analisis efisiensi pada bumn privatisasi di indonesia dengan ...
Transcript of analisis efisiensi pada bumn privatisasi di indonesia dengan ...
ANALISIS EFISIENSI PADA BUMN PRIVATISASI
DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN
FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS
TESIS
SY. NANI RAHMANI
067018065/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
ANALISIS EFISIENSI PADA BUMN PRIVATISASI
DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN
FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pembangunan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
SY. NANI RAHMANI
067018065/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis : ANALISIS EFISIENSI PADA BUMN PRIVATISASI DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS
Nama Mahasiswa : Sy. Nani Rahmani Nomor Pokok : 067018065 Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Dede Ruslan, M.Si.) (Drs. Rujiman, M.A.) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc.)
Tanggal lulus : 14 Agustus 2008
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
TELAH DIUJI PADA
Tanggal : 14 Agustus 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Dede Ruslan, M.Si.
Anggota : 1. Drs. Rujiman, M.A. 2. Dr. Muri Daulay, M.Si. 3. Irsyad Lubis, Ph.D., M.Si. 4. Kasyful Mahalli. S.E., M.Si.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
Salah satu tujuan pemerintah menerapkan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan, di samping untuk menutup defisit APBN. Dalam siaran pers RAPBN 2008, dinyatakan bahwa penyehatan dan peningkatan kinerja BUMN menjadi tujuan utama dilaksanakannya privatisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi BUMN setelah dilaksanakannya privatisasi dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu bagaimana pengaruh aset dan tenaga kerja terhadap output BUMN Privatisasi di Indonesia serta apakah terjadi efisiensi pada BUMN-BUMN tersebut. Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif berupa pengolahan data yang diperoleh berdasarkan metoda statistik dengan menggunakan Eviews versi 4.1. Dalam pengolahan data digunakan regresi berganda Metoda Efek Tetap. Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Kementerian Negara BUMN. Jenis data adalah data panel yang merupakan gabungan dari data kurun waktu (time series) tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 dan data cross section dari 10 BUMN yang telah diprivatisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset dan tenaga kerja secara bersama-sama mempengaruhi output BUMN Privatisasi di Indonesia dan bernilai positif. Di antara kedua variabel bebas tersebut, aset merupakan variabel yang memberikan kontribusi paling besar terhadap output, yaitu sebesar 1,044117; sementara itu, tenaga kerja memberikan kontribusi sebesar 0,088502 terhadap output. BUMN Privatisasi yang mempunyai rata-rata perubahan output terbesar adalah PT. Kimia Farma Tbk., sedangkan BUMN yang mempunyai rata-rata perubahan output terkecil adalah PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk. Dengan menggunakan uji wald untuk mengetahui efisiensi, maka diperoleh hasil bahwa 10 BUMN yang diteliti berada dalam kondisi Constant Return to Scale. Hal ini berarti bahwa BUMN-BUMN tersebut berada pada keadaan efisien. Kata Kunci : Badan Usaha Milik Negara, Privatisasi, Efisiensi
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
One of the objectives of government’s implementing State-Owned Enterprises (SOEs) privatization is to enhance the efficiency and productivity of the enterprises other than to fulfil deficit on State Budget of Revenue and Expenses. It is stated in the press release of 2008 State Budget of Revenue and Expenses Plan that SOEs’ health and improvement is the main goal of privatization.
The research is aimed to analyze the situation of SOEs after privatization by using Cobb-Douglas Production Function, namely how assets and labors effect the outputs of SOEs as well as whether or not the enterprises are efficient. Data analysis is conducted quantitatively, based on statistic method by using EViews version 4.1. with Fixed Effect Method. The data used in this research are secondary data from the State Ministry of SOEs. The type of data is pannel data which is combination of time series from 2001 to 2006 and cross section of 10 privatized SOEs.
The results of the research shows that assets and labors give positive impacts to outputs of privatized SOEs. Between the two independent variables, assets gives the biggest contribution to ouputs, that is 1,044117; meanwhile, labour’s contribution to output is 0,088502. Privatized SOEs which has the biggest average of output changing is PT. Kimia Farma Tbk., while the smallest one is achieved by PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk. By using wald test on efficiency, it is resulted that the 10 observed SOEs are in Constant Return to Scale. It means that the SOEs are in efficient situation. Key Words : State-Owned Enterprise, Privatization, Efficiency
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul
“Analisis Efisiensi pada BUMN Privatisasi dengan Pendekatan Fungsi Produksi
Cobb-Douglas.” Tak lupa pula solawat dan salam penulis tujukan kepada nabi besar
hingga akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa
umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang diridhoi-Nya.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Master
pada Program Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas
Sumatera Utara. Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Hj. Yulidar dan Ayd. Alm. H. Sayyid
Rolam yang telah mengasuh dan membesarkan penulis dengan kasih sayang yang
tiada hingga. Demikian juga kepada suami tercinta, Muhammad Ramli, yang telah
memberikan dukungan dan motivasi yang begitu besar, juga kepada ananda Sabiq,
Aulia dan Adib yang menjadi motivator penulis dalam menyelesaikan tesis..
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si. selaku ketua komisi pembimbing yang telah
memberikan begitu banyak sumbangan tenaga, waktu dan pikiran bagi penulis dalam
penyusunan tesis ini. Terima kasih tak terhingga juga penulis sampaikan kepada
Bapak Drs. Rujiman, M.A. selaku anggota komisi pembimbing yang telah
memberikan berbagai saran dan masukan serta kemudahan kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini. Demikian pula ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu memberikan berbagai bentuk kontribusi bagi penulis,
khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, D.M.T.&H., Sp.A (K). selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara
4. Bapak/Ibu dosen yang telah menyumbangkan ilmunya, semoga berguna bagi
penulis dan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pembangunan
angkatan 11 yang telah memberi warna dalam kehidupan penulis selama di
kampus, khususnya kepada pak Wahid, kak Leni, Yudha yang telah banyak
memberikan sumbangan ilmu dan perhatiannya bagi penulis
6. Teman-teman di BKB Adzkia yang banyak membantu dalam proses penyelesaian
penulisan tesis
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas
kebaikan dengan berlipat ganda
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi yang bernilai bagi
kita semua. Amin.
Medan, September 2008
Penulis,
Sy. Nani Rahmani
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama : Sy. Nani Rahmani
Tempat/Tanggal Lahir : Tembilahan, 10 Juni 1975
Alamat : Komp. Stella Residence M 10
Pekerjaan : PNS
Status : Menikah, 3 anak
Nama Suami : Muhammad Ramli
Nama Anak : Sabiq, Aulia, Adib
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 010 Kualalahang
2. SMPN 13 Padang
3. SMA Adabiah Padang
4. Sarjana Sastra Universitas Andalas
5. Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
I.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
I.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 10
2.1. Tinjauan Teoritis Kepemilikan pada BUMN ................................. 10
2.2. Privatisasi di Indonesia ................................................................... 11
2.3. Tinjauan Ekonomi Privatisasi ........................................................ 14
2.4. Fungsi Produksi .............................................................................. 16
2.4.1. Fungsi produksi Cobb-Douglas ........................................... 20
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
2.5. Efisiensi .......................................................................................... 26
2.6. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 29
2.7. Kerangka Penelitian ....................................................................... 34
2.8. Hipotesis Penelitian......................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 36
3.1. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 36
3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................. 36
3.3. Model Analisis ............................................................................... 36
3.4. Definisi Operasional ...................................................................... 37
3.5. Metode Analisa Data ...................................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 41
4.1. Perkembangan BUMN...................................................................... 41
4.2. Hasil Estimasi Output ....................................................................... 62
4.3. Uji Signifikansi................................................................................. 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 97
5.1. Kesimpulan . ..................................................................................... 97
5.2. Saran ................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 99
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
4.1 Perkembangan Kinerja PT. Semen Gresik Tbk ..................................... 43
4.2 Perkembangan Kinerja PT. Timah Tbk ................................................. 45
4.3 Perkembangan Kinerja PT. Telkom Tbk ............................................... 48
4.4 Perkembangan Kinerja PT. BNI Tbk .................................................... 50
4.5 Perkembangan Kinerja PT. Aneka Tambang Tbk ................................ 52
4.6 Perkembangan Kinerja PT. Pelindo 2 ................................................... 53
4.7 Perkembangan Kinerja PT. Pelindo 3 ................................................... 54
4.8 Perkembangan Kinerja PT. Kimia Farma Tbk ...................................... 57
4.9 Perkembangan Kinerja PT. Indo Farma Tbk ........................................ 60
4.10 Perkembangan Kinerja PT. Sucofindo. ................................................. 62
4.11 Hasil Model Estimasi Output Pada BUMN Privatisasi di Indonesia .... 63
4.12 Uji Koefisein Wald ................................................................................ 65
4.22 Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas ...................................................... 95
4.23 Metode Fixed Effect Dengan White Heteroskedastisitas ...................... 96
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1 BUMN Laba Tahun 2000 s.d. 2006 ...................................................... 2
1.2 BUMN Rugi Tahun 2000 s.d. 2006 ...................................................... 3
2.1 Virtuous Funding Cycle ........................................................................ 14
2.2 Kurva TP, MP, dan AP .......................................................................... 19
2.3 Constant Return to Scale ....................................................................... 23
2.4 Increasing Return to Scale ..................................................................... 23
2.5 Decreasing Return to Scale ................................................................... 24
2.6 Teorema Amplop (Envelope Theorem) ................................................ 27
2.7 Kurva LAC, Kasus Decreasing Return to Scale ................................... 27
2.8 Kurva LAC, Kasus Increasing Return to Scale ..................................... 28
2.9 Kurva LAC, Kasus Constant Return to Scale ....................................... 28
2.10 Kerangka Pikir Analisis Efisiensi pada BUMN di Indonesia dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas ............................ 35
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Data Penelitian ...................................................................................... 102
2 Hasil Pengolahan Data dengan Metode Efek Tetap .............................. 103
3 Statistik Deskriptif ................................................................................. 106
4 Matriks Marginal Productivity, Average Productivity dan Elastisitas Aset dan Labour BUMN....................................................... 109
5 Uji Multikolinieritas .............................................................................. 110
6 Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 112
7 Hasil Pengolahan Data dengan Metode OLS ........................................ 113
8 Hasil Pengolahan Data dengan Metode Efek Random ......................... 115
9 Hasil Pengolahan Data Dengan Pertumbuhan (%) ............................... 116
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum, maksud dan tujuan pendirian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
terbagi atas dua, yaitu yang bersifat ekonomi dan yang bersifat sosial. Di bidang
ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya, mengejar
keuntungan, serta menjadi perintis kegiatan-kegitan ekonomi yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. Sedangkan di bidang sosial, BUMN
dimaksudkan untuk menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak serta turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Keberadaan BUMN diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat seperti yang diamanatkan dalam pasal 33
UUD 1945.
BUMN merupakan salah satu wujud tanggung jawab pemerintah untuk
memanfaatkan sumber-sumber perekonomian negara yang digunakan untuk sebesar-
besar kesejahteraan rakyat. BUMN juga dituntut untuk dapat menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi BUMN. Di
samping itu, BUMN dapat dimanfaatkan untuk mengikutsertakan masyarakat sebagai
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
mitra kerja dalam mendukung kelancaran proses kegiatan usaha, yakni dengan
memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi yang berada di sekitar lokasi
BUMN.
Namun pada kenyataannya, perjalanan BUMN tidaklah semulus yang diharapkan.
Jika dilihat dari kinerja keuangan, banyak BUMN yang menghasilkan laba rendah,
bahkan merugi. Di bawah ini grafik perolehan laba/rugi BUMN dari tahun 2000
hingga 2006.
13.6218.65
25.4821.37
44.17 42.35
54
0
10
20
30
40
50
60
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Tahun
Laba
Ber
sih
(Rp
Trili
un)
(Sumber : Kementerian Negara BUMN, diolah)
Gambar 1.1. BUMN Laba Tahun 2000 s.d. 2006
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
-27.02
-1.66
-8.67 -8.79-5.57 -6.48
-3.45
-30
-25
-20
-15
-10
-5
0
Tahun
Laba
Ber
sih
(Rp
Trili
un)
2004 2005 200620032002 2000 2001
(Sumber : Kementerian Negara BUMN, diolah)
Gambar 1.2. BUMN Rugi Tahun 2000 s.d. 2006
Dari gambar 1.1 dan 1.2 yang berisi grafik BUMN laba/rugi tahun 2000 sampai
dengan 2006, terlihat perolehan laba meningkat secara tidak signifikan terjadi dari
tahun 2000 hingga 2002. Perolehan laba kemudian turun pada tahun 20003 dan
meningkat drastis hingga lebih dari 100% pada tahun 2004. Perolehan laba kembali
menurun pada tahun 2005, dan meningkat kembali pada tahun 2006. Sementara itu,
tahun 2000 merupakan masa dimana BUMN mengalami kerugian paling parah,
sedangkan tahun 2001 adalah tahun dimana BUMN mengalami keberhasilan terbaik
dalam meminimkan kerugiannya. Selanjutnya, data kerugian BUMN dari tahun 2002
hingga 2006 memperlihatkan pencapaian yang fluktuatif.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Di samping kinerja keuangan, BUMN juga sering mendapat kritikan dalam hal
pelayanan terhadap konsumen yang dianggap masih jauh jika dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh swasta. Demikian pula tudingan bahwa
BUMN tidak efisien, akrab dengan korupsi, dan menjadi objek bisnis atau lebih
dikenal dengan istilah “sapi perah” para politisi.
Selanjutnya, pemerintah menerapkan berbagai kebijakan yang ditujukan untuk
memperbaiki kinerja BUMN. Muncul konsepsi pemanfaatan aset pemerintah melalui
korporatisasi atau kerjasama pemerintah-swasta dan restrukturisasi BUMN yang
menuju privatisasi BUMN untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan. Dengan menerapkan kebijakan restrukturisasi dan privatisasi, diharapkan
BUMN dapat meningkatkan kinerjanya sehingga menghasilkan lebih banyak
keuntungan untuk pembangunan negara dan rakyat Indonesia.
