Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu...

129
ANALISIS EFISIENSI PROSES PENGEMASAN SUSU KEDELAI (Studi Kasus Redesain Kemasan di Unit Usaha Susu Kedelai ”RISA” Malang) SKRIPSI Oleh: ETTY CAROLINA NIM 0411030031-103 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

Transcript of Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu...

Page 1: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

ANALISIS EFISIENSI PROSES PENGEMASANSUSU KEDELAI

(Studi Kasus Redesain Kemasan di Unit Usaha Susu Kedelai ”RISA” Malang)

SKRIPSI

Oleh:

ETTY CAROLINA

NIM 0411030031-103

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2008

Page 2: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai (Studi Kasus

Redesain Kemasan di Unit Usaha Susu Kedelai ”RISA” Malang)

: Etty Carolina

: 0411030031-103

: Teknologi Industri Pertanian

: Teknologi Pertanian

Pembimbing Pertama,

Ir. Usman Effendi, MSNIP. 131 653 820

Tanggal Persetujuan:

Pembimbing Kedua,

Ir. E. F. Sri Maryani Santoso, MSIENIP. 130 935 098

Tanggal Persetujuan:

Page 3: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai (Studi Kasus

Redesain Kemasan di Unit Usaha Susu Kedelai ”RISA” Malang)

Nama Mahasiswa : Etty Carolina

NIM

Jurusan

Fakultas

: 0411030031-103

: Teknologi Industri Pertanian

: Teknologi Pertanian

Dosen Penguji I,

Siti Asmaul Mustaniroh, STP. MPNIP. 132 231 573

Dosen Penguji III,

Ir. Usman Effendi, MSNIP. 131 653 820

Dosen Penguji II,

Sucipto, STP, MPNIP. 132 231 564

Dosen Penguji IV,

Ir. E. F. Sri Maryani Santoso, MSIENIP. 130 935 098

Ketua Jurusan,

Dr. Ir. Wignyanto, MSNIP. 130 935 074

Tanggal Lulus Skripsi:

Page 4: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah putri ketiga dari pasangan Eddy Sushartoro dan Ratna Trieka

Agustina yang lahir pada tanggal 31 Oktober 1985 di kota Blitar. Penulis

menamatkan pendidikan di kota kelahiran sampai SMU. Setelah lulus taman kanak-

kanak di TK Santa Maria, penulis melanjutkan pendidikannya di SDK Santa Maria.

Selama belajar di taman kanak-kanak dan sekolah dasar, penulis sering mengikuti

kegiatan kesenian antara lain seni tari tradisional dan modern serta seni suara. Enam

tahun kemudian, penulis lulus dari sekolah dasar dan melanjutkan ke SLTP Negeri 1

Blitar pada tahun 1998. Lulus dari SLTP pada tahun 2001, penulis meneruskan

pendidikan di sekolah menengah favorit di Trenggalek, yaitu SMU Negeri 1 Blitar

dan mengambil jurusan IPA pada saat kelas 3.

Selama menjadi siswa SMU, penulis juga mengikuti bimbingan belajar di luar

sekolah. Penulis mendapatkan banyak informasi dan masukan tentang pendidikan di

perguruan tinggi dari lembaga bimbingan belajar tersebut dan memilih kota malang

sebagai tujuan berikutnya dalam mendapatkan pendidikan tepatnya di Jurusan

Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa

Jurusan Teknologi Industri Pertanian (HIMATITAN) Universitas Brawijaya, unit

kegiatan mahasiswa kristen yaitu Efrata dan unit kegiatan mahasiswa seni sebagai

koordinator dance (2005-2007). Penulis pernah memperkuat kontingen Fakultas

Teknologi Pertanian (2006) dalam Gebyar Festival Tari.

Page 5: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

: Etty Carolina

: 0411030031-103

: Teknologi Industri Pertanian

: Teknologi Pertanian

Judul Skripsi : Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai (Studi Kasus

Redesain Kemasan di Unit Usaha Susu Kedelai ”RISA” Malang)

Menyatakan bahwa,

Skripsi dengan judul tersebut merupakan karya asli penulis. Apabila di kemudian hari

terbukti pernyataan ini tidak benar, penulis bersedia dituntut sesuai dengan hukum

yang berlaku.

Malang, 28 Juli 2008

Pembuat Pernyataan

Etty Carolina

NIM. 0411030031

Page 6: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

ETTY CAROLINA. 0411030031. Analisis Efisiensi Proses Pengemasan Susu

Kedelai (Studi Kasus Redesain Kemasan di Unit Usaha Susu Kedelai “RISA”

Malang). SKRIPSI

Pembimbing: 1. Ir. Usman Effendi, MS

2. Ir. E.F. Sri Maryani Santoso, MSIE

RINGKASAN

Unit usaha “RISA” merupakan unit usaha yang memproduksi susu kedelai didaerah Malang. Kemasan susu kedelai yang digunakan adalah plastik polyethylen danditutup dengan cara diikat dengan karet gelang pada ujung atasnya. Kemasan susukedelai “RISA” tersebut kurang praktis sehingga dilakukan penelitian unuk meubahbentu kemasan. Berdasarkan penelitian Atmoko (2006) diperoleh desain kemasanbaru berupa cup dengan label tutup yang menunjukkan profil unit usaha. Perubahankemasan tersebut berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengemassusu kedelai yang dilakukan oleh operator pengemas. Oleh karena itu perlu dikajitentang waktu yang dibutuhkan, output aktual dan efisiensi kerja dari prosespengemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efisiensi melalui studigerak dan waktu pada proses pengemasan di Unit Usaha Susu Kedelai “RISA”.Analisis efisiensi proses pengemasan ini dapat memberikan manfaat bagi unit usahadalam mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan inovasi redesain kemasanproduk.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2008.Analisis efisiensi proses pengemasan yang akan dilakukan meliputi studi gerak,perhitungan waktu baku, perhitungan output aktual, perhitungan efisiensi kerja, danuji t.

Analisis terhadap pengemasan susu kedelai menunjukkan bahwa waktu bakuyang diperoleh untuk kemasan lama sebesar 28,06 detik dan redesain kemasansebesar 54,91 detik. Dari waktu baku didapatkan output aktual untuk kemasan lamasebesar 129 unit/jam dan redesain kemasan 66 unit/jam. Efisiensi kerja yangdiperoleh untuk kemasan lama sebesar 86% dan redesain kemasan sebesar 44%.Perhitungan uji t membuktikan bahwa thitung>ttabel yang berarti ada perbedaan waktubaku,output aktual, dan efisiensi kerja antara pengemasan menggunakan kemasanlama dengan redesain kemasan. Adanya perbedaan yang begitu nyata mengakibatkanperlu dilakukan upaya perbaikan terhadap operator, tata letak fasilitas dan gerakankerja.

Kata Kunci: Efisiensi, Pengemasan, Susu Kedelai, Redesain Kemasan

Page 7: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

ETTY CAROLINA. 0411030031. Efficiency Analysis of Soymilk Process

Packaging (Redesign Packaging Case Study in Soymilk Cottage Industry

“RISA” Malang). SKRIPSI

Supervisors: 1. Ir. Usman Effendi, MS

2. Ir. E.F. Sri Maryani Santoso, MSIE

SUMMARY

“RISA” is a cottage industry that produces soymilk in Malang area. “RISA”soymilk use Polyethylene plastic to wrap soymilk. This packaging was not practicaland need to be redesigned. Redesign packaging based on Atmoko research (2006) iscup plastic with label show “RISA” profiles. Redesign packaging can influence thepackaging time to wrap soymilk by packaging operator. So it is needed to analyse thestandart time, actual output, and work efficiency of the packaging process. Thepurpose of this research is to determine the efficiency through moving study and timestudy of packaging process in Soymik Cottage Industry “RISA”. This result of theresearch can be used to make a decision how to inovate the redesign packagingproduct.

This research was started from January up to February 2008. Efficiencyanalysis of packaging process includes moving study, standard time calculation,actual output calculation, work efficiency calculation, and t test.

This result of this analysis showed that standard time that was used inconventional packaging is 28,06 second and the redesign packaging is 54,91 second.The standard time can be obtained actual output that was used in conventionalpackaging is 129 unit/hour and the redesign packaging is 66 unit/hour. The workefficiency is 86% for the conventional packaging and the redesign packaging is 44%.The T test result showed that t calculate>t table. It means that there is a differencesbetwen conventional packaging and redesign packaging related with standard time,actual output, and work efficiency. There is a difference cause to make correctionincludes operator, facility design and work motion.

Key words: Efficiency, Packaging, Soymilk, Redesign Packaging

Page 8: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus buat kasih dan

anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan laporan skripsi

yang berjudul ” ANALISIS EFSIENSI PROSES PENGEMASAN SUSU

KEDELAI (Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai ”Risa”

Malang)” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang strata satu di

Jurusan Teknologi Industri Peranian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas

Brawijaya.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak-pihak

yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan skripsi,

sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik, terutama kepada:

1. Bapak Ir. Usman Effendi, MS dan Ir.E.F.Sri Maryani Santoso, MSIE selaku

dosen pembimbing.

2. Ibu Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP dan Bapak Sucipto, STP, MP selaku dosen

penguji.

3. Bapak Dr. Ir. Wignyanto, MS selaku Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.

4. Bapak Heri dan Ibu Rina selaku pemilik unit usaha susu kedelai “RISA”, atas

kesempatan, kerja sama, bimbingan, pengarahan, dan masukannya.

5. Bapak Khoirudin selaku pemilik usaha percetakan ang telah membantu untuk

mencetak label kemasan susu kedelai “RISA”

6. Bapak dan Ibu serta kakakku tercinta.

7. Rainbow`s group, Efrata, dan teman-teman seperjuangan di TIP 2004

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan penyusunan skripsi

di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua. Amien.

Malang, 28 Juli 2008

Penulis

Page 9: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI...................................................................................................DAFTAR TABEL...........................................................................................DAFTAR GAMBAR......................................................................................DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................1.2 Perumusan Masalah........................................................................1.3 Tujuan Penelitian............................................................................

1.3.1 Tujuan Umum........................................................................1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................2.1 Produksi Susu Kedelai Pasteurisasi................................................2.2 Pengemasan....................................................................................2.3 Efisiensi.........................................................................................2.4 Pengukuran Kerja...........................................................................

2.4.1 Uji Keseragaman Data..........................................................2.4.2 Uji Kecukupan Data..............................................................2.4.3 Penentuan Waktu Baku.........................................................2.4.4 Penyesuaian..........................................................................2.4.5 Kelonggaran.........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................3.2 Alat dan Bahan..............................................................................3.3 Pendefinisian sistem.......................................................................3.4 Batasan Permasalahan....................................................................3.5 Prosedur Penelitian.........................................................................

3.5.1 Survey Pendahuluan dan Studi Pustaka................................3.5.2 Identifikasi Masalah..............................................................3.5.3 Penetapan Tujuan Penelitian.................................................3.5.4 Pelaksanaan Penelitian..........................................................3.5.5 Pengumpulan Data................................................................3.5.6 Analisa Data..........................................................................

3.5.6.1 Perhitungan Waktu Baku............................................3.5.6.2 Perhitungan Output Aktual.........................................3.5.6.3 Perhitungan Efisiensi Kerja........................................3.5.6.4 Uji t.............................................................................

iiiiivv1122233

4469101415161719

21212121222223232323262626282829

Page 10: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

3.5.7 Analisa Hasil.......................................................................3.5.8 Kesimpulan dan Saran........................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................4.1 Kondisi Umum Industri Mikro ”RISA”.........................................4.2 Penentuan Waktu Baku..................................................................

4.2.1 Analisis Gerakan Kerja Pengemasan Susu Kedelai.............4.2.2 Kinerja Stasiun Kerja Pengemasan......................................4.2.3 Output Aktual.......................................................................

4.3 Efisiensi Kerja................................................................................4.4 Usulan Perbaikan Proses Pengemasan Redesain Kemasan...........

2930

3131343443464749

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 555.1 Kesimpulan..................................................................................... 555.2 Saran............................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 56

LAMPIRAN.................................................................................................... 59

Page 11: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1.

2.

3.

Elemen-Elemen Kerja........................................................................ 13

Penyesuaian Menurut Westinghouse................................................. 19

Besarnya Kelonggaran Operator Wanita Berdasarkan Faktor-Faktor

yang Berpengaruh.............................................................................. 20

4.

5.

6.

7.

Spesifikasi Kemasan Plastik Polyethylen Susu Kedelai ”RISA”...... 32

Spesifikasi Desain Kemasan Baru Susu Kedelai ”RISA”................. 33

Waktu Baku Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai MenggunakanKemasan Lama dan Redesain Kemasan............................................ 44

Output Aktual Pengemasan Susu Kedelai Menggunakan KemasanLama dan Redesain Kemasan........................................................... 46

10. Efisiensi Kerja Pengemasan Susu Kedelai Menggunakan KemasanLama dan Redesain Kemasan............................................................ 48

Page 12: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Diagram Alir Prosedur Penelitian.................................................. 22

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kurva Belajar.................................................................................

