ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih...

59
ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA DI PESISIR SENDANGBIRU KABUPATEN MALANG SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh : GALIH BIMA PUTRA NIM. 135080407111007 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA DI PESISIR SENDANGBIRU KABUPATEN MALANG

Transcript of ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih...

Page 1: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA DI PESISIR SENDANGBIRU KABUPATEN MALANG

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh : GALIH BIMA PUTRA

NIM. 135080407111007

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA DI PESISIR SENDANGBIRU KABUPATEN MALANG

Page 2: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

GALIH BIMA PUTRA NIM. 135080407111007

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017

Page 3: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

RINGKASAN

GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan Tuna di Pesisir Sendang Biru Kabupaten Malang. Dibawah bimbingan Dr.Ir. ANTHON EFANI, MP sebagai pembimbing 1 dan Dr.Ir. MIMIT PRIMYASTANTO, MP sebagai pembimbing 2.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan

jumlah pulau yang besar. Panjang garis pantai Indonesia mencapai 104.000 km dengan jumlah pulau sebanyak 17.504. Luas wilayah laut mendominasi total luas territorial Indonesia sebesar 7,7 juta km2. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagi negara yang dikarunia sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar (SEKJEN KKP, 2016).

Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa Proses pemasaran ikan tuna di Dusun Sendang Biru., Biaya Transaksi yang muncul pada para pelaku pemasaran, Margin pemasaran para pelaku pemasaran ikan tuna di Dusun Sendang Biru, Kondisi finansial nelayan ikan tuna di Dusun Sendangbiru.

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2017 di TPI Pondok Dadap Dusun Sendang Biru Kecaatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2017 di TPI Pondok Dadap Dusun Sendang Biru Kecaatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.

Pada proses pemasaran ikan tuna, TPI Pondok Dadap Sendang Biru Kabupaten Malang, nelayan bertindak sebagai produsen yang memenuhi permintaan ikan tuna dari konsumen dan TPI Pondok Dadap bertindak sebagai fasilitator pada saat proses pelelangan ikan. Pada proses pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap dimulai ketika kapal penangkap ikan mulai berlabuh di dermaga dekat TPI. Saat kapal sudah selesai berlabuh para pengurus kapal serta juru angkut mulai menurunkan hasil tangkapan untuk selanjutnya dibawa ke TPI untuk melalui proses penimbangan terlebih dahulu. Setelah proses penimbangan selesai, ikan dimasukkan dalam bak atau basket, setiap bak ikan telah terisi ikan tuna seberat 10kg.

Proses selanjutnya adalah proses pelelangan, dalam proses ini akan terjadi proses jual-beli yang akan dipandu oleh juru lelang. Juru lelang akan memulai pelelangan ikan dengan membuka harga dimulai dari yang paling rendah dan calon pembeli yang menawar dengan harga yang paling tinggi maka berhak untuk mendapatkan ikan tersebut. Proses pelelangan ikan di TPI Pondok Dadap dilakukan setiap pagi hari dan hamper setiap hari selalu ada pelelangan ikan. TPI akan berhenti beroperasi ketika cuaca sedang buruk dan tidak ada kapal yang berangkat melaut.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, nelayan ikan tuna di Sendang Biru nelayan tidak perlu mengeluarkan biaya transaksi untuk pemasaran dikarenakan hasil tangkapan nelayan tersebut akan langsung dibeli oleh para pengambek ikan untuk selanjutnya dijual kembali melalui proses pelelangan. Dalam hal ini nelayan tidak terlibat sama sekali dalam proses pemasaran selanjutnya, nelayan hanya berperan untuk menangkap ikan dan dijual kepada pengambek ikan. Dari data diatas diasumsikan bahwa rata-rata pengambek ikan membeli ikan sebanyak 250kg dari nelayan. Biaya transaksi yang harus dikeluarkan pengambek ikan di TPI Pondok Dadap yaitu sebesar Rp. 523.250 yang meliputi biaya retribusi (Rp. 73/kg) sebesar Rp. 18.250, biaya administrasi sebesar Rp. 500.000, biaya monitoring nihil karena pengambek ikan sendiri yang melakukan monitoring ke tempat pelelangan, dan biaya kartu bina mutu sebesar Rp. 5.000. Biaya transaksi paling besar yang harus dikeluarkan pedagang pengumpul yaitu untuk membayar biaya administrasi yaitu sebesar Rp. 500.000.

Dari rincian diatas, total biaya tramsaksi yang harus dikeluarkan oleh pedagang besar sebesar Rp. 8.650.000 yang meliputi biaya kontrak dagang yang menggunakan jasa notaris sebesar Rp. 7.500.000, biaya administrasi sebesar Rp. 1.000.000, biaya pencarian informasi untuk mencari harga terendah dan kualitas terbaik di pengambek ikan dan

Page 4: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

pedagang pengecer sebesar Rp. 100.000, biaya untuk berkomunikasi sebesar Rp. 50.000, dan untuk biaya monitoring tidak mengeluarkan biaya apapun karena pedagang besar sendiri lah yang melakukan monitoring terhadap harga dan kualitas ikan. Dari data diatas biaya transaksi paling besar yang harus dikeluarkan oleh pedagang besar yaitu untuk biaya perjanjian kontrak dagang yaitu sebesar Rp. 7.500.000. Dari rincian biaya transaksi diatas, dapat diketahui bahwa jumlah total biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 150.000. Dengan rincian untuk biaya pencarian informasi dan biaya monitoring ke pedagang besar sebesar Rp. 0 karena pedagang pengecer sendirilah yang langsung menemui pedagang besar dan bertransaksi, biaya berkomunikasi sebesar Rp. 50.000, dan biaya retribusi di pasar tradisional sebesar Rp. 100.000. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang Analisis

Biaya Transaksi pada Pemasaran Ikan Tuna di Dusun Sendang Biru kecamatan

Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang yang tepatnya berada di TPI Pondok Dadap

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut, Pada proses pemasaran masih

tergolong sederhana, dan para pelaku pemasaran meliputi pengambek ikan, pedagang

besar, dan pedagang pengecer. Pada biaya transaksi, biaya yang muncul tinggi adalah

pada biaya transaksi di tingkat pedagang besar, pada proses negoisasi dan pembuatan

kontrak dagang. Sedangkan biaya transaksi terendah ada pada tingkat nelayan, karena

dalam proses pemasaran nelayan tidak perlu turun langsung melakukan pemasaan dan

cukup menjual hasil tangkapannya ke pengambek ikan. Pada hasil penelitian yang

dilakukan di TPI Pondok Dadap, harga eceran ikan tuna per kilogram yang ditetapkan

sebesar Rp. 16.000. Akan tetapi konsumen lebih suka membeli dalam jumlah banyak, begitu

pula dengan pedagang besar. Harga yang ditetapkan produsen/nelayan sebesar Rp.

15.000. Sehingga diperoleh nilai margin pemasaran sebesar Rp. 1.000. Pada analisis

finansial dari usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap, usaha tersebut

menguntungkan karena pada analisis R/C Ratio diperoleh hasil 1,42 dimana hasil tersebut

>1. Sedangkan pada perhitungan BEP Sales diperoleh hasil sebesar Rp. 2.066.117.786

dimana hasil tersebut lebih kecil dari total penerimaan sehingga dapat dikatakan usaha

pemasaran ikan tuna ini menguntungkan.

Page 5: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyajikan Laporan Penelitian Skripsi yang berjudul Analisis

Biaya Transaksi Pemasaran Ikan Tuna di Dusun Sendang Biru Kabupaten Malang.

Dalam penelitian ini akan dibahas salah satu alat ukur efisiensi ekonomi yaitu biaya

transaksi. Banyak pelaku pemasaran yang tidak sadar betapa pentingnya biaya transaksi.

Biaya transaksi meliputi biaya untuk pencarian informasi, biaya pengawasan, biaya untuk

memperoleh akses pasar dan sebagainya yang digunakan oleh para pelaku pemasaran.

Dalam hal ini, semakin tinggi biaya transaksi yang dikeluarkan maka tidak efisien usaha

pemasaran tersebut.

Diharapkan dengan tersusunnya Laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, terutama bagi

mahasiswa program studi Agrobisnis Perikanan. Karena itu sangat disadari bahwa dengan

kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala

kemampuan untuk lebih teliti, tapi masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Malang, 1 Juni 2017

Penulis

Page 6: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih atas terselesaikannya laporan

skripsi dengan judul “Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan Tuna di

Dusun Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten

Malang” ini kepada :

Dr. Ir. Anthon Efani, MP, dan Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP selaku Dosen

Pembimbing atas segala petunjuk, arahan dan bimbingan mulai dari

penyususnan usulan proposal sampai selesainya laporan skripsi.

Bapak Edi dan Bapak Agus selaku pengurus TPI Pondok Dadap yang telah

meluangkan waktu serta memberikan arahan dalam penelitian penulis.

Gatot dan Solani selaku Ayah dan Ibu tercinta atas limpahan kasih saying,

do’a, dukungan serta materi yang telah diberikan dan semua teman-teman

AP 2013 yang telah mendukung dan memberikan do’a dalam penyelesaian

Laporan Skripsi ini.

