ANALISA KREDIT

download ANALISA KREDIT

of 34

description

ekonomi

Transcript of ANALISA KREDIT

ANALISA KREDIT

2012JUNE 12

Posted by vivi_indahseptiyani

Analisis kreditadalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar.

Gambaran Umum Analisis Kredit dan Resiko MeminjamnyaDalam penyaluran kredit, FI akan menanggung risiko kredit. FI menerima risiko kredit atas dana yang dipinjamkan dengan menukarnya dengan pengembalian wajar yang cukup untuk menutup biaya pendanaannya kepada penabung RT & termasuk risiko kredit dalam meminjamkan.

Pengukuran risiko kredit atas pinjaman individu adalah penting jika manajer FI :

1. Menentukan harga suatu pinjaman secara benar

2. Menentukan batas yang tepat atas sejumlah perluasan kredit bagi satu peminjam atau penerimaan eksposur kerugian dari mitra kerja khusus

5 aspek yang harus dianalisis dalam menganalisis kredit, antara lain :1. Aspek Manajemen

2. Aspek Pemasaran

3. Aspek Teknis

4. Aspek Keuangan

5. Aspek Legalitas dan Agunan

Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, kita bagi dalam 2 kategori, yaitu:

1. Kredit Produktif

2. Kredit Konsumtif

Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa kita pakai dalam menganalisis kredit modal kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method, NPV Method dan IRR Method.

Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.

Demikian gambaran singkat mengenai analisis kredit, dan untuk lebih jauh lagi mengenai analisis kredit ini, teman-teman bisa mempelajari lewat buku Analisis Kredit dan Analisa Laporan Keuangan.

Analisis kredit pada umumnya dibedakan menjadi :1. Pinjamanreal-estatePinjaman real estate meliputi pinjaman hipotek & pinjaman kepemilikan rumah.

Hipotek penduduk merupakan pinjaman berjangka sangat panjang dengan maturitas rata2 mendekati 25 tahun.

2. Pinjaman konsumen & usaha kecil

Pinjaman individu (konsumen)meliputi pinjaman personal & mobil.

Penyedia pinjaman individu : bank komersial, perusahaan pembiayaan, pengecer, bank tabungan, perusahaan gas.

3. Pinjaman komersial & industri pasar menengah

Analisis kredit pelanggan perusahaan pasar-menengah berbeda dari usaha kecil, meskipun masih menilai karakter manajemen perusahaan, fokus utama analisis ini adalah bisnisnya sendiri bukan pemilik.

4. Pinjaman komersial & industri besar.

Klien korporasi besar sangat menarik bagi FI karena meskipunspread&feekecil dalam ketentuan persentase, tetapi transaksi cukup besar untuk membuatnya sangat profitabel.

Resiko perkreditanPada umumnya profit yang diperoleh akan senantiasa berbanding lurus dengan tingkat resiko yang dihadapi. Artinya semakin besar tingkat resiko dari suatu bisnis maka akan semakin besar pula tingkat profit margin yang diperoleh.

Berikut beberapa contoh resiko perkraditan yang ada :

1. resiko sifat usaha

2. resiko geografis

3. resiko politik

4. Resiko ketidakpastian

5. resiko inflasi

6. resiko persaingan

Pemahaman analisis kredit dengan beberapa pendekatan, yaitu :1. Pendekatan jaminan

2. Pendekatan karakter

3. Pendekatan pelunasan

4. Pendekatan kelayakan usaha

5. Pendekatan pemberian kredit sebagai agen pembangunan

Prinsip 7P dan prinsip 3R dalam analisa kredit, yaitu:1. Personality

Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga (istri, anak), social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat tentang diri si peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam.

2. Purpose

Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan digunakannya untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya. Selain itu apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit yang bersangkutan. Misalnya, tujuan atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of business bank dalam bidang pertanian.

3. Prospect

Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama beberapa bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaan ekonomi/perdagangan sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat dari earning power (kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.

4. Payment

Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengambilannya.

5. Profitability

Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.

6. Protection

Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.

7. Parti

Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas.

Tiga komponen dalam prinsip 3R adalah:1. Tingkat pengembalian usaha (return)

2. Kemampuan membayar kembali (repayment)

3. Kemampuan menanggung resiko (risk bearing ability)

Unsur-unsur yang dibahas dalam konsep 3R sebenarnya telah dibahas dalam analisis aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit. Hanya saja konsep 3R memberi penekanan kepada aspek finansial dari analisis kredit.

http://vivay.blog.com/2012/06/12/analisa-kredit/ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN

Pengukuran atas kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya dengan mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilakukan dengan menganalisislaporankeuangan yang dilaporkan perusahaan setiap periodenya. Dengan berbagai metode yang telah ditemukan, analisa terhadaplaporankeuangan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan suatu perusahaan yang sedang berjalan, juga sebagai alat untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini tentu dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat bagi beberapa pihak seperti berikut ini:PemberiPinjaman(seperti pihak Bank), Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberipinjaman, dan kemudian bermanfaat untuk kebijakanmonitorpinjamanyang ada;

Investor,Investorsaham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut;

Pihak Pemerintah. Pada beberapa sector usaha, lembaga pemerintah mempunyai tanggungjawab untuk mengawasi jalannya usaha tersebut (misalnya pada sektor perbankan);

Akuntan. Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemapuan going concern suatu perusahaan;

Manajemen. Kebangkrutan berarti munculnya biaya biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Suatu penelitian menunjukkan biaya kebangkrutan bisa mencapai 11-17% dari nilai perusahaan.

Pengukuran atas kebangkrutan perusahaan juga dapat dilakukan melaluilaporankeuangan dengan 2 metode, yaitu metode univariate dan metode multivariate.

1)Model UnivariateMenurut Hanafi (2004:655),analisisunivariate dilakukan dengan melihat variabel keuangan yang diperkirakan mempengaruhi atau berkaitan dengan kebangkrutan dengan menganalisis terpisah. Sedangkan menurut Bappepam (2005),analisisrasio merupakan salah satu bentukanalisisunivariate, cara ini yang pada umumnya digunakaninvestoruntuk menghitung dan menganalisis berbagai macam rasio keuangan seperti modal kerja, rasio-rasio profitabilitas, tingkat hutang atau leverage, dan likuiditas untuk mendeteksi tanda-tanda kebangkrutan suatu perusahaan, tetapi timbul suatu permasalahan yaitu masing-masing rasio mempunyai kegunaan dan memberikan indikasi yang berbeda mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

Kadang-kadang rasio-rasio tersebut juga terlihat berlawanan satu sama lain. Oleh karena itu, jika hanya bergantung pada perhitungan rasio secaraindividualmaka parainvestorakan mendapat kesulitan dan kebingungan untuk memutuskan apakah perusahaan dalam kondisi sehat atau sebaliknya.

Pendekatan tunggal (univariate) bisa dipakai untuk memprediksi kesulitan keuangan dengan asumsi bahwa distribusivariablekeuangan untuk perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan berbeda dengan distribusivariablekeuangan untuk perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan.

