ANALISA KUAT TEKAN BETON BERGRADASI SENJANG · 187 Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas...
-
Upload
phungkhanh -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of ANALISA KUAT TEKAN BETON BERGRADASI SENJANG · 187 Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas...
183
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
ANALISA KUAT TEKAN BETON BERGRADASI SENJANG
Eka Yuniarto1), Bartho Rante Linggi’2) 1 Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Bosowa
Email: [email protected] 2 Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Bosowa
ABSTRAK
Kekuatan beton dipengaruhi oleh adanya pori (ruang kosong) dalam beton. Salah satu faktor
penyebabnya adalah penggunaan agregat kasar bergradasi senjang. Lokasi pekerjaan dengan
ketersediaan sumber agregat yang baik seperti adanya stone crusher atau sumber agregat yang baik,
tidak ditemui masalah berarti. Tetapi pada lokasi pekerjaan yang mempunyai sumber agregat terbatas
seperti tidak adanya stone crusher atau lokasi yang jauh dari sumber agregat, dalam keadaan seperti ini
kemungkinan penggunaan agregat bergradasi senjang yang tersedia di daerah tersebut merupakan
alternatif yang dapat dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan agregat kasar bergradasi senjang terhadap nilai porositas dan kuat tekan beton.Metode
penelitian yang digunakan adalah metode dengan pembuatan benda uji silinder beton (15 x 30 cm)
dengan variasi ukuran agregat kasar : ukuran 0,5-3,75 cm, ukuran 2-3,75 cm, ukuran 1-2 cm, ukuran 0,5-
1 cm dan 2-3,75 cm, 0,5-1 cm dan 1-2 cm, dengan agregat halus (pasir) bergradasi normal. Benda Uji
Silender berjumlah 3 buah untuk setiap variasi dan dilakukan uji kuat tekan dan porositas beton pada
umur 28 hari.Hasil dari penelitian ini, nilai kuat tekan rata-rata beton yang menggunakan agregat kasar
bergradasi senjang lebih kecil dibandingkan dengan beton yang menggunakan agregat kasar
bergradasi normal yaitu < 264.91 kg/cm2. Sedangkan nilai porositas rata-rata beton yang menggunakan
agregat kasar bergradasi senjang lebih tinggi dibandingkan dengan beton yang menggunakan agregat
kasar bergradasi normal yaitu > 8,15%. Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Porositas beton dengan
menggunakan agregat kasar bergradasi senjang menghasilkan grafik yang tidak linear.
Kata Kunci : Beton, Gradasi Senjang, Kuat Tekan
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan beton sebagai salah satu pilihan konstruksi bangunan sipil yang lebih dikenal
luas dibandingkan dengan bahan konstruksi lain seperti kayu dan baja. Pilihan penggunaan
beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton mempunyai beberapa kelebihan yang
tidak dimiliki oleh bahan lain, diantaranya beton relatif murah karena bahan penyusunnya
didapat dari bahan lokal, mudah dalam pengerjaan dan perawatannya, mudah dibentuk sesuai
kebutuhan, tahan terhadap perubahan cuaca, lebih tahan terhadap api dan korosi
(Krisbiyantoro, 2005). Selain itu kelebihan beton yang menonjol dibandingkan bahan lain adalah
beton memiliki kuat desak tinggi yang dap at diperoleh dengan cara pemilihan, perencanaan
dan pengawasan yang teliti terhadap bahan penyusunnya.
Dalam pembuatan beton sering terjadi adanya pori (ruang kosong). Hal tersebut terjadi
karena adanya pemisahan butiran dari adukan beton sehingga distribusi agregatnya menjadi
tidak merata. pengelompokan agregat dengan ukuran tertentu (gradasi agregat) yang tidak
sesuai standar merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya segregasi (Rivan Adila W.,
2014). Gradasi agregat dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu gradasi kontinu, gradasi
seragam dan gradasi celah. Dalam penentuan gradasi standar untuk agregat dapat
184
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
menggunakan acuan American Society for Testing and Material (ASTM), British Standard (BS)
dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Apabila ditinjau dari pemilihan tipe sususan agregat gabungan (gradasi agregat), gradasi
menerus dengan limit tentu adalah gradasi yang direkomendasikan oleh berbagai standart
untuk memperoleh workability yang memadai dan segregasi minimum. Lokasi pekerjaan
dengan ketersediaan sumber agregat yang baik seperti adanya stone crusher atau sumber pasir
yang baik, tidak ditemui masalah berarti. Tetapi pada lokasi pekerjaan yang mempunyai sumber
agregat terbatas seperti tidak adanya stone crusher atau lokasi yang jauh dari sumber agregat.
