ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

144
i ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO MERAPI INDAH 104.9 FM KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Samsul Arifin 122160026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017

Transcript of ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Page 1: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

i

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE

DALAM IKLAN RADIO MERAPI INDAH 104.9 FM

KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Samsul Arifin 122160026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2017

Page 2: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

ii

Page 3: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

iii

Page 4: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka kerjakanlah sesuatu

dengan bersungguh-sungguh, dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kita

berharap. (QS. Al-Insyirah : 5-8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku Bapak

Trubus, Ibu Wurwiyati, kakakku

Nestu Yulaiman Sidik serta

adikku Retno Wulandari tercinta

atas doa, bimbingan, dan kasih

sayangnya yang selalu

mengiringi perjalanan hidupku.

2. Terkasihku Dina Kurniawati

terimakasih atas perhatian,

pengertian dan kesabaran yang

selalu mendampingiku sehari-

hari dalam menyelesaikan

skripsi.

Page 5: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

v

3. Semua teman-teman PBSJ

angkatan 2012, khususnya kelas

A yang telah memberi semangat,

saran dan rasa kebersamaannya

untuk sama-sama berjuang.

Page 6: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

vi

Page 7: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

vii

PRAKATA

Alhamdulilah, pujisyukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt.

Karena rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Radio Merapi

Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”. Skripsi ini penulis susun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari dalam menyusun skripsi ini banyak mengalami

kesulitan dan hambatan. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Supriyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut

ilmu di lembaga pendidikan tinggi ini;

2. Yuli Widyono, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan

rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi

ini;

3. Rochimansyah, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Jawa yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis

mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini;

Page 8: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

viii

Page 9: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

ix

ABSTRAK

Samsul Arifin. 2017. “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah (1) mendeskripsikan bentuk campur kode yang berupa kata, frasa, pengulangan kata, baster dan klausa dalam tuturan iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang dan (2) mendeskripsikan bentuk alih kode antarbahasa dalam iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa seluruh tuturan dalam iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik rekam yang dibantu dengan handphone serta teknik catat pada kartu data. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama, dengan menggunakan bantuan alat berupa handphone, nota pencatat data beserta alat tulisnya, serta laptop. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal. Hasil penelitian yang ditemukan adalah, pertama wujud Alih kode dalam iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang ditemukan 5 peristiwa alih kode antar bahasa, yang kedua wujud Campur kode dalam iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang ditemukan 41 peristiwa campur kode. a) Peristiwa campur kode yang berwujud kata 28 buah indikator, b) Peristiwa campur kode yang berwujud frasa 4 buah indikator, c) Peristiwa campur kode yang berwujud pengulangan kata 2 buah indikator, d) Peristiwa campur kode yang berwujud baster 6 buah indikator, e) Peristiwa campur kode yang berwujud klausa 1 buah indikator.

Kata Kunci: alih kode, campur kode, iklan radio.

Page 10: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

x

SARIPATI

Samsul Arifin. 2017. “Analisis Alih Kode lan Campur Kode ing Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Ancasipun panaliten punika ngandharaken (1) wujudipun campur kode kayata tembung, frasa, tembung rangkep, baster, lan klausa tutur ing Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang lan (2) wujudipun alih kode kayata alih kode antarbasa tutur ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Jinising panaliten ingkang dipunginakaken inggih punika panaliten deskriptif kualitatif. Dhata panaliten punika sedaya wawan pangandikan wonten ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Teknik ngempalaken dhata ingkang dipunginakaken inggih punika teknik rekam ngagem handphone, lan teknik catat wonten kartu dhata. Instrumen ingkang dipunginakaken inggih punika pangripta piyambak, handphone, nota pencatat kaliyan alat tulisipun, sarta laptop. Teknik penyajian hasil analisis dhata dipunginakaken teknik informal. Asil panaliten kaping setunggal inggih punika wujudipun alih kode pangandikan wonten ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang dipuntemokaken 5 prastawa alih kode inggih punika alih kode antarbasa, ingkang kaping kalih inggih punika, wujudipun campur kode pangandikan wonten ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang dipuntemokaken 41 prastawa campur kode. a) campur kode wujud tembung cacah 28 indikator, b) campur kode wujud frasa cacah 4 indikator, c) campur kode wujud tembung rangkep cacah 2 indikator, d) campur kode wujud baster cacah 6 indikator, lan e) campur kode wujud klausa cacah 1 indikator.

Tembung Wos: alih kode, campur kode, iklan radio

Page 11: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

xi

DAFTAR ISI

Hal.

JUDUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN ......................................................................................... ii PENGESAHAN .......................................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv PERNYATAAN ......................................................................................... v

PRAKATA ................................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................. viii

SARIPATI .................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6 C. Batasan Masalah ........................................................................ 7 D. Rumusan Masalah ....................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 10 B. Kajian Teori ................................................................................ 12

1. Sosiolinguistik ..................................................................... 12 2. Bahasa ................................................................................ 14 3. Hakikat Kedwibahasaan atau Bilingualisme ......................... 15 4. Alih Kode.. .......................................................................... . 16

a. Jenis-jenis Alih Kode ....................................................... 17 b. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Alih Kode. ............. . 19 c. Fungsi Alih kode ............................................................. .. 22

5. Campur Kode ...................................................................... 22 a. Pengertian Campur Kode (code mixing) ........................... 22 b. Jenis-jenis Campur Kode ................................................. 24 c. Ciri-ciri Campur Kode ..................................................... 25 d. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode 25

Page 12: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

xii

e. Wujud Campur Kode ....................................................... 27 6. Perbedaan dan Persamaan Alih kode dan Campur Kode ....... 30 7. Radio……………………………. ........................................ . 31 8. Iklan……………………………… ...................................... . 33

a. Pengertian Iklan ............................................................... . 33 b. Bahasa Iklan ................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... 36 B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 37 C. Waktu Penelitian ...................................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 38 E. Instrumen Penelitian ................................................................. 40 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 41 G. Penyajian Hasil Analisis .......................................................... 42

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data ............................................................................ 43

1. Alih Kode….. ....................................................................... 44 2. Campur Kode ....................................................................... 49

a. Campur Kode yang berwujud Kata .................................. 49 b. Campur Kode yang berwujud Frasa ................................. 59 c. Campur Kode yang berwujud Pengulangan Kata ............. 62 d. Campur Kode yang berwujud Baster ................................ 63 e. Campur Kode yang berwujud Klausa ............................... 67

B. Pembahasan Data ...................................................................... 69 1. Alih Kode…………. ............................................................ 70

a. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia……… ................................... 70

b. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia…………………………….. .. 71

c. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia………………………………. 73

d. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa………………………………. 74

e. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa……………………………….. 75

2. Campur Kode ....................................................................... 77 a. Campur Kode yang berwujud Kata ................................ 77 b. Campur Kode yang berwujud Frasa ............................... 94

Page 13: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

xiii

c. Campur Kode yang berwujud Pengulangan Kata ........... 99 d. Campur Kode yang berwujud Baster ............................. 101 e. Campur Kode yang berwujud Klausa ............................ 107

BAB V PENUTUP A. Simpulan ......................................................................................... 110 B. Saran ............................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 112

LAMPIRAN………………………………. ……………………………… 113

Page 14: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Waktu Penelitian ........................................................ 38

Tabel 2. Wujud Alih Kode........................................................................ 44

Tabel 3. Wujud Campur Kode Berwujud Kata .......................................... 49

Tabel 4. Wujud Campur Kode Berwujud Frasa......................................... 59

Tabel 5. Wujud Campur Kode Berwujud Pengulangan Kata ..................... 62

Tabel 6. Wujud Campur Kode Berwujud Baster ....................................... 64

Tabel 7. Wujud Campur Kode Berwujud Klausa ..................................... 67

Page 15: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Transliterasi Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang

Lampiran 2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 3. Surat Keputusan Dosen Penguji Skripsi

Lampiran 4. Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 1

Lampiran 5. Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 2

Page 16: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan suatu sistem vokal simbol yang bebas yang

dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi. Bahasa

memungkinkan manusia untuk saling berhubungan ataupun berkomunikasi,

saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui

bahasa, seseorang akan dapat mengungkapkan sesuatu yang ingin

dikemukakannya, sehingga lawan tuturnya akan memahami maksud ungkapan

yang dikemukakan oleh lawan tutur tersebut. Dengan demikian, manusia tidak

dapat terlepas dari bahasa.

Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa merupakan faktor yang

penting untuk menentukan lancar tidaknya suatu komunikasi. Oleh karena itu,

ketepatan berbahasa sangat diperlukan demi kelancaran komunikasi.

Ketepatan berbahasa tidak hanya berupa ketepatan memilih kata dan

merangkai kalimat tetapi juga ketepatan melihat situasi. Artinya, seorang

pemakai bahasa selalu harus tahu bagaimana menggunakan kalimat yang baik

atau tepat, juga harus melihat dalam situasi apa dia berbicara, kapan, di mana,

dengan siapa, untuk tujuan apa dan sebagainya.

Sosiolinguistik memandang bahasa (language) pertama-tama sebagai

sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat

Page 17: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

2

dan kebudayaan tertentu. Dengan demikian, memandang bahasa tidak saja dari

sudut penuturnya, tetapi juga dari sudut pendengarnya. Dari segi

penggunanya, bahasa dapat menimbulkan keberagaman juga. Istilah

penggunaan di sini adalah orang atau penutur bahasa yang bersangkutan.

Pemakaian bahasa di dalam masyarakat, dewasa ini semakin bervariasi.

Dalam kehidupan sosial, tidak hanya bahasa yang mempunyai peran

sebagai alat komunikasi, tetapi peran media-media komunikasi tidak kalah

penting karena dapat mempermudah komunikasi antar manusia yang berada di

tempat yang berbeda. Media adalah sarana atau alat untuk menyampaikan

informasi. Media yang merupakan tempat bertukar informasi memungkinkan

terjadi gejala alih kode dan campur kode di dalamnya. Salah satu jenis media

komunikasi yang dapat membantu mempermudah komunikasi antarmanusia

yaitu radio, karena dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi

kepada masyarakat.

Radio merupakan media massa yang mudah dan murah, karena hanya

dengan membeli perangkat radio tanpa harus membayar iuran hiburan dan

informasi bisa didapatkan. Media radio banyak dipilih masyarakat karena

dalam kenyataannya mendengarkan radio tidak menyita waktu dan tempat.

Media radio tidak hanya soal hiburan dan penyampaian informasi semata. Di

dalamnya juga terdapat persaingan antar sponsor acara yang berupa

periklanan. Iklan merupakan salah satu jenis dan bentuk siaran dalam radio

yang biasanya diputar setiap jeda acara, terutama pada acara yang memiliki

rating tinggi. Terkadang iklan memberi hiburan tersendiri bagi pendengarnya

Page 18: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

3

dengan kemasan yang unik dan mudah diingat baik dari ilustrasi musik

maupun bahasa yang digunakan. Dengan demikian, bahasa iklan di radio

harus dapat menarik konsumen, supaya orang yang mendengar dapat tertarik

pada produk yang ditawarkan.

Iklan merupakan salah satu bentuk pesan, dalam dunia usaha

kebutuhan iklan bagi pengusaha merupakan hal yang penting. Hal ini

disebabkan oleh persaingan produk yang semakin ketat. Untuk itulah,

pembuat iklan dituntut untuk mengemas iklan dengan semenarik mungkin.

Menurut Wright, iklan merupakan proses komunikasi yang mempunyai

kekuatan penting sebagai sarana pemasaran, membantu layanan serta gagasan

dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang bersifat

persuasif (Mulyana, 2005: 63-64). Dalam pembuatannya, pembuat iklan harus

memperhatikan syarat-syarat iklan seperti, bahasa iklan menggunakan pilihan

kata yang tepat, sopan dan logis. Ungkapan majas yang digunakan untuk

memikat dan sugestif, disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian

yang dipentingkan. Isi dalam sebuah iklan harus objektif, jujur, singkat, jelas

dan tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain. Iklan yang

dibuat juga harus mengutamakan iklan yang menarik perhatian banyak orang.

Menginformasikan pelanggan mengenai produk baru dan mendorong calon

pelanggan untuk melakukan pembelian.

Bahasa yang digunakan dalam iklan merupakan hal yang sangat

menarik untuk diteliti, karena pada pemakaian ragam dan variasi bahasa iklan

radio terdapat adanya alih kode dan campur kode yang dapat dijadikan objek

Page 19: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

4

penelitian. Dalam bentuk bahasa, iklan radio biasanya berbentuk percakapan

yang terdiri dari dua atau lebih penutur. Bahasa yang digunakan dalam

percakapan iklan radio tersebut tidak jarang penutur menggunakan lebih dari

satu bahasa. Penggunaan bahasa yang lebih dari satu tersebut adalah untuk

membuat kemasan iklan lebih menarik dan para konsumen lebih tertarik untuk

membeli barang yang diiklankan.

Pada penelitian ini penulis memilih stasiun Radio Merapi Indah FM

Magelang sebagai tempat penelitian. Stasiun Radio Merapi Indah FM adalah

stasiun radio yang berdiri sejak 20 Juni 1991, pendiri radio Merapi Indah FM

adalah Bapak Haji Taifur. Stasiun Radio Merapi Indah FM beralamat di Jl.

Raya Gulon Salam No. 104, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Radio ini

mengudara dengan frekuensi FM 104.9 MHz, dengan jam siaran dari pukul

05.00-24.00 WIB. Jumlah karyawan di radio Merapi Indah ada 13 orang.

Program acara yang disiarkan oleh radio Merapi Indah FM antara lain Lagu

Religi, Pengajian Fajar, Dendang Pagi 1, Berita KBR 68H, Sekilas Merapi,

Langgam Merapi, Mitra Karya dan masih banyak lagi program-program

lainnya. Stasiun radio Merapi Indah FM menjadi pilihan penulis dalam

melakukan penelitian karena Merapi Indah FM adalah salah satu radio di

Kabupaten Magelang. Pada siaran di Radio Merapi Indah FM Magelang tidak

jarang bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang

digunakan untuk berkomunikasi di radio merupakan cerminan bahasa

masyarakat. Bahasa yang merupakan cerminan bahasa dari masyarakat dapat

menyebabkan gejala sosial, yang tidak dapat dilepaskan dari pemakaiannya.

Page 20: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

5

Selain menyiarkan acara hiburan dan menyampaikan informasi, di

dalam siaran radio Merapi Indah FM juga terdapat berbagai macam iklan.

Selain untuk menarik konsumen, bahasa yang digunakan dalam iklan radio

Merapi Indah FM juga dimaksudkan untuk menghibur para pendengar, karena

tidak jarang bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Jawa dialek khas

Magelang yang terkesan lucu dan humoris.

Keberagaman penggunaan bahasa yang lebih dari satu bahasa tersebut

menimbulkan variasi atau ragam bahasa. Bentuk variasi bahasa yang ada

adalah alih kode dan campur kode. Alih kode adalah peristiwa peralihan dari

satu kode ke kode yang lain dalam suatu peristiwa tutur, sedangkan campur

kode adalah menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai

bahasa tertentu.

Alih kode dan campur kode timbul akibat dari penggunaan bahasa

dalam berkomunikasi. Hal ini hanya terjadi dalam masyarakat multilingual

yaitu masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Alih kode dan

campur kode juga dapat terjadi jika penutur menyelipkan bahasa lain ketika

menggunakan bahasa tertentu dalam pembicaraannya. Unsur-unsur yang

diambil dari bahasa lain itu sering kali berwujud kata, frasa, perulangan kata,

idiom, maupun klausa. Peralihan alih kode dan campur kode dapat dilihat

dalam pemakaian bahasa secara lisan maupun tulisan. Pada penelitian ini

bentuk alih kode dan campur kode yang penulis teliti adalah alih kode dan

campur kode yang berbentuk tuturan (lisan), karena objek dari penelitian ini

adalah tuturan yang terdapat dalam iklan radio Merapi Indah FM Magelang.

Page 21: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

6

Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih wujud alih kode dan

campur kode dalam iklan radio sebagai objek penelitian. Dengan demikian,

penelitian ini berjudul “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan

Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”.

B. Identifikasi Masalah

Uraian masalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan

yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diuraikan

identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1. Peran media komuikasi tidak kalah penting dalam kehidupan sosial

masyarakat. Media komunikasi dapat mempermudah komunikasi antar

manusia yang berada di tempat yang berbeda.

2. Media sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan informasi. Salah satu

jenis media komunikasi yang dapat membantu mempermudah komunikasi

antar manusia yaitu radio, karena dapat digunakan untuk menyampaikan

berbagai hal kepada masyarakat.

3. Stasiun Radio Merapi Indah FM salah satu stasiun radio yang menjadi

favorit para pendengar karena menjadi salah satu stasiun radio yang sudah

memiliki alamat streaming internet. Radio Merapi Indah 104.9 FM di

dalamnya tidak hanya menyiarkan acara hiburan dan penyampaian

informasi semata, tetapi juga iklan radio yang memberi hiburan tersendiri

bagi pendengarnya.

Page 22: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

7

4. Iklan radio memberi hiburan tersendiri bagi pendengarnya dengan

kemasan yang unik dan mudah diingat baik dari ilustrasi musik maupun

bahasa yang digunakan. Dalam bentuk bahasa, iklan radio Merapi Indah

104.9 FM biasanya berbentuk percakapan yang terdiri dari dua atau lebih

penutur yang tidak jarang menggunakan lebih dari satu bahasa.

5. Bahasa yang digunakan dalam iklan radio Merapi Indah 104.9 FM juga

dimaksudkan untuk menghibur para pendengar dengan menggunakan

ragam dan variasi bahasa, seperti penggunaan bahasa Jawa dialek khas

Magelang yang terkesan lucu dan humoris. Keragaman tersebut

menimbulkan variasi atau ragam bahasa. Akibat keberagaman penggunaan

bahasa dalam iklan tersebut adalah terjadinya peristiwa alih kode dan

campur kode.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan pembatasan terhadap permasalahan yang

muncul pada identifikasi masalah yang akan dibahas lebih lanjut. Berdasarkan

latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi

masalah yang akan diteliti pada tuturan dalam iklan radio Merapi Indah 104.9

FM di Kabupaten Magelang. Dalam hal ini wujud bahasa yang penulis soroti

adalah penggunaan alih kode dan campur kode pada bulan Agustus tahun

2016.

Page 23: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah utama pada

penelitian ini ada dua sebagai berikut.

1. Wujud alih kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM

Kabupaten Magelang?

2. Wujud campur kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9

FM Kabupaten Magelang?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

penulis dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. wujud alih kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM di

Kabupaten Magelang;

2. wujud campur kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9

FM di Kabupaten Magelang.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun

praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian mengenai penggunaan alih kode dan campur kode dalam

iklan radio Merapi Indah 104.9 FM di Kabupaten Magelang dapat

memberikan pengetahuan tentang teori sosiolinguistik, khususnya alih

Page 24: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

9

kode dan campur kode. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan

tambahan pengetahuan mengenai teori wujud alih kode dan wujud campur

kode yang digunakan dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM di

Kabupaten Magelang dan menambah penelitian tentang alih kode dan

campur kode.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:

a. mengetahui tentang seluk beluk alih kode dan campur kode dalam

iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM;

b. dapat menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar dalam iklan

Radio Merapi Indah 104.9 FM, serta penuh diharapkan dapat

memotivasi peneliti lain khususnya tentang alih kode dan campur

kode;

c. bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang pengetahuan bahasa

Jawa dalam iklan radio;

d. bagi penyiar, dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam

iklan radio.

Page 25: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian

terdahulu, sehingga diketahui perbedaan yang khas antara bagian yang

terdahulu dengan kajian yang akan dilakukan sehingga bahan perbandingan

dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengacu

pada hasil penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis

teliti serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Skripsi

atau penelitian yang relevan dengan kajian penelitian ini adalah penelitian Siti

Masitoh dan Antika Indra Hafari dari Universitas Muhammadiyah Purworejo.

1. Siti Masitoh (2013) dengan judul “Campur Kode Bahasa Indonesia ke

dalam Bahasa Jawa pada Siaran Radio Jampi Sayah di Radio POP FM

GOMBONG”.

Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah campur kode berupa

kata berjumlah 53 buah, campur kode berupa frasa berjumlah 22 buah,

campur kode baster berjumlah 9 buah, campur kode pengulangan kata

berjumlah 19 buah, campur kode idiom berjumlah 13 buah, dan campur

kode klausa berjumlah 24 buah.

Persamaan yang ada antara penelitian di atas dengan penelitian

yang dilakukan penulis lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang alih

kode dan campur kode bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

10

Page 26: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

11

Perbedaannya adalah objek yang peneliti lakukan yaitu dalam iklan radio

Merapi Indah FM kabupaten Magelang, sedangkan penelitian dari Siti

Masitoh objek kajiannya pada siaran radio Jampi Sayah di radio POP FM

Gombong.

2. Antika Indra Hafari (2015) dengan judul “Analisis Campur Kode dan Alih

Kode dalam Iklan Radio CITRA FM Kabupaten Wonosobo pada bulan

April tahun 2015”.

Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah campur kode berupa

kata berjumlah 22 buah, campur kode berupa frasa berjumlah 5 buah,

campur kode berupa perulangan kata berjumlah 3 buah, campur kode

berupa baster berjumlah 2 buah, campur kode berupa klausa berjumlah 2

buah, dan wujud alih kode berjumlah 6 buah.

Persamaan yang ada antara penelitian di atas dengan penelitian

yang dilakukan penulis lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang alih

kode dan campur kode dalam iklan radio. Perbedaannya adalah objek

kajian yang peneliti lakukan yaitu dalam iklan radio Merapi Indah FM

kabupaten Magelang, sedangkan penelitian dari Antika Indra Hafari objek

kajiannya pada iklan radio CITRA FM kabupaten Wonosobo.

Dari tinjauan pustaka di atas, dapat dipahami bahwa penelitian

mengenai campur kode dan alih kode bukanlah penelitian yang baru karena

sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Akan tetapi,

penelitian berjudul “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Radio

Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang” layak dilakukan mengingat

Page 27: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

12

objek penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian

terdahulu, walaupun memang tidak dapat dipungkiri adanya persamaan antara

penelitian penulis dengan penelitian terdahulu.

B. Kajian Teori

1. Sosiolinguistik

Masyarakat bahasa selalu berkembang sesuai dengan budaya yang

dimilikinya. Sebagai produk sosial atau budaya tentu bahasa merupakan

wadah aspirasi sosial, kegiatan dan teknologi yang diciptakan oleh

masyarakat bahasa. Bahasa bisa dianggap sebagai cermin zamannya.

Artinya, bahasa itu dalam masa tertentu mewadahi apa yang terjadi di

dalam masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pengertian sosiolinguistik

mengenai penggunaan bahasa yang mencerminkan kondisi masyarakat

penggunanya. Menurut Sumarsono (2013: 5), batasan kajian

sosiolinguistik meliputi tiga hal, yaitu bahasa, masyarakat, dan hubungan

antara bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik mempelajari mengenai

bahasa yang digunakan oleh suatu masyarakat, dimana masyarakat

tersebut bersifat heterogen yang berakibat akan munculnya variasi bahasa

yang digunakan, sehingga akan terbentuk pola-pola bahasa tertentu yang

digunakan oleh masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

Hal ini sejalan dengan Wijana dan Rohmadi (2013: 7) menjelaskan

bahwa sosiolinguistik sebagai ilmu yang bersifat interdisipliner yang

menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan

Page 28: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

13

faktor-faktor sosial, situasi, dan budaya. Faktor-faktor sosial yang

mempengaruhi pemakaian bahasa misalnya status sosial, tingkat

pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya.

Pemakaian bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu

siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan

mengenai masalah seperti apa.

Senada dengan pendapat di atas, menurut Chaer dan Agustina (2010:

4) bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat

interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan

antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam masyarakat tutur. Oleh

karena itu, batasan sosiolinguistik yaitu ilmu yang mempelajari mengenai

penggunaan bahasa oleh suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor sosial yang ada. Keanekaragaman masyarakat menyebabkan

beranekaragam pula bahasa yang digunakan. Keanekaragaman bahasa

yang digunakan masyarakat dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti status

sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi dan jenis kelamin.

Dari beberapa pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa

sosiolinguistik adalah cabang dari linguistik (ilmu bahasa) yang

mempelajari tentang hubungan bahasa dengan masyarakat dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut seperti

faktor sosial, situasional, dan budaya yang ada di dalam masyarakat.

Page 29: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

14

2. Bahasa

Setiap manusia umumnya hidup dalam ikatan suatu masyarakat.

Dengan sesamanya seseorang itu senantiasa bergaul, berhubungan, dan

bekerjasama untuk kepentingan bersama pula. Untuk melaksanakan segala

kegiatan sosial, manusia membutuhkan pemakaian suatu bahasa. Bahasa

itu merupakan alat atau syarat berhubungan antara manusia satu dengan

manusia yang lainnya dalam kegiatannya.

Chaer dan Agustina (2010: 11-12) menyatakan bahwa bahasa ialah

sebuah sistem dimana bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang

berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem bahasa

selalu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa tersusun

secara berpola. Sedangkan sistemis, artinya sistem bahasa bukan

merupakan sistem tunggal, melainkan dari sejumlah subsistem, yakni

subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan

subsistem leksikon.

Berdasarkan pendapat tersebut, batasan konsep bahasa adalah

lambang-lambang bunyi yang disusun secara sistematis dan sistemis.

Sistematis berarti disusun secara berpola, bukan secara sembarangan dan

acak. Sistemis berarti tersusun atas kaidah atau aturan kebahasaan. Adapun

kaidah tersebut seperti bunyi-bunyi bahasa (subsistem fonologi), tata kata

(subsistem morfologi), tata kalimat, frasa, dan klausa (subsistem sintaksis),

makna yang terkandung dalam suatu kata dan pemakaian kata(subsistem

leksikon).

Page 30: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

15

3. Hakikat Kedwibahasaan atau Bilingualisme

Konsep dasar dari sosiolinguistik adalah tentang hubungan bahasa

dengan masyarakat. Masyarakat bahasa yang terbuka mempunyai

hubungan dengan masyarakat bahasa lainnya, hal tersebut mengakibatkan

adanya kontak bahasa. Salah satu wujud kontak bahasa tersebut yaitu

masyarakat bahasa sekarang ini tidak hanya mampu menggunakan satu

jenis bahasa tetapi dua jenis bahasa. Peristiwa tersebut disebut dengan

kedwibahasaan atau bilingualisme. Aslinda dan Syafyahya (2014: 8)

menjelaskan bahwa kedwibahasaan adalah kemampuan mempergunakan

dua bahasa dan kebiasaan memakai dua bahasa. Kedwibahasaan yaitu

masyarakat mempunyai penguasaan yang baik kedua bahasa tersebut.

Kedua bahasa itu digunakan oleh masyarakat sesuai dengan lingkungan

bahasa yang dipakai.

Sementara Weinreich dalam Suwito (1983: 39) menyatakan bahwa

kedwibahasaan adalah peristiwa pemakaian dua bahasa secara bergantian

oleh seorang penutur. Pemakaian dua bahasa adalah bahasa daerah dan

bahasa Indonesia yang dilakukan oleh seorang penutur. Senada dengan

pendapat di atas, menurut Kridalaksana (2008: 36), bilingualisme adalah

penggunaan dua bahasa oleh seseorang atau suatu masyarakat. Jadi,

konsep kedwibahasaan yaitu penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur

bahasa baik individu atau suatu masyarakat. Penggunaan dua bahasa

berarti menguasai dua sistem kode, dua dialek atau ragam suatu bahasa.

Page 31: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

16

Pendapat lain, menurut Chaer dan Agustina (2010: 84), bilingualisme

ialah berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau kode bahasa. Kedua

bahasa tersebut berupa bahasa pertama atau bahasa ibu dan bahasa kedua.

Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama diterima oleh masing-masing

individu, sedangkan bahasa kedua yaitu bahasa lain yang dikuasai dan

diterima oleh individu. Bahasa kedua selalu diterima setelah bahasa ibu.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat

kedwibahasaan atau bilingualisme merupakan kemampuan dan kebiasaan

menggunakan dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat. Jenis

kedua bahasa tersebut yaitu bahasa ibu dan bahasa kedua. Penutur dan

masyarakat mempunyai penguasaan yang baik mengenai kedua bahasa

tersebut. Selain itu, penutur juga terbiasa menggunakannya. Orang yang

dapat menggunakan dua bahasa itu disebut dwibahasawan.

4. Alih Kode

Alih kode adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain

dalam suatu peristiwa tutur. Misalnya, penutur menggunakan bahasa

Indonesia beralih menggunakan bahasa Jawa. Alih kode merupakan salah

satu aspek ketergantungan bahasa dalam masyarakat multilingual. Dalam

masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya

menggunakan satu bahasa. Dalam alih kode masing-masing bahasa masih

cenderung mendukung fungsi masing-masing dan masing-masing fungsi

sesuai dengan konteksnya.

Page 32: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

17

Menurut Suwito (1983: 68-69), alih kode ialah peristiwa peralihan dari

kode yang satu ke kode yang lain. Apabila alih kode itu terjadi antar

bahasa-bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, atau antara dialek-

dialek dalam satu bahasa daerah atau antara beberapa ragam dan gaya

yang terdapat dalam satu dialek, alih kode seperti itu disebut bersifat

intern. Apabila yang terjadi adalah antar bahasa asli dengan bahasa asing,

maka disebut alih kode ekstern.

Senada dengan Suwito, Kridalaksana (2008: 9) menyatakan bahwa

“alih kode adalah penggunaan variasi bahasa lain atau bahasa lain dalam

satu peristiwa bahasa sebagai strategi untuk menyesuaikan diri dengan

peran atau situasi lain, atau karena adanya partisipan lain”. Dapat

disimpulkan bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang

satu ke kode yang lain. Dengan catatan bahwa alih kode memiliki dua

bahasa yang berbeda sistem gramatikalnya, kemudian dua bahasa itu

masih mendukung fungsi-fungsi tersendiri sesuai dengan konteks, dan

fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang relevan

dengan perubahan konteks. Alih kode intern terjadi dalam satu bahasa

nasional dan alih kode ekstern terjadi dari bahasa nasional ke dalam

bahasa asing.

a. Jenis-jenis Alih Kode

Poedjosoedarmo dalam Lia Rusmiyati (2012:19) membagi jenis

alih kode berdasarkan sifat momentum serta jarak hubungan antar

penutur, yaitu alih kode sementara dan alih kode permanen.

Page 33: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

18

1) Alih kode sementara merupakan pergantian kode bahasa yang

berlangsung hanya sebentar dan pergantian bahasa itu hanya

berlangsung dalam suatu kalimat atau beberapa kalimat. Misalnya,

seseorang penutur yang sedang berbicara menggunakan bahasa lain

tiba-tiba karena suatu hal dia berganti menggunakan bahasa jawa

ragam krama. Pergantian itu hanya berlangsung dalam satu kalimat

atau beberapa kalimat, kemudian pembicaraan kembali lagi ke

dalam bahasa Indonesia. Alih kode sementara dapat terjadi dengan

frerkuensi tinggi rendah.

2) Alih kode permanen ialah pergantian kode bahasa yang

berlangsung cukup lama. Namun peristiwa alih kode ini jarang

terjadi. Hal ini mencerminkan pengertian status penutur dan sifat

hubungan antar penutur. Pergantian ini biasanya berarti adanya

sikap relasi terhadap O2 secara sadar.

Sedangkan Djajasudarma dalam Lia Rusmiyati (2012:19-20)

membagi jenis alih kode berdasarkan asal bahasanya, antara lain alih

kode intern dan ekstern.

1) Alih kode intern

Alih kode intern adalah kode yang terjadi antara dialek-

dialek dalam satu bahasa daerah atau antar ragam dan gaya bahasa

tang terdapat dalam satu dialek. Dalam suatu wilayah tertentu

biasanya penutur mempunyai kemampuan menggunakan lebih dari

satu variasi bahasa. Bahasa-bahasa tersebut akan digunakan pada

Page 34: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

19

saat tertentu apabila diperlukan. Kenyataan ini dapat ditemukan

menggunakan ragam karama apabila berkomunikasi dengan orang

yang lebih dihormati atau orang yang baru dikenal. Alih kode

intern juga dapat terjadi antara Jawa dan bahasa Sunda. Alih kode

intern dapat terjadi dari bahasa nasional ke bahasa daerah atau juga

sebaliknya (Subekti, 1998:17). Misalnya, penuturnya mula-mula

menggunakan kode bahasa Indonesia laliu ia berganti

menggunakan kode bahasa Jawa.

2) Alih kode ekstern

Alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi antar

bahasa. Didalam masyarakat Indonesia sering terjadi alih kode

ekstern, terutama bagi penutur yang menguasai bahasa asing

disamping menguasai bahasa Indonesia. Perpindahan tersebut

bergantung situasi dan yang sesuai untuk memakai atau

menggunakan bahasa asing tersebut.

b. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Alih Kode

Suwito (1983: 72-74) menjelaskan alih kode adalah peristiwa

kebahasaan yang disebabkan oleh faktor-faktor luar bahasa, terutama

faktor-faktor yang sifatnya sosio-situasional. Faktor yang

melatarbelakangi terjadinya alih kode sebagai berikut.

1) Penutur

Seorang penutur kadang-kadang dengan sadar berusaha

beralih kode terhadap lawan tuturnya karena suatu maksud.

Page 35: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

20

Biasanya usaha tersebut dilakukan dengan maksud mengubah

situasi, yaitu dari situasi resmi ke situasi tak resmi.

2) Lawan tutur

Lawan bicara atau lawan tutur dapat menyebabkan

terjadinya alih kode karena setiap penutur pada umumnya ingin

mengimbangi bahasa yang dipergunakan oleh lawan tuturnya.

3) Hadirnya penutur ketiga

Kehadiran orang ketiga yang tidak berlatar belakang, dua

orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama pada umumnya

saling berinteraksi dengan bahasa kelompok etniknya. Tetapi

apabila kemudian hadir orang ketiga dalam pembicaraan itu, dan

orang itu berbeda latar kebahasaannya, biasanya dua orang pertama

beralih kedalam bahasa yang dikuasai oleh ketiganya.

4) Pokok pembicaraan (topik)

Topik pembicaraan merupakan hal dominan yang

menentukan terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat

formal biasanya di ungkapkan dengan ragam baku dengan gaya

netral dan serius. Sedangkan pokok pembicaraan yang bersifat

informal di sampaikan dengan bahasa tak baku, gaya sedikit

emosional, dan serba seenaknya.

5) Untuk membangkitkan rasa humor

Alih kode sering dimanfaatkan oleh guru, pimpinan rapat

atau pelawak untuk membangkitkan rasa humor. Bagi pimpinan

Page 36: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

21

rapat bangkitnya rasa humor diperlukan untuk menyegarkan

suasana yang dirasakan mulai lesu.

6) Untuk sekadar bergengsi

Sebagian penutur yang beralih kode sekedar untuk

bergengsi. Hal itu terjadi apabila baik faktor situasi, lawan bicara,

topic dan faktor-faktor sosio-situasional yang lain sebenarnya tidak

mengharuskan dia untuk beralih kode.

Senada dengan Suwito, Fishman (dalam Chaer dan Agustina,

2010: 108) juga menyatakan bahwa faktor penyebab alih kode adalah

siapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan dengan

tujuan apa.

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hal

yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah adanya penutur

yang terkadang mempunyai maksud tersendiri melakukan alih kode,

lawan tutur yang ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh

lawan tuturnya, hadirnya penutur ketiga yang berbeda latarbelakang

kebahasaannya, pokok pembicaraan yang merupakan faktor dominan

dalam menentukan terjadinya alih kode, membangkitkan rasa humor

yang diperlukan untuk menyegarkan suasana yang dirasa mulai lesu,

dan untuk sekedar bergengsi. Faktor lain yang melatarbelakangi

terjadinya alih kode adalah siapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada

siapa, kapan, dan dengan tujuan apa.

Page 37: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

22

c. Fungsi Alih Kode

Suwito (1983: 69) menyatakan bahwa alih kode masing-masing

bahasa mendukung fungsi tersendiri secara eksklusif dan peralihan

kode terjadi apabila penuturnya merasa bahwa situasinya relevan

dengan peralihan kodenya. Alih kode menunjukkan suatu gejala saling

ketergantungan antara fungsi kontekstual dan fungsi relefansial

didalam pemakaian satu bahasa atau lebih.

Fungsi atau tujuan penggunaan alih kode dalam penelitian ini

lebih secara kebahasaan dan tidak terlepas dari faktor yang

melatarbelakangi terjadinya sebagai suatu hasil dari proses sosio-

situasional. Jadi fungsi alih kode adalah lebih persuasif mengajak atau

menyuruh, lebih argumentatif, lebih komunikatif, dan lebih prestis.

5. Campur Kode

a. Pengertian campur kode (code mixing)

Chaer dan Agustina (2010: 114), peristiwa campur kode adalah

apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-

frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid

clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa atau frase itu tidak

lagi mendukung fungsi-fungsi sendiri. Campur kode merupakan

percampuran unsur-unsur frasa atau klausa suatu bahasa ke dalam

bahasa lain. Kedudukan fungsi-fungsi klausa atau frasa tersebut sudah

bergabung menjadi satu kesatuan fungsi dalam percampuran tersebut.

Page 38: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

23

Dijelaskan lebih lanjut, Chaer dan Agustina (2010: 114)

mengatakan bahwa di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau

kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi keotonomiannya,

sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu

hanyalah berupa serpihan-serpihan saja, tanpa fungsi atau

keotonomiannya sebagai kode. Misalnya seorang penutur yang

berbahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa

daerahnya, bisa dikatakan bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan. Jadi,

fungsi keotonomian sebuah kode dalam campur kode tidak ada.

Maksudnya frasa dan klausa yang merupakan wujud campur kode

memiliki struktur gramatikal yang sudah bergabung dengan bahasa

yang dicampurinya.

Pendapat lain, menurut Kridalaksana (2008: 40), campur kode

merupakan penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa kebahasa lain

untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa termasuk di

dalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan. Kegunaan campur

kode untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa dalam suatu

tuturan. Wujud campur kode itu berupa pemakaian kata, klausa, idiom,

dan sapaan.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

campur kode adalah menyisipkan suatu unsur-unsur bahasa lain ketika

sedang memakai bahasa tertentu. Adapun masing-masing unsur

tersebut tidak lagi mendukung fungsi-fungsi sendiri. Artinya, fungsi

Page 39: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

24

gramatikal unsur yang mencampurinya sudah bergabung dengan unsur

yang dicampurinya. Kegunaan campur kode tersebut adalah

memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa.

b. Jenis-jenis campur kode

Suwito (1983: 75-76) membedakan campur kode menjadi dua

yaitu campur kode ke dalam dan campur kode ke luar.

1) Campur kode ke dalam (inner code mixing) yaitu campur kode

bersumber dari bahasa asli dengan berbagai variasinya. Misalnya,

apabila seorang penutur menyisipkan unsur-unsur bahasa

daerahnya ke dalam bahasa nasional, unsur dialeknya ke dalam

bahasa daerahnya atau unsur-unsur ragam dan gaya ke dalam

dialeknya. Penyisipan demikian juga dapat menunjukkan

identifikasi peranan tertentu, identifikasi register tertentu atau

keinginan dan tafsiran tertentu. Campur kode dengan unsur-unsur

bahasa daerah menunjukkan si penutur cukup kuat rasa daerahnya

atau ingin menunjukkan kekhasan daerahnya. Bercampur kode

dengan unsur-unsur dialek Jakarta dapat member kesan bahwa

penutur termasuk ‘orang metropolitan’, bukan lagi ‘orang udik’,

telah ke luar dari lingkungannya yang sempit.

2) Campur kode ke luar (outer code mixing) yaitu campur kode yang

bersumber dari bahasa asing. Misalnya, campur kode dengan

bahasa Arab memberi kesan bahwa dia penutur merupakan orang

muslim, taat beribadah atau pemuka agama Islam.

Page 40: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

25

c. Ciri-ciri campur kode

Menurut Suwito (1983: 75), terdapat ciri-ciri dari gejala campur

kode adalah sebagai berikut.

1) Hubungan timbal balik antara peranan dan fungsi kebahasaan

Dalam hal tersebut peranan mempunyai maksud siapa yang

menggunakan bahasa itu, sedangkan fungsi kebahasaan berarti apa

yang hendak dicapai oleh penutur dengan tuturannya. Jika seorang

penutur dalam penuturannya bercampur kode, maka perlu

dipertanyakan lebih dulu siapakah dia. Dalam hal ini sifat-sifat

khusus penutur (misalnya latar belakang sosial, tingkat pendidikan,

rasa keagamaan) sangat penting. Di pihak lain fungsi kebahasaan

menentukan sejauh mana bahasa yang dipakai oleh penutur member

kesempatan untuk melakukan campur kode.

2) Unsur-unsur bahasa atau variasi-variasinya yang menyisip di dalam

bahasa lain tidak lagi mempunyai fungsi tersendiri

Maksud dari unsur-unsur bahasa atau variasi-variasinya yang

menyisip di dalam bahasa lain tidak lagi mempunyai fungsi

tersendiri adalah unsur-unsur itu telah menyatu dengan bahasa yang

disisipi. Dengan kata lain secara keseluruhan unsur tersebut telah

mendukung dalam satu fungsi.

d. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode

Suwandi (2008: 95) menyatakan bahwa faktor yang

menyebabkan terjadinya campur kode antara lain: (1) partisipan

Page 41: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

26

mempunyai latar belakang bahasa ibu yang sama, (2) adanya keinginan

penutur untuk memperoleh ungkapan yang “pas”, (3) kebiasaan dan

kesantaian peserta tindak tutur dalam berkomunikasi. Campur kode

dapat terjadi karena antara penutur dan lawan tutur mempunyai bahasa

ibu yang sama. Kesamaan bahasa ibu tersebut akan mempermudah

dalam komunikasi karena antara penutur dan lawan tutur saling

memahami makna tuturannya. Selanjutnya, campur kode terjadi karena

tidak ada istilah yang sesuai dengan bahasa yang sedang digunakan.

Setelah itu campur kode terjadi juga karena situasi yang santai.

Pendapat lain, menurut Suwito (1983: 77), faktor-faktor yang

melatarbelakangi terjadinya campur kode antara lain identifikasi

peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan dan

menafsirkan. Identifikasi peranan adalah sosial, registral, dan

edukasional. Identifikasi ragam ditentukan oleh bahasa dimana seorang

penutur melakukan campur kode yang akan menempatkan dia di dalam

hierarkhi status sosialnya. Keinginan untuk menjelaskan dan

menafsirkan nampak karena campur kode juga menandai sikap dan

hubungannya terhadap orang lain, dan sikap dan hubungan orang lain

terhadapnya. Oleh karena itu, identifikasi peran meliputi status sosial,

pendidikan serta golongan dari penutur bahasa tersebut. Identifikasi

ragam ditentukan oleh bahasa yang digunakan oleh penutur pada saat

melakukan campur kode, ragam tersebut akan menentukan kedudukan

pada status sosial.

Page 42: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

27

Penulis menyimpulkan bahwa campur kode terjadi karena

beberapa faktor. Hal ini merupakan faktor yang melatarbelakangi

terjadinya campur kode persamaan bahasa ibu, mendapatkan ungkapan

yang sesuai, kebiasaan dan kesantaian peserta tutur, identifikasi

peranan, identifikasi ragam, keinginan untuk menjelaskan dan

menafsirkan.

e. Wujud campur kode

Suwito (1993: 78-80) menjelaskan bahwa wujud campur kode

yaitu campur yang berwujud kata, frasa, baster, perulangan kata, idiom,

klausa.

1) Campur kode yang berwujud kata

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atu dituliskan

yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang

dapat digunakan dalam berbahasa, atau deretan huruf yang diapit

oleh dua buah spasi dan mempunyai arti (Chaer, 1994: 164). Kata

merupakan susunan dari deretan-deretan huruf yang terletak di

antara dua spasi dan deretan tersebut mempunyai makna tertentu

yang merupakan hasil perwujudan pikiran dan perasaan penutur.

Campur kode berwujud kata merupakan penyisipan unsur kata

suatu bahasa ke dalam bahasa lain.

2) Campur kode yang berwujud frasa

Frasa merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan

kata yang bersifat non predikatif atau gabungan kata yang mengisi

Page 43: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

28

salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1994: 222).

Frasa merupakan gabungan dari kata yang tidak mengandung unsur

predikat. Unsur yang ada dalam frasa tidak dapat mengisi unsur

lainnya. Misalnya unsur S saja, unsur O saja, unsur pelengkap saja,

atau unsur K saja.

Senada dengan pendapat Kridalaksana (2008: 66), frasa

merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak

predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang. Jadi, batasan

frasa tidak melebihi unsur yang terkandung di dalam klausa. Frasa

bisa terbentuk lebih dari dua kata tetapi hal tersebut tidak

mengandung unsur predikat.

Berdasarkan pendapat di atas, frasa merupakan gabungan

dua kata atau lebih yang bersifat non predikatif yang susunannya

tidak melebihi batas fungsi klausa. Cmpur kode berwujud kata

merupakan penyisipan dua kata atau lebih suatu bahasa satu ke

dalam bahasa lainnya yang tidak mengandung unsur predikat.

Selain itu tidak melebihi batas fungsi klausa.

3) Campur kode yang berwujud baster

Baster merupakan hasil proses afiksasi suatu bahasa dengan

unsur-unsur bahasa dari bahasa lain. Misalnya afiksasi bahasa

Indonesia dengan unsur-unsur bahasa dari bahasa Jawa atau

sebaliknya.

Page 44: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

29

Proses afiksasi disebut juga dengan proses imbuhan.

Menurut Chaer (1994: 177), Afiksasi merupakan proses

pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam

proses ini terlibat unsur-unsur (1) bentuk dasar, (2) afiks atau

imbuhan, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Proses

afiksasi terbentuk jika ada kata dasar yang ditempeli imbuhan baik

di depan, tengah atau di belakang dari suatu unsur bahasa ke dalam

unsur bahasa lain untuk membentuk suatu kata baru.

4) Campur kode yang berwujud perulangan kata

Campur kode yang berwujud perulangan kata merupakan

mengulang kata lebih dari satu kali (reduplikasi). Reduplikasi

adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara

keseluruhan secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan

bunyi (Chaer, 2014: 182).

5) Campur kode yang berwujud idiom

Idiom merupakan satuan ujaran yang maknanya tidak dapat

‘diramalkan’ dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal

maupun gramatikal (Chaer, 2014: 296).

Kridalaksana (2008: 90) mengungkapkan bahwa idiom

adalah konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-

masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena

bersama yang lain, konstruksi maknanya tidak sama dengan

gabungan makna anggota-anggotanya.

Page 45: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

30

Jelaslah bahwa idiom terbentuk dari gabungan beberapa kata

untuk membentuk makna yang baru. Masing-masing kata tersebut

mempunyai makna yang berbeda.

6) Campur kode yang berwujud klausa

Klausa merupakan satuan gramatikal berupa kelompok kata

yang sekurang-kurangnya terdiri dari subyek dan predikat, dan

mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana, 2008:

124). Dapat disimpulkan bahwa klausa tersusun atas predikat. Jika

dikembangkan maka klausa akan membentuk suatu kalimat.

Dijelaskan lebih lanjut, menurut Khairah dan Ridwan (2014:

86), klausa mengandung suatu proses, perbuatan, atau keadaan,

sedangkan frasa tidak. Jelaslah bahwa susunan kelompok kata yang ada

di dalam klausa menggambarkan suatu perpindahan atau perubahan.

Hal tersebut merupakan pergerakan suatu perbuatan atau keadaan.

6. Perbedaan dan Persamaan Alih Kode dan Campur Kode

Persamaan alih kode dan campur kode adalah kedua peristiwa ini

lazim terjadi dalam masyarakat multilingual dalam menggunakan dua

bahasa atau lebih. Namun terdapat perbedaan yang cukup nyata, yaitu alih

kode terjadi dengan masing-masing bahasa yang digunakan masih

memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan disengaja,

karena sebab-sebab tertentu sedangkan campur kode adalah sebuah kode

utama atau kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi.

Sebagai contoh, penutur menggunakan bahasa dalam peristiwa tutur

Page 46: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

31

menyisipkan unsur bahasa Jawa, sehingga tercipta bahasa Indonesia

kejawa-jawaan.

Chaer dan Agustina, 2010: 114-115) membedakan alih kode dan

campur kode dengan apabila dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan

dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain maka peristiwa yang

terjadi adalah alih kode. Akan tetapi, jika dalam suatu peristiwa tutur

klausa dan frasa yang digunakan terdiri dari klausa dan frasa campuran

dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung fungsi

sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alih kode dan

campur kode mempunyai persamaan ialah menggunakan dua bahasa atau

lebih atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur,

sedangkan perbedaan alih kode dan campur kode ialah jika terjadi

peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain maka disebut

alih kode dan apabila masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi

mendukung fungsi sendiri-sendiri maka disebut campur kode.

7. Radio

Menurut Sunarjo (1995: 277), radio adalah keseluruhan sistem

gelombang suara yang dipancarkan dari satu stasiun dan kemudian dapat

diterima oleh berbagai pesawat penerima seperti rumah, kapal, dan mobil.

Media radio banyak dipilih masyarakat karena dalam kenyataannya

mendengarkan radio tidak menyita waktu. Radio merupakan media massa

Page 47: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

32

yang mudah dan murah, karena hanya dengan membeli perangkat radio

tanpa harus membayar iuran, hiburan dan informasi bisa didapatkan.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Sunarjo (1995: 278) bahwa radio juga

memiliki kekuatan yaitu:

a. radio memungkinkan partisipasi audience atau seolah-olah audience

menyaksikan sendiri suatu kejadian yang sedang disiarkan,

b. para pendengar seolah-olah memperoleh suatu acara untuk keperluan

pribadi,

c. komunikasi melalui radio seolah-olah mewakili komunikasi tatap

muka (face-to-face communication),

d. bahwa radio dapat menyebarkan berita lebih cepat disbanding dengan

media massa yang lain (pers, televisi, dan film),

e. setiap pendengar radio mungkin merasa bahwa salah satu dari sekian

banyak anggota kelompok pendengar radio yang jumlahnya sangat

besar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa radio adalah sistem

gelombang suara yang dipancarkan dari satu stasiun ke berbagai pesawat

penerima. Radio juga merupakan media massa yang banyak diminati

masyarakat karena penggunaannya yang mudah, harganya murah, tidak

menyita waktu dan tempat, serta mempunyai banyak kelebihan seperti

memberi hiburan bagi pendengarnya.

Page 48: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

33

8. Iklan

a. Pengertian Iklan

Menurut KBBI (Dendy Sugono dkk, 2008: 521), disebutkan

bahwa iklan adalah berita pesanan (untuk mendorong, membujuk)

tentang barang atau jasa yang ditawarkan. Senada dengan pendapat di

atas, Mulyana (2005: 64) menjelaskan bahwa umumnya, iklan

dipasang di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perbedaan

antara iklan dengan informasi atau pengumuman biasa terletak pada

ragam bahasa, retorika penyampaian, dan daya persuasi yang

diciptakan. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi,

yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan

adalah berita pemasaran dan penyampaian informasi tentang barang

dan jasa dengan menggunakan media non personal yang dibayar. Iklan

bersifat mengajak, mendorong dan mempengaruhi seseorang agar

tertarik dan membeli barang dan jasa yang ditawarkan.

b. Bahasa Iklan

Pada umumnya iklan dirancang untuk menarik perhatian

konsumen agar membeli atau menggunakan barang atau jasa yang

ditawarkan. Untuk itu, peran bahasa sangatlah penting. Dengan bahasa

yang menarik, indah dan sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai

akan lebih mudah di mengerti.

Page 49: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

34

Sebagai bentuk wacana, bahasa iklan memiliki ciri dan karakter

tertentu. Dalam iklan, penggunaan bahasa menjadi salah satu aspek

penting bagi keberhasilan iklan. Oleh karena itu, bahasa iklan harus

mampu menjadi manifestasi atau presentasi dari hal yang diinginkan

pihak pengiklan kepada masyarakat luas. Tujuannya ialah untuk

mempengaruhi masyarakat agar tertarik dengan sesuatu yang

diiklankan.

Bahasa iklan memegang peranan sangat vital dalam

menyampaikan maksud iklan itu sendiri. Di media elektronik, seperti

televise misalnya, terkadang ditemukan iklan yang minim bahasa.

Gejala itu tidak dengan sendirinya menafikkan pentingnya bahasa

dalam iklan. Persoalan sedikit banyaknya bahasa yang digunakan

hanya berkutat pada pemahaman tentang aspek mana yang lebih perlu

untuk ditonjolkan dalam iklan, gambar atau bahasa verbal.

Pada kenyataannya, bahasa (iklan) sebagai kenyataan sosial

(social reality) telah ikut mempengaruhi masyarakat dalam

menentukan pandangan, gagasan, dan perilaku mereka. Bahasa iklan

yang terus-menerus didengar akan merasuk dan mengkristal di dalam

pikiran dan jiwa masyarakat. Akibatnya, hal yang diiklankan akan

secara otomatis dimunculkan tatkala seorang menghadapi sesuatu

persoalan” (Mulyana, 2005: 65).

Di samping bahasa yang wajib mendapat perhatian, ada

pedoman kebahasaan yang digunakan untuk bahasa iklan, yaitu:

Page 50: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

35

mudah dipahami konsumen, sederhana bahasanya dan jernih

pengutaraannya, tanpa kalimat majemuk, kalimatnya aktif, bukan

kalimat pasif, padat dan kuat bahasanya, positif bahasanya, bukan

bahasa negatif. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

bahasa iklan adalah bahasa yang memegang peranan penting dalam

penyampaian maksud dari iklan yang disampaikan/ditawarkan serta

dapat mempengaruhi masyarakat luas. Bahasa iklan tersebut harus

menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dapat diterima oleh

masyarakat.

Page 51: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian “Analisis Alih Kode

dan Campur Kode dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten

Magelang” adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif

adalah suatu proses penelitian yang dialami suatu subjek penelitian yang

digambarkan apa adanya dan tidak memanfaatkan perhitungan angka atau

dilakukan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata atau bahasa. Ismawati

(2011: 112) berpendapat bahwa data deskriptif kualitatif yakni digambarkan

dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk

memperoleh kesimpulan. Kualitatif berarti hasil temuannya tidak diperoleh

dengan cara yang bisa diperhitungkan. Data dalam penelitian ini berupa uraian

kata-kata dan tidak menggunakan data statistik.

Hal ini sejalan dengan Moleong (2015: 6) menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi tindakan dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif

kualitatif adalah suatu proses penelitian yang berdasarkan pada metodologi

36

Page 52: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

37

yang meneliti fenomena dan masalah sosial. Penelitian dilakukan dengan

membuat suatu gambaran kompleks dengan meneliti kata-kata maupun satuan

kata dari informan dan melakukannya pada situasi yang alami. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif karena data yang dikaji dan diteliti

berupa kata-kata / satuan kata dari tingkat tutur bahasa yang menyebabkan

adanya alih kode dan campur kode dalam iklan di Radio Merapi Indah 104.9

FM Kabupaten Magelang.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Arikunto (2014: 188) adalah subjek yang

dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah iklan

di radio Merapi Indah FM Kabupaten Magelang.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Arikunto (2014: 161) merupakan apa yang

menjadi pusat perhatian suatu penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah

kutipan-kutipan alih kode dan campur kode yang terdapat di dalam iklan di

radio Merapi Indah FM Kabupaten Magelang.

C. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Agustus 2016 hingga

Januari 2017. Dimulai dengan persiapan penelitian sampai pemerolehan data

Page 53: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

38

yang diperlukan dalam iklan radio maka waktu penelitian kurang lebih 6

bulan. Deskripsi tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel 1 Distribusi Waktu Penelitian

No Waktu Agust Sept Okt Nov Des Jan

1 Penulisan Proposal

2 Pengambilan Data

3 Pengolahan Data

4 Analisis Data

5 Penulisan Laporan

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014: 224), teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang diterapkan.

Hal ini senada dengan Sugiyono, pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan metode simak. Menurut Mahsun (2014: 92), istilah

menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan,

tetapi juga secara tertulis. Metode simak memiliki teknik dasar yang berwujud

teknik sadap.

Page 54: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

39

Teknik sadap adalah menyadap penggunaan bahasa dari objek

penelitian. Caranya dengan segenap kemampuan dan pikiran menyadap

pemakaian bahasa di masyarakat. Teknik ini dipakai untuk mendapatkan data

dari informan secara spontan dan wajar. Kemudian teknik lanjutannya sebagai

berikut.

1. Teknik Rekam

Menurut Sudaryanto (2015: 135), teknik rekam ialah merekam

pemakaian bahasa yang bersifat spontan. Pelaksanaan merekam itu sudah

barang tentu harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu

kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi sehingga dalam

prakteknya, kegiatan merekam itu cenderung dilakukan tanpa

sepengetahuan penutur sumber data atau pembicara.

2. Teknik Catat

Menurut Sudaryanto (2015: 135), teknik catat ialah memperoleh

data dengan mencatat data kebahasaan atau istilah-istilah yang relevan

sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian. Teknik catat dalam penelitian

ini adalah mencatat penggunaan bahasa atau mentranskripsi penggunaan

bahasa lisan menjadi data tulis yang sesuai dengan kenyataan. Pencatatan

itu dapat dilakukan langsung ketika teknik pertama atau kedua selesai

digunakan atau sesudah perekaman dilakukan, dan dengan alat tulis

tertentu.

Dalam hal ini peneliti menyimak seluruh iklan yang disiarkan di

Radio Merapi Indah FM Kabupaten Magelang tanpa ikut berpatisipasi

Page 55: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

40

didalamnya. Peneliti mendengarkan seluruh iklan di Radio Merapi Indah

FM dan merekamnya dengan menggunakan handphone.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

disesuaikan dengan metode yang digunakan. Metode simak menggunakan

teknik lanjutan berupa, teknik rekam dengan menggunakan alat bantu

handphone dan teknik catat pada kartu kata.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 203), instrumen penelitian ialah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian

meliputi instrumen utama dan instrumen bantu. Disebut sebagai instrumen

utama karena instrumen tersebut yang paling dominan dalam penelitian

khususnya dalam pencarian data. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah

peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono (2014: 222), peneliti itu sendiri sebagai

instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap

peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode

penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,

kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik

maupun logistiknya.

Page 56: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

41

Instrumen bantu berguna untuk memperlancar jalannya penelitian.

Adapun instrumen bantu dalam penelitian ini adalah handphone dan nota

pencatat data/kartu data beserta alat tulisnya. handphone digunakan untuk

merekam seluruh iklan yang disiarkan di Radio Merapi Indah FM Magelang

pada bulan Juli 2016 dan nota pencatat/kartu data digunakan untuk menulis

data yang sudah diperoleh.

F. Teknik Analisis Data

Ismawati (2011: 20) menjelaskan analisis data adalah proses yang

digunakan untuk mengurutkan dan mengorganisasikan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga melalui proses tersebut dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan

oleh data tersebut. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah analisis wacana. Analisis wacana merujuk pada upaya

mengkaji analisis wacana tentang satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas

serta mengkaji tentang pengaturan bahasa di antaranya klausa dan kalimat,

seperti pertukaran atau percakapan atau bahasa tulis. Analisis wacana juga

harus memperhatikan interaksi antarpenutur (Mulyana, 2005: 69).

Metode ini dilakukan sebagai prosedur penelitian yang

menggambarkan keadaan atau fakta tentang adanya bentuk alih kode dan

campur kode dalam iklan radio Merapi Indah FM Kabupaten Magelang.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menganalisis data

penelitian ini adalah:

Page 57: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

42

1. menganalisis data-data yang telah diperoleh dari media komunikasi tersebut

yang berkaitan dengan titik perhatian dalam penelitian ini;

2. data yang dikumpulkan diidentifikasikan dan diklasifikasikan berdasarkan

bentuk alih kode dan campur kode yang berupa kata, frasa, klausa, idiom,

pengulangan kata, baster pada iklan radio.

G. Penyajian Hasil Analisis

Dalam penyajian hasil analisis digunakan metode informal. Sudaryanto

(2015: 145) menyatakan bahwa metode penyajian informal merupakan

perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa meskipun dengan

terminology yang bersifat teknis. Dengan demikian, dalam penyajian hasil

analisis pada penelitian “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan

Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang” menggunakan

perumusan dengan kata-kata biasa yang lebih terperinci sehingga mudah untuk

dipahami.

Page 58: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

43

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

Penulis akan menyajikan data penelitian terlebih dahulu sebelum

membahas data yang telah ditemukan. Hal tersebut bertujuan untuk

mengetahui pencapaian tujuan penelitian dan hasil akhir penelitian. Data-data

tersebut menjelaskan adanya beberapa peristiwa alih kode dan campur kode

dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang.

Seperti yang telah penulis uraikan di atas, data penelitian ini adalah

tuturan dalam iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang.

Setelah penulis analisis tuturan dalam iklan tersebut, ditemukan 5 peristiwa

alih kode dan 41 peristiwa campur kode. Peristiwa alih kode berupa alih

bahasa. Alih bahasa meliputi: alih bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, alih

bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Adapun peristiwa campur kode terdiri dari:

1) penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata; 2) penyisipan unsur-unsur

yang berwujud frasa; 3) penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan

kata; 4) penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster; 5) penyisipan unsur-

unsur yang berwujud klausa.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel penyajian data hasil

penelitian ini tentang alih kode dan campur kode dalam iklan Radio Merapi

Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Wujud alih kode dalam iklan Radio

Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang akan dikaji meliputi wujud alih

43

Page 59: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

44

kode, berupa: alih bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, alih bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa. Adapun wujud campur kode dalam iklan Radio Merapi Indah

104.9 FM Kabupaten Magelang akan dikaji meliputi wujud campur kode,

terdiri campur kode berupa kata, campur kode frasa, campur kode klausa,

campur kode pengulangan kata, campur kode baster. Hal tersebut diuraikan di

bawah ini.

1. Alih kode

Dari data tuturan dalam iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM

Kabupaten Magelang, ditemukan peristiwa alih kode berjumlah 5 bentuk

alih kode. Peristiwa alih kode tersebut dipaparkan dalam tabel di bawah

ini.

Tabel 2 Wujud Alih Kode

No. Tuturan Keterangan

1. Penutur I : “Ehh bu”.

Penutur II : “Apa?”

Penutur I : “Tak kandani”.

Penutur II : “Kosek!”

Penutur I : “Sekarang kalau mau belanja di HS

Toserba aja komplit-plit bu.

Pakaian anak sampai dewasa,

perlengkapan bayi klontong

sembako semua lengkap, alat tulis

Alih kode antarbahasa

dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia

Page 60: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

45

juga ada bu”.

Penutur II : “Lha harganya gimana?”

Penutur I : “Halah takon kok rega. Di jamin pasti

murah mau kulakan, eceran bisa”.

Penutur II : “Wahh asik kuwi terus alamate?”

Penutur I : “Hahh koe ki ra gaul tenan kok.

Sabane ning Muntilan kok ra ngerti

ki lho HS Toserba Jl. Tentara

Pelajar Panalan taman agung

Muntilan / ning sijine HS Toserba

lara Jl. Kaer santri no. tiga

Muntilan”.

2. Penutur I :“Wahh, ketoke kok seger tenan to

kuwi. Wedang apa ta mas?”

Penutur II : “Belum tau dia. Ni saya pakai

yang bisa bikin badan sehat anti

masuk angin, capek-capek dan

pegel linu”.

Penutur I : “Ow. Coba lihat. Weee, JM

Harmoni, jahe merah

kesehatan”.

Penutur II : “Betul sekali JM Harmoni itu

jahe merah untuk kesehatan.

Alih kode antarbahasa

dari Jawa ke dalam

bahasa Indonesia.

Page 61: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

46

Gimana mau nyoba?”

Penutur I : “Wahh haiya cocok mas, mau

banget to. Wah iki luar biasa

mas habis minum JM Harmoni

awakku ki lha dadi sehat, capek-

capek hilang greng sisan”.

Penutur II : “Hah lha apa ku bilang. Makanya

slalu minum JM Harmoni / jahe

merah kesehatan”.

3. Penutur I : “Mangga Mas”.

Penutur II :“Nggih mangga-mangga. Ow

jenengan ta, mau kemana?”

Penutur I : “Biasa Mas mau cari cat dan

keramik di Toko Besi Afrika

Selatan”.

Penutur II : “Waha, tuman nek iki”.

Penutur I : “Iya jhe mas, barangnya itu lho

komplit tur harganya itu kacek

tenan”.

Penutur II : “Makanya kalau cari keramik dan

bahan bangunan tetep di Toko

Besi Afrika Selatan to”.

Alih kode antarbahasa

dari bahasa Jawa ke

dalam bahasa Indonesia

4. Penutur I : “Yuda, Cici jangan lupa besok Alih kode antarbahasa

Page 62: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

47

minggu disiapkan bekalnya

untuk piknik”.

Penutur II : “Wong kula mboten nderek

piknik kok”.

Penutur I : “Tenane Yuda ra melu? Ya

wis tak karo Cici wae Pak’e”.

Penutur III : “Wong kula mboten nderek

kok Pak”.

Penutur I : “ko padha dengaren to?”

Penutur III : “Kula ki sakniki nek Minggu

isuk pingin mirengke radio

Merapi Indah Pak”.

Penutur I : “Lha emange ana apa Minggu

isuk?”

Penutur III : “Program baru Merapi Indah

tiap Minggu jam 8 pagi

acarane Minggu ceria”.

Penutur I : “Wiii, lha kok padha pinter-

pinter, terus lagu-lagune piye

kuwi?”

Penutur II : “Lagu-lagune special anak-

anak Pak. Apik-apik pokoke”.

Penutur III : “Rugi nek mboten mirengke.

dari bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa

Page 63: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

48

Jangan lupa ya Minggu pagi

jam 8 di Merapi Indah 104,9”.

Penutur II : “Acarane Minggu Ceria”.

Penutur I : “Malahane Pak’e ra kelong

duwite”.

5. Penutur I : “ pak”

Penutur II : “ pie pie ana apa?”

Penutur I : “ anak kita sakit ni pak

badannya panas aduh

gimana ini ya cari dokter

anak sore gini dimana. Mana

ada poli klinik yang buka

sore”

Penutur II : “ aku sakjane ya butuh priksa

e bu”

Penutur I : “ walah priksa apa maneh

pak?”

Penutur II : “kuwi lho ah fisioterapi”

Penutur I : “banjur pie iki pak?”

Penutur II : “ya ra piye-piye kok. Teka

tenang rumah sakit Aisyah

Muntilan sekarang ini sudah

buka poliklinik sore”.

Alih kode antarbahasa

dari bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa

Page 64: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

49

Penutur I : “ning isa nganggo BPJS ora

kuwi Pak?”

Penutur II : “Ya isa kok ya”.

Penutur I : “Ayo lhek uwis Pak”.

Penutur II : “Entrane ki sing lara sapa to?

Anake ki ya dijak kok ya”.

2. Campur Kode

a. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata dalam tuturan iklan

Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang berjumlah 28 kata.

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata dipaparkan dalam tabel di

bawah ini.

Tabel 3 Wujud Campur Kode Berwujud Kata

No. Tuturan

Wujud

campur

kode

Wujud

campur kode

yang

seharusnya

Keterangan Data

1. “Wahh, nek ngene iki ya

kangelan, blanja sembako kok

juk arep muter-muter golek

baju. Heemm. Marai kesel,

Baju Klambi Baju = pakaian

penutup bagian

atas. (KBBI, 2008:

120)

Data 2

Iklan

Abadi Mart

dan

Page 65: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

50

wegah aku mas!”

Terjemahan:

‘wah, kalau gini ya

kesusahan, blanja sembako

kok terus mau muter-muter

cari baju.heemm bikin kesel

tidak mau aku mas’

Fashion

2. “Kanca-kanca sing hasil

pertanian ra mirakna, ra

cucuk dikumpulke wae ben

dijelaske karo sing kawagan

ben do sukses”

Terjemahan:

‘teman-teman yang hasil

pertanian tidak seberapa, tidak

sebanding dikumpulkan aja

supaya dijelaskan sama orang

yang ahli biar sukses’

Sukses Kasil apik Sukses = berhasil,

beruntung. (KBBI,

2008: 1349)

Data 3

Iklan

Biotogrow

3. “Ngene Kang rokok kuwi aja

asal. Ananging di delok

bercukai asli apa ora? Pira

kandungan tar, nikotin aja

asal kemelun wae to Kang”

Bercukai

Pajak

Bercukai = ber-

cukai = dikenakan

cukai, pajak atau

bea yang

dikenakan pada

Data 4

Iklan Cukai

Tembakau

Page 66: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

51

Terjemahan:

‘gini Mas rokok itu jangan

asal. Tetapi dilihat bercukai

asli atau tidak? Berapa

kandungan tar, nikotin jangan

asal kemelun aja to Mas’

Kandungan

Ngandhut

barang import dan

barang konsumsi.

(KBBI, 2008: 278)

Kandungan =

barang yang

terkandung atau

termuatdi

didalamnya

(KBBI,2008:1038)

.

4. “Makane Kang awak dewe

kudu ngati-ati, aja asal

sebagai warga Negara yang

baik. Awak dewe kudu taat

karo peraturan Kang”.

Terjemahan:

‘makanya Mas, kita sendiri

harus hati-hati jangan asal,

sebagai warga Negara yang

baik. Kita harus taat dengan

peraturan Mas’

Sebagai

Baik

Minangka

Sae

Sebagai= Kata

depan untuk

menyatakan hal

yang serupa, sama,

semacam atau

itu.(KBBI,2008:11

2)

Baik= elok, patut,

teratur,tidak jahat

(tentang

Data 4

Iklan Cukai

Tembakau

Page 67: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

52

Taat

Nurut kelakuan,budi

pekerti).

(KBBI,2008:118).

Taat = senantiasa

tunduk, tidak

berlaku curang.

(KBBI, 2008:

1370)

5. “Saiki ki wong lara penyakite

werna-werna ta ya. Nganti le

ragat we entek akeh ra mari-

mari. Haiya bangkrut”

Terjemahan:

‘sekarang ini orang sakit

penyakitnya bermacam-

macam ta ya. Sampai habis

biaya banyak tidak sembuh-

sembuh. Haiya bangkrut’

Bangkrut Tuna Bangkrut =

menderita

kerugian besar

hingga jatuh

(tentang

perusahaan,

toko),gulung tikar.

(KBBI,2008:133).

Data 5

Iklan

Herbal Rml

6. “Nggih ta mbah. Wong niki

nggih terapi tinggi badan ting

gen’e Bu Nur Azimah’e”.

Terjemahan:

Tinggi Dhuwur Tinggi = panjang

(tentang badan).

(KBBI, 2008:

1468)

Data 6

Iklan Bu

Nur

Azimah

Page 68: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

53

‘iya ta mbah. Ini juga terapi

tinggi badan di Bu Nur

Azimah’

7. “Rugi nek mboten mirengke.

Jangan lupa ya Minggu pagi

jam 8 di Merapi Indah”.

Terjemahan:

‘rugi kalau tidak

mendengarkan. Jangan lupa

ya Minggu pagi jam 8 di

Merapi Indah’.

Jangan

Pagi

Aja

Esuk

Jangan = kata yang

menyatakan

melarang, berarti

tidak boleh.

(KBBI,2008:564)

Pagi = bagian awal

dari hari, waktu

setelah matahari

terbit hingga

menjelang siang

hari. (KBBI, 2008:

998)

Data 7

Iklan

Promo

Minggu

Ceria

8. “Lho-lho ning ngapa cah wit

gedhang kok disruduk lha ya

tambah pusing to”.

Terjemahan:

‘Lho-lho kenapa Cak, pohon

pisang kok ditabrak lha ya

tambah pusing’

Pusing Mumet Pusing = putar,

sakit kepala,

pening. (KBBI,

2008: 1121)

Data 8

Iklan Puder

38

Page 69: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

54

9. “gus agus reuni SMP N

tujupuluh empat blabak ki

sidane kapan?”

Terjemahan:

‘Gus Agus reuni SMP N tujuh

puluh empat blabak itu

jadinya kapan?’

Reuni Kumpul Reuni = pertemuan

kembali (bekas

teman sekolah,

kawan

seperjuangan, telah

berpisah cukup

lama). (KBBI,

2008: 1172)

Data 9

Iklan Reuni

SMP N

10. “halah sek penting ki le teka

ketemu ro konca konca, iya to

perkara arep ngisi kas

silahkan ora ya ora popo.

Lha ya to.”

Terjemahan:

‘halah yang penting itu datang

ketemu sama teman-teman,

iya ta masalah mau mengisi

kas silahkan tidak juga tidak

apa-apa. Lha ya ta’.

Silahkan mangga Silahkan =

menyuruh,

mengajak,

mengundang

dengan hormat.

(KBBI, 2008:

1305)

Data 10

Iklan Reuni

SMP N

11. “kula ngadahi keluhan

wonten ing payudara sampun

matahun-tahun kula

raosaken. Raosipun

Keluhan

sambat

Keluhan = apa

yang dikeluhkan,

keluh kesah.

(KBBI, 2008: 660)

Data 11

Iklan

microbac

Bu Titik

Page 70: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

55

kemranyas lajeng medal

kados nanah menika lewat

putingipun. Sak umpami kula

resiki setiap hari niku malah

tambah katah ambetipun

mboten eco pecing lajeng kula

tumbasaken jamu herbal

microbac kula konsumsi niku

sehari tiga kali pisan tigang

tetes”.

Terjemahan:

‘saya punya keluhan di

payudara sudah bertahun-

tahun saya rasakan. Rasanya

panas lalu keluar seperti

nanah lewat puting.

Seumpama saya bersihkan

setiap hari malah tambah

banyak baunya tidak enak lalu

saya belikan jamu herbal

microbac. Saya konsumsi itu

sehari tiga kali sekali tiga

tetes’

Setiap

Saben

Setiap = waktu;

sewaktu-waktu.

(KBBI, 2008:

1459)

Susilo

Ningsih

Page 71: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

56

12. “Kae lho anake ki lak bar

lulus SD, karepku ki lak ya

ben sempurna sisan. Enake

daftar ngendi ngana lho?”

Terjemahan :

‘itu lho anaknya kan baru

lulus SD, pengenku itu ya

supaya sempurna sekalian.

Enaknya daftar dimana begitu

lho?’

Sempurna Dirampungke Sempurna =

selesai dengan

sebaik-baiknya

(tidak bercacat dan

bercela). (KBBI,

2008: 1265)

Data 12

Iklan SMP

M Plus

13. “Wahh, sing nganten anyar

sibuk iki”.

Terjemahan:

‘Wahh, yang pengantin baru

sibuk ini’

Sibuk Akeh gawean Sibuk = banyak

yang dikerjakan,

giat dan rajin,

penuh dengan

kegiatan. (KBBI,

2008: 1301)

Data 13

Iklan Toko

Besi Fahri

Group

14. “Kaya jagad iki senyum.

Ning aja ngguya-ngguyu aku

weruh untumu rengket kaya

kana kuwi. Kuwi nek mangan

mesti okehe. Piye ya?”

Terjemahan:

‘seperti bumi ini senyum.

Senyum mesem Senyum = gerak

tawa ekspresif

yang tidak

bersuara untuk

menunjukkan rasa

senang, gembira,

suka. (KBBI,

Data 14

Iklan

Promo

Basiyo

Page 72: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

57

Tetapi jangan senyam-senyum

aku lihat gigimu rapi seperti

itu. Itu kalau makan pasti

banyak. Gimana ya?’

2008: 1277)

15. “Ok mas. Siap. Lha jamune

sek marai mak greng wis

tuku nang kana sisan?”

Terjemahan:

‘baik mas. Siap. Lha jamunya

yang bikin mak greng sudah

beli di sana sekalian?’

Ok

Siap

Sarujuk

Siaga

Setuju = sepakat,

sependapat (tidak

bertentangan).

(KBBI, 2008:

1494)

Siap = sudah

disediakan; sudah

sedia.

(KBBI,2008:1298)

Data 16

Iklan Aki

Musthang

16. “Sory mbak bro mbabas”.

Terjemahan:

‘maaf mbak bro mbalas’

Sory Ngapura Maaf = ungkapan

permintaan ampun

atau penyesalan.

(KBBI, 2008: 852)

Data 17

Iklan

Bengkel

Pak Muji

17. “Yes, betul duwit sing mbok

simpen ngisor kasur kae

gawa kabeh ngo tuku emas”.

Trejemahan:

Iya, betul uang yang di

Yes Iya Iya = ya. (KBBI,

2008: 553)

Data 18

Iklan Toko

Emas Pak

Tani

Page 73: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

58

simpan bawah kasur itu bawa

semua buat bali emas’.

18. “Ok Yu”.

Terjemahan:

‘setuju mbak’.

Ok Sarujuk Setuju = sepakat,

sependapat (tidak

bertentangan).

(KBBI, 2008:

1494)

Data 18

Iklan Toko

Emas Pak

Tani

19. “Ow ya. Ok terima kasih,

hallo”.

Terjemahan:

‘ow ya. Setuju trima kasih.

Hallo

Ok Sarujuk Setuju = sepakat,

sependapat (tidak

bertentangan).

(KBBI, 2008:

1494)

Data 19

Iklan JNE

20. “Wah, Ok bu Silvi. Segera

saya atur pengirimannya”.

Terjemahan:

‘Wah, setuju bu Silvi. Segera

saya atur pengirimannya’.

Ok Sarujuk Setuju = sepakat,

sependapat (tidak

bertentangan).

(KBBI, 2008:

1494)

Data 19

Iklan JNE

21. “Bu, ibu ki ngapain ta

mondar-mandir kaya

setrikaan gitu”.

Terjemahan:

‘Bu, ibu ini ngapain ta

mondar-mandir seperti

Ngapain

Gitu

kenangapa

Ngono

Ngapain =

mengapa; kata

Tanya untuk

menanyakan

sebab, alasan.

(KBBI, 2008: 79)

Data 20

Iklan PTA

Page 74: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

59

b. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa dalam tuturan iklan Radio

Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang berjumlah 4 frasa. Penyisipan

unsur-unsur yang berwujud frasa dipaparkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4 Wujud Campur Kode Berwujud Frasa

No. Tuturan Wujud campur

kode

Wujud campur

kode yang

seharusnya

1. “Ow..sek-sek. Aku ngerti dek.

Gon toko aki musthang. Oh

malah isa konsultasi barang.

Nek seka lor ki kae lho

sadurunge pertigaan tape ketan

Muntilan ning sing kanan

jalan”.

Kanan jalan Tengen dalan

setrikaan gitu’

Gitu = begitu;

seperti itu;

demikian itu;

bukan begitu.

(KBBI, 2008: 156)

Page 75: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

60

Terjemahan:

‘ow… bentar-bentar. Aku tau dik

tempat toko aki musthang. Oh

malah bisa konsultasi juga. Kalau

dari utara itu lho sebelumnya

pertigaan tape ketan muntilan tapi

yang kanan jalan’

2. “em, kowe ki di kandani bola

bali ya mung lali kok dina

minggu 10 juli badha limang

dina jam 9 isuk sing ning

Jakarta, Surabaya, luar jawa

barang arep pada teka lha iki pa

maneh kok mung magelang”

Terjemahan:

‘em, kamu ini dibilangin berkali-

kali ya cuma lupa kok hari

Minggu 10 Juli, lebaran lima

hari, jam 9 pagi. Yang dari

Jakarta, Surabaya, luar Jawa mau

pada datang, lha ini apalagi kok

hanya Magelang’

Luar Jawa Sajabane Jawa

Page 76: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

61

3. “Aja kuatir. Saka murah tekan

VIP aman. Manasike teori

karo praktek, seka jogja tekan

tanah suci di bimbing oleh

ustad yang sudah

berpengalaman kayata ustad

haji Ulin Nuha alumnus

Universitas Islam Malinah,

ustad haji Zulfikar AKH

alumnus Universitas Khaira

Mesir, ustad Drs. Haji Toyib

Hidayat alumnus Universitas

Sunan Kalijaga Jogja lan liya-

liyane. Insya Allah pasti

berangkat”.

Terjemahan:

‘Jangan kawatir dari murah

sampai VIP aman. Manasiknya

teori dengan praktek, dari Jogja

sampai tanah suci di bimbing

oleh ustad yang sudah

berpengalamn seperti ustad haji

Ulin Nuha alumnus Universitas

Pasti berangkat Mesthi mangkat

Page 77: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

62

Islam Malinah, ustad haji

Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira Mesir, ustad

Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus

Universitas Sunan Kalijaga Jogja

dan lain-lainnya. Insya Allah

pasti berangkat’

4. “Nggih mangga-mangga. Ow

jenengan ta, mau ke mana?”

Terjemahan:

‘iya silahkan-silahkan. Ow kamu

ya, mau kemana ?

Mau ke mana Arep nangdi

c. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud perulangan kata

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud perulangan kata dalam

tuturan iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang

berjumlah 2 perulangan kata. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud

perulangan dipaparkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5 Wujud Campur Kode Berwujud Perulangan Kata

No. Tuturan Wujud

campur kode

Wujud campur

kode yang

seharusnya

Keterangan

Page 78: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

63

1. “Kalau menurut aku sih.

e e Sik-sik sory-sory nek

menurut aku bro. aduh

duh sek-sek”.

Terjemahan:

‘kalau menurut aku sih. e

e bentar-bentar maaf-

maaf kalau menurut aku

bro. aduh duh bentar-

bentar’

Sory-sory Maaf-maaf Maaf =

ungkapan

permintaan

ampun atau

penyesalan.

(KBBI, 2008:

852)

2. “Apaan sih dari tadi yes

yes yes melulu”.

Terjemahan:

‘apaan sih dari tadi iya

iya iya melulu’

yes yes yes Iya-iya-iya Iya = ya.

(KBBI, 2008:

553)

d. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster dalam tuturan iklan

Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang berjumlah 5 baster.

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster dipaparkan dalam tabel di

bawah ini.

Page 79: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

64

Tabel 6 Wujud Campur Kode Berwujud Baster

No. Tuturan Wujud

campur kode

Wujud

campur kode

yang

seharusnya

Keterangan

1. “Eee.. lha ning kana ki

pelayanane apik bu ne,

luwih cepet, memuaskan,

nyaman, petugase

ramah-ramah tur bu ne

gedunge anyar, megah,

modern kuwi. Lha ning

Jalan Pemuda no. dua

belas Pucungreja,

Muntilan”.

Terjemahan:

‘eee.. lha disana ini

pelayanannya bagus bu,

lebih cepat, memuaskan,

nyaman, petugasnya

ramah-ramah juga bu,

gedungnya baru, megah,

Petugase pegawene Petugas = orang yang

bertugas melakukan

sesuatu. (KBBI,

2008: 1493), -e =

imbuhan yang

berfungsi untuk

menegaskan kata

sebelumnya yang

berbahasa Indonesia

menjadi seolah-olah

berbahasa Jawa

Page 80: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

65

modern itu. Lha di Jalan

Pemuda no. dua belas

Pucungrejo, Muntilan’

2. “Lak ya biasane

kongkonan Pak Muji ta

bu? Ngana kok repot”.

Terjemahan:

‘kan ya biasanya

menyuruh Pak Muji ta

bu? Begitu kok repot’

Biasane Lumrahe Biasa = lazim, umum,

seperti sediakala.

(KBBI, 2008: 186), -

e = imbuhan yang

berfungsi untuk

menegaskan kata

sebelumnya yang

berbahasa Indonesia

menjadi seolah-olah

berbahasa Jawa

3. “Haiya pancen to kuwi.

Lha wong pada njaga

kesehatan nganggo

herbal wi ya do wegah

kok ya mbasan padha

lara sambat le biayane

ra kuwat”.

Terjemahan:

‘haiya emang to itu. Lha

pada menjaga kesehatan

Biayane Ragate Biaya = uang yang

dikeluarkan untuk

mengadakan sesuatu,

pengeluaran. (KBBI,

2008: 186), -e =

imbuhan yang

berfungsi untuk

menegaskan kata

sebelumnya yang

berbahasa Indonesia

Page 81: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

66

memakai herbal itu ya

pada tidak mau kok ya

pada saat sakit mengeluh

biayanya tidak kuat’

menjadi seolah-olah

berbahasa Jawa

4. “Lewat PT Permata

Ummat tour and travel.

Wahh, terbukti

memuaskan pelayanane

tenan lho. Gek wis duwe

ijin resmi kementrian

agama RI PPIU nomer

146”.

Terjemahan:

‘lewat PT Permata

Ummat tour and travel.

Wahh, terbukti

memuaskan

pelayanannya tenan lho.

Sudah punya ijin resmi

kementrian agama RI

PPIU nomer 146’

Pelayanane Peladenane Pelayanan = perihal

atau cara melayani.

(KBBI, 2008: 797), -

e = imbuhan yang

berfungsi untuk

menegaskan kata

sebelumnya yang

berbahasa Indonesia

menjadi seolah-olah

berbahasa Jawa

5. “Makane Kang awak

dewe kudu ngati-ati, aja

Makane Mulane Maka = kata

penghubung untuk

Page 82: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

67

asal sebagai warga

Negara yang baik. Awak

dewe kudu taat karo

peraturan Kang”.

Terjemahan:

‘makanya Mas, kita

sendiri harus hati-hati

jangan asal, sebagai

warga Negara yang baik.

Kita harus taat dengan

peraturan Mas’

menyatakan

hubungan akibat.

(KBBI, 2008: 860), -

e = imbuhan yang

berfungsi untuk

menegaskan kata

sebelumnya yang

berbahasa Indonesia

menjadi seolah-olah

berbahasa Jawa

e. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa dalam tuturan iklan

Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang berjumlah 1 klausa.

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa dipaparkan dalam tabel di

bawah ini.

Tabel 7 Wujud Campur Kode Berwujud Klausa

No. Tuturan Wujud campur

kode

Wujud campur

kode yang

seharusnya

Judul Iklan

Page 83: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

68

1. “Aja kuatir. Saka

murah tekan VIP

aman. Manasike teori

karo praktek, seka

jogja tekan tanah suci

di bimbing oleh ustad

yang sudah

berpengalaman

kayata ustad haji Ulin

Nuha alumnus

Universitas Islam

Malinah, ustad haji

Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira

Mesir, ustad Drs. Haji

Toyib Hidayat

alumnus Universitas

Sunan Kalijaga Jogja

lan liya-liyane. Insya

Allah pasti

berangkat”.

Terjemahan:

‘Jangan kawatir dari

di Bimbing oleh

ustad yang

sudah

berpengalaman

Di Tutun marang

ustad sing uwis

nglakoni,ngalami

Permata

umat

Page 84: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

69

murah sampai VIP

aman. Manasiknya

teori dengan praktek,

dari Jogja sampai

tanah suci di bimbing

oleh ustad yang sudah

berpengalamn seperti

ustad haji Ulin Nuha

alumnus Universitas

Islam Malinah, ustad

haji Zulfikar AKH

alumnus Universitas

Khaira Mesir, ustad

Drs. Haji Toyib

Hidayat alumnus

Universitas Sunan

Kalijaga Jogja dan

lain-lainnya. Insya

Allah pasti berangkat’

B. Pembahasan Data

Dalam pembahasan data ini, penulis akan membahas data-data

peristiwa alih kode dan campur kode dalam iklan radio Merapi Indah

Page 85: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

70

104.9 FM Kabupaten Magelang. Pada peristiwa alih kode akan dibahas 5

buah bentuk alih kode antarbahasa. Adapun , pada peristiwa campur kode

akan dibahas penyisipan-penyisipan unsur berwujud kata sebanyak 28

buah tuturan dalam iklan, penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa

sebanyak 4 buah tuturan, penyisipan unsur-unsur yang berwujud

pengulangan kata berjumlah 2 buah tuturan dalam iklan, penyisipan

unsur-unsur yang berwujud baster sebanyak 6 buah tuturan dalam iklan,

dan penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa sebanyak 1 buah

tuturan dalam iklan.

1. Alih Kode

a. Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia

Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia yang dianalisis ada 1 buah tuturan dari

keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa alih kode. Data alih

kode dan pembahasan kalimat yang mengalami peristiwa alih kode

akan penulis bahas di bawah ini.

(1) Penutur I : “Tak kandani”.

Penutur II : “Kosek!”

Penutur I : “Sekarang kalau mau belanja di HS

Toserba aja komplit-plit bu. Pakaian anak

sampai dewasa, perlengkapan bayi

Page 86: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

71

klontong sembako semua lengkap, alat tulis

juga ada bu”. (HS Toserba)

Terjemahan:

Penutur I : “saya kasih tahu”.

Penutur II : “sebentar!”

Penutur I : “Sekarang kalau mau belanja di HS Toserba aja

komplit-plit bu. Pakaian anak sampai dewasa,

perlengkapan bayi, klontong sembako semua

lengkap, alat tulis juga ada bu”.

Data tuturan (1) di atas merupakan alih kode antarbahasa,

dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Hal tersebut ditandai

dengan perubahan tuturan penutur 1. Peralihan kode pada

tuturan di atas yang dilakukan oleh penutur 1 tak kandani ‘saya

kasih tahu’ yang kemudian beralih kode ke bahasa Indonesia

‘sekarang kalau mau belanja di HS Toserba aja komplit-plit bu.

Pakaian anak sampai dewasa, perlengkapan bayi, klontong

sembako semua lengkap, alat tulis juga ada bu’ untuk

menjelaskan kepada istrinya bahwa kalau mau belanja di HS

Toserba aja sudah komplit dan murah. Peristiwa alih kode

tersebut terjadi karena faktor kedwibahasaan yang dimiliki oleh

penutur.

Page 87: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

72

b. Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Jawa ke dalam bahasa Indonesia

Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia yang dianalisis 1 buah tuturan dari

keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa alih kode. Data alih

kode dan pembahasan kalimat yang mengalami peristiwa alih kode

akan penulis bahas di bawah ini.

(1) Penutur I :“Wahh, ketoke kok seger tenan to kuwi. Wedang

apa ta mas?”

Penutur II : “Belum tau dia. Ni saya pakai yang bisa bikin

badan sehat anti masuk angin, capek-capek dan

pegel linu”.

Penutur I : “Ow. Coba lihat. Weee, JM Harmoni, jahe

merah kesehatan”. (JM Harmoni)

Terjemahan:

Penutur I : “Wahh, kelihatannya kok segar sekali itu.

Minuman apa itu mas?”

Penutur II : “Belum tahu dia. Ini saya pakai yang bisa buat

badan sehat anti masuk angin, capek-capek dan

pegel linu”.

Penutur I : “Ow. Coba lihat. Weee, JM Harmoni, jahe

merah kesehatan”.

Page 88: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

73

Data tuturan (2) di atas berupa alih kode antarbahasa dari

bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan

perubahan tuturan penutur 1. Peralihan kode pada tuturan di atas

yang dilakukan oleh penutur 1 dari bahasa Jawa Wahh, ketoke kok

seger tenan to kuwi. Wedang apa ta mas? ‘Wahh, kelihatannya kok

segar banget itu. Minuman apa ta mas?’ yang beralih kode ke

bahasa Indonesia ‘Ow. Coba lihat. Wee, JM Harmoni, jahe merah

kesehatan’ untuk menanyakan apa yang sedang diminum oleh

penutur kedua. Peristiwa alih kode tersebut terjadi karena faktor

kedwibahasaan yang dimiliki oleh penutur.

c. Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Jawa ke dalam bahasa Indonesia

Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia yang dianalisis 1 buah tuturan dari

keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa alih kode. Data alih

kode dan pembahasan kalimat yang mengalami peristiwa alih kode

akan penulis bahas di bawah ini.

(1) Penutur I : “Mangga Mas”.

Penutur II :“Nggih mangga-mangga. Ow jenengan ta, mau

kemana?”

Penutur I : “Biasa Mas mau cari cat dan keramik di Toko

Besi Afrika Selatan”. (Toko Besi Afrika Selatan)

Terjemahan:

Page 89: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

74

Penutur I : “Silahkan Mas”.

Penutur II : “Iya silahkan-silahkan. Ow kamu ya, mau

kemana!”

Penutur I : “Biasa Mas mau cari cat dan keramik di Toko

Besi Afrika Selatan”.

Data tuturan (3) di atas merupakan alih kode antarbahasa,

dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Hal tersebut ditandai

dengan perubahan tuturan penutur 1. Peralihan kode pada tuturan

di atas yang dilakukan oleh penutur 1 dari bahasa Jawa Nggih

mangga-mangga ‘iya silahkan-silahkan’ yang beralih kode ke

bahasa Indonesia ‘Biasa Mas mau cari cat dan keramik di Toko

Besi Afrika Selatan’. Peristiwa alih kode tersebut terjadi karena

faktor kedwibahasaan yang dimiliki oleh penutur. Dalam tuturan

di atas, penutur beralih kode karena penutur kedua menanyakan ke

penutur pertama jika mau pergi mencari cat dan keramik.

d. Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Indonesia ke bahasa Jawa

Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Indonesia ke bahasa Jawa yang dianalisis 1 buah tuturan dari

keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa alih kode. Data alih

kode dan pembahasan kalimat yang mengalami peristiwa alih kode

akan penulis bahas di bawah ini.

Page 90: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

75

(1) Penutur I : “Yuda, Cici jangan lupa disiapkan bekalnya untuk

piknik”.

Penutur II : “Wong kula mboten nderek piknik kok”.

Penutur I : “Tenane Yuda ra melu? Ya wis tak karo Cici

wae Pak’e”. (Promo Minggu Ceria)

Terjemahan:

Penutur I : “Yuda, Cici jangan lupa disiapkan bekalnya untuk

piknik”.

Penutur II : “Saya tidak ikut piknik kok”.

Penutur I : “Benar Yuda tidak ikut? Ya sudah bapak sama

Cici saja ”.

Data tuturan (4) di atas merupakan alih kode antarbahasa,

dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Hal tersebut ditandai

dengan perubahan tuturan penutur 1. Peralihan kode pada tuturan

di atas yang dilakukan oleh penutur 1 dari bahasa Indonesia

‘Yuda, Cici jangan lupa disiapkan bekalnya untuk piknik’ yang

beralih kode ke bahasa Jawa tenane Yuda ra melu? Ya wis tak

karo Cici wae Pak’e ‘Benar Yuda tidak ikut? Ya sudah bapak

sama Cici saja’. Peristiwa alih kode tersebut terjadi karena faktor

kedwibahasaan yang dimiliki oleh penutur. Dalam tuturan di atas,

penutur beralih kode karena penutur mengingatkan kepada

anaknya jika jangan lupa bawa bekal untuk piknik tetapi anaknya

tidak ikut.

Page 91: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

76

e. Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Indonesia ke bahasa Jawa

Alih kode yang berwujud alih kode antarbahasa dari bahasa

Indonesia ke bahasa Jawa yang dianalisis 1 buah tuturan dari

keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa alih kode. Data alih

kode dan pembahasan kalimat yang mengalami peristiwa alih kode

akan penulis bahas di bawah ini.

(1) Penutur I : “ pak”

Penutur II : “ pie pie ana apa?”

Penutur I : “ anak kita sakit ni pak badannya panas

aduh gimana ini ya cari dokter anak sore gini

dimana. Mana ada poli klinik yang buka

sore”

Penutur II : “ aku sakjane ya butuh priksa e bu”

Penutur I : “ walah priksa apa maneh pak?”

Terjemahan:

Penutur I : “Pak”

Penutur II : “ Bagaimana ada apa?

Penutur I : “Anak kita sakit ini Pak badannya panas

aduh bagaimana ini ya cari dokter anak

sore begini dimana. Mana ada poliklinik

yang buka sore”.

Page 92: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

77

Penutur II : “Aku sebenarnya ya butuh periksa bu”.

Penutur I : “Periksa apa lagi Pak?”

Data tuturan (5) di atas merupakan alih kode antarbahasa,

dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Hal tersebut ditandai

dengan perubahan tuturan penutur 1. Peralihan kode pada tuturan

di atas yang dilakukan oleh penutur 1 dari bahasa Indonesia ‘Anak

kita sakit ini Pak badannya panas aduh gimana ini ya cari dokter

anak sore gini dimana. Mana ada poliklinik yang buka sore’ yang

beralih kode ke bahasa Jawa walah priksa apa maneh Pak?

‘periksa apa lagi Pak?’. Peristiwa alih kode tersebut terjadi

karena faktor kedwibahasaan yang dimiliki oleh penutur. Dalam

tuturan di atas, penutur beralih kode karena penutur menanyakan

ke penutur kedua jika anaknya sakit.

2. Campur Kode

a. Penyisipan unsur-unsur berwujud kata

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata yang dianalisis

28 buah tuturan dari keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa

campur kode. Data campur kode dan pembahasan kalimat yang

megalami peristiwa campur kode akan penulis bahas di bawah ini.

(1) “Wahh, nek ngene iki ya kangelan, blanja sembako kok juk arep

muter-muter golek baju. Heemm. Marai kesel, wegah aku mas!”

(Abadi Mart and Fashion)

Page 93: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

78

Terjemahan:

‘wah, kalau gini ya kesusahan, belanja sembako kok terus

mau muter-muter cari baju. Heemm buat capek tidak mau aku

mas’

Pada data (1) terjadi peristiwa campur kode kata bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari

penggunaan kata baju. Penggunaan kata baju sebenarnya dapat

diganti dengan bahasa Jawa oleh penutur. Dalam tuturan ini,

penutur menggunakan kata baju dimaksudkan bahwa si penutur

tidak mau muter-muter cari baju kepada penutur sebelumnya.

Apabila kata baju diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi

‘klambi’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan Abadi Mart

and Fashion di atas dipaparkan di bawah ini.

(1a) “Wahh, nek ngene iki ya kangelan, blanja sembako kok juk

arep muter-muter golek klambi. Heemm. Marai kesel,

wegah aku mas!”

Terjemahan:

‘wah, kalau begini ya kesusahan, belanja sembako kok

terus mau muter-muter cari baju. Heemm buat capek tidak mau

aku mas’

(2) “Kanca-kanca sing hasil pertanian ra mirakna, ra cucuk

dikumpulke wae ben dijelaske karo sing kawagan ben do sukses”

(Biotogrow)

Page 94: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

79

Terjemahan:

‘teman-teman yang hasil pertanian tidak seberapa, tidak

sebanding dikumpulkan aja supaya dijelaskan sama orang yang ahli

supaya sukses’

Pada data (2) terjadi peristiwa campur kode kata bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari

penggunaan kata sukses. Penggunaan kata sukses sebenarnya dapat

diganti dengan bahasa Jawa oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur

menggunakan kata sukses dimaksudkan bahwa si penutur menyuruh

temannya untuk mengumpulkan teman yang lain supaya ikut sukses.

Apabila kata sukses diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘kasil

apik’. Perbaikan salah satu pada iklan Biotogrow di atas dipaparkan

di bawah ini.

(2a) “Kanca-kanca sing hasil pertanian ra mirakna, ra cucuk

dikumpulke wae ben dijelaske karo sing kawagan ben do kasil

apik”

Terjemahan:

‘teman-teman yang hasil pertanian tidak seberapa, tidak

sebanding dikumpulkan aja supaya dijelaskan sama orang yang ahli

supaya sukses’

(3) “Ngene Kang rokok kuwi aja asal. Ananging di delok bercukai

asli apa ora? Pira kandungan tar, nikotin aja asal kemelun

wae to Kang” (Cukai Tembakau)

Page 95: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

80

Terjemahan:

‘begini Mas rokok itu jangan asal. Tetapi dilihat bercukai asli

atau tidak? Berapa kandungan tar, nikotin jangan asal berasap saja

ya Mas’

Pada data (3) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata

bercukai dan kandungan. Penggunaan kata bercukai dan

kandungan sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa oleh

penutur. Apabila kata bercukai dan kandungan diubah ke dalam

bahasa Jawa menjadi ‘pajak’ dan ‘ngandhut’. Perbaikan salah satu

tuturan pada iklan Cukai Tembakau di atas dipaparkan di bawah

ini.

(3a) “Ngene Kang rokok kuwi aja asal. Ananging di delok pajak

asli apa ora? Pira ngandhut tar, nikotin aja asal kemelun wae

to Kang”

Terjemahan:

begini Mas rokok itu jangan asal. Tetapi dilihat bercukai asli

atau tidak? Berapa kandungan tar, nikotin jangan asal berasap aja

ya Mas’

(4) “Makane Kang awak dewe kudu ngati-ati, aja asal sebagai

warga Negara yang baik. Awak dewe kudu taat karo peraturan

Kang”. (Cukai Tembakau)

Terjemahan:

Page 96: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

81

‘oleh karena itu Mas, kita sendiri harus hati-hati jangan asal,

sebagai warga Negara yang baik. Kita harus taat dengan peraturan

Mas’

Pada data (4) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata

sebagai, baik dan taat. Penggunaan kata sebagai, baik dan taat

sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa oleh penutur. Apabila

kata semangat diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘minangka’,

‘sae’ dan ‘miturut’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan Cukai

Tembakau di atas dipaparkan di bawah ini.

(4a) “Makane Kang awak dewe kudu ngati-ati, aja asal minangka

warga Negara ingkang sae. Awak dewe kudu miturut karo

peraturan Kang”.

Terjemahan:

‘oleh karena itu Mas, kita sendiri harus hati-hati jangan

asal, sebagai warga Negara yang baik. Kita harus taat dengan

peraturan Mas’

(5) “Saiki ki wong lara penyakite werna-werna ta ya. Nganti le

ragat we entek akeh ra mari-mari. Haiya bangkrut” (Herbal

RmI)

Terjemahan:

‘sekarang ini orang sakit penyakitnya bermacam-macam.

Sampai habis biaya banyak tidak sembuh-sembuh. ya bangkrut’

Page 97: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

82

Pada data (5) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata

bangkrut. Penggunaan kata bangkrut sebenarnya dapat diganti

dengan bahasa Jawa oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur

menggunakan kata bangkrut dimaksudkan bahwa si penutur

memberitahukan jika orang sakit penyakitnya bermacam-macam

akan membutuhkan biaya banyak. Apabila kata bangkrut diubah ke

dalam bahasa Jawa menjadi ‘tuna’. Perbaikan salah satu tuturan

pada iklan Herbal RmI di atas dipaparkan di bawah ini.

(5a) “Saiki ki wong lara penyakite werna-werna ta ya. Nganti le

ragat we entek akeh ra mari-mari. Haiya tuna”

Terjemahan:

‘sekarang ini orang sakit penyakitnya bermacam-macam.

Sampai habis biaya banyak tidak sembuh-sembuh. ya bangkrut’

(6) “Nggih ta mbah. Wong niki nggih terapi tinggi badan ting

gen’e Bu Nur Azimah’e”. (Bu Nur Azimah)

Terjemahan:

‘iya mbah. Ini juga terapi tinggi badan di Bu Nur Azimah’

Pada data (6) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata

tinggi. Penggunaan kata tinggi sebenarnya dapat diganti dengan

bahasa Jawa oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan

kata tinggi dimaksudkan bahwa si penutur memberitahukan jika

Page 98: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

83

mau terapi atau berobat kepada penutur sebelumnya. Apabila kata

tinggi diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘dhuwur’. Perbaikan

salah satu tuturan pada iklan Bu Nur Azimah di atas dipaparkan di

bawah ini.

(6a) “Nggih ta mbah. Wong niki nggih terapi dhuwurke awak ting

gen’e Bu Nur Azimah’e”.

Terjemahan:

‘iya mbah. Ini juga terapi tinggi badan di Bu Nur Azimah’

(7) “Rugi nek mboten mirengke. Jangan lupa ya Minggu pagi jam

8 di Merapi Indah”. (Promo Minggu Ceria)

Terjemahan:

‘rugi kalau tidak mendengarkan. Jangan lupa ya Minggu pagi jam

8 di Merapi Indah’.

Pada data (7) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata jangan

dan pagi. Penggunaan kata jangan dan pagi sebenarnya dapat diganti

dengan bahasa Jawa oleh penutur. Apabila kata jangan dan pagi

diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘aja’ dan ‘esuk’. Perbaikan

salah satu tuturan pada iklan Promo Minggu Ceria di atas dipaparkan

di bawah ini.

(7a) “Rugi nek mboten mirengke. Aja lupa ya Minggu esuk jam 8

nang Merapi Indah”

Page 99: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

84

Terjemahan:

‘rugi kalau tidak mendengarkan. Jangan lupa ya Minggu pagi jam

8 di Merapi Indah’.

(8) “Lho-lho ning ngapa cah wit gedhang kok disruduk lha ya tambah

pusing to” (Puder 38)

Terjemahan:

‘Lho-lho kenapa cah, pohon pisang kok ditabrak lha ya tambah

pusing’

Pada data (8) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata pusing.

Penggunaan kata pusing sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata pusing

dimaksudkan bahwa si penutur memberitahukan bahwa penutur ke dua

menabrak pohon pisang menjadi tambah pusing. Apabila kata pusing

diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘mumet’. Perbaikan salah satu

tuturan pada iklan PUDER 38 di atas dipaparkan di bawah ini.

(8a) “Lho-lho ning ngapa cah, wit gedhang kok disruduk lha ya

tambah mumet to.”

Terjemahan:

‘Lho-lho kenapa cah, pohon pisang kok ditabrak lha ya tambah

pusing’

(9) “gus agus reuni SMP N tujupuluh empat blabak ki sidane

kapan?” (Reuni SMP N)

Page 100: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

85

Terjemahan:

‘Gus Agus reuni SMP N tujuh puluh empat blabak itu jadinya

kapan?’

Pada data (9) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata reuni.

Penggunaan kata reuni sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata reuni

dimaksudkan bahwa si penutur memberitahukan bahwa akan ada reuni

di SMP N 47. Apabila kata reuni diubah ke dalam bahasa Jawa

menjadi ‘kumpul’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan Reuni SMP

N di atas dipaparkan di bawah ini.

(9a) “gus agus kumpul SMP N tujupuluh empat blabak ki sidane

kapan?”

Terjemahan:

‘Gus Agus reuni SMP N tujuh puluh empat blabak itu jadinya

kapan?’

(10) “halah sek penting ki le teka ketemu ro konca konca, iya to

perkara arep ngisi kas silahkan ora ya ora popo. Lha ya to.”

(Reuni SMP N)

Terjemahan:

‘halah yang penting itu datang bertemu teman-teman, iya masalah

mau mengisi kas silahkan tidak juga tidak apa-apa. Betul kan?.

Page 101: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

86

Pada data (10) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata

silahkan. Penggunaan kata silahkan sebenarnya dapat diganti dengan

bahasa Jawa oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan

kata silahkan dimaksudkan bahwa si penutur memberitahukan kalau

mau mengisi kas silahkan tidak juga tidak apa-apa. Apabila kata

silahkan diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘mangga’. Perbaikan

salah satu tuturan pada iklan Reuni SMP N di atas dipaparkan di

bawah ini.

(10a) “halah sek penting ki le teka ketemu ro konca konca, iya to

perkara arep ngisi kas mangga ora ya ora popo. Lha ya to.”

Terjemahan:

‘halah yang penting itu datang bertemu teman-teman, iya masalah

mau mengisi kas silahkan tidak juga tidak apa-apa’.betul kan?

(11) “kula ngadahi keluhan wonten ing payudara sampun matahun-

tahun kula raosaken. Raosipun kemranyas lajeng medal kados

nanah menika lewat putingipun. Sak umpami kula resiki setiap

hari niku malah tambah katah ambetipun mboten eco pecing

lajeng kula tumbasaken jamu herbal microbac kula konsumsi niku

sehari tiga kali pisan tigang tetes”. (Microbac Bu Titik Susilo

Ningsih)

Page 102: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

87

Terjemahan:

‘saya punya keluhan di payudara sudah bertahun-tahun saya

rasakan. Rasanya panas lalu keluar seperti nanah lewat puting.

Seumpama saya bersihkan setiap hari malah tambah banyak baunya

tidak enak lalu saya belikan jamu herbal microbac. Saya konsumsi itu

sehari tiga kali sekali tiga tetes’

Pada data (11) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata keluhan,

dan setiap. Penggunaan kata keluhan dan setiap sebenarnya dapat

diganti dengan bahasa Jawa oleh penutur. Apabila kata semangat

diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘ngesah awit krasa lara’, dan

‘saben’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan Microbac Bu Titik

Susilo Ningsih di atas dipaparkan di bawah ini.

(11a) “kula ngadahi sambat wonten ing payudara sampun matahun-

tahun kula raosaken. Raosipun kemranyas lajeng medal kados

nanah menika lewat putingipun. Sak umpami kula resiki saben

dinten niku malah tambah katah ambetipun mboten eco pecing

lajeng kula tumbasaken jamu herbal microbac kula konsumsi

niku sehari tiga kali pisan tigang tetes”.

Terjemahan:

‘saya punya keluhan di payudara sudah bertahun-tahun saya

rasakan. Rasanya panas lalu keluar seperti nanah lewat puting.

Seumpama saya bersihkan setiap hari malah tambah banyak baunya

Page 103: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

88

tidak enak lalu saya belikan jamu herbal microbac. Saya konsumsi itu

sehari tiga kali sekali tiga tetes’

(12) “Kae lho anake ki lak bar lulus SD, karepku ki lak ya ben

sempurna sisan. Enake daftar ngendi ngana lho?” (M Plus)

Terjemahan :

‘itu lho anaknya kan baru lulus SD, keinginan saya itu ya supaya

sempurna sekalian. Enaknya daftar dimana begitu lho?’

Pada data (12) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata sempurna.

Penggunaan kata sempurna sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata sempurna

dimaksudkan bahwa si penutur mengeluh agar anaknya sekolah lagi.

Apabila kata sempurna diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi

‘drampungke’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan M Plus di atas

dipaparkan di bawah ini.

(12a) “Kae lho anake ki lak bar lulus SD, karepku ki lak ya ben

dirampungke sisan. Enake daftar ngendi ngana lho?”

Terjemahan :

‘itu lho anaknya kan baru lulus SD, keinginan saya itu ya supaya

sempurna sekalian. Enaknya daftar dimana begitu lho?’

(13)“Wahh, sing nganten anyar sibuk iki”. (Toko Besi Fahri Group)

Terjemahan:

‘Wahh, yang pengantin baru sibuk ini’

Page 104: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

89

Pada data (13) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata sibuk. Penggunaan

kata sibuk sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa oleh penutur.

Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata sibuk dimaksudkan bahwa

si penutur dua lagi banyak kerjaan. Apabila kata sibuk diubah ke dalam

bahasa Jawa menjadi ‘akeh gawean’. Perbaikan salah satu tuturan pada

iklan Toko Besi Fahri Group di atas dipaparkan di bawah ini.

(13a) “Wahh, sing nganten anyar akeh gawean iki”.

Terjemahan:

‘Wahh, yang pengantin baru sibuk ini’

(14 )“Kaya jagad iki senyum. Ning aja ngguya-ngguyu aku weruh untumu

rengket kaya kana kuwi. Kuwi nek mangan mesti okehe. Piye ya?”

(Promo Basiyo)

Terjemahan:

‘seperti bumi ini senyum. Tetapi jangan senyam-senyum aku lihat

gigimu rapi seperti itu. Itu kalau makan pasti banyak. Gimana ya?’

Pada data (14) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata senyum.

Penggunaan kata senyum sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata senyum

dimaksudkan bahwa si penutur mengumpamakan bumi seperti senyum

wanita. Apabila kata senyum diubah ke dalam bahasa Jawa menjadi

‘mesem. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan Promo Basiyo di atas

dipaparkan di bawah ini.

Page 105: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

90

(14a) “Kaya jagad iki mesem. Ning aja ngguya-ngguyu aku weruh untumu

rengket kaya kana kuwi. Kuwi nek mangan mesti okehe. Piye ya?”

Terjemahan:

‘seperti bumi ini senyum. Tetapi jangan senyam-senyum aku lihat

gigimu rapi seperti itu. Itu kalau makan pasti banyak. Gimana ya?’

‘baik mas. Siap. Lha jamunya yang bikin mak greng sudah beli di

sana sekalian?’

Pada data (15) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata ok dan siap.

Penggunaan kata ok dan siap sebenarnya dapat diganti dengan bahasa

Jawa oleh penutur. Apabila kata ok dan siap diubah ke dalam bahasa Jawa

menjadi ‘setuju’ dan ‘siaga’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan Aki

Musthang di atas dipaparkan di bawah ini.

‘baik mas. Siap. Lha jamunya yang bikin mak greng sudah beli di

sana sekalian?’

(16) “Sory mbak bro mbablas”. (Bengkel Pak Muji)

(15) “Ok mas. Siap. Lha jamune sek marai mak greng wis tuku nang

kana sisan?” (Iklan Aki musthang)

Terjemahan:

(15a) “setuju mas. Siaga. Lha jamune sek marai mak greng wis tuku

nang kana sisan?”

Terjemahan:

Page 106: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

91

Terjemahan:

‘maaf mbak bro kelepasan’

Pada data (16) terjadi campur kode kata bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata sory.

Penggunaan kata sory sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Indonesia

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata sory

dimaksudkan bahwa si penutur minta maaf karena kelepasan buang angin.

Apabila kata sory diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘maaf’.

Perbaikan salah satu tuturan pada iklan Bengkel Pak Muji di atas

dipaparkan di bawah ini

(16a) “maaf mbak bro mbablas”.

Terjemahan:

‘maaf mbak bro kelepasan’

(17) “Yes, betul duwit sing mbok simpen ngisor kasur kae gawa kabeh

nggo tuku emas”. (iklan Toko Emas Pak Tani)

Terjemahan:

‘Iya, betul uang yang di simpan bawah kasur itu bawa semua buat bali

emas’.

Pada data (17) terjadi campur kode kata bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata yes.

Penggunaan kata yes sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Indonesia

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata yes

dimaksudkan bahwa si penutur menjawab kepada penutur kedua jika uang

Page 107: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

92

yang dibawah kasur supaya dibawa semua. Apabila kata yes diubah ke

dalam bahasa Indonesia menjadi ‘iya’. Perbaikan salah satu tuturan pada

iklan Toko Emas Pak Tani di atas dipaparkan di bawah ini.

(17a) “iya, betul duwit sing mbok simpen ngisor kasur kae gawa kabeh

nggo tuku emas”.

Terjemahan:

‘Iya, betul uang yang di simpan bawah kasur itu bawa semua buat bali

emas’.

‘setuju mbak’

Pada data (18) terjadi campur kode kata bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata ok.

Penggunaan kata ok sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Indonesia

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata ok

dimaksudkan bahwa si penutur menyetujui kepada penutur kedua. Apabila

kata ok diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘setuju’. Perbaikan

salah satu tuturan pada iklan Toko Emas Pak Tani di atas dipaparkan di

bawah ini.

‘setuju mbak’

(18) ‘‘Ok Yu”. (Iklan toko emas pak tani)

Terjemahan:

(18a) “setuju Yu”.

Terjemahan:

Page 108: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

93

‘ow ya. Setuju trima kasih. Hallo

Pada data (19) terjadi campur kode kata bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata ok.

Penggunaan kata ok sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Indonesia

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata ok

dimaksudkan bahwa si penutur menyetujui kepada penutur kedua dalam

percakapan melalui telepon. Apabila kata ok diubah ke dalam bahasa

Indonesia menjadi ‘setuju’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan JNE di

atas dipaparkan di bawah ini.

‘ow ya. Setuju trima kasih. Hallo

‘Wah, setuju bu Silvi. Segera saya atur pengirimannya’.

Pada data (20) terjadi campur kode kata bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata ok.

Penggunaan kata ok sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Indonesia

oleh penutur. Dalam tuturan ini, penutur menggunakan kata ok

(19) “Ow ya. Ok terima kasih, hallo”. (JNE)

Terjemahan:

(19a) “ Ow ya. setuju terima kasih, hallo”.

Terjemahan:

(20) “Wah, Ok bu Silvi. Segera saya atur pengirimannya”. (JNE)

Terjemahan:

Page 109: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

94

dimaksudkan bahwa si penutur menyetujui kepada penutur kedua jika akan

mengatur pengirimannya. Apabila kata ok diubah ke dalam bahasa

Indonesia menjadi ‘setuju’. Perbaikan salah satu tuturan pada iklan JNE di

atas dipaparkan di bawah ini.

‘Wah, setuju bu Silvi. Segera saya atur pengirimannya’

(21) “Bu, ibu ki ngapain ta mondar-mandir kaya setrikaan gitu”. (PTA)

Terjemahan:

‘Bu, ibu ini ngapain ta mondar-mandir seperti setrikaan gitu’

Pada data (21) terjadi campur kode kata bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kata ngapain dan gitu.

Penggunaan kata ngapain dan gitu sebenarnya dapat diganti dengan

bahasa Jawa oleh penutur. Apabila kata ngapain dan gitu diubah ke dalam

bahasa Jawa menjadi ‘kenangapa’ dan ‘ngono’. Perbaikan salah satu

tuturan pada iklan PTA di atas dipaparkan di bawah ini.

(21a) “Bu, ibu ki kenangapa ta mondar-mandir kaya setrikaan ngono”.

Terjemahan:

‘Bu, ibu ini ngapain ta mondar-mandir seperti setrikaan gitu’

b. Penyisipan unsur-unsur berwujud frasa

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa yang dianalisis 4 buah

tuturan dari keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa campur kode.

(20a) “Wah, setuju bu Silvi. Segera saya atur pengirimannya”.

Terjemahan:

Page 110: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

95

Data campur kode dan pembahasan kalimat yang mengalami peristiwa

campur kode akan penulis bahas di bawah ini.

(1) “Ow..sek-sek. Aku ngerti dek. Gon toko aki musthang. Oh malah isa

konsultasi barang. Nek seka lor ki kae lho sadurunge pertigaan tape

ketan Muntilan ning sing kanan jalan”. (Aki Musthang)

Terjemahan:

‘ow… bentar-bentar. Aku tahu dik tempat toko aki musthang. Oh

malah bisa konsultasi juga. Kalau dari utara itu lho sebelumnya pertigaan

tape ketan muntilan tapi yang kanan jalan’

Pada data (1) mengalami campur kode yaitu penutur menyisipkan

frasa kanan jalan yang berasal dari bahasa Indonesia. Penggunaan frasa

kanan jalan sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa oleh penutur.

Arti dari frasa kanan jalan adalah petunjuk arah, dalam tuturan ini penutur

menggunakan frasa kanan jalan dimaksudkan untuk memberitahukan

alamat kepada penutur kedua. Apabila frasa kanan jalan diganti ke dalam

bahasa Jawa menjadi ‘tengen dalan’. Perbaikan salah satu tuturan dalam

iklan Aki Musthang di atas dipaparkan di bawah ini.

(1a) “Ow..sek-sek. Aku ngerti dek. Gon toko aki musthang. Oh malah isa

konsultasi barang. Nek seka lor ki kae lho sadurunge pertigaan tape

ketan Muntilan ning sing tengen dalan”.

Terjemahan:

‘ow… bentar-bentar. Aku tahu dik tempat toko aki musthang. Oh

malah bisa konsultasi juga. Kalau dari utara itu lho sebelumnya pertigaan

tape ketan muntilan tapi yang kanan jalan’

Page 111: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

96

(2) “em, kowe ki di kandani bola bali ya mung lali kok dina minggu 10

juli badha limang dina jam 9 isuk sing ning Jakarta, Surabaya, luar

jawa barang arep pada teka lha iki pa maneh kok mung magelang”

(Reuni SMP N)

Terjemahan:

‘em, kamu ini dikasih tahu berkali-kali ya hanya lupa kok hari

Minggu 10 Juli, lebaran lima hari, jam 9 pagi. Yang dari Jakarta,

Surabaya, luar Jawa mau pada datang, lha ini apalagi kok hanya

Magelang’

Pada data (2) mengalami campur kode yaitu penutur menyisipkan

frasa luar Jawa yang berasal dari bahasa Indonesia. Penggunaan frasa luar

Jawa sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa oleh penutur. Arti dari

frasa luar Jawa adalah daerah yang berada di luar sekitar Jawa, dalam

tuturan ini penutur menggunakan frasa luar Jawa dimaksudkan untuk

memberitahukan keberadaan temannya yang berada di luar Jawa kepada

penutur kedua. Apabila frasa luar Jawa diganti ke dalam bahasa Jawa

menjadi ‘sajabane Jawa’. Perbaikan salah satu tuturan dalam iklan Reuni

SMP N di atas dipaparkan di bawah ini.

(2a) “em, kowe ki di kandani bola bali ya mung lali kok dina minggu 10

Juli badha limang dina jam 9 isuk sing ning Jakarta, Surabaya,

sajabane Jawa barang arep pada teka lha iki pa maneh kok mung

magelang”

Page 112: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

97

Terjemahan:

‘em, kamu ini dikasih tahu berkali-kali ya hanya lupa kok hari

Minggu 10 Juli, lebaran lima hari, jam 9 pagi. Yang dari Jakarta,

Surabaya, luar Jawa mau pada datang, lha ini apalagi kok hanya

Magelang’

(3)“Aja kuatir. Saka murah tekan VIP aman. Manasike teori karo

praktek, seka jogja tekan tanah suci di bimbing oleh ustad yang

sudah berpengalaman kayata ustad haji Ulin Nuha alumnus

Universitas Islam Madinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus

Universitas Sunan Kalijaga Jogja lan liya-liyane. Insya Allah pasti

berangkat”. (Permata Ummat)

Terjemahan:

‘Jangan khawatir dari murah sampai VIP aman. Manasiknya teori

dengan praktek, dari Jogja sampai tanah suci di bimbing oleh ustad

yang sudah berpengalamn seperti ustad haji Ulin Nuha alumnus

Universitas Islam Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus

Universitas Sunan Kalijaga Jogja dan lain-lainnya. Insya Allah pasti

berangkat’

Pada data (3) terjadi campur kode yaitu penutur menyisipkan

frasa pasti berangkat yang berasal dari bahasa Indonesia. Penggunaan

frasa pasti berangkat sebenarnya dapat diganti dengan bahasa jawa

Page 113: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

98

oleh penutur. Arti dari frasa pasti berangkat adalah orang yang sudah

lama bekerja dalam bidangnya, dalam tuturan ini penutur

menggunakan frasa pasti berangkat dimaksudkan untuk memberikan

penjelasan kepada seorang yang ingin pergi ibadah umroh. Apabila

frasa pasti berangkat diganti kedalam bahasa jawa menjadi ‘mesthi

mangkat’.perbaikan salah satu tuturan dalam iklan permata umat di

atas dpaparkan di bawah ini.

(3a) “Aja kuatir. Saka murah tekan VIP aman. Manasike teori karo

praktek, seka jogja tekan tanah suci di bimbing oleh ustad yang

sudah berpengalaman kayata ustad haji Ulin Nuha alumnus

Universitas Islam Madinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat

alumnus Universitas Sunan Kalijaga Jogja lan liya-liyane.

Insya Allah mesthi mangkat”.

Terjemahan:

‘Jangan kawatir dari murah sampai VIP aman. Manasiknya teori

dengan praktek, dari Jogja sampai tanah suci di bimbing oleh ustad

yang sudah berpengalamn seperti ustad haji Ulin Nuha alumnus

Universitas Islam Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus

Universitas Sunan Kalijaga Jogja dan lain-lainnya. Insya Allah pasti

berangkat’

Page 114: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

99

(4)“Nggih mangga-mangga. Ow jenengan ta, mau ke mana?” (Toko

Besi Afrika Selatan)

Terjemahan:

‘iya silahkan-silahkan. Ow kamu ya, mau ke mana ?’

Pada data (4) terjadi campur kode yaitu penutur menyisipkan

frasa mau kemana yang berasal dari bahasa Indonesia. Penggunaan

frasa mau kemana sebenarnya dapat diganti dengan bahasa jawa oleh

penutur. Arti dari frasa mau kemana adalah orang yang ingin pergi,

dalam tuturan ini penutur menggunakan frasa mau kemana

dimaksudkan untuk menanyakan kepada penutur kalau mau pergi

kemana. Apabila frasa mau kemana diganti kedalam bahasa jawa

menjadi ‘arep nangdi’.perbaikan salah satu tuturan dalam iklan

permata umat di atas dpaparkan di bawah ini.

(4a) “Nggih mangga-mangga. Ow jenengan ta, arep nangdi?”

Terjemahan:

‘iya silahkan-silahkan. Ow kamu ya, mau kemana ?’

c. Penyisipan unsur-unsur berwujud pengulangan kata

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan kata yang

dianalisis 2 buah tuturan dari keseluruhan tuturan yang mengalami

peristiwa campur kode. Data campur kode dan pembahasan kalimat yang

mengalami peristiwa campur kode akan penulis bahas di bawah ini.

(1) “Kalau menurut aku sih. e e Sik-sik sory-sory nek menurut aku bro.

aduh duh sek-sek”. (Iklan Diapet)

Page 115: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

100

Terjemahan:

‘kalau menurut aku sih. e e bentar-bentar maaf-maaf kalau menurut

aku bro. aduh duh bentar-bentar’

Pada tuturan (1) di atas mengalami campur kode berwujud

pengulangan kata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut

terlihat dari penggunaan pengulangan kata sory-sory yang berasal dari

bahasa Inggris. Penggunaan pengulangan kata sory-sory dapat diganti

dengan bahasa Indonesia. Namun, dalam tuturan ini penutur lebih memilih

menggunakan pengulangan kata sory-sory karena beranggapan

pengulangan kata tersebut lebih familiar daripada arti dalam bahasa

Indonesianya. Pengulangan kata sory-sory lebih mengarah pada arti maaf-

maaf dalam bahasa Indonesia. Apabila pengulangan kata sory-sory diganti

ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘maaf-maaf’. Perbaikan salah satu

tuturan dalam iklan Diapet di atas dipaparkan di bawah ini.

(1a) “Kalau menurut aku sih. e e Sik-sik maaf-maaf nek menurut aku bro.

aduh duh sek-sek”.

Terjemahan:

‘kalau menurut aku sih. e e bentar-bentar maaf-maaf kalau menurut

aku bro. aduh duh bentar-bentar’

(2) “Apaan sih dari tadi yes yes yes melulu”. (Iklan JNE)

Terjemahan:

‘apaan sih dari tadi iya iya iya melulu’

Page 116: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

101

Pada tuturan (2) di atas mengalami campur kode berwujud

pengulangan kata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut

terlihat dari penggunaan pengulangan kata yes yes yes yang berasal dari

bahasa Inggris. Penggunaan pengulangan kata yes yes yes dapat diganti

dengan bahasa Indonesia. Namun, dalam tuturan ini penutur lebih memilih

menggunakan pengulangan kata yes yes yes karena beranggapan

pengulangan kata tersebut lebih familiar daripada arti dalam bahasa

Indonesianya. Pengulangan kata yes yes yes lebih mengarah pada arti iya

iya iya dalam bahasa Indonesia. Apabila pengulangan kata yes yes yes

diganti ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘iya iya iya’. Perbaikan salah

satu tuturan dalam iklan JNE di atas dipaparkan di bawah ini.

(2a) “Apaan sih dari tadi iya iya iya melulu”.

Terjemahan:

‘apaan sih dari tadi iya iya iya melulu’

d. Penyisipan unsur-unsur berwujud baster

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster yang dianalisis 5

buah tuturan dari keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa campur

kode. Data campur kode dan pembahasan kalimat yang mengalami

peristiwa campur kode akan penulis bahas di bawah ini.

(1) “Eee.. lha ning kana ki pelayanane apik bu ne, luwih cepet,

memuaskan, nyaman, petugase ramah-ramah tur bu ne gedunge

anyar, megah, modern kuwi. Lha ning Jalan Pemuda no. dua belas

Pucungreja, Muntilan”. (Bank Kembang Parama)

Page 117: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

102

Terjemahan:

‘eee.. lha disana ini pelayanannya bagus bu, lebih cepat,

memuaskan, nyaman, petugasnya ramah-ramah juga bu, gedungnya

baru, megah, modern itu. Lha di Jalan Pemuda no. dua belas

Pucungrejo, Muntilan’

Pada data (1) mengalami campur kode berupa baster dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari

penggunaan kata yang berimbuhan di akhir bentuk dasar yaitu kata

‘petugase’ yang berasal dari bentuk dasar tugas dari bahasa

Indonesia dan mendapat imbuhan –e yang membuatnya seakan-akan

menjadi satu bentuk kata dalam bahasa Jawa. Penggunaan imbuhan

akhiran –e oleh penutur berfungsi untuk menegaskan kata

sebelumnya yang menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan

bentuk baster petugase pada tuturan di atas sebenarnya dapat diganti

dengan bahasa Jawa. Apabila bentuk baster petugase diganti ke

dalam bahasa Jawa menjadi ‘pegawene’. Perbaikan salah satu tuturan

dalam iklan Bank Kembang Parama di atas dipaparkan di bawah ini.

(1a) “Eee.. lha ning kana ki pelayanane apik bu ne, luwih cepet,

memuaskan, nyaman, pegawene ramah-ramah tur bu ne

gedunge anyar, megah, modern kuwi. Lha ning Jalan Pemuda

no. dua belas Pucungreja, Muntilan”.

Page 118: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

103

Terjemahan:

‘eee.. lha disana ini pelayanannya bagus bu, lebih cepat,

memuaskan, nyaman, petugasnya ramah-ramah juga bu, gedungnya

baru, megah, modern itu. Lha di Jalan Pemuda no. dua belas

Pucungrejo, Muntilan’

(2) “Lak ya biasane kongkonan Pak Muji ta bu? Ngana kok repot”.

(Bengkel Pak Muji)

Terjemahan:

‘kan ya biasanya menyuruh Pak Muji ta bu? Begitu kok repot’

Pada data (2) mengalami campur kode berupa baster dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari

penggunaan kata yang berimbuhan di akhir bentuk dasar yaitu kata

‘biasane’ yang berasal dari bentuk dasar biasa dari bahasa Indonesia

dan mendapat imbuhan –e yang membuatnya seakan-akan menjadi

satu bentuk kata dalam bahasa Jawa. Penggunaan imbuhan akhiran –

e oleh penutur berfungsi untuk menegaskan kata sebelumnya yang

menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bentuk baster biasane

pada tuturan di atas sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa.

Apabila bentuk baster biasane diganti ke dalam bahasa Jawa menjadi

‘lumrahe’. Perbaikan salah satu tuturan dalam iklan Bengkel Pak

Muji di atas dipaparkan di bawah ini.

(2a) “Lak ya lumrahe kongkonan Pak Muji ta bu? Ngana kok repot”.

Terjemahan:

Page 119: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

104

‘kan ya biasanya menyuruh Pak Muji ta bu? Begitu kok repot’

(3) “Haiya pancen to kuwi. Lha wong pada njaga kesehatan nganggo

herbal wi ya do wegah kok ya mbasan padha lara sambat le

biayane ra kuwat”. (Herbal RmI)

Terjemahan:

‘Memang itu. Lha menjaga kesehatan memakai herbal itu ya pada

tidak mau kok ya saat sakit mengeluh biayanya tidak kuat’

Pada data (3) mengalami campur kode berupa baster dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari

penggunaan kata yang berimbuhan di akhir bentuk dasar yaitu kata

‘biayane’ yang berasal dari bentuk dasar biaya dari bahasa Indonesia

dan mendapat imbuhan –e yang membuatnya seakan-akan menjadi

satu bentuk kata dalam bahasa Jawa. Penggunaan imbuhan akhiran –e

oleh penutur berfungsi untuk menegaskan kata sebelumnya yang

menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bentuk baster biayane

pada tuturan di atas sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa.

Apabila bentuk baster biayane diganti ke dalam bahasa Jawa menjadi

‘ragate’. Perbaikan salah satu tuturan dalam iklan Herbal Rml di atas

dipaparkan di bawah ini.

(3a) “Haiya pancen to kuwi. Lha wong pada njaga kesehatan nganggo

herbal wi ya do wegah kok ya mbasan padha lara sambat le

ragate ra kuwat”.

Page 120: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

105

Terjemahan:

‘Memang itu. Lha menjaga kesehatan memakai herbal itu ya pada

tidak mau kok ya saat sakit mengeluh biayanya tidak kuat’

(4) “Lewat PT Permata Ummat tour and travel. Wahh, terbukti

memuaskan pelayanane tenan lho. Gek wis duwe ijin resmi

kementrian agama RI PPIU nomer 146”. (Permata Ummat)

Terjemahan:

‘lewat PT Permata Ummat tour and travel. Wahh, terbukti

memuaskan pelayanannya tenan lho. Sudah punya ijin resmi kementrian

agama RI PPIU nomer 146’

Pada data (4) mengalami campur kode berupa baster dari bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari penggunaan

kata yang berimbuhan di akhir bentuk dasar yaitu kata ‘pelayanane’

yang berasal dari bentuk dasar layan dari bahasa Indonesia dan

mendapat imbuhan –e yang membuatnya seakan-akan menjadi satu

bentuk kata dalam bahasa Jawa. Penggunaan imbuhan akhiran –e oleh

penutur berfungsi untuk menegaskan kata sebelumnya yang

menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bentuk baster pelayanane

pada tuturan di atas sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa.

Apabila bentuk baster pelayanane diganti ke dalam bahasa Jawa menjadi

‘peladenane’. Perbaikan salah satu tuturan dalam iklan Permata Ummat

di atas dipaparkan di bawah ini.

Page 121: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

106

(4a) “Lewat PT Permata Ummat tour and travel. Wahh, terbukti

memuaskan peladenane tenan lho. Gek wis duwe ijin resmi

kementrian agama RI PPIU nomer 146”.

Terjemahan:

‘lewat PT Permata Ummat tour and travel. Wahh, terbukti

memuaskan pelayanannya tenan lho. Sudah punya ijin resmi kementrian

agama RI PPIU nomer 146’

(5) “Makane Kang awak dewe kudu ngati-ati, aja asal sebagai warga

Negara yang baik. Awak dewe kudu taat karo peraturan Kang”.

(Cukai Tembakau)

Terjemahan:

‘Oleh karena itu Mas, kita sendiri harus hati-hati jangan asal, sebagai

warga Negara yang baik. Kita harus taat dengan peraturan Mas’

Pada data (6) mengalami campur kode berupa baster dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari

penggunaan kata yang berimbuhan di akhir bentuk dasar yaitu kata

‘makane’ yang berasal dari bentuk dasar maka dari bahasa Indonesia dan

mendapat imbuhan –e yang membuatnya seakan-akan menjadi satu

bentuk kata dalam bahasa Jawa. Penggunaan imbuhan akhiran –e oleh

penutur berfungsi untuk menegaskan kata sebelumnya yang

menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bentuk baster makane pada

tuturan di atas sebenarnya dapat diganti dengan bahasa Jawa. Apabila

bentuk baster makane diganti ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘mulane’.

Page 122: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

107

Perbaikan salah satu tuturan dalam iklan Cukai Tembakau di atas

dipaparkan di bawah ini.

(5a) “Mulane Kang awak dewe kudu ngati-ati, aja asal sebagai warga

Negara yang baik. Awak dewe kudu taat karo peraturan Kang”.

Terjemahan:

‘oleh karena itu Mas, kita sendiri harus hati-hati jangan asal, sebagai

warga Negara yang baik. Kita harus taat dengan peraturan Mas’

e. Penyisipan unsur-unsur berwujud klausa

Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa yang dianalisis 1 buah

tuturan dari keseluruhan tuturan yang mengalami peristiwa campur kode.

Data campur kode dan pembahasan kalimat yang mengalami peristiwa

campur kode akan penulis bahas di bawah ini.

(1) “Aja kuatir. Saka murah tekan VIP aman. Manasike teori karo praktek,

seka jogja tekan tanah suci di bimbing oleh ustad yang sudah

berpengalaman kayata ustad haji Ulin Nuha alumnus Universitas Islam

Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus Universitas Khaira Mesir,

ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus Universitas Sunan Kalijaga Jogja

lan liya-liyane. Insya Allah pasti berangkat”.(Permata Ummat)

Terjemahan:

‘Jangan kawatir dari murah sampai VIP aman. Manasiknya teori

dengan praktek, dari Jogja sampai tanah suci di bimbing oleh ustad yang

sudah berpengalamn seperti ustad haji Ulin Nuha alumnus Universitas

Islam Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus Universitas Khaira

Page 123: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

108

Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus Universitas Sunan Kalijaga

Jogja dan lain-lainnya. Insya Allah pasti berangkat’

Pada tuturan (1) di atas mengalami campur kode berwujud klausa

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Hal tersebut terlihat dari

penggunaan klausa di bimbing oleh ustad yang sudah berpengalaman

yang berasal dari bahasa Indonesia. Penggunaan klausa di bimbing oleh

ustad yang sudah berpengalaman dapat diganti dengan bahasa Jawa.

Namun, dalam tuturan ini penutur lebih memilih menggunakan klausa di

bimbing oleh ustad yang sudah berpengalaman karena beranggapan

klausa tersebut lebih sering digunakan daripada arti dalam bahasa

Jawanya. Apabila bentuk klausa di bimbing oleh ustad yang sudah

berpengalaman diganti ke dalam bahasa Jawa menjadi ‘di tuntun marang

ustad sing uwis nglakoni/ngalami’. Perbaikan salah satu tuturan dalam

iklan Permata Ummat di atas dipaparkan di bawah ini.

(1a) “Aja kuatir. Saka murah tekan VIP aman. Manasike teori karo

praktek, seka jogja tekan tanah suci di tuntun marang ustad sing

uwis nglakoni/ngalami kayata ustad haji Ulin Nuha alumnus

Universitas Islam Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus

Universitas Sunan Kalijaga Jogja lan liya-liyane. Insya Allah pasti

berangkat”.

Terjemahan:

Page 124: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

109

‘Jangan kawatir dari murah sampai VIP aman. Manasiknya teori

dengan praktek, dari Jogja sampai tanah suci di bimbing oleh ustad yang

sudah berpengalamn seperti ustad haji Ulin Nuha alumnus Universitas

Islam Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus Universitas Khaira

Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus Universitas Sunan Kalijaga

Jogja dan lain-lainnya. Insya Allah pasti berangkat’

Page 125: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

110

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data tentang alih kode dan campur kode

dalam tuturan iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang,

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Alih kode dalam tuturan iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten

Magelang ditemukan 5 peristiwa alih kode antarbahasa. Peristiwa alih

kode terjadi karena penutur menggunakan dua bahasa dalam tuturannya,

misal bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

2. Campur kode dalam tuturan iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM

Kabupaten Magelang ditemukan 41 peristiwa campur kode. a) Peristiwa

campur kode yang berwujud kata ditemukan 28 buah indikator. b)

Peristiwa campur kode yang berwujud frasa 4 buah indikator. c)

Peristiwa campur kode yang berwujud pengulangan kata 2 buah

indikator. d) Peristiwa campur kode yang berwujud baster 6 buah

indikator. e) Peristiwa campur kode yang berwujud klausa 1 buah

indikator. Peristiwa campur kode terjadi karena menggunakan

pencampuran antar dua bahasa seperti bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Inggris, bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa, bahasa Jawa ke dalam

bahasa Indonesia dan iklan yang disiarkan tersebut supaya menarik

pendengar.

110

Page 126: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

111

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini dipaparkan di

bawah ini.

1. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan bahasa

Jawa yang baik dan benar. Salah satu caranya dengan mendengarkan

iklan radio.

2. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini memang hanya salah satu

bagian kecil dari proyek penelitian bahasa yang lain, tetapi diharapkan

penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi dalam melakukan

penelitian sejenis, agar penelitian tersebut dapat dikembangkan lebih

lanjut dan lebih baik lagi.

Page 127: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

91

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aslinda dan Leni Syafyahya. 2014. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika

Aditama. Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Echols dan Hassan Shadily. 2002. Kamus Inggris-Indonesia An English-

Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Graedia Pustaka Umum. Hafari, Antika Indra. 2015. “Analisis Campur Kode dan Alih Kode dalam Iklan

Radio CITRA FM Kabupaten Wonosobo pada bulan April tahun 2015”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma

Pustaka. Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya Edisi RevisiVIII. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Masitoh, Siti. 2013. “Campur Kode Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jawa pada

Siaran Radio Jampi Sayah di radio POP FM Gombong”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Moleong, J. Lexy. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Mulyana. 2005. Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

112

Page 128: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta. Sumarsono. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sunarjo. 1995. Himpunan Istilah Komunikasi. Yogyakarta: Liberty. Suwandi, Sarwiji. 2010. Serba Linguistik Mengupas Berbagai Praktik Berbahasa.

Surakarta: UNS Press. Suwito. 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Surakarta: Hinary Offset. Tim Balai Bahasa Yogyakarta. 2011. Edisi Kedua Kamus Basa Jawa (Bausastra

Jawa). Yogyakarta: Kanisius. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2013. Sosiolinguistik Kajian

Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

113

Page 129: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

LAMPIRAN

Page 130: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Transliterasi iklan radio.

Data 1 Iklan Abadi Mart dan Fashion

Penutur I : “Wahh, nek ngene iki ya kangelan, blanja sembako kok juk arep

muter-muter golek baju. Heemm. Marai kesel, wegah aku mas!”

Penutur II : “Sing ngakon muter-muter ki ya sapa lho! Lha wong jujuk sakenggon

wae wis komplit kok”.

Penutur I : “Arep jujuk toko nangdi to mas”.

Penutur II : “Wis langsung wae nang Abadi mart and Fashion. Ning kana wis

komplit-plit pokokmen arep blanja sembako apa arep mipik klambi

ana!”

Penutur I : “Nek adoh aku tetep emoh lho mas!”

Penutur II : “nha lak ming iyik wong iki Lha wong nang Growong rt 3 rw 14

Pucungrejo, Muntilan”.

Data 2 Iklan Biotogrow

Penutur I : “Kang Saleh wit’e lombok kok lemu-lemu banget to”.

Penutur II : “Haiya to”.

Penutur I : “Halah jiaannn. Lomboke ki lho gedhi-gedhi sak keris-keris,

dampyak-dampyak akeh tenan. Hanek iki malah jenenge panen

tenan”.

Penutur II : “Aku dewe ya ora ngira’e Jo. Tenan kuwi ming tak jajal nganggo iki

lho biotogrow”.

Penutur I : “Biotogrow?”

Penutur II : “Heem, biotogrow ki pupuk cair hayati sing isa nyuburke tanaman

tanah lan minangka obat tanaman Jo. Uga Ramah lingkungan,

regane murah, berhadiah. Piye cocok ra?”

Penutur I : “Wee, nek iki mana mathuk tenan Kang”.

Penutur II : “Ya wis jelas mathuk kok ya”.

Penutur I : “Kanca-kanca sing hasil pertanian ra mirakna, ra cucuk dikumpulke

wae ben dijelaske karo sing kawagan ben do sukses”

Page 131: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Data 3 Iklan Cukai Tembakau

Penutur I : “Wahh Kang kok sajake nikmat banget. Rokok apa ta kuwi?”

Penutur II : “Iki rokok cap randu Kang”.

Penutur I : “Lha nek sing kuwi?”

Penutur II : “Cap Ratu”.

Penutur I : “Weelha anyar iki”.

Penutur II : “Sing penting lak kemutuk to Kang kaya sepur”.

Penutur I : “Wahh, ya iki sek jenenge cilaka pitulas”.

Penutur II : “Maksude?”

Penutur I : “Ngene Kang rokok kuwi aja asal. Ananging di delok bercukai asli

apa ora? Pira kandungan tar, nikotin aja asal kemelun wae to

Kang”.

Penutur II : “Halah ra usah rewel nek kepengin jikuk wae”.

Penutur I : “Ora ngana Kang, sapa wonge sing sengaja nawakake, ngedol utawa

nyediake kanggo didol barang kena cukai sing ora dikemas kanggo

penjual eceran utawa ora dilekati pita cukai bakal dikenai ancaman

pidana penjara utawa denda Kang”.

Penutur II : “Waduh cilaka 17 tenan ki”.

Penutur I : “Makane Kang awak dewe kudu ngati-ati, aja asal sebagai warga

Negara yang baik. Awak dewe kudu taat karo peraturan Kang”.

Data 4 Iklan Herbal Rml

Penutur I : “Pak”.

Penutur II : “Napa?”

Penutur I : “Saiki ki wong lara penyakite werna-werna ta ya. Nganti le ragat we

entek akeh ra mari-mari. Haiya bangkrut”.

Penutur II : “Haiya pancen to kuwi. Lha wong pada njaga kesehatan nganggo

herbal wi ya do wegah kok ya mbasan padha lara sambat le biayane

ra kuwat”.

Penutur I : “Bener kuwi Pak. Nek ngana kanca-kanca ben awake pada sehat kon

ngunjuk herbal mau warnane apa wae ta”.

Penutur II : “Ya werna-werna dea rice, bio activa, bio seven, moringa, soman,

gula semut organik, black tea”.

Page 132: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Data 5 Iklan Bu Nur Azimah

Penutur I : “Alhamdulilah, putuku wis teka. Rene le mlebu rene”.

Penutur II : “Nggih mbah. Kulanuwun mbah”.

Penutur I : “Simbah ki bangga karo kowe le, awakmu ki lho gagah tur dhuwur”.

Penutur II : “Nggih ta mbah. Wong niki nggih terapi tinggi badan ting gen’e Bu

Nur Azimah’e”.

Penutur I : “Ngendi kuwi le. Isa nambani penyakite simbah pora?”

Penutur II : “Eee, lha nggih mesti saged ta mbah. Alamate niku ting jalan gunung

pring, Wanasari, Muntilan ngertos to?”

Data 6 Iklan Promo Minggu Ceria

Penutur I : “Yuda, Cici jangan lupa besok minggu disiapkan bekalnya untuk

piknik”.

Penutur II : “Wong kula mboten nderek piknik kok”.

Penutur I : “Tenane Yuda ra melu? Ya wis tak karo Cici wae Pak’e”.

Penutur III : “Wong kula mboten nderek kok Pak”.

Penutur I : “ko padha dengaren to?”

Penutur III : “Kula ki sakniki nek Minggu isuk pingin mirengke radio Merapi

Indah Pak”.

Penutur I : “Lha emange ana apa Minggu isuk?”

Penutur III : “Program baru Merapi Indah tiap Minggu jam 8 pagi acarane Minggu

ceria”.

Penutur I : “Wiii, lha kok padha pinter-pinter, terus lagu-lagune piye kuwi?”

Penutur II : “Lagu-lagune special anak-anak Pak. Apik-apik pokoke”.

Penutur III : “Rugi nek mboten mirengke. Jangan lupa ya Minggu pagi jam 8 di

Merapi Indah 104,9”.

Penutur II : “Acarane Minggu Ceria”.

Penutur I : “Malahane Pak’e ra kelong duwite”.

Page 133: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Data 7 Iklan Puder 38

Penutur I : “Aduhh cekot-cekot sirahku”.

Penutur II : “Lho-lho ning ngapa cah wit gedhang kok disruduk lha ya tambah

pusing to”.

Penutur I : “Iki lha sirahku wes tak kei werno-werno obat kok ya iseh lara to

aduh”.

Penutur II : “Wis-wis ora usah bingung nek sirahe cekot-cekot diombeni puder

tiga delapan ben gek waras”.

Data 8 Iklan Reuni SMP N

Penutur I : “gus agus reuni SMP N blabak tujuh puluh empat ki sidane kapan?”

Penutur II : “em, kowe ki di kandani bola bali ya mung lali kok dina minggu 10

juli badha limang dina jam 9 isuk sing ning Jakarta, Surabaya, luar

jawa barang arep pada teka lha iki pa maneh kok mung magelang”

Penutur I : “haiya kudu teka kuwi wis patang puluh loro tahun ora ketemu konca

konca e.lha terus bayare”

Penutur II : “halah sek penting ki le teka ketemu ro konca konca, iya to perkara

arep ngisi kas silahkan ora ya ora popo. Lha ya to.”

Data 9 Iklan microbac Bu Titik Susilo Ningsih

Penutur : “ assalamualaikum Wr.Wb nami kula Titik Susilo Ningsih umur kula

`sekawan pitu tahun alamat kula mbedangan kolo madu, kula

ngadahi keluhan wonten ing payudara sampun matahun-tahun kula

raosaken. Raosipun kemmranyas lajeng medal kados nanah menika

lewat putingipun. Sak umpami kula resiki setiap hari niku malah

tambah katah ambetipun mboten eco pecing lajeng kula

tumbasaken jamu herbal microbac kula konsumsi niku sehari tiga

kali pisan tigang tetes. Enjang siang sontendiparingi toya

pethak,saksampunipun kula konsumsi menika dereng wonten

setunggal botol raosipun sampun kepenak. Microbac pancen ajaib.

Page 134: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Data 10 Iklan SMP M Plus

Penutur I : “Pak Salim kok malah ndelek-ndelek ki ngapa ta? Sampean ki kok

sajake”.

Penutur II : “Kae lho anake ki lak bar lulus SD, karepku ki lak ya ben sempurna

sisan. Enake daftar ngendi ngana lho?”

Penutur I : “Owalah nang M Plus wae, percaya to prestasi karo agamane ya wis

jelas kecekel wi. Wong tuwa ora kakean pikiran, le kerja ya tenang

ya to. Malah sek biyen sekolah nang M Plus iki merga mentale juara

saiki wis padha ketampa ning Universitas sek top-top lho, tenan

kuwi”.

Penutur II : “Ow ya bener kuwi M Plus. Ya wis ben daftar kana wae. Ya Lek ya”.

Penutur III : “Eh Pak-pak ternyata sing do sekolah nang M Plus ki bocah’e pinter-

pinter karo dadi juara ki Pak tenan”.

Penutur II : “Mula kuwi ora rugi nyekolahke kowe nang M Plus”.

Penutur III : “Malah bocahe tegik-tegik ro cakep-cakep’e kaya aku”.

Data 11 Iklan Toko Besi Fahri Group

Penutur I : “Wahh, sing nganten anyar sibuk iki?”

Penutur II : “Haiya Kang, iki ukur-ukur arek mbojo ra sabar selak kon gaweke

omah”.

Penutur I : “Ow, lha padha karo mbok bojoku”.

Penutur II : “Jenengan njur piye Kang? Lha wong rung siap kabeh”.

Penutur I : “Hah gampang soal kuwi. Kabeh kebutuhan arep gawe omah wis ana

nang toko besi Fahri group. Alamate dukuh Ngadipuro dukuh kuwi”.

Penutur II : “Ow toko besi Fahri group”.

Penutur I : “Lha iya. Mebel Jepara nang kana ya adol. Meja, kursi, lemari, bifet

wah komplit pokoke. Rasah samar, kabeh nang kana regane murah.

Cocok iki seka arep gawe omah tekan isine ana”.

Data 12 Iklan Promo Basiyo

Penutur I : “Lha awakmu ki yen ijeh gegandengan kanca karo kowe wong ayu”.

Penutur II : “Inggih”.

Penutur I : “Kuwi kaya meteng-metengi jagad”.

Page 135: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Penutur II : “Lho?”

Penutur I : “Kaya jagad iki senyum. Ning aja ngguya-ngguyu aku weruh untumu

rengket kaya kana kuwi. Kuwi nek mangan mesti okehe. Piye ya?”

Penutur II : “Lha kuwi jenengan badhe menapa?”

Data 13 Iklan Aki Musthang

Penutur I : “Ahh jann kok mati toh. Wah rasida mangkat ki dek”.

Penutur II : “Ora isa makgreng po mas?”

Penutur I : “Halah nek greng lak ya urusan jamu to dek-dek. Kuwi sesok. Nek

saiki ki lho mobile ra kena distater angel tenan lho”.

Penutur II : “Wahh akine entek setrume mas. Setrumke sisan wae, ning nang gon

sing professional sisan”.

Penutur I : “Ow..sek-sek. Aku ngerti dek. Gon toko aki musthang. Oh malah isa

konsultasi barang. Nek seka lor ki kae lho sadurunge pertigaan tape

Kalimat persuasif :

“haha…anda mengalami masalah aki mobil/sepeda motor. Serahkan saja pada

ahlinya di toko Aki Musthang sekaligus melayani penjualan dan tukar tambah

aneka merk Aki berkualitas dan bergaransi. Hubungi toko Aki Musthang

sebelum peremapatan tape ketan Muntilan dari arah utara kanan jalan lihat papan

nama. Toko Aki Musthang jujur rega sedulur”.

Penutur I : “Ahaa…dek ki lha mobile wis muni. Ayo mangkat saiki”.

Penutur II : “Oke mas. Siap. Lha jamune sek marai mak greng wis tuku nang kana

sisan?”

Penutur I : “Uwis beres”.

Penutur II : “Asiikkk!”

Data 14 Iklan Bengkel Pak Muji

Penutur I : “Budi, mriki le ibu direwangi”.

Penutur II : “Jenengku ki saiki hudu Budi ning Aril”.

Penutur I : “Ahh embuh!”

Penutur II : “Salahe ket mau kok ming bengak bengok. Ada apa ta bu? Ganggu

Le dolanan wae emoh lho bu aku nek kon adus!”

Page 136: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Penutur I : “Ibu ki lagi ngolekii pacul je le. Arep kongkonan tukang tak kon

ngeduk sumur”.

Penutur II : “Lak ya biasane kongkonan Pak Muji ta bu? Ngana kok repot”.

Penutur I : “Wahh, toko dan bengkel Pak Muji dina Minggu tetep bukak ya le?”

Penutur II : “Karna separuh aku”.

Penutur I : “Malah nyanyi, ayo iki direwangi ngangkat!”

Penutur II : “Preeettt!”

Penutur I : “Eeee, apa kuwi?”

Penutur II : “Sory mbak bro mbablas”.

Data 15 Iklan Toko Emas Pak Tani

Penutur I : “Ayo ta Jeng”.

Penutur II : “Nangdi to Yu?”

Penutur I : “Melu aku Jeng sapa ngerti sesok oleh hadiah mobil”.

Penutur II : “Weh mobil”.

Penutur I : “Wis to teka melu aku Yu ning Toko Mas Pak Tani”.

Penutur II : “Lha critane ki piye to Yu, mobil kok ning toko emas”.

Penutur I : “Lha iki mumpung lagi gebyar ulang tahun toko emas Pak Tani ke-50.

Setiap pembelian emas dua gram dan emas muda empat gram dapat

kupon undian berhadiah”.

Penutur II : “Wah, hadiahe apa wae kuwi?”

Penutur I : “satu unit mobil daihatsu Ayla, dua unit motor matic, TV, kulkas lan

isih akeh maneh hadiah liyane”.

Penutur II : “Cocok, ya langsung mangkat ning toko Pak Tani sing ana ning Jalan

Mataram 1C Pasar Rejowinangun Magelang kae to?”

Penutur I : “Yes, betul duwit sing mbok simpen ngisor kasur kae gawa kabeh ngo

tuku emas”.

Penutur II : “Oke Yu”.

Data 16 Iklan JNE

Penutur I : “Selamat Pagi, dari brand office Singapura ada di line 3”

Penutur II : “Ow ya. Oke terima kasih, hallo”.

Page 137: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Penutur I : “Selamat Pagi Pak Andri. Ingin konfirmasi, pemasaran produk kita di

Singapur dan Cina laris manis Pak dan mereka saat ini memesan lagi

sebanyak tiga ribu paket Pak”.

Penutur II : “Wah, Oke bu Silvi. Segera saya atur pengirimannya”.

Penutur I : “Dalam minggu ini sudah sampai disana. Supaya tidak terjadi

kekosongan stock”.

Penutur II : “Tenang bu, dalam beberapa hari produk kita sudah sampai disana.

Saya selalu percaya pengiriman barang dengan JNE”.

Data 17 Iklan PTA

Penutur I : “Bu, ibu ki ngapain ta mondar-mandir kaya setrikaan gitu”.

Penutur II : “Bapak iki lho bisanya kok mung maido.ibu lagi bingung mikirke

ambeyene sito le”.

Penutur I : “Lha ngapain bingung, tambake wae di pengobatan PTA sudah

banyak yang membuktikan, mulai ambeyen, kanker payudara

pokokmen kabeh penyakit”.

Penutur II : “Alamate mana Pak?”

Penutur I : “Jl Raya Jogja Magelang km.20 dusun Jangkidul, depan Palek Salam

ada papan namanya kok”.

Data 18 Iklan Permata Ummat

Penutur I : “Pakdhe jan le mang tindak umroh wingi daftarke lewat pundi to?”

Penutur II : “Lewat PT Permata Ummat tour and travel. Wahh, terbukti

memuaskan pelayanane tenan lho. Gek wis duwe ijin resmi

kementrian agama RI PPIU nomer 146”.

Penutur I : “Lha terus biayane pripun?”

Penutur II : “Aja kuatir. Saka murah tekan VIP aman. Manasike teori karo

praktek, seka jogja tekan tanah suci di bimbing oleh ustad yang

sudah berpengalaman kayata ustad haji Ulin Nuha alumnus

Universitas Islam Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus

Universitas Khaira Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus

Universitas Sunan Kalijaga Jogja lan liya-liyane. Insya Allah pasti

berangkat”.

Page 138: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Penutur I : “Wahh, terus alamate pundi Pakdhe”.

Penutur II : “Jl Parangtritis km. lima tujuh Pendes, Panggungharjo Sewon, Bantul

Jogjakarta. Telp.0274380389, 08122705524”.

Penutur III : “Bener kuwi lek karya atau bisa juga hubungi H. Ahwan, Jl Saelendra

raya no. 1 jayen Borobudur”.

Data alih kode 19 Iklan TB Afrika Selatan

Penutur I : “Prit-prit terus-terus hoop siip”.

Penutur II : “Mangga Mas”.

Penutur I : “Nggih mangga-mangga. Ow jenengan ta, mau kemana?”

Penutur II : “Biasa Mas mau cari cat dan keramik di Toko Besi Afrika Selatan”.

Penutur I : “Waha, tuman nek iki”.

Penutur II : “Iya jhe mas, barangnya itu lho komplit tur harganya itu kacek tenan”.

Penutur I : “Makanya kalau cari keramik dan bahan bangunan tetep di Toko Besi

Afrika Selatan to”.

Penutur II : “Mangga mas kula dhisik nggih”.

Penutur I : “Owalah nggih mangga-mangga, sampun?”

Penutur II : “Sampun sing penting tetep hoop-hoop siip”.

Penutur I : “Kuwi wekku”.

Data 20 Iklan Diapet

Penutur I : “Widih keren banget lagu terbarunya ini. Gimana menurut kamu

bro?”

Penutur II : “Kalau menurut aku sih. e e Sik-sik sory-sory nek menurut aku bro.

aduh duh sek-sek”.

Penutur I : “Sampean kenapa to?”

Penutur II : “Waduh bocor bro diare”.

Penutur I : “Makanya kalau diare atasi dengan diapet bro. diapet dibuat dari daun

jambu biji dan kunyit bahan alami yang dipercaya membantu

frekuensi buang air besar. Pake diapet diare jadi mampet”.

Data 21 Iklan JNE

Penutur I : “Ndik-ndik dokumen buat Renda dikirim sekarang ya biar besok

sampai”.

Page 139: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...

Penutur II : “Yes”.

Penutur III : “Ndik, aku juga minta tolong dong brosur ini dikirim ke Surabaya ya

soalnya buat besok pembukaan pameran”.

Penutur II : “Yes”.

Penutur III : “Ndik sekalian nih kirimin penawaran produksi event tapi harus

sampai juga ya?”

Penutur II : “Yes”.

Penutur I : “Apaan sih dari tadi yes yes yes melulu”.

Penutur III : “Tau ni serius dong harus sampai besok semua ni!”

Penutur II : “Tenang aja mas, mbak. Maksud Andi itu pakai servis yes dari JNE

kirim hari ini dijamin besok sampai”.

Data 22 Iklan Bank Kembang Parama

Penutur I : “Iki wes tak siapke kabeh Pak. Klambi sing apik, gelang, kalung,

cincin, kabeh gedhe-gedhe Pak. Ning iki ora emas, ning imitasi”.

Penutur II : “Entrane ki arep acara apa to bu ne?”

Penutur I : “Lha sida ora le arep njileh duit. Penampilan penting ta Pak ben duite

ndang cair”.

Penutur II : “Owalah, ting krembyah ko ngene iki ra penting bu ne. Wis ya saiki

mangkat wae ning Bank Kembang Parama”.

Penutur I : “Lha njur iki piye?”

Penutur II : “Kuwi dienggo sesok nek ibu arep kondangan wae. Ngerti ra?”

Penutur I : “Ahh, nek bapak kok njur ngana”.

Penutur II : “Huss, isin ah wong krembyah-krembyah”.

Penutur I : “Apa ta Pak istimewane Bank Kembang Parama?”

Penutur II : “Eee.. lha ning kana ki pelayanane apik bu ne, luwih cepet,

memuaskan, nyaman, petugase ramah-ramah tur bu ne gedunge

anyar, megah, modern kuwi. Lha ning Jalan Pemuda no. dua belas

Pucungreja, Muntilan”.

Page 140: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...
Page 141: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...
Page 142: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...
Page 143: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...
Page 144: ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...