Penggunaan metode tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan contoh berikut pada tahun 1970, beberapa perusahaan kereta api AS yang cukup besar mengalami kebangkrutan. Apakah rasio rasio keuangan pada tahun tahun sebelumnya bisa memperkirakan kebangkrutan tersebut? Berikut ini dua rasio keuangan yang dipilih untuk melihat apakah kebangkrutan perusahaan kereta api tersebut bisa dilihat melalui rasio rasio keuangan pada tahun tahun sebelumnya.(1) Rasio biaya transportasi terhadap pendapatan operasional(BT/ PO).Biaya transportasi merupakan komponen biaya yang terbesar yang terjadi pada perusahaan kereta api , yang meliputi biaya operasional angkutan kerta, biaya gaji pegawai kereta dan biaya bahan baker. Pendapatan operasional terutama berasal dari karcis kereta yang terjual dan juga pendapatan dari beberapa sumber yang lain seperti pendapatan angkutan barang dan surat pos.(2) Rasio timed interst earned (TIE) yang merupakan rasio EBIT(EarningBefore Taxes)/Interst.Bunga atau interest disini adalah bunga dari kewajiban obligasi. Apabila diperoleh angka negatif, berarti perusahaan mempunyaiearningatau pendapatan yang negatif.

Teknik penelitian titik cut off mengandung bahaya bahwa karakteristik spesifik perusahaan perusahaan dalam sample akan sanagat mempengaruhi nilai cut off, dan dengan demikian titik cut off tersebut tidak representaif untuk perusahaanperusahan lainnya. Untuk menghindari kemungkinan semacam tersebut, akuirisititik cut off bisa menggunakan perusahaan perusahaan diluar sampel. Empatvariableyang menunjukkan perbedaaan antara perusahaan yang bangkrut dengan yang tidak bangkrut secara konsisten adalah:

tingkat retun (rate of return),Perusahaan yang bangkrut mempunyai tingkat return yang lebih rendah.

Penggunaan hutang. Perusahaan yang bangkrut menggunakan hutang yang lebih tinggi.

Perhintungan terhadap biaya tetap (fixed payment coverage), perusahaan yang bangkrut mempunyai perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil.

Fluktuasi retun saham, perusahaan yang bangkrut mempunyai rata rata return yang lebih rendah dan mempinyai fluktuasi return saham yang lebih tinggi.

Salah satu kelemahan model univariate adalah kemungkinan terjadinya konflik antaravariablevariableyang dijadikan prediksi. Untuk mengatasi masalah tersebut model multivariate dikembangkan.Variablebebas dalam model ini adalah rasiorasio keuangan yang diperkirakan memprediksi kebangkrutan, sedangkanvariabletidak bebas adalah prediksi kebangkrutan (bangkrut dengan nilai 0 dan tidak bangkrut dengan nilai 1 ) atau profitabilitas kebangktutan (0 sampai 1, inklusif).

Dengan menggunakan kasus kebangkrutan perusahaan kereta api, kita akan menggunakan duavariableuntuk persamaan deskriminasi, yaituvariablerasio BT/PO (variablebebas X1) danvariableTIE (sebagaivariableX2). Diasumsikan bahwa rasio rasio yang dipakai berasal dari populasi dengan distribusi normal dan matriks varians kovarians kedua kelompok tersebut sama. Persamaan diskriminan linear bisa ditulis sebagai berikut ini:

Zi = a X1 + b X2Skor Z yang rendah berarti semakin besar kemungkinan untuk bangkrut. Koefisien negativevariableX1 menandakan hubungan negative antaravariabletersebut dengan skor Zi. Semakin tinggi nilai X1, semakin rendah nilai Zi dan semakin tinnggi kemungkina kebangkrutan. Nilai koefisien yangpositifpadavariableX2 menandakan bahwa semakin tinngi rasio TIE, semakin tinggi nilai skor Zi dan semakin kecil kemungkinan bangkrut.

Banyak bukti yang cukup kuat mengatakan bahwa kebangkrutan tidak hanya dipengaryhi olehvariablevariableintern saja (dari perusahaan), tetapi juga olehvariablevariableeksternal seperti perubahan tingkat bunga, turunnya kondisi perekonomian, atau perubahan tingkat pengganguran. Dengan bukti semacam ini multivariate bisa memasukkanvariablevariableekonomi makro untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan.

2)Model Multivariate ; Z-Score /ALTMAN/ Multiple Discriminate AnalysisAnalisismultivariate menggunakan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dalam satu persamaan (Hanafi 2004:656). Di bagian lain Bappepam (2005: 19) mengatakananalisisini dapat mempermudahanalisisatas kondisi keuangan perusahaan daripada menghitung sekian banyak rasio keuangan secaraindividuallalu menginterpretasi masing-masing rasio satu per satu.

Salah satu contohanalisismultivariate yang cukup terkenal adalah model kebangkrutan yang dikembangkan olehEdwardAltman seorang professor of finance dari NewYork UniversitySchoolof Businesspada akhir 1960-an yang dikenal dengan Altman Z-score. Model ini menggunakananalisiskeuangan yang dibuat dengan mengkombinasikan lima rasio keuangan yang berbeda-beda, yaitu (Rasio Modal Kerja/Total Aktiva, Laba Ditahan/Total Aktiva,EarningBefore Income and Tax/Total Aktiva, Nilai Pasar Modal/Nilai Buku Hutang, Penjualan/Total Aktiva) untuk menentukan potensi atau kemungkinan bangkrutnya sebuah perusahaan. Dari nilai Z-nya, berdasarkan titik cut-off yang dilaporkan Altman.

Multiple Discriminant Analysis Altman atau yang biasa disebut Z-score Model Altman menggunakan rasio keuangan yang mencakup rasio likuiditas perusahaan seperti rasio lancar, rasio leverage perusahaan seperti rasio hutang terhadap modalnya, rasio profitabilitas seperti rasio laba bersih terhadap modal atau akumulasi laba ditahan. Dengan mendasarkan rasio kepada rasio keuangan tersebut, Z-score Model Altman berhasil dipergunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk bangkrut atau kelompok perusahaan yang kemungkinan mengalami bangkrut rendah. Z-score Model Altman memungkinkan untuk memperkirakan kebangkrutan sampai dua tahun sebelum tiba saatnya.

Z-score Model Altman adalah sebagai berikut:

Z = 0,717 * Working capital/total assets + 0,847 * Retained Earnings/total assets + 3,107 * EBIT/total assets + 0,420 * Market value equity/book value of total debt +0,998* sales/ capital turnover.

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z yang diperoleh,yaitu:

Bila Z > 2,90, maka termasuk perusahaan sehat/ kebangkrutan rendah.

Bila Z < 1,20, maka termasuk perusahaan yang kebangkrutannya tinggi.

Bila Z berada diantara 1,20 sampai 2,90 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).

