ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN...

75
i ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK JATIBARANG KECAMATAN GUNUNGPATI SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh : Eko Teguh Utomo 7111413119 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN...

Page 1: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

i

ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA

WADUK JATIBARANG KECAMATAN GUNUNGPATI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :

Eko Teguh Utomo

7111413119

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

ii

Page 3: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

iii

Page 4: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

iv

Page 5: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Lakukan dengan usaha terbaik, berdoa dengan sungguh-sungguh karena pada

dasarnya manusia hanya bisa mengusahakan dan Tuhan yang maha Esa yang

menentukan hasil (Eko Teguh Utomo).

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Orang tua tercinta, Ibu Sukarni dan Bapak Pawi yang selalu memberikan

kasih sayang, motivasi, dukungan dan doa yang mengiringi setiap langkah

perjuangan penulis

Keluarga besar UKM Koperasi Mahasiswa Unnes dan teman-teman

Ekonomi Pembangunan B 2013 yang menjadi rumah ilmu dan keluarga kedua

di Semarang

Almamater Universitas Negeri Semarang.

Page 6: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Ekonomi Kawasan Ekowisata Waduk

Jatibarang Kecamatan Gunungpati “. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun

skripsi ini tidak lepas dari bantuan baik dalam bentuk bimbingan, motivasi, kritik, saran

maupun doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan rasa hormat dan

bangga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

3. Lesta Karolina br Sebayang, S.E.,M.Si. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonom Universitas Negeri Semarang.

4. Dyah Maya Nihaya, S.E., M.Si. Dosen Pembimbing dan Dosen Wali Ekonomi

Pembangunan B 2013 yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan

dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan menuntut ilmu di Universitas

Negeri Semarang.

5. Dr. Amin Pujiati, S.E.,M.Si Dosen Penguji I yang telah

membimbing dan memberi masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Page 7: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

vii

7. Orang tua, keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi dan bantuan

baik material maupun spiritual dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Keluarga besar UKM Kopma Unnes, teman-teman Ekonomi Pembangunan B

2013, tim KKN Alternatif IIA Tyto Alba 2016, dan teman Kontrakan Bapak

Kohar yang telah memberikan dukungan, motivasi dan bantuan dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, penulis menerima dengan senang hati apabila terdapat kritik dan

saran yang membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semarang, 26 September 2017

Penyusun

Page 8: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

viii

SARI

Utomo, Eko Teguh. 2017. “Analisis Ekonomi Kawasan Ekowisata Waduk Jatibarang

Kecamatan Gunungpati”. Sarjana Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dyah Maya Nihaya, S.E.,M.Si.

Kata Kunci : ekonomi, ekowisata , valuasi, travel cost method, Waduk

Jatibarang,

Potensi wisata alam di kota semarang yang dapat dikembangkan menjadi

ekowisata berada di Kecamatan Gunungpati. Trend kenaikan jumlah pengunjung yang

berkunjung ke kawasan wisata Waduk Jatibarang terus mengalami kenaikan akan

tetapi tidak disertai dengan akses jalan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui karakteristik pengunjung, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

keberlanjutan pengunjung untuk berkunjung kembali dan estimasi nilai ekonomi dari

kawasan wisata Waduk Jatibarang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer.

Pulasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pengunjung yang berkunjung di kawasan

waduk jatibarang. Sampel penelitian ini sebanyak 100 orang pengunjung dengan teknik

pengambilan sampel nonprobability sampling. Metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, regresi logistik dan penilaian ekonomi

menggunakan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan karakteristik pengunjung kawasan

wisata Waduk Jatibarang sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, berusia 21-30

tahun, dari tingkat pendidikan SMA dan memiliki jenis pekerjaan

wiraswasta/pengusaha. Mayoritas memiliki tujuan rekreasi dan melakukan kunjungan

ke kawasan wisata Waduk Jatibarang bersama keluarga serta berasal dari kota

semarang. Keputusan keberlanjutan pengunjung untuk berkunjung kembali ke

kawasan wisata Waduk Jatibarang dipengaruhi oleh faktor Jarak dan jumlah kunjungan

pengunjung, sedangkan faktor biaya perjalanan, pendapatan dan aksesibilitas tidak

berpengaruh secara signifikan. Hasil estimasi nilai surplus konsumen yang diterima

sebesar Rp 723.679,549 per individu per tahun atau Rp. 233.445,015 per satu kali

kunjungan. Total nilai ekonomi kawasan wisata Waduk Jatibarang didapatkan Rp

97.476.016.853 per tahun.

Simpulan penelitian ini adalah keputusan keberlanjutan pengunjung untuk

berkunjung kembali ke kawasan wisata Waduk Jatibarang dipengaruhi oleh faktor

Jarak dan jumlah kunjungan pengunjung. Kawasan wisata waduk Jatibarang memiliki

nilai manfaat yang lebih besar dari apa yang ditawarkan terhadap pengunjung saat ini.

Oleh karena itu perlu ada fasilitas tambahan yang memberikan rasa nyaman kepada

pengunjung untuk menikmati nilai manfaat dari lingkungan tersebut.

Page 9: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

ix

ABSTRACT

Utomo, Eko Teguh. 2017. “Economic Analysis of Waduk Jatibarang Tourism District

of Gunungpati”. Final Project. Economic Development Department. State University

of Semarang. Advisor Dyah Maya Nihaya, S.E.,M.Si.

Kata Kunci : Economic, ecotourism, valuation, travel cost method, Waduk

Jatibarang.

The potential of nature tourism in Semarang city which can be developed

become ecotourism is located in Gunungpati district. The trend of amount visitors that

visit Waduk Jatibarang tourism has increase time by time, but this is not supported or

balanced by the good proper access. The aims of this research is to understand

characteristic of visitors, determinant of the sustainability tourists decision to come

back and the estimated of economics value on Waduk Jatibarang tourism.

This research is quantitative research that use primary data. The population of

this study are all of the Waduk Jatibarang visitors. The sample of this research are 100

visitors by sampling technique of nonprobability sampling. The method of analysis

data in this research are descriptive statistics, logistic regression, and economic

assessment used the travel expenses valuation (travel cost method).

The results of this research show that the visitors characteristic of Waduk

Jatibarang tourism majority have male gender with average 21-30 years old, from the

high school education and have of employment entrepreneurs / entrepreneurs. The

majority of visitors purpose are to get recreation and visit to Waduk Jatibarang tourism

with family and most of them came from Semarang city. The sustainability tourists

decision to come back to Waduk Jatibarang tourism affected by the distance and the

number of visits, while the travel expenses, income and accessibility not affect

significantly. The results of the estimated value of consumer surplus receives Rp.

723.679,549 each individu each year or Rp. 233.445,015 by one visits. The total value

of economic on Waduk Jatibarang tourism obtained Rp. 97.476.016,853 each year.

The conclusion of this research is the sustainability tourists decision to come

back to Waduk Jatibarang tourism affected by the distance and the number of visits.

Waduk Jatibarang tourism area has a bigger benefit value than what is offered at the

present time. So that it needed to provide additional facilities so it will give comfort

feel to the visitors by enjoying benefit value of that tourism area.

Page 10: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

SARI .............................................................................................................. viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 10

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 12

1.5. Orisinalitas Penelitian ....................................................................... 13

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15

2.1. Pariwisata .......................................................................................... 15

2.1.1. Daya Tarik Wisata ................................................................. 16

2.1.2. Pengunjung dan Karakteristiknya .......................................... 21

2.1.3. Perilaku dan Pengambilan Keputusan Konsumen Pariwisata 27

Page 11: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xi

2.2. Ekowisata .......................................................................................... 31

2.2.1. Ekowisata di Indonesia .......................................................... 33

2.3. Penilaian Ekonomi ............................................................................ 37

2.3.1. Manfaat Penilaian Ekonomi ................................................... 38

2.3.2. Surplus Konsumen ................................................................. 40

2.4. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 43

2.5. Kerangka Berfikir ............................................................................. 46

2.6. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 48

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 49

3.1. Jenis Penelitian ................................................................................. 49

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 49

3.2.1. Populasi .................................................................................. 49

3.2.2. Sampel .................................................................................... 50

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 50

3.3. Variabel Penelitian ............................................................................ 51

1. Keputusan Keberlanjutan Pengunjung untuk Berkunjung ......... 51

2. Biaya Perjalanan ......................................................................... 52

3. Jarak Tempat Tinggal ................................................................. 52

4. Pendapatan ................................................................................. 52

5. Jumlah Kunjungan ...................................................................... 53

6. Aksesibilitas ............................................................................... 53

3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 53

3.5. Metode Analisis Data........................................................................ 54

3.5.1. Analisis Deskriptif ................................................................. 54

3.5.2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Keberlanjutan Pengunjung untuk Berkunjung ke Kawasan

Wisata Waduk

Jatibarang ...............................................................................

55

3.5.3. Analisis Pendugaan Nilai Ekonomi dengan Pendekatan

Page 12: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xii

Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)) ............................... 57

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 60

4.1.1. Gambaran Objek Penelitian ................................................... 60

4.1.2. Analisis Deskriptif ................................................................. 60

1. Jenis Kelamin Pengunjung ............................................... 60

2. Usia Pengunjung .............................................................. 61

3. Tingkat Pendidikan .......................................................... 62

4. Jenis Pekerjaan Pengunjung ............................................. 64

5. Tujuan Pengunjung .......................................................... 65

6. Kelompok Kunjungan ...................................................... 66

7. Asal Pengunjung .............................................................. 67

4.1.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Keberlanjutan Pengunjung untuk Berkunjung ke Kawasan

Wisata Waduk

Jatibarang ...............................................................................

69

1. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model

Fit) ....................................................................................

69

2. Menilai Kelayakan

Model ...............................................................................

71

3. Koefisien Determinasi (Negelkereke R

Square) .............................................................................

72

4. Matriks Klasifikasi

2x2 ....................................................................................

73

Page 13: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xiii

5. Uji

Multikolonieritas ..............................................................

75

6. Estimasi Parameter dan

Interpretasinya ..................................................................

76

4.1.4. Hasil Valuasi Ekonomi Kawasan Wisata Waduk

Jatibarang ...................................................................................

80

1. Uji

Multikolonieritas ..............................................................

81

2. Uji

Autokorelasi .....................................................................

82

3. Uji

Heteroskedastisitas ...........................................................

82

4. Uji

Normalitas ........................................................................

83

4.2. Pembahasan

Penelitian ..........................................................................................

90

4.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Keberlanjutan

Pengunjung untuk Berkunjung ke Kawasan Wisata Waduk

Jatibarang ...............................................................................

90

1. Pengaruh Biaya Perjalanan terhadap Keputusan

Keberlanjutan Pengunjung untuk Berkunjung Kembali ke

Kawasan Wisata Waduk

Page 14: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xiv

Jatibarang .........................................................................

90

2. Pengaruh Jarak terhadap Keputusan Keberlanjutan

Pengunjung untuk Berkunjung Kembali ke Kawasan

Wisata Waduk

Jatibarang .........................................................................

