Analisa Kredit

71
I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perusahaan - perusahaan yang berkembang di Indonesia, terdiri dari perusahaa dan perusahaan dagang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkemba aktivitas penjualan berjalan dengan baik dimasa yang akan datang, maka per harus meningkatkan volume penjualan atau secara jelas dapat dikatakan bahwa dari perputaran modal adalah penjualan yang mampu menghasilkan laba yang opt Penyerahan Barang Pengiriman Faktur Pembayaran Jatuh Tempo Gambar 1.1 Skema Penjualan Untuk mencapai tujuan itu perusahaan harus bersaing dengan ketat merebut k dari perusahaan - perusahaan sejenis lainnya. Berbagai macam strategi pe harus ditempuh manajemen untuk meningkatkan volume penjualan. Mulai dari produk, promosi melalui media cetak dan media elektronik,pemberian hadia diskon, sampai dengan penjualan secara kredit. Ketatnya kompetitor khususnya dalam keragaman cara meningkatkan volume pe telah dilakukan, semisal kompetitor untuk produk aspal konvensional sendir Bintang Djaya (Jawa Tengah), Bitumen Djaya (Ciwandan), Sinar Mutiara, Saran Cipta, Baria Bulk Terminal,dan lain-lain yang masih banyak Agen dealer Pertamina, dimana mereka memiliki strategi yang memudahkan para pihak kon dengan mudah bertransaksi. Untuk aspal Esso semisal dari PT Stolt (Nielsen yang berani memberikan supply aspal besar-besaran ke pihak kontraktor mudahnya, dan lain masih banyak lagi. Piutang usaha yang muncul apabila tidak dapat dibayarkan atau kemungkinan bangkrut atau menghilang, maka akan mengakibatkan munculnya piutang tak te Supplier (Penjual) Nasabah (Pembeli)

description

6C

Transcript of Analisa Kredit

Page 1: Analisa Kredit

I. PendahuluanI.1 Latar Belakang

Perusahaan - perusahaan yang berkembang di Indonesia, terdiri dari perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Agar

perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang dan aktivitas penjualan berjalan dengan baik dimasa yang akan datang,

maka perusahaan harus meningkatkan volume penjualan atau secara jelas dapat dikatakan bahwa akhir dari perputaran

modal adalah penjualan yang mampu menghasilkan laba yang optimal.

Penyerahan Barang

Pengiriman Faktur

Pembayaran Jatuh Tempo

Gambar 1.1 Skema Penjualan

Untuk mencapai tujuan itu perusahaan harus bersaing dengan ketat merebut konsumen dari perusahaan - perusahaan sejenis

lainnya. Berbagai macam strategi pemasaran harus ditempuh manajemen untuk meningkatkan volume penjualan. Mulai

dari variasi produk, promosi melalui media cetak dan media elektronik,pemberian hadiah atau diskon, sampai dengan

penjualan secara kredit.

Ketatnya kompetitor khususnya dalam keragaman cara meningkatkan volume penjualan telah dilakukan, semisal

kompetitor untuk produk aspal konvensional sendiri dari Bintang Djaya (Jawa Tengah), Bitumen Djaya (Ciwandan), Sinar

Mutiara, Sarana Raya Cipta, Baria Bulk Terminal,dan lain-lain yang masih banyak Agen dealer Aspal Pertamina, dimana

mereka memiliki strategi yang memudahkan para pihak kontraktor dengan mudah bertransaksi. Untuk aspal Esso semisal

dari PT Stolt (Nielsen Group) yang berani memberikan supply aspal besar-besaran ke pihak kontraktor dengan mudahnya,

dan lain masih banyak lagi.

Piutang usaha yang muncul apabila tidak dapat dibayarkan atau kemungkinan debitur bangkrut atau menghilang, maka

akan mengakibatkan munculnya piutang tak tertagih. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang ketat oleh manajemen

perusahaan terhadap pengendalian piutang guna menghindari kerugian yang cukup besar. Dengan keadaan demikian itu

perlu antisipasi dari PT Jaya Trade Indonesia ataupun PT Global Bitumen Utama untuk menerapkan sistem yang mampu

menekan kredit bermasalah dengan kualitas report Non Permance Loan (NPL) yang baik dan perjanjian kredit yang sehat.

I.2 Perumusan Masalah

Penulis mencoba merumuskan masalah penelitian yaitu mengidentifikasi pengendalian piutang usaha yang diterapkan oleh

PT Jaya Trade Indonesia dan PT Global Bitumen Utama dengan menganalisa awal list customer yang ada dan mencoba

memberikan langkah – langkah atau sistematisnya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kredit macet pada

perusahaan tersebut ?

Supplier(Penjual)

Nasabah(Pembeli)

Page 2: Analisa Kredit

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi awal dari tiap customer yang pernah ada kontrak di PT Jaya Trade Indonesia dan PT Global Bitumen Utama

2. Membuat sistematis pemberian kredit untuk meminimalisir kredit bermasalah dengan metode sistem audit (Analyst)

3. Membantu mendata customer dengan rating customer dari segi resiko pembayaran.

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan :

1. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan informasi kepada pimpinan atau kepala bagian dari laporan analisa piutang di tahun 2012 – 2013 dan

bisa lebih mengenal perusahaan yang akan diberikan piutang dengan sistem Report dari Analyst tiap customer baru dan

customer existing guna mengetahui perkembangan customer tiap tahun.

2. Bagi Penulis

Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang sistem pengendalian kredit bermasalah perusahaan dagang.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis lain sebagai dasar untuk penyempurnaan penulisan ini.

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Penggolongan Kontraktor

Industri jasa konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga

profesi, pelaksana konstruksi dan juga para pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri. Jasa

konstruksi adalah jasa yang menghasilkan prasarana dan sarana fisik. Jasa tersebut meliputi kegiatan studi, penyusunan

rencana teknis/rancang bangun, pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaannya. Mengingat bahwa prasarana dan

sarana fisik merupakan landasan pertumbuhan sektor-sektor dalam pembangunan nasional serta kenyataan bahwa jasa

konstruksi berperan pula sebagai penyedia lapangan kerja, maka jasa konstruksi penting dalam pembangunan nasional.

(Trinela Fibrian, 2009 : 2)

Di dalam peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi nomor : 11 tahun 2006 tentang regitrasi usaha jasa

pelaksanaan kontruksi menjelaskan bahwa klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan

Page 3: Analisa Kredit

usaha di bidang jasa kontruksi menurut bidang dan sub bidang pekerjaan, sedangkan kualifikasi adalah bagian kegiatan

registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa kontruksi menurut tingkat atau kedalaman kompensasi dan

kemampuan usaha. Di dalam penggolongan berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi kontraktor terdiri dari golongan kecil,

golongan menengah dan golongan besar. Penggolongan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penggolongan Klasifikasi dan Kualifikasi kontraktor

Sumber : peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK) No 11 tahun 2006

Keterangan :

Gred 2 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya s.d. Rp. 300 juta.

Gred 3 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya s.d. Rp. 600 juta.

Gred 4 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko sedang, teknologi madya dan biaya s.d Rp. 1 millyar.

Gred 5 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya di atas Rp. 1 millyar s.d Rp. 10

millyar.

Gred 6 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya diatas Rp. 1 millyar s.d Rp. 25

millyar.

Gerd 7 : Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya di atas Rp. 1 millyar s.d tidak

terbatas.

Keppres No. 80 Tahun 2003 telah mengatur pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Tujuan diberlakukannya Kepres ini

adalah agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai APBN/APBD dilakukan secara

efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Dalam keputusan Presiden Nomor

80 Tahun 2003 Pasal 46 menjelaskan bahwa Nilai paket pekerjaan pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya

sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil/ termasuk koperasi kecil, kecuali

untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk koperasi

kecil. Pengadaan dengan nilai di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp3.000.000.000,00 (tiga

miliar rupiah) diperuntukkan bagi usaha menengah jasa pelaksanaan konstruksi, kecuali untuk paket pekerjaan yang

menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha menengah Pengadaan dengan nilai sampai dengan

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi,

kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil.

2.2 Tinjauan tentang perjanjian kredit

Page 4: Analisa Kredit

2.2.1 Pengertian Perjanjian Kredit

Sutan Remy Sjahdeini menyatakan bahwa sifatnya yang konsensual dari suatu perjanjian kredit bank itulah yang

merupakan ciri pertama yang membedakan dari perjanjian peminjaman uang yang bersifat riil. Perjanjian kredit adalah

perjanjian loan of money menurut hukum Inggris yang dapat bersifat riil maupun konsensual tetapi bukan perjanjian

peminjaman uang menurut hukum Indonesia yang bersifat riil. (Sutan Remy Sjahdeini, 1993: 158)

Perjanjian kredit yang jelas-jelas mencantumkan syarat tangguh tidak dapat dibantah lagi bahwa perjanjian kredit

merupakan perjanjian yang konsensuil sifatnya, setelah perjanjian kredit ditandatangani oleh bank maupun oleh nasabah,

nasabah belum berhak menggunakan atau melakukan penarikan kredit atau sebaliknya, setelah ditandatanganinya kredit

oleh kedua belah pihak, belumlah menimbulkan kewajiban bagi bank untuk menyediakan kredit, masih tergantung kepada

telah terpenuhinya seluruh syarat yang ditentukan di dalam perjanjian kredit.

2.2.2 Bentuk Perjanjian Kredit

Undang-Undang Perbankan yang telah diubah tidak menentukan bentuk perjanjian kredit, berarti bahwa pemberian kredit

bank dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Secara umum dalam praktek perbankan, perjanjian kredit dituangkan

dalam bentuk tertulis dan dalam perjanjian baku. Perjanjian kredit banknya bisa dibuat di bawah tangan dan bisa secara

notarial. Praktek perbankan yang demikian ini berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut :

1) Instruksi Presiden Nomor 15/IN/10/66 tentang Pedoman Kebijakan di Bidang Perkreditan SE Bank Negara Indonesia

Unit I Nomor 2/539/UPK/Pemb., SE. Bank Negara Indonesia Unit I Nomor 2/649/UPK/Pemb dan Instruksi Presidium

Kabinet Nomor 10/EK/2/1967 yang menyatakan bahwa bank dilarang melakukan pemberian kredit dalam berbagai bentuk

tanpa adanya perjanjian kredit yang jelas antara bank dan nasabah.

2) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/162/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

27/7/UPPB tentang Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank bagi Bank Umum yang

menyatakan bahwa setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati pemohon kredit dituangkan dalam perjanjian kredit

secara tertulis. (Rachmadi Usman, 2001:263-264)

Menurut Ch. Gatot Wardoyo dalam tulisannya berjudul ‘Sekitar klausula-klausula Perjanjian Kredit Bank’, bahwa

perjanjian kredit mempunyai beberapa fungsi diantaranya :

1) Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yang menentukan

batal atau tidaknya perjanjian lain yang mengikutinya.

2) Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban diantara debitor dan

kreditor

3) Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat monitoring kredit.(Muhammad Djumhana. 1993 : 228)

2.2.3 Asas-asas Hukum Perjanjian

Page 5: Analisa Kredit

Dalam hukum perjanjian, terdapat asas-asas yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut (Endang Mintorowati, 1996:6)

1) Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi :” Semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

2) Asas Konsensualisme

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi: “Salah satu syarat sahnya

perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak”. Hal ini mengandung makna bahwa perjanjian pada umumnya cukup

dengan kesepakatan kedua belah pihak.

3) Asas Pacta Sunt Servanda / Kekuatan Mengikat

Asas ini menjelaskan bahwa perjanjian dibuat oleh para pihak secara mengikat atau berlaku sebagai undang-undang bagi

mereka yang membuatnya. Asas ini memberikan kepastian hukum bagi para pihak yang membuatnya.

4) Asas kepribadian

Dalam asas ini, seseorang hanya diperbolehkan mengikatkan diri untuk kepentingannya sendiri dalam suatu perjanjian.

Asas ini disimpulkan dalam Pasal 1315 KUH Perdata bahwa dalam suatu perjanjian pada umumnya hanya mengikat para

pihak yang mengadakan perjanjian tersebut.

5) Asas Kebiasaan

Suatu perjanjian tidak hanya mengikat apa saja yang secara tegas diatur, tetapi juga hal-hal yang menurut kebiasaan lazim

diikuti.

6) Asas Moral

Asas moral ini terlibat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan sukarela dari seseorang tidak dapat menuntut hak

baginya untuk menggugat kontraprestasi dari pihak debitur

7) Asas Itikad Baik

Dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata menyatakan bahwa :”tiap orang dalam membuat suatu perjanjian harus dilakukan

dengan itikad baik”.

8) Asas Kepercayaan

Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang yang akan mengadakan perjanjian akan memenuhi

prestasinya yang diadakan diantara mereka dibelakang hari. Tanpa adanya kepercayaan, maka perjanjian itu tidak mungkin

diadakan oleh para pihak.

