Analisis Dan Pembahasan Wine
Transcript of Analisis Dan Pembahasan Wine
![Page 1: Analisis Dan Pembahasan Wine](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/5571f43449795947648f2bf2/html5/thumbnails/1.jpg)
Analisis dan Pembahasan :
Dewasa ini banyak sekali bahan makanan yang hingga sekarang ini mengandalkan
mikroorganisme sebagai bahan utama proses pembuatannya, misalnya pembuatan bir dan
minuman anggur dengan menggunakan ragi, pembuatan roti dan produk air susu dengan
bantuan bakteri asam laktat, pembuatan yoghurt dengan Lactobacillus bulgaricus, pembuatan
wine dengan Saccharomyces cereviseae dan lain sebagainya.
Namun dalam perkembangannya tidak semua mikroba yang ada dapat digunakan dalam
industri. Hanya yang layak dan telah lolos seleksilah yang terpilih. Sebab mikroorganisme
industri tersebut akan digunakan untuk produksi yang lalu dipasarkan dan dikonsumsi oleh
orang banyak. Sebagian besar mikroorganisme merupakan spesialis yang bermetabolisme
secara spesifik sehingga mampu menghasilkan metabolit tertentu dalam jumlah yang sangat
besar. Untuk mencapai spesialisasi metabolisme tinggi tersebut, strain industri diubah secara
genetika melalui mutasi dan rekombinasi. Pembuatan beer dan wine dan poduksi minuman
alkohol lain yang merupakan proses bioteknologi berskala besar paling tua. Pembuatan wine
melibatkan interaksi antara mikroorganisme dan hubungannya adalah simbiosis
komensalisme.
Bakteri menguraikan molekul menjadi sederhana, pada dasarnya sama seperti yang kita
lakukan, yaitu untuk mendapatkan energi. Misalnya, pada waktu makan kita menguraikan
bahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana, lalu molekul tersebut bisa
dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Dalam hal ini bakteri juga menghasilkan zat baru sebagai
hasil/sisa metabolismenya, misalnya CO2, alkohol dan lain-lain.
Pada pembuatan wine terdapat tahapan-tahapan proses sebagai berikut:
a. Penghancuran dan perlakuan anggur sebelum fermentasi
Proses pertamakali yang dapat dilakukan adalah menghancurkan anggur. Lalu dilakukan
pendinginan pada suhu 5 – 10℃ dalam waktu 24 – 48 jam dengan bantuan enzim
pectolitic untuk menghancurkan material anggur.
b. Fermentasi alkohol
Fermantasi dari anggur dapat dilakukan di dalam tangki kayu atau tangki stainless steel
dengan fasilitas pengontrol suhu, alat pembersih dan lainnya. Anggur putih dapat
difermentasi pada suhu 10-18 ℃ untuk 7-14 hari atau lebih. Sedangkan anggur merah
difermentasi antara 7 hari dengan suhu antara 20-30℃. Pada fermentasi ini yeast yang
digunakan yaitu Saccharomyces cerevisiae.
![Page 2: Analisis Dan Pembahasan Wine](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/5571f43449795947648f2bf2/html5/thumbnails/2.jpg)
c. Fermentasi Malolactic
Fermentasi ini terjadi alami 2 sampai 3 minggu setelah fermentasi alkohol selesai, dan
berakhir 2 sampai 4 minggu. Reaksi ini mengubah dekarboksilasi L-malic acid menjadi
L-lactic acid dengan menurunkan kadar keasaman wine dan menaikkan pH antara 0,3
sampai 0,5. Penurunan kadar keasaman dengan fermentasi ini membuat wine lebih
lembut, rasa yang matang dan rasa yang lebih menarik. Namun tidak semua jenis wine
memerlukan proses fermentasi malolactic.
d. Proses setelah fermentasi
Wine putih dapat dikonsum setelah fermentasi alkohol atau fermentasi malolactic selesai.
Namun pada wine merah dapat disimpan dalam tangki kayu. Selama ini, reaksi kimia ini
memberikan kontribusi pada perkembangan rasa antara wine dan ekstrak komponen dari
tangki kayu. Poin yang penting untuk mengontrol selama penyimpanan dan penuaan
adalah pengeluaran oksigen dan penambahan dari sulfur dioksida ke level bebas.
Sebelum pengemasan, wine mungkin disimpan di tempat yang bersuhu dingin antara 5-
10℃ untuk mengendapkan kotoran.
e. Citarasa wine
Wine memiliki cita rasa tersendiri yang berasal dari anggur dan proses operasinya yang
termasuk fermentasi alkohol, fermentasi malolactic dan penuaan. Kontribusi anggur dari
banyak komponen yang mudah menguap (misal terpenes) itu memberikan wine variasi
rasa.