ANALISA PENGARUH KALIBRASI DALAM PENGENDALIAN … · data-data dari laporan customer claim. ... 7...

67
ANALISA PENGARUH KALIBRASI DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TERHADAP CUSTOMER CLAIM DI PT. AMA - BOGOR Oleh RAHMAT SUBAGYO H24096040 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of ANALISA PENGARUH KALIBRASI DALAM PENGENDALIAN … · data-data dari laporan customer claim. ... 7...

ANALISA PENGARUH KALIBRASI

DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP CUSTOMER CLAIM DI PT. AMA - BOGOR

Oleh

RAHMAT SUBAGYO

H24096040

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

ANALISA PENGARUH KALIBRASI

DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP CUSTOMER CLAIM DI PT. AMA - BOGOR

RAHMAT SUBAGYO

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

JUDUL : Analisa Pengaruh Kalibrasi Dalam Pengendalian Kualitas Produk

Terhadap Customer Claim di PT. AMA - Bogor

NAMA : Rahmat Subagyo

NRP : H24096040

Disetujui,

Dr. Ir. M. Syamsun, M.Sc Nur Hadi Wijaya, STP. MM

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Diketahui,

Dr Mukhamad Najib, STP, MM

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

ABSTRAK

RAHMAT SUBAGYO. Analisa Pengaruh Kalibrasi Dalam Pengendalian Kualitas

Produk Terhadap Customer Claim di PT. AMA – Bogor. Dibimbing oleh M.

SYAMSUN dan NUR HADI WIJAYA.

Kalibrasi digunakan untuk memastikan bahwa semua peralatan/instrumen ukur,

inspeksi dan uji dengan cara membandingkan terhadap standar, sehingga dapat

menjamin standarisasi hasil pengukuran kualitas produk dalam pengendalian

kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab customer claim

PT. AMA, menganalisis pelaksanaan kalibrasi dalam pengendalian kualitas

produk dan menganalisis pengaruh kalibrasi terhadap data customer claim di PT.

AMA. Metode yang digunakan untuk menganalisa kualitas produk di PT.AMA

adalah dengan seven basic quality tools, seperti lembar periksa, diagram pareto,

diagram sebab akibat dan diagram stratifikasi. Lembar periksa digunakan sebagai

data-data dari laporan customer claim. Diagram stratifikasi merupakan

pengelompokkan data sehingga dapat terlihat kelompok yang menyebabkan

masalah. Diagram pareto dilakukan dalam pencarian bobot data customer claim,

sehingga dapat terlihat jenis claim terbanyak. Diagram sebab akibat adalah untuk

mencari akar permasalahan, agar pemecahan masalah menjadi efektif. Analisis

Regresi Linear dilakukan untuk analisa pengaruh kalibrasi dalam pengendalian

kualitas produk.

Kata kunci : kalibrasi, pengendalian kualitas produk, customer claim.

ABSTRACT

RAHMAT SUBAGYO. The calibration influence analysis in Product Quality

Control toward Customer Claim at PT. AMA – Bogor. Supervised by M.

SYAMSUN and NUR HADI WIJAYA.

Calibration is used to ensure all measurement, inspection, and testing tools by

comparing to standard. So that, it can guarantee the standardization of product

quality measurement result in quality control. The purposes of this research are to

analyze the causative factor of customer claim PT. AMA, the calibration

implementation in product quality control, and the calibration influence toward

customer claim at PT. AMA. The method which used at PT. AMA to analyze the

product quality is seven basic quality tools, such as check sheet, pareto diagram,

causality diagram, and stratification diagram. Check sheet is used as data from

customer claim report. Stratification diagram is data classification, so that a

group which caused a problem can be observed. Pareto diagram is used for

searching customer claim importance data, so that the most of claim type can be

observed. Causality diagram is used to find the root cause so the problem solving

become effective. Linear Regression Analysis is used to analyze the calibration

influence in product quality control.

Keywords : Calibration, Product Quality Control, Customer Claim.

RINGKASAN

Rahmat Subagyo, H24096040. Analisa Pengaruh Kalibrasi Dalam Pengendalian

Kualitas Produk Terhadap Customer Claim di PT. AMA – Bogor. Dibawah

Bimbingan Dr. Ir. M. Syamsun, M.Sc. dan Nur Hadi Wijaya, STP. MM.

PT. AMA merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan

komponen otomotif dan elektronik. Dalam proses produksinya, PT. AMA

menggunakan metode aliran proses, yaitu proses yang berurutan/bertahap untuk

menghasilkan produk. Hasil produksi sangat bergantung pada Jig, sebagai

verifikasi proses produksi. Apabila ada cacat di awal produksi atau proses terlewat

(jump process), maka produk tersebut tidak sempurna dan disebut cacat produk.

Produk cacat tersebut bisa sampai ke tempat customer, sehingga menimbulkan

customer claim.

Dengan adanya customer claim maka penilaian kualitas PT. AMA tidak

baik, sehingga mengurangi kepercayaan customer yang berdampak pengurangan

order bahkan bisa terjadi pemutusan hubungan kerja antar perusahaan. Jenis cacat

produk terbagi menjadi dua bagian, yaitu dimensi dan visual. Dimensi adalah

nominal pada ukuran dari suatu produk, untuk mengetahui cacat dimensi yaitu

dengan menggunakan alat ukur dan Jig. Sedangkan visual adalah cacat produk

yang dapat terlihat oleh indera penglihatan, yaitu mata.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah dan penyebab customer

claim PT. AMA, dengan melakukan pembobotan pada jenis cacat produk,

menganalisis pelaksanaan kalibrasi dalam pengendalian kualitas produk dan

menganalisis pengaruh kalibrasi terhadap data customer claim di PT. AMA.

Metode yang digunakan untuk menganalisa kualitas produk di PT. AMA

adalah dengan seven basic quality tools, seperti lembar periksa (check sheet),

diagram stratifikasi, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Lembar periksa

digunakan sebagai data-data dari laporan hasil produksi. Diagram stratifikasi

merupakan pengelompokkan data sehingga dapat terlihat kelompok yang

menyebabkan masalah. Diagram pareto dilakukan dalam pencarian data customer

claim, sehingga dapat terlihat jenis claim terbanyak. Diagram sebab akibat adalah

untuk mencari akar permasalahan, agar pemecahan masalah menjadi efektif.

Analisis Regresi Linear dilakukan untuk analisa pengaruh kalibrasi dalam

pengendalian kualitas produk. penelitian diharapkan dapat menekan cacat produk,

sehingga dapat mengurangi jumlah customer claim.

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis mempunyai nama lengkap Rahmat Subagyo yang lahir di Bogor,

Jawa Barat pada 8 Agustus 1987 dan merupakan putra ketiga dari pasangan Bapak

Hadiono Toeloes dan Ibu Sri Muriyah. Penulis mengawali pendidikan formal di

TK Kemuning pada tahun 1992, kemudian melanjutkan ke SDN Semplak 2 Bogor

hingga tahun 1999, lalu pada tahun yang sama melanjutkan SMPN 6 Bogor

hingga tahun 2002, dan menamatkan pendidikan lanjutan tingkat atas pada tahun

2005 di SMAN 6 Bogor.

Tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Politeknik Manufaktur

Astra (POLMAN ASTRA), jurusan Pembuatan Peralatan Perkakas Produksi (P4)

dan lulus di tahun 2008. Setelah lulus penulis bekerja di PT AMA sebagai asisten

kepala bagian Quality Engineering, dengan masa kerja selama tiga tahun (2008 –

Maret 2012). Lalu pada akhir Maret 2012, penulis pindah kerja di PT. IKP

member PT. AOP sebagai staff Proses Engineering sampai sekarang.

Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Alih

Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Rabb pemilik dan pencipta alam

semesta dan isinya. Atas segala nikmat, hidayah, bimbingan dan petunjuk-Nyalah

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada suri teladan terbaik umat manusia, Nabi Muhammad SAW,

serta kepada keluarganya, para sahabat-Nya dan para pengikut-Nya yang tetap

berjuang di jalan-Nya.

Skripsi yang berjudul “Analisa Pengaruh Kalibrasi Dalam Pengendalian

Kualitas Produk Terhadap Customer Claim di PT. AMA – Bogor” berisikan

penelitian penulis yang dilaksanakan pada bulan Januari 2012 – Agustus 2013 dan

bertempat di PT. AMA – Bogor.

Penyusunan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap agar

dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bogor, Juli 2014

Rahmat Subagyo

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan

kerjasama berbagai pihak, mulai dari persiapan, pengambilan data perusahaan

hingga tersusunnya skripsi. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada seluruh pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Kedua orangtua penulis beserta seluruh keluarga, atas doa dan dukungannya.

2. Bapak Dr. Ir. M. Syamsun, M.Sc, dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan arahan selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.

3. Bapak Nur Hadi Wijaya, STP. MM, dosen pembimbing kedua yang telah

membantu, membimbing dan mengarahkan selama persiapan sampai

penyelesaian skripsi.

4. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc, dosen penguji yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan selama sidang skripsi.

5. Dosen dan sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Segenap pimpinan dan karyawan PT. AMA yang telah membantu dalam

pengumpulan data di perusahaan.

7. Keluarga besar mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB,

terutama mahasiswa angkatan 6 atas segala pengertian, kebersamaan dan

kerjasama yang telah terjalin selama ini. “Eksman 6”.

8. Kepada Restu Mardiana yang telah memberi dukungan dan semangat, dalam

penyelesaian skripsi.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan balasan atas seluruh kebaikan yang telah

diberikan.

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 4

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1. Kalibrasi .............................................................................................. 5

2.1.1 Program Kalibrasi ...................................................................... 7

2.1.2 Akurasi, Presisi dan Ketidakpastian .......................................... 8

2.1.3 Mampu Telusur Kalibrasi .......................................................... 8

2.2. Pengendalian Kualitas ......................................................................... 10

2.2.1 Perencanaan Pengendalian Kualitas .......................................... 11

2.2.2 Pemeriksaan Kualitas Produk ................................................... 11

2.2.3 Tindakan Perbaikan Kualitas ..................................................... 13

2.3. Jaminan Kualitas Produk .................................................................... 13

2.4. Kualitas (Quality) ................................................................................ 14

2.5. Seven Basic Quality Tools .................................................................. 14

2.5.1 Lembar Periksa (Check Sheet) ................................................... 15

2.5.2 Diagram Pareto ......................................................................... 16

2.5.3 Diagram Sebab Akibat .............................................................. 16

2.5.4 Histogram .................................................................................. 17

vii

2.5.5 Diagram Stratifikasi ................................................................... 18

2.5.6 Scater Diagram .......................................................................... 18

2.5.7 Bagan Kendali Mutu (Control Chart) ...................................... 19

2.6. Stamping (Proses Produksi) ................................................................ 20

2.6.1 Proses Cutting (Pemotongan) .................................................... 20

2.6.2 Proses Forming (Pembentukan) ................................................ 21

2.7. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 21

III METODE PENELITIAN ........................................................................ 23

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 24

3.3. Pengumpulan Data ............................................................................. 25

3.4. Metode Analisis Seven Basic Quality Tools ...................................... 25

3.5. Analisis Regresi Linear ....................................................................... 26

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 27

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 27

4.1.1 Lingkup Bisnis ............................................................................ 28

4.1.2 Struktur Organisasi .................................................................... 29

4.2. Produksi ............................................................................................. 30

4.3. Kalibrasi ............................................................................................. 31

4.4. Claim Customer ................................................................................. 32

4.5. Analisa Data Claim Customer Tahun 2011 ........................................ 32

4.5.1 Check Sheet ................................................................................ 32

4.5.2 Diagram Stratifikasi .................................................................... 32

4.5.3 Diagram Pareto .......................................................................... 33

4.5.4 Diagram Sebab Akibat ................................................................ 34

4.6. Penetapan Standar Kalibrasi Internal PT. AMA ............................... 35

4.6.1 Periode Kalibrasi ........................................................................ 36

4.6.2 Mampu Telusur ........................................................................... 37

4.6.3 Petugas Kalibrasi ....................................................................... 37

4.7. Analisis Regresi Linear ...................................................................... 37

4.8. Implikasi Manajerial .......................................................................... 39

viii

V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 41

5.1. Simpulan ............................................................................................ 41

5.2. Saran .................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42

LAMPIRAN .................................................................................................... 44

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Contoh Check Sheet ................................................................................ 15

2. Contoh Stratifikasi .................................................................................. 18

3. Jenis dan Data Sumber Penelitian ........................................................... 25

4. Contoh Proses Produksi .......................................................................... 31

5. Stratifikasi Data Customer Claim 2011 .................................................. 33

6. Persentase Kumulatif .............................................................................. 33

7. Periodik Kalibrasi Alat Ukur dan Jig ...................................................... 36

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1 Data Cutomer Claim Tahun 2011 - 2013 ................................................... 2

