Analisa Stripping Ratio

4
ANALISA STRIPPING RATIO A.Faktor Volume Volume factor merupakan tahap awal dalam penentuan stripping ratio. Penampang litologi pemboran menunjukkan formasi litologi yang ditembus dan ketebalan masing-masing formasi litologi. Dari informasi tersebut, dilakukan identifikasi ketebalan tanah penutup dan batubara. Untuk batubara dengan sistem perlapisan multiseam, dilakukan penjumlahan total ketebalan untuk seluruh seam. Prosedur ini berlaku untuk seluruh lubang bor. Perbedaan ketebalan dari tanah penutup dan batubara berpengaruh terhadap elevasi batas atas dan batas bawah keduanya. Dalam kasus ini batasan antara batubara dan batubara diasumsikan jelas. Perhitungan luas daerah tergantung dari metode perhitungan cadangan yang digunakan. Setelah luas daerah diketahui, lalu dilakukan kalkulasi antara ketebalan rata-rata batubara maupun tanah penutup pada daerah tersebut dengan luasan daerah, dan diperoleh volume tanah penutup dan batubara pada daerah tersebut. Perhitungan volume dinyatakan dengan persamaan berikut : Volume = Average Thickness * Areas B. Faktor Tonase Pada industri pertambangan, penjualan bahan galian dan kapasitas produksi dilakukan atas dasar berat dari bahan galian tersebut. Hal ini

Transcript of Analisa Stripping Ratio

ANALISA STRIPPING RATIOA.Faktor VolumeVolume factor merupakan tahap awal dalam penentuan stripping ratio. Penampang litologipemboran menunjukkan formasi litologi yang ditembus dan ketebalan masing-masingformasi litologi. Dari informasi tersebut, dilakukan identifikasi ketebalan tanah penutup danbatubara.

Untuk batubara dengan sistem perlapisan multiseam, dilakukan penjumlahan totalketebalan untuk seluruh seam. Prosedur ini berlaku untuk seluruh lubang bor. Perbedaanketebalan dari tanah penutup dan batubara berpengaruh terhadap elevasi batas atas dan batasbawah keduanya. Dalam kasus ini batasan antara batubara dan batubara diasumsikan jelas.

Perhitungan luas daerah tergantung dari metode perhitungan cadangan yang digunakan.Setelah luas daerah diketahui, lalu dilakukan kalkulasi antara ketebalan rata-rata batubaramaupun tanah penutup pada daerah tersebut dengan luasan daerah, dan diperoleh volumetanah penutup dan batubara pada daerah tersebut. Perhitungan volume dinyatakan denganpersamaan berikut :Volume = Average Thickness * Areas

B. Faktor TonasePada industri pertambangan, penjualan bahan galian dan kapasitas produksi dilakukan atasdasar berat dari bahan galian tersebut. Hal ini berlawanan dengan industri perancangan sipildimana pembayaran dilakukan atas dasar volume material yang dipindahkan. Konversi darivolume ke berat harus dilakukan dalam kaitannya dengan kegiatan pemuatan, pengangkutanmaupun untuk kegiatan pengolahan.

Dalam perhitungan cadangan, tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang akanditambang dihitung dalam satuan berat (tonase). Konversi satuan volume ke satuan beratdilakukan dengan bantuan suatu faktor tonase. Faktor tonase yang dimaksud adalah density.Besar nilai density untuk setiap material berbeda-beda. Umumnya satuan yang digunakanuntuk density antara lain gram/cm^3, pound/feet^3 dan ton/meter^3.

Nilai density untuk tanah penutup (humus dan lempung) sebesar 2300 lb/yd^3 atau setaradengan 1,365 ton/m^3 dan density batubara sebesar 1,3 ton/m^3. Berat/tonase tanah penutupyang akan dikupas maupun batubara yang akan ditambang diperoleh dengan mengalikanvolume keduanya dengan density masing-masing. Perhitungan tonase dinyatakan padapersamaan berikut :Tonase = Volume * Density

C.Nisbah PengupasanSalah satu cara menguraikan effisiensi geometri dari operasi penambangan berdasarkannisbah pengupasan. Nisbah pengupasan (stripping ratio) menunjukkan perbandingan antaravolume/tonase tanah penutup dengan volume/tonase batubara pada areal yang akanditambang. Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan perbandingan inidapat dilihat pada persamaan berikut :Stripping Ratio = Tanah Penutup (ton)/Batubara (ton)

Perbandingan antara tanah penutup dengan batubara juga dapat dinyatakan melaluiperbandingan volume, akan tetapi perbandingan ini hanya bisa diterapkan apabila density darikedua material sama.

D. Break Even Stripping Ratio (BESR)Break Even Stripping Ratio adalah perbandingan antara biaya penggalian batubara denganbiaya pengupasan tanah penutup (overburden) atau merupakan perbandingan biayapenambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka. Break Even Stripping Ratio inidisebut juga overall stripping ratio, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :BESR1 = A B/C

Dimana :A = Biaya penambangan bawah tanah per ton batubaraB = Biaya penambangan terbuka per ton batubaraC = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

Untuk menganalisis kemungkinan metoda penambangan yang akan digunakan baik tambangterbuka ataupun tambang bawah tanah, maka sangat penting mengetahui nilai BESR1. Darinilai BESR1 ini dapat diketahui berapa batasan endapan batubara terendah yang dapatditambang secara terbuka dan menguntungkan.

Setelah ditentukan bahwa akan digunakan metoda tambang terbuka, maka dalam rangkapengembangan rencana penambangan digunakan BESR2 dengan rumusan sebagai berikut :BESR 2= D-E/C

Dimana :D = Nilai recovery per ton batubaraE = Biaya produksi per ton batubaraC = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

BESR2 ini disebut sebagai economic stripping ratio yang artinya berapa besar keuntunganyang dapat diperoleh bila endapan batubara tersebut ditambang secara tambang terbuka. Padadasarnya, jika terjadi kenaikan harga batubara di pasaran, maka akan dapat mengakibatkanperluasan tambang sehingga cadangan akan bertambah, sebaliknya jika harga batubara turun,maka jumlah cadangan akan berkurang.