Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

24
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin tinggi, menuntut setiap perusahaan untuk mahir dalam menerapkan keunggulan strateginya guna mengoptimalkan laba. Konsep manajemen yang terkini membantu perusahaan dalam mengelola operasional perusahaan agar selalu berjalan efektif dan efisien. Tetapi untuk mencapai keuntungan yang berkesinambungan, saat ini perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan kepentingan perusahaan saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan para stakeholder lainnya, yakni pemerintah dan masyarakat setempat. Untuk itu maka perusahaan melakukan suatu program yang dinamakan sebagai pemberdayaan masyarakat atau sering dikatakan sebagai community development. Program ini pada dasarnya adalah suatu kegiatan perusahaan untuk perduli terhadap pengembangan wilayah sekitarnya yang didasarkan kebutuhan komuniti lokal, sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Hal ini menjadi perhatian perusahaan, bukan saja untuk menjaga berkesinambungannya laba, tetapi juga sudah merupakan komponen wajib dari penerapan standar manajemen mutu skala internasional. Demikian juga PT. Chevron. Perusahaan multinasional ini bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan salah satu proyeknya adalah membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di kawah darajat Kabupaten Garut. Hingga saat ini PT.Chevron sudah membangun tiga unit PLTP, yakni Darajat I, II, dan III. Potensi geotermal yang telah dimanfaatkan ketiga unit pembangkit itu mencapai 225 MW

Transcript of Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

Page 1: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

1

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Persaingan usaha yang semakin tinggi, menuntut setiap perusahaan untuk mahir dalam

menerapkan keunggulan strateginya guna mengoptimalkan laba. Konsep manajemen

yang terkini membantu perusahaan dalam mengelola operasional perusahaan agar selalu

berjalan efektif dan efisien. Tetapi untuk mencapai keuntungan yang berkesinambungan,

saat ini perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan kepentingan perusahaan saja, tetapi

juga harus memperhatikan kepentingan para stakeholder lainnya, yakni pemerintah dan

masyarakat setempat. Untuk itu maka perusahaan melakukan suatu program yang

dinamakan sebagai pemberdayaan masyarakat atau sering dikatakan sebagai community

development. Program ini pada dasarnya adalah suatu kegiatan perusahaan untuk perduli

terhadap pengembangan wilayah sekitarnya yang didasarkan kebutuhan komuniti lokal,

sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Hal

ini menjadi perhatian perusahaan, bukan saja untuk menjaga berkesinambungannya laba,

tetapi juga sudah merupakan komponen wajib dari penerapan standar manajemen mutu

skala internasional.

Demikian juga PT. Chevron. Perusahaan multinasional ini bergerak di bidang

pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan salah satu proyeknya adalah membangun

pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di kawah darajat Kabupaten Garut. Hingga

saat ini PT.Chevron sudah membangun tiga unit PLTP, yakni Darajat I, II, dan III.

Potensi geotermal yang telah dimanfaatkan ketiga unit pembangkit itu mencapai 225 MW

Page 2: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

2

(megawatt). Bila dikonversi dalam bentuk uang, pendapatan PT.Chevron dari hasil

penjualan listrik kepada PT.PLN dan Indonesia Power berkisar miliaran per tahun.

Namun, kehadiran PT.Chevron belum menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi rakyat di

Garut. Padahal, perusahaan itu memiliki semacam tanggung jawab sosial membuat skema

semacam redeployment center bagi rakyat, terutama di sekitar proyek. Memang selama

ini, pemerintah kabupaten (pemkab) Garut selalu mendapat paparan tentang community

development (CD) dengan sejumlah anggaran dana, namun hal tersebut tetap belum

memberikan kontribusi yang nyata untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar.

Berdasarkan wawancara dengan seorang pejabat pemkab Garut diketahui bahwa

sebenarnya tuntutan ini sudah mulai muncul sejak tahun 2002 lalu, dan sudah sering

terjadi pertemuan antara pemkab Garut dengan pihak PT.Chevron untuk membahas hal

ini, tetapi sampai sekarang belum mencapai titik temu. Lalu pada penelitian awal di

PT.Chevron, didapat juga data bahwa perusahaan tersebut telah berkontribusi dalam

melaksanakan program Community Development (CD) di kabupaten Garut selama 10

tahun (dari tahun 1995 sampai dengan 2005) telah menghabiskan dana sebesar 1.341.453

US dollar, atau kurang lebih sekitar 10 miliar rupiah yang dialokasikan pada berbagai

fokus kategori, diantaranya untuk kategori pendidikan, pengembangan ekonomi,

kepedulian kesehatan, serta pembangunan infrastruktur. Untuk lebih spesifiknya, alokasi

sejumlah anggaran tersebut, dapat dilihat pada tabel 1 tentang kontribusi program ini :

Page 3: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

3

Tabel 1.