2 Alur Mampu Telusur Dalam Kalibrasi ..................................................... 9

3 Urutan Kegiatan Pemeriksaan ................................................................... 12

4 Contoh Diagram Pareto ........................................................................... 16

5 Contoh Diagram Sebab Akibat ................................................................. 17

6 Contoh Histogram ..................................................................................... 17

7 Contoh Scater Diagram ............................................................................. 18

8 Contoh Control Chart ............................................................................... 19

9 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 24

10 Komposisi Penjualan ................................................................................. 28

11 Struktur Organisasi PT. AMA ................................................................... 30

12 Diagram Pareto Cacat Produk .................................................................. 34

13 Diagram Sebab Akibat Cacat Dimensi Produk ......................................... 35

14 Foto Label Kalibrasi .................................................................................. 37

15 Grafik Regresi Linear Tahun 2011-2013 ................................................... 38

16 Rata-rata Customer Claim 2011-2013 ...................................................... 39

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1 Data Quality Performance Customer Claim 2011 ....................................... 45

2 Data Quality Performance Customer Claim 2012 ....................................... 46

3 Data Quality Performance Customer Claim 2013 ....................................... 47

4 Rangkuman Data Cacat Produk Customer Claim 2011 ................................ 48

5 Tabel Regresi Linear (Ms. Excel) ................................................................ 49

6 Grafik Scater Regresi Linear (Ms. Excel) .................................................... 50

7 Jadwal Kalibrasi Alat Ukur ......................................................................... 51

8 Jadwal Kalibrasi Jig Inspection Stamping .................................................. 52

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai upaya dilakukan oleh industri manufaktur agar dapat

meningkatkan kualitas produk sesuai harapan pelanggannya. Salah satu cara

dengan melakukan perbaikan terus-menerus dalam organisasi melalui

penerapan sistem tertentu di antaranya: total quality management (TQM),

penerapan quality management system ISO 9001: 2000, continous

improvement, Environtment quality management (EQM), dan lain-lain.

Kegiatan yang sangat penting dalam manajemen kualitas untuk

menghasilkan jaminan kualitas produk adalah kalibrasi (ISO 9001 versi 2000;

klausul 7.60) dan pengendalian kualitas (Ishikawa, 1998: 50). Kegiatan

kalibrasi diperlukan untuk menjaga akurasi, presisi dan ketidakpastian sesuai

dengan batas penyimpangan yang diizinkan sehingga hasil penunjukan alat

tersebut dapat menjamin kualitas. Sedangkan pengendalian kualitas (quality

control) diperlukan untuk menetapkan dan menghasilkan produk yang

dihasilkan memenuhi persyaratan produk.

Agar akurasi, presisi dan ketidakpastian penunjukan alat dapat

diketahui, perlu dilakukan kalibrasi secara periodik. Kalibrasi merupakan satu

kegiatan manajemen kualitas untuk memastikan bahwa semua

peralatan/instrumen ukur, inspeksi dan uji dengan cara membandingkan

terhadap standar dan/atau bahan ukurnya yang sudah terkalibrasi atau

tertelusur ke standar nasional ataupun internasional (ISO 17025: 2000).

Dengan kalibrasi, maka akan menjamin standarisasi hasil pengukuran kualitas

produk yang dilakukan di industri manufaktur, sehingga hasilnya dapat

diterima oleh pelanggan (customer) di semua negara.

Untuk menjaga kualitas produk banyak alat ukur yang dapat digunakan,

salah satunya adalah membuat Jig. Jig merupakan “perkakas bantu” yang

berfungsi untuk memegang dan atau mengarahkan benda kerja sehingga

proses manufaktur suatu produk dapat lebih efisien. Selain itu juga dapat

berfungsi agar kualitas produk dapat terjaga seperti kualitas yang telah

ditentukan. Dengan adanya Jig, tidak diperlukan lagi skill operator dalam

melakukan operasi manufaktur, dengan kata lain pengerjaan proses

2

manufaktur akan lebih mudah untuk mendapatkan kualitas produk yang lebih

tinggi ataupun laju produksi yang lebih tinggi pula.

PT.AMA merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan

komponen otomotif dan elektronik. Dalam proses produksinya, PT.AMA

menggunakan metode aliran proses, yaitu proses yang berurutan/bertahap

untuk menghasilkan produk. Hasil produksi sangat bergantung pada Jig,

sebagai verifikasi proses produksi. Apabila ada cacat di awal produksi atau

proses terlewat (jump process), maka produk tersebut tidak sempurna dan

disebut cacat produk. Produk cacat tersebut bisa sampai ke tempat customer,

sehingga menimbulkan customer claim.

Dengan adanya customer claim maka penilaian kualitas PT.AMA tidak

baik, sehingga mengurangi kepercayaan customer yang berdampak

pengurangan order bahkan bisa terjadi pemutusan hubungan kerja antar

perusahaan. Melihat hal tersebut, maka perbaikan pengendalian kualitas

dilakukan seperti metode pengecekkan produk dan kalibrasi alat ukur dan jig.

Data cacat produk pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, yang masuk

pada claim customer selama kurang dari tiga tahun tersebut terlihat pada

Gambar 1.

Gambar 1 Data customer claim tahun 2011 – 2013 (PT.AMA 2011-2013)

Setelah melihat data customer claim tahun 2011 – 2013, dapat terlihat

jumlah claim bervariasi dan tidak terkontrol. Claim tersebut adalah jumlah

produk cacat yang terkirim ke pelanggan. Jenis cacat produk terbagi menjadi

dua bagian, yaitu dimensi dan visual. Dimensi adalah nominal pada ukuran

dari suatu produk, untuk mengetahui cacat dimensi yaitu dengan

menggunakan alat ukur dan Jig. Sedangkan visual adalah cacat produk yang

dapat terlihat oleh indera penglihatan, yaitu mata.

3

Pada customer claim produk tahun 2012 - 2013, terlihat jumlah claim

mulai berkurang. Mengacu pada data tersebut maka penulis akan menganalisa

pengaruh kalibrasi jig yang telah dijalankan, dengan tujuan untuk mengurangi

atau menghindari produk cacat yang dihasilkan dan tidak terkirim ke tempat

customer dan kualitas tetap terjaga. Dari dasar tersebut maka penulis akan

membuat suatu penelitian dengan judul “Analisa Pengaruh Kalibrasi Dalam

Pengendalian Kualitas Produk Terhadap Customer Claim di PT. AMA.”

1.2 Perumusan Masalah

Untuk mengatasi kegagalan kualitas, berbagai upaya dapat dilakukan.

Sebagian besar industri menerapkan apa yang disebut dengan sistem

manajemen kualitas. Ada dua kegiatan penting dalam sistem manajemen

kualitas yaitu kegiatan kalibrasi atas peralatan/instrumen dan pengendalian

kualitas pada setiap tahapan proses. Kedua kegiatan tersebut tidak akan dapat

berjalan dengan baik jika beberapa faktor yang mempengaruhinya juga tidak

dilakukan dengan baik dan konsisten. Kalibrasi sangat tergantung pada

program kalibrasi dalam arti periode kalibrasi yang tepat dan juga presisi,

akurasi, ketidakpastian serta mampu telusur dari hasil kalibrasi. Sedangkan

pengendalian kualitas sangat tergantung pada perencanaan kualitas,

pemeriksaan kualitas dan tindakan koreksi bila hasil tidak sesuai dengan

rencana atau sering terjadi penyimpangan.

Melihat permasalahan tersebut, perlu untuk melakukan penelitian

dengan pokok permasalahan yang difokuskan pada pengaruh pelaksanaan

kegiatan kalibrasi terhadap pengendalian kualitas produk. Secara spesifik

pokok permasalahan yang diuraikan diatas dapat diformulasikan sebagai

berikut:

a. Bagaimana terjadinya customer claim di PT. AMA ?

b. Bagaimana pelaksanaan kalibrasi dalam pengendalian kualitas produk ?

c. Bagaimana pengaruh kalibrasi terhadap data customer claim di PT.AMA ?

1.3 Tujuan Penelitian

Bedasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami:

4

a. Menganalisis penyebab terjadinya customer claim di PT. AMA.

b. Menganalisis pelaksanaan kalibrasi dalam pengendalian kualitas produk.

c. Menganalisis pengaruh kalibrasi terhadap data customer claim di PT.

AMA.

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian yang diharapkan antara lain:

a. Bagi Perusahaan

Saran untuk PT. AMA dalam meningkatkan pengendalian kualitas produk

dengan cara mengontrol jumlah produk cacat, melalui Jig yang telah

dikalibrasi.

b. Bagi Peneliti

Mengetahui hubungan dan pengaruh yang ditimbulkan antara kalibrasi

alat/instrumen ukur, inspeksi dan uji dengan pengendalian kualitas dan

juga hubungan dan pengaruh yang ditimbulkan dari kedua kegiatan

terhadap jaminan kualitas produk.

c. Bagi Penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat menjelaskan teori tentang manajemen kalibrasi dan

manajemen pengendalian kualitas dalam pemenuhan jaminan kualitas

produk melalui implementasi di lapangan. Diharapkan melalui penelitian

ini dapat dijadikan sebagai kerangka awal bagi penelitian berikutnya untuk

meneliti sampai pada tingkat kepuasan pelanggan dan biaya kualitas.

1.5 Ruang Lingkup Penulisan

Penelitian ini dibatasi pada jumlah customer claim yang dimiliki oleh

PT. AMA dan menganalisis pengaruh kalibrasi alat ukur terhadap customer

claim tersebut. Data customer claim yang dijadikan objek penelitian adalah

data tahun 2011 (sebelum kegiatan kalibrasi), tahun 2012 dan tahun 2013

(kegiatan kalibrasi). Kegiatan kalibrasi yang dijadikan objek penelitian yaitu

Periode kalibrasi, mampu telusur dan Petugas kalibrasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalibrasi

Kalibrasi adalah suatu kegiatan pengukuran secara konvensional untuk

mengetahui akurasi, presisi dan ketidakpastian peralatan/ instrument ukur,

inspeksi dan uji dengan cara membandingkan terhadap standard dan/ atau

bahan ukurnya yang telah tertelusur (traceability) ke standar nasional ataupun

internasional (ISO 17025: 2000). Dengan melakukan kalibrasi maka akan

diperoleh kepastian apakah peralatan tersebut masih layak digunakan sesuai

tingkat kualitas yang dipersyaratkan.

Pelaksanaan kalibrasi secara umum dapat dilakukan secara internal (in-

housing) dan eksternal. Kalibrasi internal biasanya dilakukan untuk peralatan

yang tingkat akurasinya tidak terlalu tinggi dan periode kalibrasinya cukup

pendek, disamping juga untuk menghemat biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan. Kalibrasi internal dilakukan tanpa mengabaikan prinsip-prinsip

teknis yang harus dipenuhi diantaranya:

a. Mempunyai standar (kalibrator) yang telah dikalibrasi oleh laboratorium

kalibrasi eksternal yang sudah diakreditasi.

b. Memenuhi persyaratan teknis untuk kondisi lingkungan kalibrasi (suhu,

getaran, cahaya dan kebersihan).

c. Mempunyai kualitas SDM yang memadai.

d. Memiliki metode kerja yang memadai.

Sedangkan kalibrsai secara eksternal dilakukan dengan cara

mengirimkan peralatan ke laboratorium kalibrasi eksternal yang telah

memperoleh akreditasi dari komite akreditasi nasional (KAN) atau komite

akreditasi internasional berdasarkan persyaratan standar ISO 17025: 2000.

Persyaratan standar ISO 17025: 2000 merupakan persyaratan umum system

manajemen kualitas bagi laboratorium uji dan kalibrasi yang harus dilengkapi

dengan standar atau pedoman kalibrasi sesuai dengan jenis peralatan yang

akan dikalibrasi.

Peralatan pengendalian kualitas yaitu alat ukur, inspeksi dan uji dapat

dikelompokkan kedalam beberapa satuan besaran termasuk turunannya

diantaranya: dimensi (jarak, volume), tekanan, suhu, listrik (Ampher, Watt,

6

Frekuensi, Tegangan, Hambatan), gaya, massa, viscositas, waktu dan lain-lain.

Semua peralatan ini harus dikalibrasi pada selang waktu tertentu.