3)Model Multivariate ; LogitRegresi logistik(kadang disebut model logistik atau modellogit), dalamstatistikadigunakan untuk prediksiprobabilitaskejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada fungsi logitkurva logistik. Metode ini merupakan model linier umum yang digunakan untukregresi binomial. Seperti analisis regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor, baik numerik maupun kategori. Misalnya, probabilitas bahwa orang yang menderita serangan jantung pada waktu tertentu dapat diprediksi dari informasi usia, jenis kelamin, danindeks massa tubuh. Regresi logistik juga digunakan secara luas pada bidang kedokteran dan ilmu sosial, maupun pemasaran seperti prediksi kecenderungan pelanggan untuk membeli suatu produk atau berhenti berlangganan.Salah satu model multivariate yang lain adalah Model Analisis Logit yang dikembangkan oleh James A. Ohlson. Prosedur penelitian yang dilakukan oleh Ohlson adalah :

1.Menghitung serangkaian resiko keuangan.

2.Mereduksi sejumlah rasio keuangan kemudian memilih rasio yang paling baik, yang membedakan perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut.

3.Menetapkan koefisien untuk setiap variabel predictor yang dilibatkan.

Pada model ini, Ohlson menemukan beberapa rasio keuangan sebagai predictor yang dianggap paling baik, yaitu :

1.Total kewajiban terhadap total aktiva (Total Liabilities to Total Assets)

2.Aktiva lancar kurang kewajiban lancar terhadap total aktiva ( Current Assets Current Liabilities to Total Assets)

3.Kewajiban lancar terhadap aktiva lancar ( Current Liabilities to Current Assets)

4.Laba bersih terhadap total aktiva (Net Income to Total Assets)

Regresi logistik (logistic regression) sebenarnya sama dengananalisis regresi berganda, hanya variabel terikatnya merupakanvariabel dummy(0 dan 1). Sebagai contoh, pengaruh beberapa rasio keuangan terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Maka variabel terikatnya adalah 0 jika terlambat dan 1 jika tidak terlambat (tepat).

Interpretasi regresi logistik menggunakanodd ratioatau kemungkinan. Sebagai contoh, jika rasio keuangan ROA meningkat sebesar 1% maka kemungkinan ketepatan menyampaikan laporan keuangan meningkat sebesar 1,05 kali. Berarti semakin tinggi ROA kemungkinan tepat semakin tinggi. Atau jika rasio keuangan DER meningkat sebesar 2% maka kemungkinan ketepatan penyampaian laporan keuangan meningkat sebesar 0,98 kali atau bisa dikatakan menurun karena lebih kecil dari 1 yang berarti kemungkinan terlambat semakin tinggi.

di06.40Diposkan olehRizky Amaliah Yahyahttp://irmajhe.blogspot.com/2014/03/analisis-prediksi-kebangkrutan.htmlTerbukanya dunia global diantara bangsa-bangsa bukan merupakan hal positif saja yang dapat diperoleh, melainkan dampak negatif pun harus dinikmati. Bermula dengan meluasnya ekonomi dan bisnis internasional dan terbuka lebar di belahan dunia, semakin mendorong terjadinya resiko bisnis yang semakin besar. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena memang transaksi atas kegiatan ekonomi dan bisnis global banyak dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak pasti, misalnya saja kurs mata uang. Kurs mata uang merupakan faktor pentingyang menetukan harga sebuah transaksi antar Negara yang melakukan kegiatan ekonomi dan bisnis. Ketika nilaikurs(dollar)menguat, maka akan memberikan sinyak bagi negara-negara yang melakukan transaksi dengan mata uang dollar akan mengurangi impornya atau transaksinya, kondisi ini akan merugikan bagi importir.

Kursmata uang memang krusial posisinya dalam transaksi internasional sehingga beberapa pelaku bisnis memberikan solusi dengan melakukan kontrak derevatif, dimana hal ini akan menjawab ketidakpastiaan bisnis yang selama ini menjadi polemik diantara mereka. Kontrak derevatif melalui lindung nilai akan mengurangi resiko bisnis karena kontrak ini akan memberikan jaminan bagi pelaku bisnis atas pergerakan kurs mata uang yang terjadi.

1. B.APA DEREVATIF?Menurut Siahaan (2008) derevatif adalah semacam kendaraan keuangan yang diturunkan atau diperanakkan dari induknya apakah induknya ini asset keuangan saham atau obligasi, komoditi, atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, Hanseng, dan jenis-jenis lainnya. Sedangkan Wikipedia mendefinisikan derevatif sebagai sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi acuan pokok.

Definisi diatas memberikan pandangan bahwa derevatif merupakan kontrak perjanjian dan kesepakatan antara dua belah pihak pembeli dan penjual yang didalam kontraknya telah disepakati sekarang, namun realisasinya dimasa yang akan datang. Misalnya importir Indonesia melakukan kontrak derevatif dengan perusahaan di Amerika atas pembelian kedelai senilai $ 2,00/kg. Kemudian nilai dollar menguat dan menjadikan harga kedelai $ 3,00/kg jika menggunakan nilai tukar rupiah, maka importir tidak perlu membayar dengan harga $ 3,00/kg. Karena sudah melakukan kontrak derevatif dengan penjual yang ada di Amerika.

1. C.JENIS DEREVATIF?Berdasarkan sifatnya derevatif dikelompokkan menjadi dua bagian (Madura: 2006) yaitu;

1) Derevatif Komoditas

Derevatif komuditas merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada barang-barang komoditi, seperti produk hasil pertanian, perkebunan, perikanan (soft commodities)dan hasil pertambangan, emas dll.(hard commodities).

2) Derevatif Keuangan

Derevatif keuangan merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada instumen keuangan, seperti mata uang, saham, indeks gabungan, tingkat bungan jangka pendek, surat pembendaharaan negara dan obligasi.

1. D.PERAN EKONOMI PASAR DEREVATIFMenurut Madura (2006) peran dari ekonomi dalam pasar derevatif adalah sebagai berikut, yaitu;

1)Risk TransferSalah satu fungsi ekonomi derevatif adalah sebagai alat pemindahan resiko pasar(transfer of market risk)yaitu pemindahan resiko akibat perubahan harga asset secara drastis atau perubahan harga portofolio asset yang tidak rasional oleh pihak lain yang ingin menghindari(hedgers)kepada pihak lain yang bersedia dan mampu mengendalikannya dengan lebih baik(speculators). Derevatif memperbaiki efisiensi perekonomian dengan memungkinkan pemakai mengenal secara pasti, mengisolir, dan mengelolah resiko harga dasar.

2)Prince DiscoveryMaksudprice discoverydalam hal ini adalah proses terjadinya harga suatu asset dimana seseorang bersedia membelinya dan orang lain bersedia untuk menjual asset pada harga tersebut. Jika pasar berjangka(futures)digunakan secara kompetitif, harga-harga yang terjadi pada bursa berjangka dianggap dan dipertimbangkan masyarakat sebagai refleksi penawaran dan permintaan suatu komoditi.

