ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

15
JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018 66 ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP PERTUMBUHAN GDP NEGARA ASEAN Oleh : Edi Wahyu Wibowo Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 31904598 Fax. 021 31904599 Email : [email protected] Abstrak Masyarakat Ekonomi ASEAN dibentuk dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN yang diyakini dapat memberikan manfaat nyata bagi seluruh elemen masyarakat. Peluang ekonomi digital dan keterbukan masing-masing negara ASEAN sangatlah penting untuk mensukseskan tujuan dibentuknya MEA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder secara panel periode 2012-2016 dengan menggabungkan 10 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Brunei, Laos, Kamboja). Hasil Uji t parsial didapat yaitu Pengaruh variabel digital terhadap GDP negara-negara ASEAN yaitu Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh 0.0420. Maka probabilitas statistik < α=5% yaitu 0,0420 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel digital secara parsial berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel GDP. Sedangkan pengaruh keterbukaan terhadap pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN yaitu nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh 0.6386, maka probabilitas statistik < α=5% yaitu 0,6386 > 0.005. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keterbukaan secara parsial tidak berpengaruh signifikansi terhadap variabel GDP. Sedangkan Uji F Simultan hasilnya yaitu pengaruh variabel digital dan keterbukaan terhadap pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN didapat nilai Adjustted R-Squere sebesar 0.994. Hal ini menunjukan bahwa model mampu menjelaskan 99.4% terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya 0.52 lainnya dipengaruhi faktor lain diluar model regresi tersebut. Pengaruh digital terhadap pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN sudah baik sehinga perlu ditingkatkan untuk mengelola pengguna internet. Diharapkan pengguna internet bukan hanya sebagai konsumen tetapi juga membuat peluang usaha membuat star up (enterpreneur) agar pertumbuhan perekonomian dimasing-masing negara dapat ditingkatkan. Sedangkan pengaruh keterbukaan terhadap pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN perlu ditingkatkan terutama dalam menghasilkan produk yang dapat di ekspor dan mengurangi impor barang, bea tarif ekspor impor juga agar diatur kembali sehingga menumbuhkan iklim ekspor pada masing-masing negara. Diharapkan jika keterbukaan meningkat maka banyak investasi akan hadir sehingga pada akhirnya tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN dapat mensehjahterakan masing-masing negara ASEAN. Kata kunci : Ekonomi Digital, Keterbukaan, GDP, ASEAN

Transcript of ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

Page 1: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

66

ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN

TERHADAP PERTUMBUHAN GDP

NEGARA ASEAN

Oleh :

Edi Wahyu Wibowo

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta

Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450

Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599

Email : [email protected]

Abstrak

Masyarakat Ekonomi ASEAN dibentuk dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan

integrasi ekonomi di kawasan ASEAN yang diyakini dapat memberikan manfaat nyata

bagi seluruh elemen masyarakat. Peluang ekonomi digital dan keterbukan masing-masing

negara ASEAN sangatlah penting untuk mensukseskan tujuan dibentuknya MEA.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder secara panel periode

2012-2016 dengan menggabungkan 10 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura,

Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Brunei, Laos, Kamboja). Hasil Uji t parsial didapat

yaitu Pengaruh variabel digital terhadap GDP negara-negara ASEAN yaitu Nilai

probabilitas t-statistik yang diperoleh 0.0420. Maka probabilitas statistik < α=5% yaitu

0,0420 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel digital secara parsial

berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel GDP. Sedangkan pengaruh keterbukaan

terhadap pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN yaitu nilai probabilitas t-statistik yang

diperoleh 0.6386, maka probabilitas statistik < α=5% yaitu 0,6386 > 0.005. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel keterbukaan secara parsial tidak berpengaruh signifikansi

terhadap variabel GDP. Sedangkan Uji F Simultan hasilnya yaitu pengaruh variabel digital

dan keterbukaan terhadap pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN didapat nilai

Adjustted R-Squere sebesar 0.994. Hal ini menunjukan bahwa model mampu menjelaskan

99.4% terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya 0.52 lainnya dipengaruhi faktor lain

diluar model regresi tersebut. Pengaruh digital terhadap pertumbuhan GDP negara-negara

ASEAN sudah baik sehinga perlu ditingkatkan untuk mengelola pengguna internet.

Diharapkan pengguna internet bukan hanya sebagai konsumen tetapi juga membuat

peluang usaha membuat star up (enterpreneur) agar pertumbuhan perekonomian

dimasing-masing negara dapat ditingkatkan. Sedangkan pengaruh keterbukaan terhadap

pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN perlu ditingkatkan terutama dalam

menghasilkan produk yang dapat di ekspor dan mengurangi impor barang, bea tarif ekspor

impor juga agar diatur kembali sehingga menumbuhkan iklim ekspor pada masing-masing

negara. Diharapkan jika keterbukaan meningkat maka banyak investasi akan hadir

sehingga pada akhirnya tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN dapat

mensehjahterakan masing-masing negara ASEAN.

Kata kunci : Ekonomi Digital, Keterbukaan, GDP, ASEAN

Page 2: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

67

Abstract

The ASEAN Economic Community was formed with the aim of achieving the perfection of

economic integration in the ASEAN region which is believed to provide tangible benefits to

all elements of society. Opportunities of digital economy and the pollination of each

ASEAN country is very important to succeed the purpose of the establishment of The

ASEAN Economic Community. This study uses quantitative methods with secondary data

by panel period 2012-2016 by combining 10 ASEAN countries (Indonesia, Malaysia,

Singapore, Thailand, Philippines, Vietnam, Myanmar, Brunei, Laos, Cambodia). T test

results obtained are the effect of digital variables on the GDP of ASEAN countries ie the

probability value of t-statistics obtained 0.0420. Then the statistical probability <α = 5%

is 0.0420 <0.05. So it can be concluded that digital variables partially have a positive

significance to GDP variables. While the influence of openness to GDP growth of ASEAN

countries is the probability value of t-statistics obtained 0.6386, then the statistical

probability <α = 5% is 0.6386> 0.005. So it can be concluded that the variables of

disclosure partially no effect on the significance of GDP variables. While the simultaneous

F test result is the effect of digital variables and openness to GDP growth of ASEAN

countries obtained Adjustted R-Squere value of 0.994. This shows that the model is able to

explain 99.4% of the dependent variable, while the remaining 0.52 other factors influenced

beyond the regression model. Digital influence on GDP growth of ASEAN countries is

good so it needs to be improved to manage internet users. Internet users are expected not

only as a consumer but also create business opportunities to make a star up (entrepreneur)

for economic growth in each country can be improved. While the influence of openness to

the growth of GDP of ASEAN countries needs to be improved especially in producing

products that can be exported and reduce the import of goods, export and import tariff are

also to be re-arranged so that grow export climate in each country. It is expected that

openness will increase so much investment will be present so that ultimately the purpose of

establishment of ASEAN Economic Community can prosper each ASEAN country.