2.3 Tujuan Penjualan Kredit

Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam menerapkan sistem penjualan kredit yaitu

1. Meningkatkan volume penjualan

Page 6: Analisa Kredit

Meningkatnya volume penjualan kepada pelanggan juga berpengaruh terhadap peningkatan pendapatanya (omzet) yang

akan di terima. Dalam hal lain, pelanggan juga akan lebih tertarik untuk membeli barang dagang dari perusahaan yang

memberikan kelonggaran dalam hal pembayarannya (kredit), apalagi jika kondisi sedang masa sulit.

2. Memberikan kemudahan pembayaran kepada pelanggan

Pelanggan mendapatkan kemudahan dalam membayar, karena diberi waktu atau jatuh tempo pembyaran. Diharapkan

dengan adanya kelonggaran ini, pelanggan dapat melunasi pembayarannya dengan lancar.

3. Piutang dapat digunakan sebagai modal kerja

2.4 Prinsip Pemberian Kredit

Untuk mengatasi masalah resiko dalam pengambilan kredit tersebut, maka pihak perusahaan perlu menggunakan prinsip

lima “C” sebelum memutuskan untuk memberikan kredit kepada customer, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral

dan Condition of Economy. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Riyanto (2001) bahwa untuk menilai resiko kredit

secara umum memperhatikan ”lima C”, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economy.

Character yaitu informasi kreditur terhadap calon debitur mengenai watak yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat kejujuran dan integritas serta tekat baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajibannya sebagai debitur. Apabila

debitur dinilai kredibilitasnya positif, maka tingkat terjadinya resiko tak tertagihnya hutang semakin kecil sehingga kreditur

dalam memutuskan pemberian kredit semakin besar. Untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon konsumen

tersebut yaitu :

1. Update riwayat hidup calon konsumen maupun perjalanan perusahaan baik dilingkungan sekitar atau informasi dari

asosiasi-asosiasi usaha bahkan dari Website.

2. Mencari informasi dari Bank (Sistem informasi calon customer).

3. Analisa Record Payment customer di PT Jaya Trade Indonesia dan PT Global Bitumen Utama, apakah customer

tersebut komitmen atau tidak dalam segi pembayarannya.

Ada 4 Karakter dasar konsumen :

Kemauan

Tidak Mau Tetapi Mampu Membayar

Mau dan Mampu Membayar Tagihan

Tidak Mampu dan Tidak Mau Membayar tagihan

Mau tetapi Tidak Mampu Membayar

Gambar 2.1 Karakter Dasar Konsumen

Capacity atau kemampuan adalah kemampuan debitur dalam mengelola usahanya yang akan dibiayai dengan kredit.

Apabila capacity yang dimiliki debitur tinggi, maka risiko hutang tak tertagih akan semakin kecil sehingga kreditur dalam

memberikan keputusan kreditnya akan besar. Pengkuruan kapasitas tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan

berikut :

Kapasitas

Page 7: Analisa Kredit

a. Pendekatan Historis

Yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu

b. Pendekatan Finansial

Yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan.

c. Pendekatan yuridis

Yaitu apakah calon konsumen mempunyai kapasitas untuk mewakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.

d. Pendekatan manajerial,

Yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan ketrampilan konsumen melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam

perusahaan.

e. Pendekatan teknis,

Yaitu menilai sejauh mana kemampuan calon konsumen mengelola factor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, sumber

bahan baku, peralatan-peralatan administrasi dan keungan, industrial relation sampai kemampuan dalam berkompetisi.

Capital menggambarkan sejumlah dana (modal) yang dimiliki calon debitur. Tentunya hal ini tidak terlepas dari fungsi

laporan keuangan sebagai pemberi. Apabila capital yang dimiliki debitur besar maka kemungkinan risiko hutang tak

tertagih akan semakin kecil sehingga kreditur tidak segan–segan akan mengabulkan pemberian kredit. Modal customer

dapat bersumber dari sendiri, patungan dalam satu group usaha, pinjaman bank, penjualan saham. Capital ini berkaitan

dengan karakter konsumen juga dimana kita harus mencari informasi tentang asset ataupun proyek yang dijalankan itu

milik sendiri atau pinjaman juga.

Collateral atau jaminan menggambarkan alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai mengalami kegagalan atau karena

sesuatu hal dimana debitur tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya. Semakin terjaminnya jaminan dari calon debitur

maka risiko tak tertagihnya hutang menjadi rendah, sehingga pihak kredit kemungkinan besar akan mengabulkan

permintaan kreditnya. Namun jaminan tidak hanya dari bentuk kebendaan saja bisa juga dari pembatasan atau

pemberhentian stok aspal, jaminan nama baik perusahaan, dan lain-lain.

Condition of Economic menggambarkan situasi dan kondisi ekonomi, politik dan lain – lain yang mempengaruhi keadaan

perekonomian yang kemungkinan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan usaha debitur. Jadi semakin baiknya kondisi

ekonomi suatu debitur maka risiko kemungkinan tak tertagihnya hutang akan kecil sehingga pihak kreditur kemungkinan

besar akan mengabulkan permintaan kreditnya.

Dan pertimbangan lain yaitu Batasan dan Hambatan (Constraint) menggambarkan batasan dan hambatan yang tidak

memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksankan pada tempat tertentu.

Proses pemberian dan pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat menekan NPL sekecil mungkin. Dengan kata

lain, tingginya NPL sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu perusahaan dalam menjalankan proses pemberian kredit

dengan baik maupun dalam hal pengelolaan kredit, termasuk tindakan pemantauan (monitoring) setelah kredit disalurkan

dan tindakan pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan kredit maupun indikasi gagal bayar.

Page 8: Analisa Kredit

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan Kredit (piutang) aspal curah

2.5.1 Volume dan Jenis Aspal

Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi dalam piutang juga semakin besar.

Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar dalam piutang, walaupun beresiko semakin besar. Hal

ini tentu melihat juga dari aspek record payment si customer sebelumnya, bila dalam tiap tahun ada komitmen untuk janji

bayar tepat waktu maka plafond bisa disesuaikan, dan sebaliknya bila record payment tidak komitmen maka plafond

dibatasi atau bayar cash. Untuk new customer, wajib dilihat dari segala aspek sesuai sistem audit.

Volume penjualan aspal curah ditentukan dalam kapasitas ton, dan harga aspal curah untuk masing-masing jenis berbeda

berdasar tingkat penetrasi aspal curah tersebut (Pen-Grade).

2.5.2 Angkutan dari aspal curah

Aspal curah (Bulk Asphalt) yang dijual ke customer/pelanggan adalah aspal curah yang diambil dari terminal aspal curah

(TAC) dari wilayah yang berdekatan dengan proyek yang sedang dijalankan oleh customer, dan membutuhkan angkutan

untuk proses pengirimannya. Sehingga besar piutang ini dipengaruhi pula oleh jarak tempuh pengiriman dan ongkos

angkutan dari TAC ke Job Site pelanggan.

2.5.3 Pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%

Pajak pertmabahan nilai (PPN) dibebankan kepada pembeli namun pihak PT Jaya Trade Indonesia yang melaporkan ke

kantor pajak. Beban PPN 10% disini dihitung bisa dari jumlah Harga Aspal setelah ditambah angkutan, atau bisa juga dari

jumlah Harga aspal sebelum ditambah angkutan, tergantung negosiasi.

2.5.4 Perubahan Kurs Dollar Yang Telah Disepakati Dengan Jangka Waktu Tertentu (US$)

PT Jaya Trade Indonesia harus melakukan kesepakatan terlebih dahulu dengan customer sebelum menentukan harga

negosiasi aspal curah. Hal ini dimaksudkan agar jika terjadi perubahan kurs yang berpengaruh pada harga dasar aspal

pertamina dan tarif angkutan darat/penyebrangan dari pemerintah, maka harga jual dari PT Jaya Trade Indonesia dapat di

negosiasi sebesar perubahannya.

2.5.5 Jaminan Pembayaran

Customer aspal wajib menyerahkan jaminan kepada PT Jaya Trade Indonesia, untuk meyakinkan bahwa customer dapat

melunasi piutangnya. Untuk jaminan ini lebih concern ke new customer, jika sewaktu-waktu keadaan ekonomi dari

pelanggan dalam keadaaan tidak sehat (bangkrut).

Contoh jaminan : penerbitan Giro, Bank Garansi, dan SKBDN (Surat Kredit Berharga Dalam Negeri).

Jaminan ini harus segera diserahkan ke PT JTI setelah surat Perjanjian Jual Beli (Kontrak) ditanda tangani kedua belah

pihak atau sebelum dilakukan pengiriman aspal ke Job site customer.

2.5.6 Sistem Pembayaran

- Customer harus membayar DP (Down Payment) sebesar 20% dari jumlah transaksi pembelian aspal dengan PT Jaya

Trade Indonesia, dan sisa pembayaran paling lambat 45 hari setelah aspal curah diterima di job site pelanggan.

Page 9: Analisa Kredit

- PT Jaya Trade Indonesia akan membukakan kwitansi pembayaran (penagihan) kepada pelanggan sesuai dengan jumlah

pengiriman yang telah dilakukan oleh PT Jaya Trade Indonesia selama 1 (satu) minggu.

- Pembayaran harus sudah dilunasi oleh pelanggan paling lambat 45 hari sejak tanggal kwitansi tagihan diterbitkan oleh

PT Jaya Trade Indonesia.

- Jika menggunakan fasilitas LC Lokal (SKBDN), invoice harus sudah diterima bagian keuangan paling lambat 60 hari -

90 hari (3 bulan).

2.5.7 Penagihan

- Kwitansi asli pembayaran (penagihan) diserahkan ke pelanggan dengan melengkapi rekapitulasi pengiriman surat

penyerahan barang (SPB) dan faktur pajak.

- Pembayaran harus segera dilakukan sebelum jatuh tempo, jika melewati jatuh tempo pembayaran maka pelanggan

dikenakan denda yang telah diberitahukan sebelum tanda tangan kontrak piutang.

2.5.8 Denda dan Sanksi

Denda yang harus dibayarkan bila pelanggan belum melakukan pembayaran dari jatuh tempo pembayaran, maka customer

wajib membayar denda keterlambatan atas pembayaran sebesar 1‰ (satu permil) per hari, yang diperhitungkan dari sisa

jumlah tagihan yang belum dibayar, dimana keterlambatan tidak boleh lebih dari 15 (lima belas ) hari kalender.

2.5.9 Timbangan

- Aspal curah yang dijual dan yang dikirim ke customer harus telah diperiksa baik mutu dan jumlahnya, serta disegel

terhadap main hole dan kran pembuang pada truk tanki pengangkut.

- Customer wajib memeriksa segel main hole dan kran pembuangan truk kembali saat penyerahan di lokasi Job site

- Jika segel tanki rusak dan jumlah aspal curah yang tertera di Surat Penyerahan Barang (SPB) tidak sesuai dengan

penimbangan ulang,customer berhak menolak penerimaan barang tersebut.

- Jumlah batas kelebihan atau kekurangan (0.5 % - 0.75% ) timbangan yang ditolerir, harus disepakati bersama antara

customer dengan PT Jaya Trade Indonesia.

2.6 Kualitas Kredit

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 memberikan

penggolongan mengenai kualitas kredit yang diberikan oleh bank, terdiri dari:

2.6.1 Kredit lancar

Kredit digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria di bawah ini:

a. tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan bunga, atau cerukan karena penarikan; atau

b. terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga tetapi tidak lebih dari 1 (satu) bulan dan kredit belum jatuh tempo.

2.6.2 Kredit Dalam Perhatian Khusus

Page 10: Analisa Kredit

Kredit digolongkan dalam perhatian khusus jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90

hari (3 bulan).

2.6.3 Kredit kurang lancar

Kredit digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di bawah ini:

a. terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari (6 bulan); dan/atau

b. kredit telah jatuh tempo tidak lebih dari 1 (satu) bulan.

2.6.4 Kredit diragukan

Kredit digolongkan diragukan apabila kredit yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, yaitu

memenuhi kriteria:

a. terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari (9 bulan); atau

b. kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-kurangnya 75% dari hutang peminjam, termasuk

bunganya: atau

c. kredit tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam.

2.6.5 Kredit macet

Kredit digolongkan macet apabila:

a. terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari (9 bulan lebih); atau

b. memenuhi kriteria diragukan seperti tersebut di atas, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan

belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit; atau

c. kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang

dan Lelang Negara atau diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit.

Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi

bank atau perusahaan pemberi fasilitas kredit. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediary atau

penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank Indonesia (BI)

melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Rumus

perhitungan NPL adalah sebagai berikut:

NPL=KL (kuranglancar ) , D (diragukan ) , M (macet )

Total kredit yang diberikanX 100 %

Keberadaan kredit macet yang tinggi itu mampu memengaruhi kinerja perusahan kredit secara umum. Tingginya NPL

pada sejumlah perusahaan kredit merupakan imbas dari tahun-tahun sebelumnya, yakni sejak terdapat kenaikan harga

BBM tahun 2005. Faktor penyebab terjadinya kredit macet antara lain menurunnya aktivitas perekonomian yang kemudian

memengaruhi bisnis para pengusaha. Daya beli mereka semakin rendah sehingga kesulitan untuk melakukan pembayaran

angsuran. Selain itu ada pula bank yang mengejar target pengucuran kredit sehingga melakukan ekspansi berlebihan dalam

menyalurkankan dananya ke nasabah. Bisa juga disebabkan kurangnya pengawasan bank terhadap perkembangan kinerja

Page 11: Analisa Kredit

debitur. Oleh karena itu para pengelola perusahaan kredit diminta untuk membuat action plan yang bisa menahan

pembengkakan kredit macet (Batubara, 2000).

Efektivitas strategi pemberian kredit erat kaitannya dengan tujuan kredit yaitu profitability dan safety. Profitability

menyangkut keuntungan dari bunga kredit, sedangkan safety menyangkut kelancaran dari pengembalian kredit. Di

samping itu apabila kita perhatikan unsur-unsur yang menyebabkan kegagalan kredit pada dasarnya merupakan kegagalan

daripada strategi yang digunakan. Kegagalan kredit juga merupakan kegagalan penerapan strategi pemberian kredit yang

efektif dan efisien, ini akan tercermin dalam tingkat kolektibilitas yang dicapai (Arens dan Loebbecke ,2000).

Dengan tercapainya tujuan dari strategi pemberian kredit, hal itu akan mendukung terciptanya prinsip-prinsip keputusan

pemberian kredit yang sehat yang meliputi berbagai aspek mengenai peminjam, untuk memutuskan apakah layak diberikan

kredit atau tidak. Strategi yang berjalan baik dapat menunjang performa kredit bank tersebut. Selanjutnya prinsip-prinsip

keputusan kredit yang sesuai akan mendukung tercapainya pelaksanaan dan penerapan prinsip 6C yang meliputi karakter,

kemampuan, modal, jaminan, kondisi ekonomi demi terwujudnya pemberian kredit yang efektif dan efisien. Selain

terpenuhinya prinsip dan prosedur pemberian kredit, suatu strategi pemberian kredit dapat dikatakan efektif dan efisien

apabila kredit tersebut dapat kembali sesuai waktu yang ditetapkan dengan sejumlah bunga yang telah ditentukan. Prioritas

pemberian kredit pun menentukan keefektifan dan keefisienan pemberian kredit, jika kredit yang diberikan betul-betul tepat

sasaran dan tepat guna, maka efektivitas dan efisiensi strategi pemberian kredit akan tercapai dengan kata lain NPL yang

dicapai akan rendah yaitu dibawah standar maksimal, yaitu 5% (Kasmir, 2003).

Page 12: Analisa Kredit

III. Metodologi Penelitian

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Jaya Trade Indonesia yang beralamat di Jalan Kramat Raya No 44, Jakarta Pusat.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penulisan penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung mulai bulan Juni 2014 sampai dengan bulan

Juli 2014.

3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1. Sumber Data

Sumber data dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban dari hasil wawancara berupa tanya jawab langsung dengan pihak terkait

PT. Jaya Trade Indonesia dan PT Global Bitumen Utama.

2. Data Sekunder

- Laporan piutang akhir tahun Desember 2012, Desember 2013 dan Juni 2014.

- Sitem pemberian kredit yang telah diterapkan sesuai SOP di PT Jaya Trade Indonesia.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan oleh peneliti adalah :

a. Studi Dokumen

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen berupa bukti-bukti informasi yang tersedia di PT. Jaya Trade Indonesia dan PT

Global Bitumen Utama.

b. Pengamatan (observasi)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian dengan mencatat semua data dan informasi yang

berhubungan dengan penelitian ini.

c. Wawancara

Yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak tertentu dalam perusahaan.

3.3. Populasi, Sampel, dan Sampling

3.3.1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruh laporan piutang tak tertagih yang ada pada PT. Jaya Trade

Indonesia.

Page 13: Analisa Kredit

3.3.2. Sampel

Berdasarkan pada populasi, maka sampel dalam penelitian ini adalah laporan piutang tahun 2012, 2013, dan 2014 pada PT.

Jaya Trade Indonesia.

3.3.3. Sampling

Dalam penelitian ini, metode sampling yang digunakan oleh penulis adalah metode penarikan secara acak sesuai kasus

(Sampling Insidental), yaitu teknik pengambilan sample secara kebetulan atau insidental.

3.4. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode ini memfokuskan pada sifat objek yang diteliti dengan cara mengadakan perbandingan antara teori

dengan permasalahan yang ada pada PT. Jaya Trade Indonesia.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional Tabel 3.1Variabel dan Operasional

No. Variabel Definisi Indikator 1. Piutang Usaha Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-

pihak lainnya (Kieso, Weygant, & Warfield, 2002:386). - Piutang Tertagih - Piutang Tak Tertagih

2. Kredit Macet Kredit macet adalah kredit yang tidak menepati jadwal angsuran yang mengakibatkan terjadi tunggakan atau kredit yang tidak lancar, sehingga debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang dijanjikan (Ikatan Akutan Indonesia, 2007:31).

Penilaian Kredit - Character - Capacity

Capital Ccollateral Condition Economy

3.6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian berupa dokumen dan catatan yang berhubungan dengan

perumusan masalah, serta melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait PT. Jaya Trade Indonesia dan

Survey customer untuk melihat karakter tiap customer.

3.7. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan penulis dalam pembahasan masalah ini adalah teknik analisis dengan metode kualitatif

dilakukan dengan cara menyajikan uraian penjelasan yang berkaitan permasalahan dalam penelitian dan teknik analisis

dengan metode kuantitatif dilakukan dengan cara menyajikan angka, tabel, dan uraian penjelasan.

Page 14: Analisa Kredit

IV. Hasil dan Pembahasan

IV.1 Analisa Customer PT Jaya Trade Indonesia

Laporan perhitungan resiko dari setiap customer di PT Jaya Trade Indonesia dilihat dari kemampuan dalam menekan atau

meminimalisir jumlah tunggakan merah atau kredit non lancar. Sehingga sampling perhitungan NPL (Non Performance

Loan) untuk beberapa customer tiap periode di Desember 2011-2013 yaitu :

Page 15: Analisa Kredit

Untuk Tahun 2011

PT Sumber Batu

NPL = Totalkredit yangmasuk dalam perhatian khusus

outstanding Principal Seluruh Piutang×100 %= 1.040.970 .808

34.334 .682.092×100 %=3.03 %

Untuk tahun 2012

PT Sumber Batu

NPL = Totalkredit yangmasuk dalam perhatian khusus

outstanding Principal Seluruh Piutang×100 %= 3.636 .779 .980

35.884 .246 .046× 100 %=10.13 %

PT Mega Sukma

NPL = Totalkredit yangmasuk dalam perhatian khusus

outstanding Principal Seluruh Piutang×100 %= 1.501.614 .328

35.884 .246 .046× 100 %=4.18 %

Untuk tahun 2013

PT Sumber Batu

NPL = Totalkredit yangmasuk dalam perhatian khusus

outstanding Principal Seluruh Piutang×100 %= 4.260 .767 .190

89.001.596 .726×100 %=4.79 %

PT Mega Sukma

NPL = Totalkredit yangmasuk dalam perhatian khusus

outstanding Principal Seluruh Piutang×100 %= 2.796 .605.788

89.001.596 .726×100 %=3.14 %

Dari contoh perhitungan sampel perusahaan diatas dapat diperoleh dengan table berikut :

UNIT ASPAL CURAH Desember 2011 by WilayahWILAYAH prosentase NPL (%)

1-3 blnprosentase NPL (%) 3-6 bln

Prosentase NPL (%) 6-12 bln

prosentase NPL (%) >12 bln

JABOTABEK 25.448 11.549 1.357 -JABAR 13.074 30.472 4.150 8.809JATENG 12.950 - - 16.289TOTAL 18.156 17.718 2.324 6.392

UNIT ASPAL CURAH Desember 2012 by WilayahWILAYAH prosentase NPL (%)

1-3 blnprosentase NPL (%)3-6 bln

Prosentase NPL (%) 6-12 bln

prosentase NPL (%) >12 bln

JABOTABEK 19.512 0.416 1.360 -JABAR 10.678 4.017 0.052 1.227JATENG 3.484 0.258 0.318 2.269TOTAL 33.675 4.664 1.726 3.477

Page 16: Analisa Kredit

UNIT ASPAL CURAH Desember 2013 by Wilayah

WILAYAHprosentase NPL (%) 1-3 bln

prosentase NPL (%) 3-6 bln

Prosentase NPL (%) 6-12 bln

prosentase NPL (%) >12 bln

JABOTABEK 27.222 1.455 3.418 0.960JABAR 9.591 0.174 1.507 0.809JATENG 4.980 1.664 0.037 1.208TOTAL 41.796 3.270 4.942 2.966

UNIT ASPAL CURAH Desember 2011 by Customer

Customerprosentase NPL (%) 1-3 bln

prosentase NPL (%)3-6 bln

Prosentase NPL (%) 6-12 bln

prosentase NPL (%)>12 bln

PT SUMBER BATU 5.797 - - -

PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG- - - -PT BUANA TUNGGAL PERKASA / KAMAJAYA - - - -

PT HUTAMA KARYA - - - -

PT PERKASA ADIGUNA - - - -

PT INTAN SARI MANIK 1.407 3.544 - -

PT MARGA SARANA RAYA - - - -

PT SEKISO INDUSTRI - - - -

PT ROADMIXINDO RAYA - - - -

PT PYRAMIDA RAYA - - - -

PT TUNAS SENTOSA 0.709 8.005 - -

PT MAKRO TAR DELI - - - -

PT NINDYA KARYA - - - -PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, TBK - - - -

PT LAMPIRI JAYA - - - -

PT. BAWON MULIA - - - -

PT. BUDI MULYA - - - -

PT HUTAMA PRIMA - BOGOR 17.535 - - -

PT MULTI KARYA CEMERLANG- - - -

PT GODHAR UTAMA KHARISMA- - - -

PT HAKAASTON - CIKUNIR - - 1.357 -JABAR

PT. CIPADANG JAYABAYA - - - 8.809

PT. TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA1.425 - - -

PT HAKAASTON WILAYAH JABAR- - - -

PT. HUTAMA KARYA WILAYAH JABAR- 7.578 3.029 -

PT. HAKA ENDAH - - - -

Page 17: Analisa Kredit

PT. DIRGANTARA - - - -

CV ADI PERKASA/FAUZAN - - - -

PT. DELTAMARGA - CIPERNA - - - -

PT. DELTAMARGA - ARJAWINAGUN2.311 - - -

PT. PERWITA KARYA ARJAWINANGUN- - - -

PT. JO ADHI KARYA - KADI - - - -

BIRO ASRI - BANJARAN - - - -

PT. KADI INTERNATIONAL 6.352 2.039 - -

PT. CONBLOC INFRATECNO 2.985 19.275 1.122 -

PT. TINDODI - - - -

PT BUMI DUTA PERSADA - - - -

PT MARGA MAJU MAPAN - - - -

PT SUBUR BROTHERS - CIASEM- - - -

PU AMP SEWO - - - -

PT RAMA ABDI PRATAMA - 1.458 - -

PT UTAMA KARYA JAYA - - - -

PT DIRGANTARA YUDHA ARTHA- - - -

PT BALIPACIFIC PRAGAMA - - - -

PT VITA SAMUDERA - - - -

PT SARANA NIAGA ASPHALTINDO- - - -

PT PERKASA ADIGUNA - - - -

PT WASKITA KARYA - 0.122 - -

PT EKA RATU - - - -

PT SINAR SIDUA RUPA - - - -

PT MEGA SUKMA - - - -

CV ANGKASA TEKNIK RAYA - - - -

CV. NS - - - -JATENGPT AGUNG DARMA INTRA / PANCA DHARMA - - - -

PT. KUWAKA PARAMA KARYA- - - -

CV PRIMA JAYA - - - -

PT. DELTAMARGA - KUDUS & SEMBUNG- - - -

PT. DELTAMARGA - JOGJA - - - -

PT. MARGA KARYA - - - -

PT. TIRTA YASA - - - 8.032

PT JAYA KONSTRUKSI - DUTA GRAHA JO- - - -

PT. HUTAMA PRIMA - CILACAP5.903 - - -

PT KAMAJATI - - - -

PT BINTANG DJAYA - - - -

PT SAMBAS WIJAYA 0.001 - - -

PT KARISMA CIPTATUNGGAL- - - 8.257

Page 18: Analisa Kredit

PT KUNTJUP - - - -

PT JAYA KONSTRUKSI - - - -

CV PERDANA / HJ MARYAM - - - -PT MARGA KARYA - ADITAMA MANUNGGAL, KSO - - - -

PT WIDJOJO KOESOEMO BAROE- - - -

PT ARMADA HADA GRAHA 7.047 - - -

KSU SAMUDRA PERDANA - - - -

PT SURADI SEJAHTERA RAYA - - - -

CV. GRAHA SETA - - - -

CV. PAMUJI - - - -

PT KADI INTERNATIONAL - SEMARANG- - - -PT SEJAHTERA DWI MANUNGGAL QQ KARYA UTAMA BUMI - - - -

UNIT ASPAL CURAH Desember 2012

WILAYAHprosentase NPL (%) 1-3 bln

prosentase NPL (%) 3-6 bln

Prosentase NPL (%) 6-12 bln

prosentase NPL (%) >12 bln

WILAYAH JABOTABEK

PT SUMBER BATU 10.134 - - -PT BUDI MULYA JAYA 2.301 - - -

PT BAWON MULYA-

- - -

PT ROADMIXINDO RAYA-

- - -

PT PIRAMIDA RAYA PERSADA-

- - -

PT JAYA KONSTRUKSI -- - -

PT HUTAMA KARYA AMP CIK-

- - -PT HAKAASTON AMP CIK 0.336 - - -PT HUTAMA PRIMA 1.938 - - -PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG - - - -PT INTAN SARI MANIK - - - -PT TUNAS KARYA SENTOSA 2.545 0.418 0.271 -

