Analisis dan Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pada ...

15
Analisis dan Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pada Siklus Produksi Perusahaan Manufaktur PT. XYZ Menggunakan Metode FAST Rayum Sonia Machmudin Eka Prasetya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak Pertumbuhan pasar otomotif di Indonesia membuat penjualan motor mengalami pertumbuhan sehingga produsen motorpun berlomba dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya untuk meraih pasar yang besar. Permintaan pasar atas kuantitas motor yang tinggi ini memerlukan dukungan proses produksi yang dapat diandalkan. Salah satu bentuk dukungan proses produksi yaitu sistem informasi. Untuk memastikan proses produksi berjalan dengan baik untuk itulah dibutuhkan laporan produksi yang dapat diakses tepat waktu oleh pengambil keputusan. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa para pengambil keputusan seringkali tidak berada di lapangan sehingga mendapatkan sedikit sekali informasi terkait kejadian di lapangan. Salah satu masalah yang sering muncul adalah masalah minus produksi. Padahal seharusnya masalah tersebut dapat dicegah oleh pengambil keputusan dengan mengetahui informasi rinci mengenai masalah yang terdapat di lapangan sehingga dapat memecahkan masalah sebelum masalah yang sama terulang. Oleh karena itulah pengembangan sistem informasi diperlukan pada sistem informasi monitoring proses produksi engine dengan menggunakan metode Framework Analytical System Thinking (FAST) untuk menghasilkan laporan produksi harian yang lebih cepat dan mudah diakses oleh para pengambil keputusan sehingga dapat membantu menghasilkan keputusan yang tepat dan memperkuat sistem kontrol produksi. Kata kunci : Monitoring produksi, metode FAST, pengembangan, sistem, informasi. Abstract Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

Transcript of Analisis dan Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pada ...

Analisis dan Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pada Siklus Produksi

Perusahaan Manufaktur PT. XYZ Menggunakan Metode FAST

Rayum Sonia

Machmudin Eka Prasetya

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Abstrak

Pertumbuhan pasar otomotif di Indonesia membuat penjualan motor mengalami

pertumbuhan sehingga produsen motorpun berlomba dengan meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksinya untuk meraih pasar yang besar. Permintaan pasar atas kuantitas motor

yang tinggi ini memerlukan dukungan proses produksi yang dapat diandalkan. Salah satu

bentuk dukungan proses produksi yaitu sistem informasi. Untuk memastikan proses produksi

berjalan dengan baik untuk itulah dibutuhkan laporan produksi yang dapat diakses tepat

waktu oleh pengambil keputusan.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa para pengambil keputusan seringkali tidak

berada di lapangan sehingga mendapatkan sedikit sekali informasi terkait kejadian di

lapangan. Salah satu masalah yang sering muncul adalah masalah minus produksi. Padahal

seharusnya masalah tersebut dapat dicegah oleh pengambil keputusan dengan mengetahui

informasi rinci mengenai masalah yang terdapat di lapangan sehingga dapat memecahkan

masalah sebelum masalah yang sama terulang.

Oleh karena itulah pengembangan sistem informasi diperlukan pada sistem informasi

monitoring proses produksi engine dengan menggunakan metode Framework Analytical

System Thinking (FAST) untuk menghasilkan laporan produksi harian yang lebih cepat dan

mudah diakses oleh para pengambil keputusan sehingga dapat membantu menghasilkan

keputusan yang tepat dan memperkuat sistem kontrol produksi.

Kata kunci : Monitoring produksi, metode FAST, pengembangan, sistem, informasi.

Abstract

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

The growth of the automotive market in Indonesia made motorcycle sales growth ,that

the motor manufacturers were compete to improve their quality and quantity of production to

achieve that large market . In order to fulfill the market demand of high quantity motorcycle,

require the support of a reliable production process. One kind of support that the production

process is information systems . To ensure the production process runs as planned need the

production of reports that can be accessed timely by decision makers .

As the observation begin, those the decision makers were not always present in the

field so they gets very little relevant information about the problem in the plant. For example,

one problem that often arises is the problem is a minus in production quantity that reflected

in the high reject rate in May 2013. Though the problem should be prevented by the decision

makers know the detailed information about the problems that are in the field so as to solve

the same problems before they happen.

Hence, the development of information systems required in the information system

monitoring engine production process using the Analytical Framework System Thinking (

FAST ) to generate daily production reports more quickly and easily accessible to decision

makers so that they can help produce the right decisions and strengthen the control system

production .