92

3. Pengaruh Pendapatan terhadap Keputusan Keberlanjutan

Pengunjung untuk Berkunjung Kembali ke Kawasan

Wisata Waduk

Jatibarang .........................................................................

94

4. Pengaruh Jumlah Kunjungan terhadap Keputusan

Keberlanjutan Pengunjung untuk Berkunjung Kembali ke

Kawasan Wisata Waduk

Jatibarang .........................................................................

96

5. Pengaruh Aksesibilitas terhadap Keputusan

Keberlanjutan Pengunjung untuk Berkunjung Kembali ke

Kawasan Wisata Waduk

Jatibarang .........................................................................

98

4.2.2. Analisis Valuasi Ekonomi Kawasan Wisata Waduk

Jatibarang ...............................................................................

99

BAB V.

PENUTUP 102

5.1. Simpulan ...........................................................................................

102

5.2. Saran .................................................................................................

103

Page 15: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xv

DAFTAR

PUSTAKA .....................................................................................................

104

LAMPIRAN ...................................................................................................

110

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Pengunjung Kota Semarang Tahun 2013-2015 ............... 2

Tabel 1.2. Jumlah Kunjungan Wisata Alam Kota Semarang Tahun

2013-

2015

......................................................................................................

4

Tabel 4.1. Jenis Kelamin Pengunjung ............................................................ 61

Tabel 4.2. Usia Pengunjung ........................................................................... 62

Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Pengunjung ................................................... 63

Page 16: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xvi

Tabel 4.4. Jenis Pekerjaan Pengunjung .......................................................... 64

Tabel 4.5. Tujuan Pengunjung ....................................................................... 65

Tabel 4.6. Kelompok Kunjungan ................................................................... 67

Tabel 4.7. Asal Pengunjung ........................................................................... 68

Tabel 4.8. Uji Kelayakan Model -2 Log Likelihood (Ll) Awal ..................... 69

Tabel 4.9. Uji Kelayakan Model -2 Log Likelihood (Ll) Step 1 .................... 70

Tabel 4.10. Omnibus Test Of Model Coefficients .......................................... 70

Tabel 4.11. Hasil Uji Hosmer And Lameshow Test ...................................... 71

Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinan ................................................. 72

Tabel 4.13. Hasil Uji Matriks Klasifikasi Step 0 ........................................... 73

Tabel 4.14. Uji Matriks Klasifikasi Step 1 ..................................................... 74

Tabel 4.15. Uji Multikolonieritas ................................................................... 75

Tabel 4.16. Uji Koefisien Regresi Logistik ................................................... 76

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Penelitian ......................................................... 79

Tabel 4.18. Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................... 81

Tabel 4.19. Uji Durbin-Watson...................................................................... 82

Tabel 4.20. Hasil Uji White ........................................................................... 83

Tabel 4.21. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) .................................. 84

Tabel 4.22. Hasil Regresi Linier Berganda .................................................... 85

Page 17: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kondisi Jalan Kota Semarang per Wilayah Tahun 2015 ........... 6

Gambar 1.2. Jalan Longsor Menuju Kawasan Wisata Waduk Jatibarang .... 7

Gambar 2.1. Sistematika Teknik Valuasi Ekonomi ....................................... 40

Gambar 2.2. Total Surplus Konsumen ........................................................... 41

Gambar 2.3. Kerangka Berfikir .................................................................... 47

Gambar 4.1. Normal P-Plot .......................................................................... 83

Page 18: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xviii

Page 19: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian .................................................................. 110

Lampiran 2. Tabulasi Data Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pengunjung Untuk Berkunjung

Kembali

...................................................................................................

115

Lampiran 3. Tabulasi Data Analisis Penilaian

Ekonomi

...................................................................................................

118

Lampiran 4. Output SPSS Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pengunjung Untuk Berkunjung

Kembali

...................................................................................................

121

Lampiran 5. Output SPSS Analisis Penilaian

Ekonomi

...................................................................................................

128

Lampiran 6.

Dokumentasi

...................................................................................................

133

Page 20: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kota Semarang berada pada posisi tengah-tengah pantai utara Jawa, terletak

antara garis 6°50’–7°10’ Lintang Selatan dan garis 109°35’–110°50’ Bujur Timur.

Dibatasi sebelah barat dengan kabupaten Kendal, sebelah timur dengan kabupaten

demak, sebelah selatan dengan kabupaten Semarang dan sebelah utara di batasi oleh

laut Jawa. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan

177 Kelurahan. Luas Wilayah Kota semarang 373,70 𝑘𝑚2, terdiri dari 39,56 𝑘𝑚2

(10,59%) tanah sawah dan 334,14 𝑘𝑚2 (89,41%) bukan lahan sawah (Kota Semarang

dalam Angka, 2016). Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada

jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa. Dalam proses perkembangannya, kota Semarang

sangat dipengaruhi oleh keadaan alam yang membentuk suatu kota yang mempunyai

ciri khas kota pegunungan dan kota pantai. Banyak sumber daya alam yang dapat di

manfaatkan secara ekonomi dengan melihat topologi Kota Semarang, salah satunya

adalah potensi pariwisata.

Pariwisata merupakan perangkat yang sangat penting di dalam pembangunan

otonomi daerah sekarang ini, untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan,

meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni

budaya daerah kepada pengunjung, baik pengunjung mancanegara maupun nusantara.

Banyak faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor

Page 21: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

2

tersebut meliputi keinginan seseorang melihat tempat – tempat baru yang belum pernah

di kunjungi dan ingin belajar sesuatu, menghindari udara atau musim yang tidak

mengenakkan, keinginan untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan di rumah,

untuk sekadar rekreasi atau rileks, dan lain – lain (Nurmelani, 2008).

Kota Semarang selama ini dikenal sebagai kota industri dan bisnis, bukan

berarti Kota Semarang tidak memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Ada berbagai objek wisata yang di tawarkan di kota semarang meliputi wisata budaya,

wisata sejarah, wisata alam dan wisata buatan. Objek wisata yang ada di Kota

Semarang terdiri dari 10 wisata alam dan 52 wisata buatan. Dari 62 objek ini yang

dimiliki Pemerintah Kota Semarang dan tercatat dalam aset Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Semarang sebanyak 5 destinasi, yaitu Goa Kreo, Hutan Wisata

Tinjomoyo, Taman Budaya Raden Saleh, Taman Margasatwa Semarang dan

Kampoeng Wisata Taman Lele (RKPD Kota Semarang, 2017).

Tabel 1.1. Jumlah Pengunjung Kota Semarang Tahun 2013-2015

Tahun 2013 2014 2015

Pengunjung Nusantara 1.995.253 2.692.104 2.853.564

Pengunjung

Mancanegara

7.033 12.878 16.518

Jumlah 2.002.286 2.704.982 2.870.082

Sumber : Statistik Pariwisata Jawa Tengah (diolah).

Tabel 1.1. menunjukkan jumlah pengunjung yang berkunjung ke objek wisata

di Kota Semarang mengalami peningkatan setiap tahunya. Hal ini disebabkan karena

Page 22: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

3

adanya peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang.

Selain itu, adanya upaya Pemerintah Kota Semarang yaitu dengan kerja sama

kemitraan dalam rangka pemasaran pariwisata Kota Semarang (RKPD,2017).

Kementerian Pariwisata pada Rakornas Kepariwisataan ke-4 di Jakarta

mengumumkan Indeks Pariwisata Indonesia (IPI). Penyusunan indeks ini mengacu

pada Travel and Tourism Competitive Indeks yang disesuaikan dengan kondisi di

Indonesia untuk mengukur kesiapan daerah tujuan wisata. Pengukurannya sendiri

berbasis data sekunder yang ditentukan oleh empat aspek utama penopang industri

pariwisata, yaitu aspek lingkungan, tata kelola, potensi wisata, dan infrastruktur. Daya

saing tertinggi industri pariwisata Indonesia masih didominasi di kota-kota besar.

Denpasar menduduki peringkat IPI tertinggi dengan skor 3,81, Kota Surabaya, 3,74,

Kota Batam, 3,73, Kabupaten Sleman, 3,72, Kota Semarang, 3,59 dari rentang skala 0

sampai 5 (Liputan6.com, Jakarta).

Kecenderungan perkembangan dunia pariwisata mulai meninggalkan konsep

pariwisata massal dan mengarah kepada konsep pariwisata lingkungan (ecotourism)

(Susilowati dan Salma, 2004). Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area

alami yang dilakukan dengan tujuan mengobservasi lingkungan dan melestarikan

kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat (The Ecotourism Society, 1990).

Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya karena

desakan dan tuntutan dari para eco-traveler. Pemanfaatan jasa lingkungan untuk

kepentingan wisata alam, perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan

Page 23: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

4

pariwisata alam yakni konservasi, edukasi, ekonomi, rekreasi dan peran / partisipasi

masyarakat.

Tabel 1.2. Jumlah Kunjungan Wisata Alam Kota Semarang Tahun 2013-2015

Objek Wisata

2013 2014 2015

Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus

Gua Kreo - - 105 107.969 117 134.578

Taman Margasatwa

Semarang

2 246.125 - 280.436 - 361.965

Kampong Wisata

Taman Lele

- 16.941 - 17.217 - 37.251

Pantai Marina - 433.205 175 600.947 36 468.890

Hutan Wisata

Tinjomulyo

- 1.951 - 3.678 6 4.417

Sumber: Dinbudpar Provinsi Jawa Tengah (diolah).

Wisata alam Kota Semarang yang memiliki potensi untuk dijadikan ekowisata

berada di kecamatan Gunungpati, meliputi Waduk Jatibarang, Goa Kreo dan desa

Wisata Kandri. Pembangunan Waduk Jatibarang merupakan bentuk Pengelolaan

Sumber Daya Air (PSDA) dan pengendalian banjir di Kota Semarang. Waduk ini

dibangun di kawasan perbukitan Kecamatan Gunung Pati di kawasan Goa Kreo.

Waduk ini diharapkan dapat mendukung potensi wisata Goa Kreo yang ada di Kota

Semarang sehingga masyarakat yang berkunjung tidak hanya melihat Goa Kreo tetapi

juga dapat menikmati pemandangan Waduk yang indah (Ernadia, dkk, 2014).

Pengembangan kawasan wisata Waduk Jatibarang diperlukan selain karena

merupakan salah satu program Pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah

Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Page 24: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

5

Semarang Tahun 2011 – 2031 pasal 120. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa

pada kawasan Waduk Jatibarang diizinkan untuk menjadi tempat wisata, yang

didukung dengan adanya objek wisata Goa Kreo, yang merupakan salah satu wisata

alam yang potensial di Semarang. Aktivitas kepariwisataan banyak bergantung pada

transportasi dan komunikasi. Faktor jarak dan waktu sangat mempengaruhi keinginan

orang untuk melakukan perjalanan wisata. Keberadaan berbagai pilihan transportasi

saat ini menyebabkan pertumbuhan pariwisata maju sangat pesat. Kemajuan fasilitas

transportasi ikut mendorong kemajuan bidang kepariwisataan dan sebaliknya. Fungsi

utama transportasi sangat erat hubungannya dengan aksesibilitas (accessibility).