3)Transaction IntegrityMaksud daritransaction integritydalam perekonomian yang hukumnya dan prasarana komersialnya belum berkembang, bursa komoditi berjangka dapat memainkan peranan penting sebagai penengah untuk menjembatani kredit sehingga merangsang bursa di dalam pembentukan harga berdasarkan pasar. Negara-negara yang sudah maju dan modern, banyak lembaga keuangan yang memanfaatkan bursa berjangka yang telah mapan, karena integritas kredit yang disediakan olehclearing houseyang dimiliki bursa. Sehingga kekuatan keuangan bursa sendiri menjadi pusat perhatian masyarakat keuangan internasional. Adanya bursa derevatif membuat keuangan lebih dipercaya.

1. E.PENGGUNA PASAR DEREVATIFMunculnya pasar derevatif merupakan dampak dari kebutuhan pelaku bisnis, yang sering disebut dengan pengguna pasar deravatif, terdiri dari:

1. Commercial users, adalah pengguna komersialfuturesdanoptionsmeliputi partisipan pasar tunai (komoditi dan keuangan) yang menggunakan derevatif untuk melindungi dirinya dari resiko pasar, mengalokasikan assetnya sehingga dapat melaksanakan operasi usahanya yang utama.

2. Speculator, yang termasukspeculatoradalah para peserta yang aktif dalam perdaganganfuturesdanoptionsuntuk mendapatkan keuntungan karena adanya pergerakan harga. Kelompok ini terdiri dari pengelola dan berjangka pelanggan besar dan kecil pada perusahaan efek, pedagang harta benda di bank komersial, dan perusahaan efek. Seorangspeculatordi dalam perdagangan kontrak berjangka mempunyai satu tujuan, yaitu mendapatkan keuntungan(profit)dari keberhasilannya mengantisipasi pergerakan harga.

3. Professional user, kelompok yang termasuk dalam pengguna professional adalah meliputi perusahaan pialang, perusahaan pembuat harga dan perusahaan yang melakukan operasi arbitrase (Madura: 2006).

1. F.INSTRUMENT DEREVATIF1)Forward ContractMenurut Siahaan (2008) definisi dariforward contractatau kontrak penyerahan kemudian adalah perjanjian antara dua pihak, dimana satu pihak diwajibkan menyerahkan sejumlah asset tertentu pada tanggal tertentu yang akan datang dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang dikenakan atas asset pada tanggal penyerahan. Sebagai kesepakatan pribadi antara dua pihak,forward contractdiatur secara khusus untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak, oleh karena itu sifatnya disebutprivate(bergantung pada pribadi kedua belah pihak). Tujuan dari kontrak ini adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai asset yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu, yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran yang dilakukan.

2) Future ContractMenurut Hull (2006) kontrak berjangka merupakan perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual asset tertentu pada saat tententu dengan atau pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Hal ini senada dengan definisi menurut Eiteman, dkk (2010) Kontrak future adalah sebuah alternatif dari kontrak forward yang menuntut penyerahan suatu jumlah faluta asing standar di masa depan dengan waktu, tempat, dan harga yang sudah ditentukan.

Future contractberbeda denganforward contractdimanafuture contractbentuknya sudahstandard(sudah dibuat baku), telah disekuritisasi dan diperdagangkan di pasar tententu, di tengah-tengah masyarakat. Kontrak tidak dilakukan secara pribadi oleh dua pihak, tetapi dilakukan melalui bursa yang terorganisir.

3) Kontrak Opsi

Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitucallssebagai hak beli danputssebagai hak jual. Pembelicallsatau pemilikcallsmemiliki hak membeli asset tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang akan datang. Sebaiknya pembeliputatau pemilikputmemiliki hak menjual asset tertentu pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Harga dalam kontrak disebutstrike priceatauexercise price, dan tanggal pada kontrak disebutmaturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi eropa dapatdiexercisehanya persis pada tanggal jatuh tempo saja, sedangkan opsi Amerika dapatdiexercisekapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo.

4) Swaps ContractMerupakan kesepakatan antara dua pihak atau perusahaan untuk saling mempertahankan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Kesepakatan ini ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibayarkan masing-masing pihak). Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan nilai yang akan datang, tingkat bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan.

1. G.DEREVATIF MENURUT PSAK 55Menurut PSAK 55 Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga karakteristik berikut ini:

1. Memiliki:

1. a.Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (under-lying) dan

2. b.Satu atau lebih jumlah nosional(notional amount)atau syarat pembayaran atau keduanya.

3. Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih(initial net investment),atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.

4. Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus(net settlement), atauinstrumen derivativedapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aktiva sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengannet settlement.INSTRUMEN DERIVATIF MELEKATInstrumen derivativemelekat harus dipisahkan dari kontrak utama dan diperlukan sebagaiinstrument derivativemenurut pernyataan ini jika dan hanya jika seluruh criteria berikut dipenuhi:

1. Karakteristik dan resiko instrument derivatif melekat tidak secara jelas dan erat berhubungan dengan karakteristik dan resiko ekonomis kontrak utama;

2. Instrument derivativemencakup instrumen derivatif melekat kontrak utama tidak dinilai kembali sesuai dengan nilai wajarnya berdasarkan prinsip akuntasni yang diterima umum; dan

3. Instrument terpisah dengan kondidi yang sama dengan instrument derivatif melekat adalah instrumen derivative yang tunduk pada persyartan ini.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN1. Suatu entitas harus mengakui seluruh instrumen derivatifnya di dalam laporan posisi keuangan sebagi aktiva atau kewajiban berdasarkan hak atau kewajiban menurut perjanjian. Seluruh instrumen derivatif harus disajikan dengan nilai wajar.

1. Apabila proyeksi arus kas pada masa yang akan datang digunakan untuk mengestimasi nilai wajar, proyeksi arus kas tersebut harus diestimasi berdasarkan asumsi dan proyeksi yang wajar dan mendukung.

2. Perubahan nilai wajar dari keseluruhan aktiva atau kewajiban keuangan untuk periode tertentu merupakan selisih antara nilai wajar pada awal periode (atau tanggal perolehan) dan akhir periode yang disesuaikan untuk mengecualikan :

1. Perubahan nilai wajar yang diakibatkan berlalunya waktu; dan

2. perubahan nilai wajar yang berkaitan dengan pembayaran yang diterima atau dilakukan, seperti pengembalian sebagian nilai aktiva atau pelunasan sebagian kewajiban.

LINDUNG NILAI ATAS NILAI WAJAR1. Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas resiko perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban atau porsi tertentu yang diidentifikasi (transaksi/saldo yang dilindung nilai) disebabkan oleh resiko tertentu.

2. Apabila aktiva/kewajiban yang dilindungi diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar dilaporkan sebagai bagian ekuitas, penyesuaian untuk nilai tercatat transaksi/saldo yang dilindung nilainnya sebagimana dijelaskan harus diakui sebagai laba/rugi dan tidak sebagai bagian ekuitas untuk saling menghapuskan laba atau rugi instrumen lindung nilai.