Keywords: Digital Economy, Openness, GDP, ASEAN

PENDAHULUAN

Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) merupakan inisiatif negara-

negara ASEAN untuk mewujudkan

ASEAN menjadi kawasan perekonomian

yang solid dan diperhitungkan dalam

percaturan perekonomian Internasional.

MEA dibentuk dengan tujuan untuk

mencapai kesempurnaan integrasi

ekonomi di kawasan ASEAN yang

diyakini dapat memberikan manfaat

nyata bagi seluruh elemen masyarakat.

Menurut Abdurofiq (2015)

menjelaskan paling tidak ada 4 (empat)

hal yang menjadi fokus dari pelaksanaan

MEA, pertama, negara-negara di

kawasan kesatuan pasar dan basis

produksi. Kedua, MEA akan dijadikan

sebagai kawasan dengan tingkat

kompetisi yang sangat tinggi. Ketiga,

MEA akan dijadikan sebagai kawasan

dengan perkembangan ekonomi yang

merata. Keempat, MEA akan di

integrasikan terhadap perkembangan

ekonomi yang merata diantara seluruh

kawasan ASEAN.

MEA bukanlah AFTA (ASEAN

Free Trade Agreement) karena MEA

memiliki cakupan dimensi kerja sama

yang lebih luas dibanding AFTA yang

hanya mengatur liberalisasi perdagangan

Page 3: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

68

barang. Setelah tanggal 31 Desember

2015 tidak akan ada perubahan yang

drastis di sektor perdagangan barang,

karena sejak 5 tahun terakhir bebas tarif

sudah diterapkan bagi 99% produk

barang di ASEAN. Sementara untuk

sektor jasa, khususnya tenaga

profesional, implementasi bertahap

komitmen liberalisasi masih akan

melampaui 31 Desember 2015. Disadari

sektor ini sering menjadi perhatian

publik. Kalau kita sepakat bahwa daya

saing adalah kunci sukses meraih peluang

MEA, perubahan mind set dalam

memandang MEA menjadi suatu

keharusan. Menurut Abdurofiq(2015)

menjelaskan bahwa pelaksanaan ACFTA

dan MEA berdampak pada penurunan

biaya tarif ekspor-impor menjadi 0-5

persen serta penghapusan batasan

kuantitatif dan hambatan non tarif

lainnya.

Kekhawatiran dan banyaknya

pertanyaan khalayak mengenai MEA

merupakan hal yang wajar. Justru

kekhawatiran dapat merupakan refleksi

kepedulian dari seluruh elemen

masyarakat. Pertanyaan dan

kekhawatiran tersebut bukan mutlak

milik Indonesia. Negara anggota ASEAN

lainnya pada berbagai kesempatan juga

telah menunjukan kekhawatirannya

terhadap pemberlakuan MEA di akhir

2015. Namun, bila dicermati secara

seksama tak satu pun pemimpin ASEAN

yang menyatakan akan mundur dari

MEA. Sekalipun oleh negara-negara

CLMV (Cambodia, Lao PDR, Myanmar,

dan Vietnam) yang notabene Pendapatan

Domestik Bruto (PDB)-nya masih jauh di

bawah negara anggota ASEAN lainnya.

Tentu saja tidak dapat ditepis bahwa

kondisi ekonomi serta politik yang

beragam di setiap negara anggota

ASEAN telah menciptakan kompleksitas

dan tantangan tersendiri bagi

implementasi MEA. MEA dibentuk

dengan tujuan untuk mencapai

kesempurnaan integrasi ekonomi di

kawasan ASEAN yang diyakini dapat

memberikan manfaat nyata bagi seluruh

elemen masyarakat. Meraih manfaat

bukanlah tanpa syarat. Sejak

diformulasikan, tiga dari empat pilar

MEA jelas mempersyaratkan daya saing

sebagai kunci sukses. MEA sebagai

kawasan pasar tunggal dan berbasis

produksi, sebagai kawasan yang berdaya

saing, dan berintegrasi dengan ekonomi

global dapat terwujud apabila masing-

masing anggotanya dan sebagai kawasan

memiliki daya saing. Esensinya MEA

dirancang untuk meningkatkan daya

saing ASEAN dalam menjawab semakin

ketatnya persaingan global.

Meningkatnya ragam produk yang

ada di pasar domestik saat ini tidak lepas

dari peranan perdagangan internasional

yang semakin terbuka. Ketika berbagai

regulasi yang sifatnya menghambat

sepakat dikurangi, pasar semakin terbuka

luas dan lalu lintas barang pun semakin

tinggi. Dalam keterbukaan, suatu pihak

dapat mengkonsumsi barang atau jasa

yang tidak diproduksinya. Dalam

keterbukaan pula, sumberdaya akan

teralokasi pada sektor-sektor dimana

negara tersebut memiliki keunggulan

komparatif dan kompetitif menurut

Dariah (2005). Perekonomian di dunia

saat ini semakin terbuka, untuk itu setiap

negara berusaha meningkatkan daya

saing untuk mendapatkan gains form

trade.

Guna mendorong daya saing dalam

mata rantai produksi global (global value

chain), penggunaan teknologi dan

peningkatan inovasi menjadi sesuatu

yang tidak terelakkan. Saat ini, ASEAN

belum memiliki payung hukum untuk

mengatur ekonomi digital. Ironisnya,

jumlah penetrasi internet terhadap

penduduk ASEAN terus mengalami

kenaikan sekitar 10% selama 5 tahun.

Terlebih lagi, infrastruktur internet di

ASEAN dipandang semakin progresif.

Kecepatan rata-rata internet Singapura

(118 Mbps) yang telah melampaui AS

Page 4: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

69

(36,6 Mbps). Meskipun demikian,

ASEAN telah memiliki ASEAN ICT

Master Plan 2020 yang bertujuan

menciptakan masyarakat ASEAN yang

terintegrasi secara digital. Industri

ekonomi digital (e-commerce) dapat

dipandang sebagai peluan dan tantangan.

