ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA...

10
Analisa Laju Korosi Baja Galvanis ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA) Fuad Yanuar S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Dwi Heru Sutjahjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Abstrak Korosi adalah suatu peristiwa dimana reaksi terjadi diantara logam dengan lingkungannya. Reaksi tersebut dengan mudah terjadi karena tingkat keadaan yang sedemikian rupa ingin merubah keadaan dirinya ke bentuk lain. Hasil yang diperoleh dari reaksi adalah bentuk dan keadaan logam tersebut cocok dengan lingkungan korosif. Baja galvanis adalah baja lapis seng (Zn) yang mengandung bahan seng tingkat kemurnian tinggi (99,7%) ditambah dengan sejumlah timah hitam dan alumunium dalam jumlah tertentu diproses dengan kondisi bebas oksidasi sehingga menghasilkan baja lapis seng dengan kualitas handal. Mengacu baja galvanis sebagai media penyimpanan nira perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar laju korosi agar supaya bisa mengantisipasi waktu terkorosinya baja galvanis serta mencegah kandungan nira tidak tercampur dengan unsur logam. Penelitian ini dilakukan menggunakan plat baja galvanis dengan ukuran panjang = 20 mm, lebar = 10 mm, dan tinggi = 2 mm, menggunakan metode kehilangan berat sesuai dengan ASTM G31 – 72 dengan pemilihan volume 0,4 dari permukaan spesimen didapat volume minimal 208 ml dan sesudah perendaman baja galvanis di lakukan uji EDX (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) untuk mengetahui kandungan struktur dari baja galvanis dan dilakukan uji SEM (Scanning Electron Microscope) bertujuan untuk analisis material dengan perbesar struktur yang terdapat di baja galvanis tersebut. Dari penelitian yang dilakukan menggunakan metode weight loss diharapkan bisa mengetahui laju korosi baja galvanis pada media nira, mengetahui pengaruh kadar keasaman air nira terhadap terjadinya korosi dan lamanya waktu penyimpanan. Air nira dengan pH 4,8. Laju korosi terbesar ada pada waktu 48 jam dan terjadi pada spesimen dengan pengujian pada suhu 110 o C besar laju korosinya adalah 2,617 mm/year, dan nilai terkecil terjadi pada waktu 16 jam dengan suhu 25 o C dengan nilai 1,478 mm/year. Semakin besar temperatur semakin besar laju korosinya, ini dikarenakan temperatur akan merusak struktur permukaan pada logam, sehingga akan cepat masuk zat pengkorosifnya. Kata kunci : laju korosi, nira kelapa, baja galvanis Abstract Corrosion is a natural process which a reaction occurs between the metal with it’s environment. This reaction easily happened because the level of the circumstances in such a way wants to change the situation itself into another form. The result from the reaction is it’s form and it’s metal circumstances are matched with corrosion environtment. Galvanized steel is a zinc coated steel (Zn) which contain a high purity zinc material (99,7%) coupled with a number of lead and aluminum in a certain amount processed by free oxidation conditions to 1

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : FUAD YANUAR

Transcript of ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA...

Page 1: ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN  METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

Analisa Laju Korosi Baja Galvanis

ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

Fuad YanuarS1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Email: [email protected]

Dwi Heru SutjahjoJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Email: [email protected]