Kontribusi Program CD PT. Chevron tahun 1995 s/d 2005

Tahun Jumlah Dana (US Dollar)

1995 3.128

1996 19.661

1997 22.489

1998 120.877

1999 51.646

2000 48.393

2001 23.334

2002 103.967

2003 73.227

2004 121.373

2005 753.359

Jumlah 1.341.453

(sumber: olahan data PT.Chevron 2005)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa alokasi terbesar untuk program

CD ini adalah pada tahun 2005, karena pada tahun ini banyak alokasi anggaran untuk

pembangunan infarstruktur. Meskipun demikian, sejumlah alokasi dana program CD

yang cukup besar ini, belumlah cukup untuk membangun citra yang bagus di mata

masyarakat dan pemerintah kabupaten Garut. Peristiwa adanya pemblokiran karyawan

Page 4: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

4

PT.Chevron oleh masyarakat suatu desa di kecamatan pasirwangi kabupaten Garut,

merupakan pertanda adanya “perang dingin” antara PT.Chevron dengan kecemburuan

masyarakat desa sekitar lokasi perusahaan yang merasa tidak mendapat keuntungan dari

perusahaan ekplorasi kekayaan daerahnya. Selain itu, peristiwa penolakan

penandatanganan proyek perluasan dari PT.Chevron oleh pejabat bupati setempat pada

masa menjabat tersebut, menjadi indikasi bahwa alokasi dana yang besar untuk program

CD saja belumlah cukup untuk menunjukkan kebermanfaatan program tersebut bagi para

stakeholders maupun perusahaan itu sendiri.

Dari fenomena tersebut, peneliti menganggap perlu untuk dilakukan penelitian dengan

judul : “Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development Sebagai

Bentuk Corporate Social Rensposibility Oleh PT. Chevron Di Kabupaten Garut”. Agar

lebih terarah, peneliti juga membatasi masalah penelitian ini pada :

1. Bagaimana wujud dari pelaksanaan program community development oleh

PT. Chevron.

2. Seberapa jauh tingkat efektivitas pelaksanaan program community development oleh

PT. Chevron.

3. Hambatan apa saja dalam pelaksanaan program community development yang

dihadapi oleh PT. Chevron.

4. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan program community

development oleh PT. Chevron.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis lebih

lanjut, mengenai perumusan masalah di atas. Sedangkan manfaat dari penelitian ini

diharapkan dapat memberi kontribusi pada :

Page 5: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

5

1. Manfaat bagi PT. Chevron : penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan

program community development yang lebih optimal.

2. Manfaat bagi masyarakat kabupaten Garut, khususnya di desa Padaawas kecamatan

Pasirwangi : penelitian ini dapat menjadi sarana menyampaikan aspirasinya agar

program community development yang dilaksanakan lebih sesuai dengan kebutuhan

mereka.

3. Manfaat bagi pemerintah kabupaten Garut, khususnya Bappeda : penelitian ini dapat

menjadi bahan informasi guna mendukung sinergitas rencana program pembangunan

daerahnya dengan program community development yang dilakukan oleh perusahaan.

4. Manfaat bagi peneliti : penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya pengembangan

ilmu pengetahuan, khususnya untuk bidang kajian community development dan

corporate social responsibility.

1.2. Konsep Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

Efektivitas diartikan sebagai pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau

tujuan yang ditentukan sebelumnya. Kalau tujuan/sasaran itu tidak selesai sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan, pekerjaan itu tidak efektif .” (Handayaningrat, 1988). Dari

pengertian ini dapat disimpulkan bahwa efektivitas itu mengenai tercapainya tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan mengenai pengertian community development

adalah kegiatan pembangunan komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan

diarahkan untuk memperbesar akses komunitas guna mencapai kondisi sosial, ekonomi

dan kualitas kehidupan yang lebih baik (Budimata, 2002). Definisi ini menyatakan

bahwa tujuan dari community development yaitu peningkatan kualitas pada berbagai

bidang kehidupan. Oleh karena itu untuk pengukuran efektivitas program community

Page 6: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

6

development, digunakan dimensi-dimensi community development yang menjadi tujuan

yang akan dicapai pada proses pelaksanaannya, yaitu dimensi pembangunan manusia,

sosial, ekonomi, politik, lingkungan hidup, dan kebudayaan (Jim Ife, 1997). Hal ini di

dukung dimensi yang menjadi tujuan corporate social responsibility yakni peningkatan

pada dimensi manusia, sosial, lingkungan hidup dan ekonomi, sebagai wujud tanggung

jawab sosial perusahaan terhadap stakeholdernya. (Bambang Rudito, 2004).