Di sisi lain, sejak tahun 2000, pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan APBN
dengan sistem defisit (deficit budget). Kebijakan ini merupakan hasil dari
kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan lembaga keuangan internasional
seperti Dana Moneter Internasional (IMF), World Bank dan Asia Development Bank
(ADB). Dalam jangka pendek, dengan menerapkan sistem anggaran defisit ini
pemerintah akan memperoleh imbalan berupa pinjaman dari IMF, World Bank dan
ADB. Sedangkan tujuan jangka panjang dari penerapan sistem defisit pada APBN
adalah untuk memulihkan ekonomi Indonesia yang terpuruk akibat krisis ekonomi
sejak tahun 1997.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Untuk menutup defisit anggaran, pemerintah melakukan berbagai program
financing melalui pembiayaan dalam negeri dan luar negeri. Pembiayaan dari dalam
negeri dilakukan di antaranya melalui program privatisasi BUMN. Dalam hal ini,
privatisasi BUMN lebih ditujukan untuk membiayai APBN yang defisit daripada
melakukan reformasi di tubuh BUMN. Selama tahun 2001 hingga 2006, BUMN yang
diprivatisasi adalah PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, PT Socfindo, PT
Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT WNI, PT
Bank Mandiri Tbk, PT Indocement TP Tbk, PT BRI Tbk, PT PGN Tbk, PT
Pembangunan Perumahan dan PT Adhi Karya.
Hasil penjualan saham yang masuk ke dalam APBN tersebut kemudian habis
dipakai untuk pembiayaan pada tahun anggaran yang dimaksud. Dalam jangka
pendek, privatisasi BUMN dengan tujuan ini dapat mendatangkan cash. Akan tetapi
dalam jangka panjang dapat merugikan APBN karena berakibat pada pengurangan
penerimaan dividen pada tahun-tahun berikutnya karena saham pemerintah semakin
berkurang dan digantikan oleh swasta.
Berkurangnya saham pemerintah juga berakibat pada berkurangnya peran
pemerintah dalam mengambil keputusan di dalam tubuh BUMN, dimana pemerintah
akan mengurangi campur tangannya dalam kebijakan yang diambil BUMN. Situasi
ini dikhawatirkan akan membawa dampak negatif bagi rakyat dan negara Indonesia.
Kebijakan BUMN yang didominasi swasta akan lebih memihak pada golongan kuat
daripada golongan lemah dan miskin. Tujuan perusahaan yang lebih bersifat
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
mengejar profit daripada misi sosial akan berakibat pada kenaikan harga-harga (dapat
dilihat dari hasil penelitian La Porta (1997) dan Saal & Parker (2001)). Efisiensi
perusahaan juga dikhawatirkan akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja bagi
karyawan-karyawan yang dianggap tidak efisien (dapat dilihat dari hasil penelitian
Baskar & Khan (1995), La Porta & Sinales (1999) dan Megginson & Netter (2001)).
Di samping itu, penjualan saham BUMN kepada investor asing dianggap sebagai
perbuatan yang tidak nasionalis. Akibatnya, muncul resistensi dari berbagai kalangan
terhadap privatisasi, baik dari lembaga legislatif, karyawan BUMN, maupun
masyarakat luas.
Sementara itu, dari sudut pandang perusahaan, privatisasi BUMN akan
menghasilkan tambahan modal yang berarti penambahan total aset perusahaan.
Bertambahnya modal memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan usahanya
sehingga menghasilkan peningkatan volume, penciptaan produk dan atau jenis usaha
yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan. Privatisasi juga diharapkan
dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan melalui konsep
efisiensinya (dapat dilihat dari hasil penelitian Ehrlich et al. (1994) Namun, hasil
penelitian Frydman et al. (1999) menunjukkan hal yang berbeda, dimana privatisasi
yang dilaksanakan di Republik Chech, Hungaria dan Polandia tidak berakibat pada
berkurangnya biaya perusahaan.) Dengan kata lain, privatisasi berakibat pada
meningkatnya kinerja finansial dan operasional perusahaan (dapat dilihat dari hasil
penelitian Megginson et al. (1994), La Porta (1997), Frydman et al. (1999)).
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Meskipun privatisasi BUMN selalu mengundang pro dan kontra. Sampai saat ini,
Komite Privatisasi BUMN telah menyetujui sejumlah BUMN untuk diprivatisasikan
pada tahun 2008, yaitu PTPN III, PTPN IV, PTPN VII, PT. Pembangunan
Perumahan, PT. Waskita Karya, PT. Krakatau Steel, PT. Sucofindo, PT. Kawasan
Industri Jakarta, PT. Jakarta Industry Real Estate, PT. Kawasan Industri Medan, PT.
Kawasan Industri Semarang, PT. Kawasan Industri Makassar, dan PT. Kawasan
Industri Surabaya. Dalam siaran pers RAPBN 2008, disebutkan bahwa privatisasi
dilakukan sebagai sumber pembiayaan anggaran. Namun, sumber pembiayaan dari
privatisasi dirancang pada tingkat yang cukup rendah karena pemerintah menyadari
bahwa privatisasi BUMN lebih penting ditujukan untuk penyehatan dan peningkatan
kinerja BUMN, bukan semata-mata untuk memenuhi pembiayaan defisit APBN.
Penelitian ini menitikberatkan pembahasan pada tujuan privatisasi sebagaimana
tercantum dalam siaran pers RAPBN 2008 di atas. Penyehatan dan peningkatan
kinerja BUMN menjadi tujuan utama dilaksanakannya privatisasi. Karena itu,
penelitian ini akan menganalisis efisiensi pada BUMN privatisasi di Indonesia. Untuk
mengetahui hal tersebut, penulis menerapkan teori produksi Cobb-Douglas dengan 1
variabel dependen dan 2 variabel independen. Variabel dependen
pendapatan/penjualan yang merupakan proxy dari output diukur dari pengaruh
variabel independen faktor-faktor produksi modal yang diproxy dari total aset dan
tenaga kerja pada BUMN privatisasi.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dikemukakan
dalam proposal penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh total aset terhadap output BUMN privatisasi di
Indonesia
2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap output BUMN privatisasi
di Indonesia
3. Apakah terjadi efisiensi pada BUMN privatisasi di Indonesia
1.3. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Bagaimana pengaruh total aset terhadap output BUMN privatisasi di
Indonesia
2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap output BUMN privatisasi
di Indonesia
3. Apakah terjadi efisiensi pada BUMN privatisasi di Indonesia
1.4. Manfaat Penelitian
1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
pemerintah sebagai lembaga eksekutif maupun DPR sebagai lembaga
legislatif yang merupakan lembaga pengambil kebijakan. Hasil penelitian ini
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas
kebijakan program privatisasi BUMN di Indonesia sehingga tujuan privatisasi
BUMN dapat tercapai sesuai dengan yang seharusnya.
2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
bagi kalangan akademisi yang mencermati kebijakan privatisasi BUMN.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis Kepemilikan pada BUMN
Okten dan Arin (2003) mengemukakan dua pandangan tentang ekonomi
kepemilikan dan peran kepemilikan pemerintah terhadap sumber-sumber produktif,
yaitu :
1. Pandangan Sosial (The Social View)
Menurut pandangan sosial, Badan-Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
mampu mengatasi masalah kegagalan pasar dengan melaksanakan kebijakan
harga yang memperhitungkan biaya marjinal sosial dan keuntungan produksi.
Dalam pandangan ini, perusahaan swasta akan memaksimumkan keuntungan,
sedangkan BUMN akan memaksimumkan kesejahteraan sosial. Pada pasar
monopoli, maksimalisasi keuntungan akan mengakibatkan harga yang sangat
tinggi dan kuantitas yang rendah. Ketidakefisienan ini dapat diatasi dengan
kepemilikan pemerintah pada perusahaan. Selain itu, pandangan sosial juga
memperkirakan bahwa BUMN akan memilih penggunaan teknologi secara
efisien.
2. Pandangan Agensi (The Agency View)
Pandangan agensi menyatakan bahwa para manajer BUMN mungkin
kekurangan insentif dan pengawasan. Di samping itu, interfensi politik didalam
perusahaan menyebabkan terjadinya penyerapan tenaga kerja yang berlebihan,
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
buruknya pilihan produk dan lokasi, kurangnya investasi dan buruknya
penentuan insentif bagi para manajer. BUMN juga akan menggunakan teknologi
yang tidak efisien dan menggunakan modal secara berlebihan. Dari segi efisiensi
alokasi, pandangan agensi memperkirakan bahwa jika terjadi tingkat persaingan
yang wajar, maka privatisasi akan mengakibatkan peningkatan efisiensi alokasi
karena perusahaan meningkatkan produktifitasnya setelah privatisasi. Dalam hal
ini, perusahaan akan memberikan harga yang kompetitif.
2.2. Privatisasi di Indonesia
Berdasarkan pengalaman internasional, privatisasi BUMN dilakukan atas dua
alasan. Pertama, untuk mengurangi defisit fiskal dan atau menutupi kewajiban-
kewajiban (hutang-hutang) pemerintah yang jatuh tempo, dan kedua, untuk
mendorong kinerja ekonomi makro atau efisiensi makro (Ika, 2002).
Demikian pula yang terjadi di Indonesia. Pembiayaan defisit anggaran yang
bersumber dari privatisasi BUMN telah dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak
tahun 2000. Ini merupakan tujuan jangka pendek, dimana dana hasil privatisasi akan
habis digunakan untuk pembiayaan pada tahun yang bersangkutan. Meskipun
demikian dalam perspektif jangka panjang, Indonesia menetapkan tujuan privatisasi
dalam rangka efisiensi makro ekonomi. Ini dapat dilihat dari pengertian privatisasi
yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Persero (Persero). PP Nomor
33 Tahun 2005 ini mendefinisikan privatisasi sebagai “penjualan saham Persero, baik
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka peningkatan kinerja dan
nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta
memperluas kepemilikan saham oleh masyarakat”.
Menurut Mahmudin Yasin (2002), ada tiga alasan utama mengapa restrukturisasi
dan privatisasi BUMN di Indonesia perlu dilaksanakan dengan segera, yaitu :
1. Perbaikan kinerja BUMN dan peningkatan value
Pengalaman privatisasi di berbagai negara menunjukkan bahwa pemilik baru
dari sebuah BUMN lazimnya melakukan perbaikan secara lebih efektif
mengingat adanya modal, teknologi, keahlian dan/atau jaringan pemasaran yang
baru. Hal ini akan meningkatkan daya saing BUMN terhadap perusahaan swasta
dan meningkatkan laba. Selanjutnya, BUMN akan mampu melakukan ekspansi
usaha baik menggunakan sumber dana internal (laba ditahan) maupun melalui
hutang-hutang komersial tanpa mengharapkan bantuan pendanaan pemerintah.
2. Mendorong terbentuknya good governance (perusahaan yang sehat,
transparan dan akuntabel serta pemerintahan yang efektif)
Privatisasi menjadi salah satu mesin pendorong bagi pembentukan
pemerintahan yang efektif sehingga tugas-tugas pemerintahan yang berkaitan
dengan dunia usaha akan lebih terfokus, efisien dan ditekankan pada perancangan
dan penyempurnaan regulasi tingkat sektoral serta penetapan kebijakan sektor
yang jelas dan kondusif bagi investasi.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Mengurangi beban negara
Negara tidak sanggup untuk memiliki persero dengan biaya tinggi atau tidak
efisien, terutama persero yang bidang usahanya adalah kompetitif dan dapat
dikelola lebih baik oleh swasta. Privatisasi adalah bagian dari reformasi struktural
yang akan mendorong bangsa Indonesia keluar dari resesi saat ini, terutama
dengan penyerahan pengelolaan sektor-sektor yang tidak menyangkut hajat hidup
orang banyak.
Dengan demikian, beralihnya fokus peranan pengelolaan pelayanan dari pihak
pemerintah kepada pihak swasta diasumsikan akan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya. Pada saat itu, akan berlangsung mekanisme pasar.
Meningkatnya akses pasar akan mampu meningkatkan arus kas perusahaan, sehingga
perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar serta mampu memproduksi barang
dan jasa yang berkualitas, sebagaimana diperlihatkan gambar 2.1.
Pada Gambar 2.1 dapat dilihat lingkaran pengaruh positif privatisasi melalui
metode Private Placement dengan perusahaan yang berpengalaman. Dengan
privatisasi, BUMN akan memiliki modal kuat yang memadai untuk memenuhi target
dan insentif. Adanya investasi dan penggunaan teknologi baru akan membuat BUMN
lebih kompetitif dengan meningkatkan kualitas produk serta memperluas jaringan
pasar. Melalui privatisasi akan terjadi transfer teknologi dari investor baru yang dapat
dimanfaatkan dalam proses produksi sehingga perusahaan dapat menghasilkan
produk dalam waktu yang lebih cepat, kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
kompetitif. Perusahaan akan mampu memenuhi permintaan pasar sehingga
memperoleh keuntungan yang besar, dan kembali memiliki modal yang kuat.
Sound Regulatory Framework +. Incentives for Investment +. Transparency Policy Align +. Copany Incentives to
National Goals
Domestic and Internasional IPO with Private Placement with Experienced Company
Meet Market Demands
Strong Cash Flow
Increased Demands
Lower Prices
Covenant for meeting targets and incentives linked to
investments, lower prices and new technology services
Expand Network/ Busnies with New
Technology
Improved Services/Products and Development Need
Economic of Scale: Technology and management
Driven Productivity Improvemnet
(Sumber : Setyanto P. Santosa)
Gambar 2.1. Virtuous Funding Cyrcle
2.3. Tinjauan Ekonomi Privatisasi
Kajian tentang privatisasi sering dihubungkan dengan 2 aspek, yaitu aspek
efisiensi dan aspek distribusi pendapatan. Ika (2002) mengemukakan bahwa isu
efisiensi kepemilikan antara pemerintah di satu sisi dengan swasta di sisi lain berakar
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
dari teori sistem harga pada pasar persaingan sempurna. Dalam pasar persaingan
sempurna, keseimbangan pasar dapat dilihat dari sisi konsumen (maksimalisasi
kegunaan) dan sisi produsen (maksimalisasi laba).
Dalam memaksimalkan laba, perusahaan harus memilih kombinasi input yang
paling menguntungkan untuk memproduksi output. Dalam hal ini, menurut Pindick
dan Rubinfeld, perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua metode optimasi
dengan kendala, yaitu :
1. Maksimalisasi output dengan kendala biaya; artinya, dengan jumlah input
tertentu diperoleh output sebanyak mungkin.
Max f (x) subject to Σi Wi Xi = C
Y = f (x)
dimana
Y = Output
Xi = Input i
Wi = Harga input i
Σi Wi Xi = C = Persamaan biaya
2. Minimalisasi biaya dengan kendala output; artinya, dengan menggunakan
input sesedikit mungkin untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.