AbstrakKorosi adalah suatu peristiwa dimana reaksi terjadi diantara logam dengan lingkungannya. Reaksi tersebut dengan mudah terjadi karena tingkat keadaan yang sedemikian rupa ingin merubah keadaan dirinya ke bentuk lain. Hasil yang diperoleh dari reaksi adalah bentuk dan keadaan logam tersebut cocok dengan lingkungan korosif. Baja galvanis adalah baja lapis seng (Zn) yang mengandung bahan seng tingkat kemurnian tinggi (99,7%) ditambah dengan sejumlah timah hitam dan alumunium dalam jumlah tertentu diproses dengan kondisi bebas oksidasi sehingga menghasilkan baja lapis seng dengan kualitas handal. Mengacu baja galvanis sebagai media penyimpanan nira perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar laju korosi agar supaya bisa mengantisipasi waktu terkorosinya baja galvanis serta mencegah kandungan nira tidak tercampur dengan unsur logam. Penelitian ini dilakukan menggunakan plat baja galvanis dengan ukuran panjang = 20 mm, lebar = 10 mm, dan tinggi = 2 mm, menggunakan metode kehilangan berat sesuai dengan ASTM G31 – 72 dengan pemilihan volume 0,4 dari permukaan spesimen didapat volume minimal 208 ml dan sesudah perendaman baja galvanis di lakukan uji EDX (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) untuk mengetahui kandungan struktur dari baja galvanis dan dilakukan uji SEM (Scanning Electron Microscope) bertujuan untuk analisis material dengan perbesar struktur yang terdapat di baja galvanis tersebut. Dari penelitian yang dilakukan menggunakan metode weight loss diharapkan bisa mengetahui laju korosi baja galvanis pada media nira, mengetahui pengaruh kadar keasaman air nira terhadap terjadinya korosi dan lamanya waktu penyimpanan. Air nira dengan pH 4,8. Laju korosi terbesar ada pada waktu 48 jam dan terjadi pada spesimen dengan pengujian pada suhu 110o C besar laju korosinya adalah 2,617 mm/year, dan nilai terkecil terjadi pada waktu 16 jam dengan suhu 25o C dengan nilai 1,478 mm/year. Semakin besar temperatur semakin besar laju korosinya, ini dikarenakan temperatur akan merusak struktur permukaan pada logam, sehingga akan cepat masuk zat pengkorosifnya.

Kata kunci : laju korosi, nira kelapa, baja galvanis

AbstractCorrosion is a natural process which a reaction occurs between the metal with it’s environment. This reaction easily happened because the level of the circumstances in such a way wants to change the situation itself into another form. The result from the reaction is it’s form and it’s metal circumstances are matched with corrosion environtment. Galvanized steel is a zinc coated steel (Zn) which contain a high purity zinc material (99,7%) coupled with a number of lead and aluminum in a certain amount processed by free oxidation conditions to produce a zinc coated steel with reliable quality. Refer to galvanis steel as nira storage media further research is needed to determine how much the corrosion rate in order to be able to anticipate the time of galvanized steel to get corroded also prevent the contain of nira to get mixed with metal element. This research done using galvanis steel with the dimension of the metal sheet of 20 mm length, 10 mm width, and 2 mm height, using loss weight method as ASTM G31 – 72 with the election of a 0.4 volume of specimen surface obtained a minimum volume of 208 ml And after the immersion of the galvanized steel EDX (Energy Dispersive X-ray Spectroscopy) test were done to find out the structure of galvanized steel and then SEM (Scanning Electron Microscope) test were done to do material analysis to enlarge the structure contained in the galvanized steel. From the research using weight loss method is expected to determine the corosion rate of galvanized steel over nira media, determine the influence of nira water acidity to corrosion and the storing time needed. The nira solvent with pH 4,8, the largest value is at 48 hours and happen at specimen with temperature 110o C in the amount of 2,617 mm/year, and the lowest corrosion rate value is at 16 hours and temperature of 25o C in the amount 1,478 mm/year. The greater the temperature the greater the corrosion rate, this is because the temperature will damage the surface of the metal structure, so that the corrosion substances will quickly get inside.

Keywords : corrosion rate, coconut nira, galvanized steel

PENDAHULUAN

1

Page 2: ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN  METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

engaruh Model Quantum Writingdengan Media Rubrik Cartoon Jawa Pos Terhadap Kreativitas Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X IPA SMAN 1 Mojosari

Baja galvanis adalah baja lapis seng (Zn) yang mengandung bahan seng tingkat kemurnian tinggi (99,7%) ditambah dengan sejumlah timah hitam dan alumunium dalam jumlah tertentu. Mengacu pada kegunaan baja galvanis yaitu sebagai bejana masakan dan media penyimpanan, hal ini lah yang membuat korosi pada baja galvanis apabila berkontak langsung dengan media nira yang bersifat asam. Belum diketahui seberapa cepat laju korosi baja galvanis pada media air nira yang menyebabkan korosi pada bejana masak dan media penyimpanan, padahal nira merupakan bahan utama dari pembuatan gula kelapa, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar laju korosi agar supaya bisa mengantisipasi waktu terkorosinya baja galvanis serta mencegah kandungan nira agar tidak tercampur dengan unsur logam. Bahan – bahan yang terkontaminasi dengan logam tersebut berbahaya bagi kesehatan karena pada peralatan tersebut mengandung unsur logam dalam masakanannya. Namun sayangnya masih terdapat beberapa industri di Indonesia terutama industri pengelolahan nira yang masih belum sadar mengenai betapa besar kerugian akibat korosi, sehingga masalah – masalah mengenai korosi mulai ini masih belum terlalu diperhatikan dan dibahas secara mendalam.