Page 7: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

7

BAB II.

METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis artinya

menggambarkan dan mendeskripsikan fenomena yang ada saat penelitian ini

dilaksanakan (Masri Singarimbun: 1989). Penelitian ini akan menggambarkan fenomena

masalah pelaksanaan program community development yang dilaksanakan PT.Chevron

di kabupaten Garut, dan menganalisis dari stakeholder, efektivitas pelaksanaan program,

hambatan, serta ajuan tindakan yang dapat dilakukan untuk optimalnya pelaksanaan

program tersebut.

2.2. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Garut, dengan sasaran populasi adalah seluruh

Kepala Keluarga (KK) di Desa Padaawas, Kecamatan Pasir Wangi, Kabupaten Garut,

yang berjumlah 1133 KK. Desa Padaawas dipilih sebagai populasi penelitian ini karena

lokasi desa tersebut dekat dengan lokasi PT.Chevron, dan dianggap mendapat dampak

yang paling signifikan dari pelaksanaan proyek community development dari

PT.Chevron. Dari populasi tersebut diambil ukuran sampel yang berpedoman pada rumus

Slovin dengan tingkat kelonggaran 15% (Husen Umar, 1997) dan didapat 43 KK

reponden. Cara pengambilan sampel digunakan teknik sampling proportionate random

sampling dengan pembagian wilayah tiap RW secara proporsional di desa tersebut. Untuk

keperluan analisis kajian ini, data atau informasi yang dikumpulkan berasal dari data

Page 8: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

8

hasil wawancara kepada pihak PT. Chevron, pihak Pemkab Garut dan pihak Masyarakat

Desa Pasir Wangi. Untuk melengkapi kajian ini di lakukan pula penelusuran dari

berbagai kebijakan atau dokumen maupun literatur yang terkait dengan kajian ini.

2.3. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, digunakan teknik analisis deskripif yang didukung dengan tabulasi

frekuensi data dan intepretasi pada pengkategorian garis interval. Variabel yang diteliti

adalah pembangunan pada dimensi manusia, sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.

Page 9: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

9

BAB III.

PEMBAHASAN

3.1. Wujud Pelaksanaan Program Community Development Oleh PT.Chevron

Bisnis PT. Chevron yang ada di Kabupaten Garut merupakan usaha di bidang

pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau biasa dikenal dengan istilah

geothermal, yang terwujud pada proyek kawah (pembangkit) darajat I, II, dan III. Pada

dasarnya PT. Chevron ini merupakan perusahaan kontraktor atau mitra kerja sama

dengan PT. Pertamina. Untuk penerapan tanggung jawab sosial di perusahaan secara

internal sudah sesuai dengan standar operasional kerja dari PT.Chevron. Sedangkan

untuk pelaksanaan program community development, perusahaan ini sudah mulai

merinstis upaya ini sejak tahun 1994. Ada beberapa fokus bidang dari pelaksanaan

program community development di tahun 2005, diantaranya adalah :

1. Bidang Pendidikan, diantaranya rehabilitasi gedung sekolah dasar (SD) Sukaraja III

kecamatan Banyuresmi, donasi sarana pendidikan berupa furnitur kepada sekolah,

bea-siswa untuk siswa berbakat dan dari kalangan berpendapatan rendah, lalu

program pelatihan dan pengenalan lingkungan operasi panas bumi pada siswa.

2. Bidang Kesehatan, Pada bidang ini, kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

adalah fasilitas penyediaan sarana air bersih, pembangunan “water box”, dukungan

kesehatan untuk ibu hamil, anak-anak yang kekurangan gizi, dan pengobatan gratis

untuk komunitas berpendapatan rendah.

Page 10: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

10

3. Bidang Pengembangan Ekonomi, Pada bidang ini, telah dilakukan dukungan untuk

pengembangan usaha skala kecil pada peternakan bebek, pengembangbiakan

kambing, peternakan lebah, serta usaha di bidang agricultural.

4. Bidang Infrastruktur, Pada bidang infrastruktur, ada beberapa program yang telah

dilaksanakan adalah pembangunan jalan Sarimukti, lalu pembangunan sarana irigrasi

Simajaya, serta renovasi gedung tempat peribadatan (mesjid).

