Analisis Bakteri Coliform. Baru

41
ANALISIS BAKTERI Coliform (FEKAL DAN NON FEKAL) PADA AIR SUMUR DI DESA PAMIJEN KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Proposal Penelitian untuk Skripsi Diajukan Oleh : MITHA MAULIDYA G1F009008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

description

coliform

Transcript of Analisis Bakteri Coliform. Baru

ANALISIS BAKTERI Coliform (FEKAL DAN NON FEKAL) PADA AIR SUMUR DI DESA PAMIJEN KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Proposal Penelitian untuk Skripsi

Diajukan Oleh :

MITHA MAULIDYAG1F009008

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN FARMASIPURWOKERTO2013

Proposal Penelitian untuk Skripsi

ANALISIS BAKTERI Coliform (FEKAL DAN NON FEKAL) PADA AIR SUMUR DI DESA PAMIJEN KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Yang diajukan oleh:

Mitha MaulidyaG1F009008

Telah disetujui dan disahkanpada tanggal ..........

Pembimbing IIDrs. Sunarto, MS., MPNIP. 19580709 19703 1 002Pembimbing I

Iskandar Sobri, M. Biotech., Apt., NIP. 19800901 200501 1 001

Mengetahui,Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu KesehatanUniversitas Jenderal Soedirman

Pembantu Dekan I,

dr. Agung S. Dwi Laksana, M.Sc, PHNIP. 19670905 200012 1 001

PRAKATAAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhPuji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul ANALISIS BAKTERI Coliform (FEKAL DAN NON FEKAL) PADA AIR SUMUR DESA PAMIJEN KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS. Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Iskandar Sobri, M. Biotech., Apt., selaku dosen pembimbing I yang telah sabar dan ikhlas meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, nasehat, serta kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi.2. Drs. Sunarto, MS., MP., selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dan ikhlas meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, nasehat, serta kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi. 3. Keluarga besar farmasi Universitas Jenderal Soedirman, atas semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam Proposal Penelitian ini terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan baik dari segi penggunaan kata dan bahasa yang belum memenuhi kaidah yang tepat, maupun dari isi penelitian ini sendiri. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bantuan, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang membaca Proposal Penelitian ini.

Purwokerto, Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISIHalamanPENGESAHANiiPRAKATAiiiDAFTAR ISIivDAFTAR GAMBAR viINTISARIviiABSTRACTviiiBAB I. PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Perumusan Masalah 2C. Tujuan Penelitian 3D. Manfaat Penelitian 4E. Keaslian Penelitian 4BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6A. Air Sumur6B. Kualitas Air7C. Bakteri Coliform8D. Metode MPN9E. Landasan Teori 11BAB III. METODE PENELITIAN13A. Waktu dan Lokasi Penelitian13B. Bahan dan Alat Penelitian13C. Rancangan Penelitian14D. Jalannya Penelitian 16E. Analisis Data 24F. Jadwal Penelitian 24DAFTAR PUSTAKA 25

DAFTAR GAMBARHalaman Gambar 2.1 Tabel MPN 10Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian 15

ANALISIS BAKTERI Coliform (FEKAL DAN NON FEKAL) PADA AIR SUMUR DI DESA PAMIJEN KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

INTISARIAir sumur yang bersih adalah air yang tidak terkontaminasi oleh bakteri. Syarat mikrobiologis dengan parameter total Coliform untuk air bersih sesuai peraturan Menkes No. 416/Menkes/per/IX/1990 adalah 10 jumlah per 100ml (untuk air perpipaan) dan 50 jumlah coliform per 100ml (untuk air bukan perpipaan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan dan jumlah bakteri Coliform pada air sumur warga di Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas serta mengidentifikasi jenis bakteri tersebut.Pemilihan sampel menggunakan judgmental sampling. Pengujian Coliform terdiri dari uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji kelengkapan. Media LB dengan seri tabung 333 digunakan untuk melihat kekeruhan dan terbentuknya gas, media EMBA digunakan untuk mengkonfirmasi pertumbuhan bakteri gram negatif sedangkan media TSIA digunakan untuk identifikasi bakteri. Perhitungan jumlah bakteri Coliform menggunakan tabel MPN (Most Probable Number). Analisis data ditampilkan secara deskriptif.Kata kunci: air sumur, bakteri Coliform, metode MPN

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAir bersih memiliki beberapa kriteria yaitu air yang jernih, tidak berwarna, berasa tawar, dan tidak berbau (Onny, 2004). Sanitasi lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan air terkontaminasi oleh bakteri. Departemen kesehatan memberikan batasan bahwa yang dimaksudkan dengan air minum dan air bersih adalah sesuai peraturan menteri kesehatan No. 416/Menkes/per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air menyebutkan bahwa syarat-syarat mikrobiologis untuk air bersih adalah 10 jumlah per 100 ml (untuk air perpipaan) dan 50 jumlah per 100 ml (untuk air bukan perpipaan) dengan parameter total Coliform (MPN), dan menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan bebas dari bakteri Coliform (AOAC,2000).Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih didalam tubuh. Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform artinya kualitas air semakin baik (Mirna,2012). Dalam jangka pendek, kualitas air yang telah tercemar bakteri dapat mengakibatkan muntaber, diare, kolera, tipus, atau disentri. Menurut data statistik penyakit menular dan kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Banyumas tahun 2009, Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja merupakan desa dengan angka KLB diare paling tinggi. Ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB) diare di wilayah ini karena diare di wilayah tersebut telah menyebabkan enam orang warga meninggal dalam sepekan (Dinkes banyumas, 2010).Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jumlah cemaran bakteri Coliform pada sampel air sumur di daerah pemukiman warga Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas serta mengidentifikasi jenis bakteri Coliform tersebut. B. Perumusan MasalahPerumusan masalah dalam penelitian uji ini adalah :1. Apakah terdapat bakteri Coliform yang mencemari air sumur warga di Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas ?2. Berapakah jumlah koloni bakteri Coliform yang mencemari air sumur tersebut ? 3. Jenis bakteri Coliform apakah yang ditemukan pada air sumur yang digunakan sebagai sampel ?C. Tujuan PenelitianTujuan dilakukannya penelitian uji ini adalah :1. Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Coliform pada air sumur di Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.2. Untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform pada air sumur di Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.3. Untuk mengetahui jenis bakteri Coliform apa yang terdapat pada air sumur di Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. D. Manfaat PenelitianPenelitian analisis bakteri Coliform (fekal dan non fekal) pada air sumur di Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas diharapkan dapat menjadi informasi mengenai kualitas air sumur di Desa Pamijen secara mikrobiologis dilihat dari keberadaan bakteri Coliform dan jenis bakterinya. E. Keaslian Penelitian1. Feliatra (1999) telah melakukan penelitian identifikasi bakteri patogen (vibrio sp) di perairan nongsa Batam Provinsi Riau. Jenis bakteri yang dianalisa adalah bakteri genus vibrio dengan menggunakan medium selektif Thiosulfate citrate bile salt sucrose (TCBS) agar. Air laut diambil dari permukaan, pertengahan, dan dasar perairan. Dari hasil penelitian ini, terdapat enam dari tiga belas spesies bakteri yang dijumpai di perairan pantai Nongsa Batam yaitu V. Anguillarum, V. Alginolyticus, V. Cholerae, V. Salmonicida, V. Vulnificus, dan V. Parahaemolyticus. Adanya jenis bakteri vibrio sp tersebut disebabkan karena adanya kontak aktifitas manusia dengan perairan tersebut.2. Desweri marosa (2012) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Bakteri Patogen Pada Air sumur Warga : Studi kasus Di Pemukiman Kumuh Kecamatan Semampir Surabaya. Sampel diambil dari air sumur di setiap kelurahan di Kecamatan Semampir yaitu Wonokusumo, Pegirian, Ampel, Sidotopo, dan Ujung. Pada setiap kelurahan diambil 3 lokasi sumur yang berbeda kemudian dilakukan pengkulturan pada media EMB (Eosin Methylen Blue), SSA (Salmonella Shigella Agar), dan TCBS (Thiosulfate Citrate Salt Sucrose). Selanjutnya dilakukan uji fisiologis dengan menggunakan beberapa media seperti media TSIA (Triple Sugar Iron Agar), Tryptone broth untuk uji indol, MR-VP, Urea Broth, dan semi solid agar. Berdasar hasil uji fisiologis ditemukan bakteri patogen Escherichia coli pada setiap lokasi sampel, bakteri genus Salmonella ditemukan di kelurahan Wonokusumo dan Ujung, dan genus Vibrio ditemukan di kelurahan Pegirian dan kelurahan Ujung.3. Mirna sari R (2012) telah melakukan penelitian mengenai analisis bakteri Coliform (fekal dan non fekal) pada air sumur di komplek Roudi Manokwari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampel air sumur di komplek Roudi tercemar dan terdeteksi memiliki rata-rata total Coliform sumur 1 adalah 35/100ml, sumur 2,3,4,5,7 adalah >1100, sumur 6 adalah 460/100ml, sumur 8 dan 10 adalah 36/100ml, dan sumur 9 adalah 150/100ml, dan didapatkan 4 isolat bakteri Fekal yaitu C.amalonatictus, C.diversus, P.vulgaris, dan E.coli.Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian analisis bakteri Coliform (fekal dan non fekal) pada sampel air sumur warga Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Air SumurSumur merupakan salah satu penampungan air yang utama bagi penduduk perkampungan. Dengan demikian air dalam sumur tersebut harus memenuhi syarat air yang baik untuk dikonsumsi. Agar air dalam sumur tersebut berkualitas baik maka sebaiknya jarak sumur dan septitank kurang lebih 10 meter. Menurut Setyawati (2007) dalam penelitianya menjelaskan bahwa kandungan bakteri yang terdapat dalam air sumur dipengaruhi oleh konstruksi sumur, aktivitas domestik sekitar sumur, cara penggunaan sumur, dan pemeliharan sumur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut konstruksi sumur paling berpengaruh terhadap kandungan bakteri di dalam air sumurMenurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan populasi mikroorganisme di dalam air. Pada temperature sekitar 30oC merupakan temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri pathogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena kebanyakan bakteri memerlukan media/substrat yang tenang untuk perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).Air sumur pada umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes ke dalam tanah itu telah difiltrasi (disaring) oleh lapisan tanah yang dilewatinya. Namun kebersihan air secara kasat mata belum tentu mengindikasikan terbebasnya air tersebut dari kontaminasi bakteri, kebersihan dan kontaminasi bakteri pada air sumur sangat berkaitan erat dengan lingkungan sekitar sumur (Nurdin, 2007).B. Kualitas AirPengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sesuai peraturan Internasional (WHO dan APHA). Kualitas air bersih di Indonesia sendiri harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VIII/77. Menurut Suriawiria (2008), kualitas tesebut menyangkut:1. Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.2. Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa ataupun logam yang membahayakan dan pestisida.3. Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab penyakit), pencemar, dan penghasil toksin.C. Bakteri ColiformBakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Terdapatnya bakteri Coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri Coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu fekal Coliform dan non-fekal Coliform (Gause, G. F. 1946 dalam A. Tamyis Ali Imron, 2008)Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum. Jenis bakteri ini berupa gram negatif, tidak berspora serta memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas apabila di inkubasi pada 35-37C. Bakteri ini sangat banyak terdapat pada feses organisme berdarah panas, dapat juga ditemukan di lingkungan perairan, di tanah dan pada vegetasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat bakteri Coliform pada badan air maka badan air tersebut sudah tercemar oleh feses. Genus yang termasuk dalam kelompok bakteri Coliform antara lain Citrobacter, Enterobacter, Escherichia, Hafnia, Klebsiella, Serratia. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis Coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan (Official Chemical Method, 1979)D. Metode MPNMetode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah atau masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya Coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1993).MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga, dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel. Sebagai contoh, misal data yang didapat adalah : 3 tabung positif dari pengenceran 10 ml, 2 tabung positif dari pengenceran 1 ml dan 1 tabung positif dari pengenceran 0,1 ml. Kemudian dicocokkan dengan tabel MPN, menghasilkan nilai : 150 MPN/100 ml (Ali,2008).Nomor tabung yang positifIndeks MPNPer 100ml95% batas kepercayaan

10 ml1 ml0,1 mlterendahtertinggi

0013< 0,59

0103< 0,513

1004