Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072...

117
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072...

Page 1: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

ANALISA PERENCANAAN AGREGAT UNTUK

MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI NIPPE 2000

PADA PT NIPPON PAINT

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Nama : Reynaldo

NIM : 14130110072

Fakultas : Bisnis

Program Studi : Manajemen

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2018

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 3: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 4: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 5: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

iii

ABSTRAK

Industri cat merupakan salah satu industri yang sedang berkembang di

Indonesia. Pada tahun 2012 pertumbuhannya ditargetkan tidak kurang dari 10% per

tahun dan pada tahun-tahun seterusnya hingga tahun 2015 penjualan produksi cat

terus meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut menimbulkan persaingan semakin ketat

dan mendorong pelaku industri untuk menerapkan strategi yang tepat dalam

menghadapi persaingan. Salah satu pelaku industri cat yang beroperasi di Indonesia

adalah PT Nippon Paint. Permasalahan yang dihadapi PT Nippon Paint sampai saat

ini adalah kelebihan produksi. Kapasitas produksi yang tidak sebanding dengan

permintaan membuat PT Nippon Paint mengalami pemborosan produksi dan

berdampak pada tingginya biaya produksi. Hal ini membuat perusahaan memerlukan

peramalan permintaan di masa yang akan datang untuk menentukan kapasitas

produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat untuk

memilih strategi dengan biaya produksi yang paling rendah. Data permintaan

perusahaan selama 3 tahun terakhir digunakan untuk melakukan peramalan

permintaan dengan menggunakan peramalan regresi linear dan time series. Seluruh

data digunakan untuk dianalisa dan digunakan untuk merancang perencanaan agregat

dengan menggunakan 2 strategi yaitu chase dan level strategy yang dihitung dengan

menggunakan POM-QM for Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukan chase

strategy merupakan strategi yang optimal dengan biaya paling rendah sebesar Rp

2.341.450.512.400.

Kata Kunci: Industri Cat, Permalan Permintaan, Perencanaan Agregat, POM QM

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 6: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

iv

ABSTRACT

The paint industry is one of the emerging industries in Indonesia. In 2012 the

growth is targeted to be not less than 10% per year in the years to next until 2015

paint production sales continue to increase every year. This has led to increasingly

fierce competition and encouraging industry players to implement the right strategy in

the face of competition. One of the paint industry operators in Indonesia is PT

Nippon Paint. The problem faced by PT Nippon Paint to date is the overproduction.

The production capacity is not comparable to the demand to make PT Nippon Paint

waste production and impact on the high cost of production. This enables companies

to forecast future demand forecasts to determine the most appropriate production

capacity and then proceed with aggregate planning to select the strategy with the

lowest production cost. The company's demand data for the past 3 years is used to

forecast demand by using linear regression and time series forecast. All data is used

to be analyzed and used to design aggregate planning using 2 strategy is chase and

level of strategy calculated using POM-QM for Windows.. The results of this study

show that strategy chase is an optimal strategy with the lowest cost of Rp

2.341.450.512.400.

Keywords: Paint Industry, Demand Forecasting, Aggregate Planning, POM QM

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 7: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur setinggi - tingginya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan

karunia yang telah diberikan-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

skripsi yang berjudul “ANALISA PERENCANAAN AGREGAT UNTUK

MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI NIPPE 2000 PADA PT NIPPON PAINT’

dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan laporan skripsi ini adalah

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 Fakultas Bisnis Universitas

Multimedia Nusantara.

Dalam menyelesaikan laporan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu

penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Ibu Mike Silvia, S.T., M.B.A., selaku dosen pembimbing penulis yang telah

memberikan perbaikan dan saran yang sangat membantu penulis dalam

penyusunan laporan skripsi ini.

2. Ibu Dewi Wahyu Handayani, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi

Manajemen.

3. Bapak Mohammad Annas, S.TR.PAR, M.M., CSCP selaku Ketua Sidang

yang telah mengarahkan sidang agar berjalan dengan baik serta memberikan

masukkan yang sangat berguna untuk skripsi ini.

4. Bapak Trihadi Pudiawan Erhan, S.E., M.S.E selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan yang sangat berguna untuk memperbaiki kekurangan

yang terdapat pada penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang selama ini memberikan ilmu kepada penulis

sebagai mahasiswa manajemen Universitas Multimedia Nusantara.

6. Bapak Antony Siahaan, selaku Kepala Human Resource Development (HRD)

di PT Nippon Paint yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 8: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 9: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT .................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 9

1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ................................................................................... 11

2.1 Manajemen Operasional............................................................................................ 11

2.2 Manajemen Persediaan.............................................................................................. 14

2.3 Peramalan .................................................................................................................. 15

2.3.1 Definisi Peramalan ........................................................................................... 15

2.3.2 Pendekatan Peramalan ..................................................................................... 16

2.3.3 Peramalan Trend Projections ........................................................................... 16

2.3.4 Peramalan Time Series ..................................................................................... 18

2.3.4.1 Naïve Approach .................................................................................... 18

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 10: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

viii

2.3.4.2 Moving Average ................................................................................... 18

2.3.4.3 Exponential Smoothing ........................................................................ 19

2.3.4.4 Decomposisition of Time Series ........................................................... 19

2.3.5 Pengukuran Kesalahan Peramalan ................................................................... 20

2.3.5.1 Mean Absolute Deviation (MAD) ........................................................ 20

2.3.5.2 Mean Sequared Error (MSE) .............................................................. 21

2.3.5.3 Mean Absolute Percent Error (MAPE) ............................................... 21

2.4 Perencanaan Kapasitas .............................................................................................. 22

2.4.1 Pertimbangan Kapasitas ................................................................................... 23

2.5 Perencanaan Agregat ................................................................................................. 23

2.5.1 Pilihan Perencanaan Agregat ........................................................................... 25

2.5.2 Strategi Perencanaan Agregat .......................................................................... 27

2.5.2.1 Chase Strategy ..................................................................................... 27

2.5.2.2 Level Scheduling Strategy .................................................................... 28

2.5.3 Baya Terkait Perencanaan Agregat .................................................................. 29

2.6 Peneltian Terdahulu .................................................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ 34

3.1 Metode Penelitian...................................................................................................... 34

3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 34

3.1.2 Jenis Penelitian ................................................................................................. 34

3.1.3 Pengumpulan Data ........................................................................................... 35

3.1.3.1 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 35

3.1.3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36

3.1.3.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 39

3.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 40

3.3 Profil Perusahaan ...................................................................................................... 42

3.3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................................. 42

3.3.2 Visi Misi Perusahaan........................................................................................ 44

3.3.3 Nilai Perusahaan............................................................................................... 45

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 11: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

ix

3.3.4 Tangung Jawab Sosial Perusahaan................................................................... 46

3.3.5 Struktur Organisasi .......................................................................................... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 50

4.1 Deskripsi Produk ....................................................................................................... 50

4.2 Perolehan Data .......................................................................................................... 51

4.2.1 Data Untuk Peramalan Permintaan .................................................................. 51

4.2.2 Data Untuk Perencanaan Agregat .................................................................... 52

4.2.2.1 Data Kapasitas ...................................................................................... 52

4.2.2.2 Data Biaya ............................................................................................ 55

4.3 Analisis Data ............................................................................................................. 59

4.3.1 Peramalan Nippe 2000 ..................................................................................... 59

4.3.2 Kesimpulan Peramalan .................................................................................... 73

4.3.3 Perhitungan Peramalan .................................................................................... 77

4.3.4 Perencanaan Agregat ........................................................................................ 79

4.3.4.1 Perhitungan Chase Strategy ................................................................. 80

4.3.4.2 Perhitungan Level Strategy .................................................................. 83

4.3.5 Kesimpulan Perencanaan Agregat ................................................................... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 87

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 87

5.2 Saran .......................................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 89

LAMPIRAN .................................................................................................................... 91

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 12: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan Tingkat Produksi dan Permintaan Nippe 2000 .................... 4

Gambar 1.2 Data Stok Rusak Nippe 2000 Tahun 2017-2018 ......................................... 6

Gambar 2.1 Zachman Framework and Manufacturing Aggregate Planning ............... 24

Gambar 3.1 Alur Penelitian........................................................................................... 40

Gambar 3.2 Gedung PT Nippon Paint di Jakarta Utara ................................................ 42

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Nippon Paint di Jakarta Utara ............................ 49

Gambar 4.1 Cat Nippe 2000.......................................................................................... 50

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 13: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Permintaan Nippe 2000 Tahun 2015-2018............................................ 51

Tabel 4.2 Data Kapasitas Nippe 2000 ............................................................................ 54

Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Reguler per Liter Nippe 2000 .......................................... 56

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Lembur per Liter Nippe 2000 .......................................... 57

Tabel 4.5 Perhitungan Holding Cost Nippe 2000 .......................................................... 57

Tabel 4.6 Peramalan Linear Trend Line Nippe 2000 ..................................................... 60

Tabel 4.7 Peramalan Naïve Approach Nippe 2000 ........................................................ 62

Tabel 4.8 Peramalan Moving Average Nippe 2000 ....................................................... 64

Tabel 4.9 Peramalan Weighted Moving Average Nippe 2000 ....................................... 66

Tabel 4.10 Peramalan Exponential Smoothing Nippe 2000............................................ 68

Tabel 4.11 Peramalan Multiplicative Decomposition ..................................................... 70

Tabel 4.12 Peramalan Additive Decomposition .............................................................. 72

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Tingkat Error Untuk Setiap Metode Peramalan ............. 74

Tabel 4.14 Ranking dari Tingkat Error Untuk Setiap Metode Peramalan ...................... 75

Tabel 4.15 Hasil Peramalan Metode Weighted Moving Average Maret 2018 ................ 78

Tabel 4.16 Hasil Peramalan Permintaan Bulan Maret 2018-Februari 2019 ................... 79

Tabel 4.17 Perencanaan Chase Strategy Nippe 2000 ..................................................... 80

Tabel 4.18 Data Pendukung Perhitungan Manual Chase Strategy Nippe 2000 ............. 81

Tabel 4.19 Perencanaan Level Strategy Nippe 2000 ....................................................... 83

Tabel 4.20 Perbandingan Kedua Strategi Perencanaan Agregat Nippe 2000 ................. 84

Tabel 4.21 Perbandingan Total Biaya Produksi Nippe 2000 .......................................... 86

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 14: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi yang semakin ketat, mendorong

perusahaan untuk memiliki strategi agar dapat bertahan dari persaingan. Salah

satunya yaitu sektor industri manufacturing. Menurut berita Sindonews, Bank Dunia

menyatakan ekonomi global pada tahun 2017 akan diprediksi tumbuh 2,7% atau lebih

baik dari tahun lalu 2,3%. Dalam sektor manufaktur Indonesia pun memiliki laju

pertumbuhan yang semakin cepat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat

pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) sebesar 5,51

persen secara tahunan pada kuartal III/2017. Angka ini tercatat lebih tinggi dibanding

kuartal II/2017 sebesar 3,89 persen dan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,87

persen (cnnindonesia.com). Menperin juga menyebutkan sektor manufaktur sampai

kuartal III/2017, sumbangan PDB dari manufaktur mencapai 22%. Bahkan di dunia,

Indonesia masuk empat besar negara penyumbang PDB tertinggi diikuti Korea

dengan mencapai 29%, kemudian China sebesar 27% dan Jerman mencapai 23%.

(sindonews.com).