Kemasan Plastik Polyethylen .......................................................

Kemasan Gelas Plastik..................................................................

Tata Letak Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai KemasanLama..............................................................................................

Tata Letak Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai RedesainKemasan .......................................................................................

Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pengemasan Susu Kedelai

24

31

33

35

35

Menggunakan Kemasan Lama........................................................ 38

8.

9.

10.

11

12

Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pengemasan Susu KedelaiMenggunakan Redesain Kemasan.................................................. 39

Kurva Belajar Operator Pengemasan Menggunakan RedesainKemasan.......................................................................................... 42

Diagram Sebab Akibat (Tulang Ikan) Waktu PengemasanMenggunakan Redesain Kemasan................................................... 49

Tata Letak Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai UsulanPerbaikan.......................................................................................... 51

Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pengemasan Susu KedelaiMenggunakan Redesain Kemasan Usulan Perbaikan...................... 53

Page 13: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Teks HalamanData Pengukuran Waktu Pengemasan Pada Stasiun KerjaPengemasan Susu Kedelai............................................................ 59

Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data............................... 60

Perhitungan Waktu Baku.............................................................. 62

Faktor Penyesuaian dan Kelongaran............................................ 64

Perhitungan Output Aktual........................................................... 65

Perhitungan Efisiensi Kerja.......................................................... 66

Uji t............................................................................................... 67

Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yangBerpengaruh................................................................................. 70

Page 14: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemasan merupakan salah satu cara agar hasil produksi dapat diminati oleh

konsumen. Kemasan yang praktis dan menarik menumbuhkan minat konsumen untuk

membeli. Unit usaha “RISA” merupakan salah satu unit usaha di Malang yang

memproduksi susu kedelai. Selama ini proses produksi di unit usaha ”RISA”

dilakukan secara manual dengan menggunakan kemasan berupa plastik polyethylen

dan diikat dengan karet gelang pada ujung atasnya. Bahan plastik dipandang kurang

berkualitas karena mudah pecah dan tidak praktis. Selain itu pelabelan warna nama

produksi di kemasan plastik mudah luntur dan kusam. Dengan demikian, praktis

pengemasan susu kedelai yang dilakukan oleh unit usaha “RSA” dipandang belum

optimal. Hasil penelitian Atmoko tahun 2006 menghasilkan redesain kemasan dalam

bentuk cup 220 ml yang dipilih oleh konsumen dan dianggap memiliki penampilan

yang menarik.

Perbaikan pengemasan dengan menggunakan cup dan mesin sealer dapat

mengubah penampilan dan merangsang daya tarik pembeli dibanding dengan

pengemasan terdahulu. Melalui redesain kemasan dimungkinkan waktu yang

dibutuhkan untuk mengemas lebih efisien. Efisiensi proses pengemasan berpengaruh

terhadap peningkatan produksi terutama output aktualnya.

Menurut Hornung (2002) efisiensi adalah hubungan antara input dan output

untuk menghasilkan output maksimal dari input minimal, yang juga berarti

Page 15: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

kemampuan untuk menghindari terjadinya waktu dan usaha terbuang percuma.

Pengukuran efisiensi dilakukan melalui studi gerak dan waktu pada proses kerja di

bagian pengemasan. Studi gerak pada proses pengemasan meliputi studi terhadap

perpindahan bahan melalui tata letak stasiun kerja di bagian pengemasan serta studi

terhadap gerakan kerja operator pengemasan melalui peta tangan kanan dan tangan

kiri. Pengukuran waktu kerja proses pengemasan meliputi waktu siklus, waktu

normal dan waktu baku.

Oleh sebab itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah efisiensi

proses pengemasan dengan menggunakan mesin sealer lebih efisien daripada

pengemasan manual.

1.2 Perumusan Masalah

Redesain kemasan mengakibatkan perubahan pada proses pengemasan

sehingga perlu dilakukan analisis efisiensi pada proses pengemasan melalui studi

gerak dan waktu yang dapat memudahkan dan mempersingkat waktu operator

pengemasan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menentukan efisiensi proses pengemasan di Unit Usaha Susu Kedelai “RISA”

menggunakan studi gerak dan waktu.

Page 16: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menentukan waktu baku yang dibutuhkan oleh operator pengemasan untuk

melakukan pengemasan susu kedelai sebagai akibat dari redesain kemasan .

2. Menentukan perbedaan output aktual dan efisiensi kerja pada bagian pengemasan

susu kedelai menggunakan desain lama dan redesain kemasan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak

perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang tepat

dalam melakukan inovasi redesain kemasan produk.

Page 17: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi Susu Kedelai Pasteurisasi

Kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi merupakan wujud kehidupan

ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia. Keberadaan kelompok ini tidak dapat

dipisahkan dari pertumbuhan perekonomian secara nasional. Kelompok usaha kecil,

menengah dan koperasi mampu menyerap lebih dari 64 juta tenaga kerja dan

memberikan kontribusi sebesar lebih kurang 58,2% dalam pembentukan Produk

Domestik Bruto (Anonymousa, 2007).

Sesuai dengan visi pembangunan yang dicanangkan, Pemerintah terus

berupaya untuk memberi kesempatan kepada kelompok usaha kecil untuk

mengembangkan berbagai produk yang berorientasi pertanian dalam arti luas. Banyak

industri kecil saat ini yang menghasilkan produk baru berupa susu kedelai

(Anonymous, 2004).

Menurut Koeswara (1992) susu kedelai adalah susu yang diperoleh dengan

cara penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air. Hasil penggilingan

kemudian disaring untuk memperoleh filtrat yang kemudian dididihkan dan diberi

bumbu untuk meningkatkan rasa.

Susu kedelai memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan produk susu

hewani dan minuman soft drink lainnya. Produk ini menonjolkan khasiat yang antara

lain mengurangi kadar gula darah pada tubuh kita. Selain itu, menurut penelitian

Page 18: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Dr Edward, orang yang terbiasa mengkonsumsi susu kedelai, pada usia 80 tahun pun

masih produktif (Anonymous, 2004).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2004, industri makanan,

minuman dan tembakau nasional ada sekitar 28,1 % dari total keseluruhan, sehingga

untuk mendukung industri ini dibutuhkan dukungan pola pengemasan yang efektif

dan modern. Namun saat ini, sistem pengemasan masih bersifat konvensional

(Anonymousa, 2007).

Pengemasan adalah seni, ilmu dan sekaligus tekologi untuk mempersiapkan

bahan guna keperluan transportasi dan penjualan. Pengemasan dapat pula diartikan

sebagai usaha-usaha untuk menjamin keamanan produk selama pengangkutan dan

penyimpanan sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam kondisi bagus

dengan biaya total minim (Suyitno dan Kamarijani, 1996).

Dalam industri minuman, pengemasan merupakan tahap terakhir produksi

sebelum didistribusikan. Pengemasan berfungsi sebagai Anonymousb (2007):

1. Wadah untuk memuat produk

2. Memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan

distribusi

3. Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia

4. Mencegah kehilangan selama pengangkutan dan distribusi

5. Media komunikasi atau promosi

Nilai produksi ekspor tahun 2006 dari industri UKM cukup mendukung total

industri nasional yaitu sekitar 34.4%. Ini berarti 1/3 nilai ekspor nasional dikuasai

Page 19: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

oleh industri UKM. Oleh karena itu industri UKM terutama susu kedelai, cukup

berkembang di Indonesia. Namun, kurang didukung oleh perkembangan pengemasan

yang baik dari para pengusaha UKM (Anonymousa, 2007).

2.2 Pengemasan

Pengemasan adalah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari pengisian,

pembungkusan, pemberian etiket dan atau kegiatan lain yang dilakukan terhadap

produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi (Hubeis, 1997). Faktor-faktor yang

harus diperhatikan pada proses pengemasan adalah cahaya, panas, kelembapan, dan

gas, mikroorganisme dan serangga (Fellows, 2000). Beberapa yang perlu

diperhatikan dalam pengemasan yang menarik konsumen untuk membeli produk

(Anonymousb, 2007):

1. Memahami pelanggan

Permasalahan saat ini adalah sebuah kemasan bisa jadi tidak memuaskan

kebutuhan pembeli.

2. Menemukan kemasan dengan sifat yang melekat untuk konsumen yang menjadi

target

Lebih dari 50% pelanggan mencari kenyamanan juga namun memperhatikan

seperti ukuran cetak kemasan dan gampang dalam penggunaan sebagai daftar

prioritas mereka. Pastikan karakteristik kemasan sesuai dengan target pasar.

Page 20: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

3. Memahami kemasan yang digunakan

Kemasan yang akan digunakan harus dipahami baik itu bahan pengemasnya,

bentuk pengemas serta fungsi dari pengemasnya.

4. Mengenali pelanggan yang mempunyai trend dalam membeli

Beberapa tahun yang lalu kita melewati fase ukuran kemasan besar. Namun saat ini

secara umum tren pembelian bergeser kepada ukuran lebih kecil. Kemasan lebih

kecil bukan berarti keuntungan kecil, dalam banyak kasus bahkan berarti lebih.

Pelanggan berkeinginan membayar kenyamanan premium, kemudahan

menggunakan dan jumlah yang lebih kecil.

5. Mengikuti perkembangan teknologi pengemasan yang baru

Produk baru yang kreatif memiliki keuntungan pada pemasaran meskipun

teknologi tidak baru tapi aplikasinya baru.

6. Mengamati tempat konsumen berbelanja

Ada pergantian dari pembelian secara tradisional ke format toko serba ada yang

inovatif.

7. Keamanan dalam pengemasan semakin menjadi penting

Keamanan dari pengemas harus menjadi perhatian karena keamanan pengemas

berpengaruh juga terhadap keamanan produk dan keamanan konsumen yang

memakai.

8. Persaingan macam bahan pengemasan meningkat

Banyaknya persaingan bahan mengemas membuat kita perlu lebih kreatif dalam

membuat pengemas dan bahan pengemas yang dipakai.

Page 21: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Proses pengemasan saat ini sedang mengalami perkembangan. Pengemasan

aseptik merupakan inovasi dalam industri khususnya pangan untuk menunjang

keaseptisan produk, shelf life (umur simpan), mencegah rekontaminasi, kestabilan

suhu produk dan tidak mengabaikan kesan atau daya tarik konsumen. Ada 5 dasar

pengemasan aseptik (Anonymous, 2006):

a. Fill and Seal

Pada tahap ini bahan dikemas dahulu dalam kemasan dan lingkungan aseptik

seperti plastik thermoformed, gelas atau logam steril, setelah itu diseal.

b. Form, Fill and Seal

Bahan dalam gulungan disterilisasi dahulu, dibentuk pada kondisi ruangan yang

aseptis, kemudian dilakukan sealing. Contohnya pada bahan pengemas tetrapack.

c. Erect, Fill and Seal

Penggunaan Knocked-down kosong, kemudian dilakukan tahapan erect, sterilisasi,

pengisian dan sealing, contohnya pada gable-top cartons, cambribloc.

d. Thermoform, Fill and Seal

Roll stock yang steril dibentuk dengan proses panas, kemudian dilakukan proses

pengisian, dan sealing pada kondisi aseptis, contohnya pada kaleng plastik sup,

creamer.

e. Blow mold, Fill and Seal

Pembentukan kemasan pada proses UHT dapat dilakukan pada jenis kaleng,

paperboard, plastic, foil, plastik laminates, kemasan fleksibel, plastik

thermoformed, flow molded containers, bagin-box, bulk-totes.

Page 22: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2.3 Efisiensi

Menurut Syamsi (2004) efisiensi adalah usaha mencapai prestasi yang

sebesar-besarnya dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang tersedia

(material, mesin, dan manusia) dalam tempo sependek-pendeknya, di dalam keadaan

yang nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah) tanpa mengganggu keseimbangan

antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga dan waktu.

Efisiensi dapat juga didefinisikan sebagai keluaran (output) dibagi masukan

(input). Semakin besar harga rasio ini semakin tinggi efisiensinya. Beberapa

komponen yang meliputi manusia, bahan, perlengkapan dan peralatan seperti mesin

dan perkakas pembantu, lingkungan kerja seperti ruangan dengan udaranya dan

keadaan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang mempengaruhi efsiensi dan produktivitas

kerja (Sutalaksana, Anggawisastra, dan Tjakraataja, 1979).