Sebagai peluang karena memberikan

ruang yang lebih luas bagi dunia usaha

sehingga mendorong munculnya start-up

dan lapangan kerja baru, sedangkan

sebagai tantangan karena belum

matangnya regulasi dan infrastruktur bagi

industri tersebut sehingga pelaku usaha e-

commerce belum berdaya saing secara

maksimal, sehingga implementasi MEA

mendorong terjadinya persaingan didunia

e-commerce.

STUDI LITERATURE

Era Digital dan Ekonomi Digital

Setiawan (2017) menjelaskan

Dunia digital tidak hanya menawarkan

peluang dan manfaat besar bagi publik

dan kepentingan bisnis. Namun juga

memberikan tantangan terhadap segala

bidang kehidupan untuk meningkatkan

kualitas dan efisiensi dalam kehidupan.

Penggunaan bermacam teknologi

memang sangat memudahkan kehidupan,

namun gaya hidup digital pun akan

makin bergantung pada penggunaan

ponsel dan komputer. Apapun itu, kita

patut bersyukur semua teknologi ini

makin memudahkan, hanya saja tentunya

setiap penggunaan mengharuskannya

untuk mengontrol serta

mengendalikannya. Karena bila terlalu

berlebihan dalam menggunakan

teknologi ini kita sendiri yang akan

dirugikan, dan mungkin juga kita tak

dapat memaksimalkannya.

Perkembangan teknologi yang

begitu cepat hingga merasuk di seluruh

lini kehidupan sosial masyarakat,

ternyata bukan saja mengubah tatanan

kehidupan sosial, budaya masyarakat

tetapi juga kehidupan politik.

Kecanggihan teknologi yang

dikembangkan oleh manusia benar-benar

dimanfaatkan oleh para politisi yang

ingin meraih simpati, dan empati dari

masyarakat luas. Untukmenaikan

elektabilitas dan popularitas dapat

dilakukan dengan fasilitas digital seperti

salah satunya smartphone sekarang

dengan di sediakan fitur/aplikasi yang

canggih yang berhubung langsung ke

jejaring sosial yang mampu

menghubungkan antara individu yang

satu dengan yang lainnya, antara satu

kelompok dengan kelompok lainnya

bahkan negara yang memberikan dampak

besar dalam politik moderen. Mekanisme

elektronik juga telah mengubah aktivitas

dalam pemilihan seperti kampanye

berbasis internet, website-website, email

dan broadcast. Hal ini menjadi fasilitas

bagi para kandidat dan partai-partai

politik sebagai sarana yang cepat dan

murah untuk mengirim pesan kepada

audiens, yang memungkinkan mereka

untuk merekrut para sukarelawan

kampanye dan menggalang dana-dana

kampanye, penggunaan media digital

Smartphone yang tehubung dengan

jejaring sosial sangat efektif terutama

dalam menjangkau masyarakat muda,

yang sering kali merupakan segmen

masyarakat yang paling sulit untuk

dilibatkan melalui strategi-strategi

konvensioanal.

Sisi lain dari wajah baru dan

kekuasaan politik di era digital juga

untuk dimanfaatkan sebagai alat

penyebaran ideologis secara sistematis

untuk mencari dukungan dan sekaligus

perkembagaan nilai-nilai ideologis itu,

dan sisi lain sebagai alat untuk mesin-

mesin propoganda, bagaimana para

politisi berusaha untuk mempertahankan

kekuasaan dengan menampilkan citra

baik dan menyembunyikan citra negatif

untuk mendapat dukungan dari publik.

Dalam bidang sosial budaya, era

digital juga memiliki pengaruh positif

dan dampak negatif yang menjadikan

Page 5: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

70

tantangan untuk memperbaikinya.

Kemerosotan moral di kalangan

masyarakat khususnya remaja dan pelajar

menjadi salah satu tantangan sosial

budaya yang serius. Pola interaksi antar

orang berubah dengan kehadiran

teknologi era digital seperti komputer

terutama pada masyarakat golongan

ekonomi menengah ke atas. Komputer

yang disambungkan dengan telpon telah

membuka peluang bagi siapa saja untuk

berhubungan dengan dunia luar tanpa

harus bersosial langsung.

Dalam bidang pertahanan dan

keamanan penggunaan teknologi di era

digital berperan dalam membantu

pertahan dan keamanan nasional.

Lembaga militer diantaranya, telah

menempatkan teknologi informasi

sebagai salah satu senjata yang

mendukung kekuatan dan persatuan

organisasi. Sejalan dengan kekhasan

organisasi militer yang selalu menuntut

kecepatan dan ketepatan informasi

sebelum mengambil sebuah keputusan

(perumusan strategi), penerapan

teknologi digital sangat mendukung

program tersebut. Teknologi informasi

telah berpengaruh pada perubahan

strategi militer. Tantangan dalam bidang

pertahanan seperti menghadapi ancaman

dari luar yang bersifat maya seperti

aktifitas hacker yang bisa merusak sistem

situs pertahanan Indonesia menjadi

perhatian serius. Teknologi digital

dikombinasikan dengan teknologi perang

lainnya memungkinkan untuk

menciptakan jenis perang yang secara

kualitatif seperti penggunaan robot

perang.

Dalam bidang teknologi informasi

sendiri, tantangan nyata pada era digital

semakin kompleks karena berbagai

bidang kehidupan membawa pengaruh-

pengaruh yang bisa membuat perubahan

di setiap sisi. Teknologi informasi

merupakan bidang pengelolaan teknologi

dan mencakup berbagai bidang (tetapi

tidak terbatas) seperti proses, perangkat

lunak komputer, sistem informasi,

perangkat keras komputer, bahasa

program, dan data konstruksi. Setiap

data, informasi atau pengetahuan yang

dirasakan dalam format visual apapun,

melalui setiap mekanisme distribusi

multimedia, dianggap bagian dari

teknologi informasi. Teknologi informasi

memfasilitasi bisnis dalam empat set

layanan inti untuk membantu

menjalankan strategi bisnis: proses bisnis

otomatisasi, memberikan informasi,

menghubungkan dengan pelanggan, dan

alat-alat produktivitas. Tantangan dalam

bidang teknologi informasi sangat

banyak seperti memecahkan suatu

masalah, membuka kreativitas,

meningkatkan efektivitas dan efisiensi

dalam melakukan pekerjaan.