Min Σi Wi Xi subject to f (x) = Y
Kombinasi input yang optimal untuk menghasilkan output Y dengan harga
input W dapat diperoleh dengan menyelesaikan minimalisasi biaya dengan
kendala output, sehingga diperoleh :
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Xi* = gi (Y,W)
C (Y,W) = Σi Wi gi = (Y,W)
dimana Xi* adalah input optimal yang merupakan fungsi dari Y dan W.
Ketika hal ini berlangsung tanpa ada unsur eksternalitas, efisiensi akan tercapai
jika sumber-sumber diserahkan kepada pasar. Sebaliknya, unsur eksternalitas di sisi
konsumen dan atau produsen akan mengakibatkan terjadinya kegagalan pasar. Ketika
hal ini terjadi, peran pemerintah diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang
diperlukan. Sementara itu, privatisasi merupakan jawaban dari kegagalan pemerintah
dalam menyediakan barang dan jasa.
2.4. Fungsi Produksi
Fungsi produksi pada suatu perusahaan menggambarkan hubungan antara jumlah
keluaran (output) dengan variabel masukan (input) pada suatu waktu tertentu di
perusahaan tersebut. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3, ... , Xn)
dimana
Y = Output
X1 = Input ke–1
X2 = Input ke-2
X3 = Input ke-3
Xn = Input ke-n
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Menurut Nicholson (2005), fungsi produksi tersebut memiliki asumsi-asumsi
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Nilai input (X1, X2, X3, ... , Xn) dan output (Q) adalah positif (non negative
values).
2. Kuantitas dari input tetap (fixed input) sudah tertentu jumlahnya dan tidak
dapat diubah oleh industri selama periode tertentu.
3. Industri dapat memilih dan menggunakan berbagai kombinasi dari input X1,
X2 dan X3 untuk dapat memproduksi tingkat output tertentu, dan jumlah dari
kombinasi ini adalah tidak terbatas.
4. Teknologi dalam industri adalah semua informasi teknik tentang semua
kombinasi input untuk memproduksi output. Teknologi menyatakan bahwa
semua kombinasi input X1, X2 dan X3 dapat dilaksanakan dengan berbagai
cara dan karenanya dapat menghasilkan tingkat output yang berbeda-beda.
Fungsi produksi di atas dapat dispesifikasi lebih lanjut dalam bentuk fungsi
produksi
Q = f (K,L)
dimana
Q = output
K = input modal
L = input tenaga kerja
Dari fungsi produksi di atas, dapat dihitung total produksi yang dihasilkan (TP =
Q), tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
(Marginal Physical Product /MP) dan rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor
produksi (Average Physical Product /AP).
Jika diasumsikan bahwa salah satu input adalah konstan dalam jangka pendek,
fungsi produksi dapat disederhanakan. Diumpamakan input modal dianggap konstan,
maka fungsi produksinya menjadi
Q = TP = f (L)
Secara matematis TP akan maksimum jika turunan pertama dari fungsi nilainya
sama dengan nol. Turunan TP adalah MP, maka TP maksimum pada saat MP sama
dengan nol.
MPL = TP’= dL
dTP
Perusahaan dapat menambah jumlah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0,
penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP
merupakan indikasi terjadinya the Law of Diminishing Return (LDR).
Sementara itu, AP akan maksimum pada saat AP’ = 0. Ini terjadi pada saat AP =
MP, dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
APL = TP/L
Ini merupakan prinsip umum dalam menganalisis proses alokasi faktor produksi
yang efisien.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
19
19
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja 8 3 4 0
Tahap I Tahap II Tahap III
AP
MP
3 9 4
Output
1 2 10 5 6 7 8
MP maks
MP = 0 TP
0
Output
(Sumber : Rahardja dan Manurung)
Gambar 2.2 : Kurva TP, MP, dan AP
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 2.2 menunjukkan 3 tahapan dalam proses produksi suatu perusahaan.
Tahap I terjadi sampai pada saat kondisi AP maksimum. Pada tahap ini, penambahan
tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu,
hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari pada tambahan
upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti berproduksi pada tahap
ini.
Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marginal maupun produksi
rata-rata mengalami penurunan. Namun nilai keduanya masih positif. Penambahan
tenaga kerja akan menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum.
Sedangkan pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi lagi
karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan
mengalami kerugian. Oleh karena itu, perusahaan akan berproduksi pada tahap II.
2.4.1. Fungsi produksi Cobb-Douglas
Fungsi produksi dapat dispesifikasi dalam bentuk fungsi produksi Cobb-
Douglas. Fungsi ini dapat ditunjukkan dalam persamaan berikut :
Y = A Kα Lβ ............................................................................................... (1)
dimana
Y = output
A = koefisien teknologi
K = input modal
L = input tenaga kerja
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
α = elastisitas input modal
β = elastisitas input tenaga kerja
Menurut Joesron dan Fathorrozi (2003), dengan menggunakan fungsi
produksi Cobb-Douglas dapat diketahui beberapa hal yang sangat penting, antara
lain :
1. Marginal Physical Product dari masing-masing input, yaitu perubahan
pada output sebagai akibat perubahan-perubahan pada input. Pemahaman
tentang Marginal Physical Product penting untuk mengetahui
produktifitas masing-masing input.
Marginal Physical Product (MP) dapat diketahui melalui turunan fungsi
produksi. Jika fungsi produksi Cobb-Douglas yang digunakan adalah
Y = A Kα Lβ
MP dari kapital (Marginal Physical Product of Capital/MPK) diperoleh
dengan menghitung turunan fungsi tersebut, yaitu :
dKdQ = MPK =
KQ
KLKALKA ααα
βαβα ==−1. ................................. (2)
dan MP dari tenaga kerja (Marginal Physical Product of Labor/MPL)
adalah :
dKdQ = MPL =
KQ
KLKALKA βαβ
βαβα ==−1. ................................ (3)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Elastisitas output dari masing-masing faktor input, yaitu perubahan
persentase dari output sebagai akibat perubahan persentase dari faktor
input. Parameter ini sangat penting, terutama dalam usaha mengadakan
perbaikan dari proses produksi atau efisiensi dan juga untuk meramalkan,
misalnya dampak-dampak perubahan-perubahan dari faktor-faktor input.
Dengan kata lain, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat menjelaskan
kondisi return to scale. Return to scale dapat diperoleh melalui
penjumlahan elastisitas substitusi. Jika α + β = 1 berarti constant return to
scale, jika α + β < 1, berarti decreasing return to scale, jika α + β > 1,
berarti increasing return to scale.
Dalam persamaan, jika input dinaikkan dua kali lipat, maka :
βα )2.()2( 112 LKAQ =
ββα1
'
2.2 1 LKA a=
βαβα1
.2 1 LAK+=
12 Qβα +=
Artinya,
jika α + β = 1, maka Q2 = 2Q1 terjadi constant return to scale;
jika α + β < 1, maka Q2 < 2Q1 terjadi decreasing return to scale;
jika α + β > 1, maka Q2 < 2Q1 terjadi increasing return to scale.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Dalam grafik dapat dilihat kondisi return to scale sebagai berikut :
(Sumber : Joesron dan Fathorrozi)
Gambar 2.3 : Constant Return to Scale
Constant return to scale terjadi jika persentase pertambahan kuantitas
produksi sama besarnya dengan persentase pertambahan kuantitas faktor-
faktor produksi (oa = ab)
(Sumber : Joesron dan Fathorrozi)
Gambar 2.4 : Increasing Return to Scale
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Increasing return to scale terjadi jika persentase pertambahan kuantitas
produksi lebih besar dari persentase pertambahan kuantitas faktor-faktor
produksi.
(Sumber : Joesron dan Fathorrozi)
Gambar 2.5 : Decreasing Return to Scale
Decreasing return to scale terjadi jika persentase pertambahan kuantitas
produksi lebih kecil dari persentase pertambahan kuantitas faktor-faktor
produksi.
3. Bagian dari faktor input, yaitu tenaga kerja dan modal diketahui. Hal ini
sangat penting karena setiap proses produksi mempunyai dampak yang
berbeda-beda terhadap bagian-bagian tersebut. Dengan pengetahuan
mengenai bagian-bagian dari input juga kita dapat mengetahui sejauh
mana suatu proses perubahan bersifat padat kerja atau padat modal.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Dengan kata lain, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat menjelaskan
elastisitas input. Elastisitas input modal diperoleh melalui persamaan :
Elastisitas QK
dKdQ
KdK
QdQ
K .== ............................................................. (4)
Dengan mensubstitusikan nilai dQ/dK pada persamaan (2) ke persamaan
(4), diperoleh persamaan :
Elastisitas K = αα =QK
KQ . ................................................................... (5)
Dengan cara yang sama, diperoleh persamaan untuk elastisitas tenaga
kerja, yaitu :
Elastisitas L = ββ =QK
KQ . ................................................................... (6)
Dari persamaan di atas, diketahui bahwa koefisien regresi dari fungsi
produksi Cobb-Douglas adalah sama dengan elastisitas inputnya.
Elastisitas input berfungsi untuk menjelaskan input mana yang lebih
elastis di antara input-input yang digunakan. Di samping itu, nilai
elastisitas juga menjelaskan intensitas faktor produksi. Jika α > β, berarti
proses produksi lebih bersifat padat modal. Sebaliknya, jika β > α, berarti
proses produksi lebih bersifat padat karya.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
2.5. Efisiensi
Dalam mencapai keseimbangannya, produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi,
yaitu maksimalisasi output (output maximization) atau minimalisasi biaya (cost
minimization). Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran
yang sudah ditentukan, dicapai output maksimum. Sedangkan prinsip minimalisasi
biaya menyatakan target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya
minimum.
Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktifitas
faktor-faktor produksi yang digunakan. Produktifitas yang tinggi menyebabkan
tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dalam
jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktifitas di banding
jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi
sehingga tiap tahun biaya produksi per unit makin rendah.
Di samping itu, dalam jangka panjang, perusahaan memiliki kemampuan untuk
menambah atau mengurangi jumlah pabrik sesuai dengan tingkat produksi yang
direncanakan. Kemampuan tersebut memungkinkan perusahaan beroperasi dengan
biaya rata-rata yang minimum pada berbagai tingkat produksi. Hal ini dapat
digambarkan dalam kurva pada Gambar 2.6..
Gambar 2.6 menunjukkan titik-titik biaya rata-rata minimum pada berbagai
tingkat produksi. Dalam teori mikroekonomi, ini disebut kurva amplop. Kurva ini
merupakan kurva biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost/LAC).
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Besarnya biaya per unit minimum ditunjukkan oleh garis LAC yang bersinggungan
dengan kurva-kurva biaya rata-rata jangka pendek (short run average cost/SAC).
0 Kuatitas X3 X2
C1
C2
Biaya SAC1
SAC2 SAC3
LAC
X1
(Sumber : Rahardja dan Manurung)
Gambar 2.6 : Teorema Amplop (Envelope Theorem)
Menurut Rahardja dan Manurung (2006), ada tiga kemungkinan sudut
kemiringan kurva LAC seperti yang ditunjukkan gambar 2.7, 2.8 dan 2.9 .
LAC
Kuantitas X1 0
Biaya
(Sumber : Rahardja dan Manurung)
Gambar 2.7 : Kurva LAC, Kasus Decreasing Return to Scale
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
0
Biaya
X1
LAC
Kuantitas
(Sumber : Rahardja dan Manurung)
Gambar 2.8 : Kurva LAC, Kasus Increasing Return to Scale
LAC = LMC
0
Biaya
Kuantitas
SAC3 SMC3 SMC1 SAC1 SMC2
SAC2
(Sumber : Rahardja dan Manurung)
Gambar 2.9 : Kurva LAC, Kasus Constant Return to Scale
Gambar 2.7 menunjukkan sudut kemiringan LAC mengarah ke kanan atas. Ini
terjadi karena terlalu cepat terjadinya hukum LDR, segingga setelah titik x1
perusahaan mengalami skala produksi tidak ekonomis. Kurva LAC seperti ini bisa
terjadi pada perusahaan yang memiliki fungsi produksi Decreasing Return to Scale.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Sedangkan gambar 2.8 menunujukkan sudut kemiringan LAC ke kiri bawah.
Perusahaan mengalami inefisiensi, sehingga skala produksi tidak ekonomis lagi pada
saat jumlah produksi sudah sangat besar. Kurva LAC seperti ini terjadi bila fungsi
produksi perusahaan memiliki karakter Increasing Return to Scale.
Selanjutnya, gambar 2.9 menunjukkan kurva LAC yang berbentuk garis lurus
sejajar sumbu horizontal. Ini disebabkan karena kurva-kurva SAC sama dan
sebangun. Kurva LAC sama dengan kurva LMC (long run marginal cost) karena
kurva-kurva SMC (short run marginal cost) sejajar dan sebangun. Kurva LAC seperti
ini terjadi bila fungsi produksi perusahaan memiliki karakter Constant Return to
Scale.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi perusahaan terjadi pada
saat fungsi produksi perusahaan tersebut memiliki karakter Constant Return to Scale.
2.6. Penelitian Sebelumnya
2.6.1. Penelitian tentang Efisiensi
2.6.1.1. Penelitian Mushunje, Belete dan Freser
Mushunje, Belete dan Freser (2003) melakukan penelitian tentang
Efisiensi Teknis pada Petani di Zimbabwe. Model stochastic frontier
funtion dari Cobb-Douglas digunakan untuk menentukan efisiensi teknis
dari 44 kelompok petani kapas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah, tenaga kerja dan pestisida
berpengaruh secara signifikan terhadap output kapas. Di samping itu, hasil
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
penelitian juga menunjukkan bahwa ukuran tanah secara signifikan
mempengaruhi inefisiensi teknis dari produksi. Diasumsikan bahwa para
petani menjalankan pertanian skala kecil dan tidak memiliki sumber daya
yang cukup untuk memproduksi kapas dengan efisiensi teknis. Ada
perbedaan yang besar antara petani yang sangat rendah dalam kinerja
efisiensi teknisnya (22,2%) dan petani yang efisiensi teknisnya tinggi
(99%).
2.6.1.2. Penelitian Sukiyono
Sukiyono (2005) meneliti faktor penentu tingkat efisiensi teknik
usahatani cabai merah di kecamatan Selupu Rejang, kabupaten Rejang
Lebong. Dalam penelitian ini, digunakan fungsi produksi frontier dan
diduga dengan menggunakan metode MLE dengan mengasumsikan Cobb-
Douglas adalah bentik fungsional fungsi produksi frontier. Jumlah
responden 60 orang dipilih secara acak dengan metode acak sederhana.
