Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

27
Analisis Dayasaing Komoditas Agribisnis Oleh, Ir. Lukman M. Baga, MAEc Departemen Agribisnis, FEM-IPB

description

APLIKASI KODE ETIK PROFESI HUMASBAB 5 APLIKASI KODE ETIK PROFESI HUMAS A. PENGERTIAN ETIK PROFESIBerten K. (1994) mengatakan bahwa kode etik profesi merupakan norma yang telah ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarah atau memberikan petunjuk kepada para anggotanya, yaitu bagaimana “seharusnya” (das sollen) berbuat dan sekaligus menjamin kualitas moral profesi yang bersangkutan di mata masyarakat untuk memperoleh tanggapan yang positif. Apabila dalam pelaksanaanya (das sein) salah satu anggota profesi tersebut telah melakukan perbuatan yang menyimpang dari kode etiknya kelompok profesi itu akan tercemar citra dan nama baiknya di mata masyarakat.Pada prinsipnya, kode etik profesi merupakan pedoman untuk pengaturan dirinya sendiri (self imposeb) bagi yang bersangkutan. Hal ini adalah perwujudan dari nilai etika yang hakiki serta tidak dapat dipaksakan dari pihak luar (Abdulkadir Muhammad, 1997 ;77). Kode etik profesi dapat berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-citadan nilai-nilai luhur yang hidup dalam lingkungan profesi tersebut. Kode etik merupakan perumusan norma moral yang menjadi tolak ukur atau acuan bagi kode perilaku (code of conduct) kelompok profesi bersangkutan.Arti secara umum tentang “etika Profesi” menurut Cutlip, Center, dan Broom tersebut di atas adalah perilaku yang dianjurkan secara tepat dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang pada umumnya dapat diterima oleh masyarakat atau kebudayaan.Jadi, Pengertian kode etik menurut para pakar etika moral professional tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang menjadi norma perilaku. Sedangkan arti kode etik profesi, adalah kode perilaku yang ditetapkan dan dapat diterima oleh kelompok profesi yang menjadi pedoman “bagaimana seharusnya” (das sollen) berperilaku dalam menjalankan (das sein) profesi tersebut secara etis. (A. Muhammad, 1997;143).B. KODE ETIK PROFESI HUMASHoward Stepheson dalam bukunya Hand Book of Public Relation (1971) mengatakan bahwa definisi profesi humas adalah kegiatan humas atau public relation merupakan profesi secara praktis memiliki seni keterampilan atau pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan, kemampuan, dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar etikanya.Pemahaman tetang pengertian kode etik, etik profesi dan etika kehumasan serta aspek-aspek hukum dalam aktivitas komunikasi penting bagi praktisi atau professional PR/Humas dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk menciptakan citra baik bagi dirinya (good performance image) sebagai penyandang professional PR/Humas dan citra baik bagi suatu lembaga atau organisasi (good corporate image) yang diwakilinya. Menurut G.Sach dalam bukunya The Exent and Intention of PR and Information Activities terdapat tiga konsep penting dalam etika kehumasan sebagai berikut :1. The Image, the knowledge about us and the attitudes toward us the our different interest groups have.(Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap terhadapat kita yang mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang berbeda).2. The Profile, the knowledge about an attitude towards, we want our various interest group to have.(Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap yang kita inginkan untuk dimiliki kelompok kepentingan kita beragam).3. The Ethiccs is branch of philoshophy, it is a moral philoshophy or piloshophical thinking about morality. Often used as equivalentti right or good.(Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat, merupakan filsafat moral atau pemikiran filosofis tentang moralitas, biasanya selalu berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan).Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian secara umum bahwa citra adalah cara masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap diri kita. Penampilan selalu berorientasi ke depan mengenai bagaimana sebenarnya harapan tentang keadaan diri kita, sedangkan bahasan etika merupakan acuan bagi kode peri

Transcript of Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

Page 1: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

Analisis Dayasaing Komoditas Agribisnis

Oleh, Ir. Lukman M. Baga, MAEc

Departemen Agribisnis, FEM-IPB

Page 2: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

Analisis Dayasaing Komoditas

Dilakukan untuk mengetahui dayasaing agribisnis suatu komoditas yaitu dengan menganalisis tiap komponen dari Teori Berlian Porter (Porter’s Diamond Theory).

The Competitive Advantage of the Nation (Michael E. Porter)

Page 3: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

Teori Berlian PorterEnam komponen dari Teori Berlian Porter 1. Factor Condition (FC), yaitu keadaan faktor-faktor produksi

dalam suatu industri seperti tenaga kerja dan infrastruktur.2. Demand Condition (DC), yaitu keadaan permintaan atas

barang dan jasa dalam negara.3. Related and Supporting Industries (RSI), yaitu keadaan para

penyalur dan industri lainnya yang saling mendukung dan berhubungan.

4. Firm Strategy, Structure, and Rivalry (FSSR), yaitu strategi yang dianut perusahaan pada umumnya, struktur industri dan keadaan kompetisi dalam suatu industri domestik.