Keywords : Monitoring of production , methods of FAST , development , systems , information

.

Pendahuluan

Perusahaan melakukan berbagai cara agar kapasitas produksinya terus meningkat dengan

memberikan kualitas terbaik, biaya produksi yang kecil dan delivery time yang cepat. PT.

XYZ saat ini memimpin pasar penjualan di Indonesia dengan memegang 60% pangsa pasar

pada 2013. Dengan produksi harian mencapai 20.200 unit motor per hari untuk seluruh plant,

3.700 unit motor per hari untuk plant 1, perusahaan tersebut sistem produksi XYZPS

(production system) untuk mendukung sistem produksi Just in Time yang telah diadaptasi.

Kecepatan waktu dan ketepatan produksi menjadi sangat penting di PT.XYZ, yang

memproduksi berdasarkan sistem Just in Time ini. Sehingga menjadi penting untuk

perusahaan mengelola waktu produksi (cycle time) dengan baik dan mengurangi barang

repair dan defect atas produksi harian.

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

Namun dalam praktiknya sistem informasi produksi masih memiliki kekurangan yang dapat

memengaruhi monitoring atas produksi. Minus produksi adalah jumlah yang di produksi tidak

dapat mencapai jumlah yang direncanakan dalam production planning, ketika terjadi minus

produksi perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menutupi minus

produksi tersebut yaitu dengan cara mengganti produksi pada hari tidak aktif (hari lembur)

sehingga resiko yang dihadapi perusahaan adalah bertambahnya biaya produksi yang tinggi

(biaya utilitas dan biaya manpower). Salah satu cara untuk mencegah minus produksi adalah

dengan mengawasi produksi dari jumlah unit produksi per hari, namun sangat disayangkan

PT.XYZ tidak dapat membandingkan secara real time rencana produksi dan jumlah yang

telah diproduksi akibat ketiadaan informasi. Padahal pengambil keputusan dapat melakukan

aksi pencegahan (preventive action) atas minus produksi yang disebabkan oleh kegagalan

proses produksi sedini mungkin dengan bantuan sistem informasi sehingga kesalahan yang

sama atas kegagalan produksi tidak berlanjut ke unit produksi lain.

Atas kelemahan dan peluang inilah PT.XYZ membutuhkan pengembangan sistem informasi

yang spesifik pada sistem produksi engine tersebut dengan tujuan mengatasi permasalahan

yang terjadi selama proses produksi sehingga produksi perusahaan menjadi lebih efisien.

Untuk itu, dalam penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana sistem informasi produksi

yang diterapkan dalam PT.XYZ dan melakukan pengembangan sistem informasi produksi

monitoring atas proses produksi menggunakan metode FAST atau framework for application

of system thinking.

Tinjauan Teoritis

Sistem informasi adalah sebagai sekumpulan elemen yang saling berhubungan dan

terintegrasi, bekerja bersama-sama untuk melakukan pemrosesan data untuk menjawab

kebutuhan pengguna. Dimana komponennya adalah orang yang mengoprasikan sistem,

prosedur, data organisasi, perangkat lunak dan infrastruktur teknologi. Sistem informasi

terintegrasi menghubungkan beberapa subsistem ke dalam satu sistem yang bekerja sebagai

suatu kesatuan. Implementasi sistem informasi dapat berdampak pada perbaikan lokal,

business process reengineering, kesempatan emerging, dan transformasi bisnis. Sehingga

penting bagi perusahaan untuk terus mengembangakan sistem informasi seiring dengan

perkembangan bisnisnya.

Metode pengembangan sistem informasi FAST terdiri dari beberapa fase yaitu :

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

1. Mendefinisikan cakupan (Scope Definition) yang dapat dilakukan dengan langkah

identifikasi permasalahan dan kesempatan, menegosiasikan batasan, menilai

kelayakan proyek yang akan dilakukan, membuat jadwal dan anggaran biaya dan

mengomunikasikan rencana pelaksaaan proyek yang akan dilakukan.

2. Analisis Masalah (Problem Analysis) yang terdiri dari 2 aktivitas inti yaitu

memepelajari sistem yang sedang berjalan dan menganalisis temuan-temuan yang ada

untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan. Analisis masalah bisa

dilakukan dengan teknik analisis cause-and-effect. Keluaran yang diharapkan dari

aktivitas ini adalah tujuan perbaikan sistem (system improvement objective) berupa

masalah yang dihadapi organisasi secara terperinci, peluang pengembangan, tujuan

dan matrix batasan.

3. Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis) yaitu menentukan kebutuhan pengguna

sistem untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan oleh sistem baru sebagai

perubahan atas sistem yang sedang berjalan. Keluaran dari fase ini adalah kebutuhan

fungsional (functional requirement) yaitu deskripsi atas aktivitas dan tugas yang harus

dilakukan sebuah sistem, sedangkan nonfunctional requirement adalah deskripsi dari

fitur-fitur lain, karakteristik, dan kendala yang dapat menggambarkan suatu sistem

yang memuaskan. Informasi mengenai requirement dapat diperoleh melalui

wawancara dan observasi yang dituangkan dalam suatu business requirement

statement.

4. Desain Logis (Logical Design) adalah menerjemahkan kebuthan-kebutuhan bisnis ke

dalam model sistem. Istilah desain logis harus diinterpretasikan sebagai teknologi

independen karena dalam pembuatan model sistem, model sistem tersebut terbebas

dari kemungkinan solusi teknis yang akan diaplikasikan dalam pengembangan sistem

baru. Keluaran dari fase ini adalah model sistem logis beserta spefikasinya.

5. Analisis Keputusan (Decision Analysis) dilakukan dengan mengidentifikasi solusi-

solusi yang mungkin dilakukan, menganalisis solusi-solusi serta membandingkan

kandidat solusi, merekomendasikan rencana proyek dan sistem yang akan dirancang

untuk menghasilkan sebuah keputusan atas teknologi yang digunakan dan arsitektur

sistem informasi.

6. Desain dan Integrasi Fisik (Design and Physical Integration) dimaksudkan untuk

merancang arsitektur aplikasi, merancang database sistem, merancang interface

sistem, mengemas spesifikasi rancangan dan melakukan pembaharuan terhadap

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

rencana proyek dengan tujuan memenuhi kebutuhan user dan memberikan spesifikasi

yang jelas kepada programmer.

7. Konstruksi dan Pengujian (Construction and Testing), pada tahap ini sistem yang

fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan rancangan serta

mengimplementasikan interface antara sistem yang baru dan sistem yang saat ini

berjalan. Tugas dari sistem ini adalah untuk membangun dan menguji jaringan,

membangun dan menguji database, melaukan instalasi software, dan menguji program

baru.

8. Instalasi dan Pengiriman (Installation and Delivery), pada tahap ini analis harus

menyiapkan transisi yang halus dari sistem lama ke sistem baru dan membantu user

menangani masalah yang dihadapi pada tahap percobaan. Tahapan ini berperan dalam

mengirimkan sistem ke dalam operasi dengan cara memberikan pelatihan kepada end

user dan mengembangkan dokumentasi untuk membantu pengguna sistem.

Metode Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan

Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kualitatif, metode yang

mengontruksikan realitas dan makna kultural, fokus pada proses dan peristiwa secara

interaktif. Peneliti terlibat secara langsung dalam menghadirkan nilai-nilai eksplisit dari objek

penelitian. Metode Pengumpulan data yang dilakukan adalah studi kepustakaan dan studi

lapangan.

PT. XYZ merupakan market leader industri sepeda motor di Indonesia. Saat ini PT. XYZ

berfokus pada tiga aktivitas bisnis yaitu ; manufaktur dan perakitan sepeda motor, pemasaran

dan distribusi sepeda motor, pemasaran dan distribusi part asli motor. Dalam aktivitas

manufakur dan perakitan PT. XYZ memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan dimana kantor utama

terpisah dari pabrik perakitan. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT. XYZ saat ini memiliki

kapasitas produksi 4.3 juta unit sepeda motor per-tahunnya. PT. XYZ berproduksi dalam

sistem just in time. Aktivitas pada siklus produksi PT. XYZ dimulai dengan rapat koordinasi,

kemudian perencanaan produksi, yang akan ditindaklanjuti dengan aktivitas pemesanan,

persiapan produksi yang selanjutnya pelaksanaan aktivitas produksi. Pengembangan sistem

informasi akan difokuskan pada 3 aktivitas utama produksi engine. Pelaksanaan produksi

engine dimulai dari aktivitas casting, kemudian aktivitas machining dan assembling engine.