Setiap perusahaan yang ingin menerapkan system manajemen kualitas

dengan baik, maka diwajibkan melakukan kalibrasi terhadap semua peralatan

yang digunakan dalam pemantauan dan pengukuran kualitas. Standar ISO

9001: 2000 (clausul: 7.6) menyebutkan sebagai berikut:

Organisasi harus menetapkan pemantauan dan pengukuran yang

dilakukan dan sarana pemantauan dan pengukuran yang diperlukan untuk

memberikan bukti kesesuaian produk pada persyaratan yang ditetapkan.

Organisasi harus menetapkan proses untuk memastikan bahwa pemantauan

dan pengukuran dapat dilakukan secara konsisten sesuai dengan persyaratan

pemantauan dan pengukuran. Bila perlu untuk memastikan keabsahan

hasilnya, maka peralatan pengukuran harus:

a. Dikalibrasi atau diverifikasi pada selang waktu tertentu, atau sebelum

dipakai, terhadap standar pengukuran yang tertelusur kestandar

internasional atau nasional. Bila standar seperti itu tidak ada, dasar yang

dipakai untuk kalibrasi atau verifikasi harus direkam

b. Di stel ulang seperlunya.

c. Teridentifikasi untuk memungkinkan status kalibrasinya ditetapkan.

d. Dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukurannya tidak sah.

e. Dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu selama penanganan,

pemeliharaan dan penyimpanan.

Selain itu organisasi harus menilai dan merekam keabsahan hasil

pengukuran sebelumnya bila peralatan ditemukan tidak memenuhi

persyaratan. Organisasi harus melakukan tindakan sesuai pada peralatan dan

produk manapun yang terpengaruh. Rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi

harus dipelihara. Bila dipakai dalam pemantauan dan pengukuran persyaratan

tertentu, kemampuan perangkat lunak computer untuk memenuhi penerapan

yang dimaksud harus ditegaskan. Ini harus dilakukan sebelum pemakaian awal

dan ditegaskan kembali seperlunya.

7

Ada tiga aspek yang paling penting dalam kegiatan kalibrasi yang

sangat berhubungan dengan pengendalian kualitas dan pengaruhnya pada

jaminan kualitas produk, yaitu:

a. Periode kalibrasi (program kalibrasi ulang).

b. Akurasi, presisi dan ketidakpastian hasil kalibrasi.

c. Mampu telusur hasil kalibrasi.

2.1.1 Program Kalibrasi

Bagi industri manufaktur diharuskan mengelola program kalibrasi,

agar dapat mengendalikan seluruh peralatan dan mengkalibrasi pada selang

waktu tertentu. Dengan mengkalibrasi secara teratur, maka akan diketahui

tingkat akurasi dan presisi dari alat sedini mungkin.

Dalam menentukan periode kalibrasi tidak ada aturan secara pasti,

tetapi periode kalibrasi ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan

diantaranya sebagai berikut:

a. Kondisi peralatan, kondisi alat sangat berpengaruh terhadap presisi

akurasi dan ketidakpastian alat. Oleh karena itu, bila kondisi alat masih

baru, maka periode kalibrasinya dapat diperpanjang, tetapi alat yang

sudah tua memerlukan periode kalibrasi yang lebih pendek.

b. Frekuensi pemakaian, frekuensi pemakaian sangat berpengaruh pada

presisi, akurasi alat, dan ketidakpastian. Semakin sering alat digunakan,

maka akan semakin besar kemungkinan akan terjadi penyimpangan

penunjukan alat, demikian sebaliknya. Peralatan yang frekuensi

pemakaiannya lebih padat, maka periode kalibrasi ulang juga lebih

pendek.

c. Pemeliharaan peralatan, pemeliharaan alat sangat berpengaruh pada

keakurasian, presisi dan ketidakpastian penunjukan alat. Semakin baik

pemeliharaan alat, maka semakin besar kemungkinan penunjukan alat

tetap masih dalam batas toleransi dengan kata lain life time hasil

penunjukan alat akan semakin lama, demikian sebaliknya. Peralatan

dengan pemeliharaan yang baik dapat menjadi pertimbangan untuk

memperpanjang periode kalibrasi ulang.

8

d. Tuntutan persyaratan, beberapa persyaratan pelanggan dan persyaratan

standar produk atau proses mengharuskan terlebih dahulu mengkalibrasi

alat setiap akan digunakan atau menetapkan batas periode kalibrasi alat/

instrument.

Setiap alat harus dikendalikan dengan memberikan identifikasi

khusus dan diberi label status kalibrasi. Untuk memudahkan bagi pengguna

alat memonitor pelaksanaan kalibrasi ulang, maka perlu dibuat suatu jadwal

kalibrasi alat.

2.1.2 Akurasi, Presisi dan Ketidakpastian

Salah satu unsur penting dari alat/ instrument ukur, inspeksi dan uji

adalah akurasi, presisi dan ketidakpastian hasil kalibrasi yang juga

berpengaruh pada hasil yang ditunjukan dalam pengukuran. Menurut Juran

(1995: 143-144), presisi suatu alat/ instrument adalah kemampuannya dalam

menunjukkan hasil yang sama walaupun dilakukan berulang-ulang.

Sedangkan akurasi adalah tingkat kemampuan instrument dalam

memberikan hasil sesuai dengan angka sebenarnya. Ketidakpastian dari

hasil kalibrasi merupakan seberapa besar dari penunjukan alat berada pada

nilai yang tidak pasti atau ada keragu-raguan.

Dalam kegiatan kalibrasi ketiga unsur diatas sangat mempengaruhi

hasil kalibrasi karena akan mempengaruhi seberapa besar tingkat

penyimpangan dari alat tersebut. Dari hasil kalibrasi dapat diketahui apakah

suatu alat masih mampu menunjukan hasil sesuai dengan batas-batas

penyimpangan yang diperbolehkan untuk setiap peralatan/ instrument. Bila

akurasi, presisi dan ketidakpastian sudah diluar batas toleransi yang

diperbolehkan, maka alat tersebut dapat di repair, down grade, atau di

buang (tidak digunakan lagi).

2.1.3 Mampu Telusur Kalibrasi

Dalam manajemen kalibrasi, hal penting lainnya adalah bagaimana

menjamin mampu telusur dari alat yang digunakan pada industri manufaktur

hasilnya tertelusur sampai ke standar nasional ataupun internasional.

Mampu telusur dari kalibrasi dimaksudkan agar didapat kesamaan hasil

penunjukan alat.

9

Kalibrasi dikatakan tertelusur bila setiap mata rantai pengukuran yang

menuju kestandar nasional dan internasional dapat ditelusuri, dengan kata

lain terdokumentasi dengan baik. Dari dokumen tersebut dapat ditelusuri

informasi tentang, pelaksana kalibrasi, waktu kalibrasi, standar yang

digunakan, ketidakpastian hasil kalibrasi dan hasil kalibrasi alat itu sendiri.

Setiap rantai kegiatan kalibrasi harus dilakukan oleh laboratorium

kalibrasi yang telah diakui kompetensinya melalui suatu proses akreditasi

sesuai persyaratan umum untuk laboratorium penguji dan laboratorium

kalibrasi (standar ISO 17025: 2000). Persyaratan standar tersebut

mewajibkan laboratorium kalibrasi untuk mempunyai aspek legalitas

laboratorium, mempunyai kualifikasi sumber daya manusia yang memadai,

kodisi laboratorium yang memenuhi persyaratan teknis, mempunyai standar

dengan tingkat presisi dan/ atau akurasi yang memadai dan metode kalibrasi

yang dapat menjamin hasil kalibrasi absah.

Pada Gambar 2 dibawah ini dapat dilihat urutan mampu telusur

kalibrasi sejak pemakai alat (industri manufaktur), kalibrasi internal di

industri, kalibrasi di lembaga laboratorium industri, laboratorium nasional

dan laboratorium internasional.

Gambar 2 Alur Mampu Telusur Dalam Kalibrasi (Hatmosuprobo, 2002).

Lab. Kalibrasi

Internasional

Lab. Kalibrasi Nasional

Lab. Kalibrasi Industri

Lab. Kalibrasi Internal

Lab. Kalibrasi

Internasional

Kalibrasi di lab. Internasional

Kalibrasi di lab. Nasional (KIM

LIPI)

Kalibrasi di lembaga

Lab. Industri nasional

Kalibrasi in-housing (Industri/ internal)

10

Pada alur mampu telusur dalam kalibrasi, terlihat alur kalibrasi secara

umum. Laboratorium kalibrasi internal melakukan kalibrasi internal

perusahaan, dengan melihat metode laboratorium kalibrasi internasional.

Kemudian alat kalibrasi internal, dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi

industri, laboratorium tersebut merupakan produsen dari alat kalibrasi.

Laboratorium kalibrasi industri harus mendapatkan sertifikat dari laboratorium

kalibrasi nasional, sebagai jaminan standar nasional. Sedangkan laboratorium

kalibrasi nasional mendapatkan audit dan jaminan dari laboratorium kalibrasi

internasional, sehingga standar kalibrasi yang diterapkan suatu negara sesuai

dengan negara lainnya.

2.2 Pengendalian Kualitas

Persaingan dunia industri manufaktur saat ini semakin ketat sehingga

dituntut tidak hanya memperhatikan keunggulan tertentu saja dalam

persaingan, tetapi harus memberikan perhatian yang lebih besar khususnya

pada pemenuhan kualitas. Pemenuhan kualitas tidak akan tercapai tanpa

adanya pengendalian kualitas sejak perencanaan, pada proses produksi hingga

produk diserahkan kepada pelanggan.

Dalam manajemen kualitas terdapat tiga proses manajemen yang sama

yaitu apa yang disebut dengan Trilogi Juran (Juran, 1995) yaitu kegiatan

perencanaan kualitas, kegiatan pengendalian kualitas dan kegiatan

peningkatan kualitas. Pembahasan dalam penelitian ini ditekankan pada

pengendalian kualitas.

Pengendalian kualitas dapat didefinisikan kedalam tiga bagian sebagai

proses manajemen (Juran, 1995) yaitu:

a. Mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan.

b. Membandingkan kinerja dengan tujuan.

c. Mengambil tindakan terhadap perbedaan.

Konsep dari pengendalian kualitas yaitu mempertahankan proses

terencana pada keadaan sesuai dengan rencana sehingga didapat hasil sesuai

dengan tujuan. Pada kenyataannya hasil yang diperoleh dari suatu proses

manajemen tidak selalu sama dengan apa yang direncanakan. Bila ditemukan

penyimpangan dari apa yang direncanakan, maka harus dilakukan evaluasi

11

penyebab dan dilakukan upaya perbaikan untuk dapat mengembalikan kepada

tujuan, inilah yang disebut dengan pengendalian kualitas.

2.2.1 Perencanaan Pengendalian Kualitas

Sebelum dilakukan kegiatan pengendalian kualitas, maka harus

ditetapkan rencana kualitas yang sering disebut dengan quality plan (ISO

9001, 2000; clausul 7.1). quality plan ditetapkan oleh organisasi sebelum

memulai produksi dengan mempertimbangkan pada persyaratan pelanggan,

standar produk dan proses (API, ASTM, SNI dan lain-lain) serta

kemampuan organisasi (metode, peralatan produksi dan SDM).

Perencanaan pengendalian kualitas, meliputi rencana kegiatan setiap

proses dan menetapkan titik pengendalian dalam setiap tahapan proses

(sejak in-coming, in-process, sampai pada final process) yang dianggap

rawan terhadap pemenuhan kualitas (Mizuno, 1994). Dari setiap titik

pengendalian ini ditetapkan standar kualitas atau kriteria kualitas yang harus

dipenuhi (acceptance criteria), system pengendalian (pemeriksaan) yang

harus dilakukan, penggunaan peralatan pengendalian termasuk persyaratan

kalibrasi, tanggung jawab dan kewenangan serta kualifikasi petugas

pengendalian.

Rencana pengendalian kualitas ini dituangkan dalam system

dokumentasi yang menjadi acuan dari semua pihak yang terlibat langsung

dengan kegiatan pemenuhan kualitas. Dokumen yang berupa quality plan

selalu ditinjau untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi.

2.2.2 Pemeriksaan Kualitas Produk

Pemeriksaan kualitas produk manufaktur pada prinsipnya dilakukan

dalam tiga tahapan yaitu: saat menerima material atau bahan baku dari

pemasik (in-coming) saat melakukan proses produksi (in-process) sesuai

dengan quality plan dan pada saat proses akhir (final process). Dibawah ini

dapat dilihat posisi pemeriksaan kualitas yang umum dilakukan di industri

manufaktur sesuai Gambar 3.

12

Gambar 3 Urutan Kegiatan Pemeriksaan (Mizuno Shigeru, 1994).