PT GODHAR UTAMA KHARISMA -- - -

PT SEKISO INDUSTRIES 0.732- - -

PT MAKRO TAR DELI- - - -

NN- - - -

PT PERKASA ADIGUNA - - - -

Page 19: Analisa Kredit

PT WIDYA SAPTA COLAS- - - -

PT LAMPIRI DJAYA ABADI 1.550 1.097 1.093 -

WILAYAH JABAR

PT CIPADANG JAYABAYA- - -

1.223

PT TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA- - - -

PT HAKAASTON AMP JABAR 4.102- - -

PT HUTAMA KARYA AMP JABAR- - - -

PT HAKA ENDAH- - -

-

PT SINAR CIOMAS RAYA UTAMA- - - -

PT SENECA INDONESIA- - - -

CV FAUZAN PRATAMA- - - -

PT DELTAMARGA AMP CIP 1.585- - -

PT DELTAMARGA AMP AJW 0.326 0.618- -

PT KADI INTERNATIONAL - 3.400- -

PT CONBLOC INFRATECNO - -- -

PT SUBUR BROTHERS AMP CIASEM0.480 -- -

PT RAMA ABDI-

-- -

PT EKA RATU-

0.002- -

PT BALIPACIFIC PRAGAMA- - - -

PT BERKAH BUMI CIHERANG- - - -

PT VITA SAMUDERA- - - -

PT MEGA SUKMA 4.187- - -

WASKITA KARYA - INDAH KARYA KSO -

0.055-

PT BINTANG KALONG 0.006- - -

CV GANS- - - -

Page 20: Analisa Kredit

PT PROMIXINDO PRIMA KARYA- - - -

PT TRISAKTI MANUNGGAL PERKASA INTERNASIONAL

-

- -

WILAYAH JATENG

PT PANCADHARMA- - -

-

PT KUWAKA PARAMA KARYA- - -

-

CV PRIMA JAYA- - -

1.016

PT DELTAMARGA AMP KUD & SEM- -

0.315 -PT DELTAMARGA AMP JOGJA - 0.253 - - PT TIRTAYASA - - - 1.252

PT HUTAMA PRIMA AMP CILACAP2.412- - -

PT SAMBAS WIJAYA- - - -

PT WIDJOJO KOESOEMO BAROE- - - -

PT ARMADA HADA- - - -

PT SURADI SEJAHTERA RAYA- - - -

PT CITRANUSA GRAHA PERSADAJAYA- - - -

PT KADI INTERNATIONAL AMP SMRG- - - -

PT KHARISMA CIPTATUNGGAL 1.085- - -

UNIT ASPAL CURAH Desember 2013

WILAYAHprosentase NPL (%) 1-3 bln

prosentase NPL (%) 3-6 bln

Prosentase NPL (%) 6-12 bln

prosentase NPL (%) >12 bln

WILAYAH JABOTABEK

PT SUMBER BATU 4.793- - -

PT BUDI MULYA JAYA 4.082- - -

PT BAWON MULYA 2.281- - -

PT ROADMIXINDO RAYA- - - -

PT PIRAMIDA RAYA PERSADA- - - -

PT JAYA KONSTRUKSI 1.428- - -

Page 21: Analisa Kredit

PT HUTAMA KARYA AMP CIK- - - -

PT HAKAASTON AMP CIK- - - -

PT HUTAMA PRIMA 3.615- - -

PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG -- - -

PT INTAN SARI MANIK 1.354 1.455 0.944 - PT TUNAS KARYA SENTOSA - - 2.348 0.931

PT GODHAR UTAMA KHARISMA- - -

-PT SEKISO INDUSTRIES 1.585 0.136 0.132 0.037

PT MARGA SARANA RAYA- - - -

NN- - - -

PT PERKASA ADIGUNA- - - -

PT WIDYA SAPTA COLAS 7.526 -- -

PT LAMPIRI DJAYA ABADI- - - -

WILAYAH JABAR  

PT CIPADANG JAYABAYA- - -

0.211

PT TRIE MUKTY PERTAMA PUTRA- - -

-PT HAKAASTON AMP JABAR 0.621 - - -

PT HUTAMA KARYA AMP JABAR- -

0.488 0.582

PT HAKA ENDAH- -

0.015 -

PT SINAR CIOMAS RAYA UTAMA- - - -

PT MEKARJAYA ABADIPRATAMA 0.243- - -

CV FAUZAN PRATAMA -- - -

PT DELTAMARGA AMP CIP 2.278 0.008 0.001-

PT DELTAMARGA AMP AJW 1.679- - -

PT KADI INTERNATIONAL 1.487- -

0.008

PT CONBLOC INFRATECNO-

0.179 0.722

PT SUBUR BROTHERS AMP CIASEM- - - -

CV TEGAR MANDIRI 0.179 - - -

Page 22: Analisa Kredit

PT EKA RATU- - -

0.004

PT BALIPACIFIC PRAGAMA- - - -

PT TERATAI INTAN SARI- - - -

PT VITA SAMUDERA- - - -

PT MEGA SUKMA 3.145- - -

PT SELO SAKTI PERKASA- - -

-

PT BINTANG KALONG- - -

0.00

PT ANGKASA TEKNIK RAYA- - - -

PT PROMIX PRIMA KARYA- -

0.288-

PT TRISAKTI MANUNGGAL PERKASA INTERNASIONAL

- - - -

PT DUTA RAMA- - - -

PT SEMPALAN TEKNOLOGI NASIONAL- - - -

PT SENECA INDONESIA- - - -

WILAYAH JATENG

PT PANCADHARMA- - - -

PT KUWAKA PARAMA KARYA- - - -

CV PRIMA JAYA- - -

0.276

PT DELTAMARGA AMP KUD & SEM- - - -

PT DELTAMARGA AMP JOGJA- - - -

PT TIRTAYASA- - -

0.506PT HUTAMA PRIMA AMP CILACAP 1.965 - 0.032 -

PT SAMBAS WIJAYA 1.024 1.188- -

PT WIDJOJO KOESOEMO BAROE -- - -

PT ARMADA HADA 2.008- - -

PT SURADI SEJAHTERA RAYA- - - -

Page 23: Analisa Kredit

PT CITRANUSA GRAHA PERSADAJAYA- - - -

PT KADI INTERNATIONAL AMP SMRG - 0.489- -

PT KHARISMA CIPTATUNGGAL- - -

0.435

CV PAMUJI- - -

-Tabel 4.1 Daftar Non Permormance Loan (NPL) dari seluruh nasabah Periode Desember 2011 - 2013

Jika di Plot dalam Grafik terlihat customer mana yang memiliki NPL terbesar tiap akhir tahun, dan ditampilkan dalam grafik berikut :

PT BUANA TUNGGAL PERKASA /

KAMAJAYA

PT INTAN SARI M

ANIK

PT ROADMIXINDO RAYA

PT MAKRO TAR DELI

PT LAMPIRI JA

YA

PT HUTAMA PRIMA - B

OGOR

PT HAKAASTON - CIKUNIR

PT. TRIE M

UKTY PERTAMA PUTRA

PT. HAKA ENDAH

PT. DELT

AMARGA - CIPERNA

PT. JO ADHI K

ARYA - KADI

PT. CONBLO

C INFRATECNO

PT MARGA M

AJU M

APAN

PT RAMA ABDI PRATAMA

PT BALIPACIFIC PRAGAMA

PT PERKASA ADIGUNA

PT SINAR SIDUA RUPA

CV. NS

PT. KUW

AKA PARAMA KARYA

PT. DELT

AMARGA - JOGJA

PT JAYA KONSTRUKSI -

DUTA GRAHA JO

PT BINTANG DJA

YA

PT KUNTJUP

PT MARGA KARYA - A

DITAMA MANUNGGAL,

KSO

KSU SAMUDRA PERDANA

CV. PAMUJI

05

10152025

Aspal Curah Desember 2011 by Customer

prosentase NPL (%) 1-3 bln prosentase NPL (%) 3-6 blnProsentase NPL (%) 6-12 bln prosentase NPL (%) >12 bln

Customer

NPL (

%)

Gambar 4.1 Grafik Non Permonce Loan (NPL) seluruh nasabah tahun 2011

Page 24: Analisa Kredit

PT SUMBER BATU

PT BAWON M

ULYA

PT PIRAMIDA RAYA PERSADA

PT HUTAMA KARYA AMP CIK

PT HUTAMA PRIMA

PT INTAN SARI M

ANIK

PT GODHAR U

TAMA KHARISMA

PT MAKRO TAR DELI

PT PERKASA ADIGUNA

PT LAMPIRI D

JAYA ABADI

PT CIPADANG JAYABAYA

PT HAKAASTON AMP JABAR

PT HAKA ENDAH

PT SENECA INDONESIA

PT DELTAMARGA AMP CIP

PT KADI INTERNATIO

NAL

PT SUBUR BROTHERS AMP CIASEM

PT EKA RATU

PT BERKAH BUMI CIHERANG

PT MEGA SUKMA

PT BINTANG KALO

NG

PT PROMIXINDO PRIM

A KARYA

WILA

YAH JATENG

PT KUWAKA PARAMA KARYA

PT DELTAMARGA AMP KUD &

SEM

PT TIRTAYASA

PT SAMBAS WIJA

YA

PT ARMADA HADA

PT CITRANUSA GRAHA PERSADAJA

YA

PT KHARISMA CIPTATUNGGAL02468

1012

Aspal Curah By Customer Desember 2012

prosentase NPL (%) 1-3 bln prosentase NPL (%) 3-6 blnProsentase NPL (%) 6-12 bln prosentase NPL (%) >12 bln

Customer

NPL

(%)

Gambar 4.2 Grafik Non Permonce Loan (NPL) seluruh nasabah tahun 2012

PT SUMBER BATU

PT BAWON M

ULYA

PT PIRAMIDA RAYA PERSADA

PT HUTAMA KARYA AMP CIK

PT HUTAMA PRIM

A

PT INTAN SARI M

ANIK

PT GODHAR U

TAMA KHARISMA

PT MARGA SARANA RAYA

PT PERKASA ADIGUNA

PT LAMPIRI D

JAYA ABADI

PT CIPADANG JAYABAYA

PT HAKAASTON AMP JA

BAR

PT HAKA ENDAH

PT MEKARJA

YA ABADIPRATAMA

PT DELT

AMARGA AMP CIP

PT KADI INTERNATIO

NAL

PT SUBUR BROTHERS AMP CIASEM

PT EKA RATU

PT TERATAI INTAN SARI

PT MEGA SUKMA

PT BINTANG KALO

NG

PT PROMIX PRIMA KARYA

PT DUTA RAMA

PT SENECA INDONESIA

PT PANCADHARMA

CV PRIMA JA

YA

PT DELT

AMARGA AMP JOGJA

PT HUTAMA PRIM

A AMP CILACAP

PT WID

JOJO

KOESOEMO BAROE

PT SURADI SEJA

HTERA RAYA

PT KADI INTERNATIO

NAL AMP SMRG

CV PAMUJI

PT AGUNG DARMA IN

TRA012345678

Aspal Curah By Customer Desember 2013

prosentase NPL (%) 1-3 bln prosentase NPL (%) 3-6 blnProsentase NPL (%) 6-12 bln prosentase NPL (%) >12 bln

Customer

NPL (

%)

Gambar 4.3 Grafik Non Permonce Loan (NPL) seluruh nasabah tahun 2013

Page 25: Analisa Kredit

Pada tabel 4.1. diatas dapat dijelaskan bahwa apabila dilihat kredit non lancar atau Non Performing Loand (NPL)

Jaya Trade Indonesia di periode akhir tahun 2011 – 2013 terlihat ada beberapa customer yang menopang besarnya total

NPL dari keseluruhan customer. Pada Desember 2012 PT Sumber Batu mengalami kenaikan NPL bila dilihat dari tiap

customer untuk bulan 1-3 dimana kriteria customer ini dalam perhatian khusus sebesar 10.13%, kedua PT Mega Sukma

dengan nilai NPL sebesar 4.18%, dan ketiga yaitu PT Hakaaston AMP wilayah Jabar dengan nilai NPL 4.10% melihat PT

Hakaaston (HK Group) adalah perusahaan BUMN yang dinilai masih cukup aman untuk diberikan Kredit kembali dan

tentu juga pertimbangan dari komitmen janji bayar dari tahun ke tahun dan tentu dilihat juga profil terupdate perusahaan

yang dilihat dari analisa kredit kembali sesuai system analisa “6C” karena analisa 6C ini yang meberikan tingakat

minimalisir NPL suatu perusahaan bisa ditekan paling tidak prosentase dibawah 1%. Sedangkan di tahun 2013 PT Sumber

Batu kembali masuk daftar penyumbang nilai NPL terbesar yaitu 4.79% jika dilihat dari konsistensi bayar PT Sumber Batu,

PT Sumber Batu mengalami penurunan dalam konsitensi atau prosentase bayar dari tahun 2011-2013.