Aksesibilitas berkaitan dengan frekuensi penggunaan dan kecepatan yang

dimiliki oleh angkutan, sehingga jarak lokasi yang jauh menjadi terasa lebih dekat. Hal

ini berarti mempersingkat waktu tempuh dan sudah tentu akan lebih meringankan biaya

perjalanan. Dengan demikian dapat dikatakan transportasi dapat semakin memudahkan

orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, seperti misalnya daerah tujuan wisata.

Dalam hal ini kawasan wisata Waduk Jatibarang belum memiliki sarana aksesibilitas

yang baik. Belum adanya moda transportasi yang di sediakan oleh pemerintah kota

semarang untuk menjangkau kawasan wisata Waduk Jatibarang. Hal ini dapat dilihat

dari sarana aksesibilitas menuju kawasan wisata Waduk Jatibarang pada grafik kondisi

jalan dibawah ini:

Page 25: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

6

Gambar 1.1. Kondisi Jalan Kota Semarang per Wilayah Tahun 2015

Sumber : RKPD Kota Semarang Tahun 2017

Secara kewilayahan, kondisi jalan rusak banyak terjadi di wilayah-wilayah

dengan kondisi tanah yang cenderung labil dan intensitas yang cukup tinggi antara

lain: Kecamatan Mijen (9,63 % dari total panjang jalan), Gunungpati (6,12%), dan

Semarang Tengah (4,83%) dan Tugu (4,11%) untuk itu hal tersebut akan menjadi

pertimbangan Pemerintah Kota Semarang dalam pengalokasian program dan kegiatan

selanjutnya (RKPD Kota Semarang Tahun 2017). Apabila dilihat dari Table 1.1.

jumlah pengunjung mancanegara dan pengunjung nusantara pada Goa Kreo terus

mengalami kenaikan setiap tahunya. Peningkatan kunjungan pengunjung ke kawasan

wisata Waduk Jatibarang masih berbanding terbalik dengan sarana aksesibilitas

menuju kawasan wisata Waduk Jatibarang. Masih banyak akses jalan yang menjadi

jalan utama menuju Kawasan wisata Waduk Jatibarang yang rusak. Peningkatan

kerusakan jalan menuju Kawasan wisata Waduk Jatibarang dari tahun 2014 yang

sebesar 1,08% meningkat menjadi 6,12% dari panjang jalan, menunjukkan belum ada

Page 26: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

7

perbaikan yang signifikan terhadap akses menuju kawasan wisata Waduk Jatibarang.

Gambar 1.2. Jalan Longsor Menuju Kawasan Wisata Waduk Jatibarang

Sumber : Tribun Jateng, 2016

Gambar 1.2. menunjukkan ruas jalan menuju kawasan wisata Waduk

Jatibarang yang rusak akibat longsor. Kondisi akses jalan yang semacam ini akan dapat

menimbulkan biaya tambah dan penurunan tingkat kepuasan dari pengunjung itu

sendiri. Jumlah kunjungan wisata akan dapat meningkat lebih signifikan apabila akses

jalan menuju kawasan wisata bebas dari jalan rusak. Melihat fakta yang ada, sarana

akses jalan sangat berpengaruh terhadap pilihan pengunjung (konsumen) karena akan

mempengaruhi kepuasan dan biaya yang akan di keluarkan oleh pengunjung. Hal

tersebut akan berdampak terhadap kunjungan pengunjung lain sebagai akibat dari

kesan yang didapatkan oleh pengunjung. Dalam hal ini pengunjung secara tidak

langsung menjadi marketing kawasan wisata Waduk Jatibarang dengan cara

pemberian informasi kepada pengunjung yang lain.

Page 27: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

8

Pengunjung yang berkunjung ke kawasan wisata Waduk Jatibarang dapat

dipandang sebagai konsumen sementara. Pengunjung melakukan perjalanan ke tempat

wisata, menggunakan sumber daya dan fasilitasnya dan mengeluarkan biaya untuk

mencapai kepuasan. pengunjung kawasan wisata Waduk Jatibarang yang umumnya

tinggal di daerah perkotaan lebih tertarik dengan nuansa alam yang natural dan jauh

dari kebisingan. Ada beberapa faktor untuk mengukur minat kunjungan pengunjung ke

kawasan wisata Waduk Jatibarang. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

kunjungan yaitu biaya perjalanan ke Kawasan wisata Waduk Jatibarang, Jarak tempat

tinggal pengunjung ke kawasan wisata, pendapatan rata-rata, kelompok kunjungan dan

jumlah kunjungan.

Pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata pada umumnya rela meluangkan

waktu, mengeluarkan biaya dan tidak memperdulikan jarak yang ditempuh untuk

mengunjungi suatu objek wisata. Biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung

didapat dengan menjumlahkan biaya transportasi, biaya dokumentasi, biaya konsumsi,

biaya parkir, dan biaya lain-lain selama melakukan kunjungan wisata sehingga akan

diketahui penilaian ekonomi total yang diberikan oleh pengunjung yang akan berguna

dalam pengembangan prasarana dan sarana kawasan wisata (Praja, 2010). Kegiatan

wisata yang dilakukan tersebut digunakan untuk mengisi waktu luang pada saat tidak

bekerja, untuk berkumpul dengan teman maupun keluarga. Namun, tanpa disadari

biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung dalam melakukan kunjungan ke objek wisata

kurang memperhatikan manfaat nilai ekonominya terhadap pengembangan kawasan

Page 28: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

9

wisata tersebut. Pada kawasan wisata Waduk Jatibarang dapat menikmati keindahan

alam dan budaya masyarakat yang masih alami, panorama Waduk Jatibarang dan

melihat satwa kera di sekitar Goa Kreo. Keberagaman potensi wisata yang terdapat di

kawasan wisata Waduk Jatibarang memberikan banyak manfaat bagi pengunjung .

Penilaian (valuasi) penting dilakukan pada kawasan wisata Waduk Jatibarang

untuk menjaga keberlangsungan wisata dan lingkungan Waduk Jatibarang. Penelitian

ini dilakukan untuk menghitungkan sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dari

kawasan wisata Waduk Jatibarang khususnya manfaat rekreasional dari pemanfaatan

jasa lingkungan dan sumber daya alam yang ada bagi pengunjung. Manfaat ekonomi

wisata alam selama ini belum banyak diketahui secara pasti karena sifatnya yang

intangible (tidak terukur). Menurut Diana (2010) dalam Badar (2013) konsep teori

pendekatan Travel Cost Method menilai manfaat yang diperoleh konsumen dalam

memanfaatkan barang lingkungan walaupun tempat rekreasi tidak memungut bayaran

masuk atau tarif pemanfaatan. Pendekatan Travel Cost Method mencerminkan

kesediaan masyarakat untuk membayar barang dan jasa yang diberikan lingkungan

dibanding dengan jasa lingkungan dimana mereka berada pada saat tersebut. Hasil

penilaian (valuasi) dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan

dan pengelolaan kawasan wisata Waduk Jatibarang di masa mendatang. Berdasarkan

uraian diatas mengambil judul penelitian “Analisis Ekonomi Kawasan Ekowisata

Waduk Jatibarang Kecamatan Gunungpati”.

1.2. Rumusan Masalah

Page 29: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

10

Waduk Jatibarang merupakan Waduk yang terletak di Semarang, tepatnya

dalam wilayah Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati. Pelaksanaan konservasi

Sabuk Hijau dengan pembangunan Waduk Jatibarang berfungsi untuk menjaga

konservasi alam kawasan Kota Semarang. Diharapkan dengan adanya sabuk hijau

dapat mengurangi sedimentasi dan meningkatkan suplai air bersih, serta dapat

dikembangkan menjadi kawasan pariwisata yang menarik. Kawasan wisata Waduk

Jatibarang terdiri dari desa wisata Kandri, objek wisata Goa Kreo dan Waduk

Jatibarang itu sendiri.

Kawasan wisata Waduk Jatibarang sangat diminati pengunjung nusantara

maupun pengunjung mancanegara. Mulai dibuka untuk umum pada tahun 2014 jumlah

pengunjung yang berkunjung pada kawasan wisata Waduk Jatibarang ini terus

mengalami peningkatan. Besarnya minat pengunjung untuk berkunjung di kawasan

wisata Waduk Jatibarang ini tidak di barengi dengan sarana aksesibilitas yang cukup.

Banyak ruas jalan menuju kawasan wisata Waduk Jatibarang baik dari Kota Semarang

maupun dari Kecamatan Gunungpati yang mengalami kerusakan. Kerusakan jalan

yang menjadi akses menuju kawasan wisata Waduk Jatibarang tidak mempengaruhi

minat pengunjung untuk berkunjung.

Kawasan wisata Waduk Jatibarang merupakan kawasan Ekowisata yang

mempunyai keragaman potensi wisata yang dapat dikembangkan. Potensi wisata

tersebut berupa wisata buatan, wisata budaya, eduwisata dan wisata alam. Pada

dasarnya potensi wisata yang dimiliki kawasan wisata Waduk Jatibarang wisata

Page 30: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

11

berbasis alam dan lingkungan. Sebagian besar jasa lingkungan yang ditawarkan tidak

memiliki nilai pasar sehingga penentuan tarif masuk kawasan wisata belum

menunjukkan nilai ekonomi yang sebenarnya dari jasa lingkungan yang didapat.

Pendekatan terhadap harga (nilai) ini kemudian digunakan untuk mengestimasi

besarnya permintaan dan nilai manfaat ekonomi. Adapun salah satu pendekatan untuk

menilai barang-barang non pasar ini adalah Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost

Method). Nilai manfaat tersebut meliputi surplus konsumen yang berguna untuk

pengambilan keputusan dan bahan pertimbangan pengembangan tempat wisata

sehingga pengelolaan yang dilakukan mendukung tercapainya alokasi sumber daya

optimum.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik pengunjung yang berkunjung ke kawasan wisata

Waduk Jatibarang ?

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan keberlanjutan pengunjung

untuk berkunjung kembali ke kawasan wisata Waduk Jatibarang ?

3. Berapa besar surplus konsumen yang diterima pengunjung kawasan wisata

Waduk Jatibarang dengan menggunakan pendekatan metode biaya

perjalanan wisata (travel cost method) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Page 31: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

12

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik pengunjung yang berkunjung ke kawasan

wisata Waduk Jatibarang.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan

keberlanjutan pengunjung untuk berkunjung ke kawasan wisata Waduk

Jatibarang.

3. Mengestimasikan surplus konsumen yang diterima pengunjung kawasan

wisata Waduk Jatibarang dengan menggunakan pendekatan metode biaya

perjalanan wisata (travel cost method).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penulis dalam melakukan penelitian ini berharap dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal ini tentang

penilaian ekonomi dengan pendekatan Travel Cost Method pada kawasan

ekowisata agar dapat menjadi pembanding serta memberikan tambahan

informasi bagi studi-studi yang berhubungan Travel Cost Method.

