadi narasumber, tanggal 3 dan 6

Mei 2011.

Page 82: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxii

wanita, dan laki-laki. Selain sikap semangat, Hj. Rasmi juga berusaha untuk

mengembangkan usahanya, akhirnya terwujud cita-citanya untung

mengembangkan usahanya dengan mendirikan rumah makan.

Golongan pedagang yang tergolong mandiri adalah Hj. Karti, dia bukan

keturunan padagang yang telah membuka usaha terlebih dahulu, selain itu

dia juga tidak mempunyai cukum modal untuk membuka usaha yang besar.

Setelah tidak lagi bertani, ia membuka usaha ini dan memperoleh modal dari

penjualan sawah karena melihat perkembangan usaha yang berada di

kawasan Makam Sunan Kalijaga sangat menjanjikan. Dalam mengelola

usahanya dibantu suaminya. Berkat kerja kerasnya dan modal yang pas-

pasan, usahanya semakin berkembang dengan pesat dari produk yang dijual

sedikit dan bentuknya hanya beberapa macam menjadi produk yang dijual

berbagai macam dan banyak baik souvenir maupun pakaian.

Kesehatan dan gizi merupakan hal yang utama, maka dari itu para

pedagang selalu berusaha melindungi konsumennya dari produk yang

membahayakan kesehatan. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan

responden diantaranya untuk produk souvenir yang kebanyakan dijual adalah

berbahan dasar kayu, seperti tasbih, meja lipat untuk al-Qur’an, sandal

bakiak, dan lain sebagainya.

Sedangkan souvenir yang berbahan plastik juga produk yang beredar

luas dipasaran, sehingga produk yang dijual tidak khusus untuk padagang

yang berada di sekitar Makam Sunan Kalijaga saja, asumsi para pedagang

produk souvenir yang mereka jual aman untuk kesehatan manusia, karena

Page 83: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxiii

selama ini tidak ada komplain dari para konsumen dan pemerintah setempat

juga tidak pernah melarang atau mengamankan produk yang dijual.

Adapun penginapan yang dimiliki H. Marjo selalu dijaga kebersihanya

dan menegakkan peraturan yang tegas bagi para pengunjung untuk selaku

manjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya, dia mengatakan

bahwa ketika kondisi penginapan kumuh tentu peziarah tidak akan

menggunakan jasanya, serta lokasi penginapan yang memang berdampingan

dengan kediamannya sehingga akan berdampak langsung dengan kesehatan

keluarganya apabila kondisi penginapan tidak sehat.

Dan mengenai produk makanan yang selalu dilihat komposisi dari

makanan yang diproduksi oleh perusahaan besar, serta telah mengantongi ijin

dari badan pengawas obat dan makanan, serta waktu kadaluarsa produk yang

jangkanya masih panjang. Pelayanan yang baik dari makanan yang sehat dan

kandungan gizi yang seimbang akan memberikan peluang untuk

mengembangkan usaha para pedagang.

Kondisi pedagang dalam menjalankan usahanya yang sekuat tenaga

menjaga usahanya agar tetap kokoh berjalan dalam kehidupan, dimana tiap

sehari-hari manusia mengalami permasalahan yang harus diselesaikan

dengan baik tidak terkecuali pedagang yang ada di sekitar Makam Sunan

Kalijaga, berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang muncul dari

kegiatan usaha para pedagang, maka telah disepakati adanya koordinator

yang menjadi strata tertinggi tingkal awal bagi para pedagang.

Page 84: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxiv

Pengamatan peneliti melihat adanya kemajuan yang baik dalam

membuat koordinator pedagang dengan membentuk dua koordinator yang

membawahi wilayah yang berbeda, yaitu koordinator dalam yang dipimpin

oleh Bapak H. Tomo, lokiasi kiosnya dari garupra Makam Sunan Kalijaga

berjarak satu kios saja. H. Tomo menjadi koordinator pedagang yang berada

di jalan setapak menuju Makam Sunan Kalijaga. Ada tiga arah jalan setapak

yang menuju makam yaitu dari arah barat makan, selatan makam, dan timur

makam.

Sedangkan koordinator untuk pedagang yang berada di tempat parkir

bus dan kendaraan pribadi serta kios-kios yang berada di sepanjang jalan

raya, dikomando oleh Bapak Suparman kiosnya terletak di sebelah timur

jalan setapak setelah gapura pertama masuk makam. Kedua koordinator

inilah yang menjadi rujukan padagang ketika terjadi permasalahan dalam

usaha untuk tahab awalnya. Termasuk didalamnya mengenai komunikasi

dalam menjalankan pengambilan data penelitian setelah mendapat

persetujuan meneliti dari sesepuh ahli waris dan keluarga Sunan Kalijaga.89

Keterangan yang peneliti dapat dari Bapak Suparman dan Bapak H.

Tomo90 mengatakan bahwa ketika terjadi permasalahan, pedagang yang

bersangkutan akan melaporkan kepada koordinator, kemudian ditindaklanjuti

dengan menggalian keterangan untuk mengetahui akar permasalahan, setelah

89 Saat ini urusan kesekretariatan dipimpin oleh Bapak Raharjo Kusumo, SE. Adapun untuk

urusah persetujuan mengenai aktifitas yang berkaitan dengan Sunan Kalijaga harus meminta persetujuan dulu dari sesepuh ahli waris dan keluarga Sunan Kalijaga yaitu Bapak R. Muhamad Soedioko.

90 Wawancara pada tanggal 2 Mei 2011, setelah melakukan pertemuan dengan Bapak Raharjo Kusumo SE.

Page 85: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxv

diketahui akar masalahnya maka koordinator akan memberikan tawaran

untuk menyelesaikan masalah dari prinsip kekeluargaan hingga

menyelesaian dengan jalur hukum yang berlaku di Indonesia.

Terakhir, kami menanyakan tentang kondisi silaturahmi antara

pedagang dengan konsumen. Banyak peziarah yang datang kemakam Sunan

Kalijaga kerap kali datang berulang pada waktu-waktu tertentu minimum

satu tahun sekali, hal menjadikan hubungan antara peziarah yang telah

melakukan pembelian di tempat responden penelitian menjadi akrab dan

terjalin silaturahmi yang baik. Hal ini didasarkan atas sikap yang baik para

pedagang sewaktu mereka melayani pembeli serta menjaga hubungan

silaturahmi dengan komsumen melalui sapaan yang selalu diucapkan

pedagang tatkala bertemu kembali, menanyakan kondisi konsumen dan

keluarganya, berbincang akrab dengan konsumen dan berprilaku baik

terhadap konsumen.

H. Marjo yang memiliki pelanggan untuk penginapannya selalu

menjalin komunikasi dengan pelanggannya, bahkah setiap sampai di Demak

rombongan dari pelanggan H. Marjo selalu memilih pada malam hari

sehingga bisa beristirahat di penginapannya, selain itu ada pelanggan yang

menghubungi terlebih dahulu untuk memesan tempat menginap. Menututnya

kesuksesan akan dapat diraih dengan menjalin hubungan silaturahmi dengan

konsumen sebagaimana ajaran Islam yang menyebutkan bahwa seorang

mukmin yang menyambung silaturahmi sesama muslim akan dimudahkan

rizkinya oleh Allah SWT, selain itu pelayanan yanng baik juga akan

Page 86: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxvi

memberikan setimulus untuk lebih mempererat konsumen untuk menjadi

pelanggan yang setia.

Hj. Dilah juga mengutarakan bahwa seringkali menyapa peziarah yang

kerap datang kemakam Sunan Kalijaga dan pernah membeli di tempatnya

menjadikan hubungan silaturahmi yang baik, sehingg menjadikan pelanggan

yang loyal dan mengajak saudara, teman dan kerapatnya untuk membeli

makanan khas untuk oleh-oleh keluarga dirumah di kios Ibu Hj. Dilah,

tambahnya pula silaturahmi akan mempermudah dirinya untuk mendapatkan

rizki yang halal dan barokah.

Sikap etos kerja yang dimiliki padagang menjelaskan tentang semangat

dalam kegiatan ekonomi merupakan merupakan dorongan untuk

mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dalam hal ini etos kerja pedagang

sangat mempengaruhi perkembangan usahanya. Etos adalah sikap terhadap

diri sendiri dan terhadap dunia yang direfleksikan dalam kehidupan. Etos

merupakan hal yang abstrak pada diri manusia yang berwujud non materi,

karena merupakan sikap mendasar pada diri manusia atau dapat dikatakan

watak kebudayaan milik masyarakat.91 Kerja adalah perbuatan manusia yang

ditujukan pada orang lain dan sebagai balas jasa diberikan upah. Kerja

merupakan produksi yang berpangkal kepada manusia, sehingga manusia

mempunyai peran penting terhadap proses produksi. Dari dua pengertian di

atas etos kerja dapat diartikan semangat kerja yang menjadi ciri khas

keyakinan seseorang atau kelompok dalam melakukan kegiatan kerja

91Taufik Abdullah, Agama Etos Kerja Dan Perkembangan Ekonomi, Jakarta : LP3ES, 1982,

hal. 2.

Page 87: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxvii

terdapat semangat dalam perbuatannya sehingga mendorong seseorang atau

kelompok untuk melakukan pekerjaan.

Keberhasilan yang telah dicapai oleh para pedagang, diyakini

merupakan hasil kerja keras dan usaha untuk lebih maju yang selama ini

dilakukan. Keuletan dan kerja keras merupakan pantulan dari seseorang yang

taat menjalankan perintah agamanya. Dalam agama Islam dinyatakan bahwa

usaha ulet dan kerja keras merupakan tanggung jawab langsung kepada

Tuhan. Jadi kesadaran beragama mempunyai potensi sebagai pendorong

yang sedikit banyak menyangkut kegiatan sosial ekonomi.92

Para pedagang yang dijadikan sumber penelitian kesemuanya beragama

Islam yang taat, mereka dalam menjalankan usahanya berpegang pada ajaran

agama sehingga semangat atau etos kerja yang mereka tampilkan tidak bisa

terlepas dari substansi ajaran Islam yang diwujudkan dalam kegiatan

ekonomi.

J. Analisis Peningkatan Kesejahteraan Pedagang

Hasil wawancara tentang tingkat kesejahteraan para pedagang

menjelaskan adanya kondisi yang mampu memberikan tauladan kepada

muslim lain untuk mengikutinya, hal ini terangkum dalam sembilan

pertanyaan mengenai tingkat kesejahteraan pedagang, yaitu:

Kucukupan pangan yang harus dimiliki untuk menyambung hidup

adalah keharusan, akan tetapi kondisi harga sembilan bahan pokok makanan

yang semakinm melambung, membuat sebagian besar masyarakat Indonesia

92Taufik Abdullah, Op. Cit, hal. 14.

Page 88: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxviii

kesulitan untuk memenuhinya terlebih situasi perekonomian yang tidak

kunjunng stabil. Namun hal ini tidak begitu dirasakan responden begitu

mencekik leher.

Para responden masih mampu mencukupi kecukupan pangan keluarga

mereka dengan tolok ukur empat sehat lima sempurna, yaitu nasi, sayur-

mayur, lauk-pauk, protein, dan susu. Bagi mereka pemenuhan akan makanan

yang menyehatkan dan halal akan berpengaruh terhadap aktifitas dirinya dan

keluarganya. Bagi pedagang makanan yang halal, sehat dan bergizi akan

meningkatkan produktifitas kerja yang mereka lakukan, sedangkan untuk

anak-anak mereka akan berdampak pada kesehatan jasmani dan rohani,

sehingga pada saat mereka belajar akan dapat maksimal menelaah ilmu yang

dipelajarinya.

