ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL...

63
ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI BUBUK CR1 MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA CV. LS DI GRESIK Oleh : ANDIKA FIRMANUL YAQIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2017

Transcript of ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL...

Page 1: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI

BUBUK CR1 MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

(EOQ) PADA CV. LS DI GRESIK

Oleh :

ANDIKA FIRMANUL YAQIN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order
Page 3: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order
Page 5: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

i

PERNYATAAN

Saya Andika Firmanul Yaqin selaku penulis dalam skripsi ini menyatakan

bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil penelitian saya

sendiri, dengan melakukan konsultasi penyusunan dengan pembimbing skripsi

Bapak Wisynu Ari Gutama, SP. M.MA. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk

mendapat gelar di perguruan tinggi manapun dan sepanjang sepengetahuan saya

juga tidak ada karya atau pendapat yang pernah diterbitkan oleh orang lain,

kecuali dengan jelas ditunjukkan rujukannya dalam naskah ini serta saya sebutkan

sumber jelas pada bagian daftar pustaka.

Malang, September 2017

Andika Firmanul Yaqin

Page 6: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. 1998 – 2000 : TK Dharma Wanita Persatuan Banjaragung,

Balongpanggang, Gresik

2. 2000 – 2006 : SDN Karangcangkring, Dukun, Gresik

3. 2006 – 2009 : SMP N 1 Karanggeneng, Lamongan

4. 2009 – 2012 : SMAN 1 Lamongan

5. 2013 – 2017 : S-1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Malang

Page 7: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

ii

RINGKASAN

ANDIKA FIRMANU YAQIN. 135040100111124. Analisis Efisiensi Tingkat

Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic

Order Quantitiy (EOQ) pada CV. LS di Gresik. Dibawah bimbingan Wisynu

Ari Gutama, SP.M.MA.

CV. LS merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang bergerak di

bidang pengolahan dan produksi kopi bubuk dengan bahan baku kopi robusta.

Penerapan sistem pengendalian persediaan yang kurang tepat oleh CV. LS

membuat proses produksi juga ikut terganggu sehingga perlu dilakukan analisis

pengendalian tingkat persediaan bahan baku yang tepat, salah satunya

menggunakan menggunakan metode EOQ. Penelitian yang dilakukan ini

bertujuan (1) Menganalisis manajemen pengendalian persediaan yang telah

dilakukan oleh CV. LS (2) Menganalisis jumlah pembelian bahan baku

menggunakan metode EOQ, persediaan pengaman (safety stock), pemesanan

kembali (reorder point) titik maksimum dan minimum tingkat persediaan bahan

baku pada CV. LS (3) Menganalisis perbedaan biaya total persediaan bahan baku

biji kopi robusta kopi bubuk CR1 antara sistem pengendalian persediaan yang

dilakukan oleh CV. LS dengan pengendalian persediaan menggunakan metode

EOQ. Penentuan responden dilakukan dengan cara kesengajaan (purposive)

dengan melakukan pertimbangan tertentu (key informent) dimana kriteria

responden yaitu pihak yang berkaitan tentang proses dilakukannya pengendalian

persediaan mulai dari pemesanan bahan baku, pembelian bahan baku hingga

proses penyimpanan yang dilakukan di perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan (1)

Penerapan manajemen pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh

CV. LS masih belum optimal. Penerapan sistem just in time yang belum sesuai

membuat pembelian bahan baku tidak terjadwal dan membuat biaya pengendalian

persediaan bahan baku menjadi sangat tinggi. Biaya yang dikeluarkan rata-rata

perbulan sebesar Rp 1.977.000 dengan frekuensi pembelian rata-rata sebanyak 9

kali per bulan. Penyebanya adalah kuantitas pembelian yang rendah sehingga

tidak tersedinya persediaan pengaman pada gudang bahan baku (2) dari hasil

analisis pengendalian persediaan bahan baku biji kopi dengan menggunakan

metode EOQ diketahui bahwa tingkat pemesanan bahan baku biji kopi yang

paling ekonomis sebanyak 3.370 kg dengan frekuensi pembelian bahan baku

dilakukan 2 kali dalam sebulan (3) pada pengendalian persediaan didapatkan hasil

perhitungan untuk persediaan pengaman sebesar 351,29 kg, titik pemesanan

kembali sebesar 389,100 kg, kapasitas maksimum sebesar 3721,27 kg dan

kapasitas minimum sebesar 37,81 kg. (4) Efisiensi yang didapatkan dari

penggunaan metode EOQ dibandingkan dengan CV. LS sebesar Rp 1.190.595

atau mencapai 60%, sehingga mampu untuk mengoptimalkan keuntungan

perusahaan.

Page 8: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

iii

SUMMARY

ANDIKA FIRMANU YAQIN. 135040100111124. Efficiency Analysis of Raw

Material Inventory Level CR1 Ground Coffee Through Economic Order

Quantity (EOQ) Method in CV. LS Gresik. Under guidance Wisynu Ari

Gutama, SP.M.MA.

CV. LS is one of the companies agroindustry that field of processing and

production of ground coffee with the robusta coffee raw material. Inventory

control system has a bad by CV. LS make production process also involved

disturbed so that needs to be done analysis control level supplies the raw materials

that right, one of them use uses the method EOQ. Research conducted aims (1)

analyze control inventory management that has been carried by CV. LS (2)

analyze the quantity of buying raw materials uses the EOQ method, supplies

safety (safety stock), reservations return (reorder point) the point of maximum and

minimum level supplies raw materials in CV. LS (3) analyze difference in total

cost of raw materials inventory coffee beans robusta ground coffee CR1 between

inventory control system was done by CV. LS to bending supplies uses the EOQ

method. The determination of respondents done by means of were (purposive) by

certain consideration (key informent) respondents that is where the parties

concerned about the process he did inventory control from reservations raw

materials, buy raw materials to the process of saving has applied the company.

Based on the research done by Efficiency Analysis of Raw Material

Inventory Level CR1 Ground Coffee Through Economic Order Quantity (EOQ)

Method in CV. LS Gresik obtained (1) the application of inventory control

management the raw materials that was done by CV. LS is not optimum.

Applicating of the just in time system that does not appropriate make buy raw

materials unscheduled and reduce the cost of inventory control raw materials

becomes very high. Average cost monthly Rp 1.977.000 with the frequency of

average buying 9 times per month. The cause was low quantity buying that the

safety stock in raw materials warehouse not available (2) The results of analysis

inventory control of raw materials coffee beans by using the EOQ method known

that the ordering raw materials coffee beans the most economical as many as 3370

kg with frequency of the buy raw materials carried out twice in a month (3) On

containing inventory the safety stock, the reservations back, capacity maximum

and minimum had a very important role as able to face the prospect of delivery to

delay or uncertainty the availability of raw materials coffee beans from the

distributor, so as to maintain production process that undisturbed. The company

should set safety stock is 351,29 kg, reorder point is 389,10 kg, maximum

capacity is 3721,27 kg and minimum capacity isf 37,81 kg (4) Efficiency obtained

from the use of EOQ method compared with CV. LS is Rp 1.190.595 or reach

60%, so that it can to optimize any advantage gained by the company.

Page 9: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang

berjudul “Analisis Efisiensi Tingkat Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1

Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada CV. LS di Gresik”.

Skripsi yang merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis ini

merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa terutama pada

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dalam rangka

menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjan (S-1).

Penelitian yang dilakukan oleh penulis yang tercantum pada skripsi ini

bertujuan untuk menganalisis bagaimana tingkat persediaan yang terdapat pada

CV. LS dan kemudian dilakukan perhitungan menggunakan metode Economic

Order Quantity (EOQ) yang selanjutnya didapatkan perhitungan tentang kuantitas

pembelian bahan baku yang ekonomis, frekuensi pembelian bahan baku,

persedian pengaman, titik pemesanan kembali serta kapasitas maksimum dan

minimum. Dari perhitungan tersebut dibandingkan untuk melihat berapa besar

tingkat efisiensi yang didapatkan dari biaya pengendalian persediaan bahan baku

yang dilakukan oleh perusahan dengan biaya yang didapatkan berdasarkan

perhitungan EOQ.

Penulis menyadari bila dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Sehingga, kritik dan saran yang membangun serta sumbangan

pemikiran sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap dengan selesainya

skripsi ini akan mendapatkan tanggapan positif para pembaca serta dapat

membantu berbagai pihak yang tentunya membutuhkan informasi yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Malang, September 2017

Penulis

Page 10: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

v

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ........................................................................................... i

SUMMARY .............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitianan ................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 7

2.2 Landasan Teori ........................................................................... 8

2.2.1 Definisi Persediaan............................................................ 8

2.2.2 Pentingnya Persediaan ..................................................... 9

2.2.3 Jenis-jenis Persediaan ....................................................... 10

2.2.4 Fungsi Persediaan ............................................................ 10

2.2.5 Bentuk Sistem Persediaan ................................................ 11

2.2.6 Komponen dasar Biaya Persediaan .................................. 12

2.2.7 Metode Pengendalian Persediaan ..................................... 15

2.3 Metode Pengendalian Bahan Baku menggunakan EOQ ............. 16

2.3.1 Economic Order Quantity (EOQ) .................................... 16

2.3.2 Persediaan Pengaman (Safety Stock) ................................ 16

2.3.3 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point/ROP) ............. 17

2.3.4 Persediaan Maksimum dan Minimum ............................. 17

III. KERANGKA TEORITIS

3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 18

3.2 Hipotesis .................................................................................... 21

3.3 Definisi Operasional .................................................................. 22

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Pendekatan Penelitian .................................................... 24

4.2 Metode Penentuan Lokasi ........................................................... 24

4.3 Metode Penentuan Responden .................................................... 24

4.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 25

4.5 Metode Analisi Data ................................................................... 25

4.5.1 Analisis Kualitatif ............................................................ 25

4.5.2 Analisis Kuantitatif .......................................................... 26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 29

Page 11: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

vi

5.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................... 29

5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................. 30

5.1.3 Lokasi Penelitian .............................................................. 31

5.1.4 Struktur Organisasi dan Tata Kelola CV. LS ................... 32

5.1.5 Proses Produksi Kopi Bubuk CR1 ................................... 33

5.2 Manajemen Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. LS 35

5.2.1 Kebutuhan Biji sebagai Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 ... 35

5.2.2 Data Produksi Kopi Bubuk CR1 CV. LS ......................... 36

5.2.3 Biaya Proses Pembelian Bahan Baku .............................. 37

5.2.4 Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. LS ....... 38

5.3 Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode EOQ .............. 39

5.4 Perbandingan Total Biaya Persediaan Bahan Baku Antara

Perusahaan Dengan Metode EOQ .............................................. 41

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 45

6.2 Saran ........................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 47

LAMPIRAN .............................................................................................. 49

Page 12: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks

Halaman

1

2

3

4

5

Kepentingan Antarfungsi Terhadap Persediaan ............................

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...........................

Frekuensi pembelian Bahan Baku .................................................

Rincian Perhitungan Biaya Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Di CV. LS dan Metode EOQ ............................................

Perbandingan Perhitungan Pengendalian Persediaan Biji Kopi

Robusta di CV. LS dengan Perhitungan Metode EOQ ...............

9

22

39

42

43

Page 13: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks

Halaman

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Sistem Persediaan Berdasarkan Input dan Output ......................

Mekanisme Sistem Persediaan Di Perusahaan ............................

Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................

Logo Perusahaan .........................................................................

Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................

Grafik Pembelian Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 ......................

Grafik Jumlah Produksi Kopi Bubuk CR1 2017 ........................

Grafik Frekensi Pembelian Bahan Baku pada CV. LS ...............

Kurva Tingkat Persediaan Bahan Baku Biji Kopi

menggunakan Metode EOQ ......................................................

Kurva Perbandingan Biaya Pengendalian Bahan Baku Di

CV. LS dengan Metode EOQ ........................................................

11

12

20

30

32

36

37

38

40

42

Page 14: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks

Halaman

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Panduan Wawancara Penelitian...................................................

Data Pembelian Bahan Baku CV. LS dalam Satuan Kilogram

(Kg) .............................................................................................

Data Produksi Kopi Bubuk CR1 pada CV. LS dalam satuan

kilogram (Kg) ..............................................................................

Biaya Pengendalian Persediaan pada CV. LS .........................

Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Biji Kopi ..................

Perhitungan Metode Economic Order Quantity (EOQ) .............

Perhitungan Persediaan Pengaman (Safety Stock) Bahan Baku

Biji kopi .......................................................................................

Perhitungan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Bahan Baku Biji Kopi ...........................................................

Perhitungan Persediaan Maksimum dan Minimum Bahan

Baku Biji Kopi .....................................................................

Total Biaya Persediaan Ekonomis (EOQ) Bahan Baku Biji

Kopi .....................................................................................

Total Biaya Persediaan Bahan Baku Biji Kopi yang Telah

Diterapkan oleh CV. LS ........................................................