Secara bahasa karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, sedangkan korosi sendiri adalah sebagai gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Terutama karena hampir semua pabrik – pabrik di bidang industri banyak menggunakan logam baik besi, baja, alumunium dan banyak jenis logam dan paduan lainya. Karena itu tidak bisa diingkari bahwa permasalahan korosi ada di setiap industri tersebut baik industri menengah dan industri besar.

Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai laju korosi yang dilakukan oleh Lingga Bayu Permadi (2014:01), untuk uji rendam skala laboratorium menggunakan ASTM G31-72. Perendaman dalam larutan HCl konsentrasi 16% laju korosi terbesarnya adalah 22802,38 mpy. Sedangkan untuk perendaman dalam larutan HCl konsentrasi 32% laju korosi terbesarnya adalah 73595,09 mpy.

Sita Diantini Kusuma Wardani (2011:01), bahwa laju korosi yang terjadi pada Stasiun Gilingan berada pada klasifikasi Medium Severity Corrosion sampai High Severity Corrosion dengan laju korosi antar 4,59 mmpy pada cane cutter dan hammer head unigrator 5,97 mmpy pada roll gilingan 1 dan 5,12 mmpy pada roll gilingan 2. Hal ini disebabkan karena larutan nira yang melewati peralatan-peralatan di stasiun gilingan ini memiliki pH

5,6 dan kandungan senyawa kimia yang mampu mempercepat terjadinya proses korosi.

Fitra Amirul Anas (2011:01), bahwa tangki penampung bbm terbuat dari baja galvanis pada media premium dan pertamax mengalami korosi, besar laju korosi pada temperatur pengujian 1000 C dan waktu 1 jam, laju korosi pada media premium maksimal sebesar 0,2442 mm/year. Pada media pertamax maksimal sebesar 0,1832 mm/year.

Athanasius P. Bayuseno (2009:36), analisa ketahanan korosi pada plat baja yang biasa dipakai sebagai material kapal dengan mengamati perubahan massa yang hilang sesuai dengan ASTM G31 - 72. Pengendalian korosi plat baja dilakukan dengan melapiskan cat kedalam permukaan baja selanjuntnya di tempatkan didalam lingkungan korosif. Spesimen ST 45 dengan hasil tanpa pengecatan sebesar 207,569 mpy dan dengan pengecatan yang paling kecil adalah 20 mpy.

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisa laju korosi pada baja galvanis menggunakan metode ASTM G31-72 (2004) pada media nira. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui laju korosi pada baja galvanis dengan media nira yang digunakan pada bejana masak dan penyimpanan pembuatan gula kelapa. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan pemikiran mengenai laju korosi pada baja galvanis yang biasa digunakan pada bejana masak dan penyimpanan dengan media pengkorosi air nira yang diasumsikan sebagai lingkungan yang sangat korosif dan hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenis.

Page 3: ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN  METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

Analisa Laju Korosi Baja Galvanis

METODE PENELITIANRancangan Penelitian

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium rekayasa energi dan bahan bakar

alternatif jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya untuk pemotongan, penimbangan dan perendaman sampel.

Laboratorium Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang untuk foto Scanning Electron Mikroscope – Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX).

Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi

temperatur air nira 25o C dan 110o C, lama penyimpanan air nira di suhu ruang dalam hal ini kosentrasi keasaman [pH] 4,8, dan waktu perendaman sampel 16 jam, 32 jam, dan 48 jam.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah laju korosi baja galvanis yang telah mendapatkan proses degradasi/korosi di lingkungan korosif seperti air nira.

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:- ASTM G31 – 72- Volume air nira sama untuk setiap sampel

yaitu 208 ml.- Variasi temperatur air nira yaitu 25°C dan

110°C.- Variasi waktu uji rendam 16 jam, 32 jam,

dan 48 jam.- Mengunakan nira dengan pH 4,8.- Material yang digunakan baja galvanis.- Media pengkorosi yaitu air nira.