Selain itu, pemerintahan juga semakin serius mendorong pertumbuhan sektor

manufaktur tanah air. Langkah itu diwujudkan melalui penerbitan Peraturan Presiden

(Perpres) No 2/2018 tentang Kebijakan Industri Nasional 2015-2019. Kebijakan

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 15: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

2

tersebut menjadi panduan bagi pemerintah untuk pembangunan industri nasional

jangka panjang sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-

2035. Sasaran dari regulasi ini, antara lain adalah fokus pengembangan industri,

tahapan capaian pembangunan industri, dan pengembangan sumber daya industri

(sindonews.com). Dengan hal ini, perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri

manufaktur akan terus bermunculan dan semakin banyak jumlahnya.

Apalagi dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada

akhir 2015 lalu akan banyak bermunculan perusahaan-perusahaan asing dengan

kualitas produk dan harga yang bersaing. Oleh karena itu bagi para pelaku industri

manufkaktur di Indonesia perlu melakukan berbagai usaha dalam menghadapi

tantangan persaingan yang ada, dengan mampu menghasilkan produk yang baik dari

segi kualitas maupun kuantitas untuk mampu memenuhi permintaan pelanggan yang

berfluktuatif.

Seiring perkembangan global yang semakin kuat, menyebabkan pembangunan

infrastruktur juga semakin cepat. Banyaknya kantor, pabrik, perumahan, mall, dan

bangunan-bangunan lainnya membuat kebutuhan akan produk cat terus meningkat.

Hal ini juga diiringi dengan pertumbuhan industri otomotif, elektronik serta beberapa

sektor lainya yang memerlukan warna cat untuk setiap produk yang diproduksinya.

Selanjutnya menurut situs Mars Indonesia, industri cat di dalam negeri terus

berkembang sejalan dengan pertumbuhan sektor properti dan perumahan, nilai pasar

cat di Indonesia mencapai Rp10,47 triliun pada tahun 2010. Tahun 2011, pasar cat

kembali meningkat sekitar 8,6% menjadi 11,37 triliun dan pada tahun 2012

pertumbuhannya menjadi 10% dari tahun 2011 lalu. Selain itu, salah satu pelaku

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 16: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

3

industri cat yang bergerak di Indonesia yaitu Nippon Paint menyebutkan market

share yang dimiliki pada tahun 2017 mencapai 35% dan menargetkan akan naik

menjadi 50% untuk 5 tahun kedepan (tribunnews.com). Hal tersebut menimbulkan

persaingan semakin ketat untuk mendapatkan pangsa pasar yang optimal karena

banyaknya pesaing yang bergerak di industri tersebut. Maka dari itu dibutuhkannya

suatu penerapan perencanaan produksi yang tepat bagi perusahaan. Penerapan

perencanaan produksi merupakan salah satu kunci utama untuk dapat menangani

masalah seperti pada biaya produksi maupun kapasitas produksi.

PT Nippon Paint merupakan perusahaan manufaktur cat pertama dan pelopor

industri cat di Jepang yang didirikan oleh Jujiro Moteki pada tahun 1881. Dari

Jepang, Nippon Paint berekspansi dengan cepat ke negara-negara lainnya. Salah

satunya, Nippon Paint Indonesia yang berdiri pada tahun 1969. Saat ini, Nippon Paint

identik dengan produk berkualitas tinggi dan terobosan yang inovatif, yang

menjadikan sebagai merek cat nomor satu di kawasan Asia Pasifik. Produk cat

inovatif sebagai bukti yang bisa didapatkan pada berbagai industri di seluruh dunia.

Nippon Paint memiliki jaringan pabrik manufaktur dan kantor yang tersebar di benua

Asia, Amerika Utara dan Eropa. PT Nippon Paint yang berlokasi di ancol Jakarta

Utara merupakan induk atau pusat dari 13 cabang yang dimiliki diseluruh Indonesia.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 17: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 18: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

5

Grafik diatas merupakan grafik perbandingan antara jumlah permintaan dan

jumlah produksi selama 3 tahun terakhir yaitu pada bulan maret 2015 sampai dengan

ferbruari 2018 dalam satuan liter. Contohnya pada bulan ke 10 (Desember 2015)

jumlah permintaan yang hanya berjumlah 9.981.421 liter tetapi jumlah produksi yang

dihasilkan pada bulan tersebut mencapai 15.643.211. Selain itu, rata-rata selisih

keseluruhan dalam 3 tahun terakhir mencapai angka 75,069 %.

Tingkat produksi yang tidak sebanding dengan tingkat permintaan membuat

PT Nippon Paint mengalami kelebihan produksi (overproduction) dimana kelebihan

produksi menurut Heizer dan Render (2015) masuk ke dalam salah satu pemborosan

(waste) dari 7 pemborosan yang ada yaitu overproduction, waiting, transporting,

processing, inventory, motion, dan defect. Produksi berlebih atau overproduction

adalah menghasilkan produk atau barang yang secara berlebihan dari yang

dibutuhkan pelanggan. Dari definisi pemborosan produksi berlebih tersebut

menunjukan produksi berlebih dapat menyebabkan tidak terjualnya stok persediaan.

Dengan tidak terjualnya stok persediaan maka stok tersebut akan di simpan pada

ruang penyimpanan (inventory).

Stok yang di simpan pada ruang penyimpanan (inventory) dengan waktu yang

cukup lama juga dapat menyebabkan cacat produk (defect). Cacat produk tersebut

berupa penyok atau rusaknya kemasan cat yang di simpan akibat tertabraknya alat

material handling ataupun terbantingnya cat saat dilakukanya loading dan unloading

stok cat pada area penyimpanan. Menurut Heizer dan Render (2015), defect

merupakan pemborosan yang terjadi karena harus ada pengerjaan ulang terhadap

produk atau bila produk cacat maka harus dimusnahkan. Dari definisi tersebut

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 19: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 20: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

7

penyok, lecet, dan lain-lain. Menurut kepala gudang depot / cabang Nippon Paint

Tangerang tersebut, angka total stok rusak tersebut dinilai sangat tinggi dan

merugikan perusahaan. Selain itu depot / cabang yang dimiliki PT Nippon Paint

berjumlah 13 yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Pemborosan (waste) sangat merugikan perusahaan, namun pemborosan adalah

hal yang dapat dihilangkan yaitu dengan suatu metode penghitungan peramalan

permintaan (demand forcast) untuk mengetahui prediksi permintaan dimasa yang

akan datang. Kemudian dilanjutkan dengan metode perencanaan agregat (aggregate

planning) untuk menentukan alternatif perencanaan produksi. Perencanaan agregat

merupakan sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada

jangka menengah yaitu 3 hingga 18 bulan ke depan. Tujuan perencanaan agregat

yaitu untuk mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel

dan optimal (Herjanto, 2008, p193). Fisibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar

sesuai dengan kapasitas yang ada, sedangkan optimal berarti menggunakan sumber

daya sebijaksana mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin.

Dengan adanya latar belakang tersebut perlu adanya penelitian pada PT

Nippon Paint dengan menggunakan metode perencanaan agregat dalam menentukan

jumlah produksi agar kuantitas produksi tidak berlebihan dan menyebabkan

pemborosan. Dengan demikian penulis memutuskan mengangkat judul “ANALISA

PERENCANAAN AGREGAT UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA

PRODUKSI NIPPE 2000 PADA PT NIPPON PAINT”.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 21: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

8

1.2 Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perhitungan peramalan permintaan produk Nippe 2000 PT Nippon

Paint untuk periode bulan Maret 2018 – Februari 2019?

2. Bagaimana perhitungan perencanaan agregat yang diterapkan pada PT Nippon

Paint menggunakan Chase Strategy dan Level Strategy?

3. Bagaimana rekomendasi yang dapat digunakan pada PT Nippon Paint untuk

memecahkan masalah?

1.3 Tujuan Penelitian

Melihat dari formulasi masalah dan ruang lingkup penelitian yang telah

dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk dapat memberikan peramalan yang tepat untuk produk Nippe 2000 pada

PT Nippon Paint pada periode berikutnya yaitu bulan Maret 2018 – Februari

2019.

2. Untuk dapat memberikan perhitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan

pada produk Nippe 2000 PT Nippon Paint untuk meminimilisasi biaya produksi.

3. Untuk dapat memberikan rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai alternatif

solusi / masukan bagi pihak PT Nippon Paint.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 22: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

9

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian diantaranya sebagai berikut:

a) Bagi Pihak Lain:

Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan

pembaca terutama dalam mendapat pengetahuan mengenai perencanaan agregat

dan diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya.

b) Bagi pihak PT Nippon Paint:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan memecahkan

masalah yaitu untuk lebih optimal dalam memproduksi agar dapat memenuhi

prediksi permintaan dan meminimalisasi biaya produksi.

c) Bagi Peneliti:

Dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat menerapkan ilmu dan

pengetahuan yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan terutama dalam

bahasannya mengenai perencanaan agregat serta penulis juga dapat

mengembangkan pembelajaran pada penerapan di dunia nyata.

1.5 Sistematika Penulisan

Langkah – langkah penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 23: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II akan dijabarkan landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisa

hasil penelitian dan penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bab III akan mendeskripsikan ruang lingkup penelitian pada penelitian ini, jenis

penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data, serta

profil singkat objek penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV akan mendeskripsikan produk yang diteliti, analisis data, dan

pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab V adalah bab terakhir pada penelitian ini. Pada bab ini akan berisi kesimpulan

dan saran berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 24: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

11

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Manajemen Operasional

Manajemen Operasional memiliki beberapa pengertian, berikut pengertian

dari manajemen operasional menurut beberapa ahli:

“Operations management is the management of system or process that create

goods and/or provide service” (Stevenson & Chuong, 2014, p.4), atau dapat diartikan

bahwa manajemen operasional adalah manajemen dari sistem atau proses yang

membuat atau menyediakan barang dan jasa.

“Manajemen operasional refers to the systematic design, direction, and

control of processes that transform inputs into services and products for internal, as

well as external customers” (Krajewski, Malhotra & Ritzman, 2016, p.23) yang dapat

diartikan manajemen operasional mengacu pada desain sistematis, arah, dan

pengendalian dari proses yang mengubah input menjadi layanan dan produk untuk

pelanggan internal, maupun eksternal.

“Operations management is activities that relate to the creation of goods and

services through the transformation of inputs to outputs” (Heizer, Render & Munson,

2017, p.42), atau dapat diartikan bahwa Manajemen Operasional adalah aktivitas

yang berkaitan dengan proses pembuatan barang dan jasa yang terdiri dari aktivitas

merubah input menjadi ouput.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 25: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

12

Menurut Heizer, Render & Munson (2017) terdapat proses manajemen terdiri

dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling. Proses manajemen

tersebut diaplikasikan melalui 10 keputusan strategis atau decision area, dimana

pengertian dari kesepuluh decision area tersebut adalah sebagai berikut:

1. Design of goods, and service.

Defines much of what is requires of operations in each of the other OM decisions,

for instance, product design usually determines the lower limits of cost and the

upper limits of quality, as well as major implications for sustainability and the

human resources required, yang diartikan menentukan apa yang dibutuhkan oleh

operasional dari keputusan manajemen operasional yang lain. Misalnya, desain

dari produk biasanya menentukan batas bawah dari biaya, dan batas atas dari

kualitas, juga implikasi utama terhadap kelangsungan dan sumber daya manusia

yang dibutuhkan.

2. Managing quality

Determines the customer’s quality expectation and establishes policies and

procedures to indentify and achieve that quality, yang artinya menentukan

kualitas sesuai harapan konsumen dan menetapkan kebijakan serta prosedur untuk

mengindentifikasi dan meraih kualitas tersebut.

3. Process and capacity strategy

Determines how a good or sevices is produced (process for production) and

commits management to specific technology, quality, human resources, and

capital investements that determine much of the firm’s basic cost structure, yang

artinya menentukan bagaimana proses menproduksi produk atau jasa dan

membuat manajemen mengambil komitment terhadap teknologi yang spesifik,

kualitas, sumber daya manusia, dan investasi modal yang sangat menentukan

struktur biaya dasar dari perusahaan.