Perhitungan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku Biji

Kopi ...................................................................................

Dokumentasi ..........................................................................

51

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

Page 15: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kontribusi yang diberikan oleh sektor perkebunan kopi di Indonesia

dengan penyerapan sekitar 220 ribu ton (32%) dari total produksi kopi Indonesia

dan sisanya 470 ribu ton (68%) diekspor dalam bentuk bahan baku tetapi struktur

industri pengolahan kopi nasional belum seimbang. Namun hanya 20% dari hasil

penyerapan kopi di Indonesia yang diolah menjadi kopi olahan (kopi bubuk, kopi

instan, kopi mix), dan 80% dalam bentuk kopi biji kering (coffee beans)

(Sudjarmoko, 2013). Berdasarkan data yang didapatkan dari Asosiasi Eksportir

dan Indusri Kopi Indonesia (AEKI) terjadi peningkatan jumlah kebutuhan kopi

dalam 7 tahun terakhir ini, jumlah kebutuhan kopi pada tahun 2016 yang telah

mencapai sekitar 300 juta kilogram atau sekitar 1,15 kg/kapita/tahun (AEKI,

2017). Hal ini membuat kopi dianggap berpotensi untuk dijadikan sebuah sektor

usaha sehingga untuk mengantisipasi persaingan dalam mendapatkan bahan baku

dari distributor. Perusahaan dituntut untuk mampu menyediakan kopi bagi

konsumen dengan cara menjaga kelancaran proses produksi.

Pengendalian persediaan bahan baku merupakan bentuk dari usaha untuk

menjaga kelancaran produksi pada suatu perusahaan. Pengendalian persediaan

juga sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan tingkat keuntungan yang

didapatkan oleh perusahaan. Pembelian dalam jumlah yang rendah dibandingkan

kapasitas produksi akan membuat pemesanan akan sering dilakukan dan membuat

biaya pembelian bahan baku mejadi semkin besar. Sedangkan ketika perusahaan

melakukan pembelian dalam jumlah besar, maka akan membuat biaya

penyimpanan menjadi lebih besar dan tingkat kerusakan bahan baku akan juga

lebih tinggi karena sifat dari produk pertanian yang cenderung mudah rusak.

Besarnya tingkat persediaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan

perusahaan karena berhubungan langsung dengan tingkat keuntungan yang

diperoleh perusahaan (Sofyan, 2013).

Terjadinya kesalahan dalam menghitung dan menentukan tingkat

persediaan akan berimbas pada keuntungan perusahaan yang semakin ditekan.

Selain itu, ketika perusahaan melakukan persediaan bahan baku yang lebih besar

Page 16: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

2

daripada kebutuhan produksi, maka akan terjadi penambahan biaya pada

persediaan, seperti pemesanan (ordering cost), biaya penyimpanan (carriying

cost), dan juga penurunan kualitas bahan baku bahkan kerusakan yang

mengakibatkan keuntungan perusahan juga menurun. Sedangkan ketika tingkat

persediaan bahan baku yang terlalu kecil dapat mengakibatkan gangguan bahkan

proses produksi dapat berhenti sehingga perusahaan juga akan mengalami

kerugian karena adanya hal tersebut. Mengatasi hal tersebut penerapan metode

pengendalian persediaan yang tepat merupakan hal yang penting sebagai bentuk

dari efisiensi biaya yang harus dikeluarkkan oleh perusahaan yang selanjutnya

mampu meningkatkan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan.

CV. LS merupakan salah satu perusahaan agroindustri di Jawa Timur,

lebih tepatnya berlokasi di Desa Kedungrukem RT 07 RW 03, Kecamatan

Benjeng Kabupaten Gresik, yang bergerak dibidang pengolahan dan produksi

kopi bubuk dengan bahan baku kopi robusta. Dirintis sejak tahun 1990 yang

berawal dari sebuah warung kopi sederhana dan hingga pada tanggal 7 April 2015

CV. LS telah mendaftarkan perusahaannya sebagai perusahaan yang bergerak

dalam kegiatan usaha pokok perdagangan biji kopi dan bubuk kopi dalam

kemasan, makanan dan minuman berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Selain itu

CV. LS termasuk dalam jenis usaha pedagang skala menengah menurut Surat Izin

Usaha Menengah NOMOR: 65-15-P.I/437.56/SIUP/IV/2015 yang dikeluarkan

oleh Dinas Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan dengan nama

merek dagang CR1.

Proses produksi yang diterapkan oleh perusahaan selama ini yaitu sistem

just in time dimana jumlah bahan baku yang dibeli dan produk yang dihasilkan

diatur oleh banyaknya permintaan konsumen. Padahal perusahaan juga melakukan

produksi tanpa ada pesanan tetapi dalam jumlah tertentu saja. Pembelian bahan

baku juga tidak terjadwal baik dalam hal kuantitas maupun waktu pembelian,

sedangkan biaya yang dikeluarkan dalam setiap proses pembelian bahan baku

tetap. Disisi lain, ketika terjadi penaikan pesanan, perusahaan harus melakukan

peningkatan produksi dengan melakukan lembur. Sedangkan jumlah bahan baku

yang dibeli dan interval pembelian bahan baku tidak menentu membuat biaya

Page 17: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

3

produksi menjadi semakin tinggi. Belum adanya sistem pengendalian persediaan

bahan baku yang baik inilah yang membuat perusahaan tidak mampu melakukan

proses produksi secara kontinyu, bahkan dapat mengakibatkan perusahaan

mengalami kerugian karena terjadinya beban yang besar pada waktu tertentu serta

adanya waktu yang terbuang karena tidak dilakukannya proses produksi.

Pada dasarnya konsep jus in time merupakan kosep yang diterpakan pada

perusahaan yang memiliki fluktuasi permintaan yang tinggi dengan penggunaan

tenaga kerja yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Penerapannya harus dibantu

dengan promosi sehingga peningkatan permintaan dapat terjadi, salah satunya

dengan menggunakan internet (Xu dan Chen, 2016). CV. LS sendiri dengan

produk yang dihasilkan berupa kopi bubuk telah memiliki pasar yang luas hingga

luar provinsi. Terbatasnya kapasitas produksi dan jumlah pegawai membuat

perusahaan harus melakukan penjadwalan untuk memenuhi permintaan.

Ketersediaan bahan baku yang tidak menentu membuat penjadwalan produksi

menjadi bermasalah dan mengganggu proses produksi.

Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitaan dengan judul

“Analisis Efisiensi Tingkat Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1

Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada CV. LS di Gresik”,

untuk memperhitungkan tingkat kuantitas pembelian bahan baku yang optimal,

waktu pembelian bahan baku, frekuensi pembelian bahan baku serta persediaan

maksimum dan minimum yang dilakukan oleh CV. LS. Metode analisis yang

dilakukan dalam penelitian kemudian akan dibandingkan dengan metode yang

telah diterapkan oleh perusahaan untuk mengetahui biaya total paling minimum

yang terjadi pada dilakukan proses persediaan sebelum ditentukannya proses

produksi yang optimal dan efisiensi yang yang diperoleh dengan menggunakan

metode EOQ.

1.2 Rumusan Masalah

Proses produksi yang dilakukan di suatu perusahaan memiliki

ketergantungan yang sangat besar terhadap tingkat persediaan bahan baku yang

dimiliki oleh perusahaan. Apabila dalam ketersediaan bahan baku dilakukan

pengendalian yang baik, maka produksi akan terus berlangsung secara lancar.

Apabila terjadi masalah dalam pengendalian persediaan, maka proses produksi

Page 18: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

4

akan sangat terganggu, bahkan perusahaan juga dapat mengalami kerugian. Pada

proses pengendalian persediaan, ketika terjadi kelebihan bahan baku maka akan

muncul biaya-biaya baru yang harus dikeluarkan untuk melakukan penanganan

terhadap barang tersebut. Selain itu juga akan muncul resiko penurunan kualitas

bahkan kerusakan jika penyimpanan bahan baku dilakukan dalam jangka waktu

yang panjang. Sedangkan saat proses persediaan terjadi kekurangan bahkan

kehabisan bahan baku, maka akan mengakibatkan munculnya biaya-biaya

tambahan yang dikeluarkan perusahaan untuk pengendalian persediaan demi

kelancaran proses produksi meskipun hal tersebut dapat mengurangi keuntungan

perusahaan.

Permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya juga terjadi pada CV. LS,

sebagai salah satu agroindustri yang bergerak di bidang pengolahan biji kopi

menjadi kopi bubuk. Pengendalian persediaan yang kurang optimal membuat

perusahaan sering melakukan pembelian bahan baku dengan kuantitas yang

fluktuatif. Akibatnya biaya dalam pengendalian persediaan juga tinggi dan

membuat proses produksi juga sering terganggu. Perusahan yang menerapkan

sistem just in time yang pada dasarnya meminimalkan biaya persediaan dengan

syarat jumlah pekerja yang fleksibel dan kemampuat alat produksi yang tinggi

membuatnya kurang optimal. Keterbatasan tenaga kerja dan kapastias alat yang

saat ini telah optimal menbuat perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian

yang sesuai dengan apa yang ada di perusahaan agar proses produksi dapat

berjalan dengan lancar sehingga keuntungan dari perusahaan dapat dioptimalkan.

Penelitian yang dilakukan Eduina dan Orjan (2015) pada Shpresa Ltd,

ditemukan permasalahan yang hapir sama akibat peneramapan model peramalan

untuk sistem pengendalian di perusahaan tersebut. Terjadinya kerusakan barang

dan kehilangan penjualan membuat perusahaan harus melakukan perubahan

sistem persediaan untuk mengaanggulangi hal tersebut. Tujuannya untuk

merekomendasikan jalan alternatif untuk mengurangi persediaan, menggunakan

prediksi yang lebih efektif dengan EOQ dan ROP.

Dari penjelasan yang telah diungkapkan sebelumnya, dapat diketahui

bahwa dalam perusahaan terdapat permasalahan yang terkait dengan persediaan

Page 19: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

5

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga didapatkan beberapa

perumusan permasalahan yang diantaranya adalah :

1. Bagaimana manajemen pengendalian persediaan yang saat ini telah diterapkan

oleh CV. LS?

2. Bagaimana perhitungan EOQ, persediaan pengaman (safety stock), titik

pemesanan kembali (reorder point) serta tingkat persediaan maksimum dan

minimum pada CV. LS?

3. Bagaimana perbedaan biaya total persediaan bahan baku biji kopi robusta kopi

bubuk CR1 antara sistem pengendalian persediaan yang dilakukan oleh CV. LS

dengan pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Penelitian berlokasi di pabrik produksi CV. LS yang beralamat di Desa

Kedungrukem, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.

2. Proses analisis dalam penelitian menggunakan data biaya proses pembelian

bahan baku, kuantitas bahan baku yang dibeli, penggunaan bahan baku dan

kapasitas produksi mulai dari bulan Januari 2017 hingga Juni 2017.

3. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode Economic

Order Quantity (EOQ) yang digunakan dalam menganalisis pengendalian

persediaan bahan baku.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapaun yang menjadi tujuan diadakannya penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis manajemen pengendalian persediaan yang saat telah dilakukan

oleh CV. LS.

2. Menganalisis jumlah pembelian bahan baku menggunakan metode EOQ,

persediaan pengaman (safety stock) , pemesanan kembali (reorder point) titik

maksimum dan minimum tingkat persediaan bahan baku pada CV. LS.

Page 20: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

6

3. Menganalisis perbedaan biaya total persediaan bahan baku biji kopi robusta

kopi bubuk CR1 antara sistem pengendalian persediaan yang dilakukan oleh

CV. LS dengan pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ.

1.5 Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian yang dilakukan diantaranya adalah :

1. Pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan oleh peneliti terutama dalam hal

manajemen pengendalian persediaan bahan baku.

2. Bahan pertimbangan dalam menetukan strategi pengambilan keputusan bagi

perusahaan berkaitan dalam pengendalian persediaan bahan baku.

3. Bahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan tentang manajemen

pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan agroindustri

Page 21: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order
Page 22: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Mubiru (2013), bertujuan untuk

melakukan pengembangan pendekatan baru dengan harapan mengoptimalkan

pesanan susu bubuk secara ekonomis untuk periode tertentu dengan permintaan

stokastik. Model pendekatan yang diadopsi untuk penelitian ini adalah model

pendekatan keputusan Markov. Model tersebut digunakan karena dapat

menunjukkan kemungkinan perbedaan yang terjadi pada jumlah permintaan susu

bubuk. Proses pengambilan keputusan tersebut dilakukan dengan menggunakan

dynamic programming dengan hasil empiris yang menunjukkan bahwa EOQ

optimal tergantung dari item dan kebijakan pemesanan secara optimal serta sesuai

dengan biaya total persediaan per item.

