ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20...

7
Manajemen Konstruksi Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 181 ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) Farida Rahmawati 1 dan Diana Wahyu Hayati 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: [email protected] ABSTRAK Pada proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyak dijumpai sisa material proyek. Sisa material disebabkan antara lain oleh proses bongkar muat yang tidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapat digunakannya kembali material tersebut dan menjadi construction material waste . Penyebab lain, luas area proyek gedung yang terbatas dan kurang memadai menyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yang akan dipakai, sehingga menyebabkan penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali. Sisa-sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalian atau pemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui material yang berpotensi menjadi waste, mengetahui waste index serta waste cost yang dihasilkan oleh material sisa dan mengidentifikasi penyebab waste menggunakan fishbone diagram sehingga dapat disusun strategi meminimalkan waste, agar waste serupa tidak muncul lagi pada proyek selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penanganan waste yang tepat untuk setiap sisa material yang ada dengan menggunakan metode waste hierarchy. Dari hasil analisa Pareto maka material yang berpotensi menjadi waste dan memiliki waste cost terbesar yaitu : Bata ringan dengan waste cost sebesar = Rp 41.587.835,21. Faktor penyebab terjadinya waste material pada proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya adalah faktor man, measures dan management yang dilaksanakan kurang baik. Langkah-langkah Yang harus dilakukan untuk meminimalkan waste antara lain yaitu : Melakukan pengawasan dan pembimbingan/arahan kepada pekerja, koordinasi tim lapangan, tim teknik dan procurement harus intens dilaksanakan, bekerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan material yang tidak terpakai. Kata kunci Waste Material, Fishbone Diagram, Waste Hierarchy. 1. PENDAHULUAN Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan construction waste. Sisa material konstruksi didefinisikan sebagai sesuatu yang sifatnya berlebih dari yang disyaratkan baik itu berupa hasil pekerjaan maupun material konstruksi yang tersisa/tercecer/rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi sesuai fungsinya (J.R. Illingworth, 1998). Material adalah salah satu komponen penting yang memiliki pengaruh cukup erat dengan biaya suatu proyek, maka dengan adanya sisa material konstruksi yang cukup besar dapat dipastikan terjadi pembengkakan pada sektor pembiayaan. Selain itu, sisa material konstruksi adalah salah satu limbah yang menghasilkan prosentase yang cukup tinggi dalam pencemaran lingkungan. Pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya memiliki 10 lantai dengan luas bangunan sebesar 2990 m2, membutuhkan berbagai jenis material. Pada proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyak dijumpai sisa material proyek. Salah satu penyebabnya adalah proses bongkar muat yang tidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapat digunakannya kembali material tersebut. Selain itu, luas areal proyek gedung yang terbatas dan kurang memadai menyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yang akan dipakai, sehingga menyebabkan penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali. Itu artinya material tersebut akan menjadi construction waste . Sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalian atau pemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, dibutuhkan suatu studi untuk mengidentifikasi material yang berpotensi untuk menghasilkan waste dalam segi biaya. Selain itu, dibutuhkan studi tentang cara apa yang seharusnya dilakukan untuk menangani

Transcript of ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20...

Page 1: ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN  · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77

Manajemen Konstruksi

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 181

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADAPROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI

SURABAYA(177K)

Farida Rahmawati1 dan Diana Wahyu Hayati1

1Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh NopemberEmail: [email protected]

ABSTRAK

Pada proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyakdijumpai sisa material proyek. Sisa material disebabkan antara lain oleh proses bongkar muat yangtidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapat digunakannya kembali materialtersebut dan menjadiconstruction material waste . Penyebab lain, luas area proyek gedung yangterbatas dan kurang memadai menyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yangakan dipakai, sehingga menyebabkan penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakanatau tidak dapat digunakan kembali. Sisa-sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalianatau pemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui material yang berpotensi menjadiwaste, mengetahuiwasteindex serta waste cost yang dihasilkan oleh material sisa dan mengidentifikasi penyebab wastemenggunakanfishbone diagram sehingga dapat disusun strategi meminimalkanwaste, agarwasteserupa tidak muncul lagi pada proyek selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untukmengetahui bagaimana cara penangananwaste yang tepat untuk setiap sisa material yang adadengan menggunakan metodewaste hierarchy. Dari hasil analisa Pareto maka material yangberpotensi menjadiwaste dan memilikiwaste cost terbesar yaitu : Bata ringan denganwaste costsebesar = Rp 41.587.835,21. Faktor penyebab terjadinyawaste material pada proyek GedungPendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya adalah faktor man, measures danmanagement yang dilaksanakan kurang baik. Langkah-langkah Yang harus dilakukan untukmeminimalkanwaste antara lain yaitu : Melakukan pengawasan dan pembimbingan/arahan kepadapekerja, koordinasi tim lapangan, tim teknik danprocurement harus intens dilaksanakan, bekerjasama dengan proyek lain untuk mengalihkan material yang tidak terpakai.