Era digital harus disikapi dengan

serius, menguasai, dan mengendalikan

peran teknologi dengan baik agar era

digital membawa manfaat bagi

kehidupan. Pendidikan harus menjadi

media utama untuk memahami,

mengusai, dan memperlakukan teknologi

dengan baik dan benar. Anak-anak dan

remaja harus difahamkan dengan era

digital ini baik manfaat maupun

madlaratnya. Orang tua harus pula

difahamkan agar dapat mengonrol sikap

anak-anaknya terhadap teknologi dan

memperlakukannya atau

menggunakannya dengan baik dan benar.

Pengenalan tentang pemanfaatan

berbagai aplikasi yang dapat membantu

pekerjaan manusia perlu dikaji agar

diketahui manfaat dan kegunaannya serta

dapat memanfaatkannya secara efektif

dan efisien terhindar dari dampak negatif

dan berlebihan. Demikian juga

pemerintah melakukan kajian mendalam

era digital ini dalam berbagai bidang

seperti politik, ekonomi, sosial budaya,

pertahanan atau keamanan serta

teknologi informasi.

Menurut Musafak (2012)

menjelaskan bahwa ekonomi digital

adalah ekonomi yang didasarkan pada

Page 6: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

71

barang elektronik dan jasa yang

dihasilkan oleh bisnis elektronik dan

diperdagangkan melalui perdagangan

elektronik. Artinya, bisnis dengan

produksi elektronik dan proses

manajemen dan yang berinteraksi dengan

mitra dan pelanggan dan melakukan

transaksi melalui Internet dan Web

teknologi. Musafak (2012) juga

mejelaskan definisi Digital Economy

versi Encarta Dictionary adalah

“Business transactions on the Internet:

the marketplace that exists on the

Internet“. Pengertian Digital Economy

lebih menitikberatkan pada transaksi dan

pasar yang terjadi di dunia internet.

Pengertian yang lebih luas dari sekedar

transaksi atau pasar adalah New

Economy yang menurut PC Magazine

adalah “The impact of information

technology on the economy“.

Pengertiannya lebih menonjolkan pada

penerapan teknologi informasi pada

bidang ekonomi. Ekonomi digital adalah

sektor ekonomi meliputi barang-barang

dan jasa-jasa saat pengembangan,

produksi, penjualan atau suplainya

tergantung kepada teknologi digital.

Ekonomi Globalisasi

Zarono (2015) menjelaskan

globalisasi ekonomi dapat diartikan

sebagai suatu proses dimana semakin

banyak negara yang terlibat dalam

kegiatan ekonomi dunia. Jadi, jika pada

periode sejak perang dunia kedua

berakhir hingga tahun 1970-an ekonomi

dunia didominasi oleh ekonomi Amerika

Serikat (AS), sekarang ini walaupun

produk domestik bruto (PDB) AS masih

besar yakni sekitar 45% dari PDB dunia,

peran dari ekonomi Uni Eropa, Jepang

dan negara-negara yang tergolong dalam

newly industrialized countries (NICs),

seperti Korea Selatan, Taiwan, dan

Singapura, dan Cina jauh lebih kuat

sebagai motor penggerak perekonomian

dunia. Semakin mengglobalnya suatu

negara di dalam perekonomian dunia

dapat dilihat dari misalnya peningkatan

dari perdagangan internasionalnya

(ekspor dan impor) yang tercerminkan

antara lain pada peningkatan pangsa

ekspornya di pasar global dan

peningkatan rasio impor terhadap PDB-

nya; semakin aktif terlibat dalam proses

produksi yang melibatkan banyak negara

(misalnya dalam membuat pesawat

Boeing lebih dari 50 negara terlibat yang

masing-masing membuat bagian-bagian

tertentu dari pesawat tersebut, atau dalam

membuat pesawat Airbus, sejumlah

negara Eropa terlibat dalam proses

pembuatannya), dan semakin besar arus

investasi asing yang masuk ke negara

tersebut atau semakin besarnya investasi

dari negara tersebut ke negara-negara

lain.

Jadi, proses globalisasi dari sisi

ekonomi adalah suatu perubahan di

dalam perekonomian dunia yang bersifat

mendasar atau struktural dan akan

berlangsung terus dalam laju yang

semakin pesat mengikuti kemajuan

teknologi yang juga prosesnya semakin

cepat. Perkembangan ini telah

meningkatkan kadar hubungan saling

ketergantungan dan juga mempertajam

persaingan antarnegara, tidak hanya

dalam perdagangan internasional tetapi

juga dalam kegiatan investasi, finansial

dan produksi. melibatkan banyak negara.

Dalam tingkat globalisasi yang optimal

arus produk dan faktor-faktor produksi

lintas negara atau regional akan selancar

lintas kota di suatu negara atau desa di

dalam suatu kecamatan. Pada tingkat ini,

seorang pengusaha yang punya pabrik di

Kalimantan Barat setiap saat bisa

memindahkan usahanya ke Serawak atau

Filipina tanpa ada halangan, baik

halangan logistik maupun halangan

birokrasi dari pihak pemerintah Malaysia

atau Filipina maupun dari pemerintah

Indonesia dalam urusan administrasi

seperti izin dan sebagainya.

Sekarang ini tidak relevan lagi

mencantumkan nama negara asal dari

Page 7: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

72

suatu produk; orang hanya tahu bahwa

lampu itu adalah buatan Philips yang

pabrik pembuatanya bukan di Belanda,

tetapi misalnya di Tangerang. Banyak

produk dari Disney bukan buatan AS

melainkan dibuat di Cina dengan

memakai tenaga kerja, bahan baku dan

modal dari negara tersebut. Sekarang ini

semakin banyak produk-produk yang

komponennya di buat di lebih dari satu

negara (seperti komputer, mobil, pesawat

terbang, dll.), dan banyak perusahaan-

perusahaan multinasional mempunyai

kantor pusat bukan di negara asal

melainkan di pusat-pusat keuangan di

negara-negara lain seperti London dan

New York.