2. Manfaat Praktis

Page 32: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

13

a. Bagi peneliti, diharap mampu mengestimasi nilai ekonomi dari jasa

lingkungan yang terdapat pada kawasan ekowisata dengan pendekatan

Travel Cost Method.

b. Bagi masyarakat, dengan adanya penelitian ini semoga masyarakat

lebih sadar akan keberlangsungan ekowisata dengan ikut serta dalam

menjaga keberlanjutan melalui aktivitas pariwisata untuk meningkatkan

perekonomian sekitar kawasan ekowisata tanpa merugikan lingkungan.

c. Bagi Pemerintah, dengan penelitian ini pemerintah dapat mengambil

kebijakan dalam pengembangan pariwisata khususnya kawasa wisata

ekowisata dengan mempertimbangkan jasa lingkungan yang tidak

memiliki nilai (harga).

1.5. Orisinalitas Penelitian

Penelitian bermaksud memadukan beberapa penelitian yang telah ada

sebelumnya serta menganalisis kembali tentang valuasi ekonomi di kawasan

ekowisata. Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Irma Afia Salma

dan Indah Susilowati (2004) serta penelitian Aulia Rahman dan Muljaningsih (2016).

Peneliti memadukan kedua peneliti rujukan tersebut dan menghasilkan beberapa

perbedaan.

1) Penelitian Irma Afia Salma dan Indah Susilowati (2004) menggunakan variabel

bebas : travel cost ke Curug Sewu, biaya ke objek wisata lain, umur,

Page 33: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

14

pendidikan, penghasilan dan jarak dengan Metode biaya perjalanan individu

(Individual Travel Cost Method) digunakan sebagai metode analisis.

2) Penelitian Aulia Rahman dan Muljaningsih (2016) menggunakan variabel

bebas : biaya perjalanan, jarak tempat tinggal, pendapatan, waktu tempuh dan

umur pengunjung dengan metode biaya perjalanan dan kesediaan membayar

sebagai metode analisis.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut variabel yang akan digunakan pada

penelitian ini adalah biaya perjalanan individu, jarak tempat tinggal, pendapatan, waktu

tempuh, biaya perjalanan ke tempat wisata lain. Selanjutnya peneliti menambahkan

variabel aksesibilitas untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

keberlanjutan pengunjung yang berkunjung ke kawasan ekowisata Waduk Jatibarang.

Perbedaan lain yang terdapat pada penelitian ini adalah pendekatan biaya perjalanan

menggunakan pendekatan individu pengunjung untuk mengestimasi surplus konsumen

yang di terima oleh pengunjung dan nilai ekonomi dari kawasan ekowisata Waduk

Jatibarang setiap kunjungan pengunjung.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Page 34: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

15

2.1 Pariwisata.

Pariwisata merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan

penggunaan waktu luangnya. Kegiatan pariwisata di dalam maupun di sekitar wilayah

perkotaan sangatlah penting karena dapat menjadi sumber pemasukan dana dan dapat

menjadi daya tarik perkotaan. Pariwisata adalah aktivitas yang mengandung unsur

kesenangan dengan berbagai motivasi pengunjung untuk mengunjungi suatu lokasi.

Ekowisata juga harus mengandung unsur ini. Oleh karena itu, produk dan, jasa

pariwisata yang ada di daerah kita juga harus memberikan unsur (zalukhu,2009).

Dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan beberapa

istilah yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan

daya tarik wisata.

2. Pengunjung adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di

bidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata.

Page 35: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

16

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata,

usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan akan dapat menjadi

penghasil devisa utama, dan berperan dalam pengembangan wilayah. Berkembangnya

suatu pariwisata dalam suatu daerah akan membawa perubahan pada daerah, yaitu

bernilai positif jika pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti prosedur

yang benar, yakni melalui perencanaan yang cermat dan matang supaya sesuai dengan

kondisi setempat (Imran,2012).

2.1.1. Daya Tarik Wisata

Daya tariknya menurut Fandeli (1995) dapat dibedakan menjadi 3 bagian,

yaitu:

1. Daya Tarik Alam

Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan dengan

mengunjungi daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan daya tarik

alamnya, seperti laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan

objek wisata yang masih alami.

2. Daya Tarik Budaya

Page 36: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

17

Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan

dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan

budaya, seperti kampung naga, tanah toraja, kampung adat banten, kraton

kasepuhan Cirebon, kraton Yogyakarta, dan objek wisata budaya lainnya.

3. Daya Tarik Minat Khusus

Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi

objek wisata yang sesuai dengan minat seperti wisata olahraga, wisata

rohani, wisata kuliner, wisata belanja, dengan jenis-jenis kegiatannya.

Menurut Inskeep (1991), mengatakan bahwa suatu objek wisata harus

mempunyai 5 unsur penting, yaitu:

1. Daya tarik

Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik pengunjung mengadakan

perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat primer yang

menjadi tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang dikunjungi dalam

suatu perjalanan primer karena keinginannya untuk menyaksikan,

merasakan, dan menikmati daya tarik tujuan tersebut. Sedangkan daya tarik

sendiri dapat diklasifikan kedalam daya tarik lokasi yang merupakan daya

tarik permanen.

2. Prasarana Wisata

Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani pengunjung selama

perjalanan wisata. Fasilitas ini cenderung berorientasi pada daya tarik

Page 37: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

18

wisata di suatu lokasi, sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan

objek wisatanya. Prasarana wisata cenderung mendukung kecenderungan

perkembangan pada saat yang bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:

a. Prasarana akomodasi

Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting

dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari pengeluaran pengunjung

biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap, makan dan minum.

Daerah wisata yang menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan

mempunyai nilai estetika tinggi, menu yang cocok, menarik, dan asli

daerah tersebut merupakan salah satu yang menentukan sukses tidaknya

pengelolaan suatu daerah wisata.

b. Prasarana pendukung

Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh

pengunjung. Pola gerakan pengunjung harus diamati atau diramalkan

untuk menentukan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung

akan digunakan untuk melayani mereka. Jumlah dan jenis prasarana

pendukung ditentukan berdasarkan kebutuhan pengunjung.

c. Sarana Wisata

Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang

diperlukan untuk melayani kebutuhan pengunjung dalam menikmati

perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan

Page 38: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

19

wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan

kebutuhan pengunjung, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih

dari itu, selera pasar pun dapat menentukan tuntutan berbagai sarana

yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah

tujuan wisata antara lain biro perjalanan, alat transportasi, dan alat

komunikasi, serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata

memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata

tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung.

d. Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan

prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun

bangunan fisik diatas permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti:

sistem pengairan, sumber listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan

terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan atau pengawasan.

Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan

wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus

membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

e. Masyarakat, Lingkungan, dan Budaya

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik

wisata akan mengundang kehadiran pengunjung. Beberapa hal yang

Page 39: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

20

perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan

budaya adalah sebagai berikut:

1) Masyarakat

Masyarakat di sekitar objek pengunjung yang akan menyambut

kehadiran pengunjung tersebut, sekaligus akan memberikan

layanan yang diperlukan oleh para pengunjung. Layanan yang

khusus dalam penyajiannya serta mempunyai kekhasan sendiri

akan memberikan kesan yang mendalam. Untuk itu masyarakat di

sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas

layanan yang dibutuhkan oleh para pengunjung.

2) Lingkungan

Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di

sekitar objek wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar

tidak rusak dan tercemar. Lalu-lalang manusia yang terus

meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya

ekosistem dari fauna dan flora di sekitar objek wisata. Oleh sebab

itu perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan

melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam

pengelolaan suatu objek wisata.

3) Budaya

Page 40: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

21

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek

wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar

penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu

lingkungan budaya ini pun kelestariannya tak boleh tercemar oleh

budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat

memberikan kenangan yang mengesankan bagi setiap pengunjung

yang berkunjung.

2.1.2 Pengunjung dan Karakteristiknya

Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung di suatu tempat atau

negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung yang terdiri dari beberapa orang

dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk di dalamnya adalah

pengunjung, sehingga tidak semua pengunjung termasuk pengunjung. Pengunjung

yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya

dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.

Pengunjung digolongkan dalam dua kategori, yaitu:

1. Pengunjung (tourist)

Pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya selama 24 jam di

negara yang kunjungi dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam

klasifikasi sebagai berikut:

a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,

keagamaan dan olahraga.

Page 41: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

22

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain

sebagainya.

2. Pelancong (excursionists)

Pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam

waktu kurang dari 24 jam.

Dari beberapa pengertian tersebut, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada objek dan daya tarik

wisata yang dalam hal ini adalah ekowisata Gunungpati sebagai lokasi penelitian.

Karakteristik pengunjung dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu karakteristik

sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata. Dalam hal ini karakteristik

pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung terhadap pengembangan

pariwisata. Tidak dapat diterapkan secara langsung langkah-langkah yang harus

dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung, melainkan perlu melihat

keterkaitan dengan persepsi pengunjung.

Pengunjung pada suatu objek wisata memiliki karakteristik dan pola

kunjungan, kebutuhan ataupun alasan melakukan kunjungan ke suatu objek wisata

masing-masing berbeda hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi penyedia pariwisata

sehingga dalam menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan

pengunjung.

Adapun karakteristik pengunjung meliputi:

Page 42: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

23

1. Jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan

2. Usia adalah umur responden pada saat survei

3. Kota atau daerah asal adalah daerah tempat tinggal responden

4. Tingkat pendidikan responden

5. Status pekerjaan responden

6. Status perkawinan responden

7. Pendapatan per bulan

8. Tujuan dan motivasi kunjungan

Sedangkan pola kunjungan pengunjung merupakan alasan utama perjalanan ,

motif atau tujuan utama dilakukannya perjalanan tersebut meliputi:

1. Maksud kunjungan yang merupakan tujuan utama melakukan perjalanan

wisata.

2. Frekuensi kunjungan adalah banyaknya kunjungan ke objek wisata yang

pernah dilakukan oleh pengunjung.

3. Teman perjalanan adalah orang yang bersama-sama dengan pengunjung

melakukan perjalanan wisata.

4. Lama Waktu kunjungan adalah jumlah waktu yang dihasilkan responden

selama berada di objek wisata.

5. Besar pengeluaran adalah jumlah pengeluaran atau biaya selama melakukan

perjalanan wisata.

Page 43: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

24

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah sebagai

berikut Foster (1985) :

1. Profil Pengunjung (Tourist Profile) Profil pengunjung dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

a. Karakteristik sosial ekonomi pengunjung (Sosio-economic

characteristic) yang meliputi umur, pendidikan dan tingkat pendapatan.

b. Karakteristik tingkah laku (behavioral Characteristic) yang meliputi

motivasi, sikap dan keinginan pengunjung.

2. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang meliputi

informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan fasilitas dan

pelayanannya.

3. Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal

di daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.

4. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and characteristic

of destination) yang meliputi jenis atraksi, akomodasi, ketersediaan dan

kualitas fasilitas pelayanan, kondisi lingkungan dan sebagainya.