Sebagaimana yang dituturkan Ibu Hj. Karti, dimana ketika ia belum

berdagang, kondisi makanan untuk sehari-harinya serba kekurangan dan

tidak memenuhi standar kesehatan, sehingga ia dan keluarganya sering sakit,

tubuh yang tidak vit, pikiran tidak fokus.

Hasil dari pendapatan yang diterima oleh padagang sebagaian disimpan

untuk kebutuhan pendidikan putra-putri para pedagang, mereka memandang

pendidikan adalah sesuatu yang penting dan sebisa mungkin putra-putrinya

dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk bekal manjalani hidup

nanti.

Hj. Rasmi mengatakan bahwa pendiddikan anaknya adalah yang utama

baginya, setelah suaminya meninggal Hj. Rasmi menjadi single parent dan

Page 89: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

lxxxix

merasakan betapa beratnya menjalankan usaha dan mengurusi keluarganya,

karena Hj. Rasmi hanya lulusan dari sekolah dasar, maka pendidikan menjadi

prioritas baginya untuk mempersiapkan kehidupan anaknya dimasa

mendatang sekaligus sebagai penerus usahanya yang diharapkan dapat

dikembangkan dan terus eksis.

Hj. Rasmi sangat bersyukur karena dapat menyekolahkan anaknya

sampai kejenjang Perguruan Tinggi, dia memilih perguruan tinggi yang

bernuansakan Islam karena budaya keluarga santri yang melekat pada

kelurganya sehingga ajaran agama merupakan asas untuk melakukan segala

aktifitasnya. Cita-cita Hj. Rasmi adalah melihat anaknya sukses dalam

ekonomi dan shaleh dengan ajaran agama Islam.

Berbeda dengan H. Marjo yang juga menyekolahkan anaknya hingga

Perguruan Tinggi, dia menyekolahkan anak-anaknya pada perguruan umum

dan Islam, hal ini menurutnya dibutuhkan untuk masa depan anaknya dan

mereka diharapkan dapat saling bekerjasama dalam membagi ilmu umum

dan agama sehingga hasil yang diterima bisa maksimal dan mampu

mengikuti arus zaman yang serba canggih dan penuh dengan intrik untuk

saling menjatuhkan. Sehingga bekal ilmu umum digunakan untuk memahami

intri-intri yang tidak baik dalam bisnis dan ilmu agama sebagai benteng agar

tidak terjerumus dalam bisnis yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

Untuk masalah pengobatan jawaban responden sangatlah relatif semua

itu tergantung situasi dan kondisi responden masing-masing baik dari kondisi

sakit yang ringan, sedang, maupun berat . Adakalanya mereka melakukan

Page 90: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xc

pengobatan di rumah sakit, puskesmas, maupun sekedar memeriksakan ke

dokter praktek rumahan. Kalau sakit yang diderita keluarga berat maka

responden akan membawa keluarganya yang sakit untuk berobat ke rumah

sakit, adapun jika dirasa sakitnya ringan dan bisa berobat jalan responden

akan membawa keluarganya berobat ke puskesmas atau ke dokter praktek di

rumah.

Sebagian responden melakukan pembelian pakaian pada saat

dibutuhkan tidak terpaku pada kondisi tertentu misalnya hari lebaran, karena

bagi mereka sandang atau pakaian merupakan kebutuhan primer selain

pangan dan perumahan, jadi ketika dibutuhkan maka akan dibeli tanpa

menunggu lebaran atau hari tertentu. Tercukupinya kebutuhan sandang para

responden tercermin dari kondisi sejahtera yang diraihnya. Selain itu

responden bisa memanfaatkan pembelian pakaian tersebut tidak hanya untuk

konsumsi pribadi tapi sekalian untuk mengetahui produk-produk terbaru

yang banyak bermunculan dan laris dipasaran. Sehingga mereka memperoleh

dua keuntungan sekaligus yaitu kebutuhan sandang dan keuntungan dagang

dengan menjual pakaian yang sedang marak dipasaran.

Peluang ini dimanfaatkan oleh pedagang yang ada di sekitar makan

Sunan Kalijaga untuk menawarkan produk dengan motif baru dan sebagai

kebutuhan sandangnya.

Seluruh responden yang kami temui adalah warga asli dari kelurahan

Kadilangu Demak sehingga rumah yang ditempati merupakan milik pribadi,

bahkan kondisinya termasuk dalam golongan atas yang bentuk fisik

Page 91: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xci

rumahnya lebih bagus dibandingkan pedagang yang belum meningkat

kesejahteraannya. Kualitas dari bahan bangunan juga tergolong super, hal ini

dihasilkan dari kerja keras yang menjadikan etos kerja pedagang tergolong

tinggi dan tidak bertentangan dengan ajaran agama, karena budaya

masyarakat santri kota Demak masih tertanam erat dalam diri para pedagang.

Seperti halnya rumah H. Marjo yang memiliki mobil tentu

mempersiapkan garasi untuk menyimpan kendaraannya dan ada

keseimbangan antara bentuk rumah dengan kemampuan untuk membeli

mobil.

Ketersediaan perabotan rumahtangga merupakan sarana yang penting

dalam menunjang kebutuhan sehari-hari, pedagang yang menjadi responden

kami memiliki perabotan atau fasilitas rumah tangga yang sudah memadai,

seperti halnya fasilitas sumur, kamar mandi, kamar tidur untuk tiap orang,

ruangan dapur, ruang keluarga, ruang tamu, dan teras rumah.

Sedangkan untuk perabotannya juga terbilang lengkap sesuai kebutuhan

dari responden, seperti halnya perabutan milik Hj. Rasmi yang memiliki

kulkas untuk menyimpan bahan-bahan rumah makannya ketika belum

dibawa kerumah makan. Selain itu juga memiliki mesin cuci karena sebagian

besar waktunya dihabiskan di ruko, maka mesin cuci dibutuhkan untuk

menyingkat waktu dalam mencuci pakaian.

Sedangkan H. Marjo jelas memiliki mesin cuci untuk keperluan

penginapannya, selain itu ada fasilitas penyediaan TV untuk memberikan

Page 92: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xcii

hiburan pada pelanggannya. Serta perabot-perabot lain yang menjadi

kebutuhannya sudah dapat terpenuhi.

Keshalihan dalam bersosial dengan memberikan infaq dari pendapatan

para pedagang, terbilang cukup bersimpati, karena mereka menyisihkan

sebagian uangnya untuk berinfaq sebagai wujud dari rasa syukur terhadap

rizki yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka, kondisi keseimbangan

inilah yang mereka ingin jalankan dimana ajaran Islam yang menerangkan

bahwa bagi orang yang mampu terdapat hak bagi golongan yang kurang

mampu atau untuk kepentingan bersama sehingga mereka sadar dengan

adanya dana yang di salurkan untuk shodaqoh.

Seperti halnya Ibu Hj. Karti yang pernah mengalami masa-masa sulit

menyadarkan dia untuk selalu membantu saudara sesama muslim dan ikut

serta dalam menyediakan kebutuhan sosial seperti mushola yang layak,

masjid yang bisa digunakan untuk orang banyak, dan sekolah sebagai tempat

untuk mendidik generasi penerus sesudahnya. Maka dari itu Hj. Karti selalu

menyiapkan sejumlah uang untuk menyalurkan infaqnya selain zakat.

Kondisi para pedagang yang menjadi responden termasuk golongan

muzakki, maka mereka telah mampu untuk mengeluarkan zakat maal, dari

mereka ada yang langsung menyalurkan zakatnya kepada yang berhak, ada

yang menyerahkan kepada amil zakat dari wilayah tempat tinggal para

pedagang.

Para pedagang yang termasuk wajib mengeluarkan zakatnya selalu

berkonsultasi dengan pengurus makam maupun kasepuhan ahli waris Sunan

Page 93: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xciii

Kalijaga untuk menghitunng besarnya zakat yang dikeluarkan sehingga

mereka tidak begitu pusing untuk menentukan besarnya dana zakat yang

harus dibayarkan.

Semua responden telah mampu melaksanakan ibadah haji, menurut

pendapat para pedagang, menunaikan ibadah haji adalah dalam rangka

memenuhi motivasi religi, motivasi ini memberikan semangat baru dalam

menjalankan usahanya bagi para pedagang.

Keinginan besar Hj. Dilan untuk menunaikan ibadah haji menberikan

dia semangat untuk berusaha menjadi orang yang mampu melaksanakannya,

ia berkata meskipun biaya ibadah haji mencapai jutaan rupiah, maka harus

bisa disiapkan karena memang itu suatu kewajiban dalam agama Islam.

Hj. Suntiroh juga berpendapat bahwa ibadah haji bagi seorang muslim

suatu kewajiban. Pada saat keberangkatan saya, saya merasa sangat takut,

karena saya sudah mampu tetapi belum bisa langsung berangkat, tetapi

dengan niat yang bulat dan demi suatu ibadah maka saya akan

melakukannya.

Para pedagang memang tidak semuanya siap untuk menunaikan ibadah

haji meskipun secara materi mereka telah siap, namun kondiri psikis yang

harus benar-benar disiapkan oleh para pedagang karena akan berkunjung

kerumah Allah SWT yang sangat dimuliakan. Serta kondisi sosial

masyarakat Kadilangu yang bernuansakan santri sehingga seseorang yang

sudah bergelar haji atau hajah harus memberikan sari tauladan yang baik

terhadap pedagang lainnya.

Page 94: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xciv

K. Analisis Dampak Etos Kerja Islami Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Pedagang.

Analisis terhadap hasil penelitian menyatakan adanya dampak secara

langsung dari Etos Kerja Islami terhadap Peningkatan Kesejahteraan

Pedagang. Dimana pemenuhan kebutuhan hidup yang bersifat primer atau

pokok seperti sandang, pangan, perumahan serta pendidikan bagi anak-anak,

bahkan menjalankan ibadah haji dan membayar zakat mampu tercukupi dan

dilaksanakan serta mengalami peningkatan setelah responden menjadi

pedagang. Dengan mengandalkan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan

sebagai pedagang, umumnya responden dapat mencukupi kebutuhan primer.

Peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan, memiliki kios dengan berbagai

macam barang yang dijual, serta penghasilan yang diperoleh dapat untuk

menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Seperti yang

dikatakan Ibu Hj. Rasmi, sejak terjun sebagai pedagang di sekitar makam

Sunan Kalijaga, secara bertahap kehidupan ekonominya mengalami

peningkatan. Dia menuturkan dapat menyekolahkan anaknya sampai

kejenjang Perguruan Tinggi. Semakin berkembangnya usaha dirasakan sejak

ia dapat menunaikan ibadah haji bersama dengan suaminya yang sudah

meninggal. Secara materi sangat terlihat dengan kondisi rumah yang bagus

dan lengakap dengan perabotan yang dapat dikatakan cukup mahal.

Di samping dapat memenuhi kebutuhan primer, para pedagang juga

dapat memenuhi kebutuhan sekundernya. Keadaan ini dapat dilihat pada

masing-masing rumah pedagang terdapat berbagai barang perlengkapan

Page 95: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xcv

rumah tangga yang bagus dan lengkap. Para pedagang yang sukses untuk

memperlancar usahanya dengan meggunakan alat transportasi roda empat.

Sarana transportasi tersebut digunakan untuk mengangkut barang yang dibeli

dari pemasok. Pedagang yang belum memiliki kendaraan roda empat tidak

kalah dalam kendaraan roda dua, mereka memiliki kendaraan roda dua yang

tergolong kendaraan bagus dan harganya berkisaran tengah-tengah artinya

tidak murah dan tidak mahal.93

Kesuksesan yang berhasil diraih oleh para pedagang tersebut tidak dapat

dipisahkan dengan keuletan dan semangat kerja dengan berlandaskan ajaran

agama yang mereka peluk dan mereka hayati dalam kegiatan ekonomi oleh

para pedagang dalam hal ini etos kerja Islami. Para pedagang menganggap

bahwa usaha ulet dan kerja keras merupakan cerminan dari seorang yang taat

menjalankan agamanya. Hal ini seperti ajaran dalam etika Islam, yang

menyatakan bahwa usaha ulet dan kerja keras merupakan tanggung jawab

kepada Tuhan.94

Etos kerja Islami memegang peranan penting bagi seorang Muslim

dalam melaksanakan pekerjaannya, dengan adanya etos kerja Islami yang

tinggi akan tercipta kepuasan diri seorang Muslim atas hasil kerja yang

dicapai, sehingga pekerjaan yang dijalaninya dapat dilaksanakan dengan

baik.

Menurut Hasibuan, terdapat hubungan yang erat antara etos kerja

dengan peningkatan kesejahteraan, dia menyatakan bahwa pemenuhan materi

93Wawancara dengan 4 pedangan di sekitar makam, Tanggal 3 dan 6 Mei 2011. 94Taufik Abdulah (editor), Agama, Etos Kerja dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta: LP3ES,

1988, hal. 144-150.

Page 96: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xcvi

dan non materi dapat meningkatkan etos kerja seseorang dalam

melaksanakan pekerjaan atau usahanya.95

Etos kerja juga merupakan suatu norma budaya yang mendukung

seseorang untuk melakukan dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

berdasarkan keyakinan bahwa pekerjaan tersebut memiliki nilai instrinsik.96

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dilihat bahwa etos kerja erat kaitannya

dengan nilai-nilai yang dihayati secara intrinsik oleh seseorang.

Menurut Boatwright dan Slate, semakin lama individu bekerja, semakin

tinggilah etos kerja yang ia miliki. Semakin lama individu bekerja, maka

semakin tinggilah kemungkinan individu untuk memperoleh kesempatan

untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitasnya dan memperoleh

peluang dalam pertumbuhan karir dan mendapatkan jaminan kesejahteraan

hidup.97 Kedua hal diatas akan membentuk persepsi seseorang terhadap

kualitas kehidupannya baik dalam kerja maupun kebutuhan dasarnya

sebagaimana pendapat Walton dalam Kossen.98

Dalam tesis Max Weber menyatakan ajaran Calvinisme sekte

Puritanisme menganggap kerja sebagai Beruf (panggilan). Kerja tidak

sekedar pemenuhan keperluan hidup semata, tetapi tugas yang suci.

Pensucian kerja (perlakuan terhadap kerja sebagai suatu usaha keagamaan

95 Malayu SP Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. Revisi, Jakarta: Bumi

Aksara, 2001, hal. 112 96 Hill, What is Work Ethic?, On-Line Lessons, 1999, data diunduh pada web

http://www.coe.uga.edu/workethic/less2.htm. tanggal 15 April 2011. 97 Boatwright, J. R. dan Slate, J. R., Work Ethic Measurement of Vocational Students in

Georgia. Journal of Vocational Education Research, vol.25 (4), 2000, http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JVER/v25n4/boatwright.html. data diunduh pada tanggal 15 April 2011.

98 Kossen, S., Aspek Manusiawi dalam Organisasi, edisi 3, Jakarta: Erlangga, 1986, hal. 10

Page 97: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xcvii

yang akan menjamin kepastian dalam diri akan keselamatan semasa hidup

dan setelah mati) sikap hidup yang di landaskan doktrin ini yaitu intensifikasi

pengabdian agama yang dijalankan dengan kagairahan kerja (etos kerja yang

tinggi) sebagai gambaran dan pernyataan dari manusia yang terpilih. 99

Penelitian Muhammad Sobary yang menemukan titik terang tesis Weber

tentang etika protestan di masyarakat muslim di Indonesia. Sobary melihat

adanya etos kerja dan gerakan wirausaha yang bangkit dari kesadaran

keberagamaan masyarakat di Suralaya Jawa Barat.100 Meski demikian

Sobary memberikan catatan bahwa penelitiannya di Suralaya memang tidak

bisa mendapatkan spirit keberagamaan, dalam konteks gerakan ekonomi

mandiri, sedahsyat apa yang ditemukan Weber di Eropa barat. Sobary

mendapati perilaku ekonomi masyarakat muslim di Suralaya tidak bisa

mewujud seperti spirit Protestan di Barat menjadi ideologi besar yang

melahirkan pengusaha kelas elite, bahkan menguasai struktur ekonomi

dunia.101

Secara jelas dapat dilihat dari penelitian Irwan Abdullah yang memiliki

bukti-bukti lain yang dapat dikatakan otentik, bahwa para pengusaha kecil

(pedagang) sebagaimana yang terjadi di Jatinom, Klaten, mereka adalah

penganut Islam yang berpaham modernis, yang berhasil menerjemahkan

paham keagamaannya menjadi paham keagamaan yang reformis, sehingga

99 Taufik Abdullah ed, Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi, Jakarta: LP3ES,

1979, hal. 9 100 Muhammad Sobary, Etika Islam: Dari Kesalehan Individual Menuju Kesalehan Sosial,

Yogyakarta: LKiS, 2007, hal. 16 101 Ibid, hal. 17

Page 98: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xcviii

sangat mendorong bagi terciptanya kesuksesan usaha yang mereka

jalankan.102

Jadi etos kerja Islami merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam

kehidupan seorang Muslim. Dengan mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama

menghasilkan etos kerja Islami sehingga dengan pedagang mampu

meningkatkan kesejahteraan hidupnya baik dunia maupun akhirat.

Sebagaimana tergambar dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5. DAMPAK ETOS KERJA ISLAMI TERHADAP KESEJATERAAN

PEDAGANG

NO Nama Usaha Awal Usaha Sekarang Tingkat Kesejahteraan

1 Hj. Karti Penjual pakaian

Menjual Souvenir dan Pakaian

Terpenuhinya kebutuhan primer, membayar zakat, dan haji

2 H. Marjo Penjual souvenir kecil

Memiliki penginapan dan Kios Souvenir

Memiliki kendaraan roda empat, mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi, dan berangkat haji beserta istri.

3 Hj. Dilah Penjual makanan khas

Penjual Pakaian Anak-anak, Wanita, dan Pria serta menyediakan Makanan Khas

Kondisi rumah sudah bangunan beton, memiliki kendaraan roda dua, dan telah melakukan haji

4 Hj. Suntiroh

Penjual souvenir di trotoar jalan

Penjual Pakaian, Souvenir, dan Makanan Khas

Mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan, mempu membayar zakat, dan berangkat haji

5 Hj. Rasmi

Meneruskan usaha orang tua dengan berjualan souvenir

Penjual Souvenir dan memiliki Rumah Makan

Menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi, terpenuhinya fasilitas rumah tangga, dan bisa membayar zakat.

Sumber: Hasil Penelitian Diolah Tahun 2011

102 Irwan Abdullah, The Muslim Bussinessmen of Jatinom: Religious Reform and Economic

Modernization in a Central Java Town, Amsterdam: University of Amsterdam, 1994, hal. 147

Page 99: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

xcix

BAB V

PENUTUP

L. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian analisa etos kerja

pedagang muslim di sekitar makam Kadilangu (Sunan Kalijaga) Demak

serta dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan, sebagai berikut :

1. Etos kerja yang dimiliki para pedagang berdasarkan hasil

penelitian tergolong sangat tinggi terlihat dari sembilan indikator

etos kerja Islami yang mereka miliki, dalam menjalankan

usahanya pedagang memegang teguh etos kerja yang dimiliki.

Terdapat kesamaan yang erat antara etos kerja para pedagang

dengan ciri etos kerja Islami dari hasil penelitian, hal ini

dikarenakan daerah Demak yang menyatakan sebagai Kota Wali

dan Kota Santri benar-benar dihayati dan dijalankan oleh para

pedagang sehingga etos kerja mereka mencerminkan etos kerja

Islami. Sebagaimana tercermin dari sembilan pertanyaan yang

peneliti tanyakan dalam etos kerja Islami. Diantaranya adalah:

a. Sifat ikhlas dalam menjalankan usaha, jujur dalam

menyampaikan produk yang dijual, bertanggung jawab

terhadap apa yang menjadi barang atau jasa yang

ditawarkan, serta istiqomah dengan usaha yang dijalani para

Page 100: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c

pedagang menjadi modal dasar untuk memulai langkah maju

dalam berwirausaha.

b. Kemudian di perkokoh dengan sikap hidup berhemat,

berprinsip wiraswasta dalam jiwa para pedagang, berusaha

memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap konsumen

dengan menjalankan prinsip menjaga kesehatan dan

kandungan gizi yang ada pada makanan, pantang menyerah

dalam menghadapi setiap problematika usaha dan tetap

tangguh dengan cobaan yang diberikan Allah SWT, serta

menjalin silaturahmi seluas mungkin dengan para konsumen,

sesama pedagang dan para supleyer merupakan pondasi yang

kokoh dalam usaha yang menjadikan etos kerja para

pedagang.

c. Para pedagang dalam menjalankan usahanya berpegang

pada ajaran agama sehingga semangat atau etos kerja yang

mereka tampilkan tidak bisa terlepas dari substansi ajaran

Islam yang diwujudkan dalam kegiatan ekonomi.

2. Adanya dampak langsung etos kerja terhadap tingkat kesejateraan

pedagang disekitar makam Sunan Kalijaga secara nyata terlihat

dari kondisi para pedagang di lapangan. Sebagaimana hasil

penelitian ini menemukan kesejahteraan pedagang secara

langsung mampu membawa mereka mencukupi kebutuhan dunia

dan akhiratnya yaitu:

Page 101: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

ci

a. Kesejahteraan yang bersifat duniawi meliputi kecukupan

pedagang dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka yang

sesuai dengan kucukupan 4 sehat 5 sempurna, memiliki

rumah hunian sendiri yang layak ditempati dan standard

sebagai tempat tinggal, adanya fasilitas rumah tangga yang

mendukung seperti mobil, motor, alat masak, alat cuci, sumur

dan lain-lain, mampu menyekolahkan putra-putrinya hingga

jenjang yang lebih tinggi, tercukupi kebutuhan pakaian, dan

terpenuhinya kebutuhan kesehatan para pedagang beserta

keluarganya.

b. Sedangkan untuk kesejahteraan akherat atau dalam arti

mereka mampu memberikan manfaat terhadap sesama muslim

yaitu para pedagang yang dijadikan responden telah

menunaikan ibadah haji baik sendiri maupun beserta istrinya,

menyiapkan dana untuk memberikan infaq dan shodaqoh dari

hasil usahanya, dan tiap tahun para pedagang mampu

mengeluarkan zakat mallnya.

c. Dampak tidak langsung dari etos kerja para responden

terhadap kesejahteraan sosial memberikan manfaat yang

besar bagi lingkungan disekitarnya, diantaranya adalah

terbentuknya koordinator para pedagang untuk menjembatani

segala permasalahan para pedagang secara umum untuk

meningkatkan kejejahteraan secara merata, adanya upaya

Page 102: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cii

untuk mendayagunakan hasil dari infaq, shodaqoh dan zakat

pada sasaran yang tepat diharapkan mampu menggerakkan

roda perekonomian kaum mustahiq dan memberikan layanan

pendidikan yang layak terhadap anak yang tidak mampu

bersekolah.