3. Suatu entitas dapat menghentikan secara prospektif pencatatan akuntansi seperti yang dijelaskan atas lindung nilai apabila satu dari kondisi berikut terjadi:

1. Derivatif tidak berlaku lagi atau dijual, dikhiri atau dieksekusi; atau

2. Entitas membatalkan tujuan hubungan lindung nilai atas nilai wajar.

PERSYARATAN LINDUNG NILAI Berikut ini merupakan beberapa persyaratan terjadinya lindung nilai, yaitu:

1. Pada awal timbulnya lindung nilai, terdapat kebijakan-kebijakan tertulis mengenai lindung nilai, tujuan manajemen risiko entitas dan strategi untuk melaksanakan lindung nilai, termasuk identifikasi instrumen lindung nilai, transaksi/saldo yang dilindungi, sifat dari risiko yang dilindungi, dan bagaimana menilai efektivitas instrument lindung nilai dalam menutup risiko perubahan nilai wajar transaksi/ saldo yang dilindungi sebagai akibat dari risiko yang dilindungi. Entitas juga harus memiliki dasar yang wajar untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai.

1. Pada awal timbulnya lindung nilai atas nilai wajar komitmen pasti, entitas harus menyusun dokumentasi formal yang mencakup penetapan metode pengakuan laba/rugi yang timbul dari komitmen yang dilindung nilainya beserta pencatatan aktiva/kewajiban yang timbul.

2. Penetapan strategi manajemen risiko untuk lindung nilai tertentu dapat mengecualikan komponen tertentu dari perubahan nilai wajar lindung nilai derivatif tertentu, seperti perhitungan nilai tunai, dari penilaian efektivitas lindung nilai.

3. Baik pada awal timbulnya lindung nilai maupun selama periode lindung nilai, hubungan lindung nilai diharapkan efektif untuk saling menghapuskan perubahan nilai wajar yang disebabkan oleh risiko yang dilindung nilai selama periode dimana lindung nilai berlaku. Penilaian terhadap efektivitas diperlukan pada saat laporan keuangan atau laporan rugi laba disajikan, dan paling tidak dilakukan setiap tiga bulan. Apabila instrumen lindung nilai (seperti kontrakopsi atthe-money) memungkinkan saling menghapuskan satu sisi laba/ rugi dari risiko yang dilindung nilainya, kenaikan (atau penurunan) nilai wajar instrumen lindung nilai diharapkan efektif dalam mengoffset penurunan (atau kenaikan) nilai wajar transaksi/saldo yang dilindung nilainya. Seluruh penilaian efektivitas harus konsisten dengan strategi pengelolaan risiko yang didokumentasikan untuk hubungan lindung nilai tertentu.

4. Apabila opsi yang diterbitkan diperlakukan sebagai lindung nilai atas aktiva atau kewajiban, kombinasi dari transaksi/saldo yang dilindung nilai dengan opsi yang diterbitkan setidaknya laba mengandung kemungkinan atas hasil yang diperoleh dari perubahan menguntungkan pada nilai wajar dari instrumen gabungan sebesar kemungkinan kerugian dari perubahan yang tidak menguntungkan pada nilai wajar gabungan. Pengujian tersebut terpenuhi bila seluruh kemungkinan persentase perubahan yang menguntungkan pada variabel pokok (dari 0% sampai dengan 100%) akan menghasilkan laba atau rugi yang akan terjadi akibat perubahan yang tidak menguntungkan atas variabel pokok.

TRANSAKSI SALDO YANG DILINDUNGI NILAINYASuatu aktiva atau kewajiban memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai transaksi yang dilindung nilainya dalam lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

1. Aktiva/kewajiban yang dilindungi secara spesifik diidentifikasi sebagai keseluruhan atau sebagian dari aktiva atau kewajiban yang telah diakui atau dari komitmen yang belum diakui(unrecognized firm commitment).Aktiva/kewajiban yang dilindungi merupakan aktiva atau kewajiban tunggal (atau sebagian tertentu) atau portofolio dari aktiva sejenis atau portofolio dari kewajiban sejenis (atau sebagian tertentu).

1. Apabila aktiva sejenis atau kewajiban sejenis dilindung nilai sebagai suatu kesatuan portofolio, masing-masing aktiva dan kewajiban individu memiliki risiko yang sama atas mana mereka dilindung nilai. Perubahan nilai wajar yang diakibatkan oleh risiko yang dilindung nilai untuk masing-masing aktiva/kewajiban individu dalam portofolio yang dilindung nilai diharapkan untuk memberikan reaksi proporsional terhadap perubahan nilai wajar akibat risiko yang dilindung nilai dari portofolio secara keseluruhan. Artinya, apabila perubahan nilai wajar dari portofolio yang dilindung nilai akibat risiko yang dilindung nilai adalah 10% selama periode yang dilaporkan, perubahan nilai wajar akibat dari risiko yang dilindung nilai untuk masing-masing aktiva/kewajiban dalam portofolio diharapkan berada dalam interval yang wajar, antara 9% sampai dengan 11%. Jika perubahan nilai wajar yang diharapkan sebagai akibat dari risiko yang dilindung nilai untuk masing-masing akun/kewajiban dalam portofolio berkisar antara 7% sampai dengan 13% tidak konsisten dengan ketentuan ini. Dalam menggabungkan pinjaman ke dalam suatu portofolio yang dilindung nilai, suatu entitas dapat memilih untuk mempertimbangkan beberapa dari karakteristik berikut: jenis pinjaman, jumlah pinjaman, jenis dan lokasi jaminan, jenis tingkat bunga (tetap atau variabel) dan coupon interest rate(untuk tingkat bunga tetap), jadwal pembayaran kembali, pembayaran pinjaman lebih awal (jika berfluktuasi), dan pembayaran yang diharapkan pada berbagai skenario tingkat bunga.

2. Apabila aktiva/kewajiban yang dilindungi adalah bagian tertentu dari suatu aktiva atau kewajiban (atau dari portofolio aktiva sejenis atau portofolio kewajiban sejenis), transaksi yang dilindung nilai merupakan salah satu dari:

1) Persentase tertentu dari seluruh aktiva atau kewajiban (atau dari seluruh portofolio)

2) Satu atau lebih arus kas kontraktual tertentu (seperti bagian dari aktiva atau kewajiban yang merupakan nilai sekarang dari pembayaran bunga selama dua tahun pertama dari instrumen pinjaman untuk periode empat tahun)

3) Opsi jual(put option), opsi beli(call option),tingkat bunga maskimum(interest rate cap),atau tingkat bunga minimum(interest rate floor)yang melekat pada aktiva atau kewajiban yang bukan merupakan derivatif melekat yang diperlakukan secara terpisah sesuai dengan paragraf 13 pernyataan ini.

4) Nilai sisa investasi lessorpada perjanjian sewa guna usaha direct financingatau sales type lease.

5) Apabila seluruh aktiva atau kewajiban merupakan instrumen dengan arus kas variabel, transaksi/saldo yang dilindung nilai tidak dapat dianggap sebagai arus kas tetap yang dituliskan dengan arus kas variabel secara implisit(implicit fixed-to-variable swap).1. Aktiva/kewajiban yang dilindungi mengandung risiko perubahan nilai wajar yang dapat mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan.

