ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN...

139
ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2014-2017) TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Magister Ekonomi (M.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syariaf Hidayatullah Jakarta. Oleh: Sugih Waluya Romdlon 21160850000015 MAGISTER PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN...

Page 1: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN

PERBANKAN SYARIAH

(Studi Kasus Pada Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

Tahun 2014-2017)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Magister

Ekonomi (M.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syariaf Hidayatullah Jakarta.

Oleh:

Sugih Waluya Romdlon

21160850000015

MAGISTER PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH
Page 3: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH
Page 4: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH
Page 5: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

iv

ABSTRACT

Indonesia was indeed persistently attempts to manage more for hajj fund. For a time

being, its efforts supported by the performance and its resilience of sharia banking

industries. Hence, this study composite such an index for the benefit of early warning

system that will enhance preparedness of decision makers (BPKH). To deliver an event

detection more considerable, this study also examine for both external an internal factors

that influence Islamic banking robustness. Period to be observed start from 2014 until

2017, purposively taken from all 27 sharia banking’s as the deposit beneficiary of hajj

fund (BPS-BPIH) Indonesia. The results found that not all BPS-BPIH perfectly at their

robustness level, some of them are resistance and vulnerable. Furthermore, from 5 (five)

variables proposed as suspected variables causing probability of vulnerability, only the

interest rate variable has the greatest probability that may causes a shock.

Key words: Robustness Index, Early Warning System(EWS), Logit.

Page 6: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

v

ABSTRAK

Indonesia terus berbenah dalam konteks peningkatan kelolaan dana haji.

Saat ini, peningkatan kelolaan dana haji tersebut didukung oleh kinerja dan

ketahanan industri Perbankan Syariah. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan indeks komposit untuk kepentingan pengukuran sistem peringatan

dini yang bisa digunakan oleh pemangku kepentingan pengelolaan dana haji yaitu

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Dalam rangka deteksi dini, penelitian

ini juga mengestimasi baik faktor internal bank maupun faktor eksternal. Periode

penelitian yang diamati yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017, secara

spesifik yaitu 17 Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPS

BPH) di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak semua BPS BPIH

dalam kondisi yang stabil, terdapat beberapa BPS BPIH berada pada kondisi yang

resisten dan rentan. Selanjutnya, dari 5 (lima) variabel yang diduga menyebabkan

kemungkinan terjadinya kerentanan, hanya variabel tingkat suku bunga yang

memiliki probabilitas terbesar menyebabkan terjadinya guncangan.

Kata kunci: Indeks Ketahanan, Sistem Deteksi Dini, Logit.

Page 7: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil Alamin, Segala puji bagi Allah SWT, sang maha rahim

dan maha rahman, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW.

Berkat rahmat dan kuasa-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan

judul “Analisa Sistem Deteksi Dini Ketahanan Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2014-2017)”.

Tulisan in disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan

Program Strata Dua (S2) Magister Ekonomi pada Program Studi Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan,

bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis ini,

yaitu kepada:

1. Allah SWT. Atas kuasa-Nya, memberikan kesempatan memberikan nikmat

dalam rangka mencari ilmu.

2. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta bapak U. Suparman (alm.), semoga

senantiasa Allah mengampuni dosa dan melapangkan kuburmu. Serta kepada

Page 8: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

vii

Ibunda tercinta Maryati, yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan

kepada penulis.

3. Keluarga (istri, anak tercinta) yang penulis sayangi, yang senantiasa

memberikan doa, cinta dan motivasi sehingga penulis dapat menyusun tesis ini.

4. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. H. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta juga sebagai

pembimbing pada penulisan tesis ini.

6. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM selaku Ketua Jurusan Magister Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan selaku ketua sidang tesis.

7. Bapak Ade Suherlan, SE, MM, MBA sebagai sekretaris Program Studi Magister

Perbankan Syariah (MPS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan support serta dukungan dalam penyelesain studi

saya dan penyelesaian Tesis ini.

8. Bapak/Ibu Dosen serta staf Sekretariat Program Studi Magister Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga

ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan dicatat sebagai amal jariyah dan

penghapus dosa-dosa dihadapan Allah SWT.

Page 9: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

viii

9. Seluruh teman-teman Angkatan Program Studi Magister Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun 2016 yang telah memberikan dukungan dan

berbagi ilmu satu sama lain semasa kuliah.

10. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang

banyak membantu penulis sehingga tesis ini akirnya bisa diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini tidak lepas dari kekurangan dan

keterbatasan. Segala kekurangan dan kesalahan pada Tesis ini sepenuhnya menjadi

tanggung jawab penulis. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi sempurnanya proses pencarian kebenaran. Penulis sangat berharap,

tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak

khususnya dalam pengembangan ilmu ekonomi syariah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Juni 2018

Penulis

Sugih Waluya Romdlon

Page 10: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH iii

ABSTRACT iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Perumusan Masalah 19

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21

A. Kinerja Bank Syariah 21

B. Krisis Perbankan 31

C. Early Warning System(EWS) 33

D. Robustness Index 34

E. Penelitian Terdahulu 44

F. Kerangka berfikir 55

Page 11: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

x

G. Perumusan Hipotesis 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 57

A. Ruang Lingkup Penelitian 57

B. Metode penentuan sampel 57

C. Metode Pengumpulan Data 58

D. Definisi Operasional Variabel 58

E. Metode Analisis Data 63

BAB IV PEMBAHASAN 70

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 70

B. Single Index masing-masing Indikator 73

C. Indeks Ketahanan Perbankan Syariah 90

D. Analisis Regresi Logit 94

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI 105

A. Kesimpulan 105

B. Saran 105

C. Implikasi 106

Daftar Pustaka 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Shock versus Vulnerability 15

Tabel 2.1 Indeks Stabilitas Sistem Keuangan 32

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 47

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel 61

Tabel 4.1 Single Indeks Dana Pihak Ketiga 76

Tabel 4.2 Single Index Indikator Pembiayaan/kredit 79

Tabel 4.3 Single Index Total Aset 82

Tabel 4.4 Single Index Capital Adequacy Ratio (CAR) 85

Tabel 4.5 Single Index Dana Haji/ Dana Pihak Ketiga 88

Tabel 4.6 Indeks Ketahanan Perbankan Syariah 91

Tabel 4.7 Indeks Tunggal per indikator 93

Tabel 4.8 Uji Kelayakan Model 95

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi 96

Tabel 4.10 Uji Simultan 97

Tabel 4.11 Uji Parsial 98

Tabel 4.12 Odds Ratio Indikator 103

Page 13: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Aset Bank Syariah (Dalam Milyar Rupiah) 5

Gambar 1.2 Profitabilitas Bank Syariah 6

Gambar 1.3 Pangsa Pasar Sektor Perbankan Syariah

Berdasarkan Total Aset 7

Gambar 1.4 Rata-rata nasional Besaran BPIH 10

Gambar 1.5 Jumlah Pendaftar Haji Reguler 11

Gambar 1.6 Portofolio Dana Kelolaan Dana Haji 12

Gambar 1.7 Komposisi DPK BPS BPIH BUS 13

Gambar 2.1 Kerangka berfikir 55

Gambar 4.1 Komposisi BPS BPIH 72

Gambar 4.2 Single Index Dana Pihak Ketiga 74

Gambar 4.3 Single Index Pembiayaan/Kredit 77

Gambar 4.4 Single Index Total Aset 80

Gambar 4.5 Perbandingan Single Index Variabel Dana Pihak Ketiga,

Pembiayaan/Kredit, dan Total Aset 83

Gambar 4.6 Single Index Capital Adequacy Ratio (CAR) 84

Gambar 4.7 Single Index Dana Haji/ Dana Pihak Ketiga 86

Gambar 4.8 Single Index Rata-rata Indicative Return (IR) 89

Gambar 4.9 Indeks Ketahanan Perbankan Syariah 90

Page 14: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Industri keuangan Syariah sebagai bagian dari perkembangan ekonomi

syariah menunjukan perkembangan yang signifikan. Kehadirannya bukan

merupakan sesuatu yang bersifat emosional, tetapi lebih ditekankan kepada

keunggulan kompetitif yang menjadi identitas dari keuangan syariah ini.

Ekonomi konvensional dengan time value of money menjadi dasar

operasional perekonomian konvensional. Beberapa asumsi yang terdapat dalam

time value of money yaitu bahwa nilai uang hari ini lebih bermakna dari pada

nilai uang dimasa mendatang, dibangun berdasarkan sistem interest yang

menghendaki kepastian imbal hasil. Asumsi-asumsi diatas sangat bertentangan

dengan fitrah dari aktivitas ekonomi dimana seseorang tidak bisa menentukan

hasil dari usaha yang akan dilakukan. Serta uang sebagai perantara tidak bisa

digunakan sebagai komoditas. Faktor bunga menjadi peran penting dalam

membedakan antara operasional ekonomi konvensional dengan operasional

ekonomi syariah. Berdasarkan pijakan dari tidak dibolehkannya bunga, maka

turunan produk dan operasional akan sangat berbeda diantara keduanya.

Berkaitan dengan konsep waktu dalam ekonomi Islam, Ridha Saadallah

(1994) menjelaskan sebagai berikut:

The above exploration of juristic opinions relating to loans and sales

indicates that there is no double dealing in viewing the economic value

Page 15: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

2

of time by allowing a price increase when a commodity is sold on credit

and banning a parallel increase on loans. It is more likely in our view -

and God knows best - that rulings on both sales and loans do not

conflict with the economic value of time. It is true that time alone

neither gives a yield nor produces. However, if time is joined to

property - whether cash or kind - it acquires an indirect value. A person

who gives away a portion of his money to someone else, either on loan

or in selling something on credit, cedes, by so doing, potential profits

that may be obtained through putting this portion of money to use in an

economic activity. These supposed profits are the economic cost borne

by the creditor and are the indirect value of time from the perspective

of the creditor. On the other hand, the debtor expects - when he either

buys on credit or borrows - to obtain benefits through money he does

not own. These potential benefits represent the economic return of his

debt and are the indirect value of time as far as he is concerned.

Sofi Faiqotul Hikmah (2015), menjelaskan bahwa perbandingan

aplikasi time value of money dan economic value of time pada kasus obligasi

konvensional dan obligasi syariah yaitu obligasi syariah tidak hanya

mementingkan keuntungan semata yang menjadi prioritas utamanya, tetapi

mashlahah atau kebaikan dunia dan akhirat yang menjadi tujuan utama dalam

semua transaksi maupun aktifitas.

Page 16: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

3

Titik tolak kehadiran industri keuangan syariah di Indonesia ditandai

dengan hadirnya lembaga keuangan bank yang beroperasi dengan prinsip

syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia atas prakarsa kelompok Muslim

(Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia

(ICMI)), dan sekelompok pengusaha Muslim yang didukung penuh oleh

Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1991.

Kehadiran Perbankan Syariah didirikan berdasarkan alasan filosofis

maupun praktik. Secara filosofis, karena dilarangnya pengambilan riba dalam

transaksi keuangan maupun non keuangan. Secara praktis, karena sistem

perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung kelemahan.

Bappenas (2016) menjelaskan bahwa Indonesia memiliki lebih banyak

peraturan yang terkait dengan keuangan syariah dibandingkan negara-negara

lain, tetapi peraturan-peraturan ini tersebar dan kadang terbagi di antara banyak

regulator. Perlu juga dipahami bahwa Indonesia mempunyai institusi keuangan

syariah (baik formal maupun informal) dan konsumen keuangan syariah

terbanyak di pasar tunggal mana pun, akan tetapi jumlah pastinya tidak

diketahui karena keterbatasan data. Walaupun ada ketidaksempurnaan dan

kekurangan, industri keuangan syariah di Indonesia telah meraih prestasi

dengan mengembangkan aspek-aspek tertentu yang memberinya bentuk unik di

dunia. Fitur yang menonjol dari industri keuangan syariah Indonesia termasuk

model yang unik dari tata kelola syariah, Sukuk ritel dan sistem perdagangan

efek online syariah atau Shariah Online Trading System (SOTS) pertama di

Page 17: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

4

dunia, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan institusi keuangan mikro syariah

informal yang disebut BMT (Baitul Maal wat Tamwil).

Dalam kerangka menterjemahkan aktivitas ekonomi syariah, peran

industri keuangan syariah ditantang untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar

syariah. Tidak hanya mengandalkan alasan kesalehan atau sentimen agama.

Ahmad Munajim dan saeful Anwar (2016) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan menjadi nasabah bank Syariah, yaitu faktor pusat

keramaian dan mudah dijangkau, faktor kebudayaan dan kelas sosial, faktor

undian dan kemudahan yang didapat. Hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa pilihan untuk menjadi nasabah bank syariah tidak didasari oleh alasan

emosional semata, juga tidak didasari oleh alasan yang bersifat dogmatis

semata.

Besarnya minat dari para pelaku pasar untuk memanfaatkan jasa

keuangan syariah menjadi entry point untuk pengembangan industri syariah.

Pertumbuhan perbankan syariah bisa dilihat dari beberapa indikator

sebagaimana dijelaskan dibawah ini.

Salah satu indikator yang paling umum digunakan untuk melihat trend

dari suatu usaha yaitu dengan melihat indikator-indikator kuantitatif. Berikut

ini disajikan beberapa indikator perbankan syariah.

Page 18: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

5

Gambar 1.1

Aset Bank Syariah (Dalam Milyar Rupiah)

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2017. (Data diolah)

Gambar 1.1 diatas menggambarkan tentang pertumbuhan aset bank

Syariah di Indonesia tahun 2014-2017. Dapat terlihat bahwa trend jumlah aset

bank syariah dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan yang positif.

Pada tahun 2014, jumlah aset bank syariah yaitu Rp204.961.000.000.000,-,

kemudian pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi

Rp213.423.000.000.000,-, dan pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan

jumlah sebesar 24% dari tahun 2014, sehingga jumlah aset bank syariah di

Indonesia mencapai jumlah yang sangat besar, yaitu menjadi

Rp254.184.000.000.000,-. Sedangkan untuk tahun 2017, total aset Perbankan

Syariah yaitu sebesar Rp288.027.000.000.000,-

Page 19: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

6

Pertumbuhan jumlah aset yang positif dari tahun ke tahun menandakan

bahwa peran bank syariah terus menunjukan perkembangan yang positif.

Jumlah aset tersebut menandakan bahwa jumlah nasabah bank syariah semakin

hari semakin bertambah.

Berkaitan dengan profitabilitas bank syariah, bisa dilihat pada tabel

dibawah ini:

Gambar 1.2

Profitabilitas Bank Syariah

Sumber: Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2017. (Data diolah)

Gambar 1.2 menggambarkan posisi profitabilitas yang diukur dengan

menggunakan rasio return on asset (ROA) untuk tahun 2014-2017. Pada tahun

2014, rata-rata tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia yaitu 0,41%,

kemudian untuk tahun 2015 meningkat menjadi 0,49%. Pada tahun 2016, tingkat

Page 20: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

7

profitabilitas bank syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan yaitu

mencapai angka 0,63%. Sedangkan untuk tahun 2017 menjadi sebesar 2,55%.

Kondisi sebagaimana gambar 1.2 diatas memberikan informasi

bahwasanya tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh usaha-usaha perbankan

syariah semakin hari semakin menunjukan peningkatan. Profitabilitas menjadi

salah satu ukuran perusahaan dalam melihat seberapa besar kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba. Tujuan dari pendirian entitas usaha tidak

lain dan tidak bukan adalah untuk memaksimalkan laba usaha.

Bappenas (2016) merilis data pertumbuhan pangsa pasar Sektor perbankan

Syariah berdasarkan total aset sebagaimana tersaji pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.3

Pangsa Pasar Sektor Perbankan Syariah Berdasarkan Total Aset

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)

Gambar 1.3 diatas menjelaskan tentang pangsa pasar Sektor perbankan

Syariah berdasarkan total aset. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwasanya

trend pangsa pasar Sektor perbankan Syariah berdasarkan total aset menunjukan

Page 21: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

8

trend yang berfluktuasi. Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun

2011, pangsa pasar Sektor perbankan Syariah berdasarkan total aset yaitu 3,89%.

Kemudian berturut-turut dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yaitu 4,58%,

4,89%, 4,85%. Pada tahun 2015, pangsa pasar Sektor perbankan Syariah

berdasarkan total aset mencapai angka 4,83%.

Dalam rangka penyelenggaraan Ibadah Haji – khususnya terkait dengan

pengelolaan dana haji, Kementerian Agama berkerjasama dengan pihak

perbankan syariah guna mendukung layanan optimalisasi pengelolaan dana haji.

Peran perbankan begitu besar dalam pengelolaan dana haji, sehingga sebuah

keniscayaan apabila terjadi masalah pada bank yang mengelola dana haji.

Sebagaimana dimaksud pada pasal 22 ayat (1) Undang-undang Nomor 13 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji disebutkan bahwa: “BPIH disetorkan

ke rekening Menteri melalui bank syariah dan/atau bank umum nasional yang

ditunjuk oleh Menteri”. Pada paragraf penjelasan, bahwa yang dimaksud dengan

bank umum nasional yaitu Bank umum nasional yang dapat ditunjuk menjadi

bank penerima setoran BPIH adalah bank umum yang memiliki layanan yang

bersifat nasional dan memiliki layanan syariah.”

Dana haji di Indonesia wajib dikelola oleh industri Perbankan Syariah

sebagaimana amanat undang-undang. Hal ini memberikan peluang sekaligus

tantangan bagi industri perbankan syariah dalam membesarkan industri syariah di

Indonesia. Dalam rangka penyelenggaraan Ibadah Haji, calon jemaah haji

diwajibkan membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). BPIH

merupakan sejumlah dana yang harus dibayar oleh warga negara yang akan

Page 22: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

9

menunaikan ibadah haji, baik haji reguler maupun haji khusus. BPIH dibagi

kedalam 2 kelompok besar, yaitu Setoran Awal dan Setoran Lunas. Setoran Awal

adalah sejumlah dana yang disetorkan oleh calon jemaah haji melalui BPS BPIH

ke Rekening Menteri Agama cq Dirjen PHU dengan nilai setoran yang ditetapkan

oleh Kementerian Agama untuk memperoleh nomor porsi haji pada saat pertama

mendaftar sebagai calon jemaah haji. Sedangkan setoran lunas adalah sejumlah

dana yang disetorkan oleh calon jemaah haji melalui BPS BPIH ke Rekening

Menteri Agama cq Dirjen PHU dengan nilai setoran yang ditetapkan oleh

Kementerian Agama pada saat jemaah haji dinyatakan berhak untuk melunasi

BPIH.

Besaran Setoran awal yang harus dibayar jemaah diatur melalui Peraturan

Menteri Agama. Mengacu kepada Peraturan Menteri Agama Nomor 6 tahun 2010

bahwa besaran setoran awal untuk BPIH reguler yaitu Rp25.000.000,- sedangkan

untuk BPIH Khusus yaitu USD4.000,-. Sedangkan besaran setoran lunas diatur

melalui Keputusan Presiden yang nominalnya berbeda dari tahun ke tahun

tergantung hasil kesepakatan antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Besaran BPIH selama periode 2014-2017 sebagaimana terlihat pada

gambar dibawah ini:

Page 23: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

10

Gambar 1.4

Rata-rata nasional Besaran BPIH

Sumber: Kementerian Agama (Data diolah)

Gambar 1.4 menginformasikan tentang rata-rata besaran nilai BPIH

untuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2017. Rata-rata besaran BPIH untuk

tahun 2014 yaitu sebesar Rp40.044.360,-, kemudian pada tahun 2015 turun

menjadi sebesar Rp37.481.015,-. Pada tahun 2016 mengalami penurunan

menjadi Rp34.641.304,-, sedangkan pada tahun 2017 terjadi kenaikan BPIH

menjadi Rp34.890.312,-.