Dalam keadaan seperti ini kemungkinan penggunaan agregat bergradasi senjang yang tersedia
di daerah tersebut merupakan alternatif yang dapat dipertimbangkan. Selain itu, biasanya pada
pengerjaan dilapangan terjadinya gradasi senjang dikarenakan pembelian agregat yang hanya
menggunakan satu ukuran variasi. Seperti hanya menggunakan ukuran 1-2 cm atau 2-3,75 cm,
sedangkan standartnya harus menggunakan ukuran variasi 0,5-3,75 cm. Dengan penggunaan
agregat senjang tersebut dikhawatirkan dapat meningkatkan porositas dan mempengaruhi
kekuatan beton.
2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Beton
2.1.1. Defenisi Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat
kasar,agregat halus, dan air, dengan atau tanpa campuran tambahan yang membentuk
massa padat (SNI 03- 2834, 2000).
Beton Normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500 kg/m2
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak menggunakan
bahan tambahan (SNI 03- 2834, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu beton (Wuryati dan Candra, 2001), antara lain
:
1. Mutu bahan batuan,
2. Jenis/mutu semen,
3. Faktor air semen,
4. Gradasi/ susunan butir bahan batuan,
5. Pelaksanaan pembuatan beton,
6. Curing (perawatan/pematangan) beton.
2.1.2. Sifat-Sifat Beton
Untuk keperluan perancangan struktur beton, maka pengetahuan tentang sifat- sifat
beton perlu diketahui. Sifat- sifat tersebut antara lain (Mulyono,2004):
1. Durability (Keawetan)
Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa
terjadi korosi dalam waktu yang direncanakan.
2. Kuat Tekan
Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial benda uji
silinderbeton berdiameter 150 mm, tinggi 300 mm dengan satuan Mpa (N/mm2) untuk
standar ACI maupun SNI 91. Sedangkan British Standar benda uji yang digunakan
adalah kubus dengan sisi ukuran 150 mm.
185
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dibandingkan kuat tekannya, yaitu sekitar 10%-15%
dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi
retak dan defleksi balok.
4. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan
regangan beton biasanya pada 25%-50% dari kuat tekan beton.
5. Rangkak dan Susut
Rangkak (Creep) merupakan sala satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi
terus menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul. Susut (Shrinkage) merupakan
perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan.
6. Workability)
Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh
kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan
finishing. Atau besarya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.
Salah satu cara yang paling sering dilakukan untuk mengukur kecelakaan beton adalah
dengan slump test. Unsur–unsur yang mempengaruhi sifat mudah dikerjakan antara
lain :
(1) Banyaknya air yang dipakai dalam campuran beton
(2) Penambahan semen kedalam adukan beton
(3) Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus
(4) Pemakaian butir – butir agregat yang bulat
(5) Cara pemadatan beton dan jenis alat yang digunakan.
7. Sifat Kedap Air
Gelembung udara yang terbentuk selama atau setelah selesai pencetakan beton akan
membentuk rongga–rongga yang diakibatkan oleh air yang menguap, rongga udara ini
akan membuat air masuk kedalam beton. Untuk mengantisipasi terjadinya rongga
udara yang mengakibat masuknya air kedalam beton, maka beton harus dibuat sepadat
mungkin.
Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat kedap air beton (Wuryati dan Candra, 2001),
antara lain :
(1) Mutu dan porositas agregat,
(2) Umur beton. Kekedapan air akan berkurang dengan adanya perkembangan umur,
(3) Gradasi. Gardasi harus dipilih sedemikian agar beton dapat mudah dikerjakan
dengan baik dengan jumlah air yang minimal,
(4) Perawatan. Perawatan beton merupakan faktor yang sangat penting
untuk mendapatkan beton kedap air.
2.2. Bahan Pembentuk Beton
Bahan yang dipakai dalam pembuatan atau penyusunan beton terdiri dari semen,
agregat halus, agregat kasar, dan air.