M. Saran

Kesimpulan yang peneliti temukan dari hasil penelitian memberikan

kami beberapa tawasan Sebagai saran untuk menjaga dan mengembangkan

yang sudah ada, yaitu:

1. Adanya etos kerja yang dimiliki responden membuktikan adanya

efek langsung terhadap seseorang, hal ini perlu adanya sosialisasi

melalui program-program yang tepat guna oleh koordinator

pedagang kepada pedagang lain yang masih terbilang belum

memiliki etos kerja yang tinggi.

2. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan harus selalu di ceramahkan

dalam setiap kegiatan keagamaan dengan menitik beratkan pada

keseimbangan antara ajaran agama dengan kemaslahatan dunia.

3. Pemanfaatan dari hasil kesejahteraan yang telah dirasakan seperti

hasil shodaqoh, infaq, dan zakat dikelola dengan baik sehingga

mampu mengentaskan para mustahiq zakat menjadi muzakki pada

waktu yang akan datang.

Page 103: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

ciii

4. Pendayagunaan dari hasil shodaqoh, infaq, dan zakat untuk

meningkatkan mutu pendidikan, jaminan kesehatan dan

memberikan bantuan kebutuhan pokok dari masyarakat bawah.

5. Meneruskan ajaran-ajaran Walisongo dalam sendi masyarakat

yang lebih luas tidak hanya di wilayah Kadilangu melainkan

seluruh wilayah Demak sebagai perwujudan dari Kota Santri yang

membawa kemaslahatan didunia dan keselamatan diakherat.

N. Penutup

Dengan mengucap alhamdulillahirabbil ‘alamin, akhirnya penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan

kewajiban sebagai mahasiswa untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.1). Dengan bentuk, isi, maupun

sistematika yang masih belum sempurna, penyusun mengharapkan saran

yang arif dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan penulisan skripsi

ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi yang telah dibuat akan

membawa manfaat yang nyata untuk kita semua dalam rangka membangun

perekonomian berbasis syari’ah terutama program kewirausahaan berbasis

masyarakat bawah menengah sebagai pilar perekonomian bangsa. Amin.

Page 104: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

civ

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan. The Muslim Bussinessmen of Jatinom: Religious

Reform and Economic Modernization in a Central Java Town. Amsterdam:

University of Amsterdam. 1994.

Abdullah, Taufik ed. Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi.

Jakarta: LP3ES. 1979.

Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, danTerapan. cet. 2. Jakarta:

Bumi Aksara. 2002.

Achamad, Imam. Musnad Achmad. Maktabah Syamilah. Bairut: Juz 3.

hadist 1354. th.

Al-Qardhawi, Yusuf. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam.

Jakerta: Robbani press. 1997.

Al-Qur'an dan Terjemahannya. Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-

Qur'an. Al-Qur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi. Semarang: PT. Karya

Toha Putra. 1998.

Anwar, Moch. Khoirul. Eksistensi Lembaga Keuangan Mikro (Studi

Tentang Eksistensi Bayt al-Maal wa al-Tamwiil dan Koperasi Simpan Pinjam

Dalam Pemberadayaan Ekonomi Umat di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur).

Tesis. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT.

Rineka Cipta. Jakarta. 1996.

Arraiyyah, M. Hamdar. Meneropong Fenomena Kemiskinan: Telaah

Perspektif Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Ash-Shiddieqy, Teuku Muhammad Hasbi. Koleksi Hadis-hadis Hukum.

Juz 7. Ed. 2. Cet. 3. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. 2001.

Page 105: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cv

Azizy, A. Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat; Meneropong

Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.

Azra, Azyumardi dkk. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada

Perguruan Tinggi Umum. cet. 3. Jakerta: Deperteman Agama RI. 2002.

Baidlowi, Zakiyudin. Dakwah Kultural Muhammadiyah. Surakarta:

Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran. 1995.

Boatwright, J. R. dan Slate, J. R., Work Ethic Measurement of Vocational

Students in Georgia. Journal of Vocational Education Research. vol.25 (4). 2000.

http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JVER/v25n4/boatwright.html. data diunduh

pada tanggal 15 April 2011.

Budiman, Arief. Agama Demokrasi dan Keadilan. Makalah. Semarang:

IAIN Walisongo. 1993.

Bukhori, Mochtar. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia.

Jakarta: Tirta Wacana Yogya. 1989.

Burhan, Umar. Memberdayakan Ekonomi Umat : Suatu Kajian

Konsepsional dalam Beberapa Bukti Empiris. Jurnal Lintasan Ekonomi. Malang:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. 1997.

Chodjim, Achmad. Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga. Yogyakarta:

Serambi. 2004.

Crapps, Robert W. Dialog Psikologi dan Agama, Sejak William James

Hingga Gordon W. Allport. Terjem. Yogyakarta: Kanisius. 1993.

Fadhely, Mohamad. Meneropong Kehidupan Ekonomi Umat Islam.

Peradapan Islam. Kapitalis Budaya Cina di Indonesia. Jakarta: Golden Press.

1995.

Faisal, Sanipah. Format-Format Penelitian Sosial. Dasar-Dasar dan

Aplikasinya. Jakarta: CV. Rajawali. 1992.

Page 106: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cvi

Fathoni, Abdurrahman. Metode Penelitian dan Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

Firmansyah. Etos Kerja Sektor Informal Pedagang Kaki Lima. Penelitian

Individual. Surabaya: Unbraw. 1994.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Fak.

Psikologi UGM. 1975.

Harsono, Jusuf dan Slamet Santoso. Etos Kerja Pengusaha Muslim

Perkotaan di Kota Ponorogo. Jurnal Penelitian Humaniora. Edisi Khusus. Juni

2006. Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2006.

Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. 2002.

Hasibuan, Malayu SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. Revisi.

Jakarta: Bumi Aksara. 2001.

Hill. What is Work Ethic?. On-Line Lessons. 1999. data diunduh pada

web http://www.coe.uga.edu/workethic/less2.htm. tanggal 15 April 2011.

Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. cet. 2. Bandung: Alfabeta.

2010.

Ismail, Munawar. Islam Kapitalisme dan Sosialisme. Studi Komperatif

Sistem Ekonomi. Jurnal Lintasan Ekonomi. Edisi khusus Januari-April. Malang:

Lembaga Penerbit FE Unibraw. 1997.

Kidron A. Work Values and Organization Commitment. Academy on

Management Journal 21. 1978.

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi, Pokok-pokok Etnografi II.

Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Kossen, S., Aspek Manusiawi dalam Organisasi. edisi 3. Jakarta:

Erlangga. 1986.

Page 107: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cvii

Lubis, Mochtar. Etos Pers Indonesia. Jakarta: Prisma. No. 11. 1978.

Magnis, Frans Von. Menuju Etos Pekerjaan yang Bagaimana. Jakarta:

Prisma. No. 11. 1978.

Moeliono, Anton M. Dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. 1999.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya

Offset. cet. IV. 1993.

Natsir, Nanat Fatah. Etos Kerja Wirausahawan Muslim. Bandung:

Gunung Djati Press. 1999.

Nawawi, Hasan. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press. Cet II. 1995.

Prawiro, Radius. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi,

Pragmatisme dalam Aksi. ed. Revisi. Jakarta: PT. Primamedia Pustaka. 2004.

Riggio, Ronald E. Introduction to Industrial/Organizational Psychology.

Third Edition. Printice Hall. Upper Saddle River. New Jersey 07458. 2000.

Saini. Hubungan Ibadah Ritual Dan Etos Kerja Karyawati Yang

Berdomisili di Pondok Pesantren (Studi Kasus Karyawati PT. Golden Flower Di

Ungaran Kab. Semarang). Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo. 2004.

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat. Metode Penelitian. Bandung:

Mandar Maju. 2002.

Shihab, Alwi. Islam Inklusif ;Menuju Sikap terbuka Dalam Beragama.

Bandung: Mizan. 1997.

Sobary, Muhammad. Etika Islam: Dari Kesalehan Individual Menuju

Kesalehan Sosial. Yogyakarta: LKiS. 2007.

Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. 1991.

Page 108: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cviii

Sukiyanto, Etos Kerja Salah Satu Faktor Survivalitas Peternak Sapi

Perah. Studi Kasus Di Desa Sidomulyo. Kecamatan Batu Kota Batu Kabupaten

Malang. Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

2000.

Suparlan, Parsudi. Kebudayaan dalam Pembangunan. Jakarta: Majalah

Dialog Departeman Agama RI. no 21. 1986.

Suyadi. Buku Pegangan Bimbingan Konseling Untuk PAUD.

Yogyakarta: Diva Press. 2009.

Tasmara, Toto. Membudayakan Etor Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani

Press. 2002.

Tim Penyusun BPS Kabupaten Demak. Demak Dalam Angka tahun

2007. Demak: Badan Pusat Statistik dan Litbanglahtasipda Kabupaten Demak.

2008

Tirmidzi, Imam. Sunan At Tirmidzi. Maktabah Syamilah. Bairut.Juz 3.

hadist 321. th.

Usman, A. H. Kahar. Aplikasi Penelitian Kuantitati dan Kalitatif. Kudus:

Stain. 2006.

Usman, Sunyoto. Perkembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. 1998.

Yusuf, Joni. Pemikiran Muhammad Yunus tentang Pengentasan

Kemiskinan Dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta. 2008.

Page 109: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cix

Lampiran A. Transkip Wawancara untuk Etos Kerja Islam para pedagang

26. Apakan Bapak/Ibu sering menyisihkan uang untuk kebutuhan yang tidak

terduga maupun kebutuhan agama seperti zakat/haji?

a. Hj. Karti : Tentu saja saya akan menyisihkan uang hasil usaha

saya, karena akan saya gunakan untuk cadangan sewaktu-waktu

jika kebutunan mendadak seperti biaya pengobatan ketika sakit,

urusan keluarga dan lainnya, serta akan saya tabungan untuk hari

tua saya, kebutuhan pendidikan anak yang semakin meningkat.

b. H. Marjo : Setiap orang tentunya butuh tabungan untuk dirinya,

ajaran Islam juga mengajarkan umatnya untuk menabung

sebanyak mungkin untuk kebutuhan akhiratnya, dunia merupakan

lahan untuk mencari bekal akhirat, maka sudah semestinya saya

sebagai seorang muslim melaksanakan ajaran agama tidak hanya

untuk akhirat saja, tetapi untuk kebutuhan dunia pula. Saya juga

menyiapkan uang zakat saya setiap bulan dari hasil pembukuan

keuangan, hal ini agar pada saat dikeluarkan tidak terkendala.

c. Hj. Dilah : Barang-barang yang saya jual tidak semuanya saya

bayar di awal, sehingga saya membutuhkan tabungan untuk

membayar kepada suplayer pada saat jatuh tempo, saya juga

gunakan untuk biaya pendidikan anak-anak saya, menunaikan

ibadah haji dan untuk menambah modal usaha agar semakin

berkembang. Untuk zakat karena masih sedikit yang saya

keluarkan, saya hitung diakhir tahun berdasarkan pendapatan

bulanan yang saya dapat.

d. Hj. Suntiroh : Saya suka hidup apa adanya, tidak usah berfoya-

foya, karena semua akan dipertanggung jawabkan kelak, maka

sisa dari pendapatan setelah memenuhi kebutuhan harian saya

tabung untuk kebutuhan nanti, saya juga ingan menyiapkan modal

untuk anak saya yang ingin berwirausaha, saya naik haji dulu juga

Page 110: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cx

dengan menabung dari sedikit dan mempunyai tekat yang kuat

untuk melaksanakan ibadah haji.

e. Hj. Rasmi : Pendapatan yang saya terima akan saya sisihkan

sebagian sebagai tabungan dan mengajarkan anak-anak saya

untuk terbiasa hidup hemat. Hidup ini tidak bisa diprediksi oleh

manusia, sehingga membutuhkan cadangan untuk menjaga

kebutuhan mendadak, serta adanya tabungan akan meringankan

diri kita, saya juga menghitung besaran zakat tiap bulan, karena

masih terlihat sedikit jika bulanan dan tidak merasa terbebani

pada saat dikeluarkan. Sebagai orang tua, memiliki kewajiban

untuk masa depan anaknya sehingga tabungan saya prioritaskan

untuk itu.

