Analisis - Ahmad Fauzi Nugroho

2
Gambar 1. Realisasi APBN 2015 Gambar 2. Postur APBN 2015 Analisis realisasi pengeluaran Pemerintah Tahun Anggaran 2014 dengan Pengeluaran Pemerintah pada APBN 2015 Setelah melihat dan mempelajari kedua tabel diatas, diketahui bahwa realisasi Belanja Negara tahun 2014 hanya terealisasi sebesar 94,2% dari APBN 2014. Yaitu sebesar 1.767,3 triliun rupiah. Sedangkan pada postur APBN Belanja Negara diketahui sebesar 2.039,5 atau meningkat sebesar 15,4% dari realisasi Belanja Negara tahun 2014. Dari belanja Pemerintah Pusat sendiri, peningkatan anggaran belanja terjadi pada hampir seluruh fungsi pada negara, baik itu fungsi pelayanan umum, pertahanan, keamanan, ketertiban, pendidikan, lingkungan hidup, dan kesehatan. Salah satu diantaranya yaitu karena adanya pembangunan insfrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Contohnya pembangunan jalan baru, pembangungan bandar udara baru, dan pembangunan rusunawa bagi masyarakat tidak mampu. Sedangkan dari segi pertahanan dan keamanan yaitu dalam rangka memenuhi perbandingan / rasio polisi dan masyarakat menjadi 1 : 582, serta modernisasi sistem persenjataan. Salah satu hal yang menarik adalah subsidi. Meskipun secara kasat mata terlihat bahwa besarnya subsidi meningkat, tetapi sebenarnya presentase subsidi terhadap belanja negara menurun. Walaupun penurunannya tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan karena pemerintah ingin meningkatkan efisiensi anggaran subsidi, dan mengurangi konsumsi BBM baik itu di kalangan masyarakat atau juga konsumsi BBM untuk keperluan negara, contohnya konsumsi BBM untuk pembangkit tenaga listrik, selain itu juga penurunan subsidi merupakan salah satu upaya untuk mengkonversi BBM ke BBG. Subsidi. Tetapi itu hanyalah tujuan semu dari penurunan subsidi BBM. Yang ingin saya kritisi disini, APBN terus meningkat tiap tahunnya, PDB juga meningkat dengan pesat, perekonomian tumbuh tiap tahunnya, pendapatan perkapita juga naik. Tapi semua hal tersebut tidak

description

analisis belanja negara 2014 - 2015

Transcript of Analisis - Ahmad Fauzi Nugroho

Page 1: Analisis - Ahmad Fauzi Nugroho

Gambar 1. Realisasi APBN 2015 Gambar 2. Postur APBN 2015Analisis realisasi pengeluaran Pemerintah Tahun Anggaran 2014 dengan Pengeluaran Pemerintah pada APBN 2015

Setelah melihat dan mempelajari kedua tabel diatas, diketahui bahwa realisasi Belanja Negara tahun 2014 hanya terealisasi sebesar 94,2% dari APBN 2014. Yaitu sebesar 1.767,3 triliun rupiah. Sedangkan pada postur APBN Belanja Negara diketahui sebesar 2.039,5 atau meningkat sebesar 15,4% dari realisasi Belanja Negara tahun 2014. Dari belanja Pemerintah Pusat sendiri, peningkatan anggaran belanja terjadi pada hampir seluruh fungsi pada negara, baik itu fungsi pelayanan umum, pertahanan, keamanan, ketertiban, pendidikan, lingkungan hidup, dan kesehatan. Salah satu diantaranya yaitu karena adanya pembangunan insfrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Contohnya pembangunan jalan baru, pembangungan bandar udara baru, dan pembangunan rusunawa bagi masyarakat tidak mampu. Sedangkan dari segi pertahanan dan keamanan yaitu dalam rangka memenuhi perbandingan / rasio polisi dan masyarakat menjadi 1 : 582, serta modernisasi sistem persenjataan. Salah satu hal yang menarik adalah subsidi. Meskipun secara kasat mata terlihat bahwa besarnya subsidi meningkat, tetapi sebenarnya presentase subsidi terhadap belanja negara menurun. Walaupun penurunannya tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan karena pemerintah ingin meningkatkan efisiensi anggaran subsidi, dan mengurangi konsumsi BBM baik itu di kalangan masyarakat atau juga konsumsi BBM untuk keperluan negara, contohnya konsumsi BBM untuk pembangkit tenaga listrik, selain itu juga penurunan subsidi merupakan salah satu upaya untuk mengkonversi BBM ke BBG. Subsidi. Tetapi itu hanyalah tujuan semu dari penurunan subsidi BBM. Yang ingin saya kritisi disini, APBN terus meningkat tiap tahunnya, PDB juga meningkat dengan pesat, perekonomian tumbuh tiap tahunnya, pendapatan perkapita juga naik. Tapi semua hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kesejahtereaan rakyat yang signifikan, jumlah rakyat yang miskin juga nyaris tidak berkurang. APBN sebagian besar penerimaannya berasal dari pajak yang sebagian besar juga dibayar oleh rakyat. Tetapi masih belum memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini disebabkan karena defisit yang terjadi ditutup dengan bertumpu pada utang, terutama utang luar negeri. Utang luar negeri sebenarnya merupakan skenario penjajahan modern, utang luar negeri dijadikan alat untuk mendekte kebijakan. Terutama kebijakan ekonomi. Selain itu, bunga utang juga akan terus menggunung. Belanja negara selama ini menurut saya masih teralu boros dan tidak efektif. Alasannya, karena sebagian besar belanja digunakan untuk birokrasi dan pemerintah sendiri. Jika dilihat dari tabel diatas, hampir 70% belanja negara digunakan untuk pemerintah pusat. Dan sebagian belanja pemerintah pusat tersebut digunakan untuk belanja pegawai. Belanja modal sendiri hanya sebesar 7%. Jika terus seperti ini, tidak akan terjadi pertumbuhan ekonomi. Dikaitkan dengan masalah utang tadi, SiLPA tahun 2014 mencapai 80 triliun, mengindikasikan banyak anggaran yang masih tidak terserap, tapi kita terus menambah utang baru. Yang terakhir, jika kesejahteraan masyarakat masih sangat kecil, sedangkan subsidi BBM terus dikurangi, maka hal itu akan lebih membebani masyarakat miskin.

Page 2: Analisis - Ahmad Fauzi Nugroho

Karena jika BBM naik, tarif listrik juga akan ikut naik. Harga barang pokok juga naik. Tetapi kenaikan pendapatan masyarakat tidak sebanding dengan kenaikan belanja masyarakat.

Sumber : Nota Keuangan APBN 2015

Laporan realisasi APBN Tahun Anggaran 2014

Budger in Brief APBN 2015