ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL...

106
ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) DALAM MENGELOLA DANA ZAKAT DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: Afni Afida 1113-046000-101 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M. / 1438 H

Transcript of ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL...

Page 1: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

DALAM MENGELOLA DANA ZAKAT DENGAN METODE DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

Afni Afida

1113-046000-101

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M. / 1438 H

Page 2: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 3: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 4: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 5: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Afni Afida

Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 12 Agustus 1995

Alamat : Jl. Al-islah Rt 10 Rw 02 Rengaspendawa,

Larangan, Brebes-Jawa Tengah.

Telepon : 085817004425

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

TK Pertiwi Rengaspendawa (1999-2000)

MI Ta’alamul Huda Rengaspendawa (2001-2006)

MTS Miftahul Ulum-Brebes (2006-2009)

SMA Negeri 01 Larangan-Brebes (2009-2012)

S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2017)

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Bimbingan Belajar Komputer di LPK Trimulya Pratama 2013

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Lingkar Studi Ekonomi Islam (LISENSI) staff Divisi Kewirausahaan

2. Forum Mahasiswa Bidik Misi (FORMABI) angkatan 2013, sebagai

Bendahara

3. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Muamalat (Ekonomi

Islam) staff Divisi Minat & Bakat

4. Kumpulan Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB), sebagai

sekretaris HUMAS.

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Tohirin (Alm.)

Ibu : Ati Atus Zuhriyah S.Ag

Alamat : Jl. Al-islah Rt 10 Rw 02 Rengaspendawa

Larangan, Brebes-Jawa Tengah

Page 6: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

ANALYSIS OF EFFICIENCY OF AMIL ZAKAT NATIONAL AGENCY

(BAZNAS) IN MANAGING ZAKAT FUNDS BY USING METHOD DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

ABSTRACT

Afni Afida. Department of Sharia Economics, Faculty of Economics and

Business, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2017 M / 1439 H.

xvi + 74 pages + 16 attachments.

This study aims to determine the efficiency level of National Amil Zakat

Agency (BAZNAS) in managing zakat funds in the period 2011-2015 using Data

Envelopment Analysis (DEA) method with production approach. The author uses

the non-parametric quantitative method and collects the data by means of

documentation. The type of data used is secondary data in the form of annual

financial statements BAZNAS period 2011-2015. There are two variables used in

this research are the input and output variables. The input variables used are total

assets, and operational costs, while the output variables are the receipt of zakat

funds and the distribution of zakat funds.

Based on the results of research that has been done with DEA method

obtained the result that BAZNAS experience efficiency in 2011, 2012 and 2014

that is equal to 100%, while in 2013 and 2015 experiencing inefficiency that is

year 2013 equal to 97, 04% and year 2015 equal to 95,00 %. Inefficiency does not

occur in 2011, 2012 and 2014 because the efficiency value in these three years

reaches a relative maximum whereas in 2013 and 2015 actual and target values

are not appropriate. In 2013 the input variables are inefficient because they are not

in accordance with the DEA calculation targets, namely total assets and

operational costs. While the inefficiency of output variable is zakat acceptance.

Whereas in 2015 the two input variables experienced inefficiency and inefficiency

of output variables are the distribution of zakat. Inefficiencies can be overcome by

setting targets according to the amount set in the DEA's efficiency calculations.

Researchers suggest that BAZNAS should pay attention to what factors are

causing inefficiency, so as to improve efficiency levels in the next year, and

improve performance even better.

Keywords: Efficiency, National Amil Zakat Agency, Data Envelopment Analysis

(DEA).

Advisor: Kushardanta Susilabudi, S.E, M.M

Bibliography: Year 1994 s.d. Year 2015

Page 7: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

DALAM MENGELOLA DANA ZAKAT DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

ABSTRAK

Afni Afida. Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017 M / 1439 H. xvi + 74

halaman + 16 lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) dalam mengelola dana zakat pada periode 2011-2015

menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan

produksi. Penulis menggunakan metode kuantitatif-non parametrik dan

mengumpulkan data dengan cara dokumentasi. Jenis data yang digunakan adalah

data sekunder yang berupa data laporan keuangan tahunan BAZNAS periode

2011-2015. Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel

input dan output. Variabel input yang digunakan adalah total asset, dan biaya

operasional, sedangkan variabel outputnya adalah penerimaan dana zakat dan

penyaluran dana zakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan metode DEA

diperoleh hasil bahwa BAZNAS mengalami efisiensi pada tahun 2011, 2012 dan

2014 yaitu sebesar 100%, sedangkan pada tahun 2013 dan 2015 mengalami

inefisiensi yaitu tahun 2013 sebesar 97, 04% dan tahun 2015 sebesar 95,00%.

Inefisiensi tidak terjadi pada tahun 2011, 2012 dan 2014 karena nilai efisiensi

pada ketiga tahun tersebut mencapai relative maksimal sedangkan pada tahun

2013 dan 2015 nilai actual dan target tidak sesuai. Pada tahun 2013 variabel input

inefisien karena tidak sesuai dengan target perhitungan DEA, yaitu total aset dan

biaya operasional. Sedangkan variabel output yang inefisiensi adalah penerimaan

zakat. sedangkan pada tahun 2015 kedua variabel input mengalami inefisiensi dan

variabel output yang inefisiensi adalah penyaluran zakat. inefisiensi bisa diatasi

dengan menetapkan target sesuai besaran yang ditetapkan pada perhitungan

efisiensi DEA. Peneliti menyarankan BAZNAS harus memperhatikan faktor-

faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat memperbaiki

tingkat efisiensi pada tahun berikutnya, dan meningkatkan kinerja lebih baik lagi.

Kata kunci: Efisiensi, Badan Amil Zakat Nasional, Data Envelopment Analysis

(DEA).

Pembimbing: Kushardanta S, SE, MM

Daftar Pustaka: Tahun 1994 s.d. Tahun 2015

Page 8: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena

dengan nikmat dan izin-nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

(S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarga beserta sahabatnya yang telah menjadi penerang bagi

seluruh umat.

Skripsi yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL

ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) DALAM MENGELOLA DANA ZAKAT

DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ” akhirnya

dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Namun dalam penulisan

skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik

dari segi penyusunan, tata bahasa maupun isinya. Hal ini dikarenakan

keterbatasan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini, penulis sangat sadar bahwa apa yang

telah penulis raih bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri. Oleh karenanya dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran Wakil Dekan.

Page 9: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

viii

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak Abdurrauf, Lc., Ma selaku ketua

dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

dan Endah Kasni Laila Yuda, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Ekonomi Syariah.

4. Bapak Kushardanta S, SE, MM, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu, memberikan saran-saran, serta

bantuannya dalam membimbing penulis menyelesaikan penelitian ini.

5. Bapak Dr. Khamami Zada, SH, MA, selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan nasehat, saran, dan masukan selama

penulis menjadi mahasiswa.

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan pengetahuan dan bantuannya kepada penulis.

7. Tim Task Force Passing Out Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

yang telah mengarahkan penulis dalam menyelesaikan gelar Sarjana

Ekonomi (S.E.) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

8. Segenap Anggota Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini dan memberikan masukan dan saran

dalam penulisan skripsi ini.

9. Teruntuk ayah, ibu (Miftahul Mu’in dan Ati Atus Zuhriyah S.Ag) dan

keluarga, tanpa lelah selalu memberikan do’a, motivasi, pengingat untuk

Page 10: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

ix

penulis. Tak pernah bosan menjadi pendengar terbaik bagi penulis dalam

mencurahkan segala keluh kesah dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Teruntuk Aditya Pratama Putra, yang telah mencurahkan seluruh perhatian

dan menciptakan semangat baru ketika penulis merasa jenuh, memberikan

support, motivasi, dan kebahagiaan kepada penulis.

11. Seluruh teman-temanku manajemen ZISWAF 2013 yang selalu

memotivasi penulis, memberikan setiap tawa dan semangat setiap harinya.

12. Sahabatku yang menjadi senyum dalam duka, dan menjadi duka dalam

senyum, Risalatul Muawanah, Diah Pitaloka, dan Zahratun Nihayah.

Semoga apa yang teman-teman cita-citakan dapat tercapai.

13. Terima kasih kepada Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan beasiswa kepada penulis hingga dapat menyelesaikan

masa pendidikan S1 di kampus tercinta.

Akhir kata, penulis menyadari dengan berbagai keterbatasan

penulis baik dalam penyajian laporan, bentuk tulisan maupun isi dari

skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik, saran maupun perbaikan yang

bertujuan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 27 April 2017

Penulis

Page 11: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ................................................ 5

1. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5

2. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

D. Review Study Terdahulu ............................................................................... 7

E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 11

F. Metode Penelitian ......................................................................................... 12

1. Objek Penelitian .................................................................................... 12

2. Jenis Penelitian ...................................................................................... 13

3. Sumber Data Penelitian .......................................................................... 13

4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 13

Page 12: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

xi

5. Metode Analisis Data ............................................................................. 13

6. Teknik Penulisan Skripsi ....................................................................... 14

G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 16

A. Konsep Efisiensi ........................................................................................... 16

1. Pengertian Efisiensi ................................................................................ 16

2. Prinsip-prinsip Efisiensi ........................................................................ 18

3. Pengukuran Efisiensi ............................................................................. 19

4. Pengukuran Efisiensi pada Badan Amil Zakat ..................................... 20

B. Konsep Zakat ................................................................................................ 22

1. Definisi Zakat ......................................................................................... 22

2. Dasar Hukum Zakat ............................................................................... 26

3. Fungsi dan Tujuan Zakat ........................................................................ 28

C. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ...................................................... 29

1. Badan Amil Zakat Nasional di Indonesia ............................................. 29

2. Tugas dan Fungsi Badan Amil Zakat (BAZNAS) ................................. 33

3. Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) .............. 34

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 37

A. Objek Penelitian ........................................................................................... 37

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 37

C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 38

E. Identifikasi Variabel Input dan Output ......................................................... 38

F. Metode Analisis Data .................................................................................... 41

1. Metode Pengukuran Efisiensi dengan DEA ........................................... 41

2. Model Pengukuran Efisiensi Teknis ...................................................... 45

3. Kelebihan dan Kekurangan DEA .......................................................... 48

4. Pendekatan Pengukuran Efisiensi dengan DEA ................................... 50

Page 13: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 51

A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 51

B. Hasil dan Analisis Penelitian ....................................................................... 55

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 68

A. Kesimpulan ................................................................................................... 68

B. Saran ............................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Ringkasan Review Studi Terdahulu .................................................... 7

Tabel 2.1 Susunan Pembentukkan UPZ ........................................................... 31

Tabel 2.2. Daftar Nama BAZNAS Provinsi ..................................................... 32

Tabel 3.1 Variabel Input-Output ...................................................................... 39

Tabel 4.1. Variabel Input-Output BAZNAS .................................................... 57

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Efisiensi berdasarkan Metode DEA .................. 58

Tabel 4.3. Target For Units Annual 2011 Efisiency 100% Radial ................... 60

Tabel 4.4. Target For Units Annual 2012 Efisiency 100% Radial ................... 61

Tabel 4.5. Target For Units Annual 2013 Efisiency 97,04% Radial ................ 62

Tabel 4.6. Target For Units Annual 2014 Efisiency 100% Radial ................... 63

Tabel 4.7. Target For Units Annual 2015 Efisiency 95,00% Radial ................ 64

Page 15: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 12

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BAZNAS 2017 ............................................. 54

Gambar 4.2. Diagram Input dan Output ........................................................... 57

Gambar 4.3. Efisiensi Tahunan BAZNAS ....................................................... 59

Page 16: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat

lepas dari banyaknya permasalahan di bidang ekonomi. Salah satu

permasalahan nyata yang dihadapi bangsa Indonesia adalah disparasi

distribusi pendapatan dan kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS)

mencatat garis kemiskinan di Indonesia naik 2,78 persen dari Rp. 344.809

per kapita per bulan pada September 2015 menjadi Rp. 354.386 per kapita

per bulan pada Maret 2016.1

Islam mempunyai instrumen utama yang berfungsi sebagai

distributor aliran kekayaan dari tangan the have kepada the have not, yaitu

zakat. Zakat merupakan institusi resmi yang diarahkan untuk menciptakan

pemerataan dan keadilan bagi masyarakat, sehingga taraf kehidupan

masyarakat dapat ditingkatkan.2 Zakat juga terbukti memiliki efek domino

dalam kehidupan masyarakat, terutama membebaskan kaum dhuafa dari

garis kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan konsumsi masyarakat

kecil.3

1Ilyas, “Data Terbaru BPS: Kemiskinan di Indonesia Naik 2,78 Persen”, Artikel diakses

pada l3 Februari 2017 pukul 08.20 WIB dari http://www.teropongsenayan.com/44660-data-

terbaru-bps-kemiskinan-di-indonesia-naik-278-persen. 2 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang: UIN Malang Press, 2007),

h.73. 3 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah Pergulatan Melawan Kemiskinan dan

Penetrasi Ekonomi Global, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.57.