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

Analisis dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai 4 tahapan atau fase pengembangan sistem informasi

monitoring menggunakan metode FAST.

1. Definisi Cakupan

a. Mengidentifikasi dasar masalah dan kesempatan, tahapan ini memberikan keluaran

yaitu menentukan permasalahan utama, hubungan permasalahan dengan kesempatan,

dan menguraikan masalah mendasar. Terdapat 3 masalah yaitu kurangnya akses

kepada level manajemen (lack of monitoring system) informasi masalah yang terjadi di

line dan pencapaian produksi berdasarkan QCDSM, Jenis reject yang terjadi sering

terulang tanpa diketahui penyebabnya padahal dokumen analisis sudah dibuat

menyebabkan produksi minus, traceability system belum berfungsi maksimal

traceability system digunakan untuk mendeteksi penyimpangan di waktu produksi

tertentu.

b. 2. Menegosiasikan dasar cakupan, memberikan keluaran wilayah area pengembangan

serta mengapa perlu dikembangkan dalam area tersebut. Pengembangan sistem akan

berfokus pada proses produksi engine yaitu aktivitas casting, machining, dan assy

engine. Ketiga aktivitas ini dipilih karena ketiga aktivitas ini merupakan aktivitas vital

dalam produksi sepeda motor, aktivitas ini membedakan kualitas engine yang

diproduksi oleh PT.XYZ dan kompetitor , selain itu dari segi biaya aktivitas ini

memakan biaya 60% dari seluruh total biaya pembuatan sepeda motor.

c. 3. Menilai dasar kelayakan, penilaian ini berhubungan dengan batasan yang dimiliki

perusahaan seperti keriteria investasi (hurdle rate), banyak proyek yang menarik

namun tidak semua proyek dapat direalisasikan karena perusahaan memiliki batasan

dalam pembiayaan. Perhitungan dasar kelayakan menghasilkan IRR sebesar 62,216%

diatas standar yang mengharuskan IRR 20%. Investasi pada pengembangan sistem ini

juga menghasilkan NPV positive sebesar Rp 231.507.072.

d. 4. Pengembangan dasar jadwal dan budget, fase ini memberikan keluaran berupa

jadwal dan budget yang akan dikeluarkan perusahaan dalam proyek pengembangan

sistem ini.

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

Jadwal Kegiatan November Desember Januari Februari Maret

Langkah Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Menentukan Cakupan

Analisis Masalah

Analisis Kebutuhan

Logical Desain

Decision Analysis

Construction & Testing

Installation & Delivery

System Operation &

Maintenance

e. Mengomunikasikan rencana proyek yaitu dengan cara interactive communication yaitu

bertatap muka secara langsung, push communicationdengan cara mendistribusikan jadwal,

dan pull communication dengan cara menyebarluaskan planning melalui intranet.

2. Fase Analisis Masalah

Tahapan analisis masalah akan memberikan pengetahuan yang lebih medalam untuk

menjawab “masalah yang benar-bnar layak yang dijalankan. Fase ini juga sering sisebut

dengan fase studi atau fase penyelidikan kunci masalah. Tujuan dari fase ini adalah untuk

mempelajari dan memahami bahwa masalah tersebut cukup besar untuk dijadikan concern

manajemen.

Gambaran Umum

Permasalahan (problem)

Kesempatan (Opportunity) Ranking

Prioritas

Rencana Pengajuan Solusi

Performance

Terdapat delay time

penerimaan informasi QCDSM

kepada manajemen

Penerimaan informasi

QCDSM dapat dilakukan

secara real time

Output dapat menggunakan IT

untuk mendapatkan informasi

pencapaian produksi

Information

Output

Informasi yang diterima oleh

pihak manajemen dari sistem

yang sekarang tidak

menyeluruh.

Output sulit diakses oleh

manajemen

Input

Output

1. Output QCDSM dapat

membantu pihak

manajemen untuk

menganalisis kualitas proses

manufaktur

2. Output dapat diakses

dimana saja

Input

Adanya sebuah sistem yang

dapat memungkinkan pengguna

mengupdate input secara mudah,

menyimpan data dan mengakses

data yang reliable secara cepat.