Pada peneilitan yang dilakukan oleh Ghewari dan Manwar (2016), yang

membahas tentang metode ABC dan VED dari analisis pengendalian persediaan

pada Burner Manufacturing Industry ditemukan bahwa barang prioritas dapat

berbeda sesuai teknik analisis persediaan yang dilakukan. Manajemen dari

perusahaan memutuskan untuk mengikuti proses dengan mempertimbangkan

dana, permintaan, penawaran dan kapasitas persediaan yang mereka miliki.

Tujuannya adalah mengefisiensikan sistem manajemen persediaan.

Penelitian yang dilakukan Akinpelu dan Mufutau (2013), membahas

tentang pembelian dan MRP didapatkan hasil bahwa bahan yang diperlukan

dalam jumlah yang sesuai dengan jadwal produksi dan penggunaanya dalam

jangka waktu yang lama. Jadi pembelihan harus dilakukan sesuai kebutuhan dan

dalam waktu yang tepat. Dalam sebuah pendekatan MRP, (terikat) persyaratan

atau penawaran untuk makanan tergantung pada persyaratan perencanaan (bebas)

untuk penyelesaian yang baik.

Dari ketiga penelitian tersebut ditemukan persamaan bahwa persediaan

merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. tingkat

perusahaan sangat berpengaruh terhadap proses produksi yang menentukan

bagaimana tingkat pendapatan yang diterima oleh perusahaan. pengendalian

tingkat persediaan yang baik membuat perusahaan mampu menghadapi fluktuasi

Page 23: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

8

baik dari segi permintaan produk maupun harga bahan baku. Disinilah peran

penting dari adanya persediaan pada perusahaan manufaktur. Perbedaan yang

dapat ditemukan dari ketiga penelitian tersebut yaitu tempat dilakukannya

penelitian, bahan baku yang digunakan serta aspek pendukung yang terdapat pada

setiap metode yang digunakan.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut makapenggunaan metode Economic

Order Quantity pada CV. LS dianggap paling sesuai. Tidak tepatnya pengendalian

persediaan bahan baku membuat proses produksi menjadi terganggu. Biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses pengendalian bahan baku juga tidak

mampu diefisiensikan sehingga keuntungan yang didapat oleh perusahaan tidak

mampu dioptimalkan. Perbedaan yang mendasar dari penelitian Mubiru (2013)

dan Barron et.al. (2011) dengan CV. LS adalah jenis bahan baku yang dilakukan

persediaan, sedangkan penelitian yang dilakukan Huang (2007), perbedaannya

adalah sistem pembayaran yang dilakukan. Pada penelitian tersebut terdapat

kebijakan penundaan pembayaran, sedangkan pada CV. LS, pembayaran

dilakukan senilai dengan banyaknya bahan bahan baku yang dibeli, sehingga

perlu dilakukan efisiensi dalam proses pengendalian bahan baku opada CV. LS.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Dasar Persediaan

Pada dasarnya persediaan dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk

memperlancar kegiatan produksi, operasi serta pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan. Menurut pengertian dari Rangkuti (2007), persediaan adalah suatu

aktiva yang terdiri dari barang-barang yang dimiliki perusahaan yang

dimaksudkan untuk dijual pada suatu periode usaha tertentu, atau persediaan

barang-barang yang masih akan diproses atau dikerjakan, ataupun bahan baku

yang masih menunggu untuk digunakan pada suatu proses produksi. Sistem ini

bertujuan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat

dalam kuantitas dan waktu yang tepat. Sedangkan persediaan menurut Nasution

dan Prasetyawan (2008), merupakan sebuah sember daya yang menganggur (idle

resources) yang masih belum diproses dalam suatu kegiatan produksi,

dipasarkakan pada kegiatan distribusi ataupun dikonsumsi pada sistem rumah

tangga. Pelaksanaan produksi yang dilakukan oleh perusahaan baik yang bergerak

Page 24: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

9

dalam bidang manufaktur maupun jasa membutuhkan persediaan. Permasalahan

tebesar yang akan dihadapi ketika tidak diadakannya persediaan adalah

pemenuhan permintaan produk yang diinginkan oleh konsumen tidak terlaksana

secara tepat waktu (Sofyan 2013).

Pada dasarnya persediaan bertujuan untuk mempermudah atau

memperlancar jalannya manajemen operasi perusahaan yang harus dilakukan

secara berturut-turut untuk memproduksi suatu barang, serta selanjutnya

mendistribusikannya hingga sampai ditangan konsumen. Persediaan

memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh dari

pelanggan atau sumber bahan mentah.

2.2.2 Pentingnya Persediaan

Persediaan memiliki peranan yang sangat penting bagi berlangsungnya

kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan. Tetapi dalam melakukan kegiatan

persediaan dapan memicu konflik dimana setiap bagian persediaan memiliki

bidang fungsional yang berbeda-beda. Perbedaan bidang fungsional didalam

bagian persediaan tersebut mendorong untuk munculnya kepentingan yang

berbeda-beda juga. Bidang fungsional tersebut diantaranya adalah pemasaran,

produksi, pembelian, keuangan dan keteknikan. Disetiap bidang tersebut akan

muncul konflik karena sasaran dalam persediaannya berbeda-beda. Berikut ini

gambaran kepentingan yang terdapat didalam persediaan :

Tabel 1 Kepentingan Antarfungsi Terhadap Persediaan

Bidang Fungsional Tanggung Jawab

Fungsional Sasaran Persediaan

Pemasaran Penjualan - Kepuasan pelanggan

- Biaya produksi rendah

Produksi Produksi produk - Ketersediaan bahan tepat

waktu

- Ukuran lot yang efisien

Pembelian Pembelian barang - Biaya per unit yang rendah

- Kesesuaian spesifikasi

Keuangan Penyediaan modal

kerja

- Efisiensi penggunaan modal

- Mudah dihitung

Keteknikan Perancangan produk - Menghindari keusangan

- Jenis bahan mudah diperoleh

Sumber : Hadiguna, 2009

Page 25: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

10

Dari tabel diatas yang menjelaskan arah-arah kepentingan dalam

persediaan yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda antar bagian sesuai

dengan fungsinya, maka perlu dilakukan pengembangan terhadap prinsip

keseimbangan. Tujuannya agar mampu mengeliminir dominasi terhadap

kepentingan tertentu yang bisa merugikan pihak lain (Hadiguna, 2009).

2.2.3 Jenis-Jenis Persediaan

Secara umum persediaan dibagi atas 4 jenis, yaitu :

1. Bahan mentah (raw materials) merupakan barang yang dibeli oleh perusahaan

dari pemasok (supplier) untuk digunakan dan diolah sehingga menghasilkan

produk jadi.

2. Barang setengah jadi (work in process) merupakan bahan baku yang telah

melewati proses pengolahan atau perakitan namun masih membutuhkan proses

lanjutan untuk untuk menjadi barang jadi.

3. Barang jadi (finished goods) merupakan barang yang telah melewati proses

produksi dan selesai diproses, untuk selanjutnya siap untuk disimpan, dijual

ataupun didistribusikan ke pasar.

4. Bahan pembantu (supplies) merupakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk

menunjang suatu proses produksi, namun tidak akan menjadi bagian produk

akhir yang dihasilkan oleh perusahaan (Sofyan, 2013).

2.2.4 Fungsi persediaan

Persedian memiliki berbagai fungsi yang penting untuk menambah

fleksibilitas operasi pada suatu perusahaan. Menurut Rangkuti (2007) fungsi

persediaan yaitu :

1. Fungsi Decoupling, adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan agar

tidak tergantung pada supplier dalam hal pemenuhan permintaan terhadap

pelanggan yang dilakukan oleh perusahaan. Persediaan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk bahan mentah dilakukan agar dalam hal kuantitas dan waktu

pengiriman tidak tergantung sepenuhnya pada pengadaan. Pada persediaan

barang dalam proses, dilakukan untuk menjaga kebebasan pada departemen-

departemen dan proses-proses individual. Sedangkan pada barang jadi,

persediaan diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian permintaan produk

Page 26: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

11

dari pelanggan. Persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi yang

dihadapi perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen yang tidak dapat

diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

2. Fungai Economic Lot Sizing, adalah persediaan lot size dilakukan dengan

mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya transport per

unit dan sebagainya. Penyebabnya adalah biaya-biaya yang timbul karena

besarnya persediaan (sewa gedung, investasi, risiko, dan sebagainya) lebih

kecil dibandingkan melakukan pembelian bahan baku dengan kuantitas yang

lebih besar.

3. Fungsi Antisipasi, adalah penerapan persediaan musiman (seasional

inventories) oleh perusahaan yang didapatkan dari perkiraan dan peramalan

berdasarkan data-data- masal lalu untuk menghadapi fluktuasi permintaan.

2.2.5 Bentuk Sistem Persediaan

Pada proses dilakukannya persediaan, perusahaan harus mengetahui

bagaimana sistem yang seharusnya dipakai oleh perusahaan tersebut. Menurut

Sofyan (2013), sistem persediaan digolongkan menjadi 2 (dua) sistem, yaitu :

1. Sistem sederhana adalah sistem persediaan yang dilihat berdasarkan masukan

(input) dan keluaran (output) produksi. Hal tersebut dijelaskan pada gambar

berikut :

Gambar 1. Sistem persediaan berdasarkan input dan output

Sumber : Sofyan, 2013

2. Sistem berjenjang adalah penggambaran dari sistem persediaan yang memiliki

keterkaitan dengan beberapa fasilitas yang mempengaruhi produksi

perusahaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

PERSEDIAAN Keluaran

(output)

Masukan

(input)

Permintaan

Page 27: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

12

Perusahaan

Gambar 2. Mekanisme sistem persediaan di perusahaan

Sumber : Sofyan, 2013

2.2.6 Komponen Dasar Biaya Persediaan

Biaya persediaan (Nasution dan Prasetyawan, 2008) merupakan seluruh

biaya atau pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan termasuk kerugian yang

muncul akibat diadakannya proses persedian. Biaya-biaya tersebut diantaranya

adalah:

1. Biaya Pembelian (purchasing cost = c)

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pembelian barang.

Jumlah barang serta harga barang persatuan yang dibeli akan sangat

berpengaruh terhadap biaya pembelian. Situasi tersebut diistilahkan sebagai

quantity discount atau price break dimana harga barang per unit akan turun

ketika ketika pembelian barang dilakukan dalam jumlah yang besar. Dalam

kebanyakan teori persediaan, komponen ini tidak dimasukkan ke dalam biaya

persediaan karena diasumsikan komponen tersebut untuk satu periode tertentu

(misalkan satu tahun) dianggap konstan dan tidak akan mempengaruhi jawaban

optimal tentang berapa jumlah barang yang harus dipesan.

2. Biaya Pengadaan (procurement cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 (dua) jenis berdasarkan asal-usul barang,

antara lain :

a. Biaya pemesanan (ordering cost) merupakan keseluruhan pengeluaran yang

muncul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya meliputi biaya untuk

menentukan pemasok (supplier), pembuatan pesanan, pengiriman pesanan,

biaya transportasi, biaya penerimaan dan sebagainya.

Repaired

Gudang Komponen

Turn out

Page 28: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

13

b. Biaya pembuatan (setup cost) merupakan keseluruhan pengeluaran yang

timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di

dalam perusahaan yang meliputi biaya penyusutan peralatan produksi,

menyetel mesin, penyusunan barang di gudang dan sebagainya.

Karena kedua biaya tersebut memiliki peranan yang sama yaitu sebagai

pengadaan barang, maka didalam sistem persediaan biaya sering disebut

sebagai biaya pengadaan (procurement cost).

3. Biaya Penyimpanan (holding cost/carrying cost)

Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan

penyimpanan barang. Biaya-biaya tersebut meliputi :

a. Biaya modal yaitu biaya yang terjadi akibat penumpukan modal yang

berupa barang di gudang, dimana modal perusahaan memiliki ongkos

(expense) yang dapat dinilai dengan suku bunga bank. Hal tersebut

membuat biaya yang ditimbulkan oleh adanya persediaan harus

diperhitungkan dalam biaya sistem persediaan, diukur sebagai persentase

nilai persediaan untuk periode waktu tertentu.

b. Biaya gudang yaitu biaya yang muncul akibat adanya persediaan di gudang.

Ketika gudang yang dimiliki dan peralatannya merupakan sewa, maka biaya

tersebut termasuk kedalam biaya sewa. Apabila gudang yang digunakan

merupakan milik perusahaan sendiri maka biaya gudang termasuk biaya

depresiasi.

c. Biaya kerusakan dan penyusutan yaitu biaya yang muncul akibat adanya

penyusutan atau kerusakan terhadap barang yang disimpan baik berupa

berat maupun kuantitas. Perhitungan biaya tersebut diukur sesuai dengan

persentasenya.

d. Biaya kadaluarsa (absolence) yaitu biaya yang muncul akibat kerusakan

atau penurunan nilai yang dimiliki oleh suatu barang. Hal tersebut

dikarenakan perubahan teknologi dan model, biasanya terjadi pada barang-

barang elektronik yang perkembangannya sangat cepat. Penilaian biaya

kadaluarsa diukur berdasarkan besarnya penurunan nilai jual barang

tersebut.