2.2.1. Semen
Semen merupakan bahan berbutir halus hasil gilingan, yang bukan merupakan
pengikat, tapi menjadi bersifat pengikat sebagai hasil hidratasi (yaitu reaksi kimia antara
semen dan air).
186
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
2.2.2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat aduk beton dapat juga didefinisikan sebagai
bahan yang dipakai sebagai pengisi atau pengkurus, dipakai bersama dengan bahan
perekat, dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu, yang disebut adukan
beton. Fungsi agregat dalam beton mengisi sebagian besar volume beton yaitu antara 50%
sampai 80%, sehingga sifat-sifat dan mutu agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
dan mutu beton (Wuryati dan Candra, 2001).
a. Agregat halus
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batuan atau pasir
yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm
(SNI 03-2834-2000). Spesifikasi karakteristik agregat halus (pasir) dapat dilihat pada tabel
2.2 dan 2.3
Tabel 1. Spesifikasi Karakteristik Agregat Halus (Pasir)
No
Karateristik
Interval
Spesifikasi(ASTM)
Agregat Halus
1 Kadar lumpur < 5 % C117
2 Kadar organik <No.3 C558
3 Kadar air 3 – 5 % C29
4 Berat volume 1.4-1.9 kg/ltr C127
5 Absorpsi 0.2 – 2% C127
6 Berat jenis SSD 1.6 – 3.2 C104
7 Modulus Kehalusan 2.2 – 3.1 C131
Sumber : ASTM (American Society for and Testing Material
Tabel 2. Persyaratan Gradasi Pasir
Lubang
Persen butir yang lewat ayakan
ayakan (mm)
Daerah I
Daerah II
Daerah III
Daerah IV
9,5 100 100 100 100
4.75 90-100 90-100 90-100 95-100
2.36 60-95 75-100 85-100 95-100
1.18 30-70 55-90 75-100 90-100
0.6 15-34 35-59 60-79 80-100
0.3 5-20 8-30 12-40 15-50
0.15 0-10 0-10 0-10 0-15
Sumber : SNI-23-2834-2000
Keterangan:
- Daerah I = pasir kasar - Daerah III= pasir agak halus
- Daerah II = pasir agak kasar - Daerah IV = pasir halus
187
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
b. Agregat kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industry pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara
5 mm – 40 mm (SNI 03-2834-2000).
Tabel 3.Spesifikasi karakteristik agregat kasar (batu pecah)
No
Karateristik Interval
Spesifikasi
Agregat Kasar
(ASTM)
1 Kadar Lumpur < 1 % C117
2 Kadar Air 0.5 – 2 % C558
3 Berat Volume 1.6-1.9 kg/ltr C29
4 Absorpsi 0.2 – 4.6% C127
5 Berat Jenis SSD 1.6 – 3.2 C127
6 Modulus Kehalusan 5.5 – 8.5 C104
7 Keausan 15 – 50 % C131
Sumber : ASTM (American Society for and Testing Material)
Tabel 4. Persyaratan Gradasi Batu Pecah
Ukuran Saringan
Persentase lolos
(mm) 37,5-4,75 19,0-4,75 12,5-4,75
38,1 90-100 100 -
19 30-70 90-100 100
9,5 10-35 25-55 40-70
4,75 0-5 0-10 0-15
Sumber : SNI-15-1990-032
c. Gradasi Agregat
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran agregat. Gradasi yang baik pada
agregat, dapat menghasilkan beton yang padat, sehingga volume rongga berkurang dan
penggunaan semen Portland berkurang pula
Gradasi agregat dapat dibedakan atas :
a) Gradasi seragam (uniform graded) / gradasi terbuka (open graded)
Adalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir sama. Gradasi seragam disebut
juga gradasi terbuka (open graded) karena hanya mengandung sedikit agregat halus
sehingga terdapat banyak rongga/ruang kosong antar agregat.
b) Gradasi rapat (dense graded)
Adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar sampai halus,
sehingga sering juga disebut gradasi menerus, atau gradasi baik (well graded). Campuran
188
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
dengan gradasi ini memiliki kuat tekan yang tinggi, agak kedap terhadap air dan memiliki
berat isi yang besar. c) Gradasi senjang (gap graded)
Gradasi senjang adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat ada yang tidak lengkap
atau ada fraksi agregat yang hilang atau jumlahnya sedikit sekali. Campuran beton dengan
gradasi ini memiliki kualitas peralihan dari keadaan campuran dengan gradasi yang
disebutkan di atas. Gradasi agregat jenis ini biasanya terdapat pada agregat yang terlalu
halus atau terlalu kasar. Jika salah satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi pada satu set
ayakan tidak ada, maka gradasi ini akan menunjukan satu garis horizontal dalam grafiknya
Gambar 1. Contoh Grafik Macam-macam Gradasi Agregat
a.
b.
c.
