Analisa Kinerja Keuangan 17 Kabupaten Dan 9 Kota

download Analisa Kinerja Keuangan 17 Kabupaten Dan 9 Kota

of 20

description

hasil analisa kinerja keuangan 17 kabupaten dan 9 kota di provinsi jawa barat

Transcript of Analisa Kinerja Keuangan 17 Kabupaten Dan 9 Kota

ANALISA KINERJA KEUANGAN 17 KABUPATEN DAN 9 KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT PERIODE 2010-2012 TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PATH ANALYSIS

ANALISA KINERJA KEUANGAN 17 KABUPATEN DAN 9 KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT PERIODE 2010-2012 TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PATH ANALYSIS

Ahmad Kamil 8335118329Ardilla Hasni 8335116618Akmal Novarry 8335098154Pengelolaan keuangan daerah sangat besar pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah

Anggaran sebagai instrumen kebijakan dan menduduki posisi sentral harus memuat kinerja, baik

Kinerja yang terkait dengan anggaran merupakan kinerja keuangan berupa perbandingan antara komponen-komponen yang terdapat pada anggaranLatar BelakangHalim (2001):

analisis kinerja keuangan adalah usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia

Landasan teoriKinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini:Rasio kemandirian Disebut juga otonomi fiskalkemampuan daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayananRasio kemandirian= PADTotal pendapatanRasio Efektivitaskemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan

Rasio belanja pembangunan besarnya dana yang dialokasikan oleh pemerintah daerah yang dibelanjakan untuk pembangunan

Pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai kenaikan Gross Domestic Product (GDP) atau Gross National Product (GNP) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 1999)Pertumbuhan Ekonomipengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discouraged workers) atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi belum bekerja (Putong, 2003)PengangguranHA1 : Kinerja keuangan berupa rasio kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio belanja pembangunan berpengaruh secara signifikan terhadapa pertumbuhan ekonomi.HA2 : Pertumbuhan ekonomi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap pengangguran.HA3 : Pertumbuhan ekonomi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan.HA4: Kinerja keuangan berupa rasio kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio belanja pembangunan secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap pengangguran. HA5: Kinerja keuangan berupa rasio kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio belanja pembangunan secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan.

HipotesisPopulasi dalam penelitian ini adalah laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota di Jawa Barat beserta realisasinya, tingkat pertumbuhan, pengangguran dan kemiskinan pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa BaratSampel dalam penelitian ini adalah 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan 9 Kota di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2010 sampai dengan 2012Populasi dan SampelJenis data: data sekunder berupa data kuantitatif yang meliputi data keuangan APBD dan realisasinya, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan

Sumber:djpk.depkeu.go.idJabar.bps.go.id Tabel 4.1 Descriptive StatisticsNMinimumMaximumMeanStd. DeviationKemandirian78.037.269.12065.058202Efektivtas78.6292.4101.22805.239519Belanja_Pembangunan78.023.191.08509.035246Pertumbuhan78.038.119.05655.013059Kemiskinan78.028.236.11450.042382Pengangguran78.051.190.10274.026898Valid N (listwise)78Hasil Pengujian Statistik Deskriptif

Uji Normalitas

Path Analysis: koefisien determinan total

Keberagaman data yang dijelaskan model tsb sebesar 50,8%sisanya sebesar 49,2% dijelaskan oleh variabel lain yang belum dimasukkan dalam model penelitianjalur-jalur yang non signifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empirik

pengaruh tidak langsung rasio kemandirian ke pengangguran 0,409 X 0,327 = 0,133 (13,3%)pengaruh tidak langsung rasio kemandirian ke kemiskinan 0,409 X -0,440 = -0,17 atau 17%

Path Analysis: Trimming theory

Kesimpulan:Hanya rasio kemandirian yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomipengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran menunjukkan terdapat pengaruh secara positifpengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan terdapat pengaruh secara negatif.Pada pengujian secara tidak langsung antara kinerja keuangan dengan pengangguran dan kemiskinan menunjukkan rasio kemandirian secara tidak langsung berpengaruh terhadap pengangguran dan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.

Keterbatasan:Variabel-variabel kinerja keuangan yang digunakan pada penelitian ini hanya beberapa saja

Saran:Penelitian selanjutnya perlu menambah, mengurangi atau mengganti variabel-variabel tersebut dengan variabel-variabel lainMemperluas obyek penelitian tidak hanya pada kota/kabupaten di Propinsi Jawa Barat