5. Bidang Infrastruktur yang sedang berjalan (di tahun 2005), Pada bidang infrastruktur

yang sedang berjalan, beberapa program yang sedang dilaksanakan adalah proyek hot

mix jalan Tarogong – Panunjuk, lalu jalan utama Garut – Darajat, yang mana proyek

ini telah dimulai pada tahun 2005 dan direncanakan selesai pada tahun 2006. Selain

itu proyek yang dilakukan juga adalah renovasi gedung olahraga di Bale Paminton

dan proyek “Chevron Landmark”. Proyek ini dimulai pada bulan Januari tahun 2006,

dan selesai pada bulan Mei tahun 2006.

Seluruh kegiatan ini menghabiskan anggaran sebesar 753.050 US Dolar, dengan alokasi

terbesar pada pembangunan infrastruktur dengan 52%.

3.2. Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development Oleh PT.Chevron

Pengukuran efektivitas pelaksanaan program community development, penelitian ini

menggunakan indikator-indikator dari tujuan ideal dari program community development

dan corporate social responsibility, yaitu tercapainya pembangunan yang

berkesinambungan pada dimensi manusia, sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.

1. Dimensi Manusia, jumlah frekuensi yang terbanyak dari dimensi ini adalah jawaban

“ragu-ragu” yaitu sebesar 38% dari seluruh responden. Berdasarkan hasil wawancara

peneliti kepada beberapa warga setempat yang menyatakan bahwa memang ada

Page 11: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

11

bantuan pendidikan dari PT.Chevron, tetapi bentuknya tidak pernah dalam bentuk

uang. Bentuk bantuan pendidikan lebih pada beasiswa dan peralatan pendukung

belajar untuk siswa sekolah di tingkat SD. Selain itu, hasil wawancara lainnya didapat

informasi bahwa beberapa warga desa yang mengungkapkan keinginan mereka untuk

bantuan dari PT. Chevron kepada puskesmas setempat. Warga juga mengungkapkan

kecemburuan mereka yang melihat mobil ambulan milik PT. Chevron yang mewah

tetapi tidak pernah digunakan, sementara warga merasa lebih membutuhkan mobil

ambulan tersebut meskipun tidak perlu semewah itu. Mengenai dukungan PT.

Chevron pada kegiatan keagamaan beberapa warga menyatakan bahwa PT.Chevron

pernah memberikan dukungan pada kegiatan keagamaan seperti renovasi masjid dan

tambahan sarana pendukungnya, serta dukungan dana untuk perayaan hari-hari besar

keagamaan di lingkungan mereka.

2. Dimensi Sosial, jumlah frekuensi yang terbanyak dari dimensi ini adalah jawaban

“ragu-ragu” dan “tidak setuju” yaitu sebesar 36% dari seluruh responden. Dikaitkan

dengan hasil wawancara oleh peneliti menyatakan bahwa warga belum dapat bantuan

dari perusahaan, baik itu berupa sarana pertemuan maupun fasilitas kerjasama yang

menguntungkan antara warga dengan pihak-pihak di luar lingkungannya. Lalu hasil

wawancara juga menyebutkan bahwa PT.Chevron sering memberi bantuan dana

untuk kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak, seperti misalnya kegiatan-

kegiatan yang terkait dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, atau

kegiatan perayaan hari besar agama lainnya. Tetapi partisipasi perusahaan ini jarang

tersosialisasikan kepada masyarakat luas. Hal ini karena biasanya pihak-pihak /

kelompok-kelompok di desa yang meminta bantuan dana untuk pelaksanaan kegiatan

Page 12: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

12

tersebut, meskipun sering kali mengatasnamakan desa, jarang yang hasilnya

disosialisasikan oleh pihak/kelompok tersebut kepada masyarakat. Selain itu,

berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa personel pada bagian community

relation di PT. Chevron didapat informasi bahwa PT.Chevron mempunyai pandangan

untuk tidak menggembar-gemborkan bentuk charity/sumbangan yang mereka berikan

kepada warga. Mereka memegang prinsip bahwa “apabila tangan kanan memberi,

maka tangan kiri tidak perlu tahu”. Selain itu, PT. Chevron menganggap bahwa

banyak ajuan proposal yang masuk itu rata-rata ajuan permohonan bantuan dana

untuk kegiatan yang skalanya kecil, seperti tingkat RW atau satu desa saja. Padahal

pihak perusahaan ini mengharapkan dapat berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang

skalanya lebih luas lagi, yakni minimal skala tingkat kecamatan atau antar kecamatan.