Kata kunciWaste Material, Fishbone Diagram, Waste Hierarchy.

1. PENDAHULUAN

Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa materialkonstruksi atau biasa disebut denganconstruction waste. Sisa material konstruksi didefinisikan sebagai sesuatu yangsifatnya berlebih dari yang disyaratkan baik itu berupa hasil pekerjaan maupun material konstruksi yangtersisa/tercecer/rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi sesuai fungsinya (J.R. Illingworth, 1998). Material adalahsalah satu komponen penting yang memiliki pengaruh cukup erat dengan biaya suatu proyek, maka dengan adanyasisa material konstruksi yang cukup besar dapat dipastikan terjadi pembengkakan pada sektor pembiayaan. Selainitu, sisa material konstruksi adalah salah satu limbah yang menghasilkan prosentase yang cukup tinggi dalampencemaran lingkungan.

Pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya memiliki 10 lantai denganluas bangunan sebesar 2990 m2, membutuhkan berbagai jenis material. Pada proyek pembangunan gedungPendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyak dijumpai sisa material proyek. Salah satupenyebabnya adalah proses bongkar muat yang tidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapatdigunakannya kembali material tersebut. Selain itu, luas areal proyek gedung yang terbatas dan kurang memadaimenyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yang akan dipakai, sehingga menyebabkanpenumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali. Itu artinya materialtersebut akan menjadiconstruction waste . Sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalian ataupemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya.

Untuk itu, dibutuhkan suatu studi untuk mengidentifikasi material yang berpotensi untuk menghasilkanwaste dalam segi biaya. Selain itu, dibutuhkan studi tentang cara apa yang seharusnya dilakukan untuk menangani

Page 2: ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN  · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77

Manajemen Konstruksi

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

K - 182 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

sisa material proyek agar tidak merugikan proyek serta lingkungan di sekitar pembangunan gedung pada umumnyadan proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya khususnya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Material yang digunakan dalam konstruksi dapat digolongkan dalam dua bagian besar (Gavilan danBemold, 1994), yaitu:1. Consumable material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik

bangunan, misalnya: semen, pasir, kerikil, batu bata, besi tulangan, baja, dan lain-lain.2. Non-consumable material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, dan bukan merupakan

bagian fisik dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dan dindingpenahan sementara.

Terjadinya sisa material konstruksi dapat disebabkan oleh satu atau kombinasi dari beberapa sumber danpenyebab. Gaspers (2001) membedakan sumber-sumber permasalahannya menjadi enam yaitu : metode,pengukuran, manusia, lingkungan, mesin, dan material.

2.1. Waste CostPengelolaan limbah lebih lanjut akan menghemat pengeluaran, menaikkan pendapatan, dan juga

mengurangiwaste. Banyak kontraktor tidak menyadari bahwa sebenarnya dari material waste (The true cost ofmaterial waste) (Branz,2002 dalam Gatu, 2011) adalah :

Metode pendekatanwaste cost bisa dilakukan bila dalam proyek tidak adamanagement waste plan, yaitudengan rumus :

Keterangan:% Bobot Pekerjaan = Jumlah harga material

2.2. Waste LevelWaste level ini dihitung untuk mengetahuivolume waste dari masing- masing item material yang di teliti.

Waste level ini dihitung menggunakan metode pendekatan dengan rumus umum :

Keterangan :Vol. waste = vol. material terpakai– Vol. material terpasangVol. kebutuhan material = vol. kebutuhan material yang ditinjau

2.3. Waste HierarchyPada setiap proyek jenis material yang digunakan bermacam-macam. Dan hal itu berpengaruh pada sisa

material yang dihasilkan. Adapun cara-cara penanganan terhadap sisa material konstruksi salah satunya denganwaste hierarcy.

