ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK...

190
ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK Study Kasus Pada PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN Periode 2003 – 2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : Brigita Mira Ardiarini 031334019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK...

Page 1: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT

KESEHATAN BANK

Study Kasus Pada PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN

Periode 2003 – 2005

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Brigita Mira Ardiarini 031334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Yang senantiasa melimpahkan Cinta dan Kasih-Nya

Ayah dan Ibuku tercinta

yang senantiasa mencintai dan mengiringi setiap langkah hidupku

dengan doa

Mas Anang tersayang

yang telah membantu dan menyemangati aku untuk menyelesaikan

studiku dan senantiasa menyayangi serta mendoakan aku

Sahabat, kakak, dan adikku tercinta

Yang telah memberikan dorongan dan semangat

demi selesainya studiku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

v

MOTTO

Tuhan akan mengerjakan hal – hal yang besar dalam hidup kita,

apabila kita mengijinkanNya dan tidak mencampuriNya

( Bunda Teresa )

Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut

perkataanMu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 April 2008

Penulis

Brigita Mira Ardiarini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Brigita Mira Ardiarini Nomor Mahasiswa : 031334019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK Study Kasus Pada PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN

Periode 2003 – 2005 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 16 April 2008 Yang menyatakan

(Brigita Mira Ardiarini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugerahkan berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan baik.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu demi terselesainya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentinus Saptono, S. Pd., M. Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S. Pd., M. Si. selaku Dosen Pembimbing

yang telah berkenan meluangkan waktu untuk melakukan bimbingan.

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S. E., M. Si. dan Ibu Cornelio Purwantini,

S. Pd., M. SA. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan

berkenan memberikan kritik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan

dalam penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

viii

6. Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

banyak membantu penulis dalam proses administrasi sehingga proses

penyusunan skripsi dapat berjalan dengan lancar.

7. Bapak Joko Riswanto, S. E. selaku Direktur PT. BPR Nusamba

Banguntapan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

8. Ibu Anna Martutik Andriyati selaku Internal Audit PT. BPR Nusamba

Banguntapan yang telah banyak membantu penulis dalam mencari data yang

diperlukan dalam penelitian.

9. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan semangat dan

dukungan baik secara moral maupun materiil, terma kasih juga atas doanya.

10. Mas Anang, yang telah banyak membantu dalam proses penulisan skripsi

ini. Terima kasih atas cinta, doa, dukungan, dan semangatnya.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalm penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, 8 April 2008 Penulis

Brigita Mira Ardiarini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

ix

ABSTRAK

ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK

Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan

Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini untuk menilai tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 dengan metode CAMEL (Capital Adequacy Ratio, Asset Quality, Management of Risk, Earning Ability, dan Liquidity Sufficiency). Obyek penelitian ini adalah laporan keuangan PT. BPR Nusamba Banguntapan selama tiga periode akuntansi dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba dan laba ditahan, laporan permodalan, laporan kualitas aktiva produktif, laporan penilaian rentabilitas, dan likuiditas kemudian hasilnya diinterpretasikan dan dibandingkan dari tahun ke tahun. Hasil analisis rasio modal, aktiva, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas dapat disimpulkan bahwa posisi keuangan PT. BPR Nusamba Banguntapan berada dalam kondisi yang sehat. Capital Adequacy Ratio tahun 2003 sebesar 28,32%; tahun 2004 sebesar 27,52%; tahun 2005 sebesar 22,44%. Asset Quality didasarkan pada dua rasio: (1) Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif tahun 2003 sebesar 0,77%; tahun 2004 sebesar 1,49%; tahun 2005 sebesar 0,95%. (2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk tahun 2003 sebesar 119,49%; tahun 2004 sebesar 57,63%; tahun 2005 sebesar 61,57%. Management didasarkan pada dua aspek: (1) Manajemen Umum tahun 2003 sebesar 40%; tahun 2004 sebesar 40%; tahun 2005 sebesar 40%. (2) Manajemen Resiko tahun 2003 sebesar 59%; tahun 2004 sebesar 59%; tahun 2005 sebesar 59%. Earning Ability juga didasarkan pada dua rasio: (1) Rasio Laba terhadap Total Asset tahun 2003 sebesar 10,22%; tahun 2004 sebesar 7,35%; tahun 2005 sebesar 5,56%. (2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional tahun 2003 sebesar 69,88%; tahun 2004 sebesar 74,12%; tahun 2005 sebesar 78,82%. Liquidity didasarkan pada dua rasio: (1) Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima tahun 2003 sebesar 79,31%; tahun 2004 sebesar 79,29%; tahun 2005 sebesar 84,86%. (2) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar tahun 2003 sebesar 41,54%; tahun 2004 sebesar 34,48%; tahun 2005 sebesar 17,25%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

x

ABSTRACT

CAMEL ANALYS IS TO EVALUATE THE HEALTH LEVEL OF A BANK

A Case Study at PT. BPR Nusamba Banguntapan

Brigita Mira Ardiarini Sanata Dharma Univercity

Yogyakarta 2008

The objective of the research is to evaluate the health level of PT. BPR Nusamba Banguntapan from 2003 until 2005 by applying CAMEL method (Capital Adequacy Ratio, Assets Quality, Management of Risk, Earning Ability, and Liquidity Sufficiency). The object of this research is the financial report of PT. BPR Nusamba Banguntapan during three accounting periods from 2003 until 2005, which consists of balance, loss profit, capital, productive asset quality, earning ability, and liquidity reports. The results of the analysis show that capital, assets, management, earning, and liquidity of PT. BPR Nusamba Banguntapan are in a good position. The result of the position are showed in the following statements. It can be seen from the following data: the Capital Adequacy Ratio in 2003 was 28,32%; in 2004 was 27,52%; in 2005 was 22,44%. The Assets Quality which is based on two ratios: (1) Calssified Productive Asset Ratio to Productive Asset in 2003 was 0,77%; in 2004 was 1,49%; in 2005 was 0,95%. (2) The Productive Asset Abillition Reject Ratio to The Shape Necessary Productive Asset Abillition Reject, which in 2003 was 119,49%; in 2004 was 57,63%; in 2005 was 61,57%. The Management is based on two aspects: (1) General Management in 2003 was 40%; in 2004 was 40%; in 2005 was 40%. (2) Risk Management in 2003 was 59%; in 2004 was 59%; in 2005 was 59%. The Earning Ability is also based on two ratios: (1) The Profit Ratio to The Total Asset in 2003 was 10,22%; in 2004 was 7,35%; in 2005 was 5,56%. (2) The Operational Cost Ratio to The Operational Ability in 2003 was 69,88%; in 2004 was 74,12%; in 2005 was 78,82%. The Liquidity is based on two ratios: (1) The Give Credit Ratio to The Receive Fund in 2003 was 79,31%; in 2004 was 79,29%; in 2005 was 84,86%. (2) The Liquid Device Ratio to The Current Debt in 2003 was 41,54%; in 2004 was 34,48%; in 2005 was 17,25%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv

MOTTO .................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

ABSTRAK .............................................................................................. ix

ABSTRACT............................................................................................ x

DAFTAR ISI........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xix

DAFTAR GRAFIK................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A...Latar Belakang Masalah............................................. 1

B. Rumusan Masalah...................................................... 3

C. Batasan Masalah ........................................................ 4

D. Tujuan Penelitian ....................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ..................................................... 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xii

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................... 6

A. Tingkat Kesehatan ..................................................... 6

B. Kebangkrutan Bank .................................................... 7

C. Bank ........................................................................... 9

D. Metode CAMEL ........................................................ 13

1. Unsur Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ............. 14

1.1. Modal ........................................................... 14

1.2. Aktiva............................................................ 17

1.3. Manajemen.................................................... 19

1.4. Rentabilitas ................................................... 20

1.5. Likuiditas ...................................................... 22

2. Faktor Judgement .................................................. 23

E. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode

CAMEL...................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ............................................... 25

A. Jenis Penelitian........................................................... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................... 25

C. Subjek Penelitian........................................................ 25

D. Objek Penelitian......................................................... 26

E. Data yang Diperlukan ................................................ 26

F. Teknik Pengumpulan Data......................................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xiii

G. Teknik Analisis Data.................................................. 27

1. Teknik Analisis Tingkat Kesehatan Bank ............. 27

a. Permodalan...................................................... 28

b. Kualitas Aktiva Produktif ............................... 28

c. Manajemen...................................................... 30

d. Rentabilitas ..................................................... 32

e. Likuiditas......................................................... 34

2. Teknik Analisis Tingkat Perkembangan Tingkat

Kesehatan Bank .................................................... 39

a. Permodalan...................................................... 39

b. Kualitas Aktiva Produktif ............................... 40

c. Manajemen...................................................... 41

d. Rentabilitas ..................................................... 42

e. Likuiditas......................................................... 42

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................ 44

A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum

PT. BPR Nusamba Banguntapan................................. 44

1. Sejarah Perkembangan PT. BPR Nusamba

Banguntapan .......................................................... 44

2. Dasar Hukum PT. BPR Nusamba Banguntapan.... 44

B. Visi, Misi, dan Tujuan PT. BPR Nusamba

Banguntapan ............................................................... 45

C. Komitmen Nasabah PT. BPR Nusamba

Banguntapan................................................................. 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xiv

D. Produk / Jasa PT. BPR Nusamba ................................ 46

1. Tabungan.................................................................. 46

2. Deposito ................................................................... 46

3. Kredit ....................................................................... 47

4. Pembayaran PBB ..................................................... 47

E. Struktur Organisasi...................................................... 48

F. Tugas dan Tanggung Jawab Masing – masing

Bidang .......................................................................... 49

BAB V. ANALISIS DATA ........................................................... 57

A. Data Penelitian............................................................ 57

B. Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank ......................... 63

1. Tingkat Kesehatan Bank tahun 2003 ...................... 63

a. Capital (Permodalan)........................................... 63

b. Asset (Aktiva) ..................................................... 64

c. Manajemen.......................................................... 66

d. Rentabilitas.......................................................... 67

e. Likuiditas............................................................. 68

2.. Tingkat Kesehatan Bank tahun 2004 ..................... 70

a. Capital (Permodalan)........................................... 70

b. Asset (Aktiva) ..................................................... 71

c. Manajemen........................................................... 72

d. Rentabilitas.......................................................... 74

e. Likuiditas............................................................. 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xv

3. Tingkat Kesehatan Bank tahun 2005 ...................... 77

a. Capital (Permodalan) ........................................... 77

b. Asset (Aktiva) ..................................................... 78

c. Manajemen.......................................................... 79

d. Rentabilitas.......................................................... 81

e. Likuiditas............................................................. 82

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2003 – 2005 86

1. Tingkat Kesehatan Bank tahun 2003 ...................... 86

a. Capital (Permodalan) ........................................... 86

b. Asset (Aktiva) ..................................................... 87

c. Manajemen.......................................................... 87

d. Rentabilitas.......................................................... 88

e. Likuiditas............................................................. 88

2. Tingkat Kesehatan Bank tahun 2004 ...................... 90

a. Capital (Permodalan) ........................................... 91

b. Asset (Aktiva) ..................................................... 91

c. Manajemen.......................................................... 92

d. Rentabilitas.......................................................... 92

e. Likuiditas............................................................. 93

3. Tingkat Kesehatan Bank tahun 2005 ...................... 95

a. Capital (Permodalan) ........................................... 96

b. Asset (Aktiva) ..................................................... 96

c. Manajemen.......................................................... 97

d. Rentabilitas.......................................................... 97

e. Likuiditas............................................................. 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xvi

D. Analisis Tingkat Kesehatan Bank tahun 2003 – 2005 100

1. Capital (Permodalan) .......................................... 104

2. Asset (Aktiva) ..................................................... 106

3. Manajemen.......................................................... 108

4. Rentabilitas.......................................................... 109

5. Likuiditas ............................................................ 110

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 112

A. Kesimpulan ........................................................................ 112

B. Saran................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Bobot Penilaian Faktor dan Komponen ........................................................... 35

Tabel V.1 Neraca PT. BPR Nusamba Banguntapan 2003-2005 ...................................... 57

Tabel V.2 Laporan Rugi Laba PT. BPR Nusamba Banguntapan 2003-2005.................... 58

Tabel V.3 Laporan Penyediaan Modal Minimum PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2003................................................................................... 58

Tabel V.4 Laporan Prosentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PT. BPR

Nusamba Banguntapan tahun 2003 ................................................................. 59

Tabel V.5 Aktiva Produktif Diklasifikasikan PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2003.................................................................................. 59

Tabel V.6 Laporan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib

Dibentuk PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 ................................... 60

Tabel V.7 Laporan Penyediaan Modal Minimum PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2004................................................................................... 60

Tabel V.8 Laporan Prosentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PT. BPR

Nusamba Banguntapan tahun 2004 ................................................................. 61

Tabel V.9 Aktiva Produktif Diklasifikasikan PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2004................................................................................... 61

Tabel V.10 Laporan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib

Dibentuk PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004 ................................. 61

Tabel V.11 Laporan Penyediaan Modal Minimum PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2005.................................................................................. 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xviii

Tabel V.12 Laporan Prosentase Tingkat Kolektibilitas Kredit PT. BPR

Nusamba Banguntapan tahun 2005 ................................................................ 62

Tabel V.13 Aktiva Produktif Diklasifikasikan PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2005................................................................................. 62

Tabel V.14 Laporan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib

Dibentuk PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005 ................................. 63

Tabel V.15 Penilaian Manajemen PT. BPR. Nusamba Banguntapan tahun 2003 ............ 65

Tabel V.16 Penilaian Manajemen PT. BPR. Nusamba Banguntapan tahun 2004 ............ 71

Tabel V.17 Penilaian Manajemen PT. BPR. Nusamba Banguntapan tahun 2005 ............ 77

Tabel V.18 Nilai Tingkat Kesehatan Bank dengan Variabel CAMEL 2003-2005 ........... 80

Tabel V.19 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003........................................................................................................ 85

Tabel V.20 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2004....................................................................................................... 90

Tabel V.21 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2005....................................................................................................... 95

Tabel V.22 Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan 2003-2005................... 96

Tabel V.23 Pertumbuhan Capital Adequacy Ratio PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2003-2005 ....................................................................... 101

Tabel V.24 Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan dan Rasio Penyisihan

Penghapusan Piutang terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva

Wajib Dibentuk ............................................................................................... 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xix

Tabel V.25 Rasio Manajemen Umum dan Manajemen Risiko PT. BPR

Nusamba Banguntapan tahun 2003-2005 ....................................................... 104

Tabel V.26 ROA dan Rasio Efisiensi PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003-2005 ............................................................................................ 105

Tabel V.27 LDR dan Rasio Alat Likuidasi terhadap Hutang Lancar PT. BPR

Nusamba Banguntapan tahun 2003-2005 ...................................................... 106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. BPR Nusamba Banguntapan................................... 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003-2005 .................................................................................101

Grafik 2. Pertumbuhan CAR PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003-2005 ..................................................................................106

Grafik 3. Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Produktif dan Rasio Penyisihan Penghapusan Piutang terhadap

Penyisihan Penghapusan Piutang Wajib Dibentuk ..............................107

Grafik 4. Rasio Manajemen Umum dan Manajemen Risiko 2003-2005.............108

Grafik 5. ROA dan Rasio Efisiensi PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003-2005 ..................................................................................109

Grafik 6. LDR dan Rasio Alat Likuidasi terhadap Hutang Lancar

PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003-2005 ............................110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pehitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003...................................................................................................116

Lampiran 2. Laporan Permodalan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 ..........117

Lampiran 3. Kualitas Aktiva Produktif PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2003............................................................................................................118

Lampiran 4. Rekapitulasi Penilaian Aspek Manajemen PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2003............................................................................119

Lampiran 5. Penilaian Rentabilitas PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2003............................................................................................................120

Lampiran 6. Likuiditas PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 ...........................121

Lampiran 7. Likuiditas ( LDR ) PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003..............121

Lampiran 8. Neraca PT. BPR Nusamba Banguntapn tahun 2003 ..................................122

Lampiran 9. Laporan Komitmen dan Kontinjensi PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2003............................................................................123

Lampiran 10. Perhitungan Rugi Laba Ditahan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003................................................................................................124

Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2004.................................................................................................125

Lampiran 12. Laporan Permodalan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2004..........................................................................................................126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xxiii

Lampiran 13. Kualitas Aktiva Produktif PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2004..........................................................................................................127

Lampiran 14. Rekapitulasi Penilaian Aspek Manajemen PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2004..........................................................................128

Lampiran 15. Penilaian Rentabilitas PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2004..........................................................................................................129

Lampiran 16. Likuiditas PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004 .........................130

Lampiran 17. Likuiditas ( LDR ) PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004............130

Lampiran 18. Neraca PT. BPR Nusamba Banguntapn tahun 2004 ................................131

Lampiran 19. Laporan Komitmen dan Kontinjensi PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2004...........................................................................132

Lampiran 20. Perhitungan Rugi Laba Ditahan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2004.................................................................................................133

Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2005.................................................................................................134

Lampiran 22. Laporan Permodalan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2005...........................................................................................................135

Lampiran 23. Kualitas Aktiva Produktif PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2005..........................................................................................................136

Lampiran 24. Rekapitulasi Penilaian Aspek Manajemen PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2005...........................................................................137

Lampiran 25. Penilaian Rentabilitas PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2005..........................................................................................................138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

xxiv

Lampiran 26. Likuiditas PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005 .........................139

Lampiran 27. Likuiditas ( LDR ) PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005............139

Lampiran 28. Neraca PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005 ..............................140

Lampiran 29. Laporan Komitmen dan Kontinjensi PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2005..........................................................................141

Lampiran 30. Perhitungan Rugi Laba Ditahan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2005.................................................................................................142

Lampiran 31. Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan

tahun 2003 – 2005....................................................................................143

Lampiran 32. Daftar Pertanyaan Aspek Manajemen......................................................145

Lampiran 33. Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPBB.........................................148

Lampiran 34. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR...............151

Lampiran 35. Faktor Penilaian Bobot dan Komponen...................................................163

Lampiran 36. Surat Ijin Penelitian..................................................................................164

Lampiran 37. Surat Keterangan Penelitian.....................................................................165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga perbankan yang bertugas menghimpun dana masyarakat,

mempunyai peranan penting untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi

nasional. Eksistensi lembaga perbankan yang mantap akan membantu

kontinuitas pelaksanaan pembangunan. Berfungsinya lembaga perbankan

dengan mantap akan menunjang kelancaran dan kedinamisan suatu proses

pembangunan (Supantoro, 1998 : 1).