Page 17: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

2

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtimaiyyah yang memiliki posisi

penting, strategi, dan menentukan baik dari sisi ajaran maupun dari sisi

pembangunan kesejahteraan umat. Sebagai suatu ibadah pokok, zakat

termasuk salah satu pokok rukun islam, sebagaimana diungkapkan dalam

berbagai hadits Nabi, sehingga keberadaannya dianggap ma’lum ad-diin bi

adh-dhaurah atau sesuatu yang sudah umum diketahui umat dan

merupakan bagian mutlaq dari keislaman seseorang.4

Ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengatakan,

potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 217,3 triliun setiap tahunnya. Jika

dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan pemerintah pusat untuk

menanggulangi kemiskinan, zakat dapat lebih efektif mengentaskan

kemiskinan. Pemerintah menyalurkan Rp. 73,7 triliun tiap tahun untuk

mengentaskan kemiskinan, sedangkan dengan zakat kita bisa membantu

1,7 juta mustahik tiap tahun yang merupakan Sembilan persen dari warga

miskin.5

Dana zakat yang berhasil dikumpulkan masih jauh dari potensi

yang telah disebutkan di atas. Dari potensi Rp. 217,3 triliun,

penghimpunan zakat nasional hanya mencapai sekitar Rp. 1,7 triliun.6

Besarnya potensi zakat ini belum dibarengi dengan pengoptimalan

4 Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah Gerakan Membudayakan Zakat,

Infaq, Sedekah dan Wakaf, (Jakarta:GemaInsani Press, 2007), h.68. 5 Taryono Asa, “Potensi Zakat Nasional Mencapai Rp. 217 Triliun,” Artikel diakses pada

3 Februari 2017 pukul 09.32 WIB dari http://www.harianterbit.com/2012/10/29/potensi-zakat-

nasional-mencapai-rp217-triliun/. 6 Irfan Syauqi, “Penataan Zakat Nasional di Masa Transisi”, Artikel diakses pada 3

Februari 2017 pukul 11.15 WIB dari http://www.irfansb.blogdetik.com.

Page 18: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

3

penghimpunan maupun pendistribusian. Sehingga untuk mengetahui

sejauh mana lembaga amil zakat mempu menghimpun dan menyalurkan

Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang terhimpun perlu adanya standar tata

kelola yang baik, dimana salah satu indikatornya adalah efisiensi dan

efektifitas sebagai tolak ukur kinerja lembaga keuangan.7

Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan

sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.8 Dalam ilmu

ekonomi, efisiensi digunakan untuk merujuk sebuah konsep yang terkait

pada pemanfaatan sumber daya untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Efisiensi merupakan salah satu instrument dalam mengukur kinerja

perusahaan atau lembaga yang memiliki laporan keuangan, dalam hal ini,

LAZ memiliki pedoman tersendiri, yaitu PSAK 109.9

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi

dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan keputusan

presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi

menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada

tingkat nasional.10 Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai

7 Kadry R, ”Analisis Efisiensi Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia dengan Metode

data envelopment analysis (DEA), (Studi kasus pada Rumah Zakat, LAZIS swadaya Ummah,

Dompet Dhuafa dan YBUI BNI Tahun 2010-2012), Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.352. 9 Annisa Rahmayanti, “Efisiensi Lembaga Amil Zakat dalam Mengelola Dana Zakat di

Indonesia (Studi Kasus: PKPU, Rumah Zakat, dan BAMUIS BNI),” Skripsi, Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 10 M. Fuad Nasar, “BAZNAS simbol Kemajuan Perzakatan Indonesia”, Artikel diakses

pada 3 Februari 2017 pukul 13.20 WIB dari http://www.baznas.go.id.

Page 19: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

4

koordinator pengelolaan zakat nasional harus sehat, kredibel, efektif dan

efisien.

Lembaga zakat dapat dikatakan sehat, kredibel, efektif dan efisien

apabila memenuhi berbagai indikator-indikator, diantaranya: pertama,

tujuan dan kegiatan lembaga sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

kedua,program-program yang dilakukan sejalan dengan misi dan rencana

strategis; ketiga, mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk

memastikan bahwa setiap program bisa mencapai sasaran dan tujuannya.11

Lembaga zakat harus menerapkan sistem pertanggung jawaban

yang baik, dengan demikian tata kelola lembaga zakat menjadi faktor

penting dalam pengoptimalan sumber daya yang dimiliki lembaga

pengelola zakat, sehingga BAZNAS maupun lembaga zakat mampu

mengelola zakat sesuai dengan syariah islam (Compliance fully with

islamic law and principle), jaminan rasa kenyamanan (Assurance), tingkat

kepercayaan atau amanah (Reliability), bukti nyata (Tangibles), rasa

empati (Emphaty), dan tanggapan pengelola terhadap keluhan pengguna

jasa (Responsiveness). Dengan demikian untuk memenuhi sistem tata

kelola yang baik, maka Lembaga Zakat harus memenuhi standarisasi tata

kelola yang baik dan salah satu indikatornya adalah efisiensi.12

11Gus Ipur, “Profesionalisme Amil dan Sinergi antar Badan Amil Zakat”, Artikel diakses

pada 4 Februari 2017 pukul 10.25 WIB dari http://www.baznasjatim.or.id. 12 Retno Wulandari, “Analisis Efisiensi Lembaga Zakat Nasional di Indonesia

Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2011-2012,” Naskah Publikasi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 20: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

5

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk

mengkaji lebih lanjut seberapa efisien Badan Amil Zakat Nasional dalam

mengalokasikan berbagai sumber input untuk menghasilkan berbagai

output. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “ANALISIS

EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) DALAM

MENGELOLA DANA ZAKAT DENGAN METODE DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas dan dapat menjaga

kemungkinan penyimpangan yang terjadi, maka penulis memberikan

batasan-batasan penelitian yaitu:

a. Penelitian ini akan mengukur tingkat efisiensi Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) pada periode 2011-2015.

b. Penelitian ini hanya dilakukan pada Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS).

c. Penelitian ini dilakukan dari periode 2011 sampai dengan 2015.

Pertimbangannya adalah periode tersebut masih relevan untuk diteliti

saat ini.

2. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 21: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

6

1. Bagaimana tingkat efisiensi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) pada periode

2011-2015 dengan pendekatan produksi?

2. Apa faktor-faktor penyebab inefisiensi Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) pada periode 2011-2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat

efisiensi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam mengelola dana

zakat pada periode 2011-2015.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi penulis

Penelitian ini untuk menambah dan memperluas wawasan atau

ilmu pengetahuan di bidang ekonomi syariah khususnya manajemen

pengelolaan zakat dalam mengukur tingkat efisiensi lembaga pengelola

zakat dengan menggunakan metode terkait pengukuran efisiensi.

b. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan wacana pemikiran

kepada praktisi zakat sebagai acuan dalam mengetahui sejauh mana

tingkat efisiensi BAZNAS untuk dapat mengoptimalkan potensi zakat

Page 22: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

7

agar menghasilkan dampak positif terhadap masalah kemiskinan yang

dihadapi Indonesia.

c. Bagi akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya khazanah

pengetahuan, melengkapi, dan memberikan informasi yang berharga

mengenai manajemen pengelolaan zakat yang efisien. Selain itu,

penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

D. Review Studi Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

permasalahan pada penelitian ini antara lain:

Tabel 1.1

Ringkasan Review Studi Terdahulu

No

.

Nama Peneliti,

judul penelitian

Metode dan

Variabel Input

Output

Keterangan

dan isi

penelitian

Perbedaan

1. Rahmad Kadri

“Analisis

Efisiensi LAZ di

Indonesia

dengan Metode

Data

Envelopment

Analysis (Studi

Kasus pada RZ,

Metode:

Nonparametrik,

DEA (Data

Envelopment

Analysis),

pendekatan

produksi

Variabel Input:

Biaya

Hasil dari

penelitian ini

menunjukkan

tingkat efisiensi

skala tertinggi

ada pada YBUI

BNI sebesar

81%, RZ 76%,

Lazis Swadaya

Skripsi ini

membahas

tentang tingkat

efisiensi Badan

Amil Zakat

Nasional

(BAZNAS) pada

periode 2011-

2015 dengan

Page 23: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

8

Lazis Swadaya

Ummah, Dompet

Dhuafa, dan

YBUI BNI

Tahun 2010-

2012” Skripsi S1

UIN Sunan

Kalijaga

Yogyakarta.

sosialisasi,

biaya

operasional.

Variabel output:

Mustahik,

penerimaan,

dan penyaluran.

Ummah 74%,

dan Dompet

Dhuafa sebesar

74%.

menggunakan

metode DEA

(Data

Envelopment

Analysis),

menggunakan

pendekatan

produksi.

Variabel input:

biaya

operasional, dan

jumlah aset.

Variabel output:

jumlah dana

zakat terhimpun

dan jumlah dana

zakat tersalurkan.

2. Annisa

Rahmawati,

“Efisiensi

Lembaga Amil

Zakat dalam

Mengelola Dana

Metode:

Nonparametrik,

DEA (Data

Envelopment

Analysis),

pendekatan

Hasil dari

penelitian ini

menunjukkan

tingkat efisiensi

yang fluktuarif

pada Rumah

Skripsi ini

membahas

tentang tingkat

efisiensi Badan

Amil Zakat

Nasional

Page 24: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

9

Zakat di

Indonesia (Studi

Kasus: PKPU,

Rumah Zakat,

dan BAMUIS

BNI)”, Skripsi

S1, UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

Intermediasi.

Variabel Input:

penerimaan

zakat, gaji

karyawan, dan

dana

operasional.

Variabel output:

penyaluran

zakat aktiva

tetap, dan aktiva

lancar.

Zakat pada

periode 2009-

2011. BAMUIS

BNI dan PKPU

memiliki nilai

efisiensi

sebesar 100%

dalam periode

tersebut.

(BAZNAS) pada

periode 2011-

2015 dengan

menggunakan

metode DEA

(Data

Envelopment

Analysis),

menggunakan

pendekatan

produksi.

Variabel input:

biaya

operasional, dan

jumlah aset.

Variabel output:

jumlah dana

zakat terhimpun

dan jumlah dana

zakat tersalurkan.

3. Alfi Lestari,

“Efisiensi

Kinerja

Metode:

Nonparametrik,

DEA (Data

Hasil studi ini

menunjukkan

bahwa BAZDA

Skripsi ini

membahas

tentang tingkat

Page 25: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

10

Keuangan

Badan Amil

Zakat Daerah

(BAZDA):

Pendekatan Data

Envelopment

Analysis (DEA)”,

Jurnal Ekonomi

dan Studi

Pembangunan

Vol.16 Nomor 2,

Oktober 2015.

Envelopment

Analysis),

pendekatan

intermediasi.

Variabel Input:

dana ZIS yang

terhimpun,

aktiva tetap, dan

gaji karyawan.

Variabel output:

Dana ZIS yang

disalurkan dan

biaya

operasional.

Kabupaten

Lombok Timur

mengalamiefisi

ensi pada tahun

2012-2014

yaitu sebesar

100 persen.

Efisiensi terjadi

karena nilai

actual sama

dengan nilai

target yang

ditetapkan oleh

DEA.

efisiensi Badan

Amil Zakat

Nasional

(BAZNAS) pada

periode 2011-

2015 dengan

menggunakan

metode DEA

(Data

Envelopment

Analysis),

menggunakan

pendekatan

produksi.

Variabel input:

biaya

operasional, dan

jumlah aset.

Variabel output:

jumlah dana

zakat terhimpun

dan jumlah dana

zakat tersalurkan.

Page 26: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

11

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini adalah

untuk mengukur tingkat efisiensi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

periode 2011 sampai 2015. Pengukuran tingkat efisiensi ini dilakukan

dengan cara menentukkan jenis input dan output terlebih dahulu.

Penelitian ini akan mengukur efisiensi menggunakan metode Data

Envelopment Analysis (DEA). Analisis ini kemudian akan menghasilkan

perumusan frontier interaksi antara input dalam mempengaruhi output

yang dihasilkan. Hubungan input dan output tersebutlah yang kemudian

akan menentukan nilai efisiensi.

Selanjutnya adalah tahapan-tahapan dalam penelitian ini yaitu

penentuan populasi, populasi pada penelitian ini adalah Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS). Setelah terpilih sampel, selanjutnya mengumpulkan

data-data yang lengkap mengenai laporan keuangan BAZNAS meliputi

total aset, biaya operasional, penerimaan dana zakat, dan penyaluran dana

zakat. berdasarkan sampel dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun

2015. Setelah data terkumpul dan dimasukkan dengan menggunakan

Microsoft Excel maka selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan

metode Data Envelopment Analysis (DEA). Kemudian dari hasil tersebut

akan diketahui seberapa besar input serta output yang dapat diperbaiki

guna mencapai kondisi efisien pada variabel input maupun output pada

BAZNAS. Kemudian dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan, seperti

pada skema di bawah ini.

Page 27: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

12

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

F. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada

periode 2011-2015.

Laporan Tahunan Badan Amil

Zakat Nasional 2011-2015

Input:

- Biaya Operasional

- Jumlah Asset

Output:

- Penerimaan Dana Zakat

- Penyaluran Dana Zakat

Pengukuran Efisiensi dengan Metode

Data Envelopment Analysis (DEA)

Hasil dan Interpretasi

Kesimpulan dan saran

Page 28: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

13

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Kuantitatif

adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui

pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik.

3. Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh dari informasi laporan keuangan dipublikasikan

oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dari periode 2011 sampai

dengan 2015 serta lieratur-literatur yang berkenaan dengan pengukuran

efisiensi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi. Dokumentasi adalah proses pengumpulan data dengan

mempelajari dan menganalisis dokumen-dokumen terkait seperti laporan

keuangan periode 2013 sampai 2015 dari Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS).

5. Metode Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode non-parametrik DEA

(Data Envelopment Analysis) yang merupakan metode yang telah

terstandarisasi sebagai alat pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dimana

proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1. selain itu

Page 29: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

14

juga menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel sebagai perangkat

pendukung.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012” yang merupakan standar dari penulisan karya

ilmiah Fakultas Syariah dan Hukum.

G. Sistematika Penulisan

Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk

mempermudah analisa materi dalam penulisan skripsi ini, maka penulis

menjelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini

terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar

belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran, metode

penelitian dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

Bab ini berisi tentang Konsep efisiensi meliputi pengertian, prinsip-prinsip

efisiensi , perhitungan, dan pengukuran efisiensi dengan DEA, Konsep

zakat yang meliputi definisi, dasar hukum, fungsi dan tujuan zakat. Serta

penjelasan tentang BAZNAS, tugas dan fungsi BAZNAS dan Laporan

keuangan.

Page 30: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

15

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode penelitian yang meliputi sumber data

input dan output yang digunakan dalam penulisan ini, serta metode

analisisnya untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menggunakan

pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat deskripsi hasil penelitian dan menjabarkan analisis

serta pembahasan yang berisi tentang perhitungan dan data-data yang

diperoleh dari penelitian hingga diketahui hasilnya, yang kemudian

dilakukan analisis terhadap hasil guna mendapatkan kesimpulan.

BAB V: PENUTUP

Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat

penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini. Berikutnya disebutkan

daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 31: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

16

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Efisiensi

1. Pengertian Efisiensi

Efisiensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah

ketetapan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak

membuang waktu, tenaga, dan biaya.13 Efisiensi juga dapat didefinisikan

sebagai kemampuan organisasi untuk memaksimalkan output dengan

menggunakan input tertentu atau menggunakan input secara minimal

untuk menghasilkan output tertentu.

Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai

perhitungan rasio output (keluaran) dan atau input (masukan) atau jumlah

keluaran yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan. Secara

sederhana efisiensi terdiri dari dua komponen, yaitu:

a. Efisiensi Teknis

Mencerminkan kemampuan untuk menghasilkan output

semaksimal mungkin dengan input yang ada, efisiensi secara teknis

bukan berarti efisien secara alokatif/harga.

13 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Departemen Pendidikan Nasional, h.352

Page 32: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

17

b. Efisiensi Alokatif/Harga

Menggambarkan kemampuan untuk menggunakan input dalam

proporsi yang juga memasukkan perhitungan biaya. decision making

unit (DMU) dianggap efisien alokatif bila mampu menghasilkan output

dengan biaya seminimal mungkin.14

Efisiensi selalu dihubungkan dengan penggunaan sumber daya

untuk mencapai suatu tujuan. Aktivitas dapat dikatakan efisien apabila

dapat memperoleh hasil yang sama dengan aktivitas lain tetapi sumber

daya daya yang digunakan lebih sedikit. Tingkat efisiensi diukur dengan

menggunakan indikator dari rasio antara nilai tambah (value added) dan

nilai output. Ini berarti, semakin tinggi nilai rasio tersebut maka semakin

tinggi pula tingkat efisiensinya.15

Efisiensi mengacu pada hubungan antara output dan input sehingga

efisiensi diartikan sebagai rasio antara output dan input. Ada tiga faktor

yang menyebabkan efisiensi, yaitu:

a. Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang

lebih besar;

b. Dengan input kecil dapat menghasilkan output yang sama;

c. Dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih

besar lagi.16

14 Muharram, H. dan Pusvitasari, R. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di

Indonesia dengan Metode Data envelopment Analysis (Periode 2005).” Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam, Vol. II, No. 3, Yogyakarta, 2007. 15 Muhammad Ghafur, Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini: Kajian Kritis

Perkembangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Biruni Press, 2007), h. 119 16 Ibid, h. 120.

Page 33: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

18

2. Prinsip-Prinsip Efisiensi

Menentukan apakah suatu kegiatan dalam organisasi atau lembaga

itu termasuk efisiensi atau tidak, maka prinsip-prinsip atau persyaratan

efisiensi harus terpenuhi, yaitu:

a. Efisiensi harus dapat diukur

Standar untuk menetapkan batas antara efisien dan tidak efisien

adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan patokan (standar)

awal, untuk selanjutnya menentukan apakah suatu kegiatan itu efisien

atau tidak. Kalau tidak dapat diukur maka tidak akan dapat diketahui

apakah suatu cara kerja atau suatu kegiatan itu efisien atau tidak.

b. Efisiensi mengacu pada pertimbangan rasional

Rasional artinya segala pertimbangan harus berdasarkan akal

sehat, masuk akal, logis, bukan emosional. Dengan pertimbangan

rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan lebih terjamin.

Subjektivitas pengukuran dan penilaian dapat dihindarkan sejauh

mungkin.

c. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas/mutu

Kuantitas boleh saja ditinggalkan tetapi jangan sampai

mengorbankan kualitasnya. Jangan mengejar kuantitas dengan

mengorbankan kualitas. Jangan sampai hasil ditingkatkan tatapi

kualitasnya rendah.

Page 34: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

19

d. Efisiensi merupakan teknis pelaksanaan

Pelaksanaan operasional dapat diusahakan seefisien mungkin,

sehingga tidak terjadi pemborosan dalam menggunakan sumber daya

yang ada.

e. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan lembaga

yang bersangkutan

Ini berarti bahwa penerapannya disesuaikan dengan kemampuan

SDM, dana, fasilitas, dan lain-lain, yang dimiliki oleh lembaga yang

bersangkutan sambil diusahakan peningkatannya. Setiap lembaga, baik

pemerintah maupun swasta memiliki kemampuan yang tidak selalu

sama.17

3. Pengukuran Efisiensi

Menurut Muharam dan Pusvitasari (2007), Ada tiga jenis

pendekatan pengukuran efisiensi, yaitu:

a. Pendekatan Rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi

dilakukan dengan menghitung perbandingan output dengan input yang

digunakan. pendekatan rasio akan dinilai memiliki efisiensi yang

tinggi apabila dapat memproduksi jumlah output yang optimal dengan

input yang seminimal mungkin.

Efisiensi= 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

17 Ibid, h.5-6.

Page 35: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

20

Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak

input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga

banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.

b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan ini mengukur efisiensi

menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu. Persamaan

regresi dapat ditulis sebagai berikut:

Y = X1 + X2 + X3 + ... +Xn

Dimana Y adalah output dan X adalah input. Perhitungan regresi ini

tidak dapat mengakomodir jumlah variabel output yang banyak.

c. Pendekatan Frontier, pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu:

parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik dapat diukur

dengan tes statistik parametrik seperti menggunakan Stochastic

Frontier Approach (SFA) dan Distribution Free Approach (DFA).

Pendekatan frontier non parametrik diukur dengan tes statistik non

parametrik yaitu dengan menggunakan metode Data Envelopment

Analysis (DEA).

4. Pengukuran Efisiensi pada Badan Amil Zakat

Badan amil zakat atau lembaga amil zakat merupakan salah satu

jenis dari organisasi nirlaba yang tidak berorientasi pada pencarian laba

melainkan sebuah wadah yang bertujuan untuk mensejahterakan

kehidupan sosial. Bagi para stakeholder organisasi nirlaba seperti badan

amil zakat dan lembaga amil zakat, pengukuran efisiensi erat sekali

dengan kinerja organisasi. Pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai

Page 36: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

21

evaluasi atas akuntabilitas internal dan eksternal organisasi tersebut.

Kinerja pada dasarnya adalah sebuah konsep multidimensi yang dapat

berupa waktu, kualitas, inovasi efisiensi, efektivitas atau dimensi lain.

Bila sebuah lembaga menjalankan aktivitas tanpa melakukan

pengukuran terhadap kinerja, maka lembaga tersebut tidak dapat

melakukan perbaikan, meningkatkan pelayanannya, melakukan efisiensi,

maupun memberikan perlakuan yang tepat kepada karyawannya.18

Ukuran-ukuran efisiensi (kinerja) organisasi nirlaba seperti

BAZ/LAZ dapat berupa:

1. Benefit, menyatakan ukuran keuangan dari nilai sosial yang dilekatkan

pada jasa organisasi. Penilaian keuangan dari benefit mencakup dua

komponen yaitu, pengeluaran sosial dan peningkatan pendapatan

masyarakat (dalam lembaga amil zakat yang dimaksud masyarakat

adalah mustahik).

2. Outcome, menyatakan ukuran non-keuangan dari manfaat sosial yang

diberikan organisasi. Contohnya jumlah mustahik yang mengalami

peningkatan pendapatan.

3. Output, menyatakan berbagai ukuran dari volume kegiatan tanpa

memperhatikan apakah output tersebut mengarahkan organisasi pada

outcome yang diharapkan. Contohnya jumlah mustahik yang

diberdayakan.

18 Dodi M. Gozali, Communication Measurement (Konsep dan Aplikasi Kinerja Public

Relation), (Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, 2005), h.1

Page 37: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

22

4. Input, menunjukkan ukuran non-keuangan dari jenis-jenis sumber daya

yang digunakan organisasi.

5. Cost, menunjukkan nilai keuangan dari semua sumber daya yang

digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan pelayanan jasanya.19

Efisiensi merupakan salah satu instrumen dalam mengukur kinerja

lembaga yang memiliki laporan keuangan. Pengukuran efisiensi dilakukan

dengan membandingkan input dengan output yang dihasilkan. Salah satu

metode yang sering digunakan untuk menganalisis efisiensi adalah metode

non parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Dengan adanya

analisis efisiensi ini maka dapat mengetahui mana yang telah efisien dalam

hal penggunaan input dan pengeluaran output.

B. Konsep Zakat

1. Definisi Zakat

Menurut bahasa (lughat), zakat berarti: tumbuh, berkembang,

kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi). Dalam Q.S. Al-Taubah: 103

dijelaskan bahwa pengertian zakat juga berarti membersihkan atau

mensucikan sebagaimana dalam penjelasan ayat berikut ini:

يهم بها وصل عليهم إن رهم وتزك خذ من أموالهم صدقة تطه

سميع عليم صلتك سكن لهم وللا

Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk

19 Joelani, Pengukuran Kinerja Organisasi Lembaga, (Depok: FEUI, 1994), h.24.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

23

mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui” (Q.S. At-

Taubah:103)20

Makna keberkahan yang terdapat pada zakat berarti dengan

membayar zakat maka zakat tersebut akan memberikan berkah kepada

harta yang kita miliki dan meringankan beban kita di akhirat kelak. Zakat

berarti pertumbuhan karena dengan diberikannya hak fakir miskin dan

lain-lain itu maka terjadilah sirkulasi uang yang sehat dalam masyarakat

dan mendorong berkembangnya fungsi uang itu dalam kehidupan

perekonomian. Hal ini dalam ekonomi sering dikenal dengan efek

multiplier zakat. sedangkan zakat sebagai kesucian, karena ia berfungsi

membersihkan harta kita dari hak orang lain yang dengan sengaja atau

tidak telah masuk ke dalam harta kita.21 Sedangkan makna terminologi,

istilah yang digunakan dalam pembahasan fiqih Islam, adalah

mengeluarkan sebagian dari harta tertentu yang telah mencapai nishab

(takaran tertentu yang menjadi batas minimal harta tersebut diwajibkan

untuk dikeluarkan zakatnya), diberikan kepada mereka yang berhak

menerimanya (berdasarkan pengelompokkan yang terdapat dalam Al-

qur’an), dan harta tersebut merupakan milik sempurna, dalam artian

merupakan milik sendiri dan tidak terdapat kepemilikan orang lain di

20 Al-Qur’an At-Taubah ayat 103 21 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam,( Solo: PT Era Adicitra

Intermedia, 2011), h.249.

Page 39: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

24

dalamnya, serta telah genap usia kepemilikannya selama setahun, hal ini

dikenal dengan istilah haul.22

Menurut Madzhab Syafi’i mendefinisikan zakat adalah sebuah

ungkapan keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan cara khusus.

Sedangkan menurut Madzhab Hambali zakat adalah hak yang wajib di

keluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.23

Hafidhuddin24 menjelaskan definisi zakat berdasarkan kitab al-

mu’jam al-wasith. Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai

beberapa arti, yaitu al-barakatu (keberkahan), an-nama (pertumbuhan dan

perkembangan), at-thaharatu (kesucian), ash-shalatu (keberesan). Ditinjau

dari segi istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan

tertentu, yang Allah SWT wajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan

kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.

Dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (PZ),

yang dimuat dalam pasal 1 Bab 1 ketentuan umum dijelaskan bahwa

definisi zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim

atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai

dengan syariat islam.

Ibnu Taimiyah berkata, “ Jiwa orang yang berzakat itu menjadi

bersih dan kekayaannya akan bersih pula: bersih dan bertambah

22 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, h.250. 23 Nuruddin Mhd. Ali, Zakat dalam Kebijakan Fiskal, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h. 6. 24 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Press, 2002),

h.12.