Gambar 2. a. Gradasi Menerus, b. Gradasi Seragam, c. Gradasi Senjang
2.2.3. Air
Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk mencapai
konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat (SNI 03-2834-2000).
2.3. Kuat Tekan Beton
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan beton
adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas beton sehingga
189
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
beton tersebut hancur. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil,
dianggap bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton.
Kuat tekan beton yang disyaratkan f’c adalah kuat tekan yang ditetapkan oleh
perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300
mm).
Kuat tekan beton yang ditargetkan fcr adalah kuat tekan rata rata yang diharapkan
dapat dicapai yang lebih besar dari f’c, (SNI 03-2834-2000). Pengujian kuat tekan dilakukan
untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah mengeras dengan benda uji berbentuk
kubus atau silinder. Pada pengujian ini pembebanan dilakukan sampai silinder beton
hancur (beban maksimum). Kuat tekan beton dihitung dengan rumus:
𝑓′𝑐 = 𝑃
𝐴
𝐴 = 𝜋𝐷2
4
Dimana : f’c = tegangan tekan beton (kg/cm²,Mpa)
P = beban tekan maksimum (kg,N)
A = luas penampang silinder (cm²,mm²)
D = diameter silinder beton (cm,mm)
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Beton
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan beton yang dikemukakan
oleh para ahli diantaranya adalah L. J. Murdock dkk ( 1991 ) yaitu :
a. Jenis semen dan kwalitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton
b. Jenis lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataannya menunjukan bahwa
penggunaan agregat akan menghasilkan beton dengan kuat desak maupun kuat
tarik lebih besar dari pada penggunaan kerikil halus dari sungai.
c. Efisiensi dari perawatan (curing) kehilangan kekuatan sampai sekitar 40% dapat
terjadi bila pengeringan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat
penting dalam pekerjaan lapangan dan pembuatan benda uji.
d. Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu yang
lama.
e. Umur. Pada keadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Pengambilan Material, Lokasi dan Waktu
3.1.1 Lokasi Pengambilan Material
Lokasi pengambilan material yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat
kasar, agregat halus yang diambil dari Bili - bili kab. Gowa, Sulawesi Selatan.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium bahan dan beton Politeknik Negeri Ujung
Pandang, Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar.
190
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
3.2. Perancangan Campuran Adukan Beton (Mix Design)
Tabel 5. Tabel Hasil Rancangan Campur Beton Setelah Koreksi
Volume Air Semen Ag. Halus Ag. Berat
Kasar
Total
(m3) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
1 224.01 356.00 545.96 1224.04 2350
1 adukan
0.019 4.27 6.79 10.41 23.35 44.83
Tabel 6. Variasi Agregat Kasar Bergradasi Senjang