4. Location strategy

Requires judgements regarding nearness to customers, suppliers, and talent,

while considering cost, infrastructure, logistics, and goverment, yang diartikan

membutuhkan pertimbangan mengenai seberapa dekat dengan konsumen,

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 26: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

13

supplier, dan sumber daya, sembari tetap memperhatikan faktor seperti cost,

infrastruktur, logistik, dan pemerintahan.

5. Layout strategy

Requires integrating capacity needs, personnel level, technology, and inventory

requirements to determine the efficient flow of material, people, and information,

dengan artian membutuhkan integrasi dengan kebutuhan kapasitas, orang,

teknologi, dan kebutuhan barang untuk menentukan efisiensi dari aliran material,

orang, dan informasi.

6. Human resources and job design

Determines how to recruit, motivate, and retain personnel with the required

talent and skill, people are an integral and expensive part of the total system

design, atau menentukan bagaimana cara melakukan perekrutan, memotivasi, dan

mempertahankan tenaga kerja dengan bakat dan skill yang dibutuhkan

perusahaan, karena karyawan adalah bagian yang integral dan mahal dari

keseluruhan sistem perusahaan.

7. Supply chain management

Decides how to integrate the supply chain into firm’s strategy, including

decisions that determine what to be purchased, from whom, and under what

conditions, yang artinya menentukan bagaimana mengintegrasikan rantai pasok

ke dalam strategi perusahaan, termasuk keputusan yang menentukan mengenai

apa yang harus dibeli, dari siapa, dan dalam kondisi apa.

8. Inventory management

Considers inventory ordering and holding decisions and how to optimize them as

customer satisfaction, supplier capability, and production schedules are

considered, yang artinya mempertimbangkan kondisi pemesanan dan

penyimpanan, dan bagaimana mengoptimalisasinya, dengan mempertimbangkan

faktor seperti kepuasan konsumen, kemampuan supplier, dan jadwal produksi.

9. Scheduling

Determines and implements intermediate and short-term schedules that effectively

and efficiently utilize both personnel and facilities while meeting customer

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 27: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

14

demands, yang berarti menentukan dan mengimplementasikan jadwal jangka

pendek dan jangka menengah yang efektif dan efisien memanfaatkan karyawan

ataupun fasilitas agar memenihi kebutuhan konsumen.

10. Maintenance

Requires decisions that consider facility capacity, production demand, and

personnel necessary to maintain a reliable and stable process, yang berarti

membutuhkan keputusan yang mempertimbangkan kapasitas, permintaan

produksi, dan karyawan yang diperlukan agar proses produksi bisa stabil.

2.2 Manajemen Persediaan

Menurut Jacob & Chase (2013), persediaan atau inventori adalah “stock of

any item of resource used in an organization”, atau stok dari barang apa saja yang

digunakan sebagai sumber daya dalam sebuah perusahaan.

Lebih lanjut Jacob & Chase (2013), mengatakan bahwa dalam membuat

keputusan terkait dengan inventori, harus memperhitungkan beberapa biaya yang

mungkin muncul seperti di bawah ini:

1. Holding Cost : This board category includes the cost for storage facilieties,

handling, insurance, piferage, breakage, obsolescence, depereciation, taxes, and

the opportunity cost of capital, jika diartikan biaya yang termasuk dalam kategori

ini adalah biaya untuk fasilitas penyimpanan, penanganan, asuransi, kecurian,

kerusakan, kadaluarsa, depresiasi, pajak, dan biaya modal.

2. Setup cost : To make different product involves obtaining the necessary materials,

arranging spesific equipment setups, filing out the required papers, appropriately

charging time and materials, and moving out the previous stock of material, biaya

yang keluar untuk membuat produk yang berbeda, dalam mencari bahan yang

diperlukan, peralatan yang spesifik, mengajukan dokumen yang dibutuhkan,

waktu dan bahan dengan tepat, dan memindahkan persediaan bahan sebelumnya.

3. Ordering Cost : These cost refer to managerial and clerical cost to prepare the

purchase or production order. Ordering cost include all the details, such as

counting item and calculating order quantities. Biaya ini mengacu pada biaya

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 28: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

15

manajerial dan administrasi untuk menyiapkan pembelian atau pesanan produksi.

Biaya pesan mencakup semua rincian, seperti menghitung barang dan menghitung

jumlah pesanan.

4. Shortage Cost : When the stock of an item is depleted, an order for that item must

either wait until stock is replenished or be canceled, when demand is not met and

the order is canceled, this is reffered to as a stockout, Jika stok barang habis,

pesanan untuk item tersebut harus menunggu sampai stok diisi ulang atau

dibatalkan, bila permintaan tidak terpenuhi dan pesanan dibatalkan, ini disebut

sebagai stockout.

2.3 Peramalan

2.3.1 Definisi Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2015:113) peramalan (forecasting) adalah seni

dan ilmu pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa depan. Peramalan

melibatkan pengambilan data historis (seperti penjualan tahun lalu) dan

memproyeksikan ke masa yang akan datang dengan model matematika. Menurut

Schroeder (2007:214) menyatakan bahwa Peramalan adalah seni dan ilmu dalam

memprediksi peristiwa di masa depan. Sampai dekade terakhir pun, peramalan

merupakan sebagian besar dari seni, tetapi untuk sekarang peramalan telah menjadi

ilmu juga. Definisi lain diberikan oleh Render, Jr. Stair & Hanna (2012:174)

menyatakan bahwa ada 8 langkah dalam melakukan peramalan yaitu:

1. Tentukan penggunaan ramalan

2. Pilih item atau jumlah yang akan diperkirakan

3. Tentukan perkiraan horison waktu

4. Pilih model peramalan atau model

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 29: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

16

5. Kumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan untuk membuat ramalan

6. Validasi model peramalan

7. Membuat ramalan

8. Melaksanakan hasilnya

2.3.2 Pendekatan Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2015:117) terdapat dua pendekatan umum untuk

peramalan untuk mengatasi semua model keputusan. Pendekatan tersebut diantaranya

peramalan kuantitatif dan peramalan kualitatif. Peramalan Kuantitatif menggunakan

bermacam-macam model matematika yang bergantung pada data historis atau

variable asosiatif untuk meramalkan permintaan. Sedangkan, Peramalan Kualitatif

manggabungkan faktor-faktor, misalnya intuisi dari si pengambil keputusan, emosi,

pengalaman pribadi, dan sistem nilai dalam mencapai peramalan.

2.3.3 Peramalan Trend Projections

Menurut Heizer dan Render (2015:143) menyatakan bahwa regresi linier

adalah sebuah model matematis garis lurus untuk menggambarkan hubungan

fungsional antara variabel dependen dan independen. Formula regresi linier cocok

digunakan jika pola datanya yaitu trend. Pola trend terjadi bila ada kenaikan atau

penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Dalam melakukan peramalan

menggunakan regresi linier dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 30: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

17

Dimana:

y = nilai dari variabel dependen

a = perpotongan sumbu y

b = kemiringan garis regresi

x = variabel independen

Untuk menentukan a dan b dapat ditemukan dengan persamaan:

Dimana:

b = kemiringan dari garis regresi

Σ = tanda jumlah

x = nilai dari variabel independen yang diketahui

y = nilai dari variabel dependen yang diketahui

n = jumlah poin data

= rata - rata dari nilai x

= rata – rata dari nilai y

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 31: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

18

2.3.4 Peramalan Time Series

Menurut Haizer dan Render (2015:118) menyatakan bahwa runtun waktu

didasarkan pada urutan poin data yang ditempatkan secara merata (mingguan,

bulanan, kuartalan, dan lainnya).

2.3.4.1 Pendekatan Naïve

Peramalan dengan pendekatan naïve dilakukan dengan mengasumsikan bahwa

permintaan pada periode selanjutnya sama dengan permintaan pada periode yang

paling terakhir.

2.3.4.2 Moving Average

Peramalan pergerakan rata-rata (moving-average) menggunakan sejumlah

nilai data aktual historis untuk menghasilkan peramalan. Pergerakan rata rata

bermanfaat jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan tetap kokoh

secara wajar selama bertahun-tahun.

Dimana n adalah jumlah periode dalam pergerakan rata-rata.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 32: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 33: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 34: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 35: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

22

2.4 Perencanaan Kapasitas

Menurut Chase, Jacobs dan Aquilano (2006:430) menyatakan bahwa

pengertian dari kapasitas adalah kemampuan untuk menampung, menerima,

menyimpan atau mengakomodasi. Sehingga dapat dikatakan kapasitas merupakan

banyaknya jumlah output yang dapat dicapai dalam suatu sistem pada waktu tertentu.

Adapun definisi menurut Schroeder (2007:249) menyatakan bahwa kapasitas

dapat didefinisikan sebagai ouput maksimum yang dapat diproduksi selama periode

waktu tertentu seperti hari, minggu, atau tahun. Tidak hanya aset fisik yang dapat

membatasi kapasitas tetapi ketersediaan tenaga kerja juga. Jumlah unit yang

diproduksi atau jumlah pelanggan yang dilayani dalam periode waktu tertentu

merupakan contoh cara untuk dapat mengukur kapasitas.

Selanjutnya menurut Heizer & Render (2015:348) menyatakan bahwa

kapasitas merupakan jumlah unit yang memiliki fasilitas dapat memegang,

menyimpan, menerima atau menghasilkan suatu produk dalam jangka waktu tertentu.

Kapasitas juga menentukan apakah permintaan telah terpenuhi atau tidak atau apakah

tempat fasilitas akan menganggur atau tidak. Jika sebuah fasilitas berukuran terlalu

besar, maka banyak tempat yang tidak digunakan dan akan menambah biaya pada

produksi. Sedangkan apabila sebuah fasilitas terlalu kecil, pelanggan dan mungkin

seluruh pasar akan hilang. Sehingga kapasitas dapat disimpulkan sebagai output

maksimum yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 36: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

23

2.4.1 Pertimbangan Kapasitas

Menurut Heizer dan Render (2015:351) ada empat pertimbangan khusus

untuk pengambilan keputusan yang tepat mengenai kapasitas:

1) Meramalkan tingkat permintaan secara akurat.

Menambahkan dan menghapus produk, aksi kompetisi, siklus hidup produk dan

volume penjualan yang tidak diketahui seluruhnya menambahkan tantangan untuk

membuat peramalan secara akurat.

2) Menyamakan kemajuan teknologi dengan volume penjualan

Opsi kapasitas sering kali dihambat oleh teknologi. Beberapa peningkatan

kapasitas akan menjadi besar (misalnya, pengolahan biji besi atau pembangkit

listrik), sementara di sisi lainnya dapat menjadi kecil (tas Louis Vuitton yang

diukir dengan tangan).

3) Menemukan volume operasional yang optimum

Sebagian besar bisnis memiliki beasaran yang optimum, sampai seseorang

menyampaikan model bisnis yang baru.

4) Membangun untuk perubahan

Para manajer membangun fleksibilitas ke dalam tempat fasilitas dan

perlengkapan. Perubahan terjadi terjadi dalam proses, sejalan dengan produk,

volume produk dan bauran produk.