Besarnya NPL untuk prosentase 3-12 bulan dimana masuk kategori konsumen Kredit Kurang Lancar dan diragukan dimana

PT Kadi International memiliki nilai NPL 3.40% namun konsistensi untuk membayar di tahun berikutnya PT Kadi

International Current, berbeda halnya dengan PT Tunas Karya Sentosa Prosentase NPL di bulan 3-12 di tahun 2012 nilai

NPL sebsar 2.15% namun di tahun 2013 NPL nya naik menjadi 2.34% dan hal ini menjadi Warning untuk perusahaan

menjadi lebih hati-hati memberi besarnya nilai kredit pada customer tersebut. Nilai NPL di tahun 2012 prosentase yang

nilai NPL masuk >12 bulan terbesar yaitu PT Tirtayasa dimana nilai NPL 1.25% dan kemudian PT Cipadang Jayabaya

memiliki nilai NPL 1.22%. customer yang nilai NPL tinggi di >12 bulan mengindikasikan kemungkinan customer hilang

besar. Dan itu terbukti di tahun berikutnya yaitu di tahun 2013 yang masih menyisakan nilai NPL untuk tiap customer

diatas yang teradapat nilai NPL di >12 bulan. Dan menurut informasi Direktur adalah Binsar Pakpahan dengan usaha

lainnya yaitu PT Bayasakti Hasbi Utama, PT Hasbi Nabil Amal dan wahyu Mulyana Jaya, dan satu Group dengan Jaya

Baya Group, dengan lokasi kantor di Lebak, Banten. Dimana sang komisaris adalah Mulyadi Jayabaya yang merupakan

Bupati Lebak dan tersandung kasus Ijazah palsu April 2014 dan merupakan Bupati 2 periode di Lebak dari tahun 2000 an

dan sebenarnya dari tahun 2012 Mulyadi Jayabaya tersangkut kasus Korupsi.

Untuk meminimalisir kredit salah satunya di berikan platfond untuk tiap Customer sehingga tidak timbul Over platfond

sehingga PT JTI bisa menilai dari segi pembayaran kedepannya. Dari analisa dilihat dari segi pembayaran dari umur

piutang dan jumlah pembayaran piutang tiap tahun bisa disimpulkan bahwa platfond kredit sendiri ditentukan dari

persentase bayar konsumen tiap tahun yang dilihat dari jumlah nominal pembayaran, yaitu :

Bila nilai kredit lebih besar dari limit kredit kemungkinan yang ditimbulkan yaitu jumlah piutang yang semakin membesar.

Semakin besarnya piutang akan menimbulkan gagal bayar yang tinggi. Dari data dapat di analisa semisal :

Limit Kredit=Piutang terakhir × Persentase Rata2 Pembayaran

Page 26: Analisa Kredit

1. PT Sumber Batu tahun 2013, memiliki persentase rata-rata pembayaran yaitu 30.67% dan jumlah piutang terakhir Rp

8.810.498.640, maka Limit Kredit yang diperbolehkan MaxRp 2.702.179.933

2. PT Hutama Prima tahun 2013, memiliki persentase rata-rata pembayaran yaitu 32.21% dan jumlah piutang terakhir Rp

8.592.365.900, maka limit kredit yang diperbolehkan Max Rp 2.767.601.056

Estimasi Plafond tahun 2011 untuk tahun 2012

JABOTABEKNo Customer

RATA2

PT SUMBER BATU 53.629PT SUBUR BROTHERSPT BUANA TUNGGAL PERKASA / KAMAJAYAPT HUTAMA KARYA 6.925PT PERKASA ADIGUNAPT INTAN SARI MANIK 32.938PT MARGA SARANA RAYAPT SEKISO INDUSTRI 89.084PT ROADMIXINDO RAYA 53.270

10 PT PYRAMIDA RAYA 89.83811 PT TUNAS SENTOSA 8.07512 PT MAKRO TAR DELI 23.26113 PT NINDYA KARYA 78.18714 PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, TBK 145.32215 PT LAMPIRI JAYA 46.61816 PT. BAWON MULIA 50.55817 PT. BUDI MULYA 71.524

Estimasi Plafond tahun 2012 untuk tahun 2013

JABOTABEKNo Customer RATA2

PT SUMBER BATU 40.223PT BUDI MULYA JAYA 27.284PT BAWON MULYA 18.681PT ROADMIXINDO RAYA 22.119PT PIRAMIDA RAYA PERSADA 12.475PT JAYA KONSTRUKSI 127.592PT HUTAMA KARYA AMP CIKPT HAKAASTON AMP CIK 49.327PT HUTAMA PRIMA 81.186

10 PT SUBUR BROTHERS

Page 27: Analisa Kredit

11 PT INTAN SARI MANIK 20.07512 PT TUNAS KARYA SENTOSA 13.41313 PT GODHAR UTAMA KHARISMA14 PT SEKISO INDUSTRIES 101.04115 PT MAKRO TAR DELI16 PT MULTI KARYA CEMERLANG17 PT PERKASA ADIGUNA18 PT WIDYA SAPTA COLAS 18.73419 PT LAMPIRI DJAYA ABADI 22.821

Estimasi Plafond tahun 2013 untuk tahun 2014

JABOTABEK

No Customer RATA2PT SUMBER BATU 30.672PT BUDI MULYA JAYA 25.912PT BAWON MULYA 13.366PT ROADMIXINDO RAYAPT PIRAMIDA RAYA PERSADA PT JAYA KONSTRUKSI 93.775PT HUTAMA KARYA AMP CIKPT HAKAASTON AMP CIKPT HUTAMA PRIMA 32.208

10 PT SUBUR BROTHERS - CAKUNG11 PT INTAN SARI MANIK 20.33812 PT TUNAS KARYA SENTOSA 0.91513 PT GODHAR UTAMA KHARISMA14 PT SEKISO INDUSTRIES 35.87015 PT MARGA SARANA RAYA 19.20317 PT PERKASA ADIGUNA18 PT WIDYA SAPTA COLAS 1.33819 PT LAMPIRI DJAYA ABADI 21.950

Tabel 4.2 Estimasi persentase rata-rata pembayaran

Dari tabel dapat dilihat ada beberapa rata-rata kemampuan tiap konsumen.bila melebihi platfond yang di ditentukan akan

berdamapak semakin besarnya nilai piutang dari tahun ke tahun. Hal ini dilihat dari segi karakter pembayaran dari tahun ke

tahun tiap customer. Semisal kecenderungan PT Sumber Batu Group record bayar semakin turun dan jika diberikan kredit

kembali melebihi jumlah maskimal platfon kemungkinan gagal bayar semakin besar.

Penyebab kredit macet selain dilihat dari history payment yang memberi plafond pemberian kredit ketika customer pernah

lewat dari 3-6 bulan dan history terupdate profil perusahaan yang akan di berikan fasilitas kredit, masalah umumnya yaitu

Page 28: Analisa Kredit

menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan, yang disebabkan merosotnya kondisi ekonomi umum dan/atau bidang usaha

dimana mereka beroperasi;

1. Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau karena kurang berpengalaman dalam

bidang usaha yang mereka tangani;

2. Problem internal perusahaan maupun masalah direksi, misalnya perceraian, kematian, sakit yang

berkepanjangan, atau pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa orang anggota keluarga debitur;

3. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain;

4. Kesulitan likuiditas keuangan yang serius;

5. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang dan bencana alam;

6. Watak buruk debitur (yang dari semula memang telah merencanakan tidak akan mengembalikan kredit).

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/50/Kep/DIR tanggal 12 Nopember 1998, sebelum

melakukan restrukturisasi kredit, suatu perusahan dagang maupun Bank harus dan diwajibkan untuk melakukan analisis

atau review baik terhadap aspek hukum debitur dan atau pemberi jaminan, agunan kredit dan pengikatannya serta proyek

yang akan diberi fasilitas kredit yang akan direstrukturisasi secara menyeluruh seperti halnya review aspek hukum calon

debitur yang akan diberi fasilitas kredit. Alternatif akhir yang sekarang sedang ditempuh dan atau dijalankan oleh

pemerintah Indonesia dalam hal ini sebagai the last action dalam rangka pelaksanaan restrukturisasi kredit macet adalah

dengan menggunakan instrument haircut baik atas tunggakan pokok, tunggakan bunga maupun tunggakan denda sehingga

debitur hanya diwajibkan untuk membayar kewajiban pokok atas hutang debitur kepada bank.

IV.2 Sistem Audit (Analyst)

Filter Pengawasan

Supplier

PT Jaya TradePT Global Bitumen Utama

Customer (Nasabah)

Audit (Analyst) 1 Audit (Analyst) 2

JT

Page 29: Analisa Kredit

Gambar 4.3 Sistem Audit (Analyst)

Dalam meminimalisir kredit macet memang harus dilakukan pengawasan total terhadap seluruh customer yang pernah ada

kontrak piutang dengan PT Jaya Trade Indonesia atau PT Global Bitumen Utama serta melakukan penyaringan terhadap

nasabah baru. Dalam melakukan kerjanya audit 1 dan 2 yang independen ini memiliki sistem kerja terupdate untuk

konsumen repeat order atau new customer dengan melakukan credit review tiap profil perusahaan kontraktor atau profil

redaksi perusahaan kontraktor dengan total melakukan prinsip 6C’s yang kemudian disampaikan ke pimpinan perusahaan.

Page 30: Analisa Kredit
Page 31: Analisa Kredit

Sistem penilaian audit ini tentu berdasarkan :

IV.2.1 Membuat daftar Profil Perusahaan

Tiap customer terdiri dari jajaran direksi dan pemilik. Di sini kita bisa mendata seluruh jajaran pemegang saham. Hal ini

untuk mengetahui dari tahap analisa character.

1. Buat data para pemegang saham dari pemilik sampai wakil

2. Buat daftar asset yang di miliki

3. Buat daftar proyek yang telah dilakukan dan akan dilakukan

IV.2.2 Mencari informasi tentang mental/kepribadian (Character)

Sangat penting untuk mengetahui karakter, reputasi, pengalaman dan kemampuan dari calon customer, terutama yang baru

ikat kontrak di PT Jaya Trade Indonesia maupun Global Bitumen Utama. Calon customer dilihat dari beberapa penilaian,

namun critical point dari terkait karakter ini adalah profesi pemilik (pengusaha local/nasional,pejabat,politikus,maupun

pemerintah). Penilaian juga diperoleh berdasarkan pandangan masyarakat, survey lapangan, serta pengalaman yang ada.

Disini menyangkut seluruh jajaran direksi sampai ke pemilik dan jika yang akan dibiayai adalah exisiting, maka sejarah

pembayaran (payment record) dari konsumen tersebut merupakan salah satu bahan pertimbangan yang penting bagi

perusahaan pensupply dari rating customer yang bisa dibagi menjadi :

- Rating Excellent untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 0-1 Bulan

- Rating Good untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 1-3 bulan

- Rating Normal untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 3-6 bulan

- Rating Warning untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 6-12 bulan

- Rating Bad untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo >12 bulan

Informasi lain yang dipertimbangkan untuk mencari karakter konsumen yaitu:

1. Lakukan kliring informasi bank (melaui fasilitas SID yang akses ke BI maupun informasi antar bank secara tertulis)

maupun kita bisa peroleh dari asosiasi pengusaha ataupun kontraktor, dalam rangka memperoleh informasi tentang calon

debitur apakah sedang menikmati fasilitas kredit pada bank atau pihak lain bila dimungkinkan, karena pihak bank sendiri

akan merahasiakan profil customer mereka.