Waste hierarchy mengarah pada konsep 3R yaitureduce (mengurangi),reuse (penggunaan ulang),recycle(daur ulang).

a. ReduceReduce (pengurangan) material konstruksi dalam hal ini dibagi menjadi 2 cara, yaitu:

Prevention (pencegahan), usaha yang dilakukan untuk mencegah penggunaanmaterial yang dapat menghasilkan sisa material konstruksi..Minimalization (minimalisasi), usaha yang dilakukan untuk mengurangi sisa materialkonstruksi dengan cara mempersiapkan rencana penanganan sisa material konstruksi.

b. ReuseReuse (penggunaan ulang) merupakan proses penggunaan ulang dari sisa

material konstruksi yang masih bisa digunakan. Untuk mempermudahkan kontraktordalam penggunaan ulang berdasarkan tujuannya perlu dilakukan melakukan pemisahansisa material konstruksi berdasarkan jenis pekerjaannya..

Waste Cost = waste level x % Bobot Pekerjaanx Total Nilai Kontrak

Waste Level =

Page 3: ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN  · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77

Manajemen Konstruksi

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 183

c. RecycleRecycle (daur ulang) merupakan proses pengolahan sisa material konstruksi

menjadi material konstruksi yang memiliki kualitas yang hampir sama dengan materialyang baru.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analisis yang akan menganalisa volumewaste danwaste cost. Untuk materialdenganwaste cost terbesar akan dirumuskan rekomendasi penanganannya sesuai waste hierarchy. Langkah-langkahpenelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data:a. Rencana Anggaran Biaya untuk mengetahui harga material yang digunakanb. Bill of Quantity untuk mengetahui volume material yang direncanakanc. Laporan logistik untuk mengetahui volume material yang digunakan (real)d. As-built drawing

2. Mengidentifikasi material berbiaya tinggi dengan analisa Pareto, yaitu dengan membuat daftar materialyang digunakan, menghitung volume dan harga. Material dengan biaya tinggi akan berpotensimenghasilkanwaste cost yang tinggi pula

3. Setelah didapatkan material yang akan diteliti, akan dihitung volumewaste danwaste cost serta merankingmaterial berdasarkanwaste cost

4. Untuk material denganwaste cost terbesar, akan diidentifikasi penyebabnya denganfishbone diagram,berdasarkan kriteria manusia, mesin, metode, metode, dan lingkungan

5. Menentukan cara penangananwaste berdasarkanwaste hierarchy

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Material Yang Berbiaya Besar dan Berpotensi Menimbulkan WasteDalam melakukan identifikasi material, pertama kali yang harus dilakukan adalah merangkingtrading

consumable material berdasarkan harganya, sehingga di dapatkan harga yang besar menjadi urutan pertama.Selanjutnya, dibuat kolom persen biaya yang kemudian dikomulatifkan sehingga menghasilkan kolom persen biaya.Cara menentukan persen biaya adalah harga material dibagi dengan harga seluruh material lalu dikalikan 100%.

Tabel 1 AnalisaTrading Consumable Material

Setelah kumulatif persen biaya didapat maka bisa dibuat grafik analisa yang dikombinasikan dengan grafikpareto yang akan menghasilkan grafik analisa pareto.

1 Besi Polos 10 kg 574.461,49 7.100,00 4.078.678.023,77 4.078.678.023,77 41,12 41,122 Besi Ulir 22 kg 548.396,62 7.100,00 3.893.617.392,11 7.972.295.415,88 39,25 80,373 bata ringan m3 1.046,36 815.000,00 852.780.058,50 8.825.075.474,38 8,60 88,964 Besi Polos 16 kg 64.724,82 7.100,00 459.546.373,34 9.284.621.847,71 4,63 93,605 Keramik 50 x 50 sekualitas Roman m2 7.777,21 39.000,00 303.311.217,30 9.587.933.065,01 3,06 96,657 Genteng sekualitas Abadi bh 20.194,00 5.000,00 100.970.000,00 9.688.903.065,01 1,02 97,678 Besi Ulir 16 kg 13.342,04 7.100,00 94.728.535,58 9.783.631.600,59 0,95 98,639 Besi polos 8 kg 6.113,11 6.973,00 42.626.714,94 9.826.258.315,53 0,43 99,06

10 Keramik 20 x 25 sekualitas Roman m2 1.118,50 37.100,00 41.496.424,20 9.867.754.739,73 0,42 99,4811 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,7712 Keramik 30 x 30 sekualitas Roman m2 296,29 28.600,00 8.473.751,00 9.905.511.482,93 0,09 99,8613 Non Slip Keramik 338,25 24.500,00 8.287.125,00 9.913.798.607,93 0,08 99,9414 Bubung Genteng sekualitas Abadi bh 607,60 9.900,00 6.015.240,00 9.919.813.847,93 0,06 100,00

9.919.813.847,93 100,00

No. Material Sat Vol HSPK Total Harga Komulatif Harga%

BiayaKom %

Biaya

TOTAL

Page 4: ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN  · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77

Manajemen Konstruksi

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

K - 184 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Gambar 1. Grafik Pareto

Gambar 1. Analisa Pareto

Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa pada saat nilai X= 20, maka nilai Y=88 dan pada saat nilai Y=80, makanilai X=14. Dari hasil tersebut dapat diketahuiP dan C dengan cara mengambil selisih angka dari grafik paretodan analisa. Sehingga didapat :

P = 20% - 14% = 6% dan C = 88% - 80% = 8%Empat item pekerjaan yang akan dipilih adalah empat item pekerjaan yang memiliki nilai tertinggi dalam

analisatrading consumable material. Empat material tersebut adalah besi polos Ø10, besi ulir D22, bata ringan, danbesi polos Ø16.

4.2. Waste LevelWaste level dihitung untuk mengetahui volumewaste dari masing-masing material yang sudah diperoleh dari hasilanalisa Pareto

Tabel 2 RekapitulasiWaste Level

No Material SatKedatangan

Logistik

Terpasang(As BuiltDrawing)

Vol.Waste

WasteLevel(%)

1 Bata ringan m3 1.100,00 1.046,36 53,64 4,88

2 Besi Polos Ø 16 Kg 89.301,60 88.030,31 1.271,29 1,42

3 Besi Ulir D 22 Kg 730.576,80 729.463,46 1.113,34 0,15

4 Besi Polos Ø 10 Kg 792.170,00 791.967,95 202,05 0,03

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa material yang memiliki presentasewaste level terbesar adalah bataringan dengan volumewaste sebesar 53,63 m3 danwaste level sebesar 4,88%. Sedangkan material yang memilikipresentasewaste level terkecil adalah besi polos Ø10 dengan volumewaste sebesar 202,05 kg danwaste levelsebesar 0,03%. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa material yang memiliki volumewaste tinggi tidak selalumemiliki waste level yang tinggi juga karenawaste level dipengaruhi bukan hanya oleh volumewaste tetapirasiovolumewaste dengan kedatangan logistik.

4.3. Waste CostPerhitungan waste cost dilakukan karena ingin mengetahui apakah volume waste yang besar juga

menghasilkanwaste cost yang besar pula. Perhitungan dilakukan dengan rumus pendekatan sebagai berikut :Waste cost = waste level x bobot pekerjaan x total nilai kontrak

Dari tabel 3 dibawah dapat terlihat bahwa material yang memilikiwaste cost terbesar adalah bata ringandengan totalwaste cost sebesar Rp. 41.587.835,21. Sedangkan pada tabel 4.2 yang menunjukkan ranking daripersentasewaste level yang terbesar adalah material bata ringan sebesar 4,88 %. Dengan demikian membuktikanbahwa material dengan persentasewaste level yang besar juga memilikiwaste cost yang besar juga. Selain itu, bobotpekerjaan juga berpengaruh dalam penentuanwaste cost. Jadi, jika material itu memiliki bobot pekerjaan danwastelevel yang besar maka nilai dariwaste cost akan besar pula.

Pro

sent

ase

Bia

ya (

%)

Prosentase Item Pekerjaan (%) X

Y

Page 5: ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN  · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77

Manajemen Konstruksi

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 185

Tabel 3. RekapitulasiWaste Cost

4.4. Analisa Penyebab Sisa Material dengan Fishbone DiagramDalam penelitian ini, penentuan faktor-faktor penyebab terjadinya waste akan dianalisa menggunakan

fishbone diagram sehingga dapat diketahui akar permasalahan yang menjadikan materialwaste. Menurut VincentGaspers dalam bukunya yang berjudulTotal Quality Management faktor-faktor yang berpengaruh menyebabkanwaste material adalahman, measures, management, machines, material, dan environment. Dalam proyekpembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya ada beberapa faktor yang tidakmempngaruhiwaste material pada proyek tersebut yaitumachines, material, danenvironment, lebih jelasnya dapatdilihat dalam penjabaran faktor penyebabwaste berdasarkan jenis materialnya dibawah ini:

Gambar 2. Diagram Fishbone untuk bata ringan

1. Mana) kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja

i. Membuang atau melempar materialii. Menangani material tidak hati-hati pada saat pembongkaran untuk dimasukkan ke dalam

gudangiii. Memasang material tidak sesuai gambar sehingga perlu diganti karena material tidak bisa

dipakai lagi.iv. Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat

dipakai lagi2. Measure

a) pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehinggamenimbulkan waste .

3. Managementa) Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecilb) Kondisi penerimaan kurang baik :

i. Material tidak dikemas dengan baikii. Kerusakan material akibat transportasi ke/di lokasi proyek

c) Penyimpanan material yang tidak benar akhirnya menyebabkan kerusakan sehingga tidak bisadipakai lagi

d) Kurangnya pengawasan pada saat pelaksanaan

Identifikasi penyebabwaste untuk material besi polos Ø16, besi ulir D22, besi polos Ø10 ditabelkan sebagaiberikut:

1 Bata ringan 1.046,36 1.100,00 53,64 4,88 815.000,00 896.500.000,00 0,02 41.587.835,21

2 Besi Polos Ø 16 88.030,31 89.301,60 1.271,29 1,42 7.100,00 634.041.586,43 0,01 6.542.073,47

3 Besi Ulir D 22 729.463,46 730.576,80 1.113,34 0,15 7.100,00 5.187.097.132,45 0,08 5.933.544,66

4 Besi Polos Ø 10 791.967,95 792.170,00 202,05 0,03 7.100,00 5.624.409.008,62 0,08 1.040.303,31

NO KETERANGANVOLUME

MATERIALTERPASANG

VOLUMEMATERIALTERPAKAI

VOLUMEWASTE

WASTELEVEL

HARGASATUAN

JUMLAH HARGABOBOT

PEKERJAANWASTE COST

Page 6: ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN  · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77

Manajemen Konstruksi

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

K - 186 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Tabel 4. Identifikasi penyebab waste

Man Measure Managementbesi polos Ø16 kurangnya pengetahuan dan

pengalaman kerja : Kesalahanpada pemotongan materialyang mengakibatkan sisapotongan material tidak dapatdipakai lagi

pengukuran dilapangan tidaktepat, jauh lebih besar dari padaapa yang dibutuhkan, sehinggamenimbulkanwaste

Pesanan tidak dapat dilakukandalam jumlah kecil sehinggakontraktor harus membeli besilebih, sesuaistandart minimalyang akhirnya kelebihan tersebutmenjadiwaste

besi ulir D22 kurangnya pengetahuan danpengalaman kerja : Kesalahanpada pemotongan materialyang mengakibatkan sisapotongan material tidak dapatdipakai lagi

pengukuran dilapangan tidaktepat, jauh lebih besar dari padaapa yang dibutuhkan, sehinggamenimbulkanwaste

Pesanan tidak dapat dilakukandalam jumlah kecil sehinggakontraktor harus membeli besilebih, sesuaistandart minimalyang akhirnya kelebihan tersebutmenjadiwaste

besi polos Ø10 kurangnya pengetahuan danpengalaman kerja: Kesalahanpada pemotongan materialyang mengakibatkan sisapotongan material tidak dapatdipakai lagi

pengukuran dilapangan tidaktepat, jauh lebih besar dari padaapa yang dibutuhkan, sehinggamenimbulkanwaste

Pesanan tidak dapat dilakukandalam jumlah kecil sehinggakontraktor harus membeli besilebih, sesuaistandart minimalyang akhirnya kelebihan tersebutmenjadiwaste

4.5. Penanganan Sisa Material Menggunakan Waste HierarchyDari akar-akar permasalahan penyebab waste yang dijabarkan dalam fishbone diagram, bisa dianalisa

penanganan sisa material menggunakanwaste hierarcy. Analisawaste hierarcy ini didapat dari hasil wawancarakepadasite manager proyek guna mendapatkan penanganan sisa material yang paling tepat. Hasilwaste hierarcypada proyek Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya bisa dilihat daritabel 5 dibawah ini :

Tabel 5 PenangananWaste yang Tepat SesuaiWaste Hierarcy

Langkah-Langkah Meminimalkan Waste (Waste Reduction)Dalam penelitian ini, untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengatasiwaste dilakukan tanya jawab

dengan pelaku proyek, dalam hal ini pelaku proyek yang dimaksud adalahsite manager proyek. Langkah-langkahyang dihasilkan yaitu bersifat opini pelaku proyek yang berasal dari pengalaman-pengalaman dilapangan danpengalaman khususnya dari pelaksanaan Pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas NegeriSurabaya.

Secara umum langkah-langkah meminimalkanwaste berdasarkan materialnya adalah sebagai berikut:1. Man

a) Melakukan pengawasan dan pembimbingan/arahan kepada pekerja.b) Memilih mandor yang berintegritas

2. Measurea) Koordinasi tim lapangan, tim teknik danprocurement harus intens dilaksanakan.b) Pengecekan/ pengukuran ulang sebelum pendatangan material bila dirasa perlu.

3. Managementa) Bekerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan material yang tidak terpakai.b) Membuat kesepakatan akan kedatangan material antara supplier dan kontraktor . Contoh: bila bata

ringan terjadi kerusakan≤ 5 buah maka tanggu jawab kontraktor, tapi kalau ≥ 5 buah maka

tanggung jawab supplier, supplier harus mengganti.

Page 7: ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN  · PDF fileRecycle (daur ulang) ... 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77

Manajemen Konstruksi

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 187

c) Pembuatan program penyimpanan material yang baik. Sistem perencanaan penyimpanan materialyang baik akan sangat berpengaruh terhadap peminimalisiran waste.

d) Menambah timQA/QC dan pengawas di lapangan.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa Pareto maka material pada Proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru UniversitasNegeri Surabaya yang berpotensi memberikan kontribusi terbesar terhadap waste cost yaitu Bata ringan denganwaste cost sebesar = Rp 41.587.835,21. Sedangkan nilaiwaste index pada proyek gedung Pendidikan Profesi GuruUniversitas Negeri Surabaya yaitu sebesar 0,0531. Faktor-faktor yang berpengaruh menyebabkanwaste materialpada bata ringan, besi polos Ø16, besi ulir D22, dan besi polos Ø10 dalam proyek gedung Pendidikan Profesi GuruUniversitas Negeri Surabaya adalah faktor man, measure, dan management.

Langkah-langkah untuk mereduksi waste dapat dirumuskan sesuai kriteria manusia, pengukuran danmanajemen. Cara-cara tersebut antara lain melakukan pengawasan, melakukan pengawasan yang tepat dan programpenyimpanan material dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN PUSTAKA)

Bossink, B. A. G, dan H. J. H. Brouwers, 1996.Construction Waste : Quantification And Source Evaluation.Gatu, L.A. 2011.Analisa Sisa Material Konstruksi Pada Proyek Gedung KPKNL Sidoarjo. Penelitian Jurusan

Teknik Sipil ITS, tidak dipublikasikan.Gaspers, V.2001.Total Quality Management. Manajemen Bisnis Total.Gavilan, R. M., dan Bernold, L. E. 1994.Source Evaluation Of Solid Waste In Building Construction. Journal of

Construction Engineering and Management.Illingworth, J.R. 1998.Waste in the construction process.Intan, S.,Aliefen, R.S.,Arijanto, L. 2005.Analisa dan Evaluasi Sisa Matrial Konstruksi : Sumber Penyebab,

Kuantitas, Dan Biaya. Jurnal Jurusan Teknik Sipil Universitas Petra.Ismail. 2010.Penyebab Waste Material Pada Saat Pelaksanaan Pembangunan Konstruksi Bangunan Gedung.Poon, C. S., Yu, A. T. W, Wong, S.W., Cheung , Esther. 2004.Management of Construction Waste in Public

Housting Projects in Hongkong. Environtmental Protection Agency.