2.5 Perencanaan Aggregat

Perencanaan Agregat adalah perencanaan kapasitas jangka menengah yang

biasanya mencakup waktu 2 hingga 12 bulan, meskipun di beberapa perusahaan dapat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 37: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 38: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

25

2.5.1 Pilihan Perencanaan Agregat

Menurut Heizer dan Render (2015:608) ada beberapa keputusan pemilihan

yang tersedia untuk perencanaan agregat, diantaranya yaitu:

1) Pilihan Kapasitas (Capacity Option)

Sebuah perusahaan dapat memilih dari pilihan kapasitas sebagai berikut:

a) Mengubah tingkat persediaan

Manajer biasanya meningkatkan persediaan selama periode permintaan

rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi pada masa mendatang. Jika

strategi tersebut dipilih, biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan,

asuransi, penanganan, keuangan, pencurian dan modal yang diinvestasikan

akan meningkat. Pada sisi lain dengan persediaan di tangan yang rendah dan

permintaan yang meningkat, kekurangan dapat terjadi, mengakibatkan waktu

tunggu lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang buruk.

b) Mengubah jumlah tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan

Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan merekrut atau

memberhentikan tenaga kerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi.

Namun karyawan baru perlu dilatih dan produktivitasnya sementara waktu

seiring mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian (PHK) tentu saja menurunkan

moral semua karyawan dan mendorong mereka ke arah produktivitas lebih

rendah.

c) Mengubah-ubah tingkat produksi melalui waktu lembur atau waktu kosong

Tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan mengubah-ubah jam kerja.

Meskipun demikian, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 39: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

26

mengenai banyaknya jam kerja lembur yang dapat diberlakukan. Upah lembur

memerlukan lebih banyak biaya dan terlalu banyak kerja lembur

mengakibatkan kelelahan pada tenaga kerja dan kemerosotan produktivitas.

Lembur juga menyiratkan naiknya biaya tambahan untuk mengoperasikan

mesin. Disisi lain ketika permintaan menurun, perusahaan harus mengurangi

waktu kosong tenaga kerjanya, ini biasanya merupakan proses yang sulit dan

mahal.

d) Subkontrak

Sebuah perusahaan dapat menambah kapasitas sementara dengan melakukan

subkontrak selama periode permintaan tinggi. Akan tetapi, subkontrak

memiliki beberapa kekurangan. Pertama, subkontrak mungkin mahal. Kedua,

subkontrak membawa resiko dengan membuka pintu klien terhadap kopetitor.

Ketiga, seringkali sulit untuk mendapat pemasok subkontrak sempurna yang

selalu dapat mengirimkan produk berkualitas dan tepat waktu.

e) Penggunaan karyawan paruh waktu.

Terutama dalam sektor jasa , tenaga kerja paruh waktu dapat mengisi

kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan di

restoran, toko ritel dan toko serba ada.

2) Pilihan Permintaan (demand option)

Berikut pilihan permintaan yang mendasar:

a) Mempengaruhi permintaan.

Ketika permintaan rendah, perusahaan dapat meningkatkan permintaan

melalui iklan, promosi, penjualan pribadi dan potongan harga. Bagaimanapun

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 40: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

27

iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu

menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.

b) Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.

Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima

perusahaan tetapi tidak mampu untuk dipenuhi pada saat itu. Pilihan ini

digunakan ketika pelanggan berkenan menunggu tanpa kehilangan kehendak

atas pesanannya.

c) Bauran produk dan jasa yang melawan tren musiman

Suatu teknik permulusan aktif yang secara luas digunakan oleh produsen

adalah mengembangkan bauran produk dari barang-barang yang melawan

kecenderungan musiman.

2.5.2 Strategi Perencanaan Agregat

Menurut Heizer dan Render (2015:611) menyatakan bahwa perencanaan

agregat dapat dilakukan dengan melakukan pilihan atas 2 strategi, yaitu strategi

Chase dan strategi Penjadwalan Bertingkat (Level Scheduling Strategy). Berikut

penjelasannya:

2.5.2.1 Chase Strategy

Chase Strategy merupakan strategi perencanaan yang menetapkan produksi

sama dengan prediksi permintaan (produksinya disesuaikan dengan permintaan).

Strategi ini mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode yang

memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. Misalnya seorang manajer

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 41: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

28

operasi dapat mengubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau

memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi dengan

waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak. Adapun

Kelebihan dan kekurangan dari Chase Strategy adalah sebagai berikut:

Kelebihan Chase Strategy:

1) Investasi pada persediaan rendah

2) Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi (high labor utilization)

Kekurangan Chase Strategy:

1) Terdapat biaya untuk memperbaiki tingkat keluaran dan/atau tingkat angkatan

kerja.

2.5.2.2 Level Scheduling Strategy

Strategi penjadwalan tingkat (level scheduling strategy) adalah rencana

agregat di mana tingkat produksi tetap sama per periode (produksinya konstan).

Penjadwalan tingkat mempertahankan tingkat output, tingkat produksi, atau tingkat

tenaga kerja yang konstan pada horizon perencanaan. Penjadwalan tingkat akan

bekerja dengan baik ketika permintaan cukup stabil. Adapun kelebihan dan

kekurangan strategi level adalah sebagai berikut:

Kelebihan Level Scheduling Strategy:

1) Tingkat keluaran dan angkatan kerja yang stabil

Kekurangan Level Scheduling Strategy:

1) Biaya persediaan yang tinggi

2) Meningkatkan overtime dan idle time

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 42: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

29

3) Utilisasi sumber daya bervariasi dari waktu ke waktu

2.5.3 Biaya Terkait Perencanaan Agregat

Menurut Jacob & Chase (2013:495) terdapat 4 biaya yang terkait di dalam

perencanaan agregat yaitu:

1) Biaya Produksi Dasar

Merupakan biaya tetap dan variabel yang dikeluarkan dalam produksi suatu jenis

produk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Termasuk biaya tenaga kerja

langsung dan tidak langsung serta biaya reguler dan kompensasi lembur.

2) Biaya Terkait dengan Perubahan dalam Tingkat Produksi

Ciri-ciri biaya di dalam kategori ini adalah mereka yang terlibat dalam

perekrutan, pelatihan, pemecatan personil. Mempekerjakan tenaga sementara

adalah cara untuk menghindari biaya tersebut.

3) Biaya Penyimpanan Persediaan

Komponen utama dalam biaya ini adalah biaya modal yang terikat dalam

persediaan. Komponen lainnya seperti biaya simpan, asuransi, pajak, kadaluarsa,

dan kerusakan.

4) Biaya Backorder

Biasanya, biaya ini sangat sulit diukur dan termasuk biaya percepatan, biaya

kehilangan pelanggan, dan biaya hilangnya pendapatan penjualan akibat

kekurangan persediaan.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 43: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

30

2.6 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Publikasi Judul

penelitian

Temuan Inti

1 Radwan

A. &

Majid

Aarabi,

(2011)

Journal of

Industrial

Engineering

and Operations

Management

Study of

Implementing

Zachman

Framework for

Modeling

Information

Systems for

Manufacturing

Enterprises

Aggregate

Planning.

Kegiatan perencanaan agregat

untuk mengevaluasi berbagai

bidang untuk menentukan

tingkat produksi, tingkat

persediaan, subkontrak dan

sumber daya manusia yang

dibutuhkan.

2 Geoff

Buxey

(2005)

International

Journal of

Operations &

Production

Management

Aggregate

Planning

for Seasonal

Demand:

Reconciling

Theory

with Practice

Untuk mengurangi biaya biaya

produksi, maka penerapan level

strategy dan chase strategy

adalah strategi yang tepat dan

penerapannya dikembalikan

kepada kebijakan perusahaan.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 44: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

31

3 Flavia M.

Takey &

Marco A.

Mesquita

(2006)

Brazilian

Journal of

Operations &

Production

Management

Aggregate

Planning

for a Large

Food

Manufacturer

with

High Seasonal

Demand

Untuk memaksimalkan

kesuksesan produksi yang

periodik dan berkala, dapat

menggunakan 2 alternatif

yaitu chase strategy dan level

strategy.

4 Radwan,

A. &

Majid

Aarabi

(2010)

Journal of

Industrial

Engineering

and Operations

Management

Modeling of

Information

Systems for

Manufacturing

Enterprises

Aggregate

Planning

Using ARIS

Framework

Penerapan Chase Strategy

berhasil memaksimalkan

produktivitas waktu

5 Zhixiang

Chen,

(2015)

Journal of

Modeling

Management

Aggregate

Production

Planning With

Learning

Effect and

Uncertain

Demand: A

Case Based

Study

Hasilnya menunjukkan bahwa

dengan mempertimbangkan

permintaan yang tidak pasti dan

efek pembelajaran dapat

mengurangi total biaya produksi

dan meningkatkan fleksibilitas

APP.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 45: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

32

6 Johnny C.

Ho,

Fransisco

J. Lopez

& Daving

Ang,

(2015)

The Coastal

Business Journal

Teaching

Aggregate

Planning in

Operations

Management

Aggregate Planning digunakan

untuk mengatasi masalah agar

sumber daya yang digunakan

bisa maksimal dan tidak perlu

mengurangi produksi

7 Enny

Noegrah

ni Hasbi

Nuradli,

(2016)

Journal of

International

Business

Management

Aggregate

Planning to

Minimize Cost

of Production

in

Manufacturing

Company

Peramalan permintaan untuk

periode mei 2015 – april 2016

naik setiap tahunnya dan alternatif

terbaik dari perencanaan agregat

yang dapat digunakan PT. Anela

adalah mixed strategy

8 Bachtiar

H.

Simamor

a & Desty

Natalia,

(2014)

Journal of

International

Business

Management

Aggregate

Planning for

Minimizing

Costs: A Case

Study of PT.

XYZ in

Indonesia

Dalam penelitian ini, hasilnya

menunjukan bahwa mixed

strategy merupakan strategi yang

paling optimal untuk

menyesuaikan demand dengan

biaya terendah pada PT. XYZ

9 Pisal

Yanradee

, Tuuka

Sarvi,

(2013)

Journal of

Industrial

Engineering

Program

An Integrated

Model for

Aggregate

Production

Planning and

Pricing

Penelitian ini menjelaskan fungsi

dari perencanaan agregat dalam

meminimalisasi keterlambatan,

memaksimalkan profit serta

meningkatkan proses produksi

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 46: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

33

10 Pawel

Hanczar

& Michal

Jakubiak

(2011)

Journal of Total

Logistic

Management

Aggregate

Planning in

Manufacturing

Company –

Linear

Programming

Approach

Penelitian ini menjelaskan

bahwa dengan menggunakan

Operational Research Model

dapat mendukung prosedur

S&OP dalam rantai pasokan

yang terdiri dari perusahaan

produksi dan perdagangan

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 47: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup dalam penelitian ini hanya terbatas untuk menghitung peramalan

permintaan pada kantor pusat PT Nippon Paint yang berlokasi di Ancol, Jakarta Utara

dan memberikan perhitungan perencanaan agregat yang tepat guna memenuhi

prediksi permintaan dan memperkecil biaya produksi pada periode yang akan

mendatang. Alat yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi

POM-QM for Windows serta metode yang penulis akan gunakan dalam penelitian ini

adalah metode kuantitatif.

3.1.2 Jenis Peneltian

Jenis penelitian di dalam laporan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

yaitu penelitian yang menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dan hasilnya. (Sekaran & Bougie

2013).