Page 40: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

25

maknanya.” Arti tumbuh dan suci tidak dipakaikan hanya buat kekayaan,

tetapi lebih dari itu juga buat jiwa orang yang menzakatkannya.25

Menurut M.A. Mannan, zakat mempunyai enam prinsip, yaitu:26

1. Keyakinan keagamaan, yaitu bahwa membayar zakat merupakan salah

satu manifestasi dari keyakinan agamanya.

2. Pemerataan dan keadilan, artinya zakat itu merupakan salah satu

instrument dalam pemerataan dan distribusi pendapatan masyarakat.

3. Produktivitas, artinya individu atau institusi yang membayar zakat

adalah yang memiliki kelebihan rezeki yang didapat karena

produktivitas kerja yang tinggi.

4. Nalar, sangat masuk akal apabila zakat harta yang menghasilkan itu

harus dikeluarkan.

5. Kebebasan, artinya zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas dan

sehat jasmani serta rohaninya.

6. Prinsip etika dan kewajaran, yaitu bahwa zakat tidak akan diminta

secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang

ditimbulkannya.

Zakat merupakan salah satu rukun islam yang bercorak sosial-

ekonomi dari lima rukun islam. Menunaikan zakat merupakan kewajiban

bagi setiap umat yang mampu sesuai dengan syariat islam. Zakat

merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan

25 Ibid h. 250. 26 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam,( Solo: PT Era Adicitra

Intermedia, 2011), h.252.

Page 41: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

26

keadilan, kesejahteraan masyarakat, dan penanggulangan kemiskinan.

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil usaha, zakat harus

dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat islam, amanah,

kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas

sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam

pengelolaan zakat.

2. Dasar Hukum Zakat

a. Hukum Syariat

Zakat merupakan bagian dari rukun islam, disamping syahadat,

sholat, puasa dan haji. Oleh sebab itu, hukum zakat adalah wajib (fardhu)

atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Berikut ini

beberapa ayat dalam berbagai surat Al-Qur’an yang menjadi dasar

kehujjahan zakat:

كاة لة وآتوا الز اكعينوأقيموا الص واركعوا مع الر

Artinya: “dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat serta rukuklah

bersama orang-orang yang ruku” (Q.S. Al-baqarah: 43).27

رع ه مختلفا أكل وهو الذي أنشأ جنات معروشات وغير معروشات والنخل والز

ان متشابها وغير متشابه كلوا من ثمره إذا أثمر وآتوا حق م يتون والر ه يو والز

حصاده ول تسرفوا إنه ل يحب المسرفين

27 Al-Qur’an Al-baqarah ayat 43

Page 42: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

27

Artinya: “dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan

yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-

macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya)

dan tidak sama (rasanya), makanlah haknya di hari memetik hasilnya

(dengan disedekahkan kepada fakir miskin): dan janganlah kamu

berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang

berlebih-lebihan.” (Q.S. Al-An’am: 141).28

b. Hukum Positif

Pada awalnya, di Indonesia pengelolaan zakat diatur berdasarkan

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 581 Tahun 1999 tentang

Pelaksanaan UU No.38 Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/29 Tahun 2000 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.29 Namun, UU No. 38 Tahun 1999

dianggap belum mampu menjawab permasalahan pengelolaan zakat

sehingga pemerintah merevisi UU tersebut menjadi Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2011. Dalam implementasinya, hasil revisi UU tersebut

mengalami banyak kontroversi karena terdapat pasal yang multitafsir dan

dianggap menghambat kinerja dan peran lembaga-lembaga pengelola

zakat yang telah ada.30

28 Al-Qur’an Al-An’am ayat 141 29 Kuntarno Aflah, ed., Zakat dan Peran Negara, (Jakarta: Forum Zakat, 2006), h.80. 30 Anis Rosyidah, “Implementasi UU No. 23 tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan

Zakat oleh Lembaga Amil Zakat”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Brawijaya Malang, 2012), h.3.

Page 43: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

28

3. Fungsi dan Tujuan Zakat

Tujuan utama dari zakat adalah menghapus kefakiran, kemiskinan,

dan kemelaratan. Yusuf Al-Qardhawi, alam kitabnya Hukum Zakat

membagi tujuan zakat kepada tiga bagian, yaitu: dari pihak para wajib

zakat (muzakki), pihak penerima zakat dan dari kepentingan masyarakat.

Tujuan zakat dan dampaknya bagi muzakki yaitu: zakat

mensucikan jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan memberi,

berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan menifestasi syukur atas nikmat

Allah, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin,

menarik rasa simpati/cinta, serta dapat mengembangkan harta. Sedangkan

bagi penerima zakat, antara lain untuk membebaskan penerima dari

kebutuhan hidup dan dapat menghilangkan sifat benci dan dengki yang

sering menyelimuti hati mereka jika melihat orang kaya yang bakhil.

Adapun tujuan zakat dilihat dari kepentingan kehidupan sosial,

antara lain bahwa zakat bernilai ekonomik, merealisasi fungsi harta

sebagai alat perjuangan menegakkan agama Allah (jihad fi sabilillah), dan

mewujudkan keadilan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya. Lebih

luas lagi Wahbah menguraikan tujuan zakat bagi kepentingan masyarakat,

sebagai berikut:

1. Menggalang jiwa dan semangat saling menunjang dan solidaritas

sosial dikalangan masyarakat islam.

2. Merapatkan dan mendekatkan jarak dan kesenjangan sosial ekonomi

dalam masyarakat.

Page 44: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

29

3. Menanggulangi pembiayaan yang mungkin timbul akibat berbagai

bencana alam dan sebagainya.

4. Menutup biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik,

persengketaan dan berbagai bentuk kekacauan dalam masyarakat.

5. Menyediakan suatu dana taktis dan khusus untuk penanggulangan

biaya hidup bagi para gelandangan, para pengangguran dan para tuna

sosial lainnya, termasuk dana untuk membantu orang-orang yang

hendak menikah tetapi tidak memiliki dana untuk itu.

Al-Tayyar menambahkan, bahwa tujuan zakat selain sebagai

ibadah, ia juga bertujuan untuk menghapuskan berbagai dosa dan

kesalahan, menolak bala bencana, serta mendorong meningkatkan

semangat dan produktifitas kerja, sehingga pada gilirannya mampu

menghilangkan sikap dan status seseorang dari kemiskinan dan tangan di

bawah (yad al-sufla).31

C. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

1. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Indonesia

BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas

pengelolaan zakat secara nasional. Pengelolaan zakat yang dimaksud

mencakup mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan

zakat. BAZNAS juga merupakan bentuk perubahan sistem manajemen

dari amandemen Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 BAZNAS

31 Abdurrahman Qadir, Zakat dalam Dimensi Sosial dan Mahdhah (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2001), hal. 76-77.

Page 45: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

30

bersifat independen dalam struktur pemerintahan. Dalam tatarannya,

BAZNAS terbagi atas:

a. BAZNAS Pusat, yaitu lembaga yang bertanggung jawab kepada

Presiden melalui Menteri dan berwenang melaksanakan tugas

pengelolaan zakat secara nasional,

b. BAZNAS Provinsi, yaitu lembaga yang dibentuk oleh Menteri

Agama yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat di

tingkat provinsi,

c. BAZNAS Kabupaten / Kota, yaitu lembaga yang dibentuk oleh

Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam yang berwenang

melaksanakan tugas pengelolaan zakat tingkat kabupaten / kota.32 Dalam tatarannya, BAZNAS tidak dibentuk dalan unit

Kecamatan. Hal ini dilakukan karena BAZNAS telah membentuk

Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di setiap dinas pemerintahan, dan

dikelola langsung oleh BAZNAS Kabupaten / Kota. Masing-

masing wilayah mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan

pengelolaan zakat.

Dalam pelaksanaannya, BAZNAS dibantu oleh Unit

Pengumpulan Zakat (UPZ). UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk

oleh BAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat.33 UPZ dibentuk

pada wilayah Nasional, provinsi, dan Kabupaten/Kota.

32 Pasal 1 Peraturan BAZNAS Nomor 3 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil

Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota. 33 Pasal 1 Poin 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

Page 46: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

31

Tabel 2.1

Susunan Pembentukan UPZ34

Nasional Provinsi Kabupaten/Kota

Lembaga Negara Kantor Instansi Vertikal Kantor Satuan Kerja

Pemerintah

Daerah/Lembaga Daerah

Kementrian/Lembaga

Pemerintah Non

Kementrian

Kantor Satuan Kerja

Perangkat Daerah

Kantor Instansi Vertikal

Kabupaten/Kota

BUMN BUMD Provinsi BUMD Kabupaten/Kota

Perusahaan Swasta

Nasional dan Asing

Perusahaan Swasta

Skala Provinsi

Perusahaan Swasta

Kabupaten/Kota

Perwakilan RI di

Luar Negeri

Perguruan Tinggi Masjid, Mushalla,

Langgar, Surau, dan

lainnya

Kantor-Kantor

Perwakilan Negara

Asing/Lembaga

Asing

Masjid Raya Sekolah/Madrasah dan

Lembaga lain

Masjid Negara Kecamatan

Desa/Kelurahan

Pembentukan UPZ di dinas-dinas pemerintah dan non pemerintah

dilakukan melalui sarana dan prasarana BAZNAS. Menurut Keputusan

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2014 Tentang

Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi, BAZNAS Provinsi

berjumlah 33, yaitu:

34 Pasal 53 sampai 55 Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2014 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

Page 47: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

32

Tabel 2.2

Daftar Nama BAZNAS Provinsi

1 Baitul Mal Provinsi Aceh 19

BAZNAS Provinsi Kalimantan

Selatan

2

BAZNAS Provinsi Sumatera

Utara 20

BAZNAS Provinsi Kalimantan

Timur

3

BAZNAS Provinsi Sumatera

Barat 21

BAZNAS Provinsi Sulawesi

Tengah

4

BAZNAS Provinsi Sumatera

Selatan 22 BAZNAS Provinsi Sulawesi Utara

5 BAZNAS Provinsi Riau 23

BAZNAS Provinsi Sulawesi

Selatan

6 BAZNAS Provinsi Jambi 24

BAZNAS Provinsi Sulawesi

Tenggara

7

BAZNAS Provinsi Bangka

Belitung 25 BAZNAS Provinsi Sulawesi Barat

8 BAZNAS Provinsi Bengkulu 26 BAZNAS Provinsi Gorontalo

9 BAZNAS Provinsi Lampung 27 BAZNAS Provinsi Bali

10 BAZNAS Provinsi DKI Jakarta 28

BAZNAS Provinsi Nusa Tenggara

Barat

11 BAZNAS Provinsi Jawa Barat 29

BAZNAS Provinsi Nusa Tenggara

Timur

12 BAZNAS Provinsi Banten 30 BAZNAS Provinsi Maluku

13 BAZNAS Provinsi Jawa Tengah 31 BAZNAS Provinsi Papua

14

BAZNAS Provinsi D.I

Yogyakarta 32 BAZNAS Provinsi Papua Barat

15 BAZNAS Provinsi Jawa Timur 33

BAZNAS Provinsi Kepulauan

Riau

16

BAZNAS Provinsi Kalimantan

Barat

17

BAZNAS Provinsi Kalimantan

Tengah

18

BAZNAS Provinsi Kalimantan

selatan

BAZNAS Provinsi bertanggung jawab kepada BAZNAS dan

pemerintah daerah Provinsi, serta melaksanakan tugas dan fungsi

BAZNAS pada tingkat Provinsi sesuai dengan kebijakan BAZNAS.

Page 48: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

33

2. Tugas dan Fungsi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai

lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah

nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada

presiden melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS bersama

pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang

berasaskan: syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian

hukum, terintegrasi dan akuntabilitas. BAZNAS menjalankan empat

fungsi, yaitu:

1) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

3) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

4) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat

Dalam melakukan pengelolaan zakat diperlukan lembaga khusus

untuk mengelola zakat yang memiliki kekuatan hukum formal, karena

memiliki beberapa manfaat, antara lain untuk:

a. Menjaga perasaan diri para mustahik zakat apabila berhadapan

langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

b. Mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam

penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu

tempat.

Page 49: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

34

c. Memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan

pemerintahan yang islami.35

Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada

mustahik, meskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi

disamping akan terabaikannya manfaat tersebut, hikmah dan tujuan zakat

terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat juga akan sulit

diwujudkan.

3. Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Laporan keuangan merupakan sarana pertanggungjawaban

manajemen atas pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang

menyangkut pelaporan atas penghimpunan, pendistribusian, dan

pendayagunaan ZIS (zakat, infak, dan sedekah). Basis akuntansi yang

digunakan dalam laporan keuangan Badan Amil Zakat atau Lembaga

Amil Zakat adalah:

a. Basis kas untuk penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah

selain pemanfaatan aset kelolaan.

b. Basis akrual untuk penyaluran zakat dalam bentuk pemanfaatan aset

kelolaan dan transaksi pada dana amil.36

35 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta, Gema Insani, 2002),

h. 125-126 36 Teten Kustiawan, dkk., Pedoman Akuntansi Amil Zakat: Panduan Implementasi

Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis PSAK 109, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), h. 27-28.