2. Aktiva/kewajiban yang dilindungi bukan (1) aktiva atau kewajiban yang dinilai kembali berdasarkan perubahan nilai wajar yang diakibatkan risiko yang dilindungi yang dilaporkan pada pendapatan periode berjalan (contoh, apabila risiko valuta asing dilindung nilainya, aktiva dalam valuta asing dimana laba atau rugi transaksi valuta asing diakui sebagai pendapatan), (2) suatu investasi dicatat dengan metode ekuitas sesuai dengan persyaratan dalam PSAK 14, (3) ke-laba atau rugi atas nilai wajar yang memenuhi persyaratan lindung nilai harus diperhitungkan sebagai berikut:

1) Laba atau rugi instrumen lindung nilai harus diakui dalam pendapatan periode berjalan.

2) Laba atau rugi (perubahan nilai wajar) dari aktiva/kewajiban yang dilindungi yang diakibatkan risiko yang dilindungi mengakibatkan penyesuaian terhadap nilai tercatat dari aktiva/kewajiban yang dilindungi dan diakui sebagai laba/rugi periode berjalan.

2. Apabila aktiva/kewajiban yang dilindungi diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar dilaporkan sebagai bagian ekuitas (seperti surat berharga yang tersedia untuk dijual), penyesuaian untuk nilai tercatat transaksi/saldo yang dilindung nilainya sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33 harus diakui sebagai laba/rugi dan tidak sebagai bagian ekuitas untuk saling menghapuskan laba atau rugi instrumen lindung nilai.

PENURUNAN NILAIPersyaratan untuk penurunan nilai diterapkan setelah akuntansi lindung nilai diterapkan selama periode tertentu dan nilai tercatat dari aktiva atau kewajiban yang dilindung nilainya telah disesuaikan menurut paragraph 33 pernyataan ini. Karena instrumen lindung nilai diakui secara terpisah dari aktiva atau kewajiban, nilai wajar atau arus kas yang diharapkan tidak dipertimbangkan dalam penerapan persyaratan penurunan nilai terhadap aktiva atau kewajiban yang dilindungi nilainya.

1. a.Lindung Nilai Arus KasSuatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas risiko fluktuasi jumlah arus kas pada masa yang akan datang yang diakibatkan risko tertentu, dan dapat dikaitkan dengan aktiva dan kewajiban yang diakui.

Secara spesifik, lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat dapat di pertanggungjawabkan sebagai berikut:

1. Jika strategi manajemen yang ditentukan oleh entitas untuk suatu hubungan maka komponen laba atau rugi yang dikecualikan akan diakui dalam laporan laba atua rugi periode berjalan

2. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi atas sisa laba atau rugi dari lindung nilai transaksi derivatif

Akumulasi pendapatan komprehensif lain yang diakui sebagai bagian ekuitas secara terpisah yang berhubungan dengan transaksi yang dilindungi harus disesuaikan ke saldo yang paling rendah dari hal berikut ini:

1. Laba atau rugi kumulatif dari transaksi derivatif

2. Bagian dari laba atau rugi kumulatif diakui sebagai bagian ekuitas terpisah ke laporan laba rugi

3. b.Lindung Nilai Valuta AsingSuatu entitas dapat melakukan lindung nilai atas risiko valuta asing, seperti:

1. Lindung nilai atas nilai wajar dari suatu komitmen yang belum diakui atau dari surat berharga yang tersedia untuk dijual

2. Lindung nilai arus kas dari transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi

3. Lindung nilai atas nilai investasi bersih dalam kegiatan usaha di luar negeri.

PENGUNGKAPANSuatu entitas yang memiliki atau menerbitkan instrument derivatif (atau non-derivatif yang ditujukan untuk dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai harus mengungkapkan tujuan pemilikan atau penerbitan instrumen tersebut, latar belakang yang diperlukan untuk memahami tujuan tersebut, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Penjelasan yang dibuat harus dapat membedakan antara instrumen derivatif (daninstrumen nonderivatif)yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai wajar, instrument derivatif yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai arus kas, instrumen derivatif (daninstrumen non-derivatif) yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai atas risiko valuta asing dari investasi bersih pada kegiatan usaha di luar negeri, dan derivatif yang lain.

Penjelasan tersebut juga harus mengindikasikan kebijakan manajemen risiko entitas yang bersangkutan untuk setiap jenis lindung nilai, termasuk penjelasan mengenai aktiva/kewajiban dan jenis transaksi yang dilindungi. Untuk instrumen derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai, penjelasan yang dibuat harus menyatakan tujuan dari aktivitas derivatif yang dilakukan. Pengungkapan kualitatif mengenai tujuan dan strategi entitas tersebut untuk penggunaan instrumen derivatif akan lebih bermanfaat jika tujuan dan strategi dijelaskan sehubungan dengan profil manajemen risiko keseluruhan dari entitas yang bersangkutan. Jika memungkinkankan, suatu entitas disarankan, tetapi tidak diharuskan untuk memberikan pengungkapan kualitatif tambahan seperti yang dijelaskan di atas.

Sehingga pengungkapan dalam laporan keuangan lengkap untuk setiap periode pelaporan harus meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. a.Lindung nilai atas nilai wajar1) Untuk instrumen derivatif, dan instrumen non-derivatif yang dapat menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing sesuai dengan PSAK 10, yang ditujukan untuk dan telah memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai wajar untuk masing-masing aktiva/kewajiban yang dilindungi Laba/rugi bersih yang diakui dalam periode pelaporan yang mencerminkan :

1. Ketidakefektifan suatu lindung nilai dan

2. Komponen dari laba/rugi instrumen derivatif, jika ada, yang dikecualikan dari penilaian efektivitas suatu lindung nilai dan penjelasan mengenai dimana laba atau rugi bersih dilaporkan, dalam laporan laba rugi atau dalam laporan kinerja keuangan yang lain.

2) Jumlah laba/rugi bersih yang diakui pada saat komitmen yang dilindungi tidak lagi memenuhi syarat sebagai lindung nilai atas nilai wajar.

1. b.Lindung nilai arus kas1. Untuk instrumen derivatif yang ditujukan untuk dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai arus kas dan untuk masing-masing transaksi yang dilindungi nilainya:

a) Laba/rugi bersih yang diakui pada periode pelaporan yang mencerminkan (a) ketidakefektifan suatu lindung nilai dan (b) komponen laba atau rugi instrumen derivatif, jika ada, yang dikecualikan dari penilaian efektivitas suatu lindung nilai dan penjelasan mengenai dimana laba atau rugi bersih dilaporkan, dalam laporan laba/rugi atau dalam laporan kinerja keuangan yang lain.

b) Penjelasan mengenai transaksi atau kejadian lain yang mengakibatkan reklasifikasi laba atau rugi yang dilaporkan dalam akumulasi pendapatan komprehensif lain yang semula dilaporkan terpisah dalam bagian ekuitas menjadi laba/rugi, dan perkiraan jumlah bersih atas laba atau rugi yang tersisa pada tanggal pelaporan yang diperkirakan akan direklasifikasi menjadi laba/rugi dalam periode 12 bulan mendatang.

c) Jangka waktu maksimum lindung nilai atas risiko fluktuasi arus kas pada masa yang akan datang untuk transaksi yang diperkirakan akan terjadi kecuali perkiraan transaksi yang berhubungan dengan pembayaran beban bunga mengambang atas instrumen keuangan yang ada.

d) Jumlah laba atau rugi yang direklasifikasi sebagai laba/ rugi akibat dari dihentikannya lindung nilai arus kas, karena terdapat kemungkinan bahwa transaksi yang diperkirakan, tidak akan terjadi. Lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan usaha di luar negeri

1. Untuk instrumen derivatif, dan instrumen non-derivatif yang dapat menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing, yang ditujukan untuk dan memenuhi persyaratan sebagai instrument lindung nilai risiko valuta asing atas investasi bersih pada kegiatan usaha luar negeri, jumlah bersih laba/rugi yang dimasukkan dalam penyesuaian penjabaran kumulatif (cumulative translation adjustments) selama periode pelaporan diungkapkan.