2. Meneliti calon customer, baik dari profil perusahaan maupun jajaran direksi yang di update minimal 6 bulan sekali.

Informasi ini bisa didapat dari website maupun credit checking ke lingkungan perusahaan atau tempat tinggal jajaran

masing-masing direksi,

3. Meneliti reputasi perusahaan maupun direksi dilingkungan usahanya maupun dengan kompetitornya.

3.2.3 Mencari informasi tentang kemampuan keuangan (Capacity)

Page 32: Analisa Kredit

Untuk memperoleh informasi keuangan ini kita bisa menghitung dari segi besarnya nilai proyek dengan sistem

pengerjaannya. Semisal contoh membuat laporan keuangan dari besar nilai proyek yang dijalankan saat itu, yaitu

Terlampir proyek pembangunan jalan PT XYZ di wilayah Cirebon dengan detail kontrak :

- Pemberi kerja : Dinas PU

- Nilai kontrak : Rp 4.000.000.000 (Include PPN 10%)

- Periode Kontrak : 1 Juli s/d 31 Des 2013

- Term Of Payment : per 3 bulan

- Alat yang dibutuhkan : 1 excavator,1 buldozer, 1 tandem roller, 1 asphalt finisher, 1 pneumatic roller, 3 Dump Truck.

Contoh Analisa estimasi kapasitas berdasarkan nilai Proyek :

Nilai Kontrak Gross 4.000.000.000

Nilai Kontrak Exclude PPN 3.636.363.636

Profit margin 5% 10% 15%

Gross Profit 181.818.182 363.636.364 545.454.545

Biaya Operasional (50%) 90.909.091 181.818.182 272.727.273

Maintence and Sparepart (20%) 40.000.000 40.000.000 40.000.000

Driver and Operator 20.000.000 20.000.000 20.000.000

Others (10%) 18.181.818 36.363.636 54.545.455

Kredit di PT Jaya Trade 24.500.000 24.500.000 24.500.000

Surplus (Defisit) 11.772.727 60.954.545 133.681.818

Tabel 4.2 Estimasi Kapasitas Nilai Proyek PT XYZ

Minimal margin 10% dibutuhkan untuk tetap pada posisi cash flow surplus. Sehingga dari analisa ini kita bisa menentukan

plafond yang dimungkinkan untuk memberikan piutang.

Pengukuran kapasitas tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut :

1. Pendekatan historis,

Yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu

2. Pendekatan finansial,

Yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus.

3. Pendekatan yuridis,

Yaitu apakah customer mempunyai kapasitas untuk mewakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan Bank.

4. Pendekatan manajerial

Yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan customer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam

memimpin perusahaan.

5. Pendekatan teknis,

Page 33: Analisa Kredit

Yaitu untuk menilai sejauh mana kemamapuan calon customer mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,

sumber bahan baku, peralatan-peralatan administrasi dan keuangan, dan kemampuan berkompetisi.

3.2.4 Mencari informasi tentang jalanya perusahaan

Dari sini audit masuk untuk menyaring customer, jika data merupakan customer lama dapat dilihat dari credit review

telah dibuat sebelumnya saat audit 2 melakukan pengawasan, dan bila nasabah baru perlu dilakukan survey keseluruhan.

Hal ini menyangkut dari karakter dan posisi keuangan konsumen bila saat diberikan piutang pada masa sekarang dan yang

akan datang. Data ini bisa diperoleh dari :

a. Survey dari Dinas PU

b. Cari data via profil perusahaan atau via Website atau LPJK

c. Survey dari asosiasi kontraktor dan internal perusahaan

3.2.5 Permohonan barang jaminan atau agunan

Dalam piutang dagang memang barang jaminan bersifat fleksibel, jaminan ada bila antara customer dan perusahaan

memiliki relasi yang baik dan berkomitmen dalam record payment yang baik. Namun bila dimungkinkan dari awal

perjanjian jual-beli diberikan adanya jaminan piutang hal ini untuk meminimalisir kredit bermasalah untuk kedepannya

baik untuk Repeat Order maupun new customer atau sebenarnya jaminan ini sebagai tanda komitmen bayar customer ke

perusahaan pensupply. Dari awal perjanjian harus disosialisasikan abhwa jaminan ini bukan semata-mata serupa dengan

jaminan di Bank atau perusahaan pembiayaan, namun untuk ikut menjaga fasilitas customer dengan baik. Barang jaminan

bisa berupa Bank Garansi atau barang sesuai dengan jumlah piutang yang dibebankan.

3.2.6 Laporan Credit Review

Laporan ini dibuat untuk menyalin keseluruhan dari analisa awal sampai akhir sehingga ada alasan report kita, apabila kita

merekomendasi atau tidak yaitu dengan report credit review ini. Report ini dibuat minimal 3 bulan sekali tiap data

customer yang ada atau sesuai kebutuhan. Namun bila ada yang perlu dirubah segera dirubah, semisal perubahan direksi

atau kepemilkan saham yang diperoleh dari info lingkungan ataupun internal perusahaan. Hal ini akan berpengaruh dalam

memberikan keamanan dalam pemberian kredit yang akan datang, bila customer mengajukan repeat order.

Sistematis credit review :

a. Background & Operation Of the Company

Yaitu berisi tentang profil perusahaan dan struktur operasi manajemennya.

b. Operation & project

Page 34: Analisa Kredit

Yaitu tentang pengalaman proyek perusahaan itu dari tahun ke tahun dan bagaimana penanganan dari segi operasi termasuk

pendataan asset yang dimiliki dari survey credit checking lapangan.

c. Estimasi Kapasitas

Yaitu menganalisa dari survey lapangan dan estimasi nilai proyek. Dilihat dari segi kredit Bank maupun perusahaan lain

dan termasuk kredit di PT Jaya Trade Indonesia yang perlu di kalkulasi.

d. Conclusion

Berisi point strength and weakness kita dalam merekomendasi suatu customer yang disertakan T/C (term and condition

Dari Sistem Analisa (audit) di atas bisa disimulasikan, seperti dibawah

TOOLS PANDUAN ANALISA 6C Klik disini lalu tekan Delete untuk memulai penilaian

Nama Badan Usaha PT Sumber Batu

Alamat Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim

DIRUT/WAKIL DIRUT Budi Parlindungan Sinambela, BBANEGATIVE LIST TIDAK

ANALISA - 6C

CHARACTER :

Status Konsumen RO

Rating Excellent

Max pastdue No Pastdue

Persentase Pembayaran Tahun Ini30.8

Persentase Pembayaran Tahun Sebelunya40.2

Selisih Tahun ini dan SebelumnyaTurun -9.4%

Piutang terakhir Sebelumnya Rp 7,934,908,180

Piutang Terakhir Sekarang Rp 8,810,498,640

CAPACITY :

Jumlah Proyek >5

Average Education AdministratorsBachelors

Capacity-1

Nilai Kontrak Exlude PPN Rp 12,658,798,280

Page 35: Analisa Kredit

Profit Margin 5% 10% 15%

Gross Profit Rp 632,939,914 Rp 1,265,879,828 Rp 1,898,819,742

Biaya Operasional Rp 316,469,957 Rp 632,939,914 Rp 949,409,871

Maintence and Spareparts Rp 63,293,991 Rp 126,587,983 Rp 189,881,974

Driver and Operator

Others Rp 31,646,996 Rp 63,293,991 Rp 94,940,987

Keterangan

Surplus (Defisit) Rp 221,528,970 Rp 443,057,940 Rp 664,586,910

Capacity-2

Nilai Kontrak Exlude PPN Rp 9,832,679,523

Profit Margin 5% 10% 15%

Gross Profit Rp 491,633,976 Rp 983,267,952 Rp 1,474,901,928

Biaya Operasional Rp 245,816,988 Rp 491,633,976 Rp 737,450,964

Maintence and Spareparts Rp 49,163,398 Rp 98,326,795 Rp 147,490,193

Driver and Operator

Others Rp 24,581,699 Rp 49,163,398 Rp 73,745,096

Keterangan

Surplus (Defisit) Rp 172,071,892 Rp 344,143,783 Rp 516,215,675 Total Capacity : Persentase Capacity 1119.22%

Income Rp 787,201,723

Obligasi di Tempat Lain

Installment Ratio 111922%

CAPITAL :

Status Tempat Usaha Perusahaan

Tempat Usaha Atas Nama Sendiri

Lama Usaha >15 Tahun

Apakah Punya Unit Lain di Luar JTIPunya Unit Lain

Page 36: Analisa Kredit

Ada Berap Unit Lain Konsumen≤15 Unit

Status Kepemilikan Masih Credit Semua

COLLATERAL :

Jaminan Pembayaran Ada

Jenis SKBDN

CONDITION :

Kasus Tidak Ada

Keterangan Dari Hasil browsing dan Checking tidak ditemukan kasus atas nama komisaris maupun direktur

Usaha/Proyek Konsumen

CONSTRAINT :

Batasan atau Hambatan Tidak Ada

Keterangan

CREDIT CHECKING :

Credit Checking Lokasi Usaha

Credit Checking Kepemilikan AsetCredit Checking Konsumen & Kredibilitas Perusahaan

58.10Warning

Plafond Kredit Rp 2,713,633,581

Made In Zam Zami Tirta Aji

Dengan Point Concern dari Tools diatas

Page 37: Analisa Kredit

3.3 Kebijakan Pengendalian Piutang

Lukman Syamsudin (2007:272) mengemukakan:“Kebijakan pengumpulan piutang suatau perusahaan adalah

merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya bilamana sudah jatuh tempo”.

Sebagian dari keefektifan perusahaan dalam menerapkan kebijakasanaan pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari

Page 38: Analisa Kredit

jumlah kerugiaan piutang, karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak hanya tergantung pada

kebijakasanaan pengumpulan piutang tetapi juga kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan.

Apabila diasumsikan jumlah kerugian piutang tetap konstan, maka hubungan dengan kebijaksanaam kredit yang diberikan,

maka semakin besar jumlah pengeluaran-pengeluaran maka pengumpulan piutang akan dapat mengurangi kerugian piutang

yang diderita perusahaan.

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang

menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar

untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang dibanding dengan perusahaan yang melakukan pengumpulan piutang

secar pasif. Perusahaan yang menjalankan aktif kemungkinan akan mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil

dibandingkan dengan perusaan lainnya.

Perusahaan haruslah berhati-hati untuk tidak terlalu agresif dalam usaha-usaha untuk mengumpulkan piutang dari para

langganan. Bilamana langganan tidak dapat membayar tepat waktunya maka sebaiknya perusahaan menunggu sampai suatu

jangka waktu tertentu yang dianggap wajar sebelum menerapkan prosedur-prosedur pegumpulan piutang.

3.3.1 Pemberian kredit kepada Pelanggan

a. Saldo piutang dari customer yang bersangkutan pada tenggat waktu perjanjian pembayaran telah bernilai nol.

b. Karakter customer yang komitmen dalam waktu pembayaran, cepat dan tidak mundur.

c. Customer memiliki modal yang dapat dijadikan pegangan dalam melakukan pembayaran hutangnya.

d. Customer memiliki jaminan yang dapat dipegang untuk melakukan pelunasan seperti : SKBDN (Surat Kredit Berharga

Dalam Negeri), Bank Garansi. Jika tidak ada jaminan customer wajib membayar Cash (tunai).

e. Mengikuti surat perjanjian jual beli (kontrak) yang dibuat oleh PT Jaya Trade Indonesia.

3.3.2 Penagihan piutang

1. Fungsi terkait dalam penagihan piutang

a. Fungsi Administratif

bertanggung jawab dalam membuat daftar surat pemberitahuan atau remittance advice melalui pos/fax dari para customer.

b. fungsi penagihan / kolektor

bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para customer sesuai daftar piutang yang dibuat oleh bagian

keuangan dan telah direkonsiliasi dengan bagian akunting.

c. Fungsi Kas (Kasir Besar)

bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi penagihan/kolektor dan menyetorkan ke kasir besar untuk segera

dicairkan masuk ke rekening PT Jaya Trade Indonesia dan di informasikan ke pihak Marketing bila customer telah

Current.

d. Fungsi Akuntansi

Page 39: Analisa Kredit

bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke jurnal penerimaan kas dan berkurang piutang ke

dalam kartu piutang.

e. Fungsi Pemeriksaan Intern

bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan yang ada ditangan fungsi penagihan dan fungsi kas secara

periodik dan melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang dibuat oleh akutansi.

2. Dokumen yang digunakan dalam penagihan Piutang

- kwitansi Asli, bermaterai cukup

- Surat jalan Asli yang telah ditanda tangani oleh customer

- Faktur Pajak Asli

- Berita Acara Serah terima barang atau Surat Penyerahan Barang (SPB) yang telah di tandatangani customer.

