Analisis APBD Kota Tegal&Kab Karawang Nadya Ayu.doc

download Analisis APBD Kota Tegal&Kab Karawang Nadya Ayu.doc

of 27

Transcript of Analisis APBD Kota Tegal&Kab Karawang Nadya Ayu.doc

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA TEGAL DAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2001 - 2012

NADYA AYU SARASWATINIM. 12020112130039ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORODAFTAR ISI3PENDAHULUAN

31.1 Latar belakang

41.2 Rumusan Masalah

41.3 Tujuan Penelitian

5TINJAUAN PUSTAKA

52.1 Struktur APBD

52.2 Definisi

8METODOLOGI PENELITIAN

83.1. Metode Penelitian

83.2. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

83.3. Jenis dan Sumber Data

9PEMBAHASAN

94.1 Analisis Pendapatan Daerah

144.2 Derajat Kemandirian Daerah

184.3 Analisis Belanja Daerah

234.4 Analisis Surplus dan Defisit

25PENUTUP

255. 1 Kesimpulan

255.2 Saran

27DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal di Indonesia sudah direncanakan untuk diterapkan setelah dikeluarkannya ketetapan MPR No.IV/MPR/1973 tentang pemberian otonomi kepada daerah. Yang kemudian disusul dengan dibentuknya UU No. 5 Tahun 1974, namun pada pelaksanaannya terdapat beberapa penyimpangan, yaitu dengan pembentukan Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, dan eksploitasi sumber daya daerah oleh pemerintah pusat (Rizki, 2007). Melihat fenomena tersebut, maka terbentuklah landasan hukum terbaru berupa UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Kekuasaan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. Yang mana memberikan kewenangan bagi pemerintah daerah untuk mengelola keuangan dalam daerahnya sendiri.

Pemerintah daerah diharapkan mampu secara mandiri mengelola urusannya, terutama keuangan daerahnya sendiri. Namun system yang baru benar benar terlaksana sejak tahun 2001 tersebut belum sepenuhnya dapat diterapkan sesuai dengan kehendak awal. Di tenggarai masih ada ketergantungan dari daerah daerah terhadap pemerintah pusat, atau dengan kata lain belum mandirinya daerah daerah otonom tersebut.Penyerahan kewenangan pengelolaan keuangan kepada pemerintah bukan berarti pemerintah pusat sama sekali tidak berperan pada keuangan daerah daerahnya, pemerintah tetap memberikan bantuan keuangan berupa dana transfer yang diberikan setiap tahun. Namun pemberian dana tersebut menyebabkan pemerintah daerah tidak merasa harus mengoptimalkan pendapatan asli daerahnya, sehingga pendapatan asli daerah yang selama ini diterima tidak optimal.

Selain membahas mengenai pendapatan, pada tulisan ini penulis juga akan membahas mengenai belanja daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Belanja daerah memiliki beberapa pos pos tersendiri. Tergantung dari daerah yang bersangkutan akan melakukan belanja pada pos apa, tentunya disesuaikan dengan kemampuan serta keadaan daerah.Kota Tegal dan Kabupaten Karawang berada di provinsi yang berbeda dan memiliki keunggulan yang berbeda. Oleh sebab itu perlu untuk dianalisis guna menemukan fenomena fenomena mengenai pengelolaan keuangan daerah yang dapat dianalisis melalui APBD.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Pendapatan Daerah Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

1.2.2 Tingkat Kemandirian Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

1.2.3 Belanja Daerah Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

1.2.4 Surplus dan Defisit dari Realisasi APBD Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui Pendapatan Daerah Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

1.3.2 Mengetahui Tingkat Kemandirian Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

1.3.3 Mengetahui Belanja Daerah Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

1.3.4 Mengetahui Surplus dan Defisit dari Realisasi APBD Kota Tegal dan Kabupaten Karawang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Struktur APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terbagi menjadi:

1. Pendapatan Daerah;

2. Belanja Daerah

3. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah sendiri masih terbagi lagi menjadi

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2. Dana Perimbangan

3. Lain lain Pendapatan Daerah yang Sah

Sedangkan Belanja Daerah di bagi menjadi:

1. Belanja Tidak Langsung

2. Belanja Langsung

Pembiayaan daerah juga terdiri dari dua pos, yaitu:

1. Penerimaan Pembiayaan

2. Pengeluaran Pembiayaan2.2 Definisi

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Kekuasaan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pendapatan Asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatam yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah yang mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasiakn kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dan ayang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuanagn antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

Obligasi Daerah adalah Pinjaman Daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal.

Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertical pusat di daerah.

Dana Tugas Pembantuan adalah dan ayang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan.atau krisis solvabilitas.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat sifat. 3.2. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan data hasil penelitian yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam penelitian ini. Dengan instrumen penelitiannya adalah dokumentasi yaitu artikel yang terdapat pada majalah, koran, dan internet serta literatur lain seperti buku maupun jurnal yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.3.3. Jenis dan Sumber Data

Karya tulis ini menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang relevan seperti paper, text-book, surat kabar dan karya ilmiah yang lain.BAB IV

PEMBAHASAN4.1 Analisis Pendapatan DaerahDalam UU No. 33 Tahun 2004, pendapatan daerah didefinisikan sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dari periode tahun bersangkutan. Pendapatan daerah selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Grafik 4.1.1 Pendapatan Daerah Kota Tegal Tahun 2001-2012

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idPendapatan daerah Kota Tegal dalam periode 2001 hingga 2012 cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006, dimana pendapatan daerah yang sebelumnya sebesar Rp 261.568,32 juta rupiah naik 150% atau sebanyak Rp 397.318,82 juta rupiah menjadi sebesar Rp 658.887,74 juta rupiah. Namun kenaikan yang sangat drastis tersebut diikuti dengan penurunan yang sangat drastis pula di tahun sesudahnya, yaitu tahun 2007.

Pada tahun 2007, pendapatan daerah Kota Tegal mengalami kemerosotan sebanyak Rp 315.901,05 juta atau sebanyak 47,9% dari nilai semula. Setelah terjadinya penurunan yang signifikan tersebut, perlahan lahan pendapatan daerah Kota Tegal kebali meningkat, namun peningkatan yang terjadi hingga tahun 2012 tetap belum mengantarkan pendapatan daerah kota tegal ke posisi pada tahun 2006. Namun melihat trend yang terjadi, diperkirakan Kota Tegal akan dapat segera mengembalikan posisi pendapatan daerahnya ke angka Rp 658.887,74 juta seperti pada tahun 2006. Dalam APBD, terdapat beberapa komponen penyusun dari pendapatan, yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain Lain. Sumbangan dari masing masing pos pun tidak selalu sama dari tahun ke tahun. Adakalanya terjadi kenaikan pada salah satu pos yang di damping dengan penurunan pos lainnya. Grafik 4.1.2 Perkembangan Komposisi Pendapatan Daerah Kota Tegal Tahun 2003 2006

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idDana perimbangan merupakan penyokong terbesar dari pendapatan daerah Kota Tegal dalam periode tahun 2003 2006. Lebih dari setengah pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan. Sedangkan yang memberikan sumbangan terkecil adalah Lain lain pendapatan yang sah.

Dana Perimbangan sendiri terdiri dari pos Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus.Tabel 4.1.1 Komposisi Dana Perimbangan Kota Tegal Tahun 2003 2006

(dalam Juta Rupiah)

2003200420052006

Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)

Bagi Hasil Pajak15,487.579.2314,283.606.8918,640.649.4429,699.335.21

Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam695.930.413,845.291.86477.020.24819.620.14

Dana Alokasi Umum151,650.0090.36189,057.7591.25178,273.0090.31510,554.9989.62

Dana Alokasi Khusus-0.00-6.89-28,600.005.02

TOTAL167,833.50100207,186.64100197,390.66100569,673.94100

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idDalam realisasi APBD Kota Tegal, Dana Alokasi Umum merupakan penyumbang terbesar dari Dana Perimbangan. Menurut UU No. 5 Tahun 2004, Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuagan antar-Daerah untuk mendanai kbutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Hasil penghitungan Dana Alokasi Umum per Daerah ditetapkan melalui Keputusan Presiden. Jika dibandingkan dengan total pendapatan, pada tahun 2004, dimana tahun 2004 Dana Alokasi Umum memegang porsi yang sangat besar; menyumbang sebanyak 74% dari total pendapatan. Hal ini sedikit banyak menunjukkan bahwa dana dari pemerintah pusat masih sangat berarti bagi keuangan daerah Kota Tegal.Grafik 4.1.3 Pendapatan Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2001 2012

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idPendapatan daerah Kabupaten Karawang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2012. Pada tahun 2012, terjadi kenaikan pendapatan daerah sebesar 21% yaitu sejumlah Rp 438.683, 69 juta. Sedangkan kenaikan yang paling sedikit terjadi pada tahun 2004, yaitu hanya mengalami kenaikan sebesar Rp 33.432,06 juta atau hanya sebesar 5,67%.

Grafik 4.1.4 Perkembangan Komposisi Penyusun Pendapatan Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2003-2006

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idSeperti yang terjadi di Kota Tegal, komposisi penyusun pendapatan daerah Kabupaten Karawang pun mengalami fluktuasi. Dapat dilihat melalui grafik tersebut, bahwa Dana Perimbangan masih merupakan penyumbang terbesar dari pendapatan daerah, sama seperti pada realisasi APBD Kota Tegal.Persamaan realisasi APBD antara Kota Tegal dan Kabupaten Karawang tidak hanya sebatas pada komposisi penyusun pendapatan daerah saja. Komposisi peyusun dana perimbangan pada realisasi APBD Kabupaten Karawang tahun 2003-2006 pun masih tetap di dominasi oleh Dana Alokasi Umum. Namun dominasi tersebut tidak sebanyak dominasi Dana Alokasi Umum pada Kota Tegal.Tabel 4.1.2 Komposisi Dana Perimbangan Kabupaten Karawang Tahun 2003 2006

(dalam Juta Rupiah)

2003200420052006

Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)

Bagi Hasil Pajak84,478.9817.597,554.7720.3158,102.6829.7158,774.4921.3

Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam44,269.069.250,676.3810.628,686.305.427,113.413.6

Dana Alokasi Umum354,509.0673.4331,684.5469.1344,919.6064.9532,137.9671.3

Dana Alokasi Khusus00.000.000.028,370.003.8

TOTAL483,257.10100479,915.70100531,708.58100746,395.86100

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.id4.2 Derajat Kemandirian DaerahMenurut Musgrave & Musgrave dalam bukunya yang ditulis pada 1980, untuk mengukur kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam menghadapi otonomi daerah di bidang keuangan, dapat diukur melalui seberapa jauh kemampuan pembiayaan bila didanai sepenuhnya oleh Pendapatan Asli Daerah dan Bagi Hasil. mengukur kemampuan keuangan pemerintah daerah tersebut dilakukan dengan menggunakan indikator Derajat Desentralisasi Fiskal (dalam Fattah&Irman, 2012).

Dengan membandingkan Pendapatan Asli Daerah dengan Total Pendapatan Daerah, amak kemampuan keuangan pemerintah daerah tersebut dapat diketahui. Kemampuan keuangan pemerintah daerah tersebut juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa; yaitu seperti pada table di bawah ini.

Tabel 4.2.1 Skala Interval Derajat Desentraslisasi Fiskal

(%)Kemampuan Keuangan Daerah

00,00 10,00Sangat Kurang

10,01 20,00Kurang

20,01 30,00Cukup

30,01 40,00Sedang

40,01 50,00Baik

>50,00Sangat Baik

Sumber: Depdagri, 1991:20 (dalam Fattah&Imran, 2012)

Dengan menggunakan perhitungan derajat desentralisasi fiscal tersebut, maka untuk Kota Tegal akan menemukan hasil sebagai berikut.

Dari hasil tersebut, diketahui bahwa kemampuan keuangan pemerintah daerah Kota Tegal masih cenderung kurang. Walaupun kemampuan keuangan daerah pemerintah daerah Kota Tegal sempat menurun pada tahun 2006, secara umum terjadi perubahan yang positif dari tahun ke tahun dalam periode 2001 2012.

Tabel 4.2.2 Pendapatan Asli Daerah dan Total pendapatan Daerah Kota Tegal Tahun 2001-2012

(dalam Juta Rupiah)

TahunPendapatan Asli DaerahTotal Pendapatan DaerahDerajat DesentralisasiKemampuan Keuangan Daerah

2001 17,576.79 228,508.787.69%Sangat kurang

2002 30,410.52 318,324.439.55%Sangat Kurang

2003 35,147.57 245,408.3814.32%Kurang

2004 42,359.75 255,045.4016.61%Kurang

2005 50,342.16 261,568.9219.25%Kurang

2006 53,852.89 658,887.748.17%Sangat Kurang

2007 62,259.15 342,986.6918.15%Kurang

2008 69,567.24 386,753.8217.99%Kurang

2009 90,841 425,05521.37%Cukup

2010 101,321.87 460,931.0421.98%Cukup

2011 117,244 547,71821.41%Cukup

2012 156,663 650,80524.07%Cukup

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idSedangkan untuk daerah Kabupaten Karawang, kemampuan keuangan pemerintah daerah adalah sebagai berikut.Tabel 4.2.3 Pendapatan Asli Daerah dan Total pendapatan Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2001-2012

(dalam Juta Rupiah)

TahunPADTotal Pendapatan daerahDerajat DesentralisasiKemampuan Keuangan Daerah

200148,671.96385,226.0112.63%Kurang

200262,317.05491,508.1612.68%Kurang

200367,664.42589,545.8811.48%Kurang

200469,476.15622,977.9411.15%Kurang

200583,437.26738,666.7611.30%Kurang

2006112,759.70973,081.2611.59%Kurang

2007 121,414.90 1,080,857.14 11.23%Kurang

2008 131,785.04 1,208,462.96 10.91%Kurang

2009 133,732 1,341,055 9.97%Sangat Kurang

2010 210,282.79 1,622,759.87 12.96%Kurang

2011 378,630.05 2,022,376.61 18.72%Kurang

2012 658,597.00 2,461,060.00 26.76%Cukup

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idBerbeda dengan Kota Tegal yang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun, Kabupaten Karawang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 dan 2002, derajat desentralisasi Kabupaten Karawang lebih baik daripada Kota Tegal, namun dari tahun 2003-2005, Kota Tegal dapat menignkatkan kemampuan keuangan daerahnya sehingga memiliki derajat desentralisasi yang lebih tinggi daripada Kabupaten Karawang yang mengalami penurunan pada tahun tersebut. Namun pada akhir periode penelitian, yaitu tahun 2012, Kabupaten Karawang dapat mengembalikan kemampuan keuangan daerahnya sehingga memiliki derajat desentralisasi yang lebih unggul daripada Kota Tegal.

4.3 Analisis Belanja Daerah

Seperti halnya pendapatan, pengeluaran daerah atau yang sering disebut belanja daerah pun tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kebutuhan dan keadaan di masing masing daerah. Belanja daerah antar tahun di daerah yang sama pun jarang berjumlah sama persis, hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan penduduk dan perkembangan daerah yang tentunya memerlukan kebutuhan yang berbeda.Grafik 4.3.1 Belanja Daerah Kota Tegal Tahun 2001 2011

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idSeperti halnya dengan pendapatan, kenaikan belanja daerah Kota Tegal pada Tahun 2006 juga terlihat paling signifikan. Dimana pada tahun 2005 hanya melakukan belanja sebanyak Rp 247588.42 juta, dan pada tahun 2006 melakukan belanja sebanyak Rp 605018.46 juta, kenaikan signifikan tersebut juga diikuti dengan penurunan yang cukup signifikan pada tahun selanjutnya. Dimana kemudian terjadi penurunan belanja daerah sebanyak 44,88% atau sebanyak Rp 271.561,7 juta.Belanja daerah tidak hanya berisi satu pos saja dalam APBD, namun terdiri dari beebrapa pos. Dengan melihat komposisi sumbangan belanja suatu pos terhadap total belanja, maka dapat diketahui kebutuhan terbesar suatu daerah terhadap suatu kebutuhan tertentu.

Tabel 4.3.1 Komposisi Belanja Daerah Kota Tegal Tahun 2003 2006

(dalam Juta Rupiah)

Belanja2003200420052006

Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)

Pegawai 91,616.09 41.84 105,632.85 41.91 106,430.34 42.99 307,745.21 50.87

Barang dan Jasa 33,696.53 15.39 39,166.97 15.54 49,726.19 20.08 64,679.51 10.69

Perjalanan Dinas 2,218.19 1.01 1,599.51 0.63 2,028.57 0.82 6,625.89 1.10

Pemeliharaan 19,604.81 8.95 16,698.74 6.62 21,859.35 8.83 12,842.05 2.12

Lain - lain - 0.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00

Modal 61,241.28 27.97 73,630.66 29.21 50,129.09 20.25 149,519.15 24.71

Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 10,459.56 4.78 14,234.33 5.65 17,275.64 6.98 52,920.16 8.75

Tidak Disangka 130.49 0.06 1,101.84 0.44 139.23 0.06 10,686.49 1.77

TOTAL 218,966.95 100 252,064.89 100 247,588.42 100 605,018.46 100

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idDilihat dari belanja yang dilakukan pemerintah daerah Kota Tegal, diketahui bahwa belanja pegawai merupakan belanja yang paling banyak dilakukan. Hampir 50% belanja diperuntukkan bagi pegawai, yang artinya bahwa sebagian besar anggaran belanja daerah di nikmati oleh pegawai. Akibat yang dapat terjadi adalah lambatnya kemajuan pembangunan dan defisitnya anggaran pemerintah daerah.Tabel 4.3.2 Belanja Pegawai Kota Tegal Tahun 2001-2012

(dalam Juta Rupiah)

TahunBelanja PegawaiPersentase dari Belanja Total

2001 58,656.25 47.97%

2002 60,602.29 38.32%

2003 91,616.09 41.84%

2004 105,632.85 41.91%

2005 106,430.34 42.99%

2006 307,745.21 50.87%

2007 163,126.26 48.92%

2008 208,682.15 53.07%

2009183,576.59 40.03%

2010 258,564.90 54.51%

2011 299,289.00 52.32%

2012 338,011.00 57.61%

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idBelanja pegawai yang merupakan belanja yang paling banyak dilakukan pemerintah daerah Kota Tegal cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi tidak hanya pada jumlah nominalya saja, namun peningkatan juga terjadi pada persentase belanja pegawai terhadap total belanja daerah. Yang artinya bahwa semakin banyak porsi anggaran pemerintah daerah yang dinikmati oleh pegawainya.

Grafik 4.3.2 Belanja Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2001 2011

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idSama halnya dengan belanja daerah Kota Tegal, belanja daerah Kabupaten Karawang juga cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2012, dimana yang pada tahun 2011 hanya melakukan belanja sebanyak Rp 1,832,297.83 juta menjadi sebanyak Rp 2,382,740 juta pada tahun 2012.

Tabel 4.3.3 Komposisi Belanja Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2003 2006

(dalam Juta Rupiah)

Belanja2003200420052006

Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)Jumlah(%)

Pegawai306,087.3752.96345,406.4858.48363,728.6556.65379,259.2440.19

Barang dan Jasa38,775.456.7134,112.365.7869,675.9810.85113,786.6312.06

Perjalanan Dinas7,033.421.225,742.070.9711,916.371.8634,535.343.66

Pemeliharaan19,231.403.3360,031.9210.1621,582.003.3625,505.672.70

Lain - lain61,617.7710.66000000

Modal118,776.9120.5597,564.0116.52114,021.7117.76233,647.2324.76

Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan26,458.314.5841,285.116.9960,635.959.44156,355.2016.57

Tidak Disangka00.006,498.071.10464.780.07541.970.06

TOTAL577,980.63100590,640.02100642,025.44100.00943,631.28100

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idTingginya anggaran pemerintah daerah yang dinikmati oleh pegawainya juga teerjadi di Kabupaten Karawang, dimana lebih dari 50% belanja daerahnya merupakan belanja pegawai.

4.4 Analisis Surplus dan DefisitGrafik 4.4.1 Surplus dan Defisit Realisasi APBD Kota Tegal Tahun 2001 2012

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idTerjadi 4 kali deficit dalam realisasi APBD Kota Tegal sepanjang periode penelitian yaitu tahun 2001 hingga 2012. Defisit terbanyak terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar Rp -33556.05 sedangkan deficit terendah terjadi pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2010 yang hanya mengalami deficit sebanyak Rp -13429.64 juta. Sedangkan surplus tertinggi dicapai pada tahun 2002 yaitu sebesar Rp 160160.8 juta.

Grafik 4.4.2 Surplus dan Defisit Realisasi APBD Kabupaten Karawang Tahun 2001 2012

(dalam Juta Rupiah)

Sumber: Diolah dari djpk.depkeu.go.idDalam periode waktu penelitian, yaitu dari tahun 2001 hinngga 2012, hanya terjadi sekali deficit pada realisasi APBD Kabupaten Karawang. Defisit tersebut terjadi pada tahun 2008, yaitu sebesar Rp 15.641,3 juta. Sedangkan surplus tertinggi yang terjadi adalah pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 190.078.8 juta

BAB VPENUTUP5. 1 Kesimpulan

Pendapatan daerah dari Kota Tegal dan Kabupaten Karawang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun, yang sangat disayangkan adalah penyumbang pendapatan daerah terbesar dari Kota Tegal dan Kabupaten Karawang tersebut adalah Dana Perimbangan, tepatnya bersumber dari dana alokasi umum. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian keuangan daerah belum terjadi, daerah masih mengandalkan sokongan dana dari pemerintah pusat.

Kemandirian daerah dalam mengatur keuangannya atau kemampuan keuangan daerah dapat dihitung dengan menggunakan derajat desentralisasi. Derajat desentralisasi membandingkan antara pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan daerah. Dengan menggunakan derajat desentralisasi, diketahui bahwa kedua daerah tersebut kurang memiliki kemampuan keuangan daerah. Kota Tegal yang pada permulaan periode penelitian memiliki derajat desentralisasi yang sangat rendah cenderung membaik dari tahun ketahun. Sedangkan Kabupaten Karawang yang pada awal periode penelitian memiliki derajat desentralisasi yang lebih baik dari Kota Tegal, mengalami pula perbaikan, namun perbaikan yang terjadi lambat dan tidak stabil.

Belanja daerah dari kedua daerah tersebut masih cenderung di dominasi oleh belanja pegawai, yang artinya bahwa anggaran pemerintah daerah tersebut paling banyak di nikmati oleh pagawainya. Surplus dan deficit yang terjadi di kedua daerah tersebut dalam periode penelitian selalu berfluktuasi. Kota Tegal mengalami empat kali deficit sedangkan Kabupaten Karawang hanya mengalami satu kali deficit.

5.2 SaranMelihat tren pendapatan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, diperkirakan pendapatan kedua daerah tersebut akan makin tinggi di masa yang mendatang. Namun sayangnya pendapatan asli daerah belum menjadi sumber utama dari pendapatan daerah. Melihat hal tersebut, seharusnya pemerintah daerah lebih mengoptimalkan pengelolaan potensi daerah sehingga pendapatan asli daerah akan meningkat dan kemandirian keuangan daerah pun akan terjadi.Sebagian besar belanja pegawai sebaiknya dialihkan untuk pos pos belanja lain yang bersifat multiplier bagi perkembangan daerah. Sehingga anggaran yang dikeluarkan suatu saat akan menghasilkan lagi dan menambah pendapatan daerah.

DAFTAR PUSTAKAFattah, Sanusi & Irman. 2012. Analisis Ketergantungan Fiskal Pemerintah Daerah di provinsi Sulawesi Selatan Pada Era Otonomi Daerah. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/256/POTRET%20APBD%20TA%202013.pdf. Diunduh pada 31 Oktober 2014.

Rizki, Agung Muhamad. 2007. Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Undang Undang Otonomi Daerah UU No.32/2004 dan UU No.33/2004 (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung). Skripsi Fakultas Ekonomika Universitas Widyatama

Sasana, Hadi. 2006. Analisis Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Pembangunan Vol. 3 No. 2/Desember 2006.

www.kpu.go.id. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

__________Undang Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan ANtara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

_1476452711.xlsChart1

67664.42483257.138624.36

69476.15479915.773586.09

83437.26531708.58123520.92

112759.7746395.86113925.7

PAD

Dana Perimbangan

Pendapatan Lain - lain yang Sah

Sheet1

Column1PADDana PerimbanganPendapatan Lain - lain yang Sah

200367,664.42483,257.1038,624.36

200469,476.15479,915.7073,586.09

200583,437.26531,708.58123,520.92

2006112,759.70746,395.86113,925.70

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1476452717.xlsChart1

35147.57167833.542427.31

42359.75207186.645499

50342.16197390.6613836.11

53852.89569673.9435360.91

PAD

Dana Perimbangan

Lain - Lain Pendapatan yang Sah

Sheet1

TahunPADDana PerimbanganLain - Lain Pendapatan yang Sah

200335,147.57167,833.5042,427.31

200442,359.75207,186.645,499.00

200550,342.16197,390.6613,836.11

200653,852.89569,673.9435,360.91

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1476452720.xlsChart1

228508.78

318324.43

245408.38

255045.4

261568.92

658887.74

342986.69

386753.82

425054.834

460931.044657

547717.521845

650805

Pendapatan Daerah

Sheet1

Pendapatan DaerahSeries 2Series 3

2001228,508.782.42

2002318,324.434.42

2003245,408.381.83

2004255,045.402.85

2005261,568.92

2006658,887.74

2007342,986.69

2008386,753.82

2009$425,055

2010460,931.04

2011$547,718

2012$650,805

2007To resize chart data range, drag lower right corner of range.

2008

2009

2010

_1476452714.xlsChart1

385226.01

491508.16

589545.88

622977.94

738666.76

973081.26

1080857.14

1208462.96

1341054.52

1622759.874491

2022376.611223

2461060

Pendapatan Daerah

Sheet1

Pendapatan DaerahSeries 2Series 3

2001385,226.012.42

2002491,508.164.42

2003589,545.881.83

2004622,977.942.85

2005738,666.76

2006973,081.26

20071,080,857.14

20081,208,462.96

2009$1,341,055

20101,622,759.87

20112,022,376.61

20122,461,060.00

2007To resize chart data range, drag lower right corner of range.

2008

2009

2010

2011

2012

_1476452704.xlsChart1

269892.07

320507.3

577980.63

590640.02

642025.44

943631.28

984456.02

1224104.25

1274965.82

1522989.245712

1832297.832196

2382740

Series 1

Sheet1

Series 1Series 2Series 3

2001269,892.072.42

2002320,507.304.42

2003577,980.631.83

2004590,640.022.85

2005642,025.44

2006943,631.28

2007984,456.02

20081,224,104.25

2009$1,274,966

20101,522,989.25

20111,832,297.83

20122,382,740.00

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1476452707.xlsChart1

122265.28

158163.67

218966.95

252064.89

247588.42

605018.46

333456.74

393200.04

458620.88

474360.69

572009.66

586687

Pengeluaran Daerah

Sheet1

Pengeluaran DaerahSeries 2Series 3

2001122265.282.42

2002158163.674.42

2003218966.951.83

2004252064.892.85

2005247588.42

2006605018.46

2007333456.74

2008393200.04

2009458620.88

2010474360.69

2011572009.66

2012586687

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1476452701.xlsChart1

106243.5

160160.76

26441.43

2980.51

13980.5

53869.28

9529.95

-6446.22

-33556.05

-13429.64

-24292

64118

Series 1

Sheet1

Series 1Series 2Series 3

2001106243.52.42

2002160160.764.42

200326441.431.83

20042980.512.85

200513980.5

200653869.28

20079529.95

2008-6446.22

2009-33556.05

2010-13429.64

2011-24292

201264118

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1476452698.xlsChart1

115333.94

171000.86

11565.25

32337.92

96641.32

29449.98

96401.12

-15641.29

66088.69

99770.63

190078.78

78320

Series 1

Sheet1

Series 1Series 2Series 3

2001115333.942.42

2002171000.864.42

200311565.251.83

200432337.922.85

200596641.32

200629449.98

200796401.12

2008-15641.29

2009$66,089

201099770.63

2011190078.78

201278320

To resize chart data range, drag lower right corner of range.