5. Faktor Pemerintah6. Faktor Kesempatan

Page 4: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

Analisis Berlian PorterPersaingan, Struktur, dan Strategi

Perusahaan1. Persaingan domestik2. Struktur dan Strategi Perusahaan

Kondisi Permintaan Domestik1. Komposisi Permintaan

Domestik2. Besar dan pola pertumbuhan

permintaan domestik3. Internasionalisasi permintaan

domestik

Kondisi Faktor Sumberdaya1. Sumberdaya alam2. Sumberdaya manusia3. Sumberdaya IPTEK4. Sumberdaya Modal5. Sumberdaya infrastruktur

Industri Terkait & Pendukung 1. Industri pemasok2. Industri terkait

Peranan Pemerintah

Peranan Kesemptan

Page 5: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

A. Factor Condition

1. Sumberdaya Manusiajumlah tenaga kerja yang tersediakemampuan manajerial dan ketrampilan yang

dimilikibiaya tenaga kerja yang berlaku (tingkat upah)

dan etika kerja (termasuk moral).

Page 6: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

A. Factor Condition

2. Sumberdaya Fisik/Alam Mencakup biaya, kualitas, aksesibilitas, ukuran

lahan (lokasi), ketersediaan air, mineral dan energi serta sumberdaya pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan (termasuk sumberdaya perairan laut lainnya), dan sumberdaya peternakan, serta sumberdaya alam lainnya, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui. Begitu juga kondisi cuaca dan iklim, luas wilayah geografis, kondisi topografis dan lain-lain.

Page 7: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

A. Factor Condition3. Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Mencakup ketersediaan pengetahuan pasar, pengetahuan ilmiah yang menunjang dan diperlukan dalam memproduksi barang dan jasa. Begitu juga ketersediaan sumber-sumber pengetahuan dan teknologi, seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga statistik, literatur bisnis dan ilmiah, basis data, laporan penelitian, asosiasi pengusaha, asosiasi perdagangan dan sumber pengetahuan dan teknologi lainnya

Page 8: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

A. Factor Condition

4. Sumberdaya Modal Mencakup jumlah dan biaya (suku bunga)

yang tersedia, jenis pembiayaan (sumber modal), aksesibilitas terhadap pembiayaan, kondisi lembaga pembiayaan dan perbankan, tingkat tabungan masyarakat, peraturan keuangan, kondisi moneter dan fiskal, serta peraturan moneter dan fiskal.

.

Page 9: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

A. Factor Condition

5. Sumberdaya Infrastruktur Mencakup ketersediaan jenis, mutu dan biaya

penggunaan infrastruktur yang mempengaruhi persaingan, termasuk sistem transportasi, komunikasi, pos dan giro, pembayaran dan transfer dana, air bersih, energi listrik dan lain-lain.

Page 10: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

B. Demand ConditionKondisi permintaan domestik merupakan faktor penentu dayasaing industri, terutama mutu permintaan domestik. Mutu permintaan domestik merupakan sarana pembelajaran perusahaan-perusahaan domestik untuk bersaing di pasar globalMutu permintaan (persaingan yang ketat) di dalam negeri memberikan tantangan bagi setiap perusahaan untuk meningkatkan dayasaingnya sebagai tanggapan terhadap mutu persaingan di pasar domestik.

Page 11: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

B. Demand Condition

Ada tiga faktor kondisi permintaan yang mempengaruhi dayasaing industri nasional yaitu:

1) Komposisi Permintaan Domestik

2) Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan

3) Internasionalisasi Permintaan Domestik

Page 12: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

B. Demand Condition

1. Komposisi Permintaan Domestik Struktur segmen permintaan merupakan faktor

penentu dayasaing industri nasional. Pada sebagian besar industri, permintaan yang

ada telah tersegmentasi atau dipersempit menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik.

Pada umumnya perusahaan-perusahaan lebih mudah memperoleh dayasaing pada struktur segmen permintaan yang lebih luas dibanding dengan struktur segmen yang sempit.

Page 13: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

B. Demand Condition

1. Komposisi Permintaan Domestik (lanjutan) Pengalaman dan selera pembeli yang tinggi

akan meningkatkan tekanan kepada produsen untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memenuhi standar yang tinggi, yang mencakup standar mutu produk, fitur-fitur pada produk dan pelayanan.

Antisipasi kebutuhan pembeli yang baik dari perusahaan dalam negeri merupakan suatu poin dalam memperoleh keunggulan dayasaing.

Page 14: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

B. Demand Condition

2. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan Jumlah permintaan domestik mempengaruhi

tingkat persaingan dalam negeri, terutama disebabkan oleh jumlah pembeli bebas, tingkat pertumbuhan permintaan domestik, timbulnya permintaan baru, dan kejenuhan permintaan lebih awal sebagai akibat perusahaan domestik melakukan penetrasi pasar lebih awal.

Page 15: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

B. Demand Condition

2. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan (lanj..) Pasar domestik yang luas dapat diarahkan untuk

mendapatkan keunggulan kompetitif dalam suatu industri. Hal ini dapat dilakukan jika industri dilakukan dalam skala ekonomis melalui adanya penanaman modal dengan membangun fasilitas skala besar, pengembangan teknologi dan peningkatan produktivitas

Page 16: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

B. Demand Condition3. Internasionalisasi Permintaan Domestik

Pembeli lokal yang merupakan pembeli dari luar negeri akan mendorong dayasaing industri nasional karena dapat membawa produk tersebut ke luar negeri.

