Analisa Standar Belanja (Asb) Tahun 2009

download Analisa Standar Belanja (Asb) Tahun 2009

of 88

description

ASB

Transcript of Analisa Standar Belanja (Asb) Tahun 2009

  • KATA PENGANTAR

    Kebijakan otonomi daerah yang dilaksanakan semenjak tahun 2001

    lalu, saat ini telah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan seiring

    dengan diberlakukannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang

    Pemerintahan Daerah. Hal ini membawa implikasi penyempurnaan sub-

    sistem otonomi daerah lainnya termasuk sistem perencanaan dan

    pengelolaan keuangan daerah.

    Sistem pengelolaan keuangan daerah yang sebelumnya diatur dengan

    Peraturan Pemerintah No 105 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

    Kepmendagri No 29 Tentang Tentang Pedoman Pengurusan,

    Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara

    Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan

    Penyusunan Perhitungan APBD, diganti dengan paket perundangan lain,

    diantaranya; Undang-Undang No 17 Tentang Keuangan Negara, Peraturan

    Pemerintah No 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

    Permerndagri No 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

    Permendagri No. 59 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

    (pelengkap dari Permendagri No. 13 Tahun 2006).

    Dalam perspektif teori manajemen anggaran publik (public

    expenditure management), pemberlakuan ketiga payung hukum pengelolaan

    keuangan daerah tersebut dapat dilihat sebagai alat untuk menciptakan

    keterpaduan pengelolaan keuangan negara disamping memperkuat

    terciptanya outcome pengelolaan keuangan publik, berupa; teralokasinya

    sumber pembiayaan publik pada bidang dan sektor pembangunan yang

    strategis (strategic allocation), terciptanya efisiensi pengelolaan keuangan

    daerah (technical efficiency) dan terciptanya disiplin anggaran (Fiscal

    Discipline).

  • Untuk menghindari permasalahan yang timbul dan agar pengeluaran

    Anggaran Daerah berdasarkan pada kewajaran ekonomi, efisien, dan efektif,

    maka Anggaran Daerah harus disusun berdasarkan kinerja yang akan dicapai

    oleh Daerah. Dengan menggunakan Anggaran Kinerja tersebut, maka

    Anggaran Daerah akan lebih transparan, adil, dan dapat

    dipertanggungjawabkan. Salah satu instrumen yang diperlukan untuk

    menyusun Anggaran Daerah dengan pendekatan kinerja adalah Analisis

    Standar Belanja (ASB).

    Laporan ASB ini terdiri dari metodologi penyusunan serta pendekatan-

    pendekatan yang dilakukan dalam merumuskan ASB untuk Pemerintah

    Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Laporan ini mungkin masih terdapat kekurangan di dalamnya, untuk

    itu kepada berbagi pihak diharapkan sumbang saran demi penyempurnaan

    laporan ini. Kepada berbagai pihak yang telah membantu berlangsungnya

    pengembangan dan penyelesaian laporan ini diucapkan terima kasih.

    Semoga laporan ini bermanfaat.

    Tenggarong, 01 September 2008

  • DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Umum I-1 B. Dasar Hukum I-2 C. Definisi Standar Analisis Belanja I-3 D. Tujuan Pengembangan ASB I-4 E. Posisi ASB dalam Penganggaran I-5 BAB II GARIS BESAR DAN METODOLOGI PENGEMBANGAN ASB A. Garis Besar Pengembangan ASB II-1 1. Langkah-langkah Pengembangan ASB II-1 2. Metode Pengumpulan Data II-3 3. Metode Analisis II-4 4. Asumsi Penyusunan ASB II-4 B. Metodologi Pengembangan ASB II-5 C. Metode Pengembangan ASB II-8 BAB III HASIL PENGEMBANGAN ASB A. Hasil Tahapan Pengembangan ASB III-1 B. Ekualisasi Kegiatan III-3 C. Tahap-Tahap Perolehan Nilai Perhitungan III-4 D. Kebijakan Penyajian ASB III-4 E. Uji Model III-4 F. Format Penyajian ASB III-5

    G. Pelaksana

    III-8

    LAMPIRAN Hasil dan Jenis-Jenis Analisis Standar Belanja

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Umum

    Laporan ini secara umum berisi uraian tentang dasar penyusunan Analisis

    Standar Belanja (ASB), metodologi dan metode pengembangan Analisa Standar

    Belanja ( ASB ) dan hasil jenis-jenis Analisa Standar Belanja ( ASB )

    Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Hasil pengembangan Analisa Standar Belanja ( ASB ) Kabupaten Kutai

    Kartanegara ini nantinya diharapkan dapat digunakan oleh seluruh Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pengguna anggaran dalam menjalankan

    program/kegiatan yang jenis dan beban kerjanya dapat disetarakan.

    Analisa Standar Belanja ( ASB ) yang dikembangkan hanya untuk

    kegiatan belanja langsung sifatnya strategis yang data sekundernya berasal dari

    Dokumen Pelaksanaan Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-

    SKPD) setiap satuan kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai

    Kartanegara . Penggunaan Dokumen Pelaksana Anggaran - Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (DPA SKPD) didasarkan pada pertimbangan bahwa

    dokumen ini merupakan hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif (Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah ). Sehingga hasilnya diharapkan dapat diterima baik

    oleh eksekutif maupun oleh dewan.

    I - 1

  • B. Dasar Hukum

    Dasar hukum pengembangan Standar Analisa Belanja atau disebut juga

    Analisis Standar Belanja bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah:

    1. PP 58 Tahun 2005 Pasal 38 ayat 2:

    Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan

    berdasarkan capaian kinerja, indikator kinerja, Analisis Standar Belanja, Standar Satuan Harga, dan Standar Pelayanan Minimal

    2. Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 Tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 89 Huruf e:

    Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, Kode Rekening

    APBD, Format RKA-SKPD, Analisis Standar Belanja, dan Standar Satuan Harga

    3. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 16 Tahun

    2007 Tentang Pokok - Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

    4. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 7 Tahun 2008 Tentang

    Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 65.

    I - 2

  • Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menerbitkan pedoman

    penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (RKA-SKPD) berdasarkan prinsip-prinsip kinerja dengan Surat Edaran (SE)

    Kepala Daerah.

    Adapun Isi Surat Edaran Kepala Daerah :

    1. Kebijakan Umum APBD (KUA)

    2. Prioritas dan Plafon Anggaran

    3. Format RKA SKPD

    4. Kode Rekening APBD

    5. Analisis Standar Belanja (ASB)

    6. Standar Satuan Harga

    C. Definisi Analisa Standar Belanja

    Analisa Standar Belanja (ASB) merupakan salah satu komponen yang

    harus dikembangkan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam

    penyusunan APBD dengan pendekatan kinerja. Analisa Standar Belanja ( ASB )

    adalah standar yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau

    biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu Satuan

    Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam satu tahun anggaran.

    Penerapan Analisa Standar Belanja ( ASB ) pada dasarnya akan

    memberikan manfaat antara lain:

    1. Dapat menentukan kewajaran belanja untuk melaksanakan suatu

    kegiatan sesuai dengan tupoksinya.

    2. Meminimalisir terjadinya pemborosan anggaran yang menyebabkan

    inefisiensi anggaran.

    I - 3

  • 3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan Keuangan

    Daerah.

    4. Penentuan anggaran berdasarkan pada tolok ukur kinerja yang

    jelas.

    5. Unit kerja mendapat keleluasaan yang lebih besar untuk

    menentukan anggarannya sendiri.

    D. Tujuan Pengembangan Analisa Standar Belanja ( ASB )

    Anggaran daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi menduduki

    posisi yang sangat penting. Namun saat ini kualitas perencanaan Anggaran

    Daerah yang digunakan masih relatif lemah. Proses perencanaan Anggaran

    Daerah dengan paradigma lama cenderung lebih dominan. Lemahnya

    perencanaan anggaran juga diikuti dengan ketidakmampuan Pemerintah Daerah

    dalam meningkatkan penerimaan Daerah secara berkesinambungan, sementara

    di pihak lain pengeluaran terus meningkat secara dinamis, tetapi tidak disertai

    dengan penentuan skala prioritas dan besarnya plafon anggaran. Keadaan

    tersebut pada akhirnya memunculkan kemungkinan underfinancing atau

    overfinancing, yang semuanya mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas

    unit-unit kerja pemerintah daerah.

    Untuk menghindari permasalahan yang timbul di atas dan agar

    pengeluaran anggaran daerah berdasarkan pada kewajaran ekonomi, efisien

    dan efektif, maka anggaran daerah harus disusun berdasarkan kinerja yang

    akan dicapai oleh daerah. Dengan menggunakan anggaran kinerja tersebut,

    maka anggaran daerah akan lebih transparan, adil, dan dapat

    dipertanggungjawabkan. Salah satu instrumen yang diperlukan untuk menyusun

    anggaran daerah dengan pendekatan kinerja adalah Analisa Standar Belanja

    ( ASB ).

    I - 4

  • E. Posisi Analisa Standar Belanja ( ASB ) dalam Penganggaran

    Analisa Standar Belanja ( ASB ) digunakan pada saat proses

    perencanaan anggaran. ASB merupakan pendekatan yang digunakan oleh Tim

    Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mengevaluasi usulan program,

    kegiatan, dan anggaran setiap satuan kerja dengan cara menganalisis beban

    kerja dan biaya dari usulan program atau kegiatan yang bersangkutan.

    Analisa Standar Belanja ( ASB ) digunakan pada saat mengkuantitatifkan

    Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) menjadi

    Dokumen Pelaksanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ). Untuk

    mengetahui beban kerja dan beban biaya yang optimal dari setiap usulan

    program atau kegiatan yang diusulkan, langkah yang dilakukan adalah dengan

    menggunakan formula perhitungan Analisa Standar Belanja ( ASB ) yang

    terdapat pada masing-masing jenis Analisa Standar Belanja ( ASB ).

    I - 5

  • BAB II GARIS BESAR DAN METODOLOGI

    PENGEMBANGAN ASB

    A. Garis Besar Pengembangan ASB

    1. Langkah-Langkah Pengembangan ASB

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan ASB

    Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:

    a. Langkah I: Kajian Pustaka

    (1) Kajian terhadap mekanisme dan metodologi perencanaan

    Anggaran Daerah.

    (2) Kajian terhadap metode analisis dan evaluasi kinerja

    Anggaran Belanja Daerah (performance measurement).

    (3) Kajian terhadap literatur mengenai teori dan praktek yang

    diterapkan beberapa negara-negara lain yang berkaitan

    dengan penerapan performance measurement dan

    financial control dalam proses atau siklus Anggaran

    Daerah.

    (4) Pendalaman arah kebijakan Otonomi Daerah

    sebagaimana yang tercermin dalam UU Nomor 32 Tahun

    2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 33 Tahun

    2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

    Pusat dan Daerah , Peraturan Pemerintah (PP) No. 58

    Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

    beserta penjelasannya yang termuat dalam Permendagri

    No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah.

    II - 1

  • (5) Kajian tentang berbagai peraturan dan produk hukum

    yang terkait dengan proses atau siklus penganggaran

    pemerintah daerah yang berlaku saat ini maupun yang

    akan berlaku.

    (6) Kajian terhadap berbagai peraturan dan ketentuan

    tentang tugas pokok dan fungsi Dinas/Unit Kerja Daerah.

    (7) Kajian terhadap format dan struktur Anggaran Daerah dan

    berbagai Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk

    Teknis (Juknis).

    b. Langkah II: Survey dan Pengumpulan Data

    Langkah ini diawali dengan penyusunan daftar pertanyaan dan

    format kuesioner serta wawancara yang dilakukan pada

    berbagai jenjang birokrasi, khususnya Tim Anggaran

    Pemerintah Daerah (TAPD) yang banyak terlibat dalam proses

    perencanaan Anggaran Daerah. Survey ini telah dilakukan di

    Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai sampel

    sebagaimana tersebut di atas.

    c. Langkah III: Analisis Data

    Kegiatan ini dilakukan untuk melihat karakteristik data dan

    informasi dalam rangka pengembangan berbagai kajian yang

    akan dilaksanakan. Berbagai data yang diperoleh, baik data

    primer maupun sekunder akan dianalisis berdasarkan

    pendekatan serta metodologi yang sesuai dan sejalan dengan

    tujuan dan sasaran penelitian.

    d. Langkah IV: Diskusi Awal

    Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjaring persepsi para

    praktisi di daerah, para pakar dari Perguruan Tinggi dan

    lembaga-lembaga lainnya mengenai hasil analisis dalam

    penyiapan Model Perencanaan Anggaran Daerah yang

    berorientasi pada Kinerja.

    II - 2

  • e. Langkah V: Penyusunan Model

    Dalam kegiatan ini dipersiapkan model Analisa Standar

    Belanja ( ASB ), yang akan digunakan dalam bentuk model

    statistik yang dapat digunakan sebagai upaya perbaikan

    kinerja pengeluaran daerah.

    f. Langkah VI: Perumusan Akhir

    Laporan akhir yang telah didiskusikan pada kegiatan diskusi

    awal selanjutnya perlu dirumuskan kembali melalui berbagai

    perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dengan berdasarkan

    masukan dan saran yang didapatkan pada kegiatan diskusi

    awal.

    g. Langkah VII: Diskusi Akhir

    Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjaring persepsi para

    praktisi, para perangkat pemerintah daerah khususnya TAPD

    dan para pakar dari Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga

    lainnya mengenai hasil analisis dalam perumusan Laporan

    akhir pengembangan model perencanaan anggaran yang

    berorientasi pada kinerja dalam bentuk model Analisa Standar

    Belanja ( ASB ).

    2. Metode Pengumpulan Data

    Sumber data yang digunakan dalam analisis ini berasal dari data

    primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara

    dan kunjungan lapangan (survey) di daerah penelitian. Sedangkan data

    sekunder diperoleh melalui berbagai sumber data yang tersedia pada

    berbagai satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai

    Kartanegara .

    II - 3

  • 3. Metode Analisis

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan metoda kualitatif-rasionalistik. Metoda kualitatif-

    rasionalistik ini didasarkan atas pendekatan holistik berupa suatu konsep

    umum (grand concepts) yang diteliti pada objek tertentu (specific object),

    yang kemudian mendudukkan kembali hasil penelitian yang didapat

    pada konsep umumnya (Muhadjir, 1992). Metoda pemaparan penelitian

    ini dilakukan dengan metoda diskriptif analitis dan metoda sintesis

    preskriptif.

    Metoda diskriptif analitis dimaksudkan bahwa pengungkapan atau

    gambaran tentang keadaan yang faktual dan akurat tentang objek yang

    diamati yang dibahas secara analitis, bertitik tolak dari pemikiran,

    konsepsi, paradigma ataupun teori yang melandasi atau berkaitan

    dengan program terkait. Sedangkan metoda sintesis preskriptif

    dimaksudkan untuk membangun kembali hasil analisis kritis yang telah

    dilakukan agar faktor-faktor yang relevan dan penting yang diperlukan,

    dapat disintesiskan ke dalam konsep yang sistematis.

    4. Asumsi Penyusunan ASB

    Penyusunan Analisa Standar Belanja ( ASB ) di Pemerintah

    Kabupaten Kutai Kartanegara menggunakan data Dokumen Anggaran

    Satuan Kerja setiap SKPD pada Pemerintah Kabupaten Kutai

    Kartanegara. Dalam proses pengembangan Analisa Standar Belanja (

    ASB ) ini, ada beberapa asumsi yang digunakan. Asumsi-asumsi

    tersebut antara lain:

    1) Proses penyusunan Dokumen Pelaksana Anggaran - Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (DPASKPD) Pemerintah Kabupaten Kutai

    Kartanegara telah memenuhi sistem dan prosedur yang benar.

    II - 4

  • 2) Dokumen Pelaksana Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (DPASKPD) pada proses penetapannya tidak terjadi kesalahan

    dalam perhitungan angka-angkanya.

    3) Dokumen Pelaksana Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (DPASKPD) merupakan representatif dari sistem anggaran yang

    berbasis kinerja yang mengacu pada Undang-undang dan

    Peraturan Pemerintah yang berlaku.

    B. Metodologi Pengembangan Analisa Standar Belanja (ASB)

    Metodologi merupakan himpunan prinsip-prinsip atau langkah-langkah

    sistematik yang berlaku umum yang digunakan untuk memecahkan suatu

    permasalahan. Analisa Standar Belanja ( ASB ) dikembangkan dengan

    kemiripan pola dengan pengembangan sistem dengan pendekatan prototyping.

    Protoyping merupakan langkah untuk menyusun prototipe (bentuk awal) untuk

    memperoleh gambaran hasil final dengan memunculkan satu contoh Analisa

    Standar Belanja ( ASB ) hasil final. Setelah bentuk akhirnya disepakati maka

    keseluruhan jenis Analisa Standar Belanja ( ASB ) bisa dikembangkan dengan

    bentuk dan kandungan yang sama.

    Pada dasarnya setiap pengembangan sistem atau model mencakup

    empat tahap utama yaitu: analisis, disain, konstruksi, dan implementasi.

    1. Analisis merupakan tahap pertama yang dilakukan untuk memilah-milah tatanan yang ada ke dalam bagian-bagian yang

    sesuai untuk menentukan apa yang sedang terjadi dan

    menentukan apa yang harus dihadirkan dalam standar analisis

    belanja yang akan datang.

    2. Disain merupakan tahapan yang dilakukan untuk menentukan bagaimana standar akan dibangun tanpa benar-benar

    menghadirkannya secara fisik.

    II - 5

  • 3. Konstruksi merupakan tahapan yang dilakukan untuk menghadirkan secara fisik standar yang dimaksud yang

    merupakan alat referensi atau rujukan bagi para penggunanya.

    4. Implementasi merupakan tahap terakhir untuk menghadirkan standar final yang bisa diterapkan pada pengguna sebenarnya.

    Analisis dilakukan agar model tidak menggambarkan sesuatu secara

    keliru yang akan mengakibatkan solusi yang dihasilkan juga keliru. Tahap ini

    mencakup deteksi masalah untuk mendefinisikan masalah yang sebenarnya,

    penyelidikan awal untuk menentukan cakupan permasalahan yang dipecahkan,

    penentuan kebutuhan untuk menentukan tingkat kebutuhan pengguna dan

    berbagai peralatan yang diperlukan, sumber daya yang dikonsumsi, ataupun

    alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Definisi kebutuhan

    dilakukan untuk menentukan berbagai kebutuhan yang harus dihadirkan dalam

    Analisa Standar Belanja ( ASB ) yang baru, ketersediaan sumber daya, dan

    alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Analisa Standar Belanja (

    ASB ). Beberapa alternatif solusi akan mampu dihasilkan selepas tahap di

    atas. Pemilihan atas solusi yang terbaik perlu dilakukan untuk menentukan

    solusi yang paling optimal, aplikatif, sesuai dengan kebutuhan, memadai dan

    tangguh, serta luwes (fleksibel) yang bisa diterapkan bagi para penggunanya.

    Berbagai alat yang diperlukan untuk penggunaan Analisa Standar Belanja (

    ASB ) sebagai alat kebijakan strategis juga ditentukan dalam aktivitas ini.

    Disain merupakan tahap pengembangan Analisa Standar Belanja ( ASB

    ) untuk menentukan bagaimana Analisa Standar Belanja ( ASB ) akan dibangun

    tanpa benar-benar menghadirkannya dalam bentuk fisik yang sebenarnya.

    Tahap ini mencakup perancangan atas output (bentuk yang ringkas, padat, dan

    mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna), perancangan atas input, dan

    perancangan atas prosedur atau ketentuan-ketentuan yang harus diikuti dan

    dipenuhi oleh para pengguna.

    II - 6

  • Setelah disain yang terpilih ditetapkan tahap pengembangan masuk ke

    tahap konstruksi. Pada tahap inilah model yang telah dirumuskan benar-benar

    dibangun dan dihadirkan secara fisik sebagai satu contoh bentuk final. Satu

    contohnya bisa berupa lembaran Analisa Standar Belanja ( ASB ) yang memuat

    berbagai ketentuan yang harus diikuti, nilai belanja tetap dan belanja variabel

    setiap aktivitas dalam satuan rupiah, teknik penggunaan dan penyesuaiannya

    di masa depan, serta menanjak ke tahap yang lebih tinggi adalah penggunaan

    ASB sebagai alat kebijakan strategis untuk meningkatkan efisiensi dan

    produktivitas. Penggunaan Analisa Standar Belanja ( ASB ) untuk kebijakan

    strategi dirumuskan bentuk, nilai, dan mekanisme penggunaannya pada tahap

    ini.

    Implementasi merupakan tahap terakhir untuk menghantarkan model

    Analisa Standar Belanja ( ASB ) yang telah dibangun agar dapat digunakan

    dengan baik oleh para penggunanya. Sebelum tahap ini diberlakukan

    seringkali didahului dengan pengujian model (model testing). Beberapa analis

    dan praktisi sebagian menggolongkan testing dalam kategori disain sementara

    sebagian lagi menggolongkannya dalam tahap implementasi. Pengujian model

    mencakup dua jenis yaitu: alpha testing dan beta testing. Alpha testing

    merupakan pengujian model terhadap pengguna yang dikondisikan atau orang

    luar yang dikondisikan seakan-akan merupakan pengguna sebenarnya. Jika

    kurang bagus alpha test bisa dilaksanakan lagi sehingga disebut alpha 2 (alpha

    two atau alpha dua) dan yang semula disebut dengan alpha 1 (alpha one).

    Beta testing atau pengujian beta merupakan pengujian model terhadap

    pengguna sebenarnya. Kekurangsempurnaan model bisa diperbaiki dan

    dilakukan pengujian kembali pada mereka yang disebut dengan beta 2 (beta

    two atau beta dua) dan tahap sebelumnya disebut beta 1 (beta one atau beta

    satu). Tahap implementasi mencakup dua aktivitas utama yaitu sosialisasi dan

    pendampingan teknis. Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para pengguna tentang tata cara penggunaan Analisa Standar Belanja

    ( ASB ) secara langsung. Berbagai kendala pemahaman dan penjelasan teknis

    II - 7

  • yang sulit dipahami melalui panduan bacaan yang dihadirkan dapat

    dikonfirmasikan di sini.

    Sedangkan pendampingan teknis hanya diperlukan jika pengguna masih

    kesulitan juga untuk menggunakan Analisa Standar Belanja ( ASB ) ini.

    Pendampingan teknis dilakukan untuk memberikan bimbingan bagi para

    pengguna satu orang demi satu orang untuk menunjukkan berbagai mekanisme

    pemahaman dan penghitungan variabel ataupun rentang batasan yang ada.

    Aktivitas ini seharusnya tidak perlu dihadirkan jika pada aktivitas sosialisasi

    berbagai keterangan disimak dengan baik dan berbagai perbedaan

    pemahaman dikomunikasikan secara langsung.

    C. Metode Pengembangan Analisa Standar Belanja (ASB)

    Metode merupakan himpunan prinsip-prinsip atau langkah-langkah yang

    berlaku spesifik sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan yang

    berbeda-beda. Metode pengembangan Analisa Standar Belanja ( ASB ) untuk

    Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mencakup beberapa tahapan

    sebagai berikut:

    1) Tahap Pengumpulan Data.

    Data kegiatan dari berbagai satuan kerja perangkat daerah

    dikumpulkan untuk dirinci untuk memperoleh gambaran awal atas

    berbagai jenis kegiatan yang terjadi di Pemerintah Kabupaten Kutai

    Kartanegara.

    II - 8

  • 2) Tahap Penyetaraan Kegiatan.

    Penyetaraan kegiatan dilakukan untuk menggolongkan daftar

    berbagai kegiatan yang diperoleh dari tahap di atas ke dalam jenis

    atau kategori kegiatan yang memiliki kemiripan pola kegiatan dan

    bobot kerja yang sepadan.

    3) Tahap Pembentukan Model Awal.

    Model awal dibentuk untuk memperoleh gambaran nilai belanja dan

    alokasinya yang terjadi di Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Tahap ini mencakup tiga langkah utama yaitu:

    a. Pencarian Pengendali Belanja (cost driver) dari tiap-tiap jenis

    kegiatan.

    b. Pencarian Nilai Belanja Tetap (fixed cost) dan Belanja Variabel

    (variable cost) untuk setiap jenis kegiatan.

    Nilai belanja dari tiap jenis kegiatan dipisahkan dalam nilai

    belanja tetap dan nilai belanja variabel. Dengan demikian,

    setiap penambahan kuantitas akan dapat dianalisis

    peningkatan belanja variabelnya.

    c. Pencarian Nilai Rata-rata (Mean), Batas Atas dan Batas

    Bawah.

    Nilai mean, batas atas dan bawah dicari untuk memperoleh

    gambaran awal atas rata-rata dari pengalokasian belanja

    setiap jenis kegiatan dan pengendali belanjanya. Nilai Batas

    Atas dan Batas Bawah kadang-kadang tidak bisa langsung

    digunakan sebagai indikator dan penentuan kebijakan karena

    sangat sering memunculkan nilai ketidakmungkinan.

    II - 9

  • 4) Tahap Pengujian Model.

    Sesuai dengan metodologi di atas maka model diuji dengan alpha

    test dan beta test. Alpha test merupakan uji coba awal dari model ini

    yang akan dilakukan dengan menggunakan responden mahasiswa

    Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sedangkan beta test juga

    merupakan uji coba model Analisa Standar Belanja ( ASB ) kepada

    pengguna langsung Analisa Standar Belanja ( ASB ) yaitu para

    penyusun anggaran seluruh satuan kerja pengguna anggaran di

    lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka

    mengkaji kelayakan dan keberterapan (aplikabilitas) model.

    5) Tahap Perbaikan Model.

    Model awal yang telah disusun kemudian didiskusikan dengan para

    pelaku penyusunan anggaran di Pemerintah Kabupaten Kutai

    Kartanegara khususnya Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

    sebagai tim pembahas rencana anggaran eksekutif. Hasil diskusi

    yang berupa masukan-masukan kemudian dianalis untuk dijadikan

    dasar perbaikan dari model awal yang telah dikembangkan.

    II - 10

  • BAB III

    HASIL PENGEMBANGAN ANALISIS STANDAR BELANJA

    A. Hasil Tahapan Pengembangan ASB

    Persiapan, perumusan, dan pengembangan Analisis Standar Belanja

    Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah dilaksanakan melalui

    mekanisme dan tahapan sebagai mana yang dijelaskan pada bab 2. Tahapan

    pengembangan yang telah dilaksanakan hingga laporan ini dibuat adalah telah

    sampai pada proses model awal Analisa Standar Belanja ( ASB ) Kabupaten

    Kutai Kartanegara yang telah disusun. Tahap-tahap yang telah dilewati sampai

    pada penyusunan Laporan ini adalah:

    Langkah I: Survey Dan Pengumpulan Data

    Pada tahap survey, penyusun melakukan survey ke Pemerintah

    Kabupaten Kutai Kartanegara guna memperoleh gambaran kegiatan

    yang dilaksanakan. Survey ini dilakukan dengan metode wawancara.

    Dari hasil wawancara diperoleh berbagai masukan dan saran sebagai

    landasan pengembangan Analisa Standar Belanja ( ASB ).

    Selain itu pada tahap ini diperoleh data sekunder berupa Dokumen

    Pelaksanaan Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

    2007 dan 2008 untuk masing-masing satuan kerja. Dokumen

    Pelaksanaan Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

    ini berisi seluruh kegiatan/program yang telah dilaksanakan seluruh

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mencakup jenis kegiatan

    dan anggarannya.

    III - 1

  • Langkah II: Entry Data

    Setelah seluruh data sekunder terkumpul, maka tahap selanjutnya

    adalah melakukan entry data. Data kegiatan dari seluruh satuan kerja

    perangkat daerah dikumpulkan untuk dirinci untuk memperoleh

    gambaran awal atas berbagai jenis kegiatan yag terjadi di Pemerintah

    Kabupaten Kutai Kartanegara. Data yang dientri adalah Dokumen

    Pelaksanaan Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

    tahun 2008 untuk komponen Belanja Langsung. Belanja langsung

    merupakan belanja yang eksistensinya dipengaruhi secara langsung

    oleh adanya kegiatan yang direncanakan (terprogram). Untuk Dokumen

    Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2008 belanja langsung yang dientri

    adalah belanja langsung selain kegiatan-kegiatan dalam Program

    Pelayanan Administrasi Kantor dan kegiatan pemeliharaan. Dikarenakan

    kegiatan-kegiatan tersebut sebenarnya merupakan kegiatan yang sulit

    diukur ukuran kinerjanya.

    Langkah III: Analisis Data

    Berbagai data yang telah dikumpulkan, baik data primer maupun

    sekunder dianalisis berdasarkan pendekatan serta metodologi yang

    sesuai dan sejalan dengan tujuan dan sasaran pengembangan. Pada

    tahapan ini, penyusun menganalisis karakteristik masing-masing data

    yang dilihat berdasarkan belanja langsung dan belanja tidak langsung.

    Belanja langsung merupakan belanja yang eksistensinya dipengaruhi

    secara langsung oleh adanya kegiatan yang direncanakan (terprogram).

    Sedangkan belanja tidak langsung merupakan belanja yang

    eksistensinya tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya kegiatan

    yang direncanakan (terprogram).

    Analisa Standar Belanja ( ASB ) ini dikembangkan berdasarkan pada

    data belanja langsung dari setiap satuan kerja. Hal ini dilakukan karena

    beberapa alasan sebagai berikut:

    III - 2

  • 1. Belanja langsung dianggarkan untuk setiap program/kegiatan yang

    diusulkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah.

    2. Belanja langsung dapat diukur/dibandingkan secara langsung

    dengan output program/kegiatan.

    3. Variabilitas jumlah belanja langsung dipengaruhi langsung oleh

    target kinerja/tingkat pencapaian. Berdasarkan belanja langsung

    yang terdapat pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran - Satuan

    Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) tahun 2008 (selain kegiatan dalan program Pelayanan Administrasi) kemudian dilakukan proses

    pembobotan beban kerja dan kewajaran belanja.

    Selanjutnya dilakukan proses penyetaraan atas dasar belanja langsung

    untuk masing-masing program atau kegiatan satuan kerja di lingkungan

    Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Penyetaraan kegiatan dilakukan

    dengan cara mengelompokkan kegiatan ke dalam satu kelompok/jenis yang

    sama atau setara. Dari hasil penyetaraan ini dapat dikembangkan jenis

    kelompok Analisa Standar Belanja ( ASB ) yang sifatnya umum.

    B. Ekualisasi Kegiatan

    Untuk memudahkan proses pembobotan beban kerja dan belanja suatu

    kegiatan, maka masing-masing program atau kegiatan satuan kerja di

    lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dilakukan proses

    ekualisasi. Hasil dari ekualisasi dilakukan dengan cara mengelompokkan

    program atau kegiatan ke dalam satu kelompok/jenis yang sama.

    Berdasarkan hasil ekualisasi kegiatan, total Analisa Standar Belanja

    ( ASB ) yang dapat dimunculkan sampai dengan penyusunan Laporan ini

    berjumlah 20 ( Dua Puluh ) jenis ASB. Jumlah ini sudah merupakan hasil

    diskusi dari pihak Universitas Gadjah Mada sebagai Narasumber dalam

    penyusunan Analisa Standart Belanja (ASB). Namun jumlah tersebut pada

    III - 3

  • proses perkembangan lebih lanjut memungkinkan akan bertambah atau

    berkurang. Penambahan atau pengurangan jenis Analisa Standart Belanja

    (ASB) tersebut semata-mata untuk menghadirkan jenis Analisa Standart

    Belanja (ASB) yang akurat dan andal sebagai salah satu instrumen pada sistem

    anggaran berbasis kinerja. Hasil dan jenis Analisa Standart Belanja (ASB)

    tersebut dapat dilihat pada lampiran daftar Analisa Standart Belanja (ASB)

    kegiatan.

    C. Tahap-Tahap Perolehan Nilai Perhitungan

    Tahapan pengukuran untuk memperoleh hasil dilakukan dalam dua

    tahap utama yaitu tahap pengukuran awal dan tahapan berikutnya hanyalah

    merupakan teknik untuk menyesuaikan nilai masing-masing sesuai dengan

    tahun yang bersangkutan.

    D. Kebijakan Penyajian ASB

    Angka-angka yang terdapat dalam ASB ini diperoleh melalui suatu

    perhitungan yang detail. Hasil dari perhitungan tersebut disajikan dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    Mean, Batas Bawah, dan Batas Atas disajikan dalam bentuk prosentase terhadap Belanja Total suatu program atau kegiatan

    Nilai Mean, Batas Bawah, dan Batas Atas disajikan dalam nilai pembulatan hingga dua digit dibelakang koma

    Nilai perhitungan satuan pengendali belanja tetap (fixed cost) dan satuan pengendali belanja variabel (variable cost) merupakan nilai

    pembulatan ke angka ribuan ke atas.

    E. Uji Model

    Tahap pengujian selanjutnya dilakukan melalui diskusi secara langsung

    dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Pemerintah Kabupaten Kutai

    III - 4

  • Kartanegara. Diskusi yang mendalam ini diharapkan akan memperoleh banyak

    masukan dan perbaikan guna meningkatkan tingkat kebenaran model yang

    diajukan.

    F. Format Penyajian Analisa Stndar Belanja (ASB)

    1. Definisi Operasional Format Analisa Standar Belanja (ASB)

    Hal-hal penting yang tercantum dalam Analisa Standart Belanja (ASB) ini

    perlu dijelaskan agar memudahkan dalam mengoperasionalkan

    penggunaan Analisa Standart Belanja (ASB), yaitu:

    a. Deskripsi

    Merupakan penjelasan dari masing-masing Analisa Standart Belanja

    (ASB) yang ada. Selain itu, deskripsi juga menjelaskan rentang waktu pengunaan Analisa Standart Belanja (ASB) untuk masing-

    masing kegiatan.

    b. Batasan Alokasi Objek Belanja

    Batasan Alokasi Objek Belanja merupakan proporsi dari objek

    belanja suatu kegiatan. Proporsi tersebut terbagi dalam 3 (tiga)

    jenis, yaitu mean, batas bawah, dan batas atas. Total keseluruhan

    proporsi objek belanja harus 100%.

    c. Pengendali Biaya (cost driver)

    Pengendali Belanja menjelaskan faktor apa yang memicu

    biaya/belanja dari suatu kegiatan.

    d. Satuan Pengendali Belanja Tetap (Fixed Cost)

    Menunjukkan besarnya belanja tetap dari suatu kegiatan tanpa

    dipengaruhi oleh perubahan/penambahan volume kegiatan.

    e. Satuan Pengendali Belanja Variabel (Variable Cost)

    Menunjukkan besarnya perubahan belanja variabel untuk masing-

    masing kegiatan yang dipengaruhi oleh perubahan/penambahan

    volume kegiatan.

    III - 5

  • f. Formula Perhitungan Belanja Total sebelum penambahan factor inflasi.

    Merupakan rumus dalam menghitung besarnya belanja total dari suatu

    kegiatan. Formula ini merupakan penjumlahan antara fixed cost dan

    variable cost

    g. Formula Perhitungan Belanja Total x Laju Tingkat Inflasi 14,90

    Dalam Perhitungan Belanja Total dari suatu Kegiatan dimana

    penjumlahan antara Fixed Cost dan Variable Cost dikali dengan laju

    tingkat inflasi year on year ( Juni 2008 terhadap Juni 2007 mencapai

    14,90 persen dari data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), dari data

    tersebut diasumsikan sebagai prediksi laju tingkat inflasi untuk

    Anggaran 2009 masa yang akan datang.

    2. Teknik Penggunaan

    ASB ini seharusnya digunakan oleh setiap satuan kerja pada tahap awal

    penyusunan angggaran. Dalam penggunaan Analisa Standart Belanja

    (ASB), satuan kerja dapat mengikuti langkah-langkah sebagi berikut:

    a) Satuan kerja harus mengetahui kegiatan yang akan

    dilaksanakan tergolong dalam jenis Analisa Standart Belanja

    (ASB) yang mana dari daftar Analisa Standart Belanja (ASB)

    yang tersedia;

    b) Satuan kerja harus memahami apa yang menjadi pengendali

    belanja (cost driver) sehingga mampu membedakan antara -

    fixed cost dan variable cost;

    c) Menentukan target kinerja dari masing-masing kegiatan yang

    akan dilaksanakan;

    d) Menghitungkan besarnya total belanja untuk kegiatan dengan

    menggunakan formula yang ada pada Analisa Standart

    Belanja (ASB) tersebut.

    III - 6

  • e) Perhitungan alokasi proporsi belanja dapat menggunakan

    angka Mean atau angka diantara batas bawah dan batas

    atas.

    Apabila menggunakan proporsi yang standar adalah menggunakan proporsi alokasi belanja sesuai dengan

    proporsi mean dan total alokasi belanja harus 100% dari

    belanja total.

    Apabila ada komponen-komponen yang tidak sesuai dengan kebutuhan (bisa lebih atau kurang dari nilai

    mean), maka satuan kerja dapat menggeser proporsi/nilai

    nominal anggaran pada masing-masing objek belanja

    dengan menggunakan batas bawah dan batas atas tetapi

    prosentase total belanja tidak melebihi 100%.

    f) Apabila satuan kerja merencanakan kegiatan yang belum

    memiliki Analisa Standart Belanja (ASB) maka anggaran

    yang diusulkan harus seijin dari Tim Anggaran Pemerintah

    Daerah (TAPD).

    3. Teknik Penyesuaian Tahun Selanjutnya

    ASB ini disusun dan dihitung berdasarkan data Dokumen Pelaksanaan

    Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) tahun 2008

    setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai

    Kartanegara. Analisa Standart Belanja (ASB) ini tidak dapat digunakan

    untuk tahun selanjutnya tanpa dilakukan penyesuaian terhadap nilai-nilai

    yang ada. Penggunaan tanpa melalui proses penyesuaian akan

    menghasilkan nilai yang tidak akurat pada proses penyusunan anggaran.

    Proses penyesuaian ini harus dilakukan melalui suatu teknik

    penyesuaian yang dijelaskan dalam suatu rumus/formula.

    Teknik penyesuaian yang dilakukan adalah menggunakan angka

    penyesuaian (contohnya: angka estimasi inflasi) pada tahun yang

    bersangkutan. Angka penyesuaian yang digunakan merupakan

    kebijakan yang dibuat oleh bagian tim anggaran eksekutif yang tertuang

    III - 7

  • dalam surat edaran. Berdasarkan surat edaran tersebut, masing-masing

    Satuan Kerja Perangkat Daerah melakukan penyesuaian terhadap

    angka-angka pada belanja tetap dan belanja variabel.

    4. ASB Sebagai Alat Kebijakan Strategis

    Analisa Standart Belanja (ASB) ini dapat digunakan sebagai alat

    kebijakan strategis Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada saat

    penyusunan anggaran. Beberapa fungsi Analisa Standart Belanja (ASB)

    untuk strategi adalah:

    a. Kebijakan Efisiensi.

    Kebijakan efisiensi merupakan pencapain output yang maksimum

    dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk

    mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan

    output dengan input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau

    target yang telah ditetapkan.

    b. Kebijakan Produktivitas

    Produktivitas merupakan kemampuan pencapaian output yang

    diharapkan dengan penggunan input yang ditetapkan.

    Produktivitas ini menunjukkan tingkat pencapaian hasil program

    dengan target yang ditetapkan.

    c. Peningkatan Kinerja melalui Pengukuran Kinerja:

    Kinerja Efisiensi. Kinerja Produktivitas.

    G PELAKSANA Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan hasil kerjasama antara pihak

    Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada ( UGM ) Yogyakarta dengan

    Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, menyiapkan (mobilisasi) personil

    III - 8

  • Tenaga Ahli sebagai Nara sumber sedangkan Pelaksana/Tim Teknis adalah

    dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Tenaga ahli sebagai pelaksana kegiatan dipersiapkan Sekolah Pasca

    Universitas Gadjah Mada ( UGM ) Yogyakarta yang memiliki pengalaman

    dalam menangani kegiatan penelitian dan capacity building sektor publik

    daerah di Indonesia. Personil pelaksana kegiatan ini, adalah:

    Penanggung jawab : Dr. Abdul Halim,MBA.,Akt

    Ketua Tim : Irwan Taufik Ritonga,SE.M.Bus.Akt

    1. Ahli Keuangan Daerah : Ehermann Suhartono,SE,.M.Si

    2. Ahli Kelembagaan : Drs. Rusman R Manik.

    3. Ahli Penganggaran Daerah : Yanti Murahadi,SE.

    4. Ahli Penganggaran Daerah : Muhammad Silman, SE.

    5. Ahli Statistik : Ir. Muhammad Firdaus.

    6. Ahli Statistik : Agus Supriyanto, S.Pd

    7. Staf : Fita Nurul Yuanita, A.Md

    Sedangkan Nara sumber pendamping dari Universitas Kutai Kartanegara

    Tenggarong sbb:

    Ketua Tim : Prof. DR. Iskandar,SE.,M.Si

    1. Anggota : Sudirman, S.Sos.,M.Si

    2. Anggota : Rusmawati,SE.M.Si.

    3. Anggota : Heru Suprapto,SE.

    Tim Teknis Pendamping dan pengumpul data Fasilitasi Penyusunan

    Analisa Standar Belanja ( ASB ) Kabupaten Kutai Kartanegara Anggaran

    III - 9

  • Tahun 2008 berdasarkan keputusan Plt. Bupati Kutai Kartanegara Nomor : 357 Tahun 2008, terdiri atas personil sbb ini adalah :

    I. Pengarah : Drs. H.M. Samsuri Aspar, MM.

    II. Penanggung Jawab : Dr. Ir. H. M. Aswin, MM.

    III. Koordinator I : Drs. Sutrisno

    IV. Koordinator Ii : Drs. H. M. Hardi, MM

    V. Koordinator Iii : Drs. Fathan Djoenaidi, MM

    VI. Koordinator Iv : Bambang Arwanto, Ap.,M.Si

    VII. Koordinator : H.M. Arsyad, S.Sos, M.M

    VIII. Koordinator V : Drs. Machmudan, M.Si

    IX. Ketua : Heriansyah, SE, M.Si

    X. Wakil Ketua : Wiyono, Sip.,M.Si

    XI. Sekretaris : Siti Nurwidyawati, SE

    A. Kelompok Kerja I (Pembahasan ASB) : 1. Ir. Salderi, MP.

    2. Ir. Rodi Hartono, M.Si

    3. Hj.Sy Vanessa Vilna Sis, M.Si

    4. Dra. Jane, Ar. Nz, MT

    5. H.Rizali, SE.,M.Si

    6. H. Fredy Wardana, SE.

    7. Setianto.N. Aji, SH.

    B. Kelompok Kerja I (Penyusunan ASB) : 1. Surya Alam, M.Sc

    2. Munir Fasihu, M.Sc

    3. Shinta Andriyani Susilo, M.A

    4. Anne Hasanah D, Diplom.Bw

    5. M. Afrizal. Mardinata.

    III - 10

  • 1

    ASB001 APRESIASI KINERJA PERSONAL/LEMBAGA Deskripsi:

    Apresiasi atau penghargaan atas kinerja personal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu satuan kerja perangkat daerah untuk memberikan penghargaan kepada orang-orang yang telah menunjukkan kinerja atau pengabdian di bidang tertentu atau kepada lembaga. Pihak-pihak yang diberi penghargaan kinerja bisa merupakan pegawai di lingkungan satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan, satuan kerja perangkat daerah yang lain, ataupun masyarakat umum. Kegiatan ini mencakup perencanaan rincian kegiatan, penyusunan/pendataan nominator, pemilihan dan penyerahan penghargaan kepada pihak-pihak yang layak menerima serta pertanggungjawaban kegiatan kepada pihak yang berwenang.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah Penerima Penghargaan Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost): = Rp. 19.431.358 per kegiatan Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp 1.978.086 , per Penerima Penghargaan Rumus Penghitungan Belanja Total:

    Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp. 19.431.358 + (Rp. 1.978.086, x Jumlah Penerima Penghargaan) = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 001 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 41,19% 25,20% 57,19% 2 Belanja Honorarium Non PNS 4,38% 0,00% 10,56% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 12,01% 0,00% 29,00% 4 Belanja Jasa Kantor 33,18% 0,00% 80,11% 5 Belanja Cetak & Penggandaan 0,73% 0,00% 1,76% 6 Belanja Sewa 1,64% 0,00% 3,96% 7 Belanja Makan & Minum 6,87% 0,00% 14,48%

    Contoh Kegiatan ASB 001

    No Satker Kegiatan

    1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemberian Penghargaan Tenaga Kependidikan yang Berprestasi

  • 2

    2 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pengelolaan PAK Kenaikan Pangkat Guru TK,SD,SMP dan SMA/SMK

    3 Sekretariat Daerah Pemberian Penghargaan bagi PNS yang Berprestasi

    4 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Pemilihan Guru Berprestasi)

  • 3

    ASB002 ASISTENSI ATAU BIMBINGAN DENGAN PENDAMPINGAN Deskripsi:

    Asistensi atau bimbingan dengan pendampingan merupakan kegiatan untuk memberikan bimbingan atau pendampingan kepada pegawai atau subyek pelaksana harian atas mekanisme kerja tertentu yang melibatkan pihak luar dalam rangka memberikan panduan tersebut.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah lembaga yang didampingi dan Durasi Pendampingan Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost): = Rp13.975.000, per kegiatan Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp. 594.000 .- per Lembaga per bulan Rumus Penghitungan Belanja Total:

    Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp13.975.000 + (Rp. 594.000.- x Jumlah Lembaga x jumlah bulan) = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 002 : Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja

    (%) (%) (%) 1 Belanja Honorarium PNS 16,25% 0,00% 44,00% 2 Belanja Honorarium Non PNS 1,30% 0,00% 3,00% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 53,54% 0,00% 100,00% 4 Belanja Jasa Kantor 21,29% 0,00% 55,14% 5 Belanja Cetak & Penggandaan 1,72% 0,22% 3,22% 6 Belanja Makan & Minum 5,90% 0,00% 14,57%

    ASB ini hanya menganggarkan objek belanja seperti tersebut diatas, dan jika ada penambahan objek belanja (contoh : belanja perjalanan dinas) dapat ditambahkan dengan perhitungan dengan standar yang berlaku, sesuai kebutuhan rill dan harus sepengetahuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

    Contoh Kegiatan ASB 002

    No Satker Kegiatan

    1 Bappeda Pendampingan Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah

    2 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

    Pendampingan Kegiatan Tugas Pembantu Dana APBN Th 2007

  • 4

    No Satker Kegiatan

    3

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pendamping Pemberdayaan Usaha Kecil Pedesaan

    4

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pendampingan Lembaga Perkreditan Desa

    5 Sekretariat Daerah Pendamping Pembebasan Tanah Buku Putih (GD) di 17 Kecamatan Kab. KUKAR

    6 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Asistensi Penyusunan Rancangan Pengelolaan Keuangan Darah Kabupaten/Kota

    7 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Asistensi Penyusunan RKA Bagi Seluruh SKPD Dinas/Instansi/Kecamatan Kab. Kukar Tahun 2007

    8 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Asistensi Pelaksanaan APBD Th. 2007 Bagi Seluruh PPTK, PPK & Bendahara.

    9 Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Peningkatan kualitas aparatur badan pemberdayaan masyarakat

    10 Dinas Tenaga Kerja Pembinaan & Penempatan Tenaga kerja (Pembinaan Usaha Pemberi Kerja)

    11 Dinas Tenaga Kerja Pembinaan Norma Ketenagakerjaan

    12

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pemberantasan Buta Huruf (KF)

    13 Sekretariat Daerah Pengembangan Usaha Mikro Kecil Melalui Pengelolaan Unit Usaha Simpan Pinjam

    14 Sekretariat Daerah Pemberdayaan dan Pengembangan Lembaga Perkreditan Desa/Lembaga Keuangan Mikro

    15 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pendampingan Adm. Bendahara Penerima, Pengeluaran & Barang, untuk Pelaksanaan Permen No 13

    16 Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Peningkatan Kelembagaan masyarakat Desa

    17

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pembuatan dan Pembinaan KUB ( Kelompok Usaha Bersama)

    18 Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Pembinaan Menejemen Pasar Desa

    19 Dinas Tenaga Kerja Pembinaan & Pelatihan Lembaga Latihan Swasta

    20 Dinas Tenaga Kerja Pembinaan Organisasi Ketenagakerjaan (LKS Tripartit & Dewan Pengupahan Daerah)

  • 5

    No Satker Kegiatan

    21 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pembinaan SD Kunjung

    22

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pembinaan & Dekranasda

    23

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pembinaan Kemetrologian

    24 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Fasilitas Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli KB

    25

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri

    26

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pemantapan Kelembagaan Koperasi

    27

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Penyelenggaraan Paket B Setara SMP (P)

    28 Kantor Arsip Pelatihan dan Bimbingan Teknis Dalam Rangka Pengembangan SDM Pemdes di Bidang Pengelolaan Administrasi Kearsipan

    29 Kantor Arsip Monitoring dan Pembinaan Kearsipan

    30 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pengadaan Staf Khusus/Konsultan Bidang Pendidikan

    31 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pengembangan Sekolah Satu Atap SD/SMP

    32 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pengembangan SMP Terbuka

    33 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pengembangan Sekolah Filial(SD)

    34 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pengembangan Sekolah Filial(SMP)

  • 6

    ASB003 BIMBINGAN ATAU PELATIHAN TEKNIS Deskripsi:

    Bimbingan teknis merupakan kegiatan untuk memberikan bimbingan/pelatihan kepada para pegawai di lingkungan satuan kerja perangkat daerah untuk memperoleh keahlian teknis tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan keahlian teknis untuk masalah-masalah yang sifatnya operasional yang menjadi kebutuhan utama. kegiatan ini bukan hanya memberikan pelajaran tutorial saja tetapi juga memberikan contoh dan panduan rinci pada tiap-tiap peserta atas keahlian teknis yang dituju.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah Peserta dan jumlah hari pelatihan. Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost): = Rp. 14.965.300 per Kegiatan Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp. 178.100 per Jumlah Peserta per Jumlah Hari Pelatihan Rumus Perhitungan Belanja Total:

    Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp. 14.965.300 + (Rp. 178.100 x Jumlah Peserta x Jumlah Hari Pelatihan) = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 003 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 2,74% 0,69% 4,78% 2 Belanja Honorarium Non PNS 3,50% 0,00% 7,74% 3 Belanja Bahan Material 0,16% 0,00% 0,48% 4 Belanja Bahan habis Pakai 2,72% 0,79% 4,64% 5 Belanja Jasa Kantor 82,17% 0,00% 100,00% 6 Belanja Cetak & Penggandaan 1,31% 0,00% 2,93% 7 Belanja Sewa 1,05% 0,46% 1,64% 8 Belanja Makan & Minum 6,36% 1,49% 11,23%

    Catatan : 1. ASB ini hanya menganggarkan objek belanja seperti tersebut diatas, dan jika

    ada penambahan objek belanja (contoh : belanja perjalanan dinas) dapat ditambahkan dengan perhitungan dengan standar yang berlaku, sesuai kebutuhan rill dan harus sepengetahuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

    2. Jika Pengiriman Peserta keluar daerah dalam rangka mengikuti Pelatihan

    /Bimbingan teknis dianggarkan dalam belanja Non Urusan (Ex B.A.U)

  • 7

    Contoh Kegiatan ASB 003

    No Satker Kegiatan

    1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pembinaan kelompok Kerja Guru(KKG)

    2 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pembinaan KKP TK/SD

    3 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pembinaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMP

    4 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pembinaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA

    5 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Peningkatan Mutu Pondok Pesantren

    6 Dinas Sosial Pembinaan Karang Taruna & Organisasi Sosial Kab. Kutai Kartanegara

    7 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Magang Guru SMK

    8 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pembinaan bagi Pendidik dan Tenaga Pendidikan(KKP SMP/SMA)

    9

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Magang Pengembangan Ukir Kayu ke Jepara

    10

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Studi Efektitivitas dan Magang IK Kerajinan Kayu dalam Menunjang Kegiatan Promosi dan Pemasaran

    11 Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Pelatihan /orientasi substantive pemberdayaan masyarakat dan studi pembelajaran

    12 Dinas Sosial Pelatihan Ketrampilan berusaha bagi Keluarga Miskin

    13 Dinas Sosial Pelatihan Ketrampilan Bagi Penyandang Masalah kesejahteraan sosial

    14 Dinas Tenaga Kerja

    Pelatihan/Penerapan Pengembangan Teknologi Tepat Guna (Perluasan Kesempatan Kerja)

    15 Dinas Peternakan Pengembangan Ternak Rakyat di Pedesaan

    16 Dinas Peternakan Pelatihan dan Temu Usaha AGRIBISNIS

    17 Dinas Peternakan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi

  • 8

    No Satker Kegiatan

    18 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pendidikan dan PelatihanFormal Tenggarong (Pembinaan KKG SMK)

    19 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pendidikan dan Pelatihan Formal Pengawas TK/SD (Pengendalian dan Evaluasi Pendidikan)

    20 Dinas Pendidikan dan kebudayaan pendidikan dan pelatihan Formal Guru SD/MI 5 Mata Pelajaran

    21 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pendidikan dan Pelatihan Formal Guru SMP/MTS

    22 Dinas Pendidikan dan kebudayaan pendidikan dan Pelatihan Formal Guru Geografi SMP/MTS

    23 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pendidikan Berbasis Luas (Life Skill/pendidikan Kecakapan Hidup)pd SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN smk

    24 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pelatihan Sekolah

    25 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik(MKKS SLTP/SLTA)

    26 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik(KKS SMP/SMA)

    27 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelatihan Pengawas Tingkat TK/SD

    28 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelatihan Pengawas Tingkat SLTP/SLTA

    29

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pelatihan AMT Bagi Usaha Industri Kecil Pemuda di Kec. Muara Jawa, Samboja & Marang Kayu

    30

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pelatihan Penerapan Teknologi Pengolahan Bandeng Presto, Asap & Abon Ikan bagi IKM Kec. Muara Jawa

    31 Sekretariat Daerah Pelatihan dan Penyiapan Peralatan Penunjang Investasi

    32 Sekretariat Daerah Pelatihan bagi Kepala Desa di Balai PMD Yogyakarta

    33 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Pelatihan Pengelolaan Keuangan Daerah Tentang Sistem dan Prosedur Pembuatan Laporan Penerimaan PAD di Jakarta

    34 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Bimbingan Tehnis Implementasi Paket Regulasi Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

  • 9

    No Satker Kegiatan

    35 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Bimbingan Tehnis Penyusunan RKA-SKPD Bagi Seluruh SKPD Se-Kab. Kukar

    36 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Diklat Tim Teknis Kecamatan Guna Peningkatan Pendapatan Daerah

    37 Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Pelatihan Fasilisator Pelatih P3MD

    38 Bapedalda Pendidikan dan Pelatihan Formal

    39 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Pendidikan Dan Pelatihan Formal

    40 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Pelatihan Tenaga Pengelola SIAK

    41 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Pembinaan Administrasi Catatan Sipil

    42 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Pembinaan Petugas Pembuat Akte Catatan Sipil

    43 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Pembinaan Program KB Lapangan

    44 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Penyiapan tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

    45 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

    Pendidikan dan Pelatihan Formal

    46 Dinas Sosial Pendidikan Dan Pelatihan Formal

    47 Dinas Sosial Pelatihan Keterampilan & Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar

    48 Dinas Sosial Pendidikan & Pelatihan Bagi Penyandang Cacat & Eks Trauma

    49 Dinas Sosial Pendidikan & Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial Di Kec. Marang Kayu

    50 Dinas Tenaga Kerja Pendidikan Dan Pelatihan Formal

    51

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Tutor Kejar Paket C Setara SMU

  • 10

    No Satker Kegiatan

    52

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Tutor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

    53

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional(KF)

    54

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Pertukangan Meubel

    55

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Perbengkelan Las

    56

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Perbengkelan Sepeda Motor,Mesin Ces dan Elektronik beserta Bantuan Modal Bekal Usaha

    57

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Ketrampilan Modes Puta Putri,Pembuatan Sablon se Kab. Kukar

    58

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Life Skill Bordir (SKB TGR)

    59

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Life Skill Kompor Briket Batu Bara (SKB TGR)

    60

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Salon Kecantikan (SKB Tenggarong)

    61

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Salon Kecantikan (SKB Ma. Jawa)

    62

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Bordir (SKB Ma.Jawa)

    63

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Pengolahan Sabut Kelapa (SKB Ma. Jawa)

    64

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Pelatihan Salon Kecantikan (SKB Kota Bangun)

    65 Dinas Perhubungan Pendidikan dan Pelatihan Formal

  • 11

    No Satker Kegiatan

    66 Dinas Peternakan Pembinaan Pos Kesehatan Hewan

    67 Dinas Peternakan Pengamanan Kesehatan Masyarakat Veterriner (Kesmavet)

    68 Dinas Peternakan Pengembangan Pusat Pembibitan Ternak Kerbau

    69 Dinas Peternakan Pengembangan Pusat Pembibitan Ternak Kambing

    70 Dinas Peternakan Pengembangan Pusat Pembibitan (Breeding Center) Ternak Babi

    71 Dinas Peternakan Pengembangan Bibit Ternak EMBRIO Tansper (ET)

    72 Dinas Peternakan Pengembangan Usaha Tani Ternak Berbasis Agrinbisnis

    73 Dinas Peternakan Pengembangan Pusat Pembibitan Ternak Ayam Buras

    74 Dinas Peternakan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

    75 BADAN PENGAWAS DAERAH Pendidikan dan Pelatihan Formal

    76 BADAN PENGAWAS DAERAH

    Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

    77 SEKRETARIAT DPRD Pendidikan dan Pelatihan Formal

    78 SEKRETARIAT DPRD

    Bimbingan Teklnis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

    79 Kantor Perpustakaan Umum

    Pendidikan dan Pelatihan Formal

    80 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pelatihan dan penatausahaan Keuangan(PERMENDAGRI 13) pada 13 Cab. Dis Pendidikan

    81 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelatihan Pendidikan Guru Bahasa Inggris di new Zealand

    82 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelatihan Pendidikan Certificate Tsl Transfer Degre ke Master Applied Linguistics di Australia

    83 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelatihan Penilaian Angka Kredit bagi Guru

  • 12

    No Satker Kegiatan

    84 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bimbingan Tehnis Pembuatan Karya Tulis Ilmiah

    85

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pendidikan dan Pelatihan Formal

    86

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

    87

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pembinaan Industri Kecil dalam Memperkuat Jaringan Klaster Industri (Pelatihan Teknis Sablon)

    88

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pembinaan Industri Kecil dalam Memperkuat Jaringan Klaster Industri (Pelatihan Pembuatan Kue Kering)

    89

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pelatihan Penjahitan, Perbengkelan Sepeda Motor & Partisipasi pada Ajang Promosi Produk IKM

    90

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pelatihan Teknis Modifikasi Pembuatan Stempel

    91

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Kontak Informasi Teknis Produksi Pengolahan Limbah Kayu menjadi Kerajinan Tikar Kayu

    92

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pelatihan Pelayanan Administrasi Perijinan Industri (Wilayah Ulu, Pesisir dan Tengah)

    93

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pelatihan Penerapan Teknologi Diversifikasi Pengelohan Buah Nenas bagi IKM Kec. Samboja

    94

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pemantapan Kelembagaan dan Usaha Simpan Pinjam

    95 Sekretariat Daerah Pelatihan Teknis Perangkat Pemerintah DesaDalam Penataan Tapal Batas Desa & Kelurahan

    96 Sekretariat Daerah Pelatihan dan Bimbingan Teknis (BPD) dalam Wilayah Kab. KUKAR

    97 Sekretariat Daerah Pelatihan Jurnalistik

    98 Sekretariat Daerah Pelatihan dan Peningkatan Teknis Audio Visual

  • 13

    No Satker Kegiatan

    99 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Pengaktifan & Sosialisasi Mesin Absensi Magnetik

    100 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Pendidikan Akuntansi bagi Staf PPK pada SKPD di Lingkungan Pemkab. Kukar

    101 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Pelatihan Bagi Juru Pungut Pajak dan Retribusi se Kab. Kutai Kartanegara

    102 SEKRETARIAT DPRD Pendidikan dan Pelatihan Formal

    103 SEKRETARIAT DPRD Bimbingan Teklnis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

    104 Sekretariat Daerah Pelatihan Teknis Staf Bagian Pemdes/Kelurahan Dalam Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah

    105 Sekretariat Daerah Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perangkat Pemerintah Wilayah

    106 Sekretariat Daerah Bimbingan Teknis dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa

    107 Sekretariat Daerah Mengikuti Bintek Keprotokolan

    108 Sekretariat Daerah Pelatihan Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan

    109 SEKRETARIAT DPRD

    Aplikasi dan Implementasi Permendagri No. 13 Tahun 2006 di Lingkungan Sekretariat DPRD

    110 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesantren Kilat dan Safari Ramadhan

    111 SEKRETARIAT DPRD Aplikasi dan Implementasi Permendagri No. 13 Tahun 2006 di Lingkungan Sekretariat DPRD

    112 Sekretariat Daerah Aplikasi dan Implementasi Permendagri No. 13 Th. 2006 di Lingkungan Sekretariat DPRD (P)

    113 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pendidikan Kab Kukar dengan Fakultas Kedokteran Unlam Banjarmasin

  • 14

    No Satker Kegiatan

    114 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pelaksanaan Kerjasama secara Kelembagaan di Bidang Pendidikan(UGM Yogyakarta)

    115 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pendidikan Kab Kukar dengan IPB Bogor

    116 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah/Dinas Pendidikan Kab Kukar dengan ITB Bandung

    117 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kerjasama Prestasi Junior Indonesia(PJI),Peningkatan Mutu SMP/SMA

    118 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kerjasama FMTK Thr National Technical University College of Malaysia(KUTKM) Malaka

    119 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Peningkatan Motivasi Guru Daerah Terpencil

    120 Dinas Sosial Pendayagunaan Para Penyandang Cacat & Eks Trauma

    121 Dinas Sosial Pemberdayaan Eks Penyandang Penyakit Sosial Di Kec. Kota Bangun

    122 Bappeda Peningkatan SDM perencanaan

    123 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Peningkatan Kualifikasi Guru Bahasa Inggris

    124

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pengembangan Kemampuan Aparatur bidang Perdagangan

  • 15

    ASB004 FORUM KOMUNIKASI ATAU KOORDINASI Deskripsi:

    Forum komunikasi atau koordinasi merupakan kegiatan untuk menyelenggarakan komunikasi atau koordinasi dengan lembaga atau instansi lain yang terkait dengan maksud dan tujuan tertentu. Hasil dari kegiatan ini berupa kesepakatan dan kesepahaman tentang masalah yang ingin dipecahkan dan tercapainya tujuan yang diharapkan.

    Satuan pengendali biaya (cost driver):

    Jumlah lembaga yang dicakup dalam forum komunikasi atau koordinasi serta durasi proses komunikasi atau koordinasi dilakukan. Satu kali koordinasi setara dengan satu minggu, satu bulan koordinasi setara dengan 4 kali atau 4 minggu proses koordinasi. (1 instansi = 5 orang perwakilan instansi = 5 lembaga di luar instansi /perwakilannya = 1 jaringan di luar instansi pemerintahan. 1 lembaga setara dengan 40 orang peserta bebas tanpa lembaga).

    Satuan Pengendali Belanja Tetap (Fixed Cost) = Rp 34.450.300 per kegiatan Satuan Pengendali Belanja Variabel (Variable cost) = Rp 11.006.800 per Jumlah Lembaga per Durasi dalam Minggu Rumus Penghitungan Belanja Total: Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp 34.450.300 + (Rp 11.006.800 x Jumlah Lembaga x Durasi dalam Minggu) = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan Alokasi Obyek Belanja ASB 004 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 30,73% 0,00% 65,20% 2 Belanja Honorarium Non PNS 3,84% 0,00% 9,96% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 1,57% 0,63% 2,52% 4 Belanja Cetak & Penggandaan 0,70% 0,13% 1,28% 5 Belanja Sewa 0,04% 0,00% 0,12% 6 Belanja Makan & Minum 5,63% 0,01% 11,25% 7 Belanja Perjalanan Dinas 57,49% 0,00% 100,00%

    Contoh Kegiatan ASB 004

    No Satker Kegiatan

    1 Bapedalda Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

  • 16

    No Satker Kegiatan

    2 Bapedalda Koordinasi Penyusunan AMDAL

    3 Dinas Tenaga Kerja Fasilitas Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

    4

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Rapat Koordinasi Dikluspora Kab Kukar

    5 SEKRETARIAT DPRD Konsultasi Penyusunan Buku Akhir Tahun 2007

    6 Sekretariat Daerah Koordinasi Humas dan Informasi Pembangunan

    7 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jaringan Kurikulum dan Penilaian SMA

    8 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pendidikan Bermutu dan Studi Pengembangan Dewan Pendidikan

    9 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Komite Sekolah Penyelenggaraan Pendidikan Bermutu

    10 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rapat Koordinasi Pembinaan Pengawas Agama

    11

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Konsultasi ke Departemen Perindustrian Tentang Kemitraan & Promosi Hasil Industri

    12 Sekretariat Daerah Konsultasi Penyelesaian Tapal Batas Desa

    13 Sekretariat Daerah Koordinasi dan Bimbingan Unit Usaha Perusahaan Daerah di Lingkungan Kabupaten

    14 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi Realisasi Setoran Retribusi Daerah Pada Instansi Yang Terkait

    15 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah di Kab. Kutai Kartanegara

    16 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Konsultasi Tehnis ke Depdagri Tentang Penagihan Pajak & Retribusi Daerah Permen No. 43 Th. 1999 Dalam Rangka Peningkatan Pengetahuan

  • 17

    No Satker Kegiatan

    17 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi Realisasi Setoran Pajak Daerah Pada Instansi Yang Terkait

    18 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi Dan Pengumpulan Data Guna Mencari Sumber-Sumber Pembiayaan Untuk Meningkatkan PAD

    19 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi Data Kelengkapan Penerbitan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran

    20 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi dan Sinkronisasi Pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Lain Mengenai Pengelola Keuangan Daerah

    21 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi Dana Perimbangan Daerah Ke KPKN & Dirjen Anggaran Jakarta

    22 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Koordinasi dengan Instansi TK. Kecamatan Dalam Rangka Pemutihan Pajak dan Retribusi Daerah Untuk Peningkatan PAD

    23 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Konsultasi Peremajaan sistem Nomenklatur Mapatda AS 400

    24 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Konsultasi Pada Instansi Terkait Dalam Rangka Pelaksanaan Pemutihan Wajib Pajak/Retribusi Daerah

    25 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Konfirmasi Pungutan Bagi Hasil Provinsi dan Bantuan Keuangan dari Provinsi

    26 SEKRETARIAT DPRD Konsultasi Penyusunan Buku Akhir Tahun 2007

    27 Sekretariat Daerah Dialog/Audensi dengan Tokoh - tokoh Masyarakat, Pimpinan/Anggota Organisasi Sosial dan Masyarakat

    28 Bappeda Pelaksanaan Musrebang kecamatan

    29 Bappeda Penyelenggaraan Musrenbang Kab

    30 Bapedalda Peningkatan Capaian Kinerja SKPD

  • 18

    ASB005 KAJIAN BERSAMA/DISKUSI/SARASEHAN Deskripsi:

    Kajian bersama/diskusi/sarasehan merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk membahas masalah atau topik memperoleh masukan dengan melibatkan orang/pihak lain yang dipandang memiliki kemampuan untuk ikut memecahkan masalah atau meningkatkan kualitas topik yang dibahas. Pemilihan peserta harus mempertimbangkan relevansi (kesesuaian) dan kapabilitas (kemampuan) peserta dengan masalah atau topik tersebut dan bukan asal menghadirkan orang agar hasil kajian yang diperoleh memiliki kualitas yang cukup baik. Satuan kerja perangkat daerah harus mendeskripsikan secara singkat setiap peserta sesuai dengan relevansi dan kapabilitasnya.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah peserta, Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp 210.040 per Jumlah Peserta Rumus Penghitungan Belanja Total:

    Tarif Belanja Variabel x Jumlah Peserta x Jumlah Hari = Rp. 210.040 x Jumlah Peserta x Jumlah Hari = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 005 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 13,00% 0,43% 25,56% 2 Belanja Honorarium Non PNS 0,66% 0,00% 1,80% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 12,87% 9,21% 16,53% 4 Belanja Cetak & Penggandaan 9,33% 3,20% 15,46% 5 Belanja Makan & Minum 64,14% 41,46% 86,82%

    Catatan: ASB ini hanya menganggarkan objek belanja seperti tersebut diatas, dan jika ada penambahan objek belanja (contoh : belanja perjalanan dinas ) dapat ditambahkan dengan perhitungan dengan standar yang berlaku, sesuai kebutuhan rill dan harus sepengetahuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

  • 19

    Contoh Kegiatan ASB 005

    No Satker Kegiatan

    1 SEKRETARIAT DPRD Hearing/Dialog dan Koordinasi Dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama

    2 Dinas Pendidikan dan kebudayaan Pembinaan Gugus TK dan SD Negeri dan Swasta

    3 SEKRETARIAT DPRD Hearing/Dialog dan Koordinasi Dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama

    4 Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Musrembang Desa/Kelurahan dan pendataan evaluasi penyusunan prog masuk Desa th 2007

  • 20

    ASB006 MONITORING/PENGAWASAN/ PENGAMATAN Deskripsi:

    Monitoring/pengawasan/pengamatan adalah kegiatan untuk mengawasi obyek atau titik amatan atau obyek amatan sesuai dengan tujuan yang digariskan dalam kegiatan tersebut. Obyek bisa berupa kegiatan dengan fokus pada suatu lokasi, bersifat abstrak, ataupun berujud fisik.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah obyek yang diawasi /diperiksa, titik pemeriksaan/pengawasan

    /pemeriksaan, Jumlah pengamatan Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost): = Rp. 16.932.467 Per kegiatan Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp. 363.143 per Jenis Obyek yang dimonitor/diawasi/diperiksa per titik pengamatan per Jumlah Pemeriksaan

    Rumus Penghitungan Belanja Total:

    Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp. 16.932.467 + (Rp. 363.143 x Jenis Obyek yang dimonitor/ diawasi/

    diperiksa x titik pengamatan) = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 006 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 43,74% 19,57% 67,92% 2 Belanja Honorarium Non PNS 10,27% 0,00% 23,36% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 5,53% 1,87% 9,19% 4 Belanja Cetak & Penggandaan 7,70% 0,00% 22,74% 5 Belanja Makan & Minum 32,76% 0,00% 83,52%

    ASB ini hanya menganggarkan objek belanja seperti tersebut diatas, dan jika ada penambahan objek belanja (contoh : belanja perjalanan dinas) dapat ditambahkan dengan perhitungan dengan standar yang berlaku, sesuai kebutuhan rill dan harus sepengetahuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

    Contoh Kegiatan ASB 006

    No Satker Kegiatan

    1 Bapedalda Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih

    2 Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Evaluasi Kegiatan LPD/FUKP dan Lumbung Pangan Masyarakat Desa(LPMD) Gerbang Dayaku

  • 21

    No Satker Kegiatan

    3 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Evaluasi Sumber-Sumber Penerimaan dan Penyetoran PAD Kab. Kukar

    4 Bapedalda Pemantauan Kualitas Lingkungan

    5 Bapedalda Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

    6 Bapedalda Pengelolaan B3 dan Limbah B3

    7 Bapedalda Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri

    8 Dinas Pendaftaran Penduduk (Capil) Pengawasan Warga Negara Asing (WNA) Di Kab. Kukar Th. 2007

    9 Dinas Pertanahan Pendataan & Perencanaan Tata Guna Tanah, Tata Ruang Serta Monitoring Izin & Evaluasi Serta Penyuluhan

    10 Dinas Pertanahan Inventarisasi Tanah Milik Pemda & Administrasi Kemilikan Tanah

    11 Dinas Sosial Penanganan Masalah-Masalah Strategis Yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat & Kejadian Luar Biasa

    12 Dinas Tenaga Kerja Pembinaan & Pengawasan Keselamatan & Kesehatan Kerja

    13 Dinas Tenaga Kerja Pembinaan, Pengawasan Higiene Perusahaan

    14

    Dinas Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga

    Monitoring Perijinan Khusus 18 kecamatan

    15 Dinas Peternakan Pengamatan dan Penyidikan Penyakit Hewan

    16 DINAS KEHUTANAN Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

    17 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

    Monitoring, Evaluasi Lahan Pasca Tambang

    18 DINAS PARIWISATA Evaluasi Situs Purbakala di Kec. Anggana dan Kota Bangun

    19 BADAN PENGAWAS DAERAH Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Kota & Desa

    20 BADAN PENGAWAS DAERAH Pengawasan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Kesehatan

  • 22

    No Satker Kegiatan

    21 BADAN PENGAWAS DAERAH Pengawasan Administrasi Kelurahan dan Desa

    22 BADAN PENGAWAS DAERAH Pengawasan Kredit Usaha Kecil Pedesaan di Kab. Kukar

    23 BADAN PENGAWAS DAERAH Pengawasan Inventarisasi Aset kekayaan daerah

    24 BADAN PENGAWAS DAERAH Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Bawaskab Kutai Kartanegara

    25 BADAN PENGAWAS DAERAH Monitoring, Evaluasi Hasil Pengawasan serta Informasi Masyarakat (P0

    26 KECAMATAN LOA KULU Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

    27 Kecamatan Samboja Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan

    28 Sekretariat Daerah Pemantauan Pelaksanaan Program Pembangunan

    29 Sekretariat Daerah Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan APBD II, APBD I, dan APBN Pembangunan di KUKAR

    30 Sekretariat Daerah Evaluasi Gakin Kab Kukar

    31 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Evaluasi dan Monitoring Guru T3D Kab Kukar

    32 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pengendalian dan Evaluasi Pendidikan

    33

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Pendataan Koperasi dan UKM

    34

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Monitoring Realisasi Kapasitas Produksi Industri

    35

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pengawasan Depot Air Minum

    36 Sekretariat Daerah Monitoring, Pembinaan dan Sosialisasi Penilaian Program P2KWSS, BKB, GSI/KSI dan Perusahaan terbaik

    37 Sekretariat Daerah Monitoring & Evaluasi Pengelolaan Kredit Usaha Kecil Pedesaan

  • 23

    No Satker Kegiatan

    38 Sekretariat Daerah Monitoring & Inventarisasi Kegiatan Industri kecil di Wilayah Kabupaten

    39 Sekretariat Daerah Monitoring pergudangan dalam Wil. Kabupaten

    40 Sekretariat Daerah Monitoring Peningkatan Pemberdayaan UKM

    41 Sekretariat Daerah Monitoring dan Evaluasi Pelayanan PDAM terhadap Masyarakat

    42 Sekretariat Daerah Monitoring, Evaluasi & Pelaporan Disiplin Pegawai

    43 Sekretariat Daerah Monitoring, Evaluasi & Pelaporan Tata Laksana

    44 Sekretariat Daerah Evaluasi dan Pengkajian Penggabungan dan Penghapusan Desa/Kelurahan

    45 Sekretariat Daerah Monitoring dan Evaluasi Tugas Kepala Dusun Sebagai Aparat Desa

    46 Sekretariat Daerah Monitoring dan Evaluasi Tugas dan Fungsi Lembaga Adat sesuai UU No. 32

    47 Sekretariat Daerah Monitoring dan Pengawasan pupuk dan pestisida serta keadaan stok pangan

    48 Sekretariat Daerah Monitoring Harga Gabah, Palawija serta Pengembangan Peternakan dan Perkebunan

    49 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Monitoring Implementasi Permendagri 13 Tentang Penatausahaan Bendahara Pengeluaran Pada SKPD

    50 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Evaluasi Monitoring Lapangan di 18 Kecamatan

    51 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Evaluasi dan Pengumpulan Data-Data SPJ Untuk Perhitungan APBD 2007

    52 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Monitoring Tunggakan Pajak dan Retribusi Daerah

  • 24

    No Satker Kegiatan

    53 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Tim Evaluasi Tunggakan Pajak Daerah

    54 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Tim Evaluasi Tunggakan Retribusi Daerah

    55 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Pemantauan SPTPD dan Penyampaian NPWPD/NPWRD

    56 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Urusan Keuangan

    57 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Penyusunan, Monitoring dan Evaluasi Laporan Keuangan Berkala

    58 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Monitoring, Inventarisasi dan Pelaporan

    59 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Monitoring, Inventarisasi dan Pelaporan

    60 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Pengendalian Pengelolaan SP2D Kab. Kukar

    61 Kantor Arsip Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan kondisi situasi Data

    62 Kecamatan Muara Muntai Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan

    63 Kecamatan Muara Jawa Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan

    64 Kecamatan Anggana Monitoring, Evaluasi dan Peloporan

    65 Sekretariat Daerah Monitoring dan Evaluasi Perkembangan Desa Persiapan Menjadi Desa Definitif

    66 Sekretariat Daerah Inventarisasi, Monitoring, Evaluasi dan Pengawasan Pengeloalaan Aset - aset Pemkab Kukar yang menghasilakn PAD

    67 Sekretariat Daerah Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

    68 Sekretariat Daerah Pengendalian Proyek - Proyek APBD II

  • 25

    ASB007 OPERASIONALISASI PUNGUTAN PAJAK DAERAH Deskripsi:

    Operasionalisasi pungutan pajak daerah adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas pemungut pajak yang berwenang pada suatu satuan kerja perangkat daerah untuk melaksanakan pungutan pajak daerah. Berbagai pungutan yang resmi dalam konteks ini semuanya dikategorikan dalam pungutan pajak.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah SDM Pelaksana Pungutan dan Jumlah Bulan Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost): =Rp. 0,00 Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp. 2.308.000,- per SDM Pelaksana Pungutan per Bulan Rumus Penghitungan Belanja Total:

    Tarif Belanja Variabel x Jumlah SDM Pelaksana Pungutan x Jumlah Bulan = Rp. 2.308.000,- x Jumlah SDM Pelaksana Pungutan x Jumlah Bulan = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 007 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 7,04% 1,85% 12,24% 2 Belanja Honorarium Non PNS 2,11% 0,03% 4,20% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 12,26% 0,00% 28,99% 4 Belanja Jasa Kantor 44,91% 0,00% 100,00% 5 Belanja Cetak & Penggandaan 1,50% 0,11% 2,88% 6 Belanja Makan & Minum 0,94% 0,82% 1,06% 7 Belanja Perjalanan Dinas 31,24% 12,19% 50,28%

    Contoh Kegiatan ASB 007

    No Satker Kegiatan

    1 Dinas Pertanahan Retribusi Tanah Kabupaten Kutai Kartanegara 100 Personil

    2 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Penggalian Pajak dan Retribusi Daerah Untuk Peningkatan PAD

  • 26

    ASB008 MENGIKUTI PAMERAN Deskripsi:

    Mengikuti Pameran adalah kegiatan satuan kerja perangkat daerah untuk berpartisifasi dalam menampilkan kepada masyarakat luas tentang hasil karya seni, tulisan, teknologi, dan berbagai karya lain yang dapat diperlihatkan wujud fisiknya yang bertempat di suatu lokasi tetap sementara waktu sampai kegiatan tersebut berakhir. Kegiatan ini dimulai sejak dipersiapkannya kegiatan hingga selesainya pameran secara tuntas dan diterbitkannya laporan hasil kegiatan.

    Pengendali belanja (cost driver): Durasi Hari Pameran, Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp. 17.632.000 per hari pameran Rumus Penghitungan Belanja Total:

    = Rp 17.632.000 x Jumlah Hari Pameran = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 008 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 9,82% 1,13% 18,51% 2 Belanja Honorarium Non PNS 2,70% 0,00% 7,68% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 6,97% 0,00% 18,01% 4 Belanja Jasa kantor 31,22% 0,00% 80,20% 5 Belanja Cetak & Penggandaan 8,81% 0,00% 25,87% 6 Belanja Sewa 39,20% 0,00% 86,26% 7 Belanja Makan & Minum 1,28% 0,00% 3,20%

    ASB ini hanya menganggarkan objek belanja seperti tersebut diatas, dan jika ada penambahan objek belanja (contoh : belanja perjalanan dinas) dapat ditambahkan dengan perhitungan dengan standar yang berlaku, sesuai kebutuhan rill dan harus sepengetahuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

    Contoh Kegiatan ASB 008

    No Satker Kegiatan

    1

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pembinaan GKM Industri

    2

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pembinaan Usaha Non Pertanian

  • 27

    3

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pengembangan Kemitraan Promosi dan Pemasaran Hasil Industri

    4 DINAS PARIWISATA Pameran Promosi Pariwisata dalam luar Negeri

    5

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Mengikuti Pameran Keluar Daerah

    6

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Promosi Dagang Dalam dan Luar Negeri

    7

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Promosi Dagang Informasi Usaha

    8

    Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Prindagkop)

    Pengembangan Promosi Komoditi Daerah

    9 Sekretariat Daerah Pameran Promosi Dalam Negeri

    10 Sekretariat Daerah Penunjang Kegiatan Pameran Dalam Negeri

    11 Sekretariat Daerah Pameran AGRO and Food Agribisnis

  • 28

    ASB009 PEMBAHARUAN LAHAN UNTUK TANAMAN Deskripsi:

    Pembaharuan lahan untuk tanaman memiliki pengertian kegiatan untuk memperbaharui lahan yang digunakan untuk tanaman. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberdayakan lahan, bukan pada jenis tanaman tertentu. Kegiatan ini dimulai sejak dipersiapkannya kegiatan sampai dengan selesainya proses tanam dan pengawasannya serta diterbitkannya pertanggungjawaban laporan hasil kegiatan.

    Pengendali belanja (cost driver):

    Luas Lahan dalam Hektar Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):

    = Rp. 2.957.000 per Luas Lahan yang ditanami dalam Hektar Rumus Penghitungan Belanja Total:

    = Rp. 2.957.000 x Luas Lahan yang ditanami dalam Hektar = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 009 :

    Rata - Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 6,15% 1,64% 10,65% 2 Belanja Honorarium Non PNS 1,56% 0,08% 3,04% 3 Belanja Bahan Material 50,29% 0,00% 100,00% 4 Belanja Bahan Habis Pakai 0,98% 0,54% 1,43% 5 Belanja Jasa kantor 25,43% 7,82% 43,04% 6 Belanja Cetak & Penggandaan 0,67% 0,25% 1,09% 7 Belanja Makan & Minum 0,90% 0,00% 1,89% 8 Belanja Perjalanan Dinas 14,01% 4,94% 23,08%

    Contoh Kegiatan ASB 009

    No Satker Kegiatan

    1 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

    Pengembangan padi dan Palawija dan Mekanisme Pertanian (15 kec)

    2 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

    Pengembangan Komoditi pisang, pembersihan lahan dan penanaman pelestarian dan pengembangan bibit buah-buahan unggul lokal khas kutai(tsbr 18 kec)

    3 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

    Pengembangan Produksi Holtikultura

  • 29

    4 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

    Pengembangan Produksi Tanaman Pangan

  • 30

    ASB010 PEMBENTUKAN BADAN ATAU ORGANISASI Deskripsi:

    Pembentukan badan atau organisasi merupakan kegiatan untuk menghadirkan badan atau organisasi baru baik di dalam satuan kerja perangkat daerah perangkat daerah ataupun di luar satuan kerja perangkat daerah. Organisasi bisa berupa organisasi di dalam pemerintahan ataupun di luar pemerintahan. Kegiatan ini akan menghasilkan badan atau organisasi baru sebagai pertanggungjawaban satuan kerja perangkat daerah pelaksana kegiatan yang bersangkutan. Organisasi yang dibentuk memiliki status yang sah baik secara legal (hukum) maupun formal.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah Badan atau Unit Organisasi Satuan pengendali belanja variabel (variable cost): = Rp. 57.767.500 per Jumlah Organisasi Rumus Penghitungan Belanja Total:

    = Rp. 57.767.500 x Jumlah Organisasi = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan

    Alokasi Obyek Belanja ASB 010 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 89,19% 0,00% 100,00% 2 Belanja Honorarium Non PNS 6,17% 2,27% 10,07% 3 Belanja Bahan Habis Pakai 1,05% 0,06% 2,04% 4 Belanja Jasa kantor 0,53% 0,00% 1,27% 5 Belanja Cetak & Penggandaan 0,21% 0,00% 0,51% 6 Belanja Makan & Minum 2,85% 0,00% 6,87%

    Contoh Kegiatan ASB 010

    No Satker Kegiatan

    1 Sekretariat Daerah Pembentukan KPAID Kab. Kutai Kartanegara

    2 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Penyusunan dan Pengangkatan Bendahara dan Pembantu Bendahara

  • 31

    ASB011 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI Deskripsi:

    Pendidikan dan pelatihan untuk pegawai merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh satuan kerja perangkat daerah dalam memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai di satuan kerja perangkat daerah atau satuan kerja perangkat daerah tertentu untuk mencapai keahlian atau kemampuan tertentu. Diklat ini lebih bersifat pemenuhan kebutuhan suatu posisi/jabatan/peran tertentu, atau untuk menghadapi permasalahan yang tidak dapat ditentukan kemunculan kebutuhannya, atau kebutuhan yang bukan merupakan kebutuhan teknis atau operasional.

    Pengendali belanja (cost driver): Jumlah Peserta dan Jumlah Hari Pelatihan

    Dengan ketentuan: 1 Hari Pelatihan = 8 jpl. Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost): = Rp 11.905.850,- per kegiatan Satuan pengendali belanja variabel (variable cost): = Rp 287.000,- per orang per hari Rumus Penghitungan Belanja Total:

    Belanja Tetap + Belanja Variabel = Rp. 11.905.850,- + (Rp 287.000,- x Peserta x Hari Pelatihan) = Total Belanja x 14,90 % = Total Belanja Keseluruhan Alokasi Obyek Belanja ASB 011 :

    Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas No Objek Belanja (%) (%) (%)

    1 Belanja Honorarium PNS 9,49% 3,55% 15,43% 2 Belanja Honorarium Non PNS 5,04% 0,00% 13,15% 3 Belanja Bahan Mater