Page 29: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

14

e. Biaya asuransi yaitu biaya yang muncul untuk lakukan penjaminan pada

kondisi suatu barang, untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Besarnya biaya tergantung dari jenis barang yang diasuransikan serta

perjanjian yang dilakukan dengan perusahaan asuransi.

f. Biaya administrasi dan pemindahan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan proses administrasi persediaan barang yang ada, baik pada saat

proses pemesanan, penerimaan barang, saat penyimpanan, serta biaya

pemindahan barang dari atau menuju serta di dalam tempat penyimpanan,

termasuk upah buruh dan biaya pengendalian peralatan.

4. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost = p)

Biaya yang muncul akibat tidak tersedianya barang di gudang pada suatu

perusahaan (stock out) saat terjadinya permintaan pada barang tersebut.

Keadaan ini sangat mengganggu proses produksi sehingga perusahaan akan

mengalami kerugian dan sikap kecewa akan dimuncul pada konsumen yang

membuat konsumen beralih ke tempat lain. Biaya-biaya yang termasuk ke

dalam biaya kekurangan diantaranya yaitu :

a. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi, biasanya dihitung dari keuntungan

yang hilang akibat tidak terpenuhinya permintaan konsumen atau

terhentinya proses produksi. Kondisi ini disebut sebagai biaya pinalti (p)

dengan satuan mata uang per unit.

b. Waktu pemenuhan, yaitu waktu menganggur yang dialami oleh

perusahaan akibat berhentinya proses produksi sehingga terjadi

kekosongan pada gudang. Biaya tersebut diukur berdasarkan waktu yang

diperlukan perusahaan untuk mengisi stok di gudang hingga penuh dengan

satuan mata uang per satuan waktu.

c. Biaya pengadaan darurat, yaitu biaya yang dilakukan untuk memenuhi

permintaan konsumen agar tidak muncul rasa kecewa terhadap

perusahaan. Biasaya biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan saat

kondisi normal. Biaya ini diukur berdasarkan kelebihan biaya

dibandingkan pengadaan normal dengan satuan mata uang per setiap kali

kekurangan.

Page 30: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

15

Terdapat satu biaya lagi dalam persediaan menurut Sofyan (2013) yaitu

biaya sistemik. Biaya ini meliputi perancangan, perencanaan sistem persediaan

serta biaya yang muncul akibat adanya pengadaan peralatan serta pelatihan tenaga

kerja yang yang bertugas mengoperasikan sistem. Biaya ini juga dapat dianggap

biaya investasi bagi pengadaan suatu sistem pengadaan.

2.2.7 Metode Pengendalian Persediaan

Pelaksanaan kegiatan setiap model persediaan bertujuan untuk mengambil

keputusan tentang seberapa banyak produk yang harus dipesan dan kapan

sebaiknya pesanan dilakukan. Kegiatan tersebut merpakan bentuk dari

pengendalian persediaan. Dalam bukunya, Hejanto (2008) menerangkan bahwa

pengendalian persediaan adalah serangkaian kebijakan pengendalian untuk

menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, waktu pengadaan barang untuk

menambah jumlah persediaan, serta berapa banyak jumlah persediaan dibutuhkan.

Hal ini dikarenakan jumlah persediaan yang dibutuhkan setiap perusahaan

berbeda tergantung tingkat jumlah produksi proses serta jenis perusahaan.

Keputusan yang diambil dalam menentukan jumlah persediaan memiliki pengaruh

yang sangat kuat dalam mempertahankan tingkat persediaan (Hadiguna, 2009).

Tujuan utama dari dilakukannya proses persediaan dan terbentuknya

model persediaan adalah pengambilan keputusan mengenai seberapa besar tingkat

kuantitas barang yang harus dipesan oleh perusahaandan kapan waktu yang tepat

untuk melakukan pemesanan. Agar keputusan yang diabil dianggap tepat, maka

dibutuhkan metode-metode yang sesuai dalam mengukur besarnya persediaan

(Sofyan, 2013). Fungsi utama yang ingin diselesaikan dari diadakannya model-

model persediaan adalah untuk meminimalisasi total biaya persediaan.

Menurut Handoko (2008) terdapat 3 metode atau model persediaan

persediaan diantara yaitu :

1. Model periode pesan tetap/economic order quantity (EOQ) yaitu menganalisis

perhitungan terhadap jumlah pembelian bahan baku secara berkala dan efisien

2. Model ABC yaitu melakukan perbandingan pada setiap tahapan sistem

persediaan dan kemudian ditentukan dengan mengambil biaya persediaan yang

terendah

Page 31: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

16

3. Perencanaan kebutuhan bahan baku/material requirements planning (MRP)

yaitu teknik yang digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang

(komponen) yang tergantung (dependent) pada item ditingkat (level) yang

lebih tinggi.

2.3 Metode Pengendalian Bahan Baku Menggunakan EOQ

2.3.1 Economic Order Quantity (EOQ)

Economic order quantity (EOQ) adalah tingkatan besarnya jumlah

barang yang dapat diperoleh dari biaya yang paling minimum dikeluarkan atau

dapat diartikan sebagai tingkatan paling optimum dalam pembelian bahan baku.

Economic order quantity (EOQ) merupakan metode yang dipergunakan untuk

menentukan berapa besar jumlah pesanan yang paling ekonomis dalam satu kali

proses pemesanan (Herlina, 2007). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Rangkuti

(2007) yang menerangkan bahwa metode Economic order quantity (EOQ)

merupakan metode yang dipergunakan untuk menentukan tingkat kuantitas

pembelian bahan mentah dengan biaya yang rendah dalam setiap kali melakukan

pemesanan.

Pada pendekatan Economic Order Quantity (EOQ) besarnya tingkat

pemesanan yang dianggap ekonomis dicapai pada keseimbangan antarabiaya

pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (holding cost). Jika ukuran lot

dipesan rendah maka biaya pemesanan akan semakin naik, tetapi biaya

penyimpanan akan semakin turun. Sebaliknya, ketika ukuran lot yang dipesan

tinggi maka biaya pemesanannya turun, tetapi biaya penyimpanannya naik.

Disinilah model economic order quantity (EOQ) menyarankan untuk melakukan

pemeliharaan terhadap lot pesanan yang dapat menyeimbangkan biaya pemesanan

dan biaya penyimpanan (Hamming dan Nurnajamuddin, 2007).

2.3.2 Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Persediaan pengaman (Safety stock) merupakan persediaan tambahan yang

diadakan untuk melindungi atau menjaga persediaan ketika terjadinya

kemungkinan untuk kekurangan persediaan (stock out) pada suatu perusahaan

(Ristono, 2008). Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan adanya penggunaan

bahan baku yang lebih besar dari perencanaan awal atau terjadinya keterlambatan

Page 32: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

17

penerimaan bahan baku yang telah dipesan. Persediaan ini digunakan untuk

menghadapi resiko akan kehabisan persediaan selama waktu tunggu hingga

barang baku yang dipesan datang. Titik pesanan kembali akan meningkat sebesar

jumlah persediaan aman (Stevenson, 2014).

2.3.3 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point/ROP)

Titik pemesanan kembali (reorder point) menurut Sofyan (2013) adalah

titik atau saat dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali sehingga

penerimaan atau datangnya bahan baku yang dipesan sesuai dengan waktu yang

telah dijadwalkan yaitu ketika nilai persediaan sama denngan nol. Terdapat dua

faktor yang mempengaruhi reorder point yaitu penggunaan barang selama terjadi

waktu lead time dan safety stock. Lead time adalah waktu tunggu yang dimulai

sejak proses pemesanan dilakukan hingga barang tersebut telah diterima oleh

perusahaan. Antara barang yang satu dengan yang lainnya memiliki waktu tunggu

yang berbeda-beda. Hal tersebut tergantung dari jarak antara perusahaan dengan

sumber bahan baku, alat transportasi yang digunakan dan lain sebagainya.selama

waktu tunggu (lead time) tersebut tidak boleh sampai mengganggu jalannya

proses produksi (Harjito 2012).

2.3.4 Persediaan Maksimum dan Minimum

Persediaan maksimum merupakan batas jumlah tertinggi dari

tingkat persediaan yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan dalam pengadaan

bahan baku. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi kelebihan dalam melakukan

pengadaan bahan baku sehingga efisiensi dalam proses pengendalian persediaan

bahan baku dapat dilakukan. Perhitungan persediaan maksimum dapat dilakukan

dengan menjumlahkan antara persediaan pengaman (safety stock) dan jumlah

ekonomis pemesanan bahan baku (economic order quantity). Sedangkan

persediaan minimum merupakan batas terendah dari tingkat persediaan bahan

baku. Perhitungan ini dilakukan agar persediaan bahan baku dalam gudang tidak

mengalami kekurangan bahkan kehabisan. Tujuannya agar proses produksi dapat

terus berjalan tanpa ada gangguan yang diakibatkan permasalahan bahan baku

(Assauri 2008).

Page 33: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

18

III. KERANGKA TEORITIS

3.1 Kerangka Pemikiran

CV. LS merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada sektor

agroistrusti yang mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk. Permasalahan yang

dihadapi oleh perusahan saat ini adalah mengenai tingkat ketersediaan bahan

baku. Fakta yang ditemukan diantaranya adalah pengendalian persediaan yang

belum optimal, pemanfaatan gudang persediaan yang belum optimal, pembelian

bahan baku yang tergantung dari pesanan sehingga tidak ada persediaan

pengaman dan biaya proses pembelian bahan baku yang tinggi sehingga

meningkatkan biaya total persediaan.

Dari permasalahan tersebut perusahaan memiliki harpan untuk melakukan

optimalisasi sistem pengendalian persediaan bahan baku, meminimalkan biaya

pengadaan bahan baku serta adanya penentuan kuantitas bahan baku yang optimal

dan membuat proses produksi perusahaan menjadi lancar sehingga keuntungan

perusahaan dapat dimaksimalkan. Sehingga untuk mennjalakannya dibutuhkan

manajemen pengendalian persediaan bahan baku kopi bubuk CR1 pada CV. LS.

Manajemen pengendalian tersebut meliputi tingkat persediaan bahan baku, biaya

pengendalian persediaan serta waktu dan kuantitas pembelia bahan baku. Dari

aspek tersebut maka metode pengendalian yang digunakan adalah Economic

Order Quantity (EOQ).

Pada metode EOQ perhitungan dilakukan untuk menemukan kuantitas

pembelian bahan baku paling optimal. Selanjutnya dapat ditemukan berapa

frekuensi pemesanan, jumlah pemesanan kembali (reorder point), tingkat

persediaan pengaman (safety stock), serta kapasitas maksimum dan minimum dari

tingkat persediaan. Dari seluruh perhitungan tersebut akan menghasilkan

optimalisai biaya total pengendalian persediaan bahan baku sehingga pendapatan

yang diterima perusahaan akan meningkat.

Diadankannya proses pengendalian persediaan bahan baku dalam suatu

perusahaan (Herjanto, 2008) merupakan langkah awal dimana perusahaan

mengantisipasi ketidakpastian, baik dari pihak penyedia bahan baku maupun

jumlah permintaan akan barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Semua

Page 34: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

19

permasalahan tersebut akan mengakibatkan beban yang harus ditanggung oleh

perusahaan ketika tidak ditangani secara tepat. Investasi dalam bentuk uang

padapos aktiva lancar yang terbesar di dalam suatu perusahaan adalah persediaan

fisik. Ketika persediaan yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi akan berakibat

terganggunya proses produksi dan munculnya biaya kekurangan bahan.

Sedangkan, apabila perusahaan mengalami kelebihan bahan baku dalam

persediaan, maka biaya penyimpanan akan semakin tinggi. Untuk itulah

dibutuhkan pengendalian persediaan yang baik (Handoko, 2010).

Pengendalian persediaan yang tepat harusnya didasarkan dari jumlah

pembelian bahan baku, biaya serta waktu tenggang dan disesuaikan dengan

perhitungan kapasitas produksi dari perusahaan sehingga tingkat persedian dapat

dioptimalkan. Perhitungan yang dilakukan menggunakan metode Economic Order

Quantity dimana analisis tersebut untuk menentukan jumlah pesanan yang

dibutuhkan perusahaan dan frekuensi dalam pembelian agar optimal serta

memperendah biaya yang harus ditanggung perusahaan. Setelah itu, dilakukan

juga perhitungan untuk menentukan persediaan pengaman (safety stock) titik

pemesanan kembali (reorder point) serta jumlah persediaan maksimum dan

minimum di dalam perusahaan.