Hasil dugaan fungsi produksi menunjukkan bahwa sebagian besar
peubah yang diikutsertakan dalam model, yaitu jumlah benih, jumlah
pupuk TSP, KCl, pupuk kandang, tenaga kerja luas area dan pestisida
adalah signifikan dan mempunyai tanda sesuai harapan, kecuali peubah
TSP dan tenaga kerja yang mempunyai tanda negatif. Penelitian juga
menemukan bahwa petani mempunyai efisiensi teknik antara 7% hingga
99% dengan rata-rata 65%. Hasil penelitian juga menemukan bahwa lama
pendidikan mempunyai tanda sesuai harapan dan nyata pada taraf 95%,
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
sementara ukuran usahatani tidak meskipun mempunyai tanda positif.
Lebih lanjut, faktor umur dan pengalaman petani mempunyai tanda negatif
dan bukan merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat efisiensi
teknik yang diperoleh petani.
2.6.2. Penelitian tentang Privatisasi
2.6.2.1. Penelitian Brown dan Earle
Brown dan Earle (2001) melakukan penelitian mengenai pengaruh
privatisasi terhadap produktifitas di Ukraina dengan menggunakan fungsi
produksi Cobb-Douglas. Data yang digunakan adalah data panel
perusahaan manufaktur dari tahun 1989 sampai dengan 2005. Analisis
data dilakukan dengan 3 model, yaitu Ordinary Least Square (OLS), Firm
Fixed Effects dan Firm-specific Time Trends (FT).
Hasil penelitian memberikan bukti kuatnya kontribusi privatisasi
terhadap pertumbuhan produktifitas perusahaan manufaktur agregat di
Ukraina selama periode transisi. Hasil estimasi mengimplikasikan satu
pengaruh positif substansial dari privatisasi terhadap produktifitas pada
perusahaan yang diprivatisasi kepada pemilik domestik. Meskipun
hasilnya secara rinci berbeda-beda di antara ketiga model, namun
ketiganya mengimplikasikan manfaat yang banyak dari perusahaan
privatisasi dibanding BUMN. 6 hingga 7 tahun setelah privatisasi,
perbedaan produktifitas makin meluas hingga sekitar 25%.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
2.6.2.2. Penelitian Dougherty dan McGuckin
Dougherty dan McGuckin (2001) melakukan penelitian tentang
pengaruh federalisme dan privatisasi terhadap produktifitas di perusahaan-
perusahaan China. Data yang dipergunakan adalah data dari perusahaan-
perusahaan industri di China selama tahun 1995. Dalam penelitian ini
digunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang dispesifikkan dalam istilah
log-linear produktifitas tenaga kerja.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa produktifitas tenaga kerja pada
perusahaan asing lima kali lipat lebih tinggi daripada produktifitas tenaga
kerja pada BUMN. Perusahaan asing memiliki intensitas modal tertinggi,
modal terbaru dan tingkat upah tertinggi. Perusahaan asing juga terbanyak
mengekspor penjualannya dan merupakan perusahaan yang relatif muda.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki intensitas modal terendah justru
memiliki tingkat produktifitas tenaga kerja yang lebih tinggi daripada
BUMN. Perbedaan produktifitas tenaga kerja antara perusahaan lokal dan
federal sangat besar, tergantung pada tipe kepemilikan. Produktifitas
tenaga kerja tidak berbeda antara perusahaan BUMN lokal dan federal,
sedangkan intensitas modal pada BUMN lokal lebih tinggi daripada
BUMN federal. Sementara itu, produktifitas tenaga kerja pada perusahaan
bukan BUMN federal lebih tinggi daripada lokal, namun perusahaan lokal
memiliki setengah basis modal. Perusahaan lokal juga mengekspor
sebanyak atau lebih dari perusahaan federal.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
2.6.2.3. Penelitian Iimi
Iimi (2003) meneliti hubungan antara privatisi dan pembangunan
ekonomi dengan kasus privatisasi telekomunikasi. Dalam penelitian
tersebut, Iimi mengadakan penelitian kasus empiris dengan menggunakan
teori pertumbuhan endogenus, dan menghitung pengaruh privatisasi
terhadap ekspansi jaringan telekomunikasi dengan menggunakan Wilcoxon
mached-pair signed-rank test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
privatisasi menaikkan tingkat pertumbuhan jaringan telepon utama sebesar
4.4 poin persen. Namun, pengaruh privatisasi berbeda-beda antara masing-
masing daerah, tergantung karakteristk latar belakang negara. Dalam
kesimpulannya, Iimi menyatakan bahwa penelitian empiris menunjukkan
gambaran ganda; privatisasi dapat atau tidak dapat meningkatkan kinerja
operasional dan finansial. Teori-teori ekonomi masih jauh dari
menghasilkan kesimpulan tentang pengaruh privatisasi.
Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi dan big push model, level
awal pendapatan agregat adalah signifikan bagi pembangunan ekonomi
karena infrastruktur publik memiliki pengaruh eksternalitas positif
terhadap produktifitas sektor swasta dan permintaan awal yang banyak
terhadap stok modal pemerintah akan mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi dengan cepat. Namun, karena investor-investor swasta yang
membeli saham BUMN cenderung mengabaikan eksternalitas dan
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
berkonsentrasi untuk memaksimumkan keuntungan, maka perusahaan-
perusahaan yang diswastakan tidak akan berinvestasi pada stok modal
publik, sehingga mengakibatkan under-investment equilibrium.
2.6.2.4. Penelitian Okten dan Arin
Okten dan Arin (2003) meneliti pengaruh privatisasi terhadap
Efisiensi, Produktifitas dan Pilihan Teknologi dengan mengambil sampel
22 perusahaan semen di Turki. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang diprivatisasi berubah menjadi perusahaan
dengan teknologi yang lebih intensif pada modal karena perusahaan
tersebut meningkatkan modal dan investasi serta mengurangi tenga kerja.
Kontribusi modal terhadap nilai output meningkat sedangkan kontribusi
tenaga kerja terhadap output menurun. Pilihan terhadap teknologi baru
lebih produktif karena produktifitas tenaga kerja meningkat sementara
biaya rata-rata turun. Deregulasi harga sebelum dilakukan privatisasi dan
privatisasi, bersama-sama menigkatkan efisiensi alokasi. Output
meningkat dan harga turun setelah perusahaan didorong untuk menentukan
harga sendiri dan berkompetisi satu sama lain pada tahun 1986.
2.7. Kerangka Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan suatu kerangka pemikiran terhadap
permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Output BUMN
Total asset BUMN
+
+
Jumlah tenaga kerja BUMN
Gambar 2.10 : Kerangka Pikir Analisis Efisiensi pada BUMN di Indonesia dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas
2.8. Hipotesis penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, beberapa landasan teori dan penelitian
terdahulu, disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Total aset berpengaruh positif terhadap output BUMN privatisasi di
Indonesia, ceteris paribus
2. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap output BUMN privatisasi di
Indonesia, ceteris paribus
3. Terjadi efisiensi pada BUMN privatisasi di Indonesia
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas efisiensi pada BUMN privatisasi di Indonesia dalam
kurun waktu 2001 sampai dengan 2006. Apakah total aset dan jumlah tenaga kerja
dapat benar-benar terimplikasi menjadi stimulus output BUMN privatisasi di
Indonesia selama periode penelitian dan apakah terjadi efisiensi pada BUMN
privatisasi tersebut.
3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berasal dari Kementerian Negara BUMN. Jenis data adalah data panel yang
merupakan gabungan dari data kurun waktu (time series) tahun 2001 sampai dengan
tahun 2006 dan data cross section.
3.3. Model Analisis
Untuk dapat mengetahui efisiensi pada BUMN privatisasi di Indonesia dalam
kurun waktu 2001 sampai dengan 2006, model analisis yang digunakan adalah :
Q = f (Kα, Lß)
Model diatas kemudian dibentuk ke dalam persamaan ekonometrika dengan
Metode Efek Tetap berdasarkan teori produksi Cobb-Douglas:
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
log Q it = b0 + b1 log K it, + b2 log L it + µ it
dimana
Q = output BUMN
b0 = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
K = total aset BUMN
L = tenaga kerja pada BUMN
µ = error term
i = untuk BUMN i
t = untuk tahun t
3.4. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap penelitian ini, maka disajikan definisi
orperasional sebagai berikut :
1. Output adalah total output BUMN privatisasi dari tahun 2001 s.d. 2006 yang
diproxy dari pendapatan/penjualan BUMN (dalam Rupiah)
2. Modal adalah total aset yang dimiliki oleh BUMN privatisasi dari tahun 2001
s.d. 2006 (dalam Rupiah)
3. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja pada BUMN privatisasi dari tahun
2001 s.d. 2006 (dalam Orang)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
3.5. Metode Analisa data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif berupa pengolahan data
yang diperoleh berdasarkan metoda statistik dengan menggunakan Eviews versi 4.1.
Dalam pengolahan data ini digunakan regresi berganda Metoda Efek Tetap.
Sebelum melakukan estimasi terhadap model persamaan, tahapan dan cakupan
analisis yang dilakukan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
3.5.1. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)
Uji kesesuaian dilakukan berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2), yang
kemudian dilanjutkan dengan F-test dan T-test. Koefisien determinasi (R2)
bertujuan mengetahui kekuatan variabel bebas (independent variabel)
menjelaskan variabel terikat (dependen variabel). F-tes dimaksudkan untuk
mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara bersama. T-test
dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara
parsial. Untuk memudahkan dalam proses pengolahan data, maka dalam analisis
digunakan EViews versi 4.1.
3.5.2. Pelanggaran Asumsi Klasik
Dalam suatu model regresi ada beberapa permasalahan yang biasa terjadi
yang secara statistik dapat mengganggu model yang telah ditentukan, bahkan
dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Untuk itu, maka perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang terdiri
dari :
3.5.2.1. Multikolinieritas
Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan
linear diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Interpretasi
dari persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi
bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tidak saling berkorelasi.
Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut
multikolinieritas sempurna. Multikolinieritas dapat dideteksi melalui nilai
R2.
Jika nilai R2 dari model yang diestimasi lebih kecil dari pada nilai R2
dalam regresi antar variabel bebas, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan,
tidak dapat diterima.
Jika nilai R2 dari model yang diestimasi lebih besar dari pada nilai R2
dalam regresi antar variabel bebas, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan,
diterima.
3.5.2.2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi bila varian tidak konstan atau berubah-
ubah. Dalam prakteknya, heteroskedastisitas banyak ditemui pada data
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
cross section. Akibat varian koefisien regresi yang lebih besar, maka
interval kepercayaan semakin lebar. Uji-t atau Uji-F akan terpengaruh
yang berakibat uji hipotesis tidak akurat, dan akhirnya akan berdampak
pula pada keakuratan kesimpulan.
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas maka dilakukan Uji
formal dengan teknik Uji Breusch-Pagan Godfrey (Uji BPG) dan Uji
White.
Jika var (ui) = σ2 (konstan), maka hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada heteroskedastisitas dalam model empiris yang digunakan,
diterima.
Jika var (ui) ≠ σ2 (tidak konstan atau berubah-ubah), maka hipotesis
yang menyatakan bahwa tidak ada heteroskedastisitas dalam model
empiris yang digunakan, tidak dapat diterima.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan BUMN
Dalam obyek penelitian ini akan dibahas mengenai perkembangan dari Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dengan variabel-variabel yang menjadi fokus dari
penelitian yaitu output, aset dan tenaga kerja.
4.1.1 PT. Semen Gresik Tbk
Perseroan didirikan dengan nama NV Pabrik Semen Gresik pada tanggal 25
Maret 1953 dengan Akta Notaris Raden Mr. Soewandi N0. 41. Pada tanggal 17
April 1961, NV Pabrik Semen Gresik dijadikan Perusahaan Negara (Persero)
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 132 tahun 1961, kemudian berubah
menjadi PT. Semen Gresik (Persero) berdasarkan Akta Notaris J.N. Siregar, S.H.
No. 81 tanggal 24 Oktober 1969. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami
beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Ny.
Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No 5 tanggal 5 Juli 2007 mengenai modal dasar
dan modal yang ditempatkan. Perubahan yang dimaksud berdasarkan surat
No.W7-HT.01.04-9972 tanggal 9 Juli 2007 dan diumumkan dalam berita Negara
RI No. 63 tanggal 7 Agustus 2007, tambahan berita Negara RI No. 888/I/2007.
Perseroan mendapat persetujuan melalui Keputusan Menteri Keuangan No.
859/KMK.01/1987 tanggal 23 Desember 1987, juncto Keputusan Menteri
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 untuk menawarkan saham kepada
masyarakat. Pada tanggal 4Juli 1991, Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) menyetujui pencatatan saham sebanyak 70.000.000 saham di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 30 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
menyetujui pencatatan tambahan 78.288.000 saham Perseroan. Pada tanggal 20
Juli 1995, BAPEPAM menyetujui Penawaran Umum Terbatas sejumlah
444.864.000 saham biasa dengan dasar tiga saham baru untuk setiap saham yang
beredar.
Sebagai tindak lanjut dari salah satu RUPSLB tanggal 28 Juni 2007, pada
tanggal 7 Agustus 2007, Perseroan telah melakukan pemecahan saham dengan
perbandingan 1:10. Jumlah lembar saham Perseroan yang beredar setelah
pemecahan saham tersebut menjadi sebesar 5.931.520.000 lembar saham dengan
harga pasar saham pasar awal setelah pelaksanaan pemecahan saham tersebut
adalah Rp 5.000,-.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan dan anak perusahaan meliputi berbagai
kegiatan industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen.
Lokasi pabrik Perseroan dan anak perusahaan berada di Gresik dan Tuban di
Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat serta Pangkep di Sulawesi Selatan.
Hasil produksi Perseroan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam negeri dan di
luar negeri.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Kepemilikan saham terdiri atas :
1. Pemerintah Republik Indonesia : 51,01%
2. Blue Valley Holding Pte, Ltd : 24,90%
3. Publik : 24,09%
Sementara itu anak perusahaan & perusahaan afiliasi adalah PT. Semen
Padang (SP), PT. Swadaya Graha, PT. Semen Tonasa (ST), PT. Varia Usaha, PT.
Kawasan Industri Gresik (KIG), PT. Eternit Gresik, PT. Industri Kemasan
Semen Gresik (IKSG) dan PT. United Tractors Semen Gresik (UTSG).