Pengungkapan kuantitatif atas transaksi derivatif akan lebih bermanfaat, dan kemungkinan terjadinya salah pengertian dapat dikurangi, jika informasi serupa mengenai instrumen keuangan lainnya atau aktiva dan kewajiban non-keuangan yang berkaitan dengan instrumen derivatif karena suatu aktivitas, juga diungkapkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam situasi demikian, suatu entitas disarankan, namun tidak diharuskan untuk memberikan suatu gambaran yang lebih lengkap mengenai aktivitasnya dengan mengungkapkan informasi yang dibutuhkan.

STUDI KASUSPT. INDOSAT TBK.Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam-LK menilai transaksi derivatif berupa lindung nilai(hedging)PT. Indosat Tbk merupakan hal yang wajar dan tidak ditemukan adanya pelanggaran. Tetapi, otoritas pasar modal tetap akan meneliti kasus Indosat ini.

Berdasarkan keterangan dari direksi Indosat dan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangannya, langkah lindung nilai terhadap utang dollar AS perseroan adalah hal yang wajar dan tak melanggar aturan. Itu dilakukan sebagai prinsip kehati-hatian terhadap fluktuasi kurs rupiah, kata Fuad Rahmany, Ketua Bapepam.

Kasus Indosat mencuat pada tahun 2007 ketika anggota Komisi XI DPR, yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Dradjad H Wibowo dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan mengatakan, Indosat diduga berpotensi merugikan negara sebesar Rp 323 miliar akibat salah kelola dalam transaksi derivatif pada tahun 2004-2006. Bapepam telah menelaah kasus ini. Namun, dari akuntan publik, Ernst & Young telah menyatakan transaksi derivatif itu wajar.

Secara terpisah, Direktur Keuangan Indosat Wong Heang Tuck mengatakan, kebijakan lindung nilai itu untuk mengelola potensi risiko dari fluktuasi kurs. Itu praktik umum yang dilakukan perusahaan di seluruh dunia yang memiliki utang valas, sementara pendapatan usahanya dalam mata uang lokal. Perseroan memiliki kebijakan lindung nilai paling sedikit 50 persen dari total utang dalam denominasi dollar AS. Pada akhir triwulan I-2007, kewajiban jangka panjang Indosat dalam dollar AS berjumlah 584 juta dollar AS. Sebanyak 400 juta dollar AS atau 69 persen di antaranya telah dilakukan program lindung nilai.

Kerugian derivatif, sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangan tahun 2004 sampai 2006, sebesar Rp 653 miliar. Porsi yang belum terealisasi merupakan transaksi atas nilai pasar wajar (marked to market) yang berjumlah lebih dari 50 persen. Dalam hal lindung nilai ini, untuk sisi utang kami mungkin merugi, namun dari sisi pendapatan kami meraih keuntungan. Jadi, sebaiknya dilihat dari sisi kerugiannya saja.

Marwan Batubara Anggota DPD RI Sewaktu posisi Dirut Indosat kosong karena diangkatnya Widya Purnama menjadi Dirut Pertamina (2004), pemerintah berupaya menempatkan pengganti. Namun Temasek menolak. Komisaris Utama Indosat, Peter Seah, mengatakan, Posisi Dirut Indosat dikosongkan karena calon-calon yang ada tidak memenuhi kualifikasi. Kita paham itu memang hak Temasek sebagai pemegang saham mayoritas. Tapi hal ini dapat juga dianggap menistakan kemampuan SDM Indonesia.

Sadarkah kita bahwa asing telah sedemikian menentukan pada sektor strategis negara? Meskipun divestasi Indosat pada bulan Desember 2002 telah dilakukan dengan melanggar aturan, kita belum melihat upaya menyeluruh untuk menuntaskannya. Justru kita tersentak dengan temuan Anggota DPR Dradjad H Wibowo yang menyatakan bahwa transaksi derivatif Indosat berpotensi merugikan negara hingga Rp 323 miliar. Kita khawatir temuan terbaru tentang Indosat inipun akhirnya akan hilang tanpa penyelidikan yang tuntas. Me! Mengapa semua ini bisa terjadi? Kita khawatir memang ada oknum yang terus melindungi dan bekerja untuk kepentingan Temasek. Selalu mentok Saat Iluni UI Jakarta melaporkan kasus divestasi Indosat ke Kejaksaan Agung pada awal 2003, kita menaruh harapan besar mengingat antusiasnya Tim Kejasaan Agung meminta keterangan dan informasi. Namun setelah dua kali diundang ke Kejaksaan Agung, Iluni justru diminta mendengarkan presentasi hasil penyidikan yang menyimpulkan tidak adanya pelanggaran dan kerugian negara. Yang mengagetkan, Tim Kejagung menolak untuk menyerahkan hasil penyelidikan tersebut kepada Iluni. Kejagung pun tidak pernah menyampaikan kesimpulan penyelidikannya kepada publik. Selain kepada Kejagung, Iluni UI juga mengajukan gugatan actio popularis 133 tokoh nasional ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2004. Gugatan ini ditolak dengan alasan konsep gugatan actio popularis tidak diatur dalam perundang-undangan Indonesia. Gugatan kembali ditolak dengan alasan yang sama saat banding diajukan ke Pengadilan Tinggi Jakarta (2005) dan kasasi ke Mahkamah Agung (2006).