Efisiensi merupakan perbandingan yang terbaik antara masukan dan keluaran

atau antara daya usaha dan hasil atau antara masukan dan keluaran atau antara

pengeluaran dan pendapatan. Pengertian efisiensi sangat relatif, efisien dapat

diartikan sebagai penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produk

yang sebesar-besarnya (Soekarno,1991). Menurut Wignjosoebroto (2003) terdapat

dua unsur kriteria efisiensi kerja manusia yaitu besar kecilnya keluaran yang

dihasilkan dan waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Page 23: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2.4 Pengukuran Kerja

Menurut Schroeder (1994) pengukuran kerja menggunakan alat pengukuran

waktu dilakukan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan, dengan asumsi bahwa standar telah ditetapkan. Pada saat

pengukuran dilakukan. Operator harus terlatih dengan menggunakan metode yang

telah ditetapkan.

Wignjosoebroto (2003) membagi teknik pengukuran waktu kerja menjadi dua

bagian, yaitu: pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja

secara tidak langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung dilaksanakan secara

langsung di tempat pekerjaan yang berlangsung dijalankan. Pengukuran waktu kerja

secara tidak langsung, pengamat dalam mengadakan perhitungan waktu kerja tidak

berada di tempat pekerjaan langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Sampling kerja (work sampling)

adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap

aktifitas kerja dari mesin, proses, atau pekerja. Metode sampling kerja sangat

cocok untuk digunakan dalam melakukan pengamatan atas kerja yang sifatnya

tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif panjang. Pengamatan

aktivitas kerja dilakukan untuk selang waktu yang diambil secara acak terhadap

salah satu atau lebih mesin/operator dan kemudian mencatatnya apakah

mesin/operator dalam keadaan bekerja atau menganggur.

Page 24: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2. Metode jam henti

Metode ini terutama diaplikasikan untuk pekerjaan yang berlangsung singkat dan

berulang-ulang. Dari hasil pengukuran akan diperoleh waktu baku yang

selanjutnya akan digunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaaan bagi semua

pekerja yang melakukan pekerjaan yang sama.

Proses pengukuran dan pembakuan waktu dapat menggunakan beberapa

macam cara, yaitu menggunakan stopwatch, data waktu baku, data waktu gerakan

serta sampling pekerjaan atau work sampling. Setiap cara pengukuran sistem kerja

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sedangkan penggunaan

berbagai macam cara di atas, sangat bergantung pula pada kemampuan analis

melakukan pengukuran dan pembakuan sistem kerja (Sinaga dan Sembiring, 2004).

Menurut Wignjosoebroto (2003) pengukuran kerja dengan metode jam henti

dapat diaplikasikan pada industri manufakturing, meskipun demikian bisa

diaplikasikan untuk pekerjaan seperti yang dijumpai dalam aktivitas kantor, gudang

atau jasa pelayanan lainnya asalkan memenuhi kriteria. Kriterianya adalah pekerjaan

tersebut dikerjakan acara berulang-ulang, pekerjaannya homogen, output dapat

dihitung, dan sifat pekerjaan teratur.

Menurut Madyana (1996) data yang diperoleh dari hasil pengukuran kerja ini

dilakukan uji keseragaman data untuk mengetahui apakah data telah memenuhi

distribusi normal atau dapat didekati oleh distribusi normal dan dapat digunakan

untuk uji kecukupan data. Wignjosoebroto (2003) menyatakan ada beberapa langkah

Page 25: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

yang harus diikuti sebelum atau pada saat pengukuran agar tujuan pengukuran

tercapai. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Persiapan awal pengukuran kerja

Menyiapkan alat, bahan dan operator yang akan dipakai dalam pengukuran kerja.

2. Penetapan tujuan awal

Tujuan pengukuran sangat penting untuk diinformasikan kepada obyek. Hal-hal

yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam tahap ini adalah mempelajari kondisi

dan metode kerja.

3. Pemilihan operator

Operator yang dipilih apabila harus memenuhi persyaratan antara lain harus

memiliki skill (kemampuan) yang normal dan bersedia diajak bekerja sama serta

mau bekerja secara wajar pada saat pengukuran kerja dilakukan.

4. Pelatihan terhadap operator

Tahap ini dilakukan apabila kondisi dan metode kerja telah mengalami perubahan.

Oleh karena itu harus dilatih terlebih dahulu agar terbiasa dengan kondisi dan

metode kerja yang telah ditetapkan. Selain itu agar operator memiliki gerakan yang

tidak kaku, berirama dan tanpa banyak perencanaan gerakan.

5. Pembagian operasi menjadi elemen-elemen kerja

Untuk menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi ke dalam elemen-

elemen kerja yang lebih terperinci dan mampu untuk diukur dengan mudah secara

terpisah. Elemen-elemen kerja yang efisien adalah elemen-elemen yang memang

diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Untuk mendapatkan elemen-

Page 26: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Nama Therblig Lambang

Mencari (Search)Memilih (Select)Memegang (Grasp)Menjangkau (Reach)Membawa (Move)Memegang untuk memakai (Hold)Melepas (Released load)Pengarahan (Position)Pengarahan sementara (Pre position)Memeriksa (Inspection)Merakit (Assemble)Lepas rakit (Desassemble)Memakai (Use)Kelambatan yang terhindar (Unavoidable delay)Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable delay)Merencana (Plan)Istirahat untuk menghilangkan fatique(Rest to overcome fatoque)

SHSTG

REMH

RLP

PPIA

DAU

UDADPnR

elemen kerja yang terperinci dilakukan studi gerakan. Dengan adanya studi

gerakan dapat dianalisa gerakan-gerakan yang dilakukan seorang pekerja selama

melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan studi ini dapat dibuat Peta Tangan Kiri

dan Tangan Kanan. Elemen-elemen kerja oleh Gilbreth diuraikan ke dalam 17

therblig (Tabel 1).

Tabel 1. Elemen-elemen Kerja

Sumber: Sutalaksana dkk, 1979

6. Persiapan alat-alat pengukuran

Peralatan yang dilakukan untuk aktivitas pengukuran tenaga kerja antara lain stop

watch, papan pengamatan, lembar pengamatan, kalkulator dan alat tulis lainnya.

Page 27: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2.4.1 Uji Keseragaman Data

Sutalaksana dkk (1979) menjelaskan bahwa tugas dalam pengukuran kerja

adalah mendapatkan data yang seragam. Ketidakseragaman data dapat terjadi tanpa

disadari untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksinya. Batas-batas

kontrol yang dibentuk dari data merupakan batas seragam dan tidaknya data. Data

seragam adalah data yang berada diantara kedua batas kontrol dan data tidak seragam

adalah data yang berada diluar batas kontrol.

Menurut Wignjosoebroto (2003) uji keseragaman data perlu dilakukan

terlebih dahulu sebelum data yang ada digunakan untuk menentukan banyaknya

pengukuran yang seharusnya dilakukan. Uji keseragaman data dapat dilakukan secara

visual maupun dengan mengaplikasikan peta kontrol. Uji keseragaman data secara

visual dilakukan dengan melihat data yang ekstrim untuk kemudian dibuang dan

tidak disertakan dalam perhitungan uji kecukupan data. Data ekstrim adalah data

yang terlalu besar atau terlalu kecil dan menyimpang dari tren rata-ratanya.

Lebih lanjut Wignjosoebroto (2003) menjelaskan peta kontrol adalah suatu

alat yang tepat untuk menguji keseragaman data hasil pengukuran kerja. Pengujian

keseragaman ini dilakukan dengan menentukan batas kendali atas (BKA) dan batas

kendali bawah (BKB) dari data. BKA dan BKB dari grup data dapat dicari dengan

formulasi sebagai berikut:

BKA = X + 3SD dan BKB = X – 3SD

Keterangan: X adalah rata-rata dari grup pengamatan

SD dapat diperoleh dengan menghitung standar deviasi data

Page 28: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2.4.2 Uji Kecukupan Data

Sutalaksana dkk (1979) mengemukakan bahwa uji kecukupan data dilakukan

untuk menentukan jumlah pengukuran data yang seharusnya dibuat. Untuk

menetapkan berapa jumlah pengukuran yang dibuat harus ditentukan terlebih dahulu

berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinannya. Tingkat ketelitian menunjukkan

penyimpangan maksimal hasil pengukuran dari waktu sebenarnya dan biasanya

dinyatakan dalam bentuk persen. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan

besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian

dan biasanya dinyatakan dalam bentuk persen.

Lebih lanjut Sutalaksana dkk (1979) menjelaskan bahwa di dalam aktifitas

pengukuran kerja biasanya akan diambil tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan

95%. Artinya adalah bahwa pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya

menyimpang sejauh 5% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil

mendapatkan adalah 95%. Jika jumlah pengukuran yang seharusnya dilakukan lebih

besar dari jumlah pengukuran yang telah dilakukan (N’>N), maka dilakukan

pengukuran ulang dengan N lebih besar. Jika N>N’ berarti bahwa jumlah pengamatan

yang telah dilakukan memenuhi syarat tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan.

Formula untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat

keyakinan 95% adalah sebagai berikut:

N’ =40 √ N (∑x2)-(∑x)2

∑ x

2

Page 29: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Keterangan:

∑x = jumlah besar data

N’ = jumalah pengamatan yang harus dilakukan

N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan

2.4.3 Penentuan waktu baku

Wignjosoebroto (2003) mengartikan waktu baku sebagai waktu yang

dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku dari hasil pengukuran kerja dapat

dijadikan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan

berapa lama suatu kejadian itu harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan

serta jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Pengukuran-pengukuran telah selesai, yaitu semua data yang didapat memiliki

keseragaman yang dikehendaki dan jumlahnya telah memenuhi tingkat-tingkat

ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, maka langkah selanjutnya adalah mengolah

data tersebut sehingga didapatkan waktu baku. Waktu baku dapat ditentukan dengan

terlebih dahulu diketahui waktu siklus dan waktu normalnya. Waktu normal dapat

ditentukan dengan rumus Sutalaksana dkk (1979):

Waktu normal = Rata-rata waktu operasi x Performance rating

Performance rating adalah aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja

operator. Dalam melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa

dinormalkan kembali. Ketidaknormalan dari waktu kerja diakibatkan oleh operator

Page 30: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

yang bekerja kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo suatu saat dirasakan cepat dan

disaat lain terlalu lambat (Ciptani, 2001).

Lebih lanjut Sutalaksana dkk (1979) menjelaskan setelah perhitungan diatas

selesai, waktu baku penyelesaian pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:

100%Waktu baku = Waktu normal x

100% - % allowance

Allowance merupakan kelonggoran yang diberikan kepada pekerja untuk

menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Umumnya kelonggaran

dinyatakan dalam persen dari waktu normal.

2.4.4 Penyesuaian

Menurut Barnes (1980) penyesuaian adalah proses dimana analisis studi

waktu membandingkan kinerja dari operator yang diamati dengan kinerja normal dari

operator yang ada dalam konsepnya. Selama pengukuan berlangsung, pengukur harus

mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator.

Sutalaksana dkk (1979) menyatakan bahwa ketidakwajaran dapat saja terjadi,

misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau

karena menjumpai kesulitan-kesulitan. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi

kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu

penyelesaian.

Sutalaksana dkk (1979) menentukan penyesuaian dengan mengalikan waktu

siklus rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya

harga p ditentukan sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh

Page 31: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

mencerminkan waktu sewajarnya. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja

diatas normal (terlalu cepat) maka harga p akan lebih besar dari satu, sebaliknya jika

operator dipandang bekerja dibawah normal maka harga p akan lebih kecil dari satu.

Seandainya pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar maka harga

p sama dengan satu.

Lebih lanjut Sutalaksana dkk (1979) menyatakan bahwa cara yang digunakan

untuk menentukan faktor penyesuaian antara lain adalah cara presentase, cara

Shumard, objektif, dan Westinghouse. Faktor penyesuaian menurut cara presentase

ditentukan sepenuhnya oleh pengukur melalui pengamatan selama pengukuran. Cara

Shumard memberikan patokan-patokan melalui kelas-kelas performance kerja dimana

setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Cara obyektif dengan memperhatikan

faktor kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Cara menentukan penyesuaian

yang keempat adalah cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada empat faktor

yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu

ketrampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Angka-angka yang diberikan bagi

setiap kelas dari faktor-faktor diatas untuk cara Westinghouse dicantumkan pada

Tabel 2.