Perhitungan yang dilakukan dalam menentukan persediaan pengaman,

digunakan sebagai titik antisipasi ketika terjadinya keterlambatan distribusi atau

kekurangan jumlah bahan baku yang diterima dari distributor. Hasil dari

perhitungan tersebut, waktu pemesanan kembali dan waktu tenggang dalam

melakukan setiap pembelian bahan baku dapat ditentukan. Selanjutnya

perhitungan untuk titik maksimum dan minimum persediaan juga dapat diketahui

agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan baku. Semua perhitungan tersebut

dilakukan untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik dari

sisi proses pembelian bahan baku hingga proses penyimpanan di dalam

perusahaan. Seluruh proses optimalisai didalam pengendalian persediaan

bertujuan untuk meminimalkan biaya total di dalam melakukan proses persediaan

dan peningkatan keuntungan pada perusahaan dapat terjadi (Assauri, 2008).

Page 35: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

20

Tingkat Ketersediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 pada CV. LS

Harapan :

1. Optimalisasi sistem pengendalian

persediaan bahan baku pada CV. LS

2. Biaya pengadaan bahan baku dapat

diminimalkan sehingga biaya total

persediaan bahan baku menurun.

3. Adanya penentuan kuantitas bahan

baku yang optimal dan membuat

proses produksi perusahaan menjadi

lancar sehingga keuntungan

perusahaan dapat dimaksimalkan.

Fakta

1. Pengendalian persediaan yang

dilakukan CV. LS belum optimal

2. Pemanfaatan gudang persediaan

belum optimal.

3. Pembelian bahan baku tergantung

pesanan sehingga tidak ada

persediaan pengaman

4. Biaya proses pembelian bahan baku

yang tinggi sehingga meningkatkan

biaya total persediaan

Manajemen pengendalian persediaan bahan baku kopi bubuk CR1 pada

CV. LS

Tingkat persediaan bahan

baku

Biaya pengendalian

persediaan bahan baku

Waktu dan kuantitas

pembeihan bahan baku

Pengendalian persediaan bahan

baku menggunakan EOQ

Reorder Point Safety Stock Kapasitas

Maksimum dan

Minimum

Frekuensi

Pemesanan

Optimalisasi biaya total pengendalian persediaan bahan baku

Peningkatan pendapatan perusahaan

Keterangan : Alur Hubungan

Alur Analisis

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Page 36: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

21

3.2 Hipotesis

Pelaksanaan penelitiaan ini menghasilkan suatu dagaan sementara dari

rumusan masalah yang telah dibuat. Adapun dugaan sementara tersebut atau

hipotes adalah sebagai berikut :

1. Persediaan bahan baku yang dilakukan oleh CV. LS belum optimal

diakibatkan biaya total persediaan yang dikeluarkan perusahaan masih tinggi

2. Penyimpanan persediaan bahan baku pada CV. LS yang rendah diakibatkan

pembelian bahan baku dalam jumlah yang kecil dengan waktu pembelian

yang sangat dekat.

Page 37: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

22

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel

1. Manajemen Persediaan

Bahan Baku Biji Kopi

Robusta pada CV. LS

Jumlah pembelian

bahan baku berupa biji

kopi robusta

Besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang

dilakukan oleh perusahaan yang digunakan dalam

produksi kopi bubuk

Kg / pesanan

2. Economic Order Quantity a. Jumlah kebutuhan biji

kopi robusta

Banyaknya biji kopi robusta yang dibutuhkan untuk

memproduksi kopi bubuk

Kg / bulan

b. Biaya Pemesanan biji

kopi robusta:

1) Biaya Telepon

2) Biaya Transportasi

3) Biaya Tenaga

Kerja

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan

pembelian bahan baku :

a) Biaya telepon: biaya yang dikelurkan perusahaan

untuk pemesanan melalui telepon.

b) Biaya transportasi : biaya yang dikeluarkan

perusahaan untuk pengankutan pembelian bahan

baku dari suplier.

c) Biaya tenaga kerja: biaya yang dikeluarkan

perusahaan untuk upah tenaga kerja.

Rupiah

c. Biaya Penyimpanan

biji kopi robusta:

1) Biaya modal

2) Biaya Penyusutan

3) Biaya listrik

Biaya yang dikeluarkan untuk proses penyimpanan

bahan baku:

a) Biaya modal : biaya inventasi dari total persediaan

yang disimpan oleh perusahaan

b) Biaya Penyusutan : biaya yang dapat disusutkan dari

aset yang dimiliki selama umur manfaatnya

c) Biaya listrik : biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk penggunaan alat di dalam gudang

penyimpanan bahan baku

Rupiah

Page 38: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

23

No Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel

3 Persediaan Pengaman

(Safety Stock)

Tingkat persediaan

yang digunakan untuk

mengantisipasi

terjadinya kekurangan

bahan baku

Faktor pengaman mempresentasi-kan tingkat pelayanan

yang dilakukan oleh perusahaan supaya diperoleh

presentase resiko kehabisan biji kopi yang dibutuhkan

Nilai Z diperoleh dari

perhitungan Ms. Excel

=NORMSINV

4 Titik Pemesanan Kembali

(Reorder Point)

a. Kebutuhan bahan

baku rata-rata

Jumlah biji kopi robusta yang digunakan perusahaan

untuk proses produksi selama satu bulan

Kg/bulan

b. Waktu tenggang

(Lead time)

Waktu yang dibutuhkan selama proses pemesanan

bahan baku

Bulan

c. Hari Efektif Kerja Jumlah hari kerja yang dipergunakan untuk melakukan

proses produksi

Hari/Bulan

5 Persediaan Minimal Jumlah minimal kopi

robusta di gudang

Jumlah minimal tingkat persediaan bahan baku yang

dilakukan oleh perusahaan

kg

6 Persediaan Maksimal Persediaan Pengaman

(Safety Stock)

Jumlah maksimal tingkat persediaan bahan baku yang

dilakukan oleh perusahaan

kg

Sumber : Data Sekunder, 2017 (Diolah)

Page 39: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

24

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitan yang dilakukan ini, ditinjau dari jenis data yang dibutuhkan

dan dianalisis maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan ini merupakan metode untuk menganalisis data yang

diperoleh dengan meneliti hubungan antar variabel. Variabel tersebut ditentukan

nilainya sehingga data yang terdiri dari angka dapat dianalisis. Selain itu

penelitian kuantitatif juga dapat digunakan untuk mengembangkan pemahaman

dan juga mendeskripsikan hasil analisi yang telah dilakukan.

4.2 Metode Penentuan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di CV. LS selama satu bulan dengan lokasi kantor

perusahaan di Jalan Tri Dharma, Tlogopojok, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa

Timur dan lokasi pabrik berada di Desa Kedungrukem, Kecamatan Benjeng,

Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pemilihan lokasi untuk dilakukannya penelitian

dilakukan secara purposive dengan melihat potensi yang dimiliki perusahaan

dengan jangkauan pemasaran yang sudah cukup luas dengan jumlah produksi

yang juga tinggi.

Ketertarikan dalam melakukan penelitian pada CV. LS ini dikarenakan

perusahaan memiliki kapasitas produksi yang cukup besar, ketersedian bahan

baku pada suplier yang normal, pasar yang cukup luas namun terjadi permasalahn

di dalam proses pengendalian tingkat persediaaan bahan baku di dalam

perusahaan yang membuat proses produksi terganggu. Dipilihnya CV. LS sebagai

lokasi penelitian karena erusahaan yang tergolong masih baru karena berdiri pada

tahun 2015 dan hingga saat ini perusahaan mampu menghasilkan rata-rata 5 ton

perbulan kopi bubuk. CV. LS sebagai perusahaan produsen kopi yang sedang

berkembang perlu memperhatikan sistem pengendalian persediaan bahan baku

yang baik agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

4.3 Metode Penentun Responden

Pada penelitian yang dilakukan ini, penentuan dalam pemilihan responden

yang dilakukan bersifat purposive pada pihak CV. LS, baik yang terdapat

Page 40: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

25

pada bagian direksi maupun di bagian karyawan. Pengambilan data dilakukan

secara selektif dimana pemilihan informan dilakukan berdasarkan kriteria tertentu

yaitu informan kunci (key informent) yang terdiri dari pemilik sekaligus pendiri

dari CV. LS serta Manajer Produksi dan Quality Control yang berperan dalam

mengatur perencanaan dan pengorganisasian jadwal serta kapasitas produksi serta

pengawasan terhadap ketersediaan bahan baku yang terdapat di gudang

perusahaan.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan

data sekunder. Data primer yang dipergunakan didapatkan dari hasil wawancara

dan observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada pihak terkait dalam hal ini

adalah para pegawai yang ikut andil dalam proses pengendalin persediaan, direksi

serta pemilik dari CV. LS. Sedangkan untuk data sekunder merupakan data yang

diperoleh dari data yang sebelumnya telah diolah terlebih dahulu oleh pihak

terkait berupa data pembelian bahan baku dan proses produksi yang dilakukan

oleh perusahaan untuk selanjutnya dikembangkan sebagai bahan analisis pada

penelitian yang dilakukan.

4.5 Metode Analisis Data

Proses analisis dilakukan pada data-data yang telah terkumpul dan

menggunakan dua metode yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Metode tersebut adalah analisis dskriptif dan analisis kuantitatif. Penggunaan

analisis deskriptif adalah sebagai alat untuk menjawab tujuan dari penelitian yang

pertama, yaitu mengenai deskripsi tentang sistem pengendalian pesediaan bahan

baku yang diterapkan oleh CV. LS.

Analisis kualitatif digunakan untuk menjawab apa yang ada pada rumusan

masalah pada penelitian yang dilakukan. Secara garis besar penelitian yang

dilakukan tentang analisis efisiensi tingkat persediaan bahan baku biji kopi yang

dilakukan oleh CV. LS. Proses analisis efisiensi tingkat persediaan bahan baku

tersebut menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity).

Page 41: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

26

4.5.1 Analisis Deskriptif

Tujuan analisis deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana sistem

persediaan yang ada pada CV. LS, dimulai dari sistem perencanaan pengadaan

hingga administrasi persediaan, hingga biaya total yang dikeluarkan perusahaan

selama proses pengendalian persediaan baku biji kopi yang dilakukan sehingga

dapat digambarkan sistem persediian pada CV. LS.

4.5.2 Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode

Economic Order Quantity (EOQ) dengan melakukan analisis pada variabel biaya

yang nantinya akan berpengaruh pada biaya total persediaan. Selain EOQ, sebagai

penunjang terjadinya efisiensi dalam pengendalian persediaan dilakukan juga

perhitungan untuk menentukan persediaan pengaman, waktu interval pemesanan

bahan baku, pembelian bahan baku yang optimal, serta titik maksimum dan

minimum pada tingkat persediaan.

1. Analisis Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis EOQ atau biasa dikenal analisis kuantitas pesanan ekonomis

merukan suatu metode yang digunakan untuk menentukan berapa jumlah

pesanan yang dianggap paling ekonomis dalam periode satu kali pemesanan.

Bentuk perhitungan dari metode analisis EOQ adalah sebagai berikut :

EOQ= √

Dimana :

EOQ = Jumlah persediaan yang ekonomis

P = Biaya pemesanan

R = Pembelian bahan baku selama periode tertentu

C = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Perhitungan frekuensi pemesanan dilakukan untuk menentukan seberapa

sering dilakukannya pembelian bahan yang ekonomis berdasarkan EOQ.

Bentuk perhitungannya adalah sebagai berikut :

N =

Dimana :

N = Frekuensi Pemesanan

Page 42: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

27

D = Kebutuhan bahan baku rata-rata per bulan

EOQ = Jumlah persediaan yang ekonomis

2. Persediaan pengaman (Safety stock)

Safety Stock merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan kondisi

persediaan yang selalu aman atau penuh pengamanan dengan harapan

perusahaan tidak akan pernah mengalami kekurangan persediaan.

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

SS = Z x σ x√

Dimana :

ss = persediaan pengaman (kg)

Z = Faktor pengaman

σ = Penyimpangan standart permintaan selama waktu tenggang (kg)

L = Lead time (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan)

3. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Reorder Point adalah titik dimana suatu perusahaan harus memesan barang

atau bahan guna menciptakan kondisi persediaan yang terus terkendali.

Berikut cara perhitungannya :

ROP = d x L + SS

Dimana :

ROP = titik pemesanan kembali / reorder point (kg)

d = tingkat kebutuhan per unit waktu (kg)

L = lead time / waktu tenggang

SS = safety stock / persediaan pengaman (kg)

4. Titik maksimum dan minimum

Titik maksimum bertujuan untuk mengatur tingkat persediaan maksimal agar

tetap dianggap efisien. Bentuk penjabarannya adalah sebagai berikut :

Ms = SS + EOQ

Dimana :

Ms = Persediaan makasimum

SS = Persediaan pengaman

EOQ = Jumlah ekonomis pemesanan

Page 43: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

28

Sedangkan titik minimum sendiri adalah batas terendah dalam tingkatan

persediaan bahan baku untuk menjaga kelancaran proses produksi.

Perhitungan titik minimum adalah seperti berikut :

(

)

Dimana :

Mi = Persediaan minimum bahan baku

D = Jumah permintaan

e = Jumlah hari kerja efektif pada satu periode

L = Waktu tenggang

5. Biaya total persediaan

Perhitungan biaya total persediaan digunakan untuk menghitung

keseluruahan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam melakukan

proses pengendalian persediaan. Biaya tersebut meliputi biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

TIC = TOC + TCC = (N x S) + (

x C)

Dimana :

TC = Total biaya persediaan / tahun

TOC = Total Ordering Cost (Biaya Pemesanan Total)

TCC = Total Carrying Cost / Holding Cost (Biaya Penyimpanan Total)

TIC = Total Biaya Persediaan

N = Frekuensi pemesanan per bulan

S = Biaya pemesanan bahan baku per pesanan

Q = Jumlah pemesanan

C = Biaya penyimpanan bahan baku

Page 44: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

29

29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Sejarah Perusahaan

CV. LS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kopi

bubuk dengan komitmen untuk mengutamakan dan menjaga kualitas rasa dari

kopi yang diproduksi. Sejarah awal berdirinya perusahaan dirintis melalui sebuah

warung kopi pada tahun 1990 oleh Pak Choiri selaku pemilik warung dengan kopi

bubuk yang diproduksi sendiri. Sebuah warung kopi yang hanya bermodalkan

gerobak yang berlokasi di daerah Randuagung Gresik berdekatan dengan

perempatan Giri di kawasan Kebomas. Pada tahun 1992 beliau mulai

mengembangkan usahanya dengan memindahkan warung kopinya ke sebuah ruko

kecil yang tidak jauh dari tempat awal usaha yang masih berada di kawasan

Kebomas. Selama lima tahun merintis, usaha yang dilakukan terus mengalami

berkembangan dan pada tahun 1996, Pak Choiri memindahkan lokasi usahanya ke

kantin yang digunakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Gresik. Perkembangan

usaha yang telah dirintis oleh Pak Choiri selama ini tetap menggunakan bubuk

kopi yang diolah dan diproduki sendiri. Hal tersebut membuat para pelanggan

yang dimiliki oleh Pak Choiri cukup banyak dan tersebar di berbagai daerah mulai

dari Jawa Timur hingga Yogyakarta.

Melihat perkembangan yang semakin baik dan meningkat, pada tahun

2014 Pak Choiri memperbesar usahanya dengan berpindah tempat di Ruko

Kawasan Industri Gresik dan untuk meningkatkan produksi serta memperluas

pasar, Pak Choiri mendirikan CV. LS dengan membangun pabrik pengolahan dan

produksi kopi bubuk. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 1982 tentang wajin daftar perusahaan, CV. LS yang beralamat di Desa

Kedungrukem RT 07 RW 03, Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik, telah

terdaftar pada tanggal 07 April 2015 sebagai perusahaan yang bergerak dalam

kegiatan usaha pokok perdagangan biji kopi dan bubuk kopi dalam kemasan,

makanan dan minuman. Pendaftaran dilakukan perusahaan ke dalam jenis usaha

pedagang skala menengah menurut Surat Izin Usaha Menengah NOMOR: 65-15-

P.I/437.56/SIUP/IV/2015 yang dikeluarkan oleh Dinas Usaha Kecil Menengah

Page 45: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

30

Perindustrian dan Perdagangan. Selain itu, kopi bubuk yang diproduksi juga

didaftarkan untuk mendapatkan sertifikat merek dagang dengan nama merek

dagang CR1 pada tanggal 25 April 2011 dengan surat yang dikeluarkan oleh

Dinas Kesehatan terkait dengan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan Nomor:

1059/35.25/14 diketahui bahwa CV. LS telah mengikuti penyuluhan keamanan

pangan dalam rangka pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah

Tangga (SPP-IRT).

Gambar 4 Logo Perusahaan

Sumber : Data Sekunder (2017)

Kopi bubuk yang diproduksi oleh CV. LS saat ini ada 3 vairan yaitu

kemasan 200 gram yang dijual kepada para konsumen rumahan dan kemasan 3 kg

yang biasanya untuk para pelanggan yang membuka warung kopi skala kecil dan

15 kg untuk para pelanggan yang memiliki warung kopi skala besar atau suplier.

Penjualan hasil produksi yang berupa kopi bubuk dilakukan oleh kantor

pemasaran yang berada di samping rumah pemilik perusahaan yaitu di Jl.

Cimanuk 1 No.3, Randuagung, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur dengan

nama “CR1 Office”. Sedangkan untuk pabrik hanya berfokus pada proses

produksi, mulai dari penerimaan bahan baku, roasting, grinding, hingga

pengemasan. Pemisahan lokasi tersebut disebabkan untuk menjaga pabrik untuk

berfokus hanya pada produksi dan juga menjaga mutu serta kualitas kopi yang

diproduksi karena berlokasi di pedesaan yang masih asri.

5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi yang dimiliki oleh CV. LS yaitu “Menjadi perusahaan kopi yang

berkualitas dan bermanfaat serta berkelanjutan sehingga mampu berdaya saing”.

Sedangkan Misi yang dimiliki diantara yaitu :

Page 46: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

31

1. Mempertahankan cita rasa produk demi menjaga loyalitas konsumen

2. Mengembangkan produk yang inovatif dan memiliki daya tarik tersendiri

bagi konsumen

3. Meningkatkan kompetensi dan kinerja karyawan

4. Meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan dan

memperluas jaringan pasar

5. Menghasilkan produk yang bermanfaat bagi konsumen.

5.1.3 Lokasi Penelitian

Pabrik produksi dan kantor pemasaran memiliki lokasi yang berbeda dan

berjarak cukup jauh. Hal tersebut dikarenakan perusahaan ingin tetap

merahasiakan pabrik kepada para konsumen sehingga pabrik hanya fokus

terhadap proses produksi kopi bubuk dan untuk masalah penjualan ditangani oleh

kantor pemasaran. Pemilihan lokasi pabrik tersebut juga dikarenakan

pertimbangan berbagai hal diantaranya yaitu :

1. Lingkungan yang asri

Lokasi yang berada di pedesaan dan jauh dari pabrik-pabrik besar membuat

perusahaan mampu melakukan minimalisasi perlakuan untuk tetap menjaga

kualitas terhadap kopi yang diproduksi. Hal tersebut dikarenakan sifat kopi

yang mudah menyerap bau sehingga pengaruh dari udara sekitar sangat

beresiko dalam merubah citarasa kopi.

2. Harga tanah dan bangunan yang rendah

Sebagai perusahaan baru, CV. LS ingin memaksimalkan modal yang dimiliki

untuk tetap bisa meningkatkan produktivitas dengan pemanfaatan bangunan

yang dibeli yaitu bekas penggilingan gabah dengan harga murah dan

kemudian ditata ulang sehingga biaya dalam pembangunan mampu

dioptimalkan dan sisanya dapat dialihkan ke bagian yang lain.

3. Kemudahan akses ke lokasi

Lokasi pabrik yang berada 300 meter dari jalan raya dengan dihubungkan

jalan poros desa membuat kendala dalam pengiriman bahan baku dan

pengiriman hasil produksi mudah untuk dilakukan. Selain itu, lokasi yang

berada di antara pusat kota gresik, lamongan, mojokerto, dan surabaya

membuat distribusi kopi bubuk ke konsumen bisa lebih efisien.

Page 47: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

32

4. Keamanan pabrik dan maksimalisasi produksi

CV. LS yang masih termasuk usaha keluarga membuat pemilihan lokasi

pabrik juga dilakukan dengan pertimbangan kekeluargaan. Manajer produksi

sekaligus Quality control bertempat tinggal di dekat lokasi pabrik yang

sekarang sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan

keamanan pada pabrik juga bisa terpantau.

5.1.4 Struktur Organisasi dan Tata Kelola CV. LS

Gambar 5 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : Data Sekunder (2017)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pemilik perusahaan,

diketahui bahwa struktur organisasi yang terdapat di dalam perusahaan adalah

sebagai berikut :

1. Pemilik

Penentu pengambilan keputusan dan kebijakan pada perusahaan

2. Direktur Utama

Mengawasi setiap kegiatan dan pengembangan perusahaan

3. Direktur Keuangan

a. Mengatur keuangan perusahaan, dari pembelian bahan baku hingga

penjualan kopi bubuk yang diproduksi oleh perusahaan

b. Melakukan pembayaran yang berkaitan dengan beban yang ditanggung

oleh perusahaan

Pemilik Perusahaan

Direktur

Manajer

Pengadaan

Manajer

Keuangan

Manajer

Produksi dan

Quality Control

Manajer

Administrasi Manajer

Pemasaran

Page 48: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

33

4. Manajer Adminstrasi

a. Memberikan informasi layanan bidang administrasi untuk melaksanakan

kegiatan secara efektif.

b. Mencatat laporan data masuk dan keluar terkait kegiatan perusahaan.

c. Membuat surat perjanjian kontrak kerjasama dengan mitra.

d. Menginventarisasi peralatan kantor.

5. Manajer Pemasaran

a. Melakukan promosi produk kepada konsumen dan calon konsumen.

b. Mengkoordinasi manajer produksi dan quality control terkait kapasitas

produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan.

c. Menjalin hubungan kerjasama dengan mitra.

6. Manajer Produksi dan Quality Control

a. Memperaiki dan memelihara rutin peralatan produksi.

b. Mengawasi kegiatan produksi.

c. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi serta

jumlah kapasitas produksi.

d. Mengevaluasi hasil kerja bagian produksi.

e. Menentukan standar kualitas produk dan mengawasi mutu produk.

Melakukan kontrol ketersediaan dan jumlah bahan baku di gudang

7. Manajer Pengadaan Bahan

a. Mengelola pemesanan dan pembelian bahan baku.

b. Menjalin kerjasama dengan distributor selaku pemasok bahan baku.

5.1.5 Proses Produksi Kopi Bubuk CR1

Tahapan yang harus dilakukan dilakukan dalam proses produksi kopi

bubuk CR1 yang dimulai dari pembelian bahan baku biji kopi hingga menjadi

kopi bubuk pada CV. LS adalah sebagai berikut :

1. Proses persiapan bahan baku

Bahan baku biji kopi diperoleh dari distributor biji Kopi Selep JM yang telah

dianggap sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh Pak Choiri selaku

pemilik CV. LS baik dari segi jenis, ukuran, kadar air, serta penyusutan yang

terjadi setelah dilakukannya proses produksi. Pembelian bahan baku

dilakukan di daerah Pabean Surabaya dan diambil langsung oleh pihak dari

Page 49: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

34

CV. LS. Hal tersebut dikarenakan distributor bersedia mengirimkan bahan

baku ketika perusahaan melakukan order minimal 3,5 Ton. Sehingga proses

pengangkutan hanya dilakukan menggunakan mobil pick up yang dimiliki

oleh perusahaan.

2. Proses Sangrai (Roasting)

Proses sangrai dilakukan di CV. LS menggunakan alat roaster yang

berkapasitas optimal 62,5 kg dengan menggunakan listrik sebagai sumber

tenaga pemutar dan pemanas alat. Setiap mengawali proses sangrai, dilakukan

pemanasan terhadap alat sangrai selama 1 jam. Hal tersebut bertujuan untuk

menjaga suhu saat proses sangrai dimulai yang sangat mempengaruhi kualitas

dari rasa kopi tersebut. Proses sangrai dilakukan dibutuhkan waktu selama 3

jam menggunakan suhu maksimal. Sehingga dalam sehari CV. LS mampu

melakukan 4 kali sangrai dengan bahan baku 250 kg biji kopi.

3. Proses pendinginan biji kopi dan sortasi

Pada tahap ini hal yang dilakukan merupakan proses penurunan suhu biji kopi

yang telah dikeluarkan dari mesin roasting. Biji kopi dikeluarkan dan

kemudian diletakkan diatas meja mesh. Kemudian dilakukan pengayakan

secara manual agar biji kopi tersebar rata diatas meja mesh dan didiamkan

selama 30 menit sampai suhunya menurun. Selain untuk pendinginan, meja

mesh juga digunakan untuk memisahkan sisa kulit ari yang masih menempel

pada biji kopi. Meja mesh sendiri merupakan meja pendingin yang berupa

kawat-kawat berlubang yang dapat mensortasi biji kopi, tujuannya untuk

menstandarkan biji kopi yang telah di tentukan oleh pihak CV. LS. Kriteria

ketentuan jenis biji kopi yang lolos sortasi seperti:

a. Berukuran lebih lebih dari panjang biji 1 cm dan lebar 0,5 cm

b. Berwarna coklat gelap luar dan dalamnya

c. Biji kopi berbentuk utuh tidak pecah

4. Proses pengahalusan biji kopi (Grinding)

Pada tahap ini, biji kopi yang telah dilakukan pendinginan dan sortasi

kemudian digilik menggunakan mesin grinder dengan tingkat kehalusan

tertentu yang telah distandarkan oleh CV. LS. Biji kopi yang telah di

haluskan kemudian ditempatkan pada nampan dengan alas kertas untuk

Page 50: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

35

dilakukan pendinginan kembali. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam

agar saat dilakukan pengemasan tidak terjadi penguapan didaalam kemasan

yang mengakibatkan penurunan pada kualitas rasa kopi yang dihasilkan.