Ketiga lembaga peradilan tersebut tidak pernah memeriksa esensi materi gugatan berupa pelanggaran hukum dan kerugian negara, kecuali menolak karena tidak adanya aturan perundangan. Padahal bentuk gugatan actio popularis sudah pernah (2002) diajukan oleh suatu kelompok masyarakat dalam kasus TKI Nunukan, dan pengadilan memenangkan gugatan tersebut. Sekarang KPPU sedang giat-giatnya menyelidiki dugaan pelanggaran terhadap UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh Temasek di Indosat dan Telkomsel. Kita mencatat banyaknya penolakan pakar dan pengamat atas langkah itu. Ada pula yang menuduh KPPU ditunggangi oleh pihak tertentu. Bahkan ada pula sejumlah berita yang menunjukkan pembelaan kepada Temasek. Mudah-mudahan KPPU tetap tegar untuk menuntaskan tugasnya dan menghasilkan keputusan yang mengutamakan kepentingan nasional. Kita tidak anti-investor asing dan tidak pula mengabaikan proses tender yang telah dilakukan. Kita justru mendukung langkah-langkah tersebut demi perbaikan ekonomi, sepanjang itu dilakukan sejalan dengan amanat konstitusi. Kita menolak keras oknum-oknum yang melindungi investror asing yang telah melanggar hukum, termasuk yang bekerja menjadi antek asing. Kita tidak sependapat dengan pernyataan tokoh dan beberapa tulisan yang mengatakan pembelian saham Telkomsel dan Indosat telah melalui proses tender, dan harus dihormati. Apakah disadari bahwa justru Temasek telah melakukan konspirasi jahat dan berbagai pelanggaran hukum dalam divestasi Indosat? Saat ini tindakan manipulatif juga masih berlangsung di perusahaan tersebut. Penggunaan ICL sebagai SPV dalam pembelian saham Indosat jelas melanggar Pasal 90 UU No 8/1995. Mengapa para tokoh ini diam? Jangan-jangan memang banyak orang-orang Indonesia yang bekerja untuk asing dengan berlindung di balik berbagai alasan yang sengaja ditiupkan oleh investor asing bersama kompradornya untuk mengamankan kepentingan. Dalam kasus transaksi derivatif Indosat, management letter dari auditor eksternal Indosat (Earnst & Young) kepada manajemen Indosat, pada 2004 dan 2005, telah menyatakan bahwa Indosat tidak memiliki kebijakan formal manajemen risiko atas transaksi derivatif yang dilakukan perusahaan. Akibatnya auditor tidak dapat menemukan adanya dokumentasi formal atas analisis keefektifan aktivitas lindung nilai yang diklaim telah dilakukan. Atas temuan tersebut, Earnst & Young sudah dua kali mengingatkan manajemen Indosat untuk membenahi kebijakan formal manajemen risiko atas instrumen derivatif. Aktivitas hedging Indosat yang tidak memenuhi persyaratan PSAK, tidak dapat dikategorikan sebagai hedging. Oleh sebab itu, kita mempertanyakan pernyataan Ketua Bapepam, Fuad Rahmany, yang mengatakan bahwa berdasarkan keterangan manajemen Indosat dan akuntan publik, disimpulkan tidak ada pelanggaran (Investor Daily, 8 Juni 2007). Fuad mengatakan Bapepam akan menelaah kasus tersebut. Kalau memang masih menelaah, mengapa dikatakan kesimpulan yang berisi tidak ada pelanggaran? Apakah ini dilakukan dalam rangka menggiring opini untuk kepentingan Temasek? Apakah Bapepam menilai wajar jika auditor sekelas Earnst & Young sampai setiap tahun harus mengingatkan manajemen Indosat mengenai kelemahan material yang terjadi dalam transaksi derivatif ini? Apakah Bapepam sudah memeriksa Earnst & Young dalam kasus ini? Kita meminta Bapepam bekerja objektif dan independen dari pengamanan kepentingan Temasek atas nama keamanan investasi asing. Meskipun Earnst & Young sudah menyimpulkan bahwa transaksi derivatif Indosat bukan hedging, Direktur Keuangan Indosat, Wong Heang Tuck, berkali-kali mencoba meyakinkan publik dan Bapepam bahwa itu adalah hedging. Padahal kasus-kasus seperti ini telah membangkrutkan Bank Exim akibat kerugian 2,23 miliar dolar AS (sekitar Rp 20 triliun), juga membangkrutkan Bank Duta pada tahun 1991. Oleh sebab itu tidak salah jika banyak pakar menyatakan bahwa transaksi derivatif seperti ini merupakan pelanggaran hukum berat yang pelakunya harus dipidanakan. Prospek buram Kita perhatikan cukup banyak oknum yang secara sadar atau tidak, telah bekerja untuk kepentingan asing dengan melanggar berbagai aturan dan mengabaikan kepentingan negara. Hasilnya, berbagai sektor strategis kita sudah dukuasai asing, sehingga tidak dapat mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Di sisi lain, tidak sedikit elemen masyarakat yang melakukan advokasi agar lembaga-lembaga terkait melakukan perbaikan dan para oknum penyeleweng diusut tuntas dan dituntut secara hukum. Namun, oknum-oknum yang memiliki jaringan luas, serta didukung oleh si penjajah itu demikian kuat untuk dihadapi. Akibatnya, penjajahan tersebut akan terus berlangsung dan kita hanya akan menjadi pekerja dan kuli di negeri sendiri. Bagaimanakah prospek penyelesaian kasus derivatif dan penggelapan pajak Indosat? Tampaknya, kalau kita tidak punya harga diri kasus tersebut akan lenyap seiring dengan berjalannya waktu. Ikhtisar Penyelesaian dugaan pelanggaran hukum yang terj!adi dalam penjualan Indosat belum terlihat bakal diselesaikan dengan serius. Beberapa upaya hukum yang ditempuh banyak pihak selalu menemukan jalan buntu. Masuknya investor asing sebenarnya tidak jadi soal jika berlangsung sesuai hukum. Kita melihat banyak oknum yang secara sadar atau tidak telah bekerja untuk kepentingan asing.

CONTOH KASUS KECURANGAN DERIVATIFPADA PT. INDOSAT TBK.Pada laporan keuangan periode 2006, PT. Indosat melaporkan adanya kerugian sebesar Rp 438 miliar yang di klaim sebagai Rugi dari perubahan nilai wajar atas transaksi derivatif-bersih (Loss on Change in Fair Value of Derivatifes-Net). Pengakuan atas kerugian ini muncul karena perusahaan tidak menerapkan PSAK sebagaimana mestinya.

Dalam PSAK no 55 Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktifitas Lindung Nilai disebutkan bahwa transaksi derivatif mensyaratkan adanya dokumentasi formal atas analisa manajemen resiko dan analisa efektifitas transaksi jika ingin melindungi resiko dari transaksi derivatif ini. Selain itu suatu entitas diwajibkan pula untuk melaporkan setiap transaksi derivatif paling tidak setiap tiga bulan dalam laporan keuangan perusahaan.

Dalam surat yang ditujukan kepada manajemen Indosat (management letter) pada tahun 2004, 2005 dan 2006, auditor eksternal Indosat menyarankan pihak manajemen Indosat untuk segera membenahi kebijakan formal manajemen resiko yang berkaitan dengan transaksi derivatif yang dilakukan oleh Indosat sebesar US$ 275 juta atau sekitar Rp 2,5 trilliun. Transaksi derivatif ini meliputi 17 kontrak perjanjian dengan berbagai institusi keuangan.

Kasus ini memberikan contoh dari besarnya kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan di Indonesia diakibatkan tidak adanya analisa yang memadai terhadap transaksi derivatif yang akan dilakukan. Akibat kerugian ini pula negara kehilangan potensi pajak baik atas laba bersih perusahaan maupun atas deviden yang dibagikan.

https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/derivatif-lindung-nilai/