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 48: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

35

3.1.3 Pengumpulan Data

3.1.3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis dari data yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu data kualitatif

dan data kuantitatif, Data can be quantitative (as generally gathered through

structured questions) or qualitative (as gathered from the broad answer to specific

questions in interviews, or from responses to open-ended questions in a

questionnaire, or through observation, or from already available information

gathered from various sources (Sekaran & Bougie 2013), yang jika diartikan berarti

bahwa Data dapat bersifat kuantitatif yang umumnya dikumpulkan melalui

pertanyaan terstruktur atau kualitatif yang didapatkan dari jawaban luas untuk

pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari tanggapan terhadap pertanyaan

terbuka dalam kuesioner, melalui observasi, atau dari informasi yang sudah tersedia

yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Adapun jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Information obtained first-hand by the researcher on the variables of interest for

the specific purpose of the study (Sekaran & Bougie 2013) yang berarti Informasi

yang diperoleh langsung oleh peneliti pada variabel-variabel yang menarik untuk

tujuan spesifik dari penelitian, data ini bisa berupa hasil dari interview, kuesioner,

focus group, atau dari observasi secara langsung. Dalam memperoleh data primer,

penulis melakukan interview dan kuisioner terhadap staf bagian marketing dan

produksi PT Nippon Paint.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 49: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

36

2. Data sekunder

Information gathered by someone other than the researcher conducting in the

study (Sekaran & Bougie 2013) yang diartikan Informasi yang dikumpulkan oleh

seseorang selain yang dilakukan peneliti dalam penelitian, data dapat berupa data

dan arsip perusahaan, buku-buku, jurnal, atau internet dimana data-data tersebut

digunakan dalam penelitian ini.

3.1.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder serta untuk

mendapatkan landasan teori dalam penelitian ini. Menurut (Sekaran & Bougie

2013) studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang bersumber dari buku,

bahan kuliah dan penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan objek

penelitian.

b. Studi Lapangan

Mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada

perusahaaan yang bersangkutan. Penelitian dilakukan dengan cara:

1. Wawancara

Interview dapat debedakan menjadi unstructured interview dengan structured

interview.

a) Unstructured interview are so labeled because the interviewer does not

enter the interview setting with planned sequence of questions to be asked

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 50: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

37

of the respondent (Sekaran & Bougie 2013). Atau jika diartikan

wawancara tidak terstruktur sangat berlabel karena pewawancara tidak

memasuki pengaturan wawancara dengan urutan pertanyaan terencana

yang akan diajukan kepada responden.

b) Structured interview are those conducted when it is known at the outset

what information is needed. The interviewer has a list of predetermined

questions to be asked of the respondents (Sekaran & Bougie 2013). Yang

berarti wawancara terstruktur adalah yang dilakukan ketika sudah

diketahui dari awal informasi apa yang dibutuhkan. Pewawancara

memiliki daftar pertanyaan yang telah ditentukan untuk ditanyakan kepada

responden.

Metode wawancara untuk penelitian ini dilakukan dengan melakukan

tanya jawab dengan pihak internal perusahaan, yaitu pihak yang

berhubungan dengan bagian penjualan / marketing dan produksi dimana

penulis telah memiliki daftar pertanyaan yang telah ditentukan.

2. Observasi

Observation is collection of data by observing people or events in the work

environment and recording the information (Sekaran & Bougie 2013) atau

berarti Observasi adalah pengumpulan data dengan mengamati orang atau

peristiwa di lingkungan kerja dan merekam informasi secara manual.

Researcher can play one of two roles while gathering field observational data

that of a non participant-observer or participant-observer (Sekaran & Bougie

2013). Peneliti dapat memainkan salah satu dari dua peran saat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 51: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

38

mengumpulkan data observasi lapangan yaitu non participant-observer atau

participant-observer.

Non participant-observer was collecting data without becoming an integral

part of the organizational system (Sekaran & Bougie 2013). Pengamat non-

partisipan mengumpulkan data tanpa menjadi bagian integral dari sistem

organisasi, sedangkan

Participant-observer, researcher enters the organization or the research

setting and becomes a part of work team, (Sekaran & Bougie 2013).

Sedangkan pengamat partisipan adalah ketika peneliti memasuki organisasi

atau pengaturan penelitian dan menjadi bagian dari tim kerja.

3. Kuisioner

Questionnaires is a preformulated written set of questions to which

respondents record their answer, usually within rather closely defined

alternatives (Sekaran & Bougie 2013). Kuesioner sendiri berarti serangkaian

pertanyaan yang sudah diformulasikan sebelumnya, yang akan menjadi

jawaban responden, biasanya berupa alternatif yang didefinisikan dengan

sangat teliti. Untuk memudahkan pengambilan data, penulis membuat

kuisioner berupa daftar pertanyaan seperti data historis permintaan, produksi,

data mengenai biaya-biaya produksi, dan data lainya yang diperlukan penulis

dalam penelitian ini.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 52: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

39

3.1.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sekaran & Bougie 2013, terdapat dua teknik dalam pengambilan

sampel yaitu propability sampling dan non-probability sampling.

In probability sampling, the elements in the population have some known,

non-zero chance or probability of being selected as sample subjects, atau dalam

probability sampling, unsur-unsur dalam populasi memiliki beberapa peluang yang

diketahui, atau probabilitas untuk dipilih sebagai subjek sampel bukan nol.

In non-probability sampling, the elements do not have a known or

predetermined chance of being selected as subjects. Dimana unsur unsur dalam

populasi memiliki peluang yang diketahui atau telah ditentukan sebelumnya untuk

dipilih sebagai subjek.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik non-probability sampling,

dimana penulis telah menentukan sebelumnya siapa saja responden yang akan

dijadikan sumber untuk mendapatkan data dalam bentuk pemberian kuesioner, dalam

hal ini penulis menggunakan metode Judgment sampling, a purposive, non

probability sampling design in which the sample subject is chosen on the basis of

individual ability to provide the type of special information needed by the researcher,

(Sekaran & Bougie 2013). Sebuah bentuk non probability sampling di mana subjek

sampel dipilih berdasarkan kemampuan individu untuk menyediakan jenis informasi

khusus yang dibutuhkan oleh peneliti.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 53: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 54: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

41

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 55: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 56: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

43

Sebagai pemimpin industri cat, Nippon Paint juga berkomitmen untuk

memberikan kualitas terbaik melalui penelitian dan pengembangan di bawah quality

control yang ketat. Nippon Paint berkomitmen untuk menyediakan produk

berkualitas tinggi secara global. Nippon Paint berusaha untuk memberikan yang

terbaik dan dengan demikian, dapat terus menjadi pemimpin pasar di industri cat dan

pelapis. Komitmen total Nippon Paint pada penelitian dan pengembangan (R&D)

adalah kunci sukses dalam berinovasi. Nippon Paint adalah pemimpin global untuk

teknologi anti-karat dan ketahanan terhadap bahan kimia. Selama bertahun-tahun,

telah menghasilkan terobosan besar pada pengembangan resin, pigmen, zat penambah

dan pelarut, serta teknologi produksi.

Komitmen Nippon Paint terhadap R&D juga berhasil menciptakan peta

perancangan terdepan untuk produk pelapis yang memiliki tingkat harapan tertinggi

untuk tahan terhadap pertumbuhan biologis, perubahan cuaca dan alkalin,

dibandingkan bahan pelindung lainnya, yang berfungsi melindungi dan menjaga

penampilan bangunan.

Kontribusi Nippon Paint berjalan beriringan dengan kelestarian lingkungan

untuk masa depan seluruh umat manusia. Produk ramah lingkungan Nippon Paint

(Green Choice Series), yang diformulasikan untuk ramah lingkungan dan aman bagi

kesehatan, berbahan dasar air, tidak mengandung timah dan merkuri, serta kandungan

Volatile Organic Compound (VOC) mendekati nol. VOC adalah bahan kimia

berbahaya yang dapat menguap menjadi gas pada temperatur ruangan, sehingga

menyebabkan polusi udara dan berbagai masalah kesehatan. Emisi gas rumah kaca ini

merusak lapisan ozon, meningkatkan pemanasan global, mengkontaminasi tanah dan

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 57: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

44

air tanah. Nippon Paint menjaga kadar VOC pada produk cat konvensional kami di

tingkat minimum, sehingga kegiatan pengecatan dengan produk Nippon Paint dapat

dilakukan secara aman dan nyaman. Green Choices Series menyediakan berbagai

pilihan cat dan pelapis untuk permukaan yang lebih baik dan hasil yang efektif.

Nippon Paint memiliki bermacam-macam produk yang inovatif dan berkualitas dan

telah di pasarkan di seluruh dunia. Kategori produk dari Nippon Paint berupa exterior

yang meliputi cat untuk atap, dinding, dan cat dasar. Katergori lainnya berupa

interior, kayu dan besi, permukaan khusus, cat semprot, dan lem.

3.3.2 Visi Misi Perusahaan

Nippon Paint memiliki beberapa visi yang dibuatnya, yaitu:

a) Investor/Pemegang Saham

Nippon Paint bekerja untuk menghasilkan profit dan pertumbuhan jangka

panjang, sekaligus memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham.

b) Laskar Lingkungan

Nippon Paint mengadaptasi praktek lingkungan yang terbaik dan memastikan

terjaganya kelestarian lingkungan pada seluruh aktivitas operasional.

c) Karyawan

Nippon Paint berusaha yang terbaik untuk menciptakan lingkungan kerja yang

kondusif bagi seluruh karyawan Nippon Paint untuk mengembangkan

kemampuan individualnya sehingga mencapai potensi yang maksimal.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 58: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

45

d) Supplier / Mitra Bisnis

Nippon Paint membentuk tim supplier yang berkualitas, kompetitif, efisien, serta

mengembangkan mitra bisnis yang unggul dan loyal.

e) Masyarakat

Nippon Paint ingin dikenal sebagai "Good Neighbour" yang berkontribusi dan

melayani masyarakat sebagai bagian dari warga.

f) Konsumen

Nippon Paint terus bekerja untuk memperkuat customer-oriented system dari

berbagai sudut pandang, menyediakan nilai terbaik melalui kualitas dan solusi

produk yang inovatif.

3.3.3 Nilai Perusahaan

Adapun nilai perusahaan dari Nippon Paint yang terus menjadi pedoman pada

jantung organisasi dan telah diaplikasikan pada tujuan bisnis Nippon Paint yaitu:

a) Nilai Penciptaan

Membentuk nilai proposisi terbaik dan keunggulan yang kompetitif, dalam rangka

untuk mendorong kelestarian lingkungan dan corporate citizenship.

b) Kemitraan

Bekerja sama dengan mitra kami menuju hubungan yang saling menguntungkan

dan bisnis yang beretika, serta mengembangkan situasi menang-menang bagi

kedua belah pihak.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 59: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

46

c) Inovasi

Memberikan tantangan status quo pada teknologi dengan terus berpikir

'bagaimana jika', 'mengapa', 'mengapa tidak', dan mengembangkan cara berpikir

out-of-the-box serta mempertimbangkan berbagai sudut pandang.

d) Teamwork

Bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehingga

terbentuk pemahaman bahwa saling membantu satu sama lain adalah cara yang

terbaik untuk mencapai tujuan.

e) Kewiraswastaan

Mengembangkan keinginan berprestasi dalam segala hal yang dilakukan. Terus

mencari kesempatan untuk meningkatkan status quo dan berani untuk mengubah

apa yang kita anggap tidak benar.

f) Integritas

Mengembangkan lingkungan kerja di mana karyawan dapat terbuka,

menyuarakan pendapat, menghormati keberagaman dan bertanggung jawab.