Faktor-faktor yang akan mempengaruhi permintaan khusus terhadap daerah

tujuan wisata tertentu yang akan dikunjungi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Harga

Pada kebanyakan industri jasa harga biasanya menjadi masalah kedua

karena yang terpenting adalah kualitas yang harus disesuaikan dengan

Page 44: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

25

kebutuhan dan keinginan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Dalam

kepariwisataan sudah biasa dilakukan price differentiation secara umum

sebagai suatu strategi dalam pemasaran. Sebagai contoh misalnya

sedikitnya dijumpai 15 tarif perjalanan round trip yang disusun oleh

International Air Transportation Association (IATA) berdasarkan musim,

rata-rata lamanya tinggal, umur penumpang, dan pelayanan ditempat

tujuan.

2. Daya tarik wisata

Keputusan untuk melakukan perjalanan lebih banyak menyangkut

pemilihan daerah tujuan wisata. Pemilihan ini ditentukan oleh daya tarik

yang terdapat di daerah yang akan dikunjungi.

3. Kemudahan berkunjung

Aksesibilitas ke daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi banyak

mempengaruhi pilihan pengunjung, pengunjung menginginkan tersedianya

macam-macam transportasi yang dapat digunakan dengan harga yang

bervariasi. Karena biaya transportasi akan mempengaruhi biaya perjalanan

secara keseluruhan. Tersedianya prasarana yang memadai akan menjadi

pilihan seperti bandara yang nyaman dan bersih, jalan yang tidak

Page 45: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

26

berlubang-lubang menuju objek wisata, tersedianya tenaga listrik dan air

bersih.

4. Informasi dan layanan sebelum kunjungan

Pengunjung biasanya memerlukan pre-travel service di daerah tujuan

wisata yang mereka kunjungi dan tersedia tourist information service yang

dapat menjelaskan tempat-tempat yang akan dikunjungi pengunjung,

kendaraan yang digunakan, waktu perjalanan dan keperluan yang

dibutuhkan

5. Citra

Pengunjung memiliki kesan dan impian tersendiri tentang daerah tujuan

wisata yang akan dikunjungi. Citra dari daerah tujuan wisata akan

mempengaruhi permintaan wisata daerah tersebut.

2.1.3 Perilaku dan Pengambilan Keputusan Konsumen Pariwisata

Dalam teori ekonomi dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang

selalu berusaha memaksimalkan kepuasannya dan selalu bertindak rasional. Para

konsumen akan berusaha memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan

finansialnya memungkinkan. Mereka memiliki pengetahuan tentang alternatif

produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Kepuasan menjadi hal yang

teramat penting dan seakan menjadi hal utama untuk dipenuhi.

Page 46: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

27

Menurut Swastha dan Handoko dalam Wigati (2011) perilaku konsumen

(consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan

jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Menurut Philip Kottler & Amstrong (2001) dalam Oetarjo (2013), faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

1. Faktor budaya

a. Budaya

Adalah serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang

dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting

lain.

b. Sub budaya

Kelompok orang yang memilki system nilai yang sama berdasarkan

pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.

c. Kelas sosial

Adalah pembagian kelompok masyarakat yang relative permanent dan

relative teratur dimana anggota – anggotanya memiliki nilai, minat, dan

perilaku yang sama.

2. Faktor sosial

Page 47: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

28

a. Kelompok

Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi

tujuan individu atau tujuan bersama.

b. Keluarga

Merupakan organisasi pembelian di masyarakat tempat konsumen

berada yang paling penting dan keluarga telah di teliti secara luas.

c. Peran dan status

Seseorang merupakan bagian dari beberapa kelompok, club, organisasi.

Peran dan status di definisikan berdasarkan peran dan statusnya. Peran

terdiri atas sejumlah aktivitas yang di harapkan untuk dilakukan

menurut orang – orang di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang

menggambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh

masyarakat

3. Faktor pribadi

a. Umur dan siklus hidup

Sepanjang hidupnya orang akan mengubah barang dan jasa yang di

belinya.

b. Pekerjaan

Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Para

pemasaran berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang

memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka.

Page 48: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

29

c. Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sesorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

barang yang sensitive pendapatan akan memperhatikan trend

pendapatan, tabungan, dan tingkat suku bunga.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang tergambarkan

pada aktivitas, interest/minat, dan opinion orang tersebut. Gaya hidup

menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas social atau kepribadian

seseorang.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang membedakan

seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus

menerus terhadap lingkungannya.

4. Faktor psikologis

a. Motivasi

Motif adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari

kepuasan atas Kebutuhan tersebut

b. Persepsi

Persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.

c. Pembelajaran

Page 49: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

30

Adalah perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.

Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan,

stimulant, cues, tanggapan, dan penguatan yang saling mempengaruhi.

d. Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang

mengenai sesuatu. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi

pilihan produk. Pemasar barang yang sensitive pendapatan akan

memperhatikan trend pendapatan, tabungan, dan tingkat suku bunga.

Di dalam perilaku konsumen kita juga harus memahami proses pengambilan

keputusan konsumen, yang merupakan salah satu ruang lingkup studi perilaku

konsumen. Middleton, Fyall & Morgan dalam Yusendra ( 2015) memberikan suatu

model proses pengambilan keputusan konsumen pariwisata proses Stimuli dan

Respond. Pengunjung menerima stimuli dari lingkungan luar. Mereka menyerap

informasi, pengaruh, pertimbangan dan gambaran produk (dalam hal ini destinasi

pariwisata) dari berbagai sumber. Informasi-informasi ini diproses oleh para

pengunjung secara sosial, personal dan psikologis dan sebagai hasilnya akan

terbentuk keputusan pemilihan destinasi wisata. respond dari

beberapa set pilihan tertentu, termasuk di dalamnya tipe produk (destinasi wisata),

harga paket wisata, waktu yang ditentukan dan melalui channel distribusi apa

pengunjung akan melaksanakan pembeliannya.

Page 50: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

31

Menurut Goeldner & Ritchie dalam Yusendra (2015) menambahkan faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan destinasi wisata dengan

memasukkan elemen-elemen fasilitas utama dan pendukung pariwisata, seperti

akomodasi, makanan dan minuman, hotel dll-nya. Mereka juga menambahkan

bahwa transportasi serta akses jalan juga memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pemilihan destinasi wisata, karena beberapa segmen ada yang

tidak menyukai tempat-tempat yang sukar untuk ditempuh, walaupun beberapa dari

mereka juga ada yang menyukai tantangan. Selain faktor-faktor diatas harga paket

wisata dan event-event/hiburan-hiburan berbasis pariwisata dan teknologi

pendukung semisal internet dan teknologi informasi juga mendapat perhatian dari

pengunjung dalam penentuan destinasi wisata.

2.2 Ekowisata

Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia,

Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata. Ekowisata yang

berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan

(alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan,

sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

Ekowisata memiliki banyak definisi yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata yang

kegiatannya mengacu pada lima elemen penting yaitu:

Page 51: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

32

1. Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada pengunjung yang dapat

meningkat pemahaman dan apresiasi terhadap daerah tujuan wisata yang

dikunjunginya.

2. Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan

kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.

3. Mengikut sertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.

4. Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal, untuk

itu, kegiatan ekowisata harus bersifat profit (menguntungkan).

5. Dapat terus bertahan dan berkelanjutan. Dalam ekowisata, prinsip tanggung

jawab dan menghormati alam dan budaya setempat menjadi sangat penting.

Pengunjung harus menyesuaikan diri dengan budaya dan situasi setempat,

bukan sebaliknya. Pengunjung juga harus menyadari pentingnya pelestarian

lingkungan dan menghormati budaya dari kawasan yang dikunjunginya.

Dengan demikian yang dimaksud dengan ekowisata (Ecotourism) adalah salah

satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek

konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal serta

aspek pembelajaran dan pendidikan (Pulungan, 2013).

2.2.1 Ekowisata di Indonesia

Tahun 2002 adalah tahun dimana dicanangkannnya Tahun Ekowisata dan

Pegunungan di Indonesia. Dari berbagai workshop dan diskusi yang diselenggarakan

Page 52: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

33

pada tahun tersebut di berbagai daerah di Indonesia baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah, dirumuskan 5 (lima) Prinsip dasar pengembangan ekowisata di

Indonesia yaitu:

1. Pelestarian

Prinsip kelestarian pada ekowisata adalah kegiatan ekowisata yang

dilakukan tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan dan

budaya setempat. Salah satu cara menerapkan prinsip ini adalah dengan

cara menggunakan sumber daya lokal yang hemat energi dan dikelola oleh

masyarakat sekitar. Tak hanya masyarakat, tapi pengunjung juga harus

menghormati dan turut serta dalam pelestarian alam dan budaya pada

daerah yang dikunjunginya. Lebih baik lagi apabila pendapatan dari

ekowisata dapat digunakan untuk kegiatan pelestarian di tingkat lokal.

Misalnya dengan cara sekian persen dari keuntungan dikontribusikan untuk

membeli tempat sampah dan membayar orang yang akan mengelola

sampah.

2. Pendidikan

Kegiatan pariwisata yang dilakukan sebaiknya memberikan unsur

pendidikan. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan

memberikan informasi menarik seperti nama dan manfaat tumbuhan dan

hewan yang ada di sekitar daerah wisata, dedaunan yang dipergunakan

Page 53: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

34

untuk obat atau dalam kehidupan sehari-hari, atau kepercayaan dan adat

istiadat masyarakat lokal. Kegiatan pendidikan bagi pengunjung ini akan

mendorong upaya pelestarian alam maupun budaya. Kegiatan ini dapat

didukung oleh alat bantu seperti buklet atau papan informasi

3. Pariwisata

Pariwisata adalah aktivitas yang mengandung unsur kesenangan dengan

berbagai motivasi pengunjung untuk mengunjungi suatu lokasi. Ekowisata

juga harus mengandung unsur ini. Oleh karena itu, produk dan, jasa

pariwisata yang ada di daerah kita juga harus memberikan unsur

kesenangan agar layak jual dan diterima oleh pasar.

4. Perekonomian

Ekowisata juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat terlebih lagi

apabila perjalanan wisata yang dilakukan menggunakan sumber daya lokal

seperti transportasi, akomodasi dan jasa pemandu. Ekowisata yang

dijalankan harus memberikan pendapatan dan keuntungan sehingga dapat

terus berkelanjutan. Untuk dapat mewujudkan hal itu, yang penting untuk

dilakukan adalah memberikan pelayanan dan produk wisata terbaik dan

berkualitas. Untuk dapat memberikan pelayanan dan produk wisata yang

berkualitas, akan lebih baik apabila pendapatan dari pariwisata tidak hanya

digunakan untuk kegiatan pelestarian di tingkat lokal tetapi juga membantu

pengembangan pengetahuan masyarakat setempat, misalnya dengan

Page 54: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

35

pengembangan kemampuan melalui pelatihan demi meningkatkan jenis

usaha/ atraksi yang disajikan di tingkat desa.

