Analisa Sintesa Pemasangan Kateter

8
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN KATETER PADA TN. K DENGAN TRAUMA ABDOMEN DI RUANG IGD RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Gawat Darurat Dosen Pembimbing: Ns. Dody Setiawan, S.Kep., M.Kep Pembimbing Klinik : Nunuk Haryatun, S.Kep.,Ns. Oleh : GIGIH SANJAYA PUTRA 22020114210033 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXIV

description

kedokteran

Transcript of Analisa Sintesa Pemasangan Kateter

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATANPEMASANGAN KATETER PADA TN. K DENGAN TRAUMA ABDOMENDI RUANG IGD RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Gawat DaruratDosen Pembimbing: Ns. Dody Setiawan, S.Kep., M.KepPembimbing Klinik : Nunuk Haryatun, S.Kep.,Ns.

Oleh :GIGIH SANJAYA PUTRA22020114210033

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXIVJURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO2015ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATANPEMASANGAN KATETER Inisial pasien: Tn. KUsia: 20 tahun Diagnosa medis: Trauma AbdomenTanggal masuk: 30 Maret 2015, Jam 08.001. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikirana. DS: klien mengatakan nyeri pada bagian perut karena habis jatuh tadi pagi.P : post jatuh Q : nyeri seperti ditusuk-tusukR : di bagian perutS : skala 5 dari 10T : terus-terusan.b. Do:1) Keadaan umum baik, GCS E4M6V5 = 152) Klien meringis dan gelisah3) Tanda-tanda vital; TD : 120/70 mmHg, HR : 100x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,90Cc. Dx:Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (abdomen). d. Dasar pemikiranPemasangan keteter pada pasien trauma abdomen dilakukan untuk mengetahui adanya hematuri (darah dalam urin) karena dicurigai adanya gangguan pada organ dalam (ginjal, vesika urinari, uretra) akibat dari benturan tumpul. Sehingga, indikasi pemasangan kateter pada kasus ini tidak hanya untuk membantu pengeluaran urin karena retensi urin dari pasien. Namun, sebagai salah satu indikasi untuk menentukan diagnosa dan terapi selanjutnya. 2. Tindakan keperawatan yang dilakukanPemasangan kateter urina. Persiapan alat yang akan digunakan1) Sarung tangan steril2) Sarung tangan bersih3) Duk lubang steril4) Kateter urine sesuai ukuran5) Jelly 6) Urine bag7) Spuit 10 cc8) Aquades9) Kassa/kapas10) Desinfektan/ betadine11) Bengkok 12) Plester dan gunting13) Perlak b. Menjaga privasi klien dengan menutup sampiranc. Meletakkan perlak dibawah pinggang kliend. Memposisikan klien supinasie. Meletakkan bengkok di atas perlakf. Mencuci tangang. Memakai sarung tangan bersihh. Membersihkan daerah meatus dengan antiseptik (pegang daerah di bawah gland penis, perptium ditarik ke atasi. Mengganti sarung tangan bersih dengan sarung tangan sterilj. Memasang duk sterilk. Dengan tangan kiri, memegang daerah di bawah gland penis, preputium ditarik ke bawahl. Memberi jelly pada kateterm. Memasukkan kateter sepanjang 18-20 cm sampai urin keluar, tegakkan penis sampai sudut 900 n. Jika waktu memasukkan kateter terasa adanya tekanan, maka jangan dilanjutkano. Selama kateter dimasukkan ke dalam penis, pasien dianjurkan menarik nafas dalam dan jangan mengejanp. Mengisi balon kateter dengan aquades sebanyak 10-20 ccq. Menarik kateter sampai ada tahanan balonr. Melepas duks. Melepas sarung tangant. Memfiksasi kateter dengan menggunakan plesteru. Menggantung urin bag dengan posisi lebih rendah daripada vesica urinariav. Membereskan alatw. Mencuci tanganx. Mendokumentasikan tindakan3. Prinsip-prinsip tindakanPrinsip tindakan pemasangan kateter ini yaitu bersih dan steril. Namun, pada saat pemasangan kateter, prinsip yang digunakan hanyalah prinsip bersih dengan menggunakan sarung tangan bersih. 4. Analisa tindakan keperawatanPemasangan kateter belum sesuai dengan prosedur. Pertama, pemasangan kateter belum meminta izin kepada pasien (informed consent). Kemudian, saat pemasangan kateter, menutup tirai untuk menjaga privasi pasien belum dilakukan, kemudian dalam menggunakan prinsip steril dan bersih juga belum diterapkan. Prinsip yang dilakukan hanya prinsip bersih saja. Kemudian, untuk kebersihan vulva tidak dilakukan, sehingga nantinya akan menimbulkan risiko infeksi pada pasien dan akan menambah masalah baru pada pasien nantinya. Meskipun harus bekerja dengan cepat dan tepat. Namun, prinsip-prinsip dasar tidak boleh dikesampingkan karena semua demi kebaikan pasien. 5. Bahaya yang mungkin muncula. Adanya bahaya distensi kandung kemih.b. Risiko trauma uretra akibat kateter uretra yang keluar masuk secara berulang.c. Risiko masuknya kuman-kuman dari luar atau dari ujung distal uretra.6. Hasil yang didapat dan maknanyaS: klien mengatakan tidak nyaman menggunakan kateterO: a. Klien terlihat tidak nyamanb. Urine keluar 100 cc, berwarna kuning, tidak ada darah yang tercampur dalam urin7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa kepearawatan di atasa. Mandiri1) Mengukur tanda-tanda vital2) Mengajarkan menarik nafas dalamb. Kolaboratif 1) Pemeriksaan laboratorium2) Foto rontgen abdomen 8. Evaluasi diriTindakan pemasangan kateter yang dilakukan masih belum dilakukan sesuai dengan teori. Walaupun bekerja di IGD membutuhkan skill yang cepat. Namun, juga harus diperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam pemasangan kateter.

9. Kepustakaanhttps://anomnurcahyadi.wordpress.com/tag/kateter-uretra/ diakses tanggal 30 Maret 2015. Murwani, Anita. 2009. Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Cetakana ke 2. Yogyakarta : Penerbit FitramayaNANDA. 2012. NANDA International: Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC

Surakarta, 30 Maret 2015Pembimbing KlinikMahasiswa

Nunuk Haryatun, S.Kep., NsGigih Sanjaya Putra