Semakin menipisnya batas-batas

kegiatan ekonomi secara nasional

maupun regional disebabkan oleh banyak

hal, diantaranya menurut Halwani (2002)

dalam Zaroni (2015) adalah komunikasi

dan transportasi yang semakin canggih

dan murah, lalu lintas devisa yang

semakin bebas, ekonomi negara yang

semakin terbuka, penggunaan secara

penuh keunggulan komparatif dan

keunggulan kompetitif tiap-tiap negara,

metode produksi dan perakitan dengan

organisasi manajemen yang semakin

efisien, dan semakin pesatnya

perkembangan perusahaan multinasional

di hampir seantero dunia. Selain itu,

penyebab-penyebab lainnya adalah

semakin banyaknya industri yang bersifat

footloose akibat kemajuan teknologi

(yang mengurangi pemakaian sumber

daya alam), semakin tingginya

pendapatan dunia rata-rata per kapita,

semakin majunya tingkat pendidikan

mayarakat dunia, ilmu pengetahuan dan

teknologi di semua bidang, dan semakin

banyaknya jumlah penduduk dunia.

Menurut Friedman (2002) dalam

Zaroni (2015), globalisasi mempunyai

tiga dimensi. Pertama, dimensi ide atau

ideologi yaitu “kapitalisme”. Dalam

pengertian ini termasuk seperangkat nilai

yang menyertainya, yakni falsafah

individualisme, demokrasi dan HAM.

Kedua, dimensi ekonomi, yaitu pasar

bebas yang artinya arus barang dan jasa

antarnegara tidak dihalangi sedikitpun

juga. Ketiga, dimensi teknologi,

khususnya teknologi informasi yang akan

membuka batas-batas negara sehingga

negara makin tanpa batas. Masih dalam

Zaroni (2015) menjelaskan bahwa dalam

ekonomi secara garis besar fenomena

globalisasi dapat dilihat dari

pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas

negara dalam berbagai bentuk.

Diantaranya, dua bentuk kegiatan

ekonomi yang secara nyata semakin

mengglobal, yakni arus perdagangan dan

arus modal internasional. Oleh sebab itu,

arus globalisasi dan arus perdagangan

serta investasi dunia berlangsung

bersamaan. Arus Perdagangan

Internasional Pangsa dari pengeluaran

konsumsi domestik terhadap barang dan

jasa yang diimpor dari negara-negara lain

meningkat, dan bagian dari produksi

barang dan jasa di dalam negeri yang

diekspor meningkat.

Dalam ekonomi, secara garis besar

fenomena globalisasi dapat dilihat dari

pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas

negara dalam berbagai bentuk.

Diantaranya, dua bentuk kegiatan

ekonomi yang secara nyata semakin

mengglobal, yakni arus perdagangan dan

arus modal internasional. Oleh sebab itu,

arus globalisasi dan arus perdagangan

serta investasi dunia berlangsung

bersamaan.

Arus Perdagangan Internasional

Pangsa dari pengeluaran konsumsi

domestik terhadap barang dan jasa yang

diimpor dari negara-negara lain

meningkat, dan bagian dari produksi

barang dan jasa di dalam negeri yang

diekspor meningkat. Peningkatan ini

membuat volume perdagangan

antarnegara di dunia meningkat, baik

secara absolut maupun relatif, yakni rasio

dari perdagangan internasional (ekspor

dan impor) terhadap PDB dari masing-

Page 8: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

73

masing negara secara individu atau

dunia. Data dari Bank Dunia tahun 2000

misalnya menunjukkan bahwa di dalam

kelompok negara-negara kaya/maju,

pangsa dari perdagangan internasional di

dalam output total naik dari 27% ke 39%

selama periode 1987-1998. Sedangkan di

dalam kelompok negara-negara sedang

berkembang, rasio perdagangan

internasional terhadap PDB naik dari

10% ke 17% dalam periode yang sama

(Bank Dunia, 2000).

Arus modal internasional atau arus

modal antarnegara terdiri dari modal

swasta dan modal pemerintah. Arus

modal swasta antarnegara bisa berbentuk

investasi atau pinjaman; sedangkan arus

modal asing pemerintah pada umumnya

dalam bentuk pinjaman, misalnya

pinjaman yang diterima dari pemerintah

dari negara-negara yang tergabung dalam

CGI (Consultancy Group on Indonesia)

atau dalam konteks bilateral dengan

pemerintah negara-negara donor secara

individual. Pengertian dari modal asing

pemerintah juga termasuk pinjaman dari

badan-badan dunia seperti Dana Moneter

Internasional (IMF), Bank Dunia dan

Bank Pembangunan Asia (ADB).

Arus modal asing dalam bentuk

investasi bisa investasi investasi langsung

atau jangka panjang, yang disebut foreign

direct investment (FDI) atau penanaman

modal asing (PMA), atau investasi tidak

langsung atau jangka pendek, yang

umum disebut investasi portofolio.

Dalam hal PMA, dalam dua dekade

belakangan ini semakin banyak

perusahaan-perusahaan yang berbasis di

suatu negara melakukan investasi jangka

panjang di negara-negara lain, yang

dilandasi oleh berbagai motivasi seperti

pasar yang luas dan ketersediaan sumber

daya produksi di negara-negara tujuan

investasi. Perkembangan ini dengan

sendirinya meningkatkan arus PMA

antarnegara, yang terefleksi dalam

peningkatan pangsa dari PMA sebagai

suatu persentase dari investasi total

dunia.

Menurut data Bank Dunia pada

tahun 1975 PMA berjumlah hanya 23

miliar dollar AS, dan pada tahun 1997

jumlahnya meningkat menjadi 644 miliar

dollar AS (Friedman, 2002). Juga data

Bank Dunia menunjukkan bahwa pada

tahun 1998 jumlah investasi langsung

dari perusahaan-perusahaan AS di

banyak negara lain di dunia telah

mencapai 133 miliar dollar AS,

sedangkan PMA di AS pada tahun yang

sama bernilai 193 miliar dollar AS.

Secara keseluruhan, arus PMA di dunia

meningkat sangat signifikan selama

periode 1988-1998 dari 192 miliar dollar

AS ke 610 miliar dollar AS. Arus PMA

dari kelompok negara-negara maju ke

kelompok negara-negara sedang

berkembang juga meningkat tajam

selama periode yang sama.

Dalam hal investasi jangka pendek,

juga dalam dua dekade belakangan ini

semakin banyak penabung-penabung,

terutama di negara-negara maju yang

mendiversifikasikan portofolio mereka ke

berbagai macam aset-aset keuangan luar

negeri seperti obligasi, saham, pinjaman

atau deposito). Juga semakin banyak

perusahaan-perusahaan terutama di

negara-negara sedang berkembang yang

membiayai kegiatan produksi mereka

dengan memakai dana investasi dari

sumber-sumber luar negeri, selain dari

kredit perbankan dan pasar modal

domestik.