Perkembangan kinerja produksi PT. Semen Gresik Tbk dapat dilihat dari
hasil pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah
tenaga kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. Perkembangan Kinerja PT. Semen Gresik Tbk
Tahun
Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 4.659.203 8.763.074 6.734
2002 5.172.278 6.809.047 7.195
2003 5.449.941 6.559.495 7.195
2004 6.067.558 6.640.561 7.195
2005 7.532.208 7.296.964 6.948
2006 8.727.858 7.496.419 6.863
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Semen Gresik
Tbk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sementara itu, aset mengalami
penurunan dari tahun 2001 hingga 2003 dan naik pada tahun 2004 hingga 2006.
Sedangkan tenaga kerja meningkat pada tahun 2002, kemudian stabil hingga
tahun 2005 dan turun pada tahun 2006.
4.1.2. PT. Timah Tbk
PT. Timah Tbk. didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, SH, No. 1
tanggal 2 Agustus 1976. Akta Notaris tersebut telah beberapa kali mengalami
perubahan. Menteri Kehakiman Republik Indonesia telah memberikan
persetujuan atas perubahan akta-akta notaris Imas Fatimah, SH, No.85 tanggal 28
Juli 1995 dan No. 11 tanggal 4 Agustus 1995 melalui surat keputusan No.C2-
9985.HT.01.04.TH.95 tanggal 14 Agustus 1995 sehubungan dengan penawaran
saham Seri B dan Global Depository Receipts (GDR) secara bersamaan melalui
pasar modal domestik dan internasional.
Pada tanggal 27 September 1995, Perusahaan memperoleh persetujuan dari
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui suratnya No.S-
1246?PM/1995 untuk melakukan penawaran umum atas 176.155.000 saham Seri
B dan GDR milik perusahaan.
Ruang lingkup perusahaan dan anak perusahaannya (bersama-sama “Grup”)
berusaha dalam bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan,
pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama Perusahaan adalah berfungsi sebagai
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
perusahaan induk yang melakukan kegiatan investasi dan melakukan jasa
pemasaran kepada Grup.
Kepemilikan saham terdiri atas Pemerintah Republik Indonesia sebesar 65%
dan masyarakat sebesar 35%. Sedangkan anak perusahaan & perusahaan afiliasi
adalah Indometal London Limited, Indometal Corporation, PT. Tambang Timah,
PT. Timah Induatri, PT. Timah Eksplomin, PT. Timah Tanjung Alam Jaya, PT.
Timah Investasi Mineral, PT. Timah Batubara Utama, PT. Dok dan Perkapalan
Air Kantung dan PT. Kutaraja Tembaga Raya.
Perkembangan kinerja produksi PT. Timah Tbk dapat dilihat dari hasil
pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah tenaga
kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.2. Perkembangan Kinerja PT. Timah Tbk
Tahun
Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 1.867.247 1.921.951 5.233
2002 1.667.123 1,961.302 5.083
2003 1.945.733 1.982.585 4.890
2004 2.812.416 2.416.289 4.607
2005 3.396.150 2.748.157 4.364
2006 4.076.434 3.462.222 4.364
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Timah Tbk
mengalami fluktuasi dari tahun 2001 hingga 2003, selanjutnya mengalami
peningkatan dari tahun 2004 hingga 2006. Sementara itu, aset mengalami
peningkatan sepanjang tahun penelitian. Sedangkan tenaga kerja mengalami
penurunan dari tahun 2001 hingga 2005, dan tidak berubah pada tahun 2006.
4.1.3. PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk
Perusahaan pada mulanya merupakan bagian dari “post en telegraafdiest”
yang didirikan berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7
tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No.
52 tanggal 3 April 1884.
Pada tahun 1991, berdasarkan PP No. 25 tahun 1991, status Perusahaan
diubah menjadi Perseroan Terbatas milik Negara. Perusahaan didirikan
berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, SH, No. 128 tanggal 24 September
1991. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat
keputusan No.C2-6870.HT.01.01. Th.1991 tanggal 19 Nopember 1991 dan
diumumkan dalam Berita Negara RI No.5 tanggal 17 Januari 1992, tambahan
No.210. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan
terakhir berdasarkan Akta Notaris A. Portomuan Pohan, SH., LLM. No.4 tanggal
6 April 2006 dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI.51 tanggal 27 Juni
2006, tambahan No.666, antara lain mengubah kewenangan dan tanggung jawab
Direksi dan Komisaris.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Pada tanggal 14 November 1995 Pemerintah RI melakukan penjualan
8.400.000.000 saham melalui penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek
Jakarta, Bursa Efek Surabaya, Bursa Efek New York (NYSE) dan Bursa Efek
London (LSE).
Ruang lingkup perusahaan dan anak perusahaan adalah:
1. Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan, memasarkan atau menjual, menyewakan dan memelihara
jaringan telekomunikasi dan informatika dengan memperhatikan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual
dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dengan
memperhatikan perundang-undangan yang berlaku.
3. Menjalankan kegiatan dan usaha-usaha lain dalam rangka pemanfaatan dan
pengembangan sumber daya yang dimiliki Perusahaan dan mengoptimalkan
pemanfaatan aktiva tetap Perusahaan, fasilitas sistem informasi, fasilitas
pendidikan dan pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.
Kepemilikan saham terdiri atas :
1. Pemerintah Republik Indonesia : 51,41%
2. JPMCB US Resident (Norbax Inc.) : 9,14%
3. The Bank of New York : 7,32%
4. Publik : 32,13%
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Sementara itu, anak perusahaan & perusahaan afiliasi adalah PT. Pramindo
Ikat Nusantara, PT. Telekomunikasi Indonesia International, PT. Multimedia
Nusantara, PT. Dayamitra Telekomunikasi, PT. Graha Sarana Duta, PT.
Indonusa Telemedia, PT. Telekomunikasi Seluler, PT. Napsindo Primatel
International dan PT. Infomedia Nusantara.
Perkembangan kinerja produksi PT. Telkom Tbk dapat dilihat dari hasil
pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah tenaga
kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.3. Perkembangan Kinerja PT. Telkom Tbk
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 16.130.789 32.470.280 37.442
2002 20.802.818 44.307.096 34.678
2003 27.115.923 50.283.249 30.820
2004 33.947.766 56.179.192 29.375
2005 41.807.184 62.171.044 28.179
2006 51.294.008 75.135.745 25.466
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Telkom Tbk
mengalami peningkatan sepanjang tahun penelitian, demikian pula halnya
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
dengan aset. Sebaliknya, tenaga kerja mengalami penurunan dari tahun 2001
hingga 2006.
4.1.4. PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mulanya didirikan di
Indonesia sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia”
berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946
tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun
1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya
menjadi bank umum milik negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19
tahun 1992, tanggal 29 April 1992, dibuat di hadapan Muhani Salim S.H., yang
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11
September 1992 Tambahan No. 1A.
Ruang lingkup kegiatan Bank Negara Indonesia adalah melakukan usaha
di bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah.
Kepemilikan saham terdiri atas :
1. Pemerintah Republik Indonesia : 76,36%
2. Perseroan Terbatas : 10,21%
3. Masyarakat : 7,62%
4. Badan Usaha Asing : 5,77%
5. Karyawan : 0,04%
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Sementara itu, anak perusahaan & perusahaan afiliasi adalah BNI
Nakertrans Ltd, PT. BNI Sekuritas, PT. BNI Multifinance, PT. BNI Life
Insurance, PT. BNJ Management Ventura, PT. Bank Finconesia, PT. Amaswa,
PT. Swadharma Surya Finance, PT. Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia, PT.
Pembiayaan Artha Negara, PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia, PT.
Pemeringkat Efek Indonesia, PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT. Bank
Mizuho Indonesia, PT. Bursa Efek Jakarta dan PT. Bursa Efek Surabaya.
Perkembangan kinerja produksi PT. BNI Tbk dapat dilihat dari hasil
pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah tenaga
kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.4. Perkembangan Kinerja PT. BNI Tbk
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 2.771.755 129.053.150 13.483
2002 4.124.749 125.623.157 14.598
2003 5.002.332 131.486.870 17.475
2004 6.884.709 136.481.584 18.603
2005 7.005.194 147.812.206 19.471
2006 7.376.531 169.415.573 18.320
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. BNI Tbk
mengalami peningkatan sepanjang tahun penelitian, demikian pula halnya
dengan aset. Sedangkan tenaga kerja mengalami peningkatan dari tahun 2001
hingga 2005 dan turun pada tahun 2006.
4.1.5. PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Aneka Tambang Tbk didirikan pada
tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968,
dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang”, dan diumumkan
dalam tambahan No. 36, Berita Negara No. 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada
tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun
1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan
Negara Perseroan Terbatas(“Perusahaan Perseroan”) dan sejak itu di kenal
sebagai “Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang”.
Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan penawaran saham perdana
kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari
jumlah 1.230.769.000 saham ditempatkan dan disetor penuh.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang pertambangan
berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri,
perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian
tersebut.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Kepemilikan saham terdiri atas :
1. Pemerintah Republik Indonesia : 65%
2. Open Heimer FD. Inc. : 10%
3. Masyarakat : 25%
Sementara itu, anak perusahaan & perusahaan afiliasi adalah Antam
Finance Limited, Antam Europe B.V., Antam Resourcindo Indonesia, Borneo
Edo International.
Perkembangan kinerja produksi PT. Aneka Tambang Tbk dapat dilihat
dari hasil pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah
tenaga kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.5. Perkembangan Kinerja PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 1.735.224 2.555.511 3.683
2002 1.711.400 2.525.026 3.609
2003 2.138.811 4.326.844 3.547
2004 2.858.538 6.042.646 3.434
2005 3.287.269 6.402.714 3.239
2006 5.629.401 7.290.906 3.069
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Aneka
Tambang Tbk mengalami penurunan pada tahun 2002, kemudian meningkat
terus menerus hingga tahun 2006, demikian pula halnya dengan aset. Sedangkan
tenaga kerja mengalami penurunan sepanjang tahun penelitian.
4.1.6. PT. Pelindo 2
Perkembangan kinerja produksi PT. Pelindo 2 dapat dilihat dari hasil
pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah tenaga
kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.6. Perkembangan Kinerja PT. Pelindo 2
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 454.994 1.007.389 1.430
2002 467.465 1.021.302 1.440
2003 423.910 1.031.723 1.432
2004 455.299 1.045.140 1.369
2005 521.794 1.110.886 na
2006 590.255 1.231.379 7.521
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Pelindo 2
mengalami peningkatan pada tahun 2002, turun pada tahun 2003, kemudian
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
meningkat terus menerus hingga tahun 2006. Sementara itu, aset mengalami
peningkatan sepanjang tahun penelitian. Sedangkan tenaga kerja mengalami
fluktuasi hingga tahun 2005 dan mengalami peningkatan terbesar di tahun 2006.
4.1.7. PT. Pelindo 3
Perkembangan kinerja produksi PT. Pelindo 3 dapat dilihat dari hasil
pendapatan/penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah tenaga
kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.7. Perkembangan Kinerja PT. Pelindo 3
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 1.160.005 2.533.066 3.087
2002 1.300.533 2.543.959 3.009
2003 1.383.887 2.502.681 2.843
2004 1.502.870 2.679.907 2.791
2005 1.693.128 3.086.367 na
2006 1.782.619 3.338.890 7.521
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Pelindo 3
mengalami peningkatan sepanjang tahun penelitian. Sementara itu, aset
mengalami fluktuasi hingga tahun 2003, kemudian meningkat hingga tahun
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
2006. Sedangkan tenaga kerja mengalami penurunan hingga tahun 2005, dan
mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2006.
4.1.8. PT. Kimia Farma Tbk
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk didirikan berdasarkan akta No. 16 tanggal
16 Agustus 1971 dan diubah dengan akta perusahaan No. 18 tanggal 11 Oktober
1971 keduanya dari Soelaeman Ardjasasmita, notaris di Jakarta. Akta perubahan
ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan surat keputusan No. J.A.5/184/21 tanggal 14 Oktober 1971, dan
didaftarkan pada buku registrasi di Kantor Pengadilan negeri Jakarta di bawah
No. 2888 dan No. 2889 tanggal 20 Oktober 1971 serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 Nopember 1971, tambahan
berita Negara Republik Indonesia No. 508. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 45 tanggal 24
Oktober 2001 dari Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta, mengenai modal disetor.
Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-
12746HT.01.04.2001.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817, yang
pada saat itu bergerak dalam distribusi obat dan bahan baku obat. Pada tahun
1958, pada saat Pemerintah Indonesia menasionalisasikan semua Perusahaan
Belanda, status perusahaan tersebut diubah menjadi Perusahaan Negara. Pada
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
tahun 1969, beberapa perusahaan Negara tersebut diubah menjadi satu
perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka
Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma. Pada tahun 1971, berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1971 status Perusahaan Negara tersebut
diubah menjadi Persero dengan nama PT. Kimia Farma (Persero). Mulai Tbk
sejak tahun 2001.
Ruang lingkup perusahaan dan anak perusahaan adalah:
1. Mengadakan, menghasilkan, mengolah bahan kimia farmasi, biologi dan
lainnya yang diperlukan guna pembuatan persediaan farmasi, kontrasepsi,
kosmetika, obat tradisional, alat kesehatan, produk makanan/ minuman dan
produk lainnya termasuk bidang perkebunan dan pertambangan yang ada
hubungannya dengan produksi diatas.
2. Memproduksi pengemasan dan bahan pengemasan, mesin dan peralatan serta
sarana pendukung lainnya, baik yang terkait dengan industri farmasi maupun
industri lainnya.
3. Menyelenggarakan kegiatan pemasaran, perdagangan dan distribusi dari hasil
produksi diatas, baik hasil produksi maupun hasil produksi pihak ketiga,
termasuk bahan umum, baik di dalam dan di luar negeri, serta kegiatan-
kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha perusahaan.
4. Melakukan usaha bidang jasa, baik yang ada hubungannya dengan kegiatan
usaha perusahaan maupun jasa, upaya dan sarana pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan pada umumnya termasuk jasa konsultasi kesehatan.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
5. Menyelenggarakan jasa penunjang lainnya termasuk pendidikan, penelitian
dan pengembangan sejalan dengan maksud dan tujuan perusahaan, baik yang
dilakukan sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain.
Kepemilikan saham terdiri atas Pemerintah Republik Indonesia sebesar
90,01%, publik sebesar 9,99% dan karyawan sebesar 0,01%.
Sementara itu, anak perusahaan & perusahaan afiliasi adalah PT. Kimia
Farma Apotek, PT. Kimia Farma Trading & Distribution, PT. Sinkona Indonesia
Lestari dan PT. Kimia Farma Health Care.
