ANALISIS CUACA EKSTRIM DI BANDAR LAMPUNG (Studi...

9
ANALISIS CUACA EKSTRIM DI BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus Tanggal 04-05 Maret 2018) Adi Saputra Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung Email : [email protected] ABSTRAK Cuaca Ektrim Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dan berdurasi 3- 7 Jam di Bandar Lampung pada malam hingga pagi hari mengakibatkan dua rumah longsor di Perumahan Gedung Meneng Kec.Raja Basa Bandar Lampung, dan terjadi banjir setinggi lutut orang dewasa di Jalan Pramuka Kec.Kemiling. Berdasarkan informasi dari media online, bahwa hujan deras yang terjadi mulai pukul 23.00 Wib Minggu (04/2) hingga pagi hari, Sumber berita www.radarlampung.co.id. Dari analisis angin 3000 feet tanggal 04 Maret 2018 jam 00 dan 12 UTC, terlihat adanya gangguan cuaca skala regional (Shearline) di wilayah Lampung bagian barat dan selatan menyebabkan terjadinya perlambatan massa udara yang membawa uap air, sehingga terjadi pengangkatan massa udara ke lapisan atas yang membentuk awan-awan hujan. Dari data observasi Stamet Radin Inten II Lampung, terlihat perubahan cuaca mulai signifikan pada jam 16 UTC, dan puncaknya Hujan disertai petir tercatat pada jam 17 UTC hingga jam 01 UTC.Dari pantauan citra satelit menunjukan konsentrasi awan di Wilayah Lampung bagian Tengah dan Selatan sangat kuat, suhu puncak awan menunjukkan antara -65,0 0 C s.d -75,0 0 C termasuk jenis awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi. Analisis sounding yang diperoleh dari cross section didapat bahwa kondisi labilitas wilayah Bandar Lamapung dan sekitarnya sangat labil dan RH lapisan dari 850 s.d 500 mb sangat lembab berkisar antara 70%, artinya asupan energi untuk pembentukan awan Cb sangat mendukung. Kata kunci : Cuaca Ekstrem, Labilitas, Awan Cb, Banjir, Shearlines 1. PENDAHULUAN Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dan berdurasi 3- 7 Jam di Bandar Lampung pada malam hingga pagi hari mengakibatkan dua rumah longsor di Perumahan Gedung Meneng Kec.Raja Basa Bandar Lampung, dan terjadi banjir setinggi lutut orang dewasa di Jalan Pramuka Kec.Kemiling berutung tidak terjadi korban jiwa dalam kejadian tersebut hanya kerugian materil. Berdasarkan informasi dari media online, bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi mulai pukul 23.00 Wib hingga pagi hari, Sumber berita www.radarlampung.co.id. Faktor meteorologis berupa intensitas hujan, distribusi hujan dan durasi hujan sangat berperan terhadap peristiwa longsor dan banjir. Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Salah satu bentuk cuaca ekstrim adalah peristiwa hujan dengan intensitas lebat yang mengakibatkan banjir dan longsor. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis kondisi cuaca dan mengidentifikasi penyebab hujan ringan hingga lebat yang terjadi pada tanggal 04-05 Maret 2018 di wilayah Bandar Lampung. Hasil analisis diharapkan menjadi bahan informasi bagi masyarakat untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin timbul dari kejadian serupa di masa mendatang. 2. DATA DAN METODE Untuk menganalisis skala lokalnya dalam kejadian cuaca ekstrim di Bandar Lampung pada tanggal 04-05 Maret 2018, penulis menggunakan beberapa data, diantaranya ada data observasi dari Stamet Radin Inten II Lampung dan Data AWS online yang berada disekitar Bandar Lampung.

Transcript of ANALISIS CUACA EKSTRIM DI BANDAR LAMPUNG (Studi...