27. Dalam menjalankan usaha yang Bapak/Ibu geluti apakah didasari

dengan rasa ikhlas?

a. Hj. Karti : Apa yang diberikan Allah adalah rizki yang terbaik

untuk saya dan keluarga, sehingga apapun yang saya dapatkan

dari hasil berjualan saya terima dengan ikhlas, itu sudah menjadi

sifat saya menerima apa yang saya miliki saat ini dan nanti. Saat

menjalankan usaha ini saya jalankan semampu saya dengan rasa

ikhlas dan pasrah kepada Allah SWT.

b. H. Marjo : Saya bekerja dengan niat ibadah untuk menafaqahi

keluarga dan menggunakan hasilnya sesuai ajaran Islam,

sedangkan yang menjadi pembeli souvenir dan yang menginap di

penginapan kebanyakan adalah peziarah yang merupakan tamu

dari salah satu wali Allah SWT, mereka melakukan ibadah sesuai

perintah agama, sehingga sudah menjadi kewajiban saya untuk

memberikan pelayanan yang baik sebagai tuan rumah yang

didatangi dengan keikhlasan. Saya yakin pertemuan saya dengan

pembeli atau yang menginap merupakan karunia Allah SWT

Sebagai wasilah kami untuk mendapatkan ridhoNya.

Page 111: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxi

c. Hj. Dilah : Saya akan selalu berusaha untuk ikhlas dalam

menjalankan usaha perdagangan ini, ya kerena banyak orang

yang saya temui dan berbagai macam karakter sehingga perlu

kesabaran dan keikhlasan. Seringkali para pembeli dengan sesuka

hati menawar harga barang tanpa menghitung harga dasar dari

barangnya, mereka menganggap bahwa para pedagang sengaja

meninggikan harganya untuk meraup untung sebanyak mungkin

karena tempatnya di wilayah wisata. Padahal saya berusaha

memberikan harga yang murah agar konsumen puas dengan

mengambil untung yang minim.

d. Hj. Suntiroh : Tentu saya ikhlas menjalankan pekerjaan ini, karena

ini merupakan usaha keluarga untuk memenuhi kebutuhan,

sehingga mau tidak mau saya harus ikhlas, kalau tidak tentu saya

sudah pindah kerjaan, kerena tidak sedikit pembeli yang sering

membuat hati saya terasa sakit dengan apa yang mereka lakukan,

meskipun demikian banyak juga yang menghargai saya sehingga

saya tetap bertahan disini dengan memegang teguh rasa ikhlas.

e. Hj. Rasmi : Alhamdulilah keikhlasan masih bisa saya pegang

dalam menjalankan usaha, kerena saya yakin sifat ikhlas akan

memberikan manfaat yang positif bagi saya dan keluarga. Banyak

sekali cobaan yang selalu menyertai dalam berdagang, kadang

coaan dari para pembeli, kadang datang dari pemasok, kadang

muncul dari keluarga, bahkan dari diri sendiri, semua itu saya

ambil hikmahnya dan tetap ikhlas.

28. Banyak sekali pedagang yang demi keuntungan sesaat mereka tidak

berlaku jujur, bagaimana dengan Bapak/Ibu, apakah menjungjung

tinggi kejujuran dalam menjalankan usaha?

a. Hj. Karti : Prinsip saya adalah dengan mengatakan harga beli

dari suplayer dan menawarkan margin keuntungan kepada calon

konsumen yang akan membeli, sehingga dari sini akan terjadi

transaksi yang saling ridho dan saya yakini akan membawa

Page 112: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxii

barokah serta manfaat untuk keluarga dan pembeli. Bagi saya sifat

jujur akan membawa hasil yang diperoleh adalah pendapatan

yang halal karena saya yakin itu, sehingga ketika digunakan untuk

mencukupi kebutuhan keluarga akan tercipta keluarga yang

sakinah.

b. H. Marjo : Jujur adalah prinsip saya dalam berdagang, kerena

saya berdagang kepada sesama muslim, dan sesama muslim harus

saling menyayangi dan mengasihi, maka dari itu saya akan

berusaha memegang ajaran itu dengan berprilaku jujur terhadap

konsumen, saya juga menjaga harta yang saya dapatkan harus

bersumber hari usaha yang halal dan tanpa adanya kebohongan.

c. Hj. Dilah : Dalam menjalankan usaha apapun jika ingin terus

berputar dan meningkatkan usaha harus mempunyai sifat jujur

dalam menjalankan usaha, kejujuran ini diterapkan untuk suplayer

dan konsumen, dengan sifat jujur kita akan dipercaya oleh

suplayer untuk menyetok barang maupun makanan yang akan kita

jual. Sedangkan kejujuran pada konsumen akan mendatangkan

banyak rizki, karena sekali konsumen percaya kita berlaku jujur

maka mereka akan dengan senang hati mengajak teman

serombongannya untuk berbelanja di ruko kami. Hal ini juga

sesuai dengan ajaran Islam yang mewajibkan para pedagang

untuk berlaku jujur.

d. Hj. Suntiroh : Saya tidak mau kehilangan konsumen saya, karena

mareka adalah sumber dari mata pencaharian saya dan keluarga,

karena yang menjadi konsumen tetap adalah mereka yang pernah

membeli di tempat saya dan kembali lagi saat mereka berziarah,

sehingga saya selalu menerapkan kejujuran dalam bedagang,

hasilnya konsumen yang pernah datang akan kembali dengan

membawa tetan-temannya, alhamdulillah saya mensyukiri hal itu.

e. Hj. Rasmi : Ajaran agama yang mewajibkan saya untuk selalu

jujur dalam bekerja akan saya pegang teguh untuk menjaga dan

Page 113: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxiii

menjalankannya, saya tidak mau harta yang saya dapatkan

merupakan hasil yang haram kerena berbohong kepada pembeli

maupun suplayer terlebih lagi kepada Allah yang maha

mengetahui, maka untuk menjaganya tidak hanya dari kegiatan

usaha tetapi harta yang saya keluarkan untuk zakat juga akan saya

hitung agar tidak kurang dan saya tambahkan sedikit untuk

menjaga kesucian harta yang kami gunakan sekeliarga.

29. Berapa lama Bapak/Ibu berjualan disini, apakan Bapak/Ibu pernah

bergonta-ganti tempat maupun barang yang di jual atau Bapak/Ibu

istiqomah dengan apa yang selama ini dilakukan?

a. Hj. Karti : Saya berjualan disini sudah lebih dari lima belas tahun,

hal ini saya pertahankan karena usaha ini merupakan sumber

pendapatan dari keluarga saya, dari awal saya tidak pernah

bergonta-ganti tempat maupun barang yang saya jual, karena dari

tahun-ketahun saya memiliki pelanggan yang selalu datang

ketempat saya sehingga saya pertahankan tempat ini hingga nanti.

Saya pun selalu menambag macam barang dagangan saya agar

konsumen meresa tercukupi kebutuhannya di kioas ini.

b. H. Marjo : Tahun 1985 saya memulai usaha ini, dalam

perjalannya saya merasakan berdagang adalah sumber mata

pencaharian saya dan keluarga, maka untuk menambahkan modal

akhirnya saya jual sawah. Dulu harga sawah masih sangat murah

sehingga uang yang saya dapatkan juga sedikit, makanya saya

mulai dari menjual souvenir yang tentunya jumlahnya tidak

seberapa, alhamdulillah rumah saya memang berada di sini

sehingga saya tidak perlu berganti-ganti tempat, saya akan

pertahankan usaha ini hingga anak-anak saya menggantikan

posisi, sekarang saya sudah memiliki penginapak sehingga anak-

anak sudah saya serahi tugas untuk membantu bekerja di sini.

c. Hj. Dilah : Usaha saya ini sudah berusia 22 tahun, dalam

menjalankan usaha saya mengambil kreditt dari bank, sehingga

Page 114: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxiv

tidak mungkin saya berganti tempat, dari awal saya memang

sudah berada di sini karena tempat ini terbaik untuk saya gunakan

sebagai berdagang. Awalnya saya hanya menjual makan khas saja

dan terus saya pertahankan agar tetap bisa menopang ekonomi

keluarga, kemudia saya kembangkan dengan berjualan pakaian

baik anak-anak, wanita dan pria hal itu setelah saya dapatkan

pinjaman dari bank.

d. Hj. Suntiroh : Saya tidak pernah berganti lokasi maupun

mengurangi barang yang saya jual, karena usaha ini merupakan

sumber utama pendapatan keluarga, saya selalu mempertahankan

dan menjaganya walaupun keseharian keluarga saya hidup dalam

keadaan yang sederhana, saya tidak ingin bermewah-mewah dan

pada akhirnya mengurangi modal usaha. Saya berjualan mulai

tahun 1988, berarti sekarang sudah berjalan 23 tahun,

alhamdulillah sudah selama itu usaha ini masih berdiri dan saya

persiapkan untuk masa depan anak saya.

e. Hj. Rasmi : Awalnya saya hanya berjualan souvenir saja warisan

dari orang tua, pada saat awal jualan ruko ini masih berukuran

kecil, sifat istiqomah dan pantang menyerah selalu saya pegang

teguh dan akhirnya saya berhasil memajukan usaha penjualan

souvenir. Setelah saya anggap sukses, lalu memulai menambah

produk yang dijual yaitu pakaian, fase-fase awal bejualan pakaian

jumlah barang saya sangat terbatas hal ini dikarenakan modalnya

pas-pasan dan relasi untuk produsen pakaian masih terbatas.

Lambat laun berjalan alhamdulullah dengan sikap istiqomah saya

mampu bertahan dan semakin besar dan usaha pakaian yang saya

jual semakin bervariasi, sekarang berbagai motif dan gaya

pakaian semakin lengkap dan sudah banyak merek dari produsen

pakaian muslim terpajang di ruko, relasipun bertambah banyak

dan sekarang sistem yang saya gunakan dalam menjual pakaian

adalah konsinasi, dimana produsen menitipkan barangnya kepada

Page 115: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxv

saya dan dalam jangka waktu yang disepakati baru saya lakukan

pembayaran atas barang titipan tadi.