Peningkatan ekspansi moneter yang berlebihan yang dilakukan oleh

bank ternyata banyak menghasilkan bank tidak sehat, sehingga pemerintah

mengambil langkah untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat dengan

cara membekukan kegiatan usaha yang tidak mempunyai prospek dan

melakukan penggabungan usaha atas beberapa bank yang tidak sehat untuk

menciptakan sinergi bank yang baru.

Perkembangan yang pesat dari keinginan negara dan masyarakat dalam

pembangunan ekonomi yang bersifat multidimensi seperti pembangunan kita

25 tahun terakhir ini (adanya deregulasi dalam bidang perbankan, memerlukan

peranan yang teramat besar dari sektor moneter dengan berbagai

kebijaksanaannya. Peranan kebijaksanaan moneter dalam suatu perekonomian

biasanya tampak jelas pada waktu perekonomian tersebut berusaha untuk

menciptakan dan memelihara suatu tingkat kestabilan ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

2

Beberapa kebijaksanaan moneter yang telah banyak dipraktekkan

terutama di negara kita sejak orde baru adalah :

a. meningkatkan mobilisasi tabungan masyarakat melalui lembaga keuangan;

b. memberikan kredit dalam jumlah yang cukup besar baik kepada sektor-

sektor yang prioritas maupun sektor-sektor yang non prioritas;

c. menunjang usaha pemeliharaan dan peningkatan kestabilan ekonomi;

d. menunjang usaha untuk meningkatkan kedudukan golongan ekonomi

lemah maupun pemberian kredit-kredit KIK dan KMKP.

Salah satu pegangan yang penting dari kebijaksanaan moneter adalah

bagaimana mengukur kebijaksanaan suku bunga dan kebijaksanaan kredit.

Penentuan tingkat suku bunga menjadi masalah penting bagi negara

berkembang yang sedang mengalami proses liberalisasi sistem keuangan

dalam negerinya. Pertanyaan bagaimana suku bunga yang diharapkan berlaku

untuk menghadapi perubahan lingkungan dan bagaimana merespon pengaruh

luar negeri dan kebijaksanaan dalam negeri adalah pertanyaan yang perlu

dipertimbangkan khusus bagi pembuat kebijaksanaan di negara yang sedang

berkembang. Hanya jika perilaku suku bunga diketahui dengan baik, kita

dapat meramalkan pengaruh perubahan suku bunga tersebut pada variabel-

variabel ekonomi mikro seperti tabungan, investasi, neraca pembayaran, dan

pertumbuhan ekonomi.

Tingkat kesehatan bank pada dasarnya adalah cermin dari prestasi

yang dicapai bank dalam periode tertentu. Penilaian prestasi bank yang

dilakukan atas dasar laporan keuangan bank yang bersangkutan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

3

membandingkan rasio-rasio keuangan. Rasio merupakan salah satu instrumen

yang dapat menganalisis prestasi bank dengan melibatkan kondisi keuangan

masa lalu dan membandingkannya dengan rasio-rasio keuangan bank. Melalui

analisis rasio ini dapat diketahui perubahan dalam kondisi keuangan.

Perubahan yang dimaksudkan adalah bank mengalami kenaikan atau

penurunan dalam kondisi keuangan, sehingga bank dapat memprediksi

kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang.

Tata cara tingkat penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

(BPR), ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam surat edaran Bank Indonesia no.

30/3/UPBB tanggal 30 April 1997 yang kemudian ditegaskan melalui surat

keputusan Direksi bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997,

yang berisi tentang metode penilaian tingkat kesehatan Bank yang meliputi :

Capital Adequacy Ratio, Asset Quality, Management, Earning Ability,

Liquidity. Metode atau tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank ini

kemudian dikenal dengan metode CAMEL. Mengingat pentingnya untuk

mengetahui tingkat kesehatan bank, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Analisis CAMEL untuk menilai tingkat kesehatan

bank.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diketahui rumusan masalahnya yaitu bagaimana tingkat kesehatan BPR

Nusamba Banguntapan dinilai dengan metode CAMEL?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

4

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penilaian tingkat

kesehatan bank dan melakukan analisis rasio tingkat kesehatan bank.. Faktor-

faktor yang diteliti antara lain faktor permodalan, kualitas aktiva produktif,

manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Data yang diambil dari tahun 2003-

2005.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pene litian ini adalah untuk mengetahui penilaian tingkat

kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank Perkreditan Rakyat

Dapat memberikan masukan yang berguna bagi Bank Perkreditan Rakyat

yang digunakan untuk melihat sejauh mana tingkat kesehatan bank dan

sejauh mana kemungkinan bank akan mengalami kebangkrutan dengan

metode CAMEL yang dilakukan oleh pihak manajer dan dapat menjadi

bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk mengambil suatu

keputusan.

2. Bagi Universitas Santa Dharma

a. Sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

dan sebagai alat bantu dalam mempelajari manajemen perbankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

5

b. Diharapkan dapat memberi tambahan bacaan ilmiah bagi Universitas

Sanata Dharma khususnya mahasiswa Program Stud i Pendidikan

Akuntansi dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

3. Bagi Penulis

Sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

bahan pertimbangan antara teori yang telah diperoleh selama kuliah

dengan praktek yang terjadi dilapangan dan merupakan media untuk

mempraktekan teori-teori tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tingkat Kesehatan

Perlombaan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat dan

menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank komersial dalam

prakteknya banyak yang “salah langkah”, kurang hati-hati ataupun

menyimpang dari aturan dan ketentuan yang berlaku bagi bisnis perbankan.

Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih berhati-hati dalam

menjalankan bisnis perbankan, Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina

bank nasional telah menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan

bank dengan SE.BI No. 26 / BPPP / 1993 tanggal 29 Mei 1993 yang dikenal

dengan nama metode CAMEL. Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

tersebut kemudian disempurnakan lagi melalui SE BI. No. 6 / 23 / PPNP

tanggal 31 Mei 2004.

1. Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian tingkat kesehatan bank ini, pada prinsipnya merupakan

kepentingan pemilik dan pengelola bank serta masyarakat pengguna jasa

bank. Ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan dapat

dipergunakan sebagai :

a. standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelola bank

melaksanakan penilaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

7

b. standar untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank

baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan.

2. Tingkat Kesehatan Finansial Bank

Menurut Abdullah (2003:108), tingkat kesehatan finansial bank

adalah gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

menyangkut aspek penghimpun dana yang biasanya diukur dengan

kecukupan modal, likuiditas, dan profibilitas bank.

B. Kebangkrutan Bank

1. Pengertian Kebangkrutan

Kebangkrutan dapat diartikan sebagai kegagalan suatu bank dalam

menjalankan operasi bank untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga

sering disebut likuidasi bank atau penutupan bank atau insolvabilitas.

2. Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan Bank

Sumber kegagalan bank menurut Dahlan (1993:26), yaitu

merupakan kegagalan bank dalam menjalankan kegiatan usahanya yang

pada prinsipnya berkaitan dengan suatu keadaan di mana bank tidak lagi

mampu memenuhi semua kewajibannya. Dengan kata lain, bank

mengalami kegagalan usaha yang berarti bank tersebut berada dalam

keadaan insolven.

Faktor atau alasan yang dapat dikategorikan sebagai sumber

kegagalan atau kebangkrutan bank dalam menjalankan kegiatan usahanya

adalah akibat :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

8

a. adanya salah kepengurusan dalam bank tersebut;

b. adanya kesalahan strategi dalam menjalankan usahanya;

c. adanya ‘praktek bank dalam bank’;

d. penyebaran kredit yang kurang baik;

e. adanya spekulasi;

f. adanya praktek kecurangan;

g. persaingan yang tajam;

h. pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik.

3. Pentingnya Informasi Mengenai Prediksi Kebangkrutan

Informasi mengenai prediksi kebangkrutan sangat penting bagi

pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan perbankan, (Ikatan Akuntan

Indonesia,2002).

a. Investor

Penanam modal berkepentingan untuk mengetahui resiko yang melekat

serta hasil pengembangan dari investasi yang dilakukan.

b. Karyawan

Informasi mengenai prediksi kebangkrutan digunakan oleh karyawan

untuk menilai kemampuan bank dalam memberikan balas jasa, manfaat

pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Nasabah

Informasi mengenai kebangkrutan bank digunakan oleh nasabah ketika

mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau bergantung pada

pemerintah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

9

d. Pemerintah

Informasi mengenai kebangkrutan bank digunakan oleh pemerintah

untuk menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun

statistik pendapatan nasional.

e. Manajemen

Informasi mengenai kebangkrutan digunakan oleh manajemen agar

perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan penghematan sehingga

kebangkrutan dapat dihindari, misalnya dengan melakukan merger atau

restrukturisasi keuangan.

C. Bank

1. Pengertian Bank

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara

keuangan (financial intermediary) antar pihak-pihak yang memiliki

kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana

(deficit unit), serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas

pembayaran.

Menurut Sinungan (1993:3), bank adalah suatu lembaga keuangan,

yakni suatu badan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau

perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan

pihak yang kekurangan dana. Stuart (1993:3) mengatakan, bank adalah

suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik

dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau uang yang diperolehnya dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

10

orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat penukar baru berupa

uang giral.

Pendapat Santoso (1994:1), bank adalah suatu industri yang

bergerak dibidang kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media

perantara keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur.

2. Fungsi Bank

Menurut undang-undang no. 7 tahun 1992 pasal 3 tentang

perbankan, mengatakan bahwa fungsi utama Bank Indonesia adalah

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

Fungsi pokok perbankan menurut Santoso (1994:1) adalah sebagai

berikut :

a. sebagai pengumpul dana;

b. sebagai penjamin kredit antara debitur dan kreditur;

c. sebagai penangung resiko interest rate tranformasi dana, dari tingkat

suku bunga rendah ke tingkat suku bunga tinggi.

Selain itu ia juga berpendapat bahwa fungsi pokok perbankan

dilihat dari sudut peranan ekonominya meliputi empat faktor.

a. Menerima simpanan dalam bentuk tabungan (saving account),

deposito berjangka (demand deposit), dan giro (current account) serta

mengkonversikannya menjadi rekening koran yang fleksibel untuk

dapat digunakan oleh masyarakat.

b. Melaksanakan transaksi pembayaran melalui perintah pembayaran

(standing instruction) atau bukti-bukti lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

11

c. Menciptakan uang (money maker) melalui pemberian kredit yang

dimanifestasikan dengan penciptaan uang giral.

d. Memberikan pinjaman atau melaksanakan kriteria investasi lain

disektor-sektor yang menghasilkan tingkat pengembalian (rate of

return) mencukupi daripada pengeluaran dana (cost of fund) dari

sumber dana perbankan.

Pendapat Sinungan (1989:3) tentang fungsi pokok perbankan

adalah:

a. sebagai lembaga yang menghimpun dana-dana masyarakat;

b. sebagai lembaga yang menyalurkan dana kepada masyarakat dalam

bentuk kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit;

c. sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan

pembayaran uang.

3. Penggolongan Bank

a. Berdasarkan Jenis Bank

1) Bank Umum

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional dan

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Bank Perkreditan Rakyat

• Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional,

tetapi dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayarannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

12

• Kantor bank dikota kecamatan yang merupakan unsur

penghimpun dana masyarakat maupun menyalurkan dananya

disektor pertanian/ pedesaan.

b. Berdasarkan Fungsi Bank

1) Bank Sentral (Central Bank)

Bank yang merupakan badan hukum milik negara yang tugas

pokoknya membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga,

dan memelihara kestabilan nilai rupiah dan mempunyai hak

tunggal untuk mengeluarkan uang kartal (uang resmi dari

pemerintah, baik kertas maupun logam)

2) Bank Umum (Commercial Bank)

Bank yang didalam usahanya mengumpulkan dana terutama

menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito.

3) Bank Tabungan (Saving Bank)

Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima

simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya

membungakan dananya.

4) Bank Pembangunan (Development Bank)

Bank yang didalam usahanya mengumpulkan dana terutama

berasal dari penerimaan simpanan dalam bentuk deposito serta

Commercial Paper (kertas berharga) jangka menengah dan jangka

panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

13

5) Bank Desa (Rural Bank)

Bank yang dalam usaha pengumpulan dana menerima simpanan

dalam bentuk uang maupun dalam bentuk natura.

c. Berdasar Kepemilikan Modal

1) Bank Pemerintah

Bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan negara yang

dipisahkan dan pendiriannya dibawah undang-undang tersendiri.

2) Bank Swasta Nasional

Bank milik swasta yang didirikan dalam bentuk hukum perseroan

terbatas dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI dan atau

badan-badan hukum di Indonesia, serta pengelolaan manajemennya

ditangani oleh para WNI itu sendiri.

3) Bank Swasta Asing

Bank yang didirikan dalam bentuk cabang dari bank yang sudah

ada di luar negeri atau dalam bentuk campuan antara bank asing

dengan bank nasional di Indonesia.

D. Metode CAMEL

Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum yang sebelumnya

diatur dalam Surat Keputusan Bank Indonesia No.26/23/KEP/DIR dan Surat

Edaran Bank Indonesia No.26/5/BPPP masing-masing tanggal 29 Mei 1993,

digantikan dengan tata cara penilaian berdasarkan Surat Edaran Bank

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

14

Indonesia No.6/23/PPNP tanggal 31 Mei 2004. Metode atau cara penilaian

tingkat kesehatan bank dikenal sebagai metode CAMEL.

Sebagai perantara keuangan (financial intermediary) masyarakat, bank

harus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Oleh

karena bank dianggap sebagai idola bagi para nasabahnya, maka performance

atau penampilan hasil usaha bank diukur dari lima indikator yang disebut

CAMEL, yaitu :

C : Capital Adequacy (Permodalan)

A : Assets Quality (Kualitas aktiva produktif)

M : Management of Risks (Manajemen resiko)

E : Earning Ability (Rentabilitas)

L : Liquidity Sufficiency (Likuiditas)

1. Unsur Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

1.1 Modal (Capital)

Permodalan yang cukup berkaitan dengan penyediaan modal

sendiri yang digunakan untuk menutup resiko kerugian yang mungkin

timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif kecukupan modal

bank dinilai dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio

yang memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung

resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada bank) yang

ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh

dana-dana dari sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

15

(utang), dan lain- lain. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio

(CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal

yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan resiko misalnya kredit yang diberikan.

a. Modal Inti (Primary Capital)

1) Modal Disetor

Modal disetor merupakan jumlah uang yang disetor secara

efektif oleh para pemegang saham pada saat bank berdiri.

2) Agio Saham

Selisih lebih setoran modal yang diterima bank sebagai akibat

harga saham yang melebihi nominalnya.

3) Cadangan Umum

Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau

dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat

persetujuan rapat umum pemegang saham sesuai dengan

ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank.

4) Cadangan Tujuan

Bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk

tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan dari rapat umum

pemegang saham

5) Laba yang Ditahan

Saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat

umum pemegang saham sepakat untuk tidak dibagikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

16

6) Laba Tahun Lalu

Laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum

ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham.

7) Laba Tahun Berjalan

Laba yang diperoleh dari tahun buku berjalan setelah dikurangi

taksiran utang pajak.

8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan

keuangannya dikonsolidasikan.

Modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan

nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut.

b. Modal Pelengkap

1) Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap

Cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva

tetap yang telah mendapat persetujuan direktorat jendral pajak.

2) Cadangan Penghapusan Aktiva yang Diklasifikasikan

Cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi

tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian

yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya

kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

3) Modal Kuasi

Modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang

memiliki sifat seperti modal atau uang dan memiliki ciri-ciri

tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

17

dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan

Bank Indonesia, dan mempunyai kedudukan yang sama dengan

modal.

4) Pinjaman Subordinasi

Pinjaman yang mempunyai syarat-syarat ada perjanjian tertulis

antara Bank dengan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan

dari Bank Indonesia, minimal berjangka waktu 5 tahun, dan

hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir

dari segala pinjaman yang ada.

Permodalan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

CAR = %100Re

XsikoMenurutTertimbangAktiva

Modal

Modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap ATMR

dihitung berdasar nilai masing-masing pos aktiva pada neraca

bank dan pos aktiva pada rekening administratif dikalikan

dengan bobot resikonya masing-masing.

1.2 Aktiva (Asset Quality)

Aktiva bank dinilai dengan kualitas aktiva produktif (KAP).

Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun dalam

valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk

memperoleh penghasilan yang diharapkan.

Ada empat macam aktiva produktif atau aktiva yang

menghasilkan (earning assets), yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

18

a. kredit yang diberikan;

b. surat-surat berharga;

c. penempatan dana pada bank lain;

d. penyertaan saham.

Ada dua komponen dalam menghitung kualitas aktiva

produktif :

Bad Debt Raho (BDR) = %100Pr

PrX

oduktifAktifaTotalasikandiklasifikyangoduktifAktiva

Aktiva Produktif : semua aktiva yang dimiliki bank baik dalam

bentuk rupiah maupun valas dengan maksud

untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan

yang diharapkan

APD : cadangan khusus yang digunakan untuk

menampung kemungkinan kerugian yang terjadi

akibat penurunan kualitas aktiva produktif

KAP %100Pr

XdibentukWajibyangproduktifAktivanPenghapusaPenyisihan

dibentukyangoduktifAktivanPenghapusaPenyisihan

PPAD : cadangan umum dan cadangan khusus yang

dibentuk oleh Bank.

PPAWD : cadangan umum dan cadangan khusus yang

wajib dibentuk oleh Bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

19

1.3 Manajemen

Manajemen merupakan inti dari pengukuran masyarakat

apakah sebuah bank telah dikelola berdasarkan asas-asas perbankan

yang sehat atau dikelola secara tidak sehat.

Penilaian manajemen ini didasarkan pada 2 aspek.

a. Manajemen Umum, yang meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Strategi

Suatu rencana yang berfungsi sebagai pedoman umum yang

memadai dalam mencapai misi atau sasaran umum.

2) Struktur

Bagan organisasi yang mencerminkan seluruh kegiatan bank,

susunan kepengurusan secara berjenjang dan fungsi- fungsinya.

3) Sistem

Suatu kegiatan operasional kas dan pengaturan likuiditasnya

dilaksanakan sesuai dengan susunan dan prosedur tertulis

4) Kepemimpinan

Pengambilan keputusan yang bersifat operasional dilakukan

oleh pihak manajemen secara independent.

b. Manajemen Resiko, yang meliputi hal – hal sebagai berikut :

1) Resiko Likuiditas

Resiko yang dihadapi bank dalam rangka memenuhi keburuhan

likuiditasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

20

2) Resiko Kredit

Resiko yang dihadapi bank karena bank memberikan dananya

kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman.

3) Resiko Pemilik dan Pengurus

Resiko yang dihadapi bank dalam pengelolaan operasional

yang tergantung pada seorang pengurus tertentu.

4) Resiko Hukum

Resiko yang dihadapi oleh bank dalam kegiatan operasional

apabila melanggar norma dan hukum yang berlaku.

5) Resiko Operasional

Resiko yang berkaitan dengan kebijakan penghimpun dana dan

penggunaan dalam rangka memperoleh penerimaan yang saling

berkait.

1.4 Rentabilitas (Earning)

Menurut Munawir (2001:33), rentabilitas adalah kemampuan

perusahaan (bank) menghasilkan laba selama periode tersebut.

Rentabilitas suatu bank diukur dengan kesuksesan bank dan

kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan

demikian rentabilitas suatu bank dapat diketahui dengan

membandingkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva atau

jumlah modalnya. Dengan adanya laba, bank akan lebih mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

21

menjalankan operasinya. Semakin besar keuntungan suatu bank,

semakin besar pula kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.

Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan

laba dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu

usaha. Dengan adanya laba, bank akan lebih mampu menjalankan

operasinya. Semakin besar keuntungan suatu bank, biasanya semakin

besar pula kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.

Untuk menilai rentabilitas suatu bank dapat dipergunakan

dengan perhitungan rasio, yaitu :

Return on Total Assets (ROA) = %100XAktivaTotal

PajaksebelumLaba

Laba sebelum pajak : Laba sebelum dikurangi pajak

Total Aktiva : Jumlah keseluruhan dari komponen-komponen

yang ada di neraca pada sisi aktiva.

BOPO = %100tan

XlOperasionaPendapa

lOperasionaBeban

Beban Operasional : semua biaya yang berhubungan langsung

dengan kegiatan usaha bank.

Pendapatan Operasional : semua pendapatan yang merupakan hasil

langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-

benar diterima oleh bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

22

1.5 Likuiditas (likuiditas)

Menurut Munawir (2001:31), likuiditas adalah kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek

pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini, bank yang mampu memenuhi

kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti bank tersebut berada

dalam keadaan 'likuid'. Bank dikatakan mampu memenuhi kewajiban

keuangan tepat pada waktunya apabila bank tersebut mempunyai alat

pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang

lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya, jika bank tidak

dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti

bank tersebut dalam keadaan 'illikuid'. Likuiditas di bank sangatlah

penting karena berkaitan dengan tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap kekayaan dan kemampuan usaha bank serta melancarkan lalu

lintas pembayaran dari bank dalam melayani masyarakat.

Likuiditas dinilai dengan dua komponen, yaitu :

Loan to Deposit Ratio = %100XditerimayangDana

diberikanyangKreditJumlah

Jumlah kredit yang diberikan : kredit yang diberikan bank yang sudah

direalisir / dicairkan yang diakui pada

saat pencairannya sebesar pokok kredit

Dana yang diterima : dana dari pihak ketiga, jumlah yang

diterima, Call money, dan Notes Issued

Ratio Net Call Money = %100XlancarAktiva

moneycallnetkewajiban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

23

Net Call Money : selisih absolut antara volume transaksi

call money yang diberikan oleh suatu

bank umum kepada bank lain dengan

volume transaksi call money yang

diterima oleh bank tersebut dari bank

lain.

Aktiva Lancar : terdiri dari kas, giro di bank Indonesia,

serta piutang jangka pendek lainnya

yang dapat segera dicairkan bila

diperlukan.

2. Faktor Judgement (Faktor Pertimbangan)

Tingkat kesehatan yang sehat, cukup sehat, atau kurang sehat, akan

diturunkan menjadi tidak sehat apabila :

a. perselisihan intern yang diperkirakan akan dapat menimbulkan

kesulitan dalam bank yang bersangkutan;

b. pihak-pihak luar bank yang turut campur tangan dalam kepengurusan

bank;

c. window dressing dalam pembukuan atau laporan bank yang secara

materiil berpengaruh terhadap keuangan sehingga mengakibatkan

penilaian yang keliru terhadap bank;

d. praktek ‘bank dalam bank’ atau melakukan usaha bank di luar

pembukuan bank;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

24

e. kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk

memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga.

E. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMEL

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang membantu

mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa

sekarang dan masa lalu. Analisis laporan keuangan ini dengan menggunakan

rasio-rasio keuangan perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan,

dapat diketahui bahwa perusahaan berada dalam kondisi sehat atau tidak

sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

yang dilaksanakan pada Bank Perkreditan Rakyat Nusamba Banguntapan.

Hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada Bank

Perkreditan Rakyat tersebut dan tidak dapat digeneralisasikan terhadap objek

penelitian yang lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat Nusamba

Banguntapan dengan alamat Jl. Wonosari Km 6,5 Banguntapan. Telp

(0274) 451326, 452149.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 30 Januari 2007 sampai

21 Februari 2008.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian meliputi :

1. Pihak Manajemen

2. Kepala Bagian Operasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

26

3. Bagian Administrasi dan Akuntansi

D. Objek Penelitian

Objek penelitian meliputi :

1. Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan rugi laba, dan laporan

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).

2. Faktor permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, manajemen, rentabilitas,

dan likuiditas.

E. Data Yang Diperlukan

1. Data Primer

Data primer adalah informasi yang dikumpulkan langsung dari

sumbernya. (Budiyuwono,1993:1)

a. Data dari jawaban kuisioner yang diberikan kepada kepala bagian

operasional

b. Sejarah berdirinya perusahaan

c. Struktur organisasi perusahaan

d. Data tentang laporan keuangan (neraca, laporan rugi laba, dan laporan

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) tahun 2003-2005

e. Data tentang target kredit

f. Data tentang realisasi kredit bank

g. Data tentang strategi, sistem, dan prosedur perkreditan bank

h. Data tentang sistem perkreditan bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

27

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil atau dikumpulkan dari pihak lain,

baik Internal maupun eksternal.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data.

1. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat

berkas catatan akuntansi, dan dokumen lain yang berkaitan dengan objek

penelitian.

2. Kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

membuat daftar pernyataan yang harus dijawab oleh pihak manajemen.

G. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan

kualitatif atas berbagai aspek yeng terpengaruh terhadap kondisi dan

perkembangan suatu bank. Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan

menilai faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,

rentabilitas, dan likuiditas.

Perhitungan tingkat kesehatan bank dapat dilakukan sebagai

berikut, yaitu melakukan kuantifikasi terhadap faktor- faktor permodalan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

28

kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas,

kemudian terhadap masing-masing faktor diberikan nilai kredit.

Kuantifikasi yang dilakukan mengacu pada SK.Dir.BI.No30/11/KEP/DIR

dan SE.BI.No.6/23/DPNP yang dikeluarkan tanggal 31 Mei 2004 :

a. Permodalan

Penilaian terhadap permodalan didasarkan pada Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank, yang didapat dari rasio

modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

= %100Re

xsikoMenurutTertimbangAktiva

Modal

Pada umumnya permasalahan yang dihadapi dalam faktor

permodalan di samping kemampuan dalam penyediaan modal

minimum, juga kemampuan dalam pengendalian jumlah aktiva

tertimbang menurut resiko. Hal ini disebabkan karena penyediaan

modal minimum pada dasarnya dihitung sebesar persentase tertentu

dari jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.

Cara perhitungan nilai kredit untuk rasio modal terhadap

ATMR adalah sebagai berikut ;

1) untuk rasio 0 atau negative, diberi nilai kredit 1 ;

2) untuk setiap kenaikan 0,1% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1

dengan maksimum 100.

b. Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada

dua rasio.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

29

1) Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva

produktif.

Yang diperhitungkan sebagai aktiva produktif yang diklasifikasikan

adalah:

a) 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian

khusus

b) 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar.

c) 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan.

d) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet.

= %100Pr

Prx

oduktifAktivaasikanDiklasifikyangoduktifAktiva

Cara perhitungan nilai kreditnya adalah ;

a) untuk rasio 15,5 atau lebih diberi nilai kredit 0 ;

b) untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,5% nilai kredit

ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh

bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

wajib dibentuk oleh bank.

Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk oleh

bank diperhitungkan sebagai berikut :

a) 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar

b) 3% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar

c) 50% dari aktiva yang digolongkan diragukan

d) 100% dari aktiva produktif digolongkan macet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

30

= %100xBankolehdibentukwajibyangproduktifaktivanpenghapusaPenyisihan

BankolehdibentukyangproduktifaktivanpenghapusaPenyisihan

Cara menghitung nilai kreditnya dilakukan sebagai berikut.

a) untuk rasio 0 (tidak memiliki penyisihan penghapusan aktiva

produktif) diberi nilai kredit 0 ;

b) untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0% nilai kredit ditambah

1,5 sampai dengan maksimum 100.

Menurut tata cara perhitungan aktiva produktif maka dapat

dikatakan bahwa unsur penting yang berpengaruh dalam

menetapkan tinggi rendahnya risiko kualitas aktiva produktif

adalah kolektibilitas kredit, dengan kata lain, apabila kolektibilitas

kredit yang diberikan rendah, kualitas aktiva produktif menjadi

rendah dan nilai kredit juga rendah, serta demikian sebaliknya.

c. Manajemen

Menurut SE.BI.No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004,

komponen manajemen terdiri dari beberapa kelompok.

1) Manajemen Umum, meliputi :

a) Strategi : program yang luas untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan yaitu bagaimana perusahaan akan melaksanakan

misinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

31

b) Struktur : pengawasan dan pengarahan yang memungkinkan

manajemen mengkoordinasi tenaga kerja, uang, mesin dan

material.

c) Sistem : kesatuan atau unit yang terdiri dari bagian-bagian yang

saling kerja sama ataupun saling mempengaruhi secara

langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan

tertentu.

d) Kepemimpinan : tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan

ke arah tercapainya tujuan.

2) Manajemen Resiko, meliputi :

a) Resiko likuiditas : resiko yang mungkin dihadapi oleh bank

untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka

memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh

penabung suatu waktu.

b) Resiko kredit : resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari

bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan.

c) Resiko pemilik dan pengurus : resiko yang berkaitan dengan

kemungkinan terjadinya kerugian akibat suatu penurunan nilai

pokok dari surat-surat berharga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

32

d) Resiko hukum : resiko atas kegagalan, apabila bank dalam

usahanya memberikan jasa dengan bertindak sebagai wali

amanat baik untuk individu maupun badan usaha gagal.

e) Resiko operasional : resiko yang disebabkan karena

ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank.

Cara penilaian ;

Perhitungan nilai kredit didasarkan pada hasil penilaian jawaban

atas pertanyaan mengenai aspek-aspek manajemen. Setiap

pertanyaan diberi nilai kredit sebesar 0,25.

Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan

antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria sebagai berikut:

a) nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah

b) nilai 1,2, dan 3 mencerminkan kondisi antara

c) nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik.

Untuk mencapai hasil yang terbaik dalam penilaian komponen

manajemen, diperlukan adanya manajemen lapisan bawah,

menengah, maupun puncak yang mampu bertindak sebagai

perencana, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendali

organisasi.

d. Rentabilitas

Penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank didasarkan pada

dua rasio.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

33

1) Rasio laba dalam tiga bulan terakhir terhadap total aktiva dalam

periode yang sama.

= %100xaktivaTotal

Laba

Total Aktiva : Jumlah keseluruhan dari komponen-komponen yang

ada dari neraca pada sisi aktiva.

Laba : Selisih antara pendapatan dan biaya dimana pendapatan

lebih besar daripada biaya.

Cara perhitungan nilai kreditnya dilakukan sebagai berikut.

a) untuk rasio 0 atau negative diberi nilai kredit 0 ; dan

b) untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit

ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional dalam

periode yang sama.

Biaya operasional :

Semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha

bank.

Pendapatan operasional :

Yang benar-benar telah diterima semua pendapatan yang

merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank.

Cara perhitungan :

a) untuk rasio 100 atau lebih diberi nilai kredit 0;

b) untuk setiap penurunan sebesar 0,08% mulai dari 100% nilai

kreditnya ditambah 1 dengan maksimum 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

34

e. Likuiditas

Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas bank didasarkan pada

dua rasio.

1) Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar

= %100xlancarAktiva

moneycallKewajiban

Kewajiban call money :

Kewajiban terhadap dana yang dipinjam oleh suatu bank dari bank

lainnya yang jangka waktunya relatif pendek.

Aktiva lancar :

Kas (uang tunai) atau asset lain yang diharapkan akan ditukar

menjadi kas.

Cara perhitungan nilai kreditnya sebagai berikut ;

a) untuk rasio 100 atau lebih diberi nilai kredit 0;

b) untuk setiap 1% penurunan mulai dari 100% nilai kredit

ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Rasio kredit terhadap dana yang diterima bank

= %100xditerimayangDanadiberikanyangKredit

Kredit yang diberikan :

Semua realisasi kredit dalam rupiah atau valuta asing yang

diberikan oleh bank kepada pihak ketiga bukan bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

35

Dana yang diterima:

Dana yang diterima oleh bank baik dalam rupiah maupun dalam

valuta asing dari pihak lain termasuk bank lain dan Bank

Indonesia.

Cara perhitungan ;

a) untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 ;

b) untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115, nilai kredit

ditambah 4 dengan maksimum 100.

Setelah melakukan kuantifikasi terhadap berbagai faktor yang ada

serta terhadap berbagai komponennya, dan dilakukan perhitungan nilai

kredit atas faktor dan komponennya, maka akan didapat nilai kredit

komponen dan nilai kredit faktor, selain itu faktor- faktor yang dinilai juga

diberi bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap tingkat kesehatan

bank. Faktor- faktor dari kelima penilaian kuantitatif tersebut ditetapkan

seperti yang terlihat dalam table berikut ini

TABEL III.1. BOBOT PENILAIAN FAKTOR DAN KOMPONEN

NO PERMODALAN KOMPONEN BOBOT 1. Permodalan Rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang

Menurut Resiko (ATMR) 30%

2. Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio aktiva produktif yang dihasilkan terhadap total aktiva produktif.

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk.

25%

5%

3. Manajemen a. Manajemen Umum b. Manajemen Resiko

10% 10%

4. Rentabilitas a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata

5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

36

volume usaha dalam periode yang sama.

b. Rasio beban operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama.

5%

5. Likuiditas a. Rasio alat likuid terhadap utang lancar. b. Rasio kredit yang diberikan terhadap

dana yang diterima.

5% 5%

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPBB tahun 1997

Nilai kredit hasil penilaian kuantitatif lima faktor beserta

komponennya tersebut di atas dijumlahkan, sehingga akan diperoleh hasil

penilaian faktor yang dikuantifikasikan. Atas dasar nilai kredit dan faktor-

faktor yang dinilai,diperoleh nilai kredit gabungan. Setelah diperoleh nilai

kredit gabungan, diberi peringkat atas penilaian berdasarkan bobot

masing-masing komponen.

Predikat yang diberikan:

a. Nilai kredit 81 sampai 100 diberi predikat sehat.

b. Nilai kredit 66 sampai <81 diberi predikat cukup sehat.

c. Nilai kredit 51 sampai <66 diberi predikat kurang sehat.

d. Nilai kredit 0 sampai < 51 diberi predikat tidak sehat.

Setelah melihat semua uraian di atas, berikut ini beberapa tahap yang

akan dilakukan untuk menjawab permasalahan yang ada.

1. Menghitung tingkat kesehatan bank pada Bank Perkreditan Rakyat

Nusamba Banguntapan tahun 2003 – 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

37

a. Mengamati laporan keuangan

Laporan keuangan ini biasanya telah disusun oleh pihak bank. Kita

tinggal menerima data tersebut sesuai dengan periode yang kita

butuhkan untuk diteliti.

b. Mengamati laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dari

tahun 2003– 2005.

Dari laporan keuangan yang telah disusun, kita bisa membuat

suatu laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, sekaligus

bisa melakukan perhitungan untuk mengolah data yang ada,

namun biasanya pihak bank juga sudah membuat laporan ini.

c. Menghitung tingkat kesehatan

1) Permodalan

Dari laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum akan

diperoleh data besarnya modal yang ada, kemudian dari

laporan yang sama juga akan diperoleh data mengenai

besarnya Aktiva Tertimbang Menurut Resiko, sehingga kita

dapat menghitung Capital Adequacy Ratio sesuai dengan

rumus yang ada.

2) Kualitas Aktiva Produktif

Bagian ini diolah dengan cara menghitung rasio aktiva

produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif,

kemudian juga menghitung perbandingan penyisihan

penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

38

diklasifikasikan. Sebelum penghitungan rasio dilakukan, kita

perlu melakukan pengklasifikasian kolektibilitas kredit agar

memperoleh gambaran yang jelas tentang kredit yang

diberikan. Pengklasifikasian kolektibilitas ini prosentasenya

sudah ditentukan oleh Bank Indonesia.

3) Manajemen

Bagian ini diolah dengan metode kuesioner, yaitu dengan

membagikan pertanyaan kepada karyawan bank untuk dijawab,

apabila dalam kuesioner diperoleh jawaban yang positif, maka

kita akan memberikan suatu penilaian kredit tertentu,

kemudian nilai kredit tersebut dijumlahkan.

4) Rentabilitas

Bagian ini diolah dengan cara mencari rasio laba terhadap asset

dan mencari rasio beban operasional terhadap pendapatan

operasional ( data untuk mengolah rasio ini berasal dari laporan

keuangan yang ada ).

5) Likuiditas

Bagian ini diolah dengan membandingkan kredit yang

diberikan terhadap dana yang diterima sehingga diperoleh

suatu penilaian kredit tertentu. Kredit yang diberikan adalah

jumlah uang yang dipinjamkan kepada nasabah ditambah

rekening antar bank aktiva, sedangkan dana yang diberikan

adalah jumlah tabungan ditambah deposito, antar bank, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

39

modal sendiri. Yang dimaksud Antar Bank Aktiva adalah

semua jenis simpanan dan tagihan bank bersangkutan kepada

bank atau beberapa Lembaga Keuangan Bukan Bank lain di

Indonesia.

2. Teknik Analisis Tingkat Perkembangan Tingkat Kesehatan Bank

a. Permodalan

Modal merupakan salah satu faktor yang menentukan kekuatan

bank dan sistem perbankan. Modal mempunyai fungsi operasi dan

pengatur. Fungsi operasi modal meliputi penyediaan dan untuk

pembelian gedung, tanah, perlengkapan dan penyangga untuk

menyerap kerugian operasi yang mungkin terjadi, sedangkan fungsi

pengatur misalnya dalam hal pinjaman dan investasi bank.

Sedangkan untuk penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM) ditetapkan sebagai berikut (berdasarkan SK

Direksi Bank Indonesia No. 30 / 12 / KEP / DIR tahun 1997) : apabila

pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai

kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 8%, nilai kredit

ditambah 1 hingga maksimum 100, apabila pemenuhan KPMM kurang

dari 8% sampai dengan 7,9% maka diberi predikat “kurang sehat”

dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

40

pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi 1 dengan

minimum 0.

Uraian di atas menunjukkan bahwa apabila dalam penghitungan

Capital Adequacy Ratio (CAR) ternyata diperoleh hasil di bawah 8%

maka bisa dipastikan bahwa rasio modal tersebut kurang sehat.

b. Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian kualitas aktiva produktif tediri dari dua komponen yaitu

rasio aktiva produktif yang diklasifikasi terhadap aktiva produktif dan

rasio cadangan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif

yang diklasifikasikan. Unsur yang dipengaruhi dalam rasio kualitas

aktiva produktif adalah kolektibilitas kredit, apabila kolektibilitas

kredit yang diberikan rendah, maka kualitas aktiva produktif menjadi

rendah dan nilai kreditnya juga rendah, demikian juga sebaliknya.

Berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No. 30 / 12 / KEP / DIR

tahun 1997, apabila dalam penghitungan rasio aktiva produktif yang

diklasifikasikan terhadap aktiva produktif diperoleh hasil sebesar

22,5% atau lebih, maka diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap

penurunan 0,15% maka mulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1

dengan maksimum 100. Jadi bila rasio aktiva produktif

diklasifikasikan terhadap aktiva produktif besarnya di bawah 22,5%

maka bisa dipastikan bahwa aktiva produktif yang diklasifikasikan

terhadap aktiva produktif dalam keadaan sehat, berarti kredit yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

41

dalam bank tersebut prosentasenya lebih besar kredit lancar daripada

kredit macet.

Apabila rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

dibentuk oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif

yang wajib dibentuk oleh bank diperoleh hasil sebesar 0%, maka

diberikan nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0 nilai

kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Jadi apabila rasio

penyisihan penghapusan aktiva produktif dalam keadaan sehat, berarti

dana yang disisihkan untuk penghapusan aktiva produktif lebih banyak

kredit lancarnya daripada kredit macet.

c. Manajemen

Untuk mencapai hasil yang baik dalam penilaian komponen

manajemen, diperlukan adanya manajemen lapisan bawah, menengah,

dan puncak yang mampu bertindak sebagai perencana, pengorganisasi,

pemimpin, dan pendelegasi wewenang.

Penilaian terhadap komponen ini dilakukan dengan memberikan

nilai kredit maksimal yang berarti sehat atau bagus, pada setiap

pertanyaan manajemen yang dijawab positif. Nilai kredit maksimalnya

adalah 4. Sehat atau tidaknya komponen manajemen ditentukan dari

keseluruhan hasil jawaban setiap pertanyaan yang ada. Semua

penilaian di atas berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No. 30 / 12 /

KEP / DIR tahun 1997.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

42

d. Rentabilitas

Penilaian rentabilitas merupakan cermin dari hasil usaha yang

sebagian besar diperoleh dari operasional perkreditan khususnya

penerimaan bunga. Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada dua

rasio yaitu rasio laba terhadap total aset ( ROA ) dan rasio efisiensi.

Berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No. 30 / 12 / KEP / DIR

tahun 1997, apabila rasio laba terhadap total asset diperoleh sebesar

0% atau negatif, maka diberi nilai kredit 0 dan untuk kenaikan 0,015%

mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100,

sedangkan apabila rasio efisiensi yang diperoleh sebesar 100 atau

lebih, maka diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar

0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Jadi apabila

nilai rasio laba di atas 0% dan nilai rasio efisiensi di bawah 100%

maka bisa dipastikan bahwa kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam keadaan baik atau rentabilitasnya dalam

keadaan sehat.

e. Likuiditas

Berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No. 30 / 12 / KEP / DIR

tahun 1997, apabila rasio alat likuid terhadap hutang lancar diperoleh

sebesar 0% maka diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan

sebesar 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100,

sedangkan apabila rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

43

diperoleh sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap

penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan

maksimum 100, jadi apabila rasio alat likuid terhadap hutang lancar di

atas 0% dan rasio yang diterima kurang dari 115%, maka likuiditasnya

dinyatakan sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum PT. BPR Nusamba Banguntapan

1. Sejarah Perkembangan PT. BPR Nusamba Banguntapan

Pelaksanaan operasional PT. BPR Nusamba Banguntapan

dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 1990, dengan jumlah karyawan 10

(sepuluh) orang yang berasal dari daerah Bantul. Wilayah kerja PT. BPR

Nusamba Banguntapan meliputi daerah Bantul, Sleman, Kodya Yogyakarta, dan

sekitarnya.

Pada saat awal berdirinya, PT. BPR Nusamba Banguntapan

mempunyai komposisi modal sebagai berikut : modal dasar sebesar Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah), posisi modal disetor sebesar Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), dan komposisi kepemilikan saham

dimiliki oleh PT. Fajar Mas Murni sebesar 99,50% dan 0,50% dimiliki oleh Drs.

Fx. Soenarko Effendy. Untuk pertama kalinya jabatan direktur utama dijabat

oleh Tuan Rohadi, S.H dan direktur dijabat oleh Hertanto, B.A, sedangkan

komisaris utama dijabat oleh Ir. Abdulmadjid dan komisaris dijabat oleh

Widjanarto, S.H.

2. Dasar Hukum PT. BPR Nusamba Banguntapan

Badan Hukum PT. BPR Nusamba Banguntapan didirikan dengan akta

notaris no. 105 yang disusun oleh Abdul Latief, S.H pejabat notaris di Jakarta

pada tanggal 29 September 1989. Badan Hukum ini ditetapkan di Jakarta pada

tanggal 08 November 1989 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

45

Direktur Jenderal Hukum dan Perundang – undangan u.b. Direktur Perdata

dengan nomor C2-10273.HT.01.01-TH.89. Ijin usaha PT. BPR diperoleh

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia KEP.016 /

KM.13 / 1990 di Jakarta pada tanggal 18 Januari 1990. Sedangkan untuk badan

usaha, PT. BPR Nusamba Banguntapan telah mendapatkan ijin dari Kantor

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Bantul dengan nomor pendaftaran

120116500020.

B. Visi, Misi , dan Tujuan PT. BPR Nusamba Banguntapan

1. Visi

Visi PT. BPR Nusamba Banguntapan adalah menjadi perusahaan jasa

perbankan yang dapat dipercaya dan menjadi primadona bagi nasabah /

masyarakat, karyawan / pengelola dan pemegang saham / penanam saham.

2. Misi

Misi PT. BPR Nusamba Banguntapan adalah sebagai berikut.

a. memberikan pelayanan yang terbaik secara profesiona l dan

berkesinambungan serta memasyarakatkan jasa – jasa perbankan kepada

masyarakat.

b. membantu peningkatan taraf hidup golongan ekonomi kecil dan menengah

melalui peningkatan usaha dengan bantuan permodalan serta

meningkatkan budaya sadar menabung

3. Tujuan

Tujuan PT. BPR Nusamba Banguntapan adalah menjadi perusahaan yang

mandir i dan berprestasi dalam bidang perbankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

46

C. Komitmen Nasabah PT. BPR Nusamba Banguntapan

1. Seseorang yang paling penting di sisi kita

2. Kitalah yang bergantung padanya

3. Untuknyalah kita bekerja

4. Ia bukan orang asing dalam bisnis kita

5. Ia adalah bagian darikita

6. Kita tidak melayaninya karena kemurahan hati

7. Tapi dialah yang memberi kemurahan pada kita

8. Dengan memberi kesempatan kepada kita untuk melayaninya.

D. Produk atau Jasa PT. BPR Nusamba Banguntapan

PT. BPR Nusamba Banguntapan mempunyai produk atau jasa dalam beberapa

bentuk.

1. Tabungan Nusamba

Tabungan Nusamba adalah simpanan yang berupa uang dari

masyarakat yang diterima bank dan pengambilannya dapat dilakukan setiap

saat selama jam kas buka.

2. Deposito Nusamba

Deposito Nusamba adalah simpanan yang berbentuk uang dari

masyarakat dengan jangka waktu tertentu yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan

bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

47

3. Kredit

Kredit yang dimaksud di sini adalah penyediaan tagihan atau sejumlah

uang yang dipinjamkan kepada nasabah dengan jangka waktu tertentu sesuai

perjanjian dan nasabah berkewajiban untuk melunasi hutangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan jumlah bunga tertentu.

4. Pembayaran PBB

PT. BPR juga melayani pembayaran PBB dari masyarakat, tetapi

hanya mencakup wilayah kelurahan Banguntapan dan Jambitan.

E. Struktur Organisasi PT. BPR Nusamba Banguntapan

Untuk mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan, maka salah satu

cara yang dilakukan yaitu dengan mengatur hubungan kerjasama yang serasi,

hubungan wewenang, tanggung jawab, dan pembagian tugas yang jelas.

Adapun struktur organisasi PT. BPR Nusamba Banguntapan adalah sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

48

Dewan Direksi -Direktur Utama -Direktur

Dewan Komisaris -Komisaris Utama -Komisaris

Internal Audit

Kabid. Opr. SPU

Accounting Pemroses Kredit

CS Teller

Driver Satpam OB

Kabid Krd&Pemasaran KKPK

Adm Kredit

Staff Kredit

Staff Dana

Teller Staff Dana

OB Satpam Driver

RUPS

STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

49

Tugas dan tanggung jawab, serta wewenang masing – masing bagian tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )

Rapat Umum Pemegang Saham ini memegang kekuasaan tertinggi

dalam perseroan. RUPS berfungsi dan berkewajiban menetapkan anggaran

dasar, yang di dalamnya memuat bahwa dewan komisaris dan dewan direksi

diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. RUPS secara langsung menetapkan

jumlah gaji bulanan yang diberikan kepada dewan komisaris dan dewan

direksi.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS atas segala usaha

dan kebijakan yang dikeluarkan. Dewan komisaris bertugas melakukan

pengawasan atas kepengurusan perseroan yang dilakukan oleh direksi. Dewan

komisaris memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap buku –

buku, surat – surat, bukti – bukti, mencocokkan keadaan keuangan (kas),

meminta penjelasan mengenai suatu hal kepada direksi, dan sebagainya.

3. Dewan Direksi

Direksi bertanggung jawab memimpin kegiatan yang dilakukan atas

nama perusahaan, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Memimpin secara

mutlak terhadap seluruh kegiatan operasional maupun non operasional yang

dilakukan oleh seluruh perusahaan. Direksi bertugas untuk memikirkan,

merumuskan, dan menetapkan kebijaksanaan dalam menentukan program

kerja untuk kegiatan yang dilakukan perusahaan. Bagian direksi ini

mempunyai wewenang untuk memutuskan segala macam kegiatan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

50

menetapkan keputusan, serta kebijakan – kebijakan lain guna tercapainya

tujuan perusahaan, memberikan persetujuan kredit di atas Rp 5.000.000,00.

4. Satuan Pengawas Intern ( SPI ) / Satuan Kerja Audit Internal ( SKAI )

Satuan Pengawas Intern bertanggung jawab langsung kepada direksi.

Ia memiliki tugas sebagai berikut :

a. menyusun rencana kerja pengawasan tahunan;

b. mempersiapkan pelaksanaan pengawasan;

c. melakukan pengujian kelayakan yang digunakan;

d. membuat laporan hasil pengawasan;

e. melakukan pengujian efektivitas pengendalian intern yang digunakan.

Adapun wewenang yang dimiliki oleh Satuan Pengendalian Intern antara

lain :

a. menetapkan cara – cara pengawasan yang akan dilakukan;

b. meminta keterangan dari segenap karyawan;

c. meminta data;

d. menetapkan cara pelaporan;

e. meminta informasi dari semua karyawan.

5. Kepala Bidang Kredit dan Pemasaran

Kepala bidang kredit dan Pemasaran bertanggung jawab langsung

kepada direksi. Adapun tugas Kepala Bidang Kredit dan Pemasaran sebagai

berikut :

a. memimpin kegiatan pemasaran dana dan kredit yang meliputi strategi

pengembangan pasar, pengembangan produk, dan promosi;

b. memimpin koordinasi jajaran pemasaran dalam rangka pencapaian target

yang sudah ditetapkan perusahaan dalam Rencana Kerja Tahunan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

51

c. melakukan fungsi kontrol atas kinerja dan pencapaian target jajarannya;

d. melakukan identifikasi terhadap kredit – kredit bermasalah;

e. memberikan laporan mengenai permasalahan – permasalahan yang

dihadapi.

Adapun wewenang yang dimiliki Kepala Bidang Kredit dan Pemasaran

antara lain :

a. memberikan perintah kepada bawahan untuk pencapaian target;

b. menetapkan metode – metode pemasaran dana dan kredit;

c. memperoleh laporan dari bawahan;

d. menilai kinerja bawahan;

e. mendapatkan data – data dan informasi kredit ;

f. memberikan persetjuan kredit antara Rp 2.000.000,00 – Rp 5.000.000,00.

6. Staf Kredit

Staf Kredit ini bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kredit.

Adapun tugas dari Staf Kredit adalah sebagai berikut :

a. melakukan kegiatan analisis kredit;

b. melakukan tugas operasional harian administratif kredit yang telah

ditentukan oleh pejabat di atasnya;

c. mencari prospek kredit dan membuat laporannya ;

d. memberikan laporan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target

kredit kepada Kepala Bidang Kredit.

Staf Kredit memiliki wewenang sebagi beikut:

a. menetapkan sumber data;

b. memperoleh informasi dan data nasabah dan calon nasabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

52

7. Staf Administrasi Kredit

Staf Administrasi Kredit bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Bidang Kredit. Tugas Staf Administrasi Kredit adalah sebagai berikut:

a. melaksanakan tugas administrasi yang berkaitan dengan kredit;

b. membuat rekapitulasi kredit harian;

c. memberikan laporan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam

menjalankan tugas operasi kepada Kepala Bidang Kredit.

Adapun wewenang Staf Administrasi Kredit adalah:

a. membetulkan kesalahan administratif;

b. mengelola kartu kartu kredit;

c. mengelola deposito dan tabungan.

8. Kepala Bidang Operasional

Kepala Bidang Operasional bertanggung jawab langsung kepada

direksi. Tugas dari manajer operasional adalah sebagai berikut :

a. melaksanakan dan memastikan kegiatan pelayanan nasabah di kantor dapat

berjalan dengan baik ;

b. bertanggung jawab terhadap kecukupan likuiditas harian;

c. mengkoordinasi pembuatan segala bentuk laporan wajib bulana, triwulan,

semesteran, dan tahunan;

d. membuat persetujuan terhadap permohonan kredit sesuai dengan

kewenangan yang ditetapkan oleh Direksi;

e. membuat laporan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam

menjalankan tugas operasional harian kepada Direksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

53

Adapun wewenang dari Kepala Bidang Operasional adalah :

a. memberi penilaian;

b. memberi tugas dan memerintahkan bawahan untuk melengkapi

persyaratan kredit.

9. Staf Teller

Staf Teller bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian

Keuangan. Tugas Staf Teller adalah sebagai berikut :

a. memberikan segala bentuk pelayanan transaksi tunai di counter yang

digunakan nasabah;

b. bertanggung jawab terhadap pengelolaan uang berkenaan dengan transaksi

tunai yang dilakukan nasabah;

c. membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan uang atas transaksi

tunai;

d. memberikan laporan pertanggungjawaban mengenai permasalahan yang

dihadapi dalam menjalankan tugas operasional kepada Kepala Bagian

Keuangan.

Adapun wewenang dari Staf Teller adalah:

a. mengelola uang kas setiap hari;

b. meminta data – data kepada nasabah atau calon nasabah;

c. menanyakan data diri nasabah;

d. menolak pemberian uang dari bukti yang tidak sah.

10. Staf Costumer Service

Staf Costumer Service melaksanakan tugas antara lain:

a. melayani nasabah di counter;

b. melayani transaksi non tunai yang dilakukan nasabah;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

54

c. melayani dan memberikan jawaban atau solusi terhadap komplain

nasabah.

Adapun wewenang yang dimiliki oleh Staf Costumer Service adalah:

a. menanyakan sesuatu hal kepada nasabah;

b. menggunakan sarana yang ada.

11. Staf Accounting

Tugas – tugas Staf Accounting adalah sebagai berikut:

a. melakukan proses akuntansi menjadi laporan neraca dan laporan rugi laba

harian;

b. melakukan transaksi pemindahbukuan;

c. melakukan rekonsiliasi antarbank ;

d. mengarsipkan slip transaksi harian;

e. mengarsipkan jurnal harian, buku besar, buku pembantu, laporan neraca

dan laporan rugi laba;

f. memberikan laporan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam

menjalankan tugas operasi.

Adapun wewenang yang dimiliki oleh Staf Pembukuan adalah:

a. memperoleh data – data transaksi harian;

b. memilih cara penyimpanan slip transaksi harian, jurnal harian, buku besar,

buku pembantu, laporan neraca dan laporan rugi laba;

c. menghitung bunga deposito, tabungan, dan bunga kredit.

12. Staf Pemroses Kredit

Staf Pemroses Kredit ini bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang Kredit.

Adapun tugas Staf Pemroses Kredit adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

55

a. melaksanakan tugas harian;

b. melakukan kegiatan analisa kredit;

c. membuat laporan prospek kredit;

d. memberikan laporan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam

pencapaian target kepada Kepala Bidang Kredit.

Staf Pemroses Kredit memiliki wewenang sebagai berikut:

a. memperoleh data – data dan informasi kredit – kredit bermasalah;

b. menetapkan cara penanganan kredit bermasalah;

c. menggunakan fasilitas yang ada.

13. Sekretaris Personalia dan Umum

Sekretaris Personalia dan Umum bertanggung jawab langsung kepada

Manajer Operasional. Adapun tugas Sekretaris Personalia dan Umum aalah

sebagai berikut :

a. memimpin kegiatan penanganan kantor, administrasi dan hal – hal lain

yang tidak menjadi tanggung jawab bagian lain;

b. melaksanakan kegiatan pengadaan alat – alat kantor;

c. melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perawatan terhadap

barang – barang inventaris kantor;

d. memberikan laporan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam

menjalankan tugas harian kepada Manajer Operasional.

Wewenang Sekretaris Personalia dan Umum adalah:

a. memutuskan pembelian alat – alat kantor;

b. memberikan perintah kepada bawahannya;

c. menggunakan sarana yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

56

14. Staf Satpam

Staf Satpam bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Personalia

dan Umum. Tugas Satpam adalah sebagai berikut:

a. menjaga keamanan kantor pada umumnya dan menjaga keamanan asset

fisik perusahaan;

b. melakukan pengawalan pengiriman dan atau pengambilan barang atau

uang dalam jumlah besar;

c. membantu kegiatan pelayanan nasabah di counter;

d. menjaga keamanan kendaraan milik karyawan dan nasabah yang datang ke

kantor;

e. melakukan piket jaga malam;

f. memberikan laporan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam

menjalankan tugas harian kepada Sekretaris Personalia dan Umum.

Satpam juga mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan yang

dirasa perlu dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi dan juga

wewenang untuk menggunakan sarana yang ada, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

57

BAB V

ANALISIS DATA

A. Data Penelitian

Data – data yang akan digunakan dalam analisis penelitian ini adalah adalah

data – data mengenai nilai Capital Adequacy Ratio, Asset Qulity, Management,

Earning Ability, Liquidity atau dapat disingkat dengan istilah CAMEL. Data –

data CAMEL tersebut diperoleh dari data – data sekunder intern yang diperoleh

pada saat penelitian. Data – data sekunder tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL V. 1.NERACA PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN PER 31 DESEMBER 2003 - 2005

( Dalam Ribuan Rupiah ) No. Pos – Pos

2003 2004 2005

AKTIVA 1. Kas 50.966 56.047 145.603 2. Antar Bank Aktiva 1.866.133 1.931.726 1.206.623 3. Kredit yang Diberikan 4.292.015 5.516.634 8.586.071

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(60.220) (30.422) (23.602)

4. Aktiva Tetap 325.453 502.513 797.658 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (226.135) (281.696) (388.838) 5. Aktiva Lain – lain 141.560 203.620 102.650 JUMLAH AKTIVA 6.389.772 7.898.422 10.426.465

PASIVA 1. Kewajiban Segera 597.607 574.727 15.371 2. Tabungan 1.845.573 2.821.257 3.940.021 3. Deposito 2.172.200 2.397.900 4.167.700 4. Pinjaman yang Diterima 64.681 36.431 13.831 5. Pasiva lain – lain 173.074 141.941 0 6. Modal 1.000.000 1.000.000 1.000.000 7. Cadangan Umum 8. a. Laba Tahun Lalu 0 b. Rugi Tahun Lalu 0 9. a. Laba Tahun Berjalan 536.637 926.166 1.289.242

b. Rugi Tahun Berjalan JUMLAH PASIVA 638.9772 7.898.422 10.426.165

Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003-2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

58

TABEL V. 2. LAPORAN RUGI LABA PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN

PER 31 DESEMBER 2003 – 2005 ( Dalam Ribuan Rupiah )

NO. POS - POS 2003 2004 2005

I. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

1. Pendapatan Bunga 1.1. Hasil Bunga 1.660.737 1.758.513 2.078.039 1.2. Provisi dan Komisi Kredit 128.647 164.674 254.503 Jumlah Pendapatan Bunga 1.789.384 1.923.187 2.332.542 2. Beban Bunga 2.1 Beban Bunga 344.768 353.772 436.257 2.2. Beban Lainnya selain Beban Bunga 0 0 0 Jumlah Beban Bunga 344.768 353.772 436.257 Pendapatan Bunga Bersih 1.444.616 1.569.415 1.896.285 3. Pendapatan operasional Lainnya 79.576 80.569 83.857 4. Beban Operasional Lainnya 4.1. Beban Administratif dan Umum 235.290 265.746 317.361 4.2. Beban Personalia 619.395 772.805 1.018.551 4.3. Penyisihan dan Penurunan atas Aktiva

Produktif 19.423 10.000 57.687

4.4. Beban Lainnya 87.692 73.041 79.295 Jumlah Beban Operas ional Lainnya 961.800 1.121.592 1.472.894 PENDAPATAN BEBAN /

OPERASIONAL BERSIH 562.392 528.392 507.248

II. PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL

5. Pendapatan Non Operasional 10.220 9.245 13.600 6. Beban Non Operasional 4.756 6.167 8.367 PENDAPATAN DAN BEBAN NON

OPERASIONAL BERSIH 5.464 3.078 5.233

7. LABA / RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

567.856 531.470 512.481

8. Taksiran Pajak Penghasilan 152.857 141.941 152.697 9. LABA / RUGI TAHUN BERJALAN 414.999 389.529 360.384 10. Laba Ditahan Awal Periode 121.638 536.637 928.858 11. Deviden 0 0 0 12. LABA DITAHAN AKHIR PERIODE 536.637 926.166 1.289.242

Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 - 2005

TABEL V. 3. LAPORAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003

( Dalam Ribuan Rupiah ) NO. KETERANGAN NOMINAL BOBOT RASIO ATMR

1 Kas 50.965 0% 0 2 Simpanan Pada Bank Lain 1.866.133 20% 373.227 3 Pinjaman Yang Diberikan 4.292.015 100% 4.292.015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

59

4 Ativa Tetap dan Inventaris 99.319 100% 99.319 5 Aktiva Lainnya 141.560 100% 141.560

Jumlah ATMR 4.906.121

NO. KOMPONEN MODAL JUMLAH 1 Modal Disetor 1.000.000 2 Cadangan Umum 0 3 Laba Tahun Lalu 121.638 4 Laba Tahun Berjalan 207.500 5. Kekurangan PPAP 0 Jumlah Modal Inti 1.329.138 Modal Pelengkap 6 Modal Pinjaman 0 7 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

( Max. 1,25% dari ATMR ) 60.220

Jumlah MODAL 1.389.358 KPMM = ATMR x 8% 392.490 KELEBIHAN MODAL 996.868 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

TABEL V. 4. LAPORAN PROSENTASE TINGKAT KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN

TAHUN 2003( Dalam Ribuan Rupiah ) KOLEKTIBILITAS JUMLAH KREDIT %

Lancar 4.222.658 98,38 Kurang Lancar 32.125 0,75

Diragukan 37.232 0,87 Macet 0 0

Jumlah Kredit 4.292.015 100 Antar Bank Aktiva 1.866.133 Total Aktiva Produktif 6.158.148 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

TABEL V. 5. AKTIVA PRODUKTIF DIKLASIFIKASIKAN PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003

( Dalam Ribuan Rupiah ) Kolektibilitas Jumlah Kredit Penetapan Aktiva Produktif

Diklasifikasikan Kurang Lancar 32.126 50% 16.063

Diragukan 370232 75% 27.924 Macet 3.600 100% 3.600

TOTAL 72.958 47.587 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

60

TABEL V. 6. LAPORAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF WAJIB DIBENTUK PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003

( Dalam Ribuan Rupiah )

Kolektibilitas Jumlah Kredit Penetapan PPAWD Lancar + ABA 4.219.067 + 1.866.133 0,5% 30.426 Kurang Lancar 24.090 10% 2.409

Diragukan 27.924 50% 13.962 Macet 3.600 100% 3.600

TOTAL 6.140.814 50.937 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

TABEL V. 7. LAPORAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2004

( Dalam Ribuan Rupiah )

NO. KETERANGAN NOMINAL BOBOT RASIO ATMR 1 Kas 56.047 0% 0

2 Simpanan Pada Bank Lain 1.941.433 20% 338.287

3 Pinjaman Yang Diberikan 5.516.634 100% 5.516.634

4 Ativa Tetap dan Inventaris 220.817 100% 220.817

5 Aktiva Lainnya 203.620 100% 203.620

Jumlah ATMR 6.329.358

NO. KOMPONEN MODAL JUMLAH 1 Modal Disetor 1.000.000 2 Cadangan Umum 0 3 Laba Tahun Lalu 536.637 4 Laba Tahun Berjalan 194.765 5. Kekurangan PPAP 29.500 Jumlah Modal Inti 1.701.902 Modal Pelengkap 6 Modal Pinjaman 0 7 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

( Max. 1,25% dari ATMR ) 40.129

Jumlah MODAL 1.742.031 KPMM = ATMR x 8% 506.349 KELEBIHAN MODAL 1.235.682 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

61

TABEL V. 8. LAPORAN PROSENTASE TINGKAT KOLEKTIBILITAS

KREDIT PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2004( Dalam Ribuan Rupiah )

KOLEKTIBILITAS JUMLAH KREDIT % Lancar 5.355.465 97,08

Kurang Lancar 53.648 0,97 Diragukan 107.521 1,95

Macet 0 0 Jumlah Kredit 5.516.634 100 Antar Bank Aktiva 1.941.433 Total Aktiva Produktif 7.458.067 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004.

TABEL V. 9. AKTIVA PRODUKTIF DIKLASIFIKASIKAN PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2004

( Dalam Ribuan Rupiah ) Kolektibilitas Jumlah Kredit Penetapan Aktiva Produktif

Diklasifikasikan Kurang Lancar 53.648 50% 26.824

Diragukan 107.521 75% 80.641 Macet 3.600 100% 3.600

TOTAL 164.769 111.065

Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004.

TABEL V. 10. LAPORAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF WAJIB DIBENTUK PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2004

( Dalam Ribuan Rupiah ) Kolektibilitas Jumlah Kredit Penetapan PPAWD

Lancar 5.351.767 + 1.941.433 0,5% 36.466 Kurang Lancar 26.820 10% 2.682

Diragukan 53.760 50% 26.880 Macet 3.600 100% 3.600

TOTAL 7.377.380 69.628 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004.

TABEL V. 11. LAPORAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2005

( Dalam Ribuan Rupiah ) NO. KETERANGAN NOMINAL BOBOT RASIO ATMR

1 Kas 45.603 0% 0 2 Simpanan Pada Bank Lain 1.212.686 20% 242.537

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

62

3 Pinjaman Yang Diberikan 8.570.305 100% 8.570.305 4 Ativa Tetap dan Inventaris 408.820 100% 408.820 5 Aktiva Lainnya 254.265 100% 254.265

Jumlah ATMR 9.475.927

NO. KOMPONEN MODAL JUMLAH 1 Modal Disetor 1.000.000 2 Cadangan Umum 0 3 Laba Tahun Lalu 926.166 4 Laba Tahun Berjalan 189.060 5. Kekurangan PPAP 18.516 Jumlah Modal Inti 2.096.710 Modal Pelengkap 6 Modal Pinjaman 0 7 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

( Max. 1,25% dari ATMR ) 29.665

Jumlah MODAL 2.126.375 KPMM = ATMR x 8% 758.074 KELEBIHAN MODAL 1.368.301 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005.

TABEL V. 12. LAPORAN PROSENTASE TINGKAT KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN

2005 ( Dalam Ribuan Rupuah )

KOLEKTIBILITAS JUMLAH KREDIT % Lancar 8.423.497 98,11

Kurang Lancar 116.269 1,35 Diragukan 46.305 0,54

Macet 0 0 Jumlah Kredit 8.586.071 100 Antar Bank Aktiva 1.212.686 Total Aktiva Produktif 9.798.757 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005.

TABEL V. 13. AKTIVA PRODUKTIF DIKLASIFIKASIKAN PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2005

( Dalam Ribuan Rupiah ) Kolektibilitas Jumlah Kredit Penetapan Aktiva Produktif

Diklasifikasikan Kurang Lancar 116.270 50% 58.135

Diragukan 46.305 75% 34.729 Macet 0 100% 0

TOTAL 162.575 92.864 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

63

TABEL V. 14. LAPORAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA

PRODUKTIF WAJIB DIBENTUK PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2005

( Dalam Ribuan Rupiah ) Kolektibilitas Jumlah Kredit Penetapan PPAWD

Lancar 8.423.514 + 1.212.686 0,5% 48.181 Kurang Lancar 0 10% 0

Diragukan 0 50% 0 Macet 0 100% 0

TOTAL 9.636.183 48.181 Sumber : Data sekunder diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005.

Data CAR, Asset Quality, Management, Earning Ability, dan Liquidity

tersebut merupakan hasil penelitian untuk periode waktu 2003 – 2005. Kelima

data tersebut bila dijumlahkan akan menjadi data nilai tingkat kesehatan bank.

Penilaian faktor CAMEL dalam data tersebut didasarkan pada Surat Edaran No.

30 / 3/ BPPP tanggal 30 April 1997.

B. Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank

1. Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

a. Capital ( Permodalan )

Modal Bank : Rp 1.389.358

ATMR : Rp 4.906.121

1) Rasio CAR tahun 2003

= %100RisikoMenurut Tertimbang Aktiva

Modal×

= 28,32 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan modal yang dimiliki oleh PT.

BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2003 sebesar 28,32% dari

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) tahun 2003.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

64

2) Pemenuhan KPMM ( 8 % ) diberi nilai kredit 81

= { ( 28,32 % - 8 % ) : 0.1 % } . 1

= 203,2

3) Nilai Kredit Komponen

= 81 + 203,2

= 284,2

4) Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

5) Nilai Kredit Faktor Permodalan

= 100 x 30 %

= 30

b. Asset (Aktiva )

1) Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva

Produktif tahun 2003

= %100Produktif Aktiva

asikanDiklasifik yang Produktif Aktiva×

= %100148.158.6 Rp

587.47 Rp×

= 0,77 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan Aktiva Produktif yang

Diklasifikasikan (APD) yang dimiliki oleh PT. BPR Nusamba

Banguntapan pada tahun 2003 sebesar 0,77% dari Aktiva Produktif

(AP) tahun 2003.

a. Nilai Kredit Komponen

= { ( 22,5 % - 0,77 % ) : 0,15 % }

= 144,87

b. Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

65

c. Nilai Kredit Faktor

= 100 x 25 %

= 25

2) Perbandingan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk

oleh Bank Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang

Wajib Dibentuk tahun 2003.

= %100Dibentuk WajibProduktif Aktivan Penghapusa Penyisihan

Produktif Aktivan Penghapusa Penyisihan×

= %100397.50 Rp220.60 Rp

×

= 119,49 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) yang dimiliki oleh PT. BPR Nusamba

Banguntapan pada tahun 2003 sebesar 119,49% dari Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk (PPAWD) tahun 2003.

a. Nilai Kredit Komponen

= {( 119,49 % : 1 % )} : 1

= 119.

b. Nilai kredit komponen maksimum adalah 100

c. Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

66

c. Manajemen tahun 2003

Memberikan nilai kredit sebesar 4 untuk aspek – aspek manajemen

yang dinilai positif, sedangkan jawaban dari 25 pertanyaan kuisioner yang

diajukan sebagai berikut.

TABEL V. 15. PENILAIAN MANAJEMEN PT. BPR NUSAMBA TAHUN 2003

Aspek – Aspek yang Dinilai Jumlah Ya Tidak Nilai Kredit

I. Manajemen Umum A. Strategi 1 1 0 4 B. Struktur 2 2 0 8 C. Sistem 4 4 0 16 D. Kepemimpinan 3 3 0 12

II. Manajemen Resiko A. Resiko Likuiditas 2 2 0 8 B. Resiko Kredit 3 3 0 12 C. Resiko Operasional 3 3 0 12 D. Resiko Hukum 3 3 0 12 E. Resiko Pemilik dan Pengawas 4 3 1 15

TOTAL 25 24 1 99 Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

1 ) Manajemen Umum

a) Nilai Rasionya 40

b) Nilai Kredit Komponen Manajemen Umum

= 4 x 40

=160

c) Nilai Kredit Faktor Manajemen Umum

= 160 x 10 %

= 10

2 ) Manajemen Resiko

a) Nilai Rasionya 59

b) Nilai Kredit Komponen Manajemen Risiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

67

= 4 x 24.5

= 98

c) Nilai Kredit Faktor Manajemen Risiko

= 98 x 10 %

= 9,8

d. Rentabilitas

1) Rasio Laba Terhadap Total Asset tahun 2003

ROA = %100Asset Total

Pajak Sebelum Laba×

ROA = %1005.554.446 Rp567.856 Rp

×

= 10,22%

Hasil yang didapatkan menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba sebelum pajak PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun

2003 sebesar 10,22% dari total asset tahun 2003.

a) Nilai Kredit Komponen

= ( 10,22 % : 0,015 % ) . 1

= 681,33

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

2) Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional tahun 2003

= %100lOperasiona Pendapatan

lOperasionaBeban ×

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

68

= %1001.873.811 Rp1.309.429 Rp

×

= 69,88%

Hasil yang didapatkan menunjukkan beban operasional yang dimiliki

oleh PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2003 sebesar 69,88% dari

pendapatan operasional tahun 2003.

a) Nilai Kredit Komponen

= {( 100 % - 69,88 % ) : 0,08 % } . 1

= 376,5

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

e. Likuiditas

1) Rasio Kredit yang Diberikan Terhadap Dana yang Diterima tahun 2003

LDR = %100Diterima yang Dana

Produktif Aktiva×

Keterangan :

Dana yang Diterima = Tabungan + Deposito + Antar Bank Pasiva + Modal

LDR = %1007.764.655 Rp6.158.148 Rp

×

= 79,31%

Hasil yang didapatkan menunjukkan Aktiva Produktif (AP) yang

dimiliki oleh PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2003 mampu

menjamin dana yang diterima tahun 2003 sebesar 79,31%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

69

a) Nilai Kredit Komponen

= { ( 115 % - 79,31 % ) : 1 % x 4 }

= 142,76

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

2) Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar tahun 2003

= %100Lancar Hutang

LikuidAlat ×

Komponen Alat Likuiditas Komponen Hutang Lancar

Kas : 50.965 Kewajiban : 597.607

Antar Bank Aktiva : 133.866.1

+ Tabungan :1.845.573

Tabungan Bank Lain : 0 - Deposito :2.172.200 +

Total : 1.917.098 Total :4.615.380

Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar adalah :

= %1004.615.380 Rp1.917.098 Rp

×

= 41,54%

Hasil yang didapatkan menunjukkan alat likuid yang dimiliki oleh PT.

BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2003 sebesar 41,54% dari hutang

lancar tahun 2003.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

70

a) Nilai Kredit Komponen

= ( 41,54 % : 0,05 % ) . 1

= 831

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

2. Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004.

a. Capital ( Permodalan )

Modal Bank : Rp 1.742.031

ATMR : Rp 6.329.358

1) Rasio CAR tahun 2004

= %100RisikoMenurut Tertimbang Aktiva

Modal×

= 27,52 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan modal yang dimiliki oleh PT.

BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2004 sebesar 27,52% dari

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) tahun 2004.

2) Pemenuhan KPMM ( 8 % ) diberi nilai kredit 81

= {( 27.52 % - 8 % ) : 0.1 % } . 1

= 195.2

3) Nilai Kredit Komponen

= 81 + 195.2

= 276.2

4) Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

71

5) Nilai Kredit Faktor Permodalan

= 100 x 30 %

= 30

b. Asset (Aktiva )

1) Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva

Produktif tahun 2004.

= %100Produktif Aktiva

asikanDiklasifik yang Produktif Aktiva×

= %1007.377.380 Rp111.065 Rp

×

= 1,50%

Hasil yang didapatkan menunjukkan Aktiva Produktif yang

Diklasifikasikan (APD) yang dimiliki oleh PT. BPR Nusamba

Banguntapan pada tahun 2004 sebesar 1,50% dari Aktiva Produktif

(AP) tahun 2004.

a. Nilai Kredit Komponen

= {( 22,5 % - 1,50 % ) : 0,15 % }

= 140

b. Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

c. Nilai Kredit Faktor

= 100 x 25 %

= 25

2) Perbandingan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk

oleh Bank Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang

Wajib Dibentuk tahun 2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

72

= %100Dibentuk WajibProduktif Aktivan Penghapusa Penyisihan

Produktif Aktivan Penghapusa Penyisihan×

= %10069.628 Rp40.129 Rp

×

= 57,63%

Hasil yang didapatkan menunjukkan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) yang dimiliki oleh PT. BPR Nusamba

Banguntapan pada tahun 2004 sebesar 57,63% dari Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk (PPAWD) tahun 2004.

a. Nilai Kredit Komponen

= {( 57,63% : 1% ) . 1 }

= 58

b. Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

c. Nilai Kredit Faktor

= 57,63 x 5 %

= 2,88

c. Manajemen tahun 2004

Memberikan nilai kredit sebesar 4 untuk aspek – aspek manajemen

yang dinilai positif, sedangkan jawaban dari 25 pertanyaan kuisioner yang

diajukan sebagai berikut :

TABEL V. 16. PENILAIAN MANAJEMEN PT. BPR NUSAMBA TAHUN 2004

Aspek – Aspek yang Dinilai Jumlah Ya Tidak Nilai Kredit

I. Manajemen Umum A. Strategi 1 1 0 4 B. Struktur 2 2 0 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

73

C. Sistem 4 4 0 16 D. Kepemimpinan 3 3 0 12

II. Manajemen Resiko A. Resiko Likuiditas 2 2 0 8 B. Resiko Kredit 3 3 0 12 C. Resiko Operasional 3 3 0 12 D. Resiko Hukum 3 3 0 12 E. Resiko Pemilik dan Pengawas 4 3 1 15

TOTAL 25 24 1 99 Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004

1 ) Manajemen Umum

a) Nilai Rasionya 40

b) Nilai Kredit Komponen Manajemen Umum

= 4 x 40

= 160

c) Nilai Kredit Faktor Manajemen Umum

= 100 x 10 %

= 10 %

2 ) Manajemen Resiko

a) Nilai Rasionya 59

b) Nilai Kredit Komponen Manajemen Risiko

= 4 x 24,5

= 98

c) Nilai Kredit Faktor Manajemen Risiko

= 98 x 10 %

= 9,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

74

d. Rentabilitas

1) Rasio Laba Terhadap Total Asset tahun 2004

ROA = %100Asset Total

Pajak Sebelum Laba×

ROA = %1007.231.900 Rp531.470 Rp

×

= 7,35 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba sebelum pajak PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun

2004 sebesar 7,35% dari total asset tahun 2004.

a) Nilai Kredit Komponen

= ( 7,35 % : 0,015 % ). 1

= 490

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

2) Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional tahun 2004

= %100lOperasiona Pendapatan

lOperasionaBeban ×

= %1001.996.978 Rp1.480.252 Rp

×

= 74,12 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

75

Hasil yang didapatkan menunjukkan beban operasional yang dimiliki

oleh PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2004 sebesar 74,12% dari

pendapatan operasional tahun 2004.

a) Nilai Kredit Komponen

= {(100 % - 74,12 % ) : 0,08 % } . 1

= 323,5

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

e. Likuiditas

1) Rasio Kredit yang Diberikan Terhadap Dana yang Diterima tahun 2004

LDR = %100Diterima yang Dana

Produktif Aktiva×

Keterangan :

Dana yang Diterima = Tabungan + Deposito + Antar Bank Pasiva + Modal

LDR = %1009.406.062 Rp7.458.067 Rp

×

LDR = 79,29 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan Aktiva Produktif (AP) yang

dimiliki oleh PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2004 mampu

menjamin dana yang diterima tahun 2004 sebesar 79,29%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

76

a) Nilai Kredit Komponen

= {( 115 % - 79,29 % ) : 1 % x 4 }

= 143

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

2) Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar tahun 2004

= %100Lancar Hutang

LikuidAlat ×

Komponen Alat Likuiditas Komponen Hutang Lancar

Kas : 56.047 Kewajiban : 574.727

Antar Bank Aktiva :433.941.1

+ Tabungan :2.821.257

Tabungan Bank Lain : 0 - Deposito :2.397.900 +

Total :1.997.480 Total :5.793.884

Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar adalah :

= %1005.793.884 Rp1.997.480 Rp

×

= 34,47 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan alat likuid yang dimiliki oleh PT.

BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2004 sebesar 34,47% dari hutang

lancar tahun 2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

77

a) Nilai Kredit Komponen

= ( 34,47 % : 0,05 % ) . 1

= 689,4

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

3. Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005.

a. Capital ( Permodalan )

Modal Bank : Rp 2.126.375

ATMR : Rp 9.475.927

1) Rasio CAR tahun 2005

= %100RisikoMenurut Tertimbang Aktiva

Modal×

= 22,44 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan modal yang dimiliki oleh PT.

BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2005 sebesar 22,44% dari Aktiva

Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) tahun 2005.

2) Pemenuhan KPMM ( 8 % ) diberi nilai kredit 81

= { ( 22.44 % - 8 % ) : 0.1 % } . 1

= 144

3) Nilai Kredit Komponen

= 81 + 144

= 225

4) Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

78

5) Nilai Kredit Faktor Permodalan

= 100 x 30 %

= 30

b. Asset (Aktiva )

1) Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva

Produktif tahun 2005.

= %100Produktif Aktiva

asikanDiklasifik Poduktif Aktiva×

= %1009.636.183 Rp

92.864 Rp×

= 0,96%

Hasil yang didapatkan menunjukkan Aktiva Produktif yang

Diklasifikasikan (APD) yang dimiliki oleh PT. BPR Nusamba

Banguntapan pada tahun 2005 sebesar 0,96% dari Aktiva Produktif

(AP) tahun 2005.

a. Nilai Kredit Komponen

= { ( 22,5 % - 0,96 % ) : 0,15 % }

= 144

b. Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

c. Nilai Kredit Faktor

= 100 x 25 %

= 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

79

2) Perbandingan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Dibentuk

oleh Bank Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang

Wajib Dibentuk tahun 2005.

= %100Dibentuk WajibProduktif Aktivan Penghapusa Penyisihan

Produktif Aktivan Penghapusa Penyisihan×

= %10048.181 Rp29.665 Rp

×

= 61,57%

Hasil yang didapatkan menunjukkan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) yang dimiliki oleh PT. BPR Nusamba

Banguntapan pada tahun 2005 sebesar 61,57% dari Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk (PPAPWD) tahun

2005.

a. Nilai Kredit Komponen

= {( 61,57 % : 1 % ) . 1 }

= 61,57

b. Nilai Kredit Komponen Maksimum adalah 100

c. Nilai Kredit Faktor

= 61,57 x 5 %

= 3,08

c. Manajemen tahun 2005

Memberikan nilai kredit sebesar 4 untuk aspek – aspek manajemen

yang dinilai positif, sedangkan jawaban dari 25 pertanyaan kuisioner yang

diajukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

80

TABEL V. 17. PENILAIAN MANAJEMEN PT. BPR NUSAMBA TAHUN 2005

Aspek – Aspek yang Dinilai Jumlah Ya Tidak Nilai Kredit

I. Manajemen Umum A. Strategi 1 1 0 4 B. Struktur 2 2 0 8 C. Sistem 4 4 0 16 D. Kepemimpinan 3 3 0 12

II. Manajemen Resiko A. Resiko Likuiditas 2 2 0 8 B. Resiko Kredit 3 3 0 12 C. Resiko Operasional 3 3 0 12 D. Resiko Hukum 3 3 0 12 E. Resiko Pemilik dan Pengawas 4 3 1 15

TOTAL 25 24 1 99 Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004

1 ) Manajemen Umum

a) Nilai Rasionya 40

b) Nilai Kredit Komponen Manajemen Umum

= 4 x 40

= 160

c) Nilai Kredit Faktor Manajemen Umum

= 100 x 10 %

= 10

2 ) Manajemen Resiko

a) Nilai Rasionya 59

b) Nilai Kredit Komponen Manajemen Risiko

= 4 x 24,5

= 98

c) Nilai Kredit Faktor Manajemen Risiko

= 98 x 10 %

= 9,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

81

d. Rentabilitas

1) Rasio Laba Terhadap Total Asset tahun 2005

ROA = %100Asset Total

Pajak Sebelum Laba×

ROA = %1009.264.175 Rp515.173 Rp

×

= 5,56%

Hasil yang didapatkan menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba sebelum pajak PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun

2005 sebesar 5,56% dari total asset tahun 2005.

a) Nilai Kredit Komponen

= ( 5,56 % : 0,015 % ). 1

= 371

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

2) Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasiona l tahun 2005

= %100lOperasiona Pendapatan

lOperasionaBeban ×

= %1002.432.688 Rp1.917.516 Rp

×

= 78,82 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

82

Hasil yang didapatkan menunjukkan beban operasional yang dimiliki

oleh PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2005 sebesar 78,82% dari

pendapatan operasional tahun 2005.

a) Nilai Kredit Komponen

= {(100 % - 78,82 % ) : 0,08 % } . 1

= 265

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

e. Likuiditas

1) Rasio Kredit yang Diberikan Terhadap Dana yang Diterima tahun 2004

LDR = %100Diterima yang Dana

Produktif Aktiva×

Keterangan :

Dana yang Diterima = Tabungan + Deposito + Antar Bank Pasiva + Modal

LDR = %10010.407.485 Rp8.831.792 Rp

×

= 84,86 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan Aktiva Produktif (AP) yang

dimiliki oleh PT. BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2005 mampu

menjamin dana yang diterima tahun 2005 sebesar 84,86%.

a) Nilai Kredit Komponen

= {( 115 % - 84,86 % ) : 1 % x 4 }

= 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

83

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

2) Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar tahun 2005

= %100Lancar Hutang

LikuidAlat ×

Komponen Alat Likuiditas Komponen Hutang Lancar

Kas : 145.603 Kewajiban : 16.418

Antar Bank Aktiva :686.212.1

+ Tabungan :3.940.021

Tabungan Bank Lain : 0 - Deposito :3.917.700 +

Total :1.358.289 Total :7.874.139

Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar adalah :

= %1007.874.139 Rp1.358.289 Rp

×

= 17,25 %

Hasil yang didapatkan menunjukkan alat likuid yang dimiliki oleh PT.

BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2005 sebesar 17,25% dari Aktiva

Produktif (AP) tahun 2005.

a) Nilai Kredit Komponen

= ( 17,25 % : 0,05 % ) . 1

= 345

b) Nilai Kredit Komponen Maksimum 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

84

c) Nilai Kredit Faktor

= 100 x 5 %

= 5

Setelah perhitungan tingkat kesehatan bank dengan variabel CAMEL tersebut

di atas, maka secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut.

TABEL V. 18. Nilai Tingkat Kesehatan Bank dengan Variabel CAMEL

tahun 2003 - 2005 C A M E L No. Tahun

a b c d e f g h i Y

1 2003 30 25 5 10 9,83 5 5 5 5 99,83 2 2004 30 25 2,88 10 9,83 5 5 5 5 97,71 3 2005 30 25 3,08 10 9,83 5 5 5 5 97,91

Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 – 2005.

Keterangan :

C : Capital (Modal)

A : Asset (Aktiva)

M : Management (Manajemen)

E : Earning (Rentabilitas)

L : Liquidity (Likuiditas)

a : Nilai kredit faktor perbandingan antara modal terhadap ATMR

b : Nilai kredit faktor perbandingan antara aktiva produktif diklasifikasikan

terhadap aktiva produktif

c : Nilai kredit faktor perbandingan antara Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib

Dibentuk (PPAWD)

d : Nilai kredit faktor manajemen umum

e : Nilai kredit faktor manajemen resiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

85

f : Nilai kredit faktor perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total

asset

g : Nilai kredit faktor perbandingan antara biaya operasional terhadap

pendapatan operasional

h : Nilai kredit faktor perbandingan antara aktiva produktif terhadap dana yang

diterima

i : Nilai kredit faktor perbandingan antara alat likuiditas terhadap hutang lancar

Y : Nilai kredit faktor per tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

86

C. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan

Tahun 2003 - 2005

1. Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

Dari Tabel V.19 tercermin bahwa penilaian tingkat kesehatan PT. BPR

Nusamba Banguntapan tahun 2003 menunjukkan nilai kredit 99,83 atau

prediksi sehat. Prediksi tersebut bisa dilihat dari hasil penilaian faktor dan

komponen sebesar 99,83. Dari hasil penilaian tingkat kesehatan PT. BPR

Nusamba Banguntapan dapat dikatakan bahwa pengelolaan operasional

bidang perkreditan telah berjalan dengan baik.

Tabel V. 19 juga menunjukkan perihal prestasi yang dimiliki oleh PT.

BPR Nusamba Banguntapan pada tahun 2003. Hal ini dapat dipastikan

karena cukup maksimalnya pencapaian nilai kredit beberapa faktor dan

komponen yang ada. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut.

a. Capital (Permodalan)

Pencapaian rasio kecukupan modal (CAR) pada tahun 2003

sebesar 28.32 % atau nilai kredit sebesar 100. Ini menunjukkan bahwa

modal minimum yang harus disediakan telah berada di atas batas yang

telah ditentukan, di mana besarnya rasio penyediaan modal minimum

untuk tahun 2003 adalah sebesar 8 %. Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM) untuk tahun 2003 adalah sebesar Rp

392.490.000,00. lihat tabel (V.3). Jumlah modal yang dicapai pada tahun

2003 cukup besar yaitu sebesar Rp 1.389.358.000,00. Hal ini

dikarenakan laba yang dihasilkan dan modal yang disetor cukup besar.

Pencapaian rasio modal ini menyumbangkan nilai kredit terhadap tingkat

kesehatan sebesar 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

87

b. Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian Kualitas Aktiva Produktif terdiri dari 2 komponen.

1) Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Produktif

Pencapaian rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan sebesar

0,77 % atau dengan nilai kredit 100 (lihat tabel V.19) yang

mencerminkan besarnya kredit dengan tingkat kolektibilitas lancar.

Pada tahun 2003 ini, kolektibilitas kredit digolongkan lancar

mencapai 98,38 % (lihat tabel V.4). Rasio ini menyumbangkan nilai

kredit sebesar 25.

2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif yang Diwajibkan

Pencapaian rasio ini sebesar 119,49 % atau nilai kredit sebesar

119. Besarnya penyisihan penghapusan aktiva prouktif tahun 2003

sebesar Rp 60.220.000,00 (lihat tabel V.1). Pengelolaan faktor

pembentuk rasio tahun 2003 ini sudah maksimal yaitu dengan

menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

c. Manajemen

Penilaian manajemen pada PT. BPR Nusamba Banguntapan

menghasilkan 24 jawaban positif dan 1 jawaban negatif atau nilai

kredit sebesar 99. Dari hasil tersebut berarti aspek – aspek manajemen

yang disyaratkan oleh pemerintah sudah berjalan dengan baik yaitu

dengan menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar

19,83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

88

d. Earning Ability (Rentabilitas)

Penilaian kualitas terhadap rentabilitas didasarkan pada dua rasio, yaitu :

1) Return On Asset (ROA)

Salah satu komponen yang ikut mempengaruhi tingkat

kesehatan bank adalah tingginya perolehan nilai kredit dari tingkat

rentabilitas yang disebabkan oleh maksimalnya pencapaian laba.

ROA pada tahun 2003 ini sebesar 10,22 % atau nilai kredit sebesar

100. Ini berarti PT. BPR Nusamba Banguntapan telah mampu meraih

laba atas pendayagunaan aktiva. Rasio ini menyumbangkan nilai

kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

Pencapaian rasio ini sebesar 69,88 % atau nilai kredit sebesar

100. Hal ini mencerminkan bahwa hasil usaha sebagian besar

diperoleh dari kredit, khususnya penerimaan bunga pinjaman.

Apabila penerimaan bunga pada tahun 2003 mengalami penundaan

atau bahkan tidak tertagih, maka hasil penilaian atas rasio laba

sebelum pajak terhadap total aset dan biaya operasional terhadap

pendapatan akan rendah dan dengan demikian mempengaruhi hasil

penilaian rentabilitas. Rasio ini mampu menyumbangkan nilai kredit

5 untuk tingkat kesehatan.

e. Liquidity (Likuiditas)

Dalam penilaian likuiditas, penilaian kualitas terhadap likuiditas

didasarkan pada dua rasio.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

89

1) Rasio Aktiva Produktif terhadap Dana yang Diterima

Pada tahun 2003 ini, nilai rasio sebesar 79,31 %. Hal ini

menunjukkan bahwa tujuan penetapan LDR untuk menjaga likuiditas

yang secara optimal dipertanggungjawabkan oleh bank hampir dapat

dicapai. Rasio ini telah menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat

kesehatan sebesar 5.

2) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Pada tahun ini, rasio alat likuid terhadap hutang lancar yang

dihasilkan sebesar 41,54 %. Nilai ini merupakan nilai yang

maksimum, ini berarti bahwa alat likuid yang digunakan untuk

menjamin hutang lancar dalam kondisi baik. Rasio ini

menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

TABEL V. 19. PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003

2003 No. Faktor yang

Dinilai KOMPONEN

Rasio (%) (1)

Nilai

(2)

Bobot (%) (3)

NK x Bobot

(4) 1 Modal

(Capital) Rasio Modal terhadap ATMR

28,32 100 30 30

2 Aktiva (Asset)

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif

b. Rasio PPAP terhadap PPAWD

0,77

119,49

100

100

25 5

25 5

3 Manajemen (Management)

a. Manajemen Umum b. Manajemen Risiko

40 59

100 98

10 10

10 9,83

4 Rentabilitas (Earning)

a. Rasio laba sebelum pajak terhadap total asset

b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasiona l

10,22

69,88

100

100

5 5

5 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

90

5 Likuiditas (Liquidity)

a. Rasio aktiva produktif terhadap dana yang diterima

b. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar

79,31

41,54

100

100

5 5

5 5

6 TOTAL 99,83

7 Kriteria Kesehatan Sehat

8 Pelaksanaan Ketentuan BMPK 0

Jumlah Nilai Kredit Faktor 99,83

Kriteria Kesehatan SEHAT

Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003.

Keterangan :

Penilaian Kriteria kesehatan :

a. Nilai kredit antara 81 – 100 diberi predikat sehat

b. Nilai kredit antara 66 – 81 diberi predikat cukup sehat

c. Nilai kredit antara 51 – 66 diberi predikat kurang sehat

d. Nilai kredit antara 0 – 51 diberi predikat tidak sehat

2. Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004.

Seperti yang tercermin pada tabel V.20, penilaian tingkat kesehatan

PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004 menunjukkan nilai kredit 97,71

% atau prediksi sehat. Prediksi tersebut berasal dari hasil penilaian faktor dan

komponen sebesar 97,71. Dari hasil penilaian tingkat kesehatan PT. BPR

Nusamba Banguntapan dapat dikatakan bahwa pengelolaan operasional

bidang perkreditan telah berjalan dengan baik.

Pada tabel V.20 dapat kita lihat perihal prestasi yang dimiliki PT. BPR

Nusamba Banguntapan pada tahun 2004. Dapat dipastikan bahwa faktor –

faktor yang menyebabkan tingginya kesehatan PT. BPR Nusamba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

91

Banguntapan dalam tahun 2004 karena cukup maksimalnya pencapaian nilai

kredit beberapa faktor dan komponen yang ada. Faktor – faktor tersebut antara

lain sebagai berikut.

a. Capital (Permodalan)

Pencapaian rasio kecukupan modal (CAR) tahun 2004 sebesar 27,52 %

atau nilai kredit sebesar 100, berarti modal minimum yang harus

disediakan telah berada di atas batas yang telah ditentukan di mana

besarnya rasio penyediaan modal minimum terhadap aktiva tertimbang

menurut risiko bagi perbankan sebesar 8 %. Kewajiban penyediaan modal

minimum untuk tahun 2004 adalah sebesar Rp 506.349.000,00 (lihat tabel

V.7). Pada tahun 2004, jumlah modal yang dicapai cukup besar yaitu Rp

1.742.031.000,00. Hal ini dikarenakan laba yang diperoleh dan juga modal

yang disetor cukup besar. Pencapaian rasio modal ini menyumbangkan

nilai kredit terhadap tingkat kesehatan sebesar 30.

b. Kualitas Aktiva Produktif (Asset)

Penilaian kualitas aktiva produktif terdiri dari 2 komponen.

1) Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Produktif

Pencapaian rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan sebesar

1,49 % atau dengan nilai kredit 100 (lihat tabel V.20) yang

mencerminkan besarnya kredit dengan tingkat kolektibilitas lancar.

Pada tahun 2004 ini, kolektibilitas kredit digolongkan lancar mencapai

97,08 % (lihat tabel V.8). Rasio ini menyumbangkan nilai kredit

sebesar 25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

92

2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif yang Diwajibkan

Pencapaian rasio ini sebesar 57,63 % atau nilai kredit sebesar 58.

Besarnya penyisihan penghapusan aktiva prouktif tahun 2004 sebesar

Rp 30.422.000,00 (lihat tabel V.1). Pengelolaan faktor pembentuk

rasio tahun 2003 ini sudah maksimal yaitu dengan menyumbangkan

nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

c. Manajemen

Penilaian manajemen pada PT. BPR Nusamba Banguntapan

menghasilkan 24 jawaban positif dan 1 jawaban negatif atau nilai

kredit sebesar 99. Dari hasil tersebut berarti aspek – aspek manajemen

yang disyaratkan oleh pemerintah sudah berjalan dengan baik yaitu

dengan menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar

19,83.

d. Earning Ability (Rentabilitas)

Penilaian kualitas terhadap rentabilitas didasarkan pada dua rasio.

1) Return On Asset (ROA)

Salah satu komponen yang ikut mempengaruhi tingkat

kesehatan bank adalah tingginya perolehan nilai kredit dari tingkat

rentabilitas yang disebabkan oleh maksimalnya pencapaian laba

usaha. ROA pada tahun 2004 ini sebesar 7,35 % atau nilai kredit

sebesar 100, yang merupakan gambaran bahwa pencapaian laba bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

93

terpenuhi. Ini berarti PT. BPR Nusamba Banguntapan telah mampu

meraih laba atas pendayagunaan aktiva. Rasio ini menyumbangkan

nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

Pencapaian rasio ini sebesar 74.12 % atau nilai kredit sebesar

100. Hal ini mencerminkan bahwa hasil usaha sebagian besar

diperoleh dari kredit, khususnya penerimaan bunga pinjaman.

Apabila penerimaan bunga pada tahun 2004 mengalami penundaan

atau bahkan tidak tertagih, maka hasil penilaian atas rasio laba

sebelum pajak terhadap total aset dan biaya operasional terhadap

pendapatan akan rendah dan dengan demikian mempengaruhi hasil

penilaian rentabilitas. Rasio ini mampu menyumbangkan nilai kredit

5 untuk tingkat kesehatan.

e. Liquidity (Likuiditas)

Dalam penilaian likuiditas, penilaian kualitas terhadap likuiditas

didasarkan pada dua rasio.

1) Rasio Aktiva Produktif terhadap Dana yang Diterima

Pada tahun 2004 ini, nilai rasio sebesar 79,29 %. Hal ini

menunjukkan bahwa tujuan penetapan LDR untuk menjaga likuiditas

yang secara optimal dipertanggungjawabkan oleh bank hampir dapat

dicapai. Rasio ini telah menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat

kesehatan sebesar 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

94

2) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Pada tahun ini, rasio alat likuid terhadap hutang lancar yang

dihasilkan sebesar 34,48 %. Nilai ini merupakan nilai yang

maksimum, ini berarti bahwa alat likuid yang digunakan untuk

menjamin hutang lancar dalam kondisi baik. Rasio ini

menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

TABEL V. 20. PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2004

2004 No. Faktor yang Dinilai

KOMPONEN Rasio (%) (1)

Nilai

(2)

Bobot

(3)

NK x Bobot

(4) 1 Modal

(Capital) Rasio Modal terhadap ATMR

27,52 100 30 30

2 Aktiva (Asset)

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif

b. Rasio PPAP terhadap PPAWD

1,49

57,63

100

58

25 5

25

2,88

3 Manajemen (Management)

a. Manajemen Umum b. Manajemen Resiko

40 59

100 98

10 10

10 9,83

4 Rentabilitas (Earning)

a. Rasio laba sebelum pajak terhadap total asset

b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional

7,35

74,12

100

100

5 5

5 5

5 Likuiditas (Liquidity)

a. Rasio aktiva produktif terhadap dana yang diterima

b. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar

79,29

34,48

100

100

5 5

5 5

6 TOTAL 97,71

7 Kriteria Kesehatan Sehat

8 Pelaksanaan Ketentuan BMPK 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

95

Jumlah Nilai Kredit Faktor 97,71

Kriteria Kesehatan SEHAT

Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2004.

Keterangan :

Penilaian Kriteria kesehatan :

a. Nilai kredit antara 81 – 100 diberi predikat sehat

b. Nilai kredit antara 66 – 81 diberi predikat cukup sehat

c. Nilai kredit antara 51 – 66 diberi predikat kurang sehat

d. Nilai kredit antara 0 – 51 diberi predikat tidak sehat

3. Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005.

Seperti yang tercermin pada tabel V.21, penilaian tingkat kesehatan

PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun2005 menunjukkan nilai kredit 97,91

atau prediksi sehat. Prediksi tersebut berasal dari hasil penilaian faktor dan

komponen sebesar 97,91. Hasil tersebut tidak dikurangi penalti karena tidak

ada pelanggaran dalam pelaksanaan BMPK (Batas Maksimum Pemberian

Kredit).

Tabel V.21 juga menunjukkan perihal prestasi yang dimiliki PT. BPR

Nusamba Banguntapan pada tahun 2005. Dapat dipastikan bahwa faktor –

faktor yang menyebabkan tingginya kesehatan PT. BPR Nusamba

Banguntapan dalam tahun 2005 karena cukup maksimalnya pencapaian nilai

kredit beberapa faktor dan komponen yang ada. Faktor – faktor tersebut antara

lain sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

96

a. Capital (Permodalan)

Pencapaian rasio kecukupan modal (CAR) tahun 2005 sebesar 22,44 %

atau nilai kredit sebesar 100, berarti modal minimum yang harus

disediakan telah berada di atas batas yang telah ditentukan di mana

besarnya rasio penyediaan modal minimum terhadap aktiva tertimbang

menurut risiko bagi perbankan sebesar 8 %. Kewajiban penyediaan modal

minimum untuk tahun 2004 adalah sebesar Rp 758.074.000,00 (lihat tabel

V.11). Pada tahun 2004, jumlah modal yang dicapai cukup besar yaitu Rp

2.126.375.000,00. Hal ini dikarenakan laba yang diperoleh dan juga modal

yang disetor cukup besar. Pencapaian rasio modal ini menyumbangkan

nilai kredit terhadap tingkat kesehatan sebesar 30.

b. Kualitas Aktiva Produktif (Asset)

Penilaian kualitas aktiva produktif terdiri dari 2 komponen.

1) Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Produktif

Pencapaian rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan sebesar

0,95 % atau dengan nilai kredit 100 (lihat tabel V.21) yang

mencerminkan besarnya kredit dengan tingkat kolektibilitas lancar.

Pada tahun 2005 ini, kolektibilitas kredit digolongkan lancar mencapai

98,11 % (lihat tabel V.12). Rasio ini menyumbangkan nilai kredit

sebesar 25.

2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif yang Diwajibkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

97

Pencapaian rasio ini sebesar 61,57 % atau nilai kredit sebesar 62.

Besarnya penyisihan penghapusan aktiva produktif tahun 2005 sebesar

Rp 23.602.000,00 (lihat tabel V.1). Pengelolaan faktor pembentuk

rasio tahun 2003 ini sudah maksimal yaitu dengan menyumbangkan

nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 3,08.

c. Manajemen

Penilaian manajemen pada PT. BPR Nusamba Banguntapan

menghasilkan 24 jawaban positif dan 1 jawaban negatif atau nilai

kredit sebesar 99. Dari hasil tersebut berarti aspek – aspek manajemen

yang disyaratkan oleh pemerintah sudah berjalan dengan baik yaitu

dengan menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar

19,83.

d. Earning Ability (Rentabilitas)

Penilaian kualitas terhadap rentabilitas didasarkan pada dua rasio.

1) Return On Asset (ROA)

Salah satu komponen yang ikut mempengaruhi tingkat

kesehatan bank adalah tingginya perolehan nilai kredit dari tingkat

rentabilitas yang disebabkan oleh maksimalnya pencapaian laba

usaha. ROA pada tahun 2005 ini sebesar 5,56 % atau nilai kredit

sebesar 100, yang merupakan gambaran bahwa pencapaian laba

bisa terpenuhi. Ini berarti PT. BPR Nusamba Banguntapan telah

mampu meraih laba atas pendayagunaan aktiva. Rasio ini

menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

98

2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

Pencapaian rasio ini sebesar 78,82 % atau nilai kredit sebesar

100. Hal ini mencerminkan bahwa hasil usaha sebagian besar

diperoleh dari kredit, khususnya penerimaan bunga pinjaman.

Apabila penerimaan bunga pada tahun 2005 mengalami penundaan

atau bahkan tidak tertagih, maka hasil penilaian atas rasio laba

sebelum pajak terhadap total aset dan biaya operasional terhadap

pendapatan akan rendah dan dengan demikian mempengaruhi hasil

penilaian rentabilitas. Rasio ini mampu menyumbangkan nilai

kredit 5 untuk tingkat kesehatan.

e. Liquidity (Likuiditas)

Dalam penilaian likuiditas, penilaian kualitas terhadap likuiditas

didasarkan pada dua rasio.

1) Rasio Aktiva Produktif terhadap Dana yang Diterima

Pada tahun 2005 ini, nilai rasio sebesar 84,86 %. Hal ini

menunjukkan bahwa tujuan penetapan LDR untuk menjaga likuiditas

yang secara optimal dipertanggungjawabkan oleh bank hampir dapat

dicapai. Rasio ini telah menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat

kesehatan sebesar 5.

2) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar

Pada tahun ini, rasio alat likuid terhadap hutang lancar yang

dihasilkan sebesar 17,25 %. Nilai ini merupakan nilai yang

maksimum, ini berarti bahwa alat likuid yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

99

menjamin hutang lancar dalam kondisi baik. Rasio ini

menyumbangkan nilai kredit untuk tingkat kesehatan sebesar 5.

TABEL V. 21. PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2005

2005 No. Faktor yang

Dinilai KOMPONEN

Rasio (%) (1)

Nilai

(2)

Bobot

(3)

NK x Bobot

(4) 1 Modal

(Asset) Rasio Modal terhadap ATMR 22,44 100 30 30

2 Aktiva (Activa)

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif

b. Rasio PPAP terhadap PPAWD

0,95

61,57

100

62

25 5

25

3,08 3 Manajemen

(Management) a. Manajemen Umum b. Manajemen Resiko

40 59

100 98

10 10

10 9,83

4 Rentabilitas (Earning)

a. Rasio laba sebelum pajak terhadap total asset

b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional

5,56

78,82

100

100

5 5

5

5

5 Likuiditas (Liquidity)

a. Rasio aktiva produktif terhadap dana yang diterima

b. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar

84,86

17,25

100

100

5 5

5 5

6 TOTAL 97,91

7 Kriteria Kesehatan Sehat

8 Pelaksanaan Ketentuan BMPK 0

Jumlah Nilai Kredit Faktor 97,09

Kriteria Kesehatan SEHAT

Sumber : Data Sekunder Diolah, PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

100

Keterangan :

Penilaian Kriteria kesehatan :

a. Nilai kredit antara 81 – 100 diberi predikat sehat

b. Nilai kredit antara 66 – 81 diberi predikat cukup sehat

c. Nilai kredit antara 51 – 66 diberi predikat kurang sehat

d. Nilai kredit antara 0 – 51 diberi predikat tidak sehat

D. Analisis Tingkat Kesehatan Bank PT. BPR Nusamba Banguntapan Tahun

2003 – 2005

Penilaian tingkat kesehatan bank PT. BPR Nusamba Banguntapan

mempunyai bobot yang berbeda – beda dari tahun ke tahun. Tabel V.22

menunjukkan prestasi yang dapat dicapai dan dimiliki oleh PT. BPR Nusamba

Bangutapan dari tahun 2003 - 2005. Pada tahun 2003, prestasi yang dicapai

dengan bobot sebesar 99,83. Pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 2,12

atau senilai 97,71. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami peningkatan dari tahun

2004 sebesar 0,2 atau 97,91.

TABEL V. 22. TINGKAT KESEHATAN PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003 – 2005

Tahun Tingkat Kesehatan Kriteria Kesehatan

Persentase ( % )

2003 99,83 Sehat 2004 97,71 Sehat - 2,12 2005 97,91 Sehat 0,20

Sumber : Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan diolah.

Penilaian tingkat kesehatan dari suatu waktu tidak dapat dijadikan pedoman,

karena tinggi rendahnya hanya untuk waktu yang bersifat temporer. Pada grafik 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

101

akan terlihat kecenderungan kenaikan dan penurunan yang bisa mengungkapkan

faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan itu sendiri.

96.597

97.598

98.599

99.5100

TingkatKesehatan

2003

2004

2005

Grafik 1. Tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 - 2005

Seperti terlihat dalam grafik 1, pada tahun 2003 posisinya lebih baik

dibandingkan dengan tahun 2004 dan 2005. Tahun 2004 mengalami penurunan bila

dibandingkan tahun 2003. Sedangkan tahun 2005 mengalami kenaikan meskipun

tidak signifikan.

Tabel V.22 tentang tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun

2003 sampai tahun 2005, menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank PT. BPR

Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami kenaikan dan

penurunan. Tahun 2004, PT. BPR Nusamba Banguntapan mengalami penurunan

tingkat kesehatan sebesar 2,12% dari tahun 2003 sebesar 99,83 menjadi sebesar 97,71

pada tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami kenaikan tingkat kesehatan

sebesar 0,16% menjadi 97,91.

Rasio Modal terhadap ATMR merupakan salah satu komponen yang ikut

mempengaruhi tingkat kesehatan bank PT. BPR Nusamba Banguntapan. Rasio modal

terhadap ATMR tahun 2003 sebesar 28,32%, tahun 2004 menurun menjadi 27,52%,

dan tahun 2005 kembali mengalami penurunan menjadi 22,44%. Penurunan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

102

secara terus menerus ini disebabkan oleh adanya salah satu komponen modal yang

terus menurun, yaitu laba tahun berjalan. Laba tahun berjalan periode tahun 2003

sebesar Rp 207.500, tahun 2004 sebesar Rp 194.765, dan tahun 2005 sebesar Rp

189.060. Gejala yang terjadi adalah adanya pertambahan jumlah modal yang tidak

sebanding dengan pertambahan jumlah ATMR. Seharusnya, untuk mendapatkan nilai

rasio modal terhadap ATMR supaya menjadi semakin baik, diperlukan pertambahan

jumlah modal yang lebih besar dibandingkan jumlah ATMR. Sedangkan untuk

jumlah nilai kredit tahun 2003 sampai tahun 2005 berada dalam posisi maksimal dan

stabil yaitu memiliki nilai bobot sebesar 30 untuk masing – masing tahun.

Hal – hal yang mempengaruhi naik turunnya tingkat kesehatan adalah faktor

Kualitas Aktiva Produktif yang terdiri dari 2 rasio. Pertama, rasio aktiva produktif

yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Rasio ini mengalami kenaikan dan

penurunan dari tahun ke tahun. Nilai rasio tahun 2003 sebesar 0,77%, tahun 2004

mengalami peningkatan menjadi sebesar 1,49%, dan tahun 2005 mengalami

penurunan menjadi sebesar 0,95%. Naik turunnya nilai – nilai rasio tersebut

menunjukkan adanya gejala bahwa nilai Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

mengalami peningkatan dan penurunan. Nilai aktiva produktif diklasifikasikan tahun

2003 sebesar Rp 47.587, tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp

111.065, dan tahun 2005 mengalami penurunan menjadi sebesar Rp 92.864 Kedua,

rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan

aktiva produktif wajib dibentuk. Kurang stabilnya faktor kualitas aktiva produktif

dapat dilihat dari rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif wajib dibentuk yang mengalami penurunan dari tahun

2003 ke tahun 2004 sebesar 2,12% dari nilai kredit 5 menjadi 2,88, dan kembali

mengalami peningkatan di tahun 2005 sebesar 0,20% sehingga nilai kredit menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

103

3,08. Hal tersebut dapat kita lihat pada tahun 2004, bahwa ternyata nilai penyisihan

penghapusan aktiva produktif relatif lebih kecil jika diband ingkan dengan nilai

penyisihan penghapusan aktiva produktif wajib dibentuk. Untuk mendapatkan nilai

yang maksimal, seharusnya nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif lebih besar

daripada nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif wajib dibentuk. Hal yang

sama juga terjadi pada tahun 2005 yang memiliki nilai penyisihan penghapusan aktiva

produktif lebih kecil dibandingkan dengan nilai penyisihan penghapusan aktiva

produktif wajib dibentuk.

Manajemen juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan.

Faktor ini terdiri dari 2 aspek. Pertama, aspek manajemen umum yang terdiri dari 10

pernyataan mendapatkan penilaian yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil

kuisioner yang diisi oleh pihak perusahaan.Kedua, aspek manajemen resiko. Nilai

yang tidak maksimal terdapat pada bagian ini. Pada manajemen resiko, dalam hal

risiko kepemilikan dan pengurus, perusahaan menyatakan bahwa Dewan Komisaris

tidak sepenuhnya melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

Direksi. Pernyataan tersebut yang menyebabkan nilai kredit faktor manajemen,

khususnya manajemen risiko menjadi berkurang.

Hal lain yang ikut mempengaruhi tingkat kesehatan bank PT. BPR Nusamba

Banguntapan adalah rasio laba sebelum pajak terhadap total asset. Rasio ini terus

mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Nilai rasio tahun 2003 sebesar 10,22%,

tahun 2004 sebesar 7,35%, dan tahun 2005 sebesar 5,56%. Gejala yang ditimbulkan

dengan adanya penurunan rasio ini adalah berkurangnya laba sebelum pajak dari

tahun ke tahun. Laba sebelum pajak tahun 2003 sebesar Rp 567.856, tahun 2004

sebesar Rp 531.470, dan tahun 2005 sebesar Rp 515.173. Rasio biaya operasional

terhadap pendapatan operasional juga ikut mempengaruhi tingkat kesehatan bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

104

Rasio ini justru mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai rasio tahun 2003

sebesar 69,88%, tahun 2004 sebesar 74,12%. Dan tahun 2005 sebesar 78,82%. Gejala

yang ditimbulkan adalah adanya peningkatan jumlah biaya operasional dari tahun

2003 sebesar Rp 1.309.429, tahun 2004 menjadi sebesar Rp 1.480.252, dan tahun

2005 kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 1.917.516.

Likuiditas juga merupakan salah satu hal yang ikut mempengaruhi tingkat

kesehatan bank PT. BPR Nusamba Banguntapan. Faktor ini terdiri dari 2 rasio.

Pertama, Rasio Aktiva Produktif (AP) terhadap dana yang diterima yang mengalami

penurunan dari tahun 2003 ke tahun 2004 sebesar 0,02% dari 79,31% menjadi

79,29%, dan mengalami kenaikan sebesar 5,57% dari tahun 2004 sebesar 79,29%

menjadi 84,86% di tahun 2005. Gejala yang ditimbulkan adalah adanya peningkatan

Aktiva Produktif (AP) dari tahun 2003 sebesar Rp 6.158.148, tahun 2004 menjadi

sebesar Rp 7.458.067, dan tahun 2005 sebesar Rp 8.831.792. Sedangkan jumlah dana

yang diterima tahun 2003 sebesar Rp 7.764.655, tahun 2004 sebesar Rp 9.406.062,

dan tahun 2005 sebesar Rp 10.407.485. Kedua , rasio alat likuid terhadap hutang

lancar tahun 2003 sebesar 41,54%, tahun 2004 sebesar 34,48%, dan tahun 2005

sebesar 17,25%. Gejala yang ditimbulkan adalah adanya peningkatan jumlah alat

likuid pada tahun 2003 sebesar Rp 1.917.098, tahun 2004 menjadi sebesar Rp

1.997.480, dan pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 1.358.289.

Analisis faktor – faktor pembentuk tingkat kesehatan bank dari tahun 2003 –

2005 adalah sebagai berikut.

1. Permodalan (Capital)

Modal merupakan salah satu faktor yang menentukan kekuatan bank dan

sistem perbankan, demikian pula PT. BPR Nusamba Banguntapan yang

meletakkan modal sebagai faktor mutu manajemen dan asset, likuiditas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

105

kekuatan ekonomi. Pertumbuhan modal sangat perlu diperhatikan karena modal

mempunyai fungsi operasi dan pengatur. Di PT. BPR Nusamba Banguntapan,

fungsi operasi modal meliputi penyediaan dana untuk penyewaan gedung,

penyangga untuk menyerap kerugian operasi yang terjadi. Selain itu, modal juga

berfungsi untuk mengatur pinjaman dan investasi bank.

Dari tabel V.23 dapat dibuat grafik untuk melihat kecenderungan kenaikan

dan penurunan dari rasio permodalan dan juga untuk mengetahui sebab – sebab

terjadinya penurunan dan kenaikan tersebut. Pertumbuhan modal PT. BPR

Nusamba Banguntapan dari tahun ke tahun cukup besar. Pertumbuhan modal

memang dapat meningkatkan rasio permodalan tetapi juga harus selaras dengan

pertumbuhan ATMR.

Rasio permodalan tahun 2004 mengalami penurunan jika dibandingkan

tahun 2003. Sedangkan tahun 2005 juga mengalami penurunan jika dibandingkan

dengan rasio permodalan tahun 2004. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan ATMR

yang juga meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan modal.

TABEL V. 23. PERTUMBUHAN CAPITAL ADEQUACY RATIO PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003 – 2005

Tahun CAR ( % ) Modal ATMR 2003 28,32 1.389.358 4.906.121 2004 27,52 1.742.031 6.329.358 2005 22,44 2.126.375 9.475.927

Sumber : Tabel Penilaian Tingkat Kesehatan Tahun 2003 – 2005 diolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

106

0

5

10

15

20

25

30

CAR

2003

2004

2005

Grafik 2. Capital Adequacy Ratio ( CAR )

Perhitungan kecukupan ATMR sangat berpengaruh terhadap rasio

permodalan, karena pertumbuhan ATMR pada umumnya lebih cepat daripada

pertumbuhan modal. Pertumbuhan ATMR yang sebagian besar berasal dari

pemberian fasilitas kredit merupakan cermin pencapaian pertumbuhan volume

usaha sebagai sasaran dari kebijakan manajemen. Agar pertumbuhan ATMR

terkendali, diperlukan adanya pengelolaan yang baik dan efektif dalam

penanaman aktiva.

Untuk menjaga supaya PT. BPR Nusamba Banguntapan tetap berkembang

dengan peningkatan deposito dan aset yang menghasilkan pendapatan, maka harus

memperluas dasar modalnya, tetapi pada saat yang bersamaan juga harus menjaga

tingkat risiko tetap konstan.

2. Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian kualitas aktiva produktif terdiri dari dua komponen yaitu rasio

aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan rasio

penyisihan penghapusan piutang terhadap penyisihan penghapusan piutang wajib

dibentuk. Tabel V.24 dan grafik 3 menunjukkan perkembangan kedua rasio

tersebut dari tahun 2003 – 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

107

TABEL V. 24. RASIO AKTIVA PRODUKTIF DIKLASIFIKASIKAN TERHADAP AKTIVA PRODUKTIF DAN RASIO PENYISIHAN PENGHAPUSAN PIUTANG TERHADAP PENYISIHAN PENGHAPUSAN WAJIB DIBENTUK

Tahun Rasio aktiva produktif

diklasifikasikan terhadap aktiva produktif

( % )

Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap

penyisihan penghapusan wajib dibentuk ( % )

2003 0,77 119,49 2004 1,49 57,63 2005 0,95 61,57

Sumber : Penilaian tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 –

2005 diolah.

0

20

40

60

80

100

120

Kualitas Aktiva

2003

2004

2005

Grafik 3. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan

rasio penyisihan penghapusan piutang terhadap penyisihan penghapusan

piutang yang wajib dibentuk

Apabila dilihat dari grafik 3, maka perkembangan rasio aktiva produktif yang

diklasifikasikan terhadap aktiva produktif pada tahun 2003 – 2005 mengalami

peningkatan dan penurunan. Untuk rasio penyisihan penghapusan piutang terhadap

penyisihan penghapusan piutang wajib dibentuk juga terjadi penurunan pada tahun

2004 jika dibandingkan dengan tahun 2003. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2004. Hal ini tidak terlepas dari

pengaruh keadaan ekonomi yang tidak stabil. Memperhatikan tata cara penghitungan

aktiva produktif yang diklasifikasikan, maka dapat dikatakan bahwa unsur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

108

paling berpengaruh dalam rasio kualitas aktiva produktif adalah kolektibilitas kredit.

Dengan kata lain, apabila kolektibilitas kredit yang diberikan rendah, maka kualitas

aktiva produktif menjadi rendah dan nilai kredit juga rendah.

3. Manajemen

Untuk mencapai hasil yang terbaik dalam penilaian komponen manajemen

diperlukan adanya manajemen lapisan bawah, menengah, maupun manajer puncak

yang mampu bertindak sebagi perencana, pengorganisasi, pemimpin, dan pendelegasi

wewenang, karena hasil manajemen yang baik akan mempengaruhi faktor dan

komponen yang dinilai dalam penilaian tingkat kesehatan bank. Tabel V.25 dan grafik

4 menunjukkan perkembangan rasio manajemen dari tahun 2003 – 2005.

TABEL V. 25. RASIO MANAJEMEN UMUM DAN MANAJEMEN RISIKO PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003 – 2005

Tahun Manajemen Umum Manajemen Risiko

2003 10 14 2004 10 14 2005 10 14

Sumber : Penilaian tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 – 2005

0

24

6

810

12

14

ManajemenUmum

ManajemenRisiko

2003

2004

2005

Grafik 4. Manajemen PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 – 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

109

Manajemen PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 – 2005 relatif stabil,

karena sistem manajemen yang dijalankan dirasa sudah cukup memadai. Di dalam

penilaian ini, komponen yang paling besar pengaruhnya adalah manajemen umum,

karena faktor Sumber Daya Manusia termasuk dalam aspek manajemen umum.

4. Rentabilitas

Apabila diperhatikan, penilaian rentabilitas ini merupakan cerminan dari

hasil usaha yang sebagian besar diperolah dari operasional perkreditan khususnya

penerimaan bunga.

TABEL V. 26. ROA DAN RASIO EFISIENSI PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN TAHUN 2003 – 2005

Tahun ROA ( % ) Rasio Efisiensi ( % ) 2003 10,22 69,88 2004 7,35 74,12 2005 5,56 78,82

Sumber : Penilaian tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan 2003 – 2005

01020304050607080

ROA Rasio Efisiensi

2003

2004

2005

Grafik 5. ROA &Rasio Efisiensi PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 -2005

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap tahun antara tahun 2003

sampai 2004 terjadi penurunan nilai ROA. Kalau dilihat dari tingkat laba yang

diperoleh memang terjadi peningkatan laba, tetapi tidak sebanding dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

110

penambahan asset yang dilakukan. Sedangkan untuk rasio efisiensi, terjadi

kenaikan dari tahun ke tahun. Kalau dilihat dari perkembangan perolehan laba,

usaha bank yang dilakukan di luar operasional cenderung memakan banyak biaya

sehingga mengurangi laba operasional yang diperoleh.

5. Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu persoalan yang terus menerus dihadapi oleh

manajemen PT. BPR Nusamba Banguntapan. Jumlah likuiditas yang dibutuhkan

tergantung pada jumlah naik turunnya dana yang diterima dan permintaan

pinjaman. Perubahan LDR PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun ke tahun

tercermin pada tabel V.27 berikut.

TABEL V. 27. LDR DAN RASIO ALAT LIKUIDASI

TERHADAP HUTANG LANCAR PT. BPR NUSAMBA BANGUNTAPAN 2003 – 2005

Tahun Loan to Deposit Ratio

( LDR ) % Alat Likuidasi terhadap Hutang

Lancar 2003 79,31 41,54 2004 79,29 34,48 2005 84,86 17,25

Sumber : Penilaian tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan 2003 – 2005

0

20

40

60

80

100

LDR Alat Likuidasi

2003

2004

2005

Grafik 6. LDR & Rasio alat likuiditas terhadap hutang lancar PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2003 – 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

111

Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa LDR pada tahun 2004 mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2003, sedangkan pada tahun 2005

mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2004. Hal semacam ini

disebabkan karena besarnya kredit yang diberikan dapat diimbangi dengan dana

yang diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

112

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data mengenai tingkat kesehatan bank

PT. BPR Nusamba Banguntapan dalam kurun waktu 2003 sampai 2005 dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Tingkat kesehatan bank PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 sampai

2005 ditinjau dari penilaian CAR, dalam keadaan sehat dengan nilai rata – rata

CAR sebesar 26,09 dan nilai rata – rata kredit faktor sebesar 30. Nilai CAR PT.

BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 – 2005 sebagai berikut 28,32%,

27,52%, dan 22,44%, dan nilai kredit faktornya sebesar 30%, 30%, dan 30%,

sehingga secara parsial nilai CAR PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun

2003 – 2005 dalam keadaan sehat.

2. Tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 – 2005

ditinjau dari penilaian kualitas aktivanya, menghasilkan nilai rasio aktiva

produktif diklasifikasikan terhadap aktiva produktif sebagai berikut : 0,77%,

1,49%, dan 0,95%. Sedangkan nilai rasio cadangan penghapusan piutang yang

wajib dibentuk adalah sebagai berikut: 119,49%, 57,63%, dan 61,57%. Hasil

penelitian di atas dapat menunjukkan bahwa dari kurun waktu 2003 – 2005,

kualitas aktiva produktifnya dalam keadaan sehat. Hal ini bisa dilihat dari hasil

perolehan nilai kredit yang mendukung tingkat kesehatan bank dari tahun 2003

– 2005 sebagai berikut : 30%, 27,88%, dan 28,08%. Secara keseluruhan, aktiva

produktif PT. BPR Nusamba Banguntapan tahun 2003 – 2005 berada dalam

kondisi sehat dengan nilai rata – rata kredit faktor sebesar 28,65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

113

3. Tingkat kesehatan PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 – 2005

ditinjau dari penilaian manajemennya, dalam keadaan sehat dengan nilai kredit

faktor masing – masing periode sama yaitu 19,83. Semua nilai faktor kredit ini

mendekati nilai sempurna yaitu 20%. Secara keseluruhan, manajemen PT. BPR

Nusamba Banguntapan dalam tahun 2003 – 2005 berada dalam keadaan sehat

dengan nilai kredit faktor rata – rata sebesar 19,83.

4. Tingkat kesehatan bank PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 –

2005 ditinjau dari penilaian rentabilitas, menghasilkan ROA sebesar 10,22%,

7,35%, dan 5,56% dan nilai rasio efisiensi sebesar 69,88%, 74,12%, dan

78,82%. Nilai – nilai tersebut menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2003 –

2005 nilai rentabilitas berada dalam keadaan sehat. Keadaan sehat tersebut dapat

kita lihat dari nilai kredit faktor yang menyumbangkan faktor rentabilitas, yaitu

10%, 10%, dan 10%. Secara keseluruhan, nilai rentabilitas PT. BPR Nusamba

Banguntapan tahun 2003 – 2005 dalam keadaan sehat dengan nilai rata – rata

kredit faktor sempurna yaitu 10.

5. Tingkat kesehatan bank PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 –

2005 ditinjau dari penilaian likuiditas dalam keadaan sehat dengan nilai rata –

rata kredit faktor sebesar 10. Nilai likuiditas ini dinyatakan sehat karena nilai

likuiditas mendekati nilai sempurna yaitu 10 %. Secara parsial nilai kredit faktor

likuiditas PT. BPR Nusamba Banguntapan dari tahun 2003 – 2005 sebesar 10%,

10%, dan 10%, sehingga secara parsial nilai likuiditas PT. BPR Nusamba

Banguntapan berada dalam keadaan sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

114

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, dapat diketahui bahwa PT. BPR Nusamba

Banguntapan mempunyai tingkat kesehatan dalam kategori sehat dari tahun 2003 -

2005. Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan seperti modal, aktiva,

manajemen, rentabilitas, dan likuiditas berada dalam posisi yang stabil dan hampir

semuanya mencapai nilai yang maksimum. Akan tetapi, ada beberapa saran yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pimpinan untuk menyusun strategi dan

kebijakan perusahaan di masa yang akan datang.

1. Untuk meningkatkan kualitas aktiva produktif, perlu adanya peningkatan

pengelolaan aktiva produktif, karena unsur penting yang berpengaruh dalam

menetapkan tinggi rendahnya risiko kualitas aktiva produktif adalah

kolektibilitas kredit. Dengan kata lain, apabila kolektibilitas kredit yang

diberikan rendah, kualitas aktiva produktif menjadi rendah dan nilai kredit

juga rendah, serta demikian sebaliknya. Peningkatan pengelolaan aktiva

produktif agar jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan dalam aktiva

produktif kurang lancar, diragukan, dan macet dapat ditekan. Maka perlu lebih

selektif dalam memilih calon debitur sehingga diperoleh kualitas aktiva

produktif yang lebih baik.

2. Dalam upaya meningkatkan kesehatan bank, perlu adanya dukungan

manajemen yang baik. Untuk dapat meningkatkan kualitas manajemen maka

PT. BPR Nusamba Banguntapan harus mempertahankan manajemen

perbankan yang sudah ada dan berjalan dengan baik. Akan tetapi perlu

diperhatikan bahwa keefektifan dalam menjalankan fungsi pengawasan juga

sangat diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

115

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Edisi I. Cetakan I. Malang : UMM.

Bank Indonesia. 1997. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPBB (30 April).

Bank Indonesia. 1997. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR (30 April). Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Iswardono. 1994. Uang dan Bank. Edisi IV. Yogyakarta : BPFE. Kasmir. 2001. Manajemen Perbankan. Edisi III. Jakarta : Raja Grafindo Para Peneliti Perbankan di Indonesia. 2002. Bank Indonesia : Bank Sentral

Republik Indonesia Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan dan Organisasi. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan.

Purnadi, A. (2007). “ Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank “. Studi Kasus PT. BPR Shinta Bhakti Wedi (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santoso, Ruddy Tri. 1995. Mengenal Dunia Perbankan. Yogyakarta : Andi Offset

Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Edisi I. Cetakan I. Jakarta : Intremedia

Simorangkir, OP. 1983. Dasar-dasar dan Mekanisme Perbankan. Edisi IV.

Jakarta : Erlangga Sinungan, M. 1993. Manajemen Dana Bank. Edisi II. Jakarta : Bumi Aksara

Teguh, Pudjo Mulyono. 1995. Analisis Lapangan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta : Djambatan

UU RI No. 10 tahun 1998. tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan. Jakarta : BP. Cipta Jaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK · 2017. 3. 29. · TINGKAT KESEHATAN BANK Studi Kasus: PT. BPR Nusamba Banguntapan Brigita Mira Ardiarini Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI