Analisis Bank BNP

29
Yunisca Wijaya 1453001

description

a

Transcript of Analisis Bank BNP

PowerPoint Presentation

Yunisca Wijaya1453001

PT Bank Nusantara Parahyangan TbkPT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) berkedudukan di Bandung dan berkantor pusat di Jalan Ir. Juanda No. 95, Bandung - 40132, Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 47, tanggal 18 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, SH, Notaris di Bandung.

Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat membidik sector ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi PT Bank Nusantara Parahyangan.

Pada Agustus 1994, untuk melayani ragam transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impor, maka Bank BNP melengkapi ijin operasionalnya dengan ijin sebagai Bank Devisa.

Ikhtisar Neraca 2014 Bank BNPNeraca(dalam jutaan rupiah)Total Aset9.468.873 Total Liabilitas8.330.772 Total Ekuitas1.138.101Total Liabilitas dan Ekuitas9.468.873PRODUK KREDIT BANK BNPProdukFiturKredit Modal Kerja (IDR, USD) dan InvestasiPinjaman Rekening Koran (PRK)Time Loan Revolving (TLR) / Pinjaman AKSEPTime Loan Fixed (TLF) / Pinjaman TetapTime Loan AngsurKredit KonsumsiKredit Pemilikan Rumah (KPR)- KPR IDAMAN: Kredit Kepemilikan Rumah Reguler (KPR Reguler), Kredit Kepemilikan Tanah (KPT), Kredit Renovasi, Kredit Konstruksi, Kredit Take Over / Transfer Balance.- KPR TOP (Take Over Plus)Kredit Pemilikan Mobil (KPM)KPM TurboKredit Multi GunaKMG BebasKTA Bank BNP (Kredit Tanpa Agunan)KTA Payroll, KTA Scheme Khusus, KTA General, KTA General Extra.Kartu KreditKartu Kredit Co-Branding Bank BNP (Kartu Kredit Bank BNP): Gold, PlatinumKredit MikroKredit Angsuran Berjangka BISNIS MIKRO (Kab Bisnis Mikro)Kredit Angsuran Berjangka BISNIS KECIL (Kab Bisnis Kecil) Sahabat MikroKredit Tanpa Angunan BISNIS MIKRO (KTA Bisnis Mikro)Kredit BerjangkaPRODUK SIMPANAN DARI BANK BNPProdukFiturRekening GiroGiro BNP (Rupiah)Giro BNP (Valas)Giro Bushido (Giro Bisnis Optima)Tabungan Bank BNPTabungan GinzaTabungan Ginza TeenTabungan ParahyanganTabungan SakuraTabungan DollarTabungan KuTabungan JapanDeposito Berjangka Bank BNPDeposito Berjangka BNP (Rupiah)Deposito Berjangka BNP (Valas)Kebijakan Tingkat Suku BungaUntuk meningkatkan daya saing, maka penentuan besarnya suku bunga untuk kepentingan nasabah dan Bank BNP, baik untuk pendanaan maupun untuk penempatan dana, dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia dalam menetapkan suku bunga acuan (BI Rate) dalam kaitannya dengan kebijakan pengendalian dan pengawasan moneter. Kenaikan BI Rate dapat mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan, yang mempengaruhi kebijakan tingkat suku bunga Bank BNP baik simpanan maupun pinjaman.Kenaikan suku bunga simpanan akan mendorong masyarakat untuk menunda kegiatan konsumsi karena memilih menyimpan dana di bank. Kenaikan suku bunga simpanan akan meningkatkan biaya dana bank dan jika Bank tidak ingin margin tertekan, bank harus menaikkan suku bunga pinjaman. Langkah bank menaikkan suku bunga pinjaman akan berhadapan dengan risiko kredit bermasalah.Untuk itu, Manajemen Bank BNP di tahun 2014 secara berhati-hati menyikapi kondisi ini, terlebih pada Q4/2014 terjadi kenaikan BI Rate ke level 7,75%. Hal ini berdampak pada pertumbuhan volume Simpanan di Bank BNP. Pada 2014, Bank BNP menetapkan suku bunga rata-rata per tahun untuk simpanan dan pinjaman, adalah sebagai berikut:Suku Bunga Pinjaman Bank BNP

Suku Bunga Simpanan Bank BNPMarket Share Bank BNPAnalisis Market Share KreditDari segi internal, penyaluran kredit turun sebesar 5,03% dari Rp 7.066,30 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp 6.711,20 miliar pada tahun 2014. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh komitmen bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap penyaluran kredit dalam rangka meningkatkan kualitas asetnya.

Analisis Market Share Kredit_Cont.Tetapi sampai dengan tahun 2014, Bank BNP telah menyalurkan kredit sebesar Rp 6,71 triliun. Sejalan dengan redefinisi target market Bank BNP, sebagian besar penyaluran kredit tersebut ditujukan untuk kredit modal kerja dengan nilai yang mencapai lebih dari Rp 4,22 triliun. Kredit modal kerja Bank BNP tersebut disalurkan untuk pembiayaan sektor ekonomi seperti industri, pertanian, perdagangan, listrik, gas & air, transportasi, konstruksi, pertambangan dan lain-lain.Penyaluran kredit Bank BNP untuk pembiayaan sektor ekonomi terbesar adalah untuk sektor perdagangan dengan nilai mencapai Rp 2,59 triliun. Penyaluran kredit terbesar kedua ke sektor industri sebesar Rp 1,84 triliun dan ketiga sektor ekonomi lainnya sekitar Rp 1,66 triliun. Sektor ekonomi lainnya adalah sektor ekonomi di luar industri, perdagangan, listrik, gas & air, transportasi, konstruksi dan pertambangan.Berdasarkan data, terlihat bahwa sektor ekonomi perdagangan menempati porsi terbesar penyaluran kredit Bank BNP sebanyak 38,65% dari total keseluruhan kredit. Hal ini sejalan dengan visi Bank BNP Menjadi salah satu Bank ritel pilihan yang berskala nasional yang sehat, andal dan terpercaya dalam menjalankan aktivitas perbankan dan jasa keuangan.Menyasar target market retail, dan berorientasi pada kualitas debitur, Manajemen berupaya menciptakan pondasi loan yang kokoh di Bank BNP. Bukan hanya untuk jangka pendek, tapi dapat menyokong pertumbuhan bisnis Bank BNP dalam jangka panjang untuk memberikan kualitas growth, bukan sekedar kuantitas.Analisis Market Share Kredit_Cont.Market Share Bank BNP masih tergolong sedikit, tetapi Bank BNP memiliki target pembiayaan dalam menyalurkan kredit adalah bisnis ritel, commercial dan consumer loan. Di tengah ketidakpastian perekonomian, Manajemen memilih untuk menunda penyaluran kredit consumer karena memiliki tingkat risiko relatif lebih tinggi dibandingkan penyaluran kredit untuk sektor produktif seperti modal kerja dan lainnya. Untuk itu, Bank BNP mengambil kebijakan untuk memprioritaskan pembiayaan terhadap bisnis ritel di samping commercial dan consumer loan. Demi menjaga kesehatan bank dan merealisasikan Manajemen Risiko yang lebih advanced, Bank BNP akan fokus menggarap sektor produktif dan menghindari berbagai sektor dengan risiko tinggi.Analisis Market Share Dana Pihak KetigaPenghimpunan dana di Bank BNP bersumber pada 2 (dua) sumber antara lain yang berasal dari masyarakat penyimpan (Pihak Ketiga) dan yang berasal dari Institusi perbankan (penempatan bank lain), di mana secara khusus jumlah dana yang berhasil dihimpun dari Dana Pihak Ketiga jumlahnya adalah Rp 7,88 triliun atau sama dengan tumbuh negatif sebesar 5,76% dari periode yang sama tahun 2013.

Analisis Market Share Dana Pihak Ketiga_Cont.Pencapaian perolehan dana pihak ketiga oleh bank dilakukan dengan cara menjual beberapa produk Simpanan seperti Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka, di mana masing-masing produk memiliki turunannya sendiri-sendiri yaitu fitur tiap-tiap turunan produk simpanan disesuaikan dengan target market yang dibidik.Di samping dengan melakukan direct sale atas produk-produk simpanan yang ada, Bank BNP juga mengadakan beberapa program-program reguler untuk menarik dana dari masyarakat melalui kegiatan-kegiatan promosi lainnya.Secara komposisi jumlah Dana Pihak Ketiga yang dikuasai Bank BNP porsi terbesar masih dikuasai oleh Deposito Berjangka mencapai 75,37% pada akhir Desember 2014. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh gejolak suku bunga pasar yang terjadi sebagai akibat dari mengetatnya kondisi likuiditas pada menjelang penutupan akhir tahun 2014, sehingga tujuan profilling sumber dana belum dapat berjalan dengan baik. Meskipun demikian, kedepan Bank berupaya untuk meningkatkan CASA-nya agar dapat mengimbangi pertumbuhan Simpanan Berjangkanya.Secara konsentrasi kepemilikan 50 Deposan Inti jumlahnya adalah 29,77% pada akhir tahun 2014, sedangkan partisipasi dari deposan terelasi jumlahnya adalah 7,44%, kenaikan persentasi Dana Pihak Terelasi ini dikarenakan menurunnya portofolio Dana Pihak Ketiga.Kebijakan pemberlakuan suku bunga untuk simpanan ini, Bank mengacu pada beberapa indikator yang baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tarif/funding rate yang diberlakukan. Suku bunga acuan yang dikeluarkan Bank Indonesia, hingga saat ini masih menjadi patokan dasar untuk penentuan suku bunga simpanan di Bank BNP ditambah dengan memperhitungkan aspek ketersediaan likuiditas, sumber asal pendanaan dan kondisi market yang ada.

Market Share Kredit & Dana Pihak KetigadiJawa Barat (dlm jutaan rupiah) Tahun 2014

Market Share Kredit: 2,21%Market Share Dana Pihak Ketiga: 2,37%

Market Share Dana Pihak Ketiga lebih besar dibandingkan dengan Market Share Kreditnya, ini menandakan bahwa lebih banyak orang yang menabung ke Bank BNP dibandingkan dengan meminjam kreditnya.Menginat bahwa Bank BNP tahun ini baru beranjak ke dalam BUKU 2 kelompok Bank, memahami tingkat kompetisi dalam industri perbankan sangat berat. Terlebih dalam persaingan segmen pasar di mana tidak hanya bank kecil menengah saja yang menggarap pasar retail dan lending, bank-bank besar juga menjadi kompetitor di dalam ceruk pasar tersebut. Bank yang tidak kalah jumlah juga turut menjadi salah satu pesaing yang tidak dapat diabaikan khususnya dalam kompetisi funding pricing. Hal ini tentu memaksa manajemen untuk dapat terus eksis dan berkompetisi secara sehat agar target dan sasaran yang ditetapkan di dalam Rencana Bisnis Bank di tahun selanjutnya dapat terealisasi dengan baik. Meskipun demikian, Bank BNP masih memiliki market share, meskipun belum banyak.

Indikator Keuangan Per 31 Desember 2014 dan 2013Rasio20142013GrowthKPMM16.60%15.75%5.40%NPLNPL Gross1.86%0.92%102.17%NPL Net1.41%0.45%213.33%ROA1.32%1.58%-16.46%ROE9.09%12.16%-25.25%NIM4.69%5.16%-9.11%BOPO88.37%86.35%2.34%LDR85.19%84.44%0.89%GWMGWM Rupiah8.09%8.28%-2.29%GWM Valas10.29%51.53%-80.3%Analisi Indikator KeuanganKPMMPada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk ), masing-masing sebesar 16,60% dan 15,75%. Menurut ketentuan, KPMM diatas 8% menunjukan bahwa penyedian modal minimun Bank adalah baik. Begitupun dengan Bank BNP memiliki penyediaan modal yang baik karena diatas dari ketentuan yang ada, selain itu KMPP dari tahun 2013 ke tahun 2014 meningkat sebesar 5,40%.Analisi Indikator Keuangan_Cont.NPLRasio Kredit Bermasalah (NPL) Bank BNP pada tahun 2014 ini mengalami pertumbuhan negatif secara umum, Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Gross sebelum diperhitungkan dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk kredit pada akhir Desember 2014 sebesar 1,86% meningkat dari NPL Gross tahun 2013 yang besarnya 0,92%, sedangkan NPL Netto tercatat sebesar 1,41% pada akhir Desember 2014, meningkat dari NPL Netto tahun sebelumnya, namun angka ini masih berada jauh di bawah ketentuan yang dipersyaratkan yaitu maksimal 5%.Sebagai antisipasi kemungkinan meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dan tercapainya visi dan misi Bank untuk menjadi Bank Retail, dalam RBB 2014 manajemen Bank telah memberikan batasan NPL sebesar 2% (gross), namun secara rata-rata NPL pada Q4-2014 sebesar 2,39% (gross).