5. Partisipasi masyarakat setempat

Partisipasi masyarakat akan timbul, ketika alam/budaya itu memberikan

manfaat langsung/tidak langsung bagi masyarakat. Agar bias memberikan

manfaat maka alam/ budaya itu harus dikelola dan dijaga. Begitulah

hubungan timbal balik antara atraksi wisata-pengelolaan manfaat yang

diperoleh dari ekowisata dan partisipasi. Partisipasi masyarakat penting

bagi suksesnya ekowisata di suatu daerah tujuan wisata. Jangan terlalu

berharap pemerintah akan melakukan semua hal karena masyarakat juga

memiliki peranan yang sama dalam melakukan pembangunan di daerah.

Partisipasi dalam kegiatan pariwisata akan memberikan manfaat langsung

bagi masyarakat, baik untuk pelestarian alam dan ekonomi. Bila masyarakat

yang menjaga alam tetap lestari dan bersih, maka masyarakat sendiri yang

akan menikmati kelestarian alam tersebut, bila masyarakat berperan dalam

kegiatan pariwisata, maka masyarakat juga yang akan mendapatkan

manfaatnya secara ekonomi.

Menurut Imran (2012) Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang ramah

lingkungan yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, sehingga

ekowisata merupakan suatu bentuk industri pariwisata yang memberikan dampak

kecil pada kerusakan lingkungan namun dapat menciptakan peluang kerja dan

Page 55: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

36

membantu kegiatan konservasi itu sendiri. Akan tetapi, kesadaran masyarakat

terhadap lingkungan di kota-kota Indonesia untuk mendukung kegiatan pariwisata

yang berkelanjutan masih rendah. Maka dari itu harus dilakukan upaya peningkatan

kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan kepekaan budaya di sekitarnya. Saat

ini, ekowisata telah berkembang menjadi suatu bentuk pariwisata yang sedang

diminati oleh masyarakat umum. Ekowisata mempunyai pasar tersendiri, karena

biasanya menuntut kemampuan fisik dan mental.

Menurut Runa (2012) pengembangan ekowisata untuk Bali tidak hanya

mempertimbangkan kesinambungan sumber daya alam sebagai kebutuhan dasar

untuk hidup, tetapi juga kesinambungan sumber daya budaya (dari nilai dan legenda

sampai upacara dan bangunan kuno). Akan tetapi, pertimbangan kesinambungan

budaya tidak akan menghalangi adanya kemungkinan perubahan penampilan budaya

dari waktu ke waktu, karena budaya itu bersifat dinamis. Hal itu harus diikuti dengan

pemahaman konsep, penetapan standar, dan sertifikasi yang semuanya itu menjadi

kompetisi di era global. Sertifikasi membantu karena konsumen mudah memilih,

mendorong perbaikan berlanjut, menjaga lingkungan, kontribusi terhadap

masyarakat lokal dan konservasi, serta meningkatkan profit.

2.3 Penilaian Ekonomi

Penilaian ekonomi atau economic valuation adalah sebuah upaya untuk

memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya

alam dan lingkungan terlepas dari apakah nilai pasar tersedia bagi barang dan jasa

Page 56: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

37

tersebut. Valuasi ekonomi penggunaan sumber daya alam hingga saat ini telah

berkembang pesat. Di dalam konteks ilmu ekonomi sumber daya dan lingkungan,

perhitungan-perhitungan tentang biaya lingkungan sudah cukup banyak berkembang.

Menurut Purwanto (2013) penentuan nilai ekonomi wisata didasarkan pada

pendekatan biaya perjalanan wisata, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan seseorang

selama melakukan kunjungan ekowisata di Banyuwangi. Biaya tersebut meliputi biaya

transportasi pulang pergi, biaya konsumsi, biaya dokumentasi, dan lain-lain termasuk

biaya karcis masuk. Biaya konsumsi yang dimaksud adalah biaya konsumsi yang

dikeluarkan selama melakukan kunjungan wisata dikurangi dengan rata-rata biaya

konsumsi harian. Perjalanan wisata yang didasarkan pada biaya-biaya tersebut sangat

tergantung pada masing-masing pengunjung dari masing-masing zona, karena masing-

masing bagian berbeda.

2.3.1 Manfaat Penilaian Ekonomi

Pada mulanya pendekatan biaya perjalanan ini digunakan untuk menilai

manfaat yang diterima masyarakat dari penggunaan barang dan jasa lingkungan.

Pendekatan ini juga mencerminkan kesediaan masyarakat untuk membayar barang

dan jasa yang diberikan lingkungan dibanding dengan jasa lingkungan. Banyak

contoh sumber daya lingkungan yang dinilai dengan pendekatan ini berkaitan dengan

Page 57: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

38

jasa-jasa lingkungan untuk rekreasi di luar rumah yang seringkali tidak diberikan

nilai yang pasti. Tempat wisata, pada umumnya hanya dipungut harga karcis yang

tidak cukup untuk mencerminkan nilai jasa lingkungan dan juga tidak mencerminkan

kesediaan membayar oleh para pengunjung yang memanfaatkan sumber daya alam

tersebut. Perlu diperhitungkan pula nilai kepuasan yang diperoleh para pengunjung

yang bersangkutan.

Menurut Djijono (2002) nilai adalah harga yang diberikan oleh seseorang

terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Nilai atau harga dapat pula

dikonotasikan sebagai kegunaan, kepuasan, dan kesenangan. Ukuran harga dalam hal

ini dapat ditentukan oleh waktu, barang, atau uang yang akan dikorbankan seseorang

untuk memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang diinginkannya.

Dalam memperkirakan nilai tempat wisata tersebut tentu menyangkut waktu

dan biaya yang dikorbankan oleh para pengunjung dalam menuju dan meninggalkan

tempat wisata tersebut. Semakin jauh jarak pengunjung ke tempat wisata tersebut,

akan semakin rendah permintaannya terhadap tempat wisata tersebut. Permintaan

yang dimaksud tersebut adalah permintaan efektifnya yang dibarengi dengan

kemampuan untuk membeli. Para pengunjung yang lebih dekat dengan lokasi wisata

tentu akan lebih sering berkunjung ke tempat wisata tersebut dengan adanya biaya

yang lebih murah yang tercermin pada biaya perjalanan yang dikeluarkannya. Dalam

hal ini dapat dikatakan bahwa pengunjung mendapatkan surplus konsumen. Surplus

konsumen merupakan kelebihan kesediaan membayar atas harga yang telah

Page 58: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

39

ditentukan. Oleh karena itu surplus konsumen yang dimiliki oleh pengunjung yang

jauh tempat tinggalnya dari tempat wisata akan lebih rendah dari pada mereka yang

lebih dekat tempat tinggalnya dari tempat wisata tersebut.

Secara umum, teknik penilaian (valuasi) ekonomi sumber daya yang tidak

dapat dipasarkan (non-market valuation) dapat digolongkan ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah teknik valuasi yang mengandalkan harga implisit dimana

Willingness to Pay (WTP) terungkap melalui model yang dikembangkan. Teknik ini

sering disebut teknik yang mengandalkan revealed WTP. Beberapa teknik yang

termasuk ke dalam kelompok pertama ini adalah Travel Cost Method, Hedonic

Pricing dan teknik Random Utility Model.

Kelompok kedua adalah teknik valuasi yang didasarkan pada survei dimana

keinginan membayar atau WTP diperoleh langsung dari responden, yang langsung

diungkapkannya secara lisan maupun tertulis. Salah satu teknik yang popular dalam

kelompok ini adalah yang disebut dengan Contingent Valuation Method (CVM) dan

Discrete Choice Method (Fauzi, 2006). Secara skematis, teknik valuasi non-market

tersebut dapat dilihat pada tampilan berikut :

Page 59: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

40

Gambar 2.1. Sistematika Teknik Valuasi Ekonomi

Sumber : Fauzi, 2006

2.3.2. Surplus Konsumen

Definisi dari surplus konsumen ( consumer’s surplus) adalah kelebihan

atau perbedaan antara kepuasan total atau Total Utility ( yang dinilai dengan uang)

yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu

dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau

mengkonsumsikan jumlah barang tersebut (Boediono, 1996 dalam Nasrudin, 2004).

Menurut Fauzi (2006) dalam perspektif ekonomi neo-klasik, kurva permintaan

dapat diturunkan dari dua sisi yang berbeda, pertama, kurva permintaan dapat

diturunkan dari memaksimalkan kepuasan atau utilitas yang kemudian akan

menghasilkan kurva permintaan biasa (ordinary demand curve) atau sering juga

disebut sebagai kurva permintaan Marshall, kedua, kurva permintaan juga dapat

diturunkan dari meminimisasikan pengeluaran yang akan menghasilkan kurva

Page 60: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

41

permintaan terkompensasi (compensated demand curve) atau sering juga disebut

kurva permintaan Hicks.

Gambar 2.2. Total Surplus Konsumen

Sumber: Djijono, 2002

Kurva permintaan menurut pendekatan Marginal Utility, adalah kurva

Marginal Utility yang dinilai dengan uang. Jadi area OMER Total Utility (dinilai

dengan uang) yang diperoleh konsumen dari berkonsumsi barang x sebanyak

OM . Pengorbanan totalnya (dalam bentuk uang) adalah jumlah uang yang

konsumen bayarkan untuk memperoleh jumlah OM tersebut, yaitu OM kali harga

ON ( = area ONEM). Surplus konsumen adalah selisih dari dua area tersebut,

yaitu NRE.

Jadi surplus konsumen menunjukkan keuntungan netto ( dalam bentuk

kepuasan ) yang diperoleh konsumen karena pertukaran bebas dan spesialisasi

dalam produksi memungkinkan konsumen untuk membayar barang-barang

P

N

0 M

E

R

D

Surplus Konsumen

Garis Harga

Page 61: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

42

dengan harga yang lebih rendah dari pada nilai barang tersebut untuknya yaitu

kepuasan yang diperoleh. Salah satu hal krusial dalam penilaian ekonomi dari sumber

daya alam adalah bagaimana surplus dari sumber daya alam dapat termanfaatkan

secara optimal, untuk itu perlu pemahaman mengenai kurva permintaan dan kurva

penawaran sehingga konsep surplus dapat diturunkan dengan lebih rinci. Sementara

kurva penawaran dari suatu barang dan jasa menggambarkan kuantitas dari barang

(x) yang dapat ditawarkan produsen pada tingkat harga tertentu. Pada dasarnya

konsep surplus menempatkan nilai moneter terhadap kesejahteraan masyarakat dari

mengekstraksi dan mengkonsumsi sumber daya alam. Surplus juga merupakan

manfaat ekonomi yang tidak lain adalah selisih antara manfaat kotor (gross benefit)

dan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk mengekstraksi sumber daya alam

(Djijono, 2002).

Page 62: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

43

3.4. Penilitian Terdahulu

Penulis Variable dan Metode

Analisis

Hasil

Analisis

Permintaan Objek

Wisata Alam

Curug Sewu,

Kabupaten Kendal

Dengan

Pendekatan Travel

Cost

Irma Alfia Salma

dan Indah

Susilowati (2004

Variabel jumlah

kunjungan individu

sebagai variabel dependen

dan variabel travel cost

ke Curug Sewu variabel

biaya ke objek wisata lain,

variabel umur , variabel

pendidikan, variabel

penghasilan, dan variabel

jarak sebagai variabel

independent.