Agung Sony, Helyatul Karommah, Vivi Ulfa, Iffatur Rosyidah, Khoiruli

Ummah, dan Iga Ratna selaku teman-teman yang telah banyak membantu

dalam proses penulisan maupun penelitian skripsi ini

Bayu Aji, Bayu Bimantoro, Dhimas Tegar, Diendra Regga, Eka Dharma,

Farah Aulia, Farizka Dimas, Febri Dwi, Fikri Akbar, Genta Mahendra, Hasti

Parlitasari, dan Wildan Amin selaku sahabat serta keluarga yang telah

memberikan semangat serta motivasi dalam pengerjaan skripsi

Abdul, Bima, Andika, Luthfi, Panji, Ramadhan, Tantowi selaku sahabat yang

telah banyak memberikan dukungan moral dan motivasi dalam penulisan

skripsi ini

Page 7: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

Nadila Cindi Wantari yang telah banyak memberikan kebahagiaan serta

semangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini

Malang, 1 Juni 2017

Penulis

Page 8: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

Daftar Isi

SAMPUL HALAMAN JUDUL……………………………...………………………………………II HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN…………..………………………………..…III RINGKASAN……………………………………………………………………………IV KATA PENGANTAR………………………………...………………………………....V UCAPAN TERIMA KASIH…………………………..………………………………..VI 1.PENDAHULUAN..…………………………………………………………………...12

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….…12 1.2 Rumusan Masalah……………………………………..………………………16 1.3 Tujuan…………………………………………………………………….…..…16 1.4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………………..16

2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………18 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………………...18 2.2 Karakteristik Ikan Tuna………………………………………………………..,18 2.3 Pengertian Biaya Transaksi…………………………………………………...21 2.4 Pengertian Pemasaran………………………………………………………..22 2.5 Strategi Pemasaran……………………………………………………………23 2.6 Bauran Pemasaran…………………………………………………………….25 2.7 Manajemen Pemasaran……………………………………………………….26 2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemasaran……………………………..26 2.9 Analisa Usaha Jangka Pendek…..…………………………………………...29 2.10 Kerangka Pemikiran………………………………………………………….33

3. METODE PENELITIAN..…………………………………………………………...36 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………...36 3.2 Jenis Penelitian…………………………………………………………………37 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data…………………………..37

3.3.1 Populasi………………………………………………………………….37 3.3.2 Sampel…………………………………………………………………..37 3.3.3 Teknik Pengambilan Data……………………………………………..37

3.4 Jenis data……………………………………………………………………….40 3.4.1 Data Primer…………………………….………………………………..40 3.4.2 Data Sekunder……...……………….………………………………….40

3.5 Teknik Pengambilan Data……………………………………………………..41 3.5.1 Wawancara……………………………………………………………...41 3.5.2 Observasi………………………………………………………………..42 3.5.3 Studi Pustaka atau Dokumentasi……………………………………..42

3.6 Analisa Data…………………………………………………………………….43 3.6.1 Data Kualitatif…………………………………………………………...43 3.6.2 Data Kuantitatif…………..……………………………………………..43

3.7 Analisa Usaha Jangka Pendek……………………………………………….44 4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN………………………………………..50 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografis…………………………………...50

Page 9: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

4.2 Keadaan Penduduk…………………………………………………………….51 4.2,1 Jumlah Penduduk…………………………………………………………….51 4.2.2 Tingkat Pendidikan Penduduk………………………………………………51 4.2.3 Mata Pencaharian Penduduk……………………………………………….52 5. HASIL DAN PEMBAHASAN……….……………………………….……………..54 5.1 Profil Tempat Pelelangan Ikan Pondok Dadap……………………………...54 5.2 Proses Pemasaran …………………………………………………………….56 5.2.1 Saluran Pemasaran ……………………………………..…………….58 5.2.2 Bauran Pemasaran……………………………………………………60 5.2.3 Strategi Pemasaran Ikan Tuna………..……………………………...62 5.3 Biaya Pemasaran………………………………………………………………63 5.4 Analisis Biaya Transaksi……………………………………………………….63 5.5 Margin Pemasaran…………….……………………………………………….67 5.6 Analisis Usaha Jangka Pendek……………………………………………….68 6. KESIMPULAN DAN SARA.………………………………………………………..75 6.1 Kesimpulan……………..…..…………………………………………………...75 6.2 Saran…………………………………………………………………………….76 DAFTAR PUSTAKA..………………………………………………………………….77

Page 10: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

Daftar Tabel

Tabel 1. Jumlah Penduduk………………………………………………………..….51 Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk……………………………………………..51 Tabel 3. Data Mata Pencaharian Penduduk………………………………………..52 Tabel 4. Daftar Nama Pengawas TPI Pondok Dadap……………………………..56 Tabel 1. Daftar Nama Karyawan TPI Pondok Dadap……………………………...56 Tabel 6. Jenis Kapal Penangkapan yang Digunakan……………………………...58 Tabel 7. Biaya Pemasaran Ikan Tuna di TPI Pondok Dadap……………………..63 Tabel 8. Biaya Transaksi yang terjadi pada proses pemasaran………………….65

Tabel 9. Modal tetap/investasi……..…………………………………………66 Tabel 10. Modal kerja………………………………..………………………………..66

Page 11: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

Daftar Gambar

Gambar 1.Ikan Tuna…………………………………………………………………..21 Gambar 2.Kerangka Pemikiran………………………………………………………36 Gambar 3. Struktur Organisasi TPI Pondok Dadap………………………………..54 Gambar 4. Proses Pemasaran……….………………………………………………56 Gambar 5. Lokasi Kapal Penangkapan Berlabuh………………………………….57 Gambar 6. Proses Menurunkan Ikan Hasil Tangkapan……………………………57 Gambar 7. Proses Menimbang Hasil Tangkapan Ikan…………………………….57 Gambar 8. Proses Pelelangan Ikan………………………………………………….58 Gambar 9. Saluran Pemasaran………………………………………………………59 Gambar 19. Lokasi Pelelangan Ikan…………………………………………………60

Page 12: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Mutaffifin ayat 1-5 yang

artinya: “Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar timbangan).

(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta

dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain),

mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya

mereka akan di bangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) pada hari (ketika)

semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-Mutaffifin [83] :

1-6).

Dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai ancaman bagi mereka yang

suka menipu orang lain, ancaman bagi orang yang curang dalam timbangan.

Mereka mengurangi, mengambil sedikit dari timbangan sedangkan jika menerima

timbangan mereka minta dicukupkan atau ditambahkan. Mereka orang-orang

yang curang dalam jual beli, mereka tidak beriman pada hari kiamat dan hari

kebangkitan. Kalimat al mutaffifin berasal dari kata thafafa yang artinya

mengurangi atau menambah sedikit. Mereka mengambil sedikit sekali namun

dosanya besar. Kalimat wail yang artinya celakalah menunjukkan bahwa mereka

akan mendapatkan azab yang pedih.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki

luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang garis pantai Indonesia mencapai

104.000 km dengan jumlah pulau sebanyak 17.504. Luas wilayah laut

mendominasi total luas territorial Indonesia sebesar 7,7 juta km2. Potensi

tersebut menempatkan Indonesia sebagi negara yang dikarunia sumber daya

Page 13: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

2

kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati

kelautan terbesar (SEKJEN KKP, 2016).

Wilayah dua pertiga Indonesia yang berupa laut dikenal sebagai Negara

yang memiliki sumberdaya ikan yang melimpah. Akan tetapi, sektor perikanan

masih menghadapi masalah, seperti pencurian ikan oleh kapal asing, terjadinya

kelebihan tangkap (overfishing) dan rusaknya ekosistem laut akibat praktik

penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Berbagai alasan tersebut kemudian

mengharuskan Indonesia membangun sebuah strategi pengelolaan sumberdaya

perikanan yang efektif dan berkelanjutan agar dapat memberikan berbagai

manfaat, baik dari segi ekonomi maupun konservasi.

Perikanan merupakan salah satu sektor kekayaan sumber daya alam

yang dimiliki Indonesia yang dapat membantu pemulihan ekonomi nasional

karena sektor ini merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru yang

berbasis pada kekayaan sumber daya alam serta jasa-jasa lingkungan. Hal

tersebut terbukti ketika Indonesia mengalami puncak krisis moneter pada tahun

1997-1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar serta

terpuruknya sektor yang berbasis pada bahan baku impor, dalam kejadian

tersebut justru sektor perikanan menjadi “sektor penyelamat” yang menjadi satu-

satunya sektor yang tumbuh positif. Hal ini digambarkan bahwa sepanjang tahun

tersebut perikanan mencatat nilai ekspor sekitar Rp 22,5 Triliun rupiah.

Kemampuan sektor perikanan bertahan dalam masa krisis tersebut

memperlihatkan bahwa komoditi perikanan memiliki dasar yang kuat sebagai

salah satu pilar perekonomian Indonesia.

Pengelolaan sumberdaya perikanan tidak bisa dilaksanakan oleh satu

pihak saja, namun harus dilakukan oleh semua pihak yang terkait langsung

maupun tidak langsung dengan sumberdaya perikanan seperti nelayan,

pemerintah, lembaga/institusi non-pemerintah, akademisi, pelaku perikanan

Page 14: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

3

lainnya (pedagang, kelompok pengolah ikan) dan lain-lain. Para pihak

(stakeholders) yang terkait harus memiliki kepedulian dan komitmen untuk

melaksanakan pengelolaan sumberdaya perikanan. Pengelolaan sumberdaya

perikanan tidak dapat dilakukan secara efektif dengan hanya mengandalkan

kemampuan pemerintah dalam membuat dan menegakkan peraturan saja.

Berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dalam pengelolaan

sumberdaya perikanan harus sama-sama menyadari perlunya pengelolaan

sumberdaya perikanan dan kelautan serta dapat melakukan kegiatan

pengelolaan sumberdaya dengan baik.

Undang – undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menegaskan

bahwa tujuan pengelolaan perikanan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat khususnya nelayan, menciptakan kesempatan kerja,

mengoptimalkan serta menjaga kelestarian stok sumberdaya perikanan.

Pengelolaan sumberdaya merupakan upaya penting dalam menjaga

kesinambungan sumberdaya. Hal ini bertujuan agar sumberdaya perikanan tetap

dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Ikan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

Indonesia memegang peran yang cukup penting, mengingat potensi sumberdaya

ikan tuna tersedia cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Komoditas ikan tuna beserta produk-produk turunannya memiliki keunggulan

kompetitif di pasar local maupun internasional, kemampuan perikanan sektor

tuna cukup besar untuk menciptakan usaha bisnis, menyerap tenaga kerja, serta

meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat pesisir pantai.

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup dan

mengembangkan perusahaannya yaitu untuk memperoleh laba dari kegiatan

perusahaannya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan

Page 15: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

4

yang diinginkannya bergantung pada kemampuan perusahaan dalam

menjalankan berbagai fungsi pada bidang dalam perusahaan, seperti bidang

pemasaran, keuangan, produksi, dan manajemen maupun bidang-bidang lain

yang dimilikinya, yang sekiranya memiliki pengaruh penting dalam menunjang

keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan tersebut.

Salah satu alat analisis dalam ilmu ekonomi kelembagaan adalah

ekonomi biaya transaksi. Alat analisis ini sering digunakan untuk mengukur

efisien tidaknya desain kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi yang terjadi

dalam kegiatan ekonomi, berarti tidak efisien kelembagaan yang didesain. Alat

analisis ekonomi biaya transaksi masih mengalami beberapa hambatan,

pertama, secara teoritis masih belum terungkap secara tepat definisi biaya

transaksi itu sendiri. Kedua, setiap kegiatan ekonomi selalu bersifat spesifik

sehingga variabel dari biaya transaksi juga selalu berlaku khusus. Tanpa ada

definisi yang jelas tentang biaya transaksi menyebabkan kesulitan untuk

merumuskan variabel-variabelnya. Ketiga, meskipun definisi dan variabel sudah

dapat dirumuskan dengan baik dan jelas, masalah yang muncul adalah

bagaimana mengukurnya. Pengukuran ini merupakan isu yang sangat strategis

karena berdampak pada akurasi sebuah analisis kelembagaan, terutama untuk

melihat efisiensinya.