3.3.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sehubungan dengan meningkatnya peranan untuk menjadi perusahaan yang

bertanggung jawab, Nippon Paint Indonesia saat ini menjangkau masyarakat melalui

inisiatif CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial yang telah

dilakukannya. Dengan CSR ini, Nippon Paint memiliki harapan untuk dapat menjadi

pelopor perubahan dalam bidang berikut:

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 60: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

47

1) Lingkungan

Sebagai industri yang secara aktif berhubungan dengan kimiawi, sangat penting

bagi Nippon Paint untuk turut berperan dalam meningkatkan dan menjaga

kelestarian lingkungan. Nippon Paint melakukan hal ini melalui aktivitas bisnis,

yang meliputi pengembangan produk cat dan pelapis ramah lingkungan yang

berkualitas tinggi, menjaga konservasi sumber daya alam, serta mengurangi jejak

perusahaan pada lingkungan hidup. Nippon Paint terlibat secara individual untuk

menjadi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Nippon Paint

melakukan ini dengan saling bahu-membahu mengatasi masalah-masalah

lingkungan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat dan

generasi mendatang. Inisiatif Nippon Paint meliputi meraih sertifikat ISO 14001

dengan Peluncuran produk ramah lingkungan yaitu Nippon Paint Green Choice

Series yang berbahan dasar air, tidak mengandung timah, merkuri dan kandungan

Volatile Organic Compound (VOC) mendekati nol dan pengaplikasian sistem

pengelolaan limbah yang efektif dimana pengaplikasian program daur ulang

untuk mempromosikan kelestarian lingkungan.

2) Masyarakat

Nippon Paint percaya bahwa masyarakat dan perusahaan harus saling

bekerjasama untuk menciptakan perubahan yang langgeng dan hal ini hanya dapat

dilakukan melalui perubahan kebiasaan secara internal. Nippon Paint ingin

meraih pengakuan dari warga masyarakat melalui tindakan yang tulus untuk

memperhatikan kesejahteraan warga, terlepas dari ras, budaya atau keyakinan.

Inisiatif Nippon Paint meliputi, bekerjasama dengan media dalam

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 61: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

48

menyebarluaskan CSR Nippon Paint yang bertujuan untuk membawa

kesejahteraan kepada masyarakat yang membutuhkan.

3) Lingkungan Kerja

Nippon Paint ingin menciptakan lingkungan kerja yang aman, kondusif dan sehat

bagi karyawannya. Hal ini selalu menjadi prioritas utama Nippon Paint untuk

terus memperbaiki kondisi-kondisi dan standar kerja melalui penanganan isu-isu

keselamatan dan kesehatan. Nippon Paint berusaha terbaik untuk

mengembangkan sepenuhnya potensi dari bakat-bakat yang dimiliki. Inisiatif

Nippont Paint meliputi mengembangkan dan melaksanakan program keselamatan

dan kesehatan kerja, menyediakan pendidikan berkelanjutan dan program

pelatihan bagi karyawan dan pelaksanaan komunikasi internal yang efektif antar

karyawan.

4) Pendidikan

Nippon Paint sangat percaya bahwa anak-anak adalah masa depan. Sangat penting

untuk mendidik anak-anak saat ini mengenai kemandirian dan kebebasan di masa

depan. Nippon Paint sangat menantikan untuk menghasilkan pemimpin masa

depan yang dihormati dan tidak hanya menerima, tetapi juga berkontribusi kepada

masyarakat. Inisiatif mendatang Nippon Paint meliputi menyebarluaskan

pentingnya ramah lingkungan bagi anak-anak, mengembangkan cara untuk

menginspirasi remaja untuk mengekspresikan diri melalui penggunaan seni dan

warna, serta penyebaran pesan pendidikan melalui lukisan mural. Salah satu

inisiatif terbesar Nippon Paint adalah Nippon Paint Young Desaigner Award

Indonesia. Pertama kali diluncurkan pada tahun 2012, Nippon Paint Young

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 62: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 63: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 64: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 65: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

52

4.2.2 Data untuk Perencanaan Agregat

Dalam melakukan perencanaan agregat akan dilakukan dengan menggunakan

perhitungan software POM-QM for Windows dan perhitungan manual. Peneliti

mengumpulkan beberapa data dari perusahaan yang dibutuhkan untuk melanjutkan

perhitungan perencanaan agregat pada produk Nippe 2000 yaitu:

1. Data kapasitas untuk jam kerja regular dan lembur untuk memproduksi produk

Nippe 2000 pada PT Nippon Paint

2. Data biaya produksi Nippe 2000 seperti biaya per-unit, biaya kerja regular, biaya

lembur dan biaya lainnya yang berhubungan dan digunakan dalam perencanaan

agregat

4.2.2.1 Data Kapasitas

PT Nippon Paint memiliki kemampuan dalam memproduksi produk Nippe

2000 yang dapat dilihat dari data kapasitas. Data kapasitas ini digunakan peneliti

untuk menetapkan kemampuan maksimal perusahaan dalam melakukan produksi.

Berikut data kapasitas yang dimiliki PT Nippon Paint untuk produk Nippe 2000:

1. Dalam produksi reguler, perusahaan dapat memproduksi 80.650 liter per jam

dimana waktu kerja reguler dalam satu hari adalah 8 jam dan dikerjakan oleh 650

pekerja. Total produksi produk Nippe 2000 dalam satu hari adalah 645.200 liter.

(80.650 per jam x 8 jam)

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 66: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

53

2. Waktu untuk memproduksi satu buah produk Nippe 2000 adalah 0,0081 jam.

Didapat dari:

=

= 0,0081 jam

3. Dalam melakukan waktu kerja lembur PT Nippon Paint membatasi dengan 6 hari

dalam sebulan dengan 3 jam per hari. Dalam satu jam perusahaan mampu

memproduksi sebesar 80.650 liter. Jadi kapasitas produksi lembur adalah

1.451.700 liter setiap bulan.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 67: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

54

Tabel 4.2 Data Kapasitas Nippe 2000

Bulan

Produksi

Maksimum

(perhari)

Jumlah

Hari

Produksi

Kapasitas

Reguler (liter)

Kapasitas

Lembur (liter)

Maret 2018 645200 25 16130000 1451700

April 2018 645200 25 16130000 1451700

Mei 2018 645200 25 16130000 1451700

Juni 2018 645200 25 16130000 1451700

Juli 2018 645200 25 16130000 1451700

Agustus 2018 645200 25 16130000 1451700

September 2018 645200 25 16130000 1451700

Oktober 2018 645200 25 16130000 1451700

November 2018 645200 25 16130000 1451700

Desember 2018 645200 25 16130000 1451700

Januari 2019 645200 25 16130000 1451700

Februari 2019 645200 25 16130000 1451700

Jumlah 300 193560000 17420400

Sumber: Data Oleh Peneliti

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 68: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

55

4.2.2.2 Data Biaya

Data biaya produksi merupakan data pendukung yang digunakan peneliti

untuk melakukan perhitungan perencanaan agregat. Data biaya produksi yang

digunakan untuk produk Nippe 2000 dalam perencanaan agregat adalah sebagai

berikut:

1. Biaya Produksi Reguler (Reguler Time Cost) per unitnya dengan menjumlahkan

biaya bahan baku, biaya pekerja dan biaya pemakaian listrik dan air. Data tersebut

didapat dari PT Nippon Paint sebagai berikut:

a) Berdasarkan perkiraan perusahaan rata-rata biaya bahan baku untuk

melakukan produksi setiap harinya yaitu Rp 10.000.000.000. Biaya

produksi per unit setiap harinya didapat dari perhitungan berikut:

Rumus:

=

=

Rp 15.499,070

b) Gaji pekerja yang ditetapkan untuk memproduksi produk Nippe 2000

yaitu sebesar Rp 3.700.000. Biaya pekerja yang ditetapkan oleh

perusahaan dalam sehari adalah Rp 148.000 (Rp 3.700.000 : 25 hari kerja)

dimana biaya untuk per jam sebesar Rp 18.500 (Biaya pekerja dalam

sehari : 8 jam). Waktu untuk melakukan produksi satu buah Nippe 2000

yaitu 0.0081 jam sehingga biaya pekerja reguler per unitnya yaitu :

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 69: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

56

Biaya pekerja per unit = Upah pekerja reguler per jam x kecepatan

produksi

= Rp 18.500 x 0.0081

= Rp 149,85

c) Biaya lainya yaitu biaya air dan listrik sebesar Rp 350.000.000. Biaya

lainya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

= Rp 1,808

Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Reguler per liter Nippe 2000

Sumber: Data Oleh Peneliti

2. Biaya Lembur (Overtime Cost)

Waktu untuk melakukan produksi satu buah Nippe 2000 yaitu 0.0081 jam

sehingga biaya pekerja lembur per unitnya yaitu:

Keterangan Jumlah

Biaya bahan baku Rp 15.499,070

Biaya pekerja Rp 149,85

Biaya lain-lain Rp 1,808

Total biaya Rp 15.650,728

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 70: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

57

Biaya pekerja per unit = Upah pekerja lembur per jam x kecepatan produksi

= Rp 12.000 x 0.0081

= Rp 97,2

Biaya lembur (overtime cost) pada PT Nippon Paint dihitung dengan

menjumlahkan biaya pekerja dengan biaya lainnya sama seperti biaya reguler

seperti biaya bahan baku, dan biaya lain-lain yaitu listrik dan air.

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Lembur per liter Nippe 2000

Sumber: Data Oleh Peneliti

3. Biaya Simpan (Holding Cost)

Holding Cost adalah biaya persediaan untuk menyimpan sebuah produk. Berikut

penjabaran biaya holding cost pada PT Nippon Paint:

Tabel 4.5 Perhitungan Holding Cost Nippe 2000

Sumber: Data Oleh Peneliti

Keterangan Jumlah

Biaya bahan baku Rp 15.499,070

Biaya pekerja Rp 97,2

Biaya lain-lain Rp 1,808

Total biaya Rp 15.598,078

Keterangan Deskripsi

Biaya listrik + air 12 bln Rp 4.200.000.000

Perencanaan Produksi unit 12 bln 193.560.000 unit

Gaji Satpam 12 bln (2 shift, 3 pekerja) Rp 252.000.000

Biaya Holding Cost per unit Rp 23,000

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 71: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

58

4. Shortage Cost

Shortage cost adalah biaya yang timbul karena tidak tersedianya barang

persediaan pada waktu diperlukan. Dalam penelitian ini, shortage cost tidak

diperhitungkan karena dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan

peneliti, PT Nippon Paint tidak pernah mengalami tidak tersedianya barang

persediaan.

5. Increase Cost

Unit increase cost adalah biaya marjinal dari adanya kelebihan produksi. Dalam

penelitian ini, apabila produksi terlalu berlebih, maka akan disimpan dan akan

menyebabkan munculnya biaya penyimpanan, Dalam kasus ini peneliti

mengasumsikan biaya increase cost sama dengan biaya holding cost yaitu sebesar

Rp 23,00 untuk per unitnya.