Page 50: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

35

Dalam akuntansi keuangan, ada lima laporan yang harus

dikerjakan divisi pengelolaan keuangan, yaitu:

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi

keuangan pada waktu tertentu. Tujuannya untuk mengetahui kekayaan

atas harta yang dimiliki, berbagai kewajiban yang harus ditunaikan

serta mengetahui saldo dananya. Dengan neraca ini, posisi keuangan

organisasi atau lembaga dapat tergambarkan secara jelas.

2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (LSPD)

Tujuan dari LSPD adalah menggambarkan aktivitas lembaga,

terutama dalam menjelaskan asal sumber-sumber pendanaan serta

penyalurannya sesuai dengan bidang garapan masing-masing. Dengan

demikian, LSPD ini tak lain menggambarkan kinerja lembaga ditinjau

dari aspek finance.

3. Laporan Perubahan Dana Termanfaatkan (LPDT)

Tujuan dari LPDT adalah menggambarkan berbagai aktivitas

pendanaan non-cash. Contohnya adalah pinjaman utang dan

pemberian piutang.

4. Laporan Arus Kas

Tujuan laporan arus kas adalah menggambarkan aliran kas

keluar masuk. Pertimbangan alur keluar masuk didasarkan pada tiga

jenis aktivitas yakni operasi, investasi, dan pendanaan.

Page 51: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

36

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Berisi penjelasan atas ke-4 jenis laporan di atas, sebagai catatan

khusus yang lebih rinci sifatnya. Catatan ini tentu tidak untuk

dipublikasikan kepada masyarakat luas. Fungsinya untuk menjelaskan

bagian yang dianggap perlu. Dalam kondisi tertentu, catatan ini bisa

diberikan pada muzaki atau donatur yang membutuhkan.37

37 Eri Sudewo, Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar,

(Ciputat: Institut Manajemen Zakat, 2004), h. 214-215 .

Page 52: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS), yang merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk

oleh pemerintah. BAZNAS beralamat di Gedung Arthaloka Lantai 5, Jalan

Jenderal Sudirman Kavling 2-Jakarta 10220. Telp. 021-3904555. Email:

[email protected].

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yang dipublikasikan dan literatur-literatur yang berkaitan

dengan efisiensi pengelola dana zakat.

Adapun sumber data dalam penelitian ini berasal dari Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga pengelola zakat yang

mempublikasikan laporan keuangannya sebagai bentuk dari transparansi

dan akuntabilitasi dalam mengelola dana zakat yang diperolehnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh OPZ (Organisasi

Pengelola Zakat) yang beroperasi di Indonesia. Di Indonesia, pengelolaan

zakat dilakukan oleh dua institusi, yaitu pemerintah dan swasta, bentuk

pemerintah adalah BAZ (Badan Amil Zakat) dengan BAZNAS sebagai

pusat koordinator, sedangkan swasta adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ)

Page 53: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

38

yang dibentuk baik sebelum adanya undang-undang Nomor 23 Tahun

2011 tentang pengelolaan zakat maupun setelah adanya Undang-undang.

Sampel adalah bagian dari populasi. Adapun sampel penelitian ini adalah

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, diambil dari dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan dan

disusun oleh pihak lain, dalam teknik dokumentasi, peneliti memperoleh

data dengan cara melihat laporan keuangan Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS). Studi dokumenter merupakan salah satu teknik pengumpulan

data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen

yang diteliti dapat berbentuk laporan, notulen rapat, catatan khusus dalam

pekerjaan sosial dan dokumen-dokumen lain untuk tujuan penelitian.38

Selain itu, dalam teknik ini juga dilakukan perolehan data dengan

cara membaca berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah

lainnya yang berkaitan dengan efisien Badan Amil Zakat Nasional.

E. Identifikasi Variabel Input dan Output

Dalam mendefinisikan hubungan input output dalam tingkah laku

dari institusi keuangan, penelitian ini menggunakan metode pendekatan

38 Irawan, Soehartono. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2000. h.70-

71

Page 54: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

39

produksi. Pendekatan produksi mengukur bagaimana kinerja OPZ dalam

pengelolaan biaya guna menghasilkan penerimaan dana ziswaf serta

penyaluran dana ziswaf yang efisien.

Input adalah sumber daya yang ditujukan, digunakan, atau

dikonsumsi dalam menjalankan program organisasi, dalam penelitian ini

input yang digunakan adalah biaya operasional dan total aset. Output

merupakan produk atau hasil langsung dari aktifitas program dan biasanya

diukur dalam volume pekerjaan yang berhasil dicapai. Faktor-faktor output

dalam organisasi pengelola zakat (OPZ) merupakan produk yang menjadi

tujuan OPZ. Pengukuran output pada penelitian ini diukur dari penerimaan

dana dan penyaluran dana. Semakin banyak penerimaan dana berarti

semakin banyak muzakki yang mempercayakan dana zakatnya kepada

OPZ mencerminkan kualitas aktivitas kinerja OPZ yang dilakukan sudah

baik, dan mencerminkan seberapa baik OPZ mensosialisasikan kinerja

OPZ sebagai lembaga yang memiliki tugas utama untuk menghimpun dan

mendistribusikan dana zakat dari dan untuk umat.39

Tabel 3.1

Variabel Input-Output

Pendekatan Variabel Input Variabel Output

Produksi -Biaya Operasional

- Jumlah Aset

- Penerimaan Dana Zakat

- Penyaluran Dana Zakat

39 Retno Wulandari, “Analisis Efisiensi Lembaga Amil Zakat Nasional di Indonesia

Menggunakan Data Employment Analysis (DEA) Periode 2011-2012”, Skripsi S1 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Page 55: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

40

Penelitian dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) ini

menggunakan variable input dan output. Variabel input terdiri dari biaya

operasional dan jumlah aset sedangkan variabel output meliputi jumlah

dana zakat terhimpun dan jumlah dana zakat tersalurkan. Berikut ini

penjelasan dari masing-masing variabel:

1. Biaya operasional, adalah biaya langsung yang digunakan untuk

kebutuhan operasional perusahaan. Jika perusahaannya adalah

perusahaan dagang, maka biaya operasionalnya adalah biaya untuk

memperoleh barang dagangan, pemasaran, serta biaya-biaya

operasional perusahaan lainnya. Namun, karena studi penelitian ini

adalah BAZNAS, maka biaya operasional yang dimaksud adalah

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan yang menunjang

kegiatan manajemen lembaga.

2. Jumlah aset adalah aset keseluruhan baik aset lancer ataupun tidak

lancar. Jumlah aset dinyatakan dengan satuan jutaan rupiah.

3. Penerimaan dana zakat, adalah total keseluruhan dana zakat yang

berhasil dihimpun dari para muzakki oleh suatu lembaga dalam periode

tertentu.

4. Penyaluran dana zakat, adalah sejumlah dana zakat yang telah

disalurkan kepada mustahik pada periode tertentu dalam bentuk

program-program pemberdayaan maupun penyaluran langsung yang

diberikan secara tunai.

Page 56: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

41

F. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu dalam

pengolahan data berupa input dan output yang diambil dari neraca

keuangan, laporan arus kas, laporan perubahan dana yang dimiliki oleh

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Dalam analisis kuantitatif ini,

untuk menghitung tingkat efisiensi, peneliti menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah

distandarisasi sebagai alat untuk mengukur kinerja suatu aktifitas unit,

dimana proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak WDEA.

Selain itu peneliti juga menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel

sebagai perangkat lunak pendukung.

1. Metode Pengukuran Efisiensi dengan DEA

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah metode

pengukur efisiensi yang menggunakan teknik pemrograman matematis.

DEA mengukur efisiensi relatif dari kumpulan decision making unit

(DMU) dalam mengelola sumber daya (input) dengan jenis yang sama

sehingga menghasilkan output dengan jenis yang sama pula, dimana

hubungan bentuk fungsi dari input ke output tidak diketahui.40

DEA pada awalnya dikembangkan oleh Farell (1957) yang

mengukur efisiensi teknik satu input dan satu output menjadi multi input

dan multi output. DEA dipopulerkan oleh Charness, Cooper, dan Rhodes

40 Erwinta Siswandi, Wilson Arafat, “Mengukur Efisiensi Relatif Kantor Cabang LAZ

dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA),” Jurnal Manajemen Usahawan

Indonesia, No.1/TH.XXXIII.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

42

(1978) dengan asumsi Constan Return to Scale (CRS) dan dikembangkan

lagi oleh Bunker, Charness, dan Cooper (1994) dengan asumsi Variabel

Return to Scale (VRS). Kedua metode ini akhirnya terkenal sebagai

model CCR dan BCC.

DEA merupakan model pemrograman fraksional yang bisa

mencakup banyak output dan input tanpa perlu menentukan bobot untuk

tiap variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan eksplisit mengenai

hubungan fungsional antara input an output (tidak seperti regresi). Pada

dasarnya teknis analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi

relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dalam kondisi banyak input

dan output, di mana penggabungan input dan output tersebut tidak

mungkin dilakukan.41

Data Envelopment Analysis, sesuai namanya merupakan metode

yang mengelompokkan data observasi yang berbentuk frontier yang

nantinya digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari objek penelitian.

DEA tidak hanya diguanakan untuk entitas bisnis tetapi bisa juga

digunakan secara luas untuk bentuk organisasi-organisasi seperti sekolah,

rumah sakit, yayasan dan lain-lain.

DEA merupakan pendekatan non-parametrik yang dipilih dalam

penelitian ini karena beberapa alasan, pendekatan non-parametrik

merupakan pendekatan yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat

41 Alfi Lestari, “Efisiensi Kinerja Keuangan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA):

Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA),” Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol 16

NO. 2, Oktober 2015.

Page 58: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

43

tertentu, yaitu parameter populasi yang menjadi induk sampel

penelitiannya, penggunaannya lebih sederhana, dan mudah digunakan

karena tidak membutuhkan banyak spesifikasi bentuk fungsi sehingga

kemungkinan kesalahan pembentukkan fungsi lebih kecil.42 Ada tiga

manfaat yang diperoleh dari pengukuran efisiensi dengan DEA, yaitu:

a. Sebagai tolok ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna

untuk mempermudah perbandingan antara unit ekonomi yang sama.

b. Mengukur berbagai informasi efisiensi antar unit kegiatan ekonomi

untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya.

c. Menentukan implikasi kebijakan sehingga dapat meningkatkan tingkat

efisiensinya.43

Sedangkan keterbatasan DEA adalah:

1. Mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat diukur;

2. DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan

unit lain dalam tipe yang sama;

3. Dalam bentuk dasarnya, DEA berasumsi adanya CSR (Constant

Return to Scale)

4. Bobot input dan output yang dihasilkan DEA sulit untuk ditafsirkan

dalam nilai ekonomi.44

42 Saleh Samsubar, Metode Data Envelopment Analysis, (Yogyakarta: FEUGM, 2000),

h.19. 43 Indah Susilowati, dkk., Modul Perkuliahan: “Pengukuran Efisiensi Melalui Data

Envelopment Analysis (DEA)”, (Semarang: FEUNDIP, 2004), h.2. 44 Alfi Lestari, “Efisiensi Kinerja Keuangan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA):

Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA),” Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol 16

NO. 2, Oktober 2015.

Page 59: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

44

Pada dasarnya, teknik analisis DEA didesain khusus untuk

mengukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dalam

kondisi banyak input maupun output, dimana penggabungan input dan

output tersebut tidak mungkin dilakukan.

Efisiensi relatif UKE dalam DEA juga didefinisikan sebagai rasio

dari total output tertimbang dibagi total input tertimbang. Inti dari DEA

adalah menentukan bobot atau timbangan untuk setiap input dan output

UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap

variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu

memenuhi dua kondisi yang disyaratkan, yaitu:

a. Bobot tidak boleh negatif

b. Bobot harus bersifat universal.45

Hal ini berarti setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan

seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya dan rasio

tersebut tidak lebih dari 1. DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan

memiliki bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya. Asumsi

maksimalisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian DEA ini

menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik.

Orientasi lainnya adalah minimalisasi input, namun kedua asumsi tersebut

akan diperoleh hasil yang sama. Setiap UKE menggunakan kombinasi

input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda,

45 Huri, M. D. dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan

dengan Metode Data Envelopment Analysis”, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol. 1, No.2,

Desember 2004.

Page 60: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

45

sehingga setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang

mencerminkan keragaman tersebut.

Setiap UKE cenderung memiliki pola penggunaan input minimum

pada input yang memiliki bobot tinggi atau pola produksi output secara

maksimum pada output yang memiliki bobot tinggi untuk pencapaian

tingkat efisiensi yang maksimum. Bobot yang dipilih tersebut tidak

semata-mata menggambarkan suatu nilai ekonomis, tetapi lebih

merupakan suatu kuantitatif rencana untuk memaksimumkan efisiensi

bersangkutan.46

Suatu UKE dikatakan efisien secara relative apabila nilai dualnya

sama dengan 1 (efisien 100 persen), sebaliknya apabila nilai dualnya

kurang dari 1, maka UKE yang bersangkutan dianggap tidak efisien secara

relatif.47

2. Model Pengukuran Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dapat

diukur dengan menghitung rasio antara input dan outputnya. DEA akan

menghitung BAZNAS yang menggunakan input n untuk menghasilkan

output m yang berbeda.48

Es = ∑ 𝑈𝑖 𝑌𝑠𝑚

𝑖=1

∑ 𝑉𝑗 𝑋 𝑗𝑠𝑛𝑗=1

46 Ibid, h.5. 47 Cooper William, Lawrence M. Seiford dan Kaoru Tone, Introduction to Data

Envelopment Analysis and Its Uses, (Newyork: Business Media Inc, 2006), h.xx. 48 Sutawijaya A. dan Lestari E. P., “Efisiensi Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi:

sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No.1.

