Analisa Well Logging Untuk Penentuan Lingkungan Pengendapan
-
Upload
faishal-ahmad-darmawan -
Category
Documents
-
view
156 -
download
2
description
Transcript of Analisa Well Logging Untuk Penentuan Lingkungan Pengendapan
ANALISA WELL LOGGING UNTUK PENENTUAN LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Melakukan interpretasi data wireline log secara kualitatif.
Mengevaluasi parameter-parameter dalam analisis kualitatif data wireline log yang meliputi zona
batuan reservoir, jenislitologi, serta jenis cairan pengisi formasi.
Menentukan jenis-jenis dan urutan litologi denganmenggunakan data wireline log .
Menentukan ada atau tidaknya kandungan hidrokarbon padasuatu formasi menggunakan data
wireline log.
Menentukan lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbonberdasarkan data
wireline log.
1.2 Tujuan
Mengetahui informasi-informasi seperti litologi, porositas,resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon
berdasarkan data wireline log
Mengetahui keterdapatan hidrokarbon dalam suatu lapisandengan menggunakan data wireline log .
Mengetahui lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbonberdasarkan interpretasi datawireline log.
DASAR TEORI
2.1 Well Logging
Well logging
merupakan suatu teknik untuk mendapatkan databawah permukaan dengan menggunakan alat ukur yang
dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi ciri-ciri batuandi bawah
permukaan (Schlumberger, 1958).Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan informasilitologi,
pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhanhidrokarbon. Sedangkan tujuan utama dari
penggunaan log ini adalahuntuk menentukan zona, dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi
dalam suatu reservoir. Pelaksanaan wireline logging merupakan kegiatan yang dilakukandari
memasukkan alat yang disebut sonde ke dalam lubang pemboransampai ke dasar lubang. Pencacatan
dilakukan dengan menarik sondetersebut dari dasar lubang sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan
kecepatan yang tetap dan menerus. Kegiatan ini dilakukan segera setelah pekerjaan pengeboran selesai
( lihat Gambar 1.1). Hasil pengukuran atau pencatatan tersebut disajikan dalam kurva log vertikal yang
sebandingdengan kedalamannya dengan menggunakan skala tertentu sesuai keperluan
pemakainya.Tampilan data hasil metode tersebut adalah dalam bentuk log yaitu grafik kedalaman dari
satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah
sumur (Harsono,1997). Dari hasil kurva-kurva yang menunjukkan parameter tersebut
dapatdiinterpretasikan jenis-jenis dan urutan-urutan litologi serta ada tidaknyaKomposisi hidrokarbon pada
suatu formasi di daerah penelitian. Dengan kata lain metode well logging merupakan suatu metode yang
dapatmemberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kualitatif dan kuantitatif adanya
Komposisi hidrokarbon.
Dalam pelaksanaan well logging truk logging diatur segaris dengankepala sumur, kabel logging
dimasukkan melalui dua buah roda-katrol.Roda katrol atas diikat pada sebuah alat pengukur tegangan
kabel. Didalam kabin logging atau truk logging terdapat alat penunjuk beban yang menunjukkan tegangan
kabel atau berat total alat. Roda katrol bawah diikat pada struktur menara bor dekat dengan mulut sumur.
Setelah alat-alat logging disambungkan menjadi satu diadakan serangkaian pemeriksaan ulang dan
kalibrasi sekali lagi dilakukan supaya yakin bahwa alat berfungsi dengan baik dan tidakterpengaruh oleh
suhu tinggi atau lumpur. Alat logging kemudian ditarikdengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses
perekaman data. Untukmengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali diadakan beberapa kali
perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda (Harsono,1997). Sistem pengiriman data di lapangan
dapat menggunakan jasasatelit atau telepon, sehingga data log dari lapangan dapat langsungdikirim ke
pusat komputer untuk diolah lebih lanjut perbedaan elektrokimia antara air di dalam formasi dan lumpur
pemboran,akibat adanya perbedaan salinitas antara lumpur dan Komposisi dalambatuan maka akan
menimbulkan defleksi positif atau atau negatif darikurva ini (Bassiouni,
1994).Gambar 1.2 Metode log SP (modified from Bassiouni, 1994).Potensial ini diukur dalam milivolts
(mV) dalam skala yang relatif yang disebabkan nilai mutlaknya (absolute value) bergantung pada sifat-
sifat dari lumpur pemboran. Dibagian yang shaly , defleksi SP maksimum ke arah kanan yang dapat
menentukan suatu garis dasar shale. Defleksidari bentuk log shale baseline menunjukan zona batuan
permeabel yangmengandung fluida dengan salinitas yang berbeda dari lumpur pemboran(Russell,
1951).Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeabel, namun tidakdapat mengukur harga absolut
dari permeabilitas maupun porositas darisuatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh beberapa
parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan parameter lain. Jadi
pada dasarnya jika salinitas Komposisi dalam lapisanlebih besar dari salinitas lumpur maka kurva SP akan
berkembang negatif dan jika salinitas Komposisi dalam lapisan lebih kecil dari salinitas lumpur maka
kurva SP akan berkembang positif. Dan bilamana salinitas Komposisi dalam lapisan sama dengan
salinitas lumpur maka defleksikurva SP akan merupakan garis lurus sebagaimana pada shale
(Doveton,1986).Kurva log SP tidak mampu secara tepat mengukur ketebalanlapisan karena sifatnya yang
lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih (Shale BaseLine) ke garis permeabel tidak tajam
melainkan halussehingga garis batas antara lapisan tidak mudah ditentukan.Kegunaan Log SP adalah
untuk (Exploration Logging, 1979) :1. Identifikasi lapisan-lapisan permeabel.2. Mencari batas-batas
lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan
tersebut.3. Menentukan nilai resistivitas air-formasi (Rw).4. Memberikan indikasi
kualitatif lapisan serpih.
Gambar 1.3 Pembacaan kurva log SP (Bassiouni, 1994).
Dari berbagai kondisi batuan dan Komposisi yang ada di dalamnya,bentuk-bentuk kurva SP
adalah sebagai berikut :
Pada lapisan shale, kurva SP berbentuk garis lurus. Pada lapisan permeabel mengandung air asin, defleksi
kurvanyaakan berkembang negatif (ke arah kiri dari garis shale). Pada lapisan permeabel mengandung
hidrokarbon, defleksi SPakan berkembang negatif.Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksi
SP akanberkembang positif.
1.2.1.2 Log Resistivitas
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatukemampuan batuan untuk menghambat
jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut (Thomeer, 1948). Resistivitas rendah
apabilabatuan mudah untuk mengalirkan arus listrik dan resistivitas tinggi apabilabatuan sulit untuk
mengalirkan arus listrik. Resistivitas kebalikan darikonduktivitas, satuan dari resisitivitas adalah ohmmeter
(Ÿmeter). Besarnya harga resisitivitas (tinggi atau rendah) suatu batuan tergantungpada sifat karakter dari
batuan tersebut. Nilai resistivitas pada suatu formasi bergantung dari (Chapman, 1976) :
Salinitas air formasi yang dikandungnya.
Jumlah air formasi yang ada.
Struktur geometri pori-pori.Sifat atau karakter batuan diantaranya adalah porositas, salinitasdan jenis
batuan, hal ini dapat dianalisis sebagai berikut:
Pada lapisan permeabel yang mengandung air tawar, hargaresistivitasnya tinggi, karena air tawar
mempunyai salinitas rendahbahkan lebih rendah dari air filtrasi sehingga konduktivitasnya rendah.
Pada lapisan permeabel yang mengandung air asin, harga resistivitasnya rendah karena air asin
mempunyai salinitas yangtinggi sehingga konduktivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung
hidrokarbon resistivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung sisipan shale, harga
resistivitasnyamenunjukkan penurunan yang selaras dengan persentase sisipantersebut.Pada lapisan
kompak harga resistivitas tinggi, karena lapisankompak mempunyai porositas mendekati nol sehingga
celah antar butir yang menjadi media penghantar arus listrik relatif kecil.
Gambar 1.4 Defleksi log resistivitas (Rider, 1996).
Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk kedalam formasi sehingga membentuk 3
zona yang terinvasi, yaitu :
a. Flushed Zone
Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubangbor serta terisi oleh air filtrat
lumpur yang mendesak Komposisisemula (gas, minyak ataupun air tawar). Meskipun
demikianmungkin saja tidak seluruh Komposisi semula terdesak ke dalamzona yang lebih dalam.
b. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona iniditempati oleh campuran dari air filtrat
lumpur dengan Komposisisemula.
c. Uninvaded Zone
Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh
pori-pori batuan terisi olehKomposisi semula.
Gambar 1.5 Zona-Zona Infiltrasi (Asquith 1982 fade Link, 2001).
2.2.2 Log Radioaktif
Log ini menyelidiki intensitas radioaktif mineral yang mengandungradioaktif dalam suatu lapisan batuan
dengan menggunakan suaturadioaktif tertentu.
2.2.2.1 LogG amma Ray
Menurut Bassiouni (1994), log ini digunakan untuk mengukur intensitas radioaktif yang
dipancarkan dari batuan yang didasarkan bahwasetiap batuan memiliki komposisi komponen radioaktif
yang berbeda-beda. Unsur±unsur radioaktif itu adalah Uranium(U),Thorium(Th), danPottasium(K). Log
sinar gamma mengukur intensitas sinar gamma alamiyang dipancarkan oleh formasi. Sinar gamma ini
berasal dari peluruhanunsur-unsur radioaktif yang berada dalam batuan.Batupasir dan batugamping
hampir tidak mengandung unsur-unsur radioaktif. Serpih mempunyai komposisi radioaktif yang tinggi
yaitu rata-rata 6 ppm Uranium, 12 ppm Thorium dan 2% Potassium (Schlumberger,1958). Berdasarkan
hal ini maka log sinar gamma dapat digunakan untukmengetahui komposisi serpih pada suatu
formasi.Pada lapisan permeabel yang bersih (clean), kurva gamma ray menunjukkan intensitas
radioaktif yang sangat rendah, terkecuali jikamempunyai komposisi mineral-mineral tertentu yang bersifat
radioaktif.Sedangkan pada lapisan yang kotor (shally ), kurvagamma ray akan menunjukkan intensitas
radioaktif yang tinggi. Batubara oleh log sinar gamma ditunjukkan dengan nilai yang sangat rendah. Hal
ini disebabkanbatubara berasal dari material organik sehingga tidak mempunyaikomposisi unsur
radioaktif.Log ini umumnya berada disebelah kiri kolom kedalaman dengansatuan API unit ( American
Petroleum Institute). Log sinar gamma terutamadigunakan untuk membedakan antara batuan reservoir
dan non reservoir.Selain itu juga penting didalam pekerjaan korelasi dan evaluasi komposisiserpih di
dalam suatu formasi.
Gambar 1.6 Defleksi log
gamma ray
(Dewan, 1983).
2.2.2.2 Log Densitas (RHOB)
Log ini menunjukkan besarnya densitas dari batuan yang ditembuslubang bor. Dari besaran ini
sangat berguna dalam penentuan besaran porositas. Selain itu juga dapat mendeteksi adanya indikasi
hidrokarbon atau air bersama-sama dengan log neutron.Prinsip dasar dari log densitas ini adalah
menggunakan energiyang berasal dari sinar gamma. Pada saat sinar gamma bertabrakan dengan elektron
dalam batuan akan mengalami pengurangan energi.Energi yang kembali sesudah mengalami benturan
akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dengan sumbernya (makin lemah energiyang kembali
menunjukkan makin banyaknya elektron-elektron dalambatuan, yang berarti makin padat butiran/mineral
penyusun batuanpersatuan volume (Dewan, 1983). Dalam log densitas besarnya nilai kurva dinyatakan
dalam satuan gram/cc.
Menurut Sonnenberg (1991), kegunaan log densitas adalah untuk : Mengukur nilai porositas, Korelasi
antar sumur pemboran, Mengenali komposisi atau indikasi fluida dari formasi.
2.2.2.3 Log Neutron (NPHI)
Menurut Schlumberger (1958), log neutron berguna untuk penentuan besarnya porositas batuan.
Prinsip dasar dari alat ini adalah memancarkan neutron secara terus menerus dan konstan pada
lapisan(keterangan massa neutron netral dan hampir sama dengan massa atomhidrogen). Partikel-partikel
neutron memancar menembus formasi dan bertumbukan dengan material-material dari formasi tersebut.
Akibatnya neutron mengalami sedikit hilang, besar kecilnya energi yang hilangtergantung dari
perbedaan massa neutron dengan massa material pembentuk batuan/formasi (Doveton, 1986). Hilangnya
energi yang paling besar adalah bila neutron bertumbukan dengan suatu atom yang mempunyai massa
yang samaatau hampir sama, seperti halnya atom hidrogen. Peristiwa ini dalam microsecond ditangkap
oleh detektor alat pengukur. Bila konsentrasi hidrogen di dalam formasi besar, maka hampir semua
neutron mengalami penurunan energi serta tidak tertangkap jauh dari sumber radioaktifnya. Sebaliknya
bila konsentrasi hidrogen kecil, partikel-partikel neutron akanmemancar lebih jauh menembus formasi
sebelum tertangkap (Russell,1951). Dengan demikian kecepatan menghitung detektor akan
meningkatsesuai dengan konsentrasi hidrogen yang semakin menurun. Defleksi logneutron dapat dilihat
pada Gambar 1.7.
2.2.3 Interpretasi Log
a) Log Resistivity
(LLD, LLS, MSFL)
-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang besar
-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang kecil
-Air resistivitasnya kecil
-Hidrokarbon resistivitasnya besar
b) Log Porositas (NPHI, RHOB)
-Batuamping (NPHI) : kecil(RHOB) : besar
-Pasir (diantara batugamping dan batulempung)
-Batulempung (NPHI) : besar (RHOB) : kecil
2.2.3 Interpretasi Porositas
Apabila kurva densitas (RHOB) lapisan tersebut berada di sebelahkiri kurva neutron (NPHI) maka
lapisan tersebut menunjukkan komposisifluida.
Air : - Reisitivitas kecil (LLD, LLS, MSFL = kecil)
-NPHI kecil
-RHOB kecil
Hidrokarbon : - Reisitivitas besar (LLD, LLS, MSFL = besar)
-NPHI kecil
-RHOB besar
2.2.4 Log Akustik/Log Soni
Log akustik ini yaitu log sonik dapat juga berfungsi dalampenentuan besarnya harga porositas dari batuan.
Pada log ini terdapat transmitter yang mengirimkan gelombang suara ke dalam formasi yangditerima oleh
penerima yang terdapat dalam log ini. Waktu yangdiperlukan gelombang suara setelah mencapai formasi
untuk kembaliterdeteksi oleh penerima dinamakantransit time. makin lama waktu tempuhnya maka
porositas batuannya tinggi (batuan tidak kompak) dansebaliknya (Norman & Edward,
1990).Tabel 1.1 Kecepatan sonik pada material tertentu (Schlumberger, 1958)
2.2.5 Log Caliper
Log ini merupakan log penunjang keterangan log ini digunakanuntuk mengetahui perubahan
diameter dari lubang bor yang bervariasiakibat adanya berbagai jenis batuan yang ditembus mata bor.
Pada lapisan shale Atau clay yang permeabilitasnya hampir mendekati nol, tidak terjadi kerak lumpur
sehingga terjadi keruntuhan dinding sumur bor (washed out ) sehingga dinding sumur bor mengalami
perbesarandiameter. Sedangkan pada lapisan permeabel terjadi pengecilan lubangsumur bor karena terjadi
endapan lumpur pada dindingnya yang disebutkerak lumpur (mud cake). Pada dinding sumur yang tidak
mengalamiproses penebalan dinding sumur, diameter lubang bor akan tetap. Log ini berguna untuk
mencari ada atau tidaknya lapisan permeabel (Rider
2.3 Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Wireline Log
Ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkunganpengendapan dapat dilihat dari bentuk kurva log
terutama log gamma ray dan spontaneous potential (Walker, 1992). Bentuk tipikal log denganbeberapa
fasies pengendapan yang merupakan indikasi dari bentuk kurva log GR atau SP secara umum dapat
dilihat pada Gambar 1.9. Bentuk kurva log yang tidak spesifik dari setiap lingkungan pengendapan
membuat interpretasi berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi lingkungan
pengendapan yang cukup akurat didapat dari data core. Bentuk kurva log GR ,SP dan resistivitas
memiliki suatu urutanvertikal, yaitu :
1. Cylindrical
Bentuk silinder pada log GR atau SP dapat menunjukkan sedimentebal dan homogen yang
dibatasi oleh pengisian channel atau channel-fills dengan kontak yang tajam. Cylindrical merupakan
bentuk dasar yangmewakili homogenitas dan ideal sifatnya. Bentuk cylindrical diasosiasikandengan
endapan sedimen braided channel, estuarine atau sub-marinechannel fill, anastomosed channel, eolian
dune, tidal sand.
2. Irregular Bentuk ini merupakan dasar untuk mewakili adanya batuan reservoir.Bentuk
irregular diasosiasikan dengan sedimen alluvial plain, floodplain,tidal sands, shelf atau back barriers.
Umumnya mengidentifikasikanlapisan tipis silang siur atau thin interbeded . Unsur endapan tipis
mungkin berupa crevasse splay, overbanks deposits dalam laguna serta turbidit.
3. Bell Shaped
Profil berbentuk bell menunjukkan penghalusan ke arah atas,kemungkinan akibat pengisian channel atau
channel fills. Pengamatanmembuktikan bahwa besar butir pada setiap level cenderung sama,namun
jumlahnya memperlihatkan gradasi menuju berbutir halus denganlempung yang bersifat radioaktif makin
banyak ke atas. Bentuk bell dihasilkan oleh endapan point bars, tidal deposits, transgressive shelf sands,
sub marine channel dan endapan turbidit.
4. Funnel Shaped
Profil berbentuk corong atau funnel menunjukkan pengkasaran kearah atas yang merupakan bentuk
kebalikan dari bentuk bell . Bentuk funnel kemungkinan dihasilkan sistem progradasi seperti sub marine
fanlobes, regressive shallow marine bar, barrier islands atau karbonatterumbu depan yang berprogradasi di
atas mudstone, delta front atau distributary mouth bar , crevasse splay, beach and barrier
beach,strandplain, shoreface, prograding shelf sands dan submarine fan lobes
5. Symmetrical
regresi (Walker 1992). Penghalusan ke atas bentuk bell shape atau bell merupakan indikasi peristiwa
regresi, sedangkan pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili peristiwa transgresi
sedangkankonstan yaitu cilindrical shape mengindikasikan transisi. Penentuan lingkungan pegendapan
pertama kali diarahkan kepada skala yang besar kemudian akan dianalisis ke dalam skala kecil dengan
kombinasi datayang ada yaitu data cutting dan karakter wireline log
.
2.3.1 Contoh Interpretasi Lingkungan Pengendapan Delta Dari DataLog
Delta merupakan suatu endapan progradasi yang tidak teratur yangterbentuk pada lingkungan
subaerial yang secara langsung dikontrol olehsungai (Gambar 1.10). Morfologi delta dan bentuk
penyebaran sedimenpada delta dikontrol oleh tiga proses utama yaitu : influx fluvial, tidal, wave atau
gelombang. Menurut Serra (1990), secara umum lingkungan pengendapandelta dapat dibagi dalam
beberapa subfasies sebagai berikut :
1.Delta Plain
Merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel aktif dan channel yang
ditinggalkan atau abandoned channel. Delta plain cenderung tertutup oleh vegetasi yang rapat. Subfasies
delta plain dibagimenjadi:
a) Upper delta plain
Merupakan bagian dari delta yang terletak diatas area tidal ataulaut. Endapannya secara umum terdiri dari :
Endapan distributary channel yang berpindah Merupakan endapan braided atau meandering ,
tanggulalam atau natural levee, dan endapan point bar. Endapan distributary channel ditandai dengan
adanya bidang erosi padabagian dasar urutan lingkungan dan menunjukkankecenderungan menghalus ke
atas. Struktur sedimen yang dijumpai umumnya adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and
fill, dan lensa-lensa lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus dari channel-nya.
Endapantanggul alam terbentuk dan memisahkan diri dengan interdistributary channel. Sedimen pada
bagian ini berupa pasir halus dan rombakan material organik serta lempung yangterbentuk sebagai hasil
luapan material selama terjadi banjir. Lucustrine delta fill dan endapan interdistributary flood plain.
Lingkungan pengendapan ini mempunyai kecepatan aruspaling kecil, dangkal, tidak berelief, dan proses
akumulasisedimen berjalan lambat. Interdistributary channel danflood plain, endapan yang terbentuk
merupakan endapan yangberukuran lanau sampai lempung yang dominan. Struktur sedimen yang
terbentuk adalah laminasi sejajar dan burrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis, dan
kadanghadir karena adanya pengaruh gelombang.
b)Lower delta plain
Merupakan bagian dari delta yang terletak pada daerah yaituterjadi interaksi antara sungai dan laut yaitu
low tide mark sampai batas pengaruh pasang surut. Endapannya meliputi : Endapan pengisi teluk atau
bay fill deposit Endapannya meliputi interdistributary bay, tanggul alam, crevasse splay, dan rawa.
Endapan pengisi distributary channel yang ditinggalkan.
2 .Sub aquaeous Delta Plain
Merupakan subfasies delta yang berada pada kedalaman air 10-300meter bawah permukaan laut.
Lingkungan ini dapat dibedakan menjadibeberapa bagian:
a) Delta front
Merupakan subfasies delta yang berada pada daerah denganenergi yang tinggi, yaitu sedimen secara
langsung dipengaruhi oleharus pasang surut, arus laut sepanjang pantai, dan aksi gelombang dari
kedalaman 10 meter atau kurang. Endapan dari delta front meliputi: delta front sheet sand, distributary
mouth bar, river mouthtidal range, stream mouth bar, tidal flat serta endapan dekat pantaisepanjang pantai.
Endapan delta front ditunjukkan oleh sikuen mengkasar ke atas atau coarsening upward dalam skala
yang relatif besar yang menunjukkan perubahan lingkungan pengendapan secara vertikal ke atas. Sikuen
ini hasil dariprogradasi delta front yang mungkin diselingi oleh sikuendistributary channel dari sungai
atau tidal pada saat progradasisungai berlangsung. Fasies pengendapan delta front dibagimenjadi
beberapa subfasies dengan karakteristik gradasi lingkungan yang berbeda yaitu :
-Distal bar
Memilki urutan lingkungan pengendapan cenderungmenghalus ke atas. Umumnya tersusun atas pasir
halus denganstruktur sedimen laminasi. Fosil pada lingkungan ini jarang dijumpai.
-Distributary mouth bar
Menurut Walker (1992), distributary mouth bar memilliki kecepatan yang paling tinggi dalam sistem
pengendapan delta.Sedimen umumnya tersusun atas pasir yang diendapkan melaluiproses fluvial dan
merupakan tempat terakumulasinya sedimenyang ditranspor oleh distributary channel dan diantara
mouthbars akan terendapkan sedimen berukuran halus. Pasokan sedimen yang menerus akan
menyebabkan terjadinya pengendapan mouth bars yang menuju ke arah laut. Struktur sedimen yang
terbentuk pada lingkungan ini antara lain:current ripple, cross bedding, dan massive graded bedding.
-Channel
Menurut Walker (1992), channel ditandai adanya bidangerosi pada bagian dasar urutan lingkungan
pengendapannya dan cenderung menghalus ke atas. Sedimen umumnya berukuran pasir . Struktur
sedimen yang terbentuk adalah cross bedding,ripple cross stratification,scour and fill.
-Subaquaeous levees
Merupakan kenampakan lain dari lingkungan pengendapan delta front yang berasosiasi dengan
active channel mouth bar. Lingkungan ini sulit dibedakan dan diidentifikasi dengan lingkungan lainnya
pada endapan delta masa lampau. Menurut Serra (1990), prodelta merupakan subfasies transisi antara
delta front dengan endapan normal marine shelf yang berada di bawah kedalaman efektif erosi
gelombang yang terletakdi luar delta front.Sedimen yang ditemukan pada lingkungan iniadalah sedimen
yang berukuran paling halus. Endapan prodelta didominasi oleh sedimen berukuran lanau dan lempung
dankadang-kadang dijumpai lapisan tipis batupasir. Struktur sedimenyang sering dijumpai adalah masif,
laminasi, dan burrowing structure. Seringkali dijumpai cangkang organisme bentonik yang tersebar luas
dan mengindikasikan tidak adanya pengaruh air tawar atau fluvial.
2.4 Geologi Regional
Secara fisiografis Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekunganTersier berarah barat laut ±
tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di sebelah barat daya, Paparan Sunda di
sebelah timur laut,Tinggian Lampung di sebelah tenggara yang memisahkan cekungantersebut dengan
Cekungan Sunda, serta Pegunungan Dua Belas danPegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yang
memisahkan Cekungan Sumatra Selatan dengan Cekungan Sumatera Tengah.
Posisi Cekungan Sumatera Selatan sebagai cekungan busur belakang (Blake, 1989)
BAB IVPEMBAHASAN
D a t a l o g m e r u p a k a n s a l a h s a t u k r i t e r i a u t a m a s e b a g a i d a s a r dalam
proses pengambilan keputusan geologi pada eksplorasi
migas. Log digunakan untuk melakukan korelasi zona zona p r o s p e k t i f
s u m b e r d a t a u n t u k m e m b u a t p e t a k o n t u r s t r u k t u r d a n i s o p a c h ,
m e n e n t u k a n k a r a k t e r i s t i k f i s i k b a t u a n s e p e r t i l i t o l o g i , porosi tas ,
geometri pori dan permeabil i tas . Data logging digunakan u n t u k
m e n g i d e n t i f i k a s i z o n a - z o n a p r o d u k t i f , m e n e n t u k a n k a n d u n g a n f luida
dalam reservoar serta memperkirakan cadangan hidrocarbon. L o g a d a l a h
g a m b a r a n k e d a l a m a n d a r i s u a t u p e r a n g k a t k u r v a y a n g m e w a k i l i
p a r a m e t e r - p a r a m e t e r y a n g d i u k u r s e c a r a t e r u s m e n e r u s didalam suatu
sumur ( Schlumberger, 1986). Parameter yang biasa d i u k u r a d a l a h s i f a t
k e l i s t r i k a n , t a h a n a n j e n i s b a t u a n , d a y a h a n t a r l i s t r i k , s i f a t
k e r a d i o a k t i f a n , d a n s i f a t m e n e r u s k a n g e l o m b a n g s u a r a Pada log ini
diketahui terdapat data-data wireline pada 4komposite log yang meliputi kurva Gamma Ray Log
(GR), kurva Caliper Log (CALI), kurva Density Log (RHOB), kurva Neutron Log (NPHI), sertakurva
Resistivity Log (LLD, LLS). Berikut pembahasan dari masing ±masing komposite log. Dari data log, kita
dapat menginterpretasikanapakah pada daerah tersebut memiliki kandungan hidrokarbon atau tidak.
Metode yang digunakan yaitu metode interpretasi pintas (quick look). Hal ini berdasarkan pada data-
data yang terdiri dari:
-Kurva Gamma Ray Log (GR)
-Kurva Density Log (RHOB)
-Kurva Neutron Log (NPHI)
- Kurva Resistivity Log (ILM,ILD dan SFLU
Berdasarkan kurva GR, kita melihat bahwa pada kurva GR menunjukkan nilai GR menuju pada
minimum. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum
kemungkinan merupakan lapisan reservoir . Lapisan reservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya
ditunjukkan oleh rendahnya harga kurva gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah.
Dalam identifikasi litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yangpertama ditentukan adalah Shale Base
Line dan Sand Base Line dari kurva log Gamma Ray tersebut. Shale base line yang merupakan garis
lempung ini adalah garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga palingtinggi yang mengisyaratkan
bahwa daerah tersebut perupakan daerah impermeabel, sedangkan sand base line merupakan garis yang
ditarik darititik yang memiliki harga yang paling kecil dalam kurva log gamma rayyang juga
mengisyaratkan bahwa daerah tersebut adalah daerah yangpermeabel. Log Gamma ray yang memiliki
skala 0 sampai 300 inikemudian dianggap mempunyai persentase 100%. Maka selanjutnyabarulah
ditentukan daerah interes yang menjadi kandidat batuanpermeabel dimana kandidat ini adalah zona yang
terletak diantara 50%-80% (sering juga disebut cut off ). Daerah yang terletak pada zona inilahyang
dianggap sebagai zona clean sand . Selain itu, dari kurva ini juga dapat ditentukan batas-batas
perlapisandengan mengambil patokan adanya perubahan pola kurva (defleksi kurva)merupakan tanda
bahwa terdapat perubahan litologi. Namun yang perlu diingat kurva Gamma Ray ini tidak mengisyaratkan
besar butir tetapihanya memberikan informasi tentang distribusi butir dan kandungan lempungnya
4.1 Interpretasi Masing ± masing Komposit Log
D a r i h a s i l i n t e r p r e t a s i d a t a W i r e l i n e L o g , d a p a t d i s i m p u l k a n
bahwa pada formasi ini didominasi oleh lapisan batupasir , b a t u l e m p u n g ,
d a n j u g a b a t u g a m p i n g , b a t u a n b e k u s e b a g a i basement. Interpretasi dari
masing ± masing komposite sebagaiberikut :
1. Limestone
Litologi ini terdapat pada komposit log PT-3 dengan kedalaman4570 ± 4580 m maka
ketebalannya sekitar 10 m, pada data log WPT- 6kedalaman 4400- 4440, jadi litologi tersebut
mempunyai ketebalan sekitar 40 m pada log WPT- 6, pada PTD -7 terdapat pada kedalaman 4500 ±4520
dengan ketebalan 20 m, pada PT-2 terdapat pada kedalaman 4380 ± 4410 dengan ketebalan 30 m Litologi
batuan ini dicirikan dengan datalog berupa harga Gamma Ray yang rendah yaitu sekitar 35 API, hal
inikarena pada lapisan ini mempunyai kandungan radioaktif yang cukuprendah. Pada Logresistivity ,
harga yang ditunjukkan cukup tinggi. Dan pada Log Neutron (NPHI) menunjukkan harga yang cukup
rendah danpada Log Density (RHOB) menunjukkan harga yang cukup tinggi yaitu>2.71 API, oleh
karena itu batuan ini mempunyai porositas yang baik. Sedangkan pada kombinasi data log neutron dan
data log densitasditemukan adanya separasi yang mengindikasikan kehadiran fluida didalam batuan ini,
sehingga dapat disimpulkan kemungkinan pada batuanini tidak terdapat fluida.
2. Shale
Pada PT-3 shale terdapat pada kedalaman 4370 ± 4700 feet.Litologi batuan ini dicirikan
dengan data log Gamma Ray yang tinggi yaitusekitar 80 gAPI, hal ini karena pada lapisan ini mempunyai
kandunganradioaktif yang sangat tinggi. Pada Logresistivity harga yang ditunjukkanrendah, hal ini karena
terjadi sparasi tahanan jenis yang negatif. Pada Log Neutron (NPHI) menunjukkan harga yang tinggi dan
pada Log Density
(RHOB) menunjukkan harga yang rendah, oleh karena itu batuan inimempunyai porositas yang sangat
kecil (impermeable).Pada litologi shale yang kedua yaitu terletak pada WPT-6kedalaman 4300 ±
4370 feet, jadi litologi ini mempunyai ketebalansebesar 70 feet. Dari data log dicirikan dengan nilai log
Gamma Ray yang cukup tinggi yaitu sekitar 70 gAPI. Pada Log resistivity , harga yangditunjukkan
rendah. Pada Log Neutron (NPHI) menunjukkan harga yangtinggi dan pada Log Density (RHOB)
menunjukkan harga yang rendah,oleh karena itu batuan ini mempunyai porositas yang sangat
kecil(impermeable). Lapisan shale pada data log ini hanya bersifat sebagailapisan non reservoir atau
pada lapisan 4300 ± 4370 bisa bersifat CapRock dari batuan reservoir seperti batupasir dan adanya
kandungan hidrokarbon yang ada. Lapisan shale yang relatif tipis pada data log ini ledisebabkan sifat
pengendapan shale yang dipengaruhi proses diagenesispada batuan yang telah berproses sangat lama dan
terendapkan padaformasi ini sebagai sisipan dimana lapisan utamanya berupa batupasir yang nantinya
mempunyai nilai ekonomis sebagai batuan reservoir karenadidukung nilai permeabilitas dan porositas
yang dapat dijadikan perkiraanadanya hidrokarbon Source
3.Sandstone
Berdasarkan data log PT-3, litologi ini terdapat di kedalaman 4030 ± 4030 feet.
Litologi ini dicirikan dengan data log Gamma Ray Yang rendah yaitu sekitar 40 - 60 gAPI, hal ini
karena pada lapisan ini hampir tidak mempunyai kandungan radioaktif atau dapat dikatakan
mempunyaiintensitas radioaktif yang sangat rendah. Dari hasil log neutron (NPHI)yang menunjukan
angka yang besar maka dapat diketahui bahwa batuanini memiliki porositas yang besar. Dan dengan
melihat dari Log Density (RHOB) maka dapat diketahui pula bahwa batuan ini memiliki densitasyang
rendah yang dimungkinkan berasal dari jumlah porositas yang banyak, oleh karena itu batuan ini
mempunyai porositas yang baik(permeable).Pada lapisan batupasir sangat jarang terjadi runtuhan
dindingakrena disebabkan nilai permeabilitasnya sangat besar sehingga tekananLog pada sumur dinding
tidak terlalu signifikan. Pada tekanan lapisan inizona pemboran harus melakukan casing hal ini dilakukan
agar tekanangas dan bor tidaka menganggu kerentanan dinding sehingga perlu dijagabesaran tekanan
formasi untuk menjaga agar tidak terjadinya blow up. Untuk lebih menentukan apakah zona pemboran ini
bersifatekonomis maka dioverlay dengan data-data seismik untuk melihat mainstructure serta sebaran
batuan reservoir yang ada dengan melihatamplitudo anomali yang terbentuk pada seismik tersebut untuk
melihatnilai amplitudo yang terbentuk pada zono reservoir. D a r i a n a l i s i s h a s i l i n t e r p r e t a s i
f l u i d a m a s i n g ± m a s i n g l o g sebagai berikut :
1. Zona Prospek Minyak
-Pada kurva GR terlihat bahwa sinar gamma-nya rendah,terlihat defleksi menjauhi shale base line. Hal
inimengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum kemungkinan merupakan
lapisan reservoir. Lapisan reservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya ditunjukkan oleh rendahnya
harga sinar gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah.
-Kurva resistivitas (LLD dan LLS) menunjukkan nilai resistivitasyang semakin tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pada zona initerdapat kandungan fluida. Zona prospek minyak bumi
memilikiresistivitas yang sangat tinggi. Jika kurva LLD menunjukkanbentuk defleksi yang lebih besar
daripada kurva RHOB,makazona tersebut dianggap sebagai zona minyak bumi
-Berdasarkan dua kurva tersebut (GR dan Resisitivitas) yangmemperlihatkan sinar gamma bernilai rendah
dan resistivitasbernilai tinggi maka kemungkinan terdapat kandungan sand pada formasi tersebut.
Berdasarkan litologinya yaitu sand ,dapat diketahui bahwa zona ini merupakan zona prospekhidrokarbon,
sebab minyak dan gas selalu bertumpuk dibebatuan pasir (sand).
-Kurva log porositas yaitu log densitas (RHOB) dan log neutron(NPHI) dapat mendeteksi adanya
kandungan hidrokarbon atauair di suatu formasi. Kedua kurva ini memperlihatkan bentukan kolom
separasi (+) cross over yang kecil, hal ini menandakan jenis fluida adalah minyak. Terlihat pada kurva
RHOB bentukangaris mengarah pada pengurangan porositasnya (semakin kekanan) dan penambahan
densitas (semakin ke kiri). Sedangkan kurva log NPHI memperlihatkan hal yg sebaliknya,dimana terlihat
kurva mengarah pada pertambahanporositasnya (semakin ke kiri). Maka berdasarkan pengamatan pada
data logdidapatkan zona prospek minyak berada pada :
-Komposit log 1 zona prospek minyak berada pada lapisanbatu gamping dengan kedalaman
kedalaman 4585 danpada lapisan batu pasir kedalaman 4630. Karena pada kedalaman
4585 ft, nilai densitasnya (RHOB) mengalami penurunan yang tajam dan konstan sampai
padakedalaman 4630 ft, dengan nilai porositas (NPHI) yang rendah, serta berada pada daerah interval
-Komposit log 2 zona prospek minyak pada lapisan batupasir kedalaman 4445
-Komposit log 3 zona prospek minyak berada pada lapisanbatu pasir kedalama, 4370 dan pada
lapisan batugamping kedalaman 4560
-Komposit log 4 zona prospek minyak berada pada lapisanbatu gamping kedalaman 439
dan 4440
2. Zona Prospek Gas
Zona prospek gas memiliki ciri-ciri yang menyerupai minyakpada beberapa kurva log. Namun harus
dibedakan secara lebih telitilagi perbedaan dari keduanya di setiap kurva log. Di bawah inipenjelasan dari
zona prospek gas berdasarkan hasil interpretasi data wireline log.
-Pada kurva GR terlihat bahwa sinar gamma-nya rendah, jauh dari shale base line. Hal ini
mengindikasikan bahwa daerahdengan kurva yang mendekati minimum kemungkinanmerupakan lapisan
reservoir. Lapisan reservoir adalah lapisanpermeabel yang biasanya ditunjukkan oleh rendahnya
hargasinar gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yangrendah.
-Kurva resistivitas (LLD dan LLS) menunjukkan nilai resistivitasyang semakin tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pada zona initerdapat kandungan fluida.
-Berdasarkan dua kurva tersebut (GR dan Resisitivitas) yangmemperlihatkan sinar gamma bernilai rendah
dan resistivitasbernilai tinggi maka kemungkinan terdapat kandungan sand pada formasi tersebut.
Berdasarkan litologinya yaitu sand ,dapat diketahui bahwa zona ini merupakan zona prospekhidrokarbon,
sebab minyak dan gas selalu bertumpuk dibebatuan pasir (sand)
- Kurva log porositas yaitu log densitas (RHOB) dan log neutron(NPHI) dengan harga resistivitas yang
tinggi maka zona itumerupakan zona gas. Kedua kurva ini memperlihatkanbentukan kolom separasi (+)
cross over yang besar (membentuk seperti butterfly effect ), hal ini menandakan jenisfluida adalah gas.
Zona gas juga ditandai dengan hargaporositas neutron yang jauh lebih kecil dari harga porositasdensitas,
sehingga akan menunjukkan adanya separasi yanglebih besar.Maka berdasarkan pengamatan pada data
logdidapatkan zona prospek gas berada pada :
-Komposit log 1 zona prospek gas berada pada lapisanbatu pasir kedalaman 4500, karena nilai
densitasnya(RHOB) tiba-tiba turun dengan harga yang berubah-ubah sampai pada kedalaman 4500 ft.
Harga porositaspada interval ini tidak terlalu tinggi serta berada padalapisan permeabel, sedangkan untuk
harga LLd nya tinggi dengan keadaan NPHI dan RHOB membentuk separasi yang cukup lebar
3. ZonaSaline Water
Zona saline water pada data wireline log dapat dikenali dari logresistivitasnya (kurva LLD dan kurva
LLS). Log ini digunakan untukmendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air. Zona air akan
menunjukkan harga tahanan jenis formasi yang lebih rendah daripadazona minyak. Dari log resistivitas
yang diberikan terlihat bahwadefleksinya melurus, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa zona
inimerupakan zona saline water. Bila defleksinya membelok(resistivitasnya semakin membesar) maka
merupakan fresh water. Selain itu zona air juga dapat dikenali bila tidak menunjukkanadanya separasi
antara kurva log densitas (RHOB) dengan kurva logneutron (NPHI). Kurva densitas (RHOB) lapisan
tersebut berada disebelah kanan kurva neutron. Saline water menunjukkan harga kurvaNPHI dan RHOB
yang kecil.Maka berdasarkan pengamatan pada data log didapatkan zona prospek gas berada pada :
4.2 Hasil Korelasi Masing ± masing Komposit Log
Hasil korelasi dari masing masing komposit log diatas adalahkorelasi tentang lingkungan pengendapan.
Berikut lingkunganpengendapan dari masing masing komposit logLingkungan pengendapan pada masing
masing komposit ini beradapada data log PT-3 kedalaman 4000- 4100, WP-6 kedalaman 4000-4200,PTD
± 7 kedalaman 4000- 4050, PT 2 kedalaman 4000 ± 4020 dari hasilpembacaan Log Gamma Ray dan
kandungan litologi yang adamenunjukan bahwasanya lingkungan pengendapan yang ditunjukkan oleh
intepretasi data log berada pada lingkungan pengendapan delta plain. Halini terlihat dari log Gamma ray
yang ada menunjukan bentuk seperti funnelshapped dimana bentuknya coarsening upward dimana
adanyaperselingan antara shale dan sandstone. Pengaruh gelombang padalingkungan pengendapan ini
sangat tinggi. Endapan yang ada merupakantermasuk endapan pengisi teluk atau bay fill deposit, dimana
endapannyameliputi
distributary mouth bar.
hal ini terlihat dari bentuk gamma rayyang funnel shaped atau berbentuk corong yang
menunjukkanpengkasaran keatas yang merupakan kebalikan dari bentuk bell. Kurvayang terbentuk
cenderung agak tajam atau melengkung yaitu bentukkurva yang funnel yang dapat menunjukkan
sedimen yang tebal danhomogen yang dibatasi oleh pengisian chanel dengan kontak yang tajam.Funnel
shaped mewakili peristiwa transgresi yaitu keneikan muka air laut,Hal ini dapat di asosiasikan dengan
susunan litologi pada lingkunganpengendapan tersebut. Selain itu juga terlihat litologinya pasir
yangdominan serta terdapat sisipan lempung. Hal ini dapat dijelaskan padalingkungan ini memiliki energi
kecepatang yang tinggi dalam sistempengendapan delta. Sedimen ini, umumnya tersusun atas pasir
yangdiendapkan melalui proses fluvial dan merupakan tempat terakumulasinyasedimen yang ditranspor
oleh distributary channel dan diantara mouth bar akan tersendapkan sedimen berukuran
halusBerdasarkan interpretasi dari nilai Log Gamma Ray yang relatif stabil danberbentuk Cylindrical yang
berarti tingkat radioaktifnya sedang. Makasetealah dikorelasikan masing ± masing log didapat data log
PT-3 padakedalaman 4100 - 4270, WP-6 kedalaman 4200 - 4290, PTD ± 7kedalaman 4050- 4440, PT 2
kedalaman 4020 - 4380 . Dari log yang adaintepretasi delta pada lingkungan pengendapan data log diatas
adalah Upper Delta Plain dimana bagian delta yang terletak diatas area tidal ataulaut, Endapanya secara
umum terdiri dari Endapan distributary channel yang berpindah dan Endapan Lacustrine delta fill.
Berdasarkan intepretasi struktur serta litologi yang ada lingkungan pengendapan log initermasuk Endapan
distributary channel yang berpindah dimanamerupakan endapan braided atau meandering. Hal
ini didasarkan padalitologi yang cenderung menghalus keatas. Struktur sedimen yang umumdijumpai
adalah struktur cross bedding , ripple cross stratification, scour and fill dan lensa lempung. Selain itu
endapan ini ditandai dengan adanyabidang erosi pada bagian dasar urutan lingkungan.Lingkungan
pengendapan pada masing masing komposit ini beradapada data log data log PT-3 pada kedalaman 4270-
4480, WP-6kedalaman 4290 -4400, PTD ± 7 kedalaman 4190- 4440, PT 2 kedalaman4230 ± 4380 . Dari
hasil pembacaan Log Gamma Ray dan kandunganlitologi yang ada menunjukan bahwasanya lingkungan
pengendapan yangditunjukkan oleh intepretasi data log dan korelasi log berada padalingkungan
pengendapan delta plain. Hal ini terlihat dari log Gamma rayyang ada menunjukan bentuk seperti bell
shapped dimana bentuknya finning upward dimana adanya Profil berbentukbell menunjukkan
penghalusan ke arah atas, kemungkinan akibat pengisian channel atau channel fills. Pengamatan
membuktikan bahwa besar butir pada setiaplevel cenderung sama, namun jumlahnya memperlihatkan
gradasi menujuberbutir halus dengan lempung yang bersifat radioaktif makin banyak keatas. Pengaruh
gelombang pada lingkungan pengendapan ini sangattinggi. Berdasarkan interpretasi GR kemungkinan
lingkunganpengendapanya berada pada daerah abisal dimana litologi yang palingdominan adalah
lempung sehingga akumulasi sedimennya terendapkanpada daerah abisal.Lingkungan pengendapan pada
masing masing komposit ini beradapada data log data log PT-3 pada kedalaman 4480-4620, WP-
6kedalaman 4400 -4580, PTD ± 7 kedalaman 4440- 4510, PT 2 kedalaman4380 ± 4570. Dari hasil
pembacaan Log Gamma Ray dan kandunganlitologi yang ada menunjukan bahwasanya lingkungan
pengendapan yang
ditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada lingkunganpengendapan delta plain. Hal ini terlihat dari
log Gamma ray yang adamenunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana
bentuknya coarseningupward dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone.Pengaruh
gelombang pada lingkungan pengendapan ini sangat tinggi.Dimana litologi yang terdapat pada interval
kedalaman ini adalahperselingan antara shale dan sandstone dan
juga limestone. Lingkunganpengendapan ini mempunyai kecepatan arus paling kecil, dangkal,
tidakberelief, dan proses akumulasi sedimen berjalan lambat. Endapan yangterbentuk merupakan endapan
yang berukuran lanau sampai lempungyang dominan dengan demikian endapan secara khusus terdapat
pada daerah shallow marine.
Dilihat dari bentuk kurva gammaray yangberbentuk funnel shaped. atau berbentuk corong yang
menunjukkanpengkasaran keatas yang merupakan kebalikan dari bentuk bell. Kurvayang terbentuk
cenderung agak tajam atau melengkung yaitu bentukkurva yang funnel yang dapat menunjukkan
sedimen yang tebal danhomogen yang dibatasi oleh pengisian chanel dengan kontak yang
tajamLingkungan pengendapan pada masing masing komposit ini beradapada data log data log PT-3 pada
kedalaman 4620-4700, WP-6kedalaman 4580 -4790, PTD ± 7 kedalaman 4510- 4530, PT 2
kedalaman4570 ± 4650. Dari hasil pembacaan Log Gamma Ray dan kandunganlitologi yang ada
menunjukan bahwasanya lingkungan pengendapan yangditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada
lingkunganpengendapan delta plain. Hal ini terlihat dari log Gamma ray yang adamenunjukan bentuk
seperti funnel shapped dimana bentuknya coarseningupward dimana adanya perselingan antara shale
dan sandstone. Dimanalitologi yang paling dominan adalah lempung. Pengaruh gelombang
padalingkungan pengendapan ini sangat tinggi. Endapan yang ada merupakantermasuk endapan pengisi
teluk atau bay fill deposit, maka kemungkinanlingkungan pengendapannya berada pada fasies Sub
marine. Dilihat daribentuk kurva gammaray yang berbentuk funnel shaped. atau berbentuk corong yang
menunjukkan pengkasaran keatas yang merupakankebalikan dari bentuk bell. Kurva yang terbentuk
cenderung agak tajamatau melengkung yaitu bentuk kurva yang funnel yang dapatmenunjukkan
sedimen yang tebal dan homogen yang dibatasi olehpengisian chanel dengan kontak yang tajam