No Variasi Sample Agregat Kasar Ukuran Saringan
(Lolos – Tertahan)
1 Agregat Kasar Gradasi Normal:
0,5-1 cm ; 1-2 cm ; 2-3,75 cm
Lolos saringan 37,5 mm (112⁄ ”)
Tertahan saringan No. 4
2 Agregat Kasar Gradasi Atas
2 cm - 3,75 cm
Lolos saringan 37,5 mm (112⁄ ”)
Tertahan saringan 20 mm (3 4⁄ ”)
3 Agregat Kasar Gradasi Tengah:
1 cm – 2 cm
Lolos saringan 20 mm (3 4⁄ ”)
Tertahan saringan 10 mm (3 8⁄ ”)
4 Agregat Kasar Gradasi Atas dan
Bawah
0,5-1 cm dan 2-3,75 cm
Lolos saringan 37,5 mm (112⁄ ”)
Tertahan saringan 20 mm (3 4⁄ ”)
Dan
Lolos saringan 10 mm (3 8⁄ ”)
Tertahan saringan No. 4
5 Agregat Kasar Gradasi Tengah
dan Bawah
0,5-1 cm dan 1-2 cm
Lolos saringan 20 mm (3 4⁄ ”)
Tertahan saringan No. 4
Tabel 7.Jumlah dan Kode Benda Uji
No Variasi Benda Uji Kode Benda Uji Jumlah
Agregat Kasar Gradasi Normal:
KA.1
1 KA.2 3 buah 0,5-1 cm ; 1-2 cm ; 2-3,75 cm
KA.3
Agregat Kasar Gradasi Atas :
KB.1
2 KB.2 3 buah 2 cm - 3,75 cm
KB.3
191
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Agregat Kasar Gradasi Tengah:
KC.1
3 KC.2 3 buah 1 cm – 2 cm
KC.3
Agregat Kasar Gradasi Atas dan
Bawah :
KD.1
4 KD.2 3 buah 0,5-1 cm ; 2-3,75 cm
KD.3
Agregat Kasar Gradasi Tengah
dan Bawah :
KE.1
5 KE.2 3 buah 0,5-1 cm ; 1-2 cm
KE.3
Jumlah Total Benda Uji 15 buah
3.3. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan dilakukan pada sampel berbentuk silinder . Tujuan dari
pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya kekuatan beton pada masing-masing
variasi benda uji.
4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pemeriksaan Sifat Karakteristik Agregat
4.1.1. Pemeriksaan Awal Agregat Halus (Pasir)
Data hasil pengujian karateristik agregat halus diperlihatkan pada table 8. Berikut:
Tabel 8. Data hasil penelitian agregat halus (Pasir)
No Pengujian Hasil Spesifikasi Satuan Keterangan
Relatife kering
1. Kadar Air 1,45 3 – 5 % Memenuhi
2. Kadar Lumpur 2,38 < 5 % Memenuhi
3. Kadar Organik No. 2 < No. 3 - Memenuhi
4. Berat Isi/Volume 1,50 1,4 – 1,9 Kg/ltr Memenuhi
5. Berat Jenis 2,53 1,6 – 3,2 - Relatif agak
6. Penyerapan 4,13 0,2 – 2,0 % tinggi
7. Modulus Kehalusan 2,37 2,2 – 3,1 - Memenuhi
Sumber :Hasil Pengujian
4.1.2. Pemeriksaan Awal Agregat Kasar (Batu Pecah)
Data hasil pengujian karateristik agregat kasar diperlihatkan pada table 9. berikut ini:
192
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Tabel 9. Data hasil penelitian agregat kasar (Batu Pecah)
No Pengujian Hasil Spesifikasi Satuan Keterangan
1. Kadar Air 0,56 0,5 – 2,0 % Memenuhi
2. Kadar Lumpur 0,64 < 1 % Memenuhi
3. Keausan 24,32 15 – 50 % Memenuhi
4. Berat Isi/Volume 1,36 1,6 – 1,9 Kg/ltr Agak ringan
5. Berat Jenis 2,57 1,6 – 3,2 - Memenuhi
6. Penyerapan 2,48 0,2 – 4,6 % Memenuhi
7. Modulus Kehalusan 7,33 5,5 – 8,5 - Memenuhi
Sumber :Hasil Pengujian
4.1.3. Penggabungan Agregat Kasar dan Agregat Halus
Data hasil pemeriksaan awal gradasi agregat kerikil dan pasir diperoleh data
seperti tabel berikut ini:
Tabel 10. Pengujian Gradasi Agregat Halus
No.