1.2 Rumusan Masalah

Biaya Transaksi merupakan suatu konsep yang menjelaskan tentang

biaya yang keluar saat melakukan transaksi diluar biaya produksi. Menurut

Williamson (1981) dalam Yustika (2008), biaya transaksi adalah biaya untuk

melakukan pencarian informasi, biaya negoisasi, biaya pelaksanaan keputusan

dari biaya monitoring dan pemaksaan (enforcement).

Page 16: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

5

Dengan kata lain biaya transaksi muncul karena adanya transfer

kepemilikan atau lebih umum hak-hak kepemilikan. Oleh karena itu, yang

dimaksud biaya transaksi adalah biaya perolehan lahan tenaga kerja dan kapital

yang diperlukan yang diperlukan untuk memindahkan input menjadi output.

Dari beberapa uraian diatas rumusan masalah yang dapat diambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pemasaran yang dilakukan oleh para nelayan ikan tuna di

Pesisir Sendangbiru?

2. Biaya Transaksi apa saja kah yang muncul pada pelaku pemasaran ikan tuna

di pesisir Sendangbiru

3. Berapakah margin pemasaran pada pelaku pemasaran jkan tuna di pesisir

Sendangbiru?

4. Bagaimanakah kondisi keuangan para nelayan ikan tuna di pesisir

Sendangbiru?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisa :

1. Proses pemasaran ikan tuna di pesisir Sendang Biru.

2. Biaaya Transaksi yang muncul pada para pelaku pemasaran.

3. Margin pemasaran para pelaku pemasaran ikan tuna di pesisir Sendang Biru.

4. Kondisi keuangan nelayan ikan tuna di pesisir Sendangbiru.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk :

Page 17: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

6

1. Bagi peneliti diharapkan mampu mengetahui gambaran secara umum

mengenai pelaksanaan kegiatan pemasaran, biaya transaksi, keuntungan,

margin pemasaran, dan kondisi financial pada nelayan ikan tuna di Dusun

Sendang Biru.

2. Bagi nelayan tuna di Dusun Sendangbiru sebagai bahan informasi mengenai

keadaan usahanya dan dalam menentukan keputusan yang berkenaan

dengan prospek usaha tersebut, yaitu keuntungan yang diharapkan serta

resiko dari usaha pemasaran ikan tuna di Dusun Sendang Biru.

3. Bagi kalangan akademisi yaitu sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih

lanjut.

4. Bagi pemerintah, sebagai bahan informasi dalam merumuskan kebijakan,

dalam upaya pembangunan dan pembinaan usaha pemasaran ikan tuna.

Page 18: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

37

3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penilitian dengan judul “Analisa Biaya Transaksi Ikan Tuna di Dusun

Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjingwetan Kabupaten Malang” ini

dilaksanakan pada 17 April – 18 Mei 2017 yang berlokasi di Dusun Sendang

Biru, Kecamatan Sumbermanjingwetan, Kabupaten Malang. Pemilihan lokasi di

Dusun Sendangbiru karena termasuk daerah pesisir dimana sebagian

wilayahnya berbatasan langsung dengan pesisir pantai dengan ketersediaan

sumberdaya ikan tuna yang melimpah, serta adanya tempat pelelangan ikan

yang hamper setiap hari melakukan kegiatan pemasaran ikan tuna.

3.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode

deskriptif merupakan suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia,

suatu set kondisi, suatu set pemikiran, atau suatu keadaan peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah deskriptif

tulisan secara sistematis, fluktual, dan akurat tentang fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar kejadian yang sedang diselidiki.

Menurut Marzuki (2005), analisa deskriptif adalah suatu metode penelitian

tentang status manusia, suatu kondisi, dan suatu sistem penelitian pada masa

sekarang. Tujuan dari metode analisa deskriptif ini adalah untuk menggambarkan

secara sistematis dan aktual mengenai fakta serta hubungan antara fenomena

yang diteliti. Fungsi deskriptif sendiri untuk menerangkan, mengkontrol,

memprediksi dan juga regresi.

Page 19: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

38

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari yang nantinya digunakan untuk menarik kesimpulan. Populasi

bukan hanya sekedar orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya

atau berhubungan dengan data. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada obyek atau subyek yang dipelajari namun juga berhubungan dengan

karakteriktik dan sifat yang dimiliki subyek dan obyek (Sugiyono, 2014). Populasi

dalam penelitian ini adalah jumlah nelayan ikan tuna di Dusun Sendangbiru

Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang yaitu sebanyak 348

orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu yang tersedia, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi untuk menarik

kesimpulan dari populasi yang diteliti melalui sampel yang diambil. Sampel yang

diambil haruslah benar-benar repsensentatif atau mewakili agar kesimpulan yang

ditarik dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2014).

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2014), teknik pengambilan sampel yang digunakan

pada penelitian ini adalah probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi untuk dijadikan

sampel. Jenis yang digunakan pada teknik probability sampling adalah

proportionate stratified random sampling yakni digunakan bila populasi memiliki

anggota yang tidak homogen dan berstrata secara porposianal. Pengambilan

Page 20: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

39

sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling karena

memberikan peluang untuk seluruh nelayan ikan tuna karena dlihat berdasarkan

cara pemasaran ikan tuna yang dilakukan oleh nelayan ikan tuna di Dusun

Sendangbiru.

Menurut Umar (2003) dalam Rachmadian (2015), penentuan jumlah

sampel ini berdasarkan rumus Slovin, sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran sampling

N = Ukuran populasi

e2 = Batasan Ketelitian yang diinginkan = 15% = 0,0225%

Berdasarkan rumus sloving diatas dengan pendugaan kesalahan 15% dan

dengan jumlah penduduk Dusun Sendangbiru Desa Tambakrejo sebanyak

8.284 orang, maka bisa didapat sampel sebanyak:

n = N N.e2+1

n = 348 348 * 0,0225 +1

n = 348 = 39,4 = 39 8,83

n (nelayan) = 250 x 39 = 28 orang 348 n (pengambek ikan) = 35 x 39 = 4 orang 348 n (pedagang besar) = 30 x 39 = 3 orang 348 n (pedagang pengecer) = 33 x 39 = 4 orang 348

Page 21: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

40

Pengambilan sampel untuk nelayan ikan tuna di Dusun Sendangbiru

sebanyak 28 orang, 4 pedagang pengambek, 3 pedagang besar, dan 4

pedagang pengecar diambil menggunakan teknik probability sampling karena

memberikan peluang untuk seluruh nelayan ikan tuna karena dlihat berdasarkan

cara pemasaran ikan tuna yang dilakukan oleh nelayan ikan tuna di Dusun

Sendangbiru.

3.4 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan berdasarkan sumber data dalam

pelaksanaan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data pelaksanaan penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber diamati dan dicatat (tidak melalui media

perantara).Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab

pertanyaan penelitian.Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara

individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda fisik, kejadian

atau kegiatan dan hasil-hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh responden, meliputi karekteristik

responden, dan usia responden (Marzuki, 2002).

Sumber data primer didapatkan dari nelayan ikan tuna serta pelaku

pemasaran ikan tuna di Dusun Sendangbiru Kabupaten Malang. Selain itu, data

primer juga didapatkan melalui pengamatan secara langsung. Data primer yang

dikumpulkan melalui penelitian ini meliputi analisis investasi jangka pendek,

proses pemasaran, permodalan, biaya transaksi, dan margin pemasaran.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan tidak melalui narasumber

secara langsung melainkan dari data-data terdahulu maupun kepustakaan. Data

Page 22: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

41

sekunder adalah data yang pengumpulan, pencatatn dan penentuan

spesifikasinya bukan dari pemakai namun dari pihak lain data sekunder

dikumpulkan sebgai pendukung penelitian yang dilakukan (Suharto, 2009).

Adapun data sekunder yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu

keadaan umum lokasi penelitian di Dusun Sendangbiru yang meliputi letak

geografis dan topografis, data kependudukan, dan peta Dusun Sendangbiru

Kabupaten Malang.

3.5 Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data melalui wawancara dan

observasi secara mendalam sebagai berikut:

3.5.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

mahasiswa ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang ingin diteliti, atau dijadikan sumber dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal atau menggali informasi dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Kalimat yang digunakan untuk

wawancara haruslah singkat, jelas, serta mengarah pada hal-hal yang penting

dan tidak bertele-tele (Sugiyono, 2014).

Data yang dikumpulkan melalui wawancara ini diperoleh secara langsung

dari subyek penelitian atau masyarakat Dusun Sendangbiru dengan melakukan

tanya jawab bersama peneliti untuk mendapatkan keterangan dan data sesuai

tujuan peneliti. Data yang dikumpulkan meliputi proses pemasaran, biaya

transaksi, serta keuntungan dari pemasaran hasil tangkapan ikan tuna.

Page 23: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

42

3.5.2 Observasi

Menurut Sugiyono (2014), observasi sebagai teknik pengambilan data

yang mempunyai ciri-ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara

dan kuisioner. Apabila wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan

orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam

yang lain. Melalui observasi dituntut untuk bisa merangkum dan menggambarkan

keseluruhan kejadian dalam kata-kata yang bisa dipahami banyak orang. Dalam

melakukan observasi, hal yang paling penting adalah mendapatkan jawaban

terhadap unsur-unsur suatu kegiatan.

Pengambilan data menggunakan teknik observasi pada penelitian ini

yaitu dengan melakukan observasi atau pengamatan secara langsung kepada

seluruh pihak yang terkait dalam proses pemasaran ikan tuna di Dusun

Sendangbiru.

3.5.3 Studi Pustaka atau Dokumentasi

Studi pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan

metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat.Sebelum menulis

karya ilmiah hendaknya sebelumnya memilih dan menemukan bahan bacaan

yang membahas masalah tersebut. Sumber bacaan itu dapat berupa buku yang

sudah diterbitkan, naskah yang belum diterbitkan, tabloid, majalah, surat kabar,

atau analogi (Arifin, 2008).

Menurut Agung (1999),yang dimaksud dengan metode studi pustaka

adalah metode yang dilakukan dengan pengumpulan data melalui literatur di

perpustakaan.Studi pustaka dilakukan dengan membaca literatur dari buku teori,

jurnal, tulisan ilmiah, dan laporan ilmiah untuk membandingkan dengan praktek

yang terjadi di lapang. Pustaka yang diambil pada penelitian ini yaitu tentang

biaya transaksi dan pemasaran ikan tuna.