Dari sini bisa dipahami, bahwa meskipun PT.Chevron telah berpartisipasi dalam

beberapa kegiatan yang melibatkan orang banyak, tetapi karena tidak tersosialisasi

dengan baik, maka banyak juga warga yang tidak sadar akan hal tersebut. Lalu hasil

wawancara yang lain dengan beberapa warga yang menyatakan pihak perusahaan

jarang melakukan komunikasi-komunikasi secara terbuka kepada masyarakat desa.

Masyarakat menganggap perusahaan harusnya bisa memberi bantuan yang lebih

banyak lagi, karena perusahaan telah mendapatkan laba yang besar dari kegiatan

mengolah sumber daya di daerah sekitar mereka. Beberapa warga juga ada yang

menanyakan kelanjutan akan rencana pihak chevron untuk membeli tanah yang

dilalui oleh kabel listrik milik pihak chevron, karena dulu ada yang mengaku pihak

chevron sedang melakukan pengukuran daerah tanah yang dilalui oleh kabel listrik,

yang katanya akan diganti dengan sejumlah dana. Selain itu pihak warga juga selalu

Page 13: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

13

merasa tidak sabar untuk menunggu tanggapan atas ajuan-ajuan kerja sama program

kegiatannya. Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada pihak perusahaan, PT.Chevron

memang selalu berupaya bertindak cermat dalam pengeluaran anggaran diluar

program yang telah dicanangkan. Ada semacam standar operasi / prosedural yang

harus dipatuhi pelaksanaannya. Pihak perusahaan juga menggambarkan bahwa untuk

mengeluarkan dana diatas dua juta rupiah saja, apabila itu untuk keperluan diluar

program yang telah ditetapkan, prosedurnya harus melalui kantor induk mereka yang

ada di Amerika. Berdasarkan ini juga pihak perusahaan menjamin bahwa tidak

adanya praktek “suap-menyuap” dari pihak perusahaan kepada pihak pemerintah

guna melicinkan kepentingan-kepentingan perusahaan.

3. Dimensi Lingkungan Hidup, jumlah frekuensi yang terbanyak dari dimensi ini adalah

jawaban “tidak setuju” yaitu sebesar 29%, dan terbanyak kedua adalah jawaban

“setuju” dengan jumlah 26% dari seluruh responden. Hasil observasi penelitian di

lapangan menunjukkan bahwa meskipun perusahaan belum pernah mencanangkan

program penghijauan secara massal di masyarakat, tetapi penghijauan dan kesuburan

tanah pada lingkungan sekitar perusahaan tersebut cukup terjaga kelestariannya. Lalu

hasil wawancara pada beberapa warga desa yang menyatakan bahwa meskipun udara

dan air relatif tidak ada pencemaran, tetapi warga desa sempat dikhawatirkan dengan

terjadinya gempa yang terjadi di wilayah mereka. Meskipun belum ada bukti yang

otentik yang menyatakan bahwa gempa tersebut disebabkan oleh proses

operasionalnya PT.Chevron, tetapi masyarakat tetap yakin bahwa ada dampak buruk

yang bisa di hasilkan oleh operasional perusahaan tersebut. Selain itu secara

emosional warga menyebutkan bahwa mereka juga terganggu dengan lalu-lalang

Page 14: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

14

kendaraan-kendaraan pihak chevron yang berukuran sangat besar, dan biasanya lewan

jalan penduduk desa pada waktu tengah malam (diatas jam 24.00) serta dengan

kecepatan yang tinggi dikarenakan kondisi jalan pada saat itu tengah kosong. Hal

tersebut dirasa mengganggu, selain karena suara kendaraan besar tersebut

mengganggu istirahat para warga, juga getaran yang dihasilkan dapat mengakibatkan

keretakan pada beberapa bagian rumah penduduk yang lokasinya tepat di pinggir

jalan. Sehingga untuk warga desa yang rumahnya berada pinggir jalan yang dilalui,

meski tidak semuanya, tetap harus mengeluarkan biaya sendiri untuk menyemen

temboknya yang retak sekira 2 sampai 3 tahun sekali. Tanggapan positif dari warga

didapat mengenai tanggapannya terhadap pembangunan infrastrutur karena bila

melihat dari laporan pelaksanaan community development dari PT.Chevron yang

menunjukkan bahwa bidang pembangunan infrastruktur ini menempati porsi yang

terbesar dibandingkan dengan bidang-bidang yang lain. Selain itu hasil wawancara

pada beberapa warga desa juga didapati informasi bahwa perusahaan telah berperan

dalam pembangunan jalan, renovasi mesjid, lalu toilet umum, serta penyediaan sarana

air bersih (water box dan pipa-pipanya) dilingkungan desanya. Warga juga

menyebutkan bahwa peranan perusahaan dalam bantuan ini kepada desanya,

kerapkali menimbulkan kecemburuan dari desa atau kecamatan lain yang belum

mendapatkan bantuan serupa, misalnya kecemburuan warga dari desa Karya Mekar.