Ukuran Berat % Kumulatif
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr)
(%) (%)
3/8" 9.5 - - - 100 100
4 4.75 33.42 1.67 1.67 98.33 90 - 100
8 2.36 82.36 4.12 5.79 94.21 75 - 100
16 1.18 194.1 9.70 15.49 84.51 55 - 90
30 0.6 604.24 30.20 45.68 54.32 35 - 59
50 0.3 620.94 31.03 76.72 23.28 8 - 30
100 0.15 303.04 15.14 91.86 8.14 0 - 10
Pan - 162.88 8.14 100.00 0.00
Jumlah 2000.98 100.00
193
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Gambar 3. Grafik gradasi agregat halus (Pasir)
Tabel 11. Pengujian Gradasi Agregat Kasar (Batu Pecah Normal)
No. Ukuran Berat % Kumulatif
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr)
(%) (%)
1 1/2" 38 - - - 100 90 -100
3/4" 19 1219.55 48.68 48.68 51.32 30-70
3/8" 9.5 976.01 38.96 87.63 12.37 10-35
4 4.75 279.47 11.15 98.79 1.21 0-5
8 2.36 21.41 0.85 99.64 0.36
16 1.18 0.00 0.00 99.64 0.36
30 0.6 0.00 0.00 99.64 0.36
50 0.3 0.00 0.00 99.64 0.36
100 0.15 0.00 0.00 99.64 0.36
Pan - 9.01 0.36 100.00 0.00
Jumlah 2505.45 100.00
194
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Gambar 4. Grafik gradasi agregat Kasar (Batu pecah Normal)
Penelitian ini menggunanakan variasi gradasi agregat kasar. Apabila hasil pengujian
gradasi agregat kasar yang diperoleh, dikelompokkan sesuai dengan variasi gradasi
senjang yang direncanakan, maka diperoleh Tabel dan Grafik sebagai berikut:
Tabel 12. Variasi Agregat Kasar Gradasi Senjang Ukuran 2-3,75 cm.
No. Ukuran Berat % Kumulatif
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr)
(%) (%)
1 1/2" 38 - - - 100.00 90 -100
3/4" 19 1219.55 100.00 100.00 0.00 30-70
3/8" 9.5 0.00 0.00 100.00 0.00 10-35
4 4.75 0.00 0.00 100.00 0.00 0-5
Jumlah 1219.55 100.00
195
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Gambar 5. Grafik gradasi senjang agregat Kasar (2-3,75 cm)
Tabel 13. Variasi Agregat Kasar Gradasi Senjang Ukuran 1- 2 cm.
No. Ukuran Berat % Kumulatif
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr)
(%) (%)
1 1/2" 38 - - - 100.00 90 -100
3/4" 19 0.00 0.00 0.00 100.00 30-70
3/8" 9.5 976.01 100.00 100.00 0.00 10-35
4 4.75 0.00 0.00 100.00 0.00 0-5
Jumlah 976.01 100.00
Gambar 6. Grafik gradasi senjang agregat Kasar (1- 2 cm)
196
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Tabel 14. Variasi Agregat Kasar Gradasi Senjang Ukuran 0,5-1 cm dan 2-3,75 cm
No. Ukuran Berat % Kumulatif
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr)
(%) (%)
1 1/2" 38 - - - 100 90 -100
3/4" 19 1219.55 81.36 81.36 18.64 30-70
3/8" 9.5 0.00 0.00 81.36 18.64 10-35
4 4.75 279.47 18.64 100.00 0.00 0-5
Jumlah 1499.02 100.00
Gambar 7. Grafik gradasi senjang agregat Kasar (0,5-1 dan 2-3,75 cm)
Tabel 15. Variasi Agregat Kasar Gradasi Senjang Ukuran 0,5-1 cm dan 1-2
cm
No. Ukuran Berat % Kumulatif
Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi Saringan
(mm) (gr)
(%) (%)
1 1/2" 38 - - - 100.00 90 -100
3/4" 19 0.00 0.00 0.00 100.00 30-70
3/8" 9.5 976.01 77.74 77.74 22.26 10-35
4 4.75 279.47 22.26 100.00 0.00 0-5
Jumlah 1255.48 100.00
197
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Gambar 8. Grafik gradasi senjang agregat Kasar (0,5-1 dan 1-2 cm)
Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Awal Gradasi Agregat Kasar Dan Halus
Ukuran Komulatif Lolos ( % )
No. Saringan
Saringan
Agregat Agregat Kasar
(mm)
Halus
1 ⁄
37,5 100 100
3/4 19,10 100 51,32
3/8 9,52 100 12,37
4 4,75 98,33 1,21
8 2,36 94,21 0,36
16 1,18 84,51 0,36
30 0.60 54,32 0,36
50 0.30 23,28 0,36
100 0.15 8,14 0,36
Sumber :Hasil Pengujian
198
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Tabel 17. Penggabungan Agregat Kasar Dan Halus
Persentase Persentase
No. Ukuran Lolos Gabungan
Saringan
Kombinasi
Spesifikasi Saringan
Batu
Pasir
Batu
(mm)
Pasir
Pecah
Pecah
(31%)
(69%)
1 ⁄ 37,5 100 100 31 69 100 100 – 100
3/4 19,10 100 51,32 31 35,41 66,41 50 – 75
3/8 9,52 100 12,37 31 8,53 39,53 36 – 60
4 4,75 98,33 1,21 30,48 0,84 31,32 24 – 47
8 2,36 94,21 0,36 29,21 0,25 29,46 18 – 38
16 1,18 84,51 0,36 26,20 0,25 26,45 12 – 30
30 0.60 54,32 0,36 16,84 0,25 17,09 7 – 23
50 0.30 23,28 0,36 7,22 0,25 7,47 3 – 15
100 0.15 8,14 0,36 2,52 0,25 2,77 0 – 5
Sumber :Hasil Perhitungan
Gambar 9. Grafik Penggabungan Agregat
199
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Dari tabel hasil uji karakteritik agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu pecah) di
atas, menunjukkan bahwa pada umumnya agregat yang digunakan memenuhi syarat
standar SNI.