Page 24: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

43

3.6 Analisa Data

3.6.1 Data Kualitatif

Metode penelitian kualitatif sering juga disebut dengan naturalistic inquiry

(inkuiri alamiah). Apapun macam, cara, atau corak analisis data kualitatif suatu

penelitian, hal pertama yang harus dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap

data kualitatif memiliki karakteristiknya sendiri. Data kualitatif berada secara

tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil

observasi, transkrip interview secara mendalam dan dokumen-dokumen terkait

baik berupa tulisan ataupun gambar (Sugiyono,2011).

Dalam penelitian ini, pendekatan metode kualitatif berfungsi untuk

mendapatkan teori-teori baru dengan memanfaatkan landasan teori yang sudah

ada, penelitian kualitatif bersifat subyektif sehingga hasilnya memiliki

kecenderungan berdasarkan kesimpulan atau pendapat peneliti. Analisa kualitatif

yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data yang

dikumpulkan dalam proses pemasaran ikan tuna, strategi pemasaran yang

digunakan, jenis alat tangkap yang digunakan, serta struktur organisasi

pengelola pemasaran ikan tuna di Sendang Biru.

3.6.2 Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2014), data kuantitatif adalah merupakan suatu

karakteristik yang dimiliki oleh suatu variabelyang nilai-nilainya dinyatakan dalam

bentuk angka atau numerical.

Dalam penelitian ini analisa kualitatif berfungsi untuk menguji kebenaran

hasil pengolahan data berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Dengan demikian

akan ditemukan kecocokan atau ketidakcocokan antara hasil analisis data

kualitatif dengan landasan teori yang ada. Data yang akan dianalisis adalah

mencakup permodalan, biaya produksi, pendapatan usaha, keuntungan, R/C

Ratio, BEP, rentabilitas, margin pemasaran, serta efisiensi pemasaran pada

Page 25: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

44

usaha pemasaran ikan tuna yang dilakukan oleh nelayan ikan tuna di Dusun

Sendang Biru Kabupaten Malang.

3.7 Analisa Usaha Jangka Pendek

a. Permodalan

Modal usaha dalam pengertian ekonomi adalah barang atau uang yang

bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja bekerja untuk

menghasilkan suatu barang baru. Modal usaha tersebut biasanya berupa modal

tetap/aktiva dan modal kerja (Riyanto , 1995). Sedangkan menurut Primyastanto

(2009), modal tetap itu bukanlah tidak habis terpakai melainkan

menghabiskannya dalam waktu yang lama, sedangkan modal pasif dibedakan

menjadi dua yakni modal sendiri dan modal asing. Analisa permodalan pada

penelitian ini meliputi: modal tetap dan modal kerja.

b. Biaya Produksi

Setiap kegiatan usaha yang dilaksanakan memerlukan biaya-biaya atau

pengeluaran usaha. Menurut prinsip ekonomi, dengan biaya tertentu diharapkan

hasil yang optimal, atau dengan kata lain untuk mendapatkan hasil tertentu

dengan biaya yang serendah mungkin (Primyastanto dan Istikharoh , 2003).

Setiap perusahaan selalu menaruh perhatian besar pada aspek struktur

biaya (tetap dan variabel) dan jenis-jenis biaya yang lain (opportunity cost),

karena biaya merupakan faktor utama yang menentukan harga minimal yang

harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Menurut Shinta

(2011), Total Cost (TC) didapat dari penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya

variabel.

Rumus Total Cost:

TC = FC + VC

Page 26: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

45

Dimana:

TC = Total Cost (biaya total)

FC = Fixed Cost (biaya tetap)

VC = Variable Cost (biaya variabel)

c. Penerimaan

Penerimaaan (Total Revenue) merupakan pendapatan kotor usaha yang

didefinisikan sebagai nilai produk total usaha daklam jangka waktu tertentu.

Penerimaan diperoleh dari penjualan produk akhir yang berupa uang

(Primyastanto, 2015). Untuk mengetahui penerimaan secara matematis

dirumuskan sebagai berikut :

TR = Y x Py

Dimana:

TR = Penerimaan Total(Rp)

Y = Jumlah Produksi

Py = Harga (Rp)

d. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)

Analisa Revenue Cost Ratio yaitu perbandingan atau imbangan antara

total penerimaan dengan total biaya (Primyastanto, 2005). Untuk mengetahui

nilai R/C Ratio secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

R/C Ratio =

Dimana:

TR = total penerimaan (revenue)

TC = total biaya usaha (cost)

Page 27: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

46

Kriterianya adalah :

- Apabila nilai RC > 1, maka usaha menguntungkan

- Apabila nila RC = 1, maka usaha impas

- Apabila nilai RC < 1, maka usaha rugi

e. Keuntungan

Keuntungan usaha atau pendapatan bersih adalah besarnya penerimaan

setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk prosese produksi baik

tetap maupun tidak tetap(Primyastanto 2011). Nilai keuntungan dirumuskan

sebagai berikut :

π = TR - TC

Dimana:

π =Keuntungan (Rp)

TR = Total Revenue/Penerimaan Total (Rp)

TC = Total Cost/Biaya Total (Rp)

- Apabila nilai RC < 1, maka usaha rugi

1. Earning Before Zakat (EBZ)

EBZ = TR - TC

Keterangan :

TR : Total Revenue/Penerimaan Total (Rp)

TC : Total Cost/Total Biaya (Rp)

2. Earning After Zakat (EAZ)

Zakat (Z) = 2,5% X EBZ

EAZ = EBZ - Z

f. Break Even Point (BEP)

Analisa Break Event Point (BEP) merupakan suatu teknik analisis untuk

mempelajari hubungan antara biaya-biaya Variable yang berhubungan, biaya

Page 28: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

47

tetap, keuntungan, dan volume kegiatan (Riyanto, 1995 dalam Primyastanto,

2015). Untuk mengetahui nilai BEP secara matematis dirumuskan sebagai

berikut:

BEP Produksi

BEP Produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

BEP :Break Event Point

FC :Biaya Tetap Produksi (Rp)

P :Harga (Rp)

AVC :Rata-rata Biaya Variabel (Rp)

BEP Sales

BEP Sales dapat dirumuskan sebagai berikut :

BEP(s) =

Keterangan :

BEP :Break Event Point

FC :Biaya Tetap Produksi

VC :Biaya Variabel Produksi

S : Total Penjualan

Kriteria :

Nilai BEP Sales > Penerimaan yang diterima nelayan maka usaha

tersebut tidak menguntungkan (rugi).

Nilai BEP Sales < Penerimaan yang diterima nelayan maka usaha

tersebut menguntungkan.

Page 29: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

48

Rentabilitas = 𝐿

𝑀 x 100%

Nilai BP Sales = Penerimaan yang diterima nelayan maka usaha

tersebut impas.

g. Rentabilitas

Menurut Istiyanti (2010), rentabilitas merupakan kemampuan sebuah

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang

digunakan dan dinyatakan dalam bentuk persen. Rumus untuk menghitung rasio

rentabilitas adalah sebagai berikut:

Keterangan :

L : Laba Bersih

M : Modal

h. Margin Pemasaran

Margin pemasaran dapat didefinisikan sebagai selisih harga antara yang

dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen. Panjang

pendeknya sebuah saluran pemasaran dapat mempengaruhi marginnya,

semakin panjang saluran pemasaran maka semakin besar pula margin

pemasarannya, sebab lembaga pemasaran yang terlibat semakin banyak.

Besarnya angka marjin pemasaran dapat menyebabkan bagian harga yang

diterima oleh petani produsen semakin kecil dibandingkan dengan harga yang

dibayarkan konsumen langsung petani, sehingga saluran pemasaran yang terjadi

atau semakin panjang dapat dikatakan tidak efisien (Istiyanti, 2010). Untuk

mengetahui nilai margin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

MP = Pr - Pf

Page 30: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

49

MP : Margin Pemasaran

Pr : Harga Eceran

Pf : Harga di tingkat nelayan

Page 31: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

50

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis dan Keadaan Topografis

Perairan Sendang Biru sebagai lokasi kegiatan penelitian merupakan

pusat produksi perikanan tangkap yang terletak di bagian selatan Kabupaten

Malang dengan jarak 75 KM dari Kabupaten Malang. Secara administrasi

perairan ini termasuk dalam wilayah Desa Tambakrejo, Kecamatan

Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Adapun batas-batas perairan Sendang Biru adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedung Banteng

Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tambak Sari

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sitiarjo

Sendang Biru merupakan daerah pantai selatan yang tidak terdapat

landasan benua, namun curam dan berkarang, dengan demikian gelombang

yang terjadi adalah mulai dari gelombang sedang sampai gelombang besar serta

terjadi dua kali pasang surutdengan arus pasang yang kuat. Sedangkan dasar

perairan perairan pantai berupa pasir, lumpur dan karang.

Berdasarkan keadaan topografi desa Tambakrejo berada pada ketinggian

15 meter dari permukaan laut. Desa Tambakrejo memiliki luas 2.735.850 km2,

luas tersebut meliputi daratan dan perbukitan ataupun pegunungan. Secara

umum iklim desa Tambakrejo dipengaruhi musim penghujan dan kemarau

dengan curah hujan rata-rata 1.3550 mm per tahun. Desa ini juga memiliki suhu

dengan rata-rata 23-31°C.

Page 32: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

51

4.2 Keadaan Penduduk

4.2.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan data adiminstrasi pemerintah desa tahun 2015, wilayah

Desa Tambakrejo memiliki luas 2.735.850 km2 dengan jumlah penduduk seperti

pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah penduduk desa Tambakrejo

NO URAIAN KETERANGAN

1 Jumlah Laki-laki 3.578 Orang

2 Jumlah perempuan 4.706 Orang

3 Jumlah total 8.284 Orang

4 Jumlah kepala keluarga 2.241 KK

5 Kepadatan penduduk 330.25 per km2

Sumber : Data Kependudukan Desa Tambakrejo 2017

Kesimpulan dari tabel diatas adalah penduduk di desa Tambakrejo

sebagian besar perempuan dengan jumlah 4.706 orang.