30. Apakah Bapak/Ibu merasa bertanggung jawab penuh dengan barang

yang Bapak/Ibu jual hingga sampai dibeli konsumen?

a. Hj. Karti : Barang yang saya jual tidak barang yang akan busuk,

karena bagan dasarnya bukan dari makanan, sehingga lebih lahan

lama. Berkaitan dengan tanggung jawab saya terhadap

konsumen,itu sudah pasti saya miliki, karena tanpa adanya

tanggung jawab tentu saya tidak akan dipercaya oleh konsumen

dan saya juga tidak akan dipercaya suplayer untuk menjual

produknya, maka dari awal perjenjian saya dengan suplayer saya

utarakan jika ada barang yang rusak dari proses produksi saya

akan kembalikan, dan kalau yang merusaknya saya, maka saya

beli sendiri, tapi kalo yang merusaknya konsumen ya mereka yang

harus bertanggung jawab.

b. H. Marjo : Setiap apa yang saya lakukan nanti di akhirat akan

dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, saya selalu berusaha

untuk menjaga barang yang saya jual layak untuk konsumen,

karena alasan tadi. Sehingga setiap barang dagangan saya ini,

saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan saya berhati-hati

dalam mengambil barang yang akan saya jual dari pemasok,

setiap barang yang saya anggap tidak layak untuk dijual saya akan

mengumpulkannya dan akan saya kempalikan pada pemasoknya

untuk ditukar dengan barang baru yang baik.

c. Hj. Dilah : Tentu saja saya akan bertanggungjawab dengan apa

yang saya jual, saya selalu memberikan kesempatan konsumen

untuk memilih apa yang akan mereka beli, namun sebelumnya saya

mengecek kualitas barang yang saya jual terutama makanan,

karena makanan memiliki masa tertentu,maka dari itu kelayakan

makanan akan saya utamakan agar konsumen tidak mengalami

gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan dari tempat

Page 116: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxvi

saya. Saya takut jika kehilangan konsumen dan lebih takut lagi

dengan hukuman Allah karena telah melakukan hal yang berdosa.

d. Hj. Suntiroh : Saya akan bertanggung jawab terhadap produk

yang dijual di sini, terutama produk makanan, dimana kualitas

makanan memang menjadi prioritas saya selain kehalalan

makanan, karena peziarah yang sering saya lihat adalah peziarah

yang dalam kurun waktu tertentu akan kembali melakukan ibadah

ziarahnya lagi.

e. Hj. Rasmi : Saya ingin konsumen merasa puas telah membeli di

tempat saya, dan makan di warung saya, maka kualitas makanan

yang saya sediakan akan selalu saya jaga. Saya memiliki cara

khusus agar makanan saya tetap awet meskipun sudah lewat satu

hari, dan tentunya masih sehat untuk di makan oleh peziarah,

resep khusus yang saya miliki juga akan mempengaruhi rasa dari

makanan yang saya jual, pemilihan bumbu-bumbu yang

berkualitas dan tetap mempertahankan biaya produksi agar tetap

terjangkau.

31. Apakah Bapak/Ibu selalu semangat dalam menjalankan usaha ini dan

berusaha mengembangkannya?

a. Hj. Karti : Saya bukan keturunan padagang yang telah membuka

usaha terlebih dahulu, pada awalnya saya tidak mempunyai cukup

modal untuk membuka usaha yang besar. Karena hasil bertani

semakin tidak mencukupi kebutuhan, saya membuka usaha ini dan

memperoleh modal dari penjualan sawah. Saya melihat

perkembangan perdagangan di kawasan Makam Sunan Kalijaga

sangat menjanjikan dikemudian hari. Saya selalu semangat karena

dibantu suami. Hasil dari kerja keras meski kondisi modal yang

pas-pasan, usaha saya semakin berkembang dengan pesat dari

produk yang dijual sedikit dan bentuknya hanya beberapa macam

menjadi produk berbagai macam dan banyak baik souvenir

maupun pakaian.

Page 117: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxvii

b. H. Marjo : Saat ini ruko saya terbilang cukup besar serta ada

penginapannya, semua karena kerja keras. Dalam menjalankan

usaha saya dibantu istri dan anak-anak, alhamdulillah saya punya

rumah yang juga berdampingan dengan penginapan, selain itu ada

ruko sebagai tempat berjualan souvenir. Adanya dorongan dari

keluarga dan kewajiban sebagai kepala rumah tangga saya selalu

menjalankan usaha dengan baik.

c. Hj. Dilah : Pantang menyerah dan semangat adalah modal utama

bagi saya untuk memulai usaha dan mempertahankannya,

meskipun demikian tidak saya pungkiri peran penting uang yang

menyokong usaha saya. Namun semangat untuk mempertahankan

dapur biar tetap mengebul adalah dasar saya dalam menjalankan

usaha ini.

d. Hj. Suntiroh : Keberadaan suami dan anak-anak memberikan

semangat kepada saya untuk menjalankan usaha keluarga, saya

ingin usaha ini terus berkembang dan semakin besar untuk modal

anak-anak saya nanti. Saya selalu teringan masa-masa sulit dulu,

saya tidak ingin anak-anak saya mengalaminya, sehingga saya

selalu semangat dan mendidik anak untuk terus maju

mengembangkan usaha tanpa mengenal lelah.

e. Hj. Rasmi : Saya selalu mengumpulkan uang untuk modal dalam

mengembangkan usaha, saya bermula dari meneruskan usaha

yang telah digeluti oleh orang tua dengan berjualan souvenir,

akhirnya saya memutuskan untuk berwiraswasta dengan

meneruskan usaha keluarga karena terlihat menjanjikan

keuntungan sebagai tambahan untuk biaya kebutuhan kelurga.

Alhamdulillah saya ditunjang dengan modal yang mencukupi,

berupa kios yang telah terisi berbagai bentuk souvenir, tetapi

tanpa memiliki semangat kerja saya tidak akan seperti sekarang.

Jumlah produk yang dijual berupa pakaian muslim untuk anak-

anak wanita, dan laki-laki semakin bertambah. Saya ingin sekali

Page 118: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxviii

menngembangkan usaha, maka saya kumpulkan modal dan

akhirnya terwujud dengan mendirikan rumah makan sekitar tahun

2000an.

32. Apakah barang yang Bapak/Ibu jual benar-benar Bapak/Ibu perhatikan

tingkat kesehatan atau kandungan gizinya bagi konsumen?

a. Hj. Karti : Saya tidak begitu paham dengan barang-barang yang

tidak berbahaya terhadap kesehatan manusia, karena saya bukan

pengrajinlangsung, maka dari itu souvenir yang saya jual

kebanyakan berbahan dasar kayu yang tentunya aman untuk

manusia terutama anak-anak, serta pakaian yang dari kain katun,

sehingga saya yakin barang yang saya jual tidak akan

mengganggu kesehatan konsumen.

b. H. Marjo : Saya selalu dijaga kebersihan penginapan dan

menegakkan peraturan yang tegas bagi para pengunjung untuk

selaku manjaga kebersihan dan membuang sampah pada

tempatnya, ketika kondisi penginapan kumuh tentu peziarah tidak

akan menggunakan jasa saya, serta lokasi peginapak yang

memang berdampingan dengan kediaman saya sehingga akan

berdampak langsung dengan kesehatan keluarga saya apabila

kondisi penginapan tidak sehat. Oleh karenanya lingkungan yang

sehat merupakan prioritas bagi saya.

c. Hj. Dilah : Makanan khas yang saya jual biasanya bertahan

maksimal 6 bulan, maka dari itu sama jaga waktu kadaluarsanya,

dan maksimal bagi saya adalah 3 bulan dari waktu pembuatan,

lebih dari itu saya kembalikan pada pemasoknya dan saya tukar

dengan barang baru, hal ini saya lakukan untuk menjaga rasa dan

menjaga kesehatan bagi konsumen, saya pernah mengalami

sendiri waktu membeli makanan yang sudah kada luarsa dan

penjualnya tidak mau bertanggung jawab, untunglah dulu hanya

rasanya yang tidak enak dan tidak berakibat keracunan, dari situ

saya sadar dengan segala makanan yang saya jual.

Page 119: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxix

d. Hj. Suntiroh : saya menjual souvenir, pakaian, dan makanan khas,

dari 3 produk tadi yang paling utama saya jaga agar tidak

mengganggu kesehatan adalah makanan khas, sedangkan untuk

souvenir dan pakaian saya tidak tahu pastinya, Cuma saya pernah

dengar berita kalau mainan dari China berbahaya untuk kesehatan

karena unsur apa gitu, maka dari itu saya tidak berani menjual

mainan dari China.

e. Hj. Rasmi : Maksimal makanan yang saya jual bertahan selama 3

hari, lebih dari itu saya akan buang karena sudah tidak baik lagi.

Maka sekarang makanan olahan yang saya siapkan tidak pernah

banyak, saya selalu menyiapkan dalam waktu maksimal 2 hari

harus habis, dan diganti dengan makanan yang baru, dari situ

saya yakin makanan yang saya jual menyehatkan.

33. Dalam menghadapi masalah usaha bagaimana Bapak/Ibu

menyelesaikannya?

a. Hj. Karti : Saya selalu menghadapi permasalahan yang ada dalam

usaha ini dan berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik,

keberadaan keluarga sangat membantu terselasainya semua

permasalahan yang terjadi, namun demikian ketika berkaitan

dengan orang lain disini sudah dibentuk koordinator pedagang

yang akan menjembataninya.

b. H. Marjo : Selalu sabar dan pasrah dengan segala ujian dari Allah

adalah pegangan hidup saya, maka ketika terjadi permasalahan

pada usaha saya, sebisa saya akan berusaha menyelesaikannya,

manum disini telah dibentuk koordinator pedegang yang telah siap

untuk membantu segala permasalahan.

c. Hj. Dilah : Seingat saya sekitar tahun 2000an koordinator

pedagang dibentuk, hal itu bertujuan untuk menjaga stabilitas

para pedagang dan sebagai wadah pedagang untuk melekukan

musyawarah, dari situ saya selalu melaporkan segala

permasalahaan yang terjadi pada usaha saya, dan hasil

Page 120: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxx

rembukannya akan bermanfaat untuk menyelesaikan

permasalahan yang terjadi.

d. Hj. Suntiroh : Permasalahan yang sering saya alami akan saya

selesaikan dengan prinsip kekeluargaan, namun ketika tidak

ditemukan jalan tengah, maka saya akan mengusulkan untuk

mengambil orang luar yaitu koordinator pedagang yang memang

sudah menjadu tugas mereka. Di sini jarang sekali permasalahan

yang dibawa sampai kepolosi, tetapi sering selesai dengan prinsip

keluarga, kecuali masalah yang memang muncul akibat kejahatan,

itu lain lagi penyelesaiannya.

e. Hj. Rasmi : alhamdulilah saya merasa jarang sekali mengalami

permasalahan dengan pihak lain, namun kalau masalah dalam diri

saya sendiri ya sering, misalnya uang untuk belanja kurang, atau

pendapatan berkurang. Biasanya saya hanya membicarakan

kepada pedagang yang adda disekitar sana mengenai kondisinya,

dengan begitu saya bisa melihat apa yang terjadi, seumpama saya

yang paling sedikit pendapatannya akan melakukan langkah baru

agar setabil lagi.