200
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
4.2. Mix Design
Perhitungan campuran beton untuk setiap variasi beton benda uji dapat
dilihat pada tabel 18 dan 19 berikut :
Tabel 18. Kebutuhan bahan campuran beton hasil rancangan
Volume Air Semen Ag. Halus Ag. Kasar Berat Total
(m3) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
1 224.01 356.00 545.96 1224.04 2350
Untuk 1 adukan (3 silinder)
0.019 4.27 6.79 10.41 23.35 44.83
Sumber :Hasil Perhitungan
Tabel 19. Kebutuhan bahan campuran beton untuk tiap variasi benda uji
Ag. Ag.
Jumlah Volume
Variasi
Air Semen benda 1 Ukuran Agregat Halus Kasar
Benda
uji adukan Kasar
Uji
(kg) (kg) (kg) (kg) Silinder m3
KA 0,5 cm-3,75 cm 4.27 6.79 10.41 23.35 3 buah 0.019
KB 2,0 cm-3,75 cm 4.27 6.79 10.41 23.35 3 buah 0.019
KC 1,0 cm - 2,0 cm 4.27 6.79 10.41 23.35 3 buah 0.019
2,0 cm-3,75 cm
KD dan 4.27 6.79 10.41 23.35 3 buah 0.019
0,5 cm - 1,0 cm
1,0 cm - 2,0 cm
KE dan 4.27 6.79 10.41 23.35 3 buah 0.019
0,5 cm - 1,0 cm
Sumber :Hasil Perhitungan
201
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
4.3 Pembahasan Hasil Pengujian
4.3.2. Pengujian Kuat Tekan Beton
Perhitungan kuat tekan untuk sampel yang lain dapat dilihat pada lampiran
dilihat pada tabel 20.
Tabel 20. Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata-rata Beton
Kode Ukuran Agregat Kuat Tekan –hari Kuat Tekan Rata-
Benda Uji Kasar (cm) ke-28 (kg/cm2) rata (kg/cm
2)
1 263.44
KA 2 0,5 cm-3,75 cm 264.91 264.91
3 266.38
1 212.77
KB 2 2,0 cm-3,75 cm 231.85 216.90
3 206.09
1 223.64
233.62
KC 2 1,0 cm - 2,0 cm 233.94
3 243.28
1 101.57
2,0 cm-3,75 cm (tidak memenuhi )
KD
222.53
2 dan 213.33
3 0,5 cm - 1,0 cm 231.73
1 1,0 cm - 2,0 cm 219.33
KE 2 dan 165.61 197.16
3 0,5 cm - 1,0 cm 206.54
Sumber :Hasil Perhitungan
Berdasarkan tabel 20. dapat digambarkan grafik kuat tekan beton untuk
beton normal dan masing – masing variasi ukuran agregat kasar seperti gambar
berikut :
Gambar 10. Grafik Perbandingan kuat tekan beton normal dengan beton
pada masing–masing variasi ukuran agregat kasar gradasi senjang.