Bahan, Peralatan, dan Instrumen Penelitian Bahan

- Baja Galvanis didapatkan di toko bangunan- Air nira didapatkan dari penyadap nira di

daerah Pasuruan, Jawa Timur - Aseton- Amplas

Peralatan- Bak / wadah perendaman spesimen- Gunting baja- Gerinda potong- Amplas

Instrumen Penelitian- Scanning Electron Microscope – Energy

Dispersive X-Ray (SEM-EDX)- Penggaris- Timbangan digital (AND HL-100)- Gelas ukur- Jam ukur- Oven- PH meter

Teknik Pengumpulan DataDengan metode eksperimen penelitian ini meneliti kandungan mikrostruktur baja galvanis dengan EDX, mengetahui gambar struktur baja galvanis yang sudah terkorosi oleh air nira dengan SEM, dan menganalisa laju korosi dengan metode kehilangan berat sesuai dengan ASTM G31-72 yang menggunakan diagram nilai laju korosi.

Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian

- Persiapan bahan- Persiapan alat-alat

Proses pembersihan awalDibersihkan dari noda korosi yang menempel

pada baja galvanis sebelum dilakukan pengujian laju korosi.

Proses Penimbangan Berat Awal SpesimenTujuannya untuk mengetahui perbedaan

sebelum dan sesudah dilakukan perendaman.

3

Perendaman Wadah A1 (110o C)

pH 4,816 jam, 32 jam, 48

jam

Perendaman Wadah B1 (25o C)

pH 4,816 jam, 32 jam, 48

jam

Proses pickling & rinsing

Penimbangan berat akhir

Uji mikrostruktur dengan SEM dan EDX

Analisa hasil dan pembahasan

Simpulan dan Saran

Selesai

Tidak

Mulai

Perumusan masalah Studi pustakaSurvei

pendahuluan

Merumuskan tujuan

Persiapan alat dan bahan

Pembuatan spesimen

Penimbangan berat awal sampel

Ya

Page 4: ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN  METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

JTM. Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015, 1-7

Proses Perendaman / Uji Rendam dalam Larutan Nira

- Mempersiapkan bak / wadah yang sudah disiapkan.

- Terdapat empat bak berisi air nira, tiap bak berisi satu spesimen potongan baja galvanis dan perendaman batas atas 0,4 dari permukaan sampel, dengan volume bak 208 ml.

- Setiap bak / wadah diberi penomoran dengan perlakuan yang berbeda setiap nomornya.

- Persiapkan jam ukur untuk mengukur waktu perendaman. Karena tiap 16 jam di periksa laju korosinnya dengan mengetahui ΔW (berat awal – berat akhir tiap uji)

Pengangkatan spesimen Penimbangan spesimen dan Perhitungan Laju

KorosiSpesimen ditimbang dengan menggunakan

timbangan elektrik untuk mengetahui berat akhir setelah proses perendaman dan selanjutnya dilakukan perhitungan laju korosi dengan metode weight loss sesuai dengan ASTM G31 – 72. diambil satu contoh spesimen untuk dilakukan uji bahan menggunakan SEM dan EDX, untuk melihat spesimen yang terkorosi sehingga dapat mengetahui bentuk korosi pada spesimen tersebut. Daerah untuk uji bahan yaitu pada permukaan dari spesimen.

Teknik Analisis DataData dari hasil pengujian dimasukkan sesuai dengan lembar pengujian berupa data bersifat deskripsi kuantitatif, untuk menerjemahkan dalam bentuk kesimpulan atau deskripsi, perlu dilakukan tafsiran dengan metode kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASANLaju Korosi

Table 1. Data Perubahan Berat Spesimen

Setelah diketahui perubahan kehilangan berat yang terjadi (ΔW), masa jenisnya (D), waktu (T), luas permukaan (A), maka masukan nilai ke rumus yang sudah ditentukan dengan melihat nilai faktor konstanta (K) sesuai dengan ASTM G31-72. Berdasarkan hasil uji

korosi dan perhitungan laju korosi yang dilakukan pada spesimen yang direndam dalam larutan nira dengan pH 4,8 didapatkan data laju korosi sebagai berikut:

Tabel 2. Data Laju Korosi

Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk diagram hasil laju korosi pada variasi temperatur 110o C dan 25o

C, dari grafik tersebut diketahui laju korosi terbesar pada saat uji rendam dengan variasi waktu perendaman 16 jam, 32 jam, dan 48 jam serta temperatur 110o C dan 25o

C.