Page 32: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Faktor Kelas Lambang PenyesuaianKetrampilan

Usaha

Kondisi Kerja

Konsistensi

Excelent

Good

Good

AverageIdealExcellentyGoodAveragePerfect

ExcellentGoodAverage

B1B2C1C2C1C2DABCDABCD

+0,11+0,08+0,06+0,03+0,06+0,03

0,00+0,06+0,04+0,020,00

+0,04+0,03+0,010,00

Tabel 2 Penyesuaian menurut Westinghouse

Sumber: Sutalaksana, 1979

2.4.5 Kelonggaran

Menurut Niebel (1993) kelonggaran adalah untuk menambahkan waktu pada

waktu normal, sehingga operator dapat bekerja secara normal. Sutalaksana dkk

(1979) menyatakan kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan

pribadi, menghilangkan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang tidak dapat

dihindarkan. Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti

minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan

teman sekerja untuk menghilangkan kejemuan dalam bekerja. Kebutuhan untuk

menghilangkan rasa lelah tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik

jumlah maupun kwalitas. Kelonggaran untuk hambatan-hambaan tak terhindarkan

contohnya melakukan penyesuaian mesin, memperbaiki kemacetan singkat dari

Page 33: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

No Faktor Kelonggaran Wanita(%)

1.2.3.4.5.6.7.

Tenaga yang dikeluarkanSikap kerjaGerakan kerjaKelelahan mataKeadaaan temperatur tempat kerjaKeadaan atmosferKeadaan lingkungan yang baik

0,0-30,00,00-10

0-150,0-19,0

0-400-200-15

mesin. Besarnya kelonggaran secara singkat dicantumkan pada Tabel 3 dan secara

lengkapnya pada Lampiran 8.

Tabel 3 Besarnya Kelonggaran Operator Wanita Berdasarkan Faktor-Faktor yangBerpengaruh

Sumber: Sutalaksana, 1979

Page 34: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di unit usaha susu kedelai ”RISA” yang berada di

Perumahan Joyo Grand, Dinoyo, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari

2008 dan pengolahan data dilakukan di Laboratorium Manajemen dan Sistem Industri

Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Brawijaya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian meliputi stopwatch (jam henti),

papan pengamatan, alat tulis, lembar pengamatan, kalkulator dan sealer. Bahan yang

digunakan meliputi susu kedelai, cup pengemas ukuran 220 ml, dan label penutup.

3.3 Pendefinisian sistem

Sistem kerja di bagian pengemasan susu kedelai ”RISA” tersusun dari

beberapa komponen, yaitu: pekerja, bahan, dan metode kerja. Perubahan desain

kemasan berpengaruh terhadap efisiensi proses pengemasan terutama efisiensi kerja.

Selama ini pekerja (operator pengemasan) mengemas susu kedelai dengan plastik dan

dikemas dengan karet gelang kemudian diusulkan perubahan menjadi cup 220 ml

dengan bantuan mesin sealer. Perubahan desain kemasan menimbulkan elemen kerja

dan waktu yang berbeda. Oleh karena itu masalah yang akan diteliti adalah

bagaimana gerak dan waktu pada proses pengemasan redesain dibandingkan dengan

proses pengemasan lama serta mana yang lebih efisien.

Page 35: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

3.4 Batasan Permasalahan

Permasalahan pada penelitian analisis efisiensi proses pengemasan

konsekuensi redesain kemasan susu kedelai ”RISA” ini hanya ditekankan pada

pengukuran studi gerak dan waktu pada bagian pengemasan, analisis studi waktu

adalah waktu penyelesaian pekerjaan, perubahan elemen kerja proses pengemasan

desain lama menjadi proses pengemasan redesain.

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 1.

Survey Pendahuluan Studi Pustaka

Identifikasi masalah

Penetapan tujuan penelitian

Pelaksanaan penelitian

Pengumpulan Data

Analisa Data:- perhitungan waktu baku- perhitungan output aktual- perhitungan efisiensi kerja

Analisa Hasil

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Penelitian

Page 36: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

3.5.1 Survey Pendahuluan dan Studi Pustaka

Penelitian dimulai dengan pelaksanaan survey pendahuluan di perusahaan

susu kedelai ”RISA”. Manfaat survey pendahuluan adalah untuk mengetahui kondisi

sesungguhnya pada perusahaan dengan cara melakukan pengamatan dan wawancara

dengan pihak-pihak terkait. Studi pustaka dilakukan dengan membaca dan

mempelajari teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Literatur yang digunakan adalah yang memuat materi tentang susu kedelai, kemasan,

efisiensi, pengukuran waktu dan gerak.

3.5.2 Identifikasi Masalah

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian adalah menetapkan

masalah yang akan dipecahkan. Masalah yang diangkat adalah bagaimana gerak dan

waktu pada proses pengemasan redesain dibandingkan dengan proses pengemasan

lama serta mana yang lebih efisien.

3.5.3 Penetapan tujuan penelitian

Penelitian yang dilakukan ditujukan untuk menentukan studi gerak dan waktu

penyelesain pekerjaan sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja.

3.5.4 Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi beberapa langkah, yaitu:

1. Persiapan awal pengukuran kerja

Mempersiapkan alat-alat dan bahan yang di gunakan untuk pengukuran kerja pada

proses pengemasan.

Page 37: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2. Penetapan tujuan awal

Penetapan tujuan awal pengukuran kerja pada proses pengemasan adalah untuk

mempelajari kondisi dan metode kerja pada proses pengemasan.

3. Pemilihan operator

Operator yang dipilih adalah operator perempuan dibagian pengemasan yang

memiliki kemampuan yang normal, mampu bekerja sama serta bekerja secara

wajar pada saat pengukuran kerja dilakukan.

4. Pelatihan terhadap operator

Kondisi dan metode kerja pada proses pengemasan redesain mengalami

perubahan. Oleh karena itu operator perlu dilatih sehingga mampu beradaptasi dan

terampil sebelum pengukuran kerja dilakukan. Pelatihan tersebut dicantumkan

dalam bentuk kurva belajar agar mengetahui perkembangan penguasaan pekerjaan

oleh operator pengemasan. Kurva belajar dapat dilihat di Gambar 2

Jumlahproduk yangdihasilkan

hari ke

Gambar 2. Kurva Belajar

Page 38: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Lengkungan dikenal sebagai lengkungan belajar (learning kurve). Pengamatan

untuk kurva belajar dilakukan selama 3 hari. Tiap harinya dilakukan 3 kali

pengamatan dimana setiap pengamatan dihitung jumlah produk yang dihasilkan

selama lima belas menit. Jeda waktu dalam sehari antara pengamatan satu dengan

yang lainnya selama 15-20 menit. Pengukuran dari waktu kerja operator diukur

pada saat tingkat penguasaan maksimum yaitu kurva dengan garis stabil mendatar.

Garis ini menunjukkan operator telah menghasilkan jumlah produk yang sama tiap

jamnya.

5. Penguraian pekerjaan menjadi elemen-elemen kerja

Penguraian pekerjaan menjadi elemen-elemen kerja dilakukan untuk mendapatkan

elemen-elemen kerja yang terbaik. Penguraian elemen-elemen kerja pada proses

pengemasan dilakukan dengan studi gerakan melalui Peta tangan kiri dan tangan

kanan. Elemen-elemen kerja yang dipakai berdasarkan Gilberth yang diuraikan ke

dalam 17 Therblig pada Tabel 1.

6. Persiapan alat-alat pengukuran

Peralatan yang dilakukan untuk pengukuran tenaga kerja antara lain stopwatch,

papan pengamatan, lembar pengamatan, kalkulator, dan alat tulis.

7. Melakukan pengukuran waktu dengan metode jam henti

Mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan pekerja dalam menyelesaikan

elemen-elemen kerja dengan bantuan alat-alat pengukuran. Melaksanakan

pengamatan dan pengukuran sebanyak N pengamatan untuk setiap elemen kerja.

Page 39: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

3.5.5 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap masalah

yang akan diteliti. Data yang dikumpulkan antara lain: elemen-elemen kerja pada

proses pengemasan, waktu yang diperlukan operator pengemasan untuk

menyelesaikan pekerjaannya, kelonggaran dan penyesuaian yang diperlukan

operator.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara berdiskusi secara langsung dengan pemilik

usaha serta pekerja unit usaha susu kedelai ”RISA”. Data yang dikumpulkan antara

lain: proses pengemasan, jumlah output per hari, bahan kemas yang digunakan.

3.5.6 Analisa Data

3.5.6.1 Perhitungan Waktu Baku

Data yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan metode jam henti

dianalisis untuk menghitung waktu baku dari masing-masing elemen kerja

pengemasan. Langkah-langkah dalam analisis data untuk mengukur waktu baku

adalah sebagai berikut:

1. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil

pengukuran sudah seragam atau belum. Jika ada data ekstrim maka data ekstrim

dibuang, dan jika tidak ada data ekstrim langsung dilakukan uji kecukupan data.

Page 40: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

22⎞⎛⎢ 40 N∑⎜ x⎟∑ x⎥N '⎢⎢

∑ x⎣⎦

2. Uji Kecukupan Data

Data dianggap cukup apabila jumlah observasi yang seharusnya dilaksanakan

(N’)adalah lebih kecil dari jumlah observasi yang telah dilakukan (N).Uji

kecukupan data dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pengamatan yang

seharusnya dilakukan (N’) berdasarkan pengamtan yang sudah dilakukan. Pada uji

kecukupan data jika jumlah pengamatan yang harus dilakukan (N’) lebih kecil dari

jumlah pengamatan yang sudah dilakukan (N) maka langsung dianalisa datanya,

jika N’ lebih besar dari N maka dilakukan pengamatan dan pengukuran ulang.

Kecukupan data untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%

menggunakan rumus:

⎢⎥⎢⎥

⎝⎠⎥⎥

2

Keterangan:∑x = jumlah besar data

N’ = jumlah pengamatan yang harus dilakukan

N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan

3. Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata (Ws)

∑ waktu penyelesaian pekerjaanWaktu siklus rata-rata =

N

Page 41: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

4. Perhitungan Waktu Normal (Wn)

Waktu normal = (Waktu siklus rata-rata) x (faktor penyesuaian*)

* : Faktor penyesuaian ditentukan berdasarkan cara Westinghouse dengan nilai-nilaipada setiap kelas dicantumkan pada Tabel 2.

5. Perhitungan Waktu Baku (Wb)100%

Waktu baku = Waktu normal x100% - % allowance*

* : Allowance dihitung berdasarkan jenis pekerjaan pengemasan susu kedelai dengannilai-nilai kelonggaran dicantumkan pada Tabel 3.

3.5.6.2 Perhitungan output aktual

Output aktual adalah kemampuan dari unit produksi untuk berproduksi dalam

kurun waktu tertentu. Perhitungan ouput aktual yang ditentukan dalam bentuk jumlah

keluaran (unit) per jam:

1Oa =

wb

Keterangan:Oa = output aktualWb = waktu baku (detik)

3.5.6.3 Perhitungan efisiensi kerja

Perhitungan efisiensi kerja yang dikembangkan oleh Niebel ditentukandengan :

OaEf = x 100%

OsKeterangan:

Ef = efisiensi kerjaOa = output aktual (biji/jam)Os = output standar (biji/jam)

Page 42: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

3.5.6.4 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui atau membandingkan waktu penyelesaian

pekerjaan, output aktual dan efisiensi pengemasan desain lama dan redesain kemasan.

Uji t dirumuskan sebagai berikut:

t -o

sn

Keterangan:y = rata-rata data yang adao = rata-rata sekarangn = banyaknya subyek yang diamati

Formulasi H0 dan H1

H0 : μ0 = μ1 = 0

H1 : μ0 > μ1

Keterangan:

μ0 = waktu baku, output aktual dan efisiensi kerja pengemasan desain lama

μ1 =waktu baku, output aktual dan efisiensi kerja pengemasan redesain kemasan

Kriteria pengujianH0 diterima apabila t hitung ≤ t tabel

H0 ditolak apabila t hitung > t tabel

Keterangan:

ttabel = t (n-1)

t= =5%

3.5.7 Analisa Hasil

Data yang telah diolah kemudian akan dibahas dan dianalisis waktu baku,

output aktual, dan efisiensinya. Dari analisis tersebut dapat diketahui perbedaan

redesain kemasan dengan kemasan lama.

Page 43: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

3.5.8 Kesimpulan dan Saran

Setelah data diolah dan dianalisis kemudian dapat disimpulkan besarnya

waktu baku, output aktual dan efisiensi kerja dari kemasan lama dan redesain

kemasan serta perbandingan waktu baku, ouptut aktual, dan efisiensi kerja antara

kemasan lama dengan redesain kemasan.

Page 44: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Industri Mikro ”RISA”

Unit usaha mikro susu kedelai ”RISA” berlokasi di Blok 12 no 212

Perumahan Joyogrand, Malang. Unit usaha mikro “RISA” merupakan unit usaha

skala rumah tangga yang memproduksi susu kedelai ± 300 bungkus setiap hari.

Produksi susu kedelai terbagi menjadi 2 shift. Shift pertama dimulai pada pukul

03.00-06.00 WIB dengan waktu pendistribusian pukul 06.30-09.00 WIB. Shift yang

kedua pukul 07.00-11.00 WIB dengan waktu pendistribusian pukul 08.30-13.00 WIB.