202
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variasi ukuran agregat kasar yang
dilakukan berpengaruh pada nilai kuat tekan beton. Beton dengan penggunaan
agregat kasar gradasi senjang menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah dari
beton normal. Penggunaan agregat kasar ukuran 2,0 cm – 3,75 cm , 0,5 cm – 1,0
cm dan 2,0 cm – 3,75 cm , 0,5 cm – 2,0 cm menghasilkan kuat tekan di bawah
kuat tekan rencana 225 kg/cm2 yaitu 216.90 kg/cm
2, 222.53 kg/cm
2, 197.16
kg/cm2. Tetapi, penggunakan agregat kasar ukuran 1,0 cm – 2,0 cm
menghasilkan kuat tekan yang masih memenuhi kuat tekan rencana yaitu 233,62
kg/cm2.
Gambar 11. Grafik Kuat Tekan Beton dari nilai tertinggi ke terendah
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM, 1990. Standard Test Method for Specific Grafity, Absorption, and Voids in
Hardened Concrete (ASTM C 642-90).
2. ASTM, 2006. Standard Test Method for Specific Grafity, Absorption, and Voids in
Hardened Concrete (ASTM C 642-06).
3. Anggraini, R. 2008. Porositas Beton Mutu Tinggi Pasca Bakar. Malang : Universitas
Brawijaya
4. Dipohusodo . 1990. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT Gramedia
5. Kh. Sunggono. 1995. Buku Teknik Sipil. Bandung: Nova.
6. Krisbiyantoro, B. 2005. Tinjauan Permeabilitas dan Shrinkage Beton Mutu Tinggi
dengan Bahan Tambah Mineral Metakaolin dan Superplasticizer. Tugas Akhir. Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
7. Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.
203
Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa
SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017
8. Murdock, L.J., Brook, K.M.,(Alih bahasa Stepanus Hendarko). 1991. Bahan dan Praktek
Beton. Jakarta: Erlangga
9. Nugraha, P. dan Antoni. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: CV Andi Offset.
10. Nugroho, F.S. 2006. Tinjauan permeabilitas beton bergradasi sela dengan bahan
tambah conplast p211. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
11. Nugroho, E. H. 2010. Analisis Porositas dan Permeabilitas Beton dengan Bahan
Tambah Fly Ash untuk Perkerasan Kaku (Rigid Pavement). Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
12. Prasetyo, M. Y. A.2011. Porositas Dan Permeabilitas Beton menggunakan Pasir Tailing
Tambang Timah Dan Pasir Besi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
13. Samekto, W. dan Rahmadiyanto, C. 2001. Teknologi Beton. Yogyakarta: Kanisius.
14. Saputra, A. dan LD. M. Nasran. 2011. Kuat Tekan Beton dengan menggunakan Iron
Slag PT. Barawaja Makassar Sebagai Agregat Kasar. Makassar: Skripsi D3, Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
15. Saputra, A. 2015. Pengaruh Penggunaan Limbah Industri Baja Terhadap Tegangan
Tekan Beton. Makassar: Universitas Bosowa ”45” Makassar.
16. Segel, R., Kole, P., dan Kusuma, G. 1999. Pedoman Pengerjaan Beton. Jakarta:
Erlangga
17. SNI T-15-1990-03. 1990. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
Bandung.
18. SNI 03-2834-2000. 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
Jakarta.
19. SNI 15-2049-2004. 2004. Semen Portland. Yogyakarta.
20. Sudarmadi. 2006. Garam Sulfat dan Klorida,Laten Bagi Kekuatan Beton Bangunan. 28
Agustus 2006.
21. Suhud R., Nasution A., Munaf D.R., dan Permana, A. W. 1993. Pedoman Pelaksanaan
Praktikum Beton. Bandung: ITB.
22. suriatiabdmuin.blogspot.com/2013/06/korelasi-antara-porositas-terhadap-kuat.html
23. Tjaronge, M. W. 2012. Teknologi Bahan Lanjut Semen dan Beton Berongga. Makassar:
CV. Telaga Zam-Zam.
24. Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit Keluarga
Mahasiswa Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada.
25. Wibowo, R. A. 2014. Pengaruh Agregat Kasar Bergradasi Celah Terhadap Kuat Tekan
Beton. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
26. Yayasan LPMB Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Pedoman Beton. Jakarta.
27.