6. Decrease Cost

Decrease cost adalah biaya kekurangan produksi. Dalam penelitian ini, apabila

produksi berkekurangan, maka kerugian utama yang akan menimpa perusahaan

adalah keuntungan per unit. Dalam kasus ini kebijakan perusahaan tidak

memperhitungkan biaya tersebut,sehingga biayanya adalah Rp 0,00.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 72: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

59

4.3 Analisis Data

4.3.1 Peramalan Nippe 2000

Perhitungan peramalan untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode

Linear Trend Line, Naïve Approach, Moving Average, Weighted Moving Average,

Exponential Smoothing, Multiplicative Decomposition dan Additive Decomposition

dimana setiap metode terebut akan dibandingkan hasil kesalahan pengujian dari mean

absolute deviation (MAD), mean squared error (MSE) dan mean absolute percent

error (MAPE) dan memberikan ranking pada hasil dari setiap metode pengujian

untuk memilih metode peramalan yang paling tepat untuk digunakan dalam

meramalkan permintaan produk Nippe 2000. Pengolahan data peramalan

menggunakan software POM-QM for Windows dan software microsoft excell.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 73: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 74: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

61

Tabel 4.6 diatas merupakan hasil pengolahan data peramalan permintaan

untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode Linear Trend Line dengan software

POM-QM for Windows. Dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan untuk periode

berikutnya yaitu bulan Maret 2018 sebesar 12.518.290 liter. Hasil MAD yang

dihasilkan dengan metode ini sebesar 652.347,6 sedangkan hasil MSE sebesar

717.486.200.000, dan hasil MAPE sebesar 5,742%.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 75: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

62

Tabel 4.7 Peramalan Naïve Approach Nippe 2000

Sumber: Data Oleh Peneliti

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 76: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

63

Tabel 4.7 diatas merupakan hasil pengolahan data peramalan permintaan

untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode Naïve Approach dengan software

POM-QM for Windows. Dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan untuk periode

berikutnya yaitu bulan Maret 2018 sebesar 12.652.810 liter. Hasil MAD yang

dihasilkan dengan metode ini sebesar 633.393,4 sedangkan hasil MSE sebesar

797.119.400.000, dan hasil MAPE sebesar 5,35%.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 77: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 78: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

65

Tabel 4.8 diatas merupakan hasil pengolahan data peramalan permintaan

untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode Moving Average dengan software

POM-QM for Windows. Dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan untuk periode

berikutnya yaitu bulan Maret 2018 sebesar 12.337.450 liter. Hasil MAD yang

dihasilkan dengan metode ini sebesar 641.201,7 sedangkan hasil MSE sebesar

812.864.800.000, dan hasil MAPE sebesar 5,55%.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 79: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 80: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

67

Tabel 4.9 diatas merupakan hasil pengolahan data peramalan permintaan

untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode Weighted Moving Average dengan

software POM-QM for Windows. Dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan untuk

periode berikutnya yaitu bulan Maret 2018 sebesar 12.423.810 liter. Hasil MAD yang

dihasilkan dengan metode ini sebesar 608.145,4 sedangkan hasil MSE sebesar

729.047.700.000, dan hasil MAPE sebesar 5,24%. Peramalan dengan menggunakan

metode weighted moving average, n yang digunakan adalah 3 dan bobot periode

bulan terakhir akan dibebankan sebesar 0.5, bobot untuk satu periode bulan

sebelumnya sebesar 0.3, dan bobot untuk dua periode bulan sebelumnya sebesar 0.2.

Alasan pemilihan bobot tersebut adalah karena jumlah dari ketiga bobot yang

digunakan apabila dijumlahkan harus mencapai 1.0. Selain itu bobot periode yang

terbaru merupakan bobot yang diberi nilai paling besar karena data terbaru akan lebih

menggambarkan keadaan sekarang dibandingkan dengan data-data dari periode

sebelumnya.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 81: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 82: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

69

Tabel 4.10 diatas merupakan hasil pengolahan data peramalan permintaan

untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode Exponential Smoothing dengan

software POM-QM for Windows. Dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan untuk

periode berikutnya yaitu bulan Maret 2018 sebesar 12.426.400 liter. Hasil MAD yang

dihasilkan dengan metode ini sebesar 618.714,1 sedangkan hasil MSE sebesar

768.421.300.000, dan hasil MAPE sebesar 5,27%.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 83: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 84: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

71

Tabel 4.11 diatas merupakan hasil pengolahan data peramalan permintaan

untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode Multiplicative Decomposition

dengan software POM-QM for Windows. Dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan

untuk periode berikutnya yaitu bulan Maret 2018 sebesar 12.589.940 liter. Hasil

MAD yang dihasilkan dengan metode ini sebesar 653.325,6 sedangkan hasil MSE

sebesar 719.976.700.000, dan hasil MAPE sebesar 5,743%.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 85: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 86: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

73

Tabel 4.12 diatas merupakan hasil pengolahan data peramalan permintaan

untuk produk Nippe 2000 menggunakan metode Additive Decomposition dengan

software POM-QM for Windows. Dapat disimpulkan bahwa hasil peramalan untuk

periode berikutnya yaitu bulan Maret 2018 sebesar 12.507.140 liter. Hasil MAD yang

dihasilkan dengan metode ini sebesar 652.551 sedangkan hasil MSE sebesar

719.443.600.000, dan hasil MAPE sebesar 5,738%.

4.3.2 Kesimpulan Peramalan

Peramalan permintaan produk Nippe 2000 yang telah dilakukan menggunakan

7 metode yaitu Linear Trend Line, Naïve Approach, Moving Average, Weighted

Moving Average, Exponential Smoothing, Multiplicative Decomposition dan Additive

Decomposition akan dilakukan perbandingan antara nilai MSE (Mean Square Error),

MAD (Mean Absolute Deviation) dan mean absolute percent error (MAPE) setiap

metode sebagai berikut:

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 87: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

74

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Tingkat Error Masing-Masing Untuk Setiap

Metode Peramalan Nippe 2000

Sumber: Data Oleh Peneliti

Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis dari hasil pengukuran tingkat

error untuk masing – masing metode peramalan, yaitu hasil pengukuran diberi

ranking antara satu sampai tujuh. Satu menunjukkan bahwa nilai tingkat error yang

dimiliki merupakan yang paling rendah. Sedangkan tujuh menunjukkan tingkat error

yang paling tinggi atau paling tidak akurat. Ranking tersebut dapat dilihat pada tabel

4.14.

Peramalan MSE MAD MAPE

Linear Trend Line 717.486.200.000 652.347,6 5,742%.

Naïve Approach 797.119.400.000 633.393,4 5,35%.

Moving Average 812.864.800.000. 641.201,7 5,55%.

Weighted Moving Average 729.047.700.000. 608.145,4 5,24%.

Exponential Smoothing 768.421.300.000. 618.714,1 5,27%.

Multiplicative Decomposition 719.976.700.000. 653.325,6 5,743%.

Additive Decomposition 719.443.600.000 652.551 5,738%.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 88: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

75

Tabel 4.14 Ranking dari Tingkat Error Masing-Masing Untuk Setiap Metode

Peramalan Nippe 2000

Sumber: Data Oleh Peneliti

Hasil ranking dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa metode peramalan weighted

moving average berada di posisi ranking ter-atas yang memiliki tingkat error terkecil

yaitu dengan nilai mean square error (MSE) sebesar 729.047.700.000, nilai mean

absolute deviation (MAD) sebesar 608.145,4 dan nilai mean absolute percent error

(MAPE) sebesar 5,24%. Di urutan kedua yaitu metode peramalan Exponential

Smoothing dengan nilai mean square error (MSE) sebesar 768.421.300.000, nilai

mean absolute deviation (MAD) sebesar 618.714,1 dan nilai mean absolute percent

error (MAPE) sebesar 5,27%. Di urutan ketiga yaitu metode peramalan Naïve

Approach dengan nilai mean square error (MSE) sebesar 797.119.400.000, nilai

Peramalan MSE MAD MAPE Total Ranking Ranking

Linear Trend Line 1 5 6 12 4

Naïve Approach 6 3 3 12 3

Moving Average 7 4 4 15 6

Weighted Moving Average 4 1 1 6 1

Exponential Smoothing 5 2 2 9 2

Multiplicative Decomposition 3 7 7 17 7

Additive Decomposition 2 6 5 13 5

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 89: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

76

mean absolute deviation (MAD) sebesar 633.393,4 dan nilai mean absolute percent

error (MAPE) sebesar 5,35%. Di urutan keempat yaitu metode peramalan Linear

Trend Line dengan nilai mean square error (MSE) sebesar 717.486.200.000, nilai

mean absolute deviation (MAD) sebesar 652.347,6 dan nilai mean absolute percent

error (MAPE) sebesar 5,742%. Di urutan kelima yaitu metode peramalan Additive

Decomposition dengan nilai mean square error (MSE) sebesar 719.443.600.000, nilai

mean absolute deviation (MAD) sebesar 652.551 dan nilai mean absolute percent

error (MAPE) sebesar 5,738%. Di urutan keenam yaitu metode peramalan Moving

Average dengan nilai mean square error (MSE) sebesar 812.864.800.000, nilai mean

absolute deviation (MAD) sebesar 641.201,7 dan nilai mean absolute percent error

(MAPE) sebesar 5,55% dan posisi terakhir yaitu metode peramalan Multiplicative

Decomposition dengan nilai mean square error (MSE) sebesar 719.976.700.000, nilai

mean absolute deviation (MAD) sebesar 653.325,6dan nilai mean absolute percent

error (MAPE) sebesar 5,743%. Dari uraian hasil diatas dapat disimpulkan bahwa

metode peramalan yang paling tepat dengan tingkat error terkecil sekaligus layak

diimplementasikan untuk menentukan peramalan periode berikutnya oleh PT Nippon

Paint yaitu metode peramalan Weighted Moving Average.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 90: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

77

4.3.3 Perhitungan Peramalan

Perhitungan peramalana untuk periode berikutnya dilakukan secara manual

dengan bantuan software microsoft excell untuk memastikan hasil perhitungan sama

dengan hasil yang diolah menggunakan software POM-QM for Windows. Berikut

perhitungannya :

Untuk menghitung peramalan periode betikutnya dengan metode weighted moving

average, penulis menggunakan rumus:

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 91: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

78

Sumber: Data Oleh Peneliti

= 0 2 ∗ 12104554 0 3 ∗ 12254986 0 5 ∗ 12652809

1

Misalnya untuk menghitung peramalan periode

maret 2018 jika diaplikasikan kedalam rumus yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

= 12423811

Hasil dari peramalan metode weighted moving

average untuk periode berikutnya yaitu maret 2018

dengan menggunakan software POM-QM for

Windows adalah 12423810. Hasil peramalan dengan

software POM-QM for Windows dan dengan

perhitungan manual sedikit berbeda karena software

POM-QM for Windows menggunakan pembulatan

hasil secara otomatis. Perhitungan dilakukan dengan

menjumlahkan permintaan pada periode 3 bulan

sebelumnya yang telah dikalikan dengan bobot

masing-masing periode. Maka untuk menghitung

peramalan periode berikutnya yaitu april 2018

dengan cara menjumlahkan permintaan pada periode

3 bulan sebelumnya (januari, ferburari, dan hasil

peramalan bulan maret) yang telah dikalikan dengan

bobot masing-masing. Dan seterusnya untuk

menghitung sampai periode februari 2019.

Tabel 4.15 Hasil

Peramalan Dengan Metode

Weighted Moving Average

Periode Maret 2018

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 92: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

79

Tabel 4.16 Hasil Peramalan Permintaan Dengan Metode Weighted Moving

Average Produk Nippe 2000 Periode Bulan Maret 2018–Februari 2019

Sumber: Data Oleh Peneliti

Tabel 4.16 diatas merupakan hasil peramalan permintaan untuk produk Nippe

2000 untuk periode berikutnya yaitu bulan Maret 2018 – Februari 2019.

4.3.4 Perencanaan Agregat

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perencanaan agregat untuk

mengatasi masalah kapasitas produksi berlebih pada PT Nippon Paint dengar

menawarkan dua alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Alternatif pertama

adalah Chase strategy, dan alternatif kedua adalah Level Strategy. Peneliti

menggunakan software POM-QM for Windows dalam mengolahnya.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 93: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 94: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

81

Dari Tabel 4.17 diatas dapat dilihat jumlah liter Nippe 2000 yang harus

diproduksi dengan produksi regular dan produksi lembur dalam Chase Strategy.