Metode biaya perjalanan

individu (Individual

Travel Cost Method).

Nilai ekonomi Curug Sewu yaitu

nilai surplus konsumen sebesar

Rp896.734,9,- per tahun atau Rp

224.198,7,- per satu kali

kunjungan, sehingga nilai total

ekonomi Wisata Alam Curug

Sewu Rp12.377.025.750,-

Kemampuan membayar

masyarakat atas Wisata Alam

Curug Sewu adalah

Rp224.198,7,- per individu per

kunjungan masih jauh diatas

harga pengeluaran rata-rata yaitu

Rp87.652

Valuasi Ekonomi

Taman Wisata

Alam Angke

Kapuk Di Jakarta

Utara

Aulia Rahman dan

Dr.Sri

Muljaningsih, SE.,

M.Sp (2016).

Variabel (jumlah

kunjungan, biaya

perjalanan, jarak tempat

tinggal, pendapatan,waktu

tempuh dan umur

pengunjung).

Analisis Regresi , Metode

Biaya Perjalanan, Analisis

Kesediaan Membayar

Berdasarkan hasil studi kasus

ditemukan nilai biaya perjalanan

dengan menghitung surplus

konsumen sebesar Rp 318.862,5

per individu per tahun atau Rp

167.822,36 per individu per satu

kali kunjungan lebih besar dari

kesediaan membayar

pengunjung yaitu sebesar Rp

28.960,-.

Estimasi Nilai

Ekonomi Wisata

Warisan Budaya

Candi Borobudur,

Indonesia

Hermawan Badar

(2013).

Variabel (biaya

perjalanan, pendapatan

individu, jarak, waktu

jam, usia, pengalaman

berkunjung

dan dampak letusan

Merapi)

metode biaya perjalanan

(travel cost method)

Hasil studi ini menunjukkan

bahwa nilai ekonomi dari Candi

Borobudur setelah erupsi Merapi

adalah Rp18.172.041.544, 00.

Biaya Travel, pendapatan rata-

rata per bulan, jarak, waktu

kerja, usia, pengalaman

mengunjungi dan dampak

letusan Merapi memiliki

pengaruh terhadap intensitas

kunjungan ke objek wisata,

Candi Borobudur.

Page 63: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

44

Valuasi Ekonomi

Taman Wisata

Alam Punti Kayu

Palembang

Bambang Tejo

Premono dan Adi

Kunarso (2010).

Variabel (umur, jenis

kelamin, penghasilan,

jenis

pekerjaan, biaya yang

dikeluarkan selama

kegiatan rekreasi,

motivasi, dan jenis

kendaraan)

Model regresi linier

berganda Metode biaya

perjalanan (TCM).

Faktor mempengaruhi

kunjungan ke Taman Wisata

Alam Punti Kayu meliputi biaya

perjalanan, jumlah penduduk per

kecamatan, dan jumlah waktu

kerja per hari. Valuasi ekonomi

dari Taman Wisata Alam Punti

Kayu diperoleh dari nilai rata-

rata kesediaan berkorban Rp

365.932,215, nilai yang

dikorbankan Rp 165.485,997,

dan surplus konsumen per 1.000

penduduk adalah;, dan Rp

200.446,218.

Valuasi Nilai

Ekonomi Wisata

Pantai Amal :

Aplikasi Travel

Cost Method

(Tcm)

Sulistya Rini

Pratiwi (2015).

Variabel (banyaknya

kunjungan ,biaya

perjalanan, waktu

perjalanan, tempat

pengganti dan

penghasilan)

metode biaya perjalanan

wisata (travel cost

method),

Kunjungan ke Pantai Amal

dipengaruhi oleh kunjungan ke

tempat pengganti selain Pantai

Amal, pendidikan pengunjung,

waktu luang dan waktu kerja

pengunjung. Biaya perjalanan

rata-rata adalah Rp.108.100,-

dan pendapatan rata-rata adalah

Rp.2.388.500,-,. Nilai ekonomi

Objek Wisata Pantai Amal

sebesar Rp.774.720.000,-.

Economic

Valuation Of

Nature-Based

Tourism Object In

Rawapening,

Indonesia: An

Application Of

Travel Cost And

Contingent

Valuation

Method

Arif Rahman

Hakim, Sri

Subanti, dan

Mangara

Tambunan (2013).

Variabel (Jumlah

kunjungan, pengalaman

untuk mengunjungi, biaya

perjalanan, pendapatan,

Umur, dan persepsi).

Travel Cost Method And

Contingent Valuation

Method.

faktor penentu kemungkinan

individu-individu yang bersedia

membayar nilai nominal tertentu

untuk perbaikan kualitas

lingkungan dengan jumlah

nominal tawaran, pendapatan,

dan pendidikan. Kemudian,

menentukan dari jumlah

kunjungan, pengalaman untuk

mengunjungi, biaya perjalanan,

pendapatan, Umur, dan persepsi.

Nilai ekonomi ekowisata

diperkirakan Rp 7,41 miliar

untuk surplus konsumen dan Rp

1,65 miliar untuk total

keuntungan per tahun.

Page 64: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

45

Estimating

Recreational

Benefits of the

Kuakata Sea

Beach: A Travel

Cost Analysis

Md. Sajib Hossain,

AKM Nazrul

Islam (2014).

Variabel (biaya

perjalanan, Umur, jenis

kelamin, status

perkawinan, pendapatan,

pengeluaran).

Travel Cost Method

(TCM) and Zonal Travel

Cost Method (ZTCM),

Penelitian ini mengenai metode

Zonal biaya perjalanan (ZTCM),

suatu variasi dari teknik biaya

perjalanan (TCM) yang populer

digunakan untuk memperkirakan

manfaat rekreasi pantai laut

Kuakata. Akhirnya, penelitian

telah menemukan dari TK 29.55

juta sebagai manfaat rekreasi di

pantai Kuakata.

Penelitian terdahulu menjadi dasar penelitian ini untuk menentukan variabel

yang akan digunakan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan keberlanjutan wisatawan berkunjung di kawasan wisata

Waduk Jatibarang menggunakan variabel biaya perjalanan, jarak tempat tinggal,

pendapatan, jumlah kunjungan, dan aksesibilitas. Sedangkan untuk mengestimasi

besarnya surplus konsumen dan nilai ekonomi kawasan wisata Waduk Jatibarang.

menggunakan variabel biaya perjalanan individu, jarak tempat tinggal, pendapatan,

waktu tempuh, biaya perjalanan ke tempat wisata lain. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode biaya perjalanan (travel cost method). Metode

biaya perjalanan yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan yang digunakan

pada penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu menggunakan metode biaya perjalanan

dengan pendekatan zonasi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode biaya

perjalanan dengan pendekatan individu.

Page 65: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

46

2.5. Kerangka Berfikir

Penelitian ini diawali dari latar belakang dan didukung oleh penelitian

terdahulu. Agar penelitian fokus pada penelitian yang akan dilakukan sehingga

dibutuhkan kerangka pikir yang memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Berikut adalah kerangka pikir sebagai acuan peneliti untuk memudahkan proses

penelitian.

Kawasan wisata Waduk Jatibarang merupakan sebuah kawasan wisata yang

berada di Kecamatan Gunungpati. Kawasan wisata Waduk Jatibarang terdiri dari desa

wisata Kandri, objek wisata Goa Kreo dan Waduk Jatibarang itu sendiri. Kawasan

wisata Waduk Jatibarang sangat diminati pengunjung nusantara maupun pengunjung

mancanegara. Mulai dibuka untuk umum pada tahun 2014 jumlah pengunjung yang

berkunjung pada kawasan wisata Waduk Jatibarang ini terus mengalami peningkatan.

Besarnya minat pengunjung untuk berkunjung di kawasan wisata Waduk

Jatibarang ini tidak dibarengi dengan sarana aksesibilitas yang cukup. Banyak ruas

jalan menuju kawasan wisata Waduk Jatibarang baik dari Kota Semarang maupun dari

Kecamatan Gunungpati yang mengalami kerusakan. Kerusakan jalan yang menjadi

akses menuju kawasan wisata Waduk Jatibarang tidak mempengaruhi minat

pengunjung untuk berkunjung.

Secara umum, kawasan wisata Waduk Jatibarang merupakan barang publik

(Non-Market). Penilaian valuasi Non-market dapat dua kelompok pendekatan: secara

langsung (expressed preference method) dan tak langsung (revealed preference

Page 66: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

47

method). Penelitian ini menggunakan pendekatan valuasi tak langsung dengan metode

biaya perjalanan (Travel cost), di mana peneliti mencoba menghubungkan beberapa

faktor yang berkaitan dengan penilaian pengunjung terhadap suatu objek wisata.

Penilaian tersebut terdiri dari pendapatan, biaya perjalanan, jarak tempat tinggal,

pengalaman berkunjung, waktu tempuh dan umur pengunjung. Faktor-faktor tersebut

akan digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat signifikansi nilai

penggunaan langsung pengunjung kawasan wisata Waduk Jatibarang.

Gambar 2.3. Kerangka Berfikir

Potensi Ekowisata Kawasan

Ekowisata Waduk Jatibarang

Faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan

keberlanjutan pengunjung

berkunjung di kawasan

Wisata Waduk Jatibarang

Variabel Dependen:

Keputusan

keberlanjutan

pengunjung untuk

berkunjung

Variabel Independen:

Biaya Perjalanan

Jarak Tempat Tinggal

Pendapatan

Jumlah kunjungan

aksesibilitas

Analisis Biaya Perjalanan (Travel Cost Method

Gunungpati

Manfaat Tidak langsung Valuasi Ekonomi Manfaat langsung

Surplus Konsumen Pengunjung Kawasan Wisata

Waduk Jatibarang Gunungpati

Nilai manfaat lingkungan

Page 67: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

48

2.6. Hipotesis Penelitian

𝐻1 : Biaya perjalanan berpengaruh negatif terhadap keputusan

keberlanjutan pengunjung untuk berkunjung ke kawasan wisata

Waduk Jatibarang.

𝐻2 : Jarak tempat tinggal berpengaruh negatif terhadap keputusan

keberlanjutan pengunjung untuk berkunjung ke kawasan wisata

Waduk Jatibarang.

𝐻3 : Pendapatan berpengaruh positif terhadap keputusan keberlanjutan

pengunjung untuk berkunjung ke kawasan wisata Waduk Jatibarang.

𝐻4 : Jumlah kunjungan berpengaruh positif terhadap keputusan

keberlanjutan pengunjung untuk berkunjung ke kawasan wisata

Waduk Jatibarang.

𝐻5 : Aksesibilitas berpengaruh positif terhadap keputusan keberlanjutan

pengunjung untuk berkunjung ke kawasan wisata Waduk Jatibarang.