Susu kedelai yang diproduksi oleh unit usaha mikro ”RISA” menggunakan

kemasan primer, yaitu plastik polyethylen yang ditutup dengan cara diikat karet

gelang pada ujung atasnya dengan volume sebesar 250 ml. Kemasan sekunder yang

digunakan untuk distribusi susu kedelai adalah keranjang plastik. Spesifikasi kemasan

plastik polyethylen yang digunakan pada unit usaha mikro ”RISA” ditunjukkan pada

Tabel 4 dan ilustrasi gambar pada Gambar 3.

Gambar 3 Kemasan Plastik Polyethylen

Page 45: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

No Atribut Keterangan

1 Jenis Plastik Polietilen (PE) 30 mikron

2 Ilustrasi, gambar Tanpa logo dan gambar3 Informasi pada label Cukup lengkap kecuali tanggal kadaluarsa

dan kode produksi4 Cara penutupan Pada satu sisi dengan karet gelang5 Warna Satu warna yaitu biru, menggunakan catak

sablon6 Kapasitas kemasan/volume 250 ml

Tabel 4 Spesifikasi Kemasan Plastik Polyethylen Susu Kedelai ”RISA”

Sumber: Atmoko (2006)

Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa kemasan susu kedelai ”RISA” yang

menggunakan plastik polyethylen tampak kurang berkualitas dan praktis. Informasi

pada kemasan susu kedelai ”RISA” cukup lengkap yang dicetak dengan cat sablon

warna biru. Informasi tersebut meliputi: merk, kandungan zat gizi, komposisi, nomor

telepon dan informasi izin usaha dari Departemen Kesehatan. Kemasan susu kedelai

yang menggunakan plastik polyethylen mudah rusak selama proses pendistribusian.

Hal ini dikarenakan plastik polyethylen kurang kuat. Selain itu, beberapa konsumen

juga menyarankan untuk merubah kemasan agar lebih menarik dan praktis.

Berdasarkan penelitian Atmoko (2006), diperoleh rancangan kemasan susu kedelai

”RISA” yang baru.

Kemasan baru susu kedelai ”RISA” menggunakan gelas plastik dengan label

tutup yang menunjukkan profil unit usaha dan volume sebesar 220 ml. Kemasan

tersebut tampak lebh menarik dan praktis. Hal ini diharapkan dapat menarik minat

konsumen untuk membeli susu kedelai ”RISA” sehingga dapat meningkatkan

penjualan susu kedelai. Kemasan baru juga diharapkan dapat meminimalkan

Page 46: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

No. Spesifikasi Keterangan

1. Bahan Pengemas Cup : PETTutup/label : PET LLDPE 50 mikron

2. Label Kemasan a.Ilustrasi : Segelas susu tumpah diatas sejumlahbiji kedelai.

b.Jenis huruf :-“RISA” jenis font : Harlow Solid Italic-“Susu Kedelai ” jenis font : Comix Highlight

-“Minuman Sehat” jenis font : Viner HandITC

-“BERENERGI” jenis font : Stencil-Keterangan/Informasi (komposisi, kadaluarsa,

izin DEPKES, kode produksi) jenis font :Adobe Garamond Pro

-”Isi bersih ” jenis font : Myriad3. Kapasitas kemasan 220 ml

kerusakan kemasan pada proses distribusi karena gelas plastik Polyethylene

Terephthalate (PET) lebih kuat daripada plastik polyethylen. Spesifikasi desain

kemasan baru susu kedelai ”RISA” ditunjukkan pada Tabel 5 dan ilustrasi gambar

pada Gambar 4.

Gambar 4 Kemasan Gelas Plastik

Tabel 5 Spesifikasi Desain Kemasan Baru Susu Kedelai ”RISA”

Sumber: Atmoko (2006)

Page 47: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa kemasan baru susu kedelai

“RISA” menggunakan gelas plastik dengan label tutup yang menunjukkan profil unit

usaha. Menurut Nurminah (2002) kemasan yang ideal adalah kemasan yang

mencegah terjadinya kerusakan pada bahan, melindungi bahan, menarik, praktis,

memberikan informasi, memberikan keterangan pada konsumen tentang cara

penggunaannya. Kemasan baru susu kedelai “RISA” dapat dikatakan cukup ideal

dibandingkan dengan kemasan lama. Hal ini diharapkan kemasan baru dapat menarik

konsumen untuk membeli susu kedelai ”RISA” sehingga dapat meningkatkan

penjualan susu kedelai. Kemasan baru ini pun diharapkan dapat meminimalkan

kerusakan kemasan pada proses distribusi karena gelas plastik lebih kuat daripada

plastik polyethylen.

Redesain kemasan susu kedelai ”RISA” menyebabkan perubahan proses

produksi. Perubahan proses produksi tersebut menyebabkan perlunya dikaji tentang

efisiensi proses pengemasan untuk mengetahui apakah proses pengemasan dengan

kemasan baru lebih efisien daripada proses pengemasan dengan kemasan lama.

4.2 Penentuan Waktu Baku

4.2.1 Analisis Gerakan Kerja Pengemasan Susu Kedelai

Kecepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan berhubungan dengan

tata letak stasiun suatu pekerjaan. Tata letak stasiun kerja berhubungan dengan

urutan-urutan gerakan kerja yang dibentuk. Penempatan bahan dan peralatan

berpengaruh terhadap kecepatan waktu. Bahan dan peralatan kerja yang terlalu jauh

dari operator membutuhkan waktu yang lebih lama sedangkan apabila bahan dan

Page 48: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

1,87 m

peralatan kerja diletakkan cukup dekat dengan operator maka diperlukan waktu yang

lebih singkat. Tata letak stasiun kerja pengemasan susu kedelai kemasan lama dapat

dilihat pada Gambar 5 sedangkan tata letak stasiun kerja pengemasan susu kedelai

redesain kemasan dapat dilihat pada Gambar 6.

1,87 m

1m7

4 4 4

12

3

6 5

Keterangan:Meja berukuran 1,87m x 1m

1. Plastik2. Karet Gelang3. Piring (membuang buih), sendok, gelas tuang, corong4. Susu kedelai5. Keranjang6. Operator pengemas7. Pewarna susu kedelai

Gambar 5 Tata Letak Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai Kemasan Lama

Page 49: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

1,87 m

1m

1,87 m

8

4

2

4

35

4

1

7 6

Keterangan:Meja berukuran 1,87m x 1m

1. Cup2. Tempat Label3. Piring (membuang buih), sendok, gelas tuang4. Susu kedelai5. Sealer6. Keranjang7. Operator pengemas8. Pewarna susu kedelai

Gambar 6 Tata Letak Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai Redesain Kemasan

Pada Gambar 5 dapat diketahui bahwa tata letak stasiun kerja pengemasan

menggunakan kemasan lama terdiri dari satu stasiun kerja pengemasan serta fasilitas-

fasilitas lain yang berhubungan dengan proses penyelesaian pekerjaan. Stasiun kerja

bagian pengemasan susu kedelai terdiri dari satu meja dengan ukuran p=1,87 m; l=1

m. Perincian fasilitas-fasilitas yang ada antara lain bahan yang akan dikemas berupa

susu kedelai, plastik pada meja kemasan, karet gelang, piring, sendok, gelas tuang,

corong, pewarna susu kedelai, dan keranjang untuk menempatkan bahan yang sudah

dikemas. Penempatan bahan-bahan dan peralatan kerja tidak terlalu jauh supaya

Page 50: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

operator pengemas mudah menjangkau dan meletakkannya sehingga operator tidak

mudah lelah dan waktu penyelesaiannya lebih cepat (Wignjosoebroto, 2003).

Pada Gambar 6 dapat diketahui bahwa tata letak stasiun kerja pengemasan

menggunakan redesain kemasan mempunyai stasiun kerja yang sama dengan

kemasan lama. Perbedaannya terletak pada fasilitas-fasilitas yang tersedia antara lain

bahan yang akan dikemas berupa susu kedelai, tempat label, piring, sendok, gelas

tuang, sealer untuk mengemas, pewarna susu kedelai, serta keranjang untuk

menempatkan bahan yang sudah dikemas. Pada Gambar 5 dan Gambar 6 terlihat

bahwa ukuran meja sama, tempat alat dan bahan tidak sering berpindah sehingga

menimbulkan gerakan kerja yang rutin, peletakkan bahan dan peralatan dengan jarak

yang mudah dan nyaman dicapai operator sehingga mengurangi usaha mencari-cari.

Tata letak bahan dan peralatan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-

urutan gerakan yang terbaik, tinggi tempat kerja (mesin dan meja kerja) sesuai

dengan ukuran tubuh operator sehingga dapat melaksanakan kegiatan dengan mudah

dan nyaman. Pada penelitian Utomo (2006) gerakan kerja yang rutin dan tepat

memudahkan operator untuk mengingat urutan kerja serta menyelesaikan

pekerjaannya dengan cepat.

Analisis gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri dari

seorang operator dalam mengemas susu kedelai dilakukan untuk mengetahui gerakan

dan urutan yang dilakukan oleh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Peta

tangan kanan dan tangan kiri yang dibuat nantinya digunakan sebagai alat bantu

dalam menganalisis gerakan dari kedua tangan operator pengemasan,

Page 51: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

menyeimbangkan gerakan kedua tangan, selain itu sebagai alat untuk melatih

pekerjaan baru dengan cara kerja yang ideal. Peta tangan kanan dan tangan kiri proses

pengemasan susu kedelai menggunakan kemasan lama dan redesain kemasan dapat

dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8. Simbol yang dipakai pada Peta tangan kanan

dan tangan kiri berdasarkan Gilberth yang tercantum pada Tabel 1.

PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRIPekerjaanNomor petaDipetakan olehTanggal dipetakan

: Mengemas Susu Kedelai:1: Etty Carolina: 11 Januari 2008

Tangan JarakKiri (cm)

Mengambil 30plastik

Waktu Simbol Simbol Waktu Jarak(dtk) (dtk) (cm)2,44 RE,G,M RE,G,M 2,44 10

TanganKanan

Mengambilcorong

Memegang 6,44 G RE,G,M 6,44 20 MenuangkanP,U,M,RL susu kedelai

Memegang 2,62 G G,P 2,62 Memutarujung plastik plastik

Mengikat 23 7,62 G,A A 7,62 MengikatMenganggur 1,51 R I,RE,G,M 1,51 40 Memasukkan

RL ke keranjangTotal 53 20,71

RingkasanWAKTU TIAP SIKLUSJUMLAH PRODUK TIAP SIKLUSWAKTU UNTUK MEMBUAT SATU PRODUK

20,71

: 20,71 detik: 1 biji: 20,71 detik

70

Gambar 7 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pengemasan Susu KedelaiMenggunakan Kemasan Lama

Page 52: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRIPekerjaan : Mengemas Susu KedelaiNomor peta :2Dipetakan oleh : Etty CarolinaTanggal dipetakan : 11 Januari 2008

Tangan

Kiri

Jarak

(cm)

Waktu

(dtk)

Simbol Simbol Waktu

(dtk)

Jarak

(cm)

Tangan

Kanan

Mengambil

kemasan

50 1,29 RE,G,M D 1,29 - Menganggur

Menempatkan

kemasan

- 8,39 H,P RE,G,M

P,U,M,RL

8,39 20 Menuangkan

susu kedelai

Menganggur - 6,53 R RE,G,M

P,U,M,RL

6,53 5 Membuang

buih

Mengambil

tutup

20 7,24 RE,G,M R 7,24 - Menganggur

Meletakkan

di atas kemasan

- H,P H,P - Meletakkan

di atas kemasan

Meletakkan

ke sealing

60 2,32 M,RL M,RL 2,32 60 Meletakkan

ke sealing

Menganggur - 4,20 R H,P,U,RL 4,20 - Penyegelan

dengan sealer

Menganggur - 8,51 R RE,G,M 8,51 30 Mengambil

produk

Memegang

sparepart

- RE,G RE,G,M,P

U,M,RL

- Finishing

Memegang

sparepart

- 1,84 RE,G I,RE,G,M

RL

1,84 40 Memasukkan

ke keranjang

Total 130 40,32 40,32 155RingkasanWAKTU TIAP SIKLUS : 40,32 detikJUMLAH PRODUK TIAP SIKLUS : 1 bijiWAKTU UNTUK MEMBUAT SATU PRODUK : 40,32 detik

Gambar 8 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pengemasan Susu KedelaiMenggunakan Redesain Kemasan

Pada Gambar 7 dapat diketahui bahwa gerakan kerja operator pengemasan

susu kedelai menggunakan kemasan lama adalah mengambil plastik dan corong

kemudian menuangkan susu kedelai dan mengemasnya setelah itu memasukkannya

Page 53: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

dalam keranjang. Gerakan kerja ini dilakukan untuk mengemas satu produk susu

kedelai. Pada peta tampak bahwa gerakan-gerakan kerja yang dilakukan oleh tangan

kanan dan tangan kiri hampir semuanya dilakukan secara bersamaan. Kondisi

menganggur terjadi pada tangan kiri ketika tangan kanan memasukkan produk ke

keranjang yang berada di sebelah kanan operator.

Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa gerakan kerja operator pengemasan susu

kedelai menggunakan redesain kemasan adalah mengambil kemasan kemudian

menuangkan susu kedelai dan mengemasnya setelah itu memasukkannya dalam

keranjang. Pada peta tampak bahwa gerakan kerja yang dilakukan oleh tangan kanan

dan tangan kiri sebagian dilakukan secara bersamaan. Salah satu tangan dalam

kondisi menganggur ketika gerakan kerja mengambil kemasan, membuang buih,

mengambil tutup, penyegelan dengan sealer, dan mengambil produk. Gerakan yang

dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri dari seorang operator dalam mengemas

susu kedelai menggunakan redesain kemasan lebih banyak dibandingkan gerakan

kerja pada kemasan lama. Pada kemasan lama operator melakukan lima elemen kerja

untuk mengemas susu kedelai sedangkan pada redesain kemasan operator melakukan

delapan elemen kerja untuk mengemas susu kedelai sehingga gerakan kerja pada

redesain kemasan lebih panjang daripada gerakan kerja pada kemasan lama.

Berdasarkan waktu penyelesaian tiap gerakan kerja yang dilakukan oleh

operator pengemas maka total waktu yang didapatkan dari stasiun kerja pengemasan

susu kedelai menggunakan kemasan lama adalah 20,71 detik sedangkan total waktu

yang didapatkan dari stasiun kerja pengemasan susu kedelai menggunakan redesain

Page 54: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

kemasan adalah 40,32 detik. Peningkatan waktu sekitar 95 %. Gerakan kerja yang

dilakukan oleh operator pengemasan tidak sama dengan gerakan pada kemasan lama,

waktu penyelesaiannya pun lebih lama dibandingkan dengan kemasan lama.

Berdasarkan waktu penyelesaian tiap gerakan kerja yang dilakukan oleh

operator pengemasan tersebut diatas, maka stasiun kerja tersebut total waktu

penyelesaian kerja yang didapat lebih besar dibandingkan kemasan lama. Hal ini

karena kerja operator pengemasan pada stasiun kerja menggunakan redesain kemasan

lebih sulit dan gerakan kerja yang dilakukan lebih banyak dibandingkan dengan

stasiun kerja kemasan lama. Pada penelitian Utomo (2006) gerakan kerja yang sulit

dan banyak akan menyebabkan waktu penyelesaian proses pengemasan lebih lama

dan operator akan lebih cepat lelah.

Setelah mengetahui peta tangan kanan dan tangan kiri dari pengemasan

menggunakan redesain kemasan. Langkah selanjutnya melakukan pelatihan terhadap

operator pengemasan karena kondisi dan metode kerja pada proses pengemasan yang

mengalami perubahan. Pelatihan tersebut dicantumkan dalam bentuk kurva belajar

untuk mengetahui perkembangan penguasaan pekerjaan oleh operator pengemasan.

Kurva operator pengemasan redesain kemasan dilihat pada Gambar 9.

Page 55: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

jum

lah

pro

du

k ya

ng

dih

asilk

an (

un

it/1

5 m

en

it)

20

15

10

5

0

1* 1** 1*** 2* 2** 2*** 3* 3** 3***

hari ke

Kurva belajar

Keterangan :* : pengamatan pertama** : pengamatan kedua*** : pengamatan ketiga

Gambar 9 Kurva Belajar Operator Pengemasan Menggunakan RedesainKemasan

Pada Gambar 9 diketahui bahwa pelatihan dilakukan selama tiga hari dan tiap

hari dilakukan tiga kali pengamatan. Setiap pengamatan dihitung jumlah produk yang

dihasilkan selama lima belas menit. Jeda waktu dalam sehari antara pengamatan satu

dengan yang lainnya selama 15-20 menit. Dari kurva belajar dapat dilihat bahwa

terjadi kenaikan jumlah produk yang dihasilkan pada hari pertama dan hari kedua.

Pada hari ketiga jumlah produk yang dihasilkan selama lima belas menit sebesar 18

buah. Ini berarti bahwa tingkat penguasaan seorang operator maksimum. Keadaan

tersebut pada kurva ditunjukkan oleh garis stabil yang mendatar atau stasioner. Pada

keadaan stasioner itulah operator baru dapat diukur (Sutalaksana dkk, 1979).

Page 56: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

No. Keterangan Kemasan Lama Redesain Kemasan1 Waktu Siklus (dtk) 20,67 40,462 Waktu Normal (dtk) 22,53 44,10

3 Waktu Baku (dtk) 28,06 54,91

4.2.2 Kinerja Stasiun Kerja Pengemasan

Kinerja dari stasiun kerja pengemasan akan ditunjukkan dari output aktual

yang dihasilkan. Ouput aktual dapat diketahui dengan pendekatan studi waktu. Salah

satu pendekatan studi waktu yaitu dengan menggunakan metode jam henti.

Langkah pertama dalam studi waktu adalah melakukan uji keseragaman dan

kecukupan data yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari hasil keseragaman data,

diperoleh bahwa semua data yang diambil berada diantara batas kontrol atas dan

batas kontrol bawah, yang berarti semua data telah seragam. Hal ini terbukti dengan

tidak adanya data ekstrim (data di luar batas batas kontrol) yang ditemukan selama

perhitungan.

Untuk mengetahui output aktual dari tata letak stasiun kerja proses

pengemasan dilakukan pengukuran waktu siklus yang nantinya dipakai sebagai acuan

untuk perhitungan waktu baku. Waktu siklus diperoleh dari rata-rata waktu total satu

stasiun kerja. Hasil perhitungan waktu baku yang dilakukan menunjukkan perbedaan

antara tata letak stasiun kerja pengemasan susu kedelai menggunakan kemasan lama

dengan redesain kemasan. Ringkasan waktu baku pengemasan susu kedelai yang

dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Waktu Baku Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai MenggunakanKemasan Lama dan Redesain Kemasan

Page 57: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Tabel di atas menjelaskan bahwa hasil perhitungan waktu baku yang

didapatkan pada pengemasan susu kedelai menggunakan redesain kemasan lebih

besar jika dibandingkan dengan kemasan lama. Pada pengemasan menggunakan

kemasan lama waktu baku yang didapatkan 28,06 detik sedangkan pada pengemasan

menggunakan redesain kemasan waktu bakunya 54,91 detik. Ini disebabkan karena

pengemasan susu kedelai menggunakan kemasan lama berbeda dengan pengemasan

susu kedelai menggunakan redesain kemasan.

Pada pengemasan menggunakan kemasan lama gerakan kerjanya lebih mudah

dan elemen kerjanya lebih sedikit yaitu lima elemen kerja sehingga waktu

penyelesaiannya jadi lebih cepat. Pada pengemasan menggunakan redesain kemasan

gerakan kerjanya agak sulit karena dituntut ketelitian serta elemen kerjanya lebih

banyak yaitu delapan elemen kerja sehingga penyelesaian pekerjaannya lebih lambat

misalnya pada gerakan membuang buih, mengambil tutup dan meletakkannya di atas

kemasan, penyegelan dengan sealer. Perbedaan waktu penyelesaian pekerjaan yang

didapatkan akan sangat mempengaruhi jumlah keluaran yang akan dihasilkan

nantinya.

Menurut Ciptani (2001) dengan perhitungan waktu baku berarti perusahaaan

telah melakukan serangkaian pengukuran setiap aktivitas yang dilakukannya

termasuk waktu yang dibutuhkan unuk berproduksi dan pergerakan setiap aktivitas.

Selain itu dengan perhitungan waktu baku dapat ditentukan jumlah pekerja dan mesin

yang digunakan untuk memproduksi sejumlah produk, dapat diketahui waktu

menganggur operator (pekerja) dan mesin, memberikan informasi bagi pimpinan

Page 58: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

untuk melaksanakan latihan kerja/training para pekerjanya, pekerja dapat mengetahui

waktu yang dihabiskan untuk menghasilkan satu produk, memberikan informasi

dalam pengembangan perusahaan baik dari segi mutu, maupun jumlah produk

(Dharsuky, 2004).

Hasil perhitungan uji t untuk waktu baku pengemasan susu kedelai

menunjukkan bahwa nilai thitung ( 3676,6) ttabel (1,699) berarti bahwa H0 ditolak,

sehingga ada perbedaan waktu penyelesaian antara pengemasan menggunakan

kemasan lama dengan pengemasan menggunakan redesain kemasan. Hal ini sesuai

dengan peryataan Mendenhall (1998) bahwa hipotesis satu (H1) yang tersirat atau

diterima berarti distibusi populasi adalah berbeda. Perhitungan uji t untuk waktu baku

dapat dilihat pada lampiran 7. Perbedaan waktu baku yang sangat nyata ini

disebabkan karena adanya gerakan-gerakan pada proses pengemasan menggunakan

redesain kemasan yang tidak efektif seperti gerakan membuang buih, mengambil

kemasan dan finishing. Menurut Sinaga dan Sembiring (2004) waktu kerja dikatakan

tidak efektif apabila pekerjaan yang dilaksanakan lebih sulit dan membutuhkan waktu

yang lama.

4.2.3 Output Aktual

Suatu stasiun kerja mempunyai output aktual berdasarkan atas waktu yang

dimiliki. Semakin pendek waktu baku suatu pekerjaan maka semakin tinggi output

aktualnya. Demikian pula dengan output aktual stasiun kerja pengemasan susu

Page 59: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Stasiun kerja proses pengemasan susu kedelai Output Aktual(unit /jam)

Output Aktual(unit /hari )

Kemasan Lama 129 258Redesain Kemasan 66 132

kedelai ini, waktu baku yang dimiliki menjadi dasar untuk mengetahui output

aktualnya.

Berdasarkan perhitungan output aktual yang ditentukan dalam bentuk jumlah

keluaran (unit) per jam dari tiap operator bagian pengemasan pada Lampiran 5,

didapatkan hasil bahwa output dari operator menunjukkan output aktual pengemasan

susu kedelai menggunakan kemasan lama dan redesain kemasan berubah. Perubahan

yang ada adalah bahwa semakin besar waktu baku proses pengemasan susu kedelai

maka output aktual akan semakin kecil. Lebih jelasnya mengenai hasil perhitungan

output aktual tesebut dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Output Aktual Pengemasan Susu Kedelai Kemasan Lama dan RedesainKemasan

Tabel 9 menjelaskan bahwa pada stasiun kerja pengemasan menggunakan

kemasan lama output aktual yang didapatkan sebesar 129 unit/jam atau 258 unit/hari.

Pada stasiun kerja pengemasan menggunakan redesain kemasan output aktual yang

didapatkan sebesar 66 unit/jam atau 132 unit/hari. Hal tersebut berarti terjadi

penurunan output aktual sebesar 126 unit/ hari apabila dilakukan redesain kemasan.

Hasil perhitungan uji t untuk output aktual juga membuktikan bahwa thitung

(2227,4) ttabel (1,699), yang berarti bahwa ada perbedaan pengemasan menggunakan

kemasan lama dengan pengemasan menggunakan redesain kemasan, yaitu output

aktual pengemasan susu kedelai menggunakan kemasan lama lebih besar daripada

Page 60: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Stasiun kerja proses pengemasan susu kedelai Efisiensi kerja ( % )

Kemasan Lama 86

Redesain Kemasan 44

pengemasan susu kedelai menggunakan redesain kemasan. Keadaan ini menyebabkan

pekerjaan pada stasiun kerja pengemasan menggunakan redesain kemasan menjadi

lebih lama, hal ini dikarenakan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan lama. Pada penelitian Utomo (2006) diperoleh output aktual sesudah

perbaikan lebih besar daripada output aktual sebelum perbaikan. Peningkatan output

aktual tersebut dapat dicapai karena suatu proses berjalan dengan lancar tanpa adanya

penumpukan bahan yang berlebihan. Perbedaan hasil output aktual dengan penelitian

Utomo disebabkan karena gerakan kerja antara kemasan lama dan redesain kemasan

berbeda sedangkan pada penelitian Utomo sama. Perhitungan uji t untuk output

aktual dapat dilihat pada lampiran 7.