Strategi ini menyesuaikan tingkat produksi sejumlah dengan permintaan di periode

tersebut. Dalam strategi ini terdapat biaya unit increase cost yang diasumsikan sama

dengan biaya holding cost. Total biaya produksi Nippe 2000 pada periode

perencanaan dengan menggunakan Chase Strategy adalah $161,696,800. Jika di ubah

ke mata uang rupiah (kurs dollar terhadap rupiah 2 agustus 2018 Rp 14.480,50)

menjadi Rp 2.341.450.512.400. Berikut perhitungan Chase Strategy pada Sanalux

dengan menggunakan perhitungan manual:

Tabel 4.18 Data Pendukung Perhitungan Manual Chase Strategy Nippe 2000

Sumber: Data Oleh Peneliti

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 95: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

82

Biaya

Biaya Produksi = Total unit produksi x biaya produksi per unit

= 149606333 x Rp 15.650,73

= Rp 2.341.448.324.073

Biaya Unit Increase = Total unit increase x biaya increase cost per unit

= 70670 x Rp 23,00

= Rp 1.625.410

Total Biaya Chase = Biaya Produksi + Biaya Unit Increase

= Rp 2.341.448.324.073 + Rp 1.625.410

= Rp 2.341.449.949.483

Pada perhitungan Chase Strategy Produk Nippe 2000, tingkat produksi

disesuaikan sejumlah dengan permintaan di periode tersebut agar dapat mengurangi

kelebihan produksi yang terjadi pada saat ini. Biaya waktu kerja lembur juga tidak

diperhitungkan mengingat sampai saat ini, PT Nippon Paint tidak pernah mengalami

kekurangan produksi sehingga pada kenyataannya tidak dibutuhkan waktu lembur

untuk memproduksi produk Nippe 2000. Total biaya produksi Nippe 2000 pada PT

Nippon Paint menggunakan Chase Strategy dengan Software POM-QM for Windows

adalah Rp 2.341.450.512.400 sedangkan secara manual adalah Rp 2.341.449.949.483

Terdapat perbedaan dari hasil yang diberikan karena hasil Software POM-QM for

Windows menggunakan pembulatan otomatis.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 96: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 97: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

84

adalah $161,697,100 dan jika diubah ke dalam mata uang rupiah menjadi (kurs dollar

terhadap rupiah 2 agustus 2018 Rp 14.480,50) menjadi Rp 2.341.454.856.550.

Berikut perhitungan Level Strategy menggunakan perhitungan manual:

Biaya

Biaya Produksi = Total unit produksi x biaya produksi per unit

= 149606400 x Rp 15.650,73 = Rp 2.341.449.372.672

Biaya Persediaan = 275838 x Rp 23 = Rp 6.344.274

Total Biaya Level = Rp 2.341.455.716.946

Total biaya produksi Nippe 2000 pada PT Nippon Paint menggunakan Level

Strategy dengan Software POM-QM for Windows adalah Rp 2.341.454.856.550

sedangkan secara manual adalah Rp 2.341.455.716.946 Terdapat perbedaan dari

hasil yang diberikan karena hasil Software POM-QM for Windows menggunakan

pembulatan otomatis.

4.3.5 Kesimpulan Perencanaan Agregat

Tabel 4.20 Perbandingan Kedua Strategi Perencanaan Agregat Nippe 2000

Strategi Reguler Lembur Inventory Total Biaya

Chase Strategy ˅ × Rp 2.341.450.512.400

Level Strategy ˅ × ˅ Rp 2.341.454.856.550

Sumber: Data Oleh Peneliti

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 98: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

85

Dari tabel 4.20 diatas dapat disimpulkan bahwa baik perencanaan agregat

menggunakan chase startegy ataupun level strategy keduanya tidak

memperhitungkan biaya kerja lembur dikarenakan kapasitas produksi PT Nippon

Paint mengalami kelebihan produksi sehingga tidak pernah mengalami kekurangan

persediaan. Strategi produksi pada chase strategy yaitu menyesuaikan produksi dan

menghasilkan jumlah produk yang sesuai dengan perkiraan permintaan atau

peramalan permintaan. Sedangkan untuk strategi produksi pada level staretgy

merupakan strategi produksi yang menyamakan tingkat produksi pada tiap bulannya

dalam suatu periode perencanaan.

Biaya yang harus dikeluarkan PT Nippon Paint apabila menerapkan chase

strategy pada produk Nippe 2000 sebesar Rp 2.341.450.512.400. Sedangkan biaya

untuk menerapkan level srategy yaitu sebesar Rp 2.341.454.856.550. Dari

perbandingan kedua strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat,

perencanaan yang paling tepat untuk PT Nippon Paint pada produk Nippe 2000 yaitu

menggunakan Chase Strategy, dimana biaya yang harus dikeluarkan perusahaan

merupakan biaya paling minimum. Selain itu jika dibandingkan dengan biaya

produksi yang harus dikeluarkan PT Nippon Paint dalam kurun 12 bulan terakhir,

perusahaan dapat menghemat anggaran sebesar Rp 748.877.103.793. Perbandingan

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.21 dibawah ini.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 99: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 100: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka

penulis menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Metode peramalan yang paling tepat untuk produk Nippe 2000 pada PT Nippon

Paint adalah menggunakan metode Weighted Moving Average karena metode

tersebut merupakan metode dengan ranking terkecil dengan nilai MSE (Mean

Square Error) sebesar 729.047.700.000, nilai MAD (Mean Absolute Deviation)

sebesar 608.145,4 dan nilai MAPE (mean absolute percent error) sebesar 5,24%.

2. Pada produk Nippe 2000 strategi terbaik untuk digunakan oleh PT Nippon Paint

adalah Chase Strategy karena biaya produksi yang dihasilkan paling rendah, yaitu

sebesar Rp 2.341.450.512.400 dibandingkan dengan Level Strategy. Selain itu

jika dibandingkan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan PT Nippon

Paint dalam kurun 12 bulan terakhir, perusahaan dapat menghemat anggaran

sebesar Rp 748.877.103.793.

3. Rekomendasi yang tepat untuk PT Nippon Paint dalam memecahkan masalah

pada produk Nippe 2000 dengan menggunakan peramalan Weighted Moving

Average untuk meramalkan permintaan pada periode Maret 2018 - Februari 2019,

kemudian menggunakan Chase Strategy dalam perencanaan agregat untuk

mendapatkan biaya produksi yang paling rendah.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 101: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

88

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat peneliti

berikan kepada pihak PT Nippon Paint adalah:

1. Peneliti menyarankan kepada PT Nippon Paint untuk melakukan peramalan

secara terus menerus untuk memastikan kapasitas produksi di periode-periode

berikutnya dan dapat terhindar dari kelebihan produksi. Perusahaan dapat

menerapkan peramalan dengan menggunakan Weighted Moving Average untuk

periode-periode berikutnya karena metode tersebut merupakan metode dengan

nilai ranking terkecil sehingga prediksi permintaan yang dihasilkan dapat

dikatakan lebih akurat dan bertujuan untuk mempermudah perusahaan mengatur

strategi perencanaan produksi.

2. Untuk periode Maret 2018 - Februari 2019, peneliti menyarankan kepada PT

Nippon Paint menggunakan solusi terbaik yaitu dengan perencanaan Chase

Strategy untuk produk yang telah diteliti yaitu Nippe 2000 karena biaya produksi

dengan strategi ini merupakan biaya yang paling rendah.

3. Peneliti menyarankan kepada PT Nippon Paint untuk melakukan perencanaan

agregat untuk semua produknya selain Nippe 2000 karena dengan perusahaan

melakukan perencanaan produksi maka akan membantu perusahaan

menyesuaikan dan mengendalikan beberapa variabel terkait dalam perencanaan.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 102: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

89

DAFTAR PUSTAKA

Chase, R. B., Jacob, F. R., & Aquilano. N. J. (2006). Operational Management for

Competitive Advantage. New York: McGraw-Hill Education.

Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operations Management: Sustainability

and Supply Chain Management Twelfth Edition. USA: Pearson Education

Ltd.

Heizer, J., & Render, B. (2015). Operations Management Sutainibility and Supply

Chain Management Eleventh Edition. Upper Saddle River: Prentice Hall.

Herjanto, E. (2008). Manajemen Operasi Edisi Keitga.Jakarta: Grasindo.

Jacob, F. R., & Chase, R. B. (2013). Operaions and Supply Chain Management 14th

Global Edition. New York: McGraw-Hill Education.

Krajewski, L. J., Ritzman, L. P., & Malhotra, M. K. (2016). Processes and Supply

Chains Eleventh Edition. USA: Parson Education Ltd.

Kemenkeu. (2015, Februari). Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Perekonomian

Indonesia. Diambil kembali dari Kemenkeu:

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-

umum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomian-indonesia.

Mars Indonesia. (2013, Mei). Tidak Mudah Bermain di Bisnis Cat. Diambil kembali

dari Mars: https://www.marsindonesia.com/newsletter/tidak-mudah-bermain-

di-bisnis-cat.

Noegraheni, E., & Nuardli, H. (2016). Aggregate Planning to Minimize Cost of

Production in Manufacturing Company. Binus Business Review, 7(1), 39-45.

http://dx.doi.org/10.21512/bbr.v7i1.1448

Render, B., Stair, R. M. Jr., & Hanna, M. E. (2012). Quantitative Analysis for

Management Eleventh Edition. New Jersey: Pearson Education International.

Radwan., & Aarabi, Majid. (2011). Study of Implementing Zachman Framework for

Modeling Information Systems for Manufacturing Enterprises Aggregate

Planning. International of Industrial Engineering and Operations

Management.

Sindonews. (2018, Maret). Terbitkan Perpes 2/2018, Pemerintah Pacu Industri

Manufaktur. Diambil kembali dari

https://ekbis.sindonews.com/read/1291697/34/terbitkan-perpres-22018-

pemerintah-pacu-industri-manufaktur.

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 103: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

90

Sindonews. (2017, Oktober). Menperin Sebut Sektor Manufaktur Sumbang 22%

PDB. Diambil kembali dari

https://ekbis.sindonews.com/read/1251020/34/menperin-sebut-sektor-

manufaktur-sumbang-22-pdb.

Sindonews. (2017, Januari). Bank Dunia Ramal Ekonomi Dunia Tumbuh 2,7% di

2017. Diambil kembali dari

https://ekbis.sindonews.com/read/1170009/35/bank-dunia-ramal-ekonomi-

dunia-tumbuh-27-di-2017.

Stevenson, W., J., & Chuong, S., C. (2014). Operations Management Second Edition.

New York: McGraw-Hill Education.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2013). Research Methods for Business: A Skill Building

Approach Sixth Edition. UK: John Wiley & Sons Ltd.

Schroder, R. G. (2007). Operations Manaement Third Edition. New York: McGraw-

Hill Education.

Tribunnews. (2017, Agustus). Nippon Paint Revisi Target Pertumbuhan Bisnis pada

2017 Ini Jadi 10%. Diambil kembali dari

http://jateng.tribunnews.com/2017/08/21/nippon-paint-revisi-target-

pertumbuhan-bisnis-pada-2017-ini-jadi-10-persen.

http://www.nipponpaint-indonesia.com

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 104: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 105: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 106: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 107: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 108: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 109: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Lampiran 5 – Details Error and Analysis dari 7 Metode Peramalan Produk Nippe

2000 Menggunakan Software POM QM for Windows

Linear Trend Line

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 110: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Naïve Approach

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 111: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Moving Average

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 112: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Weighted Moving Average

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 113: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Exponential Smoothing

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 114: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Multiplicative Decomposition

Additive Decomposition

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 115: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Lampiran 6 – Output Perencanaan Agrget Chase dan Level Stretagy Produk Nippe

2000 Menggunakan Software POM QM for Windoes

Chase Strategy

Level Strategy

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 116: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018

Page 117: Analisa Peranangan Agregat, Reynaldo, FB UMN, 2018kc.umn.ac.id/6458/1/Reynaldo_14130110072 (Manajemen).pdf · produksi yang paling tepat kemudian dilanjutkan dengan perencanaan agregat

Analisa Peranangan Agregat..., Reynaldo, FB UMN, 2018