Keterbukaan

Meningkatnya ragam produk yang

ada di pasar domestik saat ini tidak lepas

dari peranan perdagangan internasional

yang semakin terbuka. Ketika berbagai

regulasi yang sifatnya menghambat

sepakat dikurangi, pasar semakin terbuka

luas dan lalu lintas barang pun semakin

tinggi. Dalam keterbukaan, suatu pihak

dapat mengkonsumsi barang atau jasa

yang tidak diproduksinya. Dalam

Page 9: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

74

keterbukaan pula, sumber daya akan

teralokasi pada sektor-sektor dimana

negara tersebut memiliki keunggulan

komparatif dan kompetitif menurut

Dariah (2005). Perekonomian di dunia

saat ini semakin terbuka, untuk itu setiap

negara berusaha meningkatkan daya

saing untuk mendapatkan gains form

trade.

Menurut Novitasari (2015) Secara

teori keterbukaan ekonomi menjanjikan

tantangan dan peluang yaitu dengan

semakin terbukanya perdagangan antar

satu negara dengan negara lainnya dapat

memberikan peluang meningkatnya akses

pasar produk dalam negeri di pasar

internasional sekaligus juga tantangan

terhadap daya saing industri dalam negeri

terhadap produk luar negeri. Namun

demikian manfaat yang diterima oleh

setiap negara dari keterbukaan ekonomi

tidak menunjukkan pola dan besaran

yang sama. Bagi sebagian negara

berkembang, keterbukaan berdampak

negatif terhadap pertumbuhan ekonomi

akan tetapi akan berdampak postif bagi

negara maju yang telah mengoptimalkan

keterbukaannya pada perdagangan.

GDP

Suatu keberhasilan program

pembangunan di negara berkembang

sering dinilai berdasarkan tinggi

rendahnya dan atau kecepatan tingkat

pertumbuhan output dan pendapatan

nasional yang dihasilkan. Namun,

perhatian utama pembangunan melalui

cara mempercepat tingkat pertumbuhan

pendapatan nasional atau pertumbuhan

ekonomi ini, di sisi lain terdapat

penyebaran pertumbuhan pendapatan

tersebut masih sangat terbatas

jangkauannya, kekuatan antara

daerah/wilayah di Negara berkembang

tidak seimbang, sehingga cenderung

memperlebar jurang kesenjangan atau

ketidakmerataan antara daerah/wilayah

kaya dan daerah/wilayah miskin.

Tahap awal pertumbuhan ekonomi,

distribusi pendapatan cenderung

memburuk, dan tahap selanjutnya,

distribusi pendapatannya akan membaik,

namun pada suatu waktu akan terjadi

peningkatan disparitas lagi dan akhirnya

menurun lagi. Dalam jangka pendek ada

korelasi positif antara pertumbuhan

pendapatan perkapita dengan disparitas

pendapatan. Namun dalam jangka

panjang hubungan keduanya menjadi

korelasi yang negatif.

Pertumbuhan ekonomi merupakan

perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan

barang dan jasa yangdiprodu ksi dalam

masyarakat bertambah sehingga akan

meningkatkan kemakmuran masyarakat

(Sukirno, 1994) dalam Suparyati (2015).

Masih dalam Suparyati (2015) menurut

Budiono bahwa pertumbuhan ekonomi

merupakan proseskenaikan output per

kapita dalam jangkapanjang.

Kajian Sebelumnya

Akmad Nur Zaroni (2016)

menjelaskan menganai globalisai

ekonomi dan implikasinya bagi negara-

negara berkembang. Sementara

Semancikova (2016) mengkaji

perdagangan, perdagangan terbuka dan

makro ekonomi terhadap 10 negara

OCDC. Sedangkan Razmi (2013)

meneliti mengenai dampak perdagangan

terbuka dan ekonomi bebas terhadap

pertumbuhan ekonomi negara timur

tengah dan asia timur.

METODE PENELITIAN

Populasi yang menjadi objek dalam

penelitian ini berasal dari data sekunder

diperoleh dari perusahaan Knoema, salah

satu perusahaan penyedia data ekonomi

digital. Metode pengambilan sampel

menggunakan metode purposive

sampling, yaitu penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Dalam penelitian

ini sampel menggunakan data panel

Page 10: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

75

diperoleh data time series selama 5 tahun

dan data cross section 10 negara ASEAN

yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura,

Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar,

Laos, Brunei, Kamboja.

Identifikasi Variabel

Variabel penelitian dalam bentuk

independen dan dependen. untuk variabel

independen yang ada dalam penelitian ini

adalah ekonomi diginal (X1),

Keterbukaan (X2) sementara variabel

dependen pertumbugan ekonomi GDP

(Y).

Analisis Data

Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik

kuantitaif yang meggunakan model

matematika dan statistika yang

diklasifikasikan dalam kategori tertentu

untuk mempermudah dalam menganalisis

dengan menggunakan program Eviews .

Sedangkan teknik analisis yang

digunakan adalah teknik analisis regresi

linear berganda untuk melihat hubungan

antara variabel independen dengan

variabel dependen. Data yang yang

digunakan adalah data panel ada tiga

macam teknik estimasi data panel yaitu

pooled least square, fixed effect model,

dan random effect model. Uji kesesuaian

model untuk menentukan model yang

paling tepat adalah dengan menggunakan

uji Chow dan uji Hausman. Setelah itu,

uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

uji autokorelasi dan juga pengujian

hipotesis yaitu uji t parsial, uji F

simultan, uji koefisien determinasi.

a. Pengujian Asumsi Klasik.

Sebelum pengujian hipotesis

dilakukan, harus terlebih dahulu

melalui uji asumsi klasik.

Pengujian ini dilakukan untuk

memperoleh parameter yang valid

dan handal. Oleh karena itu,

diperlukan pengujian dan

pembersihan terhadap pelanggaran

asumsi dasar jika memang terjadi.

Penguji-penguji asumsi dasar

klasik regresi terdiri dari Uji

Normalitas, Uji Multikolinearitas,

dan Uji Autokorelasi.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah data yang akan

digunakan dalam model regresi

berdistribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2005, h. 110). Untuk

menguji suatu data berdistribusi

normal atau tidak, dapat

diketahui dengan menggunakan

metode histogram Jarque Bera

(JB).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas.

Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi

di antara variabel bebas. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya

multikolinearitas digunakan uji

correlation dengan

menggunakan matriks korelasi.