Dalam Gambar 3 terlihat pemeriksaan material atau bahan baku,

dilakukan dengan membandingkan antara pesanan pembelian (purchase

order) dengan kualitas barang yang diterima. Umumnya dilakukan

dengan metode inspeksi yang menggunakan alat ukur, inspeksi atau alat

uji yang telah dikalibrasi. Pemeriksaan saat penerimaan sangat penting

mengingat kegiatan ini merupakan titik awal dari terlaksananya jaminan

kualitas yang tentu akan berpengaruh pada proses selanjutnya termasuk

dalam hal pembayaran kepada pemasok (supplier).

Pemeriksaan saat proses (in-process) harus dilakukan pada

tahapan proses yang dianggap kritis terhadap pemenuhan kualitas

dengan kata lain pada tahap ini dianggap sulit untuk memperoleh

kualitas sesuai dengan persyaratan (John L. Hradesky, 1995).

Pemeriksaan ini umumnya dilakukan oleh petugas pengendali kualitas

(quality control) dan juga oleh pelaku proses itu sendiri (Doer) yang

sering disebut dengan self check sebagai langkah tindakan pencegahan

produk cacat yang disebut jaminan kualitas yang berorientasi pada

proses, dimana kualitas harus dibentuk dalam setiap proses (Ishikawa,

1992).

Pemeriksaan tahap akhir (final process), dilakukan untuk

memastikan bahwa semua kegiatan pemeriksaan sejak awal telah

dilakukan dan pemeriksaan ini umumnya dilakukan dalam produk yang

telah jadi dan siap diserahkan kepada pelanggan (standar ISO 9001:

1994, klausul 10). Pemeriksaan ini sangat penting mengingat semua

In-coming material

In-process production

Final process

Pemeriksaan

13

produk yang akan dikirim atau diserahkan kepada pelanggan harus

bebas dari cacat.

2.2.3 Tindakan Perbaikan Kualitas

Masalah terpenting dalam pengendalian kualitas yaitu mencegah

terulangnya ketidaksesuaian yang sama. Bila kesalahan yang sama terulang

kembali itu menandakan bahwa fungsi pengendalian kualitas tidak

dijalankan dengan baik. Ada tiga langkah yang dapat dilaksanakan industry

sebagai tindakan untuk mencegah terulangnya ketidaksesuaian yang sama

yaitu:

a. Menghilangkan gejalanya.

b. Menghilangkan penyebabnya.

c. Menghilangkan penyebab yang mendasar.

Penyebab terjadinya produk cacat pada umumnya terjadi akibat lima

penyebab yaitu akibat: material (bahan), orang, metode, alat san lingkungan.

Industri manufaktur harus selalu memantau kelima factor ini agar selalu

dilakukan perbaikan melalui analisa data kualitas, sehingga dapat

menghasilkan kualitas produk sesuai dengan persyaratan. Perbaikan kualitas

harus dilakukan jika dalam pelaksanaan pengendalian terjadi

ketidaksesuaian dengan rencana yang telah ditetapkan.

Ketidaksesuaian ini dapat terjadi akibat dari kesalahan dari proses

produksi, peralatan pemantau (termasuk kalibrasi alat/instrument),

pengetahuan pelaksana dilapangan dan bahan baku. Terhadap adanya

ketidaksesuaian yang terjadi harus menjadi perhatian dari semua pihak

terkait, agar dapat memperbaiki produk yang cacat dan mencari

penyebabnya sehingga kesalahan yang sama tidak terulang dimasa

mendatang.

2.3 Jaminan Kualitas Produk

Jaminan kualitas bukan sekedar kegiatan pemeriksaan kualitas, tetapi

harus merupakan kegiatan seluruh organisasi untuk mencegah terjadinya

produk-produk cacat yang diserahkan kepada pelanggan, sehingga dapat

memperkecil terjadinya perbaikan terhadap produk cacat. Jaminan kualitas

merupakan jaminan bagi konsumen mendapatkan kepuasan saat menerima

14

produk yang dibeli. Negara Jepang jaminan mengembangkan kualitas

mengikuti tiga tahapan yaitu:

a. Jaminan kualitas yang berorientasi pada pelanggan.

b. Jaminan kualitas yang berorientasi pada pengendalian proses

c. Jaminan kualitas dengan penekanan pada produk baru

2.4 Kualitas (Quality)

Pengertian kualitas dalam pandangan tradisional adalah sekedar

kegiatan pemantauan terhadap produk yang dihasilkan, sedangkan dalam

pandangan modern, pengertian konsep kualitas tidak cukup hanya sekedar

pemantauan tetapi harus juga ada improvement. Pemahaman konsep kualitas

menurut pandangan modern (Gaspersz, 2001), mengikuti lima karakteristik

sebagai berikut:

a. Kualitas berorientasi pada pelanggan. Produk-produk didesain sesuai

dengan keinginan pelanggan, melalui riset pasar, lalu diproduksi dengan

system pengendalian yang baik sehingga menghasilkan kualitas sesuai

dengan harapan pelanggan.

b. Kualitas dicirikan dengan partisipasi aktif dari pimpinan dengan

melakukan upaya perbaikan secara terus menerus, seluruh jajaran

bertanggungjawab dalam menjamin kualitas di unitnya masing-masing.

c. Kualitas dicirikan dengan adanya pemahaman dari setiap orang tentang

tanggungjawabnya menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan.

d. Kualitas dicirikan dengan adanya tindakan untuk mencegah terjadinya

ketidaksesuaian, tidak hanya sebatas mendeteksi kerusakan atau ketidak

sesuaian.

e. Kualitas dicirikan dengan filosopi bahwa kualitas merupakan “jalan

hidup” perusahaan. Isu kualitas harus menjadi isu semua jajaran.

2.5 Seven Basic Quality Tools

Alat bantu yang dapat digunakan secara mudah dalam persoalan

pemberian jaminan mutu produk adalah seven basic quality tools. Alat-alat

tersebut merupakan alat analisis dalam pengawasan mutu (quality control)

yang paling mendasar, terdiri dari :

15

2.5.1 Lembar periksa (Check Sheet)

Lembar periksa merupakan suatu bagan terstruktur yang dipersiapkan

untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Alat ini merupakan suatu alat

yang umum sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis tujuan.

Check sheet merupakan alat bantu untuk memudahkan pengumpulan

data. Data sendiri merupakan unsur penting dalam pelaksanaan

pengendalian dan perbaikan mutu. Data berguna untuk membantu

memahami situasi yang sebenarnya, menganalisis persoalan, mengendalikan

proses, mengambil keputusan dan memnuat rencana. Jenis data yang ada

adalah:

a. Data hasil pengukuran : panjang, berat, waktu, dan lain-lain.

b. Data hasil penghitungan : jumlah copy, jumlah kerusakan dan lain-lain.

c. Data dalam urutan : pertama, kedua dan lain-lain.

d. Data dalam derajat tingkat persoalannya : nilai 1, nilai 2 dan lain-lain.

e. Data dalam hubungan kepentingan relatif : ya/tidak, 1/0 dan lain-lain.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh check sheet pada Tabel 1.

Tabel 1 Contoh Check Sheet.

1 2 3

1 Control panel TeganganDengan mata

telanjangO Δ ◊

TanggalMetode

PemeriksaanPengukuranCheck ItemNo

Sumber: Anonim, 2006.

Pada check sheet terdiri atas daftar-daftar item dan petunjuk

mengenai hal-hal yang sering terjadi.selain itu juga sebagai pengingat yang

langsung menunjukkan pada data yang penting. Biasanya disebut

confirmation check sheet (miranda dan Tunggal, 2002).

Tujuan utama dari lembar periksa adalah memudahkan proses

pengumpuan data, memilah data ke dalam kategori yang berbeda seperti

penyebab dan masalah, menyusun data secara otomatis serta memisahkan

antara opini dan fakta.

16

2.5.2 Diagram Pareto

Diagram pareto merupakan diagram yang terdiri dari grafik balok dan

grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data

terhadap keseluruhan. Diagram pareto dapat memperlihatkan masalah mana

yang dominan (vital view) dan masalah yang banyak tapi kurang dominan

(trivital many) (muhandri dan Kadarisman,2006). Contoh diagram pareto

terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Contoh diagram Pareto (Anonim, 2006)

Gambar diagram pareto dapat digunakan untuk memprioritaskan

masalah yang harus ditangani dengan aturan pengelompokkan 80/20

(Hendradi Tri C., 2006). Diagram ini cocok digunakan pada tingkatan

bervariasi dalam program perbaikan mutu untuk menentukan langkah apa

yang harus diambil selanjutnya.

2.5.3 Diagram Sebab Akibat

Ishikawa membuat diagram sebab akibat atau sering disebut diagram

Ishikawa (fishbone diagram) yang merupakan alat untuk menunjukkan

semua hal yang berhubungan dengan masalah. Diagram sebab akibat

berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab

munculnya masalah berpengaruh terhadap hasil), penyusunannya dilakukan

dalam teknik brainstorming. Contoh diagram sebab akibat terlihat pada

Gambar 5.

17

Gambar 5 Contoh Diagram sebab akibat (Anonim, 2006).

Gambar diagram sebab akibat mengidentifikasi semua penyebab yang

mungkin terjadi, untuk suatu akibat atau masalah ke dalam kategori yang

berguna. penyebab masalah minor biasanya dikelompokkan dalam empat

sampai lima kategori dasar, diantaranya:

a. Bahan, metode, manusia dan mesin

b. Peralatan, kebijakan, prosedur dan manusia

c. Penanganan, metode, manusia, perancangan dan peralatan

2.5.4 Histogram

Histogram merupakan diagram yang terdiri dari grafik balok dan

menggambarkan penyebaran (distribusi) data-data yang ada (Muhandri,

2006). Histogram merupakan salah satu bagian dari diagram batang. Pada

histogram, variabel diletakkan pada sumbu X dan dibandingkan dengan

nilai pada sumbu Y. Contoh histogram terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Contoh Histogram (Anonim, 2006).

Pada gambar histogram, menerangkan alat yang paling umum

digunakan untuk menunjukkan penyebaran frekuensi atau seberapa sering

Masalah

Alat

Metode

Manusia

Modal Lingkungan

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9

18

masing-masing variabel terjadi pada suatu data. melalui histogram, dispersi

dan kecendrungan terpusat serta perbandingan distribusi yang dibutuhkan

dapat terlihat dengan jelas.

2.5.5 Diagram stratifikasi

Suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan kumpulan data dari

berbagai jenis sumber sehingga polanya dapat dilihat. Pada beberapa daftar,

diagram stratifikasi digantikan dengan flow chart atau run chart. Contoh

diagram stratifikasi terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Contoh Diagram Stratifikasi

Penjual

Jenis

125 100 50 75 100 50 500

50 100 25 25 50 50 300

25 25 - 25 25 50 150

200 225 75 125 175 150 950

B C D E F Total

I

II

III

Total

A

Sumber: Anonim, 2006.

Pada tabel stratifikasi menerangkan kegiatan yang ditunjukkan untuk

mengurai atau mengklasifikasi data dan masalah menjadi kelompok atau

golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari

data atau masalah sehingga menjadi lebih jelas.

2.5.6 Scatter diagram

Scatter diagram merupakan suatu diagram yang mengambarkan

hubungan antara dua faktor atau data. Diagram ini dapat melihat apakah dua

faktor yang diuji memiliki hubungan atau tidak. Contoh scater diagram

terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Contoh Scater diagram (Anonim, 2006).

19

Pada Gambar scatter diagram atau diagram tebar menerangkan plot

satu variabel atau lebih. Satu variabel disebut variabel independen biasanya

diletakkan pada sumbu horizontal. Variabel lainnya disebut dengan variabel

dependen yang ditunjukkan dengan sumbu vertikal. Manfaat dari scater

diagram adalah dapat mengevaluasi hubungan sebab akibat. Asumsi yang

digunakan adalah variabel independen menyebabkan perubahan pada

variabel dependen.

2.5.7 Bagan kendali Mutu (Control Chart)

Control chart merupakan grafik yang digunakan untuk mempelajari

perubahan proses. Definisi lain menyebutkan bahwa control chart

merupakan grafik tren dengan batas atas dan batas bawah yang ditentukan

secara statistik pada rataan proses.

Control chart membantu untuk memisahkan antara penyebab umum

dari penyebab khusus. Alat ini digunakan untuk mengawasi stabilitas sistem

sehingga penyebab khusus dapat seger diketahui. Data dalam control chart

berasal dari :

a. Data pengukuran, seperti panjang, suhu, volume dan tekanan.

b. Data perhitungan, seperti cacat produk, barang yang belum diberi label.

Contoh control chart terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Contoh Control chart (Anonim, 2006).