4.2.2 Tingkat Pendidikan Penduduk

Berdasarkan tingkat pendidikan Sumberdaya Manusia Desa Tambakrejo

ini masih banyak terdapat penduduk yang bertamatan SD dimana jumlahnya

sebanyak 1.636 orang laki - laki dan 1.542 orang perempuan. Hal ini

menyebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan menimbulkan lemahnya

Sumberdaya Manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tambakrejo

NO TINGKATAN PENDIDIKAN LAKI – LAKI PEREMPUAN

1 Usia 3-6 Tahun yang belum masuk Tk

35 25

2 Usia 3-6 Tahun yan sedang TK / Playgroup

119 125

3 Usia 7-18 Tahun yang tidak pernah sekolah

80 55

4 Usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah

96

5 Usia 18-56 Tahun yang tidak pernah sekolah

34 26

6 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak Tamat

42 38

7 Tamat SD sederajat 1.636 1.542

8 Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP 25 15

Page 33: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

52

Lanjutan

NO TINGKAT PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

9 Jumlah usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTA

15 16

10 Tamat SMP /Sederajat 226 212

11 Tamat SMA / sederajat 98 72

12 Tamat D1 - -

13 Tamat D2 - 5

14 Tamat D3 - -

15 Tamat S1 8 7

16 Tamat S2 - -

17 Tamat S3 - -

Jumlah 2.084 1.933

Jumlah total 4.017 Orang

Sumber : Data Kependudukan Desa Tambakrejo 2017

Dari table tingkat pendidikan penduduk Desa Tambakrejo diatas dapat

disimpulkan bahwa tingkat pendidikan penduduk masih cukup rendah. Mayoritas

penduduk hanya menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang SD dengan

jumlah 1.636 penduduk diikuti jumlah penduduk yang menyelesaikan jenjang

pendidikan di tingkat SMP dengan jumlah 226 penduduk.

4.2.3 Mata Pencaharian Penduduk

Berdasarkan data kependudukan desa Tambakrejo tahun 2015, dapat

dilihat ragam mata pencaharian penduduk desa Tambakrejo. Mayoritas mata

pencaharian di desa Tambakrejo dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data Mata Pencaharian Penduduk Tambakrejo

NO JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Petani 716 394

2 Buruh Tani 205 56

3 Buruh migrant perempuan 83 -

4 Buruh migrant laki-laki - 104

5 Pegawai negri sipil 9 5

6 Pedagang keliling 8 3

7 Peternak 50 38

8 Nelayan 2.169 -

9 Montir 10 -

10 TNI 3 -

11 POLRI 3 -

12 Pensiunan TNI/POLRI/PNS 25 15

13 Pengusaha kecil dan menengah 50 67

14 Dukun kampung terlatih 5 7

15 Pengusaha besar 10 8

16 Karyawan perusahaan swasta 25 16

Page 34: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

53

Lanjutan

NO JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

17 Karyawan perusahaan pemerintah 22 27

18 Sopir 58 -

19 Tukang ojek 201 -

20 Tukang cukur 3 -

21 Tukang batu/kayu 22 -

Jumlah jenis mata pencaharian 3.667 740

Jumlah total jenis mata pencaharian 4.417 Orang

Sumber : Data Kependudukan Desa Tambakrejo 2017

Disini terlihat bahwa masyarakat Desa Tambakrejo dominan bermata

pencaharian sebagai nelayan. Dari situ sudah sesuai adanya TPI Dadaprejo

sebagai TPI yang baru yang ada di kecamatan Sumbermanjing Wetan karena

TPI Dadaprejo ini mengutamakan pembangunan di sektor perikanan.

Page 35: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

54

5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Tempat Pelelangan Ikan Pondok Dadap

Daerah Sendang Biru yang berada di sebelah selatan Kabupaten Malang

dikenal sebagai salah satu penghasil perikanan tangkap terbesar di Jawa Timur,

salah satu komoditi terbesar Sendang Biru adalah ikan tuna. Daerah Sendang

Biru memiliki 2 fasilitas pelelangan ikan yang cukup besar, salah satunya adalah

tempat pelelangan ikan (TPI) Pondok Dadap yang menjadi lokasi dari penelitian

ini. Memiliki lokasi yang strategis dan cukup luas menjadi salah satu kunci dari

TPI ini untuk bias berkembang menjadi salah satu TPI terbesar di Jawa Timur.

Untuk melakukan kegiatan pelelangan atau pemasaran, TPI Pondok Dadap

memiliki pengurus yaitu ketua, sekretaris, serta bendahara yang dalam proses

kerjanya akan dibantu oleh tim pengawas dan para karyawan. Berikut adalah

struktur organisasi di TPI Pondok Dadap :

Gambar 3. Struktur Organisasi TPI Pondok Dadap

Page 36: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

55

Tabel 4. Daftar Nama Pengawas TPI Pondok Dadap

No. Nama Jabatan

1 Wikanto, SE Koordinator

2 Nityoadi Anggota

3 Krisdian Adi C Anggota

Sumber : TPI Pondok Dadap, 2017 Tabel 1. Daftar Nama Karyawan TPI Pondok Dadap

No. Nama Jabatan

1 Hari Agus Setiawan Manajer

2 Fajar SS Kabid

Unit TPI

1 Agus Harianto Juru Lelang

2 Bedu Abdullah Juru Timbang

3 Sihwiyoto Adi Juru Lelang

4 Hendro,S Juru Nota

5 Misdram Juru Buku

6 Indra A Yudianto Juru Buku

7 Ariska Eko P. Juru Nota

8 Yuli Arianti Kasir TPI

9 Siti Rokayah Juru Nota

10 Widiati Kasir TPI

11 KhalimaTusana Juru Nota

12 Sumardi Kebersihan

UNIT PAM

13 Subandi Tehnisi

14 Winarmo Kran TPI

15 Semin MCK TPI

16 Adi Susilo Tehnisi

UNIT SPDN

17 Ilona Amelia Juru Buku

18 Adi Luarso Operator

19 Kurniadi SW Operator

KANTOR

20 Eddy Kristanto Akuntansi

21 Siti Fatimah Kasir

22 Astuti Wardhani Ass Kasir

23 Ririn Dwi Yuli A Adiminstrasi

24 Irene Administrasi

25 Dwi Yuli S PPOB

26 Gatot Sumardji PPOB

UNIT ES

27 Rudi Limbang Unit Es

SATPAM

28 Suratin Satpam

29 Edi Suhendro Satpam

Sumber : TPI Pondok Dadap, 2017

Page 37: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

56

5.2 Proses Pemasaran Ikan Tuna

Manajemen pemasaran merupakan proses kegiatan aktivitas

menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan ujung

tombak kegiatan ekonomi dalam agribisnis peternakan. Peternak atau

pengusaha yang menghasilkan produk peternakan pasti menginginkan

produknya sampai dan di-terima oleh konsumen yang harus melalui beberapa

kegiatan pemasaran (Rahadi dan Hartono, 2003).

Gambar 4. Proses Pemasaran Ikan Tuna di TPI Pondok Dadap

Pada proses pemasaran ikan tuna, TPI Pondok Dadap Sendang Biru

Kabupaten Malang, nelayan bertindak sebagai produsen yang memenuhi

permintaan ikan tuna dari konsumen dan TPI Pondok Dadap bertindak sebagai

fasilitator pada saat proses pelelangan ikan. Pada proses pemasaran ikan tuna

di TPI Pondok Dadap dimulai ketika kapal penangkap ikan mulai berlabuh di

dermaga dekat TPI. Saat kapal sudah selesai berlabuh para pengurus kapal

serta juru angkut mulai menurunkan hasil tangkapan untuk selanjutnya dibawa

ke TPI untuk melalui proses penimbangan terlebih dahulu. Setelah proses

penimbangan selesai, ikan dimasukkan dalam bak atau basket, setiap bak ikan

telah terisi ikan tuna seberat 10kg.

Proses selanjutnya adalah proses pelelangan, dalam proses ini akan

terjadi proses jual-beli yang akan dipandu oleh juru lelang. Juru lelang akan

memulai pelelangan ikan dengan membuka harga dimulai dari yang paling

rendah dan calon pembeli yang menawar dengan harga yang paling tinggi maka

Pedagang Besar

membeli ikan

melalui proses

pelelangan

Ikan hasil

tangkapan

nelayan

Pengurus Kapal /

Pengambek Ikan

membeli semua hasil

tangkapan nelayan Pedagang

Pengecer membeli

ikan melalui

proses pelelangan

Konsumen

Page 38: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

57

berhak untuk mendapatkan ikan tersebut. Proses pelelangan ikan di TPI Pondok

Dadap dilakukan setiap pagi hari dan hamper setiap hari selalu ada pelelangan

ikan. TPI akan berhenti beroperasi ketika cuaca sedang buruk dan tidak ada

kapal yang berangkat melaut.

Gambar 5. Lokasi Kapal Penangkapan Berlabuh

Gambar 6. Proses menurunkan ikan hasil tangkapan

Gambar 7. Proses menimbang hasil tangkapan

Teknologi penangkapan Ikan Tuna di TPI Pondok Dadap dapat dikatakan

masih menggunakan cara yang tradisional. Hal tersebut membuat proses

penangkapan ikan di wilayah Sendang Biru sangat tertinggal bila dibandingkan

Page 39: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

58

dengan negara penghasil ikan tuna yang lain, seperti Jepang, Korea, dan

Taiwan. Kapal yang digunakan pun masih semi modern yang dimana jarak

tempuh dan daya angkut tangkapan ikan tuna sangat terbatas. Berikut beberapa

kapal penangkapan ikan tuna yang umum dipakai nelayan di TPI Pondok Dadap:

Tabel 5. Jenis Kapal Penangkapan yang Digunakan

No Uraian Jumlah Armada

1 Purse Seine 52

2 Sekoci 450

3 Jukung 157

4 Kunting 75

Sumber : Data Diolah, 2017

Gambar 8. Proses pelelangan ikan di TPI

5.2.1 Saluran Pemasaran

Pada umumnya pemasaran dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang kepada konsumen baik konsumen

perorangan maupun berkelompok. Definisi pemasaran itu sendiri adalah proses

sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh memperoleh

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai

dengan yang lain (Kotler dan Armstrong, 2008:6).

Dalam usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap ini, pada

umumnya menggunakan 3 saluran pemasaran, yaitu nelayan melalui

pengambek dibeli oleh pedagang besar, nelayan melalui pengambek dibeli oleh

pedagang pengecer, dan dari nelayan langsung melalui pedagang besar. Berikut

adalah gambar dari saluran pemasaran di TPI Pondok Dadap :

Page 40: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

59

Gambar 9. Saluran Pemasaran Ikan Tuna di TPI Pondok Dadap

Pada saluran pemasaran pertama, nelayan menjual ikan ke pengambek

ikan yang membeli semua hasil tangkapan nelayan. Dari pengambek ikan

kemudian dijual kepada pedagang besar melalui system pelelangan ikan dimana

sebagian besar pedagang besar datang langsung ke pengambek ikan yang ada

di TPI untuk membeli ikan yang baru saja di lelang. Selanjutnya dari pedagang

besar, Ikan tersebut disalurkan kepada pedagang pengecer yang berada di

pasar-pasar yang menjual ikan tuna.