5. Pengemasan bubuk kopi (Packaging)

Proses pengemasan pada kopi bubuk yang dihasilkan CV. LS dilakukan

dengan menggunakan plastik bening yang berukuran 3 kg dengan timbangan

digital dan dilakukan secara manual. Kopi yang telah dikemas kemudian di

Setelah itu, kemasan direkatkan menggunakan mesin sealer dengan

membuang udara pada kemasan yang bertujuan meminimalisir terjadinya

penguapan di dalam kemasan. Proses selanjutnya yaitu pengemasan lanjutan

di dalam karung sak dengan isi setiap karung 5 bungkus kopi. Kemasan

karung sak ini untuk para pelanggan yang melakukan pembelian dalam

jumlah besar dan biasanya berada di luar kota. Selain itu, pengemasan ukuran

200 gram juga dilakukan untuk para konsumen rumahan dengan jumlah

produksi yang tidak begitu banyak. Pengemasan ini menggunakan aluminium

foil standing pouch yang sudah memiliki sealer sehingga sangat sesuai untuk

para konsumen rumah tangga.

5.2 Manajemen Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. LS

5.2.1 Kebutuhan Biji Kopi sebagai Bahan Baku Kopi Bubuk CR1

Pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam melakukan proses produksi yang

dilakukan oleh CV. LS berupa biji kopi robusta didapatkan dari supplier yang

berada di daerah Pabean, Surabaya. Pembelian bahan baku tersebut dilakukan

secara berkala dengan jumlah pembelian yang sering dilakukan yaitu 500 kg

setiap 2-3 hari sekali dengan jumlah terbesar dalam sekali beli sebanyak 1000 kg.

Hal tersebut membuat sering terganggunya proses produksi karena saat pabrik

kehabisan bahan baku (stock out), maka proses produksi tidak dilakukan dan

ketika terjadinya perningkatan permintaan dan bahan baku datang dalam jumlah

besar, proses produk dilakukan secara maksimal bahkan sampai dilakukan

lembur.

Data yang diperoleh dari perusahaan (Lampiran 2) menunjukkan bahwa

pembelian biji kopi sebagai bahan baku produksi pada CV. LS terjadi fluktuasi.

Hal tersebut disebabkan pembelian bahan baku yang tidak terjadwal dan

Page 51: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

36

tergantung terhadap permintaan. Fluktuasi juga disebabkan adanya pembelian

bahan baku yang dilakukan pada akhir bulan yang membuat interval pembelian

bahan baku menjadi fluktuatif dan tidak efisisen. Bahkan ketika permintaan

meningkat, perusahaan sering tidak siap menghadapi hal tersebut yang membuat

pembelian bahan baku menjadi lebih sering tanpa ada persiapan stok di gudang.

Gambaran lebih rinci untuk perbedaan pembelian bahan baku dapat dilihat pada

grafik berikut :

Gambar 6 Grafik Pembelian Bahan Baku Kopi Bubuk CR1

Sumber : Data Sekunder, 2017 (Diolah)

Penurunan pembelian bahan baku yang paling signifikan terjadi pada

bulan Juni 2017. Hal tersebut disebabkan permintaan akan kopi bubuk yang

menurun bertepatan dengan bulan Ramadhan dan libur lebaran. Para konsumen

yang merupakan warung kopi kecil mengurangi jam operasional sehingga

membuat jumlah pesanan juga dikuragi oleh konsumen.

5.2.2 Data Produksi Kopi Bubuk CR1 CV. LS

Proses produksi yang dilakukan oleh CV. LS sangat tergntung pada

ketersediaan bahan baku. Kapasitas produksi yang mencapai 250 kg bahan baku

membuat penjadwalan produksi juga harus dilakukan guna pengoptimalan total

produksi. Penyusutan yang terjadi selama proses produksi yaitu dari biji kopi

menjadi bubuk kopi sebesar 18% sehingga perusahaan seharusnya melakukan

sistem pengendalian bahan baku yang optimal untuk menjaga proses produksi

yang telah terjadwal.

6490 5880 5670

6290 6020

3610

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Januari Februari Maret April Mei Juni

Kg

Page 52: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

37

Dari data yang diperoleh dari perusahaan (Lampiran 3) dapat diketahui

bahwa jumlah produksi kopi bubuk yang dilakukan CV. LS mulai dari Januari

2017 hingga Juni 2017 sebanyak 20.950 Kg. Hasil produksi yang ditunjukkan

mulai bulan Januari 2017 hingga Mei 2017 tidak mengalami fluktuasi yang besar.

Hasil produksi tertinggi yang dilakukan oleh CV. LS terjadi pada bulan April

2017 yaitu sebanyak 4984 Kg kopi bubuk sedangkan produksi terendah terjadi

pada bulan Juni 2017 yang hanya 2216 Kg. Penurunan ini terjadi dikarenakan

bulan puasa yang membuat kebanyakan pelanggan yang melakukan pembelian

dalam jumlah besar mengurangi jumlah pembelian. Selain itu adanya libur hari

raya lebaran yang membuat para pelanggan yang sebagian adalah warung kopi

juga libur. Sehingga produksi kopi juga diturunkan. Gambaran lebih rincinya

dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 7 Grafik Jumlah Produksi Kopi Bubuk CR1 2017

Sumber : Data Sekunder, 2017 (Diolah)

5.2.3 Biaya Proses Pembelian Bahan Baku

Frekuensi pembelian baku yang dilakukan oleh CV. LS sangat

berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pembelian bahan

baku. Waktu pembelian yang semakin sering membuat biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan semakin besar. Hal tersebut diakibatkan dari pembelian bahan

baku yang dilakukan hanya dalam kuantitas kecil.

4231 4427 4648

4984

4444

2216

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Januari Februari Maret April Mei Juni

Kg

Page 53: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

38

Gambar 8 Grafik Frekensi Pembelian Bahan Baku pada CV. LS

Sumber : Data Sekunder, 2017 (Diolah)

Dari diagaram diatas dapat diketahui bahwa frekuensi pembelian setiap

bulan selalu fluktuatif. Hal tersebut mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh

CV. LS dalam proses pembelian baku juga tidak menentu, bahkan dianggap

tinggi. Penyebabnya, jumlah pembelian bahan baku yang dilakukan CV. LS ke

distributor juga tidak menentu. Pembelian terendah yang dilakukan sebanyak 380

kg, jumlah pembelian tertinggi yang dilakukan sebanyak 1500 kg dan jumlah

pembelian yang paling sering dilakukan sebanyak 500 kg dalam sekali pembelian.

Jumlah pembelian yang tidak menentu tersebut diakibatkan keterbatasan modal

yang membuat perusahaan tidak mampu memaksimalkan pembelian bahan baku.

5.2.4 Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. LS

Pengendalian persediaan bahan baku pada CV. LS dilakukan untuk tujuan

memaksimalkan keuntungan dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dan menjaga kelancaran proses produksi. Akan tetapi penerapan

manajemen pengendalian persediaan pada CV. LS masih kurang optimal untuk

dilakukan. Penerapan sistem just in time yang tidak optimal dengan seringnya

terjadi overtime production disebabkan banyaknya pesanan dengan kapasitas

produksi yang terbatas sehingga mengakibatkan masih terjadinya persediaan yang

membuat proses produksi pada CV. LS terganggu. Sering terjadi fluktuasi dalam

pembelian bahan baku yang mengakibatkan biaya proses pembelian bahan baku

tinggi dan penggunaan gudang bahan baku tidak mampu dioptimalkan.

Kemudian, proses produksi yang membutuhkan waktu yang lama dan kemampuan

alat yang terbatas mengakibatkan banyak konsumen tidak terlayani sehingga

9

6

10 11 11

7

0

2

4

6

8

10

12

Januari Februari Maret April Mei Juni

FrekuensiPembelian

Page 54: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

39

membuat keuntungan yang seharusnya didapatkan oleh perusahaan tidak

maksimal.

Besarnya biaya persediaan yang dikeluarkan oleh CV. LS diantaranya

meliputi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap melakukan pembelian

bahan baku biaya penyimpanan yang harus ditanggung oleh perusahaan setiap

bulannya. Penyimpanan tersebut muncul disebabkan adanya pengadaan bahan

baku berupa biji kopi yang dilakukan oleh perusahaan dan ditempatkan di gudang

persediaan bahan baku. Rincian dari biaya tersebut dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3 Biaya Persediaan Bahan Baku Biji Kopi pada CV. LS

Jenis Biaya Rincian biaya Jumlah

Biaya Pemesanan

Bahan Baku (Per

Pesanan)

Biaya Telepon Rp 5.000

Biaya Transportasi Rp 108.750

Biaya Tenaga Kerja Rp 100.000

Total biaya Rp 213.750

Biaya Penyimpanan

(kg/bulan)

Biaya Modal Rp 176

Biaya Penyusutan Rp 36,81

Biaya Listrik Rp 0,06

Total biaya Rp 213

Sumber : Data Sekunder, 2017 (Diolah)

Biaya pemesanan bahan baku yang dikeluarkan rata-rata selama 6 bulan

dimulai dari bulan januari 2017 hingga juni 2017 dengan frekuensi rata-rata

pembelian bahan baku perbulan sebanyak 9 kali adalah Rp 1.923.750. Sedangkan

biaya total penyimpanan selama satu bulan yang harus dikeluarkan perusahaan

sebesar Rp 53.250. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa total biaya

persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 1.977.000

pada setiap bulan (Lampiran Hal. 61).

5.3 Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode EOQ

Economic order quantitiy (EOQ) meerupakan perhitungan pengendalian

persediaan bahan baku yang digunakan dengan tujuan meminimumkan biaya

persediaan yang terdiri dari biaya pembelian bahan baku dan penyimpanan baku.

Selain itu metode EOQ juga digunakan untuk menentukan jumlah bahan baku

yang digunakan dalam proses produksi agar menjadi optimal. Frekuensi

pembelian, waktu tenggang (lead time), persediaan pengaman (safety stock), titik

Page 55: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

40

pemesanan kembali (reorder point) serta tingkat persediaan maksimum dan

minimum merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan sebagai bagian

dalam proses pengendalian persediaan.

Pada perhitungan yang telah dilakukan dengan melihat pemakaian bahan

baku rata-rata perbulan sebanyak 5660 kg kopi robusta pada CV. LS, dengan

analisis menggunakan metode EOQ didapatkan kebutuhan ekonomis bahan baku

sebesar 3370 kg dengan frekuensi pembelian dilakukan 2 kali sebulan. Frekuensi

pembelian ini bertujuan untuk menjaga kestabilan proses produksi. Sehingga

dilakukan perhitungan terhadap titik pemesanan kembali (reorder point) dan

pembelian bahan baku persediaan pengaman (safety stock) yang didapatkan hasil

masing-masing 389,10 kg untuk reorder point dan 351,29 kg untuk safety stock..

Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 9. Kurva Tingkat Persediaan Bahan Baku Biji Kopi Menggunakan

Metode EOQ

Sumber : Data Primer 2017 (Diolah)

Periode pemesanan yang didapatkan nilai 0,167 yang merupakan nilai dari

lead time digunakan untuk menentukan periode pembelian bahan baku yang akan

dilakukan selanjutnya. Nilai waktu tenggang (lead time), tingkat pelayanan 80%

dengan nilai Z sebesar 0,84 dan standar deviasi sebesar 1.020 digunakan untuk

menghitung safety stock. Tujuannya adalah agar perusahaan tidak mengalami

kekurangan bahan baku dan pelayanan terhadap konsumen dapat berjalan dengan

baik.

Perhitungan titik pemesanan kembali (reorder point) didapatkan dari

besarnya kebutuhan bahan baku setiap hari yang sebesar 226,4 kg dengan waktu

Waktu

(Bulan)

Persediaan (Kg)

Tingkat

Persediaa

n

0,167

3370

389,1

351,29

Page 56: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

41

tenggang (lead time) yang kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan nilai

sebesar 389,10 kg. Penentuan titik pemesanan kembali (reorder point) bertujuan

untuk menentukan seberaba besar batas dari persediaan yang tersisa. Batas

tersebut digunakan untuk melakukan pembelian bahan baku agar proses waktu

pemesanan dapat dilakukan secara tepat tanpa takut adanya kekurangan bahan

baku.