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

Input atas informasi dilakukan

secara manual

Input dilakukan secara per-

periode

Stored Data

Dokumen disimpan oleh

departemen lain secara

pembukuan

3. Input atas informasi dapat

dilakukan otomatis

4. Input dilakukan secara

real-time

Stored Data

5. Dokumen tersimpan

dalam sebuah database yang

dapat diakses oleh

manajemen

Economic

Cost

Adanya biaya yang tinggi

(manpower cost) untuk

melakukan proses update

informasi ke sistem

Cost

Biaya yang lebih murah

untuk update informasi

Pengurangan biaya manpower

dan material (dokumen)

Control

Kontrol dari manajemen atas

item dari QCDSM terkadang

tidak dilakukan karena akses

approval yang hanya dapat

dilakukan dalam plant

Pihak manajemen dapat

melakukan approval dan

kontrol dimana saja

Pembuatan sistem monitoring

yang dapat diakses dimana saja

Efficiency

Beban kerja yang berlebih

(lebih banyak) atas pembuatan

dokumentasi pembukuan item

QCDSM

Beban kerja dapat diatasi

dengan prosedur input yang

lebih mudah atas item

QCDSM

Penggunaan IT untuk

memudahkan proses input atas

komponen QCDSM

Service

Lama waktu service terhadap

pengguna output

Waktu service seharusnya

dapat dilakukan secara

timely

Mempercepat service dengan

menggunakan IT pada perangkat

yang dapat diakses dimana saja

3. Fase Analisis Kebutuhan

Pada fase analisis ini pertanyaan besar yang harus dijawab adalah “apa yang pengguna

butuhkan dan perlukan dari sebuah sistem baru?” Kebanyakan analis hanya berfokus pada

solusi teknis untuk mengisi kebutuhan namun tidak memperhitungkan kesesuaian dengan

kebutuhan pengguna.

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

Kebutuhan Fungsi yang dimaksud adalah kebutuhan atas sistem itu sendiri. Kebutuhan fungsi

juga diartikan sebagai deskripsi dari aktivitas dan layanan yang harus dipenuhi oleh sistem.

a. Manajer Produksi :

• Sistem dapat membantu pihak produksi dalam mengetahui rencana produksi harian

yang dikeluarkan oleh bagian production planning

• Sistem dapat membantu pihak produksi dalam membuat laporan produksi yang dapat

digunakan sebagai analisis quality, cost, delivery, safety dan moral (QCDSM) harian

• Sistem dapat membantu pihak produksi dalam mengetahui secara cepat masalah yang

terjadi di lapangan dalam bentuk notifikasi

• Sistem dapat membantu pihak produksi dalam mengurangi biaya kontrol

b. Section Head PPIC :

• Sistem dapat membantu pihak production control dalam meningkatkan efisiensi dan

keamanan aset sehingga tidak terjadi lagi penumpukan pada station trigger.

• Sistem dapat membantu pihak production control dalam mengurangi biaya

pemrosesan informasi dan data.

• Sistem dapat digunakan oleh pihak production control untuk menghasilkan laporan

pengiriman kereta trigger.

• Sistem harus dapat terintegrasi dengan sistem dan database yang terdapat pada

XYZPS.

b. Kebutuhan Non-fungsi

Kebutuhan non-funsi ini berasal dari keinginan pihak produksi diluar fungsi utama dari sistem

itu sendiri.

• Sistem harus mudah diakses dari perangkat pihak produksi dan pihak production

control

• Sistem harus user-friendly dan mudah digunakan

• Sistem harus memiliki respon yang cepat

• Sistem memungkinakan komunikasi segera antar departemen

• Pengguna sistem harus mendapatkan pelatihan yang cukup dan bimbingan dalam masa

awal penggunaan sistem

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

0 Sistem Produksi

Engine

1 Subsistem

Casting

1.1 Persiapan Part

1.3 Pengecoran

1.3 Pemeriksaan

Visual

1.4 Pengiriman Finish good

2 Subsistem Maching

2.1 Persiapan Part

2.2 Permesinan

2.3 Uji Kebocoran

2.4 Pencucian

2.5 Pengiriman Finish good

3 SubsistemAssemblin

g Engine

3.1 Persiapan Part

3.2 Assembly Part

3.3 Inspeksi Akhir

3.4 Pengiriman Finish good

4. Fase Desain Logis

Fase desain logis adalah fase dimana analis mendefinisikan proses bisnis ke dalam sistem

desain proses. Fase ini terdiri dari 2 tahap yaitu tahap pembuatan permodelan proses dan

permodelan data. Permodelan proses menggunakan FDD atau functional decomposition

diagram, Diagram Context DFD, dan DFD atau data flow diagram. Kemudian permodelan

data menggunakan ERD atau entity relationship diagram.

a. Permodelan Proses

• Functional Decomposition Diagram (FDD)

Functional decomposition diagram merupakan suatu uraian sistem menjadi beberapa

subsistem (fungsi) dan sub-sistem (event).