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan

menguji apakah model regresi

ditemukan korelasi dari residual

untuk pengamatan satu dengan

pengamatan yang lain yang

disusun menurut runtun waktu.

Model regresi yang baik

mensyaratkan tidak adanya

masalah autokorelasi. Untuk

mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi Metode yang

digunakan untuk menguji

Autokorelasi adalah dengan

menggunakan metode

Langrange Multiplier (LM) atau

Uji BG (Breusch Godfrey).

Page 11: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

76

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah

metode statistika yang digunakan

untuk menentukan kemungkinan

bentuk (dari) hubungan antara

variabel-variabel. Tujuan pokok

dalam penggunaan metode ini

adalah untuk meramalkan dan

memperkirakan nilai dari satu

variabel yang lain yang diteliti

c. Pengujian Hipotesis Dalam menganalisis nilai

signifikan dari model yang

dihasilkan, digunakan berbagai

pengujian statistik, yaitu; F-Test, t-

test, ; adjusted R-Square

Uji F atau Pengaruh Secara Simultan

Uji statistik F digunakan untuk

menguji kepastian pengaruh dari seluruh

variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen.

Uji t Atau Pengaruh Secara Parsial

Melakukan uji t (t-test) terhadap

koefisien-koefisien regresi untuk

menjelaskan bagaimana suatu variabel

independen secara statistik berhubungan

dengan variabel dependen secara parsial.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2)

digunakan untuk mengukur kemampuan

model dalam menerangkan variasi

variabel independen. Nilai koefisien

determinasi berkisar antara nol sampai

dengan satu. Hal ini berarti apabila R2 =

0 menunjukkan tidak ada pengaruh

variabel independen (variabel bebas)

terhadap variabel dependen (variabel

terikat), bila R2 semakin besar mendekati

1 ini menunjukkan semakin kuatnya

pengaruh variabel independen (variabel

bebas) terhadap variabel dependen

(variabel terikat) dan sebaliknya jika R2

mendekati 0 maka semakin kecil

pengaruh variabel independen (variabel

bebas) terhadap dependen (variabel

terikat).

Model Ekonometri

Untuk digital ekonomi data

diperoleh dari pengguna internet di

masing-nasing negara. Sementara untuk

Derajat keterbukaan ekonomi setiap

negara dapat dilihat dari besarnya indeks

keterbukaan yakni rasio penjumlahan

nilai ekspor (X) dan impor (M) terhadap

produk domestik bruto (PDB), Semakin

besar angka indeks yang diperoleh berarti

perekonomian negara yang bersangkutan

semakin terbuka. yakni:

Keterbukan = X + M x 100

GDP

Dimana:

X=Expor, M=Impor, GDP=growth

Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu

analisis regresi data panel, adapun model

regresinya dalam bentuk log dapat ditulis

sebagai berikut:

ln Yit = β0 + β1 ln X1it + β2 ln X2it +

eit

dimana:

Y = GDP; X1 = Digital; X2 =

Keterbukaan; i = Negara; dan t = waktu.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Page 12: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

77

PEMBAHASAN

Uji estimasi regresi data panel ada

tiga, yaitu common effect (OLS), model

fixed effect (FEM) atau model Random

Effect (REM). Menentukan model panel

yang akan digunakan dalam penelitian

ini, maka harus dilakukan beberapa

pengujian. Uji Chow dan Uji Hausman

merupakan pengujian yang dapat

digunakan dalam menentukan apakah

model data panel dapat diregresi dengan

model common effect (OLS), model fixed

effect (FEM) atau model Random Effect

(REM). Uji Chow digunakan untuk

menentukan apakah model data panel

diregresi dengan model Common Effect

atau dengan model Fixed Effect.

H0 : Model yang terbaik adalah Common

Effect

H1 : Model yang terbaik adalah Fixed

Effect

Uji Chow

Tabel 1.

Uji Chow

Tabel diatas menunjukan bahwa

model yang terbaik adalah fixed effect

karena nilai probabilitas Chi-squere

dibawah 0.05, ini berarti H0 diterima.

Uji Hausman Tabel 2.

Uji Hausman

Tabel diatas menunjukan hasil

bahwa Cross Section Random bernilai

sebesar 0.0000 yakni menandakan bahwa

H0 diterima. Model yang paling tepat

digunakan dalam penelitian ini adalah

Fixed Effect Model.

Tabel 3.

Fixed Effect Model

Dari hasil regresi data panel dengan

model yang terpilih adalah model Fixed

Effect, diperoleh persamaan model

regresi sebagai berikut :

GDP = 0.092704(Digital) - 0.096295(Openes) + e

Uji Normalitas

Dari output yang sudah dilakukan

uji menyatakan bahwa bentuk histogram

didistrisbusikan secara simetris sehingga

residualnya didistribusikan secara

normal. Berdasarkan pada uji statistik JB,

nilainya adalah 1,739813 sedangkan

nilai chi-squere dengan signifikansi

(α=5%) yaitu 5.991, sehingga JB > Chi

Squere, Maka H0 ditolak dan H1

diterima artinya bahwa residual

didistribusikan secara normal.

Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013) uji

multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi

Page 13: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

78

yang terbentuk ada korelasi yang tinggi

atau sempurna diantara variabel bebas

atau tidak. Adanya multikolinearitas atau

korelasi yang tinggi antar variabel

independen dapat dideteksi dengan

beberapa cara salah satunya adalah

korelasi antar variabel independen tidak

lebih diatas 0.90.

Hasil output dalam penelitian ini

semua korelasi variabel inedependen

tidak ada yang melebihi 0.90, yang

menandakan bahwa model yang

digunakan tidak terjadi masalah

multikolinearitas.

Uji Autokerelasi

Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai

probabilitas Chi-Squere, jika lebih besar

dari 0.05 maka data tersebut tidak

mengandung masalah autokorelasi.

Apabila probabilitas chi-squere lebih

kecil dari 0.05 maka data tersebut

mengandung masalah autokorelasi.

Hasil output penelitian menunjukan

bahwa terdapat masalah autokorelasi,

untuk itu peneliti menggunakan

Cohchrane Orcutt dimana digunakan

untuk memperbaiki masalah autokorelasi.

Dari output metode Cohchrane Orcutt

diperoleh DW adalah 1.760831 dimana

nilai DW ini lulus uji dalam masalah

autokorelasi. Dengan nilai DL sebesar

1.4625 dan DU sebesar 1.6283 maka

nilai DW sebesar 1.760831 sehingga jika

DL < DW > DU (1.4625 < 1.760831 >

1.6283) dapat disimpulkan tidak ada

masalah autokorelasi.