34. Apakah setiap konsumen yang pernah membeli di toko Bapak/Ibu ketika

bertemu lagi Bapak/Ibu sapa dan mengigatkan pernah saling kenal?

a. Hj. Karti : Setiap pembeli yang pernah mapir di tempat saya, pasti

saya kenal orangnya jika datang lagi berziarah, karena saya selalu

menanamkan keramahan dan berusaha menjalin silaturahmi

dengan mereka. Keakraban dan kehangatan yang saya tawarkan

akan dirasakan konsumen berada di tengah keluarganya sendiri,

hal ini akan memberikan saya dan konsumen saling mengenal dan

akrab. Dengan begituakan terjalin hubungan biak dan konsumen

tanpa kita banyak tawari akan datang sendiri kepada saya seolah

saya adalah keluarganya.

b. H. Marjo : Saya memiliki pelanggan penginapan yang selalu saya

jalin komunikasi dengan pelanggan, bahkah setiap sampai di Kota

Page 121: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxi

Demak rombongan dari pelanggan saya selalu memilih waktu

malam hari sehingga bisa beristirahat di penginapan saya, selain

itu ada pelanggan yang menghubungi saya terlabih dahulu untuk

memesan tempat menginap. Saya menganggap kesuksesan akan

dapat diraih dengan menjalin hubungan silaturahmi dengan

konsumen sebagaimana ajaran Islam yang menyebutkan bahwa

seorang mukmin yang menyambung silaturahmi sesama muslim

akan dimudahkan rizkinya oleh Allah SWT, selain itu pelayanan

yang baik juga akan memberikan efek positif untuk lebih

mempererat konsumen untuk menjadi pelanggan yang setia.

c. Hj. Dilah : Saya seringkali menyapa peziarah yang kerap datang

kemakam Sunan Kalijaga dan pernah membeli di tempat saya, hal

ini menjadikan hubungan silaturahmi yang baik antara saya dan

konsumen, sehingga menjadikan pelanggan yang setia dan

mengajak saudara, teman dan kerabatnya untuk membeli makanan

khas untuk oleh-oleh keluarga dirumah di kios saya, bagi saya

silaturahmi akan mempermudah untuk mendaparkan rizki yang

halal dan barokah.

d. Hj. Suntiroh : Kesuksesan yang saya raih saat ini tidak terlepas

dari kesetiaan konsumen yang datang dan membeli di tempat saya,

saya tidak mau mengecewakan mereka dan akan mempertahankan

mereka untuk setia kepada saya, karenanya hubungan silaturahmi

yang baik akan selalu saya lakukan kapada setiap pembali dan

para peziarah pada umumnya agar mereka percaya kepada saya

dan tidak merasa asing saat berziarah kemakam Kanjeng Sunan

Kalijaga.

e. Hj. Rasmi : Saya menganggap orang yang datang di tempat usaha

saya adalah saudara yang membawa kebaikan kepada saya dan

keluarga, saya berusaha untuk menjamu mereka sebaik mungkin

agar tidak kecewa dan meresa antara kami ada hubungan

kekeluargaan yang saling menyayangi dan menjaga satu sama

Page 122: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxii

lain. Saya berharap hubungan baik saya dengan konsumen dan

suplayer tidak hanya berakhir di dunia melainkan berlanjut di

akhirat. Saya yakin ada kebaikan berawal dari adanya sikap

kekeluargaan yang saling menjaga antara semua pihak.

B. Transkip wawancara untuk Tingkat Kesejahteraan pedagang

1. Bagaimana kecukupan pangan keluarga Bapak/Ibu?

a. Hj. Karti : Ketika saya belum berdagang, kondisi makanan untuk

sehari-hari serba kekurangan dan tidak memenuhi standar

kesehatan, karena pendapatan yang sangat minim dan hanya

cukup untuk membeli sayur dan kebutuhan lain, sehingga saya dan

keluarga sering sakit akibat buruknya kualitas makanan yang saya

makan, tubuh yang tidak fit, pikiran juga tidak fokus, alhamdulilah

setelah berdagang di sini, saya dan keluarga tercukupi kebutuhan

makan yang lebih layak, saya yakin ini adalah barokah dari Sunan

Kalijaga.

b. H. Marjo : Alhamdulilah hasil dari bergagang dalam mencukupi

kebutuhan makan yang semakin naik harganya, saya dan keluarga

tidak pernah merasa kekurangan mekipun itu tentang gizinya, saya

selalu menyiapkan makanan untuk keluarga yang menyehatkan

dan bergizi.

c. Hj. Dilah : Saya selalu mengutamakan kecukupan gizi keluarga,

karena makanan yang tidak bergizi akan berpengaruh buruk pada

aktifitas, disini saya bersyukur telah mampu untuk mencukupinya

semua itu dari hasil berjualan di sini.

d. Hj. Suntiroh : Untuk keluarga saya akan menyiapkan yang terbaik,

karena saya bekerja memang untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

pendapatan saya juga saya rasa cukup untuk memberikan makan

yang baik dan bergizi bagi keluarga.

e. Hj. Rasmi : Kalau masalah makanan tentu tidak akan kekurangan,

karena saya memiliki rumah makan sendiri yang memang

Page 123: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxiii

sekaligus untuk keluarga, jadi saya ya tinggal ngambil yang ada di

rumah makan beserta lauk pauknya yang saya inginkan, serta

keluarga butuhkan.

2. Apakah putra-putri Bapak/Ibu telah mengenyam pendidikan setinggi

mungkin?

a. Hj. Karti : Saya ingin anak-anak saya sekolah setinggi mungkin

agar masa depan mereka lebih baik dari pada saya, saya dulunya

hanya sekolah Madrasah, sehingga masih kesulitan dalam

menjalani hidup, sehingga gabi saya pendidikan anak merupakan

hal penting bagi saya.

b. H. Marjo : Saya telah menyekolahkan anak saya hingga perguruan

tinggi, saya memilih menguliahkan anak-anak pada perguruan

umum dan Islam, karena bagi saya hal itu dibutuhkan untuk masa

depan mereka dan saya mengharapkan anak-anak nanti dapat

saling bekerjasama dalam membagi ilmu umum dan agama

sehingga hasil yang diterima bisa maksimal dan mampu mengikuti

arus zaman yang serba canggih dan penuh dengan intrik untuk

saling menjatuhkan. Sehingga bekal ilmu umum digunakan untuk

memahami intri-intri yang tidak baik dalam bisnis dan ilmu agama

sebagai benteng agar tidak terjerumus dalam bisnis yang tidak

sesuai dengan ajaran agama Islam.

c. Hj. Dilah : Untuk pendidikan anak saya sengaja untuk menabung

hasil pendapatan berjualan, zaman sekarang pendidikan sangatlah

penting, karena tanpa pendidikan yang layak kita akan ditindas

dan menjadi masyarakat yang selalu dikalahkan, maka dengan

pendidkan saya mengharapkan anak saya nanti mampu untuk

menghadapi masa depan yang labih baik dari pada saya saat ini.

d. Hj. Suntiroh : Apa yang saya kerjakan memeng bertujuan untuk

merawat anak dan menyekolahkannya hingga setinggi mungkin,

meskipun biaya sekolah yang semakin mahal namun demi anak

saya selalu menyisihkan hasil penjualan untuk saya gunakan

Page 124: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxiv

sebagai biaya pendidikan anak saya, tanpa begitu saya takut pada

saat pembayar biaya sekolah bertepatan dengan kebutuhan

belanja barang, sehingga saya simpan biaya sekolah tersendiri.

e. Hj. Rasmi : Bagi saya pendiddikan anak adalah yang utama,

setelah suami saya meninggal dunia saya menjadi orang tua

tunggal yang berkewajiban membesarkan anak selain itu saya

harus berjuang untuk menjalankan usaha yang penuh cobaan.

Saya hanyalah lulusan sekolah dasar, maka pendidikan menjadi

prioritas bagi saya untuk mempersiapkan kehidupan anak saya di

masa mendatang sekaligus saya siapkan menjadi penerus usaha

keluarga agar dapat dikembangkan dan terus ada. Alhamdulillah

saya sangat bersyukur karena dapat menyekolahkan mereka

sampai kejenjang perguruan tinggi, saya memilih perguruan tinggi

Islam karena keluarga saya adalah santri. keinginan saya hanya

ingin melihat anak-anak sukses dalam ekonomi dan mengerti

ajaran agama Islam.

3. Dimanakah Bapak/Ibu melakukan pengobatan pada saat salah satu

anggota kelurga yang sakit?

a. Hj. Karti : Ketika saya sakit atau anggota keluarga saya memilih

untuk berobat di tempat praktek dokter, karena sekarang bentuk

penyakit bermacam-macam dan obatnya juga menyesuaikan, sadi

biar penangananya lebih tepat saya memilih tempat praktek dokter

ketimbang puskesmas, tapi kalau memang penyakit berat, semoga

saja tidak terjadi saya akan mengambil perawatan di rumah sakit.

b. H. Marjo : Untuk masalah penyakit yang ringan saya cukup

berobat di puskesmas, karena sekarang juga sedah ada dokternya

jadi saya rasa sudah sama dengan dokter-dokter yang lain, selain

itu biaya pengobatan juga murah bagi saya, untuk penyakit berat

saya akan bawa kerumah dakit terlebih dahulu, bersamaan juga

saya mencari obat alternatif yang biasanya lebih aman karena

bukan dari bahan kimia.

Page 125: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxv

c. Hj. Dilah : Saya setandar kaya orang lainnya, seumpama pusing

ya saya cukup minum obat yang dijual di warung umum, tapi kalau

demam yang sudah lebih dari 1 minggu atau batuk yang sampai 1

bulan baru saya priksakan ke doktor yang membuka praktek atau

kepuskesmas tergantuk pada saat itu keinginan saya dibawa

kemana, sedangkan untuk penyakit berat alhamdulillah saya belum

pernah dan keluarga juga, jadi belum pernan berobat ke rumah

sakit, dulu saja waktu saya melahirkan anak di bantu dukun

beranak dan yang terakhir di puskesmas.

d. Hj. Suntiroh : Kalau sakit ya biasanya berobat ke mantri atau

puskesmas dulu, karena setiap demam kadang berbeda-beda obat

yang menyembuhkan, jadi ya kalau sudah berobat di puskesmas

atau mantri tidak kunjung sembuh pindah ke tempat praktek

dokter, begitu juga sebaliknya.

e. Hj. Rasmi : Tergantung yang sakit kepengen di bawa kemana,

karena tiap orang dari keluarga saya berbeda tempat yang dituju

untuk berobat, kalau saya suka minum obat yang dijual bebas

karena sering cocoknya, tapi kalau lama belum sembuh baru

priksa di puskesmas, anak pertama saya lebih suka langsung ke

tempat praktek dokter umum atau spesialis, sedangkan yang lain

juga berbeda-beda. Tapi kalau penyakit berat ya tentu akan saya

bawa kerumah sakit sewajarnya, jika belum ada kemajuan saya

beralih pada pengobatan alternatif.

4. Apakah keluarga Bapak/Ibu melakukan bembelian pakaian baru meski

pada saat lebaran atau hari-hari tertentu?

a. Hj. Karti : Masalah pakaian saya tidak terlalu memikirkan karena

saya juga berjualan pakaian, jadi kalau saya ingin pakaian baru

tinggal ngambil saja di kios yang saya sukai.

b. H. Marjo : Anak-anak yang malah sering membeli pakaian, karena

di sini motif pakaian yang dijual bernuansakan Islami atau

memiliki ciri khusus dengan Sunan Kalijaga atau Walisanga, maka

Page 126: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxvi

tempat belinya ya di pasa atau di mall. Untuk saya yang sudah tua

cukup yang ada di sini saja sudah cukup dan harganya lebih

murah di banding beli di luar.

c. Hj. Dilah : Pakaian bukanlah masalah besar bagi saya dan

keluarga, karena tidak harus menunggu saat lebaran saja untuk

membeli pakaian, karena pakaian itu sudah menjadi kebutuhan

yang sewaktu-waktu harus di miliki, jadi setiap butuh pakaian baru

ya beli baik yang dijual disini atau membeli dari luar.

d. Hj. Suntiroh : Saya sendiri juga menjual pakaian, jadi setiap ada

model yang baru saya akan mengambil satu untuk saya pakai, dari

situ malah pakaian yang saya jual bisa lebih laris karena

konsumen bisa melihat sendiri pakaian yang saya jual, secara

tidak segaja konsumen melihat pakain yang saya sama dengan

yang saya jual, dan mereka tertarik karena dilihat bagus dan

pantas untuk dipakai.

e. Hj. Rasmi : ya kalau ingin membeli pakaian baru saya ya tinggal

beli saja, dala setahun kalau saya hitung jumlah pembelian

pakaian sekitar empat hingga lima kali, terlebih anak-anak yang

lebih sering membeli pakaian karena mereka cepat sekali berganti

modelnya, beda dengan orang tua begini yang memang standar

begitu saja dari dulu.