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

• Diagram Context DFD Sistem Monitoring Produksi Engine

• Data Flow Diagram Level 0 Sistem Produksi Engine

Data flow diagram level 0 dengan database menunjukan hubungan entitas eksternal

terhadap proses produksi dan juga database yang digunakan proses produksi engine.

Database yang digunakan yaitu karyawan, rencana produksi, aktual produksi, rejection

card, dan loss time. Database karyawan berisi ID karyawan, nama karyawan, golongan,

dan penempatan divisi, departemen, seksi. Rencana produksi berisi ID part yang akan

diproduksi, jumlah part yang akan diproduksi, tipe dan model. Aktual produksi berisi

pencapaian produksi engine berisi ID part yang dihasilkan, tipe dan model. Rejection card

merupakan database yang berisi ID Part dari produk reject. Di bawah ini merupakan

gambar data flow diagram level 0 sistem informasi produksi engine.

Sistem Informasi Produksi Engine

Human Resource

Quality Control Operation

Engineering

Production Planning

Production Control

Absensi karyawan

Man hour

Traceability card (status isi)

Trigger kereta(status isi)

Trigger kereta(status kosong)

Traceability card

ID lot

Bar Code Tag

Aktual Produksi

Rencana produksi

Rejection card(problem

identification)Loss Time

Rejection card(preventive action

& Corrective action)

Rejection card(analisa)

Rejection card (ID Part)

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

b. Permodelan Data

Entity relationship diagram adalah diagram yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek objek data yang mempunyai

hubungan antar relasi. Teknik pembuatan ERD seperti yang tercantum dalam BAB 2. Entity

Relationship diagram pada bagian ini menggambarkan permodelan proses atas sistem

monitoring produksi berdasarkan QCDSM.

1.0Casting

2.0Machining

3.0Assy. Engine

Production Control

Trigger Kereta (isi)

Traceability Card (casting)

Traceability Card

Trigger Kereta (kosong)

ID Lot

Trigger Kereta(kosong)

Traceability Card(Machining)

Traceability CardTrigger Kereta (kosong)

ID Lot

ID LotTrigger Kereta

(Assy.Engine)Traceability

Card

Traceability Card (isi)Trigger Kereta

(kosong)

BCT

Engineering

QCO

ProductionPlanning

Human Resources

Rejection Card (Problem Identification)

Rejection Card (Preventive Action & Corrective Action)

Loss Time

Rejection Card (PI)Rejection Card (PA &CA)

Loss Time

Rejection CardRejection Card (analisa)

RC

Card

RC

Card(A

nalisa)

Rejection CardRejection Card (analisa)

Rencana ProduksiAktual Produksi

Aktual Produksi

Rencana Produksi

Absensi KaryawanManhour

ManhourAbsensi Karyawan

RC Card(PA&CA)Loss Time

RC Card(PI)

Aktual Prod

Rencana P

rod.

Manhour

Rencana Produksi

Rejection Data

Aktual Produksi

Loss Time

Karyawan

RC Card (disetujui)

RC Card(disetujui)

AbsensiKaryawan

Remelting

Repair

Spoilage

Traceability Card

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

QCDSM sendiri singkatan dari quality, delivery, safety, delivery, dan moral. Quality

menggambarkan kualitas dari produksi, semakin banyak produk repair maka semakin rendah

kualitas produksi begitu juga sebaliknya. Dibawah ini merupakan entity relationship diagram

sistem informasi monitoring PT. XYZ.

c. Desain User Interface

User Interface adalah tampilan antarmuka pengguna yang digunakan sebagai penghubung

atau mediator antara komputer dan manusia. User interface berperan penting dalam sistem

informasi karena dengan adanya user interface maka akan memudahkan user dalam

mengoprasikan suatu perangkat komputer.