Uji t (Parsial) Tabel 4

Uji t (parsial)

Berdasarkan hasil diatas sebagai berikut :

Pengaruh Digital terhadap GDP

Nilai probabilitas t-statistik yang

diperoleh 0.0420. Maka probabilitas

statistik < α=5% yaitu 0,0420 < 0.05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel digital secara parsial

berpengaruh signifikansi positif terhadap

variabel GDP.

Peranan pengguna internet sudah

baik dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi di negara-negara ASEAN, tetapi

harus lebih ditingkatkan untuk lebih

memaksimalkan penggunaan internet

kearah bukan hanya menjadi konsumen

tetapi lebih lanjut menjadi star up

(enterpreneur) sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di

masing-masing negara ASEAN.

Pengaruh Keterbukaan terhadap GDP Nilai probabilitas t-statistik yang

diperoleh 0.6386, maka probabilitas

statistik < α=5% yaitu 0,6386 > 0.005.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel keterbukaan secara parsial tidak

berpengaruh signifikansi terhadap

variabel GDP.

Barro (2003) dalam Amala (2015)

menjelaskan pertumbungan ekonomi

sangat erat hubungannya dengan

keterbukaan ekonomi suatu negara,

dimana perdagangan internasional akan

memberikan dampak positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Uji F (Simultan) Tabel 5

Uji F

Page 14: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

79

Dari perhitungan nilai F, diketahui

bahwa F hitung > F tabel (866.844 >

3.69) maka H0 ditolak dan H1 diterima

(F hitung berada didaerah penerimaan

H1). Kemudian juga probabilitas (prob.)

dari tabel diatas yaitu sebesar 0.000 >

0.005, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Sehingga secara simultan atau bersama-

sama variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Koefisein Determinasi

Berdasarkan tabelt diatas, nilai

Adjustted R-Squere sebesar 0.994. Hal ini

menunjukan bahwa model mampu

menjelaskan 99.4% terhadap variabel

dependen, sedangkan sisanya 0.52

lainnya dipengaruhi faktor lain diluar

model regresi tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis hubungan Ekonomi Digital,

Keterbukaan terhadap pertumbuhan GDP

negara-negara ASEAN periode 2012-206

dengan menggunakan teknik nalisa

regresi data panel. Berdasarkan hasil

pengujian secara statistik, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil Uji t parsial didapat yaitu

Pengaruh variabel digital terhadap

GDP negara-negara ASEAN yaitu

Nilai probabilitas t-statistik yang

diperoleh 0.0420. Maka

probabilitas statistik < α=5% yaitu

0,0420 < 0.05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel digital

secara parsial berpengaruh

signifikansi positif terhadap

variabel GDP. Sedangkan pengaruh

keterbukaan terhadap pertumbuhan

GDP negara-negara ASEAN yaitu

nilai probabilitas t-statistik yang

diperoleh 0.6386, maka

probabilitas statistik < α=5% yaitu

0,6386 > 0.005. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel

keterbukaan secara parsial tidak

berpengaruh signifikansi terhadap

variabel GDP.

2. Hasil Uji F Simultan hasilnya yaitu

pengaruh variabel digital dan

keterbukaan terhadap pertumbuhan

GDP negara-negara ASEAN

didapat nilai Adjustted R-Squere

sebesar 0.994. Hal ini menunjukan

bahwa model mampu menjelaskan

99.4% terhadap variabel dependen,

sedangkan sisanya 0.52 lainnya

dipengaruhi faktor lain diluar

model regresi tersebut.

3. Pengaruh digital terhadap

pertumbuhan GDP negara-negara

ASEAN sudah baik sehinga perlu

ditingkatkan untuk mengelola

pengguna internet. Diharapkan

pengguna internet bukan hanya

sebagai konsumen tetapi juga

membuat peluang usaha membuat

star up (enterpreneur) agar

pertumbuhan perekonomian

dimasing-masing negara dapat

ditingkatkan. Sedangkan pengaruh

keterbukaan terhadap pertumbuhan

GDP negara-negara ASEAN perlu

ditingkatkan terutama dalam

menghasilkan produk yang dapat di

ekspor dan mengurangi impor

barang, bea tarif ekspor impor juga

agar diatur kembali sehingga

menumbuhkan iklim ekspor pada

masing-masing negara. Diharapkan

jika keterbukaan meningkat maka

banyak investasi akan hadir

sehingga pada akhirnya tujuan

dibentuknya Masyarakat Ekonomi

ASEAN dapat mensehjahterakan

masing-masing negara ASEAN.

Page 15: ANALISIS EKONOMI DIGITAL DAN KETERBUKAAN TERHADAP ...

JURNAL LENTERA BISNIS Vol. 7 No. 2, November 2018

80

DAFTAR PUSTAKA

Abdurofiq, Atep. 2015. Menakar

pengaruh Masyarakat Ekonomi

ASEAN Terhadap Pembangunan

Indonesia. Jurnal Filsafat dan

Budaya Hukum

Amala, Faizatul & Unggul Herqbaldi.

2015. Dampak keterbukaan

perdagangan internasional

terhadap pertumbuhan ekonomi :

pendekatan panel dinamis. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis. Universitas

Airlangga.

Astuti. Pudji.2018. Analisis pengaruh

ROE, EPS, PBV, BVPS, PER dan

kepemilikan institusi terhadap

harga saham peruahaan. Jurnal

Ekonomi. Univesitas Borobudur .

Ghozhali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis

Multivariat dengan Proram IBM

SPSS 21. Edisi7. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Li.Quan & Rafael Reveny.2013.

Economic Globalization and

Democracy. British Journal of

political science.

Musafak.2012. Budaya ekonomi digital

kalangan masyarakat menengah

atas. Universitas Gunadarma

Razmi, Mohammad Javad. 2013. The

effect of trade openess and

economic freedim on economic

growth: the case of east and east

asian contries. International

Journal of Economics and Financial

Issue.

Semancikova, Jozefina. 2016. Trade,

Trade Openes and macro economic

performance. International Journal

Elsevier.

Setiawan, Wawan.2017. Era Digital dan

Tantangannya.Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Zaroni, Akhmad Nur.2015.Globalisasi

ekonomi dan implikasinya bagi

negara-negara berkembang: telaah

pendekatan ekonomi islam. IAIS

Samarinda