Perkembangan kinerja produksi PT. Kimia Farma Tbk dapat dilihat dari
hasil pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah
tenaga kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.8. Perkembangan Kinerja PT. Kimia Farma Tbk
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 1.409.567 1.151.253 5.704
2002 1.538.712 1.038.545 5.575
2003 1.816.384 1.368.145 5.811
2004 1.925.990 1.173.438 5.604
2005 1.816.433 1.177.603 5.819
2006 2.189.715 1.261.225 5.654
Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Kimia Farma
Tbk mengalami peningkatan sepanjang tahun penelitian, kecuali tahun 2005
ketika BUMN tersebut mengalami penurunan dalam penjualan. Sementara itu,
aset mengalami fluktuasi hingga tahun 2004, kemudian meningkat hingga tahun
2006. Sedangkan tenaga kerja mengalami fluktuasi hingga tahun 2006.
4.1.9. PT. Indofarma Tbk
PT. Indonesia Farma Tbk, disingkat dengan PT. Indofarma (Persero) Tbk
didirikan berdasarkan akta No. 1 tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan akta
No. 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya dari Notaris Sutjipto, SH. Akta
pendirian ini telah disahkan dengan surat keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No.C2-2122.HT.01.01.TH.96 tanggal 13 Februari 1996 dan
diumumkan dalam Berita Negara No.43 tanggal 28 Mei 1996, Tambahan No.
4886. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, ,
terakhir dengan akta No. 13 tanggal 20 Februari 2001 dari notaris Imas Fatimah,
SH mengenai peningkatan modal dasar. Akta perubahan ini telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan surat keputusan No.C-1382.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Februari
2001. Mulai Tbk sejak tahun 2001.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Ruang lingkup perusahaan dan anak perusahaan adalah:
1. Memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi serta bahan kimia
termasuk agrokimia, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan
atas dasar upah.
2. Memproduksi obat jadi seperti obat-obatan esensial, obat generik, obat nama
dagang, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, diagnostik, kontrasepsi
serta produk makanan baik yang ada hubungannya dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan maupun yang bersifat umum termasuk untuk hewan,
baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah.
3. Memproduksi pengemasan, mesin dan peralatan serta sarana pendukung
lainnya, baik yang terkait dengan industri farmasi maupun industri lainnya.
4. Pemasaran, perdagangan dan distribusi dari produksi diatas, baik hasil
produksi sendiri maupun hasil produksi pihak ketiga, termasuk barang umum,
baik di dalam maupun di luar negeri, serta kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan usaha perusahaan.
5. Jasa baik yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha perusahaan maupun
jasa pemeliharaan kesehatan pada umumnya termasuk jasa konsultasi
kesehatan.
Kepemilikan saham terdiri atas :
1. Pemerintah Republik Indonesia : 80,66%
2. Publik : 19,32%
3. Karyawan : 0,01%
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Sementara itu, anak perusahaan & perusahaan afiliasi adalah PT.
Indofarma Global Medika dan PT. Promosindo Medika.
Perkembangan kinerja produksi PT. Indo Farma Tbk dapat dilihat dari
hasil pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah
tenaga kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.9. Perkembangan Kinerja PT. Indo Farma Tbk
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 615.426 811.624 983
2002 687.984 810.028 1.124
2003 498.206 629.217 1.566
2004 689.522 523.923 1.641
2005 684.040 518.824 1.709
2006 1.026.676 686.937 1.252
Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Indo Farma
Tbk mengalami fluktuasi hingga tahun 2003 ketika terjadi penurunan terendah,
kemudian meningkat hingga tahun 2006. Sementara itu, aset mengalami
penurunan hingga tahun 2005, kemudian meningkat pada tahun 2006. Sedangkan
tenaga kerja mengalami peningkatan hingga tahun 2005, kemudian turun pada
tahun 2006.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
4.1.10. PT. Sucofindo
PT. Superintending Company of Indonesia (Persero) yang dikenal dengan
nama PT. Sucofindo (Persero) didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 yang
disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan surat penetapan No. J.A. 5/100/8
tanggal 12 Desember 1957 dan tercantum dalam Berita Negara tanggal 18 April
1958 No. 31 serta tambahan Berita Negara No. 293 tahun 1958.
Ruang lingkup perusahaan adalah pemeriksaan, pengawasan, pemantauan,
pengujian, penilaian, penaksiran, dan pemeliharaan dan berkaitan dengan
perbankan, industri, teknologi, komoditas dan perdagangan. Sertifikat dan audit
yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu, lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja. Manajemen yang berkaitan dengan logistik, pergudangan,
properti dan sistem informasi.
Kepemilikan saham terdiri atas Pemerintah Republik Indonesia sebesar
95% dan Societe Generale de Surveillance sebesar 5%.
Sementara itu, anak perusahaan & perusahaan afiliasi adalah PT.
Sucofindo Episi, PT. Sucofindo Appraisal Utama, PT. Sucofindo Logistic, PT.
Sucofindo Perdana, PT. Sprint Consultant dan PT. Surveyor Indonesia.
Perkembangan kinerja produksi PT. Sucofindo dapat dilihat dari hasil
pendapatan/ penjualan dengan memperhatikan faktor aset dan jumlah tenaga
kerja seperti yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.10. Perkembangan Kinerja PT. Sucofindo
Tahun Pendapatan
(Rp. Juta)
Aset
(Rp. Juta)
Tenaga Kerja
(orang)
2001 501.059 581.716 3.108
2002 407.138 454.453 2.938
2003 501.131 466.068 2.889
2004 602.266 496.116 2.643
2005 681.182 577.629 2.610
2006 826.626 613.710 2.646
(Sumber: Laporan Kinerja Perusahaan BUMN, 2001-2007)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa output yang dihasilkan PT. Sucofindo
mengalami penurunan pada tahun 2002, kemudian meningkat terus menerus
hingga tahun 2006, demikian pula halnya dengan aset. Sedangkan tenaga kerja
mengalami penurunan hingga tahun 2005, kemudian naik pada tahun 2006.
4.2. Hasil Estimasi Output
Untuk melihat pengaruh aset dan tenaga kerja terhadap output BUMN Privatisasi
di Indonesia dari tahun 2001 sampai dengan 2006 serta melihat apakah terjadi
efisiensi pada BUMN-BUMN tersebut, dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan program Eviews 4.1. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
adalah fungsi produksi Cobb-Douglas dengan Metode Efek Tetap (Fixed Effect
Method). Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11. Hasil Model Estimasi Output Pada BUMN Privatisasi di Indonesia
Dependent Variable: OUTPUT? Method: Pooled Least Squares Date: 05/25/08 Time: 23:38 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ASET? 1.044117 0.137475 7.594960 0.0000
LABOR? 0.088502 0.047181 1.875793 0.0658Fixed Effects _SMGR--C -0.979966
_TTIMAH--C -0.848274 _TELKOM--C -1.245031
_BNI--C -2.423693 _ANEKAT--C -1.099191
_PEL2--C -1.172571 _PEL3--C -1.144858 _KF--C -0.694326
_INDOF--C -0.778068 _SCF--C -0.788232
R-squared 0.977104 Mean dependent var 12.36049Adjusted R-squared 0.951628 S.D. dependent var 0.539898S.E. of regression 0.090940 Sum squared resid 0.380423F-statistic 178.4584 Durbin-Watson stat 0.855351Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber : data diolah dengan eviews 4.1.)
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien
determinasi (R2) bernilai 0,9771. Ini berarti bahwa secara keseluruhan, variabel-
variabel bebas (aset dan tenaga kerja) mampu menjelaskan variabel terikat (output)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
BUMN Privatisasi di Indonesia sebesar 97,71%. Sedangkan sisanya (2,29%)
dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Jika variabel-variabel bebas diuji (uji F) secara keseluruhan (serentak), hasil
estimasi menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat signifikan pada tingkat 1%. Koefisien regresi dari aset dan tenaga kerja
bertanda positif sesuai dengan hipotesa atau harapan teoritik.
Jika dianalisis secara parsial, hasil estimasi variabel bebas aset memberikan
pengaruh yang sangat signifikan pada tingkat α = 1%, sedangkan tenaga kerja
signifikan pada tingkat α = 10%.
Sementara itu, hasil nilai t-stat (t-hitung) untuk variabel aset adalah sebesar
7,5950 dan nilai t-tabel = tN-k-1;α/2 = t N-k-1;0,05/2 = 2,00. Karena nilai t-stat > t-tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel aset mempengaruhi output pada α = 5%.
Sedangkan untuk variabel tenaga kerja diperoleh hasil nilai t-stat (t-hitung) =
1,8758 dan nilai t-tabel = tN-k-1;α/2 = t N-k-1;0,10/2 = 1,671. Karena nilai t-stat > t-tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel tenaga kerja mempengaruhi output pada α =
10%.
Selanjutnya, efisiensi dari 10 BUMN Privatisasi di Indonesia yang dimasukkan
dalam penelitian ini diukur berdasarkan kondisi return to scale. Berdasarkan hasil
estimasi, diperoleh nilai koefisien aset (α) sebesar 1,044117 dan nilai koefisien
tenaga kerja (β) sebesar 0,88502. Untuk mengetahui apakah penjumlahan dari kedua
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
koefisien tersebut menghasilkan nilai 1, <1 atau >1, maka dilakukan uji koefisien
wald.
Tabel 4.12. Uji Koefisein Wald
Wald Test: Equation: Untitled Test Statistic Value df Probabilit
y F-statistic 0.527156 (1, 56) 0.4708 Chi-square 0.527156 1 0.4678 Null Hypothesis Summary: Normalized Restriction (= 0)
Value Std. Err.
-1 + C(1) + C(2) 0.132620 0.182658 Restrictions are linear in coefficients.
Dengan restriksi α + β = 1 dari nilai koefisien variabel aset (α) dan tenaga kerja
(β), asumsi pada penelitian ini adalah:
H0 : α + β = 1
H1 : α + β ≠ 1
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dengan menggunakan uji koefisien wald
diperoleh hasil nilai Chi-square hitung = 0,527156 dan nilai chi-square tabel =
3,84146. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak dapat menolak H0 karena
nilai chi-square hitung < nilai chi-square tabel. Artinya α + β = 1, atau dengan kata
lain, terjadi constant return to scale. Hasil ini menunjukkan bahwa BUMN
Privatisasi di Indonesia mengalami efisiensi pada masa penelitian.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Untuk lebih rinci, analisis dari masing-masing perusahaan diuraikan sebagai
berikut :
4.2.1. PT. Semen Gresik Tbk
Hasil estimasi Metode Efek Tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-0,98 + 1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka output
akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja naik 1%
maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (6,27 1012 / 7,26 1012)
= 0,902
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 902.000,-.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 6,27 1012 / 7,26 1012
= 0,864
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 0,864 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMPEp =
= 0,902 / 0,864
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan:
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (6,27 1012 / 7.022)
= 79.468.812
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 79.469.812,-.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPL =
= 6,27 1012 / 7.022
= 892.908.003
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 892.908.003
terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 79.468.812 / 892.908.003
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.2. PT. Timah Tbk
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
LOG(OUTPUT)=-0,85 + 1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka output
akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja naik 1%
maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (2,63 1012 / 2,42 1012)
= 1,135
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 1.135.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 2,63 1012 / 2,42 1012
= 1,087
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 1,087 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMPEp =
= 1,135 / 1,087
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (2,63 1012 / 4.757)
= 49.205.382
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 49.205.382,-.
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 2,63 1012 / 4.757
= 552.869.456
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 552.869.456
terhadap output
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 49.205.382 / 552.869.456
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.3 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-1,245+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (3,18 1013 / 5,34 1013)
= 0,622
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 622.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 3,18 1012 / 5,34 1012
= 0,596
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 0,596 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMP
Ep =
= 0,622 / 0,596
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (3,18 1013 / 30.993)
= 91.317.394
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 91.317.394,-.
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
= 3,18 1012 / 30.993
= 1.026.038.138
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 1.026.038.138
terhadap output
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 91.317.394 / 1.026.038.138
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.4. PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-2,424+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (5,53 1012 / 1,40 1012)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 3,95
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 3.950.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 5,53 1012 / 1,40 1012
= 3,95
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 3,95 terhadap output
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMPEp =
= 4,124 / 3,95
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (5,53 1012 / 16.992)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 28.964.807,-.
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 28.964.807,-
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
= 5,53 1012 / 16.992
= 325.447.269
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 325.447.269
terhadap output
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 28.964.807 / 325.447.269
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.5. PT. Aneka Tambang Tbk
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-1,099+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (2,89 1012 / 4,86 1012)
= 0,62
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 620.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 2,89 1012 / 4,86 1012
= 0,595
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 0,595 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMPEp =
= 0,621 / 0,595
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (2,89 1012 / 3.430)
= 74.988.338,-.
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 74.988.338,-
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 2,89 1012 / 3.430
= 842.565.598
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 842.565.598
terhadap output
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 74.988.338 / 842.565.598
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.6. PT. Pelindo 2
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-1,173+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (4,86 1011 / 1,07 1012)
= 0,50
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 500.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 4,86 1011 / 1,07 1012
= 0,454
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 0,454 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMP
Ep =
= 0,474 / 0,454
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (4,86 1011 / 2.638)
= 16.396.513
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 16.396.513,-.
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
= 4,86 1011 / 2.638
= 184.230.478
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 184.230.478
terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 16.396.513 / 184.230.478
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.7. PT. Pelindo 3
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-1,145+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 1,044 * (1,47 1012 / 2,78 1012)
= 0,55
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 550.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 1,47 1012 / 2,78 1012
= 0,529
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 0,529 terhadap output
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMPEp =
= 0,552 / 0,529
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan:
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (1,47 1012 / 3.850)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 33.981.818
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 33.981.818,-.
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
= 1,47 1012 / 3.850
= 381.818.182
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 381.818.182
terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 33.981.818 / 381.818.182
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.8. PT. Kimia Farma Tbk
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-0,694+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (1,78 1012 / 1,20 1012)
= 1,55
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 1.550.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 1,78 1012 / 1,2 1012
= 1,483
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 1,483 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMPEp =
= 1,549 / 1,483
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (1,78 1012 / 5.695)
= 27.817.384
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 27.817.384,-.
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 1,78 1012 / 5.695
= 312.554.873
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 312.554.873
terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 27.817.384 / 312.554.873
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.9. PT. Indo Farma Tbk
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-0,778+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (7,00 1011 / 6,63 1011)
= 1,10
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 1.100.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 7,00 1012 / 6,63 1012
= 1,056
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 1,056 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMP
Ep =
= 1,102 / 1,056
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (7,00 1011 / 1.379)
= 45.177.665
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 45.177.665,-.
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
= 7,00 1011 / 1.379
= 507.614.213
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 507.614.213
terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 45.177.665 / 507.614.213
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
4.2.10. PT. Sucofindo
Hasil estimasi metode efek tetap yang ditunjukkan pada tabel 4.11, dimana
output dipengaruhi oleh aset dan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
LOG(OUTPUT)=-0,788+1,044*LOG(ASET) + 0,089*LOG(LABOR)
Std. Error (0,1375) (0,0472)
t-stat (7,5950)*** (1,8758)*
Keterangan : *** signifikan pada α = 1%
* signifikan pada α = 10%
Dari persamaan diatas didapatkan hasil bahwa jika aset naik 1% maka
output akan meningkat sebesar 1,044%, ceteris paribus. Dan jika tenaga kerja
naik 1% maka output akan meningkat sebesar 0,089%, ceteris paribus.
Untuk mengetahui marginal productivity aset, maka dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
AQMP
AQ
Aset α==∂∂
= 1,044 * (5,87 1011 / 5,32 1011)
= 1,15
Artinya bahwa apabila nilai aset meningkat Rp 1 juta maka output akan
meningkat sebesar Rp 1.150.000,-.
Untuk mengukur rata-rata produktivitas aset (APAset), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
AQAPAset =
= 5,87 1011 / 5,32 1011
= 1,103
Artinya nilai rata-rata produktivitas aset adalah 1,103 terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of Asset,
maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
A
A
APMPEp =
= 1,152 / 1,103
= 1,044
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
aset yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel 4.11).
Sedangkan marginal productivity tenaga kerja diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
LQMP
LQ
Labour β==∂∂
= 0,089 * (5,87 1011 / 2.806)
= 18.618.318
Artinya bahwa apabila tenaga kerja bertambah 1 orang maka output akan
meningkat sebesar Rp 18.618.318,-.
Untuk mengukur rata-rata produk tenaga kerja (APL), maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
LQAPLabour =
= 5,87 1011 / 2.806
= 209.194.583
Artinya nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja adalah 209.194.583
terhadap output.
Dari perhitungan Marginal Productivity dan Average Productivity of
Labour, maka diperoleh nilai elastisitas sebesar :
Labour
Labour
APMP
Ep =
= 18.618.318 / 209.194.583
= 0,089
Hasil nilai elastisitas ini sesuai dengan nilai koefisien regresi pada variabel
tenaga kerja yang diperoleh dari pengolahan data dengan eviews (lihat tabel
4.11).
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari model diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Metode Efek Tetap menunjukkan adanya hubungan positif antara perubahan aset
dan tenaga kerja dengan perubahan output.
2. Perusahaan yang mempunyai rata-rata perubahan output terbesar adalah PT.
Kimia Farma Tbk.
3. Sedang perusahaan yang mempunyai rata-rata perubahan output terkecil adalah
PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.
4.3. Uji Signifikansi
Mempertimbangkan bahwa dalam model regresi yang ingin dicapai adalah Best
Blue Unbiased Estimator (BLUE) dan ada kalanya sering dijumpai dalam model
regresi berbagai masalah terutama pelanggaran terhadap asumsi klasik, maka dalam
penelitian ini dilakukan pengujian asumsi klasik berupa multikolinieritas dan
heteroskedastisitas.
4.3.1. Multikolinieritas
Interpretasi dari model regresi secara implisit bergantung pada asumsi bahwa
antar variabel bebas yang digunakan dalam model tersebut tidak saling
berkolerasi. Koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai
ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar
satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun interpretasi
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
ini menjadi salah apabila terdapat hubungan linear antar variabel bebas. Berikut
ini hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.12 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas
Variabel R2
ASET? 0,947370
LABOR? 0,931670
(Sumber: Lampiran 4)
Berdasarkan pada tabel 4.22, diatas dapat terlihat bahwa nilai R2 dari model
yang diestimasi yaitu 0,977104 lebih besar dari pada nilai R2 dalam regresi antar
variabel bebas yaitu : 0,947370 dan 0,931670. Berdasarkan ketentuan rule of
thumb dan metode ini dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut tidak
ditemukan adanya multikolinieritas.
4.3.2. Heteroskedastisitas
Dalam model regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran
parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah var (u1) σ2 (konstan),
semua sesatan mempunyai variansi yang sama. Padahal ada kasus-kasus tertentu
dimana variansi u1 tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah.
Berdasarkan tabel 4.23, diperoleh hasil bahwa akibat dikonsistensikannya
varian error (residual) tidak memberikan perbedaan pada koefisien regresi, tetapi
standard error koefisien memang menjadi sedikit lebih rendah. Ini sekaligus
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
menunjukkan bahwa heteroskedastisitas sesungguhnya tidak ada pada data awal.
(Nachrowi dan Usman, H., 2006).
Tabel 4.23. Metode Fixed Effect Dengan White Heteroskedastisitas
Dependent Variable: OUTPUT? Method: Pooled Least Squares Date: 06/06/08 Time: 22:40 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ASET? 1.044117 0.122541 8.520549 0.0000
LABOR? 0.088502 0.043759 2.022486 0.0480Fixed Effects _SMGR--C -0.979966
_TTIMAH--C -0.848274 _TELKOM--C -1.245031
_BNI--C -2.423693 _ANEKAT--C -1.099191
_PEL2--C -1.172571 _PEL3--C -1.144858 _KF--C -0.694326
_INDOF--C -0.778068 _SCF--C -0.788232
R-squared 0.977104 Mean dependent var 12.36049Adjusted R-squared 0.951628 S.D. dependent var 0.539898S.E. of regression 0.090940 Sum squared resid 0.380423F-statistic 178.4584 Durbin-Watson stat 0.855351Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Data diolah dengan eviews 4.1)
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aset dan tenaga kerja secara bersama-sama mempengaruhi output perusahaan
BUMN Privatisasi di Indonesia dan bernilai positif. Di antara kedua variabel
bebas tersebut, aset merupakan variabel yang memberikan kontribusi paling
besar pada output 10 perusahaan BUMN yang diteliti.
2. BUMN Privatisasi yang mempunyai rata-rata perubahan output terbesar
adalah PT. Kimia Farma Tbk., sedangkan perusahaan yang mempunyai rata-
rata perubahan output yang terkecil adalah PT. Bank Negara Indonesia (BNI)
Tbk.
3. Dengan menggunakan uji wald untuk mengetahui efisiensi, maka diperoleh
hasil bahwa 10 BUMN yang diteliti berada dalam kondisi Constant Return to
Scale. Hal ini berarti bahwa BUMN tersebut berada pada keadaan efisien.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan
beberapa saran sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian sebagai berikut:
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Dengan memperhatikan faktor aset dan tenaga kerja yang mempengaruhi
output pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa koefisien regresi atau
elastisitas pada tenaga kerja yang cukup rendah. Oleh karena itu, maka
diharapkan pada stakeholder, dalam hal ini Pemerintah Indonesia, dan pada
pengelola perusahaan BUMN untuk meningkatkan keahlian atau skill dari
tenaga kerja baik melalui pelatiham, training, melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi dan lain sebagainya.
2. Karena besaran rata-rata perubahan output BUMN privatisasi berbeda satu
sama lain, maka diharapkan pada stakeholder, dalam hal ini Pemerintah
Indonesia, dan pada pengelola perusahaan BUMN untuk meningkatkan
pengelolaan BUMN yang mempunyai rata-rata perubahan output kecil dan
mempelajari pencapaian BUMN yang mempunyai rata-rata perubahan output
yang lebih besar dan terbesar.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
---------------------. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.
---------------------. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2005 Tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero). Jakarta. Avishur, Arieh. 2000. A Positive Theory of Privatization. Journal of Applied
Economics, Vol. III, No. 1. Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta. Penerbit Erlangga. Bastian, Indra. 2000. Model Pengelolaan Privatisasi. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta. Bastian, Indra. 2002. Privatisasi di Indonesia Teori dan Implementasi. Jakarta.
Penerbit Salemba Empat. Brown, J. David, John S. Earle dan Elmos Telegdi. 2004. Does Privatization Raise
Productivity? Evidence from Panel Data on Manufacturing Firms in Hungary, Romania, Russia and Ukraine.
Dougherty, Sean M. 2001. The Effects of Federalism and Privatization on
Productivity in Chinese Firms. Iimi, Atushi. 2003. Rethinking Privatization and Economic Development : A
Sampling of Evidence. Tokyo. Japan Bank for International Cooperation. Ika, Syahrir dan Agunan P. Samosir. 2002. Analisis Privatisasi BUMN Dalam
Rangka Pembiayaan APBN. Jakarta. Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol.6 No.4.
Joesron, Tati S. dan M. Fathorrozi. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Beberapa
Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Kurniawan, M. Herry.1996.Analisis Skala Ekonomis pada Industri Sabun dan Bahan
Pembersih Keperluan Rumah Tangga Termasuk Tapal Gigi dengan Pendekatan Fungsi Biaya Cobb-Douglas Periode 1977-1992. Bandung. Universitas Padjadjaran.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometruka Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta. Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.
Nicholson, Walter. 2005. Microeconomic Theory – Basic Principles and Extensions.
9th Ed. Macmillan Publishing Company. Okten, Cagla & Peren Arin. 2003. How Does Privatization Affect Efficiency,
Productivity and Technology Choice?: Evidence from Turkey. Patriadi, Pandu. 2004. Studi Banding Kebijakan BUMN di Beberapa Negara. Jakarta.
Kajian Ekonomi dan Keuangan. Patriadi, Pandu. 2004. Analisis terhadap Financial Engineering (FE) yang Dilakukan
BUMN Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Perusahaan (Studi Kasus Privatisasi BUMN Non IPO). Jakarta. Kajian Ekonomi dan Keuangan.
Priambodo, Dibyo Soemantri. 2004. Perjalanan Panjang dan Berliku Refleksi BUMN
1993-2003 Sebuah Catatan Tentang Peristiwa, Pandangan dan Renungan dalam Satu Dasawarsa. Yogyakarta. Penerbit Media Pressindo.
Purwoko. 2002. Model Privatisasi BUMN Yang Mendatangkan Manfaat Bagi
Pemerintah dan Masyarakat Indonesia. Jakarta. Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol.6 No.1
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2006. Teori Ekonomi Mikro Suatu
Pengantar. Jakarta. LP FEUI Santosa, Setyanto P. 2007. Privatisasi: Penerapan Naionalisme Pengelolaan BUMN.
Jakarta. Santosa, Setyanto P. 2005. Implementasi Privatisasi BUMN dan Pengaruhnya
Terhadap Nasionalisme. Jakarta. Sunarsip. 2007. Prospek Kebijakan BUMN 2008. Jakarta. Majalah Gatra Edisi No.07
Tahun XIV. Sunarsip. 2007. Mencari Format Privatisasi yang Tepat bagi Indonesia. Jakarta.
Republika, Rubrik ”Pareto” hal. 16. Tumiwa, Fabby. 2003. Privatisasi BUMN, Tinjauan Kasus di Sektor Listrik.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Ulfa, Almizan dan Akhmad Yasin. 2003. Model Alternatif Forecasting Deviden BUMN. Jakarta. Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol.7, No.2.
Yasin, Mahmudin. 2002. Reformasi BUMN : Upaya Menata Ulang Peran
Pemerintah dalam Dunia Usaha. Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional ”Strategi Reformasi BUMN” Bisnis Indonesia dan FE UGM, Jakarta, 27-28 Maret 2002.
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 1. Data Penelitian
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 2. Hasil Pengolahan Data dengan Metode Efek Tetap Dependent Variable: OUTPUT? Method: Pooled Least Squares Date: 05/25/08 Time: 23:38 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
ASET? 1.044117 0.137475 7.594960 0.0000 LABOR? 0.088502 0.047181 1.875793 0.0658
Fixed Effects _SMGR--C -0.979966
_TTIMAH--C -0.848274 _TELKOM--C -1.245031
_BNI--C -2.423693 _ANEKAT--C -1.099191
_PEL2--C -1.172571 _PEL3--C -1.144858 _KF--C -0.694326
_INDOF--C -0.778068 _SCF--C -0.788232
R-squared 0.977104 Mean dependent var 12.36049 Adjusted R-squared 0.951628 S.D. dependent var 0.539898 S.E. of regression 0.090940 Sum squared resid 0.380423 F-statistic 178.4584 Durbin-Watson stat 0.855351 Prob(F-statistic) 0.000000
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Estimation Command: ===================== EST(F,M=500,C=0.0001) OUTPUT? ASET? LABOR? Estimation Equations: ===================== OUTPUT_SMGR = C(3) + C(1)*ASET_SMGR + C(2)*LABOR_SMGR OUTPUT_TTIMAH = C(4) + C(1)*ASET_TTIMAH + C(2)*LABOR_TTIMAH OUTPUT_TELKOM = C(5) + C(1)*ASET_TELKOM + C(2)*LABOR_TELKOM OUTPUT_BNI = C(6) + C(1)*ASET_BNI + C(2)*LABOR_BNI OUTPUT_ANEKAT = C(7) + C(1)*ASET_ANEKAT + C(2)*LABOR_ANEKAT OUTPUT_PEL2 = C(8) + C(1)*ASET_PEL2 + C(2)*LABOR_PEL2 OUTPUT_PEL3 = C(9) + C(1)*ASET_PEL3 + C(2)*LABOR_PEL3 OUTPUT_KF = C(10) + C(1)*ASET_KF + C(2)*LABOR_KF OUTPUT_INDOF = C(11) + C(1)*ASET_INDOF + C(2)*LABOR_INDOF OUTPUT_SCF = C(12) + C(1)*ASET_SCF + C(2)*LABOR_SCF Substituted Coefficients: ===================== OUTPUT_SMGR = -0.9799657274 + 1.044117367*ASET_SMGR + 0.08850219209*LABOR_SMGR OUTPUT_TTIMAH = -0.8482742254 + 1.044117367*ASET_TTIMAH + 0.08850219209*LABOR_TTIMAH OUTPUT_TELKOM = -1.245031296 + 1.044117367*ASET_TELKOM + 0.08850219209*LABOR_TELKOM OUTPUT_BNI = -2.423692872 + 1.044117367*ASET_BNI + 0.08850219209*LABOR_BNI OUTPUT_ANEKAT = -1.099191134 + 1.044117367*ASET_ANEKAT + 0.08850219209*LABOR_ANEKAT
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
104
104
OUTPUT_PEL2 = -1.172571296 + 1.044117367*ASET_PEL2 + 0.08850219209*LABOR_PEL2 OUTPUT_PEL3 = -1.144857742 + 1.044117367*ASET_PEL3 + 0.08850219209*LABOR_PEL3 OUTPUT_KF = -0.6943259745 + 1.044117367*ASET_KF + 0.08850219209*LABOR_KF OUTPUT_INDOF = -0.7780676937 + 1.044117367*ASET_INDOF + 0.08850219209*LABOR_INDOF OUTPUT_SCF = -0.7882317915 + 1.044117367*ASET_SCF + 0.08850219209*LABOR_SCF
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 3. Statistik Deskriptif Output
Keterangan _SMGR _TTIMAH _TELKOM _BNI _ANEKAT _PEL2 _PEL3 _KF _INDOF _SCF Mean 6.27E+12 2.63E+12 3.18E+13 5.53E+12 2.89E+12 4.86E+11 1.47E+12 1.78E+12 7.00E+11 5.87E+11 Median 5.76E+12 2.38E+12 3.05E+13 5.94E+12 2.50E+12 4.61E+11 1.44E+12 1.82E+12 6.86E+11 5.52E+11 Maximum 8.73E+12 4.08E+12 5.13E+13 7.38E+12 5.63E+12 5.90E+11 1.78E+12 2.19E+12 1.03E+12 8.27E+11 Minimum 4.66E+12 1.67E+12 1.61E+13 2.77E+12 1.71E+12 4.24E+11 1.16E+12 1.41E+12 4.98E+11 4.07E+11 Std. Dev. 1.56E+12 9.68E+11 1.32E+13 1.86E+12 1.48E+12 6.04E+10 2.37E+11 2.78E+11 1.76E+11 1.51E+11 Skewness 0.628526 0.448645 0.285747 -0.401851 1.142874 0.889428 0.098337 0.039174 1.038193 0.489808 Kurtosis 1.941606 1.680197 1.804069 1.636659 3.009098 2.483990 1.683885 2.032562 3.258912 2.111685
Jarque-Bera 0.675094 0.636752 0.439214 0.626159 1.306182 0.857649 0.442710 0.235519 1.094604 0.437188 Probability 0.713518 0.727329 0.802834 0.731192 0.520435 0.651274 0.801432 0.888910 0.578509 0.803648
Sum 3.76E+13 1.58E+13 1.91E+14 3.32E+13 1.74E+13 2.91E+12 8.82E+12 1.07E+13 4.20E+12 3.52E+12 Sum Sq. Dev.
1.21E+25 4.69E+24 8.73E+26 1.73E+25 1.09E+25 1.83E+22 2.81E+23 3.87E+23 1.55E+23 1.14E+23
Observations 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Aset
Keterangan _SMGR _TTIMAH
_TELKOM
_BNI _ANEKAT
_PEL2 _PEL3 _KF _INDOF _SCF
Mean 7.26E+12 2.42E+12 5.34E+13 1.40E+14 4.86E+12 1.07E+12 2.78E+12 1.20E+12 6.63E+11 5.32E+11 Median 7.05E+12 2.20E+12 5.32E+13 1.34E+14 5.18E+12 1.04E+12 2.61E+12 1.18E+12 6.58E+11 5.37E+11 Maximum 8.76E+12 3.46E+12 7.51E+13 1.69E+14 7.29E+12 1.23E+12 3.34E+12 1.37E+12 8.12E+11 6.14E+11 Minimum 6.56E+12 1.92E+12 3.25E+13 1.26E+14 2.53E+12 1.01E+12 2.50E+12 1.04E+12 5.19E+11 4.54E+11 Std. Dev. 8.24E+11 6.07E+11 1.47E+13 1.64E+13 2.04E+12 8.48E+10 3.49E+11 1.11E+11 1.31E+11 6.76E+10 Skewness 1.067979 0.869949 0.063858 1.054932 -0.136467 1.199005 0.778248 0.248153 0.062675 -0.006601 Kurtosis 2.878144 2.383099 2.170737 2.738470 1.402415 2.960238 1.915400 2.410806 1.444461 1.280547
Jarque-Bera 1.144291 0.851953 0.175997 1.129980 0.656693 1.438009 0.899759 0.148367 0.608854 0.739173 Probability 0.564313 0.653132 0.915762 0.568366 0.720114 0.487237 0.637705 0.928501 0.737546 0.691020
Sum 4.36E+13 1.45E+13 3.21E+14 8.40E+14 2.91E+13 6.45E+12 1.67E+13 7.17E+12 3.98E+12 3.19E+12 Sum Sq. Dev. 3.39E+24 1.84E+24 1.09E+27 1.34E+27 2.07E+25 3.60E+22 6.10E+23 6.15E+22 8.55E+22 2.29E+22
Observations 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Tenaga Kerja
Keterangan _SMGR _TTIMAH
_TELKOM
_BNI _ANEKAT
_PEL2 _PEL3 _KF _INDOF _SCF
Mean 7021.667 4756.833 30993.33 16991.67 3430.167 2638.400 3850.200 5694.500 1379.167 2805.667 Median 7071.500 4748.500 30097.50 17897.50 3490.500 1432.000 3009.000 5679.000 1409.000 2767.500 Maximum 7195.000 5233.000 37442.00 19471.00 3683.000 7521.000 7521.000 5819.000 1709.000 3108.000 Minimum 6734.000 4364.000 25466.00 13483.00 3069.000 1369.000 2791.000 5575.000 983.0000 2610.000 Std. Dev. 201.7361 369.3071 4388.234 2399.248 235.1837 2729.604 2055.555 103.2216 300.1609 203.0277 Skewness -0.335596 0.088811 0.318365 -0.555663 -0.515721 1.499593 1.487220 0.198744 -0.166023 0.383921 Kurtosis 1.480783 1.434364 1.887714 1.680919 1.854981 3.249462 3.232915 1.476008 1.386276 1.628010
Jarque-Bera 0.689630 0.620691 0.410652 0.743755 0.593735 1.886947 1.854487 0.620137 0.678590 0.617985 Probability 0.708351 0.733193 0.814382 0.689439 0.743142 0.389273 0.395643 0.733397 0.712272 0.734186
Sum 42130.00 28541.00 185960.0 101950.0 20581.00 13192.00 19251.00 34167.00 8275.000 16834.00 Sum Sq. Dev. 203487.3 681938.8 96283003 28781951 276556.8 29802953 16901221 53273.50 450482.8 206101.3
Observations 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
108
108
E E
Lampiran 4. Matriks Marginal Productivity, Average Productivity dan Elastisitas Aset dan Labour BUMN
NAMA BUMN MPA MPL APA APL A L
PT. Semen Gresik Tbk. 0,902 79.468.812 0,864 892.908.003 1,044 0,089
PT. Timah Tbk 1,135 49.205.382 1,087 552.869.456 1,044 0,089
PT. Telkom Tbk 0,622 91.317.394 0,596 1.026.038.138 1,044 0,089
PT. BNI Tbk 4,124 28.964.807 3,95 325.447.269 1,044 0,089
PT. Aneka Tambang Tbk 0,62 74.988.338 0,595 842.565.598 1,044 0,089
PT. Pelindo 2 0,50 16.396.513 0,454 184.230.478 1,044 0,089
PT. Pelindo 3 0,55 33.981.818 0,529 381.818.182 1,044 0,089
PT. Kimia Farma Tbk 1,55 27.817.384 1,483 312.554.873 1,044 0,089
PT. Indo Farma Tbk 1,10 45.177.665 1,056 507.614.213 1,044 0,089
PT. Sucofindo 1,15 18.618.318 1,103 209.194.583 1,044 0,089
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 5. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas untuk Variabel Aset Dependent Variable: ASET? Method: Pooled Least Squares Date: 06/06/08 Time: 20:04 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
LABOR? -0.049686 0.118815 -0.418178 0.6777 Fixed Effects _SMGR--C 13.04991
_TTIMAH--C 12.55517 _TELKOM--C 13.93604
_BNI--C 14.35374 _ANEKAT--C 12.82499
_PEL2--C 12.19088 _PEL3--C 12.60818 _KF--C 12.26242
_INDOF--C 11.97019 _SCF--C 11.89391
R-squared 0.947370 Mean dependent var 12.59308 Adjusted R-squared 0.944683 S.D. dependent var 0.779631 S.E. of regression 0.096490 Sum squared resid 0.437584 F-statistic 367.4260 Durbin-Watson stat 0.620949 Prob(F-statistic) 0.000000
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Uji Multikolinieritas untuk Variabel Tenaga Kerja Dependent Variable: LABOR? Method: Pooled Least Squares Date: 06/06/08 Time: 20:06 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
ASET? -0.074607 0.178409 -0.418178 0.6777 Fixed Effects _SMGR--C 4.805646
_TTIMAH--C 4.599303 _TELKOM--C 5.510775
_BNI--C 5.281620 _ANEKAT--C 4.478174
_PEL2--C 4.193769 _PEL3--C 4.476257 _KF--C 4.656337
_INDOF--C 4.012049 _SCF--C 4.321691
R-squared 0.931670 Mean dependent var 3.704326 Adjusted R-squared 0.917131 S.D. dependent var 0.410733 S.E. of regression 0.118237 Sum squared resid 0.657064 F-statistic 64.08364 Durbin-Watson stat 0.113632 Prob(F-statistic) 0.000000
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 6. Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: OUTPUT? Method: Pooled Least Squares Date: 06/06/08 Time: 22:40 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
ASET? 1.044117 0.122541 8.520549 0.0000 LABOR? 0.088502 0.043759 2.022486 0.0480
Fixed Effects _SMGR--C -0.979966
_TTIMAH--C -0.848274 _TELKOM--C -1.245031
_BNI--C -2.423693 _ANEKAT--C -1.099191
_PEL2--C -1.172571 _PEL3--C -1.144858 _KF--C -0.694326
_INDOF--C -0.778068 _SCF--C -0.788232
R-squared 0.977104 Mean dependent var 12.36049 Adjusted R-squared 0.951628 S.D. dependent var 0.539898 S.E. of regression 0.090940 Sum squared resid 0.380423 F-statistic 178.4584 Durbin-Watson stat 0.855351 Prob(F-statistic) 0.000000
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 7. Hasil Pengolahan Data dengan Metode OLS Dependent Variable: OUTPUT? Method: Pooled Least Squares Date: 07/20/08 Time: 20:09 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
C 6.517511 0.624145 10.44230 0.0000 ASET? 0.246232 0.081673 3.014869 0.0039
LABOR? 0.740260 0.155026 4.775064 0.0000 R-squared 0.782330 Mean dependent var 12.36049 Adjusted R-squared 0.774415 S.D. dependent var 0.539898 S.E. of regression 0.256429 Sum squared resid 3.616565 F-statistic 98.83816 Durbin-Watson stat 0.141902 Prob(F-statistic) 0.000000 Uji Multikolinieritas Dependent Variable: ASET? Method: Pooled Least Squares Date: 07/20/08 Time: 20:13 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.949133 1.627503 1.197621 0.2362 OUTPUT? 0.575978 0.191046 3.014869 0.0039 LABOR? 0.951474 0.251125 3.788853 0.0004
R-squared 0.795823 Mean dependent var 12.59308 Adjusted R-squared 0.786944 S.D. dependent var 0.779631 S.E. of regression 0.392191 Sum squared resid 8.459757 F-statistic 85.12333 Durbin-Watson stat 0.036479 Prob(F-statistic) 0.000000
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Dependent Variable: LABOR? Method: Pooled Least Squares Date: 07/20/08 Time: 20:14 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
C -3.928709 0.583746 -6.730163 0.0000 OUTPUT? 0.395902 0.082910 4.775064 0.0000
ASET? 0.217540 0.057416 3.788853 0.0004 R-squared 0.798857 Mean dependent var 3.704326 Adjusted R-squared 0.791543 S.D. dependent var 0.410733 S.E. of regression 0.187529 Sum squared resid 1.934190 F-statistic 109.2189 Durbin-Watson stat 0.153010 Prob(F-statistic) 0.000000
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 8. Hasil Pengolahan Data dengan Metode Efek Random Dependent Variable: OUTPUT? Method: GLS (Variance Components) Date: 07/20/08 Time: 20:23 Sample: 2001 2006 Included observations: 6 Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 58
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.075422 1.139856 2.698078 0.0092 ASET? 0.723462 0.095095 7.607750 0.0000
LABOR? 0.067097 0.043706 1.535195 0.1293 Random Effects
_SMGR--C 0.221811 _TTIMAH--C 0.191260 _TELKOM--C 0.256400
_BNI--C -0.770425 _ANEKAT--C 0.027176
_PEL2--C -0.248992 _PEL3--C -0.084966 _KF--C 0.251903
_INDOF--C 0.063057 _SCF--C 0.037117
GLS Transformed Regression
R-squared 0.966656 Mean dependent var 12.36049 Adjusted R-squared 0.965444 S.D. dependent var 0.539898 S.E. of regression 0.100363 Sum squared resid 0.554002 Durbin-Watson stat 0.554718
Unweighted Statistics including
Random Effects
R-squared 0.974190 Mean dependent var 12.36049 Adjusted R-squared 0.973251 S.D. dependent var 0.539898 S.E. of regression 0.088301 Sum squared resid 0.428837 Durbin-Watson stat 0.716625
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 9. Hasil Pengolahan Data dengan Pertumbuhan (%) Dependent Variable: OUTPUT? Method: Pooled Least Squares Date: 08/05/08 Time: 02:39 Sample(adjusted): 2002 2006 Included observations: 5 after adjusting endpoints Number of cross-sections used: 10 Total panel (unbalanced) observations: 46
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic Prob.
ASET? 0.277914 0.181528 1.530970 0.1350 LABOR? -0.716696 0.326400 -2.195756 0.0350
Fixed Effects _SMGR--C 14.53208
_TTIMAH--C 12.12636 _TELKOM--C 15.60173
_BNI--C 26.11442 _ANEKAT--C 18.93646
_PEL2--C -1.083524 _PEL3--C 6.136387
_KF--C 8.693030 _INDOF--C 19.95520
_SCF--C 9.025864 R-squared 0.381329 Mean dependent var 16.40437 Adjusted R-squared 0.181170 S.D. dependent var 18.16412 S.E. of regression 16.43657 Sum squared resid 9185.467 F-statistic 1.905135 Durbin-Watson stat 1.922393 Prob(F-statistic) 0.074025
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008
SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008