Tahapan lain dalam menjaga tingkat persediaan yaitu penentuan batas

persediaan maksimum dan minimum persediaan. Tingkat persediaan maksimim

didapatkan dari besarnya safety stock yang ditambahkan degan pembelian bahan

baku yang ekonomis. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa persediaan

maksimum yag terdapat pada gudang penyimpanan bahan baku sebesar 3721,27

kg, sedangkan untuk titik persediaan minimum diperoleh dari perhitungan

kebutuhan rata-rata bahan baku harian dengan lead time yang didapatkan hasil

kapasitas minimum sebesar 37,81 kg. Tingkat persediaan minimum tersebut

digunakan untuk batas terendah dari tingkat persediaan sehingga diharapkan

perusahaan tidak mengalami hambatan dalam melakukan proses produksi.

5.4 Perbandingan Total Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Perusahaan

Dengan Metode EOQ

Penggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada dasarnya

adalah untuk meminimumkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan,

biaya penyimpanan dan pengoptimalan jumlah bahan baku yang dipesan dengan

tujuan memperlancar proses produksi. Sebagai antisipasi dalam dalam

menghadapi peningkatan permintaan atau kelebihan bahan baku maka dibutuhkan

pengendalian dalam persediaan bahan baku. Pengendalian yang tidak maksimal

atau kurang tepat mengakibatkan terjadinya keniakan biaya dalam proses

pengendalian persediaan bahan baku yang berimbas pada penurunan keuntungan

yang didapatkan perusahaan.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

42

Gambar 10 Kurva Perbandingan Biaya Pengendalian Bahan Baku di CV. LS

dengan Metode EOQ Per Pesanan

Sumber : Data Primer, 2017 (Diolah)

Dari gambar 10, dapat kita lihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk

pengendalian persediaan cukup tinggi yaitu mencapai Rp 1.977.000. Penyebab

dari tingginya biaya tersebut adalah frekuensi pembelian bahan baku yang tinggi

dengan kuantitas yang fluktuatif. Akibatnya biaya pemesanan bahan baku menjadi

semakin tinggi. Padahal apabila dilakukan penghitungan pengendalian persediaan

menggunakan metode EOQ, biaya yang dikeluarkan untuk sistem pengendalian

hanya Rp 786.405. Padahal biaya penyimpanan bahan baku pada CV. LS per kg

sebesar Rp 213 dengan biaya setiap kali melakukan pemesanan Rp 213.750.

Rincian biaya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 Rincian Perhitungan Biaya Pengendalian Pengendalian Persediaan Bahan

Baku di CV. LS dan Metode EOQ

Jenis Biaya Perhitungan Persediaan

dengan Metode EOQ

Perhitungan

Persediaan CV. LS

Biaya Pemesanan Rp 213.750/Pesanan Rp 213.750/Pesanan

Total Biaya Pemesanan Rp 427.500 Rp 1.923.750

Biaya Penyimpanan Rp 213/kg bahan baku Rp 213/kg bahan baku

Total Biaya Penyimpanan Rp 308.905 Rp 53.250

Total Biaya persediaan Rp 786.405 Rp 1.977.000

Sumber : Data Primer, 2017 (Diolah)

Pada total biaya penyimpanan, perhitungan menggunakan EOQ lebih

tinggi dibandingkan pengendalian persediaan pada CV. LS. Rendahnya kuantitas

C (Biaya)

S = Rp 213.750/pesanan

TC = Rp 1.977.000

EOQ = 3770 kg

C = Rp 213/kg

C (Kuantitas)

Rp 786.405

Page 58: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

43

pembelian bahan baku yang dilakukan oleh CV. LS membuat biaya penyimpanan

juga rendah. Akibatnya frekuensi pembelian lebih tinggi dan menyebabkan biaya

pemesanan bahan baku lebih tinggi dibandingkan pengendalian menggunakan

EOQ.

Perhitungan EOQ yang dilakukan pada perusahaan menghasilkan biaya

pengendalian persediaan sebesar Rp 786.405. Biaya ini jauh lebih rendah

dibandingkan dengan sistem pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan.

Selisih yang cukup tinggi ini disebabkan frekuensi pembelian bahan baku yang

dilakukan CV. LS rata-rata 9 kali per bulan dengan biaya sekali pengankutan

adalah Rp 213.750 yang mengakibatkan biaya total pemesanan dalam sebulan

mencapai Rp 1.923.750 (lLampiran 12). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5. Perbandingan Perhitungan Pengendalian Persediaan Biji Kopi Robusta di

CV. LS dengan Perhitungan Metode EOQ

Indikator persediaan Perhitungan persediaan

dengan Metode EOQ

Perhitungan persediaan

CV. LS

Jumlah pesanan 3370 kg 500 kg

Frekuensi 2 kali/bulan 9 kali/bulan

Total Biaya persediaan Rp 786.405 Rp 1.977.000

Sumber : Data Primer, 2017 (Diolah)

Dari tabel diatas dapat kita lihat hasil perbandingan yang dilakukan antara

perhitungan pengendalian persediaan di CV. LS dengan perhitungan

menggunakan metode EOQ memiliki selisih yang sangat besar. Hal utama yang

menjadi penyebab terjadinya perbedaan tersebut adalah frekuensi pembelian. Pada

metode EOQ. Frekuensi pembelian dilakukan hanya 2 kali dalam sebulan dengan

kuantitas pembelian sebanyak 3370 kg. Frekuensi dan kuantitas pembelian

tersebut membuat biaya persediaan yang dilakukan menggunakan metode EOQ

hanya sebesar Rp. 786.405.

Penerapan pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ

pada CV. LS mampu mengefisisensi biaya pengendalian persediaan bahan baku

biji kopi sebesar Rp 1.190.595. Presentase yang didapatkan dari penerapan

metode EOQ untuk efisiensi biaya adalah 60%. Dari hasil perhitungan tersebut

dapat disimpulkan bahwa penerapan manajemen pengendalian persediaan bahan

Page 59: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

44

baku menggunakan metode EOQ pada CV. LS dapat menurunkan biaya yang

harus dikeluarkan perusahaan dibandingkan manajemen persediaan yang saat ini

diterapkan oleh perusahaan. Selain itu, keuntungan perusahaan juga dapat

ditingkatkan dengan memperlancar proses produksi yang dilakukan oleh CV. LS.

Page 60: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

45

45

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Efisiensi

Tingkat Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 pada CV. LS di Gresik

didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan manajemen pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan

oleh CV. LS masih belum optimal. Penerapan sistem just in time yang tidak

sesuai membuat pembelian bahan baku tidak terjadwal dan membuat biaya

pengendalian persediaan bahan baku menjadi sangat tinggi biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp 1.977.000 dengan frekuensi pembelian rata-rata

sebanyak 9 kali per bulan. Penyebanya adalah kuantitas pembelian yang

rendah sehingga tidak tersedinya persediaan pengaman pada gudang bahan

baku.

2. Dari hasil analisis pengendalian persediaan bahan baku biji kopi dengan

menggunakan metode EOQ diketahui bahwa tingkat pemesanan bahan baku

biji kopi yang paling ekonomis sebanyak 3370 kg dengan rekuensi pembelian

bahan baku dilakukan 2 kali dalam sebulan.

3. Pada pengendalian persediaan penetapan persediaan pengaman, titik

pemesanan kembali, kapasitas maksimum dan minimum memiliki peranan

yang sangat penting karena mampu menghadapi kemungkinan untuk

terjadinya keterlambatan pengiriman atau ketidakpastian ketersediaan bahan

baku biji kopi dari distributor, sehingga untuk menjaga proses produksi agar

tidak terganggu, perusahaan harus menetapkan persediaan pengaman sebesar

351,29 kg, titik pemesanan kembali sebesar 389,10 kg, kapasitas maksimum

sebesar 3721,27 kg dan kapasitas minimum sebesar 37,81 kg. Efisiensi yang

didapatkan dari penggunaan metode EOQ dibandingkan dengan CV. LS

sebesar Rp 1.190.595 atau mencapai 60%, sehingga mampu untuk

mengoptimalkan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan.

Page 61: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

46

5.1 Saran

1. Tingkat ketersediaan bahan baku harus diperhatikan oleh perusahaan. Hal

tersebut bertujuan untuk menjaga kelancaran proses produksi di perusahaan

sehingga perusahaan mampu melayani setiap pesanan tanpa takut terkendala

kekurangan bahan baku. Pembelian bahan baku harus terjadwal dan sesuai

dengan kebutuhan yang telah dihitung menggunakan metode EOQ sesuai

dengan kebutuhan perusahaan, sehingga proses produksi mampu dioptimalkan.

2. Strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan masih dirasa kurang optimal,

sehingga disarankan perlu adanya pengadaan persediaaan di gudang bahan

baku guna menjaga kontinuitas produksi mengingat tingginya permintaan

pasar/konsumen kopi bubuk CR1. Selain itu, persediaan tersebut juga dapat

dipergunakan sebagai strategi untuk menanggulangi fluktuasi permintaan pada

waktu yang terbatas atau tiba-tiba.

3. Diharapkan penelitian yang telah dilakukan ini mampu untuk digunakan dan

dikembangkan dalam penelitian selanjutnya terkait dengan manajemen

pengendalian persediaan baik dengan metode yang sama maupun metode lain

dengan pokok bahasan yang sama.

Page 62: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

47

DAFTAR PUSTAKA

AEKI. 2017. Konsumsi Kopi Indonesia. http://www.aeki-

aice.org/tabel_konsumsi_kopi_indonesia_aeki.html. (Online). Diakses

pada 20 Agustus 2017.

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi 2008).

Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Barron, Widyadana, and Wee. 2011. Economic Order Quantity Model for

Deteriorating Items with Planned Backorder Level. Departement of

Industrial Engineering, Chung Yuan Christian University. Taiwan

Barry R. dan Jay Heizer. 2015. Manajemen Operasi (Manajemen

Keberlangsungan dan Rantai Pasok). Jakarta : Salemba Empat..

Departemen Perindustrian. 2009. Roadmap Industri Pengolahan Kopi. Jakarta :

Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia.

Ghewani, A. Dan Tushar Manwar. 2016. Analysis Of Inventory Control

Techniques- ABC & VED; A Comparative Stud. Associated Asia Research

Foundation (AARF). GE-International Journal of Management Research

Vol. 4, Issue .

Guna, Eduina and Orjola Musa. 2015. Inventory Management Through Eoq

Model A Case Study Of Shpresa Ltd, Albania. International Journal of

Economics, Commerce and Management, United Kingdom. Vol. III, Issue

12, Page 174-182.

Hadiguna, Rika A.2009. Manajemen Pabrik, Pendekatan Sistem untuk Efisiensi

dan Efektivitas. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamming, M. dan Nurnajamuddin. 2007. Manajemen Produksi Modern (Operasi

Manufaktur dan Jasa) Buku 2. Jakarta : Bumi Aksara.

Handoko, T. Hani. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi.

Yogyakarta: BPFE.

Harjito. 2010. Teori dan Aplikasi Studi Kelayakan. Jakarta : Elex Media

Komputindo.

Herjanto, E. 2008. Manajemen Operasi Edisi 3. PT Raja Grasindo Persada.

Jakarta

Herlina. A. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta : Erlangga.

Huang, Y. 2007. Economic Order Quantity under Conditionally Permissible

Delay in Payment. European Journal of Operation Research. Vol. 176.

Page 911-924.

Mubiru, Bernad and Peter. 2013. Determining EOQ in the Presence of Varying

Item Size and Stochastic Demand: A Case Study of Milk Powder Product

Page 63: ANALISIS EFISIENSI TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KOPI ...repository.ub.ac.id/7669/1/ANDIKA FIRMANUL YAQIN.pdf · Persediaan Bahan Baku Kopi Bubuk CR1 Menggunakan Metode Economic Order

48

International Journal of Scientific Research Engineering & Technology (IJSRET)

Volume 2 Issue 5 pp 304-310.

Nasution, A.H. dan Prasetrawan Y. (2008). Perencanaan & Pengendalian

Produksi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Olare R. Akinpelu dan Mufutau Olayanju. 2013. Purchasing Functions and MRP

in Foodservice Firms. European Journal of Business and Management.

Vol.5, No.13.

Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

Ristono, 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia

Indonesia

Sofyan, D.K. 2013. Perencanaa & Pengendalian Produksi. Yogyakarta : Graha

Ilmu..

Stevenson. 2014. Manajemen Operasional. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Sudjarmoko, Bedy. 2013. Prospek Pengembangan Industrialisasi Kopi Indonesia.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri.

SIRINOV, Vol 1, No 3, Desember 2013 (Hal : 99 – 110).

Xu, Yuchun and Mu Chen. 2016. Improving Just-in-Time manufacturing

operations by using Internet of Things based solutions. Cranfield

University, Cranfield, Bedfordshire, MK43 0AL, England, United

Kingdom. Procedia CIRP 56 (2016) 326–33.