Konsumen yang memiliki mobilitas internasional tinggi dan sering mengunjungi suatu negara juga dapat mendorong dan meningkatkan dayasaing produk negeri yang dikunjungi tersebut.

Page 17: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

C. Related and Supporting Industries

C. Industri Terkait dan Industri Pendukung Keberadaan industri pendukung dan industri terkait yang

memiliki dayasaing global mempengaruhi dayasaing industri utamanya.

Industri hulu yang memiliki dayasaing global akan memasok input bagi industri utama dengan harga yang lebih murah, mutu yang lebih baik, pelayanan yang cepat, pengiriman tepat waktu dan jumlah sesuai dengan kebutuhan industri utama, sehingga industri tersebut juga akan memiliki dayasaing global yang tinggi.

Page 18: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

C. Related and Supporting Industries

C. Industri Terkait dan Industri Pendukung (lanj..) Industri hilir yang menggunakan produk industri

utama sebagai bahan baku. Apabila industri hilir memiliki dayasaing global maka industri hilir tersebut dapat menarik industri hulunya untuk memperoleh dayasaing global.

Page 19: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

D. Firm Strategy, Structure and Rivalry D. Struktur, Persaingan dan Strategi Perusahaan Tingkat persaingan dalam industri merupakan

salah satu faktor pendorong bagi perusahaan-perusahaan yang berkompetisi untuk terus melakukan inovasi.

Keberadaan pesaing lokal yang handal dan kuat merupakan faktor penentu dan sebagai motor penggerak untuk memberikan tekanan antar perusahaan untuk berkompetisi dan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan dayasaingnya. .

Page 20: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

D. Firm Strategy, Structure and Rivalry

Perusahaan-perusahaan yang telah terbukti bersaing ketat dalam industri nasional akan lebih mudah memenangkan persaingan internasional dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang belum memiliki dayasaing nasional atau berada dalam industri yang tingkat persaingannya rendah.

Page 21: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

D. Firm Strategy, Structure and Rivalry

Struktur industri dan struktur perusahaan menentukan dayasaing yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang tercakup dalam industri tersebut.

Struktur industri yang monopolistik kurang memiliki daya dorong untuk melakukan perbaikan-perbaikan serta inovasi-inovasi baru dibandingkan dengan struktur industri yang bersaing.

Page 22: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

D. Firm Strategy, Structure and Rivalry

Struktur perusahaan sangat berpengaruh terhadap bagaimana perusahaan yang bersangkutan dikelola dan dikembangkan dalam suasana tekanan persaingan, baik domestik maupun internasional.

Berpengaruh pada strategi perusahaan untuk memenangkan persaingan domestik dan internasional. Dengan demikian secara tidak langsung akan meningkatkan dayasaing global industri yang bersangkutan.

Page 23: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

E. Peranan Pemerintah Pemerintah dapat mempengaruhi maupun

dipengaruhi oleh keempat variabel utama. Variabel kondisi faktor sumberdaya dipengaruhi

melalui subsidi, kebijakan pasar modal, kebijakan pendidikan dan lainnya. Peranan pemerintah dalam membentuk kondisi permintaan domestik seringkali sulit untuk dijelaskan.

Pemerintah juga bertugas menetapkan standard produk lokal melalui departemen-departemen yang ada.

Page 24: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

E. Peranan Pemerintah Pemerintah juga seringkali menjadi pembeli

utama, misalnya pembelian alat telekomunikasi atau penerbangan untuk keperluan negara.

Pemerintah dapat juga menjadi penjual utama atau memegang kekuasaan atas produk-produk vital yang menyangkut kepentingan rakyat banyak.

Page 25: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

E. Peranan Pemerintah Pada bagian industri pendukung dan terkait,

pemerintah dapat membentuk polanya, seperti dengan mengkontrol media periklanan dan membuat regulasi dari pelayanan pendukung.

Pemerintah juga dapat mempengaruhi persaingan, struktur dan strategi perusahaan melalui regulasi pasar modal, kebijakan pajak dan perundang-undangan.

Page 26: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

F. Peranan Kesempatan Kesempatan mempunyai dampak yang asimetris

atau hanya berlaku satu arah terhadap keempat faktor utama dari Teori Berlian Porter.

Faktor kesempatan seringkali merupakan suatu hal yang besar di luar kekuatan dari industri dan juga pemerintah dalam memberikan pengaruh.

Contoh yang khususnya sangat penting dalam mempengaruhi keunggulan kompetitif, yaitu hak paten, perang, keputusan politik dari pemerintah luar negeri dan lainnya.

Page 27: Analisis Daya Saing Dan Teori-Berlian-Porter

Peranan Kesempatan

Peranan Pemerintah

Persaingan, Struktur, dan Strategi Perusahaan

Kondisi Permintaan Domestik

Industri Terkait dan Pendukung

Kondisi Faktor Sumberdaya

Source: Utari, 2008