Saluran kedua kurang lebih hampir sama dengan saluran yang pertama,

yaitu nelayan masih menjual hasil tangkapannya kepada pengambek ikan. Akan

tetapi yang membedakan saluran kedua ini adalah pengambek ikan langsung

mendistribusikan ikannya kepada pedagang pengecer yang ada di pasar-pasar

hal ini dikarenakan untuk menekan biaya transportasi bagi pengambek ikan

karena pedagang pengecer yang datang menghampiri pengambek ikan untuk

membeli ikannya walaupun skala pembelian yang dilakukan oleh pedagang

pengecer lebih sedikit dibandingkan pedagang besar tetapi biasanya pengambek

ikan sudah memiliki pelanggan-pelanggan (pedagang pengecer) yang sering

membeli ikan darinya.

Nelayan Pengurus

Kapal

(pengambek)

Pedagang

Pengecer

Pedagang

Besar

Konsume

n

Pedagang

Besar

Nelayan

Pengurus

Kapal

(pengambek)

Nelayan

Page 41: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

60

Pada saluran ketiga nelayan tidak menjual hasil tangkapannya dengan

melalui sistem lelang dikarenakan nelayan sendiri sudah memiliki kebiasaan

menjual hasil tangkapannya langsung kepada pedagang besar karena antara

nelayan dan pedagang besar terkadang memiliki hubungan kerabat atau saudara

sendiri karena dengan kondisi tersebut nelayan tidak disulitkan lagi dengan

masalah harga yang tidak pasti karena pedagang besar biasanya membeli

berdasarkan harga yang sedang umum atau berlaku pada saat itu juga.

Terkadang ada juga nelayan yang menjual hasil tangkapannya langsung kepada

pedagang besar tanpa melalui proses pelelangan dan bukan juga merupakan

kerabat hal ini dikarenakan jumlah hasil tangkapan mereka yang relatif sedikit

atau dibawah rata-rata pada umumnya.

Gambar 10. Lokasi Tempat Pelelangan Ikan

5.2.2 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh

perusahaan dalam kegiatan pemasarannya, seperti yang diungkapkan oleh

Kotler dan Amstrong (2001:18) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat

taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan

respon yang diinginkan pasar sasaran” bauran pemasaran terdiri dari atas segala

sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan

produknya. Kemungkinanan itu dapat dikelompokan menjadi empat kelompok

variabel yaitu produk, harga, promosi dan distribusi.

Page 42: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

61

Dari hasil penelitian tentang analisis biaya transaksi pada pemasaran ikan

tuna di Dusun Sendang Biru khususnya di TPI Pondok Dadap, hasil bauran

pemasaran yang didapatkan sebagai berikut:

1. Produk

Usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap selalu berupaya untuk

menghasilkan ikan tuna dengan kualitas yang unggul dari segi ukuran maupun

kesegarannya. Demi menghasilkan ikan tuna dengan ukuran yang bagus,

nelayan ikan tuna selalu menggunakan alat tangkap dengan ukuran pukat yang

tidak terlalu kecil serta menjaga kesegaran ikan tuna dengan langsung

melakukan pelelangan begitu kapal bersandar dengan melalui proses

penimbangan dahulu.

2. Harga

Harga merupakan penentu keberhasilan pasar. Harga yang ditawarkan

harus sesuai dengan dengan harga pasar dengan mempertimbangkan kualitas

dari produk. Penentuan harga pada usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok

Dadap merupakan hasil dari proses lelang, dimana juru lelang akan membuka

harga mulai dari yang paling rendah. Konsumen yang menawar ikan dengan

harga yang paling tinggi akan mendapatkan ikan yang dilelang. Selain itu cuaca

serta musim ikan juga sangat berpengaruh terhadap penentuan harga.

3. Promosi

Promosi yang komunikatif dapat meningkatkan jumlah permintaan akan

sebuah produk, pada usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap tidak

memiliki sistem promosi besar-besaran, namun cukup dengan menggunakan

papan nama dikarenakan daerah Sendang Biru sudah cukup lama dikenal

masyarakat luas sebagai daerah penghasil ikan tuna sehingga tidak diperlukan

promosi yang berlebih.

4. Distribusi

Page 43: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

62

Distribusi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam usaha

pemasaran, dimana dalam kegiatan ini distributor bertugas menyalurkan produk

dari produsen ke tangan konsumen. Dalam kegiatan distribusi ikan tuna di TPI

Pondok Dadap, nelayan berperan sebagai produsen yang akan menyalurkan

ikan hasil tangkapanya melalui pedagang pengumpul, pedagang besar,

pedagang pengecer yang akan menyalurkan ikan ke tangan konsumen.

5.2.3 Strategi Pemasaran

Manajemen strategi menurut Rahmady dan Andi (2007:1), adalah suatu

tindakan manajerial yang mencoba untuk mengembangkan potensi perusahaan

di dalam mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

Pada usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap strategi

pemasaran yang dilakukan tidak begitu agresif, hal tersebut dikarenakan semua

hasil tangkapan ikan tuna akan dijual melalui system pelelangan ikan setelah

melalui proses penimbangan terlebih dahulu. Para peserta pelelangan ikan di

TPI kebanyakan para pedagang pengumpul atau yang biasa disebut pengambek

ikan. Para pedagang pengumpul biasanya membeli ikan dalam jumlah cukup

besar untuk kemudian dijual lagi kepada pedagang besar atau pedagang

pengecer.

Untuk strategi memasarkan ikan tuna di TPI pondok Dadap sendiri tidak

memiliki strategi khusus. Hal tersebut disebabkan karena nelayan di Sendang

Biru sudah dikenal secara luas sebagai salah satu nelayan penghasil ikan tuna

terbesar di Jawa timur, sehingga tanpa melakukan strategi pemasaran secara

khusus pun konsumen akan dating dengan sendirinya ke daerah Sendang Biru.

Nelayan di Sendang Biru hanya perlu mempertahankan konsumen mereka

dengan tetap menjaga kualitas serta pelayanan mereka agar konsumen tetap

membeli ikan tuna di daerah Sendang Biru.

Page 44: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

63

5.3 Biaya Pemasaran

Pada umumnya pemasaran dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang kepada konsumen baik konsumen

perorangan maupun berkelompok. Definisi pemasaran itu sendiri adalah proses

sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh memperoleh

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai

dengan yang lain (Kotler dan Armstrong, 2008:6).

Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan ikan tuna antara lain modal

tetap dan biaya variabel. Sedangkan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh

nelayan dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 6. Biaya Pemasaran Ikan Tuna di TPI Pondok Dadap

No Rincian Total Biaya (dalam 1 tahun)

1 Es balok Rp. 4.800.000

2 Kuli panggul/angkutan Rp. 12.000.000

3 Konsumsi Rp. 2.000.000

4 Biaya Komunikasi Rp. 600.000

Jumlah Rp. 19.400.000

Sumber: Data diolah, 2017

5.4 Analisis Biaya Transaksi

Salah satu alat analisis dalam ilmu ekonomi kelembagaan adalah

ekonomi biaya transaksi. Alat analisis ini sering digunakan untuk mengukur

efisien tidaknya desain kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi yang terjadi

dalam kegiatan ekonomi, berarti tidak efisien kelembagaan yang didesain. Alat

analisis ekonomi biaya transaksi masih mengalami beberapa hambatan,

pertama, secara teoritis masih belum terungkap secara tepat definisi biaya

transaksi itu sendiri. Kedua, setiap kegiatan ekonomi selalu bersifat spesifik

sehingga variabel dari biaya transaksi juga selalu berlaku khusus. Tanpa ada

definisi yang jelas tentang biaya transaksi menyebabkan kesulitan untuk

merumuskan variabel-variabelnya. Ketiga, meskipun definisi dan variabel sudah

Page 45: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

64

dapat dirumuskan dengan baik dan jelas, masalah yang muncul adalah

bagaimana mengukurnya. Pengukuran ini merupakan isu yang sangat strategis

karena berdampak pada akurasi sebuah analisis kelembagaan, terutama untuk

melihat efisiensinya (Yustika 2006).

A. Biaya Transaksi di Tingkat Nelayan

Dalam proses pemasaran ikan tuna, ternyata tidak hanya menghitung

berapa biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penangkapan ikan namun juga

harus menghitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk melakukan transaksi

yang terjadi. Dalam usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap biaya

transaksi yang terjadi dapat dikatakan sangat sedikit atau hampir tidak ada.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, nelayan ikan tuna di Sendang Biru

nelayan tidak perlu mengeluarkan biaya transaksi untuk pemasaran dikarenakan

hasil tangkapan nelayan tersebut akan langsung dibeli oleh para pengambek

ikan untuk selanjutnya dijual kembali melalui proses pelelangan. Dalam hal ini

nelayan tidak terlibat sama sekali dalam proses pemasaran selanjutnya, nelayan

hanya berperan untuk menangkap ikan dan dijual kepada pengambek ikan.

B. Biaya Transaksi di Tingkat Pengambek Ikan

Dalam proses pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap, pengurus

kapal atau yang biasa disebut pengambek ikan berperan sebagai pembeli

pertama hasil tangkapan nelayan saat nelayan selesai berlayar. Biaya transaksi

yang dikeluarkan oleh pengambek ikan meliputi biaya retribusi, biaya

administrasi yang harus dibayarkan ke pengelola TPI, biaya monitoring atau

pengawasan terhadap harga pasaran dan kualitas ikan, dan biaya untuk

memperoleh kartu bina mutu. Berikut adalah rincian biaya transaksi yang harus

dikeluarkan oleh pengambek ikan :

Page 46: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

65

Tabel 7. Biaya Transaksi Pengambek Ikan

No Rincian Biaya Jumlah

1 Biaya Retribusi tiap transaksi Rp. 18.250

2 Biaya Administrasi tiap transaksi Rp. 500.000

3 Biaya Monitoring Rp. 0

4 Biaya Kartu Bina Mutu tiap transaksi Rp. 5.000

Total Rp. 523.250

Sumber : Data Diolah, 2017

Dari data diatas diasumsikan bahwa rata-rata pengambek ikan membeli

ikan sebanyak 250kg dari nelayan. Biaya transaksi yang harus dikeluarkan

pengambek ikan di TPI Pondok Dadap yaitu sebesar Rp. 523.250 yang meliputi

biaya retribusi (Rp. 73/kg) sebesar Rp. 18.250, biaya administrasi sebesar Rp.