5. Bagaimana dengan tempat tinggal Bapak/Ibu, apakah itu milik pribadi

atau masih kontrak?

a. Hj. Karti : Rumah saya milik pribadi karena saya warga asli sini,

jadi tidak perlu kontrak atau semacamnya, karena sudah dapat

memiliki rumah dari dulu di tempat ini, pedagang disini semuanya

warga Kadilangu jadi tidak ada yang kontrak dan membangun

usaha di sini.

b. H. Marjo : Alhamdulilah saya mampu untuk membeli sebuah

mobil, karena jalan menuju rumah saya juga bisa untuk dilewati

kendaraan roda empat meskipun terletak di dalam kampung.

Page 127: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxvii

Masyarakat sini biasanya memilih untuk menyeimbangkan kondisi

rumahnya apakah bisa untuk dilewati mobil atau tidak, karena

saya yakin banyak yang mampu untuk membeli mobil tetapi

kondisi rumahnya yang tidak bisa dilewati sehingga mereka tidak

membeli mobil. Rumah yang saya miliki tergolong cukup luas

karena bersanding dengan penginapan saya, semuanya sudah

bersertifikat.

c. Hj. Dilah : Saya warga Kadilangu sendiri, jadi rumah yang saya

tempati ya milik pribadi, dulu sebelum sukses rumah saya itu jelek

dan tidak layak untuk dihuni, berkat gerjualan di sini saya mampu

untuk merenovasinya menjadi lebih baik dan tidak kalah dengan

milikmorang lain yang lebih kaya dari pada saya.

d. Hj. Suntiroh : Untuk tempat tinggal adalah milik saya pribadi,

karena saya asli warga sini jadi tidak perlu membeli tanah atau

rumah sebagai tempat tinggal, lokasinya juga tidak jauh dari

makam Sunan Kalijaga cukup di tempuh hanya sekitar 10 menit

sudah sampai.

e. Hj. Rasmi : Kalau rumah ya tentu milik saya sendiri, di sini itu

tidak ada pedagang yang kontrak rumah, karena mereka memang

orang sini sendiri jadi tidak membutuhkan sewa tempat, kecuali

orang yang berjualan keliling ituya, mereka bukan warga seni

meskipun demikian mereka juga tidak sewa tempat disini, karena

mereka selalu berkeliling untuk menjual dagangan mereka.

6. Dalam rumah Bapak/Ibu sudahkah tercukupi kebutuhan fasilitar rumah

tangga?

a. Hj. Karti : Perabot rumah tangga alhamdulillah sudah cukup

untuk saya gunakan, karena saya sering berada di ruko maka di

sini juga saya sediakan televisi sebagai penghibur menjaga ruko,

selain itu anak-anak waktu dirumah ya bisa melakukan apa yang

mereka inginkan karena perabot rumah tangga sudah sukup

terpenuhi.

Page 128: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxviii

b. H. Marjo : Fasilitas yang saya memiliki diantaranya mesin cuci

yang digunakan untuk keperluan penginapan, selain itu ada juga

TV untuk memberikan hiburan pada pelanggan. Serta perabot-

perabot lain yang menjadi kebutuhan keluarga saya sudah dapat

saya terpenuhi.

c. Hj. Dilah : Masalah perabotan rumah tangga saya rasa sudah

cukup, karena saya bukan orang yang “neko-neko” ya kebutuhan

perabotnya standar apa adanya seperti orang-orang lain. Saya

tidak ingi bermewah-mewahan untuk membelinya, lebih baik saya

gunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.

d. Hj. Suntiroh : Saya rasa perapotan rumah tangga sudah cukup,

seperti rich kookier, TV, kompor, alat masak dan lain sebagainya,

kadang anak-anak sering minta untuk dibelikan mesin cuci, tapi

saya tidak mau karena akan membiasakan mereka untuk hidup

enak tanpa berusaha lebih giat lagi, maka dari itu perabot rumah

tangga saya sesuaikan untuk kemandirian anak-anak, adapun

fasilitas rumah ya sudah cukup bagi saya.

e. Hj. Rasmi : Saya memiliki kulkas untuk menyimban bahan-bahan

rumah makan ketika belum saya bawa. Selain itu saya memiliki

mesin cuci karena sebagian besar waktu saya habis di sini, maka

mesin cuci amat saya butuhkan untuk menyingkat waktu dalam

mencuci pakaian.

7. Ketika ada pembangunan Masjid, Mushola atau Madrasah Diniyyah

apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam memberikan sumbangan dana?

a. Hj. Karti : Saya dulu pernah mengalami masa-masa sulit, hal ini

menyadarkan saya untuk selalu membantu saudara sesama muslim

dan ikut serta dalam menyediakan kebutuhan sosial seperti

Mushola yang layak, Masjid yang bisa digunakan untuk orang

banyak, dan sekolah sebagai tempat untuk mendidik generasi

penerus sesudah saya. Maka dari itu saya selalu menyiapkan

sejumlah uang untuk menyalurkan infaq saya selain zakat.

Page 129: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxix

b. H. Marjo : Namanya infaq dan shodaqah itu sudah menjadi ajaran

yang lebih baik dilaksanakan bagi setiap orang Islam, maka dari

itu apapun bentuknya saya berusaha untuk ikut serta, karena

dengan demikian saya merasa tentram di dunia dan akhirat, sedikit

banyak saya berusaha untuk menyisihkan uang untuk bershodaqag

atau berinfaq.

c. Hj. Dilah : Secara tidak langsung pada saat anak saya sekolah

dulu saya selalu memberikan shodaqah untuk membangun atau

memperbaiki madrasah, hal ini saya sadari karena kalau bukan

dari swadaya sendiri akan sulit untuk mendapatkannya, dan

tentunya akan lebih ikhlas kita ketika infaq atau shodaqah yang

saya berikan memang benar digunakan sebagaimana yang

tercantum dalam surat permohonannya. Sedikit atau banyak saya

upayakan untuk selalu bershodaqah karena itu merupakan ajaran

Islam.

d. Hj. Suntiroh : Saya yakin dengan bershodaqah atau berinfaq harta

yang saya miliki akan semakin barokah dan bertambah, selain itu

akan berpengaruh besar terhadap watak anak-anak, karena dari

saya bershodaqoh anak-anak saya menjadi sholih dan sholihah,

menyayangi orang tuanya, dan memiliki rasa kasih sayang yang

tinggi.

e. Hj. Rasmi : Saya ingin mengajarkan kepada anak-anak saya untuk

taat menjalankan ajaran Islam dengan memberi contoh melalukan

ibadag shodaqah dan infaq, terutama para pengemis yang

memang sangat membutuhkan, meskipun di sini banyak sekali

pengemis namun sedikit dari mereka yang memeng sangat

membutuhkan, karena itu saya sangat mengenal mereka,

sedangkan untuk pembangunan Mushola, Mesjid, atau Madrasah,

saya selalu ikit serta.

8. Apakah setiap tahun Bapak/Ibu sudah ada nishob untuk membayar

zakat?

Page 130: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxx

a. Hj. Karti : Alhamdulillah seelah saya melakukan penghitungan

pendapatan selama satu tahun saya termasuk orang yang

berkewijiban untuk mengeluarkan zakat, saya selalu berkonsultasi

dengan kesepuhan ahli waris dan keluarga Sunan Kalijaga untuk

besarnya zakat yang harus saya bayarkan, karena saya tidak bisa

menghitung sendiri.

b. H. Marjo : Dalam menghitung besarnya zakat yang harus saya

keluarkan daya melakukannya berdasarkan bulanan, karena

alhamdulillah pendapatan yang saya dapatkan terbilang cukup

besar jadi kalau saya ambilkan diakhir tahun takutnya terlalu

berat saya rasa, jadi saya sisihkan, dan kalau sudah waktunya

saya akan membahasnya dengan pihak kasepuhan, apakah sudah

pas atau masih kurang. Kemudian dana zakat itu saya serahkan

kepada kasepuhan karena mereka juga berperan sebagai amil

zakat.

c. Hj. Dilah : Setiap tahun saya berkewajiban membayar zakat

karena zakat saya terbilang masih sedikit maka saya serahkan

lanhsung pada mustahiq hal itu sesudah saya berkonsultasi dengan

kasepuhan terlebih dahulu.

d. Hj. Suntiroh : Zakat yang saya keluarkan saya serahkan kepada

kasepuhan untuk di koordinir dengan harta zakat orang lain,

karena saya merasa tidak bisa sendiri menyerahkan kepada yang

berhak maka saya pasrakkan kepadakasepuhan, saya yakin zakat

saya akan jaul lebih bermanfaat untuk sesama karena di kelola

dengan baik.

e. Hj. Rasmi : Saya takut pada saat membayar zakat, saya tidak

memegang uang yang cukup maka dari itu saya selalu menyimpan

tabungan yang saya khususkan untuk zakat, jadi kalau saatnya

dikeluarkan saya hanya menambahi sedikit jika kurang, tetapi

biasanya malah melebihi dari dana zakat yang harus saya

keluarkan, hal ini setelah saya meminta bantuan dari kasepuhan.

Page 131: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxxi

9. Apakah Bapak/Ibu perlah melakukan ibadah haji baik sendiri, berdua

atau bersama keluarga meski cuma sekali?

a. Hj. Karti : Alhadulillah saya pernah melakukan ibadah Haji, saya

berangkat pada tahun 2003 sendirian karena suami saya belum

bisa ikut, saya berbahagia sekali karena telah melengkapi rukun

Islam dengan melakukan ibadah Haji.

b. H. Marjo : Saya dulu berangkat dengan istri saya sekitar tahun

2000an, saya lupa tepatnya karena sudah lama. Saya memang dari

awal berniat untuk melaksanakan ibadah haji, hal inilah yang saya

rasakan menjadi dorongan untuk berdagang yang lebih giat, saya

selalu menyimpan pendapatan saya dan tidak akan saya ambil

sebelum cukup untuk biaya Haji saya dan istri saya.

c. Hj. Dilah : Niat saya untuk beribadah Haji memberikan saya

semangat untuk berusaha menjadi orang yang mampu

melaksanakannya, bagi saya meskipun biaya ibadah haji mencapai

jutaan rupiah, maka harus bisa saya siapkan karena memang itu

suatu kewajiban dalam agama Islam.

d. Hj. Suntiroh : Saya berpendapat bahwa ibadah haji bagi seorang

muslim suatu kewajiban. Pada saat keberangkatan saya, saya

merasa sangat takut, karena saya sudah mampu tetapi belum bisa

langsung berangkat, tetapi dengan niat yang bulat dan demi

menjalankan suatu ibadah maka saya akan melakukannya dengan

khusu’.

e. Hj. Rasmi : Meskipun biayanya sangat mahal bagi saya tidak akan

bermasalah, karena saya ingin menyempurnakan Islam saya

dengan majalankan Ibadah Haji meskipun sekali, bagi saya itu

sudah sangat menentramkan hati saya, selain melihat keluarga

saya hidup sejahtera saya juga ingin bisa beribadah dengan

sempurna.

Page 132: ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/130/jtptiain-gdl... · Dengan bekal agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

cxxxii

Daftar Riwayat Hidup

Nama : January Filasufah Nim : 062411048 Jurusan : EI (Ekonomi Islam) Fakultas : Syari’ah TTL : Demak, 22 Januari 1988 Alamat : Rejosari Rimbu Kidul 4/6 Karangawen Demak 59566 Pendidikan Formal

1. 2. 3. 4. 5.

Pendidikan Nonformal

1. 2.

Pengalaman Organisasi

1. 2. 3.

Prestasi Semasa Kuliah

1. 2. 3.

Semarang, Hormat Kami

January Filasifah NIM: 062411048