Page 61: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

46

Dimana:

Es = efisiensi BAZNAS s

m = output BAZNAS s yang diamati

n = input BAZNAS s yang diamati

yis = jumlah output ke I yang dihasilkan

xjs = jumlah input ke j yang digunakan

ui = s x 1 jumlah bobot output

vj = s x 1 jumlah bobot input

Persamaan di atas menunjukkan adanya penggunaan satu variabel

input dan satu output. Rasio efisiensi (Es), kemudian dimaksimumkan

dengan kendala sebagai berikut:

Es = ∑ 𝑈𝑖 𝑌𝑠𝑚

𝑖=1

∑ 𝑉𝑗 𝑋 𝑗𝑠𝑛𝑗=1

≤ 1 ∶ r = 1, … N

Dimana Ui dan Vj ≥ 0

Pertidaksamaan pertama menjelaskan bahwa adanya rasio untuk

UKE lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua berbobot

non-negatif (positif). Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan

1. BAZNAS dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1

atau 100 persen, sebaliknya apabila mendekati 0 menunjukkan efisiensi

BAZNAS yang semakin rendah.

Metode analisis pada persamaan 1 dan 2 juga dapat dijelaskan

bahwa efisiensi BAZNAS yang UKE (n). BAZNAS menggunakan n jenis

input untuk menghasilkan m jenis output, apabila Xjs merupakan jumlah

Page 62: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

47

output j yang digunakan oleh BAZNAS sedangkan Yis > 0 merupakan

jumlah output I yang dihasilkan oleh BAZNAS. Variabel keputusan

(decision variable) dari penjelasan tersebut adalah bobot yang harus

diberikan pada setiap input dan output BAZNAS. Vj merupakan bobot n

yang diberikan pada input j oleh BAZNAS dan Ui merupakan bobot yang

diberikan pada output I oleh BAZNAS, sehingga vj dan ui merupakan

variabel keputusan. Nilai variabel ini ditentukan melalui interaksi program

linier, kemudian diformulasikan pada sejumlah s program linear

fraksional. Satu formulasi linear untuk BAZNAS dalam sampel. Fungsi

tujuan dari setiap program linear fraksional tersebut adalah rasio dari

output tertimbang dibagi rasio input tertimbang dari BAZNAS.

Penelitian ini menggunakan model constan return to scale yang

berorientasi input. Model ini mengasumsikan bahwa penambahan input

dan output adalah sama. Artinya jika ada penambahan input sebesar x kali,

maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Penelitian ini

menggunakan pendekatan produksi, pendekatan produksi dipilih untuk

mengukur bagaimana kinerja BAZNAS dalam pengelolaan biaya guna

menghasilkan penerimaan dana zakat serta penyaluran dana zakat yang

efisien.49

Semua variabel input dan output diolah dengan software WDEA,

sehingga didapatkan tingkat efisiensi BAZNAS tiap tahun (5 tahun) dari

49 Ikka Nur Wahyuny, “Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional dengan

Metode Data Envelopment Analysis (Studi di Badan Amil Zakat Nasional, Dompet Dhuafa, dan

Lazis Nahdhatul Ulama Periode 2013),” Skripsi S1, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.

Page 63: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

48

pendekatan produksi. Efisiensi ditunjukkan dengan skor 1 yang berarti

efisien dan kurang dari 1 menunjukkan adanya inefisien. Dapat dilihat pula

variabel mana yang kurang efisien dalam pengelolaannya, sehingga dapat

menjadi bahan evaluasi bagi pihak yang bersangkutan.

3. Kelebihan dan Kekurangan DEA

Dari berbagai metode perhitungan efisiensi yang ada pada DEA,

ada tiga kelebihan yang diperoleh. Pertama, sebagai tolok ukur untuk

memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk mempermudah

perbandingan antara unit ekonomi yang sejenis. Kedua, mengukur

berbagai informasi efisiensi antar unit kegiatan ekonomi untuk

mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Ketiga, menentukan

implikasi kebijakan sehingga dapat meningkatkan tingkat efisiensinya.50

Akbar (2009) mengemukakan bahwa DEA memiliki kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut:

1) DEA dapat mengukur efisiensi berbagai DMU sejenis secara relatif

yang mempunyai banyak input dan output.

2) Tidak perlu mencari asumsi bentuk hubungan antar variabel

input dan output dari DMU sejenis yang akan diukur

efisiensinya.

3) DMU langsung dibandingkan dengan yang sejenis.

50 Muhammad Biwa Nugraha, “Analisis Perkembangan Efisiensi Teknik Bank Syariah di

Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2005-2009,” Jurnal Media

Ekonomi Vol.19 No.1.

Page 64: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

49

4) Faktor input dan output dapat memiliki satuan ukuran yang berbeda.

Seperti dalam penelitian ini yang mempunyai input (X1) dalam

satuan orang. Sedangkan output (Q1) dalam jutaan rupiah.

Pengukuran efisiensi tersebut dapat dilakukan tanpa perlu

melakukan perubahan satuan dari variabel-variabel yang ada.

Sedangkan kekurangan yang perlu diperhatikan dari metode DEA

menurut Akbar, antara lain:

1) Teknik perhitungan yang digunakan dalam DEA adalah extreme

point technique, sehingga kesalahan pengukuran berakibat signifikan.

2) DEA hanya mengukur efisiensi relatif dari DMU, yakni

menunjukkan perbandingan baik dan buruk dari sebuah DMU

dibanding dengan DMU sejenis. DEA tidak mengukur efisiensi

absolut.

3) DEA adalah teknik non parametrik, sehingga uji hipotesis secara

sistemik tidak mudah dilakukan.

4) Karena tiap DMU menggunakan rumusan linier programming yang

terpisah, maka perhitungan secara manual sangat rumit dan lama.

Namun hal ini dapat diatasi dengan adanya software.51

51 Nasher Akbar, “Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional dengan

Pendekatan Data Envelopment Analysis,” Jurnal Islamic Finance and Business Review, Vol.4 No.

2, Bogor, Tazkia.

Page 65: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

50

4. Pendekatan Pengukuran Efisiensi dengan DEA

Pengukuran efisiensi pada lembaga keuangan, termasuk

lembaga nirlaba mempunyai banyak pendekatan, pendekatan yang

digunakan, antara lain:

1) Pendekatan Produksi, pendekatan ini menganggap institusi keuangan

sebagai produsen dari simpanan dan kredit pinjaman. Input adalah

jumlah tenaga kerja, asset tetap, dan material lainnya. Sedangkan

output adalah jumlah simpanan, pinjaman, serta transaksi terkait.

2) Pendekatan Intermediasi, dalam pendekatan ini, lembaga keuangan

dianggap sebagai lembaga perantara dalam jasa keuangan, yang

mengubah dan menyalurkan aset-aset keuangan dari unit-unit

surplus kepada unit-unit defisit. Dalam hal ini, input-input yang

digunakan adalah biaya tenaga kerja, modal, dan pembayaran bunga

deposito. Output yang diukur adalah kredit pinjaman dan

investasi keuangan.

3) Pendekatan Asset, pendekatan ini melihat institusi keuangan sebagai

penyalur kredit pinjaman yang outputnya diukur dengan aset-aset

yang dimiliki.

Page 66: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada pembahasan ini akan disajikan deskripsi data yang telah

diperoleh dalam penelitian. Data hasil penelitian diperoleh dari data

sekunder yakni dari instansi atau lembaga terkait, berupa laporan

keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) periode 2011 sampai

2015.

1. Sejarah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi

dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan keputusan

Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi

menghimpun dan menyalurkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) pada

tingkat nasional.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai

lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah

nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada

presiden melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS bersama

pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang

berasaskan: syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian

Page 67: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

52

hukum, terintegrasi dan akuntabilitas. BAZNAS menjalankan empat

fungsi, yaitu:

1) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

3) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

4) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat

Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka BAZNAS

memiliki kewenangan:

1. Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat,

2. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi,

BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ,

3. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan

dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.

Selain menerima zakat, BAZNAS juga dapat menerima infak,

sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya. Pendistribusian dana infak,

sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan

syariat Islam dan sesuai dengan peruntukan yang di ikrarkan oleh pemberi

dan harus dilakukan pencatatan dalam pembukuan tersendiri. Untuk

melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara dan Hak Amil sedangkan BAZNAS provinsi dan

BAZNAS kabupaten/kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

Page 68: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

53

2. Legal Formal BAZNAS

1. BAZNAS merupakan lembaga pemerintah non-struktural yang mandiri

bertanggung jawab kepada presiden.

2. BAZNAS dibentuk dengan Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 8

Tahun 2001 tanggal 17 Januari 2001.

3. Keputusan Menteri Agama Nomor 118 Tahun 2014 tentang

pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi.

4. Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor

DJ.II/568 Tahun 2014.

5. BAZNAS berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara

nasional.

6. BAZNAS melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, pelaporan, dan pertanggungjawaban atas pengumpulan,

pendistribusian dan pendayagunaan zakat.52

3. Visi Misi

BAZNAS memiliki visi menjadi Badan Zakat Nasional yang

amanah, Transparan dan Profesional. Visi tersebut diimplementasikan

dalam misi-misi berikut:

a. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat.

b. Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional

sesuai dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern.

5252 http://pusat.baznas.go.id/profil diakses pada tanggal 28 Februari 2017

Page 69: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

54

c. Menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang amanah,

transparan, professional dan terintegrasi.

d. Mewujudkan pusat data zakat nasional.

e. Memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan di

Indonesia melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait.

4. Struktur Organisasi BAZNAS

secara umum struktur BAZNAS sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi BAZNAS 2017

Page 70: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

55

Berikut adalah susunan Badan Pengurus Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) masa bakti 2015-2020.

Ketua : Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA.CA

Wakil Ketua: Dr. Zainulbahar Noor SE, M.Ec.,

Anggota :

Dr. H. Mundzir Suparta, MA.

K. H. Masdar Farid Mas’udi

Prof. Dr. H. Ahmad Satori Ismail

drh. Emmy Hamidiyah

Dr. Irsyadul Halim

Ir. Nana Mintarti

Prof. Dr. H. Machasin, M.A

Drs. Nuryanto, MPA.,

Drs. Astera Primanto Bakti, M.Tax

B. Hasil dan Analisis Penelitian

1. Analisis Tingkat Efisiensi BAZNAS

Sebuah organisasi pengelola zakat dikatakan memiliki kinerja yang

tinggi apabila dapat meningkatkan efisiensinya dengan penggunaan

variabel-variabel yang sesuai untuk untuk memberikan hasil yang

maksimal. Perhitungan efisiensi teknik BAZNAS dengan analisis DEA ini

menggunakan pendekatan produksi untuk menentukan variabel input dan

outputnya. Yang termasuk variabel input, adalah biaya operasional, dan

Page 71: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

56

jumlah aset, sedangkan yang termasuk variabel outputnya adalah jumlah

dana zakat terhimpun dan jumlah dana zakat tersalurkan.

Sebuah organisasi pengelola zakat dikatakan efisien apabila

nilainya mencapai angka 100 persen atau setara dengan 1. Semakin ia

menjauh dari angka 100 persen atau mendekati angka 0 persen, maka akan

semakin tidak efisien.53 Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien apabila:

a) mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan

jumlah input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan menghasilkan

jumlah output yang sama.

b) menggunakan jumlah unit input yang sama, tetapi dapat menghasilkan

jumlah output yang lebih besar.54

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan memasukkan input dan

output ke dalam software DEA untuk diolah menjadi nilai-nilai efisiensi.

Berikut ini data dari laporan keuangan BAZNAS yang dijadikan variabel

input dan output:

53 Nasher Akbar, “Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional dengan

Pendekatan Data Envelopment Analysis,” Jurnal Islamic Finance and Business Review, Vol.4 No.

2, Bogor, Tazkia. 54 Huri, M. D. dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan

dengan Metode Data Envelopment Analysis”, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol. 1, No.2,

Desember 2004.

Page 72: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

57

Tabel 4.1

Variabel Input-Output BAZNAS

Tahun

Input Output

Total Aset

Biaya

Operasional

Penerimaan

Dana Zakat

Penyaluran

Dana Zakat

2011 16,589,472,303 9,001,490,172 32,986,949,797

28,160,313,574

2012

22,105,699,228 8,821,518,860 40,387,972,149

36,019,079,930

2013 27,981,168,290 12,957,438,531 50,741,735,215 45,068,566,496

2014 39,861,217,575 15,345,467,112 69,865,506,671 64,265,141,159

2015 60,822,688,145 18,915,308,683 82,272,643,293 66,766,033,369

Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS tahun 2011-2015

Gambar 4.2

Diagram input dan output

Berdasarkan diagram di atas digambarkan bahwa setiap variabel

input dan output dari tahun 2011-2015 mengalami kenaikan, tapi terdapat

satu variabel yang mengalami penurunan pada tahun 2012 yaitu variabel

biaya operasional dari 9,001,490,172 menurun menjadi 8,821,518,860,

tetapi pada tahun 2013 biaya operasional mengalami peningkatan kembali

sampai tahun 2015.