Perancangan user interface memiliki prinsip yang perlu diperhatikan, menurut Deborah

(1992), yaitu kompatibilitas pengguna, konsistensi, kebiasaaan, kesederhanaan dan

manipulasi langsung.1 Kompatibilitas pengguna adalah kesusuaian atas user interface dengan

kebutuhan pengguna. Konsistensi berarti kondisi tetap yang diciptakan, pada semua halaman

berisi langkah operasi yang serupa sehingga pengguna dapat memprediksi sesuatu yang akan

1 Deborah J. Mayhew. 1992. Principles and Guidelines in Software User Interface Design. Prentice-Hall

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Termasuk dalam/

Terdiri dari

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Termasuk dalam

/

Terdiri dari

Pengguna

Monitoring Produksi

Quality

Cost Delivery

Safety

MoralM

enerima/

dikirim ke

Termasuk dalam/

Terdiri dari

Termasuk dalam/

Terdiri dari

Termasuk dalam

/

Terdiri dari

Termasuk dalam/

Terdiri dari

Absensi

Aktual Produksi

Rencana Produksi

Traceability Card

Loss Time

Rejection Card

Data Reject

Data Repair

Data Spoilage

Data Remelting

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar PembuatanTermasuk dalam

Terdiri Dari

Dibuat berdasarkan/

Menjadi D

asar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi D

asar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi D

asar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi D

asar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Dibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar PembuatanDibuat berdasarkan/

Menjadi Dasar Pembuatan

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

dilakukan. Prinsip kebiasaan berarti desain user interface harus mudah dipahami langkah

penggunaanya agar pengguna tidak bingung saat berinteraksi. Kesederhanaan berarti desain

user interface harus dalam bentuk yang sederhana tanpa mengurangi fungsi dari sistem yang

dibangun. Manipulasi langsung yaitu aksi yang dilakukan pengguna dapat langsung terlihat

pada tampilan obyek yang tampak pada layar monitor.

User Interface pada bagian ini ditujukan untuk pengguna di PT. XYZ yaitu pihak manajemen.

Pihak manajemen yang dimaksud adalah foreman, kepala seksi, dan kepala departemen baik

pada proses produksi casting, machining, maupun assy. engine.

User interface input pada pengembangan sistem informasi ini yaitu halaman login, halaman

awal, aktual produksi, traceability card, loss time, rejection card, rejection data, repair data,

spoilage data, re-melting data. User interface output terdiri dari rencana produksi, absensi,

quality, cost, delivery, safety, dan morale.

Saran

Terdapat tiga saran terkait perumusan masalah dan pembahasan yaitu manajemen PT. XYZ

memperkuat sistem monitoring produksi dengan melakukan integrasi database berdasarkan

pengembangan sistem, manajemen PT. XYZ dapat membawa penggunaan teknologi

informasi ke tahap selanjutnya dengan teknologi informasi yang lebih canggih sehingga

mampu menciptakan flexibilitas dalam monitoring proses produksi misalnya dengan

penggunaan tablet untuk mengakses QCDSM, manajemen PT. XYZ dapat

mempertimbangkan investasi pada sistem informasi dalam rangka cost reduction dan sistem

informasi real time.

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013

Daftar Referensi

Bentley, L.D & Whitten, J.L. (2007). System Analysis and Design for the Global Enterprise; Seventh Edition. New York: McGraw Hill.

Romney, M & Steinbart, P. (2012). Accounting Information System; Twelfth Edition. Prentice-Hall Inc.

Hemmatfar, Mahmood. (2010). Competitive Advantage and Strategic Information System. International Journal of Business and Management Vol 5, No. 7 Juli 2010

Applegate, Lynda. (2009). Corporate information Strategy and Management – Text and Cases (International Edition). Mc Graw Hill

Asosiasi Produsen Sepeda Motor Indonesia. (2013). Data Statistik Produksi dan Penjualan Sepeda Motor Indonesia. Tersedia : http://www.aisi.or.id/statistic/ diakses pada 15 Oktober 2013

Ratzan, Lee. (2008). Understanding Information System. Indiana Publishing House

COSO Organization . (2009). Internal Control Integrated Framework. COSO Organization. Tersedia pada : http://www.coso.org/guidance.htm diakses pada 16 Oktober 2013

Soemantri, Gumilar. (2005). Memahami Metode Kualiatif. Jurnal Makara Sosial Humaniora

Vol. 9 No. 2 Desember 2005: 57-65

Analisis dan..., Rayum Sonia Kuswardhani, FEB UI, 2013