Garis yang berwarna merah (putus-putus) merupakan trend dari rata-

rata besaran nilai BPIH selama kurun waktu 2014 sampai dengan 2017. Dari

garis trend tersebut, dapat kita lihat bahwa garis yang dibentuk yaitu cenderung

turun, hal ini berarti bahwa tren besaran nilai BPIH untuk tahun 2014 sampai

dengan tahun 2017 cenderung mengalami penurunan.

Dari sisi pendaftar yang akan melaksanakan ibadah haji mengalami

fluktuasi dari tahun 2014-2017, hal ini sebagaimana terlihat pada gambar ini:

Page 24: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

11

Grafik pendaftar Jemaah haji sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini:

Gambar 1.5

Jumlah Pendaftar Haji Reguler

Sumber: Kementerian Agama (Data diolah)

Dari gambar 1.5 diatas, terlihat bahwa jumlah pendaftar dari tahun 2006

sampai dengan 2017 mengalami fluktuasi. Akan tetapi, secara trend

sebagaimana garis lurus (garis putus-putus) yang ditarik mengalami trend yang

positif.

Terkait dengan dana kelolaan, Kementerian Agama sebagai otoritas

yang mengelola dana haji mengelola dana yang sangat besar. Hal itu

sebagaimana tercermin pada gambar dibawah ini:

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

2006 2008 2010 2012 2014 2016

Page 25: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

12

Gambar 1.6

Portofolio Dana Kelolaan Dana Haji

Sumber: Kementerian Agama (Data diolah)

Komposisi dana haji sebagaimana gambar diatas terlihat bahwa

portfolio dana haji ada pada 2 instrumen, yaitu instrumen Perbankan Syariah

dan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Sukuk Dana Haji

Indonesia (SDHI). Komposisi dana haji tahun 2012 hampir seimbang antara

instrument Surat Berharga dengan instrumen Perbankan Syariah, namun pada

tahun 2017 komposisi dana haji pada perbankan syariah lebih besar

dibandingkan dengan instrumen surat berharga (35% pada instrumen Surat

Berharga Syariah Negara dan 65% pada instrumen perbankan Syariah).

Perkembangan dana pihak ketiga yang berasal dari dana haji dengan

dana pihak ketiga yang berasal dari non dana haji pada Bank Umum Syariah

yaitu sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:

0%

50%

100%

2012 2017

5065

5035

BUS/UUS SUKUK

Page 26: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

13

Gambar 1.7

Komposisi DPK pada BPS BPIH Bank Umum Syariah

Sumber: Kementerian Agama (Data diolah)

Gambar diatas menjelaskan tentang komposisi dana pihak ketiga (DPK)

yang berasal dari dana haji dengan dana pihak ketiga yang berasal dari non

dana haji pada Bank Umum Syariah dari tahun 2014-2017. Terlihat bahwa

DPK yang berasal dari dana haji pada BUS tahun 2014 sebesar 19,18%,

meningkat menjadi 21,76% pada tahun 2015. Selanjutnya pada tahun 2016

menjadi 22,83%, dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 23,32%.

Mengingat sangat besarnya dana haji yang ditempatkan pada instrumen

perbankan Syariah, maka tingkat kesehatan dan tingkat ketahanan pada bank

yang mengelola dana haji (Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji (BPS BPIH)) harus betul-betul menjadi perhatian serius sehingga

meminimalisir dampak yang tidak diinginkan. BPS BPIH harus berada pada

Page 27: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

14

posisi yang stabil sehingga dana haji berada pada tingkat keamanan yang

tinggi.

Sumandi dkk, (2016) Isu stabilitas sistem keuangan beberapa dekade

terakhir menjadi agenda khusus bagi otoritas moneter di seluruh dunia. Kajian

tentang isu stabilitas sistem keuangan diperlukan guna mengantisipasi krisis

keuangan yang sering terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang.

Hal ini harus menjadi perhatian khusus dari otoritas moneter, mengingat

kondisi ekonomi tidak hanya didasarkan pada kondisi dalam negeri saja,

melainkan banyak faktor termasuk faktor yang ditimbulkan dari luar negara.

Berkaitan dengan peran Pemerintah dalam mengatur lalu lintas jasa

keuangan, sebagaimana diamanatkan pada Undang-undang Nomor 21 Tahun

2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan bahwasanya Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan

pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa

keuangan. Oleh karena itu, OJK harus bisa bersinergi dengan otoritas moneter

sehingga kebijakan yang dibuat merepresentasikan kebutuhan lintas sektor.

Pengalaman krisis keuangan baik yang terjadi pada tahun 1997/1998

maupun yang terjadi pada tahun 2008 memberikan pengalaman yang sangat

berharga. Pemerintah berusaha semaksimal mungkin menggunakan otoritasnya

guna merehabilitasi kondisi keuangan makro, bahkan pemerintah

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Apa yang terjadi pada tahun 1997/1998

merupakan resiko sistemik yang melanda Indonesia sehingga menyebabkan

Page 28: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

15

banyaknya lembaga keuangan yang ambruk bahkan sampai harus ditutup

karena tidak mampu menahan beratnya beban operasi.

Bank Indonesia (2016) risiko sistemik merupakan suatu kondisi dimana

adanya potensi instabilitas akibat terjadinya gangguan yang menular pada

sebagian ataupun seluruh sistem keuangan karena adanya interaksi pada faktor

ukuran (size), kompleksitas usaha (complexity), keterkaitan antar institusi

dan/atau pasar keuangan (interconnectedness), serta kecenderungan perilaku

yang berlebihan dari pelaku atau institusi keuangan untuk mengikuti siklus

perekonomian (pro cyclicality). Senada dengan Bank Indonesia, Blancher et al.

(2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terbentuknya risiko sistemik

dapat melalui 3 fase.

Pertama, fase build up. Merupakan fase dimana gejala risiko sistemik

muncul dalam sistem keuangan. Munculnya gejala risiko sistemik ini,

merupakan kombinasi antara shock dan vulnerability. Kedua, fase shock

materialization. Fase ini adalah fase awal terjadinya krisis dalam sistem

keuangan. Dalam fase ini, ketidakseimbangan dalam sistem keuangan

meningkat dan rapuhnya sistem keuangan membuat sistem keuangan rentan

terhadap guncangan dari luar atau eksogen. Ketiga, fase amplification and

propagation. Dalam fase ini, shock mempengaruhi sistem keuangan secara

lebih luas, termasuk lembaga keuangan, pasar keuangan dan sektor lainnya,

serta berpotensi terhadap sistem keuangan negara-negara lainnya.

Page 29: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

16

Penjelasan lebih laanjut untuk resiko sistemik tahap pertama (fase build

up), kombinasi antara shock dan vulnerability menghasilkan kemungkinan

yang terjadi sebagai berikut:

Tabel 1.1

Shock versus Vulnerability

Vulnerability

Tidak ada Ada

Sh

ock

Tid

ak a

da

Tidak Terjadinya

potensi resiko

sistemik

Peningkatan

probabilitas terjadinya

potensi resiko sistemik

Ad

a

Peningkatan

probabilitas

terjadinya potensi

resiko sistemik

Terjadinya potensi

resiko sistemik

Sumber: Blancher et al (2013)

Dari tabel diatas, penjelasannya yaitu sebagai berikut:

1. Jika tidak ada shock dan tidak ada vulnerability, maka kondisi perbankan

stabil;

2. Jika ada shock dan tidak ada vulnerability, maka Peningkatan probabilitas

terjadinya potensi resiko sistemik;

3. Jika tidak ada shock dan ada vulnerability, maka Peningkatan probabilitas

terjadinya potensi resiko sistemik;

Page 30: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

17

4. Jika ada shock dan ada vulnerability, maka akan terjadinya potensi resiko

sistemik.

Bank Indonesia (2016) bahwa untuk indikator monitoring, mitigasi atas

build-up risiko sistemik dapat pula dilakukan dengan menggunakan

metode/tools pengukuran. Metode/tools pengukuran risiko sistemik merupakan

model yang dikembangkan dan dibangun dengan tujuan untuk melihat

potential impact yang ditimbulkan dari sebuah risiko. Beberapa contoh metode

pengukuran risiko sistemik adalah conditional value at risk (CoVaR), marginal

expected shortfall (MES), dan network analysis. Meskipun dikategorikan

sebagai alat pengukuran risiko sistemik, namun penggunakan alat ukur tersebut

dapat bervariasi bergantung dari aspek risiko sistemik yang hendak diukur.

Sebagai contoh beberapa penelitian sebelumnya yang mengukur risiko sistemik

melalui mekanisme yang lebih spesifik, yaitu imbalances (Caballero, 2009),

spill over kepada ekonomi riil (Group of Ten, 2001), eksposure yang

berkorelasi (Acharya, Pedersen, Philippon, and Richardson, 2010), disrupsi

informasi (Mishkin, 2007), gelembung harga aset (Rosengren, 2010), dan

feedback behavior (Kapadia, Dhrehmann, Elliott, and Sterne, 2009).

Selain itu, pada fase pertama (fase build up), tindakan yang diambil

ketika potensi risiko sistemik muncul adalah fokus pada penilaian

kemungkinan terjadinya risiko sistemik dan melakukan pendeteksian krisis

keuangan secara dini (early warning system).

Sistem deteksi dini (early warning system/EWS) dapat memonitoring

indikator-indikator yang berpotensi memberikan transmisi risiko pada neraca

Page 31: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

18

perbankan Syariah. Duasa et al (2016) metode EWS dapat digunakan sebagai

salah satu metode/tools surveillance dalam menjaga ketahanan perbankan

Syariah di Indonesia. Kusuma et al (2012) EWS penting bagi perbankan

Syariah, karena dapat memitigasi risiko sistemik yang berpotensi muncul

akibat kondisi perekonomian yang tidak stabil. Imansyah dkk (2009)

menjelaskan bahwa sistem peringatan dini ini merupakan salah satu cara yang

dapat menjaga agar sistem keuangan dapat berjalan sesuai dengan aturannya

dan bila ada potensi akan terjadinya krisis atau instabiltas maka akan terdeteksi

lebih awal.

Duasa, Kusuma dan Sumandi (2016) metode EWS dapat digunakan

sebagai salah satu metode/tools surveillance dalam menjaga ketahanan

perbankan syariah di Indonesia. Kusuma dan Asif (2012) EWS penting bagi

perbankan syariah, karena dapat memitigasi risiko sistemik yang berpotensi

muncul akibat kondisi perekonomian yang tidak stabil.

Mahmood Al-Osaimy (2004) mengatakan bahwa pengujian terhadap

ketahanan perbankan Syariah dilakukan dengan mengelompokan bank yang

berkinerja tinggi dengan bank yang berkinerja rendah. Ascarya dkk (2018)

melakukan pengujian terhadap ketahanan dual banking system di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bermaksud untuk

menentukan indikator-indikator yang dapat berpotensi memberikan shock

terhadap BPS BPIH dan mengamati apakah BPS BPIH mampu bertahan ketika

terjadi guncangan. Dengan demikian penelitian ini mengambil judul tentang

“Analisis Sistem Deteksi Dini Ketahanan Perbankan Syariah; Studi Kasus Pada

Page 32: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

19

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2014-

2017”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan sejumlah

permasalahan dalam penelitian ini sebagaimana berikut :

1. Bagaimana level ketahanan BPS BPIH?

2. Indikator-indikator apakah yang berpotensi memberikan kemungkinan

(probability) terjadinya guncangan pada BPS BPIH?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis bagaimana level ketahanan BPS BPIH?

b. Menganalisis indikator-indikator apakah yang berpotensi memberikan

kemungkinan (probability) terjadinya guncangan pada BPS BPIH?

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kepentingan

akademik dan memberikan sumbangsih terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan, lebih sepsifik pengembangan ilmu perbankan dan keuangan

syariah.

Page 33: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

20

b. Kegunaan Operasional

Dalam konteks teknis operasional, hasil penelitian ini diharapkan

dapat berguna untuk para pengambil kebijakan bagi para pihak yang

mengelola dana haji di Indonesia.

Page 34: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan kajian pustaka dengan terlebih dahulu

memaparkan tentang konseptualisasi middle range theory terkait dengan kinerja

bank syariah dengan merujuk kepada konseptualisasi grand theory manajemen

perbankan. Selanjutnya, pada bagian konspetualisasi applied theory akan dibahas

mengenai keterkaitan indikator keuangan bank syariah, indikator spesifik

pengelolaan dana haji di Indonesia, serta indikator makro ekonomi.

A. Kinerja Bank Syariah

Sebelum masuk pada pembahasan kinerja bank syariah, akan

dipaparkan terlebih dahulu mengenai konsep kinerja. Rue and Byar (1981

dalam Keban, 1995) menyebutkan bahwa kinerja (performance) didefinisikan

sebagai tingkat pencapaian hasil atau “the degree of accomplishment” atau

kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara

berkesinambungan. Sementara itu, Atmosudirdjo (1997) mengatakan bahwa

kinerja juga dapat berarti prestasi kerja, prestasi penyelenggaraan sesuatu dan

seberapa baik melakukan pekerjaan tersebut. Faustino (1995) memberi batasan

mengenai perfomansi adalah suatu cara mengukur kontribusi-kontribusi dari

individu-individu anggota organisasi kepada organisasinya. Munawir (2002)

menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Page 35: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

22

atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sementara itu Baridwan (1997)

menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-

transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Bernadin dan Russel sebagaimana dikutip Jones (1991) lebih rinci

memberikan batasan mengenai kinerja yakni dampak yang dihasilkan dari

fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode waktu

tertentu. Menurut Peter Jennergen (dalam Steers,1985) pengertian kinerja

organisasi adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas

dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi tercapai. Selanjutnya

Pamungkas (2000) menjelaskan bahwa kinerja adalah penampilan cara-cara

untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas yang

dicapai dengan suatu unjuk kerja.

Keban (1995) menyatakan bahwa cakupan dan cara mengukur indikator

kinerja sangat menentukan apakah suatu organisasi publik dapat dikatakan

berhasil atau tidak. Whittaker (1993) menyebutkan bahwa pengukuran kinerja

merupakan suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan

keputusan dan akuntabilitas (dalam LAN, 2000). Donald dan Lawton (dalam

Keban, 1995) mengatakan bahwa penilaian kinerja organisasi dapat digunakan

sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu dan

penilai tersebut juga dapat dijadikan input bagi perbaikan dan peningkatan

kinerja organisasi.

Page 36: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

23

Pengukuran kinerja ini sangat penting dilakukan guna mengukur posisi

entitas usaha atau suatu organisasi. Berangkat dari hasil pengukuran tersebut,

maka akan menghasilkan suatu rekomendasi yang bersifat perbaikan dalam

rangka mencapai tujuan organisasi. Informasi yang dihasilkan dari hasil

pengukuran tersebut menjadi sangat penting bagi pihak manajemen.

Manajemen puncak akan mengambil kebijakan strategis dalam menahkodai

suatu organisasi. Adanya informasi yang salah akan berdampak pada salahnya

kebijakan yang diambil okeh manajemen.

Jogiyanto (2000) menjelaskan bahwa pentingnya informasi sebagai

suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan

keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif,

maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut

diterima oleh pasar. Pada waktu waktu informasi diumumkan dan semua

pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu

menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik

(good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi

tersebut diinterprestasikan sebagai signal baik bagi investor, maka volume

perdagangan saham tersebut akan cenderung meningkat. Begitu pula

sebaliknya, salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan,

terutama bagi investor adalah hasil pengukuran kinerja perusahaan yang

tercemin pada laporan keuangan. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan

oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan,

terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang

Page 37: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

24

diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu

informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-

akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan.

Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan

mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh

pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor

memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan

sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi

dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin

sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan

pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

Munawir (2002) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan hasil

dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sementara itu

Baridwan (1997) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan

dari transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Yuliana (2014) dalam penelitiannya

mengenai pemetaan kinerja bank syariah berdasarkan informasi keuangan.

Dalam penelitiannya, digunakan kategori untuk informasi keuangan yang

bersifat khusus dan informasi keuangan yang bersifat umum. Kategori

informasi yang bersifat khusus yaitu informasi keuangan yang yang hanya

dimiliki oleh bank syariah, semisal pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan

Page 38: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

25

lain sebagainya. Sedangkan informasi keuangan yang bersifat umum

merupakan informasi keuangan yang terdapat baik pada bank syariah maupun

bank konvensional, semisal aset, deposito, profit, dan lain sebagainya.

Undang-Undang no 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan Undang-

Undang no 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menegaskan bahwasanya

fungsi utama bank yaitu sebagai lembaga intermediasi. Dalam konteks bank

syariah, maka bank syariah bisa bertindak sebagai mudharib maupun bertindak

sebagai shahibul maal. Semua aktivitas yang dijalankan oleh manajemen bank

syariah tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan kepada

stakeholder.

Ahmed (2002) mengembangkan beberapa model untuk menilai kinerja

bank syariah. Implementasi prinsip bagi hasil baik pada sisi aset maupun

liabilitas menuntut bank syariah untuk bertindak strategis terkait dengan

pengelolaan risiko. Pada bank syariah, risiko penarikan (withdrawal risk) lebih

diprioritakan dibandingkan dengan risiko tradisional (risiko kredit, risiko pasar,

risiko likuiditas, dan sebagainya). Indikator pengukuran risiko penarikan yaitu

stability (return on liabilities, return on assets, dan rate of return), liquidity

(quality of asset profit sharing based), risk management strategies (rate of

return/deposits, profit loss sharing/fixed-income, profit loss sharing/equity),

dan quasi-equity deposits and securitization (profit loss sharing/investment).

Antonio (2001) mengemukakan bahwa untuk melihat pengukuran

kinerja bank syariah, harus ditentukan berdasarkan peran bank syariah, apakah

dipandang sebagai shohibul maal, mudharib, atau keduanya sekaligus.

Page 39: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

26

Pengklasifikasian tersebut juga seiring dengan pemodelan bank syariah ketika

berfungsi sebagai penyedia likuiditas sebagaimana diungkapkan oleh Ahmed

(2002). Ketika sebagai shahibul maal, bank syariah berfokus pada sisi aset.

Sedangkan ketika berperan sebagai mudharib, fokusnya pada sisi liabilitas.

Yuliana (2014) mengemukakan bahwa pada kelompok bank sebagai

shahibul maal, pengukuran kinerja dikaitkan dengan isu pengaruh lingkungan

ekonomi terhadap kemampuan bank syariah memperoleh dana. Burki dan

Ahmad (2010) menganalisis kinerja bank syariah dikaitkan dengan reformasi

tata kelola perbankan di Pakistan. Sedangkan Abduh dan Omar (2012) meng-

analisis pengaruh peristiwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selanjutnya

Karima et al. (2012) menempatkan bank syariah sebagai shahibul maal dalam

kondisi terjadinya subprime mortgage di Malaysia. Pada kelompok bank

sebagai mudharib, pengukuran kinerja dikaitkan dengan isu yang bersifat

normatif dan praktis. Isu normatif mengenai tujuan bank syariah dan

pengaruhnya terhadap kinerja dibahas oleh Khan dan Bhatti (2008), Abu

Tapanjeh (2009), Chong dan Liu (2009), Khan (2010) dan Vinnicombe (2010).

Sedangkan Dusuki (2008), Awan & Bukhari (2011) dan Pepinsky (2012)

membahas isu normatif tentang tujuan bank syariah. Berbeda dengan peneliti

lainnya di kategori mudharib, Ismail (2011) dan Ismail (2012) membahas isu

teknis yaitu tentang risiko penarikan yang dihadapi bank syariah dan

mengaitkannya dengan kinerja. Pada kelompok ketiga ini, pengukuran kinerja

berkaitan dengan upaya peneliti untuk menggambarkan kondisi bank syariah

secara umum pada berbagai situasi. Sufian (2007), Mokhtar et al. (2008), dan

Page 40: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

27

Ongena & Sendeniz-Yüncü (2011) membandingkan kinerja bank syariah

berdasarkan jenisnya, antara lain bank syariah nasional dan asing, bank umum

syariah dan unit usaha syariah, serta berdasarkan ukurannya. Penelitian

mengenai ilustrasi perkembangan dan implementasi kebijakan terkait bank

syariah dilakukan oleh Khan dan Bhatti (2008), Obiyo (2008), Samad dan

Hassan (2009), dan Alam et al. (2011).

Berkaitan dengan informasi khusus sebagaimana diungkapkan Yuliana

(2014), penelitian-penelitian yang menggunakan informasi keuangan khusus

tersebut mengukur kinerja untuk mengidentifikasi tingkat ketaatan bank

syariah terhadap etika dan moralitas (Khan and Bhatti (2008) dan prinsip Islam

(Khan, 2010 dan Vinnicombe (2010). Ketiga peneliti tersebut mengusung

tema yang “sensitif” dan “kental bernuansa Islam” sehingga wajar jika alat

ukurnya sangat spesifik. Sedangkan Burki and Ahmad (2010) menggunakan

indikator kinerja tersebut pada konteks penelitian yang umum yaitu menguji

pengaruh reformasi keuangan terhadap kinerja.

Otoritas Jasa Keuangan selaku lembaga yang diamanatkan oleh

undang-undang untuk melakukan pengawasan terhadap operasional jasa

keuangan mengeluarkan produk aturan mengenai penilaian tingkat kesehatan

bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Beberapa alasan mengenai

pentingnya aturan ini yaitu sebagai berikut. Pertama, kesehatan bank

merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus

pengawasan terhadap bank. Kedua, perubahan kompleksitas usaha dan profil

risiko yang dapat berasal dari bank maupun dari perusahaan anak bank serta

Page 41: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

28

perubahan pendekatan penilaian kondisi bank yang diterapkan secara

internasional mempengaruhi pendekatan penilaian tingkat kesehatan bank.

Ketiga, dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian tingkat kesehatan

bank untuk menghadapi perubahan diperlukan penyempurnaan penilaian

tingkat kesehatan bank dengan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-based

Bank Rating). Keempat, penilaian tingkat kesehatan bank juga perlu

disesuaikan dengan penerapan pengawasan secara konsolidasi.

Penjelasan dari pasal 9 Ayat (5) POJK Nomor 8/POJK.03/2014 tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

ialah kondisi Bank yang secara umum cukup sehat adalah keadaan Bank

yang dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan

dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, tercermin dari

peringkat faktor-faktor penilaian, untuk Bank Umum Syariah berupa

profil risiko, penerapan Good Corporate Governance, rentabilitas, dan

permodalan yang secara umum cukup baik, sedangkan untuk Unit Usaha

Syariah berupa profil risiko yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat

kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan

apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat

mengganggu kelangsungan usaha Bank.

Dalam peraturan tersebut dibuat dengan sangat rigit termasuk dalam hal

teknis penilaian yang harus dilakukan oleh pihak internal bank. Salah satu

ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja suatu perbankan yaitu

dapat dilihat dari rasio profitabilitas. Sugiyarso (2005) menyebutkan bahwa

Page 42: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

29

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dari penjualan total aset maupun modal sendiri. Sementara itu, Judisseno

(2002) berpendapat bahwa Profitabilitas adalah tingkat kemampuan suatu bank

untuk mengahsilkan laba yang dihitung dengan menggunakan rasio-rasio

rentabilitas. Dwijayanthi (2009) menyebutkan bahwa profitabilitas merupakan

hasil akhir yang dicapai manajemen dari setiap kebijaksanaan dan keputusan.

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

didalam usahanya memperoleh keuntungan dengan menggunakan aktiva yang

dimiliki. Sementra itu Siamat (2005) menyebutkan bahwa rasio yang biasa

digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas adalah

Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Ukuran profitabilitas

yang digunakan adalah ROE untuk perusahaan pada umumnya dan ROA pada

industri perbankan. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh earning dalam perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur

return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut.

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

pihak manajemen bank dalam menghasilkan profit (laba sebelum pajak) yang

diperoleh dari rata-rata total aset bank itu sendiri. Sebagaimana yang

diungkapkan Rahardja (2006), rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara

keseluruhan. Semakin tinggi rasio ROA yang dimiliki suatu bank maka

semaking tinggi tingkat profit yang diperoleh bank sehingga kemungkinan

bank mengalami masalah keuangan semakin rendah. Surat Edaran Bank

Page 43: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

30

Indonesia No.6/23./DPNP tahun 2004, merumuskan untuk menghitung ROA

adalah dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan total aset.

Dendawijaya (2005), dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank,

Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Asset

(ROA) dan tidak memasukan unsur Return On Equity (ROE). Hal ini

dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan, lebih

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dari aset yang

dananya berasal dari sebagian besar dana simpanan masyarakat.

Indahsari (2015) menyebutkan bahwa tingkat profitabilitas merupakan

hal penting bagi sebuah bank dan menjadi salah satu indikator untuk mengukur

kinerja keuangan suatu bank. Tingkat profitabilitas menjadi faktor penentu

keberlanjutan sebuah bank untuk terus berkembang. Menurut Hassan dan

Bashir (2002), bahwa tingkat profitabilitas bank dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Lebih lanjut Hassan dkk.

(2002) menjelaskan beberapa faktor tersebut adalah karakteristik bank,

indikator makro, struktur keuangan, perpajakan, modal, kualitas asset, dan

likuiditas.

Djamil (1989) menyebutkan bahwa makro ekonomi adalah faktor-

faktor eksternal yang terdiri dari kejadian-kejadian yang berasal dari luar

perusahaan, sehingga pihak perusahaan tidak mampu untuk mengendalikannya,

sebagaimana yang dikatakan oleh Athanasoglou et al. (2006) menyatakan

bahwa profitabilitas bank dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Athanasoglou (2006) menjelaskan faktor eksternal merupakan faktor yang

Page 44: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

31

tidak berhubungan langsung dengan manajemen bank, tetapi memiliki dampak

secara tidak langsung bagi perekonomian dan lembaga keuangan.

Dendawijaya (2009) menyebutkan bahwa Bank Indonesia sebagai

pembina dan pengawas perbankan nasional menganjurkan profitabilitas bank

diukur dengan menggunakan ROA karena lebih mengutamakan tingkat

profitabilitas suatu bank diukur dengan menggunakan aset yang dananya

sebagian besar dari dana simpanan masyarakat.

B. Krisis Perbankan

Industri perbankan merupakan bisnis yang mendasarkan pada prinsip

kepercayaan. Sebagaimana hasil penelitian Mufraini (2016) dalam

penelitiannya tentang kepercayaan investor dengan objek Bank Penerima

Setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPS BPIH) mengemukakan bahwa

terdapat hubungan antara tingkat konsentrasi dana haji dengan stabilitas

perbankan syariah.

Hadad et al. (2003) mengemukakan bahwa krisis perbankan yang

terjadi pada tahun 1997/1998 memberikan pelajaran berharga bahwa berbagai

permasalahan di sektor perbankan yang tidak terdeteksi secara dini akan

mengakibatkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap industri

perbankan. Beberapa analis mengutarakan alasan-alasan yang mendukung

pernyataan bahwa industri perbankan sebagai industri memerlukan perhatian

khusus. penarikan dana dalam skala besar yang terjadi dalam waktu singkat

akan menyebabkan timbulnya permasalahan likuiditas pada industri perbankan

Page 45: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

32

yang kemudian akan mendorong bank-bank untuk menggunakan segala cara

yang mungkin dilakukan guna memenuhi penarikan dana oleh masyarakat,

termasuk didalamnya upaya untuk menjual asset yang ada dengan harga

murah. Kondisi ini menimbulkan distress pada sistem perbankan dan

membawa dampak lanjutan pada penurunan rentabilitas yang pada akhirnya

menuju pada kondisi insolvent.

Rodoni dan Ali (2010) apabila ditinjau dari kondisi keuangan ada tiga

keadaan yang menyebabkan financial distress yaitu faktor ketidakcukupan

modal atau kekurangan modal, besarnya beban utang dan bunga serta

menderita kerugian. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Oleh karena itu

harus dijaga keseimbangannya agar perusahaan terhindar dari kondisi financial

distress yang mengarah kepada kebangkrutan.

Dalam konteks krisis perbankan, sebagaimana diungkapkan oleh Kunt

& Detragiache (1998) bahwasanya krisis perbankan yaitu apabila sistem

perbankan mengalami salah satu dari kondisi-kondisi yaitu tingginya kredit

macet (NPL) yang melebihi 2% dari PDB, biaya penyelamatan perbankan

melebihi 2% dari PDB, nasionalisasi atau pengambilalihan perbankan oleh

pemerintah, Penarikan dana besar-besaran oleh nasabah, atau Penutupan bank

oleh pemerintah baik sementara atau selamanya.

Sabirin (2003) menyatakan bahawa krisis perbankan yang terjadi di

Indonesia disebabkan beberapa faktor. Pertama, adanya jaminan terselubung

(implicit guarantee) dari bank sentral atas kelangsungan hidup suatu bank

untuk mencegah kegagalan sistemik dalam industri perbankan telah

Page 46: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

33

menimbulkan moral hazard di kalangan pengelola dan pemilik bank. Kedua,

sistem pengawasan oleh bank sentral kurang efektif karena belum sepenuhnya

dapat mengimbangi pesat dan kompleksnya kegiatan operasional perbankan.

Ketiga, besarnya pemberian kredit dan jaminan baik secara langsung maupun

tidak langsung kepada individu/kelompok usaha yang terkait dengan bank

(connected lending) telah mendorong tingginya risiko kemacetan kredit yang

dihadapi bank. Keempat, relatif lemahnya kemampuan manajerial bank telah

mengakibatkan penurunan kualitas aset produktif dan peningkatan risiko yang

dihadapi bank. Kelima, kurang transparannya informasi mengenai kondisi

perbankan telah mengakibatkan kesulitan dalam melakukan analisis secara

aktual tentang kondisi keuangan suatu bank serta melemahkan upaya untuk

melakukan kontrol sosial dan menciptakan disiplin pasar (market dicipline).

C. Early Warning System(EWS)

Davis et al. (2008) mengemukakan bahwa sistem detiksi dini (Early

Warning Syatem) merupakan metode yang digunakan untuk mengukur tingkat

kerentanan suatu industri keuangan. Menurut Duasa, Kusuma dan Sumandi

(2016) metode EWS dapat digunakan sebagai salah satu metode/tools

surveillance dalam menjaga ketahanan perbankan syariah di Indonesia.

Sedangkan menurut Kusuma dan Asif (2012) EWS penting bagi perbankan

syariah, karena dapat memitigasi risiko sistemik yang berpotensi muncul akibat

kondisi perekonomian yang tidak stabil.

Page 47: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

34

Abimanyu dan Imansyah (2008) melihat bahwa terdapat berbagai

pendekatan yang ada dalam sistem deteksi dini, seperti pendekatan parametrik

(ekonometrik) baik yang logit dan probit, markov-switching model,

nonparametrik (pendekatan model sinyal), pendekatan jaringan saraf tiruan dan

berbagai model lainnya.

D. Robustness Index

Dimas dan Jarita (2017), membuat permodelan indeks yang disebut

dengan Sharia Banking Robustness Index (SBRI). SBRI dikembangkan dan

digunakan untuk menyelidiki apakah perbankan Syariah berada dalam kondisi

normal atau krisis. Untuk analisis, sebagaimana dilakukan oleh Dimas dan

Jarita (2017), SBRI dibanguan dengan dua indikator, yaitu deposito dan

pembiayaan. Variabel deposito diperoleh dari total giro, tabungan, dan deposito

yang berhasil dihimpun oleh bank Syariah. Selain itu, variabel Pembiayaan

diperoleh dari total berbagai jenis pembiayaan oleh bank syariah.

Dalam rangka pengembangan indeks ketahanan perbankan syariah,

pada penelitian ini mengacu kepada beberapa indikator indeks ketahanan

syariah ditambah dengan variabel indeks sebagaimana diungkapkan oleh

Heřmánek et al (2006) dan Gunadi et al (2013) sebagaimana terlihat pada tabel

dibawah ini:

Page 48: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

35

Tabel 2.1

Indeks Stabilitas Sistem Keuangan

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

Financial

Soundness

Indicator/IMF

Heřmánek et al.

(2006)

Core set

Deposit

Takers (DTs)

Capital

adequacy

Regulatory capital to risk-weighted

assets

Regulatory Tier I capital to risk-

weighted assets

Nonperforming loans net of

provisions to capital

Asset quality Nonperforming loans to total gross

loans

Sektoral distribution of loans to total

loans

Earnings and

profitability

Return on assets

Return on equity

Interest margin to gross income

Liquidity Liquid assets to total assets

Liquid assets to short-term liabilities

Exposure to Net open position in foreign exchange

Page 49: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

36

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

FX risk to capital

Encouraged

set

Deposit

Takers (DTs)

Capital to assets

Large exposures

total number of large exposures (

ii) total exposure of 5 largest DTs to 5

largest resident entities to capital

(iii) total exposures of DTs to affil.

entities & connected parties to capital

Geographical distribution of loans to

total loans

Gross asset position in financial

derivatives to capital

Gross liability position in financial

derivatives to capital

Trading income to total income

Personnel expenses to noninterest

expenses

Spread between reference lending

and deposit rates (in basis points)

Page 50: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

37

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

Spread between highest and lowest

interbank rate (in basis points)

Customer deposits to total (non-

interbank) loans

Foreign currency-denominated loan

to total loans

Foreign currency-denominated

liabilities to total liabilities

Net open position in equities to

capital

Other

Financial

Corporations

(OFCs)

OFCs assets to total financial system

assets

OFCs assets to Gross Domestic

Product (GDP)

Nonfinancial

Corporations

(NFCs)

Total debt to equity

Return on equity

Earnings to interest and principal

expenses

Net foreign exchange exposure to

equity

Number of applications for protection

Page 51: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

38

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

from creditors

Households

(HHs)

Household debt to GDP

Household debt service and principal

payments to income

Market

Liquidity

Average bid-ask spread in the

securities market (percentage of mid-

point price)

Average daily turnover ratio in the

securities market

Real Estate

Markets

Residential and commercial real

estate prices (annual percentage

increase)

Residential real estate loans to total

loans Commercial real estate loans to

total loans

Macro-prudential

indicators (MPIs)/

European System

of Central Banks

(ESCB)

INTERNAL

FACTORS

Profitability,

balance sheet

quality and

capital

38 indicators (income and cost

developments and composition,

efficiency, profitability, income and

costs as percent of total assets

Page 52: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

39

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

Heřmánek et al

(2006)

adequacy 18 indicators (balance sheet −

coverage as share per the banking

sektor, asset and liability

composition; off-balance sheet items)

18 indicators (capital adequacy, asset

quality, provisions)

Demand and

supply

(competitive)

conditions

7 indicators (interest receivable and

interest payable, average margin and

overall margin)

Risk

concentrations

25 indicators (credit growth and

sektoral concentration, aggregate

lending, aggregate new lending,

lending to non-MFI private sektors,

industry exposures)

18 indicators (composition of other

assets - aggregate fixed income

securities holdings, aggregate equity

holdings, aggregate balance sheet,

currency and maturity structure of

domestic lending, global credit

Page 53: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

40

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

exposures)

14 indicators (liquidity risk,

exposures of EU-15 to new EU

member countries, exposures towards

emerging and developing countries,

market risk exposures)

Market

assessment of

risks

8 indicators (all bank share price

index, yield spread, bank rating,

distance to default of major EU

banks)

EXTERNAL

FACTORS

Financial

fragility

15 indicators (total debt corporate

sektor, household total debt,

household saving ratio, median

expected default frequencies for key

industries)

Asset price

developments

5 indicators (stock indices, real estate

prices)

Cyclical and

monetary

10 indicators (rate of growth of GDP

and its components, developments in

Page 54: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

41

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

conditions unemployment, interest rates,

exchange rates, consumer price

index)

CONTAGION

FACTORS

Interbank

markets

3 indicators (interbank liabilities,

share of assets of 3 and 5 banks with

the largest interbank exposures)

FSI for Central

European

Countries

Heřmánek et al

(2006)

Capital

adequacy

Regulatory capital to risk-weighted

assets

Regulatory Tier I capital to risk-

weighted assets

Asset quality

Nonperforming loans net of

provisions to capital

Nonperforming loans to total gross

loans

Sektoral distribution of loans to total

loans

Earnings and

profitability

Return on assets

Return on equity

Interest margin to gross income

Page 55: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

42

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

Noninterest expenses to gross income

Liquidity Liquid assets to total assets

Liquid assets to short-term liabilities

Exposure to

FX risk

Net open position in foreign exchange

to capital

Partial Indicator

Banking Stability

Index/Republik

Ceko

Heřmánek et al

(2006)

Capital

adequacy

Capital adequacy (%)

Asset quality Nonperforming loans/total loans (%)

Profitability Return on assets (%)

Return on equity (%)

Liquidity

Quick assets/assets (%)

Quick assets/client deposits (%)

Interest rate

risk

Cumulative net balance sheet position

to 3 months/assets (%)

Foreign

exchange risk

Absolute value of open total position

in foreign exchange/Tier 1 capital

(%)

Absolute value of open balance sheet

position in foreign exchange/Tier 1

capital (%)

Page 56: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

43

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

Indeks Stabilitas

Sistem Keuangan

(ISSK)

Gunadi et al.

(2013)

Indeks

Stabilitas

Institusi

Keuangan

Indeks

Tekanan

NPL

Delta (AlGWM)/TA yoy

CAR

ROA

Indeks

Intermediasi

Spread suku bunga kredit dengan

suku bunga DPK

Gap LDR

Gap Kredit/ GDP terhadap Long

Term Trend

Indeks

Efisiensi

NIM

BOPO

CIR

OHC/PO

Indeks

Stabilitas

Pasar

PUAB – DF Rate

IHSG

Obligasi Negara

Page 57: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

44

Nama

Indeks/Penerbit

Kategori Indikator

Keuangan Nilai Tukar USDIDR

CDS

Sumber: Data diolah

Sebagaimana tabel diatas, maka penulis mengembangkan indeks

ketahanan perbankan syariah dengan spesifik pada indeks ketahanan BPS

BPIH berdasarkan penelitian sebelumnya ditambah dengan beberapa indikator

dari beberapa referensi serta indikator yang berkaitan dengan dana haji di

Indonesia. Adapun indikator/variabel pada penelitian ini yatiu Dana Pihak

Ketiga, Pembiayaan/Kredit, Total Aset, Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio

Dana Haji dengan Dana Pihak Ketiga, dan rata-rata perolehan Indicative

Return (IR) dana haji.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tulisan ini yaitu

sebagaimana pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

1

Peneliti Moazzam Farooq dan Sajjad Zaheer

Tahun 2015

Judul Are Islamic Banks More Resilient during Financial Panics

Page 58: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

45

Jurnal Pacific Economic Review, 20: 1 (2015)

Variabel CAR, Branchless (Log), Assets (Log), Age, NPL, ROA,

Credit Rating

Alat

Analisis

Regresi

Persamaan

dengan

Penelitian

Melihat tingkat ketahanan Perbankan Syariah

Perbedaan

dengan

Penelitian

Pada penelitian ini, yang dibandingkan adalah industri

perbankan Syariah, sedangkan penelitian yang akan

dilakukan yaitu hanya pada bank Syariah yang mengelola

dana haji di Indonesia.

Hasil

Penelitian

Kinerja Bank Syariah di Pakistan relatif lebih rentan

dibandingkan dengan kinerja bank konvensional.

2

Peneliti Necla Tunay, Nesrin Özataç, and K. Batu Tunay

Tahun 2017

Judul The Effect of Financial Crises on Banking Performance

in Developed and Emerging Economies

Jurnal Springer Proceedings in Business and Economics, 2017

Variabel NIM, ROA, ROE, Banking Crisis, GDP,

Alat

Analisis Analisis Panel Data

Persamaan Melakukan kajian ketahanan Perbankan Syariah

Page 59: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

46

dengan

Penelitian

Perbedaan

dengan

Penelitian

1. Objek Penelitian yaitu pada sektor perbankan Syariah.

2. Tidak ada perbandingan antara sektor konvensional

dan sektor syariah

Hasil

Penelitian

Pada saat krisis keuangan yang melanda, terjadinya

ketidakstabilitan system keuangan sehingga menyebabkan

insustri perbankan mengalami kerentanan.

3

Peneliti Areeba Khan dan Junaina Muhammad

Tahun 2016

Judul Financial Resilience: A comparative Study of Islamic and

Conventional Banking Systems

Jurnal Global J. Bus. Soc. Sci. Review 4 (2) 49 – 57 (2016)

Variabel ROA, Profil Resiko, Equitas, Aset

Alat

Analisis

Regresi, Uji Perbandingan

Persamaan

dengan

Penelitian

Melakukan kajian ketahanan Perbankan Syariah

Perbedaan

dengan

Penelitian

1. Objek Penelitian yaitu pada sektor perbankan Syariah

dengan data 22 negara

2. Tidak ada perbandingan antara sektor konvensional

dan sektor syariah

Page 60: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

47

Hasil

Penelitian

Dalam jangka pendek, kinerja Bank Syariah lebih rentan

dibandingkan dengan kinerja bank konvensional. Tetapi

dalam jangka Panjang, kinerja Bank Syariah lebih tahan

dibandingkan dengan kinerja bank konvensional

4

Peneliti Mahmood H. Al-Osaimy & Ahmed S. Bamakhramah

Tahun 2004

Judul An Early Warning System for Islamic Banks Performance

Jurnal J.KAU: Islamic Econ., Vol. 17, No. 1, pp. 3-14 (1425 A.H

/ 2004 A.D)

Variabel Profitabilitas, Total Income/Total Assets, Investment

Income/Total Income, Total Income/General and

Administrative Expenses, Provisions for Bad Debts and

Investments/Total Assets, Cash/Total Deposits, Customers

Investment Deposits/Shareholders Equity, Net Profit

Before Zakat and/or Taxes/Total Assets

Alat

Analisis

Analisis Diskriminan

Persamaan

dengan

Penelitian

Melakukan kajian ketahanan Perbankan Syariah

Perbedaan

dengan

Penelitian

Objek penenelitian pada penelitian ini yaitu bukan

industry perbankan Syariah, terletetapi hanya berfokus

pada bank yang mengelola dana haji.

Page 61: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

48

Hasil

Penelitian

Untuk mencapai teknik Analisis Diskriminan yang

obyektif, di mana Fungsi Diskriminan akan dirancang

yang terdiri dari karakteristik yang signifikan (rasio

keuangan) sebagai variabel penjelas dan tingkat

profitabilitas sebagai variabel dependen. Skor diskriminan

kemudian diekstraksi dan digunakan untuk membedakan

antara kinerja tinggi dan kelompok kinerja bank yang

rendah, sehingga membentuk sistem peringatan dini yang

mungkin untuk prediksi kinerja masa depan bank yang

diamati.

5 Peneliti Sumandi

Tahun 2017

Judul Analisis Sistem Deteksi Dini Terhadap Krisis Perbankan

Syariah

Jurnal Jurnal Nisbah Vol. 3 No. 1 Tahun 2017 Hal. 365-381

Variabel DPK, Pembiayaan, Inflasi, NPF, FDR, PDB, Suku Bunga

Alat

Analisis

Sharia Banking Robustness Index (SBRI), Logit

Persamaan

dengan

Penelitian

Melihat ketahanan perbankan syariah

Perbedaan

dengan

Objek penenelitian pada penelitian ini yaitu bukan industri

perbankan Syariah, tetapi hanya berfokus pada bank yang

Page 62: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

49

Penelitian mengelola dana haji (BPS BPIH).

Hasil

Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan indeks

ketahanan perbankan Syariah (Syariah banking robustness

index), terdapat ketahanan yang buruk pada perbankan

Syariah di tahun 2004 dan 2005. Ketahanan yang buruk

ini lebih disebabkan oleh faktor internal perbankan. Selain

itu, berdasarkan 5 indikator yang digunakan, hanya 3

indikator yang dapat menjadi leading indicators yaitu

suku bunga, inflasi dan financing to deposit ratio (FDR).

Tiga leading indicator didapatkan berdasarkan penilaian

berbagai kriteria, salah satunya adalah noise to signal

ratio (NSR). Selanjutnya adalah mengolah 3 leading

indicators dengan logit. Hasil dengan logit menunjukkan

dari 3 leading indicators, hanya suku bunga yang

berpengaruh signifikan dan nilai odds ratio leading

indicator suku bunga sebesar 79.29%. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah indikator suku bunga menjadi

indikator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja

perbankan Syariah.

6 Peneliti Muhamad Abduh, Mohd Azmi Omar, and Jarita Duasa

Tahun 2011

Judul The Impact of Crisis and Macroeconomic Variables

towards Islamic Banking Deposits

Page 63: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

50

Jurnal American Journal of Applied Sciences 8 (12): 1378-1383

ISSN 1546-9239

Variabel Total Deposit, deposit rate on islamic banking, deposit

rate on conventional banking, Consumer Price Index,

Growth of Industrial Production, Lending rate, Inflation,

Alat

Analisis

VECM

Persamaan

dengan

Penelitian

Melihat beberapa indikator makro ekonomi terhadap bank

syariah

Perbedaan

dengan

Penelitian

Pada penelitian ini, tidak menggunakan industri perbankan

syariah, tetapi spesifik kepada bank yang mengelola dana

haji.

Hasil

Penelitian

Secara umum, selama masa krisis tahun 2007/2008

dimana terjadi krisis keuangan global, bank syariah sangat

dipercaya untuk menampung dana pihak ketiga.

7 Peneliti Muhammad Eka Rahman

Tahun 2015

Judul Uji Ketahanan Krisis Terhadap Perbankan Syariah Di

Indonesia Dengan Ukuran IBC (Indeks Banking Crisis)

Tahun Periode 2006-2012

Jurnal JEBIS Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2015

Variabel DPK, Laba, NPF, Pembiayaan, Total Aset

Page 64: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

51

Alat

Analisis

Regresi Linear Berganda

Persamaan

dengan

Penelitian

Melihat ketahanan perbankan syariah

Perbedaan

dengan

Penelitian

Objek penenelitian pada penelitian ini yaitu bukan industri

perbankan Syariah, tetapi hanya berfokus pada bank yang

mengelola dana haji (BPS BPIH).

Hasil

Penelitian

Krisis global yang terjadi tahun 2008 membuat

perekonomian dunia mengalami goncangan,krisis kiriman

yang berasal dari amerika serikat karena masalah non

performing loan dalam bidang properti yang

mengakibatkan kegagalan sistemik pada sektor perbankan

konvensional di Amerika serikat, dengan menggunakan

indeks banking crisis sebagai parameter untuk mengukur

kondisi Bank Syariah di Indonesia pada saat krisis dan

saat melewati kritis.

8 Peneliti Rizky Yudaruddin

Tahun 2016

Judul Dampak Faktor Makro Ekonomi Terhadap Stabilitas Bank

Pembangunan Daerah Di Indonesia

Jurnal Conference on Management and Behavioral Studies.

Oktober 2016 ISSN NO: 2541-3400 e-ISSN NO: 2541-

Page 65: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

52

2850

Variabel Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto

Alat

Analisis

Regresi Data Panel

Persamaan

dengan

Penelitian

Melihat ketahanan perbankan

Perbedaan

dengan

Penelitian

Objek penelitian lebih spesifik, dalam jurnal ini

menggunakan data BPD, sedangkan pada penelitian ini

menggunakan data BPS BPIH.

Hasil

Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak faktor makro

ekonomi yang terdiri dari produk nasional bruto, inflasi

dan suku bunga terhadap stabilitas bank di Indonesia.

Obyek penelitian ini adalah Bank Pembangunan Daerah di

Indonesia sebanyak 26 bank selama tahun 2009-2013.

Alat analisis menggunakan regresi data panel. Hasil

penelitian menemukan bahwa inflasi berpengaruh positif

tidak signifikan terhadap stabilitas bank. Suku bunga

berpengaruh positif signifikan terhadap stabilitas bank,

sedangkan produk nasional bruto berpengaruh positif

signifikan terhadap stabilitas bank.

9 Peneliti Melan Rahmaniah dan Hendro Wibowo

Tahun 2015

Page 66: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

53

Judul Analisis Potensi Terjadinya Financial Distress Pada Bank

Umum Syariah (BUS) Di Indonesia

Jurnal Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 3. No.1,

April 2015: 1-20, ISSN (cet): 23551755

Variabel Risk profile, GCG, earnings, dan capital

Alat

Analisis

RGEC

Persamaan

dengan

Penelitian

Melihat potensi terjadinya financial vulnerability pada

sektor keuangan

Perbedaan

dengan

Penelitian

Objek penelitian hanya 3 (tiga) Bank Syariah saja,

sedangkan penelitian ini terdiri dari beberapa Bank

Syariah.

Hasil

Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat

kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC.

Faktor-faktor yang dinilai adalah Risk profile, GCG,

earnings, dan capital. Data dalam penelitian ini adalah

data sekunder yang diambil dari laporan tahunan tiga

Bank Umum Syariah (BUS) pada tahun 2011 sampai

2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada

tahun 2011 hingga 2013 dari ketiga BUS tidak ada yang

dinyatakan tidak sehat dan tidak berpotensi terjadinya

Page 67: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

54

high financial distress. Hasil Penelitian ini juga

menunjukkan bahwa ketiga BUS tersebut mengalami

penurunan dalam kinerja earning yang diukur dari rasio

ROA dan ROE dan risiko likuiditas yaitu rasio FDR, akan

tetapi penurunan kinerja tersebut tidak berpengaruh

signifikan dan tidak menyebabkan masing-masing BUS

mengalami potensi high financial distress.

Sumber: Data diolah

Page 68: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

55

F. Kerangka berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagaimana gambar

berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Sumber: Data diolah

Data siap digunakan

Pencarian Data

Laporan Keuangan BPS BPIH

Kesimpulan, Saran, dan Implikasi

Selesai

Robustness Index

Uji Kelayakan Model, Koefisien Determinasi, Uji Simultan, Uji Parsial, Probabilitas Kemungkinan Peningkatan Guncangan

Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan/Kredit, Total Aset, Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Dana Haji dengan Dana Pihak Ketiga, dan rata-rata Indicative Return (IR) dana

haji

Regresi Logistik

Manual Input

Single Index Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan/Kredit, Total Aset, Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Dana

Haji dengan Dana Pihak Ketiga, dan rata-rata Indicative Return (IR) dana haji

Page 69: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

56

G. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka dapat diajukan hipotesis

penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Hipotesis I

a. Level ketahanan BPS BPIH yang diukur dengan menggunakan

Robustness Index berada pada posisi yang rentan.

b. Level ketahanan BPS BPIH yang diukur dengan menggunakan

Robustness Index berada pada posisi yang tidak rentan.

2. Hipotesis 2

a. Terdapat probabilita munculnya kerentanan pada BPS BPIH yang

diukur dengan indikator Non Performing Finance (NPF)/Non

Performing Loan (NPL), Finance to Deposits Ratio (FDR), Inflasi, dan

PDB, suku bunga pada BPS BPIH.

b. Tidak terdapat probabilita munculnya kerentanan pada BPS BPIH yang

diukur dengan indikator Non Performing Finance (NPF)/Non

Performing Loan (NPL), Finance to Deposits Ratio (FDR), Inflasi, dan

PDB, suku bunga pada BPS BPIH.

Page 70: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah

deskriptif kausal yaitu studi yang dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat ketahanan pada Bank Syariah yang ada di

Indonesia. Penelitian ini melihat potensi tekanan dari indikator-indikator yang

berasal dari internal dan eksternal bank. Lebih spesifik, objek penelitian yaitu

pada Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH).

Pada penelitian ini, variabel independen yang digunakan yaitu faktor

internal (NPF dan FDR) dan faktor eksternal (PDB, Suku Bunga, dan Inflasi),

sedangkan yang menjadi variable dependen adalah indeks ketahanan BPS

BPIH. Adapun data yang digunakan adalah dari tahun 2014 sampai dengan

tahun 2017 sesuai dengan hasil seleksi Kementerian Agama tentang

penunjukan menjadi BPS BPIH.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu Badan

Pusat Statistik (BPS) dan Laporan Bank yang dipublikasikan serta beberapa

sumber data lain yang dapat mendukung penelitian ini.

B. Metode penentuan sampel

Tesis ini disusun dengan melakukan pemilihan sampel menggunakan

metode non probability sampling (secara tidak acak). Metode yang diambil

Page 71: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

58

adalah pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgment sampling) yaitu

tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan

mempergunakan pertimbangan tertentu (yang disesuaikan dengan tujuan atau

masalah penelitian). Dimana dalam penelitian ini peneliti menjadikan Bank

Syariah Penerima Dana Haji sebagai Sampel. Sampel pada penelitian ini

adalah semua Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

(BPS BPIH) kurun waktu 2014-2017.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu didapat dari

1. Library Research

Data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal,

koran, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian.

2. Field Research

Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan terutama

yang berkaitan dengan objek penelitian

D. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian merupakan spsifikasi kegiatan peneliti

dalam menguikur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukan pada

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh

melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.

Page 72: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

59

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)

1 Pengertian Kewajiban-kewajiban bank yang tercatat dalam

rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada

penduduk maupun bukan penduduk. Komponen DPK

ini terdiri dari tabungan, giro, simpanan berjangka

(deposito dan sertifikat deposito) dan kewajiban-

kewajiban lainnya yang terdiri dari kewajiban segera

yang dapat dibayar, surat-surat berharga yang

diterbitkan, pinjaman yang diterima, setoran jaminan,

dan lainnya.

Referensi Riyadi, Selamet, ”Banking Assets and liability

Management”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

Jenis Variabel Dependen

2 Variabel Pembiayaan

Pengertian Pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada

pihak lain untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan.

Page 73: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

60

Referensi Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah

(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm. 17.

Jenis Variabel Dependen

3 Variabel Total Aset

Pengertian Total Aset adalah harta total, yang disajikan bersama

kewajiban di neraca dalam bentuk stok/ posisi pada

suatu waktu tertentu dan biasanya disusun pada awal

dan akhir periode akuntansi. Posisi aset tersebut

merupakan akumulasi dari transaksi dan aliran

lainnya dalam suatu periode waktu tertentu. Total

aset terdiri dari aset keuangan dan aset non keuangan

Referensi Meta Data Bank Indonesia

Jenis Variabel Dependen

4 Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pengertian Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh

aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain )

ikut di biayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-

sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat,

pinjaman, dan lain-lain.

Referensi Lukman Dendawijaya (2000)

Jenis Variabel Dependen

Page 74: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

61

5 Variabel Dana Haji/DPK

Pengertian Perbandingan antara jumlah dana haji (Setoran Awal,

Setoran Lunas, maupun Dana Optimalisasi) dengan

jumlah dana pihak ketiga yang ada di masing-masing

BPS BPIH.

Jenis Variabel Dependen

6 Variabel Rata-Rata perolehan Indicative Return (IR)

Pengertian Rata-rata Indicative Return (IR) adalah nilai

perolehan rata-rata equivalent imbal hasil dari

pendapatan deposito (Setoran Awal, Setoran Lunas,

maupun Dana Optimalisasi) dana haji.

Jenis Variabel Dependen

7 Variabel Non Performing Finance (NPF)

Pengertian Pembiayaan bermasalah yang kategori

kolektabilitasnya masuk dalam kriteria pembiayaan

kurang lancar, pembiayaan diragukan, dan

pembiayaan macet.

Referensi Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen

Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,Ghalia

Indonesia, Bogor Jakarta

Jenis Variabel Independen

8 Variabel Finance to Deposits Ratio (FDR)

Page 75: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

62

Pengertian Perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh

bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil

dikerahkan oleh bank. Rasio ini dipergunakan untuk

mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang

bersumber dari dana pihak ketiga.

Referensi Teguh Pudjo Mulyono, Bank Budgeting,

(Yogyakarta: BPFE, 2000).

Jenis Variabel Independen

9 Variabel Inflasi

Pengertian Suatu proses meningkatnya harga-harga secara

umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu

atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi

kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan

kenaikan harga) pada barang lainnya.

Referensi Bank Indonesia

Jenis Variabel Independen

10 Variabel Suku Bunga

Pengertian bunga yang diberikan kepada para peminjam atau

nasabah atas harga yang harus dibayar kepada pihak

bank

Referensi Kasmir, 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Ketiga.

Cetakan Keenam. PT. Raja Grafindo Persada,

Page 76: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

63

Jakarta.

Jenis Variabel Independen

11 Variabel Produk Domestik Bruto (PDB)

Pengertian Jumlah produk berupa barang dan jasa yang

dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas

wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun

atau sering juga diartikan sebagai keseluruhan nilai

pasar semua jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu

negara atau masyarakat selama satu kurun waktu

tertentu, misalnya satu tahun

Referensi Arif, Dodi. 2014. Pengaruh Produk Domestik Bruto,

Jumlah Uang Beredar, Inflasi Dan BI Rate Terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan Di Indonesia Periode

2007-2013. Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 19 No. 3.

Jenis Variabel Independen

Sumber: Data diolah

E. Metode Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini

adalah menggunakan analisis kuantitatif. Dimana analisis kuantitatif adalah

studi yang bertujuan untuk mencari uraian secara menyeluruh, teliti, dan

komprehensif berdasarkan data empiris.

Page 77: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

64

Anderson (1994) Suatu permasalahan yang diselesaikan dengan

pendekatan kuantitatif, seorang analis akan berkonsentrasi pada fakta

kuantitatif atau data yang berhubungan dengan masalah dan selanjutnya

membuat model matematik yang menjelaskan tujuan, hambatan dan lain-lain

yang berhubungan dengan permasalahan, kemudian dengan satu atau beberapa

metode lainnya, analis akan memberikan rekomendasi berdasarkan data

kuantitatif tersebut.

Penghitungan/Pengolahan data dari masing-masing variabel (baik

variabel terikat maupun variabel bebas) menggunakan Software Microsoft

Excel dan Aplikasi SPSS, yang selanjutnya dianalisa menggunakan uji

statistik. Tahapan teknis pengolahan data pada penelitian ini yaitu

sebagaimana diuraikan dibawah ini:

1. Indeksasi

Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan metode indeksasi

dengan pendekatan standardization untuk menganalisis Indeks Ketahanan

Perbankan Syariah dan untuk mengetahui tingkat ketahanan dari rasio-

rasio yang digunakan sebagai indikator dalam menyusun indeks terhadap

guncangan. Indeks ini mengacu kepada penelitian sebelumnya oleh Duasa,

Kusuma, dan Sumandi (2016) dan Rahman (2015) mengacu pada index

banking crisis (IBC). IBC dihitung dengan menggunakan indikator tingkat

hutang luar negeri sektor perbankan, tingkat kredit, dan tingkat simpanan

(Kibritciouglu, 2003) yang selanjutnya dimodifikasi oleh Hagen dan Ho

(2003). Selain itu, pada penelitian ini terdapat penambahan beberapa

Page 78: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

65

indikator yang digunakan oleh International Monetary Fund (IMF),

European System of Central Banks (ESCB), Bank Indonesia, serta

beberapa indikator spesifik dalam konteks pengelolaan dana haji.

a. Pembuatan Indeks Tunggal/Single Index

Pembuatan single index adalah menghitung seluruh data asli dari

masing-masing variabel menjadi angka indeks. Menghitung single index

dapat dilakukan dengan rumus:

Dimana:

SIt = Single Index pada periode t

Xjt = Variabel

= Rata-rata pervariabel selama pengamatan

σ = Standar deviasi pervariabel selama pengamatan

b. Pemberian Bobot

Dalam menyusun indeks ketahanan, penulis memberikan bobot

yang tidak sama besar/tidak seimbang antara indikator pembentuk

indeks. Hal ini dilakukan karena antara indikator yang satu dengan

indikator yang lainnya memiliki kepentingan yang berbeda, terlebih

indikator spesifik pengelolaan dana haji.

Page 79: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

66

c. Pembentukan Indeks Komposit/Composit Index

Langkah selanjutnya dalam membuat indeks ketahanan

perbankan syariah di Indonesia adalah membuat composite index.

d. Pembuatan Threshold

Setelah didapatkan indeks komposit, langkah selanjutnya yaitu

membuat treshold (ambang batas) untuk mengetahui level ketahanan

perbankan syariah. Threshold didapat dengan rumus sebagai berikut:

T=IC+M x σ ic

T = Threshold

IC = Rata-rata dari Index Composite

M = Ambang batas yang dipakai oleh BI, yaitu 1,3, 1,7, dan 2

σ = Standar deviasi dari Index Composite

Setelah menentukan dan menghitung threshold, maka

selanjutnya adalah menggabungkan indeks ketahanan perbankan

syariah yang telah terbentuk dengan threshold dalam satu grafik.

Penggabungan indeks dengan threshold akan membuat indeks yang

sudah terbentuk dapat dibaca, sehingga indeks ketahanan perbankan

syariah yang telah terbentuk akan memberikan informasi tentang

kondisi dan level perbankan.

Penggunaan threshold sebesar 1,2 menjelaskan bahwa pada

kondisi ini jika pergerakan Indeks Ketahanan Perbankan Syariah

Page 80: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

67

menyentuh level ini maka berada pada kondisi guncangan ringan, jika

pergerakan Indeks Ketahanan Perbankan Syariah menyentuh batas

ambang sebesar 1.7 maka dikatakan berada pada posisi guncangan

waspada dan jika nilai Indeks Ketahanan Perbankan Syariah lebih besar

dari threshold sebesar 2, maka dikatakan terjadi guncangan berat pada

perbankan Syariah.

2. Analisis Regresi Logit

Sugiarto (2017) menjelaskan bahwa analisis regresi logistik (Logistic

Regression) merupakan analisis yang digunakan saat variabel dependennya

mengambil bentuk dikotomi atau biner – Variabel Y sebagai variabel

respons lazimnya dikodekan dengan 0 dan 1 – dan variabel independennya

merupakan variabel kontinu, kategorikan, atau keduanya.

Model regresi logit adalah salah satu bagian dari pendekatan sistem

deteksi dini. Interpretasi atau estimasi dalam model logit menunjukkan

besarnya kemungkinan suatu kejadian, yang ditunjukkan dengan prosentase

probabilitas, sehingga nilainya 0%-100%. Dibawah ini dijelaskan terkait

dengan rumus dari model logit.

Model regresi logistik termasuk dalam model linear terampat

(Generalized Linear Model (GLM). GLM merupakan suatu metode yang

dapat digunakan untuk memecahkan masalah peubah respon tidak lagi

kontinu, melainkan kategori. Untuk melakukannya yaitu dengan

menggunakan fungsi penghubung tertentu sehingga diperolah suatu model

Page 81: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

68

yang mampu menganalisis hubungan antara peubah respon kategori

(Dependen Variabel) dengan satu atau beberapa peubah penjelas

(Independen Variabel).

Secara umum rumus model logit dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dalam pengujian dengan menggunakan regresi logistik, uji statistik

yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Uji Kelayakan Model

Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiarto (2017) untuk melihat

kelayakan model menggunakan output pada tabel Hosmer and

Lemeshow Test. Nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha pada

penelitian.

2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan indikator seberapa besar

kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat.

Pengujiannya dengan melihat nilai Nagelkerke R Square.

3. Uji Simultan

Page 82: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

69

Sugiarto (2017) pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel

dependen secara simultan atau tidak, dengan kriteria pengujian tingkat

signifikan α= 0,05.

4. Uji Parsial

Sugiarto (2017) menyebutkan untuk menguji koefisien regresi

yaitu dengan menggunakan output tabel variables in the Equation

dengan cara membandingkan nilai alpha dengan nilai signifikansi pada

tabel dengan α= 0,05.

5. Probabilitas

Pada penelitian ini, pengujian probabilitas dengan melihat nilai

exp(B) dilakukan untuk melihat apakah variabel yang diajukan

memberikan kemungkinan terjadinya guncangan atau tidak.

Page 83: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

70

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian. Pertama,

menganalisis indeks ketahanan perbankan syariah dengan objek Bank Pengelola

Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH). Kedua, melihat faktor-

faktor dalam penelitian yang diduga mempunyai pengaruh terhadap ketahanan

perbankan syariah. Analisanya yaitu dengan menggabungkan indeks tunggal yang

sudah terbentuk dengan threshold yang ditetapkan sehingga angka indeks tunggal

yang sudah terbentuk dapat memberikan informasi. Selanjutnya penggabungan

indeks tunggal yang membentuk indeks ketahanan perbankan syariah

dibandingkan dengan threshold yang ditetapkan sehingga akan memberikan

informasi tentang kondisi ketahanan untuk masing-masing Bank. Analisa

selanjutnya yaitu menganalisa variabel-variabel yang digunakan pada penelitian

ini dengan pendekatan regresi logistik.

Sebelum masuk pada pembahasan analisa, akan diuraikan terlebih dahulu

mengenai gambaran umum objek penelitian yaitu BPS BPIH, dilanjutkan dengan

analisis untuk masing-masing bagian.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji yang

selanjutnya disingkat BPS-BPIH adalah bank penerima setoran BPIH yang

ditetapkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Adapun dari sisi

Page 84: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

71

penerimaan, terdapat 2 (dua) sumber, yaitu setoran awal dan setoran lunas.

Setoran Awal BPIH adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh calon jemaah

haji melalui BPS BPIH ke Rekening Setoran Awal Menteri Agama cq Dirjen

PHU qq Calon Jemaah Haji yang besarannya ditetapkan oleh Kementerian

Agama, untuk memperoleh nomor validasi pada saat mendaftar sebagai calon

jemaah haji. Sedangkan setoran lunas BPIH adalah sejumlah dana yang

dibayarkan oleh calon jemaah haji melalui BPS BPIH ke Rekening Menteri

Agama cq Dirjen PHU qq Calon Jemaah Haji yang besarannya ditetapkan oleh

Menteri Agama, pada saat jemaah haji dinyatakan berhak untuk melunasi

BPIH.

Besaran setoran awal BPIH yang ditetapkan oleh Menteri Agama

selama periode penelitian ini yaitu sebesar Rp 25.000.000,- (Dua puluh lima

juta rupiah). Adapun besaran setoran lunas berbeda besarannya untuk setiap

musim pemberangkatan haji tergantung kesepakatan antara Pemerintah

(Kementerian Agama) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Besaran

BPIH tahun berjalan yaitu penggabungan dari jumlah setoran awal ditambah

dengan jumlah setoran lunas.

Selama kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun 2017, terdapat 17

(tujuh belas) BPS BPIH yang ditetapkan oleh Kementerian Agama. Adapun

BPS BPIH dimaksud berdasarkan kategori Bank Umum Syariah atau Unit

Usaha Syariah dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 85: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

72

Gambar 4.1

Komposisi BPS BPIH

Sumber: Kementerian Agama (Data diolah)

Gambar 4. Menggambarkan komposisi BPS BPIH dari tahun 2014

sampai dengan tahun 2017. Dari gambar diatas bahwa komposisi BPS BPIH

terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 6 bank (35%), dan Unit

Usaha Syariah (UUS) sebanyak 11 bank (65%). Adapun BUS yang menjadi

BPS BPIH yaitu Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri,

Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Bank Panin Dubai

Syariah. Sedangkan UUS yang menjadi BPS BPIH yaitu Bank CIMB Niaga

Syariah, Bank BTN Syariah, Bank Permata Syariah, Bank BPD Sumut

Syariah, Bank BPD Aceh Syariah, Bank BPD Nagari Syariah, Bank BPD DKI

Syariah, Bank BPD Jateng Syariah, Bank BPD Jatim Syariah, Bank BPD BPD

Sumsel Babel Syariah, dan Bank BPD Riau Kepri Syariah.

Page 86: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

73

Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Haji, maka tugas dan fungsi terkait dengan pengelolaan

dana haji berpindah dari Kementerian Agama kepada Badan Pengelola

Keuangan Haji (BPKH). Semangat yang dibangun dari lahirnya undang-

undang nomor 34 tahun 2014 tersebut yaitu diharapkan pengelolaan dana haji

bisa dikelola dengan lebih optimal. Pada tulisan ini tidak banyak dibahas

mengenai BPKH, tetapi hasil dari pembahasan ini menjadi masukan untuk para

pemangku kepentingan di BPKH dalam mengelola dana haji di Indonesia.

B. Single Index masing-masing Indikator

Pada bagian ini, akan diuraikan terlebih dahulu mengenai deskripsi dari

masing-masing indeks tunggal yang terbentuk untuk masing-masing variabel

pembentuk indeks komposit. Penjelasan dari masing-masing indeks tunggal

yaitu sebagai berikut:

Page 87: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

74

1. Single Index Dana Pihak Ketiga

Gambar 4.2

Single Index Dana Pihak Ketiga

Sumber: Data diolah

Gambar 4.2 menggambarkan single indeks untuk variabel Dana

Pihak Ketiga pada BPS BPIH selama periode penelitian dengan threshold

1,3, threshold 1,7, dan threshold 2. Penggunaan nilai threshold merupakan

nilai ambang batas yang dikembangkan oleh Bank Indonesia selaku otoritas

moneter Republik Indonesia. Threshold yang berbeda untuk masing-masing

data akan memberikan efek yang berbeda pula terhadap ketahanan dari sisi

dana pihak ketiga. Jika threshold yang digunakan terlalu rendah, maka akan

banyak memunculkan sinyal dan jika terlalu tinggi, maka akan sedikit

muncul sinyal.

Page 88: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

75

Penjelasan secara tabel sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.1

Single Indeks Dana Pihak Ketiga

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

1 1,3 2014 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN

Syariah, dan Bank Permata Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN

Syariah, dan Bank Permata Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2 1,7 2014 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

3 2 2014 Bank CIMB Niaga Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah.

Page 89: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

76

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

2016 Bank CIMB Niaga Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

Sumber: Data diolah

Tabel 4.1 merupakan rangkuman dari grafik 4.2 Yang menjelaskan

mengenai indeks tunggal untuk dana pihak ketiga untuk BPS BPIH. Secara

umum, selama kurun waktu 2014 sampai dengan tahun 2017, terdapat 3

BPS BPIH yang tidak stabil dalam konteks dana pihak ketiga, yaitu Bank

CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah.

Threshold 1,7 dan 2 dapat digunakan untuk mengukur tingkat

ketidakstabilan dalam kondisi waspada dan siaga. Dari tabel diatas, terdapat

3 (tiga) BPS BPIH yang mempunyai nilai diatas threshold 1,7 yaitu Bank

CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah.

Dengan menggunakan indeks tunggal dana pihak ketiga, maka Bank

CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah

merupakan BPS BPIH yang rentan terhadap guncangan. Jika dilihat dari

kategori BPS BPIH, maka kerentanan ini terjadi kepada BPS BPIH yang

berstatus UUS non BPD (Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah,

dan Bank Permata Syariah). Selain itu, Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank

Permata Syariah merupakan BPS BPIH yang baru menjadi BPS BPIH sejak

tahun 2014.

Page 90: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

77

Dana pihak ketiga mencermintakan total dana masyarakat yang

berhasil dikumpulkan oleh korporasi baik dalam bentuk giro, tabungan,

maupun deposito. Dari komposisi BPS BPIH, dimana terdapat Unit Usaha

Syariah Non BPD dengan jumlah dana pihak ketiga yang sangat besar

(dilihat dari rata-rata total dana pihak ketiga) dibandingkan dengan dana

pihak ketiga BPS BPIH lainnya menjadikan ketiga bank tersebut (Bank

CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah)

berada pada nilai threshold.

2. Single Index Pembiayaan/Kredit

Gambar 4.3

Single Index Pembiayaan/Kredit

Sumber: Data diolah

Page 91: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

78

Gambar 4.3 menggambarkan single indeks untuk indikator

Pembiayaan/kredit pada BPS BPIH selama periode penelitian dengan

threshold 1,3, threshold 1,7, dan threshold 2. Penjelasan secara tabel

sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Single Index Indikator Pembiayaan/kredit

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

1 1,3 2014 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN

Syariah, dan Bank Permata Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2 1,7 2014 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

3 2 2014 Bank CIMB Niaga Syariah.

Page 92: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

79

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

2015 Bank CIMB Niaga Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

Sumber: Data diolah

Tabel 4.2 merupakan rangkuman dari gambar 4.3 Yang menjelaskan

mengenai indeks tunggal untuk pembiayaan/kredit pada BPS BPIH. Secara

umum, selama kurun waktu 2014 sampai dengan tahun 2017, terdapat 3

BPS BPIH yang tidak stabil dalam konteks pembiayaan, yaitu Bank CIMB

Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah.

Untuk dana pihak ketiga dan pembiayaan pada BPS BPIH, hampir

terjadi pola yang seragam. Dimana terdapat 3 (tiga) BPS BPIH yang sama

yang mengalami ketidakstabilan dengan threshold 1,7.

Dengan menggunakan indeks tunggal pembiayaan/kredit, maka

Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah

merupakan BPS BPIH yang rentan terhadap guncangan. Jika dilihat dari

kategori BPS BPIH, maka kerentanan ini terjadi kepada BPS BPIH yang

berstatus UUS non BPD (Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah,

dan Bank Permata Syariah). Selain itu, Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank

Page 93: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

80

Permata Syariah merupakan BPS BPIH yang baru menjadi BPS BPIH sejak

tahun 2014.

Pembiayaan/kredit mencermintakan total dana yang disalurkan

kepada unit defisit dalam bentuk kredit. Dari komposisi BPS BPIH, dimana

terdapat Unit Usaha Syariah Non BPD dengan jumlah pembiayaan/kredit

yang sangat besar (dilihat dari rata-rata total pembiayaan/kredit)

dibandingkan dengan pembiayaan BPS BPIH lainnya menjadikan ketiga

bank tersebut (Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank

Permata Syariah) berada pada nilai threshold 1,7.

3. Single Index Total Aset

Gambar 4.4

Single Index Total Aset

Sumber: Data diolah

Page 94: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

81

Gambar 4.4 menggambarkan single indeks untuk indikator Total

Aset pada BPS BPIH selama periode penelitian dengan threshold 1,3,

threshold 1,7, dan threshold 2. Penjelasan secara tabel sebagaimana

diuraikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Single Index Total Aset

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

1 1,3 2014 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN

Syariah, dan Bank Permata Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN

Syariah, dan Bank Permata Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2 1,7 2014 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

3 2 2014 Bank CIMB Niaga Syariah.

Page 95: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

82

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

2015 Bank CIMB Niaga Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

Sumber: Data diolah

Tabel 4.3 merupakan rangkuman dari gambar 4.4 Yang menjelaskan

mengenai indeks tunggal untuk total aset BPS BPIH. Secara umum, selama

kurun waktu 2014 sampai dengan tahun 2017, terdapat 3 BPS BPIH yang

tidak stabil dalam konteks total aset, yaitu Bank CIMB Niaga Syariah, Bank

BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah.

Dengan menggunakan indeks tunggal total aset, maka Bank CIMB

Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah merupakan

BPS BPIH yang rentan terhadap guncangan. Jika dilihat dari kategori BPS

BPIH, maka kerentanan ini terjadi kepada BPS BPIH yang berstatus UUS

non BPD (Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan Bank

Permata Syariah). Selain itu, Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah merupakan BPS BPIH yang baru menjadi BPS BPIH sejak tahun

2014.

Total aset mencermintakan aktiva perusahaan baik yang bersifat

lancar maupun yang bersifat tetap. Dari komposisi BPS BPIH, dimana

Page 96: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

83

terdapat Unit Usaha Syariah Non BPD dengan jumlah total aset yang sangat

besar (dilihat dari rata-rata total aset) dibandingkan dengan total aset BPS

BPIH lainnya menjadikan ketiga bank tersebut (Bank CIMB Niaga Syariah,

Bank BTN Syariah, dan Bank Permata Syariah) berada pada nilai threshold

1,7.

Lebih lanjut, apabila kita bandingkan antara indeks tunggal untuk

Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan/kredit, dan Total Aset, terdapat

keseragaman pola. Terlihat pada hasil perbandingan grafik untuk masing-

masing indeks tunggal Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan/kredit, dan Total

Aset seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.5

Perbandingan Single Index Variabel Dana Pihak Ketiga,

Pembiayaan/Kredit, dan Total Aset

Sumber: Data diolah

Gambar 4. menggambarkan perbandingan single index untuk

indikator Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan/kredit, dan Total Aset. Dimana

terdapat 3 (tiga) BPS BPIH yang mengalami ketidakstabilan dengan

Page 97: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

84

threshold 1,7 yaitu Bank CIMB Niaga Syariah, Bank BTN Syariah, dan

Bank Permata Syariah.

4. Single Index Capital Adequacy Ratio (CAR)

Gambar 4.6

Single Index Capital Adequacy Ratio (CAR)

Sumber: Data diolah

Gambar 4.6 menggambarkan single indeks untuk indikator Capital

Adequacy Ratio (CAR) pada BPS BPIH selama periode penelitian dengan

threshold 1,3, threshold 1,7, dan threshold 2. Penjelasan secara tabel

sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4

Single Index Capital Adequacy Ratio (CAR)

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

Page 98: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

85

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

1 1,3 2014 Bank Panin Dubai Syariah

2015 -

2016 Bank Mega Syariah, Bank BPD DKI Syariah,

dan Bank BPD Jatim Syariah.

2017 Bank BPD DKI Syariah, dan Bank BPD Jatim

Syariah.

2 1,7 2014 Bank Panin Dubai Syariah

2015 -

2016 Bank BPD DKI Syariah.

2017 Bank BPD DKI Syariah.

3 2 2014 -

2015 -

2016 Bank BPD DKI Syariah.

2017 Bank BPD DKI Syariah.

Sumber: Data diolah

Tabel 4.4 merupakan rangkuman dari gambar 4.6 Yang menjelaskan

mengenai indeks tunggal untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) BPS BPIH.

Secara umum, selama kurun waktu 2014 sampai dengan tahun 2017,

terdapat 4 (empat) BPS BPIH yang tidak stabil dalam konteks Capital

Adequacy Ratio (CAR), yaitu Bank Mega Syariah, Bank BPD DKI Syariah,

Bank BPD Jatim Syariah, dan Bank Panin Dubai Syariah.

Page 99: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

86

Dengan menggunakan threshold sebear 1,7, maka terdapat 2 (dua)

BPS BPIH yang harus dicermati dalam hal Capital Adequacy Ratio (CAR),

yaitu Bank BPD DKI Syariah dan Bank Panin Dubai Syariah.

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang digunakan

untuk melihat tingkat kecukupan dalam hal modal korporasi. Jika dilihat

dari table diatas, maka Bank Panin Dubai Syariah memiliki nilai CAR

dengan tren negatif selama periode penelitian sekalipun masih diatas nilai

minimal yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Untuk Bank BPD DKI

Syariah, tingkat CAR memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari nilai

rata-rata CAR pada sampel penelitian ini.

5. Single Index Dana Haji/Dana Pihak Ketiga

Gambar 4.7

Single Index Dana Haji/ Dana Pihak Ketiga

Sumber: Data diolah

Page 100: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

87

Gambar 4.7 menggambarkan single indeks untuk variabel Dana Haji/

Dana Pihak Ketiga pada BPS BPIH selama periode penelitian dengan

threshold 1,3, threshold 1,7, dan threshold 2. Penjelasan secara tabel

sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Single Index Dana Haji/ Dana Pihak Ketiga

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

1 1,3 2014 Bank BRI Syariah

2015 Bank BRI Syariah dan Bank Mega Syariah.

2016 Bank BRI Syariah dan Bank Mega Syariah.

2017 Bank BRI Syariah dan Bank Panin Dubai

Syariah.

2 1,7 2014 Bank BRI Syariah

2015 Bank BRI Syariah dan Bank Mega Syariah.

2016 Bank BRI Syariah dan Bank Mega Syariah.

2017 Bank BRI Syariah

3 2 2014 Bank BRI Syariah

2015 Bank BRI Syariah dan Bank Mega Syariah.

2016 Bank BRI Syariah.

2017 Bank BRI Syariah.

Sumber: Data diolah

Page 101: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

88

Tabel 4.5 merupakan rangkuman dari gambar 4.7 Yang menjelaskan

mengenai indeks tunggal untuk Dana Haji/ Dana Pihak Ketiga BPS BPIH.

Secara umum, selama kurun waktu 2014 sampai dengan tahun 2017,

terdapat 2 (dua) BPS BPIH yang tidak stabil dalam konteks Dana Haji/

Dana Pihak Ketiga, yaitu Bank BRI Syariah dan Bank Mega Syariah.

Dengan menggunakan threshold sebear 1,7, maka terdapat 2 (dua) BPS

BPIH yang melampaui nilai threshold, yaitu Bank BRI Syariah dan Bank

Mega Syariah.

Rasio dana haji/dana pihak ketiga merupakan perbandingan nilai

antara jumlah dana haji dengan jumlah dana pihak ketiga pada masing-

masing BPS BPIH. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar dana

haji yang ada pada BPS BPIH, begitupun sebaliknya. Pada tahun 2017, rasio

perbandingan dana haji/dana pihak ketiga bank BRI Syariah mencapai lebih

dari 50%. Artinya, komposisi dana pihak ketiga yang ada pada bank BRI

Syariah sebagian besar merupakan dana haji. Selama periode penelitian,

hanya bank BRI Syariah yang mempunyai posisi dana haji berbanding

dengan pihak ketiga lebih dari 50%. Artinya, tingkat ketergantungan dana

haji pada bank BRI Syariah sangat tinggi. Begitupun dengan Bank Mega

Syariah, secara rata-rata rasio perbandingan dana haji/dana pihak ketiga

secara rata-rata jauh diatas rata-rata nilai rata-rata rasio perbandingan dana

haji/dana pihak ketiga pada semua bank yang menjadi BPS BPIH.

Page 102: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

89

6. Single Index Rata-rata Indicative Return (IR)

Gambar 4.8

Single Index Rata-rata Indicative Return (IR)

Sumber: Data diolah

Gambar 4.8 menggambarkan single indeks untuk variabel Rata-rata

Indicative Return (IR) pada BPS BPIH selama periode penelitian dengan

threshold 1,3, threshold 1,7, dan threshold 2. Dari grafik terlihat bahwa

semua BPS BPIH berada dibawah garis threshold baik untuk threshold

1,3, threshold 1,7, maupun threshold 2.

Page 103: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

90

C. Indeks Ketahanan Perbankan Syariah

Gambar 4.9

Indeks Ketahanan Perbankan Syariah

Sumber: Data diolah

Gambar 4.9 menggambarkan Indeks Ketahanan Perbankan Syariah

yang dihasilkan dari indeks komposit pada BPS BPIH selama periode

penelitian dengan threshold 1,3, threshold 1,7, dan threshold 2. Penjelasan

secara tabel sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Indeks Ketahanan Perbankan Syariah

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

1 1,3 2014 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2015 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank Permata

Syariah.

2016 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

Page 104: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

91

No. Threshold Tahun Nama BPS BPIH

2017 Bank BRI Syariah, Bank CIMB Niaga

Syariah, dan Bank BTN Syariah.

2 1,7 2014 Bank CIMB Niaga Syariah

2015 Bank CIMB Niaga Syariah

2016 -

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah

3 2 2014 Bank CIMB Niaga Syariah

2015 Bank CIMB Niaga Syariah

2016 -

2017 Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN

Syariah.

Sumber: Data diolah

Tabel 4.6 merupakan rangkuman dari gambar 4.9 Yang menjelaskan

mengenai indeks Ketahanan Perbankan Syariah. Dengan menggunakan

threshold 1,7 maka terdapat 2 (dua) bank yang berada dalam kondisi yang

tidak stabil yaitu Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN Syariah.

Selain itu, Tabel 4.6 diatas menggambarkan bahwa dengan

penentuan threshold yang berbeda seperti 1,3 1,7 dan 2 menyebabkan

perbedaan guncangan pada BPS BPIH, jika standar deviasi yang digunakan

Page 105: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

92

terlalu rendah, maka akan memunculkan lebih banyak sinyal dan jika terlalu

tinggi, maka akan sedikit muncul sinyal.

Pada analisa indeks tunggal masing-masing indikator, Bank CIMB

Niaga Syariah dan Bank BTN Syariah merupakan BPS BPIH yang banyak

melebihi nilai threshold.

Tabel 4.7

Indeks Tunggal per indikator

No. Nama Indikator

Kesimpulan

Bank CIMB Niaga

Syariah

Bank BTN Syariah

1 DPK Positif Positif

2 Pembiayaan Positif Positif

3 Total Aset Positif Positif

4 CAR Negatif Negatif

5 Dana Haji/DPK Negatif Negatif

6 Rata-rata IR Negatif Negatif

Sumber: Data diolah

Bank CIMB Niaga Syariah dan Bank BTN Syariah merupakan BPS

BPIH yang bersatus UUS Non BPD. Sebagaimana penjelasan sebelumnya,

tingkat kerentanan dengan menggunakan indikator yang penulis ajukan pada

penelitian ini bahwa terjadinya kerentanan terjadi pada BPS BPIH yang

berstatus UUS Non BPD. Berdasarkan hasil penelitian ini, indeks ketahanan

Page 106: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

93

perbankan syariah dengan menggunakan indicator yang penulis ajukan

dengan objek pada BPS BPIH tahun 2014-2017 bahwa BPS dengan status

UUS Non BPD secara rata-rata memiliki tingkat kerentanan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan BPS BPIH lainnya. Penelitian yang lain bisa

saja menunjukan hasil yang berbeda dikarenakan perbedaan pada indikator

yang digunakan dalam menyusun indeks.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan indeks ketahanan

yang diajukan oleh penulis, didapatkan hasil bahwa terdapat 2 (dua) bank

yang mempunyai nilai ketahanan diatas nilai threshold yang ditetapkan ,

yaitu sebesar 1,7. Nilai threshold 1,3 memiliki arti jika pergerakan indeks

menyentuh threshold, maka dikategorikan berada pada kondisi guncangan

yang aman dan untuk standar deviasi sebesar 1,7 mengartikan jika

pergerakan indeks menyentuh threshold ini, maka dikategorikan berada

pada kondisi guncangan yang waspada, serta standar deviasi 2 mengartikan

mengartikan jika pergerakan indeks menyentuh threshold ini, maka

dikategorikan berada pada kondisi guncangan yang berat. Terkait dengan

threshold, beberapa peneliti lain seperti Kaminsky, Lizondo dan Reinhart

(1998) menggunakan threshold sebesar 3. Nilai tersebut memang cocok

untuk negara dengan tingkat perekonomian yang dikategorikan maju.

Secara umum, baik menggunakan indeks tunggal maupun dengan

menggunakan indeks komposit, nilai BPS BPIH masih dibawah threshold

yang ditetapkan. Artinya, tingkat ketahanan BPS BPIH dengan

menggunakan indeks yang diajukan oleh penulis berada pada posisi yang

Page 107: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

94

tidak rentan. Implikasi selanjutnya yaitu bahwa dana haji yang tersebar pada

BPS BPIH berada pada posisi yang tidak rentan.

D. Analisis Regresi Logit

Model logit adalah bagian dari model parametric approach. Model

ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui besarnya elastisitas ataupun

pengaruh dari beberapa indikator yang diajukan pada penelitian ini yang

memiliki indikasi memicu terjadinya guncangan dalam sektor perbankan

Syariah (yaitu BPS BPIH) di Indonesia.

1. Uji Kelayakan Model

Tabel 4.8

Uji Kelayakan Model

Step Chi-square df Sig.

1 7.700 8 .463

Sumber: Data diolah

Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiarto (2017) untuk melihat

kelayakan model menggunakan output pada tabel Hosmer and

Lemeshow Test. Pada tabel di atas, diperoleh nilai signifikan hasil uji

kelayakan model sebesar 0,463 dengan nilai Chi Square sebesar 7,700,

nilai signifikan >0,05. Artinya, tidak didapati perbedaan yang nyata

antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

Page 108: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

95

Berdasarkan tabel 4.8, maka menunjukkan bahwa model regresi yang

terbentuk mampu memprediksi nilai observasi dengan baik dan cocok

dengan data observasinya, sehingga model regresi yang dipergunakan

dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya, hal ini

karena karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang

diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

2. Koefisien Determinasi

Tabel 4.9

Koefisien Determinasi

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 30.352a .076 .186

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai Cox & Snell R

Square sebesar 0,076, hal ini menunjukkan bahwa besar sumbangan

efektif yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen

adalah sebesar 7,6%. Selanjutnya, nilai Negelkerke R Square dalam

model regresi tersebut adalah sebesar 0,186 yang berarti besar variansi

variabel Indeks Ketahanan Perbankan Syariah yang dapat dijelaskan

oleh variabel independen adalah sebesar 18,6%, sedangkan sisanya

sebesar 81,4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Hasil

penelitian Haddad et al (2013) mengemukakan bahwa nilai koefisien

Page 109: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

96

determinasi dengan menggunakan nilai McFadden lebih kecil dari

penelitian ini yaitu sebesar 17,19%, sedangkan Sumandi (2017)

dengan penelitiannya tentang indeks ketahanan perbankan syariah

memiliki nilai koefisien determinasi yang diukur dari nilai McFadden

sebesar 31,78%.

3. Uji Simultan

Tabel 4.10

Uji Simultan

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 5.372 5 .372

Block 5.372 5 .372

Model 5.372 5 .372

Sumber: Data diolah

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel dependen secara

simultan atau tidak, dengan kriteria pengujian tingkat signifikan α=

0,05 sebagaimana dijelaskan Sugiarto (2017).

Hipotesis untuk pengujiannya yaitu sebagai berikut:

Page 110: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

97

H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

H1 : b1 ≠ 0,terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen

Berdasarkan tabel diatas, nilai chi Square model adalah sebesar

5,372 dengan nilai signifikan sebesar 0,372. Nilai signifikan sebesar

0,372 > 0,05 berarti bahwa H0 diterima dan menolak H1. Artinya

dapat dikatakan bahwa variabel independen secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4. Uji Parsial

Tabel 4.11

Uji Parsial

B Sig.

Step 1a NPF .107 .816

FDR .110 .050

INFLASI .930 .460

PDB .704 .504

SUKU_BUNGA 4.404 .592

Constant -161.360 .504

Page 111: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

98

Persamaan regresi berdasarkan tabel diatas yaitu sebagai

berikut:

Li= ln(pi/1-pi) = -161,360+0,107 NPF+0,110 FDR+0,930

Inflasi+0,704 PDB+4,404 Suku Bunga.

Sugiarto (2017) menyebutkan untuk menguji koefisien

regresi yaitu dengan menggunakan output tabel variables in the

Equation dengan cara membandingkan nilai alpha dengan nilai

signifikansi pada tabel. Alpha pada penelitian ini yaitu sebesar

0,05. Pembahasan untuk masing-masing variabel yaitu

sebagaimana dijelaskan pada penjelasan dibawah ini:

a. Uji Hipotesis 1

H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

NPF terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

H1 : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara NPF

terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa probabilita 0,816.

Karena probabilita > 0,05 yaitu 0,816 > 0,05 maka H0 diterima dan

menolak H1. Atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio

NPF maka tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap ketahanan

perbankan syariah.

Page 112: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

99

Sumandi (2017) menyebutkan bahwa indikator NPF tidak

mempengaruhi ketahanan perbankan syariah. Begitupun dengan

Rahman (2015) dengan index banking crisis (IBC) menyebutkan

bahwa indikator NPF tidak mempengaruhi tingkat ketahanan

perbankan syariah. Sekalipun Sumandi (2017) dan Rahman (2015)

menggunakan objek penelitian menggunakan data industri

perbankan Syariah.

b. Uji Hipotesis 2

H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

FDR terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

H1 : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara FDR

terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa probabilita 0,050.

Karena probabilita >= 0,05 yaitu 0,050 >= 0,05 maka H0 diterima

dan menolak H1. Atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio

FDR maka tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap ketahanan

perbankan syariah. Hasil penelitian senada dengan temuan

Sumandi (2017) bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ketahanan

perbankan syariah. Begitupun

c. Uji Hipotesis 3

Page 113: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

100

H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Inflasi terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

H1 : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi

terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa probabilita 0,460.

Karena probabilita > 0,05 yaitu 0,460 > 0,05 maka H0 diterima dan

menolak H1. Atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari Inflasi

maka tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap ketahanan

perbankan syariah.

Hasil penelitian senada dengan temuan Sumandi (2017)

dengan data industry perbankan syariah menyebutkan bahwa

inflasi tidak berpengaruh terhadap ketahanan perbankan syariah,

begitupun dengan hasil penelitian Yudaruddin (2016) dengan objek

Bank Pembangunan Daerah di Indonesia yang menyebutkan bahwa

inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat ketahanan.

d. Uji Hipotesis 4

H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

PDB terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

H1 : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara PDB

terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa probabilita 0,504.

Karena probabilita > 0,05 yaitu 0,504 > 0,05 maka H0 diterima dan

Page 114: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

101

menolak H1. Atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari PDB

maka tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap ketahanan

perbankan syariah. Hasil penelitian senada dengan temuan

Sumandi (2017) dengan data industry perbankan syariah

menyebutkan bahwa PDB tidak berpengaruh terhadap ketahanan

perbankan syariah.

e. Uji Hipotesis 5

H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Suku Bunga terhadap Ketahanan Perbankan

Syariah.

H1 : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara Suku

Bunga terhadap Ketahanan Perbankan Syariah.

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa probabilita 0,592.

Karena probabilita > 0,05 yaitu 0, 0,592 > 0,05 maka H0 diterima

dan menolak H1. Atau dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari

Suku Bunga maka tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap

ketahanan perbankan syariah.

Page 115: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

102

5. Probabilitas Kemungkinan Peningkatan Guncangan

Tabel 4.12

Odds Ratio Indikator

B Exp(B)

Step 1a NPF .107 1.113

FDR .110 1.117

INFLASI .930 2.535

PDB .704 2.022

SUKU_BUNGA 4.404 81.792

Constant -161.360 .000

Sumber: Dala diolah

Tabel 4.12 menginformasikan tentang probabilitas

kemungkinan terjadinya guncangan dengan melihat beberapa

indikator yang diajukan pada penelitian ini. Adapun hasilnya yaitu

sebagai berikut:

a. Indikator Non Performing Finance (NPF) memiliki nilai exp (B)

sebesar 1,113% dengan nilai koefisien yang searah. Artinya, jika

rasio NPF bertambah sebesar 1%, maka akan menyebabkan

kemungkinan peningkatan terjadinya guncangan sebesar 1,113%

dengan asumsi indikator yang lain tetap.

Page 116: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

103

b. Indikator Finance to Deposits Ratio (FDR) memiliki nilai exp (B)

sebesar 1,117% dengan nilai koefisien yang searah. Artinya, jika

rasio FDR bertambah sebesar 1%, maka akan menyebabkan

kemungkinan peningkatan terjadinya guncangan sebesar 1,117%

dengan asumsi indikator yang lain tetap.

c. Indikator Inflasi memiliki nilai exp (B) sebesar 2,535% dengan

nilai koefisien yang searah. Artinya, jika nilai inflasi bertambah

sebesar 1%, maka akan menyebabkan kemungkinan peningkatan

terjadinya guncangan sebesar 2,535% dengan asumsi indikator

yang lain tetap.

d. Indikator Product Domestic Bruto (PDB) memiliki nilai exp (B)

sebesar 2,022% dengan nilai koefisien yang searah. Artinya, jika

nilai PDB bertambah sebesar 1%, maka akan menyebabkan

kemungkinan peningkatan terjadinya guncangan sebesar 2,022%

dengan asumsi indikator yang lain tetap.

e. Indikator Suku Bunga memiliki nilai exp (B) sebesar 81,792%

dengan nilai koefisien yang searah. Artinya, jika rasio FDR

bertambah sebesar 1%, maka akan menyebabkan kemungkinan

peningkatan terjadinya guncangan sebesar 81,792% dengan

asumsi indikator yang lain tetap.

Dari hasil pengujian probabilitas dengan melihat kepada nilai

Odds Ratio, maka terlihat bahwa nilai probabilitas tingkat suku bunga

Page 117: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

104

mempunyai probabilitas yang paling tinggi yaitu sebesar 81,792%.

Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Sumandi (2017)

bahwa diantara variabel yang diajukan, bahwa nilai variabel tingkat

suku bunga saja yang memiliki nilai paling tinggi menyebabkan

kemungkinan terjadinya kerentanan.

Page 118: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

105

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data yang dilakukan, dapat

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat ketahanan BPS BPIH yang diukur dengan menggunakan indeks

ketahanan perbankan syariah dengan indikator yang diajukan oleh penulis,

sebagian besar BPS BPIH berada pada batas toleransi yang ditetapkan oleh

otoritas moneter. Hal ini berarti tingkat ketahanan sebagian besar BPS

BPIH yang diukur dengan indeks ketahanan berdasarkan indikator yang

penulis ajukan berada pada posisi yang tidak rentan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, dari 5 (lima) variabel yang diduga memiliki

probabilitas kemungkinan peningkatan guncangan pada BPS BPIH,

variabel suku bunga memiliki sumbangsih terbesar dalam menyebabkan

tingkat kerentanan dengan nilai probabilita sebesar 81,792%. Probabilitas

Non Performing Finance (NPF)/Non Performing Loan (NPL) sebesar

1,113%, probabilitas Finance to Deposits Ratio (FDR) sebesar 1,117%,

Inflasi sebesar 2,535%, dan PDB sebesar 2,022%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyampaikan saran sebagai

berikut:

Page 119: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

106

1. Pengujian dengan menambahkan parameter/indikator yang lebih spesifik

terkait dengan dana haji di Indonesia.

2. Perlunya dibuat penelitian lebih lanjut terkait dengan penggunaan metode

untuk melihat tingkat ketahanan BPS BPIH

C. Implikasi

Pengelolaan dana haji di Indonesia yang diamanatkan kepada

Kementerian Agama sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 13 tahun

2018 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji mempunyai tantangan yang

beragam. Tingkat kompleksitas dalam pengelolaan dana haji sangat terlihat

dengan besarnya portofolio dana haji yang ada. Salah satu partner dalam

pengelolaan dana haji yaitu industry Perbankan Syariah. Kebijakan yang

didasarkan pada analisa pengelolaan dengan mengedepankan aspek prudent

menjadi dasar utama dalam pengelolaan dana haji. Salah satu tolak ukur

kesuksesan dalam pengelolaan dana haji yaitu tingkat keamanan yang tinggi

sekaligus memberikan feedback dengan ukuran peningkatan imbal hasil kepada

Kementerian Agama dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada

Jemaah haji.

Sebagaimana kesimpulan dan saran yang sudah dibahas diatas, hasil

penelitian ini memberikan implikasi teoritis dan implikasi praktis, yaitu sebagai

berikut:

1. Implikasi Teoritis

Page 120: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

107

Cost of fund (biaya dana) sebagai salah satu komponen utama dan

komponen terbesar dalam konteks pemberian pembiayaan/kredit. Tinggi

rendahnya biaya dana dipengaruhi oleh besarnya bagi hasil yang diberikan

kepada deposan. Dana haji sebagai salah satu sumber dana kelolaan

merupakan sumber dana murah dibandingkan dengan sumber dana lainnya.

2. Implikasi Praktis

a. Partisipasi perbankan syariah dalam proses pengelolaan daha haji selama

kurun waktu penelitian, terdapat 34 Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah yang ada di Indonesia. Dari 34, sebanyak 17 bank yang

mengelola dana haji. Hal ini patut diapresiasi karena sebaran dana haji

tidak hanya terkonsentrasi pada beberapa entitas bank saja.

b. Dalam pengelolaan dana haji, Bank Syariah (BPS BPIH) terlepas dari

indikator ekonomi. Hal ini disebabkan oleh karena BPS BPIH lebih

mempertimbangkan aspek layanan. Dalam kerangka manajemen bisnis,

BPS BPIH harus diapresiasi sehubungan dengan pengelolaan dana haji.

c. Bagi pihak pengelola dana haji pasca disahkannya Undang-Undang

Nomor 34 tahun 2014 tetang Pengelolaan Dana Haji, bahwa otoritas

pengelolaan dana haji ada pada Badan Pengelola Keuangan Haji

(BPKH). Berdasarkan penjabaran diatas, maka BPKH harus menjadikan

BPS BPIH sebagai strategic partner dalam pengelolaan dana haji secara

lebih serius, semisal pengembangan dana haji dalam bentuk akad

mudharabah muqayyadah.

Page 121: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

108

d. Kerjasama ini akan memberikan keuntungan kepada dua belah pihak.

Bagi pihak BPS BPIH, akan lebih leluasa dalam mengembangkan

proyek yang lebih optimal sekaligus mendukung pengembangan

ekonomi syariah di Indonesia. Sedangkan bagi pihak BPKH akah

berimplikasi pada peningkatan imbal hasil yang diterima guna

pelayanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia.

Page 122: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

109

Daftar Pustaka

Abduh, Muhamad, Mohd Azmi Omar and Jarita Duasa. 2011. The Impact of

Crisis and Macroeconomic Variables towards Islamic Banking Deposits.

American Journal of Applied Sciences 8 (12): 1378-1383, 2011 ISSN

1546-9239

Abdullah, Thamrin, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan. Cetakan Pertama. PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Abimanyu, Anggito dan Imansyah. M. Handry. 2008. Sistem Pendeteksian Dini

Krisis Keuangan di Indonesia: Penerapan Berbagai Model Ekonomi.

Yogyakarta: BPFE UGM.

Ahmad Dimyathi. 2012. Rancang Bangun Keilmuan Perbankan Syari’ah

Staimafa. Jurnal Islamic Review. Volume 1 Nomor 1 April.

Ahmed, H. 2002. A Microeconomic Model of an Islamic Bank. Islamic Research

and Training Institute, Islamic Development Bank Group. Jeddah

Antonio, Muhammad Syafii, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema

Insani Pers, Jakarta.

Areeba Khan dan Junaina Muhammad. 2016. Financial Resilience: A

comparative Study of Islamic and Conventional Banking Systems. Global

J. Bus. Soc. Sci. Review 4 (2) 49 – 57.

Arif, Dodi. 2014. Pengaruh Produk Domestik Bruto, Jumlah Uang Beredar,

Inflasi Dan BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di

Indonesia Periode 2007 – 2013. Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 19 No. 3.

Page 123: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

110

Ascarya dkk. 2018. Stability Measurement of Dual Banking System in Indonesia:

Markov Switching Approach. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah

(Journal of Islamic Economics) Volume 10 (1). Jakarta.

Bagus, Dimas Wiranatakusuma, Jarita Duasa. 2017. Building An Early Warning

Towards The Resilience Of Islamic Banking In Indonesia. Jurnal Ilmu

Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economics) Volume 9 (1).

Yogyakarta.

Bank Indonesia. 2016. Mitigasi Risiko Sistemik dan Penguatan Intermedasi

Dalam Upaya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan. Kajian Stabilitas

Keuangan. No. 27, September 2016. Jakarta.

Bappenas. Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia. Cetakan Kedua:

Juli 2016. BAPPENAS

Blancher, N., S. Mitra., H. Morsy., A. Otani., T. Severo., and L. Valderma.. 2013.

“Systemic Risk Monitoring(“SysMo”) Toolkit – A User Guide”, IMF

Working Paper No. 13/168, July.

Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu

Ekonomi No. 4. Yogyakarta: BPFE.

Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Cetakan

Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor.

Duasa, J., Wiranata, D. B., & Sumandi. (2016). Building An Early Warning

Toward the Reselience of Islamic Banking in Indonesia. di presentasikan

dalam 10th Call for Paper International Conference Bulletin of Monetary

Economic And Banking.

Eka, Muhammad Rahman. 2015. Uji Ketahanan Krisis Terhadap Perbankan

Syariah Di Indonesia Dengan Ukuran IBC (Indeks Banking Crisis) Tahun

Periode 2006-2012. JEBIS Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2015

Page 124: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

111

Faiqotul, Sofi Hikmah. Analisis Perbandingan Time Value Of Money Dalam

Obligasi Konvensional Dengan Economic Value Of Time Dalam Obligasi

Syariah. Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran

Hukum Islam. Vol 7, No 1: 52-68. September 2015. ISSN: 1978-4767

Gersl, Adam and Jaroslav Heřmánek. Financial stability indicators: advantages

and disadvantages of their use in the assessment of financial system

stability. Chapter Thematic Article 2 in CNB Financial Stability Report

2006.

Gunadi, Iman, Aditya Anta Taruna, dan Cicilia Anggadewi Harun. 2013.

Penggunaan Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) Dalam

Pelaksanaan Surveilans Makroprudensial. Working Paper Bank

Indonesia.

Hardy, Daniel C & Ceyla Pazarbasioglu. 1998. Leading Indicators of Banking

Crises: Was Asia Different? International Monetary Fund.

Hassan B. Ghassan and Noureddine Krichene. 2017. Financial Stability of

Conventional and Islamic Banks: A Survey. Munich Personal RePEc

Archive (MPRA). MPRA Paper No. 82372, posted 7 November 2017.

Ismail, R. 2011. “Depositors’ withdrawal behavior in Islamic banking: case of

Indonesia”. Humanomics, Vol. 27, No. 1.

Kashmir, 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Ketiga. Cetakan Keenam. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Kusuma, Dimas Bagus Wiranata dan Asif. 2012. Building an Early Warning

System for Islamic Banking Crisis in Indonesia Signal Approach Model,

draft paper.

Page 125: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

112

Mahmood H. Al-Osaimy & Ahmed S. Bamakhramah. 2004. An Early Warning

System for Islamic Banks Performance . J.KAU: Islamic Econ., Vol. 17,

No. 1, pp. 3-14 (1425 A.H / 2004 A.D).

Maksum dan N.I Earlyanti. 2005. Ekonomi SMA / MA Kelas XI. Jilid 2. piranti

Darma Kolakatama, Jakarta.

Minsky, Hyman P. (1992). The Financial Instability Hypothesis. The Jerome Levy

Economics Institute of Bard College. Working Paper No. 74. ISSN 1547-

366X.

Moazzam Farooq dan Sajjad Zaheer. 2015. Are Islamic Banks More Resilient

during Financial Panics. Pacific Economic Review, 20:1.

Mufraini, Arief. 2016. Impact Of Investor Confidence Towards Operational

Stability (An Evidence From Sharia Banking As The Deposit Beneficiary

Of Hajj Fund In Indonesia). Jurnal Ijaber Vol. 14 No. 11 Hal. 7609-7629.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

Munajim, Ahmad dan Saeful Anwar. Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Menjadi Nasabah Bank Syariah. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia

– ISSN : 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016

Necla Tunay, Nesrin Özataç, and K. Batu Tunay. 2017. The Effect of Financial

Crises on Banking Performance in Developed and Emerging Economies.

Springer Proceedings in Business and Economics.

Rahmaniah, Melan dan Hendro Wibowo. 2015. Analisis Potensi Terjadinya

Financial Distress Pada Bank Umum Syariah (BUS) Di Indonesia. Jurnal

Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 3. No.1, April 2015: 1-20, ISSN

(cet): 23551755

Page 126: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

113

Rahmawulan, Yunis, 2008. Perbandingan Faktor Penyebab Timbulnya NPL dan

NPF Pada Perbankan Konvensional dan Syariah di Indonesia. Tesis,

Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Reinhart, C. & Graciela Kaminsky. 1998. Financial Crises in Asia and Latin

America: Then and Now, Munich Personal RePEc Archive, Vol. 88(5).

Riyadi, Selamet. 2006. ”Banking Assets and liability Management”, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra

Wacana Media

Saadallah, Ridha. 1994. Concept of Time in Islamic Economics (December 1,

1994). Islamic Economic Studies, Vol. 2, No. 1, 1994.

Sugiarto. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Sumandi. 2017. Analisis Sistem Deteksi Dini Terhadap Krisis Perbankan Syariah.

Jurnal Nisbah Vol. 3 No. 1.

Syahril Sabirin. 2003. Perjuangan Keluar dari Krisis: Percikan Pemikiran Dr.

Syahril Sabirin, BPFE, Yogyakarta.

Teguh Pudjo Mulyono. 2000. Bank Budgeting. Yogyakarta: BPFE.

Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistiks dengan

Eviews. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Yudaruddin, Rizky. 2016. Dampak Faktor Makro Ekonomi Terhadap Stabilitas

Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia. Conference on Management

and Behavioral Studies. 27 Oktober 2016 ISSN NO: 2541-3400 e-ISSN

NO: 2541-2850

Yuliana. 2014. Pemetaan Penelitian Kinerja Bank Syariah dengan Menggunakan

Informasi Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Multiparadigma Vol. 5 No. 1.

Page 127: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

114

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU Nomor 7

Tahun 1992 Tentang Perbankan

Undang-undang nomor34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji

Peraturan Menteri Agama Nomor 6 tahun 2010

Peraturan Menteri Agama Nomor 23 tahun 2011

Badan Pusat Statistik (BPS)

Statistik Perbankan Syariah. 2017. OJK

Page 128: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

DPK (Dalam

Milyar)

678.941,91

2014 Bank Umum Syariah BANK BRI SYARIAH 16.964,25

2015 Bank Umum Syariah BANK BRI SYARIAH 21.014,51

2016 Bank Umum Syariah BANK BRI SYARIAH 22.991,74

2017 Bank Umum Syariah BANK BRI SYARIAH 26.373,42

2014 Bank Umum Syariah BANK BNI SYARIAH 16.246,00

2015 Bank Umum Syariah BANK BNI SYARIAH 19.323,00

2016 Bank Umum Syariah BANK BNI SYARIAH 24.233,00

2017 Bank Umum Syariah BANK BNI SYARIAH 29.379,00

2014 Bank Umum Syariah BANK SYARIAH MANDIRI 59.821,00

2015 Bank Umum Syariah BANK SYARIAH MANDIRI 62.113,00

2016 Bank Umum Syariah BANK SYARIAH MANDIRI 69.950,00

2017 Bank Umum Syariah BANK SYARIAH MANDIRI 77.903,00

2014 Bank Umum Syariah BANK MUAMALAT INDONESIA 51.206,00

2015 Bank Umum Syariah BANK MUAMALAT INDONESIA 45.078,00

2016 Bank Umum Syariah BANK MUAMALAT INDONESIA 41.920,00

2017 Bank Umum Syariah BANK MUAMALAT INDONESIA 48.687,00

2014 Bank Umum Syariah BANK MEGA SYARIAH 5.881,00

2015 Bank Umum Syariah BANK MEGA SYARIAH 4.354,00

2016 Bank Umum Syariah BANK MEGA SYARIAH 4.973,00

2017 Bank Umum Syariah BANK MEGA SYARIAH 5.103,00

2014 Bank Umum Syariah BANK PANIN SYARIAH 5.076,00

2015 Bank Umum Syariah BANK PANIN SYARIAH 5.928,00

2016 Bank Umum Syariah BANK PANIN SYARIAH 6.899,00

2017 Bank Umum Syariah BANK PANIN SYARIAH 7.525,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK CIMB NIAGA SYARIAH 174.723,23

2015 Unit Usaha Syariah BANK CIMB NIAGA SYARIAH 178.533,08

2016 Unit Usaha Syariah BANK CIMB NIAGA SYARIAH 180.571,13

2017 Unit Usaha Syariah BANK CIMB NIAGA SYARIAH 189.317,20

2014 Unit Usaha Syariah BANK BTN SYARIAH 106.470,00

2015 Unit Usaha Syariah BANK BTN SYARIAH 127.708,00

2016 Unit Usaha Syariah BANK BTN SYARIAH 147.787,00

2017 Unit Usaha Syariah BANK BTN SYARIAH 177.091,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMUT SYARIAH 18.939,49

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMUT SYARIAH 19.453,21

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMUT SYARIAH 20.803,98

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMUT SYARIAH 23.159,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD ACEH SYARIAH 12.030,24

TAHUN KATEGORI BANK NAMA BANK

DATA

Page 129: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD ACEH SYARIAH 14.151,72

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD ACEH SYARIAH 14.429,25

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD ACEH SYARIAH 18.499,07

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD NAGARI SYARIAH 1.372,00

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD NAGARI SYARIAH 1.461,00

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD NAGARI SYARIAH 1.567,00

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD NAGARI SYARIAH 1.635,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD DKI SYARIAH 27.030,00

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD DKI SYARIAH 28.190,00

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD DKI SYARIAH 28.452,00

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD DKI SYARIAH 38.335,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATENG SYARIAH 29.406,36

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATENG SYARIAH 33.888,22

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATENG SYARIAH 38.046,40

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATENG SYARIAH 44.635,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATIM SYARIAH 30.270,32

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATIM SYARIAH 34.263,92

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATIM SYARIAH 32.798,66

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD JATIM SYARIAH 39.845,11

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMSEL BABEL SYARIAH 13.303,00

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMSEL BABEL SYARIAH 13.030,00

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMSEL BABEL SYARIAH 15.590,00

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD SUMSEL BABEL SYARIAH 13.303,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK PERMATA SYARIAH 148.005,00

2015 Unit Usaha Syariah BANK PERMATA SYARIAH 145.460,00

2016 Unit Usaha Syariah BANK PERMATA SYARIAH 130.302,00

2017 Unit Usaha Syariah BANK PERMATA SYARIAH 111.288,00

2014 Unit Usaha Syariah BANK BPD RIAU KEPRI SYARIAH 16.927,00

2015 Unit Usaha Syariah BANK BPD RIAU KEPRI SYARIAH 13.095,00

2016 Unit Usaha Syariah BANK BPD RIAU KEPRI SYARIAH 12.049,00

2017 Unit Usaha Syariah BANK BPD RIAU KEPRI SYARIAH 16.520,00

Page 130: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

PEMBIAYAAN

(Dalam Milyar)

TOTAL ASET

(Dalam Milyar)

CAR

(Dalam

%)

Dana Haji

(Dalam Milyar)

DANA HAJI/DPK

(Dalam %)

Rata-rata

IR (Dalam

%)

21,89% 148.609,64

15.322,90 20.341,03 12,89 6.845,69 40,35 7,75

16.244,04 24.230,25 13,94 8.779,14 41,78 7,50

17.256,79 27.687,19 20,63 10.730,49 46,67 6,65

17.274,40 31.543,38 20,29 13.784,26 52,27 6,50

15.044,00 19.492,00 16,26 4.875,97 30,01 7,75

17.765,00 23.018,00 15,48 5.643,89 29,21 7,50

20.494,00 28.314,00 14,92 6.031,56 24,89 6,50

23.597,00 34.822,00 20,14 6.485,49 22,08 6,50

49.133,00 66.956,00 14,12 13.570,84 22,69 7,75

51.090,00 70.370,00 12,85 13.650,10 21,98 7,50

55.580,00 78.832,00 14,01 14.465,21 20,68 6,50

60.584,00 87.940,00 15,89 15.386,23 19,75 6,50

42.865,00 62.041,00 13,91 2.130,49 4,16 7,75

40.706,00 57.141,00 12,00 2.782,75 6,17 7,50

40.010,00 55.786,00 12,74 3.841,51 9,16 6,50

41.288,00 61.697,00 13,62 5.803,97 11,92 6,65

5.455,00 7.044,00 19,26 1.512,15 25,71 7,75

4.211,00 5.559,00 18,74 1.790,03 41,11 7,68

4.714,00 6.135,00 23,53 1.929,01 38,79 6,65

4.641,00 7.034,00 22,19 1.499,02 29,38 6,50

4.736,00 6.206,00 25,69 828,10 16,31 7,75

5.717,00 7.134,00 20,30 1.698,46 28,65 7,68

6.347,00 8.758,00 18,17 2.041,59 29,59 6,65

6.543,00 8.629,00 11,51 2.503,70 33,27 6,58

176.383,45 233.162,42 15,58 8,75 0,01 7,75

177.356,83 238.849,25 16,28 41,93 0,02 7,50

180.081,61 241.571,73 17,96 480,77 0,27 6,50

185.115,81 266.305,45 18,60 1.981,32 1,05 6,58

106.271,00 144.582,00 14,64 2.301,46 2,16 7,75

127.732,00 171.807,00 16,97 2.457,90 1,92 7,68

150.221,00 214.168,00 20,34 2.383,62 1,61 6,65

181.002,00 261.365,00 18,87 2.088,89 1,18 6,58

17.401,47 23.394,82 14,38 230,59 1,22 7,75

17.925,61 24.130,11 14,41 338,62 1,74 7,50

18.677,82 26.170,04 16,42 480,46 2,31 6,50

19.940,28 28.931,82 15,85 685,34 2,96 6,50

11.113,59 16.385,16 19,93 141,40 1,18 7,75

DATA

Page 131: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

11.893,86 18.590,01 19,44 230,35 1,63 7,50

12.206,00 18.759,19 20,74 328,09 2,27 6,50

12.846,66 22.612,01 21,50 447,26 2,42 6,50

1.351,00 18.018,00 15,79 102,81 7,49 7,75

1.451,00 19.448,00 18,26 157,91 10,81 7,50

15.362,00 20.617,00 19,95 340,93 21,76 6,88

16.232,00 21.371,00 19,97 375,46 22,96 6,50

24.507,00 36.441,00 18,00 36,85 0,14 7,75

25.548,00 38.638,00 24,50 55,16 0,20 7,50

24.000,00 40.567,00 29,80 70,19 0,25 6,50

26.454,00 51.417,00 29,90 99,13 0,26 6,50

25.919,58 35.560,88 14,34 236,93 0,81 7,75

30.517,06 40.923,96 14,87 325,80 0,96 7,50

36.162,12 51.245,70 20,25 1.510,09 3,97 6,50

42.449,00 61.466,00 20,41 1.467,68 3,46 6,50

26.194,88 37.998,05 22,17 781,07 2,58 7,75

28.412,00 42.803,63 21,22 975,89 2,85 7,50

29.675,42 43.032,95 23,88 1.038,09 3,17 6,50

31.754,41 51.518,68 24,65 1.287,62 3,23 6,50

11.685,00 16.073,00 16,82 233,64 1,76 7,75

11.605,00 16.515,00 18,64 297,77 2,29 7,50

13.418,00 18.911,00 17,79 523,09 3,36 6,50

11.685,00 20.004,33 18,72 464,73 0,00 6,50

131.388,00 185.353,00 13,6 491,70 0,33 7,75

125.867,00 182.689,00 15 1.561,62 1,07 7,68

94.782,00 165.527,00 15,6 1.389,26 1,07 6,50

90.020,00 148.328,00 18,1 2.118,34 1,90 6,58

13.156,00 22.854,00 18,27 119,60 0,71 7,75

14.746,00 19.737,00 20,78 165,22 1,26 7,50

15.084,00 21.221,00 18,39 214,59 1,78 6,50

15.546,00 25.493,00 22,43 592,71 3,59 6,50

Page 132: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

DPKPEMBI

AYAAN

TOTAL

ASETCAR

DANA

HAJI/D

PK

RATA-

RATA IRDPK

PEMBI

AYAAN

TOTAL

ASET

20% 20% 10%

0,560- 0,538- 0,585- 1,358- 2,038 1,162 0,112- 0,108- 0,059-

0,483- 0,520- 0,530- 1,089- 2,138 0,719 0,097- 0,104- 0,053-

0,445- 0,500- 0,482- 0,624 2,482 0,785- 0,089- 0,100- 0,048-

0,381- 0,500- 0,428- 0,537 2,876 1,051- 0,076- 0,100- 0,043-

0,573- 0,544- 0,597- 0,495- 1,310 1,162 0,115- 0,109- 0,060-

0,515- 0,490- 0,548- 0,695- 1,254 0,719 0,103- 0,098- 0,055-

0,422- 0,437- 0,473- 0,838- 0,950 1,051- 0,084- 0,087- 0,047-

0,324- 0,376- 0,381- 0,499 0,752 1,051- 0,065- 0,075- 0,038-

0,252 0,125 0,071 1,043- 0,795 1,162 0,050 0,025 0,007

0,296 0,163 0,119 1,369- 0,745 0,719 0,059 0,033 0,012

0,444 0,252 0,238 1,071- 0,654 1,051- 0,089 0,050 0,024

0,595 0,350 0,366 0,590- 0,588 1,051- 0,119 0,070 0,037

0,089 0,002 0,002 1,097- 0,509- 1,162 0,018 0,000 0,000

0,027- 0,040- 0,067- 1,586- 0,367- 0,719 0,005- 0,008- 0,007-

0,087- 0,054- 0,086- 1,397- 0,157- 1,051- 0,017- 0,011- 0,009-

0,041 0,029- 0,003- 1,171- 0,037 0,785- 0,008 0,006- 0,000-

0,769- 0,732- 0,772- 0,273 1,008 1,162 0,154- 0,146- 0,077-

0,798- 0,756- 0,793- 0,140 2,091 1,029 0,160- 0,151- 0,079-

0,787- 0,747- 0,785- 1,367 1,928 0,785- 0,157- 0,149- 0,079-

0,784- 0,748- 0,772- 1,024 1,265 1,051- 0,157- 0,150- 0,077-

0,785- 0,746- 0,784- 1,921 0,346 1,162 0,157- 0,149- 0,078-

0,769- 0,727- 0,771- 0,540 1,214 1,029 0,154- 0,145- 0,077-

0,750- 0,715- 0,748- 0,006- 1,281 0,785- 0,150- 0,143- 0,075-

0,738- 0,711- 0,750- 1,712- 1,539 0,918- 0,148- 0,142- 0,075-

2,428 2,622 2,409 0,669- 0,801- 1,162 0,486 0,524 0,241

2,500 2,641 2,489 0,490- 0,800- 0,719 0,500 0,528 0,249

2,539 2,695 2,528 0,060- 0,783- 1,051- 0,508 0,539 0,253

2,705 2,793 2,876 0,104 0,728- 0,918- 0,541 0,559 0,288

1,136 1,246 1,163 0,910- 0,649- 1,162 0,227 0,249 0,116

1,538 1,667 1,546 0,313- 0,666- 1,029 0,308 0,333 0,155

1,918 2,109 2,142 0,550 0,688- 0,785- 0,384 0,422 0,214

2,473 2,713 2,806 0,174 0,718- 0,918- 0,495 0,543 0,281

0,522- 0,498- 0,542- 0,977- 0,716- 1,162 0,104- 0,100- 0,054-

0,512- 0,487- 0,532- 0,969- 0,679- 0,719 0,102- 0,097- 0,053-

0,487- 0,473- 0,503- 0,454- 0,639- 1,051- 0,097- 0,095- 0,050-

0,442- 0,448- 0,464- 0,600- 0,593- 1,051- 0,088- 0,090- 0,046-

0,653- 0,621- 0,641- 0,445 0,719- 1,162 0,131- 0,124- 0,064-

SINGLE INDEKS INDEKS KOMPOSIT/ROBUSTNESS INDEX

Page 133: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

0,613- 0,606- 0,610- 0,320 0,687- 0,719 0,123- 0,121- 0,061-

0,608- 0,600- 0,607- 0,653 0,641- 1,051- 0,122- 0,120- 0,061-

0,531- 0,587- 0,553- 0,847 0,631- 1,051- 0,106- 0,117- 0,055-

0,855- 0,813- 0,618- 0,615- 0,274- 1,162 0,171- 0,163- 0,062-

0,853- 0,811- 0,598- 0,017 0,041- 0,719 0,171- 0,162- 0,060-

0,851- 0,538- 0,581- 0,450 0,729 0,387- 0,170- 0,108- 0,058-

0,850- 0,521- 0,571- 0,455 0,814 1,051- 0,170- 0,104- 0,057-

0,369- 0,358- 0,359- 0,049- 0,792- 1,162 0,074- 0,072- 0,036-

0,347- 0,338- 0,328- 1,616 0,788- 0,719 0,069- 0,068- 0,033-

0,342- 0,368- 0,301- 2,974 0,784- 1,051- 0,068- 0,074- 0,030-

0,155- 0,320- 0,148- 2,999 0,783- 1,051- 0,031- 0,064- 0,015-

0,324- 0,330- 0,371- 0,987- 0,745- 1,162 0,065- 0,066- 0,037-

0,239- 0,240- 0,296- 0,851- 0,734- 0,719 0,048- 0,048- 0,030-

0,160- 0,129- 0,150- 0,527 0,522- 1,051- 0,032- 0,026- 0,015-

0,036- 0,006- 0,007- 0,568 0,558- 1,051- 0,007- 0,001- 0,001-

0,308- 0,325- 0,337- 1,019 0,620- 1,162 0,062- 0,065- 0,034-

0,232- 0,282- 0,269- 0,776 0,601- 0,719 0,046- 0,056- 0,027-

0,260- 0,257- 0,266- 1,457 0,578- 1,051- 0,052- 0,051- 0,027-

0,126- 0,216- 0,147- 1,654 0,574- 1,051- 0,025- 0,043- 0,015-

0,629- 0,610- 0,645- 0,352- 0,677- 1,162 0,126- 0,122- 0,065-

0,634- 0,611- 0,639- 0,115 0,640- 0,719 0,127- 0,122- 0,064-

0,586- 0,576- 0,605- 0,103- 0,565- 1,051- 0,117- 0,115- 0,061-

0,629- 0,610- 0,590- 0,135 0,801- 1,051- 0,126- 0,122- 0,059-

1,922 1,739 1,737 1,177- 0,778- 1,162 0,384 0,348 0,174

1,874 1,631 1,699 0,818- 0,726- 1,029 0,375 0,326 0,170

1,587 1,021 1,458 0,664- 0,726- 1,051- 0,317 0,204 0,146

1,227 0,927 1,216 0,024- 0,668- 0,918- 0,245 0,185 0,122

0,560- 0,581- 0,550- 0,020 0,751- 1,162 0,112- 0,116- 0,055-

0,633- 0,550- 0,594- 0,663 0,713- 0,719 0,127- 0,110- 0,059-

0,653- 0,543- 0,573- 0,051 0,676- 1,051- 0,131- 0,109- 0,057-

0,568- 0,534- 0,513- 1,086 0,549- 1,051- 0,114- 0,107- 0,051-

Page 134: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

CAR

DANA

HAJI/D

PK

RATA-

RATA

IR

JUMLA

H

5% 35% 10% 100% 1,3 1,7 2

0,068- 0,713 0,116 0,483 0,63 0,82 0,97

0,054- 0,748 0,072 0,512 0,63 0,82 0,97

0,031 0,869 0,079- 0,584 0,63 0,82 0,97

0,027 1,006 0,105- 0,709 0,63 0,82 0,97

0,025- 0,459 0,116 0,267 0,63 0,82 0,97

0,035- 0,439 0,072 0,220 0,63 0,82 0,97

0,042- 0,332 0,105- 0,034- 0,63 0,82 0,97

0,025 0,263 0,105- 0,005 0,63 0,82 0,97

0,052- 0,278 0,116 0,425 0,63 0,82 0,97

0,068- 0,261 0,072 0,368 0,63 0,82 0,97

0,054- 0,229 0,105- 0,233 0,63 0,82 0,97

0,029- 0,206 0,105- 0,297 0,63 0,82 0,97

0,055- 0,178- 0,116 0,098- 0,63 0,82 0,97

0,079- 0,128- 0,072 0,156- 0,63 0,82 0,97

0,070- 0,055- 0,105- 0,267- 0,63 0,82 0,97

0,059- 0,013 0,079- 0,122- 0,63 0,82 0,97

0,014 0,353 0,116 0,105 0,63 0,82 0,97

0,007 0,732 0,103 0,451 0,63 0,82 0,97

0,068 0,675 0,079- 0,279 0,63 0,82 0,97

0,051 0,443 0,105- 0,005 0,63 0,82 0,97

0,096 0,121 0,116 0,051- 0,63 0,82 0,97

0,027 0,425 0,103 0,179 0,63 0,82 0,97

0,000- 0,448 0,079- 0,002 0,63 0,82 0,97

0,086- 0,539 0,092- 0,003- 0,63 0,82 0,97

0,033- 0,280- 0,116 1,053 0,63 0,82 0,97

0,024- 0,280- 0,072 1,045 0,63 0,82 0,97

0,003- 0,274- 0,105- 0,918 0,63 0,82 0,97

0,005 0,255- 0,092- 1,046 0,63 0,82 0,97

0,046- 0,227- 0,116 0,436 0,63 0,82 0,97

0,016- 0,233- 0,103 0,650 0,63 0,82 0,97

0,028 0,241- 0,079- 0,728 0,63 0,82 0,97

0,009 0,251- 0,092- 0,983 0,63 0,82 0,97

0,049- 0,250- 0,116 0,441- 0,63 0,82 0,97

0,048- 0,238- 0,072 0,467- 0,63 0,82 0,97

0,023- 0,224- 0,105- 0,594- 0,63 0,82 0,97

0,030- 0,208- 0,105- 0,567- 0,63 0,82 0,97

0,022 0,252- 0,116 0,432- 0,63 0,82 0,97

TRESHOLD

INDEKS KOMPOSIT/ROBUSTNESS INDEX

Page 135: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

0,016 0,240- 0,072 0,457- 0,63 0,82 0,97

0,033 0,224- 0,105- 0,599- 0,63 0,82 0,97

0,042 0,221- 0,105- 0,562- 0,63 0,82 0,97

0,031- 0,096- 0,116 0,406- 0,63 0,82 0,97

0,001 0,014- 0,072 0,334- 0,63 0,82 0,97

0,023 0,255 0,039- 0,097- 0,63 0,82 0,97

0,023 0,285 0,105- 0,129- 0,63 0,82 0,97

0,002- 0,277- 0,116 0,345- 0,63 0,82 0,97

0,081 0,276- 0,072 0,293- 0,63 0,82 0,97

0,149 0,274- 0,105- 0,403- 0,63 0,82 0,97

0,150 0,274- 0,105- 0,339- 0,63 0,82 0,97

0,049- 0,261- 0,116 0,362- 0,63 0,82 0,97

0,043- 0,257- 0,072 0,353- 0,63 0,82 0,97

0,026 0,183- 0,105- 0,334- 0,63 0,82 0,97

0,028 0,195- 0,105- 0,281- 0,63 0,82 0,97

0,051 0,217- 0,116 0,210- 0,63 0,82 0,97

0,039 0,210- 0,072 0,229- 0,63 0,82 0,97

0,073 0,202- 0,105- 0,365- 0,63 0,82 0,97

0,083 0,201- 0,105- 0,306- 0,63 0,82 0,97

0,018- 0,237- 0,116 0,451- 0,63 0,82 0,97

0,006 0,224- 0,072 0,459- 0,63 0,82 0,97

0,005- 0,198- 0,105- 0,601- 0,63 0,82 0,97

0,007 0,280- 0,105- 0,686- 0,63 0,82 0,97

0,059- 0,272- 0,116 0,691 0,63 0,82 0,97

0,041- 0,254- 0,103 0,679 0,63 0,82 0,97

0,033- 0,254- 0,105- 0,275 0,63 0,82 0,97

0,001- 0,234- 0,092- 0,226 0,63 0,82 0,97

0,001 0,263- 0,116 0,429- 0,63 0,82 0,97

0,033 0,249- 0,072 0,440- 0,63 0,82 0,97

0,003 0,237- 0,105- 0,636- 0,63 0,82 0,97

0,054 0,192- 0,105- 0,515- 0,63 0,82 0,97

Page 136: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Cases a N Percent

Selected Cases Included in Analysis

Missing Cases

Total

Unselected Cases

Total

68

0

68

0

68

100.0

.0

100.0

.0

100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original … Internal Value

Stabil

TIdak Stabil

0

1

Block 0: Beginning Block

Page 137: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1

2

3

4

5

39.754

35.944

35.725

35.724

35.724

-1.706

-2.322

-2.516

-2.534

-2.534

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 35,724

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Indeks Ketahanan Perbankan Syariah

Percentage Correct

Stabil

TIdak Stabil

Step 0 Indeks Ketahanan Stabil Perbankan Syariah

TIdak Stabil

Overall Percentage

63

5

0

0

100.0

.0

92.6

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -2.534 .465 29.738 1 .000 .079

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables NPF

FDR

INFLASI

PDB

SUKU_BUNGA

Overall Statistics

.238

3.947

.043

.399

.477

5.971

1

1

1

1

1

5

.625

.047

.836

.528

.490

.309

Block 1: Method = Enter

Page 138: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant

NPF

FDR

INFLASI

PDB

SUKU_ BUNGA

Step 1 1 37.393 -36.163 .007 .033 .202 .155 .879

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 35,724

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant

NPF

FDR

INFLASI

PDB

SUKU_ BUNGA

Step 1 2

3

4

5

6

7

31.445

30.424

30.352

30.352

30.352

30.352

-83.300

-132.855

-157.886

-161.316

-161.360

-161.360

.033

.080

.105

.107

.107

.107

.071

.099

.109

.110

.110

.110

.476

.766

.910

.930

.930

.930

.362

.579

.689

.704

.704

.704

2.119

3.534

4.294

4.403

4.404

4.404

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 35,724

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step

Block

Model

5.372

5.372

5.372

5

5

5

.372

.372

.372

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 30.352 a .076 .186

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 7.700 8 .463

Page 139: ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40421/1/SUGIH WALUYA... · ANALISA SISTEM DETEKSI DINI KETAHANAN PERBANKAN SYARIAH

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

Indeks Ketahanan Perbankan Syariah = Stabil

Indeks Ketahanan Perbankan Syariah = TIdak Stabil

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

7

7

7

7

7

7

5

6

6

4

6.930

6.884

6.824

6.782

6.722

6.653

6.558

6.376

5.858

3.412

0

0

0

0

0

0

2

1

1

1

.070

.116

.176

.218

.278

.347

.442

.624

1.142

1.588

7

7

7

7

7

7

7

7

7

5

Classification Tablea

Observed

Predicted

Indeks Ketahanan Perbankan Syariah

Percentage Correct

Stabil

TIdak Stabil

Step 1 Indeks Ketahanan Stabil Perbankan Syariah

TIdak Stabil

Overall Percentage

63

5

0

0

100.0

.0

92.6

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step NPF a

1 FDR

INFLASI PDB

SUKU_BUNGA

Constant

.107

.110

.930

.704

4.404

-161.360

.461

.056

1.259

1.052

8.222

241.419

.054

3.858

.546

.448

.287

.447

1

1

1

1

1

1

.816

.050

.460

.504

.592

.504

1.113

1.117

2.535

2.022

81.792

.000

a. Variable(s) entered on step 1: NPF, FDR, INFLASI, PDB, SUKU_BUNGA.

Correlation Matrix

Constant

NPF

FDR

INFLASI

PDB

SUKU_ BUNGA

Step 1 Constant

NPF

FDR

INFLASI

PDB

SUKU_BUNGA

1.000

.041

-.254

-.971

-.999

-.997

.041

1.000

.433

-.049

-.051

-.061

-.254

.433

1.000

.282

.244

.209

-.971

-.049

.282

1.000

.975

.956

-.999

-.051

.244

.975

1.000

.994

-.997

-.061

.209

.956

.994

1.000