- Foto Copy surat perjanjian jual beli aspal curah (kontrak).

3. Prosedur Penagihan Piutang

a. Tukar Faktur

1. Bagian pengihan (kolektor) memerpsiapkan dokumen yang diperlukan terlebih dahulu yaitu Kwitansi asli, faktur pajak,

Surat penyerahan barang (SPB).

2. bagian penagihan (kolektor) sebelum berangkat menagih, harus mencatat dokumen yang akan dibawa dalam buku

penagihan tersebut yang harus ditanda tangani oleh administrasi dan Manager Marketing.

3. Kolektor menyerahkan dokumen (Kwitansi Asli, Faktur Pajak, Surat Penyerahan Barang) ke kasir pelanggan.

4. Kasir akan membuat Tanda Terima Kwitansi (TTK) dan kasir melampirkan copy kwitansi yang di Cap perusahaan pada

TTK tersebut. Kolektor JTI menandatangani TTK tersebut di kolom “diterima oleh” dan dicatat dalam Buku Tukar Faktur,

lalu disimpan/arsip. TTK dan lampirannya (copy kwitansi)yang telah ditanda tangani kasir, diserahkan kolektor

5. Kolektor menyerahkan TTK dan copy kwitansi ke bagian administrasi JTI dan dicatat dalam Buku Penagihan lalu di

Arsip sementara dan diurutkan sesuai tanggal jatuh temponya.

b. Penagihan

1. Bagian penagihan (kolektor) memeriksa tiap hari, TTK mana yang telah jatuh tempo. Bila ada TTK yang telah jatuh

tempo lalu dicatat ke dalam buku Penagihan dan harus ditanda tangani oleh administrasi dan Manager marketing.

2. Dokumen TTK tersebut diserahkan kembali ke bagian kasir Customer dan memprosesnya.

3.3.3 Prosedur Pembayaran

Pembayaran / pelunasan tagihan berdasarkan kwitansi yang diterbitkan oleh PT JTI dengan cara transfer ke rekening PT

JTI (yang ditunjuk & telah disetujui dalam surat perjanjian jual beli aspal curah (kontrak), pembayaran harus sudah dilunasi

paling lambat 3 minggu sejak tanggal kwitansi diterbitkan oleh PT Jaya Trade Indoneisa.

Page 40: Analisa Kredit

Sejumlah teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan oleh perusahaan bilamana langgananya atau pembeli

belum membayar sampai dengan waktu yang ditentukan . menurut Lukman Syamsudin adalah sebagai berikut :

1. Melalui Surat

Bilamana waktu pembayaran utang dari langganan sudah lewat beberapa hari tetapi belum saja dilakukan pembayaran

maka perusahaan mengirimkan surat dengan isi mengingatkan atau menegur langganan yang belum membayar tersebut

bahwa utangnya sudah jatuh tempo. Apabila utang tersebut belum juga dibayar juga setelah beberapa hari surat dikirimkan

maka dapat mengirimkan kembali surat kedua yang isinya lebih keras.

2. Melalui Telepon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata utang-utang tersebut belum juga dibayar, maka bagian kredit dapat

menelepon langganan dan secara pribadi memintanya untuk segera melakukan pembayaran.. kalau dari hasil pembicaraan

tersebut ternyata langganan mempunyai alasan yang dapat diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan

perpanjangan waktu sampai suatu jangka waktu tertentu.

3. Kunjungan Personal

Teknik pengumpulan piutang dengan jalan melakukan kunjungan personal atau pribadi ketempat seringkali digunakan

karena dirasakan sangat efektif dalam usaha-usaha pengumpulan piutang.

4. Tindakan Yuridis

Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar utang-utangnya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan-

tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

3.3.4 Piutang Tak Tertagih

Pembatasan terhadap jumlah penjualan kredit bergantung pada bonafiditas pembeli/pelanggan. Plafon untuk customer

dilihat dari analisa yang telah dilakukan tim penilaian (Analyst).

Berikut ini pedoman untuk menentukan bahwa piutang benar-benar tidak dapat tertagih :

a. Bila tidak ada lagi bagian harta yang diterima untuk pelunasan piutang / dijadikan inventory.

b. Bila usaha pelanggan terhenti, pelanggan meninggal dunia tanpa meninggalkan harta, kecuali pelanggan hilang harus

proses hukum dengan menyebar daftar black list customer.

c. Bila saldo piutang sudah lama terbuka dan surat tagihan tidak pernah dibalas

d. Bila penagih tidak mampu lagi menagihnya.

Piutang yang kurang meyakinkan untuk dapat ditagih harus dicadangkan penghapusannya, sedangkan piutang yang sudah

dianggap tidak dapat tertagih sama sekali akan dihapuskan seluruhnya sebagai beban biaya penghapusan piutang ragu-ragu

atau membebani penghapusan piutang.

Unit aspal curah membuat surat permohonan penghapusan piutang, yang telah ditandatangani oleh Ka Unit Aspal Curah,

Direktur yang membawahi Aspal Curah serta persetujuan dari Direktur Utama dan harus dilampiri dengan laporan

rekonsiliasi piutang dagang antara pihak operasional unit aspal curah dengan bagian keuangan pusat (bagian piutang).

Page 41: Analisa Kredit

V. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada asasnya kasus kredit bermasalah ini adalah persoalan perdata yang menurut terminologi hukum perdata, hubungan

antara debitor dengan kreditor selaku pemberi kredit merupakan hubungan utang piutang. Hubungan yang bersangkutan

lahir dari perjanjian, setelah perusahaan melakukan usaha melalui upaya prefentif namun kredit yang telah dikeluarkannya

menjadi kredit yang bermasalah, maka perusahaan piutang akan menggunakan upaya represif sampai dengan menempuh

upaya penagihan kredit.

a. Di tahun 2012 – 2013 Sumber Batu Group memiliki nilai piutang terbanyak. Meski di semester pertama tahun 2014

Sumber Batu Current., PT JTI harus memberi batas plafond dari prosentase kenaikan jumlah pertambahan piutang serta

batas tahun untuk terus menambah jumlah piutang.

b. CV Prima Jaya, PT Cipadang Jayabaya, dan PT Tirtayasa merupakan customer rating Bad dan sudah tidak bisa diberikan

piutang kembali dan harus pelunasan atau caash bila ingin melakukan pembelian aspal kembali di PT JTI.

c. Nilai NPL dari tahun 2012 – 2013 mengalami kenaikan karena banyak customer existing RO kembali dan banyak

pembayarannya yang lewat jatuh tempo dari 33.67% ke 41.79%.

2. Bahwa dalam pemberian kredit harus benar-benar diteliti faktor yang dikenal dengan 6 C’s Terupdate sehingga karakter,

Collateral, Capital, Constraint, kapasitas, dan kondisi ekonomi serta riwayat hidup dari calon debitur benar-benar

diketahui oleh kreditur sehingga apabila terjadi wanprestasi kredit tidak mengalami kesulitan dalam melakukan eksekusi

terhadap barang jaminan sehingga apabila kreditur mengeksekusi barang jaminan tidak ada hambatan dari pihak manapun

termasuk dari pihak debitor sendiri. Dalam model sistem pemberian kredit ini kita bisa tahu profil perusahaan yang telah

ada, dan lebih bisa di manfaatkan untuk mendata untuk customer yang new customer (pembayaran wajib tunai/cash) dan

Page 42: Analisa Kredit

bisa kredit bila ada jaminan, sehingga kita bisa mengenal customer tersebut bila kedepannya customer yang new customer

tersebut mengajukan kredit.

3. sistem analisa kredit yang terfokus dan terarah diharapkan dapat meminimalisir kredit bermasalah baik customer RO

maupun new customer. Sejarah pembayaran (payment record) dari konsumen tersebut merupakan salah satu bahan

pertimbangan yang penting bagi perusahaan pensupply dari rating customer yang bisa dibagi menjadi :

- Rating Excellent untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 0-1 Bulan

- Rating Good untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 1-3 bulan

- Rating Normal untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 3-6 bulan

- Rating Warning untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo 6-12 bulan

- Rating Bad untuk nasabah dengan kontrak jatuh tempo >12 bulan

Rating Customer

Excellent

Good PT Sumber Batu, Budi Mulya Jaya, Bawon Mulya, PT Jaya Konstruksi, PT

Hutama Prima, PT Hakaaston AMP CIK, PT Marga Sarana Raya, PT

WASCO, PT Sekiso Industries, PT Hakaston AMP Jabar & CIP, PT

Deltamarga AMP Ciasem, PT Mega Sukma, PT Bintang Kalong, PT

HUtama Prima AMP Cilacap, PT Kadi International AMP SMRG

Normal PT Delta Marga AMP AJW, PT Kadi International, PT Eka Ratu, PT

Deltamarga AMP Jogja, PT Subur Brothers

Warning PT Tunas Karya Sentosa, PT Lampiri Djaya Abadi, PT Waskita Karya -

Indah Karya KSO, PT Delta Marga AMP Kud & Sem, PT Delta Marga

Adyatama - AMP Sembung

Bad PT Cipadang Jayabaya, CV Prima Jaya, PT Tirtayasa

Tabel 5.1 list Customer berdasar History Payment

Page 43: Analisa Kredit

VI. LAMPIRAN

PT JAYA TRADE INDONESIA & PT GLOBAL BITUMEN UTAMA

DOKUMEN CHECK LIST PERSETUJUAN

NAMA BADAN USAHA : BUDI MULYA JAYA, PT SURVEYOR/MARKETING:

TELEPON/HP : 021-4701724/ (021) 4703045

Page 44: Analisa Kredit

ALAMAT : Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim

KEY PERSON : Budi Parlindungan Sinambela, BBA

CEK NEGATIVE LIST YA TIDAK

NO Data Dokumen (Scan) Marketing Analyst Direktur Keterangan

Persyaratan Wajib

FC Akte Pendirian Perusahaan (LPJK) Terbaru BIsa di lihat di LPJK atau Tanya langsung ke Direksi customer

Report Estimasi Kapasitas Proyek Sekarang OK Berada di Kesimpulan.

Persetujuan Mendapatkan Kredit Jajaran Direksi (Kontraktor tersebut)

OK

FC NPWP/Izin Tempat Usaha Sesuai Lelang No NPWP 01.301.706.6-003.000.

FC Surat Bukti Kepemilkan lahan Kantor atau Operasional (Milik Sendiri/Sewa)

OK Bisa dibuktikan melalui Checking ke customer atau Checking ke RT/pengelola/lingkungan setempat

Laporan (Credit Review):

Profil Perusahaan (Backgroud Company)

Struktur Organisasi pengurus dan pengelola

OK Berada di Kesimpulan.

Jaminan Pembayaran (Cek,SKBDN,Bank Garansi)

OK Disesuaikan dengan besarnya nominal piutang.

Analisa Karakter dan Manajemen Jajaran Direksi/Perusahaan

OK 1. Secara karakter konsumen masih kooperatif

Foto perusahaan (kantor) + tempat ProduksiOK Guna mendapatkan update informasi kondisi.

Kesimpulan :

PT Budi Mulya Jaya, PT Bawon Mulya dan PT Sumber Batu merupakan anak usaha dari Sumber Batu Group,

kelompok usaha jasa konstruksi yang sejak awal pendirian tahun 1970 dikenal berkiprah banyak di lingkungan proyek-

proyek pembangunan fisik, terutama jalan dan jembatan. Dia juga mendirikan dan memimpin lembaga pendidikan, mulai

tingkat dasar sampai tingkat tinggi, di bawah bendera Yayasan Budi Murni. Dengan nama pemilik an Prof. DR. Kanjeng

Raden Hario Tumenggung (KRHT) Tarnama Sinambela Kusumonagoro yang merupakan anggota Dewan Pertimbangan

Partai Nasdem dan pemilik Yayasan Pendidikan Budi Murni, dan Pemilik Universitas Mpu Tantular.

Page 45: Analisa Kredit

CV Budi Mulya, berdiri tahun 1970, berkantor di Inter Hotel, Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat. Kehadiran CV

Budi Mulya, yang belakangan berubah nama menjadi PT Budi Mulya Jaya dibawah kendali Budi Parlindungan Sinambela

yang merupakan anak pertama dari Dr Tarnama S Kusumonagoro. Adik Budi P Sinambela an Santo Mulya Parulian

Sinambela (Manager PT Sumber Batu) pernah caleg 2014 partai Nasdem Dapil Purwakarta tapi tidak Lolos, cikal bakalnya

dimulai sejak tahun 1969 saat dia memulai usaha kecil-kecilan leveransir bahan bangunan. CV Budi Mulya dia serahkan

sepenuhnya kepada istri Damaris br. Tampubolon dan Menantu anak kedua an Juniety Dame Purba sbg Komisaris dan

Dirut Budi Parlindungan Sinambela. Tingkat Gred untuk nilai proyek PT Budi Mulya Jaya yaitu sudah capai Gred-7.