0Subgroup 10 20

52.5

53.5

54.5

55.5

56.5

57.5

58.5

Sam

ple

Mean

1

X=55.28

3.0SL=57.75

-3.0SL=52.80

0

5

10

Sam

ple

Range

1

R=4.286

3.0SL=9.062

-3.0SL=0.00E+00

Xbar/R Chart for x1-x5

20

Pada Gambar 8, menerangkan bagan kendali merupakan grafik garis

yang mencantumkan batas maksimum dan minimum yang merupakan

daerah batas pengendalian. Bagan ini menunjukkan perubahan data dari

waktu ke waktu tetapi tidak menunjukkan penyebab munculnya

penyimpangan.

2.6 Stamping (Proses Produksi)

Stamping merupakan proses produksi yang menggunakan press dies.

Press dies adalah salah satu dari sekian banyak “Tool” atau cetakan yang

berfungsi untuk memotong (cutting) dan membentuk (forming) material sheet

metal (plat, baja), alumunium sheet (plat alumunium), stainless steel sheet

(plat baja anti karat), berbagai pipa dan baja pejal sehingga hasil akhirnya

menjadi suatu produk yang disebut sebagai “sheet metal product”. Proses

memotong dan membentuk tersebut dilakukan dengan mempergunakan

“mesin press” sehingga dapat dihasilkan produk sheet metal dengan jumlah

yang besar (mass production) dan kualitas yang konsisten.

Mesin press adalah mesin yang dipakai untuk memproduksi barang-

barang sheet metal, dengan mempergunakan satu atau beberapa press dies,

dengan meletakkan sheet metal diantara upper dies dan lower dies. Ketelitian

dari produk yang dihasilkan akan sangat tergantung dari kualitas press dies

dan steel sheet, tetapi kecepatan produksi tergantung dari kecepatan turun-naik

dari slide (ram) dari mesin press yang biasa disebut “SPM” Stroke Per

Minute.Proses Cutting (pemotongan)

a. Blanking, proses pemotongan sheet metal dengan tujuan untuk

mendapatkan hasil potongnya atau blank. Sisanya dibuang sebagai

sampah atau scrap.

b. Cutting, merupakan proses pemotongan satu beberapa bagian dari suatu

part. Sisa pemotongan dibuang sebagai scrap.

c. Trimming, proses pemotongan sisa material yang tidak berguna untuk

mendapatkan ukuran akhir yang dibutuhkan.

d. Pierching, proses pemotongan untuk mendapatkan lubang. Lubang yang

dihasilkan bisa bulat atau bentuk lainnya tergantung bentuk punch nya.

21

e. Shearing, proses pemotongan sheet metal lembaran menjadi bagian-

bagian kecil. Hasil pemotongan akan menjadi proses selanjutnya.

2.6.2 Proses Forming (pembentukan)

a. Forming, proses drawing yang tidak dalam, sehingga dapat terbentuk

tanpa adanya blank holder. Countour pada proses forming berupa produk

3 dimensi

b. Bending, proses pembentukan lurus menjadi siku atau sudut

c. Drawing, proses pembentukan kedalaman produk, sehingga bentuk

produk terlihat tiga dimensi

d. Restriking, proses lanjutan dari proses drawing untuk menyempurnakan

bentuk produk untuk mendapatkan bentuk produk akhir yang diinginkan

dan hanya dilakukan pada bagian tertentu saja.

e. Embossing, proses pembentukan untuk tujuan dekorasi pembentukan

bead untuk mengatur aliran material pada proses drawing dan rib sebagai

penguat dari part.

2.7 Penelitian Terdahulu

Cendrawati (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Rancangan

Pengendalian Mutu Dengan Metode Six Sigma Pada Divisi Spinning PT.

UNITEX Tbk Bogor”, dengan menggunakan alat analisis six sigma dan seven

basic quality tools. Hasil penelitiannya adalah mengkaji faktor penyebab

timbulnya cacat produk pada Divisi Spinning berdasarkan tahapan six sigma

yaitu define, measure, dan analyze. Serta menetapkan solusi untuk

mengurangi jumlah produk cacat dan kemudian merancang system

pengawasan mutu dengan menggunakan.

Nugroho (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Analisa Skema

Pemerataan Produksi Dengan Lean System Pada PT. Asalta Mandiri Agung”.

Hasil penelitiannya adalah metode dan tahapan penerapan skema produksi

dengan menggunakan Lean System dan tingkat overtime setelah penerapan

pemerataan produksi di PT. Asalta Mandiri Agung. Menggunakan alat analisis

pengujian hipotesis, t-test.

Situmorang (2003) melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan

Kalibrasi Dan Pengendalian Kualitas Terhadap Jaminan Kualitas Produk

22

(Studi Kasus: PT. Bakrie Pipe Indonesia)”. Hasil penelitiannya adalah

menjelaskan hubungan kalibrasi dengan pengendalian kualitas dan hubungan

keduanya terhadap pemenuhan jaminan kualitas produk di PT. Bakrie Pipe

Indonesia. Menggunakan alat analisis korelasi ganda dengan rho spearman

untuk variable kalibrasi dengan variable pengendalian kualitas.

Januati (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh

Brand Image TelkomFlexi Prabayar terhadap Keputusan Pembelian Simcard

Flexi Prabayar”. Hasil Penelitiannya adalah menganalisis pengaruh brand

image TelkomFlexi prabayar terhadap keputusan pembelian TelkomFlexi

prabayar dan merekomendasikan strategi pemasaran (STP) yang tepat untuk

dijalankan oleh PT TELKOM AP 3 Dramaga-Bogor. Menggunakan alat

analisis deskripsi, analisis Cochran dan analisis regresi logistic.

III. METODE PENELITIAN

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Berbagai upaya dilakukan oleh industri manufaktur agar dapat

meningkatkan kualitas produk sesuai harapan pelanggannya. Setiap

perusahaan harus memperbaiki kualitas produksinya.

PT. AMA merupakan salah satu perusahaan yang terlibat dalam

persaingan kualitas industri manufaktur. Pada tahun 2001 menerima

sertifikasi ISO 9001, 14001 & SMK3, kemudian pada tahun 2010 sertifikasi

ISO 14001:2004, 18001:2007 dan 9001:2008. Hal ini menandakan bahwa

kualitas produk yang dihasilkan sudah baik, namun perusahaan harus tetap

melakukan perbaikan secara terus-menerus agar kualitas produknya semakin

meningkat. Salah satu cara perbaikan tersebut adalah dengan menekan jumlah

produk cacat dengan memperbaiki pengendalian kualitas dari produk tersebut.

Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan melihat alat ukur dan jig

sebagai alat dari pengendalian kualitas, dan kalibrasi sebagai pemeriksa

kelayakan alat ukur dan Jig tersebut.

Metode yang digunakan untuk menganalisa kualitas produk di AMA

adalah dengan seven basic quality tools, seperti lembar periksa (check sheet),

diagram pareto, diagram sebab akibat dan diagram stratifikasi. Lembar

periksa digunakan sebagai data-data dari laporan hasil produksi. Diagram

pareto dilakukan dalam pencarian data customer claim, sehingga dapat

terlihat jenis claim terbanyak. Diagram sebab akibat adalah untuk mencari

akar permasalahan, agar pemecahan masalah menjadi efektif. Diagram

stratifikasi merupakan flow chart produksi, sehingga dapat terlihat proses

yang menyebabkan masalah. Untuk lebih jelasnya, dapat terlihat di kerangka

pemikiran pada Gambar 9.

24

Karakteristik claim customer Seven basic quality tools: Pelaksanaan Kalibrasi :

-) Jumlah claim -) Check sheet -) Periode Kalibrasi

-) Penyebab claim -) Diagram stratifikasi -) Mampu Telusur

-) Diagram pareto

-) Diagram sebab-akibat

-) Diagram scater

-) Regresi Linear

Alat Analisis :

Rekomendasi

PT. AMA

Tingginya data Customer Claim tahun 2011,

mengenai kualitas produk

Perusahaan Meningkatkan Kualitas Produk

(data claim customer )

Pengaruh kalibrasi dalam pengendalian kualitas

terhadap data customer claim

Gambar 9 kerangka pemikiran penelitian

Pada kerangka pemikiran penelitian terlihat analisa pengendalian

kualitas dengan menggunakan seven basic quality tools diharapkan dapat

menekan cacat produk, sehingga dapat mengurangi jumlah customer claim.

Kemudian dilakukan analisis regresi linear, untuk melihat pengaruh kalibrasi

tersebut.

2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. AMA (Bogor), merupakan

perusahaan domestik yang bergerak dibidang produksi komponen otomotif

(roda empat dan roda dua) dan elektronik. Perusahaan tersebut adalah tempat

25

kerja lama dari peneliti, sehingga data-data yang diperlukan dalam

mendukung penelitian dapat diperoleh dengan benar. Data penelitian mulai

dari bulan Januari 2012 s/d Agustus 2013.

2.3 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan

sekunder. Jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 jenis dan sumber data penelitian

Jenis Data Metode Sumber Data

Wawancara Departemen Produksi & Quality Assurance

Pengamatan Langsung Departemen Engineering & Produksi

Pusat Pengendalian Data PT. AMA

Perpustakaan IPB

Perpustakaan UI

Dokumen Perusahaan Data customer claim

Data Primer

Data SekunderStudi Literatur

Pada jenis dan sumber data penelitian menerangkan data primer

diperoleh dengan wawancara dan pengamatan langsung, sedangkan data

sekunder diperoleh melalui studi literatur di perpustakaan dan dokumen-

dokumen perusahaan.

2.4 Metode Analisis Seven Basic Quality Tools

Alat bantu yang dapat digunakan secara mudah dalam persoalan

pemberian jaminan mutu produk adalah seven basic quality tools, alat-alat

tersebut merupakan alat analisis dalam pengawasan mutu (quality control)

yang paling mendasar.

Melalui alat analisis, dapat terlihat kondisi aktual pada saat penelitian.

Masalah yang terlihat dapat dijelaskan sebab akibatnya, kemudian dapat

dilakukan penyelesaian masalahnya.

a. Check Sheet

check sheet merupakan alat bantu untuk memudahkan pengumpulan

data. Data sendiri merupakan unsur penting dalam pelaksanaan

pengendalian dan perbaikan mutu. Data berguna untuk membantu

memahami situasi yang sebenarnya, menganalisis persoalan,

mengendalikan proses, mengambil keputusan dan membuat rencana.

26

b. Diagram Stratifikasi

Stratifikasi merupakan kegiatan yang ditunjukkan untuk mengurai

atau mengklasifikasi data dan masalah menjadi kelompok atau

golongansejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari

data atau masalah sehingga menjadi lebih jelas.

c. Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk menstratifikasi data ke dalam

kelompok-kelompok dari yang paling besar sampai yang paling kecil dan

berbentuk diagram batang. Diagram pareto membantu perusahaan

menidentifikasi kejadian-kejadian atau penyebab masalah secara umum.

d. Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat dibuat untuk mengidentifikasi akar penyebab

timbul masalah. Dalam diagram sebab akibat yang digunakan, penyebab

cacat dibagi dalam lima kategori, yaitu : manusia, mesin, bahan baku,

lingkungan dan metode kerja.

e. Diagram Scatter

Manfaat dari scater diagram adalah dapat mengevaluasi hubungan

sebab akibat, sehingga terlihat pengaruh kalibrasi dalam pengendalian

kualitas terhadap customer claim.

2.5 Analisis Regresi Liniear

Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi, karena

pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu

variable terhadap variable lainnya dapat ditentukan). Dengan demikian maka

melalui analisis regresi, peramalan nilai variable terikat pada nilai variable

bebas lebih akurat pula.

Persamaan regresi liniear dari Y terhadap X, dirumuskan sebagai

berikut:

Y = a + b X …………………………………………………………………(1)

Keterangan:

Y = Variabel terikat a = Intersep

X = Variabel bebas b = Koefisien regresi / slop

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. AMA adalah perusahaan domestik yang bergerak dibidang

produksi komponen otomotif (roda empat dan roda dua) dan elektronik.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978 dengan nama perusahaan PT. SB,

Kemudian dengan berjalannya waktu pada tahun 1984 Perusahaan ini

berganti nama menjadi PT. AMA, dan pada tahun 2007 mendirikan plant II

sehingga sampai sekarang perusahaan memiliki 2 plant.

Perusahaan saat ini memiliki beberapa fasilitas produksi, diantaranya

dies shop, stamping, machining, plating dan painting. Lokasi kantor dan

pabrik plant 1 berada di Jalan Raya Jakarta – Bogor Km. 49 (Jl. Roda

Pembangunan) Nanggewer, Bogor, Jawa Barat dan untuk Plant II berada di

Jalan Raya Jakarta Bogor Km. 49 No. 32 Nanggewer Bogor, Jawa barat. PT.

AMA dipegang oleh 3 pemegang saham dengan masing-masing jabatan

sebagai presiden komisaris, wakil presiden komisaris dan komisaris.

Visi perusahaan adalah menjadi supplier pilihan utama industri otomotif

dan elektronik didukung oleh kualitas dan sistem manajemen produksi terbaik

di Indonesia. Misi perusahaan adalah menjadi perusahaan global pembuat

komponen terpadu berteknologi ramah lingkungan, didukung karyawan

kompeten dan produktif guna memenuhi komitmen kepada pelanggan dan

pemangku kepentingan

Sejak pertama kali didirikan, perusahaan berkomitmen untuk

memberikan pelayanan yang terbaik dari segi produktivitas dan kualitas yang

menjadi prioritas untuk menjadi tembok pertahanan agar perusahaan selalu

berkembang mengikuti arah yang diinginkan dan dibutuhkan oleh customer.

Dan untuk menunjang kearah yang lebih baik pada tahun 2007, perusahaan

telah mengembangkan suatu sistem just in time yaitu strategi untuk

menghilangkan hal-hal yang tidak berguna, terutama yang berhubungan

dengan persediaan dan kelebihan produksi serta pendayagunaan para pekerja

secara penuh terutama dalam hal peningkatan mutu, produktifitas dan moral

kerja.

28

Saat ini PT. AMA memiliki customer yang hanya melayani kegiatan

produksi dan pengiriman didalam negeri saja, gambaran umum komposisi

penjualan terdapat pada Gambar 10.

Gambar 10 Komposisi Penjualan

Pada Komposisi penjualan menerangkan persentase seperti meliputi

60% otomobile, 30% motorcycle dan 10% electronic (Nugroho, 2010).

Otomobile atau Otomotif mobil merupakan customer group terbesar yang

disupply.

4.1.1 Lingkup Bisnis

Bisinis utama PT. AMA adalah component manufacturing.

perusahaan juga menyediakan fasilitas-fasilitas produksi yang menunjang

bisnis utamanya, seperti:

a. Dies Shop

Dies shop adalah fasilitas yang dimiliki perusahaan dalam pembuatan

dies untuk proses stamping. Didalam dies shop, memiliki mesin

diantaranya, CNC, Scrap, machining, dll

b. Metal Stamping

Metal stamping adalah fasilitas yang digunakan dalam proses pressing

atau pembentukan kontur suatu part. Mesin stamping yang dimiliki

mulai dari 25 ton sampai dengan 300 ton.

29

c. Metal Machining

Metal machining adalah fasilitas yang digunakan dalam pembuatan

komponen-komponen machining, seperti proses threading, boring,

cutting, dll

d. Welding

Welding adalah fasilitas yang dimiliki dalam pembuatan assembly

beberapa komponen part. Mesin yang dimiliki di unit kerja welding

diantaranya, wire welding (manual), wire welding (robots), spot

welding, dan Acc welding.

e. Plating

Plating adalah suatu fasilitas yang digunakan dalam pewarnaan bodi

suatu komponen. Ada dua jenis plating yang dimiliki, yaitu trivalent

plating dan hexavalent plating.

f. Painting

Painting adalah fasilitas yang digunakan dalam pengecatan body suatu

komponen. Saat ini perusahaan memiliki 2 line untuk proses painting,

dengan kapasitas yang terpakai adalah 70% dari kapasitas yang

terpakai.

4.1.2 Struktur Organisasi

PT. AMA terdapat tugas dan tanggung jawab serta wewenang atas

fungsi dan aktivitas khusus yang dilakukan oleh masing-masing bagian.

Tugas, tanggung jawab, serta wewenang bagian dari sturuktur organisasi .

Jumlah karyawan sebanyak kurang lebih 750 orang yang terdiri dari

70 orang staff, 550 untuk karyawan pabrik plant 1, 130 untuk karyawan

pabrik plant II. Gambaran umum struktur organisasi PT. AMA terdapat di

Gambar 11.

30

Gambar 11 Struktur Organisasi PT. AMA

Pada struktur organisasi, terlihat perusahaan menggunakan struktur

organisasi garis (line organization). Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari

perusahaan dipimpin langsung oleh presiden direktur dan dibantu oleh tiga

orang direktur. Untuk direktur I jabatan dipegang oleh presiden direktur yang

membawahi general manager divisi keuangan. Direktur II membawahi

general manager divisi marketing dan engineering dan untuk direktur III

membawahi general manager divisi produksi. Sedangkan untuk divisi project

& development serta EDP dipimpin langsung oleh presiden direktur.

4.2 Produksi

Produksi pada PT. AMA menggunakan proses mengalir dan

berkelanjutan, yaitu menghubungkan dua proses atau lebih kedalam sebuah

aliran yang kontinu akan meningkatkan intensitas setiap masalah dan

kebutuhan untuk menyelesaikannya. Aliran yang terhubung diseluruh

rangkaian perusahaan berarti bahwa produksi di seluruh fasilitas akan berhenti

31

jika masalah tidak diselesaikan secara efektif. Proses yang mengalir

membutuhkan kualitas baik dalam setiap proses, jika terdapat cacat kualitas

produksi ditiap prosesnya secara signifikan maka akan terjadi waktu tunggu

ataupun penumpukan material atau produk. Contoh proses produksi terdapat

pada Tabel 4.

Tabel 4 contoh proses produksi

Nama Produk : Bracket Stabilink

Customer : PT. Showa Indonesia Manufacturing

Proses : Stamping

Proses Shearing Blank+Pierch Bending Inspection Line Final Inspection

Alat ukur Meteran Jig Jig Jig CMM

Ilustrasi

Ilustrasi

Sumber : PT. AMA, Quality Engineering - 2011

Berdasarkan proses produksi, PT. AMA melakukan produksi secara bertahap

(aliran) dan di akhiri dengan Checking (QC In-line), sehingga proses dan alat ukur

merupakan hal utama untuk menghasilkan produk yang bagus (OK).

4.3 Kalibrasi

Kalibrasi yang dilakukan PT. AMA adalah berdasarkan produk cacat

yang diinformasi oleh produksi, jadi mengandalkan informasi dari produksi.

Dalam fungsi struktur organisasi, produksi harus mengikuti target yang telah

ditetapkan oleh product planning control (PPC). Jumlah produk yang

diproduksi sudah ditetapkan diawal oleh PPC, dan pihak produksi

melaksanakannya.

Jig yang digunakan untuk mengukur dapat mengalami kerusakan atau

perubahan bentuk, akibat dari waktu pemakaiannya. Semakin sering Jig

tersebut digunakan, maka akan semakin cepat untuk mengalami perubahan

bentuk ataupun rusak, berdampak pada hasil produk seperti cacat produk. Jika

terjadi hal tersebut, maka akan muncul laporan dari pelanggan mengenai cacat

produk, yang biasa disebut dengan customer claim.

32

4.4 Customer claim

Produksi adalah proses menghasilkan produk, baik itu produk bagus

ataupun kurang bagus. Semua produk diharapkan dapat diproduksi dengan

hasil yang baik, tetapi kenyataannya produksi tidak bisa seratus persen

menghasilkan produk bagus. Ketika produk kurang bagus terkirim ke

pelanggan dan mengetahui bahwa produknya bermasalah, maka pelanggan

akan mengeluarkan customer claim terhadap PT. AMA.

4.5 Analisa Data Customer Claim Tahun 2011 (seven basic quality tools)

Dengan adanya customer claim maka penilaian kualitas PT.AMA tidak

baik, sehingga mengurangi kepercayaan customer yang berdampak

pengurangan order bahkan bisa terjadi pemutusan hubungan kerja antar

perusahaan. Melihat Data cacat produk pada tahun 2011, maka perbaikan

pengendalian kualitas dilakukan dengan melakukan analisa seven basic quality

tools, diantaranya check sheet, diagram stratifikasi, diagram pareto dan

diagram sebab akibat.

4.5.1 Check Sheet

Data check sheet yang digunakan adalah data claim customer, mulai

dari bulan januari sampai dengan desember 2011 pada Lampiran 1. Setelah

melihat data customer claim tersebut, maka akan terlihat kriteria cacat

produk perbulannya.

4.5.2 Diagram Stratifikasi

Melalui check sheet, data diolah diagram stratifikasi untuk melihat

masalah menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil atau

menjadi unsur-unsur tunggal dari data atau masalah sehingga menjadi lebih

jelas. Gambaran diagram stratifikasi data customer claim 2011 terdapat pada

Tabel 5.

33

Tabel 5 Stratifikasi data customer claim 2011

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Total

Cacat Dimensi 2955 830 1445 774 846 4589 3070 876 2273 254 1113 985 20010

Cacat Visual 804 310 612 340 347 225 394 300 62 795 129 253 4571

TOTAL NG 3759 1140 2057 1114 1193 4814 3464 1176 2335 1049 1242 1238 24581 Sumber : Pengolahan data lampiran 4

Pada stratifikasi data customer claim 2011, membagi jenis cacat

produk menjadi dua bagian, yaitu dimensi dan visual. Dimensi adalah

nominal pada ukuran dari suatu produk, untuk mengetahui cacat dimensi

yaitu dengan menggunakan alat ukur dan Jig. Sedangkan visual adalah cacat

produk yang dapat terlihat oleh indera penglihatan, yaitu mata.

4.5.3 Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk memprioritaskan masalah yang

harus ditangani dengan aturan pengelompokkan 80/20, sehingga dapat

memperlihatkan masalah mana yang dominan antara cacat dimensi atau

cacat visual. Langkah pertama adalah membuat persentase kumulatif,

terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6 Persentase Kumulatif

Dimensi 20010 20010 81.4 81,4

Visual 4571 24581 18,6 100

Total 24581 – 100 –

Cacat Produk Jumlah Total akumulatif PersentasePersentase

Akumulatif

Dari persentase kumulatif terlihat, bahwa cacat dimensi merupakan

cacat produk terbanyak dibandingkan cacat visual, dengan persentase

81,4%. Langkah kedua adalah membuat diagram pareto, terdapat pada

Gambar 12.

34

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

BAP

rese

ntas

e K

umul

atif

Jum

lah

Cac

at P

rodu

k

A = Cacat dimensi.

B = Cacat Visual.

A

B

Gambar 12 Diagram Pareto cacat produk.

Pada diagram pareto, cacat dimensi merupakan cacat produk tertinggi

dibandingkan cacat visual. Sehingga dapat dilakukan analisa selanjutnya

yang berfokus pada produk cacat dimensi.

4.5.4 Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat mengidentifikasi semua penyebab yang

mungkin terjadi untuk suatu akibat atau masalah ke dalam kategori yang

berguna untuk menyelesaikan masalah tersebut. Gambaran permasalahan

produk cacat dimensi terhadap customer claim 2011 terdapat pada Gambar

13.

35

Gambar 13 Diagram Sebab Akibat Produk Cacat Dimensi.

Dari diagram sebab akibat, dapat disimpulkan penyelesaian masalah

sebagai berikut :

a. Membuat metode kalibrasi beserta periode kalibrasinya

b. Membuat dokumentasi untuk mampu telusur, dan untuk identifikasi

kalibrasi

c. Mengusulkan struktur organisasi untuk menjadi petugas kalibrasi

4.6 Penetapan Standar Kalibrasi Internal PT.AMA

Melihat analisa masalah diatas maka ditetapkan kalibrasi sebagai

penyelesaiannya, dan akan ditetapkan standarnya untuk pelaksanaan.

Mengelola program kalibrasi, agar dapat mengendalikan seluruh peralatan dan

mengkalibrasi pada selang waktu tertentu. Dengan mengkalibrasi secara

teratur, maka akan diketahui tingkat akurasi dan presisi dari alat sedini

mungkin.

Alat ukur mengalami

perubahan dimensi

Alat ukur

mengalami

perubahan dimensi

Alat ukur masih

digunakan

Tidak ada Petugas kalibrasi

Produk Cacat

Dimensi Terhadap

Customer Claim 2011

Manusia

Metode

Cek alat ukur

tidak ada

Alat ukur sering

digunakan

Jumlah

produksi tinggi

Alat ukur tidak

ada kalibrasi

Kalibrasi belum ada

Alat

Alat ukur sering

digunakan

Kalibrasi belum ada

36

4.6.1 Periode Kalibrasi

Dalam menentukan periode kalibrasi tidak ada aturan secara pasti,

tetapi periode kalibrasi ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan

diantaranya sebagai berikut:

a. Kondisi peralatan, bila kondisi alat masih baru, maka periode

kalibrasinya dapat diperpanjang, tetapi alat yang sudah tua memerlukan

periode kalibrasi yang lebih pendek.

b. Frekuensi pemakaian, semakin sering alat digunakan, maka akan

semakin besar kemungkinan akan terjadi penyimpangan penunjukan alat,

c. Pemeliharaan peralatan, peralatan dengan pemeliharaan yang baik dapat

menjadi pertimbangan untuk memperpanjang periode kalibrasi ulang.

d. Tuntutan persyaratan, beberapa persyaratan pelanggan dan persyaratan

standar produk mengharuskan terlebih dahulu mengkalibrasi alat setiap

akan digunakan atau menetapkan batas periode kalibrasi alat/ instrument.

Melihat beberapa pertimbangan diatas maka dilakukan penelitian awal

untuk periodik kalibrasi adalah pada Tabel 7.

Tabel 7 Periodik Kalibrasi Alat ukur dan Jig.

Nama Jenis Alat ukur Periode Alat kalibrasi

Vernier Caliper 6 bulan, 1 kali

Digital Caliper 6 bulan, 1 kali

Dial Caliper 6 bulan, 1 kali

Digital Micrometer 6 bulan, 1 kali

Height Gauge 6 bulan, 1 kali

Proses stamping 6 bulan, 1 kali

Proses machining 3 bulan, 1 kali

Proses welding 3 bulan, 1 kali

Alat ukur

Jig

CMM

Block Gauge

Caliper Checker

Sumber : PT. AMA, Quality Engineering - 2011

37

Pada periodik kalibrasi terlihat waktu kalibrasi atau periodik kalibrasi,

dari alat ukur dan Jig. Perbedaan waktu terjadi pada Jig proses machining

dan welding, karena pada proses tersebut terdapat perlakuan panas pada

proses produksinya yang berpotensi mempercepat kerusakan atau perubahan

bentuk pada Jig. Untuk jadwal kalibrasi alat ukur terdapat pada lampiran 7,

dan jadwal kalibrasi Jig pada lampiran 8

4.6.2 Mampu Telusur

Mampu telusur dari kalibrasi dimaksudkan agar didapat kesamaan

hasil penunjukan alat dan terdokumentasi dengan baik. Setiap alat harus

dikendalikan dengan memberikan identifikasi khusus dan diberi label status

kalibrasi. Setelah itu dibuatkan jadwal kalibrasi, agar alat ukur dan jig dapat

terawat dengan baik. Foto label kalibrasi dapat terlihat pada Gambar 15.

Gambar 14 Foto label kalibrasi (PT.AMA, 2012)

Pada label kalibrasi terdapat informasi sebagai berikut :

a. Logo perusahaan, PT. AMA

b. No. yang dimaksud adalah nomor produk

c. BLN REKAL, Bulan untuk mengetahui kapan kalibrasi selanjutnya

dilaksanakan

4.6.3 Petugas Kalibrasi

Untuk petugas kalibrasi dilaksanakan oleh pihak Quality Engineering

(QE), sebagai seksi perawatan alat ukur. Penanggung jawab petugas tersebut

harus memiliki sertifikat kalibrasi internal dari lembaga kalibrasi. Pada

bagian QE terdapat ruang laboratorium untuk kalibrasi internal, sebagai

syarat untuk kalibrasi.

4.7 Analisis Regresi Linear

Pengukuran pengaruh kalibrasi dalam pengendalian kualitas terhadap

customer claim adalah menggunakan regresi liniear, untuk melihat pengaruh

38

kalibrasi tersebut. Penulis menggunakan Microsoft excel untuk mempermudah

perhitungan regresi linear, dengan membuat tabel data pada Microsoft excel,

data claim pada tahun 2011, 2012, dan 2013 dalam 24 bulan pada Lampiran 1,

Lampiran 2, dan Lampiran 3. Melihat persamaan regresi linear pada lampiran

5, menjadi:

Y = 3627,3861 – 0,0005X …………………………………………………(2)

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa dari setiap

penambahan satu produk variable bebas delivery dan nilai b = 0,0005 adalah

ukuran penuruan claim pada delivery customer. Misalnya delivery ada 100pcs,

X = 100, maka ramalan customer claim :

Y = 3627,3861 – 0,0005 (100) = 3627,3361pcs ………………………….(3)

Setelah dilaksanakan standar kalibrasi, terlihat perubahan jumlah

customer claim pada tahun 2012 dan 2013. Data tersebut dilakukan

perhitungan analisis regresi linear, dan menunjukkan hasil terdapat pengaruh

kalibrasi dalam pengendalian kualitas terhadap customer claim PT. AMA.

Untuk melihat regresi linear terhadap data cacat produk dari januari tahun

2011 sampai dengan agustus tahun 2013, dapat terlihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Grafik regresi linear tahun 2011 - 2013 (PT.AMA, 2011-2013)

Dari grafik regresi linear data customer claim semakin menurun,

sehingga dapat dikatakan produk PT. AMA telah menjaga standar kualitas

pelanggan.

39

4.8 Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa kalibrasi

memberikan pengaruh yang paling besar terhadap produk cacat dimensi, maka

PT. AMA harus dapat mempertahankan dan meningkatkan pengendalian

kualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan pengendalian kualitas adalah

dengan melakukan kalibrasi alat ukur dan jig.

Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (a)

implikasi terhadap mutu, (b) implikasi terhadap produksi, (c) implikasi

terhadap sumber daya manusia, (d) implikasi terhadap pemasaran, dan (e)

implikasi terhadap keuangan.

a. Implikasi terhadap mutu. Setelah dilaksanakan standar kalibrasi, terlihat

perubahan jumlah customer claim pada tahun 2012 dan 2013. Data

tersebut dilakukan perhitungan analisis regresi linear, dan menunjukkan

hasil terdapat pengaruh kalibrasi dalam pengendalian kualitas terhadap

customer claim PT. AMA. Untuk melihat hasil perubahan tersebut, penulis

menggunakan data rata-rata. karena pada tahun 2013, data yang diperoleh

dari januari sampai agustus 2013 (tidak satu tahun) pada lampiran 3. Data

rata-rata customer claim dari tahun 2011 sampai dengan 2013 terdapat

pada Gambar 16.

Gambar 16 Data Rata-rata Customer Claim 2011-2013

40

Dari data rata-rata customer claim 2011-2013, data customer claim

semakin menurun, sehingga dapat dikatakan produk PT. AMA telah

menjaga standar kualitas pelanggan.

b. Implikasi terhadap produksi. Mutu yang baik, maka target produksi

tercapai secara efektif. Efektif dalam waktu dan material (bahan baku),

yaitu tidak membuat produk cacat dan tidak mengirim produk cacat.

c. Implikasi terhadap sumber daya manusia. Melalui kegiatan kalibrasi dapat

melatih para pekerja untuk menjaga produk yang dihasilkan, dan alat ukur

yang digunakan. Serta menanamkan moral “tidak menciptakan produk

cacat dan tidak mengirim produk cacat”.

d. Implikasi terhadap pemasaran. Menurunnya customer claim maka

penilaian kualitas PT.AMA dapat dikatakan baik, sehingga menambah

kepercayaan customer yang berdampak penambahan order bahkan bisa

terjadi member hubungan kerja antar customer terhadap supplier. Citra

perusahaan semakin dikenal di dunia industri, sehingga meningkatnya

penjualan dan jumlah customer untuk proyek-proyek selanjutnya.

e. Implikasi terhadap keuangan. Melalui kegiatan kalibrasi, maka investasi

alat ukur dan Jig (alat bantu ukur) dapat terawat dengan baik. Sehingga

umur alat ukur tersebut dapat lebih lama, dan mengurangi biaya

penggantian dari sparepart dari alat ukur tersebut. Selain itu, biaya

kualitas pun menurun. Biaya kualitas yang dimaksud adalah pembebanan

biaya ketika ada customer claim, seperti biaya transportasi ke customer,

penggantian produk cacat yang ada di customer, dan biaya karyawan yang

lembur karena berangkat ke customer.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

2.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan oleh penulis tentang analisa

pengaruh kalibrasi dalam pengendalian kualitas produk terhadap customer

claim di PT. AMA dapat menghasilkan beberapa informasi yang berguna bagi

PT. AMA dalam menjalankan pengendalian kualitas produk perusahaan yang

lebih baik dan terarah. Beberapa informasi yang diperoleh tersebut antara lain:

a. Terjadinya customer claim di PT. AMA karena belum berjalannya

kalibrasi alat ukur dengan baik, sehingga berpotensi membuat dan

mengirim produk cacat. Karena Hasil produksi sangat bergantung pada

alat ukur sebagai verifikasi proses produksi, apabila ada cacat di awal

produksi atau proses terlewat (jump process) maka produk tersebut tidak

sempurna dan disebut cacat produk.

b. Pelaksanaan kalibrasi alat ukur dalam pengendalian kualitas produk

terdapat tiga hal, yaitu periodik, dokumentasi dan petugas kalibrasi belum

jelas. Periodik kalibrasi meliputi kondisi peralatan, frekuensi pemakaian,

pemeliharaan peralatan, dan tuntutan persyaratan. Dokumentasi bertujuan

untuk melihat hasil kalibrasi (masih layak pakai), identifikasi alat ukur

yang sudah terkalibrasi (label), dan jadwal kegiatan kalibrasi untuk

pelaksanaannya. Untuk petugas kalibrasi, syarat utamanya adalah

mempunyai sertifikat dari badan kalibrasi, sebagai jaminan kalibrasi

tersebut.

c. Kalibrasi sangat berpengaruh terhadap customer claim di PT. AMA,

terutama claim produk cacat. Dengan alat ukur yang standar atau telah

dikalibrasi, maka mengurangi produksi produk cacat dan pengiriman

produk cacat.

2.2 Saran

PT. AMA perlu menjalankan kalibrasi secara konsisten, sehingga citra

kualitas produk semakin dipercayai oleh customer. Dengan cara terus

memperbaiki dan mempertahankan sistem yang sudah baik maka kepuasan

dan kepercayaan customer tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Process Improvement Tools. http://en.wikipedia.org/wiki/Process

Improvement Tools. [03 April 2007].

Anonim. 2006. Seven Basic Quality Tools. http://en.wikipedia.org/wiki/Seven

Basic Quality Tools. [03 April 2007].

Anwar Hidayat. 2012. Analisis Regresi dalam excel.

http://statistikian.blogspot.com/2012/08/analisis-regresi-dalam-excel.html

Brelin, Harvey K. , Davenport, Kimberly S. , Jennings, Lyell P. & Murphy, Paul

F. (1997), Focused quality – Meningkatkan mutu produk dengan hasil

nyata. Jakarta (ID). Terjemahan: Nugroho Edi PT. Pusaka Binaman

Pressindo.

Gasperz, Vincent (2001), Total quality management. Edisi ke-3, Jakarta (ID): PT.

Gramedia Pustaka Utama

Hamel, G. and Prahalad, C.K. (1995). Kompetisi masa depan: Strategi-strategi

terobosan untuk merebut kendali atas industry anda dan menciptakan pasar

masa depan. Terjemahan Maulana, Agus. Jakarta (ID): Erlangga.

Hatmosuprobo, Suhud (2002). Manajemen kalibrasi. Jakarta (ID): Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Hendradi, Tri.C. (2006). Statistik Six Sigma Dengan Minitab Panduan Cerdas

Inisiatif Kua litas 6σ. ANDI. Yogyakarta (ID).

J.M. Juran, (1995). Merancang Mutu. Jakarta (ID): PT Pustaka Binaman

Pressindo.

John L. Hradesky, (1995). Total Quality Management Handbook. New York

(USA). McGraw-Hill, Inc.

Lele, Milind M. and Shets, Jadgish N. (1995). Pelanggan kunci keberhasilan:

merebut keunggulan tak terkalahkan melalui kepuasan pelanggan.

Terjemahan: Dicky Seteady, Jakarta (ID): Mitra Utama.

Situmorang M. (2003). Hubungan Kalibrasi Dan Pengendalian Kualitas Terhadap

Jaminan Kualitas Produk (Studi Kasus: PT. Bakrie Pipe Indonesia).

Jakarta (ID): Universitas Indonesia

Miranda dan Tunggal. (2002). Six Sigma Gambaran Umum, Penerapan Proses

dan Metode – metode yang Digunakan untuk Perbaikan GE Motorola.

Harvarindo. Jakarta(ID).

Mizuno, Shigeru (1994). Pengendalian mutu perusahaan secara menyeluruh.

Terjemahan: Hermaya, T. Jakarta (ID): Pustaka Binaman Pressindo.

Nugroho M.J. (2010). Analisa Skema Pemerataan Produksi Dengan Lean System

Pada PT. Asalta Mandiri Agung. Jakarta (ID): STIE Kampus Ungu

Muhandri, T dan Kadarisman, D. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan.

Bogor (ID): IPB Press.

Nasution, M, N. (2004). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Nenny Ika Cendrawati (2007). Rancangan Pengendalian Mutu Dengan Metode

Six Sigma Pada Divisi Spinning PT. UNITEX Tbk Bogor. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Porter, Michael E. (1994). Keunggulan bersaing: Menciptakan dan

Mempertahankan Kinerja Unggul. Surabaya (ID)Terjemahan: Binapura

Aksara.

Januati R. (2012). Analisis Pengaruh Brand Image Telkom Flexi Prabayar

Terhadap Keputusan Pembelian Simcard Flexi Prabayar. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Rony Sudarmawan Theryo. 2003, “Press Dies Maintenance”, Politeknik

Manufaktur Astra. Jakarta (ID): Penerbit Kanisius

Ronald E. Walpole (1982). Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta (ID):

PT.Gramedia Pustaka Utama (1995).

LAMPIRAN

LAMPIRAN

.

45

Lampiran 1 Data Quality Performance Customer Claim 2011.

46

Lampiran 2 Data Quality Performance Customer Claim 2012.

47

Lampiran 3 Data Quality Performance Customer Claim 2013.

48

Lampiran 4 Rangkuman Data Cacat Produk Customer Claim 2011.

Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml

1 Dimensi out std 2666 Demple 200 Dimensi out std 938 Dimensi out std 509 Buffing kasar 80 Dimensi tdk std 2927

2 Nut lepas 460 Part bminyak 100 Scratch 325 Scratch 157 Dimensi out std 223 Nut tdk center 640

3 Scratch 160 Seret 50 Bending tdk lurus 300 Hole tdk center 145 Tdk standar 165 Karat 100

4 buffing kasar 125 Hole burry 25 Karat 150 Miss part 44 Guide tdk ada 84 Salah kirim 85

5 Bending out std 125 Tdk Standar 132 tdk bs disolder 100 Karat 41 Hole tapp dol 17 Cacat 54

6 Nut Seret 80 Cacat 154 Cacat 83 Marking tdk jelas 31 Ulir NG 16 Part NG 534

7 Tdk ada marking 40 Plating kelupas 11 Hole tdk center 49 Karat 30 Double press 10 Part campur 20

8 Cacat 27 Plating NG 11 Penyok 28 Part tdk pasang 12 tdk msk PCB 10 Part patah 11

9 Ulir NG 25 Ulir NG 8 Hole seret 22 Burry 10 Bending out std 217 Bending NG 311

10 Ulir dol 22 Patah 8 Patah 15 Ulir NG 9 Visual NG 8 Ulir NG 10

11 Patah 9 Nut lepas 7 bending minus 15 Ulir NG 8 Proses NG 138 Part tdk std 8

12 Collar miring 4 Bending out std 163 Hole dol 14 Material tdk std 5 Ulir seret 7 Plating NG 3

13 weld lepas 3 Rubber tdk pasang 68 Ulir Dol 7 Plating NG 5 Part salah 115 Nut tdk ada 3

14 Bending NG 2 Karat 7 Patah 4 Cacat 87 Tdk pasang 57 Part tdk lengkap 2

15 Flattnes NG 2 Baret 4 Las lepas 2 Flatness NG 4 Melintir 4 Karat 1

16 Plating NG 2 Patah 2 Spater 1 Las lepas 4 Patah 2 Cacat 101

17 Penyok 2 Part tdk trpasng 34 Hole tdk proses 1 Diameter oval 3 Plating NG 1 Rubber tdk ada 1

18 Part tdk terpasang 2 Penyok 2 Rubber tdk pasang 1 Belang 2 Nut tdk ada 1 Part Bocor 1

19 Hole tdk ada 2 Plating belang 2 Wrong asembly 1 Bending NG 2 Hole tdk ctr 38 Las lepas 1

20 Misspart 1 Over cut 2 deform 1 Patah 2 Hasil fris NG 1

21 Las lepas 97 Part NG 1

22 Ulir bolt NG 53 Ulir tdk ada 1

23 Penyok 1

24 Guide lepas 1

25

TOTAL 3759 1140 2057 1114 1193 4814

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml Keterangan Jml

1 Dimensi out std 1962 Bending NG 312 Dimensi out std 2125 Plating kelupas 700 Karat 120 Kanban tertukar 200

2 Hole tdk tembus 1000 Nut tdk terpasang 100 Nut tdk std 60 Jumping proses 135 Diameter tdk 514 Dimensi out std 483

3 Mispart 201 Tidak standar 72 Ulir NG 41 bending benjol 93 Bending tdk 258 Scrath flange 18

4 Welding bolong 125 Painting cacat 36 Bending NG 34 Bending terbalik 85 hole tdk ada 50 Tdk ada radius 28

5 Part tdk std 82 Finishing kasar 32 Painting NG 29 Bending NG 21 Dimensi out std 135 Emboss tdk ada 173

6 Ulir NG 15 Gores 31 Material gores 10 Bending not std 10 Visual abnormal 5 Hole geser 216

7 Salah assy 58 Karat 31 Oval 9 hole off center 2 double embose 2 Tdk ada nut/bolt 113

8 Patah 3 Dimensi NG 225 tidak lengkap 7 Clamp tdk ada 1 Bending tdk 72 Clamp double 7

9 Dimensi out std 3 Cacat 78 Part gompal 4 Pecok sending 1 tdk ada emboss 1

10 Part NG 2 Bending minus 17 Sponge tdk ada 4 clamp double 1 Part tercampur 1

11 Bocor 2 Cacat material 12 Plating belas 4 Nut miring 1

12 Coating kasar 2 Part tidak lengkap 12 Diameter out std 3 Hole geser 81

13 welding lepas 1 Plating belang 8 Spater 3 Shor-tage 1

14 Ulir T/A 1 Part terpotong 53 Patah 1 Pitch hole NG 1

15 Tdk ada emboss 1 Visual NG 7 Welding miring 1

16 Part tidak terpasang 1 Nut tidak ada 5

17 Welding lepas 1 Stopper NG 5

18 Tidak ada hole 1 Painting 4

19 Bending terbalik 3 Hole NG 4

20 Patah 3

21 Diameter plus 3

22 Profil tdk standar 2

23 Painting gores 2

24 Painting kotor 1

25 Ulir T/A 1

26 Bending patah 1

27 Kurang proses 1

28 Welding NG 1

29 Tidak terpasang 64

30 Kurang proses 53

3464 1176 2335 1049 1242 1238

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

49

Lampiran 5Tabel Regresi Linear (Ms. Excel).

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0.602236453

R Square 0.362688745

Adjusted R Square 0.341445037

Standard Error 886.6180588

Observations 32

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 1 13420753.25 13420753.25 17.07276 0.000265406

Residual 30 23582747.46 786091.5821

Total 31 37003500.72

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0%

Intercept 3627.386142 630.9439701 5.749141468 2.82E-06 2338.826651 4915.94563 2338.826651 4915.945634

Delivery -0.000593462 0.000143629 -4.131919702 0.000265 -0.00088679 -0.0003001 -0.00088679 -0.000300133

RESIDUAL OUTPUT PROBABILITY OUTPUT

Observation Predicted Claim Residuals Standard Residuals Percentile Claim

1 1982.754552 1776.245448 2.036510364 1.5625 105

2 2217.283447 -1077.283447 -1.235132739 4.6875 151

3 2071.242047 -14.24204745 -0.016328868 7.8125 208

4 2489.881715 -1375.881715 -1.577483211 10.9375 303

5 2325.005626 -1132.005626 -1.297873102 14.0625 324

6 1932.094298 2881.905702 3.304177831 17.1875 334

7 1550.388118 1913.611882 2.194004458 20.3125 342

8 1064.233887 111.7661129 0.128142677 23.4375 351

9 2110.799823 224.2001775 0.257051178 26.5625 408

10 1556.554777 -507.5547772 -0.581924399 29.6875 409

11 947.4798166 294.5201834 0.337674845 32.8125 412

12 1444.100929 -206.1009294 -0.236299932 35.9375 414

13 957.1781657 -749.1781657 -0.858951729 39.0625 722

14 1084.151645 -356.1516446 -0.408336875 42.1875 728

15 532.444241 289.555759 0.331983007 45.3125 822

16 807.657301 95.34269896 0.109312818 48.4375 903

17 578.8891377 362.1108623 0.415169269 51.5625 906

18 607.5129767 -193.5129767 -0.221867526 54.6875 926

19 463.22763 -54.22763004 -0.06217335 57.8125 941

20 845.263181 -123.263181 -0.141324357 60.9375 977

21 426.989679 -92.98967904 -0.106615021 64.0625 1049

22 269.51999 656.48001 0.752670948 67.1875 1114

23 702.3896794 203.6103206 0.233444386 70.3125 1140

24 773.9682675 203.0317325 0.23278102 73.4375 1176

25 945.450178 -642.450178 -0.73658539 76.5625 1193

26 497.628224 -346.628224 -0.397418032 79.6875 1238

27 770.7623881 -428.7623881 -0.49158693 82.8125 1242

28 322.3256079 89.67439212 0.10281396 85.9375 2057

29 451.6616573 -43.6616573 -0.050059195 89.0625 2335

30 727.3714447 -403.3714447 -0.462475571 92.1875 3464

31 593.4046145 -242.4046145 -0.277923026 95.3125 3759

32 1217.384956 -1112.384956 -1.275377508 98.4375 4814

50

Lampiran 6 Grafik Scater Regresi Linear (Ms. Excel).

51

Lampiran 7 Jadwal Kalibrasi Alat Ukur.

PL

AN

AC

TU

AL

PL

AN

AC

TU

AL

PL

AN

AC

TU

AL

PL

AN

AC

TU

AL

1M

AC

HIN

ING

6/9

/20

12

2Q

UA

LIT

Y IN

SP

EC

TIO

N6

/9/2

01

2

3Q

UA

LIT

Y E

NG

.6

/9/2

01

2

4E

NG

INE

ER

ING

6/9

/20

12

5E

NG

INE

ER

ING

6/2

3/2

012

6E

NG

INE

ER

ING

6/2

3/2

012

7P

RO

D. E

NG

INE

ER

ING

6/2

3/2

012

Issued : 6

Jan 2

010 R

ev

: 01 A

MA

/LV

4/E

NG

-FR

M/3

3

VE

RN

IER

CA

LIP

ER

26

06

50

47

VE

RN

IER

CA

LIP

ER

70

55

62

0

VE

RN

IER

CA

LIP

ER

51

40

58

82

VE

RN

IER

CA

LIP

ER

26

07

39

20

VE

RN

IER

CA

LIP

ER

AM

A/Q

CT

.DC

.16

9

DIG

ITA

L C

AL

IVE

RA

MA

/QE

.DC

.15

8

VE

RN

IER

CA

LIP

ER

AM

A/M

CH

.VC

.16

6

KE

TE

RA

NG

AN

III

III

IVN

ON

AM

A A

LA

T U

KU

RN

O. A

LA

T U

KU

RU

NIT

KE

RJ

A

Ju

n-1

2

PT

. A

sa

lta

Ma

nd

iri A

gu

ng

JA

DW

AL

KA

LIB

RA

SI

AL

AT

UK

UR

Dib

uat

Dis

etu

jui

52

Lampiran 8 Jadwal Kalibrasi Jig Inspection Stamping.

PL

AN

AC

TU

AL

1P

T. T

MM

INQ

IB

11/10/2012

2P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

3P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

4P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

5P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

6P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

7P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

8P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

9P

T. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

10

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

11

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

12

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

13

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

14

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

15

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

16

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

17

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

18

PT

. T

MM

INQ

IG

11/10/2012

Issued : 6

Jan 2

010 R

ev : 0

1 A

MA

/LV

4/E

NG

-FR

M/3

3

82715-O

K110-A

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

NO

NO

MO

R P

AR

TN

AM

A P

AR

TC

US

TO

ME

RP

RO

SE

S

82715-O

K080-A

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

LIN

EP

LA

NT

JA

NU

AR

I 2

01

2

KE

TE

RA

NG

AN

Min

gg

u -

1

82715-O

K120-B

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K130-A

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K140

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K150

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K181

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K190-A

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K250

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K270

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K300

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K320-A

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K330-A

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K350

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K380-B

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K390-A

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K550

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

82715-O

K750-B

BR

WR

HA

RD

NE

SS

CL

AM

P

PT

. A

sa

lta

Ma

nd

iri A

gu

ng

ST

AM

PIN

G

JAD

WA

L K

AL

IBR

AS

I JI

G I

NS

PE

CT

ION

Dib

uat

Dis

etuj

ui