4. Dimensi Ekonomi, jumlah frekuensi yang terbanyak dari dimensi ini adalah jawaban

“ragu-ragu” dan “tidak setuju” yaitu sebesar 48% dari seluruh responden.

Pelaksanaan program community development khususnya bidang pengembangan

ekonomi, masih belum diterapkan dan diketahui oleh warga di desa ini. Padahal

Page 15: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

15

harapan warga adalah perusahaan untuk memperhatikan para kaum miskin dan orang

tua (jompo), sehingga kehidupannya tidak terlantar. Untuk bantuan dana secara tidak

langsung juga diharapkan para warga untuk meringankan beban ekonomi masyarakat

desa, semisal bantuan subsidi sebagian biaya listrik, biaya air, dsb. Kebijakan

perusahaan yang sebisa mungkin tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai

mempengaruhi tanggapan warga terhadap perusahaan. Karena hal yang terjadi bila

bantuan diberikan langsung dalam bentuk uang tunai, walaupun bentuknya modal

bergulir, tapi masyarakat akan menganggap dana ini adalah hibah sehingga jarang

yang mengembalikannya. Hal tersebut dianggap dapat mematikan potensi warga

untuk dapat mandiri dalam berusaha. Jadi memang perusahaan dalam hal ini sangat

hati-hati dalam memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai. Lalu hasil wawancara

peneliti kepada beberapa warga di desa, mereka mengakui bahwa sebenarnya

PT.Chevron telah memfasilitasi untuk pelatihan-pelatihan keterampilan usaha,

diantaranya berupa kursus menjahit. Tetapi sayangnya pelatihan-pelatihan ini tidak

diajarkan bagaimana cara warga dalam memasarkan produknya. Sehingga meski

keterampilan mereka sudah bertambah dengan adanya pelatihan ini, tetapi karena

belum bisa memasarkannya, mereka menganggap pelatihan-pelatihan kurang optimal

manfaatnya. Pada dasarnya mereka mengganggap perlatihan-pelatihan ini belum bisa

meningkatkan taraf hidup mereka secara signifikan. Lebih lanjut lagi mengenai

butuhnya warga desa akan lapangan pekerjaan, mereka mengaku lebih memilih untuk

mendapat pekerjaan kasar, seperti potong rumput, mengepel lantai, atau

membersihkan WC, asal diberi upah tetap oleh PT. Chevron. Sedangkan mengenai

bantuan akses kerjasama, didapat informasi dari beberapa warga desa bahwa mereka

Page 16: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

16

merasa belum pernah mendapatkan fasilitas untuk pengembangan usahanya berupa

akses kerja sama dengan pihak di luar desa mereka, baik itu berupa modal ataupun

pemasaran.

5. Akumulasi Dari Efektivitas Dimensi-Dimensi Dari Community Development, setelah

mengetahui jumlah skor dari masing-masing dimensi efektivitas pelaksanaan program

community development ini, kemudian akan dilakukan pengakumulasian jumlah skor

keseluruhan beserta intepretasi kategorinya pada garis interval. Jumlah total skor dari

akumulasi dimensi-dimensi community development ini adalah 1301 dan guna

menyajikan garis kontinum (interval) yang menunjukkan variasi kategori Sangat

Tidak Baik (STB), Tidak Baik (TB), Cukup Baik (CB), Baik (B) dan Sangat Baik

(STB), untuk 12 item pertanyaan yang termasuk di dalam indikator akumulasi

dimensi-dimensi community development ini, dihitung dengan tahapan sebagai

berikut ini :

Jarak interval untuk 12 pertanyaan dengan 43 orang responden.

Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden

= 1 x 12 x 43

= 516

Nilai Indeks Maksimum = Skor Maksimum x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden

= 5 x 12 x 43

= 2580

Interval = Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum

= 2580 – 516

= 2064

Page 17: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

17

Jarak Interval = Interval : Jenjang

= 2064 : 5

= 412,8

STB TB CB B SB 516 928,8 1341,6 1754,4 2167,2 2580 Berdasarkan hasil intepretasi jumlah skor terhadap garis interval di atas, pada akhirnya

dapat disimpulkan bahwa total akumulasi skor sejumlah 1301 tersebut berada pada

kategori “tidak baik”. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pada pelaksanaannya,

program community development dari PT. Chevron ini menghabiskan dana yang cukup

banyak, tetapi kebermanfaatannya terhadap stakeholder masih kurang dirasakan oleh

warga desa, khususnya desa Padaawas, Kecamatan Pasir wangi, Kabupaten Garut. Jika

efektivitas itu dipahami sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelunya, dan

tujuan disini diterjemahkan sebagai pembangunan berkelanjutan dimensi-dimensi dari

community development pada warga desa Padaawasde sebagai salah satu stakeholdernya,

artinya efektivitas dari pelaksanaan program inipun masih kurang tercapai.