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus Tanggal 04-05 Maret 2018)

Adi Saputra Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung

Email : [email protected]

ABSTRAK Cuaca Ektrim Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dan berdurasi 3- 7 Jam di Bandar Lampung pada malam hingga pagi hari mengakibatkan dua rumah longsor di Perumahan Gedung Meneng Kec.Raja Basa Bandar Lampung, dan terjadi banjir setinggi lutut orang dewasa di Jalan Pramuka Kec.Kemiling. Berdasarkan informasi dari media online, bahwa hujan deras yang terjadi mulai pukul 23.00 Wib Minggu (04/2) hingga pagi hari, Sumber berita www.radarlampung.co.id. Dari analisis angin 3000 feet tanggal 04 Maret 2018 jam 00 dan 12 UTC, terlihat adanya gangguan cuaca skala regional (Shearline) di wilayah Lampung bagian barat dan selatan menyebabkan terjadinya perlambatan massa udara yang membawa uap air, sehingga terjadi pengangkatan massa udara ke lapisan atas yang membentuk awan-awan hujan. Dari data observasi Stamet Radin Inten II Lampung, terlihat perubahan cuaca mulai signifikan pada jam 16 UTC, dan puncaknya Hujan disertai petir tercatat pada jam 17 UTC hingga jam 01 UTC.Dari pantauan citra satelit menunjukan konsentrasi awan di Wilayah Lampung bagian Tengah dan Selatan sangat kuat, suhu puncak awan menunjukkan antara -65,00C s.d -75,00C termasuk jenis awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi. Analisis sounding yang diperoleh dari cross section didapat bahwa kondisi labilitas wilayah Bandar Lamapung dan sekitarnya sangat labil dan RH lapisan dari 850 s.d 500 mb sangat lembab berkisar antara 70%, artinya asupan energi untuk pembentukan awan Cb sangat mendukung. Kata kunci : Cuaca Ekstrem, Labilitas, Awan Cb, Banjir, Shearlines 1. PENDAHULUAN

Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dan berdurasi 3- 7 Jam di Bandar Lampung pada malam hingga pagi hari mengakibatkan dua rumah longsor di Perumahan Gedung Meneng Kec.Raja Basa Bandar Lampung, dan terjadi banjir setinggi lutut orang dewasa di Jalan Pramuka Kec.Kemiling berutung tidak terjadi korban jiwa dalam kejadian tersebut hanya kerugian materil. Berdasarkan informasi dari media online, bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi mulai pukul 23.00 Wib hingga pagi hari, Sumber berita www.radarlampung.co.id.

Faktor meteorologis berupa intensitas hujan, distribusi hujan dan durasi hujan sangat berperan terhadap peristiwa longsor dan banjir. Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Salah satu bentuk cuaca ekstrim adalah peristiwa hujan dengan intensitas lebat yang mengakibatkan banjir dan longsor.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis kondisi cuaca dan mengidentifikasi penyebab hujan ringan hingga lebat yang terjadi pada tanggal 04-05 Maret 2018 di wilayah Bandar Lampung. Hasil analisis diharapkan menjadi bahan informasi bagi masyarakat untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin timbul dari kejadian serupa di masa mendatang.

2. DATA DAN METODE

Untuk menganalisis skala lokalnya dalam kejadian cuaca ekstrim di Bandar Lampung pada tanggal 04-05 Maret 2018, penulis menggunakan beberapa data, diantaranya ada data observasi dari Stamet Radin Inten II Lampung dan Data AWS online yang berada disekitar Bandar Lampung.

Kemudian data udara atas yang di cross section dari Stamet Cengkareng dan Stamet Fatmawati. Yang nanti akan diperoleh tingkat labilitas udara di atas wilayah Bandar Lampung. Tujuan analisis Labilitas udara adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat gangguan udara di atmosfer yang mempengaruhi massa udara sehingga berkembang menjadi awan Cb super kuat. Analisa ini dapat dilakukan bilamana ada data sounding yang didapat dari pelepasan transmiter yang berisi sensor suhu, kelembaban, tekanan dan angin dengan balon ke atmosfer. Dari data inilah dapat kita peroleh indek-indek labilitas. Seperti KO inddex, TT inddex, Lifting inddex, Sholwater inddex dan Rh perlapisan udara.

Untuk menganalisis kondisi awannya, aplikasi SATAID Penulis gunakan dalam menganalisa kejadian cuaca ekstrim yaitu data Satelit Himawari 8 dengan kanal WV (Water Vavor) tanggal 04 Maret 2018 jam 12-23 UTC. Metode ini sudah lama dikembangkan oleh JMA (Jepang Meteorological Agents), dimana dengan software ini, dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan awan samapai tahap matang. Pada fungsi Measure terdapat beberapa tool seperti: (a) Brit, digunakan untuk mengetahui Reflektansi/ Temperatur Kanal, (b) Time, digunakan untuk membuat plot time series di satu titik,dan (c) Contour, digunakan untuk membuat kontur di wilayah tertentu

Untuk analisis skala regionalnya, penulis menggunakan data angin 3000 feet jam 00 dan 12 UTC tanggal 04 Maret 2018. Data ini digunakan karena dapat mewakili kondisi cuaca skala meso (regional) yang berdampak pada gangguan cuaca skala lokal. Tujuan analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat gerakan dan aliran udara. Di daerah Tropik analisa medan angin perlu diperhatikan karena peubah ruang dan waktu cukup cepat. Dalam menganalisa medan angin biasanya kita membuat Streamline. Khusus pada peta sinoptik permukaan antara 200 LU dan 200

LS, analisa Isobar perlu diganti, dengan Streamline dengan pertimbangan kurang signifikan hubungan antara tekanan udara dan cuaca di sekitar Equator. Pola medan angin lebih memberikan informasi yang berkaitan dengan cuaca. Dalam menganalisa streamline akan kita temui titik simpang, anti siklon, siklon, low depression, eddy, Shear, trough, ridge, konvergen, dan divergen serta masih ada variasai-variasi streamline lainnya

Sedangkan untuk melihat distribusi presipitasi dan frekuensi di sekitar wilayah kejadian cuaca ekstrim penulis menggunakan data peta spasial GSMaP. Data spasial presipitasi GSMap merupakan solusi bilamana tidak ada data pengamatan di tempat kejadian cuaca ekstrim. Adapun data yang penulis gunakan data tanggal 04 Maret 2018 dari jam 00 – 23 UTC. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data observasi di Stamet Radin Inten II Lampung pada tanggal 04 Maret 2018 dan data pos ARG dan AWS online didapat bahwa, perubahan cuaca mulai signifikan terjadi pada jam 16 UTC, dimana terdengar TS di areal bandara, dan awan Cb teramati, yang kemudian puncaknya terjadi pada jam 17 UTC, cuaca mulai turun hujan yang disertai petir hingga pagi hari. Untuk jelasnya lihat Tabel I dibawah ini.

Tabel I. Data Observasi di Stamet Radin Inten II Lampung

ARG TRIKORA =

59,6 mm/hari

AWS STAMAR =

56,4 mm/hari

AWS ITERA = 42,8

mm/hari

Dari data sounding cross section tanggal 04 Maret 2018 jam 12 UTC diketahui bahwa kondisi atmosfer sangat labil baik dari indek SI(-0,2), LI(-3,9), KO(-13,5), TT(43,6), KI(34,4) dan RH(70%) perlapisan sangat mendukung lihat gambar 1.

Gambar 1. Hasil analisa Sounding dengan Raob 5.7 tgl 04 Maret 2018 jam 12 UTC

Berdasarkan gambar 2 historis pertumbuhan awan Cb, terlihat suhu puncak awan Cb dapat

mencapai rata-rata – 65,0 s.d -75,0 dan suhu yang dingin ini merupakan kreteria jenis awan Cb. Kemudian dari gambar 3, terlihat historis pertumbuhan awan dari tahap tumbuh sampai tahap matang dan meluruh. Pada jam 12.00 s/d 15.00 UTC (19.00 s/d 22.00 WIB) pertumbuhan awan mulai terjadi, dan pada jam 16.00-01.00 UTC (23.00-08.00 WIB) tahap dewasa awan mulai terbentuk dimana suhu puncak awan mencapai max -76,0. , dan pada jam 01.00 UTC awan mulai punah.

Kemudian dari Peta Kontur puncak awan Cb terlihat luasan bentangan awan Cb, hal ini karena pengaruh shear yang kuat sehingga terjadi perlambatan yang kemudian terjadinya pengangkatan massa udara ke atas dan membuat atmosfer menjadi labil, sehingga terbentuk menjadi awan-awan hujan di wilayah Lampung bagian Selatan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3 dibawah.

Pada times series awan Cb dalam citra satelit lihat gambar.4, dari awan tunggal (singel sel) sampai menjadi multi sel. Kondisi awan singel sel (Cb tunggal) bisa terjadi bilamana faktor lokal lebih dominan yang membentuk awan itu sendiri. Sebaliknya awan multi sel (Cb berkelompok) terbentuk bilamana faktor skala meso ikut berperan dalam mempengaruhi faktor lokal.

KI LI SI TT

Diperkirakan longsor dan banjir yang terjadi di Bandar lampung pada tanggal 04-05 Maret 2018 berasal dari Awan Cb yang berkelompok.

Gambar 2. Historis Pertumbuhan Awan CB (Cb)

Tgl 04 Maret 2018 Jam 16-17 UTC

Gambar 3. Peta Kontur Suhu puncak awan CB

Citra satelit tgl 18 Februari 2018 jam 07-09 UTC

Citra satelit tgl 04 Maret 2018 jam 18-00 UTC

Gambar 4. Time series awan Cb pada Citra satelit

Dari data angin 3000 feet pada gambar 5, terlihat bahwa di atas wilayah lampung bagian Barat

dan Selatan terbentuk pola shearline pada tgl 04 Maret 2018 jam 00 dan 12 UTC, pola inilah yang

menjadi salah satu pemicu memperkuat mekanisme pengangkatan massa udara dan memperlama

proses labilitas atmosfer, sehingga hampir sebagian besar Lampung banyak terdapat awan-awan

Cb sangat kuat dan berkelompok menjadi awan Cb multi sel.

Gambar 5. Analisis Angin 3000 feet Tanggal 04 Maret 2018 jam 00 dan 12 UTC.

Dari data GSMap terlihat wilayah sebagian besar Lampung bagian Barat dan Selatan memiliki

intensitas curah hujan sedang hingga lebat lihat gambar 6. Kemudian dari Peta Frekuensi Hujan

lebat terdapat 2-4 kali terjadi hujan >9mm/jam, ini menunjukan hujan ekstrim benar terjadi dengan

durasi waktu yang sangat lama >5-7 jam. Dan dapat diperkirakan cuaca ekstrim yang terjadi pada

tanggal 04 Maret 2018, berasal dari awan Cb yang sangat kuat dan berkelompok (multi sel).

Gambar 6. Data Jumlah Presipitasi GSMap Tanggal 04 Maret 2018

4. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan, Dari data observasi di Stamet Radin Inten II Lampung pada tanggal 04 Maret 2018 dan data pos ARG dan AWS online didapat bahwa, perubahan cuaca mulai signifikan terjadi pada jam 16 UTC, dimana terdengar TS di areal bandara, dan awan Cb teramati, yang kemudian puncaknya terjadi pada jam 17 UTC, cuaca mulai turun hujan yang disertai petir hingga pagi hari. Dari data sounding cross section tanggal 04 Maret 2018 jam 12 UTC diketahui bahwa kondisi atmosfer sangat labil baik dari indek SI(-0,2), LI(-3,9), KO(-13,5), TT(43,6), KI(34,4) dan RH(70%). Berdasarkan analisis citra satelit, pertumbuhan awan Cb

terlihat terlihat suhu puncak awan Cb dapat mencapai rata-rata – 65,0 s.d -75,0 dan suhu yang dingin ini merupakan kreteria jenis awan Cb.. Pada times series awan Cb dalam citra satelit terlihat dari awan tunggal (singel sel) terus berkembang menjadi multi sel.

Dari data angin 3000 feet, terlihat bahwa di atas wilayah lampung bagian Barat dan Selatan terbentuk pola shearline pada tgl 04 Maret 2018 jam 00 dan 12 UTC, pola inilah yang menjadi salah satu pemicu memperkuat mekanisme pengangkatan massa udara. Dari data GSMap terlihat wilayah sebagian besar Lampung bagian Selatan memiliki intensitas curah hujan sedang hingga lebat. Kemudian dari Peta Frekuensi Hujan lebat terdapat 2-4 kali terjadi hujan >9mm/jam, ini menunjukan hujan ekstrim benar terjadi dengan durasi waktu yang sangat lama 3-7 jam. 5. DAFTAR PUSTAKA http://www.radarlampung.co.id/hujan-deras-dua-rumah-longsor. diakses tanggal 06 Maret 2018. Pusdiklat BMKG. 2017. Pemanfaatan Data Presipitasi GSMAP Untuk Analisis Kejadian Cuaca

Ekstrim. Online Group Discussion BMKG, Jakarta. Puslitbang BMKG. 2009. Kajian Cuaca Ekstrim di Wilayah Indonesia. Laporan Penelitian, Pusat

Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta. Suharsono.1973. Pedoman Analisa Cuaca. Pusat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Lampiran I .Lembar Pengesahan

Lampiran II. Peta Lokasi Kejadian

Lampiran III. Sumber Berita