4.3 Efisiensi Kerja

Output aktual yang didapatkan berpengaruh terhadap besarnya nilai dari

efisiensi kerja suatu operator. Berdasarkan perhitungan efisiensi kerja yang terdapat

pada Lampiran 6, dapat diketahui besarnya tingkat efisiensi kerja masing-masing

proses pengemasan susu kedelai baik kemasan lama dan redesain kemasan

selanjutnya nilai dari efisiensi kerja dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8 Efisiensi Kerja Pengemasan Susu Kedelai Kemasan Lama dan RedesainKemasan

Pada kemasan lama efisiensi kerja yang didapatkan sebesar 86 % sedangkan

pada redesain kemasan sebesar 44 %. Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat

Page 61: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

efisiensi kerja pengemasan susu kedelai mengalami penurunan sebesar 42 %. Hal ini

didukung dengan kenaikan waktu baku operator pengemasan menggunakan redesain

kemasan, sehingga kecepatan kerja juga menurun yang akhirnya dapat menurunkan

output aktual yang dihasilkan.

Hasil uji t untuk efisiensi kerja proses pengemasan membuktikan bahwa thitung

(1484,9) ttabel (1,699), yang berarti ada perbedaan pengemasan susu kedelai

menggunakan kemasan lama dengan redesain kemasan, yaitu efisiensi kerja

pengemasan menggunakan kemasan lama lebih besar daripada pengemasan

menggunakan redesain kemasan. Efisiensi merupakan kemampuan untuk

menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu, tenaga dan

biaya) (Syamsi, 2004). Perhitungan uji t untuk efisiensi kerja dapat dilihat pada

Lampiran 7

Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengemasan susu kedelai

menggunakan kemasan lama lebih efisien dibandingkan dengan redesain kemasan.

Menurut Wignjosoebroto (1992) suatu pekerjaan dikatakan diselesaikan secara

efisien apabila persentase dari efisiensi kerja paling besar dan waktu penyelesaian

yang berlangsung paling singkat. Keunggulan redesain kemasan adalah tampilannya

menarik, praktis langsung siap diminum, tidak mudah pecah, dan keterangan pada

kemasan lengkap. Menurut Mujiarto (2005) kemasan yang menarik adalah kemasan

yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung bahan tetapi yang dapat memikat

konsumen untuk membeli. Oleh karena itu meskipun efisiensi dari redesain kemasan

Page 62: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

lebih kecil dibandingkan kemasan lama tetapi karena keunggulan tersebut dapat

menarik konsumen untuk membeli susu kedelai dengan redesain kemasan.

4.4 Usulan Perbaikan Proses Pengemasan Redesain Kemasan

Adanya perbedaan yang sangat nyata dari waktu baku pada pengemasan susu

kedelai, maka perlu dilakukan upaya perbaikan untuk mengurangi waktu siklus yang

terpakai oleh pekerja pada pengemasan susu kedelai khususnya pada redesain

kemasan. Identifikasi sebab dan akibat dari lamanya waktu penyelesaian pengemasan

susu kedelai menggunakan redesain kemasan dicantumkan dalam bentuk diagram

tulang ikan pada Gambar 10 .

Operator

Kurva belajar

Gerakan kerja

finishing

Membuang buih

Waktu pengemasanyang terlalu lama

Tata letak fasilitas

Gambar 10. Diagram Sebab Akibat (Tulang Ikan) Waktu PengemasanMenggunakan Redesain Kemasan

Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa penyebab waktu pengemasan terlalu

lama karena faktor operator terutama kurva belajar. Pelatihan kerja pada proses

pengemasan menggunakan redesain kemasan dilakukan tiga hari dan tiap hari

dilakukan tiga kali pengamatan. Berdasarkan kurva belajar pada Gambar 9 dapat

Page 63: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

dilihat bahwa waktu pelatihan hanya tiga hari sehingga kemampuan operator

menghasilkan produk kurang dapat dilihat. Kemungkinan kemampuan operator dalam

menghasilkan produk pada hari keempat bisa bertambah bisa juga menurun. Oleh

karena itu diusulkan untuk menambah satu hari lagi untuk melatih operator dalam

mengemas susu kedelai menggunakan redesain kemasan.

Faktor lain yang menyebabkan waktu penyelesaian proses pengemasan susu

kedelai menjadi lama adalah tata letak fasilitas. Tata letak fasilitas proses

pengemasan menggunakan redesain kemasan pada Gambar 6 masih kurang tepat

terutama dalam penempatan alat dan bahan yang masih terlalu jauh dari operator.

Contoh penempatan alat dan bahan yang kurang tepat adalah penempatan susu

kedelai, penempatan sealer, dan penempatan keranjang. Oleh sebab itu perlunya

perbaikan terhadap tata letak fasilitas proses pengemasan menggunakan redesain

kemasan. Fasilitas yang ada pada stasiun kerja proses pengemasan menggunakan

redesain kemasan sama yang membedakan hanya penempatan alat dan bahannya saja.

Tata letak stasiun kerja proses pengemasan usulan perbaikan dicantumkan dalam

Gambar 11.

Page 64: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

1,87 m

1,87 m

4

1m8

2

4 4

6

15

7

3

Keterangan:Meja berukuran 1,87m x 1m

1. Cup2. Tempat Label3. Piring (membuang buih), sendok, gelas tuang4. Susu kedelai5. Sealer6. Keranjang7. Operator pengemas8. Pewarna susu kedelai

Gambar 11 Tata Letak Stasiun Kerja Pengemasan Susu Kedelai Usulan Perbaikan

Penyebab lain waktu pengemasan menjadi lama yaitu gerakan kerja. Pada

pengemasan susu kedelai menggunakan redesain kemasan banyaknya elemen kerja

delapan buah yaitu: mengambil kemasan, menuangkan susu kedelai, membuang buih,

memberi tutup, membawa ke sealer, penyegelan dengan sealer, finishing, dan

memasukkan ke keranjang. Dengan waktu siklus penyelesaian pekerjaan 40,32 detik.

Pada pengemasan susu kedelai menggunakan redesain kemasan masih ada gerakan

kerja yang tidak efektif. Oleh karena itu dilakukan usulan perbaikan gerakan kerja

khususnya pada proses pengemasan menggunakan redesain kemasan. Usulan

Page 65: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

perbaikan gerakan kerja pada pengemasan menggunakan redesain kemasan dilakukan

dengan menghilangkan beberapa elemen kerja serta alternatif elemen kerja lain yang

dapat mempercepat waktu kerja. Usulan perbaikan gerakan kerja tersebut meliputi:

1. Kemasan dalam keadaan tengkurap yang sebelumnya dalam keadaan melumah

sehingga kemungkinan waktu mengambil kemasan lebih cepat serta menjaga

kemasan dalam keadaan steril.

2. Menghilangkan gerakan kerja membuang buih karena buih pada susu kedelai

termasuk jenis buih berukuran kecil yang lama kelamaan akan hilang dengan

sendirinya. Buih muncul pada saat susu kedelai dituangkan pada kemasan.

Teknik pembuangan buih dapat dilakukan dengan cara susu kedelai dituang

dalam keadaan cup kemasan sedikit miring dan menyentuh dinding kemasan.

Menurut Martati dan Nisa (2004) buih adalah gelembung gas yang terdispersi

pada fase cair. Buih pada susu kedelai timbul akibat protein yang terdenaturasi.

Buih juga dapat timbul karena adanya pengadukan (saat diaduk udara luar

terperangkap). Buih yang berukuran kecil lebih cepat pecah karena adanya

perbedaan tekanan pada dalam dan luar buih.

3. Menghilangkan gerakan kerja finishing atau pengguntingan pinggir tutup yang

diartikan tutup tidak perlu dirapikan. Tutup yang dipakai adalah tutup yang

sudah siap pakai yang berbentuk kotak.

Page 66: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRIPekerjaan : Mengemas Susu KedelaiNomor peta : 2Dipetakan oleh : Etty CarolinaTanggal dipetakan : 11 Januari 2008

Tangan

Kiri

Jarak

(cm)

Simbol Simbol Jarak

(cm)

Tangan

Kanan

Mengambil

kemasan

50 RE,G,M D - Menganggur

Menempatkan

kemasan

- H,P RE,G,M

P,U,M,RL

20 Menuangkan

susu kedelai

Mengambil

tutup

20 RE,G,M R - Menganggur

Meletakkan

di atas kemasan

- H,P H,P - Meletakkan

di atas kemasan

Meletakkan

ke sealing

60 M,RL M,RL 60 Meletakkan

ke sealing

Menganggur - R H,P,U,RL - Penyegelan

dengan sealer

Memasukkan

ke keranjang

40 RE,G I,RE,G,M

RL

- Memegang

sparepart

Total 130 120

Perubahan gerakan kerja pada usulan perbaikan mengakibatkan urutan gerakan

kerja proses pengemasan susu kedelai juga berubah. Analisis gerakan kerja proses

pengemasan dicantumkan dalam bentuk Peta Tangan Kanan dan Tangan kiri. Peta

Tangan Kanan dan Tangan Kiri Usulan Perbaikan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pengemasan Susu KedelaiMenggunakan Redesain Kemasan Usulan Perbaikan

Usulan perbaikan ini hanya sebatas usulan untuk memperbaiki metode kerja

proses pengemasan susu kedelai menggunakan redesain kemasan dan belum

diujicobakan. Perbaikan metode kerja dilakukan untuk meningkatkan kapasitas

produksi dari suatu operasi, mengurangi biaya operasi serta memperbaiki kualitas

Page 67: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

produk yang dihasilkan itu sendiri (Gaither,1992). Dengan adanya perbaikan metode

kerja diharapkan waktu baku yang diperoleh lebih kecil. Menurut Dharsuky (2004)

gerakan-gerakan yang tidak efektif atau yang tidak produktif dapat dikurangi atau

dapat dihilangkan sehingga diperoleh penghematan waktu kerja yang selanjutnya

dapat menghemat pemakaian sarana yang tersedia untuk jenis pekerjaan tersebut.

Page 68: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap pengemasan susu kedelai di Industri Mikro “RISA”

maka dapat disimpulkan bahwa waktu baku yang diperoleh untuk kemasan lama

sebesar 28,06 detik dan redesain kemasan sebesar 54,91 detik. Dari waktu baku

didapatkan output aktual untuk kemasan lama sebesar 258 uniti/hari dan redesain

kemasan 132 unit/hari. Efisiensi kerja yang diperoleh untuk kemasan lama sebesar

86%, redesain kemasan sebesar 44%.

Perhitungan uji t membuktikan bahwa thitung>ttabel yang berarti ada perbedaan

waktu baku, output aktual, dan efisiensi kerja antara pengemasan menggunakan

kemasan lama dengan redesain kemasan. Adanya perbedaan yang begitu nyata

menyebabkan perlu dilakukan upaya perbaikan terhadap operator, tata letak fasilitas

dan gerakan kerja.

5.2 Saran

Perlunya dikaji usulan perbaikan terhadap operator, tata letak fasilitas dan

gerakan kerja pada proses pengemasan susu kedelai di Unit Usaha Susu Kedelai

“RISA” sehingga dapat meningkatkan output aktual yang dihasilkan serta efisiensi

kerjanya.

Page 69: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 1997. Departemen Keuangan Republik Indonesia DirektoratJenderal Bea Dan Cukai.http://id.bc1497.pdf. Tanggal akses 27 November2007

__________, 2004. Susu Kedelai.htttp://id..indomedia.com/bpost/102004/kalteng/kalteng2.html. Tanggalakses 31 Oktober 2007

__________, 2006. UHT Processing.http://id.foodsci.uoguelph.ca/dairyedu/uht.html. Tanggal akses 24 Oktober2007

__________a, 2007. Menciptakan Peluang Bisnis Baru Bagi industri UKM.http://id.fgdexpo.com/asp/fgd_2nd.asp?expo. Tanggal akses 31 Oktober2007

__________b, 2007. Packaging and Labelling.http://id.wikipedia.org/wiki/Packaging_and_Labelling. Tanggal akses 24Oktober 2007

__________c, 2007. 10 Tips Pengemasan Produk.http://id.wirausaha.com/pemasaran_n_periklanan/257-10-tips-pengemasan-produk-html. Tanggal akses 31 Oktober 2007

Atmoko, N.D.S, 2006. Analisis Nilai Pada Redesain Kemasan Susu KedelaiRISA. Skripsi Jurusan TIP FTP UB. Malang

Barnes, R. M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work.John Wiley and Sons. New York

Ciptani, M. K. 2001. Peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya melaluiIntegrasi Time & Motion Study dan Activity-based costing. JurnalAkuntansi dan Keuangan Universitas Kristen Petra. 3(1). Hal. 30-50

Dharsuky, A. 2004. Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And TimeStudy. Jurnal e-USU Repository. Universitas Sumatera Utara

Fellows, P. 2000. Food Processing Technology Principles and Practise. WoodheadPublishing Limited. England

Page 70: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Gaither, N. 1990. Production and Operations Management: Manufacturing andNon manufacturing. Fourth Edition. McGraw Hill Publishing Company.Singapore

Hubeis. 1997. Food Packaging Technology. Blackwell Publishing. New York

Koeswara, S.S. 1992. Modern Food Microbiology.Chap Man and Hall. New York

Madyana, A.M. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. UniversitasAtmajaya. Yogyakarta