Kurang efektifnya pelaksanaan program ini yang didasarkan jawaban sampel

responden dari 43 Kepala Keluarga di Desa Padaawas ini, bisa jadi karena kurang

tersosialisasikan dengan baik seluruh program-program community development yang

dilaksanakan oleh PT.Chevron kepada warga desa Padaawas. Selain itu, luasnya wilayah

kerja dari penerapan program ini (level Kab.Garut), menyebabkan pengaruh dari program

yang dirasakan oleh warga desa Padaawas tidak terlalu besar/terasa. Tetapi

bagaimanapun, hasil dari penelitian ini setidaknya memberikan gambaran tentang

1301

Page 18: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

18

kekurangan maupun kelebihan dari program community development oleh PT.Chevron

yang selama ini diterapkan.

3.2. Hambatan-Hambatan Dari Pelaksanaan Program Community Development

Oleh PT.Chevron

Berdasarkan wawancara dengan personel PT.Chevron pada bagian community

relations ini mengemukakan beberapa hambatan yang dialami perusahaan dalam

melaksanakan program ini sebagai berikut :

1. Tekanan dari berbagai pihak, baik itu pihak masyarakat maupun pihak pemerintah,

yang menuntut pihak PT.Chevron untuk selalu berkontribusi lebih atas bagi hasil dari

laba hasil operasional perusahaan. Hal ini secara psikologis, dapat menambah beban

kerja mereka.

2. Pola program community development yang selama ini diterapkan, adalah

PT.Chevron berupaya mengakomodir usulan-usulan program yang masuk dari pihak

desa, kecamatan, maupun Bappeda. Hanya saja, dari usulan tersebut, pihak

PT.Chevron merasa banyak usulan program yang tidak sesuai dengan program/rambu

community development yang akan diterapkan oleh perusahaan.

3. Mindset (pola pikir) masyarakat desa yang pada umumnya masih mengharapkan

manfaat jangka panjang dari bantuan berupa pembangunan sarana fisik di daerahnya

dari PT. Chevron

Page 19: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

19

3.3. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Program Community

Development Oleh PT.Chevron

Adapun upaya-upaya yang akan dilakukan oleh PT.Chevron dalam mengatasi

berbagai hambatan dari pelaksanaan program adalah sebagai berikut :

1. Pihak perusahaan akan mencoba merubah pola pelaksanaan program community

development ini, agar lebih bersifat proaktif. Artinya secara aktif akan meneliti

kebutuhan masyarakat, merancang program yang sesuai, serta melibatkan para

stakeholder dalam pelaksanaannya.

2. Dalam pelaksanaannya pihak PT.Chevron akan melibatkan pihak-pihak yang

kompenten, baik dari lokal maupun dari luar daerah, untuk mendukung program

commnunity development ini berjalan optimal.

3. Mencoba merubah secara bertahap, alokasi utama dari pelaksanaan program ini

bukan lagi di bidang pembangunan fisik dari struktur-infrastruktur tetapi lebih pada

bidang pendidikan. Karena bidang pendidikan dinilai akan lebih memberi manfaat

kepada masyarakat desa untuk jangka yang lebih panjang dan berkelanjutan.

4. Agar pemanfaatan program dapat dirasakan lebih optimal, PT. Chevron juga akan

lebih memperhatikan pembangunan masyarakatnya pada wilayah yang terdekat dari

lokasi operasional perusahaan.

Page 20: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

20

BAB IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas pelaksanaan program

community development oleh PT. Chevron di Kabupaten Garut ini, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Program Corporate Social Responsibility secara internal, PT. Chevron telah

menerapkan standar manajemen operasional yang berkualitas sekaligus memelihara

kelestarian sosial, kesehatan, keamanan dan lingkungan hidup sekitarnya. Sedangkan

untuk program-program community development yang telah dilaksanakan oleh PT.

Chevron di Kabupaten Garut pada tahun 2005, berlandaskan pada beberapa bidang,

yakni: bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang sosial ekonomi dan bidang

infrastrutur, serta sumbangan-sumbangan lainnya, dengan alokasi terbesar adalah

pada bidang infrastruktur yakni sebesar 52%.