Page 68: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

101

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Hasil penelitian yang dilakukan tentang valuasi ekonomi pada kawasan wisata

Waduk Jatibarang, yaitu:

1. Karakteristik pengunjung kawasan wisata Waduk Jatibarang sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki, berusia 21-30 tahun, dari tingkat pendidikan SMA

dan memiliki jenis pekerjaan wiraswasta/pengusaha. Mayoritas dari responden

memiliki tujuan rekreasi, melakukan kunjungan ke kawasan wisata Waduk

Jatibarang bersama keluarga dan berasal dari kota semarang.

2. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa keputusan keberlanjutan

pengunjung untuk berkunjung kembali ke kawasan wisata Waduk Jatibarang

dipengaruhi oleh faktor Jarak dan jumlah kunjungan pengunjung, sedangkan

faktor biaya perjalanan, pendapatan dan aksesibilitas tidak berpengaruh secara

signifikan.

3. Kawasan wisata Waduk Jatibarang memiliki potensi memberikan manfaat yang

lebih dan sangat besar dari apa yang ditawarkan terhadap pengunjung saat ini.

Page 69: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

102

Hal ini berdasarkan hasil estimasi nilai surplus konsumen yang diterima sebesar

Rp. 223.445,015 per satu kali kunjungan. Sehingga pengunjung dapat dengan

sukarela mengeluarkan biaya untuk mendapatkan manfaat yang maksimal

mungkin dari kawasan wisata Waduk Jatibarang.

5.2. Saran

1. Melihat besarnya potensi yang dimiliki kawasan wisata Waduk Jatibarang,

perlu adanya pengembangan dan mengoptimalkan kawasan ini, salah satunya

dengan perawatan dan penambahan fasilitas untuk kenyamanan pengunjung

yang di sesuaikan dengan karakteristik serta keinginan pengunjung mengenai

fasilitas tambahan.

2. Meningkatkan kualitas kawasan wisata dengan mengembangkan objek wisata

pendukung dengan konsep lingkungan di kawasan wisata Waduk Jatibarang

agar menjadi tempat wisata yang prioritas dikunjungi di Kota Semarang.

3. Tingginya surplus konsumen yang di dapatkan pengunjung di kawasan wisata

Waduk Jatibarang dapat digunakan sebagai dasar peningkatan biaya masuk

objek-objek wisata di kawasan wisata Waduk Jatibarang sebagai kontribusi

peningkatan pendapatan asli daerah Kota Semarang.

Page 70: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

103

Daftar Pustaka

Aprilian, R. 2009. Analisis Permintaan Dan Surplus Konsumen. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Anasthacia, Novrani. 2014. Analisis Permintaan Pengunjung Nusantara Objek Wisata

Taman Nasional Karimunjawa Kabupaten Jepara. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang. 2017. Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang. Semarang: Bapeda Kota Semarang.

Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2016. Kota Semarang Dalam Angka. Semarang:

BPS Kota Semarang.

Badar, H. 2013. Estimasi Nilai Ekonomi Wisata Warisan Budaya Candi Borobudur ,

Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 14(1), 80–89.

Dhaniswara, M. 2014. Analisis Willingness To Pay Menuju Pelestarian Ekosistem

Wisata Bahari Karimunjawa, Jawa Tengah. Semarang: Universitas Diponegoro.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2016. Statistik Pariwisata Jawa Tengah: Dinbudpar

Provinsi Jawa Tengah.

Djarwanto. 1994. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi.

Page 71: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

104

Yogyakarta : Liberty.

Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata

Hutan di Taman Wan Abdul Rachman, Provinsi Lampung. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Ekayani, Meti dkk. 2014. Wisata Alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak :

Solusi Kepentingan Ekologi Dan Ekonomi ( Natural Tourism At Gunung Halimun

Salak National Park : A Solution For Ecological And Economic Interest ). Jurnal

Ilmu Pertanian Indonesia (Jipi), 19(1), 29–37.

Ernadia, L., Werdiningsih, H., & Suyono, B. 2014. Pengembangan Kawasan Wisata

Waduk Jatibarang Di Semarang Dengan Penekanan Desain Ekowisata. Imaji,

3(4), 847–854.

Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty:

Yogyakarta.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Foster, Douglas. 1985. Travel and Tourism Managemen. London: Macmillan Press

LTD.

Hakim, Arif R., Sri Subanti., & Mangara T. 2013. Economic Valuation Of Nature-

Based Tourism Object In Rawapening, Indonesia: An Application Of Travel Cost

And Contingent Valuation Method. Jurnal Sustainable Development, 4(2), 91-

101.

Hidayat, Wahyu. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisata di

Taman Nasional Way Kambas Propinsi Lampung. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hossain, Md. S., & AKM Nazrul Islam. 2014. Estimating Recreational Benefits Of The

Page 72: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

105

Kuakata Sea Beach: A Travel Cost Analysis. Jurnal European Journal of

Sustainable Development, 3(2), 199-132.

Imran, A. N., & West. 2012. Identifikasi Kapasitas Komunitas Lokal Dalam

Pemanfaatan Potensi Ekowisata Bagi Pengembangan Ekowisata Di Kawah

Cibuni. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 23, 85–102.

Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning. New York: Van Nostrand Reinhold.

Lampung, P. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata

Hutan Di Taman Wan Abdul Rachman, Propinsi Lampung. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Liputan6 Jakarta. (2016, 8 Desember). Kemenpar Umumkan Top 10 Kota Berdaya

Saing Pariwisata.[Online]: http://lifestyle.liputan6.com/read/2672985/kemenpar-

umumkan-top-10-kota-berdaya-saing-pariwisata?source=search [28 Januari 2017].

Mateka, Jefri A., Indrayani, E., & Harahap, N. 2013. Obyek Wisata Balekambang

Kabupaten Malang Jawa Timur. Malang: Universitas Brawijaya.

Nasrudin, Didin. 2004. Valuasi Ekonomi Lingkungan Obyek Wisata Gua Jatijajar di

Kabupaten Kebumen. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nurmelani, Riska. 2008. Strategi Pengembangan Objek Wisata Goa Kreo Sebagai

Daerah Tujuan Wisata Di Kota Semarang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Oetarjo, Mas. 2013. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Berkunjung ke

Wisata Bahari Lamongan. Sidoharjo: Universitas Muhammadiyah Sidoharjo.

Pearce, D., & Moran, D. 1994. The Economic Value Of Biodiversity Iucn — The World

Page 73: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

106

Conservation Union. Earthscan Publications Limited.

Permadi, galih. (2016, 6 Oktober). LONGSOR, Jalan Manyaran-Gunungpati Nggak

Bisa Lagi Dilintasi Mobil Berpapasan. Tribun Jateng. [Online]:

http://jateng.tribunnews.com/2016/10/06/longsor-jalan-manyaran-gunungpati-

nggak-bisa-lagi-dilintasi-mobil-berpapasan [1 Februari 2017].

Pieter, J., Benu, F., & Kaho, M. R. 2015. Valuasi Ekonomi Ekowisata Terhadap

Pengembangan Objek Wisata Kawasan Pesisir. Jurnal Ilmu Lingkungan, 13(1),

55–64.

Praja, H. D. I. 2010. Manfaat Valuasi Ekonomi Dengan Menggunakan Travel Cost

Method Dalam Pengembangan Prasarana Dan Sarana Kawasan Pariwisata

Pantai Widuri Kabupaten Pemalang. Semarang: Universitas Diponegoro.

Pramudhito, A. 2010. Aplikasi Biaya Perjalanan (Travel Cost) Pada Wisata Alam

Studi Kasus: Air Terjun Jumog Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Pratiw, S. R. 2016. Valuasi Nilai Ekonomi Wisata Pantai Amal : Aplikasi Travel Cost

Method (Tcm). Borneo: Universitas Borneo Tarakan.

Premono, B. T., & Kunarso, A. 2010. Valuasi Ekonomi Taman Wisata Alam Punti

Kayu Palembang. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 7(1), 13–23.

Pulungan, M. S. 2013. Optimalisasi Pengembangan Potensi Ekowisata Sebagai Objek

Wisata Andalan Di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kaltim. Jurnal Bina

Praja, 5(3), 205–214.

Purwanto. 2013. Valuasi Ekonomi Ekowisata Dengan Model Travel Cost Dan

Dampaknya Terhadap Usaha Kecil Pariwisata. Jurnal Manajemen Dan

Kewirausahaan, 15(1), 89–102.

Qadarrochman, N. 2010. Sektor Pariwisata Di Kota Semarang. Semarang: Universitas

Page 74: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

107

Diponegoro.

Rahman, A., & Sri Muljaningsih. 2016. Valuasi Ekonomi Taman Wisata Alam Angke

Kapuk Di Jakarta Utara. Malang: Universitas Brawijaya Malang.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan. Lembar Negara RI Tahun 2009. Seketariat Negara. Jakarta.

Riska Nurmelani. 2008. Strategi Pengembangan Objek Wisata Goa Kreo Sebagai

Daerah Tujuan Wisata Di Kota Semarang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Runa, I. W. (2012). Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Konsep Tri Hita

Karana Untuk Kegiatan Ekowisata. Jurnal Kajian Bali, 2(1), 149–162.

Susilowati, I., & Salma, I. A. 2004. Analisis Permintaan Objek Wisata Alam Curug

Sewu, Kabupaten Kendal Dengan Pendekatan Travel Cost. Jurnal Dinamika

Pembangunan (Jdp), 1(2), 153–165.

Semarang, L. W. K. 2013. L K P J Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2013.

Laporan Pertanggungjawaban Wali Kota Semarang, 499–505.

Sugiarto, et al. 2001. Teknik Sampling. PT. Gramedia. Jakarta

Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. Edisi Pertama.

BPFE-Yogyakarta.

Tejo, B., & Adi Kunarso. 2010. Valuasi Ekonomi Taman Wisata Alam Punti Kayu

Palembang. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(1), 13-23.

The International Ecotourism Society (TIES). 1990. What is Ecotourism?: The

Definition, Entry from : http://www.ecotourism.org/what-is-ecotourism [5

Februari 2017].

Tofan, M., Subowo, A., & Maesaroh. (N.D.). Strategi Pengembangan Objek Desa

Page 75: ANALISIS EKONOMI KAWASAN EKOWISATA WADUK …lib.unnes.ac.id/29769/1/7111413119.pdf · JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI . UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG . 2017 . ii . iii

108

Wisata Kandri Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Tribunjateng.com. (2016, 5 Oktober). Longsor, Jalan Manyaran-Gunungpati Nggak

Bisa Lagi Dilintasi Mobil Berpapasan. [Online]:

http://jateng.tribunnews.com/2016/10/06/longsor-jalan-manyaran-gunungpati-

nggak-bisa-lagi-dilintasi-mobil-berpapasan [30 januari 2017]

Wigati, Sri. 2011. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam.Surabaya:

IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Yusendra, M. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan

Destinasi Wisata Bagi Pengunjung Domestik Nusantara. Lampung: Institut

Informatika dan Bisnis Darmajaya.

Zalukhu, S. 2009. Panduan dan Pelaksanaan Ekowisata. Dinas Pariwisata Dan

Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan.