Analisa Perhitungan, Penyetoran Dan Pelaporan PPh Pasal

25
Analisa Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Sebelum dan Sesudah B erlakun ya PTKP 2013 Pada PT Serba Mulia Auto Noorliana Ayu Puspita

description

Analisa Perhitungan, Penyetoran Dan Pelaporan PPh Pasal

Transcript of Analisa Perhitungan, Penyetoran Dan Pelaporan PPh Pasal

PowerPoint Presentation

Analisa Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Sebelum dan Sesudah Berlakunya PTKP 2013 Pada PT Serba Mulia AutoNoorliana Ayu PuspitaLatar BelakangPenerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan yang signifikanSisstem pemungutan pajak yang berlaku saat ini adalah Self Assessment SystemSalah satu jenis pajak penghasilan adalah PPh pasal 21Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah komponen pengurang penghasilan netto untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Wajib Pajak Orang PribadiMaksud dan TujuanUntuk mengetahui perhitungan, pelaporan dan penyetoran PPh Pasal 21 sebelum berlakunya PTKP 2013.Untuk mengetahui perhitungan, pelaporan dan penyetoran PPh Pasal 21 setelah berlakunya PTKP 2013.Untuk membandingkan PPh Pasal 21 yang dihitung secara manual denganyang dilakukan pada sistem sebelum dan sesudah berlakunya PTKP 2013.Metode RisetObservasiWawancaraStudi PustakaRuang LingkupDalam penyusunan laporan ini hanya dilakukan pada PT Serba Mulia Auto Divisi HRD yang berjumlah 4 karyawan. Oleh karena itu, pembahasan ini hanya berfokus pada pembahasan mengenai perhitungan, pemotongan, pelaporan dan penyetoran PPh pasal 21 gaji karyawan tetap Divisi HRD dengan periode 2012 dan periode 2013 yaitu sebelum dan sesudah berlakunya PTKP Tahun 2013.Permasalahan PokokAdanya perbedaan antara perhitungan PPh Pasal 21 pada sistem dengan perhitungan manual.Adanya perubahan PTKP sehingga pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan menjadi lebih banyak.Landasan Teori (1)Pajakciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut.Kontribusi wajibBersifat memaksaBerdasarkan undang-undang, artinya tiap pungutan pajak harus ada aturan yang mendukungTidak mendapat imbalan secara langsungLandasan Teori (2)Fungsi PajakFungsi AnggaranFungsi Mengatur

Asas Pemungutan PajakEqualityCertaintyConvenienceEconomyLandasan Teori (3)Asas Pengenaan PajakAsas DomisiliAsas SumberAsas KebangsaanLandasan Teori (4)Jenis PajakMenurut Golongan : Pajak Langsung dan Pajak Tidak LangsungMenurut Sifat : Pajak Subjektif dan Pajak ObjektifMenurut Lembaga Pemungutnya : Pajak Negara dan Pajak Daerah

Landasan Teori (5)Sistem Pemungutan PajakOfficial Assesment SystemSelf Assesment SystemWith Holding SystemTeori Pendukung (1)Menurut Pasal 1 angka 1 UU KUP, wajib pajak adalah orang pribadi atau badan-meliputi pembayaran, pemotongan, dan pemungutan pajak-yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan undang-undang perpajakan.Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertaggung jawab atas pembayaran pajakTeori Pendukung (2)Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupaan suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib PajakTempat pendaftaran NPWP adalah sebagai berikut:Bagi Wajib Pajak orang pribadi, adalah pada Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak. Bagi Wajib Pajak badan, adalah tempat kedudukan/kegiatan usaha Wajib Pajak.Teori Pendukung (3)Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) merupakan pajak penghasilan yang dikenakanatas penghasilan yang dikenakan atas gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri.Tahapan Penghitungan PPhTeori Pendukung (4)Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)komponen pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Wajib Pajak Orang PribadiPemotong PajakTeori Pendukung (5)Tarif PPh 21Tarif Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008Tarif KhususTeori Pendukung (6)Pengecualian Sebagai Pemotong PajakKantor Perwakilan negara AsingOrganisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sebagai contoh IMF, ILO, dan lain sebagainya.Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.Teori Pendukung (7)Kewajiban Pemotong PajakKewajiban Mendaftarkan DiriKewajiban Menghitung, Memotong, MenyetorkanPemotong PPh Pasal 21 harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas pemotongan selain pegawai tetap dan penerima pensiun berkalaTeori Pendukung (8)Subjek Pajak PPh Pasal 21Pegawai.Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua termasuk ahli warisnya.Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatanPeserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatanTeori Pendukung (9)Objek, Tata Cara Pemotongan, dan Sifat PemotonganTerhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus dikenai pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang sifat pemotongannya final.

Teori Pendukung (10)Masalah yang DihadapiDalam melakukan perhitungan, pelaporan dan penyetoran pajak terkadang pemotong pajak sering menjumpai masalah. Adapun masalah yang sering dihadapi oleh pemotong pajak adalah ketika jumlah perhitungan yang diolah oleh sistem dan dihitung manual berbeda.Pembahasan (1)Sejarah Singkat PerusahaanPT. Serba Mulia Auto, adalah suatu perusahaan yang pada awal mulanya di tahun 1970-an merupakan usaha dagang UD. Lima Benua di Balikpapan yang dirintis oleh Bapak SA. Mulyadi dengan menjual berbagai macam barang kelontong, elektronik dan otomotif baik motor maupun mobil dengan berbagai merkPembahasan (2)Struktur dan Tata Kerja Organisasi

Pembahasan (3)Kegiatan UsahaPerdaganganPerbengkelanPembahasan (4)Data Karyawan Divisi HRD