Gambar 2. Diagram Pengujian Uji Korosi Dengan Suhu 110o C

Berdasarkan gambar diagram pengujian laju korosi dengan pH 4,8 dan variasi suhu 110o C, pada lama perendaman dengan waktu 16 jam laju korosinya sebesar 1,658 mm/year, untuk waktu 32 jam laju korosinya sebesar 2,330 mm/year, dan untuk waktu perendaman 48 jam laju korosinya 2,617 mm/year. Laju korosi terbesar 2,617 mm/year ada pada waktu 48 jam dan terkecil 1,658 mm/year ada pada waktu 16 jam. Pengujian ini bersifat statis jadi dengan mempertahankan temperatur 110o C dan pH 4,8 akan diperoleh besar laju korosi tersebut.

No Wa-

dah(pH)

Suhu

(oC)

Waktu

(jam)

Berat

Awal

(gram)

Berat

akhir

(gram)

Δ W

1

A1

4,8

110

16 2.53 2.52 0,02

2 32 2.75 2.72 0,03

3 48 2.72 2.67 0.05

4

B1 25

16 2.79 2.78 0,01

5 32 2.72 2.70 0,02

6 48 2.56 2.53 0.03

Waktu(jam)

pH4,8

WadahA1 (110 oC) B1 (25 oC)

16Laju Korosi (mm/year)

1,658 1,478

32Laju Korosi (mm/year)

2,330 1,548

48Laju Korosi (mm/year)

2,617 1,645

Page 5: ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN  METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

Analisa Laju Korosi Baja Galvanis

Gambar 3. Diagram Pengujian Uji Korosi Dengan Suhu 25o C

Berdasarkan gambar diagram pengujian laju korosi dengan pH 4,8 dan variasi suhu 25o C, pada lama perendaman dengan waktu 16 jam laju korosinya sebesar 1,478 mm/year, untuk waktu 32 jam laju korosinya sebesar 1,548 mm/year, dan untuk waktu perendaman 48 jam laju korosinya 1,645 mm/year. Laju korosi terbesar 1,645 mm/year ada pada waktu 48 jam dan terkecil 1,478 mm/year ada pada waktu 16 jam. Pengujian ini bersifat statis jadi dengan mempertahankan temperatur 25o C dan pH 4,8 akan diperoleh besar laju korosi tersebut.

Gambar 4. Diagram Pengujian Uji Korosi Dengan Variasi Suhu 110o C dan 25o C

Berdasarkan gambar diagram pengujian laju korosi dengan pH 4,8 dan variasi suhu 110o C dan 25o C. Pada lama perendaman dengan waktu 16 jam dan suhu 110o C laju korosinya sebesar 1,658 mm/year, untuk waktu 16 jam dan suhu 25o C laju korosinya sebesar 1,478 mm/year jadi laju korosi terbesar ada pada variasi suhu 110o C sebesar 1,658 mm/year.Pada lama perendaman dengan waktu 32 jam dan suhu 110o C laju korosinya sebesar 2,330 mm/year, untuk waktu 32 jam dan suhu 25o C laju korosinya sebesar 1,548 mm/year jadi laju korosi terbesar ada pada variasi suhu 110o C sebesar 2,330 mm/year.Pada lama perendaman dengan waktu 48 jam dan suhu 110o C laju korosinya sebesar 2,617 mm/year, untuk waktu 48 jam dan suhu 25o C laju korosinya sebesar 1,645 mm/year jadi laju korosi terbesar ada pada variasi suhu 110o C sebesar 2,617 mm/year. Laju korosi paling besar ada pada variasi waktu 48 jam.

Pengaruh TemperaturLaju korosi terbesar ada pada suhu 110o C, pada waktu perendaman 16 jam sebesar 1,658 mm/year, waktu 32 jam 2,330 mm/year, dan waktu 48 jam 2,617 mm/year, sesuai dengan gambar 4. Jadi berdasarkan data dan gambar diagram nilai terbesar korosi ada pada temperatur 110o C, semakin besar temperatur semakin besar potensi korosinya bisa dilihat dari nilai korosi yang paling besar ada pada temperatur 110o C dengan nilai 2,617 mm/year tentunya sifat pengujian ini statis. Struktur mikro yang ada di bahan yang terkena zat pengkorosi akan cepat terdegradasi dengan meningkatnya suhu, sehingga akan mudah cepat masuk zat pengkorosi pada bagian dalam logam tersebut.