Peralatan berdasar Laporan di LPJK tahun 2011 yaitu :

No Jenis Kapasitas Merk Tahun Kondisi Lokasi Jumlah Harga (Rp.)

Dump Truck/Engkel10 Ton Nissan/CK-10 1996 80% DKI Jakarta 197.000.000

Dump Truck/Engkel10 Ton Nissan/CK-10 1996 Baik DKI Jakarta 197.000.000

Mobil Sedan 1 Ton Galant 1996 Baik DKI Jakarta 25.000.000

Dump Truck 10 Ton Nissan/CK-10 1996 Baik DKI Jakarta 175.000.000

Dump Truck 10 Ton Nissan/CK-10 1996 80% DKI Jakarta 175.000.000

AMP II 30 Ton /Jam Sakai/TSAP-500 1996 80% DKI Jakarta 1.700.000.000

Genset 1500 V Cummins/NTC-743 1996 Baik DKI Jakarta 125.000.000

Genset 1500 V Komatsu//SA6D110 1996 Baik DKI Jakarta 125.000.000

Wheel Loader 1.2 M3 Komatsu/180-1 1997 Baik DKI Jakarta 385.000.000

Asphalt Finsher1022.80 M Nigata/NF-130 1997 Baik DKI Jakarta 300.000.000

Tire Roller 102 16 Ton Sakai/TS-7409 1997 Baik DKI Jakarta 300.000.000

Tandem Roller 10310 - 12 Ton Sakai/WR 7708 1996 Baik DKI Jakarta 310.000.000

Tandem Roller 10510 - 12 Ton Sakai/7708 1996 Baik DKI Jakarta 280.000.000

Three Wheel 102 10 - 12 Ton Sanghai 1996 Baik DKI Jakarta 280.000.000

Asphalt Sprayer 102600 Liter Sakai/SA-1000 1996 Baik DKI Jakarta 250.000.000

Compressor 4000 - 6000 l/mAirman/PDS 175 1996 Baik DKI Jakarta 30.000.000

Dump Truck/Engkel10 Ton Nissan/CK-10 1996 Baik DKI Jakarta 75.000.000

Breaker 102 1-2 Ton Furukawa 1996 Baik DKI Jakarta

Terlampir proyek pembangunan jalan BUDI MULYA JAYA, PT di Pelebaran Jl. Panjang dengan detail kontrak :

- Pemberi kerja : Dinas PU Prov Jakarta

- Nilai kontrak : Rp 8.435.435.000 (Include PPN 10%)

- Periode Kontrak : 27 Oktober 2012 s/d 15 Desember 2012

- Term Of Payment : per 1 bulan

Page 46: Analisa Kredit

- Alat yang dibutuhkan : Excavator tipe PC 300-7, PC 100 F6, Dump Truck 23 ton, Motor Grader tipe GD-200-A1,

Compactor tipe JV 100 A1, Water Tank Truck kapasitas 5000 liter, Asphalt Emultion Patcher : digunakan untuk membuat

campuran aspal dingin dengan kapasitas 150 kg/ batch, Asphalt Sprayer Model ( BAS)- Sakai/SA-1000, Asphalt Patch Mix

( BAPM-3), Asphalt Finsher102

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dari masing -masing jenis alat berat diklasifikasikan menurut kondisinya,

seperti di bawah ini:

Faktor gabungan cuaca dan operator (Eco)

Faktor gabungan kondisi alat dan medan lapangan (Eam)

Faktor manajemen (EM)

Faktor material (Em)

Analisa Produksi Alat Berat Pada Pelaksanaan Pekerjaan

Proses analisa perhitungan kapasitas alat berat pada proyek peningkatan jalan, meliputi:

Pekerjaan Perkerasan Jalan

Pengembalian Fungsi Ruas Jalan

Perhitungan estimasi alat berat di Biaya Operasional, semisal Drum Truck :

Spesifikasi alat :

Mesin diesel 250 HP, Kapasitas Karter 53 liter, Faktor operasi 0.6, pelumas lain yang diapakai per jam 0.23 kg, harga solar

$ 0.54 per liter, harga Olie $ 0.74 per liter, harga gemuk pelumas $ 1.3 per kg, harga alat netto $ 80.490, harga ban $ 12.133

Pemakaian Solar per jam=0.15×250 × 0.6=22.5 liter

pemakaianolie per jam=250 × 0.6 ×0.0030.89

+ 5380

=1.17 liter

nilai penyusutan kendaraantahunan=80490−05

=$16.098 per tahun

nilai penyusutan ban=12133500

=$ 2.43 per jam

Biaya pemeliharaan dan perbaikan=50 %×160981400

=$ 5.75 per jam

biaya penggantian ban=15 %×2.43=$ 0.36 per jam

biaya solar=22.5 × 0.33=$ 7.43 per jam

biaya olie=1.17 ×0.53=$ 0.62 per jam

biaya pelumas lain=0.23 ×1.1=$ 0.25 per jam

Biaya operasi (tidak termasuk upah operator) = $ 14.41 per jam

Sewa Excavator Standar kelas 200 atau Bucket Capacity 0.8 – 0.9 m3 yaitu Rp 120.000 – Rp 140.000 / Jam.

Sewa Motor Grader tipe GD-200-A1 yaitu Rp Rp 208.000 / Jam

Page 47: Analisa Kredit

Perhitungan Tandem Roller 8 Ton

Perhitungan EfisiensiEt = Eco x Eam x EM x Em= 0.478

Kapasitas Produksi per Jam

Q= v×W × H × 1000 × Etn

=17.204 m3 / jam

Koefisiensi Alat1 1

= Kapasitas =

17,204 = 0,058

Perhitungan Pneumatic Roller 8 ton

Perhitungan EfisiensiEt = Eco x Eam x EM x Em= 0.599

Kapasitas Produksi per Jam

Q= v×W × H × 1000 × Etn

=19.100 m3/ jam

Koefisiensi Alat1 1

= Kapasitas =

19,100 = 0,052

Page 48: Analisa Kredit

Perhitungan Asphalt Finisher 60 T

Perhitungan EfisiensiEt = Eco x Eam x EM x Em = 0,694

Kapasitas Produksi per JamQ =V × E = 41,629 ton / jam

Koefisiensi Alat1 1

= Kapasitas =

41,629 = 0,024

Perhitungan Asphalt Sprayer 350

Perhitungan EfisiensiEt = Eco x Eam x EM x Em= 0,694

Kapasitas Produksi per Jam

Q=q × 60 × ECm

=421.346 L/Jam

Koefisiensi Alat1 1

= Kapasitas =

421,346 = 0,0023

Perhitungan Three Wheel Roller 6 ton

Perhitungan EfisiensiEt = Eco x Eam x EM x Em= 0,478

Kapasitas Produksi per Jam

Q= v×W × H × 1000 × Etn

=107.523 m3/ jam

Koefisiensi Alat1 1

= Kapasitas =

86,04 = 0,012

Contoh Analisa estimasi kapasitas berdasarkan nilai Proyek :

Nilai Kontrak Gross 8.435.435.000

Nilai Kontrak Exclude PPN 7.891.891.500

Profit margin 5% 10% 15%

Gross Profit 394.594.575 789.189.150 1.183.783.725

Biaya Operasional (50%) (197.297.287) (394.594.575) (591.891.862)

Maintence and Sparepart (10%) (25.147.147) (25.147.147) (25.147.147)

Driver and Operator (25.000.000) (25.000.000) (35.000.000)

Others (5%) (19.729.728) (39.459.457) (59.189.186)

Kredit di PT Jaya Trade (385.887.795) (385.887.795) (385.887.795)

Surplus (Defisit) (258.467.382) (80.899.824) 96.667.728

48

Page 49: Analisa Kredit

Tabel 2. Estimasi Kapasitas Nilai Proyek PT Budi Mulya Jaya (Binamarga,2012)

Foto Kantor PT Sumber Batu :

Dibuat Oleh, Direkomendasikan

Nama Jabatan: Kepala Unit

Paraf dan beri keterangan (bila diperlukan)

49

Page 50: Analisa Kredit

Data Relasi No Kontrak :

Nama lengkap (Sesuai KTP):Budi P Sinambela No KTP: 09.5002.080564.0125

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Tempat tanggal lahir : Budi Parlindungan Sinambela, BBA, Jakarta, 1964-05-08

Alamat sesuai KTP : Pondok kelapa arista BL.10/16, Rt. 001/06, Duren Sawit Telp:

Alamat Domisili : : Pondok kelapa arista BL.10/16, Rt. 001/06, Duren Sawit Telp:

Profesi Lain: Pengacara/Politikus PNS Pejabat Wiraswasta/Developer

Nama Perusahaan : Budi Mulya Jaya,PT NPWP : 01.301.706.6-003.000

Alamat kantor : Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim. Telp: (021) 4703045

Status tempat perusahaan : Sewa Milik Sendiri

Bentuk Badan Usaha : Lokal Nasional BUMN

Jumlah Karyawan : < 50 Orang 50 Orang < X < 200 Orang > 200 Orang

Jumlah Peralatan : < 10 Unit 10 Unit < x < 25 Unit

25 Unit < X < 50 Unit > 50 Unit

AMP (Asphalt Mixing Plant) : Ada, Berapa : 1 Unit. Tidak.

50

Data Perusahaan/Badan Usaha

Data Pribadi (Penanggung Jawab)

Page 51: Analisa Kredit

Jumlah Cabang Produksi : 3 Cabang.

Jumlah Proyek/tahun : 7 Proyek.

Alamat : Telepon :

Penerima Barang :

Estimasi Keuntungan Total (Gross Profit) Perusahaan/tahun : Rp. 10.000.000.000

No Nama Barang Penetrasi (Pen Grade)Volume Harga Harga + PPN 10%

Aspal Curah Esso 60/70 50 Ton Rp 347.299.016 Rp 385.887.795

Jumlah Pinjaman : Rp 385.887.795

Jangka Waktu : 1 Bulan

Suku Bunga : - %/tahun

Jumlah DP : -

Permohonan pengajuan kredit ini diajukan Debitur dengan didasarkan atas pernyataan-pernyataan berikut ini :

1. Segala data, informasi, dokumen, identitas diri, keterangan atau uraian sehubungan dengan aplikasi ini adalah benar, valid, dan menerangkan dan menyatakan keadaan serta identitas diri debitur yang sebenarnya dan akan dijamin kerahasiaanya.

2. Segala pembayaran yang dilakukan debitur tidak bersumber dari kegiatan-kegiatan yang dilarang berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang tindak pidana pencucian uang.

51

Alamat Pengiriman Aspal

Data Keuangan

Data Pinjaman (Diisi Oleh Marketing)

Data Pinjaman (Diisi Oleh Marketing)

Page 52: Analisa Kredit

3. Dengan ditandatanganinya aplikasi pengajuan kredit ini dan diterimanya barang oleh debitur , maka debitur sepakat dan mengikatkan diri dalam syarat dan ketentuan pembiayaan konsumen sebagaimana terlampir S U R AT P ERJ JU A L BELI AS P ALC U R A H.

4.

Checklist Laporan

Checklist Laporan

Nama Badan Usaha :Budi Mulya Jaya,PT

Alamat : Jl. Genteng No. 44 Kayu Putih, Pulomas, Jaktim Telp : (021) 4703045

Nama Penanggung Jawab : Budi Parlindungan Sinambela, BBA

Hasil Analisa Analyst/Marketing YA TIDAK Keterangan

Konsumen baru

History Payment Baik (Untuk RO)

Karakter Baik (Seluruh Jajaran Direksi)

Karakter Terbuka

Ada Jaminan

Orang politisi/pengacara

Customer yang beresiko tinggi

Daftar Temuan KPK

Pejabat tertinggi pemerintahan

Jumlah Proyek dan Manajemen Seimbang

Info Negative (Browsing&On the Spot)

Past Performance Baik

Capital (Modal)/Asset Besar

Kesimpulan :

52

Debitur (Penanggung Jawab)

(………………………………………………………….)

Tanggal : / /

Marketing (Pemasaran)

(………………………………………………………….)

Tanggal : / /

Approval

(………………………………………………………….)

Tanggal : / /

Tanda Tangan

Page 53: Analisa Kredit

PT Budi Mulya Jaya adalah customer RO dengan Record Good, secara kapasitas ada dan pemilik juga tidak ada info negative dan bukan anggota partai (hasil cek website), hanya adik dan ayah konsumen yang terjun di dunia politik (Partai Nasdem). Mulya Jaya merupakan anak Usaha dari Sumber Batu Group. Yang memiliki banyak usaha.secara keseluruhan PT Budi Mulya jaya masih aman untuk diberikan piutang kembali, selama belum ada kasus untuk Dirut PT Budi mulya Jaya itu sendiri.

Dibuat Oleh, Direkomendasikan Oleh,

Nama Jabatan: Kepala Unit

Beri tanda tickmark ( v ) sesuai dengan kodisi

53

Page 54: Analisa Kredit

54