2. Pengukuran tingkat efektivitas dari pelaksanaan program community development

oleh PT. Chevron, dengan mengambil sampel masyarakat pada Desa Padawaas,

Kecamatan Pasir wangi, Kabupaten Garut ini, menghasilkan jumlah skor 1301 yang

bila diintepretasikan pada garis interval, jumlah tersebut berada pada kategori “tidak

baik”. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program community development

oleh PT.Chevron pada masyarakat desa ini berjalan kurang efektif. Dari hasil

observasi dan penelitian juga didapat informasi adanya beberapa faktor yang belum

berjalan secara optimal, diantaranya adalah faktor sosialisasi dan komunikasi, lalu

Page 21: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

21

faktor kesehatan, serta faktor bantuan akses kerjasama sosial dan ekonomi,

diharapkan untuk lebih mendapat perhatian dari perusahaan. Meskipun demikian

masyarakat desa juga telah merasakan manfaat dari program community development

ini berupa pembangunan fisik sarana-prasarana seperti pembangunan jalan, renovasi

mesjid, fasilitas air bersih, toilet umum, dan lain sebagainya.

3. Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh PT.Chevron diantaranya adalah adanya

tuntutan yang berlebih dari berbagai pihak mengenai bantuan program community

development ini yang setidaknya hal tersebut dapat menambah beban kerja dari para

pelaksana program tersebut, lalu pengajuan program yang kurang sesuai dengan

konteks program community development, dan sulitnya merubah mind-set (kerangka

pikir) dari masyarakat yang lebih mengharapkan bantuan untuk kepentingan jangka

pendek.

4. Sedangkan Upaya-upaya yang sedang dan akan dilakukan oleh PT.Chevron dalam

mengatasi hambatan tersebut adalah dengan cara menyusun pola baru dari

pelaksanaan program community development agar lebih bersifat proaktif, lalu mulai

melibatkan pihak-pihak yang berkompeten, baik itu dari potensi lokal mampun luar

daerah, serta lebih memperhatikan pembangunan pada masyarakat di wilayah sekitar

lokasi operasi perusahaan agar dampak dari program dapat dirasakan lebih optimal.

4.2. Saran

Terkait kesimpulan yang didapat, peneliti mengajukan beberapa saran kepada

pihak pelaksana di bidang teliti ini, agar pelaksanaan program community development

dapat terlaksana lebih optimal. Adapun saran-saran yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

Page 22: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

22

1. Untuk meningkatkan sarana komunikasi dan sosialisasi program pada masyarakat

maupun Bappeda. Dengan selalu mensosialiasikan program, setidaknya pihak

Bappeda dapat melanjutkan dan memelihara hasil pembangunan yang telah dirintis

perusahaan. Selain itu kan terbentuk citra baik di masyarakat luas yang pada akhirnya

akan memberi manfaat pada perusahaan juga.

2. Untuk mendukung pola baru yang akan dilaksanakan, sifat proaktif dari perusahaan

dapat dimulai dari suatu acara pertemuan dari para perwakilan stakeholder (pihak

masyarakat, kecamatan, dan Bappeda) yang PT.Chevron sebagai inisiator dan tuan

rumahnya.

3. Rencana pelibatan pihak-pihak yang berkompeten dalam mendukung pelaksanaan

program ini adalah rencana yang bagus. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaannya, yaitu tidak semua pihak yang dirasa mempunyai kompeten bagus itu

mempunyai cara / metode penanganan yang sesuai dengan kultur maupun budaya

masyarakat di daerah pedesaan.

4. Perlu penanganan yang menyeluruh agar manfaat program dapat dirasakan optimal.

Semisal program pengembangan ekonomi, tentang pelatihan keterampilan

berwirausaha, perlu dicarikan pula bagaimana para peserta program dalam mengakses

modal dan jalur pemasarannya.

5. Terkait rencana akan lebih fokusnya perhatian pelaksanaan program pada wilayah

sekitar operasi perusahaan, adalah perlu dirancangkan suatu program yang melibatkan

perwakilan dari masing-masing kecamatan, yang berorientasi meningkatkan kapasitas

dan kemandirian, yang berdampak pada perwakilan tersebut dapat membangun

kecamatannya masing-masing.

Page 23: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

23

Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development Sebagai Bentuk Corporate Social Rensposibility Oleh PT. Chevron Di Kabupaten Garut

Makalah

Oleh : Nama : R i v a n i NIP : 132 316 896

Jurusan Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Padjadjaran 2007

Page 24: Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community Development

24