Martati, E. dan Nisa, F.C. 2004. Diktat Kuliah Sifat Fisik Kimia Pangan. FTP UB.Malang

Mendenhall, W dan James E. R. 1988. Statistik Untuk Manajemen dan Ekonomi.Erlangga. Jakarta

Mujiarto, Imam. 2005. Sifat dan Karakteristik Plastik. Traksi Vol 3 No 2.Semarang

Niebel, B. W. 1993. Motion and Time Study. D B Taraporelava Sons and Co PrivaeLtd. Bombay

Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik danKertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. USUDigital Library

Schroeder, G.R. 1994.Manajemen Operasi: Pengambilan Keputusan dalamFungsi Operasi (alih bahasa oleh tim penerjemah Penerbit erlangga).Erlangga. Jakarta

Sinaga, T.S dan Sembiring, M.T. 2004. Work Sampling:Studi Kasus Pekerjaan Bertender pada Sebuah Cafe. USU Digital Library

Soekarno, 1991. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Rajawali Pers. Jakarta

Soekartawi,1993. Risiko dan Ketidakpastian Dalam Agribisnis. RajaGrafindoPersada. Jakarta

Sutalaksana,I.Z., Anggawisastra,R., Tjakraataja, J.H. 1979. Teknik Tata CaraKerja. Jurusan Teknik Industri ITB. Bandung

Suyitno dan Kamarijani, 1996. Dasar-dasar Pengemasan. Rineka Cipta. Jakarta

Page 71: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Syamsi, I. 2004. Efisiensi,Sistem,dan Prosedur Kerja. Bumi Aksara. Jakarta

Utomo, A.W.B. 2006. Perbaikan Tata Letak Fasilitas Pengemasan Permen.Skripsi Jurusan TIP FTP UB. Malang

Wetik, J.L. 1983. Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja. Erlangga. Jakarta

Wignjosoebroto, S. 1992. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. GunaWidya. Surabaya

_______________. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu: Teknik AnalisisUntuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya. Surabaya

Page 72: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Redesain KemasanSub Group I Sub Group II Sub Group III

PengukuranKe

Waktu(detik)

PengukuranKe

Waktu(detik)

PengukuranKe

Waktu(detik)

12345678910

40,4040,4440,4840,3240,5140,4140,4940,3240,5540,60

11121314151617181920

40,6040,5240,5740,4640,4440,4940,3540,3840,4140,35

21222324252627282930

40,3240,4340,4240,4440,4440,6040,5740,5340,6040,58

404,52 404,57 404,93Waktu

rata-rata 40,45Waktu

rata-rata 40,45Waktu

rata-rata 40,49

Kemasan LamaSub Group I Sub Group II Sub Group III

PengukuranKe

Waktu(detik)

PengukuranKe

Waktu(detik)

PengukuranKe

Waktu(detik)

12345678910

20,6820,6320,6820,8020,6320,7720,7720,6120,5420,77

11121314151617181920

20,7220,6320,6120,6220,8020,5820,8120,5420,8120,80

21222324252627282930

20,8120,6220,6320,5820,6120,7320,5820,7120,5820,56

206,88 206,92 206,41Waktu

rata-rata 20,68Waktu

rata-rata 20,69Waktu

rata-rata 20,64

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Pengemasan Pada Stasiun Kerja Pengemasan

Susu Kedelai

Page 73: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2⎤2⎞⎛⎢ 40 N∑⎜ x⎟∑ x⎥N '⎢⎢

∑ x

⎡ 40 3012822,26− (620,212 )⎤

⎥⎦⎢⎣⎣⎦

Lampiran 2.

Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data

Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data Kemasan Lama

X rata-rata = 20,67

0,2479

29

=0,09

x = 0,05

BK = 20,67 (0,053)

BKA = 20,82

BKB = 20,52

⎢⎥⎢⎥

⎝⎠⎥⎥

2

6=⎢⎥

2

=1

N` N⇒ data mencukupi

Page 74: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

2⎤2⎞⎛⎢ 40 N∑⎜ x⎟∑ x⎥N '⎢⎢

∑ x

⎡ 40 30 49128,39− (1214,022 )⎤

⎥⎦⎢⎣⎣⎦

Lampiran 2 (Lanjutan)

Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data Redesain Kemasan

X rata-rata = 40,46

0,2402

29

=0,09

x = 0,05

BK = 40,46 (0,053)

BKA = 40,61

BKB = 40,31

⎝⎠⎥⎥

⎢⎥⎢⎥

2

=⎢⎥

2

=1

N` N⇒ data mencukupi

Page 75: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Lampiran 3. Perhitungan Waktu Baku

Stasiun kerja pengemasan susu kedelai kemasan lama

Waktu siklus (Ws)

Ws ∑ X N

=620, 21

30= 20,67

Waktu Normal (Wn)

Waktu normal (Wn) = Ws x p = 20,67 x 1,09 = 22,53 detik

Waktu Baku (Wb)

Waktu baku (Wb) = Wn 100%100%− %kelonggaran

= 22,53 100%100%− 19,7%

= 28,06 detik

Stasiun kerja pengemasan susu kedelai redesain kemasan

Waktu siklus (Ws)

Ws ∑ X N

=1214,02

30= 40,46

Waktu Normal (Wn)

Waktu normal (Wn) = Ws x p = 40,46 x 1,09 = 44,10 detik

Page 76: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Lampiran 3 (Lanjutan)

Waktu Baku (Wb)

Waktu baku (Wb) = Wn 100%100%− %kelonggaran

= 44,10 100%100%− 19,7%

= 54,91 detik

Selisih kenaikan waktu pengemasan susu kedelai kemasan lama dengan redesain

kemasan

Waktu siklus (Ws)

Ws = 40,46 - 20,67 = 19,79 detik

Waktu normal (Wn)

Wn = 44,10 - 22,53 = 21,57 detik

Waktu baku (Wb)

Wb = 54,91 - 28,06 = 26,85 detik

Page 77: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

No Faktor-faktor yang berpengaruh Kelonggaran (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tenaga yang diabaikan :Dapat diabaikanSikap kerja:DudukGerakan kerja:NormalKelelahan mata:Pandangan yang hampir terus-menerusKeadaan temperatur tempat kerja:NormalKeadaan atmosfer:CukupKeadaan lingkungan yang baik:Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik

6

0,7

0

6

4

2

1

Jumlah 19,7

Lampiran 4. Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran

1. Faktor Penyesuaian

Ketrampilan: Good skill (C1) = +0,06

Usaha : Good (C2) = +0,03

Kondisi kerja: Average (D)

Konsistensi: Average (D)

= 0,00

= 0,00

+ 0,09

Besarnya faktor penyesuaian: 1 + 0,09 = 1,09

2. Kelonggaran

Catatan: operator pengemasan adalah perempuan

Page 78: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

⎜⎜⎟ ⎟⎟ = 128,29≈ 129 unit/jam⎞⎛⎞⎛ dtk36001

⎜⎜⎟ ⎟⎟ = 65,56≈ 66 unit/jam⎞⎛⎞⎛ dtk36001

Lampiran 5. Perhitungan Output Aktual

Stasiun kerja pengemasan susu kedelai kemasan lama

Oa⎜⎝ 28,06dtk⎠⎝ 1 jam⎠

= 258 unit/hari (dalam 1 hari = 2 jam kerja)

Stasiun kerja pengemasan susu kedelai redesain kemasan

Oa⎜⎝ 54,91dtk⎠⎝ 1 jam⎠

= 132 unit/hari (dalam 1 hari = 2 jam kerja)

Selisih penurunan output aktual antara kemasan lama dengan redesain kemasan:

Cp 258 unit/hari-132 unit/hari

= 126 unit/hari

Page 79: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Lampiran 6. Perhitungan Efisiensi Kerja

Stasiun kerja pengemasan susu kedelai kemasan lama

Ef 129 unit / jam 150unit / jam

100% 86%

Stasiun kerja pengemasan susu kedelai redesain kemasan

Ef 66 unit / jam 150unit / jam

100% 44%

Terjadi penurunan efisiensi kerja antara kemasan lama dengan redesain kemasan:

Cp 86% - 44 %

= 42 %

Page 80: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Lampiran 7. Uji t

a. Waktu Baku

Kemasan Lama dengan Redesain Kemasan

Formulasi H0 dan H1

H0 : μ0 = μ1 = 0

H1 : μ0 > μ1

5 %

Pengujian dengan satu sisi

Nilai kritis (t) : + t df n-1

: + t0,05 df 29

: +1,699

Ho ditolak jika t hitung 1,699

Ho diterima jika t hitung≤ 1,699

Tes statistik

t hitung =

=

y−os

n

28,06− 54,910,04

30

= 3676,6

H0 ditolak karena t hitung 1,699

Page 81: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Lampiran 7 (Lanjutan)

b. Output aktual

Kemasan Lama dengan Redesain Kemasan

Formulasi H0 dan H1

H0 : μ0 = μ1 = 0

H1 : μ0 < μ1

5 %

Pengujian dengan satu sisi

Nilai kritis (t) : + t df n-1

: + t0,05 df 29

: +1,699

Ho ditolak jika t hitung 1,699

Ho diterima jika t hitung≤ 1,699

Tes statistik

t hitung =

=

y−os

n

129− 660,04

2

= 2227,4

H0 ditolak karena t hitung 1,699

Page 82: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Lampiran 7 (Lanjutan)

c. Efisiensi Kerja

Kemasan Lama dengan Redesain Kemasan

Formulasi H0 dan H1

H0 : μ0 = μ1 = 0

H1 : μ0 < μ1

5 %

Pengujian dengan satu sisi

Nilai kritis (t) : + t df n-1

: + t0,05 df 29

: +1,699

Ho ditolak jika t hitung 1,699

Ho diterima jika t hitung≤ 1,699

Tes statistik

t hitung =

=

y−os

n

86− 440,04

2

= 1484,9

H0 ditolak karena t hitung 1,699

Page 83: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Faktor Contoh pekerjaan KelonggaranWanita (%)

A. Tenaga yang dikeluarkan1. Dapat diabaikan2. Sangat Ringan3. Ringan4. Sedang

Bekerja dimeja, dudukBekerja dimeja, berdiriMenyekop, ringanMencangkul

0,0-6,06,0-7,57,5-16,016,0-30,0

B. Sikap Kerja1. Duduk2. Berdiri diatas dua kaki3. Berdiri diatas satu kaki4. Berbaring5. Membungkuk

Bekerja duduk, ringanBadan tegak, ditumpu dua kakiSatu kaki mengerjakan alat kontrolPada bagian sisi, belakang/depan badanBadan dibungkukkan

0,00-1,01,0-2,52,5-4,02,5-4,04,0-10

C. Gerakan kerja1. Normal2. Agak terbatas3. Sulit4. Pada anggota badan terbatas5. Seluruh anggota badan terbatas

Ayunan bebas dari paluAyunan terbatas dari paluMembawa beban berat dengan 1 tanganBekerja dng tangan diatas kepalaBekerja dilorong pertambangan yangsempit

00-50-55-1010-15

D. Kelelahan mata1. Pandangan terputus-putus2. Pandangan hampir terus-menerus3. Pandangan terus-menerus dengan

fokus berubah-ubah4. Pandangan terus-menerus dengan

fokus tetap

Membawa alat ukurPekerjaan-pekerjaan yang telitiMemeriksa cacat-cacat pada kain

Pemeriksaan yang sangat teliti

0,0-6,06,0-7,57,5-12,0

12,0-19,0

Lampiran 8 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Page 84: Analisis Efsiensi Proses Pengemasan Susu Kedelai Studi Kasus Redesain Kemasan Di Unit Usaha Susu Kedelai RISA Malang(1)

Faktor Contoh pekerjaan KelonggaranWanita (%)

E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja1. Beku (dibawah 0C)2. Rendah ( 0-13C)3. Sedang (13-22C)4. Nomal (22-28C)5. Tinggi (28-38C)6. Sangat tinggi (diatas -38C)

Diatas 1010-05-00-55-40

diatas 40

F. Keadaan Atmosfer1. Baik

2. Cukup

3. Kurang baik

4. Buruk

Ruang berventilasi baik, udara segarVentilasi kurang baik, ada bau-bauan(tidak berbahaya)Ada debu-debu beracun/tidak beracuntetapi banyakAdanya bau-bauan berbahaya yangmengharuskan menggunakan alat-alatpernafasan

0

0-5

5-10

10-20

G. Keadaan lingkungan yang baik1. Bersih, sehat, cerah, dengan kebisingan rendah2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik4. Sangat bising5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas6. Terasa adanya getaran lantai7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan,dll)

00-11-30-50-55-105-15

Tabel 8 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Sumber: Sutalaksana, 1979