Pengaruh WaktuBerdasarkan data dan diagram menjelaskan bahwa waktu sangat mempengaruhi laju korosi, semakin lama perendaman laju korosi akan semakin naik dilihat dari pengujian perendaman pada waktu 16 jam, 32 jam, dan 48 jam. Sesuai dengan gambar 4 untuk variasi suhu 110o

C lonjakan kenaikan laju korosi sangat drastis bisa dilihat dari waktu perendaman 16 jam di awal laju korosinya 1,658 mm/year ke 32 jam pada pengujian yang kedua menjadi 2,330 mm/year ke 48 jam pada pengujian terakhir menjadi 2,617 mm/year, begitu juga dengan variasi suhu 25o C semakin lama waktu perendaman semakin meningkat nilai laju korosinya, akan tetapi untuk besaran laju korosi pada variasi suhu 110o C lebih besar dari pada 25o C lebih dipengaruhi karena faktor temperatur.

Pada uji SEM kali ini spesimen yang diteliti yaitu spesimen dengan nilai korosi yang terbesar. Uji SEM bertujuan untuk mengetahui bentuk korosi dan jenis korosi. Pembagian wilayah / zona uji SEM dan EDX dibedakan menjadi 3 bagian: zona yang tidak korosi, zona trasparan, dan zona noda/bintik hitam, dibedakan agar mudah dalam pengambilan gambar dan penjelasannya, untuk uji EDX ada dalam lampiran skripsi.

Gambar 5. Foto SEM yang tidak korosi

5

Page 6: ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN  METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

JTM. Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015, 1-7

Menunjukan permukaan spesimen yang tidak terkorosi pada awalnya terlihat halus ketika diperbesar 1000x terlihat struktur permukaan logam yang tidak merata terlihat kerusakan akibat pengaruh penyebab korosi. Daerah yang tidak terkorosi dominan ada di tengah spesimen.

Gambar 6 foto SEM zona trasparan

Menunjukan permukaan spesimen yang terkorosi membentuk jurang atau jarum yang merusak permukaan spesimen. Jenis korosi yang terlihat pada gambar 6 adalah korosi sumuran/ pitting corrosion. Pada wilayah korosi ini paling dominan ada di samping – samping sampel, akan tetapi bukan daerah dengan bintik – bintik hitam atau daerah yang parah terkena paparan korosi, untuk lebih memperjelas korosi sumuran selanjutnya akan diperbesar pada area yang sudah di tandai dengan kotak tersebut, terlihat pada gambar 7

Gambar 7. Korosi Sumuran

Dilakukan perbesaran sampai 5000x terlihat beberapa jarum yang menandakan bahwa spesimen tersebut telah terkorosi. Pada pitting corrosion zat pengkorosif sebelumnya akan merusak lapisan pelindung dari permukaan baja galvanis yang penyusunya adalah seng (Zn) ditambah dengan pengaruh temperatur akan semakin besar kesempatan untuk merusak lapisan pelindung tersebut dan akibatnya pori-pori dari baja galvanis akan membuka, sehingga masuk ke dalam dan zat pengkorosif

akan merusak struktur logam sehingga membentuk jarum berupa lubang.

Gambar 8. foto SEM bintik – bintik hitam/Noda Hitam

Pada gambar 8 menunjukan permukaan spesimen yang paling terkorosi yang berupa bintik – bintik hitam ketika diperjelas dengan 2000x terlihat jelas kerusakan pada logam akibat dari korosi. Hal ini menyimpulkan betapa bahayanya logam yang terkorosi dan dampaknya cukup besar.

PENUTUPSimpulanBerdasarkan hasil penelitian dari uji laju korosi dengan variasi waktu perendaman 16 jam, 32 jam, dan 48 jam dengan memberikan variasi temperatur 25o C dan 110o C, dengan mengalami uji rendam dalam larutan air nira dengan pH 4,8 dan diperoleh simpulan sebagai berikut:

Berdasarkan data dan diagram dijelaskan bahwa larutan air nira dengan pH 4,8. Variasi suhu 110o

C dan 25o C, untuk variasi suhu 110o C waktu perendaman 16 jam di awal laju korosinya 1,658 mm/year ke 32 jam pada pengujian yang kedua menjadi 2,330 mm/year ke 48 jam pada pengujian terakhir menjadi 2,617 mm/year, begitu juga dengan variasi suhu 25o C semakin lama waktu perendaman semakin meningkat nilai laju korosinya dan laju korosi terbesar terjadi diakhir proses perendaman.

Laju korosi terbesar ada pada waktu 48 jam dan terjadi pada spesimen dengan pengujian pada suhu 110o C besar laju korosinya adalah 2,617 mm/year, dan nilai terkecil terjadi pada waktu 16 jam dengan suhu 25o C dengan nilai 1,478 mm/year.

Laju korosi terbesar ada pada suhu 110o C, pada waktu perendaman 16 jam sebesar 1,658 mm/year, waktu 32 jam 2,330 mm/year, dan waktu 48 jam 2,617 mm/year. Jadi berdasarkan data dan gambar diagram nilai terbesar korosi ada pada temperatur 110o C, semakin besar temperatur semakin besar potensi korosinya bisa dilihat dari nilai korosi yang paling besar ada pada temperatur

Page 7: ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA GALVANIS MENGGUNAKAN  METODE ASTM G31 – 72 PADA MEDIA AIR NIRA (KELAPA)

Analisa Laju Korosi Baja Galvanis

110o C dengan nilai 2,617 mm/year. Struktur mikro yang ada di baja galvanis yang terkena zat pengkorosi akan cepat terdegradasi dengan meningkatnya suhu, sehingga akan mudah cepat masuk zat pengkorosi pada bagian dalam baja galvanis tersebut.

Saran Untuk larutan dengan waktu perendaman yang

lama dan menggunakan suhu tinggi, perlu diperhatikan dalam penggunaan pemasakan perendaman larutan tersebut.

Untuk penelitian selanjutnya tidak boleh menggunakan variasi waktu perendaman 16 jam, 32 jam, dan 48 jam, tidak menggunakan jenis air nira kelapa dan baja galvanis, serta tidak menggunakan variasi temperatur 110o C dan 25o

C.

DAFTAR PUSTAKAAnas, Fitra Amirul. 2011. Analisa Laju Korosi

Terhadap Baja Galvanik pada Media Premium dan Pertamax. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

ASTM Internasional. 2004. ASTM G31-72: Standard Practice for Laboratory Immersion Corrosion Testing of Metals. United State

Bayuseno, Athanasius P. 2009. Analisa Laju Korosi pada Baja untuk Material Kapal dengan dan Tanpa Perlindungan Cat. Volume 11 Nomor 3 – Juli 2009

Furqan, Muhammad. 2013. Perhitungan Laju Korosi. (online), http://m10mechanicalengineering.blogspot.com/2013/11/laju-korosi.html. Diakses pada tanggal 19 April 2015

Handayani, Sri. 2009. Potensi Nira dari Kelapa. Yogyakarta: Tim PPM Jurdik Kimia FMIPA UNY.

Imaningastuti. 2012. Analisa Laju Korosi Sambungan Las Pipa Stainless Steel 316 pada Kondensor Di dalam Media Larutan NaCl. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro

Mars, G. Fontana. Corrosion Engineering, 3 rd edition. 1967. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

NACE International. 2005. NACE Standard RP0775-2005 Item No. 21017 Standard Recommended Practice Preparation, Installation, Analysis, and Interpretation Corrosion Coupons In Oilfield Operation. Texas.

Permadi, Lingga Bayu. 2014. Analisa Laju Korosi pada Baja Karbon Ringan (Mild Steel) dengan Perlakuan Bending pada Media Pengkorosi Larutan Asam. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Praweswari, Bunga. 2008. Studi Efektifitas Lapis Galvanis Terhadap Ketahanan Korosi Pipa Baja ASTM A 53 Di dalam Tanah (Underground Pipe).

Skripsi tidak diterbitkan. Depok: Universitas Indonesia

Priyotomo, Gadang. 2008. Kamus Saku Korosi Material. Vol 1. No 1 2008.

Sinly, Evan Putra. 2008. Kelapa Sebagai Bioindustri Potensial Indonesia. (online), (http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/kelapa-sebagai-bioindustri-potensial-indonesia/ ) . Diakses pada tanggal 08 April 2015.

Supardi, Rahmat. 1997. Korosi. Bandung: Tarsito.Tim Penulis. 2014. Buku Pedoman Penulisan dan

Ujian Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Wardani, Sita Diantini Kusuma. 2011. Pemetaan Korosi pada Stasiun Gilingan Di Pabrik Gula Watoe Toelis. Surabaya : ITS (Jurnal).

7