Setelah variabel input dan output ini diolah ke dalam DEA, maka

dapat diketahui hasilnya. Berdasarkan hasil analisis menggunakan

0

20.000.000.000

40.000.000.000

60.000.000.000

80.000.000.000

100.000.000.000

1 2 3 4 5

Input Total Aset

Input Biaya Operasional

Output Penerimaan DanaZakat

Output Penyaluran DanaZakat

Page 73: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

58

software DEAP dengan pendekatan CSR dan berorientasi pada variabel

input, dapat dilihat tingkat efisiensi Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) pada tabel 4.2 hasil perhitungan menunjukkan pencapaian

BAZNAS pada tahun 2011 sampai 2015.

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Efisiensi Berdasarkan Metode DEA 2011-2015

Tahun Efisiensi BAZNAS (%)

2011 100%

2012 100%

2013 97,04%

2014 100%

2015 95,00%

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Dari hasil DEA diketahui efisiensi BAZNAS selama 5 tahun

(2011-2015) yaitu pada tahun 2011, 2012 dan 2014 memiliki tingkat

maksimal atau tertinggi yaitu sebesar 100%, Selanjutnya tahun 2013

tingkat efisiensi sebesar 97,04%, dan pada tahun 2015 sebesar 95,00%.

Dalam perhitungan DEA, suatu periode yang menjadi frontier

(sudah efisien) diasumsikan efisien bila bernilai 100%, sedangkan yang

inefisien bernilai antara 0% sampai dengan 100%. Disamping itu terdapat

pula angka actual dan angka target. Angka actual adalah angka input-

output yang dimiliki, sedangkan angka target adalah angka yang

disarankan oleh perhitungan DEA supaya input-output tersebut menjadi

Page 74: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

59

efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah presentase dalam

penambahan angka agar mencapai target yang dihasilkan oleh perhitungan

DEA.55

Gambar 4.3

Efisiensi Tahunan BAZNAS

Dari gambar 4.3 di atas dapat dilihat dengan jelas dimana tingkat

efisiensi tertinggi BAZNAS terjadi pada tahun 2011, 2012 dan 2014

sebesar 100%, sedangkan inefisiensi terjadi pada tahun 2013 dan 2015,

2013 sebesar 97,04% dan 2015 sebesar 95,00%. Selanjutnya, akan dibahas

lebih mendalam tingkat efisiensi BAZNAS dari tahun 2011 sampai 2015

berdasarkan metode DEA.

a. Analisis Teknis Efisiensi BAZNAS Periode 2011

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada tahun 2011 telah

mencapai nilai efisiensi sebesar 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

BAZNAS telah mampu menggunakan input yang ada untuk menghasilkan

55 Indah Susilowati, dkk., Modul Perkuliahan: “Pengukuran Efisiensi Melalui Data

Envelopment Analysis (DEA)”, (Semarang: FEUNDIP, 2004), h.4.

92%

94%

96%

98%

100%

102%

2011 2012 2013 2014 2015

Efisiensi BAZNAS (%)

Page 75: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

60

output yang maksimal. Pencapaian efisiensi ini dapat dilihat pada setiap

variabel input dan output yang ditunjukkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Target for Units Annual 2011 Efisiency 100% Radial

Variabel Actual Target To Gain Achieved

Total Aset 16589472303 16589472303 0.0% 100.0%

Biaya Operasional 9001490172 9001490172 0.0% 100.0%

Penerimaan Zakat 32986949797 32986949797 0.0% 100.0%

Penyaluran Zakat 28160313574 28160313574 0.0% 100.0%

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis efisiensi BAZNAS pada

tahun 2011 yang menunjukkan tingkat nilai efisiensinya telah mencapai

100 persen disemua variabel input dan outputnya. Artinya nilai 100 persen

menunjukkan bahwa BAZNAS mampu mencapai nilai actual (nilai

sebenarnya) dengan nilai target (nilai harus dicapai) yang disarankan oleh

perhitungan DEA. Pembuktiannya dapat dilihat dari nilai to gain nya

sebesar 0 persen artinya tidak ada nilai actual yang tidak mencapai nilai

target.

b. Analisis Teknis Efisiensi BAZNAS Periode 2012

Pada tahun 2012 nilai efisiensi BAZNAS ketika dianalisis

mengalami efisiensi sebesar 100 persen atau mendekati 1. Hal ini

menunjukkan BAZNAS telah mampu mencapai nilai target yang sama

dengan nilai actual sehingga to gain nya adalah 0. Pencapaian efisiensi ini

Page 76: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

61

dapat dilihat pada setiap variabel input dan output yang ditunjukkan pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4

Target for Units Annual 2012 Efisiency 100% Radial

Variabel Actual Target To Gain Achieved

Total Aset 22105699228 22105699228 0.0% 100.0%

Biaya Operasional 8821518860 8821518860 0.0% 100.0%

Penerimaan Zakat 40387972149 40387972149 0.0% 100.0%

Penyaluran Zakat 36019079930 36019079930 0.0% 100.0%

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Tabel 4.4 menunjukkan hasil analisis efisiensi yang tidak berbeda

dengan tahun sebelumnya, pada tabel ini juga dibuktikan bahwa BAZNAS

sudah efisien secara relatif maksimal. Dengan kata lain, BAZNAS sudah

mencapai nilai actual yang sama dengan nilai target yang telah disarankan

oleh DEA. Dalam hal ini, pengelolaan dana zakat di BAZNAS periode

2012 sudah sangat baik. Kinerja pengelolaan keuangan BAZNAS tetap

efisien karena jumlah peningkatan penerimaan dan penyaluran dana zakat

sudah sesuai dengan target perhitungan efisiensi.

c. Analisis Teknis Efisiensi BAZNAS Periode 2013

Pada tahun 2013 tingkat efisiensi BAZNAS mencapai 97,04%. Hal

ini menunjukkan bahwa BAZNAS telah melakukan inefisiensi sebesar

2,96%. Nilai efisiensi tersebut menggambarkan bahwa BAZNAS sudah

cukup efisien (mendekati 100%) namun belum efisien secara maksimal.

Page 77: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

62

Agar efisien dapat dilihat dari setiap variabel input dan output yang

ditunjukkan tabel 4.5.

Tabel 4.5

Target for Units Annual 2013 Efisiency 97,04% Radial

Variabel Actual Target To Gain Achieved

Total Aset 27981168290 27153601302 3.0% 97.0%

Biaya Operasional 12957438531 12574211202 3.0% 97.0%

Penerimaan Zakat 50741735215 51565071836 1.6% 98.4%

Penyaluran Zakat 45068566496 45068566496 0.0% 100.0%

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Pada tahun 2013 BAZNAS mengalami inefisien, dengan skor

efisiensi kurang dari 1 yaitu 97,04%. Peningkatan efisiensi BAZNAS

tahun 2013 pada sisi input dapat dilakukan dengan cara menetapkan target

total aset sebesar Rp. 27.153.601.302 yang saat ini sebesar Rp.

27.981.168.290. Dengan kata lain, kondisi actual saat ini dapat mencapai

target apabila total aset dikurangi 3,0%. Hal lain yang menunjukkan

inefisien adalah biaya operasional. Agar efisien dapat dilakukan dengan

cara menetapkan biaya operasional sebesar Rp. 12.574.211.202 yang saat

ini Rp. 12.957.438.531 dengan cara melakukan pengurangan 3,0%.

Selanjutnya, pada sisi output sebenarnya efisien, namun pada

penerimaan zakat sebesar Rp. 50.741.735.215 sehingga untuk mencapai

titik paling efisien BAZNAS harus menambah penerimaan zakat sebesar

Rp. 51.565.071.836 dengan cara meningkatkan jumlah penerimaan zakat

Page 78: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

63

sebesar 1,6%. Sedangkan untuk variabel penyaluran zakat tidak ada

masalah karena sudah mencapai target dan achieved 100%. Dapat

disimpulkan ketidakefisienan BAZNAS tahun 2013 dikarenakan

penggunaan input yang tidak efisien.

d. Analisis Teknis Efisiensi BAZNAS Periode 2014

Pada tahun 2014 nilai efisiensi BAZNAS telah mencapai indikator

efisiensi yaitu sebesar 100 persen atau mendekati 1. Pencapaian efisiensi

ini dapat dilihat pada setiap variabel input dan output yang ditunjukkan

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Target for Units Annual 2014 Efisiency 100% Radial

Variabel Actual Target To Gain Achieved

Total Aset 39861217575 39861217575 0.0% 100.0%

Biaya Operasional 15345467112 15345467112 0.0% 100.0%

Penerimaan Zakat 69865506671 69865506671 0.0% 100.0%

Penyaluran Zakat 64265141159 64265141159 0.0% 100.0%

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Tabel 4.6 menunjukkan hasil analisis efisiensi tahun 2014, pada

tabel ini juga dibuktikan bahwa BAZNAS sudah efisien secara relatif

maksimal. Dengan kata lain, BAZNAS sudah mencapai nilai actual yang

sama dengan nilai target yang telah disarankan oleh DEA. BAZNAS pada

periode 2014 sudah baik. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah dana

penerimaan zakat yang terhimpun yaitu dari Rp. 50,741,735,215 menjadi

Page 79: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

64

Rp. 69,865,506,671. Artinya BAZNAS telah mampu mengoptimalkan

potensi zakat yang ada.

e. Analisis Teknis Efisiensi BAZNAS Periode 2015

Pada tahun 2015 tingkat efisiensi BAZNAS mencapai 95.00%. Hal

ini menunjukkan bahwa BAZNAS telah melakukan inefisiensi sebesar

5%. Agar efisien dapat dilihat dari setiap variabel input dan output yang

ditunjukkan tabel 4.7.

Tabel 4.7

Target for Units Annual 2015 Efisiency 95.00% Radial

Variabel Actual Target To Gain Achieved

Total Aset 60822688145 45030592292 26.0% 74.0%

Biaya Operasional 18915308683 17969945899 5.0% 95.0%

Penerimaan Zakat 82272643293 82272643293 0.0% 100.0%

Penyaluran Zakat 66766033369 73372956282 9.9% 91.0%

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Peningkatan efisiensi BAZNAS tahun 2015 pada sisi input dapat

dilakukan dengan cara menetapkan target total aset sebesar Rp.

45.030.592.292 yang saat ini sebesar Rp. 60.822.688.145. Dengan kata

lain, kondisi actual saat ini dapat mencapai target apabila total aset

dikurangi 26,0%. Hal lain yang menunjukkan inefisien adalah biaya

operasional. Agar efisien dapat dilakukan dengan cara menetapkan biaya

operasional sebesar Rp. 17.969.945.899 yang saat ini Rp. 18.915.308.683

dengan cara melakukan pengurangan 5,0%.

Page 80: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

65

Selanjutnya, pada sisi output menetapkan penyaluran zakat sebesar

Rp.73.372.956.282 yang saat ini Rp. 66.766.033.369, sehingga untuk

mencapai titik paling efisien BAZNAS harus menambah penyaluran zakat

sebesar 9.9% . Sedangkan untuk variabel penerimaan zakat tidak ada

masalah karena sudah mencapai target dan achieved 100%.

2. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Inefisiensi BAZNAS

Faktor penyebab inefisiensi Badan Amil Zakat Nasional selama

periode 2011-2015, yaitu pada tahun 2013 dan 2014 BAZNAS mengalami

inefisien, pada tahun 2013 mengalami inefisien 97,04%, dan pada tahun

2015 mengalami inefisien sebesar 95,00%. Inefisien ini bisa terjadi

disebabkan oleh pemborosan biaya atau tidak seimbangnya jumlah dana-

dana dalam beberapa variabel yang diolah untuk menghitung tingkat

efisien.56

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya pada tabel efisiensi teknis

(lihat tabel 4.5 dan 4.7), pada tahun 2013 dan 2015 seluruh variabel input

dan satu variabel output sesuai target perhitungan efisiensi DEA. Variabel

yang menyebabkan terjadinya inefisiensi tersebut yaitu pada tahun 2013 di

antaranya variabel total aset, biaya operasional dan penerimaan zakat,

sedangkan pada tahun 2015 yaitu variabel total aset, biaya operasional, dan

penyaluran zakat yang melebihi target efisiensi. Sedangkan pada tahun

2011,2012, dan 2014, BAZNAS telah efisien 100% maksimal, artinya

56 Indah Susilowati, dkk., Modul Perkuliahan: “Pengukuran Efisiensi Melalui Data

Envelopment Analysis (DEA)”, (Semarang: FEUNDIP, 2004), h.7.

Page 81: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

66

pada ketiga tahun tersebut tidak mengalami inefisien, atau inefisiennya

sebesar 0%. Tidak ada faktor yang menyebabkan terjadinya inefisiensi.