Analisi Indikator Keuangan_Cont.ROA (Return on Asset)Sampai dengan akhir tahun 2014 ini Bank BNP mencatat tingkat ROA sebesar 1,32%, lebih rendah 26 bps dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,58%. Peningkatan rata-rata total asset disamping penurunan laba sebelum pajak menyebabkan penurunan ROA.ROE (Return on Equity)ROE tercatatat sebesar 9,09% pada tahun 2014, lebih rendah 307 bps dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 12,16%. Penurunan jumlah laba komprehensif tahun berjalan disertai dengan pertumbuhan ekuitas secara organik berpengaruh terhadap penurunan ROE.

Analisi Indikator Keuangan_Cont.NIM (Net Interest Margin)Net Interest Margin yaitu perbandingan antara pendapatan bunga bersih dibanding dengan rata-rata total aktiva produktif pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 4,69 % dari 5,16%, dikarenakan meskipun pendapatan bunga bersih naik sebesar 1,52% akan tetapi kenaikan pendapatan bunga bersih tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata total aktiva produktifnya yang berdampak pada menurunnya realisasi rasio NIM.BOPOPada tahun 2014 rasio BOPO terealisasi sebesar 88,37% masih lebih tinggi daripada tahun 2013 yang sebesar 86,35%. Hal ini terutama disebabkan karena adanya penurunan dari pendapatan operasional lainnya dimana pendapatan dari transaksi devisa bersih tidak sebesar tahun sebelumnya. Bank tetap mengupayakan usaha efisiensi terhadap biaya yang bisa dikendalikan tercermin dalam jumlah beban operasional selain bunga yang terjaga pada posisi tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.Analisi Indikator Keuangan_Cont.LDRDi tengah ketidakstabilan situasi politik maupun perekonomian regional dan global tidak menjadikan Bank BNP kehilangan kepercayaan nasabah. Bank BNP mampu mempertahankan Loan to Deposit Ratio (LDR) di 2014 berada diangka 85,19%. Kondisi eksternal tidak menjadikan Bank BNP lemah, namun setiap rintangan dan kondisi sulit akan mejadikan bisnis Bank BNP tumbuh semakin kuat dan berkesinambungan. Dengan strategi dan tata kelola bisnis yang baik, Manajemen Bank BNP optimis ke depannya Bank BNP akan terus semakin maju dan dipercaya oleh publik.Rasio LDR mengalami peningkatan dari tahun 2013 disebabkan jumlah penurunan simpanan dari nasabah lebih besar daripada jumlah penurunan kredit yang diberikan, meskipun penurunan kredit mencapai sebesar 5,03% sementara di sisi lain penurunan simpanan DPK mencapai 5,76%.Analisi Indikator Keuangan_Cont.GWMPada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, GWM untuk mata uang Rupiah, serta sebesar 10,29% dan 51,53%, untuk mata uang asing. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Bank tidak memiliki GWM LDR karena jumlah LDR memenuhi minimum target Bank Indonesia; masing-masing sebesar 85,19% dan 84,44%.GWM Bank dalam Rupiah sebesar 14,66% dan 12,67%, terdiri dari GWM Utama sebesar 8.09% dan 8,28%, dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada BI dan GWM Sekunder sebesar 6.57% dan 4,39%, dengan menggunakan SBI dan Obligasi Pemerintah.Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, meskipun Bank mengalami penurunan GWM tetapi Bank BNP telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum sebesar 8% dari yang sudah ditetapkan.

Loan To Value (LTV)Pertumbuhan kredit konsumtif tidak menjadi fokus pada tahun berjalan sebagai upaya menerapkan prinsip kehati-hatian serta pemenuhan dari ketentuan LTV progresif khususnya pembiayaan KPR. Dengan masih mengandalkan penghimpunan dana pihak ketiga melalui simpanan berjangka, maka upaya profiling untuk melakukan diversifikasi komposisi DPK masih terlalu berat, khususnya di tengah kondisi persaingan pasar yang cukup ketat.

Untuk itu kebijakan dan strategi bisnis yang ditempuh dalam upaya mencapai target penghimpunan DPK adalah sebagaimana uraian di bawah ini:Melakukan Cross Selling ke nasabah Lending;Menggarap Funding dari BPR untuk Giro dan Time Deposit;Membentuk tim Funding di beberapa wilayah;Melakukan program Customer get Customer;Melaksanakan program reward/incentive;Fokus kepada high net worth individual untuk TD;Fokus pada Corporate Funding.

Cont.Untuk jenis penggunaan kredit Konsumsi, kecenderungannya sedikit trendnya menurun, sebagai akibat perlambatan pembiayaan sektor properti, pemberlakuan LTV yang semakin ketat dan juga disisi Kredit Kepemilikan Mobil Bank BNP melakukan upaya perlambatan, mengingat kondisi pasar tahun mendatang yang belum memberikan keyakinan terhadap pangsa kredit konsumtif.Dalam upaya terus meningkatkan kinerja bisnis, Bank menetapkan strategi bisnisnya dengan fokus kepada pembiayaan berfasilitas dibawah Rp 10 miliar untuk kredit komersial tanpa mengabaikan loan diatas jumlah tersebut selama LTVnya baik.Segmen usaha mikro dan kecil diharapkan terus berkontribusi terhadap peningkatan marjin pendapatan Bank, oleh karena itu unit mikro Bank BNP difokuskan mendukung pendanaan dengan jumlah pinjaman dibawah Rp 200 juta sementara untuk mendukung percepatan pertumbuhan bisnis Bank menfokuskan pada pinjaman dengan skala small business.

Asumsi kredit 2%Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksikan kredit perbankan pada tahun 2015 tumbuh pada kisaran 15%, asumsi pertumbuhan kredit ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi domestik yang diperkirakan sekitar 5,5% pada tahun 2015 mendatang. Oleh karena itu, Bank BNP memproyeksikan pertumbuhan bisnisnya dengan menekankan pada kualitas bisnis proses sehingga proyeksi pertumbuhan bisnis cenderung melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya, proyeksi ini bila bandingkan dengan pertumbuhan rata-rata industri perbankan secara umum relatif lebih kecil. Hal ini tentunya ditetapkan manajemen dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Pada tahun 2015 mendatang Bank BNP akan lebih memfokuskan kegiatan usahanya pada penerapan kebijakan manajemen risiko dan tata kelola perbankan yang sehat termasuk fokus melakukan perbaikan internal kontrol dan perbaikan kualitas proses kredit. Upaya ini akan ditempuh Bank BNP guna membangun suatu sistem perbankan yang kuat, sehat dan lebih efisien dalam rangka mencapai tujuan yang berpedoman kepada visi dan misi yang telah ditetapkan.Mitigasi RisikoUntuk Kredit Bermasalah, penyaluran dana melalui kredit diberikan Bank BNP mencapai 77,87% dari total aktiva produktif. Untuk memitigasi risiko terhadap memburuknya kualitas aktivanya Bank BNP berusaha menjalankan prinsip kehatihatian dan merealisasikan pemberian kredit yang prudent.Pengendalian Risiko Kredit dilakukan melalui mitigasi risiko berupa kunjungan kepada debitur yang dilakukan secara berkala, pengelolaan posisi dan risiko portofolio secara aktif, penetapan target batasan risiko konsentrasi dalam rencana bisnis Bank, terdapatnya penetapan tingkat kewenangan dalam proses persetujuan kredit, dan analisis konsentrasi secara berkala.Pengendalian risiko pasar dilakukan dengan memastikan bahwa pencatatan yang dilakukan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, memastikan bahwa transaksi tersebut dilaksanakan sesuai dengan instruksi atau rekomendasi manajemen/ALCO dan transaksi tersebut dapat memitigasi eksposur risiko pasar, memastikan bahwa kontrak transaksi obligasi tetap dikelola hingga jatuh waktu dan tidak akan dialihkan ke posisi trading,menilai kembali kredibilitas pihak lawan transaksi dan mencegah penempatan yang terkonsentrasi.

Strategi Manajemen RisikoManajemen Bank BNP merealisasikan strategi manajemen risiko dengan menjaga dan memelihara profil risiko Bank dan penilaian kesehatan Bank dalam kondisi yang sehat, memaksimalkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) risiko secara lebih efisien dan akurasi data yang lebih optimal serta meningkatkan early warning indicator sebagai alat identifikasi seluruh risiko Bank.