500.000, biaya monitoring nihil karena pengambek ikan sendiri yang melakukan

monitoring ke tempat pelelangan, dan biaya kartu bina mutu sebesar Rp. 5.000.

Biaya transaksi paling besar yang harus dikeluarkan pedagang pengumpul yaitu

untuk membayar biaya administrasi yaitu sebesar Rp. 500.000.

C. Biaya Transaksi di Tingkat Pedagang Besar

Dalam proses pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap, pedagang

besar berperan sebagai pembeli dari pengurus kapal atau pengambek ikan

melalui system pelelangan ataupun membeli langsung dari nelayan. Biaya

transaksi yang dikeluarkan oleh pedagang besar meliputi biaya kontrak dagang,

biaya administrasi, biaya pencarian informasi pengambek ikan dan pedagang

pengecer, biaya untuk berkomunikasi, dan biaya monitoring. Berikut adalah

rincian biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh pedagang besar :

Tabel 8. Biaya Transaksi di Tingkat Pedagang Besar

No Rincian Biaya Jumlah

1 Biaya administrasi tiap transaksi Rp. 1.000.000

2 Biaya Pencarian Informasi tiap transaksi

Rp. 100.000

3 Biaya Komunikasi tiap transaksi Rp. 50.000

4 Biaya monitoring Rp. 0

Total Rp. 1.150.000

Sumber : Data Diolah, 2017

Page 47: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

66

Dari rincian diatas, total biaya tramsaksi yang harus dikeluarkan oleh

pedagang besar sebesar Rp. 1.150.000 yang meliputi biaya administrasi sebesar

Rp. 1.000.000, biaya pencarian informasi untuk mencari harga terendah dan

kualitas terbaik di pengambek ikan dan pedagang pengecer sebesar Rp.

100.000, biaya untuk berkomunikasi sebesar Rp. 50.000, dan untuk biaya

monitoring tidak mengeluarkan biaya apapun karena pedagang besar sendiri lah

yang melakukan monitoring terhadap harga dan kualitas ikan. Dari data diatas

biaya transaksi paling besar yang harus dikeluarkan oleh pedagang besar yaitu

untuk biaya perjanjian kontrak dagang yaitu sebesar Rp. 7.500.000 dan

dikeluarkan pada saat awal usaha pemasaran dibentuk.

D. Biaya Transaksi di Tingkat Pedagang Pengecer

Dalam proses pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap, pedagang

pengecer berperan sebagai pembeli dari pedagang besar untuk kemudian dijual

langsung kepada konsumen akhir. Biaya transaksi yang harus dikeluarkan

pedagang pengecer untuk menjual ikan tuna diantaranya biaya pencarian

informasi pedagang besar yang menjual ikan tuna dengan harga terendah dan

kualitas baik, biaya monitoring untuk mengecek kualitas ikan tuna yang dibeli

dari pedagang besar, biaya untuk berkomunikasi, dan biaya retribusi pedagang

pengecer di pasar-pasar tradisional. Berikut adalah rincian biaya transaksi yang

harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer :

Tabel 8. Biaya Transaksi di Tingkat Pedagang Pengecer

No Rincian Biaya Jumlah

1 Biaya Pencarian Informasi Rp. 0

2 Biaya Monitoring Rp. 0

3 Biaya Berkomunikasi tiap transaksi Rp. 50.000

4 Biaya Retribusi Pasar Tradisional tiap bulan

Rp. 100.000

Total Rp. 150.000

Sumber : Data Diolah, 2017

Page 48: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

67

Dari rincian biaya transaksi diatas, dapat diketahui bahwa jumlah total

biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah sebesar

Rp. 150.000. Dengan rincian untuk biaya pencarian informasi dan biaya

monitoring ke pedagang besar sebesar Rp. 0 karena pedagang pengecer

sendirilah yang langsung menemui pedagang besar dan bertransaksi, biaya

berkomunikasi sebesar Rp. 50.000, dan biaya retribusi di pasar tradisional

sebesar Rp. 100.000.

5.5. Margin Pemasaran

Margin pemasaran dapat didefinisikan sebagai selisih harga antara yang

dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen. Panjang

pendeknya sebuah saluran pemasaran dapat mempengaruhi marginnya,

semakin panjang saluran pemasaran maka semakin besar pula margin

pemasarannya, sebab lembaga pemasaran yang terlibat semakin banyak.

Besarnya angka marjin pemasaran dapat menyebabkan bagian harga yang

diterima oleh petani produsen semakin kecil dibandingkan dengan harga yang

dibayarkan konsumen langsung petani, sehingga saluran pemasaran yang terjadi

atau semakin panjang dapat dikatakan tidak efisien (Istiyanti, 2010).

Pada hasil penelitian yang dilakukan di TPI Pondok Dadap, harga eceran

ikan tuna per kilogram yang ditetapkan sebesar Rp. 16.000. Akan tetapi

konsumen lebih suka membeli dalam jumlah banyak, begitu pula dengan

pedagang besar. Harga yang ditetapkan produsen/nelayan sebesar Rp. 15.000.

Sehingga diperoleh nilai margin pemasaran sebesar Rp. 1.000. Uraian tentang

perhitungan margin pemasaran dapat dilihat sebagai berikut :.

MP (Saluran 1) = Pr – Pf

Page 49: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

68

= Harga ditingkat tempat pelelangan ikan – harga

ditingkat produsen

= Rp. 16.000 – Rp. 15.000

= Rp. 1.000

MP (Saluran 2) = Harga ditingkst pasar tradisional – harga ditingkat

produsen

= Rp. 17.000 – Rp. 15.000

= Rp. 2.000

MP (Saluran 3) = Harga ditingkat pedagang besar – harga ditingkat

produsen

= Rp. 15.500 – Rp. 15.000

= Rp. 500

5.6 Analisis Usaha Jangka Pendek

a. Permodalan

Biaya untuk pencarian informasi sangat kecil, karena usaha pemasaran

ikan tuna di TPI Pondok Dadap ini tidak memasang iklan untuk usahanya, dan

nelayan juga tidak melakukan promosi dalam bentuk apapun, jadi konsumen

mengetahui usaha ini dari mulut ke mulut sehingga dapat dikatakan biaya yang

dikeluarkan untuk pencarian informasi sangat kecil atau bahkan dapat dikatakan

tidak ada. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa besar modal tetap/investasi

nelayan TPI Pondok Dadap adalah sebesar Rp. 655.135.850, sedangkan

pada modal kerja diperoleh nilai sebesar Rp. 9.702.176.069 dengan

uraian sebagai berikut:

Tabel 9. Modal tetap/investasi No Nama sarana Harga Usia

(Tahun) Nilai Penyusutan

per Tahun

Page 50: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

69

1 Bangunan Rp. 105.855.200 20 tahun Rp. 5.292.760 2 Bangunan MCK Rp. 13.237.000 20 tahun Rp. 661.850 3 Bangunan Gudang es Rp. 49.942.000 20 tahun Rp. 2.497.100 4 Mobil L-300/Pick up Rp. 134.588.000 4 tahun Rp. 33.647.000 5 Bak Truk Mj. 01 Rp. 25.856.650 4 tahun Rp. 6.464.163 6 Toyota Innova Rp. 268.000.000 4 tahun Rp. 16.750.000 7 Supra Fit/ mokas Rp. 5.000.000 8 tahun Rp. 625.000

8 Laptop Rp. 4.000.000 4 tahun Rp. 1.000.000

9 Printer Rp. 2.050.000 4 tahun Rp. 512.500

10 Mesin Fotocopy Rp. 24.000.000 4 tahun Rp. 3.000.000

11 Kursi Putar Rp. 1.650.000 8 tahun Rp. 206.250

12 Kursi Lipat Rp. 2.437.000 8 tahun Rp. 304.625

13 Meja Kayu Rp. 840.000 8 tahun Rp. 105.000

14 Etalase Kaca Rp. 680.000 4 tahun Rp. 170.000

15 Tangki Solar Rp. 17.000.000 8 tahun Rp. 2.125.000

Total Rp. 655.135.850 Rp. 73.361.248

Sumber: TPI Pondok Dadap, 2017 Tabel 10. Modal kerja

Sumber: TPI Pondok Dadap, 2017

b. Biaya Produksi

Setiap perusahaan selalu menaruh perhatian besar pada aspek struktur

biaya (tetap dan variabel) dan jenis-jenis biaya yang lain (opportunity cost),

karena biaya merupakan faktor utama yang menentukan harga minimal yang

harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Menurut Shinta

(2011), Total Cost (TC) didapat dari penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya

variabel.

Biaya produksi dalam usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap

terbagi menjadi 2 yaitu Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variable (Variable

No. Bentuk Modal Lancar Nilai (Harga satuan x pengeluaran

perbulan)

Jumlah (Tahun)

1 Es Balok 12.000 x 3.600 Rp. 43.200.000

2 Solar 5.500 x 145.454.545 Rp. 9.600.000.000

3 PAM Rp. 346.666.667 Rp. 4.160.000

4 Angkutan Rp. 2.587.000 Rp. 31.044.000

5 Bahan Makanan Rp. 337.500 Rp. 4.050.000

6 Listrik Rp. 629.672.417 Rp. 7.556.069

8 Perawatan Rp. 1.013.833 Rp. 12.166.000

Jumlah Rp. 9.702.176.069

Page 51: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

70

Cost). Penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost) dengan biaya variable (variable

cost) akan menghasilkan Biaya Total (Total Cost).

1. Biaya Tetap (Fixed cost)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan untuk mengetahui

besarnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha pemasaran ikan tuna di TPI

Pondok Dadap. Didapatkan hasil sebesar Rp. 619.835.336 yang dikeluarkan

setiap tahunnya. Rincian biaya tetap tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Biaya Variabel (Variable cost)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan untuk mengetahui

besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh usaha pemasaran ikan tuna di

TPI Pondok Dadap. Didapatkan hasil sebesar Rp. 9.702.176.069 yang

dikeluarkan setiap tahunnya. Rincian biaya tetap tersebut dapat dilihat pada

lampiran 3.

3. Biaya Total (Total cost)

Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan jumlah pengeluaran

untuk biaya tetap (fixed cost) sebesar Rp. 619.835.336 dan biaya variable

(variable cost) sebesar Rp. 9.702.176.069 sehingga diperoleh biaya total (total

cost) sebesar Rp. 10.322.011.405. Rincian biaya total tersebut dapat dilihat pada

perhotungan dibawah :

TC = FC + VC

= Rp. 619.835.336 + Rp. 9.702.176.069

= Rp. 10.322.011.405

c. Penerimaan

Penerimaaan (Total Revenue) merupakan pendapatan kotor usaha yang

didefinisikan sebagai nilai produk total usaha daklam jangka waktu tertentu.

Penerimaan diperoleh dari penjualan produk akhir yang berupa uang

(Primyastanto, 2015).

Page 52: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

71

Pada saat penelitian, data penerimaan setiap bulan berbeda-beda. Hal

tersebut disebabkan karena jumlah total ikan tuna yang ditangkap setiap

bulannya juga berbeda-beda, tergantung kondisi perairan dan musim ikan. Data

yang diperoleh pada saat penelitian yaitu total berat ikan tuna yang ditangkap

dalam 1 tahun yaitu sebesar 918.710 kg dengan harga per kg sebesar Rp.

15.000. Sehingga didapatkan total penerimaan sebesar Rp. 13.780.650.000.

Uraian tentang perhitungan total penerimaan dapat dilihat sebagai berikut :

TR = Total Penangkapan (kg) x Harga (Rp)

= 918.710 kg x Rp 15.000

= Rp. 13.780.650.000

d. R/C Ratio

Menurut Primyastanto (2005), analisa Revenue Cost Ratio yaitu

perbandingan atau imbangan antara total penerimaan dengan total biaya.

Revenue Cost Rasio digunakan dalam suatu usaha untuk mengetahui

perbandingan antara penerimaan dengan total biaya sehingga dapat diketahui

apakah usaha tersebut menguntungkan dan efisien atau tidak. Sesuai dengan

ketentuan yang ada dimana apabila setelah dilakukan perhitungan Revenue Cost

Ratio diperoleh hasil lebih dari 1 (>1) maka usaha tersebut dikatakan

menguntungkan R/C Ratio yang didapat dari usaha pemasaran ikan tuna di TPI

Pondok Dadap sebesar 1,42 yang artinya usaha tersebut menguntungkan.

Secara terperinci perhitungan Revenue Cost Ratio dapat dilihat sebagai berikut :

R/C Ratio =

=

= 1,42

e. Keuntungan

Page 53: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

72

Keuntungan usaha atau pendapatan bersih adalah besarnya penerimaan

setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk prosese produksi baik

tetap maupun tidak tetap (Primyastanto, 2011). Keuntungan adalah tujuan utama

seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya. Pada usaha pemasaran ikan

tuna di TPI Pondok Dadap ini memiliki total penerimaan sebesar Rp.

13.780.650.000 dan total biaya operasional sebesar Rp. 9.702.176.069 dimana

total biaya operasional ini merupakan total biaya yang digunakan dalam proses

penangkapan ikan sampai siap untuk dipasarkan, sehingga keuntungan atau

laba kotor yang diperoleh per tahun sebesar Rp. 4.078.473.931. Rincian

perhitungan keuntungan dapat dilihat sebagai berikut :

Laba = TR – VC

= Rp. 13.780.650.000 - Rp. 9.702.176.069

= Rp. 4.078.473.931

f. Break Even Point (BEP)

Analisa Break Event Point (BEP) merupakan suatu teknik analisis untuk

mempelajari hubungan antara biaya-biaya Variable yang berhubungan, biaya

tetap, keuntungan, dan volume kegiatan (Riyanto, 1995 dalam Primyastanto,

2015). Pada usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok Dadap ini dikatakan

layak untuk dijalankan hal tersebut dikarenakan usaha pemasaran ikan tuna ini

telah mendapatkan keuntungan/laba karena jumlah BEP atas dasar sales masih

dibawah penerimaan. Dengan penerimaan sebesar 13.780.650.000 diketahui

jumlah BEP per unit sebesar 139.602 kg, sedangkan BEP per sales diperoleh

hasil sebesar Rp. 2.066.117.786. Untuk rincian perhitungan BEP dapat dilihat

sebagai berikut :

Harga per kg = Rp 15.000

Biaya variabel per kg = biaya variabel per tahun : total jumlah ikan tuna

= Rp. 9.702.176.069 : 918.710

Page 54: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

73

= Rp. 10.560

BEP per Unit =

=

= 139.602 kg

BEP per Sales =

=

=

= Rp. 2.066.117.786

g. Rentabilitas

Menurut Istiyanti (2010), rentabilitas merupakan kemampuan sebuah

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang

digunakan dan dinyatakan dalam bentuk persen. Pada usaha pemasaran ikan

tuna di TPI Pondok Dadap diperoleh hasil rentabilitas sebesar 34,1%, dimana

hasil tersebut didapatkan dari jumlah keuntungan bersih yang diterima dibagi

jumlah biaya operasional yang dikeluarkan. Rincian perhitungan rentabilitas

dapat dilihat pada perhitungan di bawah :

Rentabilitas =

x 100%

=

x 100%

= 34,1%

j. Kegiatan Sosial Masyarakat (Zakat)

Perintah Allah SWT untuk berzakat terdapat pada Al-Quran surat At-

Taubah ayat 103 yang berbunyi : “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoakan

Page 55: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

74

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi

mereka dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.

Berdasarkan penggalan ayat diatas, dimana mayoritas pegawai TPI

Pondok Dadap yang bergagama Islam maka wajib hukumnya untuk

melaksanakan zakat. Jumlah zakat yang diperoleh akan disalurkan untuk

pembangunan masjid di sekitar TPI dan memberikannya kepada kaum yang

membutuhkan. Berikut ini adalah rincian perhitungan zakat sebagai berikut :

Zakat = 2,5% x Rp. 3.458.438.595

= Rp. 86.460.964

Page 56: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

tentang Analisis Biaya Transaksi pada Pemasaran Ikan Tuna di Dusun Sendang

Biru kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang yang tepatnya berada

di TPI Pondok Dadap dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada proses pemasaran masih tergolong sederhana, dan para pelaku

pemasaran meliputi pengambek ikan, pedagang besar, dan pedagang

pengecer.

2. Pada biaya transaksi, biaya yang muncul tinggi adalah pada biaya transaksi di

tingkat pedagang besar, pada proses negoisasi dan pembuatan kontrak

dagang. Sedangkan biaya transaksi terendah ada pada tingkat nelayan,

karena dalam proses pemasaran nelayan tidak perlu turun langsung

melakukan pemasaan dan cukup menjual hasil tangkapannya ke pengambek

ikan.

3. Pada hasil penelitian yang dilakukan di TPI Pondok Dadap, harga eceran ikan

tuna per kilogram yang ditetapkan sebesar Rp. 16.000. Akan tetapi konsumen

lebih suka membeli dalam jumlah banyak, begitu pula dengan pedagang

besar. Harga yang ditetapkan produsen/nelayan sebesar Rp. 15.000.

Sehingga diperoleh nilai margin pemasaran sebesar Rp. 1.000.

4. Pada analisis finansial dari usaha pemasaran ikan tuna di TPI Pondok

Dadap, usaha tersebut menguntungkan karena pada analisis R/C Ratio

diperoleh hasil 1,42 dimana hasil tersebut >1. Sedangkan pada

perhitungan BEP Sales diperoleh hasil sebesar Rp. 2.066.117.786

Page 57: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

dimana hasil tersebut lebih kecil dari total penerimaan sehingga dapat

dikatakan usaha pemasaran ikan tuna ini menguntungkan.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah diilakukan, dapat diberikan beberapa

saran yang bersifat membangun dan untuk pengembangan usaha pemasaran

ikan tuna di Dusun Sendang Biru tepatnya di TPI Pondok Dadap sebagai berikut:

1. Untuk pemerintah agar memberikan perhatian khusus kepada TPI Pondok

Dadap dan diharapkan mampu memberikan bantuan agar TPI ini semakin

berkembang

2. Untuk pengelola diharapkan lebih memperhatikan kebersihan karena masih

banyak dijumpai sampah yang berserakan dan demi untuk meningkatkan

kenyamanan pengunjung

3. Untuk perguruan tinggi agar lebih banyak mengirimkan mahasiswa untuk

penelitian di Sendang Biru untuk membantu menganalisis dan pengembangan

berbagai usaha di Sendang Biru

Page 58: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

77

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Cendika.

Bondar AI. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Tuna Segar Indonesia [skripsi]. Bogor : Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

David, Fred R. 2001. Manajemen Strategis. Prenhallindo. Jakarta.

Downey W. David dan Steven P. Erickson. 1989. Manajemen Agribisnis.Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.

Istiyanti, Eni. 2010. Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Keriting Di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Mapeta, 12(2): 116-124

Kotler, Philip. dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip pemasaran. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.

Marzuki. 2005. Metodologi Riset Cetakan Kelima. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Maulana, Agus. 2009. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta

Primyastanto, M. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan. Universitas Brawijaya Press. Malang.

Primyastanto, M.,dkk. 2005.Perencanaan Usaha(Bussines Plan) Sebagai Aplikasi EkonoPerikanan. Bahtera Press. Malang.

Primyastanto M, et al: 2016 Analysis of Marketing Mix at “Wisata Bahari Lamongan” Lamongan, East Java

Rahardi, F dan Hartono, R. 2012. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta

Rachmadian. 2015. Analisis Konsumsi Ikan Segar dan Ikan Olahan Disekitar Kelurahan Pandan Wangi Malang Jawa Timur. Skripsi Mahasiswa FPIK UB. Malang

Rahmady Radiany dan Andi Sularso. 2007. Konsentrasi Pemasaran. Surabaya: Badan Penerbit Mahardhika.

Page 59: ANALISIS BIAYA TRANSAKSI PEMASARAN IKAN TUNA ...repository.ub.ac.id/4668/1/Putra, Galih Bima.pdfRINGKASAN GALIH BIMA PUTRA (135080407111997). Analisis Biaya Transaksi Pemasaran Ikan

78

Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan perikanan. 2011. Data Pokok Kelautan dan Perikanan Periode s.d Oktober 2016. http:statistik.kkp.go.id/index.php/arsip/file/35/buku-data-pokok-s.d.-oktober-2016.pdf/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2017

Sudarsono, 2007, Penetapan Harga Jual, http://ilmumanajemen.wordpress.com, diakses tanggal 6 Maret 2013.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Swastha DH, dkk. 1994. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta.

Yustika, Erani. 2008. The Transaction Cost Of Sugarcane Farmers: An

Explorative Study. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 23: 283-301