Pada tahun 2013, BAZNAS tergolong lembaga zakat nasional

dengan kinerja inefisien dengan skor 97,04%. Ketidakefisienan terjadi

pada kedua input dan satu outputnya. Pada variabel total aset disebabkan

karena terdapat aset yang tidak digunakan dengan maksimal sehingga

pemakaian aset tidak efektif dan produktif terutama pada kas dan setara

kas. Hal lain yang menunjukkan inefisien adalah biaya operasional. Hal ini

dikarenakan terjadinya penggunaan biaya operasional yang berlebihan

pada pos gaji yang menjadikannya tidak efisien. Pada sisi output variabel

penerimaan zakat tidak sesuai target sehingga mengalami inefisien,

dikarenakan penerimaan sedikit sedangkan penyaluran banyak, dan untuk

mencapai nilai efisien BAZNAS harus meningkatkan penerimaan dana

zakatnya, sedangkan pada variabel penyaluran dana zakat sudah efisien.

Dapat disimpulkan ketidakefisienan BAZNAS pada tahun 2013

dikarenakan penggunaan kedua input yang tidak efisien dan satu output

yang tidak efisien.

Pada tahun 2015, BAZNAS mengalami inefisien sebesar 95.00%.

hal ini terjadi karena penggunaan aset yang kurang efektif dengan

terpusatnya dana aset lancar pad akas dan setara kas. Hal lain yang

menunjukkan inefisien adalah biaya operasional, dikarenakan terjadinya

biaya penggunaan operasional yang besar pada belanja karyawan dan

biaya publikasi dan dokumentasi. Pada sisi output berbeda dengan dengan

Page 82: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

67

inefisen tahun 2013, yaitu variabel penerimaan dana zakat sudah efisien

tapi pada variabel penyaluran dana zakat mengalami inefisien, dikarenakan

penerimaan bertambah tetapi penyalurannya sedikit. Dapat disimpulkan

ketidakefisienan BAZNAS pada tahun 2015 dikarenakan penggunaan

kedua input yang tidak efisien dan satu output yang tidak efisien.

Metode DEA memiliki salah satu keunggulan selain menghasilkan

nilai efisiensi relative setiap UKE (Unit Kegiatan Ekonomi) yaitu dengan

menunjukkan potential improvement atau tingkat perbaikan yang

diperlukan dari setiap masing-masing UKE. Perbaikan variabel input dan

output tersebut menunjukkan tingkat efisien UKE yang belum efisien

dapat ditingkatkan atau dikurangi guna mencapai kondisi efisien baik

secara teknis biaya atau teknis sistem.

Page 83: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis tingkat efisiensi Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) menggunakan metode Data Envelopment Analysis

(DEA) periode 2011-2015 dengan pendekatan produksi dalam menentukan

variabel input dan output, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Pada tahun 2011, 2012 dan 2014 tingkat efisiensi Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) mencapai 100% atau senilai dengan 1. Hal ini

menunjukkan bahwa BAZNAS sudah efisien secara maksimal pada ketiga

tahun tersebut. Angka pada to gain 0,0% menunjukkan target efisien sudah

sesuai dengan kondisi actual dan memperoleh achieved 100%. Pada tahun

2013 dan 2015, terjadi inefisiensi. Tahun 2013 angka inefisiensi sebesar

97,04% sedangkan pada tahun 2015 angka inefisiensi sebesar 95,00%.

2. Inefisiensi tidak terjadi pada tahun 2011,2012, dan 2014, karena nilai

efisiensi pada ketiga tahun tersebut mencapai relative maksimal.

Sedangkan pada tahun 2013 dan 2015, terjadi inefisiensi, hal ini

menunjukkan adanya pemborosan biaya senilai inefisiensi tersebut, atau

terjadi ketidakseimbangan jumlah dana antar beberapa variabel yang

diukur tingkat efisiensinya.

3. Pada tahun 2013 variabel input inefisien karena tidak sesuai dengan target

perhitungan DEA, yaitu total aset dan biaya operasional. Sedangkan

variabel output yang inefisiensi adalah penerimaan zakat. Hal lain yang

Page 84: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

69

menunjukkan inefisien adalah biaya operasional. Hal ini dikarenakan

terjadinya penggunaan biaya operasional yang berlebihan pada pos gaji

yang menjadikannya tidak efisien. Pada sisi output variabel penerimaan

zakat tidak sesuai target sehingga mengalami inefisien, dikarenakan

penerimaan sedikit sedangkan penyaluran banyak, dan untuk mencapai

nilai efisien BAZNAS harus meningkatkan penerimaan dana zakatnya,

sedangkan pada variabel penyaluran dana zakat sudah efisien. Dapat

disimpulkan ketidakefisienan BAZNAS pada tahun 2013 dikarenakan

penggunaan kedua input yang tidak efisien dan satu output yang tidak

efisien. sedangkan pada tahun 2015 kedua variabel input mengalami

inefisiensi dan variabel output yang inefisiensi adalah penyaluran zakat.

inefisiensi bisa diatasi dengan menetapkan target sesuai besaran yang

ditetapkan pada perhitungan efisiensi DEA. Hal ini terjadi karena

penggunaan aset yang kurang efektif dengan terpusatnya dana aset lancar

pad akas dan setara kas. Hal lain yang menunjukkan inefisien adalah biaya

operasional, dikarenakan terjadinya biaya penggunaan operasional yang

besar pada belanja karyawan dan biaya publikasi dan dokumentasi. Pada

sisi output berbeda dengan dengan inefisen tahun 2013, yaitu variabel

penerimaan dana zakat sudah efisien tapi pada variabel penyaluran dana

zakat mengalami inefisien, dikarenakan penerimaan bertambah tetapi

penyalurannya sedikit. Dapat disimpulkan ketidakefisienan BAZNAS

pada tahun 2015 dikarenakan penggunaan kedua input yang tidak efisien

dan satu output yang tidak efisien.

Page 85: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

70

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran-saran

bagi Badan Amil Zakat (BAZNAS) dan Praktisi zakat, yaitu sebagai

berikut:

1. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) harus memperhatikan faktor-

faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

memperbaiki tingkat efisiensi pada tahun berikutnya, dan meningkatkan

kinerja lebih baik lagi. Dari kelima periode yang diteliti, BAZNAS

mengalami efisiensi pada tiga periode sedangkan mengalami inefisiensi

pada dua periode. Menurut peneliti BAZNAS sudah cukup baik dalam

mengelola dana zakat.

2. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) harus lebih transparan lagi dalam

mempublikasikan laporan keuangannya, tidak hanya untuk meningkatkan

kepercayaan muzakki, tetapi juga untuk keperluan di bidang pendidikan

dalam hal ini penelitian.

3. Bagi praktisi zakat, hendaknya memperhatikan variabel penting yang

menyebabkan inefisiensi suatu Lembaga Amil Zakat (LAZ)/Badan Amil

Zakat (BAZ), salah satunya dengan meningkatkan produktivitas

LAZ/BAZ dalam kegiatan operasionalnya. Dan meningkatkan kinerjanya

sehingga lebih baik lagi.

Page 86: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

71

Bagi peneliti selanjutnya:

1. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan metode pendekatan lainnya

karena skripsi ini hanya menggunakan metode Data Envelopment Analysis

(DEA).

2. Agar peneliti selanjutnya memperbanyak data serta menggunakan input

dan output yang lebih bervariasi lagi, hal ini untuk melihat konsistensi

hasil penelitian.

3. Diperlukan melakukan studi-studi tentang kinerja lembaga amil zakat

(LAZ)/ Badan

Amil Zakat (BAZ) yang ada di Indonesia khususnya LAZ/BAZ yang ada

di Kabupaten/Kota. Sehingga memberikan solusi dan memudahkan para

pengelola zakat dalam memperbaiki kinerja dan mampu untuk terus

mengubah model pengelolaan zakat menjadi lebih ideal agar dapat

menanggulangi kemiskinan yang ada di Indonesia secara bersama-sama

demi kesejahteraan masyarakat.

Page 87: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

72

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama, 2004.

Aflah, Kuntarno. Dkk, Zakat dan Peran Negara. Jakarta: Forum Zakat, 2006.

Akbar, Nasher. “Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional dengan

Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)”. Skripsi Universitas

Diponegoro, 2013.

Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra

Intermedia, 2011.

Ali, Nuruddin Mhd. Zakat dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: Raja Grafindo, 2006.

A. Sutawijaya, dan Lestari E. P. “Efisiensi Perbankan Indonesia Pasca Krisis

Ekonomi: sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”. Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Vol. 10, No.1.

Biwa Nugraha, Muhammad. “Analisis Perkembangan Efisiensi Teknik Bank

Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

Tahun 2005-2009”. Jurnal Media Ekonomi Vol.19 No.1.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Ghafur, Muhammad. Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini: Kajian

Kritis Perkembangan Perbankan Syariah. Yogyakarta: Biruni Press, 2007.

Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Press,

2002.

Hafidhuddin, Didin. Agar Harta Berkah dan Bertambah Gerakan

Membudayakan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf. Jakarta: GemaInsani

Press, 2007.

H, Muharram, dan Pusvitasari, R. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah

di Indonesia dengan Metode Data envelopment Analysis (Periode 2005).”

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. II, No. 3, Yogyakarta, 2007.

Joelani, Pengukuran Kinerja Organisasi Lembaga. Depok: FEUI, 1994.

Lestari, Alfi. “Efisiensi Kinerja Keuangan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA):

Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal Ekonomi dan Studi

Pembangunan. Vol 16 NO. 2, Oktober 2015.

Page 88: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

73

M. D, Huri, dan Indah Susilowati. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten

Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis”. Jurnal Dinamika

Pembangunan. Vol. 1, No.2, Desember 2004.

M. Gozali, Dodi. Communication Measurement (Konsep dan Aplikasi Kinerja

Public Relation). Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, 2005.

Muhammad. Lembaga Keuangan Mikro Syariah Pergulatan Melawan

Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Nur Wahyuny, Ikka. “Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional

dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi di Badan Amil Zakat

Nasional, Dompet Dhuafa, dan Lazis Nahdhatul Ulama Periode 2013)”.

Skripsi S1 Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.

Qadir, Abdurrahman. Zakat dalam Dimensi Sosial dan Mahdhah. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2001.

Rahmayanti, Annisa. “Efisiensi Lembaga Amil Zakat dalam Mengelola Dana

Zakat di Indonesia (Studi Kasus: PKPU, Rumah Zakat, dan BAMUIS

BNI)”. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014.

R, Kadry. ”Analisis Efisiensi Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia dengan

Metode data envelopment analysis (DEA), (Studi kasus pada Rumah

Zakat, LAZIS swadaya Ummah, Dompet Dhuafa dan YBUI BNI Tahun

2010-2012)”. Skripsi UIN Sunan Kalijaga.

Samsubar, Saleh. Metode Data Envelopment Analysis. Yogyakarta: FEUGM,

2000.

Sudewo, Eri. Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip

Dasar.Ciputat: Institut Manajemen Zakat, 2004.

Sudirman. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. Malang: UIN Malang Press,

2007.

Susilowati, Indah, dkk. Modul Perkuliahan: “Pengukuran Efisiensi Melalui Data

Envelopment Analysis (DEA).” Semarang: FEUNDIP, 2004.

Siswandi, Erwinta, & Wilson Arafat. “Mengukur Efisiensi Relatif Kantor Cabang

LAZ dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”.

Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia, No.1/TH.XXXIII.

Page 89: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

74

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya. 2000.

Wulandari, Retno. “Analisis Efisiensi Lembaga Zakat Nasional di Indonesia

Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2011-2012”.

Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

William, Cooper, Lawrence M. Seiford dan Kaoru Tone. Introduction to Data

Envelopment Analysis and Its Uses. Newyork: Business Media Inc, 2006.

Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat.

Salinan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Nomor 3 Tahun 2014

Tentang Organisasi dab Tata Kerja Badan Amil Zakat Nasional

Kabupaten/Kota.

Internet

Ilyas. “Data Terbaru BPS: Kemiskinan di Indonesia Naik 2,78 Persen”. Artikel

diakses pada l3 Februari 2017 pukul 08.20 WIB dari

http://www.teropongsenayan.com/44660-data-terbaru-bps-kemiskinan-di-

indonesia-naik-278-persen.

Asa, Taryono. “Potensi Zakat Nasional Mencapai Rp. 217 Triliun”. Artikel

diakses pada 3 Februari 2017 pukul 09.32 WIB dari

http://www.harianterbit.com/2012/10/29/potensi-zakat-nasional-mencapai-

rp217-triliun/.

Syauqi, Irfan. “Penataan Zakat Nasional di Masa Transisi”, Artikel diakses pada 3

Februari 2017 pukul 11.15 WIB dari http://www.irfansb.blogdetik.com.

M. Fuad Nasar, “BAZNAS simbol Kemajuan Perzakatan Indonesia”, Artikel

diakses pada 3 Februari 2017 pukul 13.20 WIB dari

http://www.baznas.go.id.

Gus Ipur, “Profesionalisme Amil dan Sinergi antar Badan Amil Zakat”, Artikel

diakses pada 4 Februari 2017 pukul 10.25 WIB dari

http://www.baznasjatim.or.id.

Page 90: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat

75

Page 91: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 92: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 93: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 94: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 95: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 96: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 97: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 98: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 99: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 100: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 101: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 102: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 103: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 104: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 105: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat
Page 106: ANALISIS EFISIENSI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35460/2/AFNI... · faktor apa